Lampiran 1 DIAGRAM BLOK PROSEDUR KERJA. Pengenceran ke dalam labu ukur 50 ml. Pemipetan 0,22 ml,h 2 SO 4 0,08M

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1 DIAGRAM BLOK PROSEDUR KERJA. Pengenceran ke dalam labu ukur 50 ml. Pemipetan 0,22 ml,h 2 SO 4 0,08M"

Transkripsi

1 51 Lampiran 1 DIAGRAM BLOK PROSEDUR KERJA A. Pembuatan larutan H 2 SO 4 dari H 2 SO 4 pekat. H 2 SO 4 18,4 M Pengenceran ke dalam labu ukur 50 ml Pemipetan 0,16 ml,h 2 SO 4 0,06M Pemipetan 0,19 ml,h 2 SO 4 0,07M Pemipetan 0,22 ml,h 2 SO 4 0,08M Pemipetan 0,24 ml,h 2 SO 4 0,09M Pemipetan 0,27 ml,h 2 SO 4 0,10M B. Pembuatan larutan ZOC 0,15 ; 0,175 ; 0,2 ; 0,225 dan 0,25 M C. Kristal ZOC Pengenceran ke dalam labu ukur 50 ml hasil proses Penimbangan 2,4166 gram, ZOC 0,15 M Penimbangan 2,8194 gram, ZOC 0,175 M Penimbangan 3,2222 gram, ZOC 0,2 M Penimbangan 3,6249 gram, ZOC 0,225 M Penimbangan 4,0277 gram, ZOC 0,25 M C. Pembuatan Kurva Standar Zirkonium Oksiklorid Padatan Penimbangan 1,7677 gram ZrOCl 2.8H2O Pengenceran dengan ABM dalam labu ukur 50 ml Larutan standar 10 g Zr/l Pemipetan 0, 2, 4, 6, 8 ml dan diencerkan menjadi 10 ml Larutan standar 2, 4, 6, 8, 10 g Zr/l Pemipetan 5 ml larutan setiap larutan standar Penempatan larutan ke dalam vial dan ditutup dengan millar Pencacahan dengan XRF

2 52 D. Pengendapan Zirkonium Berbasis Sulfat 1. Variasi Konsentrasi Asam Sulfat a. Pembuatan larutan Zirkonium Berbasis Sulfat Larutan ZOC 0,2 M dalam beker gelas sebanyak 50 ml Pengadukan dan pemanasan hingga 90 ºC 50 ml H 2 SO 4 0,06 M + NH 4 OH 1 M Pelarutan hingga ph 1,5 Pengadukan dan pemanasan selama 1 jam Penyaringan endapannya dikeringkan dan ditimbang kemudian dilakukan analisis kadar Zr nya Percobaan diulangi dengan variasi konsentrasi H 2 SO 4 sebagai berikut 0,07 M; 0,08 M; 0,09 M; 0,10 M b. Persiapan analisis dengan spektrometer XRF Pemisahan filtrat dengan endapannya dari hasil pelarutan endapan ZBS dimasukkan dalam botol sampel untuk tiap konsentrasi Pengambilan 5 ml filtrat dari botol dan dimasukkan dalam vial dan ditutup dengan millar Analisis menggunakan spektrometer XRF Konsentrasi H 2 SO 4 yang optimum digunakan untuk analisis selanjutnya

3 53 2. Variasi Konsentrasi Zirkonium Oksiklorid a. Pembuatan larutan Zirkonium Berbasis Sulfat Larutan ZOC 0,15 M dalam beker gelas sebanyak 50 ml Pengadukan dan pemanasan hingga 90 ºC 50 ml H 2 SO 4 yang optimum + NH 4 OH 1 M Pelarutan hingga ph 1,5 Pengadukan dan pemanasan selama 1 jam Penyaringan endapannya dikeringkan dan ditimbang kemudian dilakukan analisis kadar Zr nya Percobaan diulangi dengan variasi konsentrasi ZOC sebagai berikut 0,175 M; 0,2 M; 0,225 M; 0,25 M b. Persiapan analisis dengan spektrometer XRF Pemisahan filtrat dengan endapannya dari hasil pelarutan endapan ZBS dimasukkan dalam botol sampel untuk tiap konsentrasi Pengambilan 5 ml filtrat dari botol dan dimasukkan dalam vial dan ditutup dengan millar Analisis menggunakan spektrometer XRF Konsentrasi ZOC yang optimum digunakan untuk analisis selanjutnya

4 54 3. Variasi Waktu Pengendapan a. Pembuatan larutan zirkonium berbasis sulfat Larutan ZOC yang optimum dalam beker gelas sebanyak 50 ml Pengadukan dan pemanasan hingga 90 ºC 50 ml H 2 SO 4 yang optimum + NH 4 OH 1 M Pelarutan hingga ph 1,5 Pengadukan dan pemanasan selama 40 menit Penyaringan endapannya dikeringkan dan ditimbang kemudian dilakukan analisis kadar Zr nya Percobaan diulangi dengan variasi pengendapan sebagai berikut 50 ; 60; 70; 80 menit b. Persiapan analisis dengan spektrometer XRF Pemisahan filtrat dengan endapannya dari hasil pelarutan endapan ZBS dimasukkan dalam botol sampel untuk tiap konsentrasi Pengambilan 5 ml filtrat dari botol dan dimasukkan dalam vial dan ditutup dengan millar Analisis menggunakan spektrometer XRF

5 55 E. Analisis Kadar Zirkonium menggunakan XRF Persiapan sampel dan ditempatkan di atas sumber pengeksitasi radioisotop Kalibrasi alat serta penentuan batas kanan dan kiri dari puncak yang akan dianalisis Analisis sampel satu per satu selama 300 s dan pencatatan data area Zr serta Compton pada nomor salur tertentu Persamaan garis regresi linier antara Zr/Compton sebagai y dan kadar Zr sebagai x dari larutan standar Konversi data Zr/Compton dari sampel ke dalam persamaan regresi lar. standar untuk mengetahui kadar Zr pada sampel Perhitungan Konversi % Zr untuk masing-masing percobaan

6 56 Lampiran 2 Pembuatan Larutan H 2 SO A. Pembuatan larutan H2SO 4 dari H 2 SO 4 pekat % H 2 SO 4 p = 98 %, massa molar = 98 g/mol, densitas = 1,84 kg/l 4 B. Pembuatan larutan H2SO 4 sebanyak 50 ml Membuat H2SO 4 0,06 M : V1. M 1 = V 2. M 50 ml x 0,06 mol/l = V 2 V 2 2 x 18,4 mol/l = 0,16 ml Dengan rumus pengenceran dapat diketahui volume H2SO 4 yang diperlukan untuk membuat larutan H 2 SO 4 0,06; 0,07; 0,08; 0,09 dan 0,10 M. Hasil dari perhitungan tersaji pada Tabel 6. Tabel 6. Volume H2SO 4 yang diperlukan untuk membuat H 2 SO 4 0,06; 0,07; 0,08; 0,09 dan 0,10 M sebanyak 50 ml. Konsentrasi Volume Konsentrasi Volume H2SO 4 H2SO 4 (ml) H2SO 4 H2SO 4 (ml) (M 1 ) (V 1 ) (M 2 ) (V 2 ) 0, ,4 0,16 0, ,4 0,19 0, ,4 0,22 0, ,4 0,24 0, ,4 0,27

7 57 Lampiran 3 Pembuatan Larutan Zirkonium Oksiklorid A. Pembuatan larutan ZOC sebanyak 50 ml. Membuat ZOC 0,15 M : Jika diencerkan sebanyak 50 ml maka: Berat ZrOCl 2.8H 2 O yang ditimbang = 2,4166 gram, kemudian diencerkan dalam labu ukur 50 ml. Dengan cara yang sama diperoleh data pada Tabel 7 berikut ini : Tabel 7. Data pembuatan larutan zirkonium oksiklorid No. Konsentrasi Zirkonium Berat kristal yang Oksiklorid (M) ditimbang (gram) 1. 0,15 2, ,175 2, ,2 3, ,225 3, ,25 4,0277

8 58 Lampiran 4 Pembuatan Larutan Standar Zirkonium Oksiklorid A. Pembuatan Larutan Standar Zirkonium Oksiklorid Berat ZrOCl 2.8H 2 O yang ditimbang untuk membuat larutan standar Zirkonium Oksiklorid dengan konsentrasi 10 g Zr/l dalam 50 ml. Pengenceran larutan induk : Volume larutan induk yang dipipet = 2 ml dalam labu ukur 10 ml Dengan cara yang sama diperoleh data pada Tabel 8 berikut ini : Tabel 8. Data pembuatan larutan standar Zirkonium Oksiklorid No. Konsentrasi Zirkonium Oksiklorid ( g Zr/l) Volume larutan induk yang dipipet (ml)

9 59 B. Data Analisis Zirkonium Oksiklorid dengan X-Ray Fluorescence (XRF) Data hasil analisis dengan XRF untuk larutan standar dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini : Tabel 9. Data Pencacahan sampel standar zirkonium oksiklorid No. Konsentrasi Luas Area Luas Area Rata-rata ZrOCl 2.8H 2 O (g Zirkonium Compt Zr/Compt Zr/Compt Zr/l) (Zr) (Compt) , ,1207 0, , ,2354 0, , ,3610 0, , ,4758 0, , ,5857 0,5836 Persamaan garis regresi linier kurva standar zirkonium oksiklorid sebagai berikut : Y = ax + b Y = 0, ,05843X r = 0,9997 keterangan : Y = Zr/Compt X = Kadar Sampel Berdasarkan Tabel 9 di atas dapat dibuat grafik hubungan antara kadar Zr dan area Zr/Compton pada Gambar 4 di bawah ini: Area Zr/Compt Grafik larutan Standar y = 0.058x R² = Kadar Zr Gambar 4. Grafik pembuatan larutan standar

10 60 Lampiran 5 A. Pencacahan Larutan Umpan (larutan ZOC) Data hasil analisis dengan XRF untuk larutan Umpan dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini : Tabel 10. Data analisis larutan umpan dengan XRF Luas Area Zirkonium Luas Area Compt Zr/Compt (Zr) (Compt) , Kadar zirkonium dalam larutan umpan ditentukan dengan menggunakan persamaan regresi dari larutan standar zirkonium oksiklorid sebagai berikut : Y = ax + b 0, = 0, ,05843 X X = 10,5388 g/l B. Pencacahan Larutan Hasil Penelitian Dalam proses analisis, karena filtrat yang dihasilkan tidak dapat melihat pengaruh konsentrasi H 2 SO 4, konsentrasi ZOC, dan waktu pengendapan zirkonium berbasis sulfat sehingga masing-masing endapan yang dihasilkan dilarutkan kemudian dianalisis. Berikut proses pelarutan endapan zirkonium berbasis sulfat.

11 61 1. Proses pelarutan endapan ZBS Endapan ZBS + NH 4 OH 10 % Pembentukan ZrO(OH) 2 dengan cara mengkonversi zirkonium berbasis sulfat dengan kondisi : ph akhir = 10; suhu = ºC; waktu reaksi = 1,5 jam; pegadukan = 150 rpm H 2 O Pencucian sebanyak 5 kali (didekantasi) Penghilangan NH 4 OH dan SO 4-2 HCl 6 M Pelarutan lumpur ZrO(OH) 2 dengan kondisi : pebandingan volume HCl : ZrO(OH) 2 = 3 : 1; suhu = ºC; waktu reaksi = 1 jam; pengadukan = 150 rpm Larutan yang dihasilkan dianalisis menggunakan XRF 2. Data Analisis Zirkonium Berbasis Sulfat dengan XRF Kadar zirkonium dalam larutan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan regresi dari larutan standar zirkonium oksiklorid sebagai berikut : Y = 0, ,05843 X Keterangan : Y = Zr/Compt X = Kadar zirkonium Data hasil analisis dengan XRF untuk larutan zirkonium berbasis sulfat dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini :

12 62 Tabel 11. Data Pencacahan sampel zirkonim berbasis sulfat Luas Area Luas Area Zirkonium Compt Zr/Compt (Zr) (Compt) Konsentrasi H 2 SO 4 (M) Kadar (g/l) 0, , ,3592 0, , ,3214 0, , ,1395 Untuk mengetahui kadar zirkonium pada sampel lainnya menggunakan cara perbandingan dari kadar Zr pada konsentrasi 0,08 M karena sampel untuk analisis XRF dibatasi banyaknya untuk setiap satu penelitian dan banyaknya yang menggunakan (mengantri) analisis XRF sehingga untuk konsentrasi yang lain menggunakan cara perbandingan sebagai berikut : Konsentrasi H 2 SO 4 0,09 M dengan berat endapan 2,3444 gram Keterangan : Berat 1 = berat endapan konsentrasi H 2 SO 4 0,08 M Kadar 1 = kadar Zr pada konsentrasi H2SO 4 0,08 M Berat 2 = berat endapan pada konsentrasi atau waktu tertentu Kadar 2 = kadar Zr yang ditanyakan Dengan rumus perbandingan di atas dapat diketahui kadar Zr dalam masing-masing sampel pada konsentrasi atau waktu pengendapan tertentu. Hasil perhitungan tersaji pada Tabel 12.

13 63 No Tabel 12. Data hasil perhitungan kadar Zr dalam sampel Keterangan Berat 1 Kadar 1 Berat 2 Kadar 2 (gram) (g/l) (gram) (g/l) Konsentrasi 0,09 2,6768 8,1395 2,3444 7,1287 H 2 SO 4 (M) 0,10 2,6768 8,1395 2,1185 6,4418 0,15 2,6768 8,1395 1,6059 4,8831 Konsentrasi 0,175 2,6768 8,1395 2,0399 6,2028 ZOC (M) 0,225 2,6768 8,1395 2,6491 8,0554 0,25 2,6768 8,1395 2,6875 8,1720 Waktu Pengendapan (menit) 40 2,6768 8,1395 1,6253 4, ,6768 8,1395 1,6425 4, ,6768 8,1395 2,6628 8, ,6768 8,1395 2,6052 7,9218

14 64 Lampiran 6 Perhitungan Konversi % Zr Perhitungan konversi % Zr dari masing-masing larutan yang dihasilkan dapat dihitung mengunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : Zr (ZBS) = banyaknya Zr dalam zirkonium berbasis sulfat (gram) Zr (ZOC) = banyaknya Zr dalam zirkonium oksiklorid (gram) Perhitungan : Zr dalam ZOC = Kadar Zr hasil analisis x Volume larutan = 10,5388 g/l x 50 ml = 0,5269 gram A. Variasi Konsentrasi H 2 SO Untuk Konsentrasi H2SO 4 0,06 M : Zr dalam ZBS = Kadar Zr x Volume larutan = 8,3592 g/l x 60 ml = 0,5016 gram 4 Konversi % Zr = = 95,19 % Dengan cara yang sama dapat diketahui konversi % Zr pada variasi konsentrasi H 2 SO 4. Hasil dari perhitungan tersaji pada Tabel berikut.

15 65 Tabel. Data Konversi % Zr pada variasi konsentrasi H 2 SO 4. Konsentrasi ZOC = 0,2 M, volume ZOC 50 ml, waktu pengadukan = 1 jam, ph 1,5, suhu reaksi 90 ºC, volume konsentrasi H 2 SO 4 50 ml. C. H2SO 4 (M) Keterangan 0,06 0,07 0,08 0,09 0,10 Endapan (gram) 3,1210 3,0871 2,6768 2,3444 2,1185 Kadar Zr (ZBS) (g/l) 8,3592 8,3214 8,1395 7,1287 6,4418 Konversi % Zr 95,19 94,76 92,69 81,17 73,35 B. Variasi Konsentrasi ZOC Untuk Konsentrasi ZOC 0,15 M : Zr dalam ZBS = Kadar Zr x Volume larutan = 4,8831 g/l x 60 ml = 0,2929 gram Konversi % Zr = = 55,59 % Dengan cara yang sama dapat diketahui konversi % Zr pada variasi konsentrasi ZOC. Hasil dari perhitungan tersaji pada Tabel berikut. Tabel. Data Konversi % Zr pada variasi konsentrasi ZOC. Konsentrasi H 2 SO 4 = 0,08 M, volume ZOC 50 ml, waktu pengadukan = 1 jam, suhu reaksi 90 ºC, ph 1,5, volume konsentrasi H 2 SO 4 50 ml. C. ZOC (M) 0,15 0,175 0,2 0,225 0,25 Keterangan Endapan (gram) 1,6059 2,0399 2,6768 2,6491 2,6875 Kadar Zr (ZBS) (g/l) 4,8831 6,2028 8,1395 8,0554 8,1720 Konversi % Zr 55,59 70,64 92,69 91,72 93,05 C. Variasi Waktu Pengendapan Untuk waktu pengendapan selama 40 menit : Zr dalam ZBS = Kadar Zr x Volume larutan = 4,9421 g/l x 60 ml = 0,2965 gram Konversi % Zr = = 56,27 %

16 66 Dengan cara yang sama dapat diketahui konversi % Zr pada variasi waktu pengendapan. Hasil dari perhitungan tersaji pada Tabel berikut. Tabel. Data Konversi % Zr pada variasi waktu pengendapan. Konsentrasi H 2 SO 4 = 0,08 M, volume konsentrasi H 2 SO 4 = 50 ml, konsentrasi ZOC = 0,2 M, volume ZOC = 50 ml, ph 1,5, suhu reaksi : 90 ºC. Waktu (menit) Keterangan Endapan (gram) 1,6253 1,6425 2,6768 2,6628 2,6952 Kadar Zr (ZBS) (g/l) 4,9421 4,9944 8,1395 8,0969 7,9218 Konversi % Zr 56,27 56,88 92,69 92,19 90,21

17 67 Lampiran 7 X-RAY CRITICAL ABSORPTION AND EMISSON ENERGIES CHART Besarnya energi yang digunakan untuk menentukan kadar Zr dengan XRF dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini: Tabel 13. Data X-Ray Critical Absorption And Emisson Energies Chart Nama Simbol Kα Kβ Lα Lβ Kα1 Kα2 Kβ1 Kβ2 Lα1 Lα2 Lβ1 Lβ2 Hydrogen H Helium He Lithium Li 0, Berylium Be 0, Boron B 0, Carbon C 0, Nitrogen N 0, Oxygen O 0, Fluorin F 0, Neon Ne 0, Sodium Na 1, 041 1, Magnesium Mg 1, 254 1, Aluminium Al 1,487 1,486 1, Silicon Si 1,740 1,739 1, Phosphorus P 2,015 2,014 2, Sulphur S 2,308 2,306 2, Chlorine Cl 2,622 2,621 2, Argon Ar 2,957 2,955 3, Potassium K 3,313 3, Calcium Ca 3,691 3,688 4,012-0, 341 0,344 - Scandium Sc 4,090 4,085 4,460-0, 395 0,399 - Titanium Ti 4,510 4,504 4,931-0, 452 0,458 - Vanadium V 4,952 4,944 5,427-0, 510 0,519 - Chromium Cr 5,414 5,405 4,946-0, 571 0,581 - Manganese Mn 5,898 5,887 6,490-0, 636 0,647 - Iron Fe 6,403 6,390 7,057-0, 704 0,717 - Cobalt Co 6,390 6,915 7,649-0, 775 0,790 - Nickel Ni 7,477 7,460 8,264 8,328 0, 849 0,866 - Copper Cu 8,047 8,027 8,904 8,976 0, 928 0,948 -

18 Zinc Zn 8,638 8,615 9,571 9,657 1, 009 1,032 - Galium Ga 9,251 9,234 10,263 10,365 1, 090 1,122 - Germanium Ge 9,885 9,854 10,981 11,100 1, 186 1,216 - Arsenic As 10,543 10,507 11,725 11,863 1, 282 1,317 - Selenium Se 11,221 11,181 12,495 12,651 1, 379 1,419 - Bromine Br 11,923 11,877 13,290 13,465 1, 480 1,526 - Krypton Kr 12,648 12,597 14,112 14,513 1, 587 1,638 - Rubidium Rb 13,394 13,335 14,960 15,184 1,694 1,692 1,752 - Strontium Sr 14,164 14,097 15,834 16,083 1,806 1,805 1,872 - Yttrium Y 14,957 14,882 16,736 17,011 1,922 1,920 1,996 - Zirconium Zr 15,774 15,690 17,666 17,969 2,042 2,040 2,124 2,219 Niobium Nb 16,614 16,520 18,621 18,951 2,166 2,163 2,257 2,367 Molybdenum Mo 17,478 17,373 19,607 19,964 2,293 2,290 2,395 2,518 Technetium Tc 18,410 18,328 20,585 21,012 2,424 2,420 2,538 2,674 Ruthenium Ru 19,278 19,149 21,655 22,072 2,558 2,554 2,683 2,836 Rhodium Ro 20,214 20,072 22,721 23,169 2,696 2,962 2,834 3,001 Polladium Pd 21,175 21,018 23,816 24,297 2,838 2,833 2,990 3,172 Silver Ag 22,162 21,998 24,942 25,454 2,934 2,78 3,151 3,348 Cadmium Cd 23,172 22,982 26,093 26,641 3,133 3,127 3,316 3,528 Indium In 24,207 24,000 27,274 27,859 3,287 3,279 3,487 3,713 Tin Sn 25,270 25,042 28,483 29,106 3,444 3,435 3,662 3,904 Antimony Sb 26,357 26,109 29,723 30,387 3,605 3,595 3,843 4,100 Tellurium Te 27,471 27,200 30,993 31,698 3,769 3,758 4,029 4,301 Iodine I 28,610 28,315 32,292 33,016 3,937 3,936 4,220 4,507 Xenon Xe 29,802 29,485 33,644 34,446 4,111 4,099 4,422 4,720 Cesium Cs 30,970 30,623 34,884 35,819 4,286 4,272 4,620 4,936 Barium Ba 32,191 31,815 36,376 37,255 4,467 4,451 4,828 5,156 Lanthanum La 33,440 33,033 37,799 38,728 4,651 4,635 4,043 5,384 Cerium Ce 34,717 34,276 39,255 40,231 4,840 4,823 5,262 5,613 Praseodymium Pr 36,023 35,548 40,746 41,772 5,034 5,014 5,439 5,850 Neodymium Nd 37,359 36,845 42,269 43,293 5,230 5,208 5,722 6,090 Promethium Pm 38,649 38,160 43,945 44,955 5,431 5,408 5,956 6,336 Samarium Sm 40,124 39,523 45,400 46,553 5,636 5,609 5,206 6,587 Europium Eu 41,529 40,877 47,027 48,241 5,846 5,816 6,456 6,842 Gadelinium Gd 42,983 42,280 48,718 49,961 6,059 6,027 6,714 7,102 Terbium Tb 44,470 43,737 50,391 51,737 6,275 6,241 6,979 7,368 Dysprosium Dy 45,985 45,193 52,178 53,491 6,495 6,457 7,249 7,638 Holmium Ho 47,528 46,686 53,934 55,292 6,720 6,680 7,528 7,912 Erpium Er 49,099 48,205 55,690 57,088 6,948 6,904 7,810 8,188 Thulium Tm 50,730 49,762 57,576 58,969 7,181 7,135 8,103 8,472 Ytterbium Yb 52,360 51,326 59,352 60,959 7,414 7,367 8,401 8,758 68

19 Lutecium Lu 54,063 52,959 61,282 62,946 7,654 7,604 8,708 9,048 Hafnium Hf 55,757 54,579 63,209 64,936 7,898 7,843 9,021 9,346 Tantalum Ta 57,524 56,270 65,210 66,999 8,145 8,087 9,341 9,649 Tungsten W 59,310 57,973 67,233 69,090 8,396 8,333 9,670 9,959 Rhenium Re 61,131 59,707 69,298 71,220 8,651 8,584 10,008 10,273 Osmium Os 62,991 61,477 71,404 73,393 8,910 8,840 10,354 10,596 Iridiuum Ir 64,886 63,278 73,549 75,605 9,173 9,098 10,706 10,918 Pltanium Pt 66,820 65,111 75,736 77,866 9,441 9,360 11,069 11,249 Gold Au 68,794 66,980 77,968 80,165 9,711 9,625 11,439 11,582 Merkury Hg 70,821 68,890 80,258 82,526 9,987 9,896 11,823 11,923 Thallium Tl 72,860 70,820 82,558 84,904 10,266 10,170 12,210 12,268 Lead Pb 74,957 72,794 84,922 87,343 10,549 10,448 12,611 12,620 Bismuth Bi 77,097 74,805 87,335 89,833 10,836 10,729 13,021 12,977 Polonium Po 79,296 76,868 89,809 92,386 11,128 11,014 13,441 13,338 Astatine At 81,525 78,956 82,319 94,976 11,424 11,304 13,873 13,705 Radon Rn 83,800 81,080 94,877 97,616 11,724 11,597 14,316 14,077 Francium Fr 86,119 83,243 97, ,305 12,029 11,894 14,770 14,459 Radium Ra 88,485 85, , ,048 12,338 12,194 15,233 14,839 Actinium Ac 90,894 87, , ,838 12,650 12,499 15,712 15,227 Therium Th 93,334 89, , ,671 12,966 12,808 16,200 15,620 Protactinium Pa 95,851 92, , ,575 13,291 13,120 16,700 16,022 Uranium U 98,428 94, , ,549 13,613 13,438 17,218 16,425 Neptunium Np 101,005 97, , ,533 13,945 13,758 17,740 16,837 Plutonium Pu 103,653 99, , ,592 14,279 14,882 18,278 17,254 Americium Am 106, , , ,706 14,618 14,411 18,829 17,677 Curium Cm 109, , , ,875 14,961 14,743 19,393 18,106 Berkelium Bk 111, , , ,101 15,309 15,079 19,971 18,540 Caliternium Cf 114, , , ,383 15,661 15,420 20,562 18,980 Einstennium Es 117, , , ,724 16,018 15,764 21,166 19,426 Fermium Fm 120, , , ,122 16,379 16,113 21,785 19,879 69

20 70 Lampiran 8 Gambar Hasil Penelitian Gambar 5. Kristal ZOC Gambar 6. Proses Pembentukan ZBS Gambar 7. Proses Penyaringan Gambar 8. Penimbangan endapan

21 71 Gambar 9. X-Ray Flourecence (XRF) Gambar 10. Spektra XRF Gambar 11. Filtrat ZBS Gambar 12. Endapan ZBS

Diagram Prosedur Kerja. Proses Aktivasi Resin Dowex 1-X8. Standardisasi Eluen H 2 SO 4. Pembuatan dan Penentuan Kadar Zirkonium dalam Larutan Umpan

Diagram Prosedur Kerja. Proses Aktivasi Resin Dowex 1-X8. Standardisasi Eluen H 2 SO 4. Pembuatan dan Penentuan Kadar Zirkonium dalam Larutan Umpan LAMPIRAN 1 Diagram Prosedur Kerja a. Prosedur Kerja Proses Aktivasi Resin Dowex 1-X8 Pembuatan Larutan Standar Zirkonium Oksiklorid Standardisasi Eluen H 2 SO 4 Pembuatan dan Penentuan Kadar Zirkonium

Lebih terperinci

LAMPlRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DAN KEAMANAN DALAM

LAMPlRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DAN KEAMANAN DALAM LAMPlRAN II ES PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DAN KEAMANAN DALAM PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF NILAI DASAR RADIONUKLIDA Aktinium (89) (nom or atom)

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 02/Ka-BAPETEN/V-99 TENTANG BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

Lebih terperinci

PENJELASAN UMUM PENGAWASAN IMPOR DAN EKSPOR SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR

PENJELASAN UMUM PENGAWASAN IMPOR DAN EKSPOR SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR PENJELASAN UMUM PENGAWASAN IMPOR DAN EKSPOR SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR Jl. Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120, Indonesia, PO BOX 4008 JKT 10040 Perizinan Fasilitas Penelitian dan Industri: Telp.

Lebih terperinci

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) BIDANG KIMIA SUB KIMIA FISIK 16 Mei 2017 Waktu : 120menit Petunjuk Pengerjaan H 1. Tes ini terdiri atas

Lebih terperinci

Tabel berikut ini memuat beberapa contoh unsure dengan jumlah atom pembentuknya. Tabel 5.1 Beberapa nama unsure dan jumlah atom pembentuknya

Tabel berikut ini memuat beberapa contoh unsure dengan jumlah atom pembentuknya. Tabel 5.1 Beberapa nama unsure dan jumlah atom pembentuknya Klasifikasi Zat A. Unsur, Senyawa dan Campuran Jika kita memanaskan gula pasir setengah sendok makan di tas lampu bunsen, maka gula akan mencair. Cairan ini akan terasa manis karena sifat gula terasa manis.

Lebih terperinci

1. Tentukan Elektron Valensi dari : 100 Fm, 91 Pa, 81 Ti 2. Tentukan Periode dan golongan dari unsur : 72 Hf, 82 Pb, 92 U 3. Bagaimana ikatan Kimia

1. Tentukan Elektron Valensi dari : 100 Fm, 91 Pa, 81 Ti 2. Tentukan Periode dan golongan dari unsur : 72 Hf, 82 Pb, 92 U 3. Bagaimana ikatan Kimia 1. Tentukan Elektron Valensi dari : 72 Hf, 82 Pb, 92 U 2. Tentukan Periode dan golongan dari unsur : 100 Fm, 91 Pa, 81 Ti 3. Bagaimana ikatan Kimia yang terjadi antara unsur : K dan Se, Rb dan Br, Fr dan

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN

Lebih terperinci

OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) Bidang Kimia Sub bidang Kimia Anorganik

OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) Bidang Kimia Sub bidang Kimia Anorganik OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2017 Bidang Kimia Sub bidang Kimia Anorganik 16 Mei 2017 Waktu : 120 menit Petunjuk Pengerjaan 1. Tes ini berlangsung

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 5-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 5-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 5-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 5 Konfigurasi Elektron Dalam Atom Atom dengan lebih dari satu elektron

Lebih terperinci

UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111)

UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111) KIMIA TAHAP PERSIAPAN BERSAMA Departemen Kimia, Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung E-mail: first-year@chem.itb.ac.id UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111) http://courses.chem.itb.ac.id/ki1111/ 20 Oktober

Lebih terperinci

NIP

NIP NIP. 197510072006042023 By. Nursyidah, ST Bahan Ajar Kimia Unsur KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KOMPETENSI INTI KI 1 : KI 2 : KI 3 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Menghayati

Lebih terperinci

UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111)

UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111) KIMIA TAHAP PERSIAPAN BERSAMA Departemen Kimia, Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung E-mail: first-year@chem.itb.ac.id UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111) http://courses.chem.itb.ac.id/ki1111/ 22 Oktober

Lebih terperinci

Tabel Periodik Unsur. Sebagian unsur terbentuk. ini. Sudah sejak dahulu para ahli kimia berusaha mengelompokkan unsurunsur

Tabel Periodik Unsur. Sebagian unsur terbentuk. ini. Sudah sejak dahulu para ahli kimia berusaha mengelompokkan unsurunsur II Sebagian unsur terbentuk bersamaan dengan terbentuknya alam semesta ini. Sudah sejak dahulu para ahli kimia berusaha mengelompokkan unsurunsur berdasarkan kemiripan sifat, agar unsurunsur tersebut mudah

Lebih terperinci

SISTEM PERIODIK UNSUR

SISTEM PERIODIK UNSUR SISTEM PERIODIK UNSUR Ilmu kimia Struktur Sifat Reaksi Energi Materi materi materi sifat unsur sistem klasifikasi unsur sistem periodik unsur SEBELUM TAHUN 1800 Hanya diketahui beberapa logam Tahun 3000

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan sistem periodik Di alam ada 109 unsur, bagaimana penyusunan unsur tersebut secara logis?

Sejarah Perkembangan sistem periodik Di alam ada 109 unsur, bagaimana penyusunan unsur tersebut secara logis? SISTEM PERIODIK UNSUR Sejarah Perkembangan sistem periodik Di alam ada 109 unsur, bagaimana penyusunan unsur tersebut secara logis? SAMPAI TAHUN 1800 Tahun 3000 SM : BESI EMAS PERAK TIMBAL Abad 3 M : Pengindetifikasian

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Implementasi sistem merupakan tahap penerjemahan kebutuhan pembangunan aplikasi ke dalam representasi perangkat lunak sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

KIMIA (2-1)

KIMIA (2-1) 03035307 KIMIA (2-1) Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra Kuliah ke-1 Sejarah Perkembangan Kimia, pengertian dasar tentang zat, komposisi, struktur zat, unsur dan senyawa Faperta UNMUL 2011 KONTRAK

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

Aplikasi Teknik Nuklir. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Aplikasi Teknik Nuklir. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Aplikasi Teknik Nuklir Bidang Kimiai Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Latar Belakang Perkembangan Teknologi Nuklir : Industri Kedokteran Lingkungan Dukungan bidang Radiokimia

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Kimia

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Kimia PENGARUH KONSENTRASI ZIRKONIUM OKSIKLORID (ZOC), KONSENTRASI ASAM SULFAT, DAN WAKTU PENGENDAPAN TERHADAP KONVERSI PEMBENTUKAN ZIRKONIUM BERBASIS SULFAT (ZBS) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika

Lebih terperinci

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI PRINSIP : Analat direaksikan dengan suatu pereaksi sehingga terbentuk senyawa yang mengendap; endapan murni ditimbang dan dari berat endapan didapat

Lebih terperinci

Sifat-Sifat Umum Unsur Dra. Sri Wardhani, M.Si. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya

Sifat-Sifat Umum Unsur Dra. Sri Wardhani, M.Si. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya Sifat-Sifat Umum Unsur Dra. Sri Wardhani, M.Si. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya Pada akhir abad 18 dan awal abad 19 beberapa unsur telah ditemukan dan

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 Jakarta 2-7 September Bidang Kimia SOAL. Ujian Praktikum. Waktu: 240 menit

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 Jakarta 2-7 September Bidang Kimia SOAL. Ujian Praktikum. Waktu: 240 menit Hak Cipta Dilindungi Undang Undang OLIMPIADE SAINS NASIONAL 0 Jakarta September 0 Bidang Kimia SOAL Ujian Praktikum Waktu: 0 menit Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Managemen

Lebih terperinci

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-192-IDN Nama Laboratorium : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Fisika/kimia Tanah Tekstur 3 fraksi IK Tanah 5.4.4-1 (gravimetri)

Lebih terperinci

GF- AAS) Ag, As, Cd, Co, Cu, Fe, Mn, Ni, GA02; GA03 (teknik digest HCl/HClO 4

GF- AAS) Ag, As, Cd, Co, Cu, Fe, Mn, Ni, GA02; GA03 (teknik digest HCl/HClO 4 LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-130-IDN Kimia Mineral batuan (padatan) dan Au FA50; FA51; FA30 larutan (liqour ) (teknik fire assay (FAAS) Au,Pt, Pd low level detection FA55 (teknik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan. BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Data Pengujian. 4.1.1. Pengujian Kekerasan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metoda Rockwell C, pengujian kekerasan pada material liner dilakukan dengan cara penekanan

Lebih terperinci

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS Rizky Prananda(1410100005) Dosen Pembimbing Dosen Penguji : Suprapto, M.Si, Ph.D : Ita Ulfin S.Si, M.Si Djoko Hartanto, S.Si, M.Si Drs. Eko Santoso,

Lebih terperinci

kimia KONFIGURASI ELEKTRON

kimia KONFIGURASI ELEKTRON K-13 Kelas X kimia KONFIGURASI ELEKTRON Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami konfigurasi elektron kulit dan subkulit. 2. Menyelesaikan

Lebih terperinci

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI Oleh: Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 3307.100.021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir. Wahyono Hadi, M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Penelitian yang sudah ada Pirometalurgi Hidrometalurgi Pelindian Sulfat Pelindian Pelindian Klorida Penelitian

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

MASSA ATOM,MASSA ATOM RELATIF DAN KONFIGURASI ELEKTRON

MASSA ATOM,MASSA ATOM RELATIF DAN KONFIGURASI ELEKTRON MASSA ATOM,MASSA ATOM RELATIF DAN KONFIGURASI ELEKTRON MODUL 2 Pertemuan ke... MASSA ATOM,MASSA ATOM RELATIF dan KONFIGURASI ELEKTRON Standar Kompetensi : : 1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 KIMIA

Antiremed Kelas 10 KIMIA Antiremed Kelas 10 KIMIA Persiapan UAS 1 Kimia Doc Name: AR10KIM01UAS Version : 2016-07 halaman 1 01. Partikel berikut yang muatannya sebesar 19 1,6 10 C dan bermassa 1 sma (A) elektron (B) proton (C)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit

Lebih terperinci

MASSA ATOM,MASSA ATOM RELATIF dan KONFIGURASI ELEKTRON

MASSA ATOM,MASSA ATOM RELATIF dan KONFIGURASI ELEKTRON Pertemuan ke... MODUL 2 MASSA ATOM,MASSA ATOM RELATIF dan KONFIGURASI ELEKTRON Standar Kompetensi : : 1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia Kompetensi Dasar : 1.1.Memahami

Lebih terperinci

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr SOAL LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml A. 5 ml B. 10 ml C. 2.5 ml D. 15 ml E. 5.5 ml : A Mencari volume yang dibutuhkan pada proses

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep LAMPIRAN 7 HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN Keterangan kriteria kebenaran konsep Benar (B) Salah (S) Indikator Pembelajaran : Jika penjelasan konsep subjek penelitian sesuai dengan

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR ISSN 1979-2409 Analisis Unsur Pb, Ni Dan Cu Dalam Larutan Uranium Hasil Stripping Efluen Uranium Bidang Bahan Bakar Nuklir (Torowati, Asminar, Rahmiati) ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM

Lebih terperinci

SISTEM PERIODIK UNSUR

SISTEM PERIODIK UNSUR SISTEM PERIODIK UNSUR Terdiri atas PETA KONSEP Perkembangan Sistem Periodik Unsur Sifat-sifat keperiodikan J. W. Dobereiner John Newland Dimitri Mendeleev Sistem Periodik Modern Sistem 18 golongan Sistem

Lebih terperinci

X Z. ISOTOP Atom atom yang sama mempunyai nomor atom sama tetapi nomor massa berbeda disebut isotop Contoh : H 1 H 1 H 1

X Z. ISOTOP Atom atom yang sama mempunyai nomor atom sama tetapi nomor massa berbeda disebut isotop Contoh : H 1 H 1 H 1 MODUL -1 NOTASI UNSUR & JUMLAH PROTON, ELEKTRON & NEUTRON Standar Kompetensi : : 1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia Kompetensi Dasar : 1.1.Memahami struktur atom berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan sampel yaitu, di sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

Tabel Periodik. Bab 3a. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi 2010 dimodifikasi oleh Dr.

Tabel Periodik. Bab 3a. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi 2010 dimodifikasi oleh Dr. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi 2010 dimodifikasi oleh Dr. Indriana Kartini Bab 3a Tabel Periodik Kapan unsur-unsur ditemukan? 8.1 1 ns 1 Konfigurasi elektron

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 lat dan Bahan lat yang digunakan pada pembuatan karbon aktif pada penilitian ini adalah peralatan sederhana yang dibuat dari kaleng bekas dengan diameter 15,0 cm dan

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 11/PMK.OS/2015 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM BALAI R!SET DAN STANDARDISASI INDUSTRI LAMPUNG PADA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. MENTERIKEUANGAN TARIF LAYANAN

Lebih terperinci

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992) L A M P I R A N Lampiran 1. Data Kualitas Perairan St. Lokasi Koordinat Kedalaman Temperatur Bujur Lintang (m) (0C) Salinitas 1 Muara Angke 106.7675-6.1035 3.1 27.6 2 2 Laut 106.744-6.0939 3.2 29.7 10

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H2SO4 0.05 M dibutuhkan larutan H2SO4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5

Lebih terperinci

Bab I Tabel Periodik Unsur dan Struktur Atom

Bab I Tabel Periodik Unsur dan Struktur Atom Bab I Tabel Periodik Unsur dan Struktur Atom Sumber: Silberberg, Chemistry The Molecular Nature of Matter and Change Pola keperiodikan alami. Ukuran spiral kulit siput bertambah besar secara teratur, hal

Lebih terperinci

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN Review II A. ELEKTROLISIS 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 O 4H + + O 2

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi 35 LAMPIRAN 2 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sesudah Aktivas 36 LAMPIRAN 3 Data XRD Pasir Vulkanik Merapi a. Pasir Vulkanik

Lebih terperinci

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK Ngatijo, Rahmiati, Asminar, Pranjono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK. Telah dilakukan

Lebih terperinci

ILMU KIMIA ANALIT. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP

ILMU KIMIA ANALIT. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP ILMU KIMIA ANALIT Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP 2011 Lanjutan.. METODE ANALISIS KUANTITATIF SECARA GRAVIMETRI Cara-cara Analisis Gravimetri Presipitasi (pengendapan) Senyawa/ ion yang akan dianalisis

Lebih terperinci

H = H hasil reaksi H pereaksi. Larutan HCl

H = H hasil reaksi H pereaksi. Larutan HCl Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Memahami perubahan energi dalam kimia, cara pengukuran dan sifat ketidakteraturan dalam alam semesta. Menjelaskan pengertian tentang entalpi suatu zat dan perubahannya.

Lebih terperinci

MODUL KIMIA KELAS X MIA

MODUL KIMIA KELAS X MIA MODUL KIMIA KELAS X MIA SISTEM PERIODIK UNSUR SANTA ANGELA TAHUN PELAJARAN 2017-2018 1 SISTEM PERIODIK UNSUR A. Perkembangan Sistem Periodik Unsur Sistem periodik adalah suatu tabel berisi identitas unsur-unsur

Lebih terperinci

LAMPIRAN. I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara

LAMPIRAN. I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara LAMPIRAN I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara 87 2. Proses Leaching dari Abu Layang Batubara 10,0028 gr abu Layang yang telah dicuci - dimasukkan ke dalam gelas beker - ditambahkan 250 ml larutan

Lebih terperinci

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak. LARUTAN Larutan merupakan campuran yang homogen,yaitu campuran yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung dua komponen atau lebih yang disebut

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299 PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP. 031-8415492 FAX 031-8430673 KODE POS 60299 ULANGAN AKHIR SEMESTER 2 (DUA) TAHUN PELAJARAN 2011 2012 Hari/Tanggal :

Lebih terperinci

NILAI BATAS LEPASAN RADIOAKTIVITAS KE LINGKUNGAN

NILAI BATAS LEPASAN RADIOAKTIVITAS KE LINGKUNGAN 9 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN NILAI BATAS LEPASAN RADIOAKTIVITAS KE LINGKUNGAN Nilai Batas Lepasan Radioaktivitas

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga Bab 7 Soal-Soal Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Larutan Penyangga 1. Berikut ini yang merupakan pasangan asam basa terkonjugasi (A) H 3 O + dan OH

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

Teknik Analisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)

Teknik Analisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) Teknik Analisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) Kuliah Analisis Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY Pertemuan Ke 4 & 5 siti_marwati@uny.ac.id Langkah-langkah analisis dengan AAS

Lebih terperinci

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g) LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN Latihan Soal 2.3

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN Latihan Soal 2.3 SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN Latihan Soal 2.3 1. Penabahan kromium (Cr) pada baja bertujuan untuk... Meningkatkan kekuatan tariknya Mengisi ruang kosong antar atom besi pada

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program

Lebih terperinci

Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography. Annisa Fillaeli

Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography. Annisa Fillaeli Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography Annisa Fillaeli TUJUAN Setelah pembelajaran ini selesai maka siswa dapat melakukan analisis kimia menggunakan resin penukar ion. Title R+OH- + X- ===

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr Asminar, Rahmiati, Siamet Pribadi ABSTRAK ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK

Lebih terperinci

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan ? Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan interpretasi data analitik Metode Konvensional: Cara

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI. Massa molekul relatif suatu zat sama dengan jumlah massa atom relatif atomatom penyusun molekul zat tersebut.

STOIKIOMETRI. Massa molekul relatif suatu zat sama dengan jumlah massa atom relatif atomatom penyusun molekul zat tersebut. STOIKIOMETRI Istilah STOIKIOMETRI berasal dari kata-kata Yunani yaitu Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). STOIKIOMETRI akhirnya mengacu kepada cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran

Lebih terperinci

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12

Lebih terperinci

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Bab V Perhitungan Kimia Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Jumlah permen dalam stoples dapat diketahui jika berat dari satu permen dan seluruh permen diketahui. Cara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN. INDONESIA Cilandak - Jakarta dengan menggunakan mesin Viscosity Kinematic Bath,

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN. INDONESIA Cilandak - Jakarta dengan menggunakan mesin Viscosity Kinematic Bath, BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN 4.1 Data Hasil Pengujian Data hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium PT. CORELAB INDONESIA Cilandak - Jakarta dengan menggunakan mesin Viscosity Kinematic

Lebih terperinci

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2! BAB 7 STOKIOMETRI A. Massa Molekul Relatif Massa Molekul Relatif (Mr) biasanya dihitung menggunakan data Ar masing-masing atom yang ada dalam molekul tersebut. Mr senyawa = (indeks atom x Ar atom) Contoh:

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5 ml 2. Konsentrasi larutan yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.58, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. Balai Standardisasi Industri. Tarif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PMK.05/2011 TENTANG TARIF LAYANAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

Pertanyaan Seputar Produk

Pertanyaan Seputar Produk Pertanyaan Seputar Produk 1. Apa itu VEMMA? VEMMA adalah formulasi cair ampuh yang mengandung Vitamin, multimineral dan suplemen Antioksidan. Lebih dari 80 ramuan berkhasiat tersedia dalam formulasi ini.

Lebih terperinci

KURVA KALIBRASI. LARUTAN STANDAR Cu 10 ppm. ANALISIS KONSENTRASI LOGAM PENGGANGGU Cu DENGAN ICP-OES LOGO

KURVA KALIBRASI. LARUTAN STANDAR Cu 10 ppm. ANALISIS KONSENTRASI LOGAM PENGGANGGU Cu DENGAN ICP-OES LOGO KURVA KALIBRASI ANALISIS KONSENTRASI LOGAM PENGGANGGU DENGAN ICP-OES Diambil sebanyak 5; 1; 15; 2; 25; 3; 35; 4; dan 45 ml LARUTAN STANDAR 1 ppm Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml Diencerkan dengan aqua

Lebih terperinci

U Th He 2

U Th He 2 MODUL UNSUR RADIOAKTIF dan RADIOISOTOP Radiasi secara spontan yang di hasilkan oleh unsure di sebut keradioaktifan, sedangkan unsure yang bersifat radioaktif disebut unsure radioaktif.unsur radioaktif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

TARIF LINGKUP AKREDITASI

TARIF LINGKUP AKREDITASI TARIF LINGKUP AKREDITASI LABORATORIUM BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG BIDANG PENGUJIAN KIMIA/FISIKA TERAKREDITASI TANGGAL 26 MEI 2011 MASA BERLAKU 22 AGUSTUS 2013 S/D 25 MEI 2015 Bahan Atau Produk Pangan

Lebih terperinci

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

Stoikiometri. OLEH Lie Miah Stoikiometri OLEH Lie Miah 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KARAKTERISTIK MATERI KESULITAN BELAJAR SISWA STANDAR KOMPETENSI Memahami hukum-hukum dasar Kimia dan penerapannya dalam perhitungan

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys) 14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys) Magnesium adalah logam ringan dan banyak digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan massa jenis yang ringan. Karakteristik : - Memiliki struktur HCP (Hexagonal

Lebih terperinci

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum Lampiran Lampiran I. Rancangan Percobaan Sampel 2 macam Laaitan standar formaldehid Persiapan sampel dengan berbagai variasi suhu (50,6O,7O,8O,9O,dan 100 V Penentuan waktu kestabilan warna y V Penentuan

Lebih terperinci

C. Reaksi oksidasi reduksi berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Bilangan Oksidasi (biloks)

C. Reaksi oksidasi reduksi berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Bilangan Oksidasi (biloks) 97 Nama : Kelompok : Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X 5 /2 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit. Materi pokok : Konsep Redoks Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION 1 LOGO Analisis Kation 2 Klasifikasi Kation Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari: Klorida (asam klorida) Sulfida, (H 2

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR TAHUN 20 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR TAHUN 20 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR TAHUN 20 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan (swelling) tanah lempung tanpa elektrokinetik Hasil pengujian pengembangan tanah lempung tanpa elektrokinetik dapat dilihat pada Lampiran

Lebih terperinci