Pedoman Pengajuan. Lembaga Zakat Terdaftar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pedoman Pengajuan. Lembaga Zakat Terdaftar"

Transkripsi

1 Pedoman Pengajuan Lembaga Zakat Terdaftar Dodik Siswantoro Sri Nurhayati 2015

2 Pedoman Pengajuan Lembaga Zakat Terdaftar Dodik Siswantoro Sri Nurhayati 2015

3 Pedoman Pengajuan Lembaga Zakat Terdaftar Siswantoro & Sri Nurhayati Penulis: Dodik Siswantoro & Sri Nurhayati Cover: Dodik Siswantoro Diterbitkan pertama kali oleh: Jln. Kerja Bakti RT 001/02 No. 9 Kel. Makasar, Kec. Makasar Jakarta Timur 13570, Indonesia Telp: info@dapurbuku.com Januari 2015 ISBN: ii

4 Kata Pengantar Assalamu alaikum wr wb. Perkembangan lembaga zakat di Indonesia cukup pesat. Di era Orde Baru lembaga zakat milik Pemerintah yang terdengar adalah Bazis DKI dan di swasta ada Dompet Dhuafa yang awalnya hanya kumpulan dari wartawan Republika. Kemudian setelah itu bermunculan Lembaga zakat, hingga saat ini 19 Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang diakui oleh negara. Bahkan muzakki yang memberi zakat ke 19 LAZ tersebut dapat mengurangi penghasilan kena pajak (PKP)-nya. Sejak tahun 2008, sudah tidak ada lagi LAZ baru yang terdaftar di Kementerian Agama Republik Indonesia. Walaupun, banyak LAZ-LAZ baru yang berdiri. Hal ini seharusnya mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat. Lembaga zakat merupakan lembaga nirlaba yang kududukannya seharusnya diakomodir oleh Pemerintah. Lembaga ini secara tidak langsung membantu masalah sosial di masyarakat. Dengan adanya buku ini diharapkan Lembaga zakat menjadi mudah menjadi Lembaga zakat terdaftar di Pemerintah. Di samping itu masalah sosial yang ada di Indonesia dapat diminimalisir. Buku ini didukung oleh Universitas Indonesia dan Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Wassalam Dodik Siswantoro Sri Nurhayati Kritik dan saran bisa ke terima kasih. iii

5 Daftar Isi Bab Keterangan Hal Kata Pengantar Daftar Isi iii iv Bab 1 Sejarah Zakat di Indonesia 1 Bab 2 Hukum dan legalitas Lembaga Zakat 2 Bab 3 Lembaga Zakat Terdaftar di Kemenag 4 Bab 4 Syarat Lembaga Zakat terdaftar 7 Bab 5 Proses pendaftaran Lembaga Zakat terdaftar 9 Referensi 14 iv

6 Bab 1 Sejarah Zakat di Indonesia Sejarah zakat di Indonesia dapat dikatakan sudah cukup lama sejak zaman masuknya Islam di Indonesia yang dibawa oleh Wali Songo di abad ke-14. Namun demikian, hal ini tidak tercatat secara otentik dalam sejarah Indonesia. Secara struktur dan kelembagaan baru ada pada abad ke-19. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi penjajahan yang menghilangkan peran lembaga zakat di Indonesia. Pada abad ke-20, lembaga zakat yang dikelola pemerintah yang cukup aktif dan dikelola dengan baik contohnya adalah Bazis DKI. Lembaga zakat ini berada di bawah naungan Pemerintah DKI Jakarta. Di samping itu sudah cukup banyak melakukan kegiatan pengumpulan dan penyaluran zakat. Adapun di beberapa masjid dan pesantren, manajemen zakat juga dilakukan namun tidak mendapat perhatian dari media dan cenderung dilakukan secara sporadis. Lembaga zakat yang dikelola secara swasta dilakukan oleh Dompet Dhuafa pada tahun 1995 yang diinisiasi oleh wartawan Republika. Setelah lembaga ini berkembang cukup pesat maka banyak lembaga sejenis yang berkembang di Indonesia, misalnya Rumah Zakat, PKPU, Al Azhar, DSUQ dan lainnya. Namun antara tahun 2008 hingga UU tahun 2011 tidak ada lagi lembaga zakat terdaftar di Pemerintah pusat. Sejak terbitnya UU zakat tahun 2011 yang mengharuskan lembaga zakat berbadan hukum ormas dan harus mendapat izin dari Kemenag, perkembangannya menjadi tidak begitu pesat. Namun sejak adanya uji materi dari Mahkamah Konstitusi (MK) yang membuat kelonggaran bagi Lembaga zakat maka terjadi kegairahan kembali, misalnya masjid dibolehkan mengumpulkan dan menyalurkan zakat jika jauh dari Baznas. Di samping itu badan hukum lembaga zakat boleh berbentuk Yayasan. Namun demikian, ada batas waktu dalam keharusan Lembaga Zakat harus terdaftar di Kemenag yaitu hingga tahun 2015 menurut UU. 1

7 Bab 2 Hukum dan legalitas Lembaga Zakat Pada dasarnya jenis Lembaga Zakat di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu di bawah Pemerintah dan yang dikelola oleh swasta. Pembagian jenis Lembaga zakat sebagai berikut: 1. Pemerintah a. Baitul Maal Lembaga zakat ini hanya berada di Aceh. Lembaga ini membawahi struktur Pemerintahan dibawahnya misalnya kabupaten, kecamatan (gampong) dan kelurahan (mukim). Di Aceh zakat sudah menjadi zakat pengurang pajak menurut UU No. 11/2006, namun belum dapat dilaksanakan karena belum didukung oleh UU pajak. Selain itu zakat masuk menjadi APBD di Aceh. b. Baznas pusat Lembaga zakat nasional di bawah Kemenag. Lembaga ini mendapat bantuan APBN untuk operasional sehari-hari. c. Baznas daerah Lembaga zakat yang didirikan oleh Pemeritah daerah, awalnya disebut dengan Bazda. 2. Swasta a. Independen Lembaga zakat yang didirikan oleh swasta yang tidak di bawah koordinasi lembaga lain. Misalnya PKPU, Rumah Zakat. b. Bagian lembaga 1) Perusahaan Lembaga zakat swasta di bawah koordinasi perusahaan swasta. Ada yang didirikan secara resmi atau lewat komunitas Muslim. Misalnya LAZ Yayasan Amanah Takaful di bawah PT Asuransi Takaful Indonesia, LAZ Yayasan Baitulmaal Muamalat di bawah Bank Muamalat. 2

8 2) Organisasi Lembaga zakat di bawah koordinasi organisasi seperti Muhammadiyah, Nadhlatul Ulama. Dari lembaga tersebut di atas beum semuanya terdaftar sebagai Lembaga Zakat di Kemenag. Baitul Maal belum terdaftar di Kemenag, sehingga dari zakat yang dibayarkan tidak dapat mengurangi penghasilan kena pajak. Beberapa Baznas daerah juga belum terdaftar di Kemenag. Yang menjadi masalah adalah sebelum uji material MK, banyak Lembaga Zakat swasta yang resah karena belum terdaftar di Kemenag. Namun dengan adanya peluang waktu pendaftaran, hal ini menjadi harapan Lembaga zakat swasta agar dapat terdaftar. Ada juga sebutan lain seperti LAZIS yang juga menghimpun infak dan sedekah selain zakat, yaitu LAZIS Muhammdiyah, LAZIS NU dan LAZIS Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (LAZIS IPHI). 3

9 Bab 3 Lembaga Zakat Terdaftar di Kementerian Agama Pada awalnya Lembaga zakat yang berada di Indonesia tidak terlalu banyak. Untuk tertib administrasi maka diperlukan pengaturan Lembaga zakat agar lebih sistematis dan terkendali. Oleh karena itu perlu lembaga zakat itu terdaftar di Pemerintah pusat khususnya Kementerian Agama. Hal ini berdasarkan pasal 7 ayat UU No. 38/1999 yang berbunyi Lembaga amil zakat dikukuhkan, dibina, dan dilindungi oleh pemerintah dan pasal 21 ayat 1 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 581/1999 yang berbunyi Pengukuhan Lembaga Amil Zakat dilakukan oleh pemerintah. Sejauh ini ada 19 Lembaga Zakat yang terdaftar dan zakat yang dibayarkan dapat diperlakukan sebagai pengurang penghasilan kena pajak, yaitu: 1. Badan Amil Zakat Nasional Lembaga zakat nasional di bawah Kemenag. Dasar Keputusan Presiden No. 8/2001 tanggal 17 Januari LAZ Dompet Dhuafa Republika Lembaga zakat yang awalnya didirikan oleh wartawan Republika. Dasar Keputusan Menteri Agama No. 439/2001 tanggal 8 Oktober LAZ Yayasan Amanah Takaful Lembaga ini dimiliki oleh Takaful. Dasar Keputusan Menteri Agama No. 440/2001 tanggal 8 Oktober LAZ Pos Keadilan Peduli Umat Lembaga yang didirikan oleh LSM. Dasar Keputusan Menteri Agama No. 441/2001 tanggal 8 Oktober LAZ Yayasan Baitulmaal Muamalat Lembaga zakat yang didirian oleh Bank Muamalat. Dasar Keputusan Menteri Agama No. 481/2001 tanggal 7 November 8 November LAZ Yayasan Dana Sosial Al Falah Lembaga zakat yang didirikan LSM di Surabaya. Dasar Keputusan Menteri Agama No. 523/2001 tanggal 10 Desember

10 7. LAZ Baitul Maal Hidayatullah Lembaga ini didirikan oleh Pesantren Hidayatullah di Balikpapan. Dasar Keputusan Menteri Agama No. 538/2001 tanggal 27 Desember LAZ Persatuan Islam Lembaga ini didirikan oleh Persis. Keputusan Menteri Agama No. 552/2001 tanggal 31 Desember LAZ Yayasan Baitul Mal Umat Islam PT Bank Negara Indonesia Didirikan oleh komunitas Muslim BNI. Dasar Keputusan Menteri Agama No. 330/2002 tanggal 20 Juni LAZ Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat Lembaga yang didirikan oleh Bank Syariah Mandiri. Dasar Keputusan Menteri Agama No. 406/2002 tanggal 7 September LAZ Dewan Da wah Islamiyah Indonesia Lembaga yang didirikan oleh Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII). Dasar Keputusan Menteri Agama No. 407/2002 tanggal 17 September Juni LAZ Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia. Lembaga yang didirikan oleh Muslim di BRI. Dasar Keputusan Menteri Agama No. 445/2002 tanggal 6 November LAZ Yayasan Baitul Maal wat Tamwil Lembaga resmi yang dirikan oleh Bank Muamalat. Dasar Keputusan Menteri Agama No. 468/2002 tanggal 28 November LAZ Baituzzakah Pertamina Lembaga yang didirikan oleh Muslim di Pertamina. Dasar Keputusan Menteri Agama No. 313/2004 tanggal 24 Mei LAZ Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid (DUDT) Lembaga zakat yang didirikan oleh Darut Tauhid di Bandung. Dasar Keputusan Menteri Agama No. 410/2004 tanggal 13 Oktober LAZ Yayasan Rumah Zakat Indonesia Lembaga zakat yang didirikan oleh LSM. Dasar Keputusan Menteri Agama No. 42/2007 tanggal 7 Mei LAZIS Muhammadiyah Lembaga zakat yang didirikan oleh Muhammadiyah. Keputusan Menteri Agama No. 457/2002 tanggal 21 November

11 LAZIS Nahdlatul Ulama (LAZIS NU) Lembaga zakat yang didirikan oleh NU. Dasar Keputusan Menteri Agama No. 65/2005 tanggal 16 Februari LAZIS Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (LAZIS IPHI) Lembaga zakat yang didirikan oleh alumni haji Indonesia. Dasar Keputusan Menteri Agama No. 498/2006 tanggal 31 Juli 2006 Daftar tersebut merujuk pada PER-15/PJ/2012 Dirjen Pajak mengenai Badan/Lembaga Penerima Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Peraturan sebelumnya yaitu PER-33/PJ/ Gambar 1 Jumlah Izin Lembaga Zakat yang terdaftar Sumber: Peraturan Dirjen Pajak No. PER-15/PJ/2012 Dari tabel 1 terlihat bahwa sejak tahun 2008 tidak ada lagi izin untuk Lembaga zakat terdaftar di Indonesia. Padahal banyak lembaga zakat yang beroperasi, baik yang secara resmi berbadan hukum atau yang tradisional lewat masjid atau sekolah. Pemerintah seharusnya membuat peraturan yang jelas mengenai Lembaga zakat ini. Sesuai dengan UU No. 38/1999, Pemerintah pusat seharusnya mengakomodir perkembangan Lembaga zakat yang berkembang di Indonesia. Di samping itu, diperlukan adanya lembaga pengawas yang terbuka atas perkembangan lembaga zakat di Indonesia. 6

12 Bab 4 Syarat Lembaga Zakat Terdaftar Merujuk pada UU Zakat No. 23/2011 dan Risalah sidang perkara Mahkamah Konsitusi No. 86/PUU-X/2012 maka syarat Lembaga Zakat agar terdaftar di Kemenag adalah (pasal 18 ayat 2): 1. terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah, dan sosial 2. berbentuk lembaga berbadan hukum 3. mendapat rekomendasi dari BAZNAS 4. memiliki pengawas syariat 5. memiliki kemampuan teknis, administratif, dan keuangan untuk melaksanakan kegiatannya 6. bersifat nirlaba 7. memiliki program untuk mendayagunakan zakat bagi kesejahteraan umat dan 8. bersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala. Sedangkan dalam PP No. 14/2014 diatur dalam pasal 57, isinya sama dengan UU kecuali poin 2. Yang perlu diperhatikan PP ini seharusnya juga merujuk pada hasil sidang MK. UU No. 23/2011 diuji konstitusi ke Mahkamah Konstitusi dan terdapat revisi. Menurut risalah sidang Mahkamah Konstitusi No. 86/PUU-X/2012 bahwa LAZ tidak harus berdasar Ormas. Sesuai dengan: 1. Pasal 18 ayat (2) huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5255) yang menyatakan, a. terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah, dan sosial ; b. berbentuk lembaga berbadan hukum bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah, dan sosial, atau lembaga berbadan hukum, harus mendapatkan izin dari pejabat yang berwenang, sedangkan untuk 7

13 perkumpulan orang, perseorangan tokoh umat Islam (alim ulama), atau pengurus/takmir masjid/musholla di suatu komunitas dan wilayah yang belum terjangkau oleh BAZ dan LAZ, cukup dengan memberitahukan kegiatan pengelolaan zakat dimaksud kepada pejabat yang berwenang ; 2. Pasal 18 ayat (2) huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5255) yang menyatakan, a. terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah, dan sosial ; huruf b yang menyatakan, berbentuk lembaga berbadan hukum tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah, dan sosial, atau lembaga berbadan hukum harus mendapatkan izin dari pejabat yang berwenang, sedangkan untuk perkumpulan orang, perseorangan tokoh umat Islam (alim ulama), atau pengurus/takmir masjid/musholla di suatu komunitas dan wilayah yang belum terjangkau oleh BAZ dan LAZ, cukup dengan memberitahukan kegiatan pengelolaan zakat dimaksud kepada pejabat yang berwenang ; Status Organisasi Kemasyarakatan bukan merupakan syarat yang harus dipenuhi bagi Lembaga zakat yang mengajukan izin Menteri. Kemudian, untuk perkumpulan orang, perseorangan tokoh umat Islam, atau pengurus/takmir masjid/musholla di suatu komunitas dan wilayah yang belum terjangkau oleh BAZ dan LAZ, cukup dengan memberitahukan kegiatan pengelolaan zakat dimaksud kepada pejabat yang berwenang. Sehingga dimungkinkan juga untuk lembaga selain yayasan dengan kriteria tersebut. 8

14 Bab 5 Proses pendaftaran Lembaga Zakat terdaftar Proses yang harus dilalui oleh Lembaga Zakat agar terdaftar di Kementrian Agama Republik Indonesia (Peraturan Badan Amil Zakat Nasional No. 2/2014): 1. mengajukan izin rekomendasi ke Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) sebelum ke Kementrian Agama Republik Indonesia a. Skala Nasional, izin diberikan oleh Direktur Jenderal Bimas Islam setelah mendapat rekomendasi dari Baznas. Syarat yang harus dipenuhi (komentar diberikan bukan huruf yang miring): 1. Menulis izin tertulis rekomendasi ke Baznas untuk izin pembentukan Lembaga Amil Zakat dengan skala nasional 2. Kemudian melampirkan syarat-syarat sebagai berikut: - Anggaran dasar organisasi Anggaran dasar ini mencakup AD/ART yang disahkan oleh notaris setempat. - Surat keterangan terdaftar dari Kementrian Dalam Negeri bagi organisasi kemasyarakatan Islam atau surat keputusan pengesahan sebagai badan hukum dari Kementrian Hukum dan HAM bagi yayasan atau perkumpulan berbasis Islam Untuk masjid atau musholla belum diatur dalam peraturan ini sehingga dianggap berada di luar jangkauan BAZ dan LAZ. - Susunan pengawas syariat yang sekurang-kurangnya terdiri atas ketua dan 1 (satu) anggota 9

15 Pengawas syariat harus mempunyai kapasitas yang kompeten di bidang syariah atau gabungan dengan anggotanya dalam bidang audit. - Surat pernyataan kesediaan sebagai pengawas syariat di atas meterai yang ditandatangani oleh masingmasing pengawas syariat. - Daftar pegawai yang melaksanakan tugas di bidang teknis (penghimpunan, pendistribusian dan pendayagunaan), administratif dan keuangan LAZ perlu merujuk pada tata kelola yang baik dan internal audit diperlukan untuk meminimalisir kemungkinan fraud yang terjadi. - Surat pengangkatan pegawai - Surat pernyataan bersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala di atas material dan ditandatangani oleh pimpinan organisasi terkait Audit keuangan dapat menjadi beban bila dana kelolaan belum besar. Sehingga perlu dilakukan batasan skala ekonomi atas audit keuangan untuk LAZ. - Ikhtisar program pendayagunaan zakat bagi kesejahteraan umat yang dimiliki sekurang-kurangnya di 3 (tiga) provinsi yang mencakup nama program, lokasi program, jumlah penerima manfaat, jumlah zakat yang disalurkan, serta keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dan dampak (impact) program bagi penerima manfaat. Perlu adanya format baku untuk ikhtisar program pendayagunaan zakat. Hal ini untuk memudahkan dalam perbandingan dengan LAZ lain dan memasukkan ke dalam database. 10

16 b. Skala Provinsi, izin diberikan oleh Direktur Jenderal Bimas Islam setelah mendapat rekomendasi dari Baznas. Syarat yang harus dipenuhi: 1. Menulis izin tertulis rekomendasi ke Baznas izin pembentukan dengan skala provinsi 2. Lampiran: - Anggaran dasar organisasi - Surat keterangan terdaftar dari Kementrian Dalam Negeri bagi organisasi kemasyarakatan Islam atau surat keputusan pengesahan sebagai badan hukum dari Kementrian Hukum dan HAM bagi yayasan atau perkumpulan berbasis Islam - Susunan pengawas syariat yang sekurang-kurangnya terdiri atas ketua dan 1 (satu) anggota - Surat pernyataan kesediaan sebagai pengawas syariat di atas meterai yang ditandatangani oleh masingmasing pengawas syariat - Daftar pegawai yang melaksanakan tugas di bidang teknis (penghimpunan, pendistribusian dan pendayagunaan), administratif dan keuangan - Surat pengangkatan pegawai - Surat pernyataan bersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala di atas material dan ditandatangani oleh pimpinan organisasi terkait - Ikhtisar program pendayagunaan zakat bagi kesejahteraan umat yang dimiliki sekurang-kurangnya di 3 (tiga) kabupaten/kota yang mencakup nama program, lokasi program, jumlah penerima manfaat, jumlah zakat yang disalurkan, serta keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dan dampak (impact) program bagi penerima manfaat. 11

17 c. Skala kabupaten/kota, izin diberikan oleh kepala kantor wilayah kementerian agama provinsi setelah mendapat rekomendasi dari Baznas. Untuk mempermudah pengawasan, perlu adanya sentralisasi database sehingga LAZ secara keseluruhan dapat terpantau. Syarat yang harus dipenuhi: 1. Menulis izin tertulis rekomendasi ke Baznas izin pembentukan dengan skala kabupaten/kota 2. Lampiran: - Anggaran dasar organisasi - Surat keterangan terdaftar dari Kementrian Dalam Negeri bagi organisasi kemasyarakatan Islam atau surat keputusan pengesahan sebagai badan hukum dari Kementrian Hukum dan HAM bagi yayasan atau perkumpulan berbasis Islam - Susunan pengawas syariat yang sekurang-kurangnya terdiri atas ketua dan 1 (satu) anggota - Surat pernyataan kesediaan sebagai pengawas syariat di atas meterai yang ditandatangani oleh masingmasing pengawas syariat - Daftar pegawai yang melaksanakan tugas di bidang teknis (penghimpunan, pendistribusian dan pendayagunaan), administratif dan keuangan - Surat pengangkatan pegawai - Surat pernyataan bersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala di atas material dan ditandatangani oleh pimpinan organisasi terkait - Ikhtisar program pendayagunaan zakat bagi kesejahteraan umat yang dimiliki sekurang-kurangnya di 3 (tiga) kecamatan yang mencakup nama program, lokasi program, jumlah penerima manfaat, jumlah zakat yang disalurkan, serta keluaran (output), hasil 12

18 (outcome), manfaat (benefit), dan dampak (impact) program bagi penerima manfaat. 2. mengajukan izin ke Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama Republik Indonesia bagi Lembaga zakat skala nasional atau provinsi, sedangkan untuk Lembaga zakat skala kabupaten/kota izin diajukan ke kepala kantor wilayah kementerian agama provinsi 13

19 Referensi Baznas Peraturan Badan Amil Zakat Nasional No. 2/2014 tentang pedoman tata cara pemberian rekomendasi izin pembentukan lembaga amil zakat. Badan Amil Zakat Nasional. Direktur Jenderal Pajak Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER- 15/PJ/2012 tentang perubahan peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-33/PJ/2011 Badan/lembaga yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah yang ditetapkan sebagai penerima zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Kementrian Keuangan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Direktur Jenderal Pajak Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER- 33/PJ/2011 tentang Badan/lembaga yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah yang ditetapkan sebagai penerima zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Kementrian Keuangan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Kementerian Agama Keputusan Menteri Agama No. 581/1999 tentang pelaksanaan undang-undang No. 38/1999 tentang pengelolaan zakat. Kementrian Agama Republik Indonesia. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia PP No 60/2010 tentang zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia PP No. 14/2014 tentang pelaksanaan UU No. 23/2011 tentang pengelolaan zakat. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia UU No. 38/1999 tentang pengelolaan zakat. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. 14

20 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia UU No. 23/2011 tentang pengelolaan zakat. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Penjelasan atas UU No. 23/2011 tentang pengelolaan zakat. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Mahkamah Konstitusi Risalah sidang perkara No. 86/PUU-X/2012. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. 15

PER - 15/PJ/2012 PERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-33/PJ/2011 TENTANG BADAN/LEMB

PER - 15/PJ/2012 PERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-33/PJ/2011 TENTANG BADAN/LEMB PER - 15/PJ/2012 PERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-33/PJ/2011 TENTANG BADAN/LEMB Contributed by Administrator Monday, 11 June 2012 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5508 KESEJAHTERAAN. Zakat. Pengelolaan. Pelaksanaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 38) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat bagi seorang muslim merupakan rukun ketiga dari lima rukun Islam. Melaksanakan zakat adalah kewajiban semua muslim yang telah memenuhi syarat-syarat untuk berzakat,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Misalnya: a. Usaha apotek; b. Rumah makan; c. Toko *) dapat bersifat final apabila memiliki peredaran bruto tertentu (PP No. 46 Tahun 2013) Penghasilan

Lebih terperinci

2014, No.38 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pela

2014, No.38 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pela LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.38, 2014 KESEJAHTERAAN. Zakat. Pengelolaan. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5508) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan

Lebih terperinci

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan

Lebih terperinci

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang PENGELOLAAN ZAKAT Kementerian Agama Republik lndonesia Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Zakat Tahun 2012

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5'5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN PEMBENTUKAN LEMBAGA AMIL ZAK.AT

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5'5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN PEMBENTUKAN LEMBAGA AMIL ZAK.AT KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5'5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN PEMBENTUKAN LEMBAGA AMIL ZAK.AT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan zakat itu berlaku bagi setiap muslim yang dewasa, merdeka, berakal sehat, dan telah memiliki harta

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan organisasi pengelola zakat di Indonesia semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat dalam menjaga

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Berdirinya yayasan sudah dimulai sejak zaman pra kemerdekaan. Ketika itu tujuan pendiriannya lebih banyak untuk ikut mengatasi masalah-masalah sosial dalam

Lebih terperinci

Anda galau dalam mengisi SPT Tahunan?

Anda galau dalam mengisi SPT Tahunan? Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Anda galau dalam mengisi SPT Tahunan? Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi: Account Representative SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi

Lebih terperinci

Pedoman Akuntansi. Lembaga Zakat

Pedoman Akuntansi. Lembaga Zakat Pedoman Akuntansi Lembaga Zakat Dodik Siswantoro Sri Nurhayati 2015 Pedoman Akuntansi Lembaga Zakat Dodik Siswantoro Sri Nurhayati 2015 i Pedoman Akuntansi Lembaga Zakat Copyright @Dodik Siswantoro & Sri

Lebih terperinci

Relasi Zakat dan Pajak: Studi Kasus Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Malang dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kepanjen Malang

Relasi Zakat dan Pajak: Studi Kasus Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Malang dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kepanjen Malang 26 Relasi Zakat dan Pajak: Studi Kasus Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Malang dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kepanjen Malang Abstrack: Siti Umus Salamah Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168); 4. Pera

2016, No Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168); 4. Pera BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.141, 2016 KEMENAG. Sanksi Administratif. Pengelolaan Zakat. Pengenaan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT I. UMUM Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam satu dekade atau lebih, pada tahun-tahun terakhir ini atau pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam satu dekade atau lebih, pada tahun-tahun terakhir ini atau pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam satu dekade atau lebih, pada tahun-tahun terakhir ini atau pada masa-masa akhir pemerintahan orde baru, terjadi peningkatan semangat masyarakat beragama Islam

Lebih terperinci

Anda galau dalam mengisi SPT Tahunan?

Anda galau dalam mengisi SPT Tahunan? Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Anda galau dalam mengisi SPT Tahunan? Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi: Account Representative SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011, melalui Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. 2011, melalui Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, Undang-Undang Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan zakat di Indonesia mulai memasuki dimensi baru dalam pengaturannya. Setelah berlaku selama 12 tahun, akhirnya pada tanggal 27 Oktober 2011, melalui

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut sejarahnya pengelolaan zakat di negara Indonesia sebelum tahun 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada tahun 90-an belum

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109) PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109) Ilham Maulana Saud Dlingo, 28 Agustus 2016 DASAR HUKUM PENGELOLAAN ZAKAT Dasar Hukum 1.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SERANG, WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN Menimbang : PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT WALIKOTA SERANG, a. bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban umat Islam yang mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan saja namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusian yang bernilai

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG Menimbang: a. bahwa zakat merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH 1 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

NOMOR 23 TAHUN Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 29, dan Pasal 34 ayat (1) Tahun 1945;

NOMOR 23 TAHUN Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 29, dan Pasal 34 ayat (1) Tahun 1945; UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN PENGURUS LAZISMU NOMOR: 01.BP/PDN/B.18/2017 TENTANG : PANDUAN TATACARA PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAAN LAZISMU

KEPUTUSAN BADAN PENGURUS LAZISMU NOMOR: 01.BP/PDN/B.18/2017 TENTANG : PANDUAN TATACARA PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAAN LAZISMU KEPUTUSAN BADAN PENGURUS LAZISMU NOMOR: 01.BP/PDN/B.18/2017 TENTANG PANDUAN TATACARA PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAAN LAZISMU WILAYAH, LAZISMU DAERAH, DAN KANTOR LAYANAN LAZISMU Bismillahirrahmanirrahim BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan Nasional bangsa di Indonesia senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental spiritual, antara lain

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL, BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI, DAN BADAN AMIL ZAKAT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum BAZNAS Kabupaten Malang dan Kantor Pelayanan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum BAZNAS Kabupaten Malang dan Kantor Pelayanan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum BAZNAS Kabupaten Malang dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kepanjen Malang 1. Sejarah Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Malang (BAZNAS) Badan Amil

Lebih terperinci

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a.

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a. BUPATI MERANGIN PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MERANGIN, Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional

BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional I SALINAN PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI DAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL KABUPATEN/

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA ANGGOTA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA ANGGOTA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA ANGGOTA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (ZIS)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (ZIS) RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (ZIS) Menimbang: a. bahwa Negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini, sebagai fakta bahwa 80% dari 220 juta penduduk

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini, sebagai fakta bahwa 80% dari 220 juta penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan zakat cukup tinggi, beberapa tahun terakhir ini, sebagai fakta bahwa 80% dari 220 juta penduduk Indonesia

Lebih terperinci

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA PEMBAYARAN ZAKAT MELALUI LAYANAN MOBILE-ZAKAT (M-ZAKAT) MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DIAN NOVITA Fakultas Hukum, Universitas Wiraraja Sumenep dianovita79@yahoo.co.id

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa sehubungan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT. 3.1 Sejarah Singkat Organisasi Pengelolaan Zakat di Indonesia

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT. 3.1 Sejarah Singkat Organisasi Pengelolaan Zakat di Indonesia BAB III GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT 3.1 Sejarah Singkat Organisasi Pengelolaan Zakat di Indonesia Pengelolaan zakat di Indonesia sebelum tahun 90-an memiliki beberapa ciri khas, seperti diberikan langsung

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.371,2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Seleksi. Anggota. Badan Amil Zakat Nasional. Tim. Tata Cara PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN TIM DAN

Lebih terperinci

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU Menimbang : BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN, a. bahwa menunaikan zakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat adalah sebuah langkah kemandirian sosial yang diambil dengan dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 258 / /2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 258 / /2010 TENTANG WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/ 258 /436.1.2/2010 TENTANG PENGURUS BADAN AMIL ZAKAT (BAZ) KOTA SURABAYA MASA TUGAS TAHUN 2010-2013 WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA PEKALONGAN. Analisis manajemen pengumpulan dana zakat di BAZNAS Kota Pekalongan

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA PEKALONGAN. Analisis manajemen pengumpulan dana zakat di BAZNAS Kota Pekalongan BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA PEKALONGAN Analisis manajemen pengumpulan dana zakat di BAZNAS Kota Pekalongan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengarahan,

Lebih terperinci

Potensi Zakat Nasional: Peluang dan Tantangan Pengelolaan

Potensi Zakat Nasional: Peluang dan Tantangan Pengelolaan Potensi Zakat Nasional: Peluang dan Tantangan Pengelolaan Yusuf Wibisono Peneliti Senior PEBS FEUI Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Zakat 2016, diselenggarakan oleh PUSKAS BAZNAS dan PEBS FEBUI

Lebih terperinci

2016, No menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasiona

2016, No menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasiona BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1846, 2016 BAZNAS. Penyusunan RKA Tahunan. Baznas Provinsi. Baznas Kabupaten/Kota. Pedoman. PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu bertugas untuk mengelola dana sebagaimana mestinya. Zakat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. itu bertugas untuk mengelola dana sebagaimana mestinya. Zakat merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pelaksanaan rukun Islam yang ke empat yaitu zakat, maka saat ini banyak lembaga yang bergerak dalam pengelolaan dana zakat. Lembaga itu bertugas untuk mengelola

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH DI KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam Islam. Zakat disebutkan dalam Alquran sebanyak 35 kali, yang dalam 27 diantaranya penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain erat dengan aspek-aspek ketuhanan, juga ekonomi dan sosial. Diantara

BAB I PENDAHULUAN. Selain erat dengan aspek-aspek ketuhanan, juga ekonomi dan sosial. Diantara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kewajiban zakat dalam Islam memiliki makna yang sangat fundamental. Selain erat dengan aspek-aspek ketuhanan, juga ekonomi dan sosial. Diantara aspek-aspek ketuhanan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DAERAH KEDIRI, Menimbang : a. bahwa menunaikan zakat merupakan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa zakat merupakan kewajiban

Lebih terperinci

BAB II ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK. A. Jenis Zakat Sebagai Pengurang Pajak Penghasilan

BAB II ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK. A. Jenis Zakat Sebagai Pengurang Pajak Penghasilan 31 BAB II ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK A. Jenis Zakat Sebagai Pengurang Pajak Penghasilan Zakat yang merupakan Rukun Islam yang ketiga yang menurut etimologi (bahasa) adalah suci,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004 PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH, Menimbang : a. bahwa mengeluarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban umat Islam yang mampu

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN. No.261, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HAK ASASI MANUSIA. Organisasi Kemasyarakatan. Pelaksanaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5958) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh makhluk. Menurut (Wijaya, 2014) Al-quran meyakinkan bahwa sumber daya itu tersedia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA A. Analisis Manajemen Penghimpunan, Pengelolaan serta Pendistribusian Dana Sosial pada Yayasan Al-Jihad Surabaya Setiap

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 86/PUU-X/2012 Tentang Keberadaan Lembaga Pengelolaan Zakat

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 86/PUU-X/2012 Tentang Keberadaan Lembaga Pengelolaan Zakat RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 86/PUU-X/2012 Tentang Keberadaan Lembaga Pengelolaan Zakat I. PEMOHON 1. Yayasan Dompet Dhuafa, dalam hal ini diwakili oleh Ahmad Juwaini, S.E.,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pajak bagi negara maka penerimaan pajak sebesar-besarnya sesuai ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. pajak bagi negara maka penerimaan pajak sebesar-besarnya sesuai ketentuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Pajak adalah sumber penerimaan yang terbesar bagi suatu negara. Tidak ada satupun negara di dunia ini dimana penerimaan perpajakan lebih kecil dari pada penerimaan

Lebih terperinci

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa pembayaran zakat fitrah dan harta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang pemilihan judul Kemajuan ekonomi menjadi salah satu tolak ukur suatu negara untuk mendapatkan pengakuan dari negara lain, bahwa negara itu termasuk negara maju atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang baik. Unsur manajemen menjadi bagian paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang baik. Unsur manajemen menjadi bagian paling penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan zakat secara modern memberikan syarat adanya manajemen yang baik. Unsur manajemen menjadi bagian paling penting bagi kesuksesan pengelolaan zakat (Sudewo,

Lebih terperinci

tidak dapat memilih untuk membayar atau tidak. (Nurhayati, 2014)

tidak dapat memilih untuk membayar atau tidak. (Nurhayati, 2014) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu praktek akuntansi merupakan hal yang sangat penting dalam bisnis, tetapi dalam entitas nirlaba ilmu dan praktek akuntansi tidak begitu diperhatikan (Simanjuntak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang. Perkembangan ekonomi islam telah menjadikan islam sebagai satu-satunya solusi masa depan. Hal ini di tandai dengan semakin banyak dan ramainya kajian akademis serta

Lebih terperinci

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PENGUMPUL ZAKAT. BAB I KETENTUAN

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PENGUMPUL ZAKAT. BAB I KETENTUAN No.1847, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAZNAS. UPZ. Pembentukan dan Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PENGUMPUL

Lebih terperinci

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109)

Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109) Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109) Jombang, 01 April 2017 Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Lebih terperinci

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI 1 SALINAN BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR : 7 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG HARI,

Lebih terperinci

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN oleh: Dr. Rizal Yaya M.Sc. Ak. CA. Pengawas LAZISMU, Dosen FE UMY Brevet Akuntansi Zakat Pusat Pengembangan Akuntansi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 4 2003 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU

Lebih terperinci

PEMERINGKATAN (RATING) LPZ DI INDONESIA

PEMERINGKATAN (RATING) LPZ DI INDONESIA PEMERINGKATAN (RATING) LPZ DI INDONESIA Oleh Hertanto Widodo Sumber: BUKU KRITIK & OTOKRITIK LSM: Membongkar Kejujuran dan Keterbukaan Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia (Hamid Abidin & Mimin Rukmini)

Lebih terperinci

BAB III PENGELOLAAN ZAKAT MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN A. Sejarah Terbentuknya Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang

BAB III PENGELOLAAN ZAKAT MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN A. Sejarah Terbentuknya Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang 71 BAB III PENGELOLAAN ZAKAT MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2011 A. Sejarah Terbentuknya Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh Bangsa Indonesia. Pada satu sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh Bangsa Indonesia. Pada satu sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan kemiskinan masih menjadi salah satu problematika utama yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Pada satu sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia Secara demografi mayoritasnya beragama Islam dan setiap muslim mempunyai kewajiban untuk membayar zakat. Zakat sebagai rukun Islam yang ketiga,

Lebih terperinci

LIPUTAN SEMINAR Masa Depan Zakat Indonesia Pasca UU Zakat Baru: Peluang dan Tantangan

LIPUTAN SEMINAR Masa Depan Zakat Indonesia Pasca UU Zakat Baru: Peluang dan Tantangan LIPUTAN SEMINAR Masa Depan Zakat Indonesia Pasca UU Zakat Baru: Peluang dan Tantangan Forum Zakat, Jakarta Media Center Gd. Dewan Pers, Jakarta Kamis, 24 November 2011 Oleh: Untung Kasirin PEMBAHASAN Pembicara

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Zakat adalah rukun Islam yang ketiga. Zakat merupakan ibadah yang menandakan ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT, ibadah zakat mengandung dua dimensi, yaitu dimensi vertikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia dikaruniai keberhasilan dalam bekerja dengan melimpahnya harta benda. Bagi orang muslim, pelunasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. melansir

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar.  melansir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. www.bisnis.com melansir bahwa Badan Amil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesungguhnya seluruh kebutuhan manusia telah diciptakan Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu khawatir lagi tidak akan memperoleh bagian rezeki. Namun, pada

Lebih terperinci

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR: 01/PED/I.0/B/2017 TENTANG LAZISMU Bismillahirrahmanirrahim PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Kondisi ini memiliki keuntungan tersendiri bagi proses pembangunan menuju masyarakat muslim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga zakat adalah lembaga yang berada ditengah-tengah publik sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ) dalam

Lebih terperinci

KAJIAN HUKUM KOMISIONER KKR MENJADI DEKAN PTS

KAJIAN HUKUM KOMISIONER KKR MENJADI DEKAN PTS J A R I N G A N S U R V E I I N I S I A T I F 1 KAJIAN HUKUM KOMISIONER KKR MENJADI DEKAN PTS Tim riset JSI (Aryos Nivada, MA & Teuku Harist Muzani, SH) Anggota Komisioner Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci