KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR PER-1 /PP/2017 TENTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR PER-1 /PP/2017 TENTANG"

Transkripsi

1 SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR PER-1 /PP/2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN SOAL DAN VALIDASI SOAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa ketentuan dan mekanisme penyusunan soal dan validasi soal diatur melalui Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-3/MK.11/2015 sudah tidak berlaku sehingga untuk memenuhi amanat Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Nomor PER-1/PP/2012 tentang Pedoman Evaluasi dan Rekomendasi di Lingkungan Kementerian Keuangan untuk melakukan validasi soal, perlu menyusun pedoman penyusunan soal dan validasi soal; b. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas soal ujian yang dapat mengukur indikator kesuksesan yang ingin dicapai dalam suatu pendidikan dan pelatihan perlu menyusun mekanisme penyusunan soal dan validasi soal pendidikan dan pelatihan di lingkungan Kementerian Keuangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan tentang Pedoman Penyusunan Soal dan Validasi Soal Pendidikan dan Pelatihan di Lingkungan Kementerian Keuangan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 199, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 4. Keputusan Presiden Nomor 10/TPA Tahun 2017 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Keuangan;

2 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 137/KMK.01/2001 tentang Pola Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Keuangan; 6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.01/2012 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1102); 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 157) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.01/2012 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1103); 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1926); 9. Keputusan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Nomor KEP-024/PP/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan di Lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Nomor KEP- 006A/PP/2007; 10. Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Nomor PER-1/PP/2012 tentang Pedoman Evaluasi dan Rekomendasi Diklat di Lingkungan Kementerian Keuangan; Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN SOAL DAN VALIDASI SOAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan ini, yang dimaksud dengan: 1. Penyusunan Soal adalah rangkaian kegiatan merumuskan dan menulis soal sehingga menjadi suatu rancangan naskah soal menurut ketentuan dalam Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan ini. 2. Validasi Soal adalah kegiatan menguji kesesuaian rancangan naskah soal dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa sehingga menjadi naskah soal.

3 Soal adalah salah satu instrumen yang digunakan dalam kegiatan evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan. 4. Kerangka Naskah Soal adalah suatu dokumen yang memuat informasi mengenai komposisi, bentuk, dan jumlah Soal yang akan digunakan dalam menyusun Rancangan Naskah Soal menurut ketentuan dalam Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan ini. 5. Rancangan Naskah Soal adalah kumpulan Soal yang dihasilkan dari proses kegiatan Penyusunan Soal. 6. Naskah Soal adalah Rancangan Naskah Soal yang telah dilakukan Validasi Soal dan dinyatakan valid. 7. Penyusun Soal adalah seseorang atau tim yang ditetapkan dalam Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pusdiklat, Balai Diklat, atau Balai Diklat Kepemimpinan untuk melakukan Penyusunan Soal. 8. Penyusun Soal Pengganti adalah seseorang atau tim yang ditetapkan dalam Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pusdiklat, Balai Diklat, atau Balai Diklat Kepemimpinan untuk menggantikan Penyusun Soal yang tidak dapat memenuhi kewajiban melakukan Penyusunan Soal pada waktu yang telah ditentukan. 9. Validator Soal adalah seseorang atau tim yang ditetapkan dalam Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pusdiklat, Balai Diklat, atau Balai Diklat Kepemimpinan untuk melakukan Validasi Soal. 10. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang selanjutnya dalam Peraturan Kepala Badan ini disebut BPPK adalah Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan sertifikasi kompetensi di bidang keuangan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 11. Pusat Pendidikan dan Pelatihan yang selanjutnya dalam Peraturan Kepala Badan ini disebut dengan Pusdiklat adalah Unit Eselon II di lingkungan BPPK yang mempunyai tugas membina pendidikan, pelatihan, sertifikasi kompetensi keuangan negara dan/atau pengembangan sumber daya manusia keuangan berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala BPPK. 12. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang selanjutnya dalam Peraturan Kepala Badan ini disebut Balai Diklat adalah unit pelaksana teknis BPPK yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPPK. 13. Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan yang selanjutnya dalam Peraturan Kepala Badan ini disebut Balai Diklat Kepemimpinan adalah unit pelaksana teknis Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang berada di bawah dan bertanggung

4 - 4 - jawab langsung kepada Kepala Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia. 14. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Diklat adalah Unit Eselon III di lingkungan Pusdiklat yang mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, perencanaan, penyusunan dan pengembangan program dan kurikulum, serta penyiapan dan pengembangan kompetensi tenaga pengajar pendidikan, pelatihan dan sertifikasi kompetensi keuangan negara di bidang tertentu. 15. Bidang Penjenjangan Pangkat dan Peningkatan Kompetensi adalah Unit Eselon III di lingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan penyusunan. program, pengkajian dan pengembangan kurikulum, pengembangan kompetensi tenaga pengajar, penyelenggaraan, pelaksanaan evaluasi, penelaahan dan penilaian hasil diklat, pengkajian dan penyusunan laporan kinerja pelaksanaan pendidikan, pelatihan, sertifikasi kompetensi dan pengembangan sumber daya manusia di bidang penjenjangan pangkat dan peningkatan kompetensi. 16. Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja adalah Unit Eselon III di lingkungan Pusdiklat mempunyai tugas melaksanakan evaluasi, penelaahan dan penilaian hasil pendidikan, pelatihan dan sertifikasi kompetensi serta pengkajian dan penyusunan laporan kinerja pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan sertifikasi kompetensi keuangan negara di bidang tertentu. 17. Seksi Evaluasi dan Informasi adalah Unit Eselon IV di lingkungan Balai Diklat atau Balai Diklat Kepemimpinan yang mempunyai tugas melakukan dukungan penyiapan data dan informasi, sosialisasi program kerja Balai Diklat atau Balai Diklat Kepemimpinan kepada para pemangku kepentingan di wilayah kerjanya, evaluasi dan pengelolaan kinerja, pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan, perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis, serta analisis umpan balik atas pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tertentu. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan ini mengatur ketentuan dan mekanisme dalam Penyusunan Soal dan Validasi Soal yang digunakan untuk: 1. program pendidikan dan pelatihan prajabatan pegawai negeri sipil; 2. program pendidikan dan pelatihan teknis; dan 3. program pendidikan dan pelatihan fungsional, di lingkungan Kementerian Keuangan.

5 - 5 - BAB III PENYUSUNAN SOAL Bagian Kesatu Penyusunan Soal di lingkungan Pusdiklat Pasal 3 (1) Bidang Perencanaan dan Pengembangan Diklat menyusun Kerangka Naskah Soal setelah kurikulum diklat ditetapkan untuk kemudian diserahkan kepada Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja. (2) Kerangka Naskah Soal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja kepada Penyusun Soal dan/atau Penyusun Soal Pengganti untuk menyusun Rancangan Naskah Soal. (3) Rancangan Naskah Soal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kembali kepada Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja paling lambat 4 (empat) hari kerja sebelum Naskah Soal diujikan. (4) Rancangan Naskah Soal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan Validasi Soal oleh Validator Soal. (5) Penyusunan Soal di lingkungan Pusdiklat dikoordinasikan oleh Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja. Pasal 4 Ketentuan mengenai Penyusunan Soal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, berlaku secara mutatis mutandis terhadap Penyusunan Soal di lingkungan Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia dan dilaksanakan oleh Bidang Penjenjangan Pangkat dan Peningkatan Kompetensi. Bagian Kedua Penyusunan Soal di lingkungan Balai Diklat Pasal 5 (1) Balai Diklat dapat menyusun Rancangan Naskah Soal setelah memperoleh persetujuan dari Pusdiklat pemilik program. (2) Berdasarkan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1): a. Kepala Balai Diklat menyampaikan permintaan Kerangka Naskah Soal kepada Pusdiklat pemilik program; dan b. Kuasa Pengguna Anggaran Balai Diklat menetapkan Penyusun Soal dan/atau Penyusun Soal Pengganti. (3) Balai Diklat menyampaikan Kerangka Naskah Soal kepada Penyusun Soal dan/atau Penyusun Soal Pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

6 - 6 - (4) Balai Diklat mengumpulkan Rancangan Naskah Soal yang telah disusun oleh Penyusun Soal dan/atau Penyusun Soal Pengganti untuk kemudian disampaikan kepada Validator Soal paling lambat 4 (empat) hari kerja sebelum Naskah Soal diujikan. (5) Penyusunan Soal di lingkungan Balai Diklat dikoordinasikan oleh Seksi Evaluasi dan Informasi. Bagian Ketiga Penyusunan Soal di lingkungan Balai Diklat Kepemimpinan Pasal 6 Ketentuan mengenai Penyusunan Soal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, berlaku secara mutatis mutandis terhadap Penyusunan Soal di lingkungan Balai Diklat Kepemimpinan. Pasal 7 Ketentuan lebih lanjut mengenai Penyusunan Soal tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan ini. BAB IV VALIDASI SOAL Bagian Kesatu Validasi Soal di lingkungan Pusdiklat Pasal 8 (1) Dalam rangka melaksanakan Validasi Soal atas Rancangan Naskah Soal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4), Kuasa Pengguna Anggaran Pusdiklat menetapkan Validator Soal. (2) Validasi Soal meliputi pengukuran aspek materi, konstruksi, dan bahasa. (3) Rancangan Naskah Soal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja kepada Validator Soal paling lambat 4 (empat) hari kerja sebelum Naskah Soal diujikan. (4) Validator Soal menyampaikan hasil Validasi Soal kepada Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum Naskah Soal diujikan, yang berupa: a. Rancangan Naskah Soal yang telah valid; dan/atau b. Rancangan Naskah Soal yang belum valid. (5) Rancangan Naskah Soal yang telah valid sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a, diadministrasikan sebagai Naskah Soal oleh Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja.

7 - 7 - (6) Rancangan Naskah Soal yang belum valid sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dikoordinasikan oleh Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja kepada Penyusun Soal atau Penyusun Soal Pengganti untuk dilakukan perbaikan. (7) Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja memastikan perbaikan Rancangan Naskah Soal sudah sesuai dengan catatan perbaikan Validator Soal. Pasal 9 Ketentuan mengenai Validasi Soal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, berlaku secara mutatis mutandis terhadap Validasi Soal di lingkungan Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia dan dilaksanakan oleh Bidang Penjenjangan Pangkat dan Peningkatan Kompetensi. Bagian Kedua Validasi Soal di lingkungan Balai Diklat Pasal 10 (1) Kepala Balai Diklat dapat menyampaikan usulan nama Validator Soal kepada Pusdiklat pemilik program paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum diklat diselenggarakan. (2) Kuasa Pengguna Anggaran Pusdiklat pemilik program menetapkan Validator Soal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum diklat diselenggarakan. (3) Validator Soal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan validasi atas Rancangan Naskah Soal. Pasal 11 (1) Rancangan Naskah Soal sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (3) disampaikan oleh Balai Diklat kepada Validator Soal untuk dilakukan Validasi Soal paling lambat 4 (empat) hari kerja sebelum Naskah Soal diujikan. (2) Validator Soal menyampaikan hasil Validasi Soal kepada Balai Diklat paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum Naskah Soal diujikan, yang berupa: a. Rancangan Naskah Soal yang telah valid; dan/atau b. Rancangan Naskah Soal yang belum valid. (3) Rancangan Naskah Soal yang telah valid sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, diadministrasikan sebagai Naskah Soal oleh Balai Diklat dan ditembuskan kepada Pusdiklat pemilik program. (4) Rancangan Naskah Soal yang belum valid sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dikoordinasikan oleh Balai Diklat kepada Penyusun Soal atau Penyusun Soal Pengganti untuk dilakukan perbaikan.

8 - 8 - (5) Balai Diklat memastikan perbaikan Rancangan Naskah Soal sudah sesuai dengan catatan perbaikan Validator Soal. (6) Validasi Soal di lingkungan Balai Diklat dikoordinasikan oleh Seksi Evaluasi dan Informasi. Bagian Ketiga Validasi Soal di lingkungan Balai Diklat Kepemimpinan Pasal 12 Ketentuan mengenai Validasi Soal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, berlaku secara mutatis mutandis terhadap Validasi Soal di lingkungan Balai Diklat Kepemimpinan. Pasal 13 Ketentuan lebih lanjut mengenai Validasi Soal tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan ini. BAB V KERAHASIAAN Pasal 14 Setiap orang yang bertanggung jawab dan/atau turut serta dalam kegiatan Penyusunan Soal dan/atau Validasi Soal harus menjaga kerahasiaan seluruh dokumen dan informasi. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 15 Naskah Soal yang akan digunakan dalam kegiatan ujian susulan dan/atau ujian ulangan, harus terlebih dahulu melalui mekanisme Penyusunan Soal dan Validasi Soal sesuai ketentuan dalam Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan ini dan/atau diambil dari bank soal. Pasal 16 Ketentuan mengenai Penyusunan Soal dan Validasi Soal dalam Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan ini dapat digunakan untuk jenis ujian selain yang telah ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan mengenai evaluasi dan rekomendasi selama masih relevan dengan tujuan pembelajaran. Pasal 17 Validator Soal tidak diperkenankan dirangkap oleh Penyusun Soal atau Penyusun Soal Pengganti, kecuali untuk materi pembelajaran yang bersifat rahasia dan/atau ahli materinya berasal dari satu sumber di luar Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.

9 - 9 - BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 18 (1) Dalam hal suatu kurikulum program diklat disusun sebelum Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan ini berlaku, maka kegiatan Penyusunan Soal dan Validasi Soal mengacu pada Kerangka Acuan Program Diklat dan/atau Garis-garis Besar Program Pembelajaran dari kurikulum program diklat terkait. (2) Pada saat terdapat penyempurnaan kurikulum program diklat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka Kerangka Naskah Soal harus disusun berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan ini mulai berlaku 2 (dua) bulan setelah tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Februari 2017 KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN, ttd. ASTERA PRIMANTO BHAKTI

10 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR PER-1/PP/2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN SOAL DAN VALIDASI SOAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN PEDOMAN PENYUSUNAN SOAL DAN VALIDASI SOAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi merupakan salah satu cara untuk mengetahui keberhasilan suatu program pendidikan dan pelatihan (diklat). Evaluasi dilakukan terhadap berbagai aspek dalam program diklat, baik evaluasi aspek peserta, penyelenggara atau keseluruhan penyelenggaraan diklat. Salah satu bentuk evaluasi terhadap peserta diklat adalah melalui ujian. Ujian dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengukur keberhasilan peserta diklat dalam mengikuti diklat. Dalam setiap soal ujian diklat yang disusun, harus mampu merepresentasikan penguasaan atas kompetensi dasar yang disyaratkan dan sesuai indikator yang ingin dicapai dari pembelajaran tersebut. Penyusunan soal yang kurang baik dapat membuat suatu ujian diklat kurang dapat mengukur tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tahapan yang harus dilalui sebelum soal diujikan dalam diklat adalah validasi terhadap soal ujian tersebut. Validasi soal diperlukan untuk menguji dan menelaah validitas soal tersebut, apakah telah sesuai aturan dan ramburambu serta kompetensi yang disyaratkan. Apabila tahapan validasi soal tidak dilakukan dengan baik, maka dapat berakibat pada tidak tercapainya pengukuran yang tepat atas capaian dari tujuan pembelajaran yang diinginkan dari suatu diklat. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diinginkan, soal-soal ujian diklat yang diselenggarakan oleh BPPK harus melalui mekanisme penyusunan soal dan validasi soal yang tepat. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas ujian di BPPK, maka perlu disusun Pedoman Penyusunan Soal dan Validasi Soal Pendidikan dan Pelatihan di lingkungan Kementerian Keuangan.

11 - 2 - B. Tujuan Tujuan dari Peraturan Kepala Badan ini antara lain: 1. Memberikan standar proses penyusunan soal ujian yang akan digunakan di lingkungan Kementerian Keuangan; 2. Memberikan standar proses validasi soal ujian agar layak diujikan di lingkungan Kementerian Keuangan; 3. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam proses penyusunan soal dan validasi soal ujian di lingkungan Kementerian Keuangan. C. Sistematika Pedoman Pedoman penyusunan dan validasi soal ini mempunyai sistematika pembahasan sebagai berikut: 1. Pendahuluan Dalam pendahuluan dijelaskan mengenai latar belakang, tujuan, dan sistematika pedoman ini. 2. Mekanisme Penyusunan dan Validasi Soal Dalam pembahasan dijelaskan tahapan kegiatan penyusunan dan validasi soal.

12 - 3 - BAB II MEKANISME PENYUSUNAN DAN VALIDASI SOAL A. Tugas dan Tanggung Jawab 1. Kepala Pusdiklat. Mengoordinasikan dan bertanggung jawab dalam keseluruhan proses penyusunan soal dan validasi soal di lingkungan Pusdiklat. 2. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Diklat a. Menyusun Kerangka Naskah Soal kemudian menyampaikannya kepada Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja. b. Mengoordinasikan penyusunan Kerangka Naskah Soal. 3. Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja a. Mengoordinasikan pengumpulan Kerangka Naskah Soal dari Bidang Perencanaan dan Pengembangan Diklat. b. Menyampaikan Kerangka Naskah Soal kepada Penyusun Soal. c. Melakukan validasi soal terhadap Rancangan Naskah Soal khusus untuk pengukuran aspek konstruksi dan aspek bahasa apabila Validator Soal hanya memiliki kompetensi pengukuran aspek materi saja. d. Mengoordinasikan pengumpulan Rancangan Naskah Soal yang telah divalidasi oleh Validator Soal. e. Membuat dan mendokumentasikan segala proses penyusunan soal dan validasi soal dalam Lembar Kendali Penyusunan Soal dan Validasi Soal. f. Mengadministrasikan Rancangan Naskah Soal ke dalam Naskah Soal siap diujikan. g. Menjaga kerahasiaan Naskah Soal yang telah disusun dan siap digunakan di lingkungan Pusdiklat. 4. Bidang Penjenjangan Pangkat dan Peningkatan Kompetensi. a. Menyusun Kerangka Naskah Soal. b. Mengoordinasikan pengumpulan Kerangka Naskah Soal. c. Menyampaikan Kerangka Naskah Soal kepada Penyusun Soal. d. Melakukan validasi soal terhadap Rancangan Naskah Soal khusus untuk pengukuran aspek konstruksi dan aspek bahasa apabila Validator Soal hanya memiliki kompetensi pengukuran aspek materi saja. e. Mengoordinasikan pengumpulan Rancangan Naskah Soal yang telah divalidasi oleh Validator Soal.

13 - 4 - f. Membuat dan mendokumentasikan segala proses penyusunan soal dan validasi soal dalam Lembar Kendali Penyusunan Soal dan Validasi Soal. g. Mengadministrasikan Rancangan Naskah Soal ke dalam Naskah Soal siap diujikan. h. Menjaga kerahasiaan Naskah Soal yang telah disusun dan siap digunakan di lingkungan Pusdiklat 5. Kepala Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan. Mengoordinasikan dan bertanggung jawab dalam keseluruhan proses penyusunan soal dan validasi soal di lingkungan Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan. 6. Seksi Evaluasi dan Informasi Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan. a. Mengoordinasikan pengumpulan Kerangka Naskah Soal dari Pusdiklat. b. Menyampaikan Kerangka Naskah Soal kepada Penyusun Soal. c. Mengoordinasikan pengumpulan Rancangan Naskah Soal yang telah divalidasi oleh Validator Soal. d. Mengadministrasikan Rancangan Naskah Soal ke dalam Naskah Soal siap diujikan. e. Menjaga kerahasiaan Naskah Soal yang telah disusun dan siap digunakan di Balai Diklat /Balai Diklat Kepemimpinan. 7. Penyusun Soal a. Menyusun Rancangan Naskah Soal. b. Melakukan revisi atas soal yang tidak lolos Validasi Soal. c. Menandatangani Lembar Kendali Penyusunan dan Validasi Soal. d. Melakukan koordinasi dengan Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja /Seksi Evaluasi dan Informasi Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan dalam proses administrasi dan penyusunan soal. e. Menjaga kerahasiaan Rancangan Naskah Soal yang telah disusun. 8. Penyusun Soal Pengganti a. Menggantikan tugas Penyusun Soal yang tidak dapat menyelesaikan tugas menyusun soal sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan. b. Menandatangani Lembar Kendali Penyusunan dan Validasi Soal. c. Melakukan koordinasi dengan Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja Pusdiklat/Seksi Evaluasi dan Informasi Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan dalam proses administrasi dan penyusunan soal. d. Menjaga kerahasiaan Rancangan Naskah Soal yang telah disusun.

14 Validator Soal a. Melakukan validasi Rancangan Naskah Soal. b. Melakukan validasi soal dalam Formulir Validasi Soal. c. Menandatangani Lembar Kendali Penyusunan dan Validasi Soal. d. Melakukan koordinasi dengan Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja Pusdiklat/Bidang Penjenjangan Pangkat dan Peningkatan Kompetensi dalam proses administrasi dan validasi soal. B. Kaidah Penyusunan dan Validasi Soal 1. Kaidah Kerangka Naskah Soal a. Penyusunan Kerangka Naskah Soal dilakukan bersamaan dengan penyusunan kurikulum atau dapat pula dilakukan setelah kurikulum suatu program diklat selesai disusun oleh Tim Penyusun Kurikulum. b. Kerangka Naskah Soal disusun sesuai dengan indikator pembelajaran dalam kurikulum yang akan diujikan. 2. Kaidah Penyusun dan Penyusunan Soal a. Penyusun Soal dapat berasal dari widyaiswara, pejabat, pegawai BPPK dan/atau pihak di luar BPPK. b. Penyusun Soal diutamakan memiliki kompetensi teknis penyusunan soal dan substansi sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diujikan. c. Penyusun Soal yang hanya memiliki kemampuan substansi materi pembelajaran, maka: 1) akan didampingi oleh Penyusun Soal yang memiliki kompetensi teknis penyusunan soal; atau 2) diberikan petunjuk teknis penyusunan soal. d. Dalam merumuskan kalimat soal, Penyusun Soal harus memperhatikan kaidah sebagai berikut: 1) Aspek materi Soal yang disusun harus sesuai dengan indikator pembelajaran yang terdapat dalam Kerangka Naskah Soal. 2) Aspek konstruksi a) Kalimat soal tidak menimbulkan multitafsir.

15 - 6 - Contoh: Pajak WP Pribadi baru saja dinaikkan. Kalimat di atas mempunyai pengertian: Pajak untuk WP Pribadi baru yang naik (khusus untuk WP Pribadi baru). Pajak untuk semua WP Pribadi baru saja naik. Kesimpulan: Kalimat soal di atas disebut kalimat ambigu karena memiliki lebih dari satu arti, sehingga tidak boleh digunakan. b) Soal yang disusun tidak mengarahkan kepada jawaban soal. Contoh: Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan BMN sedangkan Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan BMN. Berikut ini pejabat yang melakukan pengelolaan barang adalah: a. Pengelola anggaran b. Pengelola barang c. Pengguna anggaran d. Pengguna barang Kesimpulan: Kalimat soal di atas mengarahkan pada pilihan jawaban yang ada, sehingga tidak boleh digunakan. c) Soal yang disusun tidak bergantung pada jawaban soal yang lainnya. Contoh: 1. Penetapan status Penggunaan barang oleh : a. Pengelola anggaran b. Pengelola barang c. Pengguna anggaran d. Pengguna barang 2. Berdasarkan soal nomor 1, kewenangan pejabat dimaksud antara lain: a. Menetapkan status penggunaan BMN untuk digunakan pihak lain b. Memberikan persetujuan penggunaan sementara BMN c. Memberikan persetujuan alih status penggunaan BMN d. Menetapkan status penggunaan BMN yang berada dalam penguasaannya. Kesimpulan: Kalimat soal nomor 2 merujuk pada jawaban atas soal nomor 1, sehingga tidak boleh digunakan.

16 - 7 - d) Kalimat soal tidak bersifat negatif ganda. e) Tata letak dan aspek visual soal tidak menimbulkan ambiguitas. 3) Aspek bahasa a) Menggunakan kaidah bahasa yang baku. b) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/lokal dan tabu. c) Tidak mengandung unsur Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA). 3. Kaidah Bentuk soal Contoh: Dibawah ini yang bukan merupakan pejabat yang berwenang menetapkan status Penggunaan barang, kecuali: a. Pengelola anggaran b. Pengelola barang c. Pengguna anggaran d. Pengguna barang Kesimpulan: Kalimat di atas memuat kata negatif ganda, sehingga tidak boleh digunakan. a. Bentuk soal yang digunakan mencakup semua bentuk soal yang telah ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang berkaitan dengan evaluasi diklat di lingkungan Kementerian Keuangan dan dapat ditambahkan bentuk soal lain sepanjang relevan digunakan untuk mengukur hasil yang ingin dicapai dalam tujuan pembelajaran. b. Naskah Soal mencantumkan petunjuk/instruksi pengerjaan soal sesuai dengan bentuk soal. 4. Kaidah Validator dan Validasi Soal a. Validator Soal dapat berasal dari widyaiswara, pejabat, pegawai BPPK dan/atau pihak di luar BPPK. b. Validator Soal harus memiliki kompetensi teknis penyusunan soal dan/atau substansi soal ujian yang akan divalidasi. c. Validator Soal untuk satu mata diklat dapat diampu lebih sari satu orang untuk memberikan tingkat keyakinan yang lebih tinggi. d. Metode validasi yang digunakan merupakan metode validasi kualitatif. Validasi Soal yang dilakukan oleh lebih dari 1 (satu) orang atau tim dapat dilakukan dengan teknik panel.

17 - 8 - e. Validator Soal perlu mempersiapkan bahan bahan penunjang seperti Kerangka Naskah Soal, kurikulum yang digunakan, dan sumber lain yang terkait. f. Aspek penilaian dalam validasi soal meliputi: Aspek Kode Keterangan A1 Soal sesuai dengan indikator pembelajaran pada Kerangka Naskah Soal. A2 Soal mencakup materi pembelajaran yang relevan pada Kerangka Naskah Soal. dst. dapat ditambahkan aspek materi lain yang sesuai dengan kebutuhan. B1 Kalimat soal tidak menimbulkan multitafsir. B2 Soal tidak mengarahkan kepada jawaban soal. B3 Soal tidak bergantung pada jawaban soal yang lainnya. B4 Kalimat soal tidak bersifat negatif ganda. dst. dapat ditambahkan aspek konstruksi lain yang sesuai dengan kebutuhan C1 Menggunakan kaidah bahasa yang baku. C2 Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/lokal dan tabu. C3 Tidak mengandung unsur Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA). dst. dapat ditambahkan aspek bahasa lain yang sesuai dengan kebutuhan Materi Konstruksi Bahasa g. Validator Soal dan/atau Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja dapat menambahkan aspek penilaian yang lain dalam Formulir Validasi Soal sesuai dengan kebutuhan. h. Surat penyampaian Rancangan Naskah Soal dapat disampaikan kepada Validator Soal baik melalui hardcopy maupun softcopy. melalui media surat elektronik dengan bukti penyampaian berupa hardcopy dari printscreen surat elektronik penyampaian tersebut. i. Mekanisme pre-test dan post-test yang merupakan mekanisme penentu kelulusan peserta diklat, harus dilakukan Validasi Soal. C. Mekanisme Penyusunan dan Validasi Soal Alur proses kegiatan penyusunan dan validasi soal dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

18 - 9 - Alur Proses Kegiatan Penyusunan dan Validasi Soal di Pusdiklat Kepala Pusdiklat Bidang Perencanaan & Pengembangan Diklat* Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja* Penyusun Soal/Penyusun Soal Pengganti Validator Soal *) di lingkungan Pusdiklat PSDM dilaksanakan oleh Bidang Penjenjangan Pangkat dan Peningkatan Kompetensi. Kemampuan A : kemampuan aspek materi Kemampuan B : kemampuan aspek konstruksi Kemampuan C : kemampuan aspek bahasa

19 Kepala Pusdiklat Alur Proses Kegiatan Penyusunan dan Validasi Soal di Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan dengan Penyusun dan Validator Soal dari Pusdiklat Kepala Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja Pusdiklat* Kepala Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan Kepala Seksi Evaluasi dan Informasi Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan Penyusun Soal/Penyusun Soal Pengganti Pusdiklat Validator Pusdiklat *) di lingkungan Pusdiklat PSDM dilaksanakan oleh Bidang Penjenjangan Pangkat dan Peningkatan Kompetensi. Kemampuan A : kemampuan aspek materi Kemampuan B : kemampuan aspek konstruksi Kemampuan C : kemampuan aspek bahasa

20 Alur Proses Kegiatan Penyusunan dan Validasi Soal di Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan dengan Penyusun dan Validator Soal dari Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan Kepala Pusdiklat Kepala Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja Pusdiklat* Kepala Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan Kepala Seksi Evaluasi dan Informasi Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan Penyusun Soal/Penyusun Soal Pengganti Balai Diklat Validator Balai Diklat *) di lingkungan Pusdiklat PSDM dilaksanakan oleh Bidang Penjenjangan Pangkat dan Peningkatan Kompetensi. Kemampuan A Kemampuan B Kemampuan C : kemampuan aspek materi : kemampuan aspek konstruksi : kemampuan aspek bahasa

21 Alur Proses Kegiatan Penyusunan dan Validasi Soal di Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan dengan Penyusun Soal dari Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan dan Validator Soal dari Pusdiklat Kepala Pusdiklat Kepala Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja Pusdiklat* Kepala Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan Kepala Seksi Evaluasi dan Informasi Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan Penyusun Soal/Penyusun Soal Pengganti Balai Diklat Validator Pusdiklat *) di lingkungan Pusdiklat PSDM dilaksanakan oleh Bidang Penjenjangan Pangkat dan Peningkatan Kompetensi. Kemampuan A : kemampuan aspek materi Kemampuan B : kemampuan aspek konstruksi Kemampuan C : kemampuan aspek bahasa

22 Mekanisme penyusunan dan validasi soal secara rinci sebagai berikut: 1. Penyusunan Kerangka Naskah Soal a. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Diklat mengisi identitas Kerangka Naskah Soal untuk setiap mata diklat yang akan disusun Kerangka Naskah Soalnya. b. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Diklat menentukan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai dari mata diklat terkait. c. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Diklat menentukan hanya indikator pembelajaran yang dipilih untuk disusun soalnya dari mata diklat terkait. d. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Diklat menentukan bentuk soal dan jumlah soal berdasarkan indikator pembelajaran yang dipilih sebelumnya. e. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Diklat menyerahkan Kerangka Naskah Soal kepada Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja untuk dikoordinasikan dalam kegiatan penyusunan dan validasi soal. f. Dalam hal penyusunan soal di Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan, Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja mengirimkan Kerangka Naskah Soal tersebut atas permintaan Kepala Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan. g. Kerangka Naskah Soal mengikuti format sebagaimana tercantum di bawah ini:

23 KERANGKA NASKAH SOAL PUSDIKLAT... ) 1 Nama program diklat :... ) 2 Mata diklat :... ) 3 Alokasi Waktu :... ) 4 menit Sifat soal : Tertutup/Terbuka ) 5 No Dst. Kompetensi Dasar ) 6 Indikator pembelajaran ) 7 Bentuk soal ) 8 Jumlah Butir Soal ) 9...,... ) 10 Kepala Bidang...) 11...) 12 NIP...) 13 Keterangan: 1. Diisi dengan nama Pusdiklat pemilik program. 2. Diisi dengan nama program diklat. 3. Diisi dengan nama mata diklat. 4. Diisi dengan alokasi waktu pengerjaan soal dengan memperhatikan norma waktu yang telah ditetapkan. 5. Coret salah satu yang tidak digunakan. a. Disebut sifat soal tertutup apabila soal yang disusun harus diselesaikan tanpa menggunakan alat bantu apapun sebagai referensi. b. Disebut sifat soal terbuka apabila soal yang disusun dapat diselesaikan dengan menggunakan alat bantu tertentu sebagai referensi, misal: buku diktat, buku catatan, modul, bahan ajar, kamus bahasa, kamus akuntansi, referensi berbasis web dan lainlain. 6. Diisi dengan kompetensi dasar yang terdapat dalam GBPP. 7. Diisi dengan indikator pembelajaran dalam GBPP yang dipilih untuk diujikan. 8. Diisi dengan bentuk soal yang akan disusun berdasarkan indikator pembelajaran. 9. Dapat diisi dengan jumlah butir soal dari indikator pembelajran yang dipilih untuk diujikan. 10. Diisi dengan tempat lokasi Pusdiklat, tanggal, bulan, tahun Naskah Soal. 11. Diisi dengan nama jabatan terkait. 12. Diisi dengan nama pejabat terkait. 13. Diisi dengan NIP pejabat terkait.

24 Penyusunan Rancangan Naskah Soal a. Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja mengirimkan Surat Penyampaian Kerangka Naskah Soal kepada Penyusun Soal di Pusdiklat. b. Dalam hal penyusunan soal dilaksanakan Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan, Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja hanya akan mengirimkan Kerangka Naskah Soal setelah mendapatkan permintaan resmi dari Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan. c. Penyusun Soal menyusun soal dalam Rancangan Naskah Soal dengan mengacu pada Kerangka Naskah Soal. d. Penyusun Soal mengisi identitas Rancangan Naskah Soal sesuai dengan yang tercantum dalam Kerangka Naskah Soal. e. Penyusun Soal membuat konstruksi kalimat soal dengan memperhatikan kaidah yang telah ditentukan. f. Penyusun Soal harus menyusun Rancangan Naskah Soal sesuai dengan format sebagai berikut: NASKAH SOAL PUSDIKLAT... /BALAI DIKLAT... ) 1 Nama program diklat :... ) 2 Mata diklat :... ) 3 Sifat soal : Tertutup/Terbuka ) 4 Tanggal Diujikan :... ) 5 Alokasi waktu : ) 6 menit KALIMAT SOAL DAPAT DITULISKAN DI SINI ATAU DISUSUN PADA LEMBAR TERPISAH DAN KEMUDIAN DISATUKAN DENGAN HALAMAN SAMPUL INI. Keterangan: 1. Diisi dengan nama Pusdiklat/Balai Diklat terkait. 2. Diisi dengan nama program diklat. 3. Diisi dengan nama mata diklat. 4. Coret salah satu yang tidak digunakan. a. Disebut sifat soal tertutup apabila soal yang disusun harus diselesaikan tanpa menggunakan alat bantu apapun sebagai referensi. b. Disebut sifat soal terbuka apabila soal yang disusun dapat diselesaikan dengan menggunakan alat bantu tertentu sebagai referensi, misal: buku diktat, buku catatan, modul, bahan ajar, kamus bahasa, kamus akuntansi, referensi berbasis web dan lainlain. 5. Diisi dengan rencana tanggal Naskah Soal diujikan. 6. Diisi dengan alokasi waktu pengerjaan soal ujian dengan memperhatikan norma waktu yang telah ditetapkan.

25 Untuk tertib pengelolaan Penyusunan dan Validasi Soal, digunakan Format Lembar Kendali Penyusunan Soal dan Validasi Soal sebagai berikut: LEMBAR KENDALI PENYUSUNAN SOAL DAN VALIDASI SOAL PUSDIKLAT ) 1 Nama program diklat :... ) 2 Mata diklat :... ) 3 Sifat soal : Tertutup/Terbuka ) 4 Tanggal Diujikan :... ) 5 Alokasi waktu : ) 6 menit I Rancangan Naskah Soal dari Penyusun Soal kepada Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja Pada hari ini, ) 7 tanggal ) 8 bulan... ) 9 tahun...) 10 telah diserahkan Rancangan Naskah Soal dari Penyusun Soal kepada Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja secara... ) 11, untuk dilakukan validasi soal. III Rancangan Naskah Soal dari Validator Soal kepada Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja Pada hari ini, ) 7 tanggal ) 8 bulan... ) 9 tahun... ) 10 telah diserahkan Rancangan Naskah Soal dan Formulir Validasi Soal dari Validator Soal kepada Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja secara... ) 11 dan terlampir formulir hasil validasi, untuk dilakukan revisi/ digunakan langsung *(coret yang tidak perlu) Yang Menyerahkan, Penyusun Soal Yang Menerima,...) 12 Yang Menyerahkan, Validator Soal Yang Menerima,...) 12 II Nama NIP Nama NIP Rancangan Naskah Soal dari Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja kepada Validator Soal ) 13 Pada hari ini, ) 7 tanggal ) 8 bulan... ) 9 tahun... ) 10 telah diserahkan Rancangan Naskah Soal dan berkas kelengkapan dari Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja kepada Validator Soal secara... ) 11, untuk dilakukan validasi soal. Nama NIP Nama NIP IV Rancangan Naskah Soal dan Formulir Validasi Soal dari Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja kepada Penyusun Soal ) 14 Pada hari ini, ) 7 tanggal ) 8 bulan... ) 9 tahun... ) 10 telah diserahkan Rancangan Naskah Soal dan Formulir Validator Soal dari Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja kepada Penyusun Soal secara... ) 11, untuk dilakukan perbaikan. Yang Menyerahkan,... ) 12 Yang Menerima, Validator Soal Yang Menyerahkan,...) 12 Yang Menerima Penyusun Soal Nama NIP Nama NIP Nama NIP Nama NIP

26 V Rancangan Naskah Soal dan Formulir Validasi Soal dari Penyusun Soal kepada Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja) 15 Pada hari ini, ) 7 tanggal ) 8 bulan... ) 9 tahun... ) 10 telah diserahkan Rancangan Naskah Soal yang telah diperbaiki sesuai dengan hasil validasi dari Penyusun Soal kepada Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja secara... ) 11, untuk dapat langsung digunakan. VI *Kolom lembar kendali dapat diperpanjang apabila terjadi proses berulang lebih dari satu kali Yang Menyerahkan Penyusun Soal Nama NIP Yang Menerima,...) 12 Nama NIP Keterangan: 1. Diisi dengan nama Pusdiklat/Balai Diklat terkait. 2. Diisi dengan nama program diklat. 3. Diisi dengan nama mata diklat. 4. Coret salah satu yang tidak digunakan. a. Disebut sifat soal tertutup apabila soal yang disusun harus diselesaikan tanpa menggunakan alat bantu apapun sebagai referensi. b. Disebut sifat soal terbuka apabila soal yang disusun dapat diselesaikan dengan menggunakan alat bantu tertentu sebagai referensi, misal: buku diktat, buku catatan, modul, bahan ajar, kamus bahasa, kamus akuntansi, referensi berbasis web dan lain-lain. 5. Diisi dengan rencana tanggal Naskah Soal diujikan. 6. Diisi dengan alokasi waktu pengerjaan soal ujian dengan memperhatikan norma waktu yang telah ditetapkan. 7. Diisi dengan nama hari penyerahan berkas terkait. 8. Diisi dengan tanggal penyerahan berkas terkait. 9. Diisi dengan bulan penyerahan berkas terkait. 10. Diisi dengan tahun penyerahan berkas terkait. 11. Diisi dengan cara penyerahan berkas, secara langsung atau menggunakan surat elektronik. Jika melalui surat elektronik, printscreen surat elektronik harus dilampirkan. 12. Pihak yang berwenang menandatangani adalah Pejabat Eselon IV atau Pejabat Eselon III Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja.

27 Validasi soal a. Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja memastikan kemampuan Validator Soal, hal tersebut berkaitan dengan pembagian tugas sebagai berikut: 1) Jika Validator Soal menguasai aspek materi, konstruksi dan bahasa, maka validasi terhadap 3 aspek tersebut diberikan kepada Validator Soal sepenuhnya. 2) Jika Validator Soal hanya menguasai aspek materi, maka pembagian tugas validasi menjadi: Validator Soal : A. Aspek materi Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja Pusdiklat : B. Aspek konstruksi C. Aspek bahasa b. Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja mengirimkan Surat kepada Validator Soal dengan lampiran dokumen berupa: 1) Rancangan Naskah Soal; 2) Kerangka Naskah Soal; 3) Formulir Validasi Soal; dan 4) dokumen pendukung lain. c. Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja memberikan pengarahan kepada Validator Soal mengenai tata cara melakukan validasi soal. d. Validator Soal melakukan validasi terhadap Rancangan Naskah Soal dengan cara: 1) Memberikan tanda centang ( ) apabila sesuai atau silang (x) apabila tidak sesuai pada masing-masing aspek penilaian yang terdapat dalam pada setiap butir soal. 2) Memberikan rekomendasi berupa narasi kritik/saran/masukan untuk masing-masing butir soal. Secara lengkap, formulir validasi soal mengikuti format sebagaimana tercantum dibawah ini.

28 FORMULIR VALIDASI SOAL... ) 1 Nama program diklat :... ) 2 Mata diklat :... ) 3 Sifat soal : Tertutup/Terbuka ) 4 Tanggal Diujikan :... ) 5 Alokasi waktu : ) 6 menit Penyusun Soal :... ) 7 Rekapitulasi hasil validasi soal atas Rancangan Naskah Soal dimaksud adalah sebagai berikut: No. Bentuk Soal ) 8 1. Pilihan ganda 2. Pilihan ganda asosiasi 3. Benar-salah 4. Uraian (essay) Jml. Soal yang Disusun ) 9 Jml. Soal Valid ) 10 Jml. Soal Tidak Valid ) 11 No. Soal yang Tidak Valid ) 12 dengan catatan butir soal yang tidak valid, adalah sebagai berikut ini: Indikator No. Soal pembelajaran ) ) Aspek materi ) 15 Aspek konstruksi ) 16 Aspek bahasa ) 17 A1 A2 dst. B1 B2 B3 B4 dst. C1 C2 C3 dst. Catatan/ Rekomen dasi ) 18 Berdasarkan hasil di atas, maka Rancangan Naskah Soal ini dinyatakan: DAPAT LANGSUNG DIGUNAKAN/PERLU DIREVISI SEBELUM DIGUNAKAN *(coret yang tidak perlu)...) 19 Validator Soal,...) 20 NIP...) 21

29 Keterangan: 1. Diisi dengan nama Pusdiklat/Balai Diklat terkait. 2. Diisi dengan nama program diklat. 3. Diisi dengan nama mata diklat. 4. Coret salah satu yang tidak digunakan. a. Disebut sifat soal tertutup apabila soal yang disusun harus diselesaikan tanpa menggunakan alat bantu apapun sebagai referensi. b. Disebut sifat soal terbuka apabila soal yang disusun dapat diselesaikan dengan menggunakan alat bantu tertentu sebagai referensi, misal: buku diktat, buku catatan, modul, bahan ajar, kamus bahasa, kamus akuntansi, referensi berbasis web dan lainlain. 5. Diisi dengan rencana tanggal Naskah Soal diujikan. 6. Diisi dengan alokasi waktu pengerjaan soal ujian dengan memperhatikan norma waktu yang telah ditetapkan. 7. Diisi dengan nama penyusun soal terkait. 8. Diisi dengan bentuk soal yang disusun. Apabila bentuk soal yang disusun merupakan di luar 4 bentuk soal di atas, dapat menuliskan bentuk soal lain yang relevan. 9. Diisi dengan jumlah soal yang disusun. 10. Diisi dengan jumlah soal yang valid. 11. Diisi dengan jumlah soal yang tidak valid. 12. Diisi dengan nomor soal yang tidak valid. 13. Diisi dengan indikator pembelajaran yang diujikan namun yang tidak valid buti soalnya. 14. Diisi dengan nomor soal yang tidak valid. 15. Diisi dengan memberikan tanda ceklis ( ) pada nomor aspek materi yang dinilai tidak valid. 16. Diisi dengan memberikan tanda ceklis ( ) pada nomor aspek konstruksi yang dinilai tidak valid. 17. Diisi dengan memberikan tanda ceklis ( ) pada nomor aspek bahasa yang dinilai tidak valid. 18. Diisi dengan narasi catatan atau rekomendasi yang diberikan kepada masing-masing butir soal yang dinilai tidak valid. 19. Diisi dengan tempat lokasi, tanggal, bulan, tahun Penyusun Soal melakukan validasi soal. 20. Diisi dengan nama Validator Soal. 21. Diisi dengan NIP Validator Soal.

30 e. Kegiatan validasi soal dilakukan melalui tahapan berikut: 1) Jika validasi soal dilakukan oleh Validator Soal seluruhnya, maka Validator Soal melakukan validasi terhadap tiga aspek validasi soal kemudian menyerahkan Formulir Validasi Soal kepada Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja, beserta dengan dokumen pendukungnya. 2) Jika Validasi soal dilakukan oleh Validator Soal dan Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja, maka: a) Validator Soal melakukan validasi terhadap aspek materi saja kemudian menyerahkan Formulir Validasi Soal kepada Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja, beserta dengan dokumen pendukungnya. b) Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja dalam waktu yang bersamaan melakukan validasi terhadap aspek konstruksi dan bahasa. f. Validator Soal menyerahkan Formulir Validasi Soal kepada Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja beserta dengan dokumen pendukungnya setelah selesai melaksanakan validasi soal. g. Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja mengadministrasikan kelengkapan dokumen dan menyimpulkan hasil validasi soal sebagai berikut: 1) Hasil validasi soal dinyatakan valid apabila seluruh aspek materi terpenuhi dengan kriteria valid. 2) Hasil validasi soal dinyatakan tidak valid mutlak apabila terdapat ketidaksesuaian minimal pada salah satu dari aspek materi yang terdapat pada butir soal dalam Rancangan Naskah Soal, maka Rancangan Naskah Soal tersebut dikembalikan kepada Penyusun Soal untuk diperbaiki. 3) Dalam hal hasil validasi soal dinyatakan tidak valid disebabkan atas kesalahaan pengetikan dan kesalahan susunan kata-kata dalam kalimat soal yang terdapat dalam Rancangan Naskah Soal, maka Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja dapat secara langsung melakukan koreksi terhadap Rancangan Naskah Soal. h. Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja dan Validator Soal mendokumentasikan pelaksanaan validasi soal ke dalam Lembar Kendali Penyusunan Soal dan Validasi Soal.

31 Administrasi dan distribusi Naskah Soal a. Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja mengubah Rancangan Naskah Soal yang dinyatakan valid ke dalam Naskah Soal yang siap diujikan. b. Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja mengadministrasikan Naskah Soal dalam bentuk hardcopy dan/atau softcopy serta menjaga kerahasiaannya sesuai dengan mekanisme kerahasiaan yang terdapat dalam Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan ini. c. Dalam hal Rancangan Naskah Soal yang divalidasi tersebut merupakan usulan dari Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan, maka Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja akan menyampaikannya kembali kepada Seksi Evaluasi dan Informasi Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan untuk: 1) mengubah format Rancangan Naskah Soal menjadi Naskah Soal yang siap diujikan apabila telah valid; 2) menyampaikan Rancangan Naskah Soal kepada Penyusun Soal untuk diperbaiki apabila belum valid. 6. Penyampaian dokumen terkait Penyusunan Soal dan Validasi Soal dapat menggunakan surat elektronik. 7. Pegawai pada Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja, Bidang Penjenjangan Pangkat dan Peningkatan Kompetensi Pusdiklat PSDM, atau Seksi Evaluasi dan Informasi Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan, dapat diberikan akses pengelolaan surat elektronik tersebut dengan penugasan tertulis secara rahasia dari Kepala Pusdiklat/Kepala Balai Diklat/Balai Diklat Kepemimpinan. Kelalaian dalam melaksanakan kewajiban ini dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN, ttd. ASTERA PRIMANTO BHAKTI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR SE-3 /PP/2017

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR SE-3 /PP/2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SURAT EDARAN NOMOR SE-3 /PP/207 TENTANG PEMBAYARAN HONORARIUM ATAS KELEBIHAN JAM MINIMAL TATAR MUKA BAG! JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Penilaian. Prestasi Kerja. PNS. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Penilaian. Prestasi Kerja. PNS. Pedoman. No. 273, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Penilaian. Prestasi Kerja. PNS. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

Lebih terperinci

CONTOH FORMAT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN MAJELIS KODE ETIK. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN MAJELIS KODE ETIK*) Nomor...

CONTOH FORMAT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN MAJELIS KODE ETIK. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN MAJELIS KODE ETIK*) Nomor... Lampiran I PERATURAN..., tanggal... Yth. Pejabat yang berwenang memberikan sanksi moral **) a. Nama :... b. NIP :... c. Pangkat/Golongan :... d. Jabatan :... e. Unit Organisasi :... yang bersangkutan terbukti

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. SERTIFIKASI. Widyaiswara. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. SERTIFIKASI. Widyaiswara. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. SERTIFIKASI. Widyaiswara. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, Menimbang: a. bahwa dengan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.982, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENLU. SOP dan Pengelolaan Bisnis Proses. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BISNIS PROSES DAN STANDAR

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengembangan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi di Lingkungan Kementerian

Lebih terperinci

2 c. bahwa penataan organisasi dan tata kerja di lingkungan Badan Kepegawaian Negara telah disetujui oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Re

2 c. bahwa penataan organisasi dan tata kerja di lingkungan Badan Kepegawaian Negara telah disetujui oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Re BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1282, 2015 BKN. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR PER- 2 /PP/2017 TENTANG KEBIJAKAN TEKNIS PENGELOLAAN BEASISWA PROGRAM GELAR PASCASARJANA DI LINGKUNGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PERATURAN KEPALA NOMOR PER 005 /PP/2008 TENTANG PROSEDUR KERJASAMA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ANTARA DENGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA/BADAN USAHA MILIK DAERAH/INSTANSI PEMERINTAH DI LUAR DEPARTEMEN KEUANGAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2013 TENTANG PEMELIHARAAN BASIS DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DALAM RANGKA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 08/BC/2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 08/BC/2008 TENTANG PERATURAN NOMOR P - 08/BC/2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, DAN TATA KERJA KOMISI KODE ETIK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan pasal 113A ayat (4) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1646, 2013 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Pendidikan dan Pelatihan. Pengujian Mutu Barang. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/M-DAG/PER/12/2013

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52/PMK.01/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52/PMK.01/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52/PMK.01/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

Lebih terperinci

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangka

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangka BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.417, 2017 BPKP. Kompetensi, Kinerja, dan Potensi Kepemimpinan Pejabat Tertentu. Pedoman. Penilaian. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR

Lebih terperinci

NOMOR 777 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KEPUTUSAN DAN INSTRUMEN HUKUM LAINNYA PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 777 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KEPUTUSAN DAN INSTRUMEN HUKUM LAINNYA PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 777 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KEPUTUSAN DAN INSTRUMEN HUKUM LAINNYA PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK

Lebih terperinci

2 Rancangan Peraturan Menteri di Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Ne

2 Rancangan Peraturan Menteri di Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Ne BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.411, 2015 KEMENAKER. Pembentukan RUU, RPP, RPerpres. Rpermen. Mempersiapkan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SERTIFIKASI BENDAHARA PADA SATUAN KERJA PENGELOLA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

7/KMK. 09/2011 PENYAMPAIAN DAN PENGELOLAAN LAPORAN PAJAK-PAJAK PRIBADI (LP2P) PEJABAT/PEGAWAI DI LI

7/KMK. 09/2011 PENYAMPAIAN DAN PENGELOLAAN LAPORAN PAJAK-PAJAK PRIBADI (LP2P) PEJABAT/PEGAWAI DI LI 7/KMK. 09/2011 PENYAMPAIAN DAN PENGELOLAAN LAPORAN PAJAK-PAJAK PRIBADI (LP2P) PEJABAT/PEGAWAI DI LI Contributed by Administrator Thursday, 10 March 2011 Pusat Peraturan Pajak Online KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 7/KMK. 09/2011 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 7/KMK. 09/2011 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 7/KMK. 09/2011 TENTANG PENYAMPAIAN DAN PENGELOLAAN LAPORAN PAJAK-PAJAK PRIBADI (LP2P) PEJABAT/PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3149), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2013; 3. Peraturan Peme

2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3149), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2013; 3. Peraturan Peme No.747, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Kompetensi. Individu. Profil. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 81 TAHUN 2015 TENTANG PROFIL KOMPETENSI INDIVIDU DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI SECARA TERBUKA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1960, 2015 LAN. Honorium. Jabatan Fungsional. Widyaiswara. Penetapan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, Menimbang: a. bahwa dengan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.813, 2016 LAN. Diklat Kepemimpinan. Penyelenggaraan. Rincian Biaya. Perubahan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ORASI ILMIAH WIDYAISWARA

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ORASI ILMIAH WIDYAISWARA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ORASI ILMIAH WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA MEMPERSIAPKAN RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2015, No melalui surat Nomor B/2645/M.PAN-RB/07/2016 tanggal 27 Juli 2016; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

2015, No melalui surat Nomor B/2645/M.PAN-RB/07/2016 tanggal 27 Juli 2016; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1695, 2015 KEMENKEU. Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan. Ditjen Pajak. Orta. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.01/2016 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

- 2 - Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republ

- 2 - Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republ PERATURAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 04/PRT/M/2014 NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 20162016 TENTANG PELAKSANA TUGAS DAN PELAKSANA HARIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PERMEN-KP/2017 TENTANG PELAKSANA TUGAS DAN PELAKSANA HARIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI DAN JABATAN ADMINISTRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.448, 2012 KEMENTERIAN AGAMA. Penyelenggaraan. Pendidikan. Pelatihan. Teknis. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-18.KP.05.02 TAHUN 2011 TENTANG SASARAN KERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2017 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (

2017, No Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2017 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia ( BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1807, 2017 KEMENKUMHAM. Tunjangan Kinerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.557/Menhut-II/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PEMANTAUAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.557/Menhut-II/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PEMANTAUAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.557/Menhut-II/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PEMANTAUAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI MENTERI KEHUTANAN, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG DATA POKOK PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG DATA POKOK PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG DATA POKOK PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 200 /PMK.01/2016 TENT ANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 200 /PMK.01/2016 TENT ANG MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 200 /PMK.01/2016 TENT ANG PEDOMAN LAYANAN INFORM:A.SI PUBLIK OLEH PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Rescuer dan

2017, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Rescuer dan No.882, 2017. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN. Jabatan Fungsional. RESCUER. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/HUK/2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/HUK/2015 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/HUK/2015 TENTANG TIM PENILAI DAN SEKRETARIAT TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015 MENTERI

Lebih terperinci

2017, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat

2017, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat No.943, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Penyampaian LHKPN. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENYAMPAIAN

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, SEKRETARIS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Peraturan...

Peraturan... PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PELELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.375, 2017 KEMENKEU. Jabatan Fungsional. Pelelang. Juknis. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PMK.06/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS KABINET REPUBLIK

Lebih terperinci

2016, No Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

2016, No Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam No.87,2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Pengangkatan. Mutasi. Pemberhentian. Pengangkatan Kembali. Kartu Tanda Pengenal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG SATU DATA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2011, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Le

2011, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.621, 2011 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Sasaran Kerja. Penilaian. Evaluasi. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-18.KP.05.02

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG INSPEKTUR KESELAMATAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG INSPEKTUR KESELAMATAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG INSPEKTUR KESELAMATAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 Tentang Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 Tentang Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1530, 2015 BMKG. Kendaraan Dinas. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG KENDARAAN DINAS DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI,

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR.../IT3/TU/2016 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2124, 2016 KEMENKUMHAM. Laporan Pengaduan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN ARSIPARIS TELADAN DAN UNIT PENGOLAH TERBAIK DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR SIPIL NEGARA POLA SATU PINTU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERATURAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

2017, No atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2017, No atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.266, 2017 LAN. Orasi Ilmiah Widyaiswara. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ORASI ILMIAH

Lebih terperinci

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a. bahwa pembentukan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1079, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA. Analisis Jabatan. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA INFORMASI GEOSPASIAL PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Peraturan...

Peraturan... - 1 - Menimbang PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH NARKOBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

94/PMK.07/2012 PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN ATA

94/PMK.07/2012 PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN ATA 94/PMK.07/2012 PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN ATA Contributed by Administrator Tuesday, 12 June 2012 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA, -1- SALINAN PERATURAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR DAN PELATIHAN DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2016, No tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembara

2016, No tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.959, 2016 KEMENHUB. Jabatan Fungsional. Perencana. Angka Kredit. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERATURAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN, REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN, REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK DANA PELAYANAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

Suwadi Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak

Suwadi Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK BAHAN AJAR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN Oleh: Suwadi Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak Jakarta

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.179, 2013 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Jabatan Fungsional. Auditor Kepegawaian. Ketentuan Pelaksana. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No II, Eselon III, Eselon IV, Jabatan Fungsional Auditor Utama, Auditor Madya, Auditor Muda, dan Jabatan Fungsional Widyaiswara sebagai

2017, No II, Eselon III, Eselon IV, Jabatan Fungsional Auditor Utama, Auditor Madya, Auditor Muda, dan Jabatan Fungsional Widyaiswara sebagai No.415, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Jabatan Struktural Eselon II, Eselon III, Eselon IV, Jabatan Fungsional Auditor Utama, Auditor Madya, Auditor Muda, dan Jabatan Fungsional Widyaiswara.

Lebih terperinci

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.473, 2016 KEMENHUB. Ujian Dinas. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN DINAS

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 44 /BC/2010 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 44 /BC/2010 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 44 /BC/2010 TENTANG PAKTA INTEGRITAS PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.725, 2015 KEMENKEU. Jabatan Fungsional Analisis Keuangan. Pusat. Daerah. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96/PMK.07/2015 TENTANG

Lebih terperinci

PEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

PEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA Indonesia Nomor 3890);

Lebih terperinci