SANTA LUSIA. Sejarah Santa Lusia

Transkripsi

1 Profil Lingkungan St. Lucia Lingkungan Santa Lucia berada di wilayah sebelas bersama dengan lingkungan lainnya yaitu St. Laurentius, St. Agatha dan St. Yustina. Lingkungan St. Lucia adalah lingkungan yang kecil, hanya meliputi sekitar 12.5 % dari wilayah sebelas. Jumlah kepala keluarga yang berada di lingkungan St. Lucia ini adalah 34 kepala keluarga per tahun Sedangkan untuk tahun 2015 terdapat penambahan sementara untuk pembuatan kartu keluarga yang mana digunakan untuk keperluan sakramen perkawinan sebanyak 3 orang yang langsung pindah ke wilayah lain di luar paroki Bonaventura Pulomas, 1 warga tetap dan 1 warga belum mau pindah dari lingkungan sebelumnya. Terdapat perpindahan warga sebanyak 3 warga yang 2 tetap dan 1 warga tetap di lingkungan St. Lucia. Sehingga total keluarga yang ada di lingkungan St. Lucia ada sebanyak 31 kepala keluarga. Kegiatan lingkungan yang dilakukan pada tahun 2015 adalah Pendalaman Iman pra Paskah. Jumlah warga yang ikut bervariasi antara orang dalam setiap kegiatannya. Mayoritas usia adalah diatas 45 tahun. Sedangkan remaja dan usia produktif banyak yang berada di luar negeri. Jumlah anak ada 6 dan remaja ada 3 yang mana 2 aktif sebagai putra putri altar. Warga lingkungan lebih suka dengan kegiatan seperti PI dan kegiatan kategorial di Gereja. Sedangkan untuk kegiatan pengurus lingkungan dirasa kurang berperan aktif. Kegiatan wilayah yang dilakukan di lingkungan St. Lucia adalah koor wilayah di rumah bpk. Hartono setiap Senin 2kali dalam 1 bulan. Terdapat anggota kks, prodiakon dan lektor di St. Lucia SANTA LUSIA Sejarah Santa Lusia Lusia lahir di Sirakusa, di pulau Sisilia, Italia pada abad ke-4. Orangtuanya adalah bangsawan Italia yang beragama Kristen. Ayahnya meninggal dunia ketika ia masih kecil, sehingga perkembangan dirinya sebagian besar ada dalam tanggungjawab ibunya Eutychia. Semenjak usia remaja, Lusia sudah berikrar untuk hidup suci murni. Ia berjanji tidak menikah. Namun ketika sudah besar, ibunya mendesak dia agar mau menikah dengan seorang pemuda kafir. Hal ini ditolaknya dengan tegas. Pada suatu ketika ibunya jatuh sakit. Lusia mengusulkan agar ibunya berziarah ke makam Santa Agatha di Kathania untuk memohon kesembuhan. Usulannya ditanggapi baik oleh ibunya. Segera mereka ke Kathania. Apa yang dikatakan Lusia ternyata benar-benar dialami ibunya. Doa permohonan mereka dikabulkan: sang ibu sembuh. Bahkan Santa Agatha sendiri menampakkan diri kepada mereka berdua. Sebagai tanda syukur, Lusia diizinkan ibunya tetap teguh dan setia pada kaul kemurnian hidup yang sudah diikrarkannya kepada Kristus. Kekaisaran Romawi pada waktu itu diperintahi oleh Diokletianus, seorang kaisar kafir yang bengis. Ia menganggap diri keturunan dewa; oleh sebab itu seluruh rakyat harus menyembahnya atau menyembah patung dewa-dewa Romawi. Umat Kristen yang gigih membela dan mempertahankan imannya menjadi korban kebengisan Diokletianus. Mereka ditangkap, disiksa dan dibunuh. Situasi ini menjadi kesempatan emas bagi pemuda-pemuda yang menaruh hati pada Lusia namun ditolak lamarannya: mereka benci dan bertekad membalas dendamnya dengan

2 melaporkan identitas keluarga Lusia sebagai keluarga Kristen kepada kaisar. Kaisar termakan laporan ini sehingga Lusia pun ditangkap; mereka merayu dan membujuknya dengan berbagai cara agar bisa memperoleh kemurniannya. Tetapi Lusia tak terkalahkan. Ia bertahan dengan gagah berani. Para musuhnya tidak mampu menggerakkan dia karena Tuhan memihaknya. Usahanya untuk membakar Lusia tampak tak bisa dilaksanakan. Akhirnya seorang algojo memenggal kepalanya sehingga Lusia tewas sebagai martir Kristus oleh pedang seorang algojo kafir. Lusia dihormati di Roma, terutama di Sisilia sebagai perawan dan martir yang sangat terkenal sejak abad ke-6. Untuk menghormatinya, dibangunlah sebuah gereja di Roma. Namanya dimasukkan dalam Doa Syukur Agung Misa. Mungkin karena namanya berarti 'cahaya' maka pada Abad Pertengahan orang berdoa dengan perantaraannya memohon kesembuhan dari penyakit mata. Konon, pada waktu ia disiksa, mata Lusia dicungkil oleh algojo-algojo yang menderanya; ada pula cerita yang mengatakan bahwa Lusia sendirilah yang mencungkil matanya dan menunjukkan kepada pemuda-pemuda yang mengejarnya. Ia wafat sebagai martir pada tanggal 13 Desember 304. Maka tanggal 13 Desember kita peringati sebagai Pesta Nama St Lusia. Peta Wilayah XI

3 Gereja Santo Bonaventura berada di Wilayah XI, tepat di sebelah Barat dari Pacuan Kuda Pulomas. Wilayah XI ini dimulai dari Jl. Pulomas Barat V sampai dengan Jl. Pacuan Kuda. Di Wilayah XI ini terdiri dari 4 Lingkungan, yaitu Lingkungan St. Lusia, St. Agatha, St. Laurensius dan St. Yustina. Dalam periode ini Wilayah ini dikoordinasikan oleh Ibu Maria Marjati Widijargo. Peta Lingkungan St. Lusia Lingkungan St. Lusia merupakan salah satu lingkungan yang terletak di Wilayah XI. Berada di bagian Utara Villa Sarimas dan sebelah Barat dekat dengan Sekolah St. Don Bosco 2.

4 Pada periode lingkungan ini diketuai oleh Marcellus Kisyanto Halim yang sebelumnya dipegang oleh Ibu Irmina S.A. Pengurus lingkungan yang berada di Lingkungan St. Lusia adalah: 1. Wakil Ketua, Sdr. Bobby 2. Sekretaris, Sdri. Marcella Christina 3. Bendahara, Sdri. Mira dan Sdri Martha 4. Liturgi, Bpk. Robert dan Ibu Neneng 5. Seksi Sosial, Ibu Monika dan Ibu Jeanette 6. Fasilitator, Ibu Ien dan Ibu Hermidina (Udith) 7. Prodiakon, Bpk. Donny dan Bpk. Theo 8. Humas, Ibu Yayang. Di Lingkungan St. Lusia ini terdari dari 39 Keluarga Katolik yang pada periode ini akan dijadikan 37 Keluarga Katolik karena sudah pindah alamat. Sebanyak 40% umat St Lusia sudah berusia lanjut, namun banyak yang masih aktif untuk mengikuti kegiatan lingkungan. Kegiatan Lingkungan Kegiatan yang diadakan di lingkungan St. Lusia biasanya adalah kegiatan yang bersifat rutin diadakan di gereja sesuai dengan arahan yang diberikan. Dari Jumlah 37 Keluarga Katolik, yang aktif mengikuti kegiatan ada sekitar 15 orang. Sedangkan rata-rata

5 kehadiran adalah sebesar 10 orang. Pada 16 Agustus 2014, sebanyak 10 umat St. Lusia ikut berpartisipasi dalam acara gowes sepeda bersama Wilayah XI. Pada 13 Desember 2014, lingkungan St. Lusia mengadakan acara Pesta Nama St. Lusia dengan mengikuti Misa Pagi di Gereja St. Bonaventura pada Pukul pagi yang dihadiri oleh 23 orang umat.

6 Setelah acara misa selesai, dilanjutkan dengan acara Jalan pagi bersama dengan rute melewati Rumah Ketua Wilayah XI dengan tujuan umat lebih mengenal siapa Ketua/Koordinator Wilayah XI. Di depan rumah Ibu Maria kami manyanyikan lagu Santa Lucia. Suasana akrab dan kegembiraan sangat dirasakan dalam acara ini. Ternyata baru disadari banyak umat yang masih belum mengenal koordinator wilayahnya. Kemudian kami melanjutkan jalan pagi ke ketua lingkungan St. Yustina, St. Laurensius dan St.

7 Agatha. Setelah melewati rumah masing-masing ketua lingkungan, kami melewati rumah semua warga di St. Lusia untuk memperkenalkan seluruh umat yang ada di lungkungan Santa Lusia. Jalan pagi berakhir di Rumah Bpk. Donny untuk sarapan pagi bersama. Selesai sarapan kami