SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KOPI SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI. Diajukan Oleh :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KOPI SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI. Diajukan Oleh :"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSION SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KOPI SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI Diajukan Oleh : NAMA : RUDI ANTO SINAGA NIM : DEPARTEMEN : Ekonomi Pembangunan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Medan 2009

2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI Nama : Rudi Anto Sinaga NIM : Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi Judul Skripsi : : Perbankan Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi Tanggal Pembimbing, ( Prof. Dr. Syaad Afifuddin, MEc.) NIP

3 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK Nama : Rudi Anto Sinaga NIM : Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi Judul Skripsi : : Perbankan Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi Tanggal, Ketua Departemen, (Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc) NIP Tanggal, Dekan, (Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc) NIP

4 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN BERITA ACARA UJIAN Hari : Tanggal : Nama : Rudi Anto Sinaga NIM : Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi Judul Skripsi : : Perbankan Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi Ketua Departemen, Pembimbing, (Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc) (Prof. Dr. Syaad Afifuddin, MEc.) NIP NIP Penguji I, Penguji II, (Paidi Hidayat, SE, MSi.) NIP NIP.

5 ABSTRACT The purpose of this research is to know the factors that influence the export supply of coffee sidikalang of Dairi in foreign market and how big the influence of change effect to the export supply of Dairi. For the export supply of Dairi, the factors are the coffee price in the international market and the exchange rate of Rupiah. Whereas for the export supply of Sidikalang coffee, the factor are the coffee price in the international market and the exchange rate of Rupiah This research used secondary data, which use a time series data in periode of july 2005 Desember 2007 for coffee. The technique used is Ordinary Least Square (OLS). The result show that both the export price and the exchange rate of rupiah have positively significant influence to the export supply of sidikalang coffee, the result shows that the export price negatively influenced to export supply but not significant, and the exchange rate of Rupiah has positively significant influence.

6 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan kasih karunia- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Skripsi yang berjudul Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Eksport Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi ini disusun berdasarkan teori yang ada. Dalam skripsi ini penulis menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran eksport kopi sidikalang Kabupaten Dairi. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak yang memberikan bantuan moril maupun materil. Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan. 3. Bapak Drs. Sahat Silaen, MSi selaku dosen wali yang telah banyak memberikan bimbingan selama dalam perkuliahan. 4. Bapak Prof. Dr. Syaad Afifuddin, MEc. Selaku dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan yang berharga dalam perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

7 5. Bapak Paidi Hidayat, MSc dan (Alm) Bapak Drs. Jonathan Sinuhaji selaku dosen penguji, yang banyak memberikan masukan pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Kepada dosen-dosen dan staf pada fakultas ekonomi, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang sudah memberikan ilmu dan perhatiannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. 7. Pengusaha dan seluruh karyawan UD. Lambok Sidikalang yang telah menyediakan waktu dan membantu dalam pengumpulan data untuk keperluan penulisan skripsi ini. 8. Pengusaha dan seluruh karyawan Mutiara Dairi di sidikalang serta Ikatan Mudamudi Parluasan Sidikalang yang telah banyak memberikan bantuan moril dan materil selama penulis berada di sidikalang. 9. Terima kasih yang tak terhingga buat orang tua yang sangat penulis sayangi Ayahanda JJ. Sinaga dan Ibunda R. Br. Hutasoit yang telah banyak memberikan kasih sayang, motivasi, dana, dan semangat kepada penulis. 10. Buat Abangku Herling di langkat, Kakakku Lita di sidikalang, dan adikku imong yang sangat kusayangi yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama ini. 11. Kepada teman-teman di Departemen Ekonomi Pembangunan, Khususnya stambuk 05-ekstension (Hary poter, rocky, gian, corel, surya, udur, pane, dll ) yang sudah banyak memberikan bantuan kepada penulis selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

8 Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis juga menyadari bahwa didalam skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya. Medan, Maret 2009 Rudi Anto Sinaga

9 DAFTAR ISI ABSTRACK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Hipotesa Tujuan dan Manfaat Peneliian... 5 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Perdagangan Internasional Pandangan Merkantilis Mengenai Perdagangan... 6 a. Adam Smith : Keunggulan Absolut... 6 b. David Ricardo: Keunggulan Komparatif... 7 c. Konsep Opportunity Cost Kebijakan Ekonomi Internasional Eksport Pengertian Ekspor Prosedur Ekspor Peranan dan Manfaat ekspor Strategi Pemasaran Ekspor Penawaran Selera Konsumen... 17

10 2.4 Deskripsi tanaman Kopi Gambaran Umum Tanaman Kopi Harga Ekspor Pengaruh Harga Ekspor Terhadap Voume Ekspor Nilai Tukar ( Kurs ) Pengertian Nilai Tukar (Kurs) Pasar Valuta Asing BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Jenis dan Sumber Data Pengolahan Data Model Analisis Data Test Goodness Of Fit ( Uji Kesesuaian ) Koefisien Determinasi (R-Square) Uji t- Statistik Uji F-statistik Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Multikolinerity Auto Korelasi Defenisi Operasional BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Daerah Penelitian Geografi Penduduk Pendidikan Ketenaga Kerjaan Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan Perkembangan Kopi Sumatera Utara... 42

11 Permasalahan Ekspor Kopi Smatera Utara Perkembangan Harga Ekspor Kopi & Kurs Dollar AS Perkembangan Produksi & Vol. Ekspor Kopi Sidikalang Hasil Dan Analisa Estimasi (Ekspor Kopi Sidikalang) Intepretasi Model Analisis Koefisien Determinasi Analisis Koefisien Determinasi Pengujian Koefisien Secara Keseluruhan (F-Test) Uji Pelanggaran Asumsi Klasik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

12 DAFTAR TABEL Tabel Judul Halaman 1.1 Luas Lahan Perkebunan Kopi Kabupaten Dairi Luas Kabupaten Dairi Jumlah Penduduk Kabupaten Dairi Per Kec. Tahun Pddk Kab. Dairi Menurut Umur & Jns. Kelamin Tahun Tingkat Pendidikan Menurut Jenis Kelamin Tahun Komposisi Penduduk Mnrt. Lapangan Pekerjaan Kab. Dairi Kontribusi Penyumbang Terbesar Sub sektor Perkembangan Harga Ekspor Kopi & Kurs Dolar Perkembangan Produksi Kopi & Volume Volume Ekspor Kopi Sumatera Utara Menurut Hasil Analisis Regresi 48

13 DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Halaman 2.1 Skema Prosedur Ekspor Kurva Uji-t Statistik Kurva Uji-f Statistik Kurva D-W Statistik Kurva Uji T-Statistik Terhadap X Kurva Uji T-Statistik Terhadap X Kurva Uji T-Statistik Terhadap X Kurva Uji F-Statistik Kurva Uji Durbin Watson 57

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Judul 1 Data Variabel Harga Ekspor Kopi, Nilai Kurs Dan Jumlah Produksi Terhadap Volume Ekspor Kopi Sidikalang 2 Hasil Regresi Model Estimasi 3 Korelasi Antar Variabel 4 Grafik Perkembangan Harga Ekspor Kopi Periode Juli 2005 Desember Grafik Perkembangan Nilai Kurs Periode Juli 2005 Desember Grafik Total Produksi Kopi (Ton) Periode Juli 2005 Desember Grafik Volume Ekspor (Ton) Periode Juli 2005 Desember Volume Ekspor Sumatera Utara Menurut Negara Tujuan Utama Tahun (Ton)

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan teknologi tertentu di bidang komunikasi dan informasi telah mengakibatkan menyatunya pasar domestik dengan pasar internasional. Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang telah membuka diri untuk ikut ambil bagian dalam perdagangan internasional dan dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang sangat cepat, maka dituntut kemampuan untuk bisa ikut bersaing di dalamnya. Untuk itu diperlukan strategi pengembangan ekspor yang kuat dan tangguh yang dapat tercapai bilamana produk ekspor yang pada dasarnya ditujukan untuk menciptakan struktur ekspor yang kuat dan tangguh tersebut telah semakin beragam, penyebaran pasarnya makin luas dan pelakunya juga makin banyak. Sehingga diperlukan adanya diversifikasi baik produk, pasar maupun pelakunya. Besarnya peluang ekspor di suatu daerah sangat membantu mobilitas daerah tersebut. Daerah Kabupaten selaku daerah otonom harus dapat meningkatkan pendapatan daerahnya. Salah satu kegiatan ekonomi peningkatan pendapatan daerah adalah kegiatan ekspor dari sektor Industri. Kopi sidikalang, merupakan bahan minuman yang sudah tidak asing lagi. Sihitam dengan aromanya yang harum serta khasiatnya yang dapat memberikan 1

16 rangsangan penyegaran badan, membuat ia cukup akrap dilidah dan digemari. Penggemarnya bukan saja bangsa indonesia tetapi juga berbagai bangsa di dunia. Kabupaten Dairi terkenal dengan pengolahan kopi robusta dan arabica. Dalam kancah perkopian nasional bahkan internasional, predikat Kopi Sidikalang pernah mencapai masa keemasan. Tak heran pula bahwa kenikmatan kopi robusta itu bahkan pernah secara ekonomis mengangkat harkat masyarakat Dairi sendiri. Perkembangan ekspor kopi sidikalang tidak terlepas dari faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung antara lain adanya kekayaan sumberdaya alam, tenaga kerja yang murah, pertumbuhan. ekonomi yang baik dan faktor pendukung lainnya. Sedangkan faktor penghambat yaitu kopi sidikalang sebagai komoditi ekspor yang diharapkan bisa mengganti salah satu peran pendapatan daerah menghadapi masalah yang sulit. Baik karena persaingan mutu yang tajam antara sesama negaranegara produsen maupun potensi yang berlebihan dari negara-negara maju. Pengoplosan dengan cara mencampur bubuk kopi robusta dengan bahan lain yang mengakibatkan mutu dan rasanya berubah pula alias anjlok. Kopi juga sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga. Keitidak stabilan harga kopi ini membawa berbagai akibat terhadap produsen dan juga konsumen kopi. Bagi petani, kopi bukan hanya sekedar minuman segar dan berkhasiat tetapi juga mempunyai arti ekonomi yang cukup penting. Sejak puluhan tahun yang lalu kopi telah menjadi sumber nafkah bagi banyak petani. Tanpa pemeliharaan yang berartipun, tanaman kopi sudah bisa memberikan hasil yang cukup lumayan untuk menambah

17 penghasilan, Apalagi bila pemeliharaannya dan pengolahannya cukup baik, pasti usaha ini mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda. Bagi Sumatera Utara, Kopi Merupakan salah satu komoditi ekspor andalan. Walaupun Jumlah dan nilai ekspor kopi relatif kecil jika dibandingkan dengan jenis komoditi lainnya. Tetapi ekspor kopi sangat besar artinya bagi perekonomian Sumatera Utara khususnya di bidang penyerapan tenaga kerja. Luas areal perkebunan kopi pada perkebunan rakyat di Sumatera Utara saat ini lebih dari 50 ribu Ha dengan jumlah produksi mencapai 50 ribu ton. Dengan nilai ekspor mencapai 90 juta US$. Bagi Bangsa Indonesia, Kopi merupakan salah satu mata dagang yang mempunyai arti yang cukup tinggi. Tercatat pada tahun 1988 sudah mampu menghasilkan devisa sebesar $818,4 juta dan menduduki peringkat pertama di antara komoditi ekspor sub sektor perkebunan Indonesia. Sebagai negara penghasil kopi, Indonesia memiliki pangsa produksi yang baik sehingga kopi dapat menjadi salah satu kekuatan perekonomian dan sumber devisa utama, disamping subsektor lain. Tabel 1.1. Luas Lahan Perkebunan Kopi Kabupaten Dairi Tahun ( Ha) Tahun Luas Lahan Pertumbuhan (%) , , , , , , , , , , , ,08

18 ,41 Rata-rata ,7 1,08 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Medan Berdasarkan hasil uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KOPI SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI 1.2 Perumusan Masalah Bertitik tolak dari uraian diatas, maka pokok yang menjadi perumusan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh harga ekspor kopi sidikalang terhadap Volume ekspor kopi sidikalang Kabupaten Dairi 2. Bagaimana pengaruh nilai kurs terhadap Volume ekspor kopi sidikalang Kabupaten Dairi 3. Bagaimana pengaruh total produksi kopi terhadap Volume ekspor kopi sidikalang Kabupaten Dairi 1.3 Hipotesa Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang menjadi objek penelitian, yang kebenarannya masih perlu dibuktikan atau di uji melalui analisis dan evaluasi sehingga dapat dicari hubungan antara teori dengan kenyataan yang ada

19 dilapangan. Berdasarkan perumusan masalah diatas maka penulis membuat hipotesa sebagai berikut : 1. Harga ekspor kopi mempunyai pengaruh positif terhadap volume ekspor kopi sidikalang 2. Nilai kurs mempunyai pengaruh positif terhadap ekspor kopi sidikalang 3. Total produksi kopi mempunyai pengaruh positif terhadap ekspor kopi sidikalang 1.4 Tujuan dan Manfat Penelitian Adapun tujuan dan manfaat penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga ekspor kopi Sidikalang terhadap volume ekspor kopi Sidikalang Kabupaten Dairi 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh nilai kurs terhadap volume ekspor kopi Sidikalang Kabupaten Dairi 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh total produksi kopi terhadap volume ekspor kopi Sidikalang Kabupaten Dairi Sedangkan manfaat penelitian adalah : 1. Dapat digunakan sebagai bahan study tambahan bagi mahasiswa maupun yang lainnya. 2. Dapat menjadi masukan bagi peneliti-peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis. 3. Memberikan gambaran tentang bagaimana perkembangan kegiatan ekspor kopi sidikalang di pasaran.

20 4. Hasil penelitian ini menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan penulis dalam melakukan penelitian. BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Perdagangan Internasional Pandangan Merkantilis Mengenai Perdagangan Teori perdagangan internasional adalah teori-teori yang mencoba memahami mengapa sebuah negara mau melakukan kerjasama perdagangan dengan negara lain. Filsafat ekonomi yang dikenal sebagai merkantilisme (popular dari abad keenambelas sampai pertengahan abad kedelapan belas di Negara-negara seperti Inggris, Spanyol, Perancis, dan Nederland) menyatakan bahwa cara yang terpenting bagi suatu Negara untuk menjadi kaya dan berkuasa adalah mengekspor lebih banyak daripada mengimpor. Selisihnya akan diselesaikan dengan pemasukan logam-logam mulia sebagian besar emas. Semakin banyak Negara memiliki emas, semakin kaya dan semakin berkuasa Negara tersebut. Dengan demikian para merkantilisme berpendapat bahwa pemerintah seharusnya merangsang setiap ekspor dan membatasi impor. Karena tidak semua Negara dapat mempunyai surplus ekspor dalam waktu yang bersamaan dan jumlah emas yang ada pada suatu waktu adalah tetap maka suatu Negara hanya dapat memperoleh keuntungan atas pengorbanan Negara-negara lain (Dominiick, 1994). a. Adam Smith : Keunggulan Absolut (Absolute Advantages)

21 Dalam tahun 1776, Adam Smith menerbitkan bukunya yang terkenal, An Inguiry into the Nature and Causes of The Wealth of Nation atau disingkat The Wealth of Nations, yang menyerang pandangan orang-orang merkantilis, dan sebaliknya menganjurkan perdagangan bebas sebagai suatu kebijaksanaan yang paling baik untuk Negara-negara di dunia. Smith membuktikan bahwa dengan perdagangan bebas, setiap 6 Negara dapat berspesialisasi dalam produksi komoditi yang mempunyai keunggulan absolut (atau dapat memproduksi lebih efisien dibanding Negara-negara lain) dan mengimpor komoditi yang mengalami kerugian absolut (atau memproduksi dengan cara yang kurang efisien). Spesialisasi internasional dari faktor-faktor produksi ini akan menghasilkan pertambahan produksi dunia yang akan di pakai bersama-sama melalui perdagangan antar Negara. Dengan demikian kebutuhan suatu Negara tidak diperoleh dari pengorbanan Negara-negara lain semua Negara dapat memperolehnya secara serentak. Teori Smith mengenai keunggulan absolut nampaknya benar, akan tetapi hanya menerangkan bagian kecil dari perdagangan internasional. Ricardolah, yang menulis 40 tahun kemudian, yang menerangkan bagian terbesar dari perdagangan dunia dengan hukum keunggulan komparatifnya. b. David Ricardo: Keunggulan Komparatif (Comperative Advantage) Ricardo menyatakan bahwa sekalipun suatu Negara mengalami kerugian atau ketidakunggulan (disadvantage) absolut dalam memproduksi kedua komoditi jika di bandingkan dengan Negara lain, namun perdagangan yang saling menguntungkan masih dapat berlangsung. Negara yang kurang efisien akan berspesialisasi dalam produksi ekspor pada komoditi yang mempunyai kerugian absolut lebih kecil. Dari komoditi

22 inilah Negara tadi mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage). Dipihak lain, Negara tersebut sebaliknya mengimpor komoditi yang mempunyai kerugian absolut lebih besar. Dari komoditi inilah Negara tersebut mengalami kerugian komparatif. Hal ini dikenal sebagai Hukum Keunggulan Komparatif (Law of Comparative Advantage) salah satu hukum ekonomi yang paling terkenal dan masih belum dapat ditandingi. Komoditi adalah sama dengan atau dapat diperoleh dari jumlah waktu buruh yang digunakan dalam memproduksi komoditi tersebut. Sekarang kita menolak teori nilai tenaga kerja tersebut. Dengan demikian, kita juga harus menolak penjelasan Ricardo mengenai keunggulan komparatif, akan tetapi kita tidak perlu menolak hukum keunggulan komparatif itu sendiri. Hukum keunggulan komparatif adalah sah (valid) dan dapat di jelaskan dalam pengertian biaya alternatif (opportunity cost). c. Konsep Opportunity Cost Teori ini menyatakan bahwa biaya dari satu komoditi adalah jumlah komoditi kedua yang harus di korbankan sehingga diperoleh faktor-faktor produksi atau sumbersumber produksi yang memadai untuk mengahasilkan satu unit tambahan dari komoditi pertama. Perhatikan bahwa tenaga kerja/ buruh disini bukanlah satu-satunya faktor produksi dan tidak menganggap bahwa biaya atau harga komoditi dapat diperoleh dari kadar tenaga kerja, atau bahwa tenaga kerja adalah homogen. Suatu Negara yang mempunyai biaya alternatif lebih rendah untuk suatu komoditi, berarti mempunyai keunggulan komparatif dalam komoditi tersebut dan kerugian komparatif dalam komoditi lain.

23 Contoh: Jika untuk menghasilkan satu unit tambahan kain, Inggris terpaksa harus mengorbankan satu setengah unit gandum (untuk memperoleh sumber-sumber yang memadai supaya menghasilkan unit kain tambahan), biaya alternatif dari kain di Inggris adalah satu setengah unit gandum. Jika pada waktu yang sama, Amerika Serikat (tanpa perdagangan) harus mengorbankan 2 unit gandum untuk menghasilkan 1 unit kain lagi, maka biaya oportunitas dari 1 unit kain adalah 2 unit di Amerika Serikat. Karena biaya imbangan dari kain lebih rendah di Inggris daripada di Amerika Serikat, maka Inggris mempunyai keunggulan biaya komparatif atas Amerika Serikat dalam kain dan Amerika Serikat mempunyai keunggulan komparatif dalam gandum. Menurut ahli ekonomi klasik dan moderen perdagangan luar negeri bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dunia yang dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan mempergunakan teknologi canggih, sehingga dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Menurut beberapa ahli ekonomi klasik peranan perdagangan luar negeri terhadap pembangunan ekonomi adalah : 1. Perdagangan luar negeri memungkinkan tercapainya tingkat konsumsi yang lebih tinggi bila suatu negara sudah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. 2. Memperluas pasar dengan penggunaan faktor produksi seefisien mungkin, pemanfaatan sumber daya yang tersedia dan penggunaan manageman yang tepat. 3. Penggunaan teknologi yang lebih baik dari dalam negeri teknologi produksi yang lebih baik dan mengimpor barang-barang modal baru sehingga nantinya dapat meningkatkan produktifitas. 4. Mendapatkan keuntungan mutlak maupun keuntungan komperatif Kebijaka Ekonomi Internasional

24 Dalam arti luas kebijakan ekonomi internasional adalah tindakan atau kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi arah serta bentuk dari pada perdagangan dan pembayaran internasional. Hal ini terkait dengan kebijakan fiskal dan moneter. Sedangkan dalam arti sempit adalah tindakan atau kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional (Rasyidi, 2002 : 59), instrumen kebijakan ekonomi internasional terdiri dari : 1. Kebijakan Perdagangan Internasional Kebijakan ini mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening yang sedang berjalan (current account) dari neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor dan impor barang. Kebijakan ini antara lain : tarif terhadap impor, pelarangan impor, kuota impor, subsidi, bilateral trade agreement, dan lain-lain 2. Kebijakan Pembayaran Internasional Menyangkut tindakan pemerintah terhadap rekening modal (capital account) dalam neraca pembayaran internasional seperti : exchange control, pengawasan lalu lintas jangka panjang dan lain-lain. 3. Kebijakan Bantuan Luar Negeri Kebijakan ini terkait dengan bantuan luar negeri (grants) dan hutang (loans) 2.2. Ekspor Pengertian Ekspor

25 Menurut pasal 1 ayat 9 (BAB I) UU No.32 / 1964, eksport adalah pengiriman barang keluar indonesia dari peredaran. Keluar indonesia berarti keluar dari daerah pabean indonesia atau keluar dari wilayah yurisdiksi indonesia, (Purba, 1972 : 20) Menurut michael P todaro (1983 : 620), eksport adalah kegiatan perdagangan internasional yang memberikan rangsangan guna menumbuhkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan tumbuhnya industri-industri pabrik besar, bersama dengan sruktur politik yang tidak stabil dan lembaga sosial yang fleksibel. Dengan kata lain ekspor mencerminkan aktifitas perdagangan antar bangsa yang dapat memberikan dorongan dalam dinamika pertumbuhan perdagangan internasional, sehingga suatu negara yang sedang berkembang kemungkinan untuk mencapai kemajuan perekonomian setara dengan negara-negara yang lebih maju. Menurut G.M. Meier dan baldwin, ekspor adalah salah satu sektor perekonomian yang memegang peranan penting melalui perluasan pasar antara beberapa negara dimana perluasan dalam sektor industri, sehingga mendorong dalam industri lain, selanjutnya mendorong sektor lainnya dari perekonomian (Baldwin, 1965 : 313 ) Ada beberapa faktor faktor yang mempengruhi pengiriman barang ke luar negeri (ekspor) yaitu : 1. Harga Internasional Makin besar selisih antara harga dipasar internasional dengan domestik akan menyebabkan jumlah komoditi yang akan di ekspor menjadi bertambah 2. Nilai Tukar Uang (Exchange Rate) Makin tinggi nilai tukar uang suatu negara (mengalami apresiasi) maka harga ekspor negara itu dipasar internasional menjadi mahal. Sebaliknya, makin

26 rendah nilai mata uang suatu negara (Mengalami Depresi) harga ekspor negara itu di pasar internasional menjadi lebih rendah. 3. Quota Ekspor Impor Yakni kebijaksanaan perdagangan internasional berupa kwantitas (Jumlah) barang 4. Kebijakan Tarif dan Non Tarif Kebijaksanaan tarif adalah untuk menjaga harga produk dalam negeri dalam tingkat tertentu yang dianggap mampu atau dapat mendorong pengembangan komoditi tersebut Prosedur Ekspor Menurut lembaga pendidikan kejuruan Indonesia Zulkarnaen Dzamin (Dzamin,1993 : 102) dalam melakukan pemsaran ekspor dapat di tempuh dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut : 1. Ekspor Biasa Dalam hal ini barang-barang dikirim keluar negeri sesuai dengan peraturan umum yang berlaku yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri untuk memenuhi suatu transaksi yang sebelumnya sudah di abaikan dengan importir di luar negeri. 2. Barter Barter adalah pengiriman barang-barang keluar negeri untuk di tukar langsung dengan barang-barang yang di butuhkan di dalam negeri. Dalam hal ini berarti yang mengirimkan barang tidak menerima pembayaran dalam uang asing tetapi

27 dalam bentuk barang. Barang dapat dijual di dalam negeri untuk mendapatkan kembali pembayarannya dalam mata uang rupiah. 3. Konsinyasi (Consignment) Konsinyasi adalah pengiriman barang-barang keluar negeri untuk dijual sedangkan hasil penjualannya di perlukan sama dengan hasil ekspor biasa. Dalam hal ini barang-barang akan dikirim keluar negeri bukan untuk ditukarkan dengan barang atau untuk memenuhi transaksi, melainkan dijual di pasar bebas atau diikut sertakan dalam lelang (comodities Excahange) Adapun prosedur ekspor menurut Zulkarnain Djamin (Djamin, 1993:105) akan di gambarkan dalam skema sebagai berikut :

28 Keterangan : 1. Eksportir menerima order (pesanan) dari buyer diluar negeri (B-A). 2. Buyer membuka L/C melalui Opening Bank-Cara Bank-Eksportir (B-C-D-A) 3. Eksportir menempatkan pesanan kepada leveransir / pemilik barang / produsen (A-B) 4. Eksportir menyelesaikan semua formalitas ekspor dengan semua instansi ekspor yang berwenang (A-G) 5. Eksportir memesan ruangan kapal (booking) dan mengeluarkan shipping order pada dek pelabuhan (A-F) dan mengurus B/L 6. Menyiapkan faktur-faktur dan dokumen dan pengapalan lainnya 7. Menentukan asuransi laut dengan mask. Asuransi (A-H) 8. Menyusun konsular invoice / dengan trade counceler kedutaan negara importir (A-I) Peranan dan Manfaat Ekspor Ekspor adalah salah satu sektor yang memegang peranan penting melalui perluasan pasar antara beberapa daerah dalam sektor industri, sehingga mendorong pengembangan industri lainnya (Baldwin, 1965). Dari defenisi diatas dapat dilihat peranan sektor ekspor adalah : a. Pasar di seberang lautan memperluas pasar bagi barang-barang tertentu. Sebagai mana ditekankan oleh para ahli ekonomi klasik, suatu industri dapat

29 tumbuh dengan cepat jika industri itu dapat menjual hasilnya di seberang lautan daripada hanya di pasar dalam negeri yang lebih sempit. b. Ekspor menciptakan permintaan efektif yang baru, akibatnya permintaan akan barang-barang di pasar dalam negeri meningkat. Terjadinya persaingan mendorong industri-industri dalam negeri mencari inovasi yang ditujukan untuk menaikkan produktifitas. c. Perluasan kegiatan ekspor mempermudah pembangunan karena industri tertentu tumbuh tanpa membutuhkan investasi dalam kapital sosial. Banyak yang dibutuhkan seandainya barang-barang itu akan dijual di dalam negeri misalnya karena sempitnya pasar dalam negeri akibat tingkat pendapatan rill yang rendah atau hubungan transportasi yang belum memadai. Dengan demikian, selain menanam peningkatan produksi barang untuk dikirim keluar negeri, ekspor juga menambah permintaan dalam negeri, sehingga secara langsung ekspor memperkuat Output industri-industri itu sendiri, dan secara tidak langsung permintaan permintaan luar negeri mempengaruhi industri untuk menggunakan faktor produksinya, misalnya modal dan juga menggunakan metode-metode produksi yang lebih murah dan efisien sehingga harga dan mutu dapat bersaing di pasar perdagangan internasional Strategi Pemasaran Ekspor Menurut Earl S. Fullbrook (Fullbrook, 1993:105), yang dimaksud dengan pemasaran adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pengusaha dalam menyampaikan suatu komoditi maupun jasa dari produsen kepada konsumen.

30 Dengan bertitik tolak dari defenisi pemasaran tersebut, dapat diambil kesimpulan adanya 3 fungsi atau tugas yang perlu dilakukan dalam kegiatan pemasaran, yaitu pengadaan, transportasi, dan penentuan konsumen atau pasar sasaran. Dalam menyusun strategi ekspor perlu diperhatikan empat hal, yaitu: 1. Perusahaan yang melakukan ekspor harus punya kapasitas produksi yang memadai untuk ekspor. Hal ini termasuk pula kapasitas untuk mengirimkan produk tepat dalam waktunya. 2. Sebaiknya perusahaan sudah menjalin kerja sama dengan Departemen Perdagangan serta Kamar Dagang setempat, termasuk dengan bank dan perusahaan angkutan baik udara, laut, dan darat. 3. Perusahaan perlu jeli untuk memilih pasar dan segmen pasar. Lebih baik untuk bertumpu pada sedikit pasar tapi potensial, dibanding dengan menguasai banyak pasar tapi kalah bersaing. Contoh, Bimoli berusaha memasarkan produknya ke Timor Tengah dengan label Halal. 4. Perusahaan perlu memiliki teknik-teknik yang tepat untuk pemasaran produknya, termasuk memilih distributor, pedagang eceran dan agen-agen penjualan lainnya Penawaran Penawaran ialah hubungan yang lengkap antara penjualan yang diinginkan dan harga-harga alternatif yang mungkin terjadi dari komoditi yang bersangkutan. Penawaran (supply) menunjukkan seluruh hubungan antara jumlah suatu komoditi yang

31 ditawarkan dan harga komoditi tersebut, cateris paribus. Biasanya penawaran fleksibel artinya jika harga tinggi maka jumlah yang ditawarkan bertambah dan jika harga rendah jumlah yang ditawarkan berkurang (Kadariah, 1994). Suatau hipotesa ekonomi dasar adalah bahwa bagi banyak komoditi, makin tinggi harga suatu komoditi maka makin banyak jumlah yang ditawarkan cateris paribus. Sebabnya adalah karena keuntungan yang dapat diperoleh dari produksi suatu komoditi akan naik jika harga komoditi tersebut naik sedang biaya-biaya untuk input yang dipakai untuk menghasilkan tetap. Karena tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan maka perusahaan akan menaikkan produksi komoditi yang harganya naik dan mengurangi produksi komoditi lainnya. Jumlah yang ditawarkan adalah jumlah komoditi yang diinginkan perusahaanperusahaan untuk menjualnya dalam jangka waktu tertentu. Jumlah yang ditawarkan tidak sama dengan jumlah yang berhasil mereka jual. Jumlah yang terjual adalah jumlah yang benar-benar terjual menunjukkan jumlah yang mereka berhasil menjualnya. Jumlah yang ditawarkan adalah sutu arus, artinya sekian perunit waktu. Semakin banyak jumlah produksi semakin banyak jumlah yang ditawarkan (Kadariah, 1994) Selera Konsumen Yang dimaksud dengan konsumen adalah mereka yang membutuhkan, menginginkan, dan mampu membeli komoditi yang ditawarkan. Bila kita ingin komoditi kita dibeli oleh konsumen, maka ketiga unsur yang vital itu yaitu kebutuhan, keinginan, dan daya beli dari konsumen yang menjadi sasaran perlu mendapat perhatian utama. Tanpa memperhatikan ketiga hal itu, jangan harap konsumen akan berminat terhadap komoditi yang kita tawarkan.

32 Ada berbagai faktor psikologis dan ekonomis yang perlu kita perhatikan dalam mengkaji selera konsumen. Kalau dikaji lebih mendalam, dapat disimpulkan bahwa ada 4 faktor yang mendorong orang untuk membeli suatu komoditi yaitu: 1. Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 2. Memenuhi keinginan pribadi. 3. Terpengaruh lingkungan dan rangsangan promosi. 4. Kemampuan daya beli. Dari keempat faktor diatas, ada dua hal yang perlu kita kaji lebih mendalam. Pertama, bagaimana pemahaman antara kebutuhan dan keinginan. Kedua, pengaruh kemampuan daya beli terhadap pemenuhan kebutuhan dan keinginan Deskripsi Tanaman Kopi Gambaran Umum Tanaman Kopi Kopi adalah sejenis minuman, biasanya dihidangkan panas, dan dipersiapkan dari biji tanaman kopi yang dipanggang. Tanaman kopi merupakan salah satu genus dari Famili Rubiaceae. Genus kopi ini memiliki sekitar 100 spesies, namun dari 100 spesies itu hanya 2 jenis yang memiliki nilai ekonomis, yaitu Robusta dan Arabika. Tanaman kopi umumnya berasal dari benua afrika yang termasuk famili rabiaceae dan jenis kelamin coffea. Kopi bukan produk homogen. Ada banyak varietes dan beberapa cara pengolahannya. Diseluruh dunia kini terdapat sekitar 4500 jenis kopi yang dapat dibagi dalam 4 kelompok besar yakni : 1. Coffea Canephora, yang salah satu jenis varietesnya menghasilkan kopi dagang robusta.

33 2. Coffea Arabica menghasilkan kopi dagang Arabica 3. Coffea Excelsa menghasilkan kopi dagang Excelsa 4. Coffea Liberica menghasilkan kopi dagang Liberica Dari segi produksi yang paling menonjol dalam kwalitas dan kwantitas adalah jenis arabica. Andilnya dalam pasokan dunia tak kurang dari 70%, jenis robusta yang mutunya dibawah arabica mengambil bagian 24% produksi dunia. Sedangkan Liberica dan Ekcelsia masing-masing 3%. Arabica dianggap lebih baik dari pada robusta karna rasanya lebih enak dan jumlah kafeinnya lebih rendah. Maka arabika lebih mahal dari pada robusta Berbeda dengan penghasil kopi lainnya, coffea arabika telah diganti dengan coffea canephoke vak robusta. Ini disebabkan karena timbulnya penyakit daun kopi (Hemileia Vastatrix) yang menghancurkan coffea arabica. Maka penanamannya di dataran rendah tidak dimungkinkan lagi. Jadi hannya beberapa kebun di dataran tinggi jenis ini masih terdapat di Indonesia. Kopi mempunyai rasa pahit-pahit sedap menyegarkan karena kandungan zat kafein itu kurang lebih sebagai berikut : Kafeina 1% sampai 25%, minyak astiri 10% sampai 16%, asam clorogen 6% sampai 10%, Zat gula 4% sampai 12%, selulosa 22% sampai 27%. Selain kopi digunakan sebagai minuman kenikmatan, juga dibutuhkan untuk penyedap berbagai makanan, dari mulai tarmoka atau kue hingga es buah serta eskrim moka, yang terkenal dan disukai masyarakat. Itulah sebabnya komoditi kopi dalam dunia perdagangan internasional digolongkan kedalam komoditi Pangan Kenikmatan (Spillane, 1990).

34 Pada tahun 2005, produksi kopi diperkirakan hanya meningkat sekitar 1,1% sehingga pada tahun 2005 produksi diproyeksikan mencapai 6,583 juta ton. Satu jenis kopi yang tidak biasa dan sangat mahal harganya adalah sejenis robusta di Indonesia dinamakan kopi luwak. Kopi ini dikumpulkan dari kotoran luwak, yang proses pencernaanya memberikan rasa yang unik. Harga kopi pada beberapa tahun sebelumnya yang sangat rendah, diperkirakan meningkat lebih pesat sebagai akibat harga kopi yang mulai membaik. Kenaikan harga tersebut diharapkan meningkatkan penggunaan input dan pemeliharaan tanaman serat yang merangsang adanya investasi. Amerika Latin yang memproduksi sekitar 65% kopi dunia diproyeksikan meningkatkan produksinya dengan laju sekitar 0,9% per tahun pada tahun Brazil sebagai produsen utama kopi dunia diproyeksikan mengalami peningkatan produksi sekitar 0,7% per tahun untuk tahun Laju penigkatan produksi yang relatif lamban tersebut diduga disebabkan oleh harga kopi yang sangat rendah pada beberapa tahun sebelumnya. Penurunan harga tersebut direspon dengan penurunan penggunaan input dan tenaga kerja serta konversi tanaman kopi dengan tanaman lainya untuk daerahdaerah yang marginal. Tingkat konsumsi kopi dunia antara negara produsen dan konsumen sangat berbeda, bahkan Columbia diperkirakan mengalami penurunan produksi sebagai akibat kenaikan upah buruh yang cukup tinggi (Spillane, 1990). Sebagai komoditas andalan perkebunan dimasa yang akan datang pengembangan kopi di Indonesia penting mengingat beberapa keunggulan yang masih ada. Kebijakan agribisnis perkebunan di bidang perkopian adalah sebagai berikut: * Peningkatan Produktifitas Dan Mutu Hasil Kopi

35 Kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktifitas tanaman serta mutu hasil kopi secara bertahap, baik yang dihasilkan oleh petani perkebunan maupun perkebunan besar. Penerapan kebijakan peningkatan produktifitas dan mutu kopi di tempuh antara lain melalui : a. Rehabilitasi kopi rakyat dengan klon unggul dan intensifikasi yang didukung dengan pembinaan mutu di tingkat petani. b. Konservasi tanaman kopi jenis robusta dengan arabika dan perluasan kopi arabika secara bertahap sehingga mencapai perbandingan 80% : 20% a. Sosialisasi tehnik budidaya kopi sesuai dengan anjuran balai penelitian kopi dan kakao kepada petani b. Fasilitasi dalam pengadaan sarana produksi, pengembangan pilot proyek kopi spesiality dan organik (NAD, Sumut, Jatim, Sulsel, Bali, NTB, NTT dan Papua) c. Pengembangan perkebunan kopi Robusta pola konservasi bekerjasama dengan dinas perkebunan daerah. d. Pengembangan kopi berkelanjutan (substainable) didalamnya termasuk kopi organik e. Gerakan peningkatan produksi 5% per tahun dan pemerintah menyediakan bibit benih di setiap daerah f. Akselerasi peningkatan produksi dan produktifitas kopi disertai dengan kegiatan evaluasi untuk existing area yang

36 secara kultur tknis tidak cocok untuk tanaman kopi terutama untuk tanah dengan kondisi S Harga Ekspor Pengaruh Harga Ekspor Terhadap Volume Ekspor Menurut Papos dan Mark Hitschey (1995:95) permintaan adalah jumlah barang dan konsumen selama periode tertentu berdasarkan kondisi tertentu. Dalam membahas permintaan suatu barang tidak terlepas dari mempelajari tingkah laku konsumen, dimana seorang konsumen senantiasa ingin memaksimalkan kepuasan. Dengan demikian di pasar ada dua kekuatan yaitu produsen dan konsumen. Proses selanjutnya melalui mekanisme pasar yaitu tarik menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran di peroleh harga dan kuantitas yang di sepakati. Dari sinilah analisa permintaan sangat penting dalam mengambil keputusan oleh produsen / pengusaha. Menurut Papos dan Mark Hitschey (1995 : 97) fungsi dari permitaan adalah hubungan antara jumlah barang yang diminta (Q) dan variabl-variabel yang mempengaruhinya, sedangkan kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang di minta dan harga barang yang diminta. Sehingga model matematis fungsi permintaan secara sederhana adalah sebagai berikut : Qx = F(Px) atau Qx = a- Px Dengan asumsi varibel-variabel lain dianggap tetap (cateris paribus), dengan demikian di asumsikan bahwa permintaan terhadap suatu barang hanya di pengaruhi oleh harga barang tersebut. Variabel yang mempengaruhi suatu permintaan barang antara lain:

37 1. Harga barang yang di minta (The Price of Goods. X = Px) Permintaan merupakan fungsi dari harga suatu barang. Apabila harga suatu barang itu naik, maka permintaan akan turun. Sebaliknya apabila harga barang turun permintaan akan naik. 2. Harga barang lain ( The Price Of Relatid goods or service = Pr) Dengan kondisi : 3. Fakor-faktor lain. g. Hubungan barang substitusi. Pengaruh harga barang substitusi terhadap barang tersebut adalah bahwa apabila ada kenaikan harga barang pokok, maka permintaan terhadap barang substiusi naik. Hal ini disebabkan harga barang substitusi lebih mahal dibanding harga barang pokok. h. Hubungan barang komplementer. Apabila harga barang komplementer naik, sehingga berakibat permintaan terhadap pokok juga naik. Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan permintaan suatu barang antara lain adalah faktor eksternal (peraturan pemerintah, kondisi ekonomi suatu negara / daerah dan lain-lain) Dari faktor diatas maka permintaan suatu barang / jasa dapat dirumuskan sebagai berikut : Dimana : Odx = F(Px,Pr,O)

38 Odx Px Pr O adalah kuantitas permintaan barang / jasa adalah harga dari barang / jasa X adalah harga dari barang lain yang berkaitan adalah faktor-faktor spesifik lain Dari indikasi di atas dapat dijelaskan bahwa permintaan terhadap suatu barang sangat di pengaruhi oleh suatu variabel. Masing-masing variabel akan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap permintaan konsumen, harga barang / jasa. Variabel harga produk akan mempunyai pengaruh negatif terhadap permintaan konsumen. Suatu masyarakat dengan pendapatan per kapita rendah mempunyai daya beli yang rendah pula. Dalam membelanjakan uangnya mereka akan memberikan prioritas pada pemenuhan kebutuhan. Harga barang lain (substitusi) akan mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan konsumen Nilai Tukar ( Kurs ) Pengertian Nilai Tukar (Kurs) Dalam perdagangan internasional pertukaran antara suatu mata uang dengan mata uang lainnya menjadi hal yang terpenting untuk mempermudah proses transaksi jual beli barang dan jasa. Dari pertukaran ini terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Kurs adalah harga mata uang domestik terhadap mata uang asing di hitung berdasarkan rata-rata tertimbang. Nilai tukar rill dari negara mitra dagang indonesia, rupiah indonesia digunakan sebagai proyeksi dari nilai tukar negara mitra dagang indonesia (syarif,2003:4)

39 Menurut sartono (1995:105), Nilai tukar (kurs) adalah harga suatu mata uang relatif terhadap mata uang lainnya. Nilai tukar diartikan sebagai titik keseimbangan antara penawaran dan permintaan dari suatu mata uang di pasar mata uang. Perdagangan luar negeri baik eksport maupun import secara langsung akan menggunakan nialai tukar (Kurs). Perubahan nilai kurs akan mempengaruhi tingkat kompetensi produk eksport di pasar internasional. (Riedel, 1988) Kurs merupakan salah satu harga terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang sedemikian besar bagi transaksi berjalan maupun terhadap variabel-variabel ekonomi lainnya. Kurs juga memainkan peranan sentral dalam perdagangan internasional. Kurs dapat berubah secara mendadak sesuai dengan beritaberita atau bahkan desas-desus yang sering kali tidak jelas asal-usulnya yang beredar mengenai nilai mata uang tersebut dimasa yang akan datang. Dalam mekanisme pasar, Kurs dari suatu mata uang akan mengalami fluktuasi yang berdampak langsung pada harga barang-barang ekspor dan impor (Dominic, 1997:2004). Perubahan yang dimaksud adalah : 1. Apresiasi, yaitu peristiwa menguatnya nilai tukar mata uang secara otomatis akibat bekerjanya kekuatan-kekeuatan penawaran dan permintaan atas mata uang yang bersangkutan dalam sistem pasar bebas. Sebagai akibat dari perubahan kurs ini adalah harga produk negara itu bagi pihak luar negeri makin mahal. Sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi lebih murah. 2. Depresiasi, yaitu peristiwa penurunan nilai tukar mata uang secara otomatis akibat bekerjanya kekuatan penawaran dan permintaan atas mata uang yang bersangkutan dalam sistem pasar bebas, sebagai akibat perubahan kurs ini

40 produk negara itu bagi pihak luar negeri menjadi murah, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi mahal Pasar Valuta Asing Keseimbangan nilai tukar pada dasarnya mempunyai fungsi ganda, pertama yaitu mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran yang akhirnya bermuara kepada tingkat kecukupan cadangan devisa yang dikelola oleh Bank Indonesia. Sedangkan fungsi kedua adalah menjaga kestabilan pasar domestik. Kurs ditentukan oleh interaksi antara berbagai rumah tangga, perusahaan dan lembaga-lembaga keuangan yang membeli dan menjual valuta asing guna keperluan pembayaran internasional. Pasar yang memperdagangkan mata uang internasional di sebut dengan pasar valuta asing (Foreign exchange market) dengan kata lain, pasar valuta asing adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual dari berbagai mata uang asing (Krugman dan Obtfeld 1992:231)

41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut : 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi sidikalang yang lebih di fokuskan kepada perkembangan ekspor kopi sidikalang selama kurun waktu Juli 2005 Desember 2007 (30 Bulan)

42 3.2. Jenis Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data time series yang bersifat kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka. Penulis juga menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pencatatan berupa data time series yaitu Juli 2005 Desember 2007, yang diperoleh dari Bank Indonesia Medan, Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi dan agen-agen besar Perusahaan eksportir Kopi yang ada di sidikalang Kabupaten Dairi Pengolahan Data Penulis menggunakan program komputer E-Views 4.1 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini Model Analisis Data Model analisis yang di gunakan di mulai dengan pembentukan model matematis 27 yaitu suatu pernyataan hubungan matematis yang digunakan dalam menentukan hubungan yang berlaku diantara Total Produksi Kopi, Harga Ekspor Kopi dan Nilai Kurs terhadap Volume Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi. Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian ini menggunakan alat analisa ekonometrika yaitu meregresikan variabel-variabel yang ada dengan Ordinary Least Square (OLS). Data-data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik. Variabel independen yang mempunyai variabel dependen dinyatakan dalam fungsi sebagai berikut : Y= F (X1, X2, X3...(1) Dengan spesifikasi model sebagai berikut :

43 Dimana : Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 +µ...(2) Y α = Volume Ekspor Kopi Sidikalang (Ton) = Intercept β1, β2, β3 = Koefisien Regresi X1 X2 X3 = Harga Ekspor Kopi Sidikalang (US$/Ton) = Kurs (Rp) = Total Produksi Kopi(Ton) µ = Term Of Eror Bentuk hipotesanya adalah sebagai berikut : Y X1 > 0 Artinya jika terjadi kenaikan pada X1 (Harga Ekspor) (Total Produksi Kopi), Maka Y (Volume Ekspor Kopi Sidikalang) akan mengalami kenaikan, cateris paribus. Y X2 > 0 Artinya jika terjadi kenaikan X2 (Kurs), maka Y (Volume Ekspor Kopi Sidikalang) akan mengalami kenaikan, cateris paribus. Y X3 > 0 Artinya jika terjadi kenaikan X3 (Total Produksi Kopi) maka Y (Volume Ekspor Kopi Sidikalang) akan mengalami kenaikan, cateris paribus Test Goodness Of Fit ( Uji Kesesuaian ) Koefisien Determinasi (R-Square)

44 Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independent secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen Uji t- Statistik Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan mengetahui apakah masingmasing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependen variabel. Dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut : H0 : bi = b Ha : bi b Bila nilai t-hitung < t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H0 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan tertentu. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus : T- Hitung = Se (bi) Dimana : (bi) (bi-b) = Koefisien Variabel b = Nilai Hipotesis Nol Sb (bi) = Simpangan baku dari variabel independen ke-i Ha diterima Ha diterima

45 Gambar 3.1 Kurva Uji t-statistik Uji F-statistik Uji F-statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut : Ho : β 1 = β 2... bk = 0 (tidak ada pengaruh) Ha : β 1 β 2...bk 0 (ada pengaruh) Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel. Jika F hitung < F-tabel maka Ho dierima, yang berarti variabel independen secara bersama sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut : F * = R 2 /k- 1 (l -R 2 )/(n-k) Dimana : R 2 = Koefisien Determinasi K = Jumlah variabel independen ditambah intercept dari suatu Persamaan n = Jumlah sampel H o diterima

46 3.6. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Multikolinerity Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi, apakah terdapat korelasi variabel independen diantara satu sama lain. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi variabel independen satu sama lain dapat dilihat dari nilai R-square, Fhitung, t- hitung, serta standart error. Adanya multikolinearity ditandai dengan Standart error tidak terhingga d. Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan e. Terjadi perubahan tanda yang tidak sesuai dengan teori f. R2 sangat tinggi Auto Korelasi Terjadi bila Error term (µ) dari periode waktu yang berbeda berkorelasi.

47 Dikatakan bahwa Error term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila : Variabel (ei.ej) 0 untuk I j, dalam hal ini dapat dikatakan memiliki masalah autokorelasi. Adapun cara yang digunakan untuk mengetahui keberadaan autokorelasi, yaitu : 1. Dengan Durbin-watson (Uji D-W Test) Uji Durbin-Watson (Uji D-W) digunakan untuk mengetahui apakah didalam model yang digunakan terdapat autocorelasi diantara variabel-variabel yang diamati. Uji Durbin -Watson dirumuskan sebagai berikut : D-hit = Σ(et-(et-l )) 2 Σe 2 t Dengan hipotesis sebagai berikut : Ho : p = 0, artinya tidak ada autokorelasi Ha : p 0, artinya ada autokorelasi Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis di dan du dalam tabel distribusi durbin - watson untuk berbagai nilai. Hipotesisi yang dgunakan adalah : inconclusive Autokorelasi (+) Autokorelasi (-) H o diterima (tidak autokorelasi) USU Repository dl du 2 4-du 4-dl 4 P=1 P=0 P=-1 Gambar 3.3 Kurva D-W Statistik

BAB II URAIAN TEORITIS. 10 cm panjang dan 5 cm lebar. Bunga kopi yang berwarna putih berbunga

BAB II URAIAN TEORITIS. 10 cm panjang dan 5 cm lebar. Bunga kopi yang berwarna putih berbunga BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Perkembangan Kopi Dunia Kopi merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Asia Selatan, termasuk family Rubiaceae dengan tinggi mencapai 5 meter. Daunnya sekitar 5-10 cm panjang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET SUMATERA UTARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET SUMATERA UTARA 1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET SUMATERA UTARA Proposal Skripsi Diajukan Oleh: NAMA : MARWANTA DACE NIM : 040501087 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya perdagangan bebas ini, persaingan bisnis global membuat masing-masing negera terdorong untuk melaksanakan perdagangan internasional. Perdagangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Penawaran Menurut Sukirno (2013) teori penawaran menerangkan tentang ciri hubungan antara harga sesuatu barang dan jumlah barang yang ditawarkan para

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BARANG DI SUMATERA UTARA OLEH KRISTINA PITURIA BUTAR-BUTAR

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BARANG DI SUMATERA UTARA OLEH KRISTINA PITURIA BUTAR-BUTAR SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BARANG DI SUMATERA UTARA OLEH KRISTINA PITURIA BUTAR-BUTAR 080501033 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PROSPEK EKSPOR KOPI INDONESIA KE EROPA OLEH. Indra Ismayudi Tanjung

SKRIPSI ANALISIS PROSPEK EKSPOR KOPI INDONESIA KE EROPA OLEH. Indra Ismayudi Tanjung SKRIPSI ANALISIS PROSPEK EKSPOR KOPI INDONESIA KE EROPA OLEH Indra Ismayudi Tanjung 080501097 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK REALISASI APBD TERHADAP PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA BINJAI SKRIPSI. Diajukan oleh :

ANALISIS DAMPAK REALISASI APBD TERHADAP PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA BINJAI SKRIPSI. Diajukan oleh : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS DAMPAK REALISASI APBD TERHADAP PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA BINJAI SKRIPSI Diajukan oleh : ABDUL AZIZ NASUTION 060501032 Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik dan perbedaan objek dalam penelitian. Ini membantu penulis

Lebih terperinci

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE 1999-2010 I Putu Kusuma Juniantara Made Kembar Sri Budhi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Abstrak

Lebih terperinci

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM : Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM : 1306105133 ABSTRAK Kebutuhan sehari-hari masyarakat di era globalisasi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Permintaan Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode tertentu (Pappas & Hirschey

Lebih terperinci

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang teori perdagangan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Dasar Perdagangan Internasional Teori perdagangan internasional adalah teori yang menganalisis dasardasar terjadinya perdagangan internasional

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi Pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Pembangunan pertanian diarahkan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas ekspor ada beberapa tahapan - tahapan yang

BAB II LANDASAN TEORI. ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas ekspor ada beberapa tahapan - tahapan yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ekspor Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas

Lebih terperinci

PERNYATAAN ORISINALITAS...

PERNYATAAN ORISINALITAS... Judul : PENGARUH KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT, LUAS AREA BUDIDAYA, INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR, JUMLAH PRODUKSI TERHADAP EKSPOR UDANG INDONESIA TAHUN 2000-2015 Nama : I Kadek Widnyana Mayogantara NIM

Lebih terperinci

Kata Kunci: Nilai Ekspor, GDP Amerika Serikat, Kurs Nominal, Surpus Konsumen, Surplus Produsen

Kata Kunci: Nilai Ekspor, GDP Amerika Serikat, Kurs Nominal, Surpus Konsumen, Surplus Produsen FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KOPI ARABIKA DI SUMATERA UTARA Esterina Hia *), Rahmanta Ginting **), dan Satia Negara Lubis **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Departemen Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi dalam perdagangan dan investasi menawarkan banyak peluang dan tantangan bagi agribisnis perkebunan di Indonesia. Kopi merupakan salah satu

Lebih terperinci

Universitas Bina Darma

Universitas Bina Darma Mata Kuliah Kelas Hari/Tanggal Dosen Universitas Bina Darma Petunjuk mengerjakan soal: Tulislah Nama, NIM dan Kelas. ( Berdoa dahulu sebelum mengerjakan soal ) Kerjakan di KERTAS A. PILIHAN GANDA 1. Perdagangan

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN 2001 2015 JURNAL Oleh: Nama : Ilham Rahman Nomor Mahasiswa : 13313012 Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) KABUPATEN DAIRI SKRIPSI.

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) KABUPATEN DAIRI SKRIPSI. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) KABUPATEN DAIRI SKRIPSI Diajukan oleh: RONI DELIMA SIANTURI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DAN TURUNANNYA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA UTARA

ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DAN TURUNANNYA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DAN TURUNANNYA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA UTARA SKRIPSI Diajukan Oleh

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI PASAR MODAL INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI PASAR MODAL INDONESIA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI PASAR MODAL INDONESIA Skripsi Diajukan Oleh : Nama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DEPOSITO DAN NILAI KURS TERHADAP PERMINTAAN SURAT UTANG NEGARA OLEH INVESTOR ASING KRISTANTY ULI ARTA GIRSANG

ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DEPOSITO DAN NILAI KURS TERHADAP PERMINTAAN SURAT UTANG NEGARA OLEH INVESTOR ASING KRISTANTY ULI ARTA GIRSANG SKRIPSI ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DEPOSITO DAN NILAI KURS TERHADAP PERMINTAAN SURAT UTANG NEGARA OLEH INVESTOR ASING OLEH KRISTANTY ULI ARTA GIRSANG 080501063 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINAN SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

ANALISIS DETERMINAN SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS DETERMINAN SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SKRIPSI Diajukan Oleh : ADE DEVISA SAMOSIR 070501008 EKONOMI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO, KURS DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO ( PDB ) TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH ( NAB ) REKSA DANA DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO, KURS DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO ( PDB ) TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH ( NAB ) REKSA DANA DI INDONESIA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO, KURS DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO ( PDB ) TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH ( NAB ) REKSA DANA DI INDONESIA SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perdagangan Internasional Menurut Boediono (2005:10) perdagangan diartika n sebagai proses tukar menukar yang didasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, PENDAPATAN PER KAPITA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP KREDIT KONSUMSI PADA BANK UMUM DI SUMATERA UTARA SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, PENDAPATAN PER KAPITA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP KREDIT KONSUMSI PADA BANK UMUM DI SUMATERA UTARA SKRIPSI Fakultas Ekonomi Medan ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, PENDAPATAN PER KAPITA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP KREDIT KONSUMSI PADA BANK UMUM DI SUMATERA UTARA SKRIPSI Diajukan Oleh : SETIYO RESTI 070501034 EKONOMI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Makroekonomi Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi, setelah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis mengenai kegiatan di dalam perekonomian dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya melaksanakan pembangunan dalam segala bidang. Tujuannya adalah untuk menciptakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Halaman Tulisan Jurnal ( Judul dan Abstraksi ) ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Oleh : Candra Mustika,SE,Msi,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN 1993-2013 JURNAL PUBLIKASI OLEH : Nama : Futikha Kautsariyatun Rahmi Nomor Mahasiswa : 12313269 Jurusan : Ilmu Ekonomi FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. Dengan kemajuan teknologi yang sangat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini terdapat berbagai hasil penelitian sebelumnya oleh peneliti lain, baik itu dalam penelitian pada umumnya maupun penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dalam subsektor perkebunan di Indonesia karena memiliki peluang pasar yang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sebagian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005:01 2012:12 yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa dokumen-dokumen yang terkait dengan judul penelitian, diantaranya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka, di mana lalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang selalu ingin menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui usahausahanya dalam membangun perekonomian.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan menjadi sektor andalan serta mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya perdagangan antar negara.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Permintaan Menurut Sugiarto (2002), pengertian permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai penghasil devisa

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai penghasil devisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai penghasil devisa negara, salah satu komoditas perkebunan penghasil devisa adalah komoditas kopi. Kopi merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi Indonesia. Persaingan dalam perdagangan global merupakan tantangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi Indonesia. Persaingan dalam perdagangan global merupakan tantangan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Persaingan dalam perdagangan global merupakan tantangan dan kendala bagi Indonesia. Persaingan

Lebih terperinci

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN P R O S I D I N G 113 DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT Erlangga Esa Buana 1 1 Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya E-mail: erlanggaesa@gmail.com PENDAHULUAN Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia adalah komoditas kopi. Disamping memiliki peluang pasar yang baik di dalam negeri maupun luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia selalu berusaha untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. Pembangunan ekonomi dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi global tidak ada satu negara pun yang tidak melakukan hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara tidak dapat memenuhi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dalam arti yang sederhana adalah suatu proses yang timbul sehubungan dengan pertukaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional dapat didefinisikan sebagai perdagangan antar negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berbasis pada sektor pertanian, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2. 1. Tinjauan Pustaka Istilah kopi spesial atau kopi spesialti pertama kali dikemukakan oleh Ema Knutsen pada tahun 1974 dalam Tea and

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA INTERNASIONAL, KURS DAN INFLASI TERHADAP PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA SKRIPSI. Diajukan Oleh : MASNI R S SIDABALOK

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA INTERNASIONAL, KURS DAN INFLASI TERHADAP PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA SKRIPSI. Diajukan Oleh : MASNI R S SIDABALOK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA INTERNASIONAL, KURS DAN INFLASI TERHADAP PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Oleh : MASNI R S SIDABALOK 070501057

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dalam arti sempit adalah merupakan suatu gugus masalah yang timbul sehubungan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA, PRODUK DOMESTIK BRUTO, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PERKEMBANGAN REKSA DANA DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA, PRODUK DOMESTIK BRUTO, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PERKEMBANGAN REKSA DANA DI INDONESIA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA, PRODUK DOMESTIK BRUTO, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PERKEMBANGAN REKSA DANA DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Perkembangan Jagung Jagung merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perdagangan Antarnegara Tingkat perekonomian yang paling maju ialah perekonomian terbuka, di mana dalam perekonomian terbuka ini selain sektor rumah tangga, sektor perusahaan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang

Lebih terperinci

ekonomi Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR a. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

ekonomi Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR a. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 01 Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR Perdagangan internasional merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan antara negara satu dengan negara lainnya dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi telah menambahkan banyak tantangan baru bagi agribisnis di seluruh dunia. Agribisnis tidak hanya bersaing di pasar domestik, tetapi juga untuk bersaing

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA Indria Ukrita 1) ABSTRACTS Coffee is a traditional plantation commodity which have significant role in Indonesian economy,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan negara karena setiap negara membutuhkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya perdagangan antar negara. Sobri (2001) menyatakan bahwa perdagangan internasional adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional dan mengutamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila barang yang dihasilkan oleh suatu negara dijual ke negara lain

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila barang yang dihasilkan oleh suatu negara dijual ke negara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan Internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa antara masyarakat di suatu negara dengan masyarakat di negara lain. Indonesia termasuk salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Aricha (2013), perdagangan internasional adalah perdagangan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Aricha (2013), perdagangan internasional adalah perdagangan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Aricha (2013), perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET ALAM SUMATERA UTARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET ALAM SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET ALAM SUMATERA UTARA SKRIPSI Diajukan Oleh: MERINDA SITUMORANG 060501104 EKONOMI PEMBANGUNAN Guna

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH TINGKAT BUNGA (KUPON) SURAT UTANG NEGARA (SUN), INFLASI DAN CADANGAN DEVISA TERHADAP POSISI NERACA PEMBAYARAN INDONESIA OLEH

SKRIPSI PENGARUH TINGKAT BUNGA (KUPON) SURAT UTANG NEGARA (SUN), INFLASI DAN CADANGAN DEVISA TERHADAP POSISI NERACA PEMBAYARAN INDONESIA OLEH SKRIPSI PENGARUH TINGKAT BUNGA (KUPON) SURAT UTANG NEGARA (SUN), INFLASI DAN CADANGAN DEVISA TERHADAP POSISI NERACA PEMBAYARAN INDONESIA OLEH LAMHOT P FIDELIS 080501032 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA

DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA ANNISA CHAIRINA, ISKANDARINI, EMALISA Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara e-mail : annisa_ca@ymail.com Abstrak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk

Lebih terperinci

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA 6.1 Pengujian Asumsi Gravity model aliran perdagangan ekspor komoditas kepiting Indonesia yang disusun dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria pengujian asumsi-asumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara negara di dunia bertujuan mensejahterakan penduduknya, begitu juga di Indonesia pemerintah telah berusaha maksimal agar dapat mensejahterakan penduduk.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan kekuatan permintaan dan penawaran (Waluya, 2003)

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan kekuatan permintaan dan penawaran (Waluya, 2003) TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Harga suatu barang ekspor dan impor merupakan variabel penting dalam merncanakan suatu perdagangan internasional. Harga barang ekspor berhadapan dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Definisi Karet Remah (crumb rubber) Karet remah (crumb rubber) adalah karet alam yang dibuat secara khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP KREDIT KONSUMSI DI SUMATERA UTARA OLEH PAULINA PUTRI A. HUTAGALUNG

SKRIPSI ANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP KREDIT KONSUMSI DI SUMATERA UTARA OLEH PAULINA PUTRI A. HUTAGALUNG SKRIPSI ANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP KREDIT KONSUMSI DI SUMATERA UTARA OLEH PAULINA PUTRI A. HUTAGALUNG 080501067 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Produksi Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan bagaimana sumber daya (input) digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN TABUNGAN MASYARAKAT PADA BANK UMUM DI KOTA BINJAI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN TABUNGAN MASYARAKAT PADA BANK UMUM DI KOTA BINJAI 1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN TABUNGAN MASYARAKAT PADA BANK UMUM DI KOTA BINJAI SKRIPSI Diajukan oleh : RIKI ARDIANSYAH 050501017

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan orientasi yaitu dari orientasi peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh keuntungan dari mengekspor dan mengimpor.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh keuntungan dari mengekspor dan mengimpor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi bilateral maupun multilateral, di mana sebuah negara mengekspor (menjual) barang dan jasa ke

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan yang memegang peranan penting dalam perdagangan dan perekonomian negara. Kopi berkontribusi cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah bagi suatu negara dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Banyak keuntungan yang

Lebih terperinci

TEROI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

TEROI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEROI PERDAGANGAN INTERNASIONAL I. TEORI PRA KLASIK MERKANTILISME MERKANTILISME ADALAH SUATU ALIRAN EKONOMI YANG TUMBUH DAN BERKEMBANG PESAT PADA ABAD XVI XVIII DI EROPA BARAT. IDE POKOK MERKATILISME ADALAH

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Komposisi dan arah pandangan antara beberapa negara serta bagaimana pengaruhnya terhadap perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas sekarang ini, manusia dengan ide, bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah melewati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Daya Saing Komoditi Mutiara Indonesia di Negara Australia, Hongkong, dan Jepang Periode 1999-2011 Untuk mengetahui daya saing atau keunggulan komparatif komoditi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan pustaka ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan pustaka ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan untuk menerangkan pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), kurs, cadangan devisa, tingkat suku bunga riil, dan

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUKSI, HARGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP VOLUME EKSPOR (Studi pada Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia Periode Januari 2010-Desember 2015)

PENGARUH PRODUKSI, HARGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP VOLUME EKSPOR (Studi pada Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia Periode Januari 2010-Desember 2015) PENGARUH PRODUKSI, HARGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP VOLUME EKSPOR (Studi pada Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia Periode Januari 2010-Desember 2015) Muhammad Luqman Zakariya Mochammad Al Musadieq Sri Sulasmiyati

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERBITAN OBLIGASI KORPORASI DI INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERBITAN OBLIGASI KORPORASI DI INDONESIA Fakultas Ekonomi Medan ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERBITAN OBLIGASI KORPORASI DI INDONESIA Skripsi Diajukan Oleh : Jekson Hutapea 040501084 Ekonomi Pembangunan Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat perdagangan internasional yaitu,memperoleh keuntungan dari spesialisasidalam memproduksi barang

Lebih terperinci