ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENGADOPSIAN EMPLOYEE STOCK OPTION PROGRAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENGADOPSIAN EMPLOYEE STOCK OPTION PROGRAM"

Transkripsi

1 1 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENGADOPSIAN EMPLOYEE STOCK OPTION PROGRAM Dwi Septarina Maswar Patuh Priyadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonbesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research is meant to find out the comparison of company financial performance which consists of financial ratios such as net profit margin, return on assets, return on equity, and total assets turnover before and after adopting Employee Stock Option Program (ESOP). The samples are taken by using purposive sampling method and as many as 10 companies are selected by the researcher. The descriptive analysis technique is applied in this research as the data analysis technique. The analysis is conducted by comparing the company financial performance 1 year before and after the adoption of ESOP. The result indicates the 1 year period of company financial performance after the adoption of ESOP which consists of financial ratios i.e. net profit margin, return on assets,andreturn on equity are undergoing decreasing, while financial ratio of total assets turnover is undergoing increasing when it is compared to the 1 year period company financial performance before the adoption of ESOP. The comparison result of 1 year period of company financial performance before and 2 years after the adoption of ESOP is similar to the comparison result of 1 year period of company financial performance before and 1 year after the adoption of ESOP. Keywords: Employee Stock Option Program(ESOP), Financial Performance, Financial Ratio ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan perusahaan yang terdiri dari rasio keuangan net profit margin, return on assets, return on equity, dan total assets turnover sebelum dan sesudah pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP). Pengambilan sampel dengan metode porposive sampling dan diperoleh sebanyak 10 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif. Yaitu dengan membandingkan kinerja keuangan peusahaan satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah pengadopsian ESOP, kemudian membandingan kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum dengam dua tahun sesudah pengadopsian ESOP. Hasil menunjukkan kinerja keuangan perusahaan periode satu tahun sesudah pengadopsian ESOP yang terdiri dari rasio keuangan net profit margin, return on assets, dan return on equity mengalami penurunan, sedangkan rasio keuangan total assets turnover mengalami kenaikan dibandingkan dengan kinerja keuangan perusahaan periode satu tahun sebelum pengadopsian ESOP. Hasil perbandingan kinerja keuangan perusahaan periode satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah pengadopsian ESOP sama dengan hasil perbandingan kinerja keuangan perusahaan periode satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah pengadopsian ESOP. Kata Kunci: Employee Stock Option Program (ESOP), Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan

2 2 PENDAHULUAN Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan pemegang saham. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan, dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan dengan tujuan pribadi manajer. Dengan kewenangan yang dimiliki, manajer bisa bertindak dengan hanya menguntungkan dirinya sendiri dan mengorbankan kepentingan para pemegang saham (Astika, 2006). Masalah agensi terjadi ketika manajemen terpisah dari pemilik perusahaan. Manajemen mungkin membuat keputusan yang memaksimumkan kepentingan dirinya sendiri dan bukan untuk kepentingan pemegang saham. Penggunaan insentif berbasis ekuitas, seperti opsi saham, untuk mengkompensasi manajer merupakan satu cara yang umum mengurangi masalah agensi tersebut. (Asyik, 2006). Agency theory memaparkan bahwa adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan seperti itu, dapat menimbulkan konflik. Terjadinya konflik yang disebut agency conflict atau agency problem, disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu principal (yang memberi kontrak atau pemegang saham) dan agent (yang menerima kontrak dan mengelola dana principal) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan. Jika agent dan principal berupaya memaksimalkan utilitasnya masing-masing, serta memiliki keinginan dan motivasi yang berbeda, maka ada alasan untuk percaya bahwa agent (manajemen) tidak selalu bertindak sesuai keinginan principal (Jensen dan Meckling, 1976). Pada satu sisi, agent memiliki informasi yang lebih banyak dibanding principal di sisi lain, karena manajemen yang mengelola perusahaan secara langsung, hal ini menimbulkan adanya ketidak seimbangan informasi (information asymmetry). ESOP diharapkan dapat meningkatkan kinerja agen yang akan tercermin dalam informasi laba yang sering disebut dengan laba akuntansi. Harapan tersebut tidaklah berlebihan karena secara teoritis kompensasi yang berbasis ekuitas secara tidak langsung akan mendistilasi keberadaan tenaga kerja sehingga dalam jangka panjang perusahaan akan memiliki karyawan yang secara umum berkualitas dan memegang konsep proprietary dalam menjalankan tugas-tugas perusahaan (Astika, 2006). Kompensasi secara umum memiliki pemahaman suatu imbalan atau timbal balik atas jasa yang diberikan kepada karyawan dan manajemen oleh pemilik perusahaan. Definisi kompensasi menurut Jensen dan Meckling (1967) memberikan pemahaman yang serupa, dimana kompensasi merupakan nilai jasa yang diberikan pemilik perusahaan kepada manajemen. Adanya pelaksanaan program kompensasi bagi manajemen diharapkan dapat mengurangi konflik kepentingan pribadi manajemen. Salah satu jenis kompensasi yang diberikan dapat berupa program opsi saham. Program opsi saham ada dua jenis yaitu : (1) kompensasi untuk menghargai eksekutif atas kinerja jangka panjang perusahaan atau dikenal dengan Executive Stock Option Plan dan (2) penyertaan karyawan dalam kepemilikan saham karyawan, terbatas pada tingkat karyawan tertentu seperti direksi, manajemen, dan karyawan pada posisi manajerial lainnya, dikenal dengan Employee Stock Option Program (ESOP) (Aboody dan Kasznik, 2000). Penerapan ESOP di Indonesia belum optimal karena tidak ada perangkat hukum yang mengatur ESOP secara khusus, baik ditinjau dari aspek pasar modal, perpajakan, maupun ketenagakerjaan. Hal ini mengakibatkan penerapan ESOP dibatasi oleh rambu-rambu hukum yang sesungguhnya tidak secara khusus didesain untuk mengatur ESOP. Selain itu, untuk perusahaan tertutup yang belum go public tetapi ingin melakukan program ini masih dibatasi dengan ketentuan penawaran umum mengingat belum adanya ketentuan khusus tentang ESOP. Dengan adanya pengadopsian ESOP dalam sebuah perusahaan, dan ESOP sendiri memiliki berbagai tujuan dimana salah satu tujuan terpenting adalah meningkatkan sense of belonging pada karyawan, sehingga mendorong produktivitas karyawan dalam

3 3 bekerja dan program ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan (Bapepam, 2002). Insentif yang diberikan kepada para eksekutif dan karyawan perusahaan dalam bentuk opsi saham diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahan melalui peningkatan kinerja. Kinerja yang dicapai perusahaan berhubungan dengan persentase modal yang dimiliki oleh para eksekutif serta persentase kompensasinya yang berbasis ekuitas (Mehran, 1995). Ditambahkan oleh Iqbal (2001) bahwa kepemilikan saham oleh karyawan perusahaan (insiders) memberi kesan sebagai financial investment. Kepemilikan tersebut akan memberikan feeling yang besar terhadap kepuasan juga komitmen dan kontrol kepada perusahaan. Pelaksanaan rencana opsi saham karyawan (ESOP) memiliki objek beberapa strategis, diantaranya adalah pertahanan karyawan yang memiliki kemampuan untuk menumbuhkan perusahaan, meningkatkan arus kas, meningkatkan motivasi dan kinerja perusahaan, mengurangi konflik kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent), juga meningkatkan perusahaan dengan meningkatkan niai return saham atas saham yang dimiliki (Anwar dan Baridwan, 2006). Terjadi perbedaan hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Selain pernyataan yang menyatakan bahwa ESOP berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, terdapat pula hasil penelitian yang menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh karyawan tidak dapat membuat kinerja perusahaan meningkat. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Mehran (1999) menunjukkan bahwa ESOP berpengaruh positif terhadap return on assets. Borstadt dan Thomas (1995) menunjukkan bahwa ESOP tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan terhadap return on assets, total assets turnover, dan net profit margin. Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Anwar dan Zaki (2006) bahwa ESOP tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap return on assets dan return on equity. Dari hasil yang dilakukan penelitian terdahulu terdapat penelitian yang menunjukkan hasil yang berbeda. Hal inilah yang akan menjadi dasar dalam penelitian ini. Dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal Anwar dan Zaki (2006). Penggunaan jurnal Anwar dan Zaki (2006) sebagai dasar penelitian dikerenakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan return on assets dan return on equity antara sebelum dan sesudah perusahaan mengadopsi ESOP. Akan tetapi dalam penelitian ini akan menambahkan dua variabel, yaitu total assets turnover dan net profit margin. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji kembali perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah mengadopsi ESOP di Indonesia pada perusahaan non finance, dan kelompok industri finance tidak diikutsertakan karena struktur keuangan dan model pelaporan keuangan khususnya dalam pelaporan laba rugi dan komponenkomponen yang dilaporkan dalam laporan arus kas, berbeda dengan kelompok industri non finance. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perbandingan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP). TINJAUAN TEORETIS Agency Theory dan Agency Problems Menurut Jensen dan Meckling (1976) agency theory atau hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) yang dipergunakan oleh pemilik (principal) untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Principal lebih dikenal dengan istilah pemegang saham

4 4 atau pemilik perusahaan, sedangkan agent lebih dikenal dengan istilah karyawan ataupun manajemen. Perlu adanya perencanaan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan manajer dan pemilik dalam hal konflik kepentingan merupakan inti dari agency theory. Namun untuk menciptakan kontrak yang tepat merupakan hal yang sulit diwujudkan, hal ini disebabkan dalam praktiknya pihak agent kadangkala tidak sesuai dengan kontrak kerja yang disepakati diawal untuk meningkatkan kemakmuran principal, melainkan cenderung berusaha untuk meningkatkan kemakmuran pihaknya sendiri. Para manajemen perusahaan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan biaya yang ditanggung pihak principal, Sanjaya (dalam Haryono, 2005), dengan kecenderungan diatas maka semakin besar peluang munculnya masalah atau konflik keagenan (agency problems). Agency problems adalah masalah atau konflik kepentingan antara agent dan principal yang diakibatkan oleh berbedanya kepentingan atau tujuan yang dimiliki oleh agent dan principal dari tujuan utama perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teori agensi memiliki asumsi bahwa setiap individu pada dasarnya semata-mata hanya meningkatkan kepentingan dirinya sendiri, sehingga menimbulkan adanya konflik kepentingan antara agen dan prinsipal. Prinsipal mempunyai motivasi untuk memaksimalkan kepentingannya dengan terus meningkatkan profitabilitas perusahaan, sementara agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Agency Problems and Employee Stock Option Program (ESOP) Konflik kepentingan antara agent dalam principal dapat diminimalkan melalui beberapa cara antara lain pemberian insentif kepada agent atas tindakannya sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Salah satu bentuk insentif yang dapat diterapkan adalah memberikan pihak agent kesempatan untuk menjadi principal atau pemegang saham, hal ini dikarenakan apabila pihak agent diberikan kesempatan menjadi pemegang saham maka kepentingan pihak agent akan sejalan dengan kepentingan principal. Scott (dalam Astika, 2009) menggambarkan program kompensasi eksekutif merupakan salah satu kompensasi eksekutif merupakan salah satu bentuk kontrak keagenan antara perusahaan dengan para agentnya sebagai usaha penyejajaran kepentingan yang dimiliki masing-masing. Program kompensasi karyawan berbasis ekuitas seperti ESOP dimunculkan sebagai sarana terbaik yang mendorong manajer untuk membuat keputusan yang memaksimalkan nilai perusahaan. Karyawan melalui program ini menjadi pemilik pengelola sebuah perusahaan, dan pihak agent atau karyawan melalui program ini akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dengan melakukan kegiatan operasional yang efektif dan efisien. Options dan Stock Options Yang dimaksud dengan opsi adalah sebuah hak oleh seseorang atau lembaga untuk menjual atau membeli sebuah instrumen investasi pada harga tertentu untuk satu periode tertentu. Instrumen investasi sesuai perjanjian dapat berupa saham, obligasi, properti, valuta asing komoditas, indeks saham dan sebagainya. Hak untuk membeli disebut dengan opsi call (call options) dan hak untuk menjual dikenal dengan opsi put (put options). Sedangkan untuk harga pembelian atau harga penjualan dari opsi tersebut dikenal dengan strike price atau exercise price. Dari definisi opsi tersebut dapat terlihat bahwa saham merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam rangka opsi. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan opsi saham adalah hak untuk membeli sejumlah saham dengan harga dan jangka waktu yang telah ditentukan.

5 5 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan yang meliputi posisi keuangan serta hasil-hasil yang terlah dicapai terus menerus oleh manajemen yang tercermin dalam laporan keuangan. Untuk mengetahui kinerja keuangan tersebut dilakukan analisi laporan keuangan dengan menggunakan rasio. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan, terutama kemampuan untuk menghasilkan laba (Munawir, 2002). Kinerja Keuangan Perusahaan Diukur Dengan Rasio Keuangan Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan rasio-rasio keuangan sebagai berikut (Hanafi dan Halim, 2007): 1. Net Profit Margin (NPM) Rasio yang dihitung dengan membandingkan net income dengan revenue, mengindikasikan berapa banyaknya net income yang dihasilkan dari setiap rupiah pendapatan. NPM dapat dihitung menggunakan rumus berikut: Laba Bersih Net Profit Margin= X 100% Penjualan 2. Return on assets (ROA) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan mengukur laba dengan menggunakkan total aset yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut. ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Laba Bersih Return On Asset= X 100% Total Aktiva 3. Return On Equity (ROE) ROE merupakan rasio profitabilitas lain yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang para pemegang saham. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Laba Bersih Return On Equity = X 100% Modal Sendiri 4. Total Asset Turnover (TATO) Total Asset Turnover menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan seluruh aktiva didalam perusahaan untuk menghasilkan penjualan tertentu dalam periode tertentu (1 tahun). Penjualan Bersih Total Asset Turnover= X 100% Total Aktiva Employee Stock Option Program (ESOP) Berkembangnya Employee Stock Option Program (ESOP) di Indonesia tidak luput dari sejarah awal berkembangnya Employee Stock Ownership Plans (ESOPs) di Amerika Serika pada tahun 1950-an. Seorang ahli hukum yang juga investment banker bernama Louis Kelso mempunyai gagasan bahwa sistem kapitalis akan menjadi lebih kuat apabila karyawan diikutsertakan dalam kepemilikan saham perusahaan. Dengan demikian, hubungan hukum antara karyawan dengan perusahaan tidak terbatas pada hubungan perburuhan, melainkan karyawan juga sekaligus pemilik perusahaan. Dan sarana yang digunakan untuk

6 6 memberikan kesempatan berpartisipasi dalam kepemilikan saham perusahaan adalah melalui program tersebut (Bapepam, 2002). Employee Stock Ownership Plans (ESOP) adalah rencana penangguhan keuntungan karyawan dengan mendapatkan saham perusahaan (Klein, 1987). Secara lengkapnya menurut Bapepam (2002), ESOPs merupakan suatu jenis program pensiun yang dirancang untuk menerima kontribusi perusahaan pada suatu pengelola dana (fund) yang akan melakukan investasi pada saham perusahaan untuk kepentingan karyawan. Employee Stock Ownership Program (ESOP) yang saat ini populer, didefinisikan oleh Smith dan Zimmerman (dalam Asyik, 2006) sebagai salah satu bentuk kompensasi yang diberikan kepada karyawan, terutama karyawan eksekutif, untuk menghargai eksekutif atas kinerja jangka panjang perusahaan. Di Indonesia sendiri, menurut hasil studi penerapan ESOP pada emiten atau perusahaan publik di Indonesia, perkembangan pelaksanaan kepemilikan saham oleh karyawan di Indonesia adalah : (a) Sebelum tahun 1998, ESOP yang dilaksanakan oleh perusahaan perusahaan Indonesia, pada awal perkembangannya berbentuk alokasi saham pada saat perusahaan go public, sehingga dapat disimpulkan lebih merupakan sebuah stock allocation scheme, di mana pada penawaran tersebut karyawan memperoleh subsidi ataupun pinjaman yang dijamin oleh perusahaan; (b) Tahun 1998 sampai dengan sekarang, terdapat perkembangan lebih lanjut mengenai kepemilikan saham oleh karyawan selain penjatahan tetap hasil penawaran umum 10%, kemudian lebih menyerupai suatu program opsi dimana sebelum melakukan penawaran umum (go public) karyawan diberi waran yang dapat dilaksanakan pembelian sahamnya dengan harga tertentu di masa yang akan datang yang telah ditentukan periode dan harganya. Secara umum tujuan diterapkannya Employee Stock Ownership Program (ESOP) menurut Bapepam (2002) adalah sebagai berikut : (a) Memberikan penghargaan (reward) kepada seluruh pegawai, direksi dan pihak-pihak tertentu atas kontribusinya terhadap meningkatnya kinerja perusahaan; (b) Menciptakan keselarasan kepentingan serta misi dari pegawai dan pejabat eksekutif dengan kepentingan dan misi pemegang saham, sehingga tidak ada benturan kepentingan antara pemegang saham dan pihak-pihak yang menjalankan kegiatan usaha perusahaan; (c) Meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan terhadap perusahaan karena mereka juga merupakan pemilik perusahaan, sehingga diharapkan akan meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan; (d) Menarik, mempertahankan dan memotivasi (attract, retain, and motivate) pegawai kunci perusahaan dalam rangka peningkatan shareholders value; (d) Sebagai sarana program sumber daya manusia untuk mendukung keberhasilan strategi bisnis perusahaan jangka panjang, karena ESOP pada dasarnya merupakan bentuk kompensasi yang didasarkan atas prinsip insentif, yaitu ditujukan untuk memberikan pegawai suatu penghargaan yang besarnya dikaitkan dengan ukuran kinerja perusahaan atau shareholders value. Hubungan ESOP dengan Kinerja Perusahaan Program ESOP adalah suatu program kepemilikan perusahaan oleh karyawan dimana secara tidak langsung akan mempengaruhi rasa kepemilikan karyawan terhadap perusahaan itu sendiri. Rasa memiliki tersebutlah yang memotivasi karyawan untuk melakukan sesuatu yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan yang secara langsung akan mempengaruhi kinerja perusahaan yang dapat terlihat dari analisis rasiorasio keuangan perusahaan itu sendiri. ESOP juga merupakan program kompensasi terhadap karyawan, dimana karyawankaryawan yang terpilih atau yang mempunyai kinerja baik akan mendapatkan kompensasi berupa saham. Tentu saja hal tersebut akan mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerjanya atau kinerja kelompoknya supaya mendapatkan kompensasi tersebut. Sebagai insentif untuk menghargai kinerja jangka panjang perusahaan, ESOP merupakan langkah efektif untuk mempersempit problem keagenan dan menurunkan agency

7 7 cost melalui penyejajaran kepentingan para eksekutif dengan para pemegang saham. Tingkat seorang manajer menggunakan kemampuannya untuk memaksimalkan kemakmuran shareholder tergantung pada persentase kepemilikan manajer tersebut di dalam perusahaan. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi masalah keagenan yang sering muncul. Insentif yang diberikan kepada para eksekutif dan karyawan perusahaan dalam bentuk opsi saham diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kinerja. Kinerja yang dicapai perusahaan berhubungan dengan persentase modal yang dimiliki oleh para eksekutif serta persentase kompensasinya yang berbasis ekuitas (Mehran, 1995). Penelitian Terdahulu Hasil penelitian sebelumnya mengenai perbandingan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengadopsian Employee Stock Option Program: (a) Mehran (1999) dalam Journal Of Employee Ownership Law And Finance. Vol 14 dengan judul ESOP Companies And Return On Asset. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ESOP berpengaruh positif terhadap ROA. Perbedaannya terletak pada rasio-rasio yang digunakan; (b) Borstadt and Zwirlein (1995) dalam Journal Of Financial And Strategic Decisions, Vol 8 dengan judul Esops In Publicly Held Companies: Evidence On Productivity And Firm Performance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan ESOP tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan terhadap kinerja keuangan, variabel yang diteliti adalah ROA, TATO, dan NPM. Perbedaannya terletak pada rasio-rasio yang dipergunakan; (c) Penelitian ini merujuk pada penelitian Anwar dan Baridwan (2006) dalam simposium nasional akuntansi 9 Padang dengan judul Effect Of Employee Stock Option Plans (ESOPs) To Peformance And Firm Value : Empirical Study At JSX. Variabel yang diteliti adalah ROA dan ROE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja perusahaan antara sebelum dan sesudah perusahaan mengadopsi ESOP. Perbedaannya terletak pada rasio-rasio yang digunakan. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Objek Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan melalui metode deskriptif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif ialah penelitian yang mengahasilkan data dalam bentuk lisan dan tulisan yang diperoleh oleh peneliti dari objek yang diobservasi. Sedangkan penelitian melalui metode deskriptif yaitu metode penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu objek, berupa data yang dikumpulkan, dipelajari, diolah, kemudian dianalisis sesuai dengan teori yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas, dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini peneliti menetapkan objek penelitian adalah perusahaan-perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun Teknik Pengumpulan Data Pemilihan sampel didasarkan pada purposif (purposive sampling) dengan pertimbangan, yaitu mendapatkan sampel yang representatif dan sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria yang digunakan sebagai dasar pertimbangan adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2009 dan kelompok industri finance tidak diikut sertakan karena struktur keuangan dan model pelaporan keuangan khususnya dalam pelaporan rugi laba dan komponenkomponen yang dilaporkan dalam laporan arus kas, berbeda dengan kelompok industri non finance; (2) Perusahaan mengadopsi Employee Stock Option Program (ESOP) antara tahun 2003 sampai 2007; (3) Perusahaan memiliki data yang lengkap untuk 1 tahun sebelum

8 8 pengadopsian ESOP sampai dengan 2 tahun setelah pengadopsian ESOP yaitu tahun 2002 sampai dengan Teknik pengumpulan data merupakan usaha untuk memperoleh data yang dibutuhkan oleh peneliti. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan jurnal-jurnal, serta melihat dan mengambil data-data yang diperoleh dari laporan keuangan dan ICMD. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari Bursa Efek Indonesia. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber selain responden yang menjadi sasaran penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan selama periode penelitian dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun Adapun data tersebut diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia. Tanggal pengumuman ESOP hasil RUPS diperoleh dari website idx.co.id. Satuan Kajian Satuan kajian merupakan satuan terkecil objek penelitian yang diinginkan penulis sebagai klasifikasi pengumpulan data. Dalam penelitian yang menjadi objek penelitian yaitu: (1) Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan rasio Net profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Total Asset Turnover (TATO); (2)Kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah perusahaan mengadopsi Employee Stock Option Program (ESOP). Data keuangan dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang diteliti. Teknik Analisis Data Untuk menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis matematik, yaitu mengklasifikasikan, menghitung, membandingkan dan menganalisis data. Pada tahap ini data diolah dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengumpulan rasio keuangan yang terdiri dari Net profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Total Asset Turnover (TATO) dari data sekunder yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), satu tahun sebelum pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP) dan selama dua tahun setelah pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP) dan kemudian membandingkan kinerja keuangan perusahaan yang diperoleh. Berikut tahapannya: (1) Membandingkan kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP) dengan satu tahun setelah pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP); (2) Membandingkan kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP) dengan dua tahun setelah pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP); (3) Membandingkan kinerja keuangan perusahaan satu tahun setelah pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP) dengan dua tahun setelah pengadopsian (ESOP). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Perbandingan Rasio Net Profit Margin Tabel 1 menunjukkan hasil perhitungan perbandingan kinerja keuangan satu tahun sebelum pengadopsian ESOP dan satu tahun setelah pengadopsian ESOP dengan menggunakan program Microsoft Office Excel adalah sebagai berikut:

9 9 Tabel 1 Perbandingan NPM t-1 dengan t+1 No. Kode Tahun ESOP NPM t-1 NPM t+1 Kenaikan (Penurunan) 1 INDF ,05 0,02 (0,03) 2 AALI ,11 0,23 0,12 3 ASII ,14 0,09 (0,05) 4 CENT ,11 0,06 (0,05) 5 TIRA ,01 0,02 0,01 6 AUTO ,10 0,07 (0,03) 7 UNTR ,12 0,07 (0,05) 8 ISAT ,14 0,12 (0,02) 9 RALS ,07 0,07 0,00 10 MASA ,30 0,00 (0,30) rata-rata 0,12 0,08 (0,04) Sumber: Data Diolah Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil perbandingan rasio Net Profit Margin (NPM) secara keseluruhan satu tahun sebelum pengadopsian ESOP lebih tinggi yaitu sebesar 0,12 dibandingkan dengan satu tahun sesudah pengadopsian ESOP yaitu sebesar 0,08 dan menunjukkan bahwa rasio ini mengalami penurunan rata-rata sebesar 0,04. Tabel 2 menunjukkanhasil perhitungan perbandingan rasio Net Profit Margin (NPM) satu tahun sebelum pengadopsian ESOP dan dua tahun setelah pengadopsian ESOP dengan menggunakan program Microsoft Office Excel adalah sebagai berikut: Tabel 2 Perbandingan NPM t-1 dengan t+2 No. Kode Tahun ESOP NPM t-1 NPM t+2 Kenaikan (Penurunan) 1 INDF ,05 0,01 (0,04) 2 AALI ,11 0,21 0,10 3 ASII ,14 0,07 (0,07) 4 CENT ,11 0,10 (0,01) 5 TIRA ,01 0,03 0,02 6 AUTO ,10 0,08 (0,02) 7 UNTR ,12 0,08 (0,04) 8 ISAT ,14 0,10 (0,04) 9 RALS ,07 0,10 0,03 10 MASA ,30 0,10 (0,20) rata-rata 0,12 0,09 (0,03) Sumber: Data Diolah Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil perbandingan rasio Net Profit Margin (NPM) secara keseluruhan satu tahun sebelum pengadopsian ESOP lebih tinggi yaitu sebesar 0,12 dibandingkan dengan dua tahun sesudah pengadopsian ESOP yaitu sebesar 0,09 dan menunjukkan bahwa rasio ini mengalami penurunan rata-rata sebesar 0,03. Kesimpulan tabel 1 dan 2 adalah hasil perbandingan rasio Net Profit Margin (NPM) periode sesudah pengadopsian ESOP tidak lebih baik daripada periode ssebelum pengadopsian ESOP. Hal ini mengindikasikan menurunnya pertumbuhan penjualan

10 10 peusahaan dan kemampuan profitabilitas perusahaan dengan memperhitungkan seluruh komponen pendapatan dan biaya yang juga menurun. Dan hal ini mungkin juga disebabkan oleh manfaan ESOP yang dirasakan oleh para manajer akan diterima dalam jangka waktu yang lama membuat para manajer kurang termotivasi untuk meningkatkan kemampuan menghasilkan laba perusahaan. Analisis Perbandingan Rasio Return On Assets Tabel 3 menunjukkan hasil perhitungan perbandingan rasio Return On Assets (ROA) satu tahun sebelum pengadopsian ESOP dan satu tahun setelah pengadopsian ESOP dengan menggunakan program Microsoft Office Excel adalah sebagai berikut: Tabel 3 Perbandingan ROA t-1 dengan t+1 No. Kode Tahun ESOP ROA t-1 ROA t+1 Kenaikan (Penurunan) 1 INDF ,62 2,47 (3,15) 2 AALI ,87 24,76 14,89 3 ASII ,13 8,92 (7,21) 4 CENT ,64 4,20 (2,44) 5 TIRA ,95 1,64 0,69 6 AUTO ,55 9,16 (1,39) 7 UNTR ,24 8,27 (7,97) 8 ISAT ,95 4,51 (0,44) 9 RALS ,93 12,71 (0,22) 10 MASA ,86 0,12 (11,74) rata-rata 9,57 7,68 (1,90) Sumber: Data Diolah Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil perbandingan rasio Return On Assets (ROA) secara keseluruhan satu tahun sebelum pengadopsian ESOP lebih tinggi yaitu sebesar 9,57 dibandingkan dengan satu tahun sesudah pengadopsian ESOP yaitu sebesar 7,68 dan menunjukkan bahwa rasio ini mengalami penurunan rata-rata sebesar 1,90. Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil perbandingan rasio Return On Assets (ROA) secara keseluruhan satu tahun sebelum pengadopsian ESOP lebih tinggi yaitu sebesar 9,57 dibandingkan dengan dua tahun sesudah pengadopsian ESOP yaitu sebesar 8,56 dan menunjukkan bahwa rasio ini mengalami penurunan rata-rata sebesar 1. Kesimpulannya tabel 3 dan 4 adalah bahwa Return On Assets (ROA) pada periode setelah pengadopsian ESOP tidak cukup efisien dalam meningkatkan keuntungan dengan aset yang tersedia. Dan pengadopsian ESOP menunjukkan penurunan efisiensi perusahaan dalam mengelola semua investasinya. Pengadopsian ESOP juga menunjukkan perusahaan tidak berhasil mengendalikan beban usaha perusahaan dengan tetap mengoptimalkan pendapatan usaha perusahaan dengan aset yang tersedia diperusahaan. Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungan perbandingan rasio Return On Assets (ROA) satu tahun sebelum pengadopsian ESOP dan dua tahun setelah pengadopsian ESOP dengan menggunakan program Microsoft Office Excel adalah sebagai berikut:

11 11 Tabel 4 Perbedaan ROA t-1 dengan t+2 No. Kode Tahun ESOP ROA t-1 ROA t+2 Kenaikan (Penurunan) 1 INDF ,62 0,84 (5) 2 AALI ,87 22, ASII ,13 6,41 (10) 4 CENT ,64 7, TIRA ,95 2, AUTO ,55 9,31 (1) 7 UNTR ,24 11,48 (5) 8 ISAT ,95 3,36 (2) 9 RALS ,93 14, MASA ,86 6,89 (5) rata-rata 9,57 8,56 (1) Sumber: Data Diolah Analisis Perbandingan Rasio Return On Equity Tabel 5 menunjukkan hasil perhitungan perbandingan rasio Return On Equity (ROE) satu tahun sebelum pengadopsian ESOP dan satu tahun setelah pengadopsian ESOP dengan menggunakan program Microsoft Office Excel adalah sebagai berikut: Tabel 5 Perbandingan ROE t-1 dengan t+1 No. Kode Tahun ESOP ROE t-1 ROE t+1 Kenaikan (Penurunan) 1 INDF ,91 9,23 (12,68) 2 AALI ,52 30,14 11,62 3 ASII ,70 28,43 (12,27) 4 CENT ,51 4,55 (2,96) 5 TIRA ,07 4,01 (0,06) 6 AUTO ,28 17,05 (0,23) 7 UNTR ,43 20,25 (15,18) 8 ISAT ,34 12,34 1,00 9 RALS ,15 17,03 (0,12) 10 MASA ,56 0,23 (23,33) Sumber: Data Diolah rata-rata 19,75 14,33 (5,42) Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil perbandingan rasio Return On Equity (ROE) secara keseluruhan satu tahun sebelum pengadopsian ESOP lebih tinggi yaitu sebesar 19,75 dibandingkan dengan satu tahun sesudah pengadopsian ESOP yaitu sebesar 14,33 dan menunjukkan bahwa rasio ini mengalami penurunan rata-rata sebesar 5,42. Tabel 6 menunjukkan hasil perhitungan perbandingan rasio Return On Equity (ROE) satu tahun sebelum pengadopsian ESOP dan dua tahun setelah pengadopsian ESOP dengan menggunakan program Microsoft Office Excel adalah sebagai berikut:

12 12 Tabel 6 Perbandingan ROE t-1 dengan t+2 No. Kode Tahun ESOP ROE t-1 ROE t+2 Kenaikan (Penurunan) 1 INDF ,91 2,88 (19,03) 2 AALI ,52 28,64 10,12 3 ASII ,70 16,59 (24,11) 4 CENT ,51 8,40 0,89 5 TIRA ,07 8,71 4,64 6 AUTO ,28 15,13 (2,15) 7 UNTR ,43 26,04 (9,39) 8 ISAT ,34 10,79 (0,55) 9 RALS ,15 18,46 1,31 10 MASA ,56 11,98 (11,58) rata-rata 19,75 14,76 (4,99) Sumber: Data Diolah Tabel 6 menunjukkan bahwa hasil perbandingan rasio Return On Equity (ROE) secara keseluruhan satu tahun sebelum pengadopsian ESOP lebih tinggi yaitu sebesar 19,75 dibandingkan dengan dua tahun sesudah pengadopsian ESOP yaitu sebesar 14,76 dan menunjukkan bahwa rasio ini mengalami penurunan rata-rata sebesar 4,99. Kesimpulan dari tabel 5 dan 6 adalah bahwa raio Return On Equity (ROE) pada periode seudah pengadopsian ESP tidak lebih baik dari pada periode sebelum pengadopsian ESOP. Hal ini menunjukkan bahwa operasi perusahaan setelah pengadopsian ESOP tidak efektif dan efisien dalam memperoleh keuntungan bagi pemegang saham. Dan menunjukkan bahwa perusahaan setelah pengadopsian ESOP tidak berhasil mengendalikan beban usaha dengan tetap mengoptimalkan pendapatan usaha perusahaan dengan modal yang tersedia diperusahaan. Analisis Perbandingan Rasio Total Asset Turnover Tabel 7 menunjukkan hasil perhitungan perbandingan rasio Total Asset Turnover (TATO) satu tahun sebelum pengadopsian ESOP dan satu tahun setelah pengadopsian ESOP dengan menggunakan program Microsoft Office Excel adalah sebagai berikut: Tabel 7 Perbandingan TATO t-1 dengan t+1 No. Kode Tahun ESOP TATO t-1 TATO t+1 Kenaikan (Penurunan) 1 INDF ,08 1,14 0,06 2 AALI ,89 1,06 0,17 3 ASII ,15 1,01 (0,14) 4 CENT ,61 0,72 0,11 5 TIRA ,79 0,96 0,17 6 AUTO ,1 1,27 0,17 7 UNTR ,31 1,22 (0,09) 8 ISAT ,35 0,36 0,01 9 RALS ,84 1,7 (0,14) 10 MASA ,4 0,56 0,16 rata-rata 0,95 1,00 0,05

13 13 Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perbandingan rasio Total Asset Turnover (TATO) secara keseluruhan satu tahun sebelum pengadopsian ESOP lebih rendah yaitu sebesar 0,95 dibandingkan dengan satu tahun sesudah pengadopsian ESOP yaitu sebesar 1,00 dan menunjukkan bahwa rasio ini mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,05. Tabel 8 menunjukkan hasil perhitungan perbandingan rasio Total Asset Turnover (TATO) satu tahun sebelum pengadopsian ESOP dan dua tahun setelah pengadopsian ESOP dengan menggunakan program Microsoft Office Excel adalah sebagai berikut: Tabel 8 Perbandingan TATO t-1 dengan t+2 No. Kode Tahun ESOP TATO t-1 TATO t+2 Kenaikan (Penurunan) 1 INDF ,08 1,27 0,19 2 AALI ,89 1,07 0,18 3 ASII ,15 0,96 (0,19) 4 CENT ,61 0,80 0,19 5 TIRA ,79 0,82 0,03 6 AUTO ,10 1,11 0,01 7 UNTR ,31 1,40 0,09 8 ISAT ,35 0,36 0,01 9 RALS ,84 1,47 (0,37) 10 MASA ,40 0,67 0,27 rata-rata 0,95 0,99 0,04 Sumber: Data Dioalah Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perbandingan rasio Total Asset Turnover (TATO) secara keseluruhan satu tahun sebelum pengadopsian ESOP lebih rendah yaitu sebesar 0,95 dibandingkan dengan dua tahun sesudah pengadopsian ESOP yaitu sebesar 0,99 dan menunjukkan bahwa rasio ini mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,04. Kesimpulannya dari tabel 7 dan 8 adalah pada rasio Total Asset Turnover (TATO) pada periode sesudah pengadopsian ESOP lebih baik dibandingkan dengan periode sebelum pengadopsian ESOP. Hal ini menunjukkan peusahaan setelah mengadopsi ESOP lebih efektif dalam menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Perbandinngan Kinerja Keuangan Perusahaan t+1 dengan t+2 Tabel 9 menunjukkan hasil perhitungan perbandingan kinerja keuangan perusahaan satu tahun setelah pengadopsian ESOP dan dua tahun setelah pengadopsian ESOP dengan menggunakan program Microsoft Office Excel adalah sebagai berikut: Tabel 9 Perbandingan Kinerja t+1 dengan t+2 No. Rasio Rata-rata t+1 Rata-rata t+2 Kenaikan (Penurunan) 1. NPM (0,04) (0,03) 0,01 2. ROA (1,90) 1,00 2,90 3. ROE (5,42) (4,99) 0,43 4. TATO 0,05 0,04 (0,01) rata-rata (1,83) (1,00) 0,83 Sumber: Tabel 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 diolah

14 14 Tabel 9 menunjukkan hasil perbandingan kinerja keuangan perusahaan satu tahun setelah pengadopsian ESOP lebih rendah yaitu sebesar -1,83 dibandingkan dengan kinerja keuangan perusahaan dua tahun setelah pengadopsian ESOP yaitu sebesar -1,00. Kesimpulannya adalah bahwa secara keseluruhan kinerja keuangan perusahaan satu tahun setelah pengadopsian lebih menurun dibandingkan dengan kinerja keuangan perusahaan dua tahun setelah pengadosian ESOP. Dari tabel juga dapat diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan dua tahun setelah pengadopsian ESOP dari satu tahun pengadopsian ESOP mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,83. SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Simpulan hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Dari hasil perbandingan kinerja keuangan perusahaan periode satu tahun sebelum pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP) dengan periode satu tahun setelah pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP), kinerja keuangan perusahaan periode satu tahun setelah pengadopsian ESOP pada rasio keuangan Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) mengalami penurunan dibandingkan dengan periode satu tahun sebelum pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP), dan pada periode satu tahun setelah pengadopsian ESOP rasio keuangan Total Assets Turnover (TATO) mengalami kenaikan dibandingkan dengan periode satu tahun sebelum pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP); (2) Dari hasil perbandingan kinerja keuangan perusahaan periode satu tahun sebelum pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP) dengan periode dua tahun setelah pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP), kinerja keuangan perusahaan periode dua tahun setelah pengadopsian ESOP pada rasio keuangan Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) mengalami penurunan dibandingkan dengan periode satu tahun sebelum pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP), dan pada periode dua tahun setelah pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP) rasio keuangan Total Assets Turnover (TATO) mengalami kenaikan dibandingkan dengan periode satu tahun sebelum pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP); (3) Dari hasil perbandingan kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan periode satu tahun setelah pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP) dengan periode dua tahun setelah pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP), Kinerja keuangan perusahaan pada periode satu tahun setelah pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP) secara keseluruhan mengalami penurunan kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan kinerja keuangan perusahaan pada periode dua tahun setelah pengadopsian Employee Stock Option Program (ESOP). Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: (1) Dalam penelitian ini data yang gunakan hanya perusahaan yang mengadopsi Employee Stock Option Program (ESOP) pada tahun 2003 sampai 2007; (2) Periode penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian dari tahun 2002 sampai Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: (1) Investor dalam menanggapi Employee Stock Option Program (ESOP) yang diputuskan akan diadopsi oleh perusahaan publik sebaiknya mempertimbangkan hasil kinerja perusahaan setelah mengadopsi Employee Stock Option Program (ESOP); (2) Investor perlu lebih memiliki tingkat pemahaman terhadap program Employee Stock Option Program (ESOP), sehingga investor dapat menilai latar belakang Employee Stock Option Program (ESOP) yang dilakukan perusahaan dan mengestimasi pengaruh pelaksanaan Employee Stock

15 15 Option Program (ESOP) terhadap kinerja karyawan dalam perusahaan; (3) Diharapkan penelitian selanjutnya dengan topik yang sama dapat memperluas periode penelitian sehingga akan didapatkan sampel perusahaan pengadopsi Employee Stock Option Program (ESOP) yang lebih banyak sehingga akan terlihat hasil yang lebih sempurna dan hasilnya dapat digeneralisasikan. DAFTAR PUSTAKA Aboody, D. dan R. Kaznik, CEO Stock Option Awards And The Timing Of Corporate Voluntary Disclosure. Journal Of Accounting And Economics Volume 29. Anwar, A. dan Z. Baridwan Effect Employee Stock Option Plans and Firm Value: Empirical Study At JSX. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang. Astika, I. B. P Manfaat dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pengadopsian Program Opsi Saham pada Perusahaan Publik yang Listing Di Bursa Efek Jakarta. Desertasi. Bali. Asyik, N. F Dampak Penyaatan dan Nilai Wajar Opsi pada Pengaruh Magnituda Kompensasi Program Opsi Saham Karyawan Terhadap Pengelolaan Laba. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Bapepam Studi tentang Penerapan ESOP Perusahaan Publik di Pasar Modal Indonesia. Departemen Keuangan Republik Indonesia. Borstadt, L. F. dan T. J. Zwirlein ESOPS In Publicly Held Companies: Evidence On Productivity and Firm Performance. Journal Of Financial And Strategic Decisions Volume 8.1. Harahap, S. S Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hanafi, M. dan A. Halim Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketiga. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Iqbal, Z. dan H. S. Abdul Stock Price and Operating Performance of Esop Firms: A Time-Series Analysis. QJBE Volume Jensen, M. C. dan W. H. Meckling Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics Volume 3.4. Klein, K. J Employment Stock Ownership and Employment Attitudes : A Test of Three Models. Journal of Applied Psycology Monograph Volume 2. Mahmudi Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, Cetakan Pertama. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Mchugh, P., C. G. Cutche, dan L. B. Diane Examining Structure and Process in ESOP Firms. Personnel Review Volume Mehran, H Executive Compensation Structure, Ownership and Firm Performance. Journal of Financial Economics 38: ESOP Companies And Return On Asset. Journal Of Employee Ownership Law And Finance. Vol Munawir, S Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke-13. Liberty. Yogyakarta. Prastowo, D. dan R. Juliaty Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Edisi Revisi. Yogyakarta. UPP AMP YKPN.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mengelola perusahaan, dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mengelola perusahaan, dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan pemegang saham. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan, dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA EMPLOYMENT STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) Employment Stock Ownership Program (ESOP) merupakan program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA EMPLOYMENT STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) Employment Stock Ownership Program (ESOP) merupakan program BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 EMPLOYMENT STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) Employment Stock Ownership Program (ESOP) merupakan program kepemilikan saham oleh karyawan atas saham perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. yang memberi wewenang (principal) yaitu investor dengan pihak yang menerima

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. yang memberi wewenang (principal) yaitu investor dengan pihak yang menerima BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (principal)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, keberlangsungan suatu perusahaan tidak terlepas dari peran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, keberlangsungan suatu perusahaan tidak terlepas dari peran 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, keberlangsungan suatu perusahaan tidak terlepas dari peran serta dan kerjasama yang terjalin diantara pemilik perusahaan (prinsipal) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Smith dan Zimmerman (1976, dalam Nyi Ayu Helfasari,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Smith dan Zimmerman (1976, dalam Nyi Ayu Helfasari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Smith dan Zimmerman (1976, dalam Nyi Ayu Helfasari, 2012) dan Asyik (2006) pengertian dari ESOP adalah suatu bentuk kompensasi yang diberikan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dividen reinvestment plan), menjual langsung kepada pembeli tunggal, secara

BAB I PENDAHULUAN. (dividen reinvestment plan), menjual langsung kepada pembeli tunggal, secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan pemegang saham. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari pengaruh praktek manajemen yang ada di negara lain, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari pengaruh praktek manajemen yang ada di negara lain, khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai bagian dari komunitas dunia, manajemen usaha perusahaan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh praktek manajemen yang ada di negara lain, khususnya negara-negara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. antara manajer (agent) dengan pemilik (principal). Agar hubungan kontraktual ini

BAB II LANDASAN TEORI. antara manajer (agent) dengan pemilik (principal). Agar hubungan kontraktual ini BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan Menurut Jensen dan Meckling (1976) teori keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan pemilik (principal). Agar hubungan kontraktual ini dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan, khususnya perusahaan publik di Indonesia tentu saja tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan, khususnya perusahaan publik di Indonesia tentu saja tidak akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan ekonomi begitu pesat serta perkembangan dunia yang mengarah kepada globalisasi, akan mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan hubungan manajer dan pemegang saham digambarkan

I. PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan hubungan manajer dan pemegang saham digambarkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam teori keagenan hubungan manajer dan pemegang saham digambarkan sebagai hubungan antara agent dan principal (Schoereder, 2001 dalam Purwianti, 2009). Dimana manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mencerminkan prestasi manajemen. diri setiap manusia memiliki tujuan dan pandangan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mencerminkan prestasi manajemen. diri setiap manusia memiliki tujuan dan pandangan yang berbeda-beda. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan selalu berusaha dengan berbagai cara untuk dapat meningkatkan kinerjanya. Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka nilai perusahaan tersebut akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bapepam (2002) merangkum dua masa perkembangan ESOP di Indonesia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bapepam (2002) merangkum dua masa perkembangan ESOP di Indonesia, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pengadopsian ESOP di Indonesia sudah dilakukan sejak sebelum tahun 1998. Bapepam (2002) merangkum dua masa perkembangan ESOP di Indonesia, sebelum tahun 1998

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. imbalan atau kompensasi dari pihak perusahaan yang dapat memuaskan segala

BAB 1 PENDAHULUAN. imbalan atau kompensasi dari pihak perusahaan yang dapat memuaskan segala BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang kurang menaruh perhatian terhadap sumber daya manusianya akan dihadapkan pada beberapa permasalahan seperti penurunan prestasi kerja karyawan,

Lebih terperinci

Hal ini terlihat dari semakin banyaknya perusahaan yang melakukan go public. tahun 1985 hingga sejumlah 506 emiten terdaftar di tahun 2014.

Hal ini terlihat dari semakin banyaknya perusahaan yang melakukan go public. tahun 1985 hingga sejumlah 506 emiten terdaftar di tahun 2014. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya perusahaan yang melakukan go public dengan mendaftarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dengan berinvestasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dengan berinvestasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemakmuran, salah satunya adalah dengan berinvestasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Employee

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Employee BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu,antara lain : 1. Christian Herdinata, 2012. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan issue penting terutama di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan issue penting terutama di era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan merupakan issue penting terutama di era globalisasi yang informasinya dibutuhkan oleh para stakeholder perusahaan, dan informasi tersebut bisa dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Employee Stock Ownership Program (ESOP) akan diberikan kepada karyawan yang memiliki kinerja baik atau

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Employee Stock Ownership Program (ESOP) akan diberikan kepada karyawan yang memiliki kinerja baik atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan Employee Stock Ownership Program (ESOP) merupakan suatu cara yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk menghargai kinerja para karyawannya. Semua

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ROI, ROE, ROA, NPM, dan Sales Growth antara sebelum dan sesudah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ROI, ROE, ROA, NPM, dan Sales Growth antara sebelum dan sesudah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dengan didasari oleh teori-teori yang ada, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada kesejahteraan karyawan dalam manajemen personalia.karyawan harus

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada kesejahteraan karyawan dalam manajemen personalia.karyawan harus BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Karyawan adalah manusia yang mempunyai sifat kemanusiaan, perasaan dan kebutuhan yang beraneka ragam. Kebutuhan ini bersifat fisik maupun non fisik yang harusdipenuhi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. data sampel perusahaan manufaktur periode tahun Teknik

BAB V KESIMPULAN. data sampel perusahaan manufaktur periode tahun Teknik BAB V KESIMPULAN Penelitian ini merupakan penelitian sekunder dengan menggunakan data sampel perusahaan manufaktur periode tahun 2007-2011. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adala purposive

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI Lilis Tri Jayanti lilistrijayanti@gmail.com Budhi Satrio hasta.budhisatrio@gmail.com Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu entitas organisasi yang didirikan oleh individu atau kelompok yang memiliki visi dan misi yang sama dengan tujuan meningkatkan nilai

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan likuiditas yang diukur dengan current ratio pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan tersebut secara maksimal. Nilai perusahaan dicerminkan dari harga saham

Lebih terperinci

PENGARUH EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA MODUS Vol.26 (1): 85-91, 2014 ISSN 0852-1875 PENGARUH EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA Agus Hartono Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Atma

Lebih terperinci

PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH HIBAH EMPLOYEE STOCK OPTION PLAN

PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH HIBAH EMPLOYEE STOCK OPTION PLAN E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.2 (2015) 385-397 PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH HIBAH EMPLOYEE STOCK OPTION PLAN I.A Rayhita Santhi 1 IB Putra Astika 2 1 Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan sebaik-baiknya agar nantinya mampu memberikan output yang

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan sebaik-baiknya agar nantinya mampu memberikan output yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) yang ada dalam perusahaan haruslah dikelola dengan sebaik-baiknya agar nantinya mampu memberikan output yang optimal bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas, 26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas, membahas masalah yang sama, namun berbeda. Penelitian yang menjadi acuan adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini. Berikut adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini. Berikut adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Banyak berbagai penelitian yang diharapkan oleh peneliti tidak lepas dari penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu yang berhubungan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN: STUDI KASUS PADA PT BATAM JAYA PROPERTINDO

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN: STUDI KASUS PADA PT BATAM JAYA PROPERTINDO ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN: STUDI KASUS PADA PT BATAM JAYA PROPERTINDO Prasetyo Widyo Iswara 1 Program Studi Akuntansi, Politeknik NSC Surabaya, 1 interpraz08@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KEBIJAKAN EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH KEBIJAKAN EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi kepada para pemengang saham. Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. tinggi kepada para pemengang saham. Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pendirian perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Nilai pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Agency theory memamparkan adanya pemisahan antara. disebut agency problem atau agency cost. Agency problem disebabkan adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Agency theory memamparkan adanya pemisahan antara. disebut agency problem atau agency cost. Agency problem disebabkan adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan 2.1.1 Pengertian Teori Keagenan Teori keagenan adalah potensi konflik kepentingan yang tercipta ketika para manajer diberi kekuasaan oleh para pemilik perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRACT This research is conducting

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran perusahaan yang

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran perusahaan yang BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap kompensasi eksekutif dan untuk mengetahui kinerja perusahaan yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan karyawan agar karyawan dapat terus berkerja.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan karyawan agar karyawan dapat terus berkerja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan yang berpengaruh dalam kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuan. Karyawan memberikan tenaga, pikiran, kreativitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan atau conflict of interest antara principal dan agent. Pada bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan atau conflict of interest antara principal dan agent. Pada bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan keagenan terjadi karena adanya perbedaan kepentingan atau conflict of interest antara principal dan agent. Pada bentuk kepemilikan menyebar,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar di BEI sampai dengan 2016, sedangkan sampel penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat di mana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan sudah mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari pencatatan atas transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun berjalan. Laporan keuangan juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan pendanaan, investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Dividen Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pihak-pihak yang mendukung perusahaan diantaranya adalah principal dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pihak-pihak yang mendukung perusahaan diantaranya adalah principal dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH Pihak-pihak yang mendukung perusahaan diantaranya adalah principal dan free agent. Principal adalah pemegang saham dan free agent adalah manajemen yang mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, yakni antara principal (pemilik) dan agent (agen) sebagai pelaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, yakni antara principal (pemilik) dan agent (agen) sebagai pelaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agency Theory Agency theory (teori keagenan) merupakan suatu hubungan yang berdasarkan pada kontrak yang terjadi antar anggota-anggota dalam perusahaan, yakni antara principal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Analisis Per-Rasio dengan Menggunakan Boxplot

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Analisis Per-Rasio dengan Menggunakan Boxplot BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskriptif 4.1.1 Analisis Per-Rasio dengan Menggunakan Boxplot 4.1.1.1 Net Profit Margin Gambar 4.1 Boxplot Net Profit Margin Distribusi perbandingan NPM setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem teknologi informasi dan bertambah luasnya ilmu pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era globalisasi seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan, salah satunya adalah mengoptimalkan nilai pemegang saham. Dengan memaksimalkan nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktur Modal Teori struktur modal berkaitan dengan bagaimana modal dialokasikan dalam aktivitas investasi aktiva riil perusahaan, yaitu dengan cara menentukan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian global di Indonesia saat ini menimbulkan persaingan bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa, manufaktur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (shareholder) dengan jalan memaksimalkan kekayaan pemilik.

BAB I PENDAHULUAN. (shareholder) dengan jalan memaksimalkan kekayaan pemilik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemilik perusahaan kadang kala mengalami keterbatasan dalam pengelolaan perusahaan, oleh karena itu pemilik pada sebagian perusahaan menyerahkan tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN BAB V SARAN DAN KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan analisis pengaruh Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Firm Size, Nilai Perusahaan yang terhadap Praktik Perataan Laba (Income

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. maka para investor atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. maka para investor atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke periode, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah saham yang ditransaksikan dan

Lebih terperinci

ABSTRACT. By: ZIMMY DAMASWARA NPM Guided By: Dr. Jajang Badruzaman, SE.,M.Si. Ak. Rita Tri Yusnita, SE., MM.

ABSTRACT. By: ZIMMY DAMASWARA NPM Guided By: Dr. Jajang Badruzaman, SE.,M.Si. Ak. Rita Tri Yusnita, SE., MM. ABSTRACT ANALYSIS OF EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PLANS (ESOP) ON EARNINGS PER SHARE (EPS) AND ITS IMPACT ON STOCK PRICE (Case Study in PT Bank Mandiri (Persero) Tbk) By: ZIMMY DAMASWARA NPM. 083 403 029 Guided

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Agensi Praktik manajemen laba dilakukan karena adanya perbedaan kepentingan antara pihak agent dengan pihak principal.

Lebih terperinci

Yolanda Supit, Perbandingan Kinerja Keuangan PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. TELKOM TBK DAN PT. INDOSAT TBK TAHUN Oleh Yolanda Supit

Yolanda Supit, Perbandingan Kinerja Keuangan PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. TELKOM TBK DAN PT. INDOSAT TBK TAHUN Oleh Yolanda Supit PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. TELKOM TBK DAN PT. INDOSAT TBK TAHUN 2006 2011 Oleh Yolanda Supit Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen Universitas Sam Ratulangi Manado e-mail: lalasupit@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan informasi yang relevan bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perataan laba adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Perataan laba adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perataan laba adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan perusahaan. Praktik perataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.

Lebih terperinci

Oleh : ADYTYA PRASETYO SIDHIK (NPM: ), Sugeng Santoso

Oleh : ADYTYA PRASETYO SIDHIK (NPM: ), Sugeng Santoso PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PERSEROAN PT ANEKA TAMBANG TBK) Oleh : ADYTYA PRASETYO SIDHIK (NPM:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori keagenan, teori akunntansi positif, manajemen laba, perataan laba, sasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan yaitu pihak pemilik dan pengelola, yang berkontribusi dalam modal, keahlian, serta tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas pasar modal. Pasar modal menurut Bursa Efek Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas pasar modal. Pasar modal menurut Bursa Efek Indonesia merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di negara berkembang seperti Indonesia dipengaruhi oleh aktivitas pasar modal. Pasar modal menurut Bursa Efek Indonesia merupakan pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus menganalisis faktorfaktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus menganalisis faktorfaktor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Rice Lee dan Sartika Salim (2014) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus menganalisis faktorfaktor apa saja, baik internal maupun eksternal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Employee Stock Ownership Programe (ESOP) adalah program kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Employee Stock Ownership Programe (ESOP) adalah program kepemilikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Employee Stock Ownership Programe (ESOP) adalah program kepemilikan karyawan dalam saham perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja. Dalam perkembangannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang kekurangan modal atau memiliki modal yang terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang kekurangan modal atau memiliki modal yang terbatas, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan yang kekurangan modal atau memiliki modal yang terbatas, membutuhkan sumber pendanaan untuk menunjang kegiatan operasional dan mengembangkan usahanya. Alternatif

Lebih terperinci

Jurnal Dinamika Manajemen

Jurnal Dinamika Manajemen JDM Vol. 1, No. 1, 2010, pp: 27-33 Jurnal Dinamika Manajemen http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Ibnu Khajar Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA DAN PT INDOSAT

ANALISIS KOMPARATIF GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA DAN PT INDOSAT ANALISIS KOMPARATIF GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA DAN PT INDOSAT Alfisari Erwandari Sarialfi993@yahoo.com Bambang Hadi Santoso Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang kemudian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membangun sebuah perusahaan membutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit, dimana dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri. Dana yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Di Indonesia ESOP dilakukan oleh perusahan non emiten terutama

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Di Indonesia ESOP dilakukan oleh perusahan non emiten terutama BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Di Indonesia ESOP dilakukan oleh perusahan non emiten terutama perusahaan serta anak perusahaan multinasional. Diharapkan, pengadopsian ESOP dapat mendorong motivasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilik perusahaan (Diana dan Irianto, 2008:1). tujuan tersebut, banyak shareholder yang menyerahkan pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. pemilik perusahaan (Diana dan Irianto, 2008:1). tujuan tersebut, banyak shareholder yang menyerahkan pengolahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori keagenan menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham dimungkinkan untuk bertentangan. Penunjukan manajer oleh pemegang saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern seperti saat ini banyak masyarakat indonesia yang ingin berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh, mahasiswa, bahkan pelajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock Exchange (IDX)

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock Exchange (IDX) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock Exchange (IDX) merupakan pasar modal yang ada di Indonesia. Bursa Efek Indonesia memiliki peranan penting sebagai sarana

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pemisahan antara kepemilikan saham dan manajemen di perusahaanperusahaan besar sangat diperlukan. Sebagian besar perusahaan itu memiliki ratusan atau ribuan pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sutoro, Arna Suryani, Evi Adriani Abstract This research aims to identify

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC Fitria Susilowati fitria.susilowati@rocketmail.com Lailatul Amanah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Sebelum melanjutkan bahasan tenatang analisis terhadap rasio keuangan ini sebelumnya harus mengetahui terlebih dahulu mengenai arti dari Return on Assets, Return

Lebih terperinci

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Analisis Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi pada PT. HM Sampoerna, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena

Lebih terperinci

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu pasar keuangan untuk melakukan kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk modal sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan para pemilik modal (principal). Pemilik dalam hal ini adalah pemegang saham yang telah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masalah yang dapat digunakan sebagai dasar acuan penelitian adalah sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masalah yang dapat digunakan sebagai dasar acuan penelitian adalah sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Adapun landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang dapat digunakan sebagai dasar acuan penelitian

Lebih terperinci

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan tempat yang didirikan untuk melakukan proses produksi barang atau jasa. Perusahaan yang telah berkembang secara baik, umumnya memutuskan untuk

Lebih terperinci

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN, PROFIBILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA Shella Febri Priatama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimasa yang akan datang. Signalling theory menjelaskan tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimasa yang akan datang. Signalling theory menjelaskan tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Signalling Theory Informasi merupakan unsur yang penting bagi investor dan pelaku bisnis lainnya, karena pada dasarnya informasi menyajikan gambaran atau keterangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah disajikan, karena di dalam Laporan Keuangan tersebut terdapat informasiinformasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci