BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi

1 75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SLB B-C Kurnia Kabupaten Garut, penulis akan memberikan kesimpulan dan rekomendasi untuk berbagai pihak sebagai upaya peningkatan kualitas/mutu pendidikan untuk anak tunagrahita. A. Kesimpulan Sesuai dengan hasil observasi, yang dilakukan kepada tiga orang siswa, pengumpulan data, pengolahan data, serta analisis data, maka diambil kesimpulan sebagai berikut : a) Kesimpulan hasil observasi Kemampuan anak tunagrahita ringan di SLB B-C Kurnia dalam mengenal lahan, mengenal alat untuk menanam, memelihara, memanen untuk menanam terong telunjuk pada umumnya tidak ada kesulitan hanya dalam hal-hal tertentu masih diperlukan bimbingan dari guru. Kesulitan-kesulitan yang dialami dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menanam terong telunjuk, antara dalam hal mengolah (mencangkul), menentukan / memilih benih terong yang baik, memupuk dengan pupuk an organik (pupuk buatan) dengan jarak dengan tanaman, pengajiran.penyulaman yaitu menentukan tanaman yang harus diganti dengan memperkirakan baik atau tidaknya

2 76 pertumbuhannya, memanen hasil dalam hal menentukan antara buah terong yang sudah atau belum siap panen. Kesulitan-kesulitan yang dialami anak tunagrahita ringan di SLB B-C Kurnia oleh guru pembimbing dan peneliti di atas dengan memberi motivasi, penguatan, bimbingan, dan latihan yang berkelanjutan sampai responden mampu melaksanakan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. b) Kesimpulan hasil wawancara 1. Penyusunan program pembelajaran keterampilan bercocok tanam sayuran terong telunjuk Program pembelajaran keterampilan bercocok tanaman sayuran yang disusun selama ini hanya berpedoman pada buku yang ada, serta penyusunannya setelah mendapat penyuluhan dari PPL. 2. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan bercocok tanam sayuran terong telunjuk Guru terlebih dahulu menyiapkan tempat dan alat-alat yang dipergunakan dalam bercocok tanam seperti, cangkul, kored, garuk, tugal, sabit, dan pupuk kandang. Kemudian guru mengadakan apesepsi dengan mengadakan tanya jawab denga siswa, guru menjelaskan materi pembelajaran sambil mempraktekan di depan anak-anak, kemudian anak-anak mengikuti instruksi dan pengarahan dari guru, metode yang dilakukan adalah

3 77 tanya jawab agar anak bisa langsung bertanya apabila tidak bisa melakukannya. Dan pada kegiatan akhir memberikan tes kepada anak-anak dalam bentuk praktek setelah itu berdoa dan pulang. 3. Hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran keterampilan bercocok tanam sayuran terong telunjuk Anak menjadi salah satu paktor penghambat dalam pelaksanaan keterampilan ini, karena pada saat pembelajaran ini dilakukan bersama-sama dengan jenis dan jenjang pendidikan yang berbeda, sehingga penyampaian materi tidak optimal. Dalam kegiatan pembelajaran ini kadang-kadang kurang efektip dan tidak teratur, walaupun pada saat di lapangan setiap anak dibimbing oleh gurunya masing-masing. Serta tidak adanya buku sumber khusus tentang keterampilan bercocok tanam terong telunjuk sehingga sulit merumuskan tujuan pembelajaran maupun materi pembelajaran, serta tidak ada materi di dalam kurikulum tunagrahita ringan, sehingga dalam materi pembelajaran disamakan dengan anak-anak pada umumnya. 4. Usaha-usaha untuk mengatasi hambatan selama proses pelaksanaan pembelajaran keterampilan bercocok tanam terong telunjuk Upaya yang dilakukan dalam mengkondisikan anak adalah guru membiarkan anak-anak untuk melakukan kegiatan awal di kelasnya

4 78 masing-masing. Upaya kegiatan inti yaitu memberikan materi pembelajaran kepada anak dengan sumber buku yang ada. Kemudian upaya dalam faktor biaya guru tidak mengalami kesulitan dalam penyediaan dana untuk membeli bibit-bibit sayuran, karena harganya relatip murah dan tersedia ditoko-toko pertanian. Dan pada kegiatan akhir pembelajaran yaitu dengan memberikan evaluasi kepada anak. 5. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran keterampilan bercocok tanam sayuran terong telunjuk Stelah kegiatan bercocok tanam ini berakhir, biasanya guru mengadakan evaluasi dengan metode tanya jawab dan tes perbuatan. Evaluasi dengan tanya jawab akan memudahkan guru memberikan penilaian tentang cara-cara bercocok tanam terong telunjuk. Dan tes perbuatan dilakukan dengan cara menyuruh anak melakukan sendiri kegiatan penanaman terong telunjukk dengan tampa bantuan. Sehingga dapat diketahui kemampuan anak dalam mepraktekan kegiatan bercocok tanam terong telunjuk. B. Rekomendasi Sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian tentang pembelajaran keterampilan menanam terong telunjuk di SLB B-C Kurnia, maka peneulis memberikan rekomendasi kepada beberapa pihak, sebagai berikut :

5 79 1. Bagi Kepala Sekolah Sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan khususnya bidang keterampilan, diperlukan guru khusus keterampilan, apakah dengan kerjasama dengan instansi lain atau dengan program pelatihanpelatihan bagi guru-guru yang sudah ada. Demikian juga sarana pra sarana untuk keterampilan diupayakan tersedia dan memadai. 2. Bagi Guru atau Pengajar a. Hendaknya pembelajaran keterampilan, jenis dan bentuknya disesuaikan dengan kemampuan dan minat yanng dimiliki anak dan daya dukung yang ada dilingkungan sekolah, sehingga anak mudah memahami dan dapat mempraktekan dilingkungan rumahnya. b. Guru saat melaksanakan pembelajaran keterampilan diharapkan menciptakan kondisi yang kondusif dan siswa benar-benar siap untuk belajar sehingga dapt lebih berfokus. 3. Bagi Orang Tua Keluarga sangat besar perannya dalam mendukung keberhasilan pendidikan anak. Komunikasi dan kerjasama antara tua dan sekolah harus selalu terjaga dengan harmonis terutama dalam pembelajaran keterampilan. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Pembelajaran keterampilan tentang menanam terong telunjuk yang telah penulis teliti merupakan salah satu bekal bagi siswa tunagrahita sebagai bekal hidup nanti dimasyarakat. Sasaran penulis, walaupun

6 80 telah diteliti keterampilan menanam terong telunjuk, namum peneliti belum bisa memecahkan masalah kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam penelitian ini, sehingga siswa dapat melakukan tampa mengalami kesulitan. C. Penutup Penelitian ini baru mengungkap sebagian kecil dari permasalahan pendidikan anak tunagrahita ringan, namum demikian semoga hasil penelitian tentang Pembelajaran bercocok tanam menanam terong telunjuk untuk anak tunagrahita di SLB B-C Kurnia dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pendidikan anak tunagrahita ringan. Dengan mengucap syukur alhamdullilah kepada Allah SWT, dengan segala kerendahan hati,, penulis mengharapkan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermampaat bagi perkembangan anak berkebutuhan khusus di negeri yang kita cintai ini.