BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Konflik di Suriah yang berlangsung sejak Maret 2011 lalu telah menelan korban lebih dari jiwa dan membuat ribuan warga Suriah mengungsi ke negara lain untuk menyelamatkan diri. Konflik antara pemerintah dengan kelompok oposisi yang merupakan rakyatnya sendiri tersebut telah banyak mendapat respon dari masyarakat internasional karena sikap pemerintah Suriah yang menggunakan kekerasan untuk menyerang rakyat nya sendiri. Salah satu negara yang bereaksi atas apa yang terjadi di Suriah adalah Amerika Serikat. Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Barack Obama periode kedua sejak awal mengambil sikap yang jelas yakni tidak mendukung Bashar al Assad untuk tetap memimpin Suriah. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa tindakan yang dilakukan oleh Amerika Serikat, misalnya dalam pidatonya pada Agustus 2011 lalu, Presiden Obama menyatakan bahwa sudah saatnya Presiden Assad untuk mundur dari jabatannya sebagai Presiden dan masa depan Suriah harus ditentukan oleh rakyat Suriah sendiri. 1 Sebelum itu, tepatnya pada bulan April, Mei dan Agustus 2011, Presiden Obama telah mengeluarkan Executive Order (E.O) yang berisi perintah untuk membekukan semua asset Pemerintah Suriah yang berada di wilayah yurisdiksi Amerika Serikat dan melarang warga Amerika Serikat untuk melakukan investasi, mengekspor barang ke Suriah, mengimpor produk petroleum dari Suriah, serta melakukan transaksi bisnis lainnya dengan Suriah. Melalui forum Dewan Keamanan (DK) PBB, pada bulan Oktober 2011 dan Juli 2012 lalu, Amerika Serikat juga mendukung draf resolusi yang berisi kecaman terhadap tindak kekerasan yang dilakukan oleh Pemerintahan Bashar al Assad dan pemberian sanksi terhadap Suriah, tapi gagal diadopsi karena diveto oleh Rusia dan China. Di lapangan, Amerika Serikat memberikan bantuan non-lethal aid kepada kelompok oposisi Free Syrian Army (FSA) berupa obat-obatan, makanan, dan alat komunikasi. Hal ini dilakukan agar kelompok oposisi tetap bisa berjuang melawan Pemerintah Suriah yang mendapat dukungan dari Rusia dan Iran. 1 M. Phillips, Presiden Obama: The future of Syria must be determined by its people, but Presiden Bashar al Assad is standing in their way, The White House Blog (online), August 18, 2011, diakses pada 19 Mei

2 Melalui forum The Group of Friends of the Syrian people atau biasa disebut Friends of Syria, Amerika Serikat bersama negara-negara lain yang mendukung transisi ke demokrasi di Suriah melakukan pertemuan rutin untuk membahas perkembangan situasi di Suriah dan mengambil langkah-langkah konkrit sebagai respon terhadap perkembangan tersebut. Sejak pertemuan kali pertama nya di Tunisia pada tahun 2012 lalu hingga tahun 2014 ini, Friends of Syria telah mengadakan beberapa kali pertemuan. Dari pertemuan tersebut dicapai berbagai kesepakatan penting seperti pengakuan kelompok oposisi yang secara resmi dianggap sebagai perwakilan rakyat Suriah, dukungan terhadap perjuangan kelompok oposisi, pemberian bantuan keuangan kepada kelompok oposisi yang diakui, dan pemberian sanksi ekonomi kepada pemerintah Bashar al Assad. Berhembusnya kabar bahwa pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia untuk menyerang kelompok oposisi pada awal tahun 2013 lalu menyebabkan Presiden Obama memikirkan untuk mengintervensi langsung konflik di Suriah dan mempersenjatai kelompok oposisi. Menurut Presiden Obama, penggunaan senjata kimia dapat menjadi game changer bagi sikap Amerika Serikat terhadap konflik di Suriah. Amerika Serikat telah menentukan garis merah (red line) dalam konflik Suriah dimana saat ditemukan bukti penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah, berarti garis merah telah dilanggar dan Amerika Serikat akan mengambil langkah yang lebih tegas. Pada Kamis, 13 Juni 2013, Amerika Serikat membuktikannya, Amerika Serikat mengumumkan akan mengirimkan bantuan senjata kepada kelompok pemberontak/oposisi setelah Amerika Serikat meyakini dan memiliki bukti bahwa Presiden Assad menggunakan senjata kimia untuk melawan kelompok oposisi. 2 Senjata yang akan dikirim adalah senjata kecil, amunisi, dan mungkin senjata anti-tank. Selain mempersenjatai kelompok oposisi, Presiden Obama juga merencanakan limited military strike terhadap Suriah sebagai bentuk hukuman atas penggunaan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri. Namun, kemudian Presiden Obama meminta kongres untuk menunda voting terkait pemberian kewenangan untuk mengintervensi Suriah secara militer. Hal ini karena Presiden Obama setuju dengan usulan Rusia terkait pengambilalihan dan penghancuran senjata kimia Suriah di bawah monitoring internasional serta menempuh upaya perundingan damai antara kelompok oposisi dengan pemerintah Suriah. 2 Associated Press, UN chief opposes US arms to Syria rebels, says on site probe must confirm chemical weapon use, Fox News (online), 14 Juni 2013, < diakses pada 20 Mei

3 Sikap Amerika Serikat dalam konflik di Suriah ini menarik untuk diteliti setidaknya karena tiga alasan, yaitu pertama, minimnya dukungan publik Amerika Serikat terhadap keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik di Suriah, apalagi sampai mempersenjatai mereka dan melakukan serangan militer terhadap Suriah. Berdasarkan survei pada bulan Mei 2013 yang dilakukan oleh beberapa media ternama di Amerika Serikat seperti seperti The New York Times, menunjukkan 61% responden berpendapat bahwa AS tidak memiliki tanggungjawab untuk terlibat dalam konflik Suriah, 28% menyatakan punya, dan 10% menjawab tidak yakin. Survei yang digelar Fox News menghasilkan 68% responden berpendapat bahwa AS tidak seharusnya lebih jauh terlibat walaupun terdapat krisis kemanusiaan di Suriah sekalipun, 23% menyatakan AS untuk lebih terlibat, dan 9% menjawab tidak yakin. Terkait mempersenjatai kelompok oposisi, Huffington Post menayangkan hasil surveinya yang menunjukkan 51% warga AS berpikir pemerintah AS tidak seharusnya mempersenjatai kelompok oposisi, 12% menjawab setuju, dan 37% menjawab tidak yakin. 3 Alasan kedua adalah pengalaman sejarah di masa lalu saat Amerika Serikat mempersenjatai kelompok mujahidin Afganistan untuk membantu mengusir tentara Uni Soviet yang menduduki Afganistan di tahun Bantuan Amerika Serikat pada waktu itu memang terbukti berhasil membuat Uni Soviet kewalahan dan akhirnya memutuskan untuk menarik pasukannya dari Afghanistan di tahun Akan tetapi, mempersenjatai mujahidin Afganistan ternyata memiliki efek samping yang buruk. Veteran perang di Afghanistan berubah menjadi kader gerakan islam ekstrimis di Mesir, Algeria, West Bank, dan tempat lainnya. Sebagian dari mereka telah terlibat dalam insiden teror anti barat, termasuk pengeboman World Trade Center. 4 Alasan ketiga adalah kelompok oposisi di Suriah yang berjuang untuk menggulingkan Presiden Bashar al Assad memiliki latar belakang dan ideologi perjuangan yang sangat beragam, mulai dari yang moderat hingga ekstrimis. Amerika Serikat perlu mempertimbangkan secara matang keputusannya untuk mengirimkan senjata kepada kelompok oposisi yang diakuinya dan dinilainya moderat, sebab perkembangan situasi di 3 Huffingtonpost, Pollster Update: Polls show opposition to US military involvement in Syria (online), 14 June 2013, < diakses pada 20 Februari T.W. Lippman, Aid to Afghan Rebels Returns to Haunt US, Washington Post, 26 July 1993, p. A1 dalam T.G. Carpenter, The Unintended Consequences of Afghanistan, World Policy Journal, Vol. 11, No. 1, 1994, hal. 76 3

4 lapangan konflik sangat memungkinkan untuk terjadinya perubahan-perubahan yang tidak diinginkan seperti kelompok jihad merebut senjata kelompok FSA atau bahkan anggota kelompok FSA yang membelot dan bergabung dengan kelompok jihad. Sikap Amerika Serikat dalam konflik di Suriah ini tidak bisa dilepaskan dari beberapa latar belakang seperti hubungan Amerika Serikat dengan Suriah di bawah pemerintahan Presiden Assad yang tidak baik. Hubungan keduanya mulai memburuk saat Amerika Serikat menginvasi Afghanistan tahun 2001 dan Iraq tahun 2003 sebagai bagian dari war on terrorism. Suriah tidak mendukung invasi tersebut dan justru membantu masyarakat Iraq loyalis Saddam Hussein untuk melawan pendudukkan tentara Amerika Serikat di Iraq. Selain itu, Suriah yang sudah masuk dalam daftar negara yang mensponsori terorisme Amerika Serikat sejak ini juga dikategorikan dalam negara axis of evil melalui National Security Council (NSC) Presidential Directive-17 yang diterbitkan pada Desember 2002 lalu. Dengan predikat tersebut, bersama Iran, Irak, Korea Utara, dan Libya, Suriah menjadi negara yang dianggap oleh Amerika Serikat sebagai negara yang mensponsori terorisme dan ditengarai mengembangkan senjata pemusnah massal. 6 Selain itu, juga karena hubungan Suriah yang semakin memburuk dengan Israel, sekutu utama Amerika Serikat di Timur Tengah, pascaperang 1967 saat Israel berhasil merebut dataran tinggi golan dari Suriah dan mendudukinya sampai sekarang. Amerika Serikat mengalami kesulitan untuk mendamaikan kedua nya karena Suriah dan Israel sama-sama memiliki persyaratan mendasar terkait normalisasi hubungan keduanya. Suriah mengajukan prasyarat pengembalian dataran tinggi Golan dan daerah lain yang direbut Israel dalam perang tahun 1967 untuk mau berdamai dengan Israel, sementara Israel menolak prasyarat yang diajukan Suriah dan mengajukan prasyarat untuk Suriah agar tidak berhubungan dengan Iran, Hezbollah, dan organisasi rakyat Palestina tertentu terutama Hamas. Namun, Suriah pun juga menolaknya. Perdamaian yang belum terwujud diantara kedua negara ini membuat Amerika Serikat khawatir akan keamanan Israel dari serangan kelompok-kelompok militan yang didukung oleh Suriah. Hal lainnya adalah legitimasi politik Presiden Assad saat memerintah Suriah yang cenderung menurun dari tahun ke tahun akibat tiga persoalan utama yakni otoritas (authority), identitas (identity), dan persamaan (equality) 7.Dari segi otoritas, Presiden Assad memang terpilih 5 U.S. Department of State, US Relations with Syria (online), March 20, 2014, diakses pada 23 April A. P. Dobson & S. Marsh, US Foreign Policy Since 1945, 2nd edn, Routledge, New York, 2006, hal Seperti yang dikutip oleh Michael C. Hudson dari A World of Nations: Problems of Political Modernization Dankwart A. Rustow, persoalan legitimasi di Timur Tengah merupakan hasil dari kurangnya 4

5 melalui pemilihan umum, tapi pada saat itu tidak ada calon lain yang selain Bashar al Assad. Sementara dari segi identitas, Bashar al Assad berasal dari kelompok shiah alawiyah yang hanya sebagian kecil dari mayoritas penduduk Suriah yang beragama Islam sunni dan dari segi persamaan, baik ayah maupun anak sama-sama membedakan perlakuan antarmasyarakat yang beragama Islam shiah dan Islam sunni. Ketiga hal itulah yang kemudian membuat rakyat Suriah menginginkan adanya pergantian rezim. Dengan latar belakang tersebut, menarik untuk diteliti bagaimana Amerika Serikat merespon konflik yang terjadi di Suriah dan alasan mengapa Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Barack Obama bersikap demikian. Jawaban dari pertanyaan itu lah yang akan menjadi topik bahasan utama dalam skripsi ini. 2. Rumusan Masalah 1) Bagaimana sikap Amerika Serikat dalam merespon konflik di Suriah tahun ? 2) Mengapa Amerika Serikat merespon dengan mendukung perjuangan kelompok oposisi di Suriah? 3. Landasan Teori Politik Luar Negeri Amerika Serikat di Timur Tengah Menurut Yakub Halabi dalam bukunya berjudul US Foreign Policy in the Middle East disebutkan bahwa politik luar negeri Amerika Serikat di Timur Tengah pascatragedi 9/11 adalah mempromosikan demokrasi. 8 Menurutnya, Amerika Serikat berusaha menunjukkan bahwa tidak benar jika dikatakan nilai-nilai Islam tidak sesuai dengan demokrasi dan berusaha menanamkan nilai bahwa muslim biasa (ordinary muslim) yang hidup di lingkungan bebas akan enggan untuk bergabung dengan organisasi teroris seperti Al-Qaeda. Lebih lanjut Halabi menjelaskan bahwa tragedi 9/11 telah mengubah mindset pemerintah Amerika Serikat yang semula berasumsi bahwa terorisme disebabkan karena kemiskinan menjadi terorisme disebabkan karena adanya tekanan dari pemerintah yang otoriter terhadap rakyat nya sehingga rakyat tidak memiliki kebebasan untuk berekspresi. Saat Amerika Serikat berasumsi bahwa terorisme berkaitan erat dengan kemiskinan, politik luar negeri Amerika Serikat di Timur Tengah adalah mempromosikan kapitalisme dan liberalisasi otoritas (authority), identitas (identity), dan persamaan (equality). Lihat M.C. Hudson, Arab Politics the search for legitimacy, Yale University Press, New Haven and London, 1977, hal. 4 8 Y. Halabi, US Foreign Policy in the Middle East: From Crises to Change, Ashgate, England, 2009, hal. 6 5

6 perdagangan, tapi fakta bahwa Osama bin Laden berasal dari keluarga yang kaya raya, mematahkan asumsi tersebut. Fakta tersebut kemudian membuat para pembuat kebijakan Amerika Serikat menyadari bahwa permasalahan utama tumbuh suburnya kelompok terorisme anti-barat bukan hanya dari kemiskinan, tetapi juga marginalisasi politik atau rakyat yang termarginalkan dalam kehidupan politik di negara-negara Timur Tengah. Menurut laporan United States Institute for Peace (USIP) di tahun 2002, faktor utama tumbuhnya ekstrimisme adalah kegagalan pemerintah di negara-negara muslim untuk bisa menyikapi pesatnya perubahan sosial, demografi, dan ekonomi yang terjadi. Dengan demikian demokrasi harus mulai dipromosikan di Timur Tengah dan berhenti mendukung rezim-rezim yang opresif. 9 Ide mempromosikan demokrasi di Timur Tengah ini sangat ketal mewarnai politik luar negeri Amerika Serikat di masa pemerintahan George W. Bush ( ). Penyerangan Afghanistan dan Iraq, masing-masing di tahun 2001 dan 2003, merupakan manifestasi dari politik luar negeri tersebut. Di masa pemerintahan Bush, mempromosikan demokrasi di Timur Tengah sangat ditopang dengan paham neo konservatif yang meyakini bahwa dengan keunggulan yang dimiliki, Amerika Serikat dapat bertindak secara unilateral dan menggunakan kekuatannya secara maksimal. Kelompok neo konservatif inilah yang paling mendukung Amerika Serikat untuk menggunakan kekuatan yang dimilikinya untuk melawan rogue state 10 yang ditengarai memiliki hubungan dengan kelompok teroris dan berusaha mengembangkan senjata pemusnah massal. 11 Di masa pemerintahan Presiden Barack Obama, mempromosikan demokrasi masih menjadi politik luar negeri Amerika Serikat di Timur Tengah. Hal ini sesuai yang disampaikan dalam pidato kenegaraannya pada bulan Mei 2011 lalu mengenai situasi yang berkembang di Timur Tengah dan Afrika Utara, Presiden Obama menyebutkan bahwa mempromosikan reformasi dan mendukung transisi ke demokrasi merupakan kebijakan Amerika Serikat di kawasan tersebut, it will be the policy of the United States to promote 9 Ibid, hal Rouge State merupakan istilah yang banyak digunakan oleh para pembuat kebijakan di Amerika Serikat pada tahun 1990an untuk mendeskripsikan Negara yang memiliki senjata pemusnah massal, bersikap agresif terhadap negara lain, dan secara langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan dengan terorisme. Lihat Larbi Sadiki, Rogue State dalam M.Griffiths (ed), Encyclopedia of International Relations, Routledge, London, 2005, hal Halabi, op. cit, hal

7 reform across the region, and to support transitions to democracy. 12 Hampir mirip dengan kebijakan luar negeri Amerika Serikat di Timur Tengah pada masa pemerintahan George W. Bush, tapi kebijakan Presiden Obama ini memiliki karakter yang berbeda dengan masa pemerintahan George W. Bush. Presiden Obama lebih mengedepankan soft power daripada kekuatan militer untuk mencapai tujuan politik luar negerinya, dengan cara tersebut Presiden Obama berusaha mengembalikan kredibilitas Amerika Serikat di mata masyarakat internasional setelah apa yang dilakukannya di Afghanistan dan Iraq. 13 Teori politik luar negeri Amerika Serikat di Timur Tengah dapat digunakan untuk menghubungkan dua variabel dalam penelitian ini yaitu sikap Amerika Serikat dan konflik yang terjadi di Suriah. Dengan demikian teori ini dapat sangat membantu untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini. Kepentingan Nasional Amerika Serikat di Timur Tengah Menurut Andrew Hewyood dalam bukunya Global Politics, kepentingan nasional didefinisikan sebagai tujuan kebijakan luar negeri atau preferensi kebijakan yang menguntungkan bagi masyarakat suatu negara secara keseluruhan. 14 Definisi mengenai kepentingan nasional ini memang masih banyak menuai perdebatan, tapi nampaknya semua setuju jika dikatakan bahwa kepentingan nasional merupakan hal yang sentral dalam pembahasan kebijakan luar negeri suatu negara. Menurut Vesna Danilovic, salah satu kontibutor dalam Encyclopedia of International Relations and Global Politics yang menulis tentang National Interest, setidaknya ada tiga hal yang dapat diketahui tentang politik luar negeri suatu negara dengan melihat pada kepentingan nasionalnya. Ketiga hal tersebut adalah dapat diketahui apa saja sumber preferensi kebijakan luar negeri negara, dapat pula dilakukan evaluasi terhadap strategi atau langkah tertentu yang diambil oleh negara, serta justifikasi atas keputusan yang diambil para pengambil keputusan The White House, Remarks by the President on the Middle East and North Africa (online), May 19, 2011, diakses pada 24 April S. W. Hook, U.S. Foreign Policy the Paradox of World Power, 3rd ed, CQ Press, Washington DC, 2011, hal A. Hewyood, Global Politics, Palgrave Macmillan, Hampshire, 2011, hal V. Danilovic, National Interest dalam M. Griffiths (ed), Encyclopedia of International Relations, Routledge, London, 2005, hal

8 Dalam kaitannya dengan kepentingan nasional Amerika Serikat di Timur Tengah, menurut Robert D. Blackwill 16 dan Walter B. Slocombe, 17 kepentingan nasional Amerika Serikat di Timur Tengah diantaranya adalah mencegah proliferasi senjata pemusnah masal, terutama senjata nuklir; memerangi terorisme dan ideologi Islam radikal dari asalnya; mempromosikan proses transisi ke demokrasi dan pembangunan ekonomi di kawasan; menghalangi menyebarnya pengaruh Iran dan partner beserta proksinya; memastikan ketersediaan minyak dan gas dengan harga yang masuk akal; menyelesaikan konflik Arab Israel melalui proses negosiasi; dan melindungi keamanan Israel. 18 Dari beberapa kepentingan nasional Amerika Serikat di Timur Tengah yang disebutkan di atas, dapat diidentifikasi beberapa kepentingan Amerika Serikat yang berpotensi terancam dengan adanya konflik di Suriah. Adapun kepentingan tersebut adalah mencegah proliferasi senjata pemusnah masal, memerangi terorisme, menghalangi menyebarnya pengaruh Iran dan Rusia di Suriah, serta menjaga keamanan Israel yang juga berpotensi untuk terganggu dengan adanya pergolakan di Suriah. 4. Argumentasi Utama Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, penulis mengajukan argumentasi utama sebagai berikut Sikap Amerika Serikat dalam merespon konflik di Suriah ditunjukkan dengan cara yang beragam, mulai dari pembekuan asset, mendukung draf resolusi DK PBB hingga pemberian senjata kepada kelompok oposisi yang diakuinya di Suriah dan sempat mempertimbangkan untuk melakukan serangan militer ke Suriah. Respon Amerika Serikat yang semakin keras ini karena situasi konflik di Suriah yang semakin terekskalasi seiring dengan digunakannya senjata kimia oleh Pemerintah Suriah. 16 Robert D. Blackwill, Henry A. Kissinger senior fellow for U.S. foreign policy at the Council on Foreign Policy. Di masa pemerintahan George W. Bush, Blackwill menjabat sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk India dan kemudian sebagai deputi asisten Presiden, deputi penasihat keamanan nasional untuk perencanaan strategis, dan utusan Presiden ke Irak. Lihat R. D. Blackwill & W. B. Slocombe, Israel a strategic assets for the United States, The Washington Institute for Near East Policy, Washington DC, Walter B. Slocombe adalah pengacara senior di Caplin & Drysdale s Washington, DC, Office. Di tahun 2003 Slocombe menjabat sebagai penasihat senior untuk keamanan nasional dalam Coalition Provisional Authority for Iraq. Lihat R. D. Blackwill & W. B. Slocombe, Israel a strategic assets for the United States, The Washington Institute for Near East Policy, Washington DC, R. D. Blackwill & W. B. Slocombe, Israel a strategic assets for the United States, The Washington Institute for Near East Policy, Washington DC, 2011, hal

9 5. Hipotesis Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut Terdapat dua alasan mengapa Amerika Serikat merespon konflik yang terjadi di Suriah. Pertama, politik luar negeri Amerika Serikat di Timur Tengah pascatragedi 9/11 adalah mendukung dan mempromosikan demokrasi, terutama di negara-negara yang dikategorikan sebagai rogue state. Kedua, terdapat beberapa kepentingan nasional Amerika Serikat di Timur Tengah yang berpotensi terancam seiring dengan berlangsungnya konflik di Suriah. Adapun kepentingan tersebut adalah mencegah proliferasi senjata pemusnah masal, memerangi terorisme, menghalangi menyebarnya pengaruh Iran dan Rusia di Suriah, serta menjaga keamanan Israel yang juga berpotensi untuk terganggu dengan adanya pergolakan di Suriah. 6. Metode Penelitian Penulisan skripsi yang membahas sikap Amerika Serikat dalam konflik di Suriah tahun ini menggunakan metode kualitatif. Metode ini digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap Amerika Serikat dalam konflik di Suriah selama ini dan alasan Amerika Serikat bersikap demikian. Metode kualitatif ini digunakan untuk mengumpulkan jenis data kualitatif, sekunder (data yang sudah diolah), dan time-series data atau data berkala melalui studi literatur dari buku, jurnal, artikel internet, media massa baik online maupun cetak. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan ke dalam kategori-kategori tertentu seperti data terkait kronologis konflik di Suriah dari sejak dimulainya konflik pada bulan Maret 2011 hingga bulan Maret 2014 dan tindakan apa saja yang dilakukan oleh Amerika Serikat dalam kurun waktu tersebut. Kemudian, dianalisis hubungan kedua variabel tersebut sehingga dapat menjawab rumusan masalah sekaligus membuktikan asumsi dasar penulis dan menyimpulkannya. 9

10 7. Jangkauan Penelitian Penelitian ini akan difokuskan pada sikap Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Barack Obama periode kedua terhadap konflik yang terjadi di Suriah sejak bulan Maret 2011 lalu. Mengingat konflik di Suriah masih berlangsung hingga saat skripsi ini dibuat, penulis akan mengamati sikap Amerika Serikat hingga Maret 2014 saja. Walaupun demikian, perkembangan terakhir konflik di Suriah dan sikap Amerika Serikat akan tetap dipaparkan di akhir skripsi. 10

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca serangan kelompok teroris Al Qaeda di pusat perdagangan dunia yaitu gedung WTC (World Trade Centre) pada 11 September 2001 lalu, George Walker Bush sebagai Presiden

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan BAB IV KESIMPULAN Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan kebijakan politik luar negeri Rusia terhadap keberadaan

Lebih terperinci

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan BAB V KESIMPULAN Dari penjelasan pada Bab III dan Bab IV mengenai implementasi serta evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan bahwa kebijakan tersebut gagal. Pada

Lebih terperinci

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan

Lebih terperinci

BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara

BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH A. Alasan Pemilihan Judul Liga Arab adalah organisasi yang beranggotakan dari negara-negara Arab. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI Pasal 2 (3) dari Piagam PBB Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa

Lebih terperinci

PERAN MEDIA MASSA DI AMERIKA SERIKAT DALAM MEMPENGARUHI KEBIJAKAN INVASI KE IRAK PADA TAHUN Oleh R.A Cintya Nurma Juwita

PERAN MEDIA MASSA DI AMERIKA SERIKAT DALAM MEMPENGARUHI KEBIJAKAN INVASI KE IRAK PADA TAHUN Oleh R.A Cintya Nurma Juwita PERAN MEDIA MASSA DI AMERIKA SERIKAT DALAM MEMPENGARUHI KEBIJAKAN INVASI KE IRAK PADA TAHUN 2003 Oleh R.A Cintya Nurma Juwita Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

There are no translations available.

There are no translations available. There are no translations available. Kapolri, Jenderal Polisi H. Muhammad Tito Karnavian, Ph.D menjadi salah satu pembicara dalam Panel Discussion yang diselenggarakan di Markas PBB New York, senin 30

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Kekalahan Uni Soviet dalam perang dingin membuatnya semakin lemah sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini dimanfaatkan oleh negara-negara

Lebih terperinci

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel? Hafidz Abdurrahman Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Inggris melakukan berbagai upaya untuk mendudukkan Yahudi di Palestina namun selalu gagal. Tapi setelah khilafah runtuh dan ruh jihad mati barulah negara

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Tidak hanya di Indonesia, Amerika bermain hampir di semua kawasan negeri Islam.

Tidak hanya di Indonesia, Amerika bermain hampir di semua kawasan negeri Islam. Tidak hanya di Indonesia, Amerika bermain hampir di semua kawasan negeri Islam. Istilah presiden boneka sebenarnya bukan hal baru dalam politik di Indonesia. Hanya saja, penampakannya berbeda-beda dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika

Lebih terperinci

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia

Lebih terperinci

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini. Pengantar: Kerajaan Arab Saudi mengelompokkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris, sama dengan Al Qaeda, dan lainnya. Ada apa di balik semua ini? Adakah negara lain punya peran? Simak pembahasannya

Lebih terperinci

Kekayaan alam Mali sangat menggiurkan sehingga Prancis tak mau kehilangan cengkeramannya, sementara Amerika ingin mendepat Prancis.

Kekayaan alam Mali sangat menggiurkan sehingga Prancis tak mau kehilangan cengkeramannya, sementara Amerika ingin mendepat Prancis. Kekayaan alam Mali sangat menggiurkan sehingga Prancis tak mau kehilangan cengkeramannya, sementara Amerika ingin mendepat Prancis. Tanpa ada mandat Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), tentara Prancis masuk

Lebih terperinci

BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS

BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS 2.1 Gambaran umum invasi Irak tahun 2003 Irak merupakan negara merdeka setelah perang dunia I berakhir mempunyai daratan yang subur dan sumber daya minyak yang melimpah. Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah BAB IV PENUTUP Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah melalui bukti-bukti dari beberapa blue print, pidato dan peryataan-peryataan maupun penjelasan-penjelasan maka

Lebih terperinci

3. Dalam memahami konflik di Timur Tengah terdapat faktor ideologi, energi, otoritarianisme, geopolitik, dan lainnya.

3. Dalam memahami konflik di Timur Tengah terdapat faktor ideologi, energi, otoritarianisme, geopolitik, dan lainnya. Keynote Speech Wakil Menteri Luar Negeri RI: HE. Dr. A.M. Fachir Pada SEMINAR INTERNASIONAL THE ROLE OF SOUTHEAST ASIA COUNTRIES IN FONCLICT RESOLUTION IN THE MIDDLE EAST A. Pendahuluan 1. Konflik dapat

Lebih terperinci

PEREDAAN KETEGANGAN DI SEMENANJUNG KOREA

PEREDAAN KETEGANGAN DI SEMENANJUNG KOREA PEREDAAN KETEGANGAN DI SEMENANJUNG KOREA Oleh: DR. Yanyan Mochamad Yani, Drs., M.A. Akhirnya setelah melalui pasang surut yang penuh ketegangan, masyarakat dunia kini perlu merasa lega. Sementara waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, menjadi salah satu tujuan negara-negara asing untuk merebut. kepentingan nasionalnya di Timur Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. ini, menjadi salah satu tujuan negara-negara asing untuk merebut. kepentingan nasionalnya di Timur Tengah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rusia adalah negara terbesar di dunia yang terletak di sebelah timur Eropa dan utara Asia. Pada saat Uni Soviet, Rusia merupakan negara bagian terbesarnya dan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan BAB I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan barangkali merupakan salah satu kebijakan pemerintahan Obama yang paling dilematis. Keputusan untuk menarik pasukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

Mali Diinvasi Asing, PBB tak Ambil Pusing

Mali Diinvasi Asing, PBB tak Ambil Pusing Negara Mali menjadi rebutan negara-negara Barat. Prancis, sebelum keduluan negara lain, menginvasi negeri itu dengan mengirimkan tentaranya. Perserikatan Bangsa-Bangsa diam seribu bahasa terhadap kondisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pada tahun 1991 Pecahnya Uni Soviet, banyak bagian bagian wilayah darinya membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai kawasan yang

Lebih terperinci

Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan. Recovery Act

Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan. Recovery Act Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan Terlibat Dalam Lord's Resistance Army Disarmament and Northern Uganda Recovery Act Lord s Resistance Army (LRA) suatu kelompok pemberontak

Lebih terperinci

SENGKETA INTERNASIONAL

SENGKETA INTERNASIONAL SENGKETA INTERNASIONAL HUKUM INTERNASIONAL H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si Indonesia-Malaysia SENGKETA INTERNASIONAL Pada hakikatnya sengketa internasional adalah sengketa atau perselisihan yang terjadi antar

Lebih terperinci

KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT MENINGKATKAN HUBUNGAN DENGAN NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN BARRACK OBAMA

KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT MENINGKATKAN HUBUNGAN DENGAN NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN BARRACK OBAMA KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT MENINGKATKAN HUBUNGAN DENGAN NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN BARRACK OBAMA (STUDI TERHADAP KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TENTANG ISLAM DAN TERORISME) Dewasa

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah. Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah. Ideologi tak pernah mati. Begitu juga Islam. Meski telah kehilangan institusinya sejak 3 Maret 1924, ideologi Islam tetap tertanam

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME Dinamika politik internasional pasca berakhirnya Perang

Lebih terperinci

Pada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace

Pada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace Pasal 2 (3) dari Piagam PBB - Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa sehingga perdamaian, keamanan dan keadilan internasional tidak

Lebih terperinci

Peningkatan Kerjasama Indonesia India

Peningkatan Kerjasama Indonesia India Peningkatan Kerjasama Indonesia India Tulisan ini dimuat dalam buletin Atase Pendidikan KBRI New Delhi Edisi VI, ditampilkan di blog dengan harapan agar bisa berbagi informasi bagi teman-teman yang belum

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Oleh: Ekram Pawiroputro' M.Pd. Samsuri, M.Ag. FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVBRSITAS NBGERI YOGYAKARTA 2004

LAPORAN PENELITIAN. Oleh: Ekram Pawiroputro' M.Pd. Samsuri, M.Ag. FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVBRSITAS NBGERI YOGYAKARTA 2004 LAPORAN PENELITIAN PERANG MELAWAN TERORISME: STUDI KOMPARATIF PENERAPAN HUKUM IIUMANITER TERHADAP PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM PERANG DI AFGTIANISTAN (2001) DAN rrak (2003) Oleh: Ekram Pawiroputro' M.Pd.

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama, BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dalam sejarah terorisme di abad ke-20, dikenal sebuah kelompok teroris yang cukup fenomenal dengan nama Al Qaeda. Kelompok yang didirikan Osama bin Laden dengan beberapa rekannya

Lebih terperinci

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website : PENYELESAIAN SENGKETA DI SURIAH MELALUI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA Devianti Sekar Ayu*, Rahayu, Soekotjo Hardiwinoto Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro E-mail : deviantisekarayu@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia BAB V KESIMPULAN Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia berubah dari super power state menjadi middle-power state (negara dengan kekuatan menengah). Kebijakan luar

Lebih terperinci

Sudan masuk list negara teroris?

Sudan masuk list negara teroris? Sudan masuk list negara teroris? JAKARTA, ALAMISLAMI.COM Direktur Atlantic Council, J. Peter Pham dalam tulisannya pada tanggal 8 Juni 2016 lalu menyebutkan bahwa Sudan bagi Amerika masih masuk dalam list

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini akan membahas mengenai kerja sama keamanan antara pemerintah Jepang dan pemerintah Australia. Hal ini menjadi menarik mengetahui kedua negara memiliki

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Februari 2003, Iran mengumumkan program pengayaan uranium yang berpusat di Natanz. Iran mengklaim bahwa program pengayaan uranium tersebut akan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negaranegara anggota PBB.

Lebih terperinci

Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam

Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam Presiden Barack Obama kembali menjejakkan kakinya di Indonesia. Tidak ke Jakarta sebagaimana November 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemeluk agama Islam di Amerika Serikat merupakan percampuran dari beberapa kelompok etnis, bahasa, serta ideologi, baik penduduk asli Amerika Serikat, ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara sebagai suatu organisasi kekuasaan tertinggi memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara sebagai suatu organisasi kekuasaan tertinggi memiliki peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara sebagai suatu organisasi kekuasaan tertinggi memiliki peran penting dalam melindungi hak-hak warga negaranya. Dalam menjalankan perannya tersebut, negara

Lebih terperinci

URGENSI DAN EFEKTIVITAS PENGATURAN PENCEGAHAN PENDANAAN PROLIFERASI SENJATA PEMUSNAH MASSAL DISAMPAIKAN OLEH: DR. DIAN EDIANA RAE WAKIL KEPALA PPATK

URGENSI DAN EFEKTIVITAS PENGATURAN PENCEGAHAN PENDANAAN PROLIFERASI SENJATA PEMUSNAH MASSAL DISAMPAIKAN OLEH: DR. DIAN EDIANA RAE WAKIL KEPALA PPATK URGENSI DAN EFEKTIVITAS PENGATURAN PENCEGAHAN PENDANAAN PROLIFERASI SENJATA PEMUSNAH MASSAL DISAMPAIKAN OLEH: DR. DIAN EDIANA RAE WAKIL KEPALA PPATK INDONESIA, RESOLUSI DK PBB, DAN FATF RESOLUSI DK PBB

Lebih terperinci

DIPLOMASI RUSIA DALAM MENGGAGALKAN RENCANA PENGIRIMAN PASUKAN PERDAMAIAN DK PBB KE SURIAH

DIPLOMASI RUSIA DALAM MENGGAGALKAN RENCANA PENGIRIMAN PASUKAN PERDAMAIAN DK PBB KE SURIAH DIPLOMASI RUSIA DALAM MENGGAGALKAN RENCANA PENGIRIMAN PASUKAN PERDAMAIAN DK PBB KE SURIAH (RUSSIAN DIPLOMACY TO THWART THE PLAN OF SENDING PEACEKEEPING TROOP TO SYRIA) Oleh: ALI AL HASIMI M 070910101104

Lebih terperinci

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia H T T P : / / U S. A N A L I S I S. V I V A N E W S. C O M / N E W S / R E A D / 2 8 4 0 2 5 - I N D O N E S I A - B I S A - J A D I - M A S A L A H - B A R U - B A G I - A S I A "Indonesia Bisa Jadi Masalah

Lebih terperinci

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. RESUME Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. Salah satu kasus yang mengemuka adalah tergulingnya presiden Honduras, Manuel Zelaya pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Arab Saudi, Lihat Goverment and Administration dalam The Kingdom of Saudi Arabia, terbitan resmi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Arab Saudi, Lihat Goverment and Administration dalam The Kingdom of Saudi Arabia, terbitan resmi BAB I PENDAHULUAN Arab Saudi sebagai negara dengan bentuk monarki absolut mengalami tantangan dalam mempertahankan legitimasinya. Masalah utama yang dihadapi Arab Saudi dengan bentuk monarki adalah negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di dunia. Negara para mullah ini menduduki posisi ke-5 didunia setelah mengalahkan negara

Lebih terperinci

Media Massa: Teror Is Me

Media Massa: Teror Is Me Media Massa: Teror Is Me Departemen Ilmu Hubungan Internasional UMM Penulis : Heavy Nala Estriani Dian Rivia Sari Eka Tarina Khairunnisa Musfiroh Fajrin N.S Salasiwa Lucky Dwi Novita Ardo Putra Indhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada hukum internasional tidak ada badan-badan seperti legislatif, eksekutif dan

BAB I PENDAHULUAN. pada hukum internasional tidak ada badan-badan seperti legislatif, eksekutif dan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Perbedaan utama hukum internasional dan hukum nasional adalah pada hukum nasional ada kekuasaan/organ yang berwenang memaksa hukum dan memberi sanksi kalau terjadi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Rencana Iran menjadi tuan rumah KTT Non Blok mendapat perlawanan dari

BAB V KESIMPULAN. Rencana Iran menjadi tuan rumah KTT Non Blok mendapat perlawanan dari BAB V KESIMPULAN Rencana Iran menjadi tuan rumah KTT Non Blok mendapat perlawanan dari AS dan Israel. Kedua negara secara nyata mengajak negara anggota Non Blok untuk tidak hadir dalam agenda tersebut,

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM HUMANITER DALAM KONFLIK BERSENJATA INTERNAL SURIAH

PENEGAKAN HUKUM HUMANITER DALAM KONFLIK BERSENJATA INTERNAL SURIAH PENEGAKAN HUKUM HUMANITER DALAM KONFLIK BERSENJATA INTERNAL SURIAH Oleh I Wayan Gede Harry Japmika 0916051015 I Made Pasek Diantha I Made Budi Arsika Program Kekhususan Hukum Internasional Fakultas Hukum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cadangan minyak bumi nomer dua terbesar di dunia dan gas alamnya yang

I. PENDAHULUAN. cadangan minyak bumi nomer dua terbesar di dunia dan gas alamnya yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irak merupakan sebuah kawasan yang subur yang terletak didaerah lembah sungai Eufrat dan Tigris. Irak berpotensi menjadi sebuah Negara terkaya di dunia, karena cadangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu

BAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Iran meluncurkan program pengembangan energi nuklir pertamanya pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu Iran dan Amerika Serikat memang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai respon negara terhadap terorisme serta upaya-upaya yang dilakukan negara untuk menangani terorisme.

Lebih terperinci

BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI ANCAMAN KONFLIK. Disusun sebagai Karya Esai Kritis Limas Oleh: Elsa Safira Hestriana Ilmu Hubungan Internasional 2013

BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI ANCAMAN KONFLIK. Disusun sebagai Karya Esai Kritis Limas Oleh: Elsa Safira Hestriana Ilmu Hubungan Internasional 2013 BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI ANCAMAN KONFLIK Disusun sebagai Karya Esai Kritis Limas 2015 Oleh: Elsa Safira Hestriana Ilmu Hubungan Internasional 2013 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU PUITIK UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain

Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership) Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=93120&lokasi=lokal

Lebih terperinci

Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan

Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan Menilai dari jumlah korban sipil dan penyebaran teror terhadap warga sipil terutama rakyat Gaza yang dilakukan oleh Israel selama konflik sejak tahun 2009 lalu

Lebih terperinci

KEBIJAKAN RUSIA MENDUKUNG REZIM BASHAR AL-ASSAD DALAM KONFLIK SURIAH TAHUN Oleh: ROMI NOVRIZON. Pembimbing: Yuli Fachri, SH, M.

KEBIJAKAN RUSIA MENDUKUNG REZIM BASHAR AL-ASSAD DALAM KONFLIK SURIAH TAHUN Oleh: ROMI NOVRIZON. Pembimbing: Yuli Fachri, SH, M. KEBIJAKAN RUSIA MENDUKUNG REZIM BASHAR AL-ASSAD DALAM KONFLIK SURIAH TAHUN 2011-2012 Oleh: ROMI NOVRIZON Pembimbing: Yuli Fachri, SH, M.Si Romi_lucky88@yahoo.com Abstract This research to explain the reasons

Lebih terperinci

Kebijakan luar negeri..., Sri Winingsih, FISIP UI, BAB 4 KESIMPULAN

Kebijakan luar negeri..., Sri Winingsih, FISIP UI, BAB 4 KESIMPULAN BAB 4 KESIMPULAN Dari uraian bab-bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa alasan Amerika Serikat begitu menentang program pengembangan nuklir Iran karena Amerika Serikat menganggap Iran dapat menghalangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia internasional memiliki dua negara yang mendominasi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia internasional memiliki dua negara yang mendominasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini dunia internasional memiliki dua negara yang mendominasi yakni Amerika Serikat dan Rusia. Kedua negara ini seringkali berbeda pendapat dalam menanggapi permasalahan

Lebih terperinci

Dunia di Ambang Perang. Laporan Reguler SYAMINA 01/Januari 2016

Dunia di Ambang Perang. Laporan Reguler SYAMINA 01/Januari 2016 Daftar Isi Invasi Rusia di Ukraina 2 Konflik Suriah 3 Negara-Negara Pemain Konflik di Suriah 4 Konflik Suriah, Ambang Pintu Perang Dunia? 6 Perang Melawan Terorisme Dengan Definisi Masing-Masing 9 Kegagalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Korea Utara adalah Negara yang dikenal banyak orang sebagai Negara yang mandiri dan tertutup. Korea Utara adalah negara yang menyatakan secara sepihak sebagai negara

Lebih terperinci

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini. BAB V KESIMPULAN Melalui perjalanan panjang bertahun-tahun, Majelis Umum PBB berhasil mengadopsi Perjanjian Perdagangan Senjata (Arms Trade Treaty/ATT), perjanjian internasional pertama yang menetapkan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008 BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa belahan dunia. Salah satu dari konflik tersebut adalah konflik Israel

BAB I PENDAHULUAN. beberapa belahan dunia. Salah satu dari konflik tersebut adalah konflik Israel BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdamaian dunia yang selalu dikumandangkan oleh Persatuan Bangsa- Bangsa (PBB) sepertinya masih membutuhkan waktu yang lama untuk dapat terwujud. Akibat berbagai hal

Lebih terperinci

DUKUNGAN DIPLOMASI POLITIK INDONESIA TERHADAP KEMERDEKAAN PALESTINA

DUKUNGAN DIPLOMASI POLITIK INDONESIA TERHADAP KEMERDEKAAN PALESTINA Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and

BAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Skripsi ini akan membahas tentang kebijakan pemerintah Malaysia dalam memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and Syiria) yang

Lebih terperinci

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65 Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dalam Genosida 65 Majalah Bhinneka April 2, 2016 http://bhinnekanusantara.org/keterlibatan-pemerintah-amerika-serikat-dan-inggris-dalam-genosida-65/

Lebih terperinci

Peran Dewan Keamanan PBB dalam Upaya Penyelesaian Konflik di Suriah ( ) Rizki Rulya Sari ( ) 1 Universitas Paramadina - Jakarta

Peran Dewan Keamanan PBB dalam Upaya Penyelesaian Konflik di Suriah ( ) Rizki Rulya Sari ( ) 1 Universitas Paramadina - Jakarta Peran Dewan Keamanan PBB dalam Upaya Penyelesaian Konflik di Suriah (2011-2014) Rizki Rulya Sari (206000281) 1 Universitas Paramadina - Jakarta ABSTRAK Arab Spring sebagai salah satu fenomena pergolakan

Lebih terperinci

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN Skripsi ini akan membahas mengenai hubungan antar kelompok di Irak pasca penarikan pasukan Amerika Serikat dari negara tersebut pada tahun 2011. Bagaimana hubungan antar kelompok yaitu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Sebelum dipimpin oleh Erdogan, Hubungan Turki dengan NATO, dan Uni

BAB V KESIMPULAN. Sebelum dipimpin oleh Erdogan, Hubungan Turki dengan NATO, dan Uni BAB V KESIMPULAN Sebelum dipimpin oleh Erdogan, Hubungan Turki dengan NATO, dan Uni Eropa bisa dikatakan sangat dekat. Turki berusaha mendekat menjadi lebih demokratis. Turki menjadi angota NATO sejak

Lebih terperinci

PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN

PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN 1947-1988 Skripsi Oleh: RINI SUBEKTI NIM 020210302011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah

I. PENDAHULUAN. Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah terjadi atau mempunyai riwayat yang cukup panjang. Keamanan di wilayah Libanon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hakikat serta keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta

BAB 1 PENDAHULUAN. hakikat serta keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat serta keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta merupakan anugerah Nya yang

Lebih terperinci

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional Kasus perburuan Osama merupakan contoh kesekian kalinya yang menunjukkan bahwa hukum internasional merupakan aturan yang sangat multiinterpretasi. Kesepakatan

Lebih terperinci

1 Irak dan Suriah Sebelum Kemunculan ISIS

1 Irak dan Suriah Sebelum Kemunculan ISIS 1 Irak dan Suriah Sebelum Kemunculan ISIS Dedy Wardhana Lubis E-mail: dedywardhanalubis@yahoo.co.id Yasinta Dewi E-mail: yasinta1812@gmail.com K ehidupan tidak pernah luput dari konflik dan perselisihan.

Lebih terperinci

2016 PERANG ENAM HARI

2016 PERANG ENAM HARI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setelah Perang Dunia I (selanjutnya disingkat PD I) berakhir, negara-negara di Dunia khususnya negara-negara yang berada dikawasan Timur Tengah dihadapkan

Lebih terperinci

JURNAL. Diajukan Oleh : BENEDICTUS MEGA HERLAMBANG NPM : Internasional

JURNAL. Diajukan Oleh : BENEDICTUS MEGA HERLAMBANG NPM : Internasional JURNAL PERANAN DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA UNTUK MENGHENTIKAN KEJAHATAN PERANG YANG DILAKUKAN PARA PIHAK YANG BERTIKAI DALAM KONFLIK BERSENJATA DI SURIAH Diajukan Oleh : BENEDICTUS MEGA HERLAMBANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perang etnis menurut Paul R. Kimmel dipandang lebih berbahaya dibandingkan perang antar negara karena terdapat sentimen primordial yang dirasakan oleh pihak yang bertikai

Lebih terperinci

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA 1

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA 1 BAB VI AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA 1 (Oleh: Dewi Triwahyuni, S.Ip., M.Si.) Berakhirnya Perang Dingin dan hancurnya Uni Soviet, tidak serta merta merubah nilai negara Dunia Ketiga 2 bagi Kepentingan

Lebih terperinci

RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB 1718 (2006), Rekomendasi 7 FATF (2016), dan PERATURAN BERSAMA PEMBEKUAN ASSET (2017)

RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB 1718 (2006), Rekomendasi 7 FATF (2016), dan PERATURAN BERSAMA PEMBEKUAN ASSET (2017) RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB 1718 (2006), Rekomendasi 7 FATF (2016), dan PERATURAN BERSAMA PEMBEKUAN ASSET (2017) Oleh: Muhsin Syihab Plt. Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Agustus 2017 Senjata

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. di dunia. Dimana power suatu negara tidak hanya dapat di ukur melalui kekuatan

BAB IV PENUTUP. di dunia. Dimana power suatu negara tidak hanya dapat di ukur melalui kekuatan BAB IV PENUTUP Kesimpulan Perkembangan senjata nuklir sejak dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki hingga saat ini telah mempengaruhi politik luar negeri antara negara-negara di dunia. Dimana

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor

PENDAHULUAN. alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bantuan luar negeri (foreign aid) digunakan saat suatu kawasan sedang dilanda bencana alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor

Lebih terperinci

(THE WAR ON TERRORISM POLICY OF PRESIDENT GEORGE W. BUSH IN MIDDLE EAST) SKRIPSI

(THE WAR ON TERRORISM POLICY OF PRESIDENT GEORGE W. BUSH IN MIDDLE EAST) SKRIPSI KEBIJAKAN WAR ON TERRORISM PRESIDEN GEORGE W. BUSH DI TIMUR TENGAH (THE WAR ON TERRORISM POLICY OF PRESIDENT GEORGE W. BUSH IN MIDDLE EAST) SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard

BAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard BAB V KESIMPULAN Riset ini membahas salah satu isu yang berkaitan dengan fenomena Islamophobia yang berkembang di Amerika Serikat pasca 9/11 dikarenakan kebijakan hard diplomacy George W.Bush dan motivasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti telah menjadi rahasia umum, Arab Saudi dan Iran adalah dua negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Seperti telah menjadi rahasia umum, Arab Saudi dan Iran adalah dua negara yang BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Seperti telah menjadi rahasia umum, Arab Saudi dan Iran adalah dua negara yang mempunyai pengaruh yang sangat besar di kawasan Timur Tengah. Selain tiu, kedua

Lebih terperinci