Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan. an (RKAT) Tahun 2014 BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) REPUBLIK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan. an (RKAT) Tahun 2014 BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) REPUBLIK INDONESIA"

Transkripsi

1 Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan an (RKAT) Tahun 2014 BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) REPUBLIK INDONESIA

2 BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN (RKAT) TAHUN 2014 A. PENDAHULUAN Alhamdulillahi Rabbil alamin. Puji dan syukur kepada Allah swt atas limpahan nikmat Islam, iman, dan sehat kepada seluruh Pengurus dan Pelaksana Harian BAZNAS sehingga dapat menyusun dan mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Tahun Penyusunan RKAT 2014 diwarnai dengan Sidang Pleno Mahkamah Konstitusi mengenai pengucapan putusan dalam perkara Pengujian Undang Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat terhadap Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hari Kamis, 31 Oktober Putusan yang sudah ditunggu hampir satu tahun. Putusan Mahkamah Konstitusi memberikan penjelasan dan alasan yang menguatkan kedudukan, tugas, dan fungsi BAZNAS sebagaimana yang diamanahkan dalam UU Nomor 23 Tahun Namun demikian, dalam penyusunan RKAT 2014 masih juga diwarnai oleh kondisi kondisi transisi penerapan UU Nomor 23 Tahun 2011 dikarenakan belum terbitnya Peraturan Pemerintah dan peraturan pelaksana lainnya. BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang melaksanakan tugas pengelolaan zakat secara nasional memiliki fungsi utama perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, serta pelaporan dan pertanggungjawaban atas pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Selain fungsi tersebut, UU Pengelolaan Zakat juga menetapkan bahwa BAZNAS memiliki fungsi untuk memberikan pertimbangan dalam pembentukan BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota serta memberikan rekomendasi dalam proses pemberian izin kepada lembaga amil zakat (LAZ). BAZNAS berhak atas laporan pengelolaan zakat dari BAZNAS provinsi dan LAZ dan BAZNAS berkewajiban menyampaikan laporan zakat kepada Presiden melalui Menteri dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Realisasi tugas, fungsi, hak, dan kewajiban BAZNAS sebagaimana diamanahkan UU Pengelolaan Zakat tidak sesederhana hanya mengumpulkan dan menyalurkan zakat. BAZNAS dituntut untuk membuat pedoman dan menjadi role model bagi seluruh pengelola zakat dan bahkan peningkatan kapasitas BAZNAS daerah. Aktifitas di luar pengumpulan dan penyaluran semakin meningkat selama 2013 yang menyita banyak sumber daya manusia, waktu, dan dana sangat dipertimbangkan dalam menyusun kegiatan dan anggaran yang akan dilaksanakan dalam tahun Kebutuhan kantor tempat kerja dan dana operasional untuk kegiatan di RKAT BAZNAS

3 luar pengumpulan dan penyaluran yang sifatnya cost center memerlukan pertimbangan khusus dalam penyusunan RKAT Tahun 2014 merupakan tahun terakhir dari Rencana Strategis BAZNAS Karena itu, RKAT di tahun ini dirancang untuk mencapai target tahun berjalan dan target Renstra keseluruhan dalam lima tahun. RKAT 2014 disusun dengan sistematika sebagai berikut: A. Pendahuluan B. Gambaran Umum 1. Sejarah BAZNAS 2. Perkembangan Zakat Nasional 3. Susunan Pengurus dan Pelaksana Harian BAZNAS C. Realisasi Kegiatan dan Anggaran Tahun Realisasi Penghimpunan 2. Realisasi Penyaluran 3. Realisasi Pengembangan SDM 4. Realisasi Pengembangan Sarana dan Prasarana 5. Realisasi Dana Operasional 6. Realisasi APBN D. Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahun Kebijakan Umum 2. Analisis SWOT 3. Struktur Organisasi Pelaksana Harian BAZNAS 4. Penghimpunan 5. Penyaluran 6. Pengembangan SDM 7. Pengembangan Sarana dan Prasarana 8. Program Kerja dan Anggaran E. Penutup Lampiran lampiran RKAT BAZNAS

4 B. GAMBARAN UMUM 1. Sejarah BAZNAS Di Indonesia, praktek zakat sudah berjalan sejak zaman Islam masuk ke Indonesia melalui ulama sekaligus pedagang Timur Tengah dan Eropa. Berabad abad zakat dikelola secara tradisional, diambil dan disalurkan oleh individu individu, melalui masjid atau melalui buya, kyai, ajengan dan tokoh agama setempat untuk disalurkan kepada kegiatan yang mendukung masjid atau pesantren. Pada perkembangan berikutnya zakat mulai menjadi perhatian Pemerintah. Hal ini terlihat saat Presiden Soeharto memberikan sambutannya pada acara malam Nuzulul Qur an tahun 1968 yang isinya menghimbau kepada seluruh umat Islam Indonesia agar menunaikan kewajiban zakatnya sebagai kewajiban beragama sekaligus menyampaikan bahwa beliau selaku Presiden bertindak sebagai amil yang menerima pembayaran zakat masyarakat. Bentuk nyata himbauan Presiden tersebut diperkuat dengan pembentukan Badan Amil Zakat, Infak, dan Sedekah (BAZIS) di DKI Jakarta pada tahun Perhatian Pemerintah terhadap pengelolaan zakat semakin ditunjukkan dengan lahirnya Undang Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Dalam Undang Undang tersebut diakui adanya dua jenis organisasi pengelola zakat yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah. Sebagai implementasi UU Nomor 38 Tahun 1999 dibentuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun Dalam Surat Keputusan ini disebutkan tugas dan fungsi BAZNAS yaitu untuk melakukan penghimpunan dan pendayagunaan zakat. Selain itu juga ditetapkan pengurus BAZNAS periode yang terdiri dari Badan Pelaksana diketuai Drs. H. Achmad Subianto, MBA, Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, MSc. sebagai Ketua Dewan Pertimbangan, dan H. Muchtar Zarkasyi, SH sebagai Ketua Komisi Pengawas. Para personil yang duduk di dalam kepengurusan BAZNAS diambilkan dari berbagai komponen masyarakat. Mereka terdiri dari para ulama, birokrat, profesional dan tokoh nasional yang dinilai memiliki integritas dan kredibilitas tinggi terutama di bidang pengelolaan zakat, antara lain AM Fatwa, Huzaimah T. Yanggo, Alm. Djamal Doa, Abdullah Gymnastiar, Siti Chalimah Fadjrijah, Marwah Daud Ibrahim, Aries Muftie, dan sebagainya. Rapat perdana BAZNAS sekaligus pengesahan pengurusnya dilaksanakan di Kementerian Agama pada bulan April Sebulan kemudian diangkat dua orang staf sekretariat dan keuangan yang membantu Badan Pelaksana dalam menyiapkan infrastruktur BAZNAS. Langkah awal adalah mengupayakan memudahkan pelayanan, BAZNAS bekerjasama dengan perbankan dengan membuka rekening penerimaan dengan nomor unik yaitu berakhiran 555 untuk zakat dan 777 untuk infak. Dengan dibantu oleh Kementerian Agama, BAZNAS RKAT BAZNAS

5 menyurati lembaga pemerintah serta luar negeri untuk membayar zakat ke BAZNAS. Alhamdulillah pada tahun pertama berdirinya, BAZNAS berhasil menghimpun dana sebesar Rp 100 juta. Sebagai badan baru di lingkungan pemerintahan hal mendasar yang perlu diperhatikan adalah masalah pendanaan. Karena tanpa penyediaan dana operasional dan personal harian yang memadai yang menggerakkan, maka sebuah badan tidak akan dapat berjalan. Anggaran operasional yang secara jelas tercantum di SK nya berasal dari APBN namun realisasinya tak semudah itu. Kondisi inilah yang kemudian mendorong pengurus BAZNAS untuk mencari batu pijakan lain. Bekerjasama dengan PT. Permodalan Nasional Madani (Persero), sebuah BUMN yang bergerak di bidang pembiayaan usaha kecil, mikro, koperasi dan jasa manajemen pada November 2001 merupakan langkah strategis BAZNAS untuk mengatasi kendala dana operasional. Dalam kerjasama tersebut disepakati bahwa PT. PNM menyediakan jasa manjemen dengan memfasilitasi BAZNAS dalam pembuatan sistem dan prosedur serta aplikasi zakat, sedangkan Kementerian Agama memfasilitasi rapat pengurus dalam penyusunan kebijakan BAZNAS. Dalam kebijakan tersebut antara lain mengatur adanya pelaksana harian BAZNAS yang akan menggerakkan roda operasional BAZNAS sehari hari. Dengan menempati kantor di Gedung Sasana Amal Bakti Lantai 2, Jl. Lapangan Banteng Timur, di lingkungan Kementerian Agama, Jakarta Pusat, milestone tahun pertama BAZNAS adalah pembuatan sistem dan prosedur, penerbitan Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ) dan Bukti Setor Zakat (BSZ) sebagai bukti zakat pengurang penghasilan kena pajak di launching bersamaan dengan diresmikannya kantor BAZNAS pada bulan April Pemenuhan amil dan pemenuhan infrastruktur operasional terus dilakukan. Kebutuhan SDM amil yang semula hanya ada tiga orang yang mulai aktif pada tahun 2001, mulai terpenuhi pada bulan September 2002, dengan disepakatinya kerjasama operasional antara BAZNAS dengan PT. PNM (Persero). Saat itu PT. PNM (Persero) menempatkan enam orang amil di Pelaksana Harian BAZNAS dipimpin seorang Direktur Eksekutif, yaitu Emmy Hamidiyah, dan mulai berkantor di Gedung Arthaloka Jl. Jenderal Sudirman Kav. 2 Lt. 2 Jakarta Pusat. Perlahan namun pasti, BAZNAS menunjukkan aktivitasnya. Kegiatan penghimpunan dilakukan dengan pembentukan Unit Pelayanan Zakat (UPZ) di BUMN, Departemen, dan perwakilan Indonesia di luar negeri. Sampai akhir Desember 2008 telah terbentuk sekurangnya 88 Unit Pelayanan Zakat yang sebagian besar justru berada di perwakilan Indonesia di luar negeri. Pendayagunaan zakat juga mulai dilaksanakan pada lima program yaitu kemanusiaan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan dakwah. Alhamdulillah, BAZNAS semakin berkembang. Penghimpunan dananya terus meningkat mulai 2 miliar di tahun 2003 sampai 16 miliar di tahun Pendayagunaan zakat juga semakin bertambah, menjangkau sampai ke pelosok pelosok negeri. Program kemanusiaan berkiprah RKAT BAZNAS

6 mulai dari musibah skala lokal sampai nasional. Musibah kebakaran, banjir, gempa bumi, longsor, dan bencana alam lainnya tak luput dari uluran tangan BAZNAS. Di samping itu, bantuan pendidikan bagi anak didik dari keluarga kurang mampu juga digulirkan. Beasiswa digulirkan mulai tingkat SD sampai perguruan tinggi. Unit Kesehatan Keliling (UKK) dan Dokter Keluarga Pra Sejahtera (DKPS) dioperasionalkan di beberapa daerah Jadebotabek, Jawa Tengah dan Indonesia Timur. Keberadaan DKPS sangat bermanfaat untuk membantu mereka yang tinggal di kawasan kumuh dan miskin agar mereka mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Cita cita kemandirian ekonomi keluarga diwujudkan melalui guliran modal kerja bagi usaha produktif dhuafa di berbagai daerah. Mereka yang menerima bantuan ini antara lain para pedagang sayur, nelayan, petani gurem, serta pengrajin tas dan sepatu. Tahun 2005, saat bencana tsunami meluluhlantakkan bumi Aceh, BAZNAS bersama BUMN Peduli juga hadir memberikan bantuan dan pertolongan. Baznas sampai di lokasi bencana tepat di hari kedua musibah tersebut terjadi. Evakuasi jenazah, pendirian posko logistik dan layanan kesehatan disediakan di lokasi lokasi pengungsi. Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dilakukan khususnya di bidang pendidikan dan ekonomi. Di bidang pendidikan, pengasuhan anak anak yatim, pembangunan pesantren dan sekolah menjadi prioritas BAZNAS. Lebih dari 17 pesantren dibangun kembali. Tak kurang 384 anak yatim piatu usia 4 sampai 16 tahun diasuh dan dididik di sekolah berasrama yang diberi nama Selamatkan Tunas Bangsa bekerjasama dengan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Dayah Darul Hijrah, dan di asrama mahasiswa di Darussalam Banda Aceh. Bukan hanya itu, pendirian pasar darurat, pembangunan 3 buah Baitul Qiradh sebagai lembaga keuangan untuk usaha mikro dan kecil juga dilakukan agar perekonomian Aceh pulih kembali. Pada kepengurusan periode kedua yang dipimpin Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, MSc, BAZNAS semakin matang dalam menjalankan visinya sebagai pusat zakat nasional yang amanah, transparan dan profesional. Misinya untuk meningkatkan kesadaran berzakat masyarakat melalui amil zakat terus dilaksanakan melalui kegiatan sosialisasi dan publikasi di media massa nasional. Dalam upaya meningkatkan peran koordinasi, informasi dan konsultasi BAZNAS dengan BAZ Daerah di semua tingkatan dan LAZ, pada September 2006 September 2007 melakukan kerjasama manajemen dan sinergi dengan Yayasan Dompet Dhuafa Republika. Dengan kerjasama tersebut, BAZNAS lebih fokus kepada kegiatan koordinasi dan konsultasi, antara lain penguatan organisasi dan pembinaan amil BAZ Daerah. Sementara Dompet Dhuafa (DD) berkonsentrasi kepada kegiatan pengelolaan zakatnya. Pada September 2007, atas kesepakatan kedua belah pihak, kerja sama tersebut tidak dilanjutkan. Koordinasi dengan BAZ Provinsi dan BAZ Kabupaten/Kota dilakukan secara berkala dengan menggelar Rakornas dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas BAZ. BAZNAS juga turut terlibat aktif dalam kegiatankegiatan yang dilaksanakan Forum Zakat (FOZ), termasuk menginisiasi terbentuknya Dewan Zakat MABIMS (Majelis Agama Agama Islam Indonesia, Brunei, Malaysia dan Singapura) dan RKAT BAZNAS

7 turut serta menyukseskan penyelenggaraan Konferensi Zakat Asia Tenggara di Padang tahun Pada tahun 2010, BAZNAS ditetapkan sebagai mitra kerja resmi Komisi VIII DPR RI, dan pada tahun yang sama BAZNAS berkoordinasi dengan Forum Zakat sukses menyelenggarakan World Zakat Forum. Perhatian Baznas bukan hanya diberikan kepada mustahik, namun layanan yang terbaik diberikan juga kepada muzaki. Bentuk peningkatan layanan muzaki diwujudkan berupa kemudahan membayar zakat melalui konter zakat di perkantoran, UPZ, layanan perbankan, SMS, internet maupun jemput zakat. UPZ pun semakin bertambah jumlahnya menjadi 100 unit. Program pendayagunaan juga semakin berkembang. Lima program unggulan diluncurkan yaitu Indonesia Sehat, Indonesia Cerdas, Indonesia Makmur, Indonesia Taqwa dan Indonesia Peduli untuk membuat tujuan BAZNAS mengubah mustahik menjadi munfik dan muzaki dapat terealisasi. Visi BAZNAS untuk menjadi pengelola zakat yang amanah dan transparan telah dibuktikan dengan hasil audit kantor akuntan publik yang memberikan opini wajar tanpa pengecualian berturut turut sejak Profesionalisme juga terbukti dengan diraihnya sertifikat ISO 9001:2000 untuk seluruh manajemen BAZNAS yaitu penghimpunan, pendayagunaan, keuangan, SDM, Bagian Umum, IT dan corporate secretary serta legal pada tanggal 9 Desember Pada Desember 2009, BAZNAS memperoleh sertifikat ISO dan dapat terus dipertahankan sampai saat ini. Ini berarti manajemen mutu BAZNAS telah diakui menurut standar internasional. Nilai nilai lembaga yang merujuk pada sifat kepemimpinan Rasulullah SAW, yaitu sidiq, amanah, tabligh, fathonah dan netralitas serta independensi terus dikembangkan menjadi budaya BAZNAS. Pada tanggal 27 Oktober 2011, DPR RI menyetujui undang undang pengelolaan zakat pengganti Undang Undang Nomor 38 Tahun 1999 yang kemudian diundangkan sebagai UU Nomor 23 Tahun 2011 pada tanggal 25 November UU ini menetapkan bahwa pengelolaan zakat bertujuan (1) meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat dan (2) meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan dimaksud, UU mengatur bahwa kelembagaan pengelola zakat harus terintegrasi dengan BAZNAS sebagai koordinator seluruh pengelola zakat, baik BAZNAS daerah maupun LAZ. Sampai akhir 2013, tiga belas tahun sudah perjalanan BAZNAS. Perjalanan yang tak melulu berhiaskan mawar dan melati. Onak, duri dan kerikil seringkali membuat BAZNAS harus lebih hati hati melangkah meniti jalan. Tapi alhamdulillah, berkat izin Allah SWT dan dukungan para muzaki dan mustahik, BAZNAS semakin maju. Ini sesuai janji Allah bahwa pertolongan akan datang kepada kita yang bersunguh sungguh membela kepentingan agama atau melalui orang orang miskin, insya Allah BAZNAS semakin hari semakin baik dalam melayani pemangku kepentingan zakat; para muzaki dan mustahik. RKAT BAZNAS

8 2. Perkembangan Zakat Nasional Pengajuan judicial review UU Nomor 23 Tahun 2011 oleh beberapa LAZ, yayasan, dan perorangan pada akhir tahun 2012 dan putusan Mahkamah Konstitusi yang baru dibacakan pada 31 Oktober 2013, telah membuat kekakuan komunikasi antara BAZNAS dengan sebagian LAZ tingkat nasional selama tahun Kekakuan ini berdampak kepada hampir tidak ada kegiatan nasional yang dilaksanakan bersama antara BAZNAS dengan LAZ LAZ tingkat nasional yang ada. Semua sibuk dengan program masing masing. Kondisi di atas berbanding terbalik dengan koordinasi antara BAZNAS dengan BAZNAS daerah. Boleh dikata tidak ada hari tanpa komunikasi antara BAZNAS dengan BAZNAS daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Rapat koordinasi daerah yang menyertakan BAZNAS dilaksanakan dibanyak provinsi, pelatihan Sistem Informasi Manajemen BAZNAS (SIMBA), sosialisasi dan edukasi zakat di berbagai daerah, konsultasi pengelolaan zakat, sinergi program regular (Program Zakat Community Development), dan sinergi program per event begitu bergelora walaupun belum merata di seluruh BAZNAS daerah. Beberapa BAZNAS daerah yang sangat intensif berkoordinasi dan berkomunikasi, antara lain BAZNAS se Sumatera kecuali Lampung, BAZNAS se Jawa kecuali BAZIS DKI dan BAZNAS Jawa Tengah, BAZNAS se Kalimantan, BAZNAS se Bali, dan BAZNAS se NTT. Alhamdulillah setelah Sidang Pengucapan Putusan MK tanggal 31 Oktober 2013, BAZNAS begerak cepat untuk memecah kebekuan komunikasi dengan dengan mengadakan Silaturahim BAZNAS dan LAZ tingkat nasional pada 27 November Hadir 15 dari 18 LAZ tingkat nasional, BAZNAS Provinsi Jawa Barat, dan BAZIS DKI. Silaturahim ini menyepakati 5 Agenda Zakat Nasional sebagai berikut: 1. Penguatan regulasi 2. Sosialisasi dan edukasi 3. Penguatan kelembagaan 4. Optimalisasi pendayagunaan 5. Sinergi Untuk mengkonkritkan lima agenda zakat nasional tersebut dibentuk tim kerja yang terdiri atas perwakilan masing masing lembaga. Tentu saja, peristiwa paling besar adalah kunjungan incognito Bapak Presiden RI ke Kantor BAZNAS beserta Bapak Wakil Presiden, tiga Mentri Koordinator, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, dan Gubernur DKI Jakarta pada hari Senin 27 Ramadhan 1434 bertepatan 5 Agustus Peristiwa yang monumental ini telah membuahkan dua hal sangat strategis dalam perkembangan zakat ke depan, yakni ditetapkannya 27 Ramadhan sebagai hari zakat nasional dan disepakatinya untuk menerbitkan instruksi Presiden (Inpres) tentang pembayaran zakat para pejabat Negara, pegawai negeri sipil (PNS), TNI, polisi RI, dan karyawan BUMN/D kepada BAZNAS. Konsep Inpres saat ini telah sampai ke Sekretariat Kabinet setelah disusun oleh BAZNAS dan diproses administrasi oleh Kementerian Agama. RKAT BAZNAS

9 Adapun peraturan pelaksanaan dari UU Nomor 23 Tahun 2011 sampai dengan RKAT ini disusun belum ada yang terbit, baik Peraturan Pemerintah (PP) maupun Perturan Menteri Agama (PMA) yang diamanahkan langsung oleh UU. Sehubungan dengan Putusan MK, pada tanggal 12 Desember 2013 dilakukan pembahasan kembali Rancangan PP (RPP) untuk penyesuaian oleh Kemenag, Kemenkumham, Setneg, dan BAZNAS. Informasi dari Setneg bahwa RPP sebelum Putusan MK telah diparaf oleh empat Menteri. Walaupun RPP belum ditetapkan menjadi PP, namun BAZNAS perlu mempersiapkan segala sesuatu sebagai konsekuensi lahirnya PP. Konsekuensi tersebut menyangkut banyak hal, mulai dari struktur organisasi, SDM, sistem, manajemen, gedung kantor, sampai kepada dana operasional. Karena itu, hal hal ini menjadi sangat penting dan strategis untuk dipersiapkan di tahun 2014 nanti. 3. Susunan Pengurus dan Pelaksana Harian BAZNAS Kepengurusan BAZNAS pada tahun 2013 merupakan Pengurus Periode yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden No. 27 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Susunan Keanggotan BAZNAS j.o. Keputusan Menteri Agama RI No. 10 Tahun 2012, tanggal 24 Januari 2012 tentang Perpanjangan Sementara Masa Bakti Keanggotaan BAZNAS Periode Tahun Perpanjangan diberikan sampai dengan terbentuknya keanggotaan BAZNAS sesuai UU Nomor 23 Tahun Dengan demikian, Pengurus BAZNAS tetap berjumlah 33 orang yang teridir atas 19 orang Badan Pelaksana, 7 orang Dewan Pertimbangan, dan 7 orang Komisi Pengawas. Pelaksana Harian atau pegawai (amil) BAZNAS terbagi atas Manajemen dan Staf Pelaksana Harian dengan status kepegawaian terdiri atas Amil Tetap, Amil Kontrak, dan PNS Kementerian Agama yang diperbantukan. Pada akhir tahun 2013 ini, amil BAZNAS berjumlah 68 orang yang terdiri atas 41 orang Amil Tetap, 27 orang Amil Kontrak, dan 2 orang PNS Kementerian Agama. Berdasarkan jabatan, posisi amil pada akhir 2013 terdiri atas 1 orang Direktur Pelaksana, 6 orang Kepala Divisi, 1 orang Manajer, dan 60 orang Staf. BADAN PELAKSANA Ketua Umum Ketua Bidang Program Ketua Bidang Jaringan Sekretaris Umum Wakil Sekretaris Bendahara Umum Wakil Bendahara Divisi Pengumpulan Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc. Laksda (Purn) H. Husein Ibrahim, M.BA. dr. H. Naharus Surur, M.Ked. drh. Emmy Hamidiyah, M.Si. M Fuad Nasar, S.Sos., M.Sc. Hj. Isye S Latief Teten Kustiawan, Ak. Dr. Siti Chalimah Fajriyah, S.E., Ak., M.M. Bakhtiar Rakhman, S.E. RKAT BAZNAS

10 Divisi Pendistribusian Divisi Pendayagunaan Divisi Pengembangan Drs. H. Mohammad Siddik K, M.A. Drs. H. Abdur Rahman Anwar Abdul Hasyim, M.A., M.BA. Drs. Syahrullah Iskandar, M.A. Taufik Hidayat, M.Ec. LIA Muzaffar Daud Drs. Mas ud Halimi, M.A. Dr. Setiawan Budi Utomo, Lc. Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf Dra. Hj. Elvi Hudriyah, M.A. DEWAN PERTIMBANGAN Ketua Sekretaris Anggota H. Muchtar Zarkasyi, S.H. Prof. Dr. Nasrun Haroen, M.A. Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar Drs. H. M Djamal Doa (alm) Prof. Dr. Hj. Huzaemah T Yanggo, M.A. Drs. H. Mubarok, M.Si. Drs. H. Amidhan KOMISI PENGAWAS Ketua Sekretaris Anggota Drs H. Achmad Subianto, M.BA. Drs. H. Tulus Drs. H. M Suparta, M.A. Drs. H. Basri Bermanda, M.BA. Prof. Dr. H. Artani Hasbi Drs. K.H. Masrur Ainin Najih H. Iskandar Zulkarnain, S.E., M.Si. MANAJEMEN PELAKSANA HARIAN Direktur Pelaksana Kepala Divisi Penghimpunan Kepala Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan Kepala Divisi Keuangan Kepala Divisi Pengembangan SDM Kepala Divisi TI dan Umum Kepala Divisi Corporate Secretary Teten Kustiawan, Ak. Mohammad Nasir Tajang, S.Ag. M.Si. Faisal Qosim, Lc., M.Si. Dyah R Andayani, Ak. Dra. Inna Karunia, M.Kes. Mohammad Basit A Karim, Lc. Hermin R Rachim, S.E. Tabel 1: Susunan Pengurus dan Manajemen Pelaksana Harian (Data RNB, 2013) RKAT BAZNAS

11 C. REALISASI KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN Realisasi Penghimpunan a. Data Penghimpunan Realisasi penghimpunan BAZNAS hingga September (Kuartal III) 2013 mencapai Rp_ Komposisi terbesar berasal dari Zakat Maal Penghasilan yang mencapai 80,08% atau Rp Porsi kedua berasal dari CSR/Sinergi Program yang mencapai 5,80% atau Rp Selanjutnya berturut turut Zakat Maal Badan sebesar 5,39% atau Rp ; Donasi Operasional (untuk Dana Amil) sebesar 4,90% atau Rp_ ,00; Infak/ Sedekah yang mencapai 3,09% atau Rp ; dan Zakat Fitrah sebesar 0,21% atau Rp_ Adapun, hibah APBN sebesar Rp_ tidak masuk sebagai capaian penghimpunan. Realisasi PHP 2013 Prognosis PHP %0% 5% 3% 5% 81% 4% 4% 7% 0% 6% 79% Zakat Maal Penghasilan Zakat Maal Badan Infak/Sedekah Donasi Operasional CSR/Sinergi Program Zakat Fitrah DSK Lainnya Grafik 1: Proporsi Realisasi dan Prognosis Penghimpunan 2013berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013) Angka penghimpunan tersebut diperkirakan masih akan meningkat. Mengingat, hingga akhir tahun 2013, masih tersisa 3 bulan aktif (Oktober Desember), dengan prognosis 2013 diperkirakan total penghimpunan mencapai Rp Adapun porsi prognosis tersebut berdasarkan jenis dananya adalah sebagai berikut: Zakat Maal Penghasilan Rp atau 79,09%; Zakat Maal Badan Rp atau 6,26%; Infak/Sedekah Rp atau 4,02%; Donasi Operasional Rp atau 4,05%; dan CSR/Sinergi Program Rp_ atau 6,41%. Dalam komposisi prognosis ini, dana sosial keagamaan lainnya (DSK) dari Zakat Fitrah diasumsikan tidak mengalami penambahan jumlah penghimpunan, sehingga proporsi mereka berubah menjadi 0,17% dari total penghimpunan. Dari data realisasi dan prognosis penghimpunan tahun 2013 tersebut, dapat kita peroleh rasio penghimpunan dari target yang dicanangkan di tahun Dalam RKAT 2013, target penghimpunan sebesar 200 miliar rupiah dengan komposisi 170 miliar dari dana zakat dan 30 miliar dari dana infak/sedekah. Dengan demikian jika mengacu pada data realisasi 2013, rasio RKAT BAZNAS

12 capaian penghimpunan zakat baru mencapai 24,16% dan infak/sedekah sebesar 22,95%. Jika dibandingkan dengan asumsi prognosis 2013, diperoleh rasio penghimpunan zakat sebesar 29,76% dan infak/sedekah sebesar 28,62%. Jenis Dana Target 2013 (A) Realisasi 2013 Jan Sep (B) Prognosis 2013 (C) Zakat ,16% 29,76% Zakat Maal Penghasilan Zakat Maal Badan Infak/Sedekah ,10% 28,62% Infak/Sedekah Donasi Operasional CSR/Sinergi Program Dana Sosial Keagamaan Zakat Fitrah Jumlah ,90% 29,64% APBN % 100% B/A Rasio C/A Tabel 2: Rasio Realisasi dan Prognosis terhadap Target Penghimpunan 2013 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013) Rendahnya capaian penghimpunan dari target disebabkan karena beberapa hal. Pertama, dalam perencanaan target, asumsi yang digunakan sangat ideal; bahwa di tahun 2013 ini, PP akan disahkan sebagai bagian dari landasan operasional UU 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat. Namun, dalam kenyataannya, hingga akhir tahun 2013, PP tersebut belum juga rampung disusun. Faktor kelembagaan lain yang mempengaruhi rendahnya penghimpunan adalah proses judicial review atas UU 23/2011 yang cukup berlarut larut, yang berdampak kurangnya kepastian hukum BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang mengelola zakat secara nasional. Kedua, selain faktor eksternal tersebut, faktor internal yang dinilai sangat menghambat kinerja penghimpunan adalah keterbatasan jumlah sumber daya manusia (SDM). Dari kebutuhan 1 orang kepala divisi, 3 orang manajer, dan 17 orang staf penghimpunan, hingga akhir tahun 2013, komposisi kebutuhan SDM penghimpunan hanya terpenuhi 1 orang kepala divisi, dan 13 orang staf. Kekurangan 3 orang manajer dan 4 orang staf dinilai menjadi salah satu determinan yang menghambat capaian penghimpunan, baik dari sisi mobilisasi sumber daya penghimpunan maupun pelayanan muzaki atau donatur. Sementara itu, penambahan 4 SDM baru di tahun 2013, baru efektif bergabung dalam tim penghimpunan di kuartal ketiga. Kondisi tersebut diperparah dengan keluarnya 2 orang SDM penghimpunan dan penugasan 1 orang SDM ke BAZNAS daerah selama tiga bulan mendekati dan di bulan Ramadhan. Jika data realisasi dan prognosis penghimpunan 2013 dibandingkan dengan data penghimpunan 2012, maka akan diperoleh informasi sebagai berikut. Realisasi penghimpunan zakat sampai dengan kuartal ketiga tahun 2013 setara dengan 102,45% dari total penghimpunan di tahun Prognosis penghimpunan Zakat tahun 2013 setara 126,19% dari total penghimpunan zakat tahun Realisasi Infak/Sedekah tahun 2013 hanya 65,32% dan RKAT BAZNAS

13 84,59% untuk prognosis dari realisasi penghimpunan tahun Sementara itu, lonjakan penghimpunan dana sosial keagamaan dari kategori Zakat Fitrah, tahun ini mengalami pertumbuhan sebesar 465,35% dari penghimpunan di tahun lalu. Adapun, penerimaan BAZNAS dari dana APBN tidak mengalami perubahan. Jenis Dana Penghimpunan 2012 (A) Realisasi 2013 Jan Sep (B) Prognosis 2013 (C) Perbandingan Zakat ,45% 126,19% Zakat Maal Penghasilan Zakat Maal Badan Infak/Sedekah ,32% 84,59% Infak/Sedekah Donasi Operasional CSR/Sinergi Program Dana Sosial Keagamaan ,35% 565,35% Zakat Fitrah Jumlah ,12% 117,95% APBN % 100% Tabel 3: Rasio Realisasi dan Prognosis Penghimpunan 2013 terhadap Total Penghimpunan 2012 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013) Secara umum, tren penghimpunan BAZNAS tahun terus mengalami kenaikan yang berkelanjutan. Penghimpunan BAZNAS mengalami kenaikan rata rata sebesar 9,72% pada tahun Tren ini mengalami lonjakan peningkatan rata rata yang cukup signifikan di tahun 2011 sebesar 50,64%. Persentase pertumbuhan rata rata di tahun 2012 sedikit melandai agak turun dari periode sebelumnya menjadi sebesar 26,08%. Di tahun 2013, diperkirakan pertumbuhan rata rata hanya mencapai 17,95% dari penghimpunan di tahun sebelumnya. Tren Penghimpunan B/A C/A juta rupiah Zakat Infak/Sedekah APBN DSK Grafik 2: Tren Penghimpunan BAZNAS berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013) RKAT BAZNAS

14 Dari grafik tren penghimpunan, terlihat bahwa dalam lima tahun terakhir penghimpunan BAZNAS terbesar bersumber dari kategori dana zakat. Rata rata kontribusi penghimpunan zakat terhadap total penghimpunan mencapai 81,58% dalam lima tahun terakhir. Porsi penghimpunan zakat terbesar ada pada tahun 2010 yang mencapai 85,85% dari total penghimpunan. Adapun di tahun 2013, porsi penghimpunan zakat mencapai 85,34%. Sementara itu, rata rata porsi penghimpunan dari infak/sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya pada periode secara berurut urut 18,34% dan 0,08%. Sementara itu, dari sisi jumlah muzakki, baik perorangan maupun badan, secara umum mengalami pertumbuhan. Dalam lima tahun terakhir ini, muzakki perorangan mengalami pertumbuhan sebesar 30,31 persen dengan pertumbuhan di tahun 2013 sebesar 29,91 persen atau bertambah sebanyak muzakki perorangan. Sementara itu, muzakki badan juga mengalami pertumbuhan sebesar 24,79 persen dengan pertumbuhan di tahun 2013 sebesar 12,13 persen atau bertambah sebanyak 54 lembaga sebagai muzakki badan. Muzaki Perorangan Baru Total φ MP 53,79% 25,59% 25,30% 16,94% 29,91% Tabel 4: Ikhtisar Data Muzakki Perorangan (Data RNB, 2013) Muzaki Badan Baru Total φ MB 73,74% 13,83% 11,02% 13,23% 12,13% Tabel 5: Ikhtisar Data Muzakki Badan (Data RNB, 2013) Dalam rangka revitalisasi Unit Pengumpul Zakat (UPZ), BAZNAS terus melakukan berbagai pendekatan untuk mengaktifkan kembali dan membuka UPZ di sejumlah Kementerian/Lembaga (K/L), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Hingga September 2013, BAZNAS telah mengaktifkan kembali dan membentuk baru 10 UPZ, 3 UPZ di K/L dan 7 UPZ di BUMS. Dengan demikian, di tahun 2013 ini BAZNAS memiliki 43 UPZ aktif dengan komposisi 9 UPZ di K/L, 16 UPZ di BUMN, dan 18 UPZ di BUMS. RKAT BAZNAS

15 Ikhtisar UPZ Institusi Asal UPZ Aktif Tidak Aktif Aktif K/L BUMN BUMS Grafik 3: Ikhtisar UPZ berdasarkan tingkat keaktifan (Data RNB, 2013) 2. Realisasi Penyaluran a. Data Penyaluran Berdasarkan realisasi hingga September (kuartal III) 2013, total penyaluran zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya mencapai Rp atau sebesar 18,45% dari target penyaluran yang sebesar Rp Jumlah penyaluran tersebut diperkirakan masih akan bertambah. Mengingat, hingga akhir tahun 2013, masih tersisa 3 bulan aktif (Oktober Desember), dengan prognosis 2013 diperkirakan total penyaluran mencapai Rp atau 23,33%. Berikut ini terlampir tabel realisasi penyaluran berdasarkan jenis dana dan asnaf mustahik serta perbandingan dengan rencana anggaran tahun Jenis Dana Anggaran 2013 (A) Realisasi 2013 Jan Sep (B) Prognosis 2013 (C) Zakat ,76% 24,81% Fakir Miskin ,96% 28,39% B/A Rasio Riqab % 0% Gharimin ,90% 48,05% Muallaf ,89% 5,14% Fii Sabilillah ,98% 16,13% Ibnu Sabil ,81% 1,14% Infak/Sedekah ,90% 15,92% Fii Sabilillah ,90% 15,92% Jumlah ,45% 23,33% C/A Tabel 6: Rasio Realisasi dan Prognosis terhadap Anggaran Penyaluran 2013 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013) RKAT BAZNAS

16 Jenis Dana Penyaluran 2012 (A) Realisasi 2013 Jan Sep (B) Prognosis 2013 (C) B/A Perubahan Zakat ,63% 105,03% Fakir Miskin ,93% 101,32% Riqab % 0% Gharimin ,28% 220,88% Muallaf ,96% 1454,8% Fii Sabilillah ,76% 84,51% Ibnu Sabil ,42% 31,31% Infak/Sedekah ,70% 51,78% Fii Sabilillah ,70% 51,78% Jumlah ,36% 94,03% C/A Tabel 7: Rasio Realisasi dan Prognosis 2013 terhadap Penyaluran 2012 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013) Berikut ini tersaji tabel realisasi penyaluran berdasarkan lima bidang penyaluran BAZNAS yang meliputi ekonomi (Indonesia Makmur), pendidikan (Indonesia Cerdas), kesehatan (Indonesia Sehat), agama (Indonesia Takwa), dan sosial kemanusiaan (Indonesia Peduli) serta perbandingan dengan rencana anggaran tahun Bidang Penyaluran Anggaran 2013 (A) Realisasi 2013 Jan Sep (B) Prognosis 2013 (C) Indonesia Makmur ,92% 7,94% Indonesia Cerdas ,60% 18,93% Indonesia Sehat ,84% 21,24% Indonesia Takwa ,57% 149,19% Indonesia Peduli ,73% 75,95% Jumlah ,45% 23,33% B/A Rasio C/A Tabel 8: Rasio Realisasi dan Prognosis terhadap Anggaran Penyaluran 2013 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013) Bidang Penyaluran Penyaluran 2012 (A) Realisasi 2013 Jan Sep (B) Prognosis 2013 (C) B/A Perubahan Indonesia Makmur ,61% 203,43% Indonesia Cerdas ,21% 50,38% Indonesia Sehat ,91% 68,27% Indonesia Takwa ,05% 137,90% Indonesia Peduli ,93% 118,29% Jumlah ,36% 94,03% C/A Tabel 9: Rasio Realisasi dan Prognosis 2013 terhadap Anggaran Penyaluran 2012 berdasarkan bidang penyaluran (Data RNB, 2013) Berikut ini terlampir tabel realisasi penyaluran berdasarkan tujuh program unggulan BAZNAS yang meliputi Zakat Community Development (ZCD), Rumah Makmur BAZNAS (RMB), Rumah Sehat BAZNAS (RSB), Rumah Cerdas Anak Bangsa (RCAB), Konter Layanan Mustahik (KLM), RKAT BAZNAS

17 Tanggap Darurat Bencana (TDB), dan Kaderisasi Seribu Ulama (KSU) serta perbandingan dengan rencana anggaran tahun Jenis Dana Anggaran 2013 (A) Realisasi 2013 Jan Sep (B) Prognosis 2013 (C) ZCD ,31% 4,09% RMB ,80% 15,15% RSB ,33% 19,25% RCAB ,80% 6,99% KLM ,60% 119,94% TDB ,33% 57,68% KSU ,58% 58,78% Jumlah ,45% 23,33% B/A Rasio Tabel 10: Rasio Realisasi dan Prognosis terhadap Anggaran Penyaluran 2013 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013) Jenis Program Penyaluran 2012 (A) Realisasi 2013 Jan Sep (B) Prognosis 2013 (C) B/A Perubahan ZCD ,82% 98,62% RMB ,82% 173,70% RSB ,20% 68,78% RCAB ,95% 39,25% KLM ,75% 102,41% TDB ,06% 598,53% KSU ,00% 227,25% Jumlah ,36% 94,03% Tabel 11: Rasio Realisasi dan Prognosis 2013 terhadap Penyaluran 2012 berdasarkan jenis program (Data RNB, 2013) Jika dibandingkan dengan anggaran maupun ketersediaan dana, realisasi penyaluran di tahun 2013 relatif rendah. Dibandingkan dengan anggaran yang ditargetkan di tahun 2013, rasio penyaluran hanya mencapai 18,45 persen (untuk realisasi hingga September) 23,33 persen (untuk prognosis 2013). Adapun jika dibandingkan dengan penyaluran 2012, maka rasio penyaluran 2013 sebesar 74,36 persen (untuk realisasi hingga September 2013) dan 94,03 persen (untuk prognosis 2013). Sementara itu, dibandingkan dengan realisasi penghimpunan (hingga September 2013), maka rasio realisasi penyaluran (hingga September 2013) mencapai 69,46 persen. Adapun, jika dibandingkan dengan prognosis penghimpunan 2013, maka rasio prognosis penyaluran 2013 mencapai 70,84 persen. Sejumlah faktor mempengaruhi rendahnya angka penyaluran tersebut. Program ZCD memberikan kontribusi yang signifikan terhadap rendahnya penyaluran di tahun Hal tersebut dikarenakan sejumlah program ZCD masih dalam tahap persiapan, sehingga anggaran dana belum bisa disalurkan. Selain ZCD, program RCAB juga memberikan kontribusi terhadap C/A C/A RKAT BAZNAS

18 rendahnya angka penyaluran. Hal ini dikarenakan salah satu program RCAB, yakni program SKSS dan Dinar belum memasuki periode pencairan bagi penerima. Di samping karena serapan Program ZCD dan RCAB, rendahnya realisasi penyaluran juga disebabkan penyaluran yang belum dipertanggungjawabkan (piutang penyaluran). Sejumlah dana penyaluran sudah diberikan kepada mitra penyaluran (pihak ketiga), namun hingga saat ini, belum ada laporan terkait penyaluran tersebut. b. 7 Program di tahun 2013 Program Zakat Community Development (ZCD) BAZNAS yang dijadikan program nasional dilaunching pada tanggal 17 Januari Sampai dengan kuartal III 2013, 39 kabupaten/kota dari 9 provinsi sudah berpartisipasi aktif dalam penyiapan program ZCD. Dari data tersebut 14 kabupaten/kota sudah sampai pada penyusunan program kerja (tahap IV), 3 kabupaten/kota sudah menyelesaikan assesment (penilaian) kebutuhan (tahap III), 20 kabupaten/kota sudah melaksanakan pelatihan assesment (tahap II), dan 2 kabupaten/kota baru pada proses pembentukan dan pembekalan Tim Pengelola dan Pengawas/ TPP (tahap I). Selain data tersebut, terdapat 15 kabupaten/kota dari 4 provinsi yang sudah melengkapi data yang dibutuhkan namun belum ditindaklanjuti. Sementara itu terdapat 6 kabuptaen/kota dari 2 provinsi yang sudah mengirimkan berkas yang belum diisi lengkap, sehingga belum memungkinkan untuk diproses lebih lanjut. Perkembangan ZCD Pembentukan Pembekalan TPP 20 Pelatihan Assesment 3 Laporan Assesment 14 Penyusunan Program Kerja 0 Kick off Kegiatan Grafik 4: Ikhtisar Perkembangan Proses Program ZCD (Data RNB, 2013) Sementara itu, Rumah Makmur BAZNAS (RMB) sebagai program pemberdayaan mustahik di bidang ekonomi, sampai dengan bulan September 2013, telah mampu memberikan modal usaha kepada mustahik, dengan total bantuan modal usaha sebesar Rp_ , atau rata rata bantuan modal usaha sebesar Rp RKAT BAZNAS

19 Di tahun 2013, BAZNAS berhasil mempertahankan keberlangsungan program pelayanan kesehatan bagi para mustahik secara cuma cuma melalui Rumah Sehat BAZNAS (RSB). Hingga saat ini, terdapat empat unit RSB di empat kota, yang meliputi: Jakarta, Yogyakarta, Sidoarjo, dan Makassar. Di Jakarta, pengelolaan RSB merupakan hasil kerja sama dengan Pengurus Masjid Sunda Kelapa. Di Yogyakarta, pengelolaan RSB dikerjasamakan dengan Yayasan Wakaf Universitas Islam Indonesia (UII). Di Sidoarjo, pengelolaan RSB bekerja sama dengan Yayasan Al Chusnaeni dan PT. PGN. Di Makassar, pengelolaan RSB dilakukan bersama Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan PT. Pertamina. Berikut ini terlampir Realisasi keuangan dan penerima manfaat sampai dengan Kuartal III 2013 untuk masing masing Rumah Sehat BAZNAS. No. Rumah Sehat BAZNAS Anggaran (A) Realisasi (B) Rasio (B/A) Penerima (jiwa) 1. RSB Jakarta ,26% RSB Bantul ,53% RSB Sidoarjo ,33% RSB Makassar ,31% Jumlah ,88% Tabel 12: Rasio Realisasi dan Prognosis terhadap Anggaran Rumah Sehat BAZNAS 2013 berdasarkan lokasi (Data RNB, 2013) Program Rumah Cerdas Anak Bangsa (RCAB) merupakan program pemberdayaan mustahik di bidang pendidikan. Dalam pelaksanaannya, program RCAB dibagi menjadi dua bentuk program, yaitu: program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) dan program Dana Infak Anak Negeri (Dinar). Program SKSS merupakan program beasiswa untuk tingkat sarjana (S1). Sedangkan program Dinar merupakan program beasiswa yang diperuntukkan bagi tingkat SD, SMP, dan SMA. Di tahun 2013, penerima manfaat dari program SKSS sebanyak 230 mahasiswa. Sedangkan penerima manfaat dari program Dinar sebanyak pelajar. Program Kaderisasi Seribu Ulama (KSU) merupakan program pemberdayaan di bidang agama. Tujuan dari program ini adalah mencetak ulama yang mampu membentengi aqidah ummat. Program KSU berupa beasiswa pasca sarjana (S2 atau S3) dengan bidang keislaman. Sampai dengan tahun 2013, program KSU sudah memberikan sejumlah beasiswa sebanyak 261 orang dengan komposisi: 208 orang untuk program magister (S2), 38 orang untuk program doktoral (S3), dan 15 program mulazamah. Di tahun 2013, penerima program KSU yang masih menjalankan program studinya sebanyak 157 orang. 130 orang dalam program magister (S2) dan 27 orang dalam program doktoral (S3). Sampai dengan Kuartal III, penyaluran melalui Konter Layanan Mustahik (KLM) kepada mustahik diberikan dalam bentuk santunan untuk kebutuhan sandang pangan, kontrakan rumah, pembayaran hutang biaya pendidikan, biaya pengobatan, biaya transportasi, pembayaran hutang konsumtif, dan biaya operasional panti/pondok pesantren/yayasan sosial. Penerima manfaat melalui KLM selama tahun 2013 berjumlah orang. RKAT BAZNAS

20 No. Sampai dengan Kuartal III 2013, realisasi penyaluran program Tanggap Darurat Bencana dilakukan sebanyak 18 kali. 16 penyaluran diantaranya ditujukan kepada tanggap darurat banjir yang melanda Jakarta di awal tahun, satu tanggap darurat untuk korban kebakaran di Jakarta, dan satu tanggap darurat untuk korban gempa bumi di NTB. Bantuan TDB yang telah disalurkan diberikan kepada sejumlah orang penerima manfaat. Sampai dengan laporan ini disusun, BAZNAS sedang mengirimkan bantuan internasional untuk korban Topan Haiyan di Filipina. Asnaf Mustahik Realisasi Penyaluran Penerima Manfaat Besaran Manfaat Keterangan 1. Fakir Miskin Termasuk tambahan dari dana Infak/Sedekah 2. Muallaf Riqab 4. Gharimin Fii sabilillah Ibnu Sabil Infak/Sedekah Penerima manfaat digabung dalam kategori Fakir Miskin Jumlah Tabel 13: Perbandingan Realisasi Penyaluran terhadap Penerima Manfaat berdasarkan kategori asnaf mustahik (Data RNB, 2013) Jumlah keseluruhan penerima manfaat atas penyaluran zakat, infak/sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya dalam tahun 2013 diperkirakan mencapai jiwa. Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan besaran alokasi penyaluran dan jumlah penerima manfaat berdasarkan asnaf mustahik. Mengulangi kekurangan di tahun lalu, tingkat keberhasilan penyaluran zakat selama tahun 2013 belum terukur. Penelitian evaluasi program santunan dan pemberdayaan mendesak untuk dilaksanakan untuk menilai sejauh mana keberhasilan program pengentasan kemiskinan berbasis zakat. 3. Realisasi Pengembangan SDM Hingga akhir tahun 2013, diperkirakan tenaga pelaksana harian BAZNAS akan berjumlah 68 (enam puluh delapan) orang. Dengan komposisi struktural yang terdiri dari 1 orang direktur pelaksana, 6 orang kepala divisi, 1 orang manajer, dan 60 orang staf. Berdasarkan status tenaga kerja, 41 orang berstatus amil tetap, 23 orang berstatus amil kontrak, dan 4 orang berstatus kontrak tetap. Sementara itu, di tahun ini terdapat 5 orang amil yang keluar. Dengan demikian, jumlah tenaga pelaksana BAZNAS ini baru mencapai setengah dari 132 orang tenaga pelaksana harian yang ditargetkan pada awal tahun Dalam tabel berikut, tersaji komposisi pelaksana harian berdasarkan divisi/bagian kerja dan posisi struktural. RKAT BAZNAS

21 No Divisi/Bagian Kadiv Manajer Staf Total R T R T R T R T Selisih 0 Direktur Pelaksana (DPL) Penghimpunan (PHP) Pendistribusian dan Pendayagunaan (DPP) Keuangan (KEU) Pengembangan SDM (SDM) TI dan Umum (TIU) Bagian Teknologi Informasi (ITS) Bagian Umum (UMM) Perencanaan dan Pengembangan (RNB) Koordinator Zakat Nasional (KZN) Satuan Audit Internal & QMR (SAQ) Corporate Secretary (CSL) Bagian Kesekretariatan (SKR) Bagian Legal (LGL) Bagian Humas dan Desain (HMD) Total Tabel 14: Perbandingan Realisasi(R) dan Target (T) Kebutuhan SDM BAZNAS 2013(Data RNB, 2013) Hingga akhir 2013, diperkirakan realisasi keuangan untuk pengembangan SDM sebesar Rp_ Anggaran tersebut merupakan jumlah keseluruhan biaya yang digunakan untuk pelatihan bagi Amil BAZNAS dari sebanyak 11 kali pelatihan yang diikuti oleh 55 Amil. Berikut ini merupakan daftar pelatihan yang diikuti oleh amil BAZNAS sebagai bagian dari pengembangan SDM: 1. Seminar Setengah Hari dengan tema: Technology for the Poor: Tepat Guna dan Memberdayakan (1 orang); 2. Seminar Kesehatan: Pengembangan Non Profit Hospital di Asia Tenggara (2 orang); 3. Officer BAZNAS Development Program (25 orang); 4. Amil BAZNAS Development Program (14 orang); 5. Peningkatan kompetensi MR (2 orang); 6. Workshop Implementasi APEX LKMS (3 orang); 7. Pelatihan Basic Training Fundraising (3 orang); 8. Seminar Model Pendayagunaan Zakat Indonesia (1 orang); 9. Kongres nasional III Asesmen Center Indonesia (1 orang); 10. Konferensi International tentang Islam, Peradaban dan Perdamaian (1 orang); dan 11. Workshop Pengukuran Kinerja Lembaga Zakat (2 orang). RKAT BAZNAS

22 4. Realisasi Pengembangan Sarana dan Prasarana Kondisi Gedung Kantor Jl. Kebon Sirih No: 57, sebagai kantor pusat BAZNAS saat ini, dirasakan sudah kurang representatif untuk menampung aktifitas BAZNAS sebagai operator sekaligus koordinator pengelolaan zakat nasional. Untuk mengantisipasi kekurangan tersebut, sejumlah upaya sudah dilakukan untuk melakukan relokasi kantor maupun pengajuan anggaran untuk pembangunan gedung baru sebagai kantor pusat BAZNAS. Salah satu upaya yang cukup signifikan yang telah dilakukan adalah dengan menyusun proposal pembangunan gedung baru BAZNAS di lahan Jl. Kebon Sirih No: 57. Sejak kuartal pertama tahun 2013, proposal pembangunan gedung baru sudah sepenuhnya rampung, yang meliputi desain arsitektur bangunan berikut rincian anggaran biaya yang dibutuhkan. Proposal inilah yang kemudian disampaikan kepada Komisi VIII DPR RI dalam Rapat Dengar Pendapat pada tanggal 19 September 2013 kepada Menteri Agama RI melalui Sekjen Kementerian Agama, dan kepada Menteri Negara BUMN. Proposal pembangunan gedung baru BAZNAS tersebut mendapat respon dari Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah dan sudah diproses melalui Komisi VIII DPR RI dan Badan Anggaran DPR RI. Namun karena adanya kendala teknis dengan Dirjen Bimas Islam, maka pembangunan gedung baru BAZNAS belum dapat dianggarkan dalam APBN Realisasi Dana Operasional Realisasi dana operasional BAZNAS tahun 2013 diperkirakan mencapai Rp atau 40,81% dari anggaran target Rincian realisasi dana operasional dan perbandingan dengan anggarannya disajikan dalam tabel berikut ini. Jenis Dana Anggaran 2013 (A) Realisasi 2013 Jan Sep (B) Prognosis 2013 (C) SDM Pengurus ,60% 99,69% Operasional Pengurus ,16% 20,34% SDM Amil/PH ,88% 50,59% Operasional Amil/PH ,40% 33,85% Pengadaan Aset Tetap ,19% 13,19% Sosialisasi & Edukasi Zakat ,19% 30,23% Rakor & Pengembangan ,75% 65,99% Jumlah ,95% 40,81% B/A Rasio Tabel 15: Rasio Realisasi dan Prognosis terhadap Anggaran Dana Operasional 2013 (Data RNB, 2013) C/A RKAT BAZNAS

23 Jenis Dana Anggaran 2013 (A) Realisasi 2013 Jan Sep (B) Prognosis 2013 (C) Operasional Kantor ,76% 102,05% Cetakan & Fotokopi ,60% 284,85% Perjalanan Dinas Dalam Kota ,75% 51,46% Pajak & Asuransi Aktiva ,62% 32,43% Pemeliharaan & Renovasi ,69% 33,97% Pengembangan Aplikasi ,62% 37,03% Pengadaan Hardware ,87% 11,80% Pengembangan LAN ,51% 0,77% Pemeliharaan Aplikasi, LAN, & Hardware B/A Rasio C/A ,82% 10,84% Jumlah Tabel 16: Perbandingan Target Anggaran, Realisasi hingga Kuartal III, dan Prognosis BAZNAS 2013 untuk Pengembangan Sarana dan Prasarana (Data RNB, 2013) 6. Realisasi APBN Dana Bantuan APBN Tahun 2013 yang diterima BAZNAS sebesar Rp 3 miliar. Realisasi penggunaan dana APBN tersebut dibandingkan dengan anggarannya disajikan dalam tabel berikut ini. No Uraian Anggaran (A) Realisasi (B) % (B/A) A. Biaya SDM dan Koordinasi ,12% 1. Biaya SDM Pengurus ,62% 2. Biaya Koordinasi ,22% B. Biaya Operasional Kantor ,02% 1. Pengadaan Inventaris Kantor 0,00% 2. Cetakan Kantor ,93% 3. Alat Tulis dan Perlengkapan Kantor (ATK & APK) ,75% 4. Jasa Konsultan & Audit Laporan Keuangan 0,00% 5. Langganan Daya dan Jasa ,27% 6. Biaya Pemeliharaan, Keamanan dan Perbaikan ,00% 7. Pengadaan Jaringan & Aplikasi IT 0,00% C. Biaya Sosialisasi dan Event ,04% 1. Pembuatan dan Cetak Materi Sosialisasi ,01% 2. Biaya Kegiatan Sosialisasi ,27% Total % Tabel 17: Rasio Realisasi dan Prognosis terhadap Anggaran Realisasi APBN 2013 (Data RNB, 2013) RKAT BAZNAS

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN (RKAT) TAHUN 2015

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN (RKAT) TAHUN 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN (RKAT) TAHUN 2015 Halaman 1 dari 56 A. PENDAHULUAN Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan petunjuk, bimbingan dan kekuatan sehingga

Lebih terperinci

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) Kamis, 8 Desember 2016

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) Kamis, 8 Desember 2016 BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) Kamis, 8 Desember 2016 Sistematika Isi 1) Kelembagaan BAZNAS 2) Rencana Strategis 2016-2020 3) Program Penghimpunan 4) Program Penyaluran KELEMBAGAAN BAZNAS Kedudukan

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL, BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI, DAN BADAN AMIL ZAKAT

Lebih terperinci

2016, No menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasiona

2016, No menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasiona BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1846, 2016 BAZNAS. Penyusunan RKA Tahunan. Baznas Provinsi. Baznas Kabupaten/Kota. Pedoman. PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang PENGELOLAAN ZAKAT Kementerian Agama Republik lndonesia Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Zakat Tahun 2012

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan

Lebih terperinci

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5508 KESEJAHTERAAN. Zakat. Pengelolaan. Pelaksanaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 38) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PENGUMPUL ZAKAT. BAB I KETENTUAN

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PENGUMPUL ZAKAT. BAB I KETENTUAN No.1847, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAZNAS. UPZ. Pembentukan dan Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PENGUMPUL

Lebih terperinci

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa sehubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan saja namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusian yang bernilai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam Bab Analisis dan Pembahasan ini penulis akan membahas mengenai kesesuaian kegiatan yang dilakukan oleh BAZNAS dalam pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah (

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH DI KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG,

Lebih terperinci

V I S I. Dasar Hukum PROFILE BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL II. PROFIL BAZNAS

V I S I. Dasar Hukum PROFILE BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL II. PROFIL BAZNAS II. PROFIL BAZNAS PROFILE BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL Dasar Hukum 1. UU Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. 2. Surat Keputusan Presiden RI No. 8 tahun 2001 tanggal 17 Januari 2001 diperbarui dengan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematis dalam batas waktu tertentu, dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan yang berlaku. Desain penelitian

Lebih terperinci

Pedoman Pengajuan. Lembaga Zakat Terdaftar

Pedoman Pengajuan. Lembaga Zakat Terdaftar Pedoman Pengajuan Lembaga Zakat Terdaftar Dodik Siswantoro Sri Nurhayati 2015 Pedoman Pengajuan Lembaga Zakat Terdaftar Dodik Siswantoro Sri Nurhayati 2015 Pedoman Pengajuan Lembaga Zakat Terdaftar Copyright

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH 1 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SERANG, WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN Menimbang : PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT WALIKOTA SERANG, a. bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban umat Islam yang mampu

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT I. UMUM Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN IV.1. Proses Pencatatan, Pengukuran, dan Pelaporan tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Tujuan utama akuntansi keuangan lembaga amil zakat adalah untuk menyajikan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI BERMITRA DENGAN KEMENTERIAN AGAMA RI, KEMENTERIAN SOSIAL RI, KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI, KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA (KPAI), BADAN

Lebih terperinci

FORMULIR LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT ACEH 2013 BAITUL MAL KABUPATEN ACEH JAYA

FORMULIR LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT ACEH 2013 BAITUL MAL KABUPATEN ACEH JAYA FORMULIR LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT ACEH 2013 BAITUL MAL KABUPATEN ACEH JAYA Nama Institusi : SK Lembaga / Tanggal (terakhir) : (dilampirkan) SK Pengurus / Tanggal (terakhir): Baitul Mal Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa pembayaran zakat fitrah dan harta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA PEKALONGAN. Analisis manajemen pengumpulan dana zakat di BAZNAS Kota Pekalongan

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA PEKALONGAN. Analisis manajemen pengumpulan dana zakat di BAZNAS Kota Pekalongan BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA PEKALONGAN Analisis manajemen pengumpulan dana zakat di BAZNAS Kota Pekalongan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengarahan,

Lebih terperinci

2014, No.38 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pela

2014, No.38 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pela LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.38, 2014 KESEJAHTERAAN. Zakat. Pengelolaan. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5508) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG Menimbang: a. bahwa zakat merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA A. Analisis Manajemen Penghimpunan, Pengelolaan serta Pendistribusian Dana Sosial pada Yayasan Al-Jihad Surabaya Setiap

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT Menimbang : a. Mengingat : 1. PERATURAN GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto

BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto Badan atau Lembaga Amil Zakat merupakan organisasi sosial ekonomi dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban umat Islam yang mampu

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT. 3.1 Sejarah Singkat Organisasi Pengelolaan Zakat di Indonesia

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT. 3.1 Sejarah Singkat Organisasi Pengelolaan Zakat di Indonesia BAB III GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT 3.1 Sejarah Singkat Organisasi Pengelolaan Zakat di Indonesia Pengelolaan zakat di Indonesia sebelum tahun 90-an memiliki beberapa ciri khas, seperti diberikan langsung

Lebih terperinci

NOMOR 23 TAHUN Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 29, dan Pasal 34 ayat (1) Tahun 1945;

NOMOR 23 TAHUN Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 29, dan Pasal 34 ayat (1) Tahun 1945; UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

SOSIALISASI INPRES NO. 3 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI PENGUMPULAN ZAKAT DI KEMENTERIAN/LEMBAGA MELALUI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

SOSIALISASI INPRES NO. 3 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI PENGUMPULAN ZAKAT DI KEMENTERIAN/LEMBAGA MELALUI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL SOSIALISASI INPRES NO. 3 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI PENGUMPULAN ZAKAT DI KEMENTERIAN/LEMBAGA MELALUI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL Rakernas Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Gedung Pusat

Lebih terperinci

SUMMARY REPORT PENGELOLAAN ZAKAT

SUMMARY REPORT PENGELOLAAN ZAKAT SUMMARY REPORT PENGELOLAAN ZAKAT 2015 Visi Menjadi pengelola zakat terbaik dan terpercaya di dunia. Misi 1. Mengkoordinasikan BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota, dan LAZ dalam mencapai target-target

Lebih terperinci

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN (RKAT)

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN (RKAT) RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN (RKAT) TAHUN 2016 BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL Jl. Kebon Sirih No. 57, Jakarta Pusat - 10340 A. PENDAHULUAN Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 03 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA, Menimbang : a. bahwa penunaian Zakat merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara dunia ketiga atau negara berkembang, termasuk Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109) PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109) Ilham Maulana Saud Dlingo, 28 Agustus 2016 DASAR HUKUM PENGELOLAAN ZAKAT Dasar Hukum 1.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 23 SERI E.23 ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT ~ 1 ~ SALINAN BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTENEGARA, Menimbang : a. bahwa Zakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004 PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH, Menimbang : a. bahwa mengeluarkan

Lebih terperinci

: Hj. Ledia Hanifa Amaliah, S.Si.,M.Psi.T. : Hadir 40 Anggota, Izin 8 Anggota dari 45 Anggota Komisi VIII DPR RI

: Hj. Ledia Hanifa Amaliah, S.Si.,M.Psi.T. : Hadir 40 Anggota, Izin 8 Anggota dari 45 Anggota Komisi VIII DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI Bidang Kementerian Agama RI, Kementerian Sosial RI, Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak RI, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Amil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan zakat itu berlaku bagi setiap muslim yang dewasa, merdeka, berakal sehat, dan telah memiliki harta

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM KANTOR UPZ (UNIT PENGUMPUL ZAKAT) KECAMATAN TANGGEUNG CIANJUR

BAB III TINJAUAN UMUM KANTOR UPZ (UNIT PENGUMPUL ZAKAT) KECAMATAN TANGGEUNG CIANJUR BAB III TINJAUAN UMUM KANTOR UPZ (UNIT PENGUMPUL ZAKAT) KECAMATAN TANGGEUNG CIANJUR 3.1 Sejarah Singkat Kantor UPZ Kecamatan Tanggeung BAZ kabupaten Cianjur asal mulanya adalah Lembaga Kesejahteraan Umat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu secara finansial. Zakat menjadi salah satu rukun islam keempat setelah puasa di bulan

Lebih terperinci

BAB IV EFEKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI BAZ KOTA SEMARANG

BAB IV EFEKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI BAZ KOTA SEMARANG BAB IV EFEKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI BAZ KOTA SEMARANG A. Pendistribusian Zakat di BAZ Kota Semarang Pengelolaan zakat yang dilaksanakan oleh BAZ Kota Semarang dengan menyalurkan dana zakatnya sesuai

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa zakat merupakan kewajiban

Lebih terperinci

LIPUTAN SEMINAR Masa Depan Zakat Indonesia Pasca UU Zakat Baru: Peluang dan Tantangan

LIPUTAN SEMINAR Masa Depan Zakat Indonesia Pasca UU Zakat Baru: Peluang dan Tantangan LIPUTAN SEMINAR Masa Depan Zakat Indonesia Pasca UU Zakat Baru: Peluang dan Tantangan Forum Zakat, Jakarta Media Center Gd. Dewan Pers, Jakarta Kamis, 24 November 2011 Oleh: Untung Kasirin PEMBAHASAN Pembicara

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 4 2003 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk besar yang sebagian besar penduduknya menganut agama Islam, dimana dalam ajaran Islam terdapat perintah yang harus

Lebih terperinci

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N 2 0 1 8 UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS YAYASANBAITULMAALPLN JLTrunojoyoBlokM1/135KebayoranBaru JakartaSelatan 0217261122ext1574 email:ybm@pln.co.id-www.ybmpln.org

Lebih terperinci

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA PEMBAYARAN ZAKAT MELALUI LAYANAN MOBILE-ZAKAT (M-ZAKAT) MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DIAN NOVITA Fakultas Hukum, Universitas Wiraraja Sumenep dianovita79@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI 1 SALINAN BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR : 7 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG HARI,

Lebih terperinci

BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional

BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional I SALINAN PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI DAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL KABUPATEN/

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. A. Sejarah dan Perkembangan LAZISMU Pekanbaru. tidak bisa bangkit dalam hidupnya padahal jika kita mau sungguh-sungguh

BAB II GAMBARAN UMUM. A. Sejarah dan Perkembangan LAZISMU Pekanbaru. tidak bisa bangkit dalam hidupnya padahal jika kita mau sungguh-sungguh BAB II GAMBARAN UMUM A. Sejarah dan Perkembangan LAZISMU Pekanbaru Lembaga Amil Zakat Infak Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) Pekanbaru didirikan sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi umat Islam yang

Lebih terperinci

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU Menimbang : BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN, a. bahwa menunaikan zakat

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG 1 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PROFESI, INFAK DAN SEDEKAH PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BUNGO, Menimbang : a. bahwa pembayaran zakat fitrah dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS SDM BAZNAS MENUJU PROFFESIONALISME PENGELOLAAN ZAKAT

PENINGKATAN KUALITAS SDM BAZNAS MENUJU PROFFESIONALISME PENGELOLAAN ZAKAT PENINGKATAN KUALITAS SDM BAZNAS MENUJU PROFFESIONALISME PENGELOLAAN ZAKAT OLEH H. AWALUDDIN, SE. SEKRETARIS BAZNAS NTB PENDAHULUAN VISI MENJADIKAN BAZNAS PROVINSI NTB YANG AMANAH, PROFISIONAL, TRANSPARAN

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 9 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA Istutik (2013) meneliti mengenai penerapan standar akuntansi Zakat Infak/Sedekah (PSAK: 109) pada pertanggungjawaban keuangan atas aktivitas penerimaan

Lebih terperinci

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI 2018 0 1. PENGHIMPUNAN 1.1 DATA MUZAKKI Jumlah muzakki Kantor Pusat pada bulan Januari Tahun 2018 sebanyak 1.996 orang (meningkat 733 orang atau 63,2% dibanding bulan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LAZISMU PEKANBARU. A. Sejarah Singkat Berdirinya Lazismu Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LAZISMU PEKANBARU. A. Sejarah Singkat Berdirinya Lazismu Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LAZISMU PEKANBARU A. Sejarah Singkat Berdirinya Lazismu Pekanbaru Lembaga Amil Zakat Infak Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) Pekanbaru didirikan sebagai bentuk keprihatinan terhadap

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa sebagai daerah

Lebih terperinci

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR: 01/PED/I.0/B/2017 TENTANG LAZISMU Bismillahirrahmanirrahim PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Di Indonesia kemiskinan masih menjadi isu utama pembangunan, saat ini pemerintah masih belum mampu mengatasi kemiskinan secara tuntas. Hingga tahun 2008

Lebih terperinci

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat pada awal Tahun 2012 telah melaksanakan pertemuan internal membahas rencana strategis (Renstra) 2011-2015 dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DAERAH KEDIRI, Menimbang : a. bahwa menunaikan zakat merupakan

Lebih terperinci

NOMOR 103 TAHUN 2004

NOMOR 103 TAHUN 2004 KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 103 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN SUSUNAN KEANGGOTAAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTA.NG BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200 LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200 008 Nomor 7 Seri E.1 PERATURAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG PANJANG,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS

BAB III ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS BAB III ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS A. Profil Baitul Maal Hidayatullah Kudus 1. Sejarah Baitul Maal Hidayatullah Kudus. Baitul Maal Hidayatullah atau yang disingkat dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 164, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3885) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KOTA PADANG PADANG KOTA TERCINTA PEMERINTAH KOTA PADANG Menimbang PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, : a. bahwa kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan organisasi pengelola zakat di Indonesia semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat dalam menjaga

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI BERMITRA DENGAN KEMENTERIAN AGAMA RI, KEMENTERIAN SOSIAL RI, KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI, KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA (KPAI), BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin yang mampu diwajibkan untuk mengeluarkan sebagian hartanya yang notabenenya adalah hak orang lain. Zakat

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (ZIS)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (ZIS) RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (ZIS) Menimbang: a. bahwa Negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk

Lebih terperinci

RAKERDA KEPUTUSAN RAKERDA BAZNAS SE BANGKA BELITUNG 1

RAKERDA KEPUTUSAN RAKERDA BAZNAS SE BANGKA BELITUNG 1 RAKERDA KEPUTUSAN RAKERDA BAZNAS SE BANGKA BELITUNG 1 KOMISI A BIDANG PENGUMPULAN KEPUTUSAN / HASIL PEMBAHASAN KOMISI A 1. LANDASAN HUKUM ZAKAT PROFESI NISHAB ZAKAT PROFESI BERDASARKAN FATWA MUI NO 3 TAHUN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA ANGGOTA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA ANGGOTA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA ANGGOTA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Informasi BAZNAS (SiMBA) Versi 1.0

Sistem Manajemen Informasi BAZNAS (SiMBA) Versi 1.0 Sistem Manajemen Informasi BAZNAS (SiMBA) Versi 1.0 Konsep SIMBAZNAS SIMBAZNAS ERP Digunakan oleh Pusat Fungsi: Pendukung operasional Koordinator dan monitoring SiMBA Digunakan oleh Daerah & LAZ Fungsi:

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang: Mengingat: a. bahwa menunaikan zakat merupakan salah satu kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini, sebagai fakta bahwa 80% dari 220 juta penduduk

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini, sebagai fakta bahwa 80% dari 220 juta penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan zakat cukup tinggi, beberapa tahun terakhir ini, sebagai fakta bahwa 80% dari 220 juta penduduk Indonesia

Lebih terperinci