WELCOME TO KOP APDI XVI 2015 BANDUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "WELCOME TO KOP APDI XVI 2015 BANDUNG"

Transkripsi

1 Edisi September 2015

2

3 SEKAPUR SIRIH Sejawat nan terhormat, Waktu terus bergulir, tak terasa organisasi yang kita banggakan ini akan kembali mengadakan Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI) XVI. PAPDI Cabang Jawa Barat selaku tuan rumah kongres siap menyukseskan KOPAPDI XVI yang akan diselenggarakan 9 13 September 2015, di Hotel Trans Luxury Bandung. Perhelatan akbar tiga tahunan ini momen yang ditunggu internis di seluruh Indonesia. Mereka akan tumpah ruah di Kota Bandung. Karenanya, Majalah Halo Internis pada edisi ini mengangkat tema KOPAPDI XVI sebagai sorot utama. Sedikit kilas balik bagaimana PAPDI Cabang Jawa Barat berusaha mengerahkan potensinya merebut tuan rumah kongres pada bidding KOPAPDI XV di Medan tiga tahun silam. Kemudian, persiapan yang telah dilakukan hingga hari pelaksanaan. Tak lupa, redaksi menurunkan profil Ketua PAPDI Cabang Jawa Barat DR. Dr. Arto Yuwono Soeroso, SpPD, K-P, FINASIM, FCCP, sosok penting di balik suksesnya kongres ini. KOPAPDI XVI menandakan berakhirnya kepengurusan Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, FRCPT Ketua Umum PB PAPDI periode Sejatinya ketua baru, Prof. Idrus melanjutkan tradisi dari ketua sebelumnya. Kemudian, bersama Sekretaris Jenderal Dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM FACP dan pengurus lainnya, ia membawa PB PAPDI menjadi organisasi profesi yang lebih solid dan profesional. Di era Prof. Idrus, PAPDI dihadapi berbagai kendala, diantaranya mulai di berlakukan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), AFTA 2015, dan beberapa kebijakan yang kurang menguntungkan anggota PAPDI. Seperti apa langkah dan strategi mengatasi kendala tersebut, merupakan hal yang perlu disimak pada edisi ini. Selain itu, pada edisi ini, kami juga menurunkan kabar terkini persiapan PB PAPDI selaku tuan rumah WCIM ke 33, yang akan berlangsung di Bali, Agustus Dan keputusan-keputusan Konferensi Kerja PAPDI 2014 yang diantaranya calon tuan rumah KONKER 2017 dan KOPAPDI Seberapa besar persiapan para kandidat calon tuan rumah untuk bidding di Konas Bandung, sejawat dapat menyimak pada edisi ini Kemudian, ada pula berita seputar kegiatan-kegiatan lain yang telah dilakukan PB PAPDI dan Cabang PAPDI. Kami berharap edisi ini dapat menjadi referensi dalam melengkapi informasi seputar organisasi yang kita cintai ini. Demikian sepatah kata dari redaksi. BIDANG HUMAS PUBLIKASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SUSUNAN REDAKSI: Penanggung Jawab: Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP *Pemimpin Redaksi: Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM *Bidang Materi dan Editing: Dr. Wismandari, SpPD, K-EMD, FINASIM; Dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD, K-EMD, FINASIM; Dr. Alvin Tagor Harahap, SpPD; Dr. Nadia A. Mulansari, SpPD; Amril, S SI *Koresponden: Cabang Jakarta, Cabang Jawa Barat, Cabang Surabaya, Cabang Yogyakarta, Cabang Sumut, Cabang Semarang, Cabang Padang, Cabang Manado, Cabang Sumbagsel, Cabang Makassar, Cabang Bali, Cabang Malang, Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kaltim, Cabang Kalbar, Cabang Dista Aceh, Cabang Kalselteng, Cabang Sulawesi Tengah, Cabang Banten, Cabang Bogor, Cabang Purwokerto, Cabang Lampung, Cabang Kupang, Cabang Jambi, Cabang Kepulauan Riau, Cabang Gorontalo, Cabang Cirebon, Cabang Maluku, Cabang Tanah Papua, Cabang Maluku Utara, Cabang Bekasi, Cabang Nusa Tenggara Barat, Cabang Depok, Cabang Bengkulu, Cabang Sulawesi Tenggara *Sekretariat: sdr. M. Muchtar, sdr. Husni, sdr. M. Yunus, sdri. Oke Fitia, sdri. Normalita Sari, sdri. Dilla Fitria, sdr. Supandi *Alamat: PB PAPDI, RUMAH PAPDI, Jl. Salemba I No.22-D, Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat Telp: , , ; Fax Direct: , ; SMS ; pb_papdi@indo.net.id; Website: Edisi September 2015 Halo INTERNIS 3

4 DAFTAR ISI 3...SEKAPUR SIRIH 4...DAFTAR ISI 6...OM INTERNIZ KABAR PAPDI Rakernas PB PAPDI dengan Semua Cabang: Tetap Profesional Hingga Akhir Periode 23...Tim Adhoc Gratifikasi PB PAPDI Sponsorship untuk CME Bukan Gratifikasi 26...Tim Adhoc SJSN PB PAPDI Evaluasi JKN pada Layanan Penyakit Dalam 29...Dr. Muhammad Yusuf Hamra Evaluasi BPJS dalam Pelayanan Penyakit Dalam di RSU Bahteramas 30...Dr. Dindin Hardiono Handim Pengelolaan BPJS di RS Budi Kemuliaan Bata SOROT UTAMA: Satu Periode Kepengurusan Prof. Idrus 32...Tim Adhoc Mapping Need PB PAPDI Formulasi PAPDI Penuhi Kebutuhan Internis 10...SOROT UTAMA Highlight: PB PAPDI Periode Ketua Umum PB PAPDI Pengabdian Tiada Batas Tim Adhoc Dokter Asing PB PAPDI Perketat Regulasi Dokter Asing 36...Tim Adhoc Adolescent PB PAPDI Kesehatan Remaja Bukan Sekadar Batas Yuridis 40...PNPK dan PPK PB PAPDI Panduan Standar Pelayanan Penyakit Dalam 42 Dr. Sally Aman Nasution: Dedikasi untuk Eksistensi PAPDI KONKER XIII PB PAPDI, Yogyakarta: Tantangan Baru di Era JKN dan Globalisasi 4 Halo INTERNIS Edisi September 2015

5 DAFTAR ISI KABAR PAPDI 44...KPK Gratifikasi, Kenali dan Hindari 46...Sidang Organisasi PAPDI Siap Menyongsong Era JKN dan Globalisasi 48...Calon-calon Tuan Rumah KOPAPDI XVII 52...Calon-calon Tuan Rumah KONKER PAPDI XIV 68...Ragam Wisata KOPAPDI XVI Bandung 70...KOPAPDI dari Masa ke Masa 73...KONVOKASI FINASIM Apresiasi Atas Profesionalisme 55...Malam Keakraban KONKER PAPDI XIII 56...DR Yusuf Huningkor Antisipasi Salah Satu Problem BPJS 58...Dr. IGP Suka Aryana Jakarta-Bali untuk Suksesnya Akreditasi 60...BERITA CABANG Antisipasi Salah Satu Problem BPJS 63...KOPAPDI XVI Bandung Perhelatan Akbar di Kota Kembang 77 PIN XIII PB PAPDI: Tingkatkan Kompetensi Demi Layanan Terbaik 80...WCIM 2016 Bali Menanti Partisipasi Anggota PAPDI 65 DR. Arto Yuwono Soeroso Mencintai Profesi dan Sukses Regenerasi OBITUARI: Prof. Guntur Hermawan Dalam Kenangan Kerabat dan Sahabat 82 : Edisi September 2015 Halo INTERNIS 5

6 DIBUKA KANDIDAT KETUM PB PAPDI Periode OM INTERNIZ 6 Halo INTERNIS Edisi September 2015

7 SOROT UTAMA Satu Periode Kepengurusan Prof. Idrus Kiprah Prof. Idrus, begitu biasa disapa, dalam mengembangkan PAPDI tak diragukan lagi. Mantan Ketua PAPDI Cabang Jakarta Raya ini telah lama terlibat aktif di PAPDI. Ia paham betul persoalan-persoalan organisasi baik internal maupn eksternal PAPDI. Menurutnya kepengurusan PB PAPDI mendatang harus lebih profesional. Program kerja dibuat terukur beserta indikator-indikator keberhasilannya. Jumat, dini hari, Ballroom Hotel Aryaduta, Medan masih terdengar riuh. Tepuk tangan peserta rapat menggelegar membelah malam ketika palu pimpinan sidang Dr. Bambang Setyohadi, SpPD, K-R, FINASIM diketuk menandai terpilihnya Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K- KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP sebagai Ketua Umum PB PAPDI periode Hal tersebut adalah salah satu agenda sidang organisasi yang dihadiri delegasi dari 36 cabang PAPDI dan undangan dari seluruh Indonesia pada Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI) XV di Medan, Desember 2012 silam. Kiprah Prof. Idrus, begitu biasa disapa, dalam mengembangkan PAPDI tak diragukan lagi. Mantan Ketua PAPDI Cabang Jakarta Raya ini telah lama terlibat aktif di PAPDI, baik di cabang maupun di pusat. Ia paham betul persoalan-persoalan organisasi baik internal maupn eksternal PAPDI. Di pentas nasional, Prof. Idrus cukup dikenal di lingkungan Ikatan Dokter Indonesia, Konsil Kedokteran Indonesia dan Kementerian Kesehatan RI. Untuk urusan akademik dan kompetensi, ia adalah pakarnya. Guru Besar FK UI ini sangat peduli dengan peningkatan kompetensi seorang internis. Kontribusinya dalam mengembangkan program continuing Edisi September 2015 Halo INTERNIS 7

8 SOROT UTAMA professionalism development (CPD) telah banyak dirasakan sejawat. Baginya, seorang dokter spesialis penyakit dalam wajib menambah dan memperbaharui keilmuan dan ketrampilan medisnya agar dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan optimal. Wajar, bila sejawat memintanya maju menjadi Ketua Umum PB PAPDI. Mantan Kepala Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM/FKUI ini terpilih secara aklamasi menempati posisi nomor satu di PB PAPDI. Ia didukung oleh seluruh cabang PAPDI. Teman-teman mendorong saya menjadi ketua. Ini amanat yang besar, tanggung jawabnya berat, harus memimpin perhimpunan dengan jumlah anggota yang banyak dan memiliki cabang di seluruh Indonesia, kata Prof. Idrus ketika dijumpai di ruang kerjanya di Divisi Kardiologi RSCM/ FKUI, kilas balik tiga tahun silam. Bak nakhoda sebuah kapal, Prof. Idrus paham betul kemana PAPDI hendak berlabuh. Namun Kendati demikian, mengawal organisasi profesi ini bukan perkara sepele. Apalagi kala itu, PAPDI akan memasuki era Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Tepatnya, per satu Januari 2014 sistem kesehatan nasional beralih menjadi sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sejatinya, sistem kesehatan yang baru, dalam pelaksanaannya kerap ditemui berbagai kendala. PAPDI mendukung SJSN, namun kami mesti mengawal sistem ini jangan sampai mengubah tatanan kesehatan menjadi lebih buruk dan merugikan anggota, ungkapnya. Kemudian, era globalisasi di sektor jasa kesehatan yang ditandai masuknya dokter asing dan investasi asing di bidang kesehatan akan berdampak pada dokter secara umum. PAPDI mendukung sikap IDI yang menolak praktik dokter asing di Indonesia. IDI berpandangan bahwa soal kesehatan merupakan bagian dari ketahanan nasional yang mesti dikelola secara mandiri, tidak dilepas ke pihak asing. Dalam hal ini (dokter asing-red) sikap PAPDI mengikuti IDI, katanya. PAPDI Lebih Profesional Terpilih menjadi Ketua Umum PAPDI periode , Prof. Idrus segera menentukan rencana strategis organisasi. Saat itu, ia berpikir PAPDI adalah organisasi profesi dengan jumlah anggota yang relatif besar dan memiliki cabang di seluruh daerah, harus dikelola lebih professional. Kepengurusan PB PAPDI mendatang lebih profesional. Program kerja dibuat terukur beserta indikator-indikator keberhasilannya, ungkapnya Sejatinya sebuah organisasi, PAPDI membuat aturan main mengikuti prinsipprinsip managemen. Di awal kepengurusan, Prof. Idrus dan Dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP yang ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal beserta jajaran pengurus PB PAPDI mengadakan rencana strategis (renstra) untuk menyusun program kerja satu periode kepengurusan. Kami merumuskan visi dan misi berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi. Kemudian, membuat program kerja sesuai dengan visi dan misi, beserta target dan tolak ukur keberhasilannya. Kami lakukan mengikuti kaidah-kaidah managemen seperti layaknya sebuah perusahaan, kata penerima fellow dari ACP itu Tak sampai di situ, menurut Prof. Idrus, Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP; pada KOPAPDI XV Medan. PB PAPDI harus dikelola layaknya sebuah perusahaan. Pengurus menentukan nilai-nilai organisasi yang mencerminkan karakter PAPDI. Ruh PAPDI tersebut tak lepas dari AD/ART yang dituangkan oleh founding father PAPDI dan kode etik kedokteran Indonesia (KODEKI). Tata nilai PAPDI yang ditetapkan adalah Profesional, Amanah, Peduli, Dedikasi, dan Integritas, katanya Prof. Idrus menambahkan, PB PAPDI pada periodenya fokus pada tiga pilar, yaitu pelayanan, peningkatan kompetensi dan pengabdian masyarakat. PAPDI berupaya melayani anggotanya mulai dari pengurusan surat izin praktik (SIP) hingga memberikan bantuan hukum bagi anggota yang terkena kasus hukum dalam menjalani praktik. PAPDI harus dirasakan manfaatnya oleh anggota, terutama anggota yang bertugas di daerah-daerah terpencil. Peningkatan kompetensi anggota melalui program continuing professionalism development (CPD). PB PAPDI menyelenggarakan beberapa program CPD yang dikemas 8 Halo INTERNIS Edisi September 2015

9 SOROT UTAMA apik, seperti Pertemuan Ilmiah Nasional yang digelar setiap tahun, roadshow ilmiah dengan beragam tema ke cabang-cabang PAPDI di daerah, dan lain-lain. Hampir setiap akhir pekan pengurus melakukan roadshow keliling ke cabang-cabang. Para pengurus yang pakar di bidangnya turun ke daerah-daerah, bahkan guru besar sekalipun. Kepengurusan PB PAPDI saat ini, paling banyak melakukan roadshow. Pembicaranya dari pengurus PB PAPDI, para pakar hingga guru besar, ujar Prof. Idrus seraya tersenyum. Para anggota mesti meng up date kompetensinya. Perkembangan kedokteran kian pesat. Setiap tahun ada hal-hal baru yang ditemukan. Bahkan guideline dapat berubah dalam waktu dekat. Internis harus menambah keilmuannya agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan terhindar dari kasus medikolegal. Hal tersebut terkait dengan patient safety, tambahnya. Pilar terakhir, adalah pengadian masyarakat. Keberadaan PAPDI mesti dapat dirasakan oleh masyarakat. PB PAPDI menyelenggarakan seminar kesehatan untuk masyarakat awam. Dalam menyambut Hari Kesehatan Nasional, Kemenkes RI bersama PB PAPDI menggelar seminar kesehatan untuk masyarakat awam. Hal tersebut juga dilakukan serentak di cabang-cabang PAP- DI di Indonesia. PB PAPDI aktif merespon isu-isu kesehatan yang sedang terjadi melalui konferensi pers. Lewat media masa baik cetak maupun elektronik informasi tentang kesehatan dapat diterima oleh masyarakat luas. Dan PB PAPDI beserta cabangnya aktif memberi bantuan kesehatan kepada korban-korban bencana alam. PB PAPDI Bersifat Fungsional Beda pengurus beda pula tantangannya. Hal serupa dialami PAPDI. Kepengurusan PB PAPDI dihadapkan berbagai persoalan, seperti memasuki era SJSN, menyambut AFTA 2015, gratifikasi, polemik kesehatan remaja, Surat Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia yang meniadakan jenjang subspesialis, timpangnya distribusi dokter penyakit dalam di Indonesia dan lain-lain. Tantangan tersebut memberi pengaruh yang besar terhadap tatanan sistem kesehatan dan pendidikan kedokteran di Indonesia. Tentu, perubahan tersebut harus lebih baik dari sudah ada dan tidak merugikan internis. Dengan demikian, PB PAPDI membentuk tim adhoc untuk mengkaji, memberi masukan serta mengevaluasi setiap persoalan yang timbul dari kebijakan tersebut. Pada periode ini, PB PAPDI membentuk lima tim adhoc, yaitu tim adhoc SJSN, mapping need, Dokter Asing, Adolescent dan Gratifikasi. Kepengurusan ini paling banyak membentuk tim adhoc. Alhamdulillah, pada periode ini beberapa persoalan dapat diselesaikan sesuai harapan, ujar suami DR. Dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K) ini. PAPDI Go International Eksistensi PAPDI di tingkat Internasional terus menggeliat. Di tingkat regional, PAPDI berperan aktif menghidupkan kembali ASEAN Federation of Internal Medicine (AFIM) dan membentuk American College of Physicians (ACP) Chapter ASEAN. Sementara ini, kedua organisasi tersebut menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan continuing professionalism development (CPD). Sedangkan di tingkat international, PB PAPDI akan menjadi tuan rumah World Congress of Internal Medicine (WCIM) pada Perhelatan akbar internis sedunia itu akan digelar di Hotel Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Agustus Kurang dari setahun, Ketua Panitia DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP bersama panitia yang berasal dari pengurus pusat dan cabang-cabang PAPDI terus bersinergi menyukseskan acara tersebut. Dr. Aru berharap dukungan penuh dari seluruh anggota PAPDI untuk dapat berpartisipasi pada WCIM 2016 di Bali mendatang. (HI) KOPAPDI XV, di Medan Edisi September 2015 Halo INTERNIS 9

10 SOROT UTAMA Highlight PB PAPDI Periode Mengadakan Rapat Rencana strategis (renstra), 16 Februari 2013, Hotel JW Marriot, Jakarta Pengurus PB PAPDI bersama Pengurus KIPD rapat bersama sosialisasi rencana strategis dan sususan pengurus dari masing-masing lembaga. Kedua lembaga saling memperkenalkan pengurus masing-masing. Rapat ini baru pertama kali diselenggarakan dimana PB PAPDI dan KIPD bersama-sama menyusun program kerja. Rapat ini dihadiri seluruh staf pengurus PB PAPDI dan KIPD. Pelantikan Pengurus PB PAPDI dan BPH KIPD, 17 Februari 2013, di Hotel JW Marriot Jakarta Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, FRCPT dan Ketua KIPD Prof. DR. Dr. Siti Setiati, SpPD, K-Ger, FINASIM bersama jajarannya dilantik oleh Ketua Umum PB IDI Dr. Zainal Abidin, MH. Pelantikan berlangsung khidmat yang ditetapkan dalam SK IDI yang dibacakan Ketua Bidang Organisasi PB IDI Dr. Adib Khumaedi, SpOT. Acara diakhiri dengan penyematan PIN PAPDI oleh Ketua Umum IDI kepada Ketua Umum PB PAPDI dan jajarannya. SJSN dan AFTA 2015 dengan menghadirkan pembicara Dr. Untung Sutardjo, MKes Kepala BADAN PPDSM Kemenkes RI, Prof. DR. Dr. Agus Purwadianto, SpF, SH Staf Ahli Kemenkes RI dan Prof. DR. Dr. Herkutanto, SpF yang memaparkan seputar white paper. Konvokasi FACP, San Fransisco, April 2013 Ketua Umum PB PAPDI Kepengurusan Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, FRCPT dan Sekretaris Jenderal PB PAPDI Dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP menerima gelar fellow dari American College of Physicians (ACP). Eksistensi PAPDI semakin diakui di dunia international. Rakernas PB PAPDI dan semua PAPDI Cabang, 6-7 April 2013 di Hotel Haris, Jakarta Ini adalah Rakernas PB PAPDI dan Semua Cabang yang pertama kali pada kepengurusan Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, FRCPT. Rakernas ini sosialisasi program kerja PB PAPDI dan KIPD periode Pada acara tersebut hadir pengurus PB PAPDI, delegasi dari 36 Cabang PAPDI dari seluruh Indonesia, pengurus KIPD, dan delegasi prodi IPD dari Fakultas Kedokteran di Indonesia. Pada acara ini juga membahas seputar Kongres AFIM I, 5 8 Mei 2013, Manila, Filipina PAPDI terlibat aktif menghidupkan kembali ASEAN Federation of Internal Medicine (AFIM) setelah beberapa tahun mati suri. Prof. Idrus, dan Dr. Sally serta beberapa pengurus menghadiri Kongres pertama AFIM di Filipina. Kongres tersebut bersamaan dengan Philipine College of Physicians (PCP). Kongres itu 10 Halo INTERNIS Edisi September 2015

11 SOROT UTAMA membicarakan tentang organisasi AFIM. Indonesia akan menjadi tuan rumah kongres AFIM pada 2016, bersamaan dengan tuan rumah WCIM 2016, di Bali. Pembentukan South East Asia Chapter of ACP PAPDI berperan aktif menggagas pembentukan South East Asia Chapter of ACP. Menurut Sekretaris Jenderal PB PAPDI Dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, pembentukan South East Asia Chapter of ACP memiliki arti penting bagi perkembangan ilmu penyakit dalam di negara-negara Asia Tenggara. Awalnya ide pembentukan organisasi ini, lahir dari PB PAPDI ketika KOPAPDI XV 2012 di Medan. Kemudian gagasan ini disambut baik oleh lima organisasi internis dari Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. Proposal pembentukan diterima ACP, kemudian delegasi organisasi internis dari lima negara tersebut di undang ke San Fransisco untuk menghadiri ACP awal April 2013 lalu. ACP Chapter of ASEAN diresmikan pada 1 Juli Hari Kesehatan Dunia 2013 Hari Kesehatan Dunia 2013 mengangkat tema Waspadai Bahaya Hipertensi. PB PAPDI bekerjasama Kemenkes RI menyelenggarakan seminar Umum bertema Waspadai Hipertensi, Kendalikan Tekanan Darah di Balai Kartini, 10 April Hadir sebagai pembicara Dr. Tri juli Edi Tarigan, SpPD, K-EMD, FINASIM, Dr. Aida Lydia, PhD, SpPD, K-GH, FINASIM, dan Dr. Dono Antono, SpPD, K-KV, FINASIM dan sebagai moderator Dr. Dharmeizar, SpPD, K-GH. Hari Kesehatan Dunia 2013 juga diselenggarakan serentak di cabang- cabang PAPDI. PB PAPDI juga menyelenggarakan Konferensi Pers buat insan media yang mengulas pentingnya mencegah hipertensi dengan mengontrol tekanan darah dengan narasumber Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP dan Ketua Bidang Humas Publikasi dan Pengabdian Masyarakat PB PAPDI Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM, dengan moderator Dr. Eka Ginanjar, SpPD, FINASIM. Pada kesempatan itu juga diumumkan Jurnalis Award PAPDI tentang hipertensi bagi awak media. Hal tersebut merupakan bagian dari misi PB PAPDI sebagai pengabdian kepada masyarakat. PIN XI PAPDI 2013, Juni 2013, Hotel Pangeran, Pekan Baru, Riau PAPDI Cabang Riau menjadi tuan rumah Pertemuan Ilmiah Nasioanal XI PB PAPDI. Acara ilmiah tahunan ini dalam rangka continuing professionalisme Development (CPD) untuk selalu meningkatkan dan meng update kompetensi anggota agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. Event itu dibuka oleh Wali Kota Pekan Baru Drs. H. Firdaus MT. Sayangnya, acara ini terkendala oleh asap yang menyelimuti Pekan Baru, namun secara keseluruhan, kata Ketua Pelaksana DR. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP, acara berjalan sukses, niat peserta tidak surut meski dihadang asap. Penyusunan White Paper, Oktober 2013, Hotel JS Luwansa, Jakarta Tim Adhoc White Paper PB PAPDI menyusun White Paper Ilmu Penyakit Dalam yang akan digunakan menjadi panduan bagi internis ketika membuat white paper di rumah sakit tempat mereka bekerja. Ketua Tim Adhoc Dr. Bambang Setyohadi, SpPD, K-R, FINASIM mengatakan tim ini dibantu Prof. DR. Dr. Herkutanto, SpF merevisi white paper yang telah dibuat oelh tim adhoc ini. Banyak yang belum paham tentang White paper, karena ini merupakan kebijakan baru yang digulirkan Kemenkes pada tahun Edisi September 2015 Halo INTERNIS 11

12 SOROT UTAMA Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang di seluruh Indonesia, dari tahun Ketua Umum PB PAPDI bersama pengurus telah melantik 30 Cabang PAPDI pada kurun waktu Sementara 6 Cabang PAPDI tidak dilantik oleh Pengurus PB PAPDI periode NAMA CABANG TANGGAL PELANTIKAN 1 DEPOK 23 MARET JAKARTA RAYA 18 MEI GORONTALO 22 JUNI CIREBON 24 AGUSTUS SUMATERA SELATAN 31 AGUSTUS SEMARANG 1 SEPTEMBER BENGKULU 14 SEPTEMBER JAWA BARAT 5 OKTOBER BANTEN 3 NOPEMBER SULAWESI TENGAH 9 NOPEMBER BEKASI 17 NOPEMBER MAKASSAR 24 NOPEMBER SUMATERA UTARA 1 DESEMBER PURWOKERTO 21 DESEMBER SURABAYA 11 JANUARI BALI 19 JANUARI KALIMANTAN TIMUR 15 FEBRUARI PROPINSI ACEH 7 MARET YOGYAKARTA 15 MARET TANAH PAPUA 26 APRIL KUPANG 24 MEI JAMBI 31 MEI KALSEL TENGAH 7 JUNI SUMATERA BARAT 15 JUNI MALANG 24 AGUSTUS RIAU 30 AGUSTUS KEPULAUAN RIAU 13 SEPTEMBER LAMPUNG 4 OKTOBER MALUKU UTARA 9 NOPEMBER SULAWESI UTARA 31 JANUARI 2015 CABANG PAPDI YANG BELUM/TIDAK DILANTIK PERIODE NAMA CABANG KETERANGAN 31 BOGOR TERAKHIR DILANTIK PERIODE KALIMANTAN BARAT TERAKHIR DILANTIK PERIODE SULAWESI TENGGARA TERAKHIR DILANTIK PERIODE NUSA TENGGARA BARAT TERAKHIR DILANTIK PERIODE MALUKU TERAKHIR DILANTIK PERIODE SURAKARTA BELUM PERNAH DILANTIK SEJAK AWAL PENDIRIAN Roadshow ilmiah ke Cabang Cabang PAPDI selama Roadshow ilmiah ini berupa seminar yang acara diselenggrakan bersamaan dengan pelantikan pengurus cabang. Baik Ketua Umum, Sekjen serta pengurus lainnya turun ke cabang-cabang menjadi pembicara pada seminar tersebut. Bahkan seorang Guru Besar pun turut menjadi pembicara dalam roadshow tersebut. Hampir seluruh cabang gtelah disambangi oleh pengurus PB PAPDI. PAPDI Tolak Kriminalisasi Dokter PB PAPDI dukung gelombang protes atas putusan Mahkamah Agung yang mempidanakan tiga dokter spesialis obstetrik dan ginekologi di Menado berlangsung diberbagai daerah di Indonesia. Serentak ribuan dokter diberbagai daerah menggelar aksi solidaritas demo nasional pada 27 November Di Jakarta, ribuan dokter long march dari tugu Proklamasi menuju Mahkamah Agung. Para dokter menuntut bebas Dr. Dewa Ayu Sasiary Prawani, SpOG, Dr. Hendry Simanjuntak, SpOG, dan Dr. Hendy Siagian, SpOG dan menolak kriminalisasi dokter. 12 Halo INTERNIS Edisi September 2015

13 SOROT UTAMA Rakernas PB PAPDI dengan Semua Cabang PAPDI 2014, 1 2 Maret 2014, Hotel Harris, Jakarta Rakernas PB PAPDI dan Semua Cabang 2014 adalah rakernas kedua kepengurusan Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, FRCPT. Rakernas ini banyak menyoroti tentang SJSN dengan mengundang Direktur Utama BPJS DR. Dr. Fachmi Idris, MKes, Pusat Pembiayaan dan Jaminan Keseahtan Kemenkes RI Drg. Armansyah, MPPM, Wakil Ketua NCC Kemenkes RI Dr. Kalsum Komariyah, MPPM, dan Kepala Seksi tarif BLU Ditjen Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU Kemkeu RI Dwi edhi Laksono MA. Pada acara tersebut hadir pengurus PB PAPDI, delegasi dari 36 Cabang PAPDI dari seluruh Indonesia, dan pengurus KIPD. KONKER XIII PB PAPDI, pada November 2014, Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta. PAPDI Cabang Yogyakarta menjadi tuan rumah Konferensi Kerja (KONKER) XIII PB PAPDI. Acara ini terdiri dua kegiatan yaitu sidang organisasi dan simposium ilmiah. Keputusan pada sidang organisasi akan dibahas pada KOPAPDI XVI 2015 di Bandung, 9 12 September 2015 Rumah PAPDI Sejak berdiri 1957, PAPDI baru memiliki gedung sendiri pada Mengingat jumlah anggota yang terus bertambah dan padatnya agenda kerja PB PAPDI, sudah selayaknya PB PAPDI memiliki gedung sendiri yang diberi nama RumahPAPDI. Presentasi Persiapan WCIM 2016, Bali Indonesia, 26 Oktober 2014 WCIM 2014, Seoul, Korsel Sekretaris Jenderal PB PAPDI Dr. Sally A. Nasution, SpPD, K- KV, FINASIM, FACP, memaparkan kesiapan WCIM 2016, di Bali Indonesia dihadapan executive committee ISIM. WCIM 2016 akan di selenggarakan pada Agustus 2016 di Hotel Bali Nusa Dua Convention Center. Panitia menghimbau agar anggota PAPDI dapat berpartisipasi pada perhelatan akbar tingkat dunia itu. PIN XII PAPDI 2014, 5 7 September 2014, Hotel Shangri-La, Surabaya PAPDI Cabang Surabaya menjadi tuan rumah Pertemuan Ilmiah Nasioanal XII PB PAPDI. Acara ilmiah tahunan ini dalam rangka continuing professionalisme Development (CPD) untuk selalu meningkatkan dan meng update kompetensi anggota, agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. Event itu dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. Saifullah Yusuf. Internis asal Indonesia menjabat President Elect ISIM, pada WCIM 2014, Seoul Korsel. DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K- HOM, FINASIM, FACP terpilih menjabat President Elect ISIM periode pada WCIM 2014, di Seoul Korsel, Oktober 2014 lalu. Edisi September 2015 Halo INTERNIS 13

14 SOROT UTAMA Pertemuan PB PAPDI dengan Dirjen BUK Kemenkes RI PB PAPDI bertatap muka dengan Dirjen BUK Kemenkes Prof. Dr. Akmal Taher SpU dan Direktur Bina upaya Kesehatan Rujukan Kemenkes RI Dr. Chairul radjab nasution, SpPD, K- GEH, FINASIM, M.Kes FACP. Dari pertemuan itu, dihasilkan keputusan untuk membentuk Tim Nasional Kardiovaskular yang terdiri dari tiga perhimpunan spesialis, yaitu PAPDI, IDAI dan PERKI. Dan, membuiat Pedoman Nasional Pelayanan Jantung di Indonesia. PB PAPDI mengadvokasi tentang gratifikasi, distribusi dokter spesialis penyakit dalam di Indonesia, melaporkan WCIM 2016 di Bali, revisi tarif BPJS, dan menyampaikan sikap PAPDI terhadap dokter asing. Rakernas PB PAPDI dengan Semua Cabang PAPDI 2015, Februari 2015, Hotel Harris, Jakarta Kembali PB PAPDI melakukan Rakernas PB PAPDI dan Semua Cabang 2015 di Hotel Harris Jakarta. Rakernas ini banyak menyoroti tentang SJSN dan isu gratifikasi yang menghadirkan narasumber Direktur Utama BPJS DR. Dr. Fachmi Idris, MKes, wakil Ketua Tim Tarif NCC kemenkes RI Dr. Ahmad Soebagyo, MARS, Dr. Djoko Widyarto, JS DHM, MH.Kes Anggota Tim kajian Gratifikasi IDI, Sekretaris Inspektorat Jenderal Kemenkes RI Drg. S.R Mustikowati, MKes. Pada acara tersebut hadir pengurus PB PAPDI, delegasi dari 36 Cabang PAPDI dari seluruh Indonesia, dan pengurus KIPD. PB PAPDI audiensi dengan KKI, 6 Januari 2014 PB PAPDI melakukan audiensi dengan Ketua KKI Prof. Dr. Bambang S. SpA. Pada pertemuan itu, PB PAPDI mengusulkan agar Perkonsil tahun 2012 dicabut atau diubah pasal-pasal yang merugikan PAPDI. Penulisan sebuatan Konsultan pada STR, seperti yang dilakukan sebelumnya. Dan, advokasi tentang dokter asing dan pendidikan subspesialis. PB PAPDI audiensi dengan Menteri Kemenkes RI, 30 Januari PB PAPDI melakukan audiensi dengan Menteri Kemenkes RI Prof. Dr. Nila Anfasa Moeloek, SpM. Pada pertemuan tersebut PIN XIII PAPDI 2015, Juni 2015, Hotel Novotel Palembang PAPDI Cabang Sumatera Selatan menjadi tuan rumah Pertemuan Ilmiah Nasioanal XIII PB PAPDI. Acara ilmiah tahunan ini dalam rangka continuing professionalisme Development (CPD) untuk selalu meningkatkan dan meng update kompetensi anggota agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. Event ini dibuka oleh Gubernur Sumatera Selatan Drs. Alex Noerdin. 14 Halo INTERNIS Edisi September 2015

15 Pengabdian Tiada Batas SOROT UTAMA Ketua Umum PB PAPDI periode Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FRCPT Pengabdian menjadi bagian penting tak terpisahkan bagi profesi dokter. Bukan hanya mengobati mereka yang sakit, mengurus organisasi juga menjadi bagian dari pengabdian. Waktu berjalan dengan cepat, tak pernah bisa dilupakan ketika PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia) menggelar Kongres Nasional XV PAPDI (KOPAPDI) di Hotel Aryaduta, Medan, Sumatera Utara pada Desember 2012 silam. Kala itu peserta kongres memberikan mandat kepada Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASI, FACC, FESC, FAPSIC, FRCPT untuk menjadi Ketua Umum PB PAPDI periode , pemilihan dilakukan tanpa proses yang panjang, Prof. Idrus, begitu biasa disapa, dipilih secara aklamasi. Menerima tugas itu, merupakan amanah bagi dokter kelahiran Palembang, 22 Maret 1962 ini. Dan tugas yang mulai diembannya pada Desember 2012 akan berakhir pada tahun 2015 ini. Saya menyadari, ketika terpilih Edisi September 2015 Halo INTERNIS 15

16 SOROT UTAMA tugas berat harus saya emban sebagai Ketua Umum PB PAPDI, sebuah amanah yang harus saya jalani dengan sungguhsungguh agar organisasi ini bisa menjadi rumah yang sesungguhnya bagi anggota yang jumlahnya ketika itu sekitar orang dan kini terus berkembang menjadi lebih dari anggota dari 36 cabang yang tersebar dari Aceh hingga Papua, ujarnya mengawali perbincangan. Langkah strategis pun disusun, PAPDI sebagai organisasi profesional tentu harus dikelola dan dijalankan secara profesional, begitu tekad Prof. Idrus. Bersama pengurus PAPDI yang lain, ia menyusun program kerja sesuai dengan visi dan misi PAPDI dan kaidah-kaidah yang berlaku di PAPDI. Kemudian kita juga membuat key performance indicator, tolok ukurnya serta target yang ingin dicapai. Masing-masing bidang yang ada di PAPDI membuat program kerja berdasarkan panduan yang sudah disusun. Tentu semua harus seiring sejalan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PAPDI. Dengan begitu, apa yang diinginkan oleh founding father organisasi ini benar-benar bisa kita jalankan, semua dituangkan dalam visi, misi, program kerja yang kemudian kita rangkum dan kita buat Tata Nilai PAPDI yaitu Profesional, Amanah, Peduli, Dedikasi dan Integritas. Tak berhenti sampai di situ, semua yang telah kita susun bersama kita selaraskan dengan Kode Etik Kedokteran. Setelah semua sudah selaras baru kita jalan, urai Prof. Idrus. Prof. Idrus mengingatkan, semua yang sudah tersusun dan terencana dengan baik, semuanya tak bisa dilepaskan dari tiga pilar PAPDI yang menompang organisasi. Pertama, PAPDI bertugas melayani, kedua PAPDI harus meningkatkan kompetensi anggotanya dan yang ketiga keberadaan PAPDI harus dirasakan oleh masyarakat. PAPDI bertugas untuk melayani, di mana pelayanan itu dimulai dari yang sederhana. Mulai dari mengurus keanggotaan sampai dengan urusan yang terkait dengan kolega jika ada anggota kita yang bermasalah dengan hukum. Secara etik itu menjadi tanggung jawab kita. PAPDI memberikan advokasi walaupun kita bukan pengacara. Kemudian meningkatkan kompetensi anggota harus terus menerus dilakukan dalam bentuk continuing professionalism development. Saya kira, pada era ini kegiatan seperti itu yang paling banyak dilakukan. Dan kami semua, seluruh pengurus PAPDI turun langsung, baik saya sebagai Ketua Umum, lalu Sekjen, Wakil Ketua hingga Ketua Bidang. Tak hanya itu, kita juga melibatkan pakar lain, seperti Prof. Daldiyono ikut bicara di Gorontalo. Anggota di daerah bisa up date informasi. Seorang dokter jika tidak mengikuti perkembangan pengetahuan dan informasi dia akan tertinggal. Terapi lima tahun yang lalu dengan terapi yang diterapkan saat ini sudah berbeda. Akan ada perkembangan seiring berjalannya waktu, kata Prof Idrus panjang lebar. Dia melanjutkan, Bisa kita bayangkan, seorang dokter tidak mengikuti perkembangan. Maka dia tidak bisa memberikan terapi yang optimal pada pasiennya. Terapi Prof. Idrus Alwi, SpPD, dengan Menkumham saat peringatan HKI yang diberikan tidak sesuai standar dengan perkembangan. Semua tentu akan berujung pada pelayanan ke masyarakat. Peningkatan kompetensi juga terkait dengan upaya PAPDI agar para dokter bisa menghindari aspek medikolega. Jadi yang diberikan sesuai dengan yang up to date. Lalu pilar yang ketiga di mana keberadaan PAPDI harus dirasakan masyarakat, maka pengurus PAPDI baik di pusat hingga cabang di daerah secara rutin menggelar ceramah dan berbagai kegiatan yang bisa mengedukasi masyarakat. Di event tertentu, seperti Hari Kesehatan Nasional, PAPDI turut berkontribusi memberikan informasi kepada masyarakat. Tak sebatas itu, PAPDI juga aktif di berbagai kegiatan sosial dan berada di tengah masyarakat ketika masyarakat membutuhkan. Kegiatan PAPDI Peduli Bencana, PAPDI Peduli Banjir sudah berulangkali dilangsungkan dengan menjalin kerjasama dengan PAPDI Medical Relief, organisasi PAPDI yang bergerak di unit tanggap bencana, sambung Prof. Idrus. Harus diakui, bukan pekerjaan mudah untuk menjalankan roda organisasi dengan ribuan anggota dan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Prof Idrus sebagai Ketua Umum harus terus menjalin komunikasi dan berkordinasi dengan seluruh cabang yang ada. Mengadakan rapat organisasi, mulai dari rapat pengurus besar, lalu juga rapat pleno, rapat regular hingga rapat kerja dengan seluruh cabang tiap tahun dilakukan. Rapat-rapat tersebut bertujuan untuk menyatukan langkah, sergahnya. PAPDI juga membahas isu yang tengah hangat seperti distribusi dokter. Terkait persoalan ini, Prof. Idrus secara khusus dipanggil oleh Menteri Kesehatan dan Dirjen BUK untuk membahas distribusi dokter spesialis yang merata. Ternyata data yang ada di Kemenkes jauh berbeda dengan data yang PAPDI miliki. Saya jelaskan kepada bu Menteri bahwa PAPDI sudah sejak lama membuat mapping. Kita sudah meminta data dari seluruh wilayah, di daerah mana saja yang kekurangan internis, dan di wilayah mana yang masih kosong. Rasio penempatan internis berdasarkan rasio rumah sakit bukan berdasarkan rasio jumlah penduduk, jelasnya. Kembali ke soal koordinasi, komunikasi dengan cabang di seluruh penjuru tanah air 16 Halo INTERNIS Edisi September 2015

17 SOROT UTAMA selalu terjalin, baik langsung maupun tidak langsung. Komunikasi dengan teknologi sudah pasti dilakukan, namun sebagai pemimpin Prof. Idrus lebih memilih untuk datang langsung ke cabang. Rasanya sudah hampir 90 persen cabang di daerah saya datangi. Saya datang di berbagai acara yang digelar oleh cabang yang biasanya berdampingan dengan pelantikan pengurus Cabang PAPDI. Ketika datang, kita bisa mendengar langsung masukan-masukan dari cabang termasuk melihat langsung problem-problem yang dialami oleh cabang. Tiap cabang tentu memiliki problem yang berbeda-beda, sehingga kita tidak bisa memberikan jalan keluar yang sama untuk seluruh daerah, aku Prof Idrus. Itulah pentingnya datang langsung ke daerah. Jika dirinya berhalangan, maka Prof. Idrus akan mendelegasikan kepada pengurus besar PAPDI untuk datang ke daerah. Tentu banyak cerita berkesan yang dialaminya, dan semua tersimpan manis sebagai kenangan yang tidak terlupakan. Namun ada peristiwa yang selalu membuat Prof. Idrus terkenang. Ketika itu, saya dan beberapa pengurus besar PAPDI akan ke Maluku Utara untuk melantik pengurus cabang di sana. Untuk efisiensi, saya dan rekan-rekan memilih direct flight menuju kota itu. Semua berjalan normal, kami boarding dan menunggu pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta. Seperti biasa, penerbangan ke daerah Indonesia Timur dilakukan hampir tengah malam. Hampir semua penumpang memilih tidur ketika menunggu proses take off. Tetapi saya yang masih membaca merasakan hal yang aneh, ketika mesin dinyalakan tiba-tiba seluruh lampu mati, termasuk pendingin dan disusul dengan mesinnya. Kemudian mesin dicoba dinyalakan kembali, berhasil namun kemudian mati lagi. Saya panggil pramugari dan bertanya apa yang terjadi, sang pramugari menjelaskan mesin mati dan sedang dalam upaya perbaikan. Saya pikir, wah kalau nanti mati mesin ketika berada di atas bagaimana? Setor nyawa ini namanya. Saya langsung membangunkan pengurus lain yang sudah tertidur dan memilih untuk membatalkan pemberangkatan. Beberapa penumpang yang melihat apa yang kami lakukan juga mengikuti dan akhirnya penerbangan benar-benar dibatalkan. Saya menunggu di Bandara sampai pagi dan terbang dengan penerbangan pertama lewat Manado baru ke Maluku Utara. Memang ada waktu yang terbuang tetapi yang penting kami semua selamat, Prof Idrus tertawa mengenang peristiwa itu. Meniru Jejak Ayah Anak Sulung dari 12 bersaudara yang terlahir dari pasangan almarhum Alwi Idrus Shahab dan Nafisah ini sudah bercita-cita menjadi dokter ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Biologi adalah pelajaran yang paling disukai Idrus cilik. Menghapal kata-kata latin yang banyak di pelajaran biologi saya suka sekali, selain itu saya juga suka pelajaran matematika dan juga kimia, ujar Prof. Idrus yang berlangganan mengantungi nilai 9 dan 10 untuk pelajaran-pelajaran tersebut. Masa pendidikan dasar hingga ke Sekolah Menengah Atas dijalani di kota empek-empek Palembang. Masa remaja dilalui dengan suka cita, bermain alat musik gitar menjadi salah satu kesukaannya. Saya sempat belajar gitar klasik, Tetapi salah satu teman saya yang jago main gitar mengajari saya aneka macam lagu, mulai lagu pop sampai dengan lagu klasik. Ketika akan menempuh pendidikan tinggi, Prof. Idrus memantapkan hati untuk mengikuti tes masuk perguruan tinggi. ITB (Institut Teknologi Bandung) dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menjadi pilihannya. Kalau mau mendalami bidang teknik ITB yang terbaik, tetapi kalau mau jadi dokter, FKUI yang terbaik, begitu pandangannya Idrus belia menyempatkan diri untuk melihat langsung dua perguruan tinggi papan atas di tanah air itu. Setelah melihat langsung, ia semakin mantap memilih FKUI sebagai kawah candradimuka baginya untuk mewujudkan cita-citanya sejak kecil. Persiapan dia lakukan, belajar dengan bukubuku seadanya dilakoninya. Dia bersyukur karena dirinya diterima sebagai mahasiswa FKUI. Tahun 1980 lembaran baru kehidupannya pun dimulai. Jika sejak kecil selalu Bersama istri di lembah Anai. tinggal bersama orangtua dan saudara-saudaranya, Idrus yang masih berusia belasan harus menjadi orang perantauan. Idrus muda belajar dengan sungguhsungguh, tak ada kata bermain dan bersantai seperti mahasiswa kebanyakan. Bisa masuk Fakultas Kedokteran di perguruan tinggi negeri itu berkah yang luar biasa, karena masuknya sangat sulit. Tempat terbatas sementara peminatnya luar biasa. Karena itu, ketika saya diterima saya harus bisa mempertahankan dan melakukan yang terbaik. Karena ancaman DO (drop out) di depan mata bagi mahasiswa yang tak mampu mengikuti perkuliahan, ujarnya. Tak hanya itu, Idrus muda menyadari perjuangan orangtuanya untuk bisa menyekolahkan di Jakarta. Ayahnya memiliki sebuah toko yang menghidupi Idrus dan adikadiknya. Ayah saya dulu kuliah di Fakultas Ekonomi, tetapi karena ayahnya meninggal, ayah memilih berhenti dan menjadi tulang punggung keluarga. Banyak nasihat ayah yang mengajari kami anak-anaknya untuk sekolah negeri dan perguruan tinggi negeri. Saya sadar, tentu tak mudah membiayai Edisi September 2015 Halo INTERNIS 17

18 SOROT UTAMA anak yang kuliah di perantauan sementara adik-adik saya juga banyak. Jadi hidup prihatin bukan hal baru buat saya. Kalau uang saku sudah menipis, warung Padang langganan saya sudah hapal kalau saya hanya makan dengan gulai telur saja. Kalau mau nambah cukup tambah kuah saja, makan dengan ayam cukup sesekali saja hahaha, Prof Idrus tertawa mengenang masa mudanya. Sosok ayah bagi Prof. Idrus adalah panutan yang selalu dia ingat dan jalankan nasihat-nasihatnya. Ketika sang ayah wafat, Idrus pun bertekad untuk bisa mengikuti jejak sang ayah, mengambil alih tanggungjawab keluarga. Sang ibu meneruskan mengelola toko peninggalan suaminya. Prof. Idrus menjadi pengganti ayah bagi sebelas adik-adiknya. Tentu karena campur tangan Tuhan Yang Maha Pengasih, Nafisah yang sudah kehilangan suami namun mampu mengantar 12 anaknya menyelesaikan pendidikan tinggi, bahkan sepuluh di antaranya menjadi dokter. Prof. Idrus sebagai anak tertua memberi contoh. Menyandang gelar dokter tak membuatnya berhenti belajar, dirinya pun mengambil pendidikan spesialis. Saya memilih penyakit dalam karena ilmunya sangat luas, dengan keahlian saya di bidang penyakit dalam saya bisa membantu orang lebih banyak. Profesi dokter adalah profesi pengabdian, jangan menjadikan uang sebagai tujuan utama. Melayani dan mengabdi itu yang saya tanamkan pada diri saya sehingga dengan begitu bekerja dimanapun dengan siapapun dan menolong siapa saja akan memberikan kepuasan yang luar biasa, tuturnya. Bicara tentang pengabdian, ketika Idrus telah diangkat sumpahnya sebagai dokter, dia ditempatkan di kawasan terpencil di pelosok Sumatera Selatan, kabupaten OKU. Fasilitasnya sangat terbatas, listrik disel jalan tanah dan rusak. Mengabdi di daerah terpencil adalah pengabdian yang sesungguhnya. Program Posyandu di perkotaan berbeda dengan Posyandu di daerah, utamanya daerah terpencil. Posyandu bukan sekedar menimbang dan memberi imunisasi bayi, tetapi di daerah Posyandu menjadi ujung tombak berbagai program kesehatan. Safari Posyandu, menyambangi satu kampung ke kampung lainnya sambil mensosialisasikan berbagai program sekaligus Prof. Idrus Bersama anak istri. mengobati masyarakat yang sakit namun tak memungkinkan untuk memperoleh akses kesehatan. Di daerah itu, Idrus tak hanya berperan sebagai dokter tetapi juga tokoh masyarakat setempat. Kalau ada hajatan, kita diberi tempat istimewa bersama tokoh-tokoh masyarakat lainnya, Prof Idrus tersenyum. Tak jarang, dirinya di dapuk menjadi khatib sholat Jumat, bahkan khotib sholat Idul Adha di Masjid Raya di kecamatan Belitang. Ada pertemuan, selalu ada perpisahan. Idrus yang telah akrab dan memiliki pasien yang banyak mesti berpisah, massa PTT nya sudah berakhir. Kepala Dinas Kesehatan, kata Idrus, sempat menahannya agar menetap di sana. Sementara, Idrus ingin melanjutkan ke jenjang spesialis. Sang istri, DR. Dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K) yang juga teman satu kuliah, sumbang saran agar memilih melanjutkan studi. Saya senang menjalani itu semua, tetapi istri mengingatkan dengan keahlian yang kami miliki, kami bisa berbuat lebih banyak untuk membantu masyarakat. Kata istri, di tempat itu kami hanya mengobati orang pilek dan batuk, tetapi kalau melanjutkan pendidikan maka banyak orang dengan penyakit serius yang bisa diobati sesuai dengan kemampuan saya, ungkap Prof. Idrus yang pernah mendapat penghargaan dokter teladan ini. Semua dijalani dengan sukacita, ganjarannya dia diberi kemudahan oleh Allah untuk menjalani pendidikan spesialis. Saya banyak ditawarin oleh beberapa profesor untuk mengikuti spesialisasi yang menjadi keahlian mereka, bahkan ada yang menawari saya untuk menjadi asistennya. Tetapi saya memilih untuk menjadi spesialis penyakit dalam dan bersaing dengan dokterdokter lainnya. Prof Idrus meyakini ladang pengabdian bisa di mana saja dan dilakukan oleh profesi apa saja. Karena saya dokter, maka pengabdian saya adalah mengobati orang yang membutuhkan. Tetapi tentu kita tak boleh merasa cukup dan berpuas diri, kita harus bisa mengabdi dengan optimal. Berkiprah di organisasi PAPDI juga menjadi bagian dari pengabdian. Karena saya meyakini sesuai dengan tuntunan agama, sebaikbaik manusia, adalah manusia yang bermanfaat bagi orang banyak. Dan saya berusaha untuk menjadi manusia yang bermanfaat, pungkasnya. (HI) 18 Halo INTERNIS Edisi September 2015

19 SOROT UTAMA Dr. Sally Aman Nasution, Sp.PD, K-KV, FINASIM, FACP Dedikasi untuk Eksistensi PAPDI Kesibukan sebagai staf pengajar dan praktek setiap harinya, tak membuat Dr. Sally Aman Nasution, Sp.PD, K- KV, FINASIM, FACP mengabaikan tugasnya di PB PAPDI. Bersama pengurus PB lainnya, beliau berjibaku mengawal perjalanan organisasi dengan segala dinamikanya. Namanya sudah tidak asing lagi bagi kalangan dokter penyakit dalam di tanah air. Kiprahnya di organisasi para internis ini dimulai dari nol. Di PAPDI Jaya, tugas pertamanya mengawal bidang Ilmiah. Setelah itu, pindah ke bidang Humas dan Publikasi, lalu menjadi Sekretaris Papdi Jaya hingga menjadi Wakil Ketua PAPDI Jaya yang bersamaan dengan kiprahnya di Pengurus Besar PAPDI sebagai Wakil Sekjen pada periode sebelumnya ( ). Dan pada periode kepengurusan PB PAPDI menjabat sebagai Sekretaris Jenderal. Sejak lulus internis tahun 2003 lalu, saya sudah bergabung di kepengurusan PAPDI dimulai dari PAPDI Jaya, ujar dokter kelahiran Medan, 8 Agustus 1967 ini seraya menerawang. Dunia organisasi bukan hal baru bagi dokter yang menamatkan kedokteran umumnya di FKUI tahun 1992 silam. Sejak duduk di bangku sekolah dirinya aktif di kepengurusan OSIS, begitu pula saat mahasiswa, Senat Mahasiswa menjadi wadahnya berkiprah. Karakternya yang mandiri tak lepas dari bimbingan keluarga. Sebagai sulung dari tiga bersaudara, Dr. Sally merasa memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibanding kedua adiknya. Di sinilah jiwanya yang hobi bersosialisasi tersalurkan dengan aktif di organisasi pada setiap jenjang pendidikan yang dijalaninya. Dokter yang menyelesaikan pendidikan sebagai seorang Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Kardiovaskular dari FKUI ini mengaku, tidak memiliki pendidikan formal untuk bisa terjun sebagai seorang organisatoris. Dalam hal manajerial, saya banyak belajar dari para senior, seperti Dr. Chairul yang mengajarkan saya banyak hal, ujarnya. Salah satu kontribusi Dr. Sally adalah program roadshow ilmiah antara komisariat yang digagasnya bersama Ketua Papdi Jaya kala itu. Setelah dievaluasi, program tersebut hasilnya cukup baik, buat anggota dan buat PAPDI sendiri. Akhirnya diadopsi jadi program PB hingga sekarang. Kegiatan ini dianggap dalam beberapa hal tertentu lebih efektif dan efisien karena lebih mengutamakan diskusi interaktif dengan para anggota dan dapat mencapai Cabang PAPDI yang jauh-jauh. Karena perannya di PAPDI Jaya, Dr. Sally dilirik para senior untuk bergabung di PB PAPDI. Di sinilah, Dr. Sally merasa tertantang dan menerima tawaran tersebut, mengingat memiliki visi yang sama untuk memajukan organisasi ini. Saya suka hal-hal yang baru dan kebetulan memiliki visi yang sama dengan para senior. Saya banyak berdiskusi dengan para senior tentang masa depan organisasi, sangat seru dan mengasyikkan, ujar dokter pecinta kopi ini. Segala kesibukan ini, apa yang dicari, Dr. Sally? Saya tidak mencari apa-apa, jawabnya ringan seraya tersenyum. Keseimbangan itu diperlukan, baik di kedokteran maupun di organisasi. Sebab saya tidak suka hal yang monoton, harus ada sesuatu yang baru dan menyenangkan untuk dijalani. Rahasia untuk tetap energik dan sehat di tengah kesibukan yang padat, dengan ringan beliau memberi bocoran, Resepnya, menikmati dan mensyukuri apa yang sudah ada, Edisi September 2015 Halo INTERNIS 19

20 SOROT UTAMA Dr. Sally (duduk) bersama sejawat lain di Pelayanan Jantung Terpadu RSCM. menjalani peran dan tanggung jawab yang diberikan. Dan tentu saja menjaga kesehatan. Mungkin, kopi adalah dopping-nya ya, ujarnya terkekeh. Strategi untuk Pertahankan Eksistensi Awal kiprahnya di PAPDI Jaya tahun disambut dengan problem besar yang mengguncang penyakit dalam, yaitu digoyangnya eksistensi kardiologi. Saya komit dengan keputusan memilih kardiologi, walaupun saat itu merupakan masa-masa sulit ketika eksistensinya mulai digoyang. Namun, di sinilah perjuangan dibutuhkan untuk terjun menyelesaikan masalah, mau tidak mau harus berada di dalam dan bekerja, tidak bisa hanya komentar, mengeluh apalagi protes tanpa solusi. Harus terlibat langsung di organisasi, dengan begitu kita punya ruang dan kesempatan untuk berbicara menyampaikan apa yang menjadi aspirasi bersama, paparnya. Beruntung pada masa kepemimpinan Dr. Aru, semua jajaran PB sepakat bahwa kardiologi dan pulmonologi harus dipertahankan sebagai kompetensi seorang spesialis penyakit dalam, sama seperti 10 subspesialisasi lainnya. Beberapa cara telah ditempuh terutama kegiatan-kegiatan ilmiah yang menunjukkan cara berfikir dan bertindak komprehensif dari seorang dokter spesialis penyakit dalam. Keberhasilan tersebut tak lepas dari peran personil PB yang solid. Kami memiliki visi dan semangat yang sama. Cara kerja dan gaya boleh berbeda-beda, asal visi, misi dan tujuannya sama, akan menemukan solusi yang baik. Kalau ada orang yang berbeda pendapat dan beda gaya tidak masalah, justru akan memperkaya organisasi dan menjadi mozaik yang akan saling melengkapi, tukasnya. Dunia organisasi dan kardiologi merupakan passionnya. Baginya bukan hanya ilmunya yang menarik, tapi juga tantangan yang ada di dalamnya sangat menggelitik untuk dihadapi. Saat itu, eksistensi kardiologi IPD kurang kondusif. Ada pihak tertentu, yang ingin meniadakan profesi ini. Tentu hal ini keliru dan tidak berdasar, sergahnya. Seorang dokter yang memiliki kompetensi di bidang kardiologi, tapi dilarang atau dibatasi mengerjakan hal-hal yang sesuai kemampuannya oleh pihak lain. Apalagi pihak tersebut bukan pihak berwenang. Lebih jauh Dr. Sally memaparkan, Prinsipnya eksistensi PAPDI ini harus utuh, tidak ada yang terlepas lagi, pertahankan dengan kerja nyata. Salah satu caranya ya turun ke daerah. Selain itu, penerapan prinisp-prinsip bagaimana mengontrol keuangan dan manajerial secara umum. Organisasi harus dikelola secara profesional, konsolidasi internal dilakukan, kami menyadari pembenahan harus mulai dari dalam. Aktif di Forum Dunia Kiprah Dr. Sally sebagai salah satu duta PB PAPDI tidak hanya di dalam negeri. Di antaranya mengaktifkan kembali peran PAPDI di sebagai anggota dari PAPDI dunia yaitu International Society of Internal Medicine (ISIM). Diawali dengan kehadiran delegasi dari PB PAPDI di World Congress of Internal Medicine di Taipei, Taiwan tahun Dan setelah itu kami selalu mengirimkan delegasi untuk menghadiri kongres tersebut. Sampai mengajukan diri untuk ikut merebut kesempatan sebagai tuan rumah dari kongres dunia tersebut. Pada WCIM tahun 2010 di Melbourne kita berhasil mendapatkan kesempatan tersebut. Dan Insya Allah tahun 2016 yang akan datang, World Congress of Internal Medicine akan diadakan di Bali, Indonesia. PAPDI sebagai tuan rumahnya. Dan ini akan menjadi kerja besar dari semua cabang PAPDI, tidak hanya oleh pengurus pusat saja. Kami hanya meneruskan upaya yang telah dirintis oleh para pioneer PB sebelumnya. Bangga bahwa Indonesia bisa terpilih sebagai tuan rumah karena ketat sekali pemilihannya dan sangat objektif penilaiannya. Mulai dari kesiapan, fasilitasnya, berapa jumlah anggota, kondisi pendidikannya bagaimana, acara-acara ilmiah kita seperti apa, akses, hingga faktor keamanan, papar Dr. Sally yang mengaku selalu deg-degan ketika harus tampil menyampaikan laporan di forum internasional yang bergengsi ini. Upaya yang sama dilakukan pula di kawasan regional seperti ASEAN. Kami semangat untuk bangkitkan kembali di forum regional yang juga sempat vakum dengan terlibat aktif mensinergikan konsep, model penelitian, benchmark yang ada di lima negara inti. Kami mengaktifkan kembali organisasi AFIM (Asean Federation of Internal Medicine) dan bersama-sama Sejawat Internis dari negaranegara Asean tersebut, kami membentuk salah satu chapter internasional dari American College of Physician (ACP). Sejauh ini Dr. Sally menilai PAPDI dalam beberapa aspek sudah cukup ideal sebagai sebuah organisasi profesi. Secara organisasi track-nya sudah dibuat tinggal disempurnakan. Salah satu yang masih menjadi PR adalah kemandirian terutama dalam hal finansial seperti juga yang dialami organisasi lain, ada bebarapa hal yang bisa dikembangkan agar PAPDI lebih mandiri dan profesional tidak tergantung pada pihak lain, apalagi kebijakan sekarang sudah sangat ketat, pungkasnya menutup pembicaraan. (HI) 20 Halo INTERNIS Edisi September 2015

21 Rakernas PB PAPDI dengan Semua Cabang PAPDI 2015: Tetap Profesional Hingga Akhir Periode Rakernas terakhir untuk kepengurusan periode Bersama menjalankan renstra untuk menggapai visi PAPDI Prof. Idrus, memberi sambutan pembukaan Rakernas. Pasca Konferensi Kerja XIII November 2014 silam, PB PAPDI kembali menggelar Rapat Kerja Nasional PB PAPDI Dengan Semua Cabang PAPDI 2015 yang diselenggarakan di Hotel Harris, Jakarta, Februari 2015 lalu. Rapat kerja tahunan Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) ini dihadiri oleh pengurus PB PAPDI, delegasi dari 36 cabang PAPDI dan Departemen ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia. Mereka hadir dari berbagai daerah di Indonesia untuk konsolidasi dan sosialisasi program kerja PAPDI yang akan sampaikan ke anggota PAPDI di daerah masing-masing. Rapat kali ini merupakan rakernas terakhir kepengurusan PB PAPDI periode Program kerja yang telah ditetapkan dalam renstra dievaluasi serta dibenahi hingga kepengurusan periode ini selesai. Selain merampungkan program-program yang tersisa, rakernas ini juga mengagendakan beberapa isu-isu nasional, seperti gratifikasi dan evaluasi BPJS. Rakernas kali ini merupakan rapat kerja tahunan PB PAPDI bersama cabang-cabang PAPDI di seluruh Indonesia yang terakhir untuk kepengurusan PB PAPDI Di samping membahas program kerja yang telah ditetapkan dalam renstra, pada kesempatan ini dipaparkan hasil kerja Tim Adhoc Gratifikasi PB PAPDI, kata Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP Suasana Rakernas PAPDI. Dr. Sally A. Nasution saat Rakernas PAPDI. pada sambutan pembukaan Rakernas PB PAPDI. Persoalan gratifikasi menyita perhatiaan peserta rakernas. Sesi pertama yang mengangkat tema Berbagai Aspek terkait Gratifikasi dalam Layanan Profesi Dokter dihujani berbagai pertanyaan dari peserta rakernas. Edisi September 2015 Halo INTERNIS 21

22 Sementara para pembicara dari Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Drg. SR Mustikowati, M.Kes dan Tim Kajian Gratifikasi di Bidang Kedokteran PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr. Djoko Widyarto, JS, DHM, MH.Kes, mesti ekstra sabar menanggapi banyaknya interupsi dari perwakilan anggota PAPDI dari berbagai daerah di Indonesia. Suasana kian hangat dengan celetukan DR. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP selaku moderator yang mengawal jalannya sesi tersebut. Selain soal gratifikasi, isu seputar Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) masih menarik perhatian peserta rakernas. Program JKN yang telah berlangsung lebih dari satu tahun, dalam pelaksanaanya masih banyak ditemui kejanggalan, diantaranya, kurangnya ketersediaan obat, sistem rujukan yang tidak berjalan, jasa tarif yang dinilai kurang proporsional hingga remunerasi yang tidak berkeadilan. Selain berpengaruh pada pendapatan dokter, hal tersebut mengganggu dokter dalam memberi pelayanan kesehatan. Di samping itu, pelaksanaan program JKN ada yang memberikan keuntungan bagi rumah sakit, namun tak sedikit yang rumah sakit yang kecewa. Persoalan tersebut mengundang pertanyaan bagi internis yang hadir pada rakernas itu. Pada sesi yang mengangkat tema Evaluasi Pelaksanaan BPJS dalam Pelayanan Penyakit Dalam ini menghadirkan narasumber Direktur Utama BPJS DR. Dr. Fachmi Idris, MKes, dan Wakil Ketua Tim Tarif NCC, Kemenkes Dr. Achmad Soebagyo, MARS. Kedua pembicara memaparkan hasil evaluasi pelaksanaan JKN terkait pelayanan penyakit dalam sesuai dengan tempat institusi mereka bekerja. Selain dua pembicara di atas, sesi yang dimoderatori Sekretaris jenderal PB PAPDI Dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINA- SIM, FACP ini juga mengundang Direktur Rumah Sakit Budi kemuliaan, Batam Dr. Dindin Hardiono Hadim, SpPD, FINASIM dan Wakil Direktur Pelayanan RSU Bahteramas, Kendari Dr. M. Yusuf Hamra, SpPD, MSc. Kedua pembicara yang juga anggota PAPDI, berbagai pengalaman dalam mengelola JKN di tempatnya masing-masing. Usai mendapat asupan gratifikasi dan BPJS, rakernas dilanjutkan dengan pemaparan laporan dari setiap bidang. Sebelumnya, acaranya didahului dengan mendengarkan arahan dari Ketua Umum PB PAPDI, Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP mengenai pencapaian yang telah diperoleh pengurus periode Acara dilanjutkan dengan laporan persiapan Pertemuan Ilmiah Nasioanal XIII PB PAPDI di Palembang oleh Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K- KV, FINASIM, laporan persiapan KOPAPDI XVI di Bandung oleh DR. Dr Arto Yuwono Soeroto, SpPD, K-P, FINASIM dan laporan persiapan WCIM 2016 oleh DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP. Kemudian acara dilanjutkan laporan tiaptiap bidang. Bidang Organisasi mendapat kesempatan pertama untuk menyampaikan laporannya dipresentasikan oleh Dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD, K-Ger, FINASIM. Lalu dilanjutkan Bidang Advokasi oleh Dr. Prasetyo Widhi Buwono, SpPD, FINASIM, Bidang Kemitraan dan Kerjasama oleh Dr. Tunggul D. Situmorang, SpPD, K-GH, FINASIM, Bidang Pengembangan Profesi oleh DR. Dr. Mardi santoso, SpPD, K-EMD, FINASIM, FACE, Bidang Humas, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat oleh Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, FINASIM, dan Bidang Etik oleh Dr. Bambang Subagyo, SpPD, FINASIM, SE,MM dan terakhir laporan Bidang Medikolegal oleh DR. Dr. Lucky Aziza Bawazier, SH, SpPD, K-GH, FINASIM, FACP. Kemudian ada pula penjelasan P2KB oleh Dr. Ida Ayu Made Kshanti, SpPD, K-EMD, FINASIM dan laporan penjelasan PNPK, PPK, serta Clinical Pathway oleh Dr. Muhadi, SpPD, FINASIM.Sesi ini ditutup dengan diskusi yang dimoderatori oleh Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM. Pada sesi terakhir, peserta mendengarkan laporan dari tim adhoc PB PAPDI, yaitu Tim Adhoc Gratifikasi oleh Dr. Tunggul D. Situmorang, SpPD, K-GH, FINASIM, Tim Adhoc Adolescent oleh DR. Dr Arto Yuwono Soeroto, SpPD, K-P, FINASIM, Tim Adhoc SJSN oleh Dr. Prasetyo Widhi Buwono, SpPD, FINASIM, Tim Adhoc Mapping need oleh Dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD, K-Ger, FINASIM dan laporan Tim Adhoc Dokter Asing oleh DR. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP. Pertemuan ini diakhiri oleh pemaparan kesimpulan hasil rakernas oleh Dr. Sally A. Nasution SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Dari rakernas ini diharapkan hasil-hasil yang telah diputuskan dapat dilaksanakan dan disosialisasikan ke anggota-anggota PAPDI di daerah sehingga PAPDI sebagai organisasi dapat lebih meningkatkan professionalisme dan dokter-dokter ahli penyakit dalam dapat meningkatkan kompetensinya agar dapat memberi pelayanan kesehatan terbaik. (HI) 22 Halo INTERNIS Edisi September 2015

23 Tim Adhoc Gratifikasi PB PAPDI: Sponsorship untuk CME Bukan Gratifikasi Sponsor kepada tenaga medis dalam event CPD atau P2KB tidak melanggar etika profesi dan etika bisnis baik nasional maupun international. Hingga kini Negara belum mampu menfasilitasi atau membiayai CME, PAPDI akan terus memperjuangkan sponsorship dalam rangka koridor ilmiah bukan termasuk gratifikasi suap. Persoalan gratifikasi menarik perhatiaan peserta Rakernas PB PAPDI dan Semua Cabang PAPDI Pengurus PB PAPDI beserta perwakilan cabang PAPDI dari seluruh daerah di Indonesia antusias menanggapi isu gratifikasi yang dipaparkan oleh narasumber dari Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Drg. SR Mustikowati, M.Kes dan Tim Kajian Gratifikasi di Bidang Kedokteran PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr. Djoko Widyarto, JS, DHM, MH.Kes. Mereka silih berganti mengajukan berbagai pertanyaan tentang bentuk pemberian dari pihak ketiga yang berpotensi gratifikasi. Suasana kian hangat dengan celetukan DR. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP selaku moderator yang mengawal jalannya sesi tersebut. Isu gratifikasi yang marak diberitakan di beberapa media cetak mengusik dokter, termasuk dokter penyakit dalam. Berbagai bentuk gratifikasi yang diterima segelintir dokter dari perusahaan farmasi dapat merusak citra profesi dokter yang mulia ini. Kongkalikong oknum dokter dengan per- Dr. Tunggul D. Situmorang, SpPD, K-GH, FINASIM saat Rakernas PAPDI. Edisi September 2015 Halo INTERNIS 23

24 Dr. Djoko Widyarto, JS, DHM, MH.Kes saat Rakernas PAPDI. usahaan farmasi dalam pemasaran obat dapat mencederai kode etik kedokteran. Menanggapi hal ini, PB PAPDI pada Konferensi Kerja XIII PB PAPDI di Yogyakarta November 2014 lalu merespon cepat dengan membentuk Tim Adhoc Gratifikasi. Tim Adhoc Gratifikasi merupakan amanat Konker XIII PB PAPDI di Yogyakarta, kata Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD,K-KV, FINASIM, FACC, FESP, FAPSIC, FACP pada sambutan pembukaan rakernas itu. Pembentukan tim ini, kata Prof. Idrus, untuk mengkaji hal-hal yang dapat terkait gratifikasi. Pasalnya, hingga kini persepsi gratifikasi antar dokter atau institusi cukup beragam. Mana yang termasuk gratifikasi, mana yang bukan, masih terbilang samarsamar. Batas-batas gratifikasi masih berbeda-beda pendapat. Untuk itu, PB PAPDI membentuk Tim Adhoc Gratifikasi yang telah ditetapkan 6 Januari 2015 dengan diketuai Dr. Tunggul D. Situmorang, SpPD, K- GH, FINASIM. Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kemenkes Gratifikasi telah diatur dalam Undang- Undang dan berbagai peraturan. Namun, menurut Drg. Mustikowati, dokter seringkali tidak mengetahui pemberian dari pihak ketiga termasuk kategori gratifikasi. Padahal, Kemenkes telah menerbitkan Permenkes No. 14 tahun 2014 tentang Pengendalian Gratifikasl di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI yang menjadikan Kemenkes kementerian pertama yang mengeluarkan peraturan gratifikasi dan mendapat apresiasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Larangan gratifikasi di lingkungan Kemenkes telah diatur dalam Permenkses tersebut, katanya. Drg. Mustikowati mengatakan penerbitan Permenkes No. 14 bukan untuk mempersulit pegawai Kemenkes, namun sebaliknya. Permenkes ini sebagai wujud peduli terhadap pegawai Kemenkes terkait pemberian dari pihak ketiga yang terindikasi gratifikasi. Peraturan ini sebagai peringatan agar tidak terperangkap korupsi. Prinsipnya, agar dokter mengetahui apa yang dilakuan termasuk ada unsur gratifikasi atau tidak. Jangan sampai hal-hal yang dianggap biasa, kemudian temen-temen profesi terkena gratifikasi. ujarnya. Dalam Permenkes tersebut dijelaskan secara rinci gratifikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan. Gratifikasi adalah pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik yang berhubungan dengan jabatan atau kewenangan. Drg. Mustikowati mengatakan gratifikasi meliputi 2 kategori. Yaitu, gratifikasi yang dianggap suap dan gratifikasi yang tidak dianggap suap. Gratifikasi yang dianggap suap adalah penerimaan yang tidak terbatas pada: a) marketing fee atau imbalan yang bersifat transaksional dan terkait dengan pemasaran suatu produk; b) cashback yang diterima instansi digunakan untuk kepentingan pribadi; c) gratifikasi yang terkait pelayanan barang dan jasa, pelayanan publik dan lainnya; d) sponsorship yang terkait pemasaran dan penelitian suatu produk. Sedangkan, gratifikasi yang tidak dianggap suap meliputi 2 kategoti. Kategori pertama, gratifikasi yang tidak dianggap suap terkait kedinasan, misalnya seperti pemberian berupa cindera mata dalam kegiatan resmi kedinasan seperti rapat, seminar, workshop, konferensi dan kegiatan lain sejenis, dan sponsorship yang diberikan kepada organisasi terkait pengembangan institusi yang dimanfaatkan secara transparan dan akuntabel pelatihan atau kegiatan lain sejenis. Dan kedua, gratifikasi yang tidak dianggap suap tidak terkait kedinasan, misalnya pemberian dari orang lain yang terkait dengan acara pernikahan, keagamaan, upacara adat, kelahiran, aqiqah dan lain-lain sepanjang tidak memiliki konflik kepentingan dan dilaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dan setelah diverifikasi dan klarifikasi dinyatakan tidak dianggap suap. Dalam hal ini, penerima gratifikasi adalah pegawai negeri sipil, penyelenggara negara, pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja dan pegawai lain yang bekerja di lingkungan Kementerian kesehatan. Bila ada yang menerima gratifikasi maka harus melaporkan ke Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) Kemenkes yang selanjutnya akan diteruskan ke KPK, katanya. Sponsorship yang Berkaitan dengan P2KB, Gratifikasi? Profesi dokter dituntut selalu menjaga dan meningkatkan kompetensi. Lalu apakah sponsorship yang dalam rangka continuing professionalism development (CPD) termasuk gratifikasi dengan kategori suap? Dr. Djoko Widyarto, JS, DHM, MH.Kes, dari PB IDI menjelaskan profesi dokter memiliki kode etik yang menyataan bahwa seorang dokter tidak dalam melakukan pekerjaannya 24 Halo INTERNIS Edisi September 2015

25 Drg. SR Mustikowati, M.Kes saat Rakernas PAPDI. tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang dapat menghilangkan kebebasan dan kemandirian profesi. Setiap dokter dilarang membuat ikatan atau menerima imbalan dari pihak manapun yang akan menghilangkan kepercayaan publik dan menurunkan martabat dokter, tegas anggota Tim Gratifikasi PB IDI ini ketika mempresentasikan makalahnya. Lebih lanjut Dr. Djoko mengatakan terkait dengan mengikuti pertemuan ilmiah, dokter dilarang mengikatkan diri untuk mempromosikan atau meresepkan obat. Pemberian sponsor ke dokter hendaknya dibatasi pada kewajaran dan dijelaskan tujuan, waktu, tempat dan nama kegiatan ilmiahnya. Pemberian tersebut dilaporkan ke pimpinan organisasi setempat dan diteruskan ke pimpinan nasional IDI. Dalam hal ini, tambah Dr. Djoko, sponsor kepada tenaga medis dalam event CPD atau P2KB tidak melanggar etika profesi dan etika bisnis baik nasional maupun international. Hal senada disampaikan Prof. Idrus. Ia mengatakan kerjasama dokter dengan berbagai mitranya dalam koridor continuing medical education (CME) hendaknya tidak termasuk gratifikasi. Pasalnya, dokter untuk menjaga dan meningkatkan kompetensinya seperti diamanatkan dalam UUPK memerlukan biaya yang tidak sedikit, sementara negara hingga saat ini belum mampu memfasilitasi atau membiayai dokter untuk meng up date keilmuan dan ketrampilan medisnya. Kegiatan dalam koridor ilmiah tidak bisa menafikkan sponsorship dari mitra farmasi dan alkes. Selama negara belum mampu memfasilitasi CME, PAPDI akan terus memperjuangkan sponsorship bukan gratifkasi, ujar Prof. Idrus. Lewat Tim Adhoc Gratifikasi, PAPDI berupaya mendorong agar sponsorship pada kegiatan CME bukan gratifikasi. Ketua Tim Gratifikasi PB PAPDI Dr. Tunggul mengatakan, tim ini telah melakukan audiensi ke Kemenkes dan instansi lain yang terkait. Sebelumnya, tim ini telah bekerja mengkaji hal-hal seputar gratifikasi dengan menghadirkan narasumber dari IDI, pengacara hingga KPK. Kami mendukung segala upaya yang dilakukan PB IDI yang terkait masalah etik kedoktetan, kata Dr. Tunggul. Untuk menghindari gratifikasi, Drg. Mustikowati mengatakan semua pemberian dari pihak ketiga yang bertujuan penelitian, CME baik mengikuti seminar ke dalam atau luar negeri hendaknya ditujukan kepada pimpinan institusi. Dari pimpinan nanti didistribusikan kepada para dokter secara transparan. Silahkkan didiskusi oleh pimpinan, mekanisme seperti apa. Yang penting pemberian bukan ke individu, katanya. (HI) Prof Idrus bersama pembicara dan moderator. Edisi September 2015 Halo INTERNIS 25

26 Tim Adhoc SJSN PB PAPDI: Evaluasi JKN pada Layanan Penyakit Dalam Selain isu gratifikasi, rakernas PB PAPDI kali ini masih membahas seputar Badan Penyelenggara jaminan Sosial (BPJS). Meski Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS telah berjalan satu tahun namun dalam pelaksanaannya kerap ditemui berbagai kendala. Direktur Utama BPJS DR. Dr. Fachmi Idris, MKes yang hadir sebagai pembicara memaparkan tema Evaluasi Pelaksanaan BPJS dalam Pelayanan Penyakit Dalam. Ia mengatakan lembaga yang dipimpinnya dalam kurun waktu satu tahun ini telah melakukan program JKN dengan beberapa pencapaian yang melebihi target. Faktanya, hasil survey nasional tingkat kepuasan peserta yang dilakukan pada 15 September 24 Oktober 2014 menunjukan tingkat kepuasan masyarakat mencapai 81 %, dan tingkat kepuasan fasilitas kesehatan 75%. Presiden RI Joko Widodo memberi rapor hijau atas pencapaian BPJS pada tahun 2014, katanya. Namun hasil yang telah dicapai, kata Dr. Fachmi, tidak selaras dengan kondisi keuangan BPJS. Ia menjelaskan selama satu tahun pelaksanaan JKN, BPJS mesti merogoh kocek melebihi dari yang direncanakan. Ada kekurangan dana sekitar 3 trilyun dari dana yang ditetapkan BPJS. Dimana dana pengeluaran melebihi dana pemasukan. Bukan mengalami kerugian seperti yang marak dikabarkan diberbagai media. Tapi yang terjadi adalah mismatch antara pemasukan dan pengeluaran. Bukan kerugian tapi mismatch. Ini berbeda artinya, katanya. Untuk menutupi klaim ini, tambahnya, BPJS mengeluarkan dana cadangan sekitar 3 trilyun. Dana cadangan ini memang telah ditetapkan untuk mengantipasi biaya-biaya tak terduga dalam pelaksanaan JKN. Tahun Penyakit dalam memberi keuntungan rumah sakit terbesar dibanding spesialis lain, namun minim apresiasi. PAPDI terus menyusulkan revisi tarif INA CBGs. DR. Dr. Fachmi Idris, MKes saat Rakernas PAPDI diprediksi pengeluaran BPJS akan meningkat seiiring bertambahnya peserta dan pengguna JKN. BPJS telah mengusulkan ke pemerintah agar iuran peserta dinaikkan. Dana cadangan tidak boleh selalu dipakai, karena akan mengancam keberlangsungan JKN, oleh karena itu kami meminta agar iuran peserta dinaikan, ujar mantan Ketua Umum PB IDI ini. Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua Tim Tarif NCC, Kemenkes Dr. Achmad Soebagyo, MARS. Ia mengatakan, kekuatan dana merupakan salah satu faktor keberlangsungan program JKN. Menurutnya kon- 26 Halo INTERNIS Edisi September 2015

27 Dr. Prasetyo Widhi B, SpPD, FINASIM saat Rakernas PAPDI. disi keuangan BPJS yang minus 3 triliun mengancam kelanjutan program ini. Ia menyarankan agar BPJS dapat mengoptimalkan dana dari kepesertaan JKN. Di antaranya adalah dengan memperbanyak kepesertaan JKN dan menaikan iurannya. Dan pengeluaran seperti tarif medis akan proporsional sesuai kondisi keuangan. Nantinya diupayakan iuran peserta naik, dan tarif medis proporsional, kata Kepala Pusat Perencananaan dan Pemberdayaan SDM Kemenkes ini. SJSN PB PAPDI, Dr. Prasetyo Widhi B, SpPD, FINASIM sangat mendukung revisi tarif tersebut. Pasalnya, dengan bertambahnya peserta dan pengguna JKN maka kebutuhan fasilitas kesehatan akan meningkat. Dengan tarif saat ini rumah sakit swasta kurang berminat bergabung dalam program JKN karena tarifnya rendah. Rumah sakit swasta enggan bergabung karena tarifnya kecil, sehingga pelayanan kesehatan akan dibebankan di RSUD. Kelebihan pasien akan mengurangi kualitas pelayanan, katanya. Selain itu, lanjut Dr. Prasetyo, rumah sakit swasta yang bergabung akan dikategorikan rumah sakit type C atau D. sementara dalam JKN terjadi perbedaan tarif berdasarkan tipe rumah sakit. Hal ini akan menggangu sistem rujukan dan berpotensi untuk melakukan fraud. Dr. Prasetyo sependapat bila revisi tarif seiring dengan kenaikan premi. Hitungan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), premi peserta JKN Penerima Bantuan Iuran (PBI) setidaknya Rp Saat ini premi PBI masih Rp dengan jumlah peserta PBI 84 juta jiwa. Angka premi di Indonesia, jauh kecil dibanding dengan negara-negara Asean diangka di atas Rp Iuran PBI hendaknya disesuaikan dengan nilai keekonomian, agar mendapatkan pelayanan yang lebih baik, tambahnya. Di samping soal revisi tarif, pembagian jasa medis saat ini dinilai kurang transfaran dan berkeadilan. Permenkes 28 mengatur bahwa jasa pelayanan porsinya % dari total klaim. Namun permenkes tersebut tidak mengatur besaran jasa medis. Saat ini jasa medis yang berlaku di tiap rumah sakit berbeda-beda, tergantung managemen ru- PAPDI Dorong Revisi Tarif INACBGs Menurut Dr. Achmad Soebagyo, MARS saat ini tren penyakit berubah dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Sebagian besar penyakit tidak menular ini merupakan ranahnya Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Oleh karena itu penyakit peran PAPDI sangat besar dalam menyukseskan JKN, ujar Dr. Achmad Soebagyo. Pendanaan JKN yang utama, tambah Dr. Achmad adalah berasal dari premi peserta. Untuk revisi tarif pelayanan medis, lanjutnya, yaitu mengoptimalkan iuran peserta dan menaikan preminya. Dana cadangan BPJS tidak boleh digunakan terus menerus karena hal ini akan mengancam keberlangsungan JKN. Kemenkes setuju dengan kenaikan iuran peserta, akuinya. Revisi tarif INA CBGs seyogyanya menjadi perhatian serius. Ketua Tim Adhoc Dr. Achmad Soebagyo, MARS saat Rakernas PAPDI. Edisi September 2015 Halo INTERNIS 27

28 mah sakit. Jasa medis yang ditentukan rumah sakit lebih rendah dibanding tarif INA CBGs. Selisihnya persen. Hal ini rawan sengketa antara managemen dengan dokter, kata Dr. Prasetyo. PAPDI sendiri telah mengeluarkan panduan tarif jasa medis. Dr. Prasetyo menegaskan tarif jasa medis PAPDI lebih realistis dan berkeadilan. Di beberapa rumah sakit yang pengelolaan JKNnya baik dan transparan, pendapat internis telah sesuai dengan perhitungan jasa medis PAPDI. Bila jasa medis baik, pendapatan dokter akan naik, dan kinerja rumah sakit juga membaik. Tarif jasa medis PAPDI menghitung jasa medis spesialis lain, jadi bisa diterapkan di rumah sakit, kata Onkolog RSCM/FKUI ini. Sementara jasa medis dokter penyakit dalam lebih rendah dibanding bedah dan obgyn. Padahal, di era JKN ini dokter penyakit dalam memberikan keuntungan paling besar kepada rumah sakit ketimbang spesialis lain. Alasannya, meski pasiennya lebih sedikit namun dokter bedah memiliki risiko yang besar. Alasan ini tidak dapat diterima karena dokter penyakit dalam dengan jumlah pasien yang jauh lebih banyak, juga menanggung risiko yang lebih besar, ungkap Ketua Bidang Advokasi PB PAPDI ini. Sistem remunerasi tidak berpihak kepada dokter senior di rumah sakit vertikal atau rumah sakit pendidikan. Kemenkes hanya menilai kinerja dokter yang memberi pelayanan kesehatan, sementara kinerja pendidikan tidak dinilai. Dokter senior yang banyak di pendidikan, remunerasi lebih kecil. Remunerasi hendaknya mempertimbangkan jasa medis sebelum remunerasi, katanya Evaluasi lain, adalah ketersediaan obat di e-catalog. Keluhan ini sangat dirasakan oleh dokter. Obat-obat yang diperlukan kerap tidak tersedia dan terbatas jenisnya. Ketersediaan obat JKN kurang baik dibanding ketika Askes, katanya. Peran otonomi daerah dalam mengembangkan fasilitas kesehatan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang non BLUD didorong statusnya menjadi BLUD. Dengan demikian managemen leluasa mengembangkan RSUD sehingga pelayanan kesehatan dapat diperoleh lebih baik. Selain itu, Dr. Prasetyo mengingatkan Workshop BPJS PB PAPDI saat Konker XIII Yogyakarta, agar internis memahami etik kedokteran dalam pelaksanaan JKN. Rumah sakit cenderung kuatir merugi ketika bergabung JKN. Potensi fraud cukup besar. Untuk menghindari fraud, internis perlu memahami coding dan costing INA CBGs. Ada tidaknya fraud dibuktikan oleh audit medik yang dilakukan profesi bukan BPJS. tuturnya. PAPDI terus mengusulkan revisi tarif. Rapat Badan Anggaran DPR, Kemenkes, Kemenkeu pada tanggal 21 Januari 2015 lalu menyetujui kenaikan anggaran kesehatan 5 % pada APBN Anggaran kesehatan saat ini 2,6 % atau 59 trilyun. Ada kenaikan yang signifikan. Kita mesti siapkan dengan mengusulkan revisi tarif, dan obatobat yang ada di fornas, katanya. (HI) 28 Halo INTERNIS Edisi September 2015

29 Dr. Muhammad Yusuf Hamra, SpPD, FINASIM, MSc: Sebagai direksi dan praktik penyakit dalam. Komplain dari sejawat sama banyaknya dengan komplain pasien. Kerjaan saya selalu terima Komplain dari sana-sini. Setelah berjalan kurang dari dua tahun program Jaminan Kesehatan Nasional menemui beragam kendala yang mendapat perhatian serius dari pihak rumah sakit. Diantaranya adalah Dr. Muhammad Yusuf Hamra, SpPD, MSc, Wakil Direktur Pelayanan RSU Bahteramas, Sulawesi Tenggara kerap mendapat protes dari dokter dan pasien BPJS dalam mengelola JKN. Rumah Sakit Umum Bahteramas tempat Dr. Yusuf Hamra bekerja merupakan rumah sakit tipe B pendidikan. Rumah sakit terbesar di Sulawesi Tenggara ini dilengkapi 320 tempat tidur dan memperkerjakan 850 karyawan. Sejak diselenggarakan JKN, per 1 Januari 2014, aktivitas keseharian Dr. Yusuf Hamra kian padat. Melakukan adaptasi dan sosialisasi aturan main BPJS di rumah sakit serta antisipasi mbludak nya pasien yang mayoritas peserta BPJS. Dr. Yusuf Hamra yang juga Sekretaris PAPDI Cabang Sulawesi Tenggara kerap ketiban pulung. Selain melakoni direksi rumah sakit, ia pun masih menangani pasien penyakit dalam. Posisinya sebagai Direksi, ia kerap dikomplain oleh sesama sejawat dokter perihal kelemahan sistem BPJS. Sementara komplain dari pasien ketika praktik internis tak kalah banyaknya. Karena internis terbatas, selain direksi saya juga menangani pasien. Saya dapat Komplain dari dokter karena posisi direksi dan komplain dari pasien sebagai dokter. Kerjaan saya menerima KABAR PAPDI Evaluasi BPJS dalam Pelayanan Penyakit Dalam di RSU Bahteramas Dr. Muhammad Yusuf Hamra, SpPD, MSc. komplain, ujarnya sambil terkeukeuh. Menurutnya ada beberapa kelemahan dalam pelaksanaan JKN pada saat itu yang dirasakan direksi rumah sakit. Pertama, ketersediaan dan keberadaan obat dalam formularium nasional (fornas) masih sangat kurang. Keluhan dari dokter dipelayanan sekunder seringkali obat tertentu, seperti antibiotik, tidak tersedia. Atau pasien yang sebelumnya memperoleh obat tertentu, tapi obat tersebut tidak masuk dalam e catalog. Komplain obat paling banyak dikeluhkan. Bukan hanya pasien, dokter pun mengeluh karena obatnya tidak tersedia. Kita terus mengevaluasi ketersediaan obat. Akhirnya, setelah rumah sakit menanggung semua obat, komplain pun jauh berkurang, sergahnya. Kedua, kebanjiran pasien. Dibanding tahun sebelumnya, sejak dimulai BPJS rumah sakit mengalami peningkatan jumlah pasien hampir di seluruh SMF. Rumah sakit menambah fasilitas kesehatan untuk mengakomodasi seluruh pasien. Diantara SMF tersebut, pasien penyakit dalam yang mengalami lonjakan pasien terbesar. Pasien penyakit dalam jumlahnya paling banyak, ini menjadi tulang punggung rumah sakit, kata dokter lulusan FK UGM ini. Ketiga, aturan BPJS yang kerapkali berubah-ubah. Kemenkes dan BPJS selaku regulator kadangkala tidak sinkron dalam mengelurkan kebijakan. Misalnya dalam hal aktivasi, aturan Kemenkes aktivasi keanggotaan BPJS 3 kali 24 jam, sementara Keputusan Direktur BPJS No 211 tahun 2014 adalah 7 kali 24 jam. Hal ini akan kerap menimbulkan masalah bagi pasien BPJS yang paham hukum. Hendaknya aturan disinkronkan sehingga tidak terjadi benturan di lapangan. Perubahan yang begitu cepat, buat kami direksi mesti kerja ekstra. Mestinya regulator kalau mengeluarkan peraturan ditelaah dengan baik terlebih dahulu. katanya Kemudian, mekanisme rujuk dan proses klaim. Pada pelayanan kesehatan tingkat pertama dibatasi hanya 10 persen yang dapat dirujuk ke pelayanan sekunder. Untuk itu, dokter umum kerap melampaui kompetensinya dalam menangani pasien. Padahal diagnosis dokter umum kadang kala belum tepat, katanya. BPJS tak sedikit menolak klaim. Verifikator yang kebanyakan bukan dokter tidak mengerti apa yang dilakukan dokter. Bagi pasien yang penyakitnya kerap kambuh, klaim episode kambuh ditolak oleh verifikator. Padahal pihak rumah sakit mesti menangani pasien tersebut. Untuk itu kami mengharapkan penolakan klaim satu episode dapat dikaji kembali, ungkapnya (HI) Edisi September 2015 Halo INTERNIS 29

30 Dr. Dindin Hardiono Handim, SpPD, FINASIM: Pengelolaan BPJS di RS Budi Kemuliaan Batam Pelaksanaan BPJS masih jauh dari sempurna. Meski sudah berjalan satu tahun lebih, beragam kendala kerap kali terjadi di lapangan. Hal ini menjadi perhatian banyak pihak, tak terkecuali para petinggi sejumlah rumah sakit di daerah, seperti Dr. Dindin Hardiono Handim, SpPD, FINASIM, Direktur Utama RS Budi Kemuliaan, Batam. RS Budi Kemuliaan memang punya pengalaman melaksanakan pelayanan kesehatan di era Jamkesmas dan saat ini era BPJS. Hanya saja saat Jamkesmas, jumlah pasien memang tidak sebanyak sekarang, karena masih banyak pasien asuransi nonjamkesmas. Ketika BPJS diberlakukan per 1 Januari tahun 2014, semua bertransformasi menjadi BPJS, otomatis RS Budi Kemuliaan ditunjuk sebagai RS swasta pertama yang melayani BPJS di Batam, papar Ketua PAPDI Cabang Kepulauan Riau ini. BPJS sebagai sistem baru, maka rumah sakit perlu membuat simulasi. Dr. Dindin beserta tim mempelajari dan memahami dasar hukum dan aturan main BPJS. Empat bulan masa peralihan dari Askes ke BPJS, Dr. Dindin membentuk empat tim. Tugas pokok tim ini yaitu tanggung jawab kelengakapan syarat administrasi, rekap data layanan yang akurat, coding yang benar sehingga klaim optimal., kesiapan data TXT tepat waktu klaim tiap 7-10 hari, laporan estimasi pendapatan dengan akurasi 99 %, formula pembagian Jasa Medis (JM), kerjasama dengan bpjs, koodinasi dengan bpjs, jelas dokter kelahiran Bandung22 September 1961 ini. Tim Pertama: penyusun tarif modifikasi. Tim ini menyusun tarif modifikasi dari tarif fee for service, yang mengacu tarif JKN sesuai PMK No. 69 Tahun 2013 dan PMK 59 tahun 2014 tentang tarif INA CBGs. Kemudian melakukan pembagian porsi Pelajari regulasi dan aturan main BPJS. Simulasi untuk memperoleh klaim optimal tanpa fraud. Pelayanan penyakit dalam member kontribusi terbesar dibanding SMF lain. Dan pendapatan internis meningkat dibanding dokter lain. rumah sakit, jasa medis, bahan habis pakai dan lain-lain, serta mempelajari biaya rawat inap dan jalan. Tarif modifikasi ini yang kami gunakan dalam simulasi BPJS. Tim kedua: kendali biaya meliputi dokter praktik tunggal dan praktik bersama. Tim ini menghitung berapa besar bahan habis pakai (BHP) dan kebutuhan farmasi sesuai e-catalog dengan merujuk clinical pathway. Dan, tim ini menyempurnakan standard operating procedure (SOP) agar pemakaian BHP dan pemeriksaan penunjang lebih efisien. Dal hal ini kita ingin mengingatkan seluruh dokter dan staf pentingnya sadar Dr. Dindin Hardiono Handim, SpPD, FINASIM. biaya, sergah dokter lulusan Unpad, Bandung ini Sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya, Dr. Dindin melakukan simulasi kendali biaya untuk semua tindakan di rumah sakit berdasarkan fee for service konversi. Dari sini dapat diketahui besarnya biaya tindakan dan termasuk besarnya selisih yang diperoleh, tambahnya Selanjutnya, tim ketiga: optimalisasi sistem informasi rumah sakit (SIMRS). Tim ini melakukan sinkronisasi SIMRS dengan sistem INA CBGs dan SEP. Lalu, memasukan database tarif modifikasi yang telah diben- 30 Halo INTERNIS Edisi September 2015

31 tuk tim pertama ke SIMRS. Kemudian tim ke empat, verifikator internal yang handal. Tim verifikator dipilih yang berpengalaman dan mampu membaca rekam medis dengan baik dan melakukan pengkodean dengan valid. Data hasil verifikasi dengan oleh sesuai dengan grouping INA CBGs. Dengan begitu diharapkan diperoleh klaim yang optimal tanpa fraud, ungkapnya. Setelah keempat tim ini terbentuk, langkah selanjutnya memsinkronisasi proses pelayanan pasien BPJS yang menggunakan tarif fee for service konversi rumah sakit dengan verifikasi klaim tarif paket INA CBGs. Kami dapat mengestimasi surplus dengan membandingkan billing rumah sakit terhadap klaim BPJS. Tarif fee for service konversi lebih besar pendapatannya dibanding tarif INA CBGs. Sebagian besar mengalami surplus, SMF penyakit dalam memperoleh surplus terbesar, katanya. Langkah selanjutnya, tim ini kemudian menetapkan pembagian besaran jasa medis. membentuk tim pengendali JKN BPJS ini, terdiri atas dokter umum yang memiliki pengalaman atau pernah bekerja di ASKES, dipadu dengan petugas rekam medik sebagai coder, juga tim verifikator dari keuangan. Dokter penyakit dalam memperoleh persentase lebih kecil dari profesi medis lain. Namun take home pay yang diperoleh internis lebih besar, ujarnya. Setelah seluruh instrumen rampung, pihak rumah sakit melakukan sosialisasi program JKN. Seluruh prosedur JKN, seperti pembagian jasa medis, pencatatan, coding dan lain-lain, diharapkan telah dipahami oleh dokter dan staf rumah sakit. Lalu sosialisasikan bagaimana hukum atau aturan mainannya kepada para dokter, supaya para dokter sadar dengan sistem ini, tambahnya. Pada praktiknya, pelayanan medis pasien BPJS secara umum sama dengan non BPJS. Namun pada bagian pendaftaan dan layanan farmasi, pihak rumah sakit membedakan karena alasan jumlah pasien yang banyak. Rumah sakit tidak membatasi kuota pasien BPJS. Selama satu tahun ini dengan tarif yang berlaku saat ini, dengan pengawasan yang ketat, dibantu para dokter, Alhamdulilah klaim kita surplus, artinya klaim BPJS selalu lebih tinggi dibanding dengan RS, dengan kata lain untunglah, ujarnya. Dr. Dindin mencatat ada dua problem besar dalam BPJS ini. Yang pertama dari sisi rumah sakitnya, banyak dokter dan perawat belum siap melakukan praktek berdasarkan clinical parthway. Para dokternya masih gaya bebas, suka-sukanya dia saja. Banyak tenaga medis belum siap menerapkan clinical parthway dengan cara benar, banyak yang belum siap menggunakan barang habis pakai dengan efisiensi, katanya Yang kedua, dari segi BPJS nya, Dr. Dindin melihat ada beberapa kejanggalan. Diantaranya, pihak BPJS dalam membaca pasal seperti menggunakan kacamata kuda, BPJS sering menolak klaim karena ada kesalahan, verifikasi klinis dan administrasi dijawab oleh seseorang yang notabene bukan dokter, kekosongan dan ketidaktersediaan obat di Fornas dan lainlain. Kendati demikian, Dr. Dindin menaruh harapan besar pada BPJS untuk memperbaiki segala kekuragan yang ada. Program BPJS itu baik karena pemerintah memberikan kemudahan askes kesehatan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Meskipun namanya jaminan tapi kita bayar sendiri. Kalau di negara aslinya tidak begitu, namanya jaminan artinya semua kepesertaan BPJS dibayar oleh negara, yang kaya dan miskin dibayarin negara, mau dipakai silakan, tidak juga tidak apa-apa, paparnya. Kemudian, sistem pelayanan ini jangan hanya pro rakyat tapi juga harus pro dokter dan RS. Artinya selain mengutamakan pelayanan kesehatan pada masyarakat terutama yang tidak mampu, tapi dokter dan RS jangan dikorbankan, apalagi di Indonesia penghasilan dokter masih ditentukan oleh jumlah pasien yang dilayani. Sementara di negara lain tenaga kesehatan juga disubsidi, tutupnya. (HI) Dr. Dindin Hardiono Handim, SpPD, FINASIM, pada saat Rakernas PB PAPDI. Edisi September 2015 Halo INTERNIS 31

32 Tim Adhoc Mapping Need PB PAPDI: Formulasi PAPDI Penuhi Kebutuhan Internis PAPDI sudah memiliki formulasi berdasarkan jumlah rumah sakit bukan jumlah penduduk. Kita tidak perlu mencetak internis dengan jumlah besar. Mau ditaruh di rumah sakit mana? Perbandingan jumlah dokter terhadap populasi penduduk di Indonesia jauh dari ideal. Masih banyak daerah-daerah yang belum terjamah oleh dokter. Bahkan ada rumah sakit yang tidak memiliki dokter spesialis. Sementara, dokter banyak terkonsentrasi di rumah sakit di kota-kota besar atau ibukota. Ketimpangan ini tentu menimbulkan masalah kesehatan di negeri ini. Lantas apa upaya pemerintah? Pemerintah terkesan tidak melakukan apa-apa. Berbagai upaya pemerataan tenaga kesehatan sepertinya jalan ditempat. Pemerintah tidak mampu menciptakan iklim yang kondusif bagi tenaga kesehatan untuk berkontribusi di daerah-daerah. Alasan sumber daya alam, letak geografis dan jaminan hidup layak menjadi momok dokter untuk bepraktik di daerah-daerah terpencil. Alih-alih membenahi penyebaran dokter, pemerintah malah berencana menerima dokter asing dan menambah dokter spesialis penyakit dalam melalui sistem hospital base. Kedua isu itu menjadi pembicaraan hangat dalam KOPAPDI XV di Medan 2012 lalu. Kongres PAPDI itu memutuskan dibentuk Tim Adhoc Mapping Need PB PAPDI, yang bertugas mempelajari seberapa besar kebutuhan serta distribusi dokter spesialis penyakit dalam dan menjalin kerjasama dengan pemerintah dalam hal penyebarannya. Tim adhoc Mapping Need merupakan amanat KOPAPDI XV Medan, kata salah satu anggota Tim Adhoc Mapping Need Dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD, K-GER, FINASIM. Langkah awal, kata Dr. Edy, menentukan formasi yang tepat jumlah dokter penyakit dalam di Indonesia dengan mempertimbangkan beberapa hal, seperti letak geografis dan Dr. Edy Rizal Wahyudi, saat Rakernas PAPDI. 32 Halo INTERNIS Edisi September 2015

33 Dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD, K-GER, FINASIM. institusi pendidikan. Kemenkes RI telah membuat rencana pengembangan tenaga kesehatan tahun 2011 hingga Kepmenkes 81 tahun 2004 menunjukan bahwa ketersediaan dokter spesialis pada tahun 2014 adalah 12 per penduduk, pada tahun 2019 adalah 19 per penduduk dan 28 per penduduk pada tahun Kepmenkes ini hanya menyebutkan spesialis saja, tidak merujuk ke suatu spesialis tertentu. Tim Adhoc berasumsi spesialis yang dimaksud adalah dokter spesialis penyakit dalam. Lemahnya Kepmenkes ini hanya mengatakan spesialis. Untuk itu kita menetapkan itu adalah spesialis penyakit dalam. Pada tahun 2014 diperlukan 12 internis per penduduk, kata ahli geriatri ini. Dengan begitu, lanjut Dr. Edy, rasio jumlah internis terhadap penduduk saat ini masih belum tercapai. Data Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada 2012 menunjukan rasio internis terhadap penduduk jauh di bawah yang ditetapkan Kemenkes. Di Jakarta saja rasionya 4-5, apalagi di daerahdaerah, katanya. (lihat grafik) Hitung-hitungan Dr. Edy dan kawan-kawan, jumlah internis yang di ambil dari data PAPDI dibandingkan dengan populasi penduduk dari data BPS tahun 2010 menunjukan bahwa diperlukan internis atau sembilan kali lebih besar jumlah internis saat ini. Bila jumlah penduduk dipilah berdasarkan umur dewasa tahun ke atas, dibutuhkan internis atau tujuh kali jumlah internis saat ini. Kebutuhan dokter spesialis penyakit dalam masih sangat kurang bila dihitung per penduduk, ujarnya. Kondisi tersebut, tambah Dr. Edy, dapat dipahami bila Kemenkes berencana mencetak internis dalam jumlah besar dan menerima dokter asing. Namun Dr. Edy mempertanyakan rasio yang digunakan Kemenkes kebutuhan internis dibandingkan terhadap penduduk? Dr. Edy meragukan formulasi tersebut. Ia mempunyai formulasi lain. Berdasarkan Permenkes 340 tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit mengatakan bahwa rumah sakit harus memiliki pelayanan medis spesialis dasar. Artinya, dokter spesialis bekerja di rumah sakit sehingga kebutuhan dokter spesialis harus dibandingkan dengan jumlah rumah sakit yang tersedia. Data Ditjen BUK Kemenkes saat ini jumlah total rumah sakit dengan semua tipe adalah 2380 rumah sakit. Sedangkan jumlah internis saat ini 2991 dokter. Artinya, kebutuhan internis terhadap jumlah rumah sakit dapat terpenuhi. Bahkan bila merujuk UUPK tahun 2004 mengatakan bahwa izin praktik dokter diberikan maksimal tiga tempat. Hal ini menunjukan jumlah internis saat ini dapat melayani 3000 sampai 8973 rumah sakit. PAPDI sudah memiliki formulasi berdasarkan jumlah rumah sakit bukan jumlah penduduk. Dirikan dulu rumah sakit kemudian cetak tenaga medisnya. Kita tidak perlu mencetak internis dengan jumlah besar. Mau ditaruh di rumah sakit mana? ujar Dr. Edy mempertanyakan rencana Kemenkes. Dr. Edy yang juga Ketua Bidang organisasi PB PAPDI menegaskan bahwa persoalan yang penting adalah distribusi dokter yang tidak merata. Dari data PB PAPDI menunjukan bahwa sebaran internis tidak merata. Bahkan masih banyak rumah sakit yang tidak ada internisnya. Kepengurusan PB PAPDI periode ini menaruh perhatian serius tentang hal ini. Kami memasukan isu ini dalam renstra dengan target terwujudnya jangkauan pelayanan PAPDI yang menyeluruh kepada masyarakat. Dengan KPI rasio internis terhadap jumlah rumah sakit dan membuat standar deviasi jumlah anggota setiap cabang. Dengan program peningkatan jumlah internis dan pemerataan distribusi, Katanya Rencana selanjutnya, tambah Dr. Edy, tim adhoc ini akan menyampaikan hasil kajiannya kepada Kemenkes. Bersamaan dengan itu, juga akan diusulkan kebijakan regulasi lulusan penyakit dalam dan penguatan kebijakan pemerintah tentang distribusi sesuai dengan program organisasi PAPDI. Draftnya masih dalam proses pembuatan, katanya Pemenuhan internis di daerah merupakan tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah. Tim adhoc ini berupaya agar pemerintah dapat melibatkan PAPDI sebagai profesi dalam distribusi dan memenuhi kebutuhan internis di daerah-daerah. Untuk itu PAPDI harus melakukan update informasi profesi, merekrut tenaga kesehatan sesuai lokasi dan kebutuhan, membuat sistem pembinaan dan pengawasan yang bersifat mengikat pada organisasi, merumuskan sistem distribusi yang dikaitkan dengan pendidikan, evalusi pendidikan khususnya masa studi penyakit dalam mengenai waktu pendidikan yang optimal bukan yang singkat dan membuat rumusan perhitungan insentif dengan mempertimbangkan geografis, tunjangan keterpencilan, tidak praktik di kota, pendidikan anak dan lain-lain. (HI) Edisi September 2015 Halo INTERNIS 33

34 Tim Adhoc Dokter Asing PB PAPDI: Perketat Regulasi Dokter Asing Masalah kesehatan merupakan masalah strategis ketahanan nasional, seyogya dilakukan oleh bangsa sendiri secara mandiri. Akses kesehatan tidak bisa dibuka seluas-luasnya kepada pihak asing Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 telah berlangsung, namun hingga kini belum ada dokter asing yang menyelenggarakan praktik kedokteran di Indonesia. Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) belum pernah mengeluarkan surat izin praktik bagi dokter asing untuk menjalani praktik kedokteran di negeri ini. Sampai saat ini, belum ada praktik dokter asing yang diberi izin. Bila ada dokter asing yang menyelenggarakan praktik kedokteran, itu ilegal, kata anggota Tim Adhoc Dokter Asing PB PAPDI DR. Dr, Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, MMB, FINASIM, FACP. Yang ada adalah dokter asing dalam kerangka alih pengetahuan dan teknologi. PB PAPDI menaruh perhatian serius soal dokter asing. Perhimpunan yang menaungi internis ini memiliki sikap tersendiri terhadap liberalisasi tenaga kesehatan. Lewat Tim Adhoc Dokter Asing yang diketuai DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K- HOM, FINASIM, FACP, PAPDI melakukan advokasi ke institusi pembuat regulasi tenaga kesehatan di Indonesia. PAPDI, menurut Dr. Ari, memberi rambu-rambu kepada dokter asing yang ingin praktik di Indonesia, yaitu mengikuti persyaratan yang telah ditetapkan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), lulus ujian bahasa Indonesia yang diakui lembaga bahasa yang terakreditasi dan PAPDI, dan mengikuti program akreditasi yang telah ditetapkan oleh Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (KIPD). PAPDI mengusulkan dokter asing yang ingin praktik di Indonesia harus mengikuti adaptasi pendidikan ilmu penyakit dalam, DR. Dr, Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, MMB, FINASIM, FACP.. 34 Halo INTERNIS Edisi September 2015

35 seperti yang dilakukan dokter Indonesia yang sekolah di luar negeri, ketika ingin praktik di Indonesia harus mengikuti adaptasi dahulu. Persyaratan dokter asing tersebut sudah kita sampaikan ke KKI dan Kemenkes RI, kata Dr. Ari yang juga Ketua PAPDI Cabang Jakarta raya. Sikap PAPDI, tambah Dr. Ari, juga sejalan dengan PB IDI. Induk organisasi kedokteran ini menolak kehadiran dokter asing yang menyelenggarakan praktik kedokteran di Indonesia. Menurut Ketua Umum PB IDI Dr. Zainal Abidin M.Kes dokter asing boleh masuk ke Indonesia untuk alih teknologi atas undangan pemerintah atau organisasi kedokteran, bukan praktik mandiri. Ia menambahkan IDI sanggup memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dokter Indonesia memiliki skill dan kompetensi yang tak kalah dari dokter asing, hanya saja dokter Indonesia tidak didukung dana yang cukup. Menurut Dr. Zainal, tidak semua sektor di negeri ini dapat dipegang asing. Sektor kesehatan salah satunya. IDI sepakat bahwa kesehatan mesti dikelola mandiri karena terkait dengan ketahanan negara. Bidang kesehatan seharusnya tidak diliberalisasi karena ini sektor vital terkait ketahanan negara, kata Ketua Umum PB IDI ini Kendati demikian, bidang kesehatan tak bisa lepas dari AFTA. Keluar masuk dokter asing di negara-negara Asia Tenggara tak dapat dielakkan. Namun kapan hal tersebut Dr. Aru W. Sudoyo Ketua Tim Adhoc Dokter Asing PB PAPDI. dapat direalisasikan? Tentu ini masih menjadi tanda tanya. Sebab, pasar bebas di bidang kesehatan ini terbentur regulasi yang berlaku di tiap -tiap negara ASEAN. Mereka membentengi masuknya dokter asing dengan berbagai peraturan. Thailand mensyaratkan dokter asing yang akan praktik disana harus fasih menulis dan berbahasa Thai. Sedangkan di Filipina, Undang- Undang Dasar Negaranya melarang praktik dokter asing. Begitu pula dengan Malaysia, soal kesehatan harus dikelola oleh dokter Malaysia. Regulasi tenaga kesehatan di Singapura mematok standar yang tinggi untuk bisa melakukan praktik di negeri tersebut. Kamboja, Vietnam dan Laos belum memiliki regulasi. Masing-masing negara ASEAN masih tidak legowo keberadaan dokter asing, kata Dr. Ari Sementara Indonesia dianggap regulasi domestiknya lebih longgar. Untuk itu, PAPDI melakukan audiensi ke KKI dan Kemenkes RI selaku regulator domestik. PAPDI mendukung sikap IDI dan bagi dokter asing yang bertugas di Indonesia hanya untuk alih teknologi dengan syarat memperoleh izin IDI, diminta oleh insitusi resmi atau rumah sakit pemerintah, waktunya maksimal enam bulan dan tidak ditempatkan pada di bidang dan posisi strategis atau pengambil keputusan. Dr. Ari menambahkan KKI hendaknya lebih ketat mengeluarkan Surat Tanda Registrasi Sementara bagi dokter asing yang tugas di Indonesia dan Surat tanda registrasi Bersyarat bagi dokter yang mengikuti pendidikan di Indonesia. Ini akan dikunci sehingga ketika lulus tidak bisa praktik di Indonesia, katanya Indonesia merupakan pasar yang menggiurkan bagi dokter asing. Jumlah penduduknya yang besar menarik minat dokter asing praktik. Saat ini, ditengarai dokter asing dari beberapa negara seperti Australia, Filipina, Vietnam sudah mengantri ingin masuk ke Indonesia. Dokter dari Filipina dan Vietnam sudah ingin sekali ke Indonesia, kata Dr. Ari Regulasi domestik masing-masing negara ASEAN masih menjadi benteng pasar bebas di bidang kesehatan. Dr. Ari mengatakan keluar masuk dokter asing tak perlu tergesa-gesa karena perlu waktu yang lama untuk mencapai titik temu. Saat ini, pembahasan AFTA di bidang kesehatan adalah bagaimana melakukan harmonisasi sistem pendidikan dan regulasi yang berlaku di setiap negara. Tiap negara menghargai perbedaan dan memperkuat persamaan. Lambat laun globalisasi di sektor kesehatan tak terelakkan, dengan demikian untuk menjawab tantangan global ini seluruh stakeholder baik pemerintah, institusi kesehatan dan profesi kedokteran mendorong terbentuknya sistem kesehatan yang baik dan dokter dituntut selalu meningkatkan kompetensinya agar dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. (HI) Edisi September 2015 Halo INTERNIS 35

36 Tim Adhoc Adolescent PB PAPDI: Kesehatan Remaja, Bukan Sekadar Batas Yuridis Tentu ini, tidak bisa diambil garis lurus batasan usia 18 tahun. Karena disini ada unsur biologis yang tidak bisa dibatasi oleh sekadar usia. Batas usia dewaa ada batas usia yuridis dan batas usia biologis. Karenanya ada intersepsi antara anak dan dewasa. Tim Adhoc Adolescent dibentuk sebagai salah satu amanat Kongres Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI) 2012 lalu di Medan. Sebab, sebelumnya, dibeberapa daerah ada dokter dari ilmu kesehatan anak atau pediatik melakukan upaya ambil alih pasien berusia tahun yang biasa dirawat oleh dokter penyakit dalam. praktek. Alasannya, dokter anak beralibi bahwa upaya yang dilakukan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku 36 Halo INTERNIS Edisi September 2015

37 di negeri ini. Sebagian besar Undang- Undang mematok batas usia anak dan dewasa adalah umur 18 tahun. Menurut sejawat pediatrik tersebut, pasien berusia di bawah 18 tahun menjadi domainnya dokter kesehatan anak. Namun pada praktek sehari hari, pasien berusia tahun lebih banyak ditangani oleh dokter penyakit dalam. Gesekan antar sejawat pun tak terelakkan. KOPAPDI 2012 memutuskan dibentuk tim adhoc untuk mengantisipasi upaya dari beberapa pediatrick merambah ke pasien berusia 18 tahun, yang selama ini dirawat oleh internis. Di beberapa daerah hal ini sampai menimbulkan gesekan sesama dokter, kata anggota Tim Adhoc Adolescent PB PAPDI DR.Dr. Arto Yuwono Soeroto, SpPD, K-P, FINASIM, FCCP pada Rakernas PB PAPDI dengan Semua Cabang PAPDI, Februari 2015 lalu. Menurut Dr. Arto, sikap sejawat pediatrik ini semata-mata didasari oleh aturan hukum yang berlaku, tanpa mempertimbangkan faktor faktor lain seperti biologis, pskologis dan lain-lain. Padahal, tambahnya, secara tradisional yang berlaku di rumah sakit selama ini batas usia pasien anak-anak 14 tahun. Managemen rumah sakit pun keberatan bila batas usia anak-anak menjadi 18 tahun, karena pihak rumah sakit mesti mengubah infrastruktur layanan kesehatan anak yang memerlukan tambahan biaya yang tak sedikit. Misalnya soal ranjang, bila pasien usia 17 tahun diambil pediatrik maka ranjang di bagian rawat inap pediatrik mesti diubah, katanya Antara Yuridisi dan Biologis Dokter biasa berkutat dengan guideline, tapi tidak dengan Tim Adhoc Adolescent. Tim yang diketuai DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD,K-HOM, FINASIM, FACP ini harus membedah hukum-hukum formal yang mengatur usia anak dan dewasa. Mulai dari undang-undang peninggalan Belanda, hukum Islam, produk hukum yang berlaku saat ini hingga aturan WHO dan beberapa negara maju ditelaah satu per satu untuk mendapatkan benang merah batas usia anak dan dewasa. Hasilnya, lanjut Dr. Arto, sedikitnya ada 14 undang-undang yang mengelompokan Dr. Aru W. Sudoyo Ketua Tim Adhoc Adolescent PB PAPDI. usia anak dan dewasa. Batasan usia dipakai cukup beragam, diangka 17, 18 dan 21 tahun. Sedangkan dalam hukum Islam, batasan usianya 15 tahun atau telah akil baliq. Bahkan ada yang menggunakan batas anak dan dewasa dari status nikah. Tim membuka aturan main tentang usia, banyak undang-undang yang memakai batasan usia, tutur Dr. Arto yang juga Ketua PAPDI Cabang Jawa Barat. Ahli Pulmonogi Rumah Sakit Hasan Sadikin ini mengatakan produk hukum yang ada di Indonesia mulai tahun 1948 hingga 2012 umumnya mematok angka 18 tahun sebagai batas usia anak-dewasa. Namun ia menegaskan, masa peralihan dari anakanak ke dewasa tidak bisa dilihat dari faktor usia. Ada faktor biologis yang juga mempengaruhi seseorang tumbuh dewasa. Batas usia dewasa, ada batas yuridis dan biologis. Jadi, dari anak ke dewasa tentu tidak bisa diambil garis lurus berdasarkan usia 18 tahun, katanya. Kesehatan Remaja Hak Siapa? Menurut Dr. Arto, antara usia anak dan dewasa, ada intersepsi yang biasa disebut remaja. Kementerian Kesehatan RI tahun Edisi September 2015 Halo INTERNIS 37

38 2006 menyatakan batas usia remaja tahun. Sedangkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberi batasan usia remaja antara tahun. Meski secara de jure pasien remaja masuk ranahnya ilmu kesehatan anak, namun secara de facto di DR.Dr. Arto Yuwono Soeroto, SpPD, K-P, FINASIM, FCCP. rumah sakit pasien remaja berusia di atas 14 tahun selama ini ditangani oleh internis,. Lantas pasien remaja wewenang siapa? Tim Adhoc Adolescent PB PAPDI mengirim surat ke Dirjen Bina Upaya Kesehatan (BUK) dan Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (GIKIA) mengenai adolescent medicine. Selanjutnya, tim ini memfasilitasi pertemuan PB PAPDI dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Spesialis Anak Indonesia (PB IDAI). Hasilnya, disetujui upaya bersama membentuk tim dalam mengelola ado- Kronologis Upaya Yang Dilakukan Tim Adhoc Adolescent PB PAPDI 1. PB PAPDI telah berkirim surat pada 16 Juni 2014 mengenani adolescent medicine yang ditembuskan ke Dirjen Bina Upaya Kesehatan (BUK) Kemenkes dan Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (GIKIA) Kemenkes RI 2. Pada 8 agustus 2014 dilakukan pertemuan PB PAPDI dengan PB IDAI. Hasilnya, disetujui upaya bersama untuk membentuk tim dalam mengelola usia adolesecent 3. Merespon surat PB PAPDI, pada 29 September 2014 Kemenkes mengundang PB PAPDI, PB IDAI, Satgas Ketua Himpunan Psikologi Indonesia wilayah DKI Jakarta Raya untuk membahas pelayanan kesehatan remaja. Hasilnya antara lain :, Kemenkes menyetujui untuk membentuk POKJA Bersama Kesehatan Remaja dan Dirjen BUK Kemenkes menjanjikan akan mengeluarkan Permenkes tentang Kesehatan Remaja yang akan dikelola bersama terdiri dari PAPDI, IDAI, POGI dan Psikiatrik (PDSKJI). 4. Pada 19 November 2014 diiselenggarakan pertemuan untuk menyusun Permenkes Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Hotel The Park lane Jakarta. Hasilnya antara lain: Tidak lagi mempermasalahkan batasan umur 18 tahun sebagai batas anak dan dewasa menitikberatkan usia remaja tahun harus ditatalaksana secara terpadu akan diatur bahwa disetiap fasyankes harus dibentuk tim terpadu tatalaksana remaja yang terdiri dari minimal pelayanan kesehatan anak, penyakit dalam, kesehatan jiwa/psikologis dan obgyn. Di tiap fasyankes harus dibentuk Klinik Terpadu Remaja yang ditatalaksana secara terpadu Untuk remaja dini yaitu tahun ditatalaksana oleh ilmu kesehatan anak. Sedangkan usia remaja tengah dan lanjut (di atas 14 tahun) harus ditatalaksana secara terpadu oleh tim tatalaksana remaja terpadu tersebut 38 Halo INTERNIS Edisi September 2015

39 lescent medicine. Di sini diketahui, PB IDAI sendiri belum menetapkan batasan usia anak dan dewasa adalah 18 tahun. Kementerian Kesehatan RI pun turun tangan. Melalui Dirjen BUK Kemenkes, pada 29 September 2014 diadakan pertemuan antara PB PAPDI, PB IDAI, Satgas Ketua Himpunan Psokologi Indonesia wilayah DKI Jakarta Raya yang membahas kesehatan remaja. Hasilnya, Kemenkes menyetujui dibentuk Pokja Bersama mengenai kesehatan remaja, dan Dirjen BUK menjanjikan akan menerbitkan Permenkes tentang kesehatan remaja yang akan dikelola bersama oleh PAPDI, IDAI, POGI dan PDSKJI. Kesehatan remaja cukup kompleks, bukan melulu masalah usia, tapi juga masalah biologis, psikologi remaja dan lainlain, kata Dr. Arto. Dirjen BUK Kemenkes menepati janji soal Permenkes Kesehatan Remaja. Pada 19 November 2014 kembali diadakan pertemuan untuk menyusun Permenkes Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Hotel The Park lane Jakarta. Pertemuan memutuskan, tidak lagi mempermasalahkan batasan umur 18 tahun sebagai batas anak dan dewasa, menitikberatkan rentang usia remaja yaitu tahun dan harus ditatalaksana kesehatan remaja dikelola bersama-sama secara terpadu, akan diatur bahwa di setiap fasyankes harus dibentuk tim terpadu tatalaksana remaja yang terdiri dari minimal pelayanan kesehatan anak, penyakit dalam, kesehatan jiwa/psikologis dan obgyn. Tidak terjadi perubahan usia anak dewasa. Pasien usia 14 tahun tetap bisa dipegang oleh internis tapi dengan aturan tertentu, katanya. Kerja Tim Adhoc Adolescent PB PAPDI tak berhenti sampai disini. Tugas selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan kompetensi adolescent health para internis. Bersama PAPDI dan Kolegium IPD merancang kurikulum kesehatan remaja dengan melibatkan semua disiplin ilmu penyakit dalam dan bagaimana menyampaikan kurikulum tersebut terhadap internis baru dan senior. Kemudian, mesti ditentukan apakah ilmu kesehatan remaja ini akan disisipkan ke dalam salah satu divisi yang telah ada atau dibuat divisi sendiri, seperti divisi tumbuh kembang pada departemen Ilmu Kesehatan Anak. (HI) Undang-Undang Berkaitan dengan Batasan Umur Anak dan dewasa 1. Burgelijk Wetboek (BW): genap 21 tahun atau sudah menikah; 2. Hukum Islam: umur 15 tahun atau sudah mimpi basah bagi laki-laki dan menstruasi bagi perempuan (Al-Hadits/mazhab Syafi i dan Hambali); 3. UU nomor 27 tahun 1948 tentang DPR: 18 tahun; 4. UU nomor 7 tahun 1953 tentang Pemilihan Anggota Konstituante dan Angota DPR: 18 tahun/sudah kawin; 5. UU nomor 29 tahun 1954 tentang Pertahanan Negara RI: 18 tahun; 6. UU nomor 19 tahun 1955 tentang Pemilihan Anggota DPRD: 18 tahun/sudah kawin; 7. UU nomor 66 tahun 1956 tentang Wajib Militer: 18 tahun/sudah kawin; 8. UU nomor 9 tahun 1964 tentang Gerakan Sukarelawan Indonesia: 18 tahun; 9. UU nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan: 18 tahun; 10. UU nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia: 18 tahun; 11. UU nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak:18 tahun; 12. UU nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan: > 18 tahun; 13. UU nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris: 18 tahun atau sudah menikah; 14. UU nomor 21 tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang: 18 tahun; 15. UU nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik: 17 tahun atau sudah/pernah kawin; 16. UU nomor 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum: 17 tahun atau sudah/pernah kawin; 17. UU nomor 11 tahun 2012 tentang Sistim Peradilan Pidana Anak: 18 tahun. 18. UU Kesehatan no 36 thn 2009 (pasal 131) : Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak anak masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. 19. UU Kesehatan Anak No 25 tahun 2012 juga diangka 18 Edisi September 2015 Halo INTERNIS 39

40 PNPK dan PPK PB PAPDI: Panduan Standar Pelayanan Penyakit Dalam PPK dan clinical pathway PAPDI sebagai referensi guna membantu pembuatan PPK dan clinical pathway di rumah sakit masing-masing. Keduanya bersifat hospital specific. Boleh jadi antar rumah sakit tidak sama. PB PAPDI telah menerbitkan panduan Standar Pelayanan Kedokteran. Standar ini merupakan amanat Undang-Undang No 29 tahun 2014 mengatakan bahwa dokter dalam menyelenggarakan praktik kedokteran harus mengikuti Standar Pelayanan Kedokteran (SPK). Seperti apa SPK? Kemenkes RI melalui Permenkes 1438/2010 mengimplementasikan standar yang dimaksud UUPK dalam bentuk Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) dan Standar Prosedur Operasional (SPO) pelayanan kedokteran. PNPK merupakan standar pelayanan kedokteran skala nasional yang dibuat oleh organisasi profesi yang kemudian disahkan oleh Kementerian Kesehatan RI. PNPK ini akan dikukuhkan dengan Kepmenkes. Sementara SOP pelayanan kedokteran disusun dalam bentuk Panduan Praktik Klinik (PPK) oleh staf medis yang dikoordinir oleh Komiter Medik rumah sakit setempat. PPK ini ditetapkan oleh Pimpinan Pelayanan kesehatan (Fasyankes). Dokter mesti memahami standar pelayanan kedokteran ini, kata Dr. Muhadi SpPD, FINASIM ketika memaparkan PNPK dan PPK PB PAPDI pada Rakernas PB PAPDI dan Seluruh Dr. Muhadi SpPD, FINASIM saat Rakernas PAPDI. 40 Halo INTERNIS Edisi September 2015

41 Cabang PAPDI, akhir Februari 2015 lalu. Kemenkes meminta perhimpunan profesi kedokteran, termasuk PAPDI, membuat PNPK. PB PAPDI, kata Dr. Muhadi, telah menerbitkan lima PNPK yang kemudian diserahkan kepada Kementerian Kesehatan RI, yaitu PNPK HIV/AIDS, Tuberkulosis, Sepsis, Diabetes Melitus, dan Gagal Ginjal tahap Akhir. PNPK HIV/AIDS dan PNPK Tuberkulosis diterbitkan pada tahun 2010, sedangkan PNPK Sepsis, Diabetes Mellitus, dan Gagal Ginjal Kronik telah diserahkan ke Kemenkes di tahun PNPK PAPDI telah dibagikan ke beberapa sejawat di cabang. Saat ini panduan itu berada di Kemenkes menunggu PNPK profesi lain, kemudian dicetak, ujarnya. PNPK menjadi acuan membuat Panduan Praktik Klinis. PNPK diterjemahkan oleh tim medis rumah sakit setempat sesuai dengan sarana dan fasiltas yang dimiliki rumah sakit menjadi Panduan Praktik Klinis. PPK seyogyanya mengandung pengertian, anamnesis, pemeriksaan fisik, kriteria diagnosis, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, terapi, edukasi, progonosis, kepustakaan. Dan PPK dapat pula dilengkapi dengan clinical pathway, algoritme, protocol, prosedur dan standing order yang disesuaikan dengan kondisi rumah sakit tersebut. PPK dapat dibuat lengkap, bisa pula tidak, katanya Dr. Muhadi SpPD, FINASIM. Meski merujuk dari PNPK yang sama, PPK yang dipakai di masing-masing rumah sakit bisa sama bisa pula berbeda. Pasalnya, Dr. Muhadi menjelaskan PPK di suatu rumah sakit harus sesuai dengan sarana dan fasilitas kesehatan rumah sakit tersebut. Misalnya, PPK untuk DBD (Demam Berdarah Dengue) tanpa syok, mungkin bersifat sama, di rumah sakit tipe A,B,C,dan D. tapi PPK untuk PJB (Penyakit Jantung Bawaan) bisa jadi berbeda meski tipe rumah sakitnya sama-sama tipe A. PPK suatu penyakit di tiap-tiap rumah sakit memungkinkan berbeda. Hal ini tergantung dari kondisi rumah sakit setempat. PPK bersifat hospital specific, tegasnya. PPK dan Clinical Pathway Versi PAPDI Seperti halnya PNPK, PB PAPDI juga menyusun dan menerbitkan PPK PAPDI dan clinical pathway (CP). Namun kedua standar klinis ini bertujuan membantu internis dalam menyusun PPK dan clinical pathway di rumah sakit tempat sejawat praktik. Sejawat dapat mengambil bagian-bagian dari PPK PAPDI dan clinical pathway PAPDI yang kemudian dikembangkan sesuai dengan sumber daya manusia, sarana dan fasilitas medis yang dimiliki rumah sakit. Buku PPK dan clinical pathway yang dibuat PB PAPDI hanya sebagai panduan. Sejawat bisa mengambil dan memodifikasi sesuai kondisi rumah sakit, ujar Dr. Muhadi. Untuk itu, Dr. Muhadi menegaskan dalam panduan standar pelayanan kedokteran yang dibuat PB PAPDI dicantumkan disclaimer yang menyatakan bahwa standar pelayanan kedokteran yang dibuat PB PAPDI hanya sebagai panduan atau referensi, guna membantu pembuatan PPK dan clinical pathway di rumah sakit yang disesuaikan dengan kondisi rumah sakit masing-masing. Panduan ini bukan untuk menggantikan adjustment klinis sejawat. Mesti dicantumkan disclaimer ujarnya PPK boleh dilengkapi dengan clinical pathway, boleh tidak. Karena tidak semua penyakit harus dibuat clinical pathway-nya, sebab clinical pathway akan terasa lebih efektif dan efisen pada kasus-kasus yang predictable, seperti kasus-kasus yang ditangani dokter bedah. Sementara pembuatan clinical pathway akan lebih sulit pada kasuskasus multipatologi seperti yang biasa ditangani dokter penyakit dalam dan dokter anak. Clinical pathway lebih mudah dibuat untuk kasus-kasus yang ditangani oleh dokter yang memegang pisau. Tapi sulit dibuat pada kasus-kasus yang kompleks, tuturnya. Sejatinya pembuatan clinical pathway bertujuan untuk kendali mutu bukan kendali biaya. Namun clinical pathway dapat digunakan menentukan besarnay tiap-tiap unit cost. Dengan demikian, belakangan ini, clinical pathway lebih besar perannya sebagai kendali biaya. Pihak rumah sakit membuat clinical pathway dengan mempertimbangkan besarnya tarif INA CBGs. Padahal, clinical pathway bersifat patient oriented bukan mengikuti INA CBGs atau SOP tertentu. Saat ini tiap rumah sakit mengejar agar dibuatkan clinical pathway untuk mengetahui besarnya biaya tiap unit. Lalu dibandingkan dengan tarif INA CBGs, apakah kurang atau lebih? ungkap staf Divisi Kardiologi RSCM/FKUI ini. Clinical pathway dibuat oleh tim medis di suatu rumah sakit berdasarkan evidence base. bila ada perbedaan unit cost antara tarif berdasarkan INA CBGs dengan clinical pathway maka hal tersebut menjadi masukan kepada pihak berwenang (Kemenkered) agar merevisi tarif INA CBGs tersebut, ujar Dr. Muhadi menutup presentasi pada sesi tersebut. (HI) Edisi September 2015 Halo INTERNIS 41

42 KONKER XIII PB PAPDI, Yogyakarta: Tantangan Baru di Era JKN dan Globalisasi Konferensi Kerja XIII Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KONKER PB PAPDI) menghasilkan berbagai kebijakan strategis organisasi. Acara ini diselenggarakan di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta, November 2014 lalu dengan dua kegiatan besar, yaitu sidang organisasi dan simposium ilmiah. KONKER kali ini mengusung tema Peran PAPDI dalam Menghadapi Era Jaminan Kesehatan Nasional(JKN) 2014 dan Asean Economic Community (AEC) Gubernur DI Yogyakarta, dalam hal ini diwakili oleh Sulistiono, Asisten Bidang Pemerintahan DI Yogyakarta berkesempatan membuka dan meresmikan KONKER XIII ini. Peresmian ditandai dengan pemukulan gong oleh perwakilan Gubernur yang didampingi Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, FRCPT, Sekretaris Jenderal PB PAPDI Dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, Ketua PAPDI Cabang Yogyakarta Dr. Ibnu Purwanto. SpPD, K-HOM, FINASIM, Ketua Pelaksana KONKER XIII Dr. Heru Prasanto, SpPD, K-GH, FINASIM, beserta Ketua IDI Wilayah Yogyakarta. Gubernur DI Yogyakarta dalam sambutannya mengatakan pemerintah daerah sangat mendukung KONKER XIII ini. Ia mengatakan, acara ini sebagai ajang pertemuan para internis dalam rangka meningkatkan kompetensi keilmuan dokter spesialis penyakit dalam. Dengan begitu para dokter dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan program pembangunan kesehatan untuk mewujudkan bangsa yang sehat. Dokter diharapkan selalu mengupdate Jumlah penduduk negeri ini yang besar, menjadi pasar yang menggiurkan bagi dokter asing. Ke depan masyarakat akan menilai dokter dari kompetensinya. Untuk itu, dokter Indonesia diharapkan selalu meningkatkan kemampuannya agar dapat bersaing, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubowono X. kompetensinya. Indonesia akan menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dimana akan terjadi persaingan yang ketat. Dokter asing akan leluasa membuka praktik di Indonesia. Bahkan saat ini, banyak mahasiswa asing yang belajar ilmu kedokteran di Indonesia. Mereka akan fasih berbahasa Indonesia, yang pada akhirnya praktik di Indonesia. Jumlah penduduk negeri ini yang besar menjadi pasar yang menggiurkan bagi dokter asing. Ke depan masyarakat akan menilai dokter dari kompetensinya. Untuk itu, dokter Indonesia diharapkan selalu meningkatkan kemampuannya agar dapat bersaing, kata Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubu- Pemukulan Gong oleh perwakilan Gubernur DIY membuka Konker XIII PB PAPDI. 42 Halo INTERNIS Edisi September 2015

43 wono X dalam paparanya yang dibacakan Asisten Bidang Pemerintahan Sulistiono. Hal senada disampaikan Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K- KV, FINASIM, FACC. FESC, FAPSIC, FACP, FRCPT. Ia mengatakan, PB PAPDI sangat serius soal peningkatan kompetensi anggotanya. Bahkan PB PAPDI, katanya, aktif membina dokter umum sebagai lini terdepan layanan kesehatan di masyarakat. Meningkatkan kemampuan para dokter melalui kegiatan yang bersifat continuing professionalism development (CPD ) merupakan salah satu misi PB PAPDI, katanya. Terkait dokter asing, Prof. Idrus mengatakan, PB PAPDI mengikuti Ikatan Dokter Indonesia, induk organisasi kedokteran. IDI menolak dokter asing yang melakukan praktik di Indonesia. Dokter asing boleh masuk, hanya untuk transfer pengetahuan yang diundang oleh institusi resmi dengan waktu yang dibatasi. Dokter asing dalam bekerja tidak menempati jabatan strategis. telah menentukan sikap. Selain itu, PB PAPDI menambahkan, dokter asing yang ingin praktik harus memenuhi regulasi domestik, menjalani adaptasi oleh kolegium dan fasih berbahasa Indonesia yang diakui oleh lembaga bahasa yang kredibel. PB PAPDI mendukung Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bidang kesehatan. Menurut Prof. Idrus, program ini sesuai dengan konsep PAPDI mengenai layanan kesehatan berjenjang, layanan primer, sekunder dan tersier. Namun, tambahnya, PB PAPDI selalu mengawal dan mengevaluasi SJSN, agar tatanan kesehatan yang baru ini dapat berlangsung dengan baik dan tidak merugikan internis. Sistem ini berbasis asuransi sosial. Suatu upaya yang baik, agar layanan kesehatan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, ujarnya. Pada era SJSN, layanan kesehatan primer menjadi garda terdepan. Nantinya, sistem kesehatan berbasis asuransi lebih banyak mengelola upaya promotif dan preventif, di samping kuratif. Saat ini lebih banyak upaya kuratif dibanding preventif dan promotif. Tenaga penyuluhan belum difasilitasi dengan baik. Di luar negeri, upaya preventif lebih diperhatikan oleh provider kesehatan, baik pemerintah maupun asuransi, karena lebih menguntungkan, cost kesehatan lebih rendah, dan kesehatan rakyat lebih baik, kata Dr. Heru Prasanto, SpPD, K-GH, FINASIM. Berbenah Menghadapi Era JKN dan Globalisasi Konker PAPDI merupakan kegiatan organisasi yang rutin diselenggarakan sekurang-kurangnya tiga tahun sekali. Hampir 200 peserta sidang, meliputi pengurus PB PAPDI, delegasi 36 Cabang PAPDI, dan pengurus KIPD, hadir pada KONKER XIII ini. Mereka membahas berbagai isu baik internal maupun eksternal organisasi, terkait Jaminan Kesehatan Nasional, Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dan gratifikasi. Peserta sidang akan dibagi lima kelompok sidang komisi. Setiap komisi diwakili oleh pengurus cabang dan pengurus PB PAPDI Konker ini akan menggodok isu-isu strategis terkait kebijakan pemerintah mengenai kesehatan. Mengevaluasi programprogram yang telah ditetapkan dalam renstra serta pembenahan pada organisasi PAPDI dalam memasuki era globalisasi. Kesepakatan yang dihasilkan pada Konker kali ini akan menjadi acuan serta pegangan untuk kepengurusan PB PAPDI dan PAPDI cabang pada periode kepengurusan berikutnya, kata Prof. Idrus Alwi. PAPDI Cabang Yogyakarta terpilih menjadi tuan rumah pada KOPAPDI XV Medan 2012 lalu. Menurut Dr. Ibnu Purwanto, SpPD, K-HOM, FINASIM acara ini dihadiri lebih dari 1000 peserta. Selain sidang organisasi dan simposium ilmiah, panitia juga mengadakan lomba poster ilmiah dan Ladies Program untuk para pendamping dengan mengunjungi tempat wisata disekitar Yogyakarta. Ini suatu kehormatan bagi kami dipercaya oleh sejawat untuk menyelenggarakan KONKER ini. Semua berkolaborasi baik pengurus cabang, anggota dan PPDS ilmu penyakit dalam FK UGM/RS UP Dr. Sardjito Yogyakarta mensukseskan KONKER ini, kata Dr. Ibnu Purwanto, SpPD, K-HOM, FINASIM (HI) Suasana Konker XIII PB PAPDI. Edisi September 2015 Halo INTERNIS 43

44 KPK: Gratifikasi, Kenali dan Hindari Dokter PNS rentan terjebak gratifikasi. Penting bagi mereka mengenali bentuk-bentuk gratifikasi Gerah! Begitu kata Dr. Ari dengan geram mengomentari maraknya pemberitaan gratifikasi di kalangan dokter. Ia mengatakan pemberitaan tersebut tendensius memojok profesi dokter oleh kelompok media tertentu. Pemberitaan kedekatan perusahaan farmasi dengan dokter tidak didasari oleh fakta-fakta yang kuat. Kongkolingkong dokter farmasi seolaholah dilakuan oleh semua dokter, padahal dokter sendiri dalam praktik memiliki kode etik kedokteran, tidak dipengaruhi perusahaan farmasi. Pemberitaan ini dilakukan oleh kelompok media tertentu, dan tidak sesuai fakta, sergah DR. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP, internis yang juga aktif mengisi kolom kesehatan di berbagai media. Hal tersebut disampaikan dr. Ari ketika menjadi moderator seminar di sela-sela sidang organisasi Konferensi Kerja XIII PAPDI di Hotel Sheraton Mustika, Yogyakarta November 2014 lalu. Pada seminar tersebut, panitia mengundang pembicara dari Komisi Pemberantasan Korupsi Direktur Gratifikasi Giri Suprapdiono, Kemenkes Direktur Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono saat KONKER XIII PAPDI. 44 Halo INTERNIS Edisi September 2015

45 Diskusi peserta KONKER dengan Direktur Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono saat KONKER XIII PAPDI.z RI Dr. Dewi Indah Yuniati staf Tim Teknis INA CBGs, dan Dr. Tri Nugroho, MQIH, Kepala Bidang Pendayagunaan SDM Kesehatan Luar Negeri Badan PPSDM Kemenkes RI. Praktik gratifikasi di kalangan dokter menarik perhatian peserta sidang. Menurut Giri Suprapdiono, pemberian sesuatu oleh perusahaan obat atau alat kesehatan kepada dokter dapat dikategorikan gratifikasi. Pemberian tersebut terkait dengan praktik pemasaran obat, dimana dokter meresepkan obat dari perusahaan obat yang telah memberinya. Pemberian fee baik berupa discount khusus maupun fasilitas lain seperti jalan-jalan ke luar negeri, biaya dan akomodasi seminar merupakan bentuk gratifikasi dan dapat dikategorikan tindakan korupsi. Pasalnya, gratifikasi perusahaan farmasi kepada dokter baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi keputusan dokter untuk memberikan resep atau alat kesehatan produksi perusahan yang telah menjalin kerjasama dengan dokter, kata Giri. Hal tersebut, lanjut Giri, sudah diatur dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Korupsi. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, sumbangan bisa saja masuk kategori gratifikasi. Setiap gratifikasi kepada PNS atau penyelenggara negara dianggap korupsi, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. Penerima gratifikasi, kata Giri, sesuai Pasal 12B UU No. 20/2001, dihukum pidana seumur hidup, atau pidana paling singkat 4 tahun dan pidana denda paling sedikit dua ratus juta rupiah dan paling banyak Rp1 Milyar. Kecuali, apabila penerima gratifikasi melaporkannya ke KPK dalam waktu 30 hari setelah diterimanya gratifikasi. Menurut Pasal 16 UU Nomor 30/2002 tentang KPK, PNS yang menerima gratifikasi mesti melaporkan ke KPK. Penerima gratifikasi wajib melaporkan kepada KPK paling lambat 30 hari kerja sejak tanggal penerimaan. Selanjutnya, KPK menganalisis gratifikasi tersebut dengan cara meminta keterangan yang bersangkutan. Dalam pasal 17 ayat 1 UU Nomor 30/2002, KPK mempunyai waktu paling lama 30 hari kerja sejak menerima laporan untuk menetapkan status kepemilikan gratifikasi disertai pertimbangan. Keputusan pimpinan KPK itu bisa berupa penetapan status kepemilikan gratifikasi bagi penerima atau menjadi milik negara. Setelah penetapan, KPK wajib menyerahkan putusan status kepemilikan gratifikasi tersebut kepada penerima paling lambat tujuh hari kerja. Dokter kerap terlibat dalam pemasaran suatu obat. Bahkan ada dokter dijadikan ujung tombak pemasaran obat-obatan dari perusahaan farmasi tertentu. Kerjasama spesial dokter-perusahaan farmasi mengarahkan dokter untuk memberikan resep sesuai dengan perusahaan farmasi tertentu. Dokter pegawai negeri sipil (PNS) rentan terjebak praktik gratifikasi yang kebanyakan mereka tidak menyadari apa yang dilakukan tergolong suap. Padahal, Kemenkes telah menerbitkan Permenkes tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kemenkes RI. Penting mengenali bentukbentuk gratifikasi, dan hindari, ujar memberi tips. Sementara pembicara lain, Dr. Dewi Indah Yuniati staf Tim Teknis INA CBGs mengatakan tarif INA CBGs mengubah cara pandang perilaku rumah sakit dalam memberi pelayanan kesehatan pada pasien. Dengan sistem ini rumah sakit dituntut mampu melakukan efisiensi dan meningkatkan mutu pelayanan. Ia mengatakan perlu adanya revisi tarif INA CBGs dengan melibatkan organisasi profesi seperti PAPDI. Sedangkan Dr. Tri Nugroho, MQIH, Kepala Bidang Pendayagunaan SDM Kesehatan Luar Negeri Badan PPSDM Kemenkes RI mengatakan sampai saat ini belum memberi izin dokter asing berpraktik mandiri di Indonesia. Proses keluar masuk dokter asing ke suatu negara perlu waktu yang panjang. Hal tersebut terkait dengan regulasi domestik masing-masing negara yang cenderung membentengi masuknya dokter asing. Para dokter saat ini tenangtenang saja, karena Kemenkes sebagai regulator domestik memperketat syarat dokter asing, katanya. (HI) Edisi September 2015 Halo INTERNIS 45

46 Sidang Organisasi PAPDI: Siap Menyongsong Era JKN dan Globalisasi Isu gratifikasi menjadi pembicaraan hangat selain, SJSN dan MEA Dokter kerap tidak mengenali bentuk gratifikasi. KONKER kali ini mengamanahkan dibentuknya Tim Adhoc Gratifikasi. Jumat, dini hari, Ballroom Hotel Sheraton Mustika, Yogyakarta masih tampak riuh. Rasa kantuk hilang berganti perdebatan. Diskusi panjang, silang pendapat tak terelakan. Mereka adalah peserta rapat Konferensi Kerja PAPDI XIII yang berasal dari delegasi 36 Cabang PAPDI, pengurus PB PAPDI dan KIPD. Para internis urun rembug untuk satu tujuan: menghasilkan keputusan terbaik bagi PAPDI dan KIPD. Sidang organisasi merupakan agenda utama KONKER PAPDI. Rapat organisasi ini membahas berbagai persoalan yang terkait dengan PAPDI baik internal maupun eksternal organisasi. Program kerja PB PAPDI dan KIPD yang telah berjalan di evaluasi dan dibenahi. Isu gratifikasi menarik perhatian serius peserta sidang, selain SJSN dan Masyarakat Ekonomi ASEAN. KONKER ini menggodok isu-isu strategis terkait kebijakan pemerintah mengenai kesehatan. Mengevaluasi program-program yang telah ditetapkan dalam renstra serta pembenahan pada organisasi PAPDI dalam memasuki era globalisasi. Kesepakatan yang dihasilkan pada Konker kali ini akan menjadi acuan serta pegangan untuk kepengurusan PB PAPDI dan PAPDI cabang pada periode kepengurusan berikutnya, kata Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, Suasana sidang organisasi saat KONKER XIII PAPDI. 46 Halo INTERNIS Edisi September 2015

47 Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP; Komisi 3: Bidang Pengembangan Profesi (P2KB/CPD, CME online, EIMED, Roadshow, dan FINASIM), dipimpin oleh DR. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP; Komisi 4: Pendidikan Sp1, dipimpin oleh Dr. IGP. Suka Aryana SpPD, K- GER, FINASIM dan Komisi 5: Pendidikan Sp2 dipimpin oleh DR. Dr. Zulkhair Ali, SpPD, K-GH, FINASIM. Banyak hal yang menarik dibahas, namun isu gratifikasi menjadi perbicaraan hangat pada KONKER XIII. Hal itu dipicu oleh maraknya pemberitaan kerjasama dokter dan farmasi yang disinyalir suap. Permenkes No 14 tahun 2014 tentang Pengendalian Gratifikasi telah mengatur praktik gratifikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan RI, namun kebanyakan dokter tidak mengenali mana gratifikasi, mana bukan. Akhirnya, terkait Suasana diskusi peserta saat sidang organisasi pada KONKER XIII PAPDI. FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, FRCPT, Ketua Umum PB PAPDI periode KONKER XIII Yogyakarta diawali dengan sidang pleno yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP dan Sekretaris KIPD Dr. Irsan Hasan SpPD, K- GEH, FINASIM. Sidang pleno pertama mengagendakan paparan dari Ketua Umum PB PAPDI, Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, FRCPT dan Ketua Harian KIPD Prof. DR. DR. Siti Setiati, SpPD, K-GER, FINASIM. Pimpinan sidang membacakan tata tertib sidang organisasi dan mengatur jalannya sidang pleno. Selanjutnya, sidang organsisi dilanjutkan dengan rapat komisi. Peserta sidang dibagi menjadi lima komisi yang terdiri dari pengurus cabang dan PB PAPDI. Rapat komisi membahas isu-isu terkait yang telah disepakati yang akan diputuskan dalam sidang pleno selanjutnya. Komisi yang dibentuk yaitu, Komisi 1: Bidang Organisasi dan Advokasi yang dipmpin oleh Dr. Tunggul D. Situmorang, SpPD, K-GH, FINASIM; Komisi 2: Kemitraan dan Kerjasama, Humas, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat Serta Etik dan Medikolegal, dipimpin oleh Dr. Ika Prasetya gratifikasi, KONKER XIII memutuskan untuk dibentuk Tim Adhoc Gratifikasi PB PAPDI. Keputusan lain diantaranya, calon tuan rumah KOPAPDI dan KONKER mendatang. Calon tuan rumah KOPAPDI 2018 adalah PAPDI Cabang Semarang, PAPDI Cabang Surakarta, PAPDI Cabang Makassar dan PAPDI Cabang Surabaya. Sedangkan tuan rumah KONKER 2017 adalah PAPDI Cabang Malang, PAPDI Cabang Cirebon, dan PAPDI Cabang Tanah Papua. Siapa yang terpilih menjadi tuan rumah perhelatan PAPDI mendatang, akan ditentukan pada KOPAPDI XVI di Bandung, awal September (HI) Edisi September 2015 Halo INTERNIS 47

48 Calon Tuan Rumah KOPAPDI XVII 2018 PAPDI Cabang Makassar: Siap Menjadi Tuan Rumah KOPAPDI XVII Prof. Syamsu Ketua PAPDI Cabang Makassar. PAPDI Cabang Makassar siap menjadi tuan rumah KOPAPDI XVII Hal tersebut disampaikan Sekretaris PAPDI Cabang Makassar Dr. Faridin Pango, SpPD, K-R, FINASIM kepada Halo Internis melalui pesan elektronik. Pada Konas PAPDI XVI di Bandung 2015, PAPDI Cabang Makassar maju sebagai calon tuan rumah KOPAPDI XVII Bahkan, kata Dr. Faridin, PAPDI Cabang Makassar kerap mencalonkan menjadi tuan rumah kongres sejak KOPAPDI XIV di Jakarta dan KOPAPDI XV di Medan. Menurut Dr. Faridin, internis di Makassar sudah berpengalaman menyelenggarakan event-event berskala nasional. Hampir setiap tahun mereka menggelar pertemuan ilmiah tahunan di bidang Ilmu Penyakit Da-lam. Bahkan PAPDI Cabang Makassar pernah menjadi tuan rumah KOPAPDI VII tahun anggota PAPDI bersama PPDS Ilmu Penyakit Dalam FK Unhas siap menyuksekan KOPAPDI XVII 2018 di Makassar. Kota Makassar merupakan center point of Indonesia, ibukota provinsi terbesar di wilayah Indonesia Timur. Akses kesana melalui jalur udara cukup ramai. Hampir semua maskapai memiliki rute ke pintu gerbang Indonesia Timur itu. Berbagai hotel mulai dari bintang tiga hingga lima menjulang di langit Makassar. KOPAPDI XVII nanti diselenggarakan di Hotel Clarion, hotel terbesar yang memiliki dua grand ballroom yang mampu menampung 3000 orang. Selain itu, hotel ini dilengkapi 14 ruang pertemuan yang dapat dipakai untuk sidang organisasi, workshop dan simposium. Disekitar Hotel Clarion terdapat berbagai hotel satelit bintang lima yang dapat dihuni peserta. Akses jalan dari hotel satelit tidak berjauhan, begitu pula dari airport Sultan Hasannudin cukup lancar dan singkat. Selain sidang dan simposium, sejawat dapat dimanjakan dengan berbagai wisata disana. Peserta akan disambut hangat dengan tari-tarian budaya Makassar. Wisata alam bagi penggemar fotografi sangat cocok mengunjungi air terjun Bantimurung, Malino, dan Tana Toraja yang terkenal dengan kuburan batu. Bagi penggemar makanan, dapat menikmati lezatnya masakan khas Makassar seperti Coto Makassar, Sop Konro dan berbagai makanan laut yang segar. Begitu pula yang hendak membeli cinderamata khas Makasaar dapat diperoleh di wisata belanja di dalam kota. Secara organisasi, PAPDI Cabang Makassar telah memenuhi kriteria tuan rumah. Bahkan restu dari pemerintah daerah telah dikantongi. Komunikasi dengan pemerintah daerah telah terjalin, mengingat Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesai Selatan adalah anggota dan pengurus PAPDI Cabang Makassar, sergahnya. KOPAPDI XVII nanti akan memberi kontribusi besar terhadap perkembangan kesehatan di kawasan Indonesia Timur. Para dokter dapat meningkatkan kompetensinya sehingga dapat memberi pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat sesuai dengan program pemerintah di bidang kesehatan. Setelah rentang waktu 31 tahun, sudah saatnya kami diberi kesempatan dan dipercaya kembali menjadi tuan rumah perhelatan akbar dokter spesialis penyakit dalam. Mohon dukungan dari sejawat semua, ungkap Dr. Faridin berharap. (HI) 48 Halo INTERNIS Edisi September 2015

49 Calon Tuan Rumah KOPAPDI XVII 2018 KABAR PAPDI PAPDI Cabang Surabaya: Siap Menjadi Tuan Rumah KOPAPDI XVII PAPDI Cabang Surabaya siap menjadi tuan rumah KOPAPDI XVII Hal tersebut disampaikan Ketua PAPDI Cabang Surabaya Dr. Soebagijo Adi Soelistio, SpPD, K-EMD, FINASIM kepada Halo Internis melalui pesan elektronik. Menurut Dr. Soebagijo, PAPDI Cabang Surabaya sudah berpengalaman menyelenggarakan simposium-simposium berskala nasional. Contoh yang paling dekat adalah Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) PAPDI 2014 lalu, dimana PAPDI Cabang Surabaya mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah. Kota Surabaya seringkali menjadi tempat penyelenggaraan kongres nasional baik dari profesi dokter maupun profesi lain. Tak dipungkiri Kota Surabaya sebagai kota kedua terbesar, setelah Jakarta, memiliki sarana dan fasilitas yang baik. Rencananya, kata Dr. Soebagijo, penyelenggaraan KOPA- PDI XVII akan dipusatkan di Hotel Shangri La. Hotel bintang lima ini dilengkapi tiga ballroom yang dapat menampung sekitar 1800 orang. Dan 12 function room yang dapat memenuhi seluruh kegiatan berupa sidang organisasi, simposium dan workshop. Hotel ini hanya memiliki 383 kamar, namun tak jauh dari Hotel Shangri La, terdapat hotel-hotel lain, mulai dari bintang tiga hingga lima, dengan jumlah kamar sekitar kamar. Akses menuju Surabaya dari berbagai daerah di Indonesia, terbilang mudah. Jadwal penerbangan dari berbagai maskapai cukup ramai. Tak perlu waktu lama, dari Bandara Juanda ke Hotel Shangri La hanya menit. Di sekitar Dr. Subagijo Adi Ketua PAPDI Cabang Surabaya. venue merupakan daerah bebas macet. Lokasinya aman dan nyaman, terbebas dari banjir dan amuk massa. Surabaya yang kami tawarkkan adalah keamanan, kenyamanan, dan menyenangkan, tutur ahli Endokrinologi dan Diabetes RSU Soetomo/FK Unair ini. Selain simposium, peserta dan keluarga dimanjakan dengan beragam tujuan wisata. Ada wisata kuliner yang dapat mencicipi masakan khas Jawa Timur seperti bebek sinjai, semanggi suroboyo, lontong balab Wonokromo, rujak cingur, tahu tek dan masih banyak lagi. Berbagai cinderamata dapat dijumpai di sentra kerajinan perak dan kulit di Sidoarjo, dan sentra batik di Madura. Atau di Surabaya Carnival yang buka 24 jam. Wisata air, bersama keluarga dapat mengunjungi wahana bermain Saigon Water Park. Atau makan malam di atas kapal Cruise yang melintas di bawah jembatan Suramadu. Wisata alam tak kalah menariknya. Gunung Bromo, Kawah Ijen dan air terjun Madakaripura merupakan destinasi yang tak boleh terlewatkan. Setiap wisatawan selalu ingin mengabadikan keindahan alamnya. Dukungan lain yang tak kalah pentingnya adalah dukungan dari pemerintah daerah. Dr. Soebagijo menegaskan, Pemda sangat mendukung acara seperti ini. Beberapa kongres yang diselenggarakan di Surabaya, Pemda antusias hadir. Sebagai contoh, ketika PIN 2014 yang dibuka dan diresmikan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. Saifullah Yusuf bersama Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur. Dengan demikian, bila Surabaya menjadi tuan rumah KOPAPDI XVII akan banyak menarik peserta dan akan menyedot perhatian khalayak, baik dari pemerintah maupun dari profesi lain. Gaung dari KOPAPDI akan berdampak ke seluruh nusantara. Hal ini akan membawa PAPDI lebih berwibawa dan disegani baik dari profesi medis lain maupun pemerintah PAPDI Cabang Surabaya berpengalaman menjadi menyelenggarakan KOPAPDI. Pada tahun 2018, Dr. Soebagijo berharap dapat kembali menjadi tuan rumah KOPAPDI untuk ketiga kalinya, pertama KOPAPDI II, September 1973, dan kedua KOPAPDI XI, 7 11 Juli pengurus cabang akan dibantu anggota dan dan residen Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/ RSU Soetomo, siap berpartisipasi menyukseskan KOPAPDI XVII 2018 nanti. Kami berjanji tim surabaya solid, well organized dan sudah berpengalamam menyelenggarakan event-event skala nasional, katanya. (HI) Edisi September 2015 Halo INTERNIS 49

50 Calon Tuan Rumah KOPAPDI XVII 2018 PAPDI Cabang Semarang: Siap Menjadi Tuan Rumah KOPAPDI XVII PAPDI Cabang Semarang siap menjadi tuan rumah KOPAPDI XVII Hal tersebut disampaikan Ketua PAPDI Cabang Semarang Dr. Lestariningsih, SpPD, K-GH, FINASIM kepada Halo Internis melalui pesan elektronik. Pada Konas PAPDI XVI di Bandung 2015, PAPDI Cabang Semarang maju sebagai calon tuan rumah KOPAPDI XVII Dr. Lestariningsih mengatakan kami berharap Semarang dapat terpilih kembali menjadi tuan rumah KOPAPDI XVII 2018 Semarang pernah menjadi tuan rumah perhelatan akbar perhimpunan dokter penyakit dalam pada KOPAPDI V, Juni 1981 lalu. Ia mengatakan anggota PAPDI Cabang Semarang beserta PPDS Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK Undip/RSU Kariadi siap menyukseskan KOPA- PDI XVII mereka telah terbiasa menyelenggarakan event-event ilmiah berskala nasional, diantaranya KONAS PERGEMI 2002, KONAS PERNEFRI 2010, KONAS PETRI 1999 dan lain-lain. Kota Semarang memiliki beberapa hotel besar yang biasa dipakai kongres, seperti Hotel Crowne Plaza dan Hotel Gumay Semarang. Hotel Crowne Plaza dilengkapi dengan ballroom yang dapat menampung peserta. Kedua hotel menyediakan ruang pertemuan yang lebih dari cukup untuk sidang organisasi, Ketua PAPDI Cabang Semarang Dr. Lestariningsih. workshop, dan simposium. Untuk akomodasi peserta tinggal memilih hotel yang terdapat disekitar hotel utama, seperti Novotel, Horison, Citraland, dan Hotel Santika. Akses ke Semarang sangat mudah. Hampir semua maskapai memiliki rute ke Semarang. Jalur darat pun sudah nyaman dilalui. Akomodasi dan sarana transportasi di Semarang sangat mendukung kongres, ungkap Dr. Lestariningsih. Penat bersidang dan simposium, sejawat dapat refreshing dengan menikmati berbagai wisata disana. Wisata alam yang indah dapat dinikmati di Curug Sewu, Benowo, air terjun Kali Pancur dan wisata alam lainnya. Tempat bersejarah yangg kental ornamen Tiongkok dapat diselami di Klenteng Sam Poo Kong peninggalan laksamana Cheng Ho, Pagoda Budhaggaya Watugong dan lain-lain. Sejawat dapat membawa pulang beragam cenderamata khas Semarang yang terdapat di sentra-sentra kerajinan tangan di Kota Semarang. Secara organisasi, PAPDI Cabang Semarang telah memenuhi kriteria tuan rumah. Bahkan restu dari Gubernur Jawa Tengah telah didapat. Hal ini sejalan dengan misi Pemda yaitu Semarang sebagai kota Meeting Incentive Convention and Exhibition, katanya seraya meminta dukungan dari sejawat agar Semarang terpilih menjadi tuan rumah KOPAPDI XVII (HI) 50 Halo INTERNIS Edisi September 2015

51 Calon Tuan Rumah KOPAPDI XVII 2018 KABAR PAPDI PAPDI Cabang Surakarta: Siap Menjadi Tuan Rumah KOPAPDI XVII PAPDI Cabang Surakarta siap menjadi tuan rumah KOPA- PDI XVII Hal tersebut disampaikan Ketua PAPDI Cabang Surakarta Prof. DR. Dr. HM. Bambang Purwanto, SpPD, K-GH, FINASIM kepada Halo Internis di Jakarta. Prof. Bambang mengatakan PAPDI Cabang Surakarta maju sebagai calon tuan rumah KOPAPDI untuk kedua kalinya, setelah KOPA- PDI XV di Medan. Kami berharap ada keadilan di kongres kali ini, PAPDI Cabang Surakarta belum pernah terpilih menjadi tempat penyelenggaraan KOPAPDI, ungkap Guru Besar FK UNS/RSUD Dr. Moewardi ini. Surakarta atau populer Solo merupakan kota yang kental dengan sejarah dan budaya Jawa. Namanya lebih dikenal hingga mancanegara setelah salah satu putra terbaiknya terpilih menjadi orang nomor satu di negeri ini, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Perkembangan kota ini cukup pesat bergaya etnik Jawa modern. Kota yang dikenal spirit of Java kerap dipilih sebagai ajang penyelenggaraan event-event berskala nasional. Oleh karens itu, PAPDI Cabang Surakarta terdorong menjadi tuan rumah perhelatan akbar dokter spesialis penyakit dalam. Sebagai referensi bahwa Solo dapat dipercaya menjadi tuan rumah KOPAPDI XVII 2018 antara lain tuan rumah: KONKER PAPDI tahun 2002, PIN PAPDI tahun 2007, KONAS PETRI tahun 2008, PIT Nasional IDAI tahun 2013 dengan jumlah peserta 4000 orang, PIT Nasional POGI tahun 2016 jumlah peserta yang terdaftar sebanyak 4000 orang, Kota Solo terpilih sebagai kota heritage diantara 50 kota tua di dunia di samping Bali. Menurut Prof. Bambang, infrastruktur dan sarana di Kota Solo sangat mendukung kegiatan tersebut. Di Solo terdapat empat hotel berbintang lima, delapan hotel berbintang empat dan belasan hotel bintang tiga, dengan total kamar sebanyak 8000 kamar. Panitia akan memakai hotel Best Western sebagai venue utama. Hotel dilengkapi ballroom yang dapat menampung 3500 peserta dengan 10 ruang pertemuaan yang dapat digunakan untuk sidang organisasi, workshop dan simposium. Hotel Best Western dikelilingi oleh hotel-hotel lain yang jaraknya saling berdekatan dan terpadu dengan pusat perbelanjaan modern serta aktivitas bisnis. Akomodasi ini dapat menampung seluruh peserta dan jarak yang berdekatan antar hotel diharapkan dapat mengurangi masalah mobilitas peserta, sergahnya. Selain dukungan akomodasi, sarana transportasi tak kalah penting. Kota Solo mudah dikunjungi baik jalur udara maupun darat. Hampir semua maskapai nasional memiliki rute ke Bandara International Adi Soemarmo. Penerbangan cukup memakan waktu 50 menit dari berbagai bandara di Pulau Jawa. Akses udara didukung oleh Bandara Adisucipto Yogyakarta, yang dilanjutkan dengan kereta bandara Prameks ke Solo, dengan waktu tempuh 50 menit. Sedangkan, stasiun kereta api Prof. Bambang Purwanto, Ketua PAPDI Cabang Surakarta. Solo Balapan disinggahi kereta api dari berbagai daerah di Pulau Jawa. KOPAPDI di Solo pilihan tepat bagi sejawat dan keluarga. Kota ini menawarkan beragam wisata. Untuk menikmati wisata kota, sejawat dapat diantar oleh kereta uap atau bus wisata yang melintas di tengah kota. Bagi penggemar makanan, wisata kuliner masakan khas Solo seperti serabi, cabuk rambak, gempol pleret, sate buntel, timlo, nasi liwet, tengkleng dan lain-lain, dapat memanjakan lidah sejawat. Wisata budaya menyuguhkan keindahan tari-tarian tradisi Solo seperti Bedhaya Ketawang, sendratari Ramayana, dan Carnival Batik yang telah tersohor di dunia. Kemudian ada wisata alam nan elok, dapat dinikmati di Tawangmangun, Grojan Sewu, Pantai, Candi sukuh dan Cetho dan lain-lain. Cenderamata buat buah tangan dapat diperoleh di sentra belanja Pasar Windujenar, Pasar Gedhe, dan Night Market Ngarsopuro. Pengurus cabang beserta anggota, residen, dan Rumah Sakit Pendidikan RSUD Moewardi/FK UNS siap berpartisipasi menyukseskan KOPADI Pemerintah daerah mendukung kegiatan ini, bahkan Pemda dan pengurus akan berupaya menghadirkan Presiden Joko Widodo untuk meresmikan acara. Karena dengan diselenggarakan KOPAPDI di Solo akan meningkatkan kunjungan wisata dan semakin diakui FK UNS sebagai center of excellence pendidikan kedokteran. Dengan begitu kami memohon kepada sejawat dari pengurus PAPDI Cabang memberi kesempatan kepada Cabang Surakarta sebagai tuan rumah KOPAPDI XVII (HI) Edisi September 2015 Halo INTERNIS 51

52 Calon Tuan Rumah KONKER PAPDI XIV 2017 PAPDI Cabang Malang: Siap Menjadi Tuan Rumah KONKER PAPDI XIV PAPDI Cabang Malang maju mencalonkan sebagai tuan rumah KON- KER PAPDI XIV Ketua PAPDI Cabang Malang Dr. Atma Gunawan, SpPD, K-GH, FINASIM mengatakan Malang siap menjadi tuan rumah Konferensi Kerja PAPDI XIV pada Ia menegaskan PAPDI Cabang Malang dapat memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam AD/ART bila menjadi penyelenggara konferensi kerja. PAPDI Cabang Malang sangat senang dan akan memberikan yang terbaik bagi peserta KONKER, dan bagi pengembangan organisasi, kata Dr. Atma Gunawan, SpPD, K-GH, FINASIM Kota Malang, kata Dr. Atma Gunawan, seringkali menjadi tempat penyelenggaran rapat organisasi atau kegiatan ilmiah skala nasional. Di lingkungan Ilmu Penyakit Dalam, anggota PAPDI Malang pengalaman mengelola event-event konas atau konker, diantaranya Konas/Konker PPHI-PHI-PGI, Perkeni, Petri, Reumatologi, PIN PAPDI dan lain-lain. Kota Malang memiliki banyak pakar di bidang penyakit dalam yang aktif di tiga Fakultas Kedokteran. PAPDI Malang memiliki 82 anggota, dengan jumlah anggota sebanyak ini InsyaAllah tidak sulit menyelenggarakan event nasional seperti KONKER, sergahnya. Kota Malang memiliki 73 hotel, dari melati sampai bintang lima. Dua tahun terakhir telah menjulang 20 hotel baru, dengan kapasitas total kamar sekitar 2500 kamar. Menurut Dr. Atma Gunawan, KONKER XIV akan diselenggrakan di Ijen Suites Hotel yang dilengkapi ballroom yang dapat mengako- Ketua PAPDI Cabang Malang Dr. Atma Gunawan. modasi 2000 peserta. Juga tersedia sejumlah ruang pertemuaan yang dapat digunakan untuk sidang organisasi, workshop dan simposium. Sementara kebutuhan kamar yang lebih besar didukung dari hotelhotel satelit yang dekat dengan tempat utama. Di Kota Batu terdapat 70 hotel dengan kapassitas tootal kamar hampir 3000 kamar. Dan dilengkapi ballroom yang dapat menampung orang. Akses ke Malang tidaklah sulit. Hampir semua maskapai penerbangan dari berbagai daerah memiliki rute ke Malang. Dengan adanya tol baru Surabaya Malang, akses ke Malang lebih mudah, dengan waktu tempuh 1,5 2 jam. Dengan begitu Bandara Djuanda Surabaya dapat mendukung Malang untuk kebutuhan penerbangan, katanya. Selain itu, Malang dikenal memiliki tempat-tempat wisata unggulan. Wisata alam Gunung Bromo dan Kawah Gunung Ijen dengan panorama alam nan eksotik sayang untuk dilewatkan. Wisata bermain terbesar nasional Batu Night Spectacular, Jatim Park sangat cocok buat keluarga. Dan beragam wisata lain seperti agrowisata, Taman Safari Prigen, Omah Kayu, cagar Alam Pulau Sempu dan lain-lain siap memanjukan sejawat beserta keluarga Restu dari pemerintah daerah mudah didapat mengingat Walikota selalu mendukung kegiatan yang dapat memakmurkan Kota Malang. KONKER XIV dapat memperkuat eksistensi PAPDI dan Kota Malang sebagai kota pendidikan. Dengan begitu kami, PAPDI Cabang Malang mengundang pengurus Cabang PAPDI di seluruh Indonesia untuk hadir melakukan sidang organisasi dan simposium di tengah-tengah keramahan Kota Malang. 52 Halo INTERNIS Edisi September 2015

53 Calon Tuan Rumah KONKER PAPDI XIV 2017 PAPDI Cabang Tanah Papua: Siap Menjadi Tuan Rumah KONKER PAPDI XIV PAPDI Cabang Tanah Papua maju mencalonkan sebagai tuan rumah Konferensi Kerja PAPDI XIV Boleh jadi ini suatu hal baru bagi PAPDI melakukan sidang organisasi secara nasional di daerah paling Timur Indonesia. Kenapa tidak? Tanah Papua kini beda dengan beberapa tahun lalu. Berbagai kegiatan skala nasional sering kali di gelar tanah Cenderawasih itu. Menurut Dr. Samuel Maripadang Baso Ketua PAPDI Cabang Tanah Papua, dengan infrastruktur dan sarana yang ada di Papua saat ini, PAPDI Cabang Tanah Papua siap menjadi tuan rumah KONKER PAPDI XIV Rencananya, Konferensi kerja akan diselenggarakan di Sorong. Di sana telah terdapat hotel-hotel yang mampu mengakomodasi kegiatan PAPDI, berupa sidang organisasi, workshop dan simposium. Sementara, transportasi ke Sorong dapat dilakukan lewat jalur udara dari berbagai daerah di tanah air. Penerbangan ke bandara Dominique Edward Osok Sorong cukup ramai. Beberapa maskapai seperti Sriwijaya Air, Express Air, Lion Air dan lain-lain telah memiliki rute ke bandara Sorong. Rapat kerja organisasi lalu diving. Suasana baru ini yang ditawarkan oleh PAPDI Cabang Tanah Papua. Setelah penat rapat organisasi, panorama alam Tanah Papua menjadi pilihan wisata yang tepat untuk refreshing. Pesona alam Raja Ampat yang telah tersohor di mancanegara negara menjadi magnet bagi setip orang yang berkunjung ke Papua, termasuk internis. Sorong merupakan gerbang menuju Raja Ampat. Sayangnya, di Raja Ampat tidak dapat mengakomodasi kegiatan konferensi kerja PAPDI. Hotel di Raja Ampat hanya memiliki 100 kamar. Sementara jarak Sorong ke Raja Ampat cukup memakan waktu melalui jalur laut. Ini catatan bagi internis yang tidak tahan berlama-lama dengan cuaca laut, tentu akan menjadi kendala. Catatan lain, Ketua PAPDI Cabang Yanah Papua Dr. Samuel Maripadang Baso. biaya yang tak sedikit mesti dirogoh bila ingin ke Raja Ampat. Selain anggota cabang, fakultas kedokteran dan rumah sakit siap berpartispasi menyukseskan KONKER XIV Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat eksistensi PAPDI di bagian Indonesia Timur dan mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan sejawat perhimpunan lain. Untuk itu, PAPDI Cabang Papua berharap dukungan dari cabang-cabang PAPDI untuk memilih PAPDI Cabang Papua Sebagi tempat penyelenggaraan KONKER XIV 2017 nanti. Edisi September 2015 Halo INTERNIS 53

54 Calon Tuan Rumah KONKER PAPDI XIV 2017 PAPDI Cabang Cirebon: Siap Menjadi Tuan Rumah KONKER PAPDI XIV PAPDI Cabang Cirebon maju mencalonkan sebagai tuan rumah KON- KER PAPDI XIV Ketua PAPDI Cabang Cirebon Dr. I Made Astawa, SpPD, FINASIM mengatakan Cirebon siap menjadi tuan rumah Konferensi Kerja PAPDI XIV pada Ia menegaskan PAPDI Cabang Cirebon dapat memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam AD/ART bila menjadi penyelenggara konferensi kerja. Anggota PAPDI Cabang Cirebon mendukung dan siap menyukseskan KONKER XIV 2017, kata Dr. I Made Astawa Dr. I Made Astawa mengatakan Cirebon mumpuni sebagai tempat penyelenggara KONKER. Infrastruktur dan sarana yang dimiliki mampu mendukung kegiatan tersebut. Di Cirebon telah banyak menjulang hotelhotel bintang empat. Dr. I Made Astawa merencanakan akan menggunakan Hotel Aston tempat berlangsungnya KONKER. Hotel bintang empat ini dilengkapi dengan Grand Ballroom yang mampu menampung 2000 peserta. Dan, mempunyai delapan ruang pertemuan yang dapat digunakan untuk kegiatan workshop, simposium dan sidang organisasi. Hotel Aston dikelilingi dengan hotel-hotel lain, seperti Hotel Ibis, Hotel Swiss Bel, dan Hotel Metland, yang letaknya masih dalam satu area yang sama. Hotel-hotel satelit ini dapat mengakomodasi 3000 peserta. Sementara akses menuju tempat utama tidak sulit. Hal ini mengingat letak Kota Cirebon strategis dipersimpangan antara Jakarta, Bandung dan Semarang. Internis yang ada sekitar Cirebon lebih nyaman menempuh jalur darat baik kendaraan pribadi atau kereta api. Sedangkan jalur udara bisa menggunakan bandara di Jakarta, Bandung atau Ketua PAPDI Cabang Cirebon Dr. I Made Astawa. Semarang. Tapi kalau bandara International Kertajati telah selesai dibangun, tidak perlu jauh-jauh keluar kota, sergahnya. Selain dukungan sarana dan infrastruktur, Cirebon memiliki tempat wisata unggulan. Untuk menghilangkan rasa penat, peserta dapat mengunjungi wisata alam seperti wisata Cikahalang, Situ Sedong, Banyu Panas Palimanan dan lain-lain. Bagi peserta yang gemar makan, wisata kuliner khas Cirebon dapat memanjakan lidah sejawat, diantaranya nasi jamblang, empal gentong dan lain-lain. Wisata religi dan sejarah dapat mengunjungi Keraton Kasepuhan, Kanoman dan masjid Agung Kasepuhan. Cinderamata dapat diperoleh di sentra kerajinan tangan di kota Cirebon. Selain dukungan anggota, beberapa fakultas kedokteran, rumah sakit siap berpartisipasi menyukseskan acara ini. PAPDI Cabang Cirebon kerap bekerjasama dengan sejawat lain menyelenggarakan kegiatankegiatan ilmiah. Penyelenggaraan KONKER di Cirebon diharapkan dapat mengangkat eksistensi PAPDI di sekitar Cirebon dan meningkatan kompetensi di bidang ilmmu penyakit dalam. Untuk itu pemerintah daerah mendukung acara itu. Dan tak kalah pentingnya, mohon dukungan penggurus PAPDI Cabang dari seluruh Indonesia untuk memilih Cirebon sebagai tuan rumah KONKER XIV Halo INTERNIS Edisi September 2015

55 Malam Keakraban KONKER PAPDI XIII Edisi September 2015 Halo INTERNIS 55

56 DR. Dr. Yusuf Huningkor, SpPD, FINASIM: Antisipasi Salah Satu Problem BPJS Saat ini memang sedang terjadi euforia, semua orang mendaftar di BPJS. Saya khawatir, beberapa tahun ke depan akan timbul masalah, sebagian besar anggota BPJS tidak lagi tercover asuransi karena banyaknya tunggakan yang harus dilunasi dahulu DR. Dr. Yusuf Huningkor, SpPD, FINASIM dan istri. Lain wilayah, lain pula drama BPJS yang terjadi. Seperti yang ada di Maluku. Sejatinya pelayanan BPJS di Indonesia bagian Timur ini cukup bagus, hanya saja ada problem lain yang harus diantisipasi oleh pihak terkait, terutama oleh pemerintah. DR. Dr. Yusuf Huningkor, SpPD, FINASIM Ketua PAPDI Cabang Maluku, mencatat ada masalah tertentu dari pelayanan BPJS di Maluku, yang jika tidak segera diantisipasi maka mempunyai potensi menimbulkan gangguan di masyarakat. Di Maluku, urusan potensi gangguan adalah hal yang peka, maklumlah. Hal ini tidak lepas dari keikutsertaan seluruh masyarakat dalam program BPJS dan menjadi syarat utama dalam mengurus sesuatu di kantor Pemda. Pada saat ini untuk mengurus sesuatu izin di kantor Pemda, syaratnya harus masuk sebagai anggota BPJS. Di lain pihak, banyak masyarakat Maluku yang pendapatannya pas-pasan, seperti supir, buruh, yang barangkali belum siap untuk masuk BPJS. Jika tidak membawa bukti sebagai anggota BPJS maka tidak akan dilayani, ujar Dr. Yusuf. Karena sifatnya terpaksa, lanjutnya lagi, ketika sudah terdaftar sebagai anggota, mereka kemudian tak mampu membayar premi rutin setiap bulannya. Semisal premi 50 ribu perkepala, kalau dalam satu keluarga ada 2-4 orang, berapa banyak dalam sebulan? Jika tidak mampu membayar premi, kemudian misalnya setahun atau dua tahun kemudian mereka sakit, kan harus dilunasi dulu tunggakan di atas baru bisa dilayani dengan BPJS. Mereka harus bayar sekian juta hanya untuk berobat, jelas tidak mungkin terbayarkan, sehingga sudah pasti mereka yang merupakan anggota BPJS akan mencari pelayanan medis dengan membayar secara biasa lagi. Menurutnya, saat ini memang sedang terjadi euforia, semua orang mendaftar di BPJS, tapi belum tentu setiap bulannya semua secara teratur bisa membayar. Karena bukan orang berada. Saya khawatir, beberapa tahun ke depan akan timbul masalah, sebagian besar anggota BPJS tidak lagi tercover asuransi karena banyaknya tunggakan yang harus dilunasi dahulu. Di Maluku, keadaan ini jadi problem tersendiri, memang saat ini belum terasa, tapi 2-5 tahun ke depan mungkin kita akan panen masalah. Segala keterbatasan ini tak lepas dari kondisi Maluku sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang pendapatan perkapitanya relatif rendah. Hal ini harus jadi perhatian semua pihak karena keharusan seperti itu. Masalah lain yaitu tempat dan cara membayar premi BPJS relatif sulit bagi penduduk yang tinggal di pelosok dimana kantor BPJS nya jauh, dan belum terbiasa untuk membayar secara online. Belum lagi ada isu bahwa preminya kemungkinan akan naik lagi dari harga sekarang. Dengan premi sekarang saja lumayan cukup berat. Pertimbangan untuk menjadi anggota BPJS juga mempunyai resistensi dengan alasan jika menjadi anggota perusahan asuransi swasta tertentu, maka premi yang diba- 56 Halo INTERNIS Edisi September 2015

57 yarkan mempunyai kemungkinan untuk dikembalikan setelah jangka waktu tertentu misalnya 10 tahun kemudian, disamping juga mendapat pelayanan gratis pengobatan bila sakit, sementara di BPJS uangnya hilang total. Ini wacana saja karena sudah berjalan semuanya, tapi mungkin perlu ada keringanan-keringanan tertentu khususnya di Maluku ini, ujarnya. Ibarat Rumah, Baru Sampai Ruang Tamu Januari 2015 lalu resmi sudah dokter kelahiran Saumlaki, Maluku Tenggara Barat ini menyandang gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan setelah menamatkan pendidikan S3 di Universitas Hasanuddin, Makassar. Tak hanya gelar akademik yang diperolehnya, juga penghargaan PAPDI atas penelitiannya tentang pengaruh sagu terhadap faktor risiko penyakit jantung koroner di Maluku, dengan menominasinya sebagai pemenang pada PAPDI NOVELL SCIENTIFIC GRANTS II. Di Maluku penderita PJK relatif kurang jumlahnya dibanding tempat lain, malah tidak masuk 10 besar. Saya teliti ada apa gerangan, apakah terkait dengan makanan khas Maluku yaitu sagu, jika ada kaitannya, mengapa demikian, dan bagaimana cara kerjanya, ungkapnya. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa makanan sagu dapat menurunkan faktor risiko PJK melalui penurunan lemak tubuh khususnya lingkar perut, yang pada gilirannya akan meningkatkan kadar adiponectin tubuh yang berfungsi sebagai protektor. Desertasi saya pada S3, dan juga sebagai pemenang PAPDI Novell SCIENTIFIC GRANTS II, harus saya harus akui adalah berkat bantuan banyak pihak, termasuk sejumlah pembimbing dan penguji saya di S3, diantaranya Prof. DR. Dr. Suryani As ad; Prof. Dr. Peter Kabo; DR. Dr. Gatot Lawrence; Prof. DR. Dr. Idrus Alwi; Prof. DR. Dr. P.A. Taslim; Prof. DR. Dr. A. Fachruddin; DR. Dr. B. Bahar; dan Dr. A. Bukhari, Ph.D. Sebagai PNS, saya staf fungsional pada RSUD Dr. M. Haulussy Ambon, dan juga dosen pada FK Universitas Pattimura (UNPAT- TI). FK ini didirikan karena kebutuhan tenaga dokter Maluku selalu tidak memadai. Akhir tahun ini kemungkinan sudah ada wisudawan dokter angkatan pertama. Dahulu jarang ada dokter yang mau menetap di Ambon, sebagian besar dokter umum asalnya dari luar Maluku. Para dokter tersebut menetap di sini hingga berkeluarga, punya anak, lantas ingin sekolah yang lumayan bagus untuk anaknya, maka akhirnya pulang lagi ke asalnya. Kebutuhan SDM FK UNPATTI, terutama dokter spesialis masih kurang, maka dilakukan MoU kerja sama dengan Universitas Airlangga dan Universitas Hasanuddin untuk memenuhi kebutuhan staf pengajar. PAPDI Cabang Maluku termasuk yang paling aktif dibandingkan semua bagian lain, kendati jumlah anggotanya tak banyak. Jumlah kami hanya 6 orang. Tugas overlapping, yah.. dia lagi, dia lagi. Walaupun kedua orangtua tidak berpendidikan, namun mereka sangat ingin anakanaknya maju, terutama untuk sekolah. Makanya saya dan istri juga ingin begitu. Anak saya sepasang, Yulian dan Leonie Avica. Sekarang keduanya lagi kuliah di FK UKI Jakarta. ujar anak kedua dari enam bersaudara ini. Menamatkan pendidikan kedokteran umum tahun 1986 dari Fakultas Kedokteran UKI, Jakarta, kemudian dirinya ditugaskan ke Pular Seram sebagai dokter puskesmas. Tahun 1999 menyelesaikan pendidikan spesialis di Universitas Hasanuddin. Ketika terjadi kerusuhan besar yang melanda Ambon, sebagian besar dokter kembali ke daerah masing-masing, dia malah kembali ke Ambon untuk bertugas di sana. Hanya ada segelintir dokter spesialis yang bertahan di Ambon saat itu, sementara pasien banyak sekali. Saya dari Maluku, keluarga saya semua di sana jadi kemana lagi saya harus pergi? tukas suami dari Drg. Liliane Aitonam ini. Ayah dua anak ini masih ingin melanjutkan pendidikan. Di bagian penyakit dalam, kalau cuma internal umum saja, ibarat rumah, rasanya masih di ruang tamu dan belum masuk ke dalam kamar, yaitu sebagai konsultan/subspesialis. Selama ini saya merasa masih tidur di ruang tamu bukan di dalam kamar, rasanya saya ingin tidur di kamar, ujarnya beranalogi. Dirinya berkeinginan menjadi konsultan, Mungkin aspek pemuasan diri, belum puas rasanya kalau belum tuntas. Bagi saya 2-3 tahun masa pendidikan rasanya masih bisa ditempuh, sepanjang kita masih bisa diperbolehkan bolak balik ke Ambon. Jika sudah punya posisi tertentu baik di Rumah Sakit maupun di Universitas, sudah banyak pasien, sudah punya keluarga besar, tentulah sulit untuk meninggalkan tugas dalam waktu yang lama. Ibarat pohon, mudah saja dipindahkan saat pohonnya masih muda dan kecil. Tapi kalau pohonnya sudah tua dan besar, tentu sulit sekali memindahkan dan kemudian menanam ulang lagi, karena pohonnya akan mati, pungkasnya. Jadinya, kami dari daerah mengusulkan kepada PB PAPDI untuk mengupayakan pendidikan konsultan dilakukan secara sandwich pada center-center Pendidikan, khusus bagi para senior di daerah yang masih ingin menempuh pendidikan lanjutan lagi, paparnya. (HI) DR. Dr. Yusuf Huningkor, SpPD, FINASIM bersama keluarga. Edisi September 2015 Halo INTERNIS 57

58 KOLEGIUM Dr. IGP Suka Aryana, SpPD, K-GER, FINASIM Jakarta-Bali untuk Suksesnya Akreditasi Bolak balik Jakarta-Bali kini jadi rutintas Dr. IGP Suka Aryana, SpPD, K-GER, FINASIM. Staf Pengajar Divisi Geriatri, Bagian/SMF Ilmu Peyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Bali ini terpaksa meninggalkan pasien dan juga keluarga, untuk tugas lain di luar kewajibannya sebagai dosen dan dokter. Konsultan di bidang geriatrik ini tengah sibuk menekuni tugas yang diembannya sebagai assessor Akreditasi Program studi (Prodi) Spesialis Ilmu Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia. Sering kali pasien di reschedule. Begitu juga dengan waktu weekend bersama keluarga yang sedikit berkurang. Itu tak masalah. Cuma memang lebih capek, ya dinikmati saja, ujar Dr. Suka, begitu ia biasa disapa ketika ditemui di Hotel Cikini Jakarta. Dr. Suka mengaku terpanggil untuk berkontribusi dalam menata prodi Ilmu Penyakit Dalam. Pada tahun , saat menjadi Sekretaris Prgram Studi Ilmu Penyakit Dalam di FK Unud, ia berkesempatan ikut pelatihan Clinical Teacher Pendidikan Dokter Spesialis. Ia sangat terobsesi dapat membenahi prodi. Saya berpikir ada yang salah dalam pendidikan kita dan harus diubah. Bundel yang tebal waktu training itu masih saya simpan, ungkapnya Gayung pun bersambut, belakangan ini prodi berbagai spesialis, termasuk Ilmu Penyakit Dalam, sedang berbenah mensukseskan akreditasi prodi. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) menggandeng 58 Terobsesi membenahi prodi. Sebagai assesor punya kewajiban membina, bukan mencari-cari kesalahan. Akreditasi A dalam genggaman. Halo INTERNIS Edisi September 2015 kolegium semua prodi spesialis yang kemudian membentuk Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes). Saya merupakan salah satu dari tujuh assessor dari Ilmu Penyakit Dalam yang tergabung dalam LAM-PTKes. Sekarang kami sebagai orang LAM-PTKes, bukan kolegium. Kami membuat borang akreditasi dan kami juga yang melakukan akreditasi Prodi Ilmu Penyakit Dalam, ujarnya. Akreditasi ini, lanjut Dr. Suka, bertujuan supaya Prodi menata kembali proses pendidikan dan melakukan standarisasi pendidikan profesi dokter spesialis di fakultas kedokteran di seluruh Indonesia. Dengan begitu wajah pendidik spesialis lebih professional, tidak ada lagi kesan kalau pendi-dikan itu yang penting baik-baik sama dosen atau pasien merasa seperti kelinci percobaan. Rumah Sakit Pendidikan terbaik adalah Rumah Sakit dengan pelayanan terbaik dan bermutu. Ini adalah sesuatu yang menantang. Saya mengikuti perkembangan ini sejak awal di kolegium. Menyusun borang dan melakukan sosialisasi pada sejawat. Bolak balik Jakarta Bali untuk rapat, saya nikmati saja, akunya. Ia mengakui kesulitan menyamakan persepsi materi akreditasi sesama prodi. Ada 14 Dr. IGP Suka Aryana, SpPD, K-GER, FINASIM. prodi di Indonesia, anggotanya sekitar 88 orang. Di antara prodi kerap timbul perdebatan dalam hal mengartikan borang. Ada pula prodi yang anteng-anteng saja. Karena kesibukan sejawat, saya buatkan group WhatsApp (WA) agar komunikasi di antara prodi lebih efektif. Komunikasi tentang akreditasi setiap hari karena memang tidak mungkin menghafalkannya. Saya sering mengingatkan sejawat sudah sejauh mana persiapan akreditasi, ujarnya Akreditasi Dalam Genggaman Motto kolegium IPD untuk mensukseskan akreditasi adalah Akreditasi Ada dalam Genggaman. Maksudnya, kata Dr. Suka, dalam genggaman di handphone, tidak per-lu buka buku, kapan saja di mana saja bisa dilihat dan saling mengingatkan. Oleh Prof. DR. Dr. Siti Setiati, SpPD, K-Ger, FINASIM Ketua KIPD motto tersebut ditambah menjadi Akreditasi A dalam Genggaman. Semua Prodi harus dapat A, ujarnya. Kolegium membuat strategi membantu prodi untuk memperoleh nilai A. Ia menghimbau semua pihak baik assesor maupun prodi punya persepsi yang sama, untuk dapat akreditasi A. Kolegium membuat simulasi. Bagi prodi yang sudah siap, maka diminta mengumpulkan borangnya. Kemudian, assesor menilai, kurangnya apa, kita sepakati bersama, kalau perlu langsung nilai. Setelah itu, kami berikan rekomendasi ke prodi tersebut, aspek mana saja yang masih kurang dan diminta lengkapi. Dengan strategi simulasi ini, pasti semua bisa A. Kalau yang belum siap, jangan daftar dulu, sehingga bisa dapat A. Targetnya tahun 2015 ini seluruh prodi penyakit dalam sudah diakreditasi, tuturnya optimis. Semangat Pembinaan Dulu semua pihak seolah phobia akreditasi. Bila orang BAN PT datang, apa yang diminta sering kali tidak jelas. Namun saat ini

59 KOLEGIUM tidak lagi, lembaga akreditasi itu konsepnya pembinaan. Itu prinsip. Sebagai assesor punya kewajiban membina, bukan mencari-cari kesalahan. Assessor punya kewajiban membina prodi untuk memperbaiki diri, sesuai dengan standar yang diminta. Akreditasi A harus menjadi tanggung jawab kita. Bukannya yang membina justru yang seolah menghukum. Logikanya harus diubah, tegasnya. Menurut Dr. Suka, kendala yang ada umumnya soal SDM dan penelitian. Dalam hal ini jumlah konsultan dan profesor. Tidak banyak penelitian yang didaftarkan ke publikasi internasional, padahal nilainya besar, ada penemuan hebat tapi tidak dimintakan hak patennya. Tapi itu diminta di borang, itu yang menurut saya paling sulit. Sementara untuk kurikulum dan lain-lain, bisa cepat diubah. Hal ini menyangkut budaya meneliti, kalau sudah terbiasa melayani pasien tidak terpikir ke sana, pungkasnya. Dr. Suka Tipe Family Man Di luar kesibukannya yang padat, dokter kelahiran Bali, 29 Maret 1971 ini, merupakan tipe family man. Bersama istri dan kedua buah hatinya, mereka selalu menghabiskan waktu bersama, bahkan untuk urusan rumah tangga, mereka kerjakan sendiri. Mulai dari beberes rumah hingga mencuci, mulai dari masak hingga antar jemput anak sekolah. Kami tak punya asisten rumah tangga, saya biasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga bersama istri. Di sana tidak semacet Jakarta, hari-hari masih sempat antar jemput anak-anak dan istri. Masih banyak waktu di rumah, visitor RS pagi, jam 6.30 morning report. Jadi semua kegiatan masih bisa dijalankan, imbuhnya lagi. Itulah sebabnya kalau akhir pekan mesti ke luar kota, yang terbengkalai ya pekerjaan rumah tangga. Untungnya tidak punya asisten, kami saling tergantung, tidak sibuk sendiri dengan urusan di luar rumah. Memang yang kalah adalah kegiatan bersosialisasi dengan teman, yang sudah jarang diikuti, ujar mantan vokalis dan gitaris Rigth Brain Band di Prodi Ilmu Penyakit Dalam FK Unud ini. Tangan dingin penyuka makanan Bali ini, sangat ampuh dalam menekuni hobi berkebunnya. Tak hanya ada taman kecil di rumahnya, tapi juga area jalan hingga tembok pembatas kompleks bahkan pos kamling pun tak luput dari sentuhan tangannya. Aneka jenis tanaman hias khususnya yang merambat dan berbunga indah memenuhi taman-taman kecil yang dirawat dengan baik oleh Dr. Suka. Dirinya bisa menghabiskan waktu dua jam untuk berkebun, biasanya di hari Minggu bila tak ada kegiatan lain. Saking lamanya, sebelumnya Dr. Suka harus bilang ke istri dan anak-anak, agar tidak bentrok dengan jadwal lain. Tak Bercita-cita Jadi Dokter Lahir dan besar dari keluarga sederhana, Suka kecil tak pernah terpikir untuk bisa jadi seperti saat ini. Untuk membiayai hidup ketiga anaknya, kedua orangtuanya harus bekerja sehingga waktu untuk anaknya berkurang. Ayahnya pegawai hotel, ibu membuka warung di Tabanan. Saya bukan tergolong orang pintar, kelas 1-3 SD belum bisa baca, hanya mendengar lalu dihafalkan. Saat itu termotivasi oleh seorang teman yang pintar tapi sombong sekali. Naik kelas empat sudah bisa baca lancar, saya giat belajar, di kelas lima dapat rangking 2 bisa menyaingi dia, bangganya saya waktu itu, kisahnya. Dari SD udik tapi cita-citanya tinggi masuk SMP 1 yang favorit. Bapak dan ibu marah karena sekolahnya jauh dari rumah. Tetap nekat dan diterima, saat masuk dirinya bengong karena tidak ada teman, semua anak pejabat, tapi lama-lama bisa adaptasi. Karena senang matematika dan nilainya cukup menonjol, ia digemari banyak teman. Lanjut ke SMA 1, favorit juga. Mulai nakal khas remaja, sering bolos, main band, ikut pecinta alam keliling pantai dari Tanah Lot ke Pantai Kuta jalan kaki, di Taman Bali Barat susuri sungai kering. Sampai kelas 3, semester akhir mulai berfikir soal masa depan. Semangatnya mau ke ITS atau ITB, tapi orangtua melarang, memintanya masuk kedokteran Udayana, ini pilihan ketiga setelah ITS dan ITB tapi justru diterima. Stres saya, sulit adaptasi semester 1-5 masih terseokseok, bingung dengan semua mata kuliah yang dipelajari tentang anatomi. Semester 5 mulai senang belajar penyakit, apalagi masa coas, mulai praktek di rumah sakit, bertemu pasien, melakukan tindakan, belajar sendiri meresap terus. Ternyata benar kalau senang ilmunya, akan cepat masuk. Akhirnya tamat, tidak mikir spesialis, bisa tamat jadi dokter saja sudah senang. Satu hari dirinya bertemu Prof. Suwitra, yang menganjurkan sekolah spesialis di Udayana. Saya bilang tak punya uang Prof. Tapi beliau fasilitasi, tahun 2001, saya sekolah tanpa biaya hanya diminta menyumbang komputer bersama empat orang teman. Sekitar 300 ribu per orang. Tahun 2005 tamat spesialis. Berkat kebaikan Bapak Rektor Universitas Udayana, Prof. DR. Dr. Ketut Suastika, SpPD K-EMD, FINASIM yang saat itu menjabat sebagai Kepala Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam mengajak saya bergabung mengabdi sebagai Staf Pengajar di Penyakit Dalam. Saya pernah dikirim oleh beliau ke Kobe Jepang Visiting Reaseach Fellow selama 3 bulan. Lalu budi baik DR. Dr. Tuty Kuswardhani, SpPD KGER, MARS, FINASIM akhirnya saya masuk Divisi Geriatri Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK UNUD/RSUP Sanglah dan mengembangkan karrier hingga saat ini, pungkasnya menutup pembicaraan. (HI) Edisi September 2015 Halo INTERNIS 59

60 BERITA CABANG PAPDI Jaya Peduli Bencana Bencana banjir yang melanda Jakarta sudah menjadi fenomena tahun. PAPDI Cabang Jakarta Raya (Jaya) untuk kesekian kali pula turut aktif memberi bantuan berupa pengobatan gratis kepada korban banjir. Pada tahun ini, PAPDI Jaya mengadakan bakti sosial di daerah Kelurahan Kebon Bawang XVI, Jakarta Utara. Kawasan padat penduduk di Jakarta Utara ini merupakan salah satu daerah yang parah terkena banjir. Pada aksi itu, langsung dipimpin Ketua PAPDI Jaya, DR. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP, Dr. Indra marki, SpPD, K-GEH, FINASIM serta pengurus PAPDI Jaya Komisariat Jakarta Utara. Aksi ini merupakan wujud kepedulian PAPDI kepada masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan misi PB PAPDI, dimana keberadaan PAPDI mesti dirasakan oleh masyarakat dimanapun dan sesuai dengan tata nilai organisasi. 60 Halo INTERNIS Edisi September 2015

61 PAPDI Cabang Malang: Pengabdian di Desa Ngadas PAPDI Cabang Malang melakukan kegiatan pengadian masyarakat di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Secara geografis, Ngadas berada diketinggian 2150 meter di atas permukaan laut, di ujung Timur Malang, berbatasan langsung dengan Kabupaten Lumajang. Merupakan daerah tertinggi di Pulau Jawa. Untuk menuju Desa Ngadas dari Malang menempuh jarak 30 km dengan melewati jalan yang sempit, menanjak dan berliku-liku. Besa Ngadas berada di pegunungan dengan suhu C. Berpenghuni sekitar 1500 jiwa tau 440 kepala keluarga, sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani sayur dan holtikultura. Sayangnya, masyarakat di sana belum menikmati fasilitas kesehatan dengan layak, karena jauhnya pusat kesehatan masyarakat yang harus ditempuh dua jam menuju Kecamanatan Poncokusumo. Pelayanan kesehatan ditangani seorang bidan yang tidak tinggal menetap di Desa Ngadas. Tingkat pendidikan masyarakatnya terbilang rendah. Mereka bertani dengan ilmu ala kadarnya. Insektisida atau bahan kimia lain yang biasa dipakai bertani tidak dikelola dengan baik. Resikonya, tak sedikit penduduk di sana yang mengalami gangguan kesehatan yang disebabkan efek samping penggunaan insektisida tersebut Hal tersebut mengguggah PAPDI Cabang Malang. Mereka menggelar bakti sosial pada 14 Maret 2015, berupa pengobatan massal secara gratis, penyuluhan bertani dan mengelola insektisida dengan baik, membagikan masker yang dapat digunakan ketika member insektisida, BERITA CABANG dan menyebarkan leaflet mengenai bahaya efek samping insektisida. Kegiatan tersebut langsung dibuka Ketua PAPDI Cabang Malang Dr. Atma Gunawan, SpPD, K-GH, FINASIM dan diikuti pengurus serta PPDS Ilmu Penyakit Dalam FK Unibraw/RSU Saiful Anwar. Pengurus berharap aksi ini dapat meningkatkan kesehatan masyarakat Desa Ngadas dan menjadi jalan terbukanya fasilitas kesehatan yang dekat dengan masyarakat Ngadas. Tentu, hal ini sejalan dengan misi dan visi PAPDI peduli dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. (HI) Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Sulut Periode Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) telah melantik dan mengukuhkan kepengurusan PAPDI Cabang Sulawesi Utara (PAPDI Cabang Sulut), periode , Sabtu 31 Januari 2015, di Hotel Swiss Bell Manado, Sulawesi Utara. Ketua terpilih PAPDI Cabang Sulawesi Utara, Dr. Harlinda Kumaat Haroen, SpPD, K-HOM, FINASIM dan pengurus PAPDI Cabang Sulut periode dilantik oleh Ketua Umum PB PAPDI, yang pada kesempatan ini diwakili oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KKV, FINASIM, FACP. Pelantikan dan pengukuhan pengurus PAPDI Cabang Sulut ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan PB PAPDI, yang dibacakan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM. Acara pelantikan disaksikan Ketua IDI Wilayah Sulawesi Utara yang juga merupakan anggota dan pengurus PAPDI Sulawesi Utara, yaitu Dr. B. J. Waleleng, SpPD, K-GEH, FINASIM. Prosesi pelantikan berlangsung khidmat. Saat ini PAPDI Cabang Sulawesi Utara sesuai telah memiliki anggota 48 Internis, dengan 14 orang Internis telah memiliki gelar FINASIM, Konsultan Penyakit Dalam sebanyak 17 Internis Konsultan. Setelah melantik, pengurus cabang dengan PB PAPDI melakukan rapat koordinasi yang membahas berbagai persoalan baik internal maupun eksternal organisasi. Lawatan pengurus pusat ke PAPDI Cabang Sulut berlangsung akrab dan penuh kekeluargaan. Edisi September 2015 Halo INTERNIS 61

62 BERITA CABANG Halal Bi Halal PAPDI Cabang Jakarta Raya 62 Halo INTERNIS Edisi September 2015

63 KOPAPDI XVI Bandung: Perhelatan Akbar di Kota Kembang Mengusung layanan spesialistik komprehensif, pemerintah hendaknya menilai seorang internis itu jauh lebih menguntungkan dibandingkan beberapa spesialis lain. acara. Selain itu, Bandung saat ini lagi ramai dikunjungi wisatawan. Saat ini Bandung lagi jadi magnet dengan sejumlah terobosan memperbaiki dan memoles kota yang dilakukan oleh pemerintah kota Bandung. Banyak orang ingin datang ke sini melihat langsung area-area tertentu yang direvitalisasi dan dijadikan cagar budaya dan dipercantik. Saat kampanye kami tawarkan sejumlah kelebihan Bandung dibanding kota lainnya, kami percaya diri sebab sekarang memang waktunya Bandung, imbuhnya lagi. Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI) XVI diselenggarakan di Hotel Trans Luxury Bandung pada 9-13 September PAPDI Cabang Jawa Barat sesuai amanat KOPAPDI XV di Medan, terpilih menjadi tuan rumah KOPAP- DI XVI, setelah berhasil mengungguli dua kandidat lain, PAPDI Cabang Makassar dan Surakarta. Bandung menjadi tuan rumah KOPAPDI untuk ke dua kalinya, yang pertama KOPAPDI III pada Agustus Kedua kandidat lain tidak kalah hebatnya, cuma saya yakin Bandung bisa menang, kata Ketua PAPDI Cabang Jawa Barat DR. Dr. Arto Yuwono Soeroso, SpPD, K-P, FINASIM sembari melempar tawa. Kala itu, Dr. Arto, begitu biasa disapa, bersama pengurus cabang, optimis terpilih menjadi tuan rumah KOPAPDI XVI. Menurutnya, Bandung telah memiliki tempat yang dapat menampung peserta KOPAPDI dalam jumlah besar. Hotel Trans Luxury ini dilengkapi ballroom yang besar dan hall yang letaknya berdekatan. Sarana dan infrastruktur tersebut terpadu dalam satu area. Hal ini sangat mendukung kelancaran dan suksesnya Pengurus PAPDI Cabang Jawa Barat saat KOPAPDI XV Medan. KOPAPDI memiliki peran strategis bagi layanan ilmu penyakut dalam. Sesuai rencana, panitia akan mengundang Menteri Kesehatan, Prof. Nila Moeloek, untuk membuka acara dan menyampaikan pidatonya pada plenary sesuai dengan tema yang diusung pada KOPAPDI XVI ini yaitu; Optimalisasi Peran Spesialis Penyakit Dalam sebagai Garda Terdepan Layanan Spesialistik Komprehensif Guna Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas dan Berdaya Saing Tinggi Dalam Menyongsong AFTA Bukan tanpa alasan panitia merencanakan hal ini. Menurut Dr. Arto, dengan mengedepankan layanan spesialistik komprehensif, kami berkeinginan bahwa dengan program kesehatan pemerintah saat ini, nilai seorang internis itu jauh lebih menguntungkan dibandingkan beberapa spesialis lain. Kami berharap pemerintah menyadari hal ini, bahwa adanya internis di satu daerah nilainya sangat tinggi dibandingkan dengan beberapa spesialis tertentu yang sifat pelayanannya tidak komprehensif. Seka- Edisi September 2015 Halo INTERNIS 63

64 rang kan era BPJS, orientasinya efisiensi pelayanan dan ekonomi, di sinilah tempatnya penyakit dalam, dengan layanan yang sifatnya komprehensif satu orang bisa menyelesaikan banyak problem kesehatan di satu daerah, secara ekonomis nilainya sangat menguntungkan sekali, imbuhnya lagi. Satu Area untuk Semua Acara Event ini terdiri dari dua kegiatan besar, yaitu sidang organisasi dan sesi ilmiah. Pada acara tersebut akan ditentukan kebijakan-kebijakan organisasi yang berkaitan dengan peningkatan professional organisasi dan merespon persoalan-persoalan eksternal yang terkait eksistensi PAPDI. Sidang organisasi yang berlangsung dua hari, 9-10 September, akan memutuskan beberapa agenda yang telah dirumuskan pada Konferensi Kerja XIII PB PAPDI, di Yogyakarta November 2014 lalu. Dan puncak kegiatan organisasi adalah pemilihan Ketua Umum PB PAPDI dan Ketua Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (KIPD) untuk periode Sesi ilmiah pun tak kalah menarik perhatian peserta. Panitia meramu tema-tema terbaik dan up to date dari semua Divisi Ilmu Penyakit Dalam yang kemudian disajikan dalam bentuk simposium dan workshop. Beberapa workshop, akan berlangsung di Rumah Sakit Hasan Sadikin/FK Unpad. Materi ilmiah yang up to date dan aplikatif akan menarik peserta, ujar Konsultan Pulmonologi itu. Gubernur Jawa Barat akan bersama peserta kongres pada malam keakraban. Dan yang memberi orasi memorial lecture pada konvokasi adalah B.J. Habibie yang juga mantan wakil Presiden RI. Di samping undangan dari institusi pemerintah dan tokoh nasional, nuasa kongres lebih terasa mendunia dengan diundangnya delegasi International Society of Internal Medicine (ISIM), dan Asean Federation of Internal Medicine (AFIM). Rangkaian acara tersebut terkonsentrasi di satu area, Hotel Trans Luxury Bandung. Selain memiliki kapasitas kamar yang besar, di hotel ini juga tersedia ballroom yang luas, ruang kongres, seminar dan workshop, hingga mall dan Trans Studio. Sejumlah hotel di area terdekat pun sudah disiapkan. Guna memenuhi kebutuhan kamar untuk seluruh peserta kongres. Untuk kenyamanan dan efisiensi, dibutuhkan tempat dan area yang memadai. Semua pemain kunci seperti speaker, moderator, delegasi, dan pengurus pusat, ditempatkan di Trans Hotel. Dengan harapan, kelancaran sidang organisasi dan acara ilmiah terjamin. Tak hanya menempatkan acara di satu hotel, panitia juga menyediakan fasilitas penunjang yang tak kalah pentingnya seperti shuttle bus dari hotel ke hotel lain. Biasanya di kota lain kebutuhan hotel dengan ballroom yang luas dan banyak, sulit didapat membuat panitia harus menyewa beberapa hotel berbeda untuk acara yang padat dan pararel sehingga menyulitkan pembicara yang mau pindah venue. Belum lagi kalau jalanan macet. Di Bandung nanti, hal ini diharapkan tidak terjadi sebab semua rangkaian acara dilakukan di hotel yang sama, tegasnya. Lazimnya acara kongres besar, tak melulu diisi dengan acara serius yang menguras energi dan waktu para peserta. Di sela padatnya acara ilmiah, panitia juga menyelipkan aneka lomba sebagai ajang refreshing para peserta kongres. Mulai dari Lomba Karya Tulis Ilmiah KOPAPDI XVI 2015, kompetisi olahraga seperti futsal, bola, dan tenis, hingga PAPDI Photo Competition. Juga ada Bandung City Tour. Dr. Arto berharap dari gelaran KOPAPDI yang merupakan acara terbesar di lingkungan PAPDI ini, dalam tiga tahun terakhir tentu terjadi banyak perubahan baik secara ilmiah maupun organisasi, diharapkan acara ilmiahnya bisa ditampilkan perkembangan semua aspek-aspek keilmuan yang ada di penyakit dalam, dengan begitu semua akan terakomodasi. Semua perkembangan terbaru selama tiga tahun terakhir bisa disampaikan. Begitu juga dari sisi organisasi selama rentang waktu ini banyak hal yang terjadi, kami berharap semua bisa terputuskan dengan baik. Karena itu partisipasi aktif dari semua anggota PAPDI dari seluruh Indonesia baik anggota biasa maupun anggota muda seperti PPDS bisa turut hadir. Di samping tentunya, dari awal kita sudah jualan bahwa saat ini Bandung lagi bagus-bagusnya, kapan lagi mau ke Bandung kalau bukan sekarang? tukas Dr. Arto berpromosi. (HI) 64 Halo INTERNIS Edisi September 2015

65 DR. Dr. Arto Yuwono Soeroso, SpPD, K-P, FINASIM: Mencintai Profesi dan Sukses Regenerasi Meski semua keluarga menjadi dokter, namun ketika berkumpul sebisa mungkin tidak membicarakan hal medis. Kesibukannya luar biasa, tapi setiap saat selalu ada di samping istri. Pemamparan PAPDI Cabang Jawa Barat sukses memukau peserta sidang pleno KOPAPDI XV, Medan, tiga tahun silam. Presentasi yang elegan dan menarik dengan menunjukkan sarana-sarana unggulan yang dimiliki Kota Bandung semakin memantapkan pilihan tuan rumah kongres PAPDI. Hotel Arya Duta Medan, dini hari, pimpinan sidang akhirnya mengetuk palu menetapkan Bandung sebagai tuan rumah Kongres Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI) XVI Adalah Ketua PAPDI Cabang Jawa Barat DR. Dr. Arto Yuwono Soeroso, SpPD, K-P, FINASIM, FCCP, mampu menarik hati para undangan dan delegasi PAPDI Cabang dari seluruh Indonesia. PAPDI Cabang Jawa Barat berhasil mengungguli PAPDI Cabang Sulawesi Selatan dan PAPDI Cabang Surakarta pada saat bidding tuan rumah KOPAPDI XVI. Kandidat tuan rumah lain tidak kalah hebatnya, cuma saya yakin, Bandung bisa menang, kata Dr. Arto, begitu ia biasa disapa, ketika ditemui di Hotel Shangri-La Jakarta beberapa waktu silam, dengan nada yakin. Dr. Arto tidak sesumbar. Ia mengatur strategi. Pada paparannya ia mengekspose wajah Kota Bandung yang kian cantik dan rencana lokasi tempat KOPAPDI XVI berlangsung dilengkapi sarana serta infrastruktur terpadu, tentunya sangat mendukung diselenggarakannya event akbar tiga tahunan PAPDI ini. Optimis terpilih menjadi tuan rumah pun juga tampak dari pengurus PAPDI Cabang Jawa Barat. Mereka melobby para pemilik suara dengan beragam cara. Ada yang membagikan booklet, gimmick, lobby-lobby dan lain-lain. Faktor yang tak kalah penting adalah saat ini Bandung sedang menjadi magnet dengan sejumlah terobosan dalam memperbaiki dan memoles kota oleh pemerintah Kota. Banyak orang ingin datang ke sana melihat langsung area-area tertentu yang direvitalisasi dan dijadikan cagar budaya, serta dipercantik. Saat kampanye kami tawarkan sejumlah kelebihan Bandung dibanding kota lainnya, kami percaya diri sebab sekarang memang waktunya Ban- Edisi September 2015 Halo INTERNIS 65

66 DR. Arto bersama keluarga. dung. Selain itu, di kalangan sejawat seolah-olah ada tradisi Jawa dan non Jawa. Kalau KOPAPDI 2012 di Medan, maka KOPAPDI 2015 di tanah Jawa, imbuhnya sambil tertawa renyah. Persiapan perhelatan akbar PAPDI telah dimulai tiga tahun silam. Di tengah kesibukannya, Dr. Arto yang juga Ketua Pelaksana KOPAPDI XVI ini mengakui, tidak memakai jasa event organizer (EO) pada acara tersebut. Ia bersama pengurus cabang, rekan SMF/ Departeman Ilmu Penyakit Dalam FK Unpad//RS Hasan Sadikin Bandung dan dibantu PPDS, bersama-sama mempersiapkan hajatan yang akan diselenggarakan September 2015 ini. Namun, kata konsultan pulmonologi ini, dalam pekerjaan yang sifatnya sangat teknis dan sangat menyita waktu seperti pengurusan reservasi hotel dan akomodasi, kami serahkan ke mitra kerja. Kami tidak menggunakan jasa event organizer secara full, tetapi hal yang menyangkut urusan hotel, tiket, dan transportasi, kami bermitra dengan pihak yang memang bekerja dan ahli dibidang tersebut. Karena hal tersebut sifatnya sangat teknis dan memakan waktu. Kami tidak profesional dalam hal ini, ada pihak lain yang lebih mengerti. Kami, panitia fokus mengurus konten ilmiah, organisasi, publikasi, dan rangkaian acara secara keseluruhan. Namun semua hal yang kami serahkan kepengurusannya ke mitra kerja tadi sudah barang tentu sepenuhnya tetap dalam kendali kami papar Dr. Arto. Khusus untuk registrasi dilakukan secara online, kami pun dibantu mitra yang sudah professional di bidang ini, tetapi kami tetap tidak memperkenankan pihak mitra kerja masuk ke area Panitia. Kerja sama ini bersifat simbiosis mutualisme, kami tidak memberikan apa-apa ke mereka, mereka dapat ikut berpartisipasi dan membantu dalam penyelenggaraan acara. Kami khawatir apabila registrasi dikelola mandiri, antrian bisa panjang dan kami ingin menghindari adanya kesalahan dalam masalah administrasi registrasi. Harapannya dengan sistem kerja seperti ini, segala sesuatunya akan berjalan lebih lancar dengan risiko yang minimal, ujar Dr. Arto penuh harap. Tentunya, lanjut Dr. Arto, panitia berharap acara berjalan dengan sukses. Panitia menghimbau Para Sejawat Spesialis Penyakit Dalam untuk hadir pada KOPAPDI XVI Bandung, bahkan berkenan mengajak Para Sejawat Dokter lainnya. Selain suguhan sesi ilmiah dengan tema-tema menarik dan update, Sejawat pun akan mendapat informasi organisasi, termasuk penyelenggaraan pemilihan Ketua Umum PB PAPDI. Siapapun Ketua Umum PB PAPDI yang terpilih, kami dari cabang mendukung penuh agar organisasi ini makin baik dan professional. Hal tersebut mengingat tantangan PAPDI ke depan lebih besar baik secara internal maupun eksternal organisasi. Dan tak lupa, panitia telah menyiapkan program wisata bagi keluarga. Bandung telah lama dikenal tempat tujuan wisata. Beragam destinasi tersuguh di Kota Kembang ini. Kurang lengkap bila Sejawat yang menghadiri KOPAPDI XVI bersama keluarganya tidak menikmati wisata Kota Bandung. Perintis Dokter di Keluarga Besar Kariernya di bidang kedokteran terbilang moncer. Lelaki kelahiran Bandung pada 11 April 1963 ini sejak kecil memang sudah 66 Halo INTERNIS Edisi September 2015

67 bercita-cita ingin jadi dokter. Arto besar di Cirebon yang bukan berasal dari keluarga dokter. Saat itu, keluarga besarnya tidak ada yang berprofesi dokter. Soal pilihannya itu, ketika masih kecil ia berpikir jika menjadi dokter bisa menolong orang dan merupakan profesi yang sangat terhormat. Berjalannya waktu, alasannya bertambah lagi, dokter bisa bekerja secara independen, bisa berkarya di mana pun berada, tidak bergantung dan terikat pada siapa pun, jadi banyak sekali alasan yang semakin menguatkan tekadnya untuk menjadi dokter. Apapun yang kita lakukan, tujuannya untuk mendapatkan kebahagiaan. Harus berusaha memperlakukan orang, siapa pun dia, seperti ingin kita diperlakukan. Kalau kita ingin diperlakukan oleh baik oleh orang sehingga kita merasa nyaman, maka kita harus berperilaku ke orang lain dengan dengan baik pula agar orang tersebut merasa nyaman dengan keberadaan kita, ujar suami Dr. Anggraini Alam, Sp.A(K) ini. Sebagai orang pertama di keluarga besar yang jadi dokter, sosok sulung dari empat bersaudara ini, jadi inspirasi di keluarga. Adik dan kedua anaknya mengikuti jejaknya. Istrinya pun seorang dokter. Tak heran bila darah medis mengalir deras pada kedua putranya. Saya dan istri perintis profesi ini di keluarga masingmasing. Kami bangga dan sangat menghormati profesi ini, sehingga sangat senang ketika anak-anak mengikuti jejak kami, sebab kami tahu profesi ini seperti apa, ujarnya. Ketika ditanya apakah profesi ini juga tekankan kedua putranya? Ya sedikit banyak ada peran orangtua, ini faktor genetik ha ha ha. Yang pasti kami tidak memaksakan, hanya memberi contoh apa alasan kedua orangtuanya memilih menjadi dokter. Membuka wawasan mereka mengenai berbagai hal positif dari profesi ini, sehingga akhirnya mereka memilih dokter jadi profesinya, mengikuti jejak kami, kedua orangtuanya. Alhamdulillah kalau regenerasi ini dianggap berhasil, aku ayah dari Adhitama dan Adhirahman ini. Kendati empat orang anggota keluarga ini berprofesi sama, di rumah tak pernah membahas urusan pekerjaan, tema medis sebisa mungkin dihindari agar tidak jenuh. Namun, Dr. Arto punya strategi khusus untuk bisa selalu bersama sang istri tercinta. Dari keluar sampai balik lagi ke rumah bareng istri, karena tempat kerja di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dan praktek swastanya sama, jadi bareng terus, berangkat sama-sama satu mobil, visit dan praktek bareng. Bahkan sering kali temanteman dan relasi telepon ke kami hanya untuk berbicara dengan salah satu dari kami, ujarnya seraya terkekeh. Pencapaian yang telah diperolehnya merupakan anugrah Yang Maha Kuasa. Menggeluti ilmu penyakit dalam, terutama di bidang pulmonologi, hingga menjadi konsultan dan menggondol gelar Doktor, baginya suatu nikmat yang selalu disyukuri. Pasalnya, sukses kariernya di bidang pulmo, tak lepas dari jasa almarhum Prof. Dr. Eddie Soeriasoemantri, Sp.PD, K-P dan Prof. DR. Dr. Zul Dahlan, Sp.PD, K-P yang memintanya menjadi staf pengajar di Divisi Pulmunologi Departemen/SMF Ilmu Penyakit dalam FK Universitas Padjajaran/RSHS Bandung pada tahun 1997, kemudian ia resmi bergabung di Divisi Pulmonologi pada tahun 1999 setelah menyelesaikan wajib kerja sarjana spesialis di Sintang, Kalimantan Barat. Gelar akademik tertinggi, yaitu Guru Besar, tinggal selangkah lagi. Sebagai seorang pegawai negeri sipil Kementrian Kesehatan, hal ini tidaklah mudah. Namun, kerja dengan maksimal dan fokus adalah hal utama dalam hidupnya. Kalau sudah dianggap pantas dan layak menjadi Guru Besar, alhamdulillah. Saat ini fokus bekerja semaksimal mungkin, mengenai hasilnya, Lillahita ala, tukas Dr. Arto merendah. Hal yang serupa ia terapkan di berbagai kegiatan, tak terkecuali di organisasi. Baginya, menjadi Ketua PAPDI Cabang Jawa Barat merupakan amanat yang mesti diemban sebaik-baiknya. Apalagi di tengah-tengah persoalan kesehatan saat ini, seperti BPJS, gratifikasi, dokter asing dan lainlain, memerlukan perhatian ekstra dari sang ketua. Tak jarang, ia mesti bolak balik Jakarta Bandung berkoordinasi dengan pengurus pusat di Jakarta. Wajar, sosok low profile dan ramah ini terpilih dua periode menjadi ketua. Bagi ayah dua anak ini merupakan suatu kehormatan dipercaya memimpin PAPDI Cabang Jawa Barat selama dua periode. Ini amanah dari teman-teman, senang bisa berinteraksi dan bekerja sama selama ini. Setelah KOPAPDI ini, selesai sudah tanggung jawab saya sebagai Ketua Cabang, dua periode sudahlah cukup, ujarnya seraya melempar tawa menutup pembicaraan. (HI) Edisi September 2015 Halo INTERNIS 67

68 Ragam Wisata KOPAPDI XVI Bandung membawa anda mencicipi aneka kuliner khas Bandung di Floating Market Lembang, melihat keindahan taman dengan hamparan bunga Begonia dan mengunjungi Dusun Bambu yang menawarkan suasana perkampungan Sunda jaman dulu. Harga Tour per orang: Rp ,- (Min 10 orang); Lama perjalanan: ± 7 jam; Keberangkatan: Setiap hari pukul WIB. Termasuk: Transportasi, Makan siang, Tiket masuk objek wisata, Local Guide, Parkir. Bandung Crater Tour Pagi hari peserta berkumpul di lobby hotel The Trans Luxury Bandung untuk bersama-sama berangkat menuju kawasan Bandung Utara. Mengunjungi Gunung Tangkuban Perahu yang merupakan gunung berapi aktif di Jawa Barat, anda bisa merasakannya dengan bau belerang di sekitar lokasi. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Sari Ater Hot Spring Resort dimana anda bisa merasakan mandi dengan air hangat aliran sungai yang mengandung belerang di kolam dan kamar rendam yang disediakan. Setelah makan siang melanjutkan perjalanan menuju kawasan factory outlet Jalan Riau. Harga Tour per orang: Rp ,- (Min 10 orang); Lama perjalanan: ± 7 jam; Keberangkatan: Setiap hari pukul WIB. Termasuk: Transportasi, Makan siang, Tiket masuk objek wisata, Local Guide, Parkir Panoramic of South Bandung Berkumpul di lobby hotel, peserta tour akan menuju kawasan selatan dari Bandung tepatnya di kawasan Ciwidey. Kunjungan pertama di objek wisata Kawah Putih yang unik dengan warna air yang bisa berubah-ubah. Setelah makan siang, melewati kawasan perkebunan teh dan menikmati suasana santai di Danau Situ Patenggang. Dalam perjalanan pulang mampir membeli oleh-oleh minuman khas Jawa Barat yang menghangatkan tubuh Bandrek Abah. Harga Tour per orang: Rp ,- (Min 10 orang); Lama perjalanan: ± 7 jam; Keberangkatan: Setiap hari pukul WIB. Termasuk: Transportasi, Makan siang, Tiket masuk objek wisata, Local Guide, Parkir, Refreshment. Wisata Kuliner Bandung sangat terkenal dengan aneka kuliner yang menggugah selera. Kami akan Bandung City Tour Bandung terkenal dengan kerajinan-kerajinan unik yang sangat didukung oleh pemerintah. Pada kesempatan kali ini kami akan mengantarkan anda untuk mengunjungi berbagai industri kerajinan. Rumah Batik Komar adalah industri kerajinan yang pertama kita kunjungi, di sini kita akan melihat cara pembuatan batik dan bisa langsung membuatnya di atas media yang telah disiapkan. Perjalanan dilanjutkan menuju Pabrik Brokat di Gani Arta yang menjual aneka brokat, tirai tipis dan gorden yang sangat cantik. Saung Angklung Udjo menjadi kunjungan terakhir, di sini anda bisa membeli aneka oleh-oleh khas Jawa Barat dan menyaksikan pertunjukkan musik Angklung bahkan bisa sambil belajar memainkan angklung. 68 Halo INTERNIS Edisi September 2015

69 PAPDI Photo Competition: KOPAPDI XVI Bandung in Lens Pesona Kota Bandung menjadi magnet bagi penggemar fotografi. Kota Kembang ini telah lama dikenal memiliki tempat-tempat wisata yang menarik bagi peminat foto. Bangunan-bangunan tempo dulu dengan arsitektur yang khas kerap diabadikan oleh para pemburu gambar. Wisata alam nan asri seolah-olah berbicara betapa indahnya panorama Bandung. Beragam tradisi budaya etnik Jawa Barat menjadi objek foto yang menggambarkan betapa kayanya budaya setempat. Panitia KOPAPDI XVI Bandung menyelenggarakan PAPDI Photo Competition. Para peserta KOPAPDI dapat menyalurkan hobbynya pada acara tersebut. Panitia menetapkan empat tema, yaitu Historica landmark, Candid Shoot, Everlasting Beauty dan KOPAPDI in Lens. Peserta mengirimkan empat buah karya foto untuk tiap tiap tema. Pemenang akan diumumkan pada acara Cultural Night. Tanggal : 11 Sep 2015 Waktu : Selesai Biaya : Rp /orang (min 10 orang) Syarat dan Ketentuan 1. Peserta terdaftar dalam acara Kopapdi XVI Bandung 2. Peserta terlebih dahulu mendapatkan bimbingan dari fotographer professional yang disediakan oleh panitia 3. Walking tour dengan pemandu pada saat pengambilan foto disiapkan oleh panitia 4. Membawa perlengkapan dan kamera masing-masing 5. Foto karya sendiri dan maksimal mengirimkan 4 foto untuk masing-masing tema 6. Foto dibuat pada tanggal 11 Sep 2015 sesuai dengan waktu yang ditentukan panitia 7. Khusus tema 4 foto dibuat pada saat acara Kopapdi XVI berlangsung 8. Olah digital diperkenankan sewajarnya (level, saturasi, cropping dll) dan bukan penggabungan satu atau lebih file foto 9. Hak cipta foto pada fotographer dan panitia diijinkan menggunakan foto pemenang lomba untuk kepentingan publikasi dan pameran 10. Foto diserahkan dalam bentuk file kepada panitia paling lambat tanggal 12 September pukul WIB 11. Keputusan juri mutlak tidak bisa diganggu gugat 12. Pemenang lomba diumumkan pada acara Cultural Night Edisi September 2015 Halo INTERNIS 69

70 KOPAPDI Dari Masa Ke Masa Titik Nol 16 November 1957, didirikan suatu Perkumpulan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Program malam klinik pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Januari 1958, jam Wib dengan pembicara Dr. Djoa Liang Ham. KOPAPDI I di Jakarta, September 1971 Prof. Dr. Utojo Sukaton, SpPD, K-EMD terpilih sebagai Ketua Umum KOPAPDI III di Bandung, Agustus 1975 Dr. H. Achmad Dachlan dipilih sebagai Ketua Umum untuk periode Diikuti oleh 522 peserta terdiri atas 108 dokter ahli dan 414 dokter umum. Ditetapkan 2 (dua) jenis pusat pendidikan, yaitu: Pusat Pendidikan Pendahuluan Ahli Penyakit Dalam dan Pusat Pendidikan Penuh Ahli Penyakit Dalam. Keduanya harus seragam di seluruh Indonesia. Dasar kurikulum mencakup sub/super spesialisasi 7 bidang. Ditentukan, cabang dapat didirikan, bila kota/daerah bersangkutan sekurang-kurangnya terdapat 4 (empat) orang anggota biasa Ketua Umum hanya dapat dipilih untuk masa jabatan 2x berturut-turut. Konferensi Kerja akan diadakan sekurang-kurangnya 1,5 tahun sekali. KOPAPDI II di Surabaya, September 1973 Prof. Dr. Utojo Sukaton, SpPD, K-EMD ditunjuk sebagai Ketua Umum PB PAPDI Baru untuk periode Peserta anggota dan bukan anggota berjumlah sekitar 400 orang, dihadiri 5 cabang PAPDI: Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya. Mengesahkan cabang-cabang baru: Yogyakarta, Padang, Manado. Perlu dibentuk suatu dewan yang bertugas menentukan kebutuhan pendidikan, fasilitas, dan cara mengevaluasi pendidikan seorang internis. Dewan itu sekaligus merupakan Dewan Penilaian Keahlian Dokter Ahli Penyakit Dalam. PB membentuk panitia khusus untuk menentukan lambang PAPDI yang diketuai Bandung, dengan anggota: Jakarta, Yogyakarta, Surabaya. Sayembara diadakan untuk menentukan lambang tersebut dan PB PAPDI menyediakan hadiah. Medan diakui sebagai Pusat Pendidikan Penuh 70 Halo INTERNIS Edisi September 2015

71 KOPAPDI IV di Medan, Juni 1978 Dr. H.Achmad Dachlan terpilih kembali menjadi Ketua Umum PB PAPDI periode Membentuk suatu panitia ad hoc yang beranggotakan Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta dengan tugas menyusun buku Pedoman Pendidikan Ahli Penyakit Dalam berdasarkan sistem kredit. Ditentukan batas umur penderita penyakit dalam adalah 12 tahun keatas. Pembentukan Board of Examination tetap merupakan tujuan akhir dari penilaian pendidikan ahli penyakit dalam. KOPAPDI V di Semarang, Juni 1981 Prof. Dr. Utojo Sukaton, SpPD, K-EMD terpilih menjadi Ketua Umum PB PAPDI periode Pendidikan Internist diambil alih oleh pemerintahan cq CMS dan kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang disusun PAPDI. Pusat-pusat pendidikan penuh (sentra kategori I) dihimbau untuk tetap menerima/membuka kesempatan pada sentra kategori III (CMS) sebagai fasilitas pendidikan dari sentra kategori I dan tenaga-tenaga pendidikannya dipakai sebagai tenaga pendidik penuh. Sementara pemerintah belum menanggulangi Pendidikan Dokter Subspesialis, maka PB PAPDI melaksanakan subspsialisasi. Board of Study menetapkan sentrum-sentrum tambahan untuk pendidikan internist lengkap yaitu Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Andalas, Universitas Hasanudin, Universitas Gajah Mada, dan akan dikembangkan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sriwijaya. Sidang menyetujui Mars PAPDI yang sudah dikumandangkan pada pembukaan KOPAPDI V dan agar dinyanyikan pada setiap KOPAPDI. PB PAPDI mengusulkan kepada pemerintah agar ditetapkan suatu hari atau minggu yang dipersembahkan kepada orangorang usia lanjut. KOPAPDI VI di Jakarta, Juli 1984 Prof. Dr. Utojo Sukaton, SpPD, K-EMD terpilih kembali sebagai Ketua Umum PB PAPDI periode Kongres mengakui adanya eksistensi subpesialis Alergi Imunologi dan subspesialis Reumatologi selain dari subspesialisasi yang telah ada. Kongres mengakui adanya eksistensi sentra pendidikan yang sudah ada sesuai dengan SK Mentri Pendidikan dan Kebudayaan. KOPAPDI VII di Ujung Pandang, Agustus 1987 Prof. Dr. Sjaifoellah Noer, MD, SpPD, K-GEH terpilih sebagai Ketua Umum PB PAPDI untuk periode Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya ditetapkan sebagai salah satu pusat pendidikan Dokter Ahli Penyakit Dalam KOPAPDI VIII di Yogyakarta, Juni 1990 Prof. Dr. Sjaifoellah Noer, MD, SpPD, K-GEH terpilih kembali sebagai Ketua Umum PB PAPDI untuk periode Integritas Ilmu Penyakit Dalam, yang berarti pelaksanaan Ilmu Penyakit Dalam secara holistik, harus tetap dipelihara Mengupayakan pelaksanaan yang seragam dari adaptasi spesialisasi penyakit dalam lulusan luar negeri di berbagai pusat pendidikan. Agar Departemen Kesehatan menyamakan penempatan lulusan internis luar negeri dengan lulusan dalam negeri. PAPDI menolak dokter dari luar negeri bekerja di Indonesia Anggota PAPDI lanjut usia dibebaskan dari iuran KOPAPDI IX di Denpasar, 27 Juni 1 Juli 1993 Prof. Dr. Slamet Suyono, SpPD, K-EMD terpilih menjadi Ketua Umum PB PAPDI periode Menyetujui perubahan nama cabang: Cabang Medan menjadi Cabang Sumatera Utara, dan Cabang Bandung menjadi cabang Jawa Barat. PAPDI sepakat untuk membuka kesempatan pendidikan subspesialis di kemudian hari bagi Spesialis Penyakit Dalam yang bekerja di luar Pusat-pusat Pendidikan dengan prioritas tetap spesialis penyakit dalam yang bekerja di Pusat-pusat Pendidikan. KOPAPDI X di Padang, Juni 1996 Prof. Dr. Slamet Suyono, SpPD, K-EMD terpilih kembali menjadi Ketua Umum PB PAPDI periode Akan diadakan National Board Examination bagi para peserta pendidikan dokter spesialis penyakit dalam Menyepakati perlunya subbagian geriatrik dalam pendidikan spesialis penyakit dalam KOPAPDI XI di Surabaya, 7-11 Juli 2000 Prof. Dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI terpilih menjadi Ketua Umum PB PAPDI periode Di bidang pendidikan, hanya ada istilah internist (SpPD) dan konsulen. Tidak ada internist plus. Edisi September 2015 Halo INTERNIS 71

72 Dikembangkan konsep General Internist dan dokter keluarga serta peningkatan kemampuan anggota dengan program khusus. Penerimaan subspesialisasi perlu melibatkan organisasi seminat. Terjemahan PAPDI dalam bahasa Inggris hanya satu, The Indonesian Society of Internal Medicine Intensivis (Medical Care Medicine) tetap merupakan bagian integral dari pelayanan penyakit dalam. KOPAPDI XII di Manado, 6-9 Agustus 2003 Prof. DR. A. Aziz Rani, SpPD, K-GEH terpilih menjadi Ketua Umum PB PAPDI periode Public Relation memiliki tugas untuk mensosialisasikan visi dan misi PAPDI kepada masyarakat maupun dokter. Hal yang mesti disosialisasikan di antaranya bahwa anggota PAPDI berpran aktif dalam penanggulangan imunisasi dewasa, malaria, TBC, HIV/AIDS, hepatitis, dan osteoporosis. PAPDI mempunyai sikap dalam menghadapi friksi antara disiplin ilmu penyakit dalam dengan disiplin ilmu lainnya. Pendidikan Spesialis Dalam tetap dilakukan sertifikasi oleh Universitas, dan penetapan kurikulum oleh kolegium. Materi psikosomatik tetap menjadi bagian pendidikan dokter spesialis penyakit dalam tak perlu sebagai subbagian. Konsultan Endokrin (KE) menjadi Konsultan Endokrinologi Metabolisme dan Diabetes (KEMD). KOPAPDI XIII di Palembang, 5-9 Juli 2006 DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, terpilih menjadi Ketua Umum PB PAPDI periode Menyetujui pemberian Fellow Indonsian College of Physician (FICP) pada setiap internist, dengan peraturan dan ketentuan yang dibuat kolegium. Membuat website dan mailing list PAPDI Perlu dibentuk Medical Law Advisor Peningkatan aktivitas Continuing Professional Development (CPD) KOPAPDI XIV di Jakarta, Nopember 2009 DR.Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP terpilih kembali sebagai sebagai Ketua Umum PB PAPDI Membuka beberapa cabang PAPDI di daerah-daerah Aktif menghidupkan kembali AFIM Terpilih menjadi tuan rumah WCIM, 2016 Roadshow ke cabang-cabang PAPDI Peluncuran Buku EIMED PAPDI KOPAPDI XV di Medan, Desember 2012 Prof.DR.Dr.Idrus Alwi, SpPD, K- KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP terpilih sebagai Ketua Umum PB PAPDI Pembentukan Tim Adhoc BPJS Pembentukan Tim Adhoc Dokter Asing Pembentukan Tim Adhoc Adolescent Pembentukan Tim Adhoc Mapping Need Pembentukan Tim Adhoc Gratifikasi Menetapkan Tata Nilai PAPDI Aktif pembentukan ACP Chapter Asean Memiliki gedung Rumah PAPDI Menerbitkan buku PNPK, PPK, Clinical Pathway 72 Halo INTERNIS Edisi September 2015

73 Konvokasi FINASIM: Apresiasi Atas Profesionalisme Konvokasi FINASIM KOPAPDI XV Medan. Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) kembali menggelar Konvokasi FINASIM pada Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI) XVI Bandung. Acara penganugrahan gelar FINASIM (Fellow of The Indonesian Society of Internal Medicine) kali ini akan diikuti 425 internis yang telah dinyatakan lulus seleksi pada periode Pengumuman lulus seleksi dilakukan setiap tahunnya bersamaan dengan Pertemuan Ilmiah Nasional PAPDI. Pada PIN 2013 di Pekan Baru Steering Committee FINASIM telah meluluskan 176 internis, pada PIN 2014 Surabaya 123 internis dan PIN 2015 di Palembang 126 internis. Konvokasi kali ini addalah konvokasi ketiga setelah, KOPAPDI 2009 di Jakarta 2009, dan KOPAPDI 2012 di Medan. Konvokasi merupakan prosesi pemberian gelar FINASIM kepada internis yang telah dinyatakan lulus seleksi oleh dewan penilai. FINASIM adalah gelar kehormatan yang disematkan PB PAPDI kepada anggotanya yang telah memperoleh pengakuan dari sesamanya (peers) atas integritas pribadi, kompetensi yang superior dalam ilmu penyakit dalam, dan bukti atas prestasi pribadi serta akademik. Gelar fellow ini sebagai pengakuan atas kontribusi seorang anggota yang dianggap profesi lebih dari biasa dan tidak hanya mencakup kegiatan maupun pencapaian akademis saja. Seorang akademis yang jauh dari laboratorium maupun pusat pendidikan namun dianggap berhasil dalam mengangkat nama organisasi profesi penyakit dalam di masyarakat atau di daerah terpencil pun dapat dipertimbangkan. Menurut DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FACP, ada beberapa penilaian yang menjadikan internis berhak menyandang gelar fellow. Diantaranya, menjunjung tinggi dan mempraktikkan standar klinis dan idealisme etika, menunjukkan kepemimpinan di masyarakatnya secara regional atau nasional aktif dalam hal-hal yang menyangkut peningkatan dalam bidang kesehatan, komunitas, dan sosial. Seorang fellow diseleksi oleh dewan penilai, bukan karena jenjang karir, gelar profesor atau doktor, ataupun kedudukan, ujarnya Setelah prosesi ini, seorang internis berhak menyematkan gelar FINASIM. Gelar ini juga dapat dipergunakan ketika melakukan praktik. Interis yang telah lulus seleksi FI- NASIM akan mendapat discount khusus saat mengikuti kegiatan PAPDI. Pada konvokasi kali ini mendapat kehormatan dengan hadirnya Dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH yang memberikan orasi pada Utojo Sukaton Lecture. Pada kesempatan ini, Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FASIC, FACP mengucapkan selamat kepada para internis yang menerima FINASIM. Dan Tentu saja, PAPDI masih menantikan fellow selanjutnya, yang berarti juga semakin banyak internis yang memenuhi unsur achievement, dedication, dan commitment. Selamat! (HI) Edisi September 2015 Halo INTERNIS 73

74 Nama-nama yang lulus seleksi FINASIM PAPDI Cabang Jakarta Raya 1. Teguh Wijayadi 2. I Made Mardika 3. Hari Hendarto 4. Ronald Irwanto Natadidjaja 5. Puteri Wahyuni 6. Tedhy Djaja Ateng 7. Hendarto Natadidjaja 8. Susie Setyowati 9. Wahjudi 10. R.P. Djoko Koentjoro 11. Sjaiful Ichwansjah Biran 12. Simon Salim 13. Rachmat Hamonangan 14. Yoga Iwanoff Kasjmir 15. Rudy Hidayat 16. Aru Ariadno 17. Faisal Syarifuddin 18. Djati Sagoro 19. Syarifuddin Laingki 20. Arief Wibowo 21. Joyce Bratanata 22. Albertus Djaja 23. Lies Luthariana 24. Epistel P. Simatupang 25. Robert Noldy Ngantung 26. Kustedi Rafli 27. Afifah Is 28. Dody Ranuhardy 29. Rebekka M.H. Napitupulu 30. Nur Alim Fitradjaja 31. Joko Budiman Jong 32. Surahman Muin 33. Femiko M.N. Sitohang 34. Pringgodigdo Nugroho 35. Ikhwan Rinaldi 36. Fias 37. Kaka Renaldi 38. Nenfiati 39. Sayid Ridho 40. Noto Dwimartutie 41. Lusiani 42. Martha Iskandar 43. Suryantini Singgih 44. Rithza S. Harun 45. RR. Dyah Purnamasari S. 46. Purwita Wijaya Laksmi 47. Giri Aji 48. R. Roro Rahayu 49. Didi Kurniadhi 50. Annela Manurung 51. Marina Epriliawati 52. Santi S.R. Parhusip 53. Eva Sian Li PAPDI Cabang Jawa Barat 1. Agustian Lukas K. 2. Yusra Dewita 3. Katharina Setyawati S. 4. Cecep Sulaiman Iskandar 5. Iskandar 6. Abdul Wahid Usman 7. Amaylia Oehadian 8. Fifi Akwarini 9. Rachmat Permana 10. Nieke Dewi Riani Kriswandi 11. Anggraini Widjajakusuma 12. Jefry Tahari Argatio PAPDI Cabang Surabaya Ari Sutjahjo Agus Harijono Fuad Hamdun Agus Dahana Purwati Armand Noeryoto Wahyu Nugroho Loka Ishak Suryaputradinata Mohammad Mujib M. Iza Indramanto Zainudin Zuhri Sudarwanto Sugianto Rudyanto Ratri Paringsih Rijanto Priyo Widodo Suprayitno Suhartono Notosuwarno Sony Sujatno Sahid Suparasa Johannes Vincentius Lusida Jojok Santoso Hadiq Firdausi Faried Sanusi Emilia Retno I. Eddy Prijambodo Dian Samudra Dita Taurini Djoko Tamtomo Batari Retno Minanti Endang Sulistyorini Atik Yuniani Andy Purnomo Yuli Hermansyah Widyaningsih Wahyu Hendradi Wiwiek Indriyani M. Tulus Lumaksono Trini Windarwati Asna Rosida Munir Raidi Jongky Hendro Prayitno Johanes Intandri Tjundawan I Wayan Mertha I Putu Suharta Putra Hermina Novida Gendon Djonhar Suroso Rina Melinda Eko Budisantoso Fajar Admayana Abdur Rohman Mantik Wibisono Bahrodin Teguh Prartono Hario Utoro Imam Soewono Gusti Rizaniansyah Rusli Dany Irawan Danang Kusuma Adi Nailul Haq I Dewa Made Widi Hersana Darmojo Kandinata Mohammad Mahfudz Suharto 74 Halo INTERNIS Edisi September 2015

75 Kysdarmanto Fahmi Adi Priyantoro Badrul Munir Adi Mulyono Andry Sultana Denny Vianto Husin Thamrin Mochamad Arwin Achijar Een Hendarsih Heru Wijono Bayu Dharma Shanti Wiwid Samsulhadi PAPDI Cabang Yogyakarta Johan Kurnianda Putut Bayupurnama Sutanto Maduseno Kartika Widayati Eko Budiono Deddy Nur Wachid A. Anna Anggraini Fahmi Indrarti Hariadi Hariawan Hemi Sinorita Suharnadi Ayu Paramaiswari R. Bowo Pramono Susanna Hilda Hutajulu Nyoman Kertia Sumardi Heru Prasanto Catharina Triwikatmani Doni Priambodo Wijisaksono Yanri Wijayanti Subronto Bambang Djarwoto Iri Kuswadi Neneng Ratnasari Luthfan Budi Purnomo Ika Trisnawati Habib Wicaksono Endang Widiastuti V. Noegroho Isti Donodjati Yuli Astuti Dessy Nurwahyuningtyas P. Rizka Humardewayanti A. Liliani Mustika Dewi Achmad Thabrani Arlyn Yuanita Warih Tjahjono Purwoadi Sujatno Lisa Kurnia Sari Waisul Choroni Barkah Djaka Purwanto Nedya Safitri Agus Yuha Ahmadu Ali Baswedan M. Agung Monalipa M. Robikhul Ikhsan Diana Rinawati Heni Retno Wulan RM. Tedjo Megantoro Mulyo Hartana Eko Aribowo Mohamad Wibowo Cornelia Wahyu Danawati PAPDI Cabang Semarang Lestarinigsih Banteng Hanang Wibisono Jacobus Albertus AY Taufik Kresno Dwiyanto Didik Wiharyadi Tri Susanti Tekky Tjendani Bambang Winarto Rachmat Riadi Mudzakkir Djalal Nur Anna Chalimah Sa dyah Nurul Aisyiah M. Saugi Abduh Magy Julia Rachmawati Tjoe Ivone Wulansari Muhamad Subandrio Bambang Adi Setyoko Muchamad Nur Aziz B. Neni Mulyanti Hudiarso Tri Wahyu Sukarnowati I Gusti Nyoman Agung P. Ira Widyastuti PAPDI Cabang Malang Bagus Putu Putra Suryana Nur Samsu Gadis Nurlaila M.M. Djanggan Sargowo Atma Gunawan Syifa Mustika Wendy Budiawan PAPDI Cabang Surakarta Sumaryadi Waskito Ardyasih Agus Supriyanta Vivin Hudiyanti Didit Novianto Grendi Faneri Yonarko Agus Joko Susanto Arief Nurudhin Agung Susanto Harnowo Wilujeng Irene Vera Boestaman Suharto Yulyani Werdiningsih Listyowati PAPDI Cabang Purwokerto Supardi PAPDI Cabang Bali I Nyoman Sutarka Gede Kambayana I Gede Ketut Sajinadiyasa I Gede Pande Sastrawan Ni Made Renny Anggreni Rena I Made Duwi Sumohadi I Made Bagiada Tjokorda Gde Dharmayuda I Wayan Losen Adnyana I Ketut Suryana I Ketut Mariadi Ida Bagus Putu Putrawan I Wayan Darya Benny Arthawibawa I Nyoman Astika Ida Bagus Nyoman Mahendra PAPDI Cabang Sumatera Utara Sabar Petrus Sembiring Jannus Sitorus Mustafa Kamil Adam Eric Nelson Sahala Sinaga Rosihan Sipayung Ilham d Anita Rosari Sofyan Sembiring Wika Hanida Daud Ginting Corry C. Silaen Rismauli Doloksaribu Suara Ginting Rudi Mahruzar Shahrul Rahman Ida Nensi Gultom Meutia Sayuti Mulia Ginting Imelda Ray David Sitepu Marulak Samosir Christina J.R.E. Lumbantobing Taufik Sungkar Syafrizal Nasution Zainal Safri A.M. Setia Putra Budianto Sigalingging Rudy Dwi Laksono Riri Andri Muzasti Yunita Veronica Tampubolon Suhartono Ameliana Safitri Purba Lenni Evalena Sihotang Edyan Pinem Restuti Hidayani Saragih PAPDI Cabang Sumatera Barat Elfizon Amir Fauzar Drajad Priyono Saptino Miro Najirman Raveinal Herwin Hasan Harnavi Harun Festi Eliza Roza Kurniati Rasmelia Nur Roza Mulyana PAPDI Cabang Sumatera Selatan Agus Patmono Endang Mardiningsih Muhammad Nur Zain Wardhana Pontjo Yunarko Suprapti Ratna Maila Dewi A. M. Ali Apriansyah Yuniza Ria Anggoro Surya Darma Edisi September 2015 Halo INTERNIS 75

76 Nur Riviati Indriyani Hermiyana Edi Saputra KGS. M. Rosyidi Leni Susanti Firda Aryanti Ida Kusrini PAPDI Cabang Riau Wisman Tanjung Mahmoud Fauzy Izwar Donna Alfina Arles Poerniati Koes Andrijani Edwar Darmawan Asrizal Irianto Dasril Efendi Nova Ridha Seson Saiful Anam Arjunaidi Halomoan Budi Susanto Toni Prasetia PAPDI Cabang Makassar Djunaidi Ruray Ratni Rahim Happy Lauwrenz Sudirman Katu M. Harun Iskandar Margaretha Kendenan Susanto Hendra Kusuma Zakaria Mustari Satriawan Abadi Erwin Arief PAPDI Cabang Kalimantan Timur Martina Yulianti Melani Prihartini Widy Helen PAPDI Cabang Kalimantan Selatan Tengah Apriyanto Aries Kuncoro Abd. Halim Irwan Haris Zulfan Tjatur Winarsanto Mohamad Luthfi I Made Astawa PAPDI Cabang Kupang Stefany Adi Wahyuningrum Cristina Tarigan Adjunias Maifa Heri Sutrisno Ida Bagus Ngurah Wisesa PAPDI Cabang Bengkulu Yandi Kurniawan S.H. Farid Amansyah Achmad Boediono PAPDI Cabang Kepulauan Riau Danang Legowo PAPDI Cabang Tanah Papua Andreas Widjaja PAPDI Cabang Bogor Zulfan Winy Katarina Yulia Marina Nurman Sidiq PAPDI Cabang Jambi Titin Kristina Gusrizal Mulyadi Joyo Santoso Sefnirita Elvidawati Hendra Andi Kurniawan PAPDI Cabang Sulawesi Utara Tahi Hatigoran Simanjuntak Eddie Jonas Joseph Lucky Lukas Timbuleng Siwy PAPDI Cabang Bekasi Indra Sihar M. Manullang Raden Iwantoro PAPDI Cabang Aceh Lindawati Sawdahanum Faisal Misriani Abdul Gani Puteh Abdullah Hendra Zufry Gunardi Mahriani Sylvawani Libya Magda Lusiana M. Darma Muda Setia PAPDI Cabang Banten Jasirwan Rahmad Tolhas Banjarnahor Edison Yantje Parulian Saragih Ahmad Mekah PAPDI Cabang Cirebon Afdi Muchlis Syams Syofyan Zein PAPDI Cabang NTB I Gusti Putu Winangun Wikan Tyasning Mokhamad Farid Wajdi Firdaos Joko Pangarso Muhamad Ali Karsito I Wayan Agus Jaya Santika PAPDI Cabang Maluku Utara Muhamad Taha Albar PAPDI Cabang Depok Muslich Ayub M. Artisto Adi Yussac Devy Juniarti Iskandar Desi Fitriani PAPDI Cabang Lampung Haryono Hedi Suprihadi Ghufran Hamzah Munirulanam Lukman Pura Awal Bachtera Barus Hasmi Maha Hotmen Sijabat Ibramsjah I Gede Putu Arinanda Martin Bachtiar Firhat Esfandiari Marina Fauzia Azwir Ridhuan Irawan Sri Widodo 76 Halo INTERNIS Edisi September 2015

77 PIN XIII PB PAPDI 2015: Tingkatkan Kompetensi Demi Layanan Terbaik Kegiatan ilmiah ini memiliki daya tarik sendiri. Tema-tema yang menarik dan up to date disguhkan dalam bentuk workshop memudahkan peserta berinteraksi dengan para pakar dengan leluasa. karena RSMH saat ini sudah kewalahan, ujar Alex Noerdin yang disambut tepuk tangan peserta simposium. Menurut Alex Noerdin, kesehatan dan pendidikan merupakan dua mata pisau yang penting bagi pembangunan peradaban manusia. Sehingga dua program tersebut menjadi program yang dikedepankan. Untuk apa pintar jika kurang sehat dan sehat tapi bodoh oleh karena itu dua-duanya kita harus dorong, sergahnya. Sementara Ketua Umum PB PAPDI Prof. Idrus alwi mengatakan bahwa PIN merupakan agenda tahunan yang rutin dilakukan PB PAPDI dalam rangka continuing professionalisme development (CPD). PB PAPDI sesuai dengan misinya menjunjung tinggi sikap professional dengan selalu meningkatkan kemampuan klinis dan diagnostik anggotanya agar dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat. Hal tersebut terkait dengan seiringnya Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) PB PAPDI XIII resmi dibuka oleh Gubernur Sumatera Selatan H. Alex Noerdin di Grand Ballroom Hotel Novotel Palembang, Juni Peresmian ditandai dengan pemukulan gong oleh Gubernur yang didampingi oleh Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, FRCPT, Ketua Pelaksana PIN XIII Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K- KV, FINASIM, Penasehat PB PAPDI DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP, dan Prof. DR. Dr. Ali Ghanie, SpPD, K-KV, FINASIM. Pada orasinya, Alex Noerdin memaparkan pembangunan di Sumatera Selatan, khususnya di bidang kesehatan dan pendidikan. Dalam waktu dekat, katanya, Sumatera Selatan akan membangun rumah sakit bertaraf international. Hal ini dikarenakan kebutuhan masyarakat Sumsel mengingat RSMH mengalami lonjakan pasien. Kami tidak main-main untuk program kesehatan maupun pendidikan. Dalam waktu dekat kita akan bangun RS Umum Provinsi Sumsel berkelas internasional Pengguntingan pita oleh Gubernur Sumatera Selatan H. Alex Noerdin. Edisi September 2015 Halo INTERNIS 77

78 perkembangan ilmu penyakit dalam, baik ilmu dasar maupun klinis maka PB PAPDI dalam program kerjanya mengedepankan CPD, seperti PIN, roadshow ke daerah daerah yang jauh dari pusat pendidikan kedokteran, CME online dan lain-lain. Dengan meng update kompetensi kita dapat memberi layanan kesehatan yang optimal dan terhindar dari kasus medikolegal, prinsipnya patient safety, katanya PIN PB PAPDI memiliki daya tarik sendiri. Menurut Ketua Panitia Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM tema yang disuguhkan merupakan tema-tema yang aktual dan up to date yang seringkali ditemui ketika praktik. Dengan model workshop, peserta dapat leluasa berdialog dengan para pakar membahas berbagai kasus yang sering dihadapi. PIN PB PAPDI lebih banyak sesi workshop dibandung simposium atau kuliah umum. Dengan model begitu, peserta dapat berinteraksi dengan para pembicara dengan leluasa. Sebagian peserta menjadikan acara ini agenda wajib tahunan, katanya. PIN kali ini bekerjasama dengan PAPDI Cabang Sumatera Selatan. Ketua PAPDI Cabang Sumsel DR. Dr. Zulkhair Ali, SpPD, K-GH, FINASIM mengatakan peserta dapat menggunakan pengetahuan yang diperoleh ditempat praktik sejawat di daeah masingmasing. Selain meningkatkan kompetensi, peserta dapat menikmati berbagai wisata yang terdapat di kota pempek ini. Seleksi FINASIM Bagi sebagian internis, PIN merupakan agenda yang tak boleh terlewatkan. Selain up date pengetahuan, pada acara itu diumumkan kelulusan seleksi gelar FINASIM. Pada PIN 2015 ini, DR. Dr. Andhika Rachman, SpPD, K-HOM, FINASIM membacakan 126 internis dari seluruh Cabang PAPDI yang dinyatakan lulus hasil uji verifikasi dan berhak mendapat gelar FINASIM. Internis yang lulus seleksi pada 2015 akan mendapat sertifikat FINASIM dan sudah boleh menambahkan gelar tersebut di belakang namanya. Sedangkan Konvokasi akan dilaksanakan pada Kongres Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI) XVI 2015 di Bandung. PIN PAPDI Award PIN XIII Palembang mengumumkan pemenang PIN PAPDI Award Pada tahun ini, tim juri telah menetapkan dua pemenang, yaitu Dr. Erni Juwita Nelwan SpPD, K-PTI, FINASIM dengan tema penelitian Akurasi Penggunaan Skor Nelwan dalam Penegakkan Diagnosis Demam Tifoid Dewasa: Perbandingan dengan Kultur Salmonella typhi, dan Dr. Fauzi Yusuf, SpPD, K-GEH dengan tema penelitian Analisis Struktur Mikrobiota, Ekspresi Heat Shock Protein 70 dan Caspase 3 pada Penderita Kanker Kolorektal. Kedua pemenang berhak atas dana bantuan penelitian masing-masing 40 juta. Ajang bagi para peneliti ini dilakukan PB PAPDI untuk kedua kalinya yang bekerjasama dengan PT Kalbe Farma. PIN PAPDI Award merupakan apresiasi yang diberikan PB PAPDI kepada penulis atau peneliti yang aktif berkontribusi di The Indonesian Journal of Internal Medicine. Acta Medica Indonesiana, The Indone-- sian Journal of Internal Medicine merupakan jurnal kedokteran di bidang ilmu penyakit dalam yang telah terakreditasi internastional. (HI) 78 Halo INTERNIS Edisi September 2015

79 Dr. Fauzi Yusuf, SpPD, K-GEH, FINASIM: KABAR PAPDI Raih Penelitian Terbaik PIN Award 2015 Dr. Fauzi Yusuf, SpPD, K-GEH Penelitian Dr. Fauzi Yusuf, SpPD, K- GEH, FINASIM terpilih sebagai salah satu penelitian terbaik pada PIN Award Penelitian Dr. Fauzi yang bertema Analisis Struktur Mikrobiota, Ekspressi HSP70 dan Caspase 3 pada Penderita Kanker Kolorektal dapat menyingkirkan puluhan artikel lain yang dimuat dalam Acta Medica Indonesiana atau The Indonesian Journal of Internal Medicine (IJIM). Dengan begitu, Dr. Fauzi Yusuf mendapat dana bantuan penelitian senilai 40 juta hasil kerjasama PAPDI dan PT Kalbe Farma. Pemenang PIN PAPDI Award 2015 diumumkan pada Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) PAPDI XIII di Hotel Novotel Palembang, Juni 2015 lalu. PIN PAPDI Award suatu apresiasi yang diberikan oleh PAPDI kepada penulis dan peneliti yang aktif mengisi karya-karyanya di IJIM, jurnal kedokteran Indonesia yang telah memperoleh akreditasi international. Pada penelitian ini, Dr. Fauzi Yusuf mencari hubungan antara komposisi mikrobiota dengan kejadian kanker kolerektal. Mikrobiota saluran cerna merupakan hal penting dalam proses karsinogenesis pada pejamu. Beberapa penelitian menunjukkan mikrobiota yang menyebabkan keganasan pada saluran cerna seperti Helicobacter pylori. Komposisi mikrobiota usus juga dilaporkan sebagai penanda pada pasien dengan kanker kolorektal dengan adanya ketidakseimbangan mikrobiota, seperti peningkatan Clostridium spp, Bacteroides dan Bifidorium spp. Beberapa penelitian invitro memperlihatkan bahwa butyrate menginduksi ekspressi heat shock protein 70 yang berperan pada awal apoptosis. Caspase yang merupakan aspartate-specific cysteine proteases yang berperan penting pada apoptosis dan inflamasi dan mempunyai kontribusi yang penting pada keseimbangan saluran cerna, pada percobaan tikus ditemukan hubungan caspase 3 dan komposisi mikrobiota. Sehubungan dengan penelitian lanjutan mengenai hubungan komposisi mikrobiota dengan kejadian kanker kolorektal masih terbatas pada penelitian in vitro, maka peneliti tertarik untuk menganalisis hubungan komposisi mikrobiota terhadap ekspressi heat shock protein 70 dan caspase 3 pada manusia Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain case control study. Penelitian mengamati dua kelompok yakni kelompok penderita kanker kolorektal dan kelompok orang sehat, hal yang diteliti adalah komposisi mikrobiota, gambaran HSP70 dan Caspase3. Penelitian dilaksanakan di Divisi Gastroenterohepatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK Unsyiah)/RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, Instalasi Patologi Anatomi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dan Laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh. Untuk pemeriksaan PCR dan DDGE penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biosains (Institut Biosains) Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini, kata Dr. Fauzi Yusuf, diharapkan menjadi informasi untuk program pencegahan kanker kolorektal melalui penjagaan keseimbangan mikrobiota saluran cerna, dan menjadi dasar penggunaan prebiotik dan probiotik dalam menjaga keseimbangan mikrobiota saluran cerna. Menjadi informasi bagi masyarakat langkah pencegahan kanker kolorektal melalui gaya hidup dan pola makan yang sehat, kata Ketua PAPDI Cabang Aceh ini. (HI) Edisi September 2015 Halo INTERNIS 79

80 WCIM 2016, Bali, Indonesia: Menanti Partisipasi Anggota PAPDI Anggota PAPDI agar turut berpartisipasi pada WCIM Selain hadir, sejawat dapat aktif mengikuti berbagai kegiatan. Dokter lokal diharapkan membanjiri Hotel Bali Nusa Dua Convention Center. Kurang dari satu tahun Indonesia menjadi tuan rumah World Congress of Intenal Medicine (WCIM) Persiapan terus dilakukan Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indoonesia (PB PAPDI) selaku panitian perhelatan akbar dokter-dokter penyakit dalam seluruh dunia yang tergabung dalam International Society of Internal Medicine (ISIM). Panitia WCIM 2016 melibatkan pengurus pusat dan cabang yang selalu sinergi untuk menyukseskan event international itu. Koordinasi panitia dengan ISIM terjalin baik. Panitia melaporkan perkembangan demi perkembangan hingga hari pelaksanaan. Terakhir, panitia telah mempresentasikan persiapan WCIM 2016 di depan executive committee ISIM pada WCIM 2014 di Seoul, Korea Selatan, akhir Oktober 2014 lalu. Sekretaris Jenderal PB PAPDI Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP mewakili panitia, melaporkan perkembangan persiapan WCIM Dengan didampingi panitia lain, Dr. Sally memaparkan hal-hal terkait denga persiapan WCIM 2016 dihadapan executive committee ISIM. Delegasi PAPDI pada WCIM 2014 di Seoul, Korsel. Mereka (executive committee-red) tidak tanya apa-apa, hanya katakan bila ada kendala sponsor, beritahukan kami, kata Dr. Sally setengah deg-deg-an. Alhamdulilllah, mereka menerima dan cukup paham soal kendala sponsor. Ketika presentasi, kami lebih menitikberattkan kepada tema-tema ilmiah. Karena kami tahu mereka sangat ketat soal konten acara, tambahnya WCIM 2016 akan diselenggarakan di Hotel Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). Panitia menargetkan 10,000 peserta akan hadir pada acara tersebut. Jumlah ini lebih banyak dibanding WCIM di Seoul yang peserta. Akomodasi cukup untuk sejumlah itu, ujarnya. Hal senada disampaikan Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K- KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, FRCPT. Prof. Idrus mengatakan terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah pada bidding WCIM 2010 di Melbourne, Australia lalu merupakan suatu kesempatan untuk PAPDI menunjukkan bahwa pendidikan dan pelayanan di bidang ilmu penyakit dalam di Indonesia cukup berkembang. Untuk itu, kami akan siapkan WCIM Bali ini semaksimal mungkin, ujarnya. Prof. Idrus melanjutkan, panitia telah audiensi ke Kementerian Kesehatan RI. Menteri Kesehatan mendukung pertemuan tingkat dunia itu dan meminta agar membahas materi-materi terkait penyakit yang umum terjadi 80 Halo INTERNIS Edisi September 2015

81 di Indonesia. Sementara Ketua Panitia WCIM DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP menghimbau anggota PAPDI agar turut berpartisipasi pada WCIM Selain hadir pada acara itu, sejawat dapat aktif mengikuti beberapa kegiatan seperti lomba penelitian, lomba poster dan lain-lain. Dari WCIM sebelumnya, peserta terbanyak adalah dari dokter lokal. Seperti WCIM 2014 kemarin, dari peserta, ada sekitar perserta merupakan tenaga kesehatan dari Korea Selatan. Sisanya, dokter asing. Untuk itu kami menghimbau internis untuk hadir, selain menambah pengetahuan juga berbagi pengalaman dengan dokter-dokter asing, ujar Penasehat PB PAPDI itu. Dr. Aru menambahkan, melalui Asean Federation of Internal Medicine (AFIM), panitia juga mengundang internis di kawasan Asean untuk berpartisipasi pada WCIM Dan sebagai South East Asia of Chapter American College of Physicians (ACP), panitia meminta dukungan dari ACP Merebut Kemenangan di Melbourne WCIM 2010 di Melbourne menjadi momentum penting bagi PAPDI. Setelah pernah kalah dari negara lain, padda WCIM 2010 delegasi Indonesia berhasil menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Congress of Internal Medicine (WCIM) Keberhasilan merebut tuan rumah bukan hal mudah. Empat negara memperebutkan posisi ini. Rusia, Meksiko, dan Afrika Selatan merupakan pesaing Indonesia. Hati saya kecut karena para pesaing itu, ujar Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP salah satu delegasi Indonesia yang berangkat ke Melbourne. Rusia, merupakan negara besar. Meksiko, tercatat pernah menjadi tuan rumah WCIM. Lalu Afrika Selatan, merupakan pesaing terberat. Para dokter yang pernah ke Afrika Selatan tidak memungkiri bahwa negara ini memiliki keindahan yang mengagumkan. Tidak sedikit anggota executive committee yang terpesona dengan keindahan alam Afrika Selatan. Terlebih lagi Afrika Selatan pernah terpilih sebagai tempat penyelenggaraan piala dunia 2010, ujar Dr. Sally. Meski memiliki rival yang berat, langkah pantang diundurkan. Delegasi Indonesia, tetap bersemangat melakukan presentasi di hadapan executive committee ISIM bergantian dengan delegasi pesaing. Bidding telah dimulai, negara calon kandidat dipanggil satu persatu untuk masuk ke ruangan dan mempresentasikan apa-apa yang dapat ditawarkan pada executive committee. Dari Indonesia yang mempresentasikan adalah DR. Dr. C. Heriawan Soejono, SpPD, K-Ger, FINASIM, saat ini menjabat sebagai Direktur Utama RSCM. Dengan segala percaya diri, bahasa Inggris yang baik sekali dan bahan presentasi yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, dengan beberapa kali revisi atas masukan kami semua, tapi kami tetap kuatir, aku Dr. Sally. DR. Dr. Aru Sudoyo,SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP yang duduk sebagai salah satu anggota komite tak tinggal diam. Dr. Aru memutar otak menyusun siasat di dalam ruang sidang komite. Sidang berjalan sangat alot. Ada yang mengatakan bahwa ISIM belum pernah menggandeng negara Afrika, maka Afsel memiliki nilai lebih jika ditunjuk sebagai tempat kongres ahli penyakit dalam. Dr. Aru berfikir keras. Sebagai seorang internis Indonesia yang duduk sebagai anggota komite, tentu saja ia menginginkan Indonesia mendapat kehormatan tersebut. Di luar ruangan sidang, delegasi Indonesia lain berdebar menantikan hasil keputusan rapat tertutup General Assembly. Dr. Aru sempat berkirim sms membocorkan situasi Delegasi PAPDI pada WCIM 2014 di Seoul, Korea Selatan. sidang. Akhirnya, ia mengangkat isu penting terkait Indonesia agar dapat melenggang merebut posisi tuan rumah. Penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah WCIM 2016 tidak hanya penting untuk negeri saya, namun bagi seluruh wilayah ASEAN, karena internis umum masih amat vital bagi kelangsungan pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif bagi negara-negara seperti Malaysia, Laos, Kambodia, Thailand dan Filipina, dan Brunei. Dan untuk itu, Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia patut menjadi forum pertemuan, kata Dr. Aru. Dengan isu yang diperjuangkan tersebut, akhirnya pemenang jatuh pada Indonesia. Sejumlah alasan lain memuluskan jalan Indonesia. Rusia, ternyata tidak didukung oleh pemerintahnya karena sedang dilanda konflik internal. Berbeda dengan Indonesia, yang mendapat restu dari Menteri Kesehatan, Konsulat Jendral di Australia, dan Gubernur Bali yang terkait dengan lokasi kongres. Meksiko, langkahnya terjegal karena pernah menjadi tuan rumah kongres yang sama dan sedang mengalami gangguan keamanan yang serius dengan adanya perang antara alat negara dan geng-geng narkotika. Sementara Afrika Selatan, yang memiliki peluang paling besar, ternyata organisasi ahli penyakit dalam negara ini belum lama tercatat bergabung dengan ISIM. Akhirnya, setelah diskusi yang berjalan dengan hangat Indonesia cukup berbangga menerima kehormatan untuk menjadi tuan rumah WCIM (HI) Edisi September 2015 Halo INTERNIS 81

82 OBITUARI Prof. DR. Dr. A. Guntur Hermawan, Sp.PD, K-PTI, FINASIM: Dalam Kenangan Kerabat dan Sahabat Jumat, 2 Januari 2015, Prof. DR. dr. A. Guntur Hermawan, Sp.PD, K-PTI, FINASIM berpulang dalam usia 66 tahun. Almarhum meninggalkan seorang istri, tiga anak dan menantu, serta tujuh orang cucu. Kenangan mendalam dirasakan oleh Dr. Eva. Niamuzisilawati, SpPD, MKes, staf Divisi Endokrin Metabolik IPD FK UNS/RSUD Dr Moewardi Surakarta, menantu almarhum. Saya berada di samping beliau saat menutup mata dan menghembuskan nafas terakhir, dengan kalimat thayyibah La Illaha Illalloh dengan tenang dan in shaa Alloh khusnul Khotimah, ujar Dr. Eva. Di mata sang menantu, Guru Besar kelahiran Surakarta, 6 Mei 1949 ini merupakan guru, orangtua dan pemimpin yang low profile, bijak dan dermawan dalam berbagi ilmu dan berbagi materi yang dimiliki. Salah satu impiannya adalah mengembangkan profesi pendidikan dokter secara umum maupun khusus yang semakin berkualitas, tidak hanya pengikut dalam dunia internasional tetapi menjadi pemain yang tangguh dan punya evidance base sendiri di negara kita, ujarnya. Prioritaskan Keluarga Selama hidupnya kendati sangat sibuk, beliau sering mengajarkan dan memberi contoh untuk selalu makan di rumah bersama keluarga terutama dengan istri. Hampir tidak pernah almarhum makan atau bepergian baik luar kota atau luar negeri tanpa istri. Beliau sering bilang, kalau pergi tanpa istri akan malas dan tidak bisa menikmati. Inilah contoh konsep untuk kesetiaan dan keutuhan keluarga. Tak hanya itu, mendiang Prof Guntur punya tradisi kumpul keluarga saat weekend. Jika karena kesibukan tertentu kami tidak bisa datang, terkadang tiba-tiba beliau datang ke rumah kami untuk diskusi atau bercengkerama santai atau makan bersama di luar. Keributan dan ramainya cucu-cucu sangat dinantikan, almarhum selalu terlihat bangga dan bahagia ketika suatu ketika mengajak bepergian cucu-cucunya, kenang Dr. Eva. Dedikasi Tinggi untuk Profesi Tak hanya bagi keluarga, dedikasi yang sangat tinggi diberikan untuk profesi dan pendidikan, serta organisasi profesi. Juga selalu sabar mendidik dan membimbing mahasiswa baik di kantor atau di rumah. Saya ingat betul 2 minggu sebelum wafat, dalam kondisi yang sudah menurun, almarhum tetap bersemangat datang ke kantor menuju lantai 4 dengan kursi roda untuk menguji tesis salah satu residen PPDS I IPD, melihat Alm tetap senyum tapi terlihat sangat lelah, kami langsung menahannya, tapi beliau bersikeras melaksanakan tugasnya hari itu dan bersedia bersedia dilakukan perawatan meskipun akhirnya setelah merasa membaik minta kembali pulang ke rumah. Banyak penelitian yang sudah publish tingkat nasional dan internasional terutama bidang Tropik Infeksi serta Alergi Imunologi yang sudah almarhum lakukan. Dedikasi pada profesi dan pendidikan serta besarnya semangat beliau dalam berbuat baik, terkadang membuat kami yang muda merasa malu, sergah Dr. Eva. Mendiang Prof Guntur sering menghabiskan waktunya dengan membaca. Semangat menggali ilmu yang kuat sampai akhir hayat, bahkan dalam satu tahun terakhir sebelum wafat, almarhum mendalami ilmu agama dengan mengundang guru ke rumah. Sebagai orangtua selalu memberi teladan yang baik dan kebesaran jiwa untuk keluarga. Sebagai warga masyarakat, beliau dikenang dermawan dan tempat meminta pertimbangan masalah meskipun di luar profesi, seperti kebijakan politik. Duka kami sekeluarga atas kepergian almarhum, tapi kami ikhlas. Pesan, kenangan indah, dan hikmah yang almarhum berikan, jadi panduan untuk melanjutkan citacita yang belum terwujud nyata, pungkasnya. Perginya Sosok Pemimpin yang Amanah Duka mendalam juga disampaikan oleh sahabat almarhum, Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, Bagi saya dan IPD FK UNS, kepergian Prof Guntur adalah sebuah kehilangan yang sangat dalam, beliau adalah sosok yang disegani, panutan dalam mengembangkan dan mendermakan ilmu, sangat menghargai pertemanan dengan siapapun, menjaga persaudaraan dan kekompakan. Sebagai pimpinan, beliau berhasil memajukan departemen penyakit dalam, mampu merangkul semua anggota, baik senior maupun junior. Bahkan dalam kondisi sakit pun, tidak pernah menampakkan kesakitannya, tidak ingin dikasihani. Selalu bersemangat datang dalam forum ilmiah baik lokal maupun nasional untuk berbagi ilmu, selalu meluangkan waktu untuk mendidik PPDS IPD FK UNS, ungkap Guru Besar FK UNS ini. Bahkan dalam keadaan sakit masih saja memikirkan tanggung jawabnya. Inilah bukti bahwa beliau adalah sosok pimpinan dan panutan yang amanah dan bertanggung jawab. Tidak hanya memikirkan sejawat, beliau juga memikirkan seluruh karyawan yang ada di penyakit dalam. Selalu menjaga hubungan baik, tidak segan ngobrol dan sharing dengan seluruh karyawan. Cita-cita almarhum masih banyak terutama untuk membawa nama penyakit dalam FK UNS semakin maju, tapi Allah SWT lebih mencintai beliau. Kami harus ikhlas dengan kepergian sosok yang sangat baik. Semoga kami mampu mewujudkan citacita almarhum dalam mengemban estafet amanah ini demi kemajuan penyakit dalam FK UNS, pungkasnya. (HI) 82 Halo INTERNIS Edisi September 2015

FORMULIR APLIKASI FINASIM 2017

FORMULIR APLIKASI FINASIM 2017 (semua kolom harus diisi lengkap oleh pemohon) FORMULIR APLIKASI FINASIM 2017 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA FELLOW OF THE INDONESIAN SOCIETY OF INTERNAL MEDICINE (FINASIM) I. DATA

Lebih terperinci

K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, FRCP(T)

K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, FRCP(T) PRESS RELEASE PENGURUS BESAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PB PAPDI) PADA KONGRES NASIONAL PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (KOPAPDI) XVI TAHUN 2015 DI BANDUNG

Lebih terperinci

PRAKTEK SPESIALIS DI ERA SJSN. Aru W. Sudoyo Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia PAPDI

PRAKTEK SPESIALIS DI ERA SJSN. Aru W. Sudoyo Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia PAPDI PRAKTEK SPESIALIS DI ERA SJSN Aru W. Sudoyo Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia PAPDI Jumlah Dokter Spesialis/100.000 penduduk menurut Provinsi 26/10/09 Pendidikan KKI 4 NUMBER OF SPECIALISTS

Lebih terperinci

Welcome to PIN PAPDI XI RIAU. Highlight PIN PAPDI XI RIAU. 28 Juni 2013 Halo INTERNIS. Highlight PIN PAPDI XI RIAU. 28 Juni

Welcome to PIN PAPDI XI RIAU. Highlight PIN PAPDI XI RIAU. 28 Juni 2013 Halo INTERNIS. Highlight PIN PAPDI XI RIAU. 28 Juni Highlight PIN PAPDI XI RIAU Welcome to PIN PAPDI XI RIAU Susunan Redaksi: Penanggung Jawab: Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP *Pemimpin Redaksi: Dr. Ika Prasetya Wijaya,

Lebih terperinci

halo PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA NTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 road to kopapdi XVII

halo PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA NTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 road to kopapdi XVII halo PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA NTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 road to kopapdi XVII Sejawat nan terhormat, Tanpa terasa, masa tiga tahun berlalu dengan cepat. Pada tanggal

Lebih terperinci

Highlight KOPAPDI XV Medan

Highlight KOPAPDI XV Medan 15 Desember 2012 Highlight KOPAPDI XV Medan Susunan Redaksi: Penanggung Jawab: DR. Dr. Aru. W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP *Pemimpin Redaksi: Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM *Bidang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti

Lebih terperinci

Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya

Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya September 2014 Highlight PIN PB PAPDI XII Surabaya Susunan Redaksi: Penanggung Jawab: Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP *Pemimpin Redaksi: Dr. Ika Prasetya Wijaya,

Lebih terperinci

SEKAPUR SIRIH BIDANG HUMAS, PUBLIKASI, Akhirnya, semoga majalah Halo Internis dapat menjadi jembatan komunikasi antar sejawat.

SEKAPUR SIRIH BIDANG HUMAS, PUBLIKASI, Akhirnya, semoga majalah Halo Internis dapat menjadi jembatan komunikasi antar sejawat. Edisi Desember 2013 SEKAPUR SIRIH Sejawat nan terhormat Waktu terus bergulir, tak terasa telah menghantarkan kita ke penghujung tahun 2013. Dinamika organisasi baik di lingkungan internal maupun eksternal

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Bahwa salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TAHUN 2017 BAB I VISI DAN MISI PASAL 1 VISI BERSATU, BERSINERGI, MEMBANGUN PASAL 2 MISI 1. MENINGKATKAN PERAN AKTIF SERTA KESOLIDAN

Lebih terperinci

SEKAPUR SIRIH BIDANG HUMAS PUBLIKASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SUSUNAN REDAKSI: Edisi November 2014 Halo INTERNIS 3

SEKAPUR SIRIH BIDANG HUMAS PUBLIKASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SUSUNAN REDAKSI: Edisi November 2014 Halo INTERNIS 3 Edisi November 2014 SEKAPUR SIRIH Sejawat nan terhormat, Dalam waktu hampir bersamaan, dunia kedokteran di Indonesia mengalami dua momentum penting. Yaitu mulai diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M 01.PR.07.10 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Daftar Lampiran Undangan Sosialisasi Penyelenggaraan Pertimbangan Klinis (Clinical Advisory) Nomor : TU.05.01/3/555/2016

Daftar Lampiran Undangan Sosialisasi Penyelenggaraan Pertimbangan Klinis (Clinical Advisory) Nomor : TU.05.01/3/555/2016 Daftar Lampiran Undangan Sosialisasi Penyelenggaraan Pertimbangan Klinis (Clinical Advisory) Nomor : TU.05.01/3/555/2016 1. Sekretaris Jenderal Kemkes RI 2. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kemkes

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA GUBERNUR SULAWESI TENGGARA SAMBUTAN GUBERNUR PADA ACARA RAPAT KERJA KESEHATAN PROPINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 YTH. WAKIL GUBERNUR SULAWESI TENGGARA YTH. KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

Visi Pendidikan Spesialis dan Subspesialis: Menjadi bagian integral dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia

Visi Pendidikan Spesialis dan Subspesialis: Menjadi bagian integral dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia Visi Pendidikan Spesialis dan Subspesialis: Menjadi bagian integral dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia Laksono Trisnantoro, Fakultas Kedokteran UGM Pengantar Jaminan Kesehatan Nasional talah

Lebih terperinci

Keterangan Pers Presiden RI Mengenai Pengumuman Calon Menkes dan Wamen ESDM, Bogor, 13 Juni 2012 Rabu, 13 Juni 2012

Keterangan Pers Presiden RI Mengenai Pengumuman Calon Menkes dan Wamen ESDM, Bogor, 13 Juni 2012 Rabu, 13 Juni 2012 Keterangan Pers Presiden RI Mengenai Pengumuman Calon Menkes dan Wamen ESDM, Bogor, 13 Juni 2012 Rabu, 13 Juni 2012 KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENGENAI PENGUMUMAN CALON MENTERI KESEHATAN,

Lebih terperinci

FORMULIR APLIKASI FINASIM 2013

FORMULIR APLIKASI FINASIM 2013 (semua kolom harus diisi lengkap oleh pemohon) FORMULIR APLIKASI FINASIM 2013 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM FELLOW OF THE INDONESIAN SOCIETY OF INTERNAL MEDICINE (FINASIM) I. DATA PRIBADI

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Analis Kebijakan adalah seseorang yang memiliki kompetensi

Lebih terperinci

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal, AD/ART IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA KEPUTUSAN MUNAS I IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA Nomor : 2/MUNAS I/ IGPKhI /I/ 2017 Tentang : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IGPKhI DENGAN

Lebih terperinci

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENGENAI DINAMIKA HUBUNGAN indonesia - MALAYSIA DI MABES

Lebih terperinci

Mencari RS Rujukan Nasional dalam era JKN. Pemetaan Motivasi Direksi dan Spesialis 6 Juni 2014

Mencari RS Rujukan Nasional dalam era JKN. Pemetaan Motivasi Direksi dan Spesialis 6 Juni 2014 Mencari RS Rujukan Nasional dalam era JKN Pemetaan Motivasi Direksi dan Spesialis 6 Juni 2014 Pengantar Jaminan Kesehatan Nasional sudah dimulai pada tahun 2014. Sistem rujukan semakin penting. Apa akibatnya?

Lebih terperinci

Perkara Penting yang Sedang Dihadapi

Perkara Penting yang Sedang Dihadapi Ikhtisar Data Keuangan Penting Laporan Dewan Pengawas dan Pengurus Profil Dana Pensiun BTN Analisa & Pembahasan Manajemen Penilaian Efektivitas Pengendalian Intern Evaluasi efektivitas sistem pengendalian

Lebih terperinci

A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH

A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH Bahwa Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga telah menghasilkan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN KONGRES XXI PGRI DAN KONGRES GURU

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1. Pengertian

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1. Pengertian 19 ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian (1) IPI (dibaca i-pe-i); (2) IPI adalah wadah berkumpulnya para pustakawan dan pemerhati perpustakaan dalam

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja. No.2, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2 MOR SP DIPA-24.12-/2 DS3612-4187-984-7 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN Pasal 1 1. Anggota AJI adalah jurnalis yang telah memenuhi syarat profesional dan independen yang bekerja untuk media massa cetak, radio, televisi, dan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012 Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN RUMAH SUSUN SEJAHTERA SEWA DI KAWASAN INDUSTRI KABIL BATAM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.12/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelolaan ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Le

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelolaan ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Le No.208, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Balai Pengelolaan. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.12/MENLHK/SETJEN/OTL.0/1/2016 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang No.993, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMKEU. Keanggotaan dan Tata Kerja Panitia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102/PMK.06/2017 TENTANG KEANGGOTAAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH BERDIRI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN Kebutuhan akan RS pendidikan dikemukakan oleh para dosen Fakultas

BAB II SEJARAH BERDIRI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN Kebutuhan akan RS pendidikan dikemukakan oleh para dosen Fakultas BAB II SEJARAH BERDIRI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN 1993 2000 2.1 Berdirinya Rumah Sakit Kebutuhan akan RS pendidikan dikemukakan oleh para dosen Fakultas Kedokteran kepada Menteri Kesehatan

Lebih terperinci

DEWAN PIMPINAN CABANG

DEWAN PIMPINAN CABANG PEDOMAN PEMBERIAN GAPEKSINDO AWARD Jakarta, 31 Agustus 2012 Panduan Gapeksindo Award DEWAN PIMPINAN CABANG DEWAN PIMPINAN PUSAT GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA (THE UNION OF NATIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada era globalisasi saat ini telah melaju dengan sangat pesat, dimana perubahan pun banyak terjadi dalam tatanan kehidupan manusia,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI)

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI) ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI) MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia telah berjuang secara bersinergi dan berkelanjutan untuk mengisi kemerdekaannya

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG 1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL PADA BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH GUBERNUR ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA PENDIDIKAN PROFESI SERTA SARJANA DAN DIPLOMA

PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA PENDIDIKAN PROFESI SERTA SARJANA DAN DIPLOMA z PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA PENDIDIKAN PROFESI SERTA SARJANA DAN DIPLOMA di Pusat Kegiatan Akademik (Academic Activity Center) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala Selasa,

Lebih terperinci

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY ANGGARAN RUMAH TANGGA Mukadimah Bahwa hakikat pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. dan telah ditekadkan oleh bangsa Indonesia sebagai tujuan dasar dari upaya-upaya pembangunan

Lebih terperinci

Nomor : 33 /B3.1/KM/ Januari 2016 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggaraan ON MIPA-PT Tahun 2016

Nomor : 33 /B3.1/KM/ Januari 2016 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggaraan ON MIPA-PT Tahun 2016 Nomor : 33 /B3.1/KM/2016 26 Januari 2016 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggaraan ON MIPA-PT Tahun 2016 Kepada Yth: 1. Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri Bidang Kemahasiswaan 2. Sekretaris Pelaksana

Lebih terperinci

Nomor : 010/APTIRMIKI/SU/II/2017 Jakarta, 10 Februari 2017 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Undangan RTA IV

Nomor : 010/APTIRMIKI/SU/II/2017 Jakarta, 10 Februari 2017 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Undangan RTA IV Nomor : 010/APTIRMIKI/SU/II/2017 Jakarta, 10 Februari 2017 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Undangan RTA IV Kepada Yth, Pimpinan Perguruan Tinggi penyelenggara Program Studi D3/ D4/ S1 Rekam Medis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. POS INDONESIA. 2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Pos Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM PT. POS INDONESIA. 2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Pos Indonesia BAB II GAMBARAN UMUM PT. POS INDONESIA 2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Pos Indonesia Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang layanan pos. Saat

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1 AD/ART LK FEM IPB Mukadimah Dengan menyebut nama Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang. Mahasiswa sebagai generasi muda dan penerus cita-cita bangsa memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan dharma

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn) 2016 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DOKTER SPESIALIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau

Lebih terperinci

BAB III KEANGGOTAAN Pasal 4 Syarat Keanggotaan

BAB III KEANGGOTAAN Pasal 4 Syarat Keanggotaan ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA BAB I PEMBUKAAN Pasal 1 Penjelasan Umum (1) Anggaran Rumah Tangga Himpunan Pendidik dan Peneliti Biologi Indonesia yang selanjutnya

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Perekrutan Badan Ad Hoc

Laporan Kegiatan Perekrutan Badan Ad Hoc Laporan Kegiatan Perekrutan Badan Ad Hoc A. PPK Sejak dimulai pendaftaran dan Penyerahan Persyaratan Administrasi PPK pada tanggal 20 april s/d 29 april 2015, terdapat 71 orang yang mendaftar. Dari 71

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB II DESKRIPSI PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA BAB II DESKRIPSI PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA 2.1 Sejarah Program Studi Vokasi Universitas Indonesia Program Vokasi Universitas Indonesia atau disingkat Vokasi UI dibentuk tahun

Lebih terperinci

Kelulusan Ujian Kompetensi Mahasiswa FK UNAIR Capai 98 Persen

Kelulusan Ujian Kompetensi Mahasiswa FK UNAIR Capai 98 Persen Kelulusan Ujian Kompetensi Mahasiswa FK UNAIR Capai 98 Persen UNAIR NEWS Satu lagi prestasi akademik yang membanggakan mencuat dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR). Dalam Uji Kompetensi

Lebih terperinci

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, oleh karena itu setiap orang tanpa membedakan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Hari Guru Nasional dan HUT PGRI tgl 26 Nov 2013, di Jakarta Selasa, 26 November 2013

Sambutan Presiden RI Pd Hari Guru Nasional dan HUT PGRI tgl 26 Nov 2013, di Jakarta Selasa, 26 November 2013 Sambutan Presiden RI Pd Hari Guru Nasional dan HUT PGRI tgl 26 Nov 2013, di Jakarta Selasa, 26 November 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2013 DAN HARI ULANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.15/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGAMANAN DAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Munas IX GM FKPPI tahun 2012, Jakarta, 24 Februari 2012 Jumat, 24 Pebruari 2012

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Munas IX GM FKPPI tahun 2012, Jakarta, 24 Februari 2012 Jumat, 24 Pebruari 2012 Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Munas IX GM FKPPI tahun 2012, Jakarta, 24 Februari 2012 Jumat, 24 Pebruari 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PEMBUKAAN MUSYAWARAH NASIONAL

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA RAPAT KERJA PUSAT XVII DAN SEMINAR ILMIAH PUSTAKAWAN INDONESIA

SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA RAPAT KERJA PUSAT XVII DAN SEMINAR ILMIAH PUSTAKAWAN INDONESIA SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA RAPAT KERJA PUSAT XVII DAN SEMINAR ILMIAH PUSTAKAWAN INDONESIA Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua Yth. 1. Menteri Pendayagunaan Aparatur

Lebih terperinci

SE - 65/PJ/2010 PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENILAIAN LOMBA PELAYANAN TAHUN 2010

SE - 65/PJ/2010 PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENILAIAN LOMBA PELAYANAN TAHUN 2010 SE - 65/PJ/2010 PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENILAIAN LOMBA PELAYANAN TAHUN 2010 Contributed by Administrator Tuesday, 18 May 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 18 Mei 2010 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.6/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

mengenang perjuangan dan jasa-jasa Prof. Dr. Sardjito.

mengenang perjuangan dan jasa-jasa Prof. Dr. Sardjito. BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Gagasan mendirikan Rumah Sakit Umum dan Pendidikan pada satu lokasi guna pendidikan calon dokter dan dokter ahli serta untuk pengembangan penelitian, pertama

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015

KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015 KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015 RSUD KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015 DAFTAR ISI Halaman Penetapan Kinerja... Kata Pengantar.... Daftar

Lebih terperinci

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik

Lebih terperinci

RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Rapat / Sidang Rapat Komisi Kelembagaan (K II) Senat Akademik ITB No. : 14/RK2 SA ITB/20150429 Hari / Tanggal Rabu / 29 April 2015 Waktu pkl. 15.30 18.00 Tempat Peserta Ruang Rapat Senat Akademik Balai

Lebih terperinci

Catatan Kepergian dan Mutiara Kepemimpinan HKM. Oleh: I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi (Ketua KPU Provinsi Bali)

Catatan Kepergian dan Mutiara Kepemimpinan HKM. Oleh: I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi (Ketua KPU Provinsi Bali) Catatan Kepergian dan Mutiara Kepemimpinan HKM Oleh: I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi (Ketua KPU Provinsi Bali) 1 Berita tentang berpulangnya Ketua KPU Husni Kamil Manik (HKM) yang saya terima pada tanggal

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER MANDIRI Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor Nomor

Lebih terperinci

Kepemimpinan dan perubahan budaya organisasi menuju budaya keselamatan pasien

Kepemimpinan dan perubahan budaya organisasi menuju budaya keselamatan pasien Kepemimpinan dan perubahan budaya organisasi menuju budaya keselamatan pasien Laksono Trisnantoro Magister Manajemen Rumah Sakit dan Magister Kebijakan Manajemen Pelayanan Kesehatan, FK UGM Model Berfikir

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN Pembinaan dan Supervisi - Uang Makan Mahasiwa yang di asramakan

RENCANA KINERJA POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN Pembinaan dan Supervisi - Uang Makan Mahasiwa yang di asramakan RENCANA KINERJA POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN 2015 1 2 No Sasaran Indikator Kinerja Meningkatnya lulusan tepat waktu Meningkatnya prestasi akademik peserta didik Persentase lulusan tepat waktu target

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK Disajikan Pada : Lokakarya Nasional Pengembangan dan Pemberdayaan SDMK Tahun 2014 Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK Kerangka

Lebih terperinci

Nomor : 0304/E3.4/ Februari 2013 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggara ON MIPA-PT Tahun 2013

Nomor : 0304/E3.4/ Februari 2013 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggara ON MIPA-PT Tahun 2013 Telepon (021) 57946073 Faksimil (021) 57946072 http//dikti.kemdikbud.go.id/ Nomor 0304/E3.4/2013 4 Februari 2013 Lampiran 2 (dua) lampiran Perihal Penyelenggara ON MIPA-PT Tahun 2013 Kepada Yth 1. Pimpinan

Lebih terperinci

Nomor : 0457/E3.4/ Maret 2012 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : ON MIPA-PT

Nomor : 0457/E3.4/ Maret 2012 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : ON MIPA-PT Telepon (021) 57946073 Faksimil (021) 57946072 http//dikti.kemdiknas.go.id/ Nomor 0457/E3.4/2012 21 Maret 2012 Lampiran 2 (dua) lampiran Perihal ON MIPA-PT Kepada Yth 1. Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri

Lebih terperinci

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) Universitas Pattimura, Ambon 3 Desember 2015 Bertempat di hotel Swiss Bell ANGGARAN DASAR HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.352, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Tata Cara. Penanganan. Kasus. Pelanggaran Disiplin. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-SUBSPESIALIS DAN DOKTER GIGI SPESIALIS-SUBSPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PIDATO KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PERPUSTAKAAN NASIONAL KE-31

PIDATO KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PERPUSTAKAAN NASIONAL KE-31 BHINNEKA TUNGGAL IKA Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PIDATO KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PERPUSTAKAAN NASIONAL KE-31 Rabu, 18 Mei 2011 Assalamu

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SENAT INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SENAT INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SENAT INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG Jalan Bahder Johan Padangpanjang 27128, Sumatera Barat; Telp. 0752-82077, Fax. 0752-82803; e-mail; isi@isi-padangpanjang.ac.id

Lebih terperinci

Yang saya hormati Bapak dan Ibu Hakim Tinggi dan Hakim Tinggi Adhoc Pengadilan Tinggi Bandung.

Yang saya hormati Bapak dan Ibu Hakim Tinggi dan Hakim Tinggi Adhoc Pengadilan Tinggi Bandung. SAMBUTAN KETUA PENGADILAN TINGGI BANDUNG PADA ACARA PELANTIKAN KETUA PENGADILAN NEGERI PURWAKARTA DAN PENGADILAN NEGERI CIBADAK OLEH : DR. Hj MARNI EMMY MUSTAFA, SH.,MH PADA TANGGAL 30 AGUSTUS 2013 Assalamualaikum

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT DAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA PERSI - MAKERSI

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT DAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA PERSI - MAKERSI PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT DAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA PERSI - MAKERSI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang baik, bermutu, profesional,

Lebih terperinci

SAMBUTAN PELANTIKAN KETUA PENGADILAN TINGKAT BANDING Jakarta, 28 JULI 2017

SAMBUTAN PELANTIKAN KETUA PENGADILAN TINGKAT BANDING Jakarta, 28 JULI 2017 KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIAN SAMBUTAN PELANTIKAN KETUA PENGADILAN TINGKAT BANDING Jakarta, 28 JULI 2017 Bismillaahirrahmaanirrahiim, Assalamu alaikum Warahmatullahiwabarakaatuh, Salam Sejahtera,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan merupakan faktor

Lebih terperinci

I Love My Job and My Family:

I Love My Job and My Family: I Love My Job and My Family: My Job is My Life & My Family is My Breath Jadilah emas, bukan anak emas Anonymous Mungkin beliau bukanlah seseorang yang telah lama bekerja di Eka Hospital, namun ia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia melalui Balai Bahasa menyelenggarakan Pemilihan Duta Bahasa. Kegiatan tersebut didasari oleh pentingnya peran bahasa,

Lebih terperinci

Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik UNDANG-UNDANG KMFT UGM Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik UNDANG-UNDANG KMFT UGM Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik UNDANG-UNDANG KMFT UGM Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Ketua Majelis Permusyawaratan

Lebih terperinci

Disponsori oleh: PERUSAHAAN BERSERTIFIKAT HALAL

Disponsori oleh: PERUSAHAAN BERSERTIFIKAT HALAL Disponsori oleh: PERUSAHAAN BERSERTIFIKAT HALAL LATAR BELAKANG Mencetak generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia dan tangguh dalam menghadapi berbagai dampak negatif yang timbul akibat modernisasi dan

Lebih terperinci

GARIS BESAR HALUAN KERJA FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK INDONESIA A. PENDAHULUAN

GARIS BESAR HALUAN KERJA FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK INDONESIA A. PENDAHULUAN GARIS BESAR HALUAN KERJA FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK INDONESIA A. PENDAHULUAN 1. Bahwa pendidikan nasional telah mengalami perkembangan sehingga perlu adanya penyesuaian dan pemantapan baik dalam

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014 Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET PARIPURNA DI KANTOR PRESIDEN,

Lebih terperinci

Robert James Bintaryo, Alumnus Manajemen Jadi Kepala KDEI Taiwan

Robert James Bintaryo, Alumnus Manajemen Jadi Kepala KDEI Taiwan Robert James Bintaryo, Alumnus Manajemen Jadi Kepala KDEI Taiwan UNAIR NEWS Robert James Bintaryo merupakan alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga. Kini menjadi Kepala Kantor Dagang

Lebih terperinci

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang No.211, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Orta. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 76 TAHUN 1993 (76/1993) Tanggal: 18 AGUSTUS 1993 (JAKARTA)

Lebih terperinci

NOTULENSI RAPAT PENGURUS JPII/UNIID Universitas Hasanuddin, Makassar 23 Maret 2017

NOTULENSI RAPAT PENGURUS JPII/UNIID Universitas Hasanuddin, Makassar 23 Maret 2017 Jaringan Perguruan Tinggi Untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia University Network for Indonesia Infrastructure Development NOTULENSI RAPAT PENGURUS JPII/UNIID Universitas Hasanuddin, Makassar 23 Maret

Lebih terperinci

Drs. BUNYAMIN, M.Pd. KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG

Drs. BUNYAMIN, M.Pd. KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG LAYANAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA Drs. BUNYAMIN, M.Pd. KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG STUDI KASUS PERMASALAHAN PESERTA DIDIK DI SMK NEGERI 7 SEMARANG Pemerintah mengusahakan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI FAKULTAS EKONOMI SE-INDONESIA (AFEI)

ANGGARAN DASAR ASOSIASI FAKULTAS EKONOMI SE-INDONESIA (AFEI) ANGGARAN DASAR ASOSIASI FAKULTAS EKONOMI SE-INDONESIA (AFEI) MUKADDIMAH Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan luhur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 serta didasari oleh tanggung

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Menimbang : (a) bahwa guna menjalankan tugas dan fungsinya sesuai

Lebih terperinci

PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI

PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA ------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci