PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN : KOTA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2013 MENGALAMI DEFLASI SEBESAR 0,30 PERSEN

Transkripsi

1 1 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 26/07/34/Th.XII, 02 Agustus PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN : KOTA YOGYAKARTA BULAN APRIL MENGALAMI DEFLASI SEBESAR 0,30 PERSEN No. 20/05/34/Th.XV, 1 Mei Kota Yogyakarta pada bulan April mengalami deflasi sebesar 0,30 persen. Deflasi ini dikarenakan adanya penurunan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga konsumen. Hanya dua kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan yaitu kelompok bahan makanan turun 2,12 persen dan kelompok sandang turun 0,55 persen. Sedangkan lima kelompok pengeluaran yang lain pada Bulan April ini mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 0,25 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar naik 0,19 persen; kelompok kesehatan naik 0,58 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,04 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,06 persen. Dari 66 kota yang dihitung angka inflasinya pada bulan April, sebanyak 38 kota mengalami deflasi sedangkan 28 kota lainnya mengalami inflasi. Deflasi terbesar terjadi di Kota Maumere sebesar 1,20 persen, sedangkan deflasi terkecil yaitu 0,01 persen terjadi di Kota Tanjungpinang. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Padang Sidempuan yaitu sebesar 0,81 persen, inflasi terendah terjadi di Kota Kendari sebesar 0,01 persen. Laju inflasi tahun kalender (April terhadap Desember 2012) sebesar 2,39 persen. Sedangkan laju inflasi year on year (April terhadap April 2012) sebesar 5,93 persen. A. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Stok bawang putih yang langka di pasaran dan telatnya rekomendasi impor pada Bulan Maret lalu telah menyebabkan kenaikan harga bawang putih yang sangat tinggi. Kemudian pada bulan April ketika bawang putih impor sudah masuk ke pasar maka harganya kemudian turun drastis. Kondisi ini telah mendorong terjadinya deflasi pada bulan April. Kondisi ini ditambah dengan turunnya harga beras yang disebabkan karena beberapa daerah penghasil beras sudah masuk musim panen. Sehingga ketika stok beras di pasar cukup banyak mengakibatkan harga beras sedikit turun. Penurunan harga bawang putih dan beras berperan dalam mendorong terjadinya deflasi di Kota Yogyakarta. Disisi lain penurunan harga emas perhiasan, cabe rawit dan daging ayam ras juga telah ikut mempengaruhi penurunan harga. Dari hasil pemantauan harga-harga yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, terlihat bahwa selama bulan April, Kota Yogyakarta mengalami deflasi sebesar 0,30 persen dengan angka indeks 138,96 relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan angka indeks Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.20/05/34/Th.XV, 1 Mei 1

2 pada Bulan Maret yang sudah mencapai 139,38. Sedangkan laju inflasi pada tahun kalender (April terhadap Desember 2012) menjadi 2,39 persen. Dari tujuh kelompok pengeluaran konsumsi yang dihitung Indeks Harga Konsumen (IHK) nya, hanya dua kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan yaitu kelompok bahan makanan turun 2,12 persen dan kelompok sandang turun 0,55 persen. Walaupun hanya dua kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan angka indeks, tetapi karena turunnya cukup besar maka menyebabkan Kota Yogyakarta pada bulan April ini mengalami deflasi. Sedangkan lima kelompok pengeluaran yang pada Bulan April ini mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 0,25 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar naik 0,19 persen; kelompok kesehatan naik 0,58 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,04 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,06 persen. Komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga memberikan andil terjadinya deflasi diantaranya: bawang putih turun 38,97 persen dengan memberikan andil sebesar -0,35 persen; beras turun 3,18 persen dengan memberikan andil sebesar -0,12 persen; emas perhiasan turun 3,17 persen dengan memberikan andil sebesar -0,05 persen; cabe rawit turun 15,77 persen dengan memberikan andil sebesar -0,03 persen. Daging ayam ras dan wortel masing-masing turun 1,43 persen dan 6,14 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar -0,02 persen. Daging sapi, jeruk, minyak goreng, nangka muda, tomat sayur, tomat buah, bensin dan sawi hijau masing-masing turun 1,13 persen, 1,26 persen, 1,06 persen, 5,61 persen, 5,73 persen, 10,94 persen, 0,24 persen dan 6,75 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar -0,01 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menahan terjadinya deflasi diantaranya bawang merah dan apel masing-masing naik 5,44 persen dan 14,22 persen dengan memberikan andil sebesar 0,04 persen. Upah pembantu rumah tangga, pepaya dan rokok kretek filter masing-masing naik 0,74 persen, 6,03 persen dan 0,81 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,02 persen. Rokok kretek, kelapa, bayam, salak, pasta gigi, kemeja panjang katun, kue basah dan kol putih/kubis masing-masing naik 1,42 persen, 6,76 persen, 6,21 persen, 12,32 persen, 3,54 persen, 6,34 persen, 1,81 persen dan 14,21 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,01 persen. Gambar 1 Perkembangan Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional, April 2012 April April' Mei'12 Jun'12 Juli'12 Agust' Sept' Okt' Nov'12 Des'12 Jan'13 Feb'13 Mar'13 April' Yogyakarta Nasional 2 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.20/05/34/Th.XV, 1 Mei

3 Tabel 1 Sumbangan Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Yogyakarta Bulan April Kelompok Pengeluaran Persentase Sumbangan Inflasi [1] [2] Umum 1. Bahan Makanan 2. Makanan Jadi, Minuman,Rokok & Tembakau 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan -0,30-0,42 0,05 0,05-0,03 0,03 0,00 0,01 Tabel 2 IHK dan Laju Inflasi Kota Yogyakarta April dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran Kelompok Pengeluaran Maret I H K ( 2007=100 ) Des 2012 April 2012 April Inflasi April *) Laju Inflasi Tahun **) Laju Inflasi Tahun ke Tahun ***) (1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) Umum 139,38 135,72 131,18 138,97-0,30 2,39 5,93 1. Bahan Makanan 184,31 166,48 153,04 180,50-2,12 8,36 17,88 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 146,34 145,32 138,18 146,70 0,25 0,95 6,17 3. Perumahan 135,03 132,44 130,28 135,29 0,19 2,15 3,85 4. Sandang 141,23 142,34 138,47 140,45-0,55-1,33 1,43 5. Kesehatan 124,07 123,28 121,69 124,79 0,58 1,22 2,55 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 123,81 123,16 121,95 123,86 0,04 0,57 1,57 7. Transpor dan Komunikasi 111,80 111,72 111,19 111,87 0,06 0,13 0,61 *) Persentase perubahan IHK April terhadap bulan Maret **) Persentase perubahan IHK April terhadap bulan Desember 2012 ***) Persentase perubahan IHK April terhadap bulan April 2012 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.20/05/34/Th.XV, 1 Mei 3

4 Gambar 2 Laju Inflasi Kota Yogyakarta Tahun Kalender Bulan April menurut Kelompok Pengeluaran 9 8, P e r s e n ,39 0,95 2,15 1,22 0,57 0, ,33-2 Umum Bahan Makanan Mak. Jadi,Min, Rok & Temb Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan B. PERUBAHAN INDEKS HARGA DI KOTA YOGYAKARTA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Pada bulan ini kelompok bahan makanan mengalami penurunan angka indeks sebesar 2,12 persen sehingga besaran angka indeks menjadi 180,40 relatif lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 184,31. Dari 11 sub kelompok pengeluaran yang ada, lima sub kelompok mengalami penurunan angka indeks. Sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya turun 2,78 persen; sub kelompok daging dan hasil-hasilnya turun 0,83 persen; sub kelompok sayur-sayuran turun 0,84 persen, sub kelompok kacang-kacangan turun 0,30 persen dan sub kelompok bumbu-bumbuan turun 13,99 persen. Enam sub kelompok yang mengalami kenaikan yaitu sub kelompok ikan segar naik 0,11 persen; sub kelompok ikan diawetkan naik 0,26 persen; sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya naik 0,58 persen; sub kelompok buah-buahan naik 2,68 persen; sub kelompok lemak dan minyak naik sebesar 0,24 persen dan sub kelompok bahan makanan lainnya naik sebesar 4,90 persen. Beberapa komoditas bahan makanan yang mengalami penurunan harga sehingga memberikan andil terjadinya deflasi antara lain bawang putih turun 5,44 persen dengan memberikan andil -0,35 persen; beras turun 3,18 persen dengan memberikan andil -0,12 persen; cabe rawit turun 15,77 persen dengan memberikan andil -0,03 persen, daging ayam ras dan wortel turun masingmasing 1,43 persen dan 6,14 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar -0,02 persen; daging sapi, jeruk, minyak goreng, nangka muda, tomat sayur, tomat buah dan sawi hijau masingmasing turun 1,13 persen, 1,26 persen, 1,06 persen, 5,61 persen, 5,73 persen, 10,94 persen dan 6,75 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar -0,01 persen. 4 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.20/05/34/Th.XV, 1 Mei

5 Sebaliknya komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini sehingga menghambat lajunya angka deflasi antara lain : bawang merah dan apel masing-masing naik 5,44 persen dan 14,22 persen dengan memberikan andil 0,04 persen; pepaya naik 6,03 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; kelapa, bayam, salak, kol putih/kubis, alpokat, bawang bombay, telur ayam ras dan daun melinjo masing-masing turun 6,76 persen, 6,21 persen, 12,32 persen, 14,21 persen, 22,61 persen, 17,73 persen, 0,65 persen dan 18,94 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,01 persen. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Pada bulan April kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,25 persen. Angka indeks pada bulan ini sebesar 146,70 lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 146,34. Dari tiga sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, semua sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok makanan jadi naik sebesar 0,08 persen; sub kelompok minuman yang tidak beralkohol naik sebesar 0,29 persen dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol naik sebesar 0,92 persen. Komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga memberikan andil terhadap angka inflasi antara lain: rokok kretek filter naik 0,81 persen dengan memberikan andil 0,02 persen; rokok kretek, kue basah dan gula pasir masing-masing naik 1,42 persen, 1,81 persen dan 0,48 persen dengan memberikan andil 0,01 persen. Biskuit, teh, minuman ringan dan rokok putih masing-masing naik 1,55 persen, 0,69 persen, 0,67 persen dan 0,31 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menekan angka inflasi pada kelompok ini diantaranya kopi bubuk turun sebesar 0,36 persen. 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Pada bulan ini kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,19 persen dengan angka indeks 135,29. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, tiga sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks. Sub kelompok biaya tempat tinggal naik sebesar 0,17 persen, sub kelompok perlengkapan rumahtangga naik sebesar 0,05 persen dan sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga naik sebesar 0,70 persen. Satu-satunya sub kelompok yang stabil adalah sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil positif di antaranya: upah pembantu rumah tangga naik 0,74 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; keramik dan batu bata/batu tela masing-masing naik 1,98 persen dan 0,67 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,01 persen. Pasir, sabun detergen bubuk dan sewa rumah masing-masing naik 0,68 persen, 1,22 persen dan 0,15 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.20/05/34/Th.XV, 1 Mei 5

6 Tabel 3 Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta bulan Pebruari dan April, Perubahannya serta Sumbangan Inflasi (2007=100) KODE KELOMPOK / SUB KELOMPOK IHK Inflasi Apr (%) ANDIL INFLASI [1] [2] [3] [4] [5] [6] UMUM ,96-0,30-0, BAHAN MAKANAN ,40-2,12-0, Padi-padian,umbi2-an & hasilnya ,01-2,78-0, Daging dan hasil-hasilnya ,77-0,83-0, Ikan Segar ,17 0,11 0, Ikan Diawetkan ,34 0,26 0, Telur,susu,dan hasil-hasilnya ,98 0,58 0, Sayur-sayuran ,83-0,84-0, Kacang-kacangan ,05-0,30 0, Buah-buahan ,42 2,68 0, Bumbu-bumbuan ,14-13,99-0, Lemak dan minyak ,66 0,24 0, Bahan makanan lainnya ,50 4,90 0, MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU ,70 0,25 0, Makanan jadi ,91 0,08 0, Minuman yang tdk beralkohol ,16 0,29 0, Tembakau dan minuman beralkohol ,10 0,92 0, PERUMAHAN ,29 0,19 0, Biaya tempat tinggal ,60 0,17 0, Bh,bakar,penerangan dan air ,35 0,00 0, Perlengkapan Rumahtangga ,17 0,05 0, Penyelenggaraan Rumahtangga ,63 0,70 0, SANDANG ,45-0,55-0, Sandang laki-laki ,33 1,29 0, Sandang wanita ,55 0,33 0, Sandang anak-anak ,14 0,00 0, Barang pribadi dan lainnya ,05-2,39-0, KESEHATAN ,79 0,58 0, Jasa kesehatan ,92 0,07 0, Obat-obatan ,62 0,47 0, Jasa Perawatan Jasmani ,76 1,90 0, Perawatan jasmani & kosmetika ,93 1,20 0, PENDIDIKAN,REKREASI,OLAH RAGA ,86 0,04 0, Jasa Pendidikan ,42 0,00 0, Kursus-kursus/Pelatihan ,38 0,10 0, Perlengkapan/peralatan pendidikan ,35 0,31 0, Rekreasi ,55-0,02 0, Olahraga ,53 0,17 0, TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN ,87 0,06 0, Transpor ,95 0,01 0, Komunikasi dan pengiriman ,60-0,04 0, Sarana & penunjang transport ,63 0,35 0, Jasa Keuangan ,58 0,00 0,00 Mar Apr 6 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.20/05/34/Th.XV, 1 Mei

7 4. Sandang Kelompok sandang pada bulan April mengalami deflasi sebesar -0,55 persen dengan angka indeks sebesar 140,45, lebih rendah dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 141,23. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, satu sub kelompok mengalami penurunan angka indeks yaitu sub kelompok barang pribadi dan sandang lain turun sebesar 2,39 persen, dua sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok sandang laki-laki naik sebesar 1,29 persen dan sub kelompok sandang wanita naik 0,33 persen. Satu sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok sandang anak-anak stabil. Beberapa jenis barang dan jasa yang mengalami penurunan harga sehingga menyebabkan terjadinya deflasi pada kelompok ini antara lain antara lain emas perhiasan turun 3,17 persen dengan memberikan andil sebesar -0,05 persen dan sepatu anak-anak turun 0,31 persen. Sebaliknya jenis barang jasa yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini antara lain kemeja panjang katun naik 6,34 persen dengan andil 0,01 dan sepatu laki-laki dewasa naik 2,37 persen. Ongkos jahit, pembalut wanita, celana dalam wanita, BH katun dan baju kaos/t-shirt masing-masing naik sebesar 1,39 persen, 0,76 persen, 1,85 persen, 1,61 persen dan 0,66 persen. 5. Kesehatan Kelompok kesehatan pada Bulan April ini mengalami inflasi sebesar 0,58 persen. Angka indeks kelompok ini tercacat 124,79, lebih tinggi dibanding angka indeks Bulan Maret yang mencapai 124,07. Dari empat sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, semua sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks. Sub kelompok jasa kesehatan naik 0,07 persen, sub kelompok obat-obatan naik 0,47 persen, sub kelompok jasa perawatan jasmani naik 1,90 persen dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika naik sebesar 1,20 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini diantaranya: pasta gigi naik 3,54 persen dengan memebrikan andil 0,01 persen; sabun mandi, obat gosok, tarif gunting rambut pria, dokter gigi tarif gunting rambut wanita, pembersih/penyegar dan creambath masingmasing naik sebesar 1,42 persen, 3,91 persen, 2,38 persen, 5,31 persen, 1,72 persen, 3,51 persen dan 2,13 persen. 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga pada bulan April mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,04 persen. Angka indeks pada bulan ini sebesar 123,86 relatif lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencapai besaran 123,81. Pada kelompok ini tiga sub kelompok pengeluaran mengalami kenaikan angka indeks yaitu, sub kelompok kursus-kursus/pelatihan naik 0,10 persen; sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan naik 0,31 persen dan sub kelompok olahraga naik 0,17 persen. Satu sub kelompok lainnya yaitu rekreasi turun 0,02 persen. Sedangkan satu sub kelompok sisanya yaitu sub kelompok pendidikan relatif stabil dibandingkan bulan lalu. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan April antara lain : buku pelajaran SD, kursus computer, personal computer/desktop dan raket masing-asing naik 2,58 persen, Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.20/05/34/Th.XV, 1 Mei 7

8 1,36 persen, 0,24 persen dan 0,76 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga diantaranya televisi berwarna dan printer desk jet masing-masing turun 0,08 persen dan 0,94 persen. 7. Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan Angka Indeks Harga Konsumen kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan April tercatat sebesar 111,87 atau mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,06 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai angka 111,80. Pada kelompok ini dua sub kelompok pengeluaran mengalami kenaikan yaitu sub kelompok transport naik 0,01 persen dan sub kelompok sarana dan penunjang transpor naik 0,35 persen. Sedangkan satu sub kelompok yang mengalami penurunan yaitu sub kelompok komunikasi dan pengiriman turun sebesar 0,04 persen. Kemudian satu sub kelompok lagi yaitu sub kelompok jasa keuangan naik relatif stabil. Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga mendongkrak inflasi pada kelompok ini antara lain: pemeliharaan/service dan tarif sewa becak masing-masing naik 1,23 persen dan 5,64 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen; mobil, bahan pelumas/oli dan helm masingmasing naik 0,1 persen, 0,31 persen dan 0,31 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat laju inflasi pada kelompok ini diantaranya bensin (pertamax) dan telepon seluler masing-masing turun sebesar 0,24 persen dan 0,36 persen. C. PERBANDINGAN INFLASI KOTA YOGYAKARTA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA DAN NASIONAL Pada Bulan April dari 66 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumennya, 28 kota mengalami inflasi dan 38 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Padang Sidempuan yaitu sebesar 0,81 persen, kemudian diikuti oleh Kota Sibolga dan Kota Medan masingmasing dengan laju inflasi sebesar 0,74 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Kendari sebesar 0,01 persen dan diikuti oleh Kota Banjarmasin dan Kota Palembang masing-masing dengan laju inflasi sebesar 0,04 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Maumere yaitu 1,20 persen, sebaliknya deflasi terkecil terjadi di Kota Tanjung Pinang sebesar 0,01 persen. Di wilayah Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di Kota Padang Sidempuan sebesar 0,81 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Palembang sebesar 0,04 persen. Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Kota Bandar Lampung yaitu 0,48 persen dan deflasi terkecil terjadi di Kota Tanjung Pinang yaitu 0,01 persen. Di pulau Jawa dan Madura, dari 23 kota IHK, semua kota mengalami deflasi. Kota Sumenep tercatat mengalami deflasi terbesar yaitu 0,94 persen, diikuti oleh Kota Probolinggo dan Kota Cirebon masing-masing dengan deflasi sebesar 0,82 persen dan 0,58 persen. Sedangkan deflasi terendah untuk kawasan Pulau Jawa dan Madura dialami Kota Bekasi, Kota Tegal dan Kota Tangerang masing-masing dengan deflasi sebesar 0,04 persen. Untuk wilayah Sulawesi, dari 9 kota IHK, tujuh kota mengalami deflasi sedangkan dua kota lainnya mengalami inflasi. Deflasi terbesar 0,95 persen terjadi di Kota Palu, dikuti oleh Kota Manado dengan deflasi sebesar 0,54 persen. Sedangkan dua kota yang mengalami inflasi yaitu Kota Watampone dan Kota Kendari masing-masing dengan inflasi 0,09 persen dan 0,1 persen. Selanjutnya untuk wilayah Kalimantan, dari delapan kota IHK, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi sebesar 0,64 persen terjadi di Kota Singkawang, diikuti oleh Kota Tarakan sebesar 0,41 persen dan inflasi terendah sebesar 0,04 persen terjadi di Kota Banjarmasin, diikuti oleh Kota Balikpapan sebesar 0,11 persen. Kota-kota lain di luar wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan inflasi tertinggi 8 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.20/05/34/Th.XV, 1 Mei

9 terjadi di Kota Mataram yaitu sebesar 0,61 persen dan inflasi terendah dialami Kota Ternate sebesar 0,13 persen. Sedangkan deflasi terbesar pada wilayah tersebut terjadi di Kota Maumere sebesar 1,20 persen. Tabel 4 Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Pebruari untuk 66 Kota No, KOTA IHK Inflasi No, KOTA IHK Inflasi (1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4) 1 BANDA ACEH 129,34 0,29 35 MADIUN 141,99-0,37 2 LHOKSEUMAWE 139,02 0,09 36 SURABAYA 138,44-0,37 3 SIBOLGA 146,94 0,74 37 SERANG 144,00-0,40 4 PEMATANG SIANTAR 144,44 0,31 38 TANGERANG 140,10-0,04 5 MEDAN 139,48 0,74 39 CILEGON 138,66-0,07 6 PADANG SIDEMPUAN 139,62 0,81 40 DENPASAR 141,51-0,13 7 PADANG 144,22 0,56 41 MATARAM 152,81 0,61 8 PEKAN BARU 137,65 0,34 42 BIMA 150,29-0,82 9 DUMAI 140,85 0,17 43 MAUMERE 155,34-1,20 10 JAMBI 141,91-0,08 44 KUPANG 148,62-0,80 11 PALEMBANG 136,44 0,04 45 PONTIANAK 149,78 0,29 12 BENGKULU 146,43 0,25 46 SINGKAWANG 144,35 0,64 13 BANDAR LAMPUNG 150,60-0,48 47 SAMPIT 142,45 0,16 14 PANGKAL PINANG 156,14 0,66 48 PALANGKA RAYA 147,97 0,12 15 BATAM 129,60 0,18 49 BANJARMASIN 146,06 0,04 16 TANJUNG PINANG 137,42-0,01 50 BALIKPAPAN 148,00 0,11 17 JAKARTA 135,87-0,24 51 SAMARINDA 149,39 0,21 18 BOGOR 138,60-0,12 52 TARAKAN 165,63 0,41 19 SUKABUMI 137,96-0,24 53 MANADO 136,10-0,56 20 BANDUNG 131,27-0,21 54 PALU 141,91-0,95 21 CIREBON 142,06-0,58 55 WATAMPONE 151,42 0,09 22 BEKASI 136,12-0,04 56 MAKASSAR 137,72-0,10 23 DEPOK 137,59-0,05 57 PAREPARE 137,20-0,09 24 TASIKMALAYA 139,61-0,43 58 PALOPO 144,06-0,54 25 PURWOKERTO 137,15-0,17 59 KENDARI 141,43 0,01 26 SURAKARTA 128,89-0,26 60 GORONTALO 141,39-0,16 27 SEMARANG 137,54-0,43 61 MAMUJU 139,54-0,48 28 TEGAL 135,71-0,04 62 AMBON 141,50 0,27 29 YOGYAKARTA 138,96-0,30 63 TERNATE 138,67 0,13 30 JEMBER 139,19-0,34 64 MANOKWARI 151,99 0,39 31 SUMENEP 136,47-0,94 65 SORONG 157,07 0,49 32 KEDIRI 137,88-0,09 66 JAYAPURA 133,02-0,60 33 MALANG 139,35-0,21 34 PROBOLINGGO 143,36-0,82 N A S I O N A L Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.20/05/34/Th.XV, 1 Mei 9