COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS"

Transkripsi

1 COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan) Ade Heryana, SSt, MKM UNIVERSITAS ESA UNGGUL Prodi Kesehatan Masyarakat

2 Cost-Volume-Profit Analysis (Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan) Ade Heryana, SSt, MKM Dosen Prodi Kesmas Universitas Esa Unggul Jakarta TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami pengertian Cost-Volumee-Profit Analysis 2. Memahami fungsi dari CVP Analysis 3. Memahami teknik-teknik analisis biaya dengan menggunakan CVP Analysis serta asumsiasumsi yang dipakai PENDAHULUAN Saat terjadi krisis moneter menjelang reformasi tahun 1998 terjadi kenaikan harga berbagai produk dan jasa di Indonesia, tidak terkecuali harga obat. Rata-rata harga obat naik 2-3 kali lipat terutama harga obat-obat yang bahan bakunya impor. Kenaikan harga tersebut disebabkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Penulis yang saat tahun 1998 tersebut bekerja di sebuah apotik swasta di Jakarta, hampir setiap minggu menaikkan harga obat. Bahkan dalam sebulan, salah satu merk obat dari perusahaan farmasi asing ternama naik sampai tiga kali, mengikuti kenaikan harga dollar AS. Pada kondisi seperti di atas, manajemen apotik tentu saja ingin mengetahui tingkat laba/profit yang dihasilkan akibat perubahan harga tersebut. Teori permintaan ekonomi menyatakan permintaan terhadap satu komoditas barang akan menurun, jika harga meningkat. Kenaikan harga obat akibat krisis ekonomi tentu saja mengakibatkan permintaan terhadap obatobatan menurun. Penurunan permintaan menyebabkan omzet penjualan menurun dan berakibat pada menurunnya laba. Kondisi ekonomi saat ini turut mempengaruhi perubahan permintaan pelayanan kesehatan seperti kenaikan harga BBM, kenaikan pajak, pemberlakukan Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS), trend belanja secara digital (online service), kenaikan Upah Minimum dan sebagainya. Pada artikel ini, penulis akan membahas salah satu analisis yang dapat dipakai untuk mengetahui pengaruh penurunan penjualan (disebut volume) terhadap keuntungan atau aba (disebut profit), serta implikasinya terhadap biaya-biaya yang harus dikeluarkan (disebut cost). Sehingga analisis ini sering disebut dengan Cost-Volume-Profit Analysis. 1

3 DEFINISI DAN PENGERTIAN Horngren, Datar, dan Rajan (2015) menyatakan managers use Cost-Volume-Profit (CVP) analysis to study the behavior of and relationship among these elements as changes occur in the number of units sold, the selling price, the variable cost per unit, or the fixed costs of a product. Dengan demikian dalam CVP analysis ada empat komponen yang dianalisis karena adanya perubahan-perubahan akibat kondisi ekonomi, yakni: 1. Profit yaitu tingkat keuntungan 2. Number of unit sold yaitu jumlah produk/jasa yang dapat terjual 3. Selling price yaitu harga jual produk/jasa, dan 4. Variable cost dan fixed cost FUNGSI DAN ASUMSI-ASUMSI DALAM CVP ANALYSIS Cost-Volume-Profit Analysis memiliki berbagai macam fungsi analisis dan perhitungan yang berguna bagi manajer perusahaan dalam pengambilan keputusan. Pada artikel ini akan disajikan pengertian dan contoh perhitungan dari fungsi CVP analysis, yang meliputi: a. Menentukan Contribution Margin b. Menentukan Operating Income c. Menentukan titik impas penjualan (Break Even Point atau BEP) d. Menentukan jumlah unit dijual dengan operating income (Profit) tertentu e. Menganalisis pengaruh pajak pendapatan f. Menganalisis pengaruh biaya iklan g. Menganalisis pengaruh kenaikan/penurunan harga h. Menentukan harga jual yang menguntungkan i. Melakukan analisa sensitivitas j. Menentukan struktur biaya tetap dan biaya variabel k. Menentukan operating leverage l. Menentukan margin of safety Dalam melakukan CVP analysis, terdapat beberapa asumsi yang harus terpenuhi agar menghasilkan analisis yang berguna, yaitu: 2

4 a. Perubahan yang terjadi pada pendapatan dan biaya terjadi karena adanya perubahan unit produk/jasa yang dihasilkan. Sehingga CVP analysis tidak mengakui perubahan pendapatan karena faktor-faktor di luar produksi/operasional untuk menghasilkan produk/jasa, seperti: pendapatan di luar usaha (retribusi, sewa ruangan di rumah sakit, dan sebagainya) b. Komponen biaya dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Artinya CVP analysis hanya mengakui biaya sesuai dengan perilakunya terhadap produk/jasa yang dihasilkan. Jika besarnya proporsional dengan unit yang dihasilkan maka disebut biaya variabel, jika tidak proporsional atau tidak mengalami perubahan pada periode tertentu disebut dengan biaya tetap. Dengan demikian, pada CVP analysis harus dilakukan pemisahan antara biaya tetap dengan biaya variabel. c. Ketika digambarkan pada suatu grafik, garis total pendapatan dengan garis total biaya bersifat linier atau searah yang disebabkan oleh perubahan unit produk/jasa. d. Harga produk/jasa, biaya variabel per unit dan total biaya tetap, nilainya diketahui dan konstan pada periode waktu tertentu. MENENTUKAN CONTRIBUTION MARGIN Dalam CVP analysis terdapat satu konsep yang perlu dipahami yaitu contribution margin atau marjin kontribusi. Contribution margin adalah selisih antara total revenues (total pendapatan) dengan total variable cost (total biaya biaya variabel), atau Contribution margin = Total revenues Total variable costs (1) Dengan demikian contribution margin merupakan jumlah pendapatan yang dapat menutupi biaya tetap. Sedangkan contribution margin per unit (marjin kontribusi per unit) adalah selisih antara selling price (harga jual) dengan variable cost per unit (biaya variabel per unit), atau Contribution margin per unit = Selling price Variable costs per unit (2) Selain dinyatakan dalam bentuk moneter (rupiah), contribution margin dapat pula dinyatakan dalam bentuk persentase yang merupakan perbandingan antara contribution margin terhadap revenues (pendapatan penjualan), atau % Contribution margin = contribution margin revenues (3) 3

5 Contoh Soal-1 (Contribution Margin) Setelah lulus sarjana kesehatan masyarakat, Emi memutuskan membuka bisnis toko buku kesehatan. Ia mengawali bisnisnya dengan menjual paket buku tutorial senam sehat dan DVD senam sehat seharga Rp ,- per paket. Sesuai perjanjian jika ada paket yang tidak terjual bisa dikembalikan ke penerbit dengan uang pengganti full Rp ,- per paket. Agar paket buku yang dijual laku, ia mengikuti pameran yang diadakan sebuah instansi pemerintah dengan harga per paket, dan harus membayar sewa booth pameran seharga Rp ,-. Pertanyaan: 1. Jika Emi menjual 5 paket buku, berapakah: a. Contribution margin b. Contribution per unit c. Persentase contribution margin (%) 2. Jika Emi menjual 40 paket, berapakah: a. C ontribution margin b. Contribution per unit c. Persentase contribution margin (%) 3. Berapa minimal paket yang harus Emi jual supaya mencapai titik impas? Dari soal diketahui bahwa: - Biaya pembeian paket buku = Rp per paket (biaya variabel) - Harga jual paket buku (selling price) = Rp per paket - Biaya sewa booth pameran = Rp ,- (biaya tetap) 1. Jika menjual hanya 5 paket buku, maka: a. Contribution margin = total revenues total variable costs = (5 x Rp ) (5 x Rp ) = Rp Rp = Rp ,- b. Contribution margin per unit = selling price variabel cost per unit = Rp Rp = Rp per unit c. Persentase contribution margin = (contribution margin/revenues) x 100% = (Rp / Rp ) x 100% = 40% 2. Jika mampu menjual sampai 40 paket buku, maka: a. Contribution margin = total revenues total variable costs = (40 x Rp ) (40 x Rp ) = Rp Rp = Rp ,- b. Contribution margin per unit = selling price variabel cost per unit = Rp Rp = Rp per unit c. Persentase contribution margin = (contribution margin/revenues) x 100% = (Rp / Rp ) x 100% = 40% 4

6 3. Untuk mencapai titik impas, maka contribution margin = fixed costs, dan dapat diselesaikan menggunakan dua cara yaitu matematis dan menggunakan speadsheet excel. a. Pendekatan matematis Jika jumlah titik impas dinyatakan dengan Q Contribution margin = fixed costs, atau Total variabel revenues Total variable costs = fixed costs ( x Q) ( x Q) = Q Q = Q = Q = 25 b. Spreadsheet excel Jadi titik impas = 25 paket, atau Emi sebaiknya menjual minimal 25 paket. MENENTUKAN OPERATING INCOME Pada contoh soal di atas terdapat komponen pendapatan yang dapat dihitung dari CVP analysis yaitu operating income yang merupakan selisih antara contribution margin dengan fixed costs (biaya tetap) disebut dengan operating income, dengan formula: Operating income = Contribution margin Fixed costs (4) Untuk menentukan operating income dapat pula diperluas dengan menggunakan komponen-komponen dari Cost-Volume-Profit analysis terdiri dari tujuh jenis entitas yaitu: 1. Harga jual (selling price) 2. Jumlah unit yang terjual (quantity of units sold) 3. Total biaya variabel (total varible costs) 4. Biaya varibel per unit (variable costs per unit) 5. Total biaya tetap (total fixed costs) 6. Pendapatan operasional (operating income) 7. Marjin kontribusi (margin contribution) dan marjin kontribusi per unit (contribution margin per unit). 5

7 Berdasarkan jenis-jenis komponen di atas, operating income dapat dihitung menggunakan tiga metode yaitu 1) metode persamaan matematik; 2) metode marjin kontribusi; dan 3) metode grafik. Pendekatan Persamaan Matematis Metode persamaan matematis didasarkan pada hubungan atau formula-formula dalam perhitungan pendapatan operasional (operating income) dan marjin kontribusi (contribution margin) sebagai berikut: Contribution margin = Total revenues Total variable costs Sehingga berdasarkan persamaan di atas Operating income = Contribution margin Fixed costs Operating income = Revenues variable costs Fixed costs (5) Sementara itu revenues dan variable costs dihitung dengan formula sebagai berikut: Revenues = Selling price (SP)x Quantity of sold (Q) (6) Variable costs = Variable cost per Unit (VCU)x Quantity of sold (Q) (7) Dengan demikian operating income dengan pendekatan persamaan matematis, dapat dihitung dengan formula berikut: Operating Income = [( Selling Quantity price ) ( of units sold Variable ) ( cost per unit Quantity ) ( of )] Fixed costs (8) units sold Pendekatan Marjin Kontribusi Sementara itu pada pendekatan Marjin Kontribusi, menghitung operating income berdasarkan formula 8 di atas, sehingga: Operating Income = [( Selling Quantity price ) ( of units sold Contribution margin Operating Income = [( per unit Variable ) ( cost per unit Quantity ) ( of )] Fixed costs units sold Quantity ) ( of )] Fixed costs (9) units sold 6

8 Contoh soal-2 (Menghitung Operating Income, pendekatan matematis & marjin kontribusi) Menggunakan contoh soal-1 di atas, tentukan operating income dengan menggunakan pendekatan matematis dan pendekatan marjin kontribusi jika unit yang terjual adalah sebayak 40. a. Pendekatan matematis, dengan formula sebagai berikut: Opr. Inc. = [( Selling Quantity Variable Quantity price ) ( of ) ( cost ) ( of )] Fixed costs units sold per unit units sold Operating income = [( )x(40) - ( )x(40)] = [ ] = b. Pendekatan marjin kontribusi dengan formula sebagai berikut: Quantity Contribution margin Operating Income = [( ) ( of )] Fixed costs per unit units sold Operating income = ( x 40) = Pendekatan Grafis Pendekatan grafis menggukan diagram kartesian sumbu X dan Y. Sumbu X merepresentasikan jumlah unit produk/jasa yang dijual (quantity of units sold) dan sumbu Y merepresentasikan nilai rupiah dari biaya atau pendapatan. Sebelum nilai-nilai tersebut dipetakan pada diagram, maka sebaiknya dibuat tabel terlebih dahulu yang mewakili nilai X dan Y. Perhatikan contoh soal berikut. Contoh soal-3 (Menghitung Operating Income, Pendekatan Grafis) Menggunakan contoh soal-1 tentukan hubungan antar biaya dan pendapatan dengan menggunakan pendekatan grafik. 7

9 Pertama dilakukan penyusunan tabel hubungan antara jumlah unit terjual (sel A) dengan seluruh biaya dan pendapatan (sel B s/d I), sebagai berikut: Keterangan: Sel A, B, D, dan F merupakan nilai konstanta Sel C = A x B Sel E = A x D Sel G = C + F Sel H = E C Sel I = E G atau H F Kedua, melakukan plotting nilai pada tabel menjadi grafik 8

10 MENENTUKAN TITIK IMPAS (BREAK EVEN POINT) Break Even Point (BEP) atau Titik Impas adalah jumlah produk/jasa yang dijual yang menyebabkan total pendapatan sama dengan total biaya, atau yang menyebabkan profit sama dengan 0 (nol). Dengan menggunakan contoh di atas dan formula (8) dan (9), maka kondisi BEP jika: 0 = [( Selling Quantity price ) ( of units sold Contribution margin 0 = [( per unit Variable ) ( cost per unit ) ( Quantity of )] Fixed costs (10) units sold Quantity ) ( of )] Fixed costs (11) units sold Contoh soal-4 (Menghitung Break Even Point) Menggunakan contoh soal-1 di atas, tentukan titik Break Even Point (dalam unit dan rupiah) dengan menggunakan pendekatan matematis dan pendekatan marjin kontribusi a. Pendekatan matematis, dengan formula sebagai berikut: Opr. Inc. = [( Selling Quantity Variable Quantity price ) ( of ) ( cost ) ( of )] Fixed costs units sold per unit units sold 0 = ( Q Q) = Q Q = : = 25 Break even point dalam rupiah = 25 x Rp = Rp b. Pendekatan marjin kontribusi dengan formula sebagai berikut: Quantity Contribution margin Operating Income = [( ) ( of )] Fixed costs per unit units sold 0 = ( x Q) = Q Q = : = 25 MENENTUKAN JUMLAH UNIT DIJUAL DENGAN OPERATING INCOME (PROFIT) TERTENTU CVP analysis dapat pula digunakan untuk menentukan berapa jumlah produk/jasa yang dijual agar mencapai target profit/operating income yang diingikan perusahaan. 9

11 Contoh soal-5 (Menghitung Jumlah Unit yang Dijual, dengan Profit tertentu) Menggunakan contoh soal-1 di atas, jika profit yang diharapkan adalah Rp ,- maka tentukan jumlah paket buku yang harus terjual dengan menggunakan pendekatan matematis dan pendekatan marjin kontribusi a. Pendekatan matematis, dengan formula sebagai berikut: Opr. Inc. = [( Selling Quantity Variable Quantity price ) ( of ) ( cost ) ( of )] Fixed costs units sold per unit units sold = ( Q Q) = Q Q = Q = : = 45 Nilai penjualan dalam rupiah = 45 x Rp = Rp b. Pendekatan marjin kontribusi dengan formula sebagai berikut: Quantity Contribution margin Operating Income = [( ) ( of )] Fixed costs per unit units sold = Q Q = Q = : = 45 Nilai penjualan dalam rupiah = 45 x Rp = Rp MENGANALISIS PENGARUH PAJAK PENDAPATAN Operating income yang dibahas pada sub bab sebelumnya pada dasarnya pendapatan yang belum dikenakan pajak (income tax). Sehingga praktisi keuangan menyebut operating income dengan EBIT atau Earning Before Income Tax atau Pendapatan sebelum dikenakan pajak pendapatan. Dalam laporan akuntansi, perusahaan harus mengurangi profit yang diperoleh dengan pajak pendapatan, menghasilkan pendapatan yang disebut dengan Net Income atau Earning After Income Tax (EAIT). Sehingga net income dihitung dengan formula sebagai berikut: Net Income = Operating income Income Tax (12) Income Tax = Operating income Tax rate (13) Sehingga, Net Income = Operating income (1 Tax rate) (14) 10

12 Operating Income = Net income 1 Tax rate (15) Contoh soal-6 (Menentukan Operating income setelah dikurangi Pajak) Menggunakan contoh soal-4 di atas, tentukan operating income bila pendapatan setelah kena pajak Rp (tax rate = 40%) dengan menggunakan pendekatan matematis. Pendekatan matematis, dengan formula sebagai berikut: Operating Income = Net income 1 Tax rate Operating income = : (1-0,40) = : 0,60 = MENGANALISIS PENGARUH BIAYA IKLAN Untuk meningkatkan penjualan, perusahaan menggunakan metode-metode dan teknik periklanan yang tentunya membutuhkan biaya. Biaya ini disebut dengan advertise cost. Penambahan biaya iklan menyebabkan ada perubahan pada produk/jasa yang harus dijual. Contoh soal-7 (Menganalisis Pengaruh Biaya Iklan) Berdasarkan contoh soal-1 jika Emi ditawarkan untuk mengiklankan paket buku dengan cara promosi melalui penyebaran brosur di pameran, dengan biaya sebesar Rp Diharapkan penjualan ini dapat meningkatkan paket buku yang dijual sebesar 10% yaitu dari 40 paket menjadi 44 paket buku. Apakah Emi harus menerima tawaran tersebut? Untuk menjawab pertanyaan di atas, dapat digunakan tabel CVP analysis berikut ini: Berdasarkan tabel di atas, bila Emi menyetujui penawaran untuk menyebar brosur pada acara pameran, maka akan menurunkan operating income dari Rp menjadi Rp 11

13 ,- meskipun dapat meningkatkan penjualan hingga 44 paket buku. Sehingga jika tujuan Emi adalah mencapai operating income yang semaksimal mungkin, maka tidak perlu dilakukan promosi. MENGANALISIS PENGARUH KENAIKAN/PENURUNAN HARGA JUAL CVP analysis dapat juga menganalisis jika harga jual yang ditawarkan diturunkan atau dinaikkan sesuai keinginan perusahaan. Perusahaan dapat pula memutuskan harga tidak dinaikkan atau diturunkan. Contoh soal-8 (Menganalisis Pengaruh Perubahan Harga) Berdasarkan contoh soal-7 jika Emi memutuskan untuk tidak melakukan penyebaran brosur di pameran, namun menurunkan harga menjadi Rp Diharapkan penjualan ini dapat meningkatkan paket buku dari 40 paket menjadi 50 paket buku. Apakah sebaiknya Emi tetap menurunkan harga jual paket buku? Untuk menjawab pertanyaan di atas, dapat digunakan tabel CVP analysis berikut ini: Berdasarkan tabel di atas, bila Emi mengurani harga jual dari menjadi , maka akan menurunkan operating income dari Rp menjadi Rp ,- meskipun dapat meningkatkan penjualan hingga 50 paket buku. Sehingga jika tujuan Emi adalah mencapai operating income yang semaksimal mungkin, maka tidak perlu dilakukan penurunan harga paket buku. MENENTUKAN HARGA JUAL YANG MENGUNTUNGKAN CVP analysis dapat membantu manajemen dalam menentukan harga jual produk/jasa pada kondisi yang diinginkan. Misalnya pada kondisi kunjungan pasien rata-rata 100 per bulan 12

14 dan target pendapatan yang dinginkan per bulan adalah Rp ,- berapa harga minimal pelayanan dokter umum yang harus ditetapkan?. Contoh soal-9 (Menentukan Harga Jual) Berdasarkan contoh soal-1 jika Emi mentargetkan penjualan sebanyak 50 paket buku dengan target operating income adalah Rp ,-, berapa harga jual minimal yang harus ditetapkan oleh Emi? Target operating income = Rp ,- Biaya tetap = Rp ,- + Marjin kontribusi = Rp ,- Dibagi Target jumlah penjualan = 50 unit Target marjin kontribusi per paket = Rp ,- Biaya variabel per unit = Rp ,- + Harga jual yang ditetapkan = Rp ,- Dengan demikian, harga jual ditetapkan minimal Rp ,- untuk mendapatkan keuntungan sebesar Rp ,- dengan menjual 50 paket buku MELAKUKAN SENSITIVITY ANALYSIS Salah satu teknik dalam CVP analysis yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan oleh manajemen adalah sensitivity analysis atau analisa sensitivitas. Sensitivity analysis merupakan teknik untuk menentukan berapa hasil/outcome (misalnya operating income) yang diperoleh jika target input (misalnya jumlah penjualan) tidak tercapai, atau kebalikannya. Disebut juga dengan what-if technique. Untuk menjalankan teknik analisas sentivitas membutuhkan bantuan spreadsheet microsoft excel untuk mempermudah perhitungan yang berulang-ulang. Lihat contoh soal berikut. Contoh soal-10 (Sensitivity Analysis) Setelah lulus sarjana kesehatan masyarakat, Emi memutuskan membuka bisnis toko buku kesehatan. Ia mengawali bisnisnya dengan menjual paket buku tutorial senam sehat dan DVD senam sehat seharga Rp ,- per paket. Sesuai perjanjian jika ada paket yang tidak terjual bisa dikembalikan ke penerbit dengan uang pengganti full Rp ,- per paket. Agar paket buku yang dijual laku, ia mengikuti pameran yang diadakan sebuah instansi pemerintah dengan harga per paket, dan harus membayar sewa booth pameran seharga Rp ,-. Buatlah analisa sensitivitas terhadap titik Break Even Point dengan skenario jika: 13

15 a. Biaya tetap meningkat dengan kelipatan yaitu , , dan (3 skenario) b. Biaya variabel dengan skenario pada Rp , Rp dan Rp per unit (3 skenario) c. Operating income pada pendapatan sebesar Rp 0, Rp , Rp dan Rp (4 skenario) Berdasarkan permasalahan di atas akan terdapat 36 skenario analisa sensitiftas (yaitu 3 x 3 x 4) yang akan dianalisis. Atau manajemen harus melakukan perhitungan titik BEP sebanyak 36 kali, dengan pasangan skenario sebagai berikut: Skenario-1 = Biaya tetap , Biaya variabel per unit Rp , dan Operating income Rp 0,- Skenario-2 = Biaya tetap , Biaya variabel per unit Rp , dan Operating income Rp ,- Skenario-3 = Biaya tetap , Biaya variabel per unit Rp , dan Operating income Rp ,- Skenario-4 = Biaya tetap , Biaya variabel per unit Rp , dan Operating income Rp ,- Skenario-5 = Biaya tetap , Biaya variabel per unit Rp , dan Operating income Rp 0,-... dan seterusnya sampai dengan Skenario-36= Biaya tetap , Biaya variabel per unit Rp , dan Operating income Rp ,- Setiap skenario di atas dihitungan dengan bantuan tabel excel sebagai berikut: Berdasarkan tabel di atas, jika Emi ingin menjual paket buku dengan kondisi: 14

16 a. Target pendapatan 0,- (BEP), Biaya tetap ,- dan Biaya variabel per unit ,- maka jumlah paket yang harus djual sebanyak 20 unit b. Target pendapatan ,- Biaya tetap ,- dan Biaya variabel per unit ,- maka jumlah paket yang harus djual sebanyak 32 unit c. Target pendapatan ,- Biaya tetap ,- dan Biaya variabel per unit ,- maka jumlah paket yang harus djual sebanyak 36 unit d. Target pendapatan ,- Biaya tetap ,- dan Biaya variabel per unit ,- maka jumlah paket yang harus djual sebanyak 40 unit Dan seterusnya. MENENTUKAN STRUKTUR BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL Tabel analisa sensitivitas (lihat contoh soal-10 di atas), dapat digunakan manajemen perusahaan untuk merencanakan biaya yaitu menentukan tingkat biaya tetap dan biaya variabel dalam struktur biaya perusahaan. Dari tabel analisa sensitivitas terlihat ada 13 alternatif komposisi biaya tetap dengan biaya variabel. Contoh soal-11 (Menentukan Struktur Biaya) Berdasarkan tabel analisa sensitivitas pada contoh soal-10, bandingkan dan analisis antara struktur biaya pada lajur ke-6 dan lajur ke-11, pada titik BEP dengan pendapatan ,-. Buat tabel perbandingan lajur-6 dan lajur-11 sebagai berikut: Alternatif Biaya tetap Biaya variabel Jumlah unit yang terjual pada operating income: Rp 0,- (BEP) Rp ,- Lajur Lajur Berdasarkan tabel di atas, maka a. Jika target operating income Rp 0,- atau BEP maka struktur biaya pada lajur-6 yang dipilih karena jumlah unit paket buku yang harus dijual lebih sedikit (25 < 28) b. Jika target operating income Rp ,- maka struktur biaya pada lajur-11 yang dipilih karena jumlah unit paket buku yang harus dijual lebih sedikit (48 < 50) MENENTUKAN OPERATING LEVERAGE Operating leveraging adalah besarnya pengaruh perubahan marjin kontribusi terhadap operating income. Semakin tinggi nilai operating leverage maka semakin baik, karena perusahaan semakin baik dalam mendayagunakan (leveraging) biaya tetap untuk menghasilkan pendapatan. Perusahaan yang memerlukan tenaga kerja banyak sehingga biaya variabel per 15

17 unit tinggi dan biaya tetap rendah, memiliki operating leverage yang rendah (Kiney & Ralborn, 2011). Perhitungan operating leverage atau degree of operating leverage (DOL menggunakan formula sebagai berikut: Operating leverage = Contribution margin Operating income (16) Contoh soal-12 (Menghitung Operating Leverage) Berdasarkan tabel analisa sensitivitas pada contoh soal-10 di atas, hitunglah operating leverage pada tingkat pendapatan Rp dengan biaya tetap dan target penjualan 40 paket bukut. Karena soal di atas meminta untuk menganalisis struktur biaya dengan pendapatan dan biaya tetap maka lajur yang dipilih dari tabel pada contoh soal- 10 adalah lajur 5, 6 dan 7. Sehingga dapat dibuat tabel sebagai berikut: Biaya/Pendapatan Alternatif Biaya Lajur-5 Lajur-6 Lajur-7 1. Marjin kontribusi per unit Marjin kontribusi Operating income Operating leverage 40/16 = 2,50 32/16 = 2,00 20/16 = 1,25 Keterangan= 1. Marjin kontribusi per unit = harga jual per unit harga variabel per unit 2. Marjin kontribusi = marjin kontribusi per unit x jumlah unit yang dijual 3. Operating leverage = marjin kontribusi/operating income Dari tabel terlihat bahwa alternatif lajur ke-5 memberikan operating leverage paling tinggi. MENENTUKAN MARGIN OF SAFETY Margin safety (dalam rupiah) merupakan selisih nilai rupiah antara revenues/pendapatan (baik yang dianggarkan maupun aktual) dengan breakeven/titik impas pendapatan. Sedangkan margin safety (dalam unit) merupakan selisih antara jumlah unit penjualan (baik yang dianggarkan maupun aktual) terhadap jumlah unit breakeven/titik impas. Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut: Margin of safety (rupiah) = Budgeted(or actual) revenues Breakeven revenues (17) Margin of safety (unit) = Budgeted(or actual) sales quantity Breakeven quantity (18) Margin of safety (%) = Margin of Safety (Rupiah) Budgeted (or actual)revenues 100% (19) 16

18 Contoh soal-13 (Menghitung Margin of Safety) Setelah lulus sarjana kesehatan masyarakat, Emi memutuskan membuka bisnis toko buku kesehatan. Ia mengawali bisnisnya dengan menjual paket buku tutorial senam sehat dan DVD senam sehat seharga Rp ,- per paket. Sesuai perjanjian jika ada paket yang tidak terjual bisa dikembalikan ke penerbit dengan uang pengganti full Rp ,- per paket. Agar paket buku yang dijual laku, ia mengikuti pameran yang diadakan sebuah instansi pemerintah dengan harga per paket, dan harus membayar sewa booth pameran seharga Rp ,-. Emi menargetkan jumlah paket terjual adalah 40 unit. Tentukan: 1. Breakeven point dalam rupiah dan unit 2. Margin of safety dalam rupiah, unit, dan persentase 1. Dengan pendekatan matematis, maka Breakeven point adalah Opr. Inc. = [( Selling Quantity price ) ( of units sold 0 = ( Q Q) = Q Q = : = 25 Variable ) ( cost per unit Break even point dalam rupiah = 25 x Rp = Rp Quantity ) ( of )] Fixed costs units sold 2. Margin safety, dengan formula (17), (18), dan (19) diperoleh MoS (rupiah) = Budgeted(or actual) revenues Breakeven revenues Margin of Safety (Rupiah) = (40 x ) = = MoS (unit) = Budgeted(or actual) sales quantity Breakeven quantity Margin of Safety (Rupiah) = = 15 unit paket buku Margin of safety (%) = Margin of Safety (Rupiah) 100% Budgeted (or actual)revenues Margin of safety (%) = ( / ) x 100% = 37,5% Hal ini berarti dengan target penjualan 40 paket buku, Emi memilki tingkat keamanan penjualan sebesar 37,5% atau Rp atau 15 paket buku, jika penjualan yang dianggarkan mengalami penurunan hingga mencapai breakeven atau mencapai pendapatan = Rp 0,- 17

19 CVP ANALYSIS PADA DUA PRODUK ATAU LEBIH Penjelasan dan contoh perhitungan di atas dilakukan untuk produk tunggal atau produk/jasa yang dijual hanya satu macam. Bagaimana jika perusahaan menjual mixed product yaitu menghasilkan pendapatan dari dua atau lebih produk? Menghitung Operating Income Mixed Product Dalam menghitung operating income dari penjualan mixed product, prinsipnya adalah: a. Menentukan pendapatan dan biaya variabel kedua produk b. Menentukan marjin kontribusi c. Menentukan operating income (marjin kontribusi biaya tetap) Perhatikan contoh soal berikut Contoh soal-14 (Menentukan Operating Income pada Mixed Product) Setelah menikuti pameran untuk menjual paket buku tutorial senam sehat dan DVD senam sehat seharga Rp ,- per paket dengan harga per paket, Emi memutuskan untuk mengikuti pameran bulan depan dengan produk lainnya yaitu kaos senam seharga Rp yang dibeli dari toko grosir seharga Rp per kaos. Untuk itu ia harus membayar sewa booth dengan ukuran yang lebih besar seharga Rp ,-. Adapun target penjualan paket buku & CD adalah 60 unit sedangkan target kaos senam adalah 40 unit. Pertanyaan: Berapa Operating Income yang diperoleh? Dari soal diperoleh informasi: a. Biaya tetap = (sewa booth) b. Paket Buku dan CD senam - Harga jual = Rp per paket - Biaya variabe per unit = Rp per paket - Target penjualan = 60 unit c. Kaos senam - Harga jual = Rp per kaos - Biaya variabel per unit = Rp per kaos - Target penjualan = 40 unit Buat tabel perhitungan sebagai berikut: Pendapatan/Biaya Paket buku & Kaos senam Total CD Target penjualan Pendapatan penjualan Total biaya variabel Marjin kontribusi Biaya tetap

20 Operating income Keterangan: a. Pendapatan penjualan = target penjualan x harga jual b. Total biaya variabel = target penjualan x biaya variabel per unit c. Marjin kontribusi = target penjualan x (harga jual biaya variabel per unit) Dengan demikian operating income yang akan dihasilkan alah Rp ,- Menentukan Break Even Point pada Mixed Product Untuk menentukan titik impas (BEP) pada penjualan dua produk/jasa atau lebih maka langkah-langkah yang dilakukan adalah: 1. Menentukan rasio terkecil jumlah unit yang akan dijual antara dua produk atau lebih, yang disebut dengan bundle atau komposisi produk 2. Menentukan total marjin kontribusi bundle 3. Menentukan titik impas (BEP) bundle, dengan formula: BEP bundle = Biaya Tetap Total marjin kontribusi bundle 4. Menentukan titik impas (BEP) masing-masing produk dalam unit 5. Menentukan titik impas (BEP) masing-masing produk dalam rupiah Perhatikan contoh soal berikut, Contoh soal-15 (Menentukan BEP pada Mixed Product) (20) Sesuai dengan contoh soal-13 di atas, tentukan titik impas (BEP) penjualan paket buku dan kaos senam! 1. Tentukan rasio bundle atau komposisi produk terkecil Target penjualan paket buku & CD senam = 60 unit Target penjualan kaos senam = 40 unit Rasio bundle = 60 : 40 atau 3 : 2 2. Tentukan marjin kontribusi per bundle Produk Jumlah produk pada tiap bundle Marjin kontribusi per produk Marjin kontribusi per bundle Paket Buku & CD senam Kaos senam Total Dengan demikian total marjin kontribusi komposisi produk = Rp ,- 19

21 3. Tentukan BEP komposisi produk, menggunakan rumus berikut: Biaya Tetap BEP bundle = Total marjin kontribusi bundle BEP bundle = / = 15 bundle 4. Tentukan BEP masing-masing produk dalam unit: a. BEP paket buku dan CD senam = 15 bundle x 3 unit per bundle = 45 unit b. BEP paket kaos senam = 15 bundle x 2 unit per bundle = 30 unit + Total Break Even Point dalam Unit = 75 unit 5. Tentukan BEP masing-masing produk dalam rupiah: a. BEP paket buku dan CD senam = 45 unit x Rp = Rp b. BEP paket kaos senam = 30 unit x Rp = Rp Total Break Even Point dalam Rupiah = Rp APLIKASI CVP ANALYSIS PADA PELAYANAN KESEHATAN Seluruh contoh soal di atas menggunakan kasus penjualan produk atau pada perusahaan perdagangan. Bagaimana dengan pelayanan kesehatan? Untuk mengaplikasilan CVP analysis pada pelayanan kesehatan, maka harus ditentukan terlebih dahulu ukuran jasa yang dihasilkan. Misalnya: a. Layanan poliklinik rawat jalan = jumlah kunjungan pasien per hari b. Layanan rawat inap = jumlah hari rawat inap c. Layanan farmasi = jumlah resep yang dilayani per hari d. Layanan radiologi = jumlah eksposur per hari e. Layanan laboratorium klinik = jumlah sampel per hari f. Layanan klaim BPJS = jumlah berkas klaim per bulan g. Dan sebagainya Berikut adalah contoh penerapan CVP analysis pada instansi pemerintah yang tidak mencari profit (not-for-profit organization), sehingga dalam menentukan jumlah jasa yang dilayani bisa menggunakan prinsip BEP yaitu operating income yang dihasilkan sebesar Rp 0. Contoh soal-16 (Dinas Kesehatan, Program jamban sehat, BEP) Dinas Kesehatan kabupaten A mendapat anggaran sebesar Rp setahun dalam rangka program pembuatan jamban sehat di setiap desa. Setiap desa dibiayai sebesar Rp ,- untuk membuat jamban sehat. Untuk menjalankan program ini Dinas Kesehatan menganggarkan biaya administrasi dan honor tenaga lapangan Rp ,- selama satu tahun. 20

22 Pertanyaan: 1. Berapakah jumlah jamban sehat yang dapat dihasilkan dalam setahun dengan jumlah anggaran tersebut? 2. Jika pada tahun berikutnya ada penurunan anggaran sebesar 15%, berapa jumlah jamban sehat yang dapat dikerjakan? 3. Apakah penurunan anggaran bersifat proporsional terhadap penurunan jumlah jamban sehat yang dapat dikerjakan? Jika tidak, berikan alasannya. Dari soal diperoleh informasi: - Anggaran dianggap sebagai pendapatan/revenues Rp ,- - Biaya variabel per jamban sehat Rp ,- - Biaya tetap sebagai biaya admin dan honor tenaga lapangan Rp ,- 1. Permasalahan di atas mirip dengan menentukan titik impas, karena instansi pemerintah tidak mencari keuntungan melainkan mengoptimalkan aggaran atau operating income = 0. Sehingga dengan formula BEP, jumlah jamban yang dapat dihasilkan adalah: Operating income = revenues variable costs fixed costs 0 = Q Q = ,- Q = ,- : ,- = 126 jamban sehat Dengan demikian, jumlah jamban sehat yang dapat dikerjakan adalah 126 unit. 2. Jika anggaran pada tahun berikutnya akan dikurangi sebesar 15% maka anggaran baru program jamban sehat menjadi = x (1-0,15) = Dengan formula BEP, jumlah jamban sehat yang dapat dikerjakan adalah Operating income = revenues variable costs fixed costs 0 = Q Q = ,- Q = ,- : ,- = 99 jamban sehat Dengan demikian, jumlah jamban sehat yang dapat dikerjakan setelah anggaran dikurangi sebesar 15% adalah 99 unit. 3. Anggaran turun sebesar 15%, sementara penurunan jumlah jamban sehat yang dapat dikerjakan adalah (126-99)/126 = 0,214 atau 21,4%. Penurunan tidak proporsional karena meskipun anggaran diturunkan 15%, jumlah biaya tetap tidak mengalami penurunan, sehingga masih menanggung biaya tetap yang sama. 21

23 Kemudian contoh berikut adalah bagaimana sebuah klinik rawat jalan menentukan titik impas, menentukan jumlah kunjungan pasien pada tingkat pendapatan tertentu, dan menganalisis jumah kunjungan pasien jika harga pelayanan diturunkan. Contoh soal-17 (Klinik Rawat Jalan, BEP, Operating income, Pengaruh harga) Klinik rawat jalan XYZ pada awal pembukaan menetapkan harga pelayanan pemeriksaan oleh dokter umum sebesar Rp ,- dengan biaya variabel per pasien adalah Rp ,- Dalam sebulan biaya tetap yang dikeluarkan oleh klinik sebesar Rp ,- (biaya gaji, sewa, dan sebagainya). Pertanyaan: 1. Hitunglah titik impas (BEP) layanan dokter umum 2. Jika target operating income adalah Rp ,-, berapa minimal jumlah pasien yang harus dilayani? 3. Jika harga pelayanan diturunkan menjadi Rp , per pasien berapa BEP, dan jumlah pasien yang harus dilayani supaya mencapai profit/operating income Rp ,-? Informasi yang diperoleh dari soal di atas: - Harga jual Rp ,- - Biaya variabel per unit Rp ,- - Biaya tetap Rp ,- 1. BEP jika operating income = 0, maka Operating income = revenues variable costs fixed costs 0 = Q Q Q = ,- Q = ,- : ,- = 200 pasien 2. Jika target operating income = ,- maka Operating income = revenues variable costs fixed costs = Q Q Q = Q = : ,- = 300 pasien 3. Jika harga turun menjadi maka, a. Breakeven Point (BEP) Operating income = revenues variable costs fixed costs 0 = Q Q Q = Q = : ,- = 467 pasien b. Operating income = Operating income = revenues variable costs fixed costs = Q Q Q = Q = : ,- = 700 pasien 22

24 KESIMPULAN Cost-Volume-Profit Analysis atau CVP Analysis merupakan alat pendukung keputusan manajemen yang melakukan analisis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada biayabiaya selama perusahaan beroperasional. Perubahan tersebut berpengaruh terhadap jumlah produk/jasa yang dihasilkan dan jumlah keuntungan perusahaan. Komponen-komponen penting dalam CVP Analysis antara lain Harga jual produk/jasa (Selling price), Jumlah produk/jasa yang dijual (Quantity of Unit Sold), Revenues (pendapatan), Total variable cost, Fixed cost, Total Cost, dan Operating income. CVP Analysis digunakan untuk mengetahui: a. Besarnya Contribution Margin dan Operating Income b. Jumlah penjualan pada kondisi titik impas penjualan (BEP) dan pada target operating income (Profit) tertentu c. Pengaruh pajak pendapatan, biaya iklan, dan kenaikan/penurunan harga terhadap jumlah produk/jasa yang dijual d. Harga jual yang menguntungkan e. Analisa sensitivitas terhadap keputusan manajemen f. Struktur biaya tetap dan biaya variabel yang menguntungkan g. Tingkat operating leverage dan Margin of safety Terdapat asumsi-asumsi yang harus terpenuhi dalam CVP Analysis yaitu 1) pendapatan diperoleh dari penjualan produk/jasa; 2) Biaya-biaya dapat dipisahkan menurut biaya tetap dan biaya variabel; 3) Kenaikan pendapatan, total biaya, dan profit proporsional terhadap jumlah produk/jasa yang dijual; dan 4) Parameter harga jual (selling price), biaya variabel per unit, dan jumlah produk/jasa yang dijual diketahui. DAFTAR ISTILAH Break Even Point Contribution margin CVP Analysis Earning After Income Tax Income Tax Mixed product Number of unit sold Operating leverage Selling price Titik impas Bundle Cost-Volume-Profit Analysis Degree of Operating Leverage Earning Before Income Tax Margin of Safety Net income Operating income Profit Sensitivity analysis What-If technique 23

25 LATIHAN SOAL 1. Isilah sel yang kosong pada tabel di bawah ini dengan benar. No Pendapatan Biaya variabel Biaya tetap Total biaya Operating income (profit) % Marjin kontribusi % 2. Toko Obat Berijin pada tahun 2014 berhasil menjual tube krim penghalus kulit dengan harga jual Rp per tube. Biaya variabel yaitu harga beli krim dari distributor adalah Rp per tube. Biaya tetap selama tahun 2014 tercatat Rp ,- Hitunglah: a. Marjin kontribusi dan Operating income/profit b. Untuk meningkatkan pelayanan toko obat bermaksud membeli sistem informasi penjualan berbasis website sehingga menyebabkan biaya tetap meningkat menjadi Rp ,- dan diharapkan biaya variabel turun menjadi Rp per tube, hitunglah Marjin kontribusi dan operating income. c. Apakah toko obar sebaiknya tetap meng-install sistem informasi? Jelaskan jawaban Anda. 3. Sebuah Rumah Sakit bermaksud membuka enam klinik satelit di 6 kota. Oleh manajer keuangan RS Anda diberikan data-data anggaran keuangan pada tahun pertama pembukaan satelit, sebagai berikut: Pendapatan/revenues = Rp ,- Total Biaya tetap = Rp ,- Total Biaya variabel = Rp ,- Biaya variabel berubah secara proporsional degngan jumlah kunjungan pasien. Ada diminta menentukan operating income seluruh klinik tersebut, jika terdapat kondisi sebagai berikut: a. Terjadi peningkatan marjin kontribusi 11%, pendapatan konstan (tidak berubah) b. Terjadi penurunan marjin kontribusi 11%, pendapatan konstan (tidak berubah) c. Terjadi peningkatan Total Biaya Tetap 4% d. Terjadi penurunan Total Biaya Tetap 4% e. Terjadi peningkatan Jumlah Kunjungan Pasien 7% f. Terjadi penurunan Jumlah Kunjungan Pasien 7% g. Terjadi peningkatan Total Biaya Tetap 11%, dan peningkatan Jumlah Kunjungan Pasien 11% h. Terjadi peningkatan Total Biaya Tetap 4%, dan penurunan Total Biaya Variabel 4% i. Dari kondisi 1 s/d 8 tersebut, mana yang memberikan operating income tertinggi? Apa alasannya? 4. PT XYZ adalah distributor treadmill yang dijual ke perorangan atau instansi yang membutuhkan. Harga jual treadmill adalah Rp per unit, sementara perusahaan membeli dari pabrik seharga Rp Setiap bulan PT XYZ mengeluarkan biaya sewa dan utilitas kantor Rp ,- dan biaya gaji tenaga penjual sebesar Rp ,-. Selain mendapat gaji, tenaga penjual juga mendapat komisi sebesar Rp ,- untuk setiap 1 unit penjualan. PT XYZ juga harus membayar iklan di majalah kesehatan sebesar Rp ,-. Pendapatan penjualan treadmill dikenakan pajak penjualan sebesar 40%. Berdasarkan informasi tersebut, hitunglah: a. Untuk mencapai titik impas (BEP), berapa jumlah treadmill yang harus dijual? b. PT XYZ memiliki target net income (setelah dipotong pajak) sebesar Rp ,-. Berapakah operating income (profit) yang harus diterima untuk mencapai target net income tersebut? 24

26 c. Berapa jumlah unit traedmill yang harus dijual untuk mencapai target net income Rp ,-? 5. Seorang pengusaha memiliki dua laboratorium klinik yang beroperasi selama 24 jam di dekat dua rumah sakit besar di kotanya. Kedua laboratorium klinik tersebut menurut laporan dari manajer keuangan memerlukan biaya tetap total sebesar Rp ,- setiap tahun. Laboratorium melayani berbagai macam pemeriksaan baik manual maupun otomatis, dengan harga rata-rata pemeriksaan sebesar Rp ,-. Rata-rata biaya variabel per pemeriksaan adalah Rp ,- dengan pajak pendapatan sebesar 30%. Pengusaha menargetkan net income per tahun sebesar Rp ,- a. Hitunglah pendapatan/revenues untuk memperoleh net income tersebut b. Berapa jumlah pemeriksaan yang harus dijalankan agar tercapai target net income tersebut? c. Untuk mencapai titik impas, berapa jumlah pemeriksaan yang harus diperiksa? d. Jika jumlah pemeriksaan yang dilayani pada tahun tersebut adalah tes, berapa net income yang akan diterima? KEPUSTAKAAN Horngren, Charles T., Srikant M Datar, dan Madhav Rajan Cost Accounting A Managerial Emphasis, 15th edition. New Jersey: Pearson Education Kinney, Michael R., dan Cecily A. Ralborn Cost Accounting Foundations and Evolutions, Oklahoma: South-Western Cengage 25

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016 Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11 Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016 Materi Pokok 1. Titik Impas dalam unit 2. Titik Impas dalam

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PRODUKSI

ANALISA BIAYA PRODUKSI ANALISA BIAYA PRODUKSI Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini

Lebih terperinci

BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN

BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN Biaya - volume-profit ( CVP ) analisis memperkirakan bagaimana perubahan biaya ( baik variabel dan tetap ), volume penjualan, dan harga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even ( titik impas ) Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Cost-Volume-Profit Sebagai Salah Satu Alat Bantu Manajemen Dalam Menentukan Laba Optimum. Unit analisis adalah PT. X yaitu perusahaan manufaktur yang bergerak di

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] MATERI 5 ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Cost-Volume Profit Analysis) Analisis biaya-volume-laba (CVP) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA

PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 13.1. Mahasiswa mengetahui tentang break even point. 13.2 Mahasiswa mengetahui tentang CVP. B. URAIAN MATERI. 13.1. Mahasiswa mengetahui

Lebih terperinci

Department of Business Adminstration Brawijaya University

Department of Business Adminstration Brawijaya University Department of Business Adminstration Brawijaya University Analisis break even point yang sering kali juga disebut sebagai cost-volume-profit analysis Tujuan Mencari Titik Impas : Mencari tingkat aktivitas

Lebih terperinci

Adalah suatu keadaan pada saat seluruh penerimaan (total revenues) secara persis hanya mampu menutup seluruh pengeluaran (total cost) pada keadaan

Adalah suatu keadaan pada saat seluruh penerimaan (total revenues) secara persis hanya mampu menutup seluruh pengeluaran (total cost) pada keadaan Adalah suatu keadaan pada saat seluruh penerimaan (total revenues) secara persis hanya mampu menutup seluruh pengeluaran (total cost) pada keadaan ini keuntungan atau kerugian sama dengan nol Hal tersebut

Lebih terperinci

COST VOLUME PROVIT (CVP) ANALYSIS

COST VOLUME PROVIT (CVP) ANALYSIS COST VOLUME PROVIT (CVP) ANALYSIS TUJUAN : MENGETAHUI PENTINGNYA CVP ANALISIS MEMAHAMI ASUMSI DASAR CVP ANALISIS MEMPELAJARI KONSEP KONTRIBUSI MARGIN MEMPELAJARI ANALISIS BREAK EVEN MEMPELAJARI MARGIN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis Cost Volume Profit (CVP), dan memaksimalkan laba. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis Cost Volume Profit (CVP), dan memaksimalkan laba. Universitas Kristen Maranatha i ABSTRAK UP 2 U Factory Outlet merupakan sebuah perusahaan yang mengkhususkan bidang usahanya pada penjualan pakaian sisa ekspor. Sampai saat ini, UP 2 U Factory Outlet menjual bermacam-macam jenis produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian negara kita dewasa ini semakin pesat. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian negara kita dewasa ini semakin pesat. Proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian negara kita dewasa ini semakin pesat. Proses pelaksanaan pembangunan perekonomian tersebut bukan hanya tanggung jawab pemerintah,

Lebih terperinci

Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit/CVP Analysis)

Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit/CVP Analysis) Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit/CVP Analysis) Asumsi-asumsi Dasar Perubahan dalam volume produksi/penjualan adalah penyebab tunggal atas perubahan biaya dan pendapatan Biaya total terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya. penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya. penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi secara umum adalah merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara

Lebih terperinci

COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS COST ACCOUNTING

COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS COST ACCOUNTING COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS COST ACCOUNTING Disusun oleh: Brilianto Luqman K. (08) Dhiah Ayu Putri R. (10) Halimah S. Nasution (17) Kelas 3-AG Spesialisasi Akuntansi 2014 Dosen: Robert Ricker KEMENTRIAN

Lebih terperinci

Vol.10, No Februari 2015 ISSN

Vol.10, No Februari 2015 ISSN COST VOLUME PROFIT (CVP) DALAM PERENCANAAN LABA PADA GRAND HYATT NUSA DUA - BALI Vebryan Aditya Chandra Pandapotan Lumban Tobing Christimulia Purnama Trimurti Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat Break

Lebih terperinci

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10 Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari Ryzmelinda 26211531 3EB10 BAB I LATAR BELAKANG Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Kemampuan Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha semakin pesat. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha semakin pesat. Pesatnya perkembangan BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini perkembangan dunia usaha semakin pesat. Pesatnya perkembangan dunia usaha tidak lepas dari semakin meningkat dan semakin beranekaragamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan situasi perekonomian yang dinamis membuat persaingan antar usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dengan situasi perekonomian yang dinamis membuat persaingan antar usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan situasi perekonomian yang dinamis membuat persaingan antar usaha bisnis menjadi semakin kompleks, terutama dengan perusahaan lain yang bergerak pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

ANALISA BREAK EVENT POINT

ANALISA BREAK EVENT POINT MANAJEMEN KEUANGAN II ANALISA BREAK EVENT POINT Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISA BREAK EVENT POINT Pengertian Analisis

Lebih terperinci

Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit/CVP Analysis) Asumsi-asumsi Dasar

Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit/CVP Analysis) Asumsi-asumsi Dasar Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit/CVP Analysis) Asumsi-asumsi Dasar Perubahan dalam volume produksi/penjualan adalah penyebab tunggal atas perubahan biaya dan pendapatan Biaya total terdiri

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA USAHA KONVEKSI RIRI COLLECTION

ANALISIS COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA USAHA KONVEKSI RIRI COLLECTION ANALISIS COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA USAHA KONVEKSI RIRI COLLECTION NAMA NPM JURUSAN DOSEN PEMBIMBING : RIRIN ZULIYANINGSIH : 29214475 : AKUNTANSI

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM JANGKA PENDEK. Oleh : Ani Hidayati

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM JANGKA PENDEK. Oleh : Ani Hidayati PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK Oleh : Ani Hidayati PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK Perencanaan laba jangka pendek dilakukan manajemen dalam proses penyusunan

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 : Akuntansi : Rino Rinaldo, SE., MMSI Penelitian

Lebih terperinci

ANALISA Cost Volume Profit DRS. DEVIE., AK., RFC., CFP., AEPP., CMA., CBA

ANALISA Cost Volume Profit DRS. DEVIE., AK., RFC., CFP., AEPP., CMA., CBA ANALISA Cost Volume Profit DRS. DEVIE., AK., RFC., CFP., AEPP., CMA., CBA 1 ANALISA Cost Volume Profit 2 ANALISA Cost Volume Profit 1. Berapa banyak unit yang harus dijual / berapa banyak penjualan yang

Lebih terperinci

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat menggunakan pendekatan titik impas secaraa grafis untuk membandingkan sumber pembiayaan alternatif 2. Khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua industri di Indonesia terkena dampak dan gulung tikar, tidak

BAB I PENDAHULUAN. semua industri di Indonesia terkena dampak dan gulung tikar, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejak multi krisis yang melanda Indonesia tahun 1998, hampir semua industri di Indonesia terkena dampak dan gulung tikar, tidak terkecuali industri tekstil,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ade Zulfikar Abraham Iqbal

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA. Tugas Kelompok

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA. Tugas Kelompok PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA Tugas Kelompok Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Manajemen Strategik dan Kepemimpinan (DosenPengampu :Nurkholis, SE., M.Bus.,Ph.D., Ak., CA*) Disusun

Lebih terperinci

PENGERTIAN COST ACCUMULATION & COST ALLOCATION

PENGERTIAN COST ACCUMULATION & COST ALLOCATION PENGERTIAN COST ACCUMULATION & COST ALLOCATION Oleh: Ade Heryana, SST, MKM Email: heryana@esaunggul.ac.id Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Esa Unggul COST SYSTEM DAN PRODUCT COST Cost Accounting

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Analisa Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan yaitu berusaha untuk mencapai pendapatan yang sebesar-besarnya

Lebih terperinci

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si Bahan Kuliah Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII Analisis Break Even Dosen : Suryanto, SE., M.Si Analisis Break Even Adalah suatu keadaan dimana seluruh penerimaan (total revenues) secara persis

Lebih terperinci

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat ABSTRAK Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya, harga jual serta volume penjualan. Analisis Cost-Volume-Profit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, maka penulis menarik beberapa kesimpulan atas masalah yang telah diidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212 Mata Kuliah KONTRAK PERKULIAHAN SKS : 3 Kode Mata Kuliah A. Deskripsi singkat : : AKUNTANSI BIAYA II : KT221212 Akuntansi Biaya II membahas konsep, pemanfaatan, dan perekayasaan informasi biaya untuk penentuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian 18 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha kecil menengah merupakan sebuah unit usaha yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan yang memproduksi suatu produk baik itu barang maupun jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia perekonomian berkembang dengan sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia perekonomian berkembang dengan sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia perekonomian berkembang dengan sangat pesat. Banyaknya perusahaan yang memasuki dunia usaha menyebabkan persaingan yang ketat untuk mendapatkan

Lebih terperinci

AKUNTANSI MANAJEMEN. Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume

AKUNTANSI MANAJEMEN. Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume Dosen: Christian Ramos K AKUNTANSI MANAJEMEN Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume REFERENSI: Ray H. Garrison. Managerial Accounting : Concepts for Planning, Control, & Decision Making, Boston

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perusahaan Biskuit X belum mengklasifikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai

Lebih terperinci

ANALISA BREAK EVEN POINT

ANALISA BREAK EVEN POINT Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib ANALISA BREAK EVEN OINT Analisa break even adalah teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Biaya Dan Beban Pada umunya penetapan harga produk tergantung dari banyaknya penawaran dan permintaan masyarakat. Namun, tetap saja penetapan harga jual yang menguntungkan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT

ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT Nama : Hendra NPM : 23210204 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam era globalisasi

Lebih terperinci

BREAK EVEN POINT. introduction

BREAK EVEN POINT. introduction BREAK EVEN POINT Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si 1 introduction Tujuan perusahaan: profit optimal Analisis terhadap saling hubungan antara unsur-unsur yang menbentuk laba yaitu Analisis break Even Point

Lebih terperinci

BREAK EVEN POINT. Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si.

BREAK EVEN POINT. Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si. BREAK EVEN POINT Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si 1 introduction Tujuan perusahaan: profit optimal Analisis terhadap saling hubungan antara unsur-unsur yang menbentuk laba yaitu Analisis break Even Point

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeritan Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara

Lebih terperinci

DEFINISI BIAYA Apakah biaya? Dan bagaimana biaya bisa timbul? Untuk menjawab pertanyaan ini,

DEFINISI BIAYA Apakah biaya? Dan bagaimana biaya bisa timbul? Untuk menjawab pertanyaan ini, PENGERTIAN, KONSEP, DAN KLASIFIKASI BIAYA 1 Oleh: Dosen Akuntansi Biaya Pelayanan Kesehatan Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Esa Unggul DEFINISI BIAYA Apakah biaya? Dan bagaimana biaya bisa timbul?

Lebih terperinci

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN Periansya Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang-30139 ABSTRACT

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MERENCANAKAN LABA

ANALISIS COST VOLUME PROFIT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MERENCANAKAN LABA ANALISIS COST VOLUME PROFIT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MERENCANAKAN LABA Fitri Damayanti S1 Akuntansi Universitas Negeri Surabaya Email: fitridamayanti2404@gmail.com Abstract This research aims

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : sales volume, profit, break even point, margin of safety, fixed costs, variabel cost, mixed cost. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords : sales volume, profit, break even point, margin of safety, fixed costs, variabel cost, mixed cost. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Each company is generally aimed at obtaining the maximum profit. In achieving these goals, at the least the company can over the costs incurred so the company does not loss. As one tool in this

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii vii viii I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2.Rumusan Masalah... 4 1.3.Tujuan Penelitian... 5 1.4.Manfaat Penelitian... 5 1.5.Ruang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Upaya manajemen untuk mencapai tujuan organisasi bertumpu pada fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Upaya manajemen untuk mencapai tujuan organisasi bertumpu pada fungsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Analisis Cost-Volume-Profit (CVP) Upaya manajemen untuk mencapai tujuan organisasi bertumpu pada fungsi kembar, yakni perencanaan dan pengendalian. Fungsi pengendalian

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK ABSTRAK Kegiatan perencanaan laba merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena dapat berpengaruh terhadap laba yang akan diperoleh perusahaan. Oleh karena itu, manajemen memerlukan suatu alat bantu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan analisis cost-volumeprofit sebagai alat dalam membantu manajemen meningkatkan laba, di mana yang menjadi objek penelitian adalah distributor PT

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri)

ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri) ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri) Yesy Okviana Ika Pratiwi Moch. Dzulkirom AR Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIAYA VOLUME & LABA

HUBUNGAN BIAYA VOLUME & LABA Modul ke: HUBUNGAN BIAYA VOLUME & LABA Dasar analisis BVL, Analisis BVL, BVL dalam memilih struktur biaya dan Asumsi Break Event Point untuk Singel Produk Fakultas EKONOMI & BISNIS Ali Ridho,SE.,M.Si.

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212 Mata Kuliah KONTRAK PERKULIAHAN SKS : 3 Kode Mata Kuliah : AKUNTANSI BIAYA II : KT221212 A. Deskripsi singkat : nakuntansi Biaya II membahas konsep, pemanfaatan, dan perekayasaan informasi biaya untuk

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) DISUSUN OLEH : 043061211001 GISKA TETIANA 043061211002 RAHMI ZAHRA RAHMATILLAH 043061211004 NIDA RIFQIA 043061211005 RISA NAFILAH 043061211006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 yang menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 yang menyebabkan harga-harga naik karena mengikuti kurs (U$ dollar). Tahun ini (2005) pemerintah menetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik yang kian memanas, dapat diperkirakan keadaan ekonomi Indonesia mengalami penurunan

Lebih terperinci

PERENCANAAN LABA MENGGUNAKAN ANALISIS BIAYA- VOLUME-LABA PADA UKM SLAMET SEMARANG TAHUN 2014

PERENCANAAN LABA MENGGUNAKAN ANALISIS BIAYA- VOLUME-LABA PADA UKM SLAMET SEMARANG TAHUN 2014 PERENCANAAN LABA MENGGUNAKAN ANALISIS BIAYA- VOLUME-LABA PADA UKM SLAMET SEMARANG TAHUN 2014 Siti Murthosiyah, Maria Theresia Heni Widyarti Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof Sudarto, SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks pula masalah yang akan dihadapi. Untuk dapat menghadapi masalah tersebut diperlukan perencanaan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PENENTU LABA PADA RUMAH TAKOYAKI. Disusun Oleh: Gilang Hardi Maulana EB34

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PENENTU LABA PADA RUMAH TAKOYAKI. Disusun Oleh: Gilang Hardi Maulana EB34 ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PENENTU LABA PADA RUMAH TAKOYAKI Disusun Oleh: Gilang Hardi Maulana 24214548 3EB34 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Setiap Perusahaan membutuhkan Perencanaan Keuntungan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Break-Even Point

Manajemen Keuangan. Break-Even Point Manajemen Keuangan Break-Even Point Break Even Point Suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan Sering pula disebut Cost - Profit

Lebih terperinci

Analisis Keuangan agar Bisnis Sukses*

Analisis Keuangan agar Bisnis Sukses* Analisis Keuangan agar Bisnis Sukses* Swasta Priambada, S.Sos, MAB** *MK Nutrition Entrepreneurship PS Ilmu Gizi FKUB, Maret 2015 **PS Administrasi Bisnis, FIA-UB Analisis Rencana Keuangan, Swasta Priambada,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan merupakan fungsi paling penting diantara semua fungsi manajemen. Seperti yang telah diketahui bahwa setiap perusahaan dan manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam pemenuhan keinginan, manusia selalu disertai oleh pengorbanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pendidikan mengklasifikasikan biaya yang timbul menjadi 2 (dua) yaitu :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pendidikan mengklasifikasikan biaya yang timbul menjadi 2 (dua) yaitu : 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengelompokan Biaya SMP IT Insan Harapan dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pendidikan mengklasifikasikan biaya yang timbul menjadi 2 (dua) yaitu : 1.

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN. (Aplikasi Bidang Kesehatan & Rumah Sakit)

LAPORAN KEUANGAN. (Aplikasi Bidang Kesehatan & Rumah Sakit) LAPORAN KEUANGAN (Aplikasi Bidang Kesehatan & Rumah Sakit) oleh: Ade Heryana, SST, MKM Prodi Kesehatan Masyarakat, FIKES Univ. Esa Unggul e-mail: heryana@esaunggul.ac.id atau ade.heryana24@gmail.com Sebagaimana

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK BINGKAI LARISSA FRAME DEPOK

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK BINGKAI LARISSA FRAME DEPOK ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK BINGKAI LARISSA FRAME DEPOK Nama : Dhea Citra Burhaeini NPM : 22213318 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Renny Nur ainy, SE,.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT UNTUK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PT. ANEKA CARGO KHATULISTIWA KOTABARU

ANALISIS COST VOLUME PROFIT UNTUK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PT. ANEKA CARGO KHATULISTIWA KOTABARU ANALISIS COST VOLUME PROFIT UNTUK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PT. ANEKA CARGO KHATULISTIWA KOTABARU Rika Sylvia Politeknik Kotabaru ABSTRACT Information about changes in costs, volumes and revenues

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA, VOLUME PENJUALAN DAN LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAAN LABA PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KOTA KEDIRI

ANALISIS BIAYA, VOLUME PENJUALAN DAN LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAAN LABA PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KOTA KEDIRI ANALISIS BIAYA, VOLUME PENJUALAN DAN LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAAN LABA PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KOTA KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point, laba. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point, laba. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Setiap perusahaan pada dasarnya mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan laba. Laba perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu harga jual, volume penjualan dan biaya oleh karena itu perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. datang, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi perekonomian Indonesia dan dunia yang melemah dewasa ini serta minimnya tingkat pendapatan masyarakat yang disebabkan oleh krisis ekonomi, menyebabkan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) MULTI PRODUK DALAM PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI ROTI CHEZINI BAKERY

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) MULTI PRODUK DALAM PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI ROTI CHEZINI BAKERY ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) MULTI PRODUK DALAM PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI ROTI CHEZINI BAKERY Disusun oleh : Nama : Pidia Citra NPM : 26213856 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Haryono, SE.,

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA (STUDI KASUS PABRIK TAHU BANDUNG TONO)

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA (STUDI KASUS PABRIK TAHU BANDUNG TONO) ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA (STUDI KASUS PABRIK TAHU BANDUNG TONO) Fredy Indrawan Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, (021)53696969, fredy.indrawan.26@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode

Lebih terperinci

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada PT X. Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah PT X yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Menurut Assauri (2008:18), istilah manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Break Even Point (BEP) 2.1.1 Pengertian Analisis Break Even Point (BEP) Menurut Herjanto (2007: 151) analisis Break Even Point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY Nama : Annisa Triana NPM : 21213162 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Santoso, SE., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA)

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA) Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Maret 2017 Volume 11 Nomor 1 Hal. 49 53 ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA) Mozart Wiston Talakua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk

Lebih terperinci

perencanaan laba: COST-VOLUME- PROFIT ANALYSIS

perencanaan laba: COST-VOLUME- PROFIT ANALYSIS perencanaan laba: COST-VOLUME- PROFIT ANALYSIS ANALISIS BIAYA TOTAL Dalam analisis biaya total, biaya disajikan dalam suatu ikhtisar yang menunjukkan alokasi dari semua biaya menurut tempat atau bagian

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L)

MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L) MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L) DISUSUN OLEH: Widya Iswara Nuning Yunara Nurfadillah Ramlah FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Mata Kuliah : MANAJEMEN AKUNTANSI

Lebih terperinci

Pemicu Biaya(Cost Drivers) Pengertian Tujuan Contoh

Pemicu Biaya(Cost Drivers) Pengertian Tujuan Contoh PENGANTAR : HUBUNGAN ANTARA PERILAKU BIAYA DAN BIAYA VOLUME Pemicu Biaya(Cost Drivers) Pengertian Tujuan Contoh Perbandingan Biaya Variabel dan Biaya Tetap Rentang Relevan Perbedaan Penyederhanaan Biaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.1.1 Harga Jual Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas

Lebih terperinci

Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan.

Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan. ANALISIS BIAYA-VOLUME VOLUME-LABALABA (COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS) Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan. Studi mengenai hubungan antara

Lebih terperinci