PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG"

Transkripsi

1 MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2016

2 Lampiran VII PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT LAPORAN AKHIR HASIL PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL NAMA UPT : JUMLAH TARGET PENGEMBANGAN MODEL : ANGGARAN DALAM DIPA 2016 : Rp CONTOH FORMAT NO JUDUL MODEL TIM TEKNIS DAN TIM PELAKSANA Telah diujicoba Telah di validasi Tim Direktorat Hasil Validasi 1 Model pembudayaan anak usia dini untuk berani mengeluarkan pendapat Dr. Edi.. ahli perkembangan anak. Lulusan. Jurusan.. TIM PELAKSANA: Ketua: Wakil Ketua: Anggota: Pada Bulan s.d. di.. 1. divalidasi tanggal 2. Tim Validator dari Direktorat.. sbb a.ketua: b.wakil Ketua: c.anggota: 1. sudah 100% layak diterapkan 2. boleh diterapkan dengan perbaikan 3. ditolak oleh Tim Direktorat 2 3 Catatan : Hasil pengembangan model terlampir Kepala. 41

3 NO Lampiran VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT LAPORAN AWAL PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL NAMA UPT : JUMLAH TARGET PENGEMBANGAN MODEL : ANGGARAN DALAM DIPA 2016 : Rp CONTOH FORMAT JUDUL MODEL 1 Model pembudayaan anak usia dini untuk berani mengeluarkan pendapat 2 3 LOKASI UJI COBA Di PAUD cerah meriah di desa.. kab. TIM TEKNIS Dr. Edi.. ahli perkembangan anak. Lulusan. Jurusan.. TIM PELAKSANA Ketua:. Wakil : Anggota (SK Terlampir) 2016 Kepala. JADUAL PELAKSANAAN (SESUAI TAHAPAN JUKNIS) 1. April: selesai pemetaan mutu 2. Mei: koordinasi dengan driektorat teknis 3. Mei-juni ; penyusunan darf model dan FGD 4. Juli-september: Ujicoba terbatas 5. Hasil ujiocoba pertama. Rencana dak/akan dilakukan ujicoba lanjutan (cantumkan) 6. oktober : pembakuan hasil KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai III, Senayan, Jakarta Telepon , Fax Tromol Pos : 1303 Kode Pos Laman : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Menimbang : untuk mengop malkan pengembangan model pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat pada Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP-PAUD dan Dikmas) serta Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PP-PAUD dan Dikmas), perlu ditetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) tentang Petunjuk Teknis Pengembangan Model Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat; 40 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 1

4 Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 5. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Nonformal. 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 39 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pamong Belajar Dan Angka Kreditnya; 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 tahun 2013 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal. 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat; 11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 tahun 2015 tentang Organisasi dan Lampiran V PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT Contoh surat keterangan SURAT KETERANGAN NOMOR Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :.. Jabatan :.. Alamat : Menjelaskan dan menyetujui bahwa model dengan judul yang dikembangkan oleh PP-PAUD dan Dikmas serta BP-PAUD dan Dikmas Layak untuk disebarluaskan kepada satuan pendidikan, program. dan ke masyarakat dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran program Demikian surat keterangan agar dapat dipergunakan sebaik-baiknya. Jakarta Dikretur PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 39

5 yang digunakan sebagai bahan bacaan, namun dak dirujuk dalam teks hendaknya dak dimasukkan dalam da ar rujukan. Sebaliknya, bahan pustaka yang disebutkan dalam isi laporan pengembangan harus dicantumkan dalam da ar rujukan. Penulisan da ar pustaka menggunakan sistem Modern Languange Associa on (MLA). 2. Lampiran-lampiran Lampiran berisi tentang instrumen pengumpulan data, data hasil peneli an dan pengembangan, hasil perhitungan sta s ka, dan informasi lain yang mendukung isi laporan. Catatan : Penulisan laporan menggunakan jenis font calibri, ukuran 12 dan spasi 1.5 Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT. Pasal 1 Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (UPT Ditjen PAUD dan Dikmas) melaksanakan pengembangan model Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat berdasarkan petunjuk teknis sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang dak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ini. Pasal 2 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan tapkan di Jakarta pada tanggal 20 April 2016 Direktur Jenderal, Harris Iskandar 38 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 3

6 Lampiran I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu pilar terpen ng dalam meningkatkan kualitas manusia. Melalui pendidikan masyarakat dapat mengembangkan diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, pendidikan juga dapat memberikan manfaat berupa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, serta peningkatan kualitas hidup. Pendidikan juga merupakan salah satu sarana untuk menanggulangi kemiskinan, meningkatkan keadilan dan kesetaraan gender, memahami nilainilai dan keberagaraman budaya, serta meningkatkan keadilan sosial. Oleh karena itu, pembangunan PAUD dan Dikmas harus mampu menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menghadapi tantangan nasional dan global. PAUD dan Dikmas dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia melalui program pengembangan potensi anak usia dini secara holis k. Selain itu, PAUD dan Dikmas dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan keaksaraan dan kesetaraan, sarana pengembangan kecakapan hidup, dan sarana pengembangan pendidikan keluarga untuk membentuk karakter dan budaya bangsa. Memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan tuntutan kualitas hidup yang semakin meningkat, PAUD dan Dikmas juga menghadapi dalam menetapkan revisi model. Keputusan merevisi model hendaknya disertai dengan alasan pembenaran bahwa setelah direvisi, model itu akan menjadi layak untuk diujicobakan. Komponen-komponen yang direvisi dan hasil revisi harus dikemukakan secara jelas. 3. Hasil Uji Coba Lapangan Hasil uji coba lapangan berisi hasil analisis data dan revisi model. Data yang dikumpulkan dari kegiatan uji coba lapangan disajikan dalam bagian ini. Penyajian data sebaiknya dituangkan dalam bentuk tabel, bagan, atau gambar yang dapat mengkomunikasikan data secara jelas. Kesimpulan hasil analisis perlu dikemukakan dalam bagian akhir, dan simpulan ini digunakan sebagai dasar dalam melakukan revisi model. Keputusan merevisi model hendaknya disertai dengan alasan pembenaran bahwa setelah direvisi, model itu akan menjadi lebih efek f, efisien, dan menarik. Komponenkomponen yang direvisi dan hasil revisi harus dikemukakan secara jelas. Bab V Penutup Bagian penutup berisi simpulan dan saran. Simpulan merupakan jawaban dari permasalahan peneli an. Simpulan dinyatakan dalam bentuk poin-poin yang dirumuskan secara singkat dan tepat berdasarkan hasil analisis. Saran dirumuskan berdasarkan simpulan. Pengajuan saran diarahkan pada pemanfaatan model yang dikembangkan dan diungkapkan dengan menggunakan pernyataan atau kalimat yang jelas dan lugas. C. Bagian Akhir Isi bagian akhir dari laporan pengembangan model terdiri atas da ar rujukan atau da ar pustaka dan lampiran-lampiran. 1. Da ar Rujukan Bahan pustaka yang dimasukkan dalam rujukan pustaka harus disebutkan dalam teks. Dalam ar, bahan pustaka 4 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 37

7 B. Bagian In Bagian in laporan pengembangan model PAUD dan Dikmas terdiri atas lima bab, yaitu pendahuluan, kajian pustaka, metode pengembangan, hasil pengembangan, serta simpulan dan saran. Bab pendahuluan, kajian pustaka, dan metode pengembangan sudah disajikan dalam penyusunan usulan pengembangan model sehingga dak perlu dijelaskan lagi pada bagian ini. Bab IV Hasil Pengembangan Bagian hasil peneli an dan pengembangan berisi ga komponen pokok, yaitu: (1) hasil studi eksplorasi; (2) hasil validasi ahli dan prak si, dan (3) hasil uji coba lapangan. 1. Hasil Studi Eksplorasi Hasil studi eksplorasi berisi deskripsi data yang diperoleh. Pendeskripsian data didasarkan pada variabel-variabel yang menjadi fokus peneli an. Pendeskripsian data dapat berisi tentang kebutuhan belajar calon sasaran (apabila model yang hendak dikembangkan adalah model baru) atau kekuatan dan kelemahan model yang dilaksanakan oleh lembaga atau masyarakat (apabila pengembang ingin mengembangkan atau memodifikasi model). 2. Hasil Validasi Model Konseptual Hasil validasi ahli dan prak si berisi hasil analisis data dan revisi model dan perangkat pendukungnya. Data yang dikumpulkan dari kegiatan validasi ahli dan prak si bersama pakar dan prak si disajikan dalam bagian ini. Penyajian data sebaiknya dituangkan dalam bentuk tabel, bagan, atau gambar yang dapat mengomunikasikan data secara jelas. Simpulan hasil analisis perlu dikemukakan dalam bagian akhir, dan simpulan ini digunakan sebagai dasar dalam melakukan revisi model. Simpulan yang ditarik dari hasil analisis data tentang model yang divalidasi ahli dan prak si digunakan sebagai dasar berbagai tantangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini juga berimplikasi terhadap tuntutan masyarakat akan layanan PAUD dan Dikmas yang berkualitas. Tahun 2015 dak kurang dari satuan PAUD dan Dikmas telah memberikan layanan berbagai jenis program (di antaranya satuan PAUD sebanyak lembaga, Lembaga Kursus dan Pela han sebanyak lembaga, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat sebanyak lembaga, Taman Bacaan Masyarakat sebanyak lembaga, dan Rumah Pintar sebanyak 400 lembaga). Berbagai jenis program ini umumnya diselenggarakan oleh masyarakat. Hanya sekitar 5% yang diselenggarakan oleh pemerintah. Untuk memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat, Ditjen PAUD dan Dikmas menelurkan berbagai kebijakan berupa program-program yang diselenggarkaan oleh satuan PAUD dan Dikmas. Program-program dan kebijakan yang ditelurkan diupayakan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, fleksibel dalam penyelenggaraannya, prak s materi pembelajarannya, dan dapat disesuaikan waktu dan tempat pendidikannya dengan kondisi masyarakat. Oleh karena itu, dalam rangka menetapkan kebijakan yang inova f dan krea f, Ditjen PAUD dan Dikmas memerlukan berbagai model pengembangan satuan dan program PAUD dan Dikmas untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, relevansi, dan kepas an layanan pendidikan dalam rangka membentuk insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong. Tugas pokok dan fungsi PP-PAUD dan Dikmas serta BP-PAUD dan Dikmas adalah mengembangkan model, program, dan mutu pendidikan. Dalam beberapa dekade PP-PAUD dan Dikmas serta BP-PAUD dan Dikmas telah menghasilkan banyak model. Akan tetapi, model dan program yang telah dikembangkan belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh 36 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 5

8 beberapa faktor, di antaranya: (a) sebagian besar model yang dikembangkan dak mengacu pada kebijakan pemerintah; (b) prosedur pengembangan kurang memenuhi kaidah-kaidah ilmiah; (c) pengembangan kurang didukung oleh data yang valid dan reliabel; (d) hasil pengembangan dak divalidasi oleh direktorat teknis terkait, dan (e) hasil pengembangan dak disosialisasikan kepada masyarakat calon pengguna. Untuk mengatur lebih lanjut tentang pengembangan model diperlukan sebuah pedoman yang dapat digunakan sebagai acuan bagi PP-PAUD serta Dikmas dan BP-PAUD dan Dikmas dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan program-program pengembangan model. Hal ini sesuai dengan IKK Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Renstra Kemendikbud tahun 2015, yakni model yang dikembangkan divalidasi dan diterapkan. Ini berar se ap model yang dibuat oleh UPT Ditjen PAUD dan Dikmas wajib divalidasi dan diterapkan pada masyarakat. B. Tujuan Panduan Petunjuk teknis ini dimaksudkan untuk memberikan acuan kepada pamong belajar di PP-PAUD dan Dikmas serta BP-PAUD dan Dikmas dalam melaksanakan tugas pengembangan model. Selain itu, petunjuk teknis ini juga bertujuan memberikan acuan kepada PP-PAUD dan Dikmas dan BP-PAUD dan Dikmas dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan kepada pamong belajar dalam mengembangkan model. 5. Prakata Bagian ini berisi prakata untuk mengantarkan pembaca dalam memahami naskah laporan dan dilengkapi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang memberikan kontribusi dalam menyelesaikan pengembangan model. Ucapan terima kasih disusun berdasarkan ngkat kontribusinya dalam penyusunan laporan. Prakata disusun dalam bentuk narasi. 6. Da ar Isi Da ar isi memuat judul yang terdapat pada bagian awal laporan pengembangan model yakni, halaman judul, da ar tabel, da ar gambar, da ar lampiran (jika ada), dan bagian isi laporan dari bab satu hingga bab terakhir. Semua bagian ditulis kapital Kecuali judul subbab. 7. Da ar Tabel Da ar tabel memuat nomor dan judul tabel lalu disusul nomor halaman di mana tabel dimuat. Judul tabel yang lebih dari satu baris dike k dengan spasi satu. Jarak antara judul tabel yang satu dengan tabel yang lain satu setengah spasi. 8. Da ar Gambar Da ar gambar memuat nomor dan judul gambar, kemudian disusul nomor halaman gambar dalam teks. Judul gambar yang lebih dari satu baris dike k dengan spasi satu. Jarak antara judul gambar yang satu dengan gambar yang lain dalam da ar itu satu setengah spasi. 9. Da ar Lampiran Da ar lampiran disusun dengan sistema ka nomor urut (angka arab), judul lampiran, serta nomor halaman. Nomor halaman lampiran merupakan kelanjutan dari nomor halaman isi laporan. 6 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 35

9 Lampiran IV PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT SISTEMATIKA LAPORAN PENGEMBANGAN MODEL Sistema ka laporan pengembangan model terdiri atas ga bagian, yaitu bagian awal, bagian in, dan bagian penutup. A. Bagian Awal Bagian awal laporan pengembangan model terdiri atas sampul, lembar judul, abstrak dalam bahasa Indonesia, kata pengantar, da ar isi, da ar tabel (kalau ada), da ar gambar (kalau ada), dan da ar lampiran (kalau ada). 1. Sampul Sampul laporan pengembangan model memuat logo PP- PAUD dan Dikmas atau BP-PAUD dan Dikmas, judul, nama lengkap dan nomor induk pegawai ketua pelaksana, nama PP-PAUD dan Dikmas atau BP-PAUD dan Dikmas, serta tahun penyelesaian. 2. Lembar Judul Lembar judul sama dengan halaman sampul, dicetak pada kertas berwarna pu h. 3. Ringkasan Ekseku f Bagian ini berisi judul pengembangan model, dilanjutkan dengan deskripsi ringkas isi laporan. Panjang tulisan kurang lebih ga halaman dengan spasi satu setengah. 4. Kata Pengantar Bagian ini berisi sambutan dari pimpinan PP-PAUD dan Dikmas atau BP-PAUD dan Dikmas. Kata pengantar dinarasikan dalam bentuk paragraf. A. Penger an BAB II KONSEP PENGEMBANGAN MODEL Dalam panduan pengembangan ini penger an tentang model akan diberi batasan. 1. Model adalah representasi yang akurat dari proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang untuk ber ndak berdasarkan pijakan yang direpresentasikan oleh model itu. Model juga dapat diar kan sebagai visualisasi atau kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan, sehingga model dapat berwujud : (1) pe atau desain; (2) deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi; dan (3) deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner. Di samping itu, model juga memiliki tujuan yang hendak dicapai dan memiliki prosedur atau langkah-langkah yang digunakan untuk mencapai tujuan. 2. Pengembangan model PAUD dan Dikmas adalah proses peneli an terapan berupa rancangan pe, desain, bentuk deskripsi, dan sistem kegiatan yang diproses dengan kaidahkaidan peneli an ilmiah. Hasil peneli an dapat digunakan oleh kelompok sasaran untuk memecahkan masalah bidang pendidikan PAUD dan Dikmas. Hasil peneli an berupa model program pembelajaran dapat digunakan bila sudah divalidasi oleh prak si dan diujicobakan. Dengan demikian diharapkan akan lahir sebuah model pembelajaran yang efek f, efisien, prak s dan menarik ke ka digunakan untuk memecahkan masalah pembelajaran dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. 3. Model yang dikembangkan dapat berbentuk: a) Model Program baru yang dikembangkan sendiri oleh pengembang untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat. Selain itu juga dibutuhkan Model program PAUD dan Dikmas baru yang merupakan pengayaan dari program-program yang 34 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 7

10 selama ini sudah diselenggarakan oleh direktorat teknis. Pengembangan model program baru, dikembangkan oleh seluruh komponen pembelajaran (8 SNP); b) Model komponen pembelajaran dan manajerial program PAUD dan Dikmas merupakan pengembangan komponen dari SNP program PAUD dan Dikmas yang telah ada dan dikembangkan agar menjadi lebih efek f, efisien, menarik, dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengembangan adap f ini lebih mudah dan dapat lebih cepat diterapkan di se ap satuan pendidikan. B. Tujuan Pengembangan Model Tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan pengembangan model PAUD dan Dikmas adalah sebagai berikut: 1. Memecahkan permasalahan masyarakat melalui program dan pembelajaran inova f serta adap f pada PAUD dan Dikmas. 2. Meningkatkan mutu pengelolaan program dan pembelajaran pada PAUD dan Dikmas. 3. Memberdayakan potensi lokal di lingkungan masyarakat kelompok sasaran melalui proses pengelolaan program dan pembelajaran inova f serta adap f pada PAUD dan Dikmas. 4. Mendorong kemandirian dan krea vitas masyarakat dalam mengelola program dan pembelajaran pada PAUD dan Dikmas. C. Manfaat Pengembangan Model Manfaat yang diperoleh dari pengembangan model yang dilakukan oleh PP-PAUD dan Dikmas dan BP-PAUD dan Dikmas adalah: 1. Berbagai model empirik dalam membuat kebijakan pengelolaan program dan pembelajaran dapat dimiliki oleh Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas. 4. Peserta didik Berisi tentang gambaran kualifikasi atau persyaratan administraif yang harus dipenuhi oleh peserta didik dan cara-cara perekrutan. 5. Pendidik Berisi tentang gambaran kualifikasi dan kompetensi yang harus dipenuhi oleh pendidik. 6. Pengelolaan Berisi tentang strategi yang digunakan untuk mengelola program. 7. Sarana dan prasarana Berisi tentang bahan belajar, media pembelajaran, serta alat dan bahan untuk pembelajaran prak k. 8. Pembiayaan Berisi tentang biaya operasional yang digunakan dalam menyelenggarakan program. 9. Penilaian Berisi tentang instrumen yang digunakan untuk menilai hasil belajar dengan disertai rubrik penilaian. Apabila hanya parsial (komponen pembelajaran atau manajemen) silahkan dipaparkan proto pe model yg akan dikembangkan Bab IV Penjaminan Mutu Penjaminan mutu dimaksudkan untuk mengendalikan kegiatan atau penyelenggaraan program berupa pemonitoran (monitoring) dan evaluasi yang berisi tentang aspek-aspek yang akan dimonitor dan dievaluasi serta teknik-teknik yang akan digunakan. Selain itu, diperlukan juga ndak lanjut yang berisi tentang kegiatan yang akan dilakukan setelah mengkaji hasil kegiatan pemonitoran dan evaluasi. Bab V Penutup Bagian penutup berisi tentang harapan-harapan pengembang model dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi agar model yang dikembangkan dapat berhasil. 8 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 33

11 Melalui deskripsi singkat pada bagian ini juga dapat diketahui adanya inovasi yang dikembangkan dalam model. Oleh karena itu, perlu dirumuskan: a. penger an yang berisi definisi program yang dikembangkan atau diselenggarakan; b. tujuan program yang berisi tentang apa yang akan dicapai dalam penyelenggaraan program. Rumusan tujuan program harus jelas dan terukur karena dijadikan sebagai dasar untuk mengukur keberhasilan program yang hendak diselenggarakan; c. karakteris k program yang berisi tentang ciri-ciri program yang dapat membedakan antara satu program dengan program sejenis lainnya. Melalui pengkajian karakteris k ini akan dapat diketahui inovasi yang dikembangkan oleh pengembang model. Bab III Penyelenggaraan Program Bagian ini berisi tentang komponen-komponen yang harus ada agar program dapat diselenggarakan dengan baik. Komponen-komponen yang harus ada yaitu: 1. Standar Kompetensi Lulusan Berisi tentang kriteria capaian pembelajaran lulusan program yang mencakup sikap dan tata nilai, pengetahuan keahlian, dan keterampilan, serta menggambarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) 2. Kurikulum Berisi tentang mata pelajaran pokok dan penunjang serta jam belajar. Di samping itu, juga perlu ditetapkan beban belajar teori dan prak k. 3. Pembelajaran Berisi tentang gambaran pembelajaran teori dan prak k serta model pembelajaran yang akan digunakan. Di samping itu, juga perlu digambarkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran teori dan prak k. 2. Berbagai pilihan model yang efek f, efisien, prak s, dan menarik dapat digunakan oleh masyarakat. D. Fokus Pengembangan Model Pengembangan model difokuskan pada aspek-aspek pengelolaan program, pembelajaran, dan evaluasi pada PAUD dan Dikmas. Pengembangan dilakukan pada dimensi yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas pengelolaan program, pembelajaran, evaluasi PAUD dan Dikmas, serta membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup dan penghidupannya. E. Sasaran Pengembangan Model Sasaran pengembangan model adalah kelompok masyarakat yang menghadapi permasalahan pendidikan. F. Prinsip-prinsip Pengembangan Model Prinsip-prinsip yang harus diperha kan dalam pengembangan model adalah sebagai berikut: 1. Relevansi dan Keakuratan Model yang dikembangkan hendaknya relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan dan karakteris k calon sasaran, serta masyarakat secara umum. Selain itu, model yang dikembangkan juga harus tepat sasarannya. 2. Fleksibilitas dan Kepatutan Model yang dikembangkan hendaknya dirancang secara fleksibel sehingga dapat dilakukan perubahan pada waktu proses implementasi. Selain itu juga perlu diperha kan ketepatan, kecocokan, dan kewajaran model yang dikembangakan dengan sosial budaya masyarakat setempat. 32 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 9

12 3. Efisiensi Model yang dikembangkan hendaknya dapat diimplementasikan dengan menggunakan peralatan sederhana dan berbiaya murah. 4. Kon nuitas Model yang dikembangkan hendaknya dapat diimplementasikan secara berkesinambungan meskipun proses pengembangan sudah selesai. 5. Efek vitas dan Manfaat Model yang dikembangkan hendaknya meperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh calon sasaran (tepat sasaran) 6. Inova f Model yang dikembangkan hendaknya mampu menunjukkan sesuatu yang baru dan memperoleh tujuan yang efek f dan efisien. 7. Menarik Model yang dikembangkan hendaknya mampu mendorong sasaran untuk melakukan kegiatan yang sama setelah proses pengembangan berakhir, dan mampu mendorong pengguna model untuk menggunakan model yang dikembangkan. 8. Ilmiah Pengembangan model hendaknya menerapkan kaidahkaidah, metode dan prosedur peneli an dan pengembangan. 9. Originalitas Model yang dikembangkan hendaknya hasil pemikiran, rancangan, validasi dan uji coba yang dilakukan sendiri. 10. Konstruk f Model yang dikembangkan hendaknya mampu memerbaiki dan meningkatkan pengelolaan program dan pembelajaran pada PAUD dan Dikmas. G. Hasil dan Pemanfaatan Hasil Pengembangan Model 1. Hasil Pengembangan Model Hasil pengembangan model berupa perangkat pendukung Lampiran III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT SISTEMATIKA PENGEMBANGAN DESAIN MODEL Sistema ka pengembangan disain model berisi lima bab sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab II Konsep Model yang Dikembangkan Bab III Penyelenggaraan Bab IV Penjaminan Mutu Bab V Penutup Bab I Pendahuluan Bagian pendahuluan mengantarkan pembaca untuk memahami alasan-alasan penyelenggaraan program dan untuk apa model itu disusun. Bab pendahuluan memuat latar belakang dan tujuan penulisan. 1. Latar Belakang Bagian latar belakang berisi alasan-alasan penyelenggaraan program yang disertai dengan data dan informasi tentang kebijakan pemerintah dan hasil analisis dari studi terdahulu. 2. Dasar Hukum Bagian ini berisi landasan perundang-undangan yang digunakan dalam pengembangan model. 3. Tujuan Bagian ini berisi tujuan pengembangan desain model. Bab II Konsep Model yang Dikembangkan Bagian ini menggambarkan model yang dikembangkan sehingga dapat diketahui adanya perbedaan dengan model sejenis lainnya. 10 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 31

13 bagian ini dan disertai alasannya. Uraian yang sangat rinci dak diperlukan bila teknik analisis yang digunakan sudah cukup dikenal. Akan tetapi, bila teknik tersebut belum banyak dikenal, uraian perlu dipaparkan secara rinci. dan pedoman penggunaannya serta Laporan hasil peneli an dan pengembangan model (analisis). 2. Pemanfaatan Hasil Pengembangan Model a. Memperbaiki dan meningkatkan proses belajar yang selama ini telah berjalan dan diselenggarakan oleh masyarakat b. Menambah berbagai model program baru yang layak dijadikan program unggulan PAUD dan Dikmas c. Memberikan berbagai alterna f bagi masyarakat untuk memilih dan menggunakan model-model yang sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. H. Pelaksana Pengembangan Model 1. Pelaksana pengembangan model adalah pamong belajar yang berkualifikasi teknis serta mampu mengembangkan model PAUD dan Dikmas. 2. Pengendali pengembangan model adalah pejabat eselon IV yang berada di bawah koordinasi teknis dan administrasi pejabat eselon III. 3. Untuk memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari aspek substansi maupun aspek peneli an, se ap pengembangan model harus didampingi oleh 2 orang m teknis. Tim teknis terdiri atas m teknis substansi yang sesuai dengan model akan dikembangkan dan m teknis prosedur pengembangan model. 4. Struktur dan tugas pelaksana pengembangan model adalah sebagai berikut: a. Kepala UPT eselon II ber ndak sebagai penanggung jawab pelaksanaan kegiatan secara umum. b. Kepala UPT eselon III atau Pejabat eselon III ber ndak sebagai penanggung jawab teknis sekaligus administrasi kegiatan. Kepala UPT eselon III atau Pejabat eselon III ini bertugas melakukan koordinasi rencana pengembangan, koordinasi internal dan eksternal, menentukan target 30 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 11

14 dan melakukan revisi, dan koordinasi dengan pimpinan yang lebih nggi. c. Pejabat eselon IV ber ndak sebagai supervisor pelaksanaan pengembangan yang bertugas menyiapkan perangkat administrasi, melakukan pengendalian internal dan eksternal, mengendalikan jadwal kegiatan, dan mengendalikan pelaksanaan. d. Pamong belajar ber ndak sebagai pelaksana kegiatan (berfikir, mengembangkan, mengujicobakan, menganalisis, dan menyusun laporan ujicoba). 5. Tim teknis substansi dan teknis pengembangan model bertugas memberikan masukan, bimbingan, dan arahan untuk memperkuat penerapan kaidah-kaidah peneli an dan pengembangan. I. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Pengembangan Model Berbagai pihak yang terlibat dalam pengembangan model di antaranya: 1. Kepala Unit Pelaksana Teknis, Kepala Bidang, Kepala Seksi, dan Pamong Belajar; 2. Dinas pendidikan Kabupaten/Kota beserta aparatnya yang membantu pelaksanaan uji coba di lapangan; 3. Direktorat Teknis di lingkungan PAUD dan Dikmas sebagai pengguna (user) hasil pengembangan sekaligus pemvalidasi (validator) hasil pengembangan; 4. Tim Teknis yang relevan dengan substansi yang akan dikembangkan. 5. Tim Akademisi dan Prak si yang membantu pelaksanaan uji coba dan analisis pengembangan model. 6. Masyarakat di lokasi uji coba sebagai pelaku uji coba lapangan. 7. Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran uji coba. diiden fikasi secara jelas dan lengkap, termasuk cara pemilihan subjek studi eksplorasi, validasi ahli dan prak si, serta uji coba lapangan. Dalam subjek studi pendahuluan perlu dijelaskan siapa dan berapa orang yang akan diambil datanya. Selain itu, perlu dijelaskan juga teknik apa yang akan digunakan untuk pengambilan subjek. Dalam subjek validasi model konseptual perlu dijelaskan siapa dan berapa orang yang akan dijadikan sebagai evaluator model yang telah dirancang. Dalam subjek uji coba model konseptual perlu dijelaskan karakteris knya dan berapa orang yang akan menjadi subjek, serta teknik apa yang akan digunakan untuk pengambilan subjek. Dalam subjek uji coba model operasional perlu dijelaskan karakteris knya dan berapa orang yang akan menjadi subjek, teknik apa yang akan digunakan untuk pengambilan subjek, dan dimana ujicoba itu akan dilaksanakan. 5. Variabel Peneli an dan Pengembangan Variabel peneli an adalah atribut subjek peneli an yang akan diukur. Pada bagian ini perlu dijelaskan mengenai variabel yang hendak diukur dalam kegiatan studi eksplorasi, validasi model konseptual, serta uji coba model konseptual dan operasional. 6. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data Instrumen peneli an dan pengembangan dapat menggunakan instrumen yang sudah baku atau instrumen yang dikembangkan sendiri oleh pengembangan model. Aspek lain yang perlu diperha kan adalah cara pemberian skor atau kode masingmasing bu r pertanyaan atau pernyataan. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dapat diterapkan dengan menggunakan berbagai metode pengumpulan data, seper wawancara, observasi, kuesioner, angket, dan tes. 7. Analisis Data Teknik dan prosedur analisis yang digunakan untuk menganalisis data studi eksplorasi dan uji coba model dikemukakan dalam 12 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 29

15 Bab II Kajian Pustaka Bagian kajian pustaka berisi pembahasan teori dan hasil-hasil peneli an terdahulu. Kajian pustaka bertujuan membantu pengembang dalam menyusun kerangka berpikir pengembangan model beserta perangkat pendukung model yang akan dihasilkan. Pada akhir penyusunan kerangka berpikir disajikan grafik model yang hendak dikembangkan. Bab III Metode Pengembangan Bagian metode pengembangan berisi: 1. Rancangan Peneli an dan Pengembangan Rancangan peneli an dan pengembangan berisi metode peneli an yang digunakan untuk melakukan studi pendahuluan (misalnya menggunakan metode studi kasus, survei, dan evaluasi), validasi konseptual (misalnya mengunakan diskusi terpumpun), serta uji coba model (misalnya menggunakan metode eksperimen satu kelompok desain tes awal dan tes akhir) 2. Prosedur Pengembangan Bagian ini memaparkan prosedur yang digunakan dalam melakukan peneli an dan pengembangan model. Dalam peneli an dan pengembangan terdapat sembilan tahap sebagaimana disajikan dalam prosedur pengembangan Bab II petunjuk teknis ini. 3. Waktu dan Tempat Peneli an dan Pengembangan Bagian ini memaparkan durasi waktu yang digunakan untuk melakukan peneli an dan pengembangan serta tempat yang digunakan untuk melaksanakan studi pendahuluan, validasi ahli dan prak si, dan uji coba lapangan. BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN MODEL Di dalam Renstra Kemendikbud tahun terdapat satu target yang terkait dengan pengembangan model, yakni model yang dikembangkan dapat divalidasi dan diterapkan di masyarakat. Ar nya model-model yang selama ini dikembangkan oleh lembaga pengembangan model harus dapat dibakukan oleh direktorat teknis dan dapat dimanfaatkan atau disebarluaskan pada masyarakat. Prosedur pengembangan model PAUD dan Dikmas memaparkan prosedur yang ditempuh oleh pengembang dalam mengembangkan model. Dalam pengembangan model, pengembang menetapkan dan menjelaskan komponen-komponen yang terlibat di dalamnya. Selain itu, pengembang juga bertugas menjelaskan hubungan antar komponen dalam model sebagai sistem. In pengembangan model adalah : 1) Studi ekplorasi; 2) perumusan model; 3) ujicoba model, revisi dan analisis; serta 4) validasi model dan penerapan Prosedur pengembangan model ditempuh dengan menerapkan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut: Langkah Pertama dan Penyusunan untuk PAUD dan Langkah Kedua dengan 4. Subjek Peneli an dan Pengembangan Karakteris k subjek peneli an dan pengembangan perlu Langkah Keempat 28 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 13

16 A. LANGKAH PERTAMA (STUDI PENDAHULUAN) 1. Studi Pendahuluan a. Dilakukan untuk mengumpulkan informasi dan iden fikasi permasalahan yang dijumpai dalam pengelolaan program atau pembelajaran. b. Sebelum melaksanakan studi pendahuluan, pengembang menetapkan kelompok sasaran. c. Data dan informasi yang perlu diiden fikasi antara lain: 1) Latar belakang ekonomi, sosial budaya, geografi, dan demografi 2) Permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat 3) Potensi-potensi yang dimiliki terkait dengan ekonomi, sosial budaya, geografi, demografi, dan pendidikan 4) Minat, harapan, aspirasi, dan keinginan masyarakat 5) Hambatan atau kendala yang sering muncul dalam penyelenggaraan program PAUD dan Dikmas dan pemberdayaan masyarakat. 6) Masalah atau kendala yang sering muncul dalam pelaksanaan pembelajaran pada PAUD dan Dikmas. 7) Peluang-peluang yang mungkin dapat direalisasi untuk mendukung program PAUD dan Dikmas. d. Apabila mengembangkan model yang sudah ada, studi pendahuluan dilakukan untuk mengiden fikasi kelemahan unsur-unsur yang ada dalam model. e. Membuat simpulan hasil analisis data dan informasi menjadi beberapa permasalahan yang dihadapi masyarakat. Permasalahan yang disimpulkan hendaknya berkaitan dengan aspek pendidikan, sosial budaya, ekonomi, geografi, dan demografi. f. Menyusun skala prioritas berbagai permasalahan yang telah ditemukan. Apabila terkait dengan masalah program PAUD dan Dikmas, pengembang menggunakan delapan standar nasional pendidikan untuk memfokuskan permasalahan yang hendak 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan pemetaan faktor-faktor, aspekaspek, dan/atau variabel-variabel yang terkait. Hal-hal yang pen ng dalam perumusan masalah sebagai berikut: a. masalah dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang terfokus pada pemecahan masalah; b. masalah dirumuskan dengan kalimat sederhana, pendek, dan padat; c. rumusan masalah mencakup empat komponen, yaitu berkaitan dengan studi eksplorasi, pengembangan desain model, validasi ahli dan prak si, dan keefek fan model. 3. Tujuan Pengembangan Perumusan tujuan pengembangan didasarkan pada rumusan masalah yang ingin dipecahkan dengan menggunakan model yang dipilih. Tujuan pengembangan dinyatakan dengan kalimat deklara f yang berkaitan dengan: (1) studi eksplorasi; (2) pengembangan desain model; (3) validasi ahli dan prak si; dan (4) uji coba lapangan. 4. Manfaat Pengembangan Manfaat pengembangan model adalah kegunaan hasil pengembangan bagi pemangku kepen ngan sebagai calon pengguna model. 5. Spesifikasi Model a. Bagian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran lengkap tentang karakteris k model yang diharapkan dari kegiatan pengembangan. b. Karakteris k model mencakup iden tas yang dapat digunakan untuk membedakan satu model dengan model lainnya. c. Model yang dimaksud dapat berupa pengelolaan program atau pembelajaran pada PAUD dan Dikmas. 14 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 27

17 Lampiran II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT SISTEMATIKA USULAN PENGEMBANGAN MODEL Sistema ka penulisan usulan (proposal) pengembangan model berisi ga bab sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab II Kajian Pustaka Bab III Metode Pengembangan Bab I Pendahuluan Pendahuluan mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang dikembangkan serta untuk apa dan mengapa pengembangan itu dilakukan. Bab pendahuluan memuat: (1) latar belakang masalah; (2) rumusan masalah; (3) tujuan pengembangan; (4) manfaat pengembangan, dan (5) spesifikasi model. 1. Latar Belakang Masalah Latar belakang masalah berisi: (a) pemaparan konteks (kondisi empirik) pengembangan model dalam masalah yang hendak dipecahkan; (b) iden fikasi kesenjangan-kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, dan (c) berbagai alterna f pemecahan masalah yang bersifat adap f dan inova f serta disertai dengan iden fikasi faktor-faktor penghambat dan pendukungnya. Berbagai alterna f pemecahan masalah yang ditawarkan beserta alasannya harus dikemukakan pada bagian akhir dari paparan latar belakang masalah. Penyampaian alterna f pemecahan masalah perlu didukung dengan teoriteori dan hasil peneli an yang relevan dengan model yang dikembangkan. dikembangkan. g. Menyusun beberapa alterna f topik pengembangan model sebagai upaya memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat sesuai dengan fokus masalah yang hendak dikembangkan. h. Mendiskusikan berbagai alterna f topik yang telah dirumuskan dengan pimpinan, pengambil keputusan (stakeholders), dan kelompok sasaran untuk memilih topik yang paling sesuai. i. Topik yang sudah disepaka oleh berbagai pihak kemudian dikonsultasikan kepada direktorat terkait untuk memperoleh persetujuan. j. Dokumen dan hasil peneli an pendahuluan wajib dimiliki dan dijadikan sebagai buk atas pelaksanaan peneli an pendahuluan. 2. Studi Literatur a. Pengembang hendaknya mengkaji peraturan perundang-undangan, kebijakan nasional PAUD dan Dikmas, teori dan hasil peneli an dari buku, laporan peneli an, serta jurnal ilmiah. b. Tujuan pengkajian teori dan hasil peneli an yaitu untuk mempertajam fokus model yang dikembangkan dan membangun konstruksi model konseptual yang dirumuskan dalam bentuk grafik (chart) model. Pada tahap studi pendahuluan atau studi eksplorasi pengembang wajib memiliki dokumen kerja berupa laporan studi eksplorasi yang diketahui oleh pimpinan unit kerja. Laporan tersebut sekurang-kurangnya mencakup kerasionalan, dasar, tujuan, pelaksana, waktu dan tempat, metode, instrumen, proses pelaksanaan, hasil studi eksplorasi, rumusan masalah, dan tema-tema yang layak dikembangkan menjadi model. 26 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 15

18 B. LANGKAH KEDUA (PENYUSUNAN DRAF MODEL) 1. Penyusunan Draf Model a. Sebelum menyusun draf model, pelaksana pengembang model wajib menguasai substansi dengan banyak membaca jurnal, laporan hasil peneli an, kebijakan, dan buku-buku yang relevan dengan substansi. b. Penyusunan draf model dapat dilakukan apabila topik sudah ditetapkan dan m teknis yang relevan dengan topik yang akan dikembangkan sudah dimiliki. c. Draf model yang disusun harus: 1) berdasarkan hasil analisis peneli an terdahulu (tema-tema yang disajikan dalam peneli an terdahulu harus relevan dengan upaya memecahkan masalah), peraturan perundangundangan, kebijakan PAUD dan Dikmas, serta teori dan hasil peneli an yang relevan; 2) beorientasi pada manajemen dan pembelajaran pada PAUD dan Dikmas serta sebagai berupaya menyajikan pemecahan masalah; 3) disusun secara sistema s, rinci, dak berbelit-belit, mudah dipahami, dan dilaksanakan oleh kelompok sasaran; 4) bersifat inova f (kreasi baru) dan adap f, belum pernah ada atau memperbaiki (memodifikasi) model yang telah ada dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelompok sasaran; 5) sarana dan prasarana, sumber daya manusia, dan teknologi yang digunakan mudah didapatkan oleh kelompok sasaran. BAB IV PENUTUP Pengembangan model merupakan proses yang harus dilakukan oleh orang-orang yang kompeten dalam bidangnya dan kompeten dalam peneli an terapan. Oleh karena itu, se ap m pengembang wajib menguasai permasalahan dan kaidah pengembangan model. Panduan ini merupakan garis besar pelaksanaan pengembangan. Ide, substansi, dan proses pelaksanaan menjadi tanggung jawab para pengembang model. Dengan panduan ini kita memiliki keyakinan untuk bangkit melaksanakan pekerjaan secara op mal sesuai dengan panduan. 2. Validasi Draf Model Konseptual a. Persiapan 1) Menyiapkan draf model dan perangkat pendukung model yang terdiri atas draf model program baru beserta perangkat pendukungnya (8 SNP). 16 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 25

19 b. Pembakuan model secara mandiri, ar nya proses pembakuan diselenggarakan oleh UPT sendiri dengan menghadirkan m dari direktorat teknis. c. Model dianggap layak untuk disebarluaskan ke masyarakat apabila sudah disetujui oleh direktorat teknis. Persetujuan tersebut dalam bentuk surat keterangan. 2. Diseminasi dan Implementasi Diseminasi dilakukan untuk memperkenalkan atau menyebarluaskan model yang telah lolos uji coba kepada calon pengguna model. Kegiatan diseminasi dapat dilakukan melalui seminar dengan diiku oleh calon pengguna model. Implementasi yaitu dengan memberikan pela han kepada pengguna untuk memahami model yang akan diterapkan, memberikan pendampingan kepada pengguna agar dak mengalami kesulitan dalam menerapkan model, dan menggandakan hasil pengembangan untuk disebarluaskan 3. Replikasi Model-model hasil pengembangan yang sudah divalidasi dapat direplikasi pada kelompok sasaran yang memiliki latar belakang berbeda Hal ini disebabkan oleh perbedaan kondisi latar belakang sehingga model ini dapat diperbarui atau direkayasa kembali untuk diujicobakan kepada kelompok sasaran yang berbeda. Kemudian mempersiapkan model komponen program (parsial) beserta petunjuk penggunaannya. Model parsial dapat menjadi acuan pengembangan model kurikulum, bahan ajar, alat evaluasi, metode belajar, manajemen, pengelolaan pendanaan, pengelolaan kelas, media, pendidikan karakter, dan kemitraan. 2) Menyiapkan instrumen yang digunakan untuk menilai panduan dan perangkat pendukung model yang telah dikembangkan. 3) Menetapkan jadwal pelaksanaan kegiatan. 4) Menetapkan pihak yang akan dimintai penilaian dan masukan atas draf model dan panduan yang dikembangkan, antara lain m teknis yang relevan, prak si yang relevan, dan akademisi yang relevan. b. Pelaksanaan Validasi Draf Model Konseptual Kegiatan validasi model konseptual dilaksanakan dengan menerapkan metode diskusi terpumpun (Focus Group Discussion). Diskusi terpumpun bertujuan untuk memperoleh penilaian dan masukan dari peserta. Kriteria yang digunakan yaitu: 1) adap f adanya kesesuaian antara model dan perangkat model dengan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok sasaran ; 2) inova f terdapat sesuatu yang baru yang dapat membedakan model yang satu dengan model yang lain ; 3) memiliki kelogisan struktur model; 4) mudah dipahami dan diterapkan; 5) berkualitas; 6) memiliki kelogisan prosedur pelaksanaan uji coba. 3. Prosedur Diskusi Terpumpun a. Pengembang memaparkan garis besar dra model beserta perangkat model yang dikembangkan. b. Peserta mempelajari serta memberikan penilaian 24 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 17

20 dan saran atas model dan perangkat model yang dikembangkan. c. Pengembang melaksanakan diskusi dengan peserta dan mencatat hal-hal pen ng yang dapat dijadikan sebagai per mbangan dalam merevisi model dan perangkat model yang dikembangkan. d. Akhir validasi draf model 1) Menganalisis data dan informasi hasil penilaian dari peserta dengan cara menghitung rata-rata (mean) dan persentase untuk memperoleh gambaran tentang ngkat validitas atau kelayakan model dan perangkat model yang akan diujicobakan. Selain itu, analisis juga dapat memberikan informasi tentang kelemahan-kelemahan model dan perangkat model yang perlu direvisi. 2) Merevisi model dan perangkat model berdasarkan beberapa temuan yang diperoleh dari hasil analisis data dan saran-saran yang disampaikan oleh peserta diskusi. Model yang telah direvisi dinamakan model konseptual. 3) Mendokumentasikan hasil analisis data validasi model konseptual. 4) Mencetak model konseptual dan perangkat model yang telah direvisi secara rapi karena akan digunakan sebagai bahan uji coba model konseptal di masyarakat secara terbatas. C. LANGKAH KETIGA (UJI COBA MODEL KONSEPTUAL DAN MODEL OPERASIONAL) 1. Persiapan a. Menetapkan rancangan uji coba terbatas, minimal menggunakan salah satu rancangan uji coba berikut (boleh menggunakan rancangan uji coba lain):rancangan uji coba satu kelompok desain tes awal dan tes akhir gambaran uji coba sebagai berikut: Catatan : model operasional yg telah diujicoba dapat disebut model apabila seluruh proses telah dilewa dan dianalisis sesuai dengan prosedur pengembangan model dan dilakukan revisi. Model operasional ini wajib dilakukan pembakuan oleh direktorat teknis dan wajib dilengkapi dengan hasil analisis selama ujicoba berlangsung D. LANGKAH KEEMPAT (PEMBAKUAN MODEL, DISEMINASI, IMPLEMENTASI, DAN REFLIKASI) 1. Pembakuan Model a. Pembakuan model dilakukan melalui kegiatan diskusi terpumpun untuk memperoleh masukan dari direktorat terkait b. Kegiatan diskusi diiku oleh m pengembang model dan m dari direktorat terkait. c. Model dan perangkat pendukung model disampaikan ke direktorat terkait paling lambat dua minggu sebelum dilaksanakan kegiatan diskusi. d. Model dan perangkat pendukung model yang telah divalidasi oleh direktorat terkait selanjutnya mendapatkan pengesahan dari direktorat terkait. e. Model dan perangkat pendukung model yang dinilai paling baik akan dijadikan sebagai dasar penyusunan kebijakan direktorat terkait. f. Buk bahwa model tersebut sudah dibakukan oleh direktorat teknis yang terkait adalah surat keterangan dari direktorat teknis yang relevan di lingkungan Ditjen PAUD dan Dikmas Tatacara pembakuan model adalah sebagai berikut: a. Pembakuan model secara kolek f, ar nya pembakuan hasil penyusunan seluruh UPT akan dilakukan oleh Ditjen PAUD dan Dikmas se ap bulan Juli dan Desember. Se ap UPT mengirim model yg telah dikembangkan beserta analisisnya kemudian memaparkannya di depan m dari direktorat teknis, Balitbang dan akademisi. 18 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 23

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMETAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUPERVISI

Lebih terperinci

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF Harris Iskandar Direktur Jenderal Disampaikan pada Rapat Koordinasi BAN PAUD dan PNF dan BAP PAUD dan PNF Tahun 2017 Bogor, 23 November

Lebih terperinci

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi Harris Iskandar Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas Disampaikan pada Rakornas BAN PAUD dan PNF Tahun 2018 Yogyakarta, 22

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS

KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS Ir. Agus Pranoto Basuki, M.Pd KEPALA BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PAUD

Lebih terperinci

STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA 1 STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SPMI - STMM SM 03 09 Revisi ke - Tanggal - Dikaji ulang oleh Pembantu Ketua I Dikendalikan oleh Pusat Penjaminan Mutu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II. PERSYARATAN PENYELENGGARAAN REPLIKASI HASIL PENGEMBANGAN PROGRAM PAUDNI...

DAFTAR ISI BAB II. PERSYARATAN PENYELENGGARAAN REPLIKASI HASIL PENGEMBANGAN PROGRAM PAUDNI... KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas bimbingan dan petunjuk-nya, petunjuk teknis Penyelenggaraan Model/Program Inovatif Program PAUDNI tahun 2015 dapat terselesaikan.

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

BAGIAN 1 PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI. A. Proposal Skripsi

BAGIAN 1 PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI. A. Proposal Skripsi BAGIAN 1 PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI Proses penulisan skripsi dilalui dalam beberapa tahapan, diantaranya adalah sebagai berikut: pengajuan judul, pengajuan proposal seminar proposal, penelitian dan bimbingan,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai III, Senayan, Jakarta 10270 Telepon 021-5725061, Fax.:

Lebih terperinci

DISCOVERY 4 - Human Needs, Techno Meets

DISCOVERY 4 - Human Needs, Techno Meets PEDOMAN PENULISAN DISCOVERY 4 DISCOVERY 4 Penulisan karya tulis pada umumnya terdiri atas ga bagian pokok, yaitu bagian awal, utama dan akhir. Bagian awal memuat hal-hal umum; bagian utama memuat substansi

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Peningkatan Mutu Organisasi Mitra Pendidikan Masyarakat dan Tatacara Memperoleh Bantuan

Petunjuk Teknis Peningkatan Mutu Organisasi Mitra Pendidikan Masyarakat dan Tatacara Memperoleh Bantuan ii 1.3. Format Usulan Kata Sambutan 12 A. Iden tas Organisasi B. Dokumen Administrasi C. Kegiatan yang diusulkan Memasuki tahun 2015, perha an dunia tentang program pendidikan tertuju pada capaian akhir

Lebih terperinci

2017, No Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor

2017, No Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor No.1963, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. RKA-K/L. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.02/2017 TENTANG PENGUKURAN

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL BANTUAN SOSIAL DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH TAHUN 2014

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL BANTUAN SOSIAL DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH TAHUN 2014 PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL BANTUAN SOSIAL DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH TAHUN 2014 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR OUTPUT DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH

Lebih terperinci

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA 1 STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SPMI - STMM SM 03 07 Revisi ke - Tanggal - Dikaji ulang oleh Pembantu Ketua I Dikendalikan oleh Pusat Penjaminan Mutu Disetujui

Lebih terperinci

KEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA

KEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM

Lebih terperinci

HIBAH PENGAJARAN (Teaching Grant)

HIBAH PENGAJARAN (Teaching Grant) TERM OF REFERENCE (TOR) HIBAH PENGAJARAN (Teaching Grant) PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN INOVATIF PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2018 A.

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL BANTUAN SOSIAL DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH TAHUN 2013

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL BANTUAN SOSIAL DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH TAHUN 2013 PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL BANTUAN SOSIAL DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH TAHUN 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR KEGIATAN DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Komplek Kemendikbud Gedung E Lantai 8 Jl. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta No.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Komplek Kemendikbud Gedung E Lantai 8 Jl. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta No. Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Komplek Kemendikbud Gedung E Lantai 8 Jl. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta 10270 No. Telp : 0215725501, email : subdit.kesetaraan2016@gmail.com

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN SELEKSI TAHAP II

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN SELEKSI TAHAP II PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN SELEKSI TAHAP II DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PANDUAN UMUM PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PENGEMBANGAN (untuk contoh)

PANDUAN UMUM PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PENGEMBANGAN (untuk contoh) PANDUAN UMUM PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PENGEMBANGAN (untuk contoh) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latar belakang masalah mengungkapkan konteks pengembangan projek dalam masalah yang hendak

Lebih terperinci

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI NSPK TATA NASKAH Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Norma,

Lebih terperinci

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik 1 PEDOMAN BLOCKGRANT PENYELENGGARAAN LOMBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK KURSUS i ii PEDOMAN BLOCKGRANT PENYELENGGARAAN LOMBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM KOMPETISI KOMISARIAT DALAM RANGKA RAPAT KERJA NASIONAL HIMPUNAN MAHASISWA PEDULI PANGAN INDONESIA PERIODE 2009-2011 HIMPUNAN MAHASISWA PEDULI PANGAN INDONESIA (HMPPI)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2 G. PROSEDUR KERJA 4 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENYUSUNAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republi

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republi BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1060, 2017 KEMEN-LHK. SDM-LHK. Perencanaan dan Pengembangan. Pedoman. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.46/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2017

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba No.723, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Penyusunan SOP. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PENELITIAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ISLAM MADURA

STANDAR PROSES PENELITIAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ISLAM MADURA Alamat : Komplek PP. Miftahul Ulum Bettet Pamekasan Tlp. (0324) 321783, Fax. (0324) 321783 www.uim.ac.id STANDAR MUTU SPMI (Quality Standars) Nomer: SPMI-UIM/SM/01/01 Revisi: 1 Hal : 8 STANDAR PROSES PENELITIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 JUKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 G. URAIAN PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pengajuan Proposal Ringkas Penelitian

Lampiran 1 Pengajuan Proposal Ringkas Penelitian Lampiran 1 Pengajuan Proposal Ringkas Penelitian Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama :... NIM :... Program Studi/Jurusan:... Fakultas :... Perolehan SKS :..., mengajukan Mengetahui (1) Judul Penelitian

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS KERJASAMA PENYELENGGARAAN APRESIASI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL DI PROVINSI TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS KERJASAMA PENYELENGGARAAN APRESIASI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL DI PROVINSI TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS KERJASAMA PENYELENGGARAAN APRESIASI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL DI PROVINSI TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, No.1495, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Jabatan Fungsional. Pamong Belajar. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN FORMASI

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 1. Latar Belakang Undang-undang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR PER-1 /PP/2017 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR PER-1 /PP/2017 TENTANG SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR PER-1 /PP/2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN SOAL DAN VALIDASI SOAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN KEPALA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA ANALISIS

Lebih terperinci

STANDAR PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA 1 STANDAR PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SPMI - STMM SM 03 11 Revisi ke - Tanggal - Dikaji ulang oleh Pembantu Ketua I Dikendalikan

Lebih terperinci

Buku Panduan. Panduan Pelaksanaan Program. Penguatan KOPERTIS dalam Penjaminan Mutu Prodi

Buku Panduan. Panduan Pelaksanaan Program. Penguatan KOPERTIS dalam Penjaminan Mutu Prodi Buku Panduan Panduan Pelaksanaan Program Penguatan KOPERTIS dalam Penjaminan Mutu Prodi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 2018 Hal 1

Lebih terperinci

TOR PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2015

TOR PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2015 TOR PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2015 A. Pendahuluan Setiap perguruan tinggi memiliki visi, misi, tujuan, dan sasaran masing-masing. Rumusan visi, misi, tujuan, dan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PAUD DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA PEDOMAN LOMBA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PAUD DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA PEDOMAN LOMBA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PAUD DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA PEDOMAN LOMBA JURNALIST K PENDIDIKAN KELUARGA TEMA: PERAN KELUARGA DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.938, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Evaluasi Kinerja. RKA-K/L. Pengukuran. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 249/PMK.02/2011 TENTANG PENGUKURAN DAN EVALUASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.10, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Dana Alokasi Khusus. Tahun 2012. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2011

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016

Lebih terperinci

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA 1 STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SPMI - STMM SM 03 01 Revisi ke - Tanggal - Dikaji ulang oleh Pembantu Ketua I Dikendalikan oleh Pusat Penjaminan Mutu Disetujui

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

PANDUAN PENGAJUAN USUL PROGRAM HIBAH RISET INSTITUSIONAL

PANDUAN PENGAJUAN USUL PROGRAM HIBAH RISET INSTITUSIONAL PANDUAN PENGAJUAN USUL PROGRAM HIBAH RISET INSTITUSIONAL LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2011 DAFTAR ISI Daftar Isi...... ii I. Latar Belakang......

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan No.21, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Bendahara Umum Negara. Kinerja. Monitoring. Evaluasi. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 245/PMK.02/2016 TENTANG MONITORING KINERJA

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS APRESIASI LAYANAN PENDIDIKAN MASYARAKAT MELALUI LOMBA KELEMBAGAAN (PKBM DAN SPNF SKB)

PETUNJUK TEKNIS APRESIASI LAYANAN PENDIDIKAN MASYARAKAT MELALUI LOMBA KELEMBAGAAN (PKBM DAN SPNF SKB) PETUNJUK TEKNIS APRESIASI LAYANAN PENDIDIKAN MASYARAKAT MELALUI LOMBA KELEMBAGAAN (PKBM DAN SPNF SKB) DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN KESETARAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA

Lebih terperinci

STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA 1 STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SPMI - STMM SM 03 10 Revisi ke - Tanggal - Dikaji ulang oleh Pembantu Ketua I Dikendalikan oleh Pusat Penjaminan Mutu

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL PEMBINAAN ORGANISASI MITRA (BOP-ORMIT)

PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL PEMBINAAN ORGANISASI MITRA (BOP-ORMIT) ` PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL PEMBINAAN ORGANISASI MITRA (BOP-ORMIT) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT

Lebih terperinci

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi 1 Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi i ii Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Setifikasi Kompetensi SAMBUTAN Direktur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 JUKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 G. URAIAN PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN KOMITE PENILAIAN DAN/ATAU REVIEWER DAN TATA CARA PELAKSANAAN PENILAIAN PENELITIAN PADA PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM

PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN KOMITE PENILAIAN DAN/ATAU REVIEWER DAN TATA CARA PELAKSANAAN PENILAIAN PENELITIAN PADA PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 2952 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN KOMITE PENILAIAN DAN/ATAU REVIEWER DAN TATA CARA PELAKSANAAN PENILAIAN PENELITIAN PADA PERGURUAN TINGGI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 34 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN ) BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI Skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Ditinjau dari

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PIDIE NOMOR : 09 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI PIDIE NOMOR : 09 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN PERATURAN BUPATI PIDIE NOMOR : 09 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) SEBAGAI SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PIDIE BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM MUHIBAH SENI PERGURUAN TINGGI KE LUAR NEGERI

PANDUAN PROGRAM MUHIBAH SENI PERGURUAN TINGGI KE LUAR NEGERI PANDUAN PROGRAM MUHIBAH SENI PERGURUAN TINGGI KE LUAR NEGERI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT KELEMBAGAAN DAN KERJASAMA TAHUN 2013 I. PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan

Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan engembangan program pendidikan keaksaraan dan kesetaraan terus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat di luar sistem persekolahan,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

PANDUAN PENGAJUAN USUL PROGRAM HIBAH RISET INSTITUSIONAL

PANDUAN PENGAJUAN USUL PROGRAM HIBAH RISET INSTITUSIONAL PANDUAN PENGAJUAN USUL PROGRAM HIBAH RISET INSTITUSIONAL LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2011 DAFTAR ISI Daftar Isi...... ii I. Latar Belakang......

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PROGRAM BANTUAN PENYELESAIAN TESIS (S2) BAGI PTK PAUDNI KERJASAMA DIREKTORAT P2TK-PAUDNI DAN PPS UM TAHUN 2011 A. MAKSUD DAN PENGERTIAN

PROGRAM BANTUAN PENYELESAIAN TESIS (S2) BAGI PTK PAUDNI KERJASAMA DIREKTORAT P2TK-PAUDNI DAN PPS UM TAHUN 2011 A. MAKSUD DAN PENGERTIAN PROGRAM BANTUAN PENYELESAIAN TESIS (S2) BAGI PTK PAUDNI KERJASAMA DIREKTORAT P2TK-PAUDNI DAN PPS UM TAHUN 2011 A. MAKSUD DAN PENGERTIAN Maksud Program ini pada dasarnya adalah program pembinaan dan peningkatan

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal PNFI Depdiknas i Pendidikan diselenggarakan secara berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat baik lokal, nasional, maupun global sehingga mampu mewujudkan

Lebih terperinci

PEDOMAN SURVEI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

PEDOMAN SURVEI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA PEDOMAN SURVEI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.653, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Rincian Tugas. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 101 B. TUJUAN 101 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 101 D. UNSUR YANG TERLIBAT 102 E. REFERENSI 102 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 102

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 101 B. TUJUAN 101 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 101 D. UNSUR YANG TERLIBAT 102 E. REFERENSI 102 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 102 JUKNIS PENYUSUNAN LAPORAN ANALISIS KONTEKS SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 101 B. TUJUAN 101 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 101 D. UNSUR YANG TERLIBAT 102 E. REFERENSI 102 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 102 G. URAIAN

Lebih terperinci

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017 Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017 DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN KESETARAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 44 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3 Lampiran 3 DAFTAR NAMA TLD/FDI PENERIMA DANA INSENTIF TAHUN 2012 PROVINSI :... NO NAMA ALAMAT *) KAB/KOTA NAMA BANK CABANG/UNIT NO. REKENING MASA KERJA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) *) sesuai dengan

Lebih terperinci

PANDUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2013

PANDUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2013 PANDUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2013 I. Latar Belakang Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi 1 i ii SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kebijakan pembangunan pendidikan nasional diarahkan untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BIDANG LOMBA : KARYA ILMIAH SISWA

BIDANG LOMBA : KARYA ILMIAH SISWA NASKAH SOAL LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BIDANG LOMBA : KARYA ILMIAH SISWA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DAN PERTI Jalan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN SUPERVISI SATUAN PAUD DAN DIKMAS

PANDUAN PELAKSANAAN SUPERVISI SATUAN PAUD DAN DIKMAS PANDUAN PELAKSANAAN SUPERVISI SATUAN PAUD DAN DIKMAS PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT JAWA BARAT 2017 KATA PENGANTAR Pengembangan Satuan Pendidikan PAUD dan Dikmas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOORDINASI DAN PENGENDALIAN PROGRAM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KUASA PENGGUNAANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PERATURAN KUASA PENGGUNAANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 12 13, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 5725477 (Hunting), 5725471-74

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK PENINGKATAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Buku Pedoman. Panduan Pemberian Bantuan Operasional Akreditasi Program Studi Direktorat Jenderal DAFTAR Pembelajaran ISI dan Kemahasiswaan

Buku Pedoman. Panduan Pemberian Bantuan Operasional Akreditasi Program Studi Direktorat Jenderal DAFTAR Pembelajaran ISI dan Kemahasiswaan Buku Pedoman Panduan Pemberian Bantuan Operasional Akreditasi Program Studi 2007 Direktorat Jenderal DAFTAR Pembelajaran ISI dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Halaman Tinggi

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2018 Direktur PGTK PAUD dan Dikmas, Dr. Abdoellah, M.Pd. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2018 Direktur PGTK PAUD dan Dikmas, Dr. Abdoellah, M.Pd. NIP i KATA PENGANTAR Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas) sesuai tugas dan fungsinya di bidang pembinaan terhadap

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH

Lebih terperinci