EVALUASI JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KUBIS BUNGA (Brassica oleracea L. Var. Botrytis) DATARAN RENDAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KUBIS BUNGA (Brassica oleracea L. Var. Botrytis) DATARAN RENDAH"

Transkripsi

1 EVALUASI JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KUBIS BUNGA (Brassica oleracea L. Var. Botrytis) DATARAN RENDAH MUHAMMAD SAFI I A. Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogeal L) adalah salah satu tanaman palawija yang sangat berperan sebagai sumber pendapatan petani. Kacang tanah memiliki peluang pengembangan agroindustri dalam mendukung pembangunan perekonomian daerah yang efisien dan efektif, karena dapat menekan kemiskinan bagi rumah tangga tani dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah. Kacang tanah relatif lebih unggul dibandingkan dengan komoditas palawija lainnya, karena harga jualnya relatif stabil dan tinggi, dapat tumbuh dari elevasi sekitar m dari atas permukaan laut dan mudah mengusahakannya bila dilakukan sesuai anjuran teknologi yang ada. Pengembangan usahatani kacang tanah di Sulawesi Utara menggunakan pola mono kultur dan pola tumpang sari kacang tanah dengan tanaman jagung, kurang memperhatikan teknologi yang ada, dan menggunakan teknologi asli petani. Hasil penerapan teknologi asli petani dari hasil penelitian yang telah dilakukan, produksi kacang tanah hanya mencapai 1-2 ton/ha polong kering dibandingkan dengan teknologi produksi kacang tanah, dapat mencapai hingga 3 ton/ha (Andrianto, 2004). Pemanfaatan produk kacang tanah adalah sebagai kacang rebus, kacang tore, kacang goreng, bumbu gado-gado dan sate, tempe kacang tanah, sayur kacang dan industri pangan, pakan ternak (bungkil kacang tanah). Di samping sebagai sumber protein bahan pangan, kacang tanah mempunyai andil yang cukup besar setelah kedele, dalam kandungan protein. Dari segi manfaat kacang tanah untuk kesehatan manusia relatif tinggi, namun belum di dukung dengan produksinya. Kacang tanah relatif lebih unggul dibandingkan dengan komoditas palawija lainnya, karena harga jualnya relatif stabil dan tinggi, dapat tumbuh dari elevasi sekitar m dari atas permukaan laut dan mudah mengusahakannya bila dilakukan sesuai anjuran teknologi yang ada (Andrianto, 2004). Penggunaan pupuk dalam pemeliharaan tanaman khususnya tanaman kacang tanah sangat dianjurkan dalam mensuplai nutrisi bagi tanaman tersebut, seperti halnya pemberian pupuk posfat. Posfat adalah salah satu unsur hara makro yang essensial dalam budidaya tanaman. Tujuan dari pemupukan adalah menambah ketersediaan unsur hara dalam tanah atau untuk menggantinya karena sebagian dari unsur tersebut diangkut keluar dari lahan pertanian bersama hasil panen (Heru, 2008). B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh serta efektivitas dari beberapa jenis pupuk posfat dan uji beberapa jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogeal L). C. Hipotesis 1. Ada pengaruh pemberian beberapa jenis pupuk posfat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogea L). 2. Ada pengaruh beberapa jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogea L). 3. Ada Pengaruh interaksi antara Pemberian pupuk posfat dan beberapa jarak tanak terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogea L). D. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan penelitian ilmiah dalam rangka penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pertanian pada program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Asahan. 2. Hasil penelitian dapat menjadi masukan dan sumbangan pemikiran bagi perguruan tinggi khususnya Fakultas Pertanian Universitas Asahan dan semua pihak yang memerlukan dalam pembudidayaan tanaman kacang tanah (Arachis hypogea L). I. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di jalan Durian Lk. I, Kel. Kisaran Naga Kec. Kisaran Timur Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara. Waktu pelaksanaan pada bulan Maret sampai Mei B. Bahan dan Alat Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah benih kacang tanah varietas gajah, Pupuk TSP, Pupuk SP-36, Pupuk RP, Urea, KCL, Insektisida Decis 2,5 EC (Bahan aktif Deltametrin 25 g/liter), Fungisida Dithane M WP (Bahan aktif Mankozeb 80 %) dan Air. Sedangkan alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah adalah parang, cangkul, gergaji, garu, papan, cat, kuas, spidol, ember, gembor, meteran dan handsprayer. C. Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua taraf dengan 4 level perlakuan

2 untuk faktor pertama dan 3 level perlakuan untuk faktor kedua, yaitu : 1. Pemberian jenis pupuk posfat (P) terdiri dari 4 taraf yaitu: P 0 = P 1 = Pupuk TSP = Pupuk SP-36 P 2 P 3 = Pupuk RP 2. Uji beberapa Jarak tanam (J) terdiri dari 3 taraf yaitu : J 1 = 40 x 20 cm J 2 = 40 x 15 cm J 3 = 30 x 15 cm Kombinasi perlakuan adalah 3 x 3 = 9 terdiri dari P 0 J 1 P 1 J 1 P 2 J 1 P 3 J 1 P 0 J 2 P 1 J 2 P 2 J 2 P 3 J 2 αi βj ρk αβ ij ϵijk II. A. Hasil tanam pada taraf ke-j dalam ulangan ke-k = Efek nilai tengah = Efek pemberian jenis pupuk posfat = Efek pengaruh jarak tanam = Efek dari ulangan pada taraf ke-k = Efek kombinasi antara pemeberian jenis pupuk posfat taraf ke-i dan pengaruh jarak tanam pada taraf ke-j dan ulangan tafar ke-k = Efek galat dari faktor pemberian jenis pupuk posfat taraf ke-i dan pengaruh beberapa jarak tanam pada taraf ke-j pada ulangan pada taraf ke-k. HASIL DAN PEMBAHASAN P 0 J 3 P 1 J 3 P 3 J 3 P 3 J 3 Berdasarkan kombinasi perlakuan, maka jumlah ulangan dapat ditentukan sebagai berikut : ( t -1) (n -1) 15 (12-1) (n 1) (n 1) n n n 23 n 26 / 11 2,36 Unit perlakuan dari uraian di atas dapat disusun sebagai berikut : Jumlah ulangan : 3 ulangan Jumlah kombinasi perlakuan :12 perlakuan Jumlah plot penelitian : 36 plot Jarak tanam/populasi : 40 cm x 15 cm = 28 tanaman 40 cm x 20 cm = 36 tanaman 30 cm x 25 cm = 50 tanaman Jumlah tanaman sampel per plot : 6 Tanaman Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 216 Tan Panjang plot penelitian : 150 cm Lebar plot penelitian : 150 cm Jarak antar plot : 50 cm Jarak antar ulangan : 50 cm Menurut Sastrosupadi (2000) model linear yang dipakai untuk mengolah data digunakan data sidik ragam berdasarkan model Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial sebagai berikut : Үijk = µ + αi+ βj+ ρk+ αβ ij+ ϵ ijk Dimana : Үijk = Hasil pengamatan dari faktor pemberian jenis pupuk posfat taraf ke-i dan faktor pengaruh jarak 1. Tinggi tanaman (cm) Data pengamatan dan sidik ragam tinggi tanaman umur 2, 4 dan 6 MST dapat dilihat pada lampiran 5, 8, 11 dan 7, 9, 13. dapat dilihat bahwa perlakuan jarak tanam berpengaruh tidak nyata pada umur 2 MST, namun berpengaruh nyata pada umur 4 dan 6 MST. Pemberian berbagai jenis pupuk posfat dan interaksi pemberian beberapa jenis pupuk posfat dengan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata pada semua umur amatan. Hasil uji beda rataan pengaruh jenis pupuk posfat dan jarak tanam terhadap tinggi tanaman umur 6 minggu setelah tanam dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Jenis Pupuk Posfat dan Terhadap Tinggi Tanaman (cm) Umur 6 Minggu Setelah Tanam. P/J P 0 P 1 P 2 P 3 J J J Rataan menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 menggunakan Uji BNJ. Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa pengaturan jarak tanam dengan perlakuan 40 cm x 20 cm (J 1 ) memiliki tinggi tanaman terbaik yaitu 29,57 cm berbeda tidak nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J 2 ) yaitu 29,30 cm namun berbeda nyata dengan

3 perlakuan 30 cm x 15 cm (J 3 ) yaitu 27,67 cm, sedangkan J 2 dan J 3 saling berbeda tidak nyata. Hubungan jarak tanam terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada Gambar 1. berikut ini Tinggi Tanaman (cm) J1(40 x 20 cm) J2( (40 x 15 cm) J3(30 x 15 cm) Gambar 1. Hubungan Terhadap Tinggi Tanaman Umur 6 Minggu Setelah Tanam. 2. Umur berbunga (HST) Data pengamatan dan sidik ragam umur berbunga dapat dilihat pada lampiran 14 dan 16. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat berpengaruh sangat nyata. Pengaturan jarak tanam berpengaruh nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata. umur berbunga dapat dilihat pada Tabel 2 Tabel 2. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Posfat dan Terhadap Umur Berbunga (HST). P/J P 0 P 1 P 2 P 3 J J J Rataan b B a AB a AB a A menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 menggunakan Uji BNJ. Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengann perlakuan pupuk RP (P3) memiliki umur berbunga tercepat yaitu 35,56 HST berbeda tidak nyata dengan perlakuan pupuk SP-36 (P2) yaitu 36,33 HST dan perlakuan pupuk TSP (P1) yaitu 36,44 HST, namun berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (P0) yaitu 38,11 HST, sedangkan P 2 dan P 1 juga saling berbeda tidak nyata namun berbeda nyata dengann perlakuan P 0. Perlakuan jarak tanam dengan perlakuan 40 cm x 20 cm (J 1 ) memiliki umur berbunga tercepat yaitu 35,58 HST berbeda tidak nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J 2 ) yaitu 37,00 HST namun berbeda nyataa dengan perlakuan 30 cm x 15 cm (J 3 ) yaitu 37,,25 HST, sedangkan J 2 dan J 3 saling berbeda tidak nyata. Hubungan jenis pupuk posfat terhadap umur berbunga dapat dilihat pada Gambar 2. Umur Berbunga (HST) Gambar 2. Hubungan Terhadap Umur Berbunga. Hubungan jarak tanam terhadap umur berbunga dapat dilihat pada Gambar 3. berikut ini. Umur Berbunga (HST) J1(40 x 20 cm) J2(40 x 15 cm) J3(30 x 15 cm) Gambar 3. Hubungan Terhadap Umur Berbunga. 3. Berat polong per tanaman (g) TSP SP-36 RP Data pengamatann dan sidik ragam berat polong per tanaman dapat dilihat pada lampiran 17 dan 19. dapat dilihat bahwaa perlakuan jenis pupuk posfat berpengaruh sangat nyata. Pengaturan jarak tanam berpengaruh nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata.

4 berat polong per tanaman dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Posfat dan Terhadap Berat Polong per Tanaman (g). P/J P 0 P 1 J J J Rataan b B a A menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 menggunakan Uji BNT. Dari Tabel 3. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengann perlakuan pupuk RP (P 3 ) memiliki berat polong per tanaman terbaik yaitu 24,68 g berbeda tidak nyata dengan perlakuan pupuk SP-36 (P 2 ) yaitu 24,21 g dan perlakuan pupuk TSP (P 1 ) yaitu 23,96 g, namun berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (P 0 ) yaitu 17,31 g, sedangkan P 2 dan P 1 juga saling berbeda tidak nyata namun berbeda nyata dengan perlakuan P 0. Perlakuan jarak tanam dengan perlakuan 40 cm x 20 cm (J 1 ) memiliki berat polong per tanaman terbaik yaitu 24,35 g berbeda tidak nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J 2 ) yaitu 22,99 g namun berbeda nyata dengan perlakuan 30 cm x 15 cm (J 3 ) yaitu 20,28 g, sedangkan J 2 dan J 3 saling berbeda tidak nyata. Hubungan jenis pupuk posfat terhadap berat polong per tanaman dapat dilihat pada Gambar 4. Berat Polong per Tanaman (g) P 2 P a A a A TSP SP-36 RP Jenis Pupuk Posfat Gambar 4. Hubungan Terhadap Berat Polong per Tanaman. Hubungan jarak tanam terhadap berat polong per tanaman dapat dilihat pada Gambar 5. Berat Polong per Tanaman (g) J1(40 x 20 cm) J2(40 x 15 cm) J3(30 x 15 cm) Jarak tanam Gambar 5. Hubungan Terhadap Berat Polong per Tanaman. 4. Produksi polong per plot (kg) Data pengamatan dan sidik ragam produksi polong per plot dapat dilihat pada lampiran 20 dan 22. dapat dilihat bahwaa perlakuan jenis pupuk posfat dan jarak tanam berpengaruh sangat nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata. produksi polong per plot dapat dilihat pada Tabel 4 Tabel 4. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian dan Terhadap Produksi Polong per Plot (kg). P/J P 0 P 1 P 2 P 3 J J J Rataan 0.63 b B 0.89 a A 0.92 a A 0.92 a A menunjukkann tidak berbeda nyata pada taraf 5 menggunakann Uji BNT. Dari Tabel 4. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengan perlakuan pupuk RP (P 3 ) dan SP-36 (P 2 ) memiliki produksi polong per plot terbaik yaitu 0,92 kg berbeda tidak nyata dengan perlakuan pupuk TSP (P 1 ) yaitu 0,89 kg, namun berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (P0) 0 yaitu 0,63 kg, sedangkan P 1 dan P 0 juga saling berbeda nyata. Perlakuan jarak tanam dengan perlakuan 30 cm x 15 cm (J 3 ) memiliki berat polong per plot terbaik yaitu 1,01 kg berbeda nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J 2 ) yaitu 0,83 kg dan perlakuan 40 cm

5 x 20 cm (J 1 ) yaitu 0,68 kg, sedangkan J 2 dan J 3 juga saling berbeda nyata. Hubungan jenis pupuk posfat terhadap produksi polong per plot dapat dilihat pada Gambar 6. Produksi per Plot Gambar 6. Hubungan Terhadap Produksi Polong per Plot. Hubungan jarak tanam terhadap produksi polong per plot dapat dilihat pada Gambar 7. Produksi Polong per Plot (kg) J1(40 x 20 cm) J2(40 x 15 cm) J3(30 x 15 cm) Gambar 7. Hubungan Terhadap Produksi Polong per Plot. 5. Berat biji per tanaman (g) TSP SP-36 RP Data pengamatan dan sidik ragam berat biji per tanaman dapat dilihat pada lampiran 23 dan 25. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat berpengaruh sangat nyata. Perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata. berat biji per tanaman dapat dilihat pada Tabel 5 Tabel 5. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian dan Terhadap Berat biji per Tanaman (g). P/J P 0 P 1 P 2 P 3 J J J Rataan b B a AB a AB menunjukkann tidak berbeda nyata pada taraf 5 menggunakann Uji BNT. Dari Tabel 5. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengan perlakuan pupuk RP (P 3 ) memiliki berat biji per tanaman terbaik yaitu 18,38 g berbeda tidak nyata dengan perlakuan pupuk SP-3perlakuan pupuk TSP (P 1 ) yaitu 17,65 g, (P 2 ) yaitu 18,04 g dan namun berbeda nyataa dengan perlakuan kontrol (P 0 ) yaitu 13,03 g, sedangkan P 2 dan P 1 juga saling berbeda tidak nyata namun berbeda nyata dengan perlakuan P 0. Perlakuan jarak tanam dengan perlakuan 40 cm x 20 cm (J 1 ) memiliki berat biji per tanaman terbaik yaitu 18,16 g berbeda tidak nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J 2 ) yaitu 17,28 g namun berbeda nyata dengann perlakuan 30 cm x 15 cm (J 3 ) yaitu 14,88 g, sedangkan J 2 dan J 3 saling berbeda tidak nyata. Hubungan jenis pupuk posfat terhadap berat biji per tanaman dapat dilihat pada Gambar 8. Berat Biji per Tanaman (g) TSP SP-36 RP Jenis Pupuk Posfor Gambar 8. Hubungan Terhadap Berat Biji per Tanaman. Hubungan jarak per tanaman dapat a A tanam terhadap berat biji dilihat pada Gambar 9.

6 Berat Bji per Tanaman (g) J1(40 x 20 cm) J2(40 x 15 cm) J3(30 x 15 cm) Gambar 9. Hubungan Terhadap Berat Biji per Tanaman. 6. Produksi biji per plot (kg) Data pengamatan dan sidik ragam produksi biji per plot dapat dilihat pada lampiran 26 dan 28. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat berpengaruh nyata. Perlakuan jarak tanam berpengaruh sangat nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata. produksi biji per plot dapat dilihat pada Tabel 6 Tabel 6. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Posfat dan Terhadap Produksi Biji per Plot (kg). P/J P 0 P 1 J J J Rataan 1.08 b 1.39 a P 2 P a 1.49 a menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 menggunakan Uji BNT. Dari Tabel 6. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengann perlakuan pupuk RP (P 3 ) memiliki produksi biji per plot terbaik yaitu 1,49 kg berbeda tidak nyata dengan perlakuan pupuk SP-36 (P 2 ) yaitu 1,40 kg dan pupuk TSP (P 1 ) yaitu 1,39 kg, namun berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (P 0 ) yaitu 1,08 kg, sedangkan P 2 dan P 1 juga saling berbeda tidak nyata namun berbeda nyata dengan perlakuan P 0. Perlakuan jarak tanam dengan perlakuan 30 cm x 15 cm (J 3 ) memiliki berat biji per plot terbaik yaitu 1,55 kg berbeda nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J 2 ) yaitu 1,34 kg dan perlakuan 40 cm x 20 cm (J 1 ) yaitu 1,12 kg, sedangkann J 2 dan J 3 juga saling berbeda nyata. Hubungan jenis pupuk posfat terhadap produksi biji per plot dapat dilihat pada Gambar 10. Produksi Biji per Plot Gambar 10. Hubungann Terhadap Produksi Biji per Plot. Hubungan jarak biji per plot dapat Produksi Biji per Plot (kg) Gambar 11. Hubungann Terhadap Produksi Biji per Plot. 7. Berat 100 biji per plot (g) TSP SP-36 RP tanam terhadap produksi dilihat pada Gambar J1(40 x 20 cm) J2(40 x 15 cm) J3(30 x 15 cm) Data pengamatan dan sidik ragam berat 100 biji per plot dapat dilihat pada lampiran 29 dan 31. dapat dilihat bahwaa perlakuan jenis pupuk posfat dan perlakuan jarak tanam berpengaruh sangat nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata. berat 100 biji per plot dapat dilihat pada Tabel 7

7 Tabel 7. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Posfat dan Terhadap Berat 100 Biji per Plot (g). P/J P 0 P 1 J J J Rataan c B b B ab AB a A menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 menggunakan Uji BNJ. Dari Tabel 7. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengann perlakuan pupuk RP (P 3 ) memiliki berat 100 biji per plot terbaik yaitu 43,33 g berbeda tidak nyata dengan perlakuan pupuk SP-36 (P 2 ) yaitu 42,67 g, namun berbeda nyata dengan perlakuan pupuk TSP (P 1 ) yaitu 39,67 g dan perlakuan kontrol (P 0 ) yaitu 36,22 g, sedangkan P 2 dan P 1 juga saling berbeda tidak nyata namun berbeda nyata dengan perlakuan P 0. Perlakuan jarak tanam dengan perlakuan perlakuan 40 cm x 20 cm (J 1 ) memiliki berat 100 biji per plot terbaik yaitu 43,58 g berbeda nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J 2 ) yaitu 39,92 g dan perlakuan 30 cm x 15 cm (J 3 ) yaitu 37,92 g, sedangkan J 2 dan J 3 juga saling berbeda tidak nyata. Hubungan jenis pupuk posfat terhadap berat 100 biji per plot dapat dilihat pada Gambar 12. Berat 100 Biji per Pot (g) TSP P 2 P SP RP Gambar 12. Hubungan Terhadap Berat 100 Biji per Plot. Hubungan jarak tanam terhadap berat 100 biji per plot dapat dilihat pada Gambar 13. Berat 100 Biji per Plot (g) Gambar 13. Hubungann Terhadap Berat 1000 Biji per Plot. B. Pembahasan J1(40 x 20 cm) J2(40 x 15 cm) J3(30 x 15 cm) 1. Pengaruh jenis pupuk posfat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Berdasarkan hasil sidik ragam dapat diketahuai bahwa pemberian jenis pupuk posfat menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada semua umur amatan, namun berpengaruh sangat nyata terhadap umur berbunga, berat polong per tanaman, produksi polong per plot, berat biji per tanaman, produksi biji per plot dan berat 100 biji per plot. Adanya pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada semua umur amatan disebabkan pertambahan tinggi tanaman lebih didominasi oleh pengaruh cahaya matahari, dan unsur hara nitrogen sehingga pemberian jenis pupuk posfat tidak banyak berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Kirtomo (2004) yang menyatakan bahwa tinggi tanaman dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari dan dosis pemupukan nitrogenn dan keduanya terdapat interaksi dalam mempengaruhi tinggi tanaman. Jenis pupuk posfat berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, berat polong per tanaman, produksi polong per plot, berat biji per tanaman, produksi biji per plot dan berat 100 biji per plot, hal ini erat kaitannya dengan peranan unsur hara posfat yaitu merangsang pembentukan bunga, buah dan biji, bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji menjadi bernas. Sehingga tanaman yang memperoleh penambahan unsur hara posfat maka proses pembungaan akan lebih cepat, jumlah polong dan biji lebih banyak serta memiliki berat biji yang lebih tinggi. Menurut Kartasapoetra dan Sutedja (2005), tersedianya hara fosfat maka dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji, serta dapat meningkatkan produksi biji-bijian. Novizan, (2003) menyatakan bahwa

8 tanaman yang kekurangan phospor akan menunjukkan gejala pertumbuhan yang lambat dan kerdil, pematangan buah terlambat dan biji berkembang tidak normal. Hasil uji lanjutan menunjukkan bahwa jenis pupuk rock posfat menghasilkan umur berbunga, berat polong per tanaman, produksi polong per plot, berat biji per tanaman, produksi biji per plot dan berat 100 biji per plot yang lebih tinggi dari perlakuan lainnya. Kemudian diikuti oleh perlakuan pupuk TSP dan pupuk SP-36, dan ketiga perlakuan jenis pupuk posfat tersebut berbeda nyata dengan perlakuan kontrol. Hal ini disebabkan tanaman mendapatkan tambahan unsure hara posfat dari perlakuan pupuk rock posfat yaitu 63 g/plot, pupuk TSP yaitu 54 g/plot dan pupuk SP-36 yaitu 60,75 g/plot sedangkan pada tanaman kontrol hanya menggunakan unsure hara yang tersedia pada media tanam, akibatnya ketiga jenis pupuk posfat menunjukkan saling berbeda tidak nyata namun berbeda nyata dengan kontrol. 2. Pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Berdasarkan hasil sidik ragam dapat diketahuai bahwa perlakuan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 MST, namun berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 4 dan 6 MST, umur berbunga, berat polong per tanaman, produksi polong per plot, berat biji per tanaman, produksi biji per plot dan berat 100 biji per plot. Adanya pengaruh tidak nyata pada tinggi tanaman umur 2 MST disebabkan tanaman masih muda sehingga tidak terjadi persaingan dalam perebutan unsur hara dan sinar matahari sehingga pertumbuhan tinggi tanaman belum menunjukkan adanya perbedaan akibat perlakuan jarak tanam. Menurut Aldrich (2004) bahwa persaingan tanaman akan terjadi jika faktor-faktor pertumbuhan dalam keadaan terbatas, tetapi jika faktor pertumbuhan tersebut masih tersedia dan dapat dimanfaatkan secara cukup maka tidak akan terjadi persaingan. Adanya pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 4 dan 6 MST disebabkan kebutuhan unsur hara mulai meningkat seiring peningkatan pertumbuhan tanaman sehingga terjadi perebutan unsure hara antara tiap tanaman, akibatnya pada perlakuan yang memiliki jarak tanam yang rapat, pertumbuhan tinggi tanaman akan terhambat dibandingkan tanaman yang mendapatkan perlakuan jarak tanam yang renggang. Musa et, al (2007) yang menyatakan bahwa kerapatan atau ukuran populasi tanaman sangat penting untuk memperoleh hasil yang optimal, tetapi bisa terjadi persaingan dalam hara, air dan ruang tumbuh serta mengurangi perkembangan tinggi dan kedalaman akar tanaman. Adanya pengaruh nyata terhadap umur berbunga disebabkan adanya perbedaan fotoperiode antara tiap plot perlakuan. Pada plot yang memiliki jarak tanam yang rapat maka panjang fotoperiode yang terjadi lebih pendek karena adanya tumpang tidih antara daun sedangkan pada plot yang memiliki jarak tanam yang renggang maka panjang fotoperiode yang terjadi lebih panjang, akibatnya terjadi perbedaan laju pertumbuhan umur berbunga antara tiap perlakuan jarak tanam. Goldsworthy dan Fisher (1992) menyatakan bahwa pemanjangan fotoperiode dengan cahaya intensitas tinggi meningkatkan laju terbentuknya bunga. Adanya pengaruh nyata terhadap berat polong per tanaman, berat biji per tanaman, disebabkan adanya perbedaan jumlah ginofor yang terbentuk akibat kerapatan jarak tanam sehingga jumlah ginofor yang mampu masuk kedalam tanah menjadi sedikit Adanya pengaruh nyata produksi polong per plot dan produksi biji per plot disebabkan perbedaan jumlah populasi yang dimiliki tiap perlakuan. Pada plot yang memiliki tingkat kerapatan tanaman yang tinggi tentunya jumlah populasi yang dihasikan lebih tinggi akibatnya produksi yang dihasilkan menjadi lebih banyak walaupun secara produksi per tanaman lebih sedikit, begitu pula sebaliknya. Produksi tanaman per satuan luas ditentukan oleh produksi per tanaman dan jumlah tanaman per satuan luas (Pambayon, 2008). Adanya pengaruh nyata terhadap berat 100 biji per plot disebabkan adanya perbedaan hasil fotosintesis (asimilat) yang dihasilkan antar tiap perlakuan jarak tanam dalam pengisian biji akibat dari perebutan unsur hara dan sinar matahari, sehingga perlakuan yang memiliki jarak tanam yang rapat, asimilat yang dihasilkan akan sedikit akibatnya berat 100 biji yang dihasilkan menjadi rendah dan begitu pula sebaliknya. 3. Interaksi jenis pupuk posfat dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Dari hasil penelitian setelah dianalisa secara statistik, bahwa interaksi antara perlakuan jenis pupuk posfat dan jarak tanam tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. Tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap seluruh parameter yang diamati tersebut, hal ini

9 II. menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan jenis pupuk posfat dan jarak tanam tidak belum mampu mempengaruhi pola aktivasi fisiologi tanaman secara interval, walaupun antara perlakuan yang diuji telah mampu mendukung pertumbuhan tanaman secara fisiologi. A. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN 1. Perlakuan jenis pupuk posfat terbaik terdapat pada perlakuan rock posfat (P 3 ) yang berpengaruh nyata terhadap umur berbunga yaitu 35,56 hari, berat polong per tanaman yaitu 24,68 g, produksi polong per plot yaitu 0,92 kg, berat biji per tanaman yaitu 18,38 g, produksi biji per plot yaitu 1,49 kg dan berat 100 biji per plot yaitu 43,33 g. 2. Perlakuan jarak tanam terbaik terdapat pada perlakuan 40 x 20 cm (J 1 ) yang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman yaitu 29,63 cm, umur berbunga yaitu 35,58 hari, berat polong per tanaman yaitu 24,35 g, berat biji per tanaman yaitu 18,16 g, dan berat 100 biji per plot yaitu 43,58 g. 3. Interaksi antara perlakuan jenis pupuk posfat dan jarak tanam tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. Kartasapoetra, A.G Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah Tropik. Bumi Aksara. Jakarta. Kartasapoetra, A. G. dan Sutedjo Pupuk dan Cara Pemupukannya. Rineka Cipta, Jakarta. Kirtomo, A., Pengaruh dan Dosis Pemupukan Nitrogen terhadap Hasil Minyak pada Tanaman Serai Wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle), Skripsi, Fak. Pertanian UGM, Yogyakarta Musa Y., Nasaruddin, M.A. Kuruseng, Evaluasi produktivitas jagung melalui pengelolaan populasi ta-naman, pengolahan tanah, dan dosis pemupukan. Agrisistem 3 (1): Novizan Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. Pamboyan, R Pengaruh Terhadap Produksi Sayuran. Indigeneos. Http// www blogs.go.id.bogor. IPB. 12 September B. Saran Perlu dilakukan analisis usaha tani terhadap perlakuan jenis pupuk posfat dengan berbagai jarak tanam guna megetahui nilai ekonomi yang dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA Aldrich, R.J., Weed Crop Ecology: Principles in Weed Management Breton Publiser North Scituate. 464 p Andrianto, T Budidaya dan Analisa Usahatani Kacang Kedelai - Kacang Hijau Kacang Panjang dan Kacang tanah. Penerbit Obsolut. Yogyakarta Goldsworthy, P. R dan N.M. Fisher (ed) Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. UGM Press. Yogyakarta. Heru Kesuburan Tanah. (on-line) Heru.Blogspot.com. Diakses tanggal 22 April 2009.

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOL BUNGA (Brassica oleraceae var botrytis L)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOL BUNGA (Brassica oleraceae var botrytis L) PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOL BUNGA (Brassica oleraceae var botrytis L) Safruddin Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNA,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei 2013 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN 1979 5777 55 PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L.) VARIETAS LOKAL MADURA PADA BERBAGAI JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK FOSFOR Nurul Hidayat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- 22 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- Tongkoh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan jenis tanah Andosol, ketinggian tempat

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, I. BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUK SP 36 DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L) VARIETAS GAJAH

PENGARUH DOSIS PUPUK SP 36 DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L) VARIETAS GAJAH PENGARUH DOSIS PUPUK S6 DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L) VARIETAS GAJAH Mohamad Darul Anwar Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemberian Paclobutrazol Dan Pupuk Kalium

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemberian Paclobutrazol Dan Pupuk Kalium Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemberian Paclobutrazol Dan Pupuk Kalium The Growth Yield and Response of Peanuts on Paclobutrazol Concentration and KCl Dose

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir, BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan sebagai

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian I. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Bunga Terompet Kelurahan Sempakata Padang Bulan, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter diatas permukaan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada bulan Januari

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun III. METODE PELAKSAAA 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun percobaan Rambatan, Tanah Datar pada ketinggian 525 m dari permukaan laut. Percobaan dilaksanakan

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE. OT1 = Tanpa Olah Tanah OT2 =Olah Tanah Maksimum Faktor kedua :Mulsa (M)

I. MATERI DAN METODE. OT1 = Tanpa Olah Tanah OT2 =Olah Tanah Maksimum Faktor kedua :Mulsa (M) I. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, dan dilakukan pada bulan Februari-April

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau selama 4 bulan di mulai dari

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN PENGARUH DOSIS PUPUK S6 DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L) VARIETAS GAJAH Oleh: Edy Soenyoto ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2005 sampai dengan Januari 2006. Penanaman dan pemeliharaan bertempat di rumah kaca Laboratorium Lapang Agrostologi, Departemen Ilmu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua sesudah padi yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain dikonsumsi, jagung

Lebih terperinci

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir et al.: Keragaan Pertumbuhan Jagung Dengan. KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir Marsuni 1), St. Subaedah 1), dan Fauziah Koes 2) 1) Universitas

Lebih terperinci

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan yang Berbeda Wanra Abdul Gafur D 1, Wawan Pembengo 2, Fauzan Zakaria 2 1 Mahasiswa Program Studi Agroteknologi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, Volume 9, No 1 : 1-6 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) Sri Susanti Ningsih

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Fakultas Pertanian Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan Simpang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. ) Agrium, April 2014 Volume 18 No 3 PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. ) Suryawaty Hamzah Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di UPT Balai Benih Induk (BBI) Palawija Dinas Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang Medan,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN*

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN* PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN* Edhi Turmudi*, Eko Suprijono.* *Dosen Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Abstrak Upaya pemehunan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

JURNAL SAINS AGRO

JURNAL SAINS AGRO JURNAL SAINS AGRO http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/saingro/index e-issn 2580-0744 KOMPONEN HASIL DAN HASIL KACANG TANAH TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN DOLOMIT DI TANAH MASAM JENIS ULTISOL

Lebih terperinci

III. MATERI DAN WAKTU

III. MATERI DAN WAKTU III. MATERI DAN WAKTU 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaa Fakultas Pertanian dan Pertenakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.Penelitian dilaksanakan pada

Lebih terperinci

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L) 1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L) Mantali Adrian. Azhar, Ikbal Bahua, Fitriah S. Jamin ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *) Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 8 (1) Juni 2016 e-issn : 2527-7367 PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di desa Cengkeh Turi dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember sampai

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R Soebrantas

Lebih terperinci

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) 1 PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) Ringkasan Sri Wahyuni Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) TERHADAP BOKASHI TANKOS KELAPA SAWIT DAN PEMANGKASAN

KAJIAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) TERHADAP BOKASHI TANKOS KELAPA SAWIT DAN PEMANGKASAN KAJIAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) TERHADAP BOKASHI TANKOS KELAPA SAWIT DAN PEMANGKASAN GROWTH STUDY AND PRODUCTION OF SWEET POTATO batatas L.) ON TANKOS APPLICATION AND GRAFTING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Desa Moutong Kecamatan Tilong Kabila Kab. Bone Bolango dengan ketinggian tempat + 25 meter diatas permukaan laut. 3.2. Bahan

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.Tinggi Tanaman Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida pada umur 28 dan 45 HST (lampiran 1), bahwa F-hitung lebih besar

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) TERHADAP PEMBERIAN BOKASHI KOTORAN SAPI DAN PUPUK UREA

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) TERHADAP PEMBERIAN BOKASHI KOTORAN SAPI DAN PUPUK UREA RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) TERHADAP PEMBERIAN BOKASHI KOTORAN SAPI DAN PUPUK UREA A. Latar Belakang DENI SYAHPUTRA 1 110211918 PENDAHULUAN Tanaman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

m. BAHAN DAN METODE KO = Tanpa pupuk kalium (control) Kl = 50 kg KCl/ha = 30 kg KjO/ha (30 g KCl/plot)

m. BAHAN DAN METODE KO = Tanpa pupuk kalium (control) Kl = 50 kg KCl/ha = 30 kg KjO/ha (30 g KCl/plot) m. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Jl. Bina Widya kelurahan Simpang Baru kecamatan Tampan, Pekanbaru. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Hasil analisis sidaik ragam yang ditunjukkan pada Lampiran 3 menunjukkan bahwa jarak tanam dan interaksi antara keduanya tidak memberikan pengaruh yang

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK ORGANIK CAIR PLUS

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK ORGANIK CAIR PLUS Agrium, April 2013 Volume 18 No 1 RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK ORGANIK CAIR PLUS Hadriman Khair, M.Syufrin Pasaribu dan Ebdi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L) PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L) The Effect of Local Micro Organisms and NPK Fertilizers on Growth

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kec. Natar Kab. Lampung Selatan dan Laboratorium

Lebih terperinci

PENGARUH VARIETAS DAN DOSIS PUPUK SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. )

PENGARUH VARIETAS DAN DOSIS PUPUK SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. ) PENGARUH VARIETAS DAN DOSIS PUPUK SP36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. ) The Effect of Varieties and Dosage of SP36 Fertilizer on Growth and Yield of Peanuts (Arachis

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro pada bulan Maret Mei 2014. Jenis tanah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

LAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI.

LAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI. LAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI Oleh SAVITRI SARI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO S E

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Pelaksanaan penelitian lapang meliputi persiapan pupuk, penanaman sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan Laboratorium Ekologi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk phonska pada pertumbuhan dan produksi kacang hijau masing-masing memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

KAJIAN PRODUKSI UBI DAN ACI TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta CRANTZ) AKIBAT PEMANGKASAN TAJUK

KAJIAN PRODUKSI UBI DAN ACI TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta CRANTZ) AKIBAT PEMANGKASAN TAJUK KAJIAN PRODUKSI UBI DAN ACI TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta CRANTZ) AKIBAT PEMANGKASAN TAJUK Sunyoto *, R. Murtopo, dan M. Kamal Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung Bandar

Lebih terperinci

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan 12 METODE PERCOBAAN Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan petani di Dusun Jepang, Krawangsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Lokasi berada pada ketinggian 90 m di

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI 10712027 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari (1) pengambilan contoh tanah Podsolik yang dilakukan di daerah Jasinga, (2) analisis tanah awal dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam parameter tinggi tanaman pada lampiran 5a hingga 5h menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk daun, waktu aplikasi

Lebih terperinci

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS RESPONSE OF PLANTING DISTANCE AND GRANUL ORGANIC FERTILIZER DOSAGE DIFFERENT ON GROWTH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian A. Tinggi Tanaman Hasil Analisis sidik ragam pada tinggi tanaman terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap pertambahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK BIO-7 DAN PUPUK NPK ALAM TANI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK BIO-7 DAN PUPUK NPK ALAM TANI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L. PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK BIO-7 DAN PUPUK NPK ALAM TANI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) Cik Zulia 1, Safruddin 1, Anggi Zulfahmi 2 1 Staff Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pembenihan padi Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru. Waktu penelitian dilakukan selama ± 4 bulan dimulai dari bulan

Lebih terperinci

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH TERHADAP BAHAN ORGANIK Tithonia diversifolia DAN PUPUK SP-36 ABSTRACT

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH TERHADAP BAHAN ORGANIK Tithonia diversifolia DAN PUPUK SP-36 ABSTRACT 725. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH TERHADAP BAHAN ORGANIK Tithonia diversifolia DAN PUPUK SP-36 Budi Surya Lumban

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan dilahan pertanian yang beralamat di Jl. Sukajadi, Desa Tarai Mangun, Kecamatan Tambang, Kampar. Penelitian ini dilakukan bulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Mengembangkan dan membudidayakan tanaman tomat membutuhkan faktor yang mendukung seperti pemupukan, pengairan, pembumbunan tanah, dan lain-lain. Pemberian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE PENDAHULUAN Tebu ialah tanaman yang memerlukan hara dalam jumlah yang tinggi untuk dapat tumbuh secara optimum. Di dalam ton hasil panen tebu terdapat,95 kg N; 0,30 0,82 kg P 2 O 5 dan,7 6,0 kg K 2 O yang

Lebih terperinci

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Response of growth and result sorghum in spacing and weeding time Wika Simanjutak, Edison Purba*, T Irmansyah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 1 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dari bulan Oktober 2011-Januari 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DALAM TUMPANGSARI KACANG TANAH (Arachis hipogeae L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DALAM TUMPANGSARI KACANG TANAH (Arachis hipogeae L.) PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DALAM TUMPANGSARI KACANG TANAH (Arachis hipogeae L.) Growth and Result Variety Of Sweet Corn (Zea mays saccharata Sturt.) Intercropped

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. melalui penerapan solarisasi tanah dan aplikasi agen hayati Trichoderma

BAB III MATERI DAN METODE. melalui penerapan solarisasi tanah dan aplikasi agen hayati Trichoderma 19 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian mengenai pengendalian penyakit hawar daun pada kentang melalui penerapan solarisasi tanah dan aplikasi agen hayati Trichoderma harzianum telah

Lebih terperinci

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat Yuliana Susanti & Bq. Tri Ratna Erawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp) NTB Jl.

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). SISCHA ALFENDARI KARYA ILMIAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus sampai November 2014 di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Tabel Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST W0J0 87,90 86,60 86,20 260,70 86,90 W0J1 83,10 82,20 81,00 246,30 82,10 W0J2 81,20 81,50 81,90 244,60 81,53 W1J0 78,20 78,20 78,60 235,00 78,33 W1J1 77,20

Lebih terperinci

3. Mengetahui interaksi konsentrasi dan frekuensi pupuk cair nasa yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman gambas (L. acutangula).

3. Mengetahui interaksi konsentrasi dan frekuensi pupuk cair nasa yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman gambas (L. acutangula). RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN GAMBAS (L. acutangula) TERHADAP PEMBERIANPUPUK ORGANIK CAIR NASA PADA KONSENTRASI DAN FREKUENSI BERBEDA EDI PRANATA 110211796 A. Latar Belakang Gambas (Luffa acutangula),

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. 21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan 13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGARUH BEBERAPA JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH VARIETAS KELINCI (ARACHIS HYPOGEAE L)

PENGARUH BEBERAPA JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH VARIETAS KELINCI (ARACHIS HYPOGEAE L) PENGARUH BEBERAPA JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH VARIETAS KELINCI (ARACHIS HYPOGEAE L) Rahmawati Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Abstrak

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK FOSFAT DAN JARAK TANAM YANG TEPAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata sturt)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK FOSFAT DAN JARAK TANAM YANG TEPAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata sturt) PENGARUH PEMBERIAN PUPUK FOSFAT DAN JARAK TANAM YANG TEPAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata sturt) Fadilah dan Khairul Akbar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Latar Belakang Di antara pola tanam ganda (multiple cropping) yang sering digunakan adalah tumpang sari (intercropping) dan tanam sisip (relay

Lebih terperinci

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays) Agrium ISSN 082-1077(Print) ISSN 2442-7306 (Online) April 2017 Volume 20 No. 3 PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays) Erlita 1 dan Farida Hariani

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27 J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 50 Jurnal Agrotek Tropika 1(1):50-54, 2013 Vol. 1, No. 1: 50 54, Januari 2013 PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan perkembangan sel-sel baru sehingga terjadi penambahan ukuran dan diferensiasi jaringan. Tanaman dikatakan mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Kartini,

Lebih terperinci

Agrium, April 2011 Volume 16 No 3

Agrium, April 2011 Volume 16 No 3 PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK TSP DAN PUPUK HAYATI FENG SHOU Alridiwirsah, Sri Utami, Dwi Elisda Wulandari Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UMSU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012). 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu sumber protein nabati yang penting karena mempunyai kandungan protein yang relatif tinggi. Manfaat yang dapat

Lebih terperinci