4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hidroakustik Profil Batimetri Laut Selatan Jawa Pada Gambar 10. terlihat profil batimetri Laut Selatan Jawa yang diperoleh dari hasil pemetaan batimetri, dimana dari gambar tersebut dapat dilihat batimetri perairan yang relatif rata dan landai. Sumber : Diolah dari Lampiran 1 Gambar 10. Batimetri daerah penelitian Laut Selatan Jawa termasuk dalam kategori perairan yang dangkal dengan rata-rata kedalaman sebesar 122,9 meter. Pengkategorian ini berdasarkan Nontji (1993) yang menyatakan bahwa perairan dangkal terhitung dari garis surut terendah hingga kedalaman meter. Kedalaman tertinggi yaitu 160,24 m terletak pada posisi 8 o 5 24 LS dan 108 o BT, sedangkan kedalaman terendah yaitu 112,30 m terletak pada posisi 8 o LS dan 108 o BT. Semakin ke selatan mengarah Samudera Hindia kedalaman laut semakin dalam.

2 Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Mbay (1998) yang mengukur batimetri dari bagian utara selat sunda hingga ke arah selatan. Dikatakan bahwa semakin ke arah selatan atau ke arah Samudera Hindia kedalaman semakin bertambah Sebaran vertikal Target Strength (TS) Dalam pendeteksian dan pendugaan stok ikan dengan menggunakan metode hidroakustik nilai rata-rata Target Strength (TS) merupakan faktor yang harus terlebih dahulu diketahui, selanjutnya dilakukan pengukuran nilai densitas ikan dari suatu perairan. Oleh karena itu dengan mengetahui sebaran nilai TS untuk setiap strata kedalaman bisa diduga ukuran ikan dalam suatu grombolan ikan. Hubungan nilai Target strength dengan nilai densitas ikan berdasarkan pada formula ( Sv TS) /10 V 10 dimana nilai densitas ikan semakin besar apabila nilai TS semakin kecil dengan catatan nilai Sv tetap. TS terbesar terdapat pada strata kedalaman m yaitu sebesar -32,95 db dan nilai TS terkecil terdapat pada strata kedalaman m yaitu sebesar - 62,78 db. Berdasarkan persamaan Foote (1987), yaitu TS = 20 log L 68, maka dapat diduga bahwa panjang ikan terbesar sebesar 56,56 cm dan terkecil sebesar 1,82 cm. Nilai TS merupakan indikasi dari ukuran target yang terdeteksi, dimana semakin besar nilai TS maka ukuran target akan semakin besar dan sebaliknya. Nilai TS di permukaan relatif lebih kecil dibandingkan dengan dilapisan kolom air yang lebih dalam. Hal ini karena pada lapisan permukaan banyak terdapat ikan-ikan pelagis berukuran kecil yang hidup untuk mencari makan, diperkirakan pada lapisan inilah plankton banyak dijumpai. Fitoplankton biasanya berkumpul di zona dengan intensitas cahaya yang masih memungkinkan terjadinya fotosintesis (Arinardi, 1996).

3 Sebaran nilai TS perstrata kedalaman di Laut Selatan Jawa dapat dilihat pada Gambar 11. Sumber : Diolah dari Lampiran 6 Gambar 11. Sebaran vertikal Target Strength pada tiap strata kedalaman

4 Sebaran vertikal Scattering Volume (Sv) Sebaran nilai SV rata-rata per strata kedalaman di Laut Selatan Jawa dapat dilihat pada Gambar 12. Sumber : Diolah dari Lampiran 7 Gambar 12. Sebaran vertikal Scattering Volume pada tiap strata kedalaman

5 Nilai Secattering Volume terbesar terdapat pada strata kedalaman meter yaitu sebesar -43,75 db dan nilai Secattering Volume terkecil terdapat pada strata kedalaman meter yaitu sebesar db. Nilai Scattering Volume menunjukan nilai pantulan dari target suatu kelompok ikan yang terdeteksi. Semakin besar nilai SV maka kemungkinan pengelompokan target semakin besar dan sebaliknya. Dengan adanya pengelompokan target, maka biomassa atau stok ikan dapat diduga besarnya Sebaran Horizontal Densitas Ikan Nilai dan sebaran densitas ikan secara horizontal di Laut Selatan Jawa, dapat dilihat pada Gambar 11. Sumber : Diolah dari lampiran 3 Gambar 13. Sebaran horizontal densitas ikan Dari gambar sebaran horizontal densitas ikan diatas, dapat dilihat bahwa densitas ikan menyebar merata sekitar 0,588 ikan / m 3. Berdasarkan Gambar 13 dapat dilihat bahwa densitas ikan terbesar yaitu 0,599 ikan / m 3 terletak pada posisi 8 o 4 95 LS dan 108 o BT, sedangkan densitas ikan terendah yaitu

6 Densitas Ikan ( ikan / m^3) Ilmu dan Teknologi Kelautan-IPB 0,584 ikan / m 3 terletak pada posisi 8 o 2 90 LS dan 108 o BT. Nilai densitas ikan relatif lebih tinggi pada daerah lepas pantai, hal ini diduga karena pada daerah pantai faktor oseanografi di Laut Selatan Jawa yang memiliki karakteristik ombak yang besar dan pergerakan arus yang cepat tidak memungkinkan untuk ikan hidup. Sedangkan daerah lepas pantai memiliki karakteristik laut yang relatif tenang. Menurut Laevastu dan Hela (1970), faktor lingkungan seperti faktor fisik, kimia dan biologi merupakan salah satu faktor yang penting dalam perubahan sebaran dan kelimpahan ikan Sebaran Vertikal Densitas Ikan Nilai dan sebaran densitas ikan pada umumnya diperoleh nilai yang tidak begitu jauh berbeda pada setiap posisi dan strata kedalaman yang sama. Berikut grafik sebaran nilai densitas pada setiap strata kedalaman (Gambar:14). 5 4,5 densitas ikan 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0, densitas ikan 4,515 1,665 0,855 0,518 0,348 0,249 0,187 0,146 0,117 0,095 0,081 0,030 0,013 0,002 0,001 Sumber : Diolah dari Lampiran Strata Kedalaman Gambar 14. Nilai sebaran rata-rata densitas ikan perstrata kedalaman Gambar 14. memperlihatkan bahwa dengan bertambahnya kedalaman nilai densitas ikan semakin kecil. Kedalaman perairan mempengaruhi tingkah laku

7 ikan pada suatu perairan. Densitas ikan rata-rata terbesar terdapat pada strata kedalaman m yaitu sebesar 4,5146 ikan / m 3. Untuk densitas ikan ratarata terkecil terdapat pada kedalaman m yaitu sebesar ikan / m 3. Densitas ikan rata-rata secara vertikal memperlihatkan kecenderungan melimpahnya ikan pada lapisan permukaan, pada lapisan ini diduga merupakan ikan-ikan pelagis kecil, hal ini berkaitan dengan ketersediaan makanan berupa plankton, pada lapisan permukaan plankton banyak ditemukan karena lapisan permukaan merupakan lapisan yang ideal bagi plankton untuk melangsungkan kegiatan fotosintesis untuk melangsungkan hidupnya. Pada lapisan permukaan penetrasi sinar matahari cukup tinggi sehingga proses fotosintesis juga dapat berlangsung sempurna. Tiap spesies ikan mempunyai toleransi yang berbeda terhadap faktor fisika dan kimia perairan seperti tekanan, suhu dan salinitas sehingga akan mempengaruhi pengelompokan ikan dan jenis ikan disuatu perairan. Faktor suhu, salinitas dan ketersediaan plankton sebagai makanan merupakan faktor pembatas bagi organisme ekosistem perairan yang menentukan nilai dan sebaran densitas ikan Panjang Ikan Panjang ikan adalah salah satu faktor yang dapat diperoleh dari hasil perhitungan nilai TS menurut persamaan 39 (Foote,1987), dimana target tunggal ikan yang mendominasi di area penelitian yaitu ikan berukuran kecil dan diasumsikan memiliki gelembung renang tertutup. Gambar 13, diperoleh dari hasil pengolahan integration selection kawanan ikan pada echogram. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diperkirakan panjang ikan yang berada diperairan tersebut. Setelah itu data tersebut dapat digunakan untuk penentuan jenis ikan, tentunya diperlukan penelitian lanjutan untuk verifikasi data tersebut.

8 panjang ikan (cm) Ilmu dan Teknologi Kelautan-IPB ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; panjang ikan 53, , , , , , , , , , ,07284 Koordinat Diolah menggunakan persamaan 39 (Foote,1987) Sumber : Diolah dari lampiran 2 Gambar 15. Estimasi panjang ikan berdasarkan data hidroakustik Dari Gambar 15. diatas diperoleh nilai panjang ikan terbesar yaitu 62,68 cm pada posisi LS dan BT, sedangkan nilai panjang ikan terkecil adalah 11,85 cm pada posisi LS dan BT. Pada kenyataanya penggunaan rumus Foote (1987) dengan menggunakan sampel pada wilayah subtropis kurang tepat diaplikasikan karena ukuran dan bentuk tubuh ikan-ikan pada wilayah tropis seperti Indonesia memiliki bentuk tubuh yang pipih dibandingkan dengan wilayah subtropis. Untuk jenis ikan, wilayah tropis memiliki jenis yang beragam bila dibandingkan dengan ikan di wilayah subtropis Hamburan Balik Dasar Perairan Berdasarkan hasil pengolahan data di Laut Selatan Jawa menggunakan Echoview 3.5, pengklasifikasian tipe substrat dasar perairan dapat dilihat dari nilai hasil analisis pantulan pertama (E1) yang berkisar antara -30,06 db sampai -20,41 db. Gambar 14, menggambarkan sebaran nilai pantulan pertama (E1) dari dasar perairan dimana pada daerah sepanjang pantai memiliki nilai pantulan yang besar.

9 -8 L i n t a n g Bujur Sumber : Diolah dari lampiran 5 Gambar 16. Sebaran nilai backscattering volume E1 dasar Laut Selatan Jawa Daerah pantai memiliki pantulan yang kecil hal ini disebabkan karena daerah pantai merupakan perairan dangkal yang didominasi oleh tipe substrat pasir berlumpur. Hasil ini didukung oleh penelitian sebelumnya Manik et al (2006) menyatakan daerah tersebut didominasi oleh pasir berlumpur. Banyaknya lumpur pada wilayah ini diduga dipengaruhi oleh banyaknya masukan dari sungai yang membawa partikel lumpur dari darat, akibatnya pada daerah ini hampir sebagian besar didominasi oleh tipe substrat pasir berlumpur. Semakin ke arah laut nilai backscattering volume dasar perairan (E1) semakin besar berkisar antara -26,5 db sampai -22 db. Hal ini disebabkan pada daerah yang lokasinya berada jauh dari pantai sebagian besar tipe substratnya berupa fraksi pasir dimana fraksi ini mendapat pengaruh masukan dari darat sangat kecil. Gambar 17. menggambarkan distribusi nilai pantulan kedua (E2) dari dasar perairan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai E2 ini berkisar antara -63,57 db sampai dengan -34,86 db. Pada daerah sepanjang pantai nilai E2 terlihat sangat kecil dibandingkan dengan nilai E2 yang berada jauh dari pantai. Ini menunjukkan bahwa semakin ke arah pantai tipe substratnya semakin

10 memberikan hamburan yang lemah dikarenakan tipe substratnya berupa pasir berlumpur, sedangkan kearah laut lepas nilai hamburan semakin kuat hal ini diduga pada daerah ini banyak terdapat fraksi pasir. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya (Manik et al, 2006). -8 L i n t a n g Bujur Sumber : Diolah dari lampiran 8 Gambar 17. Sebaran nilai backscattering volume E2 di Laut Selatan Jawa Hasil diatas dapat dilihat bahwa fraksi pasir berlumpur memiliki nilai pantulan E1 (kekasaran) berkisar antara -30,06 db sampai -20,41 db dengan nilai ratarata dari backscattering volume dasar perairan sebesar -24,69 db. Nilai E2 (kekerasan) nilai pantulan dasar perairan berkisar antara -63,57 db sampai dengan -34,86 db dengan nilai rata-rata dari backscattering volume E2 sebesar - 52,73 db.

11 4.2. Sistem Informasi Perancangan Basis Data Dalam perancangan basis data harus benar-benar dimengerti mengenai sistem informasi yang akan dibuat. Informasi di dalam basis data diklasifikasikan dengan membuat tabel. Menurut fungsinya tabel-tabel tersebut dibagi menjadi dua kategori, yaitu tabel penyimpanan data statis hidroakustik dan tabel data dinamis berupa penyimpanan data hasil penelitian hidroakustik. Kategori tabel data statis hidroakustik terdiri atas Formula yang digunakan, informasi terkini, informasi umum tentang website, link instansi terkait dan kontak website. Kategori tabel data dinamis terdiri atas data registrasi anggota, data umum lokasi penelitian beserta abstrak, metode, gambar sebaran, pembahasan dan data mentah hasil penelitian. Tabel tersebut kemudian akan ditampilkan di dalam sistem informasi. Konsep relational database ditandai dengan pengunaan kunci utama (Primary key) dan kunci tamu (Foregin key) pada tabel-tabel yang ada. Primary key adalah field untuk mengidentifikasikan baris secara unik yang berfungsi untuk mempermudah pengaturan dan perbaikan data pada tabel induk, sedangkan foregin key adalah kunci pada tabel anak yang terhubung dengan primary key pada tabel induk (Yung, 2003). Setelah key didapatkan maka dibuatkan relasi antar tabel. Deskripsi mengenai tabel-tabel yang digunakan untuk menyimpan informasi data hidroakustik dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel-tabel yang ada akan dihubungkan dengan kata kunci seperti digambarkan pada Gambar 17.

12 Tabel 2. Deskripsi tabel data dan struktur basis data hidroakustik No Nama Tabel Nama Field Tipe Data Keterangan id_abstrak Tinyint (5) Primary key 1 Abstrak Deskripsi mengenai abstrak Text data olahan id_data Tinyint (5) Primary key Foreign key tabel id_abstrak Tinyint (5) abstrak 2 Deskripsi_umum observer Varchar (50) Nama peneliti lokasi observasi Varchar (50) Lokasi penelitian tanggal observasi Varchar (20) Waktu penelitian id_ts Tinyint (5) Primary key 3 Target_Strength id_analisis Tinyint (5) Foreign key data observasi id_data Tinyint (5) Foreign key deskripsi umum pembahasan Text Pembahasan TS id_sv Tinyint (5) Primary key 4 Scattering_Volume id_analisis Tinyint (5) Foreign key data observasi id_data Tinyint (5) Foreign key deskripsi umum pembahasan Text Pembahasan Sv id_densitas Tinyint (5) Primary key id_analisis Tinyint (5) Foreign key data observasi 5 Densitas_Ikan Foreign key deskripsi id_data Tinyint (5) umum pembahasan Text Pembahasan Densitas Ikan id_panjang Tinyint (5) Primary key id_analisis Tinyint (5) Foreign key data observasi 6 Panjang_Ikan Foreign key deskripsi id_data Tinyint (5) umum pembahasan Text Pembahasan Panjang Ikan id_e12 Tinyint (5) Primary key 7 E1_E2 id_analisis Tinyint (5) Foreign key data observasi id_data Tinyint (5) Foreign key deskripsi umum pembahasan Text Pembahasan E1&E2 id_batimetri Tinyint (5) Primary key 8 Batimetri id_analisis Tinyint (5) Foreign key data observasi id_data Tinyint (5) Foreign key deskripsi umum pembahasan Text Pembahasan Batimetri

13 Tabel 2. Lanjutan 9 Data_Observasi 10 Berita_Terkini 11 Artikel_Jurnal_terkini 12 Download_test id_analisis Tinyint (5) Primary key id_data Tinyint (5) Foreign key deskripsi umum metode_analisa Text Metode yang digunakan gambar_sebaran Varchar (50) File gambar olahan pembahasan Text Pembahasan id Tinyint (5) Primary key isi Text Tanggal upload id Tinyint (5) Primary key tanggal Varchar (20) Tanggal upload judul Varchar (100) Judul / artikel / jurnal isi Text Abstrak artikel / jurnal id Tinyint (5) Primary key name Varchar(50) Nama file yang disimpan link Varchar(50) Penghubung dengan folder penyimpanan Relasi antar tabel dapat dibedakan menjadi: 1. One to one yaitu relasi yang menghubungkan satu record suatu tabel hanya ke satu record ke tabel lainya. 2. One to many atau many to one, relasi ini menghubungkan satu record pada suatu tabel ke banyak record pada tabel lain atau sebaliknya. 3. Many to many, relasi ini menghubungkan banyak record pada suatu tabel ke banyak record di tabel lain. Jika tabel-tabel diatas diberikan relasi antar tabel maka akan diperoleh gambar seperti Gambar 17.

14 Target Strength Id_ts Id_data Id_anaisis pembahasan Abstrak Id_abstrak abstrak Deskripsi Umum Id_data Id_abstrak observer Lokasi_observasi Tanggal_observasi Metode_analisis E1 dan E2 Id_e12 Id_data Id_analisis pembahasan Densitas Id_densitas Id_data Id_analisis pembahasan Panjang Ikan Id_panjang Id_data Id_analisis pembahasan Scattering Volume Id_sv Id_data Id_analisis pembahasan Batimetri Id_batimetri Id_data Id_analisis pembahasan Analisis Data Hidroakustik Id_analisis ts sv densitas Panjang_ikan e1_e2 batimetri Gambar 18. Diagram relasi antar tabel basis data hidroakustik Gambar 18, dapat dilihat hubungan relasi antar tabel pada sistem informasi hidroakustik adalah hubungan relasi one to one, one to many atau many to one. Antar tabel dihubungkan oleh suatu kata kunci atau yang sering disebut Primary key Perancangan Hierarki Halaman Web Sistem informasi data hidroakustik merupakan sistem perangkat lunak berbasis interaktif dan melibatkan dua pihak. Dengan demikian maka perlu diadakanya otoritasasi keamanan dalam website ini. Dengan adanya otorisasi tersebut diharapkan data mentah yang dimasukan tidak akan terbongkar dan akan tersimpan dengan baik dalam basis data yang tersedia.

15 Website sistem informasi hidroakustik ini memiliki 2 tingkat keamanan yaitu tingkat administrator utama dan administrator tingkat kedua atau sering disebut dengan istilah user. Hak yang diberikan pada administrator utama yaitu diberikan akses tanpa batas untuk mengedit seluruh halaman situs, termasuk dapat merubah data mentah yang dimasukan oleh user. Keseluruhan hak akses tersebut dapat dilakukan dengan terhubung dua arah terhadap basis data yang tersedia. Administrator tingkat kedua tentu saja memiliki hak akses yang sangat berbeda dengan administrator utama. Dalam hal ini administrator tingkat kedua hanya bisa mengupload data penelitian berupa data mentah, gambar sebaran beserta keterangan dan pembahasanya. Keseluruhan data tersebut akan ditampilkan sebagai data publikasi sistem informasi hidroakustik. Pembedaan tersebut dapat dilihat dari halaman yang akan tampilan setelah melakukan Log in, pembedaan ini dilakukan dengan cara penginisialisasian pada program. Berikut adalah gambar halaman Log in sistem informasi hidroakustik (Gambar 18). Gambar 19. Halaman Log in sistem informasi hidroakustik Tampilan Sistem Informasi Tampilan sistem informasi hidroakustik dirancang sedemikian hingga memudahkan pengguna dalam mencari maupun memasukan data yang diinginkan. Bagian atas dan bawah merupakan tampilan blok header (Gambar

16 20) dan footer (Gambar 21), sedangkan bagian kiri merupakan data tampilan menu dan bagian tengah merupakan tampilan data modul atau isi data. Hasil informasi dari bagian blok kiri (Gambar 22) tersebut yang akan ditampilkan di blok bagian tengah atau blok utama. Pada sistem informasi hidroakustik ini disediakan juga Menu Pop Up (Gambar 20) yang berfungsi untuk mempermudah pengguna untuk memasuki suatu halaman tertentu. Menu Pop Up yang disediakan dalam sistem informasi hidroakustik ini antara lain formula, target strength, scattering volume, densitas ikan, panjang ikan, batimetri, nilai kekasaran (E1) dan kekerasan (E2). Pada sistem informasi ini juga disertai dengan content Search yang berfungsi mencari informasi sesuai kata kunci yang diberikan. Berikut adalah gambar tampilantampilan yang berada pada sistem informasi hidroakustik: Gambar 20. Tampilan blok Header dan Menu Pop Up Gambar 21. Tampilan blok Footer

17 Gambar 22. Tampilan blok kiri sistem informasi hidroakustik Gambar 23. Tampilan halaman utama sistem informasi hidroakustik

18 Halaman Input Data Halaman input dan output data dibagi menjadi dua bagian yaitu halaman input statis dan halaman input dinamis, sama halnya dengan output yang akan ditampilkan dalam dua halaman yang berbeda. Halaman-halaman inilah yang nantinya akan ditampilkan pada pengunjung situs umum hanya halaman output saja, sehingga kerahasiaan dan validasi data dapat terjaga. Keseluruhan modul dan blok dalam perancanganya tanpa menggunakan sistem basis data, tetapi nantinya dapat dirubah dengan cara memasukan file-file yang telah dibuat kedalam modul dan blok tersebut. Halaman input statis meliputi formula, halaman utama, link instansi terkait, kontak, berita terkini dan artikel / jurnal terbaru. Halaman input dinamis meliputi data hidroakustik, daftar user dan buku tamu. Dalam pengelolaannya input data dilakukan oleh administrator utama dan administrator kedua. Administrator utama memiliki hak akses untuk melakukan input pada semua bagian sistem informasi baik statis maupun dinamis. Sedangkan administrator kedua memiliki akses untuk melakukan input data publikasi sekaligus dengan data mentah penelitian yang akan dipublikasikan. Input data dilakukan dengan cara mengisi form yang telah disediakan oleh administrator utama. Data hidroakustik yang telah masuk dapat diperbaiki apabila ada perbaikan dilain waktu Input Data Hidroakustik Dalam sistem informasi ini data hidroakustik yaitu meliputi data target strength, scattering volume, densitas ikan, panjang ikan, batimetri, nilai kekasaran (E1) dan kekerasan (E2). Secara umum data ini meliputi posisi dan nilai data hidroakustik, tetapi untuk posisi dibedakan menjadi posisi lintang dan bujur. Untuk data hidroakustik hendaknya diolah dalam bentuk satuan yang umum digunakan. Dalam sistem informasi hidroakustik data mentah bisa di

19 upload, dalam bentuk.csv (comma separated variabel). Data mentah pada sistem informasi ini tidak ditampilkan tetapi disajikan dalam bentuk file-file yang bisa didownload. Data hidroakustik yang ditampilkan pada sistem informasi ini yaitu deskripsi umum, gambar sebaran dan pembahasan. Deskripsi umum ini meliputi pendahuluan, abstrak, nama observer, lokasi penelitian dan metode analisis yang digunakan. Input data hidroakustik bisa dilakukan oleh administrator utama ataupun administrator kedua. Untuk administrator tingkat kedua proses input data dapat dilakukan setelah melakukan sign-in ke dalam situs ini. Jika digambarkan dalam diagram alir proses yang terjadi di dalam sistem (Gambar 24). Tidak Mulai Persiapan data dalam format.csv Upload data hidroakustik Baca Hasil Input Format Benar? Ya Simpan Data Selesai Gambar 24. Diagram input data hidroakustik Input Data Artikel / Jurnal Artikel atau jurnal yang dibuat banyak diketahui orang dan terpublikasikan secara luas. Sistem informasi hidroakustik memberikan sarana untuk publikasi hasil penelitian atau riset tersebut secara mudah. Pemasukan data yaitu dengan cara mengisi form-form yang telah disediakan administrator utama. Data artikel / jurnal yaitu dalam jenis.pdf (portabel document format). Untuk informasi artikel /

20 jurnal terbaru pada halaman website itu secara otomatis berganti berdasarkan variabel waktu penginputan data. Berikut diagram alir proses pemasukan data kedalam sistem informasi (Gambar 25). Mulai Input Artikel / Jurnal Pengisian Benar? Ya Simpan Data Selesai Tidak Gambar 25. Diagram input artikel / jurnal Input Institusi Terkait Dalam pengembangan teknologi kelautan tentunya banyak instansi-instansi yang terkait didalamnya baik departemen ataupun instansi non departemen yang memiliki tujuan sama yaitu pengembangan teknologi dunia kelautan, khususnya di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sistem informasi ini memfasilitasi publikasi dari institusi tersebut. Halaman ini sepenuhnya dikelola oleh administrator utama. Langkah pertama adalah dengan menulis instansi-instansi yang terkait beserta link ke situs institusi terkait. Penulisan link tersebut adalah dengan menuliskan variabel <a href >nama institusi</a href >, sehingga nama data institusi yang tertera dapat langsung terhubung dengan situs yang bersangkutan (Gambar 26). Mulai Input Institusi terkait Pengisian Benar? Ya Simpan Data Selesai Tidak Gambar 26. Diagram input institusi terkait

21 Input Formula Data formula yang digunakan dalam pengolahan merupakan data yang dikelola oleh administrator utama. Formula dalam sistem informasi ini merupakan pengertian dan rumus-rumus dasar yang digunakan dalam pengolahan data hidroakustik seperti rumus mencari target strength, scattering volume, densitas ikan dan panjang ikan. Data formula dimasukan bertujuan untuk menyamakan jenis data input yang akan dimasukan dalam sistem informasi. Berikut adalah tahapan proses pemasukan data dalam sistem informasi (Gambar 27) Mulai Input Formula Pengisian Benar? Ya Simpan Data Selesai Tidak Gambar 27. Input data formula Input Kontak Pemasukan data kontak dalam sistem dilakukan oleh administrator utama. Data kontak berisi tentang biodata atau alamat yang bisa dihubungi terkait dengan pengelolaan sistem informasi hidroakustik ini. Informasi yang dimasukan dalam sistem adalah nama administrator utama dan alamat yang bisa dihubungi (Gambar 28). Mulai Input Kontak Pengisian Benar? Ya Simpan Data Selesai Tidak Gambar 28. Input data kontak

22 Registrasi Anggota Registrasi dilakukan bagi administrator tingkat kedua. Administrator tingkat kedua memiliki hak akses dalam sistem informasi yaitu dapat memasukan hasil penelitian atau riset yang telah dilakukan, baik data hasil olahan maupun data mentah penelitian. Mekanisme menjadi anggota sistem informasi hidroakustik yaitu dengan cara mengisi seluruh form yang telah tersedia, setelah menekan tombol daftar secara otomatis terdaftar sebagai administrator tingkat kedua. Mulai Isi form pendaftaran Pengisian Benar? Ya Simpan Data Tidak Administrator user Selesai Gambar 29. Diagram input registrasi anggota Input Download Data download diperoleh dari proses pemasukan data oleh administrator utama ataupun administrator tingkat dua. Data-data yang bisa didownload nantinya akan disajikan dalam halaman khusus tersendiri yaitu halaman download. Data yang tersedia pada halaman informasi dan bisa didownload yaitu data dengan jenis.csv,.jpeg,.gif,.pdf. Berikut diagram alir proses pemasukan data yang bisa di download (Gambar 30).

23 Mulai Isi data download Pengisian Benar? Ya Simpan Data Selesai Tidak Gambar 30. Diagram input download Halaman Output Data Halaman output data dibedakan menjadi dua bagian yaitu output data statis dan output data dinamis. Output data statis yaitu data formula, halaman utama, link instansi terkait, kontak, berita terkini dan artikel / jurnal terbaru. Output data dinamis terdiri atas output dari data publikasi penelitian yang selalu bertambah seiring dengan pertambahan jumlah member dan memasukan data Output informasi umum data hidroakustik Informasi umum mengenai data hidroakustik yang ditampilkan antara lain formula yang digunakan untuk mengolah data hidroakustik, berita terkini, dan artikel/jurnal yang telah di upload. Output ini akan terus berkembang seiring dengan pertambahan member pada situs (Gambar 31). Tidak Mulai Alternatif Data Pilih dataset Tampilkan Data? Ya Hasil tampilan data Selesai Gambar 31. Diagram output data umum sistem informasi hidroakustik

24 Output data publikasi penelitian Data publikasi penelitian merupakan hasil utama dari rancang bagun sistem informasi berbasis website ini. Hasil penelitian itu sendiri merupakan hasil dari pemasukan data oleh administrator utama ataupun administrator tingkat kedua. Hasil penelitian tersebut ditampilkan dalam bentuk halaman-halaman pada website dengan cara memilih content yang telah disediakan pada menu pop up atau dengan menekan tombol dibagian header. Dalam prosesnya content atau tombol diberikan link kehalaman yang dikehendaki oleh pengguna situs. Cara lain untuk mencari publikasi penelitian dapat dilakukan dengan cara menuliskan nama peneliti yang diinginkan dalam form search, maka data publikasi dari peneliti tersebut akan segera tampil (Gambar 32). Mulai Pilih alternatif data Alternatif Menu Pop Up Alternatif Seluruh publikasi Alternatif Search tidak Pilih content Cari data publikasi tidak Cari Data? Cari Data? Ya Ya Tampilakan data publikasi Selesai Gambar 32. Diagram output data publikasi penelitian

25 Hasil tampilan output data Keseluruhan output data yang diperoleh akan ditampilkan dalam satu halaman situs yang telah dibagi dalam beberapa modul atau blok yang tersusun dalam Gambar 19. Mengenai blok menu dan isi modul yang akan ditampilkan disesuaikan dengan menu dataset yang dipilih. Dalam setiap tampilan data akan memiliki menu dataset yang berbeda yang disesuaikan dengan sistem basis data yang dimiliki oleh modul tersebut. Modul statis meliputi halaman formula, halaman utama, link instansi terkait, kontak, informasi terkini, halaman artikel / jurnal terbaru dan halaman data hasil olahan serta pembahasanya oleh administrator utama. Modul dinamis meliputi data hidroakustik, halaman download, halaman artikel / jurnal, daftar user dan buku tamu. Untuk modul statis informasi terkini, halaman artikel / jurnal terbaru dan halaman utama dapat dilihat pada Gambar 22 dan 23, untuk halaman formula, link instansi terkait, kontak, dan halaman data hasil olahan serta pembahasanya dapat dilihat pada Gambar 33, 34, 35 dan 36. Sedangkan modul dinamis dapat dilihat pada Gambar 36,37,38,39,40 dan 41. Untuk modul data hidroakustik pada umumnya bentuk sama, yang membedakan adalah data yang dimasukan dalam sistem informasi. Perbedaan tersebut antara lain gambar sebaran, pembahasan dan raw data yang dimasukan kedalam system informasi hidroakustik ini.

26 Gambar 33. Tampilan informasi statis ( Formula )

27 Gambar 34. Tampilan informasi statis ( Link Instansi Terkait )

28 Gambar 35. Tampilan informasi statis ( Kontak )

29 Gambar 36. Tampilan informasi statis ( data hasil olahan )

30 Gambar 37. Tampilan informasi Dinamis ( Target Strength ) Untuk tampilan Scattering volume, Densitas ikan, Panjang ikan, Batimetri, serta kekerasan (E1) dan kekasaran (E2) pada umumnya sama dengan tampilan ini.

31 Gambar 38. Tampilan informasi Dinamis ( Download )

32 Gambar 39. Tampilan informasi Dinamis ( Guest Book )

33 Gambar 40. Tampilan informasi Dinamis ( Daftar User )

34 Gambar 41. Tampilan informasi Dinamis ( Artikel / Jurnal )

35 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Informasi Hidroakustik Sistem informasi hidroakustik ini dibuat berbasis website dan sebagai database data penelitian akustik. Informasi tentang akustik akan lebih cepat didapat dan mudah memperolehnya dimanapun selama didaerah tersebut terdapat jaringan internet. Proses pengelolaannya bisa dilakukan dimana saja asalkan terdapat fasilitas untuk mengakses internet. Point point pada peta lokasi penelitian dapat memberikan informasi hidroakustik pada lokasi tersebut jika point ditekan. Keunggulan lainnya dari sistem informasi hidroakustik adalah menyediakan informasi berita terkini didunia kelautan dan menyediakan artikel / jurnal kelautan, sehingga dapat dijadikan sarana dalam mencari informasi tentang dunia kelautan khususnya dalam bidang teknik deteksi dengan menggunakan gelombang suara. Keunggulan lain dari sistem informasi hidroakustik ini merupakan sebagai fasilitas untuk para peneliti, khususnya para peneliti akustik untuk mempublikasikan hasil penelitianya secara luas. Fasilitas lainya yang dapat dinikmati adalah telah disediakanya halaman untuk mendownload data, baik data mentah maupun data olahan termasuk didalamnya gambar-gambar sebaran. Sistem ini juga masih terdapat banyak kelemahan yaitu halaman website termasuk pengaturanya hanya bisa dilakukan oleh administrator, user hanya diberikan akses untuk mengupload informasi dan data yang dimilikinya. Hal lain yang menjadi kekurangan sistem informasi ini yaitu data yang dimasukan merupakan data hasil olahan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perairan Laut Arafura di lokasi penelitian termasuk ke dalam kategori

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perairan Laut Arafura di lokasi penelitian termasuk ke dalam kategori 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Peta Batimetri Laut Arafura Perairan Laut Arafura di lokasi penelitian termasuk ke dalam kategori perairan dangkal dimana kedalaman mencapai 100 meter. Berdasarkan data

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sedimen Dasar Perairan Berdasarkan pengamatan langsung terhadap sampling sedimen dasar perairan di tiap-tiap stasiun pengamatan tipe substrat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

Lebih terperinci

7 PERANCANGAN PORTAL MANAJEMEN PENGETAHUAN

7 PERANCANGAN PORTAL MANAJEMEN PENGETAHUAN 109 7 PERANCANGAN PORTAL MANAJEMEN PENGETAHUAN 7.1. Analisis Kebutuhan Sistem Analisis kebutuhan sistem dimaksudkan untuk mendefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh sistem manajemen pengetahuan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada koordinat 5º - 8 º LS dan 133 º º BT

3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada koordinat 5º - 8 º LS dan 133 º º BT 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada koordinat 5º - 8 º LS dan 133 º - 138 º BT (Gambar 2), pada bulan November 2006 di Perairan Laut Arafura, dengan kedalaman

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Batimetri Daerah Penelitian Penelitian hidroakustik meliputi daerah tubir bagian luar (perairan Teluk Tomini), daerah tubir bagian dalam (perairan pulau Una-una) dan daerah

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Batimetri Selat Sunda Peta batimetri adalah peta yang menggambarkan bentuk konfigurasi dasar laut dinyatakan dengan angka-angka suatu kedalaman dan garis-garis yang mewakili

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tahap analisis sistem ng berjalan in bertujuan untuk mencari informasi mengenai masalah ng ada guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 36 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisa Perancangan aplikasi E-Learning ini membahas seputar materi Microsoft Word 2003. Setiap penjelasan disertai dengan arahan berupa suara untuk melanjutkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 104 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 102 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN WEBSITE RESMI PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Akper dan Akbid ini masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam mengevaluasi suatu proses diperlukan tahap analisis untuk menguji tingkat kelayakan terhadap proses perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan perangkat lunak server blogger yang meliputi perancangan sistem, d a n perancangan desain interface system. 3.1

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Data Lapangan Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan dengan melakukan penyelaman di lokasi transek lamun, diperoleh data yang diuraikan pada Tabel 4. Lokasi penelitian berada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISIS MASALAH Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, berita tersebar ke khalayak luas melalui media kabar berkala seperti surat

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Substrat dasar perairan memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai habitat bagi bermacam-macam biota baik itu mikrofauna maupun makrofauna. Mikrofauna berperan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Sebuah sistem informasi dapat efektif jika sistem tersebut dapat memberikan gambaran secara detail dari karakteristik informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 34 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Pesantren Di Kota Medan. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Sebuah sistem pengelolaan informasi dapat efektif jika sistem tersebut dapat memberikan gambaran secara detail dari karakteristik

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penelitian dimulai pada tanggal 20 Januari 2011 dan menggunakan data hasil survei Balai Riset Perikanan Laut (BRPL). Survei ini dilakukan mulai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tahap analisis sistem yang berjalan ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai sistem yang lama guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah Sistem Informasi Geografis Lokasi Baby Shop di Kota Medan. Adapun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Lokasi Rumah Ibadah Kota Medan di Sumatera Utara dapat dilihat sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan dari Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis toko hewan di kota Medan berbasis web.

Lebih terperinci

I. Sekilas Tentang Website SKPD

I. Sekilas Tentang Website SKPD I. Sekilas Tentang Website SKPD Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian cepatnya telah membawa dunia memasuki era baru yang lebih cepat dari yang pernah dibayangkan sebelumnya. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Loket Bus merupakan tempat dimana masyarakat yang akan memesan atau membeli suatu tiket untuk menggunakan sarana transportasi bus sebagai keperluan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada. Analisa dilakukan agar

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB III METODE DAN PERANCANGAN APLIKASI BAB III METODE DAN PERANCANGAN APLIKASI lain ; Dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang akan dicoba dilakukan antara 3.1. Desain dan Metode penelitian Desain penelitian ini adalah sebuah prototype direktori

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Rute jalur terpendek merupakan suatu persoalan untuk mencari lintasan menuju tempat ibadah yang dilalui dengan jumlah yang paling minimum. Maka

Lebih terperinci

Daftar Isi PETUNJUK PEMAKAIAN APLIKASI NOMOR POKOK PERPUSTAKAAN

Daftar Isi PETUNJUK PEMAKAIAN APLIKASI NOMOR POKOK PERPUSTAKAAN 1 Daftar Isi BAB 1... 3 PENDAHULUAN... 3 1.1 ALUR KERJA SI-NPP... 3 BAB 2... 4 MENJALANKAN APLIKASI SI-NPP... 4 2.1 MASUK KE APLIKASI SI-NPP... 4 2.2 MENU DALAM APLIKASI (NPP)... 4 2.2.1 Menu Informasi...

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi Kantor Kecamatan di Kota Medan masih menggunakan daftar tabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Lokasi Loket Bus di Kota Medan dapat dilihat sebagai berikut : IV.1.1. Hasil

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN SISTEM REGISTRASI NASIONAL USER UMUM

PETUNJUK PENGGUNAAN SISTEM REGISTRASI NASIONAL USER UMUM PETUNJUK PENGGUNAAN SISTEM REGISTRASI NASIONAL UNTUK USER UMUM Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia I. PENDAHULUAN Sistem Registrasi

Lebih terperinci

1. Halaman untuk member dan pengujung untuk melakukan pengupload/download. 2. Halaman pengupload/download dapat dikomentar.

1. Halaman untuk member dan pengujung untuk melakukan pengupload/download. 2. Halaman pengupload/download dapat dikomentar. BAB IV HASIL DAN IMPLEMENTASI 4.1 Hasil Hasil penelitian berupa website penelitian untuk mendukung kegiatan dosen dalam melaksanakan penelitian diluar daerah dengan adanya website penelitian maka dengan

Lebih terperinci

5. ESTIMASI STOK SUMBERDAYA IKAN BERDASARKAN METODE HIDROAKUSTIK

5. ESTIMASI STOK SUMBERDAYA IKAN BERDASARKAN METODE HIDROAKUSTIK 5. ESTIMASI STOK SUMBERDAYA IKAN BERDASARKAN METODE HIDROAKUSTIK Pendahuluan Sumberdaya perikanan LCS merupakan kontribusi utama yang sangat penting di tingkat lokal, regional dan internasional untuk makanan

Lebih terperinci

CENTER for Monitoring and Learning Development

CENTER for Monitoring and Learning Development Memiringkan teks Menebalkan teks Memotong teks yang dipilih Mengkopi teks yang dipilih Menyimpan pada halaman hasil teks yang dikopi/ di potong Mewarnai Teks Mewarnai latar belakan Teks Rata Kanan Teks

Lebih terperinci

Oleh : HARDHANI EKO SAPUTRO C SKRIPSI

Oleh : HARDHANI EKO SAPUTRO C SKRIPSI PENGUKURAN NILAI DAN SEBARAN TARGET STRENGTH IKAN PELAGIS DAN DEMERSAL DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM AKUSTIK BIM TERBAGI (SPLIT BEAM ACOUSTIC SYSTEM) DI LAUT A MFUM PADA BULAN OKTOBER-NOPEMBER 2003 Oleh :

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Analisa sistem sangat berguna untuk mengetahui gambaran umum mengenai sistem informasi geografis tempat pelayanan dan rehabilitasi

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Lifeform Karang Secara Visual Karang memiliki variasi bentuk pertumbuhan koloni yang berkaitan dengan kondisi lingkungan perairan. Berdasarkan hasil identifikasi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PENDAYAGUNAAN WEBSITE DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

PERATURAN BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PENDAYAGUNAAN WEBSITE DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PENDAYAGUNAAN WEBSITE DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, Menimbang

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 8 Peta lokasi penelitian.

3 METODE PENELITIAN. Gambar 8 Peta lokasi penelitian. 30 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini menggunakan data hasil survei akustik yang dilaksanakan oleh Balai Riset Perikanan Laut (BRPL), Dirjen Perikanan Tangkap, KKP RI pada bulan Juni

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. diidentifikasi lalu dicarikan solusinya. Dalam tahap ini akan diuraikan beberapa

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. diidentifikasi lalu dicarikan solusinya. Dalam tahap ini akan diuraikan beberapa BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Sistem Analisis sistem adalah proses menganalisa permasalahan untuk dipahami, diidentifikasi lalu dicarikan solusinya. Dalam tahap ini akan diuraikan beberapa

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari beberapa prosedur yang

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari beberapa prosedur yang BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Sistem Informasi Lahan Kosong Sistem adalah suatu jaringan kerja dari beberapa prosedur yang mana saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

Manual Penggunaan Sistem Pengeloalaan TBO. Untuk Pokjar, Karunika dan LPBAUSI

Manual Penggunaan Sistem Pengeloalaan TBO. Untuk Pokjar, Karunika dan LPBAUSI Manual Penggunaan Sistem Pengeloalaan TBO Untuk Pokjar, Karunika dan LPBAUSI 2013 SISTEM PENGELOLAAN TBO KARUNIKA... 2 1. Login Administrator Aplikasi TBO Karunika.... 2 2. Menu Dashboard.... 3 3. Menu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Ruang Lingkup Berdasarkan untuk memenui dan memudahkan kebutuhan penjualan dan pembelian, pembuatan web ini ditujukan untuk memudahkan pembeli dan penjual, dari berbagai

Lebih terperinci

Bab III. PERANCANGAN SISTEM

Bab III. PERANCANGAN SISTEM Bab III. PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Secara umum pengertian dari sistem adalah sekelompok elemen atau komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Elemen-elemen

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 35 8 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tahap analisis sistem yang berjalan in bertujuan untuk mencari informasi mengenai masalah yang ada guna mendapatkan

Lebih terperinci

PERBEDAAN KETEBALAN INTEGRASI DASAR PERAIRAN DENGAN INSTRUMEN HIDROAKUSTIK SIMRAD EY-60 DI PERAIRAN KEPULAUAN PARI

PERBEDAAN KETEBALAN INTEGRASI DASAR PERAIRAN DENGAN INSTRUMEN HIDROAKUSTIK SIMRAD EY-60 DI PERAIRAN KEPULAUAN PARI PERBEDAAN KETEBALAN INTEGRASI DASAR PERAIRAN DENGAN INSTRUMEN HIDROAKUSTIK SIMRAD EY-60 DI PERAIRAN KEPULAUAN PARI SANTI OKTAVIA SKRIPSI DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM. menggunakan referensi jurnal, e-book, dan artikel terkait.

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM. menggunakan referensi jurnal, e-book, dan artikel terkait. BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Studi Literatur Pada tahap ini, dilakukan pencarian referensi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi bengkel resmi sepeda motor yamaha di kota medan masih bersifat

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Kapal Survei dan Instrumen Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Kapal Survei dan Instrumen Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari Ekspedisi Selat Makassar 2003 yang diperuntukkan bagi Program Census of Marine Life (CoML) yang dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III. 1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi geografis letak lokasi baliho di Kota Medan, yakni menganalisis

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil 5.1.1 Penyebaran target strength ikan Target strength (TS) sangat penting dalam pendugaan densitas ikan dengan metode hidroakustik karena untuk dapat mengetahui ukuran

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN SISTEM REGISTRASI NASIONAL TIM PENDAFTARAN

PETUNJUK PENGGUNAAN SISTEM REGISTRASI NASIONAL TIM PENDAFTARAN PETUNJUK PENGGUNAAN SISTEM REGISTRASI NASIONAL UNTUK TIM PENDAFTARAN Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia I. PENDAHULUAN Sistem Registrasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN APLIKASI PROFILE BERBASIS WEB. 3.1 Sekilas Tentang Perancangan Aplikasi Web Profile

BAB III PERANCANGAN APLIKASI PROFILE BERBASIS WEB. 3.1 Sekilas Tentang Perancangan Aplikasi Web Profile BAB III PERANCANGAN APLIKASI PROFILE BERBASIS WEB 3.1 Sekilas Tentang Perancangan Aplikasi Web Profile Aplikasi web adalah suatu aplikasi yang diakses menggunakan web browser melalui suatu jaringan internet

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. komentar dari user lain. Microblogging juga merupakan media pertukaran informasi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. komentar dari user lain. Microblogging juga merupakan media pertukaran informasi BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Rekayasa Sistem Microblogging merupakan sebuah situs yang menampilkan beberapa komentar dari user yang selalu diperbaharui ( update ) secara kontinyu yang berisi beberapa

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PROFIL KABUPATEN KULON PROGO BERBASIS WEB Oleh : Nur Akhwan ( )

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PROFIL KABUPATEN KULON PROGO BERBASIS WEB Oleh : Nur Akhwan ( ) SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PROFIL KABUPATEN KULON PROGO BERBASIS WEB Oleh : Nur Akhwan (12090672) A. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya internet telah menyebabkan proses pertukaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dari aplikasi sistem informasi geografis letak lokasi taxi di Kota Medan. IV.1.1. Tampilan Menu Utama Tampilan menu utama dapat

Lebih terperinci

Petunjuk Penggunaan Moodle Bagi Pengajar

Petunjuk Penggunaan Moodle Bagi Pengajar Petunjuk Penggunaan Moodle Bagi Pengajar 1. Membuka Situs E-Learning Unsyiah Arahkan browser pada alamat situs e-learning Unsyiah: http://unsyiah.inherent-dikti.net/e-learning-unsyiah/. 2. Login Masukkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Rute jalur terpendek merupakan suatu persoalan untuk mencari lintasan menuju toko Majestyk yang dilalui dengan jumlah yang paling minimum. Maka

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... 0 KATA PENGANTAR... 3 BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI... 0 KATA PENGANTAR... 3 BAB I PENDAHULUAN... 0 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 0 KATA PENGANTAR... 3 BAB I PENDAHULUAN... 4 1. FRONTEND... 4 A. Profil... 5 a. Visi dan Misi... 5 b. Sejarah... 6 c. AD/ART... 6 d. Hymne/Mars... 7 e. Susunan Pengurus... 7

Lebih terperinci

Gambar 6.1 Tampilan Utama Website

Gambar 6.1 Tampilan Utama Website BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Hasil Karya Dari berbagai tahap-tahap yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat dihasilkan sebuah Website Altagrave Sebagai Media Penjualan Buku Menggunakan Php yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Melihat kebutuhan akan informasi tentang Lokasi Bimbingan Belajar merupakan hal yang penting bagi setiap masyarakat yang ingin mengetahui

Lebih terperinci

Gambar 8. Lokasi penelitian

Gambar 8. Lokasi penelitian 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Januari-3 Februari 2011 yang di perairan Pulau Gosong, Pulau Semak Daun dan Pulau Panggang, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem yang berjalan saat ini belum tersedia adanya informasi untuk lokasi Bimbel BT/BS yang ada di kota Medan, dimana informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Di Kota Medan pencarian suatu lokasi service center perangkat komputer selama ini masih dilakukan secara manual yaitu dengan cara bertanya kepada

Lebih terperinci

Bab III. PERANCANGAN SISTEM

Bab III. PERANCANGAN SISTEM Bab III. PERANCANGAN SISTEM 3.1. Ruang Lingkup Website Berdasarkan kebutuhan masyarakat akan Informasi berita website berita ini dirancang menjadi 3 fungsi utama secara langsung bedasarkan penguna : a.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Sesuai dengan topik yang diajukan penulis yaitu Aplikasi Rapor Siswa

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Sesuai dengan topik yang diajukan penulis yaitu Aplikasi Rapor Siswa BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Sesuai dengan topik yang diajukan penulis yaitu Aplikasi Rapor Siswa berbasis Web pada SD Muhammadiyah 6 Gadung, maka penulis menganalisis bagaimana proses terjadinya pembuatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan adalah adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui jalur pendidikan, pemerintah berupaya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi restoran garuda garuda di kota medan masih bersifat manual, banyaknya kendala

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI ALUMNI BERBASIS WEB (STUDI KASUS STMIK PRINGSEWU)

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI ALUMNI BERBASIS WEB (STUDI KASUS STMIK PRINGSEWU) PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI ALUMNI BERBASIS WEB (STUDI KASUS STMIK PRINGSEWU) SYAHRUL REZA Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer Pringsewu Lampung, Jl. Wismarini No.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi Apotik 24 Jam di Kota Medan masih bersifat manual, banyaknya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Melihat kebutuhan akan informasi tentang Lokasi Penjualan Makanan cepat saji KFC, Pizza Hut, dan McDonald s merupakan hal yang penting

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK 34 BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK 4.1. Evaluasi Sistem Yang Berjalan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan serta diskusi dengan pembimbing Kerja Praktek, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 17 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 211, sedangkan survei data dilakukan oleh pihak Balai Riset Perikanan Laut (BRPL) Departemen

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Pasar di Kota Medan, masih bersifat manual, yaitu untuk pencarian

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Nilai Target Strength (TS) Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) Nilai target strength (TS) merupakan parameter utama pada aplikasi metode akustik dalam menduga kelimpahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis sistem merupakan tahap yang bertujuan untuk memahami sistem, mengetahui kekurangan sistem, dan menentukan kebutuhan dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. singkat keterangan flowchart tersebut adalah sebagai berikut. User yang mengunjungi

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. singkat keterangan flowchart tersebut adalah sebagai berikut. User yang mengunjungi BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Sistem Informasi KUA 4.1.1 Flowchart 4.1.1.1 Flowchart Sistem Untuk User Flowchart untuk user atau pengunjung dapat dilihat pada gambar 4.1. Secara singkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama bulan Februari-Mei 2013 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

PANDUAN. SisPenA S/M. Untuk Sekolah. Sistem Informasi Penilaian Akreditasi Badan Akreditasi Nasional Sekolah / Madrasah

PANDUAN. SisPenA S/M. Untuk Sekolah. Sistem Informasi Penilaian Akreditasi Badan Akreditasi Nasional Sekolah / Madrasah PANDUAN SisPenA S/M Untuk Sekolah Sistem Informasi Penilaian Akreditasi Badan Akreditasi Nasional Sekolah / Madrasah 1 H a l a m a n Tutorial ini akan memberikan pemahaman kepada Sekolah bagaimana menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Teknologi berbasis komputer, kini telah merambah hampir seluruh sisi kehidupan manusia. Berbagai disiplin ilmu telah memanfaatkan teknologi ini

Lebih terperinci

Manual Book Penggunaan CMS. Website Portal Berita Antara Bogor (Untuk Administrator)

Manual Book Penggunaan CMS. Website Portal Berita Antara Bogor (Untuk Administrator) Manual Book Penggunaan CMS Website Portal Berita Antara Bogor (Untuk Administrator) Created By W3B-PROJECT TEAM @2011 Penjelasan Umum CMS (Content Management System) merupakan fasilitas yang disediakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS CAHAYA DENGAN KEKERUHAN PADA PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS CAHAYA DENGAN KEKERUHAN PADA PERAIRAN TELUK AMBON DALAM HBNGAN ANTARA INTENSITAS CAHAYA DENGAN KEKERHAN PADA PERAIRAN TELK AMBON DALAM PENDAHLAN Perkembangan pembangunan yang semakin pesat mengakibatkan kondisi Teluk Ambon, khususnya Teluk Ambon Dalam (TAD)

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Sedimen adalah kerak bumi (regolith) yang ditransportasikan melalui proses

2. TINJAUAN PUSTAKA. Sedimen adalah kerak bumi (regolith) yang ditransportasikan melalui proses 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sedimen Dasar Laut Sedimen adalah kerak bumi (regolith) yang ditransportasikan melalui proses hidrologi dari suatu tempat ke tempat yang lain, baik secara vertikal maupun secara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem adalah suatu ilmu yang digunakan untuk memecahkan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem adalah suatu ilmu yang digunakan untuk memecahkan 51 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis sistem adalah suatu ilmu yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan beberapa tindakan. Dalam ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1. DESKRIPSI SISTEM Sistem yang dibuat adalah sistem pemesanan tiket online PSS Sleman berbasis web mobile. Web ini menyediakan informasi pertandingan yang akan berlangsung

Lebih terperinci

: Untuk mencatat semua transaksi yang terjadi. : nama_barang, warna, ukuran, harga, jumlah. 3. Nama Dokumen : Laporan Barang Masuk

: Untuk mencatat semua transaksi yang terjadi. : nama_barang, warna, ukuran, harga, jumlah. 3. Nama Dokumen : Laporan Barang Masuk 64 2. Nama Dokumen : Laporan Bulanan Deskripsi Fungsi Rangkap Atribut : Dokumen yang berisi hasil penjualan setiap bulan. : Untuk mencatat semua transaksi yang terjadi. : Satu : nama_barang, warna, ukuran,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Kota medan memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit, dimana mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa, Melayu dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tahap analisis sistem yang berjalan ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai sistem yang ada guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis sistem yang berjalan merupakan suatu gambaran tentang sistem yang diamati yang sedang berjalan saat ini, sehingga kelebihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 23 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Permasalahan kemacetan arus lalu lintas kota Medan yang memadati ruas jalan-jalan dikarenakan tingkat pemakaian jalan yang

Lebih terperinci

4. HUBUNGAN ANTARA DISTRIBUSI KEPADATAN IKAN DAN PARAMETER OSEANOGRAFI

4. HUBUNGAN ANTARA DISTRIBUSI KEPADATAN IKAN DAN PARAMETER OSEANOGRAFI 4. HUBUNGAN ANTARA DISTRIBUSI KEPADATAN IKAN DAN PARAMETER OSEANOGRAFI Pendahuluan Ikan dipengaruhi oleh suhu, salinitas, kecepatan arus, oksigen terlarut dan masih banyak faktor lainnya (Brond 1979).

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), masih bersifat manual, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Implementasi Sistem Sistem Informasi File Sharing di buat melalui beberapa fase perancangan yaitu perancangan context diagram, data flow diagram, entity relationship diagram,

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. (user) dan fungsinya, diagram alir sistem, perancangan basis data,

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. (user) dan fungsinya, diagram alir sistem, perancangan basis data, BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Deskripsi Sistem Komponen yang diperlukan untuk menganalisis kebutuhan dari objek yang dibangun antara lain sistem pendukung. Pengguna (user) dan fungsinya, diagram

Lebih terperinci

4. HASIL PEMBAHASAN. Sta Latitude Longitude Spesies Keterangan

4. HASIL PEMBAHASAN. Sta Latitude Longitude Spesies Keterangan 4. HASIL PEMBAHASAN 4.1 Data Lapangan Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan dengan melakukan penyelaman di lokasi transek lamun, ditemukan 3 jenis spesies lamun yakni Enhalus acoroides, Cymodocea

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Analisa Sistem Dalam melakukan sebuah analisa sistem penulis melakukan wawancara ke salah satu objek yang diambil dalam sebuah penelitian untuk proses pengembangan

Lebih terperinci