DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU ANAK DI JORONG SUNGAI TAMBANG I NAGARI KUNANGAN PARIK RANTANG KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU ANAK DI JORONG SUNGAI TAMBANG I NAGARI KUNANGAN PARIK RANTANG KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG"

Transkripsi

1 DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU ANAK DI JORONG SUNGAI TAMBANG I NAGARI KUNANGAN PARIK RANTANG KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) Oleh : RANI LILI SURYANI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

2

3

4 EFFECT OF DIVORSE OF PARENT S OF CHILD S ATTITUDE AT JORONG SUNGAI TAMBANG I NAGARI KUNANGAN PARIK RANTANG KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG Oleh: Rani Lili Suryani 1 Elvawati 2 Yenita Yatim 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research talk about effect of divorce of parent s of child s attitude at Jorong Sungai Tambang I Nagari Kunangan Parik Rantang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung. Is child s less confidence, child s difficult to be arranged, child s become clossed, feeling lazy and less spirit of children. The purpose of this researct is (1) identifiying factor cause of divorce of parent s at Jorong Sungai Tambang I Nagari Kunangan Parik Rantang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung, (2) describe effect of divorce of parent s of child s attitude in Jorong Sungai Tambang I Nagari Kunangan Parik Rantang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung. Theory that be used in this researct is Struktural Fungsional theory by Robert K. Merton. Merton saw institution or pranata can fungsional for social unit and the other way dis-fungsi for other social unit (Ritzer, 2002:21-23). Informant of this research be choosed with purposive sampling. Informant of this researct are sevent teen include seven child s from sevent family that divorce and sevent divorce of parent s, i grandmother, i aunty and i uncle. Kind of data that be used in this researct is data primer and data sekunder. Methode of data collection did three (3) way are observation, interview and documentation, while technique of data analysis as follow: collecting data, reducation of data, display data and conctusion. Based on the result of this result can be conclude that: (1) the factor of cause divorce of parent s at Jorong Sungai Tambang I Nagari Kunangan Parik Rantang Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung is violence in house, dishonesty, not giren money, gamble, miras, (2) effect of divorce of parent s of child s attitude Jorong Sungai Tambang I Nagari Kunangan Parik Rantang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung is child s less confidence, child s difficult be arranged, child s become clossed, feel lazy and less spirit of children. Key word : Adjusment, Children dan Divorce 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan Pembimbing I Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Pembimbing II Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

5 Pendahuluan Perkawinan merupakan perjanjian antara laki-laki dan perempun untuk membentuk keluarga, yang mencakup segala sesuatu yang meliputi perwujudan hak-hak suami dan istri untuk melahirkan dan membesarkan anak. Perkawinan sesungguhnya adalah perubahan status baru bagi seseorang dan pengakuan status tersebut bagi orang lain. Perkawinan merupakan suatu proses pertukaran hak dan kewajiban yang terjadi di antara sepasang suami istri (Suhendi dan Wahyu, 2001: ). Sedangkan perkawinan menurut Abdullah (2001:2) ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumahtangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke- Tuhanan Yang Maha Esa. Perkawinan juga merupakan syarat mutlak untuk terbentuknya suatu keluarga. Tanpa didahului perkawinan dua orang laki-laki dan perempuan tinggal disatu rumah belum berhak disebut sebagai suatu keluarga. Keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, yang mana hubungan berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang sebenarnya merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang belum dewasa (Ahmadi, 1990: ). Sedangkan menurut Cooser (dalam Suhendi dan Wahyu, 2001:61) mengatakan bahwa keluarga merupakan mediator dalam mengaktualisasikan dan menyosialisasikan nilainilai sosial. Keluarga merupakan lembaga yang paling kuat dimiliki oleh manusia dan satu-satunya lembaga tertua di dunia. Keluarga adalah tempat menghabiskan waktu bagi seseorang dibandingkan di tempat kerja. Berdasarkan uraian di atas menurut (Suhendi dan Wahyu, 2001:45-54) mengungkapkan 9 fungsi keluarga yaitu: 1. Fungsi biologis. Merupakan fungsi keluarga atau naluri manusia untuk mempertahankan jenisnya. 2. Fungsi sosialisasi anak Fungsi sosialisasi menunjukan pada peran keluarga dalam membentuk kepribadian anak, keluarga berusaha mempersiapkan bekal selengkaplengkapnya kepada anak dengan memperkenalkan pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilainilai yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan yang diharapkan akan dijalankan mereka. 3. Fungsi afeksi Salah satu kebutuhan dasar manusia ialah kebutuhan kasih sayang atau rasa cinta. Data-data menunjukkan bahwa kenakalan anak serius adalah salah satu ciri khas dari anak yang mendapatkan perhatian atau merasakan kasih sayang. 4. Fungsi eduktif Keluarga adalah guru pertama dalam mendidik manusia, hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan seorang anak mulai dari bayi, berjalan-jalan hingga mampu berjalan. 5. Fungsi agama/religius Disini orang tua berperan sebagai guru dalam mendidik anak-anaknya untuk membentuk kepercayaan anakanaknya. 6. Fungsi protektif Fungsi ini bertujuan agar para anggota keluarga dapat terhindar dari hal-hal yang negatif. Dalam setiap masyarakat, keluarga memberikan perlindungan fisik, ekonomis dan psikologis bagi seluruh anggotanya. 7. Fungsi rekreatif Fungsi ini bertujuan untuk memberikan suasana yang segar dan gembira dalam lingkungan. Fungsi rekreatif dijalankan untuk mencari hiburan. 8. Fungsi ekonomi Keluarga merupakan kelompok primer, pencari nafkah, memproduksi kebutuhan-kebutuhan untuk anggotanya yang mana anak-anak akan tergantung pada orang tuanya. 9. Fungsi penentu status Dalam keluarga seseorang menerima serangkaian status berdasarkan umur, urutan kelahiran dan sebagainya, status kedudukan ialah suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok atau posisi kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain. Berdasarkan ungkapan di atas, dukungan dari keluarga sangat membantu pendidikan formal anak di sekolah maupun perkembangan perilaku anak di dalam keluarga dan masyarakat, karena setiap anak membutuhkan dukungan dari keluarga yang utuh sehingga anak dapat berkembang dengan baik, tapi sebaliknya, jika suatu keluarga tidak utuh maka mempunyai pengaruh terhadap perkembangan perilaku sosial anak tersebut, misalnya ketidakutuhan dalam keluarga yang di sebabkan oleh perceraian dapat menghambat fungsi keluarga salah satunya yaitu sebuah sistem menjadi terhambat dalam pelaksanaan hasil belajar anak dan

6 perkembangan perilaku sosial anak tersebut. Jadi keluarga yang tidak bisa mempertahankan hubungan mengakibatkan perceraian. Perceraian adalah cerai hidup antara pasangan suami istri sebagai akibat dari kegagalan mereka menjalankan obligasi peran masingmasing. Dalam hal ini perceraian dilihat sebagai akhir dari suatu ketidakstabilan perkawinan dimana pasangan suami istri kemudian hidup terpisah dan secara resmi diakui oleh hukum yang berlaku (Ihromi, 1999:137). Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa, dengan terjadinya perceraian maka dapat merusak kesatuan dalam keluarga, maksudnya dengan terjadinya perceraian akan membuat keluarga tidak harmonis lagi, sehingga membawa pengaruh besar terhadap anak. Bagaimanapun perceraian yang terjadi dalam keluarga tidak membawa kebahagian meski dengan alasan-alasan tertentu, orang tua yang bercerai sering mementingkan egoisnya masing-masing sehingga lupa bahwa dengan terjadinya perceraian dalam keluarga membawa dampak yang buruk pada anak, meskipun bercerai dengan berbagai alasan, tetap anak yang menjadi korban serta anak merasakan kepedihan yang mendalam. Dampak terjadinya perceraian terhadap anak sangat tergantung pada penilaian mereka sebelumnya terhadap perkawinan orang tua mereka serta rasa aman di dalam keluarga. Diketahui bahwa lebih dari separuh anak yang berasal dari keluarga tidak bahagia menunjukkan reaksi bahwa perceraian adalah yang terbaik untuk keluarganya. Sedangkan anak-anak yang berasal dari keluarga bahagia lebih dari separuhnya menyatakan kesedihan dan bingung menghadapi perceraian orang tua (Ihromi, 1999:160). Perceraian yang dilakukan oleh orang tua untuk mengakhiri hubungan sangat berakibat pada mental anak. Anak-anak hasil perceraian mengalami depresi ringan dan juga berpengaruh pada cara berinteraksi anak dengan lingkungan sekitarnya. Perubahan yang terjadi pada diri anak itu, menuntut anak untuk mampu mengontrol dan mengarahkan tindakan, sikap ataupun perilaku untuk mencapai tujuan yang mampu memberikan komitmen untuk menjadi diri sendiri dan bisa diterima oleh lingkungan. Berdasarkan pengamatan dilokasi penelitian terlihat bahwa keadaan atau situasi keluarga dilokasi penelitian perceraian orang tuanya, mempunyai dampak terhadap anak-anak mereka, banyak perubahan perilaku pada anakanak. Fakta yang terlihat bahwa banyak perubahan perilaku pada anak-anak dimana setelah adanya perceraian orang tua, mereka jarang berinteraksi dengan teman sebayanya, cenderung berdiam diri didalam rumah dan dijumpai juga anak tinggal atau putus sekolah. Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai: (1) Apa faktor penyebab perceraian orang tua di Jorong Sungai Tambang I Nagari Kunangan Parik Rantang, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung? (2) Bagaimana dampak perceraian orang tua terhadap perilaku anak? Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi faktor penyebab perceraian orang tua di Jorong Sungai Tambang I Nagari Kunangan Parik Rantang, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung. (2) Mendeskripsikan dampak perceraian orang tua terhadap perilaku anak di Jorong Sungai Tambang I Nagari Kunangan Parik Rantang, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung. Penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahn penelitian sekarang adalah penelitian yang dilakukan oleh Fitri Yanti (2014) dengan judul penelitian Pola Asuh Anak Dari Orang Tua Bercerai di Nagari Lubuk Layang Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman. Penelitian kedua dilakukan oleh Mutia Evani (2014) dengan judul penelitian Penyesuaian Diri Anak Dalam Keluarga Pasca Perceraian di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Penelitian ketiga dilakukan oleh Dasman Lanin (2001) dengan judul Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Sikap dan Prestasi Belajar Anak di Kecamatan Koto Tangah Kotamadya Padang. Bahan dan Metode Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27 Februari 2015 sampai 21 Maret 2015, dilakukan di Jorong Sungai Tambang I Nagari Kunangan Parik Rantang, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dilakukan untuk menganalisis data berupa kata-kata dan perbuatan-perbuatan manusia dengan cara interpretasi. Sedangkan penelitian dengan tipe deskriptif adalah metode penelitian yang memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan sejelas mungkin tanpa adanya perlakuan terhadap objek yang diteliti (Jauhari, 2010:34). Pada penelitian ini, penulis mengumpulkan informasi mengenai dampak perceraian orang tua terhadap perilaku anak di Jorong Sungai Tambang I Nagari Kunangan Parik Rantang, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung. Pada penelitian ini penulis menentukan informan dengan mekanisme purposive sampling (secara sengaja). Adapaun kriteria informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: berjumlah 17 orang yaitu 7 orang anak dari 7 keluarga yang bercerai dan 7 orang tua bercerai (ibu/bapak), dan disamping itu diambil informan pendukung yaitu berjumlah 1 nenek, 1 tante, dan 1 paman.

7 Jenis data dalam penelitian ini adalah: Data primer dan Data Sekunder. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan (1) observasi, (2) Wawancara Mendalam (3) serta studi dokumen. Dalam penelitian ini unit analisisnya adalah idividu yaitu keluarga yang sudah bercerai. Analisis data dalam penelitian ini yang penulis lakukan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2008). Hasil dan Pembahasan Perceraian dalam hal ini membuktikan bahwa pihak istri lebih banyak menanggung beban. Dapat dikatakan tidak satupun orang atau masyarakat menyatakan perceraian tidak mempunyai dampak terhadap anak. Dapat kita lihat bahwa aktivitas sehari-hari anak, dimana sebelum orang tuanya bercerai hampir semua anak yang orang tuanya bercerai hidup dengan bahagia, berani mempunyai pergaulan yang luas, tapi itu semua menjadi terbalik setelah orang tua mereka bercerai. Setiap kehidupan masyarakat senantiasa mengalami perubahan, begitupun pada kehidupan seorang anak dimana setelah orang tuanya bercerai anak mengalami banyak perubahan. Kesimpulan dari penjelasan informan berdasarkan wawancara peneliti dengan informan, dapat disimpulkan bahwa semua informan mengatakan bahwa kehidupan yang dijalaninya berbeda-beda, ada yang senang ada juga yang susah, itulah yang dinamakan hidup berumah tangga. Dimana penyebab perceraian orang tua dalam penelitian ini adalah: terjadinya kekerasan di dalam rumah tangga (KDRT), perselingkuhan, tidak memberi nafkah serta berjudi dan minumminuman keras (miras). Jadi itulah penyebab terjadinya perceraian di dalam keluarga. Berdasarkan faktor menyebab orang tua bercerai menimbulkan dampak terhadap perilaku anak, sebagai berikut: 1) Anak Kurang Percaya Diri. Percaya diri adalah sikap seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Bukan berarti individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, tetapi rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, dan potensi terhadap diri sendiri. Jadi kaitannya dengan dampak perilaku anak korban perceraian yaitu anak merasa kurang percaya diri dimana anak sulit untuk bergaul dengan teman-teman dan lingkungan sekitarnya, sehingga anak memilih untuk sendiri saja di rumah, dari pada pergi bermain keluar bersama temannya, karena anak merasa dirinya dikucilkan dan merasa takut diejek oleh teman-temannya. Dimana anak merasakan kecemasan yang mendalam terhadap dirinya akibat orang tuanya bercerai sehingga anak sulit untuk membangun rasa percaya diri terhadap lingkungan tempat dia tinggal. Jadi dampak perilaku anak dari perceraian orang tua adalah anak kurang percaya diri terhadap lingkungannya. Ade memiliki tiga orang saudara, yang menjadi tanggungan orang tuanya adalah ke tiga orang anaknya, anak pertama adalah Ade (17 tahun) sudah SMA, anak kedua Dilla (13 tahun) sudah SMP dan anak ketiga Dewi (6 tahun) sudah masuk TK. Ibunya bekerja sebagai wiraswasta, pengahasilan yang didapatkan oleh ibunya Rp / minggu. Alasan Ade malas keluar rumah sehingga memilih berdiam diri di rumah karena malu dan takut dikucilkan oleh teman-teman dan lingkungan tempat tinggalnya. Berdasarkan data di atas dapat kita simpulkan dimana anak setelah terjadinya perceraian anak menjadi sedih, kecewa dan prustasi sehingga anak kurang percaya diri lagi untuk bermain sama teman-temannya karena dia takut diejek dan dikucilkan oleh orang setempat tinggalnya, dan akhirnya anak lebih memilih untuk di rumah saja dibandingkan pergi berkeliyuran di luar rumah. 2) Anak Susah Diatur. Berkaitan dengan permasalahan orang tua telah berpisah anak merasakan kepedihan yang mendalam dan kecewa terhadap orang tua nya, dan anak menganggap orang tuanya tidak sayang kepada dia sehingga anak menyalahkan dirinya sendiri penyebab orang tua nya berpisah. Akibatnya anak akan susah diatur dan semua keinginannya harus segera dipenuhi sehingga membuat anak menjadi tampak sulit untuk diarahkan atau sulit diatur perilaku sosialnya dan susah diajak kerja sama baik oleh orang tua maupun lingkungannya. Anak akan mengontrol dirinya, mengatur segala hal yang dia mau, dan bergegas menjadi seorang pembangkang atau susah diatur perilaku sosialnya baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Sehingga anak merasa tidak nyaman saat berada dirumah, dan lebih memilih untuk berkumpul bersama teman-temannya. Anak menjadi pembangkang atau susah diatur karena dia merasa tidak dihargai oleh orang tuanya sehingga membalas dengan bertindak semaunya dan menjadi seorang pembangkang terhadap keluarganya, selalu melawan apa yang dikatakan orang tuanya serta anak tidak lagi mau menuruti perkataan atau perintah dari orang tuanya. Anak juga akan bertindak di luar jalur akibat korban perceraian. Dimana untuk anak akibat perceraian bisa melibatkan mereka dalam kenakalan seksual dan perilaku nakal lainnya.

8 Jadi dapat dilihat bahwa salah satu dampak perceraian orang tua terhadap perilaku sosial anak adalah anak menjadi susah diatur perilaku sosialnya baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Setelah bercerai ibunya, hanya hidup sendiri untuk pemenuhan kebutuhan seharihari dia hanya bekerja sendiri, dia bekerja sebagai berjualan kecil-kecilan di rumah seperti makanan, minuman, rokok dan yang berhubungan dengan kebutuhan rumah tangga. Setelah orang tuanya bercerai anak kurang diperhatikan lagi karena orang tua telah sibuk dengan aktifitas masingmasing sehingga anak kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari keluarganya dan akhirnya mempengaruhi terhadap perilaku sosial anak tersebut, sehingga menyebabkan anak sering membantah perkataan orang tua nya dan susah untuk diatur perilaku sosialnya. Berdasarkan data dari informan tersebut dapat kita simpulkan bahwa dampak perceraian orang tua terhadap perilaku anak adalah anak menjadi membangkang dan susah di atur perilaku sosialnya baik dalam keluarga maupun masyrakat, anak menjadi pembangkang dan melawan kepada orang tua maupun keluarga yang lainnya, akibat orang tua nya sudah mulai berkurang dalam memberikan kasih sayang dan perhatian yang lebih terhadap anak, sehingga anak mencari kesenangan tersendiri di luar rumah tanpa memikirkan hal yang buruk yang akan terjadi pada dirinya nanti. 3) Timbul Rasa Malas. Rasa malas adalah suatu perasaan di mana seseorang akan enggan atau malas melakukan sesuatu karena dalam pikirannya sudah memiliki penilaian negatif atau tidak adanya keinginan untuk melakukan hal tersebut. Rasa malas yang dimaksud di sini adalah rasa yang dimiliki oleh seseorang anak dimana anak tersebut mulai timbul rasa malas dan kurangnya semangat untuk melakukan berbagai aktifitas sebagai mana mestinya karena akibat dari perceraian orang tuanya sehingga akan berdampak buruk pada semangat anak untuk melakukan berbagai macam kegiatan maupun aktifitas dalam lingkungannya. Sikap orang tua yang sudah mulai berkurang dalam memberikan perhatian dan kasih sayang menyebabkan anak malas dan kurang bersemangat di dalam beraktifitas. Akibat dari orang tuanya berpisah terganggu kejiwaan anak atau stress dan sering marah-marah (ngambek), sehingga anak malas untuk beraktifitas karena merasa terbeban dengan keadaan yang sedang dirasakannya. Berdasarkan data di atas bahwa dampak perceraian orang tua terhadap perilaku anak adalah anak merasa malas dan kurang bersemangat disebabkan karena dia kasihan melihat orang tuanya yang bekerja sendiri dan hanya berpenghasilan pas-pasan saja, hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga peran dan fungsi ayah tidak lagi didapatkan oleh dirinya, dan sekarang ibu berperan ganda menjadi seorang ibu sekaligus kepala rumah tangga. Akhirnya dia merasa semenjak orang tua bercerai ayah tidak pernah datang memberi uang untuk belanja, sehingga kasihan melihat ibu sekarang, maka dari itu dia sakit-sakit dan kurang bersemangat untuk pergi sekolah, dan timbul rasa malas pada dirinya untuk belajar sehingga dia ingin berhenti sekolah. Akhirnya anak merasa sedih dan kecewa terhadap orang tua, karena orang tua berpisah anak yang menjadi korban dari perceraian tersebut seperti kurangnya semangat dan timbulnya rasa malas untuk melakukan kegiatan. 4) Anak Menjadi Tertutup. Tertutup yang dimaksud disini adalah anak yang kurang mau untuk bergaul dengan temantemanya maupun dengan lingkungan sekitarnya, tidak adanya teman bermain bagi anak sehingga menutupi diri untuk bersosialisasi maupun berinteraksi dengan lingkungannya. Seiring dengan permasalahan yang sedang dihadapi anak, anak cenderung diam dan tertutup terhadap apa yang dia rasakan, menyebabkan anak malu dan menutup diri dalam berkomunikasi karena anak pernah dipermalukan oleh orang terdekat dengan kehidupannya sehingga mempengaruhi kepribadian anak. Sebab anak tidak lagi mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang penuh dari keluarganya. Anak menjadi tertutup karena anak merasakan kekecewan dan kesedihan terhadap orang tua yang telah meninggalkannya, sehingga anak lebih memilih untuk menyendiri sendiri dari pada banyak bersosialisasi dan berkomunikasi dengan lingkungannya, karena anak merasa malu pada dirinya sendiri sebab orang tuanya berpisah sehingga anak tidak mau berbagi cerita apa yang sedang dia rasakan, dia lebih memilih tertutup atau memendam perasaan yang sedang dia rasakan dari pada dia menceritakan kepada orang-orang. Berdasarkan hasil penelitian melalui proses wawancara dan observasi di lapangan sesuai dengan teori fungsionalisme struktural Robert K. Merton yang menyatakan bahwa aliran teori ini melihat bahwa suatu pranata atau institusi tertentu dapat fungsional bagi suatu unit sosial yang lain. Aliran teori ini melihat masyarakat suatu sistem yang saling berhubungan atau mempengaruhi antara masing-masing sub sistem apabila terjadi kerusakan pada salah satu sub sistem maka akan mempengaruhi kinerja sistem lainnya. Disini keluarga dapat dikatakan sebagai sebuah sistem, yang saling berhubungan atau saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Begitu juga dalam penelitian ini perspektif fungsionalis memandang dampak perceraian orang tua terhadap perilaku anak terjadi karena adanya perubahan fungsi dan tidak jalannya struktur fungsi dalam suatu keluarga yaitu antara orang tua dan anak, dimana orang tua tidak lagi melaksanakan

9 dan menjalankan fungsinya sebagai orang tua yang baik yaitu sebagai pelindung bagi anak-anaknya. Disini keluarga dapat dikatakan sebagai sebuah pranata atau institusi yang saling berhubungan atau saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Peran orang tua sangat dibutuhkan, apabila terjadi perceraian orang tua maka fungsi dan perannya tidak akan berjalan dengan baik terhadap anaknya, karena orang tua sudah tidak tinggal bersama lagi. Seharusnya anak selalu berkumpul bersama orang tua, mendapatkan perawatan, curahan kasih sayang serta perhatian dan sebagainya dari orang tua, dikarenakan orang tua bercerai hal itu tidak lagi didapatkan dan dirasakan oleh anak secara sempurna. Dilihat dari teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Robert K. Merton dampak perilaku sosial anak negative seperti anank kurang percaya diri, anak susah diatur, anak menjadi tertutup, timbul rasa malas dan berkurangnya semangat anak. Hal ini dilihat dari teori Merton dampak perilaku anak negatif merupakan fungsi laten dalam suatu sistem. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil dari penelitian yang penulis lakukan di Jorong Sungai Tambang I Nagari Kunangan Parik Rantang, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung dengan informan di lapangan yang dilengkapi dengan datadata tertulis, data lisan dan skripsi yang relevan dengan penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Pertama, faktor penyebab perceraian orang tua di Jorong Sungai Tambang I Nagari Kunangan Parik Rantang, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung adalah: (1) Kekerasan dalam rumah tangga, (2) Perselingkuhan, (3) Tidak memberi nafkah, (4) Berjudi dan minum-minuman keras (Miras). Kedua, Dampak perceraian orang tua terhadap perilaku anak di Jorong Sungai Tambang I Nagari Kunangan Parik Rantang, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung adalah: (1) Anak kurang percaya diri, (2) Anak susah diatur, (3) Anak menjadi tertutup, (4) Timbul rasa malas dan berkurangnya semangat anak. Berdasarkan masalah yang penulis kemukakan dalam skripsi ini, serta berdasarkan pemecahan masalah yang sudah ditemukan, maka penulis dapat memberian saran sebagai berikut : 1. Diharapkan kepada orang tua sebelum memutuskan perceraian hendaknya mengkaji lebih mendalam untuk memutuskan sebuah langkah perceraian karena anak yang akan merasakan dampak dari perceraian tersebut. Daftar Pustaka 2. Kepada mantan pasangan suami istri, apapun alasannya bercerai hendaknya tetap menjaga hubungan yang baik, dan tidak saling memusuhi, serta secara bersama bertanggung jawab dalam proses tumbuh kembang anak. 3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya lebih memfokuskan kepada masalah interaksi anak korban percerian. Abdullah Ramzil Hada. Rumah Tangga Bahagia Bagaikan Taman Syurga. Padang: BP4 Ahmadi, Abu Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ihromi, T.O Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Anggota Ikapi. Juahari, Heri Panduan Penulisan Skripsi Teori Dan Aplikasi. Bandung: CV. Pustaka Setia. Sugiyono Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Selamba Humanika. Suhendi, Hendi dan Rahmadani, Wahyu Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. Bandung: CV Pustaka Setia. Skripsi : Yanti, Fitri Pola Asuh Dari Orang Tua Bercerai di Nagari Lubuk Layang Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman. Skripsi. STKIP PGRI Sumatera Barat. Evani, Mutia Penyesuaian Diri Anak Dalam Keluarga Pasca Perceraian di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Skripsi. STKIP PGRI Sumatera Barat. Lanin, Dasman Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Sikap dan Prestasi Belajar Anak DiKecamatan Tangah Kota Madya Padang. Skripsi. Jurusan Geografi. Universitas Negeri Padang.

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL YULIZA ANGGRAINI NPM. 10070051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu Upaya orang tua dalam membina emosi anak akibat perceraian di Kecamatan Bukit

Lebih terperinci

POLA ASUH KELUARGA BROKEN HOME DALAM PROSES PERKEMBANGAN ANAK DI DESA SUMBEREJO, KECAMATAN MADIUN, KABUPATEN MADIUN ABSTRAK

POLA ASUH KELUARGA BROKEN HOME DALAM PROSES PERKEMBANGAN ANAK DI DESA SUMBEREJO, KECAMATAN MADIUN, KABUPATEN MADIUN ABSTRAK 1 POLA ASUH KELUARGA BROKEN HOME DALAM PROSES PERKEMBANGAN ANAK DI DESA SUMBEREJO, KECAMATAN MADIUN, KABUPATEN MADIUN ABSTRAK Oleh: Santi Puspita Sari dan Poerwanti Hadi Pratiwi, M.Si Keluarga tidak akan

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DIRI ANAK DALAM KELUARGA PASCA PERCERAIAN DI NAGARI AMPANG KURANJI KEC KOTO BARU KAB DHARMASRAYA. Jurnal. Oleh : MUTIA EVANI

PENYESUAIAN DIRI ANAK DALAM KELUARGA PASCA PERCERAIAN DI NAGARI AMPANG KURANJI KEC KOTO BARU KAB DHARMASRAYA. Jurnal. Oleh : MUTIA EVANI PENYESUAIAN DIRI ANAK DALAM KELUARGA PASCA PERCERAIAN DI NAGARI AMPANG KURANJI KEC KOTO BARU KAB DHARMASRAYA Jurnal Oleh : MUTIA EVANI 10070288 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB EMOSI NEGATIF PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN DI TAMPAT DURIAN KELURAHAN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG ABSTRACT

FAKTOR PENYEBAB EMOSI NEGATIF PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN DI TAMPAT DURIAN KELURAHAN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG ABSTRACT 1 FAKTOR PENYEBAB EMOSI NEGATIF PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN DI TAMPAT DURIAN KELURAHAN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG Ritis Pupita Sari 1, Rahma Wira Nita 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan jenjang awal pembentukan masyarakat, dari suatu parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di dalamnya akan lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit terkecil masyarakat yang terjalin hubungan darah, ikatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan 6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pernikahan 2.1.1. Pengertian Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan adalah nikah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernilai, penting, penerus bangsa. Pada kenyataannya, tatanan dunia dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. bernilai, penting, penerus bangsa. Pada kenyataannya, tatanan dunia dan perilaku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Realitas keadaan anak di muka peta dunia ini masih belum menggembirakan. Nasib mereka belum seindah ungkapan verbal yang kerap kali memposisikan anak bernilai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memberi dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

PROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL

PROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL PROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh: NELI LISNIATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan, perubahanperubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap

Lebih terperinci

Upaya Pencegahan Perceraian Berbasis Sistem Sosial Masyarakat Setempat serta Dampak yang Ditimbulkan dari Perceraian. Abstrak

Upaya Pencegahan Perceraian Berbasis Sistem Sosial Masyarakat Setempat serta Dampak yang Ditimbulkan dari Perceraian. Abstrak Upaya Pencegahan Perceraian Berbasis Sistem Sosial Masyarakat Setempat serta Dampak yang Ditimbulkan dari Perceraian Silvia Yasni (15058098) Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran

Lebih terperinci

Nur Isma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

Nur Isma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM PERANAN ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) DALAM PENDIDIKAN MORAL ANAK (STUDI KASUS DELAPAN ORANG AYAH DI DESA SONGING KECAMATAN SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI) Nur Isma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia sejak awal kelahirannya adalah sebagai mahluk sosial (ditengah keluarganya). Mahluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. faktor yang secara sengaja atau tidak sengaja penghambat keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. faktor yang secara sengaja atau tidak sengaja penghambat keharmonisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah hubungan rumah tangga tentunya tidak selamanya berjalan baik sesuai dengan apa yang telah kita inginkan, namun ternyata ada beberapa faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakikatnya adalah mahkluk sosial dan mahkluk pribadi. Manusia sebagai mahluk sosial akan berinteraksi dengan lingkungannya dan tidak dapat hidup sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap pasangan. Saling setia dan tidak terpisahkan merupakan salah satu syarat agar tercipta keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja BAB I PENDAHALUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah fase kedua dalam kehidupan setelah fase anak-anak. Fase remaja disebut fase peralihan atau transisi karena pada fase ini belum memperoleh status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan dengan berbagai konteks komunikasi yang berbeda-beda. Salah satu konteks komunikasi yang paling sering dihadapi

Lebih terperinci

DAMPAK PEREMPUAN BEKERJA TERHADAP FUNGSI KELUARGA (Studi Kasus Perempuan Penjual Ikan Kering Di Pasar Surantih) ARTIKEL MEGA SELVIA NPM.

DAMPAK PEREMPUAN BEKERJA TERHADAP FUNGSI KELUARGA (Studi Kasus Perempuan Penjual Ikan Kering Di Pasar Surantih) ARTIKEL MEGA SELVIA NPM. DAMPAK PEREMPUAN BEKERJA TERHADAP FUNGSI KELUARGA (Studi Kasus Perempuan Penjual Ikan Kering Di Pasar Surantih) ARTIKEL MEGA SELVIA NPM. 11070141 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) Dewifebrina 1 Dra. Fachrina,M.Si 2 Erningsih,S.Sos 3 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masa dewasa merupakan masa dimana setiap individu sudah mulai matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock (dalam Jahja, 2011), rentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal HARGA DIRI PADA WANITA DEWASA AWAL MENIKAH YANG BERSELINGKUH KARTIKA SARI Program Sarjana, Universitas Gunadarma Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran harga diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan ibu berperan sebagai orangtua bagi anak-anaknya. Namun, dalam kehidupan nyata sering dijumpai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama seperti halnya tahap-tahap perkembangan pada periode sebelumnya, pada periode ini, individu

Lebih terperinci

Pengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA

Pengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA 35 SERI BACAAN ORANG TUA Pengaruh Perceraian Pada Anak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA TUNGGAL (Studi Kasus di Kelurahan Ulak Karang Selatan Kecamatan Padang Utara)

PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA TUNGGAL (Studi Kasus di Kelurahan Ulak Karang Selatan Kecamatan Padang Utara) PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA TUNGGAL (Studi Kasus di Kelurahan Ulak Karang Selatan Kecamatan Padang Utara) Oleh: Fifi Susanti* Gusneli S. S., M. Pd ** Rici Kardo, M. Pd ** Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan segi biologis, sosiologis dan teologis.

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan segi biologis, sosiologis dan teologis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan-kebutuhan seperti makhluk hidup lainnya, baik kebutuhan-kebutuhan untuk melangsungkan eksistensinya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah rumah tangga, yang dibentuk melalui suatu perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah rumah tangga, yang dibentuk melalui suatu perkawinan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah salah satu unsur pokok dalam masyarakat. Keluarga dalam hal ini adalah rumah tangga, yang dibentuk melalui suatu perkawinan mempunyai tujuan untuk membina

Lebih terperinci

8. Sebutkan permasalahan apa saja yang biasa muncul dalam kehidupan perkawinan Anda?...

8. Sebutkan permasalahan apa saja yang biasa muncul dalam kehidupan perkawinan Anda?... Identitas diri: 1. Jenis kelamin : Pria / Perempuan 2. Status pernikahan : Menikah / Tidak Menikah 3. Apakah saat ini Anda bercerai? : Ya / Tidak 4. Apakah Anda sudah menjalani pernikahan 1-5 tahun? :

Lebih terperinci

PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh:

PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: Novrisa Putria Gusti Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK This research was motivated by

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN Linda Zulfitri¹ Dr. Maihasni, M.Si,² Elvawati, M,Si³ Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI

Lebih terperinci

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pernikahan merupakan hal yang dicita-citakan dan didambakan oleh setiap orang, karena dengan pernikahan adalah awal dibangunnya sebuah rumah tangga dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan perempuan. Kemudian ketertarikan tersebut, diwujudkan dalam bentuk perkawinan atau pernikahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kekerasan pada anak telah menjadi perhatian dunia, begitu banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s Fund (UNICEF) (2012)

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas

Lebih terperinci

Oleh: Meylani Rena Agustin* Fitria Kasih** Weni Yulastri*** *) Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen Pembimbing

Oleh: Meylani Rena Agustin* Fitria Kasih** Weni Yulastri*** *) Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen Pembimbing TINGKAT KECEMASAN WANITA YANG BERADA PADA MASA DEWASA AWAL DALAM MEMASUKI PERNIKAHAN DI NAGARI MUARA INDERAPURA KECAMATAN AIR PURA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Meylani Rena Agustin* Fitria Kasih** Weni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam semesta beserta isinya yang meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah bersatunya dua orang manusia yang bersama-sama sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat keterikatan secara

Lebih terperinci

FAKTOR PENDORONG ORANGTUA MENGIZINKAN ANAKNYA MELAKUKAN PERKAWINAN PADA USIA REMAJA DI DESA AGUNG JAYA KECAMATAN AIR MANJUTO KABUPATEN MUKOMUKO

FAKTOR PENDORONG ORANGTUA MENGIZINKAN ANAKNYA MELAKUKAN PERKAWINAN PADA USIA REMAJA DI DESA AGUNG JAYA KECAMATAN AIR MANJUTO KABUPATEN MUKOMUKO FAKTOR PENDORONG ORANGTUA MENGIZINKAN ANAKNYA MELAKUKAN PERKAWINAN PADA USIA REMAJA DI DESA AGUNG JAYA KECAMATAN AIR MANJUTO KABUPATEN MUKOMUKO ARTIKEL USWATUN KHASANAH NIM. 11070073 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DINAMIKA PSIKOLOGIS PEREMPUAN YANG BERCERAI (Studi Tentang Penyebab dan Status Janda Pada Kasus Perceraian di Purwokerto)

DINAMIKA PSIKOLOGIS PEREMPUAN YANG BERCERAI (Studi Tentang Penyebab dan Status Janda Pada Kasus Perceraian di Purwokerto) DINAMIKA PSIKOLOGIS PEREMPUAN YANG BERCERAI (Studi Tentang Penyebab dan Status Janda Pada Kasus Perceraian di Purwokerto) Oleh : Nur aeni *) Retno Dwiyanti*) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah menjadi

Lebih terperinci

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir : 103 Nama : Usia : Pendidikan terakhir : Di tengah-tengah kesibukan anda saat ini, perkenankanlah saya memohon kesediaan anda untuk meluangkan waktu sejenak menjadi responden penelitian guna mengisi skala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak akan terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip definisi Gillian dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tanggung Jawab Menurut Kamus Besar Bahasa lndonesia (1998 : 1006) tanggung jawab diartikan sebagai keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa

Lebih terperinci

MENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA (STUDI BK KELUARGA)

MENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA (STUDI BK KELUARGA) GUIDENA, Vol.1, No.1, September 2011 MENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA (STUDI BK KELUARGA) Nurul Atieka Universitas Muhammadiyah Metro PENDAHULUAN Semua orang dalam membina keluarga, menginginkan keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka kelak. Salah satu bentuk hubungan yang paling kuat tingkat. cinta, kasih sayang, dan saling menghormati (Kertamuda, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mereka kelak. Salah satu bentuk hubungan yang paling kuat tingkat. cinta, kasih sayang, dan saling menghormati (Kertamuda, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang memiliki dorongan untuk selalu menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan dengan orang lain menimbulkan sikap

Lebih terperinci

Program Pembangunan Karakter Klinik Abu Albani Centre

Program Pembangunan Karakter Klinik Abu Albani Centre Program Pembangunan Karakter Klinik Abu Albani Centre Tujuan Pembangunan Karakter Anak : Membangun sikap dan watak seseorang sehingga mempunyai sebuah sikap yang dapat dinilai sebagai sikap yang baik menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Santrock, 2000) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Santrock, 2000) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan yang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa muda merupakan masa dimana individu mulai mengemban tugas untuk menikah dan membina keluarga. Sesuai dengan pendapat Havighurst (dalam Santrock,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekuatan seseorang dalam menghadapi kehidupan di dunia ini berawal dari keluarga. Keluarga merupakan masyarakat terkecil yang sangat penting dalam membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tegal adalah suatu kota di daerah Pantai Utara Jawa Tengah yang pemerintahannya berbentuk Kabupaten. Kabupaten Tegal ini tidak terlalu kecil dan besar. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendukung dimiliki di jalur kehidupan yang sedang dilalui.

BAB I PENDAHULUAN. yang mendukung dimiliki di jalur kehidupan yang sedang dilalui. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan berkeluarga atau menempuh kehidupan dalam perkawinan adalah harapan dan niat yang wajar dan sehat dari setiap anak-anak muda dan remaja dalam masa perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh keluarga. Karena tujuan perkawinan adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh keluarga. Karena tujuan perkawinan adalah untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lestarinya perkawinan adalah harapan bagi setiap pasangan suami istri dan seluruh keluarga. Karena tujuan perkawinan adalah untuk memenuhi tuntutan hajat tabiat kemanusiaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan dan menyenangkan. Pengalaman baru yang unik serta menarik banyak sekali dilalui pada masa ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini sering terjadi di belahan bumi manapun dan terjadi kapanpun. Pernikahan itu sendiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Definisi Perkawinan, Perceraian serta akibat-akibat Hukumnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Definisi Perkawinan, Perceraian serta akibat-akibat Hukumnya. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Definisi Perkawinan, Perceraian serta akibat-akibat Hukumnya. A.1. Perkawinan Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan, maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan dapat diartikan sebagai sebuah ikatan lahir batin seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (usia 18 sampai 20 tahun) (WHO, 2013). Remaja merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. (usia 18 sampai 20 tahun) (WHO, 2013). Remaja merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah kelompok umur 10-20 tahun. Masa remaja terdiri dari tiga subfase yang jelas, yaitu masa remaja awal (usia 11 sampai 14 tahun), masa remaja pertengahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengasuh anak merupakan tugas orang tua dalam sebuah keluarga yang berada di lingkungan masyarakat. Di dalam keluarga merupakan tempat utama, dimana anak berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang terikat dalam perkawinan yang sah. Dalam kehidupan bermasyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga merupakan sistem sosialisasi bagi anak, dimana anak mengalami pola disiplin dan tingkah laku afektif. Walaupun seorang anak telah mencapai masa remaja dimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu memiliki harapan untuk bahagia dalam kehidupan perkawinannya. Karena tujuan perkawinan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas

Lebih terperinci

PERAN PEREMPUAN TUKANG OJEK PADI

PERAN PEREMPUAN TUKANG OJEK PADI 1 PERAN PEREMPUAN TUKANG OJEK PADI DALAM MEMPERTAHANKAN FUNGSI KELUARGA (Studi Kasus : di Jorong Batu Basa Nagari Batu Basa Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar) ARTIKEL Oleh: NILA SARI 12070117 PRODI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Ilma Kapindan Muji,2013

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Ilma Kapindan Muji,2013 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pernikahan merupakan perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri dengan resmi (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1984). Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Keluarga merupakan suatu sistem kompleks yang di dalamnya terdapat ikatan di antara anggotanya dan rasa saling memiliki. Keluarga menurut Ahmadi dan Uhbiyati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dilahirkan ke dunia dengan misi menjalankan kehidupan sesuai dengan kodrat ilahi yakni tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, setiap orang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pentingnya kehidupan keluarga yang sehat atau harmonis bagi remaja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pentingnya kehidupan keluarga yang sehat atau harmonis bagi remaja 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pentingnya kehidupan keluarga yang sehat atau harmonis bagi remaja khususnya mahasiswa ini turut andil dalam keseharian remaja. Dalam keluarga yang sehat dapat mengajarkan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keluarga adalah institusi pertama yang dibangun, ditetapkan dan diberkati Allah. Di dalam institusi keluarga itulah ada suatu persekutuan yang hidup yang

Lebih terperinci

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi* PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG Oleh : Ismi Auldra Efendi* Asmaiwaty Arief** Nofrita** * Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK DARI KELUARGA YANG BERCERAI DI KECAMATAN ULIM KABUPATEN PIDIE JAYA

PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK DARI KELUARGA YANG BERCERAI DI KECAMATAN ULIM KABUPATEN PIDIE JAYA PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK DARI KELUARGA YANG BERCERAI DI KECAMATAN ULIM KABUPATEN PIDIE JAYA Muliana 1), Anizar Ahmad 2), Yuhasriati 3) Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas

Lebih terperinci

KOMITMEN PERNIKAHAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG SUAMINYA MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung

KOMITMEN PERNIKAHAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG SUAMINYA MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung KOMITMEN PERNIKAHAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG SUAMINYA MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) Eneng Nurlaili Wangi 1, Yunikeu Gusnendar 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung 1,2 Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 adalah ikatan lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 adalah ikatan lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan untuk membentuk

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL FERA ARDANTI. Z NPM. 10060140 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar, sebab seiring dengan bertambahnya usia seseorang maka

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar, sebab seiring dengan bertambahnya usia seseorang maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh setiap individu. Individu yang tidak dapat hidup mandiri, akan mengalami kesulitan ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah telah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi, dan pula menciptakan manusia lengkap dengan pasangan hidupnya yang dapat saling memberikan kebahagiaan.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Gambaran R, S, dan N dampak perceraian orang tua terhadap remaja Gaya hidup dalam kehidupan anak remaja masa kini mungkin sudah tidak karuan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 5.1. Simpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, pada bagian ini peneliti akan mengemukakan simpulan hasil penelitian mengenai cerai

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI ANAK PUTUS SEKOLAH DI BLOKAGUNG KARANGDORO TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI

PSIKOLOGI KOMUNIKASI ANAK PUTUS SEKOLAH DI BLOKAGUNG KARANGDORO TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI 45 PSIKOLOGI KOMUNIKASI ANAK PUTUS SEKOLAH DI BLOKAGUNG KARANGDORO TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI Mahfudlah Fajrie Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jl. Taman Siswa No. 9 Tahunan Jepara mahfudlahfajrie@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun. Pada usia ini anak mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak, dan mengabungkan diri

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM Oleh : Abdul Hariss ABSTRAK Keturunan atau Seorang anak yang masih di bawah umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal ini di jelaskan dalam Al-Qur an : Kami telah menjadikan kalian berpasang-pasangan (QS.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Perkawinan 1. Pengertian Kualitas Perkawinan Menurut Gullota (Aqmalia, 2009) kepuasan pernikahan merupakan perasaan pasangan terhadap pasangannya mengenai hubungan pernikahannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai kehidupannya. Keluarga membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi reproduksi dan memberikan perlindungan kepada anggota keluarga dalam masyarakat. Keluarga

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM. 10060168 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebahagiaan merupakan tujuan utama sebuah pernikahan untuk meraihnya diperlukan usaha bersama antara suami dan istri, tanpa adanya usaha dari suami dan istri maka kebahagiaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecepatan arus informasi dan semakin majunya teknologi sekarang ini yang dikenal dengan era globalisasi memberikan bermacam-macam dampak bagi setiap kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Apabila mereka melangsungkan perkawinan maka timbullah hak dan

BAB I PENDAHULUAN. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Apabila mereka melangsungkan perkawinan maka timbullah hak dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM :

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM : UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL Gusri Defriani NPM : 10060220 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak 7 TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dimana seorang anak dididik dan dibesarkan. Berdasarkan Undang-undang nomor 52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu yang berkeluarga mendambakan kehidupan yang harmonis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu yang berkeluarga mendambakan kehidupan yang harmonis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu yang berkeluarga mendambakan kehidupan yang harmonis dengan rasa cinta dan kasih sayang antar keluarga, namun tidak setiap keluarga dapat menjalani

Lebih terperinci

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI (Studi di SMK Negeri 4 Padang) Oleh: Cici Fitri Rahayu*

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk kerjasama kehidupan antara pria dan wanita di dalam masyarakat. Perkawinan betujuan untuk mengumumkan

Lebih terperinci