ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC"

Transkripsi

1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC Fitria Susilowati Lailatul Amanah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research is meant to test and to give evidence about the difference of financial performance before and after the manufacturing companies in the Indonesia Stock Exchange (IDX) go public. Based on the t-test it can be concluded that the company financial performance 1 year before and 1 year after the company go public on the CR, DAR, DER, NPM and ROE ratios indicate that there are no significant difference on the ROA ratio and the TATO indicates that there is a significant difference. The company financial performance 1 year before and 2 years after the company goes public. The DER and NPM ratio indicate that there is no significant difference. The CR, DAR, ROE, ROA, and TATO ratios indicate that there is no difference. Keywords: financial performance analysis, go public, financial ratio, manufacturing companies. ABSTRAK Pada penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memberikan bukti mengenai perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah go public perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan hasil uji t disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sesudah go public pada rasio CR, DAR, DER, NPM, dan ROE menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan, pada rasio ROA, dan TATO menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Dan pada kinerja keuangan perusahaan 1 tahun sebelum dengan 2 tahun sesudah go public. Pada rasio DER dan NPM menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan, pada rasio CR, DAR, ROE, ROA, dan TATO menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Kata kunci: analisis kinerja keuangan, go public, rasio keuangan, perusahaan manufaktur. PENDAHULUAN Setiap perusahaan didirikan dengan harapan bahwa perusahaan tersebut dapat mempertahankan kelangsungan usahanya, berkembang dengan pesat dan dapat eksis untuk jangka waktu yang panjang. Pada awal pendirian perusahaan, pada umumnya telah dipandang cukup untuk dapat bertahan dalam aktivitas usahanya. Namun dengan berjalannya waktu, terjadi persaingan usaha yang semakin meningkat, sehingga diperlukan strategi-strategi yang tidak hanya membuat perusahaan bertahan, namun mampu membuat perusahaan tersebut memenangkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Dalam malaksanakan strategi untuk memenangkan persaingan, banyak sekali kendala yang dihadapi perusahaan. Salah satu diantaranya adalah kebutuhan pendanaan. Perusahaan mempunyai berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pendanaan dari dalam perusahaan, biasanya menggunakan laba yang ditahan. Sedangkan alternatif pendanaan dari luar perusahaan berasal dari kreditur berupa hutang atau dengan penerbitan surat-surat utang maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan yang melalui alternatif penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual-belikan saham perusahaan kepada masyarakat. Keterbatasan sumber daya perusahaan dan keterbatasan akses kepada perbankan untuk perolehan tambahan dana merupakan masalah yang banyak dihadapi oleh perusahaan. Penambahan modal dari para pendiri atau pinjaman dari pihak ketiga hanyalah

2 merupakan solusi sementara karena adanya keterbatasan dana pihak-pihak tersebut untuk menyuntikkan dana seiring dengan makin berkembangnya perusahaan. Untuk itu pasar modal memberikan solusi yang dapat dipertimbangkan dalam hal pendanaannya itu dengan cara mengubah status perusahaan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka melalui penawaran saham kepada publik (go public). Banyak manfaat yang dapat dinikmati oleh perusahaan dengan menjadi perusahaan terbuka. Manfaat, pendanaan hanyalah salah satu dari berbagai manfaat yang ada. Bahkan bagi perusahaan yang tidak membutuhkan dana pengembangan sekalipun, masih banyak manfaat lain yang dapat dinikmati dengan menjadi perusahaan terbuka. Proses untuk menjadi perusahaan terbuka tidaklah sesulit yang dibayangkan. Sepanjang dokumendokumen yang disampaikan telah lengkap maka proses go public relatif mudah dan singkat. Sebuah perusahaan dikatakan telah menjadi perusahaan publik apabila perusahaan tersebut telah melakukan proses Initial Public Offering (IPO). Initial Public Offering atau IPO adalah penawaran saham untuk yang pertama kali kepada masyarakat. Perusahaan yang akan melakukan proses go public harus memenuhi kewajiban akan keterbukaan informasi baik untuk masa sebelum maupun sesudah proses IPO. Sebelum suatu perusahaan menjadi perusahaan publik, pada umumnya pemilik modal (investor) hanya memiliki informasi yang terbatas berkaitan dengan perusahaan emiten (perusahaan yang akan melakukan proses IPO). Sebelum suatu perusahaan menjadi perusahaan publik, pada umumnya pemilik modal (investor) hanya memiliki informasi yang terbatas berkaitan dengan perusahaan emiten (perusahaan yang akan melakukan proses IPO). Keterbukaan informasi sebelum IPO dilakukan dalam bentuk pemenuhan atas syarat-syarat yang yang berisi informasi yang kemudian dipaparkan melalui prospektus (Payamta dan Machfoedz, 1999). Propektus merupakan salah satu ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan yang akan melakukan IPO. Propektus berisi sejumlah informasi akuntansi dan informasi non akuntansi dari perusahaan yang akan melakukan proses IPO. Informasi akuntansi adalah laporan keuangan yang terdiri atas neraca, perhitungan laba rugi, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan informasi non akuntansi berisi informasi selain laporan keuangan seperti underwriter (penjamin emisi), auditor independent, konsultan hukum, nilai penawaran saham, persentase saham yang ditawarkan, umur perusahaan dan informasi lainnya (Nasirwan, 2002). Dengan menjadi perusahaan publik, maka perusahaan wajib mengikuti aturanaturan yang ditetapkan oleh otoritas bursa (di Indonesia adalah BAPEPAM), yaitu harus senantiasa memberikan atau melaporkan setiap kejadian atau transaksi yang material, harus membuat laporan keuangan yang dilaporkan ke BAPEPAM atau pemegang saham dan menerbitkannya secara berkala. Hal ini harus dipenuhi selama menjadi perusahaan publik (Payamta dan Machfoedz, 1999; Gumanti, 2002). Adapun faktor-faktor yang akan dituju oleh setiap pasar modal adanya keterbukaan informasi, khususnya informasi mengenai laporan keuangan perusahaan. Keterbukaan dalam penyampaian informasi laporan keuangan perusahaan yang dimaksud agar setiap pihak di luar perusahaan, terutama calon pemegang saham maupun calon kreditur dapat memperoleh informasi laporan keuangan yang akurat, lengkap dan up to date untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Penilaian kinerja keuangan pada dasarnya merupakan penilaian data keuangan yang telah dicapai perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. 2

3 Dengan menjadi perusahaan publik, perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai variabel atau indikator. Sumber utama variabel atau indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Penilaian kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini hanya dibatasi pada penggunaan alat ukur kinerja keuangan perusahaan yang lazimnya menggunakan analisis rasio keuangan. Analisis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Terdapat hal penting dalam kinerja rasio likuiditas yaitu rasio yang menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban dalam jangka pendeknya. Dan rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya apabila perusahaan dilikuidasi. Sedangkan rasio profitabilitas atau disebut juga dengan rasio rentabilitas adalah rasio yang menunjukan efektifitas (kemampuan) dari manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio aktivitas berfungsi sebagai rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modalnya. Informasi laporan keuangan yang dibutuhkan baik oleh pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan, dapat diperoleh dari PT Bursa Efek Indonesia yang menjadi sumber perolehan data pada penulisan. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Go Public Perusahaan mempunyai berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pendanaan dari dalam perusahaan, biasanya menggunakan laba yang ditahan. Sedangkan alternatif pendanaan dari luar perusahaan berasal dari kreditur berupa hutang, atau dengan penerbitan surat-surat utang maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan yang melalui alternatif penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual-belikan saham perusahaan kepada masyarakat atau dikenal dengan istilah go public. Perusahaan yang sebelum menjual saham kepada masyarakat disebut perusahaan tertutup (Private Company) sedangkan perusahaan yang sudah menjual sahamnya ke masyarakat disebut perusahaan terbuka atau perusahaan publik (Public Listed Company). IPO (Initial Public Offering) atau sering pula disebut go public adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya ( Initial Public Offering (selanjutnya disebut sebagai IPO) adalah penawaran atau penjualan saham suatu perusahaan untuk pertama kalinya kepada masyarakat (atau publik) di pasar modal atau bursa (Hartono dan Ali, 2002; Midiastuti dan Ilyas, 2004). Perusahaan publik di Indonesia sejak tahun 1996, banyak yang menambahkan kata Tbk di belakang nama yang lama. Tbk berarti terbuka. Misalnya: PT Aneka Tambang menjadi PT Aneka Tambang Tbk. Perubahan nama perusahaan publik sesuai dengan Undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT) No.1/1995. Tujuan perusahaan ingin go public antara lain memungkinkan pendiri untuk diversifikasi usaha, meningkatkan likuiditas, mempermudah usaha pembelian perusahaan lain (ekspansi), sarana untuk meningkatkan modal dasar perusahaan, dan go public memungkinkan masyarakat maupun manajemen mengetahui nilai perusahaan. 3

4 Ada empat alasan atau tujuan suatu perusahaan yang go public menurut Sunariyah (2001: 22) yaitu: 1) Meningkatkan modal perusahaan. Dari segi perusahaan, dana yang masuk dari masyarakat ke perusahaan akan memperkuat kondisi permodalan yang akan meningkatkan kemampuan perusahaan. 2) Memungkinkan pendiri untuk diversifikasi usaha. Dengan menjual saham pada masyarakat akan memberi indikasi mengenai beberapa harga saham menurut penilaian masyarakat yang dapat memberi kesempatan bagi perusahaan untuk menunaikan seluruh atau sebagian sahamnya dengan laba kenaikan harga saham. Dengan demikian perusahaan akan memperoleh keuntungan kenaikan harga yang digunakan untuk mengadakan diversifikasi penanaman dananya. 3) Mempermudah usaha pembelian perusahaan lain. Para pemegang saham perusahaan sebelum go public mempunyai kesempatan untuk mencari dana dari lembaga-lembaga keuangan tanpa melepaskan sahamnya. Dengan pinjaman tersebut, dapat dijadikan pembayaran untuk mengambil alih perusahaan lain. (share swap, yaitu membeli perusahaan lain tanpa mengeluarkan uang tunai, tetapi membayar dengan saham yang listed di bursa). 4) Nilai perusahaan. Go public memungkinkan masyarakat maupun manajemen mengetahui nilai perusahaan yang tercermin pada kekuatan tawar-menawar saham. Apabila perusahaan diperkirakan sebagai perusahaan yang mempunyai prospek pada masa yang akan datang, maka nilai saham menjadi lebih tinggi dan begitu pula sebaliknya. Dalam buku panduan go public dari Bursa Efek Indonesia, persyaratan go public adalah sebagai berikut: ketentuan yang berlaku memang mensyaratkan beberapa persyaratan untuk dapat menjadi perusahaan publik. Secara keseluruhan, setiap Perseroan Terbatas (PT) yang telah beroperasi sekurang-kurangnya 12 bulan, memiliki aktiva bersih berwujud sekurang-kurangnya Rp (lima miliar rupiah) dengan laporan keuangan auditan tahun buku terakhir memperoleh opini wajar tanpa pengecualian dari akuntan publik yang terdaftar di Bapepam, menjual sekurang-kurangnya Rp (lima puluh juta) saham atau 35 % (tiga puluh lima persen) dari jumlah saham yang diterbitkan (mana yang lebih kecil) dan jumlah pemegang saham publik sekurang-kurangnya 500 (lima ratus) pihak, dapat menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di bursa. Calon perusahaan publik menunjuk penjamin emisi yang bertugas membantu semua persiapan yang diperlukan hingga saham perusahaaan dapat diperdagangkan di bursa. Calon perusahaan terbuka dapat memilih satu atau lebih penjamin emisi untuk menunjang proses go public. Untuk menjadi perusahaan publik yang sahamnya dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan perlu memperoleh persetujuan dari BEI dengan mengajukan permohonan pencatatan kepada BEI dengan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan. Sepanjang dokumen-dokumen dan informasi yang disampaikan telah mencukupi dan lengkap, BEI hanya memerlukan waktu 10 hari bursa untuk memberikan persetujuan pencatatan. Jika memenuhi syarat, BEI memberikan surat persetujuan prinsip pencatatan yang dikenal dengan istilah Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek. Setelah mendapat Perjanjian Pendahuluan dari BEI, calon perusahaan terbuka tersebut mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) untuk melakukan penawaran umum. Apabila pernyataan pendaftaran calon emiten telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM-LK, maka calon emiten tersebut dapat melakukan proses penawaran umum. Pada umumnya, keseluruhan proses penawaran umum hanya memerlukan waktu kurang lebih 10 hari kerja, tergantung berapa lama masa penawaran kepada publik yang ditentukan oleh calon perusahaan terbuka dan penjamin emisi. Setelah masa penawaran 4

5 umum tersebut berakhir, maka perusahaan resmi menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya dicatatkan dan diperdagangkan di bursa. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan perhitungan rasio-rasio keuangan perusahaan untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan dan hasil operasi. Analisis laporan keuangan berfungsi untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan serta hasil dan perkembangan operasi yang telah dicapai dan sebagai petunjuk dalam menentukan atau menjaga likuiditas, stabilitas, profitabilitas, dan potensi pertumbuhan perusahaan. Menurut Harahap (2004: 195) kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagi berikut: dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang terdapat pada laporan keuangan biasanya, Dapat mengali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (eksplisit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuanngan (implicit), dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan, Dapat membongkar hal-hal yang bersifat konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan, mengetahui sifat-sifat hubungan akhirnya dilapangan untuk prediksi dan peningkatan (rating), dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut criteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis, dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standart industri normal atau standart ideal, dapat memahami situasi dan kondisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya, bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dilakukan perusahaan di masa yang akan datang, dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan yaitu: Analisis horisontal (dinamis) adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya dan analisis vertikal (statis) adalah perbandingan antara pos-pos yang diliputi periode saja sehingga akan diketahui keadaan keuangan pada saat itu saja. Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut: analisis perbandingan laporan keuangan, analisis trend, analisis persentase per komponen (common size statement), analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis sumber dan penggunaan kas, analisis rasio, analisis kredit, analisis perubahan laba kotor, analisis titik impas (break even point). Rasio Keuangan Arti kata dari rasio keuangan dalam analisis laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan atas suatu unsur dengan unsur lain dalam laporan keuangan. Harahap (2004: 297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. 5

6 Bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut: rasio likuiditas (liquidity ratio), rasio solvabilitas (solvability ratio), rasio profitabitas (profitability ratio), rasio aktivitas (activity ratio), rasio pertumbuhan (growth ratio), rasio penilaian (valuation ratio). Kinerja Keuangan Kinerja perusahaan (performance) adalah prestasi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan terutama kemampuan untuk menghasilkan laba. Hal ini merupakan hasil dari suatu aktivitas yang bersifat teknis berdasarkan metode dan prosedur-prosedur yang memerlukan penjelasan-penjelasan dalam bentuk informasi laporan keuangan. Kinerja keuangan merupakan hasil dari banyak keputusan keuangan individual yang dibuat secara terus menerus pada suatu lembaga atau institusi (Husnan, 2003: 44). Penilaian kinerja perusahaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen atau penyedia penilaian untuk kinerja dengan uraian atau deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun (Satrohardiwiryo, 2001: 213). Penilaian kinerja keuangan pada dasarnya merupakan penilaian data keuangan yang telah dicapai perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Informasi kinerja perusahaan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk menilai kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Perumusan Hipotesis Hipotesis pada dasarnya merupakan anggapan dasar, jawaban sementara, atau pemecahan sementara yang kemudian membuat suatu teori yang masih diuji kebenarannya. Berdasarkan pada masalah yang dihadapi serta tujuan dari penelitian ini maka hipotesis yang diajukan adalah: Ha1: Terdapat perbedaan yang signifikan Current Ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. Ha2: Terdapat perbedaan yang signifikan Debt to Asset Ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. Ha3: Terdapat perbedaan yang signifikan Debt to Equity Ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. Ha4: Terdapat perbedaan yang signifikan Net Profit Margin sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. Ha5: Terdapat perbedaan yang signifikan Return On Equity sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. Ha6: Terdapat perbedaan yang signifikan Return On Asset sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. Ha7: Terdapat perbedaan yang signifikan Total Asset Turn Over sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang go public tahun yang berjumlah 8 perusahaan. Dengan menggunakan data sekunder (secondary data) yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan diambil dari prosedur non random sampling, yaitu pemilihan elemenelemen populasi didasarkan atas kebijakan peneliti sendiri. Khususnya menggunakan teknik judgement sampling, sehingga kriteria-kriteria untuk pengambilan sampel ditentukan peneliti. 6

7 Adapun kriteria-kriteria yang dibutuhkan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang go public tahun di Bursa Efek Indonesia (BEI), (2) Telah menjadi perusahaan publik untuk masa minimal dua tahun, (3) Tersedia laporan keuangan untuk satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah go public. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian yang digunakan adalah kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah go public yaitu digunakan 4 (empat) rasio keuangan. Keempat rasio itu adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas. 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio ini digunakan peneliti untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan Liquidity Ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. a. Current Ratio (Rasio Lancar) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Aktiva Lancar Current Ratio = x100% Hutang Lancar 2. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio) Rasio ini digunakan peneliti untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan Solvability Ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. a. Debt to Asset Ratio (Rasio Hutang atas Aktiva) Rasio yang menunjukan total aktiva yang disediakan untuk menjamin hutang perusahaan. Supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil. Total Hutang Debt to Asset Ratio (DAR) = x100% Total Aktiva b. Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang atas Modal) Rasio yang menunjukan jumlah modal yang ada untuk menjamin pembayaran hutang perusahaan. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Total Hutang Debt to Equity Ratio (DER) = x100% Total Modal 3. Rasio Profitabilitas (Profitabibility Ratio) Rasio ini digunakan peneliti untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan Profitabibility Ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. a. Net Profit Margin (NPM) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat penjualan tertentu. Semakin tinggi Net Profit Margin, semakin baik operasi suatu perusahaan. Laba Bersih Net Profit Margin (NPM) = x100% Penjualan b. Return On Equity (ROE) Rasio ini mengukur digunakan untuk kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan saham tertentu. Rasio ini bila diukur dari pemilik modal, semakin besar semakin bagus. 7

8 Laba Bersih Return On Equity (ROE) = x100% Total Ekuitas c. Return On Asset (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aktiva (dana) berdasarkan saham tertentu. Laba Bersih Return On Asset (ROA) = x100% Total Aktiva 4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Rasio ini digunakan peneliti untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan Activity Ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. a. Total Asset Turn Over (TATO) Rasio yang digunakan untuk menghitung perputaran semua aktiva dan mengukur jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Penjualan Total Asset Turn Over (TATO) = Total Aktiva HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Uji Hipotesis untuk 1 Tahun Sebelum dan 1 Tahun Sesudah Go Public. a. Current Ratio Paired Sample T-Test TABEL 1 Hasil Paired Sample T-Test Current Ratio 1 Tahun Sebelum dan 1 Tahun Sesudah Go Public di BEI Current Ratio t hitung 1,567 Nilai Signifikansi 0,159 Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,159 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05, dengan demikian H 0 diterima dan disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan current ratio sebelum dan sesudah go public. b. Debt to Asset Ratio Paired Sample T-Test TABEL 2 Hasil Paired Sample T-Test Debt to Asset Ratio 1 Tahun Sebelum dan 1 Tahun Sesudah Go Public di BEI Debt to Asset Ratio t hitung 1,984 Nilai Signifikansi 0,088 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,088 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05, dengan demikian H 0 diterima dan disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan debt to asset ratio sebelum dan sesudah go public. 8

9 9 c. Debt to Equity Ratio Paired Sample T-Test TABEL 3 Hasil Paired Sample T-Test Debt to Equity Ratio 1 Tahun Sebelum dan 1 Tahun Sesudah Go Public di BEI Debt to Equity Ratio t hitung 1,514 Nilai Signifikansi 0,174 Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,174 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05, dengan demikian H 0 diterima dan disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan debt to equity ratio sebelum dan sesudah go public. d. Net Profit Margin Paired Sample T-Test TABEL 4 Hasil Paired Sample T-Test Net Profit Margin 1 Tahun Sebelum dan 1 Tahun Sesudah Go Public di BEI Net Profit Margin t hitung -1,731 Nilai Signifikansi 0,127 Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,127 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05, dengan demikian H 0 diterima dan disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan net profit margin sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia. e. Return On Equity Paired Sample T-Test TABEL 5 Hasil Paired Sample T-Test Return On Equity 1 Tahun Sebelum dan 1 Tahun Sesudah Go Public di BEI Return On Equity t hitung 1,836 Nilai Signifikansi 0,109 Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,109 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05, dengan demikian H 0 diterima dan disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan return on equity sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia.

10 10 Return On Asset Paired Sample T-Test TABEL 6 Hasil Paired Sample T-Test Return On Asset 1 Tahun Sebelum dan 1 Tahun Sesudah Go Public di BEI Return On Asset t hitung 2,475 Nilai Signifikansi 0,043 Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,043 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian H 0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan return on asset sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia. f. Total Asset Turn Over Paired Sample T-Test TABEL 7 Hasil Paired Sample T-Test Total Asset Turn Over 1 Tahun Sebelum dan 1 Tahun Sesudah Go Public di BEI Total Asset Turn Over t hitung 2,698 Nilai Signifikansi 0,031 Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,031 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian H 0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan total asset turn over sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia. 2. Uji Hipotesis untuk 1 Tahun Sebelum dan 2 Tahun Sesudah Go Public. a. Current Ratio Paired Sample T-Test TABEL 8 Hasil Paired Sample T-Test Current Ratio 1 Tahun Sebelum dan 2 Tahun Sesudah Go Public di BEI Current Ratio t hitung 2,591 Nilai Signifikansi 0,036 Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,036 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian H 0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan current ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia.

11 11 b. Debt to Asset Ratio Paired Sample T-Test TABEL 9 Hasil Paired Sample T-Test Debt to Asset Ratio 1 Tahun Sebelum dan 2 Tahun Sesudah Go Public di BEI Debt to Asset Ratio t hitung 2,695 Nilai Signifikansi 0,031 Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,031 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian H 0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan debt to asset ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia. c. Debt to Equity Ratio Paired Sample T-Test TABEL 10 Hasil Paired Sample T-Test Debt to Equity Ratio 1 Tahun Sebelum dan 2 Tahun Sesudah Go Public di BEI Debt to Equity Ratio t hitung 2,079 Nilai Signifikansi 0,076 Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,076 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05, dengan demikian H 0 diterima dan disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan debt to equity ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia. d. Net Profit Margin Paired Sample T-Test TABEL 11 Hasil Paired Sample T-Test Net Profit Margin 1 Tahun Sebelum dan 2 Tahun Sesudah Go Public di BEI Net Profit Margin t hitung 1,476 Nilai Signifikansi 0,184 Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,184 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05, dengan demikian H 0 diterima dan disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan net profit margin sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia.

12 12 e. Return On Equity Paired Sample T-Test TABEL 12 Hasil Paired Sample T-Test Return On Equity 1 Tahun Sebelum dan 2 Tahun Sesudah Go Public di BEI Return On Equity t hitung 3,868 Nilai Signifikansi 0,006 Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,006 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian H 0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan return on equity sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia. f. Return On Asset Paired Sample T-Test TABEL 13 Hasil Paired Sample T-Test Return On Asset 1 Tahun Sebelum dan 2 Tahun Sesudah Go Public di BEI Return On Asset t hitung 2,378 Nilai Signifikansi 0,049 Berdasarkan tabel 13 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,049 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian H 0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan return on asset sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia. g. Total Asset Turn Over Paired Sample T-Test TABEL 14 Hasil Paired Sample T-Test Total Asset Turn Over 1 Tahun Sebelum dan 2 Tahun Sesudah Go Public di BEI Total Asset Turn Over t hitung 2,703 Nilai Signifikansi 0,031 Berdasarkan tabel 14 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,031 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian H 0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan total asset turn over sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia.

13 Pembahasan Kinerja perusahaan (performance) adalah prestasi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan terutama kemampuan untuk menghasilkan laba secara efektif dan efisien. Penilaian kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini dibatasi pada penggunaan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas yaitu rasio yang menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban dalam jangka pendeknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio (rasio lancar) delapan perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah go public tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sedangkan hasil penelitian pada current ratio 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah go public menunjukkan perbedaan yang signifikan. Pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa adanya tindakan korporat melakukan go public yang dilakukan manajemen perusahaan pada 1 tahun sesudah go public belum mampu memberi perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendeknya. Namun pada 2 tahun setelah go public perusahaan mampu menunjukkan perbedaan yang signifikan artinya kemampuan masing-masing perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendeknya lebih baik setelah go public. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya apabila perusahaan dilikuidasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debt to asset ratio delapan perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah go public tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sedangkan hasil penelitian pada debt to asset ratio 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah go public menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sedangkan debt to asset ratio, 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah go public maupun 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah go public tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dapat disimpulkan bahwa tindakan perusahaan melakukan go public yang dilakukan mampu memberikan perbedaan yang signifikan. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas atau disebut juga dengan rasio rentabilitas adalah rasio yang menunjukan efektifitas (kemampuan) manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Hasil penelitian menunjukkan return on equity 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah sebelum go public tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan namun pada 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah go public menunjukkan perbedaan yang signifikan. Return on asset delapan perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah go public menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sedangkan net profit margin, 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah go public maupun 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah go public tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dapat disimpulkan bahwa tindakan perusahaan melakukan go public yang dilakukan mampu memberikan perbedaan yang signifikan. 13

14 Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modalnya. Hasil penelitian menunjukkan total asset turn over delapan perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah go public menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dari hasil penelitian ini hal yang mungkin terjadi pada perusahaan sampel adalah ketepatan yang diambil pihak manajemen dalam menanamkan kelebihan dana yang ada. Selain itu dapat pula dinyatakan bahwa adanya kebijakan go public malah membuat perusahaan mampu memanfaatkan aktiva yang dimiliki untuk meraih simpati dari para investor. Sehingga keadaan yang ada sebelum dan sesudah go public menunjukkan perbedaan yang signifikan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan bukti mengenai perbandingan kondisi perusahaan antara sebelum go public dan sesudah go public dengan sampel perusahaan adalah perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang go public tahun yang berjumlah 8 perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Adapun rasio-rasio keuangan tersebut antara lain Current Ratio (CR), Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA), Total Asset Turn Over (TATO). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kinerja keuangan perusahaan 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sesudah go public. a) Pada rasio CR, DAR, DER, NPM, dan ROE menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah go public. b) Pada rasio ROA, dan TATO menunjukkan adanya perbedaan sebelum dan sesudah go public. 2. Kinerja keuangan perusahaan 1 tahun sebelum dengan 2 tahun sesudah go public. a) Pada rasio DER dan NPM menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah go public. b) Pada rasio CR, DAR, ROE, ROA, dan TATO menunjukkan adanya perbedaan sebelum dan sesudah go public. Keterbatasan 1. Kurangnya periode pengamatan pada penelitian ini sehingga tidak terlihat pengaruh yang cukup signifikan dari IPO. 2. Jumlah sampel yang minim sehingga kurang merepresentasikan seluruh perusahaan yang ada. 3. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan Current Ratio (CR), Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA), dan Total Asset Turn Over (TATO). Saran 1. Periode pengamatan penelitian selanjutnya sebaiknya ditambahkan, misalkan 3 tahun sesudah IPO, sehingga diharapkan dapat terlihat pengaruh dari IPO terhadap kinerja perusahaan. 2. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian selanjutnya disarankan untuk diperbanyak sehingga diharapkan analisis data dan pengambilan kesimpulan menjadi lebih valid. 14

15 3. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian selanjutnya sebaiknya diperbanyak sehingga akan didapatkan gambaran kinerja keuangan yang lebih lengkap. DAFTAR PUSTAKA Gumanti, T. A Underpricing dan Biaya-biaya di Sekitar Initial Public Offering, Wahana, Vol. 5, No. 2, pp Hanafi, M. M dan A. Halim Analisa Laporan Keuangan. Edisi Revisi. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Harahap, S. S Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan Keempat. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hartono, J. dan S. Ali. 2002, Analisis Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi terhadap Pemasukan Penawaran Perdana, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 17, No. 2, pp Husnan, et al, Buku Rampai Kajian Teori Keuangan. Cetakan Kedua. BPFE. Yogyakarta. Midiastuti, P. dan F. Ilyas, 2004, Hubungan Antara Harga Penawaran IPO, Target Kepemilikan Institusional, Underpricing dan Kinerja Perusahaan : Studi Empiris pada Bursa Efek Jakarta, Ventura, Vol. 7, No. 3, Desember, pp Nasirwan. 2002, Reputasi Penjamin Emisi, Return Awal, Return 15 Hari Sesudah IPO, dan Kinerja Perusahaan Satu Tahun Sesudah IPO di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1, pp Payamta dan M. Machfoedz, 1999, Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan Sebelum dan Sesudah Menjadi Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Kelola, Vol. VIII, No. 20, pp Satrohardiwiryo, S Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Edisi Satu. penerbit Andi. Yogyakarta. Sunariyah. 2001, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kedua. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT) No.1/1995. Tentang Pasar Modal. diperusahaantercatat.aspx.21 Januari 2013 (11:32). 15

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dalam iklim persaingan yang dihadapi. Demi mencapai pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dalam iklim persaingan yang dihadapi. Demi mencapai pertumbuhan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Adanya perkembangan dalam lingkungan bisnis pada saat ini tentunya akan menciptakan suatu kodisi persaingan yang ketat. Hal ini akan mengakibatkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan semakin lama akan semakin berkembang seiring dengan meningkatnya produktivitas dan performa perusahaan. Modal investasi dulunya dapat dipenuhi dengan utang

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI Lilis Tri Jayanti lilistrijayanti@gmail.com Budhi Satrio hasta.budhisatrio@gmail.com Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan Initial Public Offering berarti perusahaan harus siap menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan Initial Public Offering berarti perusahaan harus siap menyampaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber modal pada perusahaan perorangan biasanya hanya berasal dari beberapa investor saja. Jika perusahaan bertambah besar maka perusahaan memerlukan tambahan

Lebih terperinci

Jurnal Dinamika Manajemen

Jurnal Dinamika Manajemen JDM Vol. 1, No. 1, 2010, pp: 27-33 Jurnal Dinamika Manajemen http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Ibnu Khajar Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usahanya adalah dengan cara melakukan go public. Dana yang diperoleh dalam go

BAB I PENDAHULUAN. usahanya adalah dengan cara melakukan go public. Dana yang diperoleh dalam go BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara bagi perusahaan yang sedang berkembang untuk mendapatkan tambahan dana dalam rangka pembiayaan dan pengembangan usahanya adalah dengan cara melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan memerlukan dana

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI 2000-2004 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat persaingan antar perusahaan pun semakin tinggi dan pada akhirnya menjadi suatu tuntutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang mau ikut menanamkan modalnya pada perusahaan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang mau ikut menanamkan modalnya pada perusahaan. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan memerlukan dana yang relatif

Lebih terperinci

2016 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

2016 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Sumber dana perusahaan bisa didapatkan dari sumber dana internal dan eksternal. Pendanaan melalui jalur internal pada awal beroperasinya perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern seperti saat ini banyak masyarakat indonesia yang ingin berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh, mahasiswa, bahkan pelajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apabila perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering

BAB I PENDAHULUAN. apabila perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dikatakan telah menjadi perusahaan publik apabila perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi yang terjadi saat ini, mengakibatkan berkembangnya pula usaha yang dilakukan oleh para pengusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan penunjang perekonomian yang dianggap semakin penting pada suatu negara. Salah satu cara untuk mengukur indikator perekonomian suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat. Melalui pasar modal, investor dapat melakukan investasi dibeberapa perusahaan melalui pembelian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan dan mengelola kegiatan bisnis dengan baik. Hal ini perlu didukung oleh ketersediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan banyaknya perusahaan sejenis bermunculan dan mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT. HOLCIM INDONESIA TBK CILACAP Shinta Ayu Pramita, Siti Rosyafah, Mahsina Prodi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus Pada Perusahaan Food and Beverages dan Consumers Goods yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014)

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA Risma Ayunda Ayundarisma001@yahoo.com Dini Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN DI BURSA EFEK INDONESIA Rhesti Khoidha rhesti_khoidha@yahoo.com Titik Mildawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan maka investor atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan ketat menimbulkan persaingan antar para pelaku bisnis. Keadaan yang seperti ini memaksa para pelaku bisnis untuk

Lebih terperinci

Oleh : ADYTYA PRASETYO SIDHIK (NPM: ), Sugeng Santoso

Oleh : ADYTYA PRASETYO SIDHIK (NPM: ), Sugeng Santoso PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PERSEROAN PT ANEKA TAMBANG TBK) Oleh : ADYTYA PRASETYO SIDHIK (NPM:

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Harga Saham Harga saham adalah harga jual beli yang sedang berlaku di pasar efek yang ditentukan oleh kekuatan pasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan selama periode berjalan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan didirikan dengan harapan bahwa perusahaan tersebut dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dan berkembang dalam jangka waktu yang panjang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, perekonomian saat ini pun tumbuh dengan pesat dan menjadi perekonomian yang terbuka. Dalam situasi perekonomian pada saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha, keputusan melakukan investasi sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha, keputusan melakukan investasi sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha, keputusan melakukan investasi sangat penting untuk mengembangkan usaha baik perorangan maupun perusahaan. Investasi yang baik dan tepat akan memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh modal tersebut adalah dengan melakukan go public. Go public

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh modal tersebut adalah dengan melakukan go public. Go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang berbasis bisnis adalah perusahaan yang bertujuan untuk memaksimalisasi nilai perusahaan dan mencari keuntungan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan yang sangat pesat dan menjadi lebih baik dalam persaingan bisnis. Setiap perusahaan saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan adalah dengan menjual saham ke masyarakat umum melalui pasar

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan adalah dengan menjual saham ke masyarakat umum melalui pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan dana untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan dapat ditempuh dengan berbagai upaya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan menjadi sangat penting bagi suatu perusahaan. Perekonomian yang kompleks dan persaingan antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang

Lebih terperinci

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk memperluas usahanya, hal ini dilakukan dengan mengadakan ekspansi. Untuk melakukan ekspansi ini perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir pekembangan perusahaan yang terdaftar di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir pekembangan perusahaan yang terdaftar di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir pekembangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukan peningkatan yang signifikan, hal tersebut dapat terlihat

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat perusahaan membutuhkan tambahan modal yang besar untuk menunjang kinerja operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan. operasionalnya. Pada perusahaan perseorangan, biasanya para penyedia

BAB I PENDAHULUAN. adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan. operasionalnya. Pada perusahaan perseorangan, biasanya para penyedia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan penting yang dihadapi hampir semua perusahaan adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan operasionalnya. Pada perusahaan perseorangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang dirasakan adalah persaingan yang semakin tajam khususnya dalam dunia usaha. Persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha dewasa ini semakin maju ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang ada. Persaingan ini terjadi di dalam

Lebih terperinci

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Latar Belakang Masalah 1. Keuangan merupakan sarana yang penting bagi suatu perusahaan untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan penting dalam menunjang perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan penting dalam menunjang perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peranan penting dalam menunjang perekonomian suatu negara termasuk Indonesia karena pasar modal merupakan salah satu lembaga perantara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Prospek perekonomian suatu negara ditentukan oleh tiga hal penting. Pertama, kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming atau

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat karena dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Banyak investor yang mengalokasikan dana yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin ketat. Perusahaan harus memiliki strategi yang tepat agar perusahaan tersebut dapat terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi perdagangan saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Ada beberapa jenis perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keberhasilan perusahaan dapat diukur berdasarkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keberhasilan perusahaan dapat diukur berdasarkan kemampuan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan perusahaan dapat diukur berdasarkan kemampuan perusahaan yang tercermin dalam kinerja manajemennya. Salah satu parameter kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi dari hasil operasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi dari hasil operasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Djarwanto (2004:2), laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana yang dapat mendukung percepatan pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal menggalang pergerakan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Modal merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Modal merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu kegiatan ekonomi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu kegiatan ekonomi. Setiap jenis dari aktivitas ekonomi membutuhkan unsur modal. Tanpa ada modal usaha, pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan mencapai keuntungan sebesar-besarnya. Untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Fitri, Kertahadi, Darminto (2014) Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Fitri, Kertahadi, Darminto (2014) Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan setelah penawaran perdana (IPO) telah dilakukan. Berikut penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN LOGAM

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN LOGAM ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN LOGAM Deny Pramono pramonodennypramono@yahoo.co.id Budiyanto Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik Yang Tergabung Di Bursa Efek Indonesia)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA 2.1.1.1 Pengertian PBV (Price Book Value) Rasio PBV (Price Book Value) ini di definisikan sebagai rasio harga saham

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DAN MILIK SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DAN MILIK SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DAN MILIK SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Heri Setiawan Politeknik Negeri Sriwijaya Abstract This study aims

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada publik atau yang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada publik atau yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan penambahan modal semakin besar seiring dengan perkembangan perusahaan. Hal ini mendorong manajemen untuk memilih salah satu alternatif-alternatif

Lebih terperinci

Disusun oleh : Karina Dewi Puspitasari B

Disusun oleh : Karina Dewi Puspitasari B PENGARUH ROE, ROA, EPS, DER, DAN PROYEKSI PER TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH PENAWARAN PERDANA (INITIAL PUBLIC OFFERING/IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2002-2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAIN KINERJA KEUANGAN PADA PT. H.M SAMPOERNA Tbk. Recly Bima Rhamadana

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAIN KINERJA KEUANGAN PADA PT. H.M SAMPOERNA Tbk. Recly Bima Rhamadana Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 7, Juli 2016 ISSN : 2461-0593 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAIN KINERJA KEUANGAN PADA PT. H.M SAMPOERNA Tbk Recly Bima Rhamadana Reclybima1@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan industri barang konsumsi adalah salah satu perusahaan yang ikut berperan dalam pasar modal. Perusahaan industri barang konsumsi merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan melakukan ekspansi. Seiring dengan ekspansi yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan melakukan ekspansi. Seiring dengan ekspansi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era milenium seperti sekarang ini, dunia perekonomian berkembang secara pesat baik perekonomian di dalam negeri maupun secara global. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki dana dengan pihak yang membutuhkan dana (perusahaan) serta memberikan kesempatan kepada investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan dari luar perusahaan adalah melalui mekanisme penyertaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan dari luar perusahaan adalah melalui mekanisme penyertaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Salah satu alternatif pendanaan dari luar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Ada beberapa jenis

BAB I PENDAHULUAN. saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Ada beberapa jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi perdagangan saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Ada beberapa jenis perusahaan

Lebih terperinci

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 20-204 (STUDI KASUS PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK DAN PT. XL AXIATA TBK) COMPARATIVE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan bisnis selalu di hadapkan berbagai persoalan yang memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap permasalahan akan berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pesatnya perkembangan Bursa Efek Indonesia tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia. Sebelum investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menarik investor dari luar dalam hal pendanaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menarik investor dari luar dalam hal pendanaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan-perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya membutuhkan dana yang besar. Kebutuhan inilah yang mendasari suatu perusahaan untuk menarik investor dari luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan bisnis yang ada pada saat ini tentunya akan menciptakan suatu persaingan yang ketat. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk bertumbuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal Pasar diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk saling mengadakan pertukaran barang dan jasa. Pengertian pasar modal atau bursa efek adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam keadaan masa sekarang sangat dirasakan ketatnya persaingan dalam dunia usaha, karenanya perusahaan diharapkan harus memiliki kemampuan yang kuat diberbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Adha dan Ratna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami perkembangan maka persaingan pun akan semakin meningkat. Dalam persaingan tersebut perusahaan terdorong

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC PADA PT. SAMPOERNA AGRO

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC PADA PT. SAMPOERNA AGRO 1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC PADA PT. SAMPOERNA AGRO Novita Dwi Anggraini Vitha_anggraini27@yahoo.com Sasi Agustin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya, dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian

Lebih terperinci