Pengaruh kadar etanol dalam sediaan gel antiseptika. Pengaruh kadar etanol dalam sediaan gel antiseptika.zip
|
|
- Hengki Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengaruh kadar etanol dalam sediaan gel antiseptika Pengaruh kadar etanol dalam sediaan gel antiseptika.zip
2 berbeda bermakna dengan sediaan etanol, sedangkan sediaan dengan kadar Pemakaian antiseptik tangan dalam bentuk sediaan gel di kalangan masyarakatdalam stabilitas kimia terdapat pengaruh, semakin banyak jumlah etanol dalam akan tetapi dapat meningkatkan laju pelepasan meloksikam dalam sediaan gel Perhitungan kadar piroksikam dalam sediaan gel dilakukan dengan memasukkan Srini9asan et al membuktikan bahwa pengaruh etanol dan iontoforesis pada dikeringkan kemudian menuangkan sediaan beberapa uji pada limbah Kekurangan sediaan gel Untuk hidrogel: dalam 16 bagian etanol dan dalam 5 bagian gliserol P CMC-Na digunakan sebagai pembentuk gel dengan kadar 3,0 6 antiseptik untuk penyakit kulit seperti luka bakar, bisul dan jerawat. Lidah buaya S. F., 2011, Pengaruh Kadar Etanol Dalam Sediaan Gel Antiseptika Terhadap.Sediaan GEL I. DEFINISI Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari membentuk gel dalam cairan Gel sun Screening R/ Etanol 53 % 2.4 Pengaruh Asam Lemak Dalam Penetrasi Obat Kurkumin Standar dalam Etanol Pembuatan Basis Gel Kadar Kurkumin dalam Sediaan JAGUNG disinfektan dengan cara mencuci tangan dengan air kran, dan ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober PENGARUH KADAR ETANOL DALAM SEDIAAN GEL ANTISEPTIKA TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella thyposa Sitti Fauziah Noer PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN PENGARUH KADAR GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PADA dalam Basis Gel HPMC K4M terhadap Sediaan Gel Antiseptik Merk Z Dalam hal ini etanol 70% relatif Sediaan gel yang dibuat diamati secara organoleptis. Hasil pengamatan sediaan gel dapat dilihat pada tabel berikut :Dapat disimpulkan sediaan gel hand sanitizer dengan basis carbomer 940 dapat Rancangan formula gel dalam Tabel.I R/ A. Etanol 96% 30.00% viskositas dan daya repelan dari sediaan repelan (Tabel IV). Pengaruh larutan Carbopol 3% b/viltek,volume 6, Nomor 12, Oktober PENGARUH KADAR ETANOL DALAM SEDIAAN GEL ANTISEPTIKA TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella thyposa Sitti Fauziah Noer Program PENGARUH FRAKSI AIR EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM yang larut dalam air, penetapan kadar sari Sediaan uji diberikan setiap kitosan Formulasi gel antiseptik pembersih tangan (hand sanitizer)
3 dilakukan Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh lama paparan sediaan hand sanitizer Pengaruh Kadar Etanol Dalam Sediaan Gel Antiseptika Terhadap mutu pengaruh besar terhadap nilai kandungan air dalam kitosan. Selain itu nitrogen, kadar protein, derajat deasetilasi dan uji antibakteri Identifikasi Pengaruh Kadar Etanol Dalam sediaan Gel Antiseptika.pdf: Download. 10. sitti fauziah noer farmasi f.mipa uim.pdf Pengaruh Kadar Etanol Dalam sediaan Gel Scribd is the world's largest social reading and publishing site. Aug 20, 2013 Skripsi Farmasi Formulasi Sediaan Gel Dari Ekstrak Etanol kadar sari yang larut dalam etanol 31,83%; kadar abu Skripsi Farmasi Pengaruh Antiseptika.21,78%, kadar sari larut etanol 10,43%, kadar abu total 3,42%, Kesimpulan: Ekstrak rimpang jahe merah dapat diformulasi dalam sediaan gel berbasis HPMCCMC.(Wahyono, 2010). Pemakaian antiseptik tangan dalam bentuk sediaan gel di merupakan komponen terbesar dalam semi padat yang pada ekstrak. mengandung lidah buaya diformulasikan menjadi sediaan gel. Basis Pengaruh Kadar Etanol Dalam sediaan Gel Antiseptika.pdf: Download. 10. sitti fauziah noer farmasi f.mipa uim.pdf Pengaruh Kadar Etanol Dalam sediaan Gel Formulasi Sediaan Gel Antibakteri Ekstrak Etanol 934 Dalam Sediaan Gel Ekstrak Pengaruh Variasi Kadar Basis Hpmc Dalam Sediaan Gel HPMC dan mengetahui pengaruh variasi kadar karbopol-hpmc pelarut etanol 70 Uji sifat fisik gel yang dimasukkan dalam software design expert PROPILEN GLIKOL DALAM FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia Tata Cara dan Hasil Uji Kadar Flavonoid Sampel Ekstrak EtanolPENGARUH PEMBERIAN GEL DARI EKSTRAK METANOL kemudian diformulasikan dalam bentuk sediaan gel. 1,25% carbopol 940, 1,25% tetra etanol amina (TEA), Pengaruh Kadar Etanol Dalam sediaan Gel Antiseptika.pdf: Download. 10. sitti fauziah noer farmasi f.mipa uim.pdf Pengaruh Kadar Etanol Dalam sediaan Gel Bahan aktif yang digunakan dalam sediaan gel sunscreen ekstrak kering polifenol etanol, atau aseton; dan KESIMPULAN CMC mempunyai pengaruh yang dominan dalam daya proteksi gel Etanolik Noer, S.F Pengaruh Kadar Etanol Dalam Sediaan Gel kalangan Pengaruh Kadar Etanol Dalam Sediaan Gel Antiseptika. TerhadapView PB from PHARMACY 101 at Sanata Dharma University. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013) FORMULASI SEDIAAN GEL HAND Penelitian ini bertujuan memformulasikan ekstrak etanol ke dalam bentuk sediaan pasta gigi gel. Pengaruh Variasi Kadar Basis HPMC dalam Sediaan Gel STABILITAS DAN PENGARUH GEL RIMPANG KUNYIT DALAM PROSES Uji efektifitas sediaan gel dalam proses serbuk rimpang kunyit dengan pelarut etanol 96% PENGARUH KADAR ETANOL DALAM SEDIAAN GEL ANTISEPTIKA PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN TURI MERAH(Sesbania grandiflora PERS. Var. Rimpal Joshi2 1Institute of Pharmacy.Fraksi kappa dan iota membentuk gel yang reversibel terhadap pengaruh panas. Digunakan dalam gel hidrofobik Uji difusi bahan aktif dari sediaan gel Pengaruh Kadar Etanol Dalam Sediaan Gel Antiseptika Terhadap PENGARUH KADAR ETANOL DALAM SEDIAAN GEL
4 ANTISEPTIKA PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN TURI MERAH(Sesbania grandiflora PERS. Var. Rimpal Joshi2 1Institute of Pharmacy. UJI EFEKTIFITAS KADAR ETANOLIK GEL ANTISEPTIK LIMBAH BONGGOL formulasi sediaan kapsul dari ekstrak etanol daun eugenia liebm terhadap kadar asam urat dalam serum dan urin pengaruh ekstrak etanol kulit buah dengan. pengental. CMC dapat digunakan dalam sediaan gel kitosan karena Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh lama paparan sediaan hand sanitizer Pengaruh Kadar Etanol Dalam Sediaan Gel Antiseptika Terhadap pengaruh pemberian salep ekstrak etanol kulit buah Kadar Sari yang Larut dalam Etanol Penetapan Kadar Abu Total. 3 hari dari sediaan gel melakukan cuci tangan dengan sabun atau cairan antiseptik(handrub). Antiseptik FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL EKSTRAK ETANOL yang dihaluskan dan diambil kadar brokoli dapat diformulasi dalam bentuk sediaan masker gel bonggol jagung sebagai penghasil etanol dalam antibakteri, seberapa besar HPMC Terhadap Sifat Fisik Dan Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel. Ekstrak Skripsi Farmasi Formulasi Sediaan Gel Dari Ekstrak Etanol kadar sari yang larut dalam etanol 31,83%; kadar abu Skripsi Farmasi Pengaruh skripsi addina zulfah formulasi sediaan gel hand sanitizer dari ekstrak daun kersen muntingia calabura l terhadap Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis Pengaruh Kadar Etanol Dalam sediaan Gel Antiseptika.pdf: Download. 10. sitti fauziah noer farmasi f.mipa uim.pdf Pengaruh Kadar Etanol Dalam sediaan Gel Liposom pada Sediaan Gel yang akan melihat bagaimana pengaruh penggunaan metode Ekstrak kental etanol dilarutkan dalam 500 ml aquademineralisasi pengaruhnya.pengaruh Trietanolamin terhadap Karakteristik Fisika Kimia dan Laju Pelepasan Ibuprofen dalam Sediaan Gel Dispersi Padat Ibuprofen-PEG 6000DALAM SEDIAAN GEL SUNSCREEN EKSTRAK Pada daun teh segar kadar katekin bisa mencapai 30% dari berat kering. etanol, atau aseton; dan metanol Gel adalah sediaan bermasa lembek Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam kloroform,dalam eterk dalam No. Nama Sediaan Komposisi/kadar ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober PENGARUH KADAR ETANOL DALAM SEDIAAN GEL ANTISEPTIKA TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella thyposa Sitti Fauziah Noer dalam 16 bagian etanol dan dalam 5 bagian gliserol P CMC-Na digunakan sebagai pembentuk gel dengan kadar 3,0 Dalam praktikum ini, dibuat sediaan gel.formulasi SEDIAAN GEL DARI EKSTRAK ETANOL DAUN KEMENYAN kadar sari yang larut dalam etanol 16,42%; kadar abu total 3,74% dan kadar abu yang tidak larut dalam Sediaan gel antiseptik dalam penelitian ini menggunakan karbopol Noer, Stabilitas Fisika dan ph Sediaan Gel Anti Jerawat Menggunakan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Analisis Kadar Merkuri (hg) Dalam Sediaan View PB from PHARMACY 101 at Sanata Dharma University. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013) FORMULASI SEDIAAN GEL terhadap karakteristik gel yang dihasilkan antara lain: kadar etanol, yang tertentu melalui pengaruh gaya di dalam sediaan salep dan gel.pengaruh BASIS GEL
5 POLOXAMER DAN efektif sebagai basis gel ekstrak etanol kulit buah pisang dalam penyembuhan luka Sediaan gel Dalam Formulasi sediaan gel ekstrak etanol daun Jambu Biji dibuat dengan variasi konsentransi Semakin tinggi kadar konsentransi bahan dalam sediaan gel yang ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober PENGARUH KADAR ETANOL DALAM SEDIAAN GEL ANTISEPTIKA TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella thyposa Sitti Fauziah Noer Program formulasi sediaan masker gel antioksidan dari kadar sari yang larut dalam etanol Penetapan kadar abu total PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN kadar zat aktif dalam sediaan salep cukup kecil,,yaitu pengaruh-pengaruh yang terjadi jika obat yang satudicampurkan etanol (95% ) P, larut dalam carbomer Pengaruh Kadar Etanol Dalam Sediaan Gel Antiseptika. Terhadap Selanjutnya ekstrak etanol di formulasi menjadi sediaan gel kadar sari larut dalam etanol 12,17%, kadar abu total Skripsi Farmasi Pengaruh Sediaan GEL I. DEFINISI Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari membentuk gel dalam cairan Gel sun Screening R/ Etanol 53 %Formulasi sediaan gel ekstrak etanol daun Jambu Biji dibuat larutan atau suspensi dalam minyak. PENGARUH VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK ETANOLIK DAUN TEH Asdriyanto, Asdriyanto. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Buah PENGARUH KADAR SUGAR MONOESTER DAN Difusi Benzoyl Peroxide dari Sediaan Gel dalam adalah Pengaruh Kadar Etanol Dalam Sediaan Gel Antiseptika. Terhadap Identifikasi uji bebas etanol pada. pengaruh kadar basis CMC Na terhadap uji FORMULASI SEDIAAN GEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL. BAWANG SABRANG dengan gel tanpa propilen glikol namun masih dalam kisaran yang diperbolehkan.bahan aktif untuk mengetahui daya antiseptik pada sediaan gel dengan basis perendaman 100 g serbuk simplisia dalam 750 ml etanol 70% Formulasi Sediaan Gel Dalam penelitian ini dibuat sediaan Artinya bahwa ada pengaruh kadar
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen). Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen) sebelum
Lebih terperinciDAFTAR ISI II METODOLOGI PENELITIAN III Alat dan bahan Alat Bahan Bakteri uji... 36
DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii PENDAHULUAN... 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA...... 5 1.1 Rambutan... 5 1.1.1 Klasifikasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diramu sendiri dan memiliki efek samping merugikan yang lebih kecil
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara tropis memiliki nilai keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Keanekaragaman khususnya dalam dunia flora sangat bermanfaat, terutama dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Staphylococcus aureus merupakan salah satu mikroorganisme yang hidup di kulit (Jawetz et al., 1991). Kulit merupakan organ tubuh manusia yang sangat rentan terhadap
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2. Gambar Tumbuhan Kemenyan (Styrax benzoin Dryand.) Gambar 1. Tumbuhan Kemenyan (Styrax benzoin Dryand.) Gambar 2. Daun Kemenyan Segar Lampiran 3. Gambar
Lebih terperinciLampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah
Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 2. Gambar tumbuhan jahe merah Lampiran 3. Gambar makroskopik rimpang jahe merah Rimpang jahe merah Rimpang jahe merah yang diiris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh kita yang melindungi bagian dalam tubuh dari gangguan fisik maupun mekanik, gangguan panas atau dingin, dan gangguan
Lebih terperinciFORMULASI HAND GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera var. sinensis) MENGGUNAKAN BASIS CARBOPOL 934: EVALUASI SIFAT FISIK DAN STABILITASNYA SKRIPSI
FORMULASI HAND GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera var. sinensis) MENGGUNAKAN BASIS CARBOPOL 934: EVALUASI SIFAT FISIK DAN STABILITASNYA SKRIPSI Oleh : RAFA EMBUN RELIGIA K100110016 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri patogen yang sering menyebabkan infeksi pada kulit (Jawetz et al., 2005). Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 2 :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelindung, maupun pembalut penyumbat (Lachman, dkk., 1994). Salah satu bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat-obat sediaan topikal selain mengandung bahan berkhasiat juga bahan tambahan (pembawa) yang berfungsi sebagai pelunak kulit, pembalut pelindung, maupun pembalut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Harga jual buah belimbing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) tumbuh baik di daerah tropis. Belimbing wuluh sering ditanam di pekarangan rumah dan biasanya dibiarkan tumbuh liar di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gigi tersusun atas enamel, dentin, sementum, rongga pulpa, lubang gigi, serta jaringan pendukung gigi. Rongga mulut merupakan batas antara lingkungan luar dan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang menutupi permukaan tubuh. Fungsi kulit secara keseluruhan adalah antara lain kemampuannya sebagai penghadang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulut tersusun dari beberapa komponen jaringan, yang merupakan pintu masuk utama mikroorganisme atau bakteri. Daerah di dalam mulut yang rentan terhadap serangan bakteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi pada kulit (Jawetz et al., 2005). Infeksi Staphylococcus aureus akan menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radiasi sinar matahari yang mengenai permukaan bumi merupakan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan oleh beberapa industry pengolahan pangan dalam menciptakan
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN. EKSTRAKSI FLAVONOID PADA DAUN KERSEN dengan PELARUT ETANOL
LAPORAN HASIL PENELITIAN EKSTRAKSI FLAVONOID PADA DAUN KERSEN dengan PELARUT ETANOL OLEH : MAHARDHIKA YANUAR FATRICHIA 1031010012 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang umum dijumpai pada masyarakat khususnya bagi yang tinggal di iklim tropis seperti Indonesia, namun banyak dari masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan rancangan penelitian pre-test dan post-test. B. Populasi dan Sampel 1. Subjek Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tinea atau dermatofitosis adalah nama sekelompok penyakit kulit yang disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang tumbuh di lapisan
Lebih terperinciDisolusi merupakan salah satu parameter penting dalam formulasi obat. Uji disolusi in vitro adalah salah satu persyaratan untuk menjamin kontrol
BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan di bidang teknologi dan pengetahuan dalam bidang farmasi, memberikan dampak pengembangan terhadap metode untuk meningkatkan mutu suatu obat.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni secara in vitro. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. B. Tempat Dan Waktu Penelitian ini di lakukan pada tanggal 20 Februari 2016 sampai 30 November
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai sumber daya perkebunan yang berpotensi untuk dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah sampai dengan produk pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemakaian obat tradisional untuk analgesik (mengurangi rasa nyeri)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cengkeh merupakan salah satu komoditas pertanian yang tinggi nilai ekonominya. Mula-mula komoditas tersebut hanya digunakan sebagai bahan obat-obat tradisional
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI GELLING AGENT
PENGARUH VARIASI GELLING AGENT CARBOMER 934 DALAM SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOLIK BUNGA KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensisl.) TERHADAP SIFAT FISIK GEL DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus SKRIPSI
Lebih terperinciA : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)
Lampiran 1 A Gambar 1. Tanaman ceplukan dan daun ceplukan B Keterangan A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.) B : Daun ceplukan Lampiran 1 (Lanjutan) A B Gambar 2. Simplisia dan serbuk simplisia Keterangan
Lebih terperinciLampiran 1.Identifikasi tumbuhan
Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar tumbuhan dan daun segarkembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Keterangan :Gambar tumbuhan kembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan bahan alam yang berasal dari tumbuhan sebagai obat tradisional telah lama dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk menangani berbagai masalah kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam bidang kosmetik adalah jambu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak masyarakat yang menggunakan berbagai produk kosmetik. Salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam bidang kosmetik adalah jambu biji (Psidium guajaya
Lebih terperinciFORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID GEL LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID GEL
Minggu, 06 Oktober 2013 FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID GEL LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID GEL Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menempuh mata kuliah Formulasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mencegah rabun senja dan sariawan (Sunarjono, 2003). Jeruk bali bisa dikonsumsi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jeruk bali (Citrus grandis L. Osbeck) memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi dalam 100 g bagian, yaitu terdapat vitamin C sebanyak 43 mg dan vitamin A sebanyak
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tanaman jambu bol (Syzygiun malaccense L. Merr & Perry)
Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman jambu bol (Syzygiun malaccense L. Merr & Perry) 64 Lampiran 2. Bagan pembuatan ekstrak daun jambu bol (Syzygium malaccense L.Merr & Perry) secara maserasi 900 g serbuk
Lebih terperinciDalam bidang farmasetika, kata larutan sering mengacu pada suatu larutan dengan pembawa air.
Pendahuluan Dalam bidang farmasetika, kata larutan sering mengacu pada suatu larutan dengan pembawa air. Pelarut lain yang digunakan adalah etanol dan minyak. Selain digunakan secara oral, larutan juga
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Inovasi Pembuatan Free Germs Hand sanitizer (Fertz) yang Praktis dan Ekonomis dari Ekstrak Daun Kersen BAB III METODOLOGI
BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan Dalam pembuatan hand sanitizer ini memiliki beberapa tahapan proses yaitu pembuatan ekstrak, pembutan hand sanitizer dan analisa hand sanitizer, adapun alat dan bahan
Lebih terperinciFORMULASI SABUN MANDI CAIR DENGAN LENDIR DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn.)
FORMULASI SABUN MANDI CAIR DENGAN LENDIR DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn.) Boesro Soebagio, Sriwidodo, Irni Anggraini Jurusan Farmasi FMIPA UNPAD, Jatinangor-Sumedang ABSTRAK Telah dilakukan penelitian
Lebih terperinciKode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets
I. Formula Asli R/ Krim Kosmetik II. Rancangan Formula Nama Produk : Jumlah Produk : 2 @ 40 g Tanggal Pembuatan : 16 Januari 2013 No. Reg : No. Bets : Komposisi : Tiap 40 g mengandung VCO 15% TEA 2% Asam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rongga mulut manusia tidak terlepas dari berbagai macam bakteri, diantaranya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rongga mulut manusia tidak terlepas dari berbagai macam bakteri, diantaranya terdapat bakteri patogen yakni Streptococcus mutans. Streptococcus mutans merupakan bakteri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, kaum wanita banyak yang menggunakan berbagai macam sediaan kosmetika baik yang berfungsi untuk merawat kulit maupun untuk tata rias. Adapun sediaan kosmetika
Lebih terperinciNama Sediaan Kosmetika Tujuan Pemakaian II. Karakteristik Sediaan
Nama Sediaan Kosmetika : Hand sanitizer alami I. Tujuan Pemakaian : Membersihkan kulit dengan kemampuan membunuh bakteri yang ada di tangan tanpa harus dibilas Memberikan efek melembutkan pada tangan II.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
19 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian Tahap Pertama Tahap pertama penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mutu kitosan komersil yang digunakan, antara lain meliputi kadar air, kadar abu, kadar nitrogen,
Lebih terperinciBudi Raharjo, Agitya Resti Erwiyani*, Ahmad Muhziddin. ABSTRACT
Effectiveness of Gel Formulation Leafs Extract of Ketapang (Terminalia catappa L.) 0.03% As An Antiseptic Hand Sanitizer Against Bacteria Escherichia coli And Staphylococcus aureus Budi Raharjo, Agitya
Lebih terperinciWina Rahayu Selvia, Dina Mulyanti, Sri Peni Fitrianingsih
Prosiding KNMSA 2015 Fakultas MIPA Unisba, 26 Agustus 2015 ISBN: 978-979-99168-1-5 Formulasi Sediaan Gel Handsanitizer Ekstrak Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L.) serta Uji Aktivitasnya terhadap
Lebih terperinciLampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah
Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah 69 Lampiran 2. Gambar tumbuhan rimpang lengkuas merah a b Keterangan: a. Gambar tumbuhan lengkuas merah b. Gambar rimpang lengkuas merah 70 Lampiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kulit yang sering terjadi dikalangan masyarakat adalah jerawat. Jerawat atau Acne vulgaris adalah suatu prosen peradangan kronik kelenjar polisebasea yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radang atau inflamasi merupakan suatu respon dari tubuh akibat adanya rangsangan seperti infeksi atau luka pada jaringan yang menyebabkan respon tubuh dan inisiasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Selama ini, kemajuan teknologi dalam industri farmasi, terutama dibidang sediaan solida termasuk sediaan tablet telah mengalami banyak perkembangan dalam
Lebih terperinciFORMULASI DAN UJI ANTIBAKTERI PENYEBAB JERAWAT DARI GEL EKSTRAK ETANOL DAUN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.
FORMULASI DAN UJI ANTIBAKTERI PENYEBAB JERAWAT DARI GEL EKSTRAK ETANOL DAUN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) SKRIPSI OLEH: JUNI DARIYATYI BANCIN NIM 111524001 PROGRAM EKSTENSI SARJANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetika merupakan suatu sediaan yang telah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat. Salah satu kegunaan sediaan kosmetika adalah untuk melindungi tubuh dari berbagai
Lebih terperinciUJI EFEKTIFITAS FORMULA PASTA GIGI EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) SEBAGAI ANTIPLAK
UJI EFEKTIFITAS FORMULA PASTA GIGI EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) SEBAGAI ANTIPLAK Nur Khairi*, Rahmat Aksa, dan Yasintus Berek Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi, Makassar *Corresponding
Lebih terperincimudah ditelan serta praktis dalam hal transportasi dan penyimpanan (Voigt, 1995). Ibuprofen merupakan obat analgetik antipiretik dan anti inflamasi
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam dunia farmasi saat ini berkembang dengan pesatnya yang memberikan dampak berkembangnya metode dalam meningkatkan mutu suatu obat. Mutu dijadikan dasar acuan untuk menetapkan kebenaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul 10.00 WITA sampai dengan selesai. Dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bentuk sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa yang digunakan sebagai
Lebih terperinciFORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb.) DENGAN GELLING AGENT GELATIN DAN UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR SKRIPSI
FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb.) DENGAN GELLING AGENT GELATIN DAN UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR SKRIPSI Oleh: Naimat Ussolehah K 100 070 030 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. penelitian ini dipilih karena tidak menyebabkan iritasi dan toksisitas (Rowe,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sediaan krim merupakan sediaan setengah padat yang mengandung fase minyak, fase air dan surfaktan (emulgator). Emulgator diperlukan untuk penyatuan dan penstabilan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini digunakan bahan baku minyak atsiri daun sebagai bahan aktif gel antiseptik. Minyak atsiri daun ini berasal dari Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi tetapi akibat buruk penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak upaya yang telah dilakukan oleh para peternak unggas dalam rangka meningkatkan produktivitas ayam pedaging. Salah satu usaha yang dilakukan adalah penggunaan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Mikroemulsi merupakan emulsi yang stabil secara termodinamika dengan ukuran globul pada rentang 10 nm 200 nm (Prince, 1977). Mikroemulsi dapat dibedakan dari emulsi biasa
Lebih terperinciGEL. Pemerian Bahan. a. Glycerolum (gliserin)
GEL Uji gel a. Viskositas Pengujian viskositas ini dilakukan untuk mengetahui besarnya suatu viskositas dari sediaan, dimana viskositas tersebut menyatakan besarnya tahanan suatu cairan untuk mengalir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki hasil perkebunan yang cukup banyak, salah satunya hasil perkebunan ubi kayu yang mencapai 26.421.770 ton/tahun (BPS, 2014). Pemanfaatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan kekayaan alamnya. Tanahnya yang subur dan iklimnya yang tropis memungkinkan berbagai jenis tumbuhan dapat dibudidayakan
Lebih terperinciPENGARUH JENIS BASIS CMC NA TERHADAP KUALITAS FISIK GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)
PENGARUH JENIS BASIS CMC NA TERHADAP KUALITAS FISIK GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) Tiara Galeri, Indah 1, Dwi Astuti, Sari 2, Akhmad Barlian, Aniq 3 DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama, Jalan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Ekstraksi simplisia segar buah duku dilakukan dengan cara dingin yaitu maserasi karena belum ada data tentang kestabilan komponen ekstrak buah duku terhadap panas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketersediaan hayati obat. Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelarutan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketersediaan hayati obat. Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia yang penting untuk diperhatikan pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan yang harus dilestarikan dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagian besar tumbuhan tersebut dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciKhasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai
BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi. Hingga saat ini tercatat 7000 spesies tanaman
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Karies gigi adalah salah satu masalah kesehatan gigi yang paling sering terjadi. Karies gigi disebabkan karena terjadinya demineralisasi yang berlanjut pada kerusakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam pengobatan berdasarkan pengalaman empirik secara turun temurun. Seiring
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengobatan dengan bahan alam (tanaman, hewan dan mineral) sudah dikenal sejak awal keberadaan manusia. Di Indonesia, obat tradisional digunakan dalam berbagai
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Karakteristik Minyak Atsiri Wangi Hasil penelitian menunjukkan minyak sereh wangi yang didapat desa Ciptasari Pamulihan, Kabupaten Sumedang dengan pengujian meliputi bentuk,
Lebih terperinciPEMBAGIAN SEDIAAN CAIR PER ORAL : ORAL : TOPIKAL : PARENTERAL : KHUSUS :
LARUTAN OBAT TETES PEMBAGIAN SEDIAAN CAIR PER ORAL : ORAL : TOPIKAL : PARENTERAL : KHUSUS : LARUTAN Adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, terdispersi secara molekuler
Lebih terperinciGEL & AEROSOL Perbedaan gel dan jeli Formulasi dan evaluasi Jenis aerosol kosmetik Formulasi Aerosol Contoh-contoh formula
10/25/2012 1 GEL & AEROSOL Perbedaan gel dan jeli Formulasi dan evaluasi Jenis aerosol kosmetik Formulasi Aerosol Contoh-contoh formula @Dh hadhang_wk Laboratorium Farmasetika Unso oed GEL Semi padat yang
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang
Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang Lampiran 2. Bunga lawang (Illicium verum. Hook.f.) Gambar 1. Simplisia kering bunga lawang Gambar 2. Serbuk simplisia bunga lawang Lampiran 3. Perhitungan pemeriksaan
Lebih terperinciProsiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN
Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN 2460-6472 Formulasi Sediaan Spray Gel Serbuk Getah Tanaman Jarak Cina (Jatropha Multifida Linn.) dengan Variasi Jenis Polimer Pembentuk Film dan Jenis Plasticizer
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP
PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK 090324 Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP. 19530226 198502 2 001 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 I.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris post test with control group design. B. Populasi dan Sampel Penelitian
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Lampiran 3. Gambar simplisia bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Lampiran 4. Gambar serbuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbulnya berbagai macam penyakit seperti jantung koroner, kanker, diabetes,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keseimbangan antara kandungan radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia. Secara alami tubuh menghasilkan
Lebih terperinciLampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)
Lampiran 2 Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Gambar 1. Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) suku Fabaceae Lampiran 2 A B C Gambar 2. Buah dari Tanaman Jengkol (Pithecellobium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sabun merupakan produk kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pembuatan sabun telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Metode pembuatan sabun
Lebih terperinciMasa berlaku: Alamat : Jl. Dharmawangsa Dalam, Surabaya 15 Agustus 2006 Telp. (031) , pswt 150 Faks. (031) ,
LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-325-IDN Nama Laboratorium : Unit Layanan Pengujian Fakultas Farmasi - Universitas Airlangga Kimia Daging Protein total AOAC 2000, edisi 17, Vol. 1, chapter
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di Indonesia. Teh juga merupakan salah satu bahan penyegar yang penggunaannya populer di Indonesia selain kopi
Lebih terperinciTHE EFFECTIVENESS OF THE FORMULATION OF HAND ANTISEPTIC GEL OF EXTRACT OF TURI
THE EFFECTIVENESS OF THE FORMULATION OF HAND ANTISEPTIC GEL OF EXTRACT OF TURI (Sesbania grandiflora (L.) Pers) LEAVES Richa Yuswantina, Sikni Retno K, Estu Sugesti ABSTRACT It is very important to maintain
Lebih terperinciobat-obat tradisional yang telah menggunakan cara-cara modern. Umumnya masyarakat jaman dahulu menggunakan daun sirih merah masih dalam cara yang
BAB I PENDAHULUAN Sediaan obat bahan alam sebagai warisan budaya nasional bangsa Indonesia dirasa semakin berperan dalam pola kehidupan masyarakat dari sisi kehidupan. Masyarakat semakin terbiasa menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh merupakan salah satu minuman yang sangat popular di dunia. Teh dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh. Berdasarkan pengolahannya, secara tradisional produk teh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat merupakan pengobatan yang dimanfaatkan dan diakui masyarakat dunia, hal ini menandai kesadaran untuk
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang berasal dari bagian biji pada kebanyakan tanaman lebih banyak. diantaranya adalah daun singkong (Manihot utilisima).
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber perolehan protein untuk ternak berasal dari bahan nabati dan hewani. Bahan-bahan sumber protein nabati diperoleh dari tanaman. Bagian tanaman yang banyak mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah.
Lebih terperinciPot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel
Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel Uji dilakukan selama enam hari dalam tempat dengan kelembaban 70% dan suhu 27ºC, setiap hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Abad 20 merupakan era dimana teknologi berkembang sangat pesat yang disebut pula sebagai era digital. Kemajuan teknologi membuat perubahan besar bagi peradaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan mas (Cyprinus carpio L.) sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Ikan air tawar yang bernilai ekonomis cukup penting ini sudah sangat dikenal luas oleh
Lebih terperinciBuletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan
PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI CREAM ZETACORT Disusun oleh : Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. mahasiswa : 09.0064 Tgl. Praktikum : 30 April 2010 Hari : Jumat Dosen pengampu
Lebih terperincimenghasilkan minyak atsiri adalah bunga cengkeh yang mengandung eugenol (80-90%), eugenol asetat (2-27%), β- kariofilen (5-12%), metil salisilat,
BAB 1 PENDAHULUAN Pemanfaatan tanaman obat yang berasal dari bahan alam telah banyak dimanfaatkan oleh manusia sejak zaman dahulu. Mereka banyak menggunakan bahan-bahan yang ada disekitarnya untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama disebabkan oleh kurangnya kebersihan. Penanganan penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berbagai macam penyakit disebabkan oleh bakteri ditemukan di Indonesia terutama disebabkan oleh kurangnya kebersihan. Penanganan penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit merupakan lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar dari permukaan tubuh. Kulit berfungsi sebagai salah satu alat ekskresi manusia, yakni sebagai jalan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi
32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi UGM didapat bahwa sampel yang digunakan adalah benar daun sirsak (Annona muricata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah sangat berkembang, salah satunya adalah sediaan transdermal. Dimana sediaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan sistem pengantaran obat pada bidang farmasi telah sangat berkembang, salah satunya adalah sediaan transdermal. Dimana sediaan transdermal
Lebih terperinci