Peran Dewan Keamanan PBB dalam Upaya Penyelesaian Konflik di Suriah ( ) Rizki Rulya Sari ( ) 1 Universitas Paramadina - Jakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peran Dewan Keamanan PBB dalam Upaya Penyelesaian Konflik di Suriah ( ) Rizki Rulya Sari ( ) 1 Universitas Paramadina - Jakarta"

Transkripsi

1 Peran Dewan Keamanan PBB dalam Upaya Penyelesaian Konflik di Suriah ( ) Rizki Rulya Sari ( ) 1 Universitas Paramadina - Jakarta ABSTRAK Arab Spring sebagai salah satu fenomena pergolakan politik yang terjadi pada kisaran tahun 2011 di Suriah sangat menarik untuk dikaji. Dari sebelum munculnya kelompok yang menolak kepemimpinan Bashar al-assad di Suriah sudah terjadi banyak pergolakan internal dibeberapa negara kawasan timur tengah. Runtuhnya Afghanistan yang berujung pada konflik sipil dan al-qaeda, berakhirnya rezim Saddam yang berujung pada perang antar kelompok. Di Suriah, Arab Spring menjadi semangat tersendiri bagi kelompok anti Bashar untuk lebih gencar menggulirkan penggulingan kekuasaan Bashar, momentum isu dalam waktu yang tepat. Respon berlebihan pemerintahan Bashar terhadap demonstrasi dengan cara-cara pengerahan perangkat militer dengan kekerasan memicu sorotan internasional tertuju pada konflik Suriah, seolah mengingatkan kembali pada mimpi buruk rezim Saddam Husein di Irak. Organisasi internasional (PBB) dalam kerangka kemanusiaan berkewajiban melindungi individu-individu dari ancaman kekerasan perang dan tercapainya perdamaian. Negara-negara besar pun tak tinggal diam menunjukkan kepentingannya atas konflik Suriah. Rusia, Tiongkok dan Amerika serikat berusaha memulai awal perdamaian di Suriah dengan memprakarsai Konfrensi Jenewa I dengan agenda pembentukan pemerintahan transisi di Suriah. Kata kunci; Konflik suriah, Bashar al-assad, Dewan Keamanan PBB A. PENDAHULUAN Dari sejarahnya Suriah (Syria) merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang mulai diperhitungkan keberadaananya pada era pasca Perang Teluk. Hal ini bukan tidak mungkin karena ada anggapan bahwa perdamaian di Timur Tengah tidak akan pernah tercapai tanpa campur tangan Suriah. Jika dilihat kebelakang Suriah dahulu merupakan negara yang mempunyai banyak wilayah yang mencakup seluruh negara yang berada di Timur Mediterania antara lain: Yordania, Lebanon, Israel, dan Propinsi Turki Hatay tetapi akibat imperialis Eropa menyebabkan Suriah kehilangan wilayahnya Yordania dan Israel dipisahkan dengan berada di bawah mandat Inggris. Lebanon diambil untuk melindungi minoritas 1 Mahasiswa Aktif Universitas Paramadina, program studi Hubungan Internasional (NIM )

2 Kristen dan Hatay dikembalikan kepada Turki demi pertimbangan politik untuk Perancis. Perancis dengan politik devide et impera berhasil membagi Suriah sendiri menjadi empat wilayah antara lain: Damascus, Lebanon Raya, Allepo dan Lantakia. Tahun 1925 Damaskus dan Allepo dikembalikan kepada Suriah. Kemudian, Perancis pada tanggal 28 September 1941 memberikan kemerdekaan kepada Suriah, dan diikuti dengan proklamasi kemerdekaan bagi Lebanon pada 26 November Banyak yang percaya bahwa salah satu alasan mengapa gelombang penentang rezim Bassar sangat cepat membesar, adalah akumulasi dari larangan mengeluarkan pendapat dan respon terhadap kritik dengan tindakan represif pemerintah. Gelombang demokratisasi di kawasan timur tengah juga mempengaruhi bagaimana public kini terbuka dengan informasi yang terjadi di negara lain dan punya harapan untuk diterapkan untuk perbaikan kondisi negaranya. B. IDENTIFIKASI MASALAH Ketika konflik internal dan konflik eksternal bertemu maka akan terjadi gejolak yang menyebabkan stabilitas negara akan rentan. Hal ini terjadi di Suriah sehingga kelompok rezim Bashar al-assad merasa terancam dan menggunakan kekuatan militer untuk menekan para pemberontak yang tidak pro dengan rezimnya, kedua faktor tersebut dan peran PBB menjadi kunci utama dalam menganalisa konflik di Suriah dan upaya-upaya penyelesainnya. Menanggapi konflik yang terjadi, Dewan Keamanan PBB secara khusus tidak bisa diam begitu saja. Dewan keamanan mengecam tindakan tersebut berulang kali dan menghimbau Bashar al-assad untuk menghentikan serangan pada rakyat pro-demokrasi. Banyaknya korban yang jatuh di Suriah menimbulkan banyak pro-kontra di dalam Dewan Keamanan sendiri. Tindakan Dewan Keamanan dalam menyelesaikan konflik di Suriah selalu mengalami konflik internal, terutama pada anggota tetapnya. Jalan buntu sering ditemui pada perundingan, dan bila resolusi akan dikeluarkan selalu ada bayangan veto. Hal itu terbukti dengan Russia dan Tiongkok yang telah melakukan dua kali veto terhadap usulan proposal resolusi Dewan Keamanan PBB pada tanggal 4 Oktober 2011 dan pada tanggal 4 Februari Dari gambaran tersebut, penelitian ini berupaya untuk memberikan pemahaman mengenai bagaimana organisasi internasional yang bertujuan untuk terselenggaranya keamanan dan perdamaian dunia dengan melakukan upaya-upaya dalam konflik Suriah yang 2 G, Lenczowski. Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1992, hlm. 19

3 telah berlangsung selama tiga tahun. Oleh karena itu penelitian ini berupaya untuk menghadirkan gambaran sekaligus analisa mengenai peranan PBB dalam melakukan resolusi konflik terhadap konflik internal Suriah. Dalam melakukan peranannya, PBB juga memiliki kendala-kendala. Secara spesifik, penelitian ini memfokuskan salah satu bagian dari PBB yang bertanggung jawab dalam urusan keamanan dan perdamaian, yaitu Dewan Keamanan PBB. Oleh karena itu, komposisi Dewan Keamanan PBB memiliki kendala secara internal maupun eksternal dalam menghadirkan peranan PBB yang lebih optimal. Dari paparan di atas, ada dua pokok rumusan permasalahan yang saya angkat: 1. Peran Dewan Keamanan PBB dalam langkah penyelesaian konflik di Suriah. 2. Upaya Dewan Keamanan PBB merespon konflik Suriah dalam kerangka menjaga stabilitas keamanan dan perdamaian internasional. C. KERANGKA PEMBAHASAN. Untuk menelaah dua pokok rumusan masalah di atas, saya merujuk pada beberapa teori, antara lain: 1. Teori Liberalisme Liberalisme adalah suatu perspektif yang memiliki pandangan positif tentang sifat manusia. Liberalisme sebagai suatu perspektif berawal dari John Locke di abad ke tujuh belas yang melihat perkembangan negara-negara dalam menjamin kebebasan tiap individu. Terdapat tiga asumsi dasar dari liberalisme antara lain yang pertama pandangan positif tentang sifat manusia, yang kedua keyakinan bahwa hubungan internasional dapat bersifat kooperatif daripada konfliktual, dan yang ketiga percaya terhadap kemajuan. 3 Kaum liberal melihat sistem internasional berkembang dalam sistem anarki, dan mengakui bahwa individu selalu mementingkan diri sendiri dan bersaing terhadap suatu hal, namun mereka juga percaya bahwa individu-individu memiliki banyak kepentingan dan dengan demikian dapat terlibat dalam aksi sosial yang kolaboratif dan kooperatif baik domestik maupun internasional. Hal tersebut didasarkan pada pandangan liberal terhadap manusia dan masyarakat manusia, bahwa manusia adalah rasional, menempatkan kebebasan individu di atas segalanya, berpandangan positif terhadap karakteristik manusia, yakin terhadap kemajuan, dan 3 R.J, Sorensen. Pengantar Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 34

4 menentang pembagian antara wilayah domestik dan internasional serta manusia memiliki kemampuan untuk membentuk organisasi internasional bagi keuntungan semua pihak. 4 Kaum idealis memiliki anggapan bahwa perdamaian di dunia bukan merupakan sesuatu yang terjadi secara natural, namun perdamaian adalah sesuatu yang harus diperjuangkan melalui proses collective security. 5 Idealisme menekankan penggunaan sistem yang sama pada politik internasional dan politik domestik. Idealis dan liberal berasumsi bahwa perang tidak akan terjadi apabila terdapat harmoni dan kerjasama dengan pluralisme politik, demokrasi dan distribusi besar untuk HAM menjadi penting untuk perdamaian dalam hubungan internasional. Selain itu, Idealisme juga menyatakan pentingnya sebuah perdamaian di dunia dalam rangka penciptaan dunia yang lebih baik, serta pentingnya keterlibatan suatu negara dalam organisasi internasional. 6 Singkatnya, baik idealisme maupun liberalisme memiliki kesamaan pada fokusnya, yaitu kesetaraan manusia dimana kepentingan-kepentingan yang saling berbenturan dapat memicu konflik, namun dari konflik tersebutlah manusia belajar dalam melakukan segala upaya untuk meredamnya bahkan menyelesaikannya dengan cara-cara tertentu. Keharmonisan dan rasa saling percaya antar negara yang merepresentasikan manusia-manusia didalamnya dapat mencegah terjadinya konflik, setidaknya mengurangi potensi konflik. 2. Konsep Peranan Menurut T. Coser dan Anthony Rosenberg dengan bukunya berjudul An Introduction to Internatioanl Politics menggambarkan definisi peranan yakni: sebagai tuntutan yang diberikan secara struktural (norma-norma, harapan, larangan, tanggung jawab) dimana didalamnya terdapat serangkaian tekanan dan kemudahan yang menghubungkan, membimbing, dan mendukung fungsinya dalam organisasi. 7 Sebagai aktor yang independen, dalam melaksanakan fungsi dan perannya, organisasi internasional dapat bertindak sesuai dengan kewenangan yang ada tanpa dipengaruhi oleh pihak-pihak atau kekuatan dari luar yang dapat dipergunakan oleh 4 R.J, Sorensen. Pengantar Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm Collective Security merupakan upaya menjaga perdamaian dengan asas ke-7 UN charter dalam menggunakan kekuatan militernya demi tujuan menjaga keamanan dan perdamaian dunia. (Chapter VII-Action with Respect to Threats to the Peace, Breaches of the Peace and Acts of Aggression) 6 R.J, Sorensen. op cit. hlm.22 7 T.C, Rosenberg. An Introduction to International Politics. New Jersey: Prentice Hlml. 1976, hlm. 8

5 mereka sebagai alat untuk memenuhi kepentingan mereka. Menurut Wolfers, kapasitan aktor dari suatu institusi internasional tergantung resolusi, rekomendasi, perintah dari organ-organnya yang memaksa para anggota untuk bertindak berbeda dari keinginan masing-masing. 3. Teori Resolusi Konflik Resolusi konflik adalah suatu proses analisis dan penyelesaian masalah yang mempertimbangkan kebutuhan kebutuhan individu dan kelompok seperti identitas dan pengakuan juga perubahan perubahan institusi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan. Konflik dapat dilatar belakangi oleh banyak hal. Konflik internal suatu negara bisa disebabkan oleh banyak hal, baik konflik politik, ekonomi, perdagangan, etnis, perbatasan dan sebagainya. Dalam setiap konflik selalu dicari jalan penyelesaian. Konflik terkadang dapat saja diselesaikan oleh kedua belah pihak yang bertikai secara langsung. Namun tak jarang pula harus melibatkan pihak ketiga untuk menengahi dan mencari jalan keluar baik oleh negara atau sebagai Organisasi Regional bahkan Organisasi Internasional. D. PEMBAHASAN Untuk menjelaskan konflik Suriah, saya membagi menjadi dua faktor yang menjadi persoalan. Yaitu:, 1. Faktor Internal Pemberontakan Suriah adalah sebuah konflik kekerasan internal. Demontrasi publik dimulai pada tanggal 26 Januari 2011 dan berkembang menjadi pemberontakan nasional. Aksi pemberontakan nasional tersebut terjadi karena adanya rasa ketidakpuasan dengan sistem pemerintahan Presiden Bashar al-assad selama ini dan juga keinginan dari rakyat Suriah untuk melakukan revolusi di Suriah. Aksi pemberontakan nasional tersebut akhirnya berujung pada terjadinya konflik bersenjata internal di Suriah. Konflik Suriah telah menjadi sorotan mata dunia internasional untuk ikut turun tangan dalam penyelesaian konflik tersebut. Salah satu upaya negosiasi internasional utama yang dilakukan masyarakat internasional terhadap konflik di Suriah adalah melalui penyelenggaraan Konferensi Jenewa II atas prakarsa AS dan Rusia. Dalam konferensi tersebut kedua pihak bersengketa diharapkan dapat duduk bersama

6 membentuk sebuah pemerintah transisi dengan wewenang eksekutif penuh. Namun, pada Konferensi Jenewa II tersebut masih muncul berbagai perbedaan kepentingan pihak-pihak yang terkait dalam konflik ini. Isu utama yang menghambat proses tersebut adalah pro-kontra pengiriman senjata ke Suriah yang ternyata melibatkan kepentingan banyak negara. Kondisi konflik Suriah juga dirasakan semakin memprihatinkan setelah Pemerintah Suriah diduga menggunakan senjata gas kimia beracun untuk menumpas gerakan oposisi. Penggunaan senjata kimia oleh pasukan Suriah sulit terdeteksi karena elatif tidak meninggalkan jejak seperti bau dan warna serta memerlukan pembuktian yang sangat ilmiah atas tindakan tersebut Faktor Eksternal Gejolak yang terjadi di Suriah berawal pada tanggal 18 Maret 2011 dimana terdapat ribuan orang yang melakukan aksi protes diseluruh wilayah Suriah. Pada bulan Mei, ditengah-tengah protes yang sedang berlangsung, tank-tank dan tentara pemerintah Suriah memasuki dan mengepung kota yang dipenuhi oleh demonstran seperti kota Deraa, Banyas, Homs dan Damaskus. Aksi protes yang menjadi konflik terbuka ini diawali oleh klaim pemerintah yang menyatakan bahwa terdapat 120 pasukan militer yang terbunuh oleh beberapa orang tak dikenal yang berasal dari kerumunan demonstran di kota Jisr al-shughour. 9 Dari peristiwa tersebutlah, konflik mengalami eskalasi yang cukup tajam. Pasukan militer rezim Al-Assad mulai melakukan operasi militer. Operasi militer yang dilakukan oleh rezim Al-Assad tersebut mendapat kecaman dari masyarakat internasional khususnya Amerika Serikat, Inggris dan Perancis selaku negara yang sangat pro dengan nilai-nilai hak asasi manusia. Pada bulan Juli, para demonstran tersebut bergabung dan mendeklarasikan solidaritasnya menjadi kelompok oposisi untuk melawan rezim Al-Assad. Dalam waktu kurang lebih dari satu bulan pada tanggal 24 Mei 2011, selama konflik tersebut berlangsung, dinyatakan bahwa sekitar orang telah menjadi korban tewas 8 Who's At Risk? Syria Backgrounder. United to End Genocide: (diakses pada, 5 Aguatus 2015 pukul WIB) 9 Syria Profile - Timeline. BBC News: (diakses pada, 5 Agustus 2015 pukul WIB)

7 akibat bentrokan yang terjadi antara oposisi dan militer. 10 Secara resmi, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hilary Clinton mengutuk rezim Al-Assad yang telah menodai nilai-nilai hak asasi manusia dan telah melakukan penyerangan terhadap kedutaan besar Amerika Serikat di Damaskus. Dari kecaman tersebut, konflik yang tidak kunjung henti di Suriah juga mengakibatkan Arab Saudi, Kuwait, dan Bahrain memanggil duta besarnya untuk kembali ke negaranya masing-masing. D.1. Kronoligis Upaya Resolusi Konflik Pada bulan Agustus 2011, Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jerman mengecam rezim Al-Assad dan meminta Al-Assad untuk segera mengakhiri kepemimpinannya. Sedangkan pada bulan September 2011, Uni Eropa menjatuhkan sanksi berupa embargo minyak terhadap Suriah. Sanksi tersebut diberlakukan untuk memotong salah satu pendapatan rezim dari hasil buminya yang ditujukan juga untuk melemahkan ekonomi Suriah. 11. Pada bulan Oktober 2011 dunia internasional berupaya untuk membentuk sebuah resolusi untuk kondisi di Suriah akan tetapi resolusi tersebut pada akhirnya di veto oleh Rusia dan Tiongkok. 12 Bagi Rusia resolusi yang ditawarkan oleh pihak Barat merupakan suatu kesalahan besar terutama untuk mengizinkan adanya intervensi dan segala bentuk sanksi terhadap Suriah. Begitu juga dengan proposal resolusi Dewan Keamanan PBB yang di veto oleh Rusia dan Tiongkok pada tanggal 4 Februari Pada bulan Desember 2011, dinyatakan bahwa korban yang berjatuhan telah mencapai sekitar jiwa. Sedangkan di akhir tahun 2012 korban yang berjatuhan telah mencapai angka jiwa. 13 Pada bulan November sebelumnya, Liga Arab telah menangguhkan keanggotan Suriah. Tidak hanya itu, Liga Arab pun juga menjatuhkan sanksi terhadap Suriah mengenai pemutusan transaksi keuangan dengan bank sentral Suriah, larangan penerbangan terhadap Suriah dan pembekuan kepemilikan 10 Syria s War: An Interactive Timeline. Syria Deeply: (diakses pada 5 Agustus 2015 pukul WIB) 11 Ibid. 12 N, MacFarquhar. U.N. Resolution on Syria Blocked by Russia and China. The New York Times: (diakses pada. 7 Agustus 2015 pukul WIB) 13 Ita & Nurul, 16 Bulan Sudah Konflik Suriah, Korban Terus Berjatuhan. dari detik.com, (diakses pada tanggal, 07 Agustus 2015, Pukul WIB)

8 aset-aset terkait dengan rezim Al-Assad. Banyaknya korban kemanusiaan membuat adanya tekanan internasional terhadap Suriah sehingga Dewan Keamanan PBB harus turun tangan dalam menjamin stabilitas perdamaian dunia dengan mengeluarkan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk mengintervensi Suriah. Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada bulan Agustus 2011 tersebut, Dewan Keamanan PBB berupaya untuk mendiskusikan sebuah resolusi yang lebih mengikat untuk dapat diimplementasikan sebagai resolusi konflik menuju perdamaian. Akan tetapi pada pertemuan itu juga negara-negara yang termasuk kedalam Dewan Keamanan tetap dan Dewan Keamanan tidak tetap seperti, Rusia, Tiongkok, Brazil, Afrika Selatan, Lebanon, dan India justru tidak mendukung dikeluarkannya resolusi yang mengikat karena dikhawatirkan akan mengarah kepada intervensi yang akan dilakukan oleh pihak Barat dan justru menambah ketegangan di kawasan. 14 Pada bulan Juli 2012, terdapat sebuah tragedi yang sangat mengundang perhatian dunia internasional, yaitu ketika rezim Bashar al-assad menggunakan senjata peledak kimia untuk menyerang kelompok-kelompok oposisi. 15 Penggunaan senjata tersebut seperti pembenaran terhadap tuduhan dunia internasional terhadap pemerintahan Bashar al-assad. Namun demikian Bashar al-assad tidak merespon hal tersebut bahkan Bashar al-assad menolak untuk mengakui menggunakan senjata kimia. Pada tahun 2013, berdasarkan laporan intelijen Amerika Serikat, diyakini bahwa rezim Bashar al-assad telah menggunakan senjata peledak kimia terhadap kelompok oposisi. Dengan adanya tragedi tersebut, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi 2118 yang ditujukan untuk melarang penggunaan senjata kimia dan mengizinkan PBB melalui Organization for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) untuk menyita cadangan senjata kimia yang dimiliki oleh Suriah pada tanggal 27 September Pada tahun 2014 Dewan Keamanan PBB berupaya untuk mengambil langkah berikutnya yaitu dengan mengeluarkan resolusi 2139 yang bertujuan untuk meminta kepada semua pihak yang terlibat dalam konflik, khususnya pemerintah Suriah untuk segera melakukan gencatan senjata dan mengizinkan bantuan kemanusiaan untuk masuk 14 M, Harris. International responses to the Syrian uprising: March 2011-June Parliament of Australia : /BN/ /SyrianUprising, 2012 (diakses pada. 9 Agustus 2015 pukul WIB) 15 Syria: Assad regime 'ready to use chemical weapons'. from BBC News: (diakses pada. 9 Agustus 2015 pukul WIB) 16 M.N, Katz. Global Policy. Obama and the Syrian Civil War, 2013, hlm. e-international Relations.

9 ke wilayah-wilayah yang sangat mengkhawatirkan. 17 Pada tahun 2014 juga, Dewan Keamanan PBB pada akhirnya merealisasikan rencana perundingan damai yang dikenal dengan sebutan Geneva II. Dalam Geneva II, Dewan Keamanan PBB berupaya untuk membawa pihak-pihak yang berkonflik untuk melakukan perundingan damai agar konflik kekerasan yang terjadi di Suriah bisa dihentikan sejenak agar tidak ada korban berjatuhan kembali. Geneva II pertama kali berlangsung pada bulan Januari 2014 dengan menghadirkan rezim Assad dan kelompok oposisi serta dua negara poros kekuatan yang menjadi pengawas sekaligus penengah dari perundingan tersebut, yaitu Amerika Serikat dan Rusia. Namun demikian, hingga pertemuan Geneva II ketiga, pertemuan tersebut belum menghasilkan apapun terkait dengan konflik Suriah. Konflik di Suriah merupakan suatu bentuk konflik yang berawal dari kesewenangwenangan rezim Bashar al-assad dalam masa pemerintahannya yang memuncak pada fenomena Arab Spring dan merupakan satu-satunya yang memiliki rentang waktu cukup panjang. Konflik tersebut tidak menghasilkan sebuah resolusi perdamaian namun mampu menghasilkan resolusi dalam melarang penggunaan senjata kimia dan mengadakan perjanjian damai seperti yang telah dipaparkan diatas, yaitu Geneva II. Hal tersebut juga dikarenakan dengan konstelasi politik yang terjadi baik didalam Suriah maupun pada tataran internasional. Disatu sisi intervensi kemanusiaan sedang menjadi pembahasan yang hangat pasca keberhasilan operasi NATO di Libya. Pihak pro intervensi kemanusiaan mencoba untuk melakukannya kembali di Suriah namun hal tersebut tidak berhasil karena Rusia sebagai negara yang memiliki kedekatan dengan Suriah berupaya dengan keras untuk melakukan pencegahan terhadap segala bentuk resolusi Dewan Keamanan PBB yang nantinya akan merugikan Rusia. Dalam konteks ini, sikap intervensi kemanusiaan menggunakan pasukan militer perdamaian milik Dewan Keamanan PBB dimana merupakan langkah awal dalam proses peacemaking. Tanpa adanya pihak ketiga yang menengahi dan menjaga stabilitas kawasan konflik maka akan sulit untuk mencapai upaya perdamaian berikutnya, yaitu peacekeeping. Peacekeeping dimaksudkan untuk menjaga keamanan selama-proses baik mediasi, rekonsiliasi, maupun negosiasi sedang berlangsung. Pada umumnya, langkah-langkah yang ditempuh Dewan Keamanan PBB khususnya Dewan Keamanan PBB dalam menyelesaikan konflik bukan merupakan soal kepentingankepentingan. Berangkat dari hal tersebutlah sudah seharusnya intervensi kemanusiaan 17 Council, U. N., Resolution 2139 (2014) Adopted by the Security Council at its 7116th meeting, on 22 February , United Nations Security Council.

10 dilakukan, hal ini juga pasti memiliki banyak pertimbangan karena akan sangat beresiko bagi pasukan perdamaian itu sendiri ketika diterjunkan ke medan konflik di Suriah. Konflik sipil yang terjadi di Suriah telah mengarah kepada krisis kemanusiaan yang sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, jumlah korban sipil atau kelompok oposisi sejak awal demonstrasi hingga tahun 2014 telah mencapai angka jiwa dan lebih dari orang melarikan diri dari Suriah. Meningkatkan jumlah korban tersebut sangat menarik perhatian komunitas internasional untuk memberikan bantuan terhadap para korban sekaligus kecaman terhadap pemerintahan Suriah yang dianggap telah melakukan pelanggaran nilainilai kemanusiaan. 18 Berkaca pada konflik di Libya, Suriah tentu memiliki perbedaan tersendiri. Kekuatan internal yang terbagi-bagi membuat semakin kompleks kepentingan-kepentingan yang berbenturan satu sama lain, hal ini menyebabkan sulitnya intervensi kemanusiaan masuk. Ini merupakan salah satu pertimbangan Rusia dan Tiongkok yang menolak resolusi yang diajukan anggota Dewan Keamanan PBB lainnya. Kami melihat sikap Rusia dan Tiongkok ini dengan kacamata teori resolusi konflik. Rusia dan Tiongkok dianggap memihak Suriah karena hak veto mereka yang memblokade resolusi anggota lainnya. Sangat disayangkan ketika sebuah negara seperti Suriah mengalami krisis kemanusiaan, Dewan Keamanan PBB menemukan hambatan-hambatan dalam upaya penyelesaian konflik terhadap Suriah. Tidak berhenti pada resolusi saja sebagai upaya resolusi konflik, dari pandangan teori liberalisme, saya mendapatkan benang merah dari proses-proses yang diupayakan Dewan Keamanan PBB. Hal-hal yang dapat kami tarik benang merahnya, yaitu: 1. Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris melihat rezim Bashar al-assad melakukan pelanggaran HAM berat terhadap rakyatnya sendiri. Di sisi lain, Rusia dan Tiongkok pun demikian, hanya saja sikap Rusia dan Tiongkok yang memveto resolusi untuk intervensi ke Suriah membuat kecurigaan bahwa Rusia dan Tiongkok memiliki andil terhadap rezim di Suriah. 2. Resolusi Dewan Keamanan PBB yang selama ini diupayakan untuk menyelesaikan konflik di Suriah masih mengalami hambatan, namun ada titik terang, yaitu ketika resolusi terkait pelarangan penggunaan senjata kimia dikeluarkan membuat buktibukti terhadap rezim Bashar al-assad melakukan pelanggaran HAM berat semakin kuat. 18 The Telegraph, Syria uprising: timelinehttp:// (diakses pada. 11 Agustus 2015 pukul WIB).

11 3. Proses peacemaking harus diupayakan guna mencapai proses perbaikan-perbaikan infrastruktur dan stabilitas politik internal dalam negara Suriah serta menjamin hakhak warga negara Suriah hingga merasa bebas dari rasa takut terhadap rezim pemerintah. Pemaparan tersebut menggambarkan bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat kegagalan Dewan Keamanan PBB untuk sepakat terkait tekanan terhadap Suriah. Fakta-fakta terkait jumlah korban dan bentuk-bentuk kekerasan pun semakin bertambah dan beragam. Mulai dari kekerasan sistematis dengan menindas rakyat sipil, memenjarakan lawan-lawan politik, hingga penyebaran ranjau ke rute-rute wilayah perbatasan. Dampak lainnya yang merugikan bagi negara sekitar Suriah adalah eskalasi konflik akan naik ke level regional apabila para pengungsi warga Suriah semakin bertambah dari hari ke hari. Alasan Bashar al-assad terhadap aksi kekerasan dan penindasannya selalu sama, yaitu memerangi kelompok kelompok bersenjata yang memberontak dan dianggap sebagai teroris. Kami yakin alasan ini terlihat sangat mengada ada karena bukti dan fakta yang terkumpul membuktikan sebaliknya. Rezim Bashar al-assad harus digulingkan, desakan kemanusiaan harus dilakukan sebelum semakin banyaknya korban yang berjatuhan akibat sikap sewenang-wenang rezim Bashar al-assad. PBB sebagai organisasi internasional sekaligus memiliki Dewan Keamanan harus terus berupaya untuk mencapai kesepakatan dalam menyikapi konflik di Suriah. Ini merupakan konflik yang sangat sulit diselesaikan oleh rakyat Suriah, maka dari itu rakyat Suriah tidak akan mampu menyelesaikannya sendiri. Faktor-faktor yang mempersulit penyelesaian secara sepihak, yaitu: 1. Pihak militer Suriah memihak rezim pemerintahan Bashar al-assad sehingga rakyat sipil yang tidak terlatih dengan senjata akan sangat sulit dalam melakukan gerakangerakan melawan tentara pemerintah Suriah. 2. Suplai logistik dan persenjataan milik pemberontak sulit dan terbatas sedangkan rezim pemerintah mengontrol penuh terhadap suplainya. Dari dua hal tersebut, ada kekhawatiran lain yang membuat keraguan atas intervensi kemanusiaan yang akan dilakukan Dewan Keamanan PBB. Berkaca pada konflik di Libya yang notabene-nya hanya diberikan larangan penerbangan diatas wilayah Libya sebagai respon NATO dalam upaya mengurangi intensitas konflik, namun NATO justru melakukan penyerangan terhadap Libya sehingga dianggap tidak konsisten. Hal inilah yang ditakutkan terjadi lagi dan akan terjadi kepada Suriah apabila dibiarkan intervensi kemanusiaan

12 dilakukan. Namun, dalam konteks ini kami melihat bahwa pada saat itu yang melakukan adalah NATO dimana bias kepentingan negara negara anggotanya sangat tinggi. Sedangkan Dewan Keamanan PBB memiliki asas-asas UN Charter yang membatasi dan sebagai landasan hukum PBB dalam bersikap dan merespon segala kejadian dan peristiwa internasaional. UN Charter juga mempayungi PBB sebagai hukum dasarnya, selain itu dalam NATO hanya berfokus pada high politics sedangkan pada konteks Dewan Keamanan PBB mencakup low politics yang artinya ada perbedaan. Dalam high politics cakupannya adalah politik dan militer semata, namun dalam low politics cakupannya berbicara mengenai ekonomi, sosial, dan budaya. Disinilah perbedaan spektrum NATO dan Dewan Keamanan PBB. Dalam NATO mungkin penyerangan seperti kasus di Libya dianggap biasa, namun dalam Dewan Keamanan PBB bila melakukan kesalahan yang mencederai prosedural PBB dan nilai-nilai HAM maka akan menjadi bumerang bagi anggota-anggota Dewan Keamanan PBB sendiri. Kepentingan menjadi kunci utama yang harus dieliminasi dalam tubuh Dewan Keamanan PBB, sehingga dapat melakukan upaya-upaya collective security terhadap proses peacemaking di Suriah. Solusi utama diutarakan Sekjen PBB, Ban Ki-Moon yang menekankan pada tawaran Rusia terkait menempuh jalan politik dengan memfokuskan pada Geneva II. Sejauh ini, utusan PBB, Staffan de Mistura menyarankan agar terjadi gencatan senjata di Suriah agar bantuan kemanusiaan dapat memasuki Suriah. Hal ini ditolak oleh para pemberontak Suriah karena dikhawatirkan akan disalah-gunakan dan justru dimanfaatkan oleh pemerintah Suriah sendiri. 19 Dari sikap tersebut, terlihat jelas bahwa berdasarkan teori liberalisme manusia yang pada dasarnya memiliki kepentingan pribadi, akan saling bertentangan satu sama lain. Bisa kita bayangkan apabila pribadi-pribadi itu membentuk kelompok-kelompok politik dan menyetarakan kepentingan mereka, sehingga terjadi clash di tubuh pemerintahan, tepatnya di level politik suatu negara, dalam konteks ini negara Suriah. Keharmonisan masih berada jauh untuk dicapai di Suriah, namun optimis dalam menumbangkan rezim lama dan menggantikannya dengan rezim baru akan menjadi titik balik bagi Suriah untuk merestorasi segala kerusakan dan dampak buruk dari pemerintahan sebelumnya. Dari keyakinan dan rasa optimis terhadap perubahan yang akan dengan sendirinya dapat mengeliminasi kepentingan kelompok-kelompok yang berperang di Suriah hingga dapat tercapainya gencatan senjata dan 19 BBC News, Syria: The story of the conflict. Dalam , (diakses pada. 11 Agustus 2015 pukul WIB)

13 intervensi kemanusiaan bisa masuk, lalu menjalankan prosedur rekonsiliasi dalam upaya mengembalikan stabilitas negara Suriah dan melakukan negosiasi secara damai serta membuat bantuan internasional bisa masuk ke Suriah. E. KESIMPULAN Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa konflik suriah ini pada awalnya merupakan konflik politik dan bisa disebut sebagai konflik agama. Konflik bersenjata yang terjadi di suriah merupakan suatu pemberontakan rakyat suriah terhadap Prisiden Suriah Basar Al-Assad yang pada akhirnya konflik ini meluas menjadi pembantaian terhadap rakyat sipil di Suriah. Pelanggaran terberat hukum internasional pada konflik di Suriah yaitu penggunaan senjata kimia dan Hak Asasi Manusia (HAM) yang perlu mendapatkan sanksi yang tegas dari badan internasional yang berwenang. Konflik yang terjadi di suriah ini harus segera diselesaikan atas dasar manusia sebab dalam konflik ini sudah banyak jatuhnya korban jiwa dalam sekala yang besar, ini merupakan suatu tindakan yang tidak berprikemanusiaan terlebih lagi karena adanya penggunaan senjata kimia yang secara jelas dilarang dalam hukum internasional. Konflik yang terjadi Suriah merupakan konflik internal. Dalam perkembangan konfliknya terdapat beberapa pihak yang melakukan intervensi untuk memberikan dukungan kepada kedua belah pihak. Salah satu negara yang ingin melakukan intervensi itu adalah negara Rusia. Dalam konflik Suriah ini banyak sekali resolusi-resolusi yang dibuat untuk membuat konflik ini tidak berkepanjangan. Dunia internasonal juga mempunyai upaya membentuk sebuah resolusi di suriah tetapi resolusi tersebut pada akhirnya di veto oleh Rusia dan Tiongkok. Pada akhirnya Dewan Keamanan PBB turut serta dalam penyelesaian konflik di Suriah ini. Dewan Keamanan PBB telah menempuh berbagai cara dalam menyelesaikan konflik senjata yang terjadi di Suriah mulai dari blockade, embargo, pengutusan agen khusus PBB Kofi Annand untuk mrmbawa petisi damai. Serta Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi mengenai pelujutan senjata oleh rezim Assad dan resolusi bantuan kemanusiaan. Munculnya rencana intervensi tidak memdapat persetujuan dari Dewan Keamanan PBB, sehingga intervensi dalam konflik bersenjata non-internasional yang terjadi di Suriah tidak terlaksana. Dewan Keamanan PBB juga berupaya untuk meminta bantuan kepada smeua pihak yang terlibat konflik, khususnya meminta kepada pemerintah suriah unutk segera melakukan gencatan senjata dan mengizinkan bantuan kemanusian untuk masuk dalam wilayah-wilayah suriah yang cukup mengkawatirkan kondisinya. Dewan Keamanan PBB juga mengupayakan

14 resolusi damai agar pihak-pihak yang melakuakn kekerasan di suriah segera mengehentikan agar tidak banyak lagi yang menjadi korban. Sebagai Organisasi Internasional yang menjaga perdamaian dan keamanan dunia, Dewan Keamanan PBB wajib mencari solusi yang cepat dan tepat dalam mengakhiri konflik yang berkepanjangan di Suriah ini, sehingga pelanggaran HAM yang terjadi tidak memakan korban yang sangat banyak dan konflik tersebut bisa dapat diselesaikan tanpa adanya konflik baru yang muncul kembali. Pelanggaran HAM merupakan hal yang tidak dapat ditolerir ditambah pelakunya adalah otoritas negara, yaitu pemerintaha Suriah terhadap rakyatnya. Penindasan secara sistematis dan penggunaan senjata kimia sudah bukan hal biasa, ini merupakan kejahatan luar biasa yang harus ditangani secepatnya. Masa depan generasi-generasi bangsa Suriah berada dalam krisis.

15 DAFTAR PUSTAKA Council, U. N. (2014). Resolution 2139; Adopted by the Security Council at its 7116th meeting, on 22 February United Nations Security Council. Harris, M. (2012). International responses to the Syrian uprising: March 2011-June Parliament of Australia : ary_library/pubs/bn/ /syrianuprising, (diakses ) Hermawan, Y. P. (2007). Resolusi Konflik. In Transformasi Dalam Studi hubungan Internasional : Aktor, Isu, Metodologi (p. 93). Yogyakarta: Graha Ilmu. Katz, M. N. (2013). Global Policy. Obama and the Syrian Civil War. Lenczowski, G. (1992). Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia. Bandung: Sinar Baru Algensindo. MacFarquhar, N. (2011). U.N. Resolution on Syria Blocked by Russia and China. The New York Times: (diakses ) Rosenberg, T. C. (1976). An Introduction to International Politics. New Jersey: Prentice Hall. Sorensen, R. J. (2005). Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. LAMAN SITUS Deeply, Syria, Syria s War: An Interactive Timeline, Syria Deeply: (diakses ) Deeply, Syria, Syria s War: An Interactive Timeline. (diakses ) Detik.com, 16 Bulan Sudah Konflik Suriah, Korban Terus Berjatuhan, (diakses ) Genocide, United to End, Who's At Risk? Syria Backgrounder. (diakses ) News, BBC, Syria Profile-Timeline. (n.d.), , (diakses ) News, BBC, Syria: Assad regime 'ready to use chemical weapons, (diakses ) News, BBC, Syria: The story of the conflict, BBC News: (diakses ) Telegraph, The, Syria uprising: timeline, (diakses ).

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei

Lebih terperinci

BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara

BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH A. Alasan Pemilihan Judul Liga Arab adalah organisasi yang beranggotakan dari negara-negara Arab. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan

Lebih terperinci

KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA

KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA 151060046 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini. Pengantar: Kerajaan Arab Saudi mengelompokkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris, sama dengan Al Qaeda, dan lainnya. Ada apa di balik semua ini? Adakah negara lain punya peran? Simak pembahasannya

Lebih terperinci

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI Pasal 2 (3) dari Piagam PBB Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa

Lebih terperinci

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pada tahun 1991 Pecahnya Uni Soviet, banyak bagian bagian wilayah darinya membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai kawasan yang

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM HUMANITER DALAM KONFLIK BERSENJATA INTERNAL SURIAH

PENEGAKAN HUKUM HUMANITER DALAM KONFLIK BERSENJATA INTERNAL SURIAH PENEGAKAN HUKUM HUMANITER DALAM KONFLIK BERSENJATA INTERNAL SURIAH Oleh I Wayan Gede Harry Japmika 0916051015 I Made Pasek Diantha I Made Budi Arsika Program Kekhususan Hukum Internasional Fakultas Hukum

Lebih terperinci

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Februari 2003, Iran mengumumkan program pengayaan uranium yang berpusat di Natanz. Iran mengklaim bahwa program pengayaan uranium tersebut akan digunakan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konvensi-konvensi Den Haag tahun 1899 merupakan hasil Konferensi Perdamaian I di Den Haag pada tanggal 18 Mei-29 Juli 1899. Konvensi Den Haag merupakan peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pecahnya Uni Soviet telah meninggalkan berbagai permasalahan dibekas wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi pasca jatuhnya

Lebih terperinci

Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi

Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi Rani Apriliani Aditya 6211111049 Hubungan Internasional 2011 Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Apa yang diprediksikan oleh Huntington dalam bukunya Gelombang Demokrasi Ketiga dapat dikatakan benar.

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan 99 BAB 5 PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berbagai macam pernyataan dari komunitas internasional mengenai situasi di Kosovo memberikan dasar faktual bahwa bangsa Kosovo-Albania merupakan sebuah kelompok yang memiliki

Lebih terperinci

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions) Fakta dan Kekeliruan April 2009 DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions) Kekeliruan 1: Bergabung dengan Konvensi Munisi Tandan (CCM) menimbulkan ancaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah memproklamasikan Kosovo sebagai Negara merdeka, lepas dari Serbia. Sebelumnya Kosovo adalah

Lebih terperinci

yang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi

yang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi BAB V PENUTUP Penelitian ini berawal dari sebuah keputusan berani yang dikeluarkan oleh Presiden Perancis Nicholas Sarkozy pada tahun 2012 terkait penarikan pasukan Perancis dari Afghanistan. Dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perang etnis menurut Paul R. Kimmel dipandang lebih berbahaya dibandingkan perang antar negara karena terdapat sentimen primordial yang dirasakan oleh pihak yang bertikai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perang sipil Libya Tahun 2011 adalah konflik yang merupakan bagian dari musim semi

BAB I PENDAHULUAN. Perang sipil Libya Tahun 2011 adalah konflik yang merupakan bagian dari musim semi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perang sipil Libya Tahun 2011 adalah konflik yang merupakan bagian dari musim semi arab. Perang ini diawali oleh unjuk rasa di Benghazi pada 15 Februari 2011,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan BAB V KESIMPULAN Ulama merupakan salah satu entitas yang penting dalam dinamika politik di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan pemerintah atau kerajaan dan mengkafirkan

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

JURNAL. Diajukan Oleh : BENEDICTUS MEGA HERLAMBANG NPM : Internasional

JURNAL. Diajukan Oleh : BENEDICTUS MEGA HERLAMBANG NPM : Internasional JURNAL PERANAN DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA UNTUK MENGHENTIKAN KEJAHATAN PERANG YANG DILAKUKAN PARA PIHAK YANG BERTIKAI DALAM KONFLIK BERSENJATA DI SURIAH Diajukan Oleh : BENEDICTUS MEGA HERLAMBANG

Lebih terperinci

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun 1967 1972 Oleh: Ida Fitrianingrum K4400026 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian seperti yang diuraikan pada

Lebih terperinci

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website : PENYELESAIAN SENGKETA DI SURIAH MELALUI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA Devianti Sekar Ayu*, Rahayu, Soekotjo Hardiwinoto Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro E-mail : deviantisekarayu@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intervensi militer oleh pasukan koalisi Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kanada dan

BAB I PENDAHULUAN. intervensi militer oleh pasukan koalisi Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kanada dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1973 yang menghasilkan intervensi militer oleh pasukan koalisi Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kanada dan Italia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan BAB V KESIMPULAN Dari penjelasan pada Bab III dan Bab IV mengenai implementasi serta evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan bahwa kebijakan tersebut gagal. Pada

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial BAB V Kesimpulan Berdasarkan tulisan diatas, dapat diambil argumen bahwa Media memiliki peranan yang sangat penting dalam isu politik dan hubungan internasional. Di kawasan Mesir dan Suriah bisa dikatakan

Lebih terperinci

Mali Diinvasi Asing, PBB tak Ambil Pusing

Mali Diinvasi Asing, PBB tak Ambil Pusing Negara Mali menjadi rebutan negara-negara Barat. Prancis, sebelum keduluan negara lain, menginvasi negeri itu dengan mengirimkan tentaranya. Perserikatan Bangsa-Bangsa diam seribu bahasa terhadap kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, menjadi salah satu tujuan negara-negara asing untuk merebut. kepentingan nasionalnya di Timur Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. ini, menjadi salah satu tujuan negara-negara asing untuk merebut. kepentingan nasionalnya di Timur Tengah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rusia adalah negara terbesar di dunia yang terletak di sebelah timur Eropa dan utara Asia. Pada saat Uni Soviet, Rusia merupakan negara bagian terbesarnya dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang hampir sama tuanya dengan peradaban kehidupan manusia. Perang merupakan suatu keadaan dimana

Lebih terperinci

Pada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace

Pada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace Pasal 2 (3) dari Piagam PBB - Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa sehingga perdamaian, keamanan dan keadilan internasional tidak

Lebih terperinci

DIPLOMASI RUSIA DALAM MENGGAGALKAN RENCANA PENGIRIMAN PASUKAN PERDAMAIAN DK PBB KE SURIAH

DIPLOMASI RUSIA DALAM MENGGAGALKAN RENCANA PENGIRIMAN PASUKAN PERDAMAIAN DK PBB KE SURIAH DIPLOMASI RUSIA DALAM MENGGAGALKAN RENCANA PENGIRIMAN PASUKAN PERDAMAIAN DK PBB KE SURIAH (RUSSIAN DIPLOMACY TO THWART THE PLAN OF SENDING PEACEKEEPING TROOP TO SYRIA) Oleh: ALI AL HASIMI M 070910101104

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Benturan intervensi..., Rina Dewi Ratih, FISIP UI, 2008.

BAB V KESIMPULAN. Benturan intervensi..., Rina Dewi Ratih, FISIP UI, 2008. BAB V KESIMPULAN Krisis kemanusiaan yang terjadi di Darfur, Sudan telah menarik perhatian masyarakat internasional untuk berpartisipasi. Bentuk partisipasi tersebut dilakukan dengan pemberian bantuan kemanusiaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di

BAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Thailand dan Kamboja merupakan dua negara yang memiliki letak geografis berdekatan dan terletak dalam satu kawasan yakni di kawasan Asia Tenggara. Kedua negara ini

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia BAB V KESIMPULAN Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia berubah dari super power state menjadi middle-power state (negara dengan kekuatan menengah). Kebijakan luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini tidak ada negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini tidak ada negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini tidak ada negara yang dapat hidup sendiri tanpa ada bantuan dari negara lain. Fungsi sosial dari suatu negara terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mesir, Libya, Bahrain, Yaman, Irak, dan Suriah. 1

BAB I PENDAHULUAN. Mesir, Libya, Bahrain, Yaman, Irak, dan Suriah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah Sejak 18 Desember 2010, telah terjadi suatu fenomena revolusi di Tunisia, Mesir, Libya, Bahrain, Yaman, Irak, dan Suriah. 1 Fenomena revolusi yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hakikat serta keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta

BAB 1 PENDAHULUAN. hakikat serta keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat serta keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta merupakan anugerah Nya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara sebagai suatu organisasi kekuasaan tertinggi memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara sebagai suatu organisasi kekuasaan tertinggi memiliki peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara sebagai suatu organisasi kekuasaan tertinggi memiliki peran penting dalam melindungi hak-hak warga negaranya. Dalam menjalankan perannya tersebut, negara

Lebih terperinci

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI Disusun Oleh: TRI SARWINI 151070012 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini: LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL Resolusi disahkan oleh konsensus* dalam Sidang IPU ke-128 (Quito, 27 Maret 2013) Sidang ke-128 Inter-Parliamentary

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

2016 PERANG ENAM HARI

2016 PERANG ENAM HARI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setelah Perang Dunia I (selanjutnya disingkat PD I) berakhir, negara-negara di Dunia khususnya negara-negara yang berada dikawasan Timur Tengah dihadapkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN Dewi Triwahyuni International Relation Department, UNIKOM 2013 Backgroud History 1950an 1980an Hubungan internasional di Asia Tenggara pada

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan mobilisasi atau perpindahan tanpa batas yang menciptakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan mobilisasi atau perpindahan tanpa batas yang menciptakan sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membuka kesempatan besar bagi penduduk dunia untuk melakukan mobilisasi atau perpindahan tanpa batas yang menciptakan sebuah integrasi dalam komunitas

Lebih terperinci

Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah

Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah Rabu, 28 September 2016, Taryana Hassan, Direktur Riset Krisis dan Bencana di Lembaga Amnesty Internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa belahan dunia. Salah satu dari konflik tersebut adalah konflik Israel

BAB I PENDAHULUAN. beberapa belahan dunia. Salah satu dari konflik tersebut adalah konflik Israel BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdamaian dunia yang selalu dikumandangkan oleh Persatuan Bangsa- Bangsa (PBB) sepertinya masih membutuhkan waktu yang lama untuk dapat terwujud. Akibat berbagai hal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut.

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut. BAB V KESIMPULAN Yugoslavia merupakan sebuah negara yang pernah ada di daerah Balkan, di sebelah tenggara Eropa. Yugoslavia telah menoreh sejarah panjang yang telah menjadi tempat perebutan pengaruh antara

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lainnya,

I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lainnya, I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lainnya, begitu pula halnya dengan negara, negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri sehingga dibutuhkannya

Lebih terperinci

Resolusi yang diadopsi tanpa mengacu pada komite Pertanyaan dipertimbangkan oleh Dewan Keamanan pada pertemuan 749 dan750, yang diselenggarakan pada 30 Oktober 1956 Resolusi 997 (ES-I) Majelis Umum, Memperhatikan

Lebih terperinci

KETERLIBATAN INGGRIS DALAM UPAYA PENYELESAIAN PERANG SOMALIA TAHUN

KETERLIBATAN INGGRIS DALAM UPAYA PENYELESAIAN PERANG SOMALIA TAHUN KETERLIBATAN INGGRIS DALAM UPAYA PENYELESAIAN PERANG SOMALIA TAHUN 2006-2009 RESUME Oleh: Angling Taufeni 151 040 132 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP KESIMPULAN. Rangkaian perjalanan sejarah yang panjang terhadap upaya-upaya dan

BAB V PENUTUP KESIMPULAN. Rangkaian perjalanan sejarah yang panjang terhadap upaya-upaya dan BAB V PENUTUP KESIMPULAN Rangkaian perjalanan sejarah yang panjang terhadap upaya-upaya dan Strategi Republik Kosovo dalam Proses Mencapai Status Kedaulatannya pada Tahun 2008 telah berlangsung sejak didirikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam hal ini adalah Amerika. Setelah kemenangannya dalam Perang

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam hal ini adalah Amerika. Setelah kemenangannya dalam Perang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Banyak konflik dan perang saudara yang terjadi di dunia ini tidak pernah terlepas dari unsur campur tangan dari negara negara barat yang besar dan kuat yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,

Lebih terperinci

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia iv DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR SINGKATAN... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Batasan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah BAB IV PENUTUP Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah melalui bukti-bukti dari beberapa blue print, pidato dan peryataan-peryataan maupun penjelasan-penjelasan maka

Lebih terperinci

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN OLEH TERORIS,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan

Lebih terperinci

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

3. Dalam memahami konflik di Timur Tengah terdapat faktor ideologi, energi, otoritarianisme, geopolitik, dan lainnya.

3. Dalam memahami konflik di Timur Tengah terdapat faktor ideologi, energi, otoritarianisme, geopolitik, dan lainnya. Keynote Speech Wakil Menteri Luar Negeri RI: HE. Dr. A.M. Fachir Pada SEMINAR INTERNASIONAL THE ROLE OF SOUTHEAST ASIA COUNTRIES IN FONCLICT RESOLUTION IN THE MIDDLE EAST A. Pendahuluan 1. Konflik dapat

Lebih terperinci

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan BAB V KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini, penulis akan menyimpulkan jawaban atas pertanyaan pertama yaitu mengapa Kanada menggunakan norma keamanan manusia terhadap Afghanistan, serta pertanyaan kedua yaitu

Lebih terperinci

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65 Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dalam Genosida 65 Majalah Bhinneka April 2, 2016 http://bhinnekanusantara.org/keterlibatan-pemerintah-amerika-serikat-dan-inggris-dalam-genosida-65/

Lebih terperinci

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel? Hafidz Abdurrahman Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Inggris melakukan berbagai upaya untuk mendudukkan Yahudi di Palestina namun selalu gagal. Tapi setelah khilafah runtuh dan ruh jihad mati barulah negara

Lebih terperinci

DEKLARASI INTERNASIONAL UNTUK MELINDUNGI JURNALIS

DEKLARASI INTERNASIONAL UNTUK MELINDUNGI JURNALIS DEKLARASI INTERNASIONAL UNTUK MELINDUNGI JURNALIS Rekan-rekan Yang Kami Hormati, Lembaga Pusat Aljazeera untuk Kebebasan Publk dan HAM bekerjasama dengan Institut Pers Internasional (International Press

Lebih terperinci

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto:

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto: Yusuf Budianto 0906636075 BAB 7-BAB 12 Adanya rencana pembuangan para tahanan Indonesia ke Tanah Merah membuat reputasi Belanda memburuk. Hal ini juga menimbulkan protes keras dari orang Indonesia, apalagi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950- BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-1959) sangat menarik untuk dikaji. Militer adalah organ yang penting yang dimiliki

Lebih terperinci

Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan

Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan Menilai dari jumlah korban sipil dan penyebaran teror terhadap warga sipil terutama rakyat Gaza yang dilakukan oleh Israel selama konflik sejak tahun 2009 lalu

Lebih terperinci

SENGKETA INTERNASIONAL

SENGKETA INTERNASIONAL SENGKETA INTERNASIONAL HUKUM INTERNASIONAL H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si Indonesia-Malaysia SENGKETA INTERNASIONAL Pada hakikatnya sengketa internasional adalah sengketa atau perselisihan yang terjadi antar

Lebih terperinci

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini. BAB V KESIMPULAN Melalui perjalanan panjang bertahun-tahun, Majelis Umum PBB berhasil mengadopsi Perjanjian Perdagangan Senjata (Arms Trade Treaty/ATT), perjanjian internasional pertama yang menetapkan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan BAB IV KESIMPULAN Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan kebijakan politik luar negeri Rusia terhadap keberadaan

Lebih terperinci

PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN

PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN 1947-1988 Skripsi Oleh: RINI SUBEKTI NIM 020210302011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008 BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. listrik dalam wujud reaktor nuklir. Pengembangan teknologi nuklir tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. listrik dalam wujud reaktor nuklir. Pengembangan teknologi nuklir tidak hanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal abad ke-20, perkembangan teknologi telah mendatangkan beragam inovasi baru. Salah satunya adalah pengolahan beberapa unsur kimia menjadi senyawa radioaktif

Lebih terperinci

Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan. Recovery Act

Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan. Recovery Act Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan Terlibat Dalam Lord's Resistance Army Disarmament and Northern Uganda Recovery Act Lord s Resistance Army (LRA) suatu kelompok pemberontak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penderitaan. Manusia diciptakan bersuku suku dan berbangsa bangsa untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. penderitaan. Manusia diciptakan bersuku suku dan berbangsa bangsa untuk saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya semua manusia mendambakan untuk hidup dalam suasana damai, tenteram, dan sejahtera, bahkan tak satupun makhluk hidup ini yang suka akan penderitaan.

Lebih terperinci

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur. BAB. V KESIMPULAN Dunia yang terkungkung dalam persaingan kekuatan membuat negaranegara semakin aktif untuk meningkatkan persenjataan demi menjaga keamanan nasionalnya. Beberapa tahun silam, Ukraina mendapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah

I. PENDAHULUAN. Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah terjadi atau mempunyai riwayat yang cukup panjang. Keamanan di wilayah Libanon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dingin menyebabkan munculnya perubahan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dingin menyebabkan munculnya perubahan mendasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berakhirnya Perang Dingin menyebabkan munculnya perubahan mendasar pada bentuk konflik yang terjadi. Konflik antar negara (inter-state conflict) yang banyak terjadi

Lebih terperinci

Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida

Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida Disetujut dan diusulkan untuk penandatanganan dan ratiftkasi atau aksesi dengan resolusi Majelis Umum 260 A (HI), 9 December 1948 Negara-negara

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pertanyaan penelitian pada Bab I penelitian ini dan dihubungkan dengan kerangka pemikiran yang ada, maka kesimpulan yang diambil dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Sebelum dipimpin oleh Erdogan, Hubungan Turki dengan NATO, dan Uni

BAB V KESIMPULAN. Sebelum dipimpin oleh Erdogan, Hubungan Turki dengan NATO, dan Uni BAB V KESIMPULAN Sebelum dipimpin oleh Erdogan, Hubungan Turki dengan NATO, dan Uni Eropa bisa dikatakan sangat dekat. Turki berusaha mendekat menjadi lebih demokratis. Turki menjadi angota NATO sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak pernah dijajah. Meskipun demikian, negara ini tidak luput dari

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak pernah dijajah. Meskipun demikian, negara ini tidak luput dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Thailand merupakan satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah. Meskipun demikian, negara ini tidak luput dari permasalahan konflik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasukan Perdamaian PBB, atau yang dikenal sebagai pasukan peacekeeping,

BAB I PENDAHULUAN. Pasukan Perdamaian PBB, atau yang dikenal sebagai pasukan peacekeeping, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pasukan Perdamaian PBB, atau yang dikenal sebagai pasukan peacekeeping, merupakan suatu pasukan yang berada di bawah komando Dewan Keamanan PBB melalui Department

Lebih terperinci

LEMBAGA NASIONAL UNTUK MEMAJUKAN DAN MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 19. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

LEMBAGA NASIONAL UNTUK MEMAJUKAN DAN MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 19. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia LEMBAGA NASIONAL UNTUK MEMAJUKAN DAN MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA Lembar Fakta No. 19 Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia PENDAHULUAN PBB terlibat dalam berbagai kegiatan yang bertujuan mencapai salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada hukum internasional tidak ada badan-badan seperti legislatif, eksekutif dan

BAB I PENDAHULUAN. pada hukum internasional tidak ada badan-badan seperti legislatif, eksekutif dan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Perbedaan utama hukum internasional dan hukum nasional adalah pada hukum nasional ada kekuasaan/organ yang berwenang memaksa hukum dan memberi sanksi kalau terjadi

Lebih terperinci