BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. disebabkan oleh faktor paparan/kontak akibat pekerjaan atau ketika suatu bahan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dermatitis kontak akibat kerja (DKAK) adalah reaksi inflamasi yang disebabkan oleh faktor paparan/kontak akibat pekerjaan atau ketika suatu bahan bertanggung jawab terhadap munculnya kelainan kulit (White, 1996). DKAK merupakan 50% dari semua dermatosis akibat kerja (DAK), paling banyak bersifat nonalergi atau iritan. Prevalensi DAK di berbagai negara bervariasi antara 20 sampai 70% dari seluruh penyakit akibat kerja (Goh, 1990) dan DKAK memiliki prevalensi yang terbesar yaitu 90-95% dari seluruh DAK (Koch, 2001). Dikenal dua jenis dermatitis kontak, yaitu dermatitis kontak iritan (DKI) yang merupakan respon nonimunologi dan dermatitis kontak alergik (DKA) yang diakibatkan oleh mekanisme imunologik spesifik (Friedmann, 2008; Nuraga, 2008). Dampak terjadinya DKAK baik secara langsung maupun tidak langsung cukup besar. Secara langsung berdampak terhadap pengobatan yang diperlukan dan berkurangnya pendapatan pekerja, sedangkan dampak tidak langsung berhubungan dengan hilangnya waktu kerja dan menurunnya produktifitas pekerja sehingga berpengaruh pula terhadap kualitas hidupnya (Lushdiak, 2004; Lau, 2011). Dermatitis kontak karena tanaman, atau produk tanaman, sering ditemukan dalam praktek klinis (Le Coz, 2011). Beberapa reaksi kulit karena tanaman yang 1

2 2 telah dilaporkan adalah DKI, DKA, dermatitis fotokontak alergi (DFKA), dan urtikaria kontak (Munoz, 2012). Variasi geografis flora sangat mempengaruhi epidemiologi dermatitis kontak karena tanaman (Le Coz, 2011). Van Der Mei (1998) melaporkan bahwa prevalensi dermatitis tangan pada perkebunan bunga di Belanda sebesar 29,5%. Angka yang mirip juga ditemukan di Amerika Serikat sebesar 26% (Idriss, 2012). Lamminpaa dkk (1998) melaporkan selama 14 tahun terdapat 12 kasus DKAK karena tanaman dekoratif di Finlandia. Insidensi dermatitis karena tanaman tidak diketahui secara pasti, tetapi kasus ini tidak jarang ditemukan (Le Coz, 2011). Pada sebuah penelitian di Klaten Jawa Tengah, telah dilaporkan kejadian DAK pada pekerja industri tepung pati aren tradisional sebesar 51% dengan keluhan utama gatal pada kulit (tidak dipublikasikan). Industri ini menggunakan batang tanaman aren atau Arenga pinnata Merr sebagai bahan baku industri. Bahan kontaktan yang dicurigai sebagai penyebab DAK adalah batang tanaman aren. Sangi dkk (2012) melaporkan bahwa pelepah aren mengandung bahan metabolit sekunder yang dapat bersifat iritan dan alergen yaitu alkaloid, triterpen steroid, dan tanin. Penyebab DKAK adalah multifaktorial (Andersen, 2003), antara lain karena faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen berupa faktor herediter, gangguan sistem imunologi, keadaan kulit penderita, vaskularisasi, hormonal, dan stres emosional. Sedangkan faktor eksogen berupa bahan alergen, iritan, cahaya, cuaca, dan infeksi (Rietschel, 2001). Belsito (2005) menyebutkan bahwa DKAK dapat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, ras, atopi, lingkungan

3 3 kerja, dan risiko pekerjaan. Laporan yang sama oleh Keegel dkk (2007) pada pasien dengan DKAK bahwa usia, jenis kelamin, lama kerja, dan atopi merupakan faktor risiko yang sering menyebabkan DKAK. Beberapa penelitian yang telah dilakukan pada berbagai jenis pekerjaan dengan variabel faktor risiko yang sama, tidak selalu memberikan hasil yang sama (Nuraga, 2008; Afifah, 2012). Berbagai publikasi yang melaporkan kejadian DKAK sulit dibandingkan karena perbedaan pada berbagai variabel, termasuk area geografis dan paparan spesifik (Andersen, 1998). Hingga saat ini frekuensi dan faktor risiko DKAK pada pekerja industri tepung pati aren belum pernah dilaporkan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Berapakah frekuensi kejadian dermatitis kontak akibat kerja pada populasi pekerja industri tepung pati aren tradisional di desa Tulung Klaten 2. Faktor risiko apa sajakah yang berperan terhadap kejadian dermatitis kontak akibat kerja pada populasi pekerja industri tepung pati aren tradisional di desa Tulung Klaten 3. Apakah batang tanaman aren merupakan penyebab DKAK berupa reaksi iritasi atau alergi pada populasi pekerja industri tepung pati aren tradisional di desa Tulung Klaten

4 4 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui frekuensi kejadian dermatitis kotak akibat kerja pada populasi pekerja tepung pati aren tradisional 2. Mengetahui faktor risiko yang berperan terhadap kejadian dermatitis kontak akibat kerja pada populasi pekerja industri tepung pati aren tradisional di desa Tulung Klaten 3. Mengetahui kemungkinan batang tanaman aren dapat menyebabkan DKAK berupa reaksi iritasi atau alergi pada populasi pekerja industri tepung pati aren tradisional di desa Tulung Klaten D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti, dapat meningkatkan pemahaman mengenai insidensi, penyebab, serta faktor risiko yang berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap terjadinya DKAK pada pekerja industri tepung pati aren 2. Bagi subyek penelitian dapat memberikan informasi mengenai faktor yang dapat memperberat terjadinya DKAK sehingga dapat dilakukan pencegahan dan penanganan dini terhadap kejadian DKAK, serta proteksi terhadap kontak langsung dengan bahan penyebab. 3. Bagi pemilik perusahaan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan kebijakan dalam perusahaan untuk mengendalikan terjadinya DKAK pada pekerja demi menjaga stabilitas produktifitas kerja.

5 5 E. Keaslian Penelitian Menurut berbagai laporan penelitian tentang DKAK di berbagai bidang industri, khususnya industri tepung pati aren belum pernah dipublikasikan. Berdasarkan penelusuran melalui situs elektronik yang dilakukan penulis melalui pubmed, science direct, dan ebsco dengan menggunakan kata kunci Occupational contact dermatitis, Plant, Arenga pinnata Merr, Risk factor/faktor resiko terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan faktor resiko pada kejadian dermatitis kontak akibat kerja. Sepengetahuan penulis sampai sejauh ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai DKAK pada pekerja tepung pati aren tradisional. Tabel 1. Penelitian berkaitan dengan dermatitis kontak akibat kerja, faktor resiko yang berpengaruh serta penelusuan penyebab Peneliti, Tahun Susetiati DA. Et al, 2008, McCurdy SA. Et al, 1989 Nuraga W, 2008 Judul Penelitian Pengaruh Pengetahuan dan Perilaku Perajin Pandan terhadap Frekuensi Dermatitis Tangan di Desa Tanjungharjo, Nanggulan, Kulonprogo Assessing Dermatitis in Epidemiologic Studies: Occupational Skin Disease Among California Grape and Tomato Harvesters Dermatitis Kontak Pada Pekerja Yang Terpajan Dengan Bahan Kimia Di Perusahaan Industri Otomotif Kawasan Industri Cibitung Jawa Barat Subyek penelitian N=74 N = 226 N = 54 Hasil Pengetahuan dan perilaku bukan merupakan faktor resiko dermatitis tangan pada perajin pandan Dermatitis kontak iritan/alergi terjadi pada 2% pekerja. faktor yang berpengaruh pada kejadian dermatitis kontak akibat kerja yaitu lama kontak, frekuensi kontak, dan penggunaan alat pelindung diri (APD) Perbedaan Faktor resiko yang diteliti adalah pengetahuan dan perilaku Populasi Populasi Populasi