TEORI KEPRIBADIAN MURRAY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEORI KEPRIBADIAN MURRAY"

Transkripsi

1 TEORI KEPRIBADIAN MURRAY Pandangan Murray mengenai kepribadian bersifat sangat holistik. Manusia harus dipahami sebagai kesatuan pribadi yang utuh. Setiap bagian dari tingkah laku manusia harus dipahami dalam hubungannya dengan fungsi lainnya; lingkungan, pengalaman masa lalu, ketidaksadaran dan kesadaran, serta fungsi otaknya. Kesemuanya itu harus ditangkap secara keseluruhan agar dapat dipahami makna dari proses kepribadian seseorang. Menurut Murray, kepribadian adalah abstraksi yang dirumuskan oleh teoritisi dan bukan semata-mata deskripsi tingkah laku orang, karena rumusan itu didasarkan pada tingkah laku yang dapat diobservasi dan faktor-faktor yang dapat disimpulkan dari observasi itu. Salah satu prinsip pokok dari kepribadian Murray adalah adanya proses psikologis yang bergantung kepada proses fisiologis. Di sini Murray sangat menekankan pentingnya menghubungkan proses dan event psikologi dengan struktur dan fungsi otak, walaupun belum dapat dipahami secara persis bagaimana menghubungkan keduanya. Bagi Murray, fenomena yang membangun kepribadian mutlak tergantung kepada fungsi sistem saraf pusat, seperti yang dikemukakannya secara ringkas: Tanpa otak, tak ada kepribadian ( No Brain, no personality ). Peran otak untuk mengontrol dan memproses semua aspek kepribadian yang eksis di otak; perasaan, kesadaran, ingatan, keyakinan, sikap, ketakutan, nilainilai, dan aspek-aspek lainnya, disebut regnant. Struktur kepribadian yang dikemukakan oleh Murray tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Freud. Karena Murray sendiri merupakan seorang psikoanalisis, pelopor penelitian pikiran-pikiran psikoanalitik yang berusaha menterjemahkan konsep-konsep Freud dan Jung ke dalam hipotesis yang dapat diuji. Murray banyak memberikan sumbangan berupa temuan empirik yang mendukung konsep dan teori psikoanalitik dan psikoterapi. Salah satu sumbangan pentingnya adalah penekanan pada konsep motivasi yang sangat kompleks. Menurutnya, masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang semuanya mempunyai bobot yang setara dalam menentukan tingkah laku, sehingga motivasi tak sadar menjadi tidak terlalu penting. Konstruk Id-Ego-Superego masih dipakai, namun dengan pengertian yang berbeda, sebagai berikut: Id: seperti Freud, Murray memandang Id sebagai gudang semua kecenderungan impulsif yang dibawa sejak lahir. Id menguasai energi dan mengarahkan tingkahlaku, sehingga menjadi dasar kekuatan motivasi kepribadian. Perbedaannya dengan Freud, id bukan hanya berisi impuls primitif, amoral dan kenikmatan, tetapi juga berisi impuls yang dapat diterima baik dan diharapkan masyarakat seperti empati, cinta dan memahami lingkungan. Ego: Murray memberi peran ego jauh lebih luas dari Freud. Sebagai unsur rasional dari kepribadian, ego bukan hanya melayani, mengubah arah dan menunda impuls id yang tak terima, tetapi ego juga menjadi pusat pengatur semua tingkahlaku, secara sadar merencanakan tingkah laku, mencari dan membuat peluang untuk memperoleh kepuasan id yng positif. Freud memandang ego sebagai pertentangan id dengan superego yang tidak terdamaikan. Menurut Murray pendapat Freud itu hanya terjadi kalau ego lemah. Manakala ego kuat, ia akan dapat efektif mendamaikan id dengan superego. Superego: Murray menekankan pentingnya pengaruh kekuatan lingkungan sosial atau kultur dalam kepribadian. Seperti Freud dia memandang superego sebagai internalisasi nilai-norma-

2 moral kultural pada usia dini, yang kemudian dipakai untuk mengevaluasi tingkah laku diri dan orang lain. Murray menolak pendapat Freud bahwa superego telah terkristalisasi pada usia 5 tahun. Menurutnya superego terus menerus berkembang sepanjang hayat merefleksi pengalaman manusiayang semakin dewasa semakin kompleks dan canggih. DINAMIKA KEPRIBADIAN Bagi Murray yang paling penting dalam memahami orang adalah keseluruhan direksionalitas (directionally) atau orientasi tujuan dari aktivitas seseorang, apakah aktivitas itu bersifat internal (dalam pikiran), atau eksternal (dalam ucapan dan tindakan fisik). Perhatiannya kepada maksud dan tujuan orang membuat teorimotivasi dari Murray menjdai sitem yang kompleks. Walaupun pada masa itu ada kecenderungan memakai konsep yang jumlahnya kecil dalam menjelaskan motivasi (misalnya Adler hanya memakai perjuangan mencapai superioritas sebagai sumber motivasi), Murray justru menganggap perlu memakai konsep yang jumlahnya besar karena motivasi manusia sangat kompleks. Usahanya untuk memperoleh definisi empirik dari variabel-variabel motivasinya, menjadi pelopor dalam ranah motivasinya. Dari tiga konsep yang berhubungan dengan motivasi-konsep peredaan pergeangan, konsep kebutuhan, dan konsep tekanan-elaborasi Murray terpusat pada konsep kedua, yakni konsep kebutuhan. Peredaan Tegangan (Tension Reduction) Seperti Freud, secara umum Murray berpendapat bahwa manakala bangkit need, orang berada pada tension, dan kepuasanlah yang mereduksi tension. Secara bertahap bersama perkembangan anak, anak belajar memperhatikan objek dan melakuakan aksi yang di masa lalu dapat mereduksi tension. Murray menambahkan dua hal. Pertama, orang sering secara aktif berusaha mengembangkan atau menigkatkan tension dalam rangka meningkatkan kenikmatan yang mengikuti tension reduction. Kedua, pada jenis need tertentu, seperti hal yang terlibat dengan permainan drama atau aktivitas artistik, kesenangan yang membarengi kegiatan itu termasuk dalam pemuasan need: jadi kepuasan tidak hanya diperoleh dari tercapainya tujuan, tapi terlibat dalam suatu aktivitas, tidak peduli tension menjadi turun atau malahan naik, dapat memberi kepuasan. Kebutuhan (Needs) Need adalah konstruk mengenai kekuatan di bagian otak yang mengorganisir berbagai proses seperti persepsi, berfikir dan berbuat untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak memuaskan. Need bisa dibangkitkan oleh proses internal, tetapi lebih dirangsang oleh faktor lingkungan. Biasanya need dibarengi dengan perasaan atau emosi khusus dan memiilki cara khusus untuk mengekspresikannya dalam mencari pemecahannya. Ada enam kriteria untuk dapat menyimpulkan adanya kebutuhan. Lima

3 kriteria merupakan hasil pengamatan yang dilakuakan peneliti, sedang kriteria ke-enam membutuhkan partisipasi orang yang diamati: Hasil akhir dari tingkah laku. Pola-pola khusus dari tingkah laku. Perhatian dan respon yang terjadi terhadap kelompok stimuli tertentu. Ekspresi terhadap suasana emosi tertentu. Ekspresi kepuasan atau ketidakpuasan pada hasil akhir. Ungkapan atau laporan subyektif mengenai perasaan, maksud dan tujuan. Dengan memakai kriteria itu untuk meneliti sekelompok kecil subjek secara intensif, Murray menyimpulkan ada 20 kebutuhan yang penting. Dari 20 kebutuhan itu, 19 bersifat psychogenic, yakni kebutuhan yang kepuasannya tidak berhubungan dengan proses organik tertentu, sehingga dipandang sebagai kebutuhan murni psikologikal. Satu kebutuhan, yakni kebutuhan seks bersifat fisiologik karena kepuasannya berhubungan dengan proses biologis seksual. Semua kebutuhan itu saling berhubungan satu dengan yang lainnya dalam berbagai cara. Ada kebutuhan tertentu yang membutuhkan kepuasan sebelum kebutuhan lainnya, misalnya orang harus terbebas dari sakit, lapar dan haus sebelum berusaha memuaskan kebutuhan memahami datau bermain. Ada kebutuhan yang berlawanan/konflik dengan kebutuhan lainnya, misalnya kebutuhan otonomi konflik dengan kebutuhan afiliasi. Ada kebutuhan yang cenderung bergabung dengan kebutuhan lain, misalnya agresi mungkin bergabung dengan dominan. Akhirnya kebutuhan juga mungkin menjadi bagian dari kebutuhan lain-beroperasi hanya untuk memudahkan lainnya-misalnya kebutuhan merendah mungkin melayani kebutuhan afiliasi. Tekanan (Press) Kalau kebutuhan merupakan penentu tingkah laku yang berasal dari dalam diri individu, tekanan adalah bentuk penentu tingkah laku yang berasal dari lingkungan. Suatu sifat atau ciri dari orang lain, objek, atau kondisi lingkungan yang membantu atau menghalangi orang menuju ke tujuan. Tekanan dari suatu objek (bisa berupa manusia, benda, atau situasi) adalah apa yang dapat dilakukan objek itu kepada subjek (penerima tekanan), suatu kekuatan yang dimiliki oleh objek untuk mempengaruhi subjek dengan cara tertentu. Variasi tekanan yang mengenai diri seseorang tak terhingga banyaknya, atau sama dengan jumlah peristiwa yang ditemui orang setiap saat. Murray menyebut berbagai tekanan terpenting yang biasanya dialami anak-anak. Ragam tekanan pada anak-anak mudah dikenali dan diklasifikasi karena variasi pengalaman anak yang masih sempit. Ada dua jenis tekanan; tekana alfa (alfa press): kualitas lingkungan yang muncul dalam kenyataan; dan tekanan beta (Beta Press): kualitas lingkungan sebagaimana teramati oleh individu. Misalnya sepasang suami istri sepulang kerja, suaminya menceritakan rapat yang sangat menekan dengan pimpinannya. Dia melihat isterinya tidak memperhatikannya dan menyimpulkan isterinya tidak mendukung masalahnya, itulah tekanan beta. Kenyataannya, Isteri yang memang hanya mendengar sepintas, bukan karena dia

4 tidak memperhatikan suaminya tetapi karena terfikir dengan pengumuman di pagi hari oleh prseiden perusahaannya bahwa dirinya dan sejawat eksekutif lainnya akan kena potongan gaji. Pasangan itu sebelumnya sudah pernah menjumlah pendapatan berdua mereka untuk memungkinkan suami mendirikan perusahaan sendiri, dan isteri itu takut memberi berita baru yang buruk kepada suaminya. Isteri perhatiannya terpecah, itulah tekana alfa dalam suasana itu, yang ditangkap suami menjadi tekanan beta: tidak mendukung. Disposisi Tematis: Integrasi Kebutuhan Pada dasarnya kebutuhan-kebutuhan tidak mempunyai hubungan langsung dengan objek-objek tertentu di lingkungan, namun melalui pengalaman individu kemudian menghubungkan kebutuhankebutuhan dari dalam itu dengan objek tertentu. Hubungan yang dipelajari melalui pengalaman itu mencakup pilihan objek, respon terhadap objek, dan sarana atau proses untuk mendekati atau menjauhi suatu objek. Keadaan inilah yang oleh Murray disebut Integrasi kebutuhan (need integrate): kesatuan antara kebutuhan dengan gambaran atau pikiran tentang objek yang ada di lingkungan., beserta tindakan-tindakan instrumentalnya. Integrasi tematis adalah disposisi tematis-kebutuhan untuk mengadakan bentuk interaksi tertentu dengan objek atau orang tertentu. Konsep ini mungkin menggabungkan minat-sikap-asosiasi menjadi satu kesatuan disposisi. Secara bersama-sama, ketiganya berpengaruh luas dan mendalam terhadap tingkah laku, mencakup pilihan prioritas kebutuhan, perasaan, pola pikiran dan imajinasi, sehingga tingkah laku yang timbul menjadi sangat khusus. Kunci ke Keunikan: Kesatuan Tema Kesatuan tema adalah tema yang sering muncul, sehingga dapat menjadi kunci untuk memahami keunikan pribadi. Uniti tema merupakan campuran (yang berlangsung tak sadar) antara beberapa kebutuhan kuat yang berhubungan dengan tekanan yang muncul pada peristiwa khusus pada masa awal anak-anak. Kebutuhan-kebutuhan yang bercampur mungkin saling bertentangan, dan peristiwa di masa anak-anak itu mungkin menyenangkan atau sebaliknya, traumatik. Apapun tema campuran yang terjadi, akan cenderung sering muncul sepanjang hidup orang itu. Kesatuan tema beroperasi secara tidak sadar, akan mempengaruhi seluruh tingkah laku individu, sehingga individu itu menjadi pribadi yang unik. Kalau disposisi tematis hanya memberi arahan perasaan, pikiran, dan tingkah laku orang, tidak peduli latar belakang kebuttuhan dan tekanan yang dirasakannya. Misalnya seorang remaja memiliki kesatuan tema kekurangan yang membuatnya menjadi agresif mencari kepuasan. Ibu remaja itu ternyata invalid dan meninggal ketika dia masih kecil. Remaja itu takut dan membenci ayahnya yang tidak berhasil, tidak menunjukkan kasih sayang kepada anaknya, dan selalu meremehkan pendidikan sekolahnya. Remaja itu memutuskan untuk kuliah dan menjadi insinyur. Penelitian mendalam (termasuk memakai TAT) menunjukkan remaja itu dalam perasaan tak sadarnya merasa sangat kekurangan dan sangat membutuhkan bantuan, serta kebutuhan yang kuat untuk

5 memperoleh apa yang diingkarinya. Perasaan yang tidak disadari itu mempengaruhi seluruh tingkah lakunya. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN Kompleks-kompleks Anak-anak Teori Murray mengenai perkembangan kepribadian bersifat longitudinal, menekankan pada perkembangan sejarah individu. Pendekatannya mirip teori Freud, dengan elaborasi dan perluasan yang lebih komprehensif. Seperti Freud, dia memusatkan analisisnya pada event/penglaman masa awal anakanak dan pola tingkah laku yang terbentuk selama masa itu. Murray membagi masa anak-anak menjadi lima tahapan, masing-masing ditandai oleh kondisi kepuasan yang dipengaruhi oleh tuntutan lingkungan. Setiap tahap meninggalkan jejak (tanda) dalam kepribadian dalam bentuk kompleks, yakni pola yang dibentuk dari kesan yang mendalam pada setiap tahap, yang secara tidak sadar mengarahkan tingkah laku pada perkembangan berikutnya. Setiap orang mengembangkan lima macam kompleks dalam dirinya, karena semua orang akan melalui lima tahap perkembangan yang sama. Karena itu memiliki kompleks itu normal-normal saja, kecuali kalau itu menjadi ekstrim. Kalau kompleks iru menjadi ekstrim, orang akan terfiksasi pada satu tingkat perkembangan. Kepribadiannya tidak dapat berkembang spontan dan fleksibel, yang akan mempengaruhi pembentukan ego dan superego. Lima kondisi kepuasan atau tahap perkembangan anak dan kompleks yang terlibat, adalah: Kompleks Kaustral Hidup di dalam kandungan sangat aman, terang, dan sangat tergantung, suatu kondisi yang sering kita harapkan untuk dapat kita alami kembali. Ada tiga bentuk kaustral kompleks, pertama dalam bentuk yang sederhana, kompleks ini termanifestasi dalam keinginan untuk berada di tempat yang sempit, hangat, gelap, yang aman dan terasing. Bisa berupa ingin tetap di bawah selimut tidur di pagi hari, memiliki ruang kecil yang kedap suara, atau tempat yang tersembunyi, hidup di biara atau di pulau terpencil, atau senang berada dalam perahu di tengah laut atau di dalam limusin. Kedua, kompleks juga dapat terpusat pada perasaan tak berdaya dan perasaan tidak mendapat bantuan di dalam kandungan, ini akan menyebabkan orang menjadi takut berada di tempat terbuka, takut jatuh, takut tenggelam, takut terbakar, takut gempa bumi, atau situasi perubahan dan kebaruan. Ketiga, kompleks kaustral malahan menjadi kompleks anti-kandungan yang terpusat pada ketakutan kehabisan nafas dan keterkurungan. Oleh Murray ini disebut kompleks agresi, yang maujud dalam pilihan/kesenangan berada di tempat terbuka dan udaranya segar, dan pilihan selalu bergerak, berubah, dan baru. Dalam bentuk yang neurotik bisa menjadi klaustrofobia. Kompleks Oral Seperti kaustral, kompleks oral juga mempunyai tia variasi. Pertama, kompleks oral-kasihan (succorance), adalah kombinasi dari aktivitas mulut, kecenderungan pasif, dan kebutuhan untuk dibantu

6 dan dilindungi. Wujud tingkah lakunya antara lain menghisap, mencium, makan, minum, dan lapar kasih sayang, simpati, perlindungan, dan cinta. Kedua, kompleks oral agresi, merupakan kombinasi dari kompleks oral dengan aktivitas agresi dalam bentuk menggigit, meludah, membentak, atau dalam bentuk agresi verbal seperti sarkasme. Ketiga, kompleks oral-penolakan (rejection), kompleks yang mencakup muntah, pilih-pilih makanan, makan sedikit, takut ketularan penyakit (akibat berciuman), dan keinginan menyendiri/terasing. Kompleks Anal Ada dua jenis, pertama kompleks anal-ditolak, asyik dengan defekasi, termasuk humor dengan anal, dan senang dengan kotoran atau barang yang mirip kotoran (lumpur, adukan semen, lempung). Agresi sering menjadi bagian dari kompleks ini dan maujud dalam bentuk menjatuhkan atau membanting sesuatu, menembakkan peluru, atau meledakkan bom. Orang ini biasanya kotor dan tidak teratur. Kedua, kompleks anal-retensi yang maujud dalam tingkah laku retentif-menimbun atau mengumpulkan sesuatu, menabung. Biasanya orangnya bersih, rapi, dan teratur. Kompleks Uretral Kompleks ini khas Murray, dan berhubungan dengan ambisi yang berlebihan, kerusakan sistem self, ngompolan, dan sangat mencintai diri sendiri. Juga disebut kompleks Ikarus (Icarus), mengikuti mitos Yunani mengenai seseorang yang membuat sayap dan terbang tinggi mendekati matahari sehingga jatuh karena perekat sayapnya meleleh. Seperti Ikarus, orang dengan kompleks ini memasang tujuan terlalu tinggi, mimpinya itu menjadi berserakan karena kegagalannya. Kompleks Kastrasi Murray tidak setuju dengan Freud yang menganggap ketakutan kastrasi sebagai sumber kecemasan orang dewasa. Dia menginterpretasi kompleks ini dalam bentuk yang lebih sederhana, yaitu adanya fantasi penis mungkin akan dipotong. Ketakutan kastrasi itu berkembang dari masturbasi di usia anakanak yang dibarengi dengan hukuman dari orangtua.

7 GELOMBANG OTAK DAN TINGKAT KESADARAN Otak kita setiap saat menghasilkan impuls-impuls listrik. Aliran listrik ini, yang lebih dikenal sebagai gelombang otak, diukur dgn dua cara, yaitu amplitudo dan frekuensi..amplitudo adalah besarnya daya impuls listrik yg diukur dlm satuan micro volt. Frekuensi adalah kecepatan emisi listrik yg diukur dlm cycle per detik, atau hertz. Frekuensi impuls menentukan jenis gelombang otak, yaitu beta, alfa, theta, delta. Jenis atau kombinasi dari jenis gelombang otak menentukan kondisi kesadaran pada suatu saat. Pandangan keliru yg selama ini ada dlm benak banyak orang adalah otak hanya menghasilkan satu jenis gelombang pada suatu saat. Pandangan itu salah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suatu saat, pada umumnya, otak kita menghasilkan empat jenis gelombang secara bersamaan, namun dgn kadar yg berbeda..dalam kondisi tertentu, misalnya meditasi, kita dapat secara sadar mengatur jenis gelombang otak mana yg ingin kita hasilkan. Pola Gelombang Otak Untuk mengukur pola gelombang otak, dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu EEG (Electroencephalograph). Berikut ini adalah jenis-jenis dari pola gelombang otak : BETA Beta adalah gelombang otak yg frekuensinya paling tinggi. Beta dihasilkan oleh proses berpikir secara sadar. Beta terbagi menjadi tiga, yaitu beta rendah Hz, beta Hz, dan beta tinggi Hz. Kita menggunakan beta untuk berpikir, berinteraksi, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Bersama dgn gelombang lainnya, beta sangat dibutuhkan dlm proses kreatif. Tanpa beta, semua kreativitas yg merupakan hasil pikiran bawah sadar akan tetap terkunci di bawah sadar, tanpa bisa terangkat ke permukaan dan disadari oleh pikiran. Walaupun beta merupakan satu komponen yg sangat penting dari kondisi kesadaran kita, bila kita beroperasi semata-mata hanya dengan jenis gelombang ini, tanpa didukung oleh frekuensi yg lebih rendah, maka akan menghasilkan satu kehidupan yg dipenuhi dgn kekhawatiran, ketegangan, dan proses berpikir yg tidak fokus. ALFA Alfa adalah jenis gelombang yg frekuensinya sedikit lebih lambat dibandingkan beta, yaitu 8-12 Hz. Alfa berhubungan dgn kondisi pikiran yg rileks dan santai. Dalam kondisi alfa, pikiran dapat melihat gambaran mental secara sangat jelas dan dapat merasakan sensasi dgn lima panca indera dari apa yg terjadi atau dilihat dlm pikiran. Alfa adalah pintu gerbang bawah sadar. Manfaat alfa yg utama dan paling penting adalah sebagai jembatan penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar. Alfa memungkinkan kita untuk menyadari keberadaan mimpi dan keadaan meditasi terdalam yg kita capai. Tanpa alfa, kita tidak akan dapat mengingat mimpi atau dunia meditasi yg sangat dalam saat kita terbangun atau selesai bermeditasi..

8 THETA Theta adalah gelombang pada kisaran frekuensi 4-8 Hz, yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar. Theta muncul saat kita bermimpi dan saat terjadi REM (Rapid Eye Movement). Pikiran bawah sadar menyimpan memori jangka panjang kita dan juga merupakan gudang inspirasi kreatif. Selain itu, pikiran bawah sadar juga menyimpan materi yg berasal kreativitas yg ditekan atau tidak diberi kesempatan untuk muncul ke permukaan dan materi psikologis yg ditekan. Meskipun kita dapat masuk ke theta dan mengakses berbagai materi yg disimpan disana, bila tidak dibantu dgn gelombang alfa dan beta, semua materi itu tidak dapat dikenali oleh pikiran sadar. Semua materi yg berhubungan dgn emosi, tersimpan dalam pikiran bawah sadar. Emosi-emosi negatif yg tidak teratasi dgn baik, setelah masuk ke pikiran bawah sadar, akhirnya menjadi beban psikologis yg menghambat kemajuan diri seseorang. Bila kita berhasil masuk ke kondisi theta, kita akan mengalami kondisi meditatif tg sangat dalam. Misalnya keheningan, ketenangan, kedalaman, dan puncak kebahagiaan, dirasakan di dalam theta. Saat komponen gelombang lainnya berada dalam takaran yg pas, bersama dgn theta, kita dapat merasakan pengalaman "ah-ha". Saat kita ingin mengobati dan menyembuhkan tubuh atau pikiran, kita harus masuk ke theta agar dapat mencapai hasil maksimal.. DELTA Delta adalah gelombang otak yg paling lambat, pada kisaran frekuensi 0,1-4 Hz, dan merupakan frekuensi dari pikiran nirsadar (unconscious mind). Pada saat kita tidur lelap, otak hanya menghasilkan gelombang delta agar kita dapat istirahat dan memulihkan kondisi fisik. Pada orang tertentu, saat dalam kondisi sadar, delta dapat muncul bersamaan dgn gelombang lainnya. Dalam keadaan itu, delta bertindak sebagai 'radar' yg mendasari kerja intuisi, empati, dan tindakan yg bersifat insting. Delta juga memberikan kebijakan dgn level kesadaran psikis yg sangat dalam. Gelombang delta sering tampak dalam diri orang yg profesinya bertujuan membantu orang lain, orang yg perlu memahami kondisi mental, psikologis, atau emosi orang lain. Delta muncul tidak hanya saat kita memperhatikan orang lain, namun juga muncul saat kita berusaha mengerti ide atau konsep, objek atau seni, atau apa saja yg membutuhkan kesadaran nirsadar yg sangat dalam. Delta juga disebut dengan orienting response karena berfungsi mengarahkan kita dalam hal waktu dan ruang. Delta berfungsi sebagai sistem peringatan dini untuk merasakan adanya ancaman atau bahaya. Delta memungkinkan kita untuk 'melihat' informasi yg tidak ditangkap oleh pikiran sadar. Dari sudut pandang negatif, delta juga dapat digunakan untuk kondisi berhati-hati yg berlebihan (hypervigilance). Sikap hati-hati yg berlebihan, atau lebih tepat disebut dgn kepekaan, berguna untuk anak yg mengalami abuse untuk memastikan kondisi emosi orangtua nya. Dari pengamatan, anak itu akan tahu apakah orangtua nya akan memukul atau menghukum dirinya. Masalah akan timbul bila anak bertumbuh dgn delta yg berlebihan dan secara terus-menerus 'membaca' kondisi emosi di lingkungan sekitarnya dan berusaha mengendalikan kondisi ini demi keselamatan hidupnya.

9 Orang dewasa yg terlalu peka, sebagai hasil dari mengembangkan sikap berhati-hati secara berlebihan sejak kecil, dapat secara positif mengarahkan kepekaannya ini pada kemampuan persepsi psikis dan penyembuhan. Hal itu dapat dicapai karena radar delta yg telah sangat berkembang dalam dirinya. Delta juga dihubungkan dengan konsep collective unconscious. Gelombang beta, alfa, theta, dan delta adalah komponen pembentuk kesadaran kita. Keempat gelombang ini beroperasi dalam satu jalinan komposisi rumit yg menentukan kondisi kesadaran kita dalam suatu saat.

10 Teori & Tokoh Psikologi Kepribadian HARRY STACK SULLIVAN (Teori Interpersonal) Teori interpersonal Sullivan menekankan pentingnya semua tahap perkembangan mulai dari masa bayi,masa kanak-kanak, masa anak muda, masa praremaja, masa remaja awal, masa remaja akhir dan masa dewasa. Perkembangan manusia yang sehat terletak di atas kemampuan sebuah pribadi dalam membangun keintiman dengan pribadi lain, namun sayangnya kecemasan dapat lahir dari hubunganhubungan antarpribadi yang tidak memuaskan di usia berapapun. Menurut Sullivan tahap perkembangan yang paling krusial tidak terletak pada masa kanak-kanak melainkan pada masa praremaja dimana pada masa itu anak pertama kali memiliki kemampuan untuk menjalin persahabatan yang intim, yang belum sepenuhnya terganggu oleh ketertarikan-ketertarikan hawa nafsu. CARL GUSTAV JUNG (Teori Analitik) Carl Gustav Jung, lahir di Swiss, dikenal sebagai salah satu tokoh psikoanalisis. Dimana ia adalah penggagas konsep Archetype, yang sampai sekarang dikembangkan dalam konsep 22 lembar Mayor Arkarna. Karena ayah dari Jung adalah seorang pendeta, maka unsur religius banyak berperan dalam pemikiran-pemikiran ilmiahnya, ia belajar kedokteran di Universitas Basel, lulus Kemudian ia ditunjuk bekerja di klinik psikiatri Universitas Zurich tahun Ia adalah ketua pertama International Psychoanalitic Association tahun Tahun 1914 ia mengundurkan diri dari posisinya tersebut dan mendirikan analytical psychology. Pada tahun 1920an ia banyak melakukan ekspedisi lapangan ke Afrika dan Amerika Selatan sambil meneliti dan mengembangkan teorinya. Ekspedisi ini secara signifikan mempengaruhi teori-teorinya yang kental unsur budayanya. Tahun 1948 C.G. Jung Institute didirikan di Zurich untuk mengembangkan teorinya dan teknik terapinya. Teori Analitik Carl Jung berasumsi bahwa fenomena yang berhubungan dengan kekuatan ghaib atau magis (occult) bisa dan memang berpengaruh pada kehidupan semua manusia. Jung percaya bahwa setiap dari kita termotivasi bukan hanya oleh pengalaman yang ditekan, namun juga oleh pengalaman emosional tertentu yang dipengaruhi oleh para leluhur yang sekarang disebut sebagai ketidaksadaran

11 kolektif. Adanya ketidaksadaran kolektif pada teori Analitik Jung sekaligus menjadi pembeda paling mendasar terhadap teori Psikoanalisis Sigmund Freud. Beberapa elemen dari ketidaksadaran kolektif menjadi sangat berkembang kemudian disebut sebagai arketipe arketipe. Pengertian arketipe yang paling meluas adalah gagasan mengenai realisasi diri (self realization), yang hanya bisa dicapai dengan adanya keseimbangan antara dorongan-dorongan kepribadian yang berlawanan. Jadi, teori Jung mengungkapkan mengenai teori-teori yang berlawanan. Kepribadian seseorang meliputi introver dan ekstrover, rasional dan irrasional, laki-laki dan perempuan, kesadaran dan ketidaksadaran, serta didorong oleh kejadian-kejadian di masa laluyang ditarik oleh harapan-harapan di masa depan. Psikologi Analitik tidak banyak menarik perhatian pengikut-pengikut menjadi praktikan dan ajarannya di Amerika Serikat seperti sistem Freudian yang lebih dominan di masa lalu. Penggunaan simbolisme oleh Jung, dan pendekatannya yang mistis untuk emamhami kepribadian manusia, kurang disenangi oleh suasana materialistis di dunia baru itu. Namu secara tidak langsung, ide-ide Jung telah mempengaruhi sejumlah pengikut aliran Neo-Freudian dan pada tahun-tahun belakangan ini mendapatkan pengikutpengikutnya dengan sikap yang lebih reseptif di kaangan orang-orang Amerika. SIGMUND FREUD (teori psikoanalitik) Teori kepribadian menurut Sigmund Freud. Frued membagi struktur ke dalam tiga komponen yaitu, id, ego, dan, superego. Perilaku seseorang merupakan hasil interaksi antara komponen tersebut. Id merupakan komponen kepribadian yang primitf, instinktif (yang berusaha untuk memenuhi kepuasan instink) dan rahim tempat ego dan superego berkembang. Id berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle) atau prinsip reduksi ketegangan. Prinsip kesenangan merujuk kepada pencapaian kepuasan yang segera dari dorongan-dorongan biologis tersebut. Ego merupakan eksekutif atau manejer dari kepribadian yang membuat keputusan (decision maker) tentang instink-instink mana yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya atau sebagai sistem kepribadian yang terorganisasi, rasional, dan berorientasi pada prinsip realitas (reality principle). Super ego merupakan komponen moral kepribadian yang terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah.

12 Super ego berfungsi untuk : merintangi dorongan-dorongan id, terutama dorongan seksual dan agresif, karena dalam perwujudannya sangat dikutuk oleh masyarakat, mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan-tujuan moralistik, dan mengejar kesempurnaan (perfection). W.H. Sheldon (Teori Psikologi Konstitusi) Pokok-Pokok Pemikiran W.H Sheldon Struktur tubuh atau jasmani sangat besar pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia. Secara metodologis, Sheldon melakukan pengukuran struktur tubuh secara objektif melalui foto-foto yang telah distandardisasinya. Pengukuran tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan tanda identifikasi biologis, Sheldon menyatakan bahwa faktor genetis dan biologis berperan dalam perkembangan individu dan faktor-faktor itu dapat dikenali melalui sejumlah pengukuran struktur tubuh. GORDON ALLPORT (Teori Keunikan Individu) Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari systempsikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik ataukhas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. KemudianAllport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah tentang antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita. Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan,tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.

13 Kekurangan Allport pada persamaan formal sehingga tidak memadai untuk banyak penelitian, gagal menunjukkan konsep pokok yaitu fungsi otonomi, mengasumsikan adanya diskontinuitas antara hewanmanusia, masa kanak-kanak dan dewasa, normal dan abnormal, menekankan keunikan kepribadian, memberikan perhatian yang terlalu sedikit pada pengaruh sosial, dan faktor situasioanal, serta menggambarkan manusia pada gambaran terlalu positif. HENRY A. MURRAY (Teori Personologi) Fokus teorinya terletak pada individu dengan kompleksitasnya. Kemudian oleh muray diringkas dalam personologi. Murray tidak menekankan secara umum, pentingnya fungsi lingkungan tapi secara khusus merepresentasikan daya daya lingkungan tersebut. Dalam pandangan murray : masa lampau / sejarah individu benar benar sama pentingnya seperti keadaan individu dan lingkungannya pada saat ini. Seperti teori psikoanalisa : faktor yang muncul tingkah laku orang dewasa. Contoh : masalah pada masa kanak-kanak. Kesamaan lain, penekanan pentingnya peranan motivasi tak sadar dan khayalan seseorang. Ciri yang penting dalam teori murray : pembahasan yang sangat rinci tentang adanya motivasi. Struktur kepribadian menurut murray dipengaruhi psikoanalistik meskipun dalam berbagai hal terdapat perbedaan dengan freudian. Dalam memakai kata struktur murray hati hati karena kata struktur konotasinya sifat itu tetap, teratur dan tunduk pada hukum. tapi murray berpendapat bahwa kepribadian biasanya berubah ubah. artinya : kepribadian masa kanak dan dewasa mengalami perubahan perkembangan. ALFRED ALDER (TEORI PSIKOLOGI INDIVIDUAL) STRUKTUR TEORI KEPRIBADIAN ADLER Perjuangan menuju superioritas. Menurut Adler, manusia termotivasi oleh satu alasan utama, alasan tersebut bisa menjadi perasaan inferior dan menjadi superior. Individu memulai hidupnya dengan kelemahan fisik yang menimbulkan perasaan inferioritas. Perasaan inilah yang kemudian menjadi pendorong agar dirinya sukses dan tidak menyerah pada inferioritasnya.

14 Finalisme yang fiktif. Konsep Adler tentang motivasi manusia sangat berlawanan dengan keyakinan Freud. Menurut konsep Adler, perilaku kita ditentukan oleh persepsi kita tentang apa harapan kita untuk mencapai masa depan, bukan pada apa yang telah kita lakukan, atau apa yang kita peroleh di masa lalu. Fenomena psikologis tidak dapat dijelaskan dengan insting, impuls, pengalaman, trauma, tetapi hanya dapat difahami melalui perspektif (seperti juga fenomena) yang telah diperoleh individu sebelumnya, yang menghubungkan seluruh kehidupan untu mencapai cita-cita. Teori Adler dapat menjadi pemandu perilaku kita dalam mencapai cita-cita. Cita-cita adalah mimpi sebab mereka tidak berdasarkan realita. Mereka adalah gambaran ide-ide kita yang mungkin menjadi dasar interpretasi subjektif kita tentang dunia. Mimpi (cita-cita) bukan wujud dari nasib atau takdir. Kesatuan dan konsistensi dalam diri kepribadian. Adler memilih nama psikologi individu (individual psychology) dengan harapan dapat menekankan keyakinan bahwa setiap orang itu unik dan tidak dapat dipecah-pecah. Psikologi individu menekankan pentingnya unitas kepribadian. Pikiran, perasaan, dan kegiatan semuanya diarahkan ke satu tujuan tunggal dan mengejar satu tujuan. Adler (1956) menemukan beberapa ciri operasi secara keseluruhan dengan kesatuan dan konsistensi diri ini. Ciri pertama disebut dengan dialect organ tubuh, Adler mengatakan bahwa setiap manusia pada dasarnya mempunyai kelemahan organis. Berbeda dengan hewan, manusia tidak dilengkapi dengan alat-alat tubuh untuk melawan alam. Kelemahan-kelemahan organis inilah yang justru membuat manusia lebih unggul dari makhluk-makhluk lainnya, karena mendorong manusia untuk melakukan kompensasi (menutupi kelemahan). Ciri kedua kesatuan kepribadian adalah harmoni diantara perilaku sadar dan perilaku bawah sadarnya. Adler (1956) mendefinisikan alam bawah sadar sebagai bagian yang tidak terumuskan dengan jelas atau tidak sepenuhnya dimengerti individu. Pikiran-pikiran sadar adalah pikiran yang dimengerti dan yang dijadikan individu sebagai bantuan berharga bagi perjuangannya menuju keberhasilan, sementara pikiran-pikiran bawah sadar adalah pikiran yang tidak dapat membantunya secara langsung. Perasaan inferioritas dan kompensasi. Adler termasuk pada Neo freudian, konsep utamanya lebih kepada perilaku kompensasi dari perasaan kekurangan diri yang nyata (inferiority compleks) menjadi kepada suatu kemampuan tertentu. Inferiority kompleks ini akan menjadi masalah jika masuk pada kondisi neurotik, sehingga kompensasinya berlebihan. Rasa rendah diri (inferior) mendorong seseorang untuk superior, sehingga individu terdorong (memiliki motivasi yang besar) untuk secara terus-menerus bergerak dari kurang ke lebih, dari bawah ke atas. Sifat rendah diri menurut Adler, adalah sesuatu yang normal, kita semua berawal sebagai mahluk yang lemah dan kecil. Sifat rendah diri muncul secara konstan ketika kita menemukan tugas yang tidak familier dan baru, yang harus dikuasai. Perasaan ini adalah menjadi penyebab semua perkembangan tingkah laku manusia. Minat sosial (social interest). Adler menggambarkan minat sosial sebagai suatu kepedulian dan perhatian tentang kesejahteraan orang lain yang terus menerus, sepanjang hidup, untuk memandu perilaku seseorang. Minat social menurut Adler adalah tanggung jawab seorang ibu, bagaimana seorang ibu memberi pengalaman pertama kepada anaknya mengembangkan anak memperluas minat atau ketertarikan pada orang lain, jika tidak maka anak tidak siap untuk mengatasi masalah di sekitarnya, dan system pendidikan dapat menjadi pengganti peran orang tua dalam melatih anaknya.

15 Gaya hidup (style of life). Adler menyatakan bahwa gaya hidup adalah cara unik kita mencapai tujuan yang telah kita tetapkan dalam hidup kita. Masing masing orang akan mengatur gaya hidupnya agar sesuai dan cocok dengan tujuan akhirnya dan menetukan jalan atau cara untuk memperoleh tujuan tersebut. Diri kreatif. Self kreatif merupakan puncak prestasi Adler sebagai teoris kepribadian. Menurut Adler, self kreatif atau diri kreatif adalah kekuatan ketiga yang paling menentukan tingkah laku (kekuatan pertama dan kedua adalah hereditas dan lingkungan). Daftar Pustaka : S. Hall., Calvin dan Gardner Lindzey, Supratiknya A. (Ed.) Psikologi Kepribadian 1: Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius. Suryabrata, Sumadi Psikologi Kepribadian. Jakarta. Rajawali Pers.

Psikologi Kepribadian I Teori Personologi Henry Murray

Psikologi Kepribadian I Teori Personologi Henry Murray Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Teori Personologi Henry Murray Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Pandangan Murray sangat holistik,

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud

Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud Modul ke: Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pandangan Dasar Manusia Pandangan

Lebih terperinci

UNESA, GROWING WITH CHARACTER BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UNESA, GROWING WITH CHARACTER BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teori Gestalt telah berkembang sejak sekitar abad Ke 19. Dimulai dengan Gestalt I, kemudian berkembang terus hingga menuju ke Gestalt II. Gestalt II ini kemudian memunculkan

Lebih terperinci

Pandangan Teori Perkembangan Psikoanalisis menurut Sigmund Freuds

Pandangan Teori Perkembangan Psikoanalisis menurut Sigmund Freuds Pandangan Teori Perkembangan Psikoanalisis menurut Sigmund Freuds Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (precon scious), dan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Penokohan Penokohan merupakan satu bagian penting dalam membangun sebuah cerita. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Manusia dalam Pandangan Carl G. Jung

Lebih terperinci

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI Subtitle MENGAPA INDIVIDU BERPERILAKU AGRESIF? PENDEKATAN-PENDEKATAN BIOLOGIS PSIKODINAMIKA BEHAVIOR HUMANISTIK KOGNITIF Memandang perilaku dari sudut pandang pemfungsian

Lebih terperinci

PENDEKATAN- PENDEKATAN/ALIRAN DALAM PSIKOLOGI

PENDEKATAN- PENDEKATAN/ALIRAN DALAM PSIKOLOGI PENDEKATAN- PENDEKATAN/ALIRAN DALAM PSIKOLOGI Pendekatan Psikoanalisa Tokoh : Sigmund Freud Lahir di Moravia, 6 Mei 1856. Wafat di London, 23 September 1939 Buku : The Interpretation of Dreams (1900) Tokoh

Lebih terperinci

SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK 913 Kaedah Terapi Minggu 2

SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK 913 Kaedah Terapi Minggu 2 SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK 913 Kaedah Terapi Minggu 2 Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh & Sains Teknologi (UTM) Sinopsis: Kursus ini akan membincangkan

Lebih terperinci

APLIKASI KONSEP-KONSEP PSIKOANALAISIS DALAM KONSELING KELUARGA

APLIKASI KONSEP-KONSEP PSIKOANALAISIS DALAM KONSELING KELUARGA APLIKASI KONSEP-KONSEP PSIKOANALAISIS DALAM KONSELING KELUARGA A. Pendekatan Psikoanalisis Aliran psikoanalisis dipelopori oleh Sigmund Freud pada tahun 1896. Dia mengemukakan bahwa struktur kejiwaan manusia

Lebih terperinci

Carl Jung. Analytical Psychology. Asumsi

Carl Jung. Analytical Psychology. Asumsi Carl Jung Analytical Psychology Asumsi Fenomena yang berhubungan dengan kekuatan gaib atau magis (Occult) yang diturunkan oleh leluhur bisa dan memang berpengaruh pada kehidupan manusia Manusai bukan hanya

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM 1. Aliran Psikoanalisa

PSIKOLOGI UMUM 1. Aliran Psikoanalisa PSIKOLOGI UMUM 1 Aliran Psikoanalisa Sigmund Freud 3 sumber utama yang mempengaruhi gerakan Psikonalisa: 1. Ketidaksadaran Mental events mulai dari yang sama sekali tidak disadari sampai yang jelas disadari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga tergantung dari kultur gebundenheid atau ikatan budaya masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. juga tergantung dari kultur gebundenheid atau ikatan budaya masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dapat didefinisikan dalam berbagai macam definisi. Definisi sastra juga tergantung dari kultur gebundenheid atau ikatan budaya masing-masing masyarakat dan juga

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I. Psikologi Psikologi

Psikologi Kepribadian I. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian I Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 61101 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan pembahasan mengenai pandangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, terdapat beberapa hasil penelitian yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini. Adapun

Lebih terperinci

Alfred Adler. Individual Psychology

Alfred Adler. Individual Psychology Alfred Adler Individual Psychology Manusia lahir dengan tubuh yang lemah dan inferior, suatu kondisi yang mengarah pada perasaan inferior sehingga mengakibatkan ketergantungan kepada orang lain. Manusia

Lebih terperinci

Teori Sigmund Freud. Sejarah hidup, Struktur Kepribadian dan Perkembangan Psikoseksual. Fitriani, S. Psi., MA. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

Teori Sigmund Freud. Sejarah hidup, Struktur Kepribadian dan Perkembangan Psikoseksual. Fitriani, S. Psi., MA. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Modul ke: 08 Wahidah Fakultas PSIKOLOGI Teori Sigmund Freud Sejarah hidup, Struktur Kepribadian dan Perkembangan Psikoseksual Fitriani, S. Psi., MA. Program Studi PSIKOLOGI Bagian Isi Apa itu Kepribadian?

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif

Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Modul ke: Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Teori Kepribadian Freud Teori Neo Freud Gaya Hidup Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Freud s Psychoanalytic Theories

Freud s Psychoanalytic Theories Modul ke: 02Fakultas Erna PSIKOLOGI Freud s Psychoanalytic Theories Multahada, S.HI., S.Psi., M.Si Program Studi Psikologi Freud (1856-1939) Pendekatan Dinamis Dinamakan juga : Energi psikis, energi dorongan,

Lebih terperinci

FASE PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MANUSIA

FASE PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MANUSIA FASE PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MANUSIA Fase fase Kepribadian Sigmund Freud yakin bahwa struktur dasar kepribadian sudah terbentuk pada usia 5 tahun dan perkembangan kepribadian sesuda usia 5 tahun sebagian

Lebih terperinci

CARL GUSTAV JUNG (PSIKOANALITIK)

CARL GUSTAV JUNG (PSIKOANALITIK) CARL GUSTAV JUNG (PSIKOANALITIK) Carl Gustav Jung dilahirkan pada tanggal 26 Juli 1875 di Kesswyl (Switzerland) dan wafat pada tanggal 6 Juni 1961 di Kusnacht (Switzerland). Dimasa kanak-kanak Jung sudah

Lebih terperinci

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Definisi dan Manfaat Psikologi Komunikasi Karakteristik

Lebih terperinci

MAKALAH Pemikiran Alder dan Jung. Mata Kuliah : Sejarah Aliran Psikologi Dosen Pengampu : Dewi Khurun Aini, M. A

MAKALAH Pemikiran Alder dan Jung. Mata Kuliah : Sejarah Aliran Psikologi Dosen Pengampu : Dewi Khurun Aini, M. A MAKALAH Pemikiran Alder dan Jung Mata Kuliah : Sejarah Aliran Psikologi Dosen Pengampu : Dewi Khurun Aini, M. A Disusun oleh : Bagas Rizal Firmansyah ( 1707016076 ) Dwi Uji Astuti ( 1707016052 ) Khoirurrozikin

Lebih terperinci

Psikologi muncul sebagai ilmu pengetahuan di Jerman (psikologi asosiasi) Filsafat Descartes: cogito ergo sum saya berfikir maka saya ada.

Psikologi muncul sebagai ilmu pengetahuan di Jerman (psikologi asosiasi) Filsafat Descartes: cogito ergo sum saya berfikir maka saya ada. PSIKOANALISIS Psikologi muncul sebagai ilmu pengetahuan di Jerman (psikologi asosiasi) Filsafat Descartes: cogito ergo sum saya berfikir maka saya ada. Obyek psikologi adalah kesadaran orang normal. Tugas

Lebih terperinci

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Modul ke: Pendekatan Psikoanalisa Fakultas Psikologi Dra. Anna Amanah, Psi., MSi. Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Alur Isi Frans Anton Mesmer 1734

Lebih terperinci

Fenomenologi Intuitif Carl Rogers: Psikolog (Aliran Humanisme) D. Tiala (pengampu kuliah Psikoterapi dan Konseling Lintas Budaya)

Fenomenologi Intuitif Carl Rogers: Psikolog (Aliran Humanisme) D. Tiala (pengampu kuliah Psikoterapi dan Konseling Lintas Budaya) Fenomenologi Intuitif Carl Rogers: Psikolog (Aliran Humanisme) D. Tiala (pengampu kuliah Psikoterapi dan Konseling Lintas Budaya) Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios,

Lebih terperinci

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Modul ke: Psikologi Modern Fakultas Psikologi Dra. Anna Amanah, Psi., MSi. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi Psikologi Modern Teori-teori kepribadian modern

Lebih terperinci

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN 137 BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Konsep mimpi Sigmund Freud. Mimpi adalah produk psikis yang dianggap sebagai konflik antara daya-daya psikis. Dengan menganalisis mimpi maka dapat mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situ, acap kali sebuah novel merupakan hasil endapan pengalaman pengarang. yang sarat dengan perenungan akan kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. situ, acap kali sebuah novel merupakan hasil endapan pengalaman pengarang. yang sarat dengan perenungan akan kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Novel sebagai sebuah entitas karya sastra berusaha mengisahkan sesuatu melalui tokoh-tokoh rekaan yang ada dalam sebuah cerita. Tidak hanya sampai di situ,

Lebih terperinci

Psikoanalisa. CG. Jung

Psikoanalisa. CG. Jung Psikoanalisa CG. Jung KEPRIBADIAN Keseluruhan pikiran, perasaan, dan tingkah laku, baik sadar maupun tidak sadar. Kepribadian ini berfungsi untuk membimbing orang menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I

Psikologi Kepribadian I MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian I Psikologi Kepribadian I Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 15 61101 Agustini, M.Psi., Psikolog Abstract Dalam perkuliahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kognitif anak-anak ialah kreatif, bebas dan penuh imajinasi. Imajinasi anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

Lebih terperinci

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77 BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN A. Temuan Penelitian Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

Lebih terperinci

PENGANTAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MASLOW. 02/02/2016

PENGANTAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MASLOW. 02/02/2016 PENGANTAR SEKITAR TAHUN 1950, ABRAHAM MASLOW (PSIKOLOG DARI AMERIKA) MENGEMBANGKAN TEORI TENTANG KEBUTUHAN DASAR MANUSIA YANG DIKENAL DENGAN ISTILAH HIERARKI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MASLOW. 1 HIERARKI

Lebih terperinci

Reality Therapy. William Glasser

Reality Therapy. William Glasser Reality Therapy William Glasser 1. Latar Belakang Sejarah William Glasser lahir tahun 1925, mendapatkan pendidikan di Cleveland dan menyelesaikan sekolah dokter di Case Western Reserve University pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai seni kreatif

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI KEPRIBADIAN 1 KODE MATAKULIAH / SKS = MKK / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI KEPRIBADIAN 1 KODE MATAKULIAH / SKS = MKK / 2 SKS TIU : Agar mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai serta teori-teori psikologi 1 Hakekat Psikologi Kepribadian 1. Macam-macam istilah Psikologi Kepribadian pengertian watak, tempe ramen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri kehidupan. Komitmen laki-laki dan perempuan untuk menjalani sebagian kecil

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : Rachmat Al Fajar F 100 950 017 /

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang memuaskan sehingga banyak sastrawan yang mencoba membuat batasan-batasan

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang memuaskan sehingga banyak sastrawan yang mencoba membuat batasan-batasan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Kesusastraan Pertanyaan mengenai apa itu sastra selama ini belum juga mendapatkan jawaban yang memuaskan sehingga banyak sastrawan yang mencoba membuat batasan-batasan mengenai

Lebih terperinci

MODEL TERAPI KONSELING. Teori dan Praktek

MODEL TERAPI KONSELING. Teori dan Praktek MODEL TERAPI KONSELING Teori dan Praktek Ragam model terapi konseling Terapi Psikoanalitik / Freud, Jung, Adler Terapi Eksistensial humanistik / May, Maslow, Frank Jourard Terapi Client-Centered / Carl

Lebih terperinci

ZHAFRAN FADHIL DAMARA ( ) ANNISA WIDYA SARI ( MUH. RAHMAT FAHREZA ( )

ZHAFRAN FADHIL DAMARA ( ) ANNISA WIDYA SARI ( MUH. RAHMAT FAHREZA ( ) TUGAS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN ALFRED ADLER (INTI TEORI, STRUKTUR KEPRIBADIAN DAN DINAMIKA KEPRIBADIAN) ZHAFRAN FADHIL DAMARA (1471042015) ANNISA WIDYA SARI (14710420 MUH. RAHMAT FAHREZA (1371041032) FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orangtua Pola asuh orangtua merupakan interaksi antara anak dan orangtua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orangtua mendidik, membimbing,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Pendekatan Biologi-saraf Pendekatan Perilaku Pendekatan Kognitif Pendekatan Psikoanalitik Pendekatan Phenomenologi Sub disiplin Psikologi

Lebih terperinci

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya Definisi : Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya Koma = keadaan bawah sadar dimana orang tsb tidak dapat dibangunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memberi dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:725) Konsep merupakan (1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan kejiwaan itu terjadi karena tidak terkendalinya emosi dan perasaan dalam diri. Tidak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sikap (Attitude) 2.1.1 Definisi Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Berdasarkan batasan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Panti sosial asuhan anak menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (2004:4) adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada empatkonsep yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu pergolakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada empatkonsep yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu pergolakan BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ada empatkonsep yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu pergolakan jiwa,tokoh utama, kecemasan, dan struktur kepribadian. 2.1.1 Pergolakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II. A. DUKUNGAN SOSIAL II. A. 1. Definisi Dukungan Sosial Menurut Orford (1992), dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami

Lebih terperinci

kepada terapis, kemudian terapis memberikan interpretasi melalui arahan-arahan saat proses terapi berlangsung, yang memunculkan insight untuk pasien.

kepada terapis, kemudian terapis memberikan interpretasi melalui arahan-arahan saat proses terapi berlangsung, yang memunculkan insight untuk pasien. 1. Pemikiran Freud Yang Berevoulsi Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persepsi 2.1.1. Definisi Persepsi Menurut Chaplin (2008) persepsi adalah proses atau hasil menjadi paham atas keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Madya dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Setiap fase

Lebih terperinci

PERSPEKTIF DAN MAKNA PENDEKATAN KONSELING

PERSPEKTIF DAN MAKNA PENDEKATAN KONSELING PERSPEKTIF DAN MAKNA PENDEKATAN KONSELING Esensi Konseling Suatu proses hubungan untuk membantu orang lain, yang terbangun dalam suatu hubungan tatap muka antara dua orang individu (klien yang menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa sebagai salah satu kaum intelektual banyak menorehkan cerita dalam kehidupan sehari hari. Mulai dari cerita akademik hingga kehidupan kesehariannya yang senantiasa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ditemukan tujuh novel yang menghadirkan citra guru dan memiliki tokoh guru, baik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ditemukan tujuh novel yang menghadirkan citra guru dan memiliki tokoh guru, baik 347 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam karya sastra Indonesia modern pascaproklamasi kemerdekaan ditemukan tujuh novel yang menghadirkan citra guru dan memiliki tokoh guru, baik sebagai tokoh

Lebih terperinci

PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA BY: BASYARIAH LUBIS, AMKeb, sst, mkes Makhluk Yang Utuh atau paduan dari unsur biologis, psikologis, sosial & Spiritual. Makhluk Biologis : Sistem organ tubuh Lahir, tumbang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus bunuh diri atau dalam psikologi disebut suicide di Indonesia semakin mewabah. Pada tahun 2000, Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan sekitar 1 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dipandang sebagai proses yang dinamis yang dipengaruhi oleh sifat bakat seseorang dan pengaruh lingkungan dalam menentukan tingkah laku apa yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya

BAB II LANDASAN TEORI. Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Sebelumnya Seperti beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dan realitas sosial (semua menyangkut aspek kehidupan manusia) yang

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dan realitas sosial (semua menyangkut aspek kehidupan manusia) yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra lahir disebabkan oleh dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya, perhatian besar terhadap masalah manusia dan kemanusiaan serta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar pelitian. Berikut adalah beberapa teori yang terkait sesuai dengan penelitian ini. 2.1 Anxiety (Kecemasan)

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih banyak daripada anak yang tidak mengalaminya, tetapi mereka memiliki gejala yang lebih sedikit dibandingkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi

Lebih terperinci

Membangkitkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar. (Peace Of Mind)

Membangkitkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar. (Peace Of Mind) Review Buku Peace of Mind 1 Membangkitkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar (Peace Of Mind) Otak merupakan organ dalam tubuh manusia yang sangat penting. Otak merupakan anugerah istimewa dari sang pemberi hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang sastra dan budaya. Selain itu, Jepang juga melahirkan banyak penulis berbakat. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian

Psikologi Kepribadian MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian I Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 09 61101 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai pembahasan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap orang pasti akan mengalami banyak masalah dalam kehidupannya. Salah satu masalah yang harus dihadapi adalah bagaimana seseorang dapat beradaptasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan

Lebih terperinci

Pengambilan Keputusan Manajerial

Pengambilan Keputusan Manajerial MODUL PERKULIAHAN Pengambilan Keputusan Manajerial Modul Final Semester Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Tatap Muka 10 Kode MK MK Disusun Oleh, ST, MBA Abstract Kompetensi Mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI,edisi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI,edisi BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

KESADARAN Rah a ay a u G i G n i in i ta t s a a s s a i s

KESADARAN Rah a ay a u G i G n i in i ta t s a a s s a i s KESADARAN Rahayu Ginintasasi A. Pengertian Kesadaran Secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness). Kesadaran juga bisa diartikan sebagai kondisi dimana seorang individu memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya. 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu

Lebih terperinci

Kepribadian dan Perilaku Konsumen

Kepribadian dan Perilaku Konsumen Kepribadian dan Perilaku Konsumen Definisi Kepribadian adalah ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang berespon terhadap lingkungannya Kepribadian cenderung mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya tulis, namun yang lebih penting dari tulisan tersebut adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya sastra bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami perubahan-perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepribadian merupakan suatu susunan sistem psikis dan fisik yang saling berinteraksi dalam mengarahkan tingkah laku yang kompleks dan dinamis dalam setiap individu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program

BAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diselenggarakan dalam tiga jenis; pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal adalah kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial. Di dunia ini, tidak ada manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial. Di dunia ini, tidak ada manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial. Di dunia ini, tidak ada manusia yang bisa hidup seorang diri tanpa bantuan orang lain. Mereka membutuhkan orang lain untuk memenuhi

Lebih terperinci

Latar belakang C.G. Jung

Latar belakang C.G. Jung Carl Gustav Jung (Psikoanalitik) (26 Juli 1875 6 Juni 1961) Latar belakang C.G. Jung Lahir 6 Juli 1875 di Swiss ( Ayahnya seorang pendeta). Seorang psikiater (kedokteran) Teori : psikoanalitik (psikologi

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan kesempatan untuk pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan kesempatan untuk pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja dalam masyarakat industri modern adalah peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja berlangsung dari usia 10 atau 11 tahun sampai

Lebih terperinci

KONSEPTUAL MODEL KEPERAWATAN JIWA

KONSEPTUAL MODEL KEPERAWATAN JIWA KONSEPTUAL MODEL KEPERAWATAN JIWA Ns. Wahyu Ekowati MKep., Sp Jiwa 1 TUJUAN PEMBELAJARAN Memahami konseptual model dalam keperawatan jiwa Memahami konsep dasar masing masing model konseptual keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada umumnya adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada umumnya adalah usaha sadar dan terencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada umumnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI INDIVIDUAL ALFRED ADLER

PSIKOLOGI INDIVIDUAL ALFRED ADLER PSIKOLOGI INDIVIDUAL ALFRED ADLER BIOGRAFI SINGKAT Alfred Adler dilahirkan di Wina pada tanggal 9 Pebruari 1870, Dia menyelesaikan studinya dalam lapangan kedokteran pada Universitas Wina pada tahun 1895.

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat

Bab 4. Simpulan dan Saran. Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat Bab 4 Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat pada tokoh utama Pasien 23 dalam cerpen Kappa karya Akutagawa Ryunosuke. Akutagawa Ryunosuke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang sangat luar biasa, karena anak akan menjadi generasi penerus dalam keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang sangat luar biasa, karena anak akan menjadi generasi penerus dalam keluarga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memiliki anak yang sehat dan memiliki tumbuh kembang yang baik merupakan dambaan bagi setiap pasangan suami istri yang telah menikah. Anak merupakan berkah yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat memasuki hutan makin ke dalam makin lebat dan belantara, ada peristiwa suka dan duka, dan berbagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak

Lebih terperinci

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA Oleh: Alva Nadia Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-3, dengan Tema: Kekerasan Pada Anak: Efek Psikis, Fisik, dan Tinjauan Agama Dunia Maya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang diekspresikan dalam wujud media tulis. Untuk itu, karya sastra dihasilkan melalui imajinasi dan

Lebih terperinci