Simulasi Penentuan Rute Terpendek Menggunakan Metode Tabu Search (Studi Kasus : Lokasi Wisata di Palembang)
|
|
- Inge Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 378 ISSN: Simulasi Penentuan Rute Terpendek Menggunakan Metode Tabu Search (Studi Kasus : Lokasi Wisata di Palembang) Helly Paramita Sari* 1, Daniel Udjulawa 2 1,2 STMIK GI MDP; Jl. Rajawali No.14 Palembang 1,2 PS Teknik Informatika STMIK Global Informatika MDP * 1 helly2158@gmail.com, 2 daniel@mdp.ac.id Abstrak Kota Palembang merupakan ibu kota propinsi Sumatera selatan yang memiliki beraneka ragam objek wisata baik jenis, bentuk, maupun ciri keunikan tradisional daerah. Kebutuhan memperoleh informasi secara cepat dan mudah telah menjadi suatu kebutuhan penting bagi masyarakat, khususnya wisatawan yang ingin berkunjung ke suatu objek wisata di kota palembang. Kebutuhan informasi ini diperlukan dengan menampilkan informasi rute terpendek untuk menuju sebuah lokasi wisata. Metode yang digunakan adalah tabu search. Metode ini menggunakan tabu list untuk menyimpan solusi jalur yang diperoleh dari iterasi dan bangkitkan jalur tetangga dari iterasi yang baru saja dievaluasi. Jalur yang masuk tabu list adalah yang memiliki panjang jalur minimum. Panjang jalur diperoleh dari penjumlah jarak antar jalur tersebut. Nilai minimum dari perhitungan akan menjadi BestSoFar dan dimasukkan ke dalam tabu list. Perhitungan akan berhenti, apabila iterasi telah mencapai maksimum iterasi yang telah ditentukan. Proses iterasi dilakukan pada metode ini, dan hasilnya berupa jalur terpendek dari sebuah lokasi menuju lokasi lainnya. Dengan Algoritma ini hasil yang didapat menjadi lebih tepat. Kata kunci Wisata Palembang, Rute Terpendek, Tabu Search, Tabu List Abstract Palembang is the capitol city of South Sumatera province, which has a wide range of attraction both kinds, shapes, as well as the unique characteristic of the tradional area. The needs of fast and easy information becomes primary needs in the present society, especially for traveling tourists. The tourists needs the shortest route to reach the touring objects. One of several methods to search the shortest route is Tabu Search method. This method is using tabu list to store path solution received from iteration and generates neighbour path from newly evaluated iteration. The path that included in tabu list has minimum path distance. The path distance generated from the sum of every paths. Minimum point of calculations will be the BestSoFar and will be included to the tabu list. The calculation will ends if the iteration reach the maximum iterations that had been determined. The method of this system development is using iteratif method approach. The calculation will be stopped, if the iteration has reached a predetermined maximum iteration. The iteration process is done in this method, and the result is the shortest path from a location to the other location. With this algorithm the results obtained have been more appropriate. Keywords Palembang s Tourism, Shortest Path, Tabu Search, Tabu List
2 Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 379 K 1. PENDAHULUAN ota Palembang merupakan ibu kota propinsi Sumatera Selatan yang memiliki beraneka ragam obyek wisata baik jenis, bentuk, maupun ciri keunikan tradisional daerah. Kurangnya Informasi yang dibuat oleh Dinas Pariwisata kota Palembang menjadikan masyarakat luas tidak bisa mendapatkan informasi tentang kepariwisataan secara jelas. Padahal, kebutuhan memperoleh informasi secara cepat dan mudah telah menjadi suatu kebutuhan penting bagi masyarakat, khususnya wisatawan yang ingin berkunjung ke suatu objek wisata di kota palembang. Masalah lain adalah penentuan rute terpendek dari sebuah lokasi ke lokasi wisata, sehingga masyarakat akan dapat dengan mudah menjangkau lokasi tersebut. Masyarakat selalu mencari alternatif menuju semua objek wisata dengan jarak tempuh yang lebih singkat. Hal ini dapat memberikan informasi lokasi wisata di kota Palembang serta rute terpendek yang dapat di tempuh ke tujuan tersebut. Dalam penelitian ini digunakan metode Tabu search, untuk menyelesaikan masalah rute terpendek yang bisa ditempuh oleh wisatawan dari sebuah lokasi ke lokasi obyek wisata tersebut. Dalam metode Tabu search terkandung sebuah tabu list yang digunakan untuk penyimpanan solusi rute terpendek. Apabila proses iterasi dan perhitungan telah mencapai maksimum, maka proses akan dihentikan. Proses Iterasi yang semakin banyak akan menghasilkan nilai maksimum yang akurat atau dengan kata lain bahwa semakin banyak proses iterasinya maka hasilnya juga semakin baik. 2. METODE PENELITIAN 2.1. Studi Literatur Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Referensi tersebut berisikan tentang [1]: 1. Informasi tentang objek wisata di Kota Palembang. 2. Informasi mengenai rute jalan menuju lokasi-lokasi wisata di Kota Palembang. 3. Teori tentang metode Tabu Search. Tujuannya adalah untuk memperkuat permasalahan serta sebagai dasar teori dalam melakukan studi dan juga menjadi dasar untuk melakukan desain kendali dan simulasi penentuan rute terpendek lokasi wisata di Kota Palembang Pengumpulan Data Data sekunder yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan penelitian ini: 1. Data Lokasi objek wisata di Kota Palembang. 2. Data rute jalan di Kota Palembang. 3. Peta Kota Palembang. Data ini dapat diperoleh dengan studi literatur dan pembacaan peta Kota Palembang yang didapat. 2.3 Graf Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E), ditulis dengan notasi G = (V, E), yang dalam hal ini V adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul (vertices atau node) dan E adalah himpunan sisi (edges atau arcs) yang menghubungkan sepasang simpul. Definisi ini menyatakan bahwa V tidak boleh kosong, sedangkan E boleh kosong. Jadi, sebuah graf dimungkinkan tidak mempunyai sisi satu buah pun, tetapi simpulnya harus ada, minimal satu [2]. Secara geometri graf digambarkan sebagai sekumpulan noktah (simpul) di dalam bidang dwimantra yang dihubungkan dengan sekumpulan garis (sisi) [2]. Adapun geometri Graf dapat dilihat pada Gambar 1.
3 380 ISSN: Gambar 1 Graf Gambar 1. memperlihatkan tiga buah graf G 1, G 2, dan G 3. Pada G 2, sisi e 3 = (1, 3) dan sisi e 4 = (1, 3) dinamakan sisi-ganda (multiple edges atau paralel edges) karena kedua sisi ini menghubungi dua buah simpul yang sama, yaitu simpul 1 dan simpul 3. Pada G 3, sisi e 8 = (3, 3) dinamakan gelang atau kalang (loop) karena ia berawal dan berakhir pada simpul yang sama. 2.4 Metode Tabu Search Tabu Search adalah suatu metode optimasi matematis yang termasuk ke dalam kelas local search[3]. Tabu Search memperbaiki performansi local search dengan memanfaatkan penggunaan struktur memory. Sebagian solusi yang pernah dibangkitkan ditandai sebagai tabu (dalam ejaan lain adalah taboo yang berarti sesuatu yang terlarang), sehingga algoritma Tabu Search tidak akan mengunjungi solusi tersebut secara berulang-ulang [3]. Sama dengan metode simulated annealing, algoritma Tabu Search juga bisa menerima solusi yang lebih buruk daripada solusi saat ini. Untuk menjaga agar solusi terbaik tidak hilang, Tabu Search menyimpan solusi terbaik dan terus mencari berdasarkan solusi terakhir. Selain itu, metode ini mengingat sebagian solusi yang pernah ditemui dan melarang untuk menggunakan solusi yang telah ditelusuri untuk menghindari pengulangan yang sia-sia. Hal ini yang membuat Tabu Search menjadi lebih efisien dalam hal usaha dan waktu [3]. Tabu Search menggunakan struktur memory yang disebut Tabu List untuk menyimpan atribut dari sebagian move (langkah transisi dari satu solusi ke solusi yang lain) yang telah diterapkan pada iterasi-iterasi sebelumnya. Tabu List digunakan untuk menolak solusi-solusi yang memenuhi atribut tertentu agar proses pencarian tidak berulang-ulang pada daerah solusi yang sama dan untuk menuntun proses pencarian menelusuri solusi-solusi yang belum pernah dikunjungi[3]. Tabu Search bekerja secara iteratif menggunakan algoritma local search pada setiap iterasi untuk mencari solusi terbaik di antara sebagian tetangga dari solusi terbaik saat ini. Pada setiap iterasi, algoritma local search memilih solusi tetangga yang memberikan peningkatan kualitas tertinggi. Tetapi, jika semua solusi tetangga tidak memberikan peningkatan kualitas, maka local search akan memilih solusi yang penurunan kualitasnya paling rendah. Kualitas di sini bergantung pada masalah yang dihadapi. Untuk masalah minimasi, semakin rendah nilai fungsi objektifnya berarti semakin tinggi kualitasnya. Sebaliknya, untuk masalah maksimasi, solusi dengan nilai fungsi objektif yang tinggi berarti kualitasnya tinggi [3]. Tabu Search memiliki lima parameter utama yang harus ditentukan secara hati-hati, yaitu prosedur local search, struktur ketetanggan, kondisi tabu, kondisi aspirasi dan kriteria penghentian. Algoritma Tabu Search bisa dihentikan berdasarkan kriteria tertentu, misalnya sejumlah waktu CPU tertentu atau sejumlah iterasi berurutan tanpa peningkatan nilai fungsi objektif terbaik dan sebagainya. Tabu Search juga memiliki lima unsur dasar [3], yaitu : 1. Langkah utama memanfaatkan memory di dalam Tabu Search adalah mengklasifikasi suatu subhimpunan langkah di dalam suatu ketetanggaan sebagai larangan atau tabu. 2. Suatu ketetanggaan dibangun untuk mengidentifikasi solusi-solusi tetangga yang dapat dicapai dari solusi saat ini.
4 Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) Klasifikasi bergantung pada sejarah pencarian dan khususnya pada kebaruan (recency) atau frekuensi (frequency) bahwa langkah atau komponen solusi tertentu, yang disebut atribut, telah berpartisipasi pada pembangkitan solusi-solusi sebelumnya. 4. Suatu tabu list mencatat langkah-langkah terlarang atau tabu moves. 5. Batasan-batasan tabu bisa diberikan pengecualian. Ketika suatu langkah tabu memberikan suatu solusi yang lebih baik dibandingkan semua langkah terbaik sebelumnya, maka status tabu dari langkah tersebut bisa diabaikan (statusnya diubah dari tabu menjadi tidak tabu). Kondisi atau kriteria pengabaian status tabu ini disebut kondisi aspirasi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Pada tahap ini dilakukan analisis dalam mencari rute terpendek dari titik awal ke titik akhir dengan menggunakan metode Tabu Search. Solusi dari masalah ini akan menjadi bahan dalam pembuatan program. Serta menyatakan bagaimana sebuah rancangan sistem akan dibuat dengan menggambarkan sebuah model sistem untuk penyelesaian dalam aplikasi melalui model use case. Pemodelan use case menjelaskan mengenai aktivitas-aktivitas atau kejadian-kejadian yang disediakan oleh aplikasi. Berikut ini adalah pemodelan kebutuhan dengan use case. Pada Gambar 2, menunjukkan use case yang ada pada aplikasi yang dibuat. Gambar 2 Diagram Use Case Aplikasi 2. Perancangan Sistem Pada tahap perancangan sistem ini, dibuat rancangannya dengan menggambarkan sebuah model sistem untuk penyelesaian dalam aplikasi melalui diagram aktivitas. Gambar 3 menunjukkan pemodelan diagram aktivitas aplikasi. 3. Implementasi Desain program diterjemahkan dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan yaitu Microsoft Visual Basic Aplikasi yang dibuat memiliki fungsionalitas menampilkan peta kota Palembang dan rute terpendek pada peta, serta menunjukkan titik-titik (vertex) yang merupakan objek wisata yang ada di Kota Palembang. Masukkan (input) dari sistem berupa data titik-titik yang akan dipilih dari vertex yang telah ditentukan saat pembuatan peta, sedangkan keluaran (output) sistem adalah rute terpendek yang dapat dilalui dari titik awal ke titik akhir pada peta.
5 382 ISSN: Gambar 3 Diagram Aktivitas Pencarian Rute Terpendek 4. Pengujian Aplikasi Pengujian aplikasi dilakukan dengan menentukan banyaknya iterasi yang diperlukan untuk mencari rute terpendek dan menampilkan hasil pada peta. Evaluasi metode Tabu Search didapat dari membandingkan hasil percobaan dengan banyak iterasi untuk mendapatkan solusi rute terpendek. 5. Rancangan Algoritma Program 5.1 Langkah Kerja Metode Tabu Search Langkah-langkah kerja dari metode Tabu Search pada aplikasi simulasi penentuan rute terpendek lokasi wisata di Palembang, yaitu : 1. Inisial variabel titik awal atau lokasi awal tempat wisata yang ingin dikunjungi dan titik akhir atau lokasi akhir tempat wisata yang ingin dikunjungi. 2. Kemudian inisial MaxIterasi yang merupakan jumlah iterasi yang akan dilakukan dalam pencarian rute. 3. Mulai dengan sebuah solusi awal dengan indeks solusi pertama. Solusi awal diperoleh dari tahap inisialisasi dan merupakan jalur awal yang diperoleh secara acak. Selanjutnya dilakukan proses perulangan membandingkan setiap titik sampai titik tujuan yang dipilih dan memilih secara acak titik mana saja yang bisa dilewati untuk menjadi rute solusi awalnya. 4. Kemudian solusi awal yang diperoleh akan dihitung total jaraknya (panjang). Solusi awal yang telah diperoleh akan dimasukkan dalam tabu list. 5. Proses selanjutnya menginisialisasi solusi Tabu Search. Jalur yang ada pada proses pencarian akan dilakukan iterasi dengan menukarkan posisi setiap jalur untuk mendapatkan rute alternatifnya. 6. Kemudian dilakukan proses penghitungan setiap jaraknya. Jika jarak solusi2 lebih kecil dari total jarak solusi awal (p < pnjg), maka solusi2 masuk ke dalam tabu list dan dilakukan proses iterasi selanjutnya. 7. Apabila perhitungan sudah sampai maksimum iterasi, maka rute yang memiliki total jarak terkecil akan disimpan dalam tabu list dan menjadi GlobalMin atau jalur terpendeknya. 8. Rute terpendek yang didapat dari hasil proses pencarian tersebut akan ditampilkan pada peta.
6 Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) Flowchart Metode Tabu Search Bagan alir (flowchart) metode Tabu Search merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari metode Tabu Search. secara umum, langkah-langkah metode Tabu Search digambarkan pada flowchart dalam Gambar 4. Gambar 4 Flowchart Metode Tabu Search 5.3. Tampilan Antarmuka 1. Antarmuka Halaman Utama Tampilan antarmuka halaman utama berisi menu pilihan yang terdiri dari menu pencarian rute terpendek, koordinat lokasi wisata, keterangan wisata, petunjuk dan keluar. Rancangan tampilan halaman utama dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Tampilan Antarmuka Halaman Utama
7 384 ISSN: Antarmuka Pencarian Rute terpendek Tampilan antarmuka pencarian rute terpendek dari aplikasi ini dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Tampilan Antarmuka Pencarian Rute Terpendek Untuk memulai sistem ini, user atau pengguna harus memilih titik awal dan titik akhir yang telah ditentukan oleh sistem. Titik awal dan titik akhir terdiri dari 17 titik yang diberi kode W1, W2, W3, W4, W5, W6, W7, W8, W9, W10, W11, W12, W13, W14, W15, W16, W Antarmuka Hasil Pencarian Tampilan antarmuka hasil pencarian ini memiliki dua data yaitu data tabu list dan data hasil proses iterasi pencarian. Data pada rute yang diperoleh merupakan hasil pencarian dari metode Tabu Search. Rancangan tampilan antarmuka hasil pencarian dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 Tampilan Antarmuka Hasil Pencarian 4. Antarmuka Koordinat Lokasi Wisata Tampilan antarmuka koordinat lokasi wisata ini merupakan halaman untuk informasi koordinat lokasi wisata yang berisi informasi tentang longitude dan latitude lokasi
8 Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 385 wisata yang ada di Kota Palembang. Rancangan tampilan antarmuka koordinat lokasi wisata ini dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Tampilan Antarmuka Koordinat Lokasi Wisata 5. Antarmuka Keterangan Wisata Tampilan antarmuka keterangan wisata ini menampilkan informasi mengenai objek wisata yang ada di Kota Palembang. Informasi tersebut berupa penjelasan singkat tentang sejarah objek wisata tersebut. Objek wisata ini terdiri dari wisata alam, wisata religi, wisata belanja dan wisata seni yang ada di Kota Palembang. Tampilan antarmuka keterangan wisata ini dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 Tampilan Antarmuka Keterangan Wisata 6. Antarmuka Petunjuk Tampilan antarmuka petunjuk berisi petunjuk yang dapat membantu user dalam menggunakan aplikasi ini. Rancangan tampilan antarmuka petunjuk ini dapat dilihat pada Gambar 10.
9 386 ISSN: Gambar 10 Tampilan Antarmuka Petunjuk 5.4. Pengujian Aplikasi Dalam sistem ini akan dilakukan pencarian jalur terpendek berdasarkan jarak tempuh yang data-data jarak antar titiknya telah diketahui. Pengujian sistem akan dilakukan berdasarkan jumlah iterasi yang dimasukkan. Hasil dari pengujian berdasarkan jalur dan jarak tempuh yang dilalui. Pada Tabel 1 menunjukkan representasi jarak antar titik yang ditabulasikan. Titik W1 W2 W3 W4 W5 W6 W7 W8 W9 W10 W11 W12 W13 W14 W15 W16 W17 Tabel 1 Keterangan Titik Lokasi Wisata Lokasi Wisata The Amanzi Waterpark Taman Wisata Alam Punti Kayu Gereja Baptis Indonesia Palembang Palembang Trade Center Makam Kawah Tengkurep Masjid Agung Palembang Jembatan Ampera Bagus Kuning Gelora Sriwijaya Waterboom OPI Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Benteng Kuto Besak Pusat Kerajinan Songket Kambang Iwak Family Park Palembang Indah Mall Palembang Square Mall Pasar Tradisional 16 Ilir
10 Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 387 Sedangkan pada Table 2, disajikan Jarak antar Lokasi Wisata di kota palembang. No Titik Awal Titik Tujuan 1 W1 W W2 W W2 W W2 W W2 W W3 W W3 W W3 W W3 W W3 W W3 W W4 W W4 W W4 W W5 W W5 W W5 W W6 W W6 W W6 W W6 W W7 W W7 W W7 W W8 W W8 W W9 W Tabel 2 Jarak Antar Lokasi Wisata Total Jarak (m) No Titik Awal Titik Tujuan Sumber : Total Jarak (m) 28 W9 W W9 W W10 W W11 W W11 W W11 W W12 W W12 W W12 W W12 W W12 W W13 W W13 W W14 W W14 W W14 W W14 W W15 W W15 W W15 W W15 W W16 W W16 W W16 W W16 W W16 W W17 W Pengujian Pertama Pada pengujian pertama ini akan dicari rute terpendek dari titik awal vertex W1 (The Amanzi Waterpark) menuju titik akhir vertex W10 (Waterboom OPI) dan jumlah iterasi yang dimasukkan adalah 10. Setelah titik dan jumlah iterasi dimasukkan, maka dengan menggunakan metode Tabu Search akan dilakukan proses pencarian dan hasil yang didapat dengan menggunakan aplikasi adalah seperti yang disajikan pada Gambar 11.
11 388 ISSN: Gambar 11 Tampilan Pengujian Sistem Pertama Proses Iterasi dari hasil pencarian lokasi disajikan dalam Gambar 12. Gambar 12 Tampilan Hasil Pencarian Setelah dilakukan pengujian dengan jumlah iterasi 10, maka diperoleh waktu pencarian selama 0,169 detik dengan rute W1-W2-W3-W5-W6-W7-W9-W10 dan total jarak tempuh m, keterangan rute terpilih yaitu The Amanzi Waterpark, Taman Wisata Alam Punti Kayu, Gereja Baptis Indonesia Palembang, Makam Kawah Tengkurep, Masjid Agung Palembang, Jembatan Ampera, Gelora Sriwijaya, Waterboom OPI
12 Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) Pengujian Kedua Pada pengujian kedua ini akan dicari rute terpendek dengan titik awal dan titik akhir yang sama dengan pengujian pertama, tetapi dengan jumlah iterasi yang berbeda, yaitu 100 iterasi. Maka dengan menggunakan metode Tabu Search akan dilakukan proses pencarian dan hasil yang didapat dengan menggunakan aplikasi disajikan pada Gambar 13. Gambar 13 Tampilan Pengujian Sistem Kedua Pada proses iterasi, akan dihasilkan pencarian yang disajikan pada Gambar 14. Gambar 14 Tampilan Hasil Pencarian Setelah dilakukan pengujian dengan jumlah iterasi 100, maka diperoleh waktu pencarian selama 0,676 detik dengan rute W1-W2-W3-W6-W7-W9-W10 dan total jarak tempuh m, keterangan rute terpilih yaitu :
13 390 ISSN: The Amanzi Waterpark - Taman Wisata Alam Punti Kayu - Gereja Baptis Indonesia Palembang - Masjid Agung Palembang - Jembatan Ampera - Gelora Sriwijaya - Waterboom OPI Berdasarkan dua hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa hasil pencarian rute terpendek dengan menggunakan aplikasi yang telah dibuat memiliki hasil pencarian dan lama waktu pencarian yang berbeda. Semakin banyak jumlah iterasi yang dilakukan, maka hasil pencarian rute terpendek semakin akurat dan semakin lama pula waktu yang akan dibutuhkan sistem untuk menampilkan lintasan pada peta. 4. KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini berdasarkan hasil proses pengerjaan dan implementasi yaitu : 1. Rute terpendek yang didapat adalah lintasan antar lokasi dan hasilnya digambarkan dalam bentuk garis lintasan yang menghubungkan antara lokasi yang satu dengan lokasi lainnya pada peta. 2. Metode Tabu Search yang digunakan lebih tepat dan cocok untuk pencarian rute, karena proses iterasiya yang banyak menghasilkan daftar tempat lokasi yang terpendek. 3. Semakin banyak jumlah iterasi yang dimasukkan, maka semakin banyak rute jalan yang dibandingkan sehingga hasil rute terpendek yang didapat semakin baik dan akurat. 4. Dari sisi penggunaan deklarasi variabel, metode Tabu Search dapat dikatakan membutuhkan banyak sekali variabel dalam pencapaian hasil akhir yang akurat dan juga penggunaan memori karena mengharuskan banyak penyimpanan memori array dalam tabu list yang digunakannya. 4.2 Saran Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka dapat diberikan beberapa saran untuk pengembangan sistem ini selanjutnya, yaitu : 1. Untuk penelitian yang mendatang disarankan agar tidak hanya metode Tabu Search saja, sehingga dapat dibandingkan dengan metode lain seperti Algoritma A*, Algoritma Genetika, Algoritma Semut dan algoritma lainnya. Agar dapat dilihat perbedaan dari setiap metode untuk menyelesaikan masalah lintasan terpendek. 2. Untuk perkembangan lebih lanjut dapat menambah alat transportasi seperti bus, angkutan umum (angkot), transmusi dan taksi. Sehingga user dapat mengetahui biaya setiap perjalanan yang dilakukan. 3. Untuk pengembangan sistem selanjutnya, sebaiknya dapat dipadukan dengan menggunakan alat GPS, agar lebih memudahkan user melihatnya di handphone yang memakai alat GPS dan juga dapat berbasis web. DAFTAR PUSTAKA [1] Suharsimi, Arikunto. 2002, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta. [2] Munir, Rinaldi 2010, Matematika Diskrit, Informatika, Bandung. [3] Suyanto 2010, Algoritma Optimasi Deterministik atau Probabilistik, Graha Ilmu, Yogyakarta.
14 Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 391 [4] Admin 2012, Tabu Search, Diambil 9 Oktober 2013, dari index.php?view=article&catid=21%3aitp-informatika-teori-dan-pemograman& id=1150%3atabu-search&format=pdf&option=com_content&itemid=14. [5] A.S., Rosa., Shalahudin M. 2011, Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak., Modula, Bandung. [6] Gendreau, Michel, dkk. 2010, A Tabu Search for the Vehicle Routing Problem, Diambil 12 Oktober 2013, dari [7] Glover, Fred, Tabu Search Fundamentals Uses, Diambil 12 Oktober, dari [8] Komputer, Wahana 2008, Cepat Menguasai VB. Net 2008 Express, Andi, Yogyakarta. [9] Kusumadewi, Sri, Hari Purnomo 2005, Penyelesaian Masalah Optimasi dengan Teknikteknik Heuristik, Graha Ilmu, Yogyakarta. [10] Sadeli, M. 2009, 7 Jam Belajar Interaktif Visual Basic.Net 2008, Maxikom, Palembang.
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, selalu dilakukan perjalanan dari satu titik atau lokasi ke lokasi yang lain dengan mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya sehingga
Lebih terperinciPENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE TABU SEARCH
Buletin Ilmiah Mat. Stat. Dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 1 (2015), hal 17 24. PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE TABU SEARCH Fatmawati, Bayu Prihandono, Evi Noviani INTISARI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Defenisi Graf Graf G didefenisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), ditulis dengan notasi G = (V,E), yang dalam hal ini V adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul
Lebih terperinciPENENTUAN ARAH TUJUAN OBJEK DENGAN TABU SEARCH
PENENTUAN ARAH TUJUAN OBJEK DENGAN TABU SEARCH Kampami Kelimay Fitri 1,Suriati 2 Jurusan Sistem Informasi Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl. HM Jhoni No 70 Medan, Indonesia 1 Kelimayammii@gmail.com
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI WISATA MENGGUNAKAN METODE TABU SEARCH (STUDI KASUS : KOTA PEKANBARU) SKRIPSI LIRA MELADYA
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI WISATA MENGGUNAKAN METODE TABU SEARCH (STUDI KASUS : KOTA PEKANBARU) SKRIPSI LIRA MELADYA 071401013 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information System (GIS) merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekanbaru adalah ibukota Provinsi Riau dan kota terbesar di Provinsi Riau. Kebanyakan orang hanya mengenal Pekanbaru sebagai penghasil minyak dan gas saja.
Lebih terperinciAPLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 1 (2015), hal 25 32. APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Edi Samana, Bayu Prihandono, Evi Noviani
Lebih terperinci1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang
1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang ada masih menggunakan cara manual yaitu pihak Tata Usaha
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI ) ISSN: `1907-5022 Yogyakarta, 19 Juni STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI MENCARI JALAN TERPENDEK KOTA MEDAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DJIKSTRA
PERANCANGAN APLIKASI MENCARI JALAN TERPENDEK KOTA MEDAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DJIKSTRA Fitria Ariska Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan ABSTRAK
Lebih terperinciMENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS. Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT
MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT One of graph application on whole life is to establish the
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENEMUKAN TEMPAT PARIWISATA TERDEKAT DI KEDIRI DENGAN METODE FLOYD- WARSHALL UNTUK SMARTPHONE
PERANCANGAN APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENEMUKAN TEMPAT PARIWISATA TERDEKAT DI KEDIRI DENGAN METODE FLOYD- WARSHALL UNTUK SMARTPHONE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencarian rute terpendek merupakan masalah dalam kehidupan sehari-hari, berbagai kalangan menemui masalah yang sama dalam pencarian rute terpendek (shortest path) dengan
Lebih terperinciMatematika dan Statistika
ISSN 1411-6669 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Majalah Ilmiah Matematika dan Statistika APLIKASI ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA CHEAPEST
Lebih terperinciPencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra
Volume 2 Nomor 2, Oktober 207 e-issn : 24-20 p-issn : 24-044X Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra Muhammad Khoiruddin Harahap Politeknik Ganesha Medan Jl.Veteran No. 4 Manunggal choir.harahap@yahoo.com
Lebih terperinciANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)
Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 201 210. ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Cindy Cipta Sari, Bayu Prihandono,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis atau Geografic Information Sistem (GIS) merupakan sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permasalahan Optimasi Optimasi adalah proses memaksimasi atau meminimasi suatu fungsi tujuan dengan tetap memperhatikan pembatas yang ada. Optimasi memegang peranan penting
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI
PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI Oliver Samuel Simanjuntak Prodi Teknik Informatika UPN eteran Yogyakarta Jl. Babarsari
Lebih terperinciPenerapan Travelling Salesman Problem dalam Penentuan Rute Pesawat
Penerapan Travelling Salesman Problem dalam Penentuan Rute Pesawat Aisyah Dzulqaidah 13510005 1 Program Sarjana Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi graf, permasalahan optimasi, model matematika dari objek wisata di Yogyakarta, dan algoritma genetika
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR
PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR Karels, Rheeza Effrains 1), Jusmawati 2), Nurdin 3) karelsrheezaeffrains@gmail.com
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. terdapat dalam transportasi dan distribusi serta dalam industri. Sasaran utama proses penjadwalan:
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjadwalan Menurut Pinedo (2002), penjadwalan adalah proses pengambilan keputusan yang mempunyai peran penting dala proses manufaktur dan sistem produksi begitu juga dalam lingkungan
Lebih terperinciAplikasi Teori Graf dalam Pencarian Jalan Tol Paling Efisien
Aplikasi Teori Graf dalam Pencarian Jalan Tol Paling Efisien Rianto Fendy Kristanto ) ) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung 40, email: if706@students.if.itb.ac.id Abstract Makalah ini membahas tentang
Lebih terperinciSimulasi Pencarian Rute Terpendek dengan Metode Algoritma A* (A-Star) Agus Gustriana ( )
Simulasi Pencarian Rute Terpendek dengan Metode Algoritma A* (A-Star) Agus Gustriana (0222182) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia E-mail
Lebih terperinciPenggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf
Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Rahadian Dimas Prayudha - 13509009 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciSTMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2011/2012
STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2011/2012 RANCANGAN APLIKASI TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE ALGORITMA A* (A-STAR) Sunbara lukito
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai salah satu bidang ilmu yang tergolong baru, saat ini telah mampu menyelesaikan masalah routing, baik untuk masalah pencarian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah tujuan wisatawan domestik dan internasional yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pulau Bintan yang terdiri dari dua daerah administratif yaitu Pemerintah Kabupaten Bintan dan Pemerintah Kota Tanjungpinang merupakan daerah tujuan wisatawan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE DIJKSTRA DALAM MOBILE APLIKASI PENCARIAN SPBU TERDEKAT DI KOTA PALEMBANG. Vina Meitasari 1, Ali Nurdin 1, Aryanti 1
IMPLEMENTASI METODE DIJKSTRA DALAM MOBILE APLIKASI PENCARIAN SPBU TERDEKAT DI KOTA PALEMBANG Vina Meitasari 1, Ali Nurdin 1, Aryanti 1 1 Fakultas Teknik Elektro, Program Studi Teknik Telekomunikasi DIV
Lebih terperinciDesain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System
Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System Jan Alif Kreshna, Satria Perdana Arifin, ST, MTI., Rika Perdana Sari, ST, M.Eng. Politeknik Caltex Riau Jl. Umbansari 1 Rumbai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi telah berkembang dengan cukup pesat. Perkembangan teknologi mengakibatkan pemanfaatan atau pengimplementasian teknologi tersebut dalam berbagai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
21 2 TINJUN PUSTK 2.1. lgoritma lgoritma merupakan suatu langkah langkah untuk menyelesaikan masalah yang disusun secara sistematis, tanpa memperhatikan bentuk yang akan digunakan sebagai implementasinya,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN APLIKASI UNTUK MEMPERMUDAH PENCARIAN RUMAH SAKIT UMUM DENGAN ALGORITMA TABU SEARCH
PENGEMBANGAN APLIKASI UNTUK MEMPERMUDAH PENCARIAN RUMAH SAKIT UMUM DENGAN ALGORITMA TABU SEARCH Paska Marto Hasugian Program Studi Teknik Informatika STMIK Pelita Nusantara Medan, Jl. Iskandar Muda No.1,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis Ada beberapa pengertian dari sistem informasi geografis, diantaranya yaitu: a) Purwadhi (1994) dalam
Lebih terperinciPerancangan Sistem Informasi Akademik pada SMA Negeri 18 Palembang
Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 167 Perancangan Sistem Informasi Akademik pada SMA Negeri 18 Palembang Joneten Saputra 1, Tri Anggara 2, Desy Iba Ricoida 3 1,2,3 STMIK
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL
RANCANG BANGUN APLIKASI MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL Naskah Publikasi diajukan oleh: Trisni jatiningsih 06.11.1016 kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN
Lebih terperinciSistem Informasi Rekam Medis pada Puskesmas Sematang Borang
Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 605 Sistem Informasi Rekam Medis pada Puskesmas Sematang Borang Supermanto* 1, Ervi Cofriyanti 2 1,2 STMIK Global Informatika MDP Jl.
Lebih terperinciPENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN METODE FLOYD WARSHALL PADA PETA DIGITAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI DHYMAS EKO PRASETYO
PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN METODE FLOYD WARSHALL PADA PETA DIGITAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI DHYMAS EKO PRASETYO 091402023 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciPENENTUAN ALUR TERPENDEK PENGIRIMAN BARANG PT.KENCANA LINK NUSANTARA MEDAN DENGAN ALGORITMA DJIKSTRA
15 Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), ol. 3 No. 6, Desember 2016 PENENTUAN ALUR TERPENDEK PENGIRIMAN BARANG PT.KENCANA LINK NUSANTARA MEDAN DENGAN ALGORITMA DJIKSTRA Ahmad Zuhri Hasibuan Mahasiswa Teknik
Lebih terperinciMEDIA PEMBELAJARAN STRATEGI ALGORTIMA PADA POKOK BAHASAN POHON MERENTANG MINIMUM DAN PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK
MEDIA PEMBELAJARAN STRATEGI ALGORTIMA PADA POKOK BAHASAN POHON MERENTANG MINIMUM DAN PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK 1 Taufiq Ismail, 2 Tedy Setiadi (0407016801) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penjadwalan secara umum adalah aktifitas penugasan yang berhubungan dengan sejumlah kendala, sejumlah kejadian yang dapat terjadi pada suatu periode waktu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Geographical Information System (GIS) Geographical Information System (GIS) yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Sistem Informasi Geografis (SIG) didefenisikan sebagai
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Rute jalur terpendek merupakan suatu persoalan untuk mencari lintasan menuju toko Majestyk yang dilalui dengan jumlah yang paling minimum. Maka
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI
PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI Oliver Samuel Simanjuntak Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta Jl.
Lebih terperinciPenerapan Algoritma A* (A Star) Sebagai Solusi Pencarian Rute Terpendek Pada Maze
Penerapan Algoritma A* (A Star) Sebagai Solusi Pencarian Rute Terpendek Pada Maze 1 Rakhmat Kurniawan. R., ST, M.Kom, 2 Yusuf Ramadhan Nasution, M.Kom Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Sains dan Teknologi
Lebih terperinciUJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics.
Info Artikel UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm PENERAPAN ALGORTIMA BRANCH AND BOUND UNTUK MENENTUKAN RUTE OBJEK WISATA DI KOTA SEMARANG Fera Marlinda
Lebih terperinciPENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL
PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL Swaditya Rizki Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lebih terperinciAplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf
Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Nur Fajriah Rachmah - 0609 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Simulasi Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan entitas baik manusia ataupun mesin yang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam prakteknya,
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini, peranan algoritma genetika terutama untuk masalah optimisasi, berkembang dengan pesat. Masalah optimisasi ini beraneka ragam tergantung dari bidangnya. Dalam
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence mengalami kemajuan yang sangat pesat. Saat ini Artificial Intelligence banyak digunakan dalam berbagai
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan Kota Medan adalah salah satu kota terbesar di Indonesia. Berdasarkan kutipan dari Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No. 56 tahun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya
5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya Traveling salesman problem (TSP) merupakan salah satu permasalahan yang telah sering diangkat dalam berbagai studi kasus dengan penerapan berbagai
Lebih terperinciSEARCHING SIMULATION SHORTEST ROUTE OF BUS TRANSPORTATION TRANS JAKARTA INDONESIA USING ITERATIVE DEEPENING ALGORITHM AND DJIKSTRA ALGORITHM
SEARCHING SIMULATION SHORTEST ROUTE OF BUS TRANSPORTATION TRANS JAKARTA INDONESIA USING ITERATIVE DEEPENING ALGORITHM AND DJIKSTRA ALGORITHM Ditto Djesmedi ( 0222009 ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciPencarian Lintasan Terpendek Pada Aplikasi Navigasi Menggunakan Algoritma A*
Pencarian Lintasan Terpendek Pada Aplikasi Navigasi Menggunakan Algoritma A* Erfandi Suryo Putra 13515145 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA DIJKSTRA PADA PERMASALAHAN LINTASAN TERPENDEK OBJEK WISATA ALAM KOTA KUPANG BERBASIS WEB
J-ICON, Vol. 2 No., Maret 204, pp. ~9 PENERAPAN ALGORITMA DIJKSTRA PADA PERMASALAHAN LINTASAN TERPENDEK OBJEK WISATA ALAM KOTA KUPANG BERBASIS WEB Ahmad Rizal, Sebastianus A. S. Mola 2, Tiwuk Widiastuti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem informasi adalah suatu sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan. Tujuan dari sistem
Lebih terperinciPenerapan Algoritma K-Means untuk Clustering
Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 71 Penerapan Algoritma K-Means untuk ing Dokumen E-Jurnal STMIK GI MDP Ernie Kurniawan* 1, Maria Fransiska 2, Tinaliah 3, Rachmansyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembuatan Web Sistem Informasi Geografis (SIG) salah satunya didorong karena penggunaan internet yang sangat luas dimasyarakat dan pemerintah, karena internet maka
Lebih terperinciPerangkat Lunak Simulasi Periodic Vehicle Routing Problem (PVRP) dengan Tabu Search
Perangkat Lunak Simulasi Periodic Vehicle Routing Problem (PVRP) dengan Tabu Search Danny Manongga, Theophilus Wellem, Kasih Septi Fakultas Tekonologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Dipenogoro
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan optimasi kombinatorial yang terkenal dan sering dibahas adalah traveling salesman problem. Sejak diperkenalkan oleh William Rowan Hamilton
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan lintasan terpanjang (longest path) merupakan persoalan dalam mencari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan lintasan terpanjang (longest path) merupakan persoalan dalam mencari lintasan sederhana terpanjang maksimum dalam suatu graph yang diberikan. Lintasan terpanjang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masalah pengiriman barang, sebuah rute diperlukan untuk menentukan tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui darat, air,
Lebih terperinciSistem Informasi Rekam Medik Unit Kebidanan dan Kandungan Pada RSIA Widiyanti Palembang
598 Sistem Informasi Rekam Medik Unit Kebidanan dan Kandungan Pada RSIA Widiyanti Palembang Supeno* 1, Dien Novita 2, Fransiska Prihatini Sihotang 3 1,2,3 STMIK Global Informatika MDP Jl. Rajawali No.
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMBANTU PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENUJU ATM BANK BRI DENGAN METODE TABU SEARCH ALGORITHM (TS)
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMBANTU PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENUJU ATM BANK BRI DENGAN METODE TABU SEARCH ALGORITHM (TS) Ummulhadi 1), Harlinda L. 2) ummulhadi09@gmail.com 1), hj.linda@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Graf adalah salah satu metode yang sering digunakan untuk mencari solusi dari permasalahan diskrit dalam dunia nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, graf digunakan untuk
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 TEORI GRAF 2.1.1 Definisi Definisi 2.1 (Munir, 2009, p356) Secara matematis, graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), ditulis dengan notasi G = (V,E), yang dalam hal
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)
PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Mohamad Subchan STMIK Muhammadiyah Banten e-mail: moh.subhan@gmail.com ABSTRAK: Permasalahan pencarian rute terpendek dapat
Lebih terperinciPENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE HILL CLIMBING
Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 0, No. (2015), hal 17 180. PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE HILL CLIMBING Kristina Karunianti Nana, Bayu Prihandono,
Lebih terperinciSistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang
Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 461 Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang Boby* 1, Marta Dilia Kosasih 2, Ervi Cofriyanti 3 1,2,3 STMIK
Lebih terperinciPerbandingan Pencarian Rute Optimal Pada Sistem Navigasi Lalu Lintas Kota Semarang Dengan Menggunakan Algoritma A* Dan Algoritma Djikstra
Perbandingan Pencarian Rute Optimal Pada Sistem Navigasi Lalu Lintas Kota Semarang Dengan Menggunakan Algoritma A* Dan Algoritma Djikstra Ibnu Utomo WM Ana Setyaningsih Abstract : This research is to build
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Algoritma Menurut (Suarga, 2012 : 1) algoritma: 1. Teknik penyusunan langkah-langkah penyelesaian masalah dalam bentuk kalimat dengan jumlah kata terbatas tetapi tersusun
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. Teori Graf Teori graf merupakan pokok bahasan yang sudah tua usianya namun memiliki banyak terapan sampai saat ini. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan
Lebih terperinciAplikasi Shortest Path dalam Strategy Game Mount & Blade: Warband
Aplikasi Shortest Path dalam Strategy Game Mount & Blade: Warband Kevin Leonardo Handoyo/13509019 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.
Lebih terperinciJl. Ahmad Yani, Pontianak Telp./Fax.: (0561)
APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKANALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: Pencarian Rute Terpendek untuk Pemadam Kebakaran di Wilayah Kota Pontianak) [1] Putri Yuli Utami, [2] Cucu Suhery, [3] Ilhamsyah
Lebih terperinciPenggunaan Algoritma Greedy dalam Membangun Pohon Merentang Minimum
Penggunaan Algoritma Greedy dalam Membangun Pohon Merentang Minimum Gerard Edwin Theodorus - 13507079 Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email: if17079@students.if.itb.ac.id Abstract Makalah ini
Lebih terperinciPENENTUAN RUTE TERPENDEK PADA OPTIMALISASI JALUR PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. X DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL
PENENTUAN RUTE TERPENDEK PADA OPTIMALISASI JALUR PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. X DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL Vera Apriliani Nawagusti 1), Ali Nurdin 2), Aryanti aryanti 3) 1),2),3 ) Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Medan merupakan Ibukota Sumatera Utara, yang secara geografis terletak pada posisi antara 03. 30' - 03. 48' LU dan 98. 35' - 98. 44' BT dengan ketinggian 30 meter
Lebih terperinciAplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari
Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari Andika Mediputra NIM : 13509057 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Sebelum sistem ini dibuat, beberapa pengujung ke Kabupaten Labuhan Batu baik pengujung dalam negeri maupun pengujung luar negeri
Lebih terperinciPemanfaatan Algoritma Sequential Search dalam Pewarnaan Graf untuk Alokasi Memori Komputer
Pemanfaatan Algoritma Sequential Search dalam Pewarnaan Graf untuk Alokasi Memori Komputer Vivi Lieyanda - 13509073 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Pencarian Lokasi Sekolah ini merupakan masalah untuk mencari rute atau lintasan yang bisa dilalui pengunjung yang ingin mengunjungi beberapa titik
Lebih terperinciOPTIMASI PENJADWALAN MATA PELAJARAN MENGGUNAKAN METODE TABU SEARCH (STUDI KASUS: SMKN 2 SINGOSARI)
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (J-PTIIK) Vol. 1, No. 1, April 2017, hlm. 06-10 OPTIMASI PENJADWALAN MATA PELAJARAN MENGGUNAKAN METODE TABU SEARCH (STUDI KASUS: SMKN 2 SINGOSARI)
Lebih terperinciSistem Informasi Pembelajaran Online pada SMA Bina Warga 1 Palembang
540 ISSN: 2407-1102 Sistem Informasi Pembelajaran Online pada SMA Bina Warga 1 Palembang Ade triyandi* 1, Inayatullah 2 1,2 STMIK Global Informatika MDP Jl. Rajawali No. 14 Palembang 1 PS Sistem Informasi
Lebih terperinciAPLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK DAERAH WISATA KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA SKRIPSI
APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK DAERAH WISATA KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada program Studi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Algoritma Algoritma adalah teknik penyusunan langkah-langkah penyelesaian masalah dalam bentuk kalimat dengan jumlah kata terbatas tetapi tersusun secara logis dan sitematis
Lebih terperinciImplementasi Graf dalam Penentuan Rute Terpendek pada Moving Object
Implementasi Graf dalam Penentuan Rute Terpendek pada Moving Object Firdaus Ibnu Romadhon/13510079 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI 2.2. Algoritma A* (A Star)
BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori pendukung beserta penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penerapan algoritma A Star dalam pencarian jarak terdekat indekos dari kampus. 2.1. Indekos
Lebih terperinciPenerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing
Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing Indra Siregar 13508605 Program Studi Teknik Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi telah menjadi salah satu kebutuhan penting dalam kegiatan sehari-hari di kehidupan bermasyarakat. Kemajuan teknologi informasi yang ada sekarang,
Lebih terperinciPENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND
PENYEESAIAN TRAVEING SAESMAN PROBEM DENGAN AGORITMA BRANCH AND BOND Yogo Dwi Prasetyo Pendidikan Matematika, niversitas Asahan e-mail: abdullah.prasetyo@gmail.com Abstract The shortest route search by
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan umum penumpang adalah angkutan yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar, seperti angkutan kota (bus, mini bus, dsb), kereta api, angkutan air dan angkutan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin dengan berkembangnya teknologi fotografi di Indonesia, khususnya di Kota Medan, fotografi tidak hanya sebagai sarana atau alat untuk mengabadikan suatu kejadian
Lebih terperinciAlgoritma Prim sebagai Maze Generation Algorithm
Algoritma Prim sebagai Maze Generation Algorithm Muhammad Ecky Rabani/13510037 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA TABU SEARCH UNTUK MENGOPTIMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PT SOLUSI APLIKASI INTERAKTIF
`438 Seminar Nasional Teknologi Informasi Universitas Ibn Khaldun Bogor 2018 IMPLEMENTASI ALGORITMA TABU SEARCH UNTUK MENGOPTIMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PT SOLUSI APLIKASI INTERAKTIF Miswanto
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI
27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENUJU PELABUHAN BELAWAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI
1 IMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENUJU PELABUHAN BELAWAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI DEFI RAKHMAWATI 091421023 PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS
Lebih terperinciSISTEM PENENTUAN LINTASAN TERPENDEK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA SIMPLE HILL CLIMBING
SISTEM PENENTUAN LINTASAN TERPENDEK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA SIMPLE HILL CLIMBING Abdul Mukthi Chifdhi 1, Dwi Puspitasari 2 Teknik Informatika, Teknologi Informasi, Politeknik Negeri
Lebih terperinci