BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN IV.1. Proses Pencatatan, Pengukuran, dan Pelaporan tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Tujuan utama akuntansi keuangan lembaga amil zakat adalah untuk menyajikan laporan keuangan yang layak sebagai bahan informasi kepada pihakpihak yang berkepentingan. Pemerintah selaku pemberi izin operasional membutuhkan laporan keuangan zakat, sebagai bahan pertimbangan dalam pengawasan dan pembinaan. tan publik sebagai lembaga profesional dibidang audit berkepentingan untuk memberikan pernyataan tentang kinerja keuangan, sehingga akan semakin meningkatkan performance lembaga zakat. Namun yang paling berkepentingan langsung terhadap penerbitan laporan keuangan LAZ adalah masyarakat itu sendiri, khususnya para muzakki, karena mereka berhubungan langsung dengan amil zakat. Sesuai dengan tugas pokok dari Lembaga Amil Zakat yaitu mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan sesuai dengan ketentuan agama, maka peranan akuntansi sangat berkaitan dengan proses pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan serta pembuatan laporan keuangan oleh lembaga amil zakat itusendiri dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada masyarakat umum, khususnya kepada para muzakki yang telah mempercayakan Lembaga Amil dalam mengelola zakat yang disalurkan.

2 Manajemen LAZ secara berkala harus menerbitkan laporan keuangannya. Laporan ini menjadi sangat strategis dalam rangka meningkatkan kepercayaan paracalon muzakki Keyakinan mereka terhadap LAZ dapat dibangun melalui laporan keuangan yang benar. Laporan keuangan yang dibuat oleh lembaga amil zakat haruslah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yaitu sesuai dengan prinsip akuntansi yaitu pengakuan, pengukuran, pengungkapan dan penyajian. IV.1.1 Proses Pencatatan tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Pencatatan merupakan proses pengklasifikasian dan pengikhtisaran atasu suatu transaksi. Pencatatan atas transaksi dapat menghasilkan suatu informasi yang relevan untuk pengambilan suatu keputusan. Dalam BAZIS DKI Jakarta, pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran ZIS dilakukan setelah dana diterima atau didayagunakan dan diakui sebagai penerimaan atau pendayagunaan. Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi elemen laporan keuangan serta kriteria pengakuan. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata kata maupun dalam jumlah rupiah tertentu dan mencantumkannya dalam neraca. Pengakuan menjelaskan pencatatan elemen-elemen dasar dari suatu laporan keuangan, termasuk didalamnya penjelasan tentang waktu, pengakuan keuntungan atau kerugian organisasi. 61

3 Pada BAZIS DKI pengakuan atas penerimaan zakat dan infak/sedekah diakui pada saat zakat dan infak/sedekah telah diterima baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk non kas. Zakat dan infak/sedekah yang diakui langsung dicatat kedalam buku jurnal sebagai berikut : IV Jurnal Pencatatan Atas Penerimaan Dana Zakat Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Penerimaan Zakat Entitas 11/1/11 11/1/11 GJ GJ Nama Debit Credit ZIS Unit Kerja PD Air Minum Penerimaan Dana Zakat Unit Kerja Rp. 1, Rp. 1, Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi penerimaan zakat berasal dari unit kerja yang berasal dari PD Air Minum DKI yang belum disetorkan kepada BAZIS Pusat namun telah diterima oleh BAZIS wilayah sebesar Rp. 1.. pada tanggal 11 Januari Jurnal Penerimaan Zakat Pribadi Nama Debit Credit 7/4/11 GJ ZIS Pribadi Rp. 1 7/4/11 GJ Penerimaan Dana Rp. 1 Zakat Pengusaha 62

4 Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi penerimaan zakat berasal dari pribadi sebesar Rp. 1. telah diterima oleh BAZIS wilayah namun belum disetorkan kepada BAZIS Pusat pada tanggal 7 April 211. IV Jurnal Pencatatan Atas Penerimaan Dana Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Penerimaan Dana Infak/Sedekah Entitas Nama Debit Credit 7/4/11 GJ ZIS Unit Kerja Rp. 1,66 7/4/11 GJ Penerimaan dana Rp. 1,66 Infak Unit Kerja Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi penerimaan dana infak/sedekah berasal dari unit kerja yang telah diterima oleh BAZIS wilayah namun belum disetorkan kepada BAZIS Pusat sebesar Rp pada tanggal 7 April Jurnal Penerimaan Dana Infak/Sedekah Pribadi Nama Debit Credit 2/8/11 GJ ZIS Pribadi Rp. 3, 2/8/11 GJ Penerimaan Dana Rp. 3, Infak Pengusaha Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi penerimaan dana infak/sedekah berasal dari pribadi atas nama Ipah Ruyani yang diterima oleh BAZIS Pusat Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp. 3.. pada tanggal 2 Agustus

5 IV Jurnal Pencatatan Atas Penerimaan Dana Pengelola Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Penerimaan APBD Nama Debit Credit 29/2/11 GJ Pengeluaran APBD Rp. 5,283 BAZIS Provinsi DKI 29/2/11 GJ Penerimaan APBD Rp. 5,283 Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi penerimaan atas hak amil yang berasal dari APBD sebesar Rp pada tanggal 29 Februari Jurnal Penerimaan Hasil Pengembangan 3/1/11 3/1/11 3/1/11 GJ GJ GJ Nama Debit Credit Bank DKI Syariah Bank DKI Syariah Penerimaan Hasil Pengembangan Rp. 9,276 Rp. 9,276 Rp. 18,552 Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi atas hasil pengembangan bagi hasil deposito pada Bank DKI Syariah dengan nomor rekening sebesar Rp pada tanggal 3 Januari Jurnal Penerimaan Jasa Giro Nama Debit Credit 1/1/11 GJ Bank DKI BAZIS Rp. 1,217 Wilayah Pusat 1/1/11 GJ Penerimaan Jasa Giro Rp. 1,217 Non Mitra 64

6 Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi jasa giro Non Mitra pada kas pengumpulan Bank DKI BAZIS Pusat sebesar Rp pada tanggal 1 Januari Jurnal Penerimaan Lain-lain Nama Debit Credit 11/7/11 GJ Bank DKI Bina Rp. 2 Produktif 11/7/11 GJ Penerimaan Lain Rp. 2 Dari data diatas, jurnal penerimaan lain-lain sebesar Rp. 2.. pada tanggal 11 Juli 211 atas kelebihan setor pada Bina Produktif 1 IV.1.2 Proses Pencatatan Atas Penyaluran tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta IV Jurnal Pencatatan Atas Peyaluran Zakat Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Penyaluran Zakat Kepada Fakir Miskin 4/1/11 4/1/11 GJ GJ Nama Debit Credit Biaya dibayar dimuka beasiswa Bank DKI Pendayagunaan Rp.69, Rp. 69, Dari data diatas, jurnal transaksi penyaluran zakat kepada fakir miskin untuk beasiswa yang disalurkan melalui Bank DKI Pendayagunaan dengan nomor rekening sebesar Rp pada tanggal 4 Januari

7 2. Jurnal Penyaluran Zakat Kepada Muallaf 26/1/11 26/1/11 GJ GJ Nama Debit Credit Muallaf a/n Ferick Rinaldi Bank DKI Pendayagunaan Rp. 1,5 Rp. 1,5 Dari data diatas, jurnal penyaluran zakat kepada Muallaf atas nama Ferick Rinaldi sebesar Rp melalui Bank DKI Pendayagunaan dengan nomor rekening pada tanggal 26 Januari Jurnal Penyaluran Zakat Kepada Gharim 14/1/11 14/1/11 GJ GJ Nama Debit Credit Gharimin a/n Joko Suryanto Bank DKI Pendayagunaan Rp. 3, Rp. 3, Dari data diatas, jurnal penyaluran zakat kepada Gharim atas nama Joko Suryanto melalui Bank DKI Pendayagunaan dengan nomor rekening sebesar Rp pada tanggal 14 Januari Jurnal Penyaluran Zakat Kepada Ibnusabil Nama Debit Credit 28/1/11 GJ Ibnusabil a/n Sudarto Rp /1/11 GJ Kas Pendayagunaan Rp. 33 Dari data diatas, jurnal penyaluran zakat kepada Ibnusabil atas nama Sudarto sebesar Rp. 33. pada tanggal 28 Januari 211 dana diambil melaui kas pendayagunaan. 66

8 5. Jurnal Penyaluran Zakat Kepada Sabilillah Nama Debit Credit 15/3/11 GJ Sabilillah Rp. 3, 15/3/11 GJ Biaya dibayar dimuka Rp. 3, Dari data diatas, jurnal penyaluran zakat kepada Sabilillah sebesar Rp. 3.. pada tanggal 15 Maret 211 melalui BAZIS Kota Administrasi Jawa Barat. IV Jurnal Pencatatan Atas Peyaluran Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Penyaluran Infak/Sedekah Kepada Kemaslahatan Umat dan SDM 11/1/11 11/1/11 GJ GJ Bantuan Nama Debit Credit Kemanusiaan Bank DKI Pendayagunaan Rp. 2,5 Rp. 2,5 Dari data diatas, jurnal penyaluran infak/sedekah kepada Kemaslahatan Umat dan SDM atas nama Muhammad Hidayat dari rekening Bank DKI Pendayagunaan dengan nomor sebesar Rp pada tanggal 26 Januari

9 2. Jurnal Penyaluran Infak/Sedelah Kepada Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS Nama Debit Credit 26/1/11 GJ Sosialisasi ZIS 211 Rp. 5, 26/1/11 GJ Biaya Dibayar Rp. 5, Dimuka Dari data diatas, jurnal penyaluran infak/sedekah kepada Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS dibayar dimuka sebesar Rp. 5.. pada tanggal 26 Januari Jurnal Penyaluran Infak/Sedekah Kepada Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat 11/1/11 11/1/11 GJ GJ Nama Debit Credit Bantuan Lembaga Keagamaan Bank DKI Pendayagunaan Rp. 3,5 Rp. 3,5 Dari data diatas, jurnal penyaluran infak/sedekah kepada Bantuan Sosial dan Kemaslahatan Umat untuk pembangunan Masjid Al-Ikhwan melalui Bank DKI Pendayagunaan dengan nomor rekening sebesar Rp pada tanggal 26 Januari Jurnal Penyaluran Infak/Sedekah Kepada Sosialisasi dan Bina Lembaga Nama Debit Credit 26/1/11 GJ Bina Motivasi Amil Rp. 16, 26/1/11 GJ Biaya Dibayar Rp. 16, Dimuka 68

10 Dari data diatas, jurnal penyaluran infak/sedekah kepada Sosialisasi dan Bina Lembaga untuk bina motivasi amil BAZIS Pusat melalui Bank DKI Pendayagunaan dengan nomor rekening sebesar Rp pada tanggal 26 Januari 211. IV Jurnal Pencatatan Atas Penggunaan Dana Pengelola Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Beban Pegawai 2/3/11 2/3/11 GJ GJ Nama Debit Credit Honor Beban Gaji Bank DKI Syariah Rp. 134,921 Rp. 134,921 Dari data diatas, jurnal beban pegawai untuk penyaluran honor beban gaji sebesar Rp pada tanggal 2 Maret 211 melalui Bank DKI Syariah dengan nomor rekening Jurnal Beban Amilin 12/1/11 12/1/11 12/1/11 12/1/11 GJ GJ GJ GJ Nama Debit Credit Kewajiban Amilin Mitra Kewajiban Amilin Non Mitra Honor Bank Central Asia Rp. 143,653 Rp. 19,293 Rp. 4,294 Rp. 167,239 Dari data diatas, jurnal beban amilin atas kewajiban amilin mitra dan non mitra yang disalurkan melalui Bank Central Asia dengan nomor rekening sebesar Rp pada tanggal 12 Januari

11 3. Jurnal Beban Umum dan Administrasi Lainnya 7/3/11 7/3/11 7/3/11 GJ GJ GJ Nama Debit Credit Beban Administrasi Bank Beban Pajak Bank DKI TPP Rp. 2 Rp. 481 Rp. 51 Dari data diatas, jurnal beban umum yaitu beban administrasi sebesar Rp. 2. dan beban pajak sebesar Rp pada Bank DKI TPP dengan nomor rekening dengan total Rp Jurnal Beban Penyusutan 31/12/1 31/12/1 31/12/1 CJ21224 CJ21224 CJ Nama Debit Credit Saldo Awal Beban Penyusutan Kendaraan Beban Penyusutan Peralatan Kantor Rp. 478 Rp. 38 Rp. 98 Dari data diatas, jurnal beban penyusutan yaitu beban penyusutan atas kendaraan sebesar Rp. 38,84,375 dan beban penyusutan atas peralatan kantor Rp dan total keseluruhn beban penyusutan adalah sebesar Rp Pengeluaran kas untuk beban penyustan atas kendaraan dan peralatan kantor diambil dari saldo awal tidak terikat BAZIS DKI Jakarta. 7

12 IV.1.3. Proses Pengukuran tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Tarif zakat adalah proses penentuan jumlah zakat yang harus dibayarkan oleh muzaki berdasarkan atas hukum agama. Perhitungan dana zakat yang dikumpulkan oleh BAZIS DKI Jakarta didasarkan atas ketentuan syariah yang mengatur mengenai perhitungan nishab zakat. Pendayagunaan adalah bagaimana cara atau usaha dalam mendatangkan hasil dan manfaat yang lebih besar serta lebih baik. Pendayagunaan atas zakat dan infak/sedekah berarti usaha dalam mendatangkan manfaat yang lebih besar atas zakat dan infak/sedekah yang diperoleh dengan membagikan kepada pihakpihak yang paling membutuhkan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Pengukuran pada BAZIS DKI Jakarta selain terjadi pada penerimaan zakat terjadi juga pada pendayagunaan. Pengukuran yang dilakukan oleh BAZIS DKI Jakarta sesuai dengan ketentuan syariah dan dengan keputusan Pemerintah. IV Proses Pengukuran Pengumpulan tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta BAZIS DKI Jakarta menggunakan perhitungan zakat profesi yang berupa uang atau gaji sebesar 2,5 % dari gaji kotor karyawannya. Sedangkan infak/sedekah tidak ditentukan berapa besar jumlahnya karena merupakan sumbangan sukarela. Selain diukur berapa besar zakat yang mesti dibayarkan, diukur pula berapa besar zakat dan infak/sedekah yang didayagunakan. Pengukuran dan pendayagunaan atas hasil zakat dan infak/sedekah yang diperoleh untuk disalurkan kepada masing-masing pihak dalam BAZIS DKI Jakarta telah diatur dalam Peraturan Gubernur 51 Tahun

13 IV Proses Pengukuran Pendayagunaan tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Pendayagunaan atas zakat yang telah berhasil dikumpulkan oleh BAZIS DKI Jakarta diatur dalam Peraturan Gubernur 51 Tahun 26 Pasal 33 Ayat 1 yang menjelaskan bahwa seluruh zakat yang diperoleh didayagunakan kepada mustahik sesuai dengan tuntutan syariat agama yaitu kepada 8 ashnaf, yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan ibnusabil. Dinamika sosial masyarakat DKI Jakarta menuntu perubahan-perubahan dalam alokasi dana bagi masing-masing kelompok tersebut. Setiap tahun persentase zakat dan infak/sedekah yang disalurkan berubah-ubah. Dan perubahan, perubahan ini, terlebih dahulu dimusyawarahkan melalui Rapat Pleno Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas, dan Badan Pelaksana yang kemudian ditetapkan dengan keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan atas SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta 58 Tahun 211 tentangpendayagunaan Zakat, Infak dan Sedekah Tahun Anggaran 21 di Provinsi DKI Jakarta, dengan sasaran pendayagunaan tahun anggaran 211 sebagai berikut : 1. Mustahik Zakat : a. Fakir Miskin 68%, b. Sabilillah 31% c. Muallaf, Gharim, dan Ibnusabil 1% 1% Berdasarkan pembagian atas pendayagunaan zakat, perhitungan atas komposisi pendayagunaan Mustahik Zakat yang diperoleh oleh BAZIS DKI Jakarta yang berasal dari Muzaki Entitas sebesar Rp. 2,138,54,8 dan Muzaki Individual sebesar Rp. 37,394,376,18 dengan total keseluruhan pendapatan 72

14 zakat yang diperoleh oleh BAZIS DKI Jakarta adalah Rp. 39,532,43,98, dan besar pendayagunaan untuk masing-masing kelompok adalah : a. b. c. Fakir Miskin Sabilillah Muallaf, Gharim, Ibnusabil 68% 31% 1% 1% Rp. 26,882,53,66.4 Rp. 12,255,53,63.8 Rp. 395,324,39.8 Rp. 39,532,43,98. Pada laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta yang berakhir pada 31 Desember 211, pendayagunaan atas penerimaan dana zakat yang berasal dari individu dan entitas adalah sebagai berikut : a. Fakir Miskin Rp. 2,868,228, b. Sabilillah Rp. 9,497,126, c. Muallaf, Gharim, Ibnusabil Rp. 172,88, Rp. 3,538,234, Surplus ( Defisit ) Rp. 8,994,196,98 Rp. 39,532,43,98. Berdasarkan dari kedua data diatas, dapat dilihat bahwa pendayagunaan zakat tidak sesuai dengan ketetapan yaitu : a. b. c. Tabel 4.1 Perbandingan antara SK Gubernur dengan Realisasi pada Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta atas Pendayagunaan Dana Zakat Mustahik % SK Gubernur % Realisasi Fakir Miskin 68 Rp. 26,882,53, Rp. 2,868,228, Sabilillah Muallaf, Gharim, Ibnusabil Surplus ( Defisit ) Rp. 12,255,53,63.8 Rp. 395,324,39.8 * 172,88, 39,532,43,98 = =.4% = % 24 * 23 Rp. 9,497,126, Rp. 172,88, Rp. 8,994,196,98 Terdapat perbedaan antara pendayagunaan sesuai dengan ketetapan SK Gubernur dengan penyaluran atas penerimaan dana zakat yang dilakukan oleh lapangan. Pada fakir miskin, terdapat selisih 15% lebih rendah pada realisasi 73

15 pada laporan keuangan dibandingkan dengan ketetapan, sedangkan selisih untuk Sabilillah sebesar 7%, dan Pada Muallaf, Gharim serta Ibnusabil selisih.996%. Basis Provinsi DKI Jakarta memperoleh surplus atas penerimaan zakat sebesar 23%, yaitu Rp. 8,994,169,98 dari total zakat yang diterima oleh BAZIS DKI Jakarta. 2. Mustahik Infak dan Sedekah : a. Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat 49% b. Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS 18% c. Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM 6% d. Sosialiasi dan Bina Lembaga 2% 1% Berdasarkan pembagian atas pendayagunaan infak/sedekah, perhitungan atas komposisi pendayagunaan Mustahik Infak dan Sedekah berdasarkan atas Laporan Keuangan pada tahun yang berakhir 31 Desember 211 dengan penerimaan dana Infak dan Zakat sebesar Rp. 35,159,99,977 sesaui dengan persentase yang telah ditentukan adalah : a. b. c. d. Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM Sosialisasi dan Bina Lembaga 49% 18% 6% 2% 1% Rp. 17,228,355, Rp. 6,328,783, Rp. 2,19,594, Rp. 9,493,175, Rp. 35,159,99,977. Pada laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta yang berakhir pada 31 Desember 211, pendayagunaan atas penerimaan dana indak/sedekah yang berasal dari individu dan entitas adalah sebagai berikut : 74

16 a. b. c. d. Bantuan Sosial Keagamaan dan Rp. 11,122,589,736 Kemaslahatan Umat Pengembangan Lembaga dan Rp. 4,56,117,182 Pemasyarakatan ZIS Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM Sosialisasi dan Bina Lembaga Rp. 1,278,263,6 Rp. 6,66,851,869 Rp. 22,523,822,387 Surplus ( Defisit ) Rp. 2,724,55,52 Rp. 25,248,372,97 Berdasarkan dari kedua data diatas, dapat dilihat bahwa pendayagunaan infak/sedekah tidak sesuai dengan ketetapan yaitu : Tabel 4.2 Perbandingan antara SK Gubernur dengan Realisasi pada Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta atas Pendayagunaan Dana Infak/Sedekah a. b. c. d. Mustahik % SK Gubernur % Realisasi Bantuan Sosial 49 Rp. 12,371,77, Rp. 11,122,589,736 Keagamaan Pengembangan Lembaga Kemaslahatan Umat Sosialisasi dan Bina Lembaga Sumber : Data diolah Surplus (Defisit) Rp. 4,544,78,743.8 Rp. 1,514,92, Rp. 6,817,63, Rp. 4,56,117,182 Rp. 1,278,263,6 Rp. 6,66,851,869 Rp. 2,724,55,52 Terdapat perbedaan antara pendayagunaan sesuai dengan ketetapan SK Gubernur dengan penyaluran atas penerimaan dana infak/sedekah yang dilakukan oleh lapangan. Pada Bantuan Sosial keagamaan dan Kemaslahatan Umat terdapat selisih 5% lebih rendah pada realisasi laporan keuangan dibandingkan dengan ketetapan yang telah ditetapkan, sedangkan selisih untuk Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS sebesar 2%, Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM 1%, namun pada Sosialisasi dan Bina Lembaga terdapat 22% lebih tinggi pada laporan keuangan dibandingkan dengan ketetapan 75

17 yang telah dikeluarkan. Dari data diatas menandakan bahwa, Bina Lembaga untuk usaha kecil menengah mempunyai porsi yang besar pada tahun 211. Basis Provinsi DKI Jakarta memperoleh surplus atas penerimaan infak/sedekah sebesar 11%, yaitu Rp. 2,724,55,52 dari total dana infak/sedekah yang diterima oleh BAZIS DKI Jakarta. IV Proses Pengukuran Pendayagunaan Insentif Petugas Pada BAZIS DKI Jakarta Pendayagunaan untuk insentif petugas pelaksana pengelola zakat dan infak/sedekah yang berasal dari anggaran APBD pemerintah diatur dalam Peraturan Gubernur 51 Tahun 26 Pasal 32 Ayat 2 yang menjelaskan bahwa seluruh petugas pelaksana pengelola zakat dan infak/sedekah diberikan insentif sebagai pengganti Hak Amil yang dibebankan kepada APBD. Besarnya insentif petugas maksimal senilai 12,5% dari total seluruh pengumpulan zakat dan infak/sedekah dalam satu tahun yang pembagiannya diatur sebagai berikut : 1. 8% Untuk petugas BAZIS Kodya, Kecamatan dan Unit Satuan Kerja. 2. 2% Untuk pertugas BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Dalam laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta periode tahun 211, perhitungan dana amilin yang bersumber atas dana utama akan diganti oleh APBD yaitu Rp ,49 x 12,5% = Rp ,81 = Rp dimana dana tersebut akan diganti oleh APBD pada tahun 212 Berdasarkan atas ketetapan persentase insentif petugas, berikut adalah pembagian perhitungan insentif petugas pengumpul zakat selama tahun 211: 76

18 1 Petugas BAZIS Kodya 8% Rp. 6,478,81, Petugas BAZIS Provinsi 2% Rp. 1,619,52, % Rp. 8,97,61,611. Pada laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta yang berakhir pada 31 Desember 211, pendayagunaan atas insentif petugas atau hak amil adalah sebagai berikut : 1 Petugas BAZIS Kecamatan, Unit Satuan Kerja Rp. 6,478,81,279 2 Petugas BAZIS Kodya Rp. 1,239,659,46 3 Petugas BAZIS Provinsi Rp. 379,89,926 Rp. 8,97,61,611 Berdasarkan dari kedua data diatas, dapat dilihat bahwa pendayagunaan atas insentif petugas atau hak amil yang berasal dari zakat dan infak/sedekah tidak sesuai dengan ketetapan yaitu : Tabel 4.3 Perbandingan antara SK Gubernur dengan Realisasi pada Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta atas Pendayagunaan Dana Insentif Petugas Amilin % Peraturan Gubernur % Realisasi BAZIS Kecamatan, - 8 Rp. 6,478,81,279 Unit Satuan Kerja BAZIS Kodya BAZIS Provinsi 8 2 Rp. 6,478,81,288.8 Rp. 1,619,52, Rp. 1,239,659,46 Rp. 379,89,926 Sumber : Data diolah Dari data diatas, adanya perbedaan Peraturan Gubernur dengan realisasi Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta yang berakhir pada 31 Desember 211. Terdapat perbedaan antara pendayagunaan insentif hak amil sesuai dengan ketetapan Peraturan Gubernur dengan penyaluran insentif hak amil atas penerimaan dana zakat dan infak/sedekah yang dilakukan oleh lapangan. Pada Peraturan Gubernur, pembagian atas hak amilin dibagi menjadi dua, yaitu hak amilin untuk petugas BAZIS Kodya, Kecamatan dan Unit Kerja 77

19 mempunyai persentase sebesar 8% dan 2% untuk petugas amil BAZIS Provinsi dari total keseluruhan zakat dan infak/sedekah yang diterima oleh BAZIS DKI Jakarta. Sedang pada laporan keuangan, hak amilin dibagi menjadi 3 tiga, yaitu hak amilin untuk petugas BAZIS Kecamatan dan Unit Satuan Kerja yang mempunyai persentase 8%, BAZIS Kodya mempunyai persentasi 15%, dan BZIS Provinsi mempunyai persentasi 5% dari total keseluruhan perolehan zakat dan infak/sedekah yang diterima oleh BAZIS DKI Jakarta. Pada Peraturan Gubernur, hak amilin untuk BAZIS Kodya, Kecamatan dan Unit Satuan Kerja dijadikan satu bagian persentasenya yaitu 8%, sedangkan pada realisasi Laporan Keuangan 8% bagian hanya untuk BAZIS Kecamatan, dan BAZIS Kodya mempunyai persentase 15%, dan 5% untuk BAZIS Provinsi. Dapat disimpulkan bahwa 95% hak amil yang diperoleh dialokasikan untuk Unit Kodya dan Kecamatan, sedangkan untuk BAZIS Provinsi hanya 5% lebih rendah 15% dari anggaran yang ditetapkan, yaitu 2% IV.1.4 Proses Pengungkapan Penyajian Laporan Keuangan tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Pengungkapan berarti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas dari suatu unit usaha. Dengan demikian BAZIS DKI Jakarta harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil dari pengumpulan dan pendaya gunaan zakat dan infak/sedekah. Pengungkapan yang dikemukakan dalam laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta terdapat dalam catatan atas laporan keuangan Laporan ini berisi penjelasan yang dilampirkan bersama-sama dengan laporan 78

20 keuangan. Dalam catatan ini menjelaskan mengenai kebijakan kebijakan akuntansi dan prosedur yang diterapkan manajemen amil sehingga memperoleh angka-angka dalam laporan keuangan yang disajikan oleh BAZIS DKI Jakarta. Tabel 4.4 Laporan Posisi Keuangan Dana ZIS BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN POSISI KEUANGAN DANA ZIS PER 31 DESEMBER 211 ASET Catatan Rp. ASET LANCAR Kas dan Setara Kas 3 28,436,459,611 Deposito 4 4,15,, Hak Amil Akan Diganti APBD 5 8,97,61,611 ZIS Belum Disetor 6 519,231,886 Piutang Qordul Hasan 7 3,185,347, Piutang Mudharabah 8 275,, Biaya Dibayar Dimuka 9 24,138,311 Jumlah Aset Lancar 8,687,778,419 ASET TETAP 1 Harga Perolehan Aset Tetap 3,331,618,347 Akumulasi Penyusutan (1,777,73,647) Nilai Buku Aset Tetap 1,553,887,7 ASET LAIN-LAIN Investasi Jangka Panjang 11a 969,48,5 Aset Lainnya 11b 932,29,494 Jumlah Aset Lain-Lain 1,91,437,994 JUMLAH ASET 84,143,14,113 LIABILITAS DAN SALDO DANA LIABILITAS JANGKA PENDEK Liabilitas Amilin Mitra ,46,558 Liabilitas Dana Amilin 13 1,619,52,323 Liabilitas Lain-lain ,32,845 Biaya Yang Masih Harus Dibayar 15 1,1,297,5 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 3,235,581,226 SALDO DANA 16 Saldo Dana Zakat 42,976,482,385 Saldo Dana Infak dan Sedekah 35,159,99,977 Saldo Dana Pengelola 2,777,13,525 Saldo Dana 8,97,522,887 JUMLAH LIABILITAS DAN SALDO DANA 84,143,14,113 Sumber : Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta (211) 79

21 Tabel 4.5 Laporan Perubahan Dana ZIS BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN PERUBAHAN DANA ZIS BERAKHIR PADA TANGGAL PER 31 DESEMBER 211 Catatan Rp. DANA ZAKAT Penerimaan dari Muzaki : 17 Muzaki Entitas 2,138,54,8 Muzaki Individu 37,394,376,18 Jumlah Penerimaan 39,532,43,98 Penyaluran 2 Fakir Miskin 2,868,228, Gharimin 135,, Muallaf 17,15, Sabilillah 9,497,126, Ibnu Sabil 2,73, Jumlah Penyaluran 3,538,234, SURPLUS (DEFISIT) 8,994,196,98 DANA INFAQ DAN SADAQAH Penerimaan dari Munfiq dan Mustashaddiq 18 Infak/Sedekah Entitas 132,55,5 Infak/Sedekah Pribadi 25,115,831,46 Jumlah Penerimaan 25,248,381,96 Penyaluran 21 Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM 1,278,263,6 Pengembagan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS 4,56,117,182 Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat 11,122,598,736 Sosialisasi dan Bina Lembaga 6,66,851,869 Jumlah Penyaluran 22,523,831,387 SURPLUS (DEFISIT) 2,724,55,52 DANA PENGELOLAAN Penerimaan 19 Penerimaan APBD 8,97,61,611 Penerimaan Hasil Pengembangan 2,328,32,435 Penerimaan Jasa Giro 381,766,247 Penerimaan Lain-lain 18,781,7 Jumlah Penerimaan 1,826,451,992 Penggunaan 22 Beban Pegawai 2,466,245,275 Beban Amilin 8,97,61,611 Beban Umum dan Administrasi Lainnya 91,711,53 Beban Penyusutan 379,244,71 Beban Penghapusan Piutang - Jumlah Penggunaan 11,34,82,46 SURPLUS (DEFISIT) (28,35,468) JUMLAH SURPLUS (DEFISIT) 11,51,397,32 SALDO AWAL 69,397,125,856 SALDO AKHIR 8,97,522,887 Sumber : Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta (211) 8

22 Tabel 4.6 Laporan Arus Kas dan Dana Kas BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN ARUS KAN DAN DANA KAS BERAKHIR PADA TANGGAL PER 31 DESEMBER 211 Rp. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Kenaikan Saldo Dana 11,51,397,32 Disesuatikan Untuk : Penyusutan Aset Tetap 379,244,71 Jumlah Kas Berasal dari operasi 11,889,641,13 Perubahan Dalam Aset dan Kewajiban Hak Amil Akan Diganti APBD (1,51,499,243) ZIS Belum Disetor (2,43,367) Piutang Qurdhul Hasan (32,852,) Piutang Mudharabah (275,,) Biaya Dibayar Dimuka 189,266,689 Kewajiban Amilin Mitra 14,9,197 Kewajiban Dana Amilin 3,298,846 Kewajiban Lain-lain 41,266,145 Biaya Yang Masih Harus Dibayar 357,55,5 Arus Kas Bersih Yang Diperoleh Dari (Digunakan) 1,17,84,233 Untuk Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian Aset Tetap (18,78,81) Pembelian Aset Lainnya 42,644,5 Arus Kas Bersih Yang Digunakan Dari Aktivitas (138,64,31) Investasi ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS PENDANAAN Deposito Arus Kas bersih Yang Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan (6,5,,) (6,5,,) Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas 4,683,772,559 Kas dan Setara Kas Pada Awal Tahun 23,752,687,51 KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 28,436,459,611 Sumber : Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta (211) 81

23 IV.2. Analisis Pencatatan, Pengukuran, dan Pelaporan tansi Zakat BAZIS DKI Jakarta dengan PSAK 19 Tugas pokok lembaga amil zakat adalah mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat dan infak/sedekah yang diperoleh sesuai dengan ketentuan agama. Pada proses pengumpulan zakat, perolehan atas zakat yang telah dikumpulkan langsung dicatat oleh lembaga amil zakat sesuai dengan ketatapan yang berlaku dan diukur besarnya pembagian atas perolehan zakat dan infak/sedekah untuk mustahik dan hak amil, serta disalurkan kepada 8 mustahik dan amil pengumpul zakat. Standar tansi Keuangan untuk mengatur akuntansi zakat di Indonesia baru diterbitkan pada 6 April 21 dan wajib diberlakukan pada 1 Januari 212, namun penerapan dini diperkenankan. Pada BAZIS DKI Jakarta, laporan keuangan tahun 211 sudah mengimplementasikan PSAK 19 walaupun belum sepenuhnya. BAZIS DKI Jakarta masih menggunakan PSAK 45 untuk laporan keuangan sebelum adanya PSAK 19. Komponen laporan keuangan amil yang lengkap terdiri atas Laporan Posisi Keuangan, Laporan Perubahan Dana, laporan Perubahan Aset Kelolaan, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Pada PSAK 19, disebutkan bahwa laporan arus kas yang disajikan oleh amil sesuai dengan PSAK 2 dan menyajikan catatatn atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK 11 : Penyajian Laporan Keuangan Syariah dan SAK yang relevan. Sementara Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Perubahan Dana ZIS pada BAZIS DKI Jakarta harus sesuai dengan PSAK

24 IV.2.1. Analisis Penyajian Laporan Posisi Keuangan Pada BAZIS DKI Jakarta Dengan PSAK 19 Penyajian Laporan Keuangan pada BAZIS DKI Jakarta mengalami perubahan pada tahun 211 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh dibuatnya Pernyataan Standar tansi Keuangan 19 tentang tansi Zakat dan Infak/Sedekah sedangkan pada tahun sebelum dibuatnya PSAK 19, BAZIS DKI Jakarta menggunakan PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Dari data laporan keuangan yang telah disajikan pada Tabel 4-1 dengan Tabel 2-1, berikut adalah perbedaan laporan posisi keuangan antara BAZIS DKI Jakarta dengan PSAK 19 tentang tansi Zakat dan Infak/Sedekah : 1. Pada Laporan Posisi Keuangan BAZIS DKI Jakarta pada pos Aset Terdiri atas 3 bagian yang mana Terdapat Aset Lancar, Aset Tetap, dan Aset Lainlain. Aset Lancar pada BAZIS DKI Jakarta pos-pos yang disajikan sesuai dengan PSAK 19, sedangkan pada Aset Tetap pos-pos terdiri atas Harga Perolehan Aset Tetap dikurangi dengan Akumulasi Penyusutan hasil pengurangan tersebut memperoleh Nilai Buku Aset Tetap. Pada laporan posisi keuangan PSAK 19 tertulis Aset Tidak Lancar yang terdiri atas Aset Tetap, Aset Lainnya dan Investasi Jangka Panjang dikurangi dengan Akumulasi Penyusutan memperoleh hasil Jumlah Aset Tidak Lancar. 83

25 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Deposito Hak Amilin ZIS Belum Disetor Piutang Qordul Hasan Piutang Mudharabah Biaya Dibayar Dimuka Tabel 4.7 Perbandingan antara Laporan Posisi Keuangan pada Pos Aset PSAK 19 dengan BAZIS DKI JAKARTA PSAK 19 BAZIS DKI Jakarta Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Aset Tetap Aset Lainnya Investasi Jangka Panjang Akumulasi Penyusutan Sumber : Data diolah Jumlah Tidak Aset Lancar JUMLAH ASET ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Deposito Hak Amilin Akan Diganti APBD ZIS Belum Disetor Piutang Qordul Hasan Piutang Mudharabah Biaya Dibayar Dimuka Jumlah Aset Lancar ASET TETAP Harga Perolehan Aset Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Aset Tetap ASET LAIN-LAIN Investasi jangka Panjang Akumulasi Penyusutan Jumlah Aset Tetap JUMLAH ASET 2. Pada Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta pada pos Liabilitas dan Saldo Dana, Liabilitas dibagi menjadi 2 pos, yaitu Liabilitas Jangka Pendek dan Liabilitas jangka Panjang. Pada Laporan Posisi Keuangan BAZIS DKI Jakarta terdapat 4 pos, yaitu Liabilitas Mitra Amilin, Liabilitas dana Amilin, Liabilitas lain-lain, dan Biaya yang harus dibayar. Sedangkan pada PSAK 19, Biaya Yang Harus Dibayar termasuk dalam pos jangka pendek dan selain itu termasuk kedalam Labilitas Jangka Panjang. 84

26 Tabel 4.8 Perbandingan antara Laporan Keuangan pada Pos Liabilitas PSAK 19 dengan BAZIS DKI JAKARTA PSAK 19 BAZIS DKI Jakarta LIABILITAS DAN SALDO DANA LIABILITAS JANGKA PENDEK Biaya Yang Masih Harus Dibayar Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas Mitra Amilin Liabilitas Dana Amilin Liabilitas Lain-Lain Jumlah Liabilitas Jangka Panjang JUMLAH LIABILITAS SALDO DANA Saldo Dana Zakat Saldo Dana Infak/Sedekah Saldo Dana Pengelola Saldo Dana JUMLAH LIABILITAS SALDO DANA Sumber : Data diolah LIABILITAS DAN SALDO DANA LIABILITAS JANGKA PENDEK Liabilitas Mitra Amilin Liabilitas Dana Amilin Liabilitas Lain-Lain Biaya Yang Masih Harus Dibayar Jumlah Liabilitas Jangka Pendek SALDO DANA Saldo Dana Zakat Saldo Dana Infak/Sedekah Saldo Dana Pengelola Saldo Dana JUMLAH LIABILITAS SALDO DANA 3. Pada Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta tidak disebutkan mengenai transaksi penerimaan ZIS nonkas, dikarenakan BAZIS DKI Jakarta jarang menerima sumbangan dalam bentuk barang/nonkas, sehingga BAZIS DKI Jakarta tidak mencantumkan transaksi nonkas. IV.2.2. Analisis Penyajian Laporan Perubahan Dana ZIS Pada BAZIS DKI Jakarta Dengan PSAK 19 Pada penyajian Laporan Perubahan Dana pada BAZIS DKI Jakarta mengalami perubahan pada tahun 211 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh dibuatnya Pernyataan Standar tansi Keuangan 19 tentang tansi Zakat dan Infak/Sedekah 85

27 sedangkan pada tahun sebelum dibuatnya PSAK 19, BAZIS DKI Jakarta menggunakan PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Dari data laporan keuangan yang telah disajikan pada Tabel 4.9 dengan Tabel 4.1, berikut adalah perbedaan laporan posisi keuangan antara BAZIS DKI Jakarta dengan PSAK 19 tentang tansi Zakat dan Infak/Sedekah : 1. Pada Dana Zakat, terdiri atas pos Penerimaan dari Muzaki disertai dengan jumlah penerimaan, dan penyaluran atas penerimaan zakat disertai dengan jumlah penyaluran. Pada Laporan Perubahan Dana BAZIS DKI langsung terhitung total surplus (defisit) dana zakat yang diterima oleh BAZIS DKI, sedangkan pada PSAK 19 diadakan pos Saldo Awal dan Saldo Akhir dana zakat, sehingga langsung terlibat berapa total saldo dana zakat setelah adanya surplus (defisit). Tabel 4.9 Perbandingan antara Laporan Keuangan pada Pos Dana Zakat PSAK 19 dengan BAZIS DKI JAKARTA PSAK 19 BAZIS DKI Jakarta DANA ZAKAT Penerimaan dari Muzaki Muzaki Entitas Muzaki Individual Penyaluran Fakir Miskin Gharim Muallaf Sabilillah Ibnusabil Sumber : Data diolah Jumlah Penerimaan Jumlah Penyaluran SRPLUS ( DEFISIT ) SALDO AWAL SALDO AKHIR DANA ZAKAT Penerimaan dari Muzaki Muzaki Entitas Muzaki Individua Penyaluran Fakir Miskin Gharim Muallaf Sabilillah Ibnusabil Jumlah Penerimaan Jumlah Penyaluran SRPLUS ( DEFISIT ) 86

28 2. Pada Dana Infak/Sedekah pos Penerimaan dari Munfiq dan Mutashaddiq terdiri atas Infak/Sedekah entitas dan infak/sedekah individual disertai dengan jumlah penerimaan atas Infak/Sedekah. Sedangkan pada Laporan Perubahan Dana ZIS BAZIS DKI Jakarta pos penerimaan atas infak/sedekah terdiri atas Infak/Sedekah Terikat (Muqayyadah) dan Infak/Sedekah Tidak Terikat (Mutlaqah) yang terdisi atas Infak/Sedekah Entitas dan Infak/Sedekah Individual. Pada Laporan Perubahan Dana BAZIS DKI langsung terhitung total surplus (defisit) dana infak/sedekah yang diterima oleh BAZIS DKI, sedangkan pada PSAK 19 diadakan pos Saldo Awal dan Saldo Akhir dana infak/sedekah, sehingga langsung terlibat berapa total saldo dana infak/sedekah setelah adanya surplus (defisit). Tabel 4.1 Perbandingan antara Laporan Keuangan pada Pos Dana Infak/Sedekah PSAK 19 dengan BAZIS DKI JAKARTA PSAK 19 BAZIS DKI Jakarta DANA INFAK/SEDEKAH Penerimaan Infak/Sedekah Terikat Infak/Sedekah Tidak Terikat Infak/Sedekah Entitas Infak/Sedekah Individual Jumlah Penerimaan Penyaluran Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat Sosialisasi dan Bina Lembaga Jumlah Penyaluran SURPLUS ( DEFISIT ) SALDO AWAL SALDO AKHIR Sumber : Data diolah DANA INFAK/SEDEKAH Penerimaan dari Munfiq dan Mustahik Infak/Sedekah Entitas Infak/Sedekah Individual Jumlah Penerimaan Penyaluran Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat Sosialisasi dan Bina Lembaga Jumlah Penyaluran SURPLUS ( DEFISIT ) 87

29 3. Pada BAZIS DKI Jakarta, terdapat Dana Pengelolaan atas zakat dan infak/sedekah, sedangkan pada PSAK 19 disebut dengan Dana Amil. Seperti pada dana zakat dan dana infak/sedekah, pada Laporan Perubahan Dana BAZIS DKI langsung terhitung total surplus (defisit) dana pengelola yang diterima oleh BAZIS DKI, sedangkan pada PSAK 19 diadakan pos Saldo Awal dan Saldo Akhir dana amil, sehingga langsung terlibat berapa total saldo dana amil setelah adanya surplus (defisit). Tabel 4.11 Perbandingan antara Laporan Keuangan pada Pos Dana Pengelolaan PSAK 19 dengan BAZIS DKI Jakarta PSAK 19 BAZIS DKI Jakarta DANA PENGELOLAAN Penerimaan Penerimaan Dana Zakat Penerimaan Dana Infak/Sedekah Penerimaan Hasil Pengembangan Penerimaan Jasa Giro Penerimaan Lain-Lain Jumlah Penerimaan Penggunaan Beban Pegawai Beban Amilin Beban Umum dan Administrasi Lainnya Beban Penyusutan Beban Penghapusan Piutang Jumlah Penggunaan SURPLUS ( DEFISIT ) SALDO AWAL SALDO AKHIR DANA AMIL Penerimaan Penerimaan APBD Penerimaan Hasil Pengembangan Penerimaan Jasa Giro Penerimaan Lain-Lain Jumlah Penerimaan Penggunaan Beban Pegawai Beban Amilin Beban Umum dan Administrasi Lainnya Beban Penyusutan Beban Penghapusan Piutang Jumlah Penggunaan SURPLUS ( DEFISIT ) JUMLAH SURPLUS (DEFISIT ) SALDO AWAL SALDO AKHIR Sumber : Data diolah 88

30 IV.3. Analisis Implementasi Penerapan PSAK 19 tentang Zakat dan Infak/Sedekah pada BAZIS DKI Jakarta Laporan keuangan lembaga amil zakat harus dibuat sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Pada 1 Januari 212 seluruh lembaga amil zakat dan infak/sedekah sudah harus mengimplementasikan pencatatan laporan keuangan sesuai dengan PSAK 19 tentang zakat dan infak/sedekah. Pada BAZIS DKI Jakarta, dimulai per 1 Januari 211 telah mengimplementasikan secara bertahap pencatatan laporan keuangan sesuai dengan PSAK 19. Meski masih banyak perbedaan, namun dalam pengadopsian BAZIS DKI Jakarta sudah hampi sesuai dengan ketetapan yang diatur. Pada Gambar 4.4 terdapat Laporan Posisi Keuangan Dana ZIS yang seharusnya dibuat oleh BAZIS DKI Jakarta sesuai dengan PSAK 19, dan pada Gambar 4.5 terdapat Laporan Perubahan Dana ZIS yang sesuai dengan PSAK 19 tentang akuntansi zakat dan infak/sedekah. 89

31 ASET LANCAR Tabel 4.12 Laporan Posisi Keuangan Dana ZIS sesuai dengan PSAK 19 BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN POSISI KEUANGAN DANA ZIS PER 31 DESEMBER 211 ASET Catatan Rp. Kas dan Setara Kas 3 28,436,459,611 Deposito 4 4,15,, Hak Amilin Akan Diganti APBD 5 8,97,61,611 ZIS Belum Disetor 6 519,231,886 Piutang Qordul Hasan 7 3,185,347, Piutang Mudharabah 8 275,, Biaya Dibayar Dimuka 9 24,138,311 Jumlah Aset Lancar 8,687,778,419 ASET TIDAK LANCAR Aset Tetap 1 3,331,618,347 Aset Lainnya 11b 932,29,494 Investasi jangka Panjang 11a 969,48,5 Akumulasi Penyusutan (1,777,73,647) Jumlah Aset Tidak Lancar 3,455,325,694 JUMLAH ASET 84,143,14,113 LIABILITAS DAN SALDO DANA LIABILITAS JANGKA PENDEK Biaya Yang Masih Harus Dibayar 15 1,1,297,5 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1,1,297,5 LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas Mitra Amilin ,46,558 Liabilitas Dana Amilin 13 1,619,52,323 Liabilitas Lain-Lain ,32,845 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 2,225,283,726 JUMLAH LIABILITAS 3,235,581,226 SALDO DANA 16 Saldo Dana Zakat 42,976,482,385 Saldo Dana Infak/Sedekah 35,159,99,977 Saldo Dana Pengelola 2,771,13,525 Saldo Dana 8,97,522,887 JUMLAH LIABILITAS DAN SALDO DANA 84,143,14,113 Sumber : Data diolah 9

32 Tabel 4.13 Laporan Perubahan Dana ZIS sesuai dengan PSAK 19 BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN PERUBAHAN DANA ZIS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL PER 31 DESEMBER 211 DANA ZAKAT Catatan Rp. Penerimaan dari Muzaki Muzaki Entitas 17 2,138,54,8 Muzaki Individual 37,394,376,18 Jumlah Penerimaan 39,532,43,98 Penyaluran 2 Fakir Miskin 2,868,228, Gharim 135,, Muallaf 17,15, Sabilillah 9,497,126, Ibnusabil 2,73, Jumlah Penyaluran 3,538,234, SRPLUS ( DEFISIT ) 8,994,196,98 SALDO AWAL 33,982,285,45 SALDO AKHIR 42,976,482,385 DANA INFAK/SEDEKAH Penerimaan 18 Infak/Sedekah Terikat Infak/Sedekah Tidak Terikat Infak/Sedekah Entitas 132,55,5 Infak/Sedekah Individual 25,115,831,46 Jumlah Penerimaan 25,248,381,96 Penyaluran 21 Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM 1,278,263,6 Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS 4,56,117,182 Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan 11,122,598,736 Umat Sosialisasi dan Bina Lembaga 6,66,851,869 Jumlah Penyaluran 22,523,831,387 SURPLUS ( DEFISIT ) 2,724,55,519 SALDO AWAL 32,435,359,457 SALDO AKHIR 35,159,99,976 DANA AMIL Penerimaan 19 Penerimaan APBD 8,97,61,611 Penerimaan Hasil Pengembangan 2,328,32,435 Penerimaan Jasa Giro 381,766,247 Penerimaan Lain-Lain 18,781,7 Jumlah Penerimaan 1,826,451,993 Penggunaan 22 Beban Pegawai 2,466,245,275 Beban Amilin 8,97,61,611 Beban Umum dan Administrasi Lainnya 91,711,53 Beban Penyusutan 379,244,71 Beban Penghapusan Piutang - Jumlah Penggunaan 11,34,82,46 SURPLUS ( DEFISIT ) (28,35,467) SALDO AWAL 2,979,48,993 SALDO AKHIR 2,771,13,526 Sumber : Data Diolah 91

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109 ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109 Nama : Ira Ilama Yulyani NPM : 27210029 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Dra. Peni Sawitri,.

Lebih terperinci

NU CARE LAZISNU UPZIS TRENGGALEK NERACA PERIODE : 01 OKTOBER OKTOBER 2017

NU CARE LAZISNU UPZIS TRENGGALEK NERACA PERIODE : 01 OKTOBER OKTOBER 2017 NERACA : 01 OKTOBER 2017-31 OKTOBER 2017 AKTIVA Aktiva Lancar PASIVA Kewajiban Kas di Tangan - 200.000 200.000 Hutang - - - Kas di Bank Syariah - 1.500.000 1.500.000 Kas di Bank konvensional - - - Piutang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA Istutik (2013) meneliti mengenai penerapan standar akuntansi Zakat Infak/Sedekah (PSAK: 109) pada pertanggungjawaban keuangan atas aktivitas penerimaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari PSAK 109 tentang zakat, infak/sedekah tentang mekanisme

Lebih terperinci

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL LAPORAN KEUANGAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 dan 2015 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 Catatan 2016 2015 ASET Aset

Lebih terperinci

Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109)

Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109) Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109) Jombang, 01 April 2017 Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Syariah Menurut Hasbi Ramli (2005 : 56 ), Akuntansi syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, pendataan dan pelaporan melalui proses perhitungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Penelitian yang dilakukan Umah dan Kristin,(2011) yang berjudul Penerapan

BAB II LANDASAN TEORI. a. Penelitian yang dilakukan Umah dan Kristin,(2011) yang berjudul Penerapan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai zakat dapat dikatakan masih sangat terbatas. Adapun penelitian terdahulu yang mendasari dalam penelitian ini beserta persamaan dan perbedaannya,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan 92 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan temuan dari paparan data di atas meberi kesimpulan bahwa : 1. Upaya Optimalisasi Zakat di BAZNAS Kabupaten Tulungagung Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II menjelaskan mengenai landasan teori dan konsep yang mendukung penelitian, yaitu pengertian zakat, infak/sedekah, kompetensi sumber daya manusia, akuntansi zakat, PSAK 109,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat 4.1.1. Mekanisme Pengumpulan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat Rumah

Lebih terperinci

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109) PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109) Ilham Maulana Saud Dlingo, 28 Agustus 2016 DASAR HUKUM PENGELOLAAN ZAKAT Dasar Hukum 1.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG

BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG A. Analisis laporan Keuangan 1. Urgensi Laporan Keuangan Bagi PKPU Semarang Laporan keuangan merupakan suatu hal yang penting untuk

Lebih terperinci

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN oleh: Dr. Rizal Yaya M.Sc. Ak. CA. Pengawas LAZISMU, Dosen FE UMY Brevet Akuntansi Zakat Pusat Pengembangan Akuntansi

Lebih terperinci

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI 2018 0 1. PENGHIMPUNAN 1.1 DATA MUZAKKI Jumlah muzakki Kantor Pusat pada bulan Januari Tahun 2018 sebanyak 1.996 orang (meningkat 733 orang atau 63,2% dibanding bulan

Lebih terperinci

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N 2 0 1 8 UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS YAYASANBAITULMAALPLN JLTrunojoyoBlokM1/135KebayoranBaru JakartaSelatan 0217261122ext1574 email:ybm@pln.co.id-www.ybmpln.org

Lebih terperinci

Aset Catatan 2016 2015 Aset Lancar Kas dan Setara Kas 4 21.842.228.118 31.484.761.459 Logam Mulia 5-125.000.000 Piutang Pihak Ketiga 6-7.500.000 Perlengkapan dan Persediaan 7 133.931.925 3.759.958.974

Lebih terperinci

SALDO AKHIR (30 Dzulhijjah H) 31,115,191, DOMPET DHUAFA REPUBLIKA LAPORAN ARUS KAS Periode 01 Ramadhan 30 Ramadhan 1431.

SALDO AKHIR (30 Dzulhijjah H) 31,115,191, DOMPET DHUAFA REPUBLIKA LAPORAN ARUS KAS Periode 01 Ramadhan 30 Ramadhan 1431. d DOMPET DHUAFA REPUBLIKA Periode 01 Ramadhan 30 Ramadhan 1431 30 Ramadhan Zakat 23,028,397,646.00 Infak/Sedekah 3,134,834,101.00 Dana Infak Terikat 1,630,275,400.00 Wakaf 1,840,103,973.00 Solidaritas

Lebih terperinci

AKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA

AKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA AKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN 2010 Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA A. DEFINISI 1. Amil adalah entitas pengelola zakat yang pembentukannya dan atau pengukuhannya diatur berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN Disampaikan oleh: Dr. Rizal Yaya M.Sc. Ak. CA. Dosen FE UMY Rakornas LAZISMU, 7-9 April 2016 1 EVALUASI UNTUK LAZ/UNIT

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG I SALINAN I GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA ZAKAT,INFAK DAN SHADAQAH

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH Lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari PSAK 101 Laporan keuangan entitas syariah yang lengkap terdiri atas: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber

Lebih terperinci

LAZ "SWADAYA UMMAH" LAPORAN POSISI KEUANGAN Per : 31 Desember 2010

LAZ SWADAYA UMMAH LAPORAN POSISI KEUANGAN Per : 31 Desember 2010 LAZ "SWADAYA UMMAH" LAPORAN POSISI KEUANGAN Per : 31 Desember 2010 Uraian Catatan 2010 2009 AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan Setara Kas 2.c 3 262.865.238 234.621.671 Piutang 2.d 4 149.864.175 57.797.000 Uang

Lebih terperinci

Laporan KEUANGAN. Wajar Tanpa Pengecualian. Opini Audit Keuangan :

Laporan KEUANGAN. Wajar Tanpa Pengecualian. Opini Audit Keuangan : www.rumahyatim.org Laporan KEUANGAN 2013 Opini Audit Keuangan : Wajar Tanpa Pengecualian YAYASAN RUMAH YATIM ARROHMAN INDONESIA Jalan Terusan Jakarta No. 212 Antapani, Bandung Telepon 0227217014 Email:

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 12: Akuntansi Zakat Infak Shadaqah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA DEFINISI. JENIS Zakat Infaq Shadaqah PENGERTIAN aktivitas memberikan harta tertentu yang diwajibkan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 109 AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 109 AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 0 AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus dibaca dalam kaitannya

Lebih terperinci

ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga

Lebih terperinci

Materi: 14 AKUNTANSI ZIS (PSAK 109)

Materi: 14 AKUNTANSI ZIS (PSAK 109) Materi: 14 AKUNTANSI ZIS (PSAK 109) Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh AKUNTANSI BANK SYARIAH Imam Subaweh Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH

AKUNTANSI BANK SYARIAH AKUNTANSI BANK SYARIAH Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum,

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Laporan KEUANGAN ANNUAL REPORT

Laporan KEUANGAN ANNUAL REPORT www.rumahyatim.org Laporan KEUANGAN 2014 ANNUAL REPORT YAYASAN RUMAH YATIM ARROHMAN INDONESIA Jalan Terusan Jakarta No. 212 Antapani, Bandung Telepon 0227217014 Email: www.info@rumahyatim.org No. 11.085/HI/15

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NOMOR 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH KABUPATEN DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NOMOR 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH KABUPATEN DEMAK 61 BAB IV ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NOMOR 19 PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH KABUPATEN DEMAK A. Analisis Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 19 Akuntansi

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2009 TENTANG ~ --,. -, 82 PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2009 TENTANG PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH PADA BADAN AMIL ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (BAZIS) PROVINSI DAERAH

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

Pedoman Akuntansi. Lembaga Zakat

Pedoman Akuntansi. Lembaga Zakat Pedoman Akuntansi Lembaga Zakat Dodik Siswantoro Sri Nurhayati 2015 Pedoman Akuntansi Lembaga Zakat Dodik Siswantoro Sri Nurhayati 2015 i Pedoman Akuntansi Lembaga Zakat Copyright @Dodik Siswantoro & Sri

Lebih terperinci

Dr. Aset Ijarah 1,000,000,000

Dr. Aset Ijarah 1,000,000,000 Soal 1 SOAL IJARAH Harga 1,000,000,000 Nilai sisa 200,000,000 Fair Value 250,000,000 Biaya perbaikan 120,000,000 Pendapatan sewa bersih pertahun 30,000,000 Perhitungan sewa per tahun : keuntungan pertahun

Lebih terperinci

YAYASAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2011 dan 2010

YAYASAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2011 dan 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2011 dan 2010 Catatan ASET Kas dan setara kas 2b,3 41.030.111.544 47.927.668.257 Barang berharga 2c,4 1.114.199.820 243.999.450 Piutang 2d,5 5.270.612.402 7.876.457.011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan organisasi pengelola zakat di Indonesia semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat dalam menjaga

Lebih terperinci

proses yaitu pencatatan dan penyajian sebagai berikut: 1 Laporan keuangan BMT disusun atas dasar cash basic. Dengan

proses yaitu pencatatan dan penyajian sebagai berikut: 1 Laporan keuangan BMT disusun atas dasar cash basic. Dengan BAB IV ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA GRESIK BERDASARKAN PSAK No. 101 A. Penyajian Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan KJKS Mandiri

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan

BAB 5 PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan Rumah Zakat Infaq dan Shodaqoh Universitas Gadjah Mada telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA

EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA Amita Vani Budiarti 1) Endang Masitoh 2) Yuli Chomsatu Samrotun 3) 1, 2, 3) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesungguhnya seluruh kebutuhan manusia telah diciptakan Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu khawatir lagi tidak akan memperoleh bagian rezeki. Namun, pada

Lebih terperinci

FORMULIR LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT ACEH 2013 BAITUL MAL KABUPATEN ACEH JAYA

FORMULIR LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT ACEH 2013 BAITUL MAL KABUPATEN ACEH JAYA FORMULIR LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT ACEH 2013 BAITUL MAL KABUPATEN ACEH JAYA Nama Institusi : SK Lembaga / Tanggal (terakhir) : (dilampirkan) SK Pengurus / Tanggal (terakhir): Baitul Mal Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN 4.1. Perlakuan Akutansi (Ed PSAK 109) 1 Perilaku akuntansi dalam pembahasan ini mengacu

Lebih terperinci

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU Menimbang : BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN, a. bahwa menunaikan zakat

Lebih terperinci

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2015 dan 2014 serta 1 Januari 2014 ASET Catatan 2015 2014 1 Januari 2014 Rp Rp Rp ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana cara mengakui pendapatan premi PT. Asuransi Takaful Umum? Jawaban : saat pertanggungan atas peserta telah dimulai, artinya saat pembukaan polis maka pendapatan

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG 1 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PROFESI, INFAK DAN SEDEKAH PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

AKUNTANSI BASIS AKRUAL SATUAN PERANGKAT KERJA DAERAH

AKUNTANSI BASIS AKRUAL SATUAN PERANGKAT KERJA DAERAH 1 AKUNTANSI BASIS AKRUAL SATUAN PERANGKAT KERJA DAERAH KASUS : Berikut ini diberikan data anggaran yang ada SKPD- Dinas Kesehatan di Pemda SUKAMULYA yang ditetapkan tanggal 1 Januari 2015. KETERANGAN Anggaran

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG Menimbang: a. bahwa zakat merupakan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

BAGIAN ANGGARAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM BAGIAN ANGGARAN 018.06.411956 LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PERIODE 01 JANUARI SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER TAHUN ANGGARAN 2014 (TAHUNAN) BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 4-15

Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 4-15 UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT KAWASAN BERIKAT NUSANTARA (PERSERO) LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 Untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Beserta Laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ZIS PADA BAZ DI JAWA TIMUR

BAB IV ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ZIS PADA BAZ DI JAWA TIMUR BAB IV ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ZIS PADA BAZ DI JAWA TIMUR A. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi pada BAZ di Jawa Timur 1. Proses Bisnis Dalam urutan aktivitas yang dilaksanakan oleh BAZ di

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT Menimbang : a. Mengingat : 1. PERATURAN GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN HARTA AGAMA LAINNYA

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN HARTA AGAMA LAINNYA PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN HARTA AGAMA LAINNYA DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH 1 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban umat Islam yang mampu

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK 109 TENTANG AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA BAZIS DKI JAKARTA

ANALISIS PENERAPAN PSAK 109 TENTANG AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA BAZIS DKI JAKARTA ANALISIS PENERAPAN PSAK 109 TENTANG AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA BAZIS DKI JAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk mendapatkan gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Komunikasi

Lebih terperinci

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah)

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah) Berikut di bawah ini merupakan (contoh) ilustrasi sederhana penyajian laporan keuangan yang terdiri atas: 1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Komparatif; 2. Laporan Laba Rugi Komparatif; 3. Catatan Atas

Lebih terperinci

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 teniang Pemerintahan Provinsi Oaerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 teniang Pemerintahan Provinsi Oaerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; PERATURAN GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ/SHAOAQAH PAOA BAOAN AMIL ZAKAT, INFAQ/SHAOAQAH (BAZIS) TAHUN 2012 OENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2010

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2010 PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Kondisi ini memiliki keuntungan tersendiri bagi proses pembangunan menuju masyarakat muslim

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT I. UMUM Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

Lebih terperinci

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 31 DESEMBER ASET Semester II 2015 Semester I 2015

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 31 DESEMBER ASET Semester II 2015 Semester I 2015 A. LAPORAN ASET NETO INVESTASI (NILAI WAJAR) ASET Semester II 2015 Semester I 2015 Surat Berharga Negara 20.056.075.000 5.058.305.000 Tabungan 4.684.964.144 5.714.635.010 Deposito on call 0 0 Deposito

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT ( PSAK 109 ) PADA LEMBAGA BAZIS DKI SKRIPSI. Program Studi Akuntansi : ADE APRILIA FITRIANI.

EVALUASI PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT ( PSAK 109 ) PADA LEMBAGA BAZIS DKI SKRIPSI. Program Studi Akuntansi : ADE APRILIA FITRIANI. EVALUASI PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT ( PSAK 109 ) PADA LEMBAGA BAZIS DKI SKRIPSI Program Studi Akuntansi Nama : ADE APRILIA FITRIANI Nim : 43209010080 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. 2.1 Akuntansi, Akuntansi Syariah dan Akuntansi Zakat. Akuntansi ( accountancy) berasal dari akar kata to accout, yang artinya

BAB II TELAAH PUSTAKA. 2.1 Akuntansi, Akuntansi Syariah dan Akuntansi Zakat. Akuntansi ( accountancy) berasal dari akar kata to accout, yang artinya BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Akuntansi, Akuntansi Syariah dan Akuntansi Zakat 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi ( accountancy) berasal dari akar kata to accout, yang artinya adalah menghitung. Secara teknis,

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL, BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI, DAN BADAN AMIL ZAKAT

Lebih terperinci

Evaluasi Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat (Laz) Poliban

Evaluasi Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat (Laz) Poliban ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal INTEKNA, Volume 17, No. 2, Nov 2017: 79-147 Evaluasi Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat (Laz) Poliban Lusiana Handayani (1), Basyirah Ainun (2) (1),(2) Pengajar Jurusan Akuntansi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1) BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan saja, namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusian

Lebih terperinci

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH II.1. KETENTUAN UMUM LAPORAN KEUANGAN A. Tujuan Laporan Keuangan 01. Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, arus kas

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT

Lebih terperinci

Laporan KEUANGAN. Wajar Tanpa Pengecualian. Opini Audit Keuangan :

Laporan KEUANGAN. Wajar Tanpa Pengecualian. Opini Audit Keuangan : www.rumahyatim.org Laporan KEUANGAN 2011 Opini Audit Keuangan : Wajar Tanpa Pengecualian YAYASAN RUMAH YATIM ARROHMAN INDONESIA Jalan Terusan Jakarta No. 212 Antapani, Bandung Telepon 0227217014 Email:

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 2 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 2 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 2 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 2 TAHUN 2014 LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 2 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 4 2003 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR ',. TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN AMIL ZAKAT, INFAQ DAN SHADAOAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROPINSI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para penganut sistem ekonomi kapitalisme berpendapat bahwa inti masalah ekonomi adalah masalah produksi. Mereka berpendapat bahwa penyebab kemiskinan adalah

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance Government) telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Lebih terperinci