Penerapan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dalam Mengukur Tingkat Keparahan Penyakit Osteoarthritis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dalam Mengukur Tingkat Keparahan Penyakit Osteoarthritis"

Transkripsi

1 PAPER ID : 017 Penerapan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dalam Mengukur Tingkat Keparahan Penyakit Osteoarthritis Dian Pratiwi 1) Diaz D. Santika 2) Bens Pardamean 3) 1) Magister Teknik Informatika Universitas Bina Nusantara, Jakarta 11480, pratiwi.dian@gmail.com 2) Universitas Bina Nusantara, Jakarta 11480, ddsantika@yahoo.com 3) Universitas Bina Nusantara, Jakarta 11480, bens.pardamean@usc.edu Abstrak Penyakit osteoarthritis dalam pemeriksaannya melalui foto rontgen oleh rheumatologi dapat diklasifikasikan kondisinya menjadi empat tingkat keparahan. Makalah ini membahas penerapan metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dalam mengukur tingkat keparahan penyakit tersebut yang sesuai, dimana daerah X-ray yang diamati berkisar antara pergelangan hingga jari-jari tangan. Prosedur utama sistem yang ada di dalam makalah ini terbagi menjadi tiga, yaitu pengolahan citra, feature extraction, dan proses jaringan syaraf tiruan. Awalnya, setiap citra X-ray digital (berukuran 200x150 piksel dan greyscale) akan dilakukan thresholding, kemudian diekstrak fiturnya berdasarkan nilai-nilai probabilistik intensitas warna hasil kuantisasi 7-bit, dan statistik tekstur. Nilai fitur tersebut kemudian dinormalisasi ke interval [0.1, 0.9], lalu dijadikan sebagai input pada proses jaringan syaraf tiruan backpropagation untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit dari X-ray yang dimasukkan. Dari hasil pengujian dengan nilai learning rate sebesar 0.3, momentum sebesar 0.4, unit hidden sebanyak 5 buah dan vektor fitur sebanyak 132, sistem ini memiliki tingkat akurasi sebesar 100% untuk data learning, 80% untuk data learning dan non-learning, dan 66.6% untuk data non-learning. Kata Kunci : osteoarthritis, backpropagation, feature extraction, normalisasi, kuantisasi 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, kebutuhan akan sebuah teknologi yang mampu menganalisis dan mengklasifikasikan berbagai citra ke dalam kelas-kelas yang sesuai sangat dibutuhkan. Tidak hanya untuk memudahkan proses penyimpanan dan pengambilan citra (image retrieval), melainkan juga sebagai dasar untuk dapat dipergunakan ke dalam proses selanjutnya. Dalam makalah ini, membahas suatu teknik klasifikasi berbasiskan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) yang diterapkan oleh penulis guna membantu memprediksi atau mengukur tingkat keparahan penyakit osteoarthritis melalui citra X-ray dari keempat kelas atau tingkat yang ada. Keempat tingkat tersebut memiliki gambaran kondisi osteoarthritis yang berbeda-beda dan hanya mampu didiagnosa oleh para ahli rheumatologi atau ahli bedah tulang melalui serangkaian pemeriksaan medis. Penyakit osteoarthritis atau dikenal sebagai pengapuran umumnya terjadi pada daerah sekitar tulang rawan dan persendian seperti sendi jarijari,lutut, dan tulang punggung yang menimbulkan gejala rasa kaku, peradangan, nyeri serta pembengkakan yang disertai warna kemerah-merahan. Gejala-gejala ini yang digunakan sebagai analisa awal oleh rheumatologi. Namun, dalam memastikan kondisi osteoarthritis, tidak cukup berdasarkan dari gejala yang timbul. Karena banyak kasus yang memperlihatkan bahwa osteoarthritis stadium lanjut tidak atau hanya sedikit memperlihatkan gejala, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, pemeriksaan lebih lanjut seperti foto rontgen (X-ray), Magnetic Resonance Imaging (MRI), ataupun Computed Tomography Imaging (CT Scan) dianjurkan untuk dilakukan agar dapat memberikan hasil yang lebih akurat. Beberapa gambaran yang digunakan oleh pakar rheumatologi atau ahli orthopedi dalam menentukan tingkat keparahan penyakit osteoarthritis seseorang dari foto X-ray yaitu dengan melihat ada atau tidaknya kista (cysts), pembengkakan, pembentukan tulang baru yang tidak rata dan runcing-runcing (osteophyte), terjadinya subchondral sclerosis, serta pengurangan massa tulang rawan [1]. Gambaran kondisi inilah yang kemudian jadikan penulis sebagai acuan dalam membantu rheumatologi memastikan kondisi penyakit osteoarthritis dari sekumpulan citra X-ray. Setiap gambaran ciri-ciri osteoarthritis yang nampak pada citra X-ray, akan diolah dan diekstrak fiturnya berdasarkan kecerahan (intensity) dan tekstur yang kemudian akan diproses untuk menghasilkan prediksi dalam piranti lunak berbasis metode jaringan syaraf tiruan backpropagation.

2 Pemilihan metode backpropagation di dalam makalah ini dikarenakan kemampuan dari metode tersebut yang secara terbimbing (supervised) dapat melakukan pengenalan serta pendeteksian yang sangat baik dan cocok untuk berbagai jenis aplikasi [2]. Oleh karena itulah, penulis menetapkan backpropagation sebagai metode JST yang akan dipergunakan untuk mengukur tingkat keparahan penyakit osteoarthritis di dalam makalah ini. 1.2 Tujuan Tujuan yang ada di dalam makalah ini, yaitu : - Memperoleh hasil prediksi yang tepat dalam mengukur tingkat keparahan penyakit osteoarthritis dari setiap citra X-ray yang diujikan - Menghasilkan salah satu cara untuk dapat mengklasifikasikan tingkat penyakit osteoarthritis yaitu dengan menerapkan metode jaringan syaraf tiruan backpropagation 1.3 Manfaat Manfaat yang ada di dalam makalah ini yaitu : - Membantu rheumatologi dalam memastikan tingkat keparahan dari kondisi pasien osteoarthritis sehingga pengobatan yang dapat diberikan tidak overtreatment maupun undertreatment. - Dapat dijadikan sebagai salah satu rancangan awal atau dasar untuk mengembangkan sebuah sistem pengukuran tingkat keparahan penyakit lainnya, yang dapat diterapkan dalam penelitianpenelitian selanjutnya. Adalah tahap akhir dimana piranti lunak yang telah dibangun diuji coba untuk mengetahui persentase keberhasilan metode dalam mengukur tingkat keparahan penyakit osteoarthritis dari setiap X-ray yang dimasukkan. 2.2 Sampel Data Data yang dipergunakan di dalam makalah ini adalah berupa sekumpulan citra X-ray yang berasal dari pasien pengidap osteoarthritis dengan berbagai kondisi. Kondisi ini dapat dibagi menjadi empat tingkat keparahan dengan gambaran yang berbedabeda, yaitu [1] : a. 1 : tulang rawan normal, dengan minimal osteophyte di satu titik dan pembentukan cysts b. 2 : osteophyte minimal di dua titik, terjadi subchondral sclerosis, terdapat cysts, namun tidak terjadi kelainan bentuk c. 3 : osteophyte di banyak titik, terjadi subchondral sclerosis, daerah tulang bergeser, dan terjadi kelainan bentuk d. 4 : osteophyte menyeluruh, pengurangan massa tulang rawan, terdapat cysts, sclerosis, dan terjadi kelainan bentuk a) b) Gambar 1 : (a) Citra X-ray non-osteoarthritis, (b) Citra X- ray osteoarthritis [4] 2. PROSEDUR DAN METODOLOGI 2.1 Metodologi Metodologi yang ada di dalam penulisan makalah ini yaitu : 1. Studi Lapangan Merupakan tahap untuk mengumpulkan data X- ray osteoarthritis dengan berbagai kondisi beserta informasinya (metadata) dari berbagai sumber, baik dari rumah sakit maupun penelusuran di internet. 2. Analisis Data Dilakukan pada beberapa makalah-makalah penelitian sebelumnya mengenai JST dan metode ektraksi fitur, guna mengetahui fitur apakah yang paling tepat untuk dipergunakan dalam citra X-ray dan konfigurasi jaringan seperti apakah yang paling baik diterapkan dalam mengukur tingkat keparahan penyakit. 3. Perancangan Sistem Merupakan tahap mengaplikasikan pemahaman algoritma JST dan metode ekstraksi fitur ke dalam sebuah piranti lunak 4. Implementasi Sistem a) b) c) d) Gambar 2 [1] : Citra X-ray osteoarthritis dalam berbagai tingkat/grade pada Distal Interphalangeal ; (a) grade 1, (b) grade 2, (c) grade 3, (d) grade 4 Citra X-ray tersebut bersumber dari hasil pencarian langsung ke beberapa rumah sakit yang kemudian di-scan dan dari penelusuran situs-situs di internet yang memiliki koleksi data citra X-ray berpenyakit osteoarthritis serta sudah dalam bentuk digital. Daerah X-ray yang diamati adalah berkisar antara pergelangan hingga jari-jari tangan dengan ukuran 200x150 piksel berformat JPEG. Jumlah sampel yang akan dipergunakan adalah sebanyak 60 citra X-ray. Dari keseluruhan X-ray kemudian dikategorikan menjadi tiga buah jenis data dengan pembagian [3]: - Data pelatihan (training) = 60% dari total data - Data validasi (validation) = 20% dari data pelatihan + 20% dari total data - Data uji (testing) = 20% dari total data yang bukan data pelatihan

3 2.3 Prosedur Di dalam makalah ini, terdapat serangkaian proses yang dilakukan sistem untuk menghasilkan prediksi serta persentase akurasi pengukuran. Serangkaian proses tersebut dapat dilihat melalui diagram alir berikut ini : Citra X-ray Training Pengolahan Citra (pre-processing) Ekstraksi Fitur Normalisasi Vektor Fitur Inisialisasi Parameter Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Pelatihan JST (Training) Bobot-Bobot Offline Process Citra X-ray Validasi Pengolahan Citra (pre-processing) Ekstraksi Fitur Normalisasi Vektor Fitur Validasi JST Persentase Prediksi Gambar 3 : Diagram Alir Sistem Citra X-ray Training Pengolahan Citra (pre-processing) Ekstraksi Fitur Normalisasi Vektor Fitur Pengujian JST (Testing) Prediksi Evaluasi Persentase Keberhasilan Online Process Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pemrosesan dikategorikan menjadi tiga tahap, yaitu tahap pelatihan, validasi dan pengujian. Dari setiap tahapan tersebut diperlukan beberapa pre-processing, yaitu : 1. Pengolahan Citra a. Konversi warna RGB ke greyscale Konversi warna citra X-ray dilakukan untuk mengubah warna true color (24 bit) menjadi greyscale (8 bit) sehingga menghasilkan nilai keabuan berinterval 0 s/d 255. Hasil konversi warna dapat dilihat pada gambar di bawah ini : a) b) Gambar 4 : (a) Citra X-ray 24 bit hasil scan, (b) Citra X-ray 8 bit hasil konversi b. Thresholding Merupakan proses untuk mengelompokkan piksel-piksel dalam batas intensitas tertentu, dan memisahkan bagian citra antara foreground dengan background [5]. Di dalam makalah ini, nilai threshold yang sesuai diambil melalui proses trial dan error agar kurang lebih cocok untuk semua citra [6]. a) b) Gambar 5 : (a) Citra X-ray greyscale, (b) Citra X-ray greyscale setelah thresholding 2. Ekstraksi Fitur (Feature Extraction) Ekstraksi fitur merupakan langkah awal dalam melakukan suatu klasifikasi dan interpretasi citra. Prosesnya berkaitan dengan kuantisasi karakteristik citra ke dalam sekelompok nilai fitur yang sesuai. Dengan adanya ekstraksi fitur, informasi penting yang berada dalam citra dapat diambil dan disimpan ke dalam vektor fitur (feature vector) Fitur-fitur yang diekstrak pada citra dapat berdasarkan elemen warna, bentuk, tekstur, kecerahan, kontur, dan kontras. Fitur inilah yang kemudian disebut dengan descriptor atau index [7]. Di dalam makalah ini, fitur yang diekstrak adalah berdasarkan intensitas warna dan tekstur. a. Ekstraksi fitur berdasarkan intensitas warna Intensitas warna didapat dari hasil penyederhanaan ketiga komponen RGB (24 bit) menjadi satu buah komponen intensitas (8 bit) dengan level nilai keabuan antara Distribusi nilai-nilai intensitas suatu citra dapat dilihat melalui sebuah histogram, yang kemudian dapat diambil nilai probabilitas setiap nilai greylevelnya dengan rumus : dimana : n i = jumlah piksel yang memiliki nilai keabuan i (i = 0...L 1) L = maksimum interval warna n = total piksel dalam citra h i = probabilitas dari nilai keabuan i (1) Nilai-nilai keabuan tersebut kemudian dapat dikelompokkan ke dalam beberapa level melalui proses kuantisasi (quantization). Kuantisasi akan membagi skala keabuan [0, L-1] menjadi G buah level yang dinyatakan dengan suatu harga bilangan bulat (integer) : G = 2 m (2) dimana : G = derajat keabuan m = bilangan bulat positif atau jumlah bit b. Ekstraksi fitur berdasarkan tekstur Tekstur merupakan karakteristik intrinsik dari suatu citra yang terkait dengan kekasaran (roughness), granularitas (granulation), dan keteraturan (regularity) susunan struktural piksel. Tekstur dicirikan sebagai distribusi spasial dari derajat keabuan di dalam sekumpulan pikselpiksel yang bertetangga.

4 Ekstraksi fitur citra berdasarkan tekstur pada orde pertama dapat menggunakan metode statistik, yaitu dengan melihat statistik distribusi derajat keabuan pada histogram citra tersebut [8]. Dari nilai-nilai pada histogram yang dihasilkan, dapat dihitung parameter ciri antara lain : a. Variance (σ) Menunjukkan variasi elemen pada histogram dari suatu citra. (3) dimana : f n = nilai intensitas keabuan μ = nilai rata-rata intensitas keabuan p(f n ) = nilai histogramnya (probabilitas kemunculan intensitas pada citra) b. Skewness (α) Menunjukkan tingkat kecondongan relatif kurva histogram dari suatu citra (4) c. Entropy (H) Menunjukkan ukuran ketidakteraturan bentuk dari suatu citra. (5) d. Relative Smoothness (R) [9] Menunjukkan tingkat kehalusan relatif dari suatu bentuk citra. (6) 3. Normalisasi Vektor Fitur Normalisasi merupakan sebuah metode untuk mengelompokkan range atau interval dari nilai-nilai yang berbeda ke dalam skala yang sama yang lebih kecil. Normalisasi pada vektor fitur dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan pada makalah ini normalisasi yang dipergunakan adalah dengan metode Min-Max Normalization [10] : (7) Dimana : D = data hasil normalisasi D = nilai sebelum normalisasi U = nilai batas atas (upper bound) L = nilai batas atas (lower bound) Pada makalah ini, penggunaan normalisasi akan diterapkan untuk mengelompokkan nilai-nilai fitur yang berbeda ke dalam range [0.1, 0.9]. Setelah tahap pre-processing dilakukan, nilainilai fitur yang dihasilkan kemudian akan diproses di dalam jaringan syaraf tiruan backpropagation. Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation merupakan metode yang dirumuskan oleh Werbos dengan didesain untuk operasi pada jaringan multi layer secara terbimbing (supervised) [11]. Kemampuan dalam mengurangi galat yang terjadi merupakan kelebihan yang dimiliki pada arsitektur jaringan ini, sehingga banyak dimanfaatkan di beberapa penelitian terutama di bidang medis. Algoritma dari jaringan syaraf tiruan backpropagation dapat dijelaskan berikut ini [12] : 1. Menentukan nilai parameter (unit output, threshold, momentum, learning rate tolerance, epoch) dan jumlah lapisan 2. Memasukkan data training (matriks fitur) 3. Inisialisasi nilai bobot dan bias (Algoritma Nguyen Widrow) 4. Lakukan proses Feed-Forward : a. Tiap unit input (X i, i =1,2... total input) mengirimkan sinyal ke tiap unit hidden dan menjumlahkan pembobotnya (v ji ) : (8) b. Memberikan fungsi aktivasi sigmoid biner pada Z in untuk menghasilkan output Z(j) : (9) c. Tiap unit hidden Z(j) mengirimkan sinyal ke unit output (Y) yang hanya terdiri dari 1 buah unit output, dan menjumlahkan pembobotnya (w kj ) : (10) d. Memberikan fungsi aktivasi sigmoid biner pada y_in untuk menghasilkan output Y[k], k = 1 : (11) e. Bandingkan hasil output dengan target, dimana terdapat threshold tertentu : Jika output >= threshold Nilai output = 1 Jika output < threshold Nilai output = 0 5. Lakukan proses Back-Forward : a. Unit output (Y k, k =1) menerima target sesuai dengan pola masukan/data citra dan menghitung galatnya (error) : (12) b. Menghitung perbaikan bobot ( W k j ) dan bias ( W k0 ) : (13) (14) c. Masing-masing bobot perbaikan menuju ke unitunit hidden Z j lalu dikalikan dengan galatnya (δ k ) dan menjumlahkannya. Kemudian hitung galat untuk tiap unit hidden : (15) (16) d. Menghitung perbaikan bobot ( V ji ) dan bias ( V j0 ) : (17) (18)

5 6. Perbaiki bobot-bobot dan bias a. Memperbaiki bobot lama (W kj ) menjadi bobotbobot (W kj (baru) ) dan bias (W k0 (baru) ) baru pada pola dan epoch pertama : (19) Untuk pola dan epoch berikutnya digunakan momentum : (20) b. Memperbaiki bobot lama (V ji ) menjadi bobotbobot (V ji (baru) ) dan bias (V j0 (baru) ) baru pada pola dan epoch pertama : (21) Untuk pola dan epoch berikutnya digunakan momentum : (22) c. Ulangi dari langkah 4 untuk data citra selanjutnya hingga data akhir, dimana bobotbobot yang baru (v_baru[j, i] dan w_baru[k, j]) dijadikan bobot awal epoch kembali. 7. Ulangi langkah 4 dan 5 hingga jumlah epoch terpenuhi atau galat telah mencapai tolerance. Setelah proses jaringan syaraf tiruan dilakukan, persentase keberhasilan atau akurasi hasil pengukuran dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : 3. HASIL DAN PEMBAHASAN (23) Pengujian di dalam makalah ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap pelatihan jaringan, tahap validasi, dan tahap pengujian akhir. Pada tahap pelatihan (training), citra X-ray yang dipergunakan sebanyak 36 buah yaitu 60% dari total data, dengan masing-masing tingkat keparahan penyakit berjumlah 9 buah citra. Sedangkan pada tahap validasi, X-ray yang digunakan sebanyak 20 citra dengan masing-masing tingkat keparahan penyakit berjumlah 5 buah citra. Dan pada tahap pengujian akhir, X-ray yang dipergunakan adalah sebanyak 12 citra. 3.1 Tahap pelatihan Pada tahap ini, seluruh vektor fitur yang telah dihasilkan dari proses ekstraksi fitur akan dilatih secara berulang-ulang di dalam jaringan hingga mendapatkan nilai bobot yang terbaik. Bobot-bobot ini dihasilkan dari pelatihan yang telah mencapai pengenalan 100%, yaitu saat galat Mean Square Error (MSE) telah lebih kecil dari nilai toleransi (tolerance) yang diberikan. Bobot ini kemudian akan dipergunakan dalam tahap validasi dan pengujian (testing). Konfigurasi parameter jaringan syaraf tiruan yang diberikan pada proses pelatihan di dalam makalah ini yaitu sebagai berikut : - Jumlah layer : 3 lapis, yaitu 1 input layer, 1 hidden layer, dan 1 output layer - Jumlah unit output : 2 unit - Fungsi aktivasi : Sigmoid Biner - Threshold : Momentum : Learning rate : Tolerance : Metode inisialisasi bobot & bias awal : Metode Nguyen Widrow - Gambar 6 : Menu Pre-Processing dan Ekstraksi Fitur Ekstraksi ke 132 fitur dari setiap citra X-ray dapat terlihat pada gambar fitur yang dihasilkan merupakan nilai probabilitas intensitas X-ray, dan empat fitur lainnya adalah nilai-nilai tekstur statistik berupa variance, skewness, entropy dan relative smoothness. Berikut ini merupakan Tabel 1 yang berisi beberapa nilai fitur tekstur dari ke 8 citra training (dengan jumlah dua citra X-ray setiap grade-nya) yang diekstrak : Tabel 1. Fitur Tekstur dari Citra Training yang Berbeda Fitur Tekstur No Variance Skewness Entropy Relative Smoothness

6 Gambar 7 : Proses Training 36 Citra X-ray Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pelatihan yang dilakukan dengan mempergunakan data training sebanyak 36 citra, nilai learning rate sebesar 0.3, momentum sebesar 0.5, unit hidden sebanyak lima unit telah menghasilkan persentase pengenalan sebesar 100% saat epoch ke 20, dimana kemudian setiap bobot ini akan disimpan untuk dipergunakan pada tahap validasi dan pengujian akhir. 3.2 Tahap Validasi Pada makalah ini, tahap validasi akan digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan tingkat keberhasilan maupun kesalahan pengenalan piranti berbasis JST ini dalam mengukur tingkat keparahan penyakit osteoarthritis sebelum dilakukan testing. Proses jaringannya hanya terdiri dari feedforward yang akan memberikan output langsung berupa prediksi dari data learning dan non-learning yang dimasukkan. Tabel 2. Hasil Pengukuran atau Tingkat Penyakit Osteoarthritis pada Tahap Validasi Hasil Pengukuran atau Diagnosa Diagnosa Seharusnya Dari Tabel 2 dapat dilihat, bahwa empat citra dari 20 citra X-ray yang dimasukkan masih terdapat kesalahan prediksi. Hal ini dapat dikarenakan data yang diuji sebagian adalah data baru yang belum dilatih sehingga pengenalannya masih terdapat kemungkinan kesalahan. Namun, dari persentase keberhasilan yang didapatkan sebesar 80%, maka bisa disimpulkan bahwa piranti ini cukup mampu untuk digunakan dalam memprediksi tingkat keparahan penyakit osteoarthritis pada proses pengujian akhir (testing). 3.3 Tahap Testing Sama seperti tahap validasi, tahap testing juga hanya menjalankan proses feed-forward jaringan terhadap data testing, dengan mempergunakan bobotbobot dari hasil proses training sebelumnya. Tabel 3. Hasil Pengukuran atau Tingkat Penyakit Osteoarthritis pada Tahap Testing Hasil Pengukuran atau Diagnosa Diagnosa Seharusnya Dari Tabel 3 di atas dapat dilihat, bahwa pengujian akhir yang dilakukan terhadap 12 citra X- ray masih terdapat kesalahan prediksi, yaitu sejumlah empat buah citra (33.3%). Hal ini bisa disebabkan karena bobot-bobot dari hasil training belum cukup mewakili karakteristik setiap tingkat penyakit osteoarthritis. Sehingga ketika diterapkan pada citracitra X-ray yang belum pernah diujikan atau dilatih (non-learning), masih bisa terjadi kesalahan prediksi. Namun, jika dilihat dari hasil persentase akurasi pengukuran sebesar 66.6%, nilai tersebut masih cukup baik, dan dapat dikategorikan metode ini cukup berhasil dalam menentukan tingkat keparahan penyakit osteoarthritis. Karena jumlah persentase ketepatan diagnosa masih lebih besar dibandingkan jumlah persentase kegagalannya. 4. KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu : 1. Penggunaan metode jaringan syaraf tiruan backpropagation terbukti dapat dijadikan sebagai salah satu metode untuk mengklasifikasikan/memprediksi tingkat keparahan penyakit osteoarthritis berdasarkan fitur warna dan tekstur dengan persentase akurasi sebesar 66.6%. 2. Penetapan nilai learning rate sebesar 0.3, momentum 0.5, unit hidden sebanyak 5 unit, dan vektor fitur sebanyak 132 dapat dinyatakan sistem telah berhasil memprediksi data learning, dan kurang berhasil untuk data non-learning DAFTAR REFERENSI [1] K.D. Brandt, M. Doherty, M. Lohmander, Osteoarthritis, Definition and Classification of Osteoarhtritis, 2 nd ed. Oxford University Press, New York, 2003, pp 1-8 [2] J.J. Siang, Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemrogramannya menggunakan Matlab, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005 [3] M.H. Purnomo, A. Kurniawan, Supervised Neural Networks dan Aplikasinya, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006 [4] M. Szenroi, Orthopedics, Publisher Semmelweis, Budapest, 2008, pp [5] U. Ahmad, Pengolahan Citra Digital dan Teknik Pemrogramannya, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005

7 [6] H. Nugroho, Pengenalan Wajah dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation, Proc. of SNATI, 2005, F-59 F62 [7] G. Lu, Multimedia Database Management Systems, Artech House Inc., USA, 1963 [8] J.S.J. Wong, T. Zrimec, Classification of Lung Disease Pattern using Seeded Region Growing, Lecture Notes in Artificial Intelligence : Proceedings 19 th Australian Joint Conference on Artificial Intelligence, Springer-Verlag, Germany, 2006, pp [9] B. Kr. Singh, B. Mazumdar, Content Retrieval from X-ray Images using Color & Texture Features, International Journal of Electronics Engineering, 2010, pp [10] A. Shawkat, K.A. Smith-Miles, Improved Support Vector Machine Generalization using Normalized Input Space, LNAI, Springer- Verlag, Heidelberg, 2006, pp [11] A. Hermawan, Jaringan Syaraf Tiruan Teori dan Aplikasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006 [12] D. Pratiwi, Sistem Deteksi Penyakit Pengeroposan Tulang dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Representasi Ciri dalam Ruang Eigen, Proceedings of SNTI, 2010, pp. TIF 3-1 TIF 3-7.

Bab I. Pendahuluan. dibutuhkan. Tidak hanya untuk memudahkan proses penyimpanan dan

Bab I. Pendahuluan. dibutuhkan. Tidak hanya untuk memudahkan proses penyimpanan dan Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Dewasa ini, kebutuhan akan sebuah teknologi yang mampu menganalisis dan mengklasifikasikan berbagai citra ke dalam kelas-kelas yang sesuai sangat dibutuhkan. Tidak

Lebih terperinci

Bab II. Landasan Teori

Bab II. Landasan Teori Bab II Landasan Teori Di dalam thesis penelitian ini, terdapat beberapa landasan teori yang digunakan sebagai penunjang. Teori tersebut diantaranya mengenai pengolahan citra, feature extraction, normalisasi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM MENGUKUR TINGKAT KEPARAHAN PENYAKIT OSTEOARTHRITIS

PENERAPAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM MENGUKUR TINGKAT KEPARAHAN PENYAKIT OSTEOARTHRITIS PENERAPAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM MENGUKUR TINGKAT KEPARAHAN PENYAKIT OSTEOARTHRITIS RESEARCH DIAN PRATIWI (1012400496) Program Pascasarjana Ilmu Komputer PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, U. 2005, Pengolahan Citra Digital dan Teknik Pemrogramannya, Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, U. 2005, Pengolahan Citra Digital dan Teknik Pemrogramannya, Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu DAFTAR PUSTAKA Ahmad, U. 2005, Pengolahan Citra Digital dan Teknik Pemrogramannya, Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu Ali, S. Smith-Miles, K.A. (2006), Improved Support Vector Machine Generalization Using

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan bahan yang digunakan dalam membantu menyelesaikan permasalahan, dan juga langkah-langkah yang dilakukan dalam menjawab segala permasalahan yang ada

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION [1] Novi Indah Pradasari, [2] F.Trias Pontia W, [3] Dedi Triyanto [1][3] Jurusan Sistem Komputer,

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan algoritma yang akan digunakan pada sistem pengenalan wajah. Bagian yang menjadi titik berat dari tugas akhir

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Bagian terpenting dari CRM adalah memahami kebutuhan dari pelanggan terhadap suatu produk yang ditawarkan para pelaku bisnis. CRM membutuhkan sistem yang dapat memberikan suatu

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

Sistem Deteksi Penyakit Pengeroposan Tulang Dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Dan Representasi Ciri Dalam Ruang Eigen

Sistem Deteksi Penyakit Pengeroposan Tulang Dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Dan Representasi Ciri Dalam Ruang Eigen Sistem Deteksi Penyakit Pengeroposan Tulang Dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Dan Representasi Ciri Dalam Ruang Eigen Is Mardianto 1 ; Dian Pratiwi 2 1, 2 Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

DIAGNOSA GANGGUAN SALURAN PERNAFASAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

DIAGNOSA GANGGUAN SALURAN PERNAFASAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DIAGNOSA GANGGUAN SALURAN PERNAFASAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Bambang Yuwono 1), Heru Cahya Rustamaji 2), Usamah Dani 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika UPN "Veteran" Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dielaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga dapat diadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem aplikasi yang digunakan sebagai user interface untuk menangkap citra ikan, mengolahnya dan menampilkan

Lebih terperinci

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan JURNAL TEKNIK POMITS 1-7 1 Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Dhita Azzahra Pancorowati, M. Arief Bustomi Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK PENGENALAN WAJAH METODE EKSTRAKSI FITUR Sigit Kusmaryanto Teknok Elektro FTUB,

JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK PENGENALAN WAJAH METODE EKSTRAKSI FITUR Sigit Kusmaryanto Teknok Elektro FTUB, JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK PENGENALAN WAJAH METODE EKSTRAKSI FITUR Sigit Kusmaryanto Teknok Elektro FTUB, sigitkus@ub.ac.id ABSTRAKSI Salah satu kelemahan umum pada pengenalan pola untuk

Lebih terperinci

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah Vol. 14, No. 1, 61-68, Juli 2017 Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah La Surimi, Hendra, Diaraya Abstrak Jaringan syaraf tiruan (JST) telah banyak diaplikasikan

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK [1] Meishytah Eka Aprilianti, [2] Dedi Triyanto, [3] Ilhamsyah [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK OLEH ARIF MIFTAHU5R ROHMAN (2200 100 032) Pembimbing: Dr. Ir Djoko Purwanto, M.Eng,

Lebih terperinci

Desain Perangkat Lunak Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation untuk Klasifikasi Citra Rontgen Paru-paru

Desain Perangkat Lunak Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation untuk Klasifikasi Citra Rontgen Paru-paru JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 10, NOMOR 1 JANUARI 2014 Desain Perangkat Lunak Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation untuk Klasifikasi Citra Rontgen Paru-paru M. Arief Bustomi, 1, Hasan

Lebih terperinci

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa dan Kebutuhan Sistem Analisa sistem merupakan penjabaran deskripsi dari sistem yang akan dibangun kali ini. Sistem berfungsi untuk membantu menganalisis

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

SISTEM BIOMETRIKA IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN MODEL PERCEPTRON

SISTEM BIOMETRIKA IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN MODEL PERCEPTRON SISTEM BIOMETRIKA IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN MODEL PERCEPTRON I Made Gede Sunarya Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 14, terdiri dari tahap identifikasi masalah, pengumpulan dan praproses data, pemodelan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dalam kurun waktu enam bulan terhitung mulai februari 2012 sampai juli 2012. Tempat yang digunakan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 7 No. 3 Edisi September 2012 105 SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Anindita Septiarini Program Studi Ilmu Komputer FMIPA,

Lebih terperinci

DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION

DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION No Makalah : 299 Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012 DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION Ratri Dwi Atmaja 1,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan membahas landasan teori-teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan skripsi ini. Teknik-teknik yang dibahas mengenai pengenalan pola, prapengolahan citra,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE Warih Maharani Fakultas

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Pola Pengenalan pola adalah suatu ilmu untuk mengklasifikasikan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengukuran kuantitatif fitur (ciri) atau sifat utama dari suatu

Lebih terperinci

Mahasiswa: Muhimmatul Khoiro Dosen Pembimbing: M. Arief Bustomi, S.Si, M.Si.

Mahasiswa: Muhimmatul Khoiro Dosen Pembimbing: M. Arief Bustomi, S.Si, M.Si. Mahasiswa: Muhimmatul Khoiro 1110100049 Dosen Pembimbing: M. Arief Bustomi, S.Si, M.Si. Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014 Diagnosa

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DAUN TANAMAN THEOBROMA CACAO MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK

KLASIFIKASI DAUN TANAMAN THEOBROMA CACAO MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK KLASIFIKASI DAUN TANAMAN THEOBROMA CACAO MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK Endi Permata 1), Andri Suherman 2), Alief Maulana 3) 1) 2 )3) Program Studi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik,Universitas Sultan

Lebih terperinci

Deteksi Kanker Serviks ( Carsinoma Serviks Uteri ) pada Citra Hasil Rekaman CT-Scan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Deteksi Kanker Serviks ( Carsinoma Serviks Uteri ) pada Citra Hasil Rekaman CT-Scan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Deteksi Kanker Serviks ( Carsinoma Serviks Uteri ) pada Citra Hasil Rekaman CT-Scan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Dewi Ari Nirmawaty, Prof. Dr. Ir Suhariningsih, Delima Ayu Saraswati ST. MT. Program

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) 1 Musli Yanto, 2 Sarjon Defit, 3 Gunadi Widi Nurcahyo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk penelitian ini seperti pada Gambar 9. Penelitian dibagi dalam empat tahapan yaitu persiapan penelitian, proses pengolahan

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGHITUNG RESISTANSI RESISTOR MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGHITUNG RESISTANSI RESISTOR MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGHITUNG RESISTANSI RESISTOR MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION Abdi Haqqi An Nazilli 1, Deddy Kusbianto Purwoko Aji 2, Ulla Delfana Rosiani 3 1,2 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesehatan dewasa ini tidak bisa dipisahkan dengan teknologi yang terus berkembang. Pengembangan teknologi yang erat kaitannya dengan dunia kesehatan atau dunia

Lebih terperinci

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi.

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi. 33 BAB 4 DISAIN MODEL Disain model sistem identifikasi citra karang dirancang sedemikian rupa dengan tuuan untuk memudahkan dalam pengolahan data dan pembuatan aplikasi serta memudahkan pengguna dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat. Alat dan bahan yang digunakan sebelum pengujian:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat. Alat dan bahan yang digunakan sebelum pengujian: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Perangkat Lunak Dalam mengetahui perangkat lunak yang dibuat bisa sesuai dengan metode yang dipakai maka dilakukan pengujian terhadap masing-masing komponen perangkat.

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK Fany Hermawan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung E-mail : evan.hawan@gmail.com

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER ACHMAD FAHRUROZI 1 1 Universitas Gunadarma, achmad.fahrurozi12@gmail.com Abstrak Masalah yang akan diangkat dalam makalah ini adalah bagaimana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2. BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Hardware a. Prosesor : Intel Core i5-6198du CPU @2.30GHz (4 CPUs), ~2.40GHz b.

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI DETEKSI KANKER OTAK PADA DATA MRI MELALUI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN EKSTRAKSI FITUR DISCRETE WAVELET TRANSFORM

LAPORAN SKRIPSI DETEKSI KANKER OTAK PADA DATA MRI MELALUI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN EKSTRAKSI FITUR DISCRETE WAVELET TRANSFORM LAPORAN SKRIPSI DETEKSI KANKER OTAK PADA DATA MRI MELALUI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN EKSTRAKSI FITUR DISCRETE WAVELET TRANSFORM Oleh : Saeful Anwar 2009-51-030 SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Antar Muka Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman judul perangkat lunak, form pelatihan jaringan saraf tiruan, form pengujian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi BAB 3 METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Pengenalan ekspresi wajah adalah salah satu bentuk representasi kecerdasan manusia yang dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi emosi seseorang. Hal inilah yang

Lebih terperinci

SIMULASI PENGENALAN TULISAN MENGGUNAKAN LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION )

SIMULASI PENGENALAN TULISAN MENGGUNAKAN LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION ) SIMULASI PENGENALAN TULISAN MENGGUNAKAN LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION ) Fachrul Kurniawan, Hani Nurhayati Jurusan Teknik Informatika, Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik

Lebih terperinci

2 2 ... v... 3 Santoso... 21 abawa... 29... 37... 53... 59... 67... 77 Yohakim Marwanta... 85... 89... 101 ... 109... 117 D. Jaringan Komputer Amirudd... 135 andha... 141... 151... 165 Syahrir... 171...

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses pengujian dari sistem yang dirancang terhadap beberapa citra dijital replika kulit. Pengujian terhadap sistem ini dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dhita Azzahra Pancorowati 1110100053 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Volume : 3, Nomor:, Februari 206 ISSN : 2407-389X PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Fahmi Hasobaran Dalimunthe

Lebih terperinci

PENERAPAN ILMU GRAFOLOGI DALAM MEMBANGUN PIRANTI PENGANALISA TULISAN TANGAN MELALUI EKSTRAKSI FITUR BENTUK

PENERAPAN ILMU GRAFOLOGI DALAM MEMBANGUN PIRANTI PENGANALISA TULISAN TANGAN MELALUI EKSTRAKSI FITUR BENTUK PENERAPAN ILMU GRAFOLOGI DALAM MEMBANGUN PIRANTI PENGANALISA TULISAN TANGAN MELALUI EKSTRAKSI FITUR BENTUK Dian Pratiwi 1), Anung Barlianto Ariwibowo. 2) 3) Fetty Octaviyanti 1) Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 32 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas tentang analisis sistem melalui pendekatan secara terstruktur dan perancangan yang akan dibangun dengan tujuan menghasilkan model atau representasi

Lebih terperinci

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dwi Marisa Midyanti Sistem Komputer Universitas Tanjungpura Pontianak Jl Prof.Dr.Hadari Nawawi, Pontianak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Wajah Pengenalan wajah adalah salah satu teknologi biometrik yang telah banyak diaplikasikan dalam sistem keamanan selain pengenalan retina mata, pengenalan sidik jari

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA HURUF ROMAWI DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERSEPTRON LAPIS JAMAK

PENGENALAN POLA HURUF ROMAWI DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERSEPTRON LAPIS JAMAK PENGENALAN POLA HURUF ROMAWI DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERSEPTRON LAPIS JAMAK Eko Budi Wahyono*), Suzuki Syofian**) *) Teknik Elektro, **) Teknik Informatika - Fakultas Teknik Abstrak Pada era modern

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang diimplementasikan sebagai model estimasi harga saham. Analisis yang dilakukan adalah menguraikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA Dahriani Hakim Tanjung STMIK POTENSI UTAMA Jl.K.L.Yos Sudarso Km 6.5 Tanjung Mulia Medan notashapire@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 50 Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur Dengan Menggunakan Algoritma Pembelajaran

Lebih terperinci

KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF

KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF Asti Rahma Julian 1, Nanik Suciati 2, Darlis Herumurti 3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, ITS

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 68 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas tentang program yang telah dianalisis dan dirancang atau realisasi program yang telah dibuat. Pada bab ini juga akan dilakukan pengujian program. 4.1

Lebih terperinci

PENGENALAN KARAKTER PADA SURAT MASUK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION

PENGENALAN KARAKTER PADA SURAT MASUK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION PENGENALAN KARAKTER PADA SURAT MASUK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION Rizqia Lestika Atimi Program Studi Teknik Informatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura rizqia.lestika@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perangkat keras komputer berkembang dengan pesat setiap tahunnya selalu sudah ditemukan teknologi yang lebih baru. Meskipun demikian masih banyak hal yang belum dapat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Dalam beberapa tahun terakhir perkembangan Computer Vision terutama dalam bidang pengenalan wajah berkembang pesat, hal ini tidak terlepas dari pesatnya

Lebih terperinci

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL 1 SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (Human Face Detection System on Digital Images) Setyo Nugroho 1, Agus Harjoko 2 Program Studi Ilmu Komputer Program Pascasarjana Universitas Gadjah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI LAJU INFLASI DI KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI LAJU INFLASI DI KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI LAJU INFLASI DI KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Kurniawati Handayani 09.11.3278 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Seminar Nasional Informatika 0 ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian, Purwa Hasan Putra Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL

PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL Randy Reza Kautsar (1), Bima Sena Bayu D S.ST M.T (2), A.R. Anom Besari. S.ST, M.T (2) (1)

Lebih terperinci

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 Permasalahan CBIR ( Content Based Image Retrieval) akhir-akhir ini merupakan salah satu bidang riset yang sedang berkembang pesat (Carneiro, 2005, p1). CBIR ini menawarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sel Darah Merah Sel darah merah atau eritrositmemiliki fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Nur Nafi'iyah Prodi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rancangan antarmuka (interface) program terdiri dari form cover, form

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rancangan antarmuka (interface) program terdiri dari form cover, form BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Rancangan Antarmuka (interface) Program Rancangan antarmuka (interface) program terdiri dari form cover, form testing dan form training (untuk programer). 4.1.1

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS Egi Badar Sambani 1), Neneng Sri Uryani 2), Rifki Agung Kusuma Putra 3) Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION Eka Irawan1, M. Zarlis2, Erna Budhiarti Nababan3 Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Saluran pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, faring, laring, trakea, percabangan bronkus dan paru-paru (bronkiolus, alveolus). Paru-paru merupakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Penentuan Status Gizi Balita Dan Rekomendasi Menu Makanan Yang Dibutuhkan

Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Penentuan Status Gizi Balita Dan Rekomendasi Menu Makanan Yang Dibutuhkan 119 Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Penentuan Status Gizi Balita Dan Rekomendasi Menu Makanan Yang Dibutuhkan Fitri, Onny Setyawati, dan Didik Rahadi S Abstrak -Status gizi balita dapat ditentukan

Lebih terperinci

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation 1 Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Reza Subintara Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode Neural Network Dengan Umpan Balik Kamera Pemosisian Global

Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode Neural Network Dengan Umpan Balik Kamera Pemosisian Global The 13 th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 26, 2011 Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode

Lebih terperinci

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Decy Nataliana [1], Sabat Anwari [2], Arief Hermawan [3] Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang melakukan proses data mulai dari pengolahan citra otak hingga menghasilkan output analisa

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMEN INVARIAN DAN RADIAL BASIS FUNCTION (RBF)

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMEN INVARIAN DAN RADIAL BASIS FUNCTION (RBF) PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMEN INVARIAN DAN RADIAL BASIS FUNCTION (RBF) AINUN JARIAH 1209201721 DOSEN PEMBIMBING 1. Prof. Dr. Mohammad Isa Irawan, M.T 2. Dr Imam Mukhlas, S.Si, M.T

Lebih terperinci

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh Sudharmadi Bayu Jati Wibowo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras. Perangkat Keras Spesifikasi Processor Intel Core i3. Sistem Operasi Windows 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras. Perangkat Keras Spesifikasi Processor Intel Core i3. Sistem Operasi Windows 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuhan Sistem Sebelum melakukan penelitian dibutuhkan perangkat lunak yang dapat menunjang penelitian. Perangkat keras dan lunak yang digunakan dapat dilihat pada Tabel

Lebih terperinci

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Junia Kurniati Computer Engineering Department Faculty of Computer Science Sriwijaya University South Sumatera Indonesia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENGENALAN EKSPRESI WAJAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (STUDI KASUS PADA DATABASE MUG)

PENGEMBANGAN SISTEM PENGENALAN EKSPRESI WAJAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (STUDI KASUS PADA DATABASE MUG) PENGEMBANGAN SISTEM PENGENALAN EKSPRESI WAJAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (STUDI KASUS PADA DATABASE MUG) Zaenal Abidin Jurusan Matematika Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran

Lebih terperinci

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan IMPLEMENTASI JARINGAN SARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI SERVICE KENDARAAN RODA 4 DENGAN METODE BACKPROPAGATION (STUDI KASUS PT. AUTORENT LANCAR SEJAHTERA) Muhammad Fahrizal Mahasiswa Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini dibahas teori yang digunakan sebagai landasan pengerjaan pengenalan kata berdasarkan tulisan tangan huruf Korea (hangūl) menggunakan jaringan saraf tiruan propagasi balik.

Lebih terperinci