PENGARUH PENGATURAN BOOST CONVERTER TERHADAP TORSI DAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE ROTOR BELITAN
|
|
- Vera Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PENGATURAN BOOST CONVERTER TERHADAP TORSI DAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE ROTOR BELITAN Reza Lendyarto *), Tejo Sukmadi, and Jaka Windarta Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 575, Indonesia *) Abstrak Salah satu metode pengaturan kecepatan yang dapat diterapakan pada motor induksi jenis rotor belitan adalah dengan menambahkan tahanan luar. Karakteristik torsi dan kecepatan yang dihasilkan sesuai dengan pemasangan variabel resistor tiga fase. Pengaturan variabel resistor dilakukan secara mekanik untuk mengubah kecepatan motor. Untuk memudahkan pengaturan kecepatan motor, digunakan rangkaian arus searah yang hanya membutuhkan satu tahanan luar. Tegangan keluaran rotor disearahkan menggunakan penyearah tiga fase dan dihubungkan dengan konverter DC. Penelitian ini dirancang konverter DC topologi boost dengan mode zero voltage switching untuk mengatur kecepatan putar motor. Pensaklaran ZVS terjadi ketika tegangan drain ke source bernilai nol. Hasil pengukuran variasi tahanan luar didapat kecepatan motor pada tegangan 3V sebesar 33-3 rpm dan pada tegangan V adalah 3-5 rpm. Torsi maksimum yang dihasilkan masing- masing sebesar 7,9N.m dan 7,57N.m. Kata kunci: motor induksi rotor belitan, boost converter, zero voltage switching. Abstract One of speed control methods that can be used on the wound rotor induction motor is add external resistor. The torque and speed characteristics produced in accordance with installation of three phase variable resistor. Variable resistor arrangement mechanically to change motor speed. To simple the speed of motor, DC chopper is used which requires only an external resistance. The rotor output voltage is converted to DC by three-phase rectifier and connected to DC converter. The research was aimed to design a boost converter by zero voltage switching to control speed of motor. Zero voltage switching was performed when the voltage between drain to source is zero. The results of measurement of the external resistance variant obtained the motor speed at 3V is 33-3 rpm and at V is 3-5 rpm. The maximum torque generated is each 7,9N.m and 7,57N.m. Keywords: wound rotor induction motor, boost converter, zero voltage switching.. Pendahuluan Salah satu metode pengaturan kecepatan yang dapat diterapakan pada motor induksi jenis rotor belitan adalah dengan menambahkan tahanan luar pada rangkaian rotor[]. Dengan metode tersebut diperlukan penambahan tiga variabel resistor yang dipasang pada rotornya. Karakteristik torsi dan kecepatan yang dihasilkan sesuai dengan yang diperoleh pada pemasangan variabel resistor tiga fase, namun pengaturan variabel resistor dilakukan secara mekanik untuk mengubah kecepatan motor. Semua dapat dibuat melalui kontrol elektronik yaitu dengan cara menggunakan rangkaian konverter DC dan resistor dengan nilai tetap yang sebelumnya telah disearahkan melalui rangkaian penyearah tiga fase[]. Dengan mengatur duty cycle konverter DC maka nilai tegangan dan arus pada rotor dapat diatur, sehingga kecepatan motor dapat dibuat bervariasi. Tegangan keluaran rotor akan disearahkan menggunakan penyearah tiga fase dihubungkan dengan konverter DC. Proses pensaklaran yang digunakan berupa zero voltage switching. Pensaklaran terjadi ketika tegangan pada drain ke source MOSFET bernilai nol[3]. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya[] tentang analisis pengaturan arus rotor menggunakan zvs buck converter, kecepatan putar motor berubah sebesar 5 rpm pada tegangan stator V dengan beban,ω. Torsi cenderung berubah dengan nilai perubahan terbesar adalah,35n.m pada tegangan dan beban yang sama. Penelitian ini dirancang dan direalisasikan modul perangkat keras konverter DC topologi boost mode
2 TRANSIENT, VOL., NO., DESEMBER 7, ISSN: 3-997, 5 pensaklaran zero voltage switching dengan variasi resistor luar. Modul tersebut digunakan untuk mengatur nilai tahanan yang dipasang pada rotor yang dapat mempengaruhi torsi dan kecepatan motor induksi tiga fase rotor belitan.. Metode Metode penelitian berisikan data spesifikasi motor induksi tiga fasa rotor belitan dan perancangan konverter DC topologi boost dengan mode pensaklaran zero voltage switching. Gambar memperlihatkan blok diagram perancangan perangkat keras. Persamaan dapat ditentukan nilai induktorr resonan Lr sebagai berikut[3]: L R = (πf o ) C R () Besar nilai kapasitor dipilih sebesar 33nF. Nilai induktor resonan yang digunakan dapat dihitung sebagai berikut : L R = (π9) 33 9 L R = 9,µH Skema dari rangkaian perancangan konverter DC dengan zero voltage switching ditunjukkan pada Gambar. Gambar. Blok diagram perancangan alat. Perancangan perangkat keras dibagi menjadi dua blok utama, yaitu blok rangkaian kontrol pemicuan PWM dan rangkaian daya. Gambar. Rangkaian ZVS boost converter... Spesifikasi Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis rotor belitan merk Hampden. Modul Hampden seri REM C berisikan modul motor yang disertai dengan modul alat ukut. Motor induksi tiga fase rotor belitan dikopel dengan generator DC. Tabel. Spesifikasi motor induksi tiga fase rotor belitan Parameter Spesifikasi Model REM C Nomor Seri J-3 Tegangan Armatur Arus Armatur /3V,3/,A Rating Kecepatan 5rpm Daya Motor HP Frekuensi 5Hz Rangka 5 Tipe A Kelas Isolasi H Temperatur Maksimal C.. Simulasi Mode Pensaklaran Zero Voltage Switching Frekuensi pesaklaran konverter DC dan frekuensi resonansi ditentukan berdasarkan Persamaan berikut: f o f s () Penelitian ini menggunakan frekuensi pensaklaran 5kHz dan frekuensi resonan sebesar 9kHz. Menggunakan Gambar 3. Simulasi gelombang PWM- VCR. Gambar. Simulasi gelombang PWM- ILR. Simulasi menggunakan software PSIM 9.. gelombang yang diamati berupa tegangan kapasitor resonan dan arus induktor resonan terhadap pemicuan MOSFET sebagai pembanding. Tegangan pada kapasitor resonan akan bernilai nol selama pemicuan MOSFET terjadi. Induktor akan mengisi muatan saat PWM on dan melepaskan muatan saat kondisi PWM off.
3 TRANSIENT, VOL., NO., DESEMBER 7, ISSN: 3-997, Perancangan Rangkaian Penyearah.3. Perancangan Penyearah V Penyearah V digunakan untuk suplai IC TL9 yang membutuhkan tegangan tipikal sebesar 7- V DC[5]. Rangkaian skematik penyearah V dapat dilihat pada Gambar 5 berikut :.. Perancangan Rangkaian Kontrol PWM Rangkaian pemicuan PWM digunakan untuk memicu MOSFET yang digunakan sebagai saklar elektronik pada rangkaian konverter DC. Pada penelitian ini menggunakan IC TL9 sebagai komponen utama dalam pembangkit tegangan pulsa termodulasi. Gambar 5. Rangkaian penyearah V. Tegangan V AC diturunkan menggunakan trafo CT step down V AC kemudian disearahkan dan ditapis oleh kapasitor uf dan masuk IC LM7 sehingga dihasilkan tegangan ±V DC..3. Perancangan Penyearah 5V Penyearah 5V digunakan untuk suplai TLP5[]. Rangkaian skematik penyearah 5V dapat dilihat pada Gambar berikut : Gambar. Rangkaian penyearah 5V. Tegangan V AC diturunkan menggunakan trafo CT step down V AC kemudian disearahkan dan ditapis oleh kapasitor filter uf dan masuk IC LM75 sehingga dihasilkan tegangan ±5V DC. Keluaran LM75 digunakan sebagai masukan LM7 yang output tegangannya digunakan untuk kipas pendingin V..3.3 Perancangan Penyearah Daya Penyearah tiga fase tak terkontrol jembatan penuh digunakan untuk menyearahkan keluaran rotor. Digunakan enam buah dioda pada penyearah tiga fase gelombang penuh tak terkontrol. Gambar. Rangkaian pemicuan TL9. Besar jangkauan frekuensi pemicuan dapat dihitung menggunakan Persamaan 3 sebagai berikut[5]: f sw =, (3) R T.C T Nilai kapasitor CT sebesar nf, maka dapat dihitung nilai resistor RT yang dibutuhkan dengan menggunakan Persamaan 3 sebagai berikut : R T =, () f sw.c T Pada frekuensi maksimal 3 Hz,, R T = 3 x R T = 3Ω Pada frekuensi minimal Hz,, R T = x R T = Ω Karena nilai komponen yang dibutuhkan tidak tersedia di pasaran, dapat ditentukan nilai komponen yang digunakan dalam penyusunan rangkaian yaitu : C T = nf R T = 3,9kΩ R Var = kω.5. Perancangan Rangkaian TLP5 Rangkaian TLP5 digunakan untuk mengisolasi dan menguatkan sinyal dari keluaran PWM (Pulse Width Modulation), tegangan yang dihasilkan PWM dapat dibangkitkan menjadi level tegangan yang sama, lebih rendah maupun lebih tinggi dengan sistem ground terpisah. Gambar 9. Rangkaian TLP5. Gambar 7. Rangkaian penyearah daya.
4 Kecepatan TRANSIENT, VOL., NO., DESEMBER 7, ISSN: 3-997,.. Perancangan Rangkaian Daya MOSFET aktif. Pensaklaran pada MOSFET terjadi saat tegangan dari drain ke source adalah nol, maka dapat dikatakan proses zero voltage switching pada konverter DC terjadi. Gambar. Skematik ZVS boost converter. Skematik rangkaian daya ZVS boost converter ditunjukkan pada Gambar. Berikut komponen lengkap penyusun rangkaian daya dalam penelitian ini. S = MOSFET IRFP Lb = Induktor,mH Cb = Kapasitor uf/v Db = Dioda SR5 Lr = Induktor uh Cr = Kapasitor milar 33nF 3. Hasil dan Analisa 3.. Pengujian Rangkaian Kontrol Pemicuan Hasil pengujian gelombang pemicuan PWM menunjukkan bentuk pemicuan adalah gelombang kotak dengan Vpp sebesar V. Hal ini dapat dilihat pada Gambar. Gambar 3. Gelombang keluaran Vgs- Ilr. Induktor akan mengisi muatan saat PWM on dan melepaskan muatan saat kondisi PWM off. Pada saat PWM off, MOSFET dalam keadaan tidak aktif atau sambungan dari drain ke source terputus. Energi yang tersimpan di induktor resonan menuju kapasitor resonan Hasil Pengukuran dan Kinerja Motor Induksi 3 Fase Rotor Belitan 3.3. Variasi Tegangan Stator 3V A. Variasi Beban 9Ω Tabel. Data pengukuran variasi R 9Ω Duty Cycle Vin (V) Iin (A) Vout (V) Iout (A) Nr,,97,,7 5,3,5,9, ,,,,73 5 7,, 9,5, 5 5,,5 9,,,, 9,5 7 5,,5,5,7 75,39, 7,,37 3 Gambar. Gelombang keluaran PWM. 3.. Pengujian Komponen ZVS 9 7 5,,,, Gambar. Grafik hubungan duty cycle terhadap kecepatan motor. Gambar. Gelombang keluaran Vgs- Vcr. Tegangan pada kapasitor resonan akan bernilai nol selama pemicuan MOSFET terjadi. Dalam kondisi ini, kapasitor mengalami pengosongan muatan selama durasi waktu Perubahan kenaikan kecepatan motor bervariasi mulai dari 5-3 rpm. Semakin besar nilai duty cycle konverter DC, tahanan ekternal yang dilihat dari sisi motor akan semakin mengecil. Sebaliknya, jika duty cycle semakin kecil maka tahanan eksternal rotor yang dirasakan oleh motor semakin membesar.
5 Kecepatan Torsi TRANSIENT, VOL., NO., DESEMBER 7, ISSN: 3-997, Perhitungan torsi menggunakan Persamaan 7 sebagai berikut[]: τ n = 3V TH.(R r +R eks )/ s ( π.n s )[(R TH+ R r+r eks ) s + (X TH +X ) ] 3, (, +9)/,9 τ n = ( π5 )[(,+,+9,9 ) +(,+,) ] τ n =,3N. m Penggunaan konverter DC dengan variasi duty cycle dapat mengubah besarnya nilai R yang dipikul oleh motor di sisi rotor. Nilai beban R yang dipikul motor dapat dihitung sebagai berikut: R = (,3) 9Ω =,3Ω Perhitungan torsi awal menggunakan Persamaan sebagai berikut[]: τ start = 3V TH.(Rr +R ) ( π.n s )[(R TH+ R r +R ) +(X TH +X ) ] 3,5 (,+,3) τ start = ( π.5 )[(, +,+,3) +(,+,) ] Torsi maksimum dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 9[7]: τ max = 3V TH ( π.n s )(R TH+ R TH+(XTH +X ) ) 3,5 τ max = ( π.5 )(,)+, +(,+,) ) τ max = 7,9N. m Slip torsi maksimun saat duty cycle 3% adalah sebagai berikut[]: (,+,3) s =, +(,+,) ) s =,57 Sehingga kecepatan motor saat torsi makasimum dengan varisi duty cycle 3% adalah sebagai berikut: N max = (,57) 5 = rpm Data hasil perhitungan torsi awal, torsi maksimum dan kecepatan torsi maksimum menggunakan perhitungan seperti diatas ditampilkan pada Tabel 3 berikut: Tabel 3. Perhitungan torsi motor pada R 9Ω () (7) (9) Tstart Tmax Tn Nstart Nmax Nn,3 7,9,59 5 5,7 7,9, , 7,9,3 5, 7,9, , 7,9, 55, 7,9, ,7 7,9, ,79 7,9,5 3 Parameter perhitungan torsi motor dapat dibuat dalam grafik perbandingan variasi duty cycle terhadap torsi motor ditunjukkan sebagai berikut : % % 3% % 5% % 7% % Kecepatan Gambar 5. Variasi duty cycle terhadap kinerja motor. Berdasarkan Gambar 5 dan Tabel 3, ketika duty cycle diperbesar nilai torsi nominal akan semakin menurun, torsi awal akan berkurang, tetapi nilai torsi maksimum tidak berubah. Hal ini dapat dilihat saat variasi duty cycle % dan % yang memiliki nilai torsi maksimum 7,9N.m, torsi awal masing- masing,3n.m dan 5,N.m dengan torsi nominal keduanya adalah,59n.m dan,5n.m. B. Variasi Beban Ω Tabel. Data pengukuran variasi R Ω Duty Cycle Vin (V) Iin (A) Vout (V) Iout (A) Nr,,,5,7 33,3,93,,3 37 3,,,, 5,,33,,5 5 5,,,,5 53,39,55, 5 7,, 9,5,5 3,5,,37, ,,,, Gambar. Grafik hubungan duty cycle terhadap kecepatan motor. Perubahan kenaikan kecepatan motor bervariasi mulai dari 33-9 rpm. Semakin besar nilai duty cycle konverter
6 Torsi Torsi Kecepatan TRANSIENT, VOL., NO., DESEMBER 7, ISSN: 3-997, DC, tahanan ekternal yang dilihat dari sisi motor akan semakin mengecil. Sebaliknya, jika duty cycle semakin kecil maka tahanan eksternal rotor yang dirasakan oleh motor semakin membesar. Tabel 5. Perhitungan torsi motor pada R Ω Tstart Tmax Tn Nstart Nmax Nn 7,5 7,9, 3 33,93 7,9,5 37 3, 7,9, ,7 7,9, ,7 7,9, ,7 7,9, 5 7, 7,9, , 7,9, Parameter perhitungan torsi motor dapat dibuat dalam grafik perbandingan variasi duty cycle terhadap torsi motor ditunjukkan sebagai berikut: Kecepatan Gambar 7. Variasi duty cycle terhadap kinerja motor. Berdasarkan Gambar 7 dan Tabel 5, ketika duty cycle diperbesar nilai torsi nominal akan semakin menurun, torsi awal akan berkurang, tetapi nilai torsi maksimum tidak berubah. Hal ini dapat dilihat saat variasi duty cycle 5% dan % yang memiliki nilai torsi maksimum 7,9N.m, torsi awal masing- masing,7n.m dan 3,7N.m dengan torsi nominal keduanya adalah,n.m dan,n.m Variasi Tegangan Stator V A. Variasi Beban 9Ω % % 3% % 5% % 7% % Tabel. Data pengukuran variasi R 9Ω Duty Vin (V) Iin (A) Vout (V) Iout (A) Nr Cycle,57,7,,57,7,3, ,,9 5 5,,9 7,,35 5,7,,7,3,55,,,3 3 7,7,,,7 37,95,,7, ,,,, Gambar. Grafik hubungan duty cycle terhadap kecepatan motor. Perubahan kenaikan kecepatan motor bervariasi mulai dari - 5 rpm. Semakin besar nilai duty cycle konverter DC, tahanan ekternal yang dilihat dari sisi motor akan semakin mengecil. Sebaliknya, jika duty cycle semakin kecil maka tahanan eksternal rotor yang dirasakan oleh motor semakin membesar. Tabel 7. Perhitungan torsi motor pada Vs V R 9Ω Tstart Tmax Tn Nstart Nmax Nn 7,57 7,57, 7, 7,57, ,9 7,57, 5, 7,57, ,7 7,57, 55 5,9 7,57, ,3 7,57, , 7,57, Kecepatan Gambar 9. Variasi duty cycle terhadap kinerja motor. % % 3% % 5% % 7% % Berdasarkan Gambar 9 dan Tabel 7, ketika duty cycle diperbesar nilai torsi nominal akan semakin menurun, torsi awal akan berkurang, tetapi nilai torsi maksimum tidak berubah. Hal ini dapat dilihat saat variasi duty cycle % dan % yang memiliki nilai torsi maksimum 7,57N.m, torsi awal masing- masing 7,57N.m dan 7,N.m dengan torsi nominal keduanya adalah,n.m dan,33n.m.
7 Torsi Kecepatan Torsi Torsi TRANSIENT, VOL., NO., DESEMBER 7, ISSN: 3-997, 3 B. Variasi Beban Ω Tabel. Perhitungan torsi motor pada Vs V R 9Ω Duty Cycle Vin (V) Iin (A) Vout (V) Iout (A) Nr,7,,7 3 9,3,7,, 37 3,5,75 9,,3 3,53,9,57, ,,5,, 5,,7 7,9,5 7,53,,9,3 3,, 5,, ,,,, Gambar. Grafik hubungan duty cycle terhadap kecepatan motor. Perubahan kenaikan kecepatan motor bervariasi mulai dari 3- rpm. Semakin besar nilai duty cycle konverter DC, tahanan ekternal yang dilihat dari sisi motor akan semakin mengecil. Sebaliknya, jika duty cycle semakin kecil maka tahanan eksternal rotor yang dirasakan oleh motor semakin membesar. Tabel 9. Perhitungan torsi motor pada R Ω Tstart Tmax Tn Nstart Nmax Nn 7,9 7,57, ,55 7,57, ,35 7,57, , 7,57, ,53 7,57, 3 5,9 7,57, 7 5,9 7,57,9 959,3 7,57,7 97 Berdasarkan Gambar dan Tabel 9, ketika duty cycle diperbesar nilai torsi nominal akan semakin menurun, torsi awal akan berkurang, tetapi nilai torsi maksimum tidak berubah. Hal ini dapat dilihat saat variasi duty cycle 5% dan % yang memiliki nilai torsi maksimum 7,57N.m, torsi awal masing- masing,53n.m dan 5,9N.m dengan torsi nominal keduanya adalah,n.m dan N.m Kecepatan Gambar. Variasi duty cycle terhadap kinerja motor Kecepatan Gambar. Kurva torsi kecepatan variasi Vs. Berdasarkan Gambar, torsi maksimum akan membesar jika tegangan stator diperbesar. Hal ini dapat dilihat saat tegangan stator V, nilai torsi maksimum sebesar 7,57N.m sementara tegangan stator diperbesar menjadi 3V mengakibatkan torsi maksimum meningkat menjadi 7,N.m Kecepatan Gambar 3. Kurva torsi kecepatan variasi R luar. % % 3% % 5% % 7% % Pengaruh yang diakibatkan variasi tahanan luar yaitu proses terjadinya torsi maksimum yang berhubungan dengan kecepatan motor tersebut mencapai torsi maksimum. Hal ini dapat dilihat saat variasi 9Ω, kecepatan motor untuk mencapai torsi maksimum pada kecepatan rpm sedangkan varisai Ω akan mencapai kondisi torsi maksimum pad kecepatan 3 rpm. V 3V 9ohm ohm
8 TRANSIENT, VOL., NO., DESEMBER 7, ISSN: 3-997,. Kesimpulan Konverter DC topologi boost dengan mode pensaklaran zero voltage switching sudah berhasil dibuat. Hal ini dibuktikan pada frekuensi pensaklaran konverter DC sebesar 5kHz, pensaklaran pada MOSFET terjadi saat tegangan dari drain ke source adalah nol, maka dapat dikatakan proses zero voltage switching pada konverter DC berhasil. Variasi tegangan stator akan mempengaruhi besar torsi maksimum dan torsi awal. Tegangan stator yang diperbesar akan meningkatkan torsi maksimum motor. Torsi maksimum pada variasi tegangan stator V yaitu 7,57N.m dan meningkat menjadi 7,9N.m saat tegangan diperbesar menjadi 3V. Variasi tahanan luar mempengaruhi besar kecepatan motor untuk mencapai torsi maksimum. Hal ini dapat dilihat saat variasi 9Ω tegangan V dan 3V, kecepatan motor untuk mencapai torsi maksimum pada kecepatan tercepat pada rpm sedangkan varisai Ω tegangan V dan 3V akan mencapai kondisi torsi maksimum tercepat pada kecepatan 3 rpm. Duty cycle diperbesar nilai torsi nominal akan semakin mengecil, torsi awal akan berkurang, tetapi nilai torsi maksimum tidak berubah dan kecepatan motor berputar semakin cepat. Hasil pengukuran variasi tahanan luar didapat kecepatan motor pada tegangan 3V sebesar 33-3 rpm dan pada tegangan V. Referensi [] S. J. Chapman, Electric Machinaery Fundamentals, th ed. Australia: McGraw-Hill Companies, 3. [] B. J. Chalmers, Electric Motor Handbook. Manchester: Butterworth & Co., 9. [3] M. K. Kazimierczuk, Pulse-width Modulated DC DC Power Converters, 3rd ed. Ohio: John Wiley & Sons Ltd,. [] A. R. Putra, T. Sukmadi dan M. Facta, "Analisis Pengaturan Arus Rotor Pada Motor Induksi Rotor Belitan Tiga Fasa Menggunakan Buck Konverter", Transient, vol.5, No.3, Sept, [5] Switchmode Pulse-Width-Modulation Control Circuits. 7. [] Toshiba, Toshiba Photocoupler GaAIAs Ired & Photo-IC, vol. 5, pp.,. [7] N. P. Mosfet, N. High, and P. Products, IRF Series IRF Series, pp. 7. [] Secos, SR5, pp., 9.
PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH
PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH Zya Jamaluddin Al-Rasyid Arief Rahman *), Jaka Windarta, dan Hermawan Departemen
Lebih terperinciANALISIS PENGATURAN ARUS ROTOR PADA MOTOR INDUKSI ROTOR BELITAN TIGA FASA MENGGUNAKAN BUCK KONVERTER
ANALISIS PENGATURAN ARUS ROTOR PADA MOTOR INDUKSI ROTOR BELITAN TIGA FASA MENGGUNAKAN BUCK KONVERTER Azan Rahmadian Putra *), Tedjo Sukmadi, and Mochammad Facta Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciPERANCANGAN DC-DC CONVERTERBUCK QUASI RESONANT DENGAN MODE PENSAKLARAN ZERO CURRENT SWITCHING (ZCS) DAN ZERO VOLTAGE SWITCHING (ZVS)
PERANCANGAN DC-DC CONVERTERBUCK QUASI RESONANT DENGAN MODE PENSAKLARAN ZERO CURRENT SWITCHING (ZCS) DAN ZERO VOLTAGE SWITCHING (ZVS) Renaldo Marsal *), Mochammad Facta, and Karnoto Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciPERANCANGAN PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGI IMPULS 11,20 kv DENGAN MENERAPKAN ZERO VOLTAGE SWITCHING (ZVS) PADA KONVERTER FLYBACK
PERANCANGAN PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGI IMPULS 11,0 kv DENGAN MENERAPKAN ZERO VOLTAGE SWITCHING (ZVS) PADA KONVERTER FLYBACK Novy Arizka Pratiwi *), Abdul Syakur, dan Karnoto Departemen Teknik Elektro,
Lebih terperinciDesain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)
Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC) Dimas Bagus Saputra, Heri Suryoatmojo, dan Arif Musthofa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciKINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL494
KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL9 Lukman Wira Cahyadi *), Trias Andromeda dan Mochammad Facta Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciPERANCANGAN MULTILEVEL BOOST CONVERTER TIGA TINGKAT UNTUK APLIKASI SEL SURYA
PERANCANGAN MULTILEVEL BOOST CONVERTER TIGA TINGKAT UNTUK APLIKASI SEL SURYA Fariz Hasbi Arsanto *), Susatyo Handoko, and Bambang Winardi Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciDesain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik
Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik BAGUS PRAHORO TRISTANTIO, MOCHAMAD ASHARI, SOEDIBJO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS
Lebih terperinciINVERTER JEMBATAN PENUH DENGAN RANGKAIAN RESONANSI PARALEL UNTUK FREKUENSI RENDAH BERBASIS IC SG3524
INVERTER JEMBATAN PENUH DENGAN RANGKAIAN RESONANSI PARALEL UNTUK FREKUENSI RENDAH BERBASIS IC SG3524 Mohammad Fadhil Koesputra *), Mochammad Facta, dan Iwan Setiawan Departemen Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI
RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280
Lebih terperinciREALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL494 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN
REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL9 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN Argianka Satrio Putra *), Trias Andromeda, and Agung Warsito Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciDC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik
DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik Agus Miftahul Husni 2209100132 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Mochamad Ashari,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan mulai dilaksanakan pada Bulan
Lebih terperinciPERANCANGAN DC CHOPPER TIPE BUCK-BOOST CONVERTER PENGUATAN UMPAN BALIK IC TL 494
PERANCANGAN DC CHOPPER TIPE BUCK-BOOST CONVERTER PENGUATAN UMPAN BALIK IC TL 494 Marco Arief Juarsah *), Mochammad Facta, Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl.Prof.
Lebih terperinciDC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik
JURNA TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil istrik A. M. Husni, M. Ashari Prof,
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull
BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL 3.1 Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull konverter sebagai catu daya kontroler. Power supply switching akan mensupply
Lebih terperinciDepartemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia
PERANCANGAN KONVERTER LISTRIK ARUS SEARAH TIPE PENURUN TEGANGAN DENGAN PENGONTROLAN MENGGUNAKAN IC TL494 SEBAGAI CATU DAYA KUMPARAN MEDAN MOTOR LISTRIK ARUS SEARAH Siddiq Al Fajar *), Susatyo Handoko,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada bab ini dibahas hasil dari pengujian alat implementasi tugas akhir yang dilakukan di laboratorium Tugas Akhir Program Studi Teknik Elektro. Dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah, antara lain studi literatur, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA INVERTER SETENGAH JEMBATAN DENGAN PIRANTI PENSAKLARAN BERBASISKAN IGBT DAN MOSFET
ANALISIS UNJUK KERJA INVERTER SETENGAH JEMBATAN DENGAN PIRANTI PENSAKLARAN BERBASISKAN IGBT DAN MOSFET Faisal Aji Syafriarso *), Mochammad Facta, and Juningtyastuti Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciPEMBUATAN DC-DC KONVERTER 300 VOLT JENIS BUCK
PEMBUATAN DC-DC KONVERTER 300 VOLT JENIS BUCK Biyan Suhardianto *), Mochammad Facta, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA. Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper dengan metode constant current untuk menghidupkan high power led berbasis microcontroller
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.
Lebih terperinciPENGOPERASIAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA DARI CATU DAYA SATU FASA (FORWARD-REVERSE) MENGGUNAKAN KAPASITOR DENGAN PENGONTROLAN FREKUENSI DAN SUDUT FASA
PENGOPERASIAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA DARI CATU DAYA SATU FASA (FORWARD-REVERSE) MENGGUNAKAN KAPASITOR DENGAN PENGONTROLAN FREKUENSI DAN SUDUT FASA Hasan Mahfudhi *), Tejo Sukmadi, and Agung Nugroho Jurusan
Lebih terperinciPengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari
1 Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari M. Wildan Hilmi, Soeprapto, dan Hery Purnomo Abstrak Pengendalian kecepatan motor dengan cara motor dikondisikan
Lebih terperinciPerencanaan dan Pembuatan Modul Inverter 3 Phase Sebagai Suplai Motor Induksi Pada Pengembangan Modul Praktikum Pengemudi Listrik (Sub Judul Hardware)
Perencanaan dan Pembuatan Modul Inverter 3 Phase Sebagai Suplai Motor Induksi Pada Pengembangan Modul Praktikum Pengemudi Listrik (Sub Judul Hardware) Mokhamad asrul afrizal 1, Ainur Rofiq 2, Gigih Prabowo
Lebih terperinciPEMBUATAN DC CHOPPER TIPE BOOST BERBASIS TRANSISTOR SC2555
PEMBUATAN DC CHOPPER TIPE BOOST BERBASIS TRANSISTOR SC2555 Demas Dwiyan Wahyanto *), Mochammad Facta, and Bambang Winardi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC CHOPPER TIPE CUK
ANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC CHOPPER TIPE CUK Gigih Mahartoto P *), Agung Warsito, and Mochammad Facta Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln. Prof.
Lebih terperinciPERANCANGAN KONVERTER DC-DC RESONANSI BEBAN SERI
PERANCANGAN KONVERTER DC-DC RESONANSI BEBAN SERI Alief Makmuri Hartono *), Mochammad Facta, and Yuningtyastuti Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, kampus UNDIP
Lebih terperinciPerancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1
Lebih terperinciKendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol
Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol Eric Eko Nurcahyo dan Leonardus. H. Pratomo Prog.Di Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata
Lebih terperinciNAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER
NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM :2201141004 TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER Rangkaian ini merupakan salah satu konverter DC-DC pada Elektronika Daya (ELDA). Dengan rangkaian Buck-Converter ini, kita
Lebih terperinciAPLIKASI KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK PADA PENGEREMAN DINAMIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA METODE INJEKSI ARUS SEARAH
APLIKASI KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK PADA PENGEREMAN DINAMIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA METODE INJEKSI ARUS SEARAH Maulinda Setiawan *), Tejo Sukmadi, and Jaka Windarta Departemen Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem ini terdiri dari 2 bagian besar, yaitu, sistem untuk bagian dari panel surya ke baterai dan sistem untuk bagian dari baterai ke lampu jalan. Blok
Lebih terperinciPERANCANGAN INVERTER FULLBRIDGE SEBAGAI PENGENDALI KECEPATAN PUTAR MOTOR PENGGERAK ROTARY SPARK GAP
PEANCANGAN INVETE FULLBIDGE SEBAGAI PENGENDALI KECEPATAN PUTA MOTO PENGGEAK OTAY SPAK GAP Airlangga Avryansyah Akbar *), Mochammad Facta, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya
Pengaturan Kecepatan Motor Induksi untuk Membuat Simulasi Gelombang Air pada Lab. Pengujian Miniatur Kapal Ir.Hendik Eko H.S, MT. 1, Suhariningsih, S.ST, MT.,Risky Ardianto 3, 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciDesain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM
79 Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM Lalu Riza Aliyan, Rini Nur Hasanah, M. Aziz Muslim Abstrak- Salah satu elemen penting dalam proses konversi
Lebih terperinciDesain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya
1 Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya Dimas Setiyo Wibowo, Mochamad Ashari dan Heri Suryoatmojo Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciKINERJA DC CHOPPER TIPE CUK DENGAN MOSFET DALAM MODE CCM DAN DCM
TRANSIENT, VOL.4, NO., JUNI 015, ISSN: 30-997, 68 KINERJA DC CHOPPER TIPE CUK DENGAN MOSFET DALAM MODE CCM DAN DCM Satrio Wibowo *), Mochammad Facta, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciPemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu
Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan
Lebih terperinciPerancangan dan Simulasi Chopper Buck Boost pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Februari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional TeknikElektro Itenas Vol.1 No.3 Perancangan dan Simulasi Chopper Buck Boost pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga
Lebih terperinciSistem Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Rotor Belitan Menggunakan DC Chopper
Wijaya Kusuma, Pengaturan Motor Induksi, Halaman 33-40 Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Rotor Belitan Menggunakan DC Chopper Wijaya Kusuma 1 pengendalian slip digunakan pada motor induksi rotor belitan
Lebih terperinciSINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK
SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) Tri Prasetya F. Ir. Yahya C A, MT. 2 Suhariningsih, S.ST MT. 3 Mahasiswa Jurusan Elektro Industri, Dosen Pembimbing 2 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO APLIKASI KARAKTERISTIK PENYEARAH SATU FASE TERKENDALI PULSE WIDTH MODULATION (PWM) PADA BEBAN RESISTIF Yuli Asmi Rahman * Abstract Rectifier is device to convert alternating
Lebih terperinciBAB I 1. BAB I PENDAHULUAN
BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan konverter daya yang efisien dan berukuran kecil terus berkembang di berbagai bidang. Mulai dari charger baterai, catu daya komputer, hingga
Lebih terperinciRANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA
Yogyakarta, 0 Nopember 2007 RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA Sofian Yahya, Toto Tohir Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Listrik, Politeknik Negeri
Lebih terperinciPerancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic
Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni 2014 1 Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic Edi Wibowo, Heri Suryoatmojo
Lebih terperinciPENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT
1 PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT Adisolech Noor Akbar, Mochamad Ashari, dan Dedet Candra Riawan. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciAlexander et al., Perancangan Simulasi Unjuk Kerja Motor Induksi Tiga Fase... 1
Alexander et al., Perancangan Simulasi Unjuk Kerja Motor Induksi Tiga Fase... 1 PERANCANGAN SIMULASI UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN SUMBER SATU FASE MENGGUNAKAN BOOST BUCK CONERTER REGULATOR
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pompa Air Tekanan Konstan
Perancangan Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pompa Air Tekanan Konstan Hari Widagdo Putra¹, Ir. Wijono, M.T., Ph.D ², Dr. Rini Nur Hasanah, S.T., M.Sc.³ ¹Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, ² ³Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perangkat Keras Sistem Perangkat Keras Sistem terdiri dari 5 modul, yaitu Modul Sumber, Modul Mikrokontroler, Modul Pemanas, Modul Sensor Suhu, dan Modul Pilihan Menu. 3.1.1.
Lebih terperinciMateri 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA 52150492 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA KONVERTER DC KE DC CHOPPER PENGERTIAN DC to DC converter itu merupakan suatu device
Lebih terperinciKONVERTER ARUS SEARAH KE ARUS SEARAH TIPE PENAIK TEGANGAN DENGAN DAN TANPA MOSFET SINKRONISASI
KONVERTER ARUS SEARAH KE ARUS SEARAH TIE ENAIK TEGANGAN ENGAN AN TANA MOSFET SINKRONISASI Trias Andromeda *, Mohamad Isnaeni Romadhon, Mochammad Facta epartemen Teknik Elektro, Universitas iponegoro Semarang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari 2015. Perancangan dan pengerjaan perangkat keras (hardware) dan laporan
Lebih terperinciPerancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino
1 Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino Ardhito Primatama, Soeprapto, dan Wijono Abstrak Motor induksi merupakan alat yang paling
Lebih terperinciPerancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic
UJIAN TUGAS AKHIR JUNI 2014 Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic Oleh: Edi Wibowo 2210 100 168 Dosen Pembimbing Heri Suryoatmojo,
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu kelistrikan yang menggabungkan ilmu elektronika dengan ilmu ketenaga-listrikan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang ilmu kelistrikan yang sedang berkembang pesat dan berpengaruh dalam perkembangan teknologi masa kini adalah bidang elektronika daya. Elektronika
Lebih terperinciRancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin
Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin Rifdian I.S Program Studi Diploma III Teknik Listrik Bandar Udara Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan
Lebih terperinciRancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino
ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino Melzi Ambar Mazta 1, Ahmad Saudi Samosir 2, Abdul Haris 3 Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lebih terperinciSIMULASI KINERJA INVERTER - RECTIFIER KELAS D E BERBASIS PSIM
SIMULASI KINERJA INVERTER - RECTIFIER KELAS D E BERBASIS PSIM Bayu Arie Wibowo* ), and Mochammad Facta, ST. MT. Ph.D Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jln. Prof. Sudharto, SH. Kampus
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari sistem yang telah dirancang. Dari hasil pengujian akan diketahui apakah sistem yang dirancang memberikan hasil seperti
Lebih terperinciBAHAN PERKULIAHAN. Disusun Oleh : Istanto W. Djatmiko
BAHAN PERKULIAHAN Disusun Oleh : Istanto W. Djatmiko PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI 2007 KATA PENGANTAR Praktik Kendali Elektronis (DEL 230) dalam Kurikulum
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka
59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (ANGIN) UNTUK SISTEM PENERANGAN RUMAH TINGGAL
RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (ANGIN) UNTUK SISTEM PENERANGAN RUMAH TINGGAL (Sub Judul : Vertical Windmill, Battery Charger, Inverter) Bambang Irawan 1, Ir.Joke Pratilartiarso, MT. 2 1
Lebih terperinciUNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA
TUGAS AKHIR RE 1599 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA FELDY MARTINUS CHANDRA NRP 2202100040 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng
Lebih terperinciANALISIS KINERJA INVERTER DENGAN RANGKAIAN RESONAN SERI DAN SERI-PARALEL BERBEBAN RECTIFIER- LED
ANALISIS KINERJA INVERTER DENGAN RANGKAIAN RESONAN SERI DAN SERI-PARALEL BERBEBAN RECTIFIER- LED Tatas Ardhy Prihanto *), Mochammad Facta, and Munawar Agus Ryadi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari skripsi meliputi gambaran alat, cara kerja sistem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara
Lebih terperinciReza Heryanto S *), Mochammad Facta, and Munawar Agus R. Abstrak
PERANCANGAN INVERTER HALF BRIDGE SEBAGAI CATU DAYA TEGANGAN TINGGI AC FREKUENSI TINGGI DENGAN BEBAN KUMPARAN TESLA DAN DIELECTRIC BARRIER DISCHARGE CHAMBER Reza Heryanto S *), Mochammad Facta, and Munawar
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Daya 3.1.1 Daya motor Secara umum, daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, penelitian mengenai sumber energi terbarukan sangat gencar dilakukan. Sumber-sumber energi terbarukan yang banyak dikembangkan antara lain sumber energi tenaga
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xvi Intisari... xvii Abstrack... xviii BAB I PENDAHULUAN... 1
Lebih terperinciDESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKER PADA PHOTOVOLTAIC
DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKER PADA PHOTOVOLTAIC LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh : Johanes Yugo Kurniawan 05.50.0036 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
Lebih terperinciPERANCANGAN DC KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK PADA MODE OPERASI CCM DAN DCM. Abstrak
PERANCANGAN DC KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK PADA MODE OPERASI CCM DAN DCM Juli Setiawan *), Mochammad Facta, and Bambang Winardi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl.Prof.
Lebih terperinciRancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI
Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Sutedjo ¹, Zaenal Efendi ², Dina Mursyida 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa D4 Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam
Lebih terperinciDesain Dan Implementasi Penyeimbang Baterai Lithium Polymer Berbasis Dual Inductor
B272 Desain Dan Implementasi Penyeimbang Baterai Lithium Polymer Berbasis Dual Inductor Darus Setyo Widiyanto, Heri Suryoatmojo, dan Soedibyo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Lebih terperinciPERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck
PEROBAAN 5 REGUATOR TEGANGAN MODE SWITHING 1. Tujuan a. Mengamati dan mengenali prinsip regulasi tegangan mode switching b. Mengindetifikasi pengaruh komponen pada regulator tegangan mode switching c.
Lebih terperinciDesain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil
Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Respati Noor 1) Leonardus Heru P 2) 1) Jurusan Teknik Elektro UNIKA Soegijapranata, Semarang 50234, email : reswi_83@yahoo.co.id
Lebih terperinciDesain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter
Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter Ainur Rofiq N 1, Irianto 2, Setyo Suka Wahyu 3 1 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konverter Elektronika Daya Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan daya elektrik dari satu bentuk ke bentuk daya elektrik lainnya di bidang elektronika
Lebih terperinciPERANCANGAN INVERTER PUSHPULL SEBAGAI CATU DAYA FREKUENSI TINGGI UNTUK RANGKAIAN RESONANSI KUMPARAN TESLA
PERANCANGAN INERTER PUSHPULL SEBAGAI CATU DAYA FREKUENSI TINGGI UNTUK RANGKAIAN RESONANSI KUMPARAN TESLA Sandra Aditya Kurniawan *), Agung Warsito, and Mochammad Facta Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciSIMULASI KINERJA INVERTER - RECTIFIER KELAS D E BERBASIS PSIM
SIMULASI KINERJA INVERTER - RECTIFIER KELAS D E BERBASIS PSIM Bayu Arie Wibowo *), and Mochammad Facta Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jln. Prof. Sudharto, SH. Kampus UNDIP Tembalang,
Lebih terperinciANALISIS KERJA INVERTER SETENGAH JEMBATAN DENGAN RANGKAIAN RESONAN LC SERI
ANALISIS KERJA INVERTER SETENGAH JEMBATAN DENGAN RANGKAIAN RESONAN LC SERI Lutfi Lastiko Wibowo *), Mochammad Facta, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl.
Lebih terperinciPerancangan dan Realisasi Konverter DC-DC Tipe Boost Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2014 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.2 No.1 Perancangan dan Realisasi Konverter DC-DC Tipe Boost Berbasis Mikrokontroler ATMEGA
Lebih terperinciBAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk
BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS 3.1. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk menghidupkan HPL (High Power LED) dengan watt
Lebih terperinciSuplai Dc Terpisah Untuk Multilevel Inverter Satu Fase Tiga Tingkat Menggunakan Buck Converter
Suplai Dc Terpisah Untuk Multilevel Inverter Satu Fase Tiga Tingkat Menggunakan Buck Converter Agung arsito Mochammad Facta Donny. A.. Abstract: DC chopper or DC to DC converter is a power electronics
Lebih terperinciDesain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil
Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Respati Noor 1) Leonardus Heru P 2) 1) Jurusan Teknik Elektro UNIKA Soegijapranata, Semarang 50234, email : reswi_83@yahoo.co.id
Lebih terperinciANALISIS FILTER SERI-PARALEL DALAM RANGKAIAN INVERTER FREKUENSI TINGGI PENAIK TEGANGAN
ANALISIS FILTER SERI-PARALEL DALAM RANGKAIAN INVERTER FREKUENSI TINGGI PENAIK TEGANGAN Alvian Dwi Hendrawan *), Ir. Agung Warsito, DHET, Mochammad Facta, S.T., M.T., Ph.D. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak
Lebih terperinciPemodelan Konverter AC DC Tiga Fasa Dua Arah Pada Sepeda Listrik Menggunakan Metode SPWM
Pemodelan Konverter AC DC Tiga Fasa Dua Arah Pada Sepeda Listrik Menggunakan Metode SPWM Hellga Afdilah Putri*, Amir Hamzah** *Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Universitas Riau Kampus Bina
Lebih terperinciPERANCANGAN SYNCHRONOUS POWER CONVERTER TIPE BUCK BERBASIS ATMEGA16
PERANCANGAN SYNCHRONOUS POWER CONVERTER TIPE BUCK BERBASIS ATMEGA16 Indra Alfianto *), Trias Andromeda, and Munawar Agus Riyadi Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto,
Lebih terperinciNama Praktikan :... NIM :... Program Studi :... Kelas :... Dosen Pengampu :...
Nama Praktikan :... NIM :... Program Studi :... Kelas :... Dosen Pengampu :... LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAYA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 Tatap Muka
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan serta realisasi alat pengisi baterai menggunakan modul termoelektrik generator. Perancangan secara keseluruhan terbagi menjadi perancangan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem Secara
Lebih terperinciPerbaikan Faktor Daya Motor Induksi 3 fase menggunakan Mikrokontroler 68HC11
Perbaikan Faktor Daya Motor Induksi 3 fase menggunakan Mikrokontroler 68HC11 Bambang Sutopo *), F. Danang Wijaya *), Supari **) *) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta **) Jurusan Teknik
Lebih terperinciKONVERTER AC-AC TIGA FASE METODE KONTROL SUDUT FASE MENGGUNAKAN TRIAC DAN IC TCA 785 SEBAGAI PENGATUR TEGANGAN PADA SOFT-STARTING
KONVERTER AC-AC TIGA FASE METODE KONTROL SUDUT FASE MENGGUNAKAN TRIAC DAN IC TCA 785 SEBAGAI PENGATUR TEGANGAN PADA SOFT-STARTING MOTOR INDUKSI TIGA FASE Deny Fajar Pamungkas *), Trias Andromeda, and Mochammad
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1. Modul Sumber Pada modul ini ada 2 output yang tersedia, yaitu output setelah LM7815 dan output setelah LM7805. Saat dilakukan pengujian menggunakan multimeter, output
Lebih terperinci