BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Hengki Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 21 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan perkembangan sel-sel baru sehingga terjadi penambahan ukuran dan diferensiasi jaringan. Tanaman dikatakan mengalami pertumbuhan apabila terjadi penambahan ukuran yang tidak dapat balik diantaranya adalah penambahan jumlah daun dan berat segar tanaman. Adapun variabel pengamatan yang diamati pada penelitian ini meliputi jumlah daun dan berat segar tanaman. 1. Jumlah Daun Hasil Pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan pupuk urea ditambah pupuk gandasil D dapat meningkatkan jumlah daun tanaman sawi hijau. Rata-rata pertumbuhan daun tanaman sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea dan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Rata-rata Jumlah Daun Sawi Hijau (Helai) Umur 7 HST, 14 HST, 21 HST dan 28 HST Pada Kedua Perlakuan Perlakuan Jumlah Daun 7 HST 14 HST 21 HST 28 HST Urea 4 5,32 7,20 8,72 Urea ditambah Gandasil D 4 6,08 9,12 10,56 Sumber : Data Pengamatan Tabel 4.1 menjelaskan bahwa pertumbuhan daun tanaman sawi hijau setiap minggu terjadi peningkatan. Pada umur 21 HST dan umur 28 HST pertumbuhan daun sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan pupuk urea. Pada umur 21 HST dan 28 HST perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D menghasilkan ratarata jumlah daun 9,12 helai dan 10,56 helai sementara perlakuan pupuk urea menghasilkan rata-rata jumlah daun 7,20 helai dan 8,72 helai sehingga ada penambahan jumlah daun sebesar 10,56 helai 8,72 helai = 1,84 helai (21 %). 21
2 Rata-rata Jumlah Daun Sawi Hijau (Helai) ,08 5,32 9,12 7,2 10,56 8, Urea Urea dan Gandasil D 0 7 HST 14 HST 21 HST 28 HST Gambar 4.1 Rata-rata Jumlah Daun Sawi Hijau (Helai) Umur 7 HST, 14 HST, 21 HST dan 28 HST Pada Kedua Perlakuan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D pada umur 21 HST dan 28 HST menghasilkan jumlah daun yang lebih tinggi (9,12 helai dan 10,56 helai) dibandingkan perlakuan pupuk urea (7,20 helai dan 8,72 helai). Penambahan pupuk daun gandasil D membantu melengkapi kebutuhan sawi hijau akan unsur hara yang ditandai dengan peningkatan jumlah daun. Pemupukan melalui tanah pada pupuk urea tidak dapat memenuhi kebutuhan sawi hijau akan unsur hara. Menurut Fatkhusna (2008) kebutuhan tanaman akan unsur hara dapat diperoleh dari media tanam. Namun, unsur hara yang terdapat di dalam media tanam tidak lengkap dan tidak dapat memenuhi kebutuhan tanaman. Oleh karena itu diperlukan tambahan unsur hara berupa pupuk daun yang diberikan pada tanaman. Pengaruh Perlakuan Pupuk Urea dan Perlakuan Pupuk Urea ditambah Pupuk Daun Gandasil D Triwanto dan Syarifudin (1998) menyatakan bahwa pemberian pupuk melalui daun lebih efektif dibanding melalui tanah. Hal ini disebabkan daun mampu menyerap pupuk sekitar 90 % sedangkan akar hanya mampu menyerap sekitar 10 %. Menurut Sigit (2001) urea apabila
3 23 diberikan ke tanah akan mudah terurai menjadi amoniak dan CO2 yang mudah menguap, mudah terurai dan mudah terbakar oleh sinar matahari. Nitrogen dalam tanah mudah hilang dan kurang efektif karena mudah diserap tumbuhan lain yang tidak diinginkan, mudah hanyut akibat erosi dan pencucian, mudah terbakar oleh sinar matahari sedangkan tanah belum siap untuk menyerapnya dan mudah hancur karena dipergunakan oleh mikroorganisme tanah. Dengan pertimbangan tersebut, maka pemupukan akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan pemberian pupuk daun yaitu pupuk daun gandasil D. Pupuk daun Gandasil D mengandung hara makro dan mikro yang sangat berguna memacu pertumbuhan dan hasil, karena masing-masing unsur yang terkandung di dalamnya mempunyai fungsi-fungsi tertentu dalam proses metabolisme tanaman. Proses metabolisme merupakan pembentukan dan perombakan unsur- unsur hara dan senyawa organik dalam tubuh tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Jumini dan Ainun 2009). Sutedjo dan Kartasapoetra (1988) menyatakan bahwa kekurangan unsur hara baik makro maupun mikro dapat menghambat pertumbuhan dan hasil tanaman. Unsur hara mikro berperan sebagai katalisator dalam proses sintesis protein dan pembentukan klorofil. Protein merupakan penyusunan utama protoplasma yang berfungsi sebagai pusat proses metabolisme dalam tanaman yang selanjutnya akan memacu pembelahan dan pemanjangan sel. Menurut Afandie dan Nasih (2002) tanaman yang sedang tumbuh membutuhkan nitrogen untuk membentuk sel sel yang baru. Selain sebagai unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman nitrogen berperan penting dalam pembentukan hijau daun (klorofil) yang sangat berguna dalam fotosintesis. Unsur hara nitrogen dan unsur hara mikro berperan sebagai penyusun klorofil sehingga meningkatkan aktivitas fotosintesis yang akan menghasilkan fotosintat yang mengakibatkan perkembangan pada jaringan meristematis daun sehingga jumlah daun bertambah.
4 Rata-rata Berat Segar Sawi Hijau (Gram) Berat Segar Tanaman Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D pada saat panen dapat meningkatkan berat segar tanaman. Rata-rata berat segar sawi hijau pada saat panen dengan perlakuan pupuk urea dan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Rata-rata Berat Segar Sawi Hijau (Gram) Pada Saat Panen Pada Kedua Perlakuan Perlakuan Berat Segar (Gram) Urea 72,04 Urea ditambah Gandasil D 94,2 Sumber : Data Pengamatan Pada saat panen berat segar sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan pupuk urea. Pada saat panen perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D menghasilkan rata-rata berat segar sawi hijau yang lebih tinggi yaitu sebesar 94,2 gram sementara perlakuan pupuk urea hanya sebesar 72,04 gram sehingga ada penambahan berat segar sebesar 94,2 gram - 72,04 gram = 22,16 gram (31 %) ,04 Urea 94,2 Urea dan Gandasil D Pengaruh Perlakuan Pupuk Urea dan Perlakuan Pupuk Urea ditambah Pupuk Daun Gandasil D Gambar 4.2 Rata-rata Berat Segar Sawi Hijau (Gram) Pada Saat Panen Pada Kedua Perlakuan
5 25 Gambar 4.2 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D pada saat panen menghasilkan berat segar sawi hijau yang lebih tinggi (94,2 gram) dibandingkan perlakuan pupuk urea (72,04 gram). Penambahan pupuk daun gandasil D membantu melengkapi kebutuhan sawi hijau akan unsur hara yang ditandai dengan peningkatan berat segar. Pemupukan melalui tanah pada pupuk urea tidak dapat memenuhi kebutuhan sawi hijau akan unsur hara. Menurut Dwijoseputro (1993) berat segar tanaman dipengaruhi oleh unsur hara dalam sel-sel jaringan tanaman. Pertumbuhan akar dan daun yang cepat menyebabkan penyerapan unsur hara, air dan cahaya untuk proses fotosintesis lebih optimal. Asimilat yang dihasilkan digunakan untuk perkembangan tanaman bertambah cepat, maka berat segar tanaman akan bertambah bobotnya. Menurut Haryanto (2003) tanaman yang hanya dipanen daunnya seperti kubis, selada, sawi, kangkung dan bayam membutuhkan unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium dalam jumlah yang tinggi sehingga berguna untuk membentuk asam amino dan protein sebagai bahan dasar dalam menyusun daun. Menurut Mahrita (2003) semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kebutuhan N oleh tanaman semakin terpenuhi. Nitrogen sangat penting bagi pertumbuhan tanaman yaitu untuk pembentukan dan pembelahan sel baik dalam daun, batang, dan akar. Pupuk daun Gandasil D digunakan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif. Kandungan unsur makro pupuk daun Gandasil D yaitu, N: 20 % P 2 O 5 : 15 % K 2 O 5 : 15% MgSO 4 : 1% dan mengandung unsur mikro seperti tembaga (Cu), mangan (Mn), boron (B), seng (Zn), dan kobalt (Co) (Lingga dan Marsono 2010). Unsur hara nitrogen dan unsur hara mikro berperan sebagai penyusun klorofil sehingga meningkatkan aktivitas fotosintesis yang akan menghasilkan fotosintat yang mengakibatkan perkembangan pada jaringan meristematis daun sehingga jumlah daun bertambah. Unsur Nitrogen yang tinggi dapat meningkatkan jumlah daun maka sekaligus dapat meningkatkan berat segar tanaman.
6 26 B. Analisis Usaha Tani Analisis usaha tani dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha. Biaya usaha tani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam satu usahatani. Tabel 4.3 Rincian Biaya Budidaya Sawi Hijau Pada Kedua Perlakuan Untuk Satu Kali Masa Tanam (2 Bulan) Dengan Luas Lahan 100 m 2 Keterangan Biaya Tetap Sewa Tanah 100 m² Cangkul 1 buah (umur eko 5 thn) Sabit 1 buah (umur eko 5 thn) Ember (umur eko 5 thn) Gembor (umur eko 5 bulan) Total Biaya Tetap Biaya Variabel Benih 12,5 gr Polybag 2 pack Tenaga Kerja Pengolahan lahan (2 orang/1 hari) Penanaman (1 orang/1 hari) Panen (1 orang/1 hari) Pemeliharaan Insektisida Dursban 50 ml Pemupukan Kompos 75 kg Urea 1 kg Gandasil D 1 pack (100 gr) Transportasi Bensin 1 liter Total Biaya Variabel Total Biaya Sumber : Analisis Primer Harga Urea Perlakuan Urea ditambah Gandasil D Rp Rp Rp /bulan Rp /unit Rp Rp Rp30.000/unit Rp /unit Rp /kg Rp /25 gr Rp 5.000/pack Rp / orang/hari Rp / orang/ hari Rp / orang/hari Rp / 100 ml Rp 600/kg Rp 2.500/kg Rp 7.000/pack Rp 7.500/liter Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
7 27 Biaya tetap yang diperlukan dalam budidaya sawi hijau pada perlakuan pupuk urea sebesar Rp dan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D sebesar Rp Biaya variabel yang diperlukan dalam budidaya sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea sebesar Rp dan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D sebesar Rp Biaya total yang diperlukan dalam budidaya sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea sebesar Rp dan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D sebesar Rp Biaya ini diperoleh dari jumlah biaya tetap dan biaya variabel. Penerimaan adalah perkalian antara hasil yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya hasil yang diperoleh berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika hasil yang diperoleh berlebihan. Tabel 4.4 Hasil dan Penerimaan Budidaya Sawi Hijau Pada Kedua Perlakuan Untuk Satu Kali Masa Tanam (2 bulan) Dengan Luas Lahan 100 m 2 Perlakuan Hasil Harga Penerimaan Urea (72 gr/tanaman) 91 kg Rp Rp Urea ditambah 119 kg Rp Rp Gandasil D (94 gr/tanaman) Sumber : Analisis Primer Penerimaan diperoleh melalui perkalian antara hasil yang diperoleh dengan harga jual. Sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea hasilnya 91 kg dengan harga Rp 5.000/kg sehingga penerimaannya Rp Sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D hasilnya 119 kg dengan harga Rp 5.000/kg sehingga penerimaannya Rp Keuntungan adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Keuntungan atau kerugian merupakan hasil dari perhitungan berkala. Hal ini akan diketahui secara pasti saat perusahaan menghentikan kegiatannya dan dilakukan likuidasi
8 28 Tabel 4.5 Keuntungan Budidaya Sawi Hijau Pada Kedua Perlakuan Untuk Satu Kali Masa Tanam (2 bulan) Dengan Luas Lahan 100 m 2 Perlakuan Penerimaan Biaya Total Keuntungan Urea (72 gr/tanaman) Rp Rp Rp Urea ditambah Rp Rp Rp Gandasil D (94 gr/tanaman) Sumber : Analisis Primer Keuntungan didapatkan dari penerimaan dikurangi dengan biaya total. Pada budidaya sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea keuntungan yang diperoleh untuk satu kali masa tanam yaitu selama 2 bulan adalah Rp Pada budidaya sawi hijau dengan perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D keuntungan yang diperoleh untuk satu kali masa tanam yaitu selama 2 bulan adalah Rp Break event point (BEP) merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan produksi sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan. Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan dan juga harga jual agar suatu perusahaan tidak rugi. Perlakuan Pupuk Urea Biaya Tetap BEP Harga = 1 biaya variabel penerimaan = = ,43 = Rp Biaya Tetap BEP Produksi = harga produk = = biaya variabel produksi
9 29 = = 45 Perlakuan Pupuk Urea ditambah Pupuk Daun Gandasil D Biaya Tetap BEP Harga = 1 biaya variabel penerimaan = = ,35 = Rp Biaya Tetap BEP Produksi = harga produk = = = = 39 biaya variabel produksi Berdasarkan perhitungan diatas diketahui pada perlakuan pupuk urea, BEP Harga dalam sekali masa tanam yaitu sebesar Rp Hal ini berarti penjualan sebesar Rp pada sekali masa tanam dianggap telah mencapai Break Event Point (BEP). BEP Produk dalam sekali tanam yaitu sebesar 45 kg. Hal ini berarti bahwa produksi sawi hijau dalam sekali masa tanam perlu menjual 45 kg agar mencapai Break Event Point (BEP). Pada perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D, BEP Harga dalam sekali masa tanam yaitu sebesar Rp Hal ini berarti penjualan sebesar Rp pada sekali masa tanam dianggap telah mencapai Break Event Point (BEP). BEP Produk dalam sekali masa tanam yaitu sebesar 39 kg. Hal ini berarti bahwa produksi sawi hijau dalam sekali masa tanam perlu menjual 39 kg agar mencapai Break Event Point (BEP).
10 30 R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan ukuran perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional. R/C Ratio dihitung untuk menentukan kelayakan usaha. R/C Ratio lebih dari 1 maka usaha ini layak untuk dijalankan. Perlakuan Pupuk Urea R/C Ratio = Total Penerimaan Total Biaya Produksi = = 1,39 (R/C > 1, layak) Perlakuan Pupuk Urea ditambah Pupuk Daun Gandasil D R/C Ratio = Total Penerimaan Total Biaya Produksi = = 1,78 (R/C > 1, layak) Berdasarkan perhitungan diketahui pada perlakuan pupuk urea R/C Ratio dalam sekali masa tanam yaitu 1,39, artinya setiap modal Rp 1,- akan kembali sebanyak Rp. 1,39,- tiap produksi. Pada perlakuan pupuk urea ditambah pupuk daun gandasil D R/C Ratio dalam sekali masa tanam yaitu 1,78, artinya setiap modal Rp. 1,- akan kembali sebanyak Rp 1,78,- tiap produksi. Pada kedua perlakuan didapatkan R/C Ratio lebih dari 1, hal ini menunjukkan bahwa usaha budidaya sawi hijau ini layak untuk dijalankan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Budidaya tanaman pare ini dilakukan dari mulai pengolahan lahan manual dengan menggunakan cangkul, kemudian pembuatan bedengan menjadi 18 bedengan yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Tinggi Tanaman Sawi Hijau Selama kegiatan budidaya dilakukan pengamatan, salah satu pengamatan
26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Tinggi Tanaman Sawi Hijau Selama kegiatan budidaya dilakukan pengamatan, salah satu pengamatan tersebut yaitu mengukur tinggi tanaman. Pengukuran tinggi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter
Lebih terperinciBAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR
13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa
1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam hal bentuk daunnya. Tanaman selada cepat menghasilkan akar tunggang diikuti
Lebih terperinciI. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun
16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Sifat Kimia Tanah Sifat kimia tanah biasanya dijadikan sebagai penciri kesuburan tanah. Tanah yang subur mampu menyediakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman 4.1.1 Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil Uji Duncan taraf 5%, menunjukkan bahwa limbah cair tahu memberikan pengaruh beda nyata
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha pengembangan pertanian selayaknya dilakukan secara optimal tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha tersebut, maka produktivitas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap jenis makhluk hidup termasuk tanaman. Proses ini berlangsung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman dalam pot. Dari ribuan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman, berat
1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kompos dari berbagai macam limbah pertanian terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat memberikan pengaruh berbeda nyata
Lebih terperinciIII. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)
III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4a) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang
TINJAUAN PUSTAKA Kompos Kulit Buah Kakao Ada empat fungsi media tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang tersedia bagi tanaman,
Lebih terperinciKARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM
KARYA ILMIAH TENTANG BUDIDAYA PAKCHOI (brassica chinensis L.) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERPA JENIS PUPUK ORGANIK Oleh SUSI SUKMAWATI NPM 10712035 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi masyarakat dalam bentuk segar. Warna, tekstur, dan aroma daun selada dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, dan jumlah daun pada tanaman sawi. 4.1 Tinggi Tanaman Hasil pengamatan
Lebih terperinciRESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA
RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA Roganda Panagaman Opusunggu 1), Nerty Soverda 2), dan Elly Indra Swari 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi 1) Alumni Program
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciPUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur UNSUR
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.a. Parameter Utama 4.a.l. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan bahwa pemberian pupuk nitrogen (kombinasi kascing dan pupuk
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)
PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L) The Effect of Local Micro Organisms and NPK Fertilizers on Growth
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang berperan penting dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat diperoleh dari
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam
23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan 4.1.1 Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk daun berbeda konsentrasi berpengaruh nyata terhadap
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN DOSIS PUPUK UREA DAN DOSIS PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI ( Brassica chinensis L.
PENGARUH PENGGUNAAN DOSIS PUPUK UREA DAN DOSIS PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI ( Brassica chinensis L.) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar
Lebih terperinciPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus
PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN KRINYU (Chromolaena odorata L.) Puja Kesuma, Zuchrotus Salamah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciPUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian A. Tinggi Tanaman Hasil Analisis sidik ragam pada tinggi tanaman terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap pertambahan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertambahan Tinggi Bibit (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan bahwa interaksi pupuk kompos TKS dengan pupuk majemuk memberikan pengaruh yang tidak nyata
Lebih terperinciPENGARUH TAKARAN BOKASHI PUPUK KANDANG SAPI DAN DOSIS GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L.
PENGARUH TAKARAN BOKASHI PUPUK KANDANG SAPI DAN DOSIS GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L.) OLEH: WELFI FITRIYANTI NPM. 1310005301034 Fakultas Pertanian Jurusan
Lebih terperinciPola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan
Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 24 Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)
PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun belum dibarengi dengan program operasional yang memadai. Melalui program revitalisasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan, diantaranya tanaman buah, tanaman hias dan tanaman sayur-sayuran. Keadaan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap
TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kelapa Sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap, namun yang umum digunakan saat ini adalah pembibitan
Lebih terperinci4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman
PUPUK Out line 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman 4. Jenis pupuk 5. Proses pembuatan pupuk 6. Efek penggunaan pupuk dan lingkungan Definisi
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci Analisis kompos kotoran kelinci dilakukan untuk mengetahui kandungan kompos dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis Parameter yang diamati pada hasil pertumbuhan tanaman kubis terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, diameter
Lebih terperincirv. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciRESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK. Marlita. H. Makaruku ABSTRAK ABSTRACT
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L. TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK Marlita. H. Makaruku Fakultas Pertanian Universitas Pattimura - Ambon ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 172 Vol. 1, No. 2: 172 178, Mei 2013 PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.) Mutiara
Lebih terperinciBAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun
16 BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam pengamatan tinggi tanaman berpengaruh nyata (Lampiran 7), setelah dilakukan uji lanjut didapatkan hasil seperti Tabel 1. Tabel 1. Rerata tinggi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia)
Bio-site. Vol. 03 No. 1, Mei 2017 : 39 46 ISSN: 2502-6178 PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia) GROWTH OF MUSTAR
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR KULIT PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) MASAYU NPM.
PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR KULIT PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) MASAYU NPM. 1148311 21 ABSTRAK Rendahnya produksi tanaman kedelai di Kabupaten Batang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan adalah suatu penambahan sel yang disertai perbesaran sel yang di ikut oleh bertambahnya ukuran dan berat tanaman. Pertumbuhan berkaitan dengan proses pertambahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 kilogram sayuran per kapita per tahun. Angka itu jauh lebih rendah dari angka konsumsi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili
13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Melon Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili Cucurbitaceae. Melon tersebar ke seluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel
16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Jati Tanaman selama masa hidupnya menghasilkan biomassa yang digunakan untuk membentuk bagian-bagian tubuhnya. Perubahan akumulasi biomassa akan terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan sebagai bumbu masakan dan dapat dibuat olahan. Selain
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, kenaikan tingkat intensifikasi serta makin
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Dosis Kompos Azolla sp. terhadap Tinggi Sawi Daging (Brassica juncea L.)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman 4.1.1 Pengaruh Dosis Kompos Azolla sp. terhadap Tinggi Sawi Daging (Brassica juncea L.) Data hasil penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk kompos Azolla
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sayuran bayam merupakan salah satu jenis makanan yang dikonsumsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sayuran bayam merupakan salah satu jenis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setiap hari, karena mengandung gizi, vitamin, dan garam mineral seperti zat
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN
PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA TANAH ULTISOL (The Effect of Chiken Manure on Growth and Yield of Cucumber (Cucumis sativus L.) at Ultisols)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2010 Juli 2011. Pengambilan sampel urin kambing Kacang dilakukan selama bulan Oktober Desember 2010 dengan
Lebih terperinciKERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P
Zubir et al.: Keragaan Pertumbuhan Jagung Dengan. KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir Marsuni 1), St. Subaedah 1), dan Fauziah Koes 2) 1) Universitas
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.
I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN P2.U3 P4.U2 P5.U2 P2.U2 P1.U1 P4.U3 P5.U1 P1.U2 P3.U3 P1.U3 P4.U1 P3.U1 P3.U2 P2.U1 P5.3
Lampiran 1. Lay out Penelitian LAMPIRAN LAMPIRAN P2.U3 P4.U2 P5.U2 P2.U2 P1.U1 P4.U3 P5.U1 P1.U2 P3.U3 P1.U3 P4.U1 P3.U1 P3.U2 P2.U1 P5.3 Keterangan : P1 : 100% N-Urea P2 : 75% N-Urea + 25% N-Pupuk Granul
Lebih terperinciPEMBAHASAN Prosedur Gudang
44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran sangat erat hubungannya dengan kesehatan, sebab sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama adanya kandungan karotin,
Lebih terperinciBAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
19 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Potensi lahan kering di Bali masih cukup luas. Usahatani lahan kering sering kali mendapat berbagai kendala terutama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian tanaman pangan merupakan sektor pertanian yang memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala
viabilitas 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas dan Vigor Benih Viabilitas benih mencakup vigor dan daya kecambah benih. Viabilitas adalah daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar. Kadar air, ph, C-Organik, Bahan Organik, N total. Berikut data hasil analisis
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar Analisis kompos dilakukan untuk mengetahui dan memastikan bahwa kompos jarak pagar yang digunakan sebagai perlakuan dapat meningkatkan pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan oleh para petani di Indonesia. Kacang hijau dapat dikonsumsi dalam berbagai macam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Serapan Hara
4 TINJAUAN PUSTAKA Serapan Hara Serapan hara adalah jumlah hara yang masuk ke dalam jaringan tanaman yang diperoleh berdasarkan hasil analisis jaringan tanaman (Turner dan Hummel, 1992). Manfaat dari angka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil pengomposan dengan cacing ( vermikompos ) Hasil analisis vermikompos dengan berbagai bahan disajikan dalam tabel 2. Tabel 1. Hasil analisis vermikompos kadar kadar C kadar
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas
24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pemupukan
TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi (Brassica juncea, L.) merupakan kelompok tanaman sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman sawi yang murah dan kandungan nutrisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran bagi manusia sangat erat hubungannya dengan kesehatan, sebab sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama adanya
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan
49 BAB VI PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dengan varietas kacang tanah tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pertumbuhan, kompenen hasil
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih
Lebih terperinciDesti Diana Putri/ I.PENDAHULUAN
Desti Diana Putri/1214121050 I.PENDAHULUAN Tumbuhan memerlukan sejumlah nutrisi untuk menunjang hidup dan pertumbuhan. Tumbuhan membutuhkan unsur hara makro dan mikro dalam jumlah tertentu sesuai dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kubis (Brassica oleracea L.) merupakan jenis sayuran yang sebagian besar daunnya bewarna hijau pucat dengan bentuk bulat serta lonjong. Sayuran ini mengandung vitamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya sayuran bagi kesehatan memicu peningkatan produk sayuran. Untuk menghasilkan sayuran segar, sehat dan bermutu tinggi, diperlukan penanganan yang baik
Lebih terperinciPOTENSI PEMANFAATAN LIMBAH UDANG DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI
POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH UDANG DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI Nurhasanah 1, Hedi Heryadi 2 Universitas Terbuka nenganah@ut.ac.id Abstrak Penelitian pembuatan pupuk cair dari limbah udang
Lebih terperinciVolume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:
PEMANFAATAN KOTORAN KERBAU SEBAGAI PUPUK ORGANIK PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) Baso Amir Email: bas_amt@yahoo.com Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah. 1. Tinggi Tanaman Hasil pengamatan tinggi tanaman dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran
Lebih terperinci