LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015"

Transkripsi

1 LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas petunjuk dan ridho-nyamaka penyusunan Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 dapat diselesaikandenganbaik. Laporan Tahunan pada prinsipnya merupakan gambaran pelaksanaan kegiatan selama satu tahun anggaranterakhir. Penyusunan laporan tahunan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB merupakan bentuk pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan baik yang bersumberdaridanaapbd maupun APBN yang bersifat DekonsentrasimaupunTugasPembantuan (Bansos). Adapun kegiatan yang dilaksanakan merupakan kegiatan rutin dan pembangunan bagi subsektor peternakan di daerah yang meliputipengawasan budidaya dan pengembangan ternak, pembinaan dan pengamatan kesehatan hewan, peningkatansdm pelaku pembangunan peternakan, penataan dan fasilitasi sarana prasarana pendukung, pengembangan sistem agribisnis peternakan dan penguatan keamanan produk yang ASUH. DenganadanyaLaporanTahunaninidiharapkanadanya kerjasama yang baik antara semua pihak selaku pemegang kebijakan pembangunan peternakan di daerah agar dapat menyatukan gerak dan langkah dalam mewujudkan Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu daerah yang maju dan terdepan dalam penyediaan ternak potong, menjadi lokomotif bagi kebangkitan perekonomian di daerah maupun sumber ternak bibit bagi daerah lain, bahkan menjadi daerah penyedia ternak di Indonesia. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan tahunan ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginyaataskerjasamanya semoga senantiasa mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. DalampenyusunanLaporanTahunaniniapabilaadakekurangan, diharapkan masukan, kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan penyusunan laporan serupa dimasa mendatang. Akhirnya, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. Mataram, Maret2016 KepalaDinasPeternakandanKesehatanHewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ir. Hj. Budi Septiani Pembina UtamaMuda (IV/c) NIP LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB i

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. LatarBelakang... 1 B. Tujuan... 2 C. RuangLingkup... 2 BAB II. PROGRAM / KEGIATAN DAN REALISASI ANGGARAN A. Program/KegiatandanAnggaranTahun Program/Kegiatan APBD Program/Kegiatan APBN... 7 B. RealisasiAnggaranTahun BAB III. PELAKSANAAN DAN CAPAIAN PROGRAM/KEGIATAN 1. Sekretariat BidangBudidayadanPengembanganTernak BidangKesehatanHewan BidangKesehatanMasyarakatVeteriner Bidang Usaha Peternakan BalaiRumahSakitHewandanLaboratoriumVeteriner BalaiInseminasi Buatan BalaiPembibitanTernakdanHijauanMakananTernak Serading BalaiPengembangandanPengolahanPakan TernakRuminansia (BP3TR) BAB IV. PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH A. Permasalahan B. PemecahanMasalah BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran-Saran LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB ii

4 DAFTAR TABEL Tabel U r a i a n Halaman 1 Rincian Kegiatan Dan Anggaran APBD Tahun Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker 06 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB 7 3 Rincian Dana Tugas Pembantuan (TP) Satker 06 Dinas 9 Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB 4 Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker 07 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB 10 5 Rincian Dana Tugas Pembantuan (TP) Satker 07 Dinas 10 Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB 6 Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker 08 Dinas Peternakan 11 dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB 7 Realisasi Anggaran Tahun Daftar Kenaikan Gaji Berkala Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas 16 Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun Daftar Pengelolaan Aset Barang Milik Daerah Populasi Ternak Di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Populasi Ternak Besar Masing Masing Kabupaten/Kota Tahun Pemotongan Ternak Tercatat Di Provinsi NTB Tahun Produksi dan Konsumsi Daging Di Provinsi NTB Tahun Produksi dan Konsumsi Telur Di Provinsi NTB Tahun Program dan Kegiatan Dekonsentrasi Tahun Anggaran Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran Hasil Pengkartuan Ternak Di Kabupaten Sumbawa Barat Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBD 56 Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak Tahun Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBN 57 (Dekonsentrasi) Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak Tahun Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBN 58 (Tugas Pembantuan) Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak Tahun Realisasi Program / Kegiatan Seksi Perbibitan Ternak Tahun Kelompok Ternak Penerima Bansos Kegiatan Perbibitan Tahun Realisasi Program / Kegiatan Perbibitan Ternak Sumber Dana 69 APBN Tahun Realisasi Program / Kegiatan Pakan Ternak Sumber Dana APBN Tahun LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB iii

5 Tabel U r a i a n Halaman 25 Rekapitulasi Jumlah Ternak Dan Alat Yang Sudah Diserahkan Ke 82 Kelompok/Masyarakat Sumber Dana APBN Tahun Realisasi Program/Kegiatan Sumber Dana APBD Tahun Rekapitulasi Jumlah Ternak Dan Alat Yang Sudah Diserahkan Ke 88 Kelompok / Masyarakat Sumber Dana APBD 28 Realisasi Anggaran Sumber Dana APBD Pada Bidang Kesehatan 108 Hewan 29 Realisasi Anggaran Sumber Dana APBN Pada Bidang Kesehatan 108 Hewan 30 Jenis Penanganan Cacing Tahun Biaya Alat Dan Bahan Obat Obatan Pencegahan Rabies Tahun Biaya Alat Dan Bahan Obat Obatan Pencegahan AI Tahun Biaya Alat Dan Bahan Obat Obatan/Vaksin AT Tahun Biaya Alat Dan Bahan Obat Obatan/Vaksin SE Tahun Target Dan Realisasi Pemeriksaan Penanganan Cacing Tahun Target Dan Realisasi Pencegahan Dan Penolakan Rabies Tahun Target Dan Realisasi Vaksinasi AI Tahun Target Dan Realisasi Vaksinasi SE Tahun Target Dan Realisasi Vaksinasi Anthrax Tahun Target Dan Realisasi Penyemprotan Desinfektan Tahun Realisasi Keuangan Kegiatan Penanggulangan Ternak Yang 128 Mengalami Gangguan Reproduksi Pada Sapi/Kerbau 42 Realisasi Fisik Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan 133 Reproduksi Pada 10 Kabupaten/Kota se NTB 43 Realisasi Jenis dan Jumlah Penyakit Gangguan Reproduksi Tahun 2015 Pada 10 Kabupaten/Kota se NTB Distribusi Alat dan Bahan Gangguan Reproduksi Ke 137 Kabupaten/Kota se NTB Tahun Distribusi Vitamin dan Hormon Gangguan Reproduksi Pada 138 Sapi/Kerbau di Kabupaten/Kota se NTB Tahun Distribusi Alat dan Bahan Pengambilan Sampel Penyakit Parasiter Distribusi Obat Parasit Internal, Antibiotik dan Vitamin Ke 143 Kabupaten/Kota se NTB Tahun Target dan Realisasi Vaksinasi SE Kabupaten/Kota se NTB 153 Tahun Target dan Realisasi Pengambilan Sampel Pre Vaksinasi dan Post 154 Vaksinasi SE Kabupaten/Kota Se NTB Tahun Target Dan Realisasi Pengendalian Penyakit Brucellosis Kabupaten/Kota se NTB Tahun LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB iv

6 Tabel U r a i a n Halaman 51 Distribusi Obat Obatan Kesehatan Hewan Ke Kabupaten/Kota se 175 NTB 52 Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber Dana 186 APBD Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner 53 Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber Dana 187 APBN (DK) Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner 54 Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber Dana 188 APBN (TP) Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner 55 Pemotongan Ternak Sapi Dan Kerbau Di Provinsi Nusa Tenggara 208 Barat Tahun Pemotongan Ternak Lain Lain Di Provinsi Nusa Tenggara Barat 208 Tahun Pengeluaran Bahan Asal Hewan Dari Provinsi Nusa Tenggara 209 Barat 58 Pemasukan Produk Pangan Asal Hewan Tahun Jumlah Surat Rekomendasi Izin Pengeluaran / Pemasukan Per 210 Bulan Yang Dikeluarkan Oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun Pemotongan Hewan Qurban dan Idul Fitri Di Provinsi Nusa 211 Tenggara Barat Tahun Data Penyakit Zoonosis Di RPH/TPH Di Provinsi NTB Tahun Realisasi Keuangan Dan Fisik Pada Satker Dinas Peternakan Dan 246 Kesehatan Hewan Provinsi NTB (07) Sumber Dana Dekonsentrasi Tahun Realisasi Keuangan Dan Fisik Pada Satker Dinas Peternakan Dan 248 Kesehatan Hewan Provinsi NTB (07) Sumber Dana Tugas Pembantuan Tahun Realisasi Anggaran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 248 Provinsi NTB Sumber Dana APBD Tahun Besarnya Anggaran Kegiatan Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Peternakan di Provinsi NTB Sumber Dana APBN Tahun Nama Nama Perusahaan Pelaksana Pembangunan/ 251 Pengembangan Pasar Ternak Di Provinsi NTB Tahun Nama Nama Konsultan Perencana Pada Kegiatan 251 Pembangunan Pasar Ternak Di Provinsi NTB Tahun Nama Nama Konsultan Pengawas Pada Kegiatan Pembangunan 252 Pasar Ternak Di Provinsi NTB Tahun Jenis Jenis Pekerjaan Yang Dilaksanakan Di Masing Masing 252 Kabupaten/Kota Tahun Fasilitasi Sarana Pendukung Pasar Ternak Di Kabupaten/Kota Se P. Lombok Tahun LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB v

7 Tabel U r a i a n Halaman 71 Nama Nama Kelompok Penerima Bantuan Barang/Peralatan 263 Untuk Pengolahan Hasil Peternakan (APBD) Tahun Kegiatan Eksposisi/Promosi/Pameran Pameran Yang Diikuti 267 Oleh Bidang Usaha Peternakan Tahun Hasil Perhitungan Supply Demand Ternak Potong Tahun Jumlah Penerbitan SP3 Tahun Nama Perusahaan Pengirim Ternak Yang Memanfaatkan Holding 287 Ground Lembar Dan Jumlah Ternak Yang Dikirim Keluar Daerah Tahun Data Pengeluaran Ternak Sapi Dan Kerbau Tahun Program/Kegiatan Dan Anggaran Sumber Dana APBD Dinas 327 Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Pada Balai Inseminasi Buatan 78 Capaian Realisasi Fisik dan Keuangan Sumber Dana APBD Dinas 328 Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Pada Balai Inseminasi Buatan 79 Capaian Realisasi Fisik dan Keuangan Program Peningkatan 338 Reproduksi Hasil Peternakan Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Pada Balai Inseminasi Buatan 80 Perkembangan Sapi Perah Yang Ada Di Balai Inseminasi Buatan 343 Tahun Keadaan Dan Produksi Sapi Brangus di TPT Amor Amor Tahun Capaian Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Pada BPT HMT 362 Serading Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun Jumlah Pegawai/Karyawan Pada BPT HMT Serading Lokasi, Luas Lahan dan Status Lahan Pada BPT HMT Serading Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2015 Pada BPT HMT Serading Target Dan Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Pada 379 BP3TR Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBN Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB vi

8 DAFTAR GRAFIK Tabel U r a i a n Halaman 1. Persentase Penyerapan Anggaran Sumber Dana APBN dan APBD 59 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak 2. Persentase Realisasi Penyerapan Anggaran APBD Tahun Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak 3. Persentase Penyerapan Dana Per Direktorat Sumber Dana APBN 60 TP Tahun Persentase Penyerapan Dana Per Direktorat Sumber Dana APBN 60 DK Tahun Penerimaan Asli Daerah Dari Pemanfaatan Holding Ground Untuk 288 Ternak Potong Tahun Perkembangan Pengeluaran Ternak Potong Tahun Hasil Sero Positif Pemeriksaan Elisa Anthrax Tahun Hasil Sero Positif Pemeriksaan Elisa SE Tahun Hasil Pemeriksaan Hi Test Avian Influenza Tahun Tingkat Cemaran Mikroba Daging Di Pasar dan RPH Se NTB Tahun LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB vii

9 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembangunan Peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian, sejalan dengan hal tersebut maka program dan kegiatan yang dilaksanakan mengacup ada kebijakan Nasional. Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu Provinsi penopang pangan Nasional hal ini sangat tepat dikarenakan potensi sumber daya alam NTB mampu menyediakan kebutuhan pangan Nasional salah satunya berupa daging sapi/kerbau melalui Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau. Konsumsi daging terutama daging sapi untuk masyarakat Indonesia belum dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Dalam upaya meminimumkan jumlah impor daging sapi, Pemerintah telah menyusun Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDS/K) tahun 2014 sebagai lanjutan dari program PSDS Dengan demikian program ini diharapkan dapat mendukung program peningkatan ketahanan pangan Nasional. Tidak hanya itu Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat juga melaksanakan kegiatan yang sifatnya membangun peternakan melalui program NTB Sejuta Sapi atau lebih dikenal dengan NTB BSS. Berikut ini kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 adalah kegiatan yang bersifat rutin dan pembangunan serta program pemberdayaan masyarakat peternak. Program pembangunan peternakan di daerah NTB dimulai dengan kegiatan-kegiatan pembinaan dan pengawasan budidaya ternak, pelayanan kesehatan hewan, pelaksanaan inseminasi buatan, pengembangan hijauan makanan ternak, pengendalian pemotongan ternak betina produktif, pengembangan padang penggembalaan, pemurnian sapi bali dan penguatan usaha agribisnis peternakan dan beberapa kegiatan-kegiatan dalam menjamin keamanan dan ketentraman bantuan masyarakat konsumen produk pangan asal hewan (daging, telur dan susu) melalui penyediaan produk ASUH. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 1

10 B. Tujuan Secara umum laporan tahunan ini disusun dengan tujuan sebagai bahan untuk mengevaluasi program dan kegiatan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan di Nusa Tenggara Barat yang dilaksanakan pada tahun 2015 sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 Tahun C. RuangLingkup Ruang Lingkup Laporan Tahunan 2015 pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat mencakup : 1. Analisis capaian Output Fisik dan Out come sumber dana APBD Tahun Anggaran Adapun program yang bersumber pada dana APBD mencakup : 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur; 4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 5) Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah; 6) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan); 7) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak; 8) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan; 9) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan; 10) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan; dan 11) Program Peningkatan Kapasitas UPTD 2. Analisis capaian Output Fisik dan Outcome sumber dana APBN Tahun Anggaran 2015 pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI. Adapun lingkup kegiatan yang bersumber dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam mendukung Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal, antara lain: LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 2

11 1) Peningkatan Produksi Ternak Dengan Pendayagunaan Sumberdaya Lokal; 2) Peningkatan Produksi Pakan Ternak Dengan Pendayagunaan Sumberdaya Lokal; 3) Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis; 4) Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit Dengan Mengoptimalkan Sumberdaya Lokal; 5) Penjaminan Pangan Asal Hewan yang Aman dan Halal serta Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan Non Pangandan 6) Dukungan Manejemen dan Dukungan Teknis Lainnya. 3. Analisiscapaian Output Fisik dan Outcome sumberdana APBN Tahun Anggaran 2015 pada Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian RI. Adapun lingkup kegiatan yang bersumber dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian dalam mendukung Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian, antara lain: 1) Pengembangan Mutu dan Standarisasi ; 2) Pengembangan Pemasaran Domestik; 3) Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian 4. Analisis capaian Output Fisik dan Outcome sumber dana APBN Tahun Anggaran 2015 pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian RI. Adapun lingkup kegiatan yang bersumber dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dalam mendukung Program Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian, antara lain: 1) Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian; 2) Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian; 3) Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian; 4) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian; 5) Fasilitas Pupuk dan Pestisida; dan 6) Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 3

12 BAB II PROGRAM/KEGIATAN DAN REALISASI ANGGARAN A. Program/Kegiatan dan Anggaran Tahun Program/Kegiatan APBD Anggaran pembiayaan APBD tahun 2015 sebesar Rp ,- (tiga puluh milyar enam ratus sembilan puluh juta lima ratus tujuh puluh dua ribu seratus rupiah), dengan rinciannya sebagai berikut: Tabel 1. Rincian Kegiatan dan Anggaran APBD Tahun 2015 NO. KEGIATAN PAGU ANGGARAN (Rp.) Total Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung A. Belanja Tidak Langsung B. Belanja Langsung Dinas (Induk) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banyumulek Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Peningkatan Kapasitas UPTD Balai Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner (BRSHLV) Banyumulek Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Peningkatan Kapasitas UPTD LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 4

13 NO. 4. KEGIATAN Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPT-HMT) Serading PAGU ANGGARAN (Rp.) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Peningkatan Kapasitas UPTD Selain dari program/kegiatan tersebut di atas, juga terdapat target Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp ,- (satu milyar seratus empat belas juta enam ratus empat puluh ribu rupiah). PAD bersumber dari : a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah - Penerimaan Holding Ground Lembar sebesar Rp ,- - Uji Laboratorium Kesehatan Hewan sebesar Rp ,- - Poskeswan Swadaya dan RSH Banyumulek sebesar Rp ,- b. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah - Penjualan HMT di BPT HMT Serading sebesar Rp ,- - Penjualan sapi tidak layak bibit di BPT HMT Serading sebesar Rp ,- - Penjualan semen beku hasil produksi Balai Inseminasi Buatan (BIB) sebesar Rp ,- - Penjualan susu dan sapi perah non produktif di BIB Banyumulek sebesar Rp ,- Dari target PAD tersebut diatas telah terealisasi sebesar Rp ,- (enam ratus enam juta enam ratus delapan puluh dua ribu sembilan ratus empat puluh lima rupiah) atau 54,43%dengan rincian sebagai berikut : - Uji Laboratorium Keswan sebesar Rp ,- - Poskeswan Swadaya dan RSH Banyumulek sebesar Rp ,- - Holding Ground Lembar sebesar Rp ,- - RPH Banyumulek sebesar Rp ,- - Penjualan Inseminasi Buatan sebesar Rp ,- - Penjualan HMT pada BPT HMT Serading sebesar Rp ,- LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 5

14 - Penjualan Ternak tidak layak bibit BPT Serading sebesar Rp ,- - Penjualan susu dan sapi perah non produktif BIB sebesar Rp ,- - Lain lain PAD yang syah sebesar Rp ,- - LHP sebesar Rp ,- 2. Program/Kegiatan APBN Adapun program/kegiatan yang dibiayai dari APBN dapat dilihat pada rincian sebagai berikut : 1) APBN Satker-06 (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan) Total anggaran kegiatan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang bersumber dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu sebesar Rp (empat puluh enam milyar empat ratus sembilan puluh juta empatpuluh tujuh ribu rupiah)yang terdiri dari sumber Dana Dekonsentrasi sebesar Rp (sebelas milyar enam ratus tiga juta delapan ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah) dan Sumber Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp (tiga puluh empat milyar delapan ratus delapan puluh enam juta seratus tujuh ribu rupiah). LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 6

15 a. Dana Dekonsentrasi KODE Tabel 2. Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker-06 KEGIATAN Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan PAGU ANGGARAN (Rp) Peningkatan Produksi Ternak Bimbingan Teknis Budidaya Ternak Potong Distribusi Semen Beku dan Operasional IB Pengadaan N2 Cair Pengadaan N2 Cair (Penambahan Target Penambahan Anggaran) Penguatan Manajemen Inseminasi Buatan Perbaikan Manajemen INKA Bimbingan Teknis Budidaya Unggas dan Aneka Ternak Penguatan Kelembagaan Peternak Penilaian Manajemen Usaha Kelompok Peternak dan Pelayanan Petugas Teknis Pembinaan SMD Supply Demand Ternak Potong Koordinasi dan Pembinaan Budidaya Ternak Koordinasi dan Pembinaan Budidaya Ternak (Penambahan Target Penambahan Anggaran) Peningkatan Produksi Pakan Ternak Pengembangan Kualitas SDM Bidang Pakan 10,000, Pengawasan Mutu dan Peredaran Pakan / Bahan Pakan , Pengawasan Peredaran Imbuhan /Pelengkap Pakan 28,700, Koordinasi dan Bimbingan Teknis Pakan , Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis Biosekuriti Perunggasan Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasiter Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Bakterial Lainnya Perlindungan Hewan dan Kewaspadaan Penyakit Eksotik Pembinaan dan Koordinasi Kesehatan Hewan Unit Respon Cepat PHMS Operasional Pelayanan Kesehatan Hewan di Puskeswan Operasional Pengujian Veteriner di Lab. Veteriner Daerah Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak Supply Demand Bibit Ternak LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 7

16 KODE KEGIATAN PAGU ANGGARAN (Rp) 1785 Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit Pembinaan Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting Peningkatan Penerapan Teknologi Perbibitan Pengawalan dan Koordinasi Perbibitan Di Daerah Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak Supply Demand Bibit Ternak Pewilayahan Sumber Bibit Ternak Pengembangan Usaha Perbibitan Ternak Pengembangan Kelembagaan Perbibitan Ternak Koordinasi Teknis Penjaminan Pangan Asal Hewan yang Aman dan Halal Serta Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan Non Pangan Pembentukan dan Pelaksanaan Tim Koordinasi Pengawasan (Penambahan Target Penambahan Anggaran) Penerapan Penjaminan PH ASUH di RPH Penerapan Penjaminan PH ASUH di RPH (Penambahan Target Penambahan Anggaran) Fasilitasi Unit Usaha Dalam Proses Sertifikasi ASUH Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba Pengembangan Kapasitas SDM Bidang Kesmavet Penguatan Manajemen Lab. Kesmavet Unit Respon Cepat Pengawas Kesmavet Peningkatan Kapasitas SDM Pengawas Kesmavet Koordinasi Teknis Pengawasan Kesmavet Pemutakhiran Data Pemotongan Peningkatan Kesadaran Masyarakat Dalam Pencegahan Penularan Zoonosis Pembinaan Penerapan Kesejahteraan Hewan Pada Ternak Dan Non Ternak 1787 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan Perumusan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan (Penambahan Target Penambahan Anggaran) Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan serta Penatausahaan Barang Milik Negara LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 8

17 Kode b. Dana Tugas Pembantuan Tabel 3. Rincian Dana Tugas Pembantuan (TP) Satker-06 Kegiatan Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat Pagu Anggaran (Rp) Peningkatan Produksi Ternak Pengembangan Budidaya Sapi Potong Pengembangan Budidaya Kerbau (Penambahan Target Penambahan Anggaran) Penyebaran Pejantan Sapi Potong (INKA) Penyebaran Pejantan Kerbau (INKA) Pengembangan Budidaya Kambing Peningkatan Produksi Pakan Ternak Penguatan Sumber Bibit /Benih Hijauan Pakan Ternak di UPTD (Penambahan Target Penambahan Anggaran) Penguatan Sumber Bibit /Benih HPT di UPTD (Penambahan Target Penambahan Anggaran) Pengembangan Padang Penggembalaan (Penambahan Target Penambahan Anggaran) Pemeliharaan Padang Penggembalaan Pengembangan Integrasi Ternak Tanaman Pangan Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas Pengembangan Lumbung Pakan (LP) Ruminansia Revitalisasi UPP/PPSK Penguatan Pakan Induk Sapi Potong Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit Pembibitan Sapi Potong Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting Fasilitasi Operasional Perbibitan di UPTD Penyediaan Bibit Ternak di UPTD Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing Fasilitasi Peralatan RPH Ruminansia Pengadaan Sarana dan Prasarana Lab. Kesmavet Kendaraan Bermotor Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen. Peternakan Perumusan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan (Penambahan Target Penambahan Anggaran) LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 9

18 2) APBN Satker-07 (Direktorat JenderalPengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian) Dana yang bersumber dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian sebesar Rp (empat milyar delapanratus delapanpuluh juta sembilanratus dua puluh lima ribu rupiah) dengan rincian Dana Dekonsentrasi sebesar Rp (tujuh ratus tiga puluh juta sembilan ratus dua puluh lima ribu rupiah) dan Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp (empat milyar seratus lima puluhjuta rupiah). a. Dana Dekonsentrasi Tabel 4. Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker-07 Kode Kegiatan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu, Pemasaran Hasil dan Investasi Pertanian Pagu Anggaran (Rp) Pengembangan Mutu dan Standarisasi Penerapan sistem Jaminan Mutu Hasil Pertanian Pengembangan Pemasaran Domestik Pengembangan Informasi Pasar Pengembangan Usaha dan Investasi Laporan Kegiatan dan Pembinaan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Laporan Kegiatan dan Pembinaan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Laporan Kegiatan dan Pembinaan b. Dana Tugas Pembantuan Tabel 5. Rincian Dana Tugas Pembantuan (TP) Satker-07 Kode Kegiatan Pagu Anggaran (Rp) Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu, Pemasaran Hasil dan Investasi Pertanian Pengembangan Pemasaran Domestik Optimalisasi Sarana dan Kelembagaan Pasar Domestik Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Unit Usaha Pengolahan Hasil Peternakan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Laporan Kegiatan dan Pembinaan Laporan Kegiatan dan Pembinaan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 10

19 3) APBN Satker-08 (Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian) Dana yang bersumber dari Dirjen Prasana dan Sarana Pertanian sebesar Rp (tiga ratus juta rupiah) dengan rincian Dana Dekonsentrasi sebesar Rp (tigaratus juta rupiah). a. Dana Dekonsentrasi Tabel 6. Rincian Dana Dekonsentrasi (DK) Satker-08 Kode Kegiatan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Pagu Anggaran (Rp) Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian Layanan Perkantoran Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian Layanan Perkantoran Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alsintan Layanan Perkantoran Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian LayananPerkantoran Fasilitasi Pupuk dan Pestisida LayananPerkantoran LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 11

20 B. Realisasi Anggaran Tahun 2015 Tabel 7. Realisasi Anggaran Tahun 2015 No. Sumber Dana/Satker Pagu(Rp) Realisasi Keuangan Fisik( Rp. % %) I APBD ,71 98,93 1. Belanja Tidak Langsung , Belanja Langsung ,76 97,86 - Dinas (Induk) ,08 96,16 - BIB Banyumulek , BRSHLV Banyumulek ,35 99,64 - BPT-HMT Serading ,88 95,65 II APBN ,3 88,3 1. Satker ,2 88,1 (Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan) - Dekonsentrasi ,0 92,8 - Tugas Pembantuan ,8 83,4 2. Satker-07 (Ditjen P2HP) ,4 99,3 - Dekonsentrasi ,6 98,8 - Tugas Pembantuan ,9 99,7 3. Satker-08 (Ditjen PSP) ,9 98,2 - Dekonsentrasi ,8 96,8 - Tugas Pembantuan ,6 99,6 Jumlah Dana Dekonsentrasi ,5 99,5 Jumlah Dana Tugas Pembantuan ,3 85,0 Total Anggaran (APBD + APBN) ,6 90,8 LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 12

21 BAB III PELAKSANAAN DAN CAPAIAN SASARAN PROGRAM/KEGIATAN Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat didukung oleh 9(sembilan) unit kerja yaitu : 1. Sekretariat; 2. Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak; 3. Bidang Kesehatan Hewan; 4. Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner; 5. Bidang Usaha Peternakan; 6. Balai Inseminasi Buatan (BIB); 7. Balai Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner (BRSHLV); 8. Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPTHMT); dan 9. Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia(BP3TR). Adapun pelaksanaan kegiatan tahun 2015 yang dibiayai dari dana APBD dan APBN (Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan) diuraikan sebagai berikut : 1. SEKRETARIAT Sebagaimana tugas dan fungsinya dalam melaksanakan kegiatan untuk menunjang kelancaran pembangunan peternakan Sekretariat dibantu oleh 3 (tiga) Sub Bagian: 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, 2) Sub Bagian Keuangan dan 3) Sub Bagian Progran dan Pelaporan SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN Sebagaimana tugas dan fungsinya Sub Bagian Umum dan Kepegawaian telah melaksanakan kegiatan untuk menunjang kelancaran pembangunan peternakan yang meliputi: a. Menganalisa surat-surat masuk maupun surat keluar; b. Membuat data kepegawaian sebagai bahan untuk mengajukan usul kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pensiun, cuti, tanda penghargaan, membuat Daftar Urut Kepangkatan (DUK), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan Penilaian Capaian SKP sebagai bahan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 13

22 untuk syarat promosi jabatan bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat; c. Mencatat setiap penerimaan, pengeluaran dan persediaan barang bergerak atau barang tidak bergerak dan pengelolaan aset/inventaris, buku barang habis pakai, buku hasil pengadaan dan kartu persediaan barang. Selengkapnya capaian kinerja Sub Bagian Umum dan Kepegawaian diuraikan sebagai berikut. a. Pengadministrasian surat-menyurat 1. Surat Masuk Surat masuk merupakan surat yang ditujukan kepada Kepala Dinas baik secara perorangan, organisasi pemerintah maupun organisasi swasta. Adapun jumlah surat masuk yang diterima pada tahun 2015 sebanyak (tiga ribu delapan ratus tujuh puluh tujuh) surat. 2. Surat Keluar Surat keluar merupakan surat kedinasan yang ditujukan kepada Instansi lain baik yang bersifat perorangan, organisasi pemerintah maupun organisasi swasta. Adapun jumlah surat keluar yang ditangani pada tahun 2015 sebanyak (enam ribu enam ratus tujuh puluh) surat. b. Pembinaan Sumber Daya Manusia Jumlah Sumber Daya Manusia pada Lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015 berjumlah 281 (dua ratus delapanpuluhsatu) orang dengan rincian sebagai berikut: - Pegawai Negeri Sipil (PNS) : 194 orang - Pegawai Tidak Tetap (PTT) : 6orang - Honorer/Kontrak/THL : 81orang Jumlah keseluruhan : 281orang Kualifikasi Pegawai Negeri Sipil lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015berdasarkan pendidikan sebagai berikut: LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 14

23 - S2 : 15 orang - S1 : 62 orang - Diploma : 5 orang - SMA / Sederajat : 69 orang - SMP / Sederajat : 18 orang - SD / Sederajat : 25 orang Jumlah keseluruhan : 195 orang c. Pembinaan Sumber Daya Manusia Upaya meningkatkan dan menumbuhkembangkan rasa disiplin kerja serta peningkatan pengetahuan pegawai/karyawan lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat maka dilaksanakan kegiatan sebagai berikut: - Pembinaan budaya kerja secara rutin melalui apel setiap pagi dan sore serta apel bersama setiap hari Senin. - Pembentukan jiwa Korsa melalui Upacara Bendera pada tanggal 17 Agustus Peningkatan keimanan melalui kegiatan Imtaq (Iman dan Taqwa) yang dilaksanakan setiap hari Jum at pukul wita. - Pendidikan dan Latihan (Diklat) Penjenjangan dan Teknis. d. Kenaikan Pangkat Dalam satu tahun kenaikan pangkat dibagi dalam 2 (dua) periode dengan rincian yaitu : 1. Periode 1 April 2015 sebanyak 36 orang 2. Periode 1 Oktober 2015 sebanyak 7 orang e. Penyelesaian Kenaikan Gaji Berkala Penyelesaian kenaikan gaji berkala Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi persyaratan pada lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 sebanyak 90 (sembilan puluh) orang d engan rincian seperti pada tabel 8berikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 15

24 Tabel 8.Daftar Kenaikan Gaji Berkala Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 No Kenaikan Gaji Berkala Jumlah (orang) 1. Januari Februari 5 3. Maret April Mei 3 6. Juni 1 7. Juli 4 8. Agustus 4 9. September Oktober November Desember 0 Jumlah 95 Keterangan f. Penyelesaian Daftar Urutan Kepangkatan (DUK) Penyelesaian DUK dilakukan pada bulan DesemberTahun 2015 dan dikirimke Gubernur Nusa Tenggara Barat Cq. Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Pendidikan Pelatihan Provinsi Nusa Tenggara Barat. g. Penyelesaian Pensiun Pegawai Negeri Sipil Penyelesaian kelengkapan bahan pensiun dilaksanakan 1 (satu) tahun sebelum PNS yang bersangkutan memasuki masa usia pensiun. Pada tahun 2015 tidak ada PNS yang memasuki masa usia pensiun karena adanya perpanjangan usia pensiun dari 56 tahun menjadi 58 tahun sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2013 LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 16

25 h. Penyelesaian DP3 Penyelesaian DP3/SKPdan penilaian SKP bagi PNS lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk Eselon IV dan staf dinilai oleh atasan langsung dan diselesaikan di kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pejabat Eselon III dinilai oleh Kepala Dinas serta ditandatangani oleh Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sedangkan bagi Pejabat Eselon II dinilai oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat. No. i. Pengelolaan Aset APBD Akun Neraca A. ASET LANCAR Tugas pokok dan fungsi dari bagian perlengkapan adalah membantu Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam koordinasi dengan dinas Kabupaten/Kota maupun Satuan Kerja/UPT yang berkaitan dengan bidang pemeliharaan dan perawatan barang bergerak, barang tidak bergerak dan pengelolaan Aset/inventaris milik Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Adapun aset yang dikelola pada tahun 2015sebagaimana rincian pada tabel9berikut : Tabel 9. Daftar Pengelolaan Aset Barang Milik Daerah Saldo Awal (Rp.) Nilai BMD Mutasi Tambah (Rp.) Kurang (Rp) Saldo Akhir (Rp) 1 Barang Persediaan B Jumlah ASET TETAP 1 Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya , ,76 6 Konstruksi Dalam Pengerjaan Jumlah , ,76 LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 17

26 C ASET LAIN-LAIN 1 Aset Tidak Berwujud Aset Lain-lain (RB) Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan - Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya , ,24 - Konstruksi Dalam Pengerjaan Hibah ke Masyarakat Kemitraan dengan Pihak Ketiga Jumlah , ,24 D Jumlah (A+B+C) , Untuk asset bergerak yang berupa ternak hilang / tidak ditemukan, telah diinventarisir dan telah dilakukan penghapusan berdasarkan surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor : Tahun 2014 tentang Penghapusan Hewan/Ternak Sapi dari Inventaris Milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Rincian sapi yang dihapus dari daftar data aset sebagai berikut : - UPTD BPT HMT Serading sebanyak 110 (seratus sepuluh) ekor - UPTD BIB Banyumulek sebanyak 10 (sepuluh) ekor j. Sensus Barang Milik Daerah (BMD) Untuk mempertahankan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ke IV pada tahun 2014 Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah melaksanakan sensus Barang Milik Daerah (BMD) yang pelaksanaannya dimulai tanggal 1 Oktober 2014 dimana pendataannya disesuaikan dengan KIR barang yang ada pada masing masing ruangan. Adapun tahapan sensus BMD sebagai berikut : - Pencacahan BMD - Membuat Kertas Kerja - Pendataan barang dan ruangan - Pendataan barang hasil sensus LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 18

27 k. Pembiayaan Untuk menunjang kelancaran kegiatan Tahun Anggaran 2014 pada Sub Bagian Umum dan Kepegawaian didukung dari anggaran APBD sebesar Rp ,- (tiga milyar lima ratus sembilan puluh dua juta tiga ratus delapan ribu rupiah). Realisasi keuangan sebesar Rp ,- (tiga milyar empat ratus tiga puluh tujuh juta seratus tiga puluh dua ribu rupiah) atau sebesar 95,68% dan realisasi fisik mencapai 100%. Adapun pembangunan fisik yang telah selesai dilaksanakan meliputi: - Pembangunan Stasiun Uji Performance (SUP) - Rehab Kantor Laboratorium - Pembangunan Drainase dan Jalan - Pembangunan Sanitasi Holding Ground - Rehab Kandang Stasiun Uji Performance - Pembangunan Show Room - Pembangunan Kandang Pembibitan Serading - Pemagaran Paddock Pasture 1.2. SUB BAGIAN KEUANGAN Proses perencanaan dan penyusunan DPA yang panjang tidak akan bermakna baik jika tidak diringi dengan proses realisasi yang memadai serta pertanggungjawaban yang memadai. Pelaksanaan program/kegiatan sebagai sarana dalam proses realisasi serta pertanggungjawabannya menjadi penting untuk pengukuran keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan dimaksud. Pelaksanaan kegiatan harus mengacu pada dokumen yang telah ditetapkan dengan menekankan pada prinsip pengelolaan yang sesuai dengan prosedur pengelolaan keuangan yang telaah ditetapkan.selain itu bentuk pertanggungjawaban juga harus memenuhi kesesuaian antara belanja dan kode rekening serta model pertanggungjawaban yang memenuhi standar pelaporan keuangan sehingga tidak menimbulkan kesalahan dalam pelaporannya. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 19

28 Pelaporan pertanggungjawaban kegiatan Sub Bagian Keuangan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara barat salah satunya adalah untuk memenuhi aturan serta kebutuhan organisasi dalam proses pertanggungjawaban Dinas secara menyeluruh.pelaporan setiap belanja haruslah dilaporkan agar didapatkan diketahui kinerja yang dilakukan oleh satuan kerja sehingga dapat diukur kinerja serta keberhasilannya dalam kemampuan menyerap anggaran dan kesesuaian antara perencanaan dengan eksekusinya. Berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya Sub Bagian Keuangan sebagai pendukung dalam pelaksanaan tugas-tugas bidang peternakan memberikan dukungan pada sektor administrasi yang berkaitan dengan pengelolaan administrasi keuangan sehingga seluruh kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Selain itu memberikan dukungan dalam bentuk penyelesaian penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Adapun ringkasan kegiatan Sub Bagian Keuangan pada tahun anggaran 2015 adalah penyediaan jasa administrasi keuangan yang terdiri dari : a. Honorarium pengelola keuangan b. Penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan c. Perjalanan dinas d. Belanja Kursus, Pelatihan dan Bintek PNS Seluruh kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi terlaksananya seluruh program dan kegiatan yang ada pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB melalui proses penyelesaian administrasi keuangan dalam rangka peningkatan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan : 1) Informasi mengenai penerimaan selama periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran. 2) Informasi mengenai posisi keuangan yang berkaitan dengan sumbersumber penerimaan termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan retribusi daerah. 3) Penyediaan informasi mengenai perubahan posisi keuangan, apakah mengalami kenaikan atau sebaliknya. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 20

29 Jumlah alokasi anggaran untuk program/kegiatan pada Sub Bagian Keuangan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang bersumber dari Dana APBD adalah sebesar Rp ,-(lima ratus dua puluh dua juta tiga ratus dua puluh sembilan ribu dua ratus lima puluh rupiah)dengan realisasi sebesar Rp ,-(empat ratus tiga puluh lima juta sembilan ratus empat puluh empat ribu sembilan ratus dua rupiah) atau sebesar 83,50% dengan sisa anggaran sebesar Rp ,- (delapan puluh enam juta tiga ratus delapan puluh empat ribu tiga ratus empat puluh delapan rupiah)atau sebesar 16,75% dengan perincian sebagai berikut : a. Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan dengan alokasi anggaran Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 70%, terdapat sisa anggaran Rp ,- atau sebesar 30% b. Honorarium Pengelola Administrasi Keuangan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 97% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 3% c. Belanja Perangko, Materi Dan Benda Pos Lainnya dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 99% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 1% d. Belanja Telepon dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 47% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 53% e. Belanja Listrik dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 65% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 35% f. Belanja surat kabar/majalah dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 99,80% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 0,2% g. Belanja Kawat/Faximile/Internet dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 100%. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 21

30 h. Belanja paket/pengiriman dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 98,60% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 1,40% i. Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 93,70% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 6,3% j. Belanja Perjalanan Dinas dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 98,70% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 1,3% 1.3. SUB BAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2006 tentang Sistem Perencanaan Nasional, maka Subbag Program dan Pelaporan memegang peranan penting dalam mengumpulkan, merumuskan, mengonsepkan dan memutuskan data perencanaan, penyusunan data dan informasi serta pelaporan kegiatan dinas. Pembangunan peternakan yang terintengrasi dan berhasil dengan baik harus dimulai dari perencanaan yang baik pula, penyajian data potensi dan dayadukung sumberdaya, peluang pengembangan dan proporsional budjetting merupakan kunci utama dalam mencapai keberhasilan. Seiring dengan perencanaan tersebut, terutama dalam rangka memenuhi tuntutan peningkatan kinerja, kualitas layanan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya, maka ditetapkan sistem penganggaran terpadu berbasis kinerja yang telah dilaksanakan sejak tahun 2005, hal ini dapat merupakan acuan dalam penerapan anggaran secara efisien, efektif dan menjunjung tinggi transparansi. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 22

31 a. Tujuan Dan Sasaran Adapun tujuan dan sasaran pelaksanaan kegiatan subbagian program dan pelaporan sebagai berikut : 1. Tujuan Adapun tujuan kegiatanpada Sub Bagian Program dan Pelaporan adalah : 1) Merencanakan dan merumuskan program kerja serta penyusunan anggaran terpadu berbasis kinerja secara fokus berdasarkan skala prioritas pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat 2) Menentukan perencanaan program berdasarkan road map dan Rencana Strategis Daerah Nusa Tenggara Barat 3) Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan perencanaan anggaran kinerja lintas instansi teknis dalam mendukung pembangunan peternakan 4) Meningkatkan efisiensi, efektivitas dan tertib administrasi serta transparansi serta bertanggungjawab sehingga memudahkan sistem pengendalian dan evaluasi. 2. Sasaran Sasaran utama kegiatan pada Sub Bagian Program dan Pelaporan adalah : 1) Tersusunnya perencanaan program dan penyusunan anggaran kinerja pembangunan sebagai implementasi kebijakan dan target pembangunan peternakan di daerah 2) Terbinanya koordinasi dan keterpaduan perencanaan anggaran kinerja pembangunan peternakan secara menyeluruh 3) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan pembangunan peternakan di daerah 4) Tercapainya evaluasi kinerja yang tepat dan memenuhi akuntabilitas dalam pelaksanaan kegiatan 5) Tersusunnya dan tersedianya data dan informasi peternakan sebagai bahan acuan dalam pengambilan kebijakan program pembangunan peternakan kedepan. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 23

32 b. Kegiatan-Kegiatan Yang Dilaksanakan Secara garis besar program dan kegiatan pada Sub Bagian Program dan Pelaporan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang sangat substansial terselenggara melalui dukungan dana APBD dan APBN tahun anggaran 2015 yaitu : 1. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dari sumber dana APBD antara lain : - Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD - Penyusunan laporan bulanan, triwulan dan tahunan - Penyusunan RKA dan DPA SKPD - Penyusunan statistik peternakan 2. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dari sumber dana APBN antara lain : - Penyusunan Program dan Anggaran APBN (RKAKL) - Sosialisasi E-Proposal Penyusunan RoadMap Kawasan Peternakan Sapi Potong - Penyusunan Laporan dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) - Penyusunan Pelaporan Keuangan SAK dan SIMAK BMN - Registrasi Pengkartuan ternak di Kabupaten Sumbawa Barat c. Capaian Kinerja 1. Kegiatan Bersumber Dari Dana APBD a) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD Kegiatan ini dilaksanakan setiap akhir tahun sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pembangunan peternakan sumber dana APBD selama 1 tahun. Penyusunan laporan capaian kinerja pada dasarnya merupakan bentuk kontrak kerja institusi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dengan Pemerintah Daerah Provinsi NTB sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan dan realisasi anggaran APBD tahun 2015, hal ini mengacu sesuai dengan sistim pemerintahan yang bersih dan transparan Good Goverment Action. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 24

33 b) Penyusunan Laporan Bulanan, Triwulan, dan Tahunan Penyusunan laporan bulanan, triwulan dan tahunan pada prinsipnya mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Kegiatan ini telah dilaksanakan setiap bulan, triwulan dan penyusunan laporan akhir tahun. Laporan bulanan, triwulan dan tahunan disampaikan kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat melalui Bappeda Provinsi NTB dan Biro Keuangan Setda. Provinsi NTB untuk pelaksanaan anggaran APBD dan APBN sedangkan untuk pelaksanaan anggaran APBN laporan disampaikan pula kepada Menteri Pertanian dan tembusannyadisampaikan kepada Eselon I pada lingkup Kementerian Pertanian dan Bappeda Provinsi NTB. c) Penyusunan RKA dan DPA SKPD Kegiatan ini dilaksanakan pada setiap akhir tahun (bulan Juli sampai Desember). Pelaksanaan kegiatan ini pada prinsipnya melibatkan instansi lain seperti Bappeda Provinsi NTB, Biro Keuangan Setda. Provinsi NTB dan Dinas Pendapatan Provinsi NTB sebagai fungsi koordinatif dan konsultatif dalam penyusunan kegiatan dan anggaran. Dalam pelaksanaannya, penyusunan RKA SKPD berdasarkan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Dinas Peternakan dan Kes ehatan Hewan Provinsi NTB yang telah disampaikan kepada Bappeda Provinsi NTB, penyusunan PPAS itu sendiri harus mengacu pada Renstra Daerah Provinsi NTB dan Road Map Pembangunan Peternakan NTB selama 5 tahun terakhir. d) Penyusunan Statistik Peternakan Kegiatan penyusunan statistik peternakan memiliki arti yang strategis bagi daerah maupun secara nasional karena ketersediaan data mutakhir yang tersusun secara akurat, obyektif dan tepat waktu akan sangat menentukan arah kebijakan pembangunan peternakan pada tahun mendatang. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 25

34 Kegiatan ini tidak hanya dibayai dari APBD akan tetapi juga didukung dari anggaran APBN. Hasil penyusunan statistik secara lengkap dilaporkan dalam bentuk buku khusus untuk dapat dimanfaatkan oleh para pemerhati atau yang membutuhkan informasi peternakan sedangkan secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Perkembangan Populasi Ternak Perkembangan populasi ternak dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat siginifikan, hal ini selain adanya pembinaan dan pengawasan terhadap pemotongan dan lalulintas ternak yang dilakukan secara teratur juga adanya program pemberdayaan petani peternak melalui penguatan permodalan, pemberian bibit ternak dan peningkatan SDM bidang peternakan secara menyeluruh. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10. Populasi Ternak Di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Populasi Ternak (ekor) No Ternak Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Ayam Buras Itik LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 26

35 2. Perkembangan Populasi Ternak Masing- Masing Daerah Perkembangan populasi ternak sapi di daerah Nusa Tenggara Barat pada tahun 2015 dengan rata-rata sebesar 4,1% pada dasarnya merupakan perkembangan dari populasi ternak pada masing-masing daerah dan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 11. Populasi Ternak Besar Masing-Masing Kabupaten/ Kota Tahun 2015 No Kabupaten/ Kota Jenis Ternak (Ekor) Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi 1 Mataram Lobar KLU Loteng Lotim KSB Sumbawa Dompu Bima Kota Bima Jumlah Pemotongan Ternak Tercatat Peningkatan populasi ternak pada tahun 2015 di daerah Nusa Tenggara Barat, selain mensuplai kebutuhan ternak bagi daerah lain, juga mempengaruhi pemotongan ternak dalam memenuhi kebutuhan daging di daerah NTB dan daerah lainnya. Pemotongan ternak tercatat dapat dilihat pada tabel berikut. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 27

36 Tabel 12.Pemotongan Ternak Tercatat Di Provinsi NTB Tahun No Ternak Pemotongan ternak (ekor) r (%) 1 Sapi ,7 2 Kerbau ,4 3 Kuda (9,2) 4 Kambing (15,1) 5 Domba ,0 6 Babi ,2 4. Produksi Daging dan Telur Peningkatan populasi ternak di daerah NTB membawa dampak positif dalam penyediaan daging bagi konsumen lokal maupun regional. Hal ini ditandai dengan meningkatnya pemotongan ternak dalam daerah sebesar 37% khususnya pada ternak sapi atau meningkat sebesar 18,7%. Tabel 13. Produksi dan Konsumsi Daging Di Provinsi NTB Tahun 2015 No Ternak Produksi Daging Konsumsi Daging (Ton/Thn) (Kg/Thn) 1 Sapi ,9 2,42 2 Kerbau 2.037,7 0,30 3 Kuda 253,9 0,04 4 Kambing 5.183,6 0,77 5 Domba 183,6 0,03 6 Babi 2.542,6 0,40 7 Ayam Ras 8.253,2 0,95 8 Ayam Buras 7.180,4 0,99 9 Itik 1.069,4 0,13 10 Jeroan 8.412,9 1,63 *Data Sementara Tahun 2015 Untuk produksi telur, selain diperuntukkan bagi kebutuhan daerah juga telah diantarpulaukan dalam memenuhi kebutuhan daerah lain seperti pada tabel berikut. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 28

37 Tabel 14. Produksi dan Konsumsi Telur Di Provinsi NTB Tahun 2015 No Ternak Produksi Telur (Ton) Konsumsi Telur (Kg/Thn) 1 Ayam Ras 3.696,26 1,44 2 Ayam Buras ,43 2,17 3 Itik ,74 2,53 5. Necara Bahan Makanan Keberhasilan dalam meningkatkan populasi ternak tahun 2015 (ternak sapi sebesar 4,1%), hal ini berdampak pada peningkatan produksi daging yang sangat signifikan. Seiring dengan peningkatan produksi daging, peningkatan pendapatan dan kesadaran masyarakat akan produk pangan asal hewan menjadi penyebab utama meningkatnya konsumsi daging dalam daerah. Hal ini disertai dengan meningkatnya supply dan demand akan daging di daerah. Selain kegiatan diatas, berikut diuraikan kegiatan-kegiatan pertemuan. a. Pendataan Populasi Ternak Pendataan ternak diperlukan sebagai salah satu upaya penyajian data/informasi yang baik dengan kriteria sebagai berikut: 1) Up to date (terkini); 2) Tersaji secara cepat dan komprehensif (secara lengkap dan menyeluruh); 3) Akurat ( mempunyai ketepatan dan ketelitian yang tinggi); 4) Relevan (sesuai dengan tuntutan dan perkembangan). Mengingat pentingnya ketersediaan data populasi ternak secara lengkap, akurat dan tepat waktu maka pelaksanaan pendataan ternak tahun 2015 diarahkan pada pengumpulan data populasi ternak di seluruh desa/kelurahan se-provinsi Nusa Tenggara Barat yang dilakukan oleh petugas enumerator pada masing-masing kecamatan antara lain : Kota Mataram pada 6 Kecamatan/50Kelurahan; Kabupaten Lombok Barat pada 10 LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 29

38 Kecamatan/122 Desa; Kabupaten Lombok Utara pada 5 Kecamatan/33 Desa; Kabupaten Lombok Tengah pada 12 Kecamatan/139 Desa; Kabupaten Lombok Timur pada 20 Kecamatan/254 Desa; Kabupaten Sumbawa Barat pada 8 Kecamatan/63 Desa; Kabupaten Sumbawa pada 24 Kecamatan/165 Desa; Kabupaten Dompu pada 8 Kecamatan/81 Desa;Kabupaten Bima pada 18 Kecamatan/191 Desa dan Kota Bima pada 5 Kecamatan/38 kelurahan. Ruang lingkup dan sasaran pengumpulan data ternak diarahkan untuk mendata dan mengetahui jumlah populasi ternak di daerah Nusa Tenggara Barat pada Tahun 2015, yang meliputi : (1) Ternak Besar, terdiri dari : Sapi, Kerbau, Kuda (2) Ternak Kecil, terdiri dari : Kambing, Domba, Babi (3) Ternak Unggas, terdiri dari : Ayam Bukan Ras (Buras), Ayam Ras Petelur (Layer), Ayam Ras Pedaging (Broiler), Itik. (4) Aneka Ternak, terdiri dari : Kelinci, Puyuh, Merpati b. Pertemuan Verifikasi dan Validasi Data Tahun 2014 Pertemuan Verifikasi dan Validasi Data Tahun 2014koordinasi langsung oleh Sekretaris drh. Erwin Kusbianto, M.Si, yang didampingi oleh Muhammad Nur, SPt, M.Si (Kasubbag Program dan Pelaporan) menjelaskan tentang Mekanisme Pengumpulan dan Pengolahan Data Peternakan. Hal ini pula yang banyak direspon langsung dari peserta kabupaten/kota. Respon pertama dari drh. Rini Handayani, M.Si (Kasubbag Program Dinas Peternakan Sumbawa) terkait di dalam perhitungan statistik terutama produksi dan konsumsi daging, perlu ada persepsi yang sama atau parameter yang sama, selanjutnya Adi Wibawa, S.Pt (Kepala Bidang Peternakan DPPKKP KLU) terkait sharing cost pelaksanaan registrasi ternak tahun Berdasarkan pada diskusi yang berkembang dalam pertemuan tersebut dapat dirumuskan beberapa hal sebagai berikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 30

39 1. Para peserta sepakat terhadap pertumbuhan populasi ternak pada masing-masing daerah yang telah disampaikan secara resmi; 2. Dukungan data pemotongan, pengeluaran dan perhitungan produksi daging pada masing-masing daerah akan segera disampaikan dengan mengacu paramater hasil reguler sampling Pada tahun 2015 sebagai tahun perwujudan, dukungan data yang akurat dan relevan akan ditingkatkan oleh karena itu, masing-masing Kabupaten/kota akan melaksanakan kegiatan Pendataan Ternak/Registrasi/Pengkartuan dengan dukungan dana yang sangat variatif sebagai dana Sharing Cost. 4. Pertumbuhan populasi ternak sapi (1,1%). 5. Pada Tahun 2015, dalam rangka menyiapkan parameter teknis yang lebih valid dan representatif, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB akan bekerjasama dengan lembaga penelitian dalam rangka menyusun parameter teknis peternakan dan kesehatan hewan tahun Oleh karena itu, diharapkan kerjasama dinas peternakan kabupaten/kota dalam menyiapkan data-data/pendampingan dan keterangan yang terkait program/kegiatan pada masing-masing instansi. 6. Output dari pertemuan Verifikasi dan Validasi Data Tahun 2014 terutama salah satunya data pertumbuhan populasi ternak sapi untuk sementara akan dipublikasikan di tingkat Nasional, dimana agenda pertemuan verifikasi data nasional dijadwalkan pada tanggal April 2015di Yogyakarta. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 31

40 c. Sosialisasi Updating Data Tahun 2015 Pertemuan Sosialisasi Updating Data Tahun 2015 dilaksanakan tanggal 12 November 2015 di Aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dibuka oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. Kegiatan updating data di Kabupaten/Kota di Provinsi NTB dilaksanakan pada bulan November - Desember melibatkan Petugas Kabupaten/Kota sebagai Koordinator, Petugas Kecamatan dan Desa sebagai pencacah data ternak.pada kesempatan tersebut juga mengundang narasumber dari BPS Provinsi NTB dan Fakultas Peternakan UNRAM.Kebijakan pemerintah daerah dalam pelaksanaan Pendataan dan Updating Data Tahun 2015 sangat diperlukan sehingga dapat membantu pimpinan dalam penyelesaian program dan kegiatan sesuai aturan yang berkalu. Pendataan dan Updating Data Tahun 2015 perlu diterapkan pada semua kegiatan termasuk pada kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui paket penerima bantuan sosial/hibah. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 32

41 d. Sosialisasi Peraturan DaerahNomor 1 Tahun 2015 Tentang Pengendalian Pemotongan Ternak Ruminansia Besar Betina Produktif di Provinsi NTB Sosialisasi Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pemotongan ternak ruminansia besar betina produktif di Provinsi NTB dilaksanakan di masing-masing Kabupaten/Kota Provinsi NTB.Regulasi yang sedang disosialisasikan mengarah pada pengendalian populasi hewan ternak yang kerap dipotong oleh masyarakat yakni ternak betina produktif yang terdiri dari sapi dan kerbau.sebagai daerah gudang ternak yang sudah mandiri daging sejak Tahun 2011, NTB mampu menyediakan supply kebutuhan sapi bibit dan sapi potong secara nasional.pada tanggal 13 November 2015 di Kementerian Pertanian, Gubernur NTB, DKI, Lampung, NTT dan Jambi sebagai daerah produksi menandatangani MoU terkait pemenuhan daging secara nasional.diharapkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 dapat dijadikan pegangan demi menjaga keberlangsungan bibit ternak sehingga NTB bisa mempertahankan diri sebagai daerah gudang ternak nasional. 2. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dari sumber dana APBN antara lain : a. Penyusunan Program dan Anggaran APBN (RKAKL) Selain dari anggaran yang dialokasikan dari sumber dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat juga mendapatkan alokasi anggaran dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian melalui dana Dekonsentrasi dan tugas Pembantuan. Adapun alokasi anggaran Tahun Anggaran 2015 Dekonsentrasi sebesar Rp ,- (sebelas milyar enam ratus tiga juta delapan ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah) dan Tugas Pembantuan sebesar Rp ,- (tiga puluh empat milyar delapan ratus delapan puluh enam juta seratus tujuh puluh ribu rupiah). LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 33

42 Tabel15.Program dan Kegiatan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2015 Kode Nama Output / Sub Output Pagu (Rp.) 1782 PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK Bimbingan Teknis Budidaya Ternak Potong Distribusi Semen Beku dan Operasional IB Pengadaan N2 Cair + Pengadaan N2 Cair APBN-P Penguatan Manajemen Inseminasi Buatan Perbaikan Manajemen INKA Bimbingan Teknis Budidaya Unggas dan Aneka Ternak Penguatan Kelembagaan Peternak Penilaian Manajemen Usaha Kelompok Peternak dan Pelayanan Petugas Teknis Pembinaan SMD Supplay Deman Ternak Potong Koordinasi dan Pembinaan Budidaya Ternak + Koordinasi Budidaya Ternak APBN-P PENINGKATAN PRODUKSI PAKAN TERNAK Pengembangan Kapasitas SDM Bidang Pakan Pengawasan Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan Pengawasan Peredaran Imbuhan/Pelengkap Pakan Koordinasi dan Bimbingan Teknis Pakan (BP3TR) PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN MENULAR STRATEGIS DAN PENYAKIT ZOONOSIS Biosekuriti Perunggasan Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasiter Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Bakterial Lainnya Perlindungan Hewan dan Kewaspadaan Penyakit Eksotik Pengamatan Penyakit Hewan (APBN-P) Pembinaan dan Koordinasi Kesehatan Hewan Unit Respon Cepat PHMS Operasional Pelayanan Kesehatan Hewan di Puskeswan Operasional Pengujian Veteriner di Lab.Veteriner Daerah PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS BENIH DAN BIBIT 146 Pembinaan Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting Peningkatan Penerapan Teknologi Perbibitan Pengawalan dan Koordinasi Perbibitan di Daerah Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak Supply Demand Ternak Bibit Pewilayahan Sumber Bibit Ternak Pengembangan Usaha Perbibitan Ternak LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 34

43 Kode Nama Output / Sub Output Pagu (Rp.) 174 Pengembangan Kelembagaan Perbibitan Ternak Koordinasi Teknis PENJAMINAN PRODUK HEWAN YANG ASUH DAN BERDAYA SAING 027 Pembentukan dan Pelaksanaan Tim Koordinasi Pengawasan Penerapan Penjaminan PH ASUH di RPH + APBN-P Fasilitasi Unit Usaha Dalam Proses Sertifikasi ASUH Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba / RSHLV 120 Pengembangan Kapasitas SDM Bidang Kesmavet Penguatan Manajemen Lab.Kesmavet Unit Respon Cepat Pengawas Kesmavet Peningkatan Kapasitas SDM Pengawas Kesmavet Koordinasi Teknis Pengawasan Kesmavet Pemutakhiran Data Pemotongan Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam Pencegahan Penularan Zoonosis 136 Pembinaan Penerapan Kesejahteraan Hewan pada Ternak dan Non Ternak 1787 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA DITJEN PETERNAKAN DAN KESWAN Perumusan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Peternakan dan Keswan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Peternakan dan Keswan + APBN-P Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan serta Penatausahaan Barang Milik Negara TOTAL LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 35

44 Tabel. 16. Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2015 Kode Nama Output / Sub Output Pagu(Rp.) 1782 PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK Pengembangan Budidaya Sapi Potong Pengembangan Budidaya Kerbau Penyediaan Sarana dan Peralatan IB Penyebaran Pejantan Sapi Potong (INKA) Penyebaran Pejantan Kerbau (INKA) Pengembangan Budidaya Kambing (Domba) Revisi jadi Kambing 1783 PENINGKATAN PRODUKSI PAKAN TERNAK Penguatan Sumber Bibit/Benih HPT di UPTD (APBN-P) Penguatan Sumber Bibit/Benih HPT di UPTD Pengembangan Padang Penggembalaan (APBN-P) Pemeliharaan Padang Penggembalaan Pengembangan Integrasi Ternam - Tanaman Pangan Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas 132 Pengembangan Lumbung Pakan (LP) Ruminansia Revitalisasi UPP dan PPSK Penguatan Pakan Induk Sapi Potong Penguatan Pakan Sapi Potong Penggemukan PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS BENIH DAN BIBIT 101 Pembibitan Sapi Potong Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting Fasiliasi Opersional Perbibitan di UPTD Penyediaan Bibit Ternak di UPTD PENJAMINAN PRODUK HEWAN YANG ASUH DAN BERDAYA SAING 102 Fasilitasi Peralatan RPH Ruminansia (APBN-P) Pengadaan Sarana dan Prasarana Lab.Kesmavet Kendaraan Bermotor DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA DITJEN PETERNAKAN DAN KESWAN Perumusan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Peternakan dan Keswan 96,500,000 TOTAL LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 36

45 b. Sosialisasi E -Proposal 2016 Sistem penganggaran terpadu berbasis kinerja memerlukan pengaturan sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan nasional dan daerah serta mengakomodasi peranan daerah yang lebih besar terhadap perencanaan pembangunan. Peran daerah yang lebih besar dalam proses perencanaan akan menghadirkan rasa memiliki serta tanggung jawabyang kemudian diharapkan akan dapat meningkatkan efisiensi serta efektivitas pelaksanaan kegiatan. Salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan adalah dengan dibangunnya sistem e-proposal. e-proposal merupakan salah satu bagian penting dalam e-planning yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian. E-Proposal adalah aplikasi yang dibangun untuk mendukung sistem bottom-up planning yang efektif dan efisien di Kementerian Pertanian. Dengan adanya e-proposal akan mampu menjelaskan kebutuhan anggaran yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang ditargetkan lengkap dengan daya dukung yang akurat dan legalitas dari dinas terkait. Sistem e-proposal memiliki beberapa tujuan antara lain: 1. Menjaring sebanyak mungkin usulan-usulan dari daerah yang potensial untuk dikembangkan, mempercepat pengiriman data proposal dari seluruh Kabupaten/Kota dan provinsi. 2. Memperkuat peran SKPD provinsi sebagai koordinator mekanisme perencanaan satu pintu. 3. Mempercepat proses penilaian proposal oleh tim pusat. 4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengalokasian anggaran pemerintah Kabupaten/Kota dan provinsi di seluruh Indonesia. 5. Mendukung upaya hemat barang persediaan (paperless) dan pengelolaan database lebih baik. 6. Mendukung percepatan Reformasi Birokrasi dimana usulanusulan dari daerah akan diproses di pusat dengan transparan dan akuntabel. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 37

46 Sosialisasi e-proposal dihadiri oleh Kasubbag Program dan Pelaporan dan Petugas e-proposal yang ada di kabupaten/kota serta petugas e-proposal provinsi. Sosialisasi e-proposal dilaksanakan untuk pengajuan kegiatan tahun c. Penyusunan RoadMap Kawasan Peternakan Sapi Potong Dalam upaya mengejar target NTB-BSS tersebut, Pemerintah Daerah NTB sudah memiliki Masterplan Kawasan Peternakan Provinsi NTB. Masterplan ini selain menjadi pedoman dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembangunan peternakan sapi potong di NTB juga sekaligus merevisi Blue Print yang disusun pada tahun Untuk dapat melengkapi Masterplan yang ada maka diperlukan action plan dan road map Pengembangan Ternak Sapi Potong di beberapa kabupaten/kota terpilih. Untuk itu perlu dilakukan kajian dan analisis yang mendalam terhadap variabel -variabel yang berpengaruh pada pengembangan peternakan sapi potong di NTB. Penyusunan Road Map Kawasan Peternakan Sapi Potong di Provinsi Nusa Tenggara Barat dikerjasamakan dengan Fakultas Peternakan Universitas Mataram sesuai dengan MoU antara Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dengan Fakultas Peternakan Nomor : 524/2282/Disnakwan/2015 dan Nomor: 1105/UN18.3/DT/2015 Adapun tujuan dari penyusunan RoadMap Kawasan Sapi Potong di Nusa Tenggara Barat yakni: 1) Sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan pengembangan ternak sapi potong di Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu dan Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Baratselama kurun waktu LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 38

47 2) Sebagai pedoman bagi perumusan kebijakan dalam penyusunan program dan proyek-proyek prioritas terkait dengan pengembangan sapi potong di Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu dan Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. 3) Sebagai pedoman bagi proses pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan pembangunan peternakan di Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu dan Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. 4) Sebagai bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan peternakan sapi potong sesuai dengan visi, misi dan tujuan pembangunan peternakan di NTB. Adapun hasil dari penyusanan Roadmap Kawasan Sapi Potong di Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu dan Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat secara rinci dapat dilihat pada laporan yang terpisah dari laporan tahunan ini. d. Penyusunan Pelaporan Keuangan SAK dan SIMAK BMN Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Kementerian Pertanian yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 39

48 Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang lebih transparan, akurat dan akuntabel. Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB.Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Laporan Keuangan DINAS Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (S AP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi: 1. Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsurunsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 40

49 a. Dekonsentrasi Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp ,- atau mencapai 0,00% dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp.0,- Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar Rp ,- atau mencapai 84,25% dari alokasi anggaran sebesar Rp ,- b. Tugas Pembantuan Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp ,- atau mencapai 0,00% dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp.0,- Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar Rp ,- atau mencapai 74,42% dari alokasi anggaran sebesar Rp ,- 2. Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember a. Dekonsentrasi Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp ,- yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp.0,- Aset Tetap (net to) sebesar Rp ,- Piutang Jangka Panjang (ne tto) sebesar Rp.0,00,- dan Aset Lainnya (netto) sebesar Rp.0,-. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp.0,- dan Rp b. Tugas Pembantuan Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp ,- yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp ,-; Aset Tetap (net to) sebesar Rp ,-; Piutang Jangka Panjang (ne tto) LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 41

50 sebesar Rp ,-; dan Aset Lainnya (ne tto) sebesar Rp.0,-. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp.0,- dan Rp ,-. 3. Laporan Operasional a. Dekonsentrasi Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-lo, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit- LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp ,-, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp ,- sehingga terdapat Defisit Kegiatan Operasional senilai Rp ,-. Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Defisit Rp.0,- dan Defisit Rp.0,- sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp ,-. b. Tugas Pembantuan Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-lo, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit- LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp ,-, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp ,- sehingga terdapat Defisit Kegiatan Operasional senilai - Rp ,-. Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Surplus Rp ,- dan Defisit Rp.0,- sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp ,- LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 42

51 4. Laporan Perubahan Ekuitas a. Dekonsentrasi Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2015 adalah sebesar Rp ,- ditambah Defisit-LO sebesar Rp ,- kemudian ditambah/dikurangi dengan koreksi-koreksi senilai Rp ,- dan ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp ,- sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2015 adalah senilai Rp ,-. b. Tugas Pembantuan Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2015 adalah sebesar Rp ,- ditambah Defisit-LO sebesar Rp ,- kemudian ditambah/dikurangi dengan koreksi-koreksi senilai Rp.0,- dan ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp ,- sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2015 adalah senilai Rp ,-. 5. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas.Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 43

52 lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2015 disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual. Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 Dan 31 Desember 2014 PENDAPATAN Uraian Catatan 31 Desember Desember 2014 Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) % Realisasi (Rp.) Penerimaan Negara Bukan Pajak B Jumlah Pendapatan BELANJA B.2 Belanja Operasi Belanja Barang B Jumlah Belanja Operasi Belanja Modal Jumlah Belanja Modal Jumlah Belanja Laporan Realisasi Anggaran Tugas Pembantuan Untuk Periode Yang Berkahir 31 Desember 2015 Dan 31 Desember 2014 PENDAPATAN Uraian Catatan 31 Desember Desember 2014 Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) % Realisasi (Rp.) Penerimaan Negara Bukan Pajak B Jumlah Pendapatan BELANJA B.2 Belanja Operasi Belanja Barang B Belanja Sosial B Jumlah Belanja Operasi Belanja Modal Belanja Modal Peralatan dan Mesin B LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 44

53 Uraian Catatan 31 Desember Desember 2014 Jumlah Belanja Modal Jumlah Belanja Neraca Dekonsentrasi Per 31 Desember 2015 Dan 31 Desember 2014 Uraian Catatan 31 Desember Desember 2014 Aset Aset Tetap Peralatan Dan Mesin C Gedung Dan Bangunan C Jalan, Irigasi Dan Jaringan C Akumulasi Penyusutan Peralatan Dan Mesin Akumulasi Penyusutan Gedung Dan Bangunan Akumulasi Penyusutan Jalan, Irigasi Dan Jaringan Jumlah Aset Tetap Jumlah Aset Ekuitas Ekuitas C Jumlah Ekuitas Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas ASET Aset Tetap Neraca Tugas Pembantuan Per 31 Desember 2015 Dan 31 Desember 2014 Uraian Catatan 31 Desember 2015 (Rp.) 31 Desember 2014 Peralatan dan Mesin C Gedung dan Bangunan C Jalan, Irigasi dan Jaringan C Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan Akumulasi Penyusutan Jalan, Irigasi dan Jaringan Jumlah Aset Tetap Jumlah Aset Ekuitas Ekuitas C Jumlah Ekuitas Jumlah Kewajiban dan Ekuitas LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 45

54 e. Registrasi Pengkartuan Ternak di Kabupaten Sumbawa Barat Peraturan Menteri Pertanian Nomor 16 Tahun 2010 tentang pedoman Identifikasi dan Pengawasan Ternak Ruminansia Besar mengamanatkan bahwa identifikasi ternak merupakan suatu sistem untuk mengefektifkan penelusuran faktor-faktor yang terkait dengan penyakit hewan dan keamanan pangan dengan memberikan tanda atau identitas terhadap ternak maupun pemilik/penggaduh. Permasalahan yang dihadapi selama ini sulitnya mendapatkan data keberadaan ternak yang akurat berdasarkan kepemilikan ternak sehingga sulit diketahui antara lain : pendataan ternak, jumlah rumah tangga peternak, mutasi ternak, stock ternak yang adadan melakukan kegiatan pelayanan standar minimal berupa kesehatan hewan. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan tersebut di atas dan berdasarkan tindak lanjut rekomendasi KPK atas kajian kebijakan tata niaga sapi dan daging sapi, diperlukan adanya penerapan kartu ternak di daerah sentra produsen. Penerapan kartu ternak ini akan dikelola dan dilakukan oleh Dinas peternakan dan kesehatan hewan Provinsi Nusa Tenggara yang pelaksanaan difokuskan di Kabuapten Sumbawa Barat. Pelaksanaan dilakukan dengan menerapkan kriteria lokasi, kriteria peternak, sistem dan mekanisme penerapan kartu ternak yang akan ditentukan dalam petunjuk pelaksanaan ini. Selain itu juklak ini memuat mekanisme pengendalian beserta tata cara penyaluran dana, pembinaan, pengorganisasian dan pengawasan serta indikator keberhasilan. 1. Tujuan Tujuan kegiatan ini adalah : a. Memperoleh data ternak sapi dan kerbau yang akurat. b. Mengetahui jumlah Rumah Tangga Peternak (RTP). c. Menertibkan administrasi kepemilikan ternakmelalui pemberian kartu ternak. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 46

55 d. Meningkatkan pengawasan mutasi ternak. 2. Manfaat Manfaat dari kartu ternak adalah : a. Sebagai bukti sah kepemilikan ternak b. Sebagai dokumen penting untuk mutasi ternak antara lain jual beli, pemotongan dan pengiriman ternak antar daerah. c. Memudahkan pelayanan kesehatan hewan, vaksinasi, dan pelayanan reproduksi/ib. d. Mengefektifkan penelusuran jaminan keamanan pangan dari aspek zoonosis dan residu. e. Memudahkan dalam mengakses asuransi ternak. 3. Sasaran Sasaran dari kegiatan penerapan kartu ternak adalah : a. Tersedianya database populasi ternak. b. Tersedianya database Rumah Tangga Peternak (RTP) pemelihara ternak Sapi dan Kerbau di Kabupaten Sumbawa Barat. 4. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan penerapan kartu ternak dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Povinsi NTB dan Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sumbawa Barat yang meliputi : c. Pencetakan Buku Registrasi / Buku Induk Buku registrasi / buku induk dipergunakan untuk mencatat semua aktivitas yang termuat dalam kartu ternak mulai dari Jenis Ternak (Sapi dan Kerbau) Warna Bulu, Umur Ternak, Rupa Tanduk/Bulu Genang, Pusar-Pusar dan Tanda Istimewa. Adapun jumlah Buku Induk yang dicetak sebanyak 144 (Seratus Empat Puluh Empat) buah yang diperuntukkan untuk petugas pencatat di tingkat Kelurahan/Desa dan Keamatan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 47

56 d. Pencetakan Kartu Ternak Kartu ternak yang dicetak sebanyak (Enam Puluh Ribut) lembar yang dianggarkan melalui APBD II (DPA Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sumbawa Barat) Tahun Anggaran e. Sosialisasi Pengkartuan Ternak Sosialisasi kebijakan dan kegiatan penerapan kartu ternak diberikan kepada pelaksana ditingkat kecamatan dan desa/kelurahan. Sosialisasi secara langsung dilaksanakan di 8 Kecamatan yang bertempat aula/ruang rapat Kantor Camat masing-masing. f. Registrasi Ternak Registrasi ternak dilaksanakan secara langsung dilapangan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Adapun tatacara registrasi dilaksanakan sebagai berikut : 1) Ternak yang akan diberikan kartu ternak didata oleh petugas pelaksana pendataan ternak di tingkat lapangan untuk kemudian diidentifikasi tanda-tandanya mulai dari jenis ternak, jenis kelamin, umur, dan sesuai dengan data dan informasi yang tercantum pada kartu ternak. 2) Ternak yang telah diidentifikasi diberi tanda oleh petugas dengan kode wilayah Kecamatan. 3) Data dan informasi yang tercantum dalam kartu ternak dicatat pada buku induk, selanjutnya kartu ternak diberikan kepada peternak. 4) Buku induk disimpan di Kecamatan dan Desa. g. Mutasi Ternak 1) Pengeluaran ternak dari Kabupaten harus dapat menunjukkan : - Kartu ternak atas nama si pemilik/penjual; LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 48

57 - Surat Keterangan Pengeluaran Ternak dari Kepala Desa/Kelurahan asal ternak dan diketahui oleh Petugas Kecamatan setempat; - Surat izin pengeluaran yang diterbitkan oleh Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sumbawa Barat. 2) Pengeluaran ternak antar Kecamatan dalam wilayah Kabupaten antar Desa/Kelurahan dalam satu Kecamatan dalam bentuk jual beli harus dapat menunjukkan : - Kartu ternak atas nama si pemilik/penjual; - Surat Keterangan Pengeluaran Ternak dari Kepala Desa/Kelurahan asal ternak dan diketahui oleh Petugas Kecamatan setempat. 3) Jual beli ternak yang dilakukan di pasar hewan harus disertai dengan surat keterangan jual beli ternak yang diterbitkan oleh kepala unit pasar. 4) Peternak wajib melaporkan kepada petugas lapangan apabila terjadi kematian dan/atau kasus potong paksa ternak paling lambat 6 jam dengan menyerahkan kartu ternak untuk dihapus dari buku induk. 5) Peternak wajib melaporkan kepada kepolisian setempat apabila terjadi kasus kehilangan ternak selambatlambatnya 24 jam, selanjutnya melaporkan kepada petugas lapangan dengan menyerahkan kartu ternak untuk dihapus dari buku induk. 6) Peternak wajib melaporkan kelahiran atau pemasukan ternak kepada petugas lapangan untuk selanjutnya dicatat pada buku induk dan diterbitkan kartu ternaknya. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 49

58 5. Hasil Pelaksanaan Registrasi Dari hasil pelaksaan kegiatan pengkartuan ternak didapat bahwa Rumah Tangga Peternak (RTP) pemelihara ternak Sapi sebanyak Kepala Keluarga dengan jumlah populasi ekor dan pemelihara ternak Kerbau sebanyak Kepala Keluarga dengan jumlah populasi ekor. Total populasi sapi dan kerbau sebanyak ekor dari target ekor atau sebesar 99,87% adapun rincian per Kecamatan sebagai berikut. Tabel 17. Hasil Pengkartuan Ternak di Kabupaten Sumbawa Barat No. Kecamatan Jumlah RTP (KK) Jumlah Ternak Sapi(Ekor) Jumlah RTP Jumlah Ternak Kerbau(Ekor) Jantan Betina Jumlah (KK) Jantan Betina Jumlah 1 Jereweh Seteluk Brang Rea Taliwang Sekongkang Maluk Brang Ene Poto Tano Total Jumlah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 50

59 2. BIDANG BUDIDAYA DAN PENGEMBANGAN TERNAK A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebagai implementasi dari Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas - Dinas Daerah Provinsi NTB, tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagaimana tertuang dalam pasal 36 (ayat 1 dan 2) Perda Nomor 7 tahun 2008 adalah membantu Gubernur dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang peternakan berdasarkan asas otonomi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi. Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan menyelenggarakan fungsi : 1) Perumusan kebijakan teknis pembangunan peternakan secara berkelanjutan baik dalam rangka pengembangan aspek hulu, onfarm maupun hilir sebagai satu kesatuan yang terintegrasi; 2) Peningkatan produksi dan produktifitas ternak secara optimal melalui pemanfaatan genetik sumberdaya lokal, pengembangan hijauan makanan ternak dan pakan olahan, pelayanan kesehatan hewan terpadu, penerapan teknologi inseminasi buatan dan peningkatan sarana prasarana pendukung; 3) Peningkatan sumber daya manusia sebagai pelaku utama pembangunan peternakan melalui penguatan kapasitas peternak/kelompok tani ternak, penyuluh, medis/paramedis dan pelaku usaha agribisnis peternakan; 4) Penyediaan fasilitas pelayanan pembangunan peternakan melalui pembangunan poskeswan, pos inseminasi buatan, pasar hewan, rumah sakit hewan, rumah potong hewan, dan pasar daging higienis; LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 51

60 5) Peningkatan produksi pakan melalui perbibitan pakan hijauan makanan ternak unggul, pengolahan limbah jerami dan penerapan teknologi pengolahan pakan; 6) Peningkatan kapasitas lahan/padang penggembalaan dan kandang kolektif sebagai basis budidaya ternak; 7) Perbaikan mutu lingkungan melalui pemanfaatan kotoran ternak sebagai bahan pembuatan kompos, pembangunan instalasi biogas sebagai alternatif energi terbaharukan (kompos, biogas, dan lain lain); 8) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang peternakan (Mitra Praja Utama Bidang Peternakan); 9) Pengkoordinasian dan pembinaan teknis dibidang peternakan; 10) Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang peternakan; 11) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Sesuai dengan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas - Dinas Daerah Provinsi NTB, sebagaimana tertuang dalam Pasal 315 disebutkan bahwa Bidang Budidaya dan Pengembangan Peternakan mempunyai tugas melaksanakan perumusan, merencanakan, pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan di bidang pembinaan ternak, ternak ruminansia dan ternak non ruminansia. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 52

61 Sebagai salah satu struktural eselon III, Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Tugas pokok dan fungsi bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak adalah melaksanakan kegiatan budidaya dan ternak serta mengembangkan peternakan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani peternak. Di dalam menjalankan tugas dan fungsinya dibantu oleh 3 (tiga) seksi yakni Seksi Perbibitan Ternak, Seksi Ternak Ruminansia dan Seksi Ternak Non Ruminansia. Ketiga seksi pada bidang tersebut mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mendukung dan mensukseskan program yang menjadi tugas pokok dan fungsi sebagaimana diamanatkan dalam Perda Nomor 7 tahun 2008, disamping untuk mensukseskan program unggulan Nasional PSDS/K. Upaya pencapaian dari program nasional dan daerah berbagai kegiatan telah dilaksanakan pada masing masing seksi. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, bidang budidaya dan Pengembangan Ternak menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penetapan dan pengawasan kawasan peternakan wilayah provinsi; b. Penetapan peta potensi peternakan wilayah provinsi; c. Penetapan padang penggembalaan; d. Penerapan kebijakan pakan ternak wilayah provinsi; e. Penerapan standar mutu pakan ternak wilayah provinsi; f. Pembinaan dan pengawasan labelisasi dan sertifikasi pakan ternak wilayah provinsi; g. Pengawasan mutu pakan dan bahan baku pakan wilayah provinsi; h. Penerapan dan pengawasan pelaksanaan kebijakan perbibitan ternak wilayah provinsi; LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 53

62 i. Penerapan dan pengawasan standar perbibitan ternak wilayah provinsi; j. Pembinaan dan pengawasan produksi ternak bibit wilayah provinsi; k. Penetapan dan pengawasan pedoman perbibitan (standar mutu) wilayah provinsi; l. Pengawasan peredaran lalu lintas bibit/benih ternak wilayah provinsi; m.penetapan kabupaten/kota sebagai lokasi penyebaran ternak bibit wilayah provinsi; n. Penerapan kebijakan konservasi (pelestarian) tern ak bibit murni dan unggul/plasma nutfah peternakan wilayah provinsi; o. Pemantauan dan pengawasan penerapan standar teknis mutu bibit Day Old Chick Final Stock wilayah provinsi; p. Pemantauan dan pengawasan penerapan standar teknis mutu bibit ternak wilayah provinsi; q. Pengaturan kawasan sumber-sumber bibit dan plasma nutfah wilayah provinsi; r. Pembinaan dan pengawasan sertifikasi produksi bibit ternak wilayah provinsi; s. Pembinaan dan pengadaan bibit ternak wilayah provinsi; t. Pembinaan dan pengawasan breeding replacement melalui rearing cool (mempercepat penyediaan bibit) wilayah provinsi; u. Pembinaan dan pengawasan penyaringan bibit di kawasan produksi peternakan wilayah provinsi; v. Penerapan dan pengawasan pelaksanaan kebijakan dan pedoman penyebaran dan pengembangan peternakan wilayah provinsi; w. Pemantauan lalu lintas ternak wilayah provinsi; x. Pembinaan penetapan pedoman lalulintas ternak bibit wilayah provinsi. Pelaksanan program dan Kegiatan pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak yang bersumber dari dana APBD, fokus pada program Peningkatan produksi Hasil Peternakan, dengan 3 kegiatan yaitu 1) Peningkatan sarana prasarana perbibitan, 2) Peningkatan produksi dan Produktifitas ternak, 3) Penguatan kapasitas kelembagaan kelompok. Sedangkan pelaksanaan program LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 54

63 dan kegiatan yang didanai oleh APBN, fokus pada pencapaian swasembada daging sapi dan kerbau (PSDS /K), dimana kegiatan pendukungnya tersebar pada 3 direktorat, yaitu 1). Kegiatan Budidaya Ternak dibawah naungan Direktur Budidaya, 2). Kegiatan Perbibitan Ternak dibawah naungan Direktur Bibit dan 3). Kegiatan Pakan dibawah naungan Direktur Pakan. Untuk melaksanakan program dan kegiatan tersebut, Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak dibantu oleh 3 Kepala Seksi yaitu Seksi Perbibitan Ternak, Seksi Ruminansia dan Seksi Non Ruminansia. Untuk mengawal kegiatan ini masing - masing Kepala Seksi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagaimana tupoksi masing - masing. Sumber dana pelaksanaan kegiatan - kegiatan yang dilakukan di Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak adalah dana APBN melalui Ditjen. Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Ditjen. Prasarana dan Sarana Pertanian serta sumber dana APBD sebagaimana tertuang dalam DPA - SKPD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB Tahun Anggaran Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan di Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak adalah untuk : 1. Meningkatkan produksi dan produktifitas ternak, 2. Mengoptimalisasi pemanfaatan pengelolaan sumberdaya peternakan secara efektif dan efisien dalam menyediakan ternak bibit yang berkualitas 3. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM aparatur teknis, pelaku usaha perbibitan dan penggemukan secara berkelanjutan 4. Meningkatan peran sarjana/tenaga pendamping usaha perbibitan maupun pendampingan kelompok - kelompok perunggasan dalam meningkatkan produksi 5. Meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat baik melalui wadah kelompok maupun peternak mandiri untuk meningkatkan produksi dan produktifitas ternak 6. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para peternak LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 55

64 3. Sasaran Adapun sasaran pelaksanaan program dan kegiatan bidang budidaya dan pengembangan ternak disamping petugas teknis dan aparatur ditingkat lapangan adalah masyarakat kelompok tani ternak, mitra kerja, akademisi, dan asosiasi - asosiasi bidang peternakan. B. PROGRAM DAN PELAKSANAAN KEGIATAN I. Pelaksanaan Program Kegiatan dan Penyerapan Anggaran Untuk mendukung kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan baik untuk kegiatan budidaya ternak, perbibitan ternak dan pakan ternak didukung oleh dana yang bersumber baik dari APBD dan APBN untuk Tahun Anggaran Untuk pelaksanaan program kegiatan sumber dana APBD, fokus pada program Peningkatan Hasil produksi Peternakan sebagaimana tertuang dalam tabel dibawah ini. Tabel 18. Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBD Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak Tahun 2015 No Program/Kegiatan Volume Kegiatan 1 Peningkatan Sarana Prasarana Perbibitan Pagu (Rp.) Realisasi (Rp) Sisa (Rp.) - Pekerjaan Rutin 1 tahun Pekerjaan Bansos/ Hibah 2 Peningkatan Produksi dan Produksi Ternak 1 paket Pekerjaan Rutin 1 tahun Pekerjaan Bansos/ Hibah 3 Peningkatan Penguatan Kelembagaan Kelompok 1 paket Pekerjaan Rutin 1 tahun Pekerjaan Bansos/ Hibah 1 tahun Pelaksanaan program kegiatan pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak untuk sumber dana APBD tidak dapat dilaksanakan 100%, salah satu kegiatan peningkatan produksi dan produktifitas ternak pada program peningkatan hasil produksi peternakan untuk pekerjaan pengadaan ternak unggas untuk Pulau Sumbawa tidak LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 56

65 terealisasi, karena rekanan yang ditunjuk tidak mampu melaksanakan pengadaan ternak unggas. Sedangkan untuk pelaksanaan program kegiatan sumber dana APBN (Satker Ditjen. Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Satker Ditjen. Prasarana dan Sarana Pertanian) baik melalui Tugas Pembantuan maupun Dekonsentrasi khususnya pada Satker - 06 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 19. Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBN (Dekonsentrasi) Pada Bidang Budidaya Dan Pengembangan Ternak Tahun 2015 No Program/Kegiatan Volume Pagu (Rp.) 1 Kegiatan Budidaya ternak Direktorat Budidaya Realisasi (Rp) Sisa (Rp.) - Bimtek Budidaya Ternak Potong 1 Tahun Perbaikan Manajemen INKA 1 Paket Bimtek Buddaya Unggas 1 Paket Penguatan Kelembagaan Peternak 1 Paket Penilaian Manajemen Usaha Kelompok 1 Paket Pembinaan SMD 1 Paket Supply Demand Ternak Potong 1 Paket Koordinasi Budidaya Ternak 1 Tahun Kegiatan Pengembangan Pakan Direktorat Pakan - Pengembangan Kapasitas SDM Pakan 1 Tahun Pengawasan Mutu dan Keamanan Pakan 1 Paket Pengawasan Peredaran Imbuhan Pakan 1 Tahun Koordinasi Bimtek Pakan 1 Tahun Kegiatan Pembibitan Ternak Direktorat Perbibitan - Pembibitan, Penguatan Sapi / Kerbau Betina Bunting 1 Tahun Penerapan Teknologi Perbibitan 1 Tahun Pengawalan, Koordinasi Perbibitan di Daerah 1 Tahun Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak 1 Tahun Supply Demand Ternak Bibit 1 Tahun Pewilayahan Sumber Bibit 1 Tahun Pengembangan Usaha Perbibitan Ternak 1 Paket Pengembangan Kelembagaan Perbibitan 1 Tahun Koordinasi Terknis 1 Tahun LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 57

66 Capaian fisik pekerjaan dana dekonsentrasi mencapai 100%, walaupun realiasi keuangan mencapai 81% hal ini disebabkan pelaksanaan kegiatan sebagian besar masih mengikuti himbauan dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN- RB) terkait pelarangan pertemuan di hotel sehingga diperoleh efisiensi yang sangat besar. Untuk pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan Satker - 06 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 20. Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBN (Tugas Pembantuan) Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak Tahun 2015 No Program/Kegiatan Volume Pagu (Rp.) Realisasi (Rp) Sisa (Rp.) 1 Kegiatan Budidaya ternak Direktorat Budidaya Pengembangan Budidaya ternak Potong - Pengembangan Budidaya Kerbau - Penyebaran Pejantan Sapi Potong - Penyebaran Pejantan Kerbau - Pengembangan Budidaya Kambing di KLU 1 tahun 1 paket 1 paket 1 paket paket Kegiatan Pengembangan Pakan Direktorat Pakan Penguatan Sumber Bibit / HPT di UPT - Penguatan Sumber Bibit di UPTD Serading - Pengembangan Padang Penggembalaan Dompu - Pemeliharaan Padang Penggembalaan - Pengembangan Integrasi Ternak Tanaman - Penanaman HPT Berkualitas - Pengembangan Lumbung Pakan - Revitalisasi UPP PPSK Lotim - Bantuan Penguatan Pakan Indukan 1 tahun 1 paket 1 tahun 1 tahun tahun tahun 2 lokasi 1 tahun 1 tahun LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 58

67 3 Kegiatan Pembibitan Ternak Direktorat Perbibitan Pembibitan Sapi Potong 1 Tahun Penguatan Sapi/Kerbau Bunting - Penyediaan Bibit Ternak di UPT Kerbau Sumbawa 1 Tahun Tahun Capaian fisik pekerjaan dana tugas pembantuan mencapai 100% walaupun realiasi keuangan mencapai 79% hal ini disebabkan pelaksanaan kegiatan pengadaan barang / jasa terutama yang melalui tender, memberikan efisiensi yang sangat besar tanpa mengurangi volume pekerjaan, asas manfaat dan dayaguna serta hasil guna barang tersebut. Grafik 1. Persentase Penyerapan Anggaran Sumber dana APBN dan APBD 2015 Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak Alokasi Realisasi 20 0 APBN APBD LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 59

68 Grafik 2. Persentase Realisasi Penyerapan Anggaran APBD 2015 Pada Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak Grafik 3. Persentase Penyerapan Dana Per Direktorat Sumber Dana APBN TP Tahun % 4% 27% Tidak Terealisasi Direktorat Budidaya Direktorat pakan Direktorat Perbibitan 33% Grafik 4. Persentase Penyerapan Dana Per Direktorat Sumber Dana APBN DK Tahun % 39% Tidak Terealisasi Direktorat Budidaya Direktorat Pakan Direktorat Perbibitan 6% 36% LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 60

69 II. Hasil Pelaksanaan Program Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan APBD yaitu : (1) Peningkatan sarana prasaran perbibitan. a. Telah terfasilitasi pengembangan ternak sapi bali sebanyak 117 ekor masing - masing kelompok mendapatkan 13 ekor, yang diperuntukkan untuk 9 kelompok. b. Terdistribusi pengembangan sapi bibit berbasis IB sebanyak 52 ekor untuk 4 kelompok di Kabupaten Lombok Timur (2) Peningkatan Produksi dan Produktifitas Ternak. a. Telah terfasilitasi penyebaran ternak sapi sebanyak 55 ekor untuk 5 kelompok, kelompok kambing sebanyak 300 ekor untuk 10 kelompok, kelompok unggas sebanyak 10 kelompok di Pulau Lombok. (3) Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Ternak a. Telah terfasilitasi penyebaran ternak sapi sebanyak 107 ekor untuk 7 kelompok di P. Lombok dan sebanyak 147 ekor untuk 8 kelompok di P. Sumbawa. b. Telah terfasilitasi penyebaran ternak kambing sebanyak 95 ekor untuk 9 kelompok di P.Lombok dan 23 ekor di 2 kelompok kambing di P.Sumbawa, kelompok unggas sebanyak 2 kelompok, penyebaran kerbau bibit sebanyak 1 kelompok dan pembangunan kandang indukan sebanyak 1 unit. c. Terdistribusi sarana pengolahan pakan untuk 2 kelompok Pelaksanaan Kegiatan APBN yaitu : (1) Pengembangan budidaya ternak telah terfasilitasi pengembangan budidaya sapi potong sebanyak 736 ekor untuk 23 kelompok, pengembangan budidaya kerbau sebanyak 200 ekor untuk 10 kelompok, penyebaran pejantan sapi potong sebanyak 100 ekor untuk 72 kelompok, penyebaran pejantan kerbau 20 ekor untuk 10 kelompok dan pengembangan budidaya kambing sebanyak 52 ekor untuk 1 kelompok. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 61

70 (2) Pengembangan pakan ternak, telah terfasilitasi penyediaan pakan konsentrat sapi indukan sebanyak 6 kelompok, pengembangan HPT sebanyak 6 lokasi, revitalisasi UPP PPSK sebanyak 2 kelompok dan Pengembangan Lumbung Pakan sebanyak 3 kelompok (3) Pengembangan perbibitan ternak, telah terfasilitasi pengembangan ternak sapi bibit sebanyak 200 ekor di UPTD BP3TR, pengembangan padang penggembalaan DoroNcanga, perbibitan di UPTD Serading dan pembibitan sapi potong sebanyak 39 ekor di 1 kelompok di Kabupaten Bima. Berikut ini beberapa hasil capaian kinerja pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Kerbau Tahun 2015, yaitu : a) Hasil Capaian Kinerja Perbibitan Ternak Dalam rangka pelaksanaan sistem perbibitan ternak nasional maka perlu dilakukan kegiatan pengembangan pembibitan kawasan sapi potong. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas sapi potong dalam rangka merealisasikan Pencapaian Swasembada Daging Sapi. Pada tahun anggaran 2015 telah dialokasikan Dana Dekonsentrasi di Provinsi dan dana Tugas Pembantuan di Kabupaten/Kota untuk kegiatan pengembangan pembibitan kawasan sapi potong dalam rangka memperkuat usaha kelompok pembibitan dan meningkatkan populasi sapi potong di Indonesia. Dalam rangka mengoptimalkan pengembangan pembibitan kawasan sapi potong ini diperlukan keterpaduan antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dalam pelaksanaan bimbingan dan pengawasan terhadap kelompok peternak penerima. Tujuan perbibitan ternak adalah : 1. Meningkatkan mutu bibit sapi potong 2. Menciptakan sentra /kawasan sumber bibit sapi potong 3. Meningkatkan populasi dan produktivitas sapi potong LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 62

71 4. Mempertahankan, mendorong dan memotivasi peternak baik secara individu maupun kelompok untuk mengembangbiakan sapi/kerbau betina produktif dan melakukan usaha pembibitan Sasaran pengembangan perbibitan yaitu : a. Meningkatnya mutu bibit sapi potong b. Terciptanya sentra/kawasan sumber bibit sapi potong c. Termotivasinya peternak dan kelompok dalam mengembangbiakan sapi/kerbau betina produktif dan melakukan usaha pembibitan d. Terlaksananya seleksi dan penjaringan sapi / kerbau betina produktif yang layak bibit Kegiatan - Kegiatan 1. Sumber Dana APBN TP kegiatannya antara lain : No Kegiatan Dana (Rp). 1 Pembibitan Sapi Potong Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting Penyediaan Bibit Ternak di UPTD Kerbau Sumbawa Jumlah Sumber Dana APBN DK Kegiatannya antara lain : No Kegiatan Dana (Rp). 1 Pembinaan Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting Peningkatan Penerapan Tekhnologi Perbibitan Pengawasan dan koordinasi Perbibitan di daerah Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak Supply Demand Bibit Ternak Perwilayahan Sumber Bibit Ternak Pengembangan usaha Perbibitan Ternak Pengembangan Kelembagaan Perbibitan Ternak Koordinasi Teknis Jumlah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 63

72 Pelaksanaan Kegiatan Realisasi Program/Kegiatan sebagaimana tabel 21 Berikut ini : Tabel 21. Realisasi Program/Kegiatan Seksi Perbibitan Ternak Tahun 2015 No A Program/Kegiatan APBN TP 1 Pembibitan Sapi Potong 2 Penguatan Sapi / Kerbau Betina Bunting 3 Penyediaan Bibit Ternak di UPTD Kerbau Sumbawa B Volume Target Anggaran (Rp) Fisik (%) Realisasi Keuangan (%) Anggaran (Rp) 1 klp ,75 95, klp ,72 95, ekor ,37 86, Jumlah TP ,61 92, APBN DK 1 Pembinaan Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting 1 lap ,67 49, Peningkatan Penerapan Teknologi Perbibitan 1 lap ,32 59, Pengawalan dan Koordinasi Perbibitan Daerah 4 lap ,39 88, Pengawasan Mutu Benih dan Bibit 2 lap ,43 94, Ternak 5 Supply Demand Bibit Ternak 1 lap ,81 96, Pewilayahan Sumber Bibit Ternak 1 lap ,90 92, Pengembangan Usaha Perbibitan Ternak 3 lap ,16 64, Pengembangan Kelembagaan 2 lap ,69 58, Perbibitan Ternak 9 Koordinasi Teknis 1 lap ,20 83, Jumlah DK ,39 76, LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 64

73 Kegiatan yang berasal dari sumber dana APBN-TP Sampai dengan Desember 2015 untuk kegiatan yang berasal dari Direktorat Perbibitan yang berasal dari dana APBN TP dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- telah terealisasi secara fisik sebesar 93% dan keuangan sebesar 93% atau sebesar Rp ,- Kegiatan yang berasal dari Sumber dana APBN DK Untuk kegiatan dari Direktorat Perbibitan yang berasal dari sumber dana APBN DK sampai dengan Desember 2015 dengan total dana sebesar Rp ,- telah terealisasi fisik sebesar 76% dan keuangan sebesar 76% atau sebesar Rp ,- Rincian kelompok kelompok ternak yang mendapatkan Bansos dari kegiatan Bidang Perbibitan Ternak sebagaimana tabel 22 di bawah ini : Tabel 22. Kelompok Ternak Penerima Bansos Kegiatan Perbibitan Ternak Tahun 2015 No Kabupaten/Kota Nama Kelompok Kegiatan Pembibitan Sapi Potong dengan SK Kadisnakwan A. Nomor : KU.110/6290/Satker-06/2015 tanggal 4 Mei Bima KTT. Mekar Baru Ds. Kamunti Kec. Donggo Kegiatan Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting dengan SK B. Kadisnakwan Nomor : KU.110/5910/Satker-06/2015 tanggal 27 April Lombok Tengah KTT. Sila Karya, Dusun Sewar Desa Teruwai Kec. Pujut 2 Lombok Tengah KTT. Anjani Subur, Desa Mertak Tombok Kecamatan Praya 3 Lombok Timur KTT. Saling Kangen, Desa Pringgasela Timur Kecamatan Pringgasela 4 Lombok Timur KTT. Maju Jaya, Desa Karang Baru Timur Kecamatan Wanasaba 5 Sumbawa KTT. Uma Teba Desa Lantung Kecamatan Lantung 6 Kota Bima KTT. Tani Makmur, Kelurahan Rontu Kecamatan Raba 7 Kota Bima KTT. Sandaka Supu Kel SambinaE Kecamatan Mpunda LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 65

74 Dukungan program/kegiatan sumber dana APBN selain untuk bantuan barang yang diserahkan kepada masyarakat juga dilengkapi dengan operasional kegiatan mulai persiapan sampai monitoring dan evaluasi. b) Hasil Capaian Kinerja Budidaya Ternak Pengembangan ternak ruminansia perlu lebih dipacu karena kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan akan daging ternak potong sangat besar. Permintaan daging ternak potong diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi dan pertambahan penduduk, sementara peningkatan populasi, produksi dan produktivitas ternak potong belum mampu mengimbangi laju permintaan sehingga impor dalam bentuk ternak sapi bakalan maupun daging sapi terpaksa harus dilakukan. Oleh karena itu budidaya ternak ruminansia yang pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk memanfaatkan dan mengelola sumberdaya alam yang berupa lahan, ternak dan pakan dengan faktor produksi lainnya yang berupa tenaga kerja, teknologi dan modal mutlak dilakukan untuk dapat mengoptimalisasi pemanfaatan pengelolaan sumberdaya peternakan secara efektif dan efisien agar dapat meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas ternak ruminansia serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para peternak. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 66

75 Pada tahun anggaran 2015 telah dialokasikan dana dekonsentrasi di provinsi dan dana tugas pembantuan di kabupaten/kota untuk kegiatan pengembangan kawasan sapi, kerbau dan kambing dalam rangka memperkuat usaha kelompok budidaya dan meningkatkan populasi ternak di Indonesia. Dalam rangka mengoptimalkan pengembangan kawasan sapi, kerbau dan kambing ini diperlukan keterpaduan antara pemerintah Provinsi dan pemerintah kabupaten dalam pelaksanaan bimbingan dan pengawasan terhadap kelompok peternak penerima. Tujuan pelaksanaan kegiatan budidaya : 1. Meningkatkan pendapatan pendapatan dan kesejahteraan peternak 2. Menciptakan sentra/kawasan pengembangan sapi, kerbau dan kambing 3. Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak 4. Mendorong tumbuhkembangnya usaha peternakan yang berwawasan agribisnis Sasaran kegiatan : 1. Terwujudnya kawasan agribisnis khususnya komoditas unggulan sapi 2. Termotivasinya peternak dan kelompok dalam mengembangbiakan ternaknya Kegiatan Kegiatan : Sumber Dana APBN TP kegiatannya antara lain : No Kegiatan Dana (Rp). 1 Pengembangan Budidaya Sapi Potong Pengembangan Indukan Kerbau Penyebaran Pejantan Sapi Potong INKA Penyebaran Pejantan Kerbau Pengembangan Budidaya Kambing Jumlah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 67

76 Sumber Dana APBN DK Kegiatannya antara lain : No Kegiatan Dana (Rp.) 1 Bimtek Budidaya Ternak Potong Perbaikan Manajemen INKA Bimtek Budidaya Unggas dan Aneka Ternak Penguatan Kelembagaan Peternak Penilaian Manajemen Usaha Kelompok Peternak dan Pelayanan Petugas Teknis Pembinaan Sarjana Membangun Desa Supply Demand Ternak Potong Koordinasi dan Pembinaan Budidaya Ternak Pelaksanaan Kegiatan Jumlah Realisasi Program/Kegiatan sebagaimana pada tabel 23 berikut: Tabel 23. Realisasi Program / Kegiatan Perbibitan Ternak Sumber Dana APBN Tahun 2015 Target Realisasi No Program/Kegiatan Fisik Keuangan Volume Anggaran (Rp) (%) (%) Anggaran (Rp) A APBN TP 1 Pengembangan Budidaya Sapot 24 klp ,22 71, Pengembangan Budidaya Kerbau 10 klp ,06 58, Penyebaran Pejantan 130 Sapot INKA ekor ,91 67, Penyebaran Pejantan 20 Kerbau INKA ekor ,29 67, Pengembangan Budidaya Kambing 1 klp ,31 91, Jumlah TP ,12 71, B APBN DK 1 Bimtek Budidaya Ternak Potong 2 Perbaikan Manajemen INKA 3 Bintek Budidaya Unggas dan Ternak Aneka Ternak 4 Penguatan Kelembagaan Peternak 1 lap ,20 94, lap ,94 99, lap ,96 77, lap ,71 61, LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 68

77 No Program/Kegiatan 5 Penilaian Manajemen Usaha Kelompok Peternak & Petugas Teknis Volume Target Anggaran (Rp) Fisik (%) Realisasi Keuangan Anggaran (Rp) (%) 1 lap ,83 90, Pembinaan SMD 1 lap , Supply Demand Ternak Potong 8 Koordinasi & Pembinaan Budidaya Ternak 1 lap ,44 98, lap ,10 90, Jumlah DK ,66 85, Kegiatan Yang Berasal Dari Sumber Dana APBN-TP Sampai dengan Desember 2015 untuk kegiatan yang berasal dari Direktorat Budidaya yang berasal dari dana APBN TP dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- telah terealisasi dengan capaian fisik sebesar 71% dan keuangan sebesar 71% atau Rp , dan sisa dana yang tidak terealisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 29%, sementara sisa anggaran yang belum terealisasi berasal dari : - Pada kegiatan Pengembangan Budidaya Sapi Potong untuk pengadaan ternak di Kabupaten Dompu ( 160 ekor untuk 5 kelompok) dan hanya terealisasi 4 kelompok dengan jumlah ternak sebanyak 128 ekor - Kegiatan Penyebaran Pejantan sapi potong INKA untuk pengadaan ternak di Kabupaten Bima (30 ekor) tidak realisasi ini disebabkan karena rekanan tidak mampu untuk menyediakan ternak (putus kontrak) LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 69

78 Kegiatan yang berasal dari Sumber Dana APBN DK Sementara untuk kegiatan dari Direktorat Budidaya yang berasal dari sumber dana APBN DK sampai dengan Desember 2015 dengan total dana sebesar Rp ,- secara fisik telah terealisasi sebesar 86% dan realisasi keuangan sebesar 86% atau sekitar Rp ,- A. Rincian kelompok kelompok ternak yang mendapatkan bansos/hibah dari kegiatan Bidang Budidaya Ternak antara lain : No Kabupaten/Kota Nama Kelompok A. Kegiatan Pengembangan Budidaya Sapi Potong dengan SK. Kadisnakwan Nomor : KU.110/6291/Satker-06/2015 tanggal 4 Mei Lombok Barat KTT. Aman Sejahtera Dusun Banjar Desa Mareje Kecamatan Lembar 2 Lombok Barat KTT. Sinar Terang Dusun Rerot Desa Bagekpolak Kecamatan Labuapi 3 Lombok Barat KTT. Ranjung Sejahtera Dusun Panarukan Lauk Desa Kebon Ayu Kec Gerung 4 Lombok Utara KTT. Lenggara Baru Desa Pemenang Barat Kecamatan Pemenang 5 Lombok Utara KTT. Murmas Desa Gondang Kecamatan Gangga 6 Lombok Timur KTT. Tunjung Biru Pringgasela Timur Kecamatan Pringgasela 7 Lombok Timur KTT. Pade Giat Desa Sukarema Kecamatan Aikmel 8 Lombok Timur KTT. Bermi Jaya Desa Aikmel Utara Kecamatan Aikmel 9 Lombok Timur KTT. Tembere Kokoh Desa Lenek Baru Kecamatan Aikmel 10 Lombok Timur KTT. Saling Kangen Desa Gapuk Kecamatan Suralaga 11 Sumbawa Barat KTT. Ai Erat Reng Desa Aik Suning Kecamatan Seteluk 12 Sumbawa Barat KTT. Ai Payung Desa Lampok Kecamatan Brang Ene 13 Sumbawa Barat KTT. Sai Ate Kelurahan Menala Kecamatan Taliwang 14 Dompu KTT. Mandiri Kelurahan Karijawa Kecamatan Dompu LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 70

79 No Kabupaten/Kota Nama Kelompok 15 Dompu KTT. Dorompana Kelurahan Kandai I Kecamatan Dompu 16 Dompu KTT. Cipta Mandiri Desa Kwango Kecamatan Manggelewa 17 Dompu KTT. Berkah Sejati Desa Nusa Jaya Kecamatan Manggelewa 18 Dompu KTT. Doroluba Kelurahan Kandai II Kecamatan Woja 19 Bima KTT. Mada Mila Desa Mbawa Kecamatan Donggo 20 Bima KTT. Usaha Barokah Desa Sangia Kecamatan Sape 21 Bima KTT. Karya Abadi Desa Doro O o Kecamatan Langgudu 22 Bima KTT. Mori Sama Desa Riamau Kecamatan Wawo 23 Bima KTT. Doro Wila Desa Oi Saro Kecamatan Sanggar 24 Bima KTT. Usaha Sama Desa Lambu Kecamatan Lambu B. Kegiatan Penyebaran Pejantan Sapi Potong dengan SK. Kadisnakwan Nomor : KU.110/Satker-06/2015 tanggal 25 Mei Lombok Barat 18 kelompok (35 ekor) pejantan---- terlampir 2 Lombok Utara 19 kelompok (30 ekor) pejantan---- terlampir 3 Lombok Timur 17 kelompok (35 ekor) pejantan--- terlampir 4 Bima 15 kelompok (30 ekor) pejantan---- terlampir C. Kegiatan Penyebaran Pejantan Kerbau INKA dengan SK. Kadisnakwan Nomor : KU.110/7594/Satker-06/2015 tanggal 19 Mei Sumbawa Barat KTT. Ai Rantok Desa Tebo Kecamatan Pototano 2 Sumbawa Barat KTT. Batu Putih Desa Tebo Kecamatan Pototano 3 Sumbawa Barat KTT. Gali Kele, Kelurahan Bugis Kecamatan Taliwang 4 Sumbawa Barat KTT. Lingkungan Gor Kelurahan Bugis Kecamatan Taliwang 5 Sumbawa Barat KTT. Kapuri Belo Desa Lalar Liang Kecamatan Taliwang 6 Sumbawa Barat KTT. Tari Rungan Desa Lalar Liang Kecamatan Taliwang 7 Sumbawa Barat KTT. Saling Satotang Desa Banjar Kecamatan Taliwang LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 71

80 No Kabupaten/Kota Nama Kelompok 8 Sumbawa Barat KTT. Unter Gilae Desa Seteluk Atas Kecamatan Seteluk 9 Sumbawa Barat KTT. Mega Bintang Desa Lalar Liang Kecamatan Taliwang 10 Sumbawa Barat KTT. Bangun Mandiri Desa Dasan Kecamatan Jereweh D. Kegiatan Pengembangan Budidaya Kambing dengan SK. Kadisnakwan Nomor : KU.110/8753/Satker-06/2015 tanggal 4 Juni Lombok Utara KTT. Sinar Rinjani Desa Montong Kemuning Desa Loloan Kecamatan Bayan Dukungan program/kegiatan sumber dana APBN selain untuk bantuan barang yang diserahkan kepada masyarakat juga dilengkapi dengan operasional kegiatan mulai persiapan sampai monitoring dan evaluasi. c). Hasil Capaian Kinerja Pakan Ternak Pakan mempunyai peranan penting dalam usaha peternakan khususnya dalam peningkatan produksi dan produktivitas ternak. Dari aspek ekonomi biaya pakan memberikan konstribusi hingga 70% - 80% dari seluruh biaya produksi. Sedangkan dari aspek teknis, kualitas pakan akan sangat berpengaruh kepada tingkat produksi ternak (daging, telur, susu) dan produktivitas ternak (misal calving interval, tingkat kematian). Fungsi pakan juga diarahkan pada upaya pemeliharaan daya tahan tubuh dan kesehatan sehingga ternak tumbuh sehat dan kuat. Upaya upaya peningkatan produksi ternak tidak akan terlepas dari perencanaan sistem manajemen ternak yang akan diterapkan termasuk perencanaan penyediaan pakan yang memadai dalam kuantitas dan kualitas untuk sepanjang tahun yang akan dapat dicapai efektivitas dan efisiensi biaya produksi usaha peternakan. Adapun tujuan penyediaan pakan yaitu : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 72

81 a. Meningkatkan penyediaan pakan hijauan, limbah pertanian, perkebunan dan hasil samping agro industri melalui teknologi pengolahan dan pengawetan b. Meningkatnya penyediaan pakan yang berkualitas pada ternak induk sapi potong c. Meningkatkan keterampilan peternak dalam pembuatan pakan olahan secara mandiri d. Menyediakan gudang/tempat penyimpanan agar pakan tetap terjaga kualitasnya dan tersedia sepanjang tahun. e. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak f. Mendorong tumbuh kembangnya usaha peternakan yang berwawasan agribisnis Sedangkan sasaran kegiatan adalah : a. Meningkatnya ketersediaan pakan di kelompok dan kelompok sekitarnya b. Meningkatnya aplikasi teknologi pengolahan dan pengawetan pakan c. Meningkatnya kemampuan peternak dalam menyusun formulasi pakan d. Meningkatnya produktivitas ternak melalui penyediaan penguatan pakan sesuai dengan standar kebutuhan ternak Kegiatan Kegiatan Kegiatan Bidang Pakan berasal dari sumber dana APBN-TP yang meliputi : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 73

82 A. Sumber Dana APBN TP kegiatannya antara lain : No. Kegiatan Dana (Rp) Pengembangan Integrasi Ternak Tanaman Pangan Penanaman & Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas Pengembangan Lumbung Pakan (LP) Ruminansia Revitalisasi UPP dan PPSK Penguatan Pakan Induk Sapi Potong Penguatan Sumber Benih/Bibit Hijauan Pakan Ternak di UPTD Penguatan Sumber Bibit / Benih HPT di UPTD Pengembangan Padang Penggembalaan di Kabupaten Pemeliharaan Padang Pengembalaan Jumlah B. Sumber Dana APBN DK kegiatannya antara lain : No. Kegiatan Dana (Rp) 1 Pengawasan Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan Koordinasi dan Bimbingan Teknis Pengembangan Kapasitas SDM Pakan (dilaksanakan oleh BP3TR) Pengawasan Peredaran Imbuhan/Pelengkap Pakan (dilaksanakan oleh BP3TR) Jumlah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 74

83 Pelaksanaan Kegiatan A. Realisasi Program/Kegiatan sebagaimana pada tabel 24 berikut: Tabel 24. Realisasi Program/Kegiatan Pakan Ternak Sumber Dana APBN Tahun 2015 Target Realisasi No Program/Kegiatan Anggaran Fisik Keuangan Anggaran Volume (Rp) (%) (%) (Rp) A APBN TP 1 Penguatan Sumber Bibit / Benih Hijauan Pakan Ternak di UPTD ,38 86, Penguatan Sumber Bibit/Benih di HPT di UPTD ,62 98, Pengembangan Padang Penggembalaan di ,17 83, Kabupaten Dompu 4 Pemeliharaan Padang Pengembalaan ,98 64, Pengembangan Integrasi Ternak Tanaman Pangan 6 klp Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas 6Klp Pengembangan Lumbung Pakan (LP) 3 Klp Ruminansia 8 Revitalisasi UPP dan PPSK 2 klp Penguatan Pakan Induk Sapi Potong 6 klp Jumlah TP ,66 66, B APBN DK 1 Pengawasan Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan 1 Lap ,03 33, Pakan 2 Koordinasi Tekhnis dan Bimbingan Teknis 1 Lap ,75 88, Pengembangan kapasitas SDM Pakan 1 Lap ,95 99, Pengawasan Peredaran imbuhan/pelengkap 1 Lap ,000 99,72 99, Pakan Jumlah DK ,36 80, LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 75

84 B. Kegiatan yang berasal dari sumber dana APBN -TP Sampai dengan Desember 2015 untuk kegiatan yang berasal dari Direktorat pakan yang berasal dari dana APBN TP dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- untuk capaian fisik telah terealisasi sebesar 73% dan keuangan sebesar 73% atau sebesar Rp , dengan sisa dana yang tidak terealisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 27%, sementara sisa anggaran yang tidak terealisasi berasal dari kegiatan antara lain : Dari kegiatan Integrasi ternak dan tanaman pangan antara lain : Pengadaan peralatan seperti chopper, alat pengolah pupuk organik, pengadaan HPT di 6 kelompok Untuk pengadaan alsin dan pembangunan gudang pakan hijauan kegiatan Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Ternak berkualitas tidak dilaksanakan Kegiatan Pengembangan Lumbung Pakan Ruminansia untuk pengadaan peralatan dan mesin (chopper, pengangkut pakan roda 3) Kegiatan penguatan pakan induk sapi potong, untuk pengadaan peralatan dan mesin (chopper dan sarana penunjang dan pompa air pipanisasi) C. Kegiatan yang berasal dari Sumber dana APBN DK : Sementara untuk kegiatan dari Direktorat Pakan yang berasal dari sumber dana APBN DK sampai dengan Desember 2015 dengan total dana sebesar Rp ,- telah terealisasi baik fisik 80% maupun keuangan sebesar 80% atau sebesar Rp ,- LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 76

85 D. Rincian kelompok kelompok ternak yang mendapatkan bansos/hibah dari kegiatan Bidang Pakan antara lain : No Kabupaten/Kota Nama Kelompok A. Kegiatan Pengembangan Integrasi Ternak Tanaman Pangan dengan SK. Kadisnakwan Nomor : KU.110/6100/Satker- 06/2015 tanggal 29 April Lombok Barat KTT. Selen Aik Dusun Selen Aik Desa Sedau Kecamatan Narmada 2 Lombok Timur KTT. Sejati Dusun Lingkungan Daye Desa Tetebatu Kecamatan Sikur 3 Lombok Utara KTT. Gumi Daya Lestari Dusun Kapu Desa Jenggale Kecamatan Tanjung 4 Dompu KTT. Nafas Baru Dusun Dorebara Kecamatan Dompu 5 Bima KTT. Mekar Jaya Desa Bala Kecamatan Wera 6 Bima KTT. So Rade Desa Lewintana Kecamatan Soromandi B. Kegiatan Pengembangan Lumbung Pakan Ruminansia dengan SK. Kadisnakwan Nomor : KU.110/6104/Satker-06/ 2015 tanggal 29 April Sumbawa Barat KTT. Orong Panusak Desa Sapugara Bree Kecamatan Brang Rea 2 Bima KTT. Wadu Sahe Desa Keli Kecamatan Woha 3 Bima KTT. Usaha Bersama Desa Tolotangga Kecamatan Monta C. Kegiatan Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas dengan SK. Kadisnakwan Nomor : KU.110/6101/Satker-06/2015 tanggal 29 April Lombok Barat KTT. Beriuk Giat Dusun Medas Bedugul Desa Taman Sari Kecamatan Gunung Sari 2 Lombok Timur KTT. Kokok Balas Desa Pancor Kecamatan Wanasaba Lauk 3 Lombok Utara KTT. Duta Tani Dusun Kebalon Desa Senaru Kecamatan Bayan 4 Sumbawa Barat KTT. Lajandre Desa Seteluk Tengah Kecamatan Seteluk 5 Dompu KTT. Ni U Monca Desa Dorebara Kecamatan Dompu 6 Bima KTT. So Oi Mbai Desa Simpasai Kecamatan Monta D. Kegiatan Revitalisasi Unit Pengolah Pakan/Pengolah Pakan Skala Kecil (UPPPPSK) dengan SK Kadisnakwan Nomor : KU.110/7021/Satker-06/2015 Tanggal 11 Mei Lombok Timur KTT. Minari Dusun Jorong Lauk Desa Wanasaba Kecamatan Wanasaba 2 Lombok Timur KTT. Bareng Mele Dusun Tinggang Kelayu Jorong Kecamatan Selong LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 77

86 E. Kegiatan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong dengan SK Kadisnakwan Nomor : KU.110/6103/Satker-06/2015 tanggal 27 April Lombok Barat KTT. Mule Jati Dusun Karang Bangket Desa Kuranji Kecamatan Labuapi 2 Lombok Timur KTT. Sabilal Muhtadin Dusun Lendang Bunga Desa Kalijaga Kecamatan Aikmel 3 Lombok Timur KTT. Luang Tune Dusun Montong Pace Desa Kembang Kerang Kecamatan Aikmel 4 Lombok Timur KTT. Sinar Berlian Dusun Kayu Lian Desa Pringgajurang Kecamatan Montong Gading 5 Lombok Utara KTT. Beriuk Tangi Dusun Telaga Maluku Desa Rempek Kecamatan Gangga 6 Lombok Utara KTT. Pade Kompak Dusun Lokok Senggol Desa Pendua Kecamatan Kayangan Dukungan program/kegiatan sumber dana APBN selain untuk bantuan barang yang diserahkan kepada masyarakat juga dilengkapi dengan operasional kegiatan mulai persiapan sampai monitoring dan evaluasi. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 78

87 Tabel 25. Rekapitulasi Jumlah Ternak dan Alat Yang Sudah Diserahkan Ke Kelompok/Masyarakat Sumber Dana APBN Tahun 2015 No Jenis Kegiatan Pengembangan Budidaya Sapi Potong Penyebaran Pejantan Pemacek (INKA) Penyebaran Pejantan Kerbau (INKA) Pengembangan Budidaya Kerbau Pengembangan Budidaya kambing Integrasi Ternak Tanaman Pangan Pengembangan Lumbung Pakan Jumlah Kelompok Penerima Jenis Ternak/Barang Sapi/ Kambing (ekor) Chopper (buah) Gudang Pakan (unit) Revitalisasi UPP/PPSK Penguatan Pakan Indukan Sapi Potong 10 Pembibitan Sapi Potong TOTAL LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 79

88 E. Hasil Capaian Kinerja Program kegiatan Sumber Dana APBD Alokasi dana yang bersumber dari APBD diperuntukkan untuk kegiatan - kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pembibitan ternak, peningkatan produksi dan produktifitas ternak dan penguatan kelembagaan kelompok tani ternak.realisasi Program/Kegiatan Sumber Dana APBD sebagaimana pada tabel 26 berikut : Tabel 26. Realisasi Program/Kegiatan Sumber Dana APBD Tahun 2015 No A Program/Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pembibitan Ternak Jumlah Anggaran (Rp) Fisik (%) Realisasi Keuangan (%) Anggaran (Rp) ,87 79, Kegiatan Rutin , Kegiatan Bansos ,47 79, B Peningkatan Produksi dan Produktifitas Ternak ,28 70, Kegiatan Rutin , Kegiatan Bansos C Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Ternak ,83 92, Kegiatan Rutin , Kegiatan Bansos Jumlah , LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 80

89 Rincian kelompok kelompok ternak yang mendapatkan hibah bantuan sumber dana APBD antara lain : Kabupaten/ No Nama Kelompok Kota I.A Kegiatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pembibitan Ternak (Pemberdayaan Hibah Pengembangan Sapi Bali) Masing - Masing Kelompok Mendapat 13 Ekor Sapi Dengan 1 Ekor Jantan Dan 12 Ekor Betina 1 Lombok KTT Harapan Desa Rambitan Kecamatan Tengah 2 Lombok Utara 3 Lombok Timur Pujut KTT Pade Angen Desa Selengan Kecamatan Kayangan KTT Tugu Sari Desa Rempek Kecamatan Gangga KTT Jemur Jukut Desa Jeruk Manis Kecamatan Sikur KTT Pade Angen Desa Lando Kecamatan Terara 4 Sumbawa Barat KTT. Saling Pariri Desa Kalimantong Kecamatan Brangrea 5 Sumbawa KTT Sakiki Rara Desa Sampe Kecamatan Rhee 6 Dompu KTT Sinar Embun Desa Tempat Kecamatan Pajo 7 Bima KTT Doro Mbeli Desa Pesa Kecamatan Wawo B. Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pembibitan Ternak (Budidaya Pengembangan Sapi Bali Berbasis IB) Masing -Masing Kelompok Mendapatkan 13 Ekor Yang Terdiri Dari 1 Ekor Jantan Dan 12 Ekor Betina II.A 1 Lombok Timur KTT Bukit Permai Dusun Sesager Desa Puncak Jeringo Kecamatan Suela KTT Fajar Harapan Dusun Kuang Renga Trans Desa Puncak Jeringo Kecamatan Suela KTT Mule Jati Dusun Senggalang Alang Desa Puncak Jeringo Kecamatan Suela KTT Kusuma Jaya Dusun Limbung Desa Perigi Kecamatan Suela Peningkatan Produksi Dan Produktifitas Ternak (Pengembangan Perbibitan Sapi Bali) Masing - Masing Kelompok Menerima 11 Ekor Yang Terdiri Dari 1 Ekor Jantan Dan 10 Ekor Betina 1 Lombok Timur KTT Raudhatul Azhar Dusun Penakak Desa Masbagik Timur Kecamatan Masbagik KTT Doe Amanah Desa Aikmel Utara Kecamatan Masbagik KTT Matiq Bejari Desa Aikperare Kecamatan Aikmel LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 81

90 No Kabupaten/ Kota Nama Kelompok KTT LM3 Raudhatul Mujahidin Desa Kumbang Kecamatan Masbagik KTT Nyiur Ijo Desa Serumut Kecamatan Pringgabaya B Peningkatan Produksi Dan Produktifitas Ternak (Pengembangan Budidaya Kambing) Masing - Masing Kelompok Menerima 30 Ekor Yang Terdiri Dari 3 Ekor Jantan Dan 27 Ekor Betina 1 Lombok Barat KTT Kibas Desa Karang Bongkot Kecamatan Labuapi KTT Tunas Makmur Desa Dasan Geres Kecamatan Gerung 2 Lombok KTT Pade Geger Desa Loang Maka Tengah Kecamatan Praya Barat KTT Ngiring Simpang Desa Labulia Kecamatan Jonggat KTT Karya Sejahtera Dusun Tanggak Kelurahan Gerunung Kecamatan Praya 3 Lombok Timur KTT Embrur Jaya Dusun Lendang Embrur Desa Kalijaga Baru Kecamatan Aikmel KTT Beru Jari Kelurahan Kelayu Selatan Kecamatan Selong KTT Mule Jati II Dusun Pengonong Desa Sakra Kecamatan Sakra Timur KTT Mekar Jaya Desa Sikur Kecamatan Sikur KTT Mule Pacu Dusun Permas Desa Pare Mas Kecamatan Jerowaru C. Peningkatan Produksi Dan Produktifitas Ternak (Pengembangan Kawasan Unggas Pedesaan). Untuk Kelompok Yang Menerima DOD Memperoleh 330 Ekor DOD, Pakan Dan Alat Penunjang Sedangkan Kelompok Yang Menerima DOC Memperoleh 350 Ekor DOC, Pakan Dan Alat Penunjang 1 Kota Mataram 2 Lombok Barat 3 Lombok Tengah 4 Lombok Timur KTT Barokah Lingkungan Jempong Wareng Kecamatan Ampenan Utara (DOD) KTT Istiqomah Lingkungan Dasan Cermen Timur Kecamatan Sandubaya (DOC) KTT Bulan Sabit Dusun Muhajirin Desa Terong Tawah Kecamatan Labuapi (DOD) KTT Karya Muda Desa Gapuk Kecamatan Gerung (DOC) KTT Jeruju Girang Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah (DOD) KTT Bareng Maju Kelurahan Tanjung Kecamatan Labuhan Haji (DOC) KTT Tunas Sederhana Desa Bagik Nyaka Santri Kecamatan Aikmel (DOD) KTT Jaya Lengka Dusun Gelogor Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik (DOC) LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 82

91 Kabupaten/ No Kota 5 Lombok Utara A Nama Kelompok KTT Ireng Sitar Dusun Terengan Desa Pemenang Timur (DOD) KTT Melet Maju Dusun Sanggar Sari Desa Sigar Penjalin Kecamatan Tanjung (DOC) Penguatan Kelembagaan Kelompok (Pemberdayaan Kelompok Sapi) Jumlah Ternak Yang Diterima Kelompok Bervariasi 1 Lombok Barat 2 Lombok Tengah KTT. Siap Maju Dusun Gagutu Telaga Desa Midang Kecamatan Gunungsari (18 ekor betina) KTT. Banteng Mandala Desa Giri Tembesi Kecamatan Gerung (21 ekor betina) KTT. Guna Artha Desa Banyu Urip Kecamatan Gerung (21 ekor betina) Ponpes. Selaparang Kediri Selapang Kecamatan Kediri (10 ekor betina) KTT. Saling Imbuh Dusun Imbo Montong Teker Desa Dasan Baru Kecamatan Kopang (14 ekor betina) KTT. Bina Sejahtera Desa Dames Damai Kecamatan Suralaga (9 ekor betina) KTT. Sari Tunak Dusun Pansor Tengak Desa Sesait Kecamatan Kayangan (9 ekor betina) 3 Lombok Timur 4 Lombok Utara 5 Sumbawa KTT. Omal Kele Desa Pamanto Kecamatan Empang (14 ekor betina) KTT. Sampar Reh Desa Lamenta Kecamatan Empang (14 ekor betina) 6 Dompu KTT. Tolo Jawa Satu Desa Kempo Kecamatan Kempo (21 ekor betina) B. Penguatan Kelembagaan Kelompok (Pemberdayaan Kelompok Kambing). Jumlah Ternak Yang Diterima Kelompok Bervariasi 1 Lombok Timur 2 Lombok Tengah KTT. Suka Reda Desa Lepak Timur Kecamatan Sakra Timur (26 ekor yang terdiri dari 1 ekor jantan dan 25 ekor betina) KTT. Maju Bersama Dusun Bilesundung Utara Desa Paokmotong (6 ekor betina) KTT. Tunas Berkah Kuang Wai Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur (6 ekor betina) KTT. Sinar Mandiri Desa Pohgading Kecamatan Pringgabaya (6 ekor betina) KTT. Ngaret Balungadang Kelurahan Praya Kecamatan Praya (21 ekor yang terdiri dari 1 ekor jantan dan 20 ekor betina) KTT. Perintis Dusun Pipi Desa Pendem Kecamatan Janapria (6 ekor betina) LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 83

92 No Kabupaten/ Kota 3 Sumbawa Barat Nama Kelompok KTT. Ripus Sepakat Desa Ganti Kecamatan Praya Timur (10 ekor yang terdiri dari 1 ekor jantan dan 9 ekor betina) KTT. Kamri Bun Base Desa Perina Kecamatan Jonggat (8 ekor yang terdiri dari 1 ekor jantan dan 7 ekor betina) KTT. Ijo Balit Desa Penujak Kecamatan Praya Barat (6 ekor betina) KTT. Jorok Batu Air Kelurahan Bugis Kecamatan Taliwang (9 ekor yang terdiri dari 1 ekor jantan dan 8 ekor betina) 4 Bima KTT. Oi Late Desa Ngali Kecamatan Belo (14 ekor yang terdiri dari 1 ekor jantan dan 13 ekor betina) C. Penguatan Kelembagaan Kelompok (Pembangunan/Rehab Kandang). Kelompok Memperoleh 1 Unit 1 Lombok Timur KTT. Sukadamai Desa Korleko Selatan Kecamatan Labuhan Haji D. Penguatan Kelembagaan Kelompok (Alat Pengolahan Pakan). Kelompok Menerima Chopper Dan Hammer Mill 1 Lombok Timur KTT.Mandiri Sejahtera Desa Lilir Dusun Lenek Daye Kecamatan Aikmel KTT. Beriuk Pacu Desa Lepak Timur Kecamatan Sakra Timur E. Penguatan Kelembagaan Kelompok (Pengadaan Bibit Kerbau), Kelompok Menerima 5 Ekor Betina 1 Lombok Timur KTT. Timbul Madu Dusun Esoh Desa Batu Putik Kecamatan Keruak F. Penguatan Kelembagaan Kelompok (Budidaya Unggas) 1 Lombok Barat 2 Lombok Timur KTT. Marginal Sesela Kecamatan Gunungsari ( 220 ekor ayam kampung super dan pakan) KTT. FM Center Dusun Lekong (180 ekor ayam petelur dan pakan) LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 84

93 Tabel 27. Rekapitulasi Jumlah Ternak Dan Alat Yang Sudah Diserahkan Ke No A B C Kelompok/Masyarakat Sumber Dana APBD Jenis Kegiatan Pemberdayaan Hibah Pengembangan Sapi bali Budidaya Pengembangan Sapi Bali Berbasis IB Pengembangan Perbibitan Sapi Bali Pengembangan Budidaya Kambing Pengembangan Kawasan Unggas Pedesaan Pemberdayaan Kelompok Sapi Pemberdayaan Kelompok kambing Pembangunan Rehab Kandang Alat Pengolahan Pakan Pengadaan Bibit Kerbau Budidaya Unggas Jumlah Sapi Kerbau Klp. Bali (ekor) Penerima (ekor) Kambing (ekor) Jenis Ternak/Barang DOD (ekor) DOC (ekor) Ayam Kmpg Super (ekor) Pembangunan Sarana Prasarana Pembibitan Ternak Ayam Petelur (ekor) Alat Choper dan Hammer Mill (bh) Rehab Kndg. (unit) Peningkatan Produksi dan Produktifitas Ternak Penguatan Kelembagaan Kelompok Total LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 85

94 Untuk menunjang kegiatan - kegiatan yang berupa hibah ternak / barang kepada kelompok maka dilakukan juga beberapa kegiatan untuk memperkuat kelembagaan kelompok tani ternak. Beberapa kegiatan yang dimaksud adalah : a. Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Kelompok Perbibitan Ruminansia b. Pertemuan Kegiatan Uji Performance c. Workshop Kelompok Tani Ternak Penerima Hibah d. Pertemuan Komisi Bibit e. Pelatihan Kelompok Perbibitan f. Pertemuan Sarjana Pendamping Kelompok Perbibitan g. Pertemuan Koordinasi Penguatan Kelompok Perbibitan h. Pertemuan Koordinasi Investasi Pembibitan Ternak Tahun 2015 i. Sosialisasi Pengembangan Usaha Melalui Asuransi Beberapa rumusan dari hasil pertemuan/workshop yang telah dilakukan antara lain ; 1. Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Kelompok Perbibitan Ruminansia : Pengembangan kelompokkelompok perbibitan harus disertai dengan dukungan sarana prasarana pendukung dan regulasi yang jelas terkait harga dan pemasaran; Untuk menjamin kepastian usaha dan pemasaran, perlu ada pasar ternak bibit secara khusus, pola pemasaran seperti apa, apakah dalam bentuk pelelangan ternak bibit; Untuk mencegah pemotongan ternak betina produktif, perlu ada upaya secara nyata untuk mencegah ternak betina produktif dipotong di pasar, pemberdayaan RPH atau melalui badan usaha secara khusus; LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 86

95 Pemurnian sapi bali harus betul-betul menjadi komitmet pemerintah daerah, penerapan IB dengan straw atau semen eksotik harus segera dibatasi bahkan dihentikan. Karena potensi sapi bali sangat cocok untuk dikembangkan di daerah ini; Pembentukan wadah Asosiasi Kelompok Perbibitan harus disertai dengan sistem pola kerja dan fungsi yang jelas dan ada upaya yang jelas terutama dalam menyelamatkan ternak betina produktif sebagai pabrik dalam meningkatkan produksi dan produktifitas ternak dan harus segera ada pertemuan antara pelaku usaha sektor hilir 2. Pertemuan kegiatan Uji Performance : Pengembangan kelompok - kelompok perbibitan yang telah dilaksanakan selama ini selain telah memperkuat terbentuknya kawasan perbibitan di daerah NTB juga mendukung program perbaikan kualitas ternak sapi di daerah ini; Kelompok - kelompok perbibitan yang telah ada termasuk kelompok perbibitan binaan sarjana pendamping perlu ditetapkan sebagai kelompok kegiatan penerapan uji performance, sehingga ada pola dan mekanisme yang tepat dalam menyiapkan ternak bibit yang berkualitas melalui recording; Selama ini tercatat sebanyak 24 kelompok perbibitan yang sudah ditetapkan sebagai kelompok penerapan Uji Performance berada di Kabupaten Lombok Tengah, dimana segala hal yang dilaksanakan dan terjadi dalam kelompok-kelompok tersebut dilakukan recording secara teratur oleh 8 (delapan) petugas recording; LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 87

96 Pada tahun 2016, kelompok-kelompok perbibitan sebagai penerapan kegiatan uji performance akan diperbanyak di Pulau Lombok, adapun target sebanyak 100 kelompok; Ternak hasil kegiatan uji performance sudah diambil oleh pemerintah daerah untuk dikembangbiakkan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas ternak di daerah. Pada tahun 2015 ternak bibit hasil uji performance sebanyak 30 ekor sudah dikembangkan di stasiun uji performance di UPTD Lingkup Banyumulek; 3. Workshop Kelompok Tani Ternak Penerima Hibah : Dengan dilaksanakannya Workshop Kelompok Tani Ternak Paket Bantuan Ternak/Barang Yang Diserahkan Kepada Masyarakat TA beberapa hal yang bisa disimpulkan adalah sebagai berikut : - diharapkan kegiatan paket hibah ternak sapi, kerbau, kambing dan unggas tahun 2015 tepat sasaran, terjalinnya koordinasi yang optimal antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten / Kota dan kelompok ternak sehingga permasalahan/kendala yang muncul di lapangan bisa diatasi secara bersama - sama. Segala permasalahan yang ada bisa dikonsultasikan kepada Dinas karena secara teknis lebih paham dalam mengatasi permasalahan yang ada sehingga bantuan yang diterima oleh kelompok tani ternak bisa lebih bermanfaat. - Regulasi hibah dan bansos sudah tertuang dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang perubahan aturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2011 sehingga jelas kriteria penerima hibah dan bansos yaitu peruntukkannya secara spesifik telah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 88

97 ditetapkan, tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus menerus setiap tahun anggaran kecuali ditentukan oleh peraturan perundang-undangan, memenuhi persyaratan penerima hibah. Pemberian hibah harus tetap mengacu kepada SOP (Standar t Operasional Prosedure), sesuai dengan perencanaan yang ada. Dari sisi perencanaan dan pengganggaran harus sama, tidak boleh ada perbedaan. Hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan adalah pada saat menuangkan naskah perjanjian harus diikat dari sisi aturan main dan aspek hukum. - Pertangungjawaban barang / ternak yang diserahkan kepada masyarakat / kelompok harus dilaporkan kepada Gubernur melalui SKPD terkait karena banyak hal -hal yang tidak diinginkan sering terjadi di lapangan seperti bantuan yang tidak tepat sasaran, barang yang tidak sesuai spesifikasi dan kurang volume. - Masalah administrasi menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan sehingga administrasi bansos harus dilakukan secara tertib. Beberapa hal yang harus terpenuhi untuk kelengkapan administrasi yaitu Berita Acara penyerahan yang dilengkapi dengan bukti - bukti dokumentasi. Hal ini untuk memudahkan dalam menghadapi pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak yang berwenang. - Kegiatan bansos rawan penyimpangan terutama untuk Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Panitia/Pejabat Pengadaan/Unit Layanan pengadaan, Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, Bendahara, Tim teknis/tim Verifikasi, Penyedia Barang/Jasa, Penerima bantuan dan pihak lain yang ikut mengawal proposal LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 89

98 - Upaya untuk mengurangi, menghilangkan atau mencegah terjadinya tindak pidana korupsi dengan meningkatkan keimanan sesuai agama masing - masing, melaksanakan tugas/amanah sesuai peraturan yang berlaku, jangan bersikap konsumtif (diri sendiri dan keluarga), jangan takut berkata tidak/loyalitas (positif), melaporkan segala penyimpangan yang diketahui dan menjaga amanah yang dipercayakan. 4. Pertemuan Komisi Bibit - Pengembangan kelompok - kelompok perbibitan yang telah dilaksanakan selama ini, selain telah memperkuat terbentuknya kawasan perbibitan di daerah NTB juga mendukung program perbaikan kualitas ternak sapi di daerah ini; - Kelompok - kelompok perbibitan yang telah ada baik melalui kegiatan uji performan mapun kelompok binaan sarjana pendamping program, perlu ditetapkan standar dan kriteria ternak bibit yang akan dikembangkan dalam daerah dan memenuhi kebutuhan luar daerah; - Untuk kelanjutan pengembangan kelompok perbibitan, perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan pengembangan usaha perbibitan, penerapan recording (pencatatan), kualitas ternak bibit dan harga yang diperoleh oleh para peternak; - Untuk mewujudkan peran dan tugas Komisi bibit secara menyeluruh terutama dalam membantu memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah khususnya kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB terkait kriteria dan standar harga bibit, perlu segera dibuat petunjuk pelaksanan dan rencana kerja komisi bibit; LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 90

99 - Komisi bibit agar dapat melakukan pembinaan dan monev terhadap perkembangan kelompok-kelompok perbibitan sehingga kelompok tersebut mempunyai rencana kerja yang fokus dan terukur; 5. Pelatihan Kelompok Perbibitan - Pengembangan kelompokkelompok perbibitan yang telah dilaksanakan selama ini, diperlukan pelatihanpelatihan secara langsung dipraktekkan dan bisa diterapkan oleh kelompok; - Kelompok-kelompok perbibitan dalam menyiapkan ternak bibit yang berkualitas melalui recording secara teratur, penentuan harga dan jaminan pemasaran bagi ternak bibit harus jelas; - Pelatihan dan pendamping bagi kelompok perbibitan sangat diperlukan secara berkelanjutan dan akan diupayakan studi banding di daerah - daerah yang sudah maju usaha perbibitan dalam skala besar; - Penanganan kesehatan hewan secara maksimal akan dapat mencegah terjadinya kasus kejadian penyakit hewan menular termasuk gangguan reproduksi pada induk dan segera melaporkan kepada petugas puskeswan terdekat agar segera dapat ditangani; - Pelatihan pengolahan pakan hasil samping pertanian, selain dapat menyediakan cadangan pakan pada musim kemarau, juga melatih pelaku usaha untuk memanfaatkan limbah pertanian yang ada di sekitar lokasi seperti jerami padi, jagung, dll dalam bentuk silase, wafer jerami, dll. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 91

100 6. Pertemuan Sarjana Pendamping Kelompok Perbibitan - Program sarjana pendamping perbibitan yang telah dilaksanakan mulai tahun 2007 sampai tahun 2015, telah memperkuat terbentuknya kawasan perbibitan di daerah NTB; - Program sarjana pendamping perbibitan selain membina kelompok juga mempunyai peran yang sangat strategis dalam membantu menyeleksi dan menetapkan calon kelompok-kelompok perbibitan; - Untuk kelanjutan program sarjana pendamping perbibitan, agar dilakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan tugas, koordinasi dan pelaporan. Untuk selanjutnya terus dipertahankan dan diusulkan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari program perbibitan itu sendiri; - Untuk mewujudkan program keberlanjutan tersebut, diminta kepada masing - masing sarjana pendamping program perbibitan untuk segera mengiri format laporan yang akan disiapkan tim monev provinsi, untuk selanjutnya dibuatkan dalam bentuk buku Pencapaian program perbibitan di daerah NTB melalui pembentukan kawasan - kawasan perbibitan oleh Sarjana Pendamping - Penempatan dan pemberian tugas dan tanggungjawab bagi sarjana pendamping perbibitan di masing - masing daerah agar disesuaiakan dengan pedoman teknis yang telah disusun oleh Direktorat Budidaya Ditjen. Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI; LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 92

101 7. Pertemuan Koordinasi Penguatan Kelompok Perbibitan - Pengembangan dan penguatan kelembagaan kelompok - kelompok perbibitan menjadi suatu keharusan, selain untuk meningkatkan daya saing usaha juga dimaksudkan untuk mendorong agar produk - produk kelompok perbibitan memiliki standar yang baik; - Kelompok - kelompok perbibitan dalam menyiapkan ternak bibit yang berkualitas selain untuk memperbaiki kualitas ternak juga meningkatkan pendapatan peternak melalui pembentukan koperasi berbasis kelompok; - Pengajuan akses permodalan melalui perbankan khususnya BRI, relatif sangat mudah, seperti KKPE dan KUR, syarat dan agunan tidak menjadi hal yang utama, asalkan usulan kelompok betul-betul dibahas secara bersama (BA pembahasan) dan disertai RTDKK serta rekomendasi dari dinas terkait, agunan bisa disesuaikan dengan nominal usulan; - Syarat terbentuknya sebuah organisasi Koperasi hanya dengan minimal anggota sebanyak 20 orang, saling percaya dan saling mengawasi melalui Rapat Anggota, Kepengurusan dan badan pengawas. Kooperasi berbasis Kelompok akan sangat membantu anggota baik dalam meningkatkan usaha, pendapatan keluarga dll; - Kelembagaan kelompok untuk sementara bisa dilaksanakan dengan mengajukan permohonan registrasi di tingkat desa, kemudian dilanjutkan di tingkat kecamatan, yang ditandai dengan surat keterangan pendaftaran pada semua tingkatan. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 93

102 8. Pertemuan Koordinasi Investasi Pembibitan Ternak Tahun Investasi perbibitan ternak di Wilayah Provinsi NTB ke depan diwacanakan bahwa setiap Provinsi yang memenuhi kebutuhan ternak sapi yang berasal dari NTB dilakukan kerjasama dalam bentuk investasi sapi dapat dijelaskan sebagai berikut : Provinsi tersebut berinvestasi pemeliharaan ternak dengan membina kelompok - kelompok peternak yang ada di Wilayah Provinsi NTB (10 Kabupaten/Kota se - NTB) dengan masa pemeliharaan tertentu untuk siap dipanen yang akan dikirim ke Provinsi tujuan, jadi Provinsi tersebut untuk memenuhi kebutuhannya tidak tergantung pada quota yang telah ditetapkan oleh Provinsi NTB. Selain investasi ternak sapi juga dianjurkan untuk mengambil straw semen beku produksi UPTD, BIB Banyumulek termasuk juga bibit legume dari UPTD HMT Serading Sumbawa. - Kurangnya minat pelaku usaha untuk menanamkan investasi perbibitan ternak dan penggemukan ternak disebabkan karena permodalan yang dibutuhkan cukup besar, resiko yang dihadapi cukup tinggi seperti kematian ternak dan pencurian ternak, serta minimnya informasi tentang peluang dan potensi pengembangan perbibitan ternak sehingga pengembangan investasi peternakan berjalan sangat lamban. - Upaya penyelesaian permasalahan permodalan di Bidang Peternakan melalui pendekatan Investasi permodalan pada kelompok - kelompok peternak dengan berbasis industrialisasi yaitu ke depan NTB akan mengurangi pengiriman ternak hidup keluar NTB, mengoptimalkan pemotongan dan pengolahan ternak di wilayah NTB misalnya pengiriman daging beku, pengiriman hasil olahan bahan hasil hewan. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 94

103 - Harapan ke depan kelompok di NTB berbadan hukum sehingga dapat mengakses permodalan melalui Perbankan maupun lembaga pembiayaan/perkreditan. 9. Sosialisasi Pengembangan Usaha Melalui Asuransi Ternak a. Dasar Hukum Asuransi Ternak (ATS) yaitu : - Undang Undang Nomor 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani - Keputusan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) No. S-578/ NB.11/2013 tanggal 27 Februari 2013 tentang Pencacatan ijin produk asuransi ternak sapi (ATS) oleh Konsorsium Asuransi Ternak Sapi (PT. Jasindo, PT. Asuransi R aya, PT. Asuransi Bumida dan PT Asuransi Tri Pakarta) - Permentan No. 40/Permentan/SR.230/7/2015 tanggal 13 Juli 2015 tentang Fasilitas Asuransi Pertanian - Pedoman Pelaksanaan Asuransi Ternak Sapi (ATS) dalam proses penandatanganan Direktur Jendral PSP, Kementerian Pertanian RI. - Skema Asuransi Ternak Sapi (ATS) memberikan jaminan pengganti kepada pemilik, jika ternak sapi mengalami resiko kematian karena penyakit, kecelakaan dan melahirkan maupun resiko kehilangan atau lainnya sebagaimana diatur didalam polis. Asuransi ini memberikan perlindungan terhadap resiko kerugian baik bagi peternak maupun perbankan. - Asuransi ternak sapi yang mendapatkan ijin resmi dari OJK dengan menunjuk Konsorsium Asuransi Ternak Sapi (KATS) untuk memasarkan produk khusus ATS di Indonesia. KATS diketuai oleh PT. Asuransi Jasa Indonesia (AJI), dengan anggota PT. Asuransi Umum Bumiputra Muda 1967, PT. Asuransi Tri Pakrata dan PT. Asuransi Raya. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 95

104 C. PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN SARANA PRASARANA TAHUN 2015 Peningkatan Pengelolaan Air Irigasi Pada tahun 2015, kegiatan pengelolaan air irigasi untuk pertanian khususnya pembangunan sektor peternakan di basis - basis kelompok dan padang penggembalaan dilaksanakan melalui pembinaan, monitoring dan evaluasi. Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pada tahun 2015, kegiatan perluasan areal dan pengelolaan lahan untuk pertanian khususnya pembangunan sektor peternakan di basis - basis kelompok dan padang penggembalaan dilaksanakan melalui koordinasi dan konsultasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi. Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian Pada tahun 2015, kegiatan pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan alat mesin untuk pertanian khususnya pembangunan sektor peternakan di basis - basis kelompok dan padang penggembalaan dilaksanakan melalui koordinasi dan konsultasi pembinaan, monitoring dan evaluasi. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya. Pada tahun 2015, kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya untuk pertanian khususnya pembangunan sektor peternakan di basis - basis kelompok dan padang penggembalaan dilaksanakan melalui koordinasi dan konsultasi pembinaan, monitoring dan evaluasi. Disamping hal tersebut, dilaksanakan pertemuan evaluasi terkait pelaksanaan pengembangan sarana prasarana pertanian tahun Fasilitasi Pupuk dan Pestisida Pada tahun 2015, kegiatan fasilitasi pupuk dan pestisida untuk pertanian khususnya pembangunan sektor peternakan di basis-basis kelompok dan padang penggembalaan dilaksanakan melalui koordinasi dan konsultasi pembinaan, monitoring dan evaluasi. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 96

105 Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis perdesaan (PUAP) Pada tahun 2015, kegiatan ini khususnya pembangunan sektor peternakan di basis - basis kelompok dan padang penggembalaan dilaksanakan melalui koordinasi dan konsultasi pembinaan, monitoring dan evaluasi. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 97

106 D. PELAKSANAAN TUGAS PELAYANAN PADA BIDANG BUDIDAYA DAN PENGEMBANGAN TERNAK 1. Pelayanan Izin Pemasukan/Pengeluaran Ternak Bibit Pada tahun 2015, sebanyak 250 surat pengajuan ijin permohonan pemasukan ternak bibit dari beberapa daerah luar NTB ke daerah kabupaten/kota se NTB, dan sebanyak 100 surat permohonan pengeluaran ternak bibit dari daerah kabupaten/kota se NTB ke daerah konsumtif ternak bibit di Indonesia. 2. Realisasi Pemasukan dan Pengeluaran Ternak Bibit Realisasi dan pengeluaran ternak bibit pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : - Pengeluaran sapi bibit dari alokasi pengeluaran sebanyak (sepuluh ribu) ekor adalah sebanyak (tujuh ribu empat pul uh sembilan) ekor dengan daerah tujuan Kalimantan Barat (1.436 ekor), Kalimantan Tengah (262 ekor), Kalimantan Selatan (120 ekor), Kalimantan Timur, Jambi (75 ekor), Riau (2.236), Kepulauan Riau (231 ekor) dan Sulawesi Tenggara (284 ekor) Realisasi pemasukan ternak bibit pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : - Pemasukan kambing bibit sebanyak (lima ribu empat ratus lima) ekor dengan tujuan ke Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Utara dan Lombok Barat - Pemasukan DOC sebanyak (tiga puluh lima jut a empat ratus empat puluh tiga ribu delapan ratus delapan puluh empat) ekor yang terdiri atas (dua puluh satu juta empat ratus dua puluh sembilan ribu delapan ratus delapan puluh empat) ekor dialokasikan ke P. Lombok dan (empat belas juta empat belas ribu) ekor dialokasikan ke P. Sumbawa LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 98

107 E. MONITORING DAN EVALUASI Kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) merupakan unsur penting yang memberi input balik bagi perencanaan, karena evaluasi dapat menilai kinerja sebuah organisasi dalam satu kurun waktu tertentu. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut diharapkan arah program dan kebijakan yang dituangkan kedalam kegiatan akan mampu memenuhi tujuan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dan keinginan pemangku kepentingan. Sehingga untuk memperoleh hasil yang diinginkan maka evaluasi dan monitoring harus dilakukan secara terintegrasi sejak perencanaan, penggorganisasian, pelaksanaan serta evaluasi dan monitoring. Monitoring dan Evaluasi yang sifatnya terintegrasi akan dapat menyimpulkan secara utuh, berhasil tidaknya suatu kegiatan yang dilakukan oleh masing - masing fungsi yang berperan, konsistensi dan komitmen sejak dari perencanaan, pengganggaran, pengorganisasian dan pelaksanaan program / kegiatan penting untuk dipahami oleh para evaluator. Adapun tujuan dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi adalah : a. Memastikan kelompok - kelompok penerima bansos/hibah (barang/uang) sudah menerima barang/jasa sesuai dengan yang ditetapkan disertai dengan dokumen - dokumen penyerahan dan kelengkapan lainnya serta dokumentasi kegiatan. b. Memastikan kelompok - kelompok penerima Bansos dalam bentuk uang sudah membelanjakan uangnya sesuai dengan RAB yang diusulkan oleh kelompok c. Kelompok penerima hibah/bansos bisa memberikan laporan terkait penggunaan bansos/hibah, manfaat dan rencana pengembangan oleh kelompok Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan nantinya bisa dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan kegiatan tahun berikutnya sehingga target, output dan outcome bisa tercapai. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 99

108 3. BIDANG KESEHATAN HEWAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kesuksesan dan keberhasilan Program NTB Bumi Sejuta Sapi (NTB BSS) dalam peningkatan populasi berdampak pada permintaan provinsi lain untuk memenuhi ternak bibitnya semakin meningkat. Mengingat Nusa Tenggara Barat bebas terhadap beberapa penyakit hewan menular strategis (bebas Brucellosis dan bebas Anthrax untuk P. Lombok). Hal ini merupakan peran dari Bidang Kesehatan Hewan dalam melaksanakan kebijakan dan program pembangunan kesehatan Hewan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Program Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis merupakan program strategis yang harus dikawal secara berkesinambungan. Kebijakan pembangunan kesehatan hewan didasarkan atas Visi Kesehatan Hewan yaitu Terwujudnya Kesehatan Hewan yang Ideal melalui Pembangunan Kesehatan hewan yang Maju, Efektif dan Efisien. Untuk mencapai visi tersebut dilaksanakan 4 (empat) Misi Kesehatan hewan yaitu : 1) Melindungi Hewan : melindungi hewan dari penyakit yang mengancam kelestarian sumberdaya hewan dan lingkungan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2) Melindungi Masyarakat: melindungi manusia/masyarakat dari resiko yang berkaitan dengan hewan dan produknya dan memberikan sumbangan baru bagi ilmu pengetahuan biologik dan medik. 3) Melindungi Lingkungan : melindungi lingkungan serta mempertahankan sumberdaya genetik. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 100

109 4) Menfasilitasi perdagangan : memfasilitasi perdagangan dengan pelayanan kesehatan hewan yang professional untuk mencapai kesehatan hewan yang kondusif untuk menjamin kestabilan usaha yang lestari dan berdaya saing. Untuk tercapainya Visi dan Misi Kesehatan Hewan di Provinsi NTB, Bidang kesehatan Hewan melaksanakan tugas pokok : Meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian penyakit hewan menular strategis (PHMS) secara dini dengan fungsi yang meliputi : Pengamatan Penyakit Hewan (P2H); Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan (P3H); dan Pengawasan Obat Hewan dan Pelayanan Kesehatan Hewan (POH dan PKH). B. Tujuan Tujuan Pembangunan Kesehatan Hewan di Provinsi NTB untuk menjamin masyarakat terbebas dari penyakt zoonosis, menjaga dan mengamankan potensi NTB sebagai sentra ternak sapi bali nasional dengan melindungi ternak dari ancaman penyakit untuk terciptanya lingkungan budidaya yang aman, ternak yang sehat dan produktif sehingga tercapainya Program NTB Bumi Sejuta Sapi dan mendukung Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal. Sasaran kegiatan Bidang Kesehatan Hewan meliputi : 1. Pengendalian, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) selama 1 tahun ( Sumber Dana APBD) 2. Biosekuriti Perunggasan sebanyak 900 liter 3. Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax dengan output kegiatan sebanyak dosis 4. Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau dengan output kegiatan sebanyak dosis 5. Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit Parasiter dengan output kegiatan sebanyak dosis 6. Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit Bakterial Lainnya dengan output kegiatan sebanyak dosis LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 101

110 7. Perlindungan Hewan dan Kewaspadaan Penyakit Eksotik dengan output kegiatan sebanyak 1 laporan 8. Pembinaan dan Koordinasi Keswan dengan output kegiatan sebanyak 1 laporan 9. Pengamatan Penyakit Hewan dengan output kegiatan sebanyak 5 laporan 10. Unit Respon Cepat PHMS dengan output kegiatan sebanyak 5 laporan 11. Operasional Puskeswan dengan output kegiatan sebanyak 64 unit C. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan Bidang Kesehatan Hewan adalah seluruh stakeholders di 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota se - NTB terdiri dari Pejabat Stuktural pada instansi vertikal dan pada Dinas yang menjalankan fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan di Kabupaten/Kota, tenaga fungsional pada Dinas dan Puskeswan serta masyarakat lainnya. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 102

111 B. PROGRAM/KEGIATAN DAN ANGGARAN 1. Sumber Dana APBD Pemerintah Provinsi NTB melalui APBD memberikan dukungan Program Pengendalian, Pencegahan dan Pemberantasan PHMS. Untuk mensukseskan Program yang dicanangkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB pelaksanaannya didukung kegiatan sebagai berikut : 1. Pertemuan koordinasi pencegahan dan pemberantasan PHMS 2. Belanja ATK 3. Belanja obat - obatan pelayanan keswan 4. Jasa pemeriksaan kesehatan hewan 5. Belanja Cetak dan penggandaan 6. Pembinaan/supervisi/sosialisasi PHMS (AI/RABIES) 7. Koordinasi/konsultasi/asistensi Pelayanan Kesehatan Hewan 8. Koordinasi dan Konsultasi Penanganan PHMS 2. Anggaran APBD Anggaran yang tersedia dari sumber dana APBD dalam menunjang program yang dilaksanakan Bidang Kesehatan Hewan adalah sebesar Rp ,-.(tujuh ratus sembilan juta tujuh ratus lima puluh dua ribu rupiah), dengan realisasi keuangan sebesar Rp ( enam ratus sembilan puluh sembilan juta lima ratus sembilan puluh enam ribu empat ratus rupiah) atau 98,57%. Rincian dapat disampaikan sebagai berikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 103

112 Tabel 28. Realisasi Anggaran Sumber Dana APBD Pada Bidang Kesehatan Hewan Tahun 2015 No Kegiatan Target Realisasi 1 2 Pertemuan Koordinasi Pencegahan Pengendalian dan Pemberantasan PHMS Belanja ATK Belanja Obat-obatan Pelayanan Keswan Jasa Pemeriksaan Keswan Belanja Cetak Pembinaan/Supervisi/Surveilans/MonevPelayanan Keswan/ Sosialisasi dan Pengendalian PHMS (AI/RABIES) 7 8 Koordinasi/Konsultasi/Asistensi Pelayanan Kesehatan Hewan Koordinasi dan Konsultasi Penanganan PHMS JUMLAH DANA Sumber Dana APBN Pemerintah Pusat melalui APBN memberikan dukungan dana Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal. Anggaran yang tersedia dari sumber dana APBN dalam menunjang program yang dilaksanakan Bidang Kesehatan Hewan adalah sebesar Rp ,- (empat milyar seratus delapan juta delapan ratus empat puluh lima ribu rupiah) atau sebesar 94,34% dengan rincian sebagai berikut : Tabel 29. Realisasi Anggaran Sumber Dana APBN Pada Bidang Kesehatan Hewan Tahun 2015 No Kegiatan Target Realisasi 1 Biosekuriti Perunggasan Pengendalian dan Penanggulangan AT Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasiter Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Bakterial Lainnya Perlindungan Hewan dan Kewaspadaan Penyakit Eksotik Pengamatan Penyakit Hewan Pembinaan dan koordinasi kesehatan hewan Unit Respon Cepat PHMS Operasional Pelayanan Kesehatan Hewan di Puskeswan JUMLAH DANA LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 104

113 C. PELAKSANAAN DAN CAPAIAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN 1. APBD Pelaksanaan dan capaian sasaran program kegiatan dengan sumber dana APBD yang ada di Bidang Kesehatan Hewan dapat dilaporkan sebagai berikut : Pertemuan Koordinasi Pencegahan Pengendalian dan Pemberantasan PHMS Pelaksanaan Pertemuan Koordinasi Pencegahan Pengendalian dan Pemberantasan PHMS merupakan kegiatan seksi P3H. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada tanggal Maret 2015 di Aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. Peserta pertemuan sebanyak 40 (empat puluh) orang yang terdiri dari Kepala Bidang Keswan Kabupaten/Kota, staf yang membidangi kesehatan hewan, petugas medis/paramedis kecamatan serta kepala bidang/kasi/staf lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. Tujuan pertemuan tersebut adalah untuk meningkatkan koordinasi atau akselerasi kegiatan antara provinsi dengan kabupaten/kota dalam rangka menciptakan keselarasan program dan kegiatan penanggulangan penyakit hewan menular strategis di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hasil petermuan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) di NTB relati f terkendali sehingga NTB sebagai sumber ternak bibit dan salah satu potensi dalam mendukung program nasional PSDS/K dimana peran NTB melalui Bumi sejuta sapi mempunyai kontribusi yang tidak dapat diabaikan; 2. Populasi yang diinginkan dalam program BSS telah dicapai dan terus dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi melalui BSS berkelanjutan dengan mengontrol pengeluaran ternak bibit dan potong serta pemotongan dalam daerah; LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 105

114 3. Ada 25 PHMS yang perlu kita waspadai sesuai dengan SK Menteri Pertanian Nomor : 4026/kpts/OT.140/4/2013 Tanggal 1 April 2013 karena Provinsi NTB sebagai sumber bibit ternak sapi bali nasional sangat memiliki nilai kompetitif yakni bebas dari berbagai jenis PHMS seperti brucellosis, jembrana, SE (ngorok) dan Anthrax di Pulau Lombok. Selain itu juga NTB telah berhasil mempertahankan status bebas historis penyakit rabies. 4. Sebagai aparat/petugas peternakan harus mampu mempertahankan NTB bebas beberapa PHMS ( rabies, brucellosis, hog cholera dan SE P. Lombok) dengan memperkuat jejaring keswan kabupaten/kota dalam pengawasan PHMS dan mewaspadai lalu lintas ternak ilegal yang mempunyai potensi dalam penularan PHMS. 5. Setiap ada kegiatan terkait droping ternak pemerintah agar bidang kesehatan hewan kabupaten/kota dilibatkan sehingga bisa memberikan masukan sesuai teknis kesehatan hewan 6. Vaksin SE agar disediakan/ditargetkan dengan dosis yang lebih untuk daerah - daerah kasus dan terancam kasus penyakit SE walaupun tanpa biaya operasional vaksinasi 7. Untuk mencegah penularan virus AI, droping rapid test ke kabupaten/kota agar diperbanyak jika memungkinkan sebagai skrening test kasus penyakit AI 8. Dalam rangka NTB bebas AI 2016 syaratnya 2 tahun berturut - turut tidak ada kasus, artinya tidak ada kasus selama 1 tahun dari kasus terakhir dan 1 tahun berikutnya dilakukan surveillans oleh BBV regional tidak juga ditemukan kasus maka melalui pemerintah daerah membuat surat usulan ke menteri pertanian yang didukung data dari dinas, kajian dari tim ahli dan dukungan hasil surveillans dari BBV Denpasar 9. Kesehatan kabupaten/kota bersedia melakukan vaksinasi SE bulanan untuk meningkatkan pengendalian penyakit SE LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 106

115 10. Untuk kasus penyakit AI dalam road map Indonesia bebas AI tahun 2020 dan NTB bebas AI maka NTB termasuk wilayah resiko sedang, untuk itu lakukan strategi yaitu deteksi dan respon cepat, biosekuriti, vaksinasi (+/ -), surveillans, penataan rantai pasar unggas, kompartementalisasi dan zona, pengendalian lalu lintas dan strategi penunjang lainnya (regulasi dan lain-lain). 11. Perkembangan AI terkini di NTB, terdapat kasus di kabupaten Bima bulan Maret 2015 lakukan respon cepat, penelusuran faktor resiko penularan, KIE, kewaspadaan terhadap itik, kirim sampel ke BBV, surveillans pasif 2015 dan 2016 serta lakukan langkah pembebasan NTB tahun 2016 dari penyakit AI jika memungkinkan 12. Anggaran yang diperlukan NTB adalah untuk kegiatan deteksi, lapor dan respon cepat, biosekurity, surveillans dan monev. 13. Dalam mendukung nasional veteriner services (NVS) maka petugas pelayanan di bidang keswan disebut petugas pelayanan veteriner 14. Kapasitas SDM perlu ditingkatkan sesuai dengan prioritas pengendalian PHMS 15. Jika kapasitas SDM memadai sangat diperlukan dukungan sarana dan operasional agar dapat diaplikasikan di lapangan Belanja ATK Ketersediaan dana ATK untuk membiayai kegiatan Bidang Kesehatan Hewan adalah sebesar Rp ,- (enam juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp ,- (lima juta enam ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) atau sebesar 94,6%. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 107

116 Belanja Obat obatan Kesehatan Hewan Belanja obat-obatan - Biaya obat obatan penanganan cacing pada pedet Jumlah dana yang tersedia sebesar Rp ,- (tujuh puluh lima juta rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (tujuh puluh empat juta delapan ratus empat puluh enam ribu rupiah) atau sebesar 99,79%. Jenis obat penanganan cacing yang diadakan sebagaimana tabel 29 berikut : Tabel 30. Jenis Obat Penanganan Cacing Tahun 2015 No. Uraian Pekerjaan Volume Satuan Harga satuan (Rp.) Total (Rp.) 1. Albenol-300 Bolus Blister B-Sanplex Inj 50 ml 600 Botol Limoxin 25 Spray 200 ml 60 Botol Sulfa Strong 20 ml 398 Botol Jumlah Biaya alat dan bahan obat - obatan pencegahan Rabies Jumlah dana yang tersedia sebesar Rp ,- (tujuh puluh lima juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp ,- (tujuh puluh empat juta sembilan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) atau sebesar 99,97% dengan jenis pengadaan sebagaimana tabel 30 berikut : Tabel 31. Biaya Alat dan Bahan Obat Obatan Pencegahan Rabies Tahun 2015 No. Uraian Pekerjaan Volume Satuan Harga Satuan (Rp.) Total (Rp.) 1. Strichnin 3 Kg Sarung tangan 193 Box Masker 200 Box Jumlah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 108

117 - Biaya alat dan bahan obat - obatan pencegahan AI Jumlah dana yang tersedia sebesar Rp ,- (tujuh puluh lima juta rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (tujuh puluh empat juta delapan ratus empat puluh enam ribu delapan ratus) atau sebesar 99,79% dengan rincian pengadaan sebagaimana tabel 31 berikut : Tabel 32. Biaya Alat dan Bahan Obat Obatan Pencegahan AI Tahun 2015 Harga Jumlah No Obat Obatan Volume Satuan (Rp.) (Rp.) Rapid Test Kid AI, Anigen (isi 30 Test Kit) Disposible Syringe 3 ml 100/pk Vita Strong 5 Gr (Medion) Caprivac ND-AI-K 500 dosis Microtube 1,5 ml (500/pak) Box 30 Test) 100 bh isi 40 sachet/box 150ml Pak Jumlah Biaya alat dan bahan obat - obatan/vaksin AT Jumlah dana yang tersedia Rp ,- (lima puluh juta rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (empat puluh sembilan juta sembilan ratus tujuh puluh delapan ribu empat ratus rupiah) atau sebesar 99,96% dengan rincian pengadaan sebagaimana tabel 32 berikut : Tabel 33. Biaya Alat, Bahan Obat Obatan/Vaksin AT No. Uraian Alat/Bahan Volume Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp.) 1 Vet-Oxy SB 50 ml 500 Botol Glucortin ml 150 Botol Pilocarpin Inj 5 ml 268 Botol Microtube 1,5 ml (500/pak) 10 Pak Jumlah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 109

118 - Biaya alat dan bahan obat - obatan/vaksin SE Jumlah dana yang tersedia sebesar Rp ,- (lima puluh juta rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (empat puluh sembilan juta sembilan ratus tujuh puluh delapan ribu empat ratus rupiah) atau sebesar 99,95% dengan rincian pengadaan sebagaimana tabel 33 berikut : Tabel 34. Biaya Alat dan Bahan Obat Obatan/Vaksin SE No. Uraian Alat/Bahan Volume Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp.) 1 Vet-Oxy SB 50 ml 500 Botol Glucortin ml 150 Botol Pilocarpin Inj 5 ml 268 Botol Microtube 1,5 ml (500/pak) 10 Pak JUMLAH Jasa Pemeriksaan Keswan - Biaya Jasa Pemeriksaan Penanganan Cacing Dana yang tersedia sebesar Rp ,- (tiga puluh lima juta rupiah) dengan realisasi 100%. Jasa pemeriksaan penanganan cacing ini merupakan dana untuk mendukung program penanganan cacing pada pedet. Penanganan cacing pada pedet dilakukan melalui pengambilan sampel faeces sejumlah sampel dengan jasa pengambilan sampel, pengobatan dan pemeriksaan Rp ,-/sampel, pemeriksaan sampel faeces sejumlah sampel. Kegiatan ini dilaksanakan di 2 kabupaten. Rincian target untuk masing-masing kabupaten/kota sebagaimana tabel 34 berikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 110

119 Tabel 35. Target dan Realisasi Pemeriksaan Cacing Tahun 2015 No Kabupaten/ Kota Pengambilan sampel Target Pengobatan Pemeriksaan sampel Pengambilan sampel Realisasi Pengobatan Pemeriksaan sampel 1 Lombok Utara 2 Lombok Timur Jumlah Biaya Jasa Pencegahan dan Penolakan Rabies Pada kegiatan jasa pencegahan dan penolakan rabies tersedia dana sebesar Rp ,- (tiga puluh lima juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp ,- (tiga puluh lima juta rupiah) 100% digunakan untuk jasa eliminasi anjing sebanyak ekor dengan jasa Rp ,-/ekor. Jasa pengambilan dan biaya pemeriksaan sampel otak yang dikirim ke BBV Denpasar untuk dilakukan pengujian FAT dibiayai dari APBN. Kegiatan eliminasi dilaksanakan di 4 kabupaten dan 1 kota sedangkan pangambilan sampel otak anjing dilaksanakan di 10 kabupaten/kota. Kegiatan harus tetap dilaksanakan secara berkesinambungan dalam upaya mempertahankan wilayah provinsi NTB Bebas Histori Rabies. Untuk lebih jelasnya rincian target sebagaimana tabel 35 berikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 111

120 Tabel 36. Target dan Realisasi Pencegahan dan Penolakan Rabies Tahun 2015 No Kabupaten/ Kota Eliminasi Anjing Target Pengambilan sampel Pemeriksaan sampel Eliminasi Anjing Realisasi Pengambilan sampel Pemeriksaan sampel 1 Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Barat Sumbawa Dompu Bima Kota Bima Jumlah Biaya Jasa Vaksinasi AI Ketersediaan dana pada kegiatan jasa vaksinasi AI sejumlah Rp ,- (tiga puluh juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp ,- (tiga puluh juta rupiah) atau sebesar 100%. Target vaksinasi sejumlah dosis, jasa yang diberikan Rp ,-/ dosis. Target per kabupaten/kota sebagaimana tabel 35 berikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 112

121 Tabel 37. Target dan Realisasi Vaksinasi AI Tahun 2015 No. Kabupaten/Kota Target (Dosis) Realisasi (Dosis) 1. Kota Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Barat Sumbawa Dompu Bima Kota Bima Biaya Jasa Vaksinasi SE Jumlah Ketersediaan dana kegiatan jasa vaksinasi SE sebesar Rp ,- (tiga puluh juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp ,- (tiga puluh juta rupiah) atau sebesar 100% dengan target vaksinasi sejumlah dosis, jasa yang diberikan Rp ,- /dosis.target Per Kabupaten/Kota sebagaimana tabel 36 berikut : Tabel 38. Target dan Realisasi Vaksinasi SE No. Kabupaten/Kota Target (Dosis) Realisasi (Dosis) 1. Kota Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Barat Sumbawa Dompu Bima Kota Bima Jumlah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 113

122 - Biaya Jasa Vaksinasi Anthrax Ketersediaan dana untuk membiayai kegiatan vaksinasi Anthrax sejumlah Rp ,- (dua puluh juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp ,- (dua puluh juta rupiah) atau sebesar 100% dengan target vaksinasi dosis, jasa yang diberikan Rp ,-/dosis. Tabel 39. Target dan Realisasi Vaksinasi Anthrax Tahun 2015 No. Kabupaten/Kota Target (Dosis) Realisasi (Dosis) 1. Kota Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Barat Sumbawa Dompu Bima Kota Bima - - Jumlah Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah Belanja perjalanan dinas dalam daerah digunakan untuk membiayai kegiatan pembinaan, supervisi, surveilance, monev pelayanan Bidang Keswan dan Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian PHMS di 10 kabupaten/kota se - Nusa Tenggara Barat dengan ketersediaan dana sebesar Rp ,- (seratus dua puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) dengan realisasi sebesar Rp ,- (seratus dua puluh dua juta empat ratus delapan puluh ribu rupiah) atau sebesar 99,98%. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 114

123 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Belanja perjalanan dinas luar daerah digunakan untuk mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh pusat di luar Nusa Tenggara Barat dengan ketersediaan dana sebesar Rp ,- (enam puluh lima juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp ,- (lima puluh delapan juta delapan ratus sembilan belas ribu rupiah) atau sebesar 90,5%. 2. APBN Pelaksanaan dan capaian sasaran program kegiatan dengan sumber dana APBN yang ada di Bidang Kesehatan Hewan dapat dilaporkan sebagai berikut : BIOSEKURITI PERUNGGASAN Baseline Biosekuriti Perunggasan dengan output 900 liter penyemprotan dengan menggunakan desinfektan yang dilakukan pada sektor 4 (backyard) unggas pekarangan. Tabel 40. Target dan Realisasi Penyemprotan Desinfektan Tahun 2015 No Kecamatan Target Jumlah Desinfektan Populasi (Ekor) Ayam Itik Burung Jumlah 1 Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Barat , Sumbawa Dompu Bima Kota Bima NTB LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 115

124 - Pengadaan pakaian lapangan No. Uraian Volume Harga Satuan (Rp.) Harga Total (Rp.) 1. Pakaian Lapangan 50 Buah Sepatu Boot Panjang 50 Buah Jas Hujan 50 Buah Masker 50 Box Sarung Tangan 50 Box Jumlah Terbilang : Tiga Puluh Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX Untuk mendukung kegiatan ini ada beberapa sub kegiatan yaitu honor PPK, belanja bahan, kegiatan pertemuan, belanja bahan non operasional, belanja perjalanan dinas biasa. Kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax Koordinasi Pemberantasan AT Koordinasi pemberantasan Anthrax Honor Operasional Satuan Kerja - Honor Pejabat Pembuat Komitmen Bidang Keswan [1 ORG x 12 BLN] Belanja Bahan Volume Dosis Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Sisa Dana (Rp.) 12 OB ATK 1 Tahun ATK Rakor AT 1 Kegiatan Vaksin AT Dosis Alat Penanggulangan AT 1 Paket Bahan Pemeriksaan Lab 1 Paket Honor Output Kegiatan - Honor Panitia Penerima Hasil Pekerjaan - Honor Pejabat Pengadaan Barang/Jasa RAPAT KOORDINASI AT SE - NTB 1 Paket Paket Pengarah 1 OK Ketua 1 OK Sekretaris 1 OK Anggota 4 OK LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 116

125 Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Imbalan Operasional Petugas Administrasi Pelaksana Kegiatan Pemberantasan AT [2 ORG x 12 BLN] - Imbalan Operasional Tim Pengendalian dan Pemberantasan Anthrax Provinsi [15 ORG x 10 OB] - Imbalan Operasional Tim Pengendalian dan Pemberantasan Anthrax Kab/Kota se - NTB [18 ORG x 10 OB] - Operasional Pemusnahan Disposal Belanja Jasa Profesi - Honor Narasumber Rakor/Bimtek/ Pertemuan - Honor Narasumber Tenaga Ahli Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota RAPAT KOORDINASI AT SE NTB 24 OB OB OB Tahun OJ OJ Paket Meeting 1 Paket Bantuan Transport 1 Paket Uang Saku 37 OK Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax di Kawasan Kota Bima Koordinasi Pemberantasan Anthrax Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi Dosis Operasional Petugas Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi) - Operasional Petugas Pengambil Sampel (Post Vaksinasi) - Operasional Tim Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax Belanja Perjalanan Biasa 200 Dosis Dosis Tahun Monitoring dan Evaluasi 1 OP ke Kab/Kota Bima PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN DI KAB. SUMBAWA Koordinasi Pemberantasan Anthrax Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi Dosis Operasional Petugas Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi) 500 Dosis LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 117

126 - Operasional Petugas Pengambil Sampel (Post Vaksinasi) - Operasional Tim Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab Sumbawa 500 Dosis Tahun OP PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN DI KAB. DOMPU Koordinasi Pemberantasan Anthrax Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi Dosis Operasional Petugas Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi) - Operasional Petugas Pengambil Sampel (Post Vaksinasi) - Operasional Tim Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab Dompu 300 Dosis Dosis Tahun OP PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN DI SUMBAWA BARAT Koordinasi Pemberantasan Anthrax Belanja Bahan - ATK 1 Kegiatan Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi Dosis Operasional Petugas Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi) - Operasional Petugas Pengambil Sampel (Post Vaksinasi) - Operasional Tim Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab Sumbawa Barat 225 Sampel Sampel Tahun OP LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 118

127 PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTRAX DI KAWASAN KAB. LOMBOK TENGAH Koordinasi Pemberantasan Anthrax Belanja Bahan - ATK 1 Kegiatan Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi 500 Dosis Operasional Petugas Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi) - Operasional Petugas Pengambil Sampel (Post Vaksinasi) Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi Ke Kab. Loteng 100 Sampel Sampel OH PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN KAB. LOMBOK TIMUR Koordinasi Pemberantasan Anthrax Belanja Bahan - ATK 1 Kegiatan Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi Dosis Operasional Petugas Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi) - Operasional Petugas Pengambil Sampel (Post Vaksinasi) Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab Lotim 100 Sampel Sampel OH PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN KAB. BIMA Koordinasi Pemberantasan Anthrax Belanja Bahan - ATK 1 Kegiatan Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi Dosis Operasional Petugas Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi) - Operasional Petugas Pengambil Sampel (Post Vaksinasi) - Operasional Tim Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax Sampel Sampel Tahun LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 119

128 PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN KAB. LOMBOK BARAT Koordinasi Pemberantasan Anthrax Belanja Bahan - ATK 1 Kegiatan Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi 500 Dosis Operasional Petugas Pengambilan Sampel 50 Sampel (Pra Vaksinasi) - Operasional Petugas Pengambil Sampel 50 Sampel (Post Vaksinasi) - Operasional Tim Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax 1 Tahun PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN ANTHRAX DI KAWASAN KAB. LOMBOK UTARA Koordinasi Pemberantasan Anthrax Belanja Bahan - ATK 1 Kegiatan Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Vaksinasi 500 Dosis Operasional Petugas Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi) - Operasional Petugas Pengambil Sampel (Post Vaksinasi) - Operasional Tim Pengendalian dan Penanggulangan Anthrax 25 Sampel Sampel Tahun Pengadaan - Pengadaan Pada Kegiatan Anthrax 1. Pengadaan Vaksin Anthrax No. Uraian Volume Harga Satuan (Rp.) Harga Total (Rp.) 1. Vaksin Anthrax dosis Jumlah Terbilang : Empat Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 120

129 2. Pengadaan Alat Anthrax No. Uraian Volume Harga Satuan (Rp.) Harga Total (Rp.) Mikrotube 1,5 ml (500/pak) Spuit Mika 10 ml europlex Needle 18 x 11/12 Ex. Europlex 20 pak 100 buah 43 buah Jumlah Terbilang : Tujuh Belas Juta Sembilan Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Tiga Ratus Rupiah 3. Pengadaan Bahan Pemeriksaan Laboratorium No. Uraian Volume Harga Satuan (Rp.) Harga Total (Rp.) 1. Antigen Anthrax 1 ml 8 Botol Konjugat merk Silenus 1 Botol ABTS merk Sigma 2 buah Botol scoot 1000 ml 10 Botol Jumlah Terbilang : Dua Puluh Satu Juta Tujuh Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Rupiah 4. Operasional Vaksinasi Anthrax No Kabupaten/Kota Target Realisasi 1 Mataram Lombok Utara Lombok Timur Sumbawa Barat Sumbawa Dompu Bima Kota Bima Jumlah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 121

130 - Pertemuan Rapat Koordinasi Anthrax Rapat Koordinasi Anthrax merupakan rapat tahunan yang rutin digelar guna menselaraskan baik itu tujuan maupun proses dalam memberantas penyakit Anthrax khususnya di pulau Sumbawa yang hingga saat ini masih merupakan daerah endemis. Dalam rapat yang dilaksanakan pada tanggal Desember 2015 bertempat di hotel Puri Indah Mataram ini dihadiri oleh 30 orang peserta baik itu kepala bidang, kepala seksi maupun petugas lapangan se - NTB - Operasional Pengambilan Sampel Pre dan Post Vaksinasi Ketersediaan Operasional Pengambilan Pre dan Post Vaksinasi sebesar Rp ,- (tiga puluh juta rupiah) dengan realisasi sebesar Rp ,- (tiga puluh juta rupiah) atau 100%. Operasional ini digunakan untuk membiayai petugas di lapangan dalam pengambilan sampel pre dan post vaksinasi dengan target sebagai berikut : No Kabupaten/Kota Pre Vaksinasi Target Post Vaksinasi Pre Vaksinasi Realisasi Post Vaksinasi 1 Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Barat Sumbawa Dompu Bima Kota Bima Jumlah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 122

131 PENANGGULANGAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA SAPI/ KERBAU Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/Kerbau dapat terlaksana bila terjadi peningkatan populasi dengan meningkatkan angka kelahiran dan menurunkan angka kematian ternak. Peningkatan angka kelahiran dan penurunan angka kematian dapat terjadi jika tercapai Status Kesehatan Hewan yang Optimal. Status Kesehatan hewan terkait dengan Penyakit Hewan Menular (PHM), Penyakit Non Infeksius Berdampak Ekonomi Tinggi dan Penyakit Gangguan Reproduksi. Penyakit Gangguan reproduksi berpengaruh terhadap rendahnya Service per Conception (S/C), panjangnya Calving Interval (CI), rendahnya angka kelahiran dan terjadinya kemajiran. Penjaminan terhadap kesehatan reproduksi ( medik reproduksi) dilakukan melalui penanganan gangguan reproduksi berupa pemeriksaan status reproduksi, pengobatan dan terapi hormonal serta pelayanan kebidanan seperti distokia, retensi plasenta dan prolapsus uteri. Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi ditargetkan untuk meningkatkan kelahiran dengan ditandai interval beranak (Calving Interval) yang mendekati normal. Kegagalan reproduksi pada ternak sapi dan kerbau ditandai dengan kawin berulang (repeat breader), anestrus untuk jangka lama maupun yang menunjukkan gejala klinis gangguan reproduksi pasca melahirkan. Hasil penelitian drh. Agus Prihatno, MP. Menyebutkan bahwa rata - rata 20% dari total populasi ternak adalah mengalami gangguan reproduksi yang meliputi : hipofungsi, silent heat, endometritis, kista, CLP dan lain - lain. Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau merupakan kegiatan prioritas sehinga dalam perencanaanya disusun mulai dari pengadaan peralatan, pengadaan hormone dan vitamin, operasional pencatatan, pengadaan kandang knock down crush, operasional pemeriksaan, operasional pengobatan, monitoring/ evaluasi serta pertemuan atau bimtek gangguan reproduksi yang pesertanya terdiri dari 10 Kabupaten Kota se-ntb. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 123

132 Hasil Kegiatan Penanganan Ternak yang Mengalamin Reproduksi di 10 (sepul uh) Kabupaten/Kota se - Provinsi NTB yang dibiayai dari anggaran APBN pada tahun 2015 adalah dalam tabel berikut : Realisasi Keuangan Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/kerbau dapat ditunjukan pada tabel berikut : Tabel 41. Realisasi Keuangan Kegiatan Penanggulangan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau Uraian Penanggulangan Gangguan Reproduksi Pada Sapi/Kerbau Volume Dosis Jumlah Anggaran (Rp.) Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Realisasi (Rp.) Belanja Bahan - Peralatan dan Bahan Gangguan Reproduksi 1 Paket ATK 1 Tahun Hormon, Vitamin Gangguan Reproduksi 1 Paket Honor Output Kegiatan RAPAT RAPAT KOORDINASI GANGGUAN REPRODUKSI Sisa Dana (Rp.) - Pengarah 1 OK Ketua 1 OK Sekretaris 1 OK Anggota 4 OK Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Administrasi dan Pelaporan 1 Tahun Analisa Tabulasi Data 1 Kegiatan Paket Meeting 1 Paket Belanja Jasa Profesi - Honor Narasumber Rakor/Bimtek/ 12 OJ Pertemuan - Honor Narasumber Tenaga Ahli 4 OJ Belanja Perjalanan Dinas Biasa - Pertemuan, Koordinasi, Konsultasi ke Jakarta/ Daerah lainnya 5 OP Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota RAPAT KOORDINASI GANGGUAN REPRODUKSI - Bantuan Transport 1 Paket Uang Saku 30 OK LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 124

133 PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAWASAN KOTA BIMA Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK 1 Tahun Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan 400 Ekor Reproduksi - Operasional Pemeriksaan/ Penanganan Gangguan 400 Ekor Reproduksi - Operasional Pengobatan/ Penanganan Gangguan 400 Dosis Reproduksi - Kandang Knock Down Crush 1 Unit Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab. Bima 1 OP PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAWASAN KAB SUMBAWA Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK 1 Tahun Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan 500 Ekor Reproduksi - Operasional Pemeriksaan/ Penanganan Gangguan 500 Ekor Reproduksi - Operasional Pengobatan/ Penanganan Gangguan 500 Dosis Reproduksi - Kandang Knock Down Crush 1 Unit Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kabupaten Sumbawa 1 OP PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAWASAN KAB DOMPU Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK 1 Tahun Belanja Barang Non Operasional Lainnya LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 125

134 - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan Reproduksi - Operasional Pemeriksaan/ Penanganan Gangguan Reproduksi - Operasional Pengobatan/ Penanganan Gangguan Reproduksi - Kandang Knock Down Crush Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab. Dompu 600 Ekor Ekor Dosis Unit OP PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAB KAWASAN SUMBAWA BARAT Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK 1 Tahun Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan Reproduksi - Operasional Pemeriksaan/ Penanganan Gangguan Reproduksi - Operasional Pengobatan/ Penanganan Gangguan Reproduksi - Kandang Knock Down Crush Belanja Perjalanan Biasa 400 Ekor Ekor Ekor Dosis Unit Monitoring dan evaluasi 1 OP ke Kab. Sumbawa Barat PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAB KAWASAN LOMBOK TENGAH Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK 1 Tahun Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan Reproduksi Ekor LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 126

135 - Operasional Pemeriksaan/ Penanganan Gangguan Reproduksi - Operasional Pengobatan/ Penanganan Gangguan Reproduksi - Kandang Knock Down Crush Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi Ke Kab. Loteng Ekor Dosis Unit OH PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAWASAN KAB LOMBOK TIMUR Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK 1 Tahun Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan Reproduksi - Operasional Pemeriksaan/ Penanganan Gangguan Reproduksi - Operasional Pengobatan/ Penanganan Gangguan Reproduksi - Kandang Knock Down Crush Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab. Lotim Ekor Ekor Dosis Unit OH PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAWASAN KOTA MATARAM Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK 1 Tahun Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan Reproduksi 200 Ekor LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 127

136 - Operasional Pemeriksaan/ Penanganan Gangguan Reproduksi - Operasional Pengobatan/ Penanganan Gangguan Reproduksi - Kandang Knock Down Crush 200 Ekor Dosis Unit PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAWASAN KAB. LOMBOK BARAT Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK 1 Tahun Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan Reproduksi - Operasional Pemeriksaan/ Penanganan Gangguan Reproduksi - Operasional Pengobatan/ Penanganan Gangguan Reproduksi - Kandang Knock Down Crush Ekor Ekor Dosis Unit PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAWASAN KAB. LOMBOK UTARA Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK 1 Tahun Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan Reproduksi - Operasional Pemeriksaan/ Penanganan Gangguan Reproduksi - Operasional Pengobatan/ Penanganan Gangguan Reproduksi - Kandang Knock Down Crush 600 Ekor Ekor Dosis Unit LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 128

137 PENANGANAN TERNAK YANG MENGALAMI GANGGUAN REPRODUKSI DI KAWASAN KAB. BIMA Penanganan Ternak Yang Mengalami Gangguan Reproduksi Belanja Bahan - ATK 1 Tahun Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Pencatatan Gangguan 800 Ekor Reproduksi - Operasional Pemeriksaan/ Penanganan Gangguan 800 Ekor Reproduksi - Operasional Pengobatan/ Penanganan Gangguan 800 Dosis Reproduksi - Kandang Knock Down Crush 1 Unit Hasil Kegiatan Realisasi Fisik Penanganan Ternak yang Mengalami Reproduksi di 10 (sepul uh) Kabupaten/Kota se - Provinsi NTB yang dibiayai dari anggaran APBN pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 42. Realisasi Fisik Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan Reproduksi pada 10 Kabupaten/Kota se - NTB No Kabupaten/ Kota Target Realisasi Pencatatan Pemeriksaan Pengobatan Pencatatan Pemeriksaan Pengobatan 1 Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Barat Sumbawa Dompu Bima Kota Bima Jumlah % LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 129

138 No Dari data tersebut dapat dilihat bahwa realisasi fisik kegiatan penanganan ternak yang mengalami gangguan reproduksi adalah ekor (103 %) dari targer ekor. Akan tetapi realisasi keuangan sebesar Rp ,- (seratus empat puluh lima juta delapan ratus dua puluh ribu rupiah) atau 97,87% dari anggaran yang tersedia yaitu Rp ,- (seratus empat puluh sembilan juta rupiah). Hal ini disebabkan karena pada Kota Mataram realisasi hanya 100 ekor (50%) dari target 200 ekor dan Kabupaten Sumbawa Barat realisasi 340 ekor (85%) dari target 400 ekor. Sebaliknya untuk Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Dompu dan Kota Bima realisasi fisik lebih dari 100%. Adapun jenis dan jumlah penyakit gangguan reproduksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Tabel 43. Realisasi Jenis dan Jumlah Penyakit Gangguan Reproduksi Tahun 2015 JENIS PENYAKIT Pada 10 Kabupaten/Kota se-ntb KOTA MATARAM LOMBOK BARAT LOMBOK UTARA LOMBOK TENGAH KABUPATEN / KOTA LOMBOK TIMUR SUMBAWA BARAT SUMBAWA DOMPU BIMA 1 Distocia Prolapsus Cystic Ovari Endometritis KOTA BIMA JUMLAH 5 Vulvo Vaginitis Hypofungsi Ovary Hypoplasia Ovary Retensi Plasenta Abortus Vaginitis An Estrus Pyometra Nympomani PPS CLP Repeat Breeder 17 Metritis Lain-lain Kasus JUMLAH LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 130

139 Dari data tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan distribusi penyakit pada masing - masing Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kasus gangguan reproduksi yang tertinggi adalah Hipofungi Ovary sebanyak kasus kemudian dikuti dengan Post Partus Syndrom (PPS) 926 kasus, Retensi Plasenta 708 kasus, Distocia 699 kasus. Sedangkan kasus yang paling rendah adalah Nympomani hanya 6 kasus, Hipolpasi Ovary 29 kasus dan Metritis 71 kasus. Terdapat beberapa kasus yang secara tidak langsung menyebabkan gangguan reproduksi seperti adanya Prolapsus Rectum, Myasis pada vulva dan lain - lain yang secara total jumlahnya cukup signifikan yaitu 728 kasus. Adapun penanganan pengobatan yang dilakukan adalah dengan pemberian hormon, antibiotik, vitamin, flushing dengan antiseptik maupun reposisi secara manual, hal ini disesuaikan dengan jenis kasus, tingkat keparahan dan petugas yang menangani. Hasil pengobatan menunjukan bahwa kasus (97 %) dinyatakan sembuh dan birahi kembali sedangkan 160 kasus (3%) tidak sembuh. Untuk yang tidak sembuh dilakukan rekomendasi untuk di -culing (pemotongan) yaitu kasus - kasus yang permanen seperti Hypofungsi Ovary permanen atau atropi uteri dan lain - lain. Rapat Koordinasi Gangguan Reproduksi Rapat koordinasi gangguan reproduksi dimaksudkan untuk menyampaikan informasi serta menyamakan persepsi tentang kegiatan penanganan ternak sapi / kerbau yang mengalami gangguan reproduksi. Rapat ini telah dilaksanakan pada tanggal April 2015 dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang yang berasal dari 10 Kabupaten/Kota se-ntb. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 131

140 Hasil Rumusan Rapat Koordinasi Gangguan Reproduksi adalah : a. Untuk tercapainya NTB-BSS berkelanjutan pemerintah provinsi NTB mengembangkan Agroeduwisata Peternakan di Lokasi Banyumulek - Lombok Barat, pola ini agar dikembangkan di wilayah Kabupaten Kota se-ntb agar NTB BSS dilihat di seluruh wilayah NTB b. Salah satu dukungan bidang kesehatan hewan dalam upaya meningkatkan populasi sapi di NTB adalah melalui penanganan gangguan reproduksi c. Pelaksanaan penanganan gangguan reproduksi untuk tahun 2015 agar dilaksanakan pada triwulan kedua untuk mengantisipasi pelaksanaan PGR dan Gertak Birahi dari Kementerian Pertanian RI d. Perlu adanya sosialisasi penanganan gangguan reproduksi pada masyarakat di Kabupaten Kota se-ntb e. Perlu kesiapan sumber daya manusia penanganan gangguan reproduksi antara lain medic reproduksi dan petugas reproduksi (Inseminator, PKB dan ATR) melalui pelatihan dan rapat koordinasi f. Strategi penanganan gangguan reproduksi selain berdasarkan teori dan pedoman yang ada diharapkan Kabupaten/Kota mampu mengembangkan inovasi sesuai situasi dan kondisi di daerah masing - masing g. Strategi penanganan gangguan reproduksi dilaksanakan secara komprehensif dan partisipatif h. Dengan adanya Rapat Koordinasi PGR diharapkan teridentifikasinya data penyakit gangguan reproduksi dan tersedianya data hasil analisis dan pemetaan hasil penanganan gangguan reproduksi Pengadaan Kandang Knock Down Crush Pengadaan kandang sebanyak 10 unit dengan nilai sebesar Rp ,- / unit dimaksudkan untuk mempermudah dalam pelaksanaan penanganan gangguan reproduksi di tingkat lapangan. Realisasi kegiatan tersebut mencapai 100% dan kandang didistribusikan ke masing - masing kabupaten/kota se - NTB LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 132

141 Pengadaan Alat dan Bahan Gangguan Reproduksi Pengadaan alat dan bahan dimaksudkan sebagai fasilitas pendukung dalam melaksanakan penanganan gangguan reproduksi di lapangan. Adapun jenis alat dan bahan yang diadakan adalah sebagai berikut : No Uraian Volume Harga Satuan (Rp.) Harga Total (Rp.) Insemination Gun Ex. IMV Plastic Sheet Ex. IMV Sarung Tangan Plastik 5 jari Ember 4 galon Alcohol 70 % 1 liter Tali tambang 8 mm/kg Kapas 1 kg 30 PC 170 Pack 100 Box 64 Buah 50 Liter 100 Kg 50 Kg Jumlah Terbilang : Empat Puluh Empat Juta Enam Ratus Dua Puluh Lima Ribu Empat Ratus Rupiah Adapun distribusi dari alat dan bahan gangguan reproduksi tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 44. Distribusi Alat dan Bahan Gangguan Reproduksi Ke Kabupaten/Kota Se NTB Tahun 2015 No Nama Barang Jumlah Jumlah Distribusi Volume Satuan Jml Insemination Gun Ex. IMV Plastik Sheat Ex. IMV Sarung Tangan Plastik 5 Jari 30 PC Pak Box Ember 4 Galon 64 Buah Alkohol 70 % 1 Liter Tali Tambang 8 mm/kg 50 Liter Kg Kapas 1 kg 50 Kg Keterangan : 1. Kota Mataram 6. Kab. Sumbawa Barat 11. Provinsi 2. Kab. Lobar 7. Kab. Sumbawa 3. Kab. Lombok Utara 8. Kab. Dompu 4. Kab. Lombok Tengah 9. Kab. Bima 5. Kab. Lombok Timur 10. Kota Bima LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 133

142 Pengadaan Hormon dan Vitamin Gangguan Reproduksi Pengadaan hormon dan vitamin dimaksudkan sebagai pendukung pelaksanaan penanganan gangguan reproduksi pada sapi/kerbau di lapangan. Adapun realisasi obat hormon dan vitamin adalah sebagai berikut : No Uraian Pekerjaan Volume Satuan 1. Oxytocin-10 uk.50 ml Harga Satuan (Rp.) Total (Rp.) 450 Botol Biasan TP Inj. 20 ml 992 Botol Provestin Ijn. 6 ml 100 Botol Jumlah Adapun distribusi dari vitamin dan hormon gangguan reproduksi adalah sebagai berikut : Tabel 45. Distribusi Vitamin dan Hormon Gangguan Reproduksi Pada Sapi/Kerbau Di Kabupaten/Kota Se NTB Tahun 2015 No Nama Barang Jumlah Jumlah Distribusi Vol Satuan Jml Oxytoxin Ml (Tmc) Biosan Tp Inj.20 Ml (Sanbe) Provestin Inj. 6 Ml (Wonder) 450 Botol Botol Botol Keterangan : 1. Kota Mataram 5. Kab. Lombok Timur 9. Kab. Bima 2. Kab. Lombok Barat 6. Kab. Sumbawa Barat 10. Kota Bima 3. Kab. Lombok Utara 7. Kab. Sumbawa 11. Provinsi 4. Kab. Lombok Tengah 8. Kab. Dompu LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 134

143 PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PARASITER Pengendalian dan penanggulangan penyakit parasiter didukung dengan pengadaan bahan, rapat koordinasi, sosialisasi parasit, biaya operasional lainnya dan belanja perjalanan dinas. Alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp ,- (tiga ratus empat puluh juta rupiah) dengan realisasi keuangan sebesar Rp ,- (tiga ratus dua puluh enam juta sembilan ratus sembilan puluh ribu rupiah) atau sebesar 96,17%. Kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasiter Operasional Kesehatan Hewan Volume Jumlah Dana (Rp.) Realisasi (Rp.) Sisa Dana (Rp.) Dosis Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada Pedet Belanja Bahan - ATK 1 Tahun ATK Peserta Rakor dan Panitia 1 Paket ATK Peserta dan Panitia Sosialisasi Parasit 1 Paket Pembuatan Leaftlet dan Brosur Paket Alat dan Bahan Pengambilan Sampel Parasit - Obat Parasit Internal, Antibiotik dan Vitamin Honor Output Kegiatan Honor Panitia Rapat Koordinasi 1 Paket Paket Pengarah 1 OK Ketua 1 OK Sekretaris 1 OK Anggota 3 OK Honor Panitia Rapat Sosialisasi Parasit - Pengarah 1 OK Ketua 1 OK Sekretaris 1 OK Anggota (Provinsi) 6 OK Anggota (Kabupaten) 8 OK Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Paket Meeting Sosialisasi Parasiter (4 Kab) - Operasional Tabulasi dan Analisis Data 80 OK Kegiatan Pemetaan Kasus Parasit Internal 1 Kegiatan Administrasi dan Pelaporan 1 Paket Paket Meeting Rapat Koordinasi 1 Paket LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 135

144 Belanja Jasa Profesi - Honor Narasumber Rapat Koordinasi 14 OJ Honor Narasumber Sosialisasi Parasit Belanja Perjalanan Jasa 8 OJ Perjalanan Pakar/ Perguruan Tinggi 1 OP Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Rapat Koordinasi - Bantuan Transport 1 Paket Uang Saku 30 OK Sosialisasi Parasit - Uang Saku 80 OK OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KOTA BIMA Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada Pedet Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Petugas Pengambil Sampel Parasit Internal - Ops. Petugas Pengobatan Sampel Parasit Internal Belanja Perjalanan Biasa 500 Sampel Dosis Perjalanan Monitoring dan Evaluasi 8 OP ke Kab/Kota Bima OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB SUMBAWA Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit InternaI dan Kematian Pada Pedet Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Petugas Pengambil Sampel Parasit Internal - Ops. Petugas Pengobatan Sampel Parasit Internal Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan Monitoring dan Evaluasi ke Kab Sumbawa OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB DOMPU 500 Sampel Dosis OP Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada Pedet Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Pengawasan Penyakit Parasit ke Kab. Dompu - Ops. Petugas Pengambil Sampel Parasit Internal - Ops. Petugas Pengobatan Sampel Parasit Internal Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan Monitoring dan Evaluasi ke Kab Dompu 1 Tahun Sampel Dosis OP OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB SUMBAWA BARAT Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada Pedet Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Pengawasan Penyakit Parasit ke Kab. Sumbawa Barat - Ops. Petugas Pengambil Sampel Parasit Internal 1 Tahun Sampel LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 136

145 - Ops. Petugas Pengobatan Sampel Parasit Internal Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan Monitoring dan Evaluasi ke Kab Sumbawa Barat OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB BIMA 500 Dosis OP Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada Pedet Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Pengawasan Penyakit Parasit ke Bima 1Tahun Ops. Petugas Pengambil Sampel Parasit Internal 700 Sampel Ops. Petugas Pengobatan Sampel Parasit Internal 700 Dosis OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KOTA MATARAM Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian pada Pedet Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Petugas Pengambil Sampel Parasit Internal 300 Sampel Ops. Petugas Pengobatan Sampel Parasit Internal 300 Dosis OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB. LOMBOK BARAT Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian Pada Pedet Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Pengawasan Penyakit Parasit 1 Tahun Ops. Petugas Pengambil Sampel Parasit Internal Sampel - Ops. Petugas Pengobatan Sampel Dosis Parasit Internal OPERASIONAL KESEHATAN HEWAN DI KAWASAN KAB. LOMBOK TENGAH Pemeriksaan, Identifikasi dan Pemetaan Parasit Internal dan Kematian pada Pedet Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Pengawasan Penyakit Parasit 1 Tahun Ops. Petugas Pengambil Sampel Parasit Internal - Ops. Petugas Pengobatan Sampel Parasit Internal Sampel Dosis Kegiatan pemeriksaan, identifikasi dan pemetaan parasit internal dan kematian pada pedet ditunjang juga dengan pengadaan alat dan bahan pengambilan sampel parasit dengan realisasi sebesar Rp ,- (lima juta sembilan ratus sembilan puluh tujuh ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut : Sarung tangan 20 kotak (100 Rp ,- Rp ,- Masker 15 kotak Rp ,- Rp ,- Plastik es batu uk. 1 kg 203 Rp ,- Rp ,- Formalin 20 Rp ,- Rp ,- Total... Rp ,- LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 137

146 Tabel 46. Distribusi Alat dan Bahan Pengambilan Sampel Penyakit Parasiter. No Nama Barang Plastik Es Batu 1 Kg Masker Isi 50 / Kotak Sarung Tangan (@100 / box) Formalin 1 Liter Jumlah Jumlah Distribusi Vol Sat Jml 203 Bks Kotak Kotak Liter a) Obat parasit internal, antibiotik dan vitamin dengan ketersediaan dana sebesar Rp ,- (sembilan puluh empat juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) dengan realisasi sebesar Rp ,- (sembilan puluh empat juta dua ratus tiga puluh dua ribu rupiah) atau 99,98%. Rincian pengadaan sebagai berikut : No. Uraian Pekerjaan Volume Satuan Harga Satuan (Rp.) Total (Rp.) 1. Limoxin-25 Spray 200 ml 200 Botol Injectamin Inj 20 ml 962 Botol Ivomec Super Inj 50 ml 50 Botol Jumlah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 138

147 Distribusi obat parasit internal, antibiotik dan vitamin sebagaimana tabel 45 berikut : Tabel 47. Distribusi Obat Parasit Internal, Antobiotik dan Vitamin Ke Kabupaten/Kota Se NTB Tahun 2015 No Nama Barang Limoxin 25 Spray 200 Ml Injectamin Inj. 20 Ml Ivomec Super Inj. 50 Ml Jumlah Jumlah Distribusi Vol. Sat Jml 200 Botol Botol Botol Keterangan : 1. Kota Mataram 6. Kab. Sumbawa Barat 11. Provinsi 2. Kab. Lombok Barat 7. Kab. Sumbawa 3. Kab. Lombok Utara 8. Kab. Dompu 4. Kab. Lombok Tengah 9. Kab. Bima 5. Kab. Lombok Timur 10. Kota Bima b) Rapat Koordinasi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasit Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasit se - NTB Tahun 2015 ini diarahkan kepada Kepala Bidang Kesehatan Hewan/yang menangani fungsi Kesehatan Hewan Kabupaten/Kota se - NTB, Staf Bidang Kesehatan Hewan/yang menangani fungsi Kesehatan Hewan Kabupaten/Kota se - NTB dan Staf pada Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan peserta 30 orang. Rapat Koordinasi ini telah dilaksanakan pada tanggal November 2015 di aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 139

148 Dari hasil pelaksanaan diperoleh hasil rumusan sebagai berikut : 1. Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu sumber bibit sapi potong nasional merupakan wilayah bebas dari beberapa PHMS Nasional. 2. Kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasit di 10 kabupaten/kota harus tetap diprogramkan secara berkesinambungan setiap tahun untuk tetap mempertahankan/ meningkatkan populasi ternak sapi khususnya serta menurunkan angka kematian pedet. 3. Teknis pengambilan sampel masih perlu ditingkatkan lagi mengingat masih banyak sampel yang diambil masih belum memenuhi standar operasional pengambilan sampel. 4. Target pengambilan sampel ditingkatkan. 5. Memberikan kewenangan Laboratorium Type C memeriksa sampel faeses untuk menggerakkan kegiatan Laboratorium Type C di kabupaten/kota sesuai rekomendasi dari Laboratorium Type B. 6. Koordinasi dari tingkat bawah (kabupaten/kota) sampai tingkat provinsi serta pusat harus tetap dilakukan guna pencapaian program yang telah dituangkan pada RPJM dapat terealisasi sesuai target yang telah ditentukan dan tepat sasaran. 7. Sharing dana dari kabupaten agar digali di masa mendatang mengingat porsi dana dari APBN masih belum mewakili untuk kebutuhan masing - masing kabupaten/kota. 8. Administrasi Keuangan Kegiatan Bidang Kesehatan Hewan yang lain agar dipacu mengingat masih banyak Kabupaten/ Kota yang belum menyelesaikan administrasi keuangan antara lain : Kegiatan operasional palayanan kesehatan hewan di Puskeswan, operasional Vaksinasi SE, Operasional Vaksinasi Anthrax, Operasional Penanggulangan Gangguan Reproduksi. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 140

149 c) Sosialisasi Parasit Tujuan : - Meningkatkan pengetahuan peternak pentingnya penyakit parasit internal pada ternak sapi khususnya pedet. - Meningkatkan kerjasama masyarakat dengan petugas lapangan dalam melaksanakan pengendalian dan penanggulangan penyakit parasit. - Menyamakan persepsi tentang kegiatan pengendalian parasit internal Sasaran Penyelenggaraan sosialisasi parasit internal ini difokuskan pada peternak/kelompok peternak di 4 kabupaten/kota. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Sosialisasi parasit yang dilaksanakan di kelompok masyarakat telah dilakukan di 2 kabupaten dan 2 kota yang dihadiri masing - masing 20 orang peserta yaitu : 1. Kota Mataram : tanggal 27 April Kab. Lombok Utara : tanggal 27 April Kab. Sumbawa : tanggal 29 April Kota Bima : tanggal 29 April 2015 Hasil Pelaksanaan Hasil pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut : 1. Provinsi NTB sebagai salah satu provinsi sumber bibit sapi potong Nasional diharapkan penyakit parasit internal terkendali. 2. Peternak memahami tentang penyakit parasit internal (khususnya helminthiasis) sehingga saat pelaksanaan program pengendalian dan penanggulangan penyakit internal yang akan datang peternak lebih aktif ikut mensukseskan program dimaksud. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 141

150 3. Peternak yang mengikuti sosialisasi menyampaikan kembali informasi - informasi yang diperoleh kepada peternak peternak yang berada di lingkungannya baik dalam kelompoknya maupun di luar kelompoknya. 4. Sebagian besar peserta sudah mengetahui beberapa obat cacing yang dibuat oleh pabrik obat hewan (menggunakan bahan kimia) dan berpengalaman dalam pemberian obat cacing tradisional yang berasal dari lingkungan tempat beternak seperti buah pinang, buah lamtoro dsb. 5. Kegiatan sosialisasi parasit ini perlu dilakukan secara berkesinambungan, karena masyarakat/peternak merupakan target yang harus memahami arti penyakit parasit yang secara ekonomi sangat merugikan. 6. Sinergisitas antara provinsi, kabupaten/kota dan petugas puskeswan/kecamatan terus ditingkatkan. 7. Peternak agar mempunyai kepedulian yang tinggi dan segera melaporkan kepada petugas terdekat apabila ternaknya sakit. d) Biaya Operasional Lainnya Biaya operasional lainnya digunakan untuk membiayai kegiatan : - Operasional Tabulasi dan Analisa Data - Pemetaan Kasus Parasit Internal - Operasional Petugas Pengambilan Sampel Operasional petugas pengambilan sampel faeces Rp.5.000,-/ sampel dengan target sampel, total ketersediaan dana adalah sebesar Rp ,- (tiga puluh juta lima ratus ribu rupiah). LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 142

151 Rincian Target kabupaten/kota sebagai berikut : No. Kabupaten/Kota Target (Sampel) Realisasi (Sampel) 1. Kota Mataram Lombok Barat Lombok Utara 4. Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Barat Sumbawa Dompu Bima Kota Bima Jumlah Operasional Petugas Pemeriksa Sampel Dana yang tersedia untuk petugas pemeriksa sampel adalah sebesar Rp ,- (tiga puluh juta lima ratus ribu rupiah) sesuai dengan target sampel yang diperiksa yaitu sampel (Rp ,-/sampel). Operasional Petugas Pengobatan No. Kabupaten/Kota Target (sampel) Realisasi (Sampel) 1. Kota Mataram Lombok Barat Lombok Utara 4. Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Barat Sumbawa Dompu Bima Kota Bima Jumlah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 143

152 PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT BAKTERIAL Pada kegiatan pengendalian dan penanggulangan penyakit bakterial yang pelaksanaannya digunakan untuk pengendalian dan penanggulangan SE di Pulau Sumbawa. Kegiatan tersebut didukung dengan belanja bahan yaitu pengadaan vaksin SE dan ATK sedangkan belanja barang non operasional membiayai operasional vaksinasi SE, pengambilan sampel serum darah pre vaksinasi dan post vaksinasi, biaya pemeriksaan sampel. Kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Bakterial Lainnya Pengendalian dan Penanggulangan SE Belanja Bahan Volume Dosis Jumlah Dana (Rp.) Realisasi (Rp.) - ATK Pertemuan Medis Veteriner 1 Tahun ATK 1 Tahun Obat Obatan 1 Kegiatan Alat dan Bahan 1 Kegiatan Vaksin SE Dosis Honor Output Kegiatan HONOR PANITIA PERTEMUAN PARAMEDIS VETERINER - Pengarah 1 OK Ketua 1 OK Sekretaris 1 OK Anggota 4 OK Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Analisa dan Tabulasi Data 1 Kegiatan Adminsitrasi dan Pelaporan 1 Tahun Paket Meeting 1 Paket Imbalan Operasional Tim Pengendalian dan Pemberantasan SE Provinsi [15 ORG x 10 BLN] Belanja Jasa Profesi - Honor Narasumber Pertemuan Medis - Honor Narasumber Pertemuan Paramedis (Pusat/Akademis/ Luar Daerah) 150 OB OJ OJ Sisa Dana (Rp.) LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 144

153 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota RAPAT KOORDINASI - Bantuan Transport 1 Paket Uang Saku 30 OK Pengendalian Penyakit Brucellosis Belanja Bahan - Antigen Brucella 40 Botol Biaya Kompensasi 4 Ekor Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Administrasi dan Pelaporan 1 Tahun Ops. Pemeriksaan Brucellosis Ekor Ops. Pengambilan Sampel Brucellosis Belanja Perjalanan Biasa - Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev Terhadap Penyakit Brucellosis ke P. Lombok - Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev Terhadap Penyakit Brucellosis ke Kab. Sumbawa Barat - Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev Terhadap Penyakit Brucellosis ke Kab.Sumbawa - Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev Terhadap Penyakit Brucellosis ke Kab.Dompu - Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev Terhadap Penyakit Brucellosis ke Kab/Kota Bima Kewasapadaan Penyakit Rabies Belanja Bahan Ekor OH OP OP OP OP ATK Peserta Pertemuan 1 Kegiatan ATK 1 Kegiatan Pembelian Strichnin 2 Kg Pembelian Umpan 1 Kegiatan Honor Output Kegiatan HONOR RAPAT KOORDINASI PENYAKIT RABIES - Pengarah 1 OK Ketua 1 OK Sekretaris 1 OK Anggota 4 OK LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 145

154 HONOR SOSIALISASI RABIES - Pengarah 1 OK Ketua 1 OK Sekretaris 1 OK Anggota Provinsi 6 OK Anggota Kabupaten 6 OK Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Paket Meeting [3 KAB x 45 ORG] - Ops. Eliminasi Pemusnahan Bangkai 135 Orang Ekor Paket Meeting 1 Paket Ops. Pengambilan Sampel Otak 400 Sampel Ops. Pemeriksaan Sampel Otak 400 Sampel Belanja Jasa Profesi - Honor Narasumber Rakor Rabies - Honor Narasumber Sosialisasi Rabies Belanja Perjalanan Biasa - Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev P. Lombok 8 OJ OJ OH Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev ke Kab Sumbawa Barat - Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev ke Kab Sumbawa - Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev ke Kab Dompu 1 OP OP OP Pengawasan, Kewaspadaan dan Monev ke Kab/Kota Bima 1 OP Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota RAPAT KOORDINASI - Bantuan Transport 1 Paket Uang Saku 25 OK SOSIALISASI RABIES - Uang Saku 135 Orang Integrated Sistem Informasi Keswan Nasional Belanja Bahan - ATK Peserta/Kit Peserta 1 Kegiatan ATK 1 Tahun Spanduk 1 Kegiatan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 146

155 Honor Output Kegiatan HONOR BINTEK ISIKHNAS - Pengarah 1 OK Ketua 1 OK Sekretaris 1 OK Anggota 6 OK Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Paket Meeting 1 Paket Belanja Jasa Profesi - Honor Narasumber Provinsi dan Kabupaten 14 OJ Honor Narasumber Pelatih 20 OJ Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota RAPAT KOORDINASI - Bantuan Transport 1 Paket Uang Saku 34 OK PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN SE DI KAWASAN KOTA BIMA Pengendalian dan Penanggulangan SE Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi) - Pengambilan Sampel (Post Vaksinasi) - Ops. Pemeriksaan Sampel Pra dan Post Vaksinasi - Ops. Tim Pengendali dan Penanggulangan SE Kota Bima Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kota Bima 200 Sampel Sampel Sampel Tahun OP PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN SE DI KAWASAN KAB SUMBAWA Pengendalian dan Penanggulangan SE Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Vaksinasi SE Dosis Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi) - Pengambilan Sampel (Post Vaksinasi) - Ops. Pemeriksaan Sampel Pra dan Post Vaksinasi - Ops. Tim Pengendali dan Penanggulangan SE Kab.Sumbawa Belanja Perjalanan Biasa 400 Sampel Sampel Sampel Tahun LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 147

156 - Monitoring dan Evaluasi ke Kab. Sumbawa 1 OP PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN SE DI KAWASAN KAB DOMPU Pengendalian dan Penanggulangan SE Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Vaksinasi SE Dosis Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi) - Pengambilan Sampel (Post Vaksinasi) - Ops. Pemeriksaan Sampel Pra dan Post Vaksinasi - Ops. Tim Pengendali dan Penanggulangan SE Kab. Dompu Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab. Dompu 300 Sampel Sampel Sampel Tahun OP PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN SE DI KAWASAN KAB SUMBAWA BARAT Pengendalian dan Penanggulangan SE Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Vaksinasi SE Dosis Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi) - Pengambilan Sampel (Post Vaksinasi) - Ops. Pemeriksaan Sampel Pra dan Post Vaksinasi - Ops. Tim Pengendali dan Penanggulangan SE Kab. Sumbawa Barat Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab. Sumbawa Barat 200 Sampel Sampel Sampel Tahun OP PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN SE DI KAWASAN KAB BIMA Pengendalian dan Penanggulangan SE Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Ops. Vaksinasi SE Dosis Pengambilan Sampel (Pra Vaksinasi ) 400 Sampel Pengambilan Sampel (Post Vaksinasi) 400 Sampel LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 148

157 - Ops. Pemeriksaan Sampel Pra dan Post Vaksinasi - Ops. Tim Pengendali dan Penanggulangan SE Kab. Bima Belanja Perjalanan Biasa - Monitoring dan Evaluasi ke Kab. Bima 800 Sampel Tahun OP Kegiatan - kegiatan yang ada pada pengendalian dan penanggulangan penyakit bakterial antara lain Realisasi vaksinasi SE sebagaimana tabel 46 berikut : Tabel 48. Target dan Realisasi Vaksinasi SE Kabupaten/Kota No. Se NTB Tahun 2015 Kabupaten/Kota Target (Ekor) Realisasi (Ekor) 1. Kota Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Barat Sumbawa Dompu Bima Kota Bima - - Jumlah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 149

158 Sedangkan target pengambilan sampel pre vaksinasi dan post vaksinasi SE sebagaimana tabel 47 berikut : Tabel 49. Target dan Realisasi Pengambilan Sampel Pre Vaksinasi dan Post Vaksinasi SE Kabupaten/Kota Se NTB Tahun 2015 No Kabupaten/Kota Pre vaksinasi Target Post vaksinasi Pre vaksinasi Realisasi Post vaksinasi 1 Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Barat Sumbawa Dompu Bima Kota Bima Jumlah Sedangkan target pengambilan sampel pre vaksinasi dan post vaksinasi SE sebagai berikut : No Kabupaten/Kota Pre Vaksinasi Target Post Vaksinasi Pre Vaksinasi Realisasi Post Vaksinasi 1 Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Barat Sumbawa Dompu Bima Kota Bima Jumlah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 150

159 Target vaksinasi dan operasional vaksinasi SE sebagai berikut : No. Kabupaten/Kota Target (Dosis) Target Operasional (Dosis) Realisasi (Dosis) 1. Kota Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Barat Sumbawa Dompu Bima Kota Bima Jumlah Sedangkan target pengambilan sampel pre vaksinasi dan post vaksinasi SE sebagai berikut : No Kabupaten/Kota Pre vaksinasi Target Post vaksinasi Pre vaksinasi Realisasi Post vaksinasi 1 Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Barat Sumbawa Dompu Bima Kota Bima Jumlah Pengendalian Penyakit Brucellosis Belanja operasional untuk membiayai kegiatan pengambilan dan pemeriksaan spesimen terhadap pengamatan dini penyakit Brucellosis. Adapun target dan realisasi kegiatan sebagai berikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 151

160 No Tabel 50. Target dan Realisasi Pengendalian Penyakit Brucellosis Kabupaten/Kota Se NTB Tahun 2015 Kabupaten/Kota Pengambilan Spesimen Target Pemeriksaan Spesimen Pengambilan Spesimen Realisasi Pemeriksaan Spesimen 1 Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Barat Sumbawa Dompu Bima Kota Bima Jumlah Kewaspadaan Penyakit Rabies No Kecamatan Target Eliminasi Realisasi Hewan Penular Rabies (Ekor) Anjing Kucing Kera Jumlah 1 Kota Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Jumlah Sosialisasi Hewan Penular Rabies Kegiatan Sosialisasi HPR pada masyarakat dilaksanakan di Kabupaten di Pulau Lombok yaitu Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Utara masing masing 1 lokasi terutama wilayah yang banyak HPR tidak berpemilik dan masyarakat/peserta yang hadir pada masing masing lokasi sosialisasi sebanyak 40 orang. Rapat Koordinasi Rabies Penyakit Rabies merupakan penyakit Zoonosis (menular dari hewan ke manusia) yang disebabkan oleh virus (Rhabdovirus) dan menyerang semua hewan berdarah panas terutama anjing, kucing dan kera yang biasa disebut Hewan Penular Rabies (HPR) dan juga manusia. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 152

161 Provinsi Nusa Tenggara Timur telah terjadi wabah penyakit Rabies sejak tahun 1997 dan Provinsi Bali tertular Rabies pada bulan November 2008 dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 1637/2008, tanggal 1 Desember 2008 telah dinyatakan sebagai wilayah wabah penyakit Rabies dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Provinsi Bali tentang peraturan keluar masuknya HPR dari dan ke Provinsi Bali. Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan wilayah yang sejak dahulu bebas secara historis dari penyakit rabies (bukan dibebaskan dengan vaksinasi) harus tetap dipertahankan bebas dari penyakit tersebut. Dengan posisi Provinsi NTB diantara kedua Provinsi tertular tersebut di atas sangat terancam terjangkit penyakit Rabies. Oleh sebab itu diperlukan langkah - langkah kewaspadaan yang tinggi untuk mencegah masuknya penyakit tersebut. Karena apabila terjadi penyakit Rabies dalam suatu wilayah akan menimbulkan tingkat kepanikan yang tinggi pada masyarakat, untuk itu diperlukan Rapat Koordinasi Rabies. Peserta Rapat Koordinasi dihadiri 45 peserta yang terdiri dari Kepala Bidang/kepala seksi kabupaten/kota se- NTB, Petugas Puskeswan, Karantina Pertanian Kelas I Mataram dan Sumbawa, dan Petugas Dinas Peternakan Provinsi NTB. Pertemuan Medis Veteriner Puskeswan adalah merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan hewan di lapangan. Pertemuan Medis Veteriner se - Provinsi Nusa Tenggara Barat dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas medik veteriner dalam melaksanakan pelayanan kesehatan hewan secara optimal terutama dalam menyikapi terhadap penyakit hewan menular strategis (PHMS) secara dini dengan tujuan : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 153

162 - Memantapkan pelayanan secara optimal - Menyamakan persepsi tentang program dan kegiatan prioritas - Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta penyegaran bagi petugas Jumlah peserta dalam pertemuan tersebut sebanyak 30 orang dokter hewan dari Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat. Dari hasil pertemuan tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Kegiatan pertemuan medis masih sangat diperlukan 2. Perlu adanya persamaan persepsi pada Kabupaten/Kota tentang jabatan fungsional medik veteriner di Puskeswan Perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana dalam upaya pelayanan kesehatan hewan di Puskeswan lebih optimal Integrated Sistem Informasi Keswan Nasional Kegiatan Integrated Sistem Informasi Keswan Nasional merupakan kegiatan Bimtek ISIKHNAS ISIKHNAS adalah sistem informasi kesehatan hewan Indonesia yang mutakhir. Sistem ini menggunakan teknologi sehari - hari dalam cara yang sederhana namun cerdas untuk mengumpulkan data dari lapangan dan dengan segera menyediakannya bagi para pemangku kepentingan dalam bentuk yang bermakna dan dapat segera dimanfaatkan. ISIKHNAS menggunakan pesan SMS dari telepon genggam di lapangan dan lembar-lembar kerja yang lebih sederhana dari kantor, guna mengambil data dengan cepat sedekat mungkin dari sumbernya dan membuat data dapat dilihat dan dianalisis dengan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 154

163 cara-cara yang mudah bagi pengguna untuk siapa pun yang memerlukannya. Sistem yang cerdas dan otomatis akan memastikan bahwa data dimasukkan secara akurat, laporan dikirimkan secara otomatis dan terdapat akses yang mudah kepada data, analisis rutin yang terprogram dan yang sangat penting sistem peringatan bagi staf yang perlu merespon laporan penyakit. ISIKHNAS akan memadukan beberapa sistem pengelolaan informasi guna membuat berbagai sistem tersebut lebih efisien dan terjangkau bagi lebih banyak pengguna. Secara garis besar ISIKHNAS akan memadukan beberapa sistem pengelolaan informasi yang lebih efisien dan terjangkau bagi lebih banyak pengguna. Dengan menggunakan ISIKHNAS, kita akan dapat menghubungkan data laboratorium dengan laporan penyakit, peta dengan data lalu lintas hewan atau laporan wabah, data rumah potong dengan data produksi dan populasi dan semua ini dilakukan secara otomatis. Hal ini sangat membantu para pengambil kebijakan di berbagai tingkat, juga baik bagi semua orang yang bekerja dalam bidang kesehatan hewan. Tujuan dari Bimtek ISIKHNAS adalah : 1. Meningkatkan pelayanan petugas kepada peternak 2. Petugas dapat melakukan pelaporan melalui sms 3. Pelaporan penyakit hewan menjadi lebih cepat dan mudah 4. Menghilangkan beban pelaporan rutin Sasaran dari pada Bimtek ini adalah Petugas Medis/Paramedis yang ada di wilayah Kota Mataram sebanyak 13 orang, Kabupaten Lombok Utara sebanyak 15 orang dan Provinsi 1 orang dan dilaksanakan di Aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB pada tanggal Oktober LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 155

164 Hasil Kegiatan Bimtek Sintem Informasi Kesehatan Hewan Nasional Terpadu (ISIKHNAS) bagi petugas Medis/Paramedis Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Utara secara umum adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Bimtek berlangsung lancar tanpa adanya kendala yang berarti dan dilaksanakan tepat waktu. 2. Materi yang disampaikan oleh narasumber/pelatih dapat teradopsi oleh peserta. 3. Para peserta menjadi sangat penuh perhatian/antusias mengikuti Bimtek tersebut, hal ini terbukti dengan adanya banyak pertanyaan dan tanggapan yang dilontarkan kepada Pelatih. 4. Para peserta mengharapkan agar petugas dibantu dalam melaksanakan pelaporan sistem ini seperti dengan pemberian bantauan dana untuk pulsa. 5. Petugas yang menangani pelayanan kesehatan hewan diluar wilayahnya diharapkan dapat berkoordinasi dengan petugas wilayah yang bersangkutan. Pengadaan - pengadaan pada kegiatan penyakit bakterial lainnya antara lain : 1. Pengadaan Obat - Obatan No. Uraian Pekerjaan Kuantitas Satuan Ukuran Harga Satuan (Rp. ) Total (Rp.) Colibact Inj. 20 ml (Sanbe) Ketamine Inj. 10 ml (Pantex) Xylazine 20 Inj. 25 ml (Pantex) Permethyl 5% 25 ml (TMC) Vitastress 5 G (Medion) Sulpidon Inj. 20 ml (Sanbe) Botol Botol Botol Botol Box Botol Jumlah Terbilang : Seratus Tujuh Puluh Dua Juta Seratus Dua Puluh Lima Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh Rupiah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 156

165 2. Pengadaan Alat dan Bahan No Uraian Volume Harga Satuan (Rp.) Harga Total (Rp.) 1. Antigen SE 5 Botol Konjugat Merk Silenus Stock ABTS Merk Sigma 1 Botol 2 Botol Botol Scoot 1000 ml 13 Botol Serum Kontrol Positif 4 Botol SE 1 ml 6. Becker Glass 1000 ml 10 Botol Mikropippette 0,5-10µl 1 Buah Jumlah Terbilang : Tiga Puluh Tiga Juta Empat Puluh Dua Ribu Lima Ratus Rupiah 3. Pengadaan Vaksin SE No. Uraian Pekerjaan Kuantitas Satuan Ukuran Harga Satuan (Rp. ) Total (Rp.) 1. Vaksin SE Dosis (100 dosis) Jumlah Pengadaan Antigen Brucella No. Nama Obat/Jenis Obat Volume Satuan Harga (Rp.) Jumlah (Rp.) 1 Antigen Brucela 36 Vial Total Pengadaan Strichnine No. Uraian Volume Harga Satuan (Rp.) Harga Total (Rp.) 1. Strichnine 2 Kg Jumlah Terbilang : Tiga Puluh Delapan Juta Rupiah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 157

166 PERLINDUNGAN HEWAN DAN KEWASPADAAN PENYAKIT EKSOTIK Kegiatan Jumlah Anggaran (Rp.) Perlindungan Hewan Dan Kewaspadaan Penyakit Eksotik Kewaspadaan Penyakit Eksotik Lintas Perbatasan Belanja Bahan Realisasi (Rp.) Sisa Dana (Rp.) - ATK Peserta Honor Output Kegiatan Honor Panitia - Pengarah Ketua Sekretaris Anggota (Provinsi) , Anggota (Kabupaten) Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Paket Meeting (3 Kab X 40 Org) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Sosialisasi Eksotik - Uang Saku Sosialisasi Penyakit Eksotik Penyakit Eksotik adalah penyakit yang berasal dari luar negeri dan kejadiannya sampai sekarang belum ditemukan atau sudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit eksotik menimbulkan dampak yang sangat besar bagi keadaan sosial, ekonomi bahkan politik Indonesia oleh karena itu deteksi dini dan keakuratan diagnosis adalah kunci dalam usaha pencegahan masuknya penyakit eksotik ke Indonesia. Dari beberapa penyakit eksotik yang harus terus diwaspadai agar tidak masuk ke Indonesia antara lain adalah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) atau Sapi Gila, Rindepest, African Swine Fever, Nipah dan Hendra. Sasaran dari pada sosialisasi ini adalah kelompok masyarakat yang ada di 3 Lokasi (1 Kabupaten di P. Lombok dan 2 Kabupaten di P. Sumbawa) dengan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 158

167 jumlah peserta masing-masing sebanyak 40 orang. Hasil kegiatan Sosialisasi penyakit eksotik pada petugas lapangan dan kelompok masyarakat yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Barat, Sumbawa Barat dan Bima secara umum adalah sebagai berikut: - Pelaksanaan sosialisasi berlangsung lancar tanpa adanya kendala yang berarti dan dilaksanakan tepat waktu. - Materi yang disampaikan oleh narasumber dapat dipahami oleh petugas dan kelompok masyarakat yang menghadiri kegiatan sosialisasi penyakit eksotik ini. - Para petugas dan kelompok masyarakat yang menjadi peserta sangat penuh perhatian/antusias mengikuti sosialisasi tersebut, hal ini terbukti dengan adanya banyak pertanyaan dan tanggapan yang dilontarkan kepada narasumber - Beberapa perwakilan dari kelompok masyarakat (Kepala Desa, tokoh masyarakat dll) menyatakan bahwa kegiatan ini perlu dilanjutkan dan sangat antusias karena materi yang disampaikan tidak hanya seputar eksotik aja tetapi juga berkembang pada penyakit hewan lainnya seperti Anthrax dan juga penyakit yang hangat diperbincangkan saat ini yaitu Ebola. - Menurut peserta bahwa sosialisasi semacam ini sangat baik karena dapat menambah wawasan serta kewaspadaan terhadap penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia. PENGAMATAN PENYAKIT HEWAN Dana yang tersedia pada Kegiatan Pengamatan Penyakit ini sebesar Rp ,- (seratus sembilan puluh sembilan juta seratus lima puluh ribu rupiah). Komponen pokok pada kegiatan Pengamatan Penyakit Hewan digunakan untuk Penerapan ISIKHNAS yang merupakan Bimbingan Teknis Penerapan ISIKHNAS di lapangan. Peserta Bimtek berasal dari Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima. Pertemuan ini dihadiri oleh 122 orang. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 159

168 Pertemuan ini dilakukan 5 kali tahapan yaitu tanggal September 2015 peserta Bimtek dari Kabupaten Lotim, tanggal Oktober 2015 peserta dari Kota Mataram, Kabupaten Lombok Utara dan Provinsi, tanggal Oktober 2015 peserta dari Kabupaten Sumbawa Barat dan Kota Bima, Kabupaten Dompu tanggal Oktober 2015, Kabupaten Bima tanggal Oktober Hasil dari Bimtek Penerapan ISIKHNAS adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Bimtek berlangsung lancar tanpa adanya kendala yang berarti dan dilaksanakan tepat waktu. 2. Materi yang disampaikan oleh narasumber/pelatih dapat teradopsi oleh peserta. 3. Para peserta menjadi sangat penuh perhatian/antusias mengikuti Bimtek tersebut, hal ini terbukti dengan adanya banyak pertanyaan dan tanggapan yang disampaikan kepada pelatih. 4. Para peserta mengharapkan agar petugas dibantu dalam melaksanakan pelaporan sistem ini seperti dengan pemberian bantauan dana untuk pulsa. 5. Petugas yang menangani pelayanan kesehatan hewan di luar wilayahnya diharapkan dapat berkoordinasi dengan petugas wilayah yang bersangkutan. Realisasi Keuangan kegiatan pengamatan penyakit secara rinci dapat ditunjukan pada tabel berikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 160

169 Tabel Realisasi Keuangan Kegiatan Pengamatan Penyakit : Kegiatan Penerapan ISIKHNAS APBNP 2015 Pelatihan Petugas Belanja Bahan - Konsumsi Peserta dan Panitia Kab. Lobar Jumlah Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Sisa Dana (Rp.) ATK Peserta dan Panitia Honor Output Kegiatan HONOR PANITIA - Pengarah Ketua Sekertaris Anggota (3 org x 5 Kegiatan) Belanja Non Operasional lainnya - Operasional Pengiriman SMS Paket Meeting Kab. Dompu Paket Meeting KSB dan Kota Bima Paket Meeting Kab. Lotim , Paket Meeting Kab. Bima Belanja Jasa Profesi - Honor Narasumber Honor Pelatih Belanja perjalanan Biasa - Perjalanan Tim Pusat/ Pertemuan/ Konsultasi kejakarta/ daerah Lainnya Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota BIMTEK ISIKHNAS ( 5 kali) - Bantuan Transport Peserta Bimtek Kab. Lobar - Bantuan Transport Peserta Bimtek Kab. Lotim - Bantuan Transport Peserta Bimtek Kab. Dompu - Bantuan Transport Peserta Bimtek KSB - Bantuan Transport Peserta Bimtek Kota Bima - Bantuan Transport Peserta Bimtek Kab. Bima Bantuan Uang Saku Peserta LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 161

170 PEMBINAAN DAN KOORDINASI KESWAN Kegiatan Pembinaan dan Koordinasi Kesehatan Hewan Jumlah Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Survailans dan Pelayanan Keswan Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Surveilans dan Pelayanan Keswan pada Bidang Keswan Belanja Bahan Sisa Dana (Rp.) - ATK Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Administrasi dan Pelaporan Belanja perjalanan biasa - Perjalanan Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Surveilans dan Pelayanan Keswan P. Lombok - Perjalanan Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Surveilans dan Pelayanan Keswan ke Kab. Sumbawa Barat - Perjalanan Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Surveilans dan Pelayanan Keswan ke Kab Sumbawa - Perjalanan Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Surveilans dan Pelayanan Keswan ke Kab Dompu - Perjalanan Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, surveilans dan Pelayanan Keswan ke Kab/Kota Bima UNIT RESPON CEPAT Kegiatan yang dilaksanakan pada Unit Respon Cepat antara lain : 1. Belanja Bahan Pengendalian dan Penanggulangan AI No Obat - Obatan Volume Satuan Harga (Rp.) Jumlah (Rp.) 1 Rapid Test 40 Buah Hand Sprayer 15 liter Biosekurity (Destan 100 Ml) 10 Buah Botol TOTAL LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 162

171 2. Pertemuan Rapat Koordinasi AI Flu burung (Avian Influenza) mulai muncul di indonesia sekitar 5 tahun yang lalu. Penyakit ini disebabkan oleh Virus Influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung secara awal dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi. Di NTB dari tahun 2009 sampai dengan bulan September 2011 tidak ditemukan/dilaporkan adanya kasus positif penyakit AI. Namun pada awal bulan Oktober 2011 sampai dengan tahun 2013 kembali ditemukan adanya kasus positif AI di NTB. Bahkan berapa waktu yang lalu kabupaten lotim, loteng melaporkan telah terjadinya kasus. Merebaknya penyakit AI telah menimbulkan dampak sosial ekonomi yang besar baik terhadap peternak maupun pada masyarakat umum. Salah satu dampak penyakit ini adalah berkurangnya konsumsi produk runggas sehingga menyebabkan kerugian ekonomi yang besar dikalangan peternak lokal maupun industri peternakan. Jika tidak ditangani dengan baik, dampak ini bisa berakibat pada menurunnya konsumsi protein hewani sebagai salah satu nutrisi yang dibutuhkan untuk mencegah kekurangan gizi ( mall nutrition). Karena sebagaimana yang kita ketahui bersama daging unggas khususnya ayam merupakan panganan yang termasuk mudah diakses oleh masyarakat bawah. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 163

172 Pertemuan ini dilaksanakan di aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB pada tanggal Mei Adapun tujuan pertemuan Rapat Koordinasi AI Tahun 2015 adalah menyamakan persepsi baik itu di tingkat kabupaten/kota se - NTB akan pemberantasan AI sehingga pada akhirnya rencana NTB bebas AI 2017 dapat terwujud dengan jumlah peserta 35 orang. 3. Pertemuan Bimbingan Teknis URC Penyakit hewan menular strategis adalah penyakit yang sangat merugikan karena sangat cepat penularannya, angka kesakitan dan angka kematiannya yang juga sangat tinggi. Maka dari itu perlu dilakukan pengawasan pada ternak untuk menekan atau mengurangi cepatnya penularan penyakit dari satu daerah kedaerah lain dan mencegah kerugian ekonomi yang dapat ditimbulkan oleh penyakit tersebut. Pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal Mei Tahun 2015 ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petugas baik di lapangan maupun di Dinas Kabupaten / Kota dan Provinsi diharapkan aplikasi 3 cepat yang didapatkan akan membantu dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan menular Strategis (PHMS). Kegiatan ini diikuti oleh Kepala Seksi yang ada di Dinas Peternakan Kabupaten/Kota dan petugas lapangan (kecamatan) yang menangani fungsi - fungsi peternakan dan kesehatan hewan dan staf provinsi berjumlah 63 orang. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 164

173 OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN HEWAN DI PUSKESWAN Kegiatan ini meliputi pemberian bantuan operasional bagi petugas medis dan paramedis Puskeswan di 10 Kabupaten/Kota se-nusa Tenggara Barat. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja Puskeswan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan hewan milik masyarakat. Di samping itu, dengan adanya laporan kegiatan pelayanan Puskeswan akan memudahkan dalam mengetahui distribusi/kejadian penyakit hewan di 10 Kabupaten/Kota se-ntb. Output yang ditargetkan dalam kegiatan ini adalah minimal 64 Puskeswan se - NTB. Adapun rincian kegiatan beserta realisasinya sebagai berikut : Kegiatan Volume Jumlah Dana (Rp.) Operasional Pelayanan Kesehatan Hewan di Puskeswan Operasional Puskeswan Belanja Bahan Realisasi (Rp.) - Antibiotik 254 Botol Vitamin 585 Botol Rouboransia 254 Botol Antiseptik 176 Botol Antiemetika 334 Botol ATK Pertemuan 1 Paket Administrasi dan Pelaporan 1 Kegiatan Belanja Barang Non Operasional Lainnya Honor Output Kegiatan Honor Panita Pertemuan - Pengarah 1 OK Ketua 1 OK Sekretaris 1 OK Anggota 4 OK Belanja Barang Non Operasional Lainnya Operasional Pengawasan 1 Tahun Puskeswan Belanja Jasa Profesi - Honor Narasumber 12 OJ Honor Narasumber Ahli 2 OJ Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Pertemuan Petugas Puskeswan - Sisa Dana (Rp.) LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 165

174 - Paket Meeting 1 Paket Bantuan Transport 1 Paket Bantuan Uang Saku 30 OK OPERASIONAL PUSKESWAN DI KAWASAN KOTA BIMA Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Medis Puskeswan 1 Paket Operasional Petugas Paramedis Puskeswan 1 Paket Operasional Pengiriman & Pengujian Sampel ke Laboratorium 130 Sampel Belanja Perjalanan Biasa Perjalanan Monitoring dan Evaluasi ke Kab/Kota Bima 1 OP OPERASIONAL PUSKESWAN DI KAWASAN KAB SUMBAWA Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Medis Puskeswan 1 Paket Operasional Petugas Paramedis Puskeswan 1 Paket Operasional Pengiriman & Pengujian Sampel ke Laboratorium 130 Sampel Belanja Perjalanan Biasa Perjalanan Monitoring dan Evaluasi ke Kab Sumbawa 1 OP OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB DOMPU Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Medis Puskeswan 1 Paket LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 166

175 - Operasional Petugas Paramedis Puskeswan 1 Paket Operasional Pengiriman & Pengujian Sampel ke Laboratorium 130 Sampel Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan Monitoring dan Evaluasi ke Kab/Kota Bima 1 OP OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB SUMBAWA BARAT Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Medis 1 Paket Puskeswan - Operasional Petugas Paramedis 1 Paket Puskeswan - Operasional Pengiriman & Pengujian Sampel ke Laboratorium 130 Sampel Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan Monitoring dan Evaluasi ke Kab Sumbawa Barat 1 OP OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB LOMBOK TENGAH Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Medis 1 Paket Puskeswan - Operasional Petugas Paramedis 1 Paket Puskeswan - Operasional Pengiriman & Pengujian Sampel ke Laboratorium 130 Sampel Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan Monitoring dan Evaluasi ke Kab Lombok tengah 5 OH LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 167

176 OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB LOMBOK TIMUR Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Medis Puskeswan 1 Paket Operasional Petugas Paramedis Puskeswan 1 Paket Ops. Pengiriman & Pengujian Sampel ke Lab 130 Sampel Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan Monitoring dan Evaluasi ke Kab Lombok Timur 5 OH OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KOTA MATARAM Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Medis Puskeswan 1 Paket Operasional Petugas Paramedis Puskeswan 1 Paket Operasional Pengiriman & Pengujian Sampel ke Lab 130 Sampel OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB. LOMBOK BARAT Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Medis Puskeswan 1 Paket Operasional Petugas Paramedis Puskeswan 1 Paket Ops. Pengiriman & Pengujian Sampel ke Laboratorium 130 Sampel LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 168

177 OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB. LOMBOK UTARA Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Medis Puskeswan 1 Paket Operasional Petugas Paramedis Puskeswan 1 Paket Operasional Pengiriman & Pengujian Sampel ke Laboratorium 130 Sampel OPERASIONAL PUSKESWAN KAWASAN KAB. BIMA Komponen Utama Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Operasional Petugas Medis Puskeswan 1 Paket Operasional Petugas Paramedis Puskeswan 1 Paket Ops. Pengiriman & Pengujian Sampel 130 Sampel ke Laboratorium Jumlah Jumlah tenaga medis veteriner yang mendapatkan operasional adalah 63 orang dan paramedis veteriner 116 orang yang bertugas pada 97 Puskeswan se - Provinsi NTB. Besar operasional yang diterima oleh tenaga medis veteriner yaitu Rp ,- / bulan selama 10 bulan dan operasional paramedis veteriner Rp ,- / bulan selama 10 bulan. Total anggaran yang tersedia untuk kegiatan operasional medis dan paramedis adalah sebesar Rp ,- (empat ratus dua puluh satu juta rupiah) dengan realisasi 100%. Jumlah laporan puskeswan yang masuk adalah sebanyak 97 laporan. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 169

178 a) Pertemuan Petugas Puskeswan se - NTB Pertemuan petugas Puskeswan dimaksudkan adalah untuk meningkatkan kapasitas petugas Puskeswan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan hewan terutama dalam menyikapi terhadap kejadian penyakit hewan menular strategis secara dini. Dana yang tersedia untuk kegiatan tersebut sebesar Rp ,- (empat puluh delapan juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah) dengan realisasi fisik 100%. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Dinas Peternakan dan kesehatan Hewan Provinsi NTB pada tanggal Oktober tahun 2015 dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 30 orang. b) Pengadaan Obat - Obatan Puskeswan Dalam upaya mendukung kegiatan pelayanan kesehatan hewan di Puskeswan dilakukan pengadaan obat - obatan untuk pelayanan. Adapun rincian obat yang diadakan adalah sebagai berikut : No Obat Obatan Volume Satuan Harga (Rp.) Jumlah (Rp.) 1 Vet-Oxy LA Inj 50 ml 254 Botol Vitamin B12 Inj 50 ml 585 Botol Biosan TP Inj 50 ml 254 Botol Zaldes 100 ml 176 Botol Verm - O 12 Bolus 334 Bolus Total LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 170

179 Dari jumlah obat - obatan tersebut telah didistribusikan ke seluruh Kabupaten/Kota se-ntb dengan rincian sebagai berikut : Tabel 51. Distribusi Obat Obatan Kesehatan Hewan Ke Kabupaten/Kota se - NTB NO NAMA BARANG JUMLAH JUMLAH DISTRIBUSI VOL Satuan Jml Vet-Oxy LA Inj. 50 ml Vitamin B12 Inj. 50 ml Biosan TP Inj. 50 ml 254 Botol Botol Botol Zaldes 1 L 38 Botol Verm O 12 Bolus 334 Bolus Keterangan : 1. Kt. Mataram 6. Kab. Sumbawa Barat 11. Provinsi 2. Kab. Lobar 7. Kab. Sumbawa 3. Kab. Lombok Utara 8. Kab. Dompu 4. Kab. Loteng 9. Kab. Bima 5. Kab. Lombok Timur 10. Kt. Bima LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 171

180 4. BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner dewasa ini memegang peranan penting dalam menyediakan produk pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Sebagai pintu keberhasilan pembangunan peternakan khususnya sektor hilir, bidang kesmavet selain dapat menyediakan protein hewani (daging, telur dan susu) serta produk hewan non pangan dan juga mampu mengamankan konsumen dari penyakit zoonosis yang dapat ditularkan dari produk asal hewan ke manusia. Terwujudnya keamanan dan ketentraman batin masyarakat konsumen terhadap produk pangan asal hewan (dagi ng, telur dan susu) melalui pengawasan dan pembinaan yang kontinyu dan ramah lingkungan merupakan salah satu visi dan misi pembangunan sektor peternakan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam menyiapkan produk pangan asal hewan yang cukup dan memenuhi persyaratan, terutama dari berbagai aspek ASUH. Hal ini dapat terjadi apabila segenap lapisan masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi akan bahaya zoonosis akibat pengelolaan produk pangan asal hewan yang tidak sesuai dengan standar. 2. Tujuan Sasaran Tujuan : a. Pemeriksaan status reproduksi sapi betina produktif b. Pengawasan pemotongan sapi dan kerbau betina produktif baik di RPH, TPH maupun di masyarakat c. Menyiapkan produk pangan asal hewan yang ASUH dan tersedia dalam jumlah yang cukup dan terjaga keamanannya d. Menjaga keamanan dan ketenteraman batin masyarakat terhadap produk pangan asal hewan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 172

181 e. Menjaga keamanan bahan pangan asal hewan dari cemaran mikroba, residu obat - obatan dan mikroorganisme serta bahan pengawet lainnya f. Mempersiapkan segala perangkat kesmavet yang memenuhi hygienis sanitasi dan standar SNI terutama pada RPH, tempattempat penjualan produk pangan asal hewan g. Melakukan pengawasan terhadap lalu lintas dan tataniaga produk pangan asal hewani (Daging, susu dan telur) dari dan ke NTB. Sasaran : a. Masyarakat petani peternak sebagai pelaksana di tingkat bawah b. Petugas RPH, jagal, petugas kesmavet c. Tokoh masyarakat/instansi terkait di 10 Kabupaten/Kota se - NTB d. Produk Pangan asal hewan yang beredar di 10 Kabupaten/Kota se - NTB e. RPH/TPH dan tempat - tempat penjualan ataupun tempat yang rawan terhadap pemotongan ternak betina produktif 3. Ruang Lingkup Sumber Dana APBD a. Pertemuan Pengendalian Pemotongan Betina Produktif di RPH/TPH b. Pertemuan Higienis Sanitasi Usaha c. Pertemuan Pengawasan Lalulintas Produk Pangan d. Bulan Bhakti Peternakan e. Kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS) f. Leaflet/brosur kekesmavetan/sasambo Beef g. Kampanye makan daging sapi dan telur pada sekolah dasar h. Pengumpul data pemotongan ternak i. Perjalanan dalam dan luar daerah dalam rangka pengawasan hewan qurban, pengawasan pengendalian pemot betina produktif, sosialisasi HS RPH, penerapan NKV dan konsultasi. j. Peningkatan sinergitas RPH dan MBC LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 173

182 Sumber Dana APBN DK dan TP a. Pencegahan Pemotongan Betina Produktif b. Fasilitasi pembentukan Asosiasi Jagal RPH Kota Bima c. Restrukturisasi Manajemen RPH di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa dan Kab. Bima d. Fasilitasi Unit Usaha dalam proses Sertifikasi ASUH. Pembinaan pada unit usaha tentang sertifikasi halal, pra NKV dan NKV dan Sertifikasi Produk e. Pengembangan Kapasitas SDM yaitu Peningkatan Kompetensi Juru Sembelih Halal. f. Unit Respon Cepat Pengawas Kesmavet, yaitu pengadaan Kit Uji Cepat 4 unit untuk Provinsi, Kota Mataram, Kabupaten Sumbawa dan Kota Bima. g. Peningkatan kapasitas SDM Pengawas Kesmavet h. Koordinasi Teknis pengawas kesmavet i. Pemutakhiran data pemotongan j. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pencegahan penularan zoonosis pada hewan qurban, pemeriksaan AM/PM k. Penerapan kesrawan pada ternak dan non ternak l. Kegiatan di Luar dan Dalam daerah dalam rangka pembinaan RPH/RPU, monitoring pasca panen produk, kesrawan, ketrampilan juru sembelih. m.fasilitasi Peralatan RPH R yaitu pengadaan mobil pengangkut daging berpendingin dan pengadaan genset (Dana Tugas Pembantuan). LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 174

183 B. PROGRAM KEGIATAN DAN REALISASI ANGGARAN Kegiatan - kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Tahun 2015 berasal dari dana APBD dan APBN adalah sebagai berikut : Tabel 52. Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber Dana APBD Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner No Sumber Dana / Satker / Alokasi Anggaran Program Kegiatan Pagu (Rp.) Keuangan Realisasi (Rp.) (%) Fisik (%) Sisa Anggaran (Rp) I Program Peningkatan Ketahanan Pangan Kegiatan Peningkatan Kualitas Produk Pangan Asal Hewan Pertemuan Pengawasan lalu Lintas Produk Pertemuan Higiene dan Sanitasi Usaha Pertemuan Pengendalian Pemotongan Betina Produktif , Bulan Bhakti Peternakan , HPS Nasional Leaflet/Brosur Kekesmavetan / Sasambo Beef Kampanye Produk Pangan ASUH pada Sekolah Dasar Petugas Pengumpul Data Pemotongan Ternak A T K , Perjalanan Dinas ke Pusat/ Daerah Lainnya dan Perjalanan Dinas Dalam Daerah Dalam Rangka Pengawasan Hewan Qurban, Binwas Kualitas Produk Pangan, Sosialisasi Daging ASUH dan HPS Nasional Peningkatan Sinergitas RPH dan MBC , ,37 97, J U M L A H , LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 175

184 Tabel 53. Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber Dana APBN (DK) Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner No Sumber Dana / Satker / Alokasi Anggaran Program Kegiatan Pagu (Rp.) Realisasi Keuangan Sisa Anggaran (Rp) (Rp.) (%) Penjaminan Pangan Asal Hewan Yang Asuh Dan Berdaya Saing 1 Pencegahan Pemotongan Betina Produktif Sosialisasi Tingkat Provinsi ,71 8, Sosialisasi Terhadap Pelaku Usaha (Jagal) , Operasional Pencegahan Pemotongan , Penerapan Penjaminan Produk Hewan ASUH di RPH - Fasilitasi Pembentukan Asosiasi Jagal RPH di Kota Bima - Restrukturisasi Manajemen RPH R Fisik (%) , * Kota Bima , * Kota Mataram , * Kabupaten Sumbawa , * Kabupaten Lombok Timur , * Kabupaten Bima , Fasilitasi Unit Usaha Dalam Proses Sertifikasi ASUH - Pembinaan Unit Usaha Dalam Proses Sertifikasi Halal ,33 57, Fasilitasi Sertifikasi Halal Pada Unit Usaha Fasilitasi Sertifikasi Pra NKV dan NKV ,98 70, Fasilitasi Sertifikasi Produk ,83 70, Pengembangan Kapasitas SDM Bidang Kesmavet Peningkatan Kompetensi Juru Sembelih Halal , Fasilitasi Sertifikasi Juru Sembelih Halal Unit Respon Cepat Pengawas Kesmavet Kit Uji Cepat 4 unit , Pertemuan ,18 2, Perjalanan Dalam Daerah Peningkatan Kapasitas SDM Pengawas Kesmavet Bimtek 25 orang Perjalanan Dalam Daerah Koordinasi Teknis Pengawasan Kesmavet Penguatan Jejaring Pengawas Kesmavet Pembentukan dan Pelaksanaan Tim Koordinasi Pengawasan 8 Pemutakhiran Data Pemotongan Pertemuan , Hari Pangan Sedunia (HPS) dan HKP , Peningkatan Kesadaran Masyarakat Dalam Pencegahan Zoonosis Pengawasan Zoonosis Hewan Qurban , Revitalisasi Pemeriksaan AM PM , LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 176

185 10 Pembinaan Penerapan Kesrawan di Unit Usaha Ternak dan Non Ternak Pertemuan Perlengkapan Pembinaan Untuk Trainer dan Petugas Kerja Quesioner, ATK, Brosur dan Bahan Sosialisasi , Perjalanan Biasa JUMLAH DK ,86 81, Tabel 54. Jumlah Dana dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sumber Dana APBN (TP) Tahun 2015 Pada Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Sumber Dana / Satker / Realisasi Sisa No Alokasi Anggaran Program Pagu (Rp.) Keuangan Fisik Anggaran Kegiatam (Rp.) (%) (%) (Rp) Fasilitasi Peralatan RPH R A Pembangunan dan Peralatan RPH-R 1. Fasilitasi RPH-R Kota Bima ATK Operasional Tim Teknis Honor Panitia Pemeriksa dan Tim Pokja Perjalanan Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Genset ( 1 unit) 2. Fasilitasi Mobil Pengawas Kesmavet Kendaraan Pengangkut Daging Berpendingin ATK Pengadaan Lelang Honor Tim Pokja (ULP) Honor Panitia Penerima Operasional Pengadaan/ Lelang Alat Transpot Daging ,00-28,00-95, , JUMLAH TP , LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 177

186 C. PELAKSANAAN DAN CAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN Dari tabel 1, 2 dan 3 di atas diketahui bahwa seluruh kegiatan umumnya telah dilaksanakan dengan realisasi keuangan sebesar 68% dan fisik 80%. dengan uraian sebagai berikut : 1. Sumber dana APBD terdiri dari 2 Program kegiatan yaitu Peningkatan kualitas produk pangan asal hewan dan Peningkatan sinergitas RPH dan MBC dengan total jumlah anggaran kegiatan sebesar Rp ,- (tujuh ratus tiga puluh lima juta sembilan ratus sembilan puluh sembilan ribu lima ratus rupiah). Realisasi fisik sebesar 80% dan realisasi keuangan sebesar Rp ,- atau sebesar 68% dimana terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 31,9%. Dana tersebut merupakan dana sisa anggaran dari beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan dan adanya himbauan pemerintah untuk tidak melaksanakan kegiatan pertemuan/rapat di hotel. 2. Sumber dana Dekonsentrasi ( APBN - DK) dengan anggaran sebesar Rp ,- (dua milyar empat ratus empat puluh delapan juta tiga ratus enam puluh ribu rupiah). Realisasi fisik kegiatan sebesar 81,1% dan keuangan sebesar Rp ,- atau sebesar 62,5%. Terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 37,5%. Anggaran yang tidak terealisasi tersebut merupakan sisa dana kegiatan yang telah dilaksanakan. 3. Sumber dana Tugas Pembantuan (APBN-TP) dengan anggaran sebesar Rp ,- (tujuh ratus sembilan belas juta dua ratus lima puluh ribu rupiah). Realisasi fisik kegiatan mencapai 100% sementara realisasi keuangan sebesar Rp ,- atau sebesar 90,8%, terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 9,2%. Dana tersebut merupakan dana sisa anggaran hasil penawaran/tender yang dilaksanakan di Unit Layanan Pengadaan (ULP). Dana - dana tersebut tidak dapat dipergunakan untuk kegiatan lain. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 178

187 1. PERTEMUAN HYGIENIS SANITASI USAHA Salah satu dampak liberalisasi perdagangan memungkinkan terjadinya perubahan pasar daging dunia yang berakibat berubahnya preferensi konsumen. Konsumen daging sapi dunia saat ini dan yang akan datang telah menuntut kualitas bahan makanan yang dikonsumsi aman dan menyehatkan. Secara keseluruhan menyebabkan peningkatan tuntutan akan keberagaman, tuntutan akan atribut gizi yang lengkap dan peningkatan tuntutan kenyamanan dalam mengkonsumsi daging sapi dan produknya. Jaminan mutu juga merupakan isu global yang dilakukan oleh negara - negara maju sebagai tuntutan dalam pemasaran hasil - hasil pertanian termasuk hasil peternakan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu diberlakukan kesetaraan sistem jaminan mutu dengan menerapkan sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) yaitu suatu manajemen mutu yang khusus diterapkan untuk keamanan pangan sebagai sistem manajemen keamanan pangan. Persyaratan teknis penerapan HACCP adalah penerapan Nomor Kontrol Veteriner (NKV). NKV merupakan registrasi atau sertifik asi kelayakan usaha dengan dasar penilaian atas terpenuhinya persyaratan tehnis yang meliputi Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standart Operating Procedures (SSOP). GMP dan SSOP merupakan persyaratan minimum sanitasi dan pengolahan yang diperlukan untuk memastikan diproduksinya pangan yang aman dan sehat, GMP meliputi : 1) personil, 2) bangunan dan fasilitas, 3) perlatan dan mesin, dan 4) pengendalian produksi dan proses. Peningkatan sumber daya manusia khusus untuk petugas RPH Kabupaten/Kota se - NTB secara kontinyu harus dilakukan, hal ini diharapkan agar ada pemahaman terhadap penerapan standar hygiene sanitasi. Di setiap RPH sudah menjadi keharusan dalam LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 179

188 rangka persyaratan untuk mendapatkan Nomor Kontrol Veterniner (NKV), Sertifikat Halal dan penjaminan pangan ASUH. Pertemuan Hygiene dan Sanitasi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kepada para petugas RPH tentang penyediaan daging ASUH dengan membuka dialog kepada petugas - petugas Kabupaten/Kota se - NTB dengan tujuan untuk mengatasi masalah - masalah yang ada di lingkungan RPH dalam upaya meningkatkan produk daging ASUH. Sasaran dari kegiatan pertemuan Hygiene dan Sanitasi untuk memotivasi kepada para Petugas di RPH/TPH Kabupaten/Kota se - NTB untuk menerapkan standar hygienis dalam penyediaan pangan untuk konsumen/ masyarakat. Pertemuan tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2015 bertempat di Aula Kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Jalan Airlangga Nomor 56 Mataram yang dihadiri oleh peserta sebayak 20 orang yang terdiri dari petugas, RPH/TPH dan Jagal di Kabupaten/Kota se NTB. Materi yang disampaikan oleh narasumber pada pertemuan tersebut adalah : 1. Kebijakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dalam Penyediaan Produk Pangan Asal Hewan yang ASUH oleh Ir. Hj. Budi Septiani (Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB). 2. Pelayanan Veteriner Yang Prima Dalam Menjamin Kesehatan dan Ketenteraman Batin Masyarakat oleh drh. H. Aminurrahman, M.Si (Kepala Bidang Kesmavet) 3. Penerapan Hygiene Sanitasi Usaha di RPH Bangkong (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa) 4. Penerapan Hygiene Sanitasi Usaha di RPU Jagaraga (Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Barat) Setelah pemaparan dari para narasumber dan berdasarkan diskusi yang berkembang diperoleh kesimpulan sebagai berikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 180

189 1. Sebagai upaya untuk melindungi kesehatan dan ketentraman batin masyarakat (konsumen), Pemerintah Provinsi harus menjaga agar outbreak (wabah) yang ada di P. Sumbawa masuk ke P. Lombok yaitu dengan menganalisa resiko dengan cara meninjau kembali ijin rekomendasi pemasukan sapi potong dari Sumbawa. 2. Mengoptimalkan fungsi pengawasan dan identifikasi quota karena banyak jagal yang menyalahgunakan ijin rekomendasi pemasukan sapi dari Sumbawa, oleh karena diperlukan validasi data jumlah populasi dengan ijin pengeluaran untuk menjamin ketersediaan stok dan Pemberian ijin pemasukan harus rasional terhadap quota kemampuan jagal. 3. Bimbingan teknis dan fasilitasi unit usaha pangan asal hewan perlu ditingkatkan secara menyeluruh (teknis budidaya, keswan, kesmavet dan pemasaran 4. Dalam rangka meningkatkan kepercayaan konsumen, registrasi dan sertifikasi veteriner unit usaha PAH sangat dibutuhkan. 5. Perlunya meningkatkan kewaspadaan secara menyeluruh oleh institusi yang berwenang (BPOM) perlu untuk menindak tegas para pelaku usaha yang terbukti menggunakan bahan berbahaya (formalin, borax dll) dalam pengolahan PAH. 6. RPU di Kabupaten Lombok Barat masih belum memenuhi syarat hygiene dan sanitasi walaupun jumlah pemotongan per hari cukup besar. 7. Fasilitasi bangunan dan peralatan sangat dibutuhkan oleh RPU di Kabupaten Lombok Barat dalam rangka memperoleh daging yang ASUH dan sedang mengupayakan dana bantuan melalui dana TP dan DK. 8. Untuk RPH Bangkong, bangunan dan peralatan yang ada sudah cukup baik. Penanganan dalam hal hygiene dan sanitasi juga baik. 9. Persyaratan dalam rangka memperoleh daging yang ASUH telah dilaksanakan baik oleh petugas dan jagal yang ada di RPH tersebut. 10. Perlu tindak lanjut untuk mendapatkan NKV. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 181

190 2. BULAN BAKTI PETERNAKAN Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat akibat bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan rata - rata pendapatan penduduk dan penyediaan lapangan pekerjaan. Untuk itu diperlukan sebuah kebijakan strategis serta langkah konkrit dari pemerintah dalam rangka peningkatan populasi ternak Nusa Tenggara Barat yang berkesinambungan. Peringatan hari lahir dan bulan bakti peternakan dan kesehatan hewan merupakan event yang sangat tepat bagi pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk melaksanakan berbagai macam kegiatan yang dapat mempertahankan kejayaan peternakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penyelenggaraan kegiatan Peringatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah merupakan salah satu momen yang penting untuk wahana mempromosikan keberhasilan Pemerintah Provinsi NTB di dalam rangka peningkatan populasi dan penyediaan hijauan pakan ternak. Pelaksanaan kegiatan Peringatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat ditetapkan Bulan September - Oktober 2015 dan Puncak Peringatan dilaksanakan di halaman Kantor Balai Pengolahan dan Pengembangan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) Banyumulek. Kegiatan ini bekerjasama antara Disnakkeswan Provinsi NTB dengan LIPI Peternakan, Dinas LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 182

191 Peternakan Kabupaten Lombok Barat, Fakultas Peternakan UNRAM, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas NTB, Fakultas Peternakan Universitas NW Mataram dan SKPD terkait. Tema yang diangkat dalam kegiatan ini yaitu Melalui Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB September -Oktober 2015, Kita Tingkatkan Produktifitas, Efisiensi dan Daya Saing Produk Unggulan Daerah Menuju Kedaulatan dan Kemandirian Pangan". Oleh karena itu diperlukan peran aktif dari seluruh stake holder dan seluruh komponen peternakan untuk bersama sama melakukan revitalisasi peternakan dalam upaya peningkatan populasi ternak nasional untuk mengurangi ketergantungan impor produk - produk pangan asal hewani khususnya daging. Tujuan adalah menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran seluruh masyarakat yang berusaha di bidang peternakan dan kesehatan hewan, meningkatkan populasi dan produktivitas ternak untuk mewujudkan kesejahteraan peternak, menggerakkan kesadaran bersama untuk memenuhi konsumsi dan penganeka ragaman pangan asal hewan dan sosialisasi untuk menggerakkan kesadaran bersama pentingnya Pangan Asal Hewan yang ASUH. Sasaran diselenggarakan Peringatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Tahun 2015 adalah seluruh komponen masyarakat yang terlibat dalam pembangunan ketahanan pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat; Pemerintah, Swasta, Lembaga Sosial, Akademisi dan masyarakat di Tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Adapun keluaran yang diharapkan dengan terselenggaranya kegiatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Tahun 2015 yaitu t ersebar luasnya informasi tentang adanya Kawasan Agro Eduwisata pada LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 183

192 lokasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan di Banyumulek, tersebar luasnya tentang informasi produk - produk peternakan, potensi dan peluang investasi peternakan yang ada di NTB. Kegiatan Hari Lahir dan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2015 berlangsung dari Bulan September Oktober 2015 dan puncak peringatan tanggal 3 Oktober 2015 yang dilaksanakan di halaman Kantor Balai Pengolahan dan Pengembangan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat dengan hasil sebagai sebagai berikut : 1. Acara puncak kegiatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 dilaksanakan di halaman Kantor BP3TR Banyumulek Kabupaten Lombok Barat pada hari Sabtu 3 Oktober Acara ini dihadiri oleh Bapak Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat beserta jajaran dan undangan lainnya. 2. Bakti Sosial / pengabdian masyarakat merupakan kegiatan kepedulian sosial dari seluruh komponen peternakan terhadap masyarakat. Kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB adalah berupa : - Pelayanan kesehatan hewan gratis kepada masyarakat yang dilaksanakan bersama dengan Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lombok Utara hari Kamis tanggal 1 Oktober 2015 dengan memberikan Vitamin (Injectamin), obat cacing dan Biosan terhadap 158 ekor sapi ( 48 ekor jantan dan 110 ekor betina). Dilaksanakan di 3 lokasi yaitu Kampung Senumpeng (23 ekor jantan, 43 ekor betina), Kampung Amor - Amor (19 ekor jantan dan 40 ekor betina) dan tempat pemeliharaan sapi Brangus (6 ekor jantan dan 27 ekor betina), Dusun Amor - Amor, Desa Gumantap Kecamatan Kayangan. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 184

193 - Pemberian/makan bakso dan telur kepada murid Sekolah Dasar sejumlah 500 orang. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3 Oktober 2015 setelah selesai acara puncak dan sekaligus merupakan kegiatan Kampanye Makan Daging yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) untuk murid - murid Sekolah Dasar. 3. Pelatihan Kelembagaan dan Penguatan SDM Pelaksana Technopark sebanyak 6 klaster yang dilaksanakan dari tanggal 28 September s/d 3 Oktober 2015 dengan jumlah peserta 400 orang dengan materi sebagai berikut : - Pengolahan Pakan dan Aplikasinya untuk Penggemukan Sapi Potong - Pembibitan Sapi Bali dan Produksi Sperma Sexing - Pertanian Organik Terintegrasi - Pengolahan Pasca Panen Olahan Daging Sapi Bali - Pengolahan Hasil Samping Peternakan Menjadi Biogas - Sosial Ekonomi Masyarakat dan Marketing Produk Technopark 4. Pameran, merupakan ajang untuk menampilkan hasil/ produk peternakan dan media penyampaian informasi pembangunan peternakan. Dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3 Oktober Jenis yang dipamerkan adalah produk - produk hasil olahan peternakan, hasil produk BP3TR dan kegiatan LIPI. 5. Peletakan Batu Pertama pembangunan kawasan Agroeduwsata oleh Bapak Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat yang telah dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober Masyarakat di Wilayah Banyumulek sangat antusias dan menaruh perhatian cukup besar terhadap seluruh kegiatan yang dilaksanakan dan juga terhadap produk - produk dan visualisasi hasil pembangunan peternakan yang dipamerkan dalam rangkaian acara peringatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tingkat Provinsi NTB Tahun LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 185

194 7. Diharapkan di masa yang akan datang, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat akan dapat lebih meningkatkan dan mengoptimalkan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka peringatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan melibatkan petani peternak, pelaku usaha bahan asal hewan (daging, susu, telur) dan hasil pengolahan produkproduk peternakan lainnya. 3. KEGIATAN HARI PANGAN SEDUNIA (HPS) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penyelenggaraan Hari Pangan Sedunia (HPS) XXX V Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Tahun 2015 telah dilaksanakan di Kabupaten Lombok Tengah pada Tanggal Oktober Hari Pangan Sedunia merupakan momen yang penting untuk wahana mempromosikan keberhasilan Pemerintah Provinsi NTB di dalam penyediaan pangan yang cukup dan bergizi, khususnya produk pangan lokal Provinsi NTB. Menyadari arti pentingnya pembangunan pertanian dalam arti luas, maka Pemerintah Republik Indonesia telah mencanangkan program yang dikenal dengan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Pencanangan ini untuk melihat kembali peran sektor pertanian sebagai sektor andalan dalam pembangunan ekonomi serta menekankan kembali arti pentingnya sektor pertanian dalam rangka ketahanan pangan, mengurangi kemiskinan dan penggangguran serta meningkatkan daya saing ekonomi secara nasional. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 186

195 Untuk menindaklanjuti program tersebut di atas dan dengan melihat potensi yang ada, Pemerintah Provinsi NTB menetapkan pengembangan 3 (tiga) komoditi unggulan antara lain, yaitu : Sapi, Jagung, dan Rumput Laut yang disingkat PIJAR. Ke - 3 komoditi tersebut telah menjadi komoditi unggulan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki kemampuan daya saing/berkompetisi di pasar nasional. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk lebih memperkenalkan produk pangan dan pasca panen produksi pertanian maupun peternakan NTB, maka perlu dilakukan kegiatan promosi produk pangan baik di dalam dan ke luar daerah. Dan dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 ini diharapkan dapat lebih menarik perhatian konsumen dan menumbuhkan minat investor, pelaku usaha agribisnis dan semakin luasnya pangsa pasar serta berdampak positif terhadap perkembangan iklim usaha, daya saing harga dan kapasitas produksi pertanian maupun peternakan di Nusa Tenggara Barat. Kerjasama dan sinergitas diantara berbagai stakeholder sangat diperlukan dalam peningkatan pangan yang bergizi dan berkelanjutan, untuk memenuhi pangan secara provinsi yang pada akhirnya juga dapat berkontribusi terhadap pemenuhan pangan nasional. Komoditi peternakan yang menjadi unggulan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki kemampuan daya saing/berkompetisi di pasar nasional adalah sapi dan kerbau serta beberapa produk bahan asal hewan seperti dendeng, abon, kerupuk paru, telur asin, kerupuk ceker dan kerupuk kulit cukup digemari konsumen. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 187

196 Tujuan Umum : Menggerakkan dan mendorong usaha penyelenggaraan pangan yang berkelanjutan dengan memaksimalkan peran masing - masing pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional di samping sebagai sarana promosi dan interaksi bisnis yang efektif bagi pengembangan produk - produk pangan dan teknologi pangan unggulan Indonesia beserta segenap sektor pendukung terkait lainnya. Tujuan Khusus : 1. Meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dan para stakeholder terhadap pentingnya penyediaan pangan yang cukup dan bergizi baik bagi masyarakat NTB maupun Indonesia. 2. Memperkuat kerjasama dan membangun koordinasi fungsional yang efektif dengan melibatkan seluruh komponen pemerintahan dan masyarakat dalam rangka mempertahankan Ketahanan Pangan Provinsi NTB dan Nasional 3. Menstimulasi dan memotivasi para stakeholder untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan ketahanan pangan dan penyebaran teknologi yang efektif dan efisien untuk peningkatan produksi pangan 4. Penyebaran informasi kepada masyarakat tentang pentingnya optimalisasi sumber daya lokal untuk kemandirian pangan. 5. Sebagai ajang promosi dan edukasi dalam rangka kemandirian pangan. Sasaran diselenggarakan Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 antara lain adalah seluruh komponen masyarakat yang terlibat dalam pembangunan ketahanan pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pemerintah, Swasta, Lembaga Sosial, dan masyarakat di tingkat provinsi maupun Kabupaten/Kota. Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 berlangsung selama 3 hari yaitu tanggal Oktober 2015 di lapangan Muhajirin Praya Kabupaten Lombok Tengah. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 188

197 Selaras dengan tema nasional, maka tema Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 ditetapkan sama dengan Nasional yakni Pemberdayaan Petani Sebagai Penggerak Ekonomi Menuju Kedaulatan Pangan. Hasil yang dicapai pada kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 di Kabupaten Lombok Tengah adalah sebagai sebagai berikut : 1. Acara puncak kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015 bertempat di Lapangan Muhajirin Praya Kabupaten Lombok Tengah yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 Oktober 2015, dihadiri oleh Bapak Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat beserta jajarannya beserta undangan lainnya. 2. Bakti sosial/pengabdian masyarakat merupakan kegiatan kepedulian sosial dari seluruh komponen pertanian terhadap masyarakat. Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan provinsi NTB adalah berupa : a. Pelayanan kesehatan hewan gratis kepada masyarakat yang dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2015 dengan jumlah pelayanan 422 ekor sapi dan 16 ekor kambing di beberapa desa antara lain : - Desa Bunut Baok (D usun Gelogor Mapong, Gerepek, Paok Tawah, Sekunyit) sebanyak 170 ekor sapi. - Desa Leneng (Dusun Bare Bokong) sebanyak 74 ekor sapi. - Desa Montong Terep (Dusun Karang Timbang Karang Siluman, Are Jongkor, Bukbuk) sebanyak 127 ekor sapi - Desa Gonjak (Dusun Karang Bejelo) sebanyak 10 ekor sapi - Desa Jago (Dusun Aikja) sebanyak 5 ekor sapi - Desa Mertak Tombok (Dusun Mertak Umbak dan Tombok) sebanyak 31 ekor sapi. - Desa Gerunung (Dusun Lendang Gendis) sebanyak 5 ekor sapi - Desa Semayan sebanyak 16 ekor kambing. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 189

198 b. Makan bakso dan telur rebus kepada murid Sekolah Dasar sekitar lokasi pelaksanaan peringatan HPS sekaligus merupakan kegiatan kampanye produk pangan ASUH (Aman,Sehat,Utuh dan Halal) untuk 500 siswa. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 Oktober 2015 bersamaan dengan acara puncak. c. Pembagian telur rebus sebanyak 400 butir kepada siswa/siswi dan masyarakat yang mengunjungi lokasi pameran yang dilaksanakan pada hari Jum at, 30 Oktober Pameran dan Lomba Cipta Menu merupakan ajang untuk menampilkan hasil/produk pertanian (unggulan) dan media penyampaian informasi pembangunan pertanian. Dilaksanakan selama 3 hari yaitu pada tanggal 29-31Oktober Pameran tersebut diikuti oleh dinas peternakan tingkat provinsi dan kabupaten/kota se - NTB sedangkan Lomba Cipta Menu diikuti oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dari kabupaten/kota se - NTB dengan lomba Memasak Bahan Pangan lokal Hasil Pertanian, Peternakan dan Kelautan/Perikanan. 4. Terjalinnya tukar menukar informasi dan pengalaman pengembangan bidang pertanian antara masyarakat sekitar dengan aparat dari berbagai SKPD yang mengikuti acara. 5. Dalam rangkaian acara peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke XXXV Tingkat Provinsi NTB Tahun 2015, Dinas Peternakan dan kesehatan Hewan Provinsi NTB di masa mendatang berupaya untuk lebih melibatkan pelaku usaha bahan asal hewan (daging, susu, telur) dan pengolahan produk-produk peternakan lainnya (kerupuk, abon dll). 6. Masyarakat di Wilayah Kabupaten Lombok Tengah menaruh perhatian yang cukup besar terhadap seluruh kegiatan yang dilaksanakan dan juga terhadap produk - produk dan visualisasi hasil pembangunan peternakan yang dipamerkan. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 190

199 4. KAMPANYE MAKAN DAGING SAPI DAN TELUR PADA SEKOLAH DASAR Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang diikuti dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi, maka diperkirakan kebutuhan konsumsi akan protein hewani, khususnya yang bersumber dari daging sapi juga akan meningkat. Khusus permintaan daging sapi setiap tahun meningkat, sejalan dengan peningkatan populasi penduduk dan perbaikan pendapatan yang akan juga mempengaruhi elastisitas permintaan daging sapi. Tujuan kegiatan ini adalah menggerakkan kesadaran bersama untuk memenuhi konsumsi dan penganekaragaman pangan asal hewan dan sosialisasi sejak dini Pangan Asal Hewan yang ASUH kepada siswa - siswa SD/MI/SMP/Mts/SMA/MA. Dalam rangka Kampanye makan daging sapi (Bakso) dan Telur untuk anak sekolah dasar dan sekaligus menjadi kegiatan pemberian makanan tambahan anak sekolah ( PMT - AS), Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB telah melakukan kegiatan tersebut yang bersumber dari dana APBD. Kegiatan ini dilaksanakan selain untuk murid sekolah dasar juga untuk murid - murid pondok pesantren dan panti asuhan, dilaksanakan juga bersamaan dengan kegiatan hari bersejarah dan kegiatan lain misalnya pada saat Safari Ramadhan dan lain - lain. Kegiatan Kampanye Makan Daging Sapi tahun 2015 yang telah dilaksanakan antara lain : 1. Dilaksanakan tanggal Juni Pelaksanaannya bersamaan dengan adanya kegiatan Safari Ramadhan Gubernur/Wakil Gubernur di beberapa lokasi se - Pulau Lombok yaitu : a. Pemberian bakso di Kota Mataram pada tanggal 25 Juni 2015 dilaksanakan di Madrasah Ibtida iyah Dasan Agung Mataram, Yayasan Al Iman Pesantren Hidayatullah dan Panti Asuhan Al Hidayah Baturinggit LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 191

200 b. Pemberian bakso di Kabupaten Lombok Barat pada tanggal 26 Juni 2015 dilaksanakan di Ponpes. Nurul Hakim Kediri, Ponpes. Islahuddin dan Yayasan Selaparang. c. Pemberian bakso di Kabupaten Lombok Utara pada tanggal 27 Juni 2015 dilaksanakan di Ponpes. Al Istiqomah Kapu Jenggala Tanjung, Yayasan Al Ishlahul Ittihad Sigar Penjalin Tanjung dan Yayasan Pendidikan Al Jariyah NW Sanbaro Bentek Gangga. d. Pemberian bakso di Kabupaten Lombok Tengah pada tanggal 29 Juni 2015 dilaksanakan di Yayasan Asuhan Keluarga Ingin Makmur Tenganan Gonjak, Ponpes. Nurul Haq Karang Bejelo Kel. Gonjak dan Ponpes Nurul Amini Desa Aikmual. e. Pemberian bakso di Kabupaten Lombok Timur pada tanggal 30 Juni 2015 dilaksanakan di Panti Asuhan Ar - Rahman Lingkungan Jorong Kelurahan Kelayu Jorong, Ponpes. Perguruan Nahdlatul Wathan dan Panti Asuhan Muhammadiyah Selong Kelurahan Sandubaya Kecamatan Selong. 2. Pemberian makan bakso kepada 500 murid Sekolah Dasar (SDN Nomor 1 Lelede dan Madrasah Lelede) juga telah dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2015 di UPT Banyumulek tepatnya di halaman kantor BP3TR dalam rangka Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Kegiatan ini dihadiri oleh Bapak Wakil Gubernur NTB. 3. Pemberian makan bakso kepada 500 murid Sekolah Dasar (SDN Praya) telah dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2015 di Lapangan Umum Kota Praya dalam rangka Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Provinsi NTB Tahun LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 192

201 5. PERJALANAN DINAS DALAM DAN LUAR DAERAH, PENGAWASAN HEWAN QURBAN, SOSIALISASI DAGING ASUH, PENGENDALIAN PEMOTONGAN BETINA PRODUKTIF DAN PENGAWASAN PEMOTONGAN HEWAN QURBAN Merupakan kegiatan yang sifatnya koordinasi dan konsultasi terhadap pelaksanaan kegiatan di pusat atau dengan daerah lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan di lapangan dalam upaya meningkatkan dan menjamin keamanan produk pangan asal hewan yang ASUH. Di samping itu dalam upaya mengefektifkan sumberdaya yang potensial terutama penyediaan sarana prasarana pendukung kegiatan. Perjalanan dalam daerah dilaksanakan dalam rangka koordinasi dengan pelaksana kesmavet di Kabupaten/Kota se - Nusa Tenggara Barat, pengawasan kualitas produk pangan, pengendalian pemotongan betina produktif, pembinaan pengendalian dan penanggulangan penyakit zoonosis dan kesrawan. Hal tersebut dimaksudkan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran petugas RPH dan jagal menangani penanganan hasil peternakan mulai dari pra produksi, proses produksi dan pasca produksi untuk menjamin produk pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Penyediaan Pangan Asal Hewan (daging, telur dan susu) yang ASUH dan berdaya saing masih terbatas karena terbatasnya mata rantai produksi PAH yang sudah memenuhi persyaratan higine sanitasi dan masih rendahnya kesadaran dan komitmen pelaku usaha dalam menghasilkan PAH ASUH, rendahnya kesadaran konsumen untuk memperoleh PAH ASUH. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 193

202 Untuk hal tersebut Direktorat Jenderal Kesmavet dan Pasca Panen yang bekerja sama dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI) melaksanakan kegiatan Public Awareness di NTB, merupakan siaran langsung TVRI dan sudah dilaksanakan sejak Tahun 2012 di beberapa lokasi antara lain pada tahun 2012 dilaksanakan di halaman kantor TVRI Mataram pada tahun 2013 di RPH Banyumulek dan pada tahun 2014 di TVRI Mataram. Untuk Tahun 2015 ini pelaksanaannya di halaman kantor Dinas Peternakan Kabupaten Lombok Barat pada Tanggal 24 April Sebagai narasumber kegiatan ini adalah Direktur Kesmavet dan Pasca Panen, Dosen Institut Pertanian Bogor, Plt. Bupati Lombok Barat dan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lombok Barat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan daging sapi di Jakarta, RPH Asakota Kota Bima bekerjasama dengan PT. Rajawali melaksanakan launching pengiriman daging sapi beku ke Jakarta pada tanggal 12 Maret Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Direktur Kesmavet dan Pascapanen bersama Asisten Deputi Kelautan, perikanan dan Peternakan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Sumber Daya Hayati Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI melaksanakan Rapat koordinasi Monev Ketersediaan dan Pasokan Sapi di Provinsi NTB, dilaksanakan di Aula Kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Jalan Airlangga Nomor 56 Mataram pada tanggal 6 Mei 2015 dengan tujuan untuk melakukan verifikasi pasokan sapi siap potong dan siap jual di daerah sentra produsen untuk HBKN dengan pelaksananya terdiri dari : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 194

203 1. Asisten Deputi Kelautan, Perikanan dan Peternakan, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Sumber Daya Hayati, Kementerian Koordinator Perekonomian 2. Sekretaris Ditjen. Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI 3. Direktur Budidaya Ternak, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian 4. Direktur Jenderal Kesmavet dan Pasca Panen, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI 5. Direktorat Bahan Pokok dan Barang Strategis, Direktorat Jenderal PDN, Kementerian Perdagangan dan Perindustrian RI. Berdasarkan Surat dari Kementerian Pertanian RI, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor : 04115/PD.660/F/09/2014 tanggal 4 September 2014, perihal Peningkatan Kewaspadaan Zoonosis terhadap Hewan/Ternak dalam Rangka Idul Adha 1434 H. Guna mengamankan masyarakat dari kemungkinan resiko penularan zoonosis, diperlukan optimalisasi pembinaan dan pengawasan teknis Kesehatan Masyarakat Veteriner terutama pada daerah endemis yang dimulai sejak pemberangkatan ternak dari daerah asal, pengangkutan, penampungan hewan, saat penyembelihan hewan Qurban hingga distribusi daging Qurban kepada masyarakat. Dari aspek Kesehatan Hewan harus ada upaya pengamanan ternak terhadap penyakit Anthrax di Kabupaten/Kota endemis dengan cara meningkatkan kewaspadaan dini terhadap kemungkinan munculnya kasus ulang anthrax dan pengawasan jadwal vaksinasi Anthrax oleh pengawas teknis Qurban karena ternak yang divaksinasi Anthrax tidak boleh dipotong dalam jangka waktu 2 bulan setelah vaksinasi. Pengawasan tempat - tempat penjualan hewan - hewan qurban sesuai persyaratan teknis, kesejahteraan hewan, hygiene sanitasi dan pengawasan lalu lintas hewan, serta upaya - upaya lain dalam pencegahan penyakit zoonosis guna mengamankan masyarakat dari kemungkinan resiko penularan penyakit. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 195

204 Dari aspek Kesehatan Masyarakat Veteriner yang harus diperhatikan adalah: 1. Dalam rangka pengawasan pemotongan hewan pada Hari Raya Idul Adha diperlukan peningkatan kewaspadaan dini secara intensif terhadap kemungkinan munculnya penyakit Anthrax khususnya di daerah endemis seperti NTB apalagi secara klimatologi bertepatan dengan masuknya musim penghujan sehingga berpotensi terhadap munculnya wabah penyakit Anthrax. 2. Menginventarisir tempat - tempat yang akan digunakan untuk lokasi pemotongan hewan dan mensosialisasikan persyaratan teknis / tata cara pemotongan hewan dan penanganan daging yang higienis sehingga daging qurban yang dibagikan ke masyarakat memenuhi persyaratan Aman,Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). 3. Memperketat pemeriksaan dokumen kesehatan dan pemeriksaan hewan qurban di tempat - tempat penjualan dan penampungan hewan qurban serta pemeriksaan ante-mortem dan post-mortem di tempat pemotongan hewan. Kegiatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB sebagai berikut : 1. Melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada petugas Kabupaten / Kota dan panitia pelaksana Qurban. 2. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan pada tempat - tempat penampungan/penjualan/pemasaran hewan Qurban. 3. Melakukan pemeriksaan kesehatan hewan Qurban dan atau pemeriksaan teknis Ante-mortem dan Post-mortem saat pelaksanaan pemotongan hewan Qurban. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 196

205 Tabel 55. Pemotongan Ternak Sapi Dan Kerbau di Provinsi NTB Tahun 2015 NO NAMA KAB/ KOTA JTN EK JUMLAH PEMOTONGAN SAPI BTN EK JLH EK JTN EK KERBAU BTN EK JLH EK JUMLAH SAPI DAN KERBAU (EKOR) SAPI EKOR BETINA PRODUKTIF DIPOTONG KERBAU EKOR JUMLAH EKOR % BETINA PRODUKTIF TERHADAP Yang Dipotong % Btn Yang Dipotong % 1 MATARAM KOTA MATARAM LOMBOK BARAT LOMBOK UTARA LOMBOK TENGAH ,10 12,20 6 LOMBOK TIMUR P. Lombok ,05 7,92 7 SUMBAWA SUMBAWA BARAT DOMPU KOTA BIMA KABUPATEN BIMA P. Sumbawa JUMLAH NTB Tabel 56. Pemotongan Ternak Lain Lain di Provinsi NTB Tahun 2015 NO KABUPATEN/ KOTA JTN Ek JENIS TERNAK YANG DIPOTONG KUDA KAMBING DOMBA BABI UNGGAS BTN Ek JLH Ek JTN Ek BTN Ek JLH Ek JTN Ek 1 Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah BTN Ek Lombok Timur Lombok Sumbawa Sumbawa Barat Dompu Kota Bima JLH Ek JTN Ek BTN Ek JLH Ek JTN Ek BTN Ek JLH Ek 10 Kabupaten Bima Sumbawa Jumlah NTB LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 197

206 Tabel 57. Pengeluaran Bahan Asal Hewan dari Provinsi NTB ke Provinsi Lain Tahun 2015 Daerah Daerah No Nama Perusahaan Jenis Produk PAH Jumlah Pengirim Tujuan 1. Sami an Kulit Kambing ( lembar ) Lombok Tengah Jawa Timur 2. UD. Hadi Karya Utama - Otak (Kg) 400 Lombok Jakarta PT. Berdikari PT. Dharma Raya Hutama Jaya Putu Arga Sujarwadi Daging Sapi Beku (Kg) - Paru-paru (Kg) - Hati (Kg) - Kikil (Kg) - Usus (Kg) - Babat (Kg) - Jantung (Kg) - Limpa (Kg) - Daging sapi beku (Kg) - Kulit Sapi (Kg) - Kepala (Kg) - Kulit Kerbau (Lembar) - Tanduk Kerbau (Pasang) Kota Bima KSB Mataram Jawa Barat Jakarta Jakarta Tabel 58. Pemasukan Produk Pangan Asal Hewan Tahun 2015 No Nama Perusahaan Jenis Produk PAH Jumlah Alamat Asal Alamat Penerima 1. CV. Dwi Jaya Daging Ayam Frozen (Kg) Jl.Bajataki IV No.4 Denpasar Bali KFC Mataram 2. CV. Peternakan Ariasa 3. PT. Sukanda Jaya Daging Sapi Beku(Kg) Daging Kambing (Kg) Daging Sapi Olahan (Kg) Daging Ayam Olahan(Kg) Butter Cheese (Kg) Susu/Milk (Kg) Telur Ayam Ras(butir) Jl.Raya Kayu Ambua Ds.Tiga Susut Bangli- Bali Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta 4. PT. Prima Food INT Daging Ayam Olahan(Kg) Jl. Gatot Subroto No.330 X Denpasar Bali 5. PO.Star Jaya Telur Ayam Ras(butir) Jl. Pelabuhan No.47 Banjar Dinas Segara Padang Bai Karang Asem Bali 6. CV. Batu Beranteng Telur Ayam Ras(butir) Kabupaten Bangli Bali 7. PT.So Good Food Daging Ayam Olahan(Kg) Jl. Raya serang Km.20,2 desa Cibadak Kec. Cikupa Tangerang Banten Jl.Hoscokroaminoto No.38 Mataram Jl.Bung Karno No.33 Pagesangan- Mataram Sda Sda Sda Sda Jl. TGH.Ibrahim Halidi No.168 Kediri Lobar Jl.Baladewa Kompleks Pertokoan Karang Blumbang - Cakranegara Jl. Dende Siti Fatimah Sesela Gunung sari Lombok Barat Jl.Prabu Rangkasari No.5 Dasan Cermen Mataram LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 198

207 8. PT. Soejasch Bali Daging Sapi Olahan(Kg) Daging Ayam Olahan (Kg) Daging Babi Olahan (Kg) Jl. Gunung Patas 1 Padang Sambian Klod Denpasar - Bali Kabupaten Lombok Utara 9. PT. Agro Boga Utama Daging Sapi Beku (Kg) Daging Kambing (Kg) Daging Bebek Beku (Kg) Keju (Kg) Sosis (Kg) Jl. Kavling DPR 181 RT.003/004 Depok Jawa Barat Jl. Hasanudin Geria Mendara RT.003/113 Cakranegara 10. PT.Wahana Boga Nusantara Keju (Kg) Susu (Kg) Jl. ByPass Ngurah Rai No.18 Jimbaran Kuta Selatan Badung- Bali Kabupaten Lombok Barat Tabel 59. Jumlah Surat Rekomendasi Izin Pengeluaran/Pemasukan Per Bulan Yang Dikeluarkan oleh Dinas Peternakan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 No Bulan Pengeluaran Pemasukan Jenis Komoditi Jumlah Jenis Komoditi Jumlah 1. Januari Kulit Kambing 1 Daging Ayam Beku Telur ayam ras Daging sapi,kambing,olahan sapi,olahan ayam, butter/chese/keju Februari Otak Sapi 1 Daging Ayam Beku Telur ayam ras Daging sapi,kambing,olahan sapi,olahan ayam, butter/chese/keju Maret Daging sapi Beku Kulit Kambing 1 1 Daging Ayam Beku Telur ayam ras Daging sapi,kambing,olahan sapi,olahan ayam, butter/chese/keju April Kulit kambing 1 Daging Ayam Beku Telur ayam ras Daging sapi,kambing,olahan sapi,olahan ayam, butter/chese/keju Mei Daging sapi dan Otak sapi 2 Daging Ayam Beku Telur ayam ras Daging sapi,kambing,olahan sapi,olahan ayam, butter/chese/keju Juni Daging Sapi dan Jeroan Sapi Otak dan Kikil 1 1 Daging Ayam Beku Telur ayam ras Daging olahan ayam Juli Kulit dan Tanduk Kerbau 1 Daging Ayam Beku Telur ayam ras Olahan ayam LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 199

208 8. Agustus Daging sapi beku dan Jeroan Kulit Kambing 1 1 Daging Ayam Beku Telur Ayam Ras Olahan ayam September Daging Sapi Beku Kulit Kambing 1 1 Daging Ayam Beku Telur Ayam Ras Daging sapi,kambing,olahan sapi,olahan ayam, butter/chese/keju Oktober Kulit Kambing 1 Daging Ayam Beku Telur Ayam Ras Daging Sapi, Kambing, Olahan Sapi, Olahan Ayam, Butter/Cheese/Keju November Daging Sapi Beku 1 Daging Ayam Beku Telur Ayam Ras Daging Sapi, Kambing, Olahan Sapi, Olahan Ayam, Butter/Cheese/Keju Desember - - Daging Ayam Beku Telur Ayam Ras Daging Sapi, Kambing, Olahan Sapi, Olahan Ayam, Butter/Chesse/Keju Tabel 60. Pemotongan Hewan Qurban dan Idul Fitri di Provinsi NTB Tahun 2015 NO KABUPATEN/KOTA SAPI ekor KERBAU ekor JENIS TERNAK KAMBING ekor DOMBA Ekor JUMLAH Ekor 1 KOTA MATARAM KABUPATEN LOMBOK BARAT KABUPATEN LOMBOK UTARA KABUPATEN LOMBOK TENGAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PULAU LOMBOK KABUPATEN SUMBAWA KABUPATEN SUMBAWA BARAT KABUPATEN DOMPU KOTA BIMA KABUPATEN BIMA PULAU SUMBAWA JUMLAH QURBAN PROVINSI NTB LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 200

209 Tabel 61. Data Penyakit Zoonosis di RPH/TPH di Provinsi NTB Tahun 2015 NO NAMA KAB/ KOTA JTN EK SAPI BTN EK POST MORTEM JLH EK JTN EK KERBAU BTN EK DIAGNOSA ORGAN JLH AFKIR (gram) 1 RPH BANYUMULEK Fasciolasis,Pnemo, Empisema Hepar,Pulmo - JLH EK 2 KOTA MATARAM Fasciolasis,Pneumonia, Empisema Hepar,Pulmo LOMBOK BARAT Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo LOMBOK UTARA Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo - 5 LOMBOK TENGAH Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo - 6 LOMBOK TIMUR Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo Jumlah P.Lombok SUMBAWA Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo 8 SUMBAWA BARAT Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo 9 DOMPU Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo 10 KOTA BIMA Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo 11 KABUPATEN BIMA Fasciolasis,Pnemo,Empisema Hepar,Pulmo Jumlah P. Sumbawa JUMLAH NTB NO KAB/KOTA/KEC. NAMA RPH/TPH ALAMAT NAMA KOORDINATOR 1 PROVINSI NTB KOORDINATOR PROVINSI Mataram Daldiri, S.Pt 2 KOTA MATARAM 1. RPH-R Majeluk Kec. Mataram Drh.Vidia 3 KAB.LOMBOK UTARA 4 KAB. LOMBOK BARAT 5 KAB.LOMBOK TENGAH a. RPH Majeluk b. TPH Sekarbela c. RPH-R Banyumulek 1. RPH-R Tanjung Kec. Tanjung Saiful Rahim a. RPH Tanjung b. TPH-R Kayangan/Santong Kec. Kayangan c. TPH-R Bayan Kec. Bayan 1. RPH-R Lingsar/Narmada Kec. Lingsar Tri A.R a. RPH Lingsar/Narmada b. RPH-R Gunungsari Kec. Gunungsari c. RPH-R Lembar/Jakem Kec. Lembar d. RPH-R Kediri Kec. Kediri e. TPH-R KUD Petak Gerung Kec. Gerung f. RPH Banyumulek Kec. Kediri 1. RPH-R Praya Tengah Kec. Praya Tengah Sri Ratna a. RPH Praya Tengah b. TPH Praya c. Praya Barat d. Praya Barat Daya e. TPH"Eka Putri" Praya Timur f. TPH"Bon Jeruk" Jonggat g. TPH"Mulya Kuwur" Pujut/ Kawo 2. RPH-R Kopang Kec. Kopang a. RPH Kopang b. Janapria LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 201

210 6 KAB. LOMBOK TIMUR 3.RPH-R Mantang Batukliang a. TPH Bon Jeruk Jonggat b. Batukliang Utara c. Pringgarata Kec. Batukliang 1. RPH Pancor Kec. Selong L.M.Zainudin,A.Md a. RPH Pancor b. RPH Masbagik c. RPH Anjani d. TPH Paok Motong 2. RPH Aikmel: Kec. Aikmel a. RPH Aikmel b. RPH Apitaik c. TPH Sambelia d. TPH Korleko 3. RPH Kotaraja Kec. Sikur a. RPH Kotaraja b. TPH Rarang c. TPH Sikur d. TPH Montong Baan 4. RPH Rumbuk: Kec. Sakra a. RPH Rumbuk b. TPH Gunung Rajak NO KAB/KOTA/KEC. NAMA RPH/TPH ALAMAT NAMA KOORDINATOR KODE 6 KAB. SUMBAWA BARAT 1. RPH-R Taliwang Kec. Taliwang Satria Utama, SPt D a. RPH Taliwang b. RPH Seteluk Kec. Seteluk c. Sekongkang d. Jereweh 2. RPH-R Poto Tano Kec. Poto Tano a. RPH Poto Tano b. RPH-R Maluk Kec. Maluk 7 KAB. SUMBAWA 1. RPH Bangkong Kec. Sumbawa Drh.Agus S D RPH Sabang/Moyo Utara (Hilir) Kec. Moyo Utara 3. RPH Alas Kec. Alas 4. RPH Utan Kec. Utan 5. RPH Lagam/Lopok Kec. Lopok 6. RPH Plampang Kec. Plampang 7. RPH Empang Kec. Empang 8.TPH Lunyuk Kec. :Lunyuk 9. TPH Buer Kec. Ber 10. TPH Moyo Hulu Kec. Moyo 11.TPH Ropang Kec. Ropang 12. TPH Maronge Kec. Maronge 8 KAB. DOMPU 1. RPH Dompu(Karijawa/Larema) Kec. Dompu Drh. Hettyk S 2. RPH Manggalewa (Anamina) Kec. Manggalewa 3. TPH Hu'u 4. TPH Kempo Kec. Kempo 5. TPH Pekat Kec. Pekat 9 KOTA BIMA 1. RPH-R Asakota Kota Bima Drh. Rahmani D LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 202

211 10 KAB. BIMA 1. RPH-R Tente/Woha Kec. Woha Tasrif,S.Pt D86225 a. RPH Woha/Tente b. RPH Sape 2. RPH-R Bolo Kec. Bolo a. RPH Bolo b. TPH Dena/Bolo c. TPH Sanggar d. Roi e. Lambu 6. PENCEGAHAN PEMOTONGAN BETINA PRODUKTIF, SOSIALISASI PERDA NOMOR 1 TAHUN 2015 Ketersediaan ternak sapi dan kerbau betina produktif sangat strategis sebagai penghasil ternak bakalan (sapi dan kerbau). Ternak bakalan selanjutnya melalui proses penggemukan akan menghasilkan stok potong sebagai sumber produksi daging sapi dan kerbau. Semakin besar populasi sapi dan kerbau betina produktif akan berkorelasi positif terhadap peningkatan produksi daging sapi dan kerbau. Hal ini sejalan dengan program Direktorat Jenderal Peternakan Kesehatan Hewan yaitu Pemenuhan Pangan Asal Hewan. Kondisi di lapangan dengan adanya berbagai persoalan dan kepentingan yang dialami oleh peternak, maka masih banyak betina produktif yang diperdagangkan menjadi stok potong. Karenanya pada dasarnya sebagian besar kegiatan Peternakan Rakyat merupakan kegiatan sambilan dari usaha pertanian pada umumnya dan menjadi tabungan yang akan dijual apabila membutuhkan uang meskipun ternaknya merupakan ternak betina produktif. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 203

212 Sedangkan untuk tercapainya program pemerintah memerlukan ketersediaan ternak betina produktif dalam jumlah yang terus meningkat. Oleh karenanya pemerintah berupaya mencegah berlanjutnya kejadian pemotongan ternak betina produktif dan bunting yang semakin meningkat melalui kegiatan pengendalian pemotongan betina produktif dengan kegiatan yaitu penyelamatan sapi dan kerbau betina produktif yang bekerjasama dengan kepolisian. Pengaturan Rumah Potong Hewan Ruminansia Pasal 61 ayat (1) dan (2) UU No. 18/2009 : pemotongan hewan yang dagingnya diedarkan harus : a) Dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH); b) Mengikuti cara penyembelihan yang memenuhi kaidah kesejahteraan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta memperhatikan kaidah agama dan unsur kepercayaan yang dianut masyarakat. Pasal 8 ayat (1) PP No. 95/2012 : 1) Pemotongan hewan potong yang dagingnya diedarkan harus dilakukan di RPH yang memenuhi persyaratan teknis yang diatur oleh Menteri dan menerapkan cara yang baik. 2) Pasal 25 PP Nomor 95/2012 unit usaha produk hewan termasuk RPH-R wajib memiliki Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) Definisi Betina Produktif Berdasarkan UU Nomor 41/ Ternak Ruminansia Betina Produktif adalah Ternak ruminansia betina yang organ reproduksinya masih berfungsi secara normal dan dapat beranak. 2. Ternak Ruminansia Indukan adalah ternak betina bukan bibit yang memiliki organ reproduksi normal dan sehat digunakan untuk pengembangbiakan. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 204

213 Dasar Hukum 1. Undang Undang Nomor 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen 2. Undang Undang Nomor 18/2012 tentang Pangan 3. Undang Undang Nomor 33/2014 tentang Jaminan Produk Halal 4. Undang Undang Nomor 23/2014 tentang Pemerintah Daerah 5. Undang Undang Nomor 41/2014 jo. UU Nomor 18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan 6. Peraturan Pemerintah Nomor 95/2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesehatan Hewan 7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 13/2010 tentang Persyaratan RPH - R dan Unit Penanganan daging (meat cutting plant) 8. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 413/1992 tentang Pemotongan Hewan Potong dan Penanganan Daging serta Hasil Ikutannya 9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 381/2005 tentang Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner Pada Unit Usaha Pangan Asal Hewan 10. Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2015 Provinsi Nusa Tenggara Barat tentang Pengendalian Pemotongan Betina Produktif. Ketentuan Pidana (Pasal 86) Undang Undang Nomor 41/2014 Jo. Undang Undang Nomor 18/2009 Setiap orang yang menyembelih : 1. Ternak ruminansia kecil betina produktif dipidana dengan pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan denda paling sedikit Rp ,00 ( Satu Juta Rupiah) dan paling banyak Rp ,00 (Lima Juta Rupiah); atau 2. Ternak ruminansia besar betina produktif dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp ,- (Seratus Juta Rupiah) dan paling banyak Rp ,- (Tiga Ratus Juta Rupiah). LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 205

214 Sanksi Administratif Pasal 85 Ayat 2 Undang Undang Nomor 41/2014 Jo. Undang Undang Nomor 18/2009 Peringatan tertulis Penghentian sementara kegiatan, produksi dan/atau peredaran Pencabutan nomor pendaftaran dan penarikan obat hewan, pakan, alat dan mesin atau produk hewan dari peredaran; atau Pencabutan izin Kondisi saat ini Rumah Potong Hewan belum sesuai yang diharapkan secara kualitas dan kuantitas di samping itu juga masih maraknya pelanggaran - pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha. Upaya penegakan hukum oleh yang berwenang juga dirasakan masih tumpul dan tidak adanya sinergitas/koordinasi yang dilakukan oleh masingmasing institusi sebagai stakeholder yang mempunyai kewenangan masih belum berjalan yang disebabkan oleh ego sektoral. Dari permasalahan - permasalahan tersebut di atas mengakibatkan hal hal sebagai berikut : - Banyak dijumpai pemotongan sapi betina produktif - Masih banyak oknum yang bermain - Rendahnya suplai daging dalam negeri - Kurangnya persediaan bibit ruminansia betina produktif Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kepada para petugas RPH tentang pentingnya menyelamatkan aset Nasional yaitu Sapi Bali dari kepunahan dan membuka dialog dalam rangka memperkokoh konsolidasi dan sinergitas antara Kepolisian, Kepala Dinas, petugas RPH, instansi terkait dan pelaku usaha terhadap manajemen lingkungan RPH sehingga penyelamatan betina produktif sudah menjadi hal yang harus dipatuhi dan dilaksanakan. Sasarannya adalah : a) Memotivasi kepada para petugas di RPH Kabupaten/Kota se - NTB untuk secara terus menerus bersama - sama dengan pelaku usaha daging sapi untuk senantiasa menjaga amanah Undang Undang Nomor 41 tahun 2014 dan b) Menggugah kepedulian masyarakat konsumen dan profesional untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap kepatuhan dan ketaatan pelaku usaha melalui LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 206

215 kontrol dan berani untuk melaporkan setiap pelanggaran yang dilakukan oleh oknum. Keluaran yang diharapkan adalah para petugas RPH dapat menerapkan amanah Undang Undang Nomor 41 tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal Agustus 2015 bertempat di aula Kantor Dinas Peternakan Kabupaten Sumbawa Barat, aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa dan aula Dinas Peternakan Kabupaten Bima dengan materi : 1. Kebijakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Sosialisasi Perda Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pemotongan Ternak Ruminansia Betina Produktif Di Nusa Tenggara Barat oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB 2. Kebijakan Bidang Kesmavet dalam Penjaminan PAH ASUH oleh Kepala Bidang Kesmavet Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB 3. Kebijakan Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan Tentang Pencegahan Pemotongan Betina Produktif Oleh Direktur Kesmavet Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI 4. Peran Polri Dalam Pencegahan Pemotongan Betina Produktif di RPH (Rumah Potong Hewan) 5. Diskusi Jumlah peserta dalam Sosialisasi Pencegahan Pemotongan Betina Produktif sebanyak 120 orang dari Polda Provinsi NTB, Polsek, Babinkamtibmas, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi dan Kabupaten, Biro Hukum Provinsi NTB, Subbag. Hukum Kabupaten, Badan Koordinator Penyuluh Provinsi NTB, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi NTB, Lurah/Kades setempat dan petugas RPH Kabupaten. Alokasi peserta pertemuan adalah sebagai berikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 207

216 No Kabupaten/Kota Jumlah Kabupaten Sumbawa Barat 1. Disnak KSB (Petugas RPH, Medik/Paramedik Veteriner) Kepolisian Resort KSB 2 3. Kepolisian Sektor KSB 3 4. Satuan Polisi Pamong Praja KSB 3 5. Bagian Hukum Sekretariat Daerah KSB 2 6. Jagal/Pengusaha Ternak 17 Jumlah 40 Kabupaten Sumbawa 1. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa (Petugas RPH, Medik/Paramedik Veteriner) 2. Kepolisian Resort Kabupaten Sumbawa 2 3. Kepolisian Sektor Kabupaten Sumbawa 2 4. Pepehani Kabupaten Sumbawa 3 5. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sumbawa 2 6. Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Sumbawa 1 7. Jagal/Pengusaha Ternak 16 Jumlah 40 Kabupaten Bima 1. Dinas Peternakan Kabupaten Bima (Petugas RPH, Medik/Paramedik Veteriner) 2. Kepolisian Resort Kabupaten Bima 2 3. Kepolisan Sektor Kabupaten Bima 2 4. Pepehani Kabupaten Bima 3 5. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bima 2 6. Kabag.Hukum Setda. Bima 1 7. Jagal/Pengusaha ternak 15 Jumlah 40 Dari pertemuan tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ketersediaan ternak sapi dan kerbau betina produktif sangat strategis sebagai penghasil ternak bakalan (sapi dan kerbau). 2. Ternak bakalan melalui proses penggemukan akan menghasilkan stok potong sebagai sumber produksi daging sapi dan kerbau. 3. Semakin besar populasi sapi dan kerbau betina produktif akan berkorelasi positif terhadap peningkatan produksi daging sapi dan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 208

217 kerbau. Hal ini sejalan dengan program Direktorat Jenderal Peternakan dan KesehatanHewan yaitu pemenuhan pangan asal ternak 4. Petugas masing - masing kabupaten sangat mengapresiasi pertemuan sosialisasi ini dan dimohon untuk SKPD terkait memberikan SOP terkait dengan pemotongan dan lain - lain. 5. Terus berkoordinasi dan berkomunikasi antar instansi terkait dan terus berusaha dan saling introspeksi diri apakah semua aktifitas yang kita kerjakan Barokah, Halal Dan Toyyibah baik dari sejak ternak dipelihara sampai di meja makan. Upaya Tindak Lanjut : 1. Peningkatan pemahaman personal sangat diperlukan tentang pencegahan pemotongan betina produktif 2. Kepedulian para pelaku usaha peternakan dalam hal ini jagal agar tidak melakukan pemotongan betina produktif harus terus ditingkatkan demi menjaga ketersediaan bibit bibit sapi potong. 3. Adanya insentif bagi peternak yang tidak menjual/memotong ternak betina produktif. 4. Memberlakukan sanksi hukum bagi pelaku usaha yang melanggar aturan/yang memotong betina produktif sebagai shock therapy. 5. Bidang Kesmavet merespon dari berbagai masukan peserta dalam rangka mengidentifikasi masalah dan menindaklanjuti dengan sebuah program untuk menunjang kegiatan perlindungan masyarakat veteriner di NTB. 7. FASILITASI PEMBENTUKAN ASOSIASI JAGAL RUMAH POTONG HEWAN DI KOTA BIMA Perdagangan Internasional yang berkembang pesat dan menuju ke arah perdagangan bebas menyebabkan persaingan yang sangat ketat terutama antara negara maju dengan negara berkembang. Hal tersebut perlu diantisipasi oleh industri manufaktur maupun jasa untuk dapat bersaing di era pasar bebas. Hanya produk atau jasa memenuhi standar yang ditentukan yang dapat unggul dalam persaingan. Tantangan yang dihadapi oleh agroindustri dalam era perdagangan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 209

218 bebas ini antara lain persyaratan bebas internasional serta isu global keamanan pangan antara lain ekuivalensi penerapan jaminan kemanan pangan dan isu lingkungan. Seiring dengan peningkatan pengetahuan, kesadaran dan tuntutan konsumen akan keamanan, kesehatan, keutuhan dan kehalalan produk asal hewan dipandang perlu meningkatkan Fasilitasi RPH-R karena dalam rangka penerapan jaminan keamanan pangan sudah menjadi keharusan/persyaratan yaitu dalam rangka untuk mendapatkan Nomor Kontrol Veteriner, Sertifikat Halal dan Penjaminan Pangan yang ASUH. Tujuannya adalah memberikan pemahaman/wawasan kepada para jagal di RPH untuk dapat merubah pola pikir yang tradisional menjadi pengelolaan RPH dengan menerapkan manajemen sesuai dengan prosedur yang berlaku. Manfaat : 1. Meningkatnya kemampuan jagal di RPH/TPH dalam berkontribusi pemenuhan ketersediaan daging dan bahan baku/ternak sapi/ kerbau di NTB 2. Meningkatnya dinamika pasar hewan dengan harga ternak potong yang layak dan berdasarkan atas timbangan berat ternak. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2015 bertempat di Aula Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kota Bima dengan Jumlah peserta sebanyak 25 orang yang terdiri dari petugas dan jagal se - Kota Bima dengan hasil kesepakatan sebagai berikut : 1. Pertemuan ini perlu diadakan dan perlu dibentuk dengan tujuan untuk mewadahi para pekerja RPH/TPH (tukang jagal) yang selama ini masih terpisah-pisah bergantung kepada para jagal masingmasing dan diharapkan dengan adanya assosiasi menjadi sarana dalam berkomunikasi dengan pihak lain baik itu pemerintah maupun pihak yang bersinergi dengan para jagal. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 210

219 2. Pertemuan Asosiasi Jagal RPH Kota Bima secepatnya diadakan kembali yang difasilitasi oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kota Bima dalam waktu yang tidak terlalu lama dengan harapan assosiasi jagal Kota Bima secepatnya terbentuk. 3. Anggota jagal diminta segera menyiapkan nama asosiasi yang akan dibentuk dan menyusun kepengurusan yang ada dengan harapan asosiasi yang terbentuk segera dioptimalkan dan diharapkan juga asosiasi ini dapat berbadan hukum. Sebagai tindak lanjut diharapkan kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan peternakan Kota Bima untuk dapat menfasilitasi kegiatan tersebut dalam rangka pembentukan Asosiasi Jagal. 8. RESTRUKTURISASI MANAJEMEN RPH-R DI KOTA BIMA, MATARAM, SUMBAWA, LOMBOK TIMUR DAN KABUPATEN BIMA Undang - Undang Nomor 18 tahun 2009 (Revisi Nomor 41 tahun 2014) tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan mengamanatkan bhawa setiap Kabupaten / Kota harus mempunyai Rumah Potong Hewan (RPH) Ruminansia yang mempunyai persyaratan teknis yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian RI. Pelaksanaan dari Undang- Undang tersebut adalah keluarnya Menteri Pertanian Nomor 13 tahun 2010 tentang Persyaratan Rumah Pemotongan Hewan Ruminansia (RPH - R) dan Unit Penanganan Daging (meat cutting palm). Salah satu yang diatur di dalam peraturan di dalam Peraturan Menteri Pertanian adalah pemotongan hewan yang dagingnya akan diedarkan dilaksanakan di Rumah Pemotongan Hewan dan mengikuti kaidah penyembelihan, Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) dan Kesejahteraan Hewan (Kesrawan). Berkenaan dengan hal tersebut di atas, untuk dapat menghasilkan daging yang Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH) maka proses produksi daging di RPHR harus memenuhi LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 211

220 persyaratan teknis baik fisik (bangunan dan peralatan) SDM serta prosedur teknis pelaksanaannya. Sementara berdasarkan hasil evaluasi dan pemantauan sebagian besar kondisi RPH di Indonesia saat ini cukup memprihatinkan dan tidak memenuhi persyaratan teknis, oleh karenanya perlu penataan RPH melalui upaya relokasi, renovasi ataupun rehabilitasi RPH. Disadari dalam penataan fisik diperlukan biaya tinggi, untuk itu di samping sumber anggaran Pemerintah Pusat atupun Daerah diharapkan peran aktif masyarakat dan swasta, sedangkan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Cq Direktorat Kesmavet dan Pasca Panen akan memfasilitasi dalam bentuk bimbingan dan konsultasi teknis. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pemahaman/wawasan kepada para petugas RPH dengan kesadaran sendiri dapat memberikan manfaat kepada orang lain (jagal, juru sembelih, pegawai RPH) untuk mendampingi/fasilitasi terhadap perubahan pola pikir yang tradisionil menjadi pengelolaan RPH dengan menerapkan pola manajemen sesuai dengan prosedur yang berlaku (SOP). Sasaran kegiatan yaitu terlaksananya peningkatan kemampuan pengelolaan dalam menerapkan Manajemen di RPH dan meningkatnya pemahaman petugas RPH-R/TPH di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Sumbawa tentang pengelolaan Tim RMRPHR dalam pemenuhan ketersediaan daging yang ASUH di Nusa Tenggara Barat. Pertemuan Restrukturisasi Manajemen Rumah Potong Hewan Ruminansia di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Bima selama 4 (empat) hari tanggal Oktober 2015, bertempat di Aula pertemuan/rph masing - masing Kabupaten/Kota dengan metode pelaksanaan penyampaian terdiri dari 50% pemaparan materi, 25% penyampaian laporan Tim RMRPHR Kabupaten/Kota dan 25% pemaparan kondisi di lapangan. Jumlah peserta pertemuan sebanyak 60 (enam puluh) orang masing - masing kabupaten terdiri 15 orang dengan materi sebagai berikut : 1. Peran Kabupaten Bima dalam mendukung RMRPHR Bolo 2. Peran Kabupaten Sumbawa dalam mendukung RMRPHR Bangkong LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 212

221 3. Peran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dalam mendukung RMRPHR 4. Peran dan motivasi Bidang Kesmavet Provinsi terhadap tim RMRPHR Kabupaten/Kota se - NTB. 5. Fasilitasi Tim RMRPHR Provinsi kepada Tim RMRPHR Kota Mataram, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Bima 6. Coaching and Feedback dari tim RMRPHR Pusat 7. Restrukturisasi RPHR tim RMRPHR Pusat 8. Peran Bidang Peternakan dalam Restrukturisasi RPH Kota Mataram 9. Pemaparan Tim Restrukturisasi RPHR Kota Mataram. 10. Pemaparan Tim Restrukturisasi RPHR Kabupaten Lombok Timur 11. Peran Bidang Peternakan dalam Restrukturisasi RPH Kabupaten Sumbawa. 12. Pemaparan Tim Restrukturisasi RPHR Bangkong Kabupaten Sumbawa. 13. Peran Bidang Peternakan dalam Restrukturisasi RPH Kabupaten Bima 14. Pemaparan Tim Restrukturisasi RPHR Bolo Kabupaten Bima Setelah pemaparan materi dari para narasumber dan berdasarkan hasil diskusi yang berkembang pada pertemuan tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Terhadap beberapa keinginan dari 9 orang jagal di Kabupaten Bima yang ditemui di RPH untuk segera memanfaatkan RPHR Bolo, namun ada kendala keamanan di lingkungan RPH yang masih rawan karena lingkungan RPH belum terpagar, di samping itu belum tersedianya sumur bor dan instalatir sebagian belum tersedia untuk fasilitasi air. 2. Belum terbentuknya asosiasi jagal di RPHR Bolo sehingga mudah terpengaruh oleh kondisi fluktuasi harga bahan baku (sapi potong) oleh para pengusaha hewan (sapi kerbau) luar dae rah. Apabila sudah terbentuk akan lebih memudahkan dalam mengakses KUPS. 3. Setelah memperhatikan dengan seksama apa yang telah disampaikan oleh pakar dari IPB dan Direktur Kesmavet, peserta khususnya para jagal dan juru sembelih akan menerapkan apa yang menjadi keinginan bersama, bagaiman upaya RPHR Bolo LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 213

222 lebih hygiene dan penerapan sanitasi di semua aspek baik personil, sarana dan prasarana mengikuti SOP RPH. 4. Komitmen dan dedikasi yang tinggi sangat dibutuhkan untuk Tim RMRPHR Kabupate Bima dalam mengupayakan perubahanperubahan yang harus dilakukan untuk masa-masa yang akan datang. 5. Pemerintah Daerah Kabupaten Bima akan segera memfasilitasi sarana dan prasarana pendukung termasuk pemagaran keliling, akan diupayakan dengan melakukan koordinasi dengan pihak Bappeda. 6. Sinergitas dan kesadaran bersama-sama antara jagal, juru sembelih dengan Tim RMRPHR Bolo dalam mendukung kelangsungan RPHR. 7. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa memberikan stressing kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi, terkait dengan telah beroperasinya RPHR Kategori II di RPHR Pototano Kabupaten Sumbawa Barat dan RPHR Asa Kota Bima, dimohon untuk segera meninjau dalam menyikapi kondisi di lapangan bahwa di RPHR Pototano hampir tidak pernah terkontrol dengan kondisi ternak yang dipotong, terlebih dengan maraknya penyelundupan ternak potong. 8. Bahan baku untuk RPH di Kabupaten Sumbawa mulai terasa adanya kelangkaan akibat persaingan dengan pedagang hewan antar pulau, disamping itu juga adanya musim panen hasil pertanian sehingga peternak enggan menjual sapi/kerbau. 9. Komitmen dari jagal dan juru sembelih untuk menerapkan Hygiene sanitasi, juru sembelih halal dan perlakuan kesrawan terhadap ternak yang akan disembelih. 10. Intervensi terhadap asosiasi jagal di RPHR Bangkong untuk mendapatkan fasilitas KUPS agar tidak lagi terpengaruh terhadap kondisi fluktuasi harga di pasar. 11. Pelan tapi pasti perubahan yang telah dilakukan oleh TIM RMRPHR Bangkong, dalam upaya untuk meningkatkan kondisi menjadi RPHR yang berstandar II (ra ntai dingin) agar segera direlisasikan dengan mengupayakan kerjasama dengan pihak ketiga dalam pengelolaannya. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 214

223 Upaya tindak lanjut : 1. Kinerja petugas Kekesmavetan Kabupaten/Kota akan selalu diusahakan untuk taat dan tunduk terhadap konsekuensi yang ditimbulkan oleh kelengahan dan ketidakpedulian terhadap amanah yang diembannya serta data penyakit zoonosis yang ada di RPH dapat diupdate setiap saat. 2. Komitmen selalu dipegang teguh agar situasi Provinsi NTB bebas PHM/Z tetap dipertahankan. 3. PAH yang beredar membutuhkan pengendalian dan pengawasan yang melibatkan lintas sektor dan lintas koordinasi, agar stakeholder yang berkepentingan mampu mengawasi lalulintas dengan intensitas yang tinggi di pelabuhan. 4. Simulasi daerah-daerah yang bebas rabies untuk meningkatkan kewaspadaan yang tinggi untuk mempertahankan wilayah masingmasing. 5. Kejadian zoonosis dipastikan akibat kurangnya kewaspadaan petugas (ternak tidak divaksin). 6. Kepatuhan jagal terhadap aturan yang berlaku ditunda dipotong tidak boleh dipotong (dilarang dikonsumsi atau material dihanguskan). 7. Kompetensi SDM petugas kekesmavetan Kabupaten/Kota perlu ditingkatkan oleh karena itulah penanganan daging yang berasal dari RPH dikatakan layak atau tidak layak untuk dikonsumsi. 9. PERTEMUAN PENINGKATAN KOMPETENSI JURU SEMBELIH HALAL Berdasarkan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Peraturan Pemerintah Nomor 22/1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pemerintah dalam hal ini Provinsi Nusa Tenggara Barat c.q. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Bidang Masyarakat Veteriner LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 215

224 memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjamin kesehatan dan ketentraman bathin masyakarat dalam mengkonsumsi daging melalui penyediaan daging yang ASUH. Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani, khususnya daging, tidak diimbangi dengan ketersediaan sarana produksi yang memenuhi persyaratan dari aspek kehalalan dan hygiene sanitasi. Sebagian besar produksi daging domestik termasuk daging unggas berasal dari Rumah Pemotongan Hewan atau Rumah Pemotongan Unggas (RPU) yang tidak memenuhi persyar atan dari aspek kehalalan dan hygiene - sanitasi. Kondisi ini telah mendorong tingginya jumlah penyimpangan peredaran daging di lapangan, seperti kasus ayam tiren, ayam berformalin, pemalsuan daging sapi dan lain lain. Penyimpangan tersebut juga dipengaruhi oleh terbatasnya jumlah sumberdaya profesional di RPH Ruminansia / Unggas yang bertanggungjawab dalam memproduksi daging yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH), misalnya juru sembelih halal bersertifikat dan petugas berwenang dalam melakukan pemeriksaan ante-mortem dan post-mortem. Salah satu upaya dalam mengefektifkan jaminan kesehatan dan ketentraman batin masyarakat dalam mengkonsumsi daging adalah dengan mengadakan kegiatan Pertemuan Peningkatan Keterampilan Juru Sembelih Halal di RPH Ruminansia/Unggas. Pertemuan ini telah dilaksanakan pada tanggal Juni 2015 di Aula kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Jalan Airlangga Nomor 56 Mataram dengan jumlah peserta sebanyak 24 orang yang merupakan perwakilan dari Kabupaten/Kota se - Nusa Tenggara Barat, dengan tujuan untuk meningkatan keterampilan bagi tenaga juru sembelih halal di RPH Ruminansia/Unggas dan untuk mempersiapkan tenaga sembelih halal untuk tiap RPH-Ruminansia/Unggas. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 216

225 Keluaran yang diharapkan adalah : - Meningkatkan pengetahuan para petugas/juru sembelih yang bekerja di RPH Ruminansia/Unggas tentang proses penyembelihan hewan/unggas yang sesuai dengan persyaratan baik aspek kehalalan maupun aspek higiene dan sanitasi serta aspek kesrawan. - Para petugas RPH dapat menerapkan pemotongan secara syariat Islam di wilayah kerjanya. Materi yang disampaikan pada pertemuan tersebut adalah sebagai berikut : a. Kebijakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dalam Peningkatan Pangan Asal Hewan Yang ASUH (Kepala Dinas Peternakan dan Keswan Provinsi NTB). b. Jaminan Produk Halal Produk Peternakan (MUI Provinsi NTB). c. Penyembelihan Halal ( Fakultas Peternakan UNRAM ). d. Pemeriksaan Sebelum Dipotong ( Ante-Mortem) dan Sesudah Dipotong (Post-Mortem) Pada Ternak. e. Optimalisasi Fungsi Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPH -R) oleh Kepala Bidang Kesmavet f. Diskusi dan Praktek Pemotongan Halal di RPH (MUI Provinsi NTB) Setelah pemaparan materi dari para narasumber dan berdasarkan hasil diskusi yang berkembang pada pertemuan tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Label Halal sudah menjadi trend kekinian (k ewajiban) yang harus dipenuhi oleh Unit Unit Usaha sesuai Undang Undang Pangan Nomor 7 Tahun Hewan yang halal dimakan: Sapi, Kambing, Kerbau, domba dan lainnya yang disembelih dengan syarat : - Juru sembelih muslim (laki-laki) - Menyembelih dengan alat yang tajam (yang tidak boleh dipakai menyembelih antara lain tulang, gigi, kuku) - Menyembelih leher - Waktu menyembelih disunnahkan membaca Basmalah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 217

226 - Disunnatkan menidurkan binatang yang akan disembelih pada tulang rusuk sebelah kirinya - Pisahkan hewan yang hendak disembelih dengan hewan yang telah disembelih agar tidak stress - Menguliti hewan yang telah disembelih harus setelah benar-benar sudah mati. 3. Jika setelah dipotong satu kali tidak mati apa boleh dipotong lagi, maka hukumnya halal dan jangan diulangi/jangan dipotong lagi, biarkan saja nanti mati sendiri. 4. Pasca penyembelihan. Dikerjakan dengan waktu yang tertib dan dipastikan hewan sudah benar benar mati, jangan menguliti ketika hewan belum mati sempurna. 5. Bahan pengemasan digunakan dari bahan yang berkualitas baik (kardus, pelapis plastik yang standar). 6. Labeling. Dengan mencantumkan kode produksi, jumlah (kg) dan item - item daging yang tertib (proporsional dan profesional). 7. Tatacara untuk mendapat Sertifikat Halal, adalah dengan mengajukan permohonan ke MUI yang berkantor di Jalan Pejanggik Nomor 54 dengan mencantumkan apa kegiatan yang mau di sertifikasi dan mengisi formulir yang disediakan MUI Tindak lanjut yang diperlukan : 1. Perlu sosialisasi dan pembinaan yang terus menerus pada masyarakat agar sesuai dengan Undang Undang Pangan Nomor 7 Tahun 1996 tentang Label halal yang diwajibkan untuk dipenuhi oleh unit - unit usaha pangan. 2. Perlu pembinaan dan pelatihan khusus bagi juru sembelih RPH/TPH yang belum mempunyai sertivikat. 3. Peran petugas dan para Da i/tuan Guru setempat sangat diperlukan dalam rangka proses kehalalan. 4. Diwajibkan alat penyembelih/pisaunya harus tajam dan diharapkan dengan peralatan penyembelihan yang tajam dan profesional juru sembelih dengan sekali gores terputus 3 saluran. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 218

227 10. UNIT RESPON CEPAT PENGAWAS KESMAVET Berdasarkan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta Peraturan Pemerintah Nomor 22/1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat Masyarakat Veteriner dan Pasca Panen memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjamin kesehatan dan ketentraman bathin masyakarat dalam mengkonsumsi daging melalui penyediaan daging yang ASUH. Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani, khususnya daging tidak diimbangi dengan ketersediaan sarana produksi yang memenuhi persyaratan dari aspek kehalalan dan hygiene sanitasi. Sebagian besar produksi daging domestik termasuk daging unggas berasal dari Rumah Pemotongan Hewan atau Rumah Pemotongan Unggas (RPU) yang tidak memenuhi persyaratan dari aspek kehalalan dan hygiene - sanitasi. Kondisi ini telah mendorong tingginya jumlah penyimpangan peredaran daging di lapangan, seperti kasus ayam tiren, ayam berformalin, pemalsuan daging sapi dan lain - lain. Penyimpangan tersebut juga dipengaruhi oleh terbatasnya jumlah sumberdaya profesional di RPH/RPU yang bertanggungjawab dalam memproduksi daging yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH), petugas berwenang dalam melakukan pemeriksaan ante-mortem dan post-mortem. Salah satu upaya dalam mengefektifkan jaminan kesehatan dan ketentraman batin masyarakat dalam mengkonsumsi daging adalah dengan membangun sistem Unit Respon Cepat Pengawas Kesehatan Masyarakat Veteriner dalam mengamankan produk pangan asal hewan dari bahaya - bahaya (hazards) baik biologis, kimiawi, dan fisik yang menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan hewan. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 219

228 Tujuan : 1. Fasilitasi sarana uji cepat pengawasan produk hewan bagi petugas kesmavet di lapangan sehingga dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan lebih baik. 2. Meningkatnya Pengawasan Peredaran Produk Hewan dari bahayabahaya (hazards) baik biologis, kimiawi dan fisik yang menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan hewan di Kabupaten/Kota di NTB. Sasaran : 1. Petugas pengawas kesmavet di Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2. Dalam melakukan pengawasan peredaran produk hewan, petugas pengawas kesmavet dapat melakukan pengawasan berbasis pengujian. Sampel yang diambil dapat langsung dilakukan pemeriksaan uji formalin, uji bangkai (kebu sukan), screaning anti biotic dan uji pemalsuan. 3. Hasil pemeriksaan yang dilakukan dengan uji cepat tersebut dapat diperoleh langsung dan petugas pengawas kesmavet dapat segera melakukan tindakan sesuai dengan hasil tersebut. 4. Fasilitasi Kit Uji Cepat 4 Unit di NTB, yaitu Laboratorium Kesmavet Provinsi, Kota Mataram, Kabupaten Sumbawa dan Kota Bima Hal tersebut akan memberikan dampak pada meningkatnya kompetensi petugas Unit Respon Cepat Pengawas Kesmavet dalam Peningkatan pencegahan Pangan Hewani yang ASUH dan terjaminnya produk pangan asal hewan bagi konsumen di NTB. Tahun 2015 ini pengadaan Kit Uji Cepat Pengawas Kesmavet terdiri dari : 1. Kit Uji Cepat Formalin 120 test/set 2. Kit Uji Cepat Daging Bangkai 150 test/set 3. Kit Uji Cepat Kandungan Babi 100 test/set 4. Kit Uji Cepat Kandungan Beta Laktam 100 test/set 5. Kit Uji Cepat Kandungan Tetrasiklin 100 test/set 6. Kit Uji Cepat Kandungan Residu Antibiotik Umum 100 test/set LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 220

229 11. PEMUTAKHIRAN DATA PEMOTONGAN ISIKHNAS adalah sistem informasi kesehatan hewan Indonesia yang mutakhir. Sistem ini menggunakan teknologi sehari - hari dalam cara yang sederhana namun cerdas untuk mengumpulkan data dari lapangan dan dengan segera menyediakannya bagi para pemangku kepentingan dalam bentuk yang bermakna dan dapat segera dimanfaatkan. Data dan informasi merupakan hal yang mutlak diperlukan sebagai dasar pengambilan kebijakan terkait supply dan demand baik daging sapi maupun ternak hidup. Ke depan setiap RPH yang ada harus terkoneksi ( online) sehingga setiap data pemotongan dapat diketahui secara real time. Hal ini merupakan kebutuhan sekaligus tuntutan atas kemajuan teknologi informasi saat ini. Saat ini masih sangat sulit untuk mendapatkan data dan informasi terutama terkait pemotongan di Provinsi dan Kabupaten/Kota sehingga terkendala oleh infrastuktur baik yang ada di Pusat maupun di Daerah. Akan tetapi, dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi saat ini diharapkan kendala terbatasnya infrastruktur ini dapat diatasi. Program yang akan diperkenalkan pada kegiatan ini adalah sistem pemutakhiran data pemotongan melalui SMS Gateway yang terintegrasi i-sikhnas. Program ini awalnya dikembangkan untuk pelaporan panyakit hewan dari petugas atau kader di lapangan kepada petugas di Kabupaten dan Provinsi serta Pusat melalui fasilitas yang sederhana yaitu Short Messaging Service (SMS). Dengan memanfaatkan teknologi ini diharapkan data pemotongan di RPH juga dapat dilaporkan melalui SMS kedalam sistem i-sikhnas LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 221

230 setiap hari sehingga didapatkan data yang cepat dan akurat serta dapat diakses setiap saat. Program ini diharapkan dapat memberikan data yang akurat, dan sebenar - benarnya karena hal ini akan berpengaruh pada proses pengambilan keputusan dan juga pembuatan kebijakan secara nasional terlebih lagi untuk perencanaan pembangunan sektor peternakan di Indonesia. Tujuan program pemutakhiran data pemotongan sapi di RPH melalui SMS Gate Way yang terintegrasi dalam sistem i-sikhnas adalah untuk memperoleh laporan jumlah pemotongan sapi/kerbau yang cepat dan akurat setiap hari dan menjaga stabilisasi harga daging sapi/kerbau melalui pemutakhiran data jumlah pemotongan sapi baik di RPH-R dan TPH di seluruh kabupaten/kota se-ntb dengan sistem integrasi dengan i - ISHIKNAS. Dengan sasarannya adalah petugas di RPH Kabupaten/Kota se - NTB untuk secara terus menerus bersama - sama dengan koordinator Provinsi melaporkan kegiatan pemotongan setiap hari ke pusat Tim SMS Gateway Direktorat Kesmavet dan Pascapanen/i-SIKHNAS dan deteksi dini terhadap kemampuan supply demand ketersediaan daging sapi/kerbau di daerah. Hasil yang ingin dicapai adalah tercatatnya data jumlah pemotongan sapi, produksi dan distribusi daging/karkas di RPH-R/TPH yang valid di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat, terlaksananya jumlah pemotongan sapi, produksi dan distribusi daging/karkas di RPH- R/TPH yang valid di seluruh kabupaten/kota se -NTB dan meningkatnya pengumpulan data pemotongan ternak dan distribusi daging/karkas melalui RPH dan TPH di 10 Kabupaten/Kota se -NTB. Kegiatan tersebut telah dilaksanakan pada tanggal Desember 2015 bertempat di Aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Jalan Airlangga Nomor 56 Mataram dengan peserta sebanyak 24 orang yang berasal dari Kabupaten/Kota se - NTB. Setelah pemaparan materi dari para narasumber dan berdasarkan hasil diskusi yang berkembang pada pertemuan tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 222

231 1. Petugas langsung dapat mengirimkan data pemotongan melalui aplikasi I-Shiknas. 2. Pendaftaran untuk TPH yang ada, agar pelaporan juga dapat dilakukan sehingga adanya pembinaan untuk meningkatkan status dari TPH menjadi RPH nantinya. Hal ini mengacu pada Kementerian Pertanian Nomor 13 tahun 2010 bagaimana pemerintah daerah bertanggungjawab dengan RPH dan TPH dan bisa didaftarkan TPH yang direkomendasikan oleh Tim Provinsi 3. Permohonan agar pelatihan aplikasi pemutahiran data pemotongan melalui I - Shiknas dapat dilakukan untuk petugas yang belum mendapatkan pelatihan tidak hanya koordinatornya saja, mengingat di daerah (Kab upaten/kota) selalu ada pemutasian petugas/ pegawainya (triwulan II dan III). 4. Pemotongan pada acara HBKN dan lainnya ada pengecualian tidak harus di RPH, namun tetap dalam pengawasan dari SKPD terkait dengan dibentuknya Tim pengawasan hewan qurban. 5. Diharapkan Pemerintah pusat juga harus mempunyai solusi bagaimana dengan upaya penyelamatan betina produktif dengan menyiapkan dana talangan. Hal ini belum dapat dilakukan karena AKUN kegiatan (dana talangan) terdapat pada Direktorat Budidaya dan tidak dapat dipindahkan ke Direktorat Kesmavet namun akan dicarikan solusi yang dapat dilakukan. 6. Perlu dilakukan Bimtek untuk petugas TPH. 7. Koordinasi dan komunikasi dapat dilakukan dengan Kapolsek, Babinkamtibmas setempat dengan semakin merapatkan barisan, karena dari Badan Pertahanan Kemanan (BAHARKAM) RI tela h memberikan jaminan terhadap tindakan/sanksi hukum terhadap siapa saja/tidak pandang bulu, barang siapa yang melanggar UU dan Perda terkait dengan Pencegahan Pemotongan Betina Produktif akan dikenakan sanksi/pidana. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 223

232 LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 224

233 Tindak Lanjut : 1. Upaya pelatihan untuk petugas pelapor yang lebih luas baik untuk RPH/TPH yang belum terdaftar. 2. Kompetensi untuk Sumber Daya Manusia (SDM) Butcher, Juleha, Keur Master, akan ditingkatkan menjadi keterampilan yang kompetitif dan menjadi profesional sesuai Surat Kompetensi Keahlian Nasional Indonesia (SKKNI). 3. Pemberian reward terhadap petugas dari Kabupaten/Kota yang tinggi frekuensi pengiriman pelaporan dan juga menjadi termotivasi terhadap tingkat partisipatif bagi petugas/pelapor dari Kabupaten/Kota lain. 12. REVITALISASI PEMERIKSAAN ANTE MORTEM DAN POST MORTEM Di era otonomi daerah dan perdagangan bebas saat ini peran Kesmavet perlu terus dikembangkan dan dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan baik dari segi perencanaan program dan strategi. Demikian pula dengan kegiatan maupun pengawasan yang dilakukan harus dilakukan dengan beberapa prioritas antara lain : penerapan kebijakan pengamanan maksimum (maximum security) dan analisa risiko dalam pemasukan produk hewan asal luar Kabupaten/Kota dalam Provinsi NTB dan dalam pengawasan peredaran produk asal hewan dan bahan asal hewan, pemeriksaan keamanan pangan yang berasal dari hewan dan bahan asal hewan yang berasal dari luar Kabupaten/Kota, penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan penerapan persyaratan teknis kesmavet untuk meningkatkan daya saing produk dalam daerah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 225

234 dalam menembus hambatan teknis di pasar global. Dengan demikian untuk melaksanakan fungsi Kesmavet tersebut diperlukan penanganan yang sungguh - sungguh dengan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan profesional serta sistem dan mekanisme kerja yang memadai. Untuk itu diperlukan peningkatan kompetensi dengan merevitalisasi Pemeriksaan Ante Mortem Dan Post Mortem Pengawas Kesmavet di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat Masyarakat Veteriner dan Pasca Panen memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjamin kesehatan dan ketentraman batin masyarakat dalam mengkonsumsi daging melalui penyediaan daging yang ASUH. Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani, khususnya daging, tidak diimbangi dengan ketersediaan sarana produksi yang memenuhi persyaratan dari aspek kehalalan dan hygiene sanitasi. Sebagian besar produksi daging domestik termasuk daging unggas berasal dari Rumah Pemotongan Hewan atau Rumah Pemotongan Unggas (RPU) yang tidak memenuhi persyaratan dari aspek kehalalan dan hygiene-sanitasi. Kondisi ini telah mendorong tingginya jumlah penyimpangan peredaran daging di lapangan, seperti kasus ayam tiren, ayam berformalin, pemalsuan daging sapi dan lain-lain. Penyimpangan tersebut juga dipengaruhi oleh terbatasnya jumlah sumberdaya profesional di RPH/RPU yang bertanggungjawab dalam memproduksi daging yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH), petugas berwenang dalam melakukan pemeri ksaan ante - mortem dan post - mortem. Salah satu upaya dalam mengefektifkan jaminan kesehatan dan ketentraman batin masyarakat dalam mengkonsumsi daging adalah dengan melaksanakan Penguatan Jejaring Pengawasan Kesehatan Masyarakat Veteriner dalam mengamankan produk pangan asal hewan dari bahaya - bahaya LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 226

235 (hazards) baik biologis, kimiawi, dan fisik yang menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan hewan. Pertemuan ini telah dilaksanakan pada tanggal Desember 2015 di Aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Jalan Airlangga Nomor 56 Mataram dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang yang merupakan perwakilan dari kabupaten/kota se - NTB, yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pemeriksaan ante mortem dan post mortem dalam peredaran produk hewan dari bahaya(hazards) baik biologis, kimiawi, dan fisik yang menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan hewan di kabupaten/kota di NTB. Setelah pemaparan materi dari para narasumber dan berdasarkan hasil diskusi yang berkembang pada pertemuan tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemeriksaan hewan sebelum dipotong ( ante mortem) dan setelah dipotong ( post mortem) merupakan upaya untuk menurunkan risiko penularan penyakit hewan ke manusia. Penularan penyakit hewan ke manusia dapat terjadi melalui rantai pangan dan produk sampingan lainnya dari pemotongan hewan. Selain itu pula pemeriksaan hewan yang akan dijadikan sumber pangan ini dapat berkontribusi terhadap pemantauan status penyakit hewan dan meminimalisir resiko penyakit pada manusia yang bersumber dari hewan. 2. Saat ini pemeriksaan ante mortem dan post mortem menjadi jarang dilakukan karena menurunnya kesadaran dari petugas mengenai pentingnya pemeriksaan ante mortem dan post mortem, di samping kendala operasional dan kendala pelaporan lainnya. Kegiatan ini diharapkan akan menjadi faktor pengungkit untuk terlaksananya kegiatan ante mortem di seluruh Rumah Pemotongan Hewan di Provinsi NTB. 3. Dalam rangka menggerakkan kembali pemeriksaan ante - mortem dan post - mortem di RPH kabupaten/kota se - NTB, diperlukan fasilitas yang memadai dalam menerapkan seluruh rangkaian pemeriksaan yang akan dilakukan oleh petugas. Hal ini akan mengikuti program kegiatan yang akan dilakukan secara berkesinambungan oleh Direktorat Kesmavet. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 227

236 4. Diharapkan kita bersama membangun opini dan disegarkan lagi bahwa kegiatan pemeriksaan ante mortem dan post mortem (AM/PM) yang sudah dilakukan sebelumnya bahwa tugas mulia bentuk kepedulian sosial yang sudah menjadi keharusan agar produk yang dihasilkan menjadi Aman, Sehat, Utuh dan Halalan Toyyibah. 5. Untuk hal yang bersinggungan dengan masalah penegakan undang - undang dan peraturan daerah sebaiknya selalu berkoordinasi dengan aparat penegak hukum (Kapolsek, petugas Babinkamtibmas). 6. Upaya untuk mengendalikan lalulintas Produk Asal Hewan (PAH), maka peran kabupaten/kota terhadap hal tersebut adalah pembinaan oleh instansi terkait selama wilayah asal PAH itu berada dalam teritorial kabupaten/kota yang bersangkutan namun apabila PAH itu berasal dari luar maka bukan menjadi kewenangannya. Contoh PAH yang akan dimasukkan di Hotel Wisata Gili Kabupaten Lombok Utara dari RPH Sekarbela Kota Mataram, hal ini tidak menjadi tanggungjawab pembinaan oleh Kabupaten Lombok Utara tetapi sudah wilayah teritorial Kota Mataram. Tindak Lanjut : - Meningkatkan kesadaran petugas dan pengelola RPH terhadap pentingnya pemeriksaan AM/PM untuk seluruh RPH di NTB. - Mengupayakan penyegaran secara berkesinambungan terus dilakukan terhadap kegiatan pemeriksaan ante mortem dan post mortem seluruh RPH di NTB, sehingga predikat Provinsi NTB sebagai Provinsi yang Produk Asal Hewan sudah memenuhi sertifikasi Halal Food secara internasional tetap dipertahankan, terlebih status Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) di NTB tetap terjaga. - Fasilitasi terkait dengan sarana dan prasarana petugas dan operasional pemeriksaan AM/PM di RPH kabupaten/kota (usulan dalam tahun anggaran 2016). - Pemerikasaan ante mortem dan post mortem adalah bentuk tanggungjawab moral petugas dan pengelolaan RPH terhadap setiap produk asal hewan di RPH agar jaminan keamanan Pangan Asal Hewan dapat diwujudkan. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 228

237 13. FASILITASI PERALATAN RPH - R Dalam rangka penjaminan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal serta pemenuhan persyaratan produk hewan, pada Tahun 2015 ini telah dilaksanakan fasilitasi RPH-R di Kota Bima berupa : 1. Genset ( 1 Unit ) dan 2. Mobil pengangkut daging berpendingin ( 1 Unit) Semua pengadaan tersebut diatas telah selesai dilaksanakan dan diharapkan akan dapat dipergunakan pada tahun 2016 ini oleh Kabupaten/Kota se - optimal mungkin juga pada tahun - tahun yang akan datang. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 229

238 5. BIDANG USAHA PETERNAKAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Merujuk pada Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dimana Bidang Usaha Peternakan merupakan salah satu bidang yang mempunyai tugas dan fungsi membantu Kepala Dinas dalam merumuskan melaksanakan, membina dan mengawasi usaha peternakan, pelayanan usaha dan pemasaran maupun pengolahan hasil peternakan. Sedangkan fungsinya adalah menerapkan kebijakan dan memantau pengembangan investasi dan kebijakan permodalan melalui lembaga perbankan dan non perbankan wilayah provinsi, memproses perijinan usaha bidang peternakan, memberikan rekomendasi pemasukan dan pengeluaran dari dan ke luar daerah, membina dan mengawasi mutu produk dan bahan asal hewan wilayah provinsi, membina dan mengawasi kelompok - kelompok pengolahan hasil peternakan, membina dan memfasilitasi pasar hewan, membina dan membimbing usaha dan pengolahan hasil peternakan, memberikan bimbingan teknis pembangunan sarana fisik (bangunan), penyimpanan, pengolahan dan pemasaran hasil peternakan. Bidang Usaha Peternakan dibantu pula oleh 3 (tiga) Kepala Seksi yang masing - masing mempunyai peran dan tanggungjawab antara lain Kepala Seksi Pengolahan Hasil Peternakan, Kepala Seksi Pelayanan Usaha dan Kepala Seksi Pemasaran. Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut maka bidang usaha peternakan tahun 2015 mempunyai program dan kegiatan yang didukung dari anggaran APBN Kementerian Pertanian melalui Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yakni dana Dekonsentrasi sebesar Rp ,- dan Tugas Pembantuan Rp ,- sementara dari pemerintah daerah melalui APBD sebesar Rp ,-. Sehubungan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 230

239 dengan hal tersebut maka dapat kami laporkan bahwa program dan kegiatan di Bidang Usaha Peternakan tahun 2015 dapat direalisasikan masing - masing APBN Dekonsentrasi secara fisik tercapai 100% dan keuangan 91,50% sedangkan Tugas Pembantuan fisik tercapai 100% dan keuangan 85,33% serta APBD tercapai fisik 85,71% dan keuangan 69,98%. Adapun rincian pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2015 seperti terurai pada bab - bab berikutnya. 2. Tujuan a. Mendorong tumbuh dan berkembangnya usaha pengolahan hasil peternakan yang saling menunjang dari hulu hingga hilir. b. Meningkatkan daya saing produk peternakan di pasar lokal dan nasional. c. Menciptakan kesempatan kerja dan peluang usaha masyarakat. 3. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan yang mendukung bidang usaha peternakan adalah : a. Pengembangan Mutu dan Standarisasi meliputi pertemuan dalam rangka menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan, pengembangan informasi pasar, pengembangan usaha dan investasi, pembinaan dalam rangka pengembangan pengolahan hasil peternakan dan dukungan manajemen teknis lainnya. b. Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing meliputi pengembangan pemasaran domestik berupa pembangunan/ pengembangan pasar ternak, pengembangan pengolahan hasil peternakan berupa pemberian bantuan sarana peralatan pengolahan hasil peternakan dan ruang produksi serta dukungan manajemen teknis lainnya c. Peningkatan Pemasaran Hasil Produk Peternakan meliputi pembinaan dan pengolahan, bimbingan teknis pemasaran hasil pengolahan peternakan termasuk bantuan yang diserahkan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 231

240 kepada masyarakat berupa peralatan pengolahan hasil peternakan dan eksposisi hasil peternakan (pameran - pameran). d. Pelayanan kepada Pernyataan masyarakat Perusahaan berupa Peternakan penerbitan (SP3) dan Surat fasilitasi pemanfaatan holding ground. 4. Sasaran Sasaran kegiatan yang dilaksanakan bidang Usaha Peternakan adalah kelompok - kelompok pengolahan hasil peternakan 18 kelompok dan Kabupaten / Kota yang mempunyai potensi untuk pengembangan pasar hewan 5 unit. B. PROGRAM KEGIATAN DAN REALISASI ANGGARAN Program/kegiatan yang dikelola pada Bidang Usaha Peternakan tahun 2015 didukung dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN/07) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terealisasi secara terinci sebagaimana tabel berikut. Tabel 62. Realisasi Keuangan dan Fisik pada Satker Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (07) Sumber Dana Dekonsentrasi Tahun 2015 Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standarisasi Anggaran Realisasi Keuangan Rp. % Fisik (%) , Pengembangan Pemasaran Domestik , Pengembangan Usaha dan Investasi , Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan , Manajemen Teknis , , JUMLAH Anggaran yang tersedia dari APBN/07 Dekonsentrasi merupakan dana penunjang operasional kegiatan antara lain untuk kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi realisasi keuangan 94,99% dan realisasi fisik 100%, kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik realisasi keuangan 93,06% dan realisasi fisik 100%, kegiatan Pengembangan Usaha LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 232

241 dan Investasi realisasi keuangan 89,78% dan fisik 100%, kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan realisasi keuangan 90,86% dan fisik 100% sedangkan manajemen teknis termasuk honor honor pelaksana kegiatan realisasi keuangan 91,33% dan fisik 100%. Sementara pada anggaran yang didukung dari APBN/07 Tugas Pembantuan tahun 2015 lebih banyak membiayai untuk pembangunan pasar ternak yang secara fisik realisasi 100% dan keuangan tercapai 72,72%, terdapat efisiensi anggaran dari hasil penawaran sebesar Rp ,- sedangkan untuk sarana penunjang pasar ternak terdapat pengadaan peralatan yang mendukung 4 pasar ternak yang secara fisik tercapai 100%, realisasi keuangan 96,65% dan terdapat efisiensi dari pengadaan peralatan sebesar Rp ,-. Selain itu anggaran Tugas Pembantuan mendukung kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan berupa pembangunan ruang produksi pengolahan hasil peternakan dari 4 kelompok yang ditargetkan hanya 3 kelompok (75%) yang terealisasi oleh karena 1 kelompok tidak memenuhi syarat, yang terkendala lahan tempat membangun ruang produksi tidak tersedia (KSB) oleh sebab itu maka realisasi keuangan kegiatan pembangunan ruang produksi tercapai 77,80% sedangkan untuk pengadaan peralatan yang merupakan bantuan yang diserahkan langsung kepada masyarakat/kelompok pengolahan hasil peternakan maka realisasi keuangan tercapai 74,32% dan fisik 99,89% terdistribusi kepada 4 (empat) kelompok pengolahan, terdapat efisiensi anggaran dari pengadaan peralatan sebesar Rp ,Besarnya nilai efisiensi dikarenakan pengadaan peralatan pengolahan hasil peternakan disesuaikan dengan kebutuhan kelompok.selengkapnya realisasi anggaran Tugas Pembantuan seperti pada tabel 60. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 233

242 Tabel 63. Realisasi Keuangan dan Fisik pada Satker Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (07) Sumber Dana Tugas Pembantuan Tahun 2015 Realisasi Keuangan Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik Anggaran Rp. % Fisik (%) ,19 100, ,80 94,74 Manajemen Teknis ,33 100,00 JUMLAH ,33 98,80 Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Sedangkan realisasi keuangan dan fisik kegiatan yang dibiayai dari APBD Tahun 2015 dimana pada kegiatan tersebut merupakan pemberian bantuan peralatan pengolahan hasil peternakan kepada 14 kelompok, secara fisik terealisasi 100% sedangkan realisasi anggaran / keuangan 86% oleh karena ada efisiensi dari penawaran sebesar Rp ,- dari total pagu Rp ,-. Sedangkan untuk kegiatan eksposisi realisasi keuangan tercapai 58,15% dan fisik 71,42% terdapat pengembalian sisa dana untuk biaya sewa stand dan pembelian bahan pameran yang tidak dilaksanakan. Tabel 64. Realisasi Anggaran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Sumber Dana APBD Tahun 2015 No Kegiatan 1 Pembinaan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Eksposisi Hasil Peternakan 2 JUMLAH Realisasi Keuangan Rp. % Fisik (%) , ,15 71, ,98 85,71 Anggaran LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 234

243 C. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN A. PENGEMBANGAN PEMASARAN DOMESTIK 1. Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Peternakan Pasar Ternak merupakan tempat peternak, pembeli, pedagang pengumpul maupun pedagang antar wilayah dalam melakukan transaksi jual - beli ternak. Pada umumnya transaksi jual - beli berlangsung secara tradisional dengan penetapan harga tidak transparan bagi semua pelaku. Sistem pemasaran ternak (hidup) secara tradisional ini hingga kini masih berlangsung, dimana margin tata niaga belum terdistribusikan secara proporsional, sehingga pelaku usaha / peternak mendapatkan margin tata niaga yang paling rendah dan bahkan dirugikan. Dalam upaya meningkatkan akses pasar serta mengefisienkan sistem pemasaran ternak, maka diperlukan pengelolaan pasar secara optimal baik dalam hal pengelolaan sarana pemasaran maupun penguatan kelembagaan petani sehingga Pasar Ternak benar - benar memberikan manfaat dan keuntungan yang optimal bagi para pelaku pemasaran serta bagi konsumen sesuai dengan yang diharapkan. Provinsi Nusa Tenggara Barat sebelumnya telah memiliki pasar ternak, namun pasar ternak tersebut kondisinya tidak representatif lagi sehingga Pemerintah Pusat dalam hal ini Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian menganggap perlu tersedianya fasilitas pasar ternak yang memadai sehingga memudahkan pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi dan Kabupaten / Kota yang menangani fungsi - fungsi Peternakan dapat melakukan kontrol atas transaksi jual beli hewan serta memfasilisasi infrastuktur berupa Pasar Ternak. Keberadaan Pasar Ternak pada gilirannya diharapkan dapat menghasilkan transaksi jual beli ternak yang tertib dan sisi lain keberadaannya tidak merusak lingkungan dan sekaligus dapat LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 235

244 menjadi salah satu sumber pemasukan pendapatan bagi pemerintah daerah. Dalam upaya melaksanakan kegiatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat telah melakukan langkah - langkah yang diperlukan seperti berkoordinasi dengan Kabupaten / Kota lokasi Pasar Ternak berada. Sehubungan dengan hal tersebut maka tahun 2015 Provinsi NTB mendapat dukungan Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Peternakan berupa pembangunan/pengembangan pasar ternak di 5 (lima Kabupaten/Kota) se Nusa Tenggara Barat, yaitu Kabupaten Lombok Utara (Pasar Ternak Tanjung), Kabupaten Lombok Tengah (Pasar Ternak Barabali), Kabupaten Lombok Timur (Pasar Ternak Masbagik), Kota Mataram (Pasar Ternak Selagalas), dan Kota Bima (Pasar Ternak Pasar Raya Bima) melalui Anggaran Satuan Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (07) Kementerian Pertanian. Tabel 65.Besarnya Anggaran Kegiatan Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Peternakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Sumber Dana APBN Tahun 2015 Anggaran (Rp.) No Kabupaten/Kota 1. Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Kota Mataram Kota Bima Jumlah Fasilitasi Sarana Pasar Prasarana Pendukung Jumlah Kegiatan Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Peternakan berupa pembangunan pasar/pengembangan pasar ternak dilaksanakan dengan proses lelang/tender melalui Unit Layangan Pengadaan (ULP) Sekretariat Daerah Provinsi NTB yang masing - masing Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh perusahaan sebagaimana terlihat pada tabel 66. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 236

245 Tabel 66. Nama - Nama Perusahaan Pelaksana Pembangunan / Pengembangan Pasar Ternak di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 No Nama Perusahaan Lokasi Nilai Kontrak (Rp) No. Kontrak 1 CV. LIA ANANDA ANTARIKSAWAN Lombok Utara KU.420/457/Satker07/TP/ CV. BAKTI JAYA Lombok Tengah KU.420/617/Satker07-TP/VIII/ CV.NANAVIA RIZKY Lombok Timur KU.420/489a/Satke r-07/tp/ CV. PUTRA KARYA Kota Mataram KU.420/632/Satker07/TP/ CV. SEPAKAT Kota Bima KU.420/613/Satker07/TP/2015 Rata - rata pelaksanaan pembangunan / pengembangan pasar ternak yang dikerjakan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender berjalan lancar dan tidak ada perpanjangan waktu, hal ini disebabkan karena adanya peran konsultan perencana dan konsultan pengawas yang membantu mengawasi sejak tahap persiapan sampai fisik bangunan realisasi 100%. Adapun konsultan perencana dan konsultan pengawas yang membantu pembangunan pasar ternak / fasilitasi sarana pemasaran seperti tertera pada tabel 67 dan 68. Tabel 67. Nama - Nama Konsultan Perencana pada Kegiatan Pembangunan Pasar Ternak di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 No Nama Perusahaan Pengawas Kab/Kota Nilai Kontrak (Rp) Keterangan CV. Karya Jasa Lombok Utara Dibiayai Kabupaten CV. Indomulya Consultant Lombok Tengah Dibiayai Kabupaten CV.Karya Jasa Lombok Timur Dibiayai Kabupaten CV. Astrid Bina Utama Kota Mataram Dibiayai Provinsi CV. Andesa Kota Bima Dibiayai Provinsi LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 237

246 Tabel 68. Nama - Nama Perusahaan Konsultan Pengawas Pada Kegiatan Pembangunan Pasar Ternak di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 No Nama Perusahaan 1 CV. Citra Mandiri Consultant 2 CV. Elium Consultant 3 Pengawas Kab/Kota Nilai Kontrak (Rp) Keterangan Lombok Utara Dibiayai Kabupaten Lombok Tengah Dibiayai Kabupaten CV.Mega Jaya Mandiri Lombok Timur Dibiayai Kabupaten 4 CV.Citra Mandiri Consultant Kota Mataram Dibiayai Provinsi 5 CV. Karya Mahardika 97 Kota Bima Dibiayai Provinsi Jenis jenis pekerjaan pembangunan / pengembangan pasar ternak yang dilaksanakan oleh perusahaan / rekanan disesuaikan dengan kebutuhan di masing - masing Kabupaten / Kota, dan berdasarkan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) maupun detail gambar yang diharapkan sebagaimana terlihat pada tabel 66. Tabel 69. Jenis Jenis Pekerjaan Yang Dilaksanakan di Masing Masing Kabupaten/Kota Tahun No Kabupaten/Kota Jenis pekerjaan Jumlah 1 Lombok Utara Pembangunan Pagar Pembangunan Balai transaksi Portal Pintu Masuk 1 paket 1 Unit 1 Unit 2 Lombok Tengah Pembangunan Los Pasar 4 unit 3 Lombok Timur Pembangunan Los Pasar Perataan lokasi 3 unit 129 M3 4 Kota Mataram Pembangunan Los Pasar Pembangunan Pagar Musholla Pembangunan Pintu Gapura Rehab Loading Dook Pembuatan Loading Dook Saluran dan Paving Block 1 unit 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 5 Kota Bima Rehab Los Ternak Pembangunan Los Ternak Baru 3 Unit 1 Unit LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 238

247 Visualisasi / dokumentasi pembangunan pasar hewan sebagai berikut : 1. Kabupaten Lombok Utara (Pembangunan Tembok/Pagar) Pekerjaan 10 % Pekerjaan 75 % Pekerjaan 100 % Pembangunan Balai Transaksi : Pekerjaan 10 % Pekerjaan 75 % Pekerjaan 100 % Pembangunan Portal/Pintu Masuk/Gerbang : Pekerjaan 50 % LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB Pekerjaan 100 % 239

248 2. Kabupaten Lombok Tengah (Pembangunan Los Pasar) Pekerjaan 20 % 3. Pekerjaan 75 % Pekerjaan 100 % Kabupaten Lombok Timur (Pembangunan Los Pasar) Pekerjaan 20 % Pekerjaan 75 % Pekerjaan 100 % 4. Kota Mataram (Pembangunan Los Pasar) Pekerjaan 20 % Pekerjaan 75 % Pekerjaan 100 % Pekerjaan pemasangan paving block LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 240

249 Pekerjaan 25% Pekerjaan 100% Pembangunan/rehab tempat penurunan ternak (loading) kondisi sebelum diperbaiki kondisi setelah diperbaiki Pembangunan gerbang dan portal Kondisi 50 % LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB Kondisi 100 % 241

250 5. Kota Bima (Rehab Los Kambing 1 Unit) Kondisi sebelum direhab Kondisi setelah direhab Pembangunan Los Kambing (1 Unit) Kondisi 10 % LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB Kondisi 100% 242

251 2. FASILITASI SARANA PENDUKUNG PASAR TERNAK Selain daripada pembangunan/pengembangan pasar ternak maka pada setiap Kabupaten / kota juga mendapat bantuan sarana pendukung berupa peralatan dan mesin sebagaimana tabel 70 berikut : Tabel 70. Fasilitasi Sarana Pendukung Pasar Ternak di Kabupaten/Kota Se Pulau Lombok Tahun 2015 No 1 Kabupaten/Kota Lombok Utara 2 Lombok Tengah 3 4 Lombok Timur Kota Mataram Jenis Barang Mesin Potong Rumput Gerobak Dorong Artco Power Sprayer Tower Air tinggi 3 M Tandon Air isi liter Filling Cabinet, 4 laci Kursi Tamu Jati Meja 1/2 Biro blockwood Lemari Blockwood Kursi Lipat, Chitose Motor Roda 3 Pekerjaan tanah dan beton Pembuatan tower air Instalasi air Tangki Air (1,1 M3) Instalasi Air Mesin potong rumput Power Sprayer Gerobak dorong Artco Motor Roda 3 Pekerjaan sumur gali Pekerjaan tanah dan beton Pembuatan tower air Tangki air dan instalasi Tangki Air (1,1 m3) Mesin Pompa Air & Inst Power Sprayer Gerobak dorong Artco Motor Roda 3 Pekerjaan Beton dan Plesteran Pekerjaan Besi Timbangan Ternak Lengkap Gerobak Dorong Artco Motor Roda 3 LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB Jumlah 1 Unit 2 Buah 1 Unit 1 Paket 1 Unit 1 Buah 1 Set 1 Unit 1 Unit 4 buah 1 Unit 1 Paket Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Selesai/baik 1 Unit 1 Paket 1 buah 1 Paket 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Paket Selesai/baik Selesai/baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Selesai/baik Selesai/baik 1 Unit 1,00 BH 1,00 Unit 1 Paket 1,00 Unit 2,00 Unit 1 Unit 1 Paket Selesai/baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Selesai/baik 2 Paket 1 Unit Selesai/baik Baik 1 Unit 1 Unit Baik Baik 243

252 Dokumentasi pendistribusian sarana pendukung pasar di masing masing Kabupaten/Kota : 1. Kota Mataram Kandang Timbangan Ternak Motor Roda Tiga Timbangan Ternak (Digital) Kereta Dorong (Arco) LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 244

253 2. Lombok Timur Mesin Pompa Air Tangki Air Motor Roda Tiga Kereta Dorong (Arco) Sumur Galian Power Sprayer LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 245

254 B. PENGEMBANGAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN 1. FASILITASI AGROINDUSTRI/PENGOLAHAN LAINNYA Kebutuhan masyarakat terhadap daging dan telur semakin meningkat. Salah satu penyebabnya adalah bertambahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya daging dan telur sebagai makanan kesehatan pengolahan yang mengandung protein tinggi untuk manusia. daging Dewasa di ini berkembang masyarakat kita yang teknologi bertujuan menambah nilai ekonomis daging tersebut dengan tidak mengurangi nilai gizi ataupun tidak menimbulkan bahaya bagi tubuh manusia. Pemerintah dengan beberapa programnya berusaha untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat Indonesia. Salah satu program tersebut adalah Program Swasembada Daging Nasional yang bertujuan untuk berusaha memenuhi kebutuhan daging dalam negeri dengan mengurangi bahkan menghentikan impor daging dari luar negeri. Prospek agroindustri daging di daerah NTB cukup baik karena wilayah NTB sebagai salah satu daerah penghasil ternak potong di Indonesia sehingga ketersediaan daging sebagai bahan baku olahan daging dapat dipenuhi dengan baik Di NTB terdapat beberapa industri rumahan atau kelompok usaha pengolah daging yang cukup berkembang sampai saat ini. Produksi yang dihasilkan tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam daerah tetapi sudah ada yang sampai ke luar daerah. Dalam proses pengolahan hasil peternakan yang sangat penting untuk menjadi perhatian adalah tempat pengolahan atau ruang produksi olahan hasil peternakan, karena dalam memproduksi hasil olahan pangan asal peternakan dibutuhkan tempat yang higienis sehingga hasil produksi olahan pangan asal peternakan yang dihasilkan dapat terjamin kualitasnya dan aman untuk dikonsumsi. Dan tak kalah penting juga dalam mengembangkan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 246

255 produk olahan peternakan maka sangat diperlukan bimbingan teknis untuk bekal para pelaku pengolahan hasil peternakan dalam mengembangkan usahanya. Pada tahun anggaran 2015 terdapat kegiatan fasilitasi agroindustri daging dan pengolahan hasil pangan yang didukung dari dana APBN dan APBD yang diperuntukkan bagi kelompok pengolahan hasil peternakan sebagaimana yang telah ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penetapan kelompok penerima telah melalui proses seleksi dan verifikasi sesuai persyaratan yang telah ditentukan. Adapun dukungan APBD Provinsi NTB terhadap kegiatan pengembangan pengolahan hasil pangan peternakan sebesar Rp ,- (delapan ratus enam puluh lima juta tujuh ratus dua belas ribu rupiah) yang dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan sesuai perincian sebagai berikut : - Bantuan Hibah Barang Yang diserahkan kepada Masyarakat : Rp ,- - Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil Peternakan : Rp ,- Biaya Perjalanan Dinas dalam rangka pembinaan : Rp ,Bantuan / hibah barang yang diserahkan kepada masyarakat dilaksanakan melalui proses pengadaan Unit Layanan Pengadaan (ULP) Setda Provinsi NTB dan telah ditetapkan pemenangnya adalah CV. Manggarai Jaya yang beralamat di Jl. Selamet Riyadi Komplek Citra Griya Blok A-19 RT 022 Kelurahan Karang Asem Ilir, Kecamatan Sungai Kunjung Kota Samarinda Kalimantan Timur. Maka sesuai kontrak antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan Direktur CV. Manggarai Jaya Nomor : L.020.1/2737/Disnakwan/2015 telah disepakati lamanya waktu penyelesaian pengadaan barang peralatan pengolahan hasil peternakan selama 60 (enam puluh) LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 247

256 hari kalender mulai tanggal 7 Agustus 2015 sampai dengan 5 Oktober Besarnya nilai kontrak untuk pengadaan peralatan olahan hasil peternakan tersebut adalah Rp ,- (Lima Ratus Delapan Puluh Dua Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Tiga Ribu Rupiah) terdapat efisiensi dari pagu anggaran sebesar Rp ,-(Seratus Tujuh Belas Juta Empat Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu Rupiah). Secara fisik semua barang yang diadakan dapat direalisasikan 100% sedangkan capaian keuangan 83,22%. Kelompok penerima bantuan berupa barang yang dibiayai APBD tahun 2015 sebanyak 14 kelompok dimana masing-masing Kabupaten mempunyai kelompok pengolahan yang berbeda jenis olahannya seperti pengolahan bakso, pengolahan abon, pengolahan kerupuk kulit, pengolahan susu dan pengolahan telur asin. Bantuan peralatan yang diberikan kepada kelompok disesuaikan dengan kebutuhan masing masing kelompok. Pendistribusian bantuan peralatan untuk pengolahan hasil peternakan dilaksanakan oleh pengusaha / rekanan yang memenangkan pengadaan peralatan tersebut dan dikawal oleh petugas teknis Kabupaten. Adapun nama - nama kelompok penerima bantuan barang pengolahan pangan yang dibiayai dari sumber dana APBD sesuai Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor: 183.3/1121/ Disnakwan sebagaimana tertera pada tabel 67 berikut. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 248

257 Tabel 71. Nama - Nama Kelompok Penerima Bantuan Barang / Peralatan Untuk Pengolahan Hasil Peternakan (APBD) Tahun 2015 No Kabupaten/Kota 1. Mataram 2. Lombok Barat 3 Lombok Utara 4. Lombok Timur Nama Kelompok/Ketua Pejagal Hewan/Pastival Karya Lestari/Agus Hadi Santoso Pade Angen/Sa im Pager Siwaq/Burhanudin Bunga Teratai/Deni Roy Perempuan Bahari/ Denek Bini Anjasmara Kerta Bangkit/Selamet Riadi Geger Mayang/Erna Astuti Bambu Tulen/L. Abdul Ba is Side Muncul/Huluiyah Bina Sejahtera/Wiwin Erlidiyanti Jenis Bantuan Alat Pengolahan Bakso Alat Pengolahan Bakso Alat Pengolah Kerupuk Kulit Alat Pengolah Telur Asin Alat Pengolahan Kerupuk Kulit Alat Pengolahan Kerupuk Paru Alat Pengolahan Susu Alat Pengolahan Bakso Alat Pengolahan Telur Asin Alat Pengolahan Kerupuk Kulit Alat Pengolahan Kerupuk Kulit 5. Sumbawa Mitra Abadi/Muksin Alat Pengolahan Kerupuk Kulit 6. Dompu Maju Bersama/Leman Nurul/Ica Siswanti Alat Pengolahan Bakso Alat Pengolahan Abon Semua barang yang diterima masing - masing kelompok adalah dalam kondisi baik dan lengkap. Selain dari anggaran yang dibiayai dari APBD maka terdapat pula bantuan yang diserahkan langsung ke masyarakat untuk kelompok pengolahan hasil peternakan yang dibiayai dari APBN berupa peralatan dan bangunan ruang produksi pengolahan hasil peternakan yang pengadaannya melalui proses penunjukan langsung dimana masing - masing Kabupaten/Kota pengusaha/rekanannya ditetapkan berdasarkan hasil penilaian pejabat pengadaan. Jumlah kelompok penerima bantuan dari APBN sebanyak 4 (empat) kelompok yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 249

258 Nomor: KU.110/0290/SATKER-07.TP/2015 yakni Kelompok Abuya di Kota Mataram yang mengolah daging menjadi sate dan naget, Kelompok Azna Jaya Kabupaten Lombok Timur yang mengolah telur asin, Kelompok Sehati Bolo Bima yang mengolah daging bakso dan Kelompok Batu Tonjo Sumbawa Barat yang mengolah susu kerbau. Ketiga kelompok tersebut menerima bantuan peralatan dan ruang produksi kecuali Kelompok Batu Tonjo Sumbawa Barat tidak menerima ruang produksi yang disebabkan karena lahan untuk membangun tidak tersedia. Adapun nama pengusaha/rekanan yang melaksanakan pengadaan peralatan untuk diserahkan ke masyarakat/kelompok pengolahan hasil peternakan sebagai berikut : No Nama Perusahaan/Rekanan CV. Leo Jaya Amari CV. Luna Makmur Mandiri CV. Tunas Sari CV. Cahaya Arasy Nilai Kontrak (Rp) Nomor Kontrak PL.420/512 Sasaran/ Kelompok Sehati PL.420/523 Azna Jaya Pl.420/510 PL.420/501.a Batu Tonjo Abuya Sedangkan pengusaha/rekanan yang membangun ruang produksi untuk pengolahan hasil peternakan adalah sebagai berikut : No 1 Nama Perusahaan/Rekanan CV. Saga Inti Utama Nilai Kontrak (Rp) Nomor Kontrak PL.420/596 Sasaran/ Kelompok Azna Jaya 2 CV. Delta Karya PL.420/592.a Sehati 3 CV. Tirta Abadi PL.420/592 Abuya Jenis peralatan dan ruang produksi pengolahan hasil peternakan tahun 2015 sebagai berikut : 1. Kelompok Pejagal Hewan/alat pengolah bakso, alat pengolah bakso yang diterima kelompok Pejagal Hewan antara lain berupa mesin penggiling daging, blender bumbu, mesin genset, Waskom, pisau, outlet / lemari kaca, kompor gas lengkap dengan tabung dan selangnya, panci. Barang - barang LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 250

259 tersebut diterima oleh kelompok sesuai spesifikasi dan dalam keadaan lengkap dan baik, seperti tertera pada gambar berikut : Alat Genset Kompor Gas Tabung Gas Alat Blender Selang Gas Lemari Kaca LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 251

260 2. Kelompok Mitra Abadi/alat pengolah kerupuk kulit dengan jenis peralatan sebagai berikut : Spinner Open kerupuk Wajan Ember Sealer Kompor alat pengepres kulit Panci Sutil Waskom Aluminium Pisau Meja pengolahan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 252

261 2. EKSPOSISI / PROMOSI / PAMERAN - PAMERAN Dalam upaya menarik minat dan investasi produksi hasil peternakan maka bidang usaha peternakan yang mempunyai tugas pokok dan fungsi mempromosikan hasil - hasil produksi peternakan baik dalam produksi ternak hidup dan produksi hasil olahan. Kegiatan ini bertujuan mengajak pelaku usaha maupun kelompok pengolahan hasil peternakan agar dapat bersinggungan dengan para pelaku usaha lainnya sehingga terjalin kemitraan baik dalam penyediaan bahan baku maupun hasil olahan yang diproduksi. Di samping itu pelaku usaha / kelompok pengolahan akan dapat bersaing sehingga mau meningkatkan produksi olahannya dan meningkatkan skala usahanya. Kegiatan promosi dilaksanakan melalui pameran pameran antara lain sebagaimana tabel 72 berikut : Tabel 72. Kegiatan Eksposisi/Promosi/Pameran Pameran Yang Diikuti Oleh Bidang Usaha Peternakan Tahun 2015 Jenis Pameran Lokasi Pameran Waktu Pameran Sumber Dana Agrinex Jakarta Maret 2015 APBD Agro & Food Jakarta Mei 2015 APBN NTB Expo Mataram Juni 2015 APBD Bulan Budaya Lombok Sumbawa Mayura Cakranegara Agustus 2015 Surabaya Agribusiness Matching Expo Surabaya September 2015 Manunggal ABRI Gerung Lombok Barat Oktober 2015 Jambore Penyuluh Gunung Jae Narmada November 2015 NTB Bersaing Mataram November 2015 APBD Pasar Rakyat Jakarta November 2015 APBN LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB APBD APBN APBD APBD 253

262 VISUALISASI PAMERAN 1. Pasar Rakyat di Halaman Kantor Kementerian Pertanian 2. Agrinex 3. Agro & Food LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 254

263 1. NTB Bersaing 4. NTB Bersaing 5. Bulan Budaya Lombok Sumbawa LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 255

264 6. Manunggal ABRI Masuk Desa 3. PERTEMUAN PERTEMUAN DAN BIMBINGAN TEKNIS Pertemuan/Rapat Penyusunan Program PPHP Pertemuan/rapat ini bertujuan untuk mensosialisasikan program dan kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Tahun 2015, merumuskan pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil peternakan, menumbuhkan motivasi dan rangsangan penyediaan sarana dan peralatan pengolahan dan pemasaran hasil peternakan serta mendorong berkembangnya usaha peternakan komersil, kemitraan dan kewirausahaan. Sasaran pertemuan/rapat ini adalah para Kepala Dinas/Kepala Bidang yang menangani fungsi pengolahan pertanian/peternakan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB hasil dan 256

265 satuan kerja PPHP Provinsi dengan jumlah peserta sebanyak 15 orang dan dilaksanakan di ruang rapat Kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB tanggal 18 Februari Pada pertemuan/rapat tersebut materi yang disampaikan adalah kebijakanpembangunan peternakan di Provinsi NTB oleh Kepala Dinas dan Program/Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan tahun 2015 oleh Ir. Sardi (Kepala Seksi Pemasaran pada Bidang Usaha Peternakan Provinsi NTB). Kesimpulan dari pertemuan/rapat sebagai berikut : 1. Kegiatan yang telah dilaksanakan selama ini perlu dievaluasi sejauh mana dampak yang dirasakan manfaatnya baik oleh petugas Kabupaten maupun kelompok penerima bantuan, harus ada pertanggung jawaban serta laporan keuangannya. 2. Kelompok akan yang diberikan tahun 2015 diberikan bantuan harus benar - benar ada, bukan hanya sekedar nama dan harus dilakukan CPCL dari petugas teknis Kabupaten/Kota dengan baik. 3. Pelaku kegiatan harus professional dan dapat membantu melaksanakan kegiatan sehingga tepat sasaran LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 257

266 4. Alat/sarana yang diusulkan harus sesuai dengan kebutuhan kelompok sehingga alat yang akan diberikan ke kelompok dapat dimanfaatkan dengan baik dan maksimal. 5. Kegiatan pengembangan ruang pengolahan hasil supaya segera melaksanakan ferivikasi kelompok sehingga kegiatan bisa cepat terealisasi/terlaksana. 6. Demikian juga untuk pembangunan / pengembangan pasar ternak harus direncanakan dengan baik sehingga sesuai dengan kebutuhan yang ada di pasar. 7. Pengajuan Proposal untuk kegiatan Tahun 2016 oleh semua Kabupaten / Kota harus melalui Media Internet. Usulan Kegiatan harus sesuai dengan petunjuk PEDUM pengajuan e proposal. Pertemuan Apresiasi Dan Sosialisasi Penerapan Sistem Jaminan Mutu Dan Keamanan Pangan Pertemuan Sosialisasi dan Apresiasi Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan bertujuan memberikan bimbingan penerapan jaminan mutu keamanan bagi sistem pelaku dan pangan usaha peternakan (poktan/gapoktan). Dan sasaran pada pertemuan ini adalah Para Kepala Bidang yang menangani Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian di Kabupaten /Kota se Nusa Tenggara Barat sebanyak 12 orang dan petugas Provinsi sebanyak 3 orang, dan keluaran yang diharapkan pada pertemuan adalah tersosialisasinya penerapan system jaminan mutu dan keamanan pangan di NTB. Dan materi yang disampaikan adalah : Mekanisme Penjaminan Mutu dan Keamanan Pangan oleh Tim Ditjen Mutu dan Standarisasi Direktur Jenderal LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 258

267 PPHP (Syofia). Peran Dinas Peternakan dalam Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan di NTB oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (Ir. Hj. Budi Septiani). Optimalisasi Pengembangan Peternakan di NTB Pengolahan Hasil oleh Kepala Bidang Usaha Peternakan (Ir. Hj. Baiq Haidar Indiana). Kegiatan Pertemuan Apresiasi dan Sosialisasi Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Kemanan Pangan dibiayai dari Anggaran Satuan Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (07) Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp ,- ( Dua Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah) yang dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2015 bertempat di ruang rapat Kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. Dengan menghasilkan rumusan sebagai berikut : 1. Misi pembangunan peternakan adalah penyediaan Pangan Asal Hewan yang cukup kualitas, kuantitas, daya saing tinggi serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan pelaku usaha pengolahan hasil - hasil peternakan dan produk olahannya 2. Arah kebijakan pengamanan mutu dan keamanan produk asal pangan hewan : Kebijakan pengamanan produk pangan hewani, deteksi dan pencegahan secara dini sejak dari pra, proses sampai dengan pasca produksi dan Pemantapan sistem standarisasi, akreditasi dan sertifikasi. 3. Pembinaan dalam penerapan sistem jaminan keamanan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 259

268 dan mutu produk peternakan dalam hal Pemberian Nomor Kontrol Veteriner (NKV); Penerapan labelisasi produk peternakan; Pengembangan dan penerapan sistem HACCP; Pengawasan yang ketat sejak pra produksi (bibit, pakan dan obat), produksi (teknik budidaya) dan pasca produksi (pemotongan, pemerahan, penyimpanan, pengolahan, transportasi / distribusi. 4. Kendala yang sering dihadapi dalam penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan produk pangan hewani : Masih banyak RPH/RPU, TPD maupun usaha pengimpor/pengekspor belum mempunyai NKV; Masih rendahnya kesadaran konsumen (kurangnya sumber daya manusia, belum berkembangnya mekanisme standarisasi, akreditasi dan sertifikasi dan masih terbatasnya pemasyarakatan penerapan sistem HACCP 5. Daging yang akan diedarkan bagi konsumsi masyarakat diwajibkan berasal dari pemotongan hewan yang dilakukan di rumah potong dan memenuhi persyaratan ASUH untuk melindungi kesehatan dan ketentraman batin masyarakat konsumen. 6. Untuk Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan, Pemerintah daerah Provinsi NTB khususnya Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pengolahan hasil peternakan yaitu : sebagai fasilitator ke pemerintah pusat dalam rangka penyediaan sarana dan prasarana khususnya bagi pengembangan pengolahan hasil peternakan; sebagai pembina kelompok pengolah hasil peternakan; sebagai fasilitator untuk pemasaran produk pengolahan hasil peternakan. 7. Tanggung jawab Pemerintah dalam Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan diantaranya : Melindungi masyarakat dari bahaya keamanan pangan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB yang berdampak 260

269 terhadap kesehatan; Meningkatkan kesadaran/kepedulian keamanan pangan di tingkat masyarakat; Keterlibatan peran serta Pemerintah, Industri Pangan dan Konsumen. Dari hasil pertemuan maka tindaklanjut yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Pengawasan terpadu terhadap produk segar yang beredar hasil pertanian secara umum perlu dilakukan oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan secara rutin setiap tahun bersama dengan instansi terkait. 2. Tim Teknis Provinsi dan Kabupaten/Kota agar meningkatkan fungsi pembinaan dan pengawasan terhadap RPH/RPU agar mutu dan kualitas produksi daging yang menjadi bahan baku pengolahan hasil peternakan terjamin; 3. Petugas/Tim Teknis Kabupaten/Kota mendata/ menginventarisir kelompok - kelompok yang belum bersertifikat halal dan belum mempunyai ijin PIRT; 4. Melaksanakan sosialisasi tentang perlunya jaminan mutu dan kualitas produk olahan hasil peternakan kepada kelompok-kelompok pengolahan dengan melibatkan instansi terkait. Pertemuan Petugas Informasi Pasar (PIP) Informasi pasar sangat diperlukan sejalan dengan upaya pemerintah dalam pergeseran paradigma dari orientasi produksi ke orientasi pasar. Informasi pasar yang akurat dan up to date khususnya yang terkait dengan harga, permintaan, penawaran, ketersediaan dan distribusi produk-produk pertanian sangat diperlukan bagi LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 261

270 pelaku pasar, petani maupun penentu kebijakan. Hal ini juga diperoleh untuk mendeteksi dan mengantisipasi terjadinya gejolak harga yang sering terjadi yang dapat merugikan para petani dan konsumen. Informasi pasar merupakan sarana penunjang agar signal pasar menjadi dasar bagi penentuan jenis produk yang akan dihasilkan oleh petani/peternak/ nelayan. Tersedianya sistem informasi pasar akan menjembatani supply di sentra produksi dan demand di sentra pasar (konsumen). Oleh karena itu pengembangan informasi pasar secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan peningkatan pendapatan petani yang pada gilirannya mengurangi kemiskinan. Para pelaku agribisnis mempunyai peluang yang cukup besar dalam memanfaatkan internet sebagai sarana informasi, komunikasi dan transaksi. Perubahan - perubahan dalam pasar global yang membutuhkan antisipasi dengan cepat dapat diakses dengan mudah dan cepat misalnya melalui internet, sms dll. Pengembangan sistem informasi pasar agribisnis melalui jaringan internet memerlukan keterlibatan aktif dari semua pihak yang terkait. Sistem informasi yang berjalan saat ini, masih menghadapi hambatan dalam mendapatkan input / informasi terkini (up to date) khususnya di tingkat produsen sebagai akibat dari kemampuan SDM pelayanan Informasi Pasar (PIP) di daerah. Provinsi NTB mempunyai petugas informasi pasar sebanyak 10 orang di setiap Kabupaten / Kota walaupun pasar yang aktif hanya ada di P. Lombok untuk itu perlu dilakukan pertemuan koordinasi yang bertujuan mengevaluasi kinerja para petugas pasar, menciptakan Sistem Pelayanan Informasi Pasar yang cepat, tepat, kontinu dan dipercaya agar langsung dapat dimanfaatkan oleh para pengguna informasi. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 262

271 Pertemuan koordinasi dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2015 di Ruang Rapat Kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dengan materi yang disampaikan adalah Penjelasan Pedoman Teknis Pelayanan Informasi Pasar bagi Petugas PIP Tahun Anggaran 2015 dan Penjelasan Operasional Pengiriman Informasi Pasar melalui Internet dan SMS bagi Petugas PIP dengan narasumber Ir. Sardi (Kepala Seksi Pemasaran pada bidang Usaha Peternakan). Kegiatan tersebut didukung dari anggaran Satuan Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (APBN/07) tahun Adapun kesimpulan yang didapatkan dari hasil rapat koordinasi adalah sebagai berikut : a. Informasi harga yang telah dikembangkan selama ini adalah harga harian ditingkat produsen (petani), grosir dan eceran. b. Data harga yang dikumpulkan oleh para Petugas Pelayanan Informasi Pasar dari berbagai daerah dikirimkan dengan menggunakan teknologi informasi seperti Blackberry Messanger (BBM), dan SMS. Sementara media menyebarluaskan informasi yang dipergunakan selama ini adalah media elektronik dan cetak. c. Perlu dilakukan apresiasi / sosialisasi terhadap petugas yang harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan PIP baik di Provinsi maupun Kabupaten / Kota. d. Petugas PIP Provinsi harus melaporkan data harian dan data produksi secara bulanan ke Pusat PIP ( Subdit. Analisa dan Informasi Direktorat Pemasaran Domestik Ditjen PPHP). e. Tantangan dan implementasi ke depan dalam pengembangan PIP adalah bahwa perlu dukungan serius jajaran pimpinan agar sistem informasi pasar ini bisa operasional sedangkan permasalahan utama yan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 263

272 betul dihadapi adalah pada saat implementasinya di daerah serta perlu pemikiran melibatkan pengelola pasar terkait dalam pengumpulan data harga. Pertemuan Supply Demand Ternak Potong Permintaan bahan pangan asal hewani khususnya daging terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan per kapita. Di sisi lain ketersediaan daging sangat tergantung pada tingkat perkembangan produksi ternak terutama ternak besar sebagai penghasil daging, pada kenyataannya kemampuan produksi ternak belum mampu mengimbangi laju permintaan dengan tingkat produktivitas dan efesiensi usaha peternakan yang masih rendah sehingga akan mengancam kelestarian sumber daya ternak dan tidak menutup kemungkinan suatu saat pengeluaran ternak khususnya ternak potong terhenti karena kebutuhan dalam daerah sendiri meningkat. Guna terjaminnya kelestarian sumber daya ternak maka perlu diadakan pertemuan Analisis Supply - Demand ternak potong dan bibit untuk membahas kemampuan produksi ternak potong dan bibit, kebutuhan dalam daerah dan potensi ternak yang dipasarkan antar Pulau/Provinsi. Kegiatan pertemuan Supply Demand ini diikuti oleh para Kepala Bidang dan Kepala UPTD lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dengan tujuan untuk 1) Merumuskan dan menghitung potensi kemampuan Supply / Demand Ternak Potong dan Ternak Bibit dan 2) Membahas permasalahan permasalahan yang timbul dan berkaitan erat dengan permintaan ternak potong dan bibit dari luar daerah. Perhitungan sementara Supply Demand ternak potong untuk tahun 2016 adalah sebagaimana tabel 68 berikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 264

273 Tabel 73. Hasil Perhitungan Supply Demand Ternak Potong Tahun 2016 No Kabupaten/Kota Populasi Tahun 2015 Sapi 1 Kota Bima 2 3 Alokasi Pengeluaran Tahun 2016 (ekor) Kerbau Sapi Kerbau Bima Dompu Sumbawa Sumbawa Barat Lombok Timur Lombok Tengah Lombok Barat Lombok Utara Kota Mataram Keterangan : data tersebut menggunakan perhitungan populasi tahun 2014 dan alokasi pengeluaran masih merupakan perkiraan. Bimbingan Teknis Usaha Ternak Potong Perkembangan usaha peternakan di Nusa Tenggara Barat saat ini menunjukan kemajuan yang cukup pesat, hal ini mengakibatkan semakin semangatnya para petani ternak untuk terus mengembangkan usaha budidaya ternak potong (sapi, kerbau, kuda, kambing, unggas dan lain - lain). Bila memperhatikan perkembangan ternak tahun 2014 dimana populasi sapi ekor meningkat bila LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 265

274 dibandingkan dengan populasi tahun 2013 sebesar ekor, sementara populasi beberapa jenis ternak tahun 2014 seperti kerbau ekor, kambing ekor, ayam ekor dan lain - lain terdapat penurunan ternak bila dibandingkan tahun 2013 masing masing kerbau ekor, kambing ekor, ayam ekor. Kegiatan pemasaran hasil peternakan merupakan mata rantai kegiatan agribisnis pada sub sistem hilir yang sangat penting dan strategis, kegiatan ini melibatkan berbagai elemen yaitu peternak, produsen, belantik, pedagang pengumpul, eksportir, pedagang di pasar, pelaku usaha pengolahan dan konsumen. Oleh karena itu pengaturan keluar masuk ternak (kuota) yang akan dipasarkan baik di dalam daerah maupun ke luar daerah harus diatur menurut ketentuan dan peraturan yang berlaku selain itu untuk menjaga populasi dalam daerah agar tidak terkuras. Perkembangan pemasaran ternak keluar NTB sangat fluktuatif, pada tahun 2014 pemasaran untuk ternak sapi mencapai ekor, terdiri dari sapi potong ekor dan sapi bibit ekor, kerbau potong ekor, kuda potong ekor, kambing ekor. Sedangkan target pemasaran ternak potong tahun 2015 sapi sebanyak 57,601 ekor terdiri dari sapi potong ekor dan sapi bibit ekor realisasi sampai dengan November sapi potong mencapai ekor dan sapi bibit ekor, sedangkan kerbau potong ekor. Dalam pengembangan usaha peternakan persoalan pemasaran masih merupakan salah satu kendala yang dihadapi hal ini terkait dengan beberapa hal sebagai berikut : - Produktifitas ternak belum mampu mengimbangi permintaan pasar yang tinggi. - Kebutuhan ternak potong di daerah yang makin meningkat. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 266

275 - Perbedaan harga ternak di Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok yang signifikan. - Potensi pasar luar daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal. - Lemahnya peran Asosiasi permodalan dan mutu hasil peternakan Sementara itu pada pengembangan usaha perunggasan dihadapkan dengan berbagai permasalahan seperti : - Perusahaan Inti cenderung mempengaruhi perkembangan populasi ayam potong yang ada di masyarakat. - Harga sarana produksi ( bibit, pakan, peralatan usaha dan obat-obatan) seringkali lebih tinggi dari harga pasar. - Harga pasar ternak unggas sangat ditentukan oleh perusahaan inti, karena memiliki populasi ayam potong yang sangat besar. - Kebijakan pelaksanaan kemitraan yang diterapkan Perusahaan inti sering menimbulkan kerugian pada peternak dan tidak dikoordinasikan dengan pemerintah. - Keuntungan yang diterima perusahaan inti jauh lebih besar dari peternak Plasma dan cenderung makin membesar dari tahun ke tahun. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka untuk meningkatkan wawasan para peternak dan pelaku peternakan usaha serta menampung persoalanpersoalan yang dihadapi dalam pengembangan usaha peternakan di masyarakat, dipandang perlu melakukan bimbingan teknis usaha ternak potong. Bimbingan teknis usaha ternak potong bertujuan untuk : 1) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan peternak di LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 267

276 bidang manajemen usaha ternak potong, 2) Mendorong peningkatan produksi, pemasaran dan pendapatan di bidang usaha peternakan, 3) Mendorong kerjasama saling menguntungkan antara kelompok peternak dan membentuk asosiasi kelompok usaha ternak potong, 4) Mendorong terciptanya iklim usaha agribisnis peternakan yang kondusif dan menguntungkan. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan bimbingan teknis usaha ternak potong sebanyak 50 (lima puluh) orang yang terdiri dari para ketua/sekretaris kelompok tani ternak, petugas teknis dan PPL Kabupaten/Kota Adapun NTB. keluaran yang dari hasil teknis adalah diharapkan bimbingan se meningkatnya pemahaman kelompok ternak, petugas teknis Kabupaten / Kota dan para penyuluh se - P. Lombok dalam teknis usaha mengembangkan ternaknya. Kegiatan bimbingan ternak potong dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2015 bertempat di hotel Puri Indah Mataram yang dibiayai dari sumber dana APBN (06) tahun Dan para pembimbing pada kesempatan tersebut selain Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB juga melibatkan dari perguruan tinggi yakni Prof. Dr. Ir. H. Yusuf Akhyar Sutaryono, Ph.D dan Dr. Moh. Taqiuddin, SPt. MSi. Beberapa rumusan yang dihasilkan pada bimbingan teknis sebagai berikut : - NTB sudah dikenal sebagai penghasil ternak (bibit dan potong) terutama sapi dan kerbau yang dapat mensupply kebutuhan beberapa wilayah provinsi di Indonesia, hal ini merupakan peluang yang sangat menjanjikan bagi LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 268

277 kelompok tani ternak untuk mengembangkan usaha peternakan. Beberapa persoalan yang terjadi selama ini seperti ketersediaan pakan, bobot ternak potong yang menurun, belum berstandar) oleh karena itu diharapkan kepada kelompok tani ternak meningkatkan mutu dan kualitas ternak potong agar lebih berdaya saing dan berdayaguna. - Kelompok - kelompok ternak yang sudah ada agar segera membentuk asosiasi / jejaring usaha dan tidak ada ego wilayah, hal ini untuk mempermudah para pelaku usaha dalam menjalankan usaha dimasa yang akan datang dan mempermudah saling bertukar informasi. - Peranan penyuluh dari badan ketahanan pangan dan pelaksana penyuluhan (BP3K) dan petugas teknis kabupaten/kota diharapkan secara terkoordinasi dapat meningkatkan sosialisasi kegiatan - kegiatan strategis sehingga para peternak akan cepat mendapatkan informasi perkembangan pembangunan bukan hanya peternakan tetapi dalam arti luas pembangunan pertanian secara utuh. - Dihimbau kepada seluruh anggota kelompok tani ternak agar melakukan pemotongan ternak di rumah potong hewan resmi (RPH) agar yang produksi dagingnya lebih terjamin sebagaimana yang dipersyaratkan yaitu menghasilkan daging asuh (aman, sehat, utuh dan halal). - Arah kebijakan pembangunan peternakan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah melalui pemberdayaan kelompok tani ternak, penyebaran / distribusi ternak kepada masyarakat, pengembangan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB kawasan peternakan 269

278 berbasis sumberdaya lokal, perbaikan iklim usaha peternakan dan pemberian fasilitas kemudahan untuk pemasaran ternak. Perbaikan iklim usaha peternakan diharapkan akan memberi semangat para pelaku usaha untuk siap bersaing bukan hanya untuk memenuhi dalam daerah tetapi juga dan mengahadapi masyarakat ekonomi asean (MEA). Oleh karena itu peningkatkan produksi dan produktivitas harus dibarengi dengan peningkatan kualitas dan mutu disamping peningkatan angka kelahiran ternak dari 66% menjadi 80%, menekan angka kematian dari 20% menjadi 5% dan meningkatkan angka pertumbuhan dari 0,2 kg/hari menjadi 0,8 kg/hari. - Secara nasional daya saing produk NTB masih rendah bahkan menurun dari peringkat 21 (berdasarkan kajian BPS dan Kemenakertrans 2010) menjadi peringkat 25 (hasil penelitian NUS 2013) semntara indeks pembangunan manusia menduduki urutan ke-30 dari 34 provinsi (BPS 2015). Upaya upaya untuk memperbaiki peringkat tersebut tentunya harus kerja keras semua stakeholder agar ketertinggalan tidak berlanjut sebagaimana kebijakan Gubernur NTB. - Sistem usaha terpadu untuk meningkatkan daya saing melalui penyediaan pejantan sapi terseleksi dan perkawinan yang terkontrol dengan pejantan yang terseleksi, pengaturan penyapihan, pakan tambahan strategis sesuai kondisi pertumbuhan ternak dan peningkatan ketersedian dan kualitas pakan, perbaikan kondisi kandang dan produksi kompos serta peningkatan skala usaha. - Usaha ternak dapat dikelola melalui perusahaan/ industri yang lebih mengarah pada usaha komersial dan bisa juga dikelola oleh masyarakat melalui usaha LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 270

279 ternak rakyat yang umumnya dianggap sebagai usaha sampingan. Sedangkan dari sisi usaha ternak dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu usaha ternak bibit dan usaha ternak penggemukan, masing-masing jenis usaha tersebut mempunyai perlakukan yang berbeda. - Peternak / pelaku usaha pengembangbiakan dapat memilih salah satu usaha tersebut sesuai kebutuhan masing - masing. - Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam sistem usaha terpadu untuk meningkatkan daya saing adalah melalui penyediaan pejantan sapi bibit yang terseleksi, perkawinan alam terkontrol dengan pejantan terseleksi, pengaturan penyapihan, pakan tambahan (suplementasi) sesuai dengan kondisi pertumbuhan, peningkatan ketersediaan dan kualitas pakan, perbaikan kandangsanitasi dan produksi kompos serta peningkatan skala usaha. - Pemberian hijauan makanan ternak berupa rumput alam, legume (rendah, temak/pohon) harus berimbang dan ini akan memberikan asupan protein (sebagai pertumbuhan, perkembangan, reproduksi dan laktasi ternak), energi tercerna untuk bekerja, bergerak dan laktasi serta serat, vitamin dan mineral untuk kesehatan, pertumbuhan maupun laktasi. 4. PELAYANAN USAHA PETERNAKAN Pelayanan Masyarakat Dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat maka bidang Usaha Peternakan mempunyai fungsi menyelesaikan / menerbitkan surat Sertifikat Pernyataan Perusahaan Peternakan (SP3) yang dapat dijadikan acuan untuk kelancaran usaha para pelaku usaha peternakan. SP3 merupakan syarat mutlak untuk setiap pengusaha atau pelaku usaha baik yang antar pulau antar provinsi maupun LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 271

280 antar pulau yang dalam daerah sebagai persyaratan diterbitkannya ijin pengeluaran maupun pemasukan ternak dari dan keluar daerah NTB oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BKPMPT). Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah memberlakukan pelayanan perijinan satu pintu sejak tahun 2013 sebagaimana Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor :./2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Dalam Pelayanan Perijinan Satu Pintu sehingga fungsi Dinas / SKPD hanya menerbikan SP3 saja. Hal ini sangat membantu SKPD sehingga fungsi pengawasan terhadap pengeluaran maupun pemasukan ternak di Nusa Tenggara Barat akan lebih terkontrol dengan baik. Permintaan untuk penerbitan surat SP3 setiap tahun meningkat sebagaimana terlihat pada tabel 74 berikut. Tabel 74. Jumlah Penerbitan SP3 Tahun 2013 s/d 2015 Daerah/Pelaku Psaha P. Lombok Sumbawa Jumlah SP3/Sertifikat Sumbawa Barat Dompu Bima Kota Bima Jumlah Pelayanan lainnya selain penerbitan surat SP3 maka bidang usaha juga memberikan pelayanan pemanfaatan Holding Ground/penampungan sementara ternak yang akan dikeluarkan ke daerah lain baik yang ternak potong maupun ternak bibit sekaligus melakukan penimbangan terhadap ternak - ternak potong yang akan dikeluarkan dan sebagai pengawasan ternak bibit yang akan di antar pulaukan. Holding Ground terletak di Desa Lembar Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat tersebut LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 272

281 merupakan aset daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dibebankan untuk memungut retribusi sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD) khusus untuk pelayanan ternak yang keluar dari P. Lombok, sementara ternak yang keluar dari P. Sumbawa retribusi yang dibebankan menjadi penerimaan masing - masing kabupaten/kota yang memiliki Holding Ground. Retribusi untuk ternak potong adalah sebesar Rp ,/ekor/hari dan untuk ternak bibit Rp ,-/ekor/3hari. Total pengeluaran ternak potong tahun 2015 sebanyak 335 ekor sehingga nilai retribusi yang dapat disetorkan ke daerah adalah sebesar Rp ,-. Sedangkan untuk ternak bibit yang keluar daerah sebanyak ekor dengan penerimaan retibusi sebesar Rp ,-. Total PAD yang disetorkan tahun 2015 adalah Rp ,- (seratus tiga belas juta enam ratus lima puluh lima ribu rupiah). Adapun jumlah dan nama-nama perusahaan yang mengantarpulaukan ternaknya seperti pada tabel 75 berikut. Tabel 75. Nama Perusahaan Pengirim Ternak Yang Memanfaatkan Holding Ground Lembar dan Jumlah Ternak Yang Dikirim Keluar Daerah Tahun Nama Perusahaan Pengirim Jumlah Ternak Yang Dikirim (ekor) Retribusi (Rp) Daerah Tujuan Pengeluaran A. TERNAK POTONG - CV. KUM Sukabumi - CV. KUM Bangka Belitung - CV. AMANAH Pontianak - CV. ADI PUTRA Ketapang JUMLAH TP B. TERNAK BIBIT - CV. KUM Kaltim - CV. AMANAH Kalsel - CV. KUM LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB Riau 273

282 - CV. AMANAH Kalbar - CV. ADI PUTRA Kalbar - CV. LOMBOK BARAT BERSAUDARA JUMLAH Sumbawa Bila dibandingkan dengan penerimaan Holding Ground Tahun 2015 dengan (Rp ,-) maka penerimaan tahun penerimaan 2014 retribusi pemanfaatan aset daerah (holding ground) mengalami penurunan 53,68%, hal ini disebabkan karena permintaan ternak potong maupun ternak bibit yang keluar dari P. Lombok oleh daerah/provinsi lain menurun disamping adanya kendala pada saat pengadaan/gagal tender daerah - daerah di luar NTB sehingga penerimaan holding ground juga berpengaruh. Grafik 5. Penerimaan Asli Daerah Dari Pemanfaatan Holding Ground Untuk Ternak Potong Tahun Pengeluaran Ternak Potong NTB sebagai daerah penghasil ternak potong (sapi dan kerbau) setiap tahun mengeluarkan ternak dalam bentuk LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 274

283 hidup (ternak bibit maupun ternak potong) untuk memenuhi kebutuhan daerah - daerah lain dan untuk memenuhi kebutuhan dalam daerah. Pengeluaran ternak tersebut berdasarkan hasil perhitungan/supply demand dengan memperhatikan kestabilan populasi dalam daerah dan kemudian ditetapkan dengan keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. Tahun 2015 pengeluaran ternak sapi potong dialokasikan sebanyak ekor dan untuk kerbau potong sebanyak ekor, sementara untuk ternak kuda, kambing dan babi tidak ditetapkan karena permintaan yang sedikit dan kalaupun ada permintaan maka direkomendasikan untuk dapat dikeluarkan. Terjadi penambahan jumlah/alokasi pengeluaran sapi potong yang disebabkan karena tingginya permintaan ternak potong antar pulau dalam daerah sehingga target pengeluaran sapi potong meningkat menjadi ekor atau sebesar 7,82%. Pengeluaran ternak sapi ke luar provinsi mulai dikurangi oleh karena adanya kebijakan pemerintah daerah yang akan mengembangkan industri dalam daerah dengan memanfaatkan fasilitas Rumah Potong Hewan (RPH) yang sudah terbangun berskala Nasional untuk kemudian hasil produksinya berupa daging, karkas dan ikutannya dapat diolah sehingga masyarakat lebih banyak menikmati nilai tambahnya. Kemampuan potong masing - masing RPH berkisar antara ekor perhari yang apabila dioperasionalkan lebih optimal maka dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru, memberikan nilai tambah dari limbah yang diproduksi maupun olahan daging menjadi produk-produk yang tidak kalah bersaing dengan produk-produk olahan lainnya. Realisasi pengeluaran ternak sapi potong sampai dengan bulan Desember 2015 sebanyak ekor terdiri dari pengeluaran antar pulau dalam daerah sebanyak LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 275

284 ekor dan pengeluaran ternak sapi ke luar NTB sebanyak ekor sementara ternak kerbau potong dari target pengeluaran sebanyak ekor terealisasi pengeluaran antar pulau sebanyak ekor dan pengeluaran ke luar NTB sebanyak Pengeluaran ternak potong tahun 2015 lebih banyak dikirim ke wilayah/pulau Kalimantan (Selatan, Timur, Barat), pulau Jawa (Barat, Tengah, Timur, Banten dan DKI Jakarta), daratan Sumatera (Riau, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Palembang) dan Sulawesi Selatan. Adapun jumlah pengeluaran ternak sapi dan kerbau tahun 2015 sebagaimana tabel 76 dan seperti yang digambarkan pada grafik berikut: Tabel 76. Data Pengeluaran Ternak Sapi dan Kerbau Tahun 2015 No Daerah Tujuan Jumlah Ternak (ekor) Kerbau Jumlah (ekor) Sapi 1 Jawa Barat 2 Jawa Tengah 3 DKI Jakarta Banten Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Barat Jambi Riau Bangka Belitung Lampung Sulawesi Selatan Total LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 276

285 Grafik 6. Perkembangan Pengeluaran Ternak Potong Tahun GRAFIK PENGELUARAN SAPI POTONG P. Lombok Luar Daerah GRAFIK PENGELUARAN KERBAU POTONG TAHUN P. Lombok Luar Daerah LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 277

286 6. BALAI RUMAH SAKIT HEWAN DAN LABORATORIUM VETERINER A. PENDAHULUANN 1. Latar Belakang Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat dibentuk bulan Oktober Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 23 Tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Daerah dan Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) pada Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat di bidang Pelayanan Kesehatan Hewan dan Laboratorium Veteriner. 2. Tujuan Tujuan disusunnya laporan tahunan ini adalah untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 dan permasalahan yang muncul serta solusi yang diambil guna meyelesaikan masalah tersebut. 3. Ruang Lingkup Kegiatan-kegiatan yang ada pada masing-masingg seksi UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner antara lain : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 278

287 a. Sub Bagian Tata Usaha. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, rumah tangga dan melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner. b. Seksi Pelayanan Medik/Hewan Produksi dan Hewan Kesayangan Seksi Pelayanan Medik/Hewan Produksi dan Hewan Kesayangan mempunyai tugas: melakukan penyiapan bahan penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi serta melaksanakan pelayanan kesehatan pada hewan produksi dan hewan kesayangan. c. Seksi Laboratorium Veteriner. Seksi Laboratorium Veteriner mempunyai tugas: melakukan penyiapan bahan penyusunan program, pengujian, analisis, dan perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi serta melaksanakan pelayanan laboratorium veteriner. d. Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kepala UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Demikian gambaran secara singkat sebagai pendahuluan laporan tahunan ini, namun untuk dapat dilihat secara lebih rinci perkembangan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner dapat dilihat pada bab-bab dalam lembaran berikut ini. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 279

288 B. PROGRAM/KEGIATAN DAN ANGGARAN 1. Sumber Dana APBD a. Sub Bagian Tata Usaha Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Dana yang tersedia untuk program ini sebesar Rp ,- yang terbagi menjadi beberapa kegiatan yaitu : penyediaan jasa surat-menyurat, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor, penyediaan jasa administrasi keuangan, penyediaan jasa makanan dan minuman, rapat-rapat konsultasi keluar daerah dan rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Dana yang tersedia untuk kegiatan ini sebesar Rp ,- yang meliputi pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor dan pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional. Kegiatan ini berupa belanja pembangunan gedung kantor/pembuatan garasi mobil Rp ,- Biaya pembuatan partisi/sekat ruang penerima sampel Rp ,- Belanja pengadaan UPS, komputer dan alat-alat elektronik Rp ,-. Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional dana yang tersedia yaitu Rp ,- dan pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan kantor Rp ,- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan Program ini meliputi penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD serta penyusunan laporan absensi dengan anggaran yang tersedia Rp ,- LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 280

289 b. Seksi Pelayanan Medik/Hewan Produksi dan Hewan Kesayangan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Kegiatan: PeningkatanPelayananRumahSakitHewan Jumlahanggaran yang tersediauntukkegiataninisebesarrp ,- dengan rincianbelanjabahan habis pakai ATK sebesar Rp ,-, belanja bahan obat-obatan sebesar Rp ,- belanja jasa pemeriksaan kesehatan sebesar Rp ,-, Belanja jasa uji laboratorium sebesar Rp ,- dan belanja perjalanan dinas pelayanan semi aktif sebesar Rp ,-. Program kegiatan di Bidang Pelayanan Medik Veteriner yang telah dilaksanakan antara lain : - Melaksanakan Penyehatan Hewan yang meliputi : Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif dan Pelayanan Medik Reproduksi. - Melaksanakan Pembinaan pada unit unit Pelayanan Kesehatan Hewan yang ada di Kabupaten/Kota se -Nusa Tenggara Barat. - Melakukan Tindakan Medik Veteriner, antara lain: Bedah Mayor, Bedah Minor dan Bedah Kosmetik. - Melakukan Tindak Pengamanan Penyakit Hewan Menular (PHM). - Meningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Staf. - Tempat Pelatihan/Praktek lapangan bagi para Pelajar/Mahasiswa - Tempat magang bagi Dokter Hewan. - Pengawasan kesehatan hewan di RPH Banyumulek (oleh tenaga fungsional) LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 281

290 c. Seksi Laboratorium Veteriner Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Kegiatan: Peningkatan Pelayanan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B. Jumlah anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini sebesar Rp ,- dengan rincian yaitu :1) honor panitia pertemuan sebesar Rp ,-2) uang saku dan transportasi peserta sebesar Rp ,-3) belanja barang dan jasa sebesar Rp ,- terdiri dari pembelian bahan bakar gas dan minyak tanah, bahan kimia laboratorium, belanja jasa pemeriksaan laboratorium, belanja jasa narasumber, moderator dan notulen, pertemuan, sewa penginapan dan konsumsi peserta serta perjalanan dinas sampling uji laboratorium veteriner. Pemeriksaan Laboratorium Veteriner dana APBD berupa : 1. Pemeriksaan LaboratoriumKesehatan Hewan : pemeriksaan pullorum, pemeriksaan PUD, Pemeriksaan Serum (AI dan RBT Brucellosis), dan pemeriksaan feces 2. Pemeriksaan LaboratoriumKesmavet : TPC daging ayam, residu antibiotika telur dan daging sapi Program peningkatan kapasitas UPTD Kegiatan : Peningkatan peran dan fungsi balai laboratorium Veteriner dan RSH dengan anggaran sebesar Rp ,- LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 282

291 2. Sumber Dana APBN (DK) a. Seksi Pelayanan Medik/Hewan Produksi dan Hewan Kesayangan Program Penanggulangan Gangguan Reproduksi Pada Sapi/Kerbau Kegiatannya terdiri dari : - Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan Reproduksi sebesar Rp ,- - Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan Reproduksi di Kabupaten/Kota Bima : Rp ,- - Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan Reproduksi di Kabupaten Sumbawa : Rp ,- - Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan Reproduksi di Kabupaten Dompu : Rp ,- - Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan Reproduksi di Kabupaten Sumbawa Barat: Rp ,- - Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan Reproduksi di Kabupaten Lombok Tengah : Rp ,- - Penanganan Ternak yang Mengalami Gangguan Reproduksi di Kabupaten Lombok Timur : Rp ,- b. Seksi Laboratorium Veteriner Program Pengendalian dan Penanggulangan Anthraks Kegiatannya terdiri dari : a. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV : Rp ,- b. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di Kabupaten/Kota Bima : Rp ,- LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 283

292 c. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di Kabupaten Sumbawa : Rp ,-,- d. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di Kabupaten Dompu : Rp ,- e. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di KSB: Rp ,- f. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di Kabupaten Loteng : Rp ,- g. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di Kabupaten Lotim : Rp ,- h. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di Kabupaten Bima : Rp ,- i. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di Kabupaten Lombok Barat : Rp ,- j. Koordinasi Pemberantasan AT pada BRSHLV di KLU : Rp ,- Program Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasiter Kegiatannya terdiri dari : a. Monitoring dan Survelans Parasit di Provinsi : Rp ,- b. Monitoring dan Survelans Parasit di Kota Bima : Rp ,- c. Monitoring dan Survelans Parasit di Kab. Sumbawa : Rp ,- d. Monitoring dan Survelans Parasit di Kab. Dompu : Rp ,- e. Monitoring dan Survelans Parasit di KSB : Rp ,- f. Monitoring dan Survelans Parasit di Kab. Bima : Rp ,- g. Monitoring dan Survelans Parasit di Kota Mataram : Rp ,- LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 284

293 h. Monitoring dan Survelans Parasit di Kab. Lobar : Rp ,- i. Monitoring dan Survelans Parasit di Kab. Loteng : Rp ,- Program Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Bakterial Lainnya Kegiatannya berupa : Pemeriksaan Laboratorium sampel Pre dan Post Vaksinasi SE sebanyak masing-masing sampel target, Realisasi Pre vaksinasi SE sampel dan Realisasi Post vaksinasi sebesar sampel. Program Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Brucellosis Kegiatannya berupa: Pemeriksaan sampel Brucellosis sebanyak sampel (Target), Realisasi sampel. Program Pembinaan dan Koordinasi Kesehatan Hewan Kegiatannya berupa: Monitoring, evaluasi Pelaporan Survelans dan Pelayanan Keswan : Rp ,- Program Operasional Pengujian Veteriner di Laboratorium Veteriner Daerah Kegiatannya berupa : Bantuan Operasional Laboratorium B : Rp ,-. Kegiatan ini merupakan survelans AI dengan mengambil dan memeriksa sebanyak sampel serum darah ayam. Program Monitoring dan Survelans Residu dan Cemaran Mikroba Kegiatannya berupa : Monitoring dan Survelans Residu dan Cemaran Mikroba di RSHLV : Rp ,-. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 285

294 3. Sumber Dana APBN (TP) a. Seksi Laboratorium Veteriner Program Pengadaan Sarana dan Prasarana Laboratorium Kesmavet Kegiatannya berupa Fasilitasi peralatan Laboratoriumsebesar Rp ,- LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 286

295 C. PELAKSANAAN DAN CAPAIAN SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 1. Sumber Dana APBD a. Sub Bagian Tata Usaha Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Perlengkapan Sub Bagian Perlengkapan sesuai dengan Perda Nomor 13 Tahun 2008, diserahkan tugas membantu kelancaran administrasi pada bagian tata usaha sebagai unit yang melakukan pengelolaan terhadap administrasi perlengkapan. Dalam tahun anggaran 2015, sub bagian perlengkapan telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : Bendaharawan Barang - Menerima, menyimpan, dan menyerahkan barang pemerintah daerah yang bersumber dari pengadaan anggaran rutin dan pembangunan - Menghimpun seluruh tanda bukti penerimaan dan pengeluaran barang secara tertib dan teratur - Membuat stock opname fisik barang yang masih dalam wewenang dalam membuat semester - Menerima, menyimpan dan mengeluarkan barang dari proyek/bagian proyek/rutin dan menyalurkan ke unit pemakaian lingkup Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner Pengurus Barang - Membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR) pada masing-masing unit/ruangan lingkup Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner - Membuat penomoran/registrasi ulang pada setiap barang inventaris LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 287

296 - Menata kembali penggunaan kendaraan dinas lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan SK Kepala Dinas Nomor : 024/30/a/Disnak/III/ Membenahi/merapikan penyimpanan barang inventaris kantor yang berada di gudang. - Monitoring keadaan dan kebaradaan barang inventaris di unit pemakai. - Membuat rekapitulasi jumlah barang yang mengalami kerusakan. - Mengajukan usulan penghapusan/pelelangan barang inventaris dan kendaraan bermotor. Luas tanah dan bangunan yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat sekitar m 2 berada di UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner di Banyumulek yang terdiri dari: bangunan kantor, bangunan garasi terbuka, bangunan rumah dinas, bangunan pos jaga, bangunan krematorium, bangunan hewan percobaan dan bangunan klinik hewan. Barang inventaris kantor berupa kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 3 (tiga) unit dan kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 3 (tiga) unit. Administrasi surat menyurat Surat Masuk Yang dimaksud dalam hal ini adalah surat kedinasan yang masuk ditujukan kepada kepala UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat.Jumlah surat masuk yang ditangani selama tahun 2015 adalah 284 buah. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 288

297 Surat Keluar Yang dimaksud dengan surat keluar adalah setiap surat kedinasan yang ditujukan kepada unit/instansi lain, baik yang ditujukan kepada perorangan, organisasi maupun lembaga pemerintah. Surat tersebut berasal dari unit/bagian yang berada di lingkupuptd Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner baik teknis maupun administrasi, misalnya surat keputusan UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner, Naskah Dinas, Surat Edaran, dan lainnya.jumlah surat keluaryang ditangani selama tahun 2015 adalah 805 buah surat. Kepegawaian UPTD Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner didukung oleh 15 (lima belas) orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), 1 (satu) orang Pegawai Tidak Tetap (PTT), 2 (dua) orang TenagaHarianLepas (THL) serta 3 (tiga) orang pegawai kontrak. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Dana yang tersedia untuk kegiatan ini sebesar Rp ,- yang meliputi pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor dan pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional. Kegiatan ini berupa belanja pembangunan gedung kantor/pembuatan garasi mobil Rp ,- Biaya pembuatan partisi/sekat ruang penerima sampel Rp ,- Belanja pengadaan UPS, komputer dan alat-alat elektronik Rp ,-. Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional dana yang tersedia yaitu Rp ,- dan pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan kantor Rp ,- LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 289

298 Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional berupa belanja jasa servis, suku cadang, bahan bakar minyak/pelumas,stnk dan pajak kendaraan bermotor sebanyak 3 (tiga) unit mobil deng an rincinan B-2375-BQ ; DR-9093; DR-1212 dan kendaraan Roda 2 DR-2253-J ;DR-6502; DR Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program ini meliputi penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD serat penyusunan laporan absensi dengan anggaran yang tersedia sebesar Rp ,- b. Seksi Pelayanan Medik/Hewan Produksi dan Hewan Kesayangan KegiatanPeningkatanPelayananRumahSakitHewan Capaian program yang telah dihasilkan adalah : - Hasil penerimaan Asset Daerah (PAD) sampaibulandesember 2015 sesuai dengan Perda NTB Nomor: 3/2011 yang telah disetorkan sebanyak Rp ,- (158.24%) dari target Rp ,- - Hasil Pelayanan Pengobatan Hewan/Ternak sampai bulan Desember 2015 berdasarkan sistem Pelayanan adalah sebesar ekor (117.6 % dari target tahun 2015 sebesar ekor) - HasilPelayanan Kesehatan Hewan/Ternak adalah2.675 ekor yang terdiri dari Jenis Penyakit Hewan Menular (PHM) yang telah di tangani sebanyak129 ekordan Penyakit Hewan Non Menular berhasil ditangani adalah sebanyak ekor LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 290

299 - Jenis Penyakit Hewan Menular (PHM) terdiri dari penyakit BEF sebanyak 21 ekor, penyakit Scabies sebanyak 86 ekor, Suspec Parvo sebanyak 1 ekor, penyakit Ektoparasit sebanyak 4 ekor, penyakit strangles sebanyak 12 ekor, penyakit Helminthiasis sebanyak 4 ekor dan penyakit Demodekosis sebanyak 1 ekor - Penyakit Hewan Non Menular terdiri dari Vaksinasi sebanyak 317 ekor, Preventif/pencegahan (obat cacing dan vitamin) sebanyak 1992 ekor, Kontrol kesehatan sebanyak 28 ekor, Operasi sebanyak 6 ekor dan lain-lain sebanyak 203 ekor - Pengawasan kesehatan hewan di RPH Banyumulek (oleh tenaga fungsional) Pada tahun 2015 tenaga fungsional yang ada telah melakukan pengawasan terhadap pemotongan yang ada di RPH Banyumulek. Adapun tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengawasi bahan asal hewan yang dihasilkan guna terciptanya produk pangan yang ASUH. Jumlah pemotongan yang ada selama tahun 2015 sebanyak 73ekor. - BelanjaObat-obatan/Vitamin/Vaksinpelayanan RSH Sasarandarikegiataniniadalahtersedianyaobatobatan/vitamin/vaksinuntukpelayanankesehatanhewa n.realisasikeuangandarikegiataniniadalahsebesar Rp ,- dengancapaian fisiksebesar 100% dengan anggaran Rp ,- - BelanjaPerjalananDinasPelayanan Semi Aktif RSH kelokasi LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 291

300 Sasarandarikegiataniniadalahpetugas RSHLV yang memberikanpelayanankesehatanhewann semi aktif.pelayanankesehatanhewan semi aktifadalahpelayanankesehatanhewan di lokasitempatternakdipelihara.biayadimaksudkansebag aibiayaperjalananpetugasdalammelaksanakanpelayan ankesehatanhewan di lokasiternak/hewan.besarnyabiayadisesuaikandengan standar biayaperjalanan APBD Provinsi NTB.Disampingitupelayanankesehatanhewanjugadilak ukansecarapasifyaitupemilikhewanmembawahewanny ake RSHLV untukmendapatkanpelayanankesehatanhewan.realis asifisikdarikegiatanini sebesar 100% danrealisasikeuangan adalah Rp ,- (100%) dari total anggaran Rp ,- - BelanjaJasaPemeriksaanKesehatan SasarandarikegiataniniadalahpetugasRum mahsakithewa ndanlaboratorumveteriner.alokasiangga aranberupa honor ataskegiatanpemeriksaankesehatanhewa an di RumahSakitHewandanLaboratoriumVete erinerdinaspete rnakandankesehatanhewanprovinsi NTB. Total anggaran yang tersediauntukkeg giataninisebesar Rp ,-. Realisasifisik 100% danrealisasikeuangansebesar Rp ,- LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 292

301 (99,36%). Biayatersebutberupa honorarium selama 12 bulandarijanuari Desember d. Seksi Laboratorium Veteriner Pada tahun 2015 Seksi Laboratorium Veteriner memiliki Program Peningkatan Pelayanan Laboratorium Veteriner melalui pemeriksaanlaboratorium dan pengambilan sampel ternak. Capaian program yang telah dihasilkan adalah : - Retribusi aset PAD untuk Seksi Laboratorium Veteriner Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebesar Rp ,- (88,40% dari target Rp ,). - Pemeriksaan yang telah dilakukan LaboratoriumKesehatan Hewan antara lain : pemeriksaan PUD sebanyak 403 sampel dengan hasil Negatif Surra, pemeriksaan Serum dengan rincian : sampel serum sapi negatif brucellosis, 230 sampel serum ayam dengan hasil 65 sampel protektif AI dan 165 sampel tidak protektif AI serta pemeriksaan parasit internal sebanyak 590 sampel feces dengan rincian : 409 sampel dari Kabupaten Lombok Barat dengan tingkat prevalensi 47,92%, 142 sampel dari Kabupaten Lombok Tengah dengan tingkat prevalensi 4,23%, dan 39 sampel dari Kabupaten Sumbawa dengan tingkat prevalensi 12,82%. - Pemeriksaan yang telah dilakukan LaboratoriumKesmavet antara lain : pemeriksaan residu antibiotika pada daging sapi sebanyak 100 sampel dan telur ayam sebanyak 300 sampel semuanya menunjukkan hasil negatif terhadap golongan antibiotika makrolida, aminoglikosida, tetrasiklin. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan TPC sebanyak 250 sampel daging ayam dengan hasil 174 sampel kurang dari BMCM ( Batas Maksimum Cemaran Mikroba) dan 76 sampel melebihi BMCM. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 293

302 - Selain pemeriksaan Laboratorium kegiatan APBD juga melakukan pemeriksaan dari : a. Laboratorium Keswan 1. Pemeriksaan Pullorum di PT. Charoen Pokphand di Lombok Timur sebanyak ekor ayam 2. Pengujian sampel dari Kabupaten Lombok Barat berupa sampel serum uji HI AI sebanyak 500 sampel, RBT Brucellosis sebanyak 500 sampel 3. Pemeriksaan RBT Brucellosis sapi bibit antar pulau sebanyak ekor sapi dan sapi bibit lokal sapi sebanyak ekor dan kerbau 85 ekor. 4. Pemeriksaan PUD sebanyak 81 sampel, Feces (parasite internal) 890 sampel, serum sebanyak 82 sampel (HI ND) yang berasal dari BPTP Narmada, UNRAM, UNTB (Penelitian). b. Laboratorium Kesmavet 1. Pemeriksaan TPC dari PT. Berdikari, Kecamatan RasanaEBarat Kota Bima sebanyak 25 sampel. 2. Pemeriksaan TPC hati sapi sebanyak 7 sampel dari PT. Dharmaraya, Pototano, KSB; 3. Penelitian mahasiswa dari UNTB sebanyak 33 sampel daging Sapi dan 10 sampel daging ayam. 4. Pengujian TPC dari kabupaten Lombok Barat sebanyak 80 sampel daging sapi. 5. Dilaksanakannya pertemuan jejaring dan rapat koordinasi yang dilakukan tanggal Agustus 2015 dengan jumlah peserta 30 orang perwakilan dari Laboratorium Veteriner se-ntb. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 294

303 2. Sumber Dana APBN a. SeksiPelayananMedik/HewanProduksidanHewanKesayang an - Pengadaan ATK Jumlahanggaran yang tersediauntukinisebesar Rp.3, ,- yang digunakanuntukpembelianalattuliskantor. Hal inidimaksudkanuntukterlaksananyatertibadministrasi.realis asifisikmaupunkeuanganuntukkegiataniniyaitu 100%. - PengadaanBrosur/Leaflet Sasarandarikegiataniniyaitusebagai media informasidansosialisasipenyakithewanmaupuninformasipeng etahuan yang berkaitandenganpeternakandankesehatanhewan.jumlahang garan yang tersedia Rp ,-. Realisasifisikmencapai 100% yaitusebanyak lembaryangterdiridari 5 macam brosur/leaflet danrealisasikeuangansebesar Rp ,- - Pertemuansebanyak2kegiatandenganjumlahdana yang tersedia sebesar Rp ,-. Realisasifisikkegiatanmencapai 100% sedangkanrealisasikeuangan sebesar Rp ,-. Adapunrincianpelaksanaankegiatansebagaiberikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 295

304 Pertemuankoordi nasigangguanre produksi Dilaksanakan pada tanggal Mei 2015 dan dihadiri oleh 20 orang peserta dari 10 Kabupaten/Kota se NTB. Sasaranadalah Kepalabidang yang membidangi fungsikesehatanhewan di 10 kabupaten/kota se-ntb danpetugas/tenagakesehatanhewan/dokterhewanpadad inaspeternakandankesehatanhewanprovinsi NTB. Pertemuanpenin gkatan SDM Dilaksanakan pada tanggal Agustus 2016 yang dihadiri oleh 20 orang peserta dari 10 kabupaten/kota se - NTB. Sasaranadalahpetugastekniskesehatanhewan/dokterhe wanpadadinaspeternakandankesehatanhewanprovinsi NTB danpuskeswan di 10 Kabupaten/kota se-ntb yang belumpernahmengikutipertemuan yang sejenis. - PerjalananDinasDalam Daerah Perjalanandinasdalamrangkaidentifikasi, monitoring dan pembinaan di Kabupaten/Kota se - NTB dengananggaran Rp ,-. Realisasifisik mencapai 100% dan realisasikeuangan sebesar Rp ,- atau 100%. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 296

305 - KegiatanPengadaan obat-obat parasit internal, terapi AB, dan penambah daya tahan. Tahun 2015 Seksi Pelayanan Medik/Hewan Produksi dan Hewan Kesayangan mendapatkan anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi fisik mencapai 100% danrealisasi keuangan sebesar Rp ,- - Pengadaan Map Anggaran dana untuk kegiatan ini sebesar Rp ,- dengan realisasi fisik mencapai 100% danrealisasi keuangan sebesar Rp ,- b. Seksi Laboratorium Veteriner Pemeriksaan Akseptor Brucellosis Seksi Laboratorium Veteriner pada Tahun 2015 telah melaksanakan pemeriksaan akseptor brucellosis sebanyak ekor sampel sapi dan kerbau dengan hasil pemeriksaan RBT Brucellosis negatif. Pemeriksaan Antraks Pemeriksaan ELISA Antraks yang telah dilakukan sebanyak sampel serum pre vaksinasi dan sampel post vaksin, dengan target masing-masing sebanyak sampel. Hasil pemeriksaan ELISA Antraks menunjukkan hasil sero positif post-vaksinasi lebih tinggi dibandingkan pre-vaksinasi, meskipun beberapa kabupaten/kota (Kabupaten Lombok Timur dan Sumbawa Barat) menunjukkan hasil sebaliknya. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 297

306 Grafik 7. Hasil Sero Positif Pemeriksaan Elisa Antraks Tahun 2015 HASIL SERO-POSITIF PEMERIKSAAN ELISA ANTRAKS TAHUN 2015 Pre Vaksinasi Post Vaksinasi Pemeriksaan SE Pemeriksaan ELISA SE yang telah dilakukan sebanyak sampel serum pre vaksinasi dan sampel post vaksin, dengan target masing-masing sebanyak sampel dari Pulau Sumbawa. Hasil pemeriksaan ELISA SE menunjukkan adanya peningkatan sero-positif setelah vaksinasi (post -vaksinasi). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan vaksinasi SE berjalan dengan baik, karena terlihat adanya peningkatan sero-positif pada ternak. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 298

307 Grafik 8. Hasil Sero Positif Pemeriksaan Elisa SE Tahun HASIL SERO-POSITIF PEMERIKSAAN ELISA SE TAHUN Sumbawa Barat Sumbawa Dompu Bima Kota Bima Pre Vaksinasi Post Vaksinasi Pemeriksaan Parasit Internal Untuk Bidang Keswan sebanyak sampel. Hasil pemeriksaan parasit internal dari 10 kabupaten/kota menunjukkan bahwa infestasi cacing Nematoda (12,48%), Cestoda (8,47%), Eimeria (2,47%), Nematoda + Eimiria (1,05%), Cestoda + Eimiria (0,30%), Nematoda + Cestoda + Eimiria (Helminthiasis 2,94%) dan negative (72,29%). Berdasarkan Tingkat prevalensi tiap kabupaten adalah : Kota Mataram (9,97%), Lombok Barat (40,75%), Lombok Tengah (23,72%), Lombok Timur (29,88%), Lombok Utara (28,17%), Sumbawa Barat (21,80%), Sumbawa (38,10%), Dompu (30,71%), Bima (21,18%), Kota Bima (7,84%). Pemeriksaan Avian Influenza Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa titer antibody AI rendah, dengan persentase tingkat protektifitas adalah 22,2%. Jika data tersebut dijadikan sumber dalam mengevaluasi kegiatan vaksinasi AI, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan vaksinasi AI belum terlaksana dengan baik. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 299

308 Grafik 9. Hasil Pemeriksaan Hi Test Avian Influensa HASIL PEMERIKSAAN HI TEST AVIAN INFLUENSA Mataram Lombok Barat Lombok Tengah Lombok Timur Lombok Utara Bima Kota Bima Protektif Tidak Protektif Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba Untuk pemeriksaan residu dan cemaran mikroba telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 200 sampel daging sapi/kerbau dan 200 sampel telur, dari sampel tersebut diperiksa Cemaran E.- Coli dan Coliform sebanyak 51 sampel. Hasil pemeriksaan TPC menunjukkan bahwa tingkat cemaran mikroba daging sapi dari pasar tradisional adalah 42,5% melebihi BMCM dan 57,5% kurang BMCM. Sedangkan tingkat cemaran mikroba daging sapi dari RPH adalah 32,5% melebihi BMCM dan 67,5% kurang BMCM. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat cemaran mikroba daging pada kegiatan surveilans cemaran mikroba tahun 2015 di pasar tradisional lebih tinggi dibandingkan di RPH. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 300

309 Grafik 10. Tingkat Cemaran Mikroba Dagingg Di Pasar dan RPH Se NTB Tahun 2015 TINGKAT CEMARAN MIKROBA DAGINGG DI PASAR DAN RPH SE-NTB TAHUN % 80% 60% 40% 20% 0% Pasar BMCM RPH Pemeriksaan E. coli dan Coliform dalam kegiatan ini dilakukan pada 9 kabupaten/kota Se-NTB dengan sebanyak 51 sampel daging sapi dari target 50 sampel. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388:2009 bahwa Batas Maksimum Cemaran Mikroba (BMCM) untu k E. Coli pada daging adalah 1,0x10 1 cfu/gr, sedangkan untuk Coliform pada daging adalah 1,0x10 2 cfu/gr. Hasil pemeriksaan terhadap cemaran E.coli dan Coliform sebanyak 51 sampel adalah melebihi BMCM. E.coli dan Coliform merupakan mikroorganisme indikator dalam pengawasan hygiene sanitasi dari proses penanganan/pengolahan daging/pangan. Oleh karena itu dapat disarankan perlu adaya peningkatan hygiene sanitasi selama penanganan/pengol lahan daging di RPH sampai pemasarannya. Fasilitasi Peralatan Laboratorium. Fasilitasi tersebut yang adalah pengadaan peralatan laboratorium berupa : Arktik Thermal Cycler (Gradient) dan Assesories Thermal Cyclers, microwave, run VIEW gel Documentation hood with camera, Laptop & ID LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 301

310 Analysis SoftwarerunVIEW real timehorizontalgel electrophoresis system, Mini Centrifuse, microcentrifuse, Mikropipette, Heating Cooling Drybath, Hotplate Stirer, Vortex M. Kedepannya Laboratorium Veteriner RSHLV berencana akan menambah parameter uji yaitu PCR. Fasilitasi Akreditasi Laboratorium Kesmavet Fasilitasi akreditasi LaboratoriumKesmavet berupa kegiatan pelatihan validasi metode dengan narasumber dari BLKM Pulau Lombok, Bimbingan Teknis Sistem Manajemen Mutu dari asesor KAN Laboratorium. Pelatihan Petugas Laboratorium Kesehatan Hewan Type B - Workshop Bimbingan Teknis pengujian TPC dan E. Coli dengan teknis isolasi dan identifikasi Tempat : Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan Waktu : 23 s/d 26 Maret Pelatihan I-Sikhnas Petugas Laboratorium Tingkat Provinsi Tempat : PPMKP Ciawi Bogor Waktu : 15 s/d 17 April Pelatihan Pengambilan dan Penanganan Spesimen untuk Diagnosis Penyakit Hewan Tempat : Bogor Waktu : 04 s/d 08 Mei Monitoring dan Surveilans Residu Antibiotika dan Cemaran Mikroba Tempat : Aceh Waktu : 18 s/d 20 Mei Workshop Peningkatan Kompetensi Laboratorium Type B dan Puskeswan Wilayah Kerja BBV Denpasar Tempat : Balai Besar Veteriner Denpasar Waktu : 22 s/d 24 Juni 2015 LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 302

311 - In House Training Medik Veteriner Tempat : Balai Besar Veteriner Denpasar Waktu : 25 s/d 27 Juni Workshop ISO 9001 : 2008 Tempat : BBV Denpasar Waktu : 27 s/d 29 Juli Workshop SNI ISO/IEC : 2008 Tempat : Balai Besar Veteriner Denpasar Waktu : 10 s/d 12 September Bimbingan Teknis Epidemiologi Tempat : Semarang Waktu : 30 November s/d 04 Desember 2015 LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 303

312 7. BALAI INSEMINASI BUATAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Balai Inseminasi Buatan (BIB) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 23 Tahun 2008, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas di bidang Inseminasi Buatan. Cikal bakal Balai Inseminasi Buatan ini dimulai dengan terbentuknya Balai Laboratorium Produksi dan Kesehatan Hewan (BLPKH) yang dibentuk dengan PERDA Nomor 13 tahun 2001, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas di Bidang Kesehatan Hewan dan produksi peternakan. Organisasi dan manajemen Balai Inseminasi Buatan (BIB) sebagai berikut : a. SUBBAGIAN TATA USAHA Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, rumah tangga dan melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan BIB b. SEKSI PRODUKSI DAN DISTRIBUSI Mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi serta produksi dan distribusi semen beku yang digunakan dalam pelayanan IB c. SEKSI PENGUJIAN DAN PENGAWASAN MUTU Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi serta melakukan pengujian dan pengawasan mutu pelaksanaan pelayanan IB LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 304

313 d. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Inseminasi Buatan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BIB diharapkan dapat berperan dalam peningkatan kelahiran ternak sapi sesuai Blue Print BSS dengan cara : 1. Meningkatkan cakupan pelayanan inseminasi buatan melalui peningkatan penyediaan semen beku baik dengan produksi BIB sendiri maupun melalui pengadaan semen bersubsidi produksi BIB Nasional 2. Pembinaan pelayanan IB melalui pendekatan kelompok, pelatihan teknis inseminasi (Inseminator, PKB dan ATR) baik oleh BIBD sendiri maupun BIB Nasional Dari uraian tupoksi diatas maka pada dokumen anggaran pelaksanaan kegiatan tahun 2015 baik APBN maupun APBD tercermin sebagian kegiatan yang mendukung terselenggaranya pelaksanaan tupoksi dari Balai Inseminasi Buatan. 2. Tujuan Sebagai gambaran perkembangan ketatausahaan yang menyangkut pengelolaan perkembangan kepegawaian, pengelolaan barang / aset dan administrasi kelembagaan. Sebagai gambaran capaian kinerja Balai Inseminasi Buatan dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya sebagai suatu lembaga yang diharapkan berkontribusi terhadap peningkatan produksi dan produktifitas ternak melalui optimalisasi penerapan teknologi Inseminasi Buatan (IB, TE, Sperma Sexing, Sinkronisasi birahi) LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 305

314 3. Ruang Lingkup Ruang lingkup penulisan laporan tahunan ini adalah sebagai berikut : - Perkembangan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawab Balai baik kegiatan utama (prosesing semen beku dan kegiatan penunjangnya seperti penyiapan pakan dan pemeliharaan bull) maupun kegiatan penunjang lainnya (pemeliharaan sapi perah, sapi Bali JICA dan pemeliharaan sapi Brangus di instalasi Amor-Amor) - Perkembangan distribusi semen beku, pelayanan inseminasi buatan di Kabupaten/Kota, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pelayanan IB LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 306

315 B. PROGRAM / KEGIATAN DAN ANGGARAN 1. Sumber Dana APBD Tabel 77. Program/Kegiatan Dan Anggaran Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Pada Balai Inseminasi Buatan No Program Dan Kegiatan Jumlah Anggaran I PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN Penyedia Jasa Surat Menyurat Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan II PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor Pemeliharan Rutin/Berkala Gedung Kantor Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional 4 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan kantor III PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN 1 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD Penyusunan Laporan absensi IV PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN Pembuatan Mani Beku Pembibitan dan Perawatan Ternak Sapi Brangus di Instalasi Perbibitan Amor Amor V PENINGKATAN KAPASITAS UPTD Peningkatan Peran dan Fungsi BIB Pengembangan Instalasi Perbibitan Sapi Amor - Amor TOTAL LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 307

316 C. PELAKSANAAN DAN CAPAIAN SASARAN PROGRAM/KEGIATAN Tabel 78. Capaian Realisasi Fisik Dan Keuangan Program/Kegiatan Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Pada Balai Inseminasi Buatan NO PROGRAM DAN KEGIATAN TARGET I PELAYANAN ADMINITRASI PERKANTORAN REALISASI KEUANGAN FISIK Rp. % % SISA (Rp.) ,84 79, Penyedia jasa surat menyurat Penyediaan jasa komunikasi sumber daya air dan listrik 3 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor 4 Penyediaan jasa administrasi keuangan II PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR 1 Pengadaan Perlengkapan gedung kantor 2 Pemeliharan rutin/berkala gedung kantor 3 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional 4 Pemeliharan rutin/berkala Peralatan dan Perlengkapan kantor III PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN 1 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD ,96 63, ,11 82, ,22 80, , ,08 40, ,58 97, ,90 59, ,61 57, Penyusunan Laporan absensi ,78 80, IV PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN ,78 93, Pembuatan mani beku ,48 96, Pembibitan dan perawatan ternak Sapi brangus di instalasi perbibitan Amor-amor V PENINGKATAN KAPASITAS UPTD 1 Peningkatan peran dan fungsi BIB 2 Pengembangan instalasi perbibitan sapi Amor-amor ,59 57, ,04 95, ,08 85, ,09 99, TOTAL ,47 94, LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 308

317 Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan - bahan yang diperlukan oleh Balai Inseminasi Buatan untuk setahun, pengelolaan urusan ketatausahaan, kepegawaian seperti surat menyurat, baik itu surat - surat kedinasan maupun surat yang terkait langsung dengan setiap personil yang ada di Balai Inseminasi Buatan. Selain itu sub bagian tata usaha ini juga bertugas mengelola barang - barang inventaris/bidang perlengkapan, keuangan dan urusan rumah tangga lainnya serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan Balai Inseminasi Buatan. Sub bagian ini juga melaksanakan pengelolaan terhadap lahan - lahan yang ada di balai. Lahan yang ada dipergunakan untuk menanam tanaman hijauan makanan ternak guna memenuhi kebutuhan ternak yang dipelihara di Balai Inseminasi Buatan. 1. Urusan Kepegawaian Balai Inseminasi Buatan didukung oleh 31 orang pegawai negeri sipil, 1 orang Pegawai Honorer dan 19 orang pegawai kontrak. 2. Urusan Perlengkapan Sub Bagian Perlengkapan sesuai dengan Perda Nomor 11 tahun 2001, diserahi tugas membantu kelancaran pada Bagian Tata Usaha sebagai unit yang melakukan pengelolaan terhadap Administrasi Perlengkapan. Dalam Tahun Anggaran 2015, Sub Bagian Perlengkapan telah melakukan kegiatan - kegiatan sebagai berikut : a. Pengurus Barang - Mencatat seluruh barang milik daerah yang berada di masing - masing SKPD/UPTD yang berasal dari APBD maupun yang berasal dari perolehan lainnya yang sah ke dalam Kartu Inventaris Barang (KIB), Kartu Inventaris Ruan gan (KIR), Buku Inventaris (BI) dan Buku Induk Inventaris (BII) sesuai kodefikasi dan penggelolaan barang milik daerah. - Melakukan pencatatan barang milik daerah yang dipelihara / diperbaiki kedalam kartu pemeliharaan. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 309

318 - Menyiapkan laporan barang pengguna sementara (LBPS) dan laporan barang pengguna tahunan (LBPT) serta laporan inventarisasi 5 (lima) tahunan yang berada di SKPD kepada pengelola barang milik daerah. - Menyiapkan usulan penghapusan barang milik daerah yang rusak atau tidak dipergunakan lagi. b. Penyimpan/Pemegang Barang pada SKPD - Menerima, menyimpan dan menyalurkan barang milik daerah - Meneliti dan menghimpun dokumen pengadaan barang yang diterima. - Meneliti jumlah dan kualitas barang milik daerah yang diterima sesuai dengan dokumen pengadaan. - Mencatat barang milik daerah yang diterima ke dalam buku/kartu barang. - Mengamankan barang milik daerah yang ada dalam persediaan - Membuat laporan penerimaan, penyaluran, dan stock/persediaan barang milik daerah kepada kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Luas tanah dan bangunan yang dimiliki oleh Pemda NTB sekitar m 2 berada di Balai Inseminasi Buatan Lelede sedangkan tanah milik Pemda NTB yang berada di Amor - Amor Desa Selengen Kecamatan Bayan dan merupakan unit dari Balai Inseminasi Buatan luasnya sekitar m 2. Bangunannya terdiri dari Kantor, Guest House, kandang sapi dewasa, kandang anak sapi, kandang melahirkan, gudang pakan, gudang mesin/alat, rumah jaga dan pos jaga yang kondisinya masih baik. Barang inventaris kantor yang berupa kendaraan roda 2 dan roda 4 terdiri dari Toyota Kijang Kf 83 Super Kf cc, Toyota Kijang Kf-50 Beban/Pick Up 1600 cc, Toyota Kijang Kf-50 Beban/Pick Up 1600 cc Truk JICA serta kendaraan roda 2 terdiri dari Honda, Astrea Blade, Honda Win, dan Honda Supra X. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 310

319 I. PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN A. Input a. Surat Masuk Yang dimaksud dengan surat masuk dalam hal ini adalah setiap surat kedinasan yang masuk dan ditujukan kepada Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penanganan Surat Masuk - Setiap surat masuk yang ditujukan kepada Kepala Balai Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat terlebih dahulu harus dicatat dalam buku agenda surat masuk dengan mencantumkam antara lain asal surat, tanggal dan nomor surat serta maksud atau perihal surat tersebut. - Setelah surat tersebut diberikan lembar disposisi atau rolling slip, kemudian dilanjutkan kepada Kepala Bagian Tata Usaha untuk diparaf secara hierarki, dan selanjutnya baru dinaikkan ke Kepala Balai Inseminasi Butan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provisi Nusa Tenggara Barat. - Setelah turun dari Kepala Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, surat - surat tersebut diarahkan kepada unit/bagian (sesuai disposisi kepala balai) untuk seterusnya disampaikan kepada unit/bagian yang bersangkutan. b. Surat Keluar Yang dimaksud dengan surat keluar adalah setiap surat kedinasan yang ditujukan kepada unit/instansi lain, baik yang ditujukan kepada perorangan, organisasi maupun lembaga Pemerintahan. Surat tersebut berasal dari unit/bagian yang berada di lingkup Balai Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat baik teknis maupun administrasi, misalnya surat Keputusan Kepala Balai LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 311

320 Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Naskah Dinas, surat edaran, dan lain-lain. Penanganan Surat Keluar 1) Setiap surat keluar yang akan diajukan untuk ditandatangani oleh Kepala Balai Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berasal dari unit/bagian dilingkup Balai Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, terlebih dahulu : - Harus diteliti dan dicek keabsahannya oleh unit/bagian yang bersangkutan - Diparaf oleh pejabat yang ditunjuk, sesuai edaran Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2) Surat tersebut dinaikkan kepada Kepala Balai Inseminasi Buatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk ditandatangani. Setelah surat tersebut turun kemudian diberikan nomor pada agenda surat keluar dan distempel Balai dan diberi tanggal kemudian disampaikan kembali ke unit/bagian yang menangani surat tersebut dengan meninggalkan 1 (satu) lembar untuk arsip Balai. B. Output Adapun beberapa output yang dihasilkan pada kegiatan pelayanan administrasi perkantoran pada Balai Inseminasi Buatan antara lain terselenggaranya pelayanan surat menyurat, tersedianya komputer, listrik dan air, tersedianya peralatan/perlengkapan yang dibutuhkan pada seksi tata usaha, tercukupinya penerangan ruang kantor, tersedianya peralatan Rumah Tangga kantor dan tersedianya makanan dan minuman untuk keperluan rapat dan koordinasi antara Balai dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat maupun antara kepala - kepala seksi dan kepala - kepala unit yang ada. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 312

321 C. Outcomes/Hasil Yang Dicapai Adapun hasil yang dicapai oleh sub bagian tata usaha antara lain jumlah surat masuk pada tahun 2015 tercatat 146 buah surat, sedangkan jumlah surat keluar untuk tahun 2015 adalah sebanyak 313 buah surat. Tercapainya keadaan yang lebih kondusif dengan adanya petugas jaga malam. Renovasi beberapa bagian gedung kantor sehingga keadaan kantor lebih baik dari sebelumnya. Anggaran APBD yang dialokasikan untuk kegiatan pelayanan administrasi perkantoran pada Balai Inseminasi Buatan (BIB) tahun anggaran 2015 sebesar Rp ,- (seratus sepuluh juta lima ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan realisasi keuangan sebanyak Rp ,- (delapan puluh empat juta sembilan ratus enam puluh delapan ribu tiga ratus lima puluh enam rupiah) atau sebesar 76,84% dan realisasi fisik sebesar 79,92% sehingga ada efisiensi sebesar Rp ,- (dua puluh lima juta enam ratus enam ribu enam ratus empat puluh empat rupiah). II. PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR A. Input Kegiatan pengadaan perlengkapan gedung kantor yang dilaksanakan dalam bentuk belanja modal meliputi : Pengadaan Alat Pengolahan Tanah dan Tanaman, Pengadaan Alat - Alat Peternakan, Pengadaan Alat Rumah Tangga dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- (tujuh puluh tujuh juta seratus enam belas ribu rupiah). Untuk kegiatan pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor dengan menggunakan anggaran belanja modal sebesar Rp ,- (sepuluh juta rupiah), kegiatan pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional sebesar Rp ,- (tiga puluh enam juta seratus lima puluh juta rupiah) dan untuk kegiatan pemeliharan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan kantor meliputi : pemeliharaan perlengkapan kantor, peralatan pendukung Inseminasi Buatan (IB) dan belanja modal LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 313

322 pengadaan komputer, printer dan UPS dengan anggaran yang tersedia sebesar Rp ,- (lima puluh tiga juta delapan ratus dua belas ribu rupiah). Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional yang ada di Balai Inseminasi Buatan rutin dilaksanakan tiap tahun sebanyak 9 (sembilan) kendaraan roda 2 dan 4 (empat ) kendaraan Roda 4 dengan rincian sebagai berikut : Daftar Kendaraan Operasional di Balai Inseminasi Buatan No Jenis kendaraan Nomor Plat Pemegang Ket. 1 Mobil Kijang DR 336 Kepala BIB 2 Mobil Kijang Pick Up DR 9024 Pool BIB 3 Mobil Truck DR 8129 Pool BIB 4 Mobil Kijang Pick Up DR 9005 Instalasi Amor-Amor 5 Sepeda motor DR 2576 J Kasubbag Tata Usaha 6 Sepeda Motor DR 2872 J Kasi Produksi dan Distribusi 7 Sepeda Motor DR 2577 J Suprapti 8 Sepeda Motor B 6820 SQF Taufikurrahman, S.Pt 9 Sepeda Motor DR 6789 Ir. Lalu Muhsinin 10 Sepeda Motor DR 2751 J Drh Dwi Iswanto 11 Sepeda Motor DR 3081 Nurdin Raifin, S.Sos Lelang 12 Sepeda Motor DR 2578 J Benun 13 Sepeda Motor DR 2384 J Muhammad Yusuf B. Output Adapun beberapa output yang dihasilkan pada kegiatan peningkatan sarana dan prasarana aparatur pada Balai Inseminasi Buatan adalah untuk kegiatan pengadaan perlengkapan gedung kantor digunakan pihak ketiga dalam hal ini sebagai pelaksana untuk pengadaan Traktor adalah CV. Beak Ganggas yang beralamatkan di Jalan Dusun Gelogor Selatan RT.02 Desa Gelogor Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat dengan Direkturnya Ahmad Munzir, untuk pengadaan alat-alat peternakan juga menggunakan pihak ketiga adalah CV. Harapan Jaya dengan direkturnya RPH Iskandar yang beralamatkan di Batanghari I/13 Kelurahan Tanjung Karang Permai Kota Mataram dan untuk pengadaan alat rumah tangga dalam hal pengadaan Camera Film juga menggunakan Pihak Ketiga. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 314

323 C. Outcomes/Hasil Yang Dicapai Adapun hasil yang dicapai pada program peningkatan sarana dan prasarana aparatur dengan kegiatan pengadaan perlengkapan gedung kantor adalah tersedianya traktor tangan dengan merk/model Quick/G 3000 Zeva dengan motor penggeraknya bermerk/model Kubota sedangkan untuk pengadaan Chopper dengan merk/model TF 85 (MLF -di) dan tersedianya gerobak trailer, gerobak pengakut pakan dengan anggaran yang digunakan sebesar Rp ,- dari anggaran yang tersedia sebesar Rp ,- sehingga ada efisiensi anggaran sebesar Rp ,- dan camera dengan merk/model Canon EOS 700D dengan anggaran yang digunakan sebesar Rp ,- dari anggaran yang tersedia sebesar Rp ,- sehingga ada efisiensi anggaran sebesar Rp ,-. Pada kegiatan pemeliharan rutin/berkala gedung kantor sudah dilaksanakan sesuai dengan peruntukkannya belanja pemeliharaan gedung meliputi perbaikan pagar, daun pintu, genteng, taman dan kandang. Untuk kegiatan pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional meliputi biaya servis kendaraan, penggantian suku cadang, biaya bahan bakar dan biaya STNK serta biaya pajak kendaraan sehingga kendaraan layak operasi semua dengan anggaran yang digunakan sebesar Rp ,- dari anggaran yang tersedia sebesar Rp ,- sehingga ada efisiensi anggaran sebesar Rp ,-. Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan kantor meliputi biaya pemeliharaan peralatan Inseminasi Buatan, pemeliharaan komputer dan belanja modal meliputi pengadaan Personal Computer dan pengadaan peralatan Personal Computer. Untuk pengadaan personal dan peralatan komputer telah diadakan oleh pihak ketiga dalam hal ini UD. MEDIA TEKNIK yang beralamat di Jalan Tekukur Nomor 16 Banjar Pande, Cakranegara berupa 2 unit Laptop Acer Aspire E5-473 (core i3 - LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 315

324 4005u), 1 unit PC Lenovo idealcentre H30-50 Destop, 2 unit Printer Canon Pixma MP287 dan 1 unit UPS Prolink 1200 va dengan anggaran yang telah digunakan sebesar Rp ,- dari alokasi anggaran sebesar Rp ,- sehingga ada efisiensi anggaran sebesar Rp ,- Anggaran yang tersedia untuk kegiatan peningkatan sarana dan prasarana aparatur pada Balai Inseminasi Buatan (BIB) tahun anggaran 2015 sebesar Rp ,-. Anggaran tersebut bersumber dari APBD dengan realisasi keuangan sebesar Rp ,- atau sebesar 77,22% dan realisasi fisik sebesar 80,31% sehingga ada efisiensi anggaran sebesar Rp ,-. III. PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN A. Input Tata pemerintah yang baik ( good governance) merupakan isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan admintrasi publik dewasa ini, pola lama penyelenggaraan pemerintahan tidak sesuai lagi bagi tatanan masyarakat yang telah berubah. Oleh karena itu, tuntutan itu merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya direspon oleh semua elemen pemerintah dengan melakukan perubahan - perubahan yang terarah salah satunya adalah sistem pelaporan. Pengembangan sistem pelaporan yang baik dan akuntabel merupakan harapan dalam mengelola adminstrasi sehingga mampu menghasilkan capaian kinerja yang sesuai dengan tujuan dari pemerintahan itu sendiri. Balai Inseminasi Buatan merupakan unit pelaksana teknis dimana diharapkan untuk fokus menangani inseminasi buatan yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat oleh sebab itu pemerintah melalui APBD mengalokasikan untuk peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan sebesar Rp ,- terdiri atas penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD sebesar Rp ,- dan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 316

325 penyusunan laporan absensi sebesar Rp ,-. Sistem pelaporan yang baik dan akuntabel juga harus didukung oleh sumber daya manusia dan teknologi yang memadai oleh sebab itu peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan, kursus, study banding sangat diharapkan. B. Output Kinerja organisasi dipengaruhi oleh perilaku dari anggota organisasi baik secara individual maupun kelompok. Hal tersebut didasarkan pada penilaian bahwa kinerja akan memberikan konstribusi pada kinerja kelompok yang pada akhirnya memberikan konstribusi pada kinerja organisasi. Kinerja seseorang merupakan hasil interaksi antara kemampuan, motivasi dan kesempatan. Perhatian dan pembenahan terhadap situasi dan kondisi lingkungan kerja,kemampuan, pengetahuan dan keterampilan, pengalaman dan kesempatan. C. Outcomes/Hasil Yang Dicapai Dari anggaran yang dialokasi secara kuantitas mungkin sangat kurang tetapi harapan dari pemerintah itu sendiri adalah meningkatnya kualitas dan capaian kinerja seseorang sehingga mampu meningkatkan kinerja organisasi. Adapun yang bisa dilaksanakan dari alokasi anggaran tersebut adalah : - Meningkatnya motivasi kerja diakibatkan oleh adanya alokasi untuk jasa lembur bagi pegawai yang bekerja di luar jam kerja yang sesungguhnya - Tersedianya perlengkapan kerja yang memadai - Adanya reward/penghargaan terhadap kegiatan-kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 317

326 PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN 1. Pembuatan Mani Beku Input Kegiatan Pembuatan Mani Beku/Produksi Mani Beku merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya yang dilaksanakan Seksi Produksi dan Distribusi Balai Inseminasi Buatan yang sumber dananya dari dana APBD. Secara rinci besarnya pagu dana yang disiapkan dan dituangkan dalam DPA SKPD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat UPTD Balai Inseminasi Buatan serta Sub Kegiatan yang diadakan untuk Pembuatan Mani Beku sebagaimana tabel 79 berikut : Tabel 79. Realisasi Fisik dan Keuangan Program Peningkatan Reproduksi Hasil Peternakan Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 No Uraian Jumlah Anggaran Program Peningkatan Reproduksi Hasil Peternakan Kegiatan Pembuatan Mani Beku Realisasi Keuangan Fisik Rp % % Sisa (Rp.) ,48 96, Belanja Pegawai ,74 98, Belanja Barang/Jasa ,29 95, Belanja Bahan/Bibit Tanaman - Belanja Bahan Obat Obatan - Belanja Bahan Kimia , ,78 96, ( ) 3. Belanja Jasa Kantor ,43 50, Belanja Paket/ Pengiriman - Belanja Jasa Uji Laboratorium ,36 20,80 63, JUMLAH ,78 93, LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 318

327 Berdasarkan jumlah dana di atas yaitu sebesar Rp ,- yang dilaksanakan oleh Seksi Produksi dan Distribusi, ditargetkan produksi semen beku sebesar dosis dari jumlah sapi bull produktif menghasilkan semen yang ada yaitu sebanyak 14 ekor. Bull (Pejantan Unggul) yang diternak diletakkan pada beberapa kandang dengan dengan sekat untuk masingmasing ekor. Jumlah ternak Pejantan Unggul yang dimiliki oleh BIB Banyumulek adalah 17 ekor dengan biaya pakan konsentrat Susu - A yang direkomendasikan oleh BBIB Singosari produksi Comfeed Surabaya sebesar Rp ,- dan biaya pengobatan sebesar Rp ,- Usaha menjaga keamanan kesehatan ternak secara rutin dilakukan sanitasi kandang dan membersihkan lingkungan, pemberian obat dan vitamin secara periodik. Tindakan pengobatan dilakukan jika ditemukan ternak yang memperlihatkan gejala suatu penyakit, ternak tersebut dibawa ke kandang isolasi untuk diobati untuk mencegah penularan yang lebih lanjut pada ternak - ternak yang masih sehat. Pemeliharaan ternak Sapi yang ada di BIB Banyumulek adalah: b) Pemberian Hijauan Pakan Ternak Hijauan diberikan dalam keadaan segar setelah dicincang dengan parang, yang diberikan 2 (dua) kali sehari yaitu pagi jam dan sore jam Wita. c) Pemberian Pakan Konsentrat Pemberian konsentrat Susu A yang diperoleh dari produsen Comfeed Surabaya sebagai pakan tambahan bagi Bull (Sapi LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 319

328 Pejantan Unggul) diberikan sebanyak 4 kg/hari dengan pengaturan yaitu pagi hari sejumlah 2 kg pada pukul dan sore hari 2 kg pada pukul Wita d) Pemberian Air Minum Pemberian air minum diberikan pada bak air dalam kandang secara ad libitum (tanpa dibatasi). e) Perawatan, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Untuk mencegah dan mengobati penyakit dilakukan beberapa kegiatan yaitu: - Ternak - ternak sapi dibersihkan dan dimandikan 1 (satu) kali sehari - Pembersihan kandang setiap pagi hari - Ternak yang sakit dirawat secara intensif dengan pengontrolan setiap hari. Output Penyediaan makanan ternak sapi tersedia cukup sepanjang hari. Sumber utama hijauan yang diberikan yaitu Hijauan Pakan Ternak yang diambil dari kebun rumput HPT Banyumulek. Banyaknya pemberian sekitar 40 kg/ekor/hari dengan 2 (dua) kali pemberian yaitu pagi dan sore. Pemberian makanan konsentrat Susu - A berdasarkan pengadaan anggaran tahun 2015 berupa makanan tambahan sapi 2 (dua) kali sehari sebanyak 4 kg/ekor/hari. Pengadaan obat - obatan yang dianggarkan untuk sapi pejantan unggul adalah sebesar Rp ,- yang terdiri dari 4 botol Vitamin B Complex 100 ml, 2 botol Dimedril 50 ml, 2 botol Novaldon 50 ml, 1 botol Terramyscine LA 100ml, 4 botol Wormzol (10Bolus/b otol), 1 tin Gusanex Spray 1,3 oz dan 5 botol Vigantol 50 ml. Dalam pelaksanaan anggaran dan target Pembuatan Mani Beku yaitu sebesar Rp ,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp ,- atau sebesar 92,48%. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 320

329 Sementara untuk pembuatan/produksi mani beku dapat terlaksana sebesar dosis dari target dosis atau tingkat capaian sebesar 112,02% yang artinya bahwa pembuatan/produksi mani beku sudah jauh melampaui target yang ditetapkan karena terdapat kelebihan produksi sebesar dosis atau sebesar 12,02%. Outcomes/Hasil Yang Dicapai Tercapainya target pembuatan/produksi mani beku mempengaruhi jumlah stock mani beku yang ada di Balai Inseminasi Buatan dan akan mempengaruhi pula banyaknya distribusi semen beku yang diproduksi BIB yang beredar di masyarakat yang pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah PAD dari mani beku. Hal ini dapat ditunjukkan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2015 dari mani beku melebihi target yang ditetapkan PEMDA Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu sebesar Rp ,- jauh terlampaui dengan realisasi yaitu sebesar Rp ,- atau tingkat capaian sebesar 325,09% artinya terdapat kelebihan PAD yang dapat di setorkan dari mani beku Balai Inseminasi Buatan yaitu sebesar Rp ,- atau sekitar 225,09%. Pada kegiatan pencapaian hasil, target produksi semen beku sebanyak dosis. Dan dari target tersebut terealisasi sebanyak ( 112,02%) dosis, ini berarti bahwa hasilnya jauh dari target yang ditentukan, kelebihan produksi sebanyak dosis atau sekitar 12,02%. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan produksi semen beku pada tahun Disamping itu dengan adanya peningkatan produksi semen beku yang dihasilkan maka terjadi peningkatan pelayanan IB di kabupaten/kota, sementara pelayanan IB tahun 2015 sekitar LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 321

330 dosis. Dari hasil tersebut maka pelayanan IB sesuai dengan target APBD maka dapat mencapai target sebesar dosis. Pada kegiatan processing mani beku ini jumlah anggaran yang diperoleh pada tahun 2015 dari APBD sebesar Rp ,- terealisasi fisik sebesar (100 %). Pada pencapaian hasil, target produksi semen beku sebanyak dosis dan dari target tersebut terealisasi sebanyak (112,02%) dosis, ini berarti bahwa hasilnya sudah melebihi target jauh dari yang di tentukan, kelebihan produksi sebanyak dosis atau sekitar 12,02%. Penurunan produksi semen beku pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya; 1). Peralatan untuk proses produksi (Filling Sealing Machine). Dari hasil produksi semen beku sebanyak dosis yang sudah didistribusikan ke seluruh Kabupaten/Kota sebanyak dosis. Distribusi tersebut terdiri atas produksi semen beku tahun 2015 dan sisa produksi tahun Penurunan permintaan masyarakat terhadap semen beku sapi bali dikarenakan masyarakat lebih dominan kepada semen beku sapi eksotik sehingga stok yang ada berlebihan. 2. Pemeliharaan Sapi Perah a. Input Adapun ternak sapi perah yang diadakan sebagai titik awal kegiatan adalah berjumlah 10 (sepuluh) ekor jenis Frisien Holland (FH) yang didatangkan dari daerah Lembang Jawa Barat. Ternak yang dibeli berupa ternak yang sedang bunting pertama sekitar 7-9 bulan dengan harapan akan lebih cepat berproduksi. Ternak sapi perah didatangkan sekitar pertengahan Oktober 2003 dan terakhir berproduksi pada bulan agustus 2014 saat sekarang sudah tidak mampu berproduksi lagi (afkir). Sampai dengan Desember 2015 ternak tersebut sudah berjumlah 7 (tujuh) ekor dengan rincian sebagai berikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 322

331 Tabel 80. Perkembangan Sapi Perah yang ada di Balai No Inseminasi Buatan TA Keadaan Awal Tahun Jumlah Perkembangan Lahir Mati Hilang Keadaan Akhir Tahun 1 Betina Muda/Dara Jantan Muda/Dara Betina Dewasa Jumlah b. Output - Pembiayaan Kegiatan sapi perah pada Balai Inseminasi Buatan yang berlokasi di Lelede kecamatan Kediri Lombok Barat dibiayai oleh anggaran APBD sebesar Rp ,- jumlah anggaran tersebut diatas hanya sampai bulan Juli 2015 sedangkan mulai Agustus 2015 pada saat perubahan APBD tidak memperoleh anggaran lagi (nihil) dengan kata lain bahwa kegiatan ini dalam penggunaan anggaran tidak dapat terealisasi secara maksimal. - Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksanakan pada tahun 2015 tidak di alokasikan lagi dalam anggarannya. c. Outcomes/Hasil Yang Dicapai Untuk kegiatan Produksi susu yang dihasilkan oleh sapi perah mulai pertengahan tahun 2015 sudah tidak dianggarkan lagi sehingga sapi perah tidak berproduksi lagi. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 323

332 3. Pembibitan Dan Perawatan Ternak Sapi Brangus Di Instalasi Amor Amor a. Input Keberhasilan usaha peternakan ditentukan oleh manejemen pemeliharaan yang baik diantaranya yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana perkandangan, tatalaksana padang pengembalaan, pencegahan penyakit dan tindakan pengobatan secara dini pada ternak yang sakit maupun yang bunting serta yang melahirkan. Sistem pemeliharaan sapi brangus memakai sistem perkandangan dan penggembalaan secara intensif. Bibit yang diternak diletakkan pada beberapa kandang yaitu kandang beranak, kandang anak dan kandang dewasa jantan dan betina. Usaha menjaga keamanan kesehatan ternak secara rutin dilakukan sanitasi kandang dan membersihkan lingkungan, pemberian obat dan vitamin secara periodik. Tindakan pengobatan dilakukan jika ditemukan ternak yang menderita/memperlihatkan gejala suatu penyakit, ternak tersebut dibawa ke kandang isolasi untuk diobati untuk mencegah penularan yang lebih lanjut pada ternak-ternak yang masih sehat. 1). Pemberian Hijauan Makanan Ternak Hijauan diberikan dalam keadaan segar setelah dicincang dengan parang, yang diberikan 2 (dua) kali sehari yaitu pagi jam dan sore jam ). Pemberian Pakan Konsentrat Pemberian konsentrat diberikan pagi hari berupa Multi Nutrient Plus (MNP) LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 324

333 3). Pemberian Air Minum Pemberian air minum diberikan pada bak air dalam kandang dan bak air di padang pengembalaan secara ad libitum (tanpa dibatasi). 4). Perawatan, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Untuk mencegah dan mengobati penyakit dilakukan beberapa kegiatan yaitu : - Ternak - ternak sapi dibersihkan dan dimandikan 1 (satu) kali sehari - Pembersihan kandang setiap pagi hari - Ternak yang sakit dirawat secara intensif dengan pengontrolan setiap hari. b. Output Penyediaan makanan ternak sapi tersedia cukup sepanjang hari. Sumber utama hijauan yang diberikan yaitu rumput King Grass (Rumput Raja) yang diambil dari kebun rumput. Banyaknya pemberian sekitar 40 kg/ekor/hari dengan 2 (dua) kali pemberian yaitu pagi dan sore. Pemberian makanan konsentrat ( MNP) berdasarkan pengadaan anggaran tahun 2015 berupa makanan tambahan sapi 1 (satu) kali sehari sebanyak 4 kg/ekor/hari. c. Outcomes/Hasil Yang Dicapai Jumlah ternak yang ada di TPT. Amor-Amor sampai akhir Desember 2015 seperti pada tabel 72 berikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 325

334 Tabel 81. Keadaan dan Produksi Sapi Brangus di TPT Amor-Amor No Tahun 2015 Keadaan Awal Tahun Jumlah Perkembangan Lahir Mati Hilang Keadaan Akhir Tahun 1 Anak Betina Anak Jantan Betina Muda Jantan Muda Betina Dewasa Jantan Dewasa J u m l a h Perkembangan produksi sapi brangus yang dipelihara di TPT Amor - Amor pada tahun 2015 yaitu 31 ekor terdiri dari sapi betina dewasa, jantan dewasa, anak betina, dan anak jantan. PENINGKATAN KAPASITAS UPTD 1. Peningkatan peran dan fungsi BIB a. Input Usaha pemerintah untuk mendatangkan bibit ternak unggul dari luar negeri atau grading up terhadap ternak lokal, bila tidak diimbangi dengan pemberian pakan yang memadai, maka bibit unggul dan keturunannya yang memiliki sifat genetik baik tentu saja tidak akan mampu tumbuh sesuai dengan sifat pembawaan mereka. Sebagaimana dimaklumi bahwa ternak sapi, makanan pokoknya adalah hijauan sehingga harus diusahakan hijauan jenis unggul. Dengan demikian ketersediaan hijauan tetap ada sepanjang musim secara kontinyu. Hijauan pakan ternak hanya bisa dilakukan secara baik apabila kondisi lahannya subur, berair dan iklim mendukung.kesuburan tanah sangat penting sekali terhadap LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 326

335 pertumbuhan hijauan karena dengan demikian produksi hijauan akan lebih baik dan meningkat sehingga kebutuhan ternak akan hijauan terpenuhi. Pengembangan Hijauan Pakan Ternak yang dikelola oleh Balai Inseminasi Buatan (BIB) yang berlokasi di Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2015 seluas + 9 Ha, dengan berbagai jenis Hijauan Pakan Ternak harapan dapat memenuhi kebutuhan ternak akan hijauan sepanjang musim secara kontinyu. Dalam rangka peningkatan peran dan fungsi Balai Inseminasi Buatan, pemerintah dalam hal ini Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Anggaran Pembangunan Belanja Daerah (APBD) mengalokasi sebesar Rp ,- (dua ratus dua puluh delapan juta tujuh ratus empat puluh ribu rupiah) untuk dipergunakan pada kegiatan antara lain : Belanja bahan pakan/jagung musim kering Bahan kimia HPT Belanja Sertifikasi Produksi Belanja Jasa Kebersihan Kandang Belanja Jasa Petugas Keamanan Belanja makan minum kerja bakti Belanja Perjalanan Dinas luar daerah b. Output Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan selama satu tahun penuh yang didukung oleh sarana dan prasarana yang mendukung seperti : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 327

336 1. Traktor : - Untuk membajak - Untuk mengangkut hijauan dari kebun rumput ke tempat pencacahan (chopper) 2. Mesin penyedot air dan selang (untuk menyiram) 3. Chopper untuk mencacah hijauan 4. Mesin potong rumput 5. Gerobak untuk mengangkut hijauan dari tempat Chopper ke kandang 6. Sumur bor 7. Parang 8. Sabit 9. Cangkul 10. Pupuk Lahan yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan adalah + 9 Ha yang berlokasi di Lelede Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. c. Outcomes/Hasil Yang Dicapai Produksi Hijauan Pakan Ternak pada awal tahun 2015 sampai pertengahan tahun mengalami penurunan produksi disebabkan mulai musim kemarau, puncaknya pada bulan Agustus sampai dengan November 2015 dimana produksi Hijauan Pakan Ternak di lahan Kebun HPT Banyumulek seluas 9 Ha mengalami penurunan produksi. sementara kebutuhan HPT untuk ternak yang ada di tahun 2015 dapat mencapai 1,6 ton perhari. Pada pertengahan bulan November produksi kembali normal dengan upaya - upaya yang dilakukan untuk mencukupi kebutuhan hijauan bagi ternak - ternak yang ada melalui LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 328

337 perbaikan-perbaikan bibit rumput, pemupukan yang teratur drainase dan saluran tersier, sumur bor serta meningkatkan keamanan dalam menjaga HMT. Adapun anggaran yang terserap melalui kegiatan tersebut di atas sebesar Rp ,- (seratus delapan puluh lima juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah) atau sebesar 95,79%. Setelah dilakukan perbaikan perbaikan melalui kegiatankegiatan tersebut diatas lahan yang ada di HPT Lelede mampu memproduksi hijauan sebesar 2 ton/hari sehingga cukup untuk kebutuhan sapi - sapi yang ada dan kelebihan dari produksi tiap hari dibuatkan dalam bentuk silsase untuk membantu stock pakan pada musim kering untuk tahun Pengembangan Instalasi perbibitan Sapi Amor - Amor a. Input Bibit ternak yang dikembangkan di Pusat Pengembangan Sapi Brangus (TPT Amor-Amor) di Dusun Amor-Amor Desa Gumantar Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Barat adalah sapi brangus yang didatangkan dari Tapos (Tri. S), hasil persilangan antara sapi Brangus dari India dan Angus dari Australia. Secara umum kegiatan pengembangan instalasi pembibitan sapi Amor - Amor dalam tahun anggaran 2015 meliputi : 1. Belanja barang dan jasa 2. Belanja bahan dan peralatan kebersihan 3. Peremajaan Hijauan Makanan Ternak 4. Belanja jasa petugas kebersihan kandang (untuk hari libur) 5. Belanja jasa keamanan kantor 6. Biaya makan minum kebersihan kerja bhakti 7. Belanja pakaian kerja lapangan 8. Belanja perjalanan koordinasi ke induk 9. Belanja modal LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 329

338 Pengembangan sarana tata kelola air Pembangunan Gudang penyimpanan pakan Perbaikan kandang Pemagaran kebun HMT Untuk menunjang kegiatan yang ada di instalasi perbibitan sapi Amor - Amor pemerintah telah mengalokasikan anggaran dari APBD Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar Rp ,- (lima ratus tiga puluh juta empat ratus ribu rupiah) untuk alokasi kegiatan di atas. b. Output Usaha menjaga keamanan kesehatan ternak secara rutin dilakukan sanitasi kandang dan membersihkan lingkungan, pemberian obat dan vitamin secara periodik. Tindakan pengobatan dilakukan jika ditemukan ternak yang memperlihatkan gejala suatu penyakit, ternak tersebut dibawa ke kandang isolasi untuk diobati untuk mencegah penularan yang lebih lanjut pada ternak - ternak yang masih sehat. Untuk menjaga kesehatan dan keamanan ternak juga di dukung oleh peralatan kerbersihan kandang, pakaian lapangan yang memenuhi standar untuk digunakan serta koordinasi yang baik antara pelaksana di lapangan dengan pimpinan balai maupun kepala dinas. Dalam menunjang kegiatan yang ada di TPT Amor - Amor dalam masalah kebutuhan air telah dikembangkan Sarana Tata Kelola Air yang di pihakketigakan dalam hal ini dilaksanakan oleh CV. Nank Rizka yang beralamat di Tanjung begitu pula untuk keamanan pakan hijauan yang ada di areal TPT Amor - Amor sudah dialokasi anggaran untuk pemagaran kebun HMT dalam hal ini dilaksanakan oleh CV. Anita Citra yang beralamat di Arya LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 330

339 Banjar Getas Kota Mataram sedangkan untuk pembangunan gudang pakan dilaksanakan oleh CV. Pade Skedi yang beralamat di Sandik Lombok Barat. Perbaikan kandang dilaksanakan oleh CV. Anita Citra dengan tujuan untuk memperluas areal kandang yang ada dan memperbaikan kandang yang telah dimakan usia yang berada di sisi sebelah timur TPT Amor - Amor. c. Outcomes/Hasil Yang Dicapai Penggunaan anggaran yang sangat minim diharapkan memperoleh hasil yang maksimal dalam pencapaiannya. Hal ini merupakan upaya kreatif dari pelaksana lapangan dengan tidak mengabaikan sasaran pokok yang ingin dicapai oleh pemerintah. Adapun hasil yang mampu dicapai oleh Balai Inseminasi Buatan dalam mengembangkan instalasi perbibitan Amor - Amor yang merupakan warisan instalasi pusat meliputi: 1). Belanja Barang dan jasa sebesar Rp ,- 2). Belanja Bahan dan peralatan kebersihan sebesar Rp ,- 3). Peremajaan hijauan makanan sebesar Rp ,- 4). Belanja petugas kebersihan kandang pada hari libur sebesar Rp ,- 5). Belanja jasa keamanan kantor instalasi sebesar Rp ,- 6) Belanja makan minum kerja bakti sebesar Rp ,- 7). Belanja pakaian lapangan sebesar Rp ,- 8). Belanja perjalanan koordinatif ke induk sebesar ,- dan 9). Belanja Modal sebesar Rp meliputi 1). Pengembangan Sarana Tata Kelola Air. 2). Pembangunan gudang penyimpanan pakan, 3). Perbaikan Kandang dan 4). Pemagaran kebun HMT. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 331

340 8. BALAI PEMBIBITAN TERNAK DAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK SERADING A. PENDAHULUAN 1. LatarBelakang Dalam upaya mendorong berkembangan sistem dan usaha agribisnis peternakan yang berdaya saing dan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menetapkan beberapa program unggulan. Salah satu diantaranya adalah Program PIJAR (Sapi, Jagung dan Rumput Laut). Sejalan dengan kebijakan dan penetapan Gubernur Nusa Tenggara Barat untuk menjadikan Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai Bumi Sejuta Sapi, maka keberadaan dan peran BPTHMT Serading sangat strategis dalam mengawal suksesnya program BSS tersebut. Dalam menjalankan fungsinya BPTHMT Serading diharapkan dapat berperan : 1. Sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah yang mampu menghasilkan dan menyediakan bibit ternak dan pejantan unggul sapi potong serta benih pakan makan ternak yang bermutu guna memenuhi kebutuhan peternak di Nusa Tenggara Barat dan daerah lainnya; 2. Sebagai tempat penyuluhan, pelatihan, magang bagi petani ternak maupun petugas peternakan dan penelitian, praktek lapang bagi para mahasiswa/mahasiswi serta pihak-pihak terkait lainnya; 3. Sebagai tempat uji coba teknologi terapan melalui kerjasama dengan lembaga penelitian, Perguruan Tinggi dan pihak-pihak lainnya; LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 332

341 4. Sebagai unit yang mampu memberikan pembinaan dan bimbingan teknis di bidang pembibitan ternak sapi maupun pembibitan Hijauan Pakan Ternak di Nusa Tenggara Barat dan kerjasama teknis dengan daerah lainnya; 5. Sebagai sumber penerimaan daerah (PAD) yaitu dengan mengembangkan unit-unit usaha peternakan yang produktif. Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPTHMT ) merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang dimiliki oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, dibentuk berdasarkan PERGUBNTB Nomor 23 Tahun Sesuai Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 23 Tahun 2008 dimaksudkan untuk meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan peternakan bagi masyarakat/peternak dan sekaligus melakukan upaya-upaya peningkatan produksi peternakan,bpthmt Serading mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB di bidang Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Dalam melakukan tugas pokok tersebut, BPT HMT Serading mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan analisis teknis kegiatan pembibitan ternak dan hijauan makanan ternak 2. Pelaksanaan pengujian dan penerapan kegiatan pembibitan ternak dan hijauan makanan ternak 3. Pelaksanaan kebijakan teknis kegiatan pembibitan ternak dan hijauan makanan ternak 4. Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum dan keuangan Pada tahun 2015 Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading melaksanakan beberapa kegiatan yang dibiayai dari Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan dana Dekonsentrasi/Tugas Perbantuan (APBN) melalui DIPA Satker Dalam upaya mengukur kinerja sekaligusuntuk mengetahui perkembangan dan kemajuan pelaksanaan kegiatan serta identifikasi LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 333

342 permasalahan dan upaya - upaya pemecahan masalah yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan oleh unit- unit kerja di Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak pada tahun 2015 akan diuraikan dalam Laporan Tahunan Tujuan Tujuan yang ingin dicapai adalah : - Peningkatan produksi dan produktifitas UPTD BPTHMT Serading sebagai Pusat Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak yang handal - Menghasilkan dan memenuhi kebutuhan bibit ternak/benih HPT secara nasional pada umumnya dan di provinsi NTB pada khususnya. - Meningkatkan kualitas SDM Penyuluh, Petugas dan Kelompok Tani Ternak melalui TOT, Diklat dan Pendampingan Teknis. - Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana BPTHMT Serading sebagai tempat pelatihan dan magang. 3. RuangLingkup Ruanglingkupkegiatan BPTHMT Seradingadalahkegiatanpembibitanternakdanhijauanmakananternakd engan sasaran pelaksanaan kegiatan BPTHMT Serading tahun 2015 adalah : - Tersedianya bibit/benih HPT yang berkualitas sejumlah kg dan pols/stek - Tercapainya pertumbuhan populasi20% dengan angka kematian ratarata di bawah 5% - Terlaksananya penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan sesuai ketentuan dan perundangan yang berlaku - Terpenuhinya PAD sesuaidengan target LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 334

343 B. PROGRAM/KEGIATAN DAN ANGGARAN Jumlah dana yang dialokasikan untuk mendukung program/kegiatan BPTHMTpadatahun anggaran 2015adalah sebesar Rp ,- (empatmiliardua ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah) yang terdiri dari sumber dana APBD sebesar Rp ,- (satu milyar seratus dua puluh lima juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah) dan sumber dana APBNsebesar Rp (tiga milyar seratusempat puluh tujuh juta rupiah). Dalam tabel 82berikut disajikan jumlah dana dan sumber pembiayaan pendukung program/kegiatan pada BPTHMT tahun 2015 serta realisasinya sampai dengan bulan Desember Tabel 82. Capaian Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Pada BPT HMT Serading Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 No. Program Sumber Pembiayaan APBD (Rp.000) APBN (Rp.000) Total (Rp.000) Realisasi Rp. (000) % Fisik (%) SIAP (Rp.000) 1. Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang ASUH , Kegiatan Pembibitan Ternak dan HMT pada BPTHMT Serading ,638 81,65 95, ,362 Sumber Dana APBD Sampai dengan bulan Desember 2015 jumlah dana yang telah terserap sebesar Rp ,-(sembilan ratus sembilan belas juta dua ratus enampuluhtujuh ribu enam ratus tiga puluh delapan rupiah)atau sebesar 81,65%dari jumlah dana yang disediakan yaitu Rp ,- (satu milyar seratus dua puluh lima juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah) sehingga terdapat dana SIAP sejumlah Rp ,-. (dua ratus enam juta lima ratus delapan LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 335

344 puluh dua ribu tiga ratus enam puluh dua rupiah) Dana SIAP tersebut berasal dari: 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran : Rp ,- terdiri dari : - Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik Rp ,- - Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor Rp ,- - Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan Rp ,- 2. Program Peningkatan Sarana Prasarana Rp ,- Aparatur terdiri dari: - Pengadaan UPS/Stabilizer, Komputer dan dan Alat- Alat Elektronik Rp ,- - Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional Rp ,- 3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Rp ,- Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan terdiri dari: - Penyusunan Laporan Capaian Kinerja Dan Ikhtisar Realisasi Kinerja Rp ,- 4. Program Peningkatan Produksi Hasil Rp ,- Peternakan terdiri dari: - Pembibitan Hijauan Makanan Ternak Rp ,- -Pembibitan Ternak Sapi Bali Serading Rp ,- 5. Program Peningkatan Kapasitas UPTD Rp ,- terdiri dari: - Peningkatan Peran dan Fungsi BPTHMT Serading Rp ,- - PengembanganInstalasiPembibitanTernak PekatDompu Rp ,- - PengembanganInstalasiPembibitan HMT Pandai Bima Rp ,- Dana APBN Sampai dengan bulan Desember 2015 jumlah dana yang telah terserap sebesar Rp ,-(tiga milyar duapuluhsembilan juta tujuh ratus duapuluhenamribu rupiah)atau sebesar 96,27%dari jumlah dana yang disediakan yaitusebesar Rp ,- (tiga milyar seratus empat puluh tujuh juta rupiah) sehingga terdapat dana SIAP LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 336

345 sebesarrp ,- (seratus tujuh belas juta dua ratus tujuh puluh empat ribu rupiah). Dana SIAP tersebut berasal dari : 1. Belanja Barang Non Operasional Rp ,- 2. Perjalanan Rp ,- 3. Belanja Gedung dan Bangunan Rp ,- 4. Belanja Barang Fisik Lainnya Rp ,- C. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta misi yang diemban oleh Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading (BPTHMT), maka pada tahun 2015 beberapa kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Sub Bagian Tata Usaha Penyelenggaraan Bidang Ketatausahaan Kegiatan bidang ketatausahaan pada dasarnya untuk terciptanya kelancaran penyelenggaraan administrasi umum serta pemeliharaan dan peningkatan sarana/prasarana pendukung yang dibutuhkan untuk kelancaran, keamanan dan kenyamanan kerja. Pada tahun 2015 jumlah surat yang masuk adalah sebanyak 252buah dan surat keluar 875buah. Lalulintas surat masuk dan keluar telah diarsipkan sesuai dengan tata kelola pengarsipan sesuai dengan jenis yaitu Juknis/Juklak, Umum, Keuangan, Aset, Undangan, Laporan. Keputusan dll. Sumber Daya Manusia Pada tahun 2015 jumlah pegawai/karyawan pada BPTHMT untuk mendukung kegiatan yang dilaksanakan adalah sebanyak 76 (Tujuh puluh enam) orang. Secara lengkap jumlah dan tempat penugasan masing- masing pegawai/karyawan pada BPTHMT tahun 2015 yaitu disajikan dalam tabel 83 berikut: LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 337

346 Tabel 83. Jumlah Pegawai/Karyawan Pada BPT HMT Serading No Unit Kerja Kepala Balai Sub Bagian Tata Usaha Seksi Pembibitan Ternak Seksi Pembibitan HMT Instalasi : - Instalasi Dompu - Instalasi Bima PNS (Orang) Status PTT (Orang) Honor (Orang) Jumlah (Orang) TOTAL Keterangan : PNS = Pegawai Negeri Sipil, PTT = Pegawai Tidak Tetap 2. Lahan Lokasi lahan, luas lahan serta status kepemilikan lahan yang ditempati dan digunakan untuk untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015sebagaimana tabel 84 berikut : Tabel 84. Lokasi, Luas Lahan dan Status Lahan Pada BPT HMT Serading No. Lokasi Luas Lahan Keterangan 1 BPTHMT serading 42,52 Ha Milik Pemerintah Provinsi NTB 2 Instalasi Dompu 150,00 Ha Milik Pemerintah Provinsi NTB 3 Instalasi Bima 32,33 Ha Milik Pemerintah Provinsi NTB 3. Pelayanan Publik BPTHMT Serading, disamping melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pusat perbibitan Ternak dan Hijauan makanan Ternak, pada tahun 2015 juga telah melakukan berbagai kegiatan dibidang pelayanan publik khususnya dibidang peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sasarannya adalah Penyuluh, Petugas Lapangan, Kelompok Tani Ternak dan berbagai stakeholder dibidang peternakan. Kegiatannya adalah : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 338

347 - Penyediaan tenaga pendamping/pembimbing teknis mahasiswa, siswa sekolah kejuruan (SMK), swasta, kelompok tani ternak dan masyarakat yang melakukan diklat dan magang - Menjadi Tim PelepasanVarietas HPT UnggulDirektoratPakanDirektoratJenderalPeternakandanKesehatan Hewan - Menjadi narasumber padapertemuanyang dilaksanakanolehdirektoratpakandirektoratjenderalpeternakandank esehatanhewan Jakarta dandiklatlainnyabaikdilaksanakan di BPTHMT maupunbekerjasamadenganpihak lain - Menjaditenagateknispendampingkegiatanpembangunan UPTD KerbauKabupaten Sumbawa - Menguji kemampuan teknis (uji kompetensi) ditingkat SMK se Pulau Sumbawa - Menyediakan sarana prasarana untuk Study Banding dari dinas/ UPTD, Instansi kabupaten/kota dan provinsi maupun tingkat nasional/internasional. - Bekerjasama dengan berbagai Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi dalam rangka uji coba teknologi/riset. 4. Kunjungan di BPTHMT Serading Selama tahun 2015 BPTHMT Serading mendapat kunjungan tamu dari berbagai daerah baik dalam negeri maupun luar negeri. Sampai dengan akhir tahun 2015 tamu yang berkunjung kurang lebih 100 orang dan beberapa kelompok tani ternak. Secara garis besarnya, tamu-tamu tersebut berasal dari Dinas/Instansi, BPPT, lembaga penelitian, perguruan tinggi, LSM, Swasta, Sekolah Kejuruan, Kelompok Tani Ternak, UPT, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI serta berbagai kunjungan tamu dari mancanegara. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 339

348 D. SEKSI PEMBIBITAN TERNAK Kegiatan Pembibitan Ternak di BPTHMT Serading dilaksanakan di 2 tempat yaitu Instalasi Dompu dan Serading.Kegiatan pembibitan ternak tahun 2015 diuraikan sebagai berikut : a. PembibitanTernakSerading Populasi sapidi Seradingtahun2015(Januari) sejumlah 228 ekordenganrincian188ekor (aset), 39 ekorex. JICAdan sapi hissar 1 ekor. Selama tahun 2015 terjadi mutasi yaitulahir62 ekor,mati 17ekor ( + 5 %) dan pengadaan 45 ekor (APBN). JadiPopulasiakhirper31 Desember 2015adalah319ekor. b. PembibitanTernakInstalasiDompu PopulasiawalInstalasiDomputahun 2015(Januari) sejumlah 105ekor. Selamatahun 2015 terjadi mutasi yaitu lahir10 ekor, mati 27 ekor dan pengadaan 55 ekor (APBN). Tingginya angka kematian disebabkan oleh mal nutrisiakibatadanyakemaraupanjang. PopulasiternakInstalasiDompuper 31 Desember 2015adalah 135 ekor. E. PEMBIBITAN HMT Kegiatan pembibitan HPT di BPTHMT Serading dilaksanakan di Instalasi Bima dan Serading.Pada tahun 2015 BPTHMT Serading telah memproduksi benih HPT sejumlah Kg dan stek/pols Rumput dan telah didistribusikan untuk memenuhi permintaan benih hijauan pakan di berbagai daerah.daerah distribusi penjualan meliputi Kabupaten/Kota se NTBdanluardaerah. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 340

349 F. PENERIMAAN ASLI DAERAH (PAD) Pada tahun 2015, target Pendapatan Asli Daerahsebesar Rp ,- (seratus empat puluh empat juta rupiah) dan sampai akhir tahun telah terealisasi sebesar Rp ,- (seratus tiga belas juta dua ratus delapan puluh ribu tujuh ratus tujuh puluh lima rupiah) atau sebesar78,67%.tidak tercapainya realisasi PAD tersebut disebabkan karena pelelangan ternak yang telah dihapus tidak dapat terealisasi. Target dan realisasi Pendapatan Asli Daerahtahun 2015 sebagaimana tabel 85 berikut : Tabel 85. Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2015 Pada BPT HMT Serading No Sumber PAD Target 1 Tahun (Rp.) Realisasi Keuangan % Ket Penjualan Ternak Penjualan Bibit / Benih HMT Lain Lain PAD yang Sah ,60 555,07 - TOTAL ,67 LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 341

350 LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 342

351 9. BALAI PENGEMBANGAN DAN PENGOLAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA (BP3TR) A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 48 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Daerah. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat dibidang Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia. Dalam melaksanakan tugas UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) menyelengggarakan fungsi : 1. Menyusun rencana kegiatan pengembangan dan pengolahan pakan ternak ruminansia, 2. Menyusun dan menyiapkan bahan pembelajaran peningkatan kualitas sumber daya lokal dalam pengembangan pakan ternak ruminansia, 3. Melaksanakan pelatihan dan pembinaan dibidang pengolahan pakan ternak ruminansia, 4. Melaksanakan pengembangan pakan ternak ruminansia, 5. Melayani teknis pengolahan pakan ternak ruminansia kepada masyarakat/pelaku usaha bidang peternakan khususnya ternak ruminansia, 6. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan program/kegiatan 7. Mengelola urusan ketatatusahaan, dan 8. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai bidang tugas. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 342

352 Susunan Organisasi dan manajemen UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR)sebagai berikut : 1. Kepala UPTD -BP3TR. Mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD BP3TR sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Sub Bagian Tata Usaha Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, rumah tangga, pengelolaan informasi dan dokumentasi serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD BP3TR. 3. Seksi Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia Mempunyai tugas melaksanakan pelatihan, pembinaan dan pengembangan dibidang pakan ternak ruminansia. 4. Seksi Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia Mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengolahan pakan ternak ruminansia. 5. Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kepala UPTD BalaiPengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, UPTD BP3TR diharapkan dapat berperan dalam peningkatan populasi ternak ruminansia (Sapi dan Kerbau) ditingkat petani ternak maupun pengusaha peternakan guna mendukung swasembada daging nasional dengan cara : 1. Memanfaatkan hasil samping produk pertanian, perkebunan dan industri dengan memanfaatkan teknologi pengolahan pakan, 2. Mengembangkan bahan pakan lokal sebagai bahan pakan olahan, 3. Memberikan pelatihan pengolahan pakan kepada kelompok ternak dan pengusaha ternak, 4. Melakukan pengolahan pakan kebutuhan sendiri (BIB) dan sebagai contoh. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 343

353 Uraian diatas mencerminkan pelaksanaan anggaran kegiatan APBD tahun 2015 mendukung terselenggaranya pelaksanaan tupoksi dari UPTD Balai Pengembangan dan Pengolaha Pakan Ternak Ruminansia. 2. Tujuan - Sebagai gambaran perkembangan ketatausahaan yang menyangkut pengelolaan perkembangan kepegawaian, pengelolaan barang/aset dan administrasi kelembagaan. - Sebagai gambaran capaian kinerja UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia dalam penyelenggraan tugas pokok dan fungsinya sebagai suatu lembaga yang diharapkan berkontribusi terhadap peningkatan produksi dan produktivitas ternak melalui optimalisasi penerapan teknologi pengolahan pakan. 3. Ruang Lingkup Ruang lingkup penulisan laporan tahunan UPTD BP3TR sebagai berikut : - Pelayanan intern seperti penataan administrasi dan pengelolaan rumah tangga yang ada di UPTD BP3TR yang menjadi urusan ketatausahaan. - Pelayanan teknis kepada kelompok ternak, pengusaha ternak, dan petugas teknis di Kabupaten/Kota melalui kegiatan pelatihan pengolahan pakan ternak ruminansia. B. PROGRAM KEGIATAN DAN REALISASI ANGGARAN 1. Program Kegiatan Tahun Anggaran 2015 Program kegiatan tahun anggaran 2015 yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA SKPD) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB yang dikelola UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia sebanyakrp ,- (tiga ratus delapan puluh lima juta sembilan ratus dua belas ribu rupiah) yang dirinci untuk kegiatan sebagai berikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 344

354 1) Belanja ATK UPTD BP3TR Rp ,- 2) Belanja Jasa Kantor Rp ,- 3) Belanja Cetak dan Penggandaan Rp ,- 4) Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan Rp ,- 5) Belanja Pakaian Kerja Lapangan Rp ,- 6) Belanja Perjalanan Dinas Identifiksi Potesi HSP Rp ,- 7) Belanja Perjalanan Dinas dlm rgk Koordinasi/- Rp ,- Konsultasi Pengembangan Pakan Olahan Limbah Pertanian di Pusat 8) Belanja Honor Panitia Pelaksana Diklat Rp ,- 9) Belanja Uang Transport Panitia dan Narasumber Rp ,- 10) Belanja Uang Saku Peserta Diklat Rp ,- 11) Belanja Bahan Pakai Habis Rp ,- 12) Belanja Pembelian Pakan Limbah Rp ,- (Jerami/limbah)Pertanian Lainnya 13) Belanja Bahan Kimia untuk Pengolahan Pakan Rp ,- 14) Belanja Jasa Petugas Keamanan Kantor Rp ,- 15) Belanja Narasumber Rp ,- 16) Belanja Jasa Tenaga Pengolahan Pakan HSP Rp ,- 17) Belanja Jasa Moderator Rp ,- 18) Belanja Makan Minum Diklat Pengolahan Rp ,- Pakan Limbah 19) Belanja Perjalanan Dinas dalam rangka Diklat/ Rp ,- Pendampingan Pengolahan Pakan Limbah 20) Belanja Perjalanan Dinas dalam rangka Diklat/ Rp ,- Magang Petugas Pengolahan Pakan di Pusat Dan yang tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL)/DIPA Dana Dekonsentrasi Satker-06 (Revisi-3) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB sebanyak Rp ,-(enam puluh sembilan juta empat ratus lima puluh ribu rupiah)yang dirinci untuk kegiatan sebagai berikut : LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 345

355 Kegiatan Pengawasan Peredaran Imbuhan/Pelengkap Pakan : 1) Belanja Bahan Rp ,- 2) Belanja Barang Non Operasional Lainnya Rp ,- 3) Belanja Perjalanan Biasa Rp ,- Kegiatan Bimtek Manajemen dan Teknologi Pakan : 1) Belanja Bahan Rp ,- 2) Honor Output Kegiatan Rp ,- 3) Belanja Jasa Profesi Rp ,- 4) Belanja Perjalanan Biasa Rp ,- 5) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Rp ,- Dalam Kota 2. Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Tahun Anggaran 2015 Realisasi pelaksanaan program kegiatan APBD tahun anggaran 2015dari masing-masing kegiatan tercapai realisasi fisik rata-rata 100% dan keuangan 87% dengan rincian sebagaimana tabel 86 berikut : Tabel 86. Target Dan Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Pada BP3TR Sumber Dana APBD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 No. Program Kegiatan Target (Rp) Realisasi (Rp) 1. PeningkatanPen erapan Teknologi Peternakan Belanja ATK : Belanja ATK UPTD BP3TR Belanja Jasa Kantor Belanja Cetak dan Penggandaan Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan Belanja Pakaian Kerja Lapangan Pengembangan Diklat Pengolahan Pakan Limbah Pertanian Belanja Perjalanan Dinas Identifikasi Potesi Hasil Samping Pertanian Belanja Perjalanan Dinas Dalam Rangka Koordinasi / Konsultasi Pengembangan Pakan Olahan Limbah Pertanian di Pusat Belanja Honor Panitia Pelaksana Diklat Belanja Uang Transport Panitia dan Narasumber Belanja Uang Saku Peserta Diklat Belanja Bahan Pakai Habis LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 346

356 Belanja Pembelian Pakan Limbah (Jerami/limbah) Pertanian Lainnya Belanja Bahan Kimia untuk Pengolahan Pakan Belanja Jasa Petugas Keamanan Kantor Belanja Narasumber Belanja Jasa Tenaga Pengolahan Pakan HSP Belanja Jasa Moderator Belanja Makan Minum Diklat Pengolahan Pakan Limbah Belanja Perjalanan Dinas dalam rangka Diklat/Pendampingan Pengolahan Pakan Limbah Belanja Perjalanan Dinas dalam rangka Diklat/Magang Petugas Pengolahan Pakan di Pusat Total Sedangkan realisasi pelaksanaan program kegiatan APBN tahun anggaran 2015 dari masing-masing kegiatan tercapai realisasi fisik rata-rata 100% dan keuangan 97% dengan rincian sebagaimana tabel 87 berikut : Tabel 87. Realisasi Pelaksanaan Program Kegiatan Sumber Dana APBN Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Tahun 2015 Pada BP3TR No. Program Kegiatan Target (Rp) Realisasi (Rp) 1. Pengawasan Peredaran Imbuhan/ Pelengkap Pakan Belanja Bahan Belanja Barang Non Operasional Lainnya Belanja Perjalanan Biasa Bimtek Manajemen dan Teknologi Pakan Belanja Bahan Honor Output KegiatanBelanja Jasa Profesi Belanja Perjalanan Biasa Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting dalam Kota Total LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 347

357 C. PELAKSANAAN DAN CAPAIAN PROGRAM KEGIATAN APBD DAN APBN TAHUN KEGIATAN SUB BAGIAN TATA USAHA Umum Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan oleh UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) untuk setahun, pengelolaan ketatausahaan, kepegawaian, seperti surat menyurat, baik itu suratsurat kedinasan maupun surat yang terkait langsung dengan setiap personil yang ada di UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR). Selain itu Sub Bagian Tata Usaha juga bertugas untuk mengelola barang-barang inventaris/perlengkapan, keuangan dan urusan rumah tangga lainnya serta melaksanakan pembinaan administrasi dilingkungan UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR). Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan yang dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha antara lain : - Pelayanan administrasi perkantoran, - Mengontrol surat-surat yang masuk dan surat-surat yang keluar dari Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia, - Inventarisasi barang daerah Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan yang dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha antara lain: - Pegawai dan masyarakat umum yang membutuhkan informasi mengenai kegiatan UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR), - Perguruan Tinggi Negeri/Swasta dan pihak luar lainnya yang melakukan kerjasama dengan UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR). LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 348

358 1.1. PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM KEGIATAN INPUT Surat Masuk Yang dimaksud surat masuk didalam hal ini adalah setiap surat kedinasan yang masuk ditujukan kepada Kepala Balai Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penanganan Surat Masuk - Setiap surat yang ditujukan kepada Kepala Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, terlebih dahulu harus dicatat dalam buku agenda surat masuk dengan mencantumkan antara lain : Asal Surat Tanggal Surat Nomor Surat Maksud atau Perihal Surat tersebut - Setelah surat tersebut diberikan lembar Disposisi atau Rolling Slipkemudian dilanjutkan kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha untuk diparaf secara hirarki dan selanjutnya dinaikan ke Kepala Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat. - Setelah surat turun dari Kepala Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, surat-surat tersebut diarahkan kepada seksi-seksi atau Pengelola Keuangan (sesuai dengan disposisi Kepala Balai) kemudian untuk ditindaklanjuti sesuai dengan petunjuk Kepala Balai. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 349

359 Surat Keluar Yang dimaksud dengan surat keluar adalah setiap surat kedinasan yang ditujukan kepada unit/instansi lain, baik yang ditujukan kepada Perorangan, organisasi maupun lembaga Pemerintah. Surat tersebut berasal dari unit/bagian yang berada dilingkup Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat baik teknis maupun administrasi, misalnya Surat Keputusan Kepala Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Naskah Dinas, Surat Edaran dan lain-lain. Penanganan Surat Keluar - Setiap Surat Keluar yang akan diajukan untuk ditandatangani oleh Kepala UPTD BP3TR Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat terlebih dahulu : 1. Harus diteliti dan dicek keabsahannya oleh unit/bagian yang bersangkutan. 2. Diparaf oleh pejabat yang ditunjuk sesuai Edaran Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat. 3. Surat tersebut harus dinaikkan kepada Kepala UPTD BP3TRDinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk ditandatangani. Setelah surat tersebut turun kemudian diberi nomor dan tanggal pada agenda surat keluar kemudian distempel. Kemudian disampaikan lagi ke unit/bagian yang menangani surat tersebut dengan meninggalkan 1 (satu) lembar untuk arsi p di Sub Bagian Tata Usaha. a. Urusan Kepegawaian Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia didukung oleh 10 (sembilan) orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 2 (dua) orang Orang Pegawai Kontrak. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 350

360 b. Urusan Perlengkapan Urusan perlengkapan sesuai dengan Perda Nomor 13 Tahun 2008, diserahkan tugas membantu kelancaran pada Sub Bagian Tata Usaha sebagai unit yang melakukan pengelolaan terhadap Adminitrasi Perlengkapan. UPTD dalam hal ini BP3TR dalam urusan perlengkapan merupakan bagian dari uraian tugas bagian Tata Usaha. OUTPUT Adapun beberapa output yang dihasilkan pada kegiatan ketatausahaan pada UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) antara lain terselenggaranya pelayanan surat menyurat, tersedianya Notebook 2 buah, Komputer PC dan Printer masing-masing 2 buah, Meja Setengah Biro 3 buah, Meja Biro 1 buah, 4 unit Kursi Kerja Pejabat tipe JV 5010,10 unit Kursi Kantor Susun tipe ChitoseCaersar N (inventaris ini di peroleh dari sumber dana APBD tahun 2013), sedangkan 1 set peralatan Mesin Pengepresan Jerami, 1 unit Genset Watt, 1 Unit Mesin Chopper, 25 buah tong Silase, 1 Unit Mesin Mixer merk Shuang Chai, 2 Unit Mesin Disc Mill merk Shuang Chai/S195 dan JIMO FFC23, 1 paket peralatan pertanian, 1 paket peralatan perbengkelan dan bahan-bahan untuk pengolahan pakan diperoleh dari dana CSR PT. Newmont Nusa Tenggara dan LIPI danterlaksananya Perjalanan Dinas dalam maupun luar daerah. OUTCOMES/HASIL YANG DICAPAI Adapun hasil yang dicapai oleh Sub Bagian Tata Usaha antara lain jumlah surat masuk untuk tahun 2015 tercatat 106 buah surat, sedangkan jumlah surat yang keluar untuk tahun 2015 adalah sebanyak 47 buah surat. Tercapainya keadaan yang lebih kondusif dengan adanya Petugas Penjaga Malam. Pembangunan gedung kantor dan gudang telah selesai sehingga kami dapat menempati gedung yang baru. Tersosialisasinya keberadaan UPTD BP3TR di Kabupaten/Kota se-nusa Tenggara Barat. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 351

361 2. KEGIATAN SEKSI PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA Umum Seksi Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terbentuk sesuai dengan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 48 Tahun 2012 dengan tugas pokok dan fungsi yaitu : memberikan/melaksanakan pelatihan, pembinaan dan pengembangan dibidang pakan ternak ruminansia. Pada Tahun Anggaran 2015 Seksi Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia UPTD BP3TR telah melaksanakan kegiatan antara lain: - Pertemuan Bimbingan TeknisManajemen dan Teknologi Pakan (Bimtek) dan Pelatihan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia - Pertemuan Bimbingan Teknis Manajemen dan Teknologi Pakan dilaksanakan di 1 (satu) kelompok y aitu Kelompok Tani Ternak Geger Girang Dusun Anjani Barat Desa Anjani Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur pada tanggal 16 April 2015 yang sumber dananya dari DIPA APBN Satker-06 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB sedangkan Pelatihan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia telah dilaksanakan di 3 (tig a) kelompok yaitu Kelompok Tani Ternak Teras Iring Desa Rempek Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara pada tanggal 6-7 Mei 2015, Kelompok Tani Ternak Indonesia Raya Desa Wakan Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timurpada tanggal Agustus 2015dan Kelompok Tani Ternak Ranjung Sejahtera Desa Kebon Ayu Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat pada tanggal 1-2 Desember 2015 yang dananya bersumber dari DPA Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 352

362 - Peningkatan SDM untuk Aparatur Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Aparatur, pegawai UPTD BP3TR sebanyak 4 (empat) orang telah mengikuti Diklat Pembuatan PakanTernak Ruminansia yang diselenggarakan olehpt. Karya Anugerah Rumpin (PT. KAR) di Cibodas Bogor Jawa Barat pada tanggal16-18 November 2015yang dibiayai dari sumber dana DPPA SKPD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. - Pelatihan Pembuatan Silase dan Pelatihan TechnoPark Pelatihan Pembuatan Pakan Ternak (S ilase) yang diikuti oleh kelompok ternak binaan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, pengusaha di bidang peternakan, perguruan tinggi (UNRAM) karyawan Rumah Potong Hewan Banyumulek yang dilaksanakan di kantor UPTD BP3TR. Kegiatan pelatihan ini adalah kerjasamalembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB ( UPTD BP3TR) yang dilaksanakan pada tanggal April 2015 dengansumberdananya berasal dari kegiatanlipi. Sedangkan Pelatihan TechnoPark Gerakan Pengembangan SDM TP Banyumulek berpartisipasi dalam Bulan Bakti Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Baratyang dilaksanakan pada tanggal28 September - 3 Oktober 2015 di Aula UPTD BP3TR Banyumulek. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 353

363 Tujuan Tujuan kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia antara lain : - Meningkatkan ketrampilan Aparatur (UPTD BP3TR), petugas teknis dan petani ternak dalam PengolahanPakan Ternak Ruminansia. - Menambah wawasan petani ternak tentang teknik penyediaan pakan hijauan, hasil samping pertanian dan hasil samping agroindustri. - Mengetahui teknik dan cara penyimpanan pakan yang benar. Sasaran Sasaran kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia antara lain : - Kelompok Tani Ternak - Petugas Teknis Kabupaten/Kota - Aparatur (UPTD BP3TR) 2.1. PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM KEGIATAN Input Sumber Pembiayaan Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) melalui Dokumen Pengguna Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA -SKPD) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTBNomor : 034/DPA/TAPD/2015 Tanggal 20 Oktober 2014 pada Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan kegiatan Pengembangan Diklat Pengolahan Pakan Limbah Pertanian, melalui Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL)/DIPA (Revisi 3) Dana Dekonsentrasi Satker-06 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTBNomor : DIPA /2015 Tanggal 14 November 2014dan melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA SKPD) Nomor : 073/DPPA/TAPD/2015 Tanggal 10 September 2015 (yang melekat pada kegiatan Bidang Budidaya dan Pengembangan Peternakan). LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 354

364 Besarnya Anggaran Dana berasal dari APBD/DPA sebesarrp ,- (Tiga Ratus Delapan Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Dua Belas RibuRupiah),- dan dari RKAKL/DIPA Dana DK Satker-06 sebesar Rp ,- (Enam Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)yang melekat pada kegiatan Bidang Budidaya dan Pengembangan Peternakan. Penggunaan Anggaran dan Realisasinya Anggaran APBD/DPA digunakan untuk pelaksanaan kegiatan Diklat Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- dengan realisasi fisik 100% dan keuangan 79%dan Anggaran APBN/DIPA sebesar Rp ,- terealisasirp ,- dengan realisasi fisik 100% dan keuangan 96%. Anggaran digunakan untuk penyusunan laporan, membayar honor panitia pelaksana diklat, transport peserta diklat, uang saku peserta diklat, jasa tenaga ahli/peneliti/instruktur/narasumber, makanan dan minuman kegiatan diklat, perjalanan dinas dalam daerah dan perjalanan dinas dalam rangka diklat/magang pengolahan pakan. Sumber Daya Manusia Kegiatan Seksi Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia didukung oleh 1 (satu) orang staf PNS. Output Adapun Output dari Kegiatan Seksi Pengembangan dan Pelatihan Pakan Ternak Ruminansia adalah terlaksananya pelatihan pengolahan pakan ternak ruminansia dikelompok peternak yang mendapat bantuan alat unit pengolah pakan skala kecil di KabupatenLombok Utara, KabupatenLombok Barat dan Kabupaten Lombok Timur. Outcome/Hasil Yang Dicapai Terlatihnya 3 (tiga) kelompok tani ternak sebanyak 120 orang yang terdiri dari 40 anggota dan pengurus Kelompok Tani Ternak Teras Iring Desa Rempek Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara, LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 355

365 40 anggota dan pengurus Kelompok Tani Ternak Indonesia RayaDesa Wakan Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timurdan 40 anggota dan pengurus Kelompok Tani Ternak Ranjung Sejahtera Desa Kebon Ayu Kecamatan GerungKabupaten Lombok Baratditambah 3 (tiga) orang petugas teknis dari masingmasing Dinas Kabupaten Lombok Utara, Dinas Kabupaten Lombok Barat dandinas Kabupaten Lombok Timur. 2. KEGIATAN SEKSI PENGOLAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA Umum Seksi Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia UPTD Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terbentuk sesuai dengan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 48 Tahun 2012 dengan tugas pokok dan fungsi yaitu : melaksanakan pembinaan dan pengolahan pakan ternak ruminansia. Pada tahun anggaran 2015, Seksi Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia UPTD BP3TR telah melaksanakan kegiatan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia. Tujuan Tujuan kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Pengolahan PakanTernak Ruminansia antara lain : - Memanfaatkan Hasil Samping Pertanian dan Hasil Samping Agroindustri melalui Teknologi Pengolahan - Tersedianya pakan olahan berupa Silase Pakan Komplit, Silase Jagung, Jerami Tape, Jerami Moll, Hay Press nutrisi lengkap dan Konsentrat. LAPORAN TAHUNAN 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB 356

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015 LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015 SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA BARAT REALISASI RUPIAH MURNI REALISASI

Lebih terperinci

CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014

CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014 CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014 1 Peningkatan Produksi Ternak Dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal a. Pengembangan Kawasan Sapi Potong (Kelompok) 378 335 88,62 b. Pengembangan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 A. Program. Sebagai upaya untuk mewujudkan sasaran pembangunan peternakan ditempuh melalui 1 (satu) program utama yaitu Program Pengembangan Agribisnis. Program ini bertujuan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Revisi ke 05 Tanggal : 27 Desember 2017

Revisi ke 05 Tanggal : 27 Desember 2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

(Rp.) , ,04

(Rp.) , ,04 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI SUMATERA BARAT BELANJA LANGSUNG URUSAN : PILIHAN ( PERTANIAN ) KEADAAN S/D AKHIR BULAN : DESEMBER 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA SKPD Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timnur untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis SKPD sesuai dengan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2018

RENCANA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2018 RENCANA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2018 PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Jalan Airlangga Nomor 56 Telp.0370-621862

Lebih terperinci

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA : OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA : WORKSHOP PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA RABIES DINAS PETERNAKAN KAB/KOTA SE PROVINSI ACEH - DI

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 3.1.1. Capaian Kinerja Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : Tujuan 1 Sasaran : Meningkatkan

Lebih terperinci

Terlampir. Terlampir

Terlampir. Terlampir KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh No. Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Aceh Target Indikator Lainnya Target Renstra ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah) A.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR SERTA SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BPTU-HPT DENPASAR TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN BPTU-HPT DENPASAR TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN BPTU-HPT DENPASAR TAHUN 2016 A. DATA UMUM 1 UNIT KERJA 2 TUGAS DAN FUNGSI a. TUGAS : BPTU-HPT DENPASAR Melaksanakan pemeliharaan, produksi, pemuliaan, pelestarian, pengembangan,

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 05 Januari 2015

Revisi ke 01 Tanggal : 05 Januari 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

Revisi ke : 04 Tanggal : 31 Desember 2014

Revisi ke : 04 Tanggal : 31 Desember 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013 LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014 MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014 No Program/ Kegiatan Rincian Pekerjaan 1. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak 1.1 Kegiatan

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK BAB I PENDAHULUAN 5 2013, No.21 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82/PERMENTAN/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONALPENGAWAS BIBIT TERNAK PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PETERNAKAN

Lebih terperinci

KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD

KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD SASARAN RPJMD Meningkatnya produktivitas PDRB ADHB usaha masyarakat, koperasi, UMKM berbasis pertanian dan

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus BAB XII DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 224 Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Peternakan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

: PERTANIAN ORGANISASI : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Halaman sebelum perubahan

: PERTANIAN ORGANISASI : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Halaman sebelum perubahan URUSAN PEMERINTAHAN : 2.01. - PERTANIAN ORGANISASI : 2.01.03. - DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Halaman. 345 Jumlah 2.01.2.01.03.00.00.4. PENDAPATAN 220.750.000,00 254.900.000,00 15,47 2.01.2.01.03.00.00.4.1.

Lebih terperinci

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM Laporan Program/Kegiatan APBD Tahun Anggaran 2016 (Belanja Langsung) s/d Bulan Desember Dinas Pertanian dan Kehutanan 1 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 424,049,000

Lebih terperinci

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD tahun 2014

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD tahun 2014 Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD tahun 2014 Nama SKPD : Dinas Pertanian Lembar... Dari... Kode Urusan/Bidang urusan pemerintahan daerah dan program/kegiatan Indikator Kinerja Program (Outcame)/Kegiatan

Lebih terperinci

6. DINAS PETERNAKAN. TUGAS POKOK : menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Peternakan ;

6. DINAS PETERNAKAN. TUGAS POKOK : menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Peternakan ; 6. DINAS PETERNAKAN TUGAS POKOK : menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Peternakan ; FUNGSI URAIAN TUGAS : a. perumusan kebijakan teknis operasional dalam bidang Peternakan; a. penyelenggaraan

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5. NO KOMODITAS POPULASI (EKOR) PRODUKSI DAGING (TON) 1 Sapi Potong 112.249 3.790,82 2 Sapi Perah 208 4,49 3 Kerbau 19.119 640,51 4 Kambing 377.350 235,33 5 Domba 5.238 17,30 6 Babi 6.482 24,55 7 Kuda 31

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 113 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Penyelenggaraan tugas pembantuan menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan / atau

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG PENUGASAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA TUGAS PEMBANTUAN PROVINSI TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

No NAMA PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) KELUARAN KEGIATAN VOLUME KET

No NAMA PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) KELUARAN KEGIATAN VOLUME KET 1 Program Pelayanan Administrasi Peran - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 5.271.599.000 1 Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat 35.000.000 Tersedianya benda pos dan pengiriman paket kliping 2 paket

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2018 PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2019 KABUPATEN BLORA

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2018 PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2019 KABUPATEN BLORA RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 28 PRAKIRAAN MAJU TAHUN 29 KABUPATEN BLORA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN Kode urusan bidang Keluaran Kegiatan Hasil Kegiatan APBN 28 APBD Kab 28 Tolok Ukur

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 05 Januari 2015

Revisi ke 01 Tanggal : 05 Januari 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015 PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA Medan, Desember 2014 PENDAHULUAN Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Suamtera Utara sebagai salah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp) BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2009 3.1. Program dan Kegiatan Dinas Pertanian Tahun 2008 Program yang akan dilaksanakan Dinas Pertanian Tahun 2008 berdasarkan Prioritas Pembangunan Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA (RUP) LINGKUP DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI BENGKULU KEMENTERIAN PERTANIAN RI TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA (RUP) LINGKUP DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI BENGKULU KEMENTERIAN PERTANIAN RI TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA (RUP) LINGKUP DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI BENGKULU KEMENTERIAN PERTANIAN RI TAHUN ANGGARAN 2013 PA/KPA : drh. Irianto Abdullah K/L/D/I : Kementerian

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-P TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-P TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-P TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindaklanjut ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 18 April 2017

Revisi ke 01 Tanggal : 18 April 2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 103TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 17 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH Pita Sudrajad*, Muryanto, Mastur dan Subiharta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Upaya Pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang bermuara kepada kesejahteraan rakyat semakin meningkat. Penyerahan wewenang urusan pemerintahan kepada Daerah Otonom

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI BANTEN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2015

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI BANTEN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2015 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI BANTEN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2015 Laporan Keuangan Akhir Tahun Anggaran 2015 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

Revisi ke 03 Tanggal : 03 Agustus 2016

Revisi ke 03 Tanggal : 03 Agustus 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke 05 Tanggal : 23 Agustus 2016

Revisi ke 05 Tanggal : 23 Agustus 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP LAPORAN KEUANGAN SKPD TAHUN ANGGARAN 06 PEMERINTAH KOTA BINJAI DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 00 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 97/Penrentan/ar.140/12/2011 RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 97/Penrentan/ar.140/12/2011 RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, MENTI'Jl! I'VHTANIAN IUJ'IIIII.I h IN UON ESI A PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 97/Penrentan/ar.140/12/2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id -1- GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-.6-/216 DS3945-8555-79-7987 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Halaman : 7 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 201 Formulir DPA - SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan Organisasi : 2.01. - PERTANIAN : 2.01.0.

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21 DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 21 Dinas Peternakan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 8 TAHUN 2008 T E N T A N G URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DINAS PETERNAKAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR BUPATI TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016 Disampaikan pada: MUSRENBANGTANNAS 2015 Jakarta, 04 Juni 2015 1 TARGET PROGRAM

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 30 TAHUN 2014 TANGGAL : 29 OKTOBER 2014

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 30 TAHUN 2014 TANGGAL : 29 OKTOBER 2014 LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 30 TAHUN 2014 TANGGAL : 29 OKTOBER 2014 DAFTAR JABATAN FUNGSIONAL UMUM DI LINGKUNGAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR A. Kepala

Lebih terperinci