DAFTAR ISI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN KLASIFIKASI RIG TUJUAN PEMERIKSAAN RIG KUALIFIKASI PERSONEL ACUAN / STANDARD KATEGORI INSPEKSI LINGKUP DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN RIG METODE PEMERIKSA PERHITUNGAN TENIS STRUKTUR LAPORAN PEMERIKSAAN CONTOH ITP CONTOH SILO LIST DOCUMENT TEKNIS DAFTAR ISI

2 1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi, memungkinkan manusia mencari, menemukan dan mengembangkan sumber energi. Salah satu sumber energi yang menjadi idola untuk dikembangkan secara besar-besaran adalah minyak dan gas bumi yang tersimpan di dalam bumi. Berbagai cara dilakukan untuk dapat mengambilnya dengan cara yang paling praktis, cepat dan tidak menimbulkan dampak yang besar pada lingkungan. Sampai saat ini, pengeboran adalah solusi yang dikembangkan untuk mengambil energi yang tersimpan ratusan hingga ribuan meter dibawah permukaan bumi. ILUSTRASI PENGEBORAN IAPISAN BUMI Untuk menemukan dan mengambil sumber sumber energi tersebut, digunakan alat bantu yang disebut RIG. RIG adalah alat yang terdiri dari beberapa komponen untuk melakukan/ melaksanakan kegiatan pemboran. Pemboran adalah kegiatan/pekerjaan bawah tanah beserta fasilitasnya yang digunakan untuk melakukan pekerjaan pengeboran (drilling), perbaikan sumur (workover) dan pemeliharaan sumur pada usaha pertambangan minyak, gas bumi maupun panas bumi. Migas merupakan sumber energi dan sumber penerimaan negara yang relatif dominan mendorong pertumbuhan ekonomi dan membutuhkan dukungan, industri penunjang, memerlukan teknologi tinggi, padat modal, resiko tinggi, SDM dengan kompetensi dan kualifikasi tertentu serta memerlukan kaidah keteknikan yang baik untuk mencapai optimalisasi, efisiensi dan keselamatan Migas - perangkat pengaturan dan pengawasan keteknikan di bidang usaha kegiatan Migas - instalasi dan peralatan memenuhi standar - SNI/SKKNI wajib dalam pengawasan keteknikan Migas Adapun wujud dari paradigma keselematan migas meliputi : keselamatan pekerja, umum, lingkungan dan instalasi 2. KLASIFIKASI RIG Secara umum berdasarkan wilayah (lokasi) kerjanya, rig dibagi dalam 2 (dua ) jenis : 1. Onshore : Rig yang bekerja pada wilayah daratan. Onshore rig dibagi lagi menjadi 3 jenis yaitu : - Mobile Mounted Rig - Trailer Mounted Rig - Conventional Rig Ada 2 jenis conventional rig yaitu : - Land rig - Heli rig 2. Offshore : Rig yang bekerja pada wilayah perairan Offshore rig dibagi menjadi beberapa type yaitu : - Barge Mounted Rig - Jackup Rig

3 - Drillship Rig - Tender Supported Rig - Semi Submarsible Rig - Permanent Platform Rig Gambar tipe Drilling rig Rotary Drilling Bagian bagian dari Drilling rig (land rig) DERRICK STANDART (API SPEC 4F ) A The vertical distance from the top of the base plate to the battom of the crown block support boam. B The distance between heel to heel of adjacent legs at the top of the base plate. C The window opening moasured in the clear and parallel to the center line of the derrick side from top of base plate. D The smaliest clear dimension at the top of the derrick that would restrict passage of crown block. E - The clearonce between the horisontal header of the gin pole and the top of the crown support boam, 2.1. ONSHORE Figure B-1-Derrick Dimensions Table B-1-Derrick Sizes and General Dimensions Mobile Mounted Rig : Mast atau derrick berada pada mobil (carrier) atau satu chasis dengan mobil Berdasarkan bentuk fisiknya, ada yang single mast dan double mast. Rig jenis ini memiliki mobilitas yang tinggi dan biasanya dapat digunakan untuk pekerjaar, kerja ulang (workover), well services dan drilling (explorasi). Umumnya mempunyai kemampuan drawwork di bawah 750 Hp. Gambar Mobile Mounted Rig Trailer Mounted Rig : Mast atau derrick berada pada trailer atau terpisah dari Mobil (carrier). Bentuk rig seperti ini umumnya Double Mast dan untuk perpindahan lokasi ditarik trailer atau truk. Fungsinya

4 digunakan sebagai rig drilling (explorasi), mempunyai dimensi yang lebih besar dari jenis Mobile Rig dan mempunyai kemampuan drawwork 750 Hp atau lebih. Gambar Trailer Mounted Rig Conventional Rig : Mast atau derrick berada diatas substructure. Umumnya rig type ini digunakan sebagai rig drilling, mempunyai kemampuan drawwork diatas 1000 Hp. Rig type ini sering juga disebut Rig 3 joint. Conventional Rig dibedakan menjadi 2 yaitu : Land Rig dan Heli Rig Land Rig : Bagian dari Conventional rig, dimana perpindahan lokasi (moving) hanya dapat menggunakan sarana jalan. Rig type ini efektif digunakan pada daerah yang bisa dijangkau dengan transportasi darat. Gambar Land Rig Heli Rig : Bagian dari Conventional rig, dimana perpindahan lokasi (moving) dapat menggunakan sarana helicopter. Keunggulan rig type ini adalah dapat digunakan pada daerah yang tidak terjangkau sarana transportasi darat. Heli Rig memungkinkan dipindahkan dengan helicopter karena rig type ini bisa diuraikan (dilepas-lepas) menjadi bagian-bagian kecil yang memudahkan diangkat dengan dengan helicopter OFFSHORE Gambar Heli Rig Barge Mounted Rig : Mast atau derrick berada di barge dan dipergunakan untuk daerah rawa, canal yang dangkal. Barge tersebut akan dipergunakan untuk operasi dan sebagai alat transport yang mempergunakan system balancing. Barge akan didorong dengan boat selama move ke lokasi baru. Gambar Barge Mounted Rig Jackup Rig : Mast atau derrick berada diatas working platform yang ditopang dengan leg.

5 Rig tsb paling efficient untuk move dan digunakan dilaut kurang lebih 400 ft. Leg tersebut akan diturunkan sampai ke dasar laut dan working platform akan diangkat keatas air. Gap antara laut dan working platform harus tinggi untuk menghindari ombak. Rig tsb digunakan untuk explorasi dan produksi. BOP diletakan pada dasar laut dan tersambung dengan Riser sampai dengan surface. Rig dilengkapi dengan compensator untuk menstabilkan posisi drilling string apabila rig dalam keadaan goyang akibat gelombang dan jangkar. Gambar Jack Up Rig Drill Ship Rig : Mast atau derrick berada diatas kapal, sehingga lebih efficient untuk move dan tidak bergantung pada kedalaman laut. Kerugian dari Drill ship ialah tidak stabil pada laut lepas yang berombak. Untuk menstabilkan posisi,kapal dilengkapi dengan Thruster. Drill ship rig biasanya digunakan untuk Wild cat dan development drilling Gambar Drill Ship Rig Tender Supported Rig : Mast atau derrick akan diangkat dan di install pada platform production parmanent yang berada pada laut yang dangkal. Tender supported rig pada umumnya dipergunakan untuk work over dan semua facility mempergunakan atau diletakan di barge. Gambar Tender Supported Rig Semi Submarsible Rig : Rig atau derrick diletakan diatas structure yang mempergunakan system balancing sehingga rig tersebut dapat digunakan pada laut dalam. Semi submarsible rig dilengkapi dengan propeller sehingga rig tersebut dapat moving jarak dekat tanpa mempergunakan kapal bantu (tug boat dll). Gambar Semi Submarsible Rig Permanent Platform Rig : Rig atau derrick diletakan pada platform untuk selama nya (parmanent) dan rig tersebut pada umumnya tidak didapat di Indonesia.

6 Permanent platform rig banyak didapat di laut utara atau daerah Amerika Utara dimana sering terjadi salju sehingga tidak efficient untuk moving. 3. TUJUAN Sertifikasi Rig adalah merupakan pemeriksaan berkala terhadap konstruksi Rig dan kelengkapannya yang bertujuan untuk : Mengantisipasi adanya cacat / kelainan padja struktur rig secara dini dengan mengunakan metode NDE Mengetahui kemampuan Rig dengan melakukan perhitungan dengan mengunakan metode elemen hingga (finite element method) dan verifikasi dengan pengukuran beban lapangan ( field stress measurement ) Mengetahui degradasi kemampuan menara Memenuhi criteria kelayakan operasional untuk memenuhi pernyaratan mendapatkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Dit. Jend. MIGAS ( SILO / Surat Ijin Layak Operasi) 4. KUALIFIKASI PERSONEL Inspector yang melakukan pemeriksaan rig harus memiliki kualifikasi seperti yang diisyaratkan oleh API dan standard lain yang terkait : NDE Inspector - ASNT Level II Oilfield Engineer - S1 Teknik dengan minimum pengalaman dalam bidang structural, mechanical dan operasi rig 5. ACUAN/ STANDARD Menara pengeboran (RIG) merupakan konstruksi yang umum digunakan dilingkungan pertambangan yang termasuk dalam pengawasan Dit.Jend. MIGAS. Sejalan dengan pemakaian setiap konstruksi akan mengalami degradasi kemampuan yang diakibatkan oleh kondisi lingkungan, beban operasi dan umur (waktu) pemakaian. Keselamatan kerja adalah merupakan kata kunci yang dapat perhatian dan pengawasan yang sangat ketat dan teliti sehingga dengan alasan dan keselamatan kerja beberapa peraturan dan undang-undang telah diterbitkan oleh instansi terkait seperti : Undang-undang No. 1 tahun 1970 Peraturan menteri No.06 P/0746/M.PE/1991. Surat Keputusan Dit.Jend.MIGAS No.84 K/38/DJM/1998 Disamping itu standard dari asosiasi perminyakan terkemuka yaitu API (America Petroleum Institute) juga telah menerbitkan beberapa acuan yang terus disempurnakan dari waktu ke waktu seperti : - API Spec 4E & 4F (Specification for Drilling and Well structure) - API RP 4G (Recommended Practice for Maintenance and Use of Drilling and Well Servicing Structures) - API RP 7G (Recommended Practice for Drill Stem Design and Operating Limits)

7 - API Spec 7K (Drilling & Well Servicing Equipment) - API RP 7L (Procedure for Inspection, Maintenance Repair and Remanufacture of Drilling Equipment) - API Spec 8A & 8C (Specification for Drilling and Production Hoisting Equipment) - API RP 8B (Recommended Practice for Inspection, Maintenance, Repair and Remanufacture of Hoisting Equipment) - API Spec 9A (Specification for Wire Rope) - API RP 9B (Application, care, and use of wire rope for oil service) - API RP 14F ( RP installation Electrical System, offshore rig) - API RP 14G (Fire Prevention & Control on Open type Offshore Production platforms) - API Spec 16A (Specification for Drill Trough Equipment) - API Spec 16D (Specification for Control System for Drilling Well Control Equipment) - API RP 53 (Recommended Practice for Blow Out Prevention Equipment System for Drilling Well) - API RP 49 (Recommended Practice for Drilling and Well Servicing Operations Involving Hydrogen Sulfida) - API RP 54 (Recommended Practice for Occupational Safety for Oil and Gas Well Drilling and Servicing Operation) - API RP 500 ; recommended practice for classification of locations electrical installation at petroleum facilities classified as class 1 div.1 and div.2. - API RP 505, Recommended Practice for Classification of Locations for Electrical Installations at Petroleum Facilities Classified as Class 1, Zone 0, Zone 1 and Zone 2 - AISC (American Institute of Steel Construction) - IADC (International Association Drilling Contractors) NEC - AWS D.1.1, dll Peraturan, undang-undang dan standard dari asossiasi perminyakan diatas digunakan sebagai dasar (referensi) untuk menyusun prosedur pemeriksaan untuk kepentingan sertifikasi dan untuk memberikan pegangan minimal kepada Inspector yang melakukan pemeriksaan rig. 6. KATEGORI INSPEKSI (Pemeriksaan) Dalam API RP 8B terdapat empat kategori inspeksi seperti diuraikan di bawah ini : a. Kategori I Pengamatan peralatan selama operasi untuk mengetahui apakah ada indikasi kinerja yang tidak sempurna. Pengamatan visual ini harus dilakukan setiap hari. Inspeksi kategori I dilakukan oleh : kru yang mengetahui fungsi dan cara kerja peralatan. b. Kategori II Inspeksi Kategori I plus inspeksi selanjutnya untuk mengetahui apakah ada korosi, cacat (deformation), komponen yang longgar atau hilang, deteriorisasi, pelumasan yang tidak benar, retak eksternal yang nampak serta penyesuain. Inspeksi ini khususnya merupakan inspeksi secara visual, kecuali jika terdapat masalah. Inspeksi ini harus dilakukan sekurang-kurangnya sekali 6 bulan atau 12 bulan tergantung pada penggunaannya.

8 Inspeksi kategori II dilakukan oleh : kru yang mengetahui fungsi dan cara kerja peralatan. c. Kategori III Inspeksi Kategori II plus pemeriksaan non-destruktif tambahan (NDE) dan meliputi inpeksi secara visual serta dimensional terhadap area ktritis yang terpapar. Inspeksi ini dapat mencakup pembongkaran untuk mendapatkan akses terhadap komponen tertentu dan untuk mengidentifikasi keadaan aus yang melebihi toleransi yang diijinkan oleh pabrik pembuatnya. Inspeksi Kategori III Test-Non Destructive (NDT) harus dilakukuan terhadap peralatan berikut dalam keadaan terbongkar sekali setiap 12 bulan: elevator, links, bails, lugs, spiders, slips dan tongs. Inspeksi Kategori III NDT harus juga dilakukan terhadap peralatan berikut dalam keadaan terbongkar sekali setiap 24 bulan : kelly, kelly cock, kelly spinner, pin dan koneksi boks, traveling block, kait (hook) dan swivel, tergantung pada kondisi pemakaiannya dan hasil inspeksi didokumentasikan. Inspeksi kategori III dilakukan oleh : kru yang mengetahui fungsi dan cara kerja peralatan dan Third Party yang mempunyai ijin dan lisensi untuk melakukan pekerjaan NDT. d. Kategori IV Inspeksi Kategori III plus inspeksi lanjutan yang dilakukan terhadap peralatan yang dibongkar karena diperlukan untuk melaksanakan NDT terhadap semua komponen penahan beban utama menurut yang ditetapkan oleh pabrik pembuatnya. Inspeksi kategori IV dilakukan oleh : Third Party yang mempunyai ijin dan lisensi untuk melakukan pekerjaan N DT. Kategori IV disyaratkan untuk pengurusan Surat Ijin Layak Operasi dari Ditjen Migas. Inspeksi dapat dimodifikasi berdasarkan pengalaman, lingkungan, pembebanan dan siklus beban, persyaratan dan peraturan, waktu operasi, uji coba, hasil inspeksi atau perbaikan sebelumnya. Kategori dan frekwensi Inspeksi dan Maintenance

9 7. LINGKUP DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN 7.1. SILO Flowchart Prosedurinspeksi dan verifikasi sampai mendapatkan SILO dari Ditjend Migas mengikuti alur sebagai berikut Pemeriksan Data-data Teknik (Review Document) Data teknik dari seluruh kelengkapan rig dikumpulkan dan ditelaah ulang untuk mempercepat proses pemeriksaan/sertifikasi Data dari manufacturer yang terdiri dari : Data peralatan dan kelengkapan rig yang terdiri dari struktur menara, mesin penggerak, pompa dan kelengkapannya serta peralatan pendukung lainya Gambar teknis struktur menara dan data detail profilnya Data sheet material dan kelengkapan lainnya

10 Catatan perawatan dan catatan perbaikan (Maintenance Log Book) Catatan operasional (Log Book) Data-data lainnya yang merupakan kelengkapan rig baik dari manufakturnya maupun dari owner selama rig tersebut dioperasikan yang biasa memberikan gambaran tentang asal usul rig Data-data yang dikumpulkan adalah : HSE (Health Safety and Environment) program atau SMS (Safety Management System) SOP (Standard Operation Procedure) Data-data lain yang dikumpulkan untuk kebutuhan ijin kelayakan operasi adalah : Maintenance program Maintenance Record (hasil NDT, dll) Historical Rig Spare part list Crew rig Certificate (Competency Certificate) Training program ( untuk crew ) List of equipment Corrective action Certificate of equipment - Tools - Weight indicator - BOP certificate - Drilling line / Wire rope certificate - Crane / Pesawat angkat - Migas Jika terdapat perbaikan pada struktur dan substuktur maupun peralatan lainnya yang membutuhkan pengelasan, harus membuat prosedur terlebih dahulu dan dibuatkan dokumentasi serta dokumen tersebut diverifikasi pada saat pemeriksaan / inspeksi dilaksanakan. Dokumen yang dikumpulkan adalah : WPS PQR Welder certificate 7.3. Pemeriksaan Struktur Rig (Pemeriksaan Fisik) Pemeriksaan struktur rig dilakukan terhadap seluruh bagian dengan melakukan pemeriksan yang meliputi : Pemeriksaan Visual dan Dimensional Pemeriksan visual seluruh bagian struktur rig

11 Pemeriksaan dan pencatatan terhadap semua keterangan, tanda marking yang merupakan identitas rig yang dibuat oleh manufacture. Pengukuran dimensional terhadap struktur rig Gambar Pengukuran Dimensi Geometri Gambar : Pengukuran Ketebalan (Thickness) Pemeriksaan dengan Metode NDE Pemeriksaan secara tidak merusak (Non Destructive Test) dengan menggunakan Dye Penetrant, Magnetic particle Inspection dan Ultrasonic pada daerah-daerah yang telah diinspeksi secara visual seperti daerah las, daerah yang mengalami korosi, sambungan (joint) daerah Pin dan lubang Pin serta bagian-bagian yang diduga kritis dan mengalami penyusutan. Pemeriksaan dengan MPI, DPT dan Ultrasonic untuk mendapatkan SILO Migas, dilakukan oleh pihak ke tiga (third party) yang sudah mendapat persetujuan dari Ditjend Migas Mengukur kekerasan (hardness) profil utama menara, menggunakan alat uji kekerasan (Hardness test) Pengukuran ketebalan (thickness) seluruh profil beam dan bejana tekan Gambar : Pemeriksaan Tidak Merusak (MPI/MPT) Pemeriksaan Terhadap Perlengkapan Rig Pemeriksaan terhadap perlengkapan rig, meliputi seluruh perlengkapan rig yang dipergunakan dan mendukung operasional rig. Penjabaran pemeriksaan terhadap rig dan perlengkapannya secara detail dijabarkan dalam Procedure Pemeriksaan Rig (SOP) dan Inspection Test Plan (ITP) yang sudah mendapat persetujuan Ditjen Migas Pengujian (Engineering Verification) Pengujian terdiri dari uji fungsi dan load test untuk cek fungsi & intergritas instalasi rig 8. PERALATAN RIG YANG DIPERIKSA Rig dalam operasi secara umum didukung oleh beberapa system dimana setiap system terdiri dari beberapa peralatan. Jumlah peralatan tergantung dari type rig, kondisi, kegiatan dan kemampuan rig Struktur 8 Hoisting - Mast Equipment - Substructure /carrier - Draw work - Crown block - Traveling block Hooker - Link elevator

12 - Dead anchor - Elevator - Drilling line - Guyline & guyline anchor 8.2. Rotary & Handling - Rotary table Equipment - Bushing & bowl - Kelly bushing - Swivel - Split bushing - Kelly Spinner - Kelly - Centrifugal - Rotary tong / Roughneck - Slip - Safety Clamp - Spider - Elevator 8.3. Circulating Equip. - Mud tank - Desander - Degasser - Desillter - Shale shaker - Agitator - Centrifuge - Mud hopper - Mud pump - Stand pipe & Rotary hose - Mud line - Manifold - Mud & Gas separator 8.4. Well Control Equip. - Annular - Ram BOP - Accumulator Unit - Choke manifold - Back pressure manifold - Hydraulic control remote - Adaptor spool 8.5. Electrical Equipment - Generator - Electric Panel - Electric cable - Lighting

13 - Radio Communication - Generator 8.6. Safety Equipment - Safety belt / safety hardness - Climbing belt - Fire extinguisher - Crown protector - Safety guard - Ground cable - Water Sprayer - Eye wash - Personal protection equipment - Spark arrestor wrapping - H2S detector - Sign board - Life jacket - Life boat - Escape line & escape chair - Emergency shut off engine 8.7.Other Equip - V - Door - Pipe bridge - Hand rail - Stair - Drilling Instrumentation - Driller Console - Air winch - Engine drawwork 9. METODE PEMERIKSAAN 9.1. STRUKTUR DAN HOISTING EQUIPMENT STRUKTUR EQUIPMENT HOISTING EQUIPMENT MAST & SUBTRUCTURE / CARRIER (API SPEC 4E & 4F, API RP 4G, IADC) 1. Persiapan Mast & Subtructure/Carrier 2. Pemeriksaan Visual Mast & Subtructure/Carrier 100% 3. Bersihkan Welding Area dari kotoran, cat, grease, oli dll.

14 4. Pemeriksaan Welding Area dengan MPT/DPT 5. Dimensional Check Pin dan Pin Bore. 6. Pemeriksaan semua Pin dan Pivot dengan MPT/DPT (ASMEV). 7. Dimensional Check Mast. 8. Pemeriksaan visual Monkey Board. 9. Pemeriksaan visual Sampson Post 10. Pemeriksaan visual Raising Ram dan Telescopic Ram. 11. Pemeriksaan visual Locking Device. 12. Function Test Locking Device. Note : - Item No.9 s/d 12 untuk Rig model telescopic - Visual report dari IADC terlampir - Mast harus memiliki plat nama (name plate) API 4F yang menjelaskan rating beban, guying patern, pembebanan tali dan rating angin. Gambar Mast dan Supstructure Drilling Rig Pin Mongkey Board Raising Ram (Pad Eye) Pad Eyes Samson Post DRAW WORK (api rp 7L, API SPEC 7, IADC) 1. Pemeriksaan visual Brake Band, Brake Band Adjustment, Chain dan Sporocket. 2. Pemeriksaan Brake Linkage, Brake band Adj dengan MPT. 3. Pemeriksaan visual Cat Head. 4. Pemeriksa sirkulasi air pendingin rem. 5. Pemeriksaan MPI pada drum drawwork. 6. Pemeriksaan visual terhdap oil dan Air Pressure Gauge (Refer to manual Book), Oil Maintenance frequency, Electric cable and J-Boxes. 7. Pemeriksaan visual dan function test terhadap Crown o matic, kick back rollers. Gambar Drawwork Brake Linkage Brake Band Drum crown-o-matic & lilitan CROWN BLOCK DAN TRAVELLING BLOCK (API SPEC 8A & 8C, API RP 8B, IADC) 1. Bersihkan peralatan dari kotoran, cat grease, oli dll. 2. Pemeriksaan Sheave Grove dengan MPT/DPT (ASME U).

15 3. Pemeriksaan keausan grove sheave dengan puli gauge/ sheave gauge 4. Dimensional Check sheave and Grove. 5. Pemeriksaan visual Bearing Wear and Grease Faitings. 6. Pemeriksaan visual semua sambungan las. 7. Pemeriksaan visual Body sheave. 8. Pemeriksaan visual Safety Platform, Beam, Support Beam, Handrail dan Bolt untuk Crown Block. 9. Pemeriksaaan Bail, Hook, Pin, Link Ear, Pin dan Tongue and Latch dengan MPT/DPT untuk Travelling Block 10. Periksa ukuran keausan Link Ear sesuai dengan IADC) Gambar Crown Block Gambar Traveling Block Shaft Cover Sheaves Hook PEMERIKSAAN VISUAL TERHADAP HOOK BLOCK 1. Periksa apakah terjadi crack atau kerusakan lainnya pada bail : 2. Periksa kondisi bail pin 3. Periksa kondisi tongue dan latch apakah masih dapat menguna dengan benar 4. Periksa kondisi pin pada link ears. Keausan sampai dengan ¾ harus diperbaiki. Keausan yang terjadi tidak boleh melebihi ¾ 5. Periksa ketebalan link ear apakah masih dalam batas toleransi 6. Periksa kondisi hook, apakah terdapat crack 7. Periksa pelumasan pada hook pin PEMERIKSAAN SHEAVE'S GROOVE Keausan dari sheave groove dapat diukur dengan menggunakan sheave groove. Jika kaausan tersebut terlalu besar maka selain dapat memperpendek umur rope juga dapat menaakibatkan rusaknya sheave sehinpga rope dapat keluar dari sheave SWIVEL (API SPEC 8 A & 8C, API RP 8B, IADC) 1. Bersihkan Swivel dari kotoran, cat, grease, oli terutama pada Bail, Thread, Seal Grove dan Goose Neck. 2. Pemeriksaan visual Seal Grove. 3. Pemeriksaaan visual Body Swivel untuk melihat deformasi. 4. Pemerikasan visual Goose Neck (API Spec 8A). 5. Wet Flourence MPI dan Visual Thread Inspection dari Tool Joint. 6. MPT/DPT pada Bail untuk melihat crack

16 7. Periksa diameter Bail dengan kaliper sesuai dengan API Spec 8A atau IADC Manual. 8. Periksa keausan bail eyes dan area pin bore pada swivel Gambar Swivel DEAD LINE ANCHOR (API SPEC 8C, API RP 8B, IADC) 1. Bersihkan peralatan dari kotoran, cat, grease, oli, scale dll. 2. Pemeriksaan visual Dead Anchor Body. 3. Pemeriksaan Welding Area dengan MPT/DPT 4. Pemeriksaan visual Wire Clamp. 5. Pemeriksaan visual kondisi semua Bolt. Gambar Dead Line Anchor GAYA GAYA YANG BEKERJA PADA DEADLINE ANCHOR Jumlah lilitan minimum pada drum adalah 4 lilitan, fungsinya adalah untuk mengurangi gaya yang bekerja pada clamping block. Jika lilitan pada drum terlalu sedikit, gaya yang bekerja pada rope and masih terlalu besar dan mengakibatkan clamping block tidak dapat menahan rope end tersebut sehingga dapat terlepas LINK (API SPEC 8A & 8C. API RP 8B, IADC) 1. Bersihkan Link dari kotoran, cat grease, oli dll. 2. Pemeriksaan dengan mempergunakan MPT/DPT untuk melihat Crack 3. Dimensional Check Top Eye, Lower Eye dan Diameter Link dan dibandingkan dengan Wear Chart dari IADC. 4. Pemeriksaan visual untuk melihat deformasi & bengkok. 5. Periksa panjang Link untuk memastikan pasangan yang pas Gambar Link ELEVATOR (API RP 8B, API SPEC 8A& 8C, IADC) Kerusakan yang sering terjadi: 1. Crack 2. Spring tidak bekerja 3. Worn out. 1. Bersihkan elevator dari kotoran, cat, grease, oli dll. 2. Periksa Link Arms, Top seat, Hinge Pin dengan MPT/DPT. 3. Pemeriksaan visual Top Bore, dan Latch Surface. Wear max 1/32"

17 4. Pemeriksaan visual Spring and Bolt. Gambar Center Latch Elevator Gambar Side Door Elevator Drilling Line /wire rope (API SPEC 9A, API RP 9B) - Bersihkan dari kotoran, cat, grease, oli dll. - Pemeriksaan visual dari kerusakan(aus, korosi, dll) - Wear max 113 x diameter wire Wire rope terdiri dari beberapa kawat yang dipilin sehingga membentuk strand. Kemudian beberapa strand dipilin membentuk sebuah wire rope. Dibagian tengah dari penampang wire rope terdapat inti yang dapat terbuat dari fiber (Fiber Core) atau dari independent wire rope (IWRC) BENTUK PENAMPANG DARI BEBERAPA KONTRUKSI WIRE ROPE Design Factor = B/W CARA MENGUKUR DIAMETER ROPE DESIGN FACTOR UNTUK WIRE ROPE (API 9A) Dimana : B = Kekuatan tarik nominal dari rope (Ib) W = Gaya tarik pada fastline (Ib) Cable-tool line Sand line Rotary drilling line Hoisting setvicc other than rotary drilling Mast raising and lowering line Rotary drilling line when setting casing Pulling on stuck pipe and similar infrequent operations Minimum Design Factor AS an example : Drilling Line = 13/8 (35 mm) EIPS

18 Number of Lines = 10 Hook Load = 400,000 Ib (181.4 t) Sheaves are roller bearing type. From Figure 2, Case a the fast line factor is Tbt fast line tension is then 400,000 Ib (181.4 t) x ,200 Ib (223 t) + W Following the formula in Equation 1, the design factor is then the nominal strength of 1 3/8 (35 mm) EIPS drilling Line divided by the fast line tension, or 192,000 Ib (87.1 t) : 49,2(a0 Ib (22.3 t) PEMASANGAN WIRE CLIP UNTUK MENGIKAT UJUNG WIRE ROPE (API RP 9B) Penggunaan wire clip yang benar akan menghasilkan sambungan dengan kekuatan 80% kekuatan tarik rope Bersama-sama dengan rope harus digunakan thimble dengan ukuran yang sesuai Turn back length tergantung pada ukuran rope dan besar beban yang bekerja Penempatan wire clip harus sedemikian rupa sehingga bagian saddle menekan bagian panjang dari rope sedangkan bagian U-bolt menekan bagian pendek rope. Jumlah wire clips yang digunakan tergantung pada ukuran dari rope Setelah wire clip pertama terpasang dan dikencangkan, baru wire clip kedua dan seterusnya dipasang dengan posisi sama dengan wire clip pertama, tetapi wire clip tersebut jangan langsung dikencangkan Pengencangan mur dari wire clip kedua dan seterusnya dilakukan satu persatu sambil menarik ujung pendek dari rope sehingga dapat dihindarkan terjadinya tekukan diantara wire clip Table 2-Attachment of Clips See and BERMACAM MACAM KERUSAKAN PADA WIRE ROPE TOLERANSI KERUSAKAN PADA WIRE ROPE ESCAPE DAN GUYLINES : Tiga kawat putus dalam satu lay length Dua kawat putus pada satu standard Adanya indikasi korosi dan kerusakan fisik lainnya HOISTING ROPE : Tiga kawat putus dari satu strand dalam satu lay length Enam kawat putus dari beberapa strand dalam satu lay length UKURAN GUYLINES DAN PRETENSION MENURUT API 4G

19 9.2 ROTARY EQUIPMENT ROTARY TABLE dan MASTER BUSHING (API SPEC 7, API RP 7L, IADC) 1. Lepaskan Master Bushing dari Rotary Table 2. Bersihkan body dari kotoran, cat, grease,oli dll 3. Periksa Master Bushing dengan MPT/DPT 4. Periksa bukaan Rotary Table 5. Pemeriksaan Gear Rotary Table dengan MPT/DPT Gambar Rotary Table bushing / Kelly Bushing (API SPEC 7, API RP 7L, IADC) 1. Semua peralatan dibersihkan dari kotoran, cat grease, oil dll. 2. Pemeriksaan visual semua peralatan. 3. Pemeriksaan Pin Drive Roller dengan DPT/MPT 4. Pemeriksaan visual Sleeve Bearing Gambar Bushing Roller Kelly SLIP / ROTARY SLIP (API RP 7L & IADC) 1. Bersihkan slip dari kotoran, cat, grease, oil dll. 2. Periksa Hinge, bolt dan slip body dengan MPT/DPT. 3. Pemeriksaan visual slip dies, lifting handle, engsel, baut dan insert. Gambar Rotary Slip (all type) ROTARY TONG (API Spec 7K, API RP 7L) 1. Bersihkan body dari kotoran, cat, grease, oli dll. 2. Periksa Tong body, Jaws, Latch, Hanger dan Hinge Pin dengan MPTIDPT. 3. Pemeriksaan visual pada body, dies, jaw dan hanger. 4. Pemeriksaan visual untuk memastikan Latch dan Hinge Pin dalam kondisi bagus dan bekerja dengan baik. 5. Pemeriksaan pressure/ torque gauge pada jenis Power Tong 6. Pemeriksaan selang hidrolik dan kabel listrik pada jenis Power Tong. Note : - Semua selang hidrolik harus dilengkapi koneksi cepat yang tidak memungkinkan cairan hidrolik bocor atau kemasukan air (power tong)

20 Gambar Rotary Tong (manual tong) SPIDER (API RP 7L) 1. Bersihkan body spider dari kotoran, cat, grease, oli dll. 2. Periksa body dengan MPTIDPT. 3. Pemeriksaan visual slip dies. Gambar SPIDER SAFETY CLAMB (API RP 8B & IADC chapter E-30) 1. Bersihkan body dari kotoran, cat, grease, oli dll 2. Periksa body dengan MPT/DPT 3. Periksa cotter pin, slip spring,dies. 9.3 CIRCULATING EQUIPMENT Gambar Safety Clamp DESANDER (API RP 52 dan IADC) 1. Pemeriksaan visual desander dan semua Bolt. 2. Pemeriksaan visual pada Cone Connection. Gambar Desander DESILTER (Api rp 52 dan IADC) 1. Pemeriksaan visual peralatan dan semua Bolt. 2. Pemeriksaan visual pada Cone Connection. Gambar Desilter DEGASSER (API RP 53 dan IADC) 1. Pemeriksaan visual peralatan dan semua Bolt 2. Pemeriksaan visual Welding Area. 3. Pemeriksaan ketebalan tabung degasser

21 Gambar Degasser SHALE SHAKER (API RP 52, 13E dan IADC) 1. Pemeriksaan visual peralatan dan semua Bolt. 2. Pemeriksaan visual Screen dan safety guard pada rotary chain 3. Pemeriksaan kondisi rubber mounting 4. Pemeriksaan electric system Gambar Shale Shaker MUD PUMP & HOSE (API RP 7L, API RP 7C -11 F & IADC) Karena saat pemeriksaan, Mud Pump tidak dalam keadaan repair sehingga pemeriksaan visual hanya dapat dilakukan pada bagian luar Mud Pump dan peralatan lain yang terikut pada Mud Pump sebagai berikut : 1. Pemeriksaan visual Cover Belting, Skid, semua Bolt. 2. Pemeriksaan visual Hose, Coupling sambungan Hose, Safety Chain. 3. Pemeriksaan visual Pulsation Dampenar, Safety Valve, Pressure Gauge. 4. Pemeriksaan Pony Rod dan gear shaf dengan DPT/MPT Gambar Mud Pump Pony Rod Gear dan Shaf Pemeriksaan visual: - Pastikan bahwa mud pump menggunakan dampener untuk mengurangf besarnya fluktuasi tekanan pada discharge pipe - Periksa kondisi dari dampener dan pastikan bahwa precharge pressurenya sesuai dengan rekomendasf dart pabrik pembuat - Periksa pressure setting dari relief valve - Periksa kondisi dari sprocket dan chain apakah terdapat indikasi kerusakan, misalignment atau keausan yang berlebihan - Buka tutup atas, periksa apakati apakah terdapat goresan-goresan pada piston rod - Periksa apakah terdapat pelumas dalam Jumlah yang cukup clan apakah sistim pelumasan bekerja dengan baik - Periksa apakah supercharging pump dapat bekerja dengan normal - Periksa apakah posisi inlet pipe ke mixing tank tidak terlalu dekat dengan dasar tanki lersebut yang dapat mengakibatkan tersedotnya lumpur kedalam mud pump

22 - Jika tidak menggunakan supercharging pump, Periksa apakah mud pump posisinya tidak terlalu tinggi relatif terhadap permukaan cairan pada mixing tank - Pastikan apakah inlet pipe tidak terlalu panjang, dan memiliki banyak belokan sehingga mengakibatkan pressure loss yang berlebihan pada aliran fluida - Apakah inlet pipe pada mixing tank terletak didekat return pipe sehingga dapat menyebabken kavitasi STAND PIPE (API RP 53, 7L & IADC) 1. Pemeriksaan visual Goose Neck & Stand Pipe body. 2. Wall thicknees Spot Check. 3. Pemeriksaan visual Safety Chain dan Hose Connection MUD TANK (API RP 52 & IADC) 1. Pemeriksaan visual Mud Tank unit 2. Pemeriksaan visual deck floor, hand rail & stair 3. Pemeriksaan visual semua valve 4. Pemeriksaan visual lighting dan electrical system 5. Wall thickness Spot Check 6. Pemeriksaan visual Connection & Safety Chain MUD AGITATOR (API RP 52) 1. Pemeriksaan visual Agitor pump unit 2. Pemeriksaan visual mixer bar 3. Pemeriksaan visual safety guard 4. Pemeriksaan visual electrical system. Gambar Mud Tank Gambar Mud Agitator CENTRIFUGAL PUMP (API RP 52 & IADC ) Posedur pemeriksaan sebagai berikut : 1. Pemeriksaan visual Centrifugal pump unit 2. Pemeriksaan visual safety guard 3. Pemeriksaan visual electrical system Gambar Vertical Centrifugal Pump

23 Gambar Horisontal Centrifugal Pump MUD & GAS SEPARATOR (API RP 53) 1. Pemeriksaan visual Mud & Gas Separator unit 2. Pemeriksaan ketebalan tabung (wall thickness) 3. Pemeriksaan semua koneksi dan baut pengikat Gambar Mud Gas Sparator MUD CLEANER (API RP 52 & IADC) 1. Pemeriksaan visual Mud Cleaner unit 2. Pemeriksaan visual kondisi semua cope dan connection 3. Pemeriksaan kondisi semua baut pengikat MUD HOPPER (API RP 52) 1. Pemeriksaan visual mud Hopper unit 2. Pemeriksaan butterfly valve Gambar Mud Cleaner Gambar Mud Hopper CENTRIFUGE (API RP 52 & IADC) 1. Pemeriksaan visual Centrifuge unit 2. Pemeriksaan visual electrical system 9.4 WELL CONTROL EQUIPMENT Gambar Centrifuge Ram (API RP 53, API SPEC 16A, IADC) 1. Pemeriksaan visual Ram Body.

24 2. Pemeriksaan visual Ring joint & Groove 3. Function Test Untuk melihat kecepatan tutup & buka 4. Pemeriksaan Certificate of Confirmity (Certificate of Compliant) dari OEM atau ARF yang diakui oleh Migas yang dilakukan minimal setiap 3 tahun sekali. Gambar Ram ( Double Ram ) PEMERIKSAAN SECARA VISUAL TERHADAP BOP RAMS Periksa badan BOP apakah ada indikasi kerusakan Periksa bore apakah terdapat goresan atau kerusakan lainnya Periksa kondisi permukaan seat Buka pintu BOP ram, periksa apakah seal dan door sealing area masih dalam keadaan baik Periksa keausan dan kerusakan pada skid dan side pads Periksa indikasi kerusakan pada inside ram cavity Periksa apakah locking device masih berfungsi dengan baik Periksa apakah tidak ada kerusakan atau crack pada ram shaft Periksa apakah ram shaft telah terhubung dengan benar dengan ram block Periksa hinge bracket, hinge maifold dan hinge pin Periksa kondisi cylinder head dan piston Tutup kembali pintu BOP dan pastikan bahwa semua baut-baut telah terpasang pada tempatnya dan dikencangkan dengan benar PEMERIKSAAN RAM BLOCK SECARA VISUAL Periksa kondisi rubber apakah sudah tidak elastis lagi atau terdapat kerusakan-kerusakan Periksa kondisi block clan holder apakah keausan clan kerusakan yang terjadi masih dapat ditolerir Periksa apakah blade dari shear ram dalam keadaan masih baik, tidak ada indikasi rusak Periksa apakah hubungan antara holder clan ram shaft tidak mengalami kerusakan Pastikan bahwa rubber, block dan holder telah terpasang degan benar Annular (API RP 53, API SPEC 16 A, IADC) 1. Pemeriksaan Ring Joint & Groove 2. Function Test. 3. Pemeriksaan Certificate of Conformity ( Certificate of Compliant) dari OEM atau ARF YANG DIAKUI OLEH Migas yang dilakukan minimal setiap 3 tahun sekali Accumulator (API RP 53, API 16 D dan IADC) 1. Pemeriksaanvisual Accumulator line dimana harus mempergunakan pipa atau hose dengan minimal working pressure 3000 Psi.

25 2. Pemeriksaan visual Valve dan fitting dengan minimum working pressure 3000 Psi 3. Pemeriksaan visual semua Welding Area 4. Pemeriksaan visual semua pressure Gauge 5. Function Test BAGIAN BAGIAN DARI ACCUMULAT5OR UNIT HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN MENGENAI SPESIFIKASI DARI ACCUMULATOR UNIT (API 16D) Volume dari botol-botol akumulator harus cukup besar ( minimum 1,5 kali volume yang diperlukan untuk menutup rangkaian BOP dan hydraulic choke valves) dan tekanan akhirnya masih lebih besar daripada precharge pressure Accumulator unit harus dapat menutup tiap BOP ram dan dalam waktu kurang dari 30 detik Accumulator harus dapat menutup BOP annular dalam waktu kurang dari 30 detik sedangkan untuk ukuran 18 ¾ atau lebih, BOP annular harus dapat ditutup dalam waktu kurang dari 45 detik Accumulator unit harus memiliki sedikitnya dua jenis pompa yang menggunakan dua power source yang berlainan, misalnya pompa yang digerakkan oleh tenaga listrik dan pompa yang digerakkan oleh tekanan udara Pompa yang digerakkan oleh udara harus dapat bekerja walaupun tekanan udara yang tersedia mencapai 75 psig Tanpa bantuan dari accumulator, sistim pompa yang tedapat pada pada accumulator unit tersebut harus mampu menutup BOP annular dan membuka choke valves dalam waktu kurang dari satu menit Pompa-pompa harus dapat mengisi botol-botol accumulator dari tekanan precharge ke tekanan kerja dalam waktu kurang dari 15 menit Pompa-pompa harus dilengkapi dengan pressure switch, sehingga dapat hidup jika tekanan turun 10% dari tekanan kerja dan akan berhenti sendiri jika telah mencapai tekanan kerja dengan toleransi ±100 psi Limit switch dari electric pump harus diset sesuai dengan tekanan kerja Reflief valve harus diset 10% lebih tinggi dari tekanan kerja Volume reservoir minimum harus dua kali volume cairan yang dibutuhkan, dan harus dilengkapi dengan air vent Rangkaian akkumulator unit harus dirancang sedemikian rupa sehingga jika salah satu botol akumulator atau satu baris botol accumulator tidak berfungsi, kapasitas akumulator secara keseluruhan hanya akan berkurang tidak lebih dari 25% Gambar Posisi letak accumulator & BOP Stack CHOKE KILL MANIFOLD (API RP 53, IADC) 1. Pemeriksaan visual Choke Kill Manifold body

26 2. Pemeriksaan kondisi Pressure Gauge 3. Wallthickness Spot Check 4. Pemeriksaan visual Connection dan Safety Chain Gambar Choke Kill Manifold BOP Remote Control Panel (API RP 53 dan IADC) 1. Pemeriksaan visual BOP Remote Control Panel Unit 2. Pemeriksaan kondisi Pressure Gauge. 3. Pemeriksaan kondisi semua tuas handle dan panel instruksi. 4. Pemeriksaan kondisi semua hose dan koneksinya. 9.5 ELECTRICAL EQUIPMENT Gambar B O P Remote Control Panel Pemeriksaan Electrical Equipment meliputi : a. Generator (API SPEC 7B-11C, API RP 7C -11F, & IADC chapter I) b. Electric Panel (API RP 500, 14F & IADC chapter U) c. Electric Cable (API RP 500, 14F & IADC chapter U) d. Lighting (API RP 500, 14F & 1ADC chapter U) e. Radio Communication (API RP 54) 1. Pemeriksaan visual terhadap semua Electrical Equipment unit 2. Pemeriksaan visual pada kabel listrik, sambungan dan tata letak. 3. Periksaan dan pastikan semua kabel dan lighting, gas proof dan explosion proof. 4. Pemeriksaan ijin radio communication. 9.6 SAFETY EQUIPMENT Perlengkapan Safety Equipment yang harus tersedia, antara lain : a. Safety Belt / Safety Harness (API RP 54) b. Climbing Belt (API RP 54) c. Fire extinguisher (API RP 54) d. Eye Wash (API RP 54) e. Water Sprayer (API RP 54) f. Ground Cable (API RP 14F) g. PPE ( Personal Protection Equipment ) (API RP 54) h. H2S Detector (API RP 54) i. Sign Board (API RP 54) j. Escape Line & Escape chair (API RP 54)

27 k. Life jacket dan Life boat (off shore) (API RP 54) l. Crown O' matic (API RP 54) 1. Pemeriksaan visual kondisi semua peralatan safety. 2. Function test pada Eye Wash, Water Sprayer, Climbing belt. 3. Pemeriksaan kadaluarsa pada Fire Extinguisher, H2S Detector 9.7 OTHER EQUIPMENT HYDRAULIC EQUIPMENT PNEUMATIC EQUIPMENT PRIME MOVER DRILLER CONSOLE (IADC chapter U-14) 1. Pemeriksaan visual driller console. 2. Pemeriksaan emergency shut engine. 3. Pemeriksaan visual semua pressure gauge. 4. Pemeriksaan visual electrical system, hose dan koneksinya 5. Pemeriksaan kondisi semua tuas handle dan kelengkapan panel instruksi Gambar Driller Console AIR WINCH I TUGGER (API RP 54, 2D, 9B) 1. Pemeriksaan visual Tuger unit. 2. Pemeriksaan visual safety guard. 3. Pemeriksaan visual Shut off valve (ball) untuk control handle. 4. Pemeriksaan Emergency shut off, Auto brake dan Spooling device for man rider. 5. Pemeriksaan kondisi semua baut. 6. Pemeriksaan kondisi Wire Rope Gambar Air Winch / Tugger ENGINE (Drawwork & Electrical Engine) (API RP 7C 11F, API SPEC 7B 11C, IADC ) 1. Pemeriksaan visual Electrical control Panal 2. Pemeriksaan visual Spark Arrester dan safety guard

28 3. Pemeriksaan terhadap semua electrical cable dan connection 4. Pemeriksaan pada semua baut pengikat engine. Spark Arrestor Pembakaran yang tidak sempurna dan endapan arang pada mesin akan menghasilkan bunga api yang disemburkan oleh pipa pembuangan. Bunga api ini kalau bertemu dengan udara yang mengandung gas atau uap bahan bakar dapat mengakibatkan kebakaran. Oleh karena itu sebagai pencegahan, dilakukan hal-hal sebagai berikut : Menggunakan spark arrestor untuk mencegah keluarnya bunga api dari pipa exhaust Meletakkan mesin pada jarak yang aman dari sumur ( min. 100 feet tanpa spark arrestor) KILL ENGINE / EMERGENCY STOP Dalam keadaan darurat dimana mesin harus dihentikan secara tiba-tiba, ada dua cara untuk melakukan hal tersebut yaitu : Menutup supply bahan bakar kemesin Menutup supply udara ke mesin GENERATOR LISTRIK Generator listrik yang digerakkan oleh mesin tanpa spark arrestor diletakkan pada jarak min. 100 ft dari sumur Genset harus dilindungi dari air hujan, karena genset yang basah dapat roenimbulkan bahaya bagi manusia Rumah dan badan generator yang terbuat dari metal harus dihubungkan ke tanah (earthing) PIPE BRIDGE (API RP 54) 1. Pemeriksaan visual kondisi jalur pipe bridge DRILLING INSTRUMENT (API RP 54) 1. Pemeriksaan visual Drilling Instrument unit. 2. Pemeriksaan terfiadap semua pressure gauge. 3. Pemeriksaan terhadap semua electrical cable, hose dan connection WEIGHT INDICATOR

29 BEBERAPA JENIS WEIGHT INDICATOR YANG SERING DIGUNAKAN Sensor gaya harus dikalibrasi secara periodik oleh instansi yang berwenang Kalibrasi dilakukan terhadap perangkat weight indicator secara utuh, yang terdiri dari sensor, hose dan indicatornya secara sekaligus Weight indicator yang mengukur gaya pada fast line, hasilnya harus dikoreksi untuk menentukan besar gaya yang bekerja pada hook Weight indicator type deflection, dirancang untuk bekerja pada rope dengan ukuran tertentu. Oleh karena itu weight indicator untuk 1" wire rope tidak dapat digunakan.untuk wire rope ½ Jangan melakukan modifikasi terhadap bagian-bagian dari weight indicator tersebut karena akan mempengaruhi akurasi dan lineritasnya STAIR dan HAND RAIL (API RP 54) 1. Pemeriksaan visual semua Stair dan Hand Rail. 2. Pemeriksaan visual pada semua engsel dan koneksi sambungan. 10 PERHITUNGAN TEKNIS STRUKTUR (FEM & LOAD TEST / FSM) Perhitungan teknis adalah perhitungan yang dilakukan terhadap structure yang mendapat pembebanan ketika beroperasi Perhitungan teknis dapat dilakukan setelah pemeriksaan terhadap bagian structure dan substructure selesai dilakukan dan tidak ditemukan kerusakan, retak maupun perubahan bentuk yang sangat mendasar (deformasi) Perhitungan teknis dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : Perhitungan dengan metode elemen hingga (Finite Element Method) Pre processing (Finite Element Modeling) Hasil pengukuran dirnensi, ketebalan dan pemeriksaan gambar yang telah dilakukan sebelumnya digunakan sebagai data input untuk membuat model finite element yaitu : o Data ketebalan dan bentuk profil beam digunakan untuk menghitung material properti seperti luas penampang dan momen inersia bentuk untuk semua orientasi beam. o Data geometri digunakan untuk membuat model menara o Data material digunakan sebagai data material properties menara o Penentuan tumpuan dan pembebenan (boundary condition) Proses model FEM yang telah dibuat selanjutnya diberikan beban maksimum yang mungkin dilayani oleh struktur menara dan juga untuk menentukan bagian-bagian rig yang merupakan daerah kritis atau pada daerah yang dianggap dapat mewakili

30 besarnya beban yang diterima menara saat beroperasi, untuk pemasangan sensor regangan (strain gauge) Post processing, pada bagian ini dilakukan proses evaluasi untuk penentuan lokasi kritis sesuai dengan input data yang merupakan hasil NDE, khususnya data geometri dan ketebalan material. Pada tahap ini dilakukan sehingga didapatkan beban optimum yang menghasilkan tegangan ijin maksimum bahan (allowable stress) Gambar Pemodelan dan Perhitungan Engineering Pengukuran Beban Lapangan (Load Test - Field Stress Measurement) Pengukuran beban lapangan bertujuan untuk mengetahui kondisi aktual rig ketika menerima beban operasi. Beberapa sensor regangan (strain gauge) dipasang pada daerah kritis (daerah yang menunjukan tegangan yang paling besar pada kritis (daerah yang menunjukan tegangan paling besar) pada saat dilakukan simulasi dengan FEM). Pengukuran dilakukan dengan membebani rig secara bertahap, sesuai dengan Procedure Load Test yang telah disetujui. Pada setiap kenaikan beban dilakukan pencatatan/ pengukuran regangan dengan menggunakan data logger unit. Menilai eksentrisitas beban menilai distribusi beban pada mast Menilai kondisi settlement mast DII Gambar Load Test Analisa kemampuan rig dilakukan berdasarkan hasil yang didapat pada pemeriksaan dengan NDE hasil perhitungan dengan FEM yang diverifikasi dengan hasil pengukuran beban lapangan (Load Test). Hasil analisa merupakan Safe Working Load yang bisa dilayani oleh menara. 10. LAPORAN PEMERIKSAAN Laporan hasil pemeriksaan terdiri dari : Gambar Analisa Kemampuan Rig SILO terdahulu Surat Penunjukan MIGAS Rekomendasi Penerbitan SILO Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Surat Persetujuan Penunjukpn PJIT dari Pemilik Peralatan Rig Corrective Action

31 Berita Acara Pemeriksaan Teknis Keselamatan Operasi Laporan Umum Hasil Pemeriksaan Laporan Pelaksanaan Pemeriksaan Laporan Pemeriksaan Visual Daftar Peralatan Rig Sertifikat Peralatan Laporan Pemeriksaan NDT Laporan Uji Beban Catatan Pemeliharaan Laporan Independent Analysis (Jika diperlukan) Daftar Crew Rig dan Sertifikat Kompetensi Dokumen HES, SOP, SMS dan Training Program Manual dan Spesifikasi Peralatan

Teknik Pemboran. Instruktur : Ir. Aris Buntoro, MSc.

Teknik Pemboran. Instruktur : Ir. Aris Buntoro, MSc. Teknik Pemboran Instruktur : Ir. Aris Buntoro, MSc. TEKNIK PEMBORAN Mengenal operasi pemboran dalam dunia minyak dan gas bumi Mengenal 5 komponen peralatan pemboran dunia minyak dan gas bumi, yaitu : Power

Lebih terperinci

Oleh Fortries Aurelia Samahi

Oleh Fortries Aurelia Samahi Oleh Fortries Aurelia Samahi 6506 040 016 BAB I PENDAHULUAN Adanya potensi bahaya terjadinya kecelakaan blowout pada drilling proses dan efeknya dapat berujung bencana Kemungkinan terjadinya kegagalan

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN 1 MATERI : PENGENALAN PERALATAN DI OPERASI PEMBORAN. 07 Desember 2012

MATA KULIAH PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN 1 MATERI : PENGENALAN PERALATAN DI OPERASI PEMBORAN. 07 Desember 2012 MATA KULIAH PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN 1 MATERI : PENGENALAN PERALATAN DI OPERASI PEMBORAN 07 Desember 2012 12/9/2012 PTP 1 1 Tujuan utama dari operasi pemboran adalah membuat lubang secara cepat, murah

Lebih terperinci

BLOW OUT PREVENTER TEST SEBAGAI BAGIAN DARI PEMERIKSAAN RUTIN

BLOW OUT PREVENTER TEST SEBAGAI BAGIAN DARI PEMERIKSAAN RUTIN BLOW OUT PREVENTER TEST SEBAGAI BAGIAN DARI PEMERIKSAAN RUTIN OLEH : AGUS ALEXANDRI (PUSDIKLAT MIGAS) SITI NURBAYANAH (DITJEND MIGAS) JUNIARTO MATASAK PALILU (DITJEND MIGAS) ABSTRAK Salah satu resiko yang

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL... i. KATA PENGANTAR... iv. RINGKASAN... vi. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xii BAB I PENDAHULUAN...

HALAMAN JUDUL... i. KATA PENGANTAR... iv. RINGKASAN... vi. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xii BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN SURAT KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii KATA PENGANTAR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanan balik dari sumur yang biasa disebut kick. Kick merupakan tekanan balik

BAB I PENDAHULUAN. tekanan balik dari sumur yang biasa disebut kick. Kick merupakan tekanan balik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia perminyakan, saat explorasi dan exploitasi minyak dan gas bumi dikenal lima sistem utama saat operasi di lapangan berlangsung. Lima sistem utama tersebut

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Alur Proses Pada Perawatan Automatic Brake Handle

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Alur Proses Pada Perawatan Automatic Brake Handle 44 BAB IV 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Alur Proses Pada Perawatan Handle start Pemeriksaan awal per-periodik Pengecheckan kebocoran Haandle Indeks Kerusakan Perbaikan Handle Test Ulang Kebocoran

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis

KATA PENGANTAR. Penulis 1 PENULIS i KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Buku ini tepat pada waktunya, walaupun ada beberapa hambatan.

Lebih terperinci

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK BAB III MEMBUAT STANDAR OPERA SIONA L PR OSEDUR PADA UNIT WA TER TRUC K MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK 1.1 Bagian-Bagian Utama water truck. Pada bagian ini dijelaskan nama-nama

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN PEMBUATAN PROTOTYPE RIG LEMIGAS

RANCANG BANGUN DAN PEMBUATAN PROTOTYPE RIG LEMIGAS KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL RANCANG BANGUN DAN PEMBUATAN PROTOTYPE RIG LEMIGAS Jakarta, 6 April 2017 PUSAT PENELTIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI LEMIGAS BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

STUDI SENSOR PNEUMATIK PADA SISTEM PENGENDALIAN WELLHEAD

STUDI SENSOR PNEUMATIK PADA SISTEM PENGENDALIAN WELLHEAD STUDI SENSOR PNEUMATIK PADA SISTEM PENGENDALIAN WELLHEAD Oleh : Irfan Choiruddin, ST.,MT. *) ABSTRAK Sistem pengendalian wellhead di gunakan untuk memonitor kondisi aliran di flowline sumur dan untuk memulai

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang)

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang) CAP COMBI 1400 CL (4,400 L Tangki Lumpur + 2,450 L Air, total 6,850 L) Peralatan kombinasi yang diperuntukkan untuk menyedot & membersihkan saluran dan cairan apapun (tidak termasuk limbah berbahaya),

Lebih terperinci

Teknik dan Peralatan Pemboran

Teknik dan Peralatan Pemboran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2015 HALAMAN JUDUL Teknik dan Peralatan Pemboran SMK / MAK TEKNIK DAN PERALATAN PEMBORAN - i DISKLAIMER (DISCLAIMER) Penulis : Editor Materi : Editor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. cutting turbocharger. Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan : Proses pengerjaan cutting Turbocharger

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. cutting turbocharger. Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan : Proses pengerjaan cutting Turbocharger BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses cutting Turbocharger Dalam pengerjaan media pembelajaran dalam sistim Turbocharger, adapun langkah yang dilakukan dalam pengerjaan proses cutting turbocharger. Berikut

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian nspeksi Interval Sistem 2level.3 dilakukan yang J3 pemeliharaan Pekerjaan 635 d CO CO diatur sudah stop screw tepat yang steering Inspeksi gears mengetahui untuk oli ada/tidaknya tie dan link drag Inspeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada industri minyak dan gas di sektor hulu terdapat beberapa tahap yang dilakukan dalam proses eksplorasi hingga produksi sumber minyak dan gas. Berawal dari pencarian

Lebih terperinci

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI III. 1 DATA DESAIN Data yang digunakan pada penelitian ini adalah merupakan data dari sebuah offshore platform yang terletak pada perairan Laut Jawa, di utara Propinsi

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

ANALISA KEBOCORAN PIPA PADA HYDRAULIC GATE BEAM SHEARING MACHINE di PT. INKA

ANALISA KEBOCORAN PIPA PADA HYDRAULIC GATE BEAM SHEARING MACHINE di PT. INKA ANALISA KEBOCORAN PIPA PADA HYDRAULIC GATE BEAM SHEARING MACHINE di PT. INKA Oleh : MOHAMMAD ILHAM NRP : 6308.030.018 Jurusan : Teknik Permesinan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA 4.1. Analisa Data 4.1.1. Umum Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai pengontrol dari tenaga hydraulic untuk aileron, rudder,

Lebih terperinci

PEMELIHARAN DRILLING LINE DAN PERHITUNGAN TON MILE SEBAGAI UPAYA OPTIMASI PADA DRILLING LINE

PEMELIHARAN DRILLING LINE DAN PERHITUNGAN TON MILE SEBAGAI UPAYA OPTIMASI PADA DRILLING LINE PEMELIHARAN DRILLING LINE DAN PERHITUNGAN TON MILE SEBAGAI UPAYA OPTIMASI PADA DRILLING LINE Oleh: *) Agus Alexandri ABSTRACT Sistem pengangkat / hoisting system adalah salah satu dari komponen utama rig

Lebih terperinci

"CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L)

CAP COMBI 2600 CL (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L) "CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur + 5250 L air, total 15,250 L) Peralatan kombinasi yang diperuntukkan untuk menyedot & membersihkan saluran dan cairan apapun (tidak termasuk limbah berbahaya),

Lebih terperinci

Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV

Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV N o Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV Tipe Lubricant Temperatur Kerja dan Spesifikasi Lubricant Di atas 0 C 0 C sampai - 8 C -8 C sampai 0 C Grease, Automotive, dan artilery NLGI

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. 1. Kapal tongkang jenis Floating Crane.

1.1 Latar Belakang. 1. Kapal tongkang jenis Floating Crane. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. Kapal tongkang jenis Floating Crane. Kapal Tongkang merupakan kapal yang khusus untuk dimuati barang curah ataupun kapal tenaga pembantu sebagai transfer antara

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water.

1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water. Halaman : 1 dari 5 1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water. 2. SPEKSIFIKASI : - Terlampir 3. SKOPE PEKERJAAN

Lebih terperinci

CYLINDER HEAD E HP GASKET CARBURETOR INSULATOR HP WASHER, PLAIN 8 X 6 X

CYLINDER HEAD E HP GASKET CARBURETOR INSULATOR HP WASHER, PLAIN 8 X 6 X E - CYLINDER HEAD see E- 0 0 0 0 HP 0 000 HEAD COMP CYLINDER 0 HP 0 000 HOLDER CAMSHAFT. HP 0 000 GUIDE IN VALVE HP 0 000 GUIDE EX VALVE HP 0 000 GASKET CYLINDER HEAD HP 0 000 GASKET CARBURETOR INSULATOR

Lebih terperinci

INSTALASI PERMESINAN

INSTALASI PERMESINAN INSTALASI PERMESINAN DIKLAT MARINE INSPECTOR TYPE-A TAHUN 2010 OLEH MUHAMAD SYAIFUL DITKAPEL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTRIAN PERHUBUNGAN KAMAR MESIN MACHINERY SPACE / ENGINE ROOM RUANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi: 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT...

Lebih terperinci

Kepala Unit PKP-PK (NIP)

Kepala Unit PKP-PK (NIP) Shift Disiapkan Oleh, 2 Shift Disiapkan Oleh, 3 Jenis Kelidaraan Kode Kendaraan Bandara Minggu Ke Form Checklist Mingguan untuk Foam Tender $. No Elektrik Pekerjaan Periksa kondisi kabel dan koneksinya

Lebih terperinci

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul:

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan overhaul Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: Melapor kepada Nakhoda bahwa Mesin Induk akan diperbaiki dan kapal akan delay untuk jangka

Lebih terperinci

BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi.

BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi. BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS 7.1. Definisi dan Fungsi Belt Truss Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi. Penggunaan belt truss berfungsi mengikat

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SEA WATER BOOSTER PUMP Sea Water Booster Pump adalah suatu pompa sentrifugal yang berfungsi untuk menambah tekanan air laut yang berasal dari Circulating Water

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 - BUKU PETUNJUK UNTUK TIPE: SP 127, SP 129A, SP 130A, SWP 100, SWP 250A, DWP 255A,DWP DWP 375A DWP 505A, DPC 260A - 1 - Pembukaan Sebelum menyalakan pompa harap membaca buku petunjuk ini terlebih dahulu

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Wellhead pada Oil Well yang Diproduksi (petroleumstudies.wordpress.com)

Gambar 1.1 Wellhead pada Oil Well yang Diproduksi (petroleumstudies.wordpress.com) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wellhead merupakan peralatan yang digunakan pada proses pengeboran sumur migas. Wellhead berfungsi untuk mengisolasi tekanan dari dalam sumur migas agar tidak bocor

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

METODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR

METODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR METODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR PT DELTA SYSTECH INDONESIA Metode Jacking Tunnel Underpass Cibubur 1. Persiapan Jacking Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan Jacking Box adalah

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Fungsi Undercarriage Undercarriage atau disebut juga sebagai kerangka bawah merupakan bagian dari sebuah crawler tractor yang berfungsi: untuk menopang dan meneruskan beban

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PENGEBORAN MINYAK DAN GAS

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PENGEBORAN MINYAK DAN GAS KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PENGEBORAN MINYAK DAN GAS No Standar Guru (SKG) Inti Guru Guru Mata Indikator Pencapaian (IPK) 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

Bahan Sistem. Umum. Sistem. 2level

Bahan Sistem. Umum. Sistem. 2level mesin wajar dari tidak 2. Pedoman Pemeliharaan Vehicle Untuk Kendaraan Rapid Intervention terdapat di dalam kendaraan RIV adalah Mesin, Elektronik, Pengereman (Breaking System), Kemudi (Steering System),

Lebih terperinci

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD Fazri Apip Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Kebumian

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN SOAL PILIHAN GANDA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MATA UJI KEDIKLATAN DAN MATA UJI KOMPETENSI

TEKNIK PENYUSUNAN SOAL PILIHAN GANDA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MATA UJI KEDIKLATAN DAN MATA UJI KOMPETENSI TEKNIK PENYUSUNAN SOAL PILIHAN GANDA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MATA UJI KEDIKLATAN DAN MATA UJI KOMPETENSI Oleh : Joko Susilo Abstrak Pengukuran hasil kediklatan maupun kompetensi peserta bisa dilakukan

Lebih terperinci

mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pihak

mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pihak Jenis Kendaraan Kode Kendaraan Bandara Tahun Form Checklist Tahunan untuk Foam Tender a No Pekerjaan Lakukan inspeksi pada fuel filter eksterior untuk mengetahui ada/tidaknya kebocoran yang terjadi pada

Lebih terperinci

SERTIFIKASI MIGAS BIDANGPERAWATAN SUMUR

SERTIFIKASI MIGAS BIDANGPERAWATAN SUMUR SERTIFIKASI MIGAS BIDANGPERAWATAN SUMUR I. LATAR BELAKANG Dasar Hukum STTK Bidang Perawatan Sumur adalah Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia No.20 Tahun 2008, Tentang : Pemberlakuan Standar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Blow out adalah suatu peristiwa mengalirnya minyak, gas atau cairan lain dari dalam sumur minyak dan gas ke permukaan atau di bawah tanah yang tidak bisa dikontrol. Peristiwa ini

Lebih terperinci

M SIN PENGANGKAT PENGANGKA ( o h ist s ing n machi h ne n )

M SIN PENGANGKAT PENGANGKA ( o h ist s ing n machi h ne n ) MATERI 2 MESIN PENGANGKAT (hoisting machine) Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi Mahasiswa dapat menghitung kapasitas pesawat angkat Mahasiswa dapat menyebutkan komponenkomponen

Lebih terperinci

PENGGANTIAN FLARE TIP DENGAN METODA CRANELESS

PENGGANTIAN FLARE TIP DENGAN METODA CRANELESS PENGGANTIAN FLARE TIP DENGAN METODA CRANELESS Oleh : Heru Suryo Wibowo, dkk STAR ENERGY (KAKAP) Ltd. Gdg Wisma Mulia Lt.50 Jl. Gatot Subroto Kav.42 Jakarta 12710 ABSTRAK Sebagaimana diketahui secara umum

Lebih terperinci

BAB IV PENGENALAN BALL MILL

BAB IV PENGENALAN BALL MILL BAB IV PENGENALAN BALL MILL 4.1 DESKRIPSI BALL MILL Ball Mill adalah alat penting untuk grinding setelah bahan dilumatkan. Mesin penggiling ini adalah alat yang efisien untuk grinding berbagai bahan menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA

BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA 4.1. Pembahasan Instalasi Pemipaan Sprinkler Pada instalasi pemipaan sprinkler terdapat satu riser (pipa tegak) dimana riser ini diameter pipanya adalah sebesar 100 mm yang

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN

BAB III PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN NOMOR PERSOALAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN... iv LEMBAR PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRACT... ix INTISARI... x DAFTAR

Lebih terperinci

WELL HEAD SEBAGAI SALAH SATU FASILITAS PRODUKSI PERMUKAAN ABSTRAK

WELL HEAD SEBAGAI SALAH SATU FASILITAS PRODUKSI PERMUKAAN ABSTRAK WELL HEAD SEBAGAI SALAH SATU FASILITAS PRODUKSI PERMUKAAN Victor Pandapotan Nainggolan, 1201172, email: victornainggolan94@gmail.com S1 Teknik Perminyakan Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Balikapan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Alur proses biasa digunakan untuk sebagai acuan dari tindakan dari mulai menganalisa, perencanaan dan tindakan pada produksi. Pada proses dibawah ini

Lebih terperinci

Struktur dari Center Brake

Struktur dari Center Brake BAB I PENDAHULUAN Brake system dan ABS dipasang gunanya adalah untuk mencegah terjadinya cedera akibat kecelakaan karena kendaraan tidak bisa dihentikan pada saat melaju. Saat kendaraan bergerak, meskipun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Heavy Dump Truck (HD) merupakan produk Komatsu yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda dan salah satunya adalah Heavy Dump Truck Komatsu 465-7R, yang mempunyai arti:

Lebih terperinci

Engine Tune Up Engine Conventional

Engine Tune Up Engine Conventional Kualifikasi Tipe Mobil Spesifik Engine Tune Up Nama No. Reg TUK Tanggal Lembar : Peserta Engine Tune Up Engine Conventional OTO.KR-01-001.01 Pelaksanaan pemeliharaan/service komponen OTO.KR-01-009.01 Pembacaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS A. Analisis BAB III ANALISIS KASUS Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Daihatsu Gran Max Pick Up 3SZ-VE dalam menganalisis sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun (leaf spring), dimana

Lebih terperinci

Presented by Nugroho Suparmadi PRESENTASI FIELD PROJECT

Presented by Nugroho Suparmadi PRESENTASI FIELD PROJECT Presented by Nugroho Suparmadi 6107 030 061 PRESENTASI FIELD PROJECT Perkembangan kebutuhan industri offshore. Kebutuhan kompresor kapasitas besar. Sertifikasi Kelayakan Pakai. Bagaimana Kelayakan Frame

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...iv. KATA PENGANTAR...v. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...iv. KATA PENGANTAR...v. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...iv KATA PENGANTAR...v HALAMAN PERSEMBAHAN...vii RINGKASAN...viii DAFTAR ISI...ix DAFTAR GAMBAR...xiii DAFTAR TABEL...xv

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN PISAU POTONG MESIN GAP SHEAR DI PT. INKA NAMA : M. RIMANU NRP :

ANALISA KERUSAKAN PISAU POTONG MESIN GAP SHEAR DI PT. INKA NAMA : M. RIMANU NRP : FIELD PROJECT 2011 ANALISA KERUSAKAN PISAU POTONG MESIN GAP SHEAR DI PT. INKA NAMA : M. RIMANU NRP : 6308030008 LATAR BELAKANG Mesin Gap Shear merupakan suatu mesin potong yang menggunakan sistem hidrolik

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Filter Secara umum filter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran dari oli. Kotoran yang disaring dalam filter timbul akibat debu yang masuk dari lubang

Lebih terperinci

Bab 7 MENGGUNAKAN JACKING, BLOCKING AND LIFTING PADA BENGKEL OTOMOTIF

Bab 7 MENGGUNAKAN JACKING, BLOCKING AND LIFTING PADA BENGKEL OTOMOTIF Bab 7 MENGGUNAKAN JACKING, BLOCKING AND LIFTING PADA BENGKEL OTOMOTIF Kompetensi dasar : Menggunakan berbagai jacking, blocking dan lifting Indikator : 1. Menggunakan berbagai jacking, blocking dan lifting

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB KERUSAKAN KOMPONEN HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN ENGINE MARINE 3306 CATERPILLAR

ANALISA PENYEBAB KERUSAKAN KOMPONEN HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN ENGINE MARINE 3306 CATERPILLAR ANALISA PENYEBAB KERUSAKAN KOMPONEN HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN ENGINE MARINE 3306 CATERPILLAR Faisyal 1), Darma Aviva 2), Mustafa 3) 1),2), Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin dan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa Berdasarkan diagram pareto, diketahui bahwa cacat sealing lubang menempati urutan teratas dan menjadi permasalahan utama di mesin sealing setelah dilakukannya pengurangan

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BOILER. No Lingkup Pekerjaan Baru ( Sertifikasi ) Lama ( Re-Sertifikasi )

PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BOILER. No Lingkup Pekerjaan Baru ( Sertifikasi ) Lama ( Re-Sertifikasi ) PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BOILER. Pedoman Pemeriksaan / Referensi - Undang-Undang Uap Tahun 930 - Peraturan Uap Tahun 930 - Undang-Undang Nomor 0 Tahun 970 - ASME I Power Boiler 2. Pemeriksaan

Lebih terperinci

DRILLING SERVICE BANDUNG

DRILLING SERVICE BANDUNG METODE KERJA PEKERJAAN HORIZONTAL DRILLING CV BORHAN & SON S DRILLING SERVICE BANDUNG Create and Presentation by Theissen Khadafi, S.Kel METODE KERJA PEMBORAN HORIZONTAL Secara umum pekerjaan Horizontal

Lebih terperinci

Bab 3 Data Operasi Sistem Perpipaan pada Topside Platform

Bab 3 Data Operasi Sistem Perpipaan pada Topside Platform Bab 3 Data Operasi Sistem Perpipaan pada Topside Platform Pada area pengeboran minyak dan gas bumi Lima, Laut Jawa milik British Petrolium, diketahui telah mengalami fenomena subsidence pada kedalaman

Lebih terperinci

Hitachi Hoists.

Hitachi Hoists. Hitachi Hoists http://www.hitachi-ies.co.jp/english/products/hst/ Hitachi Hoist Dari 0,5 hingga 30 ton, Hoist Hitachi V-Series Dapat Menangani Segala Bentuk Beban. Pada tahun 127, Hitachi mengembangkan

Lebih terperinci

Tabel 3.1. Ijin Pemeriksaan sebagai PJIT

Tabel 3.1. Ijin Pemeriksaan sebagai PJIT BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Pengumpulan Data 3.1.1 Ijin Perusahaan MIT merupakan PJIT pada industri minyak dan gas bumi dan telah memiliki ijin pemeriksaan sebagai PJIT untuk enam bidang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water.

1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water. Halaman : 1 dari 8 1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water. 2. SPEKSIFIKASI : - Terlampir 3. SKOPE PEKERJAAN

Lebih terperinci

NAJA HIMAWAN

NAJA HIMAWAN NAJA HIMAWAN 4306 100 093 Ir. Imam Rochani, M.Sc. Ir. Hasan Ikhwani, M.Sc. ANALISIS PERBANDINGAN PERANCANGAN PADA ONSHORE PIPELINE MENGGUNAKAN MATERIAL GLASS-REINFORCED POLYMER (GRP) DAN CARBON STEEL BERBASIS

Lebih terperinci

σa = Tegangan tarik ijin kg/cm 2

σa = Tegangan tarik ijin kg/cm 2 PELAKSANAAN TES DAN INSPEKSI INSTALANSI PENSTOCK 1. Uraian Dengan selesainya pekerjaan pemasangan, telah dilaksanakan tes dan inspeksi sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak dan Prosedur metode

Lebih terperinci

INSTALASI PERMESINAN

INSTALASI PERMESINAN INSTALASI PERMESINAN DIKLAT MARINE INSPECTOR TYPE-A TAHUN 2010 OLEH MUHAMAD SYAIFUL DITKAPEL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTRIAN PERHUBUNGAN INSTALASI LISTRIK PELAYANAN LISTRIK HARUS MAMPU

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. KATA PENGANTAR...iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. KATA PENGANTAR...iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...v RINGKASAN...vi DAFTAR ISI...vii DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR TABEL...xiii

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu

BAB III PEMBAHASAN. Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu 29 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Permasalahan 3.1.1. Flow yang Dihasilkan Kurang 3.1.1.1. Gambaran Masalah Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu mengangkat beban pada ketinggian yang

Lebih terperinci

TEROBOSAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI RIG CBM LEMIGAS - BALITBANG ESDM. Panca Wahyudi S. dan Usman

TEROBOSAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI RIG CBM LEMIGAS - BALITBANG ESDM. Panca Wahyudi S. dan Usman TEROBOSAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI RIG CBM LEMIGAS - BALITBANG ESDM Panca Wahyudi S. dan Usman Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS pancaw@lemigas.esdm.go.id S A R I Coalbed

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB IV PENGENALAN MESIN KILN

BAB IV PENGENALAN MESIN KILN BAB IV PENGENALAN MESIN KILN 4.1 Deskripsi Mesin Kiln Mesin Kiln pada proses produksi keramik melalui beberapa tahapan yang salah satunya adalah pembakaran. Pembakaran bertujuan mengubah material keramik

Lebih terperinci

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN... 1 1.1. Bagaimana Instruktur Akan Menilai... 1 1.2. Tipe Penilaian... 1 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 3 2.1. Kunci jawaban Tugas-tugas teori... 3 2.2.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan spesifikasi yamaha diperoleh hasil pengukuran dan indentifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada Gedung Bertingkat. (www.ilmusipil.com/tower-crane-proyek-gedung) Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING

MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING A. INSTALLATION 1. Pemilihan Lokasi a. Lokasi Harus bersih dan kering dengan lantai yang kuat untuk menyangga beban kompresor

Lebih terperinci

ANALISIS TIDAK BERFUNGSINYA FLAP PADA WAKTU DIGERAKKAN DARI 0 SAMPAI 25 UNIT PADA PESAWAT BOEING PK-CJT

ANALISIS TIDAK BERFUNGSINYA FLAP PADA WAKTU DIGERAKKAN DARI 0 SAMPAI 25 UNIT PADA PESAWAT BOEING PK-CJT ANALISIS TIDAK BERFUNGSINYA FLAP PADA WAKTU DIGERAKKAN DARI 0 SAMPAI 25 UNIT PADA PESAWAT BOEING 737-300 PK-CJT Achmad Kamil Fadilla 1, FX. Djamari 2 Program Studi Teknik Penerbangan Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan suatu peralatan pada

BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan suatu peralatan pada 24 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Maintenance Defenisi dari maintenance adalah suatu kombinasi dari semua tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan suatu peralatan pada

Lebih terperinci

Fabricating of Pressure Vessel

Fabricating of Pressure Vessel Fabricating of Pressure Vessel Kelompok 10: 1.Luthfie Ahmaddani (0706198663) 2.Rohman Hidayah (0706198814) 3.I Gede Wahyu Widiatmika Ariasa (0706198594) 4.Budi Susanto (0706198404) Design Standard : ASME

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci