Bab 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Sistem Informasi/Teknologi Informasi Komunikasi Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai kombinasi yang terkoordinasi dari dari berbagai komponen-komponennya, yaitu manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber data, dan kebijakan serta prosedur, yang diorganisasikan untuk mengolah (menyimpan, mengambil, mentransformasi dan menyebarkan) informasi dalam organisasi (O Brien& Marakas, 2010).Batasan pengertian ini sesuai dengan pendapat Laudon & Laudon (2012) bahwa sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut: satu set komponen-komponen terkait yang mengumpulkan (atau mengambil), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi. Seperti diuraikan di atas, bahwa komponen sistem informasi antara lain terdiri dari: perangkat keras peralatan (hardware), perangkat lunak (software), jaringan (netware), maupun berbagai peralatan infrastruktur bersifat mekanis maupun elektronis yang secara keseluruhan sering disebut dengan istilah TIK. Jadi TIK adalah 8

2 9 komponen sistem informasi yang berwujud hardware, software, netware, dan infrastructures. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kombinasi antara komponen TIK dan komponen non TIK, berupa: manusia (brainware) dan sumber data (data resources). Secara visual dapat digambarkan seperti Gambar 2.1 berikut ini: Gambar 2.1. Komponen Sistem Informasi Sumber: Introduction to Information System (15th ed.)(o Brien & Marakas, 2010)

3 Manfaat Implementasi Sistem Informasi/TIK Sistem informasi dapat memperbaiki pelaksanaan proses bisnis suatu perusahaan dengan cara mengotomatisasi langkah-langkah yang tadinya dilakukan secara manual (Laudon & Laudon, 2012). Oleh karena itu, saat ini, sistem informasitelah digunakan secara meluas dalam suatu perusahaan, pada setiap tingkatan manajemen, mulai dari manajemen tingkat bawah, hingga manajemen tingkat atas.sistem informasi digunakan mulai dari untuk mendukung kegiatan operasional harian, hingga untuk mendukung pengambilan keputusan yang bersifat strategis. Masing-masing tingkatan manajemen melakukan jenis pekerjaan yang berbeda.oleh karena itu, peranan sistem informasi untuk masing-masing tingkatan manajemen, menjadi berbeda.o Brien & Marakas (2010) telah mengidentifikasi peranan sistem informasi pada suatu perusahaan, pada Gambar 2.2.berikut ini: Gambar 2.2. Peranan Sistem Informasi pada Perusahaan

4 11 Sumber: Introduction to Information System (15th ed.) (O Brien & Marakas, 2010) Tampak pada Gambar 2.2.tersebut bahwa tingkatan manajerial dapat dikelompokkan dalam: a. Level Manajemen Puncak Penggunaan sistem informasi adalah untuk mendukung keperluan pengambilan keputusan yang bersifat strategis, misalnya untuk menentukan arah dan tujuan perusahaan di masa yang mendatang. b. Level Manajemen Menengah Penggunaan sistem informasi adalah untuk mendukung keperluan pengambilan keputusan bisnis perusahaan. c. Level Manajemen Operasional Penggunaan sistem informasi adalah untuk mendukung keperluan pengambilan keputusan dan kebutuhan informasi untuk operasional harian perusahaan. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing tingkatan manajerial memiliki kebutuhan informasi berbeda.oleh karena itu, masingmasing tingkatan manajerial membutuhkan jenis sistem informasi yang berbeda, sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

5 Implementasi SI/TIK dengan Alih Daya Investasi sistem informasi/tik yang kian hari kian bertambah porsinya membuat perusahaan mencari cara untuk melakukan efisiensi. Selain itu, alokasi sumber daya bagi TIK, untuk perusahaan yang core business-nya bukan di TIK, tentu saja harus dilakukan dengan cermat, agar dapat memenuhi persyaratan Tata Kelola perusahaan yang baik.jangan sampai alokasi sumber daya di bidang TIK pada perusahaan tersebut melebihi alokasi sumber daya di bidang yang menjadi core business perusahaan tersebut. Salah satu cara yang banyak digunakan oleh perusahaan untuk mensiasati hal tersebut adalah dengan menyelenggarakan Alih Daya Proses Bisnis. Pada Alih Daya Proses Bisnis, pelaksanaan Proses Bisnis sebagian atau seluruhnya diselenggarakan oleh penyedia jasa di luar perusahaan. Chatterjee (2010) menyatakan bahwa Alih Daya Proses Bisnis dapat dijalankan pada proses-proses bisnis berikut ini: a. Product Process b. Service Process c. Customer Centric Process d. Quality Control Process yang dapat digambarkan sesuai dengan Gambar 2.3.

6 13 Gambar 2.3. Proses Bisnis Perusahaan Sumber: Management Information System (Chatterjee, 2010) 2.2. Tata Kelola Sistem Informasi/TIK Pengertian Tata Kelola Sistem Informasi/TIK IT Governance Institute (2013) mendefinisikan Tata Kelola TIK sebagai tanggung jawab dari dewan direksi dan manajemen eksekutif, yang merupakan bagian integral dari tata kelola perusahaan dan terdiri dari: kepemimpinan dan struktur organisasi dan proses yang memastikan bahwa TIK perusahaan mendukung dan memperluas strategi dan objektif perusahaan. Sementara Senft & Gallegos (2009) menyatakan bahwa Tata Kelola TIK menyediakan struktur yang diperlukan untuk mencapai penyelarasan antara strategi TIK dan strategi bisnis.sedangkan menurut Calder & Watkins (2008) Tata Kelola sistem informasi/tik adalah kerangka kerja

7 14 untuk leadership (kepemimpinan), struktur organisasi dan proses bisnis; standar dan kepatuhan terhadap standar-standar kepemimpinan, struktur organisasi dan proses bisnis; yang menjamin bahwa sistem informasi perusahaan mendukung dan memungkinkan pencapaian strategi dan tujuan perusahaan tersebut. Jadi yang dimaksud tata kelola sistem informasi/tik yang baik adalah investasi/implementasi dan pengelolaan sistem informasi/tik yang tepat dan mendukung pencapaian tujuan bisnis perusahaan. Menurut Calder & Watkins (2008), terdapat 5 faktor utama pendorong adopsi strategi Tata Kelola sistem informasi di perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah: a. Regulasi, seperti: adopsi/implementasi the Combined Code dan the Turnbull Guidance (bagi perusahaan di Inggris); Sarbanes Oxley (bagi perusahaan terbuka di Amerika Serikat); BIS dan Basel 2 untuk bank dan institusi finansial. b. Semakin banyaknya nilai modal intelektual yang berada pada keadaan berisiko. c. Kebutuhan untuk menyelaraskan projek teknologi dan tujuan strategis organisasi dan untuk memastikan bahwa projek-projek tersebut menghasilkan sesuai dengan rencana awal. d. Semakin meningkatnya ancaman terhadap keamanan TIK yang secara potensial berdampak negatif pada reputasi, penghasilan dan keuntungan perusahaan.

8 15 e. Semakin rumitnya regulasi terkait dengan informasi Investasi Sistem Informasi/TIK Bagi banyak perusahaan, TIK merupakan hal yang penting. Porsi investasi TIK, dari tahun ke tahun, menjadi semakin besar dalam total investasi sebuah perusahaan. Laudon & Laudon (2012) menyajikan grafik yang menunjukkan hal tersebut. Adapun berikut ini adalah grafik yang dimaksud (Gambar 2.4): Gambar 2.4. Porsi Investasi TIK terhadap Total Investasi Sumber: Management Information Systems: Managing the Digital Firm (12th ed.)(laudon & Laudon, 2012) Kombinasi semakin besarnya porsi investasi TIK terhadap total investasi perusahaan, semakin mendorong adopsi/implementasi TIK pada perusahaan Kerangka Kerja Evaluasi Tata Kelola SI/TIK Kerangka Kerja Tata Kelola TIK yang banyak digunakansebagai acuan oleh perusahaan adalah antara lain:

9 16 a. Control Objective for Information and Related Technology (COBIT) b. IT Maxims c. Berbagai kerangka kerja lainnya, seperti: CMMI, ITIL, TOGAF Untuk keperluan evaluasi, perusahaan melakukan mapping antara kondisi yang saat ini berlaku pada perusahaan tersebut dengan requirements/panduan yang ada pada kerangka kerja-kerangka kerja tersebut. Dengan melakukan mapping, perusahaan akan mengetahui apakah kondisi saat ini sudah comply (memenuhi) kerangka-kerangka kerja tersebut. Lebih lanjut, beberapa kerangka kerja, seperti: CMMI, memberikan skala penilaian, sehingga pemenuhan kerangka kerja tersebut dapat dinilai tingkatnya. Dengan melakukan evaluasi dan penilaian tersebut, perusahaan dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk memenuhi kerangka kerja tersebut, jika belum terpenuhi, atau langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mempertahankan pemenuhan kerangka kerja tersebut Manajemen Risiko Perusahaan Pengertian Manajemen Risiko Perusahaan Menurut Senft & Gallegos (2009) terdapat hubungan yang erat antara Manajemen Risiko Perusahaan dan bisnis yang dikelola dengan baik. Senft & Gallegos (2009) mencontohkan bahwa kejadian-kejadian, seperti: product recall dan rogue traders, jika tidak dikelola dengan baik dapat menghancurkan perusahaan.

10 17 Secara historis, manajemen risiko sering kali dilakukan dalam silos, sebagai contoh: insurance risk, technology risk, financial risk, environmental risk. Senft & Gallegos (2009) memandang bahwa diperlukan suatu Enterprise Risk Management yang mengelola risiko perusahaan secara komprehensif Risiko Alih Daya Proses Bisnis Menurut Chatterjee (2010) dalam Alih Daya Proses Bisnis terdapat pengalihan kepemilikan Proses Bisnis. Hal memiliki pengertian cara Proses Bisnis dilakukan menjadi tidak didefinisikan oleh pihak pengguna jasa, melainkan oleh pihak pemberi jasa. Hal ini membuka peluang timbulnya risiko-risiko terkait, seperti: risiko terkait keamanan dan kelangsungan bisnis setelah dilanda bencana BCP/DRP Dalam penyelenggaraan operasional suatu perusahaan, perusahaan harus mempertimbangkan risiko-risiko yang ada.risiko-risiko tersebut harus dikelola dengan baik, agar risiko tersebut tidak mengancam keberlangsungan bisnis perusahaan tersebut.tentu saja jika sebagian atau seluruh proses bisnis perusahaan dialihdayakan, tidak berarti perusahaan tidak harus mempersiapkan diri dalam menghadapi/memitigasi risiko yang mungkin timbul. Perusahaan tetap harus mempersiapkan mitigasi risiko-risiko tersebut. Salah satu risiko yang mungkin timbul adalah bencana.untuk memitigasi risiko tersebut dibutuhkan BCP/DRP, sehingga keberlangsungan bisnis dapat

11 18 terjaga.bcp/drp merupakan bagian dari Business Continuity Management (BCM).Goh (2008) menyatakan bahwa awalnya rencana mitigasi risiko bencana memiliki fokus pada TIK, sejalan dengan perkembangan kebutuhan, maka mitigasi risiko bencana mengalami pergeseran fokus, sehingga fokusnya menjadi enterprise wide, tidak lagi hanya TIK-nya saja. Berikut ini, Gambar 2.5.adalah ilustrasi pergeseran fokus tersebut. Gambar 2.5. Pergeseran Fokus Rencana Mitigasi Risiko Bencana Sumber: Managing Your Business Continuity Planning Project (2nd ed.)(goh, 2008) Lebih lanjut, Goh (2008) menyatakan bahwa DRP memiliki fokus pada bagian TIK, sementara BCP berfokus pada bisnis. Dengan kata lain, DRP merupakan bagian dari BCP.

12 ISO Business Continuity Management Standar ISO merupakan standar di bidang Business Continuity Management System (BCMS).Pada survei yang dilakukan oleh Business Continuity Institute (BCI, 2012), 85% dari 613 responden yang berasal dari 60 negara, menyatakan bahwa standar ISO dapat menyediakan common language dalam menjalankan proses BCMS, antara pelanggan, suplier dan untuk keperluan internal. Standar ISO dikembangkan dari BS (Sharp, 2012).Oleh karena itu, tidak aneh jika antara kedua standar tersebut terdapat beberapa persamaan. Berikut ini adalah mapping antara standar BS dengan standar ISO 22301: Tabel 2.1. Perbandingan Antara BS dan ISO Sumber: Moving from BS to ISO 22301: The New International Standard for Business Continuity Management System (Sharp, 2012)

13 20

14 21

15 22 Namun tentu saja, sebagai suatu upaya perbaikan dan penyempurnaan, ISO memperkenalkan konsep-konsep baru. Berikut ini adalah konsep-konsep baru tersebut: Tabel 2.2. Konsep Baru pada ISO Sumber: Moving from BS to ISO 22301: The New International Standard for Business Continuity Management System (Sharp, 2012) Standar ISO mengidentifikasi dasar-dasar sistem manajemen kelangsungan bisnis, membangun proses, prinsip dan terminologi manajemen kontinuitas bisnis. Standar ini antara lain, bertujuan untuk dapat memberikan dasar acuan bagi suatu perusahaan atau organisasi, agar dapat memahami, mengembangkan dan menerapkan manajemen kelangsungan bisnis pada suatu organisasi, sehingga dapat memberikan keyakinan kepada seluruh stakeholder perusahaan atau organisasi bahwa perusahaan atau organisasi tersebut dapat terus beroperasi walaupun sedang mengalami keadaan bencana.

16 23 Berikut ini adalah komponen-komponen yang menyusunbcms: a. Policy (Kebijakan) b. People (Manusia) dengan tanggung jawab terdefinisi. c. Proses Pengelolaan yang berkaitan dengan: 1. Policy 2. Planning 3. Implementation and Operation 4. Performance Assessment 5. Management Review 6. Improvement d. Dokumentasi yang menyediakan bukti yang dapat diaudit e. Proses pengelolaan kelangsungan bisnis lain yang relevan untuk perusahaan tersebut. Standar ISO juga mengikuti pola PDCA (Plan-Do-Check-Act) yang merupakan standar pola ISO.Secara lebih spesifik, pola PDCA pada ISO digambarkan pada Gambar 2.6.berikut ini:

17 24 Gambar 2.6. Model PDCA pada ISO Sumber: ISO 22301: Societal security -- Business continuity management systems --- Requirements (ISO, 2012) Berikut ini adalah penjelasan terkait model PDCA pada ISO 22301: a. Plan(Establish) Menetapkan kebijakan, tujuan, sasaran, kontrol, proses dan prosedur Keberlangsungan bisnis yang relevan untuk meningkatkan kelangsungan bisnis agar dapat memberikan hasil yang selaras dengan kebijakan organisasi secara keseluruhan dan tujuannya b. Do(Implement and Operate) Menerapkan dan mengoperasikan kebijakan, kontrol, proses dan prosedur kelangsungan bisnis.

18 25 c. Check(Monitor and Review) Memantau dan menilai kinerja terhadap kebijakan dan tujuan kelangsungan bisnis, melaporkan hasilnya kepada manajemen untuk ditinjau, dan menentukan serta mengotorisasi tindakan untuk remediasi dan perbaikan. d. Act(Maintain and Improve) Memelihara dan meningkatkan BCMS dengan mengambil tindakan korektif, berdasarkan hasil tinjauan manajemen dan menilai kembali lingkup BCMS serta kebijakan dan tujuan kelangsungan bisnis. Standar ISO terdiri dari klausul-klausul berikut: a. Clause 1: Scope Klausul ini mendefinisikan ruang lingkup dari standar ISO Ruang lingkup dari standar ISO adalah untuk mengimplementasikan dan memperbaiki sebuah Business Continuity Management System (BCMS).Penulis standar ini ingin memastikan bahwa standar ini dapat diberlakukan pada seluruh organisasi, dengan tidak memandang letak geografi, ukuran ataupun tujuan organisasi. b. Clause 2: Normative References Klausul ini seharusnya mendefinisikan daftar dokumen yang menjadi referensi agar standar ini dapat dipahami dengan baik.pada standar ISO tidak memiliki normative references.klausul ini ada untuk memenuhi standar dokumen ISO.

19 26 c. Clause 3: Terms and Definitions Klausul ini mendefinisikan seluruh istilah yang digunakan pada standar ISO Pada ISO terdapat definisi untuk 55 istilah. d. Clause 4: Context of the organization Klausul ini berisi tentang persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk membangun konteks BCMS pada suatu organisasi, terkait dengan kebutuhan, persyaratan dan ruang lingkup BCMS tersebut. Untuk memenuhi ISO 22301, suatu organisasi harus mendokumentasikan risk apetite yang dimilikinya. ISO mengharuskan suatu organisasi mendefinisikan apa saja yang termasuk di dalam BCMS dan apa saja yang tidak termasuk pada lingkup BCMS. Selain itu, ruang lingkup BCMS harus dikomunikasikan dengan baik pada seluruh pihak terkait, baik pihak internal, ataupun pihak eksternal. e. Clause 5: Leadership Klausul ini berisi tentang ringkasan persyaratan-persyaratan yang terutama ditujukan bagi top management.top management harus memastikan bahwa BCMS sejalan dengan arahan strategis organisasi dan terintegrasi pada proses bisnis perusahaan, serta mengkomunikasikan pentingnya BCMS yang efektif dan pemenuhan persyaratan-persyaratan BCMS. Klausul ini juga mengharuskan top management menunjuk suatu pihak yang bertanggung jawab terhadap pembentukan, implementasi dan pemantauan BCMS organisasi.

20 27 f. Clause 6: Planning Klausul ini berisi tentang kebutuhan untuk membentuk/membuat objektifobjektif stategis dan prinsip pemandu yang akan digunakan pada BCMS. Klausul ini mengharuskan organisasi untuk mengatasi ancaman, jika seandainya BCMS tidak dapat/berhasil dibuat, diimplementasikan dan dipantau dengan baik, termasuk di dalamnya hambatan-hambatan yang mungkin ditemui, baik dari internal/eksternal, yang mungkin akan mengakibatkan ketidakefektifan BCMS. Klausul ini mewajibkan sebuah organisasi untuk mendefinisikan secara jelas objektif bisnisnya dan memiliki rencana untuk mencapainya.objektif-objektif ini harus terintegrasi dengan kebijakan BCM dan terukur. g. Clause 7: Support Klausul ini menjelaskan supports (dukungan-dukungan) yang dibutuhkan untuk membuat, mengimplementasikan dan memantau BCMS yang efektif. Hal ini meliputi sumber daya yang dibutuhkan, kompetensi pihak-pihak terkait, kesadaran dan keterlibatan pihak-pihak terkait, dan persyaratan manajemen dokumen terkait. h. Clause 8: Operation Secara umum klausul ini menjelaskan proses pembuatan BCMS, mulai dari Business Impact Analysis, pembuatan prosedur keberlangsungan bisnis yang juga meliputi protokol komunikasi internal/eksternal, dan proses pengujian BCMS tersebut.

21 28 i. Clause 9: Performance evaluation Klausul ini menjelaskan bahwa proses pemantauan, pengukuran dan evaluasi BCMS merupakan input untuk keperluan tinjauan manajemen. Selain itu, hasil tinjauan manajemen harus dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang terkait. j. Clause 10: Improvement Klausul ini menjelaskan bahwa tindakan-tindakan korektif dan preventif yang sudah dijalankan sebelumnya dan sudah diimplementasikan dan di-review pada klausul-klausul sebelumnya, harus dipastikan diimplementasikan pada BCMS. dalam kaitan dengan model PDCA di atas, maka: a. Plan, terdiri dari Clause 4, Clause 5, Clause 6, dan Clause 7 b. Do, terdiri dari Clause 8 c. Check, terdiri dari Clause 9 d. Act, terdiri dari Clause 10

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi Selamat Datang di Pelatihan IAPMO R&T Registration Services ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi QMS-100, Rev 1, dated 2/20/2015 1 Agenda Pengenalan Annex SL Perubahan ISO 9001 Ringkasan QMS-100,

Lebih terperinci

Plan LEONTI. Menyetujui Pembimbing,

Plan LEONTI. Menyetujui Pembimbing, Evaluasi Business Continuity Plan dan Disaster Recovery Plan dengan Menggunakan Standarisasi ISO 22301 pada PT Sigma Cipta Caraka LEONTI INUS MARLAN YANTHESTYA Binus - Alam Sutera Campus Jl. Alam Sutera

Lebih terperinci

HARMONISASI SISTEM MANAJEMEN ISO 9001 DAN ISO DI TAHUN 2015

HARMONISASI SISTEM MANAJEMEN ISO 9001 DAN ISO DI TAHUN 2015 Selama bertahun-tahun, ISO menerbitkan banyak standar sistem manajemen dengan bentuk dan struktur yang berbeda. Beberapa standar sistem manajemen dengan struktur yang berbeda terkadang sulit bagi Organisasi

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

Kriteria untuk evaluasi dan pemilihan pemasok (klausul 8.4.1)

Kriteria untuk evaluasi dan pemilihan pemasok (klausul 8.4.1) ISO 9001: 2015 Dokumen Wajib Ruang Lingkup SMM (klausul 4.3) Kebijakan Mutu (klausul 5.2) Sasaran Mutu (klausul 6.2) Kriteria untuk evaluasi dan pemilihan pemasok (klausul 8.4.1) Untuk persyaratan dengan

Lebih terperinci

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto BEST PRACTICES ITG di Perusahaan Titien S. Sukamto Beberapa Best Practices Guideline untuk Tata Kelola TI 1. ITIL (The Infrastructure Library) ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC),

Lebih terperinci

COBIT 5 SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

COBIT 5 SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto COBIT 5 SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto The COBIT 5 Framework COBIT 5 membantu perusahaan menciptakan nilai optimal dari TI dengan menjaga keseimbangan antara menyadari manfaat dan mengoptimalkan

Lebih terperinci

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc MAKALAH KEAMANAN INFORMASI Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar 2110155027 Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc Pendahuluan Informasi merupakan aset yang sangat penting bagi Instansi penyelenggara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TEORI DASAR 2.1.1. Peranan COBIT dalam tata kelola TI COBIT adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen teknologi informasi yang dibuat oleh sebuah lembaga

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

MANAGEMENT SOLUTION IT MANAGEMENT CONSULT TING IT MANAGEMENT CONSULTING PT. MULTIMEDIA SOLUSI PRIMA

MANAGEMENT SOLUTION IT MANAGEMENT CONSULT TING IT MANAGEMENT CONSULTING PT. MULTIMEDIA SOLUSI PRIMA PT. MULTIMEDIA SOLUSI PRIMA E-ANGGARAN E-ANGGARAN E-ANGGARAN Perkembangan yang pesat di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi (ICT), telah memberikan dukungan yang signifikan bagi kemajuan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah mencakup berbagai bidang. Hal tersebut dapat dilihat bahwa Teknologi Informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT)

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT) with COBIT Framework introductory IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT) Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan 1 Tujuan Memahami manfaat IT Governance Mengerti kapan perlu mengaplikasikan IT Governance Mengerti prinsip2 dasar

Lebih terperinci

pelaksanaan aktifitas dan fungsi pengolahan data pada Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) di STMIK Catur Sakti Kendari. Untuk mengoptimalkan

pelaksanaan aktifitas dan fungsi pengolahan data pada Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) di STMIK Catur Sakti Kendari. Untuk mengoptimalkan BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, permasalahan yang ingin diselesaikan serta tujuan dan manfaat penelitian. 1.1. Latar Belakang Perguruan

Lebih terperinci

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) Pengertian Cobit COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT

Lebih terperinci

FRAMEWORK, STANDAR, DAN REGULASI. Titien S. Sukamto

FRAMEWORK, STANDAR, DAN REGULASI. Titien S. Sukamto FRAMEWORK, STANDAR, DAN REGULASI Titien S. Sukamto FRAMEWORK COSO (COMMITTEE OF SPONSORING ORGANIZATIONS) COSO sangat diterima di USA sebagai pondasi dari pengendalian internal modern dan praktik manajemen

Lebih terperinci

BAB 6. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEDUA)

BAB 6. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEDUA) BAB 6. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEDUA) PENDAHULUAN Diskripsi Singkat Manfaat Audit dan kontrol pada teknologi informasi dan komunikasi dilaksanakan dengan didasarkan pada standar dan prosedur yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2)

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2) PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2) 1) Kabag PM, Dosen Teknik Informatika STMIK Atma Luhur Pangkalpinang 2)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memberikan beberapa landasan teori, meliputi teori di bidang tata kelola TI, dan pengelolaan investasi TI yang digunakan dalam penelitian. 2.1 Definisi Sebelum lebih jauh,

Lebih terperinci

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X Bayu Endrasasana 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Risiko 2.1.1. Definisi Risiko Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.

Lebih terperinci

BEST PRACTICES TATA KELOLA TI DI PERUSAHAAN Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES TATA KELOLA TI DI PERUSAHAAN Titien S. Sukamto BEST PRACTICES TATA KELOLA TI DI PERUSAHAAN Titien S. Sukamto Pengantar Meskipun high-level model tata kelola telah dikembangkan, belum tentu tata kelola tersebut benar-benar berhasil diterapkan. Pemahaman

Lebih terperinci

INFORMATION TECHNOLOGY SERVICE MANAGEMENT

INFORMATION TECHNOLOGY SERVICE MANAGEMENT INFORMATION TECHNOLOGY SERVICE MANAGEMENT 06PEM Kelompok 8 Hari Cahya Nugraha 1501203064 Ratu Dewi Ayu M 1501201885 Alena Rizki 1501185534 Teddy Marzen S 1501185673 Zuageri Adhirahmana 1501187016 APA ITU

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHAPTER 5

DAFTAR ISI CHAPTER 5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 CHAPTER 5 ANOTHER INTERNAL CONTROL FRAMEWORK : CobiT 5.1 Pengantar COBIT... 3 5.2 Kerangka COBIT 4 5.3 Menggunakan COBIT untuk Menilai Pengendalian Intern... 6 5.4 Langkah-langkah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL

PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL OLEH EKA SAPUTRA DESTILVIANUS 321110012 JONATHAN HENRY GUNAWAN 321110013 MARGARETHA FELICIA 321110017 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam suatu perusahaan memerlukan biaya yang besar dan memungkinkan terjadinya resiko kegagalan yang cukup tinggi. Di sisi lain

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN ADE IMAN SANTOSO 1 Maret 2017 PT. CATUR DAYA SOLUSI 1 SIKLUS P-D-C-A Organization and its context (4) Plan Support & Operation (7, 8) Do Customer

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN Munirul Ula, Muhammad Sadli Dosen Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

Penerapan ISO 27001:2013 Sistem Manajemen Keamanan Informasi DCN & DCO GSIT BCA

Penerapan ISO 27001:2013 Sistem Manajemen Keamanan Informasi DCN & DCO GSIT BCA Penerapan ISO 27001:2013 Sistem Manajemen Keamanan Informasi DCN & DCO GSIT BCA 5 Desember 2017 Agenda Overview ISO 27001:2013 Latar Belakang Penerapan SMKI Penerapan & Strategi Implementasi SMKI Manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan profitability adalah hal yang sangat disukai oleh para investor dan stakeholders perusahaan apapun. Namun kedua hal tersebut dapat menjadi bumerang

Lebih terperinci

Developing IT Governance Through Establishment of R,G,S for The Integrated MIS (Studi Kasus : Institut Teknologi Bandung)

Developing IT Governance Through Establishment of R,G,S for The Integrated MIS (Studi Kasus : Institut Teknologi Bandung) Developing IT Governance Through Establishment of R,G,S for The Integrated MIS (Studi Kasus : Institut Teknologi Bandung) Maniah, Kridanto Surendro Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI Reza Pahlava reza.pahlava@gmail.com :: http://rezapahlava.com Abstrak Penelitian yang dilakukan MIT (Massachusetts Institute of Technology) menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. audit keamanan informasi. Framework yang digunakan pada penelitian ini yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. audit keamanan informasi. Framework yang digunakan pada penelitian ini yaitu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang dijadikan referensi berjudul Audit Keamanan Sistem Informasi Berdasarkan Standar ISO 27002 Pada PT Aneka Jaya Baut Sejahtera

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Setelah membuat metode penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan ditampilkan hasil dari analisis yang dilakukan pada RSUD kota Salatiga. 4.1 Analisis Maturity Level

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Kebutuhan

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN PTPN VII INTEGRATED management system

KONSEP PERANCANGAN PTPN VII INTEGRATED management system KONSEP PERANCANGAN PTPN VII INTEGRATED management system Integrated Management System Berbagai Standar Sistem Manajemen ISO a.l: ISO 9001:2008 Manajemen Mutu, ISO 14001:2004 Manajemen Lingkungan, OHSAS

Lebih terperinci

Audit Tata Kelola Pelayanan Sistem Informasi pada RSUD Benyamin Guluh Kolaka

Audit Tata Kelola Pelayanan Sistem Informasi pada RSUD Benyamin Guluh Kolaka Audit Tata Kelola Pelayanan Sistem Informasi pada RSUD Benyamin Guluh Kolaka Noorhasanah.Z Program Studi Sistem Informasi Universitas Sembilanbelas November Kolaka Jl. Pemuda No. 339 Kolaka, Sulawesi Tenggara

Lebih terperinci

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

Framework Penyusunan Tata Kelola TI Bab IV Framework Penyusunan Tata Kelola TI Dalam bab ini akan dibahas tahapan-tahapan dalam penyusunan tata kelola TI Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Terdapat beberapa tahapan dalam penyusunan tata kelola

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Sistem Informasi Information System (IS) atau yang dikenal dengan Sistem Informasi (SI) oleh Oetomo (2002, p11) didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan Sistem Informasi (SI) di perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis semakin hari semakin meningkat. Saat ini SI digunakan untuk mencapai tujuan bisnis, memberikan

Lebih terperinci

COBIT 5: ENABLING PROCESSES

COBIT 5: ENABLING PROCESSES COBIT 5: ENABLING PROCESSES COBIT 5: Enabling Processes (cont.) Source: COBIT 5, figure 29. 2012 ISACA All rights reserved. 2 Enabling Process COBIT 5 cont... Stakeholder : tiap proses memiliki stakeholder

Lebih terperinci

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Information System Strategic Design 11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Sumber :

Lebih terperinci

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

Training and consulting services. Pendahuluan Quality Systems: s Strategy for the future ISO 9001:2015

Training and consulting services. Pendahuluan Quality Systems: s Strategy for the future ISO 9001:2015 Pendahuluan Quality Systems: s Strategy for the future ISO 9001:2015 1 Perubahan ISO 9001:2008 ke ISO 9001:2015 Apa saja perubahan utama dari ISO 9001:2008 ke versi baru ISO 9001:2015? Masa transisi ISO

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources

Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources Oleh : Ariyan Zubaidi 23509025 MAGISTER INFORMATIKA SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan menggunakan sumber daya yang

Lebih terperinci

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Kebijakan ini berlaku sejak mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris pada bulan Mei 2018. Manajemen risiko merupakan suatu bagian yang esensial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Berikut merupakan bagan kerangka pikir penulisan thesis ini :

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Berikut merupakan bagan kerangka pikir penulisan thesis ini : BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Kerangka Pikir Berikut merupakan bagan kerangka pikir penulisan thesis ini : Gambar 3.1 Bagan Kerangka Pikir Dari pernyataann awal bahwa pengembangan disaster recovery

Lebih terperinci

Kata kunci Business Continuity Plan (BCP), ISO 22301:2012, Bank of Japan, Dutch Financial Sector, risiko, teknologi informasi.

Kata kunci Business Continuity Plan (BCP), ISO 22301:2012, Bank of Japan, Dutch Financial Sector, risiko, teknologi informasi. 1 KONSEP PENYUSUNAN KERANGKA KERJA BUSINESS CONTINUITY PLAN TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI Anindita Alisia Amanda dan Apol Pribadi S. Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Rencana Strategis Organisasi di Politeknik Sawunggalih Aji Perencanaan strategis teknologi informasi di Politeknik Sawunggalih Aji ini dimulai dengan melakukan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-37PJ/2010 TENTANG : KEBIJAKAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

KONSEP TATA KELOLA TI

KONSEP TATA KELOLA TI KONSEP TATA KELOLA TI Pertemuan ke 2 Mata Kuliah Tata Kelola dan Audit Sistem Informasi Diema Hernyka S, M.Kom Konsep IT Governance Outline : Pentingnya Tata Kelola TI Perbedaan Manage dan Govern Definisi

Lebih terperinci

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Pengertian Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, disadari ataupun tidak, persaingan dunia pendidikan ke depan akan semakin berat. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis..

Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis.. Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis.. Penyelenggaraan LPSE Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Undang-Undang Republik Indonesia No.

Lebih terperinci

Tata Kelola Evaluasi Sistem Informasi Berdasarkan Control Objective For Information And Related Technology (COBIT) Domain Deliver And Support (DS)

Tata Kelola Evaluasi Sistem Informasi Berdasarkan Control Objective For Information And Related Technology (COBIT) Domain Deliver And Support (DS) Tata Kelola Evaluasi Sistem Informasi Berdasarkan Control Objective For Information And Related Technology (COBIT) Domain Deliver And Support (DS) 1) Fardiana Karuniawati 1) Dosen Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut Enterprise Governance dan yang kedua merupakan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. disebut Enterprise Governance dan yang kedua merupakan lingkungan yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Terdapat dua lingkungan di dalam setiap organisasi bisnis. Yang pertama merupakan lingkungan yang melakukan aktivitas bisnis organisasi atau biasa disebut Enterprise

Lebih terperinci

PENERAPAN COBIT FRAMEWORK UNTUK MENILAI PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN (STUDI KASUS PADA KLINIK XYZ YOGYAKARTA)

PENERAPAN COBIT FRAMEWORK UNTUK MENILAI PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN (STUDI KASUS PADA KLINIK XYZ YOGYAKARTA) PENERAPAN COBIT FRAMEWORK UNTUK MENILAI PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN (STUDI KASUS PADA KLINIK XYZ YOGYAKARTA) Sugeng Winardi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semakin berkembanganya teknologi informasi menuntut perusahaan untuk melakukan pengembangan internal maupun eksternal organisasi. Hal ini mengakibatkan teknologi informasi

Lebih terperinci

ANALISA PROSES BISNIS

ANALISA PROSES BISNIS ANALISA PROSES BISNIS Pertemuan 2: Manajemen Proses Bisnis Credit to. Mahendrawati ER, Ph.D. Outline Materi 1 1. Konsep Proses Bisnis 2. Peningkatan Kinerja 3. Dokumentasi Proses Pikirkan sebuah produk/jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi informasi menjadi bagian yang signifikan bagi perusahaan maupun instansi pemerintahan. Teknologi informasi berperan dalam mendukung tujuan bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan Informasi Teknologi (IT) menjadi semakin dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan Informasi Teknologi (IT) menjadi semakin dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan Informasi Teknologi (IT) menjadi semakin dibutuhkan sebagai dampak perkembangan teknologi yang demikian cepatnya. Hal tersebut kemudian mendorong pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terdiri atas penggunaan software, hardware, dan fasilitas komunikasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. terdiri atas penggunaan software, hardware, dan fasilitas komunikasi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Layanan Sistem dan Teknologi Informasi Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) adalah layanan yang terdiri atas penggunaan software, hardware, dan fasilitas komunikasi untuk

Lebih terperinci

Inititating Process Group

Inititating Process Group Inititating Process Group PROJECT INTEGRATION MANAGEMENT & PROJECT SCOPE MANAGEMENT Onah Siti Fatonah, S.Kom Dilakukan untuk mendefinisikan projek baru atau fase baru dari proyek yang sudah ada dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Manajemen Keamanan Informasi 2.1.1 Informasi Sebagai Aset Informasi adalah salah satu aset bagi sebuah organisasi, yang sebagaimana aset lainnya memiliki nilai tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, penggunaan TI (Teknologi Informasi) sudah tidak dapat dipisahkan dengan proses bisnis suatu perusahaan sehingga TI menjadi penggerak bagi

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom COBIT Control Objectives for Information & Related Technology Taryana Suryana. M.Kom E-mail:taryanarx@yahoo.com COBIT Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) dapat definisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. era teknologi ialah memanfaatkan secara optimum kemajuan teknologi dalam

BAB I PENDAHULUAN. era teknologi ialah memanfaatkan secara optimum kemajuan teknologi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam dunia bisnis semakin maju pesat mulai pada era tahun 1990-an. Memiliki strategi bisnis saja tidak cukup untuk menghadapi persaingan dewasa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN & SARAN

BAB V KESIMPULAN & SARAN BAB V KESIMPULAN & SARAN 5.1 KESIMPULAN Pada kesimpulan akhir tesis yang mengambil tema Dokumentasi dan Analisis Value Perencanaan Sistem Informasi Akuntansi Badan Layanan Umum (BLU) Organisasi Perguruan

Lebih terperinci

Integrasi Sistem Manajemen. Ihda Taftazani

Integrasi Sistem Manajemen. Ihda Taftazani Integrasi Sistem Manajemen Ihda Taftazani Agenda Sistem Manajemen Perbandingan Aplikasi +/- Sistem Manajemen Contoh Sistem Manajemen SMK3 SMKP OHSAS 18000 ISRS version 7 API Q1 Sistem Manajemen yang dirilis

Lebih terperinci

Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM)

Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM) Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM) Oleh: Antonius Alijoyo July 2011 Latar Belakang Dalam berbagai kesempatan, penulis dihadapkan pada pertanyaan sejauh apa diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Simpulan yang dapat diambil dari hasil analisis dari klausul akuisisi pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi, manajemen insiden keamanan, manajemen keberlanjutan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: frase COBIT 5, APO12, Manajemen, Risiko, Manajemen Risiko. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: frase COBIT 5, APO12, Manajemen, Risiko, Manajemen Risiko. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kantor Pemerintahan Kota Cimahi adalah salah satu organisasi kepemerintahan yang sudah memanfaatkan Teknologi Informasi. Dalam penerapan Teknologi informasi di kantor Pemerintahan Kota Cimahi tidak

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

UNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS. Syamsir Abduh

UNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS. Syamsir Abduh UNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS Syamsir Abduh Sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi melalui penetapan kebijakan dan sasaran mutu dan untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.

Lebih terperinci

MANFAAT PEREALISASIAN TATA KELOLA KEAMANAN INFORMASI BERBASIS SNI ISO/IEC 27001:2009 PADA PRODUKSI FILM ANIMASI (Kasus di PT. XX)

MANFAAT PEREALISASIAN TATA KELOLA KEAMANAN INFORMASI BERBASIS SNI ISO/IEC 27001:2009 PADA PRODUKSI FILM ANIMASI (Kasus di PT. XX) MANFAAT PEREALISASIAN TATA KELOLA KEAMANAN INFORMASI BERBASIS SNI ISO/IEC 27001:2009 PADA PRODUKSI FILM ANIMASI (Kasus di PT. XX) Ayu Candra Dewi 1, Eko Nugroho 2, Rudy Hartanto 3 Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

ISO Management System

ISO Management System Training and consulting SINTEGRAL Consulting ISO Management System Phone (021) 726 4126 Fax (021) 726 4127 Grand Wijaya Center Blok H 9 Jl. Wijaya II, Jakarta Selatan Email: info@sintegral.com www.sintegral.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas

BAB II LANDASAN TEORI. layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Layanan Sistem dan Teknologi Informasi Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) merupakan sebuah layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas

Lebih terperinci

SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan BADAN STANDARDISASI NASIONAL

SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan BADAN STANDARDISASI NASIONAL SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan BADAN STANDARDISASI NASIONAL /R 0/2017 Data Tindak Pidana Korupsi Sumber: Data KPK tahun 2004 s.d September 2017 Sumber: Databooks Kata Data Indonesia

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI

KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI 1 Detty Purnamasari, 2 Dessy Wulandari A.P. 1,2 Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100 Depok Indonesia E-mail: {detty,

Lebih terperinci

ISO Sistem Manajemen Lingkungan. MRY, Departemen Teknologi Industri Pertanian, IPB

ISO Sistem Manajemen Lingkungan. MRY, Departemen Teknologi Industri Pertanian, IPB ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan Apa itu SML? Suatu sistem untuk mengevaluasi resiko lingkungan sehingga dapat dikelola dengan cara yang konsisten. Prosesnya sistematis dan komprehensif, meliputi

Lebih terperinci

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework A. Mengenai COBIT Remote devices adalah pengelolaan data menggunakan aplikasi, dimana data terletak pada server atau host. Di dalam remote device klien berkomunikasi

Lebih terperinci

Menjadi Institusi yang Excellent

Menjadi Institusi yang Excellent Menjadi Institusi yang Excellent Melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu Berbasis Standar National & Internasional oleh: Nosa P Kurniawan 2 3 PIHAK YANG TERKAIT INVESTOR INVESTMENT BAGI HASIL KOMUNITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen

Lebih terperinci

KENDALI DAN REGULASI. Pendahuluan. Model Kendali dan Regulasi 9/17/2012 COBIT ITIL ISO Sarbanes-Oxley

KENDALI DAN REGULASI. Pendahuluan. Model Kendali dan Regulasi 9/17/2012 COBIT ITIL ISO Sarbanes-Oxley KENDALI DAN REGULASI Pendahuluan Sistem tatakelola TI membutuhkan struktur dan mekanisme kendali yang diatur secara formal dan non formal dalam organisasi Kendali tersebut dapat disusun dalam suatu bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan terbesar yang dihadapi oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya menurut ISACA (2009) adalah bagaimana mengelola secara optimal aset kunci organisasi dan mengukur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. layanan TI agar berkualitas dan memenuhi kebutuhan bisnis. IT Service. dari orang, proses dan teknologi informasi.

BAB II LANDASAN TEORI. layanan TI agar berkualitas dan memenuhi kebutuhan bisnis. IT Service. dari orang, proses dan teknologi informasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 IT Service Management IT Service Management adalah Manajemen pelaksanaan dan pengelolaan layanan TI agar berkualitas dan memenuhi kebutuhan bisnis. IT Service Management dilakukan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka 1. Pendahuluan Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi (TI), Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi (TI) dan sistem informasi (SI), penggunaan komputer dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tata Kelola IT Disektor perbankan nasional, informasi dan teknologi yang mendukung proses bisnis mereka merupakan aset yang sangat berharga. Tetapi kurang dipahami oleh beberapa

Lebih terperinci

BABII LANDASAN TEORI

BABII LANDASAN TEORI BABII LANDASAN TEORI 1.1 Perkembangan Bisnis Persaingan adalah satu kata penting di dalam menjalankan perusahaan pada saat ini. Hal ini ditunjang dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) berkembang dengan cepat, dan hal ini memberi peluang pemanfaatannya.. Perkembangan tersebut dapat memberi peluang akan inovasi produk atau

Lebih terperinci

Bank Danamon Laporan Tahunan Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan

Bank Danamon Laporan Tahunan Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan 54 Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan 55 Laporan Tahunan 2006 Bank Danamon Manajemen Risiko Risk architecture Bank Danamon telah terbukti efektif dalam masa-masa yang penuh tantangan. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODOLOGI

BAB III ANALISIS METODOLOGI BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur

Lebih terperinci

ICT Continuity with Confidence

ICT Continuity with Confidence Bulletin No. 2/2015 www.reksis.com ICT Continuity with Confidence Bulletin Reksis Consulting Penanggung jawab Haldi Z. Panjaitan Pengantar Redaksi Kegagalan infrastruktur Information Computer Technology

Lebih terperinci

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5 MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5 Rahmi Eka Putri Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas e-mail : rahmi230784@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN Tugas : Individu Ujian Tengah Triwulan / E52 Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Prof.Dr. Ir. Imam Suroso, Msc(CS) Batas : 17 Januari 2015 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN

Lebih terperinci

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE Aullya Rachmawati1), Asro Nasiri2) 1,2) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

Lebih terperinci