Perancangan Clustering Data Menggunakan Algortima K-Means Berbasis Heatmap (Studi Kasus : Provinsi Papua Barat)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perancangan Clustering Data Menggunakan Algortima K-Means Berbasis Heatmap (Studi Kasus : Provinsi Papua Barat)"

Transkripsi

1 Perancangan Clustering Data Menggunakan Algortima K-Means Berbasis Heatmap (Studi Kasus : Provinsi Papua Barat) 1 ) Sylvia Pretty Tulus, 2) Hendry Program Studi Teknik Infromatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro Salatiga 1) tulussylvia@gmail.com, 2) hendry@staff.uksw.edu Abstract Clustering is one of the methods that can be used to manage data by grouping the data into a particular cluster. K-Means algorithm is used to classify objects based on attribute into K cluster, where K is a positive integer. The type of data used to cluster in this research is spatial data. Spatial data will be normalized to Cartesian form and then processed by clustering. Once the data processed, they will be displayed in a visual form using Heatmap. Heatmap uses red to display objects with a maximum level of intensity and blue for the minimum. As a case study, this research is applied to mineral potential in the Province of West Papua. Keywords : Clustering, K-Means Algorithm, Heatmap 1. Pendahuluan Data merupakan sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh melalui observasi terhadap suatu obyek. Data dapat berupa angka, lambang atau sifat [1]. Pertumbuhan data yang makin pesat setiap harinya jika tidak dimanfaatkan dengan baik akan tertimbun sia-sia. Oleh karena itu, data perlu dikelola dengan baik melalui berbagai cara agar dapat menjadi informasi yang berguna. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelola data, salah satunya adalah clustering. Clustering merupakan kegiatan mengelompokkan objek ke dalam suatu cluster, sehingga objek pada suatu cluster memiliki kemiripan yang besar dengan objek lain pada cluster yang sama dan berbeda dengan objek pada cluster lainnya. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengembangkan metode clustering antara lain metode parsial dan metode hirarki. Metode parsial mengorganisir sejumlah data tertentu ke dalam kelompok yang lebih spesifik atau cluster, sedangkan metode hirarki clustering mengelompokkan objek data ke dalam sebuah hirarki atau pohon cluster [2]. Papua Barat sebagai salah satu Provinsi di Indonesia yang berpotensi menghasilkan bahan tambang menjadi wilayah yang diminati oleh para investor untuk menanam sahamnya. Setiap bahan tambang mempunyai karakteristik yang berbeda. Seringkali hal ini menjadi kendala bagi investor untuk mengambil keputusan dalam menentukan daerah yang akan digunakan sebagai wilayah usahanya di Provinsi tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya clustering mengenai data tersebut agar 101

2 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan analisis untuk membantu dalam menentukan pengambilan keputusan kedepannya. Dalam penelitian ini, akan dilakukan clustering data menggunakan metode parsial. Algoritma yang digunakan untuk melakukan proses clustering adalah Algoritma K-Means. Data yang akan dikelompokkan dalam penelitian ini adalah data potensi hasil tambang di Provinsi Papua Barat. Data yang digunakan dalam proses clustering berupa data spasial dan kemudian akan dinormalisasi dalam bentuk Kartesius. Setelah dinormalisasi, data tersebut dikelompokkan melalui clustering kemudian dikembalikan dalam bentuk spasial dan disajikan secara visual berbasis Heatmap. Provinsi Papua Barat sebagai daerah berkembang memerlukan media yang dapat digunakan untuk mengenalkan kekayaan alam yang dimiliki. Salah satu media yang dapat digunakan serta dapat diakses oleh banyak pihak adalah web. Oleh rena itu, clustering yang dilakukan akan ditampilkan dalam sebuah aplikasi web. Daerah yang berpotensi untuk menghasilkan hasil tambang yang banyak akan ditampilkan Heatmap dengan warna merah dan yang kurang akan dengan warna biru. 2. Kajian Pustaka Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dalam penelitian ini berjudul Penentuan Wilayah Usaha Pertambangan Menggunakan Metode Fuzzy K-Mean Clustering Berbasis Sistem Informasi Geografi. Pada penelitian ini, metode Fuzzy K-Mean Clustering diterapkan pada penentuan wilayah usaha pertambangan di Kabuapten Trenggalek, Jawa Timur. Hasil dari penerapan metode tersebut adalah segmentasi wilayah usaha pertambangan yang dapat menggambarkan karakteristik bahan galian pada setiap kelompoknya, sehingga selain dapat mempermudah penetapan rencana umum tata ruang daerah dalam pengalokasian wilayah usaha pertambangan bahan galian, hasil segmentasi ini juga dapat mempermudah peminat dan pelaku usaha tambang dalam memilih wilayah kegiatan usaha tambang yang prospek di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur [3]. Penelitian yang berjudul Sistem Market Basket Untuk Menentukan Tata Letak Produk Pada Suatu Swalayan Menggunakan Algoritma K-Means Clustering juga merupakan salah satu penilitian yang berkaitan dengan penilitian ini. Market basket analysis adalah salah satu teknik data mining yang dapat menemukan pola yang berupa produk-produk yang sering dibeli bersamaan dalam sebuah transaksi. Dalam penelitian tersebut, dijelaskan bagaimana market basket analysis dengan menggunakan Algoritma K-Means clustering berdasarkan kebiasaan konsumen berbelanja untuk menghasilkan suatu model tata letak produk. Algoritma K-Means clustering digunakan untuk membagi data ke dalam cluster sehingga data yang memiliki karakteristik yang sama dikelompokkan ke dalam satu cluster yang sama dan data yang mempunyai karakteristik berbeda dikelompokkan ke dalam cluster lain. Hasil dari penelitian tersebut adalah sebuah model tata letak produk yang dapat digunakan oleh pihak manajemen swalayan [4]. Penelitian lain yang berkaitan dalam penelitian ini berjudul Implementasi Metode Heatmap 2-D Untuk Visualisasi Data Terdistribusi. Penelitian ini membuat 102

3 Perancangan Clustering Data (Tulus dan Hendry) aplikasi sebagai alat bantu untuk menampilkan data terdistribusi dalam bentuk visual sehingga lebih menarik dan mudah dibaca. Adapun aplikasi ini dibuat dengan tujuan mempermudah pengguna dalam mencari data dalam basis data XML serta mudah dalam mengambil kesimpulan dan atau keputusan manajerial [5]. Mengacu pada penelitian terdahulu, maka akan dilakukan penelitian yang berjudul Perancangan dan Implementasi Clustering Data Menggunakan Algoritma K-Means Berbasis Heatmap. Dalam penelitian ini, data yang akan dikelompokkan adalah data spasial dari peta sebaran potensi bahan tambang di Provinsi Papua Barat kemudian disajikan dalam sebuah aplikasi web menggunakan Heatmap. Clustering merupakan salah satu teknik dalam data mining. Clustering membagi objek ke dalam kelompok atau cluster tertentu, sehingga objek dalam suatu cluster memiliki kemiripan dengan objek lain dalam cluster yang sama dan berbeda dengan objek pada cluster yang lain. Kemiripan objek umumnya didefinisikan berdasarkan jarak kedekatan antar objek yang ditentukan melalui fungsi jarak [2]. Gambar 1 Clustering dalam ruang dua dimensi. (a) Insialisasi Data; (b) Data dalam tiga cluster; (c) Data dalam empat cluster [6] Pada Gambar 1 terdapat sembilan objek yang akan dikelompokkan. Gambar 1(b) menggambarkan kesembilan objek tersebut dikelompokkan menjadi tiga cluster, objek yang saling berdekatan dikelompokkan dalam satu cluster yang sama. Sedangkan pada Gambar 1(c), terlihat kesembilan objek yang ada dikelompokkan menjadi empat cluster. Secara umum metode clustering dapat dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain metode parsial dan metode hirarki [2]. 1. Metode Parsial adalah metode clustering yang sederhana dan merupakan konsep dasar dari analisis cluster. Metode parsial mengorganisir sejumlah data tertentu ke dalam kelompok yang lebih spesifik atau cluster. Jumlah cluster yang diberikan merupakan parameter untuk memulai metode parsial. Secara formal, pemberian sejumlah data (D) dari n objek dan jumlah cluster (K) untuk melakukan proses clustering. Sebuah algortima partisi mengorganisir objek ke dalam partisi K dengan K d n, sehingga setiap partisi mewakili sebuah cluster. Cluster dibentuk untuk mengoptimalkan sebuah tujuan pembagian kriteria, seperti fungsi perbedaan berdasarkan jarak, sehingga objek dalam satu cluster mirip dengan objek lain dalam cluster tersebut, dan berbeda dengan objek di cluster lain. Algoritma yang sering digunakan dalam metode parsial ini adalah Algoritma K- Medoids dan K-Means. 103

4 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : Metode Hirarki dalam clustering mengelompokkan objek data ke dalam sebuah hirarki atau pohon cluster. Objek data yang ditampilkan dalam bentuk sebuah hirarki berguna untuk penyimpulan atau peringkasan serta penyajian data. Sebagai contoh, seorang manajer sumber daya manusia di perusahaan X dapat mengorganisir karyawannya ke dalam kelompok besar seperti eksekutif, manajer dan staf. Selain itu, pengelompokan tersebut dapat dilanjutkan menjadi sub kelompok yang lebih kecil. Misalnya kelompok umum untuk semua staf dapat dibagi menjadi sub kelompok pegawai senior, pegawai dan pegawai yang masih dalam masa percobaan. Setelah melakukan pengelompokan, maka sebuah hirarki dapat terbentuk. Berdasarkan hirarki tersebut, proses penarikan kesimpulan atau klasifikasi data dapat dilakukan dengan mudah. Euclidean distance adalah metrika yang sering digunakan untuk menghitung kesamaan dua vektor. Euclidean distance menghitung akar dari kuadarat perbedaan dua vektor [7]. Semakin besar jarak antara dua vektor, maka tingkat kesamaan atau kemiripannya kecil. Sebaliknya, semakin kecil jarak antara dua vektor, maka tingkat kesamaan atau kemiripannya besar. Rumus Euclidean distance adalah sebagai berikut : Gambar 2 Rumus Euclidean Distance [7] Pustaka lain yang mendukung penelitian ini adalah mengenai algoritma K- Means. Algoritma K-Means merupakan salah satu teknik pengelompokan data yang sering digunakan. K-Means mengelompokkan objek yang mirip dalam cluster yang sama. Gambaran umum dari algoritma tersebut adalah sebagai berikut [8] : 1. Menentukan nilai K atau jumlah cluster yang diinginkan serta menentukan centroid atau pusat cluster. Centroid ditentukan secara acak dari objek data yang ada sesuai dengan nilai K, jika nilai K adalah dua maka centroid yang ditentukan juga dua. 2. Membagi setiap objek ke dalam cluster yang paling mirip. Cluster yang paling mirip adalah cluster dengan centroid terdekat. Perhitungan kedekatan antara objek dengan centroid dapat dilakukan menggunakan fungsi jarak, seperti Euclidean Distance. 3. Menghitung ulang K cluster dengan rata-rata dari semua objek yang diberikan untuk tiap cluster. 4. Ulangi langkah kedua dan ketiga sampai tidak ada lagi objek yang berpindah cluster. Heatmap digunakan untuk menggambarkan distribusi dan kepadatan titik pada peta. Heatmap memudahkan viewer untuk memahami distribusi dan intensitas relatif titik data pada peta. Distribusi data pada Heatmap diwakilkan menggunakan warna [9]. 104

5 Perancangan Clustering Data (Tulus dan Hendry) 3. Metode dan Perancangan Pada penelitian ini, dilakukan beberapa tahapan yang saling berkaitan antara satu tahap dengan tahap lainnya. Flowchart tahapan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3 [10]. Gambar 3 Flowchart Tahapan Penelitian [10] Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah identifikasi masalah. Identifikasi masalah dilakukan untuk melihat dengan jelas tujuan dan sasaran dari penelitian yang akan dilakukan. Masalah penelitian dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain sisi waktu, biaya maupun kontribusi diberikan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tahap selanjutnya adalah perumusan masalah. Perumusan masalah perlu dilakukan agar proses penelitian lebih terarah sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan. Pada penelitian ini, masalah dirumuskan dalam suatu bentuk pertanyaan yang singkat sehingga dapat memberikan petunjuk untuk pengumpulan data serta pencarian metode yang tepat untuk pemecahan masalah tersebut. Setelah merumuskan masalah, tahap berikutnya yang dilakukan adalah penelusuran pustaka. Pada tahap ini dilakukan pencarian pustaka dan pengumpulan informasi yang berhubungan dengan penelitian. Penelusuran pustaka berguna untuk menghindari duplikasi dari pelaksanaan penelitian. Tahap berikutnya yaitu rancangan penelitian. Rancangan penelitian merupakan rencana menyuluruh dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Adapun rancangan penelitian dari penelitian ini adalah rentang waktu penelitian dilakukan, teknik pengumpulan data dan pengolahan data. Data yang dikumpulkam dalam tahap pengumpulan data ini meruapakan data sekunder yang diperoleh melalui wawancara di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua Barat untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini. 105

6 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : Data yang dihasilkan dari pengumpulan data tersebut berupa peta sebaran potensi tambang di Provinsi Papua Barat. Data tersebut kemudian diolah melalui tahap pengujian pada sistem yang akan dibangun. Adapun metode perancangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Waterfall. Pendekatan model ini sistematis dan dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing / verification, dan maintenance. Secara umum tahapan pada model Waterfall ditunjukkan pada Gambar 4 [11]. Gambar 4 Model Waterfall [11] Seperti yang terlihat pada Gambar 4, tahapan pertama yang dilakukan dalam model Waterfall adalah analisis kebutuhan sistem. Pada tahap ini dilakukan identifikasi kebutuhan data yang akan dibutuhkan sistetm yaitu data spasial. Data tersebut diperoleh melalui tahap pengumpulan data dari tahapan penelitian yang dilakukan. Tahapan kedua dari model Waterfall adalah desain sistem. Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem serta perancangan user interface dari aplikasi yang akan dibangun. Perancangan dibuat menggunakan Unified Modeling Language (UML). Adapun diagram yang dibuat adalah Use Case Diagram dan Activity Diagram. Use Case Diagram menggambarkan interaksi yang terjadi antara aktor dengan sistem. Use Case Diagram dari sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Use Case Diagram Sistem Pada Gambar 5 terlihat bahwa terdapat satu aktor yaitu user dan beberapa interaksi yang dapat dilakukan oleh aktor tersebut. Interaksi yang dapat dilakukan oleh aktor adalah mengunduh file yang disediakan sistem sebagai contoh file yang 106

7 Perancangan Clustering Data (Tulus dan Hendry) dapat digunakan untuk melakukan proses clustering, melakukan clustering, melihat peta setelah melakukan clustering, menambah data latitude dan longitude pada peta. Dalam interaksi menambah data latitude dan longitude, user dapat menambah data baru pada peta yang sudah ada sebelumnya dan kemudian akan dilakukan clustering ulang pada data yang baru. Selain Use Case Diagram, terdapat juga Activity Diagram. Activity Diagram menggambarkan alur aktivitas yang dapat dilakukan oleh aktor mulai dari awal hingga berakhirnya suatu use case. Pada bagian ini, Activity Diagram yang akan dibahas yaitu aktivitas dari use case melakukan clustering berdasarkan Use Case Diagram pada Gambar 5. Activity Diagram dari use case tersebut dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Activity Diagram Melakukan Clustering Activity Diagram pada Gambar 6 menggambarkan bahwa user dapat melakukan clustering dengan mengisi data pada form proses clustering yang ditampilkan oleh sistem terlebih dahulu. Adapun data yang harus diisi berupa jumlah cluster yang diingikan user serta file yang berisi data mengenai objek yang akan dikelompokkan yaitu nama objek, latitude dan longitude. Setelah user mengisi data pada form proses clustering, sistem akan melakukan validasi terhadap data tersebut. Jika data yang dimasukkan benar, sistem akan mengunggah file yang dimasukkan terlebih dahulu kemudian melakukan proses clustering. Namun jika data yang dimasukkan salah, sistem akan meminta user untuk mengisi data kembali. Selain perancangan sistem, perancangan user interface juga dilakukan agar pembuatan aplikasi lebih mudah dan terarah. Terdapat empat user interface yang dirancang, yaitu user interface untuk beranda, user interface untuk clustering, user interface untuk menampilkan hasil clustering dan user interface untuk menampilkan peta. Perancangan user interface beranda dari aplikasi yang akan dibangun dapat dilihat pada Gambar

8 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : Gambar 7 User Interface Beranda Pada Gambar 7, terlihat bahwa terdapat beberapa sub menu dari menu utama Beranda yaitu Clustering, Algoritma K-Means dan Heatmap. Masing-masing sub menu tersebut berisi definisi dari tiap sub menu itu sendiri. Selain Beranda, terdapat juga menu utama Clustering dengan tampilan seperti pada Gambar 8. Gambar 8 User Interface Clustering Gambar 8 merupakan rancangan user interface dari menu utama Clustering. Terdapat dua sub menu yaitu download file dan Proses clustering pada menu clustering. Sub menu download file berisi file yang dapat diunduh oleh user untuk mengisi data latitude dan longitude dari peta daerah yang akan dikelompokkan. Proses clustering dilakukan melalui sub menu Proses Clustering. Rancangan user interface untuk proses clustering dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 User Interface Proses Clustering 108

9 Perancangan Clustering Data (Tulus dan Hendry) Ketika user memilih sub menu Proses clustering melalui menu utama Clustering, user akan diarahkan ke halaman dengan user interface seperti pada Gambar 9. Pada Gambar 8 terdapat sebuah form yang harus dilengkapi oleh user untuk melakukan proses clustering. User harus memasukkan jumlah cluster yang diinginkan dalam proses clustering dengan jumlah cluster tersebut harus lebih dari nol dan bernilai positif. Kemudian user juga harus mengunggah file yang datanya akan diambil untuk proses clustering dengan menekan tombol UNGGAH. Setelah file berhasil diunggah, user dapat menekan tombol PROSES untuk melakukan clustering. Selanjutnya, ketika proses clustering berhasil dilakukan user akan diarahkan pada halaman dengan user interface seperti pada Gambar 10. Gambar 10 User Interface Hasil Clustering Gambar 10 menunjukkan perancangan user interface untuk hasil dari proses clustering yang dilakukan. Selain itu, juga terdapat sebuah link yang dapat digunakan untuk melihat peta setelah clustering. User interface untuk menampilkan peta tersebut dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11 User Interface Lihat Peta 109

10 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : Gambar 11 merupakan rancangan user interface untuk melihat peta hasil clustering dari data yang dimasukkan. Selain itu, terdapat juga form yang dapat digunakan jika user ingin menambah data baru untuk clustering. User hanya perlu mengarahkan kursor pada titik yang diinginkan kemudian klik kiri pada mouse maka latitude dan longitude dari titik yang diingikan akan muncul pada kolom yang tersedia. Kolom nama objek dapat digunakan untuk mengisi nama dari objek baru yang diingikan. Setelah mengisi data pada form yang tersedia, user dapat menekan tombol TAMBAH untuk menambah data baru. Sebelum lanjut ke tahap berikutnya dari model Waterfall, pada tahap ini juga dilakukan perancangan untuk alur proses clustering data. Perancangan ini dilakukan dengan membuat flowchart program mulai dari normalisasi data spasial sampai ditampilkan kembali menggunakan Heatmap. Hal ini dilakukan agar penulisan kode program pada tahap selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih terstruktur. Flowchart untuk perancangan tersebut dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12 Flowchart Program Gambar 12 merupakan flowchart dari program yang akan dibuat. Sebelum melakukan clustering, user harus memberikan inputan terlebih dahulu yaitu data yang akan dikelompokkan. Data yang diberikan berupa data spasial. Kemudian, program akan melakukan normalisasi terhadap data spasial tersebut. Setelah itu, data yang telah dinormalisasi akan dikelompokkan melalui proses clustering menggunakan Algoritma K-Means. Selanjutnya, data tersebut akan dikembalikan ke dalam bentuk spasial dan kemudian ditampilkan dalam bentuk peta menggunakan Heatmap. Setelah selesai melakukan desain sistem dan perancangan user interface serta perancangan alur program, tahap ketiga dalam model Waterfall adalah penulisan kode program. Pada tahap ini dilakukan implementasi pada perancangan yang telah dibuat. Implementasi dilakukan dengan menulis kode program menggunakan PHP, CSS dan Javascript. Tahapan berikutnya dari tahapan penelitian adalah pengolahan data. Dalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan melalui tahap pengujian program pada model Waterfall. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian dengan Black Box Testing. Black Box Testing bisa juga disebut dengan functional testing, sebab pengujian dilakukan pada tiap fungsi yang ada pada program [12]. Hasil dari pengolahan data 110

11 Perancangan Clustering Data (Tulus dan Hendry) yang dilakukan melalui proses pengujian akan digunakan dalam tahap penyimpulan hasil sebagai kesimpulan dari penelitian. Tahap terakhir dari model Waterfall adalah perawatan program. Pada tahap ini dilakukan pemeliharaan terhadap aplikasi yang dibuat. Bentuk pemeliharaan yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaharui aplikasi atau membuat versi yang baru untuk aplikasi ini. 4. Hasil dan Pembahasan Pada bagian hasil dan pembahasan akan dibahas penerapan dari tiap perancangan yang sudah dibangun. Adapun hasil penerapan yang akan dibahas antara lain proses melakukan clustering dan bagaimana menampilkan hasil clustering tersebut menggunakan Heatmap dengan PHP dan Javascript. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai clustering dan Algoritma K-Means, maka yang dibutuhkan untuk melakukan clustering adalah nilai K sebagai jumlah cluster serta data yang akan dikelompokkan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data potensi hasil tambang di Provinsi Papua Barat berupa data spasial dari peta sebaran potensi hasil tambang tersebut. Sebelum melakukan clustering, data tersebut harus dinormalisasi terlebih dulu. Proses normalisasi data spasial tersebut dapat dilihat pada Kode Program 1. Kode Program 1 Proses Normalisasi Data 1. $setdata = normalisasi($namadb, $kolom1, $kolom2); 2. $A = $setdata[0]; 3. $mina = $setdata[1]; 4. $maxa = $setdata[2]; 5. $C = $setdata[3]; 6. $D = $setdata[4]; 7. for($i=0; $i<count($a); $i++) { 8. $x = round(($a[$i][0]-$mina[0][0])/($maxa[0][0]- $mina[0][0])*($d[0]-$c[0])+$c[0], 6); 9. $y = round(($a[$i][1]-$mina[0][1])/($maxa[0][1]- $mina[0][1])*($d[1]-$c[1])+$c[1], 6); } Pada baris satu dapat dilihat program memanggil fungsi normalisasi dengan parameter nama database yang digunakan serta kolom yang berisi data latitude dan longitude. Nilai yang dikembalikan dari fungsi tersebut adalah nilai terkecil dan terbesar dari data yang akan dinormalisasi serta range yang diinginkan untuk proses normalisasi tersebut. Pengkodean untuk normalisasi data terdapat pada baris 8 dan baris 9 dari Kode Program 1. Setelah melakukan proses normalisasi, proses selanjutnya adalah clustering. Proses clustering dilakukan menggunakan Algoritma K-Means. Pengkodean untuk proses clustering dapat dilakukan dengan memanggil beberapa fungsi pada program, 111

12 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : namun pada bagian ini hanya akan dibahas dua fungsi yaitu fungsi untuk menghitung jarak berdasarkan rumus Euclidean Distance yang dapat dilihat dalam Kode Program 2 dan fungsi untuk mengelompokkan data ke dalam cluster pada Kode Program 3. Kode Program 2 Perhitungan Jarak 1. function jarak($obj, $cent) { 2. $x = pow(($obj[0]-$cent[0]),2); 3. $y = pow(($obj[1]-$cent[1]),2); 4. return round(sqrt($x + $y), 2); 5. } Pada Kode Program 2 terdapat fungsi jarak dengan parameter obj yaitu data objek yang akan dikelompokkan serta cent sebagai centroid yang akan digunakan untuk menghitung jarak. Fungsi jarak melakukan perhitungan jarak antara masingmasing objek data ke centroid yang sudah ditentukan. Sesuai dengan penjelasan mengenai Algoritma K-Means, maka langkah selanjutnya adalah mengelompokkan tiap data ke dalam cluster. Kode Program 3 Pengelompokan Data function clustering($data, $centroids, $k) { 2. foreach($data as $indexdataobj => $dataobj) { 3. foreach($centroids as $centroid) { 4. $arrjarak[$indexdataobj][] = jarak($dataobj, $centroid); 5. } 6. } 7. foreach($arrjarak as $indexjarak => $jarak) { 8. $cluster = mincent($jarak); 9. $arrtempcluster[$cluster][] = $indexjarak; 10. $arrjarak_dari_clusters = array( $indexjarak => $jarak); 11. } 12. if(count($arrtempcluster) < $k) { 13. $latlngcluster = maxcent($arrjarak_dari_clusters); 14. foreach($arrtempcluster as $tempindex => $tempcluster) { 15. foreach($tempcluster as $tempobj) { 16. if($tempobj == $latlngcluster) { 17. $clusters[$k+1][] = $tempobj; 18. } else { 19. $clusters[$tempindex][] = $tempobj; 20. } 21. } 22. } 23. } else { 24. $clusters = $arrtempcluster; 25. } 26. return $clusters; 27. }

13 Perancangan Clustering Data (Tulus dan Hendry) Pada Kode Program 3 terdapat fungsi clustering yang berfungsi untuk melakukan pengelompokan data. Secara garis besar, fungsi ini akan memanggil fungsi jarak untuk menghitung jarak dan hasilnya ditampung dalam variabel arrjarak. Setelah itu, akan diambil nilai minimum dari hasil perhitungan tersebut. Nilai minimum dari masing-masing objek kemudian dikelompokkan satu cluster yang sama. Proses clustering dilakukan secara berulang-ulang sampai tidak ada lagi objek yang berpindah dari satu cluster ke cluster yang lain. Hasil dari proses clustering akan ditampilkan oleh program seperti pada Gambar 13. Gambar 13 Hasil Clustering Data yang dimasukkan oleh user adalah data mengenai potensi bahan tambang di Provinsi Papua Barat dengan jumlah titik sebanyak 79 titik. Berdasarkan hasil clustering pada Gambar 13, dapat dilihat bahwa nilai K yang dimasukkan oleh user adalah dua sehingga jumlah cluster yang dibuat juga sebanyak dua cluster. Selain itu, juga terdapat link Lihat Peta yang dapat digunakan untuk melihat peta dari hasil clustering yang sudah dilakukan. Namun sebelum menampilkan peta, data yang sudah dinormalisasi sebelumnya harus dikembalikan terlebih dahulu ke dalam bentuk spasial. Data spasial tersebut kemudian ditampilkan dengan Heatmap. Pengkodean untuk mengembalikan data dalam bentuk spasial dapat dilihat pada Kode Program 4 dan untuk menampilkan data dengan Heatmap dapat dilihat pada Kode Program 5. Kode Program 4 Mengembalikan Data Spasial 1. $setdata = normal($namadb, $kolom1, $kolom2); 2. $B = $setdata[0]; 3. $mina = $setdata[1]; 4. $maxa = $setdata[2]; 5. $C = $setdata[3]; 6. $D = $setdata[4]; for($i=0; $i<count($b); $i++) { 9. $x = round(($b[$i][0]/(($d[0]- $C[0])+$C[0]))*($maxA[0][0]-$minA[0][0])+$minA[0][0], 6); 10. $y = round(($b[$i][1]/(($d[1]- $C[1])+$C[1]))*($maxA[0][1]-$minA[0][1])+$minA[0][1], 6); } 113

14 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : Kode Program 4 merupakan pengkodean untuk mengembalikan data yang sudah dinormalisasi menjadi data spasial. Pada kode program tersebut dapat dilihat bahwa program memanggil fungsi normal yang berfungsi untuk mengambil data yang akan dikembalikan. Proses pengembalian data menjadi bentuk spasial terdapat pada baris tujuh sampai baris sembilan dari Kode Program 4. Setelah berhasil mengembalikan data dalam bentuk spasial, data akan ditampilkan menggunakan Heatmap. Kode Program 5 Menampilkan Data Dengan Heatmap 1. downloadurl(../skripsi/fungsi/ map_xml.php?namadb= +namadb, function(data) { 2. var xml = data.responsexml; 3. var markers = xml.documentelement.getelementsbytagname ( marker ); 4. for (var i = 0; i < markers.length; i++) { 5. var nama = markers[i].getattribute( nama ); 6. var cluster = markers[i].getattribute( cluster ); 7. var point = new google.maps.latlng( parsefloat(markers[i].getattribute( lat )), parsefloat(markers[i].getattribute( lng ))); 8. disk_points.push(point); 9. var html = <b> + nama + </b><br>anggota <i>cluster</ i> + cluster; 10. var marker = new google.maps.marker({position: point}); bindinfowindow(marker, map, infowindow, html); marker_array.push(marker); 11. } 12. }); 13. pointarray = new google.maps.mvcarray(disk_points); 14. heatmap = new google.maps.visualization.heatmaplayer({ 15. data: pointarray 16. }); 17. heatmap.set( radius, 25); 18. heatmap.set( gradient, gradient); 19. heatmap.setmap(map); Kode Program 5 merupakan potongan dari fungsi initialize dengan parameter nama database yang digunakan. Fungsi tersebut dijalankan program untuk menampilkan data yang sudah dikelompokkan melalui clustering menggunakan Heatmap. Baris 1 dari Kode Program 5 memanggil data yang sudah dikembalikan ke dalam bentuk spasial sebelumnya. Data tersebut kemudian digunakan oleh fungsi initialize untuk ditampilkan dalam peta seperti yang terlihat pada baris lima sampai baris tujuh dari Kode Program 5 dan kemudian disimpan dalam variabel pointarray pada baris 13. Pengkodean untuk menampilkan data dalam variabel pointarray dengan Heatmap terdapat pada baris 17 sampai baris 19 dari Kode Program 5. Data yang ditampilkan oleh Heatmap dapat dilihat pada Gambar

15 Perancangan Clustering Data (Tulus dan Hendry) Gambar 14 Peta Hasil Clustering Gambar 14 menunjukkan hasil clustering dari data yang dimasukkan oleh user. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa daerah yang berpotensi menghasilkan bahan tambang berwarna merah. Pada gambar tersebut juga terdapat form Tambah Objek Baru yang dapat digunakan jika user ingin menambah objek baru. Jika gambar tersebut diperbesar, maka akan ditampilkan detail dari masing-masing titik berupa informasi mengenai objek yang terdapat pada titik tersebut seperti yang ditunjukkan pada Gambar 15 Gambar 15 Informasi Objek Tiap Titik 115

16 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : Black Box Testing Dalam perancangan program ini, pengujian dilakukan dengan Black Box Testing. Pada pengujian dengan Black Box Testing, akan diuji validitas dari fungsifungsi yang ada. Fungsi yang berhasil ditandai dengan (ü), sedangkan fungsi yang gagal ditandai dengan (û). Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil Black Box Testing Black Box Testing dilakukan oleh programmer yang membuat program tersebut, dalam hal ini peneliti. Fungsi-fungsi yang digunakan untuk melakukan clustering diuji melalui Black Box Testing tersebut. Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 1, setiap fungsi sudah berjalan dengan baik atau valid. Selain Black Box Testing, juga dilakukan pengujian penelitian. Pengujian ini dilakukan untuk melihat kembali tujuan dari penelitian, yaitu clustering pada data spasial. Pengujian dilakukan melalui nilai K yang dimasukkan. Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel

17 Perancangan Clustering Data (Tulus dan Hendry) Tabel 2 Hasil Pengujian Cluster Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa semakin besar nilai K yang diberikan tidak mempengaruhi durasi clustering. Hal ini terlihat dari durasi clustering yang terus berubah-ubah untuk tiap nilai K. Jika dilakukan proses clustering dengan nilai K satu sampai sepuluh, maka durasi yang dihasilkan akan berbeda dengan hasil yang terdapat pada Tabel 2. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa durasi clustering tidak bergantung pada nilai K yang diberikan dari pengujian penelitian yaitu mendapatkan daerah yang paling berpotensi menghasilkan bahan tambang. Hasil tersebut dapat dilihat pada Gambar

18 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : Gambar 16 Hasil Pengujian Penelitian Gambar 16 menunjukkan hasil clustering dengan nilai K empat, sehingga ada empat cluster yang dibuat dari proses clustering tersebut. Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa cluster terbaik untuk menghasilkan potensi tambang dengan nilai K empat adalah cluster tiga, sedangkan pada Gambar 16 dapat dilihat bahwa cluster terbaik yang berpotensi untuk menghasilkan tambang adalah cluster dua. Perbedaan ini disebabkan karena centroid yang digunakan dalam Algoritma K-Means ditentukan secara acak. 5. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi clustering data dapat digunakan untuk mengelompokkan data spasial melalui proses normalisasi terlebih dahulu dan kemudian dikelompokkan menggunakan Algoritma K-Means. Data dikelompokkan berdasarkan jarak terdekat objek bukan berdasarkan karakteristik objek. Dari hasil pengujian yang dilakukan juga dapat diambil kesimpulan bahwa daerah yang berpotensi menghasilkan bahan tambang untuk nilai K atau jumlah cluster empat adalah daerah cluster tiga. Hal ini dapat menjadi informasi bagi investor atau pengusaha di bidang pertambangan untuk menemukan wilayah yang berpotensi menghasilkan tambang. Selain itu, aplikasi juga dapat menampilkan data yang sudah dikelompokkan secara visual dengan menggunakan Heatmap. 6. Daftar Pustaka [1] Situmorang, S. H., Muda. I., Dalimunthe, D. M. J., Fadli, Syarief, F., 2010, Analisis Data : Untuk Riset Manajemen dan Bisnis, Medan : USU Press. [2] Han, J., Kamber M., Pei, J., 2011, Data Mining : Technique and Concepts 3 rd ed., San Fransisco, CA, USA : Morgan Kaufmann. [3] Suryana, Nana, 2010, Penentuan Wilayah Usaha Pertambangan Menggunakan Metode Fuzzy K-Mean Clustering Berbasis Sistem Informasi Geografi, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 6 (4): ,

19 Perancangan Clustering Data (Tulus dan Hendry) %20Oktober% html. Diakses tanggal 5 April [4] Sebayang, Steffi Andina, 2012, Sistem Market Basket Untuk Menentukan Tata Letak Produk Pada Suatu Swalayan Menggunakan Algoritma K-Means Clustering. [5] Lisana, & Pramana, Edwin, 2013, Implementasi Metode Heatmap 2-D Untuk Visualisasi Data Terdistribusi, Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Mulitmedia 2013, Universitas Surabaya. [6] Kantardzic, Mehmed, 2011, Data Mining : Concepts, Models, Methods and Algorithms 2 nd ed., USA : Wiley-IEEE Press. [7] Putra, Darma, 2010, Pengolahan Citra Digital, Yogyakarta : Penerbit Andi. [8] Aggarwal, Charu C., & Reddy, Chandan K., (Ed.), 2013, Data Clustering : Algorithms and Applications, Boca Raton : CRC Press. [9] Google, 2014, Google Maps Andorid Heatmap Utility, developers.google.com/maps/documentation/android/utility/ heatmap#introduction. Diakses tanggal 12 April [10] Hasibuan, Zainal A, 2007, Metode Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi : Konsep, Teknik Dan Aplikasi, Jakarta : Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. [11] Pressman, Roger S., 2001, Software Engineering a Practitioner s Approach, New York : McGraw-Hill Higher Education. [12] Saleh, Kassem A., 2009, Software Engineering, USA : J. Ross Publishing. 119

BAB 4. Hasil Dan Pembahasan

BAB 4. Hasil Dan Pembahasan BAB 4 Hasil Dan Pembahasan 4.1 Implementasi Sistem Pada bagian ini, akan dibahas implementasi dari setiap perancangan yang sudah dibuat pada bab sebelumnya. 4.1.1 Proses Normalisasi Data Spasial Seperti

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dalam penelitian ini berjudul Penentuan Wilayah Usaha Pertambangan Menggunakan Metode Fuzzy K-Mean Clustering

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Penelitian

Bab 3 Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Metode Penelitian Pada penelitian ini, dilakukan beberapa tahapan yang saling berkaitan antara satu tahap dengan tahap lainnya. Flowchart tahapan penelitian yang dilakukan dapat

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma K-Means Dalam Keputusan Pemberian Beasiswa (Studi Kasus SMA Santo Bernadus Pekalongan) Artikel Ilmiah

Implementasi Algoritma K-Means Dalam Keputusan Pemberian Beasiswa (Studi Kasus SMA Santo Bernadus Pekalongan) Artikel Ilmiah Implementasi Algoritma K-Means Dalam Keputusan Pemberian Beasiswa (Studi Kasus SMA Santo Bernadus Pekalongan) Artikel Ilmiah Peneliti: Valentino Giarto (672011005) Magdalena A. Ineke Pakereng, M.Kom. Program

Lebih terperinci

Perancangan Clustering Data Menggunakan Algoritma K-Means Berbasis Heat Map

Perancangan Clustering Data Menggunakan Algoritma K-Means Berbasis Heat Map Perancangan Clustering Data Menggunakan Algoritma K-Means Berbasis Heat Map Laporan Penelitian Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Peneliti: Sylvia Pretty

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN DATA KARTU PELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 INDRALAYA. Abstrak

SISTEM PENGOLAHAN DATA KARTU PELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 INDRALAYA. Abstrak SISTEM PENGOLAHAN DATA KARTU PELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 INDRALAYA R.M. Nasrul Halim D 1, Rahmat Novrianda 2 Program Studi Teknik Informatika 1, Program Studi Teknik Komputer 2 Fakultas Ilmu Komputer 1,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM III.1. Analisa Masalah Kemudahan untuk mendapatkan informasi rumah susun merupakan salah satu tuntutan di Kota Medan, terutama bagi masyarakat yang membutuhkan tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi Geografis merupakan salah satu model sistem informasi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi Geografis merupakan salah satu model sistem informasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis merupakan salah satu model sistem informasi yang banyak digunakan untuk membuat berbagai keputusan, perencanaan, dan analisis. Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM. menggunakan referensi jurnal, e-book, dan artikel terkait.

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM. menggunakan referensi jurnal, e-book, dan artikel terkait. BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Studi Literatur Pada tahap ini, dilakukan pencarian referensi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KLASIFIKASI SEKOLAH BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DENGAN METODE K-MEANS CLUSTERING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KLASIFIKASI SEKOLAH BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DENGAN METODE K-MEANS CLUSTERING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KLASIFIKASI SEKOLAH BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DENGAN METODE K-MEANS CLUSTERING Irfan Sukron Chode ri Anggri Sartika Wiguna 1 Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung yang berada di jalan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis Perumahan Di Kota Manado Berbasis Web

Sistem Informasi Geografis Perumahan Di Kota Manado Berbasis Web E-journal Teknik Informatika, volume 6, No. 1 (2015), ISSN : 2301-8364 1 Sistem Informasi Geografis Perumahan Di Kota Manado Berbasis Web Jenry Jimmy Masudara 1), Yaulie D. Y. Rindengan 2), Xaverius B.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Bahan Dan Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan di dalam penelitian ini berupa data, meliputi data master dan data pendukung. Data master adalah data

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN Fauziah Nur1, Prof. M. Zarlis2, Dr. Benny Benyamin Nasution3 Program Studi Magister Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

Gambar 5.1 Form Master Pegawai

Gambar 5.1 Form Master Pegawai BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan gambaran mengenai hasil uji coba sistem/aplikasi yang telah di implementasikan.pada penelitian ini,penulis mengimplementasikan

Lebih terperinci

SISTEM PENGOALAHAN DATA MINING INDUSTRI SEPATU MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTERING DI JAWA TENGAH

SISTEM PENGOALAHAN DATA MINING INDUSTRI SEPATU MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTERING DI JAWA TENGAH SISTEM PENGOALAHAN DATA MINING INDUSTRI SEPATU MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTERING DI JAWA TENGAH Ahmad Zaqi Al Kahfi Universitas Dian Nuswantoro Email : fawkeszach@gmail.com Abstrak Pengolahan database

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA DI PT INFOMEDIA SOLUSI HUMANIKA BANDUNG

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA DI PT INFOMEDIA SOLUSI HUMANIKA BANDUNG PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA DI PT INFOMEDIA SOLUSI HUMANIKA BANDUNG Dedy Kasraji 1, Soni Fajar Surya G, S.T., MCAS. 2 1,2 Program Studi Sistem Informasi STMIK LPKIA Jln. Soekarno Hatta

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Inventoris bagi perusahaan merupakan hal yang sangat penting dalam sistem operasionalnya. Pengawasan terhadap Inventoris merupakan tolak ukur sebuah

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi POI Search Menggunakan Google Maps API Berbasis Web

Rancang Bangun Aplikasi POI Search Menggunakan Google Maps API Berbasis Web Rancang Bangun Aplikasi POI Search Menggunakan Google Maps API Berbasis Web Farwah Halilah Teknik Informatika dan Komputer Politeknik Negeri Jakarta Depok, Indonesia farwah.halilah.tik14@mhsw.pnj.ac.id

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Tanah dalam perspektif ekonomi merupakan suatu investasi yang mempunyai nilai tinggi dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan nilai tanah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. dan memudahkan dalam pengembangan sistem selanjutnya. Tujuan dari analisa

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. dan memudahkan dalam pengembangan sistem selanjutnya. Tujuan dari analisa BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN.1. Analisis Sistem Dalam perancangan sebuah sistem diperlukan analisis untuk keperluan sistem. Dengan adanya analisis sistem, sistem yang dirancang diharapkan akan lebih

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA Kamil Malik Jurusan Teknik Informatika STT Nurul Jadid Paiton nomor1001@gmail.com Andi Hutami Endang Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms

Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms Hironimus Leong, Shinta Estri Wahyuningrum Faculty of Computer Science, Faculty of Computer Science Unika Soegijapranata marlon.leong@gmail.com

Lebih terperinci

Jurnal INFORMANIKA ISSN vol 2 no.2 Juli Des Perancangan Aplikasi Pengolahan Data Administrasi Tugas Akhir Mahasiswa Berbasis Web

Jurnal INFORMANIKA ISSN vol 2 no.2 Juli Des Perancangan Aplikasi Pengolahan Data Administrasi Tugas Akhir Mahasiswa Berbasis Web Jurnal INFORMANIKA ISSN 2407-1730 vol 2 no.2 Juli Des 2016 Perancangan Aplikasi Pengolahan Data Administrasi Tugas Akhir Berbasis Web Iin Seprina, M.Kom. dan Muhammad Sobri, M.Kom. Dosen Universitas Bina

Lebih terperinci

CLUSTERING PENCAPAIAN KARAKTER SISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS

CLUSTERING PENCAPAIAN KARAKTER SISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING PENCAPAIAN KARAKTER SISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Muhammad Toha, 1), I Ketut Edy Purnama 2) dan Surya Sumpeno 3) 1) Bidang Keahlian Telematika (Konsentrasi CIO) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut.

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem memiliki beberapa definisi yang berbeda-beda menurut pendapat beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut. 1. Menurut Jogiyanto (1999:1), sistem adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke suatu lokasi tujuan, padahal kendaraan harus tetap terawat dengan baik. Produk

BAB I PENDAHULUAN. ke suatu lokasi tujuan, padahal kendaraan harus tetap terawat dengan baik. Produk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesibukan maupun kemacetan merupakan kendala pelanggan untuk pergi ke suatu lokasi tujuan, padahal kendaraan harus tetap terawat dengan baik. Produk kendaraan Toyota

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelanggan merupakan salah satu posisi penting dalam pengembangan strategi bisnis, pelanggan juga merupakan salah satu sumber keuntungan dalam perusahaan. Untuk itu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Implementasi dari perancangan cetak biru sistem yang telah dilakukan pada bab sebelumnya menghasilkan tampilan piranti lunak. Tampilan aplikasi tersebut dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transaksi setelah melalui proses tawar-menawar harga. Biasanya pasar tradisional

BAB I PENDAHULUAN. transaksi setelah melalui proses tawar-menawar harga. Biasanya pasar tradisional BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pasar tradisional adalah pasar yang pelaksanaannya bersifat tradisional tempat bertemunya penjual pembeli, terjadinya kesepakatan harga dan terjadinya transaksi setelah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. melakukan evaluasi terhadap Sistem Informasi Geografis Rute Terpendek Kantor

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. melakukan evaluasi terhadap Sistem Informasi Geografis Rute Terpendek Kantor BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1.Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Informasi Geografis Rute Terpendek Kantor

Lebih terperinci

APLIKASI POTENSI DAN PELUANG INVESTASI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN BERBASIS WEB

APLIKASI POTENSI DAN PELUANG INVESTASI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN BERBASIS WEB APLIKASI POTENSI DAN PELUANG INVESTASI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN BERBASIS WEB Rina Puspita 1, Darius Antoni 2, R.M. Nasrul Halim D 3 1 Mahasiswa Teknik Informatika 1 rinapuspita20@gmail.com,

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pengembangan Sistem Pada bagian ini akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan sistem. Metode penelitian yang dipakai adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wiley & Sons, 2003, Hal : 1. 1 Poe Vidette, Klauer Patricia dan Brobst Stephen, Building A Data WareHouse for Decision Support

BAB 1 PENDAHULUAN. Wiley & Sons, 2003, Hal : 1. 1 Poe Vidette, Klauer Patricia dan Brobst Stephen, Building A Data WareHouse for Decision Support BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Dewasa ini fungsi komputer semakin dimanfaatkan baik pada perusahaan menengah ke atas maupun pada perusahaan kecil. Adapun fungsi dari komputer itu sendiri adalah mengolah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III. 1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi geografis letak lokasi baliho di Kota Medan, yakni menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi saat ini berkembang sangat cepat yang memberikan dampak dalam kehidupan manusia di berbagai bidang seperti pendidikan, bisnis, kesehatan dan salah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Alur Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Alur Metodologi Penelitian 3.1 Proses Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tabel 3.1 Alur Metodologi Penelitian Tahap Pengerjaan Tugas Akhir Input Proses Output Studi Literatur -Teori mengenai web GIS -Teori perancangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan dari Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM

BAB 3 ANALISA SISTEM BAB 3 ANALISA SISTEM Pada perancangan suatu sistem diperlakukan analisa yang tepat, sehingga proses pembuatan sistem dapat berjalan dengan lancar dan sesuai seperti yang diinginkan. Setelah dilakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Masalah Mini market adalah sebuah toko yang menjual segala macam barang dan makanan, seperti perlengkapan rumah sehari hari dan juga makanan pokok. Berbeda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis daftar instansi yang

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis daftar instansi yang BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis daftar instansi yang bekerjasama dengan Bimble Basics di kota Medan, adalah sebagai berikut : IV.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan menerapkan teknologi tepat guna, namun dalam mengembangkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. dengan menerapkan teknologi tepat guna, namun dalam mengembangkan sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era persaingan global dan kompetisi yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu melakukan inovasi untuk bertahan. Salah satunya dengan menerapkan teknologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN POLA MODEL-VIEW- CONTROLLER (MVC)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN POLA MODEL-VIEW- CONTROLLER (MVC) PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN POLA MODEL-VIEW- CONTROLLER (MVC) Rangga Sanjaya Fakultas Teknik, Universitas BSI Jalan Sekolah Internasional No. 1-6, Bandung 40282, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Cilegon sebagai daerah tujuan investasi memiliki daya tarik bagi investor dalam maupun luar negeri, hal ini dapat dilihat dari tingginya minat investor

Lebih terperinci

Bab Implementasi Sistem

Bab Implementasi Sistem 37 Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi Sistem Basis Data Implementasi model sistem basis data merupakan implementasi dari perancangan basis data yang telah dibuat pada bab sebelumnya. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang algoritma.

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang algoritma. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang algoritma. 2.1. Microsoft Visual Studio Microsoft Visual Studio adalah sebuah software yang

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA HAMMING DISTANCE

APLIKASI PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA HAMMING DISTANCE APLIKASI PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA HAMMING DISTANCE Matheus Supriyanto Rumetna 1*, Marla Pieter, Monica Manurung 1 1 Fakultas Ilmu Komputer dan Manajemen, Universitas Sains

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI PETA UI BERBASIS GOOGLE MAPS

BAB 3 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI PETA UI BERBASIS GOOGLE MAPS BAB 3 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI PETA UI BERBASIS GOOGLE MAPS 3.1 Perancangan Aplikasi Peta UI Berbasis Google Maps Dalam membangun aplikasi peta UI berbasis Google Maps, konfigurasinya adalah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY DALAM RECRUITMENT ASISTEN LABORATORIUM MENGGUNAKAN METODE C-MEANS (STUDI KASUS: TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA)

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY DALAM RECRUITMENT ASISTEN LABORATORIUM MENGGUNAKAN METODE C-MEANS (STUDI KASUS: TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA) IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY DALAM RECRUITMENT ASISTEN LABORATORIUM MENGGUNAKAN METODE C-MEANS (STUDI KASUS: TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA) Rizkya Bina Islamiati Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA SUMBAR

APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA SUMBAR APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA SUMBAR Janero Kennedy 1) 1) Magister Teknik Informatika, STMIK AMIKOM, Kota Yogyakarta. Jl Ring road Utara, Condongcatur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1. Analisa 4.1.1 Analisis Data Pada tahap analisa data ini akan dibahas mengenai citra CT Scan yang akan dilakukan proses segmentasi atau pengelompokan data. Data citra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) a) Personal Computer (PC)/Laptop 32/64 bit architecture

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada bagian ini penulis akan menjelaskan system analisis dan perancangan dalam membuat pembuatan aplikasi ini. Setelah semua kebutuhan selesai dianalisis, maka penulis akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. aplikasi pencarian judul buku terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat

BAB III PERANCANGAN. aplikasi pencarian judul buku terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat BAB III PERANCANGAN 3.1 Peralatan Pendukung Peralatan pendukung digunakan untuk menunjang keberhasilan dalam pengembangan software. Peralatan pendukung yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi pencarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laundry adalah salah satu usaha di bidang jasa yang sekarang ini banyak ditemui, terutama pada daerah yang terdapat banyak pelajar atau anak kos serta para pekerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah Prodi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Adapun penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis cluster merupakan salah satu alat yang penting dalam pengolahan data statistik untuk melakukan analisis data. Analisis cluster merupakan seperangkat metodologi

Lebih terperinci

Implementasi dan Pengembangan Dashboard Sistem Informasi Survey Kepuasan Pelanggan Berbasis Website di LPMAI UKSW dengan Skala Pengukuran Slovin

Implementasi dan Pengembangan Dashboard Sistem Informasi Survey Kepuasan Pelanggan Berbasis Website di LPMAI UKSW dengan Skala Pengukuran Slovin Implementasi dan Pengembangan Dashboard Sistem Informasi Survey Kepuasan Pelanggan Berbasis Website di LPMAI UKSW dengan Skala Pengukuran Slovin Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaku bisnis saat ini dituntut selalu inovatif untuk dapat bersaing dengan kompetitor. Bisnis retail seperti Apotek merupakan bisnis dengan persaingan yang sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. CRM pada suatu perusahaan sangat penting untuk menarik minat pelanggan, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. CRM pada suatu perusahaan sangat penting untuk menarik minat pelanggan, serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Customer Relationship Management (CRM) adalah sebuah strategi bisnis menyeluruh dari suatu perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut secara efektif bisa mengelola

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Pada perancangan suatu sistem diperlukan analisis yang tepat sehingga proses pembuatan sistem dapat berjalan dengan lancar dan sistem yang dibuat sesuai dengan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak perusahaan baik besar maupun kecil yang dapat mengumpulkan data transaksi dengan cepat serta menghasilkan data yang sangat besar. Pertumbuhan data yang begitu

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN MINAT BACA MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS

PENGELOMPOKAN MINAT BACA MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS Jurnal Ilmiah ILKOM Volume 8 mor (Agustus 16) ISSN: 87-1716 PENGELOMPOKAN MINAT BACA MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS Widya Safira Azis 1 dan Dedy Atmajaya 1 safiraazis18@gmail.com dan dedy.atmajaya@umi.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adapun masalah yang dihadapi oleh SMK ISLAM PLUS YAPIA dalam belajar mengajar dan dapat menumbuhkan semangat adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Adapun masalah yang dihadapi oleh SMK ISLAM PLUS YAPIA dalam belajar mengajar dan dapat menumbuhkan semangat adalah : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar merupakan tugas seorang guru yang mengupayakan

Lebih terperinci

Pendahuluan Kajian Pustaka

Pendahuluan Kajian Pustaka 1. Pendahuluan Internet sering digunakan sebagai media untuk mempublikasikan informasi sehingga mudah diakses oleh masyarakat luas. Perkembangan teknologi internet berperan dalam menunjang berbagai aspek

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pembagian Kelas Kuliah Mahasiswa dengan Kombinasi Metode K-Means dan K-Nearest Neighbors

Perancangan Sistem Pembagian Kelas Kuliah Mahasiswa dengan Kombinasi Metode K-Means dan K-Nearest Neighbors Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Perancangan Sistem Pembagian Kelas Kuliah Mahasiswa dengan Kombinasi Metode K-Means dan K-Nearest Neighbors Gede Aditra

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan Sistem Untuk pengembangan sistem, penelitian ini menggunakan model SDLC (Software Development Life Cycle). Selain untuk proses pembuatan, SDLC juga

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI D3 TEKNIK INFORMATIKA UNS BERBASIS WEB DAN ANDROID

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI D3 TEKNIK INFORMATIKA UNS BERBASIS WEB DAN ANDROID PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI D3 TEKNIK INFORMATIKA UNS BERBASIS WEB DAN ANDROID Yudho Yudhanto Fakultas MIPA, Program Studi D3 Teknik Informatika Universitas Negeri Sebelas Maret Email: yuda@mipa.uns.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva tetap seperti tanah, bangunan, mesin mesin, peralatan, kendaraan. Modal

BAB I PENDAHULUAN. aktiva tetap seperti tanah, bangunan, mesin mesin, peralatan, kendaraan. Modal BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Modal usaha terdiri dari dua konsep yaitu modal tetap dan modal kerja. Modal tetap digunakan untuk jangka panjang dan dapat digunakan berulang ulang. Modal kerja digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi-informasi itu diolah oleh komputer, dan hasilnya berupa peta digital.

BAB I PENDAHULUAN. informasi-informasi itu diolah oleh komputer, dan hasilnya berupa peta digital. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem informasi Geografis (SIG) adalah sistem berbasis computer yang digunakan untuk menyimpan, menanipulasi dan menganalisis informasi geografi yang semula informaasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Perencanaan Stok Barang dengan Menggunakan Teori Trafik dari tahap awal perancangan sampai

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM 30 BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis permainan, yaitu konsep aturan dan cara bermain pada game yang berhubungan dengan program yang

Lebih terperinci

APLIKASI DAN PERANCANGAN SISTEM PENGADUAN MASYARAKAT TERHADAP PEMKAB MERANGIN BERBASIS WEB

APLIKASI DAN PERANCANGAN SISTEM PENGADUAN MASYARAKAT TERHADAP PEMKAB MERANGIN BERBASIS WEB APLIKASI DAN PERANCANGAN SISTEM PENGADUAN MASYARAKAT TERHADAP PEMKAB MERANGIN BERBASIS WEB Ekalaya Bayu Putra, Dias Muhamad Ichsan, Elidjen Universitas Bina Nusantara, Jl. Syahdan No. 9 Jakarta 11480,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS VISUAL BASIC DI SMK MUHAMMADIYAH 2 MOYUDAN

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS VISUAL BASIC DI SMK MUHAMMADIYAH 2 MOYUDAN Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah Berbasis Visual Basic di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan (Ahi Sholihin Saragih) 1 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS VISUAL BASIC DI SMK MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Dalam perancangan sistem ini, metode yang digunakan adalah metode perancangan Unified Modeling Language (UML). 4.1.1 Use Case Diagram, Activity Diagram

Lebih terperinci

SISTEM CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) ALUMNI PADA UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

SISTEM CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) ALUMNI PADA UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI SISTEM CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) ALUMNI PADA UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI Riyadi Reinhard Erinovanto Program Studi Informatika, Fakultas MIPA, Universitas Jenderal Achmad Yani Jln. Terusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di lakukan oleh Muhammad Toha dkk (2013), Sylvia Pretty Tulus (2014), Johan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan Internet merupakan sekumpulan jaringan yang berskala global. Tidak ada satu pun orang, kelompok atau organisasi yang bertanggung jawab untuk menjalankan internet.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: GIS, SIG, openlayers, pgrouting, dan webgis

ABSTRAK. Kata kunci: GIS, SIG, openlayers, pgrouting, dan webgis ABSTRAK Peta digital kota Bandung yang berbasis web ini diciptakan untuk memperkenalkan kota Bandung ke berbagai daerah di luar Kota Bandung dan juga untuk mempermudah para wisatawan untuk mengetahui informasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KEUNTUNGAN PADA E- COMMERCE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS DAN APRIORI

PENGEMBANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KEUNTUNGAN PADA E- COMMERCE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS DAN APRIORI PENGEMBANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KEUNTUNGAN PADA E- COMMERCE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS DAN APRIORI Gunawan 1, Fandi Halim 2, Tony Saputra Debataraja 3, Julianus Efrata Peranginangin 4

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Flowchart

Gambar 4.1 Flowchart BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Algoritma Dalam merancang proses pada Sistem Informasi ini penulis menggunakan Flowchart dan UML sebagai case tool dalam merancang proses yang terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang pembuatan dari aplikasi tugas akhir, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah yang ada pada pembuatan aplikasi ini, serta metodologi dan sistematika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Building A Data WareHouse for Decision Support Second Edition Data Mining : Concepts, Models, Methods, and Algorithms

BAB 1 PENDAHULUAN Building A Data WareHouse for Decision Support Second Edition Data Mining : Concepts, Models, Methods, and Algorithms BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Mesin hitung bernama Komputer sejak satu dekade ini telah tumbuh dan berkembang dengan pesat. Perkembangan ini meliputi sisi teknologi, kapasitas media penyimpanan, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan suatu sarana dalam proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada lingkungan belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyimpanan dokumen secara digital berkembang dengan pesat seiring meningkatnya teknologi. Kondisi tersebut memunculkan masalah untuk mengakses informasi yang diinginkan

Lebih terperinci

ANALISIS CLUSTER MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS

ANALISIS CLUSTER MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS ANALISIS CLUSTER MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Bobby Poerwanto 1, Riska Yanu Fa rifah 2 1,2 Department of Informatics Engineering, Universitas Cokroaminoto Palopo Email: 1 bobbybp89@gmail.com 2 riska.yanu@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempermudah pelaksanaan penelitian. Tahap-tahap penelitian dalam

BAB III METODE PENELITIAN. mempermudah pelaksanaan penelitian. Tahap-tahap penelitian dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengatur dan mempermudah pelaksanaan penelitian. Tahap-tahap penelitian dalam pengembangan aplikasi penyederhanaan

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK INFORMASI SUMBER PERTAMBANGAN DAN ENERGI PADA KABUPATEN MUSI BANYUASIN BERBASIS WEB

PERANGKAT LUNAK INFORMASI SUMBER PERTAMBANGAN DAN ENERGI PADA KABUPATEN MUSI BANYUASIN BERBASIS WEB PERANGKAT LUNAK INFORMASI SUMBER PERTAMBANGAN DAN ENERGI PADA KABUPATEN MUSI BANYUASIN BERBASIS WEB Silvia Purnama Sari 1, Usman Ependi, M.Kom 2, Febriyanti Panjaitan, M.Kom 2 Dosen Universitas Bina Darma

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING PADA APLIKASI PENCARI PELANGGAN POTENSIAL PADA RESTORAN XYZ. Asri Ulfa Latifa

IMPLEMENTASI ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING PADA APLIKASI PENCARI PELANGGAN POTENSIAL PADA RESTORAN XYZ. Asri Ulfa Latifa IMPLEMENTASI ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING PADA APLIKASI PENCARI PELANGGAN POTENSIAL PADA RESTORAN XYZ Asri Ulfa Latifa 41513110097 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Penelitian bertujuan untuk merancang sebuah sistem yang dapat melakukan penyisipan sebuah pesan rahasia kedalam media citra digital dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada Dinas Pendidikan Kota Medan khususnya Medan Selatan, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada Dinas Pendidikan Kota Medan khususnya Medan Selatan, terdapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah. Pada Dinas Pendidikan Kota Medan khususnya Medan Selatan, terdapat beberapa proses pengelolaan dan penanganan yang kurang berjalan secara efektif, diantaranya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Informasi Geografis Pos Polisi Penertiban Lalu Lintas Kota Medan. IV.1.1 Tampilan Menu Utama Tampilan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... Halaman i LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 1.1 Gambaran Sistem Pemetaan SPBU Sistem pemetaan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di kota Jepara dan Kudus ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Setelah melalui tahap analisis dan tahap perancangan terhadap aplikasi berbasis web menggunakan framework codeigniter, tahapan selanjutnya adalah implementasi

Lebih terperinci