V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. penangkaran sederhana dan penangkaran modern. Penangkaran sederhana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. penangkaran sederhana dan penangkaran modern. Penangkaran sederhana"

Transkripsi

1 48 V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Persyaratan Teknis Penangkaran 1. Tempat pemeliharaan Penangkaran lebah madu pada dasarnya ada dua macam, yaitu penangkaran sederhana dan penangkaran modern. Penangkaran sederhana yaitu penangkaran masih menggunakan gelodok. Penangkaran lebah seperti ini mempunyai kelemahan yaitu mudah terserang hama atau penyakit dan biasanya lebah tidak kerasan untuk menghuni gelodok ditempatinya. Bentuk gelodok tidak memenuhi syarat akan mempersulit pemeriksaan dan pengawasan, sarang akan menjadi rusak pada saat pengambilan hasil, karena tempat madu menjadi satu dengan tempat larva (Soeyanto, 1981). Gelodok dibuat dengan meniru rumah-rumah lebah terdapat dirongga-rongga batang pohon besar atau gua terlindung dari terik matahari dan hujan. Rumah tiruan itu dibuat dari batang kelapa (Cocos nucifera) terutama pucuk, kayu randu (Ceiba pentandra), kayu pucung (Pangium edule) atau batang pohon lain berkayu lunak. Batang digunakan berbentuk silinder berukuran panjang cm dibelah dua dan memiliki diameter minimal 12 cm (Sarwono, 2008).

2 49 Penangkaran lebah modern sudah menggunakan stup memiliki beberapa keuntungan antara lain mudah dipindahkan, mudah dibongkar dan lebih dapat memberikan perlindungan terhadap hama dan penyakit (Apiari, 2002 dalam Lestari, 2011). Peti lebah madu (stup) sangat diperlukan dalam usaha pemeliharaan lebah madu. Pemeliharaan lebah madu dalam peti akan mempermudah pengelolaan dan pemanenannya, tanpa merusak lebah madu. Stup dapat dibuat tunggal atau bertingkat ditumpuk satu sama lain. Bila stup dibuat bertingkat, maka peti paling bawah berfungsi sebagai tempat ratu dan pertumbuhan serta perkembangbiakan nya. Sedangkan peti diatasnya berfungsi sebagai tempat memproduksi madu. Stup perlu diberi penga untuk menghindari serangan rayap, ular, atau binatang lain. Tinggi kaki penga stup dari tanah berkisar 50 cm-100 cm (Febriani, 2009). Gambar 2. Stup dipakai Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera.

3 50 Parameter penilaian tempat pemeliharaan lebah madu dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Parameter penilaian tempat pemeliharaan lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Kategori Sumber Cukup Kurang Buruk Ukuran stup dan gelodok. Jenis kayu digunaka n untuk stup dan gelodok Jumlah penggunaan tempat pemeliharaan. ukuran stup dan gelodok digunakan sama dengan ukuran stup standar. digunakan jenis kayu tidak berbau, tahan lama dan mudah didapat. penggunaan stup 70%, serta adanya penggunaan gelodok. ukuran stup dan gelodok digunakan mendekati ukuran stup standar. digunakan jenis kayu tidak berbau dan tahan lama, namun sulit didapat. penggunaan stup 50%, serta adanya penggunaan gelodok. ukuran stup digunakan jauh lebih kecil dari ukuran stup standar. digunakan jenis kayu tidak berbau dan mudah didapatkan, namun tidak tahan lama. penggunaan stup 50%, serta adanya penggunaan gelodok. ukuran stup digunakan terlalu kecil dan sempit. digunakan jenis kayu berbau, tidak tahan lama dan sulit didapat. penggunaan hanya memakai gelodok. Tim Karya Tani Mandiri (2010). Sarwon o (2008). Badan Penyulu h-an dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (2012). Tim Karya Tani Mandiri (2010).

4 51 Penangkaran lebah Apis cerana Fabr. dilaksanakan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera masih tradisional yaitu menggunakan gelodok dan terdapat beberapa petani lebah telah menggunakan stup. Petani tidak menggunakan stup disebabkan oleh kurangnya keberanian serta keterampilan dari petani untuk memindahkan lebah dari gelodok ke dalam stup. Stup digunakan oleh petani terbuat dari kayu randu (Ceiba pentandra), kemiri (Aleurites moluccana), dan jengkol (Pithecolobium lobatum). Alasan digunakan kayu tersebut karena harga kayu ekonomis dan jenis kayu tersebut mudah didapatkan di dalam hutan rakyat terdapat di Desa Buana Sakti. Stup berbentuk persegi panjang dan memiliki ukuran panjang 40 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 25 cm. Satu stup memiliki 6 sampai 7 bingkai sisiran (frame). Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), standar internasional ukuran stup memiliki ukuran panjang 40 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 20 cm, serta dalam satu stup terdapat 6 sampai 9 frame sebagai rumah lebah. Selain itu, menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (2012), jenis kayu digunakan untuk stup memiliki ketebalan 2 cm dan kayu tidak berbau, tahan lama dan mudah didapat. Sehingga dapat diketahui bahwa ukuran dan jenis kayu stup dipakai oleh Kelompok Karya Tani Mandiri dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. telah mendekati ukuran standar.

5 52 Gelodok merupakan kandang lebah madu tradisional. Gelodok terbuat dari batang kayu diberi ruang di dalam batang sebagai tempat bersarangnya lebah madu. Gelodok digunakan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera terbuat dari kayu randu (Ceiba pentandra) dan kelapa (Cocos nucifera). Kayu randu (Ceiba pentandra) dipilih karena memiliki suhu dingin dan digunakan kayu kelapa (Cocos nucifera) berbentuk silinder beraturan sehingga mudah dalam pembuatannya. Gelodok digunakan memiliki ukuran panjang berkisar antara cm dan diameter 25 cm. Kekurangan dari menggunakan gelodok dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. adalah sulitnya pengontrolan hama menyerang lebah dan pengambilan hasil madu dari lebah. Gambar 3. Gelodok dipakai Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera.

6 53 Penilaian untuk tempat pemeliharaan lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai tempat pemeliharaan lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti Variabel Kategori Nilai Cukup Kurang Buruk Ukuran stup dan gelodok 3 Jenis kayu digunakan untuk stup dan gelodok 4 Jumlah penggunaan tempat pemeliharaan 2 Total 9 2. Kondisi Koloni baik adalah dalam kondisi sehat dan sarangnya penuh dengan telur dan larva muda. Telur dan larva muda adalah bakal calon akan dipilih dan dipelihara khusus oleh lebah pekerja untuk dijadikan lebah ratu. Apabila jumlah telur dan larva muda terlalu sedikit, dapat gagal menghasilkan lebah ratu. Koloni lebah madu ideal terdiri atas satu ekor lebah ratu, kurang lebih lebah pekerja, beberapa lebah jantan, kurang lebih telur, larva, dan pupa. Satu lebah madu terdapat lebah ratu, lebah jantan, dan lebah pekerja (Suputa, 2007).

7 54 Gambar 4. Lebah Ratu (Sumber: Suputa, 2007). Gambar 5. Lebah Jantan (Sumber: Suputa, 2007).

8 55 Gambar 6. Lebah Pekerja (sumber: foto observasi). Parameter penilaian kondisi dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Parameter penilaian kondisi lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Kategori Sumber Cukup Kurang Buruk Jumlah larva dan telur dalam sarang Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010). lebah sisiran diisi atau dipenuhi oleh telur dan larva muda serta terdapat banyak lebah. sisiran diisi atau dipenuhi oleh telur dan larva muda, namun jumlah lebah tidak terlalu banyak. hanya beberapa sisiran dipenuhi telur dan larva muda dan terdapat sedikit lebah. terdapat banyak sisiran kosong dan terdapat sedikit lebah.

9 56 Lanjutan tabel 5 Variabel Kategori Sumber Cukup Kurang Buruk Kesehata n lebah tidak terserang hama dan penyakit. lebah hanya terserang hama masih dapat ditangani oleh petani lebah. lebah terserang hama dan penyakit dapat ditangani oleh petani lebah. lebah terserang penyakit dan tidak dapat ditangani oleh petani lebah. Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, kondisi lebah madu Apis cerana Fabr. dalam penangkaran oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera cukup baik yaitu dalam satu terdapat sarang dipenuhi oleh telur dan larva muda cukup banyak serta terdapat banyak lebah pekerja. Selain itu, lebah madu ditangkarkan tidak ada terkena penyakit. Penilaian terhadap kondisi ditangkarkan dalam media stup dan gelodok disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai kondisi lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti Variabel Kategori Nilai Cukup Kurang Buruk Jumlah 3 larva dan telur dalam sarang lebah Kesehatan 3 Total 6

10 57 Gambar 7. Kondisi dalam satu sisiran. 3. Lokasi penangkaran Lokasi penangkaran harus didukung dengan tanaman pakan menjamin tersedianya nektar dan tepung sari dalam jumlah cukup banyak. Jumlah makanan banyak sangat diperlukan agar diperoleh ratu berkualitas baik. Nektar dalam jumlah banyak diperlukan untuk mendorong lebah madu membentuk calon-calon lebah jantan dalam jumlah banyak. Selain itu nektar bersama-sama dengan tepung sari juga merupakan bahan dasar untuk memproduksi royal jelly (Wardhani, 2011). Tepung sari juga harus tersedia dalam jumlah banyak di lokasi penangkaran. Tepung sari diperlukan oleh lebah pekerja muda untuk mengaktifkan kelenjar hypoharyng agar memproduksi royal jelly. Selain itu, tepung sari juga diperlukan untuk meningkatkan produksi dan kualitas sperma lebah jantan. Dalam kegiatan penangkaran tidak dianjurkan

11 58 menggunakan pollen supplement (tepung sari buatan) karena dapat menurunkan kualitas ratu hasil penangkaran (Wardhani, 2011). Menurut Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010), lokasi bagi penangkaran lebah madu hendaknya berada di daerah berhawa sejuk dan nyaman, tidak berangin kencang, tidak bising, dan dekat dengan aliran air atau menghadap ke arah timur, agar dapat menerima sinar matahari pagi untuk kesehatan rumah tangga lebah. Lokasi penangkaran lebah madu tidak boleh terlalu panas karena dapat mempengaruhi produksi madu. Jarak antara stup hendaknya paling sedikit dua meter. Jarak lokasi dengan sumber air minimal meter agar memudahkan lebah menyejukkan sarangnya di musim kemarau. Selain kriteria di atas menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), penentuan lokasi hendaknya memperhatikan ketersediaan air bersih sepanjang tahun, suhu udara C dengan kelembaban 70 80%, jauh dari bau dan asap menyengat, tersedianya pakan lebah berupa nektar dan tepung sari cukup dengan jarak radius terbang lebah yaitu 1,5 2,0 km, serta mengetahui jenis tanaman pakan, jenis bunga disukai dan masa pembungaan tanaman. Parameter penilaian lokasi penangkaran dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 7.

12 59 Tabel 7. Parameter penilaian lokasi penangkaran Apis cerana Fabr. Variabe l Jumlah pakan tersedia Tempera tur di lokasi penangkaran didukung dengan tanaman pakan menjamin tersedianya nektar dan tepung sari dalam jumlah banyak. di lokasi penangkaran nyaman dan berhawa sejuk yaitu C, kelembaban 70-80%. Kategori Cukup Kurang di di lokasi lokasi penangkarakaran penang- didukung tidak dengan didukung tanaman dengan pakan tanaman pakan menjamin tersedianya menjamin tersedia- nektar nya nektar dan dan tepung tepung sari sari dalam dalam jumlah jumlah banyak. cukup banyak. di lokasi penangkaran memiliki temperatur C, kelembaban 65-75%. di lokasi penangkaran memiliki temperatur C, kelembaban 65-75%. Buruk di lokasi penangkaran tidak didukung dengan tanaman pakan menjamin tersedianya nektar dan tepung sari. di lokasi penangkaran panas yaitu suhu > 34 C dan kelembaban < 70%. Sumber Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010). Tim Karya Tani Mandiri (2010). Kecepat an angin di lokasi penangkaran tidak berangin kencang. di lokasi penangkaran jarang berangin kencang. di lokasi penangkaran sering berangin kencang. di lokasi penangkaran berangin kencang. Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010).

13 60 Lanjutan tabel 7 Variabel Kategori Sumber Cukup Kurang Buruk Suara di lokasi penangkaran tidak bersuara di lokasi penangkaran bersuara tapi tidak di lokasi penangkaran sering bersuara di lokasi penangkaran bersuara bising. Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010). Aliran air Ketinggian tempat di lokasi penangkaran dekat dengan sumber aliran air, jarak minimal meter. di lokasi penangkaran berada pada ketinggian meter di atas permukaan laut. bising. di lokasi penangkaran dekat dengan sumber aliran air, jarak minimal meter. di lokasi penangkaran berada pada ketinggian meter di atas permukaan laut. bising. di lokasi penangkaran dekat dengan sumber aliran air, jarak minimal meter. di lokasi penangkaran berada pada ketinggian meter di atas permukaan laut. di lokasi penangkaran jauh dari sumber air, jarak > 350 meter. di lokasi penangkar an berada pada ketinggian > meter di atas permukaan laut. Tim Karya Tani Mandiri (2010). Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010). Lokasi penangkaran di Desa Buana Sakti, stup dan gelodok ditempatkan di daerah perkebunan dan sekitar pekarangan rumah petani. Desa Buana Sakti didominasi oleh hutan rakyat sehingga terdapat jenis pepohonan dapat menjadi sumber pakan bagi lebah madu Apis cerana Fabr. ditangkarkan. Adapun jenis-jenis pohon tersebut adalah akasia

14 61 (Acacia mangium), karet (Hevea brasiliensis), kelapa (Cocos nucifera), kopi (Coffea robusta L.), randu (Ceiba pentandra), jengkol (Pithecolobium lobatum), petai (Parkia speciosa), sengon (Paraserianthes falcataria), kakao (Theobroma cacao L.), kaliandra (Calliandra haematocephala), dan jenis teki-tekian. Gambar 8. Penempatan stup di lokasi pekarangan. Gambar 9. Penempatan gelodok di lokasi perkebunan. Gambar 10. Penempatan gelodok dan stup di tempat kandang ternak.

15 62 Penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti dengan meletakkan stup dan gelodok di perkebunan dan pekarangan rumah milik petani lebah. Lokasi perkebunan merupakan syarat lokasi baik bagi penangkaran lebah madu karena di area perkebunan memiliki hawa sejuk dan nyaman, tidak berangin kencang, tidak bising, dekat dengan sumber pakan dan dekat dengan aliran air. Begitu pula pada area pekarangan, lokasi pekarangan merupakan syarat lokasi baik bagi penangkaran lebah madu karena di area pekarangan dekat dengan aliran air rumah tangga petani lebah, tidak bising, tidak terlalu panas, tidak berangin kencang dan dekat dengan sumber pakan. Penilaian dalam penentuan lokasi penangkaran pada penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Nilai kondisi lokasi penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti Variabel Kategori Nilai Cukup Kurang Buruk Jumlah 4 pakan tersedia Temperatur 4 Kecepatan 4 angin Suara 4 Aliran air 4 Ketinggian tempat 4 Total 24

16 63 4. Peralatan dan perlengkapan penangkaran Para petani penangkaran lebah harus memiliki beberapa peralatan menunjang usaha penangkaran lebah madu. Menurut Murtidjo (2010), peralatan penangkaran lebah madu sangat penting karena peralatan tersebut tidak saja penting dari segi resiko, tetapi juga sangat penting untuk menjaga agar madu diproduksi memiliki kualitas baik. Berdasarkan Murtidjo (2010), beberapa peralatan perlu dimiliki adalah masker pelindung kepala, pakaian pelindung, alat pengasap, ekstraktor madu, ekstraktor malam, dan peralatan pelengkap. Peralatan pelengkap terdiri dari pengungkit, pisau madu, skrap, sangkar ratu lebah, penyekat ratu lebah, sikat lebah, alat solder sarang fondasi, sarang fondasi, dan peralatan tukang lengkap. Parameter penilaian peralatan dan perlengkapan penangkaran dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Parameter penilaian peralatan dan perlengkapan penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Kategori Sumber Cukup Kurang Buruk Masker pelindung kepala ada dan kepunyaan ada namun kepunyaan ada namun hasil tidak ada. Pakaian pelindung Alat pengasap pribadi. ada dan kepunyaan pribadi. ada dan kepunyaan pribadi. kelompok. ada namun kepunyaan kelompok. ada namun kepunyaan kelompok. menyewa. ada namun hasil menyewa. ada namun hasil menyewa. tidak ada. tidak ada. Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010).

17 64 Lanjutan tabel 9 Variabel Kategori Sumber Cukup Kurang Buruk Ekstraktor madu Ekstraktor malam Pisau madu Sangkar ratu lebah Sikat lebah Sarang fondasi Peralatan tukang ada dan kepunyaan pribadi. ada dan kepunyaan pribadi. ada dan kepunyaan pribadi. ada dan kepunyaan pribadi. ada dan kepunyaan pribadi. ada dan kepunyaan pribadi. ada dan kepunyaan pribadi. ada namun kepunyaan kelompok. ada namun kepunyaan kelompok. ada namun kepunyaan kelompok. ada namun kepunyaan kelompok. ada namun kepunyaan kelompok. ada namun kepunyaan kelompok. ada namun kepunyaan kelompok. ada namun hasil menyewa. ada namun hasil menyewa. ada namun hasil menyewa. ada namun hasil menyewa. ada namun hasil menyewa. ada namun hasil menyewa. ada namun hasil menyewa. tidak ada. tidak ada. tidak ada. tidak ada. tidak ada. tidak ada. tidak ada. Penangkaran lebah madu di Desa Buana Sakti memiliki beberapa peralatan untuk penangkaran lebah madu, diantaranya adalah masker pelindung kepala, sangkar lebah ratu, pisau madu, sikat lebah, dan peralatan tukang lengkap. Peralatan dimiliki bersifat sederhana karena penangkaran masih berjalan tradisional menuju modern. Namun, peralatan tersebut tidak dimiliki oleh setiap petani lebah karena peralatan untuk penangkaran dikelola oleh pengurus kelompok tani dan peralatan

18 65 kelompok digunakan untuk bersama-sama. Sehingga penilaian terhadap peralatan dan perlengkapan penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Nilai peralatan dan perlengkapan penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti Variabel Kategori Nilai Cukup Kurang Buruk Masker 3 pelindung kepala Pakaian 3 pelindung Alat pengasap 3 Ekstraktor 1 madu Ekstraktor malam 1 Pisau 3 madu Sangkar 3 ratu lebah Sikat lebah 3 Sarang fondasi 1 Peralatan tukang 3 Total 24 B. Pelaksanaan Proses Penangkaran 1. Produktivitas, umur, kemampuan hijrah, dan tingkat agresivitas Selain untuk melestarikan lebah madu Apis cerana Fabr., penangkaran dapat menambah pendapatan para petani lebah. Dalam upaya peningkatan

19 66 pendapatan, lebah sebagai penghasil madu harus ditingkatkan mutunya. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), mutu dikehendaki meliputi bermacam-macam sifat ekonomis, yaitu kesuburan berkembang biak, aktif mengumpulkan nektar dan makanan, tidak mudah hijrah, kebal terhadap serangan penyakit, berumur panjang, memiliki kemampuan terbang baik, ketajaman penciuman, pertahanan diri kuat, rajin menyimpan madu dan hemat, memiliki kemampuan membangun sarang baik, jinak, berwatak halus, memiliki sifat menjaga kebersihan dan kerapian, tidak suka menyerang dan marah, tetapi tidak kehilangan sifat mempertahankan diri. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), warna lebah ratu biasanya merah tua dan dua kali lipat lebih panjang dan 2,8 kali lebih berat dari lebah pekerja dengan masa hidup tahun dan masa produksi hanya 2 tahun. Ovarium lebah ratu berkembang dengan cukup sempurna sehingga mampu bertelur sampai butir telur sehari. Saat menampung ovarium, perut lebah ratu membesar. Musim kawin lebah madu terjadi pada bulan Mei, Juni, dan Juli setiap tahun. Parameter penilaian produktivitas, umur, kemampuan hijrah, dan tingkat agresivitas dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 11.

20 67 Tabel 11. Parameter penilaian produktivitas, umur, kemampuan hijrah, dan tingkat agresivitas dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Kategori Sumber Cukup Kurang Buruk Produktivitas dan reproduksi ratu lebah kondisi sangat baik. kondisi baik. kondisi kurang baik. kondisi tidak baik. Tim Karya Tani Mandiri (2010). Kemampuan hijrah Agresivitas Umur tidak melakukan hijrah. tingkat agresivitas sangat rendah. umur mencapai 3 tahun. kemampuan hijrah rendah. tingkat agresivitas rendah. umur mencapai > 2 tahun. kemampuan hijrah tinggi. tingkat agresivitas tinggi. umur < 2 tahun. kemampuan hijrah sangat tinggi. tingkat agresivitas sangat tinggi. umur < 1 tahun. Produksi dihasilkan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera lebih diutamakan pada hasil benih atau anakan lebah Apis cerana Fabr. dibandingkan hasil madu dan hasil lebah madu lainnya. Hal ini disebabkan karena tujuan utama budidaya lebah madu petani lebah adalah sebagai penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. dan sebagian besar petani lebah menjadikan budidaya lebah madu hanya sebagai sampingan serta kurangnya keahlian petani lebah untuk membudidayakan lebah madu. Sedangkan untuk reproduksi lebah ratu

21 68 ditangkarkan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera cukup banyak karena berdasarkan hasil observasi telah, semua sarang dipenuhi oleh larva muda lebah madu. Umur dalam penangkaran lebah madu di Desa Buana Sakti memiliki masa untuk satu kali berproduksi selama jangka waktu kurang lebih 1,5-2 tahun. Namun terdapat beberapa bertahan kurang dari waktu tersebut karena lebah madu berhijrah atau pindah tempat karena adanya pergantian musim saat musim hujan dan gangguan hama. Berdasarkan hasil kuesioner, kemampuan setiap untuk berhijrah berbeda-beda, memiliki jarak berkisar antara meter. Menurut Murtidjo (2010), beberapa alasan lebah madu meninggalkan sarangnya, antara lain: - Sarangnya terlalu sempit untuk dapat menampung lebah madu besar, - Di sekitar sarang jumlah nektar dan tepung sari sangat sedikit, - Hijrahnya ratu lebah lama atau terusir dari nya, karena adanya ratu lebah madu muda atau lebih kuat, - Temperatur terlalu dingin atau terlalu panas pada sarang lama, sehingga bermaksud mencari atau membuat sarang baru memiliki kenyamanan ideal bagi nya, dan - Sarang lama sudah rusak atau terancam keamanannya, baik oleh serangga lain atau manusia mencari madu dengan cara merusak sarang lebah.

22 69 Sifat agresivitas pada lebah madu dapat mempengaruhi interaksi antara petani lebah dan lebah madu. Semakin tinggi tingkat agresivitas dimiliki oleh lebah madu, maka semakin sulit para petani lebah untuk melakukan pemeliharaan dan pemanenan hasil terhadap lebah madu. Sebaliknya, semakin rendah tingkat agresivitas dimiliki lebah madu, maka semakin mudah para petani lebah untuk melakukan pemeliharaan dan pemanenan hasil terhadap lebah madu. Berdasarkan hasil wawancara telah, lebah madu Apis cerana Fabr. ditangkarkan memiliki agresivitas rendah. Namun pada masa-masa tertentu tingkat agresivitas dimiliki lebah madu meningkat. Tingkat agresivitas lebah madu meningkat pada saat pembentukan calon ratu baru dan pada saat simpanan makanan atau madu banyak. Sehingga penilaian produktivitas, umur, kemampuan hijrah, dan tingkat agresivitas dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Nilai produktivitas, umur, kemampuan hijrah, dan tingkat agresivitas dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti Variabel Kategori Nilai Cukup Kurang Buruk Produktivitas dan reproduksi ratu lebah 3 Kemampuan hijrah 2 Agresivitas 3 Umur 2 Total 10

23 70 2. Seleksi Pemilihan bibit baik agar budidaya lebah madu dapat berhasil. Bibit baik dicirikan dengan keadaan sehat dan dalam satu terdapat banyak lebah, calon anakan, dan ratu produktif. Populasi lebah sehat dan produktif serta didukung oleh ketersediaan pakan cukup banyak akan berkembang dengan cukup cepat. Parameter penilaian seleksi dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Parameter penilaian seleksi dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Kategori Sumbe Cukup Kurang Buruk r Penyeleksian lebah madu penyeleksi an lebah madu intensif. penyeleksian lebah madu. jarang penyeleksian lebah madu. tidak penyeleksian lebah madu. Tim Karya Tani Mandiri (2010). Dalam penangkaran lebah madu di Desa Buana Sakti, petani lebah tidak pernah melakukan penyeleksian terhadap lebah ditangkarkan. lebah madu masuk dalam perangkap gelodok, maupun diperoleh dari berburu di lubang-lubang pohon, semuanya dipelihara oleh petani lebah. Namun, untuk meningkatkan hasil dari lebah madu dalam upaya peningkatan pendapatan petani lebah sebaiknya

24 71 penyeleksian lebah madu. Sehingga penilaian seleksi dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Nilai seleksi dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti Variabel Kategori Nilai Cukup Kurang Buruk Penyeleksian lebah madu 1 Total 1 3. Cara memperoleh bibit lebah madu Apis cerana Fabr. Berburu lebah madu, meskipun tidak digolongkan pengembangbiakan, merupakan usaha pengembangan. Berburu lebah biasanya terhadap lebah madu sedang berpindah sarang. Bila lebah madu itu berhasil ditangkap dan dijinakkan, berarti dapat menambah baru bisa dimanfaatkan sebagai pengumpul madu dan penangkaran lebah madu. Di alam bebas, seperti di daerah perkebunan atau hutan sumber nektar, sering kita jumpai exodus (sarang) lebah madu dalam besar meninggalkan sarang. Koloni lebah madu seperti itulah menjadi sasaran utama pemburuan. Menurut Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Lampung Timur (2011), berburu untuk memperoleh lebah

25 72 dapat menghasilkan madu. Berburu lebah madu terbagi ke dalam dua kriteria yaitu : 1. Berburu di hutan, adapun peralatan disediakan untuk berburu lebah di hutan adalah: jaring lebah berfungsi sebagai perangkap lebah, golok berfungsi untuk memperbesar diameter lubang di dalam pohon agar mudah mengambil sarang lebah. Smoker (pengasapan) berfungsi untuk mengeluarkan lebah dari lokasi pohon ke jaring lebah. Kurungan ratu berfungsi untuk mengurung ratu selama 1 2 hari di dalam stup. Teknis berburu lebah di hutan adalah sebagai berikut : - Menentukan pohon berlubang dan terdapat lebah madu, - Mengambil lebah dengan cara memperbesar diameter lubang dalam pohon tersebut menggunakan golok, - Selanjutnya pengasapan di dalam lubang terdapat lebah dengan menggunakan karung atau kain dibakar, - Kemudian lubang ditutup menggunakan tanah dengan tujuan agar lebah ada di dalam lubang tersebut keluar dari sarangnya. Penutupan ini selama menit, - Selanjutnya dipasang jaring perangkap lebah dengan tujuan agar lebah dapat ditangkap, 2. Memasang Glodok terbuat dari pohon randu atau pohon kelapa dipotong berukuran cm, selanjutnya pohon tersebut

26 73 dibelah dan dibuat menyerupai perahu dan dipasang pada lokasi perkarangan atau kebun dengan tujuan agar ditempati lebah madu. Parameter penilaian cara memperoleh bibit lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 15 Tabel 15. Parameter penilaian cara memperoleh bibit lebah madu dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Kategori Sumber Cukup Kurang Buruk Cara memperoleh Murtidjo (2010). bibit sering kegiatan berburu langsung (di lubanglubang batang pohon dan dalam tanah) dan kegiatan berburu dengan menggunakan gelodok. kegiatan berburu langsung (di lubanglubang batang pohon dan dalam tanah) dan kegiatan berburu dengan menggunakan gelodok. jarang kegiatan berburu langsung (di lubanglubang batang pohon dan dalam tanah) dan kegiatan berburu dengan menggunakan gelodok. tidak perburuan lebah madu. Dari observasi telah, diperoleh beberapa gambar mengenai perburuan lebah madu di alam, yaitu:

27 74 Gambar 11. Kegiatan berburu lebah madu Apis cerana Fabr. Gambar 12. Pemindahan hasil buruan lebah madu ke dalam stup. Gambar 13. Pemindahan dan penyarangan ratu lebah baru. Para petani lebah di Desa Buana Sakti memperoleh bibit lebah madu Apis cerana Fabr. dengan cara berburu. Cara berburu ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, para petani lebah berburu dengan cara memasang gelodok di perkebunan ataupun di tempat sejuk dan dekat dengan

28 75 sumber air. Kedua, para petani lebah berburu langsung pada tempattempat terdapat sarang dan lebah madu Apis cerana Fabr., yaitu pada lubang-lubang batang pohon dan akar pohon. Dari keterangan di atas, kegiatan petani lebah dalam cara memperoleh bibit lebah madu Apis cerana Fabr. disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Nilai dalam cara memperoleh bibit lebah madu Apis cerana Fabr. dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti. Variabel Kategori Nilai Cukup Kurang Buruk Cara memperoleh bibit 3 Total 3 4. Pemberian pakan lebah madu Apis cerana Fabr. pada masa paceklik Masa paceklik adalah masa pada saat tanaman pakan lebah tidak berbunga atau tidak tersedia pakan di lapangan dalam jumlah cukup sehingga lebah kekurangan pakan. Tanaman pakan lebah ideal adalah tanaman dapat menghasilkan pollen dan nektar dalam jumlah cukup banyak dan tersedia terus-menerus sepanjang tahun. Akan tetapi, keadaan ideal tersebut sulit terjadi karena ketersediaan pollen dan nektar tanaman dipengaruhi oleh musim. Langkah terbaik harus untuk mengatasi masa paceklik yaitu memberikan stimulasi berupa larutan gula (1 bagian gula + 1 bagian air) diletakkan di dalam feeder frame) dapat untuk mengatasi kekurangan nektar. Pemindahkan atau menggembala lebah ke lokasi baru mempunyai ketersediaan pollen

29 76 cukup banyak juga dapat dalam mengatasi masa paceklik (Apiari Pramuka, 2010). Parameter penilaian pemberian pakan pada masa paceklik dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 17. Tabel 17. Parameter penilaian pemberian pakan pada masa paceklik dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Kategori Sumber Cukup Kurang Buruk Penggem balaan Stimulasi berupa larutan gula pada masa paceklik selalu penggembalaan lebah pada tempattempat memiliki ketersediaan pollen cukup banyak. petani lebah selalu memberikan tambahan pakan berupa larutan gula untuk mengatasi kekurangan nektar. pada masa paceklik penggembalaan lebah pada tempattempat memiliki ketersediaan pollen cukup banyak. petani lebah memberikan tambahan pakan berupa larutan gula untuk mengatasi kekurangan nektar. pada masa paceklik pernah penggembalaan lebah pada tempattempat memiliki ketersediaan pollen cukup banyak. petani lebah pernah memberikan tambahan pakan berupa larutan gula untuk mengatasi kekurangan nektar. tidak penggembala an lebah. tidak memberikan stimulasi berupa larutan gula. Murtidjo (2010).

30 77 Penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti, lebah madu tidak digembala dan tidak diberikan stimulasi berupa larutan gula. Koloni dibiarkan bertahan hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari petani lebah. Alasan para petani lebah tidak memberi stimulasi berupa larutan gula karena menurut para petani lebah hasil madu dihasilkan oleh lebah madu tersebut menjadi tidak asli. Sedangkan dengan nya penggembalaan lebah dan stimulasi berupa larutan gula tidak akan menjadikan madu dihasilkan oleh lebah madu menjadi tidak asli. Ketidakseimbangan antara jumlah lebah dengan sumber pakan alami dapat menyebabkan persaingan antar. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup dan berproduksi, lebah perlu mengonsumsi pakan tambahan bila daya dukung alam dalam menyediakan pakan (nektar) mengalami penurunan. Penilaian pemberian pakan pada masa paceklik dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Nilai pemberian pakan pada masa paceklik dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti Variabel Kategori Nilai Cukup Kurang Buruk Penggembalaan 1 Stimulasi berupa larutan gula 1 Total 2 Sehingga dapat diketahui penangkaran lebah madu di Desa Buana Sakti masih sangat kurang dalam tindakan pemberian pakan lebah madu pada masa paceklik. Dalam menjaga keberlanjutan dan peningkatan penangkaran, sebaiknya petani lebah madu di Desa Buana Sakti

31 78 melakukan penggembalaan lebah madu ke lokasi baru mempunyai ketersediaan pollen cukup banyak dan memberikan stimulasi berupa larutan gula. 5. Pemanenan hasil madu lebah madu Apis cerana Fabr. Pemanenan madu hasil pemeliharaan lebah merupakan tugas harus dikuasai petani lebah. Pemanenan baik dapat menghasilkan madu memiliki kualitas baik. Menurut Murtidjo (2010), pengambilan sisiran berisi madu harus pada sore hari karena pada saat itu lebah sudah berkumpul semua dalam peti lebah. Agar pengambilan sisiran madu tidak menimbulkan kegaduhan dapat digunakan alat pengasap dengan 2 3 kali hembusan asap. Setelah diasapi, stup bisa langsung dibuka, dan sisiran madu berada di pinggir dan telah dipenuhi madu bisa diambil. Sisiran madu diambil, umumnya masih dihinggapi lebah, maka lebah-lebah tersebut harus dibersihkan dengan menggunakan sikat lembut. Pengambilan madu sebaiknya setelah semua sisiran hampir tepenuhi madu semua. Pengambilan madu harus teratur, karena sebelum musim nektar berakhir dan peti madu sudah penuh tidak ditambah lagi akan diangap oleh lebah bahwa musim nektar telah berakhir. Untuk menghindari anggapan seperti ini, maka bila sisir madu telah dipenuhi sel-sel madu bisa dipanen sebagian dan sisiran madu kosong dikembalikan lagi. Dengan demikian nafsu lebah pekerja mencari nektar tetap berlangsung (Murtidjo, 2010).

32 79 Menurut Apiari Pramuka (2010), panen madu bila sisiran sarang berisi madu telah tertutup oleh lilin lebah. Sebagai patokan saat panen madu yaitu paling sedikit sepertiga dari sel-sel sarang madu telah tertutup lilin. Panen pada saat itu agar kadar air madu tidak terlalu tinggi atau < 20%. Tahapan pemanenan madu adalah sebagai berikut: 1) Buka tutup luar stup lebah dan hembuskan asap ke dalam stup melalui penutup dalam (kasa). 2) Buka tutup dalam (kasa) dan angkat sisiran. 3) Hentakkan sisiran sarang ke arah dalam stup sehingga lebah lepas dari sisiran dan jatuh ke dasar stup. Lebah masih menempel pada sisiran dibersihkan dengan sikat lebah. 4) Kupas lilin penutup madu dengan pisau. Lilin tersebut lalu ditempatkan pada wadah penampung. 5) Sisiran telah dikupas lilinnya, dimasukkan ke dalam ekstraktor untuk mengeluarkan madunya. Ekstraktor diputar agar madu keluar dari sarang lebah. 6) Setelah madu keluar semua, sisiran dikembalikan ke dalam stup agar dapat diisi kembali oleh lebah. 7) Madu tertampung dalam ekstraktor disaring dan ditempatkan ke dalam drum penampung madu. Kemudian, madu dibawa ke gudang untuk dikemas ke dalam botol dengan beberapa macam ukuran.

33 80 Parameter penilaian pemanenan hasil madu dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 19. Tabel 19. Parameter penilaian pemanenan hasil madu dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Kategori Sumber Cukup Kurang Buruk Syarat pemanenan hasil madu Cara pemanenan madu pemanenan teratur, pada saat sebelum musim nektar berakhir, serta pemanenan pada sore hari dan diambil sisiran dipenuhi oleh madu. dari proses pemanenan dihasilkan sedikit jumlah limbah dan adanya sisa sarang untuk menunjang keberlanjutan kehidupan lebah madu. pemanenan pada saat sebelum musim nektar berakhir, serta pemanenan pada sore hari dan diambil sisiran dipenuhi oleh madu. dari proses pemanenan dihasilkan jumlah limbah dan adanya sisa sarang untuk menunjang keberlanjuta n kehidupan lebah madu. pemanenan pada sore hari dan diambil sisiran dipenuhi oleh madu. dari proses pemanenan dihasilkan jumlah limbah. Murtidjo pemanenan (2010). tidak teratur, dilaku-kan pada siang hari, dan diambil sisiran belum dipenuhi oleh madu. petani lebah tidak dapat melakukan pemanena n hasil madu. Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010).

34 81 Pemanenan hasil madu oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera dengan cara sistem sunat dan tidak menggunakan ekstraktor. Sistem sunat merupakan cara pemanenan madu dengan cara memotong sarang lebah telah berisi madu dan tertutup oleh lilin lebah. Pemanenan dengan sistem sunat memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Kelebihan sistem sunat adalah terjaganya keberlanjutan kehidupan lebah madu Apis cerana Fabr. karena sisa dari pemotongan bagian sarang lebah tidak berisi madu tetap dapat dipakai oleh lebah. Sedangkan kekurangan dari sistem sunat adalah masih banyaknya limbah dihasilkan dari cara pemanenan tersebut dan madu tidak terekstraksi seluruhnya. Adapun urutan cara pemanenan oleh penangkaran lebah madu di Desa Buana Sakti adalah: 1) Membuka tutup stup lebah. 2) Menghembuskan asap ke arah di dalam stup. Petani lebah tidak menggunakan peralatan khusus untuk pemberian asap, melainkan dengan menghembuskan asap rokok. 3) Mengambil sisiran lebah dan menghentakkan sisiran tersebut hingga lebah lepas dari sisiran. 4) Setelah lebah meninggalkan sisiran, terdapat beberapa lebah masih berada di sarang. Namun lebah tersebut tidak dibersihkan menggunakan sikat tetapi dibiarkan saja. 5) Mengupas lilin penutup dengan menggunakan pisau. Namun, tidak semua sisi dikupas tetapi hanya bagian sarang dipenuhi madu saja.

35 82 6) Memotong bagian sarang telah dipenuhi olah madu. 7) Madu dikeluarkan dengan cara diperas manual dan lebah dimasukkan ke dalam suatu wadah kemudian dimasukkan ke dalam botol kaca. Dari perbandingan di atas, dapat diketahui bahwa pemanenan hasil madu di penangkaran oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera masih sangat sederhana karena tidak digunakannya ekstraktor. Namun, cara pemanenan tersebut sesuai dengan kondisi penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti masih sangat terbatas fasilitasnya. Penilaian pemanenan hasil madu dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. Nilai pemanenan hasil madu dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti Variabel Kategori Nilai Cukup Kurang Buruk Syarat 3 pemanenan hasil madu Cara pemanenan 3 Total 6 6. Cara pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit Meskipun lebah madu tergolong serangga cukup tahan terhadap gangguan hama dan penyakit, namun usaha pencegahan sangat perlu

36 83 diperhatikan. Sebab hama dan penyakit dapat menyebabkan kerugian ekonomi. Di daerah tropis penyakit lebah jarang terjadi dibandingkan dengan daerah subtropis. Iklim tropis merupakan penghalang terjalarnya penyakit lebah, namun kelalaian dalam menjaga kebersihan dapat mendatangkan penyakit. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), beberapa penyakit pada lebah dan penyebabnya antara lain: 1. Foul Brood Ada dua macam penyakit ini yaitu American Foul Brood disebabkan oleh Bacillus larva dan European Foul Brood. Penyebab: Streptococcus pluton. Penyakit ini menyerang sisiran. 2. Chalk Brood Penyebab: jamur Pericustis Apis. Jamur ini tumbuh pada tempayak dan menutupnya hingga mati. 3. Stone Brood Penyebab: jamur Aspergillus flavus Link ex Fr dan Aspergillus fumigatus Fress. Tempayak diserang berubah menjadi seperti batu keras. 4. Addled Brood Penyebab: telur ratu cacat dari dalam dan kesalahan pada ratu. 5. Acarine Penyebab: kutu Acarapis woodi Rennie hidup dalam batang tenggorokan lebah hingga lebah mengalami kesulitan terbang.

37 84 6. Nosema dan Amoeba Penyebab: Nosema Apis Zander hidup dalam perut lebah dan parasit Malpighamoeba mellificae Prell hidup dalam pembuluh malpighi lebah dan akan menuju usus. Sedangkan, untuk hama biasa menyerang lebah madu antara lain (Tim Karya Tani Mandiri, 2010): 1. Burung, sebagai hewan juga pemakan serangga menjadikan lebah sebagai salah satu makanannya. 2. Kadal dan katak, gangguan ditimbulkan sama dengan oleh burung. 3. Semut, membangun sarang dalam stup dan merampas makanan lebah. 4. Kupu-kupu, telur kupu-kupu menetas dalam sisiran menjadi ulat dapat merusak sisiran. 5. Tikus, merampas madu dan merusak sisiran. Upaya untuk mencegah serangan penyakit dan hama, tindakan perlu adalah: a. Pembersihan stup setiap hari. b. Memperhatikan abnormalitas tempayak, sisiran dan kondisi lebah. c. Kaki-kaki stup harus diberi air untuk mencegah serangan semut. d. Pintu masuk dibuat seukuran lebah. Menurut Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010), pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit dapat dengan berbagai cara

38 85 di antaranya dengan cara pemeriksaan, sanitasi, mekanis, kimiawi (insektisida), varietas (generasi lebah tahan terhadap hama dan penyakit), biologi (memutuskan siklus hidup hama atau mikroorganisme), dan eradikasi (memusnahkan inangnya). Menurut Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010), pemeriksaan meliputi pemeriksaan di dalam stup dan di luar (lingkungan) stup. Pada saat pemeriksaan hendaknya dibawa peralatan antara lain pengungkit, smoker, dan masker. Pemeriksaan di luar stup (lingkungan) meliputi pengamatan terhadap tingkah laku lebah, terutama lebah pekerja lapangan membawa pollen. Pengamatan juga terhadap ketersediaan sumber pakan dan kemungkinan adanya organisme pengganggu (predator). Pemeriksaan lebah di dalam stup sangat penting. Pemeriksaan tersebut meliputi kegiatan berikut ini: 1. Pemeriksaan kesehatan lebah, dengan mengangkat sisiran sarang dimulai dari sisiran paling tepi. Kerumunan lebah pada tiap sisiran sarang diamati cermat. 2. Pemeriksaan sarang dengan cepat, teliti, dan cermat, terutama pemeriksaan terhadap sel-sel sarang tempat keberadaan aakan (telur, larva, pupa) dan makanan (madu, pollen). 3. Pemeriksaan terhadap kondisi ratu dan tingkah laku ratu dalam bertelur. Ratu baik akan meletakkan satu sel telur untuk setian satu sel sarang sehingga setiap sel akan diisi sel telur.

39 86 Cara sanitasi pada prinsipnya adalah menjaga lingkungan habitat atau populasi inang agar tetap bersih, sehingga tidak mengundang kehadiran hama maupun penyakit. Cara ini digunaka untuk pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit. Sebagai pencegah hama dan penyakit, cara ini dapat digunakan untuk semua jenis hama dan penyakit biasa menyerang lebah madu. Salah satu contoh hama dapat diatasi dengan cara ini adalah ngengat lilin dan salah satu contoh penyakit adalah keracunan pada lebah (Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2010). Berdasarkan Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010), cara mekanis merupakan pengendalian dengan memperlakukan jasad pengganggu mekanis, menangkap dan membinasakannya. Cara ini bila populasinya dalam jumlah sedikit dan dapat dikenali dengan segera. Jenis hama dapat diatasi dengan cara ini antara lain tabuhan (vespa), kupukupu, ngengat lilin, cicak, kecoak, laba-laba dan sebagainya. Jenis penyakit dapat diatasi dengan cara ini adalah American foulbrood (AFB). Cara kimiawi adalah pengendalian sebagai alternatif terakhir apabila populasi mengganggu dalam jumlah melebihi batas kewajaran. Bahan kimia digunakan disesuaikan dengan hama atau penyakit berjangkit baik jenis insektisida, bakterisida maupun formulasi (cairan emulsi, butiran, dan lain sebagainya). Jenis hama dapat diatasi dengan cara ini antara lain semut, tungau endoparasit, tungau ektoparasit dan lain sebagainya (Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2010).

40 87 Cara varietas dimaksudkan untuk mendapatkan generasi baru lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Generasi lebih tahan didapatkan dari seleksi ketat terhadap populasi ada dari berbagai lokasi. Cara ini dapat digunakan untuk menanggulangi jenis penyakit European foulbrood (EFB) dan kesalahan genetis (Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2010). Cara biologi merupakan pengendalian dengan memanfaatkan kelemahan perilaku hama dan penyakit, seperti memutuskan siklus hidup atau menggunakan musuh alami dengan cara melepaskannya dalam populasi predatornya. Cara ini dapat digunakan untuk mengatasi hama tungau ektoparasit (Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2010). Cara eradikasi adalah pengendalian dengan memusnahkan inangnya, karena bila dibiarkan atau dikendalikan dengan cara-cara di atas tidak akan berhasil atau terlalu mahal untuk dan akan menyebabkan hama ataupun penyakit pengganggu menyebar lebih luar lagi (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Parameter penilaian penanggulangan hama dan penyakit dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 21.

41 88 Tabel 21. Parameter penilaian penanggulangan hama dan penyakit dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Kategori Sumber Cukup Kurang Buruk Pemeriksaan Penanggulangan sanitasi Penanggulangan mekanis pemeriksaan intensif. penanggulangan sanitasi sesuai dengan hama dan penyakit menyerang intensif. penanggulangan mekanis sesuai dengan hama dan penyakit menyerang intensif. pemeriksaan. penanggulangan sanitasi sesuai dengan hama dan penyakit menyerang. penanggulangan mekanis sesuai dengan hama dan penyakit menyerang. jarang pemeriksaan. jarang penanggulangan sanitasi sesuai dengan hama dan penyakit menyerang. jarang penanggulangan mekanis sesuai dengan hama dan penyakit menyerang. tidak pemeriksaan. tidak penangan an sanitasi, sementara terdapat gangguan hama dan penyakit pada lebah. tidak penanganan mekanis, sementara terdapat gangguan hama dan penyakit pada lebah. Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010).

42 89 Lanjutan tabel 21 Variabel Kategori Sumber Cukup Kurang Buruk Penanggulangan kimiawi Penangg ulangan varietas Penanggulangan biologi penanggulangan kimiawi sesuai dengan hama dan penyakit menyerang intensif. penanggulangan varietas sesuai dengan hama dan penyakit menyerang intensif. penanggulangan biologi sesuai dengan hama dan penyakit menyerang intensif. penanggulangan kimiawi sesuai dengan hama dan penyakit menyerang. penanggulangan varietas sesuai dengan hama dan penyakit menyerang. penanggulangan biologi sesuai dengan hama dan penyakit menyerang. jarang penanggulangan kimiawi sesuai dengan hama dan penyakit menyerang. jarang penanggulangan varietas sesuai dengan hama dan penyakit menyerang. jarang penanggulangan biologi sesuai dengan hama dan penyakit menyerang. tidak penanganan kimiawi, sementara terdapat gangguan hama dan penyakit pada lebah. tidak dilaku-kan penanganan varietas, sementara terdapat gangguan hama dan penyakit pada lebah. tidak penanganan biologi, sementara terdapat gangguan hama dan penyakit pada lebah.

43 90 Lanjutan tabel 21 Variabel Kategori Sumber Cukup Kurang Buruk Penanggulangan eradikasi Jadwal pemeriksaan penanggulangan eradikasi sesuai dengan hama dan penyakit menyerang intensif. pemeriksaan teratur setiap hari. penanggulangan eradikasi sesuai dengan hama dan penyakit menyerang. pemeriksaan teratur. jarang penanggulangan eradikasi sesuai dengan hama dan penyakit menyerang. jarang pemeriksaan. tidak penanganan eradikasi, sementara terdapat gangguan hama dan penyakit pada lebah. tidak pemeriksaan. Jenis hama menyerang lebah madu ditangkarkan di Desa Buana Sakti adalah jenis serangga dan hewan lainnya seperti kecoak, kupu-kupu, angrang, semut, semut madu, laba-laba, capung, ason-ason (predator), serigala lebah, cicak, dan burung elang. Sedangkan untuk penyakit, sampai saat ini belum ada penyakit menyerang lebah madu ditangkarkan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera. Penangkaran di Desa Buana Sakti belum banyak pengendalian hama dan penyakit terhadap lebah madu ditangkarkan. Cara telah oleh petani lebah adalah pengendalian hama mekanis dan kimiawi. Pengendalian hama mekanis terhadap hama kecoak, cicak, ason-ason, laba-laba, kupu-kupu.

44 91 Pengendalian kimiawi pada hama semut dan semut madu karena populasinya banyak. Pengendalian kimiawi ini dengan menggunakan cairan emulsi berupa oli diresapkan dengan kain dan kain tersebut diikatkan pada penga stup. Namun, pengendalian ini tidak berjalan efektif karena petani lebah tidak setiap hari memeriksa lebah madu melainkan dalam beberapa jangka waktu tertentu, misalnya sebulan dua kali atau sebulan tiga kali pemeriksaan. Adanya hama menyerang lebah madu ditangkarkan tidak terawasi dengan baik dan menyebabkan lebah madu tidak dapat bertahan melakukan hijrah dan membuat sarang baru di tempat lain. Sehingga penilaian dalam penanggulangan hama lebah madu dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 22. Tabel 22. Nilai penanggulangan hama lebah madu dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Kategori Nilai Cukup Kurang Buruk Pemeriksaan 3 Penanggulangan sanitasi 1 Penanggulangan 3 mekanis Penanggulangan 3 kimiawi Penanggulangan varietas - Penanggulangan 1 biologi Penanggulangan - eradikasi Jadwal pemeriksaan 1 Total 12

45 92 C. Teknologi Pengembangan Penangkaran 1. Pembentukan calon ratu Dalam pengembangbiakan ratu lebah madu alami terdapat perbedaan perlakuan dikerjakan oleh lebah pekerja rumah tangga terhadap larva calon lebah pekerja dan calon ratu lebah. Larva calon lebah pekerja hanya memperoleh makanan berupa susu ratu (royal jelly) selama 3 hari, tetapi untuk larva calon ratu lebah tetap diberikan sampai menetas. Dalam usaha penangkaran ratu lebah dan diketahui bahwa ada larva calon ratu lebah madu, maka mulai usia 3 hari harus dipindahkan pada stup kosong berisi lebah madu kuat dan ratu lebah dari tersebut ditempatkan terpisah. Dengan demikian, kuat itu pasti akan mampu menyediakan susu ratu untuk calon ratu lebah madu akan lahir. Usaha pengembangbiakan ratu lebah madu harus pada saat musim nektar dan tepung sari, agar persediaan makanan untuk calon ratu tersedia dalam jumlah cukup. Setelah itu, ratu lebah madu hasil seleksi ditempatkan dalam peti pemeraman masih kosong dan meletakkan sisiran kosong tanpa dinding kasa pada landasan. Sisiran kosong tersebut harus berada di antara sisiran sudah memiliki ratu lebah dan dibiarkan dalam stup sampai terlihat pengisian telur di tempat sisiran kosong. Kemudian pemindahan sisiran berisi larva lebah perkerja ke peti lebah madu ada nya tetapi tidak memiliki ratu lebah sehingga lebah pekerja akan membentuk sel-sel calon ratu lebah. Pada

46 93 saat lebah pekerja membuat sel-sel calon ratu lebah tersebut dicangkokkan sel calon ratu lebah sesungguhnya. Selama proses perkembangan, lebah madu itu harus diber makanan stimulasi. Penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera, dalam pembentukan calon ratu lebah terjadi alami tanpa campur tangan dari petani lebah. Hal ini terjadi karena bagi para petani lebah, pembentukan calon ratu lebah sangat rumit sehingga tidak. Walaupun pembentukan lebah ratu terjadi alami, penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. memiliki keberhasilan baik karena tidak pernah terjadi kegagalan dalam pembentukan calon ratu lebah. Namun dari segi waktu, proses pembentukan calon ratu lebah alami lebih lama dibandingkan dengan cara pencangkokan. Sehingga berpengaruh terhadap jumlah calon ratu lebah dihasilkan pada setiap satuan waktunya. 2. Cara pemecahan atau pengembangan lebah madu Populasi lebah madu sehat dan produktif serta didukung oleh ketersediaan pakan cukup banyak akan berkembang dengan cukup cepat. Pemecahan dengan cara membagi setiap satu besar dan padat (7-8 sisiran) menjadi dua baru untuk mengantisipasi perkembangan populasi tersebut. Satu bagian tetap dengan ratu lama dan satu bagian pecahannya diberikan ratu baru sebelumnya telah dipersiapkan melalui program budidaya lebah ratu.

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH. Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH. Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : 07.12.2638 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM YOGYAKARTA 2012 - Abstraksi Lebah merupakan insekta

Lebih terperinci

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 1 No. 1. September 2013 (23 28)

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 1 No. 1. September 2013 (23 28) MANAJEMEN PENANGKARAN LEBAH MADU (Apis cerana Fabr.) DI DESA BUANA SAKTI KECAMATAN BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (MANAGEMENT OF BREEDING THE HONEY BEE (Apis cerana Fabr.) IN BUANA SAKTI VILLAGE, DISTRICT

Lebih terperinci

BUDIDAYA LEBAH MADU. Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis

BUDIDAYA LEBAH MADU. Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis BUDIDAYA LEBAH MADU Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis Budidaya lebah ada 2 cara yaitu : 1) Budidaya Lebah Secara Menetap, dan 2) Budidaya Lebah Secara Berpindah. Pada budidaya lebah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Lebah Madu Apis cerana, Fabr Indonesia dikenal memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan perlebahan yang berupa kekayaan sumber daya alam hayati seperti berbagai

Lebih terperinci

BUDIDAYA TERNAK LEBAH

BUDIDAYA TERNAK LEBAH TTG BUDIDAYA PETERNAKAN BUDIDAYA TERNAK LEBAH 1. SEJARAH SINGKAT Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang

Lebih terperinci

BUDIDAYA TERNAK LEBAH

BUDIDAYA TERNAK LEBAH BUDIDAYA TERNAK LEBAH 1. SEJARAH SINGKAT Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon dan tempat-tempat

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN

LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN Oleh : Kuntadi Pusat Litbang Konservasi Dan Rehabilitasi MANFAAT PERLEBAHAN Optimalisasi sumberdaya tumbuhan/tanaman (tanpa dimanfaatkan

Lebih terperinci

ISSN Journal of Sustainable Forest. Jurnal ISSN Halaman Bandar Lampung September 2013 JURNAL SYLVA LESTARI

ISSN Journal of Sustainable Forest. Jurnal ISSN Halaman Bandar Lampung September 2013 JURNAL SYLVA LESTARI ISSN 2339-0913 Journal of Sustainable Forest SYLVA LESTARI Jurnal JURNAL SYLVA LESTARI Vol. 1 No. 1 Halaman 1-100 Bandar Lampung September 2013 ISSN 2339-0913 J U R N A L SYLVA LESTARI Journal of Sustainable

Lebih terperinci

CARA PRAKTIS. Budidaya Lebah Madu ( Apis indica )

CARA PRAKTIS. Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) CARA PRAKTIS Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) Pelatihan Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) di Desa Karangmulya Kecamatan Bojong dan Desa Sesepan Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal Oleh : TIM PELATIHAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. lubang-lubang pohon dan tempet-tempat lain untuk diambil madunya. Lebah

II. TINJAUAN PUSTAKA. lubang-lubang pohon dan tempet-tempat lain untuk diambil madunya. Lebah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lebah Madu Lebah madu merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman dahulu, manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon dan

Lebih terperinci

PERLEBAHAN DI INDONESIA

PERLEBAHAN DI INDONESIA PERLEBAHAN DI INDONESIA Oleh : Kuntadi Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi QUIZ 1. Yang mana sarang lebah madu? 1 2 3 4 1 QUIZ 2 2 1 3 5 4 A. dorsata A. laboriosa A. dorsata binghami A. cerana A.

Lebih terperinci

Lampiran 12. Aspek Agronomis / Usahatani Lebah Madu. Diantara jenis lebah, ada yang produksi madunya sedikit seperti Apis Cerana,

Lampiran 12. Aspek Agronomis / Usahatani Lebah Madu. Diantara jenis lebah, ada yang produksi madunya sedikit seperti Apis Cerana, 48 Lampiran 12. Aspek Agronomis / Usahatani Lebah Madu. Pemeliharaan lebah yang bertujuan untuk mengambil madunya disebut peternakan lebah.orang yang bertenak lebah disebut peternak lebah.selain madu,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH USAHA LEBAH MADU

KARYA ILMIAH USAHA LEBAH MADU KARYA ILMIAH USAHA LEBAH MADU Disusun Oleh : Muhammad Burhan Kurniawan NIM : 10.11.4556 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Meraup Untung dari Usaha Lebah Madu Abstraksi Bisnis lebah madu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 35/MENHUT-II/2007 Tentang HHBK, definisi HHBK adalah hasil hutan baik

I. PENDAHULUAN. 35/MENHUT-II/2007 Tentang HHBK, definisi HHBK adalah hasil hutan baik 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil hutan dapat dikelompokkan menjadi hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 35/MENHUT-II/2007 Tentang HHBK,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lebah Madu Lebah madu termasuk hewan serangga bersayap, sebagai penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Tubuh lebah madu beruas-ruas dan ruas tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

Perkandangan dan Proses Pembuatan Stup Lebah Apis mellifera

Perkandangan dan Proses Pembuatan Stup Lebah Apis mellifera Perkandangan dan Proses Pembuatan Stup Lebah Apis mellifera Dosen Pengampu Mata Kuliah Ilmu Produksi Aneka Ternak Kmoditi Lebah Madu: Prof. Dr. Ir. H. MOCHAMMAD JUNUS, MS Disusun oleh : Kelompok 4 / Kelas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa flora dan fauna. Indonesia juga memiliki potensi besar dalam pengembangan usaha peternakan lebah

Lebih terperinci

Gambar 1. Koloni Trigona sp

Gambar 1. Koloni Trigona sp BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP Oleh : Victor Winarto *) Rusmalia *) I. PENDAHULUAN Madu adalah salah satu produk primadona HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) di Indonesia. Banyaknya manfaat madu bagi kesehatan,

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 1 No. 1. September 2013 (29 36)

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 1 No. 1. September 2013 (29 36) ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU Apis cerana Fabr. DI DUSUN SIDOMUKTI DESA BUANA SAKTI KECAMATAN BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (FINANCIAL ANALYSIS OF HONEY BEE (Apis cerana Fabr.) ENTERPRISES

Lebih terperinci

2. Aam Hasanudin. 2. Wendra S. Manik, S Hut. Dicetak dengan pembiayaan DIPA Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli Tahun 2014

2. Aam Hasanudin. 2. Wendra S. Manik, S Hut. Dicetak dengan pembiayaan DIPA Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli Tahun 2014 Ba l a ipe ne l i t i a nke hut a na nae kna ul i PANDUANMANUAL BUDI DAYA LEBAH MADU Di susunol eh: Rospi t ao.p.si t umor ang Aam Hasanudi n Panduan Manual Budidaya Lebah Madu Disusun Oleh : Desain Cover

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus

Lebih terperinci

USAHA SAMBILAN BUDIDAYA WALET DI MENDATI NGAMBUR LAMPUNG BARAT. Suyadi L

USAHA SAMBILAN BUDIDAYA WALET DI MENDATI NGAMBUR LAMPUNG BARAT. Suyadi L USAHA SAMBILAN BUDIDAYA WALET DI MENDATI NGAMBUR LAMPUNG BARAT Suyadi L200100015 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 1 Tentang Burung Walet Burung Walet merupakan burung pemakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari 27 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan yaitu dari bulan

Lebih terperinci

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Petani PENDAHULUAN umumnya lebih memusatkan pada Hutan rakyat merupakan hutan yang pendapatan atau faktor ekonominya

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Petani PENDAHULUAN umumnya lebih memusatkan pada Hutan rakyat merupakan hutan yang pendapatan atau faktor ekonominya 1 PENDAHULUAN Hutan rakyat merupakan hutan yang dibangun oleh masyarakat pada lahan milik rakyat. Hutan rakyat tetap penting, karena selain secara ekologi dapat mendukung lingkungan (menahan erosi, mengurangi

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki rasa manis alami yang dihasilkan oleh lebah berbahan baku nektar bunga. Madu kaya akan kandungan nutrisi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial Apis cerana merupakan serangga sosial yang termasuk dalam Ordo Hymenoptera, Famili Apidae hidup berkelompok membentuk koloni. Setiap koloni terdiri

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN Oleh : Taufik Rizky Afrizal 11.12.6036 S1.SI.10 STMIK AMIKOM Yogyakarta ABSTRAK Di era sekarang, dimana ekonomi negara dalam kondisi tidak terlalu baik dan

Lebih terperinci

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut: Berikut merupakan beberapa contoh hama. a. Tikus Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas,

Lebih terperinci

BAB II INFORMASI TENTANG LEBAH MADU. merupakan satu ordo dengan tawon. Lebah madu dapat

BAB II INFORMASI TENTANG LEBAH MADU. merupakan satu ordo dengan tawon. Lebah madu dapat BAB II INFORMASI TENTANG LEBAH MADU 2.1 Lebah Madu Lebah madu adalah serangga sosial yang termasuk dalam ordo Hymenoptera yang artinya sayap bening. Dalam ordo ini terdapat 100.000 species serangga, termasuk

Lebih terperinci

Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013

Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013 Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013 eskalisa.sch.id Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki jenis

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkatan kasta di dalam koloninya. Lebah pekerja yang merupakan lebah betina

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkatan kasta di dalam koloninya. Lebah pekerja yang merupakan lebah betina 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Klasifikasi Lebah Madu Lebah madu merupakan serangga sosial yang hidup berkoloni dan memiliki tiga tingkatan kasta di dalam koloninya. Lebah pekerja yang merupakan

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :

Lebih terperinci

Si Pengerat Musuh Petani Tebu..

Si Pengerat Musuh Petani Tebu.. Si Pengerat Musuh Petani Tebu.. Embriani BBPPTP Surabaya Gambar. Tanaman Tebu Yang Terserang Tikus Hama/pest diartikan sebagai jasad pengganggu bisa berupa jasad renik, tumbuhan, dan hewan. Hama Tanaman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL 18 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur Geografis Secara geografis, Kabupaten Lampung Timur

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung Walet memiliki beberapa ciri khas yang tidak dimiliki oleh burung lain. Ciri khas tersebut diantaranya melakukan hampir segala aktivitasnya di udara seperti makan

Lebih terperinci

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Kompos Cacing Tanah (CASTING) Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Divisi Persuteraan Alam, Ciomas, Bogor. Waktu penelitian dimulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Kolam Pemijahan Kolam pemijahan dibuat terpisah dengan kolam penetasan dan perawatan larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga mudah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti 11 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur pada bulan Maret sampai bulan

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruangan Rata-rata suhu dan kelembaban ruangan selama penelitian pada pagi hari 22,4 0 C dan 78,6%, siang hari 27,4 0 C dan 55%, sore hari 25 0 C dan 75%. Hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur dikenal oleh sebagian masyarakat dengan nama ayam negeri yang mempunyai kemampuan bertelur jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam ayam

Lebih terperinci

HASIL. Tabel 2 Jumlah imago lebah pekerja A. cerana yang keluar dari sel pupa. No. Hari ke- Koloni I Koloni II. (= kohort) Warna Σ mati Warna Σ Mati

HASIL. Tabel 2 Jumlah imago lebah pekerja A. cerana yang keluar dari sel pupa. No. Hari ke- Koloni I Koloni II. (= kohort) Warna Σ mati Warna Σ Mati HASIL Jumlah Imago Lebah Pekerja A. cerana Berdasarkan hasil pembuatan peta lokasi sel pupa, dapat dihitung jumlah imago lebah pekerja yang keluar dari sel pupa. Jumlah imago lebah pekerja A. cerana (yang

Lebih terperinci

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lapang dan di Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor, pada bulan Mei

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu) Hama dan penyakit merupakan cekaman biotis yang dapat mengurangi hasil dan bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil panen yang optimum dalam budidaya padi, perlu dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA Pemeliharaan pada tanaman muda Kegiatan-kegiatan : Penyiangan Pendangiran Pemupukan Pemberian mulsa Singling dan Wiwil Prunning Pemberantasan hama dan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LEBAH HUTAN

PENGELOLAAN LEBAH HUTAN PENGELOLAAN LEBAH HUTAN Kuntadi Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi POSISI LEBAH HUTAN DALAM KELUARGA LEBAH MADU FAMILY Apidae SUBFAMILY Apinae GENUS Apis SUBFAMILY Meliponinae GENUS Trigona, Mellipona,

Lebih terperinci

Kebun Indah, Musuh Alami Datang Karena Ada Refugia

Kebun Indah, Musuh Alami Datang Karena Ada Refugia PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO Jalan Raya Dringu Nomor 81 Telp. (0335) 420517 PROBOLINGGO 67271 Kebun Indah, Musuh Alami Datang Karena Ada Refugia Oleh : Ika Ratmawati, SP POPT Muda (BBPPTP Surabaya)

Lebih terperinci

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Penyiangan Penyiangan terhadap gulma dilakukan

Lebih terperinci

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut Karya Ilmiah Di susun oleh : Nama : Didi Sapbandi NIM :10.11.3835 Kelas : S1-TI-2D STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 Abstrak Belut merupakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

Praktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1

Praktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1 CLASSIS : ARTHROPODA (SERANGGA) Kode MPB2a Fapet I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan dan mengetahui karakteristik Apis sp b. Mengetahui serangga-serangga

Lebih terperinci

Dairi merupakan salah satu daerah

Dairi merupakan salah satu daerah Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang

Lebih terperinci

THE INFLUENCE OF ADDING FEED STIMULANTS AND FRAME PARTITIONS TOWARD THE ACTIVITY OF THE WORKER BEES Apis mellifera CLOSE TO FLOWER SEASON ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ADDING FEED STIMULANTS AND FRAME PARTITIONS TOWARD THE ACTIVITY OF THE WORKER BEES Apis mellifera CLOSE TO FLOWER SEASON ABSTRACT THE INFLUENCE OF ADDING FEED STIMULANTS AND FRAME PARTITIONS TOWARD THE ACTIVITY OF THE WORKER BEES Apis mellifera CLOSE TO FLOWER SEASON Ahmad Nurohim 1), Mochammad Junus 2), Sri Minarti 2) 1) 2) Student

Lebih terperinci

HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP

HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP Hubungan Antarmakhluk Hidup Kita sering melihat kupu-kupu hinggap pada bunga atau kambing berkeliaran di padang rumput. Di sawah, kita juga sering melihat

Lebih terperinci

MACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN

MACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN MACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN PENDAHULUAN Pekarangan adalah sebidang tanah yang terletak di sekitar rumah dan umumnya berpagar keliling. Di atas lahan pekarangan tumbuh berbagai ragam tanaman. Bentuk

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 3586 (Penjelasan Atas Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 12) UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Aedes aegypti Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. [2,12] Aedes aegypti tersebar luas di wilayah tropis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan sangat tinggi. Banyaknya para pencari kroto di alam yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. permintaan sangat tinggi. Banyaknya para pencari kroto di alam yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perunggasan saat ini sangat berkembang pesat. Tidak hanya jenis unggas konsumsi, tetapi juga unggas hias. Salah satu unggas hias yang paling diminati para pecinta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Ulat pemakan daun kelapa sawit yang terdiri dari ulat api, ulat kantung, ulat bulu merupakan hama yang paling sering menyerang kelapa sawit. Untuk beberapa daerah tertentu, ulat

Lebih terperinci

Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk

Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk AgroinovasI FLORA RAWA PENGENDALI HAMA SERANGGA RAMAH LINGKUNGAN Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk mengendalikan hama serangga karena hasilnya cepat terlihat dan mudah

Lebih terperinci

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,

Lebih terperinci

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi Pengertian Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi dibedakan menjadi 3 jenis 1. Adaptasi Morfologi Proses adaptasi yang dilakukan dengan menyesuaikan bentuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsumsi madu di Indonesia kurang lebih 10 gr/kapita/tahun, namun

I. PENDAHULUAN. Konsumsi madu di Indonesia kurang lebih 10 gr/kapita/tahun, namun 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi madu di Indonesia kurang lebih 10 gr/kapita/tahun, namun kenyataannya produksi madu hanya mampu memenuhi sekitar 3 gr/kapita /tahun (Murtidjo, 2011). Besarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah, namun hanya nyamuk betina yang menghisap darah untuk bereproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. darah, namun hanya nyamuk betina yang menghisap darah untuk bereproduksi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara tropis. Negara ini memiliki wilayah perairan yang luas dan beranekaragam spesies terutama filum Arthropoda. Beberapa diantaranya seperti

Lebih terperinci

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KOLONI LEBAH Apis mellifera dan Apis cerana YANG DIPELIHARA DI AREAL Acacia crassicarpa

TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KOLONI LEBAH Apis mellifera dan Apis cerana YANG DIPELIHARA DI AREAL Acacia crassicarpa TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KOLONI LEBAH Apis mellifera dan Apis cerana YANG DIPELIHARA DI AREAL Acacia crassicarpa A. Luas Hutan Tanaman khususnya HTI Nasional: Definitif : 9 juta Ha Target s/d

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUDIDAYAAN BELUT MATA KULIAH : LINGKUNGAN BISNIS (Dosen Pengampu : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M.) NAMA : TRI SANTOSO NIM : 10.02.7661 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Peluang Usaha Ternak

Lebih terperinci

A. Usaha pertanian dipengaruhi oleh kondisi lingkungan:

A. Usaha pertanian dipengaruhi oleh kondisi lingkungan: A. Usaha pertanian dipengaruhi oleh kondisi lingkungan: 1. a) b) c) d) e) 2. a) b) c) d) e) 3. Iklim Energi matahari Curah hujan musiman Angin Panjang siang Suhu dan RH udara Tanah Jenis tanah Kandungan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2009

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2009 LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK MATERI: LEBAH MADU Apis mellifera Oleh: Sohibul Himam Haqiqi (0710510087) Kelompok 8 Kelas B FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2009 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI ALAT PENGHITUNG KEPADATAN LALAT (FLY GRILL) BAB I PENDAHULUAN

PROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI ALAT PENGHITUNG KEPADATAN LALAT (FLY GRILL) BAB I PENDAHULUAN PROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI ALAT PENGHITUNG KEPADATAN LALAT (FLY GRILL) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk ordo Dipthera, yaitu insekta

Lebih terperinci

mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari

mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari Didukung oleh: Talaud Lestari Mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik harus segera

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus ) BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus ) 1. SEJARAH SINGKAT Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Pengadaan dan Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Pengadaan dan Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti 14 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tujuh bulan mulai dari bulan Juli 2011 hingga Februari 2012, penelitian dilakukan di Insektarium Bagian Parasitologi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. b. Apis mellifera Jenis ini merupakan lebah madu utama yang dibudidayakan hampir disemua

II. TINJAUAN PUSTAKA. b. Apis mellifera Jenis ini merupakan lebah madu utama yang dibudidayakan hampir disemua II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Jenis Lebah Madu Lebah madu sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Keadaan ini dapat diketahui dengan adanya berbagai nama lebah dalam bahasa daerah, misalnya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tingkat produksi budidaya tanaman yang mantap sangat menentukan

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA GAHARU SERTA PERAN NYATA PENYULUH KEHUTANAN DALAM BUDIDAYA GAHARU

TEKNIK BUDIDAYA GAHARU SERTA PERAN NYATA PENYULUH KEHUTANAN DALAM BUDIDAYA GAHARU TEKNIK BUDIDAYA GAHARU SERTA PERAN NYATA PENYULUH KEHUTANAN DALAM BUDIDAYA GAHARU Oleh : Firmansyah, S.Hut, M.Si Penyuluh Kehutanan Ahli Pusat Penyuluhan BP2SDM Berdasarkan sifat fisiologis jenis-jenis

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN Disusun Oleh : Nama : Galih Manunggal Putra NIM : 11.12.5794 Kelas : 11-S1SI-06 Kelompok : H ABSTRAK Bisnis budidaya ikan konsumsi memang

Lebih terperinci

BAB. Daur Hidup Makhluk Hidup

BAB. Daur Hidup Makhluk Hidup BAB 4 Daur Hidup Makhluk Hidup Suatu sore, Nina dan Siti sedang berjalan-jalan di taman sambil melihat-lihat bunga yang berwarna-warni. Tiba-tiba Siti tertarik pada satu dahan tanaman. Siti pun memanggil

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 Tentang : Perlindungan Tanaman

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 Tentang : Perlindungan Tanaman Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 Tentang : Perlindungan Tanaman Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 6 TAHUN 1995 (6/1995) Tanggal : 28 PEBRUARI 1995 (JAKARTA) Sumber : LN 1995/12; TLN NO. 3586

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENAMBAHAN JUMLAH SEL SISIRAN KOLONI LEBAH MADU Apis cerana Fabr. DI APIARI SAKATO PADANG PARIAMAN

PEMANFAATAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENAMBAHAN JUMLAH SEL SISIRAN KOLONI LEBAH MADU Apis cerana Fabr. DI APIARI SAKATO PADANG PARIAMAN PEMANFAATAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENAMBAHAN JUMLAH SEL SISIRAN KOLONI LEBAH MADU Apis cerana Fabr. DI APIARI SAKATO PADANG PARIAMAN Widia Astuti 1, Gustina Indriati 2, Armein Lusi Zeswita

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

Ciri-Ciri Makhluk Hidup 1. Dun putri malu mengatup ketika disentuh. Peristiwa ini menunjukkan makhluk hidup... (Ujian Nasional 2007/2008) A.

Ciri-Ciri Makhluk Hidup 1. Dun putri malu mengatup ketika disentuh. Peristiwa ini menunjukkan makhluk hidup... (Ujian Nasional 2007/2008) A. Ciri-Ciri Makhluk Hidup 1. Dun putri malu mengatup ketika disentuh. Peristiwa ini menunjukkan makhluk hidup... (Ujian Nasional 2007/2008) A. Membutuhkan makanan B. Peka terhadap rangsangan C. Mengeluarkan

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci