Bab V : Strategi Keberlanjutan Layanan Sanitasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab V : Strategi Keberlanjutan Layanan Sanitasi"

Transkripsi

1 Bab V : Strategi Keberlanjutan Layanan Sanitasi 5.1. Strategi Sektor dan Aspek Utama Air Limbah Berdasarkan isu-isu strategis dan tantangan serta potensi yang dimiliki yang berkembang di Kota Bogor dalam permasalahan penanganan pelayanan air limbah, maka dikembangkan beberapa strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran sub sektor air limbah sebagai berikut : 1. Tujuan 1 : Meningkatnya pemanfaatan jamban dan pengolahan air limbah keluarga (on site) yang sesuai dengan NSPM, a) Sasaran 1: Meningkatnya kepemilikan jamban keluarga bertangki septic, dengan strategi : Membangun fasilitas jamban bertangki septic keluarga sesuai NSPM jika tersedia lahan Membangun fasilitas MCK komunal bertangki septik jika tidak tersedia lahan Membina dan memantau kesesuaian jamban dan tangki septic yang dibangun dengan SNI/NSPM 2. Tujuan 2 : Meningkatnya pemanfaatan pengolahan air limbah skala komunal (intermediate) sesuai dengan NSPM secara partisipatif. Sasaran 2 : Meningkatnya pemanfaatan septic tank komunal, dengan strategi : Membangun septic tank komunal di kawasan perumahan tidak teratur (padat kumuh miskin) Meningkatkan kapasitas sambungan rumah (uprating) pada septic tank komunal yang terbangun Mengarahkan penerapan pengelolaan air limbah skala kawasan perumahan terencana Meningkatkan kapasitas kelompok masyarakat pengelola septic tank komunal 3. Tujuan 3 : Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan IPAL dan IPLT Tegalgundil Sasaran 3 : Meningkatnya pemanfaatan IPAL Tegal Gundil, dengan strategi : BAPPEDA KOTA BOGOR POKJA SANITASI TAHUN 2012 V - 1

2 Menjaga keberlangsungan fungsi IPAL Tegal Gundil sesuai dengan kapasitas rencana dan NSPM Melakukan sosialisasi dan pemasaran pada KK yang sudah dan belum tersambung fasilitas IPAL Meningkatkan kelembagaan pengelola air limbah Sasaran 4 : Meningkatnya pemanfaatan IPLT Tegal Gundil, dengan strategi: Menjaga keberlangsungan fungsi IPLT Tegal Gundil sesuai dengan kapasitas rencana dan NSPM Meningkatkan pengelolaan sedot tinja Mengatur jasa penyedotan tinja swasta Mengembangkan pengelolaan penyedotan oleh kelompok swadaya masyarakat untuk daerah permukiman yang tidak terjangkau oleh truk tinja 4. Tujuan 4 : Mengembangkan IPAL (off site) di Kota Bogor Sasaran 5 : Mengembangkan pengelolaan air limbah dengan system terpusat (off site), dengan strategi : Membangun IPAL embryo Paledang : pembebasan lahan, AMDAL, DED, konstruksi fisik, pengelolaan Membangun IPAL Kayu Manis : pembebasan lahan, AMDAL, DED, konstruksi fisik, pengelolaan Membangun IPAL Ciluar : pembebasan lahan, AMDAL, DED, konstruksi fisik, pengelolaan 5. Tujuan 5 : Meningkatnya kualitas peraturan perundangan dan penegakan hukum sector air limbah Sasaran 6 : Tersedianya regulasi tentang air limbah, dengan strategi : Menyusun Peraturan Daerah (Perda) air limbah disesuaikan dengan aturan di atasnya. Menyusun Peraturan Walikota air limbah Regulasi ini perlu dibuat mengingat keterbatasan Perda yang sudah ada saat ini yakni hanya mengatur besaran retribusi limbah domestic pada perumahan Indraprasta yang disalurkan menuju IPAL Kota Bogor dan retribusi sedot tinja yang besarannya sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Apabila diilihat dari perkembangan kota saat ini dimana pencemaran air tanah dan lingkungan dari air limbah sudah semain tinggi, diperlukan peraturan yang lebih mengikat tentang pengelolaan air limbah secara komprehensif, termasuk mengatur mengenai keberadaan sedot tinja swasta, BAPPEDA KOTA BOGOR POKJA SANITASI TAHUN 2012 V - 2

3 baik kontribusi, pendataan maupun pembuangan hasil sedot tinjanya, tugastugas masing-masing pemangku kepentingan (stakeholders) dan sanksi terhadap pelanggarannya Persampahan Berdasarkan Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Sasaran serta isu-isu strategis, tantangan, potensi yang dimiliki dalam permasalahan penanganan pelayanan persampahan, maka dikembangkan beberapa strategi untuk mencapai sasaran sub sektor persampahan sebagai berikut : 1. Tujuan 1 : Meningkatnya pengelolaan sampah dari sumber ke TPA Sasaran 1 : Meningkatnya reduksi sampah dari sumber, dengan strategi : Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya reduksi sampah dari sumber Mempersiapkan keswadayaan, kemampuan dan kelembagaan masyarakat tentang pengelolaan sampah di sumber timbulan sampah Menyediakan sarana prasarana reduksi sampah Sasaran 2 : Meningkatnya kualitas pemilahan dan pengumpulan sampah, dengan strategi : Menyediakan sarana pengangkut sampah dari sumber ke TPST Menyediakan TPST di seluruh wilayah dan ruang publik Sasaran 3 : Meningkatnya kualitas pengangkutan sampah, dengan strategi : Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana pengangkut sampah dari TPS ke TPA Menyusun perencanaan teknis pengangkutan agar dapat diketahui dengan akurat cakupan wilayah, kebutuhan armada serta volume sampah yang terangkut, ritasi dan retribusi Mengembangkan alternative system pengangkutan sampah, seperti system outsourcing Sasaran 4 : Meningkatnya pemrosesan akhir sampah, dengan strategi : Optimalisasi TPA Galuga Kerjasama pemanfaatan TPA Galuga sampai TPA Regional Nambo beroperasi dengan Kabupaten Bogor Melakukan pemantauan dan evaluasi TPA Galuga secara berkala setiap 6 bulan selama 20 tahun pasca ditutupnya TPA Galuga Pembangunan TPPAS Kayu Manis BAPPEDA KOTA BOGOR POKJA SANITASI TAHUN 2012 V - 3

4 Penyediaan sarana prasarana pendukung untuk TPA Regional Nambo Mengembangkan alternative system pengangkutan sampah, seperti system outsourcing 2. Tujuan 2 : Meningkatnya kualitas peraturan perundangan dan penegakan hukum di sektor persampahan Sasaran 5 : Tersedianya regulasi tentang persampahan, dengan strategi : Menyusun regulasi pengelolaan persampahan di Kota Bogor Regulasi persampahan meliputi system pengelolaan baik yang menjadi tugas pemerintah serta partisipasi masyarakat, insentif dan disinensif, kerjasama dengan pemerintah lain dan swasta, tarif retribusi persampahan Drainase Lingkungan Strategi yang dikembangkan untuk mengatasi isu strategis yang muncul dalam rangka mencapai sasaran sub sektor Drainase Lingkungan, adalah : 1. Tujuan 1 : Meningkatnya pemeliharaan saluran drainase Sasaran 1 : Meningkatnya prosentase panjang saluran drainase yang berkualitas baik, strategi : Membangun sarana dan prasarana drainase lingkungan. Melakukan pemeliharaan saluran dan sungai yang rusak, serta proteksi saluran dari longsor 2. Tujuan 2 : Meningkatnya drainase lingkungan yang tidak bercampur dengan air limbah Sasaran 2 : Meningkatnya wilayah dengan SPAH tidak bercampur dengan air limbah domestic, dengan strategi mengembalikan fungsi SPAH sesuai dengan NSPK 3. Tujuan 3 : Tertanganinya permasalahan banjir dalam system drainase makro kota Sasaran 3 : Menurunnya jumlah wilayah area genangan. Strategi : Melakukan normalisasi dan rehabilitasi saluran dan sungai yang rusak Meningkatkan monitoring dan evaluasi genangan Mengembangkan lahan resapan yang berkelanjutan dalam pengelolaan drainase lingkungan. Membangun kolam retensi di kawasan permukiman BAPPEDA KOTA BOGOR POKJA SANITASI TAHUN 2012 V - 4

5 4. Tujuan 4 : Meningkatnya kelembagaan pemerintah daerah dalam pengelolaan drainase lingkungan Sasaran 4 : Meningkatnya kualitas pengelolaan drainase lingkungan, dengan strategi : Mengembangkan sumberdaya manusia Menyusun perencanaan teknis serta SOP pengelolaan drainase Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk monitoring dan pemeliharaan serta tanggap bencana. 5. Tujuan 5 : Meningkatkan pengawasan dan pengendalian perumahan Sasaran 5 : Tersedianya regulasi drainase lingkungan, dengan strategi : Menyusun Regulasi tentang pengelolaan drainase lingkungan. Pentingnya regulasi khusus yang mengatur tentang pengelolaan drainase lingkungan belum menjadi suatu hal yang diprioritaskan dalam suatu kota. Regulasi ini mencakup system pembangunan drainase yang berkelanjutan, kelembagaan dan peran stakeholder terkait termasuk mekanisme insentif dan disinentif Air Bersih/Air Minum Strategi yang dikembangkan untuk mengatasi isu strategis yang muncul dalam rangka mencapai sasaran sub sektor air minum, adalah : 1. Tujuan 1 : Meningkatnya ketersediaan air baku Sasaran 1 : Meningkatnya jumlah sumber air baku berkualitas, dengan strategi : Meningkatkan upaya pemulihan dan konservasi melalui konservasi lahan sekitar mata air terutama dengan teknologi agar mempercepat proses kembalinya air ke dalam tanah, yakni teknologi sumur resapan di beberapa titik. Mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan sekitar sumber air baku Mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan terhadap sumur baik sumur dalam maupun sumur dangkal Sasaran 2 : Meningkatnya produksi air minum dari semua instalasi WTP yang ada, dengan strategi : meningkatkan kapasitas produksi air minum WTP Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana produksi air baku 2. Tujuan 2 : Meningkatnya masyarakat mengakses sambungan air minum perpipaan BAPPEDA KOTA BOGOR POKJA SANITASI TAHUN 2012 V - 5

6 Sasaran 3 : Meningkatnya sambungan rumah air minum perpipaan PDAM Tirta pakuan, dengan strategi : Mengoptimalkan dan mengembangkan system distribusi PDAM ke seluruh sambungan rumah. Saat ini masih banyak rumah di wilayah Kota Bogor yang belum tersambung air dari PDAM khususnya di wilayah padat, kumuh miskin, kecuali khusus beberapa kelurahan di Bogor Barat. Menetapkan system subsidi silang terhadap pelanggan dari keluarga miskin. Penggolongan pelanggan PDAM perlu berpihak kepada golongan miskin agar mereka tetap dapat mengakses air minum. Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta lain dalam pembangunan system penyediaan air minum Sasaran 4 : Menurunkan tingkat kebocoran PDAM Tirta Pakuan, dengan strategi : Perbaikan jaringan pipa transmisi dan distribusi. Perbaikan meter air yang rusak di tingkat pelanggan 3. Tujuan 3 : Meningkatnya akses sambungan air minum non perpipaan Sasaran 5 : Mengoptimalkan dan mengembangkan sarana prasarana air minum non perpipaan yang terlah terbangun, dengan strategi : Mengoptimalkan dan mengembangkan sarana prasarana air minum non perpipaan yang telah terbangun Pembangunan sarana parasarana non perpipaan baru Memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan air minum non PDAM. Bentuk pemberdayaan kelompok masyarakat pengelola sarana dan prasarana air minum non PDAM seperti TAHU, kran umum maupun jaringan perpipaan memanfaatkan sumur dangkal dan sumur dalam, berupa monitoring dan evaluasi, pembinaan, pendampingan. 4. Tujuan 4 : Terselenggaranya penegakan aturan pemanfaatan air tanah Sasaran 6 : Penegakan regulasi air tanah, dengan strategi Mengoptimalkan peran dan fungsi instansi penegakan perda dalam rangka pemantauan pemanfaatan air bawah tanah. Pemantauan secara periodic terhadap pemanfaatan air bawah tanah disertai dengan insentif dan disinsentif diperlukan PHBS Strategi yang dikembangkan untuk mengatasi isu strategis yang muncul dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran PHBS, adalah : 1. Tujuan 1 : Meningkatnya upaya penyadaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat secara terus menerus di sektor sanitasi. BAPPEDA KOTA BOGOR POKJA SANITASI TAHUN 2012 V - 6

7 Sasaran 1 : Meningkatnya proporsi pemberi informasi (komunikan) tentang Perilaku Hidup Bersih dan sehat dari kalangan SKPD dan kader kesehatan lingkungan. Strategi : Meningkatkan kapasitas SDM dinas terkait dan kader kesehatan lingkungan dalam pemicuan perubahan perilaku. Pola rotasi pegawai memerlukan adanya peningkatan SDM sebagai komunikan. Bentuknya dapat berupa pelatihan-pelatihan khusus metode fasilitasi dan pengetahuan PHBS. Optimalisasi koordinasi lintas SKPD dalam PHBS. Koordinasi yang intensif dilakukan dalam berbagai bentuk pertemuan serta kunjungan lapangan bersama. Mengembangkan kemitraan dengan LSM, tokoh masyarakat dan kelompok masyarakat dalam penyadaran personal hygiene/phbs. Kemitraan dengan LSM dapat melalui kegiatan fasilitasi pertemuan rutin maupun supervise ke daerah untuk PHBS Meningkatkan kapasitas kader kesehatan tenntang personal hygiene/phbs, melalui Sosialisasi dan pelatihan bagi kader kesehatan/kader lingkungan tentang pentingnya personal higiene/phbs, lomba kader kesehatan tentang sanitasi, pertemuan rutin dalam memicu kreatifitas dan aktivitas kader kesehatan, serta sosialisasi dan Pelatihan tentang PHAST kepada kader 2. Tujuan 2 : Meningkatnya keterlibatan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) dalam mengefektifkan Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sasaran 4 : Berperannya kelompok masyarakat (organisasi masyarakat) lakilaki dan perempuan melalui RW Siaga di 53 kelurahan beresiko tinggisangat tinggi dalam penyadaran hygiene, dengan strategi meningkatkan kinerja RW Siaga dalam sanitasi. Bentuk kegiatan dapat berupa identifikasi masyarakat yang belum ber-phbs, advokasi, pembinaan, pelatihan kepada kelompok masyarakat di RW Siaga Strategi Aspek Non Teknis Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Strategi aspek kebijakan daerah dan kelembagaan untuk mencapai sasaran pembangunan sektor Sanitasi Kota Bogor berupa : 1. Peningkatan koordinasi Pokja Sanitasi dan stakeholder di tinngkat kota, pemerintah di atasnya dan daerah lain. Strategi ini dilakukan dalam upaya penguatan lembaga koordinasi internal maupun antara Kelompok Kerja Sanitasi Kota Bogor dengan Kelompok Kerja Sanitasi di tingkat Pusat maupun Propinsi. Strategi ini merupakan upaya awal yang dipandang Pokja sebagai langkah strategis, terutama dalam hal koordinasi tentang kebijakan-kebijakan BAPPEDA KOTA BOGOR POKJA SANITASI TAHUN 2012 V - 7

8 Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Propinsi yang bisa diakses untuk kepentingan percepatan sanitasi di Kota Bogor maupun informasi-informasi dari Pokja Sanitasi Pusat dan Propinsi yang berkaitan dalam percepatan sanitasi di Kota Bogor yang mengacu pada target RPJM Nasional dan RPJM Propinsi serta target MDG s. Selain itu melaksanakan koordinasi dan mengintegrasikan rencana kerja pembangunan sanitasi pada tingkat SKPD, masyarakat dan swasta. 2. Optimalisasi dan sinkronisasi usulan/perencanaan sanitasi yang sesuai dengan Pusat dan Propinsi. Untuk memanfaatkan sumber pendanaan yang berasal di luar APBD Kota, maka optimalisasi penyerapan anggaran baik dari Pusat maupun Propinsi harus ditingkatkan. Sinkronisasi usulan program dan kegiatan dengan payung program yang sesuai dengan program dan kegiatan yang ada di tingkat Propinsi atau Pusat merupakan salah satu cara efektif penyerapan pendanaan di luar APBD, seperti penyusunan RPIJM, pengusulan DAK dan sebagainya. 3. Optimalisasi RPJMK dan Musrenbang sebagai sarana perencanaan pembangunan. RPJMK sebagai dokumen perencanaan di tingkat masyarakat kelurahan dioptimalkan dalam perencanaan sanitasi masyarakat, yang di usulkan ke pemerintah melalui forum musrenbang sebagai salah satu forum tahunan efektif dalam menjaring aspirasi masyarakat, khususnya dalam mekanisme perencanaan pembangunan yang partisipatif. Usulan masyarakat dalam pembangunan sanitasi diharapkan mampu melengkapi perencanaan teknis kota dalam pengelolaan sanitasi. Sanitasi yang direncanakan sebagai perencanaan awal pada tingkatan bawah adalah usulan yang mendasar dan sangat dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan yang tanggap kebutuhan. Dengan mengoptimalkan musrenbang akan menjadi dasar yang kongkrit bagi SKPD dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan sanitasi yang berbasis pada perencanaan partisipatif. 4. Peningkatan standar dan sistem kerja Pokja Sanitasi dalam hal teknis dan non teknis. Dalam menjalankan fungsinya, Pokja Sanitasi haruslah mengupayakan peningkatan standar terutama standar pelayanan minimum dalam upaya untuk melengkapai kebutuhan pengelolaan sanitasi serta memperjelas pemberian layanan sanitasi serta mengatur distribusi peran yang jelas antara pemerintah, masyarakat dan swasta dalam penanganan sanitasi. Peningkatan sistem kerja yang kondusif bagi kelompok kerja sanitasi baik dalam hal teknis maupun non teknis dengan jalan pelatihan aspek teknis maupun non teknis. 5. Optimalisasi peran Pokja dalam pengelolaan sanitasi yang peka kebutuhan, jender, dan kemiskinan. Pokja Sanitasi Kota sebagai lembaga koordinasi memiliki peran penting dalam perencanaan dan pengelolaan sanitasi. Dengan komposisi keanggotaan yang dimiliki Pokja Sanitasi diharapkan memiliki dampak pada penguatan daya dukung pembangunan sanitasi dari berbagai BAPPEDA KOTA BOGOR POKJA SANITASI TAHUN 2012 V - 8

9 stakeholder. Pembangunan dan pengelolaan sanitasi diupayakan sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan masyarakat penerima manfaat, memperhatikan kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam pemilihan teknologi dan pengambilan keputusan, serta semaksimal mungkin menjamin kemanfaatannya diprioritaskan bagi masyarakat miskin di kawasan padat penduduk atau kawasan kumuh. Pokja menjamin program pembangunan sanitasi yang dikembangkan untuk peningkatan akses masyarakat miskin terhadap layanan sanitasi. 6. Advokasi Pokja Sanitasi kepada seluruh stakeholder. Terlaksananya program sanitasi di Kota Bogor, tidak terlepas dari dukungan legislatif terhadap program sanitasi di Kota Bogor. Legislatif yang mempunyai fungsi budgeting serta perwakilan masyarakat perlu diberikan pengetahuan yang cukup tentang sanitasi, sehingga akan mendukung sepenuhnya pengembangan sanitasi di Kota Bogor, melalui sosialisasi program sanitasi serta dengar pendapat antara eksekutif dan legislative Keuangan Strategi aspek keuangan untuk mencapai sasaran pembangunan sektor sanitasi berupa : 1. Optimalisasi perencanaan dan pengelolaan anggaran sanitasi untuk menjaga konsistensi plafon anggaran sesuai kebutuhan riil; APBD merupakan sumber pendanaan utama dalam pembangunan dan pengembangan sanitasi di Kota Bogor. Secara umum APBD merupakan penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi yang terdiri dari pendapatan daerah, belanja, dan pembiayaan. Secara detail komponenkomponen pendapatan dapat menjadi sumber pendanaan sanitasi. Optimalisasi dalam perencanaan dan pengelolaan anggaran sanitasi Kota Bogor mutlak harus dilakukan mengingat sistem anggaran yang digunakan oleh Pemerintah Kota Bogor adalah anggaran berbasis kinerja, sehingga konsistensi kinerja serta hasil yang dicapai sesuai target akan sangat berpengaruh terhadap penentuan plafon anggaran tahun berikutnya. 2. Peningkatan kapasitas SDM dalam penyerapan pemanfaatan dan pengelolaan proyek dari berbagai sumber anggaran. Kapasitas SDM memiliki peranan yang sentral dalam proses kegiatan pembangunan dan pengembangan sanitasi di Kota Bogor termasuk di dalam sistem perencanaan, pelaksanaan maupun monitor dan evaluasi program kegiatan sanitasi di Kota Bogor, sehingga kemampuan SDM dalam hal teknis dan pendukung sanitasi masih perlu ditingkatkan. Tersedianya peluang pendanaan dari berbagai sumber diluar APBD memerlukan kapasitas SDM yang memadai dalam aspek keuangan untuk dapat menjaring dan menyerap anggaran yang ada. Diperlukan peningkatan BAPPEDA KOTA BOGOR POKJA SANITASI TAHUN 2012 V - 9

10 kapasitas SDM dalam aspek pemanfaatan pendanaan di luar APBD serta bagaimana pengelolaannya, selain kemampuan advokasi, komunikasi, pengelolaan keuangan, kelembagaan, dan sebagainya. 3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam kegiatan sanitasi. Perlu diakui bahwa pelaksanaan program-program sanitasi merupakan bentuk kegiatan yang terintegrasi dengan melibatkan berbagai komponen pendukung Kota Bogor, baik pemerintah daerah, swasta maupun masyarakat. Namun pada akhirnya peran swasta dan masyarakat inilah yang akan menjadi ujung tombak dalam proses pembangunan sanitasi Kota Bogor ke depan karena masyarakat merupakan subjek maupun objek dari proses pembangunan sanitasi, sehingga peningkatan peran serta masyarakat baik dalam segi kelembagaan maupun pengelolaan akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan Program Persecepatan Sanitasi di Kota Bogor. 4. Optimalisasi dan intensifikasi sosialisasi pemanfaatan dana dari berbagai pihak. Mengingat investasi sanitasi skala Kota membutuhkan dana yang sangat besar, maka perlu dilakukan langkah-langkah untuk menarik minat swasta dan masyarakat untuk ikut serta dalam proses pembangunan sanitasi Kota Bogor. Salah satu langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan intensifikasi sosialisasi dalam pemanfaatan dana dari berbagai pihak termasuk sektor swasta, sehingga akan lebih mudah dalam mengembangkan program-program sanitasi dan menentukan programprogram yang akan didanai oleh APBD Kota, APBD Provinsi, APBN maupun swasta dan masyarakat. Program-program sanitasi tersebut bisa dikemas ke dalam Corporate Social Responbility (CSR) perusahaan atau lainnya Komunikasi Kunci keberhasilan dalam meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kondisi sanitasi Kota Bogor adalah keterpaduan saluran komunikasi dan ketepatan memilih saluran komunikasi. Kunci ini harus ditunjang dengan kecermatan dalam memotret sosiologis masyarakat yang menjadi target kampanye sanitasi. Bahkan kecermatan ini akan menjadi kunci utama dalam menunjang efektivitas kampanye sanitasi. Pemahaman akan potret sosiologis masyarakat akan membuat kita lebih cermat dalam memilih radio, koran, atau TV yang sesuai dengan segmen masyarakat yang menjadi sasaran kampanye. Pemahaman itu pula yang membuat media-media komunikasi akan memiliki kedekatan bahasa yang digunakan dengan target masyarakat yang hendak dituju. Pada konteks media massa misalnya, pilihan yang tepat adalah Radar Bogor, Elpas, RRI Pro1 Bogor, dan Sipatahunan. Radar Bogor dipilih karena di tingkat BAPPEDA KOTA BOGOR POKJA SANITASI TAHUN 2012 V - 10

11 readership (jumlah pembaca-red), Koran di bawah Grup Jawa Pos ini berada di peringkat delapan harian untuk wilayah Jabodetabek. Peringkatnya lebih baik dibandingkan penetrasi harian Pikiran Rakyat di wilayah yang sama. Sedangkan Elpas, RRI Pro1, dan Sipatahunan, dipilih karena segmentasi radio-radio ini menyasar semua kelompok umur dengan proporsi terbesar pada kelompok usia 25 tahun ke atas. Dan dari strata ekonomi, ke tiga radio ini membidik sosio ekonomi menengah ke bawah sesuai segmen kampanye sanitasi. Saluran komunikasi yang juga tidak boleh dilupakan adalah saluran pemangku kepentingan. Ada beberapa alasan yang dapat menguatkan pilihan ini. Pertama, kemudahan untuk menjangkau aspek saluran komunikasi Pemangku kepentingan yang terdiri dari Walikota dan Wakil Walikota, unsur Muspida seperti Kapolresta, Dandim 0606, Kajari; kepala SKPD, para camat, TP PKK, para lurah, dan tokoh masyarakat; relatif lebih mudah untuk dijangkau dan diajak untuk mendukung kampanye kesadaran sanitasi. Alasan lainnya adalah efektivitas mereka dalam menjangkau target sasaran. Ketokohan mereka adalah panutan yang ajakannya masih didengar dan digugu masyarakat. Untuk itu, tepat kiranya menjadikan mereka juru kampanye untuk mengajak masyarakat lebih peduli terhadap masalah sanitasi. Keterlibatan lain yang patut dikedepankan adalah peran para kader PKK. Kegiatan-kegiatan PKK dapat dijadikan sebagai forum untuk mengkampanyekan kesadaran sanitasi. Terlebih lagi, ada irisan segmen yang cukup besar antara segmen kegiatan PKK dengan segmen masyarakat kampanye sanitasi. Untuk itu, strategi yang dapat dilakukan pada aspek komunikasi adalah : 1. Optimalisasi tokoh masyarakat dan perangkat Pemerintah Kota dalam komunikasi sanitasi, melalui pemberian pemahaman kepada tokoh masyarakat agama sebagai channel untuk memberikan pemahaman sanitasi kepada masyarakat. 2. Kampanye sanitasi pada sector swasta, agar sector swasta peduli dan berminat untuk turut berkontribusi pengembangan sanitasi di Kota Bogor 3. Intensifikasi kampanye sanitasi. Frekuensi kampanye sanitasi perlu diintensifkan, agar sasaran pengembangan sanitasi akan cepat tercapai. Bentuk intensifikasi dapat melalui berbagai media baik cetak maupun non cetak. Kerjasama dengan media massa pun dapat menjadi titik tolak dalam kampanye ini. 4. Intensifikasi analisis media, maksudnya bahwa analisis terhadap media dilakukan untuk menyusun perencanaan kampanye sanitasi yang efektif dan efisien. BAPPEDA KOTA BOGOR POKJA SANITASI TAHUN 2012 V - 11

12 5. Optimalisasi media milik pemerintah kota, melalui pemanfaatan media cetak maupun elektronik milik pemerintah Kota Bogor Keterlibatan Pelaku Bisnis Sesuai kondisi dan karakteristik Kota Bogor, maka dalam strategi aspek keterlibatan pelaku bisnis untuk mencapai sasaran pembangunan sanitasi dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Penyusunan Regulasi CSR (Corporate Social Responsibility) dan pelibatan pelaku bisnis dalam pembangunan sektor sanitasi. Peran serta pelaku bisnis dalam pembangunan dan pengembangan sektor sanitasi di Kota Bogor kiranya perlu untuk terus didorong dan dipermanenkan dalam satu wadah organisasi semisal Asosiasi atau Paguyuban Pelaku Usaha Peduli Sanitasi. Hal penting yang perlu disiapkan oleh pemerintah Kota Bogor untuk mengatur mekanisme peran serta pelaku usaha dalam pembangunan sektor sanitasi adalah berkaitan dengan penyusunan regulasi CSR yang dapat diterima oleh semua pihak. Peraturan yang disusun disesuaikan dengan peraturan CSR tingkat Pusat serta kondisi CSR di kota Bogor untuk mengakomodir kelokalan. 2. Optimalisasi pelaku bisnis beserta potensi dana dalam pembangunan sektor sanitasi. Pihak swasta atau pelaku bisnis pada dasarnya mempunyai komitmen terhadap program-program pemerintah khususnya yang terkait dengan kegiatan pembangunan dan pengembangan sanitasi. Berdasarkan pada ketentuan yang berlaku mengharuskan agar pelaku usaha menyisihkan sebagian keuntungan usahanya untuk perbaikan lingkungan dan kondisi sosial masyarakat disekitar perusahaan sebagai pemenuhan tanggung jawab sosial perusahaan. Perlu dipahami bagaimana karakter pelaku usaha agar mereka dapat secara konsisten dan permanen bersedia mengarahkan perhatian sekaligus sumber dananya untuk pengembangan sector sanitasi di Kota Bogor. Kesibukan pelaku bisnis pada pengembangan usahanya kurang dapat mengalokasikan waktu untuk terlibat langsung dalam kegiatan sanitasi, tetapi perusahaan tetap berkontribusi untuk mendukung pembangunan kota. Fenomena ini perlu dipahami oleh penggiat pembangunan sanitasi selain kemampuan dalam menjaga kepercayaan yang diberikan oleh pelaku usaha sehingga terjalin kerjasama saling menguntungkan dan menguatkan. 3. Pemberdayaan asosiasi pelaku bisnis lokal dalam berinvestasi di sektor sanitasi. Asosiasi Pelaku Bisnis Lokal mampu memberikan pencerahan kepada para anggotanya untuk memandang upaya berinvestasi pada sektor sanitasi akan dapat menggerakkan gerbong-gerbong simpati semua komponen masyarakat terhadap inisiatif yang telah dilakukan oleh pelaku BAPPEDA KOTA BOGOR POKJA SANITASI TAHUN 2012 V - 12

13 bisnis didalam menganggap penting penanganan sektor sanitasi sama pentingnya dengan pelaku bisnis tersebut didalam menjalankan kegiatan usahanya. Sudah saatnya pelaku bisnis diberikan pemahaman agar mereka mau menyisihkan sebagian kecil daripada keuntungan usahanya untuk kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar tempat usaha atau tempat tinggalnya. Dan pihak yang nantinya diharapkan akan mengambil peran lebih banyak didalam menghantarkan pemahaman dari pelaku bisnis didalam penanganan sanitasi adalah Asosiasi Pelaku Bisnis itu sendiri. Dengan telah dipahaminya arti penting ketersediaan kondisi sanitasi yang baik dan nyaman, seminimal mungkin akan dapat menghindarkan kecemburuan sosial yang diakibatkan oleh ketidakpedulian para pelaku bisnis terhadap lingkungan eksternalnya Pemberdayaan Masyarakat Aspek Jender dan Kemiskinan Strategi pemberdayaan masyarakat, pelibatan aspek jender dan kemiskinan untuk mencapai sasaran pembangunan sektor sanitasi diarahkan sebagai berikut : 1. Optimalisasi keterlibatan masyarakat dalam lomba lingkungan sehat secara berjenjang pada lingkup instansi, sekolahan dan masyarakat. Budaya masyarakat yang mengutamakan prestise dan pengakuan menyuburkan perkembangan ajang perlombaan lingkungan sehat yang diselenggarakan pemerintah kota dan pihak swasta. Kondisi ini perlu ditingkatkan dengan memobilisasi keterlibatan masyarakat yang lebih luas dari berbagai kalangan sehingga masyarakat luas terpapar tentang lingkungan sehat yang sangat erat kaitannya dengan sanitasi dan air bersih. Penyelenggaraan lomba sebagai sarana pemicuan kesadaran masyarakat luas tentang perlunya menjaga kondisi lingkungan sehat secara terus menerus. 2. Meningkatkan kapasitas perempuan dan masyarakat miskin dalam pengelolaan sanitasi. Perempuan dan masyarakat berpenghasilan rendah memiliki keterbatasan kemampuan dan pengetahuan tentang sanitasi dan air bersih termasuk akibat yang ditimbulkan dari kondisi sanitasi dan air bersih tidak sehat dan tidak layak pakai. Kenyataanya mereka cukup rentan dengan dampak buruk ketidaklayakan kondisi sanitasi dan air bersih, maka perlu ditingkatkan kapasitas perempuan dan masyarakat miskin tentang pengelolaan sanitasi dan air bersih yang layak. 3. Meningkatkan produk hukum tentang pembangunan sanitasi yang memberdayakan masyarakat, peka jender dan kemiskinan. Peraturan dan ketentuan daerah yang berkaitan dengan pembangunan sanitasi yang memberdayakan masyarakat (pendekatan bottom-up), peka jender dan kemiskinan perlu diregulasi melalui kaji ulang dan penyempurnaan disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi. Penyempurnaan peraturan dan ketentuan akan menjadi acuan bagi BAPPEDA KOTA BOGOR POKJA SANITASI TAHUN 2012 V - 13

14 pelaksanaan pembangunan sanitasi. Keberdaan peraturan yang sesuai juga akan menjadi landasan dalam melakukan pengawasan pola pembangunan sanitasi yang tepat sasaran dan layak sesuai ketentuan teknis sehingga tidak mencemari lingkungan. BAPPEDA KOTA BOGOR POKJA SANITASI TAHUN 2012 V - 14

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

Bab VI : Program dan Kegiatan Sanitasi Kota

Bab VI : Program dan Kegiatan Sanitasi Kota Bab VI : dan Kegiatan Sanitasi Kota Pada bab sebelumnya sudah ditetapkan tujuan, sasaran dan strategi pada masing-masing sub sector. Untuk menjalankan strategi yang akan ditempuh, maka ditetapkan program

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN 4.1 Sasaran dan Arahan Penahapan Pencapaian 4.1.1 Air limbah 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah 2. Meningkatnya cakupan kepemilikan jamban

Lebih terperinci

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA STRATEGII SANIITASII KOTA PROBOLIINGGO 4.1. TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Mewujudkan pelaksanaan pembangunan dan prasarana

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Bontang tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN MADIUN BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN MADIUN 5.1 STRATEGI SEKTOR DAN ASPEK UTAMA Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten Madiun Tahun

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kota Bontang Tahun 0 05. Program dan kegiatan ini disusun sesuai dengan strategi untuk

Lebih terperinci

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012) 4.1 Sasaran dan Arahan Tahapan Pencapaian. Bab empat (IV) ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman tahun 2012-2016 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi

Lebih terperinci

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi Lampiran 2: Hasil analisis SWOT Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isu-isu yang diidentifikasi (teknis dan non-teknis) untuk sektor Air Limbah di Kabupaten Lombok Barat sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 No PERMASALAHAN MENDESAK ISU-ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN INDIKATOR STRATEGI INDIKASI PROGRAM INDIKASI KEGIATAN A SEKTOR AIR LIMBAH A TEKNIS/AKSES 1 Belum

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. ASPEK NON TEKNIS Perumusan Isu strategis berfungsi untuk mengontrol lingkungan baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 2015 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1 Enabling and Sustainibility Aspect 3.1.1 Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Berdasarkan analisa SWOT ditemukan isu strategis pembangunan sanitasi

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 4.1 Air Limbah Domestik Penetapan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik dilakukan berdasarkan misi pengembangan sanitasi yang diturunkan

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Tabel 4.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik Tabel 4.1 Tujuan, asaran, dan trategi Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan asaran Indikator trategi Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan, air limbah (1) (2) (3) (4) BABs berkurang hingga

Lebih terperinci

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kota. Kabupaten Pesisir Barat merumuskan strategi layanan sanitas didasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI TRATEGI BAB 4 TRATEGI PENGEMBANGAN trategi pengembangan sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan abupaten untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya sehingga diharapkan

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB 4 TRATEGI PENGEMBANGAN ANITAI trategi pengembangan sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan abupaten untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya sehingga diharapkan terjadi

Lebih terperinci

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi 4.. Air limbah domestik Perencanaan pembangunan air limbah domestik di Kabupaten Pati didasarkan kepada permasalahan permasalahan mendesak dan posisi pengelolaan sanitasi

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN 3.1. Enabling And Sustainability Aspect 3.1.1 Aspek Non Teknis 1) Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Isu strategis aspek Kebijakan Daerah

Lebih terperinci

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT LAMPIRANLAMPIRAN Lampiran : Hasil analisis SWOT o Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isuisu yang diidentifikasi (teknis dan nonteknis) Subsektor Air Limbah Sub Sektor : AIR LIMBAH No. Faktor

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI 2015-2019 Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP KONDISI SANITASI SAAT INI SUB SEKTOR 2010 2011 2012 2013 Air Limbah 55,53% 55,60% 57,82%

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 4 Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi 1.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman ( Refisi 2012 )

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman ( Refisi 2012 ) Isu strategis berfungsi untuk mengontrol lingkungan baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu berubah. Disamping itu isu strategis memiliki positioning

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. Aspek Non-teknis Perumusan strategi layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur didasarkan pada isu-isu strategis yang dihadapi pada saat ini.

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Tujuan Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik Secara umum kegiatan pengelolaan limbah cair di Kota Yogyakarta sudah berjalan dengan cukup

Lebih terperinci

BAB - IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN

BAB - IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN BAB - IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kabupaten Serang tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian serta

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Strategi percepatan pembangunan sanitasi berfungsi untuk mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dari hasil penetapan wilayah penanganan prioritas maka dapat di susun rencana pengembangan sanitasi untuk air limbah, persampahan dan drainase. Pengembangan sanitasi

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Percepatan Pembangunan Sanitasi 18 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Bab ini merupakan inti dari penyusunan Sanitasi Kabupaten Pinrang yang memaparkan mengenai tujuan, sasaran dan strategi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi merupakan salah satu komponen yang ikut mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan yang secara tidak langsung juga turut berkontribusi

Lebih terperinci

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017 Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Teknis a. User Interface Review Air Limbah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pencemaran septic tank septic tank tidak memenuhi syarat, Acuan utama Air Limbah untuk semua

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA 4.1 Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Tujuan Umum pembangunan sanitasi di Kota Batu adalah terciptanya kondisi kota dan lingkungan yang bersih yang akan berdampak

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) Tabel 1. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan mendesak Tingginya Praktek BABS hingga saat ini sebesar 33,20% (13.230 KK) Isu-isu Strategis Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN 5.1. Dan Kegiatan Sektor Dan Aspek Utama BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN dan kegiatan disusun berdasakan isu permasalahan dan strategi penanganan yang telah dirumuskan sebelumnya. dan kegiatan tersebut sudah

Lebih terperinci

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Subsektor Permasalahan Mendesak Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran dan Air Limbah Domestik 1 Pencemaran air tanah dan sungai Meningkatkan kinerja SKPD terkait memiliki

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

Tabel Skor Air Limbah Domestik Skor

Tabel Skor Air Limbah Domestik Skor Lampiran 2: Hasil analisis SWOT A. Air Limbah Domestik - Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isu-isu yang diidentifikasikan (teknis dan non-teknis) No. KEKUATAN (STRENGHTS) Faktor Internal Tabel

Lebih terperinci

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten Tabel 2.20 Kerangka Kerja Logis Air Limbah 1. Belum adanya Master Plan air limbah domestic Program penyusunan Masterplan 2. Belum ada regulasi yang mengatur limbah domestic 3. Belum adanya sarana dan Prasarana

Lebih terperinci

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Bab 3: Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Bab ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Salatiga tahun 2013-2017 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian serta strategi

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Berdasarkan hasil penetapan wilayah penanganan prioritas disusun rencana pengembangan sanitasi untuk tiga sektor yaitu air limbah, persampahan dan drainase. Program

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Pembahasan Strategi untuk keberlanjutan layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur tahun 2011-2015 menjadi penting karena akan menjadi acuan penetapan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Tujuan, dan Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan : Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Wajo melalui pengelolaan air limbah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal Lampiran 5 Diskripsi Program Utama A. Komponen Air Limbah Domestik 1. Program Penyusunan Outline Plan Air Limbah Kota sabang belum memiliki Qanun atau Peraturan Walikota; mengenai pengelolaan air limbah,

Lebih terperinci

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pengelolaan pembangunan air limbah domestik Kota Tangerang yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah akses 100% terlayani (universal akses)

Lebih terperinci

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota. A. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) A.1. KERANGKA KERJA LOGIS AIR LIMBAH Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Belum adanya Master Plan dan peta Pengelolaan air limbah domestik Mendapatkan

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Dari hasil analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap sub-sektor sanitasi maka telah dirumuskan tentang tujuan, sasaran dan strategi. Tujuan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Bab ini menjelaskan mengenai strategi sanitasi yang mencakup tidak hanya aspek teknis saja tetapi juga aspek non teknis (kelembagaan, pendanaan, komunikasi, partisipasi

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI SWOT digunakan untuk mengidentifikasi faktor kunci dengan analisa internal dan eksternal. Analisa internal tertujuan mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN MADIUN BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN MADIUN Strategi sanitasi Kabupaten Madiun tahun 2010-2014 memaparkan tentang tujuan, sasaran, dan tahapan pencapaian serta strategi utama

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT Lampiran II. ANALISA SWOT Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Bab IV ini merupakan inti dari Strategi Pengambangan Sanitasi Kota Tebing Tinggi tahun 2016-2020 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA Permasalahan Mendesak Isu-Isu Strategis Tujuan Sasaran Indikator Strategi Indikasi Program Indikasi Kegiatan SISTEM PENGELOLAAN AIR A. Sistem/Teknis a.

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK PEMERINTAH BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Tabel 6.1 Capaian Stratejik AIR LIMBAH Tujuan : Tersedianya infrastruktur pengelolaan air limbah domestik yang memenuhi standar teknis dan menjangkau

Lebih terperinci

Sub Sektor : Air Limbah

Sub Sektor : Air Limbah Sub Sektor : Air Limbah No. Faktor Internal % Skor 1.00 2.00 3.00 4.00 Angka KEKUATAN (STRENGHTS) Adanya struktur organisasi kelembagaan pengelola limbah 1.1 domestik pada PU BMCK Memiliki Program kegiatan

Lebih terperinci

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan dapat mempermudah

Lebih terperinci

B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1 ENABLING AND SUSTAINABILITY ASPECT Aspek-aspek non teknis yang menunjang keberlanjutan program dimaksudkan dalam bagian ini adalah isu-isu

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Program prioritas sanitasi disusun berdasarkan kesesuaian prioritas penanganan sanitasi sebagaimana terdapat pada dokumen perencanaan daerah di bidang infrastruktur

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 1.1. LATAR BELAKANG BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Perumusan tujuan, sasaran, dan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Tabel 3.1: Rekapitulasi Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (toilet dan tempat cuci tangan) Jumlah Jumlah Jml Tempat

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Program dan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI BAB VI MONITORING DAN EVALUASI 6.1. Strategi Monitoring dan Evaluasi Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Manggarai Barat perlu melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Strategi Sanitasi Kota

Lebih terperinci

Adanya Program/Proyek Layanan Pengelolaan air limbah permukiman yang berbasis masyarakat yaitu PNPM Mandiri Perdesaan dan STBM

Adanya Program/Proyek Layanan Pengelolaan air limbah permukiman yang berbasis masyarakat yaitu PNPM Mandiri Perdesaan dan STBM Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT A. Sub Sektor Air Limbah Domestik No. Faktor Internal KEKUATAN (STRENGHTS) 1.2 Perencanaan pengelolaan air limbah jangka panjang sudah ada dalam RTRW kabupaten Kepulauan

Lebih terperinci

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Tujuan pengembangan air limbah : Tercapainya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI BAB III ISU-ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI 3.1. Aspek Non Teknis 3.1.1 Kebijakan daerah dan kelembagaan Adanya UU, PP, Keppres, Permen, Kepmen yang berkaitan dengan sanitasi Belum memadainya

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI 4.1 Visi dan Misi AMPL Kabupaten Klaten A. VISI Visi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Klaten : Terpenuhinya air minum dan sanitasi

Lebih terperinci

Bab 4 Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Bab 4 Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Bab 4 Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi 4.1 Air Limbah Domestik Penetapan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik dilakukan berdasarkan misi pengembangan sanitasi yang diturunkan

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1. Rencana Kegiatan Air Limbah Sasaran dan strategi untuk mencapai visi sanitasi dan melaksanakan misi sanitasi, dirumuskan berdasarkan kondisi terkini dari

Lebih terperinci

Bab 3: Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3: Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Bab 3: Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi Misi Sanitasi kota.

Lebih terperinci

LAPORAN. Pertemuan konsultatif dan audiensi Laporan pertemuan konsultatif dan audiensi

LAPORAN. Pertemuan konsultatif dan audiensi Laporan pertemuan konsultatif dan audiensi LAPORAN Pertemuan konsultatif dan audiensi Laporan pertemuan konsultatif dan audiensi Pertemuan konsultatif tim pengarah Pertemuan konsultati Tim Pengarah ini dilakukan secara berkala dan melaporkan hasil

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yang tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring atau pemantauan dapat mempermudah

Lebih terperinci

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016 Lampiran- Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 06 I. Air Limbah a. Identifikasi isu isu strategis NO ELEMEN INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (IFAS) KEKUATAN (STRENGTH) Sudah ada dinas yang menangani

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

KOTA TANGERANG SELATAN

KOTA TANGERANG SELATAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 2011 Daftar Isi Bagian 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam membuat strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Grobogan, digunakan metode SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu

Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi u Permasalahan Mendesak Isu-Isu Strategis Tujuan Sasaran Indikator Strategi Program Kegiatan Air Limbah Domestik 1. Pemerintah 1. Pemerintah Berkurangnya praktek

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN PPSP STRATEGI SANITASI KOTA. III.1. Aspek Non Teknis

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN PPSP STRATEGI SANITASI KOTA. III.1. Aspek Non Teknis BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN III.1. Aspek Non Teknis Isu strategis aspek non teknis yang dimaksudkan dalam bagian ini merupakan isu strategis pada tataran penataan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

1. Sub Sektor Air Limbah

1. Sub Sektor Air Limbah 1. Sub Sektor Air Limbah Permasalahan mendesak Tujuan Sasaran Strategi Indikasi Program Indikasi Kegiatan Praktek BABS saat ini 23% 1.Menyusun perda/perbup mengenai Penyusunan Perda/Perbup Konstruksi,

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Sub Sektor Air Limbah Program Penyusunan Master Plan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari perencanaan. Dokumen ini sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi berisi tentang pengkajian dan pemetaan sanitasi awal kondisi sanitasi dari berbagai aspek, yaitu mengenai Persampahan, Limbah Domestik, Drainase

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI 4.1 Visi dan Misi AMPL Kabupaten Klaten A. VISI Visi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Klaten : Terpenuhinya air minum dan sanitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci