2. Aam Hasanudin. 2. Wendra S. Manik, S Hut. Dicetak dengan pembiayaan DIPA Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli Tahun 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2. Aam Hasanudin. 2. Wendra S. Manik, S Hut. Dicetak dengan pembiayaan DIPA Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli Tahun 2014"

Transkripsi

1 Ba l a ipe ne l i t i a nke hut a na nae kna ul i PANDUANMANUAL BUDI DAYA LEBAH MADU Di susunol eh: Rospi t ao.p.si t umor ang Aam Hasanudi n

2 Panduan Manual Budidaya Lebah Madu Disusun Oleh : Desain Cover Foto Cover Sekretariat Redaksi : 1. Rospita O. P. Situmorang 2. Aam Hasanudin : Wendra S. Manik, S Hut : Wendra S. Manik, S Hut 1. Makmur Situmeang, B Sc 2. Wendra S. Manik, S Hut Dicetak dengan pembiayaan DIPA Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli Tahun 2014 Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli Alamat : Kampus Kehutanan Aek Nauli; Km.10,5 Sibaganding, Parapat Telp / Website : bpk.aeknauli@gmail.com KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI

3 PANDUAN MANUAL BUDIDAYA LEBAH MADU DISUSUN OLEH ROSPITA O. P. SITUMORANG AAM HASANUDIN SEKRETARIAT REDAKSI MAKMUR SITUMEANG, B Sc WENDRA S. MANIK, S Hut KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI

4 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-nya booklet Panduan Manual Budidaya Lebah Madu ini dapat diselesaikan. Booklet ini berisikan tentang informasi lebah madu mulai dari biologi, perilaku, siklus dan manfaat serta teknik budidaya hingga pemanenan madu yang dihasilkan oleh Apis cerana yang merupakan lebah lokal Indonesia. Spesies yang banyak terdapat di Indonesia adalah Apis cerana, Apis dorsata dan Apis Florea. Sampai saat ini jenis lebah yang umum dibudidayakan adalah A.cerana dan A. mellifera. Penerbitan booklet ini dimaksudkan sebagai media penyebarluasan informasi teknis hasil dari pengembangan budidaya lebah madu yang sudah diterapkan di Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli. Diharapkan booklet ini dapat bermanfaat bagi masyarakat yang berminat terhadap budidaya lebah madu dan juga dapat mendukung pelaksanaan pembangunan kehutanan, khususnya di wilayah Sumatera Bagian Utara. Apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya diberikan kepada Rospita O. P. Situmorang (Peneliti Bidang Perhutanan Sosial) dan Aam Hasanudin (Teknisi Litkayasa Penyelia) yang telah menyusun booklet ini. Semoga booklet ini dapat bermanfaat. Amiin Aek Nauli, Oktober 2014 Kepala Balai, Ir. Iton Bambang Partono B.D. NIP i

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR I. LEBAH MADU DAN NILAI PENTINGNYA A. BIOLOGI LEBAH DAN PERILAKUNYA B. SIKLUS HIDUP DAN REPRODUKSI C. MANFAAT BUDIDAYA LEBAH MADU II. BUDIDAYA LEBAH A. LOKASI PERLEBAHAN (APRIARI) B. PEMBUATAN KOTAK SARANG (STUP) C. MEMPERSIAPKAN BIBIT LEBAH DAN PEMINDAHAN KOLONI D. PENEMPATAN STUP BUDIDAYA E. PEMERIKSAAN KOLONI F. MANAJEMEN KOLONI G. MEMBERI MAKAN LEBAH H. HAMA, PREDATOR, PENYAKIT DAN PENGENDALIANNYA I. PERALATAN J. PEMANENAN DAFTAR PUSTAKA i ii iii iv ii

6 DAFTAR TABEL Tabel 1. Jenis Tanaman dan Jenis Pakan yang Dihasilkan 22 iii

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Sarang lebah A. cerana (a) Lebah pekerja (b) ratu dan (c) pejantan Proses perkembangan lebah dari telur hingga menjadi lebah dewasa Periode perkembangan lebah Kotak stup (tampak samping) Frame/sisiran (tampak atas) Penangkapan bibit dengan pembuatan glodog (a) glodog kosong; (b) glodog digantungkan di batang pohon; (c) glodok sudah berisi lebah dan sarang lebah; (d) pemindahan sarang bingkai/sisiran; (e) memindahkan lebah; (f) menyusun frame ke dalam kotak stup Peralatan (a) pakaian kerja yang dilengkapi pelindung wajah; (b) sarung tangan karet; (c) smoker; (d) Pengungkit sarang; (e) pisau pengupas madu; (f) sikat lebah Alat panen ekstraktor iv

8 I. LEBAH MADU DAN NILAI PENTINGNYA A. Biologi Lebah dan Perilakunya Lebah madu merupakan hewan tak bertulang belakang, yang termasuk dalam kelas insekta (serangga) dengan sistematika sebagai berikut : Phylum : Arthropoda Sub Phylum : Mandibulata Classis : Insekta Sub Class : Pterygota Ordo : Hymenoptera Super Family : Apoidae Family : Apidae Genus : Apis Spesies : Apis sp Spesies yang banyak terdapat di Indonesia adalah Apis cerana, Apis dorsata dan Apis Florea. Sampai saat ini jenis lebah yang umum dibudidayakan adalah A.cerana dan A. mellifera. a. A.mellifera (lebah unggul, impor, menurut literatur dari Italia, Australia) b. A. cerana (lebah lokal, Indonesia, Asia) c. A. florea atau lebah trigona (bentuk kecil seperti semut hitam dan hidup di bumbung bambu, lubang kayu, tanah) d. A. dorsata (tawon gung, lebah liar). Sarang lebah adalah sel-sel yang terbentuk hexagonal dibuat dari malam lebah yang dicampur dengan perekat (propolis) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sarang lebah digunakan untuk meletakkan madu, tepung sari dan tempayak (larva). Tidak semua lebah pekerja bertanggung jawab atas pembangunan sarang. Lebah pekerja muda Page 1

9 yang masih kuat (berumur hari) dengan kelenjar malamnya masih sangat produktif bertugas membangun sarang. Jenis tabung sel dalam sisiran adalah: - Sel calon ratu, berukuran paling besar, tak teratur dan biasanya terletak di pinggir sarang. - Sel calon pejantan, ditandai dengan tutup menonjol dan terdapat titik hitam di tengahnya. - Sel calon pekerja, berukuran kecil, tutup rata dan paling banyak jumlahnya. Sel madu Sel calon lebah pekerja Sel calon lebah pejantan Sel calon ratu Gambar 1. Sarang lebah A. cerana Lebah madu adalah serangga sosial yang hidup berkoloni. Koloni lebah sekitar sampai lebah. Koloni terdiri dari ratu (betina subur), ratusan lebah jantan dan ribuan lebah pekerja (betina steril). Mereka menyerbuki tanaman berbunga dan tanaman. Fungsi dan ciri-ciri masing-masing lebah adalah sebagai berikut: 1) Lebah ratu o Tugas ratu hanya satu yaitu bertelur Page 2

10 o Hidupnya sehari-hari diawasi, makannya diberi dan diatur oleh lebah pekerja khusus serta kebersihan badannya diurus oleh lebah pekerja. o Ciri-ciri lebah ratu mempunyai tubuh paling besar diantara lebah-lebah yang ada dalam sarang. o Warna merah agak kehitam-hitaman, mempunyai sengat dan dapat menyengat berkali-kali dalam hidupnya tanpa mengalami kerusakan tubuh atau mati seperti lebah pekerja. Dapat hidup kurang lebih 4 tahun. 2) Lebah jantan o Tubuhnya lebih pendek dari lebah ratu dan berwarna kehitam-hitaman. o Sifatnya pemalas, terbang jauh hanya mengejar ratu untuk dikawini (lalu mati). o Makan minum dicukupi lebah pekerja, dan sangat rakus dengan makanan. o Suaranya keras dan menimbulkan kebisingan, tidak suka berkelahi. o Sel telur lebah jantan lebih besar dan tutupnya menonjol. o Masa paceklik baginya suram karena akan dibunuh oleh lebah pekerja. o Umur lebah jantan ± 70 hari/10 minggu. 3) Lebah pekerja o Adalah jenis kelamin betina tidak sempurna, tidak bertelur seperti ratu. o Tubuhnya lebih kecil dari lebah jantan berwarna kecoklatcoklatan. o Sifatnya agresif, disiplin dan bertanggung jawab. Page 3

11 o Mempunyai sengat, tapi setiap menyengat terjadi kerusakan pada bagian tubuhnya kemudian mati setelah bertahan paling lama tiga hari. o Tugas lebah pekerja paling berat yaitu memberi makan lebah ratu dan larva, membuat sarang, mencari nektar dan tepung sari, memproses dan menyimpan madu, mencari air dan lainlain. o Umur lebah pekerja ± 70 hari/10 minggu. Pembagian tugas lebah pekerja, adalah sebagai berikut: o Lebah pekerja dewasa yaitu mencari makan untuk seluruh penghuni sarang (induk, jantan, calon lebah mulai dari larva, kepompong, dsb). o Lebah pekerja agak dewasa bertugas menjaga di dalam atau di luar sarang dari segala gangguan. o Lebah pekerja muda bertugas sebagai perawat, penghubung dan menjaga kebersihan dalam sarang serta sekaligus membangun sarang. Gambar 2. (a) Lebah pekerja (b) ratu dan (c) pejantan Page 4

12 B. Siklus Hidup dan Reproduksi Kehidupan lebah dimulai dari telur, kemudian setelah tiga hari telur berkembang menjadi larva. Periode awal larva, larva berkembang dalam sel terbuka, dan diberi makan oleh lebah perawat. Makanan pertama yang didapatkan adalah royal jelli, kemudian dicampur dengan pollen dan nektar. Namun calon lebah ratu diberi makanan royal jelly secara terus menerus. Setelah sekitar 5 hari (6 hari untuk calon lebah jantan), lebah pekerja menutup sel. Kemudian larva berkembang menjadi pupa (kepompong). Pada masa kepompong, lebah tidak makan. Pada masa ini terjadi perubahan dalam tubuh pupa untuk menjadi lebah sempurna. Lebah akan keluar dari sel menjadi lebah sempurna atau lebah dewasa dengan menerobos penutup sel yang terbuat dari lilin. Ratu meletakkan telur Lebah perawat memberi makan larva Gambar 3. Proses perkembangan lebah dari telur hingga menjadi lebah dewasa Larva semakin besar Lebah pekerja menutup sel Larva menjadi pupa Lebah sempurna keluar dari sel Page 5

13 Gambar 4. Periode perkembangan lebah Jika kondisi iklim memungkinkan, lebah ratu akan melakukan perkawinan setelah 5 atau 6 hari keluar dari sel. Lebah ratu akan meletakkan telur 36 jam atau lebih setelah terjadinya pembuahan. Lebah jantan akan diberi makan oleh lebah pekerja sekitar 7 hari setelah keluar dari sel. Mereka masih tinggal di dalam sarang sekitar hari hingga mereka dewasa secara seksualitas. Kemudian mereka mulai melakukan perkawinan selama siang dan sore hari. Proses perkawinan terjadi diawal musim bunga. Ratu lebah terbang keluar sarang diikuti oleh semua pejantan yang akan mengawininya. Perkawinan terjadi di udara. Setelah perkawinan, pejantan akan mati dan sperma akan disimpan dalam spermatheca (kantung sperma) yang terdapat pada ratu lebah. Kemudian ratu kembali ke sarang. Selama perkawinan, lebah pekerja menyiapkan sarang bagi ratu untuk bertelur. Setelah kawin, lebah ratu akan mengelilingi sarang untuk mencari sel-sel yang masih kosong dalam sisiran. Sebutir telur diletakkan di dasar sel. Tabung sel yang telah yang berisi telur akan diisi madu dan tepung sari oleh lebah pekerja dan setelah penuh akan ditutup lapisan tipis yang nantinya dapat ditembus oleh penghuni Page 6

14 dewasa. Setelah mengeluarkan 30 butir telur, ratu akan istirahat 6 detik untuk makan. Ratu A. cerana mampu bertelur butir per hari dan ratu A. mellifera mampu bertelur 1500 butir per hari. C. Manfaat Budidaya Lebah Madu Lebah mempunyai manfaat langsung dan tidak langsung bagi manusia. Manfaat langsung bagi manusia yaitu untuk stamina tubuh karena produk-produk perlebahan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Manfaat tidak langsung, yaitu membantu proses penyerbukan bunga. Lebah melakukan fertilisasi pada tanaman (perpindahan tepung sari ke kepala putik) sehingga proses ini dapat membentuk calon individu baru atau biji pada tanaman. Produk-produk yang dihasilkan oleh lebah madu adalah sebagai berikut: 1) Madu sebagai produk utama yang berasal dari nektar bunga merupakan makanan yang sangat berguna bagi pemeliharaan kesehatan, kosmetika dan farmasi. 2) Royal jelly dimanfaatkan untuk stamina dan penyembuhan penyakit, sebagai bahan campuran kosmetika, dan bahan campuran obat-obatan. 3) Pollen (tepung sari) dimanfaatkan untuk campuran bahan obatobatan/ kepentingan farmasi. 4) Lilin lebah (malam) dimanfaatkan untuk industri farmasi dan kosmetika sebagai pelengkap bahan campuran. 5) Propolis (perekat lebah) dimanfaatkan untuk penyembuhan luka, penyakit kulit dan membunuh virus influensa. Keuntungan lain dari beternak lebah madu adalah membantu dalam proses penyerbukan bunga tanaman sehingga didapat hasil yang lebih maksimal. Page 7

15 II. BUDIDAYA LEBAH A. Lokasi Perlebahan (Apriari) Penentuan lokasi apiari perlu mempertimbangkan ketersediaan pakan, pendataan jenis -jenis tanaman penghasil nektar dan pollen, umur tanaman, kepadatan tanaman, serta kesuburannya. Kondisi lokasi apiari sangat erat kaitannya dengan penempatan jumlah stup pemeliharaan persatuan luasnya (Ha). Hal ini dimaksudkan untuk mencapai daya dukung optimal apiari terhadap jumlah stup/koloni yang ada. Kompetisi lebah dalam mencari pakan dapat menyebabkan turunnya produksi atau terganggunya keseimbangan populasi lebah dan bahkan memungkinkan hijrahnya lebah. Lebah madu biasanya mencari makan dalam radius 3 km dari sarang, tetapi kadang-kadang mereka melakukan perjalanan jauh jika memang harus. Lokasi perlebahan yang standard adalah tanah harus bebas pupuk sintetis, pestisida, herbisida dan fungisida, serta bebas tanaman rekayasa genetika. Apriari sebaiknya jauh dari lokasi pertanian konvensional untuk mencegah potensi terjadinya kontaminasi. Jarak lokasi pertanian intensif sebaiknya minimal 3 km dari lokasi perlebahan. Sementara sarang yang ditempatkan di wilayah pemukiman harus mendapatkan peraturan yang lebih khusus dari penduduk. Areal perlebahan harus dipersiapkan sebelumnya sebelum menempatkan kotak-kotak sarang, karena aroma dari penyiangan biasanya mengganggu lebah. Perlebahan harus tetap bersih dan rapi sepanjang waktu. Kawasan peternakan lebah harus memiliki drainase dan sirkulasi udara yang baik. Lebah membutuhkan air, jadi mereka harus dapat menemukan air dalam radius 500 m. Kadang-kadang air dapat disediakan dalam wadah khusus yang ditempatkan pada tongkat kayu atau diatas batu agar mudah dijangkau lebah. Page 8

16 Sarang harus dilindungi dari angin kencang. Sarang juga harus dilindungi dari terik matahari dengan menyediakan naungan parsial. Selama musim kering, penahan api dapat dibuat di sekitar tempat pemeliharaan lebah untuk mencegah kebakaran sarang-sarang. B. Pembuatan Kotak Sarang (Stup) Beternak lebah secara modern yaitu menggunakan kotak lebah. Dengan cara ini ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu (1) desain kotak memungkinkan untuk diterapkan teknik-teknik manajemen koloni; (2) pada saat panen madu, tidak perlu mengorbankan anaknya, karena sarang yang berisi anakan lebah (brood) dapat dikembalikan di tempatnya semula. Bahan stup yang baik terbuat dari kayu yang sudah kering dan tidak berbau menyengat. Hal ini menghindari pindahnya koloni lebah karena tidak betah dan pengaruh dari bau kayu tersebut. Untuk menjaga keawetan stup, bagian luar kayu dapat dicat dengan cat eksterior berwarna terang. Hal ini bertujuan untuk melindungi kayu dari pelapukan. ada lubang 0,5 cm dari dasar teras lubang 0,5 cm jarak antar lubang 5 cm Gambar 5. Kotak stup (tampak samping) Page 9

17 Lebar frame/sisiran 1,9-20 cm Jarak antara sisiran 0,8-0,9 cm Gambar 6. Frame/sisiran (Tampak atas) Sarang yang sudah dipakai berulang-ulang biasanya akan meninggalkan kotoran yang larut dalam lemak berupa residu pestisida dan kulit kepompong. Seiring waktu, residu pestisida menumpuk, dan memiliki efek yang merugikan pada pengembangan lebah induk. Kulit kepompong yang menumpuk dapat mempersempit sel-sel heksagonal, dan dapat menjadi tempat berkembangnya spora penyebab penyakit. Dengan demikian, dibutuhkan penggantian sisiran secara reguler untuk meminimalkan paparan bahan kimia ini. Setidaknya 20% sisiran (sekitar 2-3 sisiran) dari kotak stup harus diganti setiap tahun sehingga tidak pernah ada sarang yang lebih dari 5 tahun (Certified Naturally Grown, 2012). Persiapan sarang dilakukan dengan menggosok bagian dalam sarang dengan propolis atau dengan lilin lebah yang sudah diencerkan atau dilunakkan. Kotak sarang juga dapat ditempatkan pada tanah, menggantungkannya pada batang pohon, atau ditempatkan diatas dudukan (standar). Dasar pijakan harus kuat jika ingin ditempatkan dalam posisi bertingkat. Yang diperhatikan adalah ketinggian penempatan sarang. Page 10

18 C. Mempersiapkan Bibit Lebah dan Pemindahan Koloni Untuk mendapatkan bibit lebah yang akan dipelihara dapat ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut : Berburu, yaitu dengan cara menangkap lebah dari hutan, atap rumah atau dari pohon, dan lain-lain. Memasang perangkap berupa stup kosong/glodog yang sudah biasa ditempati lebah di tempat-tempat tertentu. Membeli ratu atau koloni lengkap dengan stup/glodog dari para penangkap lebah. 1) Berburu atau menangkap di alam Dalam melakukan perburuan lebah perlu untuk menyiapkan peralatan berupa kurungan ratu, kotak buru (seperti kotak eram hanya dengan 3-5 sisiran), kain kasa hitam berbentuk kerucut (seperti jaring). Apabila ditemukan koloni maka segera mencari lebah ratu, dan diamankan dalam kurungan ratu. Kain kasa dibiarkan dalam posisi terbalik (menghadap ke bawah) yang diletakkan di atas koloni, dan selanjutnya lebah diusik supaya lebah terbang semua dan akhirnya hinggap di kain kasa tersebut. Agar lebah pindah dari sarangnya, dapat diganggu sedikit dengan asap obat nyamuk atau rokok. Apabila lebah sudah masuk dalam kain kasa, kemudian ditutup, diikat dan siap dibawa pulang. Selanjutnya sarang dipilih dan dipindahkan ke sisiran/frame. Pilih sarang yang masih bagus keadaannya (ada madu, pollen dan anakan). Potong secara hati-hati sarang tersebut dan ditempelkan pada sisiran (bingkai) serta diikat. Simpan/masukkan sarang yang sudah melekat pada sisiran tersebut dalam kotak buru. Selanjutnya koloni tersebut ditertibkan dalam kotak eram dengan menyertakan bingkai yang ada sarangnya. Page 11

19 2) Memasang Perangkap Lebah A.cerana biasanya membuat sarang ditempat-tempat gelap atau rongga-rongga kosong. Penyediaan bibit lebah juga dapat dilakukan dengan pembuatan tempat pemancing yaitu glodog (klutuk). Cara ini sifatnya pasif, karena kita hanya menunggu sampai ada koloni lebah yang mau bersarang di dalamnya. Glodog terbuat dari batang kelapa yang dibuat rongga/lubang. Glodog yang akan dipakai harus kering untuk menghindari pertumbuhan jamur. f g Gambar 7. Penangkapan bibit dengan pembuatan glodog (a) glodog kosong; (b) glodog digantungkan di batang pohon; (c) glodok sudah berisi lebah dan sarang lebah; (d) pemindahan sarang bingkai/sisiran; (e) memindahkan lebah; (f) menyusun frame ke dalam kotak stup Pemindahan sarang dari glodog harus dilakukan secara hatihati. Setelah stup siap, glodog yang telah diambil dibuka dan dibalik pelan-pelan tepat dibawah stup. Dengan pelan dan halus klutuk diketuk-ketuk untuk mempercepat pemindahan lebah tersebut ke dalam stup. Setelah semua pindah, sarang dipindahkan ke sisiran dan dibentuk sesuai dengan sisiran. Sarang yang sudah dibentuk diikat dengan tali raffia/benang dan dilekatkan pada frame yang telah Page 12

20 diambil, selanjutnya dimasukkan ke dalam stup. Supaya betah, lebah yang baru dipindah diberi makanan tambahan berupa cairan gula pasir/gula jawa. Lebah yang baru dipindahkan kadang tidak menempati sarang mereka sendiri sehingga harus dipindahkan kembali. Lebah mudah dipindahkan ketika mereka berkerumun. Swarming adalah proses menghasilkan koloni baru. Lebah berkerumun untuk alasan yang berbeda, yaitu ketika mereka penuh sesak sebelum musim madu, ketika sarang hancur dan sumber makanan atau air menjadi langka, kegagalan ratu untuk bertelur secara tiba-tiba, panas atau ventilasi yang buruk dari sarang lebah, kurangnya ruang untuk bertelur dan penyimpanan madu. Kerumunan lebah dapat ditemukan tergantung di pohon atau di bawah bangunan. Kerumunan itu harus ditangkap segera dan dipindahkan ke sarang. Cara pemindahan dilakukan dengan mengguncang lebah ke dalam keranjang, labu kosong atau kotak kardus, kemudian dipindahkan ke sarang kosong baru. Setelah dipindahkan, biarkan lebah tak terganggu selama beberapa hari. Setelah tenang, lebah mulai menyimpan makanan dan merawat bayibayi lebah. Sarang untuk umpan menangkap lebah sebaiknya ditempatkan tinggi di pohon atau di atap. Ketika lebah telah menempati posisi sarang baru, lebah akan mulai menyesuaikan diri pada posisi sarang. Karena itu, disarankan untuk menempatkan sarang di tempat yang berdekatan dengan posisi menangkap lebah. Sarang dapat dipindahkan ke tempat yang diinginkan atau ke posisi yang jauh setelah beberapa minggu. Page 13

21 3) Membeli ratu atau koloni lengkap dengan stup/glodog Penyediaan bibit bisa juga dilakukan dengan cara pemilihan bibit unggul yang sudah dikomersilkan. Bibit lebah unggul yang di Indonesia ada dua jenis yaitu A. cerana (lokal) dan A. mellifera (impor). Ratu lebah merupakan inti dari pembentukan koloni lebah, oleh karena itu pemilihan jenis unggul ini bertujuan agar dalam satu koloni lebah dapat produksi maksimal. D. Penempatan Stup Budidaya Tindakan selanjutnya setelah penentuan lokasi adalah penempatan stup/kotak-kotak pemeliharaan pada lokasi pemeliharaan. Stup sebaiknya diletakkan pada tempat-tempat terbuka, menghadap ke timur, menghadap matahari dan membelakangi jalan pemeriksaan. Stup diletakkan di atas bangku standar dengan ketinggian ± 50 cm dari tanah. Jika lokasi berbukit, stup letaknya harus lebih rendah dari sumber makanan. Tiang penyangga (bangku standar) stup diberi minyak pelumas, air atau obat semut agar tidak diganggu serangga. Stup/koloni sebaiknya terlindung dari terik matahari dan air hujan. Kotak stup dapat disusun berderet dengan jarak 1 s/d 1,5 meter. E. Pemeriksaan Koloni Pemeriksaaan koloni bertujuan untuk memeriksa kondisi dan perkembangan koloni lebah itu sendiri. Waktu terbaik untuk memeriksa koloni adalah ketika hari terang atau cerah, ketika lebah bekerja secara normal yaitu pada pagi hari (jam s/d 10.00) atau sore hari (jam s/d 18.00) yakni saat lebah dewasa banyak keluar sarang. Lebah tidak boleh terganggu karena cuaca dingin, hujan, angin kencang atau di malam hari. Page 14

22 Tahapan pemeriksaan adalah sebagai berikut: 1. Pemeriksaan stup (kotak koloni ). - Pemeriksaan stup dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Jangan sekali-kali memeriksa stup pada siang hari (panas) karena lebah sangat agresif. - Membuka stup, harus dari arah belakang, samping kiri atau kanan. Pembukan dari depan pintu masuk dapat menghalangi lebah pekerja yang akan masuk membawa makanan. Bila mereka terhalang, mereka akan marah dan menyengat. - Untuk menenangkan lebah pada saat pemeriksaan, hembuskan asap rokok atau asap sabut kelapa dengan alat smoker ke dalam stup secara pelan-pelan 1-3 kali. Hindari meniupkan asap yang berlebihan, hal ini akan membuat lebah menjadi agresif. - Setelah lebah-lebah dalam keadaan tenang, periksa koloni dengan perasaan mantap, sabar dan tenang. Satu demi satu frame diperiksa, dimulai dari frame nomor dua dari kiri pegang kedua ujung frame angkat pelan-pelan ke atas, amati dengan teliti, bagian sarang, madu, dan larva. Setelah diperiksa, frame ditempatkan di tempat lain. Selanjutnya ambil frame nomor satu kemudian 3 dan seterusnya, hal ini dilakukan untuk menghindari agar ratu tidak terganggu atau terhimpit. - Pemeriksaan cukup dilakukan setiap seminggu sekali. 2. Pemeriksaan koloni (kontrol koloni) Pemeriksaan koloni bertujuan untuk mengamati kebersihan stup, gangguan hama penyakit, isi sarang, keadaan ratu, perbandingan lebah pekerja dengan lebah jantan, dan tujuan pengurusan lainnya. Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut: - Periksa frame-frame yang tersedia, bila dijumpai frame yang sudah penuh maka perlu ditambahkan frame baru di tengah-tengah Page 15

23 frame terpasang. Tetapi bila koloni lemah sebaiknya penambahan frame di tepi bingkai/frame terpasang. - Bila terdapat sarang yang bagian tengahnya berwarna hitam, ini merupakan tanda bahwa sarang itu terkena penyakit. Langkah yang diambil adalah sarang ini dibakar, dibuang. - Bila dalam satu koloni perbandingan antara lebah pejantan dan pekerja lebih banyak lebah pejantannya, maka tindakan yang harus dilakukan membunuh lebah pejantan (membuang telurtelurnya). Kebutuhan lebah jantan berkisar ekor saja dalam satu koloni. - Keadaan ratu perlu diamati, apakah masih aktif melaksanakan tugasnya (bertelur), atau sudah ada ratu baru (pengganti). Proses penggantian ini berjalan secara alami. Ratu baru aromanya lebih menyengat, banyak dikerumuni lebah-lebah, sementara ratu lama kurang pengikut, diusir atau dibunuh. - Perlu adanya keseimbangan perbandingan antara tepung sari/pollen dan nektar di dalam sarang, karena akan mengganggu proses kehidupan lebah. Bila dalam sarang lebah banyak tepung sari berarti tanaman yang mengandung nektar kurang, maka perlu dilakukan pengangonan pada lokasi dengan tanaman-tanaman penghasil nektar, begitu juga sebaliknya. - Bagian tengah sarang biasanya sebagai pengeraman yang berisi telur, larva, pupa. - Ada pengeraman terbuka, yaitu berisi telur dan larva, dan pengeraman tertutup sebagai tahap perkembangan kelanjutan (pupa menjadi anak). - Disekeliling pengeraman bagian atas disimpan tepung sari (sporadis). - Dan bagian atas/tepi adalah sel-sel untuk menyimpan madu. Page 16

24 - Sedangkan sel-sel menonjol memanjang pada bagian bawah sarang adalah sel-sel calon ratu ( berjumlah 2 atau lebih ) F. Manajemen Koloni 1) Penggabungan Koloni Produktivitas koloni lebah tergantung pada jumlah lebah pekerjanya. Seorang pemelihara lebah terkadang perlu menggabung dua koloni yang lemah menjadi satu koloni yang lebih kuat atau antara koloni yang tidak mempunyai ratu dengan koloni lain yang keadaan ratunya masih baik. Apabila kedua koloni masih mempunyai ratu, pilihlah salah satu yang diperkirakan lebih baik, kemudian ratu yang lain dimatikan. Cara penggabungan koloni dapat dilakukan dengan meletakkan kotak eram yang tidak mempunyai ratu diatas kotak eram yang lain. Diantara kedua kotak eram tersebut letakkan kertas yang diberi lobanglobang kecil dan dioles dengan cairan gula/madu. Pertemuan antar kedua koloni dimulai dari saling menghisap cairan tersebut. Dalam satu atau dua hari biasanya lebah telah menembus kertas penyekat tersebut, dan secara bertahap kedua koloni akan bercampur karena adanya pencampuran aroma. Penggabungan sebaiknya dilakukan pada petang hari. 2) Pemecahan Koloni Pemecahan koloni didahului oleh adanya pembentukan sel ratu baru di saat masih ada ratu. Sel ratu ini sebagai pertanda akan adanya usaha lebah untuk mengadakan reproduksi atau pemecahan koloni. Karena itu diperlukan pemeriksaan yang teratur dan teliti agar tidak terjadi pemecahan koloni secara liar yang akan merugikan kita. Prosedur pelaksanaannya adalah pemeriksaan keadaan lebah ratu. Bila ratu masih produktif, semua sel ratu yang ada diambil agar tidak menetas. Hal ini untuk mencegah pemecahan koloni. Bila ternyata Page 17

25 keadaan ratu sudah kurang baik, sehingga perlu mengganti ratu baru. Lebah ratu yang kurang produktif diambil, dan sisakan satu sel ratu yang dianggap paling baik supaya menetas. 3) Penggantian Ratu Baru Masa produktif lebah ratu mempunyai jangka waktu tertentu, oleh karena itu suatu saat perlu dilakukan penggantian ratu. Salah satu caranya yaitu dengan dengan melakukan pemecahan koloni. 4) Mengintroduksikan atau memberikan lebah ratu dari koloni lain Caranya lebah ratu yang lama harus diambil terlebih dahulu. Ratu pengganti harus berada dalam kurungan ratu selama masa pengenalan kurang lebih selama dua hari, untuk menjaga dan mencegah pengeroyokan oleh lebah pekerja. Kurungan ratu dijepit diantara dua frame. 5) Merangsang pembentukan sel calon ratu. Caranya yaitu kita ambil/matikan lebah ratunya. Dengan tidak adanya aroma ratu, maka lebah pekerja akan segera membentuk ratu baru. Cara ini hanya bisa dilaksanakan apabila di dalam sarang koloni tersebut masih ada telur yang dibuahi. 6) Memberikan sel calon ratu dari sarang koloni lain. Caranya yaitu kita ambil satu bingkai/frame yang ada sel calon ratunya dari koloni lain, dan lebah yang menempel pada frame tersebut kita halau supaya tidak ikut ke stup yang memerlukan sel calon ratu. Ratu yang lama harus disingkirkan lebih dulu untuk mencegah terjadinya pemecahan koloni. 7) Manipulasi Sarang Manipulasi sarang yaitu suatu teknik untuk mempercepat pembangunan sarang. Hal ini dilakukan dengan memberikan frame baru yang kosong tepat di tengah antara bingkai bingkai sarang yang Page 18

26 sudah berisi. Dalam manipulasi sarang, kita harus memperhatikan kekuatan/populasi koloni lebah, sehingga tidak terjadi ada sarang yang tidak digunakan atau ditinggalkan kosong. 8) Penangkaran Ratu/Pemecahan Koloni Salah satu sifat alami lebah madu adalah mengadakan reproduksi koloni. Untuk memperbanyak jumlah koloninya, seorang peternak lebah dapat melakukan reproduksi koloni secara terkendali melalui penangkaran ratu. Penangkaran sebaiknya hanya dilakukan pada koloni yang populasinya relatif besar. Selain itu, sebaiknya dilakukan pada masa pertumbuhan agar kedua koloni cepat kembali kuat. G. Memberi Makan Lebah 1) Sumber pakan Lebah madu akan berkembang biak dan mempunyai koloni yang besar/individu yang banyak jika kondisi lingkungan tempat tinggal sangat mendukung. Lingkungan yang dibutuhkan adalah tersedianya banyak tanaman berbunga penghasil nektar dan pollen serta cukup cadangan makanan lainnya. Simpanan nektar (madu) yang banyak di sarang akan merangsang pertumbuhan keluarga lebah yang baik, yaitu dalam membuat sarang baru dan juga dalam memproduksi telur. Sedangkan ketersediaan pollen di sarang yang cukup akan memberikan kualitas generasi lebah yang baik, kuat dan lama hidup yang relatif panjang. Nektar adalah suatu zat yang mempunyai susunan yang sangat komplek yang di hasilkan oleh kelenjar nektaria tanaman dalam bentuk larutan gula dengan konsentrasi yang bervariasi. Nektar yang berasal dari bunga (nektar flora) dan selain bunga (ekstra flora) terdapat pada batang, daun dan ranting, namun ada kalanya berasal dari embun madu (honey dew) yaitu cairan manis yang dikeluarkan oleh kutu Page 19

27 tanaman (Aphid). Pada kondisi normal umumnya lebah madu hanya mengambil nektar flora, sedangkan ekstra flora diperlukan pada musim paceklik saja (bahan membangun sarang). Produksi madu dari nektar oleh lebah melalui proses kimiawi dengan kelenjar ludah dan kelenjar makanan yang terdapat di kepalanya. Adapun komponen utama nektar (madu) berupa gula (sukrosa, glukosa, dan fruktosa), dan komponenkomponen lain seperti protein, asam organik, vitamin, pigmen, enzim, mineral dan zat aroma Produksi nektar dari tanaman ditentukan oleh musim. Pada musim paceklik, yaitu saat musim kemarau panjang dapat mengakibatkan produksi nektar berkurang. Cuaca panas kering berangin, bunga akan rusak/tidak muncul sehingga nektar tidak dapat keluar/tidak ada. Saat musim hujan, produksi nektar juga berkurang. Hal ini karena nektar tersiram air hujan sehingga gula menjadi hanyut, sehingga keadaan ini tidak disukai lebah. Tepung sari (pollen) adalah serbuk sari bunga yang diambil lebah dan dibawa ke sarangnya dengan dilekatkan pada kaki belakang. Pollen merupakan sumber gizi utama atau sumber protein (lauk pauk). Tepung sari sangat dibutuhkan oleh kehidupan lebah yaitu untuk pertumbuhan, perkembangbiakan, dan perkembangan koloni, serta sebagai bahan utama untuk royal jelly. 2) Manajemen pakan Manajemen koloni lebah sangat tergantung kepada keseimbangan pakan lebah. Apabila salah satu atau kedua komponen pakan lebah tidak tersedia atau sedikit maka kehidupan lebah akan terganggu. Akibatnya, lebah bisa hijrah, koloni mudah terserang hama/penyakit, lama harapan hidup lebah pendek dan organ tubuh lebah menjadi kurang lengkap. Page 20

28 Daya dukung pakan lebah pada suatu area memegang peranan penting untuk mencapai keberhasilannya, baik dari segi produksi maupun dalam mempertahankan populasi. Perlu mendapat perhatian, komposisi jenis tanaman penghasil nektar dan pollen harus selalu tersedia sepanjang tahun dan dalam keadaan seimbang yaitu 60% nektar dan 40% pollen. Ketidaktersediaan kedua jenis pakan tersebut atau salah satu diantaranya, mengakibatkan kondisi pemeliharaan lebah tidak mencapai apa yang diharapkan. Untuk mendukung tersedianya pakan lebah yang menghasilkan nektar dan pollen sepanjang tahun pada suatu lokasi pemeliharaan, perlu diambil langkah-langkah pendataan jenis tanaman pakan lebah yang ada. Selanjutnya perlu dilakukan pengkayaan jenis tanaman sesuai dengan kondisi ruang dan iklim dari keadaan lokasi tersebut. Beberapa jenis tanaman dan jenis pakan yang dihasilkan yang sudah terdata dapat dilihat pada tabel berikut: Page 21

29 Tabel 1. Jenis Tanaman dan Jenis Pakan yang Dihasilkan No Jenis tanaman Jenis pakan 1. Aren Pollen 2. Kemlandingan Pollen 3. Randu Pollen & nektar 4. Karet Ekstra flora 5. Tebu Pollen 6. Panili Pollen & nektar 7. Kelapa Pollen & nektar 8. Kopi Pollen & nektar 9. Tembakau Pollen 10. Wijen Pollen & nektar 11. Jambu mete Pollen 12. Lengkeng Pollen & nektar 13. Kedondong Pollen & nektar 14. Durian Pollen & nektar 15. Jambu biji Pollen & nektar 16. Salak Pollen 17. Apel Pollen & nektar 18. Delima Pollen 19. Kesemek Pollen & nektar 20. Apokat Pollen 21. Blimbing Pollen & nektar 22. Macadamia Pollen 23. Mangga Nektar 24. Rambutan Nektar 25. Kaliandra Nektar 26. Jagung Pollen 27. Putri malu Pollen 28. Wedusan Pollen 29. Akasia Nektar 30. Sengon Nektar 31. Sonokeling Nektar Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Jatim 3) Migratory (Pengangonan) Yang dimaksud migratory disini adalah proses pemindahan koloni lebah ke tepat yang tersedia pakan. Pengangonan ini dilakukan apabila tanaman pakan lebah di lokasi pemeliharaan tersebut sedang tidak musim bunga, sehingga perlu diadakan pengangonan ke daerah Page 22

30 lain yang ada musim bunga. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan kondisi koloni lebah maupun tujuan produksi. Pengangonan ini biasanya dilakukan hanya untuk lebah jenis mellifera, namun tidak untuk Apis cerana. Pemindahan ini sebaiknya dilakukan pada malam hari, karena lebah-lebah sudah masuk stup dan dalam keadaan tenang. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses pemindahan yaitu : o Pada waktu sore hari lebah sudah masuk dalam stup maka pintu stup segera ditutup. o Sisiran yang berisikan madu diambil dan diganti dengan fundasi sarang. o Sisiran dirapatkan agar tidak mudah bergerak, kalau perlu bingkai sisiran dijepit dengan paku. o Pada pengangkutan, diusahakan lubang-lubang dan ventilasi tidak menghadap ke arah perjalanan. o Setelah sampai di tempat, pagi hari pintu dibuka sedikit demi sedikit agar lebah pekerja mengenal situasi di daerah itu. o Jika perjalanan yang ditempuh jauh dan sampai bermalam, maka di dalam stup disediakan feeder frame dan diisi dengan larutan air gula secukupnya. Hal ini dimaksudkan untuk persediaan makan selama perjalanan agar tidak terjadi kematian. 4) Stimulasi (Penyirupan) Stimulasi adalah pemberian makanan pengganti bila mana terdapat lebah madu kosong/kering pada sarang. Ada kalanya kita perlu memberikan stimulasi kepada lebah yang kita pelihara. Ini terjadi pada saat jumlah dan kualitas pakan lebah di alam tidak mendukung. Masa ini kita sebut masa paceklik. Stimulasi yang kita berikan berupa larutan gula. Cara pembuatannya yaitu dengan melarutkan gula (gula aren atau gula tebu) dalam air panas, dengan perbandingan yang sama Page 23

31 yaitu 1 kg gula dalam 1 liter air. Pemberian makanan tambahan digunakan pada feeder frame yaitu semacam bingkai tempat mengisi cairan pakan stimulan. H. Hama, Predator, Penyakit dan Pengendaliannya Faktor pendukung bagi habitat lebah madu adalah ada tidaknya gangguan lingkungan, terutama hama pengganggu, predator dan penyakit. Hama adalah organisme pengganggu yang dapat secara langsung dikenali dari bentuk fisiknya, tanpa membutuhkan alat bantu seperti mikroskop, cara pemangsaan terhadap inang dapat terlihat dengan jelas. Predator lebah adalah hewan pemangsa lebah. Sedangkan penyakit adalah gejala atau akibat dari pemangsaan organisme pengganggu. Organisme pengganggu tersebut tidak dapat dikenali secara langsung jenisnya kecuali dengan alat bantu seperti mikroskop. Dalam menangani hama predator dan penyakit digunakan istilah pengendalian, karena pada prinsipnya adalah mengatur populasi jasad pengganggu tersebut tetap dalam kendali. Pengendalian terhadap hama dan penyakit tidak dapat dilakukan dengan sembarangan, tetapi harus terlebih dahulu mengenali perilaku jasad pengganggunya. Cara pengendalian hama dan penyakit adalah secara mekanis, kimiawi, perbaikan varietas, secara biologi, sanitasi dan eradikasi. Pengendalian mekanis merupakan pengendalian yang dilakukan dengan memperlakukan jasad pengganggu secara mekanis. Sebagai contoh adalah menangkap jasad pengganggu dan membinasakannya. Cara ini dilakukan bila populasi pengganggu dalam jumlah sedikit dan dapat dikenali dengan segera. Pengendalian secara kimiawi dilakukan sebagai alternatif terakhir apabila populasi jasad pengganggu dalam jumlah yang melebihi batas kewajaran. Bahan kimia yang digunakan disesuaikan dengan jasad Page 24

32 pengganggu sasaran, baik jenis (insektisida, bakterisida, dll) maupun formulasi (cairan, emulsi, butiran,dll). Page 25 Pengendalian dengan cara perbaikan varietas dimaksudkan untuk mendapatkan generasi baru yang lebih tahan terhadap serangan jasad pengganggu. Generasi yang lebih tahan didapatkan dari seleksi yang ketat terhadap populasi yang ada dari berbagai lokasi. Pengendalian secara biologi merupakan pengendalian yang dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan perilaku jasad pengganggu, seperti memutuskan siklus hidup atau menggunakan musuh alami dengan cara melepaskan musuh alami jasad pengganggu dalam populasinya. Sanitasi adalah pengendalian yang dilakukan dengan cara menjaga lingkungan habitat/populasi inang agar tetap bersih, sehingga tidak mengundang kehadiran jasad pengganggu. Sementara pengendalian cara eradikasi adalah dengan memusnahkan inangnya, karena bila dibiarkan atau dikendalikan dengan cara-cara tersebut di atas tidak bisa atau terlalu mahal untuk dilakukan dan akan menyebabkan jasad pengganggu menyebar lebih luas lagi. Beberapa hama, predator dan penyakit yang dapat menyerang lebah dan upaya pencegahan dan pengobatannya adalah sebagai berikut: a. Hama dan Predator 1. Tabuhan (Vespa) Insekta ini termasuk dalam keluarga lebah, tetapi bertindak sebagai pemangsa lebah madu. Masyarakat banyak menamakan tabuhan dengan siring, tawon andas (Jawa) atau engang (Sunda). Tabuhan memangsa lebah madu secara jelas dapat dilihat yaitu dengan cara memangsa lebah yang berdiri di depan sarang atau sedang terbang. Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan menangkap

33 langsung menggunakan alat pemukul seperti raket atau jaring. Langkah terbaik adalah membakar sarang-sarang tabuhan di sekitar apiari. 2. Semut Semut membangun sarang dalam stup dan merampas makanan lebah. Pada serangan yang ringan tidak banyak menggangu, tetapi pada serangan yang berat dapat mengakibatkan lebah hijrah. Untuk menanggulangi serangan semut biasanya dibuat barier (penghalang), yaitu dengan mengoleskan oli pada kaki bangku standar agar semut tidak dapat naik mencapai koloni lebah. Khusus untuk semut dalam jumlah sangat banyak, pengendalian dilakukan secara kimiawi dengan insektisida, dengan catatan tidak mengenai lebah. 3. Ngengat Lilin Ngengat adalah serangga sejenis kupu-kupu yang aktifnya di malam hari. Ngengat lilin banyak jenisnya, tetapi yang paling dikenal adalah Galeria mellonella. Hama jenis ini sebenarnya hanya merusak sarang lebah, tetapi bila koloni lemah dapat mengakibatkan lebah hijrah. Pengrusakan sarang dilakukan oleh ulat ngengat dengan memakan sarang dan membuat jaring-jaring putih yang dirangkai menjadi lorog-lorong sebagai tempat sembunyi ulat karena ulat tidak tahan terhadap cahaya terang dan panas. Tindakan untuk mengatasi serangan ngegat lilin dilakukan berbagai alternatif pengendalian, antara lain : 1) secara mekanis, dengan menangkap dan mematikan ulat (larva) ataupun telur ; 2) mengecilkan pintu masuk stup; 3) memasukan sarang terserang pada koloni yang kuat; 4) sanitasi lingkungan (membakar sarang rusak dan tak terpakai) di lokasi apiari. 4. Tungau (Akarina) Merupakan salah satu hama penting pada lebah madu yang hidupnya sebagi parasit pada larva, pupa atau lebah dewasa. Lebah akan mati atau cacat karena cairan darahnya dihisap oleh tungau. Page 26

34 Tungau dibedakan ke dalam dua golongan yaitu endoparasit dan ektoparasit. Tungau yang tergolong endoparasit pada lebah adalah Acaropis woodi. Tungau ini hidup pada saluran pernapasan (tungau nafas). Ukuran tubuhnya lebih kurang 100 mm (mikro meter). A. woodi dapat menyebabkan kematian lebah dengan tiba - tiba dan serangan awal sulit dikenali. Penyebaran terjadi lewat pollen bunga dimana lebah hinggap atau kadang-kadang lewat kontak tubuh lebah. Tungau ektoparasit ada dua jenis yang sangat terkenal dan sudah mewabah di dunia (kecuali Australia), yaitu Varroa jacobsoni dan Tropilaelaps clarea. a) Varroa jacobsoni Pertama kali ditemukan oleh Oudemans (1940) pada koloni lebah A. cerana di Pulau Jawa. Tungau ini berwarna coklat kemerahan dengan ukuran tubuh 1,6-1,1 mm. Sering menempel pada punggung lebah dewasa, tetapi terbanyak terdapat dalam sel larva dan pupa, terutama larva calon lebah jantan. Pada serangan ringan, lebah hanya cacat tetapi pada serangan berat dapat mengakibatkan lebah mati dan hijrah. Tungau varroa merupakan ancaman yang sangat serius bagi lebah madu dan hampir menjadi masalah dimana-mana. Tungau hampir ada dalam setiap koloni dan tersebar luas di seluruh dunia. Indonesia sendiri pernah mengalami ledakan serangan tungau varroa pada pertengahan tahun 1990-an, yang mengakibatkan musnahnya 50-60% populasi koloni A. mellifera. Penyebaran V. jacobsoni biasanya dibantu lewat kontak tubuh lebah yang membawanya atau biasa tertinggal pada bunga dan kemudian menempel pada lebah yang mengunjunginya. Page 27

35 b) Tropilaelaps clareae Tungau T.clareae mirip V. jacobsoni, tetapi ukuran tubuhnya lebih kecil dan lebih gesit bergerak yang akan menyebabkan penyebaran yang lebih cepat. Warna tubuhnya coklat kemerahan dengan ukuran 0,96 x 0,55 mm. Siklus hidup lebih pendek dibandingkan V. jacobsoni. Pengendalian tungau Cara kimiawi yang sangat popular adalah dengan menggunakan belerang dan kapur barus (dephtalen) dengan perbandingan 1 : 1 dengan menggunakan satu sendok makan. Campuran tersebut ditaburkan di atas karton, kemudian disisipkan dibawah sisiran sarang pada sore hari dan diambil kembali besok paginya. Diulang 3 4 kali dengan selang waktu 4 hari untuk mengatasi tidak bersamaannya pembukaan sel. Cara biologi yang dilakukan adalah dengan menggunakan perangkap sisiran brood jantan dengan cara sisiran sarang jantan dimasukan kedalam koloni. Setelah sel sarang diteluri lebah ratu dan berkembang menjadi brood, kemudian sisiran sarang tersebut diangkat dan dilakukan perlakuan. Hal ini dilakukan karena diketahui brood jantan lebih disukai oleh tungau. Cara mekanis untuk memusnahkan tungau, yaitu memisahklan brood dari koloni atau mengurung ratu selama lebih kurang 2 minggu. Dengan demikian tungau akan mati kelaparan. 5. Predator lainnya Burung, katak dan kadal adalah hewan pemakan serangga. Hewan-hewan tersebut menjadikan lebah sebagai salah satu makanannya. Jenis predator lainnya yang sering kita jumpai adalah capung besar (Epiophlebia ) dan capung warna (Eshna). Page 28

36 b. Penyakit Berbagai jenis penyakit yang dapat mengganggu lebah adalah sebagai berikut: American Foulbrood (AFB) AFB dalam bahasa Indonesia adalah penyakit busuk larva Amerika (BLA). Jasad renik pengganggu tergolong bakteri yaitu Bacillus larvae. Kelompok yang diserang adalah anakan lebah. Bakteri ini mempunyai endospora yang tidak akan rusak dengan perlakuan apapun kecuali dengan sinar X, sehingga dianjurkan bila dijumpai di lapangan, segera membakar koloni tersebut sebelum larva menyebar. Tanda-tanda serangan adalah sel anakan yang sakit dan sudah tertutup berwarna gelap daripada sel anakan yang sehat. Sel sarang sering berlubang dan agak cekung. Anakan yang mati warnanya berubah menjadi putih kotor dan lama-kelamaan coklat kehitaman. Bila larva yang mati dan masih basah ditusuk dengan dengan lidi yang halus dan ditarik perlahan-lahan, larva tersebut akan menempel dan akan membentuk semacam benang sampai 2,5 cm. Larva yang busuk berbau menyengat, lama kelamaan akan kering, dan menempel pada dinding dasar sel sehingga sukar dibersihkan. Pemberantasan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotika misalnya Terramycin. Antibiotika diberikan dengan cara menaburkan bubuknya atau mencampuri dengan larutan gula. European Foulbrood (EFB) EFB adalah busuk larva eropa ( BLE). Jasad renik pengganggu tergolong bakteri yaitu Melligococcus pluton. Pembusukan larva mempunyai gejala seperti AFB, tetapi tidak berbau menyengat dan tidak terentang bila diambil dengan tongkat penjepit. Bila serangan masih ringan, segera mengganti ratu dengan ratu baru dan Page 29

37 menguatkan koloni yang lemah. Bila serangan berat campurkan streptomycin 0,2 0,6 gr dalam 4 liter sirup stimulasi. Penyakit Kapur (Chalk Brood) Penyebab penyakit ini adalah jamur Ascosphaera apis. Jamur ini tumbuh pada tempayak dan menutupnya hingga mati. Kelompok yang diserang adalah anakan lebah. Tanda-tanda serangan dapat diketahui pada larva yang mati biasanya berumur 3-4 hari. Larva bewarna putih, membengkak karena tertutup mycelia dari jamur, lama kelamaan kemudian mengkerut dan mengeras seperti kapur. Cara pemberantasan yang dapat dilakukan adalah memperkuat koloni dan memperbaiki ventilasi sarang. Stone Brood Penyebabnya adalah jamur Aspergillus flavus Link ex Fr dan Aspergillus fumigatus Fress. Tempayak yang diserang berubah menjadi seperti batu yang keras. Addled Brood Penyebabnya adalah telur ratu yang cacat dari dalam dan kesalahan pada ratu. Acarine Penyebabnya adalah kutu Acarapis woodi Rennie yang hidup dalam batang tenggorokan lebah hingga lebah mengalami kesulitan terbang. Nosema dan Amoeba Penyebabnya adalah Nosema Apis Zander yang hidup dalam perut lebah dan parasit Malpighamoeba mellificae Prell yang hidup dalam pembuluh malpighi lebah dan akan menuju usus. Keracunan Keracunan dapat dengan mudah ditemukan melihat banyaknya lebah yang mati di sekitar sarang atau pintu kotak stup. Keracunan Page 30

38 sering terjadi pada waktu penyemprotan tanaman pertanian oleh petani. Untuk mencegahnya dilakukan koordinasi dengan petani di sekitar lokasi apiari, sehingga pada saat penyemprotan, pintu kotak lebah sudah ditutup. Mencret Mencret akan dikenali dari banyaknya bercak kotoran dilantai atau dasar kotak sarang. Untuk pengendalian diberikan stimulasi dan bila stimulasi telah diberikan tetapi tidak banyak membantu, maka stimulasi dikentalkan dan memperkuat koloni. Kesalahan Genetis Kesalahan Genetis ditandai dari banyaknya larva yang tidak lahir karena terjadinya perkawinan keluarga. Untuk mengatasinya adalah dengan mengawinkan ratu dengan pejantan dari koloni yang berbeda lokasi. Stress dan kelelahan Stress dan kelelahan terjadi karena koloni terlalu kerja keras saat musim panenan madu, sehingga kondisi tubuhnya menurun. Untuk mengatasinya adalah dengan mengangon koloni lebah dilokasi yang terdapat pakan dengan jumlah dan kualitas yang lebih baik. I. Peralatan Page 31 Dalam pengelolaan lebah madu kadang kala petugas/peternak perlu dilengkapi dengan berbagai perlengkapan. Jenis-jenis peralatan perlebahan sebagai berikut : - Pakaian kerja, terbuat dari bahan kain tebal, menutup semua bagian tubuh untuk melindungi tubuh dari sengatan lebah. - Sarung tangan yaitu bahan karet yang menutupi tangan, untuk melindungi tangan dari sengatan. - Sepatu, bahan karet, untuk melindungi kaki. - Masker, yaitu bahan dari kasa, untuk menutup/pelindung muka dan kepala tanpa menghalangi bidang pandang.

39 - Pengungkit, bahan terbuat dari besi/baja, untuk membantu mempermudah melepas bingkai dari badan kotak. - Sikat lebah, bahan berasal dari sabut/bulu hewan/bahan-bahan yang lunak, digunakan untuk menghalau, menyikat atau mempercepat menurunkan lebah dari bingkai ke badan kotak. - Pisau pengupas madu, bahan dari besi/baja, stainless, digunakan untuk mengerat/membuka lilin penutup madu dengan tidak merusak sarang. - Smoker/pengasap, bahan terbuat dari unsur kaleng, kain terpal/mitasi. Prinsip kerjanya adalah penjinak lebah, yaitu dengan menghembuskan asap sehingga lebah menjadi lebih jinak. - Queen Cage (kurungan ratu), bahan terbuat dari unsur kasa/plastik (roll rambut), fungsinya adalah pengurung lebah ratu saat koloni lebah baru dipindahkan/proses pengenalan terhadap tempat/kotak baru. Page 32

40 Gambar 8. Peralatan (a) pakaian kerja yang dilengkapi pelindung wajah; (b) Sarung tangan karet; (c) Smoker; (d) Pengungkit sarang; (e) Pisau pengupas madu; (f) Sikat lebah J. Pemanenan Dalam pemeliharaan lebah di samping mempunyai tujuan pengembangan juga tujuan produksi (madu). Tujuan pemanenan produksi madu dapat diperoleh dari kotak eram atau dengan sistem pensuperan. 1) Panenan dari Kotak Eram Madu dari kotak eram bisa dipanen bila sisiran yang berisi madu telah tertutup oleh lilin Apabila sisiran belum menggunakan fondasi sarang, maka dilakukan pemotongan sebatas sisiran yang berisi madu. Sisa potongan yang berisi anakan dikembalikan ke dalam kotak. Page 33

41 Lakukan pemerasan madu dengan menggunakan kain kasa dan penjepit kayu. Jangan membuang lilin sisa perasan ke sembarang tempat, dikumpulkan untuk diproses (malam, fondasi sarang). Dianjurkan tidak memanen madu semuanya. Sisakan sebuah sisiran yang ada madu. 2) Panenan dari Kotak Super Sistim pensuperan adalah suatu cara untuk menghasilkan madu dari sisiran yang bebas anakan. Cara pensuperan adalah dengan menyusun stup menjadi dua tingkat atau lebih. Kotak bagian bawah untuk kotak eram sedang bagian atas (super) khusus produksi madu. Antara kotak atas dan kotak bawah hendaknya dipasang sekat ratu. Proses pensuperan, pada mulanya yaitu angkat 1-2 sisiran yang penuh dari kotak bawah ke kotak atas, dan sebaliknya sisiran dari atas ditempatkan di kotak bawah. Bila sisiran yang di bawah telah penuh maka dilakukan kegiatan yang sama hingga semua telah penuh dan bingkai-bingkai di kotak atas terisi madu. Dengan demikian madu siap diperas/diekstrak. 3) Alat Peras/Panen Madu Ekstrator Adalah sarana yang digunakan untuk mempermudah dan mempercepat pemanenan madu (alat peras madu). Prinsip kerjanya yaitu memutar sarang madu/sisir madu (dengan gaya centrifugal) sehingga madu keluar dengan sendirinva. Bahan yang digunakan adalah material yang tak bereaksi dengan madu (misalnya stainless). Pada mulanya ekstrator hanya digunakan untuk sisiran yang menggunakan fondasi sarang, namun kini untuk tujuan pemerasan tersebut sudah ada ekstrator untuk sisiran tanpa fondasi sarang. Caracara pemerasan dengan ekstrator sebagai berikut : Page 34

42 Sebelum dimasukkan ke dalam ekstrator terlebih dahulu dikupas tutup sisiran madu dengan pisau yang telah direndam dengan air hangat. Kemudian masukkan sisiran tersebut dan putarlah ekstrator secara perlahan agar anakan tidak ikut terjatuh. Saring madu hasil perasan ataupun pengekstrakan dengan menggunakan kain kasa. Segera masukkan madu pada botol kemasan dan tutup dengan rapat. Simpan madu di tempat yang kering dan bersih serta tidak berbau. Gambar 9. Alat panen ekstraktor Page 35

43 DAFTAR PUSTAKA Alice, K., B. C. Alfred, O. Apollo, and K. Agapitus The National Bee Keeping: Training and Extension Manual. Ministry of Agriculture, Animal Industry and Fisheries The Republic of Uganda. Certified Naturally Grown Handbook for Natural Beekeeping. The Apiary Standards of Certified Naturally Grown, Brooklyn New York. Collison C.H. and M. Frazier Beekeeping Basics. College of Agricultural Sciences Cooperative Extension The Pennsylvania State University. Pennsylvania. Coffey, M.F Parasite of The Honey Bee. The Department of Agriculture, Fisheries and Food. Oak Park Carlow, Irlandia. Cramp, D A Practical Manual of Beekeeping: How To Keep Bees and Develop Your Full Potential as An Apiarist. How To Books Ltd. Spring Hill House, Oxford. Frazier, M., D. Caron, and D. Engelsdorp A Filed Guide to Honey Bee and Their Maladies. The Pennsylvania State, Pennsylvania. Hadisoesilo, S Keanekaragaman Spesies Lebah Madu Asli Indoensia. Bodiversitas Vol. 2 (1): Liani L.L Identifikasi Potensi Pengembangan Lebah Madu di Karawang. IPB, Bogor. Mahmud, A Pengembangan Lebah Madu dalam Rangka Gerakan Pembangunan Masyarakat Di Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Hutan Dan Masyarakat Vol. III No. 1: Manley, R.O.B Honey Farming. Faber an Faber Ltd. London Mujetahid, M.A., Teknik Pemanenan Madu Lebah Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Hutan Di Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros. Jurnal Perennial, 4(1) : Mwale, J Beekeeping Training Manual. Wildlife Conservation Society. Politeknik Purbaya Kab. Tegal Cara praktis Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ). Makalah pada Pelatihan Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) di Desa Karangmulya Kecamatan Bojong dan Desa Sesepan Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal. Shimanuk H.i and D.A. Knox Diagnosis of Honey Bee Deseases. United State Department of Agriculture. Washington DC. Widiarti, A dan Kuntadi Budidaya Lebah Madu Apis mellifera oleh Masyarakat Pedesaan Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Jurnal Penelitian hutan dan Konservasi Alam Vol. 9 No. 4 : Page 36

44 PANDUANMANUALBUDIDAYALEBAHMADU BalaiPenelitianKehutananAekNauli KampusKehutananAekNauli;Jln.RayaParapatKm.10,5 Ds.Sibaganding, Kec.Gir.Sip.Bolon,Kab.Simalungun.SumateraUtara21174.HP ,

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH. Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH. Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : 07.12.2638 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM YOGYAKARTA 2012 - Abstraksi Lebah merupakan insekta

Lebih terperinci

BUDIDAYA LEBAH MADU. Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis

BUDIDAYA LEBAH MADU. Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis BUDIDAYA LEBAH MADU Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis Budidaya lebah ada 2 cara yaitu : 1) Budidaya Lebah Secara Menetap, dan 2) Budidaya Lebah Secara Berpindah. Pada budidaya lebah

Lebih terperinci

CARA PRAKTIS. Budidaya Lebah Madu ( Apis indica )

CARA PRAKTIS. Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) CARA PRAKTIS Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) Pelatihan Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) di Desa Karangmulya Kecamatan Bojong dan Desa Sesepan Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal Oleh : TIM PELATIHAN

Lebih terperinci

V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. penangkaran sederhana dan penangkaran modern. Penangkaran sederhana

V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. penangkaran sederhana dan penangkaran modern. Penangkaran sederhana 48 V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Persyaratan Teknis Penangkaran 1. Tempat pemeliharaan Penangkaran lebah madu pada dasarnya ada dua macam, yaitu penangkaran sederhana dan penangkaran

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH USAHA LEBAH MADU

KARYA ILMIAH USAHA LEBAH MADU KARYA ILMIAH USAHA LEBAH MADU Disusun Oleh : Muhammad Burhan Kurniawan NIM : 10.11.4556 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Meraup Untung dari Usaha Lebah Madu Abstraksi Bisnis lebah madu

Lebih terperinci

Lampiran 12. Aspek Agronomis / Usahatani Lebah Madu. Diantara jenis lebah, ada yang produksi madunya sedikit seperti Apis Cerana,

Lampiran 12. Aspek Agronomis / Usahatani Lebah Madu. Diantara jenis lebah, ada yang produksi madunya sedikit seperti Apis Cerana, 48 Lampiran 12. Aspek Agronomis / Usahatani Lebah Madu. Pemeliharaan lebah yang bertujuan untuk mengambil madunya disebut peternakan lebah.orang yang bertenak lebah disebut peternak lebah.selain madu,

Lebih terperinci

BUDIDAYA TERNAK LEBAH

BUDIDAYA TERNAK LEBAH TTG BUDIDAYA PETERNAKAN BUDIDAYA TERNAK LEBAH 1. SEJARAH SINGKAT Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang

Lebih terperinci

Perkandangan dan Proses Pembuatan Stup Lebah Apis mellifera

Perkandangan dan Proses Pembuatan Stup Lebah Apis mellifera Perkandangan dan Proses Pembuatan Stup Lebah Apis mellifera Dosen Pengampu Mata Kuliah Ilmu Produksi Aneka Ternak Kmoditi Lebah Madu: Prof. Dr. Ir. H. MOCHAMMAD JUNUS, MS Disusun oleh : Kelompok 4 / Kelas

Lebih terperinci

BUDIDAYA TERNAK LEBAH

BUDIDAYA TERNAK LEBAH BUDIDAYA TERNAK LEBAH 1. SEJARAH SINGKAT Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon dan tempat-tempat

Lebih terperinci

PERLEBAHAN DI INDONESIA

PERLEBAHAN DI INDONESIA PERLEBAHAN DI INDONESIA Oleh : Kuntadi Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi QUIZ 1. Yang mana sarang lebah madu? 1 2 3 4 1 QUIZ 2 2 1 3 5 4 A. dorsata A. laboriosa A. dorsata binghami A. cerana A.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa flora dan fauna. Indonesia juga memiliki potensi besar dalam pengembangan usaha peternakan lebah

Lebih terperinci

Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013

Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013 Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013 eskalisa.sch.id Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki jenis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Lebah Madu Apis cerana, Fabr Indonesia dikenal memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan perlebahan yang berupa kekayaan sumber daya alam hayati seperti berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Jawa Timur memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan peternakan lebah madu, hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor pendukung, seperti banyaknya jenis hutan dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lebah Madu Lebah madu termasuk hewan serangga bersayap, sebagai penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Tubuh lebah madu beruas-ruas dan ruas tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial Apis cerana merupakan serangga sosial yang termasuk dalam Ordo Hymenoptera, Famili Apidae hidup berkelompok membentuk koloni. Setiap koloni terdiri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkatan kasta di dalam koloninya. Lebah pekerja yang merupakan lebah betina

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkatan kasta di dalam koloninya. Lebah pekerja yang merupakan lebah betina 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Klasifikasi Lebah Madu Lebah madu merupakan serangga sosial yang hidup berkoloni dan memiliki tiga tingkatan kasta di dalam koloninya. Lebah pekerja yang merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN

LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN Oleh : Kuntadi Pusat Litbang Konservasi Dan Rehabilitasi MANFAAT PERLEBAHAN Optimalisasi sumberdaya tumbuhan/tanaman (tanpa dimanfaatkan

Lebih terperinci

Gambar 1. Koloni Trigona sp

Gambar 1. Koloni Trigona sp BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP Oleh : Victor Winarto *) Rusmalia *) I. PENDAHULUAN Madu adalah salah satu produk primadona HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) di Indonesia. Banyaknya manfaat madu bagi kesehatan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. lubang-lubang pohon dan tempet-tempat lain untuk diambil madunya. Lebah

II. TINJAUAN PUSTAKA. lubang-lubang pohon dan tempet-tempat lain untuk diambil madunya. Lebah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lebah Madu Lebah madu merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman dahulu, manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon dan

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Kolam Pemijahan Kolam pemijahan dibuat terpisah dengan kolam penetasan dan perawatan larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga mudah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki rasa manis alami yang dihasilkan oleh lebah berbahan baku nektar bunga. Madu kaya akan kandungan nutrisi

Lebih terperinci

Praktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1

Praktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1 CLASSIS : ARTHROPODA (SERANGGA) Kode MPB2a Fapet I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan dan mengetahui karakteristik Apis sp b. Mengetahui serangga-serangga

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna I. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Ulat Api (Setothosea asigna) Hama ulat api (Setothosea asigna) merupakan salah satu hama paling penting di Indonesia yang dapat merusak tanaman kelapa sawit. Spesies

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan rayap yang paling luas serangannya di Indonesia. Klasifikasi

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Benih cabai hibrida sebenarnya dapat saja disemaikan dengan

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus)

BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus) BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus) 1. PENDAHULUAN Kata Belut merupakan kata yang sudah akrab bagi masyarakat. Jenis ikan ini dengan mudah dapat ditemukan dikawasan pesawahan. Ikan ini ada kesamaan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Januari 2016 di kebun salak Tapansari, Candibinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Luas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Divisi Persuteraan Alam, Ciomas, Bogor. Waktu penelitian dimulai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) Kumbang penggerek pucuk yang menimbulkan masalah pada perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.

Lebih terperinci

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2) CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2) Lektor Kepala/Pembina TK.I. Dosen STPP Yogyakarta. I. PENDAHULUAN Penurunan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN HAMA dan PENYAKIT ULAT SUTERA I. PENDAHULUAN

PENGENDALIAN HAMA dan PENYAKIT ULAT SUTERA I. PENDAHULUAN PENGENDALIAN HAMA dan PENYAKIT ULAT SUTERA I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas produksi kokon. Kerusakan yang disebabkan

Lebih terperinci

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut portugal ke India

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP PEMBUATAN PESTISIDA NABATI VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP MODUL-06 Department of Dryland Agriculture Management, Kupang State Agriculture Polytechnic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kubis merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi karena berbagai manfaat yang terdapat di dalam kubis. Kubis dikenal sebagai sumber vitamin A, B, dan

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur dikenal oleh sebagian masyarakat dengan nama ayam negeri yang mempunyai kemampuan bertelur jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam ayam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai

Lebih terperinci

HASIL. Tabel 2 Jumlah imago lebah pekerja A. cerana yang keluar dari sel pupa. No. Hari ke- Koloni I Koloni II. (= kohort) Warna Σ mati Warna Σ Mati

HASIL. Tabel 2 Jumlah imago lebah pekerja A. cerana yang keluar dari sel pupa. No. Hari ke- Koloni I Koloni II. (= kohort) Warna Σ mati Warna Σ Mati HASIL Jumlah Imago Lebah Pekerja A. cerana Berdasarkan hasil pembuatan peta lokasi sel pupa, dapat dihitung jumlah imago lebah pekerja yang keluar dari sel pupa. Jumlah imago lebah pekerja A. cerana (yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Aedes aegypti Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. [2,12] Aedes aegypti tersebar luas di wilayah tropis

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2009

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2009 LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK MATERI: LEBAH MADU Apis mellifera Oleh: Sohibul Himam Haqiqi (0710510087) Kelompok 8 Kelas B FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2009 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa Metamorfosis Kecoa 1. Stadium Telur Proses metamorfosis kecoa diawali dengan stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara

Lebih terperinci

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut Karya Ilmiah Di susun oleh : Nama : Didi Sapbandi NIM :10.11.3835 Kelas : S1-TI-2D STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 Abstrak Belut merupakan

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele Oleh : Rangga Ongky Wibowo (10.11.4041) S1Ti 2G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 Kata Pengantar... Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Arthropoda : Insecta

Lebih terperinci

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR 62 PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR A. Data Umum 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : a.

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai TINJAUAN PUSTAKA Pentingnya predasi sebagai strategi eksploitasi dapat diringkas dalam empat kategori utama. Pertama, predator memainkan peran penting dalam aliran energi pada kumunitasnya. Kedua, predator

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruangan Rata-rata suhu dan kelembaban ruangan selama penelitian pada pagi hari 22,4 0 C dan 78,6%, siang hari 27,4 0 C dan 55%, sore hari 25 0 C dan 75%. Hasil

Lebih terperinci

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR EDIBLE MUSHROOM 1. Mahasiswa berdiskusi secara aktif berbagi pengetahuan yang dimiliki 2. Berpendapat secara bebas dan bertanggung jawab untuk memberikan / mengemukakan persoalan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and Development, PT Gunung Madu Plantations (PT GMP), Kabupaten Lampung Tengah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,

Lebih terperinci

JMSC Tingkat SD/MI2017

JMSC Tingkat SD/MI2017 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan cara menyilang (X)abjad jawaban pada lembar jawaban kerja yang disediakan. 1. Pada sore hari jika kita menghadap pada matahari, bayangan tubuh kita tampak lebih...

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) TINJAUAN PUSTAKA Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Gambar 1. Telur C. sacchariphagus Bentuk telur oval, datar dan mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Ulat pemakan daun kelapa sawit yang terdiri dari ulat api, ulat kantung, ulat bulu merupakan hama yang paling sering menyerang kelapa sawit. Untuk beberapa daerah tertentu, ulat

Lebih terperinci

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep) HAMA PENGGEREK BATANG PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Status Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Berdasarkan luas serangan pada tahun 2006, hama penggerek

Lebih terperinci

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Oleh Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. A. Latar Belakang Budidaya jamur merang di dalam kumbung merupakan teknik budidaya jamur yang dilakukan secara modern dengan

Lebih terperinci

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Penyiangan Penyiangan terhadap gulma dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tembakau adalah: Menurut Murdiyanti dan Sembiring (2004) klasifikasi tanaman tembakau Kingdom Divisi Sub divisi Class Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melakukan kontak langsung dengan insektisida kimia (Soetopo,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melakukan kontak langsung dengan insektisida kimia (Soetopo, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian hama dengan insektisida kimia telah menimbulkan resistensi hama terhadap insektisida, tercemarnya tanah dan air, dan bahaya keracunan pada manusia yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan 15 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Bactrocera sp. (Diptera : Tephtritidae) Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat buah betina memasukkan telur ke dalam kulit buah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut: Berikut merupakan beberapa contoh hama. a. Tikus Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas,

Lebih terperinci

PROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI ALAT PENGHITUNG KEPADATAN LALAT (FLY GRILL) BAB I PENDAHULUAN

PROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI ALAT PENGHITUNG KEPADATAN LALAT (FLY GRILL) BAB I PENDAHULUAN PROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI ALAT PENGHITUNG KEPADATAN LALAT (FLY GRILL) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk ordo Dipthera, yaitu insekta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan 3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Tekukur Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang terbentang dari India dan Sri Lanka di Asia Selatan Tropika hingga ke China Selatan dan Asia

Lebih terperinci

Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji)

Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji) Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji) ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki areal perkebunan jambu mete (Anacardium occidentale L.) seluas 560.813 ha, tersebar di propinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Teknik Budidaya Tanaman Durian Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi dan Morfologi Hama Ulat Api (Setothosea asigna) Klasifikasi Setothosea asigna menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Arthopoda

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN PRE-TREATMENT MADU

KARAKTERISTIK DAN PRE-TREATMENT MADU KARAKTERISTIK DAN PRE-TREATMENT MADU Firman Jaya 1 KARAKTERISTIK MADU SIFAT FISIK SIFAT KIMIA Sifat Higrokopis Tekanan Osmosis Kadar Air Warna Madu Karbohidrat Enzim Keasaman Komposisi Kimia Madu Granulasi

Lebih terperinci

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk; CARA SABLON MANUAL ALAT DAN BAHAN CETAK SABLON Alat: - Meja sablon, selain digunakan untuk menyablon meja ini digunakan pada saat afdruk screen. Bagian utama meja adalah kaca (tebal 5 mm), lampu neon 2

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan daun kelapa sawit. Namun demikian, penggunaan insektisida kimia

TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan daun kelapa sawit. Namun demikian, penggunaan insektisida kimia TINJAUAN PUSTAKA Pengendalian Hayati Di beberapa perkebunan kelapa sawit masalah UPDKS khususnya ulat kantong M. plana diatasi dengan menggunakan bahan kimia sintetik yang mampu menurunkan populasi hama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Culex sp Culex sp adalah genus dari nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit yang penting seperti West Nile Virus, Filariasis, Japanese enchepalitis, St Louis encephalitis.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Perkembangan industri peternakan yang semakin pesat menuntut teknologi yang baik dan menunjang. Salah satu industri peternakan yang paling berkembang adalah industri

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tingkat produksi budidaya tanaman yang mantap sangat menentukan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lapang dan di Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor, pada bulan Mei

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun TINJAUAN PUSTAKA 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) 1.1 Biologi Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun seperti atap genting (Gambar 1). Jumlah telur

Lebih terperinci

Perkembangbiakan Tanaman

Perkembangbiakan Tanaman SERI LEMBARAN FAKTA TENTANG Penyimpanan Benih & Perkembangbiakan Tanaman Dikembangkan oleh Yayasan IDEP Dengan dukungan dari the Seed Savers Network Apakah Anda ingin menanam tanaman yang lebih sehat sambil

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan Pendahuluan Pembenihan merupakan suatu tahap kegiatan dalam budidaya yang sangat menentukan kegiatan pemeliharaan selanjutnya dan bertujuan untuk menghasilkan benih. Benih yang dihasilkan dari proses pembenihan

Lebih terperinci