halo PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA NTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 road to kopapdi XVII

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "halo PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA NTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 road to kopapdi XVII"

Transkripsi

1 halo PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA NTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 road to kopapdi XVII

2

3 Sejawat nan terhormat, Tanpa terasa, masa tiga tahun berlalu dengan cepat. Pada tanggal Juli 2018 yang akan datang kita akan menggelar acara Kongres Nasional PAPDI (KOPAPDI) ke XVII di Kota Solo. Acara ini sekaligus menandakan masa bakti Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) periode telah rampung. PAPDI akan memilih pucuk pimpinan yang baru untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan organisasi selama tiga tahun ke depan. Semakin dekatnya waktu pelaksanaan perhelatan akbar tersebut, mendorong Redaksi menghadirkan tema Road to KOPAPDI XVII sebagai sajian berita rubrik Fokus Utama edisi 28 ini. Lewat Road to KOPAPDI XVII Redaksi mengajak sejawat sekalian untuk menyimak kembali Kerja dan Karya Nyata yang sudah dilakukan PB PAPDI dalam beberapa tahun belakangan ini. Di bawah kepemimpinan Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, PB PAPDI fokus bekerja untuk kepentingan anggota, dan telah semaksimal mungkin menjadi organisasi profesi yang profesional dalam mengayomi anggota. Menjadi pihak yang terdepan dalam memperjuangkan hak-hak internis di Indonesia. Selain itu pada rubrik Sorot, Redaksi juga membahas hasil monitoring dan evaluasi program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) yang sudah berjalan selama setahun. Juga mengangkat masalah KLB Difteri di Indonesia yang sebetulnya dapat dihindari dengan imunisasi. Serta ada pula ulasan tentang Ujian OSCE bagi peserta Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam yang mulai diberlakukan pada bulan April 2018 ini. Pada edisi ini Redaksi menampilkan profil Prof. dr. Slamet Suyono, SpPD, K-EMD, FINASIM. Kisah hidupnya dapat memberi insprasi bagaimana tetap sehat dan bugar dalam menjalani aktivitas sebagai internis di usia 80 tahun. Ada juga ada profil singkat dr. Harlinda Haroen, SpPD, K-HOM, FINASIM, Ketua PAPDI Cabang Sulawesi Utara, salah seorang srikandi PAPDI dari belahan timur Indonesia. Seperti biasa, redaksi menyuguhkan artikelartikel ringan di Rubrik Jeda. Kali ini mengangkat tentang keindahan alam bawah laut daerah Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang konon katanya terindah nomor dua di dunia. Ada pula ulasan tentang tas-tas khas nusantara yang mempunyai nilai tinggi karena dibuat secara handmade dengan menggunakan bahan-bahan dari alam. Menarik untuk dikoleksi. Akhir kata, selamat membaca! halo SALAM REDAKSI PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA INTERNIS SUSUNAN REDAKSI Penanggung Jawab: Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP Pemimpin Redaksi: dr. Nadia A. Mulansari, SpPD, K-HOM, FINASIM Bidang Materi dan Editing: dr. Wismandari, SpPD, K-EMD, FINASIM dr. Arif Mansjoer, SpPD, K-KV, FINASIM, KIC, M.Epid dr. Elizabeth Merry Wintery, SpPD, FINASIM Tim Pendukung: Faizah Fauzan El.M, SPi, MSi, Ari Utari, S. Kom, M. Nawawi, SE, M. Giavani Budianto Koresponden PAPDI: Cabang Jakarta Raya, Cabang Jawa Barat, Cabang Surabaya, Cabang Yogyakarta, Cabang Sumatera Utara, Cabang Semarang, Cabang Sumatera Barat, Cabang Sulawesi Utara, Cabang Sumatera Selatan, Cabang Makassar, Cabang Bali, Cabang Malang, Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi Aceh, Cabang Kalimantan Selatan Tengah, Cabang Sulawesi Tengah, Cabang Banten, Cabang Bogor, Cabang Purwokerto, Cabang Lampung, Cabang Kupang, Cabang Jambi, Cabang Kepulauan Riau, Cabang Gorontalo, Cabang Cirebon, Cabang Maluku, Cabang Tanah Papua, Cabang Maluku Utara, Cabang Nusa Tenggara Barat, Cabang Depok, Cabang Bengkulu, Cabang Sulawesi Tenggara, Cabang Bangka Belitung Redaksi menerima masukan dari sejawat, baik berupa kritik, saran, kiriman naskah/artikel dan foto-foto kegiatan PAPDI di cabang, yang dapat dikirimkan ke: REDAKSI HALO INTERNIS SEKRETARIAT PB PAPDI Jl. Salemba I No.22-D, Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat Telp , Fax: , SMS: pb_papdi@indo.net.id Website: Sekretariat PB PAPDI: Muhammad Muchtar, Husni Amri, Oke Fitia, Dilla Fitria, Normalita Sari, Yunus, Supandi Alamat: PB PAPDI Jl. Salemba I No.22-D, Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat Telp , , Fax: , SMS: pb_papdi@indo.net.id Website: Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 3

4 DAFTAR ISI Hal. 10 KERJA DAN KARYA NYATA Hal FOKUS UTAMA Road to KOPAPDI XVII Buah Manis Perjuangan Kolegium Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Sudah Siap Tinggal Landas Bersiap Menjadi Tuan Rumah di Rumah Sendiri Harapan - Harapan Hal. 26 Hal. 52 PELAJARAN BERHARGA DARI KLB DIFTERI EDUKASI PUBLIK SEPUTAR VAKSIN DAN DIFTERI Hal SOROT Imunoterapi dan Kesenjangan Akses Pengobatan Kanker Jelang Pilkada, Menakar Kesehatan Calon Pimpinan Daerah Pencapaian Akreditasi A Prodi Ilmu Penyakit Dalam Ujian OSCE Mulai Berlaku Evaluasi 1 Tahun WKDS Hal. 48 NAMA DAN PERISTIWA Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, SpPD, K-GH, FINASIM dr. Eko Adhi Pangarsa, SpPD, K-HOM, Ketua Harian YKI Kota Semarang dr. Suherdy, SpPD, FINASIM Direktur RS Teungku Peukan Hal KABAR PAPDI ISIM, Sharing Ilmu Dengan Internis Kupang EIMED, Menyebarluaskan Ilmu Kegawatdaruratan Penyakit Dalam 4 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

5 DAFTAR ISI Hal. 60 PROFIL Prof. dr. Slamet Suyono, SpPD, K-EMD, FINASIM PIN XV PB PAPDI Berburu Workshop Penyakit Dalam Hal INFO CABANG dr. Harlinda Haroen, SpPD, K-HOM, FINASIM Ketua PAPDI Cabang Sulawesi Utara PAPDI JAKARTA RAYA Memperbarui Ilmu dan Pembekalan Diri Galeri PAPDI Cabang Bogor, Palembang dan Bali Tahap Akhir Pelantikan Pengurus Cabang Periode Hal. 72 AGENDA Agenda Kegiatan Ilmiah Bidang Ilmu Penyakit Dalam Tahun 2018 Hal. 63 INFO CABANG Hal. 73 JEDA Beautiful Alor Tas Unik dan Cantik Khas Nusantara Di Balik Dapur Redaksi, Empat Sekawan Tim Humas PB PAPDI Hal. 74 JEDA BEAUTIFUL ALOR Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 5

6 FOKUS UTAMA TATA NILAI PAPDI Profesional Amanah Peduli Dedikasi Integritas 6 SEKRETARIAT PB PAPDI Jl. Salemba I No.22-D, Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat Telp , , Fax Direct: , SMS: pb_papdi@indo.net.id HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018 Website:

7 FOKUS UTAMA FOKUS UTAMA Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 7

8 FOKUS UTAMA ROAD TO KOPAPDI XVII Perhelatan besar KOPAPDI XVII akan digelar. Suksesi kepemimpinan menjadi agenda utama. Siapapun sosok penerus yang diamanahkan menjadi pucuk pimpinan PAPDI ke depan, diharapkan mampu melanjutkan gerak roda organisasi melesat ke depan. Mewujudkan visi PAPDI menjadi organisasi profesi di bidang Ilmu Penyakit Dalam yang profesional dan bertaraf Internasional. 8 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

9 FOKUS UTAMA Perhimpunanan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) akan mengadakan Kongres Nasional ke XVII di Kota Solo, Jawa Tengah pada tanggal Juli 2018 mendatang. Event tiga tahunan ini akan menorehkan sejarah penting dalam perjalanan PAPDI. Salah satu agenda besar pada Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI) ke XVII ini adalah memilih Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) yang baru, menggantikan kepemimpinan Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP Ketua Umum PB PAPDI periode yang akan selesai masa tugasnya tahun ini. Idrus sudah menjabat sebagai Ketua Umum PB PAPDI selama dua periode berturut-turut (periode dan ). Aturan organisasi membatasi jabatan Ketua Umum PAPDI maksimal diperbolehkan hanya dua periode. Dengan kata lain, pada KOPAPDI ke XVII ini akan terjadi suksesi kepemimpinan di tubuh PB PAPDI. Hal yang sama, suksesi kepemimpinan juga terjadi di pengurusan Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (KIPD). Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD, K-Ger, FINASIM, M.Epid yang juga sudah menjabat sebagai Ketua Umum Kolegum Ilmu Penyakit Dalam (KIPD) selama dua periode ( dan ) juga akan merampungkan masa tugasnya pada Juli mendatang. Di akhir masa jabatannya, baik Ketua Umum PB PAPDI dan Ketua Umum KIPD akan membacakan laporan pertanggungjawaban selama periode kepemimpinan mereka. Anggota PAPDI seluruh Indonesia yang diwakili oleh utusan cabang-cabang akan melihat sejauh mana program-program yang direncanakan terealisir adanya. PB PAPDI dan Kolegium IPD periode kepengurusahan sudah mengerjakan program-program kerja yang tertuang dalam rencana strategis (renstra) sebagaimana dicanangkan di awal periode kerja. Program-program yang sudah selesai, akan menjadi pegangan bagi kepengurusan baru dalam bekerja nanti. Yang belum rampung, akan dilanjutkan. Satu yang jelas, pencapaian-pencapaian yang akan dijabarkan pada KOPAPDI XVII nanti dapat dijadikan cermin untuk mengevaluasi jalannya organisasi. Mana hal-hal yang perlu dipertahankan dan dilanjutkan. Mana pula program yang membutuhkan solusi karena terkendala oleh persoalan tertentu. Maka, KOPAPDI XVII bukanlah sekedar pesta besar organisasi, melainkan juga sekaligus wadah yang memberi arah bagi pimpinan baru dalam mengayunkan langkah ke depan, agar organisasi semakin kuat dan tangguh dalam menghadapi tantangan zaman. halo INTERNIS Salah satu agenda besar pada Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI) ke XVII ini adalah memilih Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) yang baru. Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 9

10 FOKUS UTAMA KERJA DAN KARYA NYATA Kerja sudah dilakukan. Karya sudah dituntaskan. Apa yang sudah dikerjakan PB PAPDI periode dirasakan manfaatnya secara nyata oleh anggota PAPDI, juga masyarakat Indonesia. 10 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

11 FOKUS UTAMA Ruang pertemuan yang luas itu terasa senyap sejenak. Hadirin menantikan pembicara berdiri di atas podium menyampaikan informasi yang ditunggutunggu, tentang kejelasan sponsorship dan gratifikasi di bidang kesehatan yang sedang ramai diperbincangkan kalangan medis di seluruh Indonesia. Sponsorship yang selama ini mendukung para dokter untuk bisa mengikuti workshop dan simposium di dalam maupun luar negeri guna manambah wawasan keilmuan dan meningkatkan kompetensi, disebut-sebut menjadi barang terlarang yang dapat membawa pemberi maupun penerimanya berurusan dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Terang saja hal ini mendatangkan keresahan di kalangan medis di Indonesia. Karena mengikuti workshop dan simposium yang biayanya tidak ringan, merupakan cara untuk memenuhi Undang-Undang Kedokteran yang mewajibkan para dokter untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang ilmu yang digelutinya. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran berkembang pesat. Tanpa mengikuti workshop dan simposium kedokteran secara berkala, dipastikan ilmu yang dimiliki akan tertinggal. Akibatnya, pelayanan kesehatan kepada masyarakat menjadi tidak optimal. Syukurlah, rasa was-was yang menghantui para dokter terjawab sudah dengan penjelasan yang terang dari Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan, Drs. Purwadi, Apt, MM, ME dan Deputi Pencegahan Gratifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi, Andi Purwana, bahwa sponsorship untuk tenaga kesehatan diperbolehkan, sepanjang diberikan sesuai dengan aturan yang ditetapkan berdasarkan Permenkes Nomor 58 Tahun Kemudian dijelaskan pula mekanisme pemberian sponsorship yang aman dan diperbolehkan sehingga tidak termasuk dalam kategori gratifkasi. Peristiwa di atas merupakan penggalan penting dari rangkaian acara Rapat Kerja Nasional PB PAPDI dan Semua PAPDI Cabang yang diselenggarakan setahun lalu, tepatnya pada 18 Maret 2017 di Jakarta. Menghadirkan narasumber kompeten mengenai sponsorship dan gratifikasi ini merupakan bagian dari upaya Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) untuk membantu para anggota PAPDI Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 11

12 FOKUS UTAMA kesehatan masyarakat. 4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan dan penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. 5. Menunjang program pemerintah dalam pembangunan di bidang kesehatan. 6. Meningkatkan kerjasama dengan organisasi profesi di tingkat nasional maupun internasional. Ketua Umum bersama jajaran pengurus PB PAPDI masa bakti mendapatkan informasi yang utuh dan valid agar dapat terhindar dari hal-hal yang mendatangkan masalah hukum di belakang hari. Bentuk skema sponsorship yang benarbenar sesuai Permenkes Nomor 58 Tahun 2016 juga dibahas secara bersama dengan kelompok perusahaan farmasi multinasional atau International Pharmaceutical Manufacturer Group (IPMG) yang dalam hal ini merupakan pihak pemberi sponsor. Ketua Umum PB PAPDI Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP sendiri hadir langsung dalam pertemuan ini, sehingga bisa dipastikan skema sponsorship yang disebarluaskan aman dari dugaan gratifikasi. Kendati penjabaran skema sponsorship sudah ditetapkan dengan jelas, hingga kini masih banyak anggota PAPDI di daerah yang menghadapi kendala dalam mendapatkannya, lantaran pihak-pihak terkait di lapangan belum mendapatkan informasi yang utuh. Akibatnya, proses administrasi sponsorship terhambat. Karenanya, hingga kini PB PAPDI terus menyebarluaskan informasi tentang skema sponsorship ke seluruh Indonesia agar tak ada lagi keraguan yang meliputinya. SESUAI VISI MISI Sosialisasi sponsorship hanyalah satu dari sekian banyak program kerja yang sudah dilaksanakan PB PAPDI untuk kepentingan anggota yang kini berjumlah hampir internis. Ketua Umum PB PAPDI Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP mengatakan program kerja dilaksanakan sesuai dengan rencana strategis organisasi yang dibuat di awal masa kepengurusan periode Kita menjalankan sesuai dengan program yang sudah dibuat. Kita sudah menyusun renstra (rencana strategis). Pada renstra ada visi misi, ada penjabarannya dalam bentuk program dengan key performance indicator (KPI). Kita mengevaluasi dari situ (KPI), apakah saja yang sudah kita kerjakan dari program yang kita buat, ungkap Idrus yang menjabat sebagai Ketua Umum PP PAPDI selama dua periode berturut-turut (dari periode sampai periode ). Hal serupa ditekankan oleh Wakil Ketua I PB PAPDI, Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP. Ari menjelaskan PAPDI memiliki visi Menjadi organisasi profesi di bidang Ilmu Penyakit Dalam yang profesional dan bertaraf Internasional. Adapun pun misi yang diemban adalah: 1. Menyediakan layanan profesional kepada anggota PAPDI. 2. Memelihara dan meningkatkan kompetensi anggota PAPDI yang menjunjung tinggi Sumpah Dokter dan Kode Etik Kedokteran Indonesia. 3. Memberikan sumbangsih PAPDI pada Menurut saya dalam 6 tahun kepemimpinan Prof. Idrus (periode dan periode ) ini, visi dan misi ini dijalankan secara konsisten, ungkap Ari. Sebagai contoh, Ari menjabarkan dalam memberikan pelayanan profesional kepada anggota, PB PAPDI memberi kemudahan kepada anggota dalam melakukan proses resertifikasi. PB PAPDI juga bekerja sama dengan Kolegium Ilmu Penyakit Dalam melaksanakan Ujian Kompetensi Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (UKDSPDI) dengan sebaik-baiknya. KONSOLIDASI KE DALAM Konsolidasi ke dalam untuk memperkuat internal pun kerap dilakukan. Sekretaris Jenderal PB PAPDI, dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP menyebutkan pimpinan PB PAPDI berusaha hadir dalam kegiatan-kegiatan PAPDI Cabang di daerah-daerah. Momen-monen ini dimanfaatkan untuk bertemu langsung dengan para anggota di sana untuk bertukar pikiran dan berbagi informasi. Dengan cara ini PB PAPDI mengetahui apa persoalan riil di lapangan yang dihadapi para anggota dan berusaha mencarikan solusinya. Mungkin ada program baru yang butuh masukan dan revisi dari teman-teman di daerah. Makanya selama periode ini, setiap kali ada acara di daerah, seperti roadshow acara ilmiah, kami selalu menyempatkan diri untuk hadir bertemu langsung dengan anggota di sana. Karena masalah (anggota di daerah) belum tentu sama, ungkap Sally. Sebetulnya PAPDI memiliki forum Rapat Kerja Nasional (Rakernas), digelar setiap tahun yang dihadiri oleh PB PAPDI dengan pengurus PAPDI Cabang dari seluruh Indonesia. Di forum ini berbagai persoalan dibahas. Pengurus Cabang hadir menyampaikan suara, pendapat, dan keluhan anggota-anggotanya. Namun menurut Sally, tidak mungkin semua masalah di daerah bisa tersampaikan dalam 12 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

13 FOKUS UTAMA PIN PAPDI memiliki nuansa yang agak berbeda dengan kegiatan ilmiah biasa. Kegiatannya lebih banyak diisi dengan workshop seputar bidang Ilmu Penyakit Dalam, sehingga peserta dapat mempraktikkannya sekembali ke tempat tugas masing-masing. *** Rakernas tersebut. Ada hal-hal kecil yang terlewatkan atau tidak tersampaikan oleh ketua Cabang, sehingga persoalan yang ada tidak diketahui secara detil oleh Pengurus Pusat. Pertemuan Ilmiah Nasional PAPDI (PIN PAPDI) ke 15 di Makassar. Pada saat ada kesempatan bertemu langsung dengan anggota di daerah, banyak sekali masalah-masalah yang berhasil diidentifikasi. Salah satunya masalah pelaksanaan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Di setiap tempat masalahnya beda-beda, tutur Sally. Terkait dengan kosolidasi atau penguatan ke dalam, PB PAPDI sangat concern meningkatkan kompetensi anggota. Kegiatan-kegiatan di bidang Continuing Professional Development (CPD) rutin diadakan agar anggota PAPDI punya kesempatan meng-update ilmu dan wawasan serta meningkatkan kompetensi. Salah satu kegiatan CPD ini adalah Pertemuan Ilmiah PAPDI (PIN PAPDI) yang digelar setiap tahun di daerah yang berbeda. Dalam pelaksanaan PIN ini, PB PAPDI bekerja sama dengan PAPDI Cabang setempat menggelar kegiatan ilmiah dengan topik-topik up to date kurang lebih selama tiga hari. PIN PAPDI memiliki nuansa yang agak berbeda dengan kegiatan ilmiah biasa. Kegiatannya lebih banyak diisi dengan workshop seputar bidang Ilmu Penyakit Dalam, sehingga peserta dapat mempraktikkannya sekembali ke tempat tugas masing-masing. Seperti pada pelaksanaan PIN di Makassar pada ktober 2017 yang lalu, panitia menyuguhkan 63 workshop yang ilmunya sangat terpakai di lapangan. Tahun ini, pada Oktober mendatang PIN PAPDI XVI akan dilaksanakan di Medan, Sumatera Utara. Pertemuan Ilmiah Nasional PAPDI (PIN PAPDI) menjadi salah satu kegiatan Continuing Professional Development (CPD) Tentunya dengan aneka workshop yang diperlukan internis. Pada prinsipnya organisasi profesi itu yang utama adalah bagaimana kita bisa me-maintain dan meningkatkan kompetensi anggota di bidang CPD (Continuing Professional Development). Mereka harus update ilmunya sehingga bisa memberikan layanan terbaik kepada masyarakat dan pasien. Ini juga merupakan amanat UU Praktik Kedokteran, dokter itu harus mengupdate ilmunya, ujar Idrus. MITRA PEMERINTAH Di bawah kepemimpinan Idrus, PAPDI menempatkan diri sebagai organisasi profesi yang mendukung program-program kesehatan yang diusung pemerintah. Bahkan, menjadi mitra pemerintah dalam menyukseskan kebijakan-kebijakan pembangunan kesehatan nasional. Setidaknya dalam enam tahun terakhir terdapat dua program kesehatan skala nasional yang implementasinya melibatkan PAPDI. Pertama, program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang pelaksana tugasnya diembankan kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Kedua, program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) yang mulai berlaku pada 12 Januari Dalam implementasi JKN, PB PAPDI Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 13

14 FOKUS UTAMA berjalan, langsung tercipta sinergi antara PB PAPDI dan Pemerintah Pusat. PAPDI terlibat dalam perencanaan lokasi sebaran WKDS, juga dalam menetapkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh lokasi-lokasi tujuan pelaksanaan WKDS. Termasuk pula menentukan sarana dan prasana rumah sakit, serta fasilitas tempat tinggal dan insentif yang harus disediakan untuk internis peserta WKDS. dr. Wismandari, SpPD, K-EMD, FINASIM berinteraksi dengan peserta acara PAPDI Forum dengan tema Menjalankan Ibadah Puasa dengan Tetap Sehat Jasmani pada bulan Mei 2017 aktif membantu Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam menetapkan standarstandar pengobatan yang diterapkan oleh BPJS Kesehatan. Karena banyak sekali kasus penyakit dalam yang kini dalam penanganan BPJS. Data dari BPJS Kesehatan menunjukkan dari seluruh klaim yang dibayarkan oleh BPJS Kesehatan, sekitar 30% diperuntukkan untuk membiayai pengobatan kasus-kasus penyakit dalam. Program JKN sudah dicanangkan untuk menjadi universal coverage. Semua sedang berproses menuju ke sana. Untuk mewujudkannya dibutuhkan persiapan yang kompleks, mulai dari sarana dan prasarana rumah sakit, juga kualitas pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan. PAPDI dalam hal ini turut menyiapkan sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan yang berkualitas, di antaranya melalui program CPD. Untuk memantau implementasi program JKN ini, PB PAPDI secara khusus membentuk Tim Adhoc Jaminan Kesehatan Nasional. Melalui Tim ini dikumpulkan berbagai informasi yang dapat memberikan masukan kepada BPJS Kesehatan untuk perbaikkan implementasi JKN ke depan. Termasuk pula memberikan masukan tentang hak-hak para internis sebagai bagian dari ujung tombak pelaksanaan JKN di lapangan. Pada kenyataannya banyak ditemui fakta tak sesuai dengan aturan yang dibuat di atas kertas, sehingga menyulitkan tenaga medis dalam membuat keputusan terhadap pasien. Sebagai contoh, universal coverage mendorong untuk terbentuknya sistem rujukan dan rujuk balik. Ternyata belum semua sistem rujukan berjalan dengan baik. Ada kasus-kasus penyakit yang semestinya selesai ditangani di Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat 1 (PPK 1) atau di Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat 2 (PPK 2). Sementara untuk Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat 3 (PPK 3) hanya menangani kasus-kasus berat yang tidak tertangani oleh PPK2. Pasien kronik yang karena masalah tertentu dirujuk ke PPK 2 atau PPK, semestinya setelah selesai ditangani dirujuk balik kembali ke PPK asal pengirimnya. Namun praktik di lapangan tidak sesederhana itu. Pasien yang sudah dirujuk balik, banyak yang kembali lagi ke PPK 2 atau PPK 3 karena alasan obat-obatan yang mereka butuhkan tidak tersedia di PPK asal. Terutama untuk pasien yang sudah mengalami komplikasi penyakit. Ini menjadi salah satu temuan pokok persoalan yang harus dibenahi oleh BPJS Kesehatan ke depan. Mengenai program WKDS, PAPDI sangat mendukung. Program ini sejalan dengan renstra PAPDI sendiri. PAPDI memang menginginkan ada pemerataan Dokter Spesialis Penyakit Dalam ke seluruh Indonesia. Jauh sebelum program WKDS ditetapkan pemerintah, PAPDI sudah membentuk Tim Adhoc Mapping Need untuk memetakan penyebaran internis di tanah air. Sehingga ketika program WKDS Sebagai gambaran, dalam bertugas internis membutuhkan sarana pendukung berupa laboratorium. Tanpa laboratorium internis tidak bisa bekerja optimal. Maka, sebelum internis muda dikirim ke lokasi, PAPDI meninjau langsung kesiapan dan kelayakannya sarana dan prasana di lapangan. Semua ini bertujuan agar internis yang bertugas dapat menjalankan pengabadian dengan sebaik-baiknya, dan tujuan pelaksanaan program WKDS tercapai adanya. EIMED dan PAPDI FORUM Sejak enam tahun lalu PAPDI telah merancang pelatihan kegawatdaruratan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam, yang dinamakan Emergency in Internal Medicine (EIMED). Selama ini umumnya para petugas kesehatan di unit gawat darurat di rumah sakit maupun pusat pelayanan kesehatan lainnya dibekali dengan ilmu kegawatdaruratan di bidang kardiovarkular dan bedah. Mereka dibekali dengan pelatihan khusus yang disebut Advanced Cardiovascular Life Support (ACLS) dan Advanced Trauma Life Support (ATLS). Belum ada pelatihan yang berkaitan dengan penanganan emergency di bidang penyakit dalam. Padahal kasusnya cukup banyak terjadi, seperti perdarahan saluran cerna, ketoasidosis diabetik, dan koma hipoglikemik. PB PAPDI memulai langkah dengan membentuk Badan Khusus Emergency in Internal Medicine (EIMED) dengan dr. Bambang Setyohadi, SpPD, K-R, FINASIM sebagai ketua. Badan Khusus EIMED menyiapkan modul dan mengadakan pelatihan untuk para internis dari berbagai daerah, yang akan menjadi tutor untuk menyebarluaskan ilmu EIMED ini kepada para dokter umum di daerah masing-masing. Training ini dinamakan Training of Tutors (ToT) Emergency in Internal Medicine (EIMED). Para 14 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

15 FOKUS UTAMA tutor ini difasilitasi untuk mempraktikan ilmunya dengan terlibat langsung dalam pelatihan yang diselenggarakan untuk para dokter umum yang bertugas di unit gawat darurat. Ke depan, pelatihan EIMED akan dilaksanakan secara reguler layaknya ACLS dan ATLS. Masih dibutuhkan pengembangan lebih lanjut dari berbagai sisi agar pelatihan EIMED dapat berjalan secara lebih baik. Kini PAPDI telah menerbitkan buku Panduan EIMED yang dapat dijadikan pegangan oleh para dokter di Indonesia. Menurut Idrus, buku Panduan EIMED ini pertama di dunia, karena di luar negeri bahkan negara maju sekalipun belum ada yang membuat panduan khusus mengenai kegawatdaruratan bidang penyakit dalam. Buku Panduan EIMED menjadi sumbangsih PAPDI, bukan hanya untuk dunia kedokteran Indonesia, juga kedokteran dunia. Untuk masyarakat Indonesia, PAPDI senantiasa bekerja sama dengan perhimpunan dan seminat dan organisasi lain dalam melakukan edukasi kesehatan. Misalkan aktif dalam kampanye kesehatan yang bertujuan menggalakkan preventif dan promotif di bidang kesehatan. PAPDI sendiri juga punya agenda khusus yang dinamakan PAPDI Forum. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Bidang Humas, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat PB PAPDI ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat, berupa seminar gratis, terkait topik kesehatan yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat. Salah satunya, setiap menjelang bulan Ramadhan mengadakan seminar untuk awam mengenai bagaimana menyiapkan diri menjalani puasa bagi pasien diabetes, maag, dan lansia menjelang. Juga bagaimana menyiapan diri agar selalu sehat saat menjalani ibadah haji. PAPDI Forum juga digelar bilamana terjadi kasus yang menghebohkan di masyarakat. Seperti, peristiwa maraknya kasus hepatitis di lingkungan mahasiswa dan munculnya kejadian luar biasa difteri di berbagai daerah Indonesia. Lewat PAPDI Forum, PAPDI memberikan informasi kesehatan yang benar kepada masyarakat. Karena di luaran sana begitu banyak hoax kesehatan yang membuat banyak orang salah mengambil sikap, dan akhirnya justru membawa masalah di belakang hari. halo INTERNIS KIPRAH INTERNASIONAL Kiprah PAPDI di level internasional telah diakui di dunia. Ini terlihat dengan dipercayainya PAPDI menjadi tuan rumah penyelenggara event besar The 33rd World Congress of Internal Medicine (WCIM) 2016 di Nusa Dua Bali pada tanggal Agustus Sebuah kesempatan langka, yang mungkin hanya bisa terulang dalam waktu lama. PAPDI berhasil menghimpun sekitar peserta dari 69 negara. Dan mendatangkan sekitar 200 pakar penyakit dalam dunia tampil sebagai pembicara, di antaranya berasal dari Afrika Selatan, Amerika, Eropa, dan Asia. Terdapat pula kurang lebih 700 makalah bebas, berupa poster maupun presentasi oral. Sekitar 350 makalah tersebut berasal dari dalam negeri Indonesia. Ini berarti melalui WCIM 2016 PAPDI memberi kesempatan kepada para internis Indonesia untuk berkiprah di level internasional. Yang tidak kalah membanggakan, WCIM 2016 ini mengukuhkan Indonesia sebagai kiblat internis sedunia dalam menghidupkan kembali eksistensi bidang ilmu penyakit dalam umum (general internal medicine). Di bawah naungan Perhimpunan Dokter Spesialias Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) profesi dokter penyakit dalam umum masih sangat diperhitungkan dalam pelayanan kesehatan di tanah air. Belakangan ini bidang ilmu penyakit dalam di dunia mengalami fragmentasi, terutama di negara-negara maju. Bermunculannya subspesialis telah menggerus eksistensi profesi dokter penyakit dalam umum. Kondisi ini mengakibatkan biaya berobat yang diembankan kepada pasien menjadi tidak efiesien dan mahal. Para pakar ilmu penyakit dalam dunia terdorong untuk kembali membesarkan bidang ilmu penyakit dalam umum yang sangat dibutuhkan masyarakat di seluruh penjuru dunia. Dan Indonesia menjadi acuannya. Sebuah cacatan penting juga ditorehkan pada WCIM 2016 tersebut, dimana mantan Ketua Umum PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP resmi dilantik sebagai President of International Society of Internal Medicine (ISIM), organisasi internis sedunia yang bermarkas di Swiss. Pelaksanaan WCIM sendiri bernaung di bawah ISIM. Terpilihnya Aru w Sudoyo sebagai President ISIM memperkuat eksistensi PAPDI di level internasional, selain di level regional ASEAN. halo INTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 15

16 FOKUS UTAMA BUAH MANIS PERJUANGAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (KIPD) telah lama memperjuangkan agar pendidikan Subspesialis Ilmu Penyakit Dalam mendapatkan pengakuan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Perjuangan ini tinggal selangkah lagi karena Konsul Kedokteran Indonesia (KKI) sudah mengakui keberadaan Subspesialis Ilmu Penyakit Dalam. Menurut Ketua Umum Kolegium Ilmu Penyakit Dalam, Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD, K-Ger, FINASIM, M.Epid selama ini pendidikan Subspesialis Ilmu Penyakit Dalam (IPD) belum teregistrasi. Pendidikan yang tertulis dalam ijazah hanya sampai pendidikan spesialis saja. Selama ini memang ada kendala yang mengganjal peserta pendidikan Subspesialis Ilmu Penyakit Dalam. Walau sudah menjalani pendidikan spesialis selama 4,5 tahun, kemudian ditambah dengan mendalami Subspesialis selama 2 tahun lagi, namun gelar akademik yang diperoleh hanya Dokter Spesialis Penyakit Dalam saja. Belum ada pencantuman kata subspesialis. Keabsahan menyelesaikan pendidikan subspesialis ditandai dengan diperolehnya Sertifikat Kompetensi dari KIPD. Pada sertifkat tersebut tertuliskan subspesialis yang ditekuni, seperti Subspesialis Geriatri, Subspesialis Gastroenterologi-Hepatologi, dan Subspesialis Ginjal-Hipertensi. Karena kita sudah mengeluarkan sertifikat tersebut, seharusnya Konsil mengakui dengan mengeluarkan Surat Tanda Registrasi (STR) dengan sebutan sebagai Konsultan Subspesialis, tutur Siti. Peserta pendidikan Subspesialis yang sudah mendapat pengakuan dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), pada ijazahnya akan tertulis Surat Tanda Registrasi (STR) Subspesialis dengan sebutan konsultan bidang. Contohnya Konsultan Ginjal-Hipertensi, Konsultan Paru, atau Subspesialis lainnya. Jika pada ijazah sudah tertulis STR bagi seorang Konsultan Subspesialis Ilmu Penyakit Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD, K-Ger, FINASIM, M.Epid 16 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

17 FOKUS UTAMA Dalam, maka si pemilik ijazah akan lebih mudah mengurus Surat Izin Praktik (SIP). Ini pekerjaan besar dari Kolegium, dimana kita sudah terstruktur, sudah dididik, sudah berbasis universitas, dan sudah mendapatkan ijazah kelulusan. Namun sayangnya belum bisa mendapatkan Surat Tanda Registrasi untuk Subspesialis atau penyebutan Konsultan Subspesialis, tutur Siti. Untuk bisa mewujudkan Surat Tanda Registrasi Subspesialis ini, KIPD berupaya berulang kali mengadakan pertemuan dengan KKI. Banyak pertimbangan politis di tingkat yang lebih tinggi di Konsil yang membuat proses untuk mendapatkan pengakuan membutuhkan waktu cukup lama. Salah satu alasan yang mengemuka adalah belum adanya pengaturan dari Kemenristekdikti terkait pendidikan Subspesialis. Siti menjelaskan, dari dulu Subspesialis itu merupakan pendidikan yang selalu dikerjakan dengan berbasis rumah sakit. Yang berurusan hanya Kolegium dan rumah sakit. Jadi institusi pendidikan atau universitas tidak terlibat. Kemenristekdikti tidak mau seperti itu. Mereka mau semua pendidikan harus berbasis lembaga pendidikan universitas. Seseorang yang mendapatkan ijazah dari Kolegium akan mendapatkan pula Sertifikat Kompetensi. Berdasarkan itulah STR dikeluarkan. Setelah ada STR, terbitlah SIP. Inilah yang diperjuangkan KIPD. Kami komunikasi terus dengan Konsil Kedokteran Indonesia untuk dapat pengakuan subspesialis, ungkap Siti. Agar Subspesialis IPD mendapatkan pengakuan, Kemenristekdikti mensyaratkan kolegium harus memiliki buku standar pendidikan dan kompetensi. Syarat tersebut sudah terpenuhi. Kolegium IPD sudah memilikinya. Bahkan Standar Pendidikan Ilmu Penyakit Dalam merupakan yang pertama dari seluruh kolegium pendidikan kedokteran di Indonesia. Di tingkat Konsil sudah approve, sudah setuju. Tinggal menunggu Kemenristekdikti mengeluarkan semacam Peraturan Menteri, tandas Siti. PENCAPAIAN-PENCAPAIAN Sekretaris Jenderal Pengurus Harian Kolegium Ilmu Penyakit Dalam, dr. Irsan Hasan, SpPD, K-GEH, FINASIM menambahkan, selain memperjuangkan pengakuan Kemenristedikik untuk Subspesialis Ilmu Penyakit Dalam yang tinggal selangkah lagi, KIPD periode kepengurusan juga telah melakukan pekerjaan-pekerjan besar lain yang penting maknanya bagi kemajuan dan perkembangan Ilmu Pendidikan Penyakit Dalam di Indonesia. KIPD berhasil menyusun Standar Pendidikan dan Standar Kompetensi Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia dan Standar Pendidikan dan Standar Kompetensi Dokter Penyakit Dalam Subspesialis Indonesia. Konsil Kedokteran Indonesia mengakui bahwa KIPD menjadi pelopornya, sehingga dijadikan sebagai contoh oleh kolegium lain. KIPD juga berhasil mencapai kesepakatan dengan Kolegium Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah serta Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi terkait kompetensi ketiga profesi ini. KIPD bersama kedua kolegium ini, disaksikan oleh Konsul kedokteran Indonesia (KKI) dan Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI) pada tanggal 9 Mei 2017 sepakat bahwa masing-masing profesi harus saling menghargai dan tidak saling meniadakan. Setiap kolegium memiliki otoritas untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Artinya masing-masing kolegium berhak menetapkan standar kompetensinya sendiri tanpa perlu meminta persetujuan dari kolegium lain. Yang juga menggembirakan, KIPD berhasil mengantarkan seluruh Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Indonesia mendapatkan dr. Irsan Hasan, SpPD, K-GEH, FINASIM akreditasi A. Menurut Irsan, Ini memang target yang ditetapkan diawal kepengurusan Prof Siti Setiati. Sehingga dibuatlah slogan Akreditasi A dalam Genggaman. Alhamdulillah saat ini ke 14 Prodi IPD se Indonesia telah mendapatkan akreditasi A dari LAM-PT Kes. Untuk ini kami sangat beruntung dan berterima kasih telah dibantu oleh Ketua Penjaminan Mutu dan Standarisasi Kolegium Ilmu Penyakit Dalam dr. IGP Suka Aryana, SpPD, K-Ger, FINASIM yang dengan penuh semangat membantu KIPD dan Prodi yang berjuang menghadapi proses akreditasi, tutur Irsan. Yang terbaru, KIPD menetapkan Ujian Kompetensi Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (UKDSPDI) diselenggarakan dalam bentuk Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Computer Based Test (CBT). Penetapan ini dilakukan setelah melalui proses persiapan yang panjang dan melelahkan. Untuk pertama kalinya diberlakukan pada Ujian UKDSPDI ke 37 yang berlangsung pada bulan April Memang masih ada kekurangan dan perlu perbaikan dalam penyelenggaraan UKDSPDI ini. Tetapi secara umum ujian berjalan dengan baik seperti yang diharapkan. Kita harus berikan penghargaan untuk Tim UKDSPDI yang dipimpin dr. Rudy Hidayat, K-R, FINASIM dan Tim OSCE yang dipimpin DR. Dr. Ikhwan Rinaldi, SpPD, K-HOM, FINASIM, kata Irsan. halo INTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 17

18 FOKUS UTAMA Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP Ketua Umum PB PAPDI Periode dan PAPDI SUDAH SIAP TINGGAL LANDAS Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PB PAPDI) periode akan memasuki masa purnatugas pada bulan Juni 2018 mendatang. Banyak hal sudah diperbuat PB PAPDI untuk kemajuan organisasi yang manfaatnya dirasakan secara langsung maupun tidak langsung oleh anggota. Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP Ketua Umum PB PAPDI dua periode ( dan ) menuturkan kepada Redaksi HALO INTERNIS tentang halhal pokok yang sudah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. Konsolidasi ke dalam dan bersinergi dengan pemerintah untuk mendukung pembangunan kesehatan nasional, merupakan di antaranya. Pencapaian-pencapaian yang sudah diraih sekarang ini dapat menjadi modal bagi PAPDI 18 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

19 FOKUS UTAMA untuk melangkah lebih maju lagi ke depan, dan siap menjadi menjadi organisasi profesi yang berkiprah di kancah internasional. Berikut petikannya. Apa saja agenda-agenda yang sudah dilakukan PB PAPDI dalam tiga tahun terakhir ini? Kita menjalankan (agenda) sesuai dengan program yang sudah dibuat. Kita sudah menyusun renstra (rencana strategis). Pada renstra ada visi misi, ada penjabarannya dalam bentuk program dengan Key Performance Indicator (KPI). Kita mengevaluasi dari situ, apa saja yang sudah kita kerjakan dari program yang kita buat. Misalkan, kalau kita jabarkan dari misi, kita memberikan layanan profesional kepada anggota, meningkatkan kompetensi anggota di bidang CPD (Continuing Professional Development). Bagaimana dengan agenda yang berkaitan dengan program pemerintah? Salah satu misi kita memang kita adalah ingin menyukseskan pembangunan kesehatan bersama-sama pemerintah. Ada beberapa catatan untuk periode ini. Salah satunya kegiatan penyebaran dokter spesialis. Ada Perpres yang mengatur kegiatan Wajib Kerja Dokter Spesialis, WKDS. Ini sudah berjalan. Angkatan awal tahun sudah berangkat pada Januari Sekarang ini sudah angkatan ke 7. Program ini sesuai dengan komitemen kita untuk memberikan layanan kesehatan spesialistik yang lebih merata. Terutama di daerah terpencil dan perbatasan. Kalau itu sudah terpenuhi, baru bergerak ke daerah yang lebih baik. Pengurus PB PAPDI sering berkunjung ke daerah-daerah. Apa manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini? Ini kegiatan yang sifatnya konsolidasi anggota. Ada kegiatan rutin organisasi, seperti pelantikan pengurus cabang. Terakhir itu pelantikan di Papua. Untuk pelantikan ini pengurus PB turun langsung. Yang hadir Ketua Umum. Kalau tidak bisa hadir diwakilkan oleh Wakil Ketua, Sekjen, dan seterusnya. Tujuannya antara lain adalah agar lebih dekat dengan anggota dan bisa langsung menerima masukan dari anggota. Karena kalau hanya (mengandalkan) kegiatan Rakernas setahun sekali, yang datang hanya Ketua Cabang dan Sekretaris. Belum tentu uneg-uneg semua anggota itu bisa kita dengar. Belum tentu kita memiliki waktu yang cukup (dalam forum Rakernas). Seperti apa keluhan yang disampaikan anggota? Dengan kita turun ke bawah, banyak sekali informasi yang bisa kita dapatkan. Misalnya, sulitnya medan yang dihadapi. Jauhnya transportasi dan kecukupan sarana. Salah satunya ini terjadi di daerah Maluku di wilayah kepulauannya. Lalu di Papua. Ada wilayah yang membutuhkan waktu sekian jam untuk mencapai ke lokasi. Masih banyak persoalan lainnya (yang dihadapi anggota). Saya kira ini PR bagi periode yang akan datang (untuk mendata dan membantu mencarikan solusi). Apa hal penting yang dilakukan PAPDI kepada anggotanya? Pada prinsipya organisasi profesi itu yang utama adalah bagaimana kita bisa memaintain dan meningkatkan kompetensi anggota di bidang CPD (Continuing Professional Development). Mereka harus update ilmunya sehingga bisa memberikan layanan terbaik kepada masyarakat dan pasien. Ini juga merupakan amanat UU Praktik Kedokteran, dokter itu harus mengupdate ilmunya. Saya kira yang utama itu. Kemudian baru kegiatan-kegiatan yang lain, seperti kalau ada anggota yang mendapatkan musibah terkait dengan aspek medikolegal kita berikan advokasi di di bidang medikolegal. Dalam kasus medikolegal, seperti apa bentuk advokasi yang diberikan kepada anggota? Kita punya konsultan hukum. Mereka akan menjelaskan. Kita menggunakan prinsip azas praduga tidak bersalah. Jangan sampai orang yang tidak salah dihukum. Nanti kalau butuh saksi ahli, kita berikan. Bukan saksi yang langsung melihat kejadian. Kalau kita dimintai pendapat, itu namanya ahli. Namun kita juga membedakan ini masuk dalam ranah medik atau nonmedik. Kalau ini kasus medik, dilihat lagi apalah terkait dengan disiplin kedokteran atau terkait dengan etik. Kalau kasusnya di luar ranah medik, maka (yang bersangkutan diberlakukan) sama degan warga negara lain. Anda telah menjabat sebagai Ketua Umum PB PAPDI selama dua periode dan akan mengakhiri masa tugas pada Juli mendatang. Apa pesan untuk Kepengurusan PB PAPDI yang baru nanti? Program itu idealnya berkesinambungan. Sebenarnya apa-apa yang sudah disusun, apakah untuk jangka pendek atau jangka panjang dan tertuang dalam misi yang ujungnya untuk mencapai visi PAPDI, barangkali bisa diteruskan. Kita sudah mencoba membangun pondasinya. Saya katakan, ke depan ini PAPDI sudah bisa tinggal landas. PAPDI bisa go international. Sesuai dengan visinya menjadi organisasi profesi di bidang penyakit dalam yang profesional yang bertaraf internasioal. Sejauh apa kesiapan PAPDI untuk go international? Langkah-langkah itu sudah dimulai. Kerja sama-kerja sama sudah mulai ada dalam lingkup ASEAN. Kita ada ASEAN Federation Internal Medicine. Kerja sama dengan The American College of Physicians (ACP). Kemudian juga ada International Society of Internal Medicine (ISIM). Kita baru saja menyelenggarakan World Congress of Internal Medicine (WCIM) di Bali pada Agustus Saya kira ini merupakan suatu kegiatan yang paling besar dan untuk mengulangnya perlu waktu yang masih lama. Merupakan kesempatan yang langka. Jumlah yang hadir di luar prediksi. Hampir seluruh negara terwakili. Apa rencana Anda setelah tidak lagi menjadi Ketua Umum PB PAPDI? Juli nanti kita KOPAPDI (Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia). Tugas saya sudah selesai. Saya di PB PAPDI sudah dua periode. Tugas saya mengantarkan (PAPDI menuju tinggal landas). Ke depan saya akan back to basic. Kembali ke kampus saja. Saya mau mencetak doktor yang banyak. halo INTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 19

20 FOKUS UTAMA BERSIAP MENJADI TUAN RUMAH DI NEGERI SENDIRI Pasar bebas ASEAN tidak bisa dielakkan. Persaingan dengan dokter-dokter asing akan terjadi. Tak ada cara lain, persiapkan diri agar menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Tepat di penghujung tahun, 31 Desember 2015, disepakatilah pembentukan ASEAN Economic Community (AEC) atau di dalam negeri dikenal dengan sebutan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kesepakatan ini menjadikan wilayah ASEAN sebagai pasar tunggal regional yang membebaskan arus masuk barang, modal, dan tenaga kerja dari dan ke sesama 9 negara anggota ASEAN, yang termasuk Indonesia di dalamnya. Akan ada pembebasan tarif bea masuk barang, kemudahan investasi, dan keterbukaan pasar tenaga kerja di lingkup regional ASEAN. Terbukanya pasar tenaga kerja memudahkan para profesional dari negaranegara lain untuk mencari pekerjaan di Indonesia, termasuk profesional dokter, khususnya Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Sebagian dari negara-negara ASEAN memiliki imej kualifikasi sumber daya manusia yang lebih baik dari Indonesia, seperti Singapura dan Malaysia. Akan sangat mungkin kehadiran mereka dapat menyaingi para dokter Indonesia. Memang sekarang arus masuknya dokter-dokter asing ke dalam negeri belum begitu terasa. Hal ini, dijelaskan Menteri Kesehatan kepada media beberapa waktu lalu sebagaimana dilansir kebijakankesehatanindonesia. net dikarenakan belum didapatkannya kesepakatan antarnegara ASEAN tentang standarisasi kompetensi tenaga kesehatan. Sebab setiap negara memiliki standar kompetensi yang berbeda. Singapura misalnya, memiliki standar kompetensi tenaga kesehatan yang lebih tinggi dari Vietnam. Tanpa adanya kesepakatan tentang standar kompetensi, dokter-dokter dari Singapura dengan mudah mencari pekerjaan di Vietnam, sementara dokterdokter Vietnam akan sangat sulit menembus pasar Singapura. Kapan kesepakatan ini terbentuk, hanyalah masalah waktu. Lambat laun, masanya akan tiba juga. Kalau masa itu tiba, siapkah para dokter Indonesia menghadapinya? Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP mengatakan masuknya dokter-dokter dari luar negeri merupakan tantangan terbesar yang tengah dihadapi para dokter Indonesia saat ini. Tantangan dari luar banyak sekali. Yang paling jelas di depan mata adalah dokter dari luar. Kalau di dalamnya kita tidak kuat, kita akan rapuh, ujar Sally. PB PAPDI menyikapi situsi ini dengan cermat, dan terus berupaya memperkuat kompetensi para internis Indonesia agar mampu tegak bersaing dengan dokterdokter asing. Langkah-langkah antispasi kongkrit dilakukan dengan memperbanyak kegiatan-kegiatan yang sifatnya konsolidasi ke dalam, seperti pertemuan-pertemuan internal dan Rakernas. Termasuk rutin mengadakan kegiatan-kegiatan ilmiah, baik di lingkup pusat mapun di daerah-daerah. Satu hal yang Insya Allah akan menjadikan kita tetap kuat adalah persatuan. Jadi kekeluargaan, sosialitas, kolegialitas, persatuan, saling menghormati di antara anggota PAPDI. Rasa kebersamaan itu kuat. Konsolidasi ke dalam, internal istilahnya. Kalau konsolidasi itu kuat, insya Allah tantangan dari luar bisa kita hadapi samasama, tutur Sally. Setiap tantangan harus dihadapi dengan optimis. Apalagi langkah-langkah 20 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

21 FOKUS UTAMA Tantangan dari luar banyak sekali. Yang paling jelas di depan mata adalah dokter dari luar. Kalau di dalamnya kita tidak kuat, kita akan rapuh. antisipatif sudah dan akan terus dilakukan. Bila kran pasar tenaga kesehatan MEA dibuka, anggota PAPDI diharapkan siap menjalaninya. Kalaupun nanti ada dokter asing berpraktik di sini, kita berharap dokter Indonesia tetap menjadi tuan rumah, jangan menjadi penonton. Untuk itu perlu solidaritas, persatuan yang kuat di antara kita, ucap Sally. SINERGI Dalam menyiapkan tenaga-tenaga internis yang kompeten, PAPDI bersinergi dengan Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (KIPD). Karena KIPD lah yang mengatur bidang pendidikan Ilmu Penyakit Dalam. Dengan kata lain KIPD membidani lahirnya para internis muda serta subspesialis penyakit dalam yang berkualitas, sementara PAPDI berperan membina, mengayomi, dan memberikan wadah bagi mereka untuk terus meningkatkan kompetensi diri dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. KIPD juga tengah menghadapi tantangan yang tidak ringan. Sekretaris Jenderal Pengurus Harian Kolegium Ilmu Penyakit Dalam, dr. Irsan Hasan, SpPD, K-GEH, FINASIM mengatakan profesi Spesialis Penyakit Dalam mencakup bidang yang sangat luas, sehingga berpotensi tumpang tindih dengan kompetensi profesi lain, terutama menyangkut pendidikan Subspesialis Ilmu Penyakit Dalam. Pembenahan Program Studi Subspesialis Ilmu Penyakit Dalam akan menjadi tugas KIPD di masa yang akan datang. Tampaknya tugas besar KIPD kepengurusan periode berikutnya beralih pada pembenahan pendidikan subspesialis. Masih banyak prodi subspesialis belum terstruktur di dalam Fakultas Kedokteran dan Universitas, ujar Irsan. Ketua Bidang Organisasi PB PAPDI, dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD, K-Ger, FINASIM juga menyoal persoalan gratifikasi sebagai tantangan yang dihadapi dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP PAPDI saat ini. Gratifikasi di bidang tenaga kesehatan sempat menimbulkan polemik di kalangan dokter. Di satu sisi, Undangundang Kedokteran mewajibkan para dokter untuk terus menerus meningkatkan kompetensi, yang salah satu caranya dengan rajin mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah. Sementara biaya untuk mengikuti kegiatan ilmiah tidaklah murah. Sponsorisasi dari kalangan farmasi sangat membantu. Namun, kini pemberian sponsorship ini dianggap rawan gratifikasi. Walau sudah ada skema pemberian sponsorship yang diperbolehkan dari segi hukum, namun masih ada anggota PAPDI yang bingung dalam memilah mana sponsorship boleh dan mana yang tidak boleh. Kekhawatiran untuk berbuat salah, membuat mereka tidak berani memanfaatkan sponsorship yang ada. Gratifikasi menurut kacamata hukum seperti apa, sementara dari kami kalangan dokter seperti apa. Ini yang belum clear, sehingga membuat roda atau jalan organisasi terkait dengan peningkatan kompetensi akan berpengaruh. Karena berjalannya organisasi dengan upaya dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD, K-Ger, FINASIM meningkatkan kompetensi pasti akan terkait dengan beberapa masalah keuangan dan hal lainnya. Ini yang jadi problem dan kendala selama ini, kata Edy. Tampaknya sosialisasi tentang skema sponsorship, masih menjadi salah satu pekerjaan rumah yang menanti kepengurusan PB PAPDI periode berikutnya. halo INTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 21

22 FOKUS UTAMA UTAMA HARAPAN-HARAPAN Tongkat estafet kepengurusan PB PAPDI dan Kolegium Ilmu Penyakit Dalam akan diserahkan kepada sosok pimpinan baru pada acara Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI) ke XVII yang diselenggarakan di Kota Solo pada Juli 2018 mendatang. Harapan-harapan bermunculan mengiringi suksesi kepemimpinan ini. 22 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

23 FOKUS UTAMA Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP (Dewan Pertimbangan PB PAPDI) Selama kurun waktu 3 tahun ini PAPDI dan Kolegium Ilmu penyakit Dalam sudah bertambah maju dan sudah berjalan dengan baik. Kita sudah jadi sebuah organisasi yang didengar pemerintah, didengar oleh perhimpunan lainnya dan juga masyarakat. Kita sudah menjadi organisasi yang kuat dan disegani. Kita bisa meneruskan sekaligus mengembangkan. Harapan untuk ketua yang akan datang adalah seseorang yang bisa melanjutkan jalannya organisasi ini, baik dari segi ilmiah, maupun organisasi, advokasi. Tinggal bagaimana kita bersama-sama bisa menghadapi tantangan maupun ancaman yang akan datang. Dan seseorang itu pastinya memiliki waktu luang untuk bisa memberikan perhatian terhadap jalannya organisasi PAPDI. Karena untuk sebuah organisasi yang memiliki banyak cabang di seluruh provinsi, kehadiran PB PAPDI untuk bisa mendukung cabang-cabang PAPDI di daerah akan sangat membantu peran PAPDI di daerah tersebut. Prof. dr. Slamet Suyono, SpPD, K-EMD, FINASIM (Mantan Ketua Umum PB PAPDI Periode dan ) Saya rasa waktunya perempuan untuk bisa jadi Ketua PB PAPDI. Karena dimanamana perempuan sudah banyak yang jadi pemimpin. Presiden perempuan kita sudah pernah punya, bupati-bupati juga banyak yang dari kalangan perempuan. Yang jelas, untuk jadi Ketua harus bisa menjaga kekompakkan organisasi. Dan buatlah BPJS biar lebih jelas lagi. Saat saya jadi Ketua dulu saya buat training dimana seorang internis harus bisa jadi internis plus. Seperti internis yang kita training dalam bidang penyakit Diabetes. Jadi selain internisnya bagus, dia pun bisa menangani diabetes. Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD, K-Ger, FINASIM, M.Epid (Ketua Umum Kolegium Ilmu Penyakit Dalam) Siapapun sosok yang akan menjadi Ketua Umum Kolegium Ilmu Penyakit Dalam periode selanjutnya, haruslah sosok yang mengerti tentang tugas Kolegium. Karena Kolegium mengawal prodi-prodi yang sudah mendapatkan Akreditasi A. Jangan sampai nantinya malah jadi turun dari A ke B. Kemudian ada PR besar juga, bagaimana membuat pendidikan subspesialis dapat terakreditasi A. Tapi sekali lagi harus ada pengakuan dulu. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP (Wakil Ketua I PB PAPDI) Pada prinsipnya, siapapun yang akan memimpin PAPDI nanti, diharapkan haruslah orang yang sudah lama aktif dalam kegiatan PAPDI. Kita lihat kontribusinya, komitmennya, integritasnya sebagai anggota PAPDI tidak diragukan lagi. Secara luas calon ini tentunya adalah tokoh yang dikenal oleh cabang-cabang. Untuk Pimpinan Kolegium Ilmu Penyakit Dalam ke depan, haruslah yang sejalan dengan Pengurus Besar PAPDI, dan memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga agar kompetensi anggota PAPDI tetap dipertahankan dengan baik. Apa yang telah dicapai pimpinan kita saat ini, baik Ketua Umum PB PAPDI maupun Ketua Umum Kolegium IPD, dapat menjadi contoh bagi penerus baru di lingkungan PB PAPDI dan Kolegium. Komunikasi yang cukup baik antar kedua pimpinan ini dan komitmen yang cukup tinggi untuk membangun PAPDI dan Kolegium ke depan harus dipertahankan. Ke depannya PAPDI harus menjadi organisasi modern. Segala sesuatunya terbuka dengan memanfaatkan IT (information techology). Kemudian PAPDI mestinya juga dapat mengkoordinir penelitian-penelitian multi center. Mesti ada budget yang disiapkan untuk penelitian. PAPDI perlu juga secara aktif bekerja sama dengan organisasi kesehatan lain, pemerintah daerah, terutama pemerintah pusat untuk terus mensosialisasikan hidup sehat, preventif dan promotif. Ke depannya PAPDI harus menjadi organisasi modern. Segala sesuatunya terbuka dengan memanfaatkan IT (information techology). Kemudian PAPDI mestinya juga dapat mengkoordinir penelitian-penelitian multi center. Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 23

24 FOKUS UTAMA dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA (Wakil Ketua II PB PAPDI) Yang jelas, calon Ketua Umum PB PAPDI adalah orang yang mau menghabiskan waktunya untuk mengurusi PAPDI. Tidak mudah memang, karena PB PAPDI sendiri sudah berkembang semakin besar dengan banyak anggota. Butuh inovasi baru untuk pelayanan dan melayani anggotanya. berkecimpung dalam dunia pendidikan dan mengetahui seluk beluk Kolegium IPD. Jadi tidak mulai lagi dari awal. Bisa cepat jalannya. Karena masalah di Kolegium banyak. dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD, K-Ger, FINASIM. (Ketua Bidang Organisasi PB PAPDI) Dengan berakhirnya masa kepemimpinan Prof. Idrus Alwi di tahun 2018, tentu akan ada banyak calon kandidat penggantinya. Nama-nama yang diusung haruslah memiliki integritas yang kuat dan tentu saja memiliki waktu luang untuk mengurus organisasi. Bisa bekerja sama dengan Kolegium. Kalau bisa untuk bakal calon Ketua Umum PB PAPDI tentu sosok yang sudah senior, sudah lama berkecimpung dan banyak memberikan keputusan yang bermanfaat bagi anggota. Yang jelas, calon Ketua Umum PB PAPDI adalah orang yang mau menghabiskan waktunya untuk mengurusi PAPDI. Tidak mudah memang, karena PB PAPDI sendiri sudah berkembang semakin besar dengan banyak anggota. Butuh inovasi baru untuk pelayanan dan melayani anggotanya. Sama halnya dengan bakal calon Ketua Umum PB PAPDI, untuk menjaring Ketua Kolegium pun kriterianya tak jauh berbeda. Sosok yang penuh integritas, bersedia meluangkan waktu untuk mengurus organisasi dan berkecimpung lama di Kolegium dengan memberikan banyak masukan yang bermanfaat bagi dunia kesehatan dan bagi organisasi. Kolegium dan PB PAPDI ada pemisahan kewenangan. Kolegium berkaitan dengan masalah edukasi, kompetensi para anggota, termasuk menjual kemampuan anggota PAPDI di masyarakat. Kolegium membuat kurikulum. Sementara di PB PAPDI, Ketua mengurusi melayani anggota. Memberikan advokasi kepada anggota. PAPDI mengatur agar anggotanya juga tidak keluar dari aturan. Dr. Irsan Hasan, SpPD, K-GEH, FINASIM (Sekretaris Jenderal Kolegium Ilmu Penyakit Dalam) Saya melihat ada perbedaan antara Ketua Kolegium dan PB PAPDI. Ketua Kolegium itu harus keras terhadap anaknya supaya anaknya maju. Artinya begini, Ketua Kolegium harus berusaha agar lulusan Ilmu Penyakit Dalam itu itu mencapai standar terbaik. Kalau tidak mencapai itu jangan lulus jadi SpPD. Harus keras, kalau perlu DO (drop out) ya DO. Sementara Ketua PB PAPDI harus melindungi anaknya supaya anaknya nyaman, tenang. Harus mengayomi supaya anak buahnya sejahtera. Misalnya, dia harus berusaha supaya bayaran internis di BPJS tinggi. Gajinya tinggi, hidupnya tenang. Ketua PB PAPDI harus punya waktu karena berkunjung ke cabang-cabang. Jadi ketua PB PAPDI itu orang yang kedepannya sanggup dan mampu memperjuangkan nasib SpPD. Jadi akan lebih bagus kalau yang bisa melobi ke sana sini. Harapannya, yang akan menjadi Ketua Kolegium adalah orang yang biasa Seseorang yang akan menjadi Ketua PB PAPDI, haruslah bisa menyenangkan banyak orang, dan mengelola banyak orang. Ketua PB PAPDI yang nanti terpilih, tentu harus bisa mengatasi tantangan yang selama ini terjadi di organisasi. PAPDI kini memiliki 37 cabang. Semua cabang ingin diperlakukan sama. Mereka ingin Ketua PB PAPDI datang, mereka ingin didengar. Cabang PAPDI di daerah yang pelosoknya paling jauh, menjadi hal prioritas untuk diperhatikan lebih oleh Ketua PB PAPDI nanti. Karena di daerah yang lokasinya dekat dengan provinsi, lebih dekat dengan institusi akan lebih mudah mereka hadir, jika diadakan kegiatan-kegiatan ilmiah di tingkat provinsi. Sementara yang jauh dan berada di daerah pelosok, tidak bisa hadir. Inilah yang harus dipikirkan pula. halo INTERNIS 24 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

25 SOROT foto Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 25

26 SOROT PELAJARAN BERHARGA DARI KLB DIFTERI 26 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

27 SOROT Sepanjang tahun 2017 berlanjut pula sampai awal 2018 ini, Indonesia digemparkan dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri. Data yang dilansir Kementerian Kesehatan dalalam depkes.go.id menyebutkan selama tahun 2017, KLB Difteri terjadi di 170 kabupaten/kota dan di 30 provinsi, jumlahnya sebanyak 954 kasus, dengan kematian sebanyak 44 kasus. Sedangkan pada tahun 2018 (hingga 9 Januari 2018), terdapat 14 laporan kasus baru dari 11 kab/kota di 4 propinsi (DKI, Banten, Jabar dan Lampung). Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM dari Divisi Alergi Imunologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta menjelaskan Difteri merupakan infeksi saluran pernapasan bagian atas yang disebabkan oleh toksin kuman Corynebacterium diphteria. Penyakit ini ditandai dengan adanya peradangan pada tempat infeksi, terutama pada selaput bagian dalam saluran pernapasan bagian atas, hidung dan kulit. Bila tidak ditangani dengan tepat, Difteri dapat menyumbat saluran pernapasan sehingga penderitanya kesulitan bernapas dan akhirnya meninggal dunia. Difteri dianggap berbahaya karena dapat menular melalui udara maupun kontak langsung dengan penderita. Karenanya, pemerintah membuat kebijakan bilamana muncul satu kasus saja yang mengindikasikan Difteri, maka langsung ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang harus ditindaklanjuti dalam tempo 1x24 jam. Kepada suspek Difteri akan dilakukan penyelidikan epidemiologi dan pemeriksaan spesimes kasus di Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi-Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan atau di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK). Ini dilakukan untuk menghentikan penularan. Merebaknya Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri di Indonesia menjadi warning bahwa orang dewasa pun perlu melindungi kesehatan dengan melakukan imunisasi. Banyak penyakit berbahaya yang dapat diantisipasi sejak dini. Jadwal Imunisasi Dewasa yang direkomendasikan PAPDI memberi panduan kapan waktu yang tepat untuk melakukan vaksinasi. Sebetulnya dampak buruk infeksi kuman Corynebacterium diphteria dapat dicegah dengan vaksinasi Difteri. Vaksinasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit. Vaksin dapat mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang atau populasi masyarakat, bahkan dapat melenyapkan penyakit tertentu dari dunia seperti cacar, kata Iris ketika menjadi pembicara dalam PAPDI Forum yang diselenggarakan PB PAPDI tangal 23 Januari 2018 di Jakarta. Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 27

28 SOROT Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM IMMUNITY GAP Vaksin Difteri Pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1976 dalam bentuk vaksin DPT (Difteri, Pertusi, Tetanus). DPT menjadi bagian dari Program Imunisasi Dasar Nasional yang wajib diberikan kepada bayi dan anak. Seiring dengan gencarnya pemberian vaksin pada bayi dan balita, pada dekade 1990-an kasus Difteri di Indonesia menurun tajam. Maraknya KLB Difteri yang baru-baru ini diduga karena adanya Immunity Gap (kesenjangan atau kekosongan kekebalan) dalam populasi yang disebabkan oleh adanya akumulasi kelompok rentan terhadap difteri yang tidak mendapatkan imunisasi Difteri. Beberapa waktu belakangan ini di tengah masyarakat marak bermunculan orangorang yang menunjukkan sikap antivaksin. Mereka menolak melakukan imunisasi untuk anak-anaknya dengan berbagai sebab. Antara lain, meragukan kehalalan vaksin dan percaya dengan rumor yang menyebutkan vaksin memicu gangguan tumbuh kembang pada anak. Kendati dua hal ini sudah mendapatkan penjelasan lengkap dari pakar agama dan pakar tumbuh kembang anak, tetap saja keengganan memberikan imunisasi pada anak masih ada. Tanpa disadari, anak-anak mereka yang tidak mendapatkan vaksin Difteri berperan sebagai carier penyakit menular di masyarakat. Hingga pada akhirnya, merebaklah KLB Difteri di mana-mana dengan korban jiwa yang tidak sedikit. Untuk menghentikan penularan Difteri, pemerintah melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri ke wilayahwilayah KLB Difteri. Semua anak berusia 1 18 tahun diberikan imunisasi Difteri dengan klasifikasi berikut: anak usia 2 bulan 3 tahun diberikan vksin DPT-HB-Hib anak usia usia > 3 tahun - 7 tahun diberikan vaksin DT anak usia di atas 7 tahun diberikan vaksin Td. ORI Difteri berlangsung 3 putaran. Setiap anak mendapatkan tiga kali suntikan vaksin Difteri dengan masa tenggang pemberian vaksin pertama dengan yang kedua selama 1 bulan, dan dosis ke tiga setelah 6 bulan dari sosis pertama. Semua vaksin ini diberikan secara gratis. Tujuannya untuk meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat terhadap penyakit ini, sehingga Immunity Gap yang terjadi selama ini dapat tertutupi. ORI putaran pertama sebagai upaya pengendalian KLB Difteri telah dilaksanakan pada pertengahan Desember 2017 di 12 kabupaten/kota di 3 provinsi, yakni DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Hingga 11 Januari 2018 cakupan di tiga provinsi tersebut rata-rata 68,36% dari total sasaran 7,9 juta. Pada tahun 2018 ini, ORI akan dilanjutkan secara bertahap di 73 kabupaten/kota di 11 provinsi lainnya dengan kriteria: 1) kabupaten/kota yang masih memiliki laporan kasus baru; dan/atau 2) wilayah kabupaten/kota yang sering melaporkan terjadi KLB difteri dalam tahun 2017; dan/ atau 3) wilayah kabupaten /kota yang ada kematian akibat Difteri; dan/atau 4) wilayah dengan cakupan imunisasi rutin rendah dibawah 90%. Kasus (Difteri) pada anak masih mendominasi. Karenanya program ORI diberikan untuk anak-anak, kata Iris. IMUNISASI DEWASA Lantas, bagaimana dengan orang dewasa? Perlukah mendapatkan vaksi Difteri juga? Iris Rengganis menyebutkan, orang dewasa perlu mendapatkan vaksin Difteri ini, karena faktanya Difteri juga menyerang orang dewasa. KLB Difteri yang terjadi setahun belakangan ini memiliki gambaran yang berbeda daripada KLB yang pernah terjadi sebelumnya, yang umumnya menyerang anak-anak balita. Iris mengungkapkan sekarang ini kasus Difteri ditemukan pada kelompok umur 1 40 tahun, dimana 47% menyerang anak usia sekolah (5 14 tahun) dan 34% menyerang umur di atas 14 tahun. Adapun kasus yang terjadi pada rentang usia tahun sebanyak 22%. 28 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

29 SOROT Data-data tersebut menunjukkan proporsi usia sekolah dan dewasa yang rentan terhadap Difteri cukup tinggi. Mereka semua perlu divaksinasi Difteri. Namun, berhubung imunisasi Difteri untuk orang dewasa tidak ditanggung oleh negara, masyarakat diharapkan melakukan vaksinasi Difteri secara mandiri dengan biaya sendiri di pusat layanan kesehatan terdekat. Mengapa orang dewasa di Indonesia rentan terkena Difteri? Iris menjelaskan karena vaksin Difteri baru mulai digunakan di Indonesia tahun 1976, maka bisa dipastikan orang-orang yang lahir sebelum tahun 1976 atau mereka yang sekarang ini berusia di atas 40 tahun belum terlindungi sama sekali dengan vaksin Difteri. Dosis vaksin Difteri untuk orang dewasa tergantung pada riwayat vaksin yang mereka terima. Menurut Iris, Bagi orang yang belum pernah mendapatkan vaksin Tetanus dan Difteri sebelumnya, harus mendapatkan vaksinasi lengkap tiga dosis seri primer dari Difteri dan Toksoid Tetanus (Td). Dua dosis awal diberikan dengan jarak minimal 4 minggu dan dosis ketiga diberikan dalam kurun waktu 6 12 bulan setelah dosis pertama (urutannya 0, 1, 6 bulan). Satu dosis Td dapat diganti dengan Tdap pada salah satu dari 3 dosis seri primer. Setelah itu dapat dilanjutkan dengan booster setiap 10 tahun sekali. Booster adalah suatu tindakan aktif yang dilakukan berupa memasukkan antigen ke dalam tubuh yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan sistem imun untuk membunuh antigen tersebut atau mengingatkan kembali memori sistem imun tentang antigen tersebut. Imunisasi Difteri ini perlu diberikan pada semua orang dewasa, utamanya kepada para petugas poli atau perawatan anak, petugas poli atau perawatan THT (telinga, hidung, tenggorokan), petugas IGD (Instalasi Gawat Darurat), serta guru dan pendamping anak. Pemberian Vaksin Difteri dilakukan dengan cara disuntikkan pada lengan tangan daerah deltoid lengan atas secara intramuskuler dengan dosis 0,5 ml. Hal ini dilakukan karena vaksin yang mengandung adjuvan apabila disuntikkan secara intradermal atau subkutan dapat menimbulkan ritasi lokal (reaksi inflamasi). JADWAL IMUNISASI Selain vaksin Difteri, orang dewasa juga memerlukan vaksinasi lain untuk melindungi dirinya dari berbagai penyakit berbahya. Iris mengatakan mendapatkan vaksin bagi kesehatan sama pentingnya dengan menjaga pola makan dan berolahraga. Ada banyak jenis vaksin yang bisa memperkuat imuntas tubuh dan melindungi seseorang dari penyakit mematikan. Contohnya, vaksinasi Human Pailloma Virus (HPV) dapat melindungi perempuan dari kanker serviks dan vaksinasi Heptitits A dan B yang membantu pencegahan kanker hati. Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI sudah menerbitkan rekomendasi Jadwal Imunisasi Dewasa Tahun 2017 yang dapat dijadikan panduan bagi pasien maupun klinisi dalam melakukan imunisasi. Terkait pelaksanaan imunisasi dewasa ini, ada beberapa hal yang mengemuka. Pertama, edukasi tentang imunisasi perlu terus dilakukan karena masih banyak masyarakat mempercayai informasi yang sumir tentang imunisasi yang berdampak timbulnya keengganan bagi msyarakat untuk memproteksi diri dan keluarganya. Masyarakat perlu dijelaskan efek samping imunisasi tidak seburuk yang dibayangkan. Bahwa manfaat yang akan diperoleh dari imunisasi jauh lebih besar dari efek samping yang ditimbulkannya. Kedua, dari sisi klinisi, para dokter dituntut meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam penanganan imunisasi ini. Terutama tahu bagaimana menyuntikkan vaksin dengan benar, karena beda vaksin berbeda pula cara pemberiannya. Jangan sampai salah suntik, bisa (dianggap) mal praktik, tandas Iris mengingatkan. halo INTERNIS Vaksin Tdap atau Td dapat diberikan pada saat booster. Jika orang dewasa sudah pernah mendapat imunisasi tetanus dan difteri sebelumnya, booster diberikan setiap 10 tahun sekali. Satu dosis Td dapat diganti dengan Tdap pada dosis booster. Untuk wanita hamil vaksinasi Td diberikan pada trimester kedua atau ketiga jika pasien mendapatkan vaksinasi Tetanus dan Difteri lebih dari 10 tahun sebelumnya. Jika wanita hamil tersebut mendapatkan vaksinasi Td kurang dari 10 tahun, maka vaksinasi Tdap diberikan secepatnya pada saat postpartum. Pada orang dewasa diberikan vaksin Td. Efek sampingnya bisa pegal dan bengkak. Tapi tidak apa-apa, akan hilang dalam 3-7 hari, kata Iris. JENIS-JENIS VAKSIN DIFTERI DPT atau DPT : Vaksin DTP berisi sel bakteri Pertusis utuh dengan ribuan antigen di dalamnya, termasuk antigen yang tidak diperlukan. DTaP : DTaP berisi bagian bakteri pertusis yang tidak utuh, hanya mengandung sedikit antigen yang dibutuhkan saja. DT : hanya terdiri dari toksoid difteri (D) dan tetanus (T) yang khusus ditujukan untuk anak yang memiliki reaksi alergi terhadap vaksin pertusis. Td dan Tdap : Td (tetanus dan difteri) dan Tdap (tetanus, difteri dan aselular pertusis) merupakan jenis vaksin lanjutan yang diberikan setelah anak mendapat serangkaian vaksinasi awal (DTaP atau DT) secara lengkap. Sumber: mediskus.com Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 29

30 SOROT JADWAL IMUNISASI DEWASA REKOMENDASI SATGAS IMUNISASI DEWASA PAPDI TAHUN 2017* KELOMPOK USIA VAKSIN Influenza (Flu) 1 Tetanus, diphteria, pertusis (Td/Tdap) tahun tahun tahun tahun tahun 65 tahun Quadrivalent/Trivalent 1 dosis setiap Tahun 1 dosis booster Td/Tdap diberikan setiap 10 tahun Varisela 3 Human Papilloma Virus (HPV) untuk perempuan 4 Human Papilloma Virus (HPV) untuk laki-laki 5 Zoster 6 Measles/Campak, Mumps/Gondongan, dan Rubella/Campak Jerman (MMR) 7 Pneumokokal Konjugat 13-valent (PCV-13)/Pneumokok 8 Pneumokokal Polisakarida (PPSV23)/ Pneumokok 9 Meningitis meningokokal 10 Hepatitis A 11 Hepatitis B 12 Hepatitis A dan Hepatitis B (kombinasi) 13 Hepatitis A dan Thypoid (kombinasi) 14 Thypoid Fever (Demam Tifoid) 15 2 dosis (bulan ke-0 & 4-8 minggu kemudian) 3 dosis HPV bivalent/quadrivalent (bulan ke-0, 1 atau 2 & 6) HPV quadrivalent 3 dosis (bulan ke-0, 2, 6) 1 dosis 1 atau 2 dosis (jeda minimum 28 hari) 1 dosis Wajib untuk jemaah haji dan umrah (1 dosis untuk 2 tahun) 2 dosis (bulan ke-0 dan 6-12) 3 dosis (bulan ke-0, 1, dan 6) 3 dosis (bulan ke-0, 1, dan 6) 1 dosis pertama kombinasi, selanjutnya dosis penguat mengikuti vaksin single dose 1 dosis untuk 3 tahun 1 dosis Yellow Fever (Demam Kuning) 16 Japanese Encephalitis (JE) 17 Rabies 18 Wajib bila akan bepergian ke Negara tertentu (1 dosis untuk 10 tahun) 1 dosis diberikan pasca gigitan hewan tersangka rabies 4 kali pemberian, hari ke-0 (2 dosis), hari ke-7 (1 dosis) & ke-21 (1 dosis) * Jadwal imunisasi Dewasa merupakan lanjutan dari Jadwal Imunisasi Anak. Informasi detail mengenai rekomendasi ini dapat di lihat pada catatan kaki. Diberikan kepada semua orang sesuai dengan kelompok usianya Diberikan hanya kepada orang yang memiliki risiko (misalnya : pekerjaan, gaya hidup, bepergian, dll.) Diberikan pada daerah endemis atau yang bepergian ke daerah tersebut Tidak ada rekomendasi REKOMENDASI VAKSINASI UNTUK ORANG DEWASA DENGAN INDIKASI MEDIS/KONDISI TERTENTU SATGAS IMUNISASI DEWASA PAPDI TAHUN 2017 * VAKSIN INDIKASI Kehamilan Influenza Varicella (Cacar Air) Human Papillomavirus (HPV) untuk Perempuan Human Papillomavirus (HPV) untuk Laki-laki Zoster Measles/Campak, Mumps/Gondongan, Rubella/Campak Jerman (MMR) Pneumokokal Polisakarida (PPSV23)/Pneumokok usia 60 Pneumokokal Konjugat 13-valent (PCV13)/Pneumokok usia 50 Meningitis Meningokokal Hepatitis A Hepatitis B 1 atau 2 dosis Kondisi Imunokompromais (selain HIV) Kontraindikasi Kontraindikasi 1 dosis 2 dosis 3 dosis * Jadwal Imunisasi Dewasa merupakan lanjutan dari Jadwal Imunisasi Anak. Informasi detail mengenai rekomendasi ini dapat dilihat pada catatan kaki Infeksi HIV (berdasarkan hitung limfosit T CD4+) < 200 sel/ul 1 dosis Men Who Have Sex with Men (MSM) Penyakit Jantung, Penyakit Paru Kronik, Alkoholisme Kronik Asplenia (termasuk splenektomi elektif & defisiensi komponen komplemen persisten) 1 dosis 1 atau 2 dosis Penyakit Hati Kronik Gagal Ginjal, Penyakit Ginjal Stadium Akhir, Pasien Hemodialisis Diabetes 1 dosis Tdap Tetanus, Difteri, Pertusis (Td/Tdap) untuk setiap 1 dosis menggunakan Tdap & 2 dosis menggunakan Td. Selanjutnya 1 dosis booster Td diberikan setiap 10 tahun kehamilan Kontraindikasi 2 dosis 3 dosis sampai usia 26 tahun 3 dosis sampai usia 55 tahun 3 dosis sampai usia 26 tahun 3 dosis sampai usia 21 tahun 1 atau 2 dosis 1 atau 2 dosis 1 dosis setiap tahun 1 atau 2 dosis 1 dosis 1 dosis 1 dosis 1 dosis 1 dosis 1 dosis 1 dosis 2 dosis 2 dosis 2 dosis 2 dosis 3 dosis 3 dosis 3 dosis Diberikan kepada semua orang sesuai dengan kelompok usianya Diberikan hanya kepada orang yang memiliki faktor risiko (misalnya: pekerjaan, gaya hidup, bepergian, dll) Tidak ada rekomendasi Petugas kesehatan 1 atau 2 dosis 30 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

31 SOROT Catatan Kaki - Jadwal Imunisasi Dewasa, Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI Tahun Influenza Semua orang dewasa dianjurkan untuk vaksinasi Influenza satu kali setiap tahun. Beberapa kelompok/kondisi yang sangat dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi Influenza : gangguan sistem pernapasan kronik, penyakit ginjal kronik, gangguan kardiovaskular (gagal jantung, penyakit jantung koroner, sindroma koroner akut, hipertensi, aritmia, gangguan katup jantung, defek kongenital), diabetes melitus, imunokompromais (HIV/AIDS, kanker, dll), kanker, anemia/ hemoglobinopati, obesitas morbid, lansia, karyawan/pekerja, tenaga kesehatan, perokok, pelancong (traveller), orang yang tinggal di panti jompo/tempat penampungan, dan calon jemaah haji/umrah. Vaksin Influenza juga dianjurkan bagi semua ibu hamil. Vaksin Influenza dapat diberikan sepanjang tahun. Vaksin Influenza tersedia dalam bentuk Trivalent dan Quadrivalent. 2 Tetanus, Difteri, Pertusis (Td/Tdap) Pemberian booster Td/Tdap sangat penting sehubungan dengan wabah Difteri yang terjadi di beberapa daerah dan waning immunity pascavaksinasi Pertusis. Orang dewasa menggunakan Vaksin Td/Tdap, yang merupakan vaksin DTP dengan reduksi antigen Difteri dan Pertusis. Tdap menggunakan komponen pertusis aseluler (bukan whole-cell), sehingga kurang reaktogenik. Untuk mencegah Tetanus Neonatorum, status imunisasi Tetanus bagi WUS (Wanita Usia Subur) dan calon pengantin perempuan juga harus diperhatikan. 3 Varicella (Cacar Air) Vaksin Varicella merupakan vaksin hidup. Semua orang dewasa yang tidak terbukti pemah mengalami Cacar Air atau tidak memiliki kekebalan terhadap Varicella, dianjurkan untuk vaksinasi. Manifestasi klinis Cacar Air pada orang dewasa umumnya leblh berat daripada a nak-anak. Sangat dianjurkan bagi tenaga kesehatan. Varicella dapat menyebabkan cacat janin bila infeksi primer terjadi pada trimester pertama kehamilan, sehingga dianjurkan diberikan sebelum menikah/hamil. Diperlukan waktu minimal 4 minggu untuk boleh hamil setelah vaksinasi terakhir. Jangan berikan kepada ibu hamil. 4 Human Papillomavirus (HPV) untuk Perempuan Vaksinasi HPV untuk perempuan dapat menggunakan vaksin HPV bivalent atau quadrivalent. Waktu pemberian terbaik untuk memperoleh efektivitas maksimal adalah usia 9-26 tahun dan/atau sebelum aktif secara seksual. Vaksin dapat diberikan hingga usia 55 tahun. Vaksinasi tidak menggantikan Pap Smear/IVA yang tetap harus dilakukan minimal setiap 3 tahun untuk deteksi dini. Tidak direkomendasikan untuk ibu hamil. 5 Human Papillomavirus (HPV) untuk Laki-laki Vaksinasi HPV untuk laki-laki hanya menggunakan vaksin HPV quadrivalent. Untuk usia 9-21 tahun, vaksin diberikan kepada semua individu. Untuk usia tahun, vaksin terutama diberikan kepada individu homoseksual yang belum vaksinasi. Individu nonhomoseksual juga dapat menerima vaksinasi hingga usia 26 tahun. 6 Zoster Berikan 1 dosis vaksin Zoster kepada semua individu berusia 60 tahun ke atas; dengan atau tanpa episode Zoster sebelumnya. Vaksin Zoster merupakan vaksin hidup. 7 Measles/Campak, Mumps/Gondongan, Rubella/Campak Jerman (MMR) Vaksin MMR merupakan vaksin hidup. Sangat dianjurkan bagi tenaga kesehatan, pelancong, dan orang yang tinggal di asrama, lingkungan padat, dan saat terjadi wabah. Bila belum pernah diberikan vaksin pada masa kanak-kanak maka diberikan 2 dosis MMR. Bila sudah pernah, diberikan 1 dosis MMR saja. Dosis kedua diperlukan karena 2-5% populasi normal tidak merespons 1 dosis MMR. Vaksin MMR dapat mencegah Sindroma Rubella Kongenital, berikan kepada perempuan sebelum menikah/hamil. Diperlukan waktu minimal 4 minggu untuk boleh hamil setelah vaksinasi terakhir. Jangan berikan kepada ibu hamil. 8 Pneumokokal Konjugat 13-valent (PVC13)/Pneumokok Vaksinasi semua orang berusia 50 tahun ke atas. Bila belum pernah mendapatkan vaksin Pneumokok, anjurkan pemberian PCV13 terlebih dahulu lalu ditambahkan PPSV23 dengan jeda minimal 1 tahun setelah pemberian PCV13. Vaksinasi seluruh calon jemaah haji dan umrah, perlu diperhatikan agar vaksinasi telah memberikan proteksi sebelum jemaah haji / umrah berangkat. Bila sebelumnya sudah pernah mendapat vaksinasi PPSV23, berikan vaksin PCV13 dengan jeda minimal 1 tahun setelah pemberian vaksin PPSV23. 9 Pneumokokal Polisakarida (PPSV23)/Pneumokok Vaksinasi semua orang berusia 60 tahun ke atas Vaksinasi seluruh calon jemaah haji dan umrah, perlu diperhatikan agar vaksinasi telah memberikan proteksi sebelum jemaah haji/umrah berangkat. Bila sudah pernah mendapatkan vaksin PPSV23, dianjurkan pemberian PCV13 dengan jeda minimal 1 tahun sesudah pemberian PPSV Meningitis Meningokokal Vaksinasi Meningitis Meningokokal tidak diberikan secara rutin. Vaksin ini hanya diberikan kepada calon jemaah haji/umrah dan calon pelancong ke negara-negara tertentu, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Vaksin ini boleh diberikan kepada ibu hamil (dengan pertimbangan manfaat yang diperoleh lebih besar dari risiko) dan ibu menyusui. 11 Hepatitis A Vaksin ini dianjurkan untuk semua individu. Perhatian khusus harus diberikan kepada pelancong dan penjamah makanan (food handler) 12 Hepatitis B Vaksinasi semua orang dewasa tanpa terkecuali; dianjurkan untuk memeriksa HbsAg terlebih dahulu. Perhatian khusus harus diberikan kepada kelompok risiko tinggi: tenaga kesehatan, pengguna Narkoba, orang dengan partner seksual multiple, kondisi imunokompromais, pasien dengan gangguan hati kronik dan pasien dengan gangguan ginjal kronik termasuk yang sedang hemodialisis. Khusus pada individu imunokompromais atau pasien hemodialisis, berikan vaksin 2 dosis (2 x 20μg/ml) setiap kali penyuntikan pada bulan 0, 1, 2 dan 6. Pada individu imunokompeten, tidak ada rekomendasi untuk memberikan dosis penguat (booster). Pada individu imunokompromais, pemeriksaan titer antibodi anti-hbs pasca vaksinasi dilakukan secara berkala (booster diberikan bila titer 10 miu/ml) Perlu diingat terdapat fenomena responder dan nonresponder. Pada individu imunokompeten, pemeriksaan titer antibodi anti-hbs pasca vaksinasi dilakukan pada 1-3 bulan setelah vaksinasi terakhir (protektif bila titer 10 miu/ml). Pemeriksaan yang dilakukan lebih dari 6 bulan pascavaksinasi kurang memiliki manfaat dan dapat menimbulkan kesalahan interpretasi. 13 Hepatitis A dan Hepatitis B (Kombinasi) Bila tersedia, gunakan vaksin kombinasi Hepatitis A dan Hepatitis B. Selain lebih ekonomis, kesempatan untuk meningkatkan cakupan imunisasi lebih besar. 14 Hepatitis A dan Typhoid (Kombinasi) Vaksin kombinasi diberikan sebagai dosis pertama. Untuk dosis berikutnya digunakan vaksin Hepatitis A dan Typhoid terpisah sesuai jadwal masing-masing (yaitu Hepatitis A pada bulan ke 6-12 dan Typhoid setiap 3 tahun). 15 Thypoid Fever (Demam Tifoid) Sebagai negara endemis, vaksin ini dianjurkan untuk semua orang dengan atau tanpa riwayat Demam Tifoid. Pengulangan vaksin diberikan setelah 10 tahun Pasien yang sudah divaksinasi akan mendapat International Certificate of Vaccination or Prophylaxis (kartu kuning) 16 Yellow Fever (Demam Kuning) Vaksin Yellow Fever merupakan vaksin hidup. Vaksin Yellow Fever tidak diberikan secara rutin. Vaksin ini hanya diberikan kepada calon pelancong ke negara-negara tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 17 Japanese encephalitis (JE) Vaksin Japanese encephalitis (JE) diberikan pada seseorang yang akan bepergian ke daerah endemik JE. 18 Rabies Vaksin diberikan sebagai post-exposure prophylaxis. Vaksin tersedia di Rumah Sakit dan Puskesmas yang sudah ditunjuk sebagai Rabies Center / Pusat Layanan Gigitan Hewan Tersangka Rabies. Untuk memperoleh Informasi lengkap mengenai imunisasi dewasa, dapat dilihat pada buku "Pedoman Imunisasi pada Orang Dewasa 2012", yang disusun oleh Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI. Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 31

32 SOROT IMUNOTERAPI DAN KESENJANGAN AKSES PENGOBATAN KANKER Para ahli kanker dunia sedang mengembangkan metode pengobatan kanker terbaru, yang dinamakan imunoterapi. Di sisi lain, lembaga kanker dunia terus berupaya mengatasi kesenjangan akses pengobatan kanker yang membuat angka kematian akibat penyakit ini tetap tinggi. Kanker masih dianggap sebagai penyakit yang mengancam nyawa. Kasus kematian akibat kanker, terutama di negara-negara berkembang, termasuk tinggi. Angka penderitanya pun terus bertambah dari tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) mencatat terdapat 14 juta kasus kanker baru di dunia pada 2012, dan sebanyak 8,2 juta kasus di antaranya meninggal dunia akibat kanker. Di Indonesia sendiri, data Riset Kesehatan Dasar Balitbangkes Kementerian Kesehatan menunjukkan pada tahun 2013 prevalensi penderita kanker di Indonesia sebanyak 0,14%. Sedangkan di negara maju, angka penderita kanker sudah menurun dikarenakan sudah tumbuh kesadaran untuk melakukan deteksi dini kanker, di samping metode pengobatannya sudah semakin maju pula. Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP, Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) sekaligus Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menyebutkan selama ini penanganan penyakit kanker dilakukan dengan 3 cara, yakni pembedahan, kemoterapi dan radioterapi. Sekarang ini di dunia sedang dikembangkan paradigma baru pendekatan kanker yang dilakukan secara imunologis, yakni dengan mengenali sifat-sifat kanker tersebut. Dari paradigma ini lahir metode pengobatan kanker yang disebut imunoterapi. Pada imunoterapi sasaran terapinya diarahkan pada sistem imun tubuh penderita kanker, sehingga dapat dikontrol oleh sistem imun pasien penderita kanker itu sendiri. Imunoterapi bukanlah sebuah penemuan di bidang kanker, namun hasil sebuah proses dan pengumpulan pengetahuan dari perkembangan penanganan kanker selama ini. Ada satu atau dua obat yang sudah muncul. Dulu sudah ada pengobatan macam ini, tapi masih dalam tahap yang lebih sederhana, jelas Aru. Menurut Aru, penerapan imunoterapi ini di kalangan dunia masih dalam tahap awal. Para ahli pengobatan kanker di Indonesia juga dalam taraf mempelajarinya. Karena masih dalam tahap awal, Indonesia sendiri masih belajar. Kita masih belum sejajar dengan negara-negara lain untuk imunoterapi ini. Karena dunia pun harus belajar ini, imbuhnya. Karena imunoterapi masih dalam tahap perkembangan, Aru menegaskan metode lama yang umumnya dipakai dalam penanganan penyakit kanker masih dianggap penting untuk bisa menyerang selsel kanker. Namun memang ada persoalan dari segi biaya. Pengobatan kanker membutuhkan biaya yang sangat mahal. Dan ini menjadi kendala bagi umumnya pasien kanker di Indonesia. Walau pun sebagian biaya sudah ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, namun tetap saja tidak ter-cover semua. Biaya masih jadi kendala. BPJS juga 32 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

33 SOROT Ilmu pengetahuan dan teknologi pengobatan kanker telah berkembang pesat, tetapi sayang akses untuk mendapatkan pengobatan ini tidak merata. sekarang kerepotan dengan biaya itu (kanker). Apalagi kanker sekarang sudah jadi penyakit mematikan urutan nomer dua setelah jantung, kata Aru. KESENJANGAN AKSES Lembaga Kanker Dunia Union for International Cancer Control (UICC) mengamati ada persoalan besar yang meliputi penanganan kanker di dunia saat ini. Ilmu pengetahuan dan teknologi pengobatan kanker telah berkembang pesat, tetapi sayang akses untuk mendapatkan pengobatan ini tidak merata, sehingga angka kematian akibat kanker masih tetap tinggi. Dalam situs yang di-up date tanggal 8 Maret 2018, diungkapkan saat ini, diperkirakan di dunia terdapat 8,8 juta kematian akibat kanker setiap tahunnya. Sekitar 70% dari insiden tersebut terjadi pada negara-negara dengan pendapatan rendah sampai menengah. Kematian akibat kanker juga dialami oleh negara-negara yang memiliki perekonomian yang baik, namun umumnya terfokus pada populasi tertentu, seperti penduduk asli, imigran, pengungsi, masyarakat pedesaan dan berpenghasilan rendah. Contoh konkret dari sebuah kesenjangan akses terhadap pengobatan kanker terlihat pada akses untuk mendapatkan layanan radioterapi yang merupakan metoda utama pengobatan kanker. Sekitar 90% pasien kanker di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah memiliki akses terbatas pada radioterapi. Di negara China misalnya, akses terhadap radioterapi berbeda pada setiap provinsi. Hal yang sama juga terjadi di negara maju. Di Inggris akses terhadap jenis perawatan radioterapi canggih Intensity Modulated Radiotherapy tergantung dimana pasien tinggal. Menyikapi kesenjangan akses pengobatan Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP kanker ini, pada peringatan Hari Kanker Sedunia tanggal 4 Februari 2018 lalu UICC meluncurkan kampanye Treatment for All (Perawatan untuk Semua). Kampanye ini merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan target berkurangnya kematian akibat kanker hingga 25% di tahun Melalui kampanye ini UICC mengajak negara-negara di dunia untuk mendukung terlaksananya empat pilar pengobatan kanker, yakni: 1. Memperbaiki kualitas data kanker untuk kepentingan kesehatan masyarakat. 2. Meningkatkan jumlah orang yang dapat melakukan deteksi dini kanker dan mendapatkan diagnosa kanker yang akurat. 3. Memberikan pengobatan tepat waktu dan bermutu untuk penyakit dini dan metastasis untuk semua orang. 4. Menyediakan layanan perawatan dasar yang mendukung dan paliatif untuk semua orang. KITA BISA, AKU BISA Indonesia memperingati Hari Kanker Sedunia dengan mengusung tema Kita Bisa. Aku Bisa yang mengandung makna bahwa dalam menyikapi dan melakukan pendekatan terhadap kanker, siapa pun bisa melakukan itu baik sebagai suatu kelompok atau sebagai pribadi. Pengobatan yang optimal dan ketersediaan fasilitas terapi, khususnya untuk penyakit kanker, adalah hak setiap warga negara. Angka kejadian kanker di Indonesia hanya dapat diturunkan melalui kepedulian serta kesadaran masyarakat akan kebiasaan hidup yang sehat dan melakukan deteksi dini, ujar Aru. Puncak peringatan Hari Kanker Sedunia di Indonesia dipusatkan di Semarang, dengan menggelar acara fun run berjudul Run Against Cancer sepanjang km. Kegiatan berlangsung tanggal 4 Februari 2018, dimulai pukul 05.30, dengan starting dan finish point di Balaikota Semarang. Pada kegiatan tersebut, masyarakat diajak untuk mengikuti pola hidup CERDIK yaitu: - Cek kesehatan secara rutin. - Enyahkan asap rokok. - Rajin olahraga. - Diet seimbang. - Istirahat cukup. - Kelola stres. Membiasakan diri melakukan pola hidup CERDIK, sangat membantu masyarakat terhindari dari dampak buruk penyakit kanker. Semakin dini kanker diketahui dan ditangani dengan tepat, peluang kesembuhannya semakin besar. halo INTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 33

34 SOROT Jelang Pilkada MENAKAR KESEHATAN CALON PIMPINAN DAERAH Setiap calon kepala daerah yang akan bertarung di Pilkada, seyogyanya memiliki tubuh dan jiwa yang sehat. Pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh menjadi instrumen andalan untuk membuktikannya. Tahun politik. Begitulah sebutan untuk tahun 2018 ini. Maklum, pada tanggal 27 Juni mendatang sebanyak 171 daerah akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak. Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) sudah menetapkan, bahwa terdapat 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten akan menentukan pimpinan tertinggi daerah masing-masing melalui pemilihan langsung. Sebelum Pemilihan Umum dilaksanakan, masing-masing calon kepala daerah yang bertarung berikut dengan pasangannya calon wakil kepala daerah, diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh. Landasan hukum dari ketentuan ini adalah Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pasal 58 butir 5 menyatakan bahwa calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah harus memenuhi syarat Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim dokter. 34 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

35 SOROT Keilmuan internis ini menurut saya yang paling pas untuk melakukan evaluasi kesehatan kepada calon-calon kepala daerah atau kepala negara. Jadi internis ini profesi yang bisa melihat kesehatan secara keseluruhannya. dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA Latar belakang ketentuan ini tercantum dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 231/PL Kpt/06/KPU/XII/2017 tentang Petunjuk Teknis Standar Kemampuan Jasmani dan Rohani serta Standar Pemeriksaan Kesehatan Jasmani, Rohani, dan Bebas Penyalahgunaan Narkotika dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota. Bahwa kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah warga negara pilihan yang memiliki tanggung jawab yang besar, sehingga memerlukan status kesehatan tertentu agar mampu melaksanakan tugastugasnya, demi kepentingan negara dan bangsanya. Status kesehatan tersebut harus dinyatakan oleh suatu tim medis yang profesional dan impartial (assessing physicians) yang dibentuk secara resmi dan khusus untuk itu, yang anggotanya terdiri dari para dokter ahli yang kompeten dan memiliki kredibilitas tinggi di lingkungan profesinya. Pembentukan Tim Pemeriksa Kesehatan ini melibatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI), dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Menurut dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA dari Divisi Kardiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, kerja sama dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD, K-Ger, FINASIM KPU dengan IDI dan pihak lain dalam pemeriksaan kesehatan calon kepala daerah ini untuk mendapatkan data, apakah calon kepala daerah bisa memimpin daerahnya kelak tanpa ada penyakit yang bisa menganggu. Contohnya penyakit stroke dan gangguan penglihatan yang akan membuat yang bersangkutan terganggu saat bekerja menunaikan tugasnya. Dalam hal ini, status kesehatan yang tidaklah harus bebas dari penyakit, impairment ataupun kecacatan, melainkan setidaknya mereka harus dapat melakukan kegiatan fisik sehari-hari secara mandiri tanpa hambatan yang bermakna dan tidak memiliki penyakit yang diperkirakan akan mengakibatkan kehilangan kemampuan fisik dalam 5 (lima) tahun ke depan. Selain itu juga untuk memastikan para calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah memiliki kesehatan jiwa sedemikian rupa, sehingga tidak kehilangan kemampuan dalam melakukan observasi, menganalisis, membuat keputusan dan mengkomunikasikannya. Istilahnya disabilitas medik. Disabilitas medik mempunyai pengertian suatu keadaan kesehatan yang dapat menghambat atau meniadakan kemampuan dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah. Jadi intinya, pemeriksaan kesehatan ini untuk memastikan ada atau tidak disabilitas medik yang nantinya akan menjadi masalah, jika seseorang berhasil menang dalam Pilkada. Kalau cuma pernah stroke tapi masih bisa memimpin silahkan saja. Orang yang pernah kena polio saja boleh kok. Yang tidak boleh jika penyakitnya nanti bakal mengganggu keseharian dia dalam bekerja. Misalkan, mau tidur saja susah, sesak napas. Masa cuma duduk tok, bagaimana bisa memimpin. Kalau ngurusin badan saja sudah setengah mati, apalagi urus orang lain, tutur Ika. ILMU INTERNIS Keilmuan internis sangat diperlukan dalam pemeriksaan kesehatan calon kepala daerah. Hal ini diungkapkan dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD, K-Ger, FINASIM, dari Divisi Geriatri, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Menurutnya secara umum pemeriksaan kesehatan terhadap bakal calon pemimpin tidak ada bedanya dengan masyarakat biasa. Hanya saja ada beberapa hal atau prediksi lain yang terkait dengan beberapa masalah kesehatan. Misalkan bicara tentang penyakit dalam, kita bisa kaitkan dengan usia seseorang. Seorang internis bisa melihat pada kemampuankemampuan calon kepala daerah dalam waktu 4 atau 5 tahun ke depan. Keilmuan internis ini menurut saya yang paling pas untuk melakukan evaluasi kesehatan kepada calon-calon kepala daerah atau kepala negara. Bahwa memang ada fokus-fokus tertentu itu bisa dilakukan tapi sesuai kebutuhan. Jadi internis ini profesi yang bisa melihat kesehatan secara keseluruhan. Melibatkan seorang internis pada hal-hal seperti ini menurut saya jadi hal yang sangat penting sekali, urainya. DUA KESIMPULAN Setelah pemeriksaan kesehatan tuntas dilakukan, Tim Pemeriksa Kesehatan melakukan rapat pleno untuk menentukan kesimpulan. Ada dua kesimpulan yang dapat ditarik. Pertama, jika pada calon Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 35

36 SOROT tidak ditemukan disabilitas, maka ia dinyatakan memenuhi syarat secara kesehatan jiwa dan/atau jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Kedua, jika pada calon ditemukan salah satu disabilitas, maka ia dinyatakan tidak memenuhi syarat secara kesehatan jiwa dan/atau jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Dalam kaitannya dengan rahasia kedokteran, rekam medis hasil pemeriksaan kesehatan disimpan di rumah sakit tempat pemeriksaan dilakukan dan kesimpulannya diserahkan kepada KPU Daerah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pilkada. Hasil kesehatan tentu saja haknya pasien, haknya orang tersebut. Tapi kalau bicara tentang orang yang bakal jadi calon pimpinan daerah atau negara, tentu (berkaitan dengan hasil) pemeriksaan kesehatan dia, tentunya harus ada aturannya sendiri, ujar Edy. Alangkah sayangnya bila ada calon kepala daerah yang kompeten justru terkendala dengan masalah kesehatan. Akhirnya tidak bisa mengikuti kontestasi lantaran hasil pemeriksaaan kesehatannya menunjukkan nilai merah. Karenanya Edy mengatakan sebaiknya seorang calon pemimpin itu sudah melakukan persiapan kesehatan secara baik sejak masih muda. Sebenarnya anjuran ini berlaku bagi siapa saja. Bahwa kesehatan itu perlu dipupuk sejak usia dini. Di usia paruh baya adalah masa untuk memanennya. Seorang pemimpin tentu akan lebih baik jika ia sudah melakukan persiapan kesehatan secara baik sejak ia masih muda. Tak hanya bakal calon pemimpin, masyarakat biasa pun seharusnya bisa menjaga kesehatannya sejak ia masih usia dini. Mau calon pemimpin pilkada atau siapa pun, kalau ingin kesehatan secara optimal tentu dia harus siapkan sejak ia masih muda. Tak hanya kesehatan, namun harus komprehensif menyangkut sisi psikologisnya, kognitif, kemampuan analisa dan lainnya, tutur Edy. halo INTERNIS JENIS-JENIS PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON PIMPINAN DAERAH Pemeriksaan kesehatan calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah menggunakan protokol yang sesuai dengan standar profesi kedokteran, yakni meliputi pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut: a. Anamnesis dan analisis riwayat kesehatan b. Pemeriksaan jiwa (psikiatri) c. Pemeriksaan jasmani: 1. Penyakit Dalam 2. Jantung dan pembuluh darah 3. Paru 4. Bedah 5. Urologi 6. Ortopedi 7. Obstetri ginekologi 8. Neurologi 9. Mata 10. Telinga hidung dan tenggorok, kepala leher 11. Gigi dan Mulut d. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan penunjang Wajib a. Ultrasonografi abdomen b. Elektrokardiografi dan Treadmill Test c. Ekokardiografi d. Foto roentgen thoraks e. Spirometri f. Audiometri Nada Murni g. USG transvaginal (bagi calon perempuan) h. Opthalmoscope direct, Refracting unit i. Pemeriksaan Fungsi Luhur (MMSE+MOCA INA) j. USG Carotis 2. Pemeriksaan penunjang atas indikasi a. MRI fungsional b. MRI kepala tanpa kontras/ dengan kontras c. MSCT dari thoraks hingga pelvis d. MSCT kardial e. Mammografi/USG payudara f. Kardioangiografi g h i j k l m n o p Doppler Karotis dan MRA Sidik perfusi nuklir jantung EEG Biopsi aspirasi jarum halus-19- Foto Polos ekstremitas, tulang belakang dan panggul Non Contact Tonometri Pemeriksaan Lapang Pandang Foto fundus retina Transcranial droppler Lain-lain sesuai indikasi e. Pemeriksaan laboratorium: Sumber: 1. Pemeriksaan darah dan urin. a. Hematologi lengkap b. Urinalisis lengkap c. Tes faal hati d. Tes faal ginjal e. Profil lipid f. GD Puasa, 2 jam pp, HBA 1C g. Hepatitis: HBs Ag, Anti HCV h. Anti HIV i. VDRL-TPHA j. PSA 2. Papsmear: sitologi bagi calon yang perempuan. 3. Petanda tumor lain atas indikasi Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 231/PL.03.1-Kpt/06/KPU/ XII/2017 tentang Petunjuk Teknis Standar Kemampuan Jasmani dan Rohani serta Standar Pemeriksaan Kesehatan Jasmani, Rohani, dan Bebas Penyalahgunaan Narkotika dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota. 36 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

37 SOROT Calon Kepala Daerah dianggap lulus tes kesehatan bilamana kesimpulan hasil pemeriksaan kesehatannya menunjukkan yang bersangkutan mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dalam arti yang bersangkutan bebas dari kondisi disabilitas medik. Disabilitas medik mempunyai pengertian suatu keadaan kesehatan yang dapat menghambat atau meniadakan kemampuan dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Disabilitas medis yang dimaksud adalah: 1. Disabilitas-medik dalam kesehatan jiwa: a. mengidap psikosis (gangguan skizofrenia, gangguan mood dengan gambaran psikotik, gangguan waham menetap, gangguan psikotik akut); b. mengidap neurosis berat; c. mengidap retardasi mental maupun gangguan intelektual berat lain; dan d. mengidap gangguan kepribadian 2. Disabilitas-medik dalam kesehatan jasmani: a. Sistem saraf: 1. Disabilitas-medik motorik dengan scala Rankin Dimodifikasi dengan nilai >2 kurang dari dua), misalnya pada Distrofia Muskulorum Progresiva, Myastenia Gravis berat. 2. Disabilitas-medik keseimbangan dan koordinasi. 3. Gangguan single domain kognitif berat yang tidak dapat dikoreksi, meliputi gangguan salah satu dari fungsi: a) atensi b) bahasa c) memori DISABILITAS MEDIK d) visuospasial e) fungsi eksekutif 4. Gangguan multi domain kognitif berat yang tidak dapat dikoreksi. b. Sistem jantung dan pembuluh darah: 1. Gangguan jantung/pembuluh darah dengan risiko mortalitas dan morbiditas jangka pendek yang tinggi dan tidak dapat dikoreksi; 2. Gangguan kardiovaskular simtomatik yang sukar diatasi dengan farmako-terapi atau intervensi bedah atau nonbedah; 3. Disabilitas-medik akibat toleransi/kemampuan fisik yang rendah c. Sistem pernapasan: 1. Gangguan pernapasan dengan derajat obstruksi berat dan restriksi berat; 2. Menderita kanker paru, termasuk metastasis d. Bidang penglihatan: 1. Tajam penglihatan jauh dengan koreksi masih lebih buruk dari 6/18 dan/atau tajam penglihatan dekat dengan koreksi masih lebih buruk dari Jaeger 2 pada mata terbaik. 2. Lapang pandangan kurang dari 20 (dua puluh) derajat. 3. Diplopia yang tidak dapat dikoreksi. 4. Kelainan organik sebagai akibat penyakit lain yang dideritanya sehingga mengakibatkan keterbatasan dalam melakukan pekerjaan. e. Bidang telinga hidung tenggorokkepala leher: 1. Tuli yang tidak dapat dikoreksi dengan alat bantu dengar Sumber: setelah dilakukan pemeriksaan audiometri nada murni. 2. Disfonia ( gangguan suara ) berat yang menetap, sehingga menyulitkan untuk komunikasi verbal. a. Sistem hati dan pencernaan: Gangguan fungsi hati berat (dekompensasi hati). b. Sistem urogenital (ginjal dan saluran kemih): Gangguan fungsi ginjal berat yang memerlukan dialisis termasuk CAPD dan hemodialysis. c. Sistem muskuloskeletal (alat gerak): Gangguan fungsi muskuloskeletal yang tidak dapat dikoreksi melalui skoring ADL (activity daily living) secara mandiri. d. Keganasan (kanker): kanker yang tidak dapat disembuhkan dan mengganggu kinerja. f. Disabilitas-medik di bidang gigi dan mulut: Tumor ganas rongga mulut. 3. Gangguan sendi rahang berat yang mengganggu fungsi. 4. Kista besar di rongga mulut yang mengganggu fungsi bicara dan menelan. 5. Kelainan kongenital dari mulut, gusi dan langit-langit yang setelah koreksi masih mengganggu fungsi suara dan bicara. 6. Gangguan phonetik berat. 7. Abses berat yang mengarah ke sepsis Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 231/PL.03.1-Kpt/06/KPU/ XII/2017 tentang Petunjuk Teknis Standar Kemampuan Jasmani dan Rohani serta Standar Pemeriksaan Kesehatan Jasmani, Rohani, dan Bebas Penyalahgunaan Narkotika dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota. Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 37

38 SOROT Pencapaian Akreditasi A Prodi Ilmu Penyakit Dalam PERTAHANKAN DAN TINGKATKAN! Setelah menjalani proses panjang yang membutuhkan waktu, tenaga, pikiran, dan ketelitian tinggi, akhirnya pada Januari 2018 seluruh Program Studi (Prodi) Ilmu Penyakit Dalam (IPD) di Indonesia berhasil mendapatkan status akreditasi A. The mission is complete. Satu pekerjaan besar besar rampung dituntaskan. Tapi itu bukan akhir, melainkan awal dari pekerjaan besar berikutnya, yakni melahirkan internis-internis berintegritas dan bermartabat yang mumpuni bersaing di kancah global. 38 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

39 SOROT mendapatkannya pada tanggal 4 Maret Terakhir adalah Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Airlangga, Surabaya yang memperoleh akreditasi A pada 26 Januari Akreditasi merupakan pengakuan terhadap suatu perguruan tinggi atau program studi, yang menunjukkan bahwa perguruan tinggi atau program studi tersebut dalam melaksanakan program pendidikan dan mutu lulusan yang dihasilkannya telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi yang ditetapkan negara, yakni LAM- PTKes. Akreditasi terdiri dari tiga macam, yakni C, B, dan A. Akreditasi C berarti cukup. Akreditasi B berarti baik. Sedangkan akreditasi A menunjukkan kualitas sangat baik. Akreditasi A menjadi incaran semua lembaga pendidikan, termasuk pendidikan kedokteran, khususnya Pendidikan Spesialis Penyakit Dalam, karena merupakan predikat tertinggi. Menurut Ketua Penjaminan Mutu dan Standarisasi Kolegium Ilmu Penyakit Dalam dr. IGP Suka Aryana, SpPD, K-Ger, FINASIM, akreditasi merupakan upaya penjaminan mutu dari program studi (prodi) pendidikan. Sistem akreditasi merupakan gabungan hampir semua aspek. Ada 7 standar yang dilihat, baik secara SDM, sistem, sarana prasarana, mutu penelitian, pendidikan, dan proses kurikulum. Semua standar itu terukur dan menjadi acuan untuk membuat sebuah program studi yang berkualitas. Sebelum ada akreditasi, penilaian kualitas program studi tidak mempunyai acuan yang jelas. Akreditasi merupakan upaya penjaminan mutu dari prodi (program studi) pendidikan, khususnya di penyakit dalam. Dengan mendapatkan akreditasi A, berarti mutu kita sudah memenuhi kualitas yang ditentukan sesuai standar yang ada. Kualitas itu ditentukan oleh lembaga yang mananya Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM PTKes). Jadi, mereka sudah membuat kriteria yang unggul seperti apa. Dan dengan akreditasi A ini berarti kita sudah memenuhi standar-standar yang dibuat, ujar Suka. Untuk mendapatkan akreditasi A, perlu persiapan yang matang. Proses persiapan itu memakan waktu sampai hitungan tahun. Penuh perjuangan dan pengorbanan, terutama dari segi waktu, tenaga, dan pikiran. Pencapaian akreditasi A ini bukan hanya mendatangkan rasa bangga dan bahagia, juga memberikan makna sangat positif bagi kemajuan program studiprogram studi yang menjalani prosesnya. Seperti yang diungkapkan Ketua Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Prodi IPD FK Unand) Padang, Dr. dr. Irza Wahid, SpPD, K-HOM, FINASIM, saat menuturkan pengalaman timnya dalam mencapai akreditasi A. Prodi IPD FK Unand Status Akreditasi Program Studi Ilmu Penyakit Dalam di Indonesia Indonesia memiliki 14 center Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang tersebar di berbagai daerah, di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi. Kini semua center ini telah mendapatkan akreditasi A dari Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM- PTKes). Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Udayana, Denpasar adalah yang pertama mendapatkannya pada tanggal 18 Juli Urutan kedua yang mendapatkannya adalah Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Gadjah Mada, Yogyakarta pada 25 November Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia, Jakarta berada pada urutan ketiga yang NO JENJANG PERGURUAN TINGGI PROGRAM STUDI NOMOR SK TAHUN SK PERINGKAT AKREDITASI 1 Spesialis Universitas Airlangga, Surabaya 2 Spesialis Universitas Andalas, Padang 3 Spesialis Universitas Brawijaya, Malang 4 Spesialis Universitas Diponegoro, Semarang 5 Spesialis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 6 Spesialis Universitas Hasanuddin, Makassar 7 Spesialis Universitas Indonesia, Jakarta 8 Spesialis Universitas Padjadjaran,Bandung 9 Spesialis Universitas Sam Ratulangi, Manado 10 Spesialis Universitas Sebelas Maret, Surakarta 11 Spesialis Universitas Sriwijaya, Palembang 12 Spesialis Universitas Sumatera Utara, Medan 13 Spesialis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 14 Spesialis Universitas Udayana, Denpasar Sumber: Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Penyakit Dalam 0012/LAM- PTKes/Akr/Spe/I/ /LAM- PTKes/Akr/Spe/XII/ /LAM- PTKes/Akr/Spe/VI/ /LAM- PTKes/Akr/Spe/VI/ /LAM- PTKes/Akr/Spe/XI/ /LAM- PTKes/Akr/Spe/V/ /LAM- PTKes/Akr/Spe/III/ /LAM- PTKes/Akr/Spe/VI/ /LAM- PTKes/Akr/Spe/XII/ /LAM- PTKes/Akr/Spe/IV/ /LAM- PTKes/Akr/Spe/XII/ /LAM- PTKes/Akr/Spe/XII/ /LAM- PTKes/Akr/Spe/VII/ /LAM- PTKes/Akr/Spe/VI/2016 TANGGAL DALUARSA STATUS DALUARSA 2018 A Masih Berlaku 2017 A Masih Berlaku 2017 A Masih Berlaku 2017 A Masih Berlaku 2016 A Masih Berlaku 2017 A Masih Berlaku 2017 A Masih Berlaku 2017 A Masih Berlaku 2017 A Masih Berlaku 2017 A Masih Berlaku 2017 A Masih Berlaku 2017 A Masih Berlaku 2017 A Masih Berlaku 2016 A Masih Berlaku Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 39

40 SOROT Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Untuk mendapatkan akreditasi A, perlu persiapan yang matang. Proses persiapan itu memakan waktu sampai hitungan tahun. Penuh perjuangan dan pengorbanan, terutama dari segi waktu, tenaga, dan pikiran. telah melakukan persiapan kurang lebih selama tiga tahun. Pada tahun terakhir, menjelang asesmen, terjadi akselerasi atau gerak cepat untuk memenuhi segala persyaratan yang ditetapkan. Pertemuan rutin di lingkup internal diadakan setiap minggu untuk mengecek secara detil hal-hal yang dibutuhkan. Jangan sampai ada kelengkapan dokumen akreditasi yang tertinggal, walau sekecil apapun, yang mengakibatkan angka penilaian menjadi kurang. Dalam masa-masa inilah terasa aura kebersamaan dan kekeluargaan yang begitu kuat di lingkungan Prodi IPD Unand. Semua saling bahu membahu untuk kepentingan bersama. Bahkan para guru besar yang sudah pensiun pun turun tangan untuk terlibat langsung membantu agar akreditasi A dari LAM-PTKes dapat terealisir. Prodi IPD FK Unand mendapatkan akreditasi A pada tanggal 29 Desember Dalam setahun terakhir menjelang asesmen, kami mengadakan pertemuan rutin setiap minggu. Kalau tidak ada waktu yang kosong, kita mengadakan rapat di hari Sabtu atau Minggu, tutur Irza. Tanpa disadari terjadi proses pembelajaran. Terutama dalam mengelola waktu. Perkara mengatur waktu memang menjadi kendala besar di masa-masa awal persiapan akreditasi. Ini dialami oleh semua Program Studi Ilmu Penyakit Dalam. Bisa dimaklumi, para anggota tim yang menyiapkan segala persyaratan akreditasi ini memiliki profesi rangkap. Mereka Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. adalah akademisi yang setiap harinya memiliki kesibukan dalam mengajar dan membina mahasiswa kedokteran, mulai dari menyiapkan materi-materi perkuliahan reguler sampai melakukan bimbingan untuk mahasiswa tingkat akhir. Pada saat bersamaan, sekaligus berperan sebagai 40 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

41 SOROT dr. IGP Suka Aryana, SpPD, K-Ger, FINASIM dokter yang menangani pasien-pasien di rumah sakit pemerintah tempat mereka bertugas. Di tambah lagi pada sore hingga malam hari membuka praktik di klinik atau rumah sakit swasta. Sehingga, hampir tidak tersedia waktu untuk melakukan hal-hal lain di luar rutinitas. Kami belajar me-manage waktu dan mendata segala sesuatu dengan baik. Tidak boleh menumpuk problem. Setiap hari, harus selesai, imbuh Irza. EVALUASI DIRI Setelah akreditasi A didapatkan, apa yang harus dilakukan selanjutnya? What s next? Yang jelas, jangan terlena dan larut berpuas diri. Hal-hal yang dilakukan saat mengupayakan akreditasi A, tetap harus dilanjutkan pada hari-hari berikutnya agar standar akreditasi A yang sudah didapatkan terus terjaga dengan baik. Suka Aryana mengingatkan penilaian akreditasi terhadap lembaga pendidikan rutin dilakukan setiap 5 tahun sekali. Namun dalam rentang waktu lima tahun tersebut, LAM-PTKes senantiasa memantau apakah perguruan tinggi-perguruan tinggi yang mereka nilai benar-benar konsisten Untuk menjaga kualitas, setiap program studi dituntut mengevaluasi diri. Evaluasi diri dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Internal yang dimiliki masing-masing program studi. dalam menerapkan standar yang ditetapkan. Bisa saja LAM-PTKes melakukan penilaian ulang lebih awal, misalkan dalam masa 1 2 tahun setelah akreditasi A didapatkan. Jadi nanti akan dilakukan proses akreditasi lagi. Tetapi bisa saja penilaian kembali tidak menunggu masa lima tahun. Bisa jadi akan ada pemantauan oleh lembaga LAM-PTkes dalam masa 1 atau 2 tahun berikutnya, untuk memastikan bahwa prodi ini memang bagus. Itu disebut sebagai surveilence. Jadi Lam-PTKes bisa melakukan survei (untuk melihat) apakah benar nilai A yang sudah diraih itu? Mereka bisa lakukan sewaktuwaktu, tiba-tiba, dan tidak terjadwal, urai Suka. Satu hal yang menjadi catatan penting, akreditasi A bisa turun grade bila hasil surveilence yang dilakukan LAM- PTKes menunjukkan kualitas program studi menurun dari sebelumnya. Ini berdampak buruk bagi imej program studi. Publik menilai program studi tidak konsisten dalam menjaga mutu. Mampu mempertahankan akreditasi membuka peluang bagi prodi untuk berkembang lebih maju. Hanya Program Studi Ilmu Penyakit Dalam yang memiliki akreditasi A saja yang diperbolehkan membuka pendidikan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yakni subspesialis. Dan, hanya program studi yang memiliki akreditasi A saja pula yang bisa bergerak ke arah akreditasi internasional, yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi berlakunya masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) nanti. Untuk menjaga kualitas, setiap program studi dituntut mengevaluasi diri. Evaluasi diri dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Internal yang dimiliki masing-masing program studi. Nama lembaga ini berbedabeda tergantung institusi masing-masing. Proses evaluasi diri atau penjaminan mutu internal dilakukan secara berlapis. Setelah di tingkat program studi, dilanjutkan pada tingkat fakultas, kemudian tingkat universitas yang mengayomi semua program studi secara internal. Ada yang namanya Gugus Kendali Mutu, Gugus Penjamin Mutu, Tim Penjamin Mutu, dan lain-lain. Kalau di Udayana namanya Tim Pelaksana Penjamin Mutu. Itu di tingkat prodi. Nanti di tingkat fakultas dan universitas ada lagi penjamin mutu internalnya, tutur Suka. Kemudian, ada juga penjamin mutu dari kolegium. Karena sistem pendidikan profesi dinaungi oleh kolegium. Kolegium juga bertanggung jawab terhadap mutu dari program studi-program studi yang menjalankan profesi sama tersebut. Khusus Kolegium Ilmu Penyakit Dalam, kebetulan saya ditunjuk dan ditugasi di bidang standarisasi dan penjaminan mutu. Kami cukup aktif membantu dan melakukan pembinaan terhadap Prodi-prodi Ilmu Penyakit Dalam di seluruh Indonesia agar mendapatkan akreditasi A. Kami membantu menyosialisasikan bagaimana membangun prodi yang bermutu. Proses untuk menyiapkan ini sudah kami lakukan hampir 3 tahun, urai Suka. Pencapaian akreditasi A bukan berarti selesai semuanya. Status ini harus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Skor untuk mendapatkan kategori akreditasi A berkisar pada angka adalah Suka mengatakan, bagi program studi yang mendapatkan akreditasi A dengan nilai 360, 361, atau 370, masih punya peluang untuk meningkatkan lagi skor hingga mendekati 400. Mungkin ada beberapa hal yang bisa diperbaiki untuk menambah skor sehingga kualitas program studi dalam penilaian LAM-PTKes maupun di mata publik bertambah baik. halo INTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 41

42 SOROT UJIAN OSCE MULAI BERLAKU Kolegium Ilmu Penyakit Dalam mulai menerapkan ujian OSCE untuk menilai kompetensi dan kelayakan calon internis. Persiapannya memakan waktu 3 tahun. Mulai April 2018 ini Kolegium Ilmu Penyakit Dalam memberlakukan ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE) sebagai bagian dari Ujian Kompetensi Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (UKDSPDI). Ketentuan ini berlaku di seluruh Program Studi Ilmu Penyakit Dalam di Indonesia. Menurut Dr. dr. Rudy Hidayat, SpPD, K-R, FINASIM, Ketua Panitia Pusat Ujian Kompetensi Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Kolegium Ilmu Penyakit Dalam, UKDSPDI sudah diberlakukan sejak lama, dan sudah beberapa kali berganti model. Sebelum ini, UKDSPDI terdiri dari dua jenis ujian, yakni ujian tulis yang berisi 200 soal pilihan ganda, dan ujian lisan. Pada ujian lisan, peserta ujian mendapatkan satu pasien. Mereka melakukan pemeriksaan dan menuliskan status pasien tersebut. Setelah itu mereka diuji secara lisan. Sekarang ujian lisan inilah yang digantikan dengan OSCE, sementara ujian tulis masih tetap ada. Sebenarnya ujian OSCE hampir sama dengan ujian lisan, hanya strategi dan teknik ujiannya yang diubah. Metode baru ini baru mulai diberlakukan pada Batch 37, April tahun ini, kata Rudy. Rudy menjelaskan, ada beberapa hal yang mendasari diberlakukannya ujian OSCE ini. Pertama, berdasarkan hasil rekomendasi Kongres Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI) di Bandung pada tahun Banyak pertimbangan waktu itu, salah satunya adalah jumlah peserta ujian dari waktu ke waktu semakin banyak. Sehingga dikhawatirkan ketika ujian lisan dilakukan secara serentak di semua center pendidikan Spesialis Ilmu Penyakit Dalam, maka besar kemungkinan jumlah peserta ujian di ke 14 center yang ada tidak merata. Di center-center tertentu jumlah pesertanya bisa mencapai orang calon Dokter Spesilasis Penyakit Dalam. Mereka akan kesulitan mencari pasien. Karena harus ada pasien, bisa terjadi asal ambil pasien. Akibatnya variasi kasus akan semakin lebar. Kedua, ujian lisan itu masih mengandung nilai subjektivitas ketika melakukan 42 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

43 SOROT penilaian. Semestinya, ujian itu siapapun yang menguji, harus sama penilaiannya terhadap kemampuan seorang individu. Nah, OSCE adalah salah satu tools yang diakui mempunyai objektivitas yagn lebih bagus dan itu sudah dilakukan oleh kolegium-kolegium di luar Ilmu Penyakit Dalam. Terus terang saja, penyakit dalam itu ketinggalan dibanding dengan kolegiumkolegium lain, seperti Spesialis Anak, Spesialis Neurologi dan beberapa kolegium yang lain, tutur Rudy. Untuk merealisasikan rekomendasi KOPAPDI Bandung, mengubah ujian lisan ke bentuk OSCE, Kolegium Ilmu Penyakit Dalam telah melakukan persiapan selama 3 tahun. Persiapan baru selesai tahun 2017, Dr. dr. Rudy Hidayat, SpPD, K-R, FINASIM dan materinya siap diaplikasikan tahun 2018 ini. METODE UJIAN OSCE Pada ujian OSCE seorang peserta ujian akan berkeliling ke semua station yang disediakan. Terdapat 15 station, sebanyak 12 station memberikan pertanyaan, dan 3 station untuk beristirahat. Di setiap station, peserta akan berhenti kira-kira 12 menit. Disini disiapkan seorang pasien standar (bukan pasien sesungguhnya), yakni orang yang berakting seperti orang sakit. Peserta akan mendapatkan pertanyaan, dan diminta pula melakukan wawancara, edukasi, dan melakukan pemeriksaan terhadap pasien. Termasuk juga melakukan intervensi dengan menggunakan objek manekin (boneka). Misalnya, memasangkan alat ke tubuh boneka. Kelebihan ujian OSCE ini dibandingkan dengan ujian lisan adalah kalau pada ujian lisan bertemu kasus A, maka pertanyaan kita akan kasus A terus. Kalau dengan OSCE, kita bisa bertanya dengan kasus yang berbeda-beda. Misalnya bertanya kasus A untuk station A, pindah ke station yang lain kita bisa menanyakan kasus lain lagi. Jadi jumlah kasus yang kita ujikan lebih bervariasi, jelas Rudy. Dengan metode OSCE ini, siapapun peserta ujian akan mendapatkan soal yang sama. Ini lebih terstandarisasi dan borang-nya fixed sehingga akan objektif, karena siapa pun yang menguji akan mengikuti borang itu, kata Rudy. Ujian OSCE ini dikemas untuk selesai dalam satu hari. Terdapat dua gelombang ujian, pagi dan sore hari di 3 tempat. Untuk Batch 37 kita lakukan di Jakarta mewakili regio barat. Di Jogja mewakili regio tengah dan Surabaya mewakili regio timur. Di 3 centre, yang terdiri dari 3 regio itu kita lakukan secara bersama-sama, ungkap Rudy. Sebelum pelaksanaan ujian OSCE, Kolegium Ilmu Penyakit Dalam mengadakan dua kali try out yang melibatkan masing-masing center untuk memperkenalkan peserta dengan metode ujian OSCE sehingga menjadi terbiasa saat menjalani ujian yang sebenarnya. Tidak semua peserta mengikuti try out. Tetapi minimal terdapat perwakilan dari setiap center. Diharapkan mereka yang mengikut try out ujian OSCE ini dapat melakukan sharing dengan calon peserta ujian OSCE lainnya. Bagaimana pun, ujian OSCE hanyalah satu dari sekian banyak tools yang digunakan untuk membentuk internis yang berkualitas. Kata Rudy, kualitas internis tidak bisa dinilai dari ujian semata. Menghasilkan internis itu membutuhan proses dari 4 sampai 5 tahun. Ujian hanyalah menguji kompetensi untuk menilai kelayakan mereka sebagai seorang internis, yang kalau lulus akan mendapatkan surat kompetensi untuk bekerja sebagai seorang internis. Jadi yang utama bukan untuk mencetak internis yang baik, tetapi bagaimana Kolegium menjaga internis yang dihasilkan dari prodi-prodi itu berkualifikasi yang bagus untuk bekerja sebagai seorang internis. Dan itu saringannya di ujian kompetensi. Layak tidak dia bekerja sebagai ahli internis dalam melayani masyarakat, tandas Rudy. halo INTERNIS TIPS MENGIKUTI UJIAN OSCE 1. Perserta perlu membiasakan diri dengan metode OSCE. Salah satunya dengan mengikuti try out. 2. Menguasai materi ujian dengn mempelajari buku-buku yang sudah disediakan. Peserta dapat mempelajari buku Panduan Prosedur Pemeriksaan Fisik dan Prosedur di Bidang Ilmu Penyakit Dalam, termasuk materi dari Buku Ajar Penyakit Dalam. Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 43

44 SOROT Evaluasi Satu Tahun WKDS 85 Persen Persyaratan Terpenuhi Program Wajib Kerja Dokter Spesialis telah berjalan selama satu tahun. Hasil monitoring dan Evaluasi menyebutkan sekitar 85% dari implementasi di lapangan berjalan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Kesejahteraan peserta WKDS tetap menjadi prioritas yang diperjuangkan. Program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) telah berjalan selama satu tahun. Dimulai pada tanggal 12 Januari 2017 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2017 tentang Wajib Kerja Dokter Spesialis. Penempatan peserta WKDS diprioritaskan di rumah sakit daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan, rumah sakit rujukan regional, rumah sakit rujukan provinsi yang ada di seluruh Indonesia, dan dilakukan secara bertahap. Menurut Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, yang mewakili PAPDI sebagai anggota Komite Penempatan Dokter Spesialis (KPDS), pengiriman WKDS ke daerah sudah berlangsung 7 kali. Lima angkatan pertama berangkat tahun 2017, angkatan keenam diberangkatkan pada Februari 2018, dan angkatan ketujuh diberangkatkan pada awal April Data dari Kolegium Ilmu Penyakit dalam (KIPD) menyebutkan, hingga angkatan ke 7 ini jumlah internis yang menjadi peserta WKDS sudah mencapai 256 orang. Sebanyak 147 di antaranya merupakan peserta mandiri, yakni menjalani pendidikan Spesialis Penyakit Dalam dengan biaya sendiri. Hanya saja, 3 dari peserta WKDS mandiri tersebut menunda keberangkatannya ke daerah karena alasan pribadi. Ada suatu hal yang membuat mereka tidak bisa berangkat sesuai jadwal. Menurut dr. Sumariyono, SpPD, K-R, FINASIM, MPH anggota Komite Penempatan Dokter Spesialis (KPDS) yang mewakili Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (KIPD), terhitung Maret 2018 ini peserta WKDS mandiri angkatan pertama yang diberangkatkan pada Maret 2017 telah merampungkan masa tugasnya. Posisi mereka akan digantikan oleh peserta WKDS yang baru. Masa tugas peserta WKDS dibedakan berdasarkan sumber pembiayaan sewaktu menjalani pendidikan. Perpres Nomor 4 Tahun 2017 tentang Wajib Kerja Dokter Spesialis Pasal 16 mengatur jangka waktu pelaksanaan WKDS bagi peserta WKDS mandiri paling singkat selama 1 tahun. Sedangkan masa tugas untuk peserta WKDS penerima beasiswa atau penerima bantuan biaya pendidikan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. MONITORING DAN EVALUASI Menyusul setahun implementasi WKDS, KPDS melakukan monitoring dan evaluasi (monev) dengan cara menyusun kuesioner dan menyebarkannya kepada para peserta WKDS dan rumah sakit tempat mereka bertugas. Monev ini antara lain melihat kesesuaian antara kententuan yang ditetapan dengan implementasi di lapangan. Pada tahap awal sebelum peserta dikirim ke daerah, KPDS telah menetapkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh rumah sakit sasaran. Garis besarnya ada lima yakni: 1. Tersedianya sarana dan prasarana peralatan kedokteran yang dibutuhkan, sesuai dengan bidang spesialisasi yang diinginkan. 2. Tersedianya alat transportasi untuk membantu dokter bekerja. 3. Tersedianya tempat tinggal untuk dokter. 4. Adanya insentif dari Pemerintah Daerah untuk peserta WKDS. 44 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

45 SOROT 5. Adanya penerimaan oleh dokter spesialis yang sudah ada di rumah sakit sasaran jika kehadiran peserta WKDS sifatnya sebagai penambahan. Ini berlaku untuk rumah sakit yang sebelumnya sudah memiliki dokter spesialis namun membutuhkan tambahan tenaga dokter spesialis karena pasien yang dilayani banyak. Pada saat dilakukan visitasi untuk memastikan kesiapan rumah sakit dalam menerima peserta WKDS, lima poin di atas sudah dimintakan untuk dipenuhi. Semestinya tidak ada masalah lagi. Namun kenyataanya monev menemukan fakta masih ada rumah sakit yang tidak memenuhi ketentuan di atas. Dari survei yang dilakukan pada awal 2018 lalu, secara keseluruhan sekitar 85 persen persyaratan-persyaratan yang disepakati diawal sudah terpenuhi. Tetapi memang masih ada di beberapa rumah sakit yang belum memenuhinya seperti yang disampaikan pada awal visitasi, tutur Sumariyono yang terlibat dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi Program WKDS di beberapa tempat, di antaranya Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Kalimatan Utara. Sumariyono menegaskan, tujuan monev ini bukan untuk menarik dokter spesialis dari rumah sakit tempatnya bertugas, tetapi dilakukan supaya program WKDS berjalan dengan lebih baik. KPDS mengomunikasikan kepada kepala daerah, pimpinan rumah sakit, dan manajemen rumah sakit bagaimana caranya agar program WKDS dan pesertanya bisa bekerja dengan efektif. Bila diperlukan tim monev akan mendatangi rumah sakit yang belum memenuhi standar yang disyaratkan semula. Misalnya untuk peralatan rumah sakit, di awal dikatakan akan segera dipenuhi, tetapi ternyata hingga saat ini belum (terealisasi). Ya, kita minta komitmennya, ujar Sumariyono. Begitu pula perihal insentif untuk peserta Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 45

46 SOROT dr. Sumariyono, SpPD, K-R, FINASIM, MPH WKDS. Insentif diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Keduanya harus ada dengan besaran yang bervariasi. Besaran insentif dari pemerintah pusat disesuaikan dengan klasifikasi daerah tempat ditugaskan. Sedangkan insentif daerah disesuaikan dengan kemampuan daerah masing-masing. Pada masa awal pelaksanaan WKDS, sebagian peserta WKDS belum mendapatkan insentif dari daerah selama beberapa bulan. Rupanya Pemerintah Daerah setempat harus mengusulkan terlebih dahulu anggaran insentif ini kepada Dewan Perwakilan Rayat Daerah (DPRD). Setelah disetujui DPRD barulah insentif diberikan. Secara keseluruhan pihak daerah memberikan respon yang cukup baik terhadap hasil monev program WKDS. Selama saya lakukan monev responnya baik. Artinya kepala daerah dan pimpinan rumah sakit bersedia memberikan komitmennya untuk itu. Mereka menyampaikan kesanggupannya untuk segera memenuhi persyaratan yang ditetapkan, jelas Sumariyono. Untuk mempertegas komitmen daerah dalam pelaksanaan WKDS di tahun kedua ini, pada 31 Januari 2018 lalu Kementerian Kesehatan RI diwakili oleh Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan, Barlian, SH, M.Kes menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait program WKDS dengan 16 Kepala Daerah. Keenam kepala daerah tersebut adalah Gubernur Maluku Utara, Gubernur Sulawesi Utara, Bupati Tapanuli Selatan, Bupati Fakfak Barat, Bupati Toba samosir, Bupati Musi Rawas, Bupati Solok Selatan, Bupati Siak, Walikota Monev juga menemukan beberapa masalah dari sisi peserta yang berkaitan dengan lokasi penempatan. Seperti beberapa kasus, terdapat pasangan suami isteri sama-sama menjalani WKDS namun ditugaskan di tempat yang terpisah. Cirebon, Bupati Jombang, Bupati Gresik, Bupati Bone, Bupati Wakatobi, Bupati Magelang, Bupati Bangkalan dan Walikota Prabumulih. Monev juga menemukan beberapa masalah dari sisi peserta yang berkaitan dengan lokasi penempatan. Seperti beberapa kasus, terdapat pasangan suami isteri sama-sama menjalani WKDS namun ditugaskan di tempat yang terpisah. Menurut Sumaryono hal ini bisa menjadi masukan agar nantinya suami isteri peserta WKDS bisa ditempatkan dilokasi yang sama atau berdekatan. Kemudian ada juga yang menghadapi masalah memiliki anak atau isteri yang sakit, sehingga kehadiran dirinya dibutuhkan di dekat keluarga. Kondisi ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan lokasi tugas bagi peserta WKDS. 7 SPESIALIS Pada tahun 2018 ini pemerintah memperluas cakupan peserta WKDS. Yang semula difokuskan untuk lima bidang spesialis kini ditambah hingga menjadi 7 spesialis, yaitu Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Spesialis Anak, Spesialis Bedah, Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif, Spesialis Patologi Klinik dan Spesialis Radiologi. Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Usman Sumantri mengatakan kepada wartawan pada Januari lalu bahwa kebutuhan dua spesialisasi ini (Patologi Klinik dan Radiologi) sangat tinggi. Misalnya, untuk penanganan masalah penyakit dalam akan lebih sempurna bila ada radiologi, dan untuk menangani patah tulang membutuhkan keperluan untuk rontgen. Dilihat dari jumlah peserta di tahun 2017, program WKDS tidak berhasil memenuhi target yang ditetapkan kementerian Kesehatan, yang mengharapkan bisa mencapai 1000 peserta. Ini dikarenakan masa lulus masing-masing calon peserta WKDS berbeda-beda. Kendati demikian, program WKDS telah menjadi bagian penting dari upaya pemerintah untuk menyebarkan pelayanan kesehatan yang berkualitas ke seluruh wilayah Indonesia. Usman menjelaskan, pada tahun 2017 pemerintah sudah memberangkatkan sebanyak tenaga kesehatan secara serempak ke seluruh Indonesia melalui beberapa program. Ribuan tenaga kesehatan ini terdiri dari pasukan program Nusantara Sehat (NS) Berbasis Tim (sebanyak orang), program Nusantara Sehat Individu (1.663 orang), program Wajib Kerja Dokter Spesialis (870 orang) dan program Penugasan Khusus Residen (1.297 orang). halo INTERNIS 46 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

47 SOROT Misalnya mengenai hubungan kerja dengan rekan sejawat. Karena sebelumnya di rumah sakit tersebut sudah ada dua indr. Pertiwi Rosanti, SpPD Belajar Survive Melayani Pasien Kendala yang dihadapi di saat awal penugasan justru memberi pengalaman berharga baginya. Ia berharap tidak ada lagi rekan seprofesi yang menunda keberangkatan ke daerah lantaran keterbatasan informasi. Bagi saya program WKDS ini bagus. Memperkaya pengalaman. Kita juga bisa tahu kinerja beberapa rumah sakit, khususnya untuk tipe yang lebih rendah, karena saya sebelumnya bertugas di rumah sakit tipe A. Demikian ungkapan dr. Pertiwi Rosanti, SpPD, yang baru menyelesaikan program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) pada 31 Maret 2018 lalu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Alumnus Pendidikan Spesialis limu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Unversitas Airlangga lulusan tahun 2017 ini menikmati masa-masa dirinya belajar berinteraksi dengan paramedis di tipe rumah sakit yang lebih kecil, dengan suasana kerja sangat berbeda dengan kesehariannya dulu. Di situ juga kita belajar bagaimana bekerja, survive melayani pasien, menyesuaikan dengan BPSJ. Apalagi di Rumah Sakit Tipe C kan ada beberapa obat yang tidak tersedia, sehingga kita tidak bisa melakukan terapi seideal yang dulu kita pelajari. Tetapi tentunya tetap mengutamakan keselamatan pasien, ujar ibu dari dua orang anak yang menyelesaikan pendidikan dokter umumnya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun Peserta WKDS angkatan pertama ini bersyukur karena berbagai hal yang dijanjikan di awal secara umum dipenuhi oleh pihak rumah sakit maupun pemeritah daerah setempat. Walaupun menurutnya masih ada beberapa hal yang masih kurang di sana-sini, tetapi bukan merupakan hal yang prinsipil. ternis, pembagian kerjanya sempat sedikit terkendala. Tetapi sudah terselesaikan di bulan-bulan awal, tandasnya. Ke depan, Pertiwi berharap semua informasi yang berkaitan dengan program WKDS ini bisa dengan mudah diakses oleh semua lulusan Penyakit Dalam, khususnya yang berada di luar Jawa. Misalnya, apa saja yang perlu disiapkan untuk mengikuti program WKDS, termasuk daerah mana yang sudah tervisitasi. Ia juga berharap agar semua informasi mengenai WKDS ini diperoleh oleh calon peserta sebelum mereka lulus, termasuk konsekuensi yang diterima bila tidak mengikuti WKDS. Sehingga kasus menunda mengikuti program WKDS seperti yang dilakukan oleh beberapa temannya tidak terulang lagi. Pertiwi menyarankan dalam penempatan tugas, perlu dipertimbangkan kondisikondisi khusus yang dihadapi peserta perempuan dan yang sudah berkeluarga. Terutama bila memiliki anak-anaknya masih kecil seperti dirinya. Untungnya Pertiwi mendapatkan lokasi tugas yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya di Surabaya. Dan untungnya pula anak-anaknya masih kecil, sehingga bisa diajak serta ke daerah tugas. Kebetulan area WKDS Unair itu di Jawa Timur, Papua Barat, dan Maluku Utara. Mungkin yang perempuan masih mikirmikir untuk ikut program ini, khususnya bagi yang sudah menikah, pungkasnya. halo INTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 47

48 NAMA & PERISTIWA Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Wakil Ketua I PB PAPDI dan Ketua PAPDI Cabang Jakarta Raya DEKAN HARUS MENJADI ROLE MODEL Kabar gembira dan membanggakan bagi Keluarga Besar PAPDI. Wakil Ketua I PB PAPDI yang sekaligus menjabat sebagai Ketua PAPDI Cabang Jakarta Raya, Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP telah dilantik sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia periode tahun Pelantikan dilakukan oleh Rektor Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met bertempat di Balai Kirti Gedung rektorat Universitas Indonesia, Depok pada tanggal 21 Desember 2017 lalu. Ari Fahrial terpilih setelah melalui proses asesmen yang dilakukan pada tanggal 13 November 2017 di Ruang Rapat A Pusat Administrasi Universitas (PAU) UI Depok. Ia mengungguli 4 kandidat calon dekan lainnya, yaitu Prof. dr. Badriul Hegar Syarif, Dr. dr. Budi Wiweko, Dr. Ponco Birowo,dan Dr. dr. Sonar Soni Panigoro. Visi yang ditawarkannya adalah Mewujudkan FKUI menjadi fakultas yang mandiri, unggul, dan mampu menyelesaikan tantangan bidang kedokteran dan kesehatan nasional dan internasional melalui Academic Health System (AHS). Ari Fahrial menyampaikan beberapa penekanan dalam presentasinya. Pertama, pentingnya optimalisasi Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) sebagai Pusat Penelitian dan Optimalisasi Keuangan FKUI. Ia menyampaikan harapannya, bahwa kerja sama penelitian yang terjalin antara IMERI dengan AHS dan pihak departemen, akan membuat FKUI dapat menghasilkan sumber dana mandiri sekaligus meningkatkan jumlah penelitian di FK. Kedua, penekanan lain yang dijabarkannya terkait pengelolaan Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) yang melibatkan pihak swasta profesional, sehingga pengelolaan diharapkan akan menjadi maksimal MELAWAN HOAX Ketiga, Ari Fahrial menawarkan satu program yang menarik, yakni pembentukan Media Corner yang akan beroperasi 1 24 jam. Media Corner bertugas menjawab hoax-hoax kesehatan yang beredar di masyarakat dan memberikan imbangan informasi yang benar tentang kesehatan. Media Corner ini akan mengintegrasikan humas FKUI dengan seluruh departemen yang ada di FKUI, sehingga informasi yang keluar akan melalui satu pintu. Maraknya berita hoax, khususnya berkaitan dengan kesehatan, memang menjadi perhatian serius bagi Ari Fahrial selama ini. Ari Fahrial termasuk aktif menulis artikel-artikel kesehatan dan ilmiah populer untuk awam di media massa, dan sering tampil sebagai narasumber pada media cetak dan elektronik. Ia juga kerap membagikan tulisannya di media sosial. Karena saya peduli. Saya pernah melakukan survei secara kasar yang menunjukkan sekitar 48 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

49 NAMA & PERISTIWA Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, SpPD, K-GH, FINASIM Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Gelar Profesor untuk Kemajuan Prodi IPD Unsyiah 90% berita yang beredar di media sosial itu hoax. Kasihan masyarakat dijejali dengan berita-berita yang tidak benar. Saya merasa terpanggil melakukan health promotion melalui tulisan, untuk mengimbangi artikel-artikel yang sumbernya tidak jelas. Informasi yang saya sampaikan jelas valid dengan dasar keilmuan yang kuat. Para pembaca dari kalangan awam bisa menyerap informasi yang benar, sehingga dapat bertindak secara benar untuk menjaga kesehatan dirinya, tutur Ari. Terakhir, ia menekankan bahwa dekan adalah ujung tombak keteladanan dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi di tingkat fakultas. Dekan harus menjadi role model dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi agar birokrasi dan lapisan dibawahnya dapat berjalan seirama dan searah, ujarnya. PROFIL SINGKAT Ari Fahrial Syam lahir di Jakarta tanggal 19 Juni Gelar dokter umum diraihnya dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun Tahun 1999 Ari Fahrial menyelesaikan pendidikan Postgraduate Diploma in Science in Molecular Biology di University of Queensland, Australia. Pada tahun 2000 menyelesaikan pendidikan spesialis di bidang Ilmu Penyakit Dalam, dan menjadi Konsultan Gastroenterologi Hepatologi dari Kolegium PB-PAPDI pada tahun Kemudian taun 2011 meraih gelar Doktor di bidang Ilmu Biomedik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ari Fahrial juga aktif di bidang penelitian dan sudah menghasilkan beberapa karya ilmiah yang telah dipublikasi pada kongreskongres nasional dan internasional. halo INTERNIS Selamat kepada Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, SpPD, K-GH, FINASIM. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh ini menyandang gelar profesor pada 1 Maret 2018 lalu. Gelar profesor ini bukan hanya mendatangkan kebanggaan bagi Maimun dan keluarga, melainkan juga membawa harapan baru bagi kemajuan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, khususnya Program Studi (Prodi) Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala sudah berdiri sejak 30 tahun lalu dan memiliki 7 program studi pendidikan spesialis, di antaranya Program Studi Ilmu Penyakit Dalam yang dibentuk pada tahun Saat ini Program Studi Ilmu Penyakit Dalam memiliki 2 orang Guru Besar, salah seorang diantaranya adalah Maimun sendiri. Kehadiran dua Guru Besar memberi peluang bagi Prodi Ilmu Penyakit Dalam Unsyiah untuk membuka pendidikan subspesialis. Dua guru besar ini merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk membuka pendidikan subspesialis. Bila diizinkan oleh Kolegium Imu Penyakit Dalam, kita akan membuka pendidikan subspesialis tahun depan. Tentunya yang hospital based. Dalam waktu dekat ini akan ada visitasi, tutur Maimun yang mencapai gelar dokter umum (1988) dan Spesialis Penyakit Dalam (2000) dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, serta gelar Doktor (S3) dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada tahun Dibukanya pendidikan subspesialis di Prodi Ilmu Penyakit Dalam di FK Unsyiah, akan memudahkan para para internis di Aceh untuk meningkatkan kompetensinya tanpa harus jauh-jauh belajar ke Tanah Jawa. Ini sekaligus membuka jalan bagi Prodi Ilmu Penyakit Dalam FK Unsyiah agar bisa menghasilkan lebih banyak lagi internis dengan kapakaran khusus untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit. Terlebih dalam waktu dekat ini Provinsi Aceh akan membuka empat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) baru, yang tentunya membutuhkan tenaga medis-tenaga medis berkualitas. Fakultas Kedokteran Unsyiah, sangat diandalkan untuk memasok sumber daya manusia untuk rumah sakit di Provinsi Aceh juga daerah-daerah lain di Indonesia. Karenanya, menurut Maimun, selain membuka pendidikan subspesialis Fakultas Kedokteran Unsyiah juga akan memperluas cakupan pendidikan S2 kedokteran dengan membuka program studi-program studi spesialis yang baru. Fakultas Kedokteran Unsyiah sekarang ini memiliki 7 program studi spesialis dan akan dikembangkan menjadi 13 program studi spesialis, ujar pria kelahiran Teupin Peuraho, 25 Desember 1961 ini. halo INTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 49

50 NAMA & PERISTIWA dr. Eko Adhi Pangarsa, SpPD, K-HOM KETUA HARIAN YKI KOTA SEMARANG Rumah Sakit Teungku Peukan. Selamat kepada dr. Eko Adhi Pangarsa, SpPD, K-HOM. Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Sub Bagian Hematologi Onkologi Medik, Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/ RS Dr. Karyadi Semarang ini telah resmi dilantik sebagai Ketua Harian Pengurus Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Kota Semarang untuk periode Pelantikan berlangsung tanggal 27 Januari 2018 di Hotel Wimarion Jalan Wilis Candisari Kota Semarang, berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Pusat YKI bernomor 039/SK.Cab./YKI/I/2018 yang ditandatangani oleh Ketua Umum YKI Pusat Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP pada tanggal 15 Januari di Jakarta. Proses pelantikan dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Widoyono, mewakili Pemerintah Kota Semarang. Pada kesempatan ini, E. Soeminar Siregar Soeryakoesoemah, anggota pengurus YKI Pusat menyematkan pin kepada Eko Adhi. Besar harapan bahwa YKI Cabang Kota Semarang dapat berkiprah dalam mengendalikan angka penderita kanker di wilayah tersebut dengan melakukan tiga program pokok YKI, yaitu promotif, preventif, dan supportif. Harapannya, masyarakat bisa semakin sadar terhadap bahaya kanker dan bisa sedini mungkin untuk memeriksanya, tutur Soeminar. halo INTERNIS dr. Suherdy, SpPD, FINASIM DIREKTUR RS TEUNGKU PEUKAN Dari wilayah paling barat Indonesia, tersiar kabar gembira. Salah seorang anggota PAPDI Cabang Provinsi Aceh, dr. Suherdy, SpPD, FINASIM resmi diangkat menjadi Direktur Rumah Sakit Teungku Peukan (RSUTP) Aceh Barat Daya (Abdya). Pelantikannya berlangsung di Aula Masjid Kompleks Perkantoran Bupati Abdya, pada tanggal 13 Maret Dokter yang akrab disapa Edo ini dilantik bersama para pejabat eselon II dan III di lingkungan Pemkab Abdya. Sebelumnya, pada 15 Februari 2018, Edo juga telah terpilih menjadi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) melalui dalam Musyawarah Kabupaten (Muskab) III PMI Abdya. Edo memperoleh suara terbanyak, yakni 7 suara dibanding pesaingnya yang mendapatkan 4 suara. halo INTERNIS 50 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

51 KABAR PAPDI Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 51

52 KABAR PAPDI PAPDI FORUM EDUKASI PUBLIK SEPUTAR VAKSIN DAN DIFTERI Dalam acara PAPDI Forum, masyarakat awam mendapatkan informasi kesehatan yang benar, lengkap dengan data-data valid. Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri yang terjadi di lebih 20 provinsi di Indonesia baru-baru ini, mendorong Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) cq. Bidang Humas, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat menyelenggarakan kegiatan PAPDI FORUM, berupa simposium dengan tema Vaksin dan Difteri. Kegiatan ini merupakan sebuah upaya mengedukasi masyarakat awam, dan tenaga kesehatan Puskesmas maupun Dinas Kesehatan DKI Jakarta terkait dengan isu kesehatan yang tengah beredar di masyarakat. Kegiatan berlangsung pada Rabu, 24 Januari 2018 di Hotel Ibis Senen, Jakarta Pusat. Ketua Umum PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP secara khusus hadir membuka kegiatan ini. Dalam kata sambutannya, Idrus menyampaikan bahwa PAPDI Forum merupakan kegiatan PB PAPDI yang diharapkan dapat memberikan edukasi dan pengetahuan tentang bahaya Difteri dan upaya pencegahannya serta pentingnya pemberian vaksinasi dalam pencegahan penyakit ini sesuai program Kemenkes RI. Simposium ini menghadirkan tiga narasumber yang mumpuni di bidangnya. Pembicara pertama, Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM memaparkan tema Vaksinasi Difteri pada Orang Dewasa. Kedua, dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD, K-PTI, FINASIM, FACP, dengan tema Memamahi Penyakit Difteri dan Upaya Pencegahannya. Ketiga, Kepala Sub. Direktorat (Kasubdit) Surveilans Kemenkes RI, dr. Nancy Dian Anggraeni, M.Epid membahas Kebijakan Kemenkes terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri. Penyampaian materi dilengkapi dengan data-data yang valid, serta dimoderatori oleh Kabid Humas, Publikasi, 52 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

53 KABAR PAPDI Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM Peserta bertanya kepada narasumber mengenai materi yang telah disampaikan. dr. Nancy Dian Anggraeni, M.Epid Beberapa peserta bertanya kepada narasumber. dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD, K-PTI, FINASIM, FACP dan Pengabdian Masyarakat PB PAPDI, dr. Nadia Ayu Mulansari, SpPD, K-HOM, FINASIM. Jumlah peserta sebanyak 68 orang, berasal dari masyarakat umum, utusan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, utusan beberapa Puskesmas di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Barat, anggota Klub Jantung Terpadu (KJK), anggota Persadia Club, kelompok majelis talim, dan tenaga kesehatan di beberapa rumah sakit Swasta. Peserta antusias menyimak pemaparan materi. Banyak yang mengajukan pertanyaan pada sesi tanya jawab. Di akhir acara, beberapa peserta menyampaikan kepada Sekretariat PAPDI mereka senang dan berterima kasih telah diundang, karena acara ini sangat bermanfaat menambah pengetahuan dan wawasan tentang pencegahan dan bahaya penyakit Difteri, serta pentingnya pemberian vaksin yang sempat menjadi polemik di masyarakat. Para peserta menitipkan pesan agar PB PAPDI terus menyelenggarakan acara serupa sebagai sarana edukasi dan informasi yang terpercaya bagi masyarakat dan tenaga kesehatan di lapangan. Kegiatan ini juga diliput oleh 7 media massa cetak maupun eletronik. halo INTERNIS Kegiatan ini merupakan sebuah upaya mengedukasi masyarakat awam, dan tenaga kesehatan Puskesmas maupun Dinas Kesehatan DKI Jakarta terkait dengan isu kesehatan yang tengah beredar di masyarakat. *** Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 53

54 KABAR PAPDI International Society of Internal Medicine SHARING ILMU DENGAN INTERNIS KUPANG Indonesia dipandang masih memiliki komitmen kuat untuk mempertahankan dan mengembangkan bidang penyakit dalam umum. Kalangan internis dunia mengakuinya. International Society of Internal Medicine (ISIM) setiap tahun rutin mengadakan 1 2 kali kegiatan ilmiah di lokasi yang berjauhan dari pusat pemerintahan atau ibu kota negara. Kegiatan ini merupakan bentuk sumbangsih atau pengabdian ISIM kepada masyarakat di pelosok dunia, dimana mendatangkan satu tim pakar ilmu penyakit, terjun ke lapangan membagikan ilmu dan pengetahuan mereka kepada pada internis-internis yang berada di daerahdaerah kecil di negara berkembang. Pada tahun lalu, tepatnya tanggal 18 Agustus 2017, kegiatan ilmiah ISIM ini dilaksanakan di kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Menurut Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP, President of International Society of Internal Medicine (ISIM), dalam pelaksanaanya ISIM menggandeng Pengurus Besar Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI). Sengaja dipilih Kupang karena lokasinya jauh. Bagi orang Jakarta saja jauh, apalagi orang Eropa. ISIM mendatangkan satu tim pembicara dari beberapa bidang keilmuan penyakit dalam yang kemudian bersamasama PB PAPDI mengadakan serangkaian ceramah simposium, ujar Aru. Aru menjelaskan, Indonesia dipercaya sebagai penyelenggara acara ISIM di Kupang menandakan bahwa dunia mengapresiasi para Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Indonesia. Ini semacam pengakuan bahwa Indonesia dipandang masih memiliki komitmen kuat untuk bidang penyakit dalam umum atau general internist. Di negara lain, penyakit dalam sudah terpecah-pecah atau mengalami fragmentasi. Ada yang dipecah langsung ke bagian penyakit jantung, ginjal dan organ lainnya. Masih kuatnya para dokter di Indonesia yang tetap mempertahankan Spesialis Penyakit Dalam, dan tidak terpecah-pecah ke unit organ yang lebih spesifik, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang mempertahankan Spesialis Penyakit Dalam sebagai satu bidang yang utuh. Ternyata Spesialis Penyakit Dalam yang 54 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

55 KABAR PAPDI umum itu jumlahnya menjadi kecil dan langka. Akibatnya biaya pengobatan menjadi mahal. Indonesia berhasil mempertahankan solidaritas atau keutuhan dari peran Spesialis Penyakit Dalam umum. Kita bisa lihat daerah-daerah dimana subspesialis itu memang terkumpul di tempat-tempat dimana ada pendidikan atau fasilitasnya. Tapi saya sendiri selalu mengatakan bahwa untuk negara seperti Indonesia dan juga banyak tempat di dunia, Spesialis Penyakit Dalam umum atau internis umum masih diperlukan. Dengan sendirinya, PAPDI sebagai sebuah organisasi jadi kuat, tutur Aru. Sekretaris Jenderal PB PAPDI dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP yang mewakili PB PAPDI dalam kegiatan ini mengatakan semua kegiatan ilmiah di Kupang di-cover oleh ISIM. Dalam hal ini PB PAPDI bekerja sama dengan PAPDI Cabang Nusa Tenggara Timur menyiapkan para internis lokal. Dengan kata lain, pesertanya hanyalah para dokter di Kupang saja. Pembicarannya beberapa beberapa pakar penyakit dalam dunia dari jajaran pengurus ISIM. Mereka adalah Dr. Adri Kok, Prof. John Kolbe, Prof. Virgina Hood, Prof. Klas Sjoberg, dan Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP. Jadi ini semua cover dari ISIM. Kita tugasnya meng-arrange dokter internis di sana. Pihak ISIM memberikan sharing ilmu dan diskusi. Kemudian ada kunjungan ke hospital juga. Mereka melihat bagaimana kondisi rumah sakit di salah satu kota bukan kota besar di luar jawa. Bagaimana operating-nya. Kebetulan rumah sakit di Kupang cukup baik. Mereka lihat sarana dan prasarana di RSUD Kupang, tutur Sally. Sebelum Kupang, ISIM yang memiliki markas besar di Swiss, juga pernah menyelenggarakan kegiatan serupa di Gana Afrika, Chehnya, dan beberapa lokasi di negara yang cukup jauh dari Eropa. WCIM 2018 Tahun ini ISIM akan menggelar 34 th World Congress of Internal Medicine (WCIM) 2018 di Cape Town, Afrika Selatan pada Oktober mendatang. Event besar yang diselenggarakan setiap dua tahun ini menjadi ajang menimba ilmu dan meningkatan kompetensi bagi seluruh internis di dunia. Ilmu kedokteran berkembang sangat pesat. Di sini, pakarpakar ilmu penyakit dalam dari berbagai negara akan langsung membagikan ilmunya dan mengungkapkan perkembangan terkini seputar ilmu dan pengobatan di bidang penyakit dalam. Sungguh amat sayang bila dilewatkan. Indonesia sendiri sudah pernah menjadi tuan rumah pelaksanaan WCIM ke 33 pada Agustus 2016 di Nusa Dua, Bali. Pada acara ini, lebih 2000 peserta dari berbagai negara hadir untuk meng-up date pengetahuannya. halo INTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 55

56 KABAR PAPDI Training of Tutors Kursus Emergency in Internal Medicine MENYEBARLUASKAN ILMU KEGAWATDARURATAN PENYAKIT DALAM Pada tanggal Januari 2018, bertempat d Hotel Harris Kelapa Gading Jakarta, PB PAPDI mengadakan kegiatan Training of Tutors (ToT) Kursus Emergency in Internal Medicine (EIMED). Pelatihan ini diperuntukkan bagi para internis yang dipersiapkan menjadi instruktur untuk kegiatan pelatihan EIMED ke depan. Mereka akan menularkan dan menyebarluaskan ilmu dan pengalaman di bidang kedawatdaruratan penyakit dalam ke kalangan dokter umum, khususnya dokter jaga di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit-rumah sakit di berbagai daerah Indonesia. ToT Kursus EIMED ini juga diikuti oleh peserta dari kalangan Dokter Umum sebanyak 20 orang peserta. 56 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

57 KABAR PAPDI dr. Bambang Setyohadi, SpPD, K-R, FINASIM Acara dibuka oleh Ketua Umum PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FAPSIC, FACP dan dilanjutkan sambutan oleh Ketua Badan Khusus EIMED, dr. Bambang Setyohadi, SpPD, K-R, FINASIM. ToT Kursus EIMED ini menghadirkan lima orang narasumber, yakni: dr. Ceva W. Pitoyo, SpPD, K-P, FINASIM, KIC; dr. Arif Mansjoer, SpPD, K-KV, FINASIM, M.Epid, KIC; dr. Putu Moda Arsana, SpPD, K-EMD, FINASIM; dr. Maruhum Bonar H. Marbun, SpPD, K-GH, FINASIM; dan dr. Muhadi, SpPD, K-KV, FINASIM. Kegiatan ini ditutup oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI, dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Menurut Ketua Bidang Khusus Emergency in Internal Medicine (EIMED) dr. Bambang Setyohadi, SpPD, K-R, FINASIM, pada bulan April 2018, PB PAPDI akan kembali mengadakan pelatihan EIMED yang dikhususkan untuk para dokter umum. Sebelum pelaksanaan KOPAPDI ke XVII pada bulan juli mendatang, akan diselenggarakan dua kali pelatihan EIMED. Satu kali di Jakarta dan satu kali di Surabaya, ujar Bambang. Pelaksanaan pelatihan EIMED di Jakarta tanggal April 2018, sedang di Surabaya tanggal April Penentuan lokasi pelatihan EIMED untuk sementara difokuskan di kota-kota besar, karena materi pelatihan banyak mengajarkan praktik penanganan di lapangan, sehingga dibutuhkan peralatan pendukung yang memadai, yang umumnya dimiliki rumah sakit besar. Adapun jumlah peserta training EIMED disesuaikan dengan ketersediaan alat bantu pelatihan, dibatasi sekitar 40 orang per kegiatan. Pembatasan peserta ini bertujuan agar transfer ilmu dari trainer ke peserta dapat berjalan optimal. Kita mengharapkan dengan pelatihan ini para dokter umum yang bekerja di IGD, selain menguasai ATLS dan ACL, juga menguasai EIMED, imbuh Bambang. Informasi detil tentang pelatihan EIMED dapat dilihat di website pbpapdi.org. halo INTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 57

58 KABAR PAPDI PIN XV PB PAPDI di Makassar BERBURU WORKSHOP PENYAKIT DALAM PIN XV PB PAPDI di Makassar dihadiri sekitar peserta. Jumlah terbesar sepanjang penyelenggaraan PIN yang pernah ada. Puluhan workshop menjadi daya tariknya. Pelaksanaan Pekan Ilmiah Nasional (PIN) XV PB PAPDI yang berlangsung pada Oktober 2017 di Hotel Grand Clarion Makassar, Sulawesi Selatan mendulang sukses dan mendapat apresiasi dari Ketua PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP. Dalam sambutannya pada acara pembukaan PIN XV PB PAPDI, Idrus menyampaikan bahwa PIN kali ini berhasil mendatangkan banyak peserta Yang terdaftar sekitar an peserta. Ini angka terbesar selama PIN kita adakan, kata Idrus. Menurut Ketua Pelaksana PIN XV PB PAPDI, dr. Edi Rizal Wahyudi, SpPD, K-Ger, FINASIM, dari sekitar peserta, sebanyak 80 persen merupakan internis. Sisanya merupakan dokter spesialis di bidang lain. Kegiatan ini juga memberi kesempatan kepada dokter umum untuk menambah pengetahuan dan memperkaya pengalaman. Namun jumlahnya dibatasi hanya untuk 100 dokter umum saja. PIN merupakan agenda rutin PB PAPDI yang dilaksanakan setiap tahun secara bergantian di berbagai daerah. Tujuannya untuk membantu meningkatkan kompetensi seluruh Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Indonesia. PIN XV dengan tema Update in Diagnostic Procedures and Treatment in Internal Medicine: Towards Evidence Based Competency memberikan nuansa yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada acara pembukaan, ditampilkan atraksi kesenian paduan suara dan tarian yang melambangkan etnik empat suku masyarakat yang ada di wilayah Sulawesi Selatan. Ini menampilkan kekayaan budaya kita, imbuh Idrus. Hal pokok yang menjadi daya tarik bagi peserta, PIN XV ini menghadirkan banyak workshop dengan materi, pembicara, dan metode penyampaian yang variatif. Menurut Ketua Pelaksana PIN XV PB PAPDI, dr. Edi Rizal Wahyudi, SpPD, K-Ger, FINASIM, kegiatan ini menghadirkan narasumber dokter spesialis dan subspesialis dari berbagai disiplin Ilmu Penyakit Dalam dan beberapa spesialis lain. Terdapat 63 worskshop. Setiap hari diadakan 24 workshop. Sebanyak 60 workshop diadakan di lokasi acara, dan 3 workshop lainnya diselengggarakan di rumah sakit, tutur Edi. Keseluruhan workshop ini dilengkapi dengan TOR sehingga terlaksana secara lebih baik, sesuai dengan kaedah-kaedah workshop yang semestinya. PIN berikut yang ke XVI, akan dilaksanakan di kota Medan, Sumatera Utara pada November PB PAPDI mengharapkan dan menghimbau internis di seluruh daerah untuk hadir di Kota Medan dan dapat memanfaatkan momen PIN XVI dengan sebaik-baiknya, terutama untuk meningkatkan pengetahuan kompetensi diri dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Sampai jumpa di Medan! halo INTERNIS 58 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

59 KABAR PAPDI Para peserta pembukaan PIN XV PAPDI menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sambutan ketua panitia PIN XV PAPDI Pengguntikan pita oleh ketua umum PB PAPDI. Peserta melakukan registrasi. dr. Sally Aman Nasution, SpPD, dr. K-KV, Sally FINASIM, Aman Nasution, FACP menjadi SpPD, K-KV, salah satu pembicara dalam FINASIM, PIN XV PAPDI FACP Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 59

60 PROFIL Berkali-kali mengalami operasi, tidak membuatnya menyerah pada keadaan. Tubuh sehat dan bugar tetap didapatkannya karena ia selalu punya cara untuk mensyukuri dan menikmati hidup. Maka di usia 80 tahun, semangatnya masih seperti anak muda. Prof. dr. Slamet Suyono, SpPD, K-EMD, FINASIM Mantan Ketua Umum PB PAPDI Periode & BUGAR DAN CERIA DI USIA SENJA 60 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

61 PROFIL Usia tua bukan menjadi penghalang bagi Prof. dr. Slamet Suyono, SpPD, K-EMD, FINASIM untuk terus berkarya dan menikmati hidup. Di usianya yang sudah menginjak 80 tahun, Slamet tetap berkarya dan menikmati hari-harinya dengan ceria. Dan usia senja ini menjadi bonus tersendiri bagi kakek yang memiliki 5 cucu dan ayah dari 4 anak ini. Hidup baginya sesuatu yang harus dimaknai dengan penuh rasa syukur. Terlebih Slamet pernah punya pengalaman getir. Kondisi kesehatannya pernah sangat tidak baik yang membuat dirinya hampir saja merenggang nyawa. Syukurlah Allah SWT masih memberikan kesempatan bagi Slamet untuk terus mengabdi sebagai dokter ahli penyakit dalam. Bayangkan saja saya pernah diperiksa dokter, bahwa 98 persen pembuluh darah saya sudah tersumbat. Saya terkena penyakit jantung dan pembuluh darah. Bagian yang tidak tersumbat hanya tinggal 2 persen. Jadi pembuluh darah koroner saya sudah tersumbat. Akibatnya ada gangguan ke otak. Dokter yang memeriksa saya tidak berani melakukan operasi di sini. Akhirnya saya operasi di Singapura tahun 2005 dan kembali lagi periksa ke dokter tersebut usai dari Singapura, ujar Slamet menceritakan kisah hidupnya dengan ramah. Kisah awalnya, tutur pria yang gemar olahraga bulu tangkis ini, suatu hari ia mendapat tantangan untuk bertanding melawan pebulu tangkis muda di Cirebon. Padahal waktu itu usianya sudah menginjak angka 68 tahun. Yang mengajak saya tanding dokter-dokter juga. Saya akhirnya mau dan datang ke Cirebon. Sampai di sana, tahunya saya bertanding lawannya muda-muda sekali. Bayangkan saya 68 tahun, lawan saya dari Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) usia 37 tahun. Saya sempat grogi dan hampir memutuskan tak jadi main, ujarnya terkekeh-kekeh. Tak heran jika Slamet dengan mudah dikalahkan lawannya yang lebih muda. Pertandingan yang sangat tak imbang dari sisi usia ini membuat Slamet menjadi kelelahan. Sudah bagus saya tak dapat nol skornya. Kalau tidak salah, saya dapat mengejar angka 10. Tapi sesudahnya saya alami cedera kaki dan pincang. Saya harus istirahat selama 8 bulan. Itu yang membuat saya sedih dan kesal tidak bisa bermain bulu tangkis lagi. Saya sudah main bulu tangkis sejak SMP hingga usia 68 tahun, katanya. GARA-GARA POLA MAKAN Sejak ia mengalami cedera lutut dan pincang, Slamet tak lagi berani main bulu tangkis. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk beralih pada olah raga renang. Walaupun Slamet amat gemar berolah raga, namun ia tak bisa menjaga pola asupan makanannya. Inilah yang kemudian mendatangkan masalah serius di belakang hari, yang menyebabkannya mengalami gangguan jantung lantaran kadar kolesterol darah sangat tinggi. Saya masih kuat berenang di usia yang sudah tak muda lagi. Bisa berapa kali bolak balik. Tapi suatu hari, saat saya berenang, saya tiba-tiba sakit kepala. Saya berhenti berenang, tidak sakit lagi. Terus berenang lagi, sakit lagi. Akhirnya saya memutuskan untuk periksa ke dokter, barulah saya tahu kalau saya mengalami penyumbatan pembuluh darah. Ya itu tadi, hanya dua persen pembuluh darah yang tidak tersumbat. Selebihnya, 98 persen pembuluh darah saya sudah tersumbat. Akibatnya ke jantung. Bagi saya, bisa bertahan dengan kondisi yang sudah parah seperti itu mukjizat, tuturnya. Sejak memutuskan tak berenang lagi dan bermain bulu tangkis karena cedera lutut, akhirnya Slamet beralih untuk jalan kaki. Dari mulai Hotel Pullman dekat Hotel Indonesia sampai Semanggi pulang pergi tiap hari Minggu. Saya olah raga jalan kaki di usia saya 79 tahun, ujar pria kelahiran 3 November tahun 1937 ini sambil memperlihatkan foto dirinya saat berjalan pagi. Saat HALO INTERNIS mengamati foto yang ia tunjukkan, tampak Slamet seperti berlari, bukan jalan kaki. Alhasil, foto tersebut membuat kami tertawa karena di usia senja Slamet terlihat masih begitu semangat melakukan lari pagi. Tapi, lagi-lagi pria kelahiran Bandung ini tidak bisa lama-lama menekuni olah raga jalan kaki. Suatu ketika Slamet hendak membuat kopi. Kakinya terantuk undakan anak tangga. Slamet terjatuh dan kakinya harus dioperasi kembali. Mungkin karena masih pagi ya, saya usai bikin kopi jatuh. Kaki tersandung undakan anak tangga. Tapi jadinya gak bisa lari lagi deh, sesalnya. Namun, hal-hal yang menghambat aktivitas fisiknya tidak membuat Slamet berkecil hati. Di usianya yang semakin senja, Slamet tetap merasakan dan mensyukuri banyak kenikmatan hidup yang sudah ia jalani bersama istri dan anak-anaknya. Dan ini berdampak pada penampilannya yang selalu terlihat sehat, segar, bugar, dan bersemangat. Bahkan, ia masih terus menjalani aktivitas rutinnya, Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 61

62 PROFIL diri dan lingkungan sekitarnya. Jangan berhenti beraktivitas, dan milikilah rutinitas yang menyenangkan diri. Rutinitas yang dilakoni Slamet telah membuatnya terlihat awet muda, segar fisik, dan ceria. Saya tidak merokok, hidup berumah tangga juga tentram. Itu mungkin yang membuat saya bisa berumur panjang dan masih sibuk dengan berbagai kegiatan. Yang penting juga jangan stres, tuturnya. halo INTERNIS PAKAR DIABETES seperti mengajar serta praktik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSUPNCM atau dikenal RSCM) dan rumah sakit di bilangan Cikini, Jakarta Pusat. Rahasia saya tetap terlihat segar, masih aktif praktik dan mengajar karena kita harus berusaha. Tidak ada yang gratis di hidup ini. Saya tetap melakukan kegiatan. Bahkan masih diundang untuk jadi pembicara di luar negeri, tetap beraktivitas. Selain itu saya makan banyak buah dan sayuran. Tidak lagi makan daging merah sejak tahun 2005, usai saya operasi (jantung). Lauk saya pilih ikan. Sayuran pun seperti salad, banyak warnanya seperti wortel, tomat segar, paprika. Saya makan dalam bentuk salad, tidak dengan mayonnaise tapi olive oil dan oil yang saya dapat dari luar negeri. Dodol di Hari Imlek Prof. dr. Slamet, SpPD, K-EMD, FINASIM memiliki dedikasi yang tinggi sebagai dokter. Ia terus mengaktualisasikan pengabdiannya, walau usianya sudah berangkat senja. Slamet masih terus melayani pasien-pasiennya, yang bahkan datang dari luar kota. Ada cerita lucu menyangkut hubungannya dengan pasien. Slamet berperawakan oriental. Matanya sipit dan kulitnya putih. Sepintas, orang akan mengiranya keturunan Tionghoa. Padahal saya asli Tidak ada di sini barangnya, katanya. Slamet tidak mau membiarkan dirinya terbelenggu dengan keterbatasan. Meski sudah berulang kali mengalami cedera kaki, ia tetap mengupayakan diri berolah raga. Kini, Slamet memilih olah raga jalan santai dan dance untuk tetap menjaga kebugaran tubuhnya. Selain praktik di RSCM dan Cikini, jadwal seminar saya masih padat, masih diundang ke luar negeri juga. Dan satu lagi, selain jalan santai saya suka dance. Tiap malam Minggu saya dance di HI, ujarnya. Dari Slamet terpetik sebuah inspirasi. Bahwa hidup dapat dinikmati dengan berbagai cara. Tak mudah berputus asa ketika terbentur suatu masalah. Alternatif selalu akan ada bila jeli melihat keadaan Bandung. Ibu saya Sunda dari Bandung dan ayah Jawa Timur. Tapi saya mirip orang Cina. Tak heran, pasien saya banyak datang dari kalangan Tionghoa, Bangka Belitung, Palembang karena menyangka saya orang Cina. Saya senang-senang saja jika mereka bilang saya keturunan Cina. Bahkan kemarin Imlek saya banyak diberi dodol, ujarnya tertawa. Cerita dodol dan Imlek ini menunjukkan betapa Slamet akrab dengan pasienpasiennya. Pekerjaan sebagai dokter adalah pekerjaan kemanusiaan. Tanpa memandang ras, suku, dan agama, Slamet melayani semua pasien sama baiknya. halo INTERNIS Prof. dr. Slamet,SpPD,K-EMD, FINASIM adalah konsultan metabolik endokrin senior di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia meraih gelar profesor dalam bidang kedokteran di Univertsitas Indonesia pada 1 Januari 1999 dengan hasil karyanya yang berjudul, Mencegah Diabetes dengan Metode Pencegahan Primer dan Sekunder untuk Menghentikan Ledakan Kasus Diabetes Melitus pada Abad ke-21. Pada dekade 1990-an, Slamet menjadi ketua ASEAN Federation for Endocrine Society (AFES), satu-satunya organisasi endokrinologi di ASEAN yang ia dirikan bersama profesor endokrinologi lainnya pada tahun Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum PB PAPDI dua periode, tahun dan Aktif selama hampir 40 tahun dalam penelitian bidang diabetes dan lipid, pendidikan dan pelayanan klinik. Slamet memiliki keahlian dalam hal manajemen diabetes dan sindrom metabolik, perkembangan terapi dan terapi-terapi terbaru untuk keduanya, perawatan dan pencegahan komplikasi diabetes, serta studi mengenai model pelaksanaan pelayanan diabetes. halo INTERNIS 62 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

63 info cabang CABANG JATIM CABANG JABAR CABANG BALI CABANG RIAU Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 63

64 INFO CABANG dr. Harlinda Haroen, SpPD, K-HOM, FINASIM Ketua PAPDI Cabang Sulawesi Utara Mengatasi Persoalan DENGAN KOMUNIKASI Ketika semangat pegabdian sudah mengental di dalam jiwa, maka tak aral yang bisa merintangi diri dalam membantu sesama. Inilah dia, dr. Harlinda Haroen, SpPD, K-HOM, FINASIM, salah seorang srikandi PAPDI yang berjuang di wilayah bagian timur Indonesia. Harlinda adalah Ketua PAPDI Cabang Sulawesi Utara yang mengemban amanah untuk periode Bisa membantu sesama dan memberi manfaat bagi orang banyak merupakan panggilan jiwanya. Inilah yang mendorong Harlinda memilih profesi dokter sebagai jalan hidup. Perjalanan dimulai dengan menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado - Sulawesi Utara selepas SMA. Harlinda lulus pada tahun 1984 dengan memberikan kebanggaan bagi orang tuanya yang berprofesi sebagai tentara. Harlinda melanjutkan pendidikan kedokteran di bidang Spesialis Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin Makassar, Sulawesi Selatan, dan lulus pada tahun Ibu dari 3 anak ini tidak mudah berpuas diri dengan ilmu yang dimiliki. Selalu ada hasrat untuk menimba pengetahuan baru yang bisa dimanfaatkan untuk menolong orang lain. Perempuan kelahiran Cimahi, Jawa Barat tanggal 26 Maret 1957 ini punya perhatian khusus kepada penderita kanker. Karenanya tidak begitu lama setelah menjadi seorang internis, ia pun tertarik mendalami pendidikan subspesialis di bidang kanker. Dari Manado di Sulawesi Utara, Harlinda bertolak ke Jakarta, guna menjalani pendidikan Subspesialis Hematologi dan Onkologi Medik di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Gelar Konsultan Hematologi Onkologi Medik (K-HOM) diperolehnya tahun Dari sekitar 70 orang Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang terhimpun di provinsi Sulawesi Utara, Harlinda terpilih menjadi ketua. Jabatan ini diembannya dengan suka 64 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

65 INFO CABANG cita, juga lantaran sesuai dengan panggilan jiwanya. Dengan posisi sebagai ketua, Harlinda punya kesempatan untuk berbuat lebih banyak membantu rekan-rekan sejawat dalam menjalankan pengabdian sebagai Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang sangat dibutuhkan masyarakat. Harlinda menyadari, tidak mudah mengemban amanah sebagai ketua ini. Dibutuhkan komitmen dan semangat pengabdian yang tinggi untuk menjalaninya, karena tantangan yang dihadapi cukup besar. Tantangannya, karena tiap-tiap anggota kan datang dari latar belakang yang berbeda-beda, juga punya ide dan gagasan yang berbeda pula. Ibaratnya rambut sama hitam tetapi isi pemikiran kadang tidak sama. Jadi yagn diperlukan adalah bagaimana menyatukan pendapat ide-ide tersebut. Pintar-pintarnya kita lah, ujar nenek dari 3 cucu yang suka traveling tersebut. Justru di situ pulalah kelebihan Harlinda. Komitmen dan semangat pengadian sebagai internis sudah tertanam kuat dalam dirinya sejak pertama kali gelar SpPD diraihnya. Sehingga tidak ada hal yang membuatnya gentar dalam menjalankan roda organisasi profesi internis. SENIOR VS JUNIOR Selama masa kepemimpinannya, Harlinda tidak mengalami masalah yang berarti. Semuanya berjalan lancar. Menurutnya, mungkin ini karena pola komunikasi terjadi di antara anggota PAPDI berjalan dengan baik. Kalaupun ada masalah biasanya merupakan hal-hal kecil aja. Misalnya, ketika ada internis baru masuk bergabung di sebuah rumah sakit timbul sedikit masalah dengan orang-orang lama. Pada beberapa kasus, yang menjadi masalah adalah karena internis muda tidak kulonuwun kepada seniornya yang sudah terlebih dulu bertugas di sana. Kita mediasi, akhirnya bisa diatasi. Begitubegitu saja masalahnya. Hanya masalah etika khususnya bagi yang muda-muda ini, ujar perempuan yang juga suka menyanyi ini. Di bawah kepemimpinannya, PAPDI Cabang Sulawesi Utara sudah melakukan banyak kegiatan. Di antaranya menggelar pertemuan sesama anggota per-tiga bulan. Bentuk pertemuan ini pun bermacammacam, antara lain berupa seminar dan simposium. Selain itu, PAPDI Cabang Sulawesi juga mengadakan berbagai kegiatan pengabdian langsung kepada masyarakat, seperti memberikan penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan pada tanggal 3 maret 2018 lalu. Harlinda dan beberapa rekan sejawatnya kerap membagikan pengalaman dan pengetahuannya kepada masyarakat mengenai penyakit kanker. Sudah selayaknya kanker dipandang dan diatasi dalam kebersamaan, sehingga setiap orang yang sedang berjuang melawan penyakitnya optimis bisa sembuh. halo INTERNIS CURRICULUM VITAE DATA PRIBADI Nama : dr. Harlinda Haroen, Sp.PD, K-HOM, FINASIM Jenis Kelamin : Perempuan TTL : Cimahi, 26 Maret 1957 Kebangsaan : Indonesia Suami : dr. John Kumaat, MPA Alamat Kantor : RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado Jalan Raya Tanawangko No. 56, Manado, Sulawesi Utara Telephone : harlinda.haroen@gmail.com PENDIDIKAN Dokter Umum, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado - Sulawesi Utara, Lulus Tahun 1984 Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar Sulawesi Selatan, Lulus Tahun 1995 Konsultan Hematologi Onkologi Medik, PERHOMPEDIN Universitas Indonesia Jakarta, Lulus Tahun 2002 Fellow of Indonesia Internal Medicine Association (FINASIM), 2009 JABATAN Ketua Divisi Hematologi Onkologi Medik, Bagian/KSM Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, RSUP Prof. dr. R.D. Kandou manado Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Cabang Sulawesi Utara, Tahun 2015, dan Periode Ketua Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia (PHTDI) Cabang Sulawesi Utara Kepala Instalasi Kanker Terpadu dan Paliatif RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado Ketua Sub Komite Kredensial, Komite Medik RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado ORGANISASI Anggota Ikatan Dokter Indonesia Cabang Manado Anggota Perhimpunan Hematologi dan Onkologi Medik Indonesia (PERHOMPEDIN) Anggota Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia (PHTDI) Member of American Society of Clinical Oncology (ASCO) Member of European Society of Medical Oncology (ESMO) Member of World Federation of Haemophilia (WFH) Member of International Society of Thrombosis Haemostasis (ISTH) Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 65

66 INFO CABANG PAPDI JAKARTA RAYA MEMPERBARUI ILMU DAN PEMBEKALAN DIRI Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Cabang Jakarta Raya (PAPDI JAYA) aktif mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan anggota, dan mempererat persaudaraan sesama anggota. Pada September 2017, PAPDI Jaya menggelar Jakarta Internal Medicine in Daily Practice (JIM DACE) 2017, dengan tema The Role of Primary Physician to Screen and Follow Up Patient with Internal Medicine Cases yang ditujukan untuk menambah kemampuan dan update pengetahuan bagi dokter spesialis penyakit dalam dan dokter umum dalam upaya deteksi dini dan follow up pasien-pasien dengan kasus-kasus penyakit yang sering dijumpai dalam pada praktek sehari-hari di lapangan. Kegiatan yang bertempat di Hotel Harris Kepala Gading Jakarta, juga diisi dengan rangkaian workshop. Di antaranya Workshop Allergy Immunology Update, Workshop Penanganan Hepatitis Kronis Terkini, CAPD Dialisis Praktis pada Orang Dinamis, dan Workshop Dyspepsia. Selain itu kegiatan Plenary Lecture, Meet the Expert, Symposium, Poster Session dan Exhibition. Kegiatan ini diikuti oleh lebih 66 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

67 INFO CABANG Peserta JIM DACE tampak serius memperhatikan materi yang sedang disampaikan. dari 450 dokter, baik dokter umum maupun dokter spesialis Penyakit Dalam yang berasal dari 42 kota besar di Indonesia. Selain JIM DACE, PAPDI Jaya juga telah menyelenggarakan 13 kali kegiatan ilmiah antara lain : Symposium Effect of DPP-4 inhibitor in Cardiovascular in Type 2 Diabetes Patient, Workshop CV Risk Management Edu Program sebanyak 3 (tiga) kali, Interactive Nutrition Course, Mini Symposium Update in OAB and Urine Incontinence Management, Practical Approach in Chronic Disease in Internal Medicine bekerjasama dengan SMF Penyakit Dalam RSUP Fatmawati Jakarta Selatan, Symposium & Workshop Current Update in Cardiometabolic Risk Management, Workshop Tatalaksana Asma dan PPOK, GLP1 RA Meet the Expert & Workshop, Workshop Insulin, Symposium DPP-4 Inhibitor Summit, Symposium Advance in the management of Hypertensive and Diabetic patient with multiple risk factors, Workshop Improving T2D Outcomes Beyond Glycemic Control: RWE in Diabetes Nowadays. Untuk mempererat rasa persatuan dan kekeluargaan para internis yang bertugas di wilayah DKI Jakarta, PAPDI Jaya, rutin mengadakan acara kekeluargaan, seperti PAPDI JAYA juga telah menyelenggarakan acara Workshop Medikolegal sebanyak 4 (empat) kali untuk memberikan pembekalan pengetahuan tentang aspek medikolegal kepada anggota. acara Malam Keakraban dan Halal Bihalal yang diadakan tanggal 22 Juli Acara ini dihadiri oleh 110 Anggota PAPDI JAYA beserta keluarganya. PAPDI JAYA juga telah menyelenggarakan acara Workshop Medikolegal sebanyak 4 (empat) kali untuk memberikan pembekalan pengetahuan tentang aspek medikolegal kepada anggota. Topik-topik yang dibahas dalam Workshop Medikolegal ini antara lain: Bagaimana Bersikap bila Menghadapi Somasi dan Gugatan, Identifikasi Masalah Etika dalam Klinik; Strategi Mencegah dan Menanggulangi Klaim dalam Pelayanan Medis; Sosialisasi Gratifikasi dan Tax Amnesty; dan sharing pengetahuan tentang masalah-masalah hukum lainnya. Melalui Workshop Medikolegal ini, Pengurus PAPDI Jaya berharap agar anggota mengetahui aspek-aspek hukum kedokteran, sehingga tidak terjerumus pada kasus medikolegal dan dapat mengantisipasi tuntutan hukum yang dapat dialaminya. halo INTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 67

68 INFO CABANG Bakti Sosial PAPDI Cabang Bogor Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Cabang Bogor mengadakan Acara Bakti Sosial dalam Rangka Hari Aids Sedunia pada hari kamis, tanggal 30 november 2017 dan bertempat di Kelurahan Bubulak Bogor. 68 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

69 INFO CABANG Kegiatan PAPDI Cabang Palembang Hypertension and Thrombosis Dialogue berlangsung di Aston Hotel, Palembang tanggal 9 10 Desember Tim Visitasi dari PAPDI mengunjungi Rumah Sakit dr. Sobirin Lubuk Linggau, Sumatera Selatan Hypertension and Thrombosis Dialogue, berlangsung di Aston Hotel, Palembang tanggal 9 10 Desember Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 69

70 INFO CABANG Kegiatan PAPDI Cabang BALI Suasana Rapat Kerja Daerah yang diselenggarakan PAPDI Cabang Bali pada tanggal 3-4 Juni 2017 di Royal Tulip Luxury Tabanan Bali. Foto bersama peserta Rakerda PAPDI Cabang Bali 2017 Ketua PAPDI Cabang Bali, Dr. dr. Ketut Suega, SpPD, K-HOM, FINASIM berbicara dalam Rakerda PAPDI Cabang Bali. 70 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

71 TAHAP AKHIR PELANTIKAN PENGURUS CABANG PERIODE INFO CABANG Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Provinsi Aceh Periode Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Tanah Papua Periode dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP. Pembacaan SK Susunan Pengurus PAPDI Cabang Provinsi Aceh periode dibawakan oleh Wakil Ketua II PB PAPDI, dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA. Saat ini PAPDI Cabang Provinsi Aceh memiliki 92 anggota Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Maluku Periode Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Maluku Periode Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) telah melantik seluruh kepengurusan PAPDI Cabang di Indonesia. Tahap terakhir berlangsung di daerah Aceh, Maluku, dan Papua. Kami mengucapkan Selamat Bertugas kepada seluruh Pengurus PAPDI Cabang, semoga PAPDI diluruh Indonesia semakin maju dan berjaya. Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Provinsi Aceh Periode Ketua PAPDI Cabang Provinsi Aceh Dr. dr. Fauzi Yusuf, SpPD, K-GEH, FINASIM, FACG beserta jajarannya resmi dilantik sebagai Pengurus PAPDI Cabang Provinsi Aceh periode pada tanggal 16 September 2017 di Hermes Hotel Banda Aceh. Pelantikan dilakukan oleh Ketua Umum PB PAPDI, Prof. Dr. Ketua Umum PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP telah melantik dan mengukuhkan kepengurusan PAPDI Cabang Maluku periode pada Sabtu, 21 Oktober 2017 di Gedung Baileo Siwalima, Karang Panjang, Maluku, dengan ketua terpilih dr. Denny Jolanda, SpPD, FINASIM. Pembacaan SK Susunan Pengurus PAPDI Cabang Maluku periode dibawakan oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI, dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Saat ini PAPDI Cabang Maluku tercatat memiliki anggota 11 anggota. Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Tanah Papua Periode Pada tanggal 16 Desember 2017, bertempat di Hotel Aston Jayapura, Ketua Umum PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP secara langsung melantik Pengurus PAPDI Cabang Tanah Papua Periode dengan ketua terpilih dr. I Made Gede Darmaja, SpPD, FINASIM. SK Susunan Pengurus PAPDI Cabang Tanah Papua periode dibacakan oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI, dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Saat ini PAPDI Tanah Papua memiliki 34 anggota. halo INTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 71

72 AGENDA AGENDA KEGIATAN ILMIAH BIDANG ILMU PENYAKIT DALAM Tahun 2018 No Tanggal Kegiatan Tempat Pendaftaran April 2018 Temu Ilmiah Reumatologi (TIR) Jakarta Divisi Reumatologi d/a Dept. Ilmu Penyakit Dalam FKUI/ RSCM Jl. Salemba Raya No. 6 Telp.: Fax : reumatik@indosat.net.id reumato2011@yahoo.com CP : Siti Mahfudzoh / Acep Yulianto April 2018 International Digestive Diseases Week (IDDW) Hotel Borobudur Jakarta Sekt. PEGI/Div. Gastroenterologi d/a Dept. Ilmu Penyakit Dalam FKUI/ RSCM Jl. Salemba Raya No. 6 Telp.: , Fax : pbpegi@yahoo.com CP : Darwi/Mimi/Tria April 2018 Jakarta Nephrology & Hypertention Course and Symposium of Hypertention (JNHC) Jakarta Sekretariat PERNEFRI Jl. Salemba Raya No. 22 RT 006/06, Jakarta Pusat Telp.: , Fax : pernefri@cbn.net.id CP : Teti/Linda Mei 2018 Rapat Kerja Nasional PAPDI (RAKERNAS PAPDI) Jakarta PB PAPDI Jl. Salemba Tengah 1 Telp.: pb_papdi@indo.net.id CP : Bp. Muchtar/ Oke Juni - 1 Juli 2018 Jakarta Endocrine Meeting (JEM) Hotel Sheraton Grand Jakarta, Gandaria City Divisi Metabolik Endokrinologi d/a Dept. Ilmu Penyakit Dalam FKUI/ RSCM Jl. Salemba Raya No. 6 Telp.: Fax : endocrin@rad.net.id CP : Ola & Anna Juli 2018 Liver Update Hepatologi Hotel BNDCC Bali Divisi Hepatologi d/a Dept. Ilmu Penyakit Dalam FKUI/ RSCM Jl. Salemba Raya No. 6 Telp.: Fax : CP : Esih/Sri Juli 2018 Kongres Nasional PAPDI XVII (KOPAPDI) Hotel Alila, Surakarta PB PAPDI Jl. Salemba Tengah 1 Telp.: pb_papdi@indo.net.id CP : Bp. Muchtar/ Oke 72 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

73 Jeda Setiap orang perlu melakukan jeda dalam hidupnya. Beralih sejenak dari rutinitas, untuk me-refresh diri. Jeda yang paling simple adalah melakukan hobi. Bila tersedia waktu yang cukup panjang, jalan-jalan dan berlibur boleh dilakoni. Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 73

74 JEDA Beautiful Alor Meski belum begitu populer di tanah air, nama Alor sudah bergema di kalangan petualang dan wisatawan mancanegara. Keindahan alam bawah lautnya menyangingi Kepulauan Karibia yang konon terindah sejagad raya. Hamparan pasir putih yang bersih berpadu dengan laut biru yang jernih, serta deburan ombak yang mengalun bersahutan dengan kicauan burung, membawa hati terasa syahdu dan tenang. Suasana yang menyejukkan jiwa ini bisa didapatkan di pesisir pantai Alor, sebuah wilayah terluar di bagian timur Indonesia dengan keindahan alam dan kekayaan budaya yang mempesona. Alor memiliki banyak objek wisata pantai berpasir putih halus yang jauh dari kebisingan. Pantai Lola, Pantai Maimol, dan Pantai Welolo sekelumit di antaranya. Adalah Karl Muller, seorang fotografer asing yang mengungkapkan keindahan alam Alor ke khalayak dunia. Muller telah bepergian ke banyak negara, mengunjungi tempat-tempat yang indah, juga menyelami alam bawah laut di berbagai benua. Pengalamannya diabadikan dalam karyakarya foto yang memukau mata. travel.detik.com Pantai Lingal, Desa Halerman, Kecamatan Alor Barat Daya, Alor, NTT. 74 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

75 JEDA Muller menjelajahi alam dan budaya Alor dari daratan hingga alam bawah laut. Ia lantas mengungkapkan kekagumannya pada Alor dalam karya buku berjudul East of Bali: From Lombok to Timor, yang diterbitkan oleh Periplus Singapura pada tahun Muller menceritakan, Alor memiliki air laut yang bersih dengan biota laut yang beraneka ragam. Alam bawah laut Alor memiliki titik-titik selam yang bahkan dapat dinikmati pada malam hari. Ia menyebut Alor sebagai taman laut berkelas dunia. Cerita dari mulut ke mulut tentang Alor menarik minat para penyuka diving dan Pictures, Eagle Ray Point, No Man s Land, The Chatedral, The Ball, Trip Top, The Mlai Hall, Nite Delht, Kal s Dream, Three Coconuts, The Arch, Fallt Line, Nite Delht, Night Snacks, Alor Expree, Rocky Point, Cave Point, Barrel Sponge Wall, Mola-Mola Point, Sharks Reeway, Octopus Garden Never-Never wall, Tuna Channel, Anemone Country, The Edge, Coral Clitts, Baeylon, School s Ut, Shark Close, Half Moon Bay, Peter s Prize, Crocodile Rook, Baruna s Point, Captain s Choice, dan The Refrigerator. Untuk mendapatkan pemandangan bawah laut yang prima, disarankan berkunjung ikan karang warna warni, Plankton, soft coral, hard coral. Asyik, para penyelam juga tertantang terjun ke laut di gelap malam dalam sesi Night Dave, untuk menyaksikan binatang-binatang laut yang muncul hanya di malam hari. Ada kalanya pada bulan-bulan tertentu suhu di bawah laut menjadi dingin, mencapai 5 derajat Celcius. Ini dipengaruhi oleh hembusan udara dingin dari Australia. Ikan-ikan mengambang karena kedinginan. Dan, pada saat itu perairan Alor menjadi perlintasan migrasi paus dan lumba-lumba. Taman laut selat Pantar. snorkeling di berbagai berlahan dunia menjajal keelokan alam bawah laut Alor. Mereka di antaranya berasal dari Amerika Australia, Austria, Inggris, Belgia, Belanda, Jerman, kanada, Selandia Baru, juga negara-negara Asia. Terdapat sedikitnya 50 titik atau spot penyelaman yang bisa dikunjung. Sekitar 20 titik di antaranya berkualitas prima alias termasuk terbaik di dunia. Bahkan disebut pula terbaik kedua di dunia setelah Kepulauan Karibia di Amerika. Titik penyelaman di perairan Alor tersebar di banyak tempat. Di antaranya dikenal dengan nama Rahim s Point, Moving ke Alor sekitar bulan Mei hingga November, waktu terbaik sekitar bulan Agustus. Terdapat operator-operator yang menyediakan jasa paket diving. Mereka akan memilihkan titik penyelaman maupun snorkeling yang aman dan cocok dengan kemampuan wisatawan. Karena spot-spot tersebut memiliki tingkat kesulitan yang bervariasi, baik bagi penyelam pemula maupun profesional. Perairan Alor berada pada daerah pertemuan arus antara Laut Banda dan Laut Sawu. Jika beruntung, para penyelam dapat bertemu dengan ikan hiu, paus, pari, molamola, mantis, dan ikan napoleon. Juga ikan- WISATA BUDAYA Ditinjau dari wilayah administrasi, Alor adalah nama sebuah kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Timor dengan Kalabahi sebagai ibukota kabupaten. Berada di sebelah timur pulau Flores dan merupakan wilayah kepulauan. Daratan terbesarnya adalah Pulau Alor. Pulau-pulau lainnya antara lain Pulau Pantar, Pulau Pura, Pulau Tereweng, Pulau Kangge, dan Pulau Kura. Pulau Alor merupakan salah satu dari 92 terluar di Indonesia, berbatasan dengan negara Timor Leste di bagian Selatan. Berikut ini beberapa keistimewaan Alor: piknikdong.com Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 75

76 JEDA Ragam Bahasa Alor juga menyuguhkan ragam wisata budaya yang hanya satu-satunya di dunia. Di tempat ini terdapat puluhan bahasa daerah lokal (bahasa suku). Pulau Alor didiami oleh puluhan suku-suku Nusa Tenggara. Mereka tinggal di kampungkampung dan berbicara antara satu sama lain dengan bahasa suku masing-masing. Maka tidak heran bila terdapat banyak sebutan untuk satu hal yang sama. Para peneliti dari berbagai negara tertarik mengkaji keragam bahasa di Alor ini. Kampung Adat Wisatawan juga dapat menyaksikan tradisi dan budaya asli masyarakat Alor yang hingga kini masih lestari. Salah satunya kehidupan Suku Abui di kampung adat Takpala, Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, yang masih kerap melakukan ritual tarian Lego-lego sebelum membuka lahan baru untuk berladang. Di sini wisatawan dapat melihat langsung rumah adat khas Alor, beratapkan ilalang yang disebut Rumah Gudang. Dinamakan demikian karena memang diperuntukkan sebagai tempat tinggal dan menyimpan bahan makanan. Negeri 1000 Moko Yang menarik lagi, di pusat kota Alor, Kalabahi, terdapat Museum 1000 Moko, yang merupakan satu-satunya di Indonesia, bahkan mungkin juga di dunia. Museum ini menyimpan berbagai jenis dan bentuk Moko dari masa purbakala. Moko disebut juga nekara perunggu, merupakan jenis alat musik zaman prasejarah. Umumnya berbentuk lonjong seperti seperti drum tangan dengan diameter cm dan tinggi cm. Desainnya bermacam-macam, terdapat pula ornamen khas Indochina seperti gajah. Menurut pakar arkeologi dan sejarah, pembuatan Moko Alor berasal dari teknologi perunggu di Dongson, Vietnam bagian utara. Moko, jenis alat musik zaman pra-sejarah. 76 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

77 JEDA Jumlah moko di Alor puluhan ribu banyaknya. Sebuah tanda tanya besar bagaimana moko Dongson ini sampai ke Alor, karena tidak ada satu pun catatan sejarah yang menyebut Alor penghasil barang-barang dari perunggu. Diduga pada masa lalu moko dibawa pedagangpedagang dari China yang hendak berniaga ke Maluku. Namun kapalnya terdapar di Pulau Alor. Moko yang tadinya hendak ditukarkan (sistem perniagaan masih barter) dengan rempah-rempah di Maluku akhirnya ditukarkan dengan komoditas utama Alor, yakni biji kenari, dan jagung. Akhirnya tercipta jalur perdagangan ke Alor. Peristiwa yang berlangsung sekitar 1000 tahun lalu menjadikan Alor sebagai daerah dengan koleksi moko terbanyak, sehingga berjuluk Negeri 100 Moko. Moko sangat berharga bagi masyarakat Alor. Motif dan jumlah moko juga menunjukkan status sosial dan pengaruh seseorang dalam masyarakat. Hampir setiap keluarga, terutama masyarakat asli Pulau Alor menyimpan moko. Benda ini dijaga dengan baik secara turun temurun. Hingga sekarang, moko masih dijadikan mas kawin yang wajib diberikan mempelai pria kepada mempelai wanita. Keluarga pria yang tidak memiliki moko, dapat mengusahakannya dengan meminjam kepada tetua adat dengan mengeluarkan biaya tinggi. halo INTERNIS AL QURAN DARI KULIT KAYU Satu lagi keistimewaan Alor. Di sebuah desa pesisir di Alor Besar, berjarak sekitar 30 km dari Kota Kalabahi, terdapat Al Quran tertua di Asia Tenggara. Konon usianya sudah lebih 800 tahun. Lembaran-lembarannya terbuat dari kulit kayu, berisi 30 juz atau 114 surat yang ditulis menggunakan tinta berwarna hitam dan merah dari pewarna alam. Wujud Al Quran masih utuh, tulisannya masih dapat terbaca dengan jelas. Hanya bagianbagian ujungnya saja yang rapuh dimakan usia. Diperkirakan Al Quran ini dibawa ke Alor oleh Iang Gogo bersaudara sekitar tahun 1518 dari Ternate (Maluku Utara) dengan menggunakan kapal bernama Tuma ninah. Iang Gogo bersaudara adalah orang Ternate penyebarkan agama Islam di wilayah timur Indonesia, termasuk Alor, di masa Kesultanan Babullah V. Al Quran tua ini secara turun temurun diwariskan hanya kepada anak laki-laki pertama dari garis keturunan Iang Gogo. Kini dipelihara oleh Nurdin Gogo, keturuan ke 14 dari Iang Gogo. Untuk menjaga keutuhan Al Quran ini, Nurdin menempatkannya di kotak kaca. Pengunjung dapat melihatnya tapi tidak diperkenankan menyentuh agar tidak rusak. Transportasi & Akomodasi Perjalanan menuju Alor dapat ditempuh melalui udara dan laut. Dari Jakarta menggunakan pesawat menuju Kupang, ibu kota Nusa Tenggara Timur, memakan waktu sekitar 3 jam. Kemudian dilajutkan terbang ke Pulau Alor menggunakan pesawat yang lebih kecil dengan waktu tempuh sekitar 50 menit. Alternatif lain via laut. Naik kapal dari Kupang menuju Alor dengan waktu tempung sekitar 10 jam. Namun biayanya bisa lebih murah separuh harga dibanding naik pesawat. Di Alor tersedia penginapan berupa hotel, homestay, dan losmen. Wisatawan dapat memilih sesuai dengan budget yang dimiliki. foto: istimewa Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 77

78 JEDA Tas Unik dan Cantik KHAS NUSANTARA Bere NTT Kearifan budaya lokal masyarakat Indonesia telah menghasilkan banyak kerajinan tangan bernuansa etnik yang indah. Salah satunya berupa tas, yang dibuat secara handmade dengan mengandalkan bahan baku dari alam. Awalnya, tas-tas ini dibuat oleh masyarakat komunitas adat untuk keperluan tertentu, seperti perlengkapan yang harus dikenakan dalam upacara adat. Mengikuti era kekinian, tas-tas khas Nusantara ini dibuat dengan kreasi yang beragam dengan tetap mempertahankan ciri khas aslinya. Bisa pula digunakan berbagai kalangan untuk mempercantik gaya berbusana. Wisatawan domestik maupun mancanegara banyak meminati produk tas daerah Nusantara ini, sebagai koleksi pribadi atau dijadikan suvenir. BERE & BOLA OKA Berjalan-jalan ke Nusa Tenggara Timur (NTT) kita akan mudah mendapatkan Bere, sebutan untuk tas yang dipergunakan kaum lelaki di lingkungan masyarakat Nagekeo, salah satu suku di NTT. Dahulunya Bere digunakan para lelaki sebagai pelengkap berpakaian, terutama saat menghadiri upacara-upacara adat. Mereka biasa menggunakan Bere untuk membawa rokok atau benda-benda kecil lainnya seperti dompet. Rokoknya pun 78 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

79 JEDA Mendong Tasikmalaya foto: youtube.com Di zaman now Sepu masih dibuat dan digunakan para wanita Toraja dengan beragam kombinasi warna dan motif. Isinya tidak lagi memulu sirih dan tembakau. Kini lebih dominan diisi dengan uang, dompet, serta handphone, juga perangkat kosmetik. rokok tradisional, terbuat dari daun lontar yang diisi dengan tembakau. Bere juga penanda status sosial dalam masyarakat. Karenanya menggenakan Bere memberi kebanggaan tersendiri bagi lelaki Nagekeo. Bere aslinya terbuat dari tanaman pandan hutan. Dianyam sedemikian rupa sehingga berbentuk tas. Belakangan ini, pandan hutan semakin sulit ditemukan. Para pengrajin Bere menggantinya dengan menggunakan bahan terbuat dari tali plastik. Adapun Bola Oka merupakan Bere yang diperuntukkan bagi kaum perempuan. Bahan pembuatnya sama, daun pandan hutan. Hanya bentuknya sedikit berbeda. Bola Oka bentuknya lebih bulat dan ukurannya lebih kecil. Umumnya, Bola Oka digunakan kaum perempuan untuk membawa sirih pinang. Kini, para pengrajin tas Nagekeo mulai memodifikasi Bere dan Bola Oka sehingga menarik dan keren dipakai kawula muda. SEPU TORAJA Tas yang terbuat dari kain dan dihiasi dengan manik-manik ini dinamakan Sepu. Kaum perempuan Toraja di Sulawesi wajib membawa Sepu ini dalam setiap upacara adat. Gunanya untuk menyimpan pinang, sirih, dan tembakau. Perempuan Toraja memang suka mengunyah sirih dan tembakau yang mereka sebut Ma pangan. Di zaman now Sepu masih dibuat dan digunakan para wanita Toraja dengan beragam kombinasi warna dan motif. Isinya tidak lagi memulu sirih dan tembakau. Kini lebih dominan diisi dengan uang, dompet, serta handphone, juga perangkat kosmetik. BORDIR TANAH RENCONG Tas bordir Aceh termasuk salah satu kerajinan tangan lokal yang kini sudah mendunia, diekspor ke berbagai belahan dunia, di antaranya Eropa, Amerika, Brasil, Italia, Denmark, Spanyol, dan Turki. Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 79

80 JEDA Bordir Tanah Rencong putriani.com Anjat BORNEO Tas bordir Aceh terbuat dari bahan kain yang dibordir dengan motif yang khas Aceh. Coraknya beraneka, dan jenis pun bermacam-macam. Tersedia jenis tas untuk suasana santai, resmi, maupun dibawa ke pesta. Dapat pula dipadupadankan dengan dompet dan sepatu bermotif sama. Salah satu yang mendongkrak nilai jualnya di pasar luar negeri adalah proses pembuatan tas yang masih manual. Selalu ada penghargaan lebih untuk setiap hasil karya yang dibuat dengan keahlian tangan. MENDONG TASIKMALAYA Dari Tasikmalaya dikenal tas Mendong, merupakan kreasi anyaman yang terbuat dari bahan tanaman rumput-rumputan yang tumbuh di daerah rawa atau tempat berair. Pada mulanya anyaman Mendong dibuat untuk dijadikan tikar. Seiring perjalanan waktu, para pengrajin mulai melakukan modifikasi, sehingga muncullah produkproduk berupa kotak, topi, pigura, kursi, meja serta dompet dan tas cantik. Dalam pembuatan tas, seringkali pengrajin menambahkan pernak-pernik bunga yang dibuat dari lukisan maupun sulaman pita sehingga tas dan dompet terlihat semakin mempesona. ANJAT & MANIK-MANIK BORNEO Masyarakat Suku Dayak di Kalimantan terampil membuat Anjat, berupa tas yang berbentuk bundar menyerupai tabung, terbuat dari rotan dengan cara dianyam. Umumnya Anjat berukuran tinggi sekitar 70 cm, dengan garis tengah lingkaran sekitar 50 cm. Tidak memakai tutup, tetapi di bagian atas dilengkapi dengan gelang-gelang kecil yang terbuat dari anyaman rotan, lalu dipasangi tali. Bila tali ditarik, bagian atas Anjat akan mengerucut sehingga bagian atas menutup. Anjat dipakai dengan cara dikaitan di punggung. Mirip tas ransel. Bagi kaum pria, Anjat dijadikan wadah untuk membawa perbekalan jika pergi ke hutan atau berburu. Bagi kaum wanita digunakan untuk menyimpan baju dan makanan ketika pergi berkebun. 80 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

81 JEDA NOKEN PAPUA DIAKUI SEBAGAI Warisan Budaya Dunia pernak-pernikborneo.blogspot.com MANIK-MANIK BORNEO Belakangan, Anjat beralih fungsi menjadi menjadi tas jinjing yang fashionsnable bagi orang di perkotaan. Hiasan motif-motif khas Dayak, membuat Anjat semakin cantik dan menarik untuk dikoleksi. Selain dari anyaman rotan, masyarakat Dayak juga piawai membuat kerajinan tas dari bahan manik-manik. Keseharian masyarakat Dayak memang lekat dengan manik-manik. Mereka menggunakannya untuk menghiasi pakaian, gelang, kalung, hiasan di kepala dan sebagainya. Manikmanik ini terbuat dari bahan-bahan yang ditemui di alam, seperti dari batu-batuan, kaca, keramik, logam, kerang, tulang, gading, kayu, getah kayu, biji-bijian, merjan, dan bahan lainnya. Bagi Suku Dayak, manik-manik memiliki nilai sakral dan kerap dipergunakan dalam upacara adat, pengobatan, bekal kematian, alat tukar atau mas kawin. Manik-manik juga perlambang status sosial dalam masyarakat. Warna dan motif manik-manik disesuaikan tujuan penggunaannya karena setiap warna memiliki makna tersendiri. Kini manik-manik juga sudah beralih fungsi dan menjadi barang fashionable, di antaranya dijadikan tas, dompet, sarung telepon genggam maupun tempat pensil. Tas manik-manik ini dibuat secara handmade, sehingga tidak ada yang serupa 100 persen antara satu produk dengan yang lainnya. INTERNIS halo Dari ujung timur Indonesia ada tas unik bernama Noken. Unik karena bahan baku maupun cara penggunaannya berbeda dengan tas kebanyakan. Digunakan dengan tali tas ditelakkan di kepala, sementara kantong tas dibiarkan menggantung dipunggung atau dada. Noken asli buah karya perempuan-perempuan Papua dan merupakan simbol perdamaian, kehidupan yang baik, dan kesuburan mayarakat Papua. Perempuan-perempuan Papua belajar membuat Noken semenjak kecil. Bagi yang bisa menyelesaikannya dianggap sudah dewasa. Noken terbuat dari serat kayu pohon manduam, pohon nawam atau pohon anggrek hutan. Proses pembuatannya alami, tanpa menggunakan mesin sama sekali. Kayu diolah dan dikeringkan sedemikian rupa, kemudian dipintal menjadi benang. Setelah itu dirajut membentuk tas dan diberi pewarna alami. Lama pembuatannya sekitar 1 hingga 3 minggu tergantung besar kecilnya ukuran tas. Noken berukuran besar digunakan untuk membawa benda-benda yang berat, seperti kayu bakar, tanaman hasil panen, barang belanjaan, atau bahkan bisa digunakan untuk menggendong anak. Noken berukuran kecil digunakan oleh anak-anak untuk membawa peralatan sekolah yang kecil dan ringan, seperti buku, pensil dan alat tulis lainnya. Tas Noken sangat lentur, meski berukuran kecil bisa membuat banyak barang. Kini di Papua banyak dijual Noken bermotif cantik sebagai suvenir. Keunikan Noken telah menarik perhatian The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Pada Sidang UNESCO tanggal 4 Desember 2012 di Paris, Noken dinobatkan sebagai warisan Budaya Dunia Tak Benda (intangible heritage). Sebuah penghargaan dunia untuk kearifan lokal Nusantara. halo INTERNIS Edisi XXVIII, April 2018 // HALO INTERNIS 81

82 JEDA DI BALIK DAPUR REDAKSI TIM HUMAS PB PAPDI Majalah Halo Internis hadir menyapa para internis di seluruh Indonesia berkat ramuan Tim Bidang Humas, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat PB PAPDI. Merekalah sosok di belakang layar yang merancang konten Majalah Halo Internis, termasuk menetapkan tokoh-tokoh dan narasumber yang akan diwawancara pada setiap edisi. Squad Tim Bidang Humas, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat PB PAPDI dipegang oleh empat sekawan yang terdiri dari dr. Nadia A. Mulansari, SpPD, K-HOM, FINASIM sebagai ketua, serta dr. Arif Mansjoer, SpPD, K-KV, FINASIM, KIC, M.Epid, dr. Wismandari, SpPD, K-EMD, FINASIM, dan dr. Elizabeth Merry Wintery, SpPD, FINASIM sebagai anggota. Kekompakkan tim selalu terjaga. Saat menjalankan tugas mereka saling mengisi satu sama lain. Mereka aktif pula memberikan sumbang saran dalam rapat redaksi yang rutin diadakan menjelang penerbitan edisi baru. Semua itu dilakukan agar Majalah Halo Internis benar-benar menjadi bacaan yang bermanfaat bagi anggota PAPDI di seluruh Indonesia. halo INTERNIS 82 HALO INTERNIS // Edisi XXVIII, April 2018

83

84

FORMULIR APLIKASI FINASIM 2017

FORMULIR APLIKASI FINASIM 2017 (semua kolom harus diisi lengkap oleh pemohon) FORMULIR APLIKASI FINASIM 2017 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA FELLOW OF THE INDONESIAN SOCIETY OF INTERNAL MEDICINE (FINASIM) I. DATA

Lebih terperinci

K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, FRCP(T)

K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, FRCP(T) PRESS RELEASE PENGURUS BESAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (PB PAPDI) PADA KONGRES NASIONAL PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA (KOPAPDI) XVI TAHUN 2015 DI BANDUNG

Lebih terperinci

halo PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA NTERNIS Edisi XXVII, Agustus 2017 KORIDOR PENGABDIAN

halo PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA NTERNIS Edisi XXVII, Agustus 2017 KORIDOR PENGABDIAN halo PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA NTERNIS Edisi XXVII, Agustus 2017 KORIDOR PENGABDIAN Sejawat nan terhormat, Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

PRAKTEK SPESIALIS DI ERA SJSN. Aru W. Sudoyo Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia PAPDI

PRAKTEK SPESIALIS DI ERA SJSN. Aru W. Sudoyo Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia PAPDI PRAKTEK SPESIALIS DI ERA SJSN Aru W. Sudoyo Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia PAPDI Jumlah Dokter Spesialis/100.000 penduduk menurut Provinsi 26/10/09 Pendidikan KKI 4 NUMBER OF SPECIALISTS

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

FORMULIR APLIKASI FINASIM 2013

FORMULIR APLIKASI FINASIM 2013 (semua kolom harus diisi lengkap oleh pemohon) FORMULIR APLIKASI FINASIM 2013 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM FELLOW OF THE INDONESIAN SOCIETY OF INTERNAL MEDICINE (FINASIM) I. DATA PRIBADI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

LOG BOOK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) DOKTER Edisi II

LOG BOOK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) DOKTER Edisi II LOG BOOK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) DOKTER Edisi II 2015 1 DATA PESERTA PROGRAM P2KB DPU Nama Lengkap (sesuai Ijazah) Tempat / Tanggal Lahir Alamat Handphone Email Data Organisasi

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA GUBERNUR SULAWESI TENGGARA SAMBUTAN GUBERNUR PADA ACARA RAPAT KERJA KESEHATAN PROPINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 YTH. WAKIL GUBERNUR SULAWESI TENGGARA YTH. KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

# Namun peranan PR tidak hanya sebatas menjalin hubungan baik dengan publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal. PR juga memiliki tugas u

# Namun peranan PR tidak hanya sebatas menjalin hubungan baik dengan publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal. PR juga memiliki tugas u BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini Public Relations menjadi salah satu bagian yang penting dalam perusahaan. Peran public relations diperlukan guna menunjang operasional

Lebih terperinci

Mencari RS Rujukan Nasional dalam era JKN. Pemetaan Motivasi Direksi dan Spesialis 6 Juni 2014

Mencari RS Rujukan Nasional dalam era JKN. Pemetaan Motivasi Direksi dan Spesialis 6 Juni 2014 Mencari RS Rujukan Nasional dalam era JKN Pemetaan Motivasi Direksi dan Spesialis 6 Juni 2014 Pengantar Jaminan Kesehatan Nasional sudah dimulai pada tahun 2014. Sistem rujukan semakin penting. Apa akibatnya?

Lebih terperinci

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF KOLEGIUM BEDAH SARAF INDONESIA ( K.B.S.I. ) STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF Jakarta : Februari 2007 DAFTAR SINGKATAN IPDS KBSI KPS KKI PBL PPDS RS Pendidikan RS Jejaring WFME Institusi

Lebih terperinci

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem No.671, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Izin. Pelaksanaan. Praktik Kedokteran. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.856, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KKI. Dokter. Dokter Gigi. Kompetensi Yang Sama. Pengesahan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN KOMPETENSI YANG SAMA

Lebih terperinci

HERIANDI SUTADI DIVISI REGISTRASI

HERIANDI SUTADI DIVISI REGISTRASI HERIANDI SUTADI DIVISI REGISTRASI KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) adalah suatu badan otonom, mandiri, non struktural dan bersifat independen yang terdiri atas konsil Kedokteran

Lebih terperinci

Hasil Diskusi Kelompok 2 KOORDINASI KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA DENGAN STAKEHOLDERS DALAM MENGHADAPI TSUNAMI HER-REGISTRASI TAHUN 2016

Hasil Diskusi Kelompok 2 KOORDINASI KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA DENGAN STAKEHOLDERS DALAM MENGHADAPI TSUNAMI HER-REGISTRASI TAHUN 2016 Hasil Diskusi Kelompok 2 KOORDINASI KONSIL KEAN INDONESIA DENGAN STAKEHOLDERS DALAM MENGHADAPI TSUNAMI HER-REGISTRASI TAHUN 2016 REGISTRASI DAN 1. Setiap DR dan DRG yang melakukan praktik kedokteran di

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat pada awal Tahun 2012 telah melaksanakan pertemuan internal membahas rencana strategis (Renstra) 2011-2015 dan

Lebih terperinci

HASIL DISKUSI TERKAIT KEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

HASIL DISKUSI TERKAIT KEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI Nomor : B1-196/PP.IAI/1418/XII/2016 Jakarta, 23 Desember 2016 Lampiran : 1 (satu) bundel Perihal : HASIL DISKUSI TERKAIT KEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI No.82/PUU-XIII/2015 Kepada Yth. Ketua PD IAI se Indonesia

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG NUSANTARA SEHAT

SEKILAS TENTANG NUSANTARA SEHAT Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Akan diresmikan Program Program Nusantara Sehat. Program ini bertujuan untuk menguatkan layanan kesehatan primer melalui peningkatan jumlah, sebaran, komposisi

Lebih terperinci

Visi Pendidikan Spesialis dan Subspesialis: Menjadi bagian integral dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia

Visi Pendidikan Spesialis dan Subspesialis: Menjadi bagian integral dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia Visi Pendidikan Spesialis dan Subspesialis: Menjadi bagian integral dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia Laksono Trisnantoro, Fakultas Kedokteran UGM Pengantar Jaminan Kesehatan Nasional talah

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2 MOR SP DIPA-24.12-/2 DS3612-4187-984-7 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tingg

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tingg No.226, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Wajib Kerja Dokter Spesialis. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN KONGRES XXI PGRI DAN KONGRES GURU

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.617, 2015 KKI. Pelanggaran Disiplin. Dokter dan Dokter Gigi. Dugaan. Penanganan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

Daftar Lampiran Undangan Sosialisasi Penyelenggaraan Pertimbangan Klinis (Clinical Advisory) Nomor : TU.05.01/3/555/2016

Daftar Lampiran Undangan Sosialisasi Penyelenggaraan Pertimbangan Klinis (Clinical Advisory) Nomor : TU.05.01/3/555/2016 Daftar Lampiran Undangan Sosialisasi Penyelenggaraan Pertimbangan Klinis (Clinical Advisory) Nomor : TU.05.01/3/555/2016 1. Sekretaris Jenderal Kemkes RI 2. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kemkes

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN KASUS DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BAGI DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM ATAU DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM SUBSPESIALIS GASTROENTEROHEPATOLOGI UNTUK MENDAPATKAN

PETUNJUK TEKNIS BAGI DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM ATAU DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM SUBSPESIALIS GASTROENTEROHEPATOLOGI UNTUK MENDAPATKAN PETUNJUK TEKNIS BAGI DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM ATAU DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM SUBSPESIALIS GASTROENTEROHEPATOLOGI UNTUK MENDAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI ENDOSKOPI GASTROINTESTINAL KOLEGIUM

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1304, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Pendidikan. Dokter Spesialis. Program. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM PENDIDlKAN DOKTER

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium Bab II. Analisis Situasi Bab III. Kebijakan Strategis Bab 2. Analisis Situasi SWOT Kondisi internal Strengths (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan) Kondisi eksternal

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER MANDIRI Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor Nomor

Lebih terperinci

PROFIL PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN PROFESI DOKTER SPESIALIS I (PMKPDSp

PROFIL PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN PROFESI DOKTER SPESIALIS I (PMKPDSp PROFIL PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN PROFESI DOKTER SPESIALIS I (PMKPDSp I) ILMU PENYAKIT DALAM FKUI/RSCM Siti Setiati Disampaikan dalam seminar mahasiswa FKUI DOCTOR S S CAREER UPDATE 26 Januari 2008 PENGELOLA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN, PEMBINAAN, DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.319, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Registrasi. Berbasis Elektronik. Sistem Informasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.319, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Registrasi. Berbasis Elektronik. Sistem Informasi. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.319, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Registrasi. Berbasis Elektronik. Sistem Informasi. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI REGISTRASI

Lebih terperinci

Buku Log KEGIATAN CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT (CPD) ILMU PENYAKIT DALAM KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM

Buku Log KEGIATAN CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT (CPD) ILMU PENYAKIT DALAM KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM Buku Log KEGIATAN CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT (CPD) ILMU PENYAKIT DALAM KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM INDONESIA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM (PAPDI) BUKU

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U No.132, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Kedokteran. Akademik. Profesi. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor: 4887/E/PPIBI/II/2017 TENTANG PERINGATAN HUT KE 66 IKATAN BIDAN INDONESIA TAHUN 2017

SURAT EDARAN Nomor: 4887/E/PPIBI/II/2017 TENTANG PERINGATAN HUT KE 66 IKATAN BIDAN INDONESIA TAHUN 2017 SURAT EDARAN Nomor: 4887/E/PPIBI/II/2017 TENTANG PERINGATAN HUT KE 66 IKATAN BIDAN INDONESIA Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, tanggal 24 Juni 2017 organisasi IBI yang kita

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEBIDANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEBIDANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEBIDANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pemenuhan pelayanan kesehatan merupakan hak setiap

Lebih terperinci

Tujuan & Tugas KKI. Tujuan:

Tujuan & Tugas KKI. Tujuan: Tujuan & Tugas KKI Tujuan: 1. Memberikan perlindungan kepada pasien 2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis 3. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter/dokte gigi Tugas : Melakukan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN Pasal 1 1. Anggota AJI adalah jurnalis yang telah memenuhi syarat profesional dan independen yang bekerja untuk media massa cetak, radio, televisi, dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2015 KESEHATAN. Rumah Sakit Pendidikan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5777). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI MENTERI KESEHATAN Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004

Lebih terperinci

SE - 65/PJ/2010 PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENILAIAN LOMBA PELAYANAN TAHUN 2010

SE - 65/PJ/2010 PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENILAIAN LOMBA PELAYANAN TAHUN 2010 SE - 65/PJ/2010 PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENILAIAN LOMBA PELAYANAN TAHUN 2010 Contributed by Administrator Tuesday, 18 May 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 18 Mei 2010 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.298, 2014 KKI. Registrasi. Sementara. Bersyarat. Dokter. Dokter Gigi. WNA. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI SEMENTARA DAN

Lebih terperinci

STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. Studi, Serta Pihak-Pihak Yang Dilibatkan.

STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. Studi, Serta Pihak-Pihak Yang Dilibatkan. STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Serta Strategi Pencapaian. 1.1.1 Jelaskan Mekanisme Penyusunan Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Program

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PENYELENGARAAN TATA TERTIB POKOK-POKOK BAHASAN JADWAL ACARA RAKERNAS IKA-FARMASI UNAND PADANG, JANUARI 2016

KETENTUAN UMUM PENYELENGARAAN TATA TERTIB POKOK-POKOK BAHASAN JADWAL ACARA RAKERNAS IKA-FARMASI UNAND PADANG, JANUARI 2016 KETENTUAN UMUM PENYELENGARAAN TATA TERTIB POKOK-POKOK BAHASAN JADWAL ACARA RAKERNAS PADANG, 30-31 JANUARI 2016 RAPAT KERJA NASIONAL 2016 KETENTUAN UMUM PENYELENGGARAAN RAKERNAS Padang, 30-31 Januari 2016

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

WELCOME TO KOP APDI XVI 2015 BANDUNG

WELCOME TO KOP APDI XVI 2015 BANDUNG Edisi September 2015 SEKAPUR SIRIH Sejawat nan terhormat, Waktu terus bergulir, tak terasa organisasi yang kita banggakan ini akan kembali mengadakan Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit

Lebih terperinci

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan.

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan. Revisi 2009 MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan. Bahwa untuk menanggulangi penyakit kanker

Lebih terperinci

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN Staf medis merupakan tenaga yang mandiri, karena setiap dokter dan dokter gigi memiliki kebebasan profesi dalam mengambil keputusan klinis

Lebih terperinci

Juknis Pengajuan Sertifikat Kompetensi Bronkoskopi 1

Juknis Pengajuan Sertifikat Kompetensi Bronkoskopi 1 Juknis Pengajuan Sertifikat Kompetensi Bronkoskopi 1 PETUNJUK TEKNIS BAGI DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM UNTUK MENDAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI BRONSKOSKOPI DASAR KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM INDONESIA

Lebih terperinci

Perkara Penting yang Sedang Dihadapi

Perkara Penting yang Sedang Dihadapi Ikhtisar Data Keuangan Penting Laporan Dewan Pengawas dan Pengurus Profil Dana Pensiun BTN Analisa & Pembahasan Manajemen Penilaian Efektivitas Pengendalian Intern Evaluasi efektivitas sistem pengendalian

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI DOKTER DAN DOKTER SPESIALIS

KEBIJAKAN PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI DOKTER DAN DOKTER SPESIALIS KEBIJAKAN PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI DOKTER DAN DOKTER SPESIALIS PENDAHULUAN Peraturan perundang-undangan yang mendasari praktek kedokteran di Indonesia antara lain berasal dari: Undang-Undang Praktek

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG KEINSINYURAN: Harapan Baru Tingkatkan Profesionalisme Insinyur Oleh: Wiwin Sri Rahyani*

UNDANG-UNDANG KEINSINYURAN: Harapan Baru Tingkatkan Profesionalisme Insinyur Oleh: Wiwin Sri Rahyani* UNDANG-UNDANG KEINSINYURAN: Harapan Baru Tingkatkan Profesionalisme Insinyur Oleh: Wiwin Sri Rahyani* Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyelesaikan pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Keinsinyuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Perusahaan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Perusahaan berusaha untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan di dalam dunia bisnis pada saat ini mengakibatkan persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Perusahaan berusaha untuk bersaing dengan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.1-/216 DS771-654-627-359 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN 2013 2022 SK: 062/SK.Kap/JTM/FT/UP/VII/2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...1 BAB II VISI DAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya pengabdian kepada bangsa dan negara adalah kewajiban setiap warga negara Indonesia yang harus dilaksanakan dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ranah kesehatan selalu marak diperbincangkan dimana saja hal tersebut di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ranah kesehatan selalu marak diperbincangkan dimana saja hal tersebut di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ranah kesehatan selalu marak diperbincangkan dimana saja hal tersebut di pandang krusial bagi kehidupan manusia. Kesehatan merujuk kepada dinamika pola hidup yang sehat,

Lebih terperinci

Disponsori oleh: PERUSAHAAN BERSERTIFIKAT HALAL

Disponsori oleh: PERUSAHAAN BERSERTIFIKAT HALAL Disponsori oleh: PERUSAHAAN BERSERTIFIKAT HALAL LATAR BELAKANG Mencetak generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia dan tangguh dalam menghadapi berbagai dampak negatif yang timbul akibat modernisasi dan

Lebih terperinci

Kelulusan Ujian Kompetensi Mahasiswa FK UNAIR Capai 98 Persen

Kelulusan Ujian Kompetensi Mahasiswa FK UNAIR Capai 98 Persen Kelulusan Ujian Kompetensi Mahasiswa FK UNAIR Capai 98 Persen UNAIR NEWS Satu lagi prestasi akademik yang membanggakan mencuat dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR). Dalam Uji Kompetensi

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profesi Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu menegakkan diri dan diterima oleh masyarakat sebagai seorang yang memiliki ketrampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 9 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN ASOSIASI PROFESI DAN INSTITUSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN YANG DIBERIKAN KEWENANGAN

Lebih terperinci

HASIL KONSINYERING DENGAN PANJA KOMISI X DPR RI H. Century, Juni 2013

HASIL KONSINYERING DENGAN PANJA KOMISI X DPR RI H. Century, Juni 2013 NO. DRAFT DPR (9 APRIL 2012) HASIL PEMBAHASAN DENGAN DPR, KONSINYERING 10-11 MARET (dalam block kuning) DAFTAR INVENTARISASI MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN 4 April 2013 HASIL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.352, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Tata Cara. Penanganan. Kasus. Pelanggaran Disiplin. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn) 2016 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DOKTER SPESIALIS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 10/SK/K01-SA/2009 TENTANG KETENTUAN & TATA KERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 10/SK/K01-SA/2009 TENTANG KETENTUAN & TATA KERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 10/SK/K01-SA/2009 TENTANG KETENTUAN & TATA KERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Menimbang : a. bahwa guna menjalankan tugas dan fungsinya

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN 1 Biro Perencanaan dan Data 1. Bagian Program dan Anggaran Menyusun rencana, program, anggaran,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG Draft Final 10-12-2009 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN EKSTERNAL PENERIMAAN CALON ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK Disajikan Pada : Lokakarya Nasional Pengembangan dan Pemberdayaan SDMK Tahun 2014 Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK Kerangka

Lebih terperinci

Untuk menunjang proses pembangunan kesehatan, pemerintah & pemerintah daerah wajib memenuhi kebutuhan Tenaga Kesehatan, baik dalam Jumlah, Jenis dan

Untuk menunjang proses pembangunan kesehatan, pemerintah & pemerintah daerah wajib memenuhi kebutuhan Tenaga Kesehatan, baik dalam Jumlah, Jenis dan Materi ini disampaikan pada : Pertemuan Pengelola Program Sumber Daya Manusia Kesehatan Oleh : Dr.dr.H. Rachmat Latief, Sp.PD.,., KPTI., M. Kes,, FINASIM Hotel Aryaduta Makassar, 14 sd 15 Juni 2017 Untuk

Lebih terperinci

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REGISTRASI TENAGA KESEHATAN REGISTRASI TENAGA KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 161/MENKES/PER/I/2010 PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 161/MENKES/PER/I/2010 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Tujuan Pembangunan Negara RI adalah kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

Tujuan Pembangunan Negara RI adalah kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. RANGKUMAN PEMIKIRAN Rapat Koordinasi Nasional Sinergitas Konsil Kedokteran indonesia dengan Pemangku Kepentingan dalam Pengawalan Profesionalisme Dokter dan dokter Gigi Menghadapi Tantangan Global Makasar,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG, Menimbang : a. bahwa guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit (RS) diakui merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi, terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya.

Lebih terperinci

PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA PENDIDIKAN PROFESI SERTA SARJANA DAN DIPLOMA

PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA PENDIDIKAN PROFESI SERTA SARJANA DAN DIPLOMA z PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA PENDIDIKAN PROFESI SERTA SARJANA DAN DIPLOMA di Pusat Kegiatan Akademik (Academic Activity Center) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala Selasa,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja. No.2, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

non pemerintah/ swasta yang dananya bersumber dari dana publik, baik APBN/ APBD, sumbangan masyarakat, maupun dari luar negeri.

non pemerintah/ swasta yang dananya bersumber dari dana publik, baik APBN/ APBD, sumbangan masyarakat, maupun dari luar negeri. 1 I. PENGANTAR Di era globalisasi saat ini kebutuhan dan keterbukaan akan informasi merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia dalam mengembangkan wawasan serta ilmu baik secara pribadi maupun golongan

Lebih terperinci

Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi

Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi Kolegium Dokter Gigi Indonesia Pelaksanaan Uji Kompetensi Dokter Gigi April 2007 Januari 2010 Undang-Undang RI Nomor: 29 Tahun 2004 BAB I Pasal 1Ayat 13 Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) Badan yang dibentuk

Lebih terperinci

KUALIFIKASI TAMBAHAN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN

KUALIFIKASI TAMBAHAN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN KUALIFIKASI TAMBAHAN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN i.oetama Marsis PB. IKATAN DOKTER INDONESIA Diajukan dalam Rakornas KKI,Bandung, 10-13 Agustus 2015 PENDAHULUAN Profesi kedokteran atau kedokteran gigi adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1. Pengertian

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1. Pengertian 19 ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian (1) IPI (dibaca i-pe-i); (2) IPI adalah wadah berkumpulnya para pustakawan dan pemerhati perpustakaan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan haruslah memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional. Berdasarkan hal tersebut,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan kesejahteraan umum sebagai salah

Lebih terperinci

Lampiran 1: Panduan Wawancara Pemilik

Lampiran 1: Panduan Wawancara Pemilik Lampiran 1: Panduan Wawancara a. Hasrat atas tanggung jawab 1. Sesesorang yang merintis usaha sendiri umumnya bertanggung jawab tinggi terhadap usahanya. Bagaimanakah cara Anda bertanggung jawab pada keberlangsungan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 BAB I STRUKTUR ORGANISASI Pasal 1 Komisi Paripurna (1) Komisi Paripurna dipimpin oleh seorang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua. (2) Sidang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang

Lebih terperinci