Recognition of Prior Learning

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Recognition of Prior Learning"

Transkripsi

1 Recognition of Prior Learning Dipresentasikan pada Pertemuan Koordinasi Nasional PPSDM Kementerian Kesehatan Jakarta, Maret 2017 Dr. Ir. Ahmad Rifandi, MSc. Cert IV

2 What Is? 2

3 What Is? Pembelajaran (CP). Capaian 3

4 Kerangka Kualifikasi (Qualifications Framework) Kerangka kualifikasi Pembelajaran (CP). Masing-masing jenjang kualifikasi didefinisikan dengan suatu ungkapan berupa descriptors yang menunjukkan capaian pembelajaran suatu kualifikasi pada level tersebut dalam suatu sistem kualifikasi Level descriptors act as a tool for mapping skills and other curriculum component Capaian Qualification Frameworks Level Descriptors Learning Outcomes 4

5 What Is? SMA/ MA/SMK SM P D 1 D 2 D 3 Sp - S1/D4 U S3/S p

6 Bagaimana Lulusan dari satu negara diakui oleh negara lain, padahal levelnya berbeda? 6

7 S3 S2 S1 General High School LEARNING PROGRESS IN SCIENCE DEVELOPMENT S3(T) S2(T) DIV DIII DII DI Vocational High School SPECIALIST PROFESSION LEARNING PROGRESS IN SKILLS AND PROFESSIONS DEVELOPMNET EXPERT TECHNICIAN/ ANALYST OPERATOR OCCUPATION UPGRADING OR JOB CAREER PATHWAYS IN TRAINING / NON FORMAL EDUCATION PROGRAMS 7

8 8

9 The first essential element of NQF development is to develop a set of levels of learning to be achieved (i.e. learning outcomes, competencies) and assign qualifications to the levels. The second essential element of an NQF is quality assurance 9

10 (deskripsi umum) (alinea 1 disetiap level) (alinea 3 disetiap level) (alinea 2 disetiap level) 10

11 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN PERMENRISTEKDIKTI NO 44 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Undang-Undang Ketenagakerjaan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Permeristekdikti Standar kompetensi lulusan (SKL) merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran Pelatihan Pendidikan 11

12 Standar Kompetensi Kerja Suatu kualifikasi terdiri atas beberrapa unit kompetensi Kriteria unjuk kerja yang menunjukkan ketercapaian kompetensi diuraikan pada setiap unit kompetensi 12

13 BSB50407 Diploma of Business Administration NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN INDIKATOR KINERJA 1 Manage meetings 1. Prepare for meetings 2. Conduct meetings 3. Follow up meetings 2 Manage payroll 1. Establish procedures for the management of payroll 2. Prepare payroll data 3. Authorise payment of salaries 4. Administer salary records 1.1.Develop agenda in line with stated meeting purpose 1.2. Ensure style and structure of meeting are appropriate to its purpose 1.3. Identify meeting participants and notify them in accordance with organisational procedures 1.4. Confirm meeting arrangements in accordance with requirements of meeting 1.5. Despatch meeting papers to participants within designated time lines 2.1. Chair meetings in accordance with organisational requirements, agreed conventions for type of meeting and legal and ethical requirements 2.2 Conduct meetings to ensure they are focused, time efficient and achieve outcomes 2.3. Ensure meeting facilitation enables participation, discussion, problem-solving and resolution of issues 2.4. Brief minute taker on method for recording meeting notes in accordance with organisational requirements and conventions for type of meeting Dst. 3.1; 3.2; Indikator kinerja unit ini diuraikan juga seperti di atas 13

14 BSB50407 Diploma of Business Administration NO OVERVIEW OF ASSESSMENT RANGE STATEMENT 1 Evidence of the following is essential: applying conventions and procedures for formal and informal meetings chairing meetings in relation to agreed agendas. Assessment must ensure: access to reference material in regard to meeting venues, catering, transport suppliers access to names and contacts for meeting participants access to office supplies and equipment access to computers and relevant software. A range of assessment methods should be used to assess practical skills and knowledge. The following examples are appropriate for this unit: analysis of responses to case studies and scenarios demonstration of techniques direct questioning combined with review of portfolios of evidence and third party workplace reports of on-the-job performance by the candidate review of minutes, agendas and other communication review of testimony from team members, colleagues, supervisors or managers. 2 Manage payroll Agendas may include: correspondence date, time and location of meeting date of next meeting general business major agenda items matters or business arising from the minutes minutes of the previous meeting reports statement of the meeting's purpose welcome Meeting purpose may include: discussion forum for internal or external clients planning and development of a project progress of a project range of business items setting of enterprise or team goals Meeting arrangements may include: booking an appropriate venue deciding on process for recording of meeting establishing costs and operating within a budget identifying any specific needs of participants organising accommodation and transport organising appropriate communication technology organising catering 14

15 BSB50407 Diploma of Business Administration NO REQUIRED SKILLS REQUIRED KNOWLEDGE 1 communication skills to: participate in sustained complex interpersonal exchanges and to interact with others listen to, incorporate and encourage feedback conduct oral presentations to a group, to consult participants and to answer questions manage and work with a group to construct an action plan chair meetings literacy skills to: categorise and organise information assess information for relevance and accuracy identify and elaborate on key agenda items and source additional information numeracy and time management skills to allow for sufficient meeting preparation problem-solving skills to choose appropriate solutions from available options. culturally appropriate techniques to communicate with people from diverse backgrounds and people with diverse abilities key provisions of relevant legislation from all forms of government, standards and codes that may affect aspects of business operations, such as: - anti-discrimination legislation - ethical principles - codes of practice - privacy laws - copyright - occupational health and safety formats for minutes and agendas group dynamics meeting terminology, structures, arrangements and responsibilities of chairperson organisational procedures and policies regarding meetings, chairing and minutes. 2 Manage payroll 4 Dan seterusnya (ada 8 unit kompetensi) 15

16 Kompetensi dan Capaian Pembelajaran didasarkan atas asumsi mengenai sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki seseorang (individual atribute) broaden concept task analysis performance sebagai elemen discrete atau elemen content Model ini didasarkan kepada standar input yang sempit yang menekankan deskripsi tugas dan ketrampilan kepada prosedur narrower concept 16

17 Standar Kompetensi Kerja dan Standar Kompetensi Lulusan Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan dirumuskan pada setiap jenjang kualifikasi (Diploma III, Diploma IV, Sarjana dst.), bukan dirumuskan pada setiap mata kuliah assesment criteria : grading (A, B, C, D dst) SKKNI merupakan rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlakur dirumuskan pada setiap unit kompetensi (identik dengan mata kuliah), bukan dirumuskan pada setiap jenjang kualifikasi (Operator, Teknisi, Supervisor dst) assesment criteria : treshold (competent or not competent) 17

18 Curriculum Design 1. Focused around the needs of discipline. In physics, for example, the area of mechanics is often divided up among, scalars and vectors, force and acceleration etc.... Pendekatan klasik 2. Focused on the workplace practice (Competence Based Approach). What does a competent person need to be able to do in the workplace and what skills are needed for worker to be able to do those things?... Pendekatan utk VET (CBET) 3. Focused on the Individual attribute (Outcome Based Approach). What student to be known, to be understood, and be able to do (knowledge, skills and attitude to be acquaired)... Pendekatan HE (OBE) 18

19 Curriculum Shape 19

20 What Is? 20

21 21

22 Beberapa istilah lain untuk RPL 22

23 23

24 A Reflective Inquiry into RPL Practice in Canada 24

25 RPL (PERMENRISTEKDIKTI NO 26 TH 2016) Pasal 1 ayat 1: Rekognisi Pembelajaran Lampau yang selanjutnya disingkat RPL adalah pengakuan atas Capaian Pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pendidikan formal atau nonformal atau informal, dan/atau pengalaman kerja ke dalam pendidikan formal. 25

26 MODEL REKOGNISI (PERMENRISTEKDIKTI NO 26 TH 2016) Pasal 6: 1) Pengakuan CP untuk melanjutkan pendidikan formal yang diperoleh melalui pendidikan formal dilakukan oleh perguruan tinggi pada program studi sesuai dengan kewenangan akademik unit pengelola program studi dan perguruan tinggi; 2) Pengakuan CP untuk melanjutkan pendidikan formal yang diperoleh melalui pendidikan nonformal, informal, dan/atau pengalaman kerja dilakukan oleh perguruan tinggi pada program studi dengan peringkat terakreditasi paling rendah B atau sebutan lain sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. 26

27 MODEL REKOGNISI (PERMENRISTEKDIKTI NO 26 TH 2016) Pasal 6: 3) Pengakuan CP untuk disetarakan dengan kualifikasi tertentu dilakukan oleh perguruan tinggi pada program studi dengan peringkat terakreditasi paling rendah B atau sebutan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 4) Pengakuan CP untuk disetarakan dengan kualifikasi tertentu untuk menjalankan profesi dosen dilakukan oleh perguruan tinggi dan diusulkan kepada Menteri untuk ditetapkan. RPL bukan cara mudah Tetapi cara lain memperoleh Ijazah 27

28 RPL (PERMENRISTEKDIKTI NO 26 TH 2016) UU No, 36 tahun 2014 tentang Tenaga kesehatan pasal 9 yang menyatakan bahwa Tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum Diploma Tiga 28

29 TUJUAN RPL (PERMENRISTEKDIKTI NO 26 TH 2016) RPL untuk pengakuan sebagian SKS -> melanjutkan ke Perguruan Tinggi -> memperoleh IJAZAH RPL Tipe A RPL untuk mendapatkan PENGAKUAN KESETARAAN dengan kualifikasi KKNI tertentu RPL Tipe B 29

30 MODEL REKOGNISI Tipe A A RPL untuk melanjutkan ke Pendidikan Formal Pemohon (Perorangan) B RPL untuk memperoleh Pengakuan Kesetaraan level KKNI tertentu Perguruan Tinggi Tipe B Melakukan konsultasi dengan Tim RPL pada PT yang dituju PT menetapkan kriteria calon dosen Calon menyiapkan kelengkapan dokumen portofolio yang membuktikan bahwa pemohon telah memiliki pengetahuan/keahlian tertentu yang relevan dengan kualifikasi yang dituju. PT melakukan kajian tentang kualifikasi dosen, keperluan dosen, instruktur, atau tutor yang memiliki keahlian tertentu atau keahlian langka yang diperlukan oleh program studi dokumen portofolio yang membuk-tikan bahwa pemohon telah memiliki pengetahuan/keahlian tertentu yang relevan dengan kualifikasi yang dituju. PT melakukan pemeriksaan kelengkapan dan validitas dokumen dan penilaian CP PT melakukan pemeriksaan kelengkapan dan validitas dokumen dan penilaian CP Calon memenuhi CP yang setara dengan Level KKNI? tida k PT menetapkan jumlah SKS/Mata Kuliah yang diakui dan yang harus ditempuh oleh calon ya Penetapan oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi I J A Z A H S K PENYETARAAN 30

31 Tujuan RPL 1. Pengakuan CP untuk melanjutkan pendidikan formal (RPL Gelar) MODEL REKOGNISI (PERMENRISTEKDIKTI NO 26 TH 2016) Perolehan CP sebelumnya Pendidikan formal pada jenjang pendidikan tinggi Pendidikan nonformal, informal dan pengalaman kerja Metoda Pengakuan Hasil Pengakuan Alih Kredit dan Alih kredit asesmen jika diperlukan Asesmen dan Rekognisi 2. Pengakuan CP untuk penyetaraan kualifikasi (RPL Non Gelar): Perolehan kredit dan pembebasan mata kuliah tertentu Penyelenggara PT sesuai kewenangan PT sesuai kewenangan pada program studi minimal terkreditasi B atau sebutan lain Luaran Pengakuan Ijazah setelah mengikuti proses belajar mengajar di PT penyelenggara RPL A1 A2 1. Pengakuan CP untuk penyetaraan kualifikasi tertentu untuk menjalankan profesi dosen (RPL Non Gelar Profesi Dosen) Pendidikan formal pada jenjang pendidikan tinggi Pendidikan nonformal, informal dan pengalaman kerja Alih Kredit dan asesmen jika diperlukan Asesmen dan Rekognisi Perolehan kredit setara kualifikasi tertentu (kualifikasi akademik setara S2 pada bidang sesuai prodi + kompetensi pedagogik ) PT sesuai kewenangan setelah memperoleh penetapan oleh Menteri Penyetaraan kualifikasi sesuai jenjang KKNI B1 1. Pengakuan CP untuk penyetaraan kualifikasi tertentu untuk menjalankan profesi selain dosen (RPL Non Gelar selain Profesi Dosen) Pendidikan formal pada jenjang pendidikan tinggi Pendidikan nonformal, informal dan pengalaman kerja Alih Kredit dan asesmen jika diperlukan Asesmen dan Rekognisi Perolehan kredit setara kualifikasi tertentu PT sesuai kewenangan pada Program Studi minimal terakreditasi B dan dapat bekerjasama dengan organisasi profesi [1] Dalam hal terdapat kebutuhan khusus, Menteri dapat menugaskan perguruan tinggi tertentu untuk menyelenggarakan RPL Penyetaraan kualifikasi sesuai jenjang KKNI 31 B2

32 MODEL REKOGNISI CP (PERMENRISTEKDIKTI NO 26 TH 2016) Dalam pengakuan capaian pembelajaran yang bertujuan untuk melanjutkan pendidikan formal terdapat dua jenis pengakuan, yaitu : a. Alih Kredit (credit transfer), yaitu pengakuan capaian pembelajaran yang diperoleh calon dari pendidikan formal pada institusi pendidikan formal sebelumnya melalui proses evaluasi berdasarkan transkrip dan silabus dengan membuat ekivalensi dari isi dan jenjang kualifikasi untuk masing masing mata kuliah, dan b. Asesmen dan rekognisi, yaitu pengakuan capaian pembelajaran yang diperoleh calon dari pendidikan nonformal, informal dan/atau dari pengalaman kerja ke dalam bentuk pengakuan kredit mata kuliah tertentu pada pendidikan formal melaluiproses asesmen. 32

33 SKEMA MODEL REKOGNISI MELANJUTKAN PENDIDIKAN FORMAL (TIPE A) 33

34 RPL DOSEN 1. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Nomor 26 Tahun 2015 Tentang Registrasi Pendidik Pada Perguruan Tinggi, khususnya yang mengatur definisi: Pasal 1 (1) Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan,dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. (5) Instruktur adalah pendidik yang menekankan pembinaan pada penguasaan aspek ketrampilan di perguruan tinggi. (6) Tutor adalah pendidik yang diangkat untuk membantu dosen dan berfungsi memfasilitasi belajar mahasiswa dalam sistem pendidikan tinggi. (7) Praktisi adalah seseorang professional yang mempraktekkan keahlian tertentu sesuai dengan bidang ilmunya. 34

35 DOSEN Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pasal 27 (1) Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan pendidikan dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 5. (4) Dosen program diploma satu dan program diploma dua harus berkualifikasi akademik paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi. (5) Dosen program diploma satu dan program diploma dua sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat menggunakan instruktur yang berkualifikasi akademik paling rendah lulusan diploma tiga yang memiliki pengalaman relevan dengan program studi dan paling rendah setara dengan jenjang 6 (enam) KKNI. 35

36 DOSEN (6) Dosen program diploma tiga dan program diploma empat harus berkualifikasi akademik paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi. (7) Dosen program diploma tiga dan program diploma empat sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi dan berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI. (8) Dosen program sarjana harus berkualifikasi akademik paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi. (9) Dosen program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dapat menggunakan dosen bersertifikat yang relevan dengan program studi dan berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI. (16) Penyetaraan atas jenjang 6 (enam) KKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (5), jenjang 8 (delapan) KKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (7), ayat (9), dan ayat (11), dan jenjang 9 (sembilan) KKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (13) dan ayat (15) dilakukan oleh Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan melalui mekanisme rekognisi pembelajaran lampau. 36

37 PT PENYELENGGRA Perguruan tinggi penyelenggara harus menyediakan informasi sahih yang menunjukkan kesiapan dan akuntabilitas sebagai penyelenggara RPL, meliputi: a. Capaian Pembelajaran setiap program studi b. Keterkaitan yang jelas antara mata kuliah yang diberikan dengan pemenuhan CP Program studi (Peta keterkaitan mata kuliah dengan CP). c. Standar pendidikan tinggi yang mencakup RPL dan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi; d. Informasi yang cukup dan dapat diakses dengan mudah oleh pemohon mengenai prosedur RPL dan proses asesmen yang akan ditempuh; e. Prosedur operasional baku penyelenggaraan RPL sesuai dengan kebutuhan yang ada di perguruan tinggi yang bersangkutan dan ditetapkan sebagai peraturan institusi serta disetujui oleh senat perguruan tinggi. Prosedur operasional tersebut minimum meliputi proses rekrutmen, asesmen, pengakuan, kelanjutan proses pembelajaran, dan pembiayaan; f. Metode asesmen dan kriteria capaian pembelajaran dinyatakan secara jelas. Hasil asesmen RPL disampaikan kepada pemohon, termasuk kesenjangan dan pencapaiannya secara transparan. g. Peraturan akademik yang telah disetujui senat yang mencakup prosedur penerimaan mahasiswa melalui jalur RPL, termasuk jumlah maksimum kredit/sks yang bisa diakui; h. Manual mutu yang menjadi landasan operasional Unit Penjaminan Mutu Internal 37

38 PT PENYELENGGRA Kelembagaan: Perguruan tinggi sebagai penyelenggara RPL harus memiliki a. Senat Perguruan tinggi telah berfungsi dan berperan dengan baik; b. SPMI yang telah berfungsi dengan baik; c. Tim penyelenggara RPL yang dibentuk pada tingkat Perguruan Tinggi/Fakultas/ Departemen/Jurusan yang dapat bersifat ad hoc atau tetap. Tim minimal terdiri atas: (i) Penasehat Akademik khusus RPL yang memahami konsep, paradigma, peraturan dan mekanisme pelaksanaan RPL; dan (ii) Asesor RPL yang memahami konsep, paradigma, peraturan dan mekanisme pelaksanaan asesmen dan area pengetahuan (body of knowledge) sesuai program studi dimana pengakuan capaian pembelajaran akan dilaksanakan. AsesorRPL adalah staf pengajar dan dapat melibatkan praktisi industri atau anggota asosiasi profesi yang sesuai bidang keahlian yang berhubungan dengan aplikasi yang disampaikan pemohon. 38

39 PT PENYELENGGara SKEMA REKOGNISI TIPE B tambahan khusus: a. Penyelenggaran program studi sangat memerlukan dosen, instruktur, atau tutor yang memiliki keahlian tertentu atau keahlian langka yang tidak dapat dipenuhi oleh program studi yang telah ada, atau memerlukan dosen, instruktur, atau tutor yang memiliki pengalaman praktis yang sangat dibutuhkan untuk melengkapi proses pembelajaran secara utuh. b. Dalam hal kriteria keahlian langka meliputi aspek-aspek sebagai berikut: keahlian tersebut spesifik/unik/tidak biasa, diperoleh dari pengalaman kerja yang membentuk explicit knowledge; atau sumber daya manusia pada bidang keahlian tersebut sangat sedikit jumlahnya atau belum ada atau masih terbatas institusi pendidikanformal di dalam negeri yang menghasilkan lulusan dengan keahlian tersebut. a. Perguruan tinggi sudah memiliki kebijakan dan rencana strategis dalam pengembangan SDM secara komprehensif, termasuk didalamnya ketersediaan sumber daya (dana dan sarana) untuk dosen, instruktur, dan/atau tutor yang direkrut melalui jalur RPL. b. Perguruan tinggi sudah memiliki dan menjalankan SPMI c. Perguruan tinggi sudah memiliki kebijakan, peraturan, panduan, dan prosedur operasional baku untuk menjalankan RPL. Prosedur operasional baku minimal meliputi prosedur penetapan kriteria calon, identifikasi calon, metode dan instrumen asesmen, pelaksanaan asesmen). Kriteria calon dosen, instruktur, dan/atau tutor adalah sehat jasmani dan rohani, mempunyai kemampuan pedagogis selain keahlian spesifik, minimal berpendidikan SMA atau sederajat dengan minimal memiliki pengalaman bekerja di bidangnya selama 5 (lima) tahun. Bilamana calon dosen, instruktur, dan/atau tutor belum mempunyai pendidikan SMA atau sederajat, maka yang bersangkutan wajib mengikuti penyetaraan pendidikan dasar dan menengah pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. d. Perguruan tinggi sudah menyiapkan manajemen SDM dosen, instruktur, dan/atau tutor yang disetarakan melalui mekanisme RPL dan memahami bahwa dosen, instruktur, dan/atau tutor tersebut hanya dapat 39 bertugas sebagai dosen, instruktur, dan/atau tutor di institusi pengusul.

40 SKEMA REKOGNISI TIPE B PT melakukan kajian tentang kualifikasi dosen, keperluan dosen, instruktur, atau tutor yang memiliki keahlian tertentu atau keahlian langka yang diperlukan oleh program studi dokumen portofolio yang membuk-tikan bahwa pemohon telah memiliki pengetahuan/keahlian tertentu yang relevan dengan kualifikasi yang dituju. PT menetapkan Tim ad-hoc Senat dan Tim ad-hoc Eksekutif penyelenggara RPL dosen/instruktur/tutor Calon menyiapkan kelengkapan dokumen pembuktian CP yang relevan Tim ad-hoc senat menetapkan kriteria penyetaraan kualifikasi melalui RPL Tim ad-hoc eksekutif melakukan proses asesmen penyetaraan sesuai kriteria yang ditetapkan Tim ad-hoc senat tidak Setara? ya Pimpinan perguruan tinggi melaporkan dan menyampaikan hasil asesmen RPL kepada Senat untuk dilakukan validasi. Atas rekomendasi Senat, Pimpinan Perguruan Tinggi menerbitkan SK calon dosen yang telah lolos asesmen. PT mengajukan usulan penetapan kesetaraan kepada Menteri melalui Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan melakukan verifikasi terhadap dokumen usulan penyetaraan dosen. tidak Valid? SK PENYETARAAN Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menerbitkan SK Penyetaraan ya 40

41 SKEMA REKOGNISI TIPE B UNTUK DOSEN 1 Eksekutif menyusun evaluasi diri terkait dengan kebutuhan dosen, instruktur, atau tutor yang berasal dari praktisi ahli sebagai basis penyelenggaran RPL Tipe B1 2 Tim ad-hoc Eksekutif melakukan identifikasi calon berdasarkan kriteria dosen yang ditetapkan oleh Senat perguruan tinggi dan atau peraturan akademik yang berlaku 3 Unit RPL dan/atau tim ad-hoc eksekutif menghubungi calon, mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan dan keabsahan berkas calon. 4 Asesor melakukan proses asesmen kesetaraan calon dosen/instruktur. ( SPMI dan Senat Perguruan Tinggi wajib menjamin mutu proses dan output dari penyetaraan) Pimpinan PT, atas rekomendasi Senat perguruan tinggi dan SPMI menetapkan SK Penyetaraan bagi calon. Pimpinan PT mengajukan permohonan ijin pengangkatan calon dosen melalui mekanisme RPL kepada Menteri melalui Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan membentuk tim verifikasi untuk mengkaji usulan sebagai landasan untuk menerima atau menolak permohonan ijin dari pimpinan PT Menteri, atas dasar surat Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, menerbitkan SK Ijin bagi PT yang telah lolos uji verifikasi, untuk mengangkat dosen melalui jalur RPL 9 Atas dasar SK Menteri, Pimpinan PT menerbitkan SK Pengangkatan Dosen 41

42 TAHAPAN PELAKSANAAN RPL TIPE A Konsultasi Aplikasi KONSULTASI Penyelenggara harus menyiapkan informasi yang cukup kepada pelamar perihal proses asesmen yang akan ditempuh. Informasi tersebut harus memberikan arahan tentang hal-hal sebagai berikut; Mata kuliah mata kuliah apa saja yang dapat dilamar dengan proses RPL, Indikator indikator kinerja atau deskriptor capaian pembelajaran yang diharapkan dari mata kuliah mata kuliah yang dapat dilamar dengan proses RPL, Dengan cara bagaimana peserta dapat menunjukkan hasil pembelajaran / kompetensi yang telah diperolehnya Bukti bukti dokumen apa saja yang harus disampaikan oleh pelamar untuk melengkapi lamaran yang disampaikan. Menyerahkan Formulir Aplikasi Meyerahkan Formulir Asesme Mandiri Menyerahkan bukti portofolio sesuai dengan yang diperlukan mengacu kepada Formulir Asssmen Mandiri. Untuk alih kredit menyerahkan ijazah, transkrip dan silabus dari PT asal Menjelaskan rencana dan pengorganisasian asesmen Menyepakati waktu, tempat asesmen, dan persiapan/perlengkapan asesmen sesuai metoda asesmen dan persyaratan perusahaan Menandata Formulir persetujuan asesmen Asesmen Asesmen dan Rekognisi: Portofolio, bertanya, observasi dll Alih Kredit: Ekivalensi Isi dan Capaian pembelajaran MK Rekognisi Rekognisi: Pengakuan mata kuliah hasil rekognisi(jlh SKS) Alih kredit: Pengakuan mata kuliah hasil alih kredit(jlh SKS) 42

43 TAHAPAN PELAKSANAAN RPL TIPE A KONSULTASI Penyelenggara harus menyiapkan informasi yang cukup kepada pelamar perihal proses asesmen yang akan ditempuh. Informasi tersebut harus memberikan arahan tentang hal-hal sebagai berikut; a) Mata kuliah mata kuliah apa saja yang dapat dilamar dengan proses RPL, b) Indikator indikator kinerja atau deskriptor capaian pembelajaran yang diharapkan dari mata kuliah mata kuliah yang dapat dilamar dengan proses RPL, c) Dengan cara bagaimana peserta dapat menunjukkan hasil pembelajaran / kompetensi yang telah diperolehnya d) Bukti bukti dokumen apa saja yang harus disampaikan oleh pelamar untuk melengkapi lamaran yang disampaikan. 43

44 TAHAPAN PELAKSANAAN RPL TIPE A A1: APLIKASI ALIH KREDIT Pada tahap ini pemohon harus mengisi formulir aplikasi yang telah disediakan oleh perguruan tinggi, disertai dengan pengumpulan bukti pendukung. Jenis dokumen/bukti pendukung yang diperlukan untuk mengajukan aplikasi Alih Kredit adalah transkrip nilai dari perguruan tinggi asal disertai keterangan uraian isi masing masing mata kuliah. 44

45 TAHAPAN PELAKSANAAN RPL TIPE A ASESMEN ALIH KREDIT Pemeriksaan dan penilaian berkas alih kredit oleh Asesor meliputi: a) Pemeriksaan keotentikan transkrip akademik dari perguruan tinggi asal dan status dari perguruan tinggi asal. b) Penilaian ekivalensi mata kuliah untuk menilai ekivalensi isi dan level capaian pembelajaran mata kuliah dari perguruan tinggi asal dan perguruan tinggi yang dituju. Penilaian ekivalensi isi didasarkan pada pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh yang tercakup dalam suatu mata kuliah, dan penilaian level, didasarkan kepada keluasan dan kekinian pengetahuan, pemahaman berpikir kritis, penyelesaian masalah, relevansi dengan praktek, kemampuan bekerja secara independen, kepedulian terhadap masalah sosial dan etika, dan inovasi 45

46 TAHAPAN PELAKSANAAN RPL TIPE A PENGAKUAN ALIH KREDIT Hasil ekivalensi alih kredit adalah pengakuan mata kuliah yang diperoleh pada jenjang perguruan tinggi sebelumnya ke dalam mata kuliah di Program Studi yang dituju. Kriteria hasil asesmen untuk pengakuan CP yang diperoleh melalui Alih Kredit dinyatakan dengan ungkapan Alih Kredit, 46

47 TAHAPAN PELAKSANAAN RPL TIPE A A2: APLIKASI ASESMEN DAN REKOGNISI Pada tahap ini pemohon harus mengisi formulir aplikasi dan formulir asesmen mandiri yang telah disediakan oleh perguruan tinggi, disertai dengan pengumpulan bukti pendukung. Jenis dokumen bukti pendukung yang diperlukan untuk mengajukan aplikasi RPL terdiri atas (tetapi tidak terbatas): a) Daftar Riwayat Hidup; b) Sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi/Lembaga Sertifikasi Profesi/Lembaga Pelatihan lainnya yang diakui secara nasional atau internasional, baik yang diterbitkan di dalam negeri maupun di luar negeri dilengkapi dengan daftar unit kompetensi yang telah dicapai; c) Sertifikat kursus/pelatihan yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi dilengkapi dengan tujuan kursus/pelatihan atau jadwal kursus/ pelatihan; 47

48 TAHAPAN PELAKSANAAN RPL TIPE A A2: APLIKASI ASESMEN DAN REKOGNISI (lanjutan) d) Sertifikat kehadiran workshops, seminar, simposium dll. Dilengkapi jadwal workshop/seminar/simposium dll.; e) Penghargaan dari industri atau lembaga lainnya yang kredibel; f) Keanggotaan dalam asosiasi profesi dengan rincian kegiatannya; g) Pernyataan tertulis dari Pemohon; h) Laporan tertulis dari penyelia/supervisor/ pembimbing; i) Catatan harian aktivitas pekerjaan (log book); j) Contoh laporan atau dokumen yang dibuat oleh Pemohon ketika pemohon bekerja; k) Dokumen lainnya yang membuktikan bahwa pemohon telah memiliki pengalaman/keakhlian/pengetahuan tertentu yang relevan dengan standar capaian pembelajaran/kompetensi yang diharapkan 48

49 Proses Penilaian/Asesmen ASESMEN Asesmen adalah proses mengumpulkan bukti dan membuat penilaian apakah seseorang telah mencapai kompetensi tertentu atau belum. Hal ini menegaskan bahwa seorang individu setelah belajar dapat mencapai standar tertentu (kompetensi tertentu) sebagaimana yang diharapkan di tempat kerja, dinyatakan dalam standar kompetensi nasional, atau standar kompetensi yang dikembangkan oleh industri yang relevan, kelompok perusahaan, masyarakat atau profesional. 49

50 SKEMA MODEL REKOGNISI UTK NAKES (KHUSUS) Prosedur penyelenggaraan RPL khusus untuk pengakuan kualifikasi tenaga kesehatan adalah RPL Tipe A2. Model pembelajaran khusus 50

51 Proses Penilaian/Asesmen ASESMEN Penilaian/asesmen meliputi rekam jejak calon selama bekerja sebagai tenaga kesehatan di Rumah Sakit, Poliklinik, Puskesmas atau tempat kerja lainnya di bidang pelayanan kesehatan sesuai bukti yang disampaikan oleh calon. Capaian pembelajaran dari pendidikan nonformal, informal dan pengalaman kerja calon kemudian disandingkan dan disetarakan dengan capaian pembelajaran yang harus didapat pada jenjang kualifikasi Diploma Tiga masing masing program studi. Calon yang pada saat melamar telah memiliki kualifikasi pendidikan formal pada jenjang pendidikan tinggi (saat ini sedang mengikuti kuliah pada suatu program studi di Perguruan Tinggi) dapat mengajukan bukti transkrip kelulusan atau bukti lainnya yang syah untuk dilakukan asesmen dan rekognisi dengan cara alih kredit, sedangkan untuk Tenaga Kesehatan lulusan Diploma 1, apabila mata kuliah pada Program Diploma 1 yang pernah ditempuh masih relevan dengan mata kuliah pada Program Diploma 3, maka proses pengakuan dapat dilakukan dengan cara alih kredit tetapi apabila tidak maka proses pengakuan dilakukan dengan cara asesmen dan rekognisi 51

52 Proses Penilaian/Asesmen Secara teknis, proses penilaian RPL meliputi tahapan berikut: a) Menyiapkan, memahami, dan mematuhi panduan penilaian yang baku; b) Mengidentifikasi bukti bukti yang diperlukan; c) Menggunakan bukti bukti yang relevan; d) Menginterpretasikan bukti bukti yang relevan dan membuat keputusan penilaian; e) Mencatat hasil dan melaporkan kepada pimpinan perguruan tinggi; f) Melakukan wawancara dengan peserta RPL dan atau pemberi rekomendasi; g) Menguji pengetahuan atau keterampilan secara langsung; h) Apabila diperlukan dilanjutkan dengan peninjauan lapangan; i) Mengkompilasi hasil penilaian dari semua aspek dan menghitung kredit yang diakui; j) Mengumumkan hasilnya kepada pelamar. 52

53 Proses Penilaian/Asesmen Prinsip penilaian/asesmen terhadap bukti pendukung atau ujian untuk perolehan capaian pembelajaran melalui RPL harus bersifat: - Sahih (valid); yaitu mengacu pada sejauh mana interpretasi dan penggunaan hasil penilaian dapat didukung oleh bukti. Sebuah penilaian dinyatakan sah jika metode penilaian dan bahan yang digunakan mencerminkan elemen, kriteria kinerja dan aspek bukti kritis kompetensi atau capaian pembelajaran yang diuji, dan hasil penilaian tersebut sepenuhnya didukung oleh bukti yang dikumpulkan. - Reliabel (reliable); yaitu mengacu pada tingkat konsistensi dan akurasi dari hasil penilaian. Artinya, sejauh mana penilaian akan memberikan hasil yang sama untuk calon dengan kompetensi yang sama pada waktu atau tempat yang berbeda, terlepas dari kapan dan siapa penilai yang melakukan penilaian. 53

54 Proses Penilaian/Asesmen - Fleksibel (flexible); mengacu pada kesempatan bagi kandidat untuk menegosiasikan aspek-aspek tertentu dari penilaian mereka (misalnya, waktu) dengan asesor mereka. Semua calon harus sepenuhnya diinformasikan (melalui Rencana Penilaian) dari tujuan penilaian, kriteria penilaian, metode dan alat yang digunakan, dan konteks dan waktu penilaian. - Adil (fair); penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik tertentu atau kelompok peserta didik. Ini mungkin berarti bahwa metode penilaian yang disesuaikan untuk penerima tertentu (seperti orang-orang cacat atau perbedaan budaya) untuk memastikan bahwa metode tersebut tidak merugikan mereka karena situasi mereka. 54

55 Proses Penilaian/Asesmen JENIS BUKTI PENDUKUNG Langsung, misal: Tidak langsung, misal: Tambahan, misal: Observasi langsung Ujian lisan Mendemontrasi kan ketrampilannya Penilaian terhadap hasil pekerjaan Kajian terhadap pekerjaan yang telah dilakukan Tes tertulis terhadap pengetahuan teoritis yang relevan Pernyataan tertulis dari pelamar Laporan tertulis dari penyelia/supervisor/ pembimbing Catatan harian aktivitas pekerjaan (log book) Contoh laporan atau dokumen yang dibuat oleh pelamar ketika pelamar bekerja 55

56 Metoda Penilaian/Asesmen Bukti-bukti pendukung RPL harus memenuhi kriteria sebagai berikut: Valid: yaitu terdapat hubungan yang jelas antara bukti yang diperlukan dengan indikator hasil pembelajaran yang akan dinilai; Cukup/Mencukupi: bukti yang disampaikan harus menunjukkan kinerja indikator hasil pembelajaran yang cukup untuk dinilai; Terkini: bukti yang disampaikan mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan terkini yang dimiliki calon pada saat melamar; Otentik/Asli: bukti yang disampaikan dapat diverifikasi di tempat kerja pelamar atau ditempat lainnya yang relevan dengan bukti tersebut. 56

57 Metoda Penilaian/Asesmen Metoda Contoh Observasi langsung Pekerjaan yang dilakukan pelamar di tempat kerja pada saat bekerja Aktivitas kerja di tempat simulasi kerja Kegiatan penilaian terstruktur Latihan di tempat simulasi kerja Proyek Presentasi Lembar kegiatan yang dilakukan Bertanya Pertanyaan tertulis Interviu Penilaian diri sendiri Pertanyaan lisan Pertanyaan lisan dan tertulis Bukti yang dikumpulkan oleh Portofolio Kumpulan contoh hasil pekerjaan pelamar Produk dilengkapi dokumentasi Bukti sejarah Riwayat hidup Catatan harian aktivitas pekerjaan di tempat kerja (log book) Reviu hasil pekerjaan Hasil pekerjaan dari suatu proyek Contoh produk Referensi pihak ketiga Pernyataan dari atasan/pimpinan tempat bekerja Bukti pelatihan Bukti pencapaian kompetensi Interviu dengan atasan langsung tempat pelamar bekerja 57

58 Perguruan Tinggi Penyelenggara RPL PENGAKUAN CP ASESMEN DAN REKOGNISI Hasil asesmen berupa pembebasan beberapa mata kuliah dan jumlah SKS yang diperoleh. Kriteria pengakuan CP melalui Asesmen dan Rekognisi dinyatakan dengan nilai ambang batas, yaitu kompeten/lulus atau tidak kompeten/tidak lulus 58

59 Proses Penilaian/Asesmen Penilaian/asesmen dilakukan minimal oleh 3 (tiga) orang asesor yang terdiri dari 2 (dua) orang dosen dan 1 (satu) orang atasan langsung calon peserta. Syarat Dosen sebagai Asesor RPL: - Latar Belakang Pendidikan S2 sesuai dengan bidang keahlian; - Memiliki jabatan fungsional minimal lektor atau telah bekerja sebagai dosen minimal 5 tahun; - Pengajar mata kuliah yang yang memiliki keahlian dalam menilai capaian pembelajaran atau kompetensi suatu mata kuliah dan memiliki pengetahuan/ pengalaman dalam melakukan suatau proses RPL Atasan langsung calon peserta adalah pimpinan yang mengetahui secara langsung kinerja peserta dan menjamin kompetensi yang dimilikinya serta keberlangsungan pendidikan yang bersangkutan 59

60 Model Pengakuan Hasil Asesmen RPL Kualifikasi DIII Bidang Kesehatan Untuk Peserta yang memiliki kualifikasi DIPLOMA I Model Asesmen RPL Daftar Mata Kuliah D I Daftar Mata Kuliah DIII A B C D E 1 XX 2 XXX 3 XX 4 X 5 XX 6 X 7 X Dst. Total XX XXXX X XX XXX Model Asesmen RPL Daftar Mata Kuliah DIII A B C D E Pelatihan X X 2 3 X X Pengalaman Kerja* X 2 6 X Dst. Total XX XX X X 60

61 Model Pengakuan Hasil Asesmen RPL Kualifikasi DIII Bidang Kesehatan Untuk Peserta yang memiliki kualifikasi Model Asesmen RPL Daftar Mata Kuliah DIII A B C D E Pelatihan X X 2 3 X X Pengalaman Kerja* X 2 6 X Dst. Total XX XX X X 61

62 Proses Pengakuan Kredit Pengakuan kredit sebagai bukti kelulusan RPL meliputi: a. Kredit untuk suatu mata kuliah, modul atau sekelompok mata kuliah, sehingga peserta dibebaskan dari kuliah dan ujian untuk mata kuliah atau kelompok mata kuliah tersebut; b. Blok kredit, peserta dibebaskan dari kuliah dan ujian satu blok mata kuliah dari suatu jenjang kualifikasi (contoh, dibebaskan dari kuliah semester 1 atau semester 2. Pengakuan kredit didasarkan pada kombinasi perolehan kredit melalui kredit transfer dan penilaian RPL. Apabila peserta telah memperoleh pengakuan kredit melalui RPL pada suatu institusi, kemudian peserta tersebut pindah ke institusi lainnya, maka transfer kredit untuk mata kuliah yang diperoleh melalui RPL tidak perlu dinilai kembali dengan penilaian RPL tetapi dapat dilakukan dengan surat keterangan tentang transfer kredit diantara kedua institusi tersebut. 62

63 Perguruan Tinggi Penyelenggara RPL Penyelenggaraan RPL merupakan kewenangan perguruan tinggi, yang pelaksanaannya mengacu pada Pedoman Penyelenggaraan RPL yang disusun oleh Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (DitjenBELMAWA). Perguruan tinggi penyelenggara RPL wajib memenuhi hal-hal sebagaiberikut; DokumenPenyelenggaraan Perguruan tinggi penyelenggara harus menyediakan informasi sahih yang menunjukkan kesiapan dan akuntabilitas sebagai penyelenggara RPL, meliputi: a) Standar pendidikan tinggi yang mencakup RPL dan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi; b) Informasi yang cukup dan dapat diakses dengan mudah oleh pemohon mengenai prosedur RPL dan proses asesmen yang akan ditempuh; 63

64 Perguruan Tinggi Penyelenggara RPL DokumenPenyelenggaraan c) Prosedur operasional baku penyelenggaraan RPL sesuai dengan kebutuhan yang ada di perguruan tinggi yang bersangkutan dan ditetapkan sebagai peraturan institusi serta disetujui oleh senat perguruan tinggi.prosedur operasional tersebut minimum meliputi proses rekrutmen, asesmen, pengakuan, kelanjutan proses pembelajaran, dan pembiayaan; d) Peraturan akademik yang telah disetujui senat yang mencakup prosedur penerimaan mahasiswa melalui jalur RPL,termasuk jumlah maksimum kredit/sks yang bisa diakui; e) Manual mutu yang menjadi landasan operasional Unit Informasi yang cukup dan dapat diakses dengan mudah oleh pemohon mengenai prosedur RPL dan proses asesmen yang akan ditempuh; 64

65 Perguruan Tinggi Penyelenggara RPL Kelembagaan Perguruan tinggi penyelenggara menyediakan informasi yang sahih tentang kelembagaan dalam institusinya, meliputi a) Senat Perguruan tinggi telah berfungsi dan berperan dengan baik; b) Unit Penjaminan Mutu Internal pada Perguruan Tinggi telah berfungsi dengan baik; c) Tim penyelenggara RPL yang dibentuk pada tingkat Perguruan Tinggi/Fakultas/Departemen/Jurusan yang dapat bersifat ad hoc atau tetap. Tim sekurang kurangnya terdiri atas (a) Penasehat Akademik khusus RPLyang memahami konsep, paradigma, peraturan dan mekanisme pelaksanaan RPL dan (b) Asesor yang memahami konsep, paradigma, peraturan dan mekanisme pelaksanaan asesmen dan area pengetahuan (body of knowledge)sesuai program studi dimana pengakuan capaian pembelajaran akan dilaksanakan. 65

66 Prinsip Penyelenggaraan RPL 1. Aksesibilitas: Menjamin setiap individu dalam mengakses kesempatan belajar secara berkeadilan dan inklusifitas. Setiap individu memiliki hak untuk mengakses dan terlibat dalam segala bentuk pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya dengan capaian pembelajaran yang diakui oleh pengguna atau pemangku kepentingan yang relevan. 2. Kesetaraan pengakuan (equivalence): Memberikan penilaian yang setara atas capaian pembelajaran yang diperoleh dari pendidikan formal, non-formal, informal, dan/atau pengalaman kerja. Bahwa akumulasi capaian pembelajaran setiap individu yang diperoleh dari pendidikan non-formal, informal, dan/atau pengalaman kerja harus diperlakukan setara dengan mereka yang diperoleh melalui pembelajaran formal. 66

67 Prinsip Penyelenggaraan RPL 4. Jaminan mutu: Seluruh pelaksanaan RPL harus dijamin mutunya. Kriteria dan prosedur untuk menilai dan memvalidasi capaian pembelajaran yang diperoleh dari pendidikan non-formal, informal, dan/atau pengalaman kerja harus relevan, terpercaya, adil dan transparan. Kebijakan, prosedur dan proses penjaminan mutu RPL dibuat eksplisit dan terbuka untuk publik. 5. Legalitas: Perguruan tinggi sebagai penyelenggara RPL harus memiliki legalitas sebagai pendidikan tinggi sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500). 67

68 Prinsip Penyelenggaraan RPL 3. Transparan: Informasi mengenai RPL diumumkan secara luas dan terbuka dengan menggunakan bahasa yang jelas dan eksplisit agar dapat dipahami oleh semua pemangku kepentingan (pemohon, perguruan tinggi penyelenggara, lembaga akreditasi, dan pengguna lulusan). Kebijakan, proses, dan kriteria sepenuhnya diungkapkan secara lengkap akurat, dan terbuka bagi publik. Sebagai contoh: langkah-langkah proses RPL dinyatakan secara jelas, sederhana dan dapat dengan mudah diikuti. Setiap tindakan proses harus dilandasi oleh alasan yang jelas. Metode asesmen dan kriteria capaian pembelajaran dinyatakan secara jelas. Hasil asesmen RPL disampaikan kepada pemohon, termasuk kesenjangan dan pencapaiannya, secara transparan. 68

69 Contoh Formulir Penyelenggaraan RPL Informasi untuk peserta Formulir Aplikasi Formulir Asesmen mandiri 69

70 Contoh Formulir Penyelenggaraan RPL FR-2: FORMAT CAPAIAN PEMBELAJARAN PRODI Sikap a)... b)... c)... d) dst Penguasaan Pengetahuan a)... b)... c)... dst Keterampilan Umum a)... b)... c)... dst Keterampilan Khusus a)... b)... c)... dst 70

71 Contoh Formulir Penyelenggaraan RPL FR-3: FORMAT MATA KULIAH_CAPAIAN PEMBELAJARAN Deskripsi CP MK1 MK2 MK3 MK4 MK5 Dst. Sikap: - Elemen 1 - Elemen 2 - dst Keterampilan Umum: - Elemen 1 - Elemen 2 - dst Keterampilan Khusus: - Elemen 1 - Elemen 2 - dst Pengetahuan: - Elemen 1 - Elemen 2 - dst 71

72 Contoh Formulir Penyelenggaraan RPL FR-3a: FORMAT MATA KULIAH_INDIKATOR KINERJA No Kode Matakuliah Matakuliah Hasil Pembelajaran Bahan kajian Indikator Performance 72

73 Observasi Demonstrasi Verifikasi PortoFolio Tes Lisan Tes Tertulis Wawancara Verifikasi Pihak Ketiga Studi Kasus Lainnya. Contoh Formulir Penyelenggaraan RPL FR 4: FORMAT RENCANA ASESMEN PERANGKAT ASESMEN Indikator Performance atau elemen kompetensi sesuai area kompetensi pada masing masing PRODI JENIS BUKTI L TL T CLO : Ceklis Observasi, CLP : Ceklis Portofolio, VPK: Verifikasi Pihak Ketiga, DPL: Daftar Pertanyaan Lisan, DPT : Daftar Pertanyaan Tertulis, SK : Studi Kasus, PW: Pertanyaan Wawancara METODE dst 73

74 Contoh Formulir Penyelenggaraan RPL FR-7: FORMULIR ASESMEN MANDIRI No 1 Pertanyaan Indikator Performance atau elemen kompetensi Level Profesiensi Diisi Pelamar Kode dan NOMOR BUKTI Diisi Asesor V A T M dst V: Valid, yaitu terdapat hubungan yang jelas antara bukti yang diperlukan dengan indikator capaian pembelajaran yang akan dinilai; A: Asli/Otentik, bukti yang disampaikan dapat diverifikasi di tempat kerja pelamar atau ditempat lainnya yang relevan dengan bukti tersebut; T: Terkini, bukti yang disampaikan mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan terkini yang dimiliki calon pada saat melamar; M: Mencukupi, bukti yang disampaikanharus menunjukkan kinerja indikator capaian pembelajaran yang cukup untuk dinilai; 74

75 Contoh Formulir Penyelenggaraan RPL FR-12: REKAP REKOMENDASI KEPUTUSAN PENILAIAN RPL Program Studi :. Jenjang :. Mata Kuliah Tanggal Penilaian Hasil Penilaian L TL Keterangan [1] Penilaian Kelulusan Mata Kuliah dihitung berdasarkan penilaian indikator performance atau kompetensi/sub kompetensi yang terkait dengan Mata Kuliah [2] Hasilpenilaian portofolio atau gabungan antara portofolio dan wawancara, ujian tulis atau demonstrasi 75

76 Contoh Formulir Penyelenggaraan RPL FR-13: Tabel Pemetaan Konversi Mata Kuliah Melalui Alih Kredit Mata Kuliah pada Program Pendidikan sebelumnya (Tuliskan Kode dan Nama Mata Kuliah) Mata Kuliah pada Program Diploma 3 (Tuliskan Kode dan Nama Mata Kuliah) Hasil Penilaian Kesetaraan Nilai SKS yang Dikonversi 76

77 Contoh Formulir Penyelenggaraan RPL FR-14: REKAP ASSESOR TERHADAP HASIL PENILAIAN PELAMAR Program Studi Jenjang :. :. Mata Kuliah Rekognisi diperoleh melalui Alih Kredit /Asesmen dan Rekognisi L Hasil Penilaian TL SKS 77

78 Contoh Formulir Penyelenggaraan RPL 78

79 Contoh Formulir Penyelenggaraan RPL 79

80 Contoh Formulir Penyelenggaraan RPL 80

81 Contoh Formulir Penyelenggaraan RPL 81

82 Desain Pembelajaran Hasil Uji Coba 82

83 Prodi Kesehatan Lingkungan Uraian Kurikulum Prodi 108 Kurikulum Inti 86 Kurikulum Institusional 22 Kurikulum wajib tempuh15% 17 Jumlah SKS Mata kuliah bebas hasil RPL (RS) 53(23+30) Mata kuliah bebas hasil RPL(PKM) 53(23+30) Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (RS) 16 Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (PKM) 16 Mata kuliah RPL hasil Alih Kredit Mata kuliah wajib tempuh total maksimal 33 (ekivalen 2 semester) belum termasuk 22 SKS kur intitusi 83

84 Prodi Keperawatan Gigi Uraian Kurikulum Prodi 108 Kurikulum Inti 96 Kurikulum Institusional 12 Kurikulum wajib tempuh15% 26 Mata kuliah bebas hasil RPL (RS) 70 Mata kuliah bebas hasil RPL(PKM) 70 Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (RS) Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (PKM) Mata kuliah RPL hasil Alih Kredit Jumlah SKS Mata kuliah wajib tempuh total maksimal 26 (ekivalen 2 semester) belum termasuk 10 SKS kur intitusi 84

85 Prodi Gizi Uraian Kurikulum Prodi 110 Kurikulum Int 81 Kurikulum Institusional 29 Kurikulum wajib tempuh15% 20 Mata kuliah bebas hasil RPL (RS) Mata kuliah bebas hasil RPL(PKM) Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (RS) 10 Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (PKM) Mata kuliah RPL hasil Alih Kredit Jumlah SKS Mata kuliah wajib tempuh total maksimal 30 (ekivalen 2 semester) Sudah termasuk kur inti 85

86 Prodi Keperawatan Uraian Kurikulum Prodi 108 Kurikulum Inti 76 Kurikulum Institusional 32 Kurikulum wajib tempuh15% 15 Mata kuliah bebas hasil RPL (RS) 29 Mata kuliah bebas hasil RPL(PKM) 22 Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (RS) Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (PKM) Mata kuliah RPL hasil Alih Kredit Jumlah SKS Mata kuliah wajib tempuh total maksimal 44 (ekivalen 2 semester/pkm) 37 (ekivalen 2 semester/rs) 86

87 Prodi Rekam Medik Uraian Kurikulum Prodi 115 Kurikulum Inti 96 Kurikulum Institusional 19 Kurikulum wajib tempuh15% 21 Mata kuliah bebas hasil RPL (RS) 41 Mata kuliah bebas hasil RPL(PKM) 41 Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (RS) 53 Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (PKM) 53 Mata kuliah RPL hasil Alih Kredit Jumlah SKS Mata kuliah wajib tempuh total maksimal 74 (ekivalen 4 semesterr) sudah termasuk kur Inst 87

88 Prodi Farmasi Uraian Jumlah SKS Kurikulum Prodi Kurikulum Inti 80 Kurikulum Institusional Kurikulum wajib tempuh15% 22 Mata kuliah bebas hasil RPL (RS) Mata kuliah bebas hasil RPL(PKM) Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (RS) 42 Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (PKM) 42 Mata kuliah RPL hasil Alih Kredit Mata kuliah wajib tempuh total maksimal 62 (ekivalen 3 semester) 88

89 Prodi Kebidanan Uraian Kurikulum Prodi 108 Kurikulum Inti 92 Kurikulum Institusional 16 Kurikulum wajib tempuh 15% 17 Mata kuliah bebas hasil RPL (RS) 68 Mata kuliah bebas hasil RPL(PKM) 68 Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (RS) 23 Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (PKM) 23 Mata kuliah RPL hasil Alih Kredit Jumlah SKS Mata kuliah wajib tempuh total maksimal 40 (ekivalen 2 semester) sudah termasuk kur inst 89

90 Prodi Teknik Lab Medik Uraian Kurikulum Prodi 110 Kurikulum Inti 102 Kurikulum Institusional 8 Kurikulum wajib tempuh 15% Mata kuliah bebas hasil RPL (RS) Mata kuliah bebas hasil RPL(PKM) Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (RS) Mata kuliah tdk lulus hasi RPL (PKM) Mata kuliah RPL hasil Alih Kredit Jumlah SKS Mata kuliah wajib tempuh total maksimal 31 (ekivalen 2 semester) diluar kur inst 90

91 Curriculum Design PERMENRISTEKDIKTI NO. 14 TAHUN 2015 (1) Standar Nasional Pendidikan terdiri atas: a. standar kompetensi lulusan; b. standar isi pembelajaran; c. standar proses pembelajaran; d. standar penilaian pembelajaran; e. standar dosen dan tenaga kependidikan; f. standar sarana dan prasarana pembelajaran; g. standar pengelolaan pembelajaran; dan h. standar pembiayaan pembelajaran. Standar isi pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran. Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada capaian pembelajaran lulusan 91

92 Curriculum Design Standar proses pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan. Standar proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: a. karakteristik proses pembelajaran; b. perencanaan proses pembelajaran; c. pelaksanaan proses pembelajaran; dan d. beban belajar mahasiswa Karakteristik proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a terdiri atas sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa. 92

93 Curriculum Design 1) Interaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih dengan mengutamakan proses interaksi dua arah antara mahasiswa dan dosen. 2) Holistik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa proses pembelajaran mendorong terbentuknya pola pikir yang komprehensif dan luas dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal maupun nasional. 3) Integratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan secara keseluruhan dalam satu kesatuan program melalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin. 93

94 Curriculum Design 4) Saintifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta lingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kebangsaan. 5) Kontekstual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya. 6) Tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program studi dan dikaitkan dengan permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin. 94

95 Curriculum Design 7) Efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna dengan mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun waktu yang optimum. 8) Kolaboratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar individu pembelajar untuk menghasilkan kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 9) Berpusat pada mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan. 95

96 Curriculum Design 1) Perencanaan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b disusun untuk setiap mata kuliah dan disajikan dalam rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain. 2) Rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi. 3) Rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain paling sedikit memuat: a. nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu; b. capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah; 96

97 Curriculum Design c. kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan; d. bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai; e. metode pembelajaran; f. waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran; g. pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester; h. kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan i. daftar referensi yang digunakan. 1) Pelaksanaan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf c berlangsung dalam bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa, dan sumber belajar dalam lingkungan belajar tertentu. 2) Proses pembelajaran di setiap mata kuliah dilaksanakan sesuai Rencana Pembelajaran Semester (RPS) atau istilah lain dengan karakteristik sebagaimana dimaksud dalam Pasal

98 Curriculum Design 1) Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib dilakukan secara sistematis dan terstruktur melalui berbagai mata kuliah dan dengan beban belajar yang terukur. 2) Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata kuliah untuk mencapai kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam matakuliah dalam rangkaian pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. 3) Metode pembelajaran sebagaimana dinyatakan pada ayat (2) yang dapat dipilih untuk pelaksanaan pembelajaran mata kuliah meliputi: diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, atau metode pembelajaran lain, yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. 98

99 Curriculum Design 4) Setiap mata kuliah dapat menggunakan satu atau gabungan dari beberapa metode pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan diwadahi dalam suatu bentuk pembelajaran. 5) Bentuk pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berupa: a. kuliah; b. responsi dan tutorial; c. seminar; dan d. praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan. 1) Beban belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf d, dinyatakan dalam besaran sks. 2) Semester merupakan satuan waktu proses pembelajaran efektif selama paling sedikit 16 (enam belas) minggu, termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester. 99

100 Curriculum Design 3) Satu tahun akademik terdiri atas 2 (dua) semester dan perguruan tinggi dapat menyelenggarakan semester antara. 4) Semester antara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diselenggarakan: a. selama paling sedikit 8 (delapan) minggu; b. beban belajar mahasiswa paling banyak 9 (sembilan) sks; c. sesuai beban belajar mahasiswa untuk memenuhi capaian pembelajaran yang telah ditetapkan. 5) Apabila semester antara diselenggarakan dalam bentuk perkuliahan, tatap muka paling sedikit 16 (enam belas) kali termasuk ujian tengah semester antara dan ujian akhir semester antara. 100

101 Curriculum Design (1) Masa dan beban belajar penyelenggaraan program pendidikan: a) paling lama 2 (dua) tahun akademik untuk program diploma satu, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 36 (tiga puluh enam) sks; b) paling lama 3 (tiga) tahun akademik untuk program diploma dua, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 72 (tujuh puluh dua) sks; c) paling lama 5 (lima) tahun akademik untuk program diploma tiga, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 108 (seratus delapan) sks; d) paling lama 7 (tujuh) tahun akademik untuk program sarjana, program diploma empat/sarjana terapan, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 144 (seratus empat puluh empat) sks; e) paling lama 3 (tiga) tahun akademik untuk program profesi setelah menyelesaikan program sarjana, atau program diploma empat/sarjana terapan, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 24 (dua puluh empat) sks; 101

102 Curriculum Design 1) Perguruan tinggi dapat menetapkan masa penyelenggaraan program pendidikan kurang dari batas maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1). 2) 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa kuliah, responsi, atau tutorial, terdiri atas: a. kegiatan tatap muka 50 (lima puluh) menit per minggu per semester; b. kegiatan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) menit per minggu per semester; dan c. kegiatan mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester. 1) 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa seminar atau bentuk lain yang sejenis, terdiri atas: a. kegiatan tatap muka 100 (seratus) menit per minggu per semester; dan b. kegiatan mandiri 70 (tujuh puluh) menit per minggu per semester. 102

103 Curriculum Design 1) Perhitungan beban belajar dalam sistem blok, modul, atau bentuk lain ditetapkan sesuai dengan kebutuhan dalam memenuhi capaian pembelajaran. 2) 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan/atau proses pembelajaran lain yang sejenis, 170 (seratus tujuh puluh) menit per minggu per semester. (1) Beban belajar mahasiswa program diploma dua, program diploma tiga, program diploma empat/sarjana terapan, dan program sarjana yang berprestasi akademik tinggi, setelah 2 (dua) semester pada tahun akademik yang pertama dapat mengambil maksimum 24 (dua puluh empat) sks per semester pada semester berikut. 103

104 Curriculum Design Pasal 25 (1) Mahasiswa program diploma dan program sarjana dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 2,00 (dua koma nol nol). (5) Mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh: a. ijazah, bagi lulusan program diploma, program sarjana, program magister, program magister terapan, program doktor, dan program doktor terapan; b. sertifikat profesi, bagi lulusan program profesi; c. sertifikat kompetensi, bagi lulusan program pendidikan sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya; d. gelar; dan e. surat keterangan pendamping ijazah, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan. 104

105 Curriculum Design 7) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c diterbitkan oleh perguruan tinggi bekerja sama dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi Ketentuan tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk pendidikan program studi di luar domisili, pendidikan jarak jauh, akademi komunitas, dan program pendidikan yang memerlukan pengaturan khusus diatur dengan Peraturan Menteri. KETENTUAN LAIN Pasal 65 Ketentuan tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk pendidikan program studi di luar domisi, pendidikan jarak jauh, akademi komunitas, dan program pendidikan yang memerlukan pengaturan khusus diatur dengan Peraturan Menteri. 105

106 Terimakasih If you do not know what the future situation will be, then teach students some fundamental skills which they can apply to any situation 106

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 2: RPL TIPE B & RPL DOSEN dalam TUGAS

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 2: RPL TIPE B & RPL DOSEN dalam TUGAS Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 2: RPL TIPE B & RPL DOSEN dalam TUGAS Direktorat Pembelajaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 2: RPL TIPE A1 DAN A2

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 2: RPL TIPE A1 DAN A2 Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 2: RPL TIPE A1 DAN A2 Direktorat Pembelajaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Recognition of Prior Learning

Recognition of Prior Learning Recognition of Prior Learning Dipresentasikan pada Pertemuan Sosialisasi RPL PPSDM Kementerian Kesehatan Jakarta, 20-21 April 2017 Dr. Ir. Ahmad Rifandi, MSc. Cert IV What Is? 2 What Is? Pembelajaran (CP).

Lebih terperinci

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) Bagian IV: Prosedur Asesmen & Rekognisi

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) Bagian IV: Prosedur Asesmen & Rekognisi Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) Bagian IV: Prosedur Asesmen & Rekognisi Direktorat Pembelajaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Bagian IV: Prosedur Asesmen & Rekognisi

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Bagian IV: Prosedur Asesmen & Rekognisi Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Bagian IV: Prosedur Asesmen & Rekognisi Direktorat Pembelajaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI

Lebih terperinci

REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU IMPLEMENTASI

REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU IMPLEMENTASI REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU IMPLEMENTASI TIPE RPL RPL TYPE A1 RPL terhadap hasil belajar yang berasal dari pendidikan formal Tujuan : untuk memfasilitasi mahasiswa yang pindah dari satu program studi

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia 2017

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia 2017 Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia 2017 PENDAHULUAN Dasar: Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

SALINAN I. PENDAHULUAN

SALINAN I. PENDAHULUAN SALINAN LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN NOMOR 123/B/SK/2017 TANGGAL 30 Maret 2017 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU PEDOMAN TATA

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN Jl. Jenderal Sudirman Pintu I, Senayan, Gedung D, Jakarta Pusat 10270 Telepon (021) 5796073 Laman

Lebih terperinci

Pedoman Penyelenggaraan. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Rekognisi Pembelajaran Lampau

Pedoman Penyelenggaraan. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Rekognisi Pembelajaran Lampau Pedoman Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Rekognisi Pembelajaran Lampau KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat

Lebih terperinci

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 1: UMUM

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 1: UMUM Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 1: UMUM Direktorat Pembelajaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan. Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan. Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan OUTLINE Pendahuluan Program Yang Dikembangkan Pendidikan Formal setelah RPL Peta

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Pasal 5 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai

Lebih terperinci

PEDOMAN KHUSUS PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK TENAGA KESEHATAN DALAM JABATAN MELALUI REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU

PEDOMAN KHUSUS PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK TENAGA KESEHATAN DALAM JABATAN MELALUI REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU PEDOMAN KHUSUS PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK TENAGA KESEHATAN DALAM JABATAN MELALUI REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU R P L Berlaku TH 2016-2020 Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Lebih terperinci

Penomoran Ijazah Nasional (PIN) Sistem Verifikasi Ijazah secara Elektronik (SIVIL) Perubahan Data Mahasiswa (PDM) Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Penomoran Ijazah Nasional (PIN) Sistem Verifikasi Ijazah secara Elektronik (SIVIL) Perubahan Data Mahasiswa (PDM) Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Penomoran Ijazah Nasional (PIN) Sistem Verifikasi Ijazah secara Elektronik (SIVIL) Perubahan Data Mahasiswa (PDM) Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Direktorat Pembelajaran Direktorat Jenderal Pembelajaran

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 26-May-16 08:49 1 Keterkaitan SN Dikti

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 12/8/2016 3:54 PM 1 SISTEMATIKA PERMENRISTEKDIKTI

Lebih terperinci

PRODI D IV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PEMINATAN PERAWATAN DIABETES MELITUS POLTEKKES DENPASAR

PRODI D IV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PEMINATAN PERAWATAN DIABETES MELITUS POLTEKKES DENPASAR PRODI D IV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PEMINATAN PERAWATAN DIABETES MELITUS POLTEKKES DENPASAR DASAR PEMIKIRAN Lima poltekkes yaitu Poltekkes Malang, Denpasar, Tanjung Karang dan Palangkaraya menandatangani

Lebih terperinci

Pengakuan Kualifikasi Lulusan Pendidikan Dokter, Dokter Gigi, dan Dokter/Dokter Gigi Spesialis WNI/WNA Lulusan Luar Negeri

Pengakuan Kualifikasi Lulusan Pendidikan Dokter, Dokter Gigi, dan Dokter/Dokter Gigi Spesialis WNI/WNA Lulusan Luar Negeri Surabaya, 15 September 2016 Pengakuan Kualifikasi Lulusan Pendidikan Dokter, Dokter Gigi, dan Dokter/Dokter Gigi Spesialis WNI/WNA Lulusan Luar Negeri Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaaan

Lebih terperinci

Panduan Pengusulan Ijin PENGAKUAN TENAGA AHLI SEBAGAI DOSEN melalui mekanisme REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU (RPL)

Panduan Pengusulan Ijin PENGAKUAN TENAGA AHLI SEBAGAI DOSEN melalui mekanisme REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU (RPL) Panduan Pengusulan Ijin PENGAKUAN TENAGA AHLI SEBAGAI DOSEN melalui mekanisme REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU (RPL) DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Program Subdit Pengakuan Kualifikasi Direktorat Pembelajaran

Program Subdit Pengakuan Kualifikasi Direktorat Pembelajaran Program Subdit Pengakuan Kualifikasi Direktorat Pembelajaran Dharnita Chandra Kepala Sub Direktorat PENGAKUAN KUALIFIKASI DIREKTORAT PEMBELAJARAN, DITJEN BELMAWA 1 1 Pengakuan Capaian Pembelajaran 2 Pengakuan

Lebih terperinci

Panduan Pengusulan Ijin Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT dalam rangka Penerapan KKNI bidang

Panduan Pengusulan Ijin Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT dalam rangka Penerapan KKNI bidang Panduan Pengusulan Ijin Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT dalam rangka Penerapan KKNI bidang Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Lebih terperinci

Pengakuan Capaian Pembelajaran

Pengakuan Capaian Pembelajaran Program Subdit Pengakuan Kualifikasi Direktorat Pembelajaran Dharnita Chandra Kepala Sub Direktorat PENGAKUAN KUALIFIKASI DIREKTORAT PEMBELAJARAN, DITJEN BELMAWA 1 1 Pengakuan Capaian Pembelajaran 2 Pengakuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN HK.01.01/1/ OO!OZ.8 /2017 TENT ANG KETENTUAN PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2017

LAMPIRAN SURAT EDARAN HK.01.01/1/ OO!OZ.8 /2017 TENT ANG KETENTUAN PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2017 LAMPIRAN SURAT EDARAN HK.01.01/1/ OO!OZ.8 /2017 TENT ANG KETENTUAN PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2017 A. UMUM Untuk menjawab tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta mengantisipasi

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID SISTEMATIKA PERMENRISTEKDIKTI NO 44/2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Bab I Ketentuan Umum Bab II Standar Nasional

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1032, 2017 KEMEN-ESDM. Standardisasi Kompetensi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG STANDARDISASI

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dewasa ini pendekatan Pelatihan dan Penilaian Berbasis Kompetensi telah berkembang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KKNI sebagai TRANSLATION DEVICE

KKNI sebagai TRANSLATION DEVICE KKNI sebagai TRANSLATION DEVICE SERTIFIKAT KOMPETENSI SERTIFIKAT PENGHARGAAN IJASAH DIPLOMA SUPPLEMENT SERTIFKAT ASOSIASI SERTIFIKAT PENGHARGAAN SERTIFIKAT JENJANG KARIR SERTIFIKAT KOMPETENSI SERTIFIKAT

Lebih terperinci

AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN INSTITUSI

AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN INSTITUSI BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN INSTITUSI PELATIHAN SISTEM PENJAMINAN MUTU DAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI 2016 BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI KESETARAAN KUALIFIKASI JENIS DAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI PENDIDIKAN 3/24/2015 9:53 AM PENELITIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1 SISTEMATIKA PERMENDIKBUD NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI PERMENDIKBUD

Lebih terperinci

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Kode Dokumen : Revisi ke : Tanggal : 15 April 2015 Diajukan Oleh Disetujui oleh : Tim Penjaminan Mutu : Direktur Naproni, S. T., M. Kom. NIK. 0106003 SISTEM PENJAMINAN

Lebih terperinci

FORMULIR APLIKASI REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU (RPL) Untuk Tenaga Kesehatan Jenjang Pendidikan Menengah/Diploma I. Politeknik Kesehatan Kemenkes :

FORMULIR APLIKASI REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU (RPL) Untuk Tenaga Kesehatan Jenjang Pendidikan Menengah/Diploma I. Politeknik Kesehatan Kemenkes : FORMULIR APLIKASI REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU (RPL) Untuk Tenaga Kesehatan Jenjang Pendidikan Menengah/Diploma I Program Studi : Diploma Tiga Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes : Bagian 1 : Rincian

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014 Doktor (S3) Doktor (S3) Terapan 9 Magister (S2) Magister (S2) Terapan 8 7 Sarjana (S1) Diploma 4 (D4) 6 Fokus

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti)

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) Kementerian Riset, Teknologi, dan PendidikanTinggi Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) Berdasarkan Permenristekdikti RI Nomor 44 tahun 2015 UU Nomor12 tahun 2012 Tentang Dikti Pasal 52 ayat(3)

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Oleh : Nisa Muktiana/ Nisamuktiana.blogs.uny.ac.id

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Oleh : Nisa Muktiana/ Nisamuktiana.blogs.uny.ac.id STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Oleh : Nisa Muktiana/15105241036 Nisamuktiana.blogs.uny.ac.id Standar yang diatur dilingkup DIKTI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar Nasional Pendidikan, adalah kriteria

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Workshop Tindak Lanjut Penerbitan SK Izin Penyelenggaraan

Lebih terperinci

GUNA MENGHASILKAN INOVASI UNGGUL

GUNA MENGHASILKAN INOVASI UNGGUL MEWUJUDKAN SDM PTS BERMUTU GUNA MENGHASILKAN INOVASI UNGGUL Oleh Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, Ph.D. (Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kemenristekdikti) Visi Kemenristekdikti Terwujudnya pendidikan

Lebih terperinci

PELUANG DAN TANTANGAN MENGHADAPI AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI BERDASARKAN UU 12/2012

PELUANG DAN TANTANGAN MENGHADAPI AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI BERDASARKAN UU 12/2012 PELUANG DAN TANTANGAN MENGHADAPI AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI BERDASARKAN UU 12/2012 Workshop tentang Outcomes Based Education Dwiwahju Sasongko, Sekretaris BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI BAN-PT

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Standar Nasional Pendidikan Tinggi Sosialisasi Standar Nasional Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi dan Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Prof.Dr. Johannes

Lebih terperinci

LSP Teknologi Informasi Indonesia

LSP Teknologi Informasi Indonesia 2017 LSP Teknologi Informasi Indonesia SKEMA SERTIFIKASI Analis Bisnis Teknologi Informasi (IT Business Analyst) Skema sertifikasi Analis Bisnis Teknologi Informasi (IT Business Analyst) merupakan skema

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM STANDAR TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN Kode/No. : STD/SPMI-UIB/01.05 Tanggal : 1 September Revisi : 2 Halaman : 1 dari 7 STANDAR TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS PENYELENGARAAN PENDIDIKAN TINGGI. Dokumen 004

AKUNTABILITAS PENYELENGARAAN PENDIDIKAN TINGGI. Dokumen 004 AKUNTABILITAS PENYELENGARAAN PENDIDIKAN TINGGI Dokumen 004 Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia 2015 1 Kesetaraan Jenjang

Lebih terperinci

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN 2017 STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK Kode

Lebih terperinci

PANDUAN PENGAJUAN IJIN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI BARU DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN PENGAJUAN IJIN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI BARU DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA 1 PANDUAN PENGAJUAN IJIN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI BARU DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA 2 1. 2. 3. 4. Latar Belakang Tujuan Kewenangan. Tata

Lebih terperinci

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1290, 2014 KEMENDIKBUD. Program Studi. Perguruan Tinggi. Akreditasi. Pencabutan. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

Kurikulum Berbasis KKNI

Kurikulum Berbasis KKNI Kurikulum Berbasis KKNI D3 Manajemen Informatika LintangYuniar Banowosari Kurikulum Kurikulum pendidikan tinggi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta

Lebih terperinci

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar ELMEN UTAMA PENGEMBANGAN KURIKULUM Nama :Feri dwi haryanto NIM :15105241029 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar Nasional Pendidikan, adalah kriteria minimal tentang pembelajaran pada jenjang pendidikan

Lebih terperinci

S3/Sp. Sp -U S1/D4 SMA/ MA/SMK SMP

S3/Sp. Sp -U S1/D4 SMA/ MA/SMK SMP R P L R P L S3/Sp SMA/ MA/SMK SMP D1 D2 D3 S1/D4 Sp -U 9 8 7 6 5 4 3 2 1 SERTIFIKAT KOMPETENSI SERTIFIKAT PENGHARGAAN IJASAH DIPLOMA SUPPLEMENT SERTIFKAT ASOSIASI SERTIFIKAT PENGHARGAAN SERTIFIKAT JENJANG

Lebih terperinci

Panduan Penyelenggaraan Program Kerja Sama Pendidikan Tinggi

Panduan Penyelenggaraan Program Kerja Sama Pendidikan Tinggi Panduan Penyelenggaraan Program Kerja Sama Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan. Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan

Rencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan. Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Rencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Latar Belakang 1. UU 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan mengatur kualifikasi

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan No.1799, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. LPK. Akreditasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN KERJA

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Dalam Pertemuan Koordinasi PT Penyelenggara Program Percepatan Pendidikan, Hotel

Lebih terperinci

SPMI DIKTI di UNDIP. Learning Outcomes

SPMI DIKTI di UNDIP. Learning Outcomes SPMI DIKTI di UNDIP Setia Budi Sasongko, Ph.D Sekretaris LP2MP UNDIP Learning Outcomes Partisipan memahami cara memprioritaskan program dalam rangka meningkatkan kualitas perguruan tinggi - UNDIP 1 Landasan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI DENGAN

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Standar Nasional Pendidikan Tinggi Starlet Gerdi Julian / 15105241034 / http://juliancreative.blogs.uny.ac.id/?page_id=239 Standar Nasional Pendidikan Tinggi A. STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3.

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK JALAN

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK JALAN 1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014 Standar yang diatur di lingkup DIKTI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3. Standar Proses 4.

Lebih terperinci

SURAT KETERANGAN PENDAMPING IJAZAH SKPI

SURAT KETERANGAN PENDAMPING IJAZAH SKPI SURAT KETERANGAN PENDAMPING IJAZAH SKPI UU-PT & KKNI DIKTI (BELMAWA) BSNP BAN PT/ LAM BNSP SN-DIKTI Indikator penilaian PT Sertifikasi Peraturan Menteri : Penerapan KKNI SKPI RPL Nomen klatur Panduan-panduan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran

Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran Oleh Retno Annik Raharjo http://rannikrhj26.blogs.uny.ac.id NIM 15105241023 Standar Nasional Pendidikan Tinggi Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KURIKULUM RUMPUN TEKNIK ELEKTRO. Ir. Arief Syaichu Rohman, MEngSc, PhD Komisi Akademik FORTEI Gorontalo, 20 Oktober 2017

PENYUSUNAN KURIKULUM RUMPUN TEKNIK ELEKTRO. Ir. Arief Syaichu Rohman, MEngSc, PhD Komisi Akademik FORTEI Gorontalo, 20 Oktober 2017 PENYUSUNAN KURIKULUM RUMPUN TEKNIK ELEKTRO Ir. Arief Syaichu Rohman, MEngSc, PhD Komisi Akademik FORTEI Gorontalo, 20 Oktober 2017 Outline Rujukan Perundangan Keterkaitan KKNI, SNPT, Rumusan FORTEI OBE

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti)

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Tim Pengembang SPMI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Penjaminan Mutu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Kurikulum dan Desain Pembelajaran pada Program Afirmasi dengan Pendekatan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Kurikulum dan Desain Pembelajaran pada Program Afirmasi dengan Pendekatan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Bidang Penyelenggaran Pendidikan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Kurikulum dan Desain Pembelajaran pada Program Afirmasi dengan Pendekatan Rekognisi Pembelajaran

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/Permentan/SM.200/8/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI DOSEN MELALUI PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI

SISTEM INFORMASI DOSEN MELALUI PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI SISTEM INFORMASI DOSEN MELALUI PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi http : //sumberdaya.ristekdikti.go.id

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG REKOGNISI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN 1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Akreditasi Program Studi di PTN-bh

Akreditasi Program Studi di PTN-bh Akreditasi Program Studi di PTN-bh Prof. Tineke Mandang Dr. Wawan Hermawan Prof. Noor Endah Prof. Renanto Topik Bahasan 1. Peraturan Akreditasi Nasional 2. Pembukaan Program Studi PTN Badan Hukum 3. Nomenklatur

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI AHLI KESELAMATAN JALAN

SKEMA SERTIFIKASI AHLI KESELAMATAN JALAN 1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304 Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN BNSP 304 =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi 1 / 17 KATA PENGANTAR 2 /

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Standar Nasional Pendidikan Tinggi Sosialisasi Standar Nasional Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi dan Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Kementerian

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI, UNGGAH KARYA TULIS ILMIAH dan PLAGIASI

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI, UNGGAH KARYA TULIS ILMIAH dan PLAGIASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VII Jl. Dr. Ir. H. Soekarno 177, Surabaya 60117 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI, UNGGAH KARYA TULIS ILMIAH dan PLAGIASI Prof.

Lebih terperinci

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2017 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Kampus ITS Sukolilo-Surabaya 60111 Telp: 031-5994418 http://www.its.ac.id STANDAR MUTU SPMI (Quality

Lebih terperinci

PENGUATAN SISTEM INFORMASI DOSEN MELALUI PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI

PENGUATAN SISTEM INFORMASI DOSEN MELALUI PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI PENGUATAN SISTEM INFORMASI DOSEN MELALUI PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi http : //sumberdaya.ristekdikti.go.id

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI (PDDIKTI)

PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI (PDDIKTI) PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI (PDDIKTI) Bidang Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Pusat Data dan Informasi Iptek Dikti PERMENRISTEKDIKTI NO 61 TAHUN 2016 TENTANG PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI 2 BAB

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL

Lebih terperinci

PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI (PDDIKTI)

PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI (PDDIKTI) PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI (PDDIKTI) Bidang Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Pusat Data dan Informasi Iptek Dikti Hotel Millenium Jakarta, 21 April 2017 PERMENRISTEKDIKTI NO 61 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

STANDAR 4. SUMBER DAYA MANUSIA

STANDAR 4. SUMBER DAYA MANUSIA STANDAR 4. SUMBER DAYA MANUSIA 4.1 Dosen Tetap Dosen tetap dalam borang akreditasi BAN-PT adalah dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai tenaga tetap pada PT yang bersangkutan; termasuk dosen penugasan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1606, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Kompetensi Pemerintahan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2017 TENTANG KOMPETENSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK LANSEKAP

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK LANSEKAP 1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR MENTERI RISET,TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM

Lebih terperinci

RAPIMNAS PII 10 Oktober 2016

RAPIMNAS PII 10 Oktober 2016 RENCANA PENYELENGGARAAN PS PPI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN JOHANNES ADHIJOSO TJONDRO RAPIMNAS PII 10 Oktober 2016 LEGALITAS DAN LEMBAGA PENGELOLA TENAGA PENGAJAR KERJASAMA DENGAN KEMENTRIAN TERKAIT

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Standar Nasional Pendidikan Tinggi Sosialisasi Standar Nasional Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi dan Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Prof.Dr. Johannes

Lebih terperinci

PENGUATAN SISTEM INFORMASI DOSEN MELALUI PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI

PENGUATAN SISTEM INFORMASI DOSEN MELALUI PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI PENGUATAN SISTEM INFORMASI DOSEN MELALUI PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi http : //sumberdaya.ristekdikti.go.id

Lebih terperinci

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Penetapan Bahan Kajian dan Mata Kuliah dari Capaian Pembelajaran (CP) Disusun dari Beberapa Sumber.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Penetapan Bahan Kajian dan Mata Kuliah dari Capaian Pembelajaran (CP) Disusun dari Beberapa Sumber. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Penetapan Bahan Kajian dan Mata Kuliah dari Capaian Pembelajaran (CP) Disusun dari Beberapa Sumber Oleh: Noor Endah Mochtar 1 2 ALASAN EKSTERNAL Tantangan

Lebih terperinci

REKOGNISI KUALIFIKASI SDM INDONESIA MENINGKATKAN REKOGNISI dan PENYETARAAN KUALIFIKASI DI DALAM & LUAR NEGERI

REKOGNISI KUALIFIKASI SDM INDONESIA MENINGKATKAN REKOGNISI dan PENYETARAAN KUALIFIKASI DI DALAM & LUAR NEGERI Indonesian ualification Framework GATS & AFTA, UU SISDIKNAS, REGIONAL CONVENTIONS KESIAPAN INDONESIA MENERIMA INFLUX TENAGA KERJA ASING DALAM BERBAGAI JENJANG PEKERJAAN DI INDUSTRI/PERUSAHAAN REKOGNISI

Lebih terperinci

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BARU INSTRUMEN AKREDITASI

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BARU INSTRUMEN AKREDITASI BAN-PT AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BARU INSTRUMEN AKREDITASI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI 2016 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI 1 BAB I PENDAHULUAN 2 BAB II BAB III PRINSIP DASAR PENYUSUNAN

Lebih terperinci

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Pasal 18 (1) Beban belajar mahasiswa program diploma dua, program diploma tiga, program diploma

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Uji Kompetensi merupakan suatu bentuk penilaian berbasis kompetensi telah dicanangkan

Lebih terperinci

BRIDGING THE NEED OF QUALIFIED HUMAN RESOURCES IN GEOSPATIAL INFORMATION BY DEVELOPING NATIONAL WORK COMPETENCY STANDARDS

BRIDGING THE NEED OF QUALIFIED HUMAN RESOURCES IN GEOSPATIAL INFORMATION BY DEVELOPING NATIONAL WORK COMPETENCY STANDARDS BRIDGING THE NEED OF QUALIFIED HUMAN RESOURCES IN GEOSPATIAL INFORMATION BY DEVELOPING NATIONAL WORK COMPETENCY STANDARDS Bandar Seri Begawan, August 15 2017 Dr. Sumaryono, M.Sc. Badan Informasi Geospasial

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Kode/No. : STD/SPMI-UIB/01.03 Tanggal : 1 September Revisi : 2 Halaman : 1 dari 7 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDKAN KESEHATAN MASYARAAT. Sabarinah Prasetyo, DR., dr., M.Sc. Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

PENGEMBANGAN PENDIDKAN KESEHATAN MASYARAAT. Sabarinah Prasetyo, DR., dr., M.Sc. Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia PENGEMBANGAN PENDIDKAN KESEHATAN MASYARAAT Sabarinah Prasetyo, DR., dr., M.Sc. Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Disampaikan dalam Kongres Nasional Ikatan Ahli Kesehatan

Lebih terperinci

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI PENYAMAAN PERSEPSI REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Materi Satu TIM BKD Rev Batam, 6 Des 2017 KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER

Lebih terperinci

BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI BARU DOKTOR

BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI BARU DOKTOR BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI BARU DOKTOR BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2018 1 DAFTAR ISI Halaman KRITERIA 1 VISI, MISI, TUJUAN, DAN STRATEGI 1 KRITERIA 2 TATA PAMONG DAN KERJASAMA

Lebih terperinci

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa

Lebih terperinci