BAB II ANALISIS DATA. A. Kajian Filologi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II ANALISIS DATA. A. Kajian Filologi"

Transkripsi

1 BAB II ANALISIS DATA Analisis data SKM dibagi menjadi dua bagian, yaitu kajian filologis dan kajian isi. Kajian filologis dilakukan untuk mendapatkan suntingan teks Naskah SKM yang bersih dari kesalahan sesuai dengan cara kerja Filologi. Kajian isi dilakukan untuk mengungkapkan isi Mahnitisme dalam naskah SKM. A. Kajian Filologi Kajian filologi meliputi: deskripsi naskah, transliterasai, kritik teks, suntingan teks dan terjemahan. Berikut ini uraian masing-masing langkah tersebut. 1. Deskripsi Naskah Deskripsi naskah merupakan gambaran singkat serta rincian tentang kondisi fisik dan garis besar isi naskah. Hal hal yang di maksud adalah sebagai berikut: 1) Judul naskah, 2) nomor naskah, 3) tempat penyimpanan naskah, 4) asal naskah, 5) keadaan naskah, 6) ukuran naskah, 7) tebal naskah, 8) jumlah baris per halaman, 9) huruf, aksara, tulisan, 10) cara penulisan, 11) bahan naskah, 12) bahasa naskah, 13) bentuk teks, 14) umur naskah, 15) pengarang atau penyalin, 16) asal usul naskah, 17) Fungsi sosial naskah, 18) ikhtisar teks atau cerita. Dalam penelitian ini tidak semua aspek dipakai dalam pendeskripsian naskah SKM. Aspek yang tidak dipakai adalah fungsi sosial naskah. Berikut ini deskripsi naskah SKM. 26

2 27 a. Judul Naskah Naskah Sêrat Kawruh Mahnitismê, naskah ini terdapat dalam bendel naskah yang berjudul Sêrat Kawruh Mahnitismê Saha Sanaprabu (disingkat SKMSS) Judul terdapat pada cover Naskah SKMSS, yaitu tertulis Sêrat Kawruh Mahnitismê Saha Sanaprabu. Dalam bendel naskah ini terdapat dua teks yaitu Sêrat Kawruh Mahnitismê dan Saha Sanaprabu yang tampak dalam gambar berikut. b. Nomor Naskah Gambar 10. Judul Cover Naskah Nomor naskah berdasar katalog lokal Perpustakaan Sasanapuataka Kraton Kasunanan Surakarta, yaitu bernomor 251 Ha dan berdasar katalog Nency K.Florida, yaitu bernomor KS 379.

3 28 c. Tempat Penyimpanan Naskah Naskah di simpan di Perpustakaan Sasanapustaka Kraton Kasunanan Surakarta. Cap Perpustakaan Sasanapustaka yang terdapat dalam naskah, sebagai tampak dalam gambar berikut. Gambar 11. Cap Perpustakaan Sasanapustaka Kraton Surakarta Hadiningrat. d. Asal Naskah Tidak diketahui dari mana asal muasal naskah SKM. e. Keadaan Naskah Naskah masih utuh, dalam keadaan baik, lembaran lembarannya masih lengkap. Aksara dapat terbaca dengan baik. Kertas berwarna kekuningan. Jilidan naskah masih baru dan masih utuh. Ada tinta teks yang tembus ke halaman berikutnya. Gambar 12. Tinta teks yang tembus

4 29 f. Ukuran Naskah 1. Ukuran Lembaran Naskah panjang x lebar : 21.5 cm x 18 cm margin atas : 1 cm margin bawah : 2.5 cm margin kanan : 2 cm margin kiri :1 cm 2. Ukuran Kertas : 20,8 cm x 17,5 cm 3. Ukuran Teks : 17.3 cm x 14.5 cm g. Tebal Naskah Tebal naskah adalah 125 halaman, terdisi atas: a. naskah SKM : 113 halaman b. naskah SS : 10 halaman terdapat 3 halaman kosong sebelum halaman 1, halaman 114 dan halaman 125 h. Jumlah Baris Perhalaman Jumlah baris per halaman ada 11 baris

5 30 i. Huruf a. jenis tulisan aksara Jawa carik (tulisan tangan) dan beberapa huruf latin berbahasa Belanda. Pada teks halaman pertama terdapat kata yang ditulis dengan tulisan latin berbahasa Belanda, sebagaimana tampak dalam gambar berikut. Gambar 13. Penggunaan huruf latin b. ditulis dengan pena. c. ukuran huruf sedang, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. d. bentuk huruf ngetumbar e. hurufnya rapi dan mudah dibaca f. jarak hurufnya agak renggang g. ada halaman yang bekas tintanya tembus ke halaman belakang

6 31 h. warna tinta yang di gunakan adalah tinta warna hitam, namun pada cap Perpustakaan Sasanapustaka ada yang menggunakan tinta warna merah, biru dan hitam. i. Tanda baca dalam bahasa Jawa, yaitu penanda awal kalimat atau adêg adêg(. ), koma atau pada lingsa (, ), titik atau pada lungsi (; ), penanda huruf mati atau pangkon (/ ). Gambar 15. Penanda awal kalimat atau adêg-adêg Gambar 16. Penanda koma atau pada lingsa (, ) Gambar 17. Penanda titik atau pada lungsi (; ) j. Cara Penulisan Gambar 18. Penanda huruf mati atau pangkon(/ )

7 32 a. Pemakaian lembaran naskah untuk tulisan: naskah ditulis secara bolak balik pada bagian muka dan belakang (recto dan verso). b. Penempatan tulisan pada lembaran naskah: teks ditulis dari kiri ke kanan. Kemudian dilanjutkan pada baris di bawahnya. Begitu seterusnya. Pada tepi teks diberi garis tegak lurus vertikal. c. Pengaturan ruang tulisan Teks dibatasi dengan margin kiri dan kanan. Penulis sangat memanfaatkan halaman secara maksimal. Pada saat teks belum selesai, tetapi baris teks sudah sampai garis tepi, maka ada aksara pasangan atau suku kata yang di tulis untuk mengisi ruang kosong diakhir baris. Dengan demikian ditemukan aksara pasangan atau suku kata ganda. Contohnya penulisan taling([ ) pada kata wong pangkal, sebagaimana tampak pada gambar berikut. Gambar 19. Pengaturan ruang tulisan dengan taling ([ ) ganda. d. Penomoran halaman Penomoran halaman meggunakan angka Jawa terletak di tengah atas. k. Bahan Naskah

8 33 a. Jenis naskah adalah kertas buku bergaris tanpa cap ( water mark). Berikut ini gambar kertas yang digunakan. Gambar 21. Jenis kertas buku bergaris b. Kualitas kertasnya agak tipis dan masih baik l. Bahasa naskah Bahasa yang digunakan adalah ragam ngoko dan bahasa Belanda. m. Bentuk teks Teks berupa prosa ( gancaran ). n. Umur Naskah Tidak ada informasi mengenai umur naskah. o. Penyalin Tidak ada informasi tentang penyalin naskah. p. Asal Usul Naskah Tidak ada informasi tentang asal usul naskah. q. Ikhtisar Teks

9 34 Teks ini berisi tentang kekuatan yang ada dalam diri manusia yang disebut Magnetisme, yaitu kekuatan hati atau kekuatan batin. Dalam naskah SKM ini terdapat tigabelas piwulang ajaran. Dalam naskah ini juga dijelaskan beberapa cara mempelajari dan pengaplikasian ilmu magnetisme. 2. Kritik Teks Kritik teks adalah menempatkan tempat pada teks yang sewajarnya, memberikan evaluasi terhadap teks, meneliti atau mengkaji lembaran bacaan naskah, lembaran bacaan yang mengandung kalimat atau rangkaian kata kata tertentu (Paul Maas, dalam Darusuprapta 1984:20). Dalam kritik teks, diusahakan untuk mengembalikan teks ke dalam bentuk yang mendekati asli. Walaupun teks yang autentik jarang ditemukan, namun setidaknya dapat mencapai ketetapan teks yang dianggap dekat dengan aslinya. Dalam kritik teks biasanya ditemukan kesalahan kesalahan, dan kesalahan kesalahan tersebut dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu: 1) Hiperkorek : yaitu perubahan ejaan karena pergeseran lafal. 2) Lakuna : yaitu bagian yang terlewati atau terlampaui baik suku kata, kata dan kelompok kata. 3) Adisi : yaitu bagian yang kelebihan atau terjadi penambahan baik suku kata, kata dan kelompok kata. 4) Ketidakkonsistenan penulisan : yaitu ketidakkonsistenan pemakaian huruf dan penulisan kata dalam naskah.

10 35 Untuk memudahkan dalam penulisan kritik teks akan digunakan tanda agar memudahkan dalam penamaan. Berikut tanda-tanda yang digunakan. H : menunjukkan bahwa teks termasuk dalam jenis varian Hiperkorek L : menunjukkan bahwa teks termasuk dalam jenis varian Lakuna A : menunjukkan bahwa teks termasuk dalam jenis varian : menerangkan bahwa edisi teks didasarkan pertimbangan konteks isi. # : menerangkan bahwa edisi teks didasarkan pertimbangan linguistik. Berikut ini adalah uraian uraian mengenai segala kesalahan yang terdapat dalam teks. a. Lakuna Lakuna adalah kelainan bacaan yang disebabkan oleh bagian teks yang hilang atau berkurang. Pengurangan itu dapat berupa pengurangan huruf, suku kata, kata, frasa, kalimat, ataupun pengurangan paragraf. Varian lakuna ini akan disajikan dalam tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Lakuna dalam naskah SKM N o Hal / brs Kata Gambar Edisi

11 36 1 3/9 Ka kapisan Kang kapisan L@ 2 8/1 ali ahli L@ 3 16/3 agêr anggêr L@# 4 25/2-3 pangêrsulane panggrêsulane L# 5 30/ 1 ali ahli L@ 6 47/1 pabujuk pambujuk L# 7 51 / 8 pangusamu panguasamu L# 8 74/ 1 o bisa ora bisa L@ 9 74/ 10 agugulang anggêgulang L#

12 /4 kangèlamu kangèlanmu L# / 4-5 Kêkuwatamu kêkuwatanmu L# b. Adisi Adisi adalah varian yang disebabkan oleh penambahan teks. Penambahan itu dapat berupa penambahan huruf, suku kata,kata, frasa, kalimat, ataupun penambahan paragraf. Adisi yang ditemukan, disajikan dalam Tabel 2 dibawah ini. Tabel 2 Adisi dalam Naskah SKM N Hal/ o brs 1 103/ 3 Kata Gambar Edisi mangkokono mangkono A# c. Hiperkorek Hiperkorek adalah kelainan bacaan yang disebabkan oleh kesalahan pelafalan. Varian hiperkorek ini akan disajikan dalam Tabel 3 berikut ini.

13 38 Tabel 3 Hiperkorek dalam Naskah SKM N Hal/ o brs 1 33/ 3 kewe Kata Gambar Edisi kowe H@ 2 33/ 7 babat babad H# 3 40 / 5 gêmahane têmahane H@ 4 46 / / 7 yè ambujuk layangamu yèn ambujuk H@ bayangan -mu H@ 6 71/ 5 mahnetismê mahnitismê H# 7 73/7 imamalatsih amêmalat -sih H@

14 /1-2 mahnetismê mahnitismê H# 9 82/9 ngranggoni ngrênggani H@ d. Ketidakkonsistenan Penulisan Dalam naskah SKM ini ada beberapa naskah yang ditulis tidak konsisten, yaitu: 1. Penulisan kata denning pada halaman 2 baris 11 dan dening pada halaman 7 baris 5. Gambar 20 dan 21 Penulisan ketidakkonsistenan kata dening 2. Penulisan morfem tak pada halaman 6 baris 7 dan morfem dak pada halaman 8 baris Gambar 22 dan 23 Penulisan morfem tak dan dak 3. Penulisan kata ali pada halaman 30 baris 1 dan kata ahli dan halaman 14 baris 1

15 40 Gambar 24 dan 25 Penulisan kata ali dan ahli e. Bahasa Lain yang Ditulis Dengan Huruf Jawa Gambar 26. Penulisan kata serapan bahasa Indonesia telegram Gambar 27. Penulisan kata serapan bahasa Arab taklim 2. Suntingan Teks dan Terjemahan 1. Dalam naskah SKM ini perlu diadakan suntingan karena untuk memudahkan pembaca dalam memahami, apalagi dalam naskah SKM ini tidak murni berlatar belakang Jawa. Maka dari itu perlu penjelasan menurut tata aturan bahasa Jawa. Pada naskah SKM ini juga perlu dilakukan transliterasi. Translitersi adalah penggantian huruf kehuruf yang lain tanpa merubah makna bentuk asli agar memudahkan pembaca.

16 41 2. Setelah melakukan transliterasi, penulis melakukan kritik teks. Metode yang digunakan adalah metode biasa atau standar karena naskah SKM ini termasuk naskah tunggal dan juga bukan cerita yang sakral. 3. Dalam suntingan teks kelompok kata atau kata yang kurang tepat sengaja dibiarkan sesuai aslinya dan akan diberi nomor kritik atau tanda bahwa kata tersebut telah dievaluasi. Selanjutnya akan dilakukan aparat kritik untuk mencantumkan hasil evaluasi. Pencantuman tersebut dilakukan dibawah suntingan teks atau biasa disebut catatan kaki. Ini dilakukan untuk mempertahankan teks aslinya untuk membebaskan pembaca dalam menanggapi sendiri naskah SKM tersebut. Untuk itu, penulis menggunakan tanda tanda atau pedoman dalam penyajian suntingan teks,berikut pedoman yang digunakan. 1. Jika ditemukan kesalahan pada kata yang sama, dalam kritik teks semua yang dianggap salah diberi nomor. Setelah itu langsung dilakukan penyuntingan. 2. Jika ditemukan dwilingga salinswara seperti dalam kata wuwulang terdapat di halaman, maka dalam transliterasinya langsung ditulis wêwulang Gambar 28. Penulisan kata yang tergolong dwilingga salinswara

17 42 3. Sastra laku misalnya pada kata denning disunting langsung menjadi dening Gambar 29. Penulisan kata yang mengandung sastra laku, Untuk memudahkan pembaca, maka di dalam teks akan diberikan keterangan keterangan sebagai berikut : 1. Angka Arab 1,2,3,4,5,dsb yang ditulis di kanan atas, digunakan untuk menunjukkan adanya kesalahan pada teks tersebut. 2. Angka Arab [1,2,3,4..] ditulis disebelah kiri sejajar dengan huruf digunakan untuk menunjukkan pergantian halaman. 3. menerangkan bahwa edisi teks di pilih berdasarkan pertimbangan konteks isi. 4. Penanda # menerangkan bahwa edisi teks di pilih berdasarkan pertimbangan linguistik. 5. Tanda /e/ digunakan untuk menandai vokal e yang dibaca [e] seperti pengucapan kata kowe dalam bahasa Jawa dan kata sate dalam bahasa Indonesia. 6. Tanda diakritik /ê/ digunakan untuk menandai bunyi vokal e yang dibaca [ə] seperti pengucapan kata têmah dalam bahasa Jawa dan pengucapan kata sebah dalam bahasa Indonesia.

18 43 7. Tanda diakritik /è/ digunakan untuk menandai bunyi vokal e yang dibaca [ ] seperti pengucapan kata akèh dalam bahasa Jawa dan pengucapak kata sukses dalam bahasa Indonesia. Berikut ini adalah penyajian suntingan teks dan terjemahan naskah SKM yang disertai edisi kritis serta variannya. A. Suntingan Teks dan Terjemahan Teks TEKS SKM I [1] Bêbuka Manusa iku duwea kang bisa anggѐndѐng marang kapitayan, rêsêp lan katrêsnan ing liyan, daya iku diarani Persoonlijk Magnetisme TERJEMAHAN Pembukaan Manusia itu hendaknya memiliki sesuatu hal yang dapat menjunjung tinggi suatu kepercayaan, senang dan mencintai sesama, daya tersebut dinamakan magnetisme pribadi. Karêpe kang ngarang layang iki mêdharke piwulang bab kêkuwataning manusa kang winadi, sarana katrangan kang prasaja lan gampang asung pituduh marang para kang maca, supaya enggala bisa ngundhuh wohe wêwulang mau, aja Maksud pengarang naskah ini menjelaskan ajaran tentang kekuatan manusia yang masih rahasia, dengan keterangan yang sederhana dan mudah memberi petunjuk pada para pembaca, supaya segera mendapatkan hasil dari ajaran

19 44 nganti pangarêp arêp iku lalu tanpa wa- [2]can, kabudidayane sirna tanpa dadi, sarta kagunane cabar tanpa pakolih. tersebut, jangan sampai harapan itu berlalu karena tanpa bacaan, usahanya sia-sia hilang tanpa tercapai, serta kekuatannya tidak ada gunanya. Para siswa wis padha tetela sumurupa, yѐn kang nganggit putus marang kawruhe, ewa samono yѐn ora dilakoni, kawruh mau iya tanpa guna, piwulang iki nêrangake kawruh kang durung tau kambah liyane, ciptane kang ngarang sêdya amung katrangan kang bênêr lan prasaja marang para murid muride. Para murid sudah mengerti yang maksudnya, jika pengarang telah sempurna ilmunya, namun demikian jika tidak dilakukan, ilmu tersebut tidak berguna, pelajaran ini menjelaskan ilmu yang belum pernah dibahas oleh yang lain, menurut pengarang hanya keterangan yang benar dan sederhana untuk murid-muridnya. Pituture Kang Ngarang Panêmuku kêkarêpan kang diѐsthi dening [3] sarupaning uwong, lananga wadona, iya ora liya mung supaya linulutan ing sêsama, mungguh witing kinalulutan iku akѐh, tumrape wong lanang ana kang Pesan Pengarang Menurut saya keinginan yang dimaksud oleh kebanyakan orang, ya laki laki ya perempuan, tidak lain hanya supaya dicintai sesama, penyebab awal dicintai itu banyak, untuk laki laki ada yang dari saka panguwasane, kasugihane, kabêjane, kekuasaannya, kekayaannya,

20 45 tumrape wong wadon, dumunung marang katrêsnan, kinasihan, sarta kanggêp sajrone jojodhon. 1 keberuntungannya, untuk perempuan, ada pada cinta, kasih, serta diperhatikan dalam perjodohan. II Piwulang ka 1 kapisan Bab Wadhahing Kêkuwatan Kiraku kowe ora duwe panyipta[4] yѐn kowe dhewe iku duwe wadhah kêkuwatan kaya dene telegram, kang diarani electrische resererec batterij, bisa nampani lan ngolah kêkuwatan mau, narik utawa nulak samubarang, têrkadhang tumamane ora kalawan dimaha, kayata : upamane kowe yѐn andêlêng mitramu mung sêdhela bae, dumadakan atimu krasa bungah utawa ora kapenak, pangrasa kang mangkono mau anane rak ora kalawan ko [5]sêdya, têrkadhang ana uga kang pancѐn wis ko sêdya ing mau maune, karêpmu bakal agawe rêsêpe mitramu mau, dadi II Pelajaran yang Pertama Tentang Tempat Kekuatan Saya kira kamu tidak mempunyai pengetahuan kalau kamu sendiri itu punya tempat kekuatan seperti telegram yang dinamakan baterai cadangan listrik, dapat menerima dan mengolah kekuatan tersebut, menarik atau menolak apapun, terkadang masuknya tidak disengaja, seperti: seperti kamu kalau melihat temanmu hanya sebentar saja, tiba tiba hatimu merasa senang atau tidak enak, perasaan yang seperti itu tadi tidak kamu maksudkan, terkadang ada juga yang memang sudah kamu inginkan sebelumnya, keinginanmu akan membuat senangnya temanmu itu, jadi 1 Kang kapisan L@

21 46 têgêse wis ko arah arah kowe agawe obahe atining liyan, mangka wong mau uga artinya sudah kamu arahkan kamu membuat hati orang lain bergejolak, tetapi orang itu anggѐndѐng marang atimu, dadi satêmêne juga menarik dihatimu, jadi sebenarnya gѐndѐng-ginѐndѐng, saling tarik menarik. Bab Lakune Kêkuwatan Ati Kasêbut ing dhuwur wis tetela yѐn sajroning badaning manusa ana kêkuwatan kang tumindak. Apa iku kêkuwataning pamikir, dudu, sa-[6]bab wêtune tanpa kinira-kira, mung pancѐn bêbarêngan bae karo thukuling mikir. Apa iku elictris cit eit dudu, elictris cit eit iku mung pangaran aran bae, mungguh kaanane kang sajati durung ana Tentang Laku Kekuatan Hati Disebutkan di atas sudah jelas jika di dalam badan manusia ada kekuatan yang bergerak. Apa itu kekuatan pikiran, bukan, sebab munculnya tanpa perkiraan, hanya memang bersamaan dengan munculnya pemikiran. Apa itu kapasitas listrik, bukan, kapasitas listrik itu hanya sebutan saja,yaitu keadaan sejati belum ada yang mengetahui. kang sumurup. Sarѐhning aku durung wêruh kang bênêr kêkuwatan iku tak arani Magnetisme nanging iya kêna uga tak arani Inner Lijke Karena saya belum mengetahui yang benar kekuatan tersebut saya sebut Magnetisme tapi bisa juga saya sebut Inner

22 47 Strooms (kêkuwataning ati utawa lakuning batin) sabab akѐh cocoge karo electrische strooms (lakune electris-[7]citeit) kêkuwatan mau kêna disinau, dianggo lan diêrѐh, padha bae karo daya electrisciteit. Electris citeit iku kêna dianggo lan diêrѐh dening manusa, nanging ora Lijke Strooms (kekuatan hati atau perjalanan batin) sebab banyak kecocokan dengan electrische strooms (perjalanan kapasitas listrik) kekuatan tersebut dapat dipelajari, dipakai dan dikendalikan, sama saja dengan energi kapasitas listrik. Kapasitas listrik tersebut dapat kasumurup, wujude, ora ana wong kang dipakai dan dikendalikan oleh manusia, tapi wêruh pinangkane, dadi enggale kaanane kêkuwatan mau dianggêpa kaya kaananing urip, mulane kang bakal tak caritakake mung kanggone bae. 2 tidak dimengerti wujudnya, tidak ada orang yang tahu asalnya,jadi awal mula kejadian kekuatan tersebut dianggap seperti keadaan hidup, maka yang akan saya ceritakan hanya kegunaannya saja. III Piwulang kang kapindho [8]Bab Panêngêrane Wong Kang Ali 2 Magnetisme Luwih dhisik nyumurupi dayaning kêkuwatan mau tumrape marang manusa, nitѐnana watak wantuning siji sijine, kang III Pelajaran yang Kedua Tentang Penanda Orang yang Ahli Magnetisme Terlebih dahulu mengetahui energi kekuatan itu khususnya pada manusia, tandailah perwatakan satu dengan yang 2 Ahli L@

23 48 kadunungan kawruh Magnetisme. Iku kabѐh wis padha sumurup sawanging wêwangunane wong ali 3 Magnetisme lananga wadona padha bae, nanging kang bakal dak caritakake mung wong lanang, amrih aja agawe bingung, awit para murid iya wis pa-[9]dha sumurup, yѐn tumanjane ngѐlmu mau marang wong lanang utawa wadon, ora ana bedane lainnya, yang mempunyai ilmu Magnetisme. Semua itu sudah dimengerti dilihat bentuk dari orang yang ahli Magnetisme ya laki laki ya perempuan sama saja, tapi yang akan saya ceritakan hanya laki laki, supaya tidak membuat bingung, karena para murid sudah mengerti, jika manfaat ilmu tersebut pada laki laki atau perempuan tidak ada bedanya. 3 Bab Antenging Pangrasa Yѐn kowe jêjagongan karo wong ahli Magnetisme kang dadi titikane dhisik, patrape sarѐh, ora gugupan, banjur kowe duwe pangrasa yѐn wong mau duwe daya kang kinêkêr, nanging kowe ora sumurup kabudayane, liringing mripat katone ora tajêm, tandang [10]tanduke ora kêna cinakra bawa, pangucape sinamun ing Tentang Ketenangan Jiwa Jika kamu berbicara dengan orang yang ahli Magnetisme yang menjadi penanda terlebih dahulu, sifatnya sabar, tidak mudah gugup, lalu kamu bisa merasakan jika orang tersebut punya energi yang kuat, tapi kamu tidak mengerti apa yang dimilikinya, sorotan matanya kelihatan tidak tajam, tingkah lakunya tidak dapat 3 Ahli L@

24 49 samudana, apa sabarang pratikêle ora kêna ditangguh ditebak, ucapannya bukan yang sebenarnya, segala nasihatnya tidak dapat ditebak. Bab Pamandênge Kowe kudu nyumurupi kalawan titi, wadining wong mau ing gone masang aji pangerutan marang kowe, sawangen mripate, paraning pandêlêng marang kowe mau ora mandêng mripatmu, kang dipandêng antaraning mripat loro cêdhak karo poking irung, pancêring pandêlêng mranani marang kowe, nanging ora kêtara sa-[11]rupa ngrasamu wong mau ora nyipta ala, yѐn ta lawanan gunêm karo kowe, sasuwene kowe caturan, wong mau ora ngawasake kowe, sêmune kaya ngêntѐni calathumu, banjur mangsuli calathu yѐn ngucap sêmune sumѐh sarta tatag. Tentang Pengelihatannya Kamu harus mengerti dengan seksama, rahasia orang itu saat dia menancapkan kekuatan pengasihan terhadap kamu, tataplah matanya, arah matanya terhadap kamu tidak melihat matamu, yang dilihat antara dua mata dekat dengan ujung hidung, pusat pengelihatannya menarik perhatianmu, tapi tidak terlihat oleh perasaanmu orang itu tidak berbuat buruk, kalau berbicara dengan kamu, lama berbicara, orang itu tidak melihat kamu, kelihatannya seperti menunggu kamu berbicara, lalu menjawab pertanyaanmu kalau bicara terlihat murah senyum serta yakin. Patrape Anoraga, Yѐn ko ajak wawan gunêm, Tingkah Lakunya Rendah Hati Kalau kamu ajak bicara, dia

25 50 ênggone anampani sarana patrap anoraga, pancѐn wong kang mangkono mau salawa- [12]se nganggo patrap taklim, nanging kowe banjur rumangsa yѐn antênge ngandhut kêkarêpan kang ora kêna dikaluhake, kowe rumangsa yѐn wong mau duwe daya pangerutan, cêkake wong mangkono iku wis sumurup samubarang kang dikarêpake, nanging gone nandukake kalawan sarѐh, sabab wis dipasthѐkake yѐn bakal kalaksanan karêpe, dhѐwѐke ngarani yѐn kawruh iku ana kuwasane, sarta dhѐwѐke sumurup, yѐn samuba-[13]rang pratikêle gumantung marang waton menerima dengan rendah hati, memang orang seperti itu selamanya memakai sikap taklim, tapi setelah itu kamu merasa jika diamnya mempunyai maksud yang tak dapat ditebak, kamu merasa jika orang itu punya daya pengasihan, singkatnya orang seperti tersebut sudah mengerti apapun yang diinginkan, tapi dia melakukannya dengan sabar, sebab sudah dipastikan jika akan tercapai keinginannya, dia menyebut jika ilmu tersebut ada kekuasaannya, serta dia mengerti jika semua hal tergantung pada apa yang menjadi sebab dan kejadian (De Wetter van oorzatikengevolg) dhudhuke sabab lan kadadèan (De Wetter van oorzatikengevolg) Ringkih Kalindhih, Rosa Misesa Ujaring pathokan, Positief iku Lemah Terinjak,Kuat Berkuasa Kata kata tersebut menjadi patokan, mêsthi mathuk karo negatief têgêse positif itu pasti berpasangan dengan negatif negatief mêsthi kawanѐna dening Positief artinya negatife pasti berlawanan dengan

26 51 iya iku sing sapa sathithik kukuwataning Magnetisme bakal kalangka bandhang marang kang akѐh sing sapa kothong bakal dirampas barang duwѐke dening kang positif yaitu siapa yang sedikit kekuatan Magnetisme akan ditindas oleh siapapun yang banyak, siapa yang kosong akan dirampas barang miliknya oleh yang penuh. kêbak. [14]Wong Ahli Magnetisme, Ora Akѐh Wicarane Mara titѐnana yѐn cêcaturan, kandhane sathithik bangêt, sarta babar pisan ora angunggul-unggulake awake utawa tanpa guna, sabarang wicarane ora ana kang parlu, nanging yѐn ko rungokake, pangrasamu kaya parlu-parlua Orang Ahli Magnetisme, Tidak Banyak Biacaranya Maka tandailah jika berbicara, ucapnya sedikit sekali, serta sama sekali tidak mengunggul unggulkan diri sendiri atau omong kosong, segala bicaranya tidak ada yang perlu, tapi jika kamu dengarkan, perasaanmu seperti perlu sekali Ora Ngumpêt, Elinga têmbung iki têgêse wong ahli Magnetisme ora ngumpêt, sa- [15]têmêne karêpe sulaya kowe ngrasaa. Saupama dhѐwѐke gêlêma amêsthi bisa crita luwih akѐh, dadi parlune mung arêp Tidak Bersembunyi Ingatlah kata ini artinya orang ahli Magnetisme tidak bersembunyi, sebenarnya maksudnya tidak enak, kamu rasakanlah. Seumpama dia mau pasti dapat cerita lebih banyak, jadi perlunya hanya membuat

27 52 agawe sêngsême atimu, nanging ora katara babar pisan yѐn duwe pangarah, sêjatine pancѐn wong barѐs. Saupama kowe kumpul lan sajroning sapuluh taun, mêsthi kowe nitѐni yѐn wong mau ora tau goroh, nalika dhѐwѐke lagi wiwit sinau Magnetisme bok manawa dhѐ-[16]wѐke isih kapengin mamѐrake kawruhe, nanging lawas-lawas ora. 4 hatimu terlena, tapi tidak terlihat sama sekali jika punya maksud, sejatinya memang orang lugu. Seumpama kamu bergaul selama sepuluh tahun, pasti kamu dapat menandai jika orang tersebut tidak pernah bohong, ketika dia sedang mulai belajar Magnetisme mungkin dia masih ingin memamerkan ilmunya, tapi lama lama tidak. Sabarang Lakune Miturut Ager 4 Barêng wong mau wis kêlakon karêpe, ditrêsnani wong akèh, kinalulutan sarta kinèringan, banjur nindakake budayaning pangrasane kaya dene wus wajib miturut anggêr-anggêr ubêng cundhuke sabab lan kadadèane: pancèn mangkono ubênging jagad, manusa ora bisa mênêng, kawruhe dilakokake kanggo nuruti kekarêpan-[17]e, dhèwèke amikat Segala Perbuatannya Menurut Peraturan Setelah orang tersebut sudah tercapai keinginannya, dicintai banyak orang,disegani serta dihormati, lalu menjalankan keinginan perasaannya seperti sudah wajib menurut aturan yang berlaku sebab dan keadaannya: memang seperti itu berputarnya dunia, manusia tidak bisa diam, ilmunya dilakukan untuk menuruti keinginanya, dia memikat orang dan kekayaan. 4 anggêr L#

28 53 uwong lan kasugiyan. Kowe Dhêmên Marang Dhèwèkke Pangrasamu, kowe tansah andêlêng marang wong mau, sabab kowe rumongsa yèn dhèwèkke uga dhêmên marang kowe, kowe ora bisa ngarani, margane dhêmên mau, asih mau, prasasat kaya dene inya karo momongane, ora bisa bênggang sajroning ati, sanadyan panggonane adoh isih eling bae. Kamu Senang Terhadap Dirinya Perasaanmu, kamu selalu melihat pada orang tersebut, sebab kamu merasa jika dia juga senang terhadapmu, kamu tidak dapat beranggapan, karena rasa suka tersebut, rasa sayang tersebut, seperti pengasuh dengan anak asuhnya, tidak bisa tergantikan dalam hati, walaupun jauh tetap teringat. [18]Kabudayane Isih Dianggo Yèn kowe eling nalikane caturan karo uwong mau mêsthi kowe banjur ngêrti yèn nalika sêmana apa barang kang ko wêruhi, ko kandhakake kabèh ora ana sing kaliwatan, sarta kowe ngalap sihe, lan ana apa apa ko wènèhake, kowe wèwèh dhèwèke sing tampa, nanging dhèk samana kowe ora ngrasa, lagi saiki kowe Masih Menggunakan Kemampuannya Jika kamu ingat ketika berbicara dengan dia pasti kamu akan mengerti jika waktu itu hal yang kamu lihat, kamu katakan semuanya tanpa ada yang terlewati, serta kamu mengharap kasihnya, dan apapun kamu berikan, kamu memberi dan dia menerima, tetapi waktu itu kamu tidak

29 54 rumongsa, upama wong mau duwe karêp apa apa, wong kang apês ka[19]ya kowe mêsthi tumama ketaman pangaribawane, têmah miturut sapakone, pracaya sapangucape, nglakoni sakarêpe, anggêr dhèwèke gêlêm bae mêsthi kowe kêna dirèh, awakmu kaya upamane sarèh munggèng lautan, amarga dhèwèke wêruh kowe ora, nanging nalika iku dhèwèke ora gêlêm magang magangake, karêpe mung amrih sêngsême atimu bae, mulane mangkono, awit dhèwèke ngalingi kêkuwatane dhewe, yè-[20]n wong iku wis bisa jukuk kêkuwatanmu Magnetisme sathithik, banjur enggal lunga, kaya dene patrape kombang angingsêp sari, sawise oleh kêmbange ditinggal. merasakan, baru sekarang kamu merasakan, seumpama orang tersebut mempunyai niat macam macam, pasti orang tidak kuat sepertimu hanyut dalam sosok wibawanya,sengaja menurut segala perintah, percaya ucapannya, melakukan keinginannya, jika dia mau pasti kamu bisa dikendalikan, kamu seperti orang yang sabar tenggelam dilaut, karena dia tau kamu tidak, tapi ketika itu dia tidak mau menunjukan, maksudnya hanya untuk menyenangkan hatimu saja, maka dari itu, dia mencoba membatasi kekuatannya sendiri, jika orang tersebut sudah dapat mengambil sedikit kekuatan magnetismemu, lalu segera pergi, seperti kumbang yang menghisap sari, setelah mendapat bunganya lalu ditinggalkan. IV Piwulang Kaping Têlu Panêngêrane wong kang ora IV Pelajaran Ketiga Penandanya orang yang tidak

30 55 kadunungan Magnetisme (neet Maghnetiseh persoon ). Apa kowe wis tau wêruh, wong kang ora kadunungan Magnetisme saiki a- [21]ku angandhakake panêngêrane wong iku supaya dadia titimbangan kang wus dak kandhakake ing ngarêp, wong kang ora duwe Magnetisme iku watake kaya sêngit ing liyan, yèn kowe wong rumasan, mêsthi mundhak sêngitmu, yèn kowe lara mêsthi mundhak kêkês atimu, yèn kowe nêmu kabêgjan, amêsthi rènggoni, wong kang mangkono iku ngriribedi, tansah sulaya panêmune. memiliki Magnetisme (neet Maghnetiseh person ) Apa kamu sudah pernah melihat, orang yang tidak memiliki Magnetisme, sekarang saya akan mengungkapkan penanda orang tersebut agar menjadi pertimbangan yang sudah saya bicarakan didepan, orang yang tidak memiliki Magnetisme itu wataknya seperti membenci orang lain, jika kamu orang yang peka, pasti bertambah kebencianmu, jika kamu sakit pasti bertambah keras hatimu, jika kamu mendapatkan keberuntungan, pasti dipajang, orang seperti itu mengganggu, selalu keburukan yang ada. Watake Cariwis Batine ora nariman, dhêmên ngobro-[22]l, anggênthong umos (wadine dhewe dikandhakake) karêpe supaya wong liya ora ngrêwangana, wong mau prasasat Wataknya Cerewet Dalam hatinya tidak pernah menerima, suka bicara membicarakan aibnya sendiri, maksudnya supaya orang lain dapat membantu, orang tersebut seolah-

31 56 ngawula hawa napsune dhewe, ora duwe simpênan (kêkêran), ora duwe sarèh, ora duwe duga, dhêmên sêsêrmbanan, ora ngrêsêpake, ah wong kang mangkono iku rimukên supaya enggala lunga. olah mengumbar hawa nafsunya sendiri, tidak ada yang disimpan (suatu hal yang rahasia), tidak memiliki kesabaran, tidak memiliki rasa waspada,suka ceroboh, tidak mengena dihati, ah orang seperti itu rayulah supaya segera pergi. Wong mau mbosêni, kowe bungah yèn dhèwèke lunga, kowe ora tlatèn mêmorona, sabab kowe [23] ora wêruh panulake, yèn kowe wêruha, mêsthi ora mêngkono, wruhanamu yèn kowe kêkumpulan karo wong iku ora tuna, malah bathi bisa ngingsêp dayane Magnetisme wong iku. Orang tersebut membosankan, kamu bahagia bila dia pergi, kamu tidak rutin datang, sebab kamu tidak tahu cara mengatasinya, jika tahu, pasti tidak seperti itu, kamu tahu jika kamu berkumpul dengan orang itu tidak nyaman, sebenarnya kamu beruntung bisa menghisap energi Magnetisme orang itu. Sababe Apa sababe dene wong kang kaya mangkono ra ngrêsêpake, sabab iku wong lugu bangêt. Iya iku wong walaka, tansah asor salawase (negatief ),wong mangkono iku kang sa-[24]lugune duwe karêp Penyebabnya Apa penyebab orang itu tidak menyenangkan, karena orang itu sangat lugu. Yaitu orang jujur, akan kalah selamanya (negatif), orang seperti itu sebenarnya memiliki maksud membujuk,

32 57 ambujuk, balik wong kang ahli Magnetisme, apa iya kêna ko arani juru ambujuk, o ora pisan pisan yѐn mangkonoa, sabab dhѐwѐke bisa mêngku nalar-nalare, lan duwe kawruh ngêrѐh ngêrѐh nalar nalar mau supaya bisa kembali pada orang yang ahli Magnetisme, apa iya dapat kamu sebut sebagai juru membujuk, o jangan sekali-sekali seperti itu, karena dia bisa mengendalikan pikiran pikirannya supaya dapat memerintah lawan bicaranya. marentah rewange jagongan. 5 Kabѐh kabѐh Ora Kabênêran Mara dêlêngên, wong kang ora Semuanya Tidak Ada Yang Beres Datang dan lihatlah, orang yang kadunungan Magnetisme, samubarange tidak memiliki Magnetisme. segalanya tidak ora kabênêran, cêtha saka pangakune dhe- [25] we, sanadyanta wong mau ora rumangsa tansah apês ora pêgat pangêrsulane 5, tansah kêkurangan,sabab saka dama ing budi, kang lêlarane dibuwang tanpa guna, kêkuwataning atine diocir acir, wong kang mangkono iku prasasat diukum dening anggêr anggêr pernah beres, jelas dari pengakuannya sendiri, walaupun orang tersebut merasa tidak kuat, tidak berhenti keluhannya, selalu merasa kekurangan, karena pikiran yang dangkal, yang dibuang tidak berguna, kekuatan hatinya dibuat berantakan, orang seperti itu seperti di hukum oleh peraturan peraturan (met), dirampas segalanya, yaitu 5 panggrêsulane L#

33 58 (met), dirampas samubarange, iya iku anggêr anggêr ubêng cundhukke sabab lan segala aturan sebab dan kejadiannya, yang bertahan tidak berubah, de onveran der lij kadadѐyane, kang langgêng ora owah ku met van oorzaken gevoulg. Jika ada gingsir, de onveran der lij ku met van oor- [26] zaken gevoulg. Anggêr ana mangkono mêsthi ana mangkono, yѐn dadi mangkene mêsthi sababe mangkene (kang nandhang paukuman iku wong kang sêpi lij dier niefs (5) bezit?) saiki kowe wis wêruh tuladhane rong prakara parsudinên kang bêcik lan satiti Bab sapisan ênggonên têturutan, seperti itu pasti ada seperti itu, jika menjadi seperti ini pasti sebabnya seperti ini (yang mendapat hukuman itu orang yang diam lij dier niefs (5) bezit?) sekarang kamu sudah tahu contoh dua masalah pahamilah dengan baik dan teliti bab pertama pakailah sebagai pedoman, bab ke dua jadikan pengingat-ingat bab kang kapindho dadiya pangeling eling V Piwulang Kang Kaping Pat Diditan Kapriye dadine tuladha Magnetisme [27] kêpriye ênggone matrapake awake, pitakon iki wangsulana, tuladhan mau pikirên. V Pelajaran yang Keempat Keuangan Bagaimana jadinya contoh Magnetisme? bagaimana caranya menyikapi diri?, pertanyaan ini jawablah, contoh tadi pikirkanlah

34 59 Angampêt Kêkarepan Iku Kêna Diarani Weya. Aja ko kira yѐn kowe anyandhêt kêkarêpan, banjur dadi weya, kêkarêpanmu sirna tanpa guna, iku malah kosok bali, kêkarêpanmu dadi mundhak rosa lan santosa tikêl ping sapuluh prasasat kaya kali kang dibêndung, banyune [28] ambaludag wuwuh pandêdêle, têmahan yѐn ana gawe parlu, kêkuwatanmu wus rosa bangêt, sêdhênge ambukak bêndungan, jêbrol, singa kang katrajang sirna larut gusis, kang rawe rawe rantas, kang malang malang putung kaya pangamuke satriya ing Jodhipati. Menahan Keinginan Itu Bisa Disebut Sembarangan Jangan kamu anggap jika kamu menahan keinginan, lalu menjadi sembarangan, keinginanmu lenyap tak berguna, itu akan berlawanan, keinginanmu akan semakin kuat dan kokoh sepuluh kali seperti sungai yang di bendung, airnya meluber sampai puncaknya, disengaja jika ada perlunya, kekuatanmu sudah sangat kuat, pas untuk membuka bendungan, jebol, singa kang katrajang sirna larut gusis, segala sesuatu yang merintangi maksud dan tujuan harus disingkirkan, seperti marahnya kesatria Jodhipati. Katrangan Kêkuwataning Kêkarêpan Kiraku kowe durung anjѐrѐng parincining kêkuwatan mau, mara pikirên sawijining dina kowe duwe karêp, kandha Keterangan Kekuatan Keinginan Saya kira kamu belum menjelaskan rincian kekuatan tersebut, pikirkanlah suatu hari kamu memiliki keinginan, bicara apapun dengan rekanmu, sangking kerasnya

35 60 apa apa marang mitramu, saking kêncênging [29] karêpmu, kowe kongsi mrêlokake golѐk tunggangan, kasusu sêlak katêmu mitramu. Lah, kang mangkono iku apa dudu kêkuwataning ati elinga kêkuwatan mau parlu kanggo marang kowe dhewe, mulane simpênana, kêna ko anggo keinginanmu, kamu sampai membutuhkan sekutu, terburu-buru karena akan bertemu rekanmu. Lah, yang seperti itu apa bukan kekuatan hati ingatlah kekuatan tersebut diperlukan untuk dirimu sendiri, maka dari itu, simpanlah, dapat kamu pakai jika ada perlu. yѐn ana gawe pari gawe. 6 Wadi Kali kang jêro dhewe, iya iku kang banyune antêng dhewe, sapa baya kang bi- [30]sa silêm ana ing atine wong, kang ali 6 mahnitismê, ora kêna yѐn dijajagana, mulane kowe dhewe iya kudu mawa wadi, ing samubarang gawe lan kêkarêpan aja groboh, kasusu iku niwasi dudu pangeram eram, kang bisa narik atining manungsa wong limpat ing budi oleh pangaji aji ora marga saka pangeram erame, dѐn angati Rahasia Sungai yang paling dalam, airnya paling tenang, siapa saja bisa tenggelam dalam hati seseorang, yang ahli magnetisme, tidak bisa ditembus, maka kamu harus punya rahasia, dalam hal apapun dan berkeinginan jangan ceroboh, buru-buru itu hal yang tidak perlu, bukan keanehan, yang bisa menarik hati manusia itu orang yang pandai dalam budinya, mendapatkan pujian bukan dari keanehan, suapaya berhati 6 ahli L@

36 61 ati : dhuh siswaku, aja kalѐru, pepenginan kang tanpa guna, aja kong-[31]si kauwor karo pangaji aji kang bênêr, Mulane mitramu sabisa bisa aja nganti wêruh watêkamu (eigenschappen) lan panêmu/ opoatting/ patrapmu kudu mangkono upamane mitramu têka ing omahmu anggawa pawarta pêrlu... yѐn kowe tampa kabar kang mangkono iku kowe banjur anêlakake bangêt kagѐtmu, saiki owahana kandhane tampanana kalawan sumѐh ing ulat, ananging kang sareh bae, [32] ing kono mitramu mêsthi bakale eram, dene pawarta kang wus dianggêp aѐng, tumibane marang kowe dadi rѐmѐh: maune mitramu durung tau ko tampani kaya mangkono, lah kapriye kadadѐyan: mitramu banjur wêruh yѐn kowe watak anganyar anyari, dadi kowe aga-[33]we kayungyune batine kudu wêruh sababe: kowe saiki olѐh pangaji-aji hati duh muridku, jangan salah, keinginan yang tak berguna, jangan sampai kau campur dalam ajaran yang benar. Maka temanmu sebisa mungkin jangan sampai tahu watakmu (sifat) dan pendapat/hasil/ kelakuanmu harus seperti itu seumpama temanmu datang kerumahmu membawa kabar penting kalau kamu menerima kabar yang seperti itu lalu kamu menunjukakan keterkejutanmu, sekarang ubahlah kata katamu terimalah dengan wajah bahagia, tapi sabar saja, temanmu pasti heran, karena berita yang dianggap aneh, sampai padamu dengan mudah: sebelumnya temanmu belum pernah kamu tanggapi seperti itu, bagaimana kejadiannya: rekanmu terlanjur mengatahui bahwa kamu memiliki watak yang baru, jadi kamu membuat hatinya bahagia harus mengerti penyebabnya: kamu sekarang mendapatkan sedikit pujian, kamu seolah memyimpan

37 62 sathithik, kѐwe 7 sing dikapengeni. 7 prasasat simpên wêwadi rahasia yang saya inginkan. Angunjara Kêkarêpan, Parlu Kaagêm Para Agêng Ing layang layang babat 8, ana caritane para senapatining pêrang, nalikane kasêsêring yuda, kasupit ing babaya, kesisan wadya balane, ing kono banjur ngêtokake kasêktѐn, ajine mahni-[34] tisme, wadya bala kang wus bubar asasaran, kang nêdya malik tingal, barêng kataman ajine pangerudan, atêmah padha kumpul manѐh pulih sêtya lan sudirane, sêdya mangsah ing kiwul, kang duk elingi bae lêlakone sang minulya Charles Stnrat pranell wiratama tanah Yerland kang kasêbut asma raja tanpa makutha (Ongenkroon de koning ) iku kêna digawe Menahan Keinginan, Perlu Untuk Diterapkan Para Penguasa Pada naskah babad, ada cerita para senapati perang, ketika sedang terjadi perang yang hampir kalah, berada dalam kondisi yang membahayakan, kehabisan pasukannya, lalu disitu dia mengeluarkan kesaktiannya, ajian magnetismenya, pasukan yang sudah berantakan kemana-mana, yang sudah berniat membelot, setelah menggunakan ajian pengasihannya, mereka kumpul kembali dengan pulih kesetiannya dan kesaktiannya, dengan maksud maju perang dengan mengabdi. Ingatlah ketika apa yang dilakukan Charles Stnrat pranell prajurit hebat dari negri Yerland yang disebut Raja 7 kowe H@ 8 babad H@

38 63 tuladha tetela kabudayane mahnitismê, ana tanpa mahkota (Ongenkroon de koning ), manѐh Pra-[35]bu Napoleyon, napolion itu dapat dibuat sebagai contoh adanya nellington) utawa (gladstone ) ing tanah Amerikah, Yames G. Blaine iku kawêntar bisa ngêrѐh ati lan nyawane wadya balane ngungkuli para Senapati kang nunggal jamane Parnell mau, sanadyan karo mitrane kang rakêt bangêt iya tansah wadi, makono uga gladstone, gladstone iku mungsuhe kongsi bisa padha wêruh yѐn kagungan ngelmu pangerudan kang [36] samono parnell sathithik bangêt pangandikane, tansah angangkah tumibaning mangsa kala, êmpan lan papan, (altijd op het juist gekoren oogen blik) wiyosing pangandikane ora nate sara, para luhur kang dak caritakake mau pancѐn sagêd anêntrêmake gѐgѐring wadya bala, iya iku kabudayane ilmu mahnitismê. Magnetisme. Ada lagi Prabu Napoleyon (napolion nellington) atau (gladstone) di negri Amerika, Yames G. Blaine terkenal bisa memerintah hati dan nyawa pasukannya melebihi pada jaman pranell. Walaupun dengan rekannya sangat dekat tetap ada rahasia yang dijaga. Begitu juga gladstone, gladstone itu para musuhnya sampai mengetahui memiliki ilmu pengasihan, begitu juga pranell, sedikit sekali bicaranya, selalu mengarahkan waktu, kondisi dan tempat (altijd op het juist gekoren oogen blik) perkataannya tidak pernah sengsara, para pembesar yang ku ceritakan itu memang dapat menentramkan pasukan yang telah kacau, itulah keunggulan ilmu magnetisme. Anganggo Kêkuwatane Wong Menggunakan Kekuatan Orang Lain

39 64 Liya Kang kudu ko elingi manѐh wong mê-[37] nêng iku durung mêsthi yѐn ora ngrêsêpake, mung kudu angênggoni têmbung kang bênêr karo panggonane bae (het goede moele op de rechte plaats) êmpan papan, kudu kulina ngampêt basa Aerug handen heid) kudu kulina ing budi santosa stanaslig). Elinga yѐn kowe wêruh wadine mitramu, kowe prasasat duwe kawasa, yѐn wadi mau ko bukak iku upamane electreciteit wutuh, dadi mung aliru praba-[38]wa bae (Nerwes peling van stroomen, dêdêr dinêdêr, tarik tinarik, iya bênêrke, we tampa, nanging duwѐkmu dhewe uga ditampani uwong, malah kêkuwatane dadi lѐrѐn sêdhela, balik yѐn wadimu tansah ko kêkêr iku kowe kang narik, kowe upama wêsi brani, mitramu upama waja. Yang harus kamu ingat adalah orang yang diam itu bukan berarti tidak bisa menyenangkan hati, hanya harus menggunakan kata yang benar dan tempatnya saja ( het goede moele op de rechte plaats) dapat menyesuaikan, harus terbiasa menahan ucapan (Aerug handen heid) harus terbiasa berbudi baik (stanaslig). Ingatlah jika kamu tahu rahasia rekanmu, kamu seolah memiliki kekuasaan, jika rahasia tadi kamu buka, itu seumpama kapasitas listrik yang utuh. Jadi hanya kalah kesaktian saja (Nerwes peling van stroomen), panah-memanah, tari- menarik itulah yang benar, sudah kau terima, tapi milikmu sendiri sudah diterima orang lain, akan tetapi kekuatannya menjadi berhenti sejenak, berbalik jika rahasiamu kamu kuasai, kamu yang akan menarik, kamu ibarat besi baja, rekanmu besi biasa.

40 65 Ngati ati Ngati ati iku pêrlu bangêt tumrape murid kang budine kêras lan kasusu bisa : eling-[39]a yѐn kowe lagi wiwit anglakoni kudu nganggo patrap anoraga, kudu sugih weweka duga duga lan watara, sabab yѐn gêlarmu kawanguran, amêsthi badhar yѐn kowe ngarah sêngsêming liyan, aja katara, dadi kowe aja kandha, yѐn kowe ora gêlêm ambalѐkake karêpmu lan angajapmu, mundhak dianggêp kang krungu, yѐn kowe katrucut angandhakake awakmu dhewe, kowe nêrak larangane wong sinau mahnitismê, angêkêr kaanane [40] awake, sarta anuruti panggawe kang tanpa guna. Hati-Hati Hati-hati itu sangat diperlukan untuk murid yang berbudi keras dan terburu-buru dapat: ingatlah jika kamu sedang memualai melakukan harus menggunakan sikap rendah hati, harus kaya kehati-hatian, kewaspadaan dan praduga, sebab jika strategimu tidak tepat, pasti gagal jika kamu mengharap perhatian orang lain, jangan sampai terlihat, jadi kamu jangan katakan, jika kamu tidak ingin mengembalikan keinginanmu dan harapanmu, dapat dikira oleh yang mendengar, jika kamu kelepasan mengatakan tentang dirimu sendiri, kamu melanggar larangan orang yang sedang belajar mgnetisme, menahan dirinya, serta menuruti tindakan yang tidak berguna. Anyingkirna Pagunggung Wong kang ahli mahnitismê ora tau ngandhakake awake dhewe, ananging Menyingkiri Pujian Orang yang ahli magnetisme tidak pernah mengatakan tentang dirinya sendiri,

41 66 gêmahane 9 sangsaya akѐh kang gumun lan angalêm, seje karo wong kang anjarag ngatokake kapinterane, lumaku dialêm wignya. Siswaku aku ora guru alêman, yѐn kowe bisa tulus mangkono [41] kêna diarani wong sewu siji, lumrahe janma iku golѐk panggunggung, akѐh sathitika iya kapengin, sing sapa dhêmên dhewe kapengin marang pangalêm, bakal sathithik dhewe olѐhe, sabab kêkuwatane ora disimpên, mangka kêkuwatan mau anarik. 8 tetapi dari hal tersebut membuat orang semakin heran dan memuji,beda dengan orang yang sengaja memperlihatkan kepintarannya, agar dipuji pintar. Muridku aku bukan Guru yang suka dipuji, jika kamu bisa tulus seperti itu, dapat dianggap orang seribu satu, umumnya orang itu mencari pujian, banyak sedikitnya pasti juga menginginkan, siapa saja yang menginginkan dipuji, akan paling sedikit yang mendapatkannya, karena kekuatannya tidak disimpan, maka dari itu kekuatan tersebut menarik. Piwulang Kang Kaping Lima Dayaning Pepenginan Marang Pangalêm Iku Kang Gigirisi, Patrap panyimpêne lan panganggone, sadhêngah uwong tamtu uwis padha ngrasaka-[42] ke rupane Pelajaran Yang Kelima Energi Keinginan Terhadap Pujian Itu yang Meresahkan Sikap menyimpan dan penempatannya, setiap orang tanpa terkecuali pasti sudah merasakan memiliki 9 têmahane H@

42 67 kêkarêpan, upamane kapengin arêp kandha apa apa supaya wong kang dikandhani kayungyun marang kapintêran lan kaluwihane: iku jênênge lumaku ginunggung, watak makono iku wis gawene sipat manusa malah sarta kewan ing watak mangkono. Yѐn ana wong bisa kandha kang bakal agawe kauntungane, apa iya bisa ngampet basane, layak banjur kasusu bae arêp carita, [43] mangkono iku sing lumrah, yѐn ana wong satus, kang sangang puluh sanga mêsthi mangkono: wong ora mangêrti yѐn kenging marang pangalêm iku sawijining kêkuwatan kang rosa keinginan, seumpama berkeinginan akan mengatakan apapun supaya orang yang diberitahu kagum terhadap kepintaran dan kelebihannya: itu namanya berjalan dalam pujian, watak seperti itu sudah menjadi manusia yang seperti hewan. Jika ada orang bisa bicara yang akan membuat dia beruntung, apa iya dia bisa menahan ucapannya, maka dari itu dia akan selalu terburu-buru untuk bercerita, seperti itu sudah wajar, jika ada seratus orang, yang Sembilan puluh sembilan pasti seperti itu: orang yang tidak tergoda oleh kekuatan pujian itu sebenarnya adalah orang yang sangat kuat, orang tida tahu jika hal itu bisa bangêt, wong ora ngêrti yѐn iku bakal menjerumuskan keinginannya, anjlomprongke kêkarêpane, pamikire dhewe kang nelakna kapenake, wong ora ngêrti yѐn kêkuwatan kang angѐl panyirêpe iku, satêmêne, inner lijke [44] strooming kang gêdhe paedahe eman dibuwanga, pemikirannya sendiri yang membuat dirinya nyaman, orang tidak tahu jika kekuatan yang sudah pengendaliannya itu sebenarnya kekuatan hati yang besar akibatnya, akan sayang jika dibuang, seumpama seperti

43 68 upama kaya dene pirantine electriciteit yѐn dibuwanga mêsthi karosane suda akѐh. kapasitas listrik, jika dibuang pasti kekuatannya berkurang banyak. Panulaking Sambekala Muga elinga he siswaku, cathêtên karêpmu marang pangalêm, sanadyan mung rѐmѐh bae yѐn rêkasa panyirêpmu, prasabêna yѐn kowe duwe kêkuwatan sing luwih rosa, tangga ora gêlêm kêkumpul karo mungsuhe, [43] yѐn kêkuwatan mau têrus mênangi amêsthi kowe kang nyirik. Mencegah Kejahatan Maka ingatlah hai siswaku, catatlah keinginanmu terhadap pujian, walaupun hanya sepele jika memberatkan yang kau pahami, berjanjilah jika kamu memiliki kekuatan yang lebih kuat, tetangga tidak mau berkumpul dengan musuhnya, jika kekuatan tersebut terus memenangkan dirimu, pasti akan kamu jauhi. Ora Suwe Bakal Ketara Bedane, Yѐn wus ko lakoni amêsthi bakal wêruh bedane, rumangsa yѐn awakmu aji, pangkatmu mundhak, rumangsa duwe pangawasa, sabên sabên kowe nyandhêt kêkarêpamu, kowe bisa ngrasakake sajrone bali rasamu (zenumen) banjur kowe wêruh Tidak Lama Akan Terlihat Perbedaannya Jika sudah kau lakukan, pasti akan kau ketahui perbedaannya, merasa jika dirimui penting, jabatanmu akan naik, merasa memiliki kekuasaan, setiap kamu memiliki keinginan, kamu dapat merasakan

44 69 patrape wong liya, sai-[44]ki seje marang kowe, sangsaya mundhak têmêne ana kang omahmu, kaanan mangkono iku bisa lulus, malah bisa wuwuh, yѐn kowe tansah eling pathokane anyandhêt kêkarêpan, mitramu arahên kayungyun, ananging sing aja ngêtarani. [45] semua yang ada pada dirimu kembali (zenumen) lalu kamu mengetahui sikap orang lain, sekarang berbeda denganmu, semakin menjadi dalam rumahmu, keadaan seperti itu dapat lulus, bahkan bisa bertambah, jika kamu selalu ingat patokannya menghalangi keinginan, rekanmu buatlah terpesona, tetapi jangan sampai terlihat. Pengin utawa kêkarêpan iku sawijining kêkuwatan, kêkuwatan iku Ingin atau keinginan itu menyatu dengan kekuatan, kekuatan itu tekankanlah tamakna marang wong liya, kowe pada orang lain, kamu pamahilah jika sumurupa yѐn kêkuwatan iku ana kang positief ana kang negatief kêkuwatan mau tansah arêp kumpul karo mungsuhe, (positief) upama kaya dene pucuking (pool) wêsi brani positief anarik marang pucuking wêsi brani liyane, pucuking negatief murid murid kang isih mamang marang pitutur iki, [46] dak kandhani bab wong kekuatan itu ada positif dan ada yang negatif, kekuatan tersebut selalu ingin berkumpul dengan musuhnya, (positif) ibarat seperti ujung (pool) besi baja, positif menarik ujung besi baja yang lain, ujung negatif murid-murid yang masih samar terhadap nasihat ini, saya beri tahu bab tentang orang yang suka mabuk, siapa yang

45 70 kang dhêmên mêndêm, sapa baya kang bisa nyêgah kêkarêpane kajaba sarana kêkuwatan iki, yѐn wis kataman daya bisa mencegah keinginannya kecuali karena kekuatan ini, jika sudah memahani energi magnetisme, pasti kutubnya. mahnitismê, amêsthi kutub. 9 Amêruhi Kêkuwatan kang Migunani. Kowe wus sumurup paedahe ngampêt basa, anyandhêt gawe kang tanpa Mengetahui Kekuatan yang Berguna Kamu sudah mengetahui manfaatnya menahan ucapan, menahan perbuatan yang guna, sumurupa yè 10 ambujuk kêkarêpan tidak berguna, ketahuilah bila kang kaliru ambrêkati (Zoggen ) wong kang wis têdhas sinaune ngelmu mahnitismê, [47] amêsthi dhêmên marang pambujuk mau, sabab dhѐwѐke wis wêruh, yѐn angumpulake kêkuwatan iku angundhakake karosane = resereve baterij sajroning atine, ananging yѐn nuruti karêpan iku upamane kaya gêni diunduri karosane sirêp, baterij ning ati iku mangkene. mempengaruhi keinginan yang tidak diberkahi ( Zoggen), orang yang sudah mampu mempelajari ilmu magnetisme, pasti senang terhadap pengaruh tersebut, sebab dia sudah mengetahui, jika mengumpulkan kekuatan tersebut akan meningkatkan ketangguhannya (resereve baterij) dalam hatinya, akan tetapi jika menuruti keinginan itu ibarat seperti api diunduri karosane sirêp, daya dalam hati itu seperti ini. 10 yèn ambujuk H@

46 71 reka daya kang prayoga dhewe kangumpulake kêkuwatan, seolah seperti perbuatan yang baik dirinya mengumpulkan kekuatan Ing kono uga awѐh katrangan [48] rekane ngumpulake kêkuwatan, upamane kowe duwe kêkarêpan apa apa, kêkarêpan mau kêkuwatane arêp ko lebokake ing sajroning wadhahmu, iku esthinên sajro atimu, kambi narik napas kang jêro nanging kang alon, sakuwate napasmu watara 8 sêkon, sajrone narik napas mau, kowe ngucapa sajroning ati aku angumpulake kang kêkuwatane kêkarêpaku, kumpula [49] ana ing aku. Banjur mêgêng napas suwene 8 sêkon, karo angѐsthi têmbung mangkene, aku sumurup, yѐn aku angumpulake kêkuwatan mau, sarta aku sumurup yѐn kêkuwatan mau sabanjure têtêp dadi duwѐkku. Saiki napasmu wêtokna kang alon Di situ juga diberi keterangan guna mengumpulkan kekuatan, ibarat kamu memiliki keinginan apapun, keinginan tersebut kekuatannya akan kamu masukan dalam tempatmu, hal itu pikirkan dalam hatimu, sembari menarik nafas yang dalam namun perlahan, sekuat kamu menarik nafas sekitar 8 detik, saat menarik nafas, kamu ucapkan dalam hati aku mengumpulkan kekuatan keinginanku, berkumpulah padaku. Setelah itu tahan nafas selama 8 detik, sambil pikirkan kata seperti ini aku mengetahui jika aku mengumpulkan kekeuatan tersebut, dan aku mengetahui jika kekuatan tersebut setelah ini akan tetap menjadi miliku. Sekarang keluarkan nafasmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang memiliki banyak suku bangsa, memiliki banyak kebudayaan dan peninggalan sejarah masa lampau. Kebudayaan terbentuk sebagai hasil dari

Lebih terperinci

Analisis Sosiologi Sastradalam Naskah Layang Sri Juwita karya Mas Sasra Sudirja

Analisis Sosiologi Sastradalam Naskah Layang Sri Juwita karya Mas Sasra Sudirja Analisis Sosiologi Sastradalam Naskah Layang Sri Juwita karya Mas Sasra Sudirja Oleh: Nur Alfatun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa nur.alfatun2@gmail.com Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

ANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA

ANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA i ANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Nila Haryu Kurniawati NIM : 2102407144 Prodi : Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DIKSI DALAM NOVEL CLEMANG-CLEMONG KARYA SUPARTO BRATA SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nama : Ria Hutaminingtyas NIM : 2102405609 Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Jurusan

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN DONGENG-DONGENG ASIA KANGGO BOCAH-BOCAH SERI 1, 2, DAN 3

NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN DONGENG-DONGENG ASIA KANGGO BOCAH-BOCAH SERI 1, 2, DAN 3 NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN DONGENG-DONGENG ASIA KANGGO BOCAH-BOCAH SERI 1, 2, DAN 3 Oleh:Fitriani Syarifah program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa anncil@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Analisis Kalimat Majemuk dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo

Analisis Kalimat Majemuk dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo Analisis Kalimat Majemuk dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo Oleh: Feni Astuti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa fenia228@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BAHASA JAWA BAB III PANULISAN AKSARA JAWA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BAHASA JAWA BAB III PANULISAN AKSARA JAWA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BAHASA JAWA BAB III PANULISAN AKSARA JAWA OLEH: DRA. SRI SULISTIANI, M.Pd. DRA. SUWARNI, M.Pd. DRS. SUGENG ADIPITOYO, M.Si. DR. SURANA,

Lebih terperinci

UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB)

UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB) UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB) 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Daerah (Basa Jawa) b. Semester : 2 (Dua) c. Kompetensi Dasar : 3.4 Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis karya fiksi dan

Lebih terperinci

KESALAHAN BERBAHASA JAWA PADA PAPAN NAMA PERTOKOAN DI KABUPATEN PEMALANG

KESALAHAN BERBAHASA JAWA PADA PAPAN NAMA PERTOKOAN DI KABUPATEN PEMALANG KESALAHAN BERBAHASA JAWA PADA PAPAN NAMA PERTOKOAN DI KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Nopita Ika Rahmawati NIM : 2102406677 Prodi : Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BENTUK DAN MAKNA NAMA-NAMA BANGUNAN POKOK DI KERATON KASUNANAN SURAKARTA SKRIPSI

BENTUK DAN MAKNA NAMA-NAMA BANGUNAN POKOK DI KERATON KASUNANAN SURAKARTA SKRIPSI BENTUK DAN MAKNA NAMA-NAMA BANGUNAN POKOK DI KERATON KASUNANAN SURAKARTA SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Nama : Dewi Larasati NIM : 2102408087 JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh. Nama. : Elok Wahyuni. : Bahasa dan Sastra Jawa NIM. Program. Jurusan FAKULTAS

SKRIPSI. oleh. Nama. : Elok Wahyuni. : Bahasa dan Sastra Jawa NIM. Program. Jurusan FAKULTAS PEROLEHAN BAHASAA JAWA ANAK PLAYGROUP AULIYAA KENDAL USIA 3-4 TAHUN SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama NIM : Elok Wahyuni : 2102407065 Program studi :Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PAMERAN BUKU MURAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 TANGGAL 27 NOVEMBER 2014

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PAMERAN BUKU MURAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 TANGGAL 27 NOVEMBER 2014 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PAMERAN BUKU MURAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 TANGGAL 27 NOVEMBER 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam

Lebih terperinci

NARASI KELISANAN DALAM TRADISI NGLIWETI PARI DESA JURANGJERO REMBANG

NARASI KELISANAN DALAM TRADISI NGLIWETI PARI DESA JURANGJERO REMBANG NARASI KELISANAN DALAM TRADISI NGLIWETI PARI DESA JURANGJERO REMBANG Skripsi Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nama : Arie Ikha Safitri NIM : 2102407060 Program Studi : Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL

KISI-KISI PENULISAN SOAL KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Kelas VII/ Semester 1 Alokasi Waktu : 90 menit Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Jumlah 10 PG, 5 uraian Kurikulum : Kurikulum 2013 NO KOMPETENSI KOMPETENSI KELAS/

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Simbol, makna, ajaran, semiotik, Serat Suluk Kaga Kridha Sopana.

ABSTRAK. Kata Kunci: Simbol, makna, ajaran, semiotik, Serat Suluk Kaga Kridha Sopana. ABSTRAK Mustikawati,Yaroh. Menelusuri Makna Serat Suluk Kaga Kridha Sopana karya Raden Sastra Darsana. Skripsi. Program Studi Sastra Jawa. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG

KAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG KAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG Oleh: Ade Irma progran studi pendidikan bahasa dan sastra

Lebih terperinci

GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERITA MISTERI JAGADING LELEMBUT PADA MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2001

GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERITA MISTERI JAGADING LELEMBUT PADA MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2001 GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERITA MISTERI JAGADING LELEMBUT PADA MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2001 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa oleh

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Kebahasaan pada Lembar Kerja Siswa Kuncaraning Widya Bagelen Kelas X SMA Kabupaten Purworejo

Analisis Kesalahan Kebahasaan pada Lembar Kerja Siswa Kuncaraning Widya Bagelen Kelas X SMA Kabupaten Purworejo Analisis Kesalahan Kebahasaan pada Lembar Kerja Siswa Kuncaraning Widya Bagelen Kelas X SMA Kabupaten Purworejo Oleh: Mahasih Hesti Rochayati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa mahesti0509@gmail.com

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL

KISI-KISI PENULISAN SOAL KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Kelas VII/ Semester 1 Alokasi Waktu : 80 menit Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Jumlah 10 PG, 5 uraian Kurikulum : Kurikulum 2013 NO KOMPETENSI KOMPETENSI KELAS/

Lebih terperinci

A. RUMAH PANGGANG PE A. OMAH PANGGANG PE

A. RUMAH PANGGANG PE A. OMAH PANGGANG PE A. OMAH PANGGANG PE Cakrik omah panggang pe iki minangka cakrik omah jawa kang prasaja dhewe yen katandhingake karo cakrik-cakrik liyane. Dumadi saka papat utawa enem saka. Saka kang separo rada endhek

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB 2 KLASIFIKASI DATA

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. BAB 2 KLASIFIKASI DATA 14 BAB 2 KLASIFIKASI DATA 2.1 Pengantar Pada penelitian ini penulis membatasi kajiannya seputar bab kemanusiaan dalam teks BBBJ. Data yang tertuang dalam bentuk ungkapan-ungkapan Jawa baik yang berupa

Lebih terperinci

PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010

PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010 PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010 Oleh: Agus Suraningsih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa e-mail:

Lebih terperinci

Konjungsi dalam Novel Daradasih Karya Sudibjo Z. Hadisutjipto

Konjungsi dalam Novel Daradasih Karya Sudibjo Z. Hadisutjipto Konjungsi dalam Novel Daradasih Karya Sudibjo Z. Hadisutjipto Oleh: Eti Purwasih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Etipurwasih767@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan

Lebih terperinci

REFERENSI DALAM WACANA BERBAHASA JAWA DI SURAT KABAR

REFERENSI DALAM WACANA BERBAHASA JAWA DI SURAT KABAR REFERENSI DALAM WACANA BERBAHASA JAWA DI SURAT KABAR SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Winiar Faizah Aruum 2102406672 JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

AAK culture library I Javanese Manuscripts

AAK culture library I Javanese Manuscripts KITAB PUNTIR PALAKIYAH Bab punika ingkang gadhah pikajengan badhe sires mawi kalantar an2 iji dhadhu, namung bucal sapindhah kadosta main dhadhu. Kadosta: manawi badhe mitaken ing bab prakawis jangka 13

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG GAYA BAHASA DALAM NOVEL SER! SER! PLONG! KARYA SUPARTO BRATA SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Esty Peniarti NIM : 2102405606 Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

TRANSLITERASI. Pengertian Transliterasi. Manfaat Transliterasi. Metode Transliterasi. Masalah-Masalah Transliterasi

TRANSLITERASI. Pengertian Transliterasi. Manfaat Transliterasi. Metode Transliterasi. Masalah-Masalah Transliterasi TRANSLITERASI Pengertian Transliterasi Onions (dalam Darusuprapta 1984: 2), adalah suntingan yang disajikan dengan jenis tulisan lain. Manfaat Transliterasi 1. pelestarian naskah 2. pengenalan naskah Baried

Lebih terperinci

Alenia Kesatuan dan Kepaduan. Sri Hertanti Wulan

Alenia Kesatuan dan Kepaduan. Sri Hertanti Wulan Alenia Kesatuan dan Kepaduan Sri Hertanti Wulan Pengertian Alinea Alinea adalah himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. pembentukan sebuah alinea

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu : SMP N 1 BERBAH. : Bahasa Jawa : VIII/ Ganjil : 2 X 40 menit A. Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan gagasan

Lebih terperinci

URAIAN MATERI KB-2 AKSARA MURDHA, AKSARA SWARA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA

URAIAN MATERI KB-2 AKSARA MURDHA, AKSARA SWARA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA URAIAN MATERI KB-2 AKSARA MURDHA, AKSARA SWARA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA 1. AKSARA MURDA a) Tegese Aksara Murda Tembung murda tegese sirah (Padmosoekotjo, 1989: 37). Ing Baoesastra Djawa, tembung moerda

Lebih terperinci

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang Oleh: Sugeng Triwibowo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Miftah1919@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

SINESTESIA PADA TUTURAN MAHASISWA PBSJ FBS UNNES SKRIPSI

SINESTESIA PADA TUTURAN MAHASISWA PBSJ FBS UNNES SKRIPSI SINESTESIA PADA TUTURAN MAHASISWA PBSJ FBS UNNES SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Suciati Duwi Sartika NIM : 2102407125 Prodi Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa :

Lebih terperinci

Analisis Konjungsi dalam Wacana Berita pada Rubrik Sariwarta di Majalah Panjebar Semangat Edisi Januari-Desember 2013

Analisis Konjungsi dalam Wacana Berita pada Rubrik Sariwarta di Majalah Panjebar Semangat Edisi Januari-Desember 2013 Analisis Konjungsi dalam Wacana Berita pada Rubrik Sariwarta di Majalah Panjebar Semangat Edisi Januari-Desember 2013 Oleh: Nur Widiawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa nurwidiawati93@yahoo.com

Lebih terperinci

pemilik code yang close sou bisa membagi source coden melalui lisensi, entah denga gratis maupun membayar. Meskipun gratis, lisensi terte bisa

pemilik code yang close sou bisa membagi source coden melalui lisensi, entah denga gratis maupun membayar. Meskipun gratis, lisensi terte bisa pemilik code yang close sou bisa membagi source coden melalui lisensi, entah denga gratis maupun membayar. Meskipun gratis, lisensi terte bisa membuat sebuah softw tidak sepenuhnya open sour Misalnya jika

Lebih terperinci

CERITA RAKYAT KI SONDONG MAJERUK DAN KI SONDONG MAKERTI DALAM PERSPEKTIF GREIMAS

CERITA RAKYAT KI SONDONG MAJERUK DAN KI SONDONG MAKERTI DALAM PERSPEKTIF GREIMAS CERITA RAKYAT KI SONDONG MAJERUK DAN KI SONDONG MAKERTI DALAM PERSPEKTIF GREIMAS SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Oleh Finna Dwi Estianingrum 2102407038 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM ROMAN KADURAKAN ING NGISOR DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM ROMAN KADURAKAN ING NGISOR DRINGU KARYA SUPARTO BRATA SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM ROMAN KADURAKAN ING NGISOR DRINGU KARYA SUPARTO BRATA Oleh : Agus Setiaji program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Agusaji38@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan zaman, tentu masyarakat Jawa mengalami perubahan-perubahan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan zaman, tentu masyarakat Jawa mengalami perubahan-perubahan. Hal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masyarakat Jawa mempunyai khasanah kebudayaan yang beraneka ragam. Mulai dari sastra, musik, teater, tari, seni rupa, dan sebagainya. Dilihat dari perkembangan zaman,

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) BERBANTUAN MEDIA KOMIK UNTUK PEMBELAJARAN MENULIS DIALOG BAHASA JAWA PADA SISWA KELAS VII SMP N 3 KAJEN SKRIPSI untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

BENTUK UJARAN BAHASA JAWA TATARAN FONOLOGI ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT BERAT SMP LUAR BIASA NEGERI SEMARANG (KAJIAN PSIKOLINGUISTIK)

BENTUK UJARAN BAHASA JAWA TATARAN FONOLOGI ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT BERAT SMP LUAR BIASA NEGERI SEMARANG (KAJIAN PSIKOLINGUISTIK) BENTUK UJARAN BAHASA JAWA TATARAN FONOLOGI ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT BERAT SMP LUAR BIASA NEGERI SEMARANG (KAJIAN PSIKOLINGUISTIK) SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Anggun Setyorini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kaidah yang berlaku pada masing-masing bahasa. Masing-masing kata dalam kalimat

BAB I PENDAHULUAN. kaidah yang berlaku pada masing-masing bahasa. Masing-masing kata dalam kalimat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kalimat umumnya terdiri dari rentetan kata yang disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku pada masing-masing bahasa. Masing-masing kata dalam kalimat tersebut

Lebih terperinci

Alifia atau Alisa (2)

Alifia atau Alisa (2) Alifia atau Alisa (2) Dari suratku yang satu ke surat yang lainnya, dari pesan melalui media yang terhubung kepadanya semua sia-sia. Hingga lebih dua bulan aku menanti, tapi sepertinya perempuan ini bagaikan

Lebih terperinci

SERAT PATRAPING NGELMU PANGUKUDAN DALAM KAJIAN STRUKTURALISME TZVETAN TODOROV

SERAT PATRAPING NGELMU PANGUKUDAN DALAM KAJIAN STRUKTURALISME TZVETAN TODOROV SERAT PATRAPING NGELMU PANGUKUDAN DALAM KAJIAN STRUKTURALISME TZVETAN TODOROV Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sastra Disusun oleh : Nama : Nita Ana Febriyani

Lebih terperinci

BAB 10 AKSARA MURDA 1. Murda = sirah (Walanda = hoofd, Inggris = head) Aksara murda = aksara sirah, aksara sesirah (Walanda : hoofdletter, Inggris : capital). Aksara murda iku satemene ORA ANA. Wondene

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Pokok Pertemuan Alokasi Waktu : SMP N 3 Sewon : VII/Gasal : Bahasa Jawa : Parikan : ke-6 : 2 x 40 menit A. Kompetensi

Lebih terperinci

Analisis Gaya Bahasa dan Ajaran Moral dalam Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel Bahasa dan Sastra Jawa 2012)

Analisis Gaya Bahasa dan Ajaran Moral dalam Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel Bahasa dan Sastra Jawa 2012) Analisis Gaya Bahasa dan Ajaran Moral dalam Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel Bahasa dan Sastra Jawa 2012) Oleh: Suci Alfiatun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM WACANA KOLOM PAK RIKAN DI KORAN MINGGUAN DIVA

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM WACANA KOLOM PAK RIKAN DI KORAN MINGGUAN DIVA TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM WACANA KOLOM PAK RIKAN DI KORAN MINGGUAN DIVA SKRIPSI disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Ikasari Indah Hibridani NIM : 2102406042 Prodi : Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS SEMIOTIK PADA ANTOLOGI GEGURITAN BENGKEL SASTRA JAWA 2003 LAYANG SAKA GUNUNGKIDUL

ANALISIS SEMIOTIK PADA ANTOLOGI GEGURITAN BENGKEL SASTRA JAWA 2003 LAYANG SAKA GUNUNGKIDUL ANALISIS SEMIOTIK PADA ANTOLOGI GEGURITAN BENGKEL SASTRA JAWA 2003 LAYANG SAKA GUNUNGKIDUL Oleh: Lastriani program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa lasthree92@gmail.com Abstrak: penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Analisis Keterbacaan Buku Ajar Bahasa Jawa Kelas Iv Sekolah Dasar Di Kabupaten Madiun

Analisis Keterbacaan Buku Ajar Bahasa Jawa Kelas Iv Sekolah Dasar Di Kabupaten Madiun Analisis Keterbacaan Buku Ajar Bahasa Jawa Kelas Iv Sekolah Dasar Di Kabupaten Madiun Endang Sri Maruti PGSD, FKIP, Universitas PGRI Madiun endangmaruty@yahoo.co.id Rissa Prima Kurniawati PGSD, FKIP, Universitas

Lebih terperinci

Oleh : Mas Kumitir 1 SERAT KACA WIRANGI

Oleh : Mas Kumitir 1 SERAT KACA WIRANGI 1 SERAT KACA WIRANGI Program digital ini dikembangkan untuk melestarikan dalam mendukung proses pelestarian sastra daerah di Indonesia. Hasil dari program digital ini berupa karya sastra Jawa yang disalin

Lebih terperinci

Jawa 3 kanggo. Kelas III. Utama Basa. SD/MI, hal Buku Wasita. pengalaman iki kanthi becik! Instrumen. Semaken crita. Tertulis.

Jawa 3 kanggo. Kelas III. Utama Basa. SD/MI, hal Buku Wasita. pengalaman iki kanthi becik! Instrumen. Semaken crita. Tertulis. SILABUS Nama Sekolah : SD... Mata Pelajaran : Bahasa : III (Tiga) Semester : 1(Gasal) I. Standar Kompetensi Mendengarkan (Nyemak) Mampu mendengarkan dan memahami berbagai wacana lisan tentang cerita teman

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nomor: 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nomor: 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nomor: 1 Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Kelas/Semester : III/1 Alokasi Waktu : 1 35 menit Standar Kompetensi Mendengarkan : Mampu mendengarkan dan memahami

Lebih terperinci

Pengembangan Medhia Explosion Box Tumrap Kawasisan Nulis Teks Geguritan

Pengembangan Medhia Explosion Box Tumrap Kawasisan Nulis Teks Geguritan PENGEMBANGAN MEDHIA EXPLOSION BOX TUMRAP KAWASISAN NULIS TEKS GEGURITAN SISWA KLAS VII SMPN 26 SURABAYA TAUN 2017-2018 Niabatul Waladiyah Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, FBS, Unesa, niabatul123@gmail.com

Lebih terperinci

Analisis Psikologis dan Nilai Moral dalam Roman T Spookhuis Karya Suparto Brata

Analisis Psikologis dan Nilai Moral dalam Roman T Spookhuis Karya Suparto Brata Analisis Psikologis dan Nilai Moral dalam Roman T Spookhuis Karya Suparto Brata Oleh: Syahriyatun Nikmah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa syahriyatun@gmail.com Abstrak: penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Adverbia Verba Bahasa Jawa pada Cerbung Ngonceki Impen pada Majalah Panjebar Semangat Edisi Maret Agustus 2014

Adverbia Verba Bahasa Jawa pada Cerbung Ngonceki Impen pada Majalah Panjebar Semangat Edisi Maret Agustus 2014 Adverbia Verba Bahasa Jawa pada Cerbung Ngonceki Impen pada Majalah Panjebar Semangat Edisi Maret Agustus 2014 Oleh: Siti Mudrikah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa sitimudrikah645@gmail.com

Lebih terperinci

AAK culture library I Javanese Manuscripts

AAK culture library I Javanese Manuscripts KAWRUH KASAMPURNANING NGAHURIP Buku Kawruh Kasampurnaning Ngahurip Kagunganipun R. M. Mangundipura ing Mangkunegaran Kawruh Kasampurnaning Ngahurip, anggitane Je. Se. Sateryi. BAGIAN I BAB DUMADINING WUJUD

Lebih terperinci

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna CINTA TELAH PERGI 1 Penyempurna Enam belas tahun yang lalu seorang ibu bernama Rosa melahirkan seorang bayi perempuan, bayi yang selama ini bu Rosa dan pak Adam (suami bu Rosa) idam-idamkan selama dua

Lebih terperinci

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi.

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi. Prolog Orion mempercepat langkah kakinya, baju perang yang dikenakannya membuat langkah kakinya menjadi berat, suaranya menggema di lorong gua, bergema dengan cepat seiring dengan langkah kaki yang dia

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Kompetensi Alokasi Waktu : SMP Negeri 1 Prambanan Klaten : Pendidikan Bahasa Jawa : VII/satu : Sandhangan Panyigeg

Lebih terperinci

Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Emas Sumawur Ing Baluarti Karya Partini B

Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Emas Sumawur Ing Baluarti Karya Partini B Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Emas Sumawur Ing Baluarti Karya Partini B Oleh: Ismatul Firdaus Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa ismafrds@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya (Ratna, 2004:34).

Lebih terperinci

Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat

Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat Oleh: Anis Cahyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa namakuaniscahyani@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG STRUKTUR SERAT PARTAWIGENA SKRIPSI Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra oleh Nama : Imam Arief Hidayat NIM : 2151407002 Program Studi : Sastra Jawa Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL PACAR GADHING KARYA TAMSIR A.S

GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL PACAR GADHING KARYA TAMSIR A.S GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL PACAR GADHING KARYA TAMSIR A.S Oleh: Agus Wartoyo program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa cesc04fabregas.aw@gmail.com Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DATA. Bab ini menganalisis penanda kohesi dan koherensi yang terdapat dalam WP

BAB II ANALISIS DATA. Bab ini menganalisis penanda kohesi dan koherensi yang terdapat dalam WP digilib.uns.ac.id BAB II ANALISIS DATA Bab ini menganalisis penanda kohesi dan koherensi yang terdapat dalam WP rubrik Sangu Leladi pada majalah Jaya Baya. Penjelasannya sebagai berikut. A. Penanda Kohesi

Lebih terperinci

======= ======= AAK culture library I Effort to Preserve National Culture

=======  ======= AAK culture library I Effort to Preserve National Culture GAGASAN PRAKARA TINDAKING NGAURIP Gagasan Prakara Tindaking Ngaurip, Kartawibawa, 1921. Gagasan Prakara Tindaking[1] GAGASAN PRAKARA TINDAKING NGAOERIP [2] Kaêcap ing pangêcapanipun N.V. UITG-MIJ PAPYRUS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian akan dibahas enam hal yaitu jenis penelitian, data dan sumber data, populasi, sampel, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Riyana Widya Hapsari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa e-mail: Riyana.hapsari197@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. A. Kompetensi Inti KI1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. A. Kompetensi Inti KI1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Pokok Pertemuan Alokasi Waktu : SMP Negeri 3 Jetis : VII/ Gasal : Bahasa Jawa : Pengalaman Pribadhi : ke-3 : 2 x

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

BEBERAPA UNGKAPAN TRADISIONAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Oleh : Ernawati Purwaningsih

BEBERAPA UNGKAPAN TRADISIONAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Oleh : Ernawati Purwaningsih BEBERAPA UNGKAPAN TRADISIONAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh : Ernawati Purwaningsih Kebudayaan merupakan kompleks nilai-nilai dan gagasan manusia terhadap lingkungannya. Bagaimana manusia beradaptasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Ke Alokasi Waktu Kemampuan berbahasa : SMP N 4 Wates : Bahasa Jawa : VIII/ Gasal : 1 (satu) : 2 x 40 menit :

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA SOSIAL MANTRANI PENGASIHAN DENING WARGA ILMU SEJATI ING PONOROGO

ANALISIS WACANA SOSIAL MANTRANI PENGASIHAN DENING WARGA ILMU SEJATI ING PONOROGO ANALISIS WACANA SOSIAL MANTRANI PENGASIHAN DENING WARGA ILMU SEJATI ING PONOROGO ADITA GALIH SETYOKO PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA ABSTRAK Mantrani pengasihan

Lebih terperinci

Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Oleh: Imroati Hasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTURAL DAN MORALITAS TOKOH DALAM DONGENG PUTRI ARUM DALU KARANGAN DHANU PRIYO PRABOWO

ANALISIS STRUKTURAL DAN MORALITAS TOKOH DALAM DONGENG PUTRI ARUM DALU KARANGAN DHANU PRIYO PRABOWO ANALISIS STRUKTURAL DAN MORALITAS TOKOH DALAM DONGENG PUTRI ARUM DALU KARANGAN DHANU PRIYO PRABOWO Oleh : Novyta Kumayroh program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Novyta_kumayroh@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai peninggalan tulisan, naskah menyimpan berbagai informasi tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan pandangan hidup yang

Lebih terperinci

Dra. Sri Sulistiani, M.Pd. Dosen Jurusan S1 Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya.

Dra. Sri Sulistiani, M.Pd. Dosen Jurusan S1 Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya. PANGARIBAWANE MEDHIA PASINAON ABASIS INTERNET (BLOG) TUMRAP KAWASISAN NEMBANG MACAPAT SISWA KELAS VIII SMP N 4 PACITAN Putri Al Nasrum Jurusan S1 Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Lebih terperinci

Tradhisi Tutur Tinular Sajroning Bebrayan Jawa. Pusaka Kabudayan kang Gedhe Dayane. Dening: Ayu Sutarto

Tradhisi Tutur Tinular Sajroning Bebrayan Jawa. Pusaka Kabudayan kang Gedhe Dayane. Dening: Ayu Sutarto Tradhisi Tutur Tinular Sajroning Bebrayan Jawa Pusaka Kabudayan kang Gedhe Dayane Dening: Ayu Sutarto Sakdurunge kagungan lan wanuh karo aksara, manungsa ing saindhenging jagad iki padha migunake tutuk/cangkem

Lebih terperinci

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh

Lebih terperinci

Konsep Ketuhanan Jawa Menurut Eyang Ismaya (SEMAR) Diposting oleh admin pada tanggal 19 September 2014

Konsep Ketuhanan Jawa Menurut Eyang Ismaya (SEMAR)  Diposting oleh admin pada tanggal 19 September 2014 Konsep Ketuhanan Jawa Menurut Eyang Ismaya (SEMAR) http://lib.hukum.univpancasila.ac.id Diposting oleh admin pada tanggal 19 September 2014 Masyarakat Jawa sudah mengenal suatu kekuatan yang maha dengan

Lebih terperinci

TRADHISI KUNGKUM SINDHEN ING SENDHANG MADE, DESA MAADE, KECAMATAN KUDU - JOMBANG

TRADHISI KUNGKUM SINDHEN ING SENDHANG MADE, DESA MAADE, KECAMATAN KUDU - JOMBANG TRADHISI KUNGKUM SINDHEN ING SENDHANG MADE, DESA MAADE, KECAMATAN KUDU - JOMBANG DENING : AFIF NURMA GUPITASARI 082114016 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR PENYIAR ING GIYARAN MANGGA TRESNA BUDAYA RADIO MTB FM SURABAYA. Hendra Setiawan ABSTRAK

TINDAK TUTUR PENYIAR ING GIYARAN MANGGA TRESNA BUDAYA RADIO MTB FM SURABAYA. Hendra Setiawan ABSTRAK TINDAK TUTUR PENYIAR ING GIYARAN MANGGA TRESNA BUDAYA RADIO MTB FM SURABAYA Hendra Setiawan ABSTRAK Basa minangka sarana komunikasi, saka basa mitra tutur bisa mangerteni apa sing dikarepake dening penutur.

Lebih terperinci

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com LUCKY_PP UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Oleh: Lucky_pp Copyright 2014 by Lucky_pp Desain Sampul: Ii dan friend Diterbitkan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nomor: 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nomor: 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nomor: 1 Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Kelas/Semester : VI/1 Alokasi Waktu : 1 35 menit Standar Kompetensi Mendengarkan : Mampu mendengarkan dan

Lebih terperinci

Kitab Suci Bocah nyuguhaké. Swarga, Daleme Gusti Allah sing

Kitab Suci Bocah nyuguhaké. Swarga, Daleme Gusti Allah sing Kitab Suci Bocah nyuguhaké Swarga, Daleme Gusti Allah sing Éndah Ditulis déning: Edward Hughes Digambari déning: Lazarus Dibesut déning: Sarah S. Diterjemahaké déning: Endang Supardan diproduksi déning:

Lebih terperinci

SMPN 1 PANGGUL KELAS IX C JURNAL

SMPN 1 PANGGUL KELAS IX C JURNAL DENING SUMONO ING SMPN 1 PANGGUL KELAS IX C JURNAL DENING: YUSUF WIDHIARSO 082114236 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRAA DAERAH FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2013 1 DENING SUMONO

Lebih terperinci

NGUNDHAKAKE KAWASISAN MACA GEGURITAN KANTHI METODHE PEMODHELAN TUMRAP SISWA KLAS VII SMPN 1 NGRONGGOT TAUN AJARAN 2015/2016

NGUNDHAKAKE KAWASISAN MACA GEGURITAN KANTHI METODHE PEMODHELAN TUMRAP SISWA KLAS VII SMPN 1 NGRONGGOT TAUN AJARAN 2015/2016 NGUNDHAKAKE KAWASISAN MACA GEGURITAN KANTHI METODHE PEMODHELAN TUMRAP SISWA KLAS VII SMPN 1 NGRONGGOT TAUN AJARAN 2015/2016 PURWAKA Lelandhesane Panliten Kawasisan maca minangka salah sijine katrampilan

Lebih terperinci

Etika dan Penggunaan Unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam Roman Nona Sekretaris karya Suparto Brata dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X

Etika dan Penggunaan Unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam Roman Nona Sekretaris karya Suparto Brata dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X Etika dan Penggunaan Unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam Roman Nona Sekretaris karya Suparto Brata dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X Oleh: Hana Pebri Ristiadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

Karangan / Paragraf Eksposisi

Karangan / Paragraf Eksposisi Wacana Eksposisi C. WACANA EKSPOSISI (NYERITAKAKE PROSES) Sajroing wacana eksposisi dibeberake anane analisa proses nganggo cara narasi. Narasai kang mengkono mau diarani narasi ekspositoris/ narasi teknis,

Lebih terperinci

PEMAKAIAN BAHASA JAWA MAHASISWA PENUTUR NGAPAK DI LINGKUNGAN FBS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PEMAKAIAN BAHASA JAWA MAHASISWA PENUTUR NGAPAK DI LINGKUNGAN FBS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PEMAKAIAN BAHASA JAWA MAHASISWA PENUTUR NGAPAK DI LINGKUNGAN FBS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Anggraita Dyah Tantri NIM : 2102407090 Program

Lebih terperinci

Set Prabot Pawon Adhedhasar Makna Referensial SET PRABOT PAWON ADHEDHASAR MAKNA REFERENSIAL. Andi Susilo

Set Prabot Pawon Adhedhasar Makna Referensial SET PRABOT PAWON ADHEDHASAR MAKNA REFERENSIAL. Andi Susilo SET PRABOT PAWON ADHEDHASAR MAKNA REFERENSIAL Andi Susilo 12020114238 Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah FBS Universitas Negeri Surabaya (Andisusilo1922@gmail.com) Surana Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku manusia dengan adanya norma-norma tertentu yang harus

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku manusia dengan adanya norma-norma tertentu yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki beragam suku bangsa dan budaya. Budaya, dalam tulisan ini khususnya budaya Jawa, mengatur tingkah laku manusia dengan

Lebih terperinci

Ngundhakake Kawasisan Nulis Ukara Tanduk lan Ukara Tanggap Kanthi Teknik Bursa Kata Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Kalidawir Taun Ajaran 2015/ 2016

Ngundhakake Kawasisan Nulis Ukara Tanduk lan Ukara Tanggap Kanthi Teknik Bursa Kata Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Kalidawir Taun Ajaran 2015/ 2016 Ngundhakake Kawasisan Nulis Ukara Tanduk lan Ukara Tanggap Kanthi Teknik Bursa Kata Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Kalidawir Taun Ajaran 2015/ 2016 Indriani, Dr. Surana, S.S., M.Hum Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

dia tak pernah melepas cadar yang menutupi wajah cantiknya.

dia tak pernah melepas cadar yang menutupi wajah cantiknya. PRINCESS Cerita ini diinspirasi oleh sebuah mimpi yang ku alami tahun 2007, tentang sebuah kerajaan islam di Indonesia. Namun masih ragu, benarkah ada cerita seperti dalam mimpi saya? Daripada salah dan

Lebih terperinci

Citra Tokoh Utama Wanita dalam Trilogi Roman Kelangan Satang karya Suparto Brata

Citra Tokoh Utama Wanita dalam Trilogi Roman Kelangan Satang karya Suparto Brata Citra Tokoh Utama Wanita dalam Trilogi Roman Kelangan Satang karya Suparto Brata Oleh: Reny Dyah Utami Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Utamirenydyah@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

METODE KARYA WISATA KANGGO NGUNDHAKAKE KAWASISAN NGARANG NARASI SISWA KELAS VIII A SMP WALISOSNO GEMPOL TAHUN AJAR 2015/2016

METODE KARYA WISATA KANGGO NGUNDHAKAKE KAWASISAN NGARANG NARASI SISWA KELAS VIII A SMP WALISOSNO GEMPOL TAHUN AJAR 2015/2016 METODE KARYA WISATA KANGGO NGUNDHAKAKE KAWASISAN NGARANG NARASI SISWA KELAS VIII A SMP WALISOSNO GEMPOL TAHUN AJAR 2015/2016 ENDANG NARIMO Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah (Jawa) Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

Analisis Psikologis Sastra pada Novel Amrike Kembang Kopi Karya Sunaryata Soemardjo

Analisis Psikologis Sastra pada Novel Amrike Kembang Kopi Karya Sunaryata Soemardjo Analisis Psikologis Sastra pada Novel Amrike Kembang Kopi Karya Sunaryata Soemardjo Oleh: Ami Safitri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Putri.Pertama92@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Astuti Kurnia Salmi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa astuti.kurniasalmi@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Bagaimana mungkin bisa Sekarang aku harus terbiasa dengan ketidakhadiranmu di sisiku? Alasan, perlukah alasan?

Bagaimana mungkin bisa Sekarang aku harus terbiasa dengan ketidakhadiranmu di sisiku? Alasan, perlukah alasan? Aku dan Kamu Delapan tahun silam, awal pertemuan kita Tingkahmu yang polos, tenang, dan ceria Meruntuhkan tembok pertahanan hati Mengetuk dan perlahan memasuki Nalar terlampau cuek tetapi rasa kian acuh

Lebih terperinci

Elipsis Jejer sajrone Ukara Camboran Ing Basa Jawa ELIPSIS JEJER SAJRONE UKARA CAMBORAN ING BASA JAWA. Choirunnisa

Elipsis Jejer sajrone Ukara Camboran Ing Basa Jawa ELIPSIS JEJER SAJRONE UKARA CAMBORAN ING BASA JAWA. Choirunnisa ELIPSIS JEJER SAJRONE UKARA CAMBORAN ING BASA JAWA Choirunnisa Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah FBS Universitas Negeri Surabaya (unsa_run@yahoo.co.id) Drs Sugeng Adipitoyo, M.Si Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

Pengaruh Medhia Smart Card kanthi Teknik TS-TS tumrap Kawasisan Nulis Pasangan Ca, Ja, Ma, Ba, Ka, Ta, La

Pengaruh Medhia Smart Card kanthi Teknik TS-TS tumrap Kawasisan Nulis Pasangan Ca, Ja, Ma, Ba, Ka, Ta, La PENGARUH MEDHIA SMART CARD KANTHI TEKNIK TS-TS (TWO STAY-TWO STRAY) TUMRAP KAWASISAN NULIS PASANGAN CA, JA, MA, BA LAN KA, TA, LA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 SIDOARJO TAUN PIWULANGAN 2013-2014 Dwi Yulianti

Lebih terperinci