PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGUNAN JALAN DI DESA KOTABARU SEBERIDA KECAMATAN KERITANG KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROPINSI RIAU ARTIKEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGUNAN JALAN DI DESA KOTABARU SEBERIDA KECAMATAN KERITANG KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROPINSI RIAU ARTIKEL"

Transkripsi

1 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGUNAN JALAN DI DESA KOTABARU SEBERIDA KECAMATAN KERITANG KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROPINSI RIAU ARTIKEL SILVANI RAHMA NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

2

3 Silvani Rahma ( ) Social Perception About Road Development In Kotabaru Seberida Keritang Indragiri Hilir District of Riau Province Silvani Rahma 1 Drs. Ardi Abbas, M.T 2, Rinel Fitlayeni, S.Sos, M.A 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The background of this study for the construction of roads in the village Kotabaru Seberida, District Keritang, Indragiri Hilir. This road repaired before it is damaged, potholes, potholes stockpiled coconut trunk. Once built roads already stockpiled sand and stone paved. But people feel disappointed with the road construction is not finished paved all. The views of local people are negative and positive on the village road. This study aimed to describe the Public Perception Of Rural Road Development Kotabaru Seberida Keritang Indragiri Hilir District of Riau Province.The theory used was phenomenology by Alfred Shcutz. The approach used in this study is a qualitative approach with descriptive type. The informants are individuals that individuals who are right dikiri damaged roads in the village Seberida Kotabaru District of Keritang. Selection of informants in this study using purposive sampling technique with a number of informants 18 people. Based on the results obtained and the conclusions of the opinion that emerged from the public the reasons for and against the construction of roads. (1). Opinions pro, communities agree Seberida Kotabaru built village roads and paved roads Ahmad Yani mainly because of the way the economy center. (2). Opinion cons, the public does not agree Seberida Kotabaru village road has not been paved all the while the course has been broken again. Arising from the public opinion the reasons for and against the construction of roads, namely: (3). The reason the pro such as: a). Increasing the community's economy. b). Change place or location to trade. c). Development of new buildings. d). Launched a public mobility. e). Various types of vehicles entering the village. (4). The reason people are cons such as: a). Busy making money. b). Roads have been built broken again. c). The displacement of land and public land. d). The absence of damages. Keywords: Perception, Development 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Pembimbing I Dosen Universitas Andalas (UNAND) 3 Pembimbing II Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

4 Silvani Rahma ( ) Persepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan Jalan Di Desa Kotabaru Seberida Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau Silvani Rahma 4, Drs. Ardi Abbas, M.T 5 Rinel Fitlayeni, M.A 6 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Penelitian ini dilatar belakangi adanya pembangunan jalan yang berada di Desa Kotabaru Seberida, Kecamatan Keritang, Kabupaten Indragiri Hilir. Jalan ini sebelum diperbaiki sudah rusak, berlubang, jalan berlubang ditimbun batang kelapa. Setelah dibangun jalan sudah ditimbun pasir batu dan diaspal. Tetapi masyarakat merasa kecewa dengan pembangunan jalan ini belum juga selesai diaspal semua. Berbagai pendapat dari masyarakat setempat yang negatif dan positif mengenai jalan desanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan Jalan Desa Kotabaru Seberida Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau. Teori yang digunakan adalah fenomenologi menurut Alfred Shcutz. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Informan penelitian ini adalah individu yaitu individu yang berada dikiri kanan jalan yang rusak di desa Kotabaru Seberida Kecamatan Keritang. Pemilihan informan pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah informan 18 orang. Jenis data yang digunakan data primer dan data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh kesimpulan tentang pendapat dan alasan yang muncul dari masyarakat pro dan kontra terhadap pembangunan jalan. (1). Pendapat pro, masyarakat setuju jalan desa Kotabaru Seberida dibangun dan diaspal terutama jalan Ahmad Yani karena jalan tersebut pusat perekonomian. (2). Pendapat kontra, masyarakat tidak setuju jalan desa Kotabaru Seberida belum juga diaspal semua sedangkan jalannya sudah rusak lagi. Dari pendapat masyarakat tersebut timbul alasan pro dan kontra terhadap pembangunan jalan yaitu: (3). Alasan masyarakat yang pro seperti:a). Meningkatnya perekonomian masyarakat. b). Perubahan tempat atau lokasi berdagang. c). Berkembangnya bangunan baru. d). Melancarkan mobilitas masyarakat. e). Beragamnya jenis kendaraan yang masuk desa. (4). Alasan masyarakat yang kontra seperti: a). Sibuk mencari uang. b). Jalan sudah dibangun rusak lagi. c). Tergusurnya tanah dan lahan masyarakat. d). Tidak adanya ganti kerugian. Kata Kunci: Persepsi, Pembangunan 4 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Pembimbing I Dosen Universitas Andalas (UNAND) 6 Pembimbing II Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

5 PENDAHULUAN Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu proses kemajuan dan perbaikan yang terus menerus menuju kepada tercapainya tujuan yang diinginkan serta mengubah keseimbangan baru, yang dianggap lebih baik untuk kehidupan manusia. Pembangunan yang dilaksanakan di mana saja selalu merupakan kegiatan yang dinamis terus menerus berjalan menuju sasaran yang juga bergerak terus. Pembangunan juga merupakan kegiatan yang berkelanjutan dan berubah terus menerus baik ditinjau secara konseptual maupun kontekstual. Untuk dapat menjadi proses yang bergerak maju sendiri (self sustaining process) tergantung kepada manusia dan struktur sosialnya (Ismani, 1991:60). Berbagai macam upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat antara lain dengan melakukan sarana dan prasarana fisik, disamping memanfaatkan sumber daya manusia. Salah satu pembangunan fisik adalah dengan melakukan pembangunan jalan. Pembangunan jalan merupakan kebutuhan yang sangat vital sebagai pendukung utama dinamika dan aktivitas ekonomi, baik di pusat maupun di daerah. Dalam pengembangan wilayah serta sebagai prasarana penunjang yang utama bagi perekonomian daerah. Jalan juga memiliki manfaat strategis yaitu antara lain menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Dalam UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan,memberikan pengertian mengenai jalan yaitu prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan). Desa Kotabaru Seberida merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Keritang, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Propinsi Riau. Desa Kotabaru ini di diami berbagai Suku bangsa seperti : Suku Banjar, Melayu, Bugis, Jawa, China, dan Minangkabau. Pertama kali suku yang mendiami desa Kotabaru Seberida adalah Suku Melayu, dengan agama yang mendomisi desa Kotabaru Seberida tersebut adalah agama Islam, serta diikuti Budha dan Kristen. Desa Kotabaru Seberida ini memiliki berbagai suku dan budaya yang berbeda seperti: tempat tinggal, cara berinteraksi, upacara perkawinan dan mata pencariannya. Dilihat dari tempat tinggalnya masyarakat suku Banjar lebih dominan bertempat tinggal di tepi laut, masyarakat Jawa di pelosok jauh dari pusat kota atau keramaian. Sedangkan masyarakat Melayu, Bugis, China dan Minangkabau lebih dominan di pusat kota atau keramaian. Infrastruktur jalan yang ada di Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Provinsi Riau, sudah lama mengalami kerusakan lebih dari 5 tahun tetapi belum juga adanya perubahan atau perbaikan. Dengan adanya Perencanaan Pemerintahan Kabupaten terhadap pembangunan jalan desa Kotabaru Seberida. Jalan sangat penting untuk masyarakat karena dengan jalan yang baik mampu melancarkan transportasi atau mobilitas masyarakat setempat seperti masyarakat desa Kotabaru Seberida. Pembangunan jalan dilakukan secara bertahap-tahap (Multiyears) begitu yang terjadi di desa Kotabaru Seberida, di mana pembangunan jalan ini sudah mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat untuk dibangun. Pembangunan jalan ini sudah direncanakan oleh pemerintah daerah seperti Bupati Indaragiri Hilir (Inhil) sejak tahun Pembangunan jalannya dilakukan tahun 2013 dan awal tahun 2014 pembangunan jalan selesai sebagiannya diaspal dan sebagiannya masih ditimbun dengan pasir dan ditutupi kerikil, serta jalannya di perlebar. Jalan yang sudah diaspal yaitu jalan Ahmad Yani sepanjang 400 Meter dan diperlebar seluas 8,5 Meter, yang belum diaspal sepanjang 1,5 Km. Pada pertengahan bulan ini telah dihentikan untuk sementara. Kondisi ini telah melancarkan seluruh mobilitas masyarakat setempat untuk sementara, begitu juga dengan siswa yang menempuh pendidikan di Kecamatan Keritang. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 12 Februari 2014, terlihat kondisi jalan desa Kotabaru Seberida mulai dikerjakan dengan penimbunan kayu besar, tanah, pasir yang ditutupi kerikil dan jalan diperlebar. Pada observasi kedua pada tanggal 15 Juni 2014, terlihat kondisi jalan sudah diaspal sebagian yaitu jalan Ahmad Yani. Dari kondisi jalan seperti itu maka muncul pendapat dari masyarakat setempat, bahwa masyarakat berharap jalan desanya mendapatkan perbaikan keseluruhannya terutama masyarakat yang berada di kiri kanan jalan yang akan diperbaiki. Berbagai pendapat masyarakat mengenai perencanaan pembangunan jalan ini terutama yang berada di kiri kanan jalan yang dibangun. Sejak mengetahui rencana pembangunan jalan ini akan dibangun, antusias masyarakat menyambut rencana itu karena masyarakat memang memimpikan jalan yang bagus dan tidak berlubang lagi, seperti jalan Ahmad Yani yang sudah diaspal. Kondisi jalan yang mereka lewati mulai rusak kembali karena belum diaspal jalannya sebagian, seperti kondisi jalannya yang mulai berlubang, tergenang air saat hujan, berdebu saat jalannya kering dan kerikil tidak terlihat

6 lagi. Jalan seperti ini membuat transportasi mereka terganggu apalagi dampak dari masyarakat yang berkendaraan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul Persepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan Jalan di Desa Kotabaru Seberida Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau. JENIS DATA DAN METODE Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 Febuari sampai dengan 3 Maret 2015, tempat penelitian di Desa Kotabaru Seberida Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau. Adapun alasan pemilihan lokasi ini karena desa Kotabaru Seberida merupakan salah satu desa yang mengadakan program pembangunan jalan jika dibandingkan dengan desa yang di Kecamatan Keritang. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan menggunma tipe penelitian ini adalah bertipe deskritif. Metode pemilihan informan dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive sampling (Afrizal, 2008:100 ). Adapun yang menjadi kriteria informan dalam penelitian yaitu tokoh masyarakat, kelompok masyarakat yang berada di kiri kanan jalan yang dibangun dan orang pejalan kaki. Penelitian ini menggunakan data primer dan data skunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi dokumen. Analisis data yaitu melakukan kajian untuk mengenali struktur suatu fenomena seperti pembangunan jalan yang berada di desa Kotabaru Seberida dengan melihat persepsi pro dan kontra terhadap pembangunan jalan. HASIL PENELITIAN A. Persepsi Masyarakat sebelum Terjadinya Pembangunan Jalan Jalan sangat penting untuk perekonomian masyarakat begitu juga dengan desa Kotabaru Seberida. Di mana jalan desa ini penghubung antara Kotabaru Ibukota Kecamatan Keritang dengan Pulau Kijang Ibukota Kecamatan Reteh. Sebelumnya perjalanan dari desa Kotabaru Seberida menuju desa Pulau Kijang tidak mudah untuk ditempuh karena kondisi jalan rusak berat dan parahnya kerusakan yang terjadi, seperti aspal yang berlubang, jadi terpaksa jalan yang berlubang diletakkan batang kelapa, kalau tidak dipasang batang kelapa maka jalan tersebut tidak bisa dilewati, serta tergenang air jika hujan lebat dan jalannya sempit. Menurut masyarakat setempat, panjang jalan penghubung tersebut sekitar 30 km. Saat kondisi jalannya baik, dan waktu yang ditempuh hanya sekitar 60 menit berhubung kondisi jalannya rusak, waktu tempuh bisa menjadi 90 menit lebih. Jika musim hujan datang, jalan jadi sangat licin, maka harus berhati-hati agar jangan sampai terpeleset. Kondisi jalan tersebut menyebabkan rawan dengan kecelakaan, dan bisa berakibat fatal. Kondisi jalan ini sudah bertahuntahun terjadi mulai dari tahun , seperti yang terlihat tabel 5.1 di bawah ini: Tabel 5.1 Kondisi Jalan Mulai Dari No Tahun Kondisi Jalan Kondisi jalan masih diaspal, jalan sudah mulai berlubang, tapi masih bisa dilewati dan tidak terlalu parah. Kondisi jalan masih kelihatan aspalnya, jalannya sudah banyak berlubang Kondisi jalan sangat parah, jalan sudah tidak terlalu kelihatan aspalnya, jalannya sudah banyak berlubang, dan jalan berlubang ditutupi kayu seperti batang kelapa Perencanaan pemerintah untuk 2013 memperbaiki seluruh jalan Kecamatan, termasuk Kecamatan Keritang. Salah satu desa yang termasuk Kecamatan Keritang tersebut adalah desa Kotabaru Seberida Pengukuran jalan yang dibangun dan diperlebar Awal tahun jalan sudah mulai dikerjakan, dan sebagian jalan sudah diaspal. Jalan yang diaspal adalah jalan Ahmad Yani, dan jalan yang lain masih di timbun pasir kerikil. Untuk memperjelas tabel di atas terlihat kondisi jalan desa Kotabaru Seberida sangat memprihatinkan dari tahun ke tahun mulai dari tahun , di mana kondisi jalan mulai dari terlihat aspal sampai tidak terlihat aspal, dari jalan yang berlubang sampai jalan yang berlubang tersebut ditutupi batang kelapa. Adanya perencanaan Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir tahun untuk perbaikan infrastruktur jalan dari kecamatan sampai ke pedesaan, salah satunya desa Kotabaru Seberida dan awal 2014 mulai jalan dikerjakan. Jalan yang baru diaspal yaitu jalan Ahmad Yani, sedangkan jalan

7 yang lainnya masih di timbun pasir kerikil seperti jalan Suka Mulya, Parit 1, Parit 2, Parit 3, dan Parit 4. B. Persepsi Masyarakat setelah terjadinya Pembangunan Jalan Jalan yang akan dibangun adalah jalan Desa Kotabaru Seberida Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau, bahwa jalan desa Kotabaru Seberida sudah dibangun dan diaspal tetapi tidak keseluruhan jalan tersebut diaspal karena ada sebagian jalan masih ditimbun pasir kerikil. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti bahwa jalan yang sudah diperbaiki yaitu jalan Suka Mulya, Ahmad Yani, Parit 1, Parit 2, Parit 3 dan Parit 4. Jalan yang sudah diaspal yaitu jalan Ahmad Yani, sedangkan jalan yang belum diaspal masih ditimbun pasir kerikil yaitu jalan Suka Mulya, Parit 1, Parit 2, Parit 3 dan Parit 4. Adapun persepsi masyarakat terhadap kondisi jalan sesudah terjadinya pembangunan jalan, dengan baiknya tidak semua setuju yaitu ada pro dan kontra antara lain: 1. Pendapat Informan yang Pro Terhadap Pembangunan Jalan Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti setelah terjadinya pembangunan jalan desa Kotabaru Seberida jalannya sudah terlihat membaik dan tidak ada jalan yang berlubang. Jalan yang dibangun sudah diperlebar seluas 8,5 meter dan jalan yang sudah diaspal adalah jalan Ahmad Yani sepanjang 400 Meter. Masyarakat setuju jalan desa ini dibangun dan diaspal karena memudahkan mereka untuk bepergian, apalagi sudah lancarnya transportasi. Jalan sangat penting bagi masyarakat karena jalan merupakan salah satu kebutuhan dalam hidup manusia, setiap hari manusia menggunakan jalan untuk melakukan aktifitas maupun rutinitas dan tidak pernah lepas dari alat transportasi seperti transportasi darat walaupun transportasi air. Tanpa adanya jalan yang baik dan memadai maka kehidupan manusia akan terganggu dan sebaliknya, bila kondisi jalan baik akan berdampak pada kesejahteraan dan kemajuan masyarakat. 2. Pendapat Informan yang Kontra Terhadap Pembangunan Jalan Pembangunan jalan desa Kotabaru Seberida sebagian jalannya yang belum tersentuh dengan aspal yaitu jalan Suka Mulya, jalan Parit 1, Parit 2, Parit 3 dan Parit 4. Jalan yang belum tersentuh aspal ini masih ditimbun pasir dan ditutupi kerikil. Jalan yang akan dilewati masyarakat sudah mulai berlubang dan bergelombang. Di mana pembangunan jalan sangat ditunggu oleh semua orang, begitu juga yang dirasakan masyarakat desa Kotabaru Seberida. Ketika jalan mereka dibangun tetapi tidak sesuai dengan yang mereka impikan selama ini, maka timbullah rasa kekecewaan di wajah mereka, karena masih ada jalan yang belum diaspal dan jalan yang diaspal menyebabkan polusi bagi masyarakat yang berada di kiri kanan jalan yang belum diaspal tersebut dan jalannya masih ditimbun pasir kerikil. Kondisi jalan yang belum diaspal tersebut kembali bermasalah karena jalannya rusak lagi. C. Alasan Informan Terhadap Pembangunan Jalan 1. Alasan Informan yang Pro Menurut Murdiyatmoko (2007:29) masyarakat adalah kumpulan manusia yang menarik sekaligus unik karena kejadian-kejadian yang terjadi di dalamnya. Desa Kotabaru Seberida memiliki berbagai suku dan budaya yang berbeda. Dengan perbedaan diantara mereka tidak menyulitkan komunikasi mereka. Berbagai alasan pun sering bermunculan setelah terjadinya pembangunan jalan ini dibangunyaitu: a. Meningkatnya Perekonomian Masyarakat Meningkatnya perekonomian desa Kotabaru Seberida terlihat dari mata pencarian atau pekerjaannya sehingga mereka terpengaruh dengan perkembangan yang terjadi pada desanya. Perubahan tersebut yaitu terlihat dari pekerjaannya. Kebanyakan dari masyarakat melakukan pekerjaan lebih dari satu dan ada juga satu pekerjaan saja yang dikerjakan. Mata pencarian informan yang berada dikiri kanan jalan adalah pedagang dan berkebun, oleh karena itu jalan sangat penting dan bagus sehingga dapat menunjang pendapatan masyarakat seperti yang dirasakan masyarakat yang berada di kiri kanan jalan yang dibangun dengan membuka cabang toko atau tempat berjualan membuat pendapatan mereka naik dari pada tempat yang lama. Perubahan yang terjadi berdampak positif bagi masyarakat dengan banyaknya peluang untuk menghasilkan uang. Meningkatnya perekonomian masyarakat juga berdampak pada pedagang perubahan seperti ini menyebabkan masyarakat yang biasa jauh dari jalan besar atau tempat keramaian, sudah mulai berpindah di dekat keramaian yaitu seperti pasar dan di kiri kanan jalan yang sudah diaspal atau tempat keramaian.

8 b. Berkembangnya Bangunan Baru Setelah terjadinya pembangunan jalan yaitu perekonomian masyarakat desa meningkat dilihat dari pekerjaannya dan mata pencariannya. Pembangunan jalan juga melancarkan transportasi jalan desa tersebut. Desa Kotabaru Seberida sudah terlihat adanya bangunan bertingkat atau ruko, minimarket, penginapan dan berbagai toko yang lengkap sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Perkembangan yang terjadi membuat masyarakat berlomba-lomba dalam membangun ruko, membangun rumah. Pembangunan jalan tersebut membuat pekerjaan mereka semakin mudah dan cepat. c. Melancarkan Mobilitas Masyarakat Istilah Mobilitas berasal dari kata mobilis yang berarti mudah melakukan pergerakan atau mudah untuk dipindahkan bisa di lihat dari perpindahan masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain seperti transmigran,urbanisasi. Dan mobilitas juga bisa di lihat dari perubahan pekerjaan seperti berkebun menjadi pedagang. Banyaknya orang pendatang atau orang yang berpindah ke daerah ini untuk mengubah nasibnya. Masyarakat desa Kotabaru Seberida banyak penduduknya luar dari Propinsi Riau dan berbagai suku yang menempati desa tersebut antara lain suku Melayu, Banjar, Bugis, Jawa, China dan Minangkabau. Masyarakat yang asli desa tersebut yaitu suku Melayu. d. Beragamnya Jenis Kendaraan yang Masuk Desa Kotabaru Seberida sebelum dibangunnya jembatan penyeberangan dan perbaikan jalan, transportasi yang masuk desa ini sedikit. Transportasi yang ada di desa Kotabaru Seberida sebelum jalan dan jembatan penyeberangan ini dibangun transportasinya terbatas karena jalan yang tidak layak dan jembatan yang tidak ada. Setelah dibangunnya jembatan penyeberangan dan perbaikan jalan membuat lancarnya transportasi darat seperti berbagai macam kendaraan yang masuk ke desa dari kendaraan roda dua, empat dan sebagainya. Di mana setelah pembangunan jalan dan jembatan penyeberangan ada, masyarakat berlomba-lomba untuk memiliki kendaraan tersebut setidaknya memiliki motor. Sehingga jalan sangat berguna dan penting bagi masyarakat terutama masyarakat desa Kotabaru Seberida untuk melancarkan transportasi dengan bermacam bentuk kendaraan yang masuk desa. 2. Alasan Informan yang Kontra Pembangunan yang terjadi di desa Kotabaru Seberida tidak semua jalan yang diaspal. Jalan yang belum diaspal masih ditimbun pasir kerikil yaitu jalan Suka Mulya, Parit 1, Parit 2, Parit 3 dan Parit 4. Pembangunan jalan yang belum diaspal tidak mengalami perubahan hampir setahun, sehingga jalan yang ditimbun pasir dan ditutupi kerikil sudah mulai rusak kembali seperti jalannya sudah mulai berlubang, berdebu serta jalan yang berlubang akan tergenang air. Apalagi jalan yang belum diaspal sangat panjang kurang lebih 1.5 Km. Adapun alasan masyarakat yang kontra terhadap pembangunan jalan desa Kotabaru Seberida, antara lain: a. Jalan Sudah Dibangun Rusak Lagi Pembangunan jalan desa Kotabaru Seberida yang sudah direncanakan bulan 6 Tahun 2014 akan dilanjutkan pengaspalan jalan yang masih ditimbun pasir dan ditutupi kerikil, tetapi rencana tersebut ditunda sampai sekarang karena dana yang digunakan belum mencukupi. Masyarakat belum mengetahui sebab rencana pengaspalan itu gagal, sedangkan masyarakat mendengar rencana pengaspalan tersebut gagal karena dana proyek tersebut kurang atau kurang mencukupi. Kondisi jalan yang semakin memburuk membuat masyarakat berfikir kalau ada pihak yang tidak bertanggung jawab atas perbaikan jalan yang belum diaspal. Masyarakat pun masih kecewa dengan pemerintah karena jalan yang mereka harapkan belum juga diaspal apalagi jalan yang mereka lewati sudah mulai rusak kembali. b. Terpakainya Tanah Dan Lahan Masyarakat Pembangunan jalan yang ada di desa Kotabaru Seberida juga terjadi pelebaran jalan mulai dari jalan Suka Mulya sampai jalan Parit 4, termasuk beberapa jalan yang ada seperti jalan Ahmad Yani, Parit 1, Parit 2 dan Parit 3. Dari pelebaran yang terjadi menyebabkan toko, tanah dan lahan mereka terkena pelebaran jalan tersebut. Pelebaran jalan tersebut menyebabkan tanah dan lahan mereka mengalami penggusuran kurang lebih 2 meter, dari penggusuran yang terjadi ada beberapa tanaman dan toko yang terkena pelebaran jalan tersebut seperti bunga dan pohon pinang harus dicabut. Mereka pun mengikhlaskan tanaman dan pohon harus dicabut untuk pelebaran jalan ini walaupun hanya terpaksa, dan mereka tidak meminta ganti rugi sedikit pun dari pemerintah daerah dan pemerintah setempat.

9 c. Tidak Adanya Ganti Kerugian Pembangunan jalan yang ada di desa Kotabaru Seberida dibangun sepanjang 1.5 Km yaitu jalan Ahmad Yani, Suka Mulya, Parit 1, Parit 2, Parit 3 Dan Parit 4. Jalan yang dibangun diperlebar 8,5 meter, dari pelebaran jalan tersebut membuat tanah dan lahan masyarakat yang berada di kiri kanan jalan terambil untuk membangun jalan. Mereka menyatakan tidak adanya ganti rugi dan mereka tidak menginginkan ganti rugi serta mengikhlaskan walaupun dengan terpaksa tanahnya diambil untuk membangun jalan desanya. Sebelum mereka membangun rumah sudah diberi tahu dahulu oleh ketua RT kalau membangun rumah harus jauh dari badan jalan karena suatu saat jalan ini pasti akan dibangun. Masyarakat berharap untuk kedepannya jalan ini selesai di aspal, karena semakin lama di aspal maka semakin cepat jalan ini rusak kembali. Sudah hampir satu tahun jalan ini di timbun pasir kerikil dan sampai sekarang belum juga diaspal. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebelum dibangun dan di perlebar yaitu kondisi jalan desa Kotabaru Seberida sudah rusak parah dan sangat memprihatinkan seperti jalannya berlubang dan ditutupi batang kelapa, serta jalannya kecil dan sempit. Kondisi jalan seperti ini menyebabkan proses produksi terhambat dan lama serta menyebabkan fatal bagi masyarakat yaitu terjadi kecelakaan kalau tidak berhati-hati melewatinya. 2. Setelah terjadinya perbaikan dan pelebaran jalan desa Kotabaru Seberida. Kondisi jalan tersebut timbul pendapat pro dan kontra dari masyarakat yaitu: a. Persepsi pro terhadap pembangunan jalan desa Kotabaru Seberida adalah masyarakat yang bertempat tinggal di jalan yang sudah dibangun dan sudah diaspal yaitu jalan Ahmad Yani. Masyarakat berpendapat bahwa mereka setuju pembangunan jalan dibangun karena dapat bermanfaat besar bagi masyarakat dan kemajuan desa. b. Persepsi kontra terhadap pembangunan jalan desa Kotabaru Seberida adalah kelompok yang bertempat tinggal di jalan yang belum diaspal dan masih ditimbun pasir kerikil yaitu jalan Suka Mulya, Parit 1, Parit 2, Parit 3, dan Parit 4. Masyarakat tidak setuju jalan yang mereka lewati belum juga diaspal sampai sekarang, apalagi jalan yang mereka lewati sekarang semakin memburuk dan mempersulit mereka untuk berpergian. 3. Alasan pro yaitu setelah terjadinya pembangunan jalan desa Kotabaru Seberida ini diaspal dan di perlebar. Masyarakat yang berada di kiri kanan jalan aspal mendapatkan keuntungan tersendiri seperti: a. Meningkatnya perekonomian masyarakat b. Berkembangnya bangunan baru c. Melancarkan mobilitas masyarakat d. Beragamnya jenis kendaraan yang masuk desa. 4. Alasan kontra yaitu terhadap pembangunan jalan menyebabkan dari pembangunan jalan tersebut yaitu: a. Jalan sudah dibangun rusak lagi b. terpakainyatanah dan lahan masyarakat c. Tidak adanya ganti kerugian B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti menyarankan : 1. Bagi masyarakat tentang kondisi jalan yang rusak serta kejadian-kejadian sebelumnya jadikan sebagai pengalaman untuk kedepannya. 2. Persepsi masyarakat terhadap pembangunan jalan yaitu: a. Persepsi pro yang berada di kiri kanan jalan yang sudah diaspal, sebaiknya jalannya dipergunakan dengan baik, jangan digunakan untuk kepentingan sendiri dan harus dirawat dengan baik seperti tidak membuang sampah ke jalan, tidak membuang air sembarangan di jalan dan sebagainya. b. Persepsi kontra yang berada di kiri kanan jalan yang belum tersentuh aspal dan masih di timbun pasir kerikil, sebaiknya berhati-hati saat melewati jalan tersebut. Bagi masyarakat untuk bisa bersabar sampai pembangunan jalan tersebut selesai diaspal. 3. Alasan masyarakat pro terhadap pembangunan jalan, menyarankan: a. Bagi masyarakat yang ekonominya meningkat atau berlebih diharapkan tidak sombong dan peduli dengan masyarakat kecil dan bagi masyarakat yang berdagang di kiri kanan jalan yang telah diaspal, diharapkan tempat atau lokasi berdagangnya tidak di badan jalan supaya tidak mengganggu perjalanan masyarakat yang berkendaraan. b. Bagi masyarakat yang sedang membangun dan yang sudah membangun agar memperhatikan masyarakat bawah.

10 c. Lancarnya mobilitas sangat mempengaruh bagi perkembangan desa. d. Banyaknya jenis kendaraan yang masuk. Bagi masyarakat mempergunakan kendaraan dijalan yang telah diaspal unatuk tidak ugalugalan dan sebaiknya jalanya dipergunakan dengan baik serta untuk kepentingan sendiri. 4. Alasan masyarakat kontra terhadap pembangunan jalan, menyarankan: a. Pembangunan jalan tidak sepenuhnya tanggung jawab masyarakat, pemerintah yang membuat dan melaksanakan pembangunan tersebut. Pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama untuk membuatnya, kalau tidak ada pengaduan dari pemerintah terhadap kondisi jalan tersebut maka pembangunan jalan tidak terlaksana. b. Bagi masyarakat diharapkan agar mengikhlaskan tanah dan lahannya diambil untuk pelebaran jalan karena sebelumnya pemerintah sudah menyarankan kepada masyarakat jauh-jauh hari untuk membangun rumah harus jauh dari badan jalan karena suatu hari jalan ini akan diperlebar. c. Bagi masyarakat yang tidak mendapatkan ganti rugi dari pelebaran jalan tersebut benarbenar mengikhlaskan tanah dan lahannya diambil untuk pelebaran jalan dan tidak mempermasalahkan lagi tentang ganti rugi tersebut. DAFTAR PUSTAKA Afrizal Pengantar Metode Kualitatif. Padang: Laboratorium Sosiologi FISIP Unand Ismani Pokok-Pokok Sosiologi Perkotaan. Malang: Offset Express Janu, Murdiyatmoko Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat untuk SMA/MA kelas X. Bandung: Grafindo Media Pratama Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan

SOCIAL PARTICIPATION IN ROAD CONSTRUCTION IN THE BOJAKAN VILLAGE OF NORTH SIBERUT DISTRICT MENTAWAI ISLANDS

SOCIAL PARTICIPATION IN ROAD CONSTRUCTION IN THE BOJAKAN VILLAGE OF NORTH SIBERUT DISTRICT MENTAWAI ISLANDS SOCIAL PARTICIPATION IN ROAD CONSTRUCTION IN THE BOJAKAN VILLAGE OF NORTH SIBERUT DISTRICT MENTAWAI ISLANDS Erlius 1, Drs. Ardi Abbas, MT 2, Drs. Nilda Elfemi, M.Si 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi

Lebih terperinci

Dr. Siti Fadjarajani Dra., M.T.¹ Ritahul Hasanah²

Dr. Siti Fadjarajani Dra., M.T.¹ Ritahul Hasanah² PEMANFAATAN JEMBATAN GANTUNG SEBAGAI JALAN ALTERNATIF ANTAR DESA DALAM MENUNJANG PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA WARINGINSARI KECAMATAN LANGENSARI KOTA BANJAR Utilization of the Suspension Bridge as an

Lebih terperinci

Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Seribu Rumah Gadang Bagi Masyarakat Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan ARTIKEL

Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Seribu Rumah Gadang Bagi Masyarakat Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan ARTIKEL Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Seribu Rumah Gadang Bagi Masyarakat Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL

PERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL PERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL NITA OKTAVIA 10070112 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG PARTISIPATIF (STUDI KASUS DI DESA DOLOK MERAWAN) SKRIPSI

ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG PARTISIPATIF (STUDI KASUS DI DESA DOLOK MERAWAN) SKRIPSI ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG PARTISIPATIF (STUDI KASUS DI DESA DOLOK MERAWAN) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Lalu Lintas Jalan R.A Kartini Jalan R.A Kartini adalah jalan satu arah di wilayah Bandar Lampung yang berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) ROSI NOFITA 09030112 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Studi beberapa..., Annisa Putri Handayani, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Studi beberapa..., Annisa Putri Handayani, FKM UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan di jalan raya merupakan issue yang sedang berkembang saat ini. Menurut data dari WHO dalam Sutawi (2006) sejak penemuan kendaraan bermotor lebih dari seabad

Lebih terperinci

FAKTOR PENGHAMBAT BERKELANJUTAN PNPM (PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) MANDIRI PARIWISATA DI KAWASAN WISATA SILOKEK ARTIKEL

FAKTOR PENGHAMBAT BERKELANJUTAN PNPM (PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) MANDIRI PARIWISATA DI KAWASAN WISATA SILOKEK ARTIKEL FAKTOR PENGHAMBAT BERKELANJUTAN PNPM (PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) MANDIRI PARIWISATA DI KAWASAN WISATA SILOKEK ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat secara keseluruhan (Munawar, 2004). Untuk tujuan tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat secara keseluruhan (Munawar, 2004). Untuk tujuan tersebut, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor jalan merupakan salah satu penunjang yang sangat penting bagi kegiatan-kegiatan ekonomi yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN (PPIP) DI KECAMATAN KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT

STUDI PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN (PPIP) DI KECAMATAN KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT STUDI PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN (PPIP) DI KECAMATAN KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL WILIA MERI FARADONA NIM. 09030277 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK

PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK A.R. Indra Tjahjani 1, Gita Cakra 2, Gita Cintya 3 1Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pancasila Jakarta, Lenteng Agung Jakarta

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PENELITIAN. A. Profile Singkat Pulau Kijang Kecamatan Reteh

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PENELITIAN. A. Profile Singkat Pulau Kijang Kecamatan Reteh 14 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PENELITIAN A. Profile Singkat Pulau Kijang Kecamatan Reteh Letak geografis Kabupaten Indragiri Hilir terletak antara 104 10' BT - 102 32' BT dan 0 36' LU - 1 07' LU

Lebih terperinci

JURNAL STUDI DESAIN https://journals.an1mage.net/index.php/ajsd

JURNAL STUDI DESAIN https://journals.an1mage.net/index.php/ajsd Tubagus Ralemug Pengabaian Kemacetan: Desain Lintasan Rel Kereta Stasiun Cisauk Kabupaten Tangerang Jurnal Studi Desain (2018) Volume 1 No.1: 10-14 JURNAL STUDI DESAIN https://journals.an1mage.net/index.php/ajsd

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia untuk menunjang kehidupan perekonomian di masyarakat, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI PANTAI BEROK KELURAHAN TELUK KABUNG TENGAH KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG ABSTRACT

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI PANTAI BEROK KELURAHAN TELUK KABUNG TENGAH KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG ABSTRACT 1 1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI PANTAI BEROK KELURAHAN TELUK KABUNG TENGAH KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG Oleh: Risa Okwani*, Slamet Rianto**, Yuherman** Mahasiswa Pendidikan Geografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota Semarang dapat ditempuh melalui jalan laut, udara dan darat. Namun demikian pelayanan transportasi darat

Lebih terperinci

Brian Yogaswara C. Erlis Saputra

Brian Yogaswara C. Erlis Saputra PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE DAN PERKEMBANGAN TITIK PUSAT PERDAGANGAN SERTA POLA KONSUMSI DAN BELANJA MASYARAKAT DI KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG Brian Yogaswara C. brianyogaswara@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prasarana kota berfungsi untuk mendistribusikan sumber daya perkotaan dan merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini, kualitas dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Contoh penyeberangan sebidang :Zebra cross dan Pelican crossing. b. Penyeberangan tidak sebidang (segregated crossing)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Contoh penyeberangan sebidang :Zebra cross dan Pelican crossing. b. Penyeberangan tidak sebidang (segregated crossing) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Umum 2.1.1. Fasilitas penyeberangan pejalan kaki Dalam Setiawan. R. (2006), fasilitas penyeberangan jalan dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu: a. Penyeberangan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km² BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang berlangsung secara berkelanjutan dan terdiri dari tahap-tahap yang satu pihak bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur merupakan public service obligation, yaitu sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur merupakan public service obligation, yaitu sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur merupakan prasarana publik yang juga merupakan kebutuhan primer masyarakat seperti jalan, jembatan, bandar udara, jalan kereta api, dan lain - lain. Ketersediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Pariwisata juga merupakan suatu komponen dari pola

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Pariwisata juga merupakan suatu komponen dari pola 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kepariwisataan di Indonesia yang sedang digalakkan dewasa ini, pada hakikatnya merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pariwisata juga merupakan

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN JEMBATAN BONGPES DESA GERDU KABUPATEN JEPARA

ANALISA KERUSAKAN JEMBATAN BONGPES DESA GERDU KABUPATEN JEPARA ANALISA KERUSAKAN JEMBATAN BONGPES DESA GERDU KABUPATEN JEPARA 1 Mochammad Qomaruddin 2 Zuli Rubiatin ; 2 Tri Hanafiah Munawaroh ; 2 Windiya Lista Putri 1 Dosen dan 2 Mahasiswa Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

CONSTRUCTION OF EVACUATION LINE-BY-PASS ALAI. JURNAL ANDRE AGASSI ADHA SAM NPM:

CONSTRUCTION OF EVACUATION LINE-BY-PASS ALAI. JURNAL ANDRE AGASSI ADHA SAM NPM: CONSTRUCTION OF EVACUATION LINE-BY-PASS ALAI. JURNAL ANDRE AGASSI ADHA SAM NPM: 10070144 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah suatu jaringan yang secara fisik menghubungkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah suatu jaringan yang secara fisik menghubungkan suatu BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Transportasi adalah suatu jaringan yang secara fisik menghubungkan suatu ruang dengan ruang kegiatan lainnya, sebagai suatu kegiatan memindahkan atau mengangkut barang atau penumpang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jalan sebagai prasarana dalam sistem transportasi nasional memiliki peranan penting dalam mendukung kehidupan ekonomi, sosial budaya, lingkungan, politik, serta pertahanan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang Barat berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN Linda Zulfitri¹ Dr. Maihasni, M.Si,² Elvawati, M,Si³ Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan suatu wilayah dipengaruhi oleh sistem transportasi yang ada di wilayah tersebut. Sistem transportasi nasional apabila dikelola dengan baik akan menunjang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENAMAAN JALAN DAN PENOMORAN BANGUNAN BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KABUPATEN WAKATOBI TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pemilikkan kendaraan, perluasan kota serta peningkatan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pemilikkan kendaraan, perluasan kota serta peningkatan aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu prasarana yang dibutuhkan dalam menjalani aktivitas sehari-hari disebuah kota. Pada umumnya transportasi berkembang sejalan dengan

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

MOBILITAS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN (Studi: Di Jorong Bukit Harapan (Sp3) Nagari Tiumang Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya)

MOBILITAS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN (Studi: Di Jorong Bukit Harapan (Sp3) Nagari Tiumang Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya) MOBILITAS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN (Studi: Di Jorong Bukit Harapan (Sp3) Nagari Tiumang Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya) ARTIKEL ILMIAH MESI ARYANI 10070007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara berkembang yang terdiri dari 34 Provinsi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara berkembang yang terdiri dari 34 Provinsi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara berkembang yang terdiri dari 34 Provinsi yang memiliki sumber daya alam yang melimpah dengan perekonomian yang beragam, dan proses

Lebih terperinci

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014 s. bp uk ab. am uj m :// ht tp id go. STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014 ISSN : - No. Publikasi : 76044.1502 Katalog BPS : 830.1002.7604 Ukuran Buku : 18 cm x 24 cm Jumlah Halaman : v + 26 Halaman

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... JUDUL KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRACT...

DAFTAR ISI... JUDUL KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRACT... DAFTAR ISI Halaman JUDUL KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i iii vi vii viii x xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 18% dari luas wilayah DIY, terbentang di antara 110 o dan 110 o 33 00

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 18% dari luas wilayah DIY, terbentang di antara 110 o dan 110 o 33 00 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Indonesia. Luas wilayah Kabupaten Sleman 7574,82 Km 2 atau 18% dari luas wilayah DIY,

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I-1

BAB I Pendahuluan I-1 I-1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dan perkembangan transportasi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan. Perbaikan dalam transportasi pada umumnya akan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dengan semakin

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Amalia F. Mawardi, Djoko Sulistiono, Widjonarko dan Ami Asparini Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber energi yang telah lama digunakan dan telah berkembang hingga saat ini adalah batubara. Semakin menurunnya tren produksi minyak dan gas saat ini membuat

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN,

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa sungai, saluran, waduk,

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar 1.1. Latar Belakang Makassar merupakan kota yang strategis dimana terletak ditengah-tengah wilayah Republik Indonesia atau sebagai Center Point of Indonesia. Hal ini mendukung posisi Makassar sebagai barometer

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM Perkembangan suatu daerah yang diiringi oleh bertambah majunya tingkat sosial dan ekonomi masyarakat daerah tersebut secara langsung akan menyebabkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang : a. bahwa dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, yang terletak di dataran pantai Utara Jawa. Secara topografi mempunyai keunikan yaitu bagian Selatan berupa pegunungan

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN DI KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI TAPIN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN DI KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI TAPIN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN DI KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI TAPIN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib pembangunan fisik

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang besar pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang besar pengaruhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat, fungsi utama jalan raya sebagai sarana untuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan

Lebih terperinci

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN SISTEM DRAINASE PERMUKAAN Tujuan pekerjaan drainase permukaan jalan raya adalah : a. Mengalirkan air hujan dari permukaan jalan agar tidak terjadi genangan. b. Mengalirkan air permukaan yang terhambat

Lebih terperinci

Prolog : Sebuah Surat Kecil untuk Mengenang Mereka

Prolog : Sebuah Surat Kecil untuk Mengenang Mereka Prolog : Sebuah Surat Kecil untuk Mengenang Mereka Apa kabar semuanya? Semoga baik-baik saja, saat ini aku menuliskan kisah perjalanan, petualangan fisik dan jiwa saat mulai melakukan penelitian di daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pengembangan sarana pendidikan berupa gedung baru di Universitas Atma

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pengembangan sarana pendidikan berupa gedung baru di Universitas Atma BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sarana pendidikan berupa gedung baru di Universitas Atma Jaya Yogyakarta yaitu gedung perpustakaan yang berada di depan Kampus II (Gedung Thomas Aquinas)

Lebih terperinci

BAB III KONSEP UMUM TENTANG JALAN. diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di bawah

BAB III KONSEP UMUM TENTANG JALAN. diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di bawah 36 BAB III KONSEP UMUM TENTANG JALAN A. Pengertian dan Jenis-Jenis Jalan 1. Pengertian Jalan Menurut Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006 tentang Jalan bahwa jalan adalah prasarana transportasi darat

Lebih terperinci

Jurnal Kalibrasi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut Indonesia

Jurnal Kalibrasi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut Indonesia EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FASILITAS JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) (STUDI KASUS PADA FASILITAS JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG DI JL. SOEKARNO HATTA BANDUNG) Edy Supriady Koswara 1, Roestaman, 2 Eko Walujodjati

Lebih terperinci

KAJIAN YURIDIS TERHADAP LEGALITAS PENGOPERASIAN OJEK DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

KAJIAN YURIDIS TERHADAP LEGALITAS PENGOPERASIAN OJEK DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KAJIAN YURIDIS TERHADAP LEGALITAS PENGOPERASIAN OJEK DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN Oleh: I Gusti Agung Arya Wira Pratama I Ketut Sudjana Bagian

Lebih terperinci

ACCESSIBILITY TO PUBLIC PASAR GANTING IN KENAGARIAN KAMBANG TIMUR KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

ACCESSIBILITY TO PUBLIC PASAR GANTING IN KENAGARIAN KAMBANG TIMUR KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ACCESSIBILITY TO PUBLIC PASAR GANTING IN KENAGARIAN KAMBANG TIMUR KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Nia Komala Sari* Erna Juita ** Rozana Eka Putri ** * Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

Setitik Harapan dari Ajamu

Setitik Harapan dari Ajamu Setitik Harapan dari Ajamu Setitik Harapan dari Ajamu: Pelajaran tentang Sukses Pemanfaataan Gambut Dalam untuk Sawit Oleh: Suwardi, Gunawan Djajakirana, Darmawan dan Basuki Sumawinata Departemen Ilmu

Lebih terperinci

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada jurusan

Lebih terperinci

TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PAMSIMAS DI PARAK KALUEK KELURAHAN PISANG KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ARTIKEL RIKA NURSETIA NPM.

TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PAMSIMAS DI PARAK KALUEK KELURAHAN PISANG KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ARTIKEL RIKA NURSETIA NPM. TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PAMSIMAS DI PARAK KALUEK KELURAHAN PISANG KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ARTIKEL RIKA NURSETIA NPM. 10070016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau mencapai 17.508 pulau besar dan kecil dengan garis pantai sangat panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan raya merupakan sarana transportasi darat yang membentuk jaringan transportasi untuk menghubungkan daerah-daerah, sehingga roda perekonomian dan pembangunan dapat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 3 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR

ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR Oleh : IKHSAN FITRIAN NOOR L2D 098 440 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS TEKANAN PENDUDUK TERHADAP LAHAN PERTANIAN DI KOTA PADANG ABSTRACT

ANALISIS TEKANAN PENDUDUK TERHADAP LAHAN PERTANIAN DI KOTA PADANG ABSTRACT ANALISIS TEKANAN PENDUDUK TERHADAP LAHAN PERTANIAN DI KOTA PADANG Ike Martha Monica 1, Erna Juita 2, Farida 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis Parit Hidayat memilikii kondisi geografis dengan tipologi daerah datar dan didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah 517.25 Km,

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus sebagai ibu kota

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus sebagai ibu kota BAB IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN A. Geografis Kota Bandar Lampung 1. Profil Wilayah Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus sebagai ibu kota Provinsi Lampung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk perkembangan suatu daerah, yaitu untuk mempermudah memindahkan barang dan manusia dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundangan di Bidang LLAJ. Pasal 3 yang berisi menyataan transportasi jalan diselenggarakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundangan di Bidang LLAJ. Pasal 3 yang berisi menyataan transportasi jalan diselenggarakan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peraturan Perundangan di Bidang LLAJ Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan yaitu Pasal 3 yang berisi menyataan transportasi jalan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada banyak alasan untuk dibangunnya prasarana jalan disuatu daerah salah satunya adalah untuk memperlancar distribusi barang dari suatu daerah ke daerah lain. Hal ini

Lebih terperinci

SKRIPSI DAMPAK PEMBANGUNAN BANDARA KUALA NAMU TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA OLEH : PAHARUDDIN SIREGAR

SKRIPSI DAMPAK PEMBANGUNAN BANDARA KUALA NAMU TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA OLEH : PAHARUDDIN SIREGAR SKRIPSI DAMPAK PEMBANGUNAN BANDARA KUALA NAMU TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA OLEH : PAHARUDDIN SIREGAR 090501023 PROGRAM STUDI STRATA-I EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan adalah usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan atau perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan UU RI No 38 Tahun 2004 tentang Jalan, dijelaskan bahwa jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap

Lebih terperinci

Menunggu Jalur Lintas Selatan Pulau Jawa Menjadi Kenyataan

Menunggu Jalur Lintas Selatan Pulau Jawa Menjadi Kenyataan Menunggu Jalur Lintas Selatan Pulau Jawa Menjadi Kenyataan Pulau Jawa yang termasuk dalam kelompok Kawasan Telah Berkembang di Indonesia, merupakan wilayah dengan perkembangan perekonomian yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa BAB I PENDAHULUAN I.1. Uraian Permasalahan transportasi berupa kemacetan, tundaan, serta polusi suara dan udara yang sering kita jumpai setiap hari di beberapa kota besar di Indonesia ada yang sudah berada

Lebih terperinci

STUDI POLA PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN KOTA NANGA PINOH DI KABUPATEN MELAWI. Abstrak

STUDI POLA PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN KOTA NANGA PINOH DI KABUPATEN MELAWI. Abstrak STUDI POLA PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN KOTA NANGA PINOH DI KABUPATEN MELAWI Didit Rukmana 1) Komala Erwan 2) dan Said Basalim 2) Abstrak The road is a vital tool that needs to be maintained and enhanced

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan rute/lintasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak pula aktifitas masyarakat. Salah satu aktifitas manusia yang paling penting adalah berlalu lintas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa awal orde baru situasi dan keadaan ketersediaan pangan Indonesia sangat memprihatinkan, tidak ada pembangunan bidang pengairan yang berarti pada masa sebelumnya.

Lebih terperinci

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG PEMEKARAN WILAYAH PEKON TAMBAHREJO BARAT (JURNAL) Oleh. Jepri Rison Wardana

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG PEMEKARAN WILAYAH PEKON TAMBAHREJO BARAT (JURNAL) Oleh. Jepri Rison Wardana 0 DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG PEMEKARAN WILAYAH PEKON TAMBAHREJO BARAT (JURNAL) Oleh Jepri Rison Wardana FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 1 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut Ahmad a.k muda dalam kamus saku bahasa Indonesia edisi terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 14 Tahun

Lebih terperinci

APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District)

APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District) APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District) Mega Nelvia Sari 1 Drs Wahidul Basri, M.Pd 2 Faishal Yasin, S.Sos 3 Program Studi

Lebih terperinci

THE EFFECT OF AGRICULTURE LAND CONVERSION ON THE WELFARE OF FARMERS IN GEMPOL SUB DISTRICT OF CIREBON DISTRICT

THE EFFECT OF AGRICULTURE LAND CONVERSION ON THE WELFARE OF FARMERS IN GEMPOL SUB DISTRICT OF CIREBON DISTRICT Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 1 PENGARUH ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI DI KECAMATAN GEMPOL KABUPATEN CIREBON Oleh : Ratih Fikriyanti

Lebih terperinci

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KEBERADAAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL CICI FITRIA NPM: 10060152 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keamanan, dengan senantiasa harus sebagai bentuk perwujudan wawasan

BAB I PENDAHULUAN. keamanan, dengan senantiasa harus sebagai bentuk perwujudan wawasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan pembangunan dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat yang dilaksanakan di semua aspek kehidupan bangsa yang meliputi

Lebih terperinci

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU Oleh NUR ANITA SETYAWATI, 0706265705 Gambaran Umum DAS SIAK Sungai Siak adalah sungai yang paling dalam di Indonesia, yaitu dengan kedalaman sekitar 20-30 meter. Dengan Panjang

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Umum Jalur sepeda adalah jalur lalu lintas yang khusus diperuntukan bagi pengguna sepeda, dipisahkan dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk meningkatkan keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Medan yang menyandang status sebagai Pusat Pemerintahan, pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang menuntut kota

Lebih terperinci

ALTERNATIF (Waktu Sinyal Manajemen Lalu Lintas)

ALTERNATIF (Waktu Sinyal Manajemen Lalu Lintas) ALTERNATIF (Waktu Sinyal Manajemen Lalu Lintas) 1. Perbaikan Waktu Sinyal yang sesuai fase menurut MKJI. 2. Perbaikan Manajemen Lalu Lintas yaitu mengubah pergerakan pada pendekat Jl. Ahmad Yani Utara

Lebih terperinci

MOTIF SOPIR MEMODIFIKASI ANGKOT (STUDI KASUS SOPIR ANGKOT TRAYEK SITEBA-PASAR RAYA PADANG) ARTIKEL JEFRINALDI NPM

MOTIF SOPIR MEMODIFIKASI ANGKOT (STUDI KASUS SOPIR ANGKOT TRAYEK SITEBA-PASAR RAYA PADANG) ARTIKEL JEFRINALDI NPM MOTIF SOPIR MEMODIFIKASI ANGKOT (STUDI KASUS SOPIR ANGKOT TRAYEK SITEBA-PASAR RAYA PADANG) ARTIKEL JEFRINALDI NPM 10070178 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci