PILAR INDONESIA empowering people preserving nature
|
|
- Farida Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PILAR INDONESIA empowering people preserving nature Misi kami : Berdedikasi untuk konservasi Sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati Meningkatkan kesadaran, kapasitas (masyarakat, lembaga) tentang pentingnya pelestarian SDA dan KEHATI melalui pengembangan program berbasis masyarakat. Meningkatkan kapasitas masyarakat untuk melakukan aksi mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim global. Melakukan kajian dan penelitian tentang SDA, KEHATI, perubahan iklim untuk mendukung upaya pelestarian dan pengelolaan SDA secara berkelanjutan.
2 Area Program Deli Serdang (Percut) Mangrove project Climate Change project Education (environment Education) SM BARUMUN / TABAGSEL Tiger Sanctuary Forest conservation (develop KPHK) Community development SM Rimbang Baling (Riau) Forest conservation Community development Bengkulu Mangrove project
3 1. Konservasi Mangrove Program PILAR
4 2. Sustainable Livelihood Program PILAR
5 Program PILAR 3. Program Pendidikan/Pendidikan Lingkungan & Konservasi Mangrove
6 Hasri Abdillah Ecology and Conservation Specialist Disampaikan pada Kegiatan Training Workshop for Wetlands Managers in Indonesia Jakarta, September 2016
7 Waktu Survei q Pelaksanaan: April 2011 Maret 2012 q q Lokasi: Mudflat, Mangrove dan Tambak Pengamatan dilakukan saat air surut dan mulai pasang
8 Lokasi Survei Desa Tanjung Rejo Desa Percut Desa Sei Tuan Desa Rugemuk
9 Jenis Burung Air yang ditemukan q Ditemukan 50 spesies burung air yang terdiri dari 9 famili: 1. Phalacrocoracidae (kelompok Pecuk) = 1 spesies 2. Ardeidae (Cangak, Kuntul & Bambangan) = 10 spesies 3. Ciconiidae (Bangau, Ibis dan Ibis-sendok) = 2 spesies 4. Anatidae (Belibis, Itik dan Mentok) = 3 spesies 5. Rallidae (Mandar, Pedendang & Burung-sepatu) = 2 spesies 6. Charadriidae (kelompok Cerek) = 5 spesies 7. Scolopacidae (kelompok Trinil) = 19 spesies 8. Recurvirostridae (Titihan, Gagang Bayam) = 2 spesies 9. Laridae (Camar dan Daralaut) = 6 spesies
10 No Nama Ilmiah Nama Indonesia Nama Inggris 1 Microcarbo niger Pecuk-Padi Kecil Little Cormorant 2 Ardea cinerea Cangak Abu Grey Heron 3 Ardea purpurea Cangak Merah Purple Heron 4 Ardea alba Cangak Besar Great Egret 5 Egretta intermedia Kuntul Perak Yellow-billed Egret 6 Egretta garzetta Kuntul Kecil Little Egret 7 Egretta eulophotes Kuntul Cina Chinese Egret 8 Bubulcus ibis Kuntul Kerbau Cattle Egret 9 Butorides striata Kokokan Laut Striated Heron 10 Nycticorax nycticorax Kowak-malam Abu Black-crowned Night Heron 11 Ixobrychus sinensis Bambangan Kuning Yellow Bittern 12 Mycteria cinerea Bangau Bluwok Milky Stork 13 Leptoptilos javanicus Bangau Tongtong Lesser Adjutant 14 Dendrocygna arcuata Belibis Kembang Wandering Whistling Duck 15 Anas acuta Itik Utara Northern Pintail 16 Anas querquedula Itik Jurai Garganey 17 Porzana fusca Tikusan Merah Ruddy-breasted Crake
11 No Nama Ilmiah Nama Indonesia Nama Inggris 18 Amaurornis phoenicurus Kareo Padi White-breasted Waterhen 19 Pluvialis squatarola Cerek Besar Grey Plover 20 Pluvialis fulva Cerek Kernyut Pacific Golden Plover 21 Charadrius dubius Cerek Kalung-kecil Little Ringed Plover 22 Charadrius mongolus Cerek-pasir Mongolia Lesser Sand Plover 23 Charadrius leschenaultii Cerek-pasir Besar Greater Sand Plover 24 Numenius phaeopus Gajahan Penggala Whimbrel 25 Numenius arquata Gajahan Erasia Eurasian Curlew 26 Numenius madagascariensis Gajahan Timur Eastern Curlew 27 Limosa limosa Birulaut Ekor-hitam Black-tailed Godwit 28 Limosa lapponica Birulaut Ekor-blorok Bar-tailed Godwit 29 Tringa totanus Trinil Kaki-merah Common Redshank 30 Tringa stagnatilis Trinil Rawa Marsh Sandpiper 31 Tringa nebularia Trinil Kaki-hijau Common Greenshank 32 Tringa guttifer Trinil Nordmann Nordmann s Greenshank 33 Xenus cinereus Trinil Bedaran Terek Sandpiper 34 Actitis hypoleucos Trinil Pantai Common Sandpiper
12 No Nama Ilmiah Nama Indonesia Nama Inggris 35 Arenaria interpres Trinil Pembalik-batu Ruddy Turnstone 36 Limnodromus semipalmatus Trinil-lumpur Asia Asian Dowitcher 37 Calidris tenuirostris Kedidi Besar Great Knot 38 Calidris canutus Kedidi Merah Red Knot 39 Calidris ruficollis Kedidi Leher-merah Rufous-necked Stint 40 Calidris ferruginea Kedidi Golgol Curlew Sandpiper 41 Limicola falcinellus Kedidi Paruh-lebar Broad-billed Sandpiper 42 Philomachus pugnax Trinil Rumbai Ruff 43 Himantopus leucocephalus Gagang-bayam Timur White-headed Stilt 44 Himantopus himantopus Gagang-bayam Belang Black-winged Stilt 45 Chlidonias hybridus Daralaut Kumis Whiskered Tern 46 Chlidonias leucopterus Daralaut Sayap-putih White-winged Tern 47 Gelochelidon nilotica Daralaut Tiram Gull-billed Tern 48 Sterna hirundo Daralaut Biasa Common Tern 49 Sterna albifrons Daralaut Kecil Little Tern 50 Sterna bengalensis Daralaut Benggala Lesser Crested Tern
13 Jenis dan Status Konservasi q q q 9 spesies masuk dalam kategori jenis terancam menurut IUCN Red List 2 spesies termasuk dalam Appendix I CITES 20 spesies termasuk jenis dilindungi dalam UU RI No Jenis IUCN CITES UU 1 Cangak Besar (Ardea alba) - - Ö 2 Kuntul Perak (Egretta intermedia) - - Ö 3 Kuntul Kecil (Egretta garzetta) - - Ö 4 Kuntul Cina (Egretta eulophotes) Vu - Ö 5 Kuntul Kerbau (Bubulcus ibis) - - Ö 6 Bangau Bluwok (Mycteria cinerea) En App I Ö 7 Bangau Tongtong (Leptoptilos javanicus) Vu - Ö 8 Gajahan Penggala (Numenius phaeopus) - - Ö 9 Gajahan Erasia (Numenius arquata) NT - Ö 10 Gajahan Timur (Numenius madagascariensis) En - Ö
14 No Jenis IUCN CITES UU 11 Biru-laut Ekor-hitam (Limosa limosa) NT Biru-laut Ekor-blorok (Limosa lapponica) NT Trinil Nordmann (Tringa guttifer) En App I Ö 14 Trinil-lumpur Asia (Limnodromus semipalmatus) NT - Ö 15 Gagang-bayam Timur (Himantopus leucocephalus) - - Ö 16 Gagang-bayam Belang (Himantopus himantopus) - - Ö 17 Dara-laut Kumis (Chlidonias hybridus) - - Ö 18 Dara-laut Sayap-putih (Chlidonias leucopterus) - - Ö 19 Dara-laut Tiram (Gelochelidon nilotica) - - Ö 20 Dara-laut Biasa (Sterna hirundo) - - Ö 21 Dara-lau Kecil (Sterna albifrons) - - Ö 22 Dara-laut Benggala (Sterna bengalensis) - - Ö
15 Jumlah Burung Air yang Ditemukan
16 10 Spesies Burung Air dengan Jumlah Terbanyak
17 Identifikasi Lokasi Penting dalam Jalur Terbang Asia Timur-Australasia (East Asian - Australasian Flyway Site Network) Beberapa kriteria Konvensi Lahan Basah (Ramsar, 1971) untuk penentuan lokasi penting secara internasional bagi burung air bermigrasi : Kriteria 2 : Lahan basah hendaknya dipertimbangkan sebagai lokasi yang memiliki kepentingan internasional jika mendukung jenis-jenis yang rentan (Vu), terancam punah (En) atau sangat terancam punah (CR) atau terancam secara ekologis Kriteria 5 : Lahan basah hendaknya dipertimbangkan sebagai lokasi yang memiliki kepentingan internasional jika secara teratur mendukung atau lebih burung air. Kriteria 6 : Lahan basah hendaknya dipertimbangkan sebagai lokasi yang memiliki kepentingan internasional jika mendukung 1% individu dari suatu populasi dari satu jenis atau anak jenis burung air.
18 Hasil monitoring menunjukkan bahwa Bagan Percut (Pesisir Timur Deli Serdang) merupakan lokasi yang penting secara internasional untuk burung air (termasuk juga burung-pantai) karena telah memenuhi Kriteria 2 dan 6 Ramsar. Ditemukan 2 jenis burung air dengan status Rentan (Vu) dan 3 jenis berstatus Terancam Punah (En) memenuhi Kriteria 2
19 8 spesies burung-pantai yang masuk dalam Kriteria 6 (Bamford, et.al. 2008) Lahan basah hendaknya dipertimbangkan sebagai lokasi yang memiliki kepentingan internasional jika mendukung 1% individu dari suatu populasi dari satu jenis atau anak jenis burung air 1. Cerek Kernyut (Pluvialis fulva) Estimasi Populasi EAAF = individu 1% = individu Populasi yang terhitung = individu
20 2. Cerekpasir Mongolia (Charadrius mongolus) Estimasi Populasi EAAF = individu 1% = 400 individu Populasi yang terhitung = individu
21 3. Gajahan Penggala (Numenius phaeopus) Estimasi Populasi EAAF = individu 1% = 550 individu Populasi yang terhitung = individu
22 4. Gajahan Besar (Numenius arquata) Estimasi Populasi EAAF = individu 1% = 350 individu Populasi yang terhitung = individu
23 5. Trinil Kaki-merah (Tringa totanus) Estimasi Populasi EAAF = individu 1% = 100 individu Populasi yang terhitung = 773 individu
24 6. Trinil Nordmann (Tringa guttifer) Estimasi Populasi EAAF = individu 1% = 5 individu Populasi yang terhitung = 13 individu
25 7. Trinil Bedaran (Xenus cinereus) Estimasi Populasi EAAF = individu 1% = 500 individu Populasi yang terhitung = 777 individu
26 8. Gagang-bayam Belang (Himantopus himantopus) Estimasi Populasi EAAF = individu 1% = 250 individu Populasi yang terhitung = 304 individu
27 Temuan Burung Air Berbendera Warna (Leg Flag) 1. Kedidi Besar (Calidris tenuirostris) Burung ditandai di Thai Peninsula (e.g. at Ko Libong), Thailand. Jarak ke lokasi temuan kembali (Desa Rugemuk) = ± 402 km (berdasarkan informasi AWSG)
28 2. Kedidi Besar (Calidris tenuirostris) Burung ditandai di Yalu Jiang Nature Reserve, Liaoning Province, China Jarak ke lokasi temuan kembali (Desa Rugemuk) = ± km (berdasarkan informasi AWSG)
29 3. Kedidi Besar (Calidris tenuirostris) Burung ditandai di Chongming Dao, Shanghai, China. Jarak ke lokasi temuan kembali (Desa Rugemuk) = ± km (berdasarkan informasi AWSG)
30 4. Kedidi Paruh-lebar (Limicola falcinellus ) Burung ditandai di Chongming Dao, Shanghai, China Jarak ke lokasi temuan kembali (Desa Rugemuk) = ± km (berdasarkan informasi AWSG)
31 5. Trinil Bedaran (Xenus cinereus) Burung ditandai di Hongkong, Jarak ke lokasi temuan kembali (Desa Sei Tuan) = ± 4 ribuan km
32 6. Kedidi Besar (Calidris tenuirostris) Burung ditandai di Furen Lake or Shunkunitai, Nemuro City, Hokkaido, Jepang Jarak ke lokasi temuan kembali (Desa Rugemuk) = ± km (berdasarkan informasi AWSG)
33 7. Birulaut Ekor-blorok (Limosa lapponica) Burung ditandai di Furen Lake or Shunkunitai, Nemuro City, Hokkaido, Jepang Jarak ke lokasi temuan kembali (Desa Rugemuk) = ± 402 km (berdasarkan informasi AWSG)
34 Temuan Burung-pantai Berbiak Jenis: Gagang-bayam Belang (Himantopus himantopus)
35 Terima Kasih
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS BURUNG PANTAI YANG BERMIGRASI DI TANJUNG BUNGA KECAMATAN TELUK PAKEDAI KABUPATEN KUBU RAYA
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS BURUNG PANTAI YANG BERMIGRASI DI TANJUNG BUNGA KECAMATAN TELUK PAKEDAI KABUPATEN KUBU RAYA Identification Species Shorebirds Migrate of Tanjung Bunga Sub-District Teluk Pakedai,
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMIRAN Lampiran A. Nilai Kelimpahan Relatif Burung Air di Kawasan antai Labu amili pesies.ancol.baru.m.indah Ardeidae 1. Ardea cinerea 0,22 - - 2. Ardea purpurea 0,22 0,189 0,314 3. Bulbucus ibis 0 0,661
Lebih terperinciJURNALILMIAH BIDANG KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM HAYATI DAN LINGKUNGAN. Volume 16/Nomor 3, Desember 2011
JURNALILMIAH BIDANG KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM HAYATI DAN LINGKUNGAN Volume 16/Nomor 3, Desember 2011 Media Konservasi Vol. 16, No. 3 Desember 2011 : 108-113 KEANEKARAGAMAN BURUNG AIR DI BAGAN PERCUT,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JENIS-JENIS BURUNG AIR DI KAWASAN MANGROVE DESA TANJUNG SALEH KECAMATAN KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS BURUNG AIR DI KAWASAN MANGROVE DESA TANJUNG SALEH KECAMATAN KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Identify the Types of Water Birds In Region Mangrove Snapper Subdistrict Saleh village of
Lebih terperinciPENGHITUNGAN BURUNG-AIR DI INDONESIA
PENGHITUNGAN BURUNG-AIR DI INDONESIA Bagian dari Kegiatan Asian Waterbird Census 2007 Oleh: Ferry Hasudungan Laporan Teknis Indonesia Programme PENGHITUNGAN BURUNG-AIR DI INDONESIA Bagian dari Kegiatan
Lebih terperinciKeragaman Jenis Burung Air di Kawasan Selat Sebuku Kotabaru, Kalimantan Selatan
SP-015-8 Riefani & Soendjoto. Keragaman Jenis Burung Air di Kawasan Selat Sebuku Kota Baru, Kalimantan Selatan Keragaman Jenis Burung Air di Kawasan Selat Sebuku Kotabaru, Kalimantan Selatan Diversity
Lebih terperinciStrategi Pelaksanaan untuk Kemitraan Jalur Terbang Asia Timur Australasia:
Strategi Pelaksanaan untuk Kemitraan Jalur Terbang Asia Timur Australasia: 2007-2011 Dokumen ini diambil langsung dari Teks Kemitraan dan memberikan kerangka kerja untuk memandu pelaksanaan Kemitraan Jalur
Lebih terperinciEKOLOGI MAKAN BURUNG PANTAI DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI LINGKUNGAN LAHAN BASAH WONOREJO, SURABAYA NANANG KHAIRUL HADI
EKOLOGI MAKAN BURUNG PANTAI DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI LINGKUNGAN LAHAN BASAH WONOREJO, SURABAYA NANANG KHAIRUL HADI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS
Lebih terperinciPERSEBARAN DAN HABITAT PERSINGGAHAN BURUNG MIGRAN DI KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Berita Biologi 13(2) - Agustus 2014 PERSEBARAN DAN HABITAT PERSINGGAHAN BURUNG MIGRAN DI KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU [Distribution and Stopover Habitat of Migratory Birds in Natuna, Riau Archipelago
Lebih terperinciMedia Konservasi Vol. IV (1), Oktober 1992 : 39-46
Media Konservasi Vol. IV (1), Oktober 1992 : 39-46 JENIS-JENIS BURUNG AIR DI HUTAN MANGROVE DELTA SUNGAI CIMANUK INDRAMAYU - JAWA BARAT Water Birds in the Mangrove Forest of Cimanuk River Delta ABDUL HARIS
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR DI MUARA SUNGAI KAWASAN SEGARA ANAKAN CILACAP, JAWA TENGAH
Media Konservasi Vol 21 No.1 April 2016: 65-72 KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR DI MUARA SUNGAI KAWASAN SEGARA ANAKAN CILACAP, JAWA TENGAH (Diversity and Abundance of Waterbirds in the Estuary
Lebih terperinciTugas Akhir. Kajian Bioekologi Famili Ardeidae di Wonorejo, Surabaya. Anindyah Tri A /
Tugas Akhir Kajian Bioekologi Famili Ardeidae di Wonorejo, Surabaya Anindyah Tri A / 1507 100 070 Dosen Pembimbing : Indah Trisnawati D. T M.Si., Ph.D Aunurohim S.Si., DEA Jurusan Biologi Fakultas Matematika
Lebih terperinciLampiran 1 Foto Dokumentasi Penelitian Keaneakaragaman Jenis Burung
60 Lampiran 1 Foto Dokumentasi Penelitian Keaneakaragaman Jenis Burung Gambar 10. Stasiun pengamatan pertama penelitian burung pada lahan basah Way Pegadungan yang telah menjadi persawahan pada Bulan April
Lebih terperinciPOLA PENGGUNAAN RUANG DAN WAKTU KELOMPOK BURUNG AIR PADA EKOSISTEM MANGROVE MUARA BENGAWAN SOLO KABUPATEN GRESIK
POLA PENGGUNAAN RUANG DAN WAKTU KELOMPOK BURUNG AIR PADA EKOSISTEM MANGROVE MUARA BENGAWAN SOLO KABUPATEN GRESIK (Spatial and Time Pattern Distribution of Water Birds Community at Mangrove Ecosystem of
Lebih terperinciKajian Pemanfaatan Jenis Burung Air di Pantai Utara Indramayu, Jawa Barat
Kajian Pemanfaatan Jenis Burung Air di Pantai Utara Indramayu, Jawa Barat Sofian Iskandar dan Endang Karlina Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Bogor ABSTRACT Study on a utilization
Lebih terperinciKERAGAMAN JENIS BURUNG AIR DI TAMAN NASIONAL WASUR, MERAUKE
Jurnal Hutan Tropis Volume 4 No. 1 Maret 2015 ISSN 2337-7771 E-ISSN 2337-7992 KERAGAMAN JENIS BURUNG AIR DI TAMAN NASIONAL WASUR, MERAUKE The Species Diversity of Water Bird in Wasur National Park,Merauke
Lebih terperinciV PEMBAHASAN UMUM Kesesuaian Habitat Burung Air
121 V PEMBAHASAN UMUM Kesesuaian Habitat Burung Air Banyaknya spesies burung air yang ditemukan sangat didukung oleh tersedianya habitat lahan basah yang bervariasi. Hasil analisis spasial menunjukkan
Lebih terperinciFokus Lahan Basah Dampak dan Upaya Adaptasi Perubahan Iklim di Ekosistem Lahn Basah: Studi di Danau Matano 3
Dari Redaksi Daftar Isi Fokus Lahan Basah Dampak dan Upaya Adaptasi Perubahan Iklim di Ekosistem Lahn Basah: Studi di Danau Matano 3 Salam redaksi, Selamat bersua para pembaca setia WKLB. Warta yang rutin
Lebih terperinciPEMETAAN LOKASI MAKAN BURUNG PANTAI MIGRAN GENUS. Calidris DI KAWASAN PESISIR TRISIK KULON PROGO YOGYAKARTA SKRIPSI
PEMETAAN LOKASI MAKAN BURUNG PANTAI MIGRAN GENUS Calidris DI KAWASAN PESISIR TRISIK KULON PROGO YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hutan mangrove desa Margasari memiliki luas 700 ha dengan ketebalan hutan
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hutan mangrove desa Margasari memiliki luas 700 ha dengan ketebalan hutan mangrove mencapai 2 km. Tumbuhan yang dapat dijumpai adalah dari jenis Rhizopora spp., Sonaeratia
Lebih terperinciKAJIAN TENTANG KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI HUTAN MANGROVE ACEH BESAR PASCA TSUNAMI 2004
KAJIAN TENTANG KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI HUTAN MANGROVE ACEH BESAR PASCA TSUNAMI 2004 Study on Avi-fauna Diversity in Mangrove Area in Aceh Besar Post Tsunami 2004 Ruskhanidar 1 dan Muhammad Hambal
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Keanekaragaman Menurut Krebs (1978) keanekaragaman (diversity) merupakan banyaknya jenis yang biasanya disebut kekayaan jenis (species richness). Helvoort (1981)
Lebih terperinciLampiran 1. Peta Lokasi. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Peta Lokasi Lampiran 2. Bagan erja Tekstur Tanah Tanah Hasil Disaring 10 mesh sebanyak 25 gram Dimasukkan tanah kedalam tabung Erlenmeyer Ditambahkan Natrium piroposfat 50 ml Digoncang selama
Lebih terperinciTraining Workshop for Wetland Managers in Indonesia Asian Waterbird Census for Data Collection and Management
Training Workshop for Wetland Managers in Indonesia Asian Waterbird Census for Data Collection and Management Ragil Satriyo Gumilang Indonesia >18,000 islands World s 2 nd longest shoreline World s largest
Lebih terperinciKERAGAMAN JENIS BURUNG PANTAI DI KAWASAN PESISIR TRISIK KULON PROGO YOGYAKARTA SKRIPSI
KERAGAMAN JENIS BURUNG PANTAI DI KAWASAN PESISIR TRISIK KULON PROGO YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciRINGKASAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BERBAGAI TIPE PEMANFAATAN LAHAN DI KAWASAN MUARA KALI LAMONG, PERBATASAN SURABAYA- GRESIK
Lampiran I. Ringkasan penelitian RINGKASAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BERBAGAI TIPE PEMANFAATAN LAHAN DI KAWASAN MUARA KALI LAMONG, PERBATASAN SURABAYA- GRESIK, Bambang Irawan, Sucipto Hariyanto
Lebih terperinci84 La mp ira n 1. Daf tar bur ung yan g terc atat di Ca gar Ala m Pul au Du a ( ) 1. Anhinga melanogaster Pecuk ular V P 2. Phalacrocorax ni
83 No. NAMA JENIS NAMA JENIS PHALACROCORACIDAE STATUS KEHADIRA N STATUS LINDUNG 84 La mp ira n 1. Daf tar bur ung yan g terc atat di Ca gar Ala m Pul au Du a (19 76-200 0) 1. Anhinga melanogaster Pecuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Burung Pantai Menurut Mackinnon et al. (2000) dan Sukmantoro et al. (2007) klasifikasi burung pantai adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Fillum : Chordata
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Burung Burung merupakan salah satu kelompok terbesar dari hewan bertulang belakang (vertebrata) yang jumlahnya diperkirakan ada 8.600 jenis dan tersebar di seluruh dunia.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Trisik adalah kawasan yang masih menyimpan sisa keanekaragaman
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keanekaragaman Burung di Pantai Trisik Trisik adalah kawasan yang masih menyimpan sisa keanekaragaman hayati di Yogyakarta khususnya pada jenis burung. Areal persawahan, laguna
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG MANGROVE TELUK BESAR PARIT KELABU KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT
KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG MANGROVE TELUK BESAR PARIT KELABU KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT Diversity of Diurnal Bird Species in Protecting Mangrove Forest Teluk
Lebih terperinciSERI BUKU INFORMASI DAN POTENSI BURUNG AIR TAMAN NASIONAL ALAS PURWO
Seri Buku Informasi dan Potensi SERI BUKU INFORMASI DAN POTENSI BURUNG AIR TAMAN NASIONAL ALAS PURWO Penyunting Rudijanta Tjahja Nugraha Penyusun Awang Gitayana Pembantu Penulis Gendut Hariyanto Sudiro
Lebih terperinciSTUDI DISTRIBUSI JENIS JENIS BURUNG DILINDUNGI PERUNDANG- UNDANGAN INDONESIA DI KAWASAN WONOREJO, SURABAYA
STUDI DISTRIBUSI JENIS JENIS BURUNG DILINDUNGI PERUNDANG- UNDANGAN INDONESIA DI KAWASAN WONOREJO, SURABAYA ISKA DESMAWATI. NRP.1506100001 Biologi FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember-Surabaya Email:
Lebih terperinci6.1 STATUS Gambar 6.1
6.1 STATUS Kemerosotan keanekaragaman hayati adalah susutnya keanekaragaman hayati dalam luasan, kondisi atau produktivitas yang berkelanjutan dari ekosistem dan susutnya jumlah, distribusi atau pemanfaatan
Lebih terperinciLihat definisi pada Lampiran II
Kemitraan untuk Konservasi Burung Air Bermigrasi dan Pemanfaatan Habitatnya secara Berkelanjutan di Jalur Terbang Asia Timur Australasia (Judul Singkat Kemitraan untuk Jalur Terbang Asia Timur Australasia
Lebih terperinciJurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 5 No.1, Januari 2017 (35 46)
STUDI WISATA PENGAMATAN BURUNG (BIRDWATCHING) DI LAHAN BASAH DESA KIBANG PACING KECAMATAN MENGGALA TIMUR KABUPATEN TULANG BAWANG PROVINSI LAMPUNG (STUDY TOURISM OF OBSERVATIONS BIRD (BIRDWATCHING) IN WETLAND
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BERBAGAI TIPE PEMANFAATAN LAHAN DI KAWASAN MUARA KALI LAMONG, PERBATASAN SURABAYA GRESIK
Berk. Penel. Hayati: 17 (131 138), 2012 KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BERBAGAI TIPE PEMANFAATAN LAHAN DI KAWASAN MUARA KALI LAMONG, PERBATASAN SURABAYA GRESIK Hening Swastikaningrum*, Sucipto Hariyanto,
Lebih terperinci6-061 DANAU MENO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK PENGAMATAN BIO EKOLOGI BURUNG DI LOMBOK UTARA
6-061 DANAU MENO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK PENGAMATAN BIO EKOLOGI BURUNG DI LOMBOK UTARA Gito Hadiprayitno Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unram, Jl. Majapahit 62 Mataram, E-mail : g_prayitno@yahoo.co.id
Lebih terperinciKEKAYAAN JENIS BURUNG DI PULAU SERANGAN, BALI BIRD SPECIES RICHNESS IN SERANGAN ISLAND, BALI
KEKAYAAN JENIS BURUNG DI PULAU SERANGAN, BALI BIRD SPECIES RICHNESS IN SERANGAN ISLAND, BALI I PUTU AGUS SUMARDIKA*, I KETUT GINANTRA DAN I. B. MADE SUASKARA Program Studi Biologi, Fakultas Matematika
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN BURUNG DI KAWASAN LAHAN BASAH KOTA BATAM DIVERSITY OF BIRDS AT BATAM WETLAND AREA
SIMBIOSA, 6 (1): 17-30 Juli, 2017 ISSN Cetak. 2301-9417 KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KAWASAN LAHAN BASAH KOTA BATAM DIVERSITY OF BIRDS AT BATAM WETLAND AREA Fauziah Syamsi Program Studi Pendidikan Pendidikan
Lebih terperinciJenis-Jenis Burung Air Di Hutan Mangrove Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas
Jenis-Jenis Burung Air Di Hutan Mangrove Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas Muhammad Suriansyah 1, Tri Rima Setyawati 1, Ari Hepi Yanti 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Lebih terperinciKERAGAMAN BURUNG AIR DI RAWA AOPA, TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI. Waterbirds Diversity at Rawa Aopa Peat Swamp, Rawa Aopa Watumohai National Park
KERAGAMAN BURUNG AIR DI RAWA AOPA, TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI Waterbirds Diversity at Rawa Aopa Peat Swamp, Rawa Aopa Watumohai National Park Indra A. S. L. P. Putri * Balai Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciPeranan Jenis-Jenis Tumbuhan Mangrove Terhadap Keberadaan Jenis-Jenis Burung Air di Suaka Margasatwa Pulau Rambut, Jakarta
Peranan Jenis-Jenis Tumbuhan Mangrove Terhadap Keberadaan Jenis-Jenis Burung Air di Suaka Margasatwa Pulau Rambut, Jakarta The Role of The Kinds of Mangrove Plants Against Presence in Kinds Waterbird in
Lebih terperinciPENGELOLAAN CAGAR ALAM PULAU DUA DI PROVINSI BANTEN SEBAGAI EKOSISTEM BERNILAI PENTING
PENGELOLAAN CAGAR ALAM PULAU DUA DI PROVINSI BANTEN SEBAGAI EKOSISTEM BERNILAI PENTING (Management of Pulau Dua Natural Reserve in Banten Province as Important Value Ecosystem)*) Oleh/By : Mariana Takandjandji
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan mangrove yang ada di Indonesia makin lama makin berkurang akibat perubahan bentuk menjadi kawasan pemukiman, pertanian maupun tambak atau mendapat tekanan yang besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Burung merupakan salah satu jenis hewan yang banyak disukai oleh manusia, hal ini di karenakan burung memiliki beberapa nilai penting, seperti nilai estetika, ekologi
Lebih terperinciKETIDAKSERUPAAN MORFOMETRIK, UKURAN DAN BENTUK TUBUH PADA BURUNG AIR SKRIPSI REVAN MAULANA
KETIDAKSERUPAAN MORFOMETRIK, UKURAN DAN BENTUK TUBUH PADA BURUNG AIR SKRIPSI REVAN MAULANA DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 KETIDAKSERUPAAN
Lebih terperinciOleh: Jl. Tandi Pau No.5 Palopo 91914, Sulawesi Selatan. Hasanuddin, Makassar * ABSTRAK
KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN SPESIES AVIFAUNA PADA SUAKA MARGASATWA MAMPIE, KABUPATEN POLEWALI MANDAR, SULAWESI BARAT (DIVERSITY AND ABUNDANCE OF AVIFAUNA SPECIES IN MAMPIE WILDLIFE RESERVE, POLEWALI
Lebih terperinciForests for Water and Wetlands
Laporan Kegiatan Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia, 2 Februari 2011 diselenggarakan di Desa Sawah Luhur, Kec. Kasemen, Serang-Banten, 19 Februari 2011 Forests for Water and Wetlands Oleh: Triana LATAR
Lebih terperincibudidaya (Peraturan Pemerintah No. 68, 1998), oleh karena itu sumberdaya alam dan ekosistem kawasan CA
PENGELOLAAN CAGAR ALAM PULAU DUA DI PROVINSI BANTEN SEBAGAI EKOSISTEM BERNILAI PENTING (Management of Pulau Dua Natural Reserve in Banten Province as Important Value Ecosystem)*) Oleh/By : Mariana Takandjandji
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Kuntul 2.1.1 Klasifikasi Burung Kuntul Burung kuntul termasuk ordo Ciconiiformes dan famili Ardeidae (Mackinnon, 1993). klasifikasi Kuntul besar (Egretta alba) adalah
Lebih terperinciSeri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara. Habitat dan Keanekaragaman. Burung Teluk Kupang
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang Pecuk-ular australia, burung air berleher panjang mirip ular Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara Habitat dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mempertimbangkan jumlah populasi yang membentuknya dengan kelimpahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Keragaman Jenis Keragaman adalah gabungan antara kekayaan jenis dan kemerataan dalam satu nilai tunggal (Ludwig, 1988 : 8). Menurut Wirakusumah (2003 : 109),
Lebih terperinciKeragaman Burung Air di KawasanNPLCT Arutmin Indonesia Tanjung Pemancingan Kotabaru, Kalimantan Selatan
Jurdik Biologi FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 19November 2013 Keragaman Burung Air di KawasanNPLCT Arutmin Indonesia Tanjung Pemancingan Kotabaru, Kalimantan Selatan Riefani maulana khalid 1, Soendjoto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai keanekaragaman burung yang tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah burung yang tercatat di
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI LAMPUNG MANGROVE CENTER DESA MARGASARI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI LAMPUNG MANGROVE CENTER DESA MARGASARI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Muhammad Irwan Kesuma 1), Bainah Sari Dewi 1) dan Nuning Nurcahyani 2) 1 Jurusan
Lebih terperinciJurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 4 No. 2, April 2016 ( )
STUDI POPULASI BURUNG FAMILI ARDEIDAE DI RAWA PACING DESA KIBANG PACING KECAMATAN MENGGALA TIMUR KABUPATEN TULANG BAWANG PROVINSI LAMPUNG (POPULATION STUDIES OF ARDEIDAE FAMILY BIRD IN RAWA PACING AT KIBANG
Lebih terperinciPENGARUH VEGETASI MANGROVE TERHADAP KEBERADAAN DAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG AIR DI SUAKA MARGASATWA PULAU RAMBUT
1 PENGARUH VEGETASI MANGROVE TERHADAP KEBERADAAN DAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG AIR DI SUAKA MARGASATWA PULAU RAMBUT Irvan Nurmansyah, Dahlan, Lina Kristina Dewi Institut Pertanian Bogor ABSTRAK Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, merupakan suatu kawasan ekosistem
Lebih terperinciDANAU LIMBOTO. Gambar 2. Berbagai sudut tampilan Danau Limboto yang semakin dangkal.
DANAU LIMBOTO Danau Limboto terletak di bagian tengah Provinsi Gorontalo, di jazirah utara Pulau Sulawesi. Danau ini berada dalam DAS (Daerah Aliran Sungai) Limboto dengan posisi geografis antara 122 42
Lebih terperinciLampiran 1. Ramsar Sites (Ramsar Convention Bureu 2010).
136 Lampiran 1. Ramsar Sites (Ramsar Convention Bureu 2010). No Nama Negara Jumlah Wetlands 1 Albania 3 2 Algeria 47 3 Antigua and Barbuda 1 4 Argentina 19 5 Armenia 2 6 Australia 65 7 Austria 19 8 Azerbaijan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar 17.000 pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau menjadikan Indonesia berpotensi memiliki keanekaragaman habitat
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : kuntul kecil, pulau serangan, aktivitas harian, habitat, Bali
ABSTRAK Penelitian tentang aktivitas burung kuntul kecil (Egretta garzetta) dilakukan di Pulau Serangan antara bulan Mei dan Juni 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas harian burung
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada, dua per tiga wilayah Indonesia adalah kawasan perairan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan satu dari sedikit tempat di dunia dimana penyu laut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan satu dari sedikit tempat di dunia dimana penyu laut ditemukan dalam jumlah besar. Daerah-daerah yang menjadi lokasi peneluran di Indonesia umumnya
Lebih terperinciANCAMAN KELESTARIAN SUAKA MARGASATWA PULAU RAMBUT DAN ALTERNATIF REHABILITASINYA. Oleh: Onrizal
ANCAMAN KELESTARIAN SUAKA MARGASATWA PULAU RAMBUT DAN ALTERNATIF REHABILITASINYA Oleh: Onrizal Sejarah Kawasan Pulau Rambut merupakan salah satu pulau dari 108 pulau yang menyusun Kepulauan Seribu yang
Lebih terperinciEdisi Oktober,
Edisi Oktober, 2010 1 Foto sampul muka: Penyekatan parit di lahan gambut, Sumatera (Foto: I Nyoman N. S.) 2 Wart arta a Konservasi Lahan Basah Warta Konservasi Lahan Basah Warta Konservasi Lahan Basah
Lebih terperinciKeanekaragaman dan Kelimpahan Jenis Burung di Kawasan Mangrove Center Tuban. Diversity and Abundance of Bird in Mangrove Center Tuban
ISSN: 161 2252-3979 LenteraBio Vol. 4 No. 3, September 2015: 150 154 http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis Burung di Kawasan Mangrove Center Tuban Diversity
Lebih terperinciKeanekaragaman Jenis Burung pada Areal Tambak Intensif di Sumatera Selatan dan Lampung
Keanekaragaman Jenis Burung pada Areal Tambak Intensif di Sumatera Selatan dan Lampung Diversity of bird species at the area of intensive aquaculture in South Sumatra and Lampung Jani MASTER 1), Nuning
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainabel development) merupakan alternatif pembangunan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan mengandung pengertian suatu perubahan besar yang meliputi perubahan fisik wilayah, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang didukung
Lebih terperinciLampiran 1 Prosedur Pengamatan Kondisi Ekosistem Mangrove
LAMPIRAN 147 148 149 Lampiran 1 Prosedur Pengamatan Kondisi Ekosistem Mangrove 1. Pada setiap stasiun pengamatan, tetapkan transek-transek garis dari arah laut ke arah darat (tegak lurus garis pantai sepanjang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. khas, tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Mangrove Hutan mangrove merupakan tipe hutan tropika dan subtropika yang khas, tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Lebih terperinci9-075 KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN MANGROVE GILI SULAT LOMBOK TIMUR. Diversity of Birds Species in Mangrove Area Gili Sulat East Lombok
9-075 KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN MANGROVE GILI SULAT LOMBOK TIMUR Diversity of Birds Species in Mangrove Area Gili Sulat East Lombok Gito Hadiprayitno, Agil Al Idrus, M. Liwa Ilhamdi, dan I
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN DAN STATUS KONSERVASI SPESIES AVIFAUNA PADA SUAKA MARGASATWA MAMPIE, KABUPATEN POLEWALI MANDAR, SULAWESI BARAT
BIOSCIENTIAE Volume 13, Nomor 1, Januari 2016, Halaman 1-10 ISSN 1693-4792 KEANEKARAGAMAN DAN STATUS KONSERVASI SPESIES AVIFAUNA PADA SUAKA MARGASATWA MAMPIE, KABUPATEN POLEWALI MANDAR, SULAWESI BARAT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan basah memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia dan lingkungan. Fungsi lahan basah tidak saja dipahami sebagai pendukung kehidupan secara langsung seperti
Lebih terperinciKeanekaragaman Burung Ordo Ciconiiformes di Kawasan Konservasi Mangrove Tambaksari Desa Bedono Kecamatan Sayung Demak
Keanekaragaman Burung Ordo Ciconiiformes di Kawasan Konservasi Mangrove Tambaksari Desa Bedono Kecamatan Sayung Demak UMMI NUR AZIZAH 1, DIAN TRIASTARI ARMANDA 1, KUSRINAH 1 1 Jurusan Pendidikan Biologi,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Kuntul Besar dan Cangak Abu Klasifikasi burung Kuntul Besar dan Cangak Abu. Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Aves Ordo : Ciconiiformes Famili : Ardeidae
Lebih terperinciANALISIS KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG AIR DI DIVISI I DAN DIVISI II PT. GUNUNG MADU PLANTATIONS KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG
ANALISIS KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG AIR DI DIVISI I DAN DIVISI II PT. GUNUNG MADU PLANTATIONS KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG ANALYSIS OF THE DIVESITY SPECIES WATER BIRDS IN DIVISI I AND DIVISI
Lebih terperinciPERENCANAAN INTERPRETASI DI SUAKA MARGASATWA PULAU RAMBUT KEPULAUAN SERIBU DKI JAKARTA. Oleh : Andi Nur Gustiana Syam E
PERENCANAAN INTERPRETASI DI SUAKA MARGASATWA PULAU RAMBUT KEPULAUAN SERIBU DKI JAKARTA Oleh : Andi Nur Gustiana Syam E34101077 DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT
Lebih terperinciKAJIAN BIOEKOLOGI FAMILI ARDEIDAE DI WONOREJO, SURABAYA. Anindyah Tri A, Indah Trisnawati D.T, Aunurohim
KAJIAN BIOEKOLOGI FAMILI ARDEIDAE DI WONOREJO, SURABAYA Anindyah Tri A, Indah Trisnawati D.T, Aunurohim Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bengawan Solo dengan cakupan DAS seluas ±720 km 2 dan memiliki potensi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan tentang Kali Lamong 2.1.1 Profil Kali Lamong Kali Lamong merupakan sungai yang termasuk dalam bagian wilayah sungai Bengawan Solo dengan cakupan DAS seluas ±720 km
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. morfologis yang sama antara jantan dan betinanya, sehingga sulit dibedakan,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenis kelamin merupakan informasi dasar dari makhluk hidup yang penting untuk diketahui, sayangnya tidak semua makhluk hidup mudah untuk dibedakan antara jantan dan betinanya.
Lebih terperinciKAJIAN KONDISI, POTENSI DAN PENGEMBANGAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
482 WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN : 2089-8592 KAJIAN KONDISI, POTENSI DAN PENGEMBANGAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Burhanuddin Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seolah tidak pernah berhenti membangun. mengubah pula susunan alamiah yang mendominasi sebelumnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pantura atau Pantai Utara Pulau Jawa yang merupakan bagian dari kawasan pesisir, telah menjadi pusat berbagai kegiatan manusia sejak jaman kerajaan mendominasi
Lebih terperinciPengelolaan Migrasi Burung Di Indonesia
Pengelolaan Migrasi Burung Di Indonesia www.indonesia-tourism.com www.eaaflyway.net Ir. Puja Utama, M.Sc. Kepala Sub Direktorat Pengawetan Jenis Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hutan mangrove merupakan ekosistem yang penting bagi kehidupan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hutan mangrove merupakan ekosistem yang penting bagi kehidupan di wilayah pesisir. Hutan mangrove menyebar luas dibagian yang cukup panas di dunia, terutama
Lebih terperinciGambar 1. Burung dara laut S. hirundo yang Sedang Terbang
TINJAUAN PUSTAKA Burung dara laut Burung dara laut merupakan suku kecil dari burung laut yang menyebar luas di dunia. Burung dara laut memiliki karakteristik berkaki pendek, sayap panjang dan runcing,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jawa Timur, dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan Desember
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur, dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2016. Gambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Ekosistem mangrove adalah tipe ekosistem yang terdapat di daerah pantai dan secara teratur di genangi air laut atau dipengaruhi oleh pasang surut air laut,
Lebih terperinciSLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014
2.2. Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 adalah Keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber termasuk di dalamnya daratan, lautan dan ekosistem
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri
27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Biofisik dan Tata Guna Lahan Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas 1.702
Lebih terperinciBurung Kakaktua. Kakatua
Burung Kakaktua Kakatua Kakak tua putih Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Aves Ordo: Psittaciformes Famili: Cacatuidae G.R. Gray, 1840 Subfamily Microglossinae Calyptorhynchinae
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Sebagian besar perairan laut Indonesia (> 51.000 km2) berada pada segitiga terumbu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan konservasi mempunyai peran yang sangat besar terhadap perlindungan keanekaragaman hayati. Kawasan konservasi juga merupakan pilar dari hampir semua strategi
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ekosistem
Lebih terperinciVariasi Pola Mencari Makan Tiga Jenis Kuntul di Sekitar Cagar Alam Pulau Dua Serang, Propinsi Banten
54 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 1, No. 2, September 211 Variasi Pola Mencari Makan Tiga Jenis Kuntul di Sekitar Cagar Alam Pulau Dua Serang, Propinsi Banten Dewi Elfidasari
Lebih terperinciMETODE. Lokasi dan Waktu. Materi
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ornitologi Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Cibinong. Penelitian ini dilaksanakan selama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Semua lahan basah diperkirakan menutupi lebih dari 20% luas daratan Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai lahan basah paling luas dan paling beragam di Asia Tenggara, meliputi lahan basah alami seperti hutan rawa, danau,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang dilindungi melalui Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ekosistem
Lebih terperinci