TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PAMSIMAS DI PARAK KALUEK KELURAHAN PISANG KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ARTIKEL RIKA NURSETIA NPM.

Transkripsi

1 TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PAMSIMAS DI PARAK KALUEK KELURAHAN PISANG KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ARTIKEL RIKA NURSETIA NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

2

3 1 Society Response To Program Of PAMSIMAS In Parak Kaluek Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh Padang City Oleh: Rika Nursetia 1, Adiyalmon S.Ag M.Pd 2, Drs. Nilda Elfemi M.Si 3 The Sosiology education student of STKIP PGRI Sumatera West The Sosiology Staff of Sosiology education of STKIP PGRI Sumatera West ABSTRACT The purpose of PAMSIMAS program is to facilitate public access to clean water. The program of PAMSIMAS help people to suply the needs of clean water. However, due to lack of care and supervision of the government, making PAMSIMAS program does not run properly. The purpose of this study was to describe the public response regarding the program and the expectations of society Parak Kaluek, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh on PAMSIMAS program.the theory used in this study is a phenomenological theory developed by Alfred Shcutz. Phenomenological theory be used to help understand the various symptoms or social phenomena in society. This study is a qualitative research using descriptive method. Methods of data collection is by interview and observation. Interviews were conducted with 10 informants, informants in this study were taken by using purposive sampling technique. Model data analysis, namely through the stages of data collection, data reduction, data presentation and conclusion.the results showed that the public response to the program PAMSIMAS in Parak Kaluek, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh are: (1) program PAMSIMAS only fluent early implementation, (2) no effort to plumbing, (3) there is no solution to sabotage, (4) the program has a highly beneficial for People. The expectations Parak Kaluek, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh on PAMSIMAS program are: (1) The PAMSIMAS program can be run again as a where it should be (2) funding from the Government and Private Keyword : Society Response to Program of PAMSIMAS 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Pembing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

4 PENDAHULUAN Sektor air minum dan sanitasi merupakan pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan pengentasan kemiskinan. Tidak memadainya prasarana dan sarana air minum dan sanitasi, khususnya di pedesaan dan daerah pinggiran kota berpengaruh buruk pada kondisi kesehatan dan lingkungan yang memiliki dampak lanjutan terhadap tingkat perekonomian keluarga. Penyediaan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi yang baik akan memberikan dampak pada peningkatan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat, serta waktu yang dapat dihemat dari usaha untuk mendapatkan air minum dan sanitasi yang baik. Ketiga dampak tersebut akan memberikan dampak lanjutan berupa peningkatan produktivitas masyarakat. PDAM sebagai Perusahaan Daerah Air Minum yang memberikan jasa pelayanan untuk mencukupi kebutuhan air bersih yang layak konsumsi belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat, akibatnya masyarakat harus mengeluarkan uang untuk mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi dengan cara membeli AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) sementara untuk aktifitas-aktifitas rumah tangga yang menggunakan air seperti mencuci dan mandi masyarakat terpaksa harus membuat sumur galian yang mana kualitas airnya tidak sebagus air dari PDAM dan bagi masyarakat yang rumahnya dekat sungai mereka akan memanfaatkan sungai untuk mandi dan mencuci. Untuk mengatasi masaah ketersediaan air bersih pemerintah mengadakan program PAMSIMAS. Tujuan dari program PAMSIMAS adalah untuk memudah masyarakat mendapatkan akses air bersih tanpa harus membeli air dalam kemasan lagi dan masyarakat tidak perlu bersusah-susah pergi kesungai untuk mencuci atau mandi karena air dari program PAMSIMAS akan dialiri langsung kerumah masyarakat. oleh karenanya penyediaan sarana Air Minum dan Sanitasi Umum Berbasis Masyarakat ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat dan meningkatkan derajat kesehatan serta membawa dampak yang baik bagi masyarakat. Program PAMSIMAS yang sudah berjalan dari tahun 2008 ini menerima sumber dana dari Bank Dunia melalui Pemerintah Pusat sebesar Rp 207,9 milyar, Pemerintah Kabupaten/Kota Rp 29,7 milyar dan Dana Masyarakat sebesar Rp 59,4 milyar, dengan total berjumlah 297 milyar. Dalam pelaksanaan program PAMSIMAS masing-masing desa/kelurahan memperoleh dana sebesar Rp 275 juta yang berasal dari Pemerintah (70%), pemerintah kabupaten kota (10%) dan masyarakat sebesar (20%). Adapun hasil program PAMSIMAS antara lain terbangunnya sarana air bersih/air minum berupa sumber air, bak penampung, bak pembagi, dan jaringan perpipaan hingga sambungan ke rumah-rumah, dan juga terwujudnya peningkatan sanitasi. Parak Kaluek, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh kota Padang adalah merupakan salah satu daerah di Kota Padang yang mendapat bagian dari pelaksanaan proyek kegiatan PAMSIMAS. Program PAMSIMAS di Parak Kaluek Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh kota Padang dilaksanakan semenjak tahun Pengerjaan program ini melibatkan partisipasi masyarakat dan pihak tenaga ahli serta diawasi oleh lembaga terkait, dalam pengerjaan selanjutnya sampai program ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dikerjakan oleh tenanga kerja luar warga Parak Kaluek dengan sistem borongan. Dengan diadakannya program PAMSIMAS di Parak Kaluek Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh kota Padang diharapkan dapat memudahkan masyarakat mendapatkan air. Namun dalam perkembangannya program ini tidak berjalan seperti yang diharapkan, program PAMSIMAS ini hanya berjalan selama kurang lebih 1 tahun yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun Dari hasil wawancara dengan Bapak Surya (52 tahun) selaku RT di Parak Kaluek dimana diketahui bahwa air dari program PAMSIMAS tidak lagi mengalir kerumah warga pada tahun 2013, hal ini dikarenakan beberapa hal yaitu 1) pipa-pipa sudah banyak yang rusak karena ketika proses pengerjaan dari proyek PAMSIMAS ini tidak tertanam kedalam tanah akibatnya pipa-pipa tersebut menjadi rusak karena terbakar waktu pembakaran sampah dan terlindas kendaraan, 2) dana untuk penggantian pipa baru tidak tersedia,

5 dan 3) adanya sabotase dari pemilik tanah tempat mesin dan tank penambung air didirikan (wawancara tanggal 1 Agustus 2015). Bapak Surya (52 tahun) mengatakan bahwa masalah pipa rusak dan dana yang tidak tersedia sebenarnya bisa diusahan dengan cara meminta sumbangan ke masyarakat, tetapi masalah yang peliknya dari terhentinya pengaliran air PAMSIMAS ini adalah sabotase dari pemilik tanah tempat tank penampung air didirikan, karena waktu pembuatan tempat tank tidak ada perjanjian diatas kertas dengan pemilik tanah bahwasanya pemilik tanah bersedia memberikan lahannya untuk pembangunan program PAMSIMAS. Pada waktu itu perjanjian yang dilakukan secara lisan dengan pemilik tanah yang bernama Ibu Rosni (79 tahun), dan malangnya beberapa bulan setelah program PAMSIMAS selesai dilaksanakan Ibu Rosni (79 tahun) meninggal dunia karena sakit, dan hak kepemilikan tanah menjadi milik anaknya. Karena tidak adanya bukti hitam diatas putih bahwa tanah milik Ibu Rosni (79 tahun) telah dihibahkan untuk pembangunan program PAMSIMAS oleh Ibu Rosni (79 tahun), membuat anak dari Ibu Rosni (79 tahun) yang menjadi pemilik tanah selanjut yang bernama Misnah (47) keberatan dan tidak terima tanahnya dijadikan tempat berdirinya program PAMSIMAS tersebut, dan akhirnya ia menyabotase tempat tank PAMSIMAS didirikan (wawancara tanggal 1 Agustus 2015).. Dari hasil wawancara dengan Bapak Surya (52 tahun) selaku salah satu anggota dari program PAMSIMAS ini mengatakan bahwa anggota-anggota dari program PAMSIMAS Parak Kaluek, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh sudah mencoba untuk bernegosiasi dengan ibu Misnah (47 tahun), tetapi ibu Misnah tetap dengan pendiriannya bahwa selama tank PAMSIMAS tidak dipindahkan maka ia akan tetap mensabotase tempat itu dan tidak mengaliri air kemasyarakat (wawancara tanggal 1 Agustus 2015). Dari fenomena yang terjadi sehubungan dengan program PAMSIMAS di Parak Kaluek, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Tanggapan Masyarakat Terhadap Program PAMSIMAS Di Parak Kaluek, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh, Kota Padang Berdasarkan latarbelakang masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai program PAMSIMAS di Parak Kaluek Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh kota Padang? (2) Apa harapan masyarakat Parak Kaluek, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh mengenai program PAMSIMAS?. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan tanggapan masyarakat mengenai program PAMSIMAS di Parak kota Padang, (2) Mendeskripsikan harapan masyarakat Parak Kaluek, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh mengenai program PAMSIMAS. METODE PENELITIAN Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana tanggapan masyarakat Parak Kaluek, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh kota Padang terhadap program PAMSIMA. Tipe penelitian yang dipakai dalam penelitian ini ialah tipe penelitian deskriptif, Penggunaan metode ini memberikan peluang kepada peneliti untuk melakukan pengumpulan data yang bersumber dari wawancara, observasi, foto-foto, dokumentasi pribadi, catatan atau pun memo dan dokumen resmi untuk menggambatkan subyek dari penelitian tersebut Informan dalam penelitian in yaitu: 1. Masyarakat yang memanfaatkan program PAMSIMAS 2. Pengurus RT/RW setempat 3. Pengelola program PAMSIMAS Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui 3 metode yaitu: 1. Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan mencatat dan mengamati (Herdianyah, 2012:131) 2. Wawancara Menurut Moleong (200 1:217) wawancara adalah percakapan dengan

6 maksud tertentu. Teknik wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara secara langsung yang mendalam dengan responden. Metode wawancara yang dilakukan dengan informan adalah wawancara secara terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis. 3. Dokumentasi Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumen lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu: 1. Pengumpulan data 2. Reduksi data 3. Penyajian data 4. Penarikan kesimpulan HASIL PENELITIAN Tanggapan masyarakat merupakan pendapat dari masyarakat mengenai peristiwa-peristiwa yang diamati oleh indra mereka. Tanggapan masyarakat mengenai program PAMSIMAS yang ada di Parak Kota Padang yaitu: 1. Program PAMSIMAS Hanya Lancar Diawal Pelaksanaan Pendapat masyarakat mengenai program PAMSIMAS ini dimana diawalnya program PAMSIMAS ini menurut masyarakat sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan tetapi semakin berjalannya waktu program PAMSIMAS tidak lagi berjalan sesuai yang diharapkan dimana air tidak lagi mengaliri ledeng-ledeng yang ada dirumah masyarakat. Mengenai peristiwa tidak mengalirnya air PAMSIMAS ini, menurut masyarakat dikarenakan banyak pipa yang rusak karena ketika pembuatan pipa tersebut tidak terlalu tertanam kedalam tanah. Banyak pipa yang rusak akibat pembangunan yang asal-asalan dan tidak sesuai standar peraturan yang ditetapkan dimana pipa seharunya tertanam dengan kedalam 30 cm. Dan masalah lain sehubungan tidak lagi mengalirnya air PAMSIMAS kerumah warga adalah dikarenakan adanya sabotase dari pemilik tanah tempat tank PAMSIMAS didirikan. Pipa-pipa air untuk mengaliri air PAMSIMAS di potong oleh pemilik tanah tempat tank PAMSIMAS itu berdiri. Mengenai pensabotasean ada beberapa masyarakat berpendapat bahwa hal tersebut adalah salah pemerintah karena diawal perjanjian pemakaian lahan pemerintah tidak membuat surat pernjanjian dan hal itu nantinya bisa menjadi masalah karena kepemilikan tanah bisa berpindah-pindah dan jika pemilik tanah yang baru merasa bahwa tidak ada izin atas pemakaian lahan miliknya maka ia selaku pemilik tanah bisa berbuat apa saja terhadap pembangunan program PAMSIMAS yang dilakukan dan salah satunya adalah sabotase, masyarakat juga mengatakan bahwa terjadinya sabotase karena tidak ada control dari pemerintah setelah program PAMSIMAS selesai dilaksanakan. Jika pemerintah melakukan kontol pensabotasean mungkin bisa dihindari karena apapun itu fasilitas umum tidak ada yang boleh mensabotasenya karena ada undang-undang yang mengaturnya. Dan ada juga masyarakat yang berpendapat bahwa pensabotasean adalah salah dari si pemilik tanah, karena program PAMSIMAS adalah diperuntukan untuk umum dan lahan yang dipakai untuk pembangunan tank PAMSIMAS tidak banyak dan seharusnya si pemilik tanah harus berbesar hati dengan cara mendermakan sedikit tanahnya untuk fasilitas umum, dan bagaimanapun juga masyarakat Parah Kaluek membutuhkan air tersebut karena sumber air dari sumur-sumur yang ada dirumah warga berwana kuning. 2. Tidak ada Usaha Untuk Perbaikan Pipa Menurut masyarakat tidak ada usaha dari pengelola PAMSIMAS untuk memperbaiki pipa yang rusak karena yang bertangung jawab pada program PAMSIMAS ini adalah pengelola PAMSIMAS, sementara masyarakat tidak mengetahui bahwa masalahnya disini adalah dana untuk penggantian pipa yang rusak tidak ada diberikan kepada pengelola PAMSIMAS, dan masyarakat beranggapan bahwa sebagai pelaksana seharusnya pengelola mencarikan solusi untuk masalah yang dihadapi sehubungan program PAMSIMAS tersebut, tetapi dalam hal ini pengelola PAMSIMAS sudah berusaha

7 dengan cara membicarakannya dengan camat tetapi hal tersebut diluar kemampuan camat karena camat tidak memiliki dana untuk program PAMSIMAS tersebut, dan pihak pengelola program PAMSIMAS tidak bisa meminta dana tambahan ke pada pemerintah karena dana untuk pembangunan program PAMSIMAS sudah ditetapkan untuk setiap daerah dan pemerintah tidak ada menyediakan dana tambahan jika terjadi kerusakan Pengelola program PAMSIMAS juga menyarakan kepada masyarakat untuk menyumbang guna membeli pipa baru tetapi masyarakat waktu itu tidak bersedia melakukan hal tersebut karena dana yang dibutuhkan cukup besar. Karena tidak adanya jalan keluar tadi membuat pipa PAMSIMAS tidak bisa diganti dan hal tersebut membuat air tidak bisa mengalir kerumah warga. 3. Tidak ada Solusi untuk Pensabotasean Tidak berjalannya program PAMSIMAS sebagai mana mestinya tidak hanya dikarenakan masalah banyaknya pipa yang rusak tetapi juga dikarenakan sabotase dari pemilik tanah tempat tank PAMSIMAS didirikan. Pensabotasean ini terjadi ketika pemilik tanah tempat tank PAMSIMAS meninggal dan kepemilikan diganti oleh anak yang punya rumah. Pensabotasena ini tentu saja mendatangkan reaksi dari masyarakat karena masyarakat kembali melakukan musyawarah kemudian mereka sepakat untuk mengganti pipa yang rusak dengan cara memungut sumbangan kerumah masyarakat yang ada di Kelurahan Pisang tetapi setelah masyarakat sepakat untuk menyumbang masalah baru kembali muncul yaitu pensabotasean tempat tank PAMSIMAS oleh pemilik tanah. Masyarakat bersama dengan RT sudah mendatangi rumah dari pemilik tanah tempat tank PAMSIMAS berdiri untuk bernegosiasi karena masyarakat ingin supaya air mengalir kembali. Tetapi pemilik tanah merespon reaksi masyarakat tadi dengan cara meminta masyarakat untuk memindahkan tank yang berdiri ditanahnya ketempat lain, dan karena hal tersebut tidak mungkin dilakukan oleh masyarakat mengingat biaya yang dikeluarkan cukup banyak sementara dana untuk pembangunan ulang program PAMSIMAS sudah tidak ada, dan masyarakatpun sudah meminta bantuan ke Camat, tetapi Camat Kecamatan Pauh juga tidak memiliki solusi atas peristiwa program PAMSIMAS tersebut karena dananya tidak ada. Karena tidak adanya solusi atas pensabotasean akhirnya masyarakat membiarkan pensabotasean yang dilakukan oleh pemilik tanah tersebut. 4. Program Sangat Bermanfaat Bagi Masyarakat Masyarakat memberikan respon dan reaksi mengenai program PAMSIMAS yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dikarenakan program ini memberikan manfaat bagi masyarakat karena Program PAMSIMAS ini membantu dan memudahkan masyarakat dalam perolehan air bersih. Ketika masyarakat tahu program PAMSIMAS masuk kedaerah mereka, masyarakat menjadi antusias dan bersemangat hal ini dikarenakan dengan masuknya PAMSIMAS ke Parak Kaluek membuat masyarakat di daerah tersebut tidak perlu repot-repot lagi menimba air atau pergi kesungai karena PAMSIMAS menyediakan ledeng-ledeng didepan rumah masyarakat untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan sumber air. Tetapi respon tersebut menjadi berbeda ketika air PAMSIMAS tidak lagi mengalir, masyarakat merasa kecewa dengan peristiwa yang terjadi, hal yang membuat masyarakat kecewa karena air PAMSIMAS tidak mengalir bukan dikarenakan program PAMSIMAS diberhentikan tetapi karena ada pihak yang tidak bertanggung jawab yang melakukan sabotase dengan menguasai sendiri air dari program PAMSIMAS sementara masyarakat membutuhkan air PAMSIMAS tersebut. Harapan masyarakat sehubungan dengan program PAMSIMAS di Parak Kota Padang, adalah: 1. Program PAMSIMAS dapat berjalan lagi sebagai mana seharusnya 2. Bantuan dana dari Pemerintah dan Swasta KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : (1) Diawal pelaksanaan program PAMSIMAS di Parak Kaluek Kelurahan

8 Pisang Kecamatan Pauh, program ini sudah berjalan sebagaimana mestinya tetapi seiring berjalannya waktu hal tersebut tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya dikarenakan adanya pipa yang rusak dan pensabotasean dari pemilik tanah tempat tank PAMSIMAS didirikan. (2) Menurut masyarakat di Parak pengelola program PAMSIMAS tidak ada melakukan usaha apa-apa untuk perbaikan pipa yang rusak, sementara menurut pengelola sendiri mereka ada melakukan usaha tetapi usaha tersebut menemukan jalan buntu karena terkendala di dana. (3) Tidak ada Solusi untuk Pensabotasean karena pemilik tanah tempat tank PAMSIMAS berdiri meminta masyarakat untuk memindahkan bangunan PAMSIMAS dari tanahnya, sementara dana untuk pemindahan tank PAMSIMAS tidak ada. (4) Program PAMSIMAS ini bermanfaat bagi masyarakat karena memudahkan masyarakat dalam mendapatkan air bersih tetapi karena adanya pipa yang rusak dan pensabotasean sehingga masyarakat menjadi kecewa karena air tidak lagi mengalir keledeng yang ada dirumah mereka. (5) Harapan masyarakat Parak mengenai program PAMSIMAS yaitu Program PAMSIMAS dapat berjalan lagi sebagai mana seharusnya dan Bantuan dana dari Pemerintah dan Swasta Soekanto Soerjono Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alpabeta. Syarbaini, Syahrial, Rusdiyanta Dasar-dasar Sosiologi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Taneko. Soleman B Struktur dan Proses Sosial Suatu Pengantar Sosiologi pembangunan. Jakarta: RaJawali. Undang-undang Republik Indonesia. Nomor 32 Tahun Tentang. Pemerintahan Daerah DAFTAR PUSTAKA Ahmadi Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Chatib,B.,1996. Sistem Penyediaan Air Bersih, Diklat Tenaga Teknik PAM. Bandung : LPM-ITB Littlejohn, Srephen W Theories of Human Communication. Ninth Edition, USA Nindito, Stefanus Fenomenologi Alfred Schutz: Studi tentang Konstruksi Makna dan Realitas dalam Ilmu Sosial. Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 2, Nomor 1, Juni 2005: 79-94