Petunjuk Load Program SIP 2002 Versi R.3.3. Lakukanlah proses load program SIP 2002 versi R.3.3 sesuai langkah-langkah di bawah ini:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Petunjuk Load Program SIP 2002 Versi R.3.3. Lakukanlah proses load program SIP 2002 versi R.3.3 sesuai langkah-langkah di bawah ini:"

Transkripsi

1 Nomor : S- 23 / PJ.9 / 2002 Tanggal : 08 Februari 2002 Petunjuk Load Program SIP 2002 Versi R.3.3 Lakukanlah proses load program SIP 2002 versi R.3.3 sesuai langkah-langkah di bawah ini: 1. Login: root Enter 2. # tar xv8 Enter 3. #brnchmodm2 Enter 4. # su sip Enter 5. $ cd /users/sip/masterm2 Enter 6. $ sh ril_ Enter 7. $ semasterm2 Enter

2 Lampiran Surat Dir. JP Nomor : S- 23 / PJ.9 / 2002 Tanggal : 08 Februari 2002 PETUNJUK OPERASIONAL SISTEM INFORMASI PERPAJAKAN 2002 VERSI R.3.3 SUBSISTEM TEMPAT PELAYANAN TERPADU PERUBAHAN MENU SPT MASA Kegiatan pada menu ini adalah perekaman penerimaan SPT Masa PPh Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, SPT Final PPh Pasal 15 dan Pasal 4 ayat 2, Laporan Penyetoran PPh atas PHTB, SPT Masa PPh Pasal 25, dan SPT Masa PPN, yang dilakukan di seksi Tempat Pelayanan Terpadu pada setiap Kantor Pelayanan Pajak. Penggunaan aplikasi ini dilakukan melalui dumb/it terminal dengan langkah awal sebagai berikut: 1. Masukkan login: spp01 s.d. spp20, tekan [enter] 2. Isikan password, tekan [enter] Tampilan pada layar akan tampak seperti Gambar 1 berikut: Gambar 1 Cara memilih salah satu menu dapat dilakukan dengan menekan tombol panah atas/bawah dan menekan [enter] atau ketik nomor yang dipilih kemudian tekan [enter]. Dari sepuluh menu utama dan satu menu selesai (nomor 11) pada menu TPT di atas, akan pilih menu SPT Masa (nomor 3). Tampilan pada layar akan tampak seperti gambar 2 berikut:

3 Gambar 2 MENU SPT MASA : Kegiatan pada menu ini adalah perekaman penyampaian SPT Masa yang disampaikan oleh Wajib Pajak atau disampaikan melalui Kantor Pos. 1. SPT Masa PPh Pasal 21 Proses peekaman SPT Masa PPh Pasal 21 dapat imulai dilakukan dengan memilih nomor pada menu SPT Masa, kemudian mengisi tanda terima yang akan terlihat pada layar monitor seperti Gambar 3 berikut ini: Keterangan Gambar: Gambar 3

4 1. Isikan elemen-elemen yang ada. Perintah dan petunjuk pengisian masing-masing elemen tampil saat kursor sudah berada pada elemen yang akan diisi dan/atau proses pengisiannya belum dilakukan/diselesaikan. 2. Untuk NPWP, isi dengan NPWP yang terdapat pada Master File local KPP yang bersangkutan, atau pilih dengan menekan tombol F1. Apabila NPWP yang diisi atau yang bersangkutan, atau yang dipilih memang ada di master file lokal, maka nomor register, nama dan alamat wajib pajak yang bersangkutan akan langsung ditampilkan dalam layar, dan kursor akan langsung berada pada isian jenis SPT. Namun apabila NPWP yang diisi salah, maka akan muncul pesan yang sesuai dengan kesalahan pengisian tersebut. Contoh kesalahan pengisian NPWP dapat di lihat pada gambar 3a (kesalahan jumlah digit) dan Gambar 3b (NPWP tidak ada dalam Master File): Gambar 3a Gambar 3b 3. Untuk Jenis SPT, isikan dengan angka 1 untuk SPT Masa, atau angka 2 untuk SPT Masa Pembetulan 4. Tahun Pajak diisi sesuai dengan tahun pajak yang dilaporkan oleh wajib pajak

5 5. Masa Pajak diisi dengan kode bulan (BB) masa pajak yang dilaporkan (misalnya 01 untuk Januari). Apabila untuk masa pajak yang bersangkutan wajib pajak sudah pernah menyampaikan SPT Masanya, pada layar akan tampil pesan dan daftar SPT Masa yang sudah pernah dimasukkan, seperti gambar 3c berikut: Gambar 2c 6. Disampaikan oleh, diisi dengan 1 jika langsung dari wajib pajak, 2 untuk Kantor Pos, atau 3 untuk Kapenpa 7. Tanggal SPT diisi dengan format DDMMYY ( untuk 1 Januari 2002) 8. Untuk selanjutnya, isi sesuai dengan SPT Masa yang dilaporkan oleh wajib pajak 9. Setelah selesai, perekaman, seperti Gambar 3d: Gambar 3d Pilih 1 untuk cetak tanda terima, yang bentuknya akan seperti gambar 3e berikut::

6 Gambar 3e Pilih 3 untuk update data apabila ada pengisian yang salah atau yang ingin diubah, Pilih 9 atau F4 untuk membatalkan perekaman atau kembali ke format kosong, seperti pada Gambar 3, Pilih F4 lagi untuk kembali ke menu sebelumnya, seperti terlihat pada Gambar SPT Masa PPh Paasal 22 Prose perekaman SPT Masa PPh Pasal 22 dapat mulai dilakukan dengan memilih nomor 2 pada menu SPT Masa, kemudian mengisi tanda terima yang akan terlihat pada layar monitor seperti Gambar 4 berikut ini: Gambar 4

7 Keterangan Gambar: 1. Isikan elemen-elemen yang ada. Perintah/petunjuk dan pesan pengisian masing-masing elemen tampil saat kursor sudah berada pada elemen yang akan diisi dan/atau proses pengisiannya belum dilakukan/diselesaikan. 2. NPWP, isi dengan NPWP yang terdapat pada Master File lokal KPP yang bersangkutan, atau pilih dengan menekan tombol F1, apabila NPWP yang diisi atau yang dipilih memang ada dalam master file lokal, maka nomor register, nama, dan alamat wajib pajak yang bersangkutan akan langsung ditampilkan dalam layar, dan kursor akan langsung berada pada isian jenis SPT. Namun apabia NPWP yang diisi salah, maka pada layar akan muncul pesan yang sesuai dengan kesalahan pengisian tersebut. 3. Untuk Jenis SPT, isikan dengan angka 1 untuk SPT Masa, atau angka 2 untuk SPT Masa Pembetulan. 4. Tahun Pajak diisi sesuai dengan tahun pajak yang dilaporkan oleh wajib pajak. 5. Masa Pajak diisi dengan kode bulan (BB) masa pajak yang dilaporkan (misalnya 01 untuk Januari) 6. Disampaikan oleh, diisi dengan 1 jika disampaikan langsung oleh wajib pajak, 2 untuk Kantor Pos, atau 3 untuk Kapenpa. 7. Tanggal SPT diisi dengan format DDMMYY ( untuk 1 Januari 2002). 8. Jumlah PPh Pasal 22 yang Di pungut, diisi sesuai dengan SPT Masa yang di laporkan oleh wajib pajak. 9. Lampiran, diisi sesuai dengan lampiran yang dibawa/disampaikan oleh wajib pajak. 10. Setelah selesai perekaman, seperti Gambar 4a dan 4b: Gambar 4a

8 Keterangan Gambar: Gambar 5 1. Isikan elemen-elemen yang ada. Perintah/petunjuk dan pesan pengisian masing-masing elemen tampil saat kursor sudah berada pada elemen yang akan diisi dan/atau proses pengisiannya belum dilakukan/diselesaikan. 2. NPWP, isi dengan NPWP yang terdapat pada Master File lokal KPP yang bersangkutan, atau pilih dengan menekan tombol F1, apabila NPWP yang diisi atau yang dipilih memang ada dalam master file lokal, maka nomor register, nama, dan alamat wajib pajak yang bersangkutan akan langsung ditampilkan dalam layar, dan kursor akan langsung berada pada isian jenis SPT. Namun apabia NPWP yang diisi salah, maka pada layar akan muncul pesan yang sesuai dengan kesalahan pengisian tersebut. 3. Untuk Jenis SPT, isikan dengan angka 1 untuk SPT Masa, atau angka 2 untuk SPT Masa Pembetulan. 4. Tahun Pajak diisi sesuai dengan tahun pajak yang dilaporkan oleh wajib pajak. 5. Masa Pajak diisi dengan kode bulan (BB) masa pajak yang dilaporkan (misalnya 01 untuk Januari). Apabila wajib pajak sebelumnya sudah pernah memasukan SPT Masa, pada layar akan tampil pesan tersebut beserta daftarnya, seperti pada gambar berikut: Gambar 5a

9 Gambar 5b 6. Disampaikan oleh, diisi dengan 1 jika disampaikan langsung oleh wajib pajak, 2 untuk Kantor Pos, atau 3 untuk Kapenpa. 7. Tanggal SPT diisi dengan format DDMMYY ( untuk 1 Januari 2002). 8. Jumlah PPh Pasal 23/26 yang telah Dipotong, diisi sesuai dengan SPT Masa yang di laporkan oleh wajib pajak. 9. Lampiran, diisi sesuai dengan lampiran yang dibawa/disampaikan oleh wajib pajak. 10. Untuk selanjutnya, isi sesuai dengan SPT Masa yang dilaporkan oleh wajib pajak. 11. Setelah selesai perekaman, seperti Gambar 5c: Gambar 5c Pilih 1 untuk cetak tanda terima, yang bentuknya akan seperti Gambar 5d berikut:

10 Gambar 5d Pilih 3 untuk update data apabila ada pengisian yang salah atau ingin diubah, Pilih 9 atau F4 untuk membatalkan perekaman atau kembali ke format kosong, seperti pada Gambar 5, Pilih F4 lagi untuk kembali ke menu sebelumnya, seperti terlihat pada Gambar SPT Final PPh Pasal 15 Proses perekaman SPT Final PPh Pasal 15 dapat mulai dilakukan dengan memilih nomor 4 pada menu SPT Masa, kemudian mengisi tanda terima yangakan terlihat pada layar monitor seperti Gambar 6 berikut ini: Keterangan Gambar: 1. Isikan elemen-elemen yang ada. Perintah/petunjuk dan pesan pengisian masing-masing elemen tampil saat kursor sudah berada pada elemen yang akan diisi dan/atau proses pengisiannya belum dilakukan/diselesaikan. 2. NPWP, isi dengan NPWP yang terdapat pada Master File lokal KPP yang bersangkutan, atau pilih dengan menekan tombol F1, apabila NPWP yang diisi atau yang dipilih memang ada dalam master file lokal, maka nomor register, nama, dan alamat wajib pajak yang bersangkutan akan langsung ditampilkan dalam layar, dan kursor akan langsung berada pada isian jenis SPT. Namun apabia NPWP yang diisi salah, maka pada layar akan muncul pesan yang sesuai dengan kesalahan pengisian tersebut.

11 3. Untuk Jenis SPT, isikan dengan angka 1 untuk SPT Masa, atau angka 2 untuk SPT Masa Pembetulan. 4. Tahun Pajak diisi sesuai dengan tahun pajak yang dilaporkan oleh wajib pajak. 5. Masa Pajak diisi dengan kode bulan (BB) masa pajak yang dilaporkan (misalnya 01 untuk Januari). 6. Disampaikan oleh, diisi dengan 1 jika disampaikan langsung oleh wajib pajak, 2 untuk Kantor Pos, atau 3 untuk Kapenpa. 7. Tanggal SPT diisi dengan format DDMMYY ( untuk 1 Januari 2002). 8. Jumlah PPh Pasal 23/26 yang telah Dipotong, diisi sesuai dengan SPT Masa yang di laporkan oleh wajib pajak. 9. Lampiran, diisi sesuai dengan lampiran yang dibawa/disampaikan oleh wajib pajak. 10. Setelah selesai perekaman, seperti Gambar 6a: Gambar 6a Pilih 1 untuk cetak tanda terima, yang bentuknya akan seperti gambar 6b berikut: Gambar 6b Pilih 3 untuk update data apabila ada pengisian yang salah atau ingin diubah, Pilih 9 atau F4 untuk membatalkan perekaman atau kembali ke format kosong, seperti pada Gambar 6, Pilih F4 lagi untuk kembali ke menu sebelumnya, seperti terlihat pada Gambar SPT Final PPh Pasal 4 Ayat 2

12 Proses perekaman SPT Final PPh Pasal 4 Ayat 2 dapat mulai dilakukan dengan memilih Nomor 5 pada menu SPT Masa, kemudian mengisi tanda terima yang akan terlibat pada layar monitor seperti Gambar 7 berikut ini: Keterangan Gambar: 1. Isikan elemen-elemen yang ada. Perintah/petunjuk dan pesan pengisian masing-masing elemen tampil saat kursor sudah berada pada elemen yang akan diisi dan/atau proses pengisiannya belum dilakukan/diselesaikan. 2. NPWP, isi dengan NPWP yang terdapat pada Master File lokal KPP yang bersangkutan, atau pilih dengan menekan tombol F1, apabila NPWP yang diisi atau yang dipilih memang ada dalam master file lokal, maka nomor register, nama, dan alamat wajib pajak yang bersangkutan akan langsung ditampilkan dalam layar, dan kursor akan langsung berada pada isian jenis SPT. Namun apabia NPWP yang diisi salah, maka pada layar akan muncul pesan yang sesuai dengan kesalahan pengisian tersebut. 3. Untuk Jenis SPT, isikan dengan angka 1 untuk SPT Masa, atau angka 2 untuk SPT Masa Pembetulan. 4. Tahun Pajak diisi sesuai dengan tahun pajak yang dilaporkan oleh wajib pajak. 5. Masa Pajak diisi dengan kode bulan (BB) masa pajak yang dilaporkan (misalnya 01 untuk Januari) 6. Disampaikan oleh, diisi dengan 1 jika disampaikan langsung oleh wajib pajak, 2 untuk Kantor Pos, atau 3 untuk Kapenpa. 7. Tanggal SPT diisi dengan format DDMMYY ( untuk 1 Januari 2002). 8. Jumlah PPh Pasal 4 ayat (2) yang Dipotong/Dipungut/Disetor sendiri, diisi sesuai dengan SPT Masa yang di laporkan oleh wajib pajak. 9. Lampiran, diisi sesuai dengan lampiran yang dibawa/disampaikan oleh wajib pajak. 10. Untuk selanjutnya, isi sesuai dengan SPT Masa yang dilaporkan oleh wajib pajak. 11. Setelah selesai perekaman, seperti Gambar 7a:

13 Gambar 7a Pilih 1 untuk cetak tanda terima, yang bentuknya akan seperti gambar 7b berikut: Gambar 7b Pilih 3 untuk update data apabila ada pengisian yang salah atau ingin diubah, Pilih 9 atau F4 untuk membatalkan perekaman atau kembali ke format kosong, seperti pada Gambar 7, Pilih F4 lagi untuk kembali ke menu sebelumnya, seperti terlihat pada Gambar Laporan Penyetoran PPh atas Tanah dan Bangunan Proses perekaman Laporan Penyetoran PPh atas Pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan dapat mulai dilakukan dengan memilih nomor 6 pada menu SPT Masa, kemudian mengisi tanda terima yang akan terlihat pada layar monitor seperti Gambar 8 berikut:

14 Gambar 8 Keterangan Gambar: 1. Isikan elemen-elemen yang ada. Perintah/petunjuk dan pesan pengisian masing-masing elemen tampil saat kursor sudah berada pada elemen yang akan diisi dan/atau proses pengisiannya belum dilakukan/diselesaikan. 2. NPWP, isi dengan NPWP yang terdapat pada Master File lokal KPP yang bersangkutan, atau pilih dengan menekan tombol F1, apabila NPWP yang diisi atau yang dipilih memang ada dalam master file lokal, maka nomor register, nama, dan alamat wajib pajak yang bersangkutan akan langsung ditampilkan dalam layar, dan kursor akan langsung berada pada isian jenis SPT. Namun apabia NPWP yang diisi salah, maka pada layar akan muncul pesan yang sesuai dengan kesalahan pengisian tersebut. 3. Untuk Jenis SPT, isikan dengan angka 1 untuk SPT Masa, atau angka 2 untuk SPT Masa Pembetulan. 4. Tahun Pajak diisi sesuai dengan tahun pajak yang dilaporkan oleh wajib pajak. 5. Masa Pajak diisi dengan kode bulan (BB) masa pajak yang dilaporkan (misalnya 01 untuk Januari) 6. Disampaikan oleh, diisi dengan 1 jika disampaikan langsung oleh wajib pajak, 2 untuk Kantor Pos, atau 3 untuk Kapenpa. 7. Tanggal SPT diisi dengan format DDMMYY ( untuk 1 Januari 2002). 8. Jumlah Bruto Nilai Pembayaran/Pengalihan, diisi sesuai dengan jumlah rupiah yang di laporkan oleh wajib pajak. 9. PPh yang Dibayar, diisi sesuai dengan lampiran yang dibawa/disampaikan oleh wajib pajak. 10. Setelah selesai perekaman, seperti Gambar 8a:

15 Gambar 8a Pilih 1 untuk cetak tanda terima yang bentuknya akan seperti Gambar 8b Gambar 8b Pilih 3 untuk update data apabila ada pengisian yang salah atau ingin diubah, Pilih 9 atau F4 untuk membatalkan perekaman atau kembali ke format kosong, seperti pada Gambar 8, Pilih F4 lagi untuk kembali ke menu sebelumnya, seperti terlihat pada Gambar SPT Masa PPh Pasal 25 Proses perekaman SPT Masa PPh Pasal 25 dapat mulai dilakukan dengan memilih nomor 7 pada menu SPT Masa, kemudian mengisi tanda terima yang akan terlihat pada layar monitor seperti Gambar 9 berikut:

16 Gambar 9 Keterangan Gambar: 1. Isikan elemen-elemen yang ada. Perintah/petunjuk dan pesan pengisian masing-masing elemen tampil saat kursor sudah berada pada elemen yang akan diisi dan/atau proses pengisiannya belum dilakukan/diselesaikan. 2. NPWP, isi dengan NPWP yang terdapat pada Master File lokal KPP yang bersangkutan, atau pilih dengan menekan tombol F1, apabila NPWP yang diisi atau yang dipilih memang ada dalam master file lokal, maka nomor register, nama, dan alamat wajib pajak yang bersangkutan akan langsung ditampilkan dalam layar, dan kursor akan langsung berada pada isian jenis SPT. Namun apabia NPWP yang diisi salah, maka pada layar akan muncul pesan yang sesuai dengan kesalahan pengisian tersebut. 3. Untuk Jenis SSP, isikan dengan keterangan yang dapat ditampilkan dengan menekan tombol F1. 4. Masa Pajak diisi dengan format MMMMYYYY masa pajak yang dilaporkan (misalnya untuk 1 Januari 2002). 5. Disampaikan oleh, diisi dengan 1 jika disampaikan langsung oleh wajib pajak, 2 untuk Kantor Pos, atau 3 untuk Kapenpa. 6. SSP Lembar III, diisi sesuai dengan jumlah rupiah yang di laporkan oleh wajib pajak. 7. Tanggal Pembayaran, diisi dengan format DDMMYYYY ( untuk 1 Januari 2002) 8. Setelah selesai perekaman, seperti Gambar 9a:

17 Gambar 9a Pilih 1 untuk cetak tanda terima, yang bentuknya akan seperti gambar 9b berikut: Gambar 9b Pilih 3 untuk update data apabila ada pengisian yang sala atau ingin diubah, Pilih 9 atau F4 untuk membatalkan perekaman atau kembali ke format kosong, seperti pada Gambar 9, Pilih F4 lagi untuk kembali ke menu sebelumnya, seperti terlihat pada Gambar SPT Masa PPN Proses perekaman SPT Masa PPN dapat mulai dilakukan dengan memilih nomor 8 pada menu SPT Masa, kemudian mengisi tanda terima yang akan terlihat pada layar monitor seperti Gambar 10 berikut ini:

18 Gambar 10 Keterangan Gambar: 1. Isikan elemen-elemen yang ada. Perintah/petunjuk dan pesan pengisian masing-masing elemen tampil saat kursor sudah berada pada elemen yang akan diisi dan/atau proses pengisiannya belum dilakukan/diselesaikan. 2. NPWP, isi dengan NPWP yang terdapat pada Master File lokal KPP yang bersangkutan, atau pilih dengan menekan tombol F1, apabila NPWP yang diisi atau yang dipilih memang ada dalam master file lokal, maka nomor register, nama, dan alamat wajib pajak yang bersangkutan akan langsung ditampilkan dalam layar, dan kursor akan langsung berada pada isian jenis SPT. Namun apabia NPWP yang diisi salah, maka pada layar akan muncul pesan yang sesuai dengan kesalahan pengisian tersebut. 3. Untuk Jenis SPT, diisi sesuai keterangan yang ada, yaitu 1 untuk SPT Masa, 2 untuk SPM Pembetulan, 3 untuk SPM Pemungut. 4. Masa Pajak diisi dengan format MMMMYYYY masa pajak yang dilaporkan (misalnya untuk 1 Januari 2002). 5. Jenis Usaha, akan terisi langsung sesuai dengan data master file PKP. 6. Induk Usaha, diisi dengan 1 untuk SPM Normal, 2 untuk SPM PE, 3 untuk SPM Pemungut. 7. Lampiran SPT, isi dengan 1 jika lengkap atau 0 jika tidak lengkap. 8. Lampiran SPT yang Disampaikan dalam Bentuk Media Komputer, isi dengan 1 jika ada atau 0 jika tidak ada. 9. Perhatikan pada saat pengisian elemen C dan D, data yang diisi adalah sesuai dengan data yang telah direkam pada menu Perekaman Induk SPT Masa PPN, yaitu submenu C.1.3 untuk Jumlah Pajak Keluaran, yaitu dari nilai Pajak Keluaran sebelum dikurang retur, Pajak Keluaran yang Dipungut oleh Pemungut PPN, dan PPN yang Disetor Dimuka dalam Masa Pajak yang Sama, kemudian submenu D.1.16, Jumlah Pajak Masukan, untuk pajak yang Dapat Diperhitungkan. 10. Disampaikan oleh, diisi dengan 1 jika disampaikan langsung oleh wajib pajak, 2 untuk Kantor Pos, atau 0 untuk Kapenpa. 11. Kelompok SPT, diisi sesuai dengan pilihan yang ada pada layar. 12. Nilai Kurang Bayar, diisi dengan nilai kurang bayar yang dilaporkan oleh wajib pajak. 13. Setelah selesai perekaman, seperti Gambar 10a berikut:

19 Gambar 10a Pilih 1 untuk simpan data/cetak, yang hasilnya seperti Gambar 10b berikut: Gambar 10b Pilih 3 untuk update apabila ada pengisian yang akan diperbaiki. Pilih 9 untuk kembali ke menu, seperti pada Gambar 10, Pilih F4 untuk membatalkan perekaman atau kembali ke menu sebelumnya, seperti terlihat pada Gambar 2. Lampiran Surat Dir.JP Nomor : 8 23/PJ.9/2002 Tangga l : 08 Februari 2002

20 PETUNJUK OPERASIONAL SISTEM INFORMASI PERPAJAKAN 2002 VERSI R.3.3 SUBSISTEM PEREKAMAN LAMPIRAN SPT MASA PPN 1101 PUT PEREKAMAN LAMPIRAN SPT MASA PPN 1101 PUT Perekaman ini dilakukan melalui login PPN 1. Isikan login Anda misalnya ppn01 2. Masukan password yang sesuai 3. Jika anda benar mengisinya, maka akan ditampilkan menu seksi PPN, sebagai berikut : 4. Isikan pilihan anda, dengan menggetikkan angka 1, atau tekan Enter ketika kursor berada pada nomor 1. Perekaman SPT Masa. Untuk menggerakkan kursor, anda dapat menggunakan tanda panah atas( ) atau panah bawah ( ) pada keyboard. 5. Selanjutnya akan ditampilkan menu sebagai mana gambar berikut:

21 Pilihlah 4, atau tekan enter pada waktu kursor berada pada nomor 4 untuk memulai melakukan Perekaman Lampiran SPT Masa PPN 1101 PUT. 6. Apabila anda memilih untuk memulai perekaman, maka akan ditampilkan di layar, gambar sebagai berikut 7. Isikan angka 1, kemudian tekan enter untuk melakukan perekaman lampiran I, Daftar PPN dan PPN BM Yang Dipungut Dan Diseyor Melalui KPN Atau Kas Daerah. Formulir 1101 Put 1 8. Inilah tampilan yang akan terlihat dilayar: 9. Pada isian kode SPT ini, isilah dengan angka 1 untuk kode SPT Normal, atau isi dengan angka 2 untuk kode SPT Pembetulan, sesuai dengan status SPT tersebut. Kemudian tekan Enter. Kode ini harus diisi dengan benar. Jika anda salah mengisinya (misalnya diisi dengan angka 3), maka akan ditampilkan

22 10. Selanjutnya kursor akan berada pada kolom Masa Pajak diisi dengan angka 1 untuk masa Januari, atau 12 untuk masa Desember. Isikan sesuai masa pajak SPT yang bersangkutan. Atau jika Anda ingin memilih dari daftar bulan, maka tekanlah tombol F6 dan layar akan menampilkan daftar bulan. Pilihlah bulan yang sesuai dengan masa pajak SPT tersebut, kemudian tekan Enter. Daftar bulan ini juga akan ditampilkan jika anda belum mengisi kolom masa pajak, tetapi sudah menekan Enter. 11. Kursor sekarang berada pada isian tahun pajak. Maka isilah tahun pajak empat digit angka, misalnya Kemudian tekan Enter. 12. Selanjutnya kursor akan berada pada isian NPWP. Isikan NPWP Pemungut 9 digit angka diawali dengan 0 tanpa titik misalnya, seperti gambar berikut: Kemudian tekan Enter. Jika anda benar mengisinya, maka kode KPP, kode cabang dan nama pemungut tersebut, akan langsung ditampilkan seperti gambar berikut: Pada isian ini, anda dapat menekan tombol F6 untuk menmpilkan daftar wajib pajak yang telah direkam SPT Induknya, Seperti tampak pada gambar ini: Pilihlah yang sesuai, kemudian tekan Enter.

23 Tetapi jika anda mengisinya salah, misalnya tidak sesuai cek digit, maka baris pesan pada bagian bawah layar akan menampilkan pesan. Pada bagian isian NPWP ini, Anda dapat menekan tombol F5 untuk mengosongkan isian. Jika NPWP yang Anda masukkan tidak ada di master file, maka akan ditampilkan pesan. *** TIDAK ADA DI MASTER FILE Jika ternyata NPWP yang kita isikan dimiliki oleh lebih dari dua Wajib Pajak, maka akan ditampilkan daftar Wajib Pajak yang memiliki NPWP tersebut. Seperti contoh gambar ini: Pililah NPWP yang sesuai, kemudian tekan Enter. Yang perlu diperhatikan setelah kita mengisikan NPWP ini adalah, pesan yang ditampilkan pada bagian bawah layar, misalnya: Berarti SPT dengan kode SPT, NPWP dan masa pajak tersebut, induknya belum direkam. Perekaman lampiran hanya dapat dilakukan apabila SPT induknya belum direkam. Lakukanlah perekaman SPT Induknya terlebih dahulu melalui menu Perekaman SPT Masa PPN Formulir 1101 PUT (di seksi PPN nomor urut menu 1.3). Tetapi, apabila baris pesan menampilkan: Maka telitilah kode SPT tersebut, dan isikan dengan benar kodenya, normal kah atau pembetulan. 1. Apabila kita sudah benar mengisinya, maka kursor akan langsung menuju isian nama rekanan. Isikan nama rekanan (yang dipungut). Panjangnya 30 karakter. Kemudian tekan Enter. 2. Selanjutnya isi NPWP rekanan tersebut. Kemudian tekan Enter. Jika Anda mengosongkannya, maka tekanlah Enter langsung. 3. Isikan tanggal pembayaran tagihan, dengan format DDMMYYYY. Yaitu dua dgiti hari, dua digit bulan, dan empat digit tahun, Tekan Enter. 4. Sekarang kursor berada pada isian FAKTUR PAJAK. Jika tampilan kode faktur pajak yang ada di layar sudah sesuai, maka anda bisa langsung meng Enter nya. Atau jika tidak sesuai, isikan dengan kode faktur yang sesuai. Kemudian tekan Enter. 5. Kemudian isikan nomor urut faktur, misalnya : Kemudian tekan Enter. 6. Isikan tanggal faktur, dengan format DDMMYYYY. Yaitu dua digit hari, dua digit bulan, dan empat digit tahun. Tekan Enter. 7. Isikan nilai Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dalam rupiah. Sesuai kolom 7 lampiran SPT. Kemudian tekan Enter.

24 8. Isikan nili Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dalam rupiah. Sesuai kolom 9 lamiran SPT. Kemudian tekan Enter. 9. Selanjutnya kursor berada pada pilihan: Pilihlah: 1. Simpan untuk menyimpan perekaman. apabila Anda meemilih pilihan ini, maka akan ditampilkan : Anda dapat memilih REKAM LAGI DENGAN IDENTITAS REKANAN SAMA, dengan meng Enter nya. Identitas yang sama ini, meliputi nama, NPWP, Nomor Seri Faktur. Jika identitas rekanan berbeda, maka pilihlah REKAM LAGI IDENTITAS REKANAN BERBEDA, dengan meng Enter nya. Atau, untuk kembali ke perkaman sebelumnya (ke Gambar 1), pilihlah SELESAI PEREKAMAN (MENU SEBELUMNYA) 2. Ubah untuk merubah / mengupdate data. 3. F4 ke menu sebelumnya (ke Gambar 1). 10. Jka pada baris pesan dibawah layar terlihat tulisan seperti ini :

25 11. Jika Anda ingin melihat detil dari perekamannya, maka tekanlah Enter Maka akan ditampilkan gambar sebagai berikut : 12. Pada tampilan gambar di atas, Anda dapat mengarahkan kusor pada posisi record yang bersangkutan, dengan tombol panah atas ( ), atau panah bawah ( ). 13. Jika Anda menekan tombol : F1 Update data pada posisi kursor yang bersangkutan. F2 meng hapus record pada posisi kursor. Jika anda menekan tombol F2 ini, maka akan diminta kepastian lagi : Selanjutnya silahkan anda pilih Y untuk Ya, atau T (jika todak) F3 Kembali ke Perekaman F4 Kembai ke Daftar (ke Gambar 4).

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK Para Pemungut PPN yang terhormat, Setiap bulan setelah Masa Pajak berakhir, Pemungut PPN harus melaksanakan kewajiban untuk melaporkan kegiatan pemungutan PPN yang

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Nama Pemungut : Alamat : No. Telp : Usaha : SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN Perhatian Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (7) UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor 16 Tahun 2000, apabila SPTMasa yang Saudara sampaikan tidak ditandatangani

Lebih terperinci

Pajak Masukan. Lihat juga petunjuk penggunaan Hapus SPT pada pembahasan Menu SPT dan Posting Data. Gambar 1 Menu Input Data Pajak Masukan

Pajak Masukan. Lihat juga petunjuk penggunaan Hapus SPT pada pembahasan Menu SPT dan Posting Data. Gambar 1 Menu Input Data Pajak Masukan Pajak Masukan Menu ini memiliki fungsi untuk memasukkan data faktur pajak masukan, mengedit, menghapus, menampilkan dan memposting data tersebut ke SPT. Data faktur SPT Normal masih dapat diubah dan dihapus

Lebih terperinci

Pajak Keluaran. Lihat juga petunjuk penggunaan Hapus SPT pada pembahasan Menu SPT dan Posting Data. Gambar 1 Menu Input Pajak Keluaran

Pajak Keluaran. Lihat juga petunjuk penggunaan Hapus SPT pada pembahasan Menu SPT dan Posting Data. Gambar 1 Menu Input Pajak Keluaran Pajak Keluaran Menu ini memiliki fungsi untuk memasukkan data faktur pajak keluaran, mengedit, menghapus, menampilkan dan memposting data tersebut ke SPT. Data faktur SPT Normal masih dapat diubah dan

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 85/PMK.03/2012 TENTANG PENUNJUKAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 550/KMK.04/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 550/KMK.04/2000 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 550/KMK.04/2000 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH OLEH KANTOR PERBENDAHARAAN DAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. : 1. Para Kepala Kantor Wilayah DJP 2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak 3. Para Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah Menurut Undang-undang No. 42 Tahun 2009 dimana Pengusaha Kena Pajak yang melakukan Penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal

Lebih terperinci

TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT MASA PPN 1108

TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT MASA PPN 1108 Lampiran I TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT MASA PPN 1108 I. Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Masa PPN 1108 di KPP 1. Wajib Pajak menyampaikan SPT Masa PPN 1108 ke Kantor Pelayanan Pajak,

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011 Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put-4/PP/M.XIIA/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap permohonan Pengurangan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN

Lebih terperinci

Dokumen Petunjuk Operasional (User Manual) Sistem Aplikasi Pelayanan Impor Barang Kiriman. Dipersiapkan oleh: Susilawati

Dokumen Petunjuk Operasional (User Manual) Sistem Aplikasi Pelayanan Impor Barang Kiriman. Dipersiapkan oleh: Susilawati Dokumen Petunjuk Operasional (User Manual) Sistem Aplikasi Pelayanan Impor Barang Kiriman Dipersiapkan oleh: Susilawati - 199107302014022008 Tanggal: Maret 2017 LEMBAR PERSETUJUAN DOKUMEN PETUNJUK OPERASIONAL

Lebih terperinci

SE - 45/PJ/2012 PENJELASAN ATAS PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 85/PMK.03/2012 TENTANG

SE - 45/PJ/2012 PENJELASAN ATAS PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 85/PMK.03/2012 TENTANG SE - 45/PJ/2012 PENJELASAN ATAS PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 85/PMK.03/2012 TENTANG Contributed by Administrator Thursday, 27 September 2012 Pusat Pajak Online 27 September 2012 Â Â Â Â

Lebih terperinci

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian BAB 4 Pembahasan Hasil Penelitian 4.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai Sebagai pajak atas konsumsi dalam negeri maka PPN hanya dikenakan atas barang atau jasa yang dikomsumsi di dalam daerah

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN MASA BAGI PEMUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) Nomor Telepon : Nomor Faksimile : Nomor Telepon Baru Kegiatan Usaha :

SURAT PEMBERITAHUAN MASA BAGI PEMUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) Nomor Telepon : Nomor Faksimile : Nomor Telepon Baru Kegiatan Usaha : KEMENTERIAN KEUANGAN R.I. DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT PEMBERITAHUAN MASA BAGI PEMUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) Masa Pajak. 20 Pembetulan Masa Pajak 20 Ke- ( ) F O R M U L I R 1101 PUT

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ/2015 TENTANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ/2015 TENTANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ/2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKAT ELEKTRONIK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa Pengusaha Kena Pajak untuk dapat

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN, PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN SEHUBUNGAN DENGAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA

Lebih terperinci

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-382/PJ/2002 Tanggal : 13 Agustus 2002 A. Singkatan 1. APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2. APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.13, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pajak. Kelebihan Pembayaran. Pengembalian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG TATA

Lebih terperinci

14/PJ/2010 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-146/PJ./2006 TENTANG BE

14/PJ/2010 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-146/PJ./2006 TENTANG BE 14/PJ/2010 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER146/PJ./2006 TENTANG BE Contributed by Administrator Friday, 26 March 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) DALAM BENTUK FORMULIR KERTAS (HARD COPY)

Lebih terperinci

PER - 5/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN OBJEK PAJAK DI WILAYAH KECAMA

PER - 5/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN OBJEK PAJAK DI WILAYAH KECAMA PER - 5/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN OBJEK PAJAK DI WILAYAH KECAMA Contributed by Administrator Thursday, 18 February 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS 4.1. Analisis 4.1.1. E-Registration Sistem e-registration adalah sistem pendaftaran Wajib Pajak dan/atau pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan perubahan data Wajib

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-146/PJ./2006 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1973, 2014 KEMENKEU. Pajak. Penyetoran. Pembayaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242 /PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 12 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang pelaksanaan kerja praktek Selama melaksanakan praktek kerja lapangan penulis di tempatkan di bagian pemasaran dan bagian umum. Di bagian ini pula penulis

Lebih terperinci

MASA LAPORAN Laporan Penerimaan Pajak (LPP) I NO JENIS FORMULIR KODE UKURAN DIKIRIM KE KPL.KPP

MASA LAPORAN Laporan Penerimaan Pajak (LPP) I NO JENIS FORMULIR KODE UKURAN DIKIRIM KE KPL.KPP Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-58/PJ.1/1996 Tanggal : 31 Mei 1996 SISTEM, BENTUK, DAN JENIS LAPORAN BIDANG OPERASIONAL DALAM LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KHUSUS MENGENAI

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.03/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 85/PMK.03/2012 TENTANG PENUNJUKAN BADAN USAHA MILIK NEGARA UNTUK MEMUNGUT, MENYETOR, DAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 17/PJ/2014 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 17/PJ/2014 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 17/PJ/2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-24/PJ/2012 TENTANG BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN, PROSEDUR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN, PROSEDUR PEMBERITAHUAN DALAM RANGKA PEMBUATAN, TATA CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (dapat di paksakan) yang langsung dapat

Lebih terperinci

KOMPILASI KODE ERROR APLIKASI E-FAKTUR

KOMPILASI KODE ERROR APLIKASI E-FAKTUR KOMPILASI KODE ERROR APLIKASI E-FAKTUR Kode Error Error Penyebab Solusi Kategori KATEGORI ETAX-XXX ETAX-10001 Error Database [1] File di dalam folder db ada yang corrupt atau hilang (misal : corrupt karena

Lebih terperinci

Lampiran : I/1 Lampiran Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-57/PJ.91/1999 Tanggal : 26 April 1999 STRUKTUR DATA LAMPIRAN SPT PPN

Lampiran : I/1 Lampiran Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-57/PJ.91/1999 Tanggal : 26 April 1999 STRUKTUR DATA LAMPIRAN SPT PPN Lampiran : I/1 STRUKTUR DATA LAMPIRAN SPT PPN LAMPIRAN SPT PPN 99 HALAMAN : 1 dari 4 OLEH : BIDANG SAP PPDIP - TIPE DATA : TEXT FILE - ASCII - MEDIA : DISKETE (3.5") FORMAT DOS/UNIX : CATRIDGE / DDS /

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN, PROSEDUR PEMBERITAHUAN DALAM RANGKA PEMBUATAN, TATA CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN,

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PPN/S/001/

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PPN/S/001/ Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PPN/S/001/2015-00 DASAR HUKUM DEFINISI e-faktur MANFAAT e-faktur TAHAPAN IMPLEMENTASI e-faktur KEWAJIBAN MEMBUAT e-faktur SERTIFIKAT ELEKTRONIK

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 13 /PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 13 /PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 13 /PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-40/ PJ/2011

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Penerapan Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan dengan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) No: PEM- 00025/WPJ.19/KP.0303/2013

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 01/PJ/2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 01/PJ/2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 01/PJ/2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN ATAS KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN DAN PENERIMAAN SPT MASA PPN

TATA CARA PENELITIAN DAN PENERIMAAN SPT MASA PPN LAMPIRAN I TATA CARA PENELITIAN DAN PENERIMAAN SPT MASA PPN 1. Wajib Pajak menyampaikan SPT Masa PPN ke Kantor Pelayanan Pajak, baik secara langsung maupun melalui Pos/Ekspedisi. 2. Sebelum diterbitkan

Lebih terperinci

SIMULASI TRANSAKSI BENDAHARA PENGELUARAN

SIMULASI TRANSAKSI BENDAHARA PENGELUARAN SIMULASI TRANSAKSI BENDAHARA PENGELUARAN 3 Memahami Tata Cara Perekaman Data Transaksi Bendahara Pengeluaran Melakukan Proses Perekaman Data Transaksi Bendahara Pengeluaran Melakukan Proses Pencetakan

Lebih terperinci

FAKTUR PAJAK STANDAR

FAKTUR PAJAK STANDAR FAKTUR PAJAK STANDAR Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : Pengusaha Kena Pajak : Alamat : NPWP : Tanggal Pengukuhan PKP : Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena Pajak : Alamat : NPWP : NPPKP : No.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN ATAS KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara Indonesia dan semakin bertambahnya jumlah penduduk bangsa Indonesia maka, harus diiringi dengan peningkatan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak 2. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak 3. Kepala Pusat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Perhitungan..., Nurhasanah, Fakultas Ekonomi 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Perhitungan..., Nurhasanah, Fakultas Ekonomi 2016 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sumber utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan adalah pajak. Sehingga dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran. memembayar pengeluaran-pengeluaran umum (Supramono, 2010).

BAB II LANDASAN TEORITIS. dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran. memembayar pengeluaran-pengeluaran umum (Supramono, 2010). BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pajak Dan Wajib Pajak 1. Pengertian Pajak Menurut Feldmann (2009:2) pajak adalah Prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut normanorma

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang yakni barang IT yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1101 BM SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (SPT MASA PPn BM) ( F )

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1101 BM SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (SPT MASA PPn BM) ( F ) LAMPIRAN II KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP-386/PJ./2002 TANGGAL : 19 Agustus 2002 PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1101 BM SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (SPT MASA

Lebih terperinci

TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN/

TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN/ LAMPIRAN I NOMOR PER-1/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN/e-SPT TAHUNAN 1. Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ/2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ/2010 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENGISIAN SERTA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PENGUSAHA KENA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis BAB IV PEMBAHASAN Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis melakukan pemeriksaan pajak dengan menguji dan memeriksa ketaatan perpajakan, serta kebenaran jumlah dalam SPT

Lebih terperinci

TATA CARA PENGAWASAN DATABASE MONITORING PELAPORAN DAN PEMBAYARAN PAJAK (MP3)

TATA CARA PENGAWASAN DATABASE MONITORING PELAPORAN DAN PEMBAYARAN PAJAK (MP3) Lampiran I Kep.Dirjen Pajak No. KEP- 162/PJ./2003 Tanggal 9 Juni 2003 Tentang Pelaksanaan Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) Pada Direktorat Jenderal Pajak TATA CARA PENGAWASAN DATABASE

Lebih terperinci

PER - 3/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI YANG DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENY

PER - 3/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI YANG DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENY PER - 3/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI YANG DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENY Contributed by Administrator Thursday, 11 February 2010 Pusat Peraturan Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAFTAR BENTUK SPT MASA PPN 1111

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAFTAR BENTUK SPT MASA PPN 1111 Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-44/PJ/2010 Tanggal : 6 Oktober 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAFTAR BENTUK SPT MASA PPN 1111 1. Formulir

Lebih terperinci

Cara Baru Bayar Pajak Lebih Mudah, Lebih Cepat

Cara Baru Bayar Pajak Lebih Mudah, Lebih Cepat Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Cara Baru Bayar Pajak Lebih Mudah, Lebih Cepat Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi: Account Representative Panduan Penggunaan Billing System (Sistem

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Lampiran II PETUNJUK UMUM PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) A. KETENTUAN UMUM Berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pemahaman Perpajakan II.1.1 Definisi Pajak Adriani seperti dikutip Brotodihardjo (1998) mendefinisikan, Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang

Lebih terperinci

1 dari 4 11/07/ :43

1 dari 4 11/07/ :43 1 dari 4 11/07/2012 14:43 Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 85/PMK.03/2012 TENTANG PENUNJUKAN BADAN USAHA MILIK NEGARA UNTUK MEMUNGUT, MENYETOR, DAN MELAPORKAN PAJAK PERTAMBAHAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. Biotek Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi (obatobatan hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha

Lebih terperinci

APLIKASI LAYANAN PERTANAHAN ONLINE

APLIKASI LAYANAN PERTANAHAN ONLINE APLIKASI LAYANAN PERTANAHAN ONLINE I. LOGIN APLIKASI Pada saat aplikasi dibuka maka akan muncul halaman login yang mengharuskan pengguna aplikasi untuk memasukkan ID Pemakai dan Password lalu klik tombol

Lebih terperinci

PER - 15/PJ/2008 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA KENA PAJAK DALAM RANGKA PE

PER - 15/PJ/2008 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA KENA PAJAK DALAM RANGKA PE PER - 15/PJ/2008 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA KENA PAJAK DALAM RANGKA PE Contributed by Administrator Tuesday, 15 April 2008 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

MANUAL PEMBAYARAN PPNPN PADA APLIKASI SAS

MANUAL PEMBAYARAN PPNPN PADA APLIKASI SAS MANUAL PEMBAYARAN PPNPN PADA APLIKASI SAS 1. Install update - Pilih file update SAS_16.0.6.exe, kemudian klik kanan mouse dan pilih Run as Administrator - Klik tombol install kemudian tunggu hingga proses

Lebih terperinci

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Oleh Ruly Wiliandri Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 1983 yang diubah dengan UU No. 9 Tahun 1994, dan UU No. 16 Tahun 2000 dan yang terakhir diatur dalam UU No. 28 Tahun

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 24 /PJ/2009

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 24 /PJ/2009 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 24 /PJ/2009 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA

Lebih terperinci

SE - 98/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 TENTANG BENTUK, I

SE - 98/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 TENTANG BENTUK, I SE - 98/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 TENTANG BENTUK, I Contributed by Administrator Wednesday, 06 October 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 6 Oktober 2010

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Perusahaan ini telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

Lebih terperinci

TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT PADA KP2KP

TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT PADA KP2KP LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-2/PJ/2011 TENTANG : TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) TATA CARA PENERIMAAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ./2007 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ./2007 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ./2007 TENTANG TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DALAM RANGKA PENAMBAHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR SATU, KANTOR PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. 1. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. 1. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia 1. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia Berdasarkan pada keputusan Menteri Keuangan No. 443/KMK.01/2001,

Lebih terperinci

PJ.091/KUP/S/006/

PJ.091/KUP/S/006/ PJ.091/KUP/S/006/2018-00 Apa itu e-filing? Cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website DJP www.djponline.pajak.go.id atau ASP

Lebih terperinci

Prosedur Akhir Tahun Laporan Formulir 1721-A1 menggunakan Krishand Payroll/PPh21

Prosedur Akhir Tahun Laporan Formulir 1721-A1 menggunakan Krishand Payroll/PPh21 Prosedur Akhir Tahun Laporan Formulir 1721-A1 menggunakan Krishand Payroll/PPh21 c. Penggunaan Fiture Pembuatan Laporan SPT 1721-A1, dengan menginput Penghasilan secara Bulanan. a. Syarat dan Ketentuan

Lebih terperinci

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM MENCETAK FORMULIR SPT MASA PPN 1111 DAN 1111 DM 1. Buka file SPT Masa PPN 1111.pdf atau SPT Masa PPN 1111 DM.pdf 2. Lalu pilih menu File > Print > (atau tekan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN DAN PELAPORAN SPT DENGAN E-FILLING. (Untuk penghasilan bruto lebih dari 60 juta rupiah)

PETUNJUK PENGISIAN DAN PELAPORAN SPT DENGAN E-FILLING. (Untuk penghasilan bruto lebih dari 60 juta rupiah) PETUNJUK PENGISIAN DAN PELAPORAN SPT DENGAN E-FILLING (Untuk penghasilan bruto lebih dari 60 juta rupiah) I. Bagi Karyawan atau Dosen yang sudah pernah mendaftar e-fin dan telah registrasi online, langkah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 65/PMK.03/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 65/PMK.03/2010 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 65/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGURANGAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBERITAHUAN KEPADA WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA KENA PAJAK

TATA CARA PEMBERITAHUAN KEPADA WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA KENA PAJAK LAMPIRAN I TATA CARA PEMBERITAHUAN KEPADA WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA KENA PAJAK 1. KPP Pratama Tigaraksa agar segera mengirim surat pemberitahuan kepada Wajib Pajak paling lama 5 (lima) hari kerja

Lebih terperinci

KUP PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK

KUP PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK KUP PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK PELAPORAN PELAPORAN PAJAK KE KPP DOMISILI MENGGUNAKAN SPT. Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan dokumen yang menjadi alat kerja sama antara wajib Pajak dan administrasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pemahaman Pajak II.1.1 Definisi Pajak Definisi pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut: Pajak

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 04/PJ/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 04/PJ/2017 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 04/PJ/2017 TENTANG BENTUK, ISI, TATA CARA PENGISIAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26 SERTA BENTUK BUKTI

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-LHKASN.

PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-LHKASN. PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-LHKASN http://lhkasn.kemenkumham.go.id INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI TA. 2017 DAFTAR ISI HALAMAN UTAMA 1 PENDAFTARAN 3 LUPA KATA SANDI 6 MASUK/LOGIN APLIKASI

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 /PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

TATA CARA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN SECARA e-filing MELALUI MENGAJUKAN PERMOHONAN e-fin. e-fin

TATA CARA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN SECARA e-filing MELALUI  MENGAJUKAN PERMOHONAN e-fin. e-fin TATA CARA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN SECARA e-filing MELALUI www.pajak.go.id 1 MENGAJUKAN PERMOHONAN a MELALUI WEBSITE DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (www.pajak.go.id) b MELALUI KANTOR PELAYANAN PAJAK TERDEKAT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Definisi Pajak Ada bermacam-macam definisi Pajak yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada

Lebih terperinci

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PEMBERIAN IMBALAN BUNGA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR :...

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PEMBERIAN IMBALAN BUNGA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR :... LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 226/PMK.03/2013 TENTANG : TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBERIAN IMBALAN BUNGA FORMAT SURAT KEPUTUSAN PEMBERIAN IMBALAN BUNGA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.46597/PP/M.II/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS LEMIGAS merupakan Instansi Pemerintah yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan, LEMIGAS

Lebih terperinci

I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018

I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018 I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018 Pada tanggal 23 Januari 2018 telah dikeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018 tentang Perubahan Atas

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak 2. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak 3. Kepala Pusat

Lebih terperinci

MONITORING PENERBITAN SPMKP BULAN... TAHUN... SKPKPP KONSEP SPMKP SPMKP SP2D No

MONITORING PENERBITAN SPMKP BULAN... TAHUN... SKPKPP KONSEP SPMKP SPMKP SP2D No LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-17/PJ/2012 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR KELEBIHAN PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BENTUK DAN ISI NOTA PENGHITUNGAN II Nota Penghitungan (nothit) PPN atas: F Folio 2 Lembar

BENTUK DAN ISI NOTA PENGHITUNGAN II Nota Penghitungan (nothit) PPN atas: F Folio 2 Lembar LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-67/PJ/2009 TENTANG PENGANTAR PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 40/PJ/2009 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK

Lebih terperinci

FAKTUR PAJAK. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 10

FAKTUR PAJAK. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 10 Lembar ke-2 : Untuk Penjual BKP/Pemberi JKP sebagai bukti Pajak Keluaran FAKTUR PAJAK Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 10 Pengusaha Kena Pajak Nama : PT. Jive Entertainment Alamat : Jl. Patra Kuningan

Lebih terperinci

2. Masukkan password e-filing yang diinputkan pada tahap registrasi pada kolom Password.

2. Masukkan password e-filing yang diinputkan pada tahap registrasi pada kolom Password. 1. Mengisi SPT 1770S Formulir SPT Tahunan 1770S adalah bentuk formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi bagi Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja;

Lebih terperinci

PENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA

PENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA PENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA Pengertian Pajak Iuran dari rakyat kepada negara Tanpa kontraprestasi Unsur Pajak Berdasarkan Undang-Undang Membiayai Penyelenggaraan pemerintah Gambar 1.1. Pengertian Pajak

Lebih terperinci

Aplikasi SAIBA 2015 dibangun dengan VFP 7, dan Database Vfp7.

Aplikasi SAIBA 2015 dibangun dengan VFP 7, dan Database Vfp7. ===================================== Aplikasi SAIBA 2015 dibangun dengan VFP 7, dan Database Vfp7. Aplikasi tingkat UAKPA, hanya terdiri 1 Aplikasi, yaitu Aplikasi SAIBA. Aplikasi ini digunakan untuk

Lebih terperinci

Nomor :...,... Hal : Permintaan Sertifikat Elektronik. Nama PKP :... Alamat :...

Nomor :...,... Hal : Permintaan Sertifikat Elektronik. Nama PKP :... Alamat :... Nomor :......,... Hal : Permintaan Sertifikat Elektronik Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Tulungagung Jalan Ki Mangun Sarkoro No 17 Tulungagung Dengan ini, saya: Nama :... NIK/No Paspor * :... Jabatan

Lebih terperinci