ABSTRAK. Kata Kunci: sistem pendukung keputusan, bahan baku, pengadaan, pemesanan, Economic Order Quantity

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Kata Kunci: sistem pendukung keputusan, bahan baku, pengadaan, pemesanan, Economic Order Quantity"

Transkripsi

1 Rancang Bangun Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku Dengan Fitur Pendukung Keputusan Pengadaan Barang Menggunakan Algoritma Economic Order Quantity Pada Rumah Makan Guilin Christofer Theodore Universitas Ciputra UC Town, Citraland Surabaya Caecilia Citra Lestari Universitas Ciputra UC Town, Citraland Surabaya ABSTRAK Pengaturan stok adalah salah satu hal yang diperlukan di dalam bisnis rumah makan. Banyak rumah makan memiliki masalah yang sama dalam menentukan jumlah bahan baku, terutama bahan baku mentah yang harus dibeli pada saat proses pengadaan barang. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem informasi persediaan bahan baku yang dapat memberikan saran dalam menentukan jumlah bahan baku yang harus dibeli menggunakan Economic Order Quantity (EOQ) untuk meminimalisasi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Fitur EOQ ini menggunakan data historikal penjualan rumah makan dari bulan April 2011 hingga Maret 2012 untuk mendapatkan jumlah permintaan. Pengujian akan fitur EOQ dilakukan pada dua bahan baku yaitu daging sapi dan ayam madu. Penerapan algoritma EOQ ini menghemat total biaya pengadaan bahan baku selama 1 tahun sebesar Rp ,- untuk ayam madu dan Rp ,- untuk daging sapi. Hasil pengujian efektifitas total biaya dari fitur EOQ relatif kecil dikarenakan jumlah pembelian yang dilakukan oleh rumah makan tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan dari EOQ. Kata Kunci: sistem pendukung keputusan, bahan baku, pengadaan, pemesanan, Economic Order Quantity 1. PENDAHULUAN Guilin adalah sebuah rumah makan yang berdiri pada tahun 2003 bertempat di Jalan Musi nomor 34, Surabaya. Rumah makan ini memiliki bervariasi menu yang berfokus pada Chinese Food, terutama makanan Grill dan Seafood. Rumah makan Guilin sering mengalami kesulitan pada proses pengadaan barang dikarenakan variasi menu yang sangat banyak. Selama ini perhitungan stok yang tersisa di dapur masih menggunakan cara manual. Selain itu tidak adanya informasi yang cukup detail dari tiap tiap menu makanan juga menjadi masalah tambahan. Masalah yang sering muncul adalah stok yang ada di dapur dapat habis secara tiba tiba tanpa diketahui apakah bahan baku tersebut habis karena dipakai untuk membuat menu, dipakai untuk membuat menu secara berlebihan atau diambil orang. Selain itu, karena pencatatan stok masih menggunakan kertas, maka jika kertas tersebut hilang, stok menjadi tidak terurus. 1 TIM

2 Penelitian ini membuat sistem informasi manajemen persediaan bahan baku yang dapat mencatat setiap transaksi penjualan dan pembelian yang terjadi di rumah makan tersebut. Sistem informasi ini dilengkapi dengan fitur pendukung keputusan yang dapat memberikan rekomendasi jumlah bahan baku yang sebaiknya dibeli dalam kurun waktu tertentu. Sistem informasi ini mencatat stok secara detail termasuk bahan baku apa saja yang digunakan untuk membuat menu tertentu beserta dengan jumlahnya. Hal ini dibuat dengan tujuan jika ada penjualan suatu menu tertentu, sistem akan secara otomatis mengurangi stok dari bahan baku yang ada di dapur. Algoritma yang digunakan adalah Economic Order Quantity karena dengan menggunakan algoritma tersebut, dapat diprediksi berapa jumlah bahan baku yang seharusnya dibeli secara ideal agar cost yang terjadi paling minimum berdasarkan Purchase Cost per unit, jumlah permintaan, Reorder Cost, dan Holding Cost. Perhitungan EOQ tersebut didasarkan pada analisis data historikal. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengendalian Harga Pokok Makanan Menurut Wiyasha (2006), harga pokok makanan adalah harga semua bahan makanan yang digunakan untuk memproduksi suatu jenis makanan atau menu tertentu. Harga pokok dari makanan dan minuman dari sebuah restoran merupakan struktur biaya tersendiri yang terpisah dari unsur biaya tenaga kerja, bahan yang dipakai habis dan overhead. Sebagai contoh, harga pokok dari menu nasi goreng adalah harga semua bahan yang dipakai dalam pembuatan seperti nasi, telor, kerupuk, daging ayam, bumbu dan minyak goreng. Beberapa fungsi yang harus dikendalikan antara lain fungsi pembelian, penerimaan, penyimpanan, pengeluaran bahan makanan, produksi, dan pencatatan, serta pelaporan penjualan. Sebagai suatu sistem, setiap fungsi itu harus tetap terkendali dan berkoordinasi satu sama lain. Sebagai suatu sistem pengendalian harga pokok makanan setiap fungsi yang terlibat memiliki peran yang unik dibandingkan dengan fungsi yang lain. Fungsi pengendalian yang akan dilakukan di dalam penelitian ini adalah fungsi penyimpanan bahan makanan. Wiyasha (2006) mengatakan bahwa di dalam mengendalikan jumlah penyimpanan bahan makanan di hotel dan restoran, terdapat dua model pembelian yang diterapkan yaitu : 1. Model probabilitas, model dengan segala sesuatu yang tidak pasti. Pada model ini, segala sesuatu yang berhubungan dengan pengadaan bahan 2 TIM

3 makanan ditentukan dengan kemungkinan kemungkinan. 2. Model deterministik, model pembelian dengan segala sesuatu yang sudah pasti atau diketahui dengan jelas jumlah nominalnya. Pada model ini, yang pasti adalah: a. Jumlah permintaan dalam kurun waktu tertentu b. Biaya biaya yang berhubungan dengan pengadaan persediaan bahan makanan (disebut dengan carrying cost atau holding cost) c. Harga per unit bahan makanan yang dibutuhkan 2.2. Economic Order Quantity Definisi Economic Order Quantity yang selanjutnya akan disingkat EOQ berdasarkan Roach (2005) adalah salah satu model yang lazim digunakan di dalam model pemesanan deterministik yang diciptakan oleh F.W. Haris pada tahun 1915 yang bertujuan untuk menemukan jumlah barang yang harus dipesan agar biaya yang dikeluarkan menjadi seminimal mungkin. Model ini mencari keseimbangan antara biaya yang dikeluarkan untuk pemesanan barang dan juga biaya penyimpanan barang itu sendiri. Nelson (2012) menyebutkan bahwa model ini dikembangkan dengan beberapa asumsi yaitu: 1. Permintaan akan barang diketahui dan berlangsung konstan 2. Tidak ada diskon pada item 3. Pengisian barang stok bersifat langsung 4. Hanya berlaku untuk 1 jenis barang Menurut Gonzales (2010), perhitungan Economic Order Quantity dapat dirumuskan melalui rumus (1): Qo = (2 * RC * D) / HC (1) Qo = Economic Order Quantity RC = Biaya tetap yang terjadi untuk memesan bahan makanan yang dimaksud D = Penjualan atau penggunaan dalam unit per satuan waktu HC = Holding Cost, biaya yang terjadi untuk jangka waktu setahun seperti asuransi, biaya bunga, biaya penyimpanan, yang dinyatakan dalam persentase atas nilai persediaan bahan makanan yang kemudian dikalikan dengan harga pembelian per unit Menurut Wiyasha (2006), berikut ini adalah biaya biaya yang terjadi untuk memiliki persediaan bahan makanan adalah: 1. Biaya tetap (RC) yang terjadi untuk memesan bahan makanan. Biaya ini mencakup biaya administrasi seperti melengkapi formulir yang digunakan, biaya komunikasi, biaya pemeriksaan mutu bahan makanan, biaya pengiriman, 3 TIM

4 dan biaya lain yang berhubungan dengan pemesanan bahan makanan. 2. Penjualan atau penggunaan dalam unit per tahun (D) merupakan jumlah bahan makanan yang diperlukan oleh hotel atau restoran. 3. Carrying cost atau Holding Cost, merupakan biaya yang terjadi karena adanya persediaan bahan makanan tersebut, yang meliputi biaya penyimpanan, biaya bunga atas uang yang digunakan untuk membeli bahan makanan, biaya asuransi, biaya kerusakan, dan biaya atas kehilangan bahan makanan. Biaya ini dinyatakan dalam persentase atas nilai persediaan bahan makanan yang kemudian dikalikan dengan harga pembelian per unit. 4. Harga pembelian per unit, merupakan harga yang dibayar untuk bahan makanan yang dibeli dari rekanan. 3. PERANCANGAN SISTEM 3.1. Pengumpulan Data Rancangan Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan pada penelitian ini memakai metode wawancara. Metode wawancara yang dipakai untuk keperluan penelitian ini adalah penelitian kualitatif sehingga hasil yang diperoleh nantinya berupa data deskriptif yang disampaikan melalui kata kata yang terekam dari hasil wawancara Wawancara Pada metode wawancara ini dilakukan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden yaitu Ivan Sebastian Tjandra selaku salah satu owner dari pihak Guilin yang bertugas sebagai supervisor di rumah makan Guilin Aspek Wawancara Aspek yang ingin diperdalam pada wawancara ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu: 1. Aspek sistem pembelian dipakai untuk mengetahui sistem yang digunakan oleh pihak rumah makan Guilin untuk melakukan proses pembelian. 2. Aspek sistem penjualan dipakai untuk mengetahui sistem yang digunakan oleh pihak rumah makan Guilin untuk melakukan proses penjualan. 3. Aspek sistem pengaturan stok dipakai untuk mengetahui kinerja sistem yang sedang digunakanan pihak rumah makan Guilin untuk mengatur stok yang ada di rumah makan Hasil Wawancara Berdasarkan wawancara dengan pihak rumah makan Guilin, secara garis besar proses yang terjadi di dalam rumah makan tersebut sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi, sistem pencatatan data yang belum terkomputerisasi akan menyusahkan pihak restoran dalam hal menganalisis data 4 TIM

5 tersebut. Hal itu dikarenakan pencatatan yang masih menggunakan cara manual seringkali mengalami kehilangan akan laporan laporan yang sudah dibuat. Selain itu, pencatatan stok yang dilakukan secara manual dan kurang detail juga menyebabkan kurang jelasnya pihak rumah makan akan alur pergerakan stok yang terjadi. Berdasarkan permasalahan ini, maka akan didesain sistem informasi rumah makan yang dapat mengatasi permasalahan rumah makan tersebut Fitur Aplikasi Berdasarkan analisis wawancara dengan pihak rumah makan Guilin, sistem informasi yang dibuat mencakup: 1. Modul pengisian master data mulai dari data konsumen, pegawai, event, meja, menu, bahan baku dan vendor. 2. Modul Transfer yang digunakan untuk mencatat pergerakan stok dari rumah ke restoran. 3. Modul Resep yang digunakan untuk mencatat detail resep dari setiap menu yang ada. 4. Modul Opname Stok Restoran yang digunakan untuk pencatatan absensi stok dari bahan baku restoran. 5. Modul Opname Stok Rumah yang digunakan untuk pencatatan absensi stok dari bahan baku rumah. 6. Modul Penjualan yang digunakan untuk pencatatan data penjualan. 7. Modul Pembelian yang digunakan untuk pencatatan data pembelian. 8. Modul EOQ yang digunakan untuk menentukan jumlah ideal dengan beban biaya paling minimum dari bahan yang dibeli pada saat pembelian Proses Penjualan Gambar 1 menunjukkan alur proses penjualan. Alur ini dimulai dari 1.1 yaitu konsumen melakukan pemesanan menu. Gambar 1. Diagram Aliran Data Level 1 (Penjualan) 5 TIM

6 Data penjualan menu tersebut kemudian diberikan kepada pihak pengguna. Pihak pengguna akan melakukan pencatatan data penjualan berdasarkan data menu dan juga nomor meja yang ditempati oleh konsumen. Kemudian alur akan dilanjutkan menuju 1.3. yaitu pembuatan menu yang telah dipesan oleh konsumen. Dari daftar menu tersebut, sistem akan melihat resep dari setiap menu tersebut yang berasal dari basis data resep untuk kemudian menjalankan alur 1.5 yaitu pengurangan bahan baku resto berdasarkan jumlah menu dan jumlah bahan baku yang dipakai untuk resep tersebut. Sistem kemudian akan mengupdate sisa stok dari basis data bahan baku resto. Alur kemudian dilanjutkan menuju 1.6. dimana pihak pengguna akan mencari data penjualan berdasarkan nomor meja tempat konsumen tersebut duduk ke dalam basis data penjualan. Alur kemudian dilanjutkan dengan menentukan diskon jika ada event yang terjadi. Adapun daftar event yang ada diambil dari basis data event. Setelah melakukan penentuan diskon, alur dilanjutkan ke 1.8. untuk menentukan cara pembayaran yang dilakukan oleh pihak konsumen. Sistem kemudian akan melakukan proses perhitungan total pembayaran dan menunjukkan total yang harus dibayar oleh pihak konsumen. Setelah pihak konsumen menyerahkan jumlah uang, pengguna akan memasukkan jumlah uang yang diberikan oleh pihak konsumen ke dalam data penjualan untuk pemasukan nilai pembayaran oleh konsumen. Setelah itu, sistem akan melakukan proses pencetakan bon penjualan yang kemudian diserahkan kepada konsumen Proses Pembelian Gambar 2 menunjukkan Diagram Aliran Data Level 1 proses pembelian yang akan dipakai selama dalam proses pembuatan aplikasi. Gambar ini menunjukkan alur proses pembelian yang dijelaskan secara detail. Alur ini dimulai dengan adanya pemasukan daftar bahan baku yang akan dibeli ke dalam sistem. Pada saat ini, alur terbagi dua proses yaitu penentuan jumlah bahan yang akan dibeli secara manual atau penentuan jumlah bahan yang akan dibeli menggunakan EOQ. Jika pihak pengguna memilih untuk menentukan jumlah yang ingin dibeli menggunakan EOQ, maka akan dilakukan pemberian data berupa Reorder Cost dan Holding Cost yang kemudian didapatkan hasil jumlah ideal pembelian dari bahan baku tersebut. Daftar bahan baku tersebut akan diteruskan ke alur 2.4. yaitu proses pembelian menuju ke pihak vendor. Pihak vendor akan memberikan bon pembelian kepada pihak pengguna yang kemudian 6 TIM

7 Gambar 2. Diagram Aliran Data Level 1 (Pembelian) akan dimasukkan ke dalam data pembelian di basis data. proses 3.1. yaitu pengisian bahan baku rumah jika terdapat bahan baku rumah yang Setelah melakukan pemasukkan di bawah jumlah minimal. Pengguna juga data pembelian, maka sistem akan akan melakukan proses 3.2. yaitu pengisian melakukan proses penambahan stok rumah ke dalam basis data Proses Pengaturan Stok Gambar 3 menunjukkan Diagram Aliran Data Level 1 proses pengaturan stok yang akan dipakai selama dalam proses bahan baku resto yang kritis jika ada bahan baku restoran yang berada di bawah jumlah minimal. Alur 3.2. tersebut dilanjutkan dengan pembuatan data transfer bahan baku dari rumah menuju ke restoran. Setelah pembuatan data transfer, maka sistem akan pembuatan aplikasi. Gambar ini melakukan pengurangan stok rumah dan menunjukkan alur proses pengaturan stok penambahan stok restoran secara otomatis. yang dijelaskan secara detail. Alur dimulai Proses pengaturan stok akan dengan adanya informasi berupa daftar bahan yang sudah berada di bawah jumlah ketentuan minimal kepada pihak pengguna. Pihak pengguna kemudian akan melakukan dilanjutkan pada saat sudah mencapai waktu penutupan restoran. Pada saat itu, pihak pengguna akan melakukan absensi stok restoran dengan membuat data opname 7 TIM

8 Gambar 3. Diagram Aliran Data Level 1 (Pengaturan Stok) dengan mengisikan jumlah stok yang 3.6. Diagram Relasi Entitas dimakan pribadi, jumlah stok yang rusak, Gambar 4 merupakan diagram relasi jumlah stok yang hilang dan jumlah stok entitas dari sistem informasi yang telah sisa. Kemudian sistem akan melakukan dibuat, meliputi: penyimpanan data opname stok resto dan 1. Tabel master data customer, employee, melakukan update pada stok restoran. Pihak menu, category menu, satuan, vendor, pengguna juga akan melakukan absensi event, cara bayar, bahan baku rumah, stok rumah dengan membuat data opname bahan baku restoran dan meja dengan mengisikan jumlah stok yang 2. Tabel Penjualan digunakan pribadi, jumlah stok yang rusak, 3. Tabel Pembelian jumlah stok yang hilang dan jumlah stok 4. Tabel Opname Stock Rumah dan sisa. Kemudian sistem akan melakukan Opname Stock Restoran penyimpanan data opname stok rumah dan 5. Tabel Resep melakukan update pada stok rumah. 6. Tabel Transfer 8 TIM

9 Gambar 4. Diagram Relasi Entitas Fisikal 3.7. Fitur Economic Order Quantity Economic Oder Quantity merupakan fitur yang berfungsi untuk menentukan jumlah pembelian dengan cost yang paling minimum. Economic Order Quantity ini membutuhkan 3 data utama 9 TIM

10 dalam perhitungannya yaitu Demand, Reorder Cost dan Holding Cost Demand Saat melakukan perhitungan demand, sistem rumah makan akan memperhatikan penjualan selama dua belas bulan ke belakang. Sebelum memulai pencarian data penjualan, sistem akan mencari daftar menu apa saja yang di dalam resepnya mengandung bahan baku yang akan dibeli. Setelah mendapatkan daftar menu apa saja yang mengandung bahan baku tersebut, sistem akan melakukan mencari jumlah penjualan menu menu tersebut dalam kurun waktu 1 tahun. Sistem akan menghitung total pemakaian bahan baku dengan cara mengalikan total menu yang terjual dengan jumlah bahan yang digunakan untuk membuat menu tersebut yang kemudian akan ditampilkan dalam konversi satuan yang sudah ditetapkan oleh pengguna. Secara singkat, proses pengambilan data demand dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Flowchart proses pengambilan total demand. 10 TIM

11 Gambar 6. Flowchart proses pengambilan Reorder Cost Reorder Cost Saat melakukan perhitungan Reorder Cost, sistem rumah makan akan melakukan perhitungan secara otomatis dengan melihat pembelian selama dua belas bulan ke belakang. Setelah mendapatkan data pembelian selama dua belas bulan sebelum tanggal pembelian, akan diperiksa apakah ada data dari detail pembelian yang memiliki idbahanbaku yang sama dengan idbahanbaku yang akan dihitung EOQ-nya. Jika idbahanbaku tersebut sama, maka akan dilakukan penambahan variable biayabensin, biayawaktu, dan jumlah pembelian. Setelah semua data pembelian diperiksa, akan dihitung total Reorder Cost dengan cara (biaya bensin + biaya waktu) / jumlah pembelian. Secara singkat, proses perhitungan Reorder Cost dapat dilihat pada Gambar Holding Cost Saat melakukan perhitungan holding cost, ada beberapa hal yang perlu dihitung dan dimasukkan oleh pengguna antara lain, biaya penyimpanan, biaya bunga atas uang yang digunakan untuk membeli bahan makanan, biaya asuransi, biaya opportunity, biaya kerusakan, dan biaya atas kehilangan bahan makanan. Biaya yang akan diperhitungkan di dalam penelitian ini hanya biaya penyimpanan, biaya opportunity, biaya kerusakan dan kehilangan bahan makanan saja karena di dalam pengadaan barang, pihak rumah makan Guilin tidak melakukan asuransi 11 TIM

12 terhadap bahan yang dibeli maupun pembelian secara kredit. 1) Biaya penyimpanan, adalah segala sesuatu biaya yang berhubungan langsung dengan proses penyimpanan suatu bahan baku tertentu. Contoh dari biaya penyimpanan ini adalah biaya listrik. Biaya penyimpanan nantinya adalah persentase dari hasil perbandingan biaya tersebut dengan rata rata nilai bahan baku tersebut. Contoh, biaya penyimpanan untuk menyimpan 1 kg daging di dalam freezer adalah 30000, nilai persediaan bahan makanan rata rata adalah , jadi biaya penyimpanan adalah / * 100% = 12% 2) Biaya opportunity, adalah persen investasi yang bisa didapatkan bila uang yang tadinya digunakan untuk membeli bahan baku diinvestasikan atau didepositokan ke tempat lain. 3) Biaya kerusakan dan kehilangan, ditentukan berdasarkan kebijakan dari pihak rumah makan untuk mengambil berapa persentase dari nilai persediaan barang yang akan menjadi cost jika terjadi kerusakan atau kehilangan bahan baku Penghitungan Hasil EOQ Setelah memasukkan data data Demand, Reorder Cost dan juga Holding Cost ke dalam form EOQ yang sudah disediakan, maka akan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan jumlah ideal yang harus dibeli agar cost menjadi minimum. Perhitungan dan hasil dari EOQ akan disesuaikan dengan satuan bahan baku yang dipilih oleh pengguna. Jadi dengan kata lain, jika satuan bahan baku dari daging adalah dalam kilogram maka demand yang akan muncul adalah dalam kilogram dan Holding Cost yang harus dihitung adalah persentase carrying cost untuk setiap kilogram daging tersebut. 4. PENERAPAN DAN PENGUJIAN Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil algoritma EOQ yang dihitung secara tertulis pada sebuah data barang yang diberikan oleh klien, dengan output yang dihasilkan oleh aplikasi. Setelah aplikasi dijalankan dengan simulasi barang tersebut, dan memberikan output yang sama dengan perhitungan tertulis, maka kebenaran dari perhitungan di aplikasi telah terbukti. Untuk membuktikan efektivitas EOQ terhadap klien ketika melakukan pengadaan barang, maka nilai total biaya selama setahun akan dibandingkan. Apabila total cost mengikuti jumlah EOQ lebih rendah dibanding total cost mengikuti data sejarah pembelian aktual klien, maka EOQ dapat dikatakan efektif Simulasi Bahan Ayam Madu Sebuah contoh barang yang digunakan sebagai simulasi adalah ayam 12 TIM

13 madu. Nilai variabel yang akan dimasukkan ke dalam sistem dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tabel variabel simulasi ayam madu Variabel Nilai Didapatkan dari Demand 210 ekor Pengambilan data penjualan menu dari April 2011 Maret 2012 dan sudah dikonversi berdasarkan resep yang dilakukan oleh Biaya Pembelian Ongkos bensin sistem Pengambilan data pembelian bahan baku dari April 2011 Maret 2012 dan kemudian di rata rata yang dilakukan oleh sistem 1500 Pengambilan data jumlah ongkos bensin dari data pembelian bahan baku dari April 2011 Maret 2012 dan kemudian dibagi dengan jumlah transaksi pembelian yang dilakukan oleh sistem Biaya waktu 3000 Pengambilan data jumlah biaya waktu dari data pembelian bahan baku dari April 2011 Maret 2012 dan kemudian dibagi Utility tahun per dengan jumlah transaksi pembelian yang dilakukan oleh sistem Data dari pihak rumah makan Guilin yaitu biaya listrik per bulan yaitu Rp persentase 5% Data dari pihak ruang rumah makan Guilin pemakaian yaitu persentase pemakaian ayam madu dalam freezer yaitu 5% Opportunity 6% Asumsi jika pihak Cost rumah makan Guilin menginvestasikan uang yang digunakan untuk membeli bahan baku ke dalam deposito Loss cost, Breakage Kebijakan dari pihak Breakage cost 1% Loss 1% rumah makan Guilin yang mengijinkan 1% dari nilai rata rata bahan baku untuk menjadi biaya jika terjadi kerusakan atau kehilangan bahan baku avgvalue Rata rata sisa stok yang didapat dari (jumlah stok awal bulan + jumlah stok akhir bulan jumlah stok akhir bulan 12) dibagi 13 dan kemudian dikali dengan pembelian. biaya Berdasarkan data di atas, dapat diketahui dilakukan perhitungan Economic Order Quantity yaitu RC = Ongkos bensin + Biaya waktu RC = IDR Utility Cost = (% ruang pemakaian * utility per year) / average inventory value * 100% = 44.79% (dibulatkan) Total persentase HC = 1% % + 6% + 1% = 52.79% EOQ = Sqrt ( (2 * D (year) * RC) / HC) EOQ = Sqrt ( (2 * 210 * 4500) / (52.79/ 100 * 27000) EOQ = Sqrt ( / ) EOQ = 12 ekor (dibulatkan) Setelah melakukan perhitungan Economic Order Quantity, dilakukan perbandingan total biaya dengan kebiasaan pembelian yang dilakukan yaitu jumlah ayam madu yang dibeli rata rata sebanyak 5 ekor. Total biaya dalam 1 tahun yang dikeluarkan dapat dilihat pada Tabel TIM

14 Tabel 2. Tabel hasil pengujian ayam madu Order size Numb er of orders (210 / order size) Order Cost (4500 * numbe r of order) Avera ge Invent ory (order size / ) Holdin g cost ( * averag e invent ory) Total annual cost (orderi ng cost + holdin g cost) (minim um) Dari tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa dengan jumlah pembelian ayam madu sebanyak 12 ekor, didapatkan jumlah biaya paling minimum dibandingkan dengan total pembelian yang lain Simulasi Bahan Daging Sapi Sebuah contoh barang lain yang digunakan sebagai simulasi adalah daging sapi. Nilai variabel yang akan dimasukkan ke dalam sistem dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Tabel variabel simulasi daging sapi Variabel Nilai Didapatkan dari Demand Pengambilan data kg penjualan menu dari April 2011 Maret 2012 dan sudah dikonversi berdasarkan resep yang Biaya Pembelian Ongkos bensin Biaya waktu Utility per tahun Persentase ruang pemakaian Opportunit y Cost Loss cost, Breakage cost dilakukan oleh sistem Pengambilan data pembelian bahan baku dari April 2011 Maret 2012 dan kemudian di rata rata yang dilakukan oleh sistem 1500 Pengambilan data jumlah ongkos bensin dari data pembelian bahan baku dari April 2011 Maret 2012 dan kemudian dibagi dengan jumlah transaksi pembelian yang dilakukan oleh sistem 3000 Pengambilan data jumlah biaya waktu dari data pembelian bahan baku dari April 2011 Maret 2012 dan kemudian dibagi dengan jumlah transaksi pembelian yang dilakukan oleh sistem Data dari pihak rumah makan Guilin yaitu biaya listrik per bulan yaitu Rp % Data dari pihak rumah makan Guilin yaitu persentase pemakaian ayam madu dalam freezer yaitu 5% 6% Asumsi jika pihak rumah makan Guilin menginvestasikan uang yang digunakan untuk membeli bahan baku ke dalam deposito Breakage 1% Loss 1% Kebijakan dari pihak rumah makan Guilin yang mengijinkan 1% dari nilai rata rata bahan baku untuk menjadi biaya jika terjadi kerusakan atau kehilangan bahan baku avgvalue Rata rata sisa stok yang didapat dari (jumlah stok awal bulan + jumlah stok akhir 14 TIM

15 bulan jumlah stok akhir bulan 12) dibagi 13 dan kemudian dikali dengan biaya pembelian. Berdasarkan data di atas, dapat dilakukan perhitungan Economic Order Quantity yaitu RC = Ongkos bensin + Biaya waktu RC = IDR Utility Cost = (% ruang pemakaian * utility per year) / average inventory value * 100% = 54.58% (dibulatkan) Total persentase HC = 1% % + 6% + 1% = 62.58% EOQ = Sqrt ( (2 * D (year) * RC) / HC) EOQ = Sqrt ( (2 * * 4500) / (62.58/ 100 * 50000) EOQ = Sqrt ( / ) EOQ = 8 kg (dibulatkan) Setelah melakukan perhitungan Economic Order Quantity, dilakukan perbandingan total biaya dengan kebiasaan pembelian, yaitu jumlah daging sapi yang dibeli rata rata sebanyak 5 kg. Total biaya dalam 1 tahun yang dikeluarkan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Tabel hasil pengujian daging sapi Order size Numb er of orders ( / order size) Order Cost (4500 * numbe r of order) Avera ge Invent ory (order size / 2) Holdin g cost (31290 * averag e invent ory) Total annual cost (orderi ng cost + holdin g cost) (minim um) Dari Tabel 4 di atas, dapat dilihat bahwa dengan jumlah pembelian daging sapi sebanyak 8 kg, didapatkan jumlah biaya paling minimum dibandingkan dengan total pembelian yang lain Analisis Hasil Pengujian Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat dilihat bahwa hasil perhitungan algoritma Economic Order Quantity mampu menekan biaya pemesanan dan penjualan untuk satu tahun yang diakibatkan akibat proses pengadaan ayam madu yaitu sebesar Rp dan daging sapi sebesar Rp di rumah makan Guilin. Akurasi hasil perhitungan sangat tergantung pada data yang diinputkan oleh 15 TIM

16 pemakai aplikasi. Semakin akurat data tersebut diberikan, maka demikian pula nilai Economic Order Quantity-nya. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemanfaatan algoritma Economic Order Quantity dapat menekan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan satu tahun yang diakibatkan akibat proses pengadaan ayam madu yaitu sebesar Rp dan daging sapi sebesar Rp di rumah makan Guilin Saran Saran untuk pengembangan aplikasi ini antara lain: 1) Aplikasi ini dapat berguna untuk usaha lain, selain rumah makan, yang juga memiliki masalah dalam hal menentukan jumlah ekonomis pada saat melakukan proses pengadaan barang. Penerapan algoritma Economic Order Quantity tersebut akan membuat biaya yang dikeluarkan semakin minimal. 2) Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat dalam hal penentuan waktu pembelian barang dapat juga digunakan beberapa algoritma seperti Reorder Point (ROP) dan juga Safety Stock. 6. DAFTAR PUSTAKA Gonzales, J. L., Gozales, D Analysis of an Economic Order Quantity and Reorder Point Inventory Control Model for Company XYZ. San Luis Obispo: California Polytechnic State University. Nelson, C Applying the Economic Order Quantity Formula todetermine Optimal Trade Size for an Equity Program. Roach, B Origins of the Economic Order Quantity Formula. Topeka: Washburn University. Wiyasha, IBM F & B Cost Control untuk Hotel dan Restoran. Yogyakarta: Andi. 16 TIM

Rancang Bangun Sistem Informasi Pendukung Keputusan Pengadaan Barang Menggunakan Metode ROP dan EOQ (Studi Kasus UD. Jaya Swiss)

Rancang Bangun Sistem Informasi Pendukung Keputusan Pengadaan Barang Menggunakan Metode ROP dan EOQ (Studi Kasus UD. Jaya Swiss) Rancang Bangun Sistem Informasi Pendukung Keputusan Pengadaan Barang Menggunakan Metode ROP dan EOQ (Studi Kasus UD. Jaya Swiss) Vincent Hogiono Universitas Ciputra UC Town, Citraland Surabaya 60219 vhogiono@student.ciputra.ac.id

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siska dan Syafitri (2014) mengemukakan bahwa pengendalian persediaan barang merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh suatu perusahaan, di mana sejumlah barang

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data yang didapat dari bulan Mei 2007 sampai bulan Juli 2007 yaitu berupa data-data yang berkaitan dengan perencanaan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:

Akuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Akuntansi Biaya Modul ke: Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied Reseach atau penelitian terapan yang mempunyai alasan praktis, keinginan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Hanya perusahaan yang mampu menekan biaya produksi seminimal mungkin

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari

Lebih terperinci

Manajemen Operasional. Metode EOQ

Manajemen Operasional. Metode EOQ Manajemen Operasional Metode EOQ ECONOMIC ORDER QUANTITY METODE EOQ Pendekatan yang umum digunakan untuk manajemen persediaan dalam menganalisis inventory adalah dengan model EOQ (Economic Order Quantity).

Lebih terperinci

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku : INVENTORY Model ini digunakan untuk memecahkan kasus yang berhubungan dengan persediaan barang untuk proses produksi dan biaya produksi dalam kaitannya dengan permintaan pelanggan terhadap suatu produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Teori Inventori Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil perancangan dalam penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tujuan bab ini adalah memberikan

Lebih terperinci

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN 1 MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN 2 PENDAHULUAN Pengendalian persediaan (inventory) merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu. Bentuk

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan (Materials : Controlling, Costing and Planning)

Akuntansi Biaya. Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan (Materials : Controlling, Costing and Planning) Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan (Materials : Controlling, Costing and Planning) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi

Lebih terperinci

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI 1 Manajemen Kas Kas : - Aktiva paling likuid

Lebih terperinci

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI 1 Manajemen Kas Kas : - Aktiva paling likuid - Cash on hand dan Demand Deposit Mengapa perlu memiliki kas? - Motif transaksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan Persediaan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan

Lebih terperinci

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4 Manajemen Produksi dan Operasi Inventory M-4 1 2 PENGERTIAN PERSEDIAAN Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Materials : Controlling, Costing, and Planning Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Definisi Bahan Baku adalah Bahan yang secara

Lebih terperinci

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Perencanaan Persediaan Input data yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan jumlah dan periode siklus waktu antar pemesanan/ pembuatan adalah: Total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Persediaan bahan baku suatu perusahaan adalah salah satu syarat penting dalam melakukan suatu proses produksi barang. Menurut Heizer dan Render (2008), apabila

Lebih terperinci

menghitung EOQ Menghitung EOQ

menghitung EOQ Menghitung EOQ menghitung EOQ Menghitung EOQ Menghitung EOQ secara Matematis TAC : Total biaya persediaan tahunan (Total Annual Inventory Cost) TOC : Total biaya pesan (Total ordering cost) TCC : Total biaya simpan (total

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi ini menjelaskan setiap langkah-langkah ataupun kegiatan yang di jalani oleh peneliti sepanjang penelitian berlangsung yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan atau organisasi menyimpan persediaan untuk berbagai tujuan. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah untuk menjaga tingkat persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL PERBAIKAN SISTE PERSEDIAAN GUDANG ENGGUNAKAN ECONOIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC ODEL Indri Hapsari, Yenny Sari, Lianny P. Rajimin Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, 60293, Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah adalah 1 Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) proses dan struktur yang tertata secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang teknologi informasi mengakibatkan pengolahan data transaksi dapat dilakukan dengan cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengendalian yang baik dalam pengelolaan persediaan.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengendalian yang baik dalam pengelolaan persediaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Masalah persediaan merupakan masalah yang penting untuk dikendalikan. Baik persediaan barang di toko untuk dijual maupun persediaan bahan baku untuk proses

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Sebelum penggunaan MRP, perencanaan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi MANAJEMEN PERSEDIAAN a. Pengertian Persediaan Perusahaan yang melakukan usahanya dalam bidang pengolahan, komponen perusahaan merupakan komponen pokok yang harus mendapatkan perhatian secara penuh. Perusahaan

Lebih terperinci

Bab 8 Manajemen Persediaan

Bab 8 Manajemen Persediaan Dasar Manajemen Keuangan 110 Bab 8 Manajemen Persediaan Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang pengertian dan jenis persediaan, cara menghitung tingkat perputaran persediaan, jenis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. NMS SALATIGA) 1) Imanuel Susanto, 2) Agustinus Fritz Wijaya Program Studi Sistem

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan(inventory) merupakan stok barang yang disimpan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Umumnya setiap jenis perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu mampu dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi para

BAB 1 PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu mampu dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi para 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi dan teknologi yang terus berkembang, setiap Perusahaan dituntut untuk selalu mampu dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi para customer-nya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan di Rumah Sakit Oleh: Firman Pribadi

Manajemen Persediaan di Rumah Sakit Oleh: Firman Pribadi Manajemen Persediaan di Rumah Sakit Oleh: Firman Pribadi Manajemen Bahan Baku dan Manajemen Persediaan Di sebagaian besar RS, termasuk persediaan (supplies) dan farmasi (obat2an) adalah biaya non tenaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi telah berkembang dengan sangat pesat dan terus mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih baik. Dewasa

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) Oleh : Henny Wunas, I Nyoman Pujawan Wunas_henny@yahoo.com, pujawan@ie.its.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian pengendalian persediaan barang atau inventory control dalam suatu perusahaan atau organisasi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

Bab IV. Hasil Analisis Sistem

Bab IV. Hasil Analisis Sistem Bab IV Hasil Analisis Sistem 4.1 Hasil Analisis Sistem Pengembangan sistem RAD pada RM. Saputra menggunakan metode Rapid Application Development (RAD). Tahap pengembangan sistem RAD diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan (Inventory) 2.1.1 Pengertian Persediaan Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua): 1. Pada perusahaan manufaktur yang

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1 Rencana Implementasi Agar model linear programming yang telah dibuat dapat digunakan dengan baik oleh YMMI, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Economic Order Quantity Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen PERSEDIAAN Pengertian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dalam menentukan jumlah optimasi. Data yang dikumpulkan berupa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Matoa Indonesia Digdaya bergerak di bidang manufaktur dengan produk yang dihasilkan berupa jam tangan kayu. Bahan baku utama yang digunakan merupakan kayu sisa yang sudah tidak terpakai. Guna

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BARANG DI PD KARYA DIESEL BANDUNG

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BARANG DI PD KARYA DIESEL BANDUNG PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BARANG DI PD KARYA DIESEL BANDUNG Doni, S.T., M.T., CCNA., MCTS., MTCNA., MTCTCE., MAT. 1 Devi Apriliani 2 1,2 Program Studi Sistem Informasi STMIK LPKIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money ( BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persediaan (inventory) dapat diartikan sebagai sumber daya mengganggur (idle resource) yang keberadaanya menunggu proses yang lebih lanjut (Nur Bahagia, 2006),

Lebih terperinci

Asmaul Khusna*), Kukuh Sulastyoko **) Kata Kunci :Pengendalian Kualitas, Pengendalian Mutu, Persediaan Pengaman, Peramalan, Forcasting, EOQ.

Asmaul Khusna*), Kukuh Sulastyoko **) Kata Kunci :Pengendalian Kualitas, Pengendalian Mutu, Persediaan Pengaman, Peramalan, Forcasting, EOQ. OPTIMALISASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERTAS MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) STUDY PADA PT. TEMPRINA MEDIA GRAFIKA NGANJUK (Jawa Pos Group) Asmaul Khusna*), Kukuh Sulastyoko **) ABSTRAKSI

Lebih terperinci

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan BAB I Persyaratan Produk I.1 Pendahuluan Perkembangan teknologi saat ini merupakan pemicu perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan performance perusahaan.

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Manajemen Persediaan Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com INVENTORY MANAGEMENT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA Manajemen Persediaan Terkait dengan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Helsinawati, SE, MM Bisnis

MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Helsinawati, SE, MM Bisnis MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Manajemen 84008 Helsinawati, SE, MM Bisnis S! 12 Abstract Berdasarkan Analisa

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Manajemen Investasi dan Pasokan Julius Nursyamsi MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan produk Persediaan dikelompokan : 1. Bahan baku 2.

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Exponential Smoothing w/ Trend and Seasonality Pemulusan level/keseluruhan Pemulusan Trend Pemulusan Seasonal Peramalan periode t : Contoh: Data kuartal untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Deskriptif yaitu menganalisa, mengendalikan dan mendiskripsikan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Oktavianus: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME... PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Ferry Oktavianus ),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian ini adalah CV. Tani Jaya Perkasa yang beralamat di Dusun Gebangan RT 02 RW 02 Kelurahan Putat, Kecamatan Purwodadi, Kaubapten

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi Seluruh Data Tetap Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen SEKILAS MENGENAI PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di Jl.wolter monginsidi no.70-72 Jakarta selatan. Penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjualan merupakan kegiatan yang mempengaruhi jumlah persediaan, maka pengendalian jumlah persediaan harus diperhatikan. Jumlah persediaan yang terlalu besar ataupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Inventory/ Persediaan Pengertian sistem inventory/persediaan

BAB 2 LANDASAN TEORI Inventory/ Persediaan Pengertian sistem inventory/persediaan BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory/ Persediaan 2.1.1 Pengertian sistem inventory/persediaan Inventory merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah perusahaan untuk mendukung keseimbangan proses produksi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian pada penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sujarweni (2015:74), penelitian komparatif adalah

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi MODEL INVENTORY Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Pertemuan Ke- 9 Riani L. JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

Optimasi Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Analisis Reorder Point

Optimasi Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Analisis Reorder Point ISSN: 2089-3787 1187 Optimasi Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Analisis Reorder Point Nidia Rosmawanti 1, Khairullah 2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK Banjarbaru Jl. Jend. A. Yani Km 33,5

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survey Pendahuluan PT. Anugerah Indah Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi makanan dan minuman ringan. Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) 1. Pendahuluan Definisi: Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Inventory dan Klasifikasinya Inventory meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik bihun jagung PT. Subafood Pangan Jaya yang beralamat di Jalan Raya Legok Km. 6 Komplek Doson, Desa Cijantra,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Perencanaan produksi merupakan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Perencanaan produksi merupakan 56 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem Pengadaan Bahan Baku PT Inalum 4.1.1. Perencanaan Produksi PT Inalum Produksi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau

Lebih terperinci

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan 1 B I A YA B A H AN Masalah yang dihadapi manajemen yang berhubungan dengan bahan adalah keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari

Lebih terperinci