PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENURUT LAPANGAN USAHA,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENURUT LAPANGAN USAHA,"

Transkripsi

1

2 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENURUT LAPANGAN USAHA, Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin, ISBN : Nomor Publikasi / Publication Number : Nomor Katalog / Catalog Number : Naskah / Manuscript : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Regional Account and Statistical Analysis Subdivision Penyusun / Editor : Sri Rejeki S,Si Dedi Cahyono, SE, MSE, MA Istanti, S.Si, M.Ec.Dev Diterbitkan oleh / Published by : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul BPS - Statistics of Gunungkidul Regency Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya / May be cited with reference to the source

3 i KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL SAMBUTAN Pembangunan ekonomi suatu daerah adalah serangkaian usaha dalam kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor sekunder dan tersier. Dengan kata lain arah pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik secara mantap, dan dengan tingkat pemerataan sebaik mungkin. Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan Usaha sangat relevan dengan semakin meningkatnya aktivitas pembangunan di segala bidang terutama pembangunan ekonomi yang memerlukan dukungan data statistik yang akurat, menyeluruh dan mutakhir. Data dalam publikasi PDRB ini mempunyai peranan yang sangat penting sebagai salah satu indikator untuk melihat secara makro kegiatan perekonomian dalam konteks regional dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan landasan penyusunan perencanaan pembangunan Kabupaten Gunungkidul ke depan. Harapan kami kepada para pengguna data dan perencana pembangunan di berbagai sektor untuk dapat memanfaatkan data ini seoptimal mungkin. Kepada Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul yang telah berhasil menghitung PDRB Kabupaten Gunungkidul kami ucapkan selamat dan terima kasih. Wonosari, Juli 2009 BAPPEDA Kabupaten Gunungkidul Kepala, Ir.Eddy Siswanto NIP Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

4 ii CHIEF OF REGIONAL DEVELOPMENT PLANNING BOARD OF GUNUNGKIDUL REGENCY FOREWARD The development of economics of an region is a series of effort in the policy that aim at increasing the community's standard of living, widen employment opportunities, distribute the income of the community evenly, increase regional economic relations and try to get the shift in the economic activity from the secondary and tertiary sector. In other words the direction of the development of economics is try to get the income of the community that rises in a stable manner with the level of the even distribution as well as possible. The publication of Gross Regional Domestic Product (PDRB) by industrial origin is very relevant with the increase in the activity of the development in all fields especially the development of economics that need the accurate, comprehensive and latest support of the statistical data. The data in this PDRB publication have the very important role as one of the indicators to see the economic activity in a macro manner of the regional context and can be used as an evaluation and a compilation base of development planning of the Gunungkidul Regency in the future. We hope the data users and the development planners of any sectors use this data as optimally as possible. To BPS-Statistics of Gunungkidul Regency, we express our sincere gratitude for their effort in calculating the GRDP of Gunungkidul Regency. Wonosari, July 2009 Regional Development Planning Board of Gunungkidul Regency Head, Ir. Eddy Siswanto NIP Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

5 iii KATA PENGANTAR Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gunungkidul tahun ini merupakan publikasi rutin tahunan dan diterbitkan atas kerjasama antara Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gunungkidul dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Gunungkidul. Data yang disajikan adalah Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha dalam tabel-tabel pokok dan turunan, dan dibedakan atas dasar harga berlaku dan atas harga konstan Pada publikasi tahun ini angka yang disajikan dari tahun Sumber data yang digunakan berasal dari data sekunder Dinas / Instansi dan Lembaga-lembaga pemerintah/swasta serta data primer hasil sensus/survei yang dilakukan oleh BPS Kabupaten Gunungkidul. Guna meningkatkan mutu data yang dihasilkan, BPS berupaya untuk menyempurnakan metode penghitungan PDRB dan memperluas cakupan dan ragam datanya. Kritik dan saran yang konstruktif dari para pengguna data sangat diharapkan guna perbaikan publikasi ini dimasa yang akan datang. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan hingga tersusunnya publikasi ini diucapkan terima kasih. Wonosari, Juli 2009 BPS Kabupaten Gunungkidul Kepala, Drs.Harjana NIP Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

6 iv PREFACE Publication of the Gross Regional Domestic Product's (GRDP) of Gunungkidul Regency is routine and it published by BPS in cooperation with Regional Development Planning Board (BAPPEDA) of Gunungkidul Regency. The tables were elaborated by industrial origin and displayed in the form of both root and differential tables. They were also differed by current prices and 2000 constant prices. Data has been presented is this publication. Beside primary data collected by BPS - Statistics of Gunungkidul Regency, the data were also obtained from both Government and Private Institution in the form of secondary data. To improve the quality of data collected, BPS has tried to perfect the method of GRDP calculation and extended the coverage and data variation. For improvement in the next publication, comments and suggestions are always welcome. Finally, we would like to express our high appreciation and thank to all parties for the support in making the publication. Wonosari, July 2009 BPS - Statistics of Gunungkidul Regency Chief, Drs.Harjana NIP Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

7 v ABSTRAKSI Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gunungkidul merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul. Publikasi PDRB ini memuat data PDRB menurut sembilan lapangan usaha yang terdiri dari Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan/ Penggalian, Sektor Industri Pengolahan, Sektor Listrik,Gas dan air Bersih, Sektor Bangunan, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Angkutan dan Komunikasi, Sektor Bank dan Lembaga Keuangan lainnya serta Sektor Jasa-jasa. Selama tahun 2008 delapan sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif, sementara satu sektor yaitu Pertambangan dan Penggalian pertumbuhannya turun 0,66 persen. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul mencapai 4,39 persen. Pertumbuhan ini di dukung oleh Sektor Keuangan mencapai 7,56 persen, Sektor Listrik, Gas & Air Bersih tumbuh 7,25 persen, Sektor Bangunan tumbuh 6,52 persen, Sektor Pertanian tumbuh 5,27 persen, Sektor Perdagangan tumbuh 4,34 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 3,67 persen, Sektor Jasa-jasa tumbuh 3,07 persen, Sektor Industri Pengolahan tumbuh 1,37 persen. Kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 35,07 persen dengan sumbangan terbesar berasal dari sub sektor tanaman bahan makanan, yaitu 24,96 persen. Sektor berikutnya yang berperan cukup besar adalah Sektor Jasa-jasa, Sektor Perdagangan dan Sektor Industri, masing-masing mempunyai peranan sebesar 17,30 persen; 14,62 persen dan 9,54 persen. Sedangkan sektor yang terkecil peranannya dalam pembentukan PDRB adalah Sektor Listrik, Gas dan Air bersih, sebesar 0,85 persen. PDRB Perkapita Kabupaten Gunungkidul tiap tahun menunjukkan kenaikan. Pada tahun 2008 PDRB perkapitanya mencapai 8,01 juta rupiah. Bila dibandingkan tahun 2007, PDRB perkapita mengalami kenaikan sebesar 12,68 persen. Namun secara riil PDRB perkapita hanya mampu naik sebesar 4,15 persen, yaitu dari 4,29 juta rupiah pada tahun 2007 menjadi 4,47 juta rupiah di tahun Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

8 vi ABSTRACTS The publication of the Gross Regional Domestic Product's (GRDP) of Gunungkidul Regency is an annual publication that has been published by BPS. Publication GRDP contain nine industrial origin, there are Agriculture Sector, Mining and Quarrying Sector, Manufacturing Industries Sector, Electricity, Gas and Water Supply Sector, Construction Sector, Trade, Hotel and Restaurant Sector, Transportation and Communication Sector, Bank an Finance Sector and Services Sector. In year 2008, eight economic sectors had been positive growth. But Mining and Quarrying Sector had decrease about 0,66 percent. The economic growth of Gunungkidul Regency was 4,39 percent. The economic growth was supported by Finance Sector grew 7,56 percent, Electricity and Water Supply Sector grew 7,25 percent, Construction Sector grew 6,52 percent, Agriculture Sector grew 5,27 percent, Trade, Hotel and Restaurant Sector grew 4,34 percent, Transport and Communication Sector grew 3,67 percent, Services Sector grew 3,07 percent and Manufacturing Industries Sector grew 1,37 percent. The biggest contributor to GRDP formation was mainly from Agriculture Sector, that of 35,07 percent. Viewed by sub sector, the biggest contributor was farm-food crops sub sector (24,96 percent). The other biggest contributor was Services Sector, Trade, Hotel and Restourant Sector and Manufacturing Industries Sector, that of 17,30 percent 14,62 percent and 9,54 percent. While contributions of Electricity, Gas and Water supply was relative small, those of 0,85 percent. GRDP per capita of Gunungkidul Regency gradually recovered. In year 2008 GRDP per capita of Gunungkidul Regency at market price about 8,01 million rupiahs. The GRDP per capita at market price in increased 12,68 percent compared with that in But the real GRDP per capita was increased to 4,15 percent compared with that previous year that of 4,29 million to 4,47 million rupiahs. Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

9 vii DAFTAR ISI / CONTENTS Halaman SAMBUTAN / FOREWARD... KATA PENGANTAR /PREFACE. ABSTRAKSI/ABSTRACTS. DAFTAR ISI / CONTENTS. DAFTAR TABEL / LIST OF TABLES. DAFTAR GAMBAR / LIST OF FIGURES. PENJELASAN UMUM / EXPLANATORY NOTES.. i iii v vii viii x xi BAB I./ CHAPTER I. BAB II./ CHAPTER II. BAB III/ CHAPTER III PENDAHULUAN/ INTRODUCTION Pergeseran Tahun Dasar dari Tahun 1993 menjadi 2000/Shifting Base Year from 1993 to Konsep dan Definisi/ Concept and Definition 1.3. Cara Penyajian/ Presentation Method 1.4 Metode Penghitungan/ Method of Calculation. URAIAN SEKTORAL/ SECTORS DESCRIPTION 2.1. Sektor Pertanian/ Agriculture Sector Sektor Pertambangan dan Penggalian/ Mining and Quarrying Sector Sektor Industri Pengolahan/ Manufacturing Industry Sector Sektor Listrik, Gas, dan Air Minum/ Electricity, Gas and Water Supply Sector Sektor Bangunan / Construction Sector Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran/ Trade, Hotels, and Restaurant Sector 2.7. Sektor Angkutan dan Komunikasi / Transportat and Communication Sector 2.8. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan / Financial, Ownership, and Business sector Sektor Jasa-jasa / Services Sector. TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2008/ ECONOMIC REVIEW OF GUNUNGKIDUL REGENCY IN Tinjauan Umum /. General Review Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi / Trend of Several Economic Indicators TABEL-TABEL / TABLES. 39

10 viii DAFTAR TABEL/ LIST OF TABLES Halaman/Pages Tabel 1. Table 1. Tabel 2. Table 2. Tabel 3. Table 3. Tabel 4. Table 4. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku Tahun Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Current Market Price by Industrial Origin in Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Constant 2000 Market Price by Industrial Origin in Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku Tahun Percentage Distribution of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Current Market Price by Industrial Origin in Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun Percentage Distribution of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Constant 2000 Market Price by Industrial Origin in Tabel 5. Table 5. Tabel 6. Table 6. Tabel 7. Table 7. Tabel 8. Table 8. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku Tahun Growth Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Current Market Price by Industrial Origin in Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun Growth Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Constant 2000 Market Price by Industrial Origin in Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku Tahun Link Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Current Market Price by Industrial Origin in Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun Link Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Constant 2000 Market Price by Industrial Origin in Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

11 ix Tabel 9. Table 9. Tabel 10. Table 10. Tabel 11. Table 11. Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul Tahun Implicit Price Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Current Market Price by Industrial Origin in Indeks Harga Implisit Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha Tahun Link Implicit Price Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Constant 2000 Market Price by Industrial Origin in Perkembangan Agregat Pendapatan dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Gunungkidul atas Dasar Harga berlaku dan harga Konstan 2000 tahun Trend of Product Aggregates and Per Capita Income at Current and Constant 2000 Market Prices of Gunungkidul Regency in Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

12 x DAFTAR GAMBAR / LIST OF FIGURES Halaman/Pages Gambar 1. Figure Gambar 2. Figure Gambar 3. Figure Gambar 4. Figure Gambar 5. Figure Gambar 6. Figure Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gunungkidul Tahun Economic Growth of Gunungkidul Regency, Pertumbuhan Sektoral PDRB Kabupaten Gunungkidul Tahun Economic Growth of Gunungkidul Regency ByEconomic sector, PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kabupaten Gunungkidul Tahun GRDP of Gunungkidul Regency at Constant 2000 Market Price, Peranan Sektoral PDRB Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008 Economic Structure of Gunungkidul Regency in Peranan Kelompok Sektor terhadap PDRB Kabupaten Gunungkidul Tahun Group of Sector Role to GRDP of Gunungkidul Regency, PDRB Per Kapita Kabupaten Gunungkidul Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 Tahun GRDP Per Capita of Gunungkidul Regency at 2000 Market and Constan Price, Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

13 xi PENJELASAN UMUM / EXPLANATORY NOTES Tanda-tanda, satuan-satuan dan lain-lain yang digunakan dalam publikasi ini, adalah sebagai berikut / Symbols measurement unit and other acronyms which are used in this publication, are as follows: TANDA-TANDA / SYMBOLS: - Data belum tersedia/data not yet avaliable... : - Data tidak tersedia/data not avilable. : - - Data dapat diabaikan/data negligible..... : 0 - Tanda desimal/ Decimal point.... :, - Angka sementara /Preliminary figures. : *) - Angka sangat sementara / Very preliminary figures... : **) - Angka diperbaiki /Revised figure : r) - Angka perkiraan/estimated figures... : e) Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

14 1 I PENDAHULUAN / INTRODUCTION Suatu perencanaan yang terarah dan terpadu sangat dibutuhkan untuk mencapai sasaran program pembangunan dan tentunya dengan memperhatikan kondisi dan kebutuhan masyarakat di wilayah yang bersangkutan. Dalam perencanaan sangat dibutuhkan data yang akurat dan up to date sebagai landasan dalam penyusunan perencanaan tersebut. Sasaran dari program pembangunan ekonomi antara lain dapat meningkatkan pendapatan masyarakat atau mempertinggi taraf hidup masyarakat. Data pendapatan regional merupakan salah satu indikator ekonomi yang bermanfaat untuk mengevaluasi pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan. Dari statistik pendapatan regional akan dapat diketahui : tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat kemakmuran, struktur perekonomian atau potensi secara makro. Pendapatan suatu daerah dapat terjadi karena adanya peningkatan jumlah produk yang dihasilkan, maupun akibat adanya kenaikan harga, sehingga untuk analisa data statistik pendapatan regional disajikan berdasarkan harga berlaku dan harga konstan. 1.1 PERGESERAN TAHUN DASAR DARI TAHUN 1993 MENJADI 2000 Salah satu manfaat dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah untuk mengetahui tingkat produksi netto yang dihasilkan oleh seluruh faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi dan pola/struktur perekonomian pada satu tahun atau periode di suatu daerah tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui jika data PDRB dikaji dari sudut perbandingan kedua besaran tersebut atas dasar harga (adh) yang konstan. Struktur ekonomi dapat dilihat dari besarnya sumbangan masing-masing sektor ekonomi terhadap pembentukan PDRB. A good, focussed, and integrated planning is very needed to gain development programme targe,and of course by paying attention to the public condition and requisite in related region. In planning, accurate and up to data is very needed as an anvil in the programming arangement. Economic development programme target is to increase people income or to highten people living stage Regional income data is one of economic indicator to evaluate economic developments which have been done. We will know economic growth level, prosperity level, economic structure or macro regional potency from regional income statistics. Regional income happened whether there is an increase of total production, or rise in price, so to analyze regional income statistics data is presented at current market prices and at constant market prices. 1.1 SHIFTING BASE YEAR FROM 1993 TO 2000 One of advantages the Gross Regional Domestic Product (GRDP) is to know the net product level, which have been produced by all production factor, economic growth level and economic structure at one year in a region. Economic growth can be known from GRDP at constant market prices. Economic structure can be seen from sharing in economic sector respectively to GRDP.

15 2 Khusus untuk perkembangan PDRB, baik produksi maupun harga mengalami perubahan setiap tahun sehingga menyebabkan sumbangan nilai tambah setiap sektor terhadap PDRB akan berubah juga. Jika perubahan tersebut menunjukkan angka yang proporsional pada setiap sektor, maka sumbangan terhadap PDRB akan relatif sama. Akan tetapi jika perkembangan setiap sektor tidak proporsional, misalnya beberapa sektor tertentu melaju dengan cepat sedang sektor lainnya relatif lambat, maka dalam jangka panjang sumbangan setiap sektor akan berubah secara nyata (significant) Dalam penghitungan PDRB kali ini mengalami pergeseran tahun dasar dari tahun 1993 menjadi Secara umum, pergeseran tersebut mempunyai beberapa alasan : 1. Pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan tahun dasar 1993 menjadi makin tidak realistis, karena perubahan struktur ekonomi yang relatif cepat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi berdasarkan PDRB tahun dasar 1993 menjadi kecil. 2. Perkembangan ekonomi tahun dipengaruhi oleh adanya krisis ekonomi yang berdampak kepada perubahan perekonomian di suatu daerah, atau dengan kata lain struktur ekonomi tahun 2000 telah berbeda dengan tahun Untuk itu pemutakhiran tahun dasar penghitungan PDRB dari tahun 1993 ke tahun 2000 menjadi perlu dilakukan agar hasil estimasi PDRB sektotral maupun penggunaannya akan menjadi realistik., dalam pengertian mampu memberikan gambaran yang jelas terhadap gambaran pergeseran struktur produksi lintas sektor. 3. Telah selesainya penyusunan Tabel Input- Output Indonesia 2000.yang secara baku dipakai sebagai basis bagi penyusunan series baru penghitungan PDB/PDRB baik sektoral maupun penggunaan. Besaran PDB yang diturunkan dari Tabel Input- Output telah mengalami uji konsistensi pada tingkat sektoralnya dengan Especially to GRDP development, both product and prices always change by year so its cause value added each sector change too so sharing to GRDP growth will be different. But if growth each sector not proportional, e.q. some sector can grow fast, but it grow slow, so in long time sharing each sector will significantly change. GRDP that is published this time has been shifting base year from 1993 to 2000, there are some reason : 1. Economic growth, which be counted base year 1993 not realistic anymore, because of changes over economic structure that relative go forward, so economic growth base GRDP 1993 to become smaller. 2. Economic growth have been influenced by economic crisis, it has been turning economic in a region or in the other word economic structure in 2000 and 1993 is so different. So that, up dating base year for counting GRDP need to be done, in order to get estimation result both GRDP sector and GRDP by expenditure will be realistic, that is means, it gives description about moving production structure cross sector. 3. Input Output table Indonesian 2000 has been composed for composition new series to account GDP/GRDP both sector and expenditure. GRDP derived from Input-Output table has been experienced consistency test on sector level, with think about fitting demand and supply structure. So I- O table can be to bench

16 3 mempertimbangkan kelayakan struktur permintaan dan penawarannya. Oleh karena itu Tabel I-O dapat dijadikan sebagai basis dasar (bench marking) bagi penyempurnaan estimasi PDB/PDRB 4. Menurut rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagimana tertuang dalam buku panduan yang baru Sistem Neraca Nasional dinyatakan bahwa estimasi PDB/PDRB atas dasar harga konstan sebaiknya dimutakhirkan secara periodik dengan menggunakan tahun referensi yang berakhiran 0 dan 5. Hal ini dimaksudkan agar besaran angka angka PDB/PDRB dapat saling diperbandingkan antar negara dan antar waktu guna keperluan analisis kinerja perekonomian dunia atau wilayah. 5. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) maupun Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan tahun dasar baru, yaitu tahun 2000 dan Penyempurnaan metodologi berikut perluasan cakupan komoditinya akan menghasilkan suatu series IHPB dan IHK baru yang akan digunakan sebagai deflator dalam penghitungan estimasi PDRB sektoral maupun penggunaan. 6. Ketersediaan data dasar (raw data) baik harga maupun volume (quantum) tahun 2000 secara rinci pada masing-masing sektor ekonomi relatif lebih lengkap dan berkelanjutan. Dengan dukungan data-data yang lebih lengkap dan terinci serta berkesinambungan, diharapkan estimasi PDRB dengan tahun dasar 2000 dapat disusun lebih akurat dan konsisten. 1.2 KONSEP DAN DEFINISI Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku marking for perfection of GDP/GRDP estimation. 4. United Nations has recommended that DDP/GRDP at constant prices, preferably to be up dated periodic with reference year to end in 0 and 5, it also can be seen in new National Account System series. So that GDP/GRDP can be compared with national and time in order to get performance analysis in economic world or region. 5. Whole seller Price Index (WPI) and Consumer Prices Index (CPI) use new base year 2000 and Perfection method and enlarge commodity coverage will result new WPI and CPI series, that will be used for deflator in GRDP sector and expenditure estimation. 6. Available raw data both prices and quantum in 2000 specific, on economic sector was more completes and sustainable. Supported by complete, specific and sustainable data, it is expected GRDP estimation base year 2000 can be arranged more accurate and consistent 1.2 CONCEPT AND DEFINITION One of the important economic indicators in a certain period and area is shown by Gross Regional Domestic Product (GRDP) data, both at current and constant market prices. GRDP at current market prices,

17 4 menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai dasar, di mana dalam penghitungan ini digunakan tahun Di samping PDRB sebagai salah satu indikator ekonomi, beberapa ukuran penting lainnya yang diturunkan dari data PDRB yaitu: Produk Domestik Regional Neto atas Dasar Harga Pasar, Produk Domestik Regional Neto atas Dasar Biaya Faktor, Produk Regional Neto/Pendapatan Regional, dan PDRB per Kapita Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Data PDRB dapat diestimasi dengan tiga pendekatan, yaitu : a. Menurut Pendekatan Produksi, PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam suatu wilayah, pada suatu periode tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha yaitu : 1. Pertanian ; 2. Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih; 5. Bangunan; 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran; 7. Pengangkutan dan Komunikasi; 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan; 9. Jasa-jasa. b. Menurut Pendekatan Pendapatan, PDRB merupakan jumlah semua balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah, pada jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Komponen balas which describes added value of goods and services, is derived by calculating products according to the current prices in a year. While GRDP at constant market prices is obtained by calculating products at fixed prices of base year, in this case is Other figures, derived from GRDP, are also valuable for economic indicators; those are Net Regional Domestic Product at Market Prices, Net Regional Domestic Product at Factor Cost, Net Regional Product at Factor Cost/ Regional Income, and GRDP Per Capita Gross Regional Domestic Product (GRDP) GRDP is defined as total added value produced by all production units in a region, or is a total final goods and services produced by all economic units. There are three approaches for measuring GRDP, namely : a. Production Approach, GRDP is a total value of final goods and services produced by all production units in a region for a certain period (usually oneyear). The production units in this presentation are grouped into 9 sector of origin, those are: 1. Agriculture; 2. Mining and Quarrying; 3. Manufacturing Industry; 4. Electricity, Gas, and Water Supply; 5. Construction; 6. Trade, Hotels, and Restaurants; 7.Transportation and Communication; 8. Bank, Rental, and Business Services; 9. Services. b. Income Approach. GRDP is the total compensation of production factors engaged in production process in a region, within a certain period (usually one-year). The compensation of production factors is wages and salaries,

18 5 jasa faktor produksi yang dimaksud adalah : upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan ; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tak langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan ini per sektor disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral. Oleh karena itu PDRB merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor (lapangan usaha). c. Menurut Pendekatan Pengeluaran, PDRB merupakan jumlah semua komponen permintaan akhir di suatu wilayah, dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Komponen permintaan akhir meliputi : Pengeluaran konsumsi rumah tangga, Pengeluaran konsumsi lembaga non profit, Pengeluaran konsumsi Pemerintah, Pembentukan modal tetap bruto, Perubahan stok, dan ekspor neto Secara konsep, ketiga pendekatan tersebut menghasilkan angka yang sama antara jumlah pengeluaran dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan, dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan (balas jasa) untuk faktor-faktor produksinya. Selanjutnya, PDRB seperti yang diuraikan di atas disebut sebagai PDRB atas dasar harga pasar, karena mencakup pajak tak langsung neto Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas dasar Harga Pasar PDRN atas dasar harga pasar merupakan PDRB atas dasar harga pasar dikurangi dengan penyusutan. Penyusutan yang dimaksud adalah nilai susutnya barang-barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi selama setahun PDRN atas dasar Biaya Faktor PDRN atas dasar biaya faktor adalah PDRN atas dasar harga pasar dikurangi pajak tak langsung neto. Pajak tak langsung neto merupakan pajak tak langsung yang dipungut land rent capital interest, and profits; all of them are excluded income tax and other direct taxes. In this definition, GRDP also covers depreciation and net indirect taxes. The sum of all income components for each sector is referred to sectoral gross added value. Accordingly, GRDP is a total added value of all economic sectors (sectors of origin) c. Expenditure Approach, Expenditure approach expresses GRDP as the total component of final demand in a region. The final demand covers: The consumption expenditure of household, private non profit institutions consumption, Government consumption, Gross domestic fixed capital formation, increase in stock, and net export. Conceptually, the three approaches give the same results for total expenditure of total final goods and services, and total income of production factors. Further, GRDP as defined above is necessarily termed as GRDP at market prices, since it includes net indirect taxes Net Regional Domestic Product (NRDP) at Market Prices NRDP at Market Prices refers to GRDP at market prices minus depreciation. The depreciation is reduction of fixed capital goods during the process in one year NRDP at Factor Cost NRDP at factor cost is defined as the product at market prices minus net indirect taxes. The net indirect taxes are total indirect taxes minus government subsidies. The

19 6 pemerintah dikurangi dengan subsidi pemerintah. Baik pajak tak langsung maupun subsidi, keduanya dikenakan terhadap barang dan jasa yang diproduksi atau dijual. Pajak tak langsung bersifat menaikkan harga jual, sedangkan subsidi sebaliknya Produk Regional Neto atas dasar Biaya Faktor / Pendapatan Regional Produk Regional Neto atas Dasar Biaya Faktor merupakan PDRN atas Dasar Biaya Faktor ditambah balas jasa faktor produksi milik wilayah tersebut yang berasal dari luar, dikurangi balas jasa faktor produksi yang mengalir keluar. Selanjutnya Produk Regional Neto atas Dasar Biaya Faktor disebut sebagai Pendapatan Regional. Pendapatan Regional ini merupakan pendapatan yang benar-benar diterima oleh penduduk Kabupaten Gunungkidul. Akan tetapi sampai saat ini penghitungan pendapatan yang benar-benar diterima penduduk kabupaten Gunungkidul belum dapat dilakukan. Hal ini disebabkan masih belum tersedianya data arus pendapatan yang mengalir antar kabupaten. Dalam pengertian ini dapat dijelaskan bahwa pendapatan dari faktor produksi yang berada di luar Gunungkidul milik penduduk Gunungkidul harus dihitung sebagai pendapatan Gunungkidul. Demikian juga sebaliknya, pendapatan dari faktor produksi milik penduduk luar Gunungkidul harus dikeluarkan. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, penghitungan yang dapat disajikan hanyalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). indirect taxes and subsidies are levied on goods and services produced or sold. The indirect taxes affect in increasing prices, whereas the subsidies do conversely Net Regional Product at Factor Cost / Regional Income Net Regional Product at factor cost is NRDP at factor cost plus all income of production factors owned by the region residents coming from abroad, minus all income of production factors flowing out. Further more, Net Regional Product at factor cost is necessarily termed as Regional Income. Regional income must be the real income received by inhabitants of Gunungkidul regency. However, it can not be realized yet, because of unavailability of data about income flows between regencies. In this case, it can be explained that income obtained from people of Gunungkidul who work outside Gunungkidul must be calculated as income of Gunungkidul. On the other hand, income of production factors belong to people residing out of Gunungkidul must be expelled. Therefore, the calculation can only represent Gross Regional Domestic Product (GRDP) PDRB per Kapita PDRB per kapita adalah PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. 1.3 CARA PENYAJIAN Penyajian PDRB dibedakan dalam GRDP Per Capita GRDP Per Capita is GRDP divided by the total population at mid year. 1.3 PRESENTATION METHOD Presentation of GRDP is

20 7 dua bentuk yaitu, penyajian atas dasar harga berlaku, dan penyajian atas dasar harga konstan Nilai PDRB juga disajikan dalam bentuk angka indeks yaitu indeks perkembangan, indeks berantai, dan indeks harga implisit. Indeks perkembangan diperoleh dengan membagi nilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun dasar 2000, dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun terhadap tahun dasarnya. Indeks berantai diperoleh dengan membagi nilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun sebelumnya, dikalikan 100. Apabila indeks berantai dikurangi dengan 100, maka diperoleh angka laju pertumbuhan. Angka ini menunjukkan laju pertumbuhan agregat pendapatan untuk masing-masing tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Indeks harga implisit diperoleh dengan membagi nilai atas dasar harga berlaku dengan nilai atas dasar harga konstan 2000 untuk masing-masing tahun, dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan harga dari agregat pendapatan terhadap harga pada tahun dasar. Selanjutnya, bila dari indeks harga implisit ini dibuatkan indeks berantainya, akan terlihat tingkat perkembangan harga setiap tahun terhadap tahun sebelumnya. differentiated in two forms. They are the presentation at current market prices, and constant 2000 market prices. The value of GRDP is also presented in the form of index numbers, namely growth index, link index, and implicit price index. Growth index is obtained by dividing the value corresponding to a certain year with base year value (2000), and then multiplied by 100. A series of such indices would show the year to year shift in level of a product aggregate related to base year value. Link index is obtained by dividing the value corresponding to a certain year with similar value in the preceding year, and then multiplied by 100. If the link index is subtracted with 100, then the growth rate will be obtained. A series of this figure would show the growth rate of a product aggregate for each year compared with the previous year. Implicit price index is calculated by dividing the value at current market prices in a certain year with the value at constant market prices of the same year, and then multiplied by 100. A series of this index would show yearly price levels of an income aggregate related to base year level. Further, a link index series obtained from a series of implicit price index would show year to year rate of price increase METODE PENGHITUNGAN Penghitungan PDRB atas dasar Harga Berlaku Penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Dalam metode langsung, nilai tambah di suatu wilayah dihitung dengan menggunakan data yang bersumber dari daerah (kabupaten). Pada metode langsung 1.4 METHOD OF CALCULATION GRDP at Current Market Prices Calculation By using two methods; i.e. direct method and indirect method can do calculation of GRDP at current market prices. In direct method, added value in a region is calculated by using region (regency) data. There are three approaches in direct method; i.e. production approach, expenditure

21 8 dikenal ada tiga macam pendekatan pengitungan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan pendapatan. Dari ketiga pendekatan tersebut akan memberikan hasil yang sama. Dalam metode tak langsung, nilai tambah di suatu wilayah (kabupaten) diperoleh dengan cara mengalokasikan nilai tambah suatu kegiatan ekonomi propinsi ke dalam masing-masing kegiatan ekonomi pada tingkat wilayah (kabupaten). Sebagai alokator digunakan indikator yang mempunyai pengaruh paling erat dengan kegiatan ekonomi tersebut Penghitungan PDRB atas dasar Harga Konstan Penghitungan PDRB atas dasar harga konstan bertujuan untuk melihat perkembangan PDRB secara real, bukan karena adanya pengaruh harga. Ada empat cara yang dikenal untuk menghitung nilai tambah atas dasar harga konstan, yaitu revaluasi, ekstrapolasi, deflasi, dan deflasi berganda Revaluasi Metode ini dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masingmasing tahun dengan harga pada tahun dasar Hasilnya merupakan output dan biaya antara atas dasar harga konstan Selanjutnya, nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara. Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan, karena mencakup komponen input yang sangat banyak, di samping data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga konstan masing-masing tahun dengan rasio tetap biaya antara terhadap output pada tahun dasar. approach, and income approach. All methods will give the same result. In indirect method, added value in a region is obtained by allocating the added value of a provincial economic event into each regency economic event. As allocate, it uses indicator with a greatest influence on economic event GRDP at Constant Market Prices Calculation The calculation of GRDP at constant market prices shows an annual real growth. There are four methods to calculate value added at constant market prices; i.e. revaluation, extrapolation, deflation, double deflation Revaluation This method is applied by evaluating each year s quantities and intermediate cost using base year s price The result is output and intermediate cost at constant 2000 market prices. Gross added value at constant market prices is obtained from deviation between output and intermediate cost. In practical condition, it is difficult to do revaluation by using intermediate cost, since many input components must be covered. Besides, the available price data can not fulfill all of that purpose. The intermediate cost at constant market prices is obtained from multiplication between output at constant market prices of each year and intermediate cost to output ratio at base year.

22 Ekstrapolasi Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar 2000 dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya, yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang dihitung. Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap perhitungan output atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan Deflasi Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masingmasing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga konsumen, indeks harga perdagangan besar dan sebagainya. Indeks harga di atas dapat pula dipakai sebagai inflator dalam keadan di mana nilai tambah atas dasar harga berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut Deflasi Berganda Dalam deflasi berganda ini, yang dideflasi adalah output dan biaya antaranya, sedangkan nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk penghitungan output atas dasar harga konstan biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditinya, sedangkan Extrapolation The added value of each year at 2000 constant market prices is obtained by multiplying the added value at 2000 base year with production index. Production index as an extrapolator can be index from each production resulted or index from some production indicators such as: worker, number of firm etc, whichever is suitable with any activities considered. Extrapolation can also be done in calculating output at constant market prices. Then, by using fixed ratio of added value of output, the estimate of added value at constant market prices will be obtained Deflation The added value at 2000 constant market prices is obtained by dividing added value at current market prices each year with price index. Consumer price index and wholesale price index are usually used as deflators of price index. The mentioned price index can also be used as an inflator if the added value at current market prices is obtained by multiplying value added at constant market prices with the index price Double Deflation In this method, output and intermediate cost are deflated. While the added value at constant market prices is obtained from deviation between the gross output and intermediate cost at constant market prices. A price index used as the deflator to calculate output at constant market price is usually producer or wholesale price index, which is suitable with the commodity scope. While, price index of intermediate cost

23 10 indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar. Pada kenyataannya sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara, di samping karena komponennya terlalu banyak, juga karena indeks harganya belum tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam penghitungan harga konstan, deflasi berganda ini belum banyak dipakai. Penghitungan komponen penggunaan PDRB atas dasar harga konstan juga dilakukan dengan menggunakan cara-cara di atas, tetapi mengingat data yang tersedia maka digunakan cara deflasi dan ekstrapolasi. is the price index from the highest input component. Actually, it is very difficult to deflate intermediate cost, since the components are too many and price index is not sufficiently available. Therefore, double deflation is rarely used to calculate intermediate cost at constant market prices. The calculation of component GRDP by expenditure at constant market prices is the same as the calculation above. Nevertheless, it usually uses deflation and extrapolation due to limited data.

24 11 II. URAIAN SEKTORAL / SECTORS DESCRIPTION 2.1 SEKTOR PERTANIAN Ruang Lingkup Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan dan pemanfaatan benda-benda biologis (hidup) yang diperoleh dari alam dengan tujuan untuk konsumsi sendiri atau dijual. Sektor pertanian mencakup subsektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan, dan perikanan. Subsektor tanaman bahan makanan meliputi segala kegiatan yang menghasilkan komoditi bahan makanan. Subsektor tanaman perkebunan meliputi segala kegiatan yang menghasilkan komoditi tanaman perkebunan baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan. Subsektor peternakan dan hasilhasilnya meliputi segala kegiatan pembibitan dan budidaya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan diambil hasilhasilnya, baik yang dilakukan oleh rakyat maupun oleh perusahaan peternakan. Subsektor kehutanan mencakup kegiatan penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-daunan, getah-getahan dan akar-akaran, termasuk di sini kegiatan perburuan. Subsektor perikanan mencakup kegiatan penangkapan, pembenihan, budidaya segala jenis ikan dan biota ikan lainnya, baik yang berada di air tawar maupun air asin Metode Penghitungan Nilai tambah sektor pertanian diperkirakan melalui pendekatan produksi. Pendekatan ini didasarkan pada pertimbangan tersedianya data produksi dan harga untuk masing-masing komoditi pertanian. Secara umum, nilai output diperoleh dari hasil perkalian antara seluruh produksi yang dihasilkan dengan harga produsennya. Menurut sifatnya, output dibedakan atas 2.1 AGRICULTURE SECTOR Coverage This sector covers the exploitation and utilization of biological products obtained from nature for consumption or sale. It covers farm food crops, non-food crops, livestock and its products, forestry, and fishery sub sector. Farm food crops sub sector covers all activities produced foodstuffs commodity. A non-food crop covers all estate crops exploited by small holders and by large-scale estate. Livestock and its products cover production of cattle and poultry, slaughtered and exploited, by state and public. Forestry covers logging and breeding, stepping, rooting and hunting. Fishery covers catching, germinating, and breeding of all types of fish and plant living in both fresh and salty water Method of Calculation The value added of this sector estimated by production approach based on available data of product and price for each commodity. Generally, the output was calculated by multiplying all products by producer price. It consists of main and imitated (by product) output distinctly. Additionally, it considers the

25 12 output utama dan ikutan. Di samping itu, diperkirakan juga besarnya persentase pelengkap bagi komoditi lain yang belum dapat dipantau perkembangannya. Total output suatu subsektor merupakan penjumlahan dari nilai output utama dan ikutan seluruh komoditi ditambah dengan nilai pelengkapnya. Penyajian data nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000, menggunakan metode revaluasi, yaitu metode dimana indikator produksi dinilai pada tahun berlaku, sedangkan harga per indikator dinilai berdasarkan harga tahun dasar (tahun 2000). Khusus subsektor peternakan, untuk penghitungan produksinya tidak dapat dilakukan secara langsung, melainkan data produksi dapat diperoleh melalui suatu rumus : produksi sama dengan banyaknya ternak yang dipotong ditambah selisih antara populasi akhir dan populasi awal ditambah selisih antara ekspor dan impor ternak. amount of completed percentage (mark up) for the other commodity, which is not monitored. So total output is aggregation of main and imitated (by product) output of all commodities plus completed value. Presentation of the Gross Value Added (GVA) based on constant 2000 market prices, by using revaluation Method of Calculation, where the production indicator was measured currently, while price per indicator based on basic year prices (2000). Especially in livestock sub sector, it cannot calculate the direct production but it is calculated by using formula; production as same as the total consumed cattle, plus deviation between the populations, plus net export Sumber Data Sumber data produksi pertanian diperoleh dari Seksi Statistik Produksi BPS Kabupaten Gunungkidul serta dari Dinas Pertanian. Data harga diperoleh dari hasil survei harga produsen yang tersedia di Seksi Distribusi BPS Kabupaten Gunungkidul, sedangkan data tentang rasio biaya antara dan rasio produk ikutan diperoleh dari Tabel Input Output Indonesia tahun 2000 dan dari hasil survei Struktur Ongkos Usaha Tani Data Resources The agriculture data come from Production Statistics Subdivision, Central Board of Statistics of Gunungkidul regency, and The Regencies Agriculture Service. Data on prices come from Distribution Statistics Subdivision, Regencies Statistics Office in Gunungkidul, while the ratio intermediate cost and the ratio of additional product are obtained from Indonesia Input-Output Table in 2000 and from agriculture cost structure. 2.2 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.2 MINING AND QUARRYING SECTOR Ruang Lingkup Kegiatan pertambangan dan penggalian adalah kegiatan yang mencakup penggalian, pemboran, penyaringan, pencucian, pemilihan dan pengambilan segala macam barang tambang, mineral dan barang Coverage Mining and quarrying sector covers activity of quarrying, drilling, filtering and exploration mineral and other commodities from nature either solid, liquid, or gas. It intends to develop efficiency to use, sell, or

26 13 galian yang tersedia di alam, baik berupa benda padat, cair maupun gas. Penambangan dan penggalian ini dapat dilakukan di bawah tanah maupun di atas permukaan bumi. Sifat dan tujuan kegiatan tersebut yaitu untuk menciptakan nilai guna dari barang tambang dan galian sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan, dijual, atau diproses lebih lanjut. Seluruh jenis komoditi yang dicakup dalam sektor pertambangan dan penggalian dapat dikelompokkan ke dalam tiga subsektor, yaitu pertambangan migas, pertambangan non migas dan penggalian. Dari ketiga jenis tersebut, hanya subsektor penggalian yang terdapat di Kabupaten Gunungkidul. follow up process. The products are grouped into three sub sectors; crude petroleum and natural gas, non-oil and gas mining, and quarrying. That is only Gunungkidul Regency own the latest. Quarrying covers of excavating and collecting stones, sand, and oil, generally on the surface. Subsektor penggalian mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian seperti batu-batuan, pasir, dan tanah yang pada umumnya berada di atas permukaan bumi Metode Penghitungan Output dari kegiatan penggalian diperoleh berdasarkan hasil perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga per unit barang tersebut. Biaya antara dari kegiatan ini terdiri dari nilai pemakaian barang dan jasa yang habis dipakai sekali dalam proses produksi, usia pemakaiannya kurang dari setahun, serta nilai per unitnya relatif kecil. Penghitungan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan untuk subsektor penggalian menggunakan metode revaluasi Sumber Data Data produksi, harga, dan rasio biaya antara diperoleh dari Seksi Statistik Produksi, BPS Kabupaten Gunungkidul Method of Calculation Output of quarrying based on current market prices is calculated by production approach that is by multiplying the production to the price. The intermediate cost consist of the value of goods and services used in one process, lifetime less a year, and relatively small per unit value. Computations of output and GVA at the constant market prices use revaluation Method of Calculation Data Resources Production, price, and the ratio of intermediate cost are obtained from Production Sub Division of Gunungkidul Regency.

27 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Ruang Lingkup Sektor industri pengolahan dibedakan menjadi dua subsektor yaitu subsektor industri migas dan non migas. Untuk subsektor industri migas terdiri dari pengilangan minyak bumi dan gas alam cair. Untuk Kabupaten Gunungkidul hanya terdapat industri non migas yang dalam pengelolaannya dikelompokkan menjadi industri besar sedang, industri kecil dan rumahtangga. Acuan jenis kegiatan industri adalah Tabel Input Output tahun 2000 sehingga kode KLUI yang dimulai dengan angka tiga termasuk dalam sektor industri. Jenis kegiatan utama dikelompokkan dalam 9 klasifikasi, yaitu : 3.1. Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau 3.2. Industri Tekstil, Pakaian Jadi, dan Kulit 3.3. Industri Kayu, Rotan, dan Perabot Rumahtangga 3.4. Industri Kertas dan Barang-barang dari Kertas, Percetakan dan Penerbitan 3.5. Industri Kimia dan Barang-barang dari Bahan Kimia, Minyak Bumi, Batubara, Karet, dan Plastik 3.6. Industri Barang-barang Galian Bukan Logam, kecuali Minyak Bumi, Batubara 3.7. Industri Logam Dasar 3.8. Industri Barang Dari Logam, Mesin dan Peralatannya 3.9. Industri Pengolahan Lainnya 2.3 MANUFACTURING INDUSTRY SECTOR Coverage This sector is distinguished into two sub sectors; oil and gas manufacturing, and nonoil and gas manufacturing. For the first mentioned, it covers of crude petroleum and natural gas refineries. Gunungkidul Regency has only non-oil and gas manufacturing sub sector, which divided into Large-Medium Scale and Small Scale-Home Industry. The classification of industry activity refers to Input-Output Table in 2000 so the ISIC code that is begun with number three includes in industry sector. It is classified into nine : 3.1. Food, drink, and tobacco 3.2. Textile, garment, and leather 3.3. Wood, rattan, and furniture industry 3.4. Paper and paper based articles 3.5. Chemical and chemical-based product, petroleum, coal, rubber, and plastic 3.6. Non metal mineral, except petroleum, and coal 3.7. Industry base metal 3.8. Metal product, machinery, and Accessories 3.9. Other industries The metal base industry (3.7) is not available in Gunungkidul Regency. Untuk jenis klasifikasi industri logam dasar (kode 3.7) tidak terdapat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Metode Penghitungan Metode penghitungan output atas dasar harga berlaku menggunakan pendekatan produksi, dimana jumlah tenaga kerja dipakai sebagai indikatornya. Untuk penghitungan atas dasar harga konstan digunakan metode ekstrapolasi, sedangkan sebagai ekstrapolatornya adalah indeks produksi hasil Method of Calculation Output based on current market prices is calculated by production approach, where the total manpower used as indicator. Output on the basis of constant market prices is calculated by extrapolation Method of Calculation that is by multiplying the manpower growth to output per manpower on

28 15 survei triwulanan industri besar sedang dan survei IKKR (Industri Kecil dan Kerajinan Rumahtangga) dimana output atas dasar harga konstan didapat dari perkalian antara pertumbuhan jumlah tenaga kerja dengan output per tenaga kerja pada tahun dasar (2000). base year (2000) Sumber Data Data jumlah tenaga kerja didapat dari hasil survei triwulanan industri besar sedang (publikasi tahunan Statistik Industri Besar Sedang) dan hasil survei industri kecil dan rumahtangga. Data output per tenaga kerja diperoleh dari tabel Input Output tahun SEKTOR LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH Ruang Lingkup Sektor ini terdiri dari 3 subsektor, yaitu subsektor listrik, gas kota, dan air bersih. Untuk subsektor gas kota tidak terdapat di Kabupaten Gunungkidul. Subsektor listrik mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik, baik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) maupun perusahaan Non-PLN seperti pembangkitan listrik oleh Perusahaan Pemerintah Daerah, dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan maupun perusahaan), dengan tujuan untuk dijual. Listrik yang dibangkitkan atau yang diproduksi meliputi listrik yang dijual, dipakai sendiri, hilang dari transmisi dan listrik yang dicuri. Untuk subsektor air bersih mencakup proses pembersihan, pemurnian dan proses kimiawi lainnya untuk menghasilkan air minum, serta pendistribusian dan penyalurannya secara langsung melalui pipa dan alat lain ke rumahtangga, instansi pemerintah maupun swasta Data Resources Data on total manpower is obtained through the three-monthly survey on largemedium scale industries (the annual publication of large-medium scale industries statistics) and small and cottage industries surveys. Output per manpower is obtained from Input-Output Table in ELECTRICITY, GAS, AND WATER SUPPLY SECTOR Coverage It covers three sub sector; electricity, city gas, and water supply. However, the city gas sub sector does not exist in Gunungkidul Regency. The electricity sub sector includes generation and distribution electric power, by both PLN (State Owned Electricity Company) and non-pln by Regional Administration and private parties to sell energy. The output of electricity covers the electric to itself, selling, missing, and even stolen. Moreover, for water supply sub sector includes the process on purifying, refining, and other chemical to produce water supply and distribute or transfer directly by pipeline and other instrument to household, governmental, and public instance.

29 Metode Penghitungan Metode penghitungan output atas dasar harga berlaku menggunakan pendekatan produksi dengan jumlah kwh yang dijual sebagai indikator pada subsektor listrik dikalikan dengan harga jual. Sedangkan untuk subsektor air bersih yaitu dengan mengalikan antara jumlah produksi dengan harga tiap tahunnya. Untuk penghitungan output atas dasar harga konstan diperoleh melalui pendekatan revaluasi, yaitu perkalian antara produksi tiap tahun dengan harga tahun dasar ( 2000) Sumber Data Data produksi, harga, dan biaya antara didapat dari PLN Wilayah VI Yogyakarta untuk subsektor listrik dan dari PDAM untuk subsektor air bersih. Data tersebut didapat dari hasil data sekunder. 2.5 SEKTOR BANGUNAN Ruang Lingkup Sektor bangunan mencakup kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana lainnya. Pada umumnya kegiatan sektor bangunan terdiri dari berbagai kegiatan meliputi: pembuatan, pembangunan, pemasangan, dan perbaikan semua jenis konstruksi Metode Penghitungan Untuk mendapatkan nilai tambah bruto digunakan pendekatan arus barang, yaitu didasarkan pada pemikiran bahwa besarnya output pada sektor bangunan sejalan dengan besarnya input komoditi yang digunakan untuk bangunan. Untuk memperoleh output atas dasar harga konstan digunakan metode deflasi, dengan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) bangunan sebagai deflatornya Method of Calculation Output of electricity based on current market prices is calculated through production approach, by multiplying the total kwh sold (as indicator) to sold price. While, for water supply sub sector, the output is calculated by multiplying the total production to the annual price. It uses revaluation approach in calculating output on the basis of constant market prices, that is by multiplying the annual production to base year prices (2000) Data Resources Data on production, price, and intermediate cost are obtained from PLN Region VI of Yogyakarta in electricity sub sector and from PDAM (Water Supply Regional Company) in water supply sub sector. 2.5 CONSTRUCTION SECTOR Coverage It is the activity that the ended-process unified to the land, both for household or any building. Generally, the activities of construction are construction, development, installation, and rehabilitation Method of Calculation The gross value added (GVA) is estimated by commodity flow approach, based on though that output of construction sector as same as commodity input used in construction. Output on the basis of constant market prices is calculated by deflation Method of Calculation that is by using Wholesale Price Index (WPI) of construction as deflator.

30 Sumber Data Data yang digunakan adalah persentase jumlah upah dan gaji dan keuntungan bruto kontraktor yang diperoleh terhadap output yang didapat dari hasil survei konstruksi Data Resources It uses percentage on total wages/salaries and gross profit toward the output. Data on wages/salaries, gross profit, and output are obtained through of construction survey. 2.6 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Ruang Lingkup Sektor perdagangan terdiri dari tiga subsektor, yaitu perdagangan, hotel, dan restoran. Subsektor perdagangan meliputi kegiatan membeli dan menjual barang untuk tujuan penyaluran/pendistribusian tanpa merubah sifat barang. Dalam penghitungannya, subsektor perdagangan dikelompokkan dalam dua jenis kegiatan yaitu perdagangan besar dan eceran. Perdagangan besar mencakup kegiatan pengumpulan dan penjualan kembali oleh pedagang dari produser atau importir ke pedagang besar lainnya, pedagang eceran, perusahaan, dan lembaga yang tidak mencari untung. Sedangkan pedagang eceran mencakup kegiatan pedagang yang pada umumnya melayani konsumen perorangan atau rumahtangga. Subsektor hotel, mencakup kegiatan penyediaan akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan sebagai tempat penginapan. Yang dimaksud akomodasi di sini adalah hotel berbintang maupun tidak berbintang, serta tempat lainnya yang digunakan untuk menginap seperti losmen, motel, dan sebagainya. Subsektor restoran mencakup usaha penyediaan makanan dan minuman jadi yang pada umumnya dikonsumsi di tempat penjualan Metode Penghitungan Metode yang digunakan untuk 2.6 TRADE, HOTELS, AND RESTAURANT SECTOR Coverage It is divided into three sub sectors; trade, hotels, and restaurants. Trade sub sector covers activities in buying and selling to distribute without modifying the characteristic of goods. Trade sub sector is divided into wholesale and retail trade. Wholesale trade includes collecting and reselling by trader (producer or importer) to other trader (wholesale and retail), business, and unprofitable institution. While the retail trade includes trader, which serves individual and household consumers. In the hotel sub sector, it includes accommodations using all or part building as inn. It covers classified and non-classified hotel, and other place used to stay (motel, etc.). While restaurant sub sector includes preparing food and beverage that which is generally consumed in the shop by consumers Method of Calculation The gross value added (GVA) of trade sub

31 18 menghitung nilai tambah pada subsektor perdagangan adalah metode arus barang. Dengan cara ini, output dihitung berdasarkan besarnya margin perdagangan yang timbul akibat perdagangan barang-barang dari sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, serta barang-barang impor. Rasio margin perdagangan yang digunakan adalah rasio terbaru yang mencerminkan keadaan tahun 2000, sedang rasio nilai tambahnya digunakan tahun Output atas dasar harga berlaku dari subsektor hotel diperoleh dengan pendekatan produksi yaitu dengan mengalikan jumlah tenaga kerja dan rata-rata output per tenaga kerja. Sedangkan output atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan metode deflasi, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum sebagai deflatornya. Output atas dasar harga berlaku pada subsektor restoran diperoleh dengan perkalian antara indikator produksi dengan indikator harga. Sedangkan nilai tambah brutonya dihitung berdasarkan perkalian rasio nilai tambah bruto dengan outputnya. Output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan metode deflasi dengan IHK konsumen kelompok makanan sebagai deflatornya Sumber Data Rasio margin perdagangan tahun 1990 diperoleh berdasarkan tabel I-O Rasio nilai tambah diperoleh berdasarkan Survei Khusus Perdagangan dan Jasa Untuk indikator produksi dan Indeks Harga Konsumen kelompok makanan diperoleh dari Bidang Distribusi BPS Propinsi D.I. Yogyakarta. sector is estimated by commodity flow approach. So the output is calculated based on trade margin of commodity traded like agriculture, quarrying, manufacturing industry and imported goods. The ratio of trade margin used the ratio reflects 1990 figures, while the value added ratio used in Output at current market prices of hotel sub sector is obtained by production approach that is by multiplying the total manpower to output rate per manpower. While output at constant market price is calculated by deflation Method of Calculation with general CPI as deflator. Output of restaurant sub sector on the basis of current market prices is obtained by multiplying the product indicator to prices indicator. While output on the basis of constant market prices is calculated by deflation Method of Calculation with consumer price index of the finished foods group as the deflator Data Resources The ratio of trade margin is obtained from Input-Output Table in The value added ratio is obtained through the Special Survey on Trade and Service (SSTS) For production indicator and the consumer price index of the finished foods group are obtained from Distributive Division, BPS of Yogyakarta Special Region Province. 2.7 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Ruang Lingkup Sektor ini mencakup dua subsektor, yaitu subsektor pengangkutan dan 2.7 TRANSPORT AND COMMU- NICATION SECTOR Coverage This sector covers two sub sector, transport and communication. The former

32 19 komunikasi. Untuk subsektor pengangkutan terdiri dari jasa angkutan rel, angkutan jalan raya, angkutan laut, angkutan sungai, danau dan penyeberangan, angkutan udara, serta jasa penunjang angkutan. Di Kabupaten Gunungkidul tidak terdapat angkutan udara, angkutan rel, angkutan laut, angkutan sungai, danau dan penyeberangan. Kegiatan pengangkutan meliputi pemindahan penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat angkut atau kendaraan, baik bermotor maupun tidak bermotor. Sedangkan jasa penunjang angkutan mencakup kegiatan yang sifatnya menunjang kegiatan pengangkutan seperti terminal, parkir, dan pergudangan. Subsektor komunikasi terdiri dari kegiatan pos/giro dan telekomunikasi, dan jasa penunjang komunikasi. Pos/giro mencakup kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat, wesel, dan paket pos yang diusahakan oleh Perum Pos dan Giro. Telekomunikasi meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman berita melalui telegram, telepon, dan telex yang diusahakan oleh PT Telkom dan PT Indosat. Jasa penunjang komunikasi meliputi kegiatan seperti wartel (warung telekomunikasi), radio panggil (pager), dan telepon seluler (ponsel) Metode Penghitungan Pendekatan yang digunakan untuk menghitung nilai tambah atas dasar harga berlaku untuk angkutan jalan raya adalah dengan menggunakan pendekatan produksi, dimana indikator produksi diperoleh dari pengumpulan data sekunder dari Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya (DLLAJR), Sedangkan data output dan biaya antara diperoleh dari survei khusus pendapatan regional terhadap perusahaan/usaha di sektor angkutan penumpang maupun barang. Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan metode ekstrapolasi dengan menggunakan penumpang dan barang sebagai ekstrapolatornya. Untuk subsektor komunikasi, output consist of railway transport, road transport, sea transport, inland water transport, air transport, and services allied to transport. But Gunungkidul Regency has no air transport, railway transport, sea transport and inland water transport. The transportation consists of transferring passengers and cargo by both motored and unmoored-carrier. And the services allied to transport include such activity as terminal, parking, and storage. The communication sub sector covers postal and telecommunication and services allied to communication. The postal that operated by the Perum Pos dan Giro (Postal and Transfer Account National Corporation) serve as sending letter, money order, and package. Telecommunication consisted of wire, telephone, and telex, carried out by PT Telkom and Indosat. Services allied to communication consisted of wartel, pager and cellular telephone Method of Calculation The gross value added road transportation on the basis of current market prices is obtained by production approach, where production indicator was obtained from secondary data collected from related agencies. Whereas the output and intermediate cost processed from special surveys on regional income for enterprise / establishment engaged in transportation activities. Output at constant market price is obtained by extrapolation Method of Calculation by using passengers and cargo as its extrapolator. The output and the gross value added of

33 20 dan nilai tambah atas dasar harga berlaku diperoleh dengan pendekatan produksi. Sedangkan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan metode ekstrapolasi Sumber Data Indikator produksi untuk jasa angkutan jalan raya bersumber dari statistik angkutan jalan raya. Rasio nilai tambah didapat dari Tabel Input Output tahun Untuk jasa penunjang angkutan, data yang digunakan umumnya diperoleh dari instansi terkait, Departemen Perhubungan (untuk indikator harga) dan Tabel Input Output tahun 1990 (untuk rasio nilai tambah bruto dan mark-up). Pendapatan/output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dan indikator produksi untuk pos/giro serta komunikasi diperoleh dari laporan keuangan Perum Pos/Giro dan PT Telkom. Sedangkan indikator produksi dan indikator harga untuk jasa penunjang komunikasi diperoleh dari berbagai sumber, yaitu Depparpostel, dan data sekunder. communication on the basis of current market prices is calculated by production approach. While the output and gross value added on the basis of constant market prices is obtained by extrapolation approach Data Resources Production indicators of road transportation come from the highway statistic and the value added ratio from Input- Output Table Generally, the production indicator of services allied to transport is obtained from Department of Transportation. While data on the value added mark-up are obtained from Input-Output Table. Data on output, gross value added, and production indicator of postal and telecommunication are obtained from Perum Pos Giro and PT Telkom. While the production indicator and price indicator of service allied to communication are obtained from some resources such as Deparpostel (Department of Tourism, Post and Telecommunication) and other secondary data. 2.8 SEKTOR KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Ruang Lingkup Sektor ini dikelompokkan dalam 5 subsektor, yaitu bank, lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan, sewa bangunan, dan jasa perusahaan Subsektor Bank Kegiatan yang dicakup dalam subsektor bank adalah kegiatan yang memberikan jasa keuangan pada pihak lain seperti : menerima simpanan terutama dalam bentuk giro dan deposito, memberikan kredit/simpanan, baik kredit jangka pendek/menengah dan panjang, mengirim uang, membeli dan menjual suratsurat berharga, mendiskonto surat wesel, 2.8 FINANCIAL, OWNERSHIP, AND BUSINESS SECTOR Coverage This sector covers bank, non-bank financial institutions, services allied to financial, building rental, and business services sub sectors Bank It serves other party such as saving and time deposit, clearing account, long and short-term credit, transferring, mortgage, discount draft, etc.

34 21 kertas dagang, surat hutang dan sejenisnya, menyewakan tempat menyimpan barang berharga dan sebagainya. Dilihat dari segi fungsinya, perusahaan bank dapat merupakan Bank Sentral, Bank Umum, Bank Devisa, Bank Pembangunan, Bank Tabungan, dan Bank Desa. Sedangkan jika ditinjau dari segi kepemilikannya, dapat dikelompokkan dalam Bank Pemerintah, Bank Swasta Nasional dan Bank Asing. Jika ditinjau dari segi penciptaan uang giral dan uang kartal dikenal dua jenis bank yaitu Bank Primer dan Bank Sekunder Subsektor Lembaga Keuangan Tanpa Bank a. Usaha Jasa Asuransi Asuransi adalah salah satu jenis lembaga keuangan bukan bank yang usaha pokoknya menanggung resiko atas terjadinya kerugian finansial sesuatu barang atau jiwa manusia yang disebabkan oleh terjadinya musibah atau kecelakaan atas barang atau orang tersebut, sehingga mengakibatkan hancur/rusaknya barang atau mengakibatkan terjadinya kematian. Jasa Asuransi ini dapat dibedakan menjadi asuransi jiwa, asuransi sosial, serta asuransi kerugian (termasuk di sini jasa perasuransian/broker, jasa pelayanan penanggung perasuransian, unit pengatur dana pensiun yang berdiri sendiri, adjuster, dan sejenisnya). Asuransi jiwa adalah usaha perasuransian yang khusus menanggung resiko kematian, kecelakaan atau sakit, termasuk juga jaminan hari tua/masa depan pihak tertanggung dengan suatu nilai pertanggungan yang besarnya sudah ditentukan dan disetujui oleh kedua belah pihak yang dicantumkan dalam surat perjanjian. Asuransi kerugian adalah usaha perasuransian yang khusus menangani resiko atas kerugian, kehilangan atau kerusakan harta milik/benda termasuk juga tanggungjawab hukum pada pihak ketiga yang mungkin It is dividable in functions like Central Bank, General Bank, saving bank, and rural bank. While, it does in ownership like government, national private, and foreign banks. Moreover in financing, there are two banks, primary and secondary bank Non Bank Financial Institutions a. Insurance Insurance is one of non banking institution serves in taking the risks in lost finance in the shape of material and moral in any accident resulted undestroyed items or death. It is categorized into life, social and lost-insurance (included broker, serving the insurance-institution, pension, adjuster, etc.). Life insurance serves in death risk, accident, and ill, included retired insurance. Lost-insurance serves in lost of owner, included legal-authority.

35 22 terjadi terhadap benda/harta milik tertanggung karena sebab-sebab tertentu dengan suatu nilai pertanggungan yang besarnya telah ditentukan dan disetujui oleh kedua belah pihak yang dicantumkan dalam suatu perjanjian. Asuransi sosial adalah usaha perasuransian yang mencakup usaha asuransi jiwa dan bukan jiwa (kerugian) yang dibentuk pemerintah berdasarkan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara pihak asuransi dengan seluruh/segolongan masyarakat untuk tujuan sosial. Pihak asuransi akan menerima/menampung sejumlah iuran/sumbangan wajib dari masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan umum seperti : jasa angkutan, jasa kesehatan, jasa/ pelayanan terhadap pemilik kendaraan bermotor dan pelayanan hari tua. b. Dana Pensiun Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun, yang dikelompokkan ke dalam dua bentuk program pensiun yaitu : b.1 Program pensiun manfaat pasti, yaitu program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun atau program pensiun lainnya yang bukan merupakan program pensiun iuran pasti. b.2 Program pensiun iuran pasti, yaitu program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun, dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibuku- kan pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun. Manfaat pensiun adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pensiun dan dengan cara yang ditetapkan dalam peraturan dana pensiun. Manfaat pensiun terdiri dari manfaat pensiun normal, manfaat pensiun dipercepat, manfaat pensiun cacat, dan manfaat pensiun ditunda. Jenis dana pensiun dibedakan menjadi dua yaitu dana pensiun pemberi kerja dan dana pensiun Social insurance includes whether life insurance by the government in social objectives. The insurance institution reaches obligatory-fee from the public in serving like transportation, healthy, motorcycle, and retired-workers. b. Pension Pension is an institution managing and organizing a useful pension program, and grouped into two : b.1 The certain pension, it is a program which the useful was established in regulation. b.2 The uncertain pension, it is a program which the fee was established in regulation. The usage is occasionally payment in regular. It covers normal, accelerated, defected, and delayed pension. All differentiated into the provider and institution pensions

36 23 lembaga keuangan. c. Pegadaian Pegadaian mencakup usaha lembaga perkreditan pemerintah yang bersifat monopoli dan dibentuk berdasarkan ketentuan undang-undang, yang tugasnya antara lain membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai dengan cara yang mudah, cepat, aman, dan hemat kepada para petani, nelayan, pedagang kecil, industri kecil yang bersifat produktif, kaum buruh/pegawai negeri ekonomi lemah. Tujuannya tidak lain untuk mencegah praktek ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak wajar lainnya. c. Pawnshop office Pawnshop office covers the monopoly government credit matter institutions and legal that duties to develop the common people economic and share them easily, quickly, safely, and economically such as the farmer, fisherman, small and productive trade, and small income. So it can avoid them from the profiteer, illegal pawning, and higher interest. It was guarantee and no question in using the money. Kegiatan utama pegadaian memberikan pinjaman uang kepada segolongan masyarakat dengan menerima jaminan barang bergerak. Besarnya pinjaman sesuai dengan nilai barang jaminan yang diserahkan pihak peminjam tanpa syarat apapun mengenai penggunaan dananya. d. Lembaga Pembiayaan Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang bergerak di sektor keuangan dengan melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Pengelolaan sumber pembiayaan pembangunan diarahkan untuk dapat lebih menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Lembaga pembiayaan ini mencakup kegiatan sewa usaha (leasing), modal ventura, anjak piutang, kartu kredit, dan pembiayaan konsumen Subsektor Jasa Penunjang Keuangan Subsektor ini mencakup kegiatan pedagang valuta asing, pasar modal, dan jasa penunjang lainnya. d. Funding institution Funding institution is the institution actives in finance sector with carried out fund or capital includes leasing, venture capital, credit, credit card, and consumer Services Allied to Financial It covers the foreign currency trader; capital share, and its facility in the shape of moneychanger Subsektor Sewa Bangunan Subsektor ini mencakup usaha Building Rental It covers land and building leasing like

37 24 persewaan bangunan dan tanah, baik bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal seperti perkantoran, pertokoan, serta usaha persewaan tanah persil. resident, office complex, shopping, and lot land Subsektor Jasa Perusahaan Subsektor ini mencakup kegiatan pemberian jasa hukum (advokad dan notaris), jasa akuntansi dan pembukuan, jasa pengolahan dan penyajian data, jasa bangunan/arsitek dan teknik, jasa periklanan dan riset pemasaran, jasa persewaan mesin dan peralatan. Semua jasa ini biasanya diberikan berdasarkan sejumlah bayaran atau kontrak. a. Jasa hukum (advokad/pengacara, notaris). Advokad/pengacara adalah ahli hukum yang berwenang bertindak sebagai penasehat atau pembela perkara dalam pengadilan, baik perkara pidana maupun perdata. Sedangkan notaris adalah orang yang ditunjuk dan diberi kuasa (oleh Departemen Kehakiman) untuk mensahkan dan menyaksikan pembuatan surat perjanjian, akte, dan sebagainya. b. Jasa akuntansi dan pembukuan adalah usaha jasa pengurusan tata buku dan pemeriksaan pembukuan termasuk juga jasa pengolahan data dan tabulasi yang merupakan bagian dari jasa akuntansi dan pembukuan. c. Jasa pengolahan dan penyajian data adalah usaha jasa pengolahan dan penyajian data yang sifatnya umum, baik secara elektronik maupun manual atas dasar balas jasa atau kontrak, termasuk di dalamnya adalah jasa komputer programming dan sebagainya yang ada hubungannya dengan kegiatan komputer. d. Jasa bangunan, arsitek dan teknik adalah usaha jasa konsultasi bangunan arsitek/perancang bangunan, jasa survei geologi, penyelidikan tambang / pencarian bijih logam untuk Business Services It covers law affair like the lawyer and notaries affairs, accountancy and book keeping, data processing and presenting, machinery and equipment leasing, architecture and technical, advertising, and marketing research. a. Law-affairs (lawyer and notaries affairs). The lawyer is one serves as legal adviser before the court both in civil and criminal case. And the notary is one appointed and mandated by The Ministry of Justice to legalize and witness making agreement letter, official document, etc. b. Accountancy and book keeping. It serves in arrangement of book keeping and monitoring included data processing and tabulation. c. Data processing and presenting. It is a service to process and present data generally both an electronically or manual scales on the basis of contract and recompose, included computer programming, etc. d. Building, architecture, technical consultancy. It is a consultant service for designing and planning, geology survey, mining survey, etc.

38 25 pertambangan dan jasa penyelidikan sejenisnya. e. Jasa periklanan dan riset pemasaran adalah suatu kegiatan usaha yang memberikan pelayanan kepada pihak lain (perusahaan/perorangan) dalam bentuk pembuatan dan pemasangan iklan, yang bertujuan untuk menyampaikan informasi, membujuk dan mengingatkan kepada konsumen tentang produk dari suatu perusahaan/usaha yang dalam penyampaiannya dapat melalui berbagai media massa seperti : audio visual (TV, bioskop), radio, halaman surat kabar/majalah, poster dan sebagainya. f. Jasa persewaan mesin dan peralatan adalah usaha persewaan mesin dan peralatan untuk keperluan pertanian, pertambangan, dan ladang minyak, industri pengolahan, konstruksi, penjualan dan mesin-mesin keperluan kantor. e. Advertising and marketing research. It serves other individual and organizational party in production and installation advertising in order to inform, persuade, and tell consumer a product by mass media such as audio visual (television, movie), radio, newsmagazines, poster, etc. f. Machinery and equipment leasing. It serves other party in rental for agriculture, mining, oil field, manufacturing industry, construction, sale, etc Metode Penghitungan Untuk subsektor bank, pendekatan yang digunakan dalam penghitungan nilai tambah bruto (NTB) atas dasar harga berlaku adalah pendekatan pendapatan. Output dari hasil usaha perbankan adalah penerimaan atas jasa pelayanan bank yang diberikan kepada pemakainya. Dalam output bank, dimasukkan pula imputasi jasa bank yang besarnya sama dengan selisih antara bunga yang diterima dengan bunga yang dibayarkan. Dengan demikian output bank mencakup jasa yang dalam penghitungan Bank Indonesia terdiri dari imputasi jasa, penerimaan netto dari transaksi devisa, provisi dan komisi, serta pendapatan operasional lainnya. Sedangkan untuk nilai tambah bruto atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi dan sebagai deflatornya adalah IHK Umum. Output dari kegiatan asuransi merupakan rekapitulasi dari output asuransi jiwa, asuransi bukan jiwa (asuransi sosial, asuransi dan reasuransi kerugian serta broker asuransi) Method of Calculation The gross value added on the current market prices of bank sub sector is obtained by income approach. The outputs are the recompense from consumer service, included bank-fee as much different of received and paid interest. On other word, the output covers serve and imputation in mutual accord the Bank Indonesia, including: imputation, net input on foreign exchange, provision, and commission, and others. While the GVA at constant market prices with general consumer price index as deflator. The output of insurance includes recapitulation of the life insurance and nonlife insurance (social, lost, and broker insurances).in life insurance, the output is in

39 26 Asuransi jiwa, outputnya adalah premi dikurangi klaim dikurangi selisih cadangan aktuaria. Perkiraan penghitungan output asuransi bukan jiwa yang meliputi asuransi kredit (askrindo), asuransi dan reasuransi kerugian, broker asuransi adalah : nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan selisih antara output dan biaya antara. Sedangkan untuk nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan cara deflasi, dengan IHK Umum sebagai deflatornya. Output asuransi kredit = jumlah premi netto - klaim netto Output broker asuransi = jumlah komisi yang diterima the shape of premium minus claim minus difference at actuarial stock. The GVA of nonlife insurance (insurance of credit, lost, and broken) on the basis of current market prices is estimated from the difference between output and intermediate cost, while of the GVA on the basis of constant market prices is obtained by deflation Method of Calculation, with general CPI as deflator. The output of credit insurance = net premium - net claimed The output of broker insurance = all received commission. Output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dari kegiatan dana pensiun dapat diperoleh dari hasil pengolahan laporan keuangan kegiatan tersebut. Sedangkan estimasi output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan cara ekstrapolasi dan sebagai ekstrapolatornya adalah jumlah peserta. Output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dari kegiatan pegadaian diperoleh dari hasil pengolahan laporan keuangan Perum Pegadaian. Secara garis besar output dari pegadaian adalah berupa sewa modal, bunga deposito, dan lain-lain. Sedangkan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan ekstrapolasi, dengan jumlah nasabah sebagai ekstrapolatornya. Output untuk persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara jumlah penyewa rumah, kontrak rumah, sewa beli rumah dinas, perkiraan sewa rumah, pajak dan pemeliharaan rumah dengan tarif sewa per bangunan. Sedangkan output usaha persewaan bangunan bukan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara luas bangunan yang disewakan dengan rata-rata tarif sewa per meter persegi. Selanjutnya nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi dengan IHK Output and GVA at current market prices of pension come from the report of pension institution. Output and GVA at constant market prices are obtained by extrapolation Method of Calculation, with the members as extrapolator. For the pawnshop services, the output and GVA at current market prices are calculated from the report of Perum Pegadaian, they are in the shape of capital, interest, etc. While, the output and GVA at constant market prices are obtained by extrapolation, and the total consumer as extrapolator. Output of building rental is calculated by multiplying between the total of rental payment or maintenance to rate of building rental. While the output non residential building is calculated by multiplying the wide to price per m2. Moreover the GVA on the basis of constant market prices is obtained by deflation Method of Calculation and the housing CPI as deflator.

40 27 kelompok perumahan sebagai deflatornya. Output atas dasar harga berlaku untuk jasa perusahaan diperoleh dari perkalian antara indikator produksi (jumlah tenaga kerja) dengan indikator harga (rata-rata output per tenaga kerja), atau pendekatan produksi. Sedangkan output atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan metode ekstrapolasi Sumber Data Pada subsektor bank, output maupun struktur inputnya diperoleh langsung dari Bank Indonesia. Untuk asuransi, rasio biaya antara diperoleh dari hasil survei data sekunder, begitu juga untuk kegiatan dana pensiun. Untuk pegadaian, indikator produksi didapat dari laporan keuangan Perum Pegadaian. Data usaha persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh berdasarkan hasil SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) dan hasil Sensus Penduduk. Sedangkan data produksi usaha persewaan bukan tempat tinggal diperoleh dari hasil penelitian dan Survei Khusus Input Output (SKIO). Pada subsektor jasa perusahaan, rasio biaya antara didapat dari hasil SKPR (Survei Khusus Pendapatan Regional) dan data jumlah perusahaan diperoleh dari hasil Sensus Ekonomi (SE). Output at current market prices of business services is obtained by production approach that is by multiplying total manpower to output per manpower. While the output at constant market prices is calculated by extrapolation Method of Calculation Data Resources Output and input structure of bank are obtained from Bank Indonesia directly. The value added ratio of insurance, pension, and financial facility are obtained through the survey on secondary data. Production indicator of pawnshop office comes from the report of Perum Pegadaian (Pawnshop Office). Data on building rental are obtained through SUSENAS (National Socio-economic Survey), SP (Population Censuses), and SKIO (Special Survey on Input-Output). Value added ratio of business service come through SKPR (Special Survey on Regional Income) and the total companies from SE (Economic Censuses), and SKIO (Special Survey on Input-Output). 2.9 SEKTOR JASA-JASA 2.9.a Subsektor Jasa Pemerintahan Umum 2.9 SERVICES SECTOR 2.9.a General Government Services 2.9.a.1 Ruang Lingkup 2.9.a.1 Coverage Subsektor ini dipecah menjadi, administrasi pemerintahan dan pertahanan, dan jasa pemerintahan lainnya. Subsektor pemerintahan umum mencakup semua departemen dan non departemen, This sub sector is divided into government administration and defense, and other government services. The government administration and defense covers all ministries and non

41 28 badan/lembaga tinggi negara, kantor-kantor dan instansi yang berhubungan dengan administrasi pemerintahan dan pertahanan. 2.9.a.2 Metode Penghitungan Estimasi nilai tambah bruto didasarkan pada pengeluaran pemerintah untuk belanja pegawai dan perkiraan penyusutan. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dihitung dengan cara deflasi terhadap nilai tambah dengan menggunakan indeks jumlah pegawai sebagai deflatornya. 2.9.a.3 Sumber Data Data yang dipakai untuk penghitungan sektor pemerintahan adalah : 1. Realisasi APBN, Dirjen Anggaran Departemen Keuangan 2. Realisasi Anggaran Belanja Rutin dan Belanja Pembangunan, data kepegawaian, data gaji dan tunjangan pegawai. 3. Statistik Keuangan Pemerintah Daerah (K2,K3). 4. Realisasi APBD, Biro Keuangan Pemerintah Daerah. 2.9.b Subsektor Jasa Swasta 2.9.b.1 Ruang Lingkup Subsektor ini dipecah menjadi jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi, serta jasa perorangan dan rumahtangga. Jasa Sosial Kemasyarakatan, meliputi jasa pendidikan, kesehatan, riset/penelitian, palang merah, panti asuhan, panti wreda, yayasan pemeliharaan anak cacat (YPAC), rumah ibadat, dan sejenisnya yang dikelola swasta. Jasa Hiburan dan Rekreasi, meliputi departmental, state higher, and any administration and defense institution. 2.9.a.2 Method of Calculation The estimation of the GVA based on governmental expenditure for employee and the estimation of depreciation. The GVA on the basis of constant market prices is estimated by deflation by using total of employee index as deflator. 2.9.a.3 Data Resources Calculating the government administration and defense sub sectors by using the following data ; 1. Realization of National Budget, Director General of Budgeting, Department of Budgeting. 2. Realization of Routine Budget and Development Expenses, employee, wage and subsidy. 3. Regional Administration Financial Statistics (K2, K3). 4. Realization of Local Budget, Budgeting Bureau, Regional Government. 2.9.b Private Services 2.9.b.1 Coverage This sub sector is divided into social and community services, entertainment and recreation services, and personal & household services. Social and Community services covers the service of education, health, research, red cross, orphanage, old folk s home, care foundation, religious house, etc. are managed by private institution. Entertainment recreation services

42 29 kegiatan produksi dan distribusi film komersial dan dokumenter untuk kepentingan pemerintah serta reproduksi film video, jasa bioskop, dan panggung hiburan, studio radio, perpustakaan, museum, kebun binatang, gelanggang olah raga, kolam renang, klub malam, taman hiburan, lapangan golf, lapangan tennis, bilyard, studio televisi, dan stasiun pemancar radio yang dikelola oleh swasta. Jasa Perorangan dan Rumahtangga, meliputi segala jenis kegiatan jasa, yang melayani perorangan/rumahtangga terdiri dari: 1. Jasa perbengkelan/reparasi kendaraan bermotor, mencakup perbaikan kecilkecilan dari kendaraan roda empat, roda tiga, dan roda dua. 2. Jasa perbengkelan/reparasi lainnya, seperti perbaikan atau reparasi jam, televisi, radio, lemari es, mesin jahit, sepeda dan barang-barang rumahtangga lainnya. 3. Jasa pembantu rumahtangga, mencakup koki, tukang kebun, penjaga malam, pengasuh bayi/anak, dan sejenisnya. consists of producing and distributing commercial and document film for governmental interest and reproducing video, theaters, platform radio and television stations, museum, zoo, gymnasium, swimming pool, night-club, and park managed by private institution. Personal and household services consists of ; 1. Motor reparation covers car, tricycle, and motorcycle reparation. 2. Other services/reparation like; TV, radio, refrigerator, sewing machine, bicycle and other household equipments. 3. Servant services cover cooking, gardening, guarding, baby sitter, etc. 4. Other personal services cover laundry, barber, tailor, shoe-polisher, and so on. 4. Jasa perorangan lainnya, mencakup tukang binatu, tukang cukur, tukang jahit, tukang semir sepatu, dan sebagainya. 2.9.b.2 Metode Penghitungan Output atas dasar harga berlaku untuk subsektor jasa swasta diperoleh dengan menggunakan metode pendekatan produksi dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rasio nilai tambah bruto dengan output. Sedangkan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi dengan indeks produksi sebagai ekstrapolatornya. 2.9.b.3 Sumber Data Data indikator produksi dan rasio biaya antara untuk jasa sosial/kemasyarakatan dan 2.9.b.2 Method of Calculation Output of private services on the basis of current market prices is obtained by production approach, where the GVA is obtained by multiplying the ratio of GVA to the output. While output and GVA on the basis of constant market prices are obtained by extrapolation Method of Calculation with production index as extrapolator. 2.9.b.3 Data Resources Data on production indicator and ratio of intermediate cost for social and community

43 30 jasa perorangan/rumahtangga diperoleh dari hasil survei khusus pendapatan regional. Indikator produksi untuk jasa hiburan dan kebudayaan didapat dari Dinas Pariwisata. services, and personal and household services sub sectors are obtained from Special Survey on Regional Income (SKPR). Production indicators of entertainment and recreation services are obtained from Tourism Services.

44 31 III. TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2008/ ECONOMIC REVIEW OF GUNUNGKIDUL REGENCY IN Tinjauan Umum Gambaran kondisi perekonomian dapat dicerminkan oleh beberapa indikator makro ekonomi suatu daerah. Salah satu indikator ekonomi makro tersebut adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Besarnya nilai PDRB yang berhasil dicapai merupakan refleksi dari kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Dengan membandingkan nilai PDRB yang berhasil dicapai dari tahun ke tahun maka akan terlihat bagaimana perkembangan tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah. Berdasarkan hasil perhitungan PDRB di wilayah Kabupaten Gunungkidul, nilai PDRB pada tahun 2008 ini lebih besar dari tahun sebelumnya, yaitu berdasarkan harga berlaku mencapai 5,5 trilyun rupiah atau naik 12,93 persen dibandingkan tahun 2007, sedang apabila diperhitungkan berdasarkan harga konstan tahun 2000, nilai PDRB yang dicapai sebesar 3,07 trilyun rupiah atau tumbuh sebesar 4,39 persen dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan PDRB tahun 2008 tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan PDRB tahun 2007 yang mencapai 3,91 persen (atas dasar harga konstan 2000). Pada tahun 2007, Nilai PDRB yang berhasil dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul mempunyai peranan pada pembentukan PDRB Propinsi D.I Yogyakarta sebesar 14,78 persen dan menduduki urutan nomor empat berturut-turut setelah Kabupaten Sleman (30,78 %), Kota Yogyakarta (26,35 %) dan Kabupaten Bantul (19,93 %). Kontributor terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Gunungkidul ini terutama 3.1. General Review The description of economic condition can be several indicators of macro economy of a certain region. One of the indicators of economy is Gross Regional Domestic Product (GRDP), which can be use to measure the success of economic development in a certain area. The big value of GRDP achieved is a reflection of region capability in managing its natural and human resource. Comparing GRDP values from year to year, we can see the improvement of development of certain area. Based on the calculation, GRDP of Gunungkidul Regency in 2008 was higher than that in previous year, that of 5,5 thousand billion rupiahs at current market price, or it increased to 12,93 percent compared with that in While GRDP at 2000 constant price was 3,07 trillion rupiahs or increased to 4,39 percent compared with that in the previous year. The growth percentage was higher than that in 2007, which reached 3,91 percent (at 2000 constant price). The GRDP value that had been reached by Gunungkidul Regency have contribution to forming GRDP of D.I Yogyakarta Province, that is 14,78 percent,, and at the number fourth after Sleman Regency (30,78 %), Yogyakarta City (26,35 %) and Bantul Regency (19,93 %). The biggest contributor in forming GRDP of Gunungkidul was Agriculture

45 32 berasal dari Sektor Pertanian, yaitu 35,07 persen. Seperti diketahui Sektor Pertanian masih sangat dominan dalam pembentukan PDRB Gunungkidul. Tingginya kenaikan harga-harga di tingkat produsen pada tahun 2008 dibanding dengan tahun 2007 dapat dicermati dari besarnya nilai indeks harga implisit berantai yang dihasilkan. Pada tahun 2008 indeks harga implisit berantai mencapai 108,19. Sector, that of 35,07 percent. As we know, this sector is still dominant in GRDP Gunungkidul's formation. The high increase of prices in producer level in 2008 could be seen from the high link implicit index. It was reach 108, Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Secara umum, semua sektor ekonomi pada tahun 2008 mengalami pertumbuhan positif, kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami kontraksi sebesar 0,66 persen. Selain itu, jika dilihat pada masing-masing sub sektor ekonomi, Sub Sektor Peternakan, Sub Sektor Perikanan, dan Sub Sektor Kehutanan juga mengalami kontraksi masing-masing sebesar 2,98 persen, 1,26 persen, dan 0,13 persen. Sektor Pertanian yang merupakan sektor dominan mampu tumbuh sebesar 5,27 persen. Pertumbuhan ini terutama didukung oleh pertumbuhan di Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan sebesar 8,20 persen, kemudian diikuti Sub Sektor Perkebunan 1,85 persen. Sedangkan tiga sub sektor lainnya mengalami pertumbuhan negatif. Pertumbuhan kedua sub sektor yang positif ini ternyata cukup mampu mengangkat pertumbuhan sektor pertanian menjadi lebih signifikan dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan Sektor Pertanian ini lebih disebabkan oleh pertumbuhan Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan, dimana sub sektor ini mempunyai peranan sebesar 28,05 persen terhadap PDRB Kabupaten Gunungkidul atas dasar harga konstan sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan PDRB secara keseluruhan. Pada tahun 2008 ini pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Sektor Keuangan, sewa 3.2. Trend of Several Economic Indicators Economic Growth Generally, all of economic sector's in 2008 grew positively, accept Mining and Quarrying Sector which had contraction 0,66 percent. Meanwhile, Livestock and Products sub sector, Fishery sub sector, and Forestry sub sector also had negative grew. Those had contraction 2,98 percent, 1,26 percent and 0,13 percent. The Agriculture sector which was dominant sector could grow 5,27 percent. The number was mainly supported by Farm Food Crops sub sector grew 8,20 percent. It followed by Farm Non Food Crops sub sector which could grow 1,86 percent. Three others grew negatively. The positively growth of the two sub sectors could push high enough in Agriculture sector compare to the last year. The growth of Agriculture sector was influenced by increase of Farm Food Crops sub sector, in fact this sub sector had role of 28,05 percent in GRDP Gunungkidul Regency formation at constant price, thus it affected the growth of GRDP in general. In 2008, the highest growth was reached by Finance, Rent of Building and

46 33 dan jasa perusahaan, yaitu sebesar 7,56 persen. Penyumbang pertumbuhan sektor ini terutama adalah dari sub sektor bank yang tumbuh cukup tinggi sebesar 21,02 persen diikuti kemudian pertumbuhan di sub sektor sewa bangunan sebesar 3,38 persen, sub sektor Jasa Perusahaan sebesar 2,35 persen, dan sub sektor lembaga keuangan bukan bank sebesar 0,48 persen. Namun demikian, sektor ini belum cukup signifikan mengangkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan karena peranannya dalam pembentukan PDRB Kabupaten Gunungkidul atas dasar harga konstan relatif kecil yakni 4,62 persen. Pertumbuhan terbesar kedua adalah Sektor Listrik, Gas dan Air bersih, yaitu sebesar 7,25 persen. Pertumbuhan sektor ini berasal dari kenaikan Sub Sektor Listrik serta Sub Sektor Air bersih yang tumbuh masingmasing sebesar 7,71 persen dan 3,70 persen. Peranan sektor ini terhadap PDRB atas dasar harga konstan tahun ini tidak cukup signifikan karena mempunyai peranan sangat kecil sebesar 0,52 persen. Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi ketiga adalah Sektor Konstruksi yaitu sebesar 6,52 persen dan berperan terhadap pembentukan PDRB sebesar 8,16 persen. Berikutnya adalah Sektor Pertanian yang tumbuh sebesar 5,27 persen. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran memiliki pertumbuhan sebesar 4,34 persen. Pertumbuhan ini terutama karena pertumbuhan yang cukup besar di Sub Sektor Hotel yakni sebesar 17,07 persen, diikuti Sub Sektor Perdagangan Besar dan Eceran kemudian Sub Sektor Restoran masingmasing sebesar 4,63 persen dan 3,21 persen. Sektor-sektor lainnya yang juga mengalami pertumbuhan positif adalah Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 3,67 persen, Sektor Jasa-jasa sebesar 3,07 persen, dan Sektor Industri Pengolahan sebesar 1,37 persen. Business Services sector, that of 7,56 percent. The number was supported by the increase of Banking sub sector 21,02 percent, Rent of Building sub sector 3,38 percent, Finance Supporting Services sub sector 2,35 percent, and Business Services sub sector 0,48 percent. This sector was not able to lift up the growth of economy in general as the contribution in GRDP formation at constant price was quite small that of 4,62 percent. The second growth was Electricity, Gas, and Water Supply sector, that of 7,25 percent. The number was supported by the increase of electricity sub sector and water supply sub sector, those of 7,71 percent and 3,70 percent. The contribution of this sector was not significant as the contribution in GDRP formation at constant price was very small that of 0,52 percent. The third highest sector to economic growth was construction sector which reaches 6,52 percent. It contributed to GRDP growth for about 8,16 percent. The next sector was Agriculture sector and it can reach 5,27 percent. Trade, Hotel and Restaurant sector grew 8,36 percent. The number was supported by the increase of Hotel sub sector 17,07 percent. It followed by Wholesale and Retail Trade sub sector and Restaurant sub sector, which grew 4,63 percent and 3,21 percent. Some other sectors that gave positive growth are Transportation and Communication sector increased to 3,67, Services sector increased to 3,07 percent, and Manufacturing Industries sector increased to 1,37 percent.

47 34 Gambar 1. Figure 1. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gunungkidul Economic Growth of Gunungkigul Regency (persen/percent) Peranan Sektoral PDRB Kabupaten Gunungkidul hingga tahun 2008 masih didominasi oleh sektor Pertanian dengan sumbangan sebesar 35,07 persen. Jika ditinjau menurut sub sektor, penyumbang terbesar berasal dari Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan, yaitu mencapai sebesar 24,96 persen, selanjutnya diikuti oleh Sub Sektor Kehutanan dengan sumbangan sebesar 5,03 persen dan Sub Sektor Peternakan sebesar 4,31 persen. Sedangkan sumbangan dari Sub Sektor Perkebunan dan Perikanan relatif kecil; yaitu berturut-turut sebesar : 0,51 persen, dan 0,27 persen Contribution Per Sector. Up to 2008, GRDP of Gunungkidul Regency still was dominated by Agriculture sector with contribution of 35,07 percent. The number are supported was by Farm Food Crops sub sector 24,96 percent, followed by Forestry sub sector contributing 5,03 percent and contribution of Livestock and Products sub sector 4,31 percent while Farm non Food Crops sub sector and Fishery sub sector were relatively small. Those sub sectors contributed 0,51 percent and 0,27 percent, respectively.

48 35 Gambar 2. Figure 2. Pertumbuhan Sektoral PDRB Kabupaten Gunungkidul Tahun 2007 dan 2008 (persen) Economic Growth of GRDP of Gunungkigul Regency by Economic Sector in 2007 and 2008 (percent) Gambar 3. Figure 3. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kabupaten Gunungkidul GRDP of Gunungkigul Regency at Constant 2000 Market Price (juta rupiah/million ruppiahs)

49 36 Sektor ekonomi penyumbang terbesar kedua adalah Sektor Jasa-jasa yaitu sebesar 17,30 persen. Peranan sektor ini terutama ditopang dari Sub Sektor Pemerintahan Umum yang menyumbang sebesar 15,25 persen. Sementara Sub Sektor Swasta peranannya masih relatif kecil, yaitu 2,06 persen. Sektor lain yang peranannya cukup besar yaitu Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, yaitu sebesar 14,62 persen terhadap total PDRB. Sementara itu Sektor Industri Pengolanan, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan, Sektor Penggalian, dan Sektor Listrik & Air bersih sumbangannya di bawah 10 persen. Sumbangan sektor-sektor tersebut berturut-turut sebesar : 9,54 persen, 9,01 persen, 6,73 persen, 4,96 persen, 1,91 persen dan 0,85 persen. The second biggest contributor was Services Sector. That of 17,30 percent. It was mainly supported by Public Government sub sector. Which a contributed 15,25 percent. Meanwhile, the role Privates Sub sector was relatively small, that of 2,06 percent. The role of Trade, Hotel and Restaurant Sector was quite significant, that off 14,62 percent of total GRDP. The rest were Manufacturing Industries sector, Construction sector, Transportation and Communication sector, Finance sector, Quarrying sector, Electricity and Water Supply sector. They contributed non significantly, those of 9,54 percent, 9,01 percent, 6,73 percent, 4,96 percent, 1,91 percent and 0,85 percent, respectively. Gambar 4. Peranan Sektoral PDRB Kabupaten Gunungkidul tahun 2008 Figure 4. Economic Structure of Gunungkigul Regency in 2008 (persen/percent) Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan / Finance, Rent of Building and Business Services 4.96% Jasa-jasa/ Services 17.30% Pertanian/ Agriculture 35.07% Pengangkutan dan Komunikasi / Transportation and Communication 6.73% Penggalian/ Quarrying 1.91% Perdagangan, Hotel dan Restoran / Trade, Hotel and Restaurant 14.62% Bangunan/ Construction 9.01% Listrik dan Air Bersih / Electricity and Water Supply 0.85% Industri Pengolahan / Manufacturing Industries 9.54%

50 37 Bila ditinjau dari kelompok sektor ekonomi, peranan kelompok sektor primer pada tahun 2008 menunjukkan indikasi penguatan. Sementara kelompok sektor sekunder dan tersier peranannya terjadi penurunan. Viewed from group of economic sector, the role of Primary Sector in 2008 indicated an increase. While the role of Secondary and Tertiary Sector becomes lower. Gambar 5. Peranan Kelompok Sektor terhadap PDRB Kabupaten Gunungkidul Tahun (persen) Figure 5. Group of Sector Role to GRDP of Gunungkidul Regency, (percent) primer sekunder tersier PDRB Per Kapita Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran yang telah dicapai suatu daerah adalah dengan menghitung PDRB perkapitanya. Jika data tersebut disajikan secara berkala maka akan menunjukkan adanya perubahan kemakmuran. Apabila ditinjau dari Nilai PDRB per kapita atas harga berlaku, pada tahun 2008 terjadi peningkatan menjadi sebesar 8,01 juta rupiah dibanding tahun sebelumnya, yaitu sebesar 7,11 juta rupiah atau meningkat 12,68 persen. Namun GRDP Per Capita One of the indicators to measure the level of welfare is GRDP per capita. GRDP per capita at market price increased to 12,68 percent, from 7,11 million rupiahs in 2007 to 8,01 million rupiahs in But the increase has not yet reflected the increasing of people purchasing power since it was still influenced by the increasing of prices.

51 38 kenaikan tersebut belum menunjukkan kenaikan daya beli masyarakat karena kenaikan tersebut masih terpengaruh oleh adanya kenaikan harga-harga. Berdasarkan harga konstan 2000 PDRB Per kapita Kabupaten Gunungkidul mengalami kenaikan yaitu sebesar 4,15 persen menjadi 4,47 juta rupiah pada tahun Dengan demikian meskipun secara nominal PDRB per kapita Kabupaten Gunungkidul meningkat cukup tinggi tetapi secara riil hanya mengalami sedikit peningkatan. Hal ini dikarenakan terjadinya kenaikan pada PDRB per kapita atas dasar harga berlaku tersebut lebih didominasi oleh kenaikan harga-harga dibandingkan dengan kenaikan produksi riil. Based on Constant prices at 2000, GRDP percapita of Gunungkidul Regency increased to 4,15 percent or 4,47 million rupiahs in Although GRDP per capita of Gunungkidul increased significantly in nominal, the real people s purchasing power increased non-significantly. It was the increase of GRDP per capita at market prices was more dominated by increase of prices than the increase of real production. Gambar 6. Figure 5. PDRB Per Kapita Kabupaten Gunungkidul Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 GRDP Per Capita of Gunungkidul Regency at Market Price and Constan 200 Price (persen/percent) Berlaku/Market price Konstan/Constant price

52 39 Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Table 1. Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Current Market Price by Industrial Origin in (Million Rupiahs) Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian / Agriculture 1,211,130 1,364,207 1,568,130 1,657,982 1,929,862 a. Tanaman Bahan Makanan 812, ,798 1,113,462 1,153,138 1,373,112 Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan 16,843 17,799 19,346 21,692 27,980 Farm Non Food Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 171, , , , ,999 Livestock and Products d. Kehutanan 200, , , , ,970 Forestry e. Perikanan 9,819 10,799 10,886 13,816 14,802 Fishery 2. Pertambangan dan Penggalian 80,444 85,263 92,421 98, ,130 Mining and Quarrying a. Minyak dan Gas Bumi Crude Petroleum and Natural Gas Mining b. Pertambangan tanpa Migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Mining c. Penggalian 80,444 85,263 92,421 98, ,130 Quarrying 3. Industri Pengolahan 412, , , , ,168 Manufacturing Industries a. Industri Migas Crude Petroleum and Natural Gas Industry b. Industri tanpa migas 412, , , , ,168 Non Crude Petroleum and Natural Gas Industry 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 23,270 26,807 31,058 36,271 46,814 Electricity, Gas and Water Supply a. Listrik 21,189 24,452 28,479 33,182 43,304 Electricity b. Gas Gas c. Air bersih 2,081 2,355 2,579 3,089 3,510 Water Supply 5. Konstruksi 247, , , , ,626 Construction 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 475, , , , ,271 Trade, Hotel, and Restaurant a. Perdagangan Besar dan Eceran 346, , , , ,800 Wholesale and Retail Trade b. Hotel 4,174 4,842 4,107 4,335 5,436 Hotel c. Restoran 125, , , , ,035 Restaurant Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

53 40 Lanjutan / Continued Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 7. Pengangkutan dan Komunikasi 218, , , , ,342 Tansportation and Communication a. Pengangkutan 199, , , , ,805 Transportation 1. Angkutan rel Railway transport 2. Angkutan jalan raya 192, , , , ,418 Road transport 3. Angkutan laut Sea transport 4. Angkutan sungai dan danau Inland water and crossing 5. Angkutan udara Air transport 6. Jasa penunjang angkutan 7,509 8,559 9,090 10,122 11,387 Supporting and auxiliary transportation b. Komunikasi 18,768 20,593 21,272 24,235 24,537 Communication 1. Pos dan telekomunikasi 11,729 12,801 12,964 14,568 14,774 Post and telecommunication 2. Jasa penunjang komunikasi 7,039 7,792 8,308 9,667 9,763 Communication supporting services 8. Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan 156, , , , ,886 Finance, Rent of Building and Business Services a. Bank 40,849 49,092 52,416 67,449 87,571 Banking b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 22,872 26,305 31,926 31,990 34,892 Non Bank Finance Intermediaries c. Jasa Penunjang Keuangan Finance Supporting Services d. Sewa Bangunan 88,388 98, , , ,049 Rent of Building e. Jasa Perusahaan 4,856 5,185 6,055 6,806 7,375 Business Service 9. Jasa-jasa 563, , , , ,109 Services a. Pemerintahan Umum 487, , , , ,996 General Government 1. Administrasi pemerintahan dan pertahanan 302, , , , ,350 Government and defense administration 2. Jasa pemerintahan lainnya 184, , , , ,646 Other government services b. Swasta 76,225 83,871 92, , ,113 Private Services 1. Sosial kemasyarakatan 33,798 37,448 42,117 46,013 50,857 Society and community 2. Hiburan dan rekreasi 6,764 7,756 8,456 9,521 10,535 Entertainment and recreation 3. Perorangan dan rumah tangga 35,664 38,668 42,364 46,501 51,721 Personal and household PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Gross Regional Domestic Product 3,389,809 3,855,092 4,412,844 4,872,123 5,502,208 Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

54 41 Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (Jutaan Rupiah) Table 2. Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Constant 2000 market Price by Industrial Origin in (Million Rupiahs) Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian / Agriculture 1,026,087 1,071,975 1,123,404 1,141,121 1,201,241 a. Tanaman Bahan Makanan 708, , , , ,173 Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan 14,948 15,020 15,332 16,981 17,295 Farm Non Food Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 149, , , , ,967 Livestock and Products d. Kehutanan 144, , , , ,596 Forestry e. Perikanan 8,518 9,705 9,428 11,354 11,210 Fishery 2. Pertambangan dan Penggalian 56,773 55,802 56,860 55,808 55,442 Mining and Quarrying a. Minyak dan Gas Bumi Crude Petroleum and Natural Gas Mining b. Pertambangan tanpa Migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Mining c. Penggalian 56,773 55,802 56,860 55,808 55,442 Quarrying 3. Industri Pengolahan 309, , , , ,144 Manufacturing Industries a. Industri Migas Crude Petroleum and Natural Gas Industry b. Industri tanpa migas 309, , , , ,144 Non Crude Petroleum and Natural Gas Industry 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 12,386 12,933 13,421 14,922 16,003 Electricity, Gas and Water Supply a. Listrik 10,922 11,373 11,836 13,184 14,201 Electricity b. Gas Gas c. Air bersih 1,464 1,560 1,585 1,738 1,802 Water Supply 5. Konstruksi 191, , , , ,400 Construction 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 370, , , , ,901 Trade, Hotel, and Restaurant a. Perdagangan Besar dan Eceran 268, , , , ,410 Wholesale and Retail Trade b. Hotel 3,139 3,303 2,592 2,659 3,113 Hotel c. Restoran 99, , , , ,378 Restaurant Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

55 Lanjutan / Continued 42 Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 7. Pengangkutan dan Komunikasi 174, , , , ,371 Tansportation and Communication a. Pengangkutan 159, , , , ,060 Transportation 1. Angkutan rel Railway transport 2. Angkutan jalan raya 154, , , , ,042 Road transport 3. Angkutan laut Sea transport 4. Angkutan sungai dan danau Inland water and crossing 5. Angkutan udara Air transport 6. Jasa penunjang angkutan 5,286 5,359 5,406 5,874 6,018 Supporting and auxiliary transportation b. Komunikasi 14,861 15,161 15,698 17,615 18,311 Communication 1. Pos dan telekomunikasi 9,064 9,344 9,488 10,582 10,974 Post and telecommunication 2. Jasa penunjang komunikasi 5,797 5,817 6,210 7,032 7,337 Communication supporting services 8. Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan 113, , , , ,824 Finance, Rent of Building and Business Services a. Bank 28,427 30,971 28,930 34,382 41,609 Banking b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 15,978 16,896 18,360 17,587 17,672 Non Bank Finance Intermediaries c. Jasa Penunjang Keuangan Finance Supporting Services d. Sewa Bangunan 65,820 68,228 70,790 75,725 78,282 Rent of Building e. Jasa Perusahaan 3,681 3,730 3,875 4,163 4,261 Business Service 9. Jasa-jasa 357, , , , ,972 Services a. Pemerintahan Umum 305, , , , ,093 General Government 1. Administrasi pemerintahan dan pertahanan 194, , , , ,099 Government and defense administration 2. Jasa pemerintahan lainnya 110, , , , ,994 Other government services b. Swasta 51,773 53,213 54,625 57,266 58,879 Private Services 1. Sosial kemasyarakatan 21,951 22,611 23,385 23,758 24,307 Society and community 2. Hiburan dan rekreasi 4, ,605 6,062 6,366 Entertainment and recreation 3. Perorangan dan rumah tangga 24,955 25,458 25,635 27,446 28,206 Personal and household PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Gross Regional Domestic Product 2,613,238 2,726,389 2,830,583 2,941,288 3,070,298 Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

56 43 Tabel 3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) Table 3. Percentage Distribution of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Current Market Price by Industrial Origin in (Percent) Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian / Agriculture a. Tanaman Bahan Makanan Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan Farm Non Food Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya Livestock and Products d. Kehutanan Forestry e. Perikanan Fishery 2. Pertambangan dan Penggalian Mining and Quarrying a. Minyak dan Gas Bumi Crude Petroleum and Natural Gas Mining b. Pertambangan tanpa Migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Mining c. Penggalian Quarrying 3. Industri Pengolahan Manufacturing Industries a. Industri Migas Crude Petroleum and Natural Gas Industry b. Industri tanpa migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Industry 4. Listrik, Gas dan Air Bersih Electricity, Gas and Water Supply a. Listrik Electricity b. Gas Gas c. Air bersih Water Supply 5. Konstruksi Construction 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran Trade, Hotel, and Restaurant a. Perdagangan Besar dan Eceran Wholesale and Retail Trade b. Hotel Hotel c. Restoran Restaurant Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

57 44 Lanjutan / Continued Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 7. Pengangkutan dan Komunikasi Tansportation and Communication a. Pengangkutan Transportation 1. Angkutan rel Railway transport 2. Angkutan jalan raya Road transport 3. Angkutan laut Sea transport 4. Angkutan sungai dan danau Inland water and crossing 5. Angkutan udara Air transport 6. Jasa penunjang angkutan Supporting and auxiliary transportation b. Komunikasi Communication 1. Pos dan telekomunikasi Post and telecommunication 2. Jasa penunjang komunikasi Communication supporting services 8. Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan Finance, Rent of Building and Business Services a. Bank Banking b. Lembaga Keuangan Bukan Bank Non Bank Finance Intermediaries c. Jasa Penunjang Keuangan Finance Supporting Services d. Sewa Bangunan Rent of Building e. Jasa Perusahaan Business Service 9. Jasa-jasa Services a. Pemerintahan Umum General Government 1. Administrasi pemerintahan dan pertahanan Government and defense administration 2. Jasa pemerintahan lainnya Other government services b. Swasta Private Services 1. Sosial kemasyarakatan Society and community 2. Hiburan dan rekreasi Entertainment and recreation 3. Perorangan dan rumah tangga Personal and household PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Gross Regional Domestic Product Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

58 45 Tabel 4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (Persen) Table 4. Percentage Distribution of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Constant 2000 Market Price by Industrial Origin in (Percent) Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian / Agriculture a. Tanaman Bahan Makanan Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan Farm Non Food Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya Livestock and Products d. Kehutanan Forestry e. Perikanan Fishery 2. Pertambangan dan Penggalian Mining and Quarrying a. Minyak dan Gas Bumi Crude Petroleum and Natural Gas Mining b. Pertambangan tanpa Migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Mining c. Penggalian Quarrying 3. Industri Pengolahan Manufacturing Industries a. Industri Migas Crude Petroleum and Natural Gas Industry b. Industri tanpa migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Industry 4. Listrik, Gas dan Air Bersih Electricity, Gas and Water Supply a. Listrik Electricity b. Gas Gas c. Air bersih Water Supply 5. Konstruksi Construction 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran Trade, Hotel, and Restaurant a. Perdagangan Besar dan Eceran Wholesale and Retail Trade b. Hotel Hotel c. Restoran Restaurant Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

59 46 Lanjutan / Continued Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 7. Pengangkutan dan Komunikasi Tansportation and Communication a. Pengangkutan Transportation 1. Angkutan rel Railway transport 2. Angkutan jalan raya Road transport 3. Angkutan laut Sea transport 4. Angkutan sungai dan danau Inland water and crossing 5. Angkutan udara Air transport 6. Jasa penunjang angkutan Supporting and auxiliary transportation b. Komunikasi Communication 1. Pos dan telekomunikasi Post and telecommunication 2. Jasa penunjang komunikasi Communication supporting services 8. Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan Finance, Rent of Building and Business Services a. Bank Banking b. Lembaga Keuangan Bukan Bank Non Bank Finance Intermediaries c. Jasa Penunjang Keuangan Finance Supporting Services d. Sewa Bangunan Rent of Building e. Jasa Perusahaan Business Service 9. Jasa-jasa Services a. Pemerintahan Umum General Government 1. Administrasi pemerintahan dan pertahanan Government and defense administration 2. Jasa pemerintahan lainnya Other government services b. Swasta Private Services 1. Sosial kemasyarakatan Society and community 2. Hiburan dan rekreasi Entertainment and recreation 3. Perorangan dan rumah tangga Personal and household PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Gross Regional Domestic Product Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

60 47 Tabel 5. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku Tahun Table 5. Growth Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Current Market Price by Industrial Origin in Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian / Agriculture a. Tanaman Bahan Makanan Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan Farm Non Food Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya Livestock and Products d. Kehutanan Forestry e. Perikanan Fishery 2. Pertambangan dan Penggalian Mining and Quarrying a. Minyak dan Gas Bumi Crude Petroleum and Natural Gas Mining b. Pertambangan tanpa Migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Mining c. Penggalian Quarrying 3. Industri Pengolahan Manufacturing Industries a. Industri Migas Crude Petroleum and Natural Gas Industry b. Industri tanpa migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Industry 4. Listrik, Gas dan Air Bersih Electricity, Gas and Water Supply a. Listrik Electricity b. Gas Gas c. Air bersih Water Supply 5. Konstruksi Construction 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran Trade, Hotel, and Restaurant a. Perdagangan Besar dan Eceran Wholesale and Retail Trade b. Hotel Hotel c. Restoran Restaurant Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

61 48 Lanjutan / Continued Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 7. Pengangkutan dan Komunikasi Tansportation and Communication a. Pengangkutan Transportation 1. Angkutan rel Railway transport 2. Angkutan jalan raya Road transport 3. Angkutan laut Sea transport 4. Angkutan sungai dan danau Inland water and crossing 5. Angkutan udara Air transport 6. Jasa penunjang angkutan Supporting and auxiliary transportation b. Komunikasi Communication 1. Pos dan telekomunikasi Post and telecommunication 2. Jasa penunjang komunikasi Communication supporting services 8. Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan Finance, Rent of Building and Business Services a. Bank Banking b. Lembaga Keuangan Bukan Bank Non Bank Finance Intermediaries c. Jasa Penunjang Keuangan Finance Supporting Services d. Sewa Bangunan Rent of Building e. Jasa Perusahaan Business Service 9. Jasa-jasa Services a. Pemerintahan Umum General Government 1. Administrasi pemerintahan dan pertahanan Government and defense administration 2. Jasa pemerintahan lainnya Other government services b. Swasta Private Services 1. Sosial kemasyarakatan Society and community 2. Hiburan dan rekreasi Entertainment and recreation 3. Perorangan dan rumah tangga Personal and household PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Gross Regional Domestic Product Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

62 49 Tabel 6. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun Table 6. Growth Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Constant 2000 Market Price by Industrial Origin in Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian / Agriculture a. Tanaman Bahan Makanan Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan Farm Non Food Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya Livestock and Products d. Kehutanan Forestry e. Perikanan Fishery 2. Pertambangan dan Penggalian Mining and Quarrying a. Minyak dan Gas Bumi Crude Petroleum and Natural Gas Mining b. Pertambangan tanpa Migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Mining c. Penggalian Quarrying 3. Industri Pengolahan Manufacturing Industries a. Industri Migas Crude Petroleum and Natural Gas Industry b. Industri tanpa migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Industry 4. Listrik, Gas dan Air Bersih Electricity, Gas and Water Supply a. Listrik Electricity b. Gas Gas c. Air bersih Water Supply 5. Konstruksi Construction 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran Trade, Hotel, and Restaurant a. Perdagangan Besar dan Eceran Wholesale and Retail Trade b. Hotel Hotel c. Restoran Restaurant Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

63 50 Lanjutan / Continued Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 7. Pengangkutan dan Komunikasi Tansportation and Communication a. Pengangkutan Transportation 1. Angkutan rel Railway transport 2. Angkutan jalan raya Road transport 3. Angkutan laut Sea transport 4. Angkutan sungai dan danau Inland water and crossing 5. Angkutan udara Air transport 6. Jasa penunjang angkutan Supporting and auxiliary transportation b. Komunikasi Communication 1. Pos dan telekomunikasi Post and telecommunication 2. Jasa penunjang komunikasi Communication supporting services 8. Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan Finance, Rent of Building and Business Services a. Bank Banking b. Lembaga Keuangan Bukan Bank Non Bank Finance Intermediaries c. Jasa Penunjang Keuangan Finance Supporting Services d. Sewa Bangunan Rent of Building e. Jasa Perusahaan Business Service 9. Jasa-jasa Services a. Pemerintahan Umum General Government 1. Administrasi pemerintahan dan pertahanan Government and defense administration 2. Jasa pemerintahan lainnya Other government services b. Swasta Private Services 1. Sosial kemasyarakatan Society and community 2. Hiburan dan rekreasi Entertainment and recreation 3. Perorangan dan rumah tangga Personal and household PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Gross Regional Domestic Product Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

64 51 Tabel 7. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku Tahun Table 7. Link Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Current Market Price by Industrial Origin in Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian / Agriculture a. Tanaman Bahan Makanan Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan Farm Non Food Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya Livestock and Products d. Kehutanan Forestry e. Perikanan Fishery 2. Pertambangan dan Penggalian Mining and Quarrying a. Minyak dan Gas Bumi Crude Petroleum and Natural Gas Mining b. Pertambangan tanpa Migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Mining c. Penggalian Quarrying 3. Industri Pengolahan Manufacturing Industries a. Industri Migas Crude Petroleum and Natural Gas Industry b. Industri tanpa migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Industry 4. Listrik, Gas dan Air Bersih Electricity, Gas and Water Supply a. Listrik Electricity b. Gas Gas c. Air bersih Water Supply 5. Konstruksi Construction 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran Trade, Hotel, and Restaurant a. Perdagangan Besar dan Eceran Wholesale and Retail Trade b. Hotel Hotel c. Restoran Restaurant Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

65 52 Lanjutan / Continued Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 7. Pengangkutan dan Komunikasi Tansportation and Communication a. Pengangkutan Transportation 1. Angkutan rel Railway transport 2. Angkutan jalan raya Road transport 3. Angkutan laut Sea transport 4. Angkutan sungai dan danau Inland water and crossing 5. Angkutan udara Air transport 6. Jasa penunjang angkutan Supporting and auxiliary transportation b. Komunikasi Communication 1. Pos dan telekomunikasi Post and telecommunication 2. Jasa penunjang komunikasi Communication supporting services 8. Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan Finance, Rent of Building and Business Services a. Bank Banking b. Lembaga Keuangan Bukan Bank Non Bank Finance Intermediaries c. Jasa Penunjang Keuangan Finance Supporting Services d. Sewa Bangunan Rent of Building e. Jasa Perusahaan Business Service 9. Jasa-jasa Services a. Pemerintahan Umum General Government 1. Administrasi pemerintahan dan pertahanan Government and defense administration 2. Jasa pemerintahan lainnya Other government services b. Swasta Private Services 1. Sosial kemasyarakatan Society and community 2. Hiburan dan rekreasi Entertainment and recreation 3. Perorangan dan rumah tangga Personal and household PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Gross Regional Domestic Product Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

66 53 Tabel 8. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun Table 8. Link Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Constant 2000 Market Price by Industrial Origin in Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian / Agriculture a. Tanaman Bahan Makanan Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan Farm Non Food Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya Livestock and Products d. Kehutanan Forestry e. Perikanan Fishery 2. Pertambangan dan Penggalian Mining and Quarrying a. Minyak dan Gas Bumi Crude Petroleum and Natural Gas Mining b. Pertambangan tanpa Migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Mining c. Penggalian Quarrying 3. Industri Pengolahan Manufacturing Industries a. Industri Migas Crude Petroleum and Natural Gas Industry b. Industri tanpa migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Industry 4. Listrik, Gas dan Air Bersih Electricity, Gas and Water Supply a. Listrik Electricity b. Gas Gas c. Air bersih Water Supply 5. Konstruksi Construction 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran Trade, Hotel, and Restaurant a. Perdagangan Besar dan Eceran Wholesale and Retail Trade b. Hotel Hotel c. Restoran Restaurant Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

67 54 Lanjutan / Continued Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 7. Pengangkutan dan Komunikasi Tansportation and Communication a. Pengangkutan Transportation 1. Angkutan rel Railway transport 2. Angkutan jalan raya Road transport 3. Angkutan laut Sea transport 4. Angkutan sungai dan danau Inland water and crossing 5. Angkutan udara Air transport 6. Jasa penunjang angkutan Supporting and auxiliary transportation b. Komunikasi Communication 1. Pos dan telekomunikasi Post and telecommunication 2. Jasa penunjang komunikasi Communication supporting services 8. Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan Finance, Rent of Building and Business Services a. Bank Banking b. Lembaga Keuangan Bukan Bank Non Bank Finance Intermediaries c. Jasa Penunjang Keuangan Finance Supporting Services d. Sewa Bangunan Rent of Building e. Jasa Perusahaan Business Service 9. Jasa-jasa Services a. Pemerintahan Umum General Government 1. Administrasi pemerintahan dan pertahanan Government and defense administration 2. Jasa pemerintahan lainnya Other government services b. Swasta Private Services 1. Sosial kemasyarakatan Society and community 2. Hiburan dan rekreasi Entertainment and recreation 3. Perorangan dan rumah tangga Personal and household PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Gross Regional Domestic Product Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

68 55 Tabel 9. Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha Tahun Table 9. Implicit Price Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin in Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian / Agriculture a. Tanaman Bahan Makanan Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan Farm Non Food Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya Livestock and Products d. Kehutanan Forestry e. Perikanan Fishery 2. Pertambangan dan Penggalian Mining and Quarrying a. Minyak dan Gas Bumi Crude Petroleum and Natural Gas Mining b. Pertambangan tanpa Migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Mining c. Penggalian Quarrying 3. Industri Pengolahan Manufacturing Industries a. Industri Migas Crude Petroleum and Natural Gas Industry b. Industri tanpa migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Industry 4. Listrik, Gas dan Air Bersih Electricity, Gas and Water Supply a. Listrik Electricity b. Gas Gas c. Air bersih Water Supply 5. Konstruksi Construction 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran Trade, Hotel, and Restaurant a. Perdagangan Besar dan Eceran Wholesale and Retail Trade b. Hotel Hotel c. Restoran Restaurant Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

69 56 Lanjutan / Continued Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 7. Pengangkutan dan Komunikasi Tansportation and Communication a. Pengangkutan Transportation 1. Angkutan rel Railway transport 2. Angkutan jalan raya Road transport 3. Angkutan laut Sea transport 4. Angkutan sungai dan danau Inland water and crossing 5. Angkutan udara Air transport 6. Jasa penunjang angkutan Supporting and auxiliary transportation b. Komunikasi Communication 1. Pos dan telekomunikasi Post and telecommunication 2. Jasa penunjang komunikasi Communication supporting services 8. Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan Finance, Rent of Building and Business Services a. Bank Banking b. Lembaga Keuangan Bukan Bank Non Bank Finance Intermediaries c. Jasa Penunjang Keuangan Finance Supporting Services d. Sewa Bangunan Rent of Building e. Jasa Perusahaan Business Service 9. Jasa-jasa Services a. Pemerintahan Umum General Government 1. Administrasi pemerintahan dan pertahanan Government and defense administration 2. Jasa pemerintahan lainnya Other government services b. Swasta Private Services 1. Sosial kemasyarakatan Society and community 2. Hiburan dan rekreasi Entertainment and recreation 3. Perorangan dan rumah tangga Personal and household PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Gross Regional Domestic Product Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

70 57 Table 10. Link Implicit Price Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin in Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian / Agriculture a. Tanaman Bahan Makanan Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan Farm Non Food Crops c. Peternakan dan Hasil-hasilnya Livestock and Products d. Kehutanan Forestry e. Perikanan Fishery 2. Pertambangan dan Penggalian Mining and Quarrying a. Minyak dan Gas Bumi Crude Petroleum and Natural Gas Mining b. Pertambangan tanpa Migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Mining c. Penggalian Quarrying 3. Industri Pengolahan Manufacturing Industries a. Industri Migas Crude Petroleum and Natural Gas Industry b. Industri tanpa migas Non Crude Petroleum and Natural Gas Industry 4. Listrik, Gas dan Air Bersih Electricity, Gas and Water Supply a. Listrik Electricity b. Gas Gas c. Air bersih Water Supply 5. Konstruksi Construction 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran Trade, Hotel, and Restaurant a. Perdagangan Besar dan Eceran Wholesale and Retail Trade b. Hotel Hotel c. Restoran Restaurant Tabel 10. Indeks Harga Implisit Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha Tahun Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

71 58 Lanjutan / Continued Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 7. Pengangkutan dan Komunikasi Tansportation and Communication a. Pengangkutan Transportation 1. Angkutan rel Railway transport 2. Angkutan jalan raya Road transport 3. Angkutan laut Sea transport 4. Angkutan sungai dan danau Inland water and crossing 5. Angkutan udara Air transport 6. Jasa penunjang angkutan Supporting and auxiliary transportation b. Komunikasi Communication 1. Pos dan telekomunikasi Post and telecommunication 2. Jasa penunjang komunikasi Communication supporting services 8. Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan Finance, Rent of Building and Business Services a. Bank Banking b. Lembaga Keuangan Bukan Bank Non Bank Finance Intermediaries c. Jasa Penunjang Keuangan Finance Supporting Services d. Sewa Bangunan Rent of Building e. Jasa Perusahaan Business Service 9. Jasa-jasa Services a. Pemerintahan Umum General Government 1. Administrasi pemerintahan dan pertahanan Government and defense administration 2. Jasa pemerintahan lainnya Other government services b. Swasta Private Services 1. Sosial kemasyarakatan Society and community 2. Hiburan dan rekreasi Entertainment and recreation 3. Perorangan dan rumah tangga Personal and household PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Gross Regional Domestic Product Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

72 Tabel 11. Perkembangan Agregat Pendapatan dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Gunungkidul atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000, Tahun Table 11. Trend of Product Aggregate and Per Capita at Current and Constant 2000 Market Prices of Gunungkidul Regency I. Atas Dasar Harga berlaku/ at Current Market Price Lapangan Usaha Industrial Origin r 2007*) 2008**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. PDRB (Juta Rupiah)/ 3,389,809 3,855,092 4,412,844 4,872,123 5,502,208 GRDP (Million Rupiahs) 2. Penyusutan (Juta Rupiah) 205, , , , ,445 Depreciation (Million Rupiahs) 3. Pajak tak Langsung Netto (Juta Rupiah) 116, , , , ,377 Net Indirect Taxes (Million Rupiahs) 4. PDRN Biaya Faktor (Juta Rupiah) 3,068,072 3,489,158 3,970,273 4,383,999 4,901,386 NRDP at Factor Cost (Million rupiahs) 5. PDRB per Kapita (Rupiah) 4,989,136 5,656,326 6,456,784 7,110,408 8,011,695 GRDP Per Kapita (Rupiahs) 6. PDRN Per Kapita (Rupiah) 4,515,602 5,119,416 5,809,224 6,398,037 7,136,846 NRDP Per Kapita (Rupiahs) 59 II. Atas Dasar Harga konstan 2000/ at Constant 2000 Market Price 1. PDRB (Juta Rupiah)/ 2,613,238 2,726,389 2,830,583 2,941,288 3,070,298 GRDP (Million Rupiahs) 2. Penyusutan (Juta Rupiah) 191, , , , ,060 Depreciation (Million Rupiahs) 3. Pajak tak Langsung Netto (Juta Rupiah) 90,209 94,138 98, , ,229 Net Indirect Taxes (Million Rupiahs) 4. PDRN Biaya Faktor (Juta Rupiah) 2,331,737 2,432,664 2,522,581 2,608,707 2,719,009 NRDP at Factor Cost (Million rupiahs) 5. PDRB per Kapita (Rupiah) 3,846,176 4,000,253 4,141,652 4,292,535 4,470,621 GRDP Per Kapita (Rupiahs) 6. PDRN Per Kapita (Rupiah) 3,431,861 3,569,291 3,690,990 3,807,164 3,959,115 NRDP Per Kapita (Rupiahs) III. Penduduk Pertengahan Tahun (orang) c) / Mid Year Population (Person) 679, , , , ,772 Keterangan : c) Hasil Back Casting & Proyeksi Penduduk SP 2000 Hasil Survey Penduduk Antar Sensus 2005 Note : Based on Back Casting and projection of Population Cencus 2000 Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Industrial Origin,

73

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG CHAPTER XIV REGIONAL INCOME Penjelasan Teknis Catatan Teknis 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (provinsi dan kabupaten/kota) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto/ Gross Regional Domestic Product

Produk Domestik Regional Bruto/ Gross Regional Domestic Product Produk Domestik Regional Bruto/ Bangka Selatan Dalam Angka/ Bangka Selatan In Figures 2012 327 328 Bangka Selatan Dalam Angka/ Bangka Selatan In Figures 2012 10.1 Produk Domestik Regional Bruto Produk

Lebih terperinci

Pendapatan Regional/ Regional Income

Pendapatan Regional/ Regional Income Nusa Tenggara Barat in Figures 2012 559 560 Nusa Tenggara in Figures 2012 BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada tahun

Lebih terperinci

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME NUSA TENGGARA BARAT DALAM ANGKA 2013 NUSA TENGGARA BARAT IN FIGURES 2013 Pendapatan Regional/ BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME Produk Domestik

Lebih terperinci

Pendapatan Regional/ Regional Income

Pendapatan Regional/ Regional Income 2010 539 540 BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME PDRB atas dasar berlaku pada tahun 2008 sebesar 35.261,68 milyar rupiah, sedang pada tahun sebelumnya 33522,22 milyar rupiah, atau mengalami

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG CHAPTER XIV REGIONAL INCOME Penjelasan Teknis Catatan Teknis 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (provinsi dan kabupaten/kota) menggambarkankemampuansuatu wilayah untuk menciptakan

Lebih terperinci

Pendapatan Regional/ Regional Income

Pendapatan Regional/ Regional Income 2011 541 542 BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME PDRB atas dasar berlaku pada tahun 2010 sebesar 49.362,71 milyar rupiah, sedang pada tahun sebelumnya 43.985,03 milyar rupiah, atau mengalami

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Kata Pengantar Daftar Isi... iii Daftar Tabel.. v Daftar Gambar ix

DAFTAR ISI. Halaman Kata Pengantar Daftar Isi... iii Daftar Tabel.. v Daftar Gambar ix DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar i Daftar Isi... iii Daftar Tabel.. v Daftar Gambar ix Bab I. PENDAHULUAN. 2 1.1 Pengertian Pendapatan Regional. 2 1.2 Kegunaan Statistik Pendapatan Regional.. 5 1.3 Perubahan

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Kota Solok Menurut Lapangan Usaha

Produk Domestik Regional Bruto Kota Solok Menurut Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN I. INTRODUCTION 1.1. Pengertian Pendapatan Regional 1.1. Concept Of Regional Income Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto BAB X PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Produk Domestik Regional Bruto BAB X PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto BAB X PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 10.1. PDRB Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) merupakan salah satu cermin perkembangan ekonomi suatu daerah, yang didefinisikan

Lebih terperinci

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME BAB IX PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER IX REGIONAL INCOME Struktur Ekonomi. 9.1.

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME BAB IX PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER IX REGIONAL INCOME Struktur Ekonomi. 9.1. BAB IX PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER IX 9.1. Struktur Ekonomi 9.1. Economy Structure Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator utama perekonomian di suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 9302008.3403 Bekerjasama dengan / in cooperation with PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH The Regional Development Planning Board of Gunungkidul BADAN PUSAT

Lebih terperinci

BAB 10. PENDAPATAN REGIONAL

BAB 10. PENDAPATAN REGIONAL BAB 10. PENDAPATAN REGIONAL 10.1. Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha PDRB Kalimantan Selatan menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku dengan migas tahun 2009 mencapai 51.177 milyar

Lebih terperinci

Figur Data Kota Surakarta Tahun

Figur Data Kota Surakarta Tahun PENDAPATAN REGIONAL Regional Income 11 Figur Data Kota Surakarta Tahun 2014 256 Pendapatan Regional Regional Income PDRB Kota Surakarta yang disajikan secara series memberikan gambaran kinerja ekonomi

Lebih terperinci

Pendapatan Regional dan Pengeluaran

Pendapatan Regional dan Pengeluaran Pendapatan Regional dan Pengeluaran 10.1 Pendapatan Regional Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor/lapangan usaha yang melakukan

Lebih terperinci

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME PENJELASAN TEKNIS 1. Metodologi penghitungan pendapatan regional yang dipakai mengikuti buku petunjuk BPS Sistem Neraca Nasional. 2. Pengertian Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

Dari hasil perhitungan PDRB Kota Bandung selama periode dapat disimpulkan sebagai berikut :

Dari hasil perhitungan PDRB Kota Bandung selama periode dapat disimpulkan sebagai berikut : Penyajian statistik Produk Domestik Regional Bruto dapat digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan nasional dan regional khususnya di bidang ekonomi karena angka-angkanya dapat dipakai sebagai ukuran

Lebih terperinci

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME PENJELASAN TEKNIS 1. Metodologi penghitungan pendapatan regional yang dipakai mengikuti buku petunjuk BPS Sistem Neraca Nasional. 2. Pengertian Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue Regional Revenue PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue 10.1 Pendapatan Regional Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor/lapangan usaha

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah satu indikator perekonomian yang dapat digunakan sebagai bahan penentuan kebijakan pembangunan khususnya dalam bidang perekonomian dan bahan evaluasi pembangunan

Lebih terperinci

BAB. XI. PENDAPATAN REGIONAL Regional Income

BAB. XI. PENDAPATAN REGIONAL Regional Income BAB. XI PENDAPATAN REGIONAL Regional Income 515 516 BAB XI CHAPTER XI PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME 1. PDRB Jawa Tengah menurut Sektor Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2008 yang ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB X PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER X REGIONAL INCOME

BAB X PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER X REGIONAL INCOME BAB X PENDAPATAN REGIONAL Keberhasilan dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dari tingkat perekonomiannya yang tercermin melalui pendapatan regional yang dihasilkan wilayah tersebut. Melalui

Lebih terperinci

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di: JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 219-228 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB (Studi Kasus BPS Kabupaten Kendal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk 17 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) yang dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha. Dalam penghitungan PDRB, seluruh lapangan

Lebih terperinci

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue Regional Revenue PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue Pendapatan Regional 10.Pendapatan Regional Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor/lapangan

Lebih terperinci

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue Regional Revenue PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue Penda atan Regional 10.Pendapatan Regional Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor/lapangan

Lebih terperinci

BAB 11. PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER 11. REGIONAL INCOME

BAB 11. PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER 11. REGIONAL INCOME BAB 11. PENDAPATAN REGIONAL Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi Tahun 2013 Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000 mengalami kenaikan sebesar 7,88 persen. Kenaikan ini merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB (STUDI KASUS BPS KABUPATEN KENDAL TAHUN 2006-2010) SKRIPSI Disusun oleh : ROSITA WAHYUNINGTYAS J2E 008 051 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB II METODOLOGI Dalam penyusunan publikasi Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau dipakai konsep dan definisi yang selama ini digunakan oleh BPS di seluruh Indonesia. Konsep dan definisi tersebut

Lebih terperinci

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue Regional Revenue PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue Pendapatan Regional 10.Pendapatan Regional Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor/lapangan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG 2008 2011 NOMOR KATALOG : 9302008.1114 UKURAN BUKU JUMLAH HALAMAN : 21,00 X 28,50 CM : 78 HALAMAN + XIII NASKAH : - SUB BAGIAN TATA USAHA - SEKSI STATISTIK SOSIAL

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BANYUASIN GROSS DOMESTIC REGIONAL PRODUCT OF BANYUASIN REGENCY

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BANYUASIN GROSS DOMESTIC REGIONAL PRODUCT OF BANYUASIN REGENCY PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BANYUASIN GROSS DOMESTIC REGIONAL PRODUCT OF BANYUASIN REGENCY 2012 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2012 Gross Domestic Regional Product

Lebih terperinci

Pendapatan Regional/ Regional Income

Pendapatan Regional/ Regional Income 539 540 BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME PDRB atas dasar berlaku pada tahun 2007 sebesar 33.518,59 milyar rupiah, sedang pada tahun sebelumnya 28.593,61 milyar rupiah, atau mengalami

Lebih terperinci

PDRB / GDRP BAB XII PDRB GDRP. Berau Dalam Angka 2013 Page 265

PDRB / GDRP BAB XII PDRB GDRP. Berau Dalam Angka 2013 Page 265 BAB XII PDRB GDRP Berau Dalam Angka 2013 Page 265 Berau Dalam Angka 2013 Page 266 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan dan tingkat kesejahteraan

Lebih terperinci

Pendapatan Regional Regional Income

Pendapatan Regional Regional Income Pendapatan Regional Regional Income Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) secara sederhana dapat diartikan sebagai keseluruhan nilai tambah Bruto dari kegiatan perekonomian di suatu wilayah. 11.1.PDRB

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 9902008.3373 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA SALATIGA TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas terbitnya publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga

Lebih terperinci

Gross Domestic Regional Product

Gross Domestic Regional Product Gross Domestic Regional Product TABEL TABLE 9.1 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PAKPAK BHARAT MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2007-2010 (JUTA RUPIAH) GROSS REGIONAL DOMESTIC

Lebih terperinci

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85 D a f t a r I s i Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Grafik Daftar Tabel DAFTAR ISI Daftar Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kota Samarinda Tahun 2009-2011 BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Umum 1 1.2. Konsep

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) 2005-2008 Nomor Katalog BPS : 9205.11.18 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 20 cm x 27 cm : vii + 64 Lembar Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI 1. KONSEP DAN DEFINISI Konsep-konsep yang digunakan dalam penghitungan Produk Regional Bruto (PDRB) adalah sebagai berikut : Domestik A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN HARGA KONSTAN

PERHITUNGAN DAN ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN HARGA KONSTAN PERHITUNGAN DAN ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN HARGA KONSTAN (Studi Kasus BPS Kabupaten Kendal) S K R I P S I Disusun oleh : FITRIANI J2E 008 021 JURUSAN STATISTIKA

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO JAWA TENGAH TAHUN 2010 Gross Regional Domestic Product of Jawa Tengah 2010

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO JAWA TENGAH TAHUN 2010 Gross Regional Domestic Product of Jawa Tengah 2010 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO JAWA TENGAH TAHUN 2010 Gross Regional Domestic Product of Jawa Tengah 2010 No. Katalog/Catalog Number : 9302005.33 ISSN : 0126-4796 No. Publikasi/Publication Number : 33550.1101

Lebih terperinci

penduduk pertengahan tahun tersebut sebesar person jiwa. Jawa Barat Dalam Angka / Jawa Barat in Figures

penduduk pertengahan tahun tersebut sebesar person jiwa. Jawa Barat Dalam Angka / Jawa Barat in Figures Regional Income REG GIONAL INCOM ME Jawa Barat Dallam Angka / Jaw wa Barat in Figurres 2011 521 REGIONAL INCOME PDRB Provinsi Jawa Barat tahun 2010 atas dasar harga berlaku sebesar 770.660.505 juta rupiah,

Lebih terperinci

CHAPTER XII COMPARISON BETWEEN REGENCIES/ CITIES BAB XII PERBANDINGAN ANTARA KABUPATEN/ KOTA

CHAPTER XII COMPARISON BETWEEN REGENCIES/ CITIES BAB XII PERBANDINGAN ANTARA KABUPATEN/ KOTA BAB XII PERBANDINGAN ANTARA KABUPATEN/ KOTA Pada bab ini menyajikan gambaran umum perbandingan datadata strategis daerah Kota Kendari dengan kabupaten/kota lain yang berada di kawasan provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

TABEL POKOK PDRB / GRDP PRIMER TABLES OF MUSI BANYUASIN. Tabel / Table 11.1

TABEL POKOK PDRB / GRDP PRIMER TABLES OF MUSI BANYUASIN. Tabel / Table 11.1 Tabel / Table 11.1 PDRB Kabupaten Musi Banyuasin Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku GRDP of Musi Banyuasin Regency at Current Prices by Industrial Origin (Juta Rupiah / Million Rupiahs) 1.

Lebih terperinci

11. PENDAPATAN REGIONAL/Regional Incomes

11. PENDAPATAN REGIONAL/Regional Incomes 11. PENDAPATAN REGIONAL/Regional Incomes PENDAPATAN REGIONAL PENJELASAN TEKNIS 1. Penghitungan statistik neraca regional yang digunakan di sini mengikuti buku petunjuk yang diterbitkan oleh Perserikatan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) 2006 2009 Nomor Katalog BPS : 9302008.1118 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 20 cm x 27 cm : vi + 60 Lembar Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definsi Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1 PENDAPATAN NASIONAL Andri Wijanarko,SE,ME andri_wijanarko@yahoo.com 1 Output Nasional 2 Output Nasional (#1) Merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian untuk

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product X Produk Domestik Regional Bruto 306 Kabupaten Bandung Barat Dalam Angka 2013 Gross Regional Domestic Product 10.1 PRODUK DOMESTIK REGIONAL

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN WONOSOBO GROSS DOMESTIK REGIONAL PRODUCT 2006

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN WONOSOBO GROSS DOMESTIK REGIONAL PRODUCT 2006 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN WONOSOBO GROSS DOMESTIK REGIONAL PRODUCT 2006 Nomor Katalog BPS/Catalog Number 9205.3307 Nomor Publikasi/Publication Number 33076-0702 Ukuran Buku/Book Size 16

Lebih terperinci

PENDAPATAN REGIONAL 574 Jambi Dalam Angka 2009/Jambi in Figures 2009

PENDAPATAN REGIONAL 574 Jambi Dalam Angka 2009/Jambi in Figures 2009 PENDAPATAN REGIONAL 574 Jambi Dalam Angka 2009/Jambi in Figures 2009 REGIONAL INCOME BAB 11. PENDAPATAN REGIONAL Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2009 Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000 mengalami

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI-PROVINSI Dl INDONESIA MENURUT LAPANGAN USAHA 2OO9-2OO9

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI-PROVINSI Dl INDONESIA MENURUT LAPANGAN USAHA 2OO9-2OO9 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI-PROVINSI Dl INDONESIA MENURUT LAPANGAN USAHA 2OO9-2OO9 Gross Regional Domestic Product Of Provinces in Indonesia by Industrial Origin Daftar I si/ List of Contents

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang terpadu merupakan segala bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi yang ditunjang oleh kegiatan non ekonomi.

Lebih terperinci

Tabel: 3.2 GRDP at current and constant 2000 Prices and Their Progress in Surakarta Municipality

Tabel: 3.2 GRDP at current and constant 2000 Prices and Their Progress in Surakarta Municipality Tabel: 3.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Serta Perkembangannya di Kota Surakarta Tahun 2000 2011 Tabel: 3.2 GRDP at current and constant 2000 Prices and Their Progress

Lebih terperinci

Katalog BPS: 9302008.34 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of Daerah Istimewa Yogyakarta by Industrial Origin 2009 2013 BADAN

Lebih terperinci

Pengukuran Pendapatan Nasional / output domestik

Pengukuran Pendapatan Nasional / output domestik Pengukuran Pendapatan Nasional / output domestik Pengertian /bagaimana GDP didefinisikan Pengukuran /bagaimana GDP diukur Pendekatan dalam pengukuran Nominal vs Riil Indeks Harga Contoh PDB Indonesia KelemahanKonsepGDP

Lebih terperinci

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By Irawati Puloli 1) Mahludin Baruwadi 2) Ria Indriani 3) DEPARTMENTAGRIBISNIS FACULTY OF AGRICULTURE STATE UNIVERSITYGORONTALO

Lebih terperinci

CHAPTER XI POVERTY BAB XI KEMISKINAN

CHAPTER XI POVERTY BAB XI KEMISKINAN BAB XI KEMISKINAN Pada bab ini menyajikan gambaran umum kondisi kemiskinan di Kota Kendari yang mencakup jumlah penduduk miskin, Garis Kemiskinan, serta persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.

Lebih terperinci

Katalog BPS : 9210.34 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product Daerah Istimewa Yogyakarta Province by Industrial Origin

Lebih terperinci

BUPATI BANYUASIN SAMBUTAN

BUPATI BANYUASIN SAMBUTAN BUPATI BANYUASIN SAMBUTAN Dengan ridho dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, Pemerintah Kabupaten Banyuasin bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin dapat menyelesaikan Penyusunan dan Publikasi

Lebih terperinci

2010**) 2009*) Lapangan Usaha/Industrial Origin (3)

2010**) 2009*) Lapangan Usaha/Industrial Origin (3) Tabel : 10.01.01 Produk Domestik Regional Bruto Kota Surabaya Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Gross Domestic Regional Products of Surabaya City by Industrial Origin 2009*) 2010( 000.000

Lebih terperinci

6.1. Perdagangan/Trade , , Hotel , , Restoran/Restaurants ,

6.1. Perdagangan/Trade , , Hotel , , Restoran/Restaurants , Tabel : 10.01.01 Produk Domestik Regional Bruto Kota Surabaya Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Gross Domestic Regional Products of Surabaya City by Industrial Origin 2010) 2011( 000.000

Lebih terperinci

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB BAB II METODOLOGI 2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto roduk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam

Lebih terperinci

KALIMANTAN SELATAN DALAM ANGKA KALIMANTAN SELATAN IN FIGURES 2010

KALIMANTAN SELATAN DALAM ANGKA KALIMANTAN SELATAN IN FIGURES 2010 KALIMANTAN SELATAN DALAM ANGKA KALIMANTAN SELATAN IN FIGURES 2010 ISSN : 0215-2258 Nomor Publikasi / Publication Number : 63600.0001 Katalog BPS : 1403.63 Ukuran Buku / Book Size : 21 x 15 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM SEKAPUR SIRIH WALIKOTA BATAM AHMAD DAHLAN

WALIKOTA BATAM SEKAPUR SIRIH WALIKOTA BATAM AHMAD DAHLAN WALIKOTA BATAM SEKAPUR SIRIH Dengan semakin meningkatnya berbagai kegiatan pembangunan Kota Batam dewasa ini, maka publikasi data statistik Kota Batam sangat diperlukan guna menyajikan berbagai informasi

Lebih terperinci

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT L A P O R A N K A J I A N INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT K E R J A S A M A P R O D I P E R E N C A N A A N W I L A Y A H S E K O L A H P A S C A S A R A J A N A U N I V E R S I T A S S

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG CHAPTER XII POPULATION EXPENDITURE AND CONSUMPTION Penjelasan Teknis Technical Notes 1. Data pengeluaran dan konsumsi penduduk menurut kelompok barang diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Lebih terperinci

Number of Taxpayers based on the Type per Sub Distric

Number of Taxpayers based on the Type per Sub Distric 419 Jumlah wajib pajak yang membayar menurut jenisnya paling banyak adalah dari pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), yakni sebanyak 590.238. Sedangkan untuk rekapitulasi perhitungan APBD Tahun 2015

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KULON PROGO MENURUT LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KULON PROGO MENURUT LAPANGAN USAHA Katalog BPS : 9302008.3401 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KULON PROGO MENURUT LAPANGAN USAHA GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT OF KULON PROGO REGENCY BY INDUSTRIAL ORIGIN Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

Jambi Dalam Angka 2007/

Jambi Dalam Angka 2007/ FINANCE AND PRICE Jambi Dalam Angka 2007/2008 541 KEUANGAN DAN HARGA 542 Jambi Dalam Angka 2011 FINANCE AND PRICE BAB 9 KEUANGAN DAN HARGA 9.1. Keuangan Negara CHAPTER 9 FINANCE AND PRICE 9.1. Finance

Lebih terperinci

ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI PROPINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI PROPINSI SUMATERA UTARA ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh : AZWIR SINAGA 017018016 / IEP PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2005 RINGKASAN ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODA STEPWISE FORWARD UNTUK MENENTUKAN PERSAMAAN REGRESI LINIER BERGANDA (Studi Kasus : Jumlah Pendapatan di Kabupaten Tapanuli Utara)

PENGGUNAAN METODA STEPWISE FORWARD UNTUK MENENTUKAN PERSAMAAN REGRESI LINIER BERGANDA (Studi Kasus : Jumlah Pendapatan di Kabupaten Tapanuli Utara) PENGGUNAAN METODA STEPWISE FORWARD UNTUK MENENTUKAN PERSAMAAN REGRESI LINIER BERGANDA (Studi Kasus : Jumlah Pendapatan di Kabupaten Tapanuli Utara) SKRIPSI LAMSIHAR D. F. PAKPAHAN 110823019 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Kaat taal loogg BPPSS : 99330022000088..3344 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Gross Domesttiic Regiionall Brutto off Daerah Isttiimewa Yogyakartta Proviince 2006-2010

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG CHAPTER XII POPULATION EXPENDITURE AND CONSUMPTION Penjelasan Teknis Technical Notes 1. Data pengeluaran dan konsumsi penduduk menurut kelompok barang diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Ungaran, September 2011 BAPPEDA Kabupaten Semarang Kepala, Drs. GUNAWAN WIBISONO, MM Pembina Utama Muda NIP

SAMBUTAN. Ungaran, September 2011 BAPPEDA Kabupaten Semarang Kepala, Drs. GUNAWAN WIBISONO, MM Pembina Utama Muda NIP SAMBUTAN Pelaksanaan pembangunan daerah secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional merupakan komitmen dari Pemerintah Kabupaten Semarang dengan tujuan menciptakan

Lebih terperinci

Penduduk dan Ketenagakerjaan

Penduduk dan Ketenagakerjaan Penduduk dan Ketenagakerjaan 3.1. Penduduk Penduduk merupakan salah satu sumber daya pembangunan, karena penduduk itu sendiri berperan penting dalam proses pembangunan. Berdasarkan hasil olahan proyeksi

Lebih terperinci

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu II. METODOLOGI 2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

Lebih terperinci

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No.

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

Chapter I Introduction. Bab I Pendahuluan Pengertian Pendapatan Regional Concept Of Regional Income

Chapter I Introduction. Bab I Pendahuluan Pengertian Pendapatan Regional Concept Of Regional Income Bab I Pendahuluan Chapter I Introduction 1.1. Pengertian Pendapatan Regional 1.1. Concept Of Regional Income Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode

Lebih terperinci

PDRBMENURUTPENGGUN AANGRDPBYEXPENDITUR EPDRBMENURUTPENGGU NAANGRDPBYEXPENDITU REPDRBMENURUTPENGG UNAANGRDPBYEXPENDIT UREPDRBMENURUTPENG

PDRBMENURUTPENGGUN AANGRDPBYEXPENDITUR EPDRBMENURUTPENGGU NAANGRDPBYEXPENDITU REPDRBMENURUTPENGG UNAANGRDPBYEXPENDIT UREPDRBMENURUTPENG PDRBMENURUTPENGGUN AANGRDPBYEXPENDITUR Katalog BPS: EPDRBMENURUTPENGGU NAANGRDPBYEXPENDITU REPDRBMENURUTPENGG UNAANGRDPBYEXPENDIT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO UREPDRBMENURUTPENG PROPINSI-PROPINSI DI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definsi Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah

Lebih terperinci

GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT WONOSOBO REGENCY IN 2010

GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT WONOSOBO REGENCY IN 2010 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2010 GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT WONOSOBO REGENCY IN 2010 ISSN : 2086-521X NO. KATALOG BPS : 930203.3307 NO PUBLIKASI : 3307.1102 PUBLICATION

Lebih terperinci

STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri

STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA Universitas Muria Kudus, Gondangmanis Bae, Po Box 53, Kudus 59352 Email: zainuri.umk@gmail.com Abstract The economic structure of Jepara regency shown

Lebih terperinci

Population And Manpower

Population And Manpower Population And Manpower Penduduk Government Ketenagakerjaan Manpower 3.1. Penduduk Penduduk merupakan salah satu sumber daya pembangunan, karena penduduk itu sendiri berperan penting dalam proses pembangunan.

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT

PERANAN SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT PERANAN SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT THE ROLE OF THE LIVESTOK AND FISHERY SECTOR TO ECONOMY OF RIAU PROVINCE: ANALYSIS OF THE INPUT-OUTPUT

Lebih terperinci

OUTPUT DAN PENDAPATAN NASIONAL

OUTPUT DAN PENDAPATAN NASIONAL OUTPUT DAN PENDAPATAN NASIONAL Arus Sirkuler: Klasik Revenue Goods and services sold MARKETS FOR GOODS AND SERVICES Firms sell Households buy Spending Goods and services bought FIRMS Produce and sell goods

Lebih terperinci

PENDAPATAN REGIONAL WONOSOBO REGIONAL INCOME OF WONOSOBO 2009

PENDAPATAN REGIONAL WONOSOBO REGIONAL INCOME OF WONOSOBO 2009 PENDAPATAN REGIONAL WONOSOBO REGIONAL INCOME OF WONOSOBO 2009 - NO. KATALOG BPS 9205.3307 - NO PUBLIKASI/PUBLICATION NUMBER 33076-0702 - UKURAN BUKU/BOOK SIZE 21CM X 28 CM - JUMLAH HALAMAN/PAGE 89 - NASKAH/MANUSCRIPT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam industri yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat ekonomi yang terjadi. Bagi

Lebih terperinci

GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT

GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013 GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT BY INDUSTRIAL ORIGIN OF SEMARANG REGENCY 2013 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN KINERJA EKONOMI PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN KINERJA EKONOMI PROVINSI JAWA TENGAH ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN KINERJA EKONOMI PROVINSI JAWA TENGAH 2008-2012 Diajukan untuk Menyusun Skripsi dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas

Lebih terperinci

10. PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK/Expenditure and Consumptions of People

10. PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK/Expenditure and Consumptions of People 10. PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK/Expenditure and Consumptions of People PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK PENJELASAN TEKNIS 1. Data Pengeluaran dan Konsumsi penduduk menurut kelompok barang diperoleh

Lebih terperinci

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA. Finance and Prices

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA. Finance and Prices KEUANGAN DAN HARGAHARGA Finance and Prices 10 X. KEUANGAN DAN HARGAHARGA X. FINANCE AND PRICES 1. Keuangan Pembangunan Daerah Rretribusi dan pajak daerah, sebagai penyumbang penerimaan daerah, mempunyai

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TINJAUAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 MENURUT LAPANGAN USAHA Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang Tahun 2014 i ii Tinjauan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008-2013 SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi Syarat syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi

Lebih terperinci

Population And Manpower

Population And Manpower Population And Manpower Penduduk Government Ketenagakerjaan Manpower Penduduk dan Ketenagakerjaan 3.1. Penduduk Penduduk merupakan salah satu sumber daya pembangunan, karena penduduk itu sendiri berperan

Lebih terperinci

IV. TINJAUAN PENDAPATAN KOTA SOLOK IV. EKONOMIC REVIEW OF SOLOK MUNICIPALITY economic structure Struktur Ekonomi

IV. TINJAUAN PENDAPATAN KOTA SOLOK IV. EKONOMIC REVIEW OF SOLOK MUNICIPALITY economic structure Struktur Ekonomi IV. TINJAUAN PENDAPATAN KOTA SOLOK IV. EKONOMIC REVIEW OF SOLOK MUNICIPALITY 4.1. Struktur Ekonomi 4.1. economic structure Sampai tahun 2012 struktur perekonomian Kota Solok masih didominasi oleh tiga

Lebih terperinci

TESIS. Oleh : INON BEYDHA / PWD PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2000

TESIS. Oleh : INON BEYDHA / PWD PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2000 PENGEMBANGAN WILAYAH DAERAH TUJUAN WISATA PANTAI PANDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN SIBOLGA, KABUPATEN TAPANULI TENGAH TESIS Oleh : INON BEYDHA 982103014 / PWD

Lebih terperinci