BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 25 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Produk Setiap orang mempunyai masalah yang berbeda pada kulit wajahnya. Masker Wajah BEAUTYBELLE diproduksi untuk membantu permasalahan pada kulit wajah dengan kandungan zat aktif di dalamnya. Kandungan karbon pada arang aktif membantu proses detoksifikasi pada permukaan kulit wajah. Fungsi detoksifikasi adalah mengeluarkan toksik dan zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Arang aktif juga mengandung mineral yang menyehatkan kulit wajah. Tepung beras berfungsi sebagai scrub yang mengandung amylum, vitamin A dan B yang dapat membantu mencerahkan kulit wajah, mengangkat sel kulit mati, serta menyamarkan noda hitam dan bekas jerawat. Kandungan vitamin dan antioksidan pada madu dapat menutrisi kulit, membantu menghaluskan kulit serta menangkal radikal bebas. Masker wajah BEAUTYBELLE merupakan alternatif perawatan kulit wajah secara alami. BEAUTYBELLE terbuat dari bahan alam yang mudah didapatkan di lingkungan sekitar dan tidak mempunyai efek samping yang berarti. Hidup pada jaman yang selalu menuntut segalanya berlangsung cepat dan dinamis, membuat aktivitas menumpuk sehingga waktu untuk merawat tubuh semakin sedikit. Masker wajah BEAUTYBELLE diproduksi dalam sediaan pasta yang sangat mudah diaplikasikan pada semua jenis kulit dan mudah dibersihkan, sehingga sangat cocok sekali dengan gaya hidup sekarang. Tren gaya hidup sehat dan back to nature merupakan peluang pasar yang cukup bagus dalam pengembangan usaha masker wajah BEAUTYBELLE. B. Bahan Baku Produksi 1. Pemilihan Bahan Baku a) Arang Aktif 25

2 26 Menurut Siti (2014) arang aktif merupakan senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Arang aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu. Karbon aktif disusun oleh atom-atom C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi heksagonal datar dengan satu atom C pada setiap sudutnya yang luas permukaan berkisar antara 300 m2/g hingga 3500 m/g dan ini berhubungan dengan struktur pori internal sehingga mempunyai sifat sebagai adsorben (Meilita Taryana, 2002). Arang aktif tidak hanya mengandung atom karbon saja, tetapi juga mengandung sejumlah kecil oksigen dan hidrogen yang terikat secara kimia dalam bentuk gugus-gugus fungsi yang bervariasi, misalnya gugus karbonil (CO), karboksil (COO), fenol, lakton, dan beberapa gugus eter. Arang aktif merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing-masing berikatan secara kovalen, dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non polar. Selain komposisi dan polaritas, struktur pori juga merupakan faktor yang penting diperhatikan. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar, dengan demikian kecepatan adsorpsi bertambah. Untuk meningkatkan kecepatan adsorpsi, dianjurkan agar menggunakan arang aktif yang telah dihaluskan. Arang aktif yang digunakan sebagai bahan baku masker berasal dari arang tempurung kelapa. Arang yang masih berbentuk granul kemudian dihaluskan menjadi bentuk serbuk. Arang tempurung kelapa merupakan salah satu arang aktif dengan kemampuan adsorbsi yang baik dibandingkan dengan arang dari kayu maupun batu bara. Namun apabila sulit menemukan arang aktif dari tempurung kelapa, dapat digantikam dengan arang dari sekam padi.

3 27 Arang aktif biasanya didapatkan dari toko bahan kimia atau apotik tertentu. Guna membedakan arang biasa dan arang aktif di pasaran dapat dilakukan dengan cara mengecek kejernihan air, misalnya dua gelas berisi air sirup yang sama lalu diberi arang aktif dan arang biasa, arang aktif akan menyebabkan warna sirup menjadi memudar atau semakin jernih tetapi arang biasa tidak merubah apapun. Selain itu apabila dilihat secara visual arang aktif tampak lebih berkilau. Kandungan senyawa karbon dan mineral dalam arang aktif memberikan banyak manfaat bagi kesehatan dan kebersihan kulit wajah. Berdasarkan manfaat dari senyawa karbon tersebut, arang aktif mempunyai fungsi detoksifikasi pada kulit wajah, karena arang aktif menarik bakteri, racun, bahan kimia, dan kotoran pada permukaan kulit (Anonim, 2017). Detoksifikasi pada wajah oleh arang aktif dapat membantu untuk menyembuhkan jerawat. Detoksifikasi wajah merupakan penyerapan kotoran dan racun dari wajah, racun dan kotoran tersebut nantinya akan dikeluarkan bersama jerawat, sehingga jerawat yang baru muncul di wajah akan cepat matang. Jerawat yang sudah matang pada akhirnya akan mudah mengering dan mengelupas. Kandungan mineral pada arang aktif juga mempunyai manfaat bagi kulit wajah, karena dapat menyehatkan dan menghaluskan kulit wajah. Namun, penggunaan arang yang berlebihan dapat membuat kulit menjadi kering karena kulit mengalami dehidrasi, akibat kandungan air dalam kulit ikut terserap. b) Tepung Beras Beras kaya akan vitamin B, juga mengandung sedikit lemak dan mineral. Protein yang terdapat di dalam tepung beras lebih tinggi dari pada pati beras yaitu tepung beras sebesar 5,2-6,8% dan pati beras 0,2-0,9% (Inglett dan Munk, 1980; Singh, et al., 2000). Menurut Nirmala (2012) dalam Sulistianingrum (2014), tepung beras sangat berkhasiat sebagai bahan dasar masker kulit wajah, karena mengandung amilosa, amilopektin, hydralized amylum/dekstrin,

4 28 gamma oryzanol dan asam kojik yang dapat mencerahkan kulit sebagai hasil dari fermentasi amilum selama perendaman. Selain bermanfaat membantu mencerahkan kulit, tepung beras juga dapat berfungsi sebagai peeling. Peeling adalah proses pengelupasan kulit mati pada wajah. Tepung beras membantu mengangkat sel kulit mati yang menumpuk yang dapat menyebabkan wajah menjadi kusam. Sel kulit mati yang tertimbun di dalam wajah menyebabkan pori-pori wajah tersumbat, sehingga dapat memicu munculnya noda hitam dan jerawat. Masalah kulit wajah yang kompleks tersebut dapat menyebabkan penuaan dini, karena sirkulasi darah pada wajah tidak lancar sehingga menyebabkan kerutan di wajah. Tepung beras juga bermanfaat menyamarkan noda hitam dan bekas jerawat, serta meratakan warna kulit wajah. Dilansir dari Boldsky.com (21/5/2017) masker tepung beras dapat membantu menghilangkan kerutan dan garis-garis halus di wajah, menghilangkan bintik-bintik hitam, bekas luka, dan kulit kusam. Beras dengan berbagai varietas memiliki komposisi penyusun yang berbeda-beda, terutama kandungan amilosa-amilopektin beras tersebut. Secara umum varietas beras dapat digolongkan ke dalam 3 golongan yang berdasarkan pada kandungan amilosanya yaitu : golongan amilosa rendah, sedang dan tinggi. Beras dengan golongan amilosa rendah mempunyai kandungan amilosa persen, misalnya beras cisadane dengan kandungan amilosa 20 persen. Apabila kandungan beras tersebut antara persen maka dapat digolongkan ke dalam amilosa sedang, contohnya adalah beras IR 64 dengan kandungan amilosa 24 persen, dan golongan amilosa tinggi dengan kandungan amilosa persen, contohnya adalah beras IR 36 dengan kandungan amilosa 25 persen. Beras yang digunakan sebagai bahan baku adalah varietas IR-64 yang termasuk kategori amilosa sedang. Kadar amilosa-amilopektin berhubungan dengan asam kojik yang dihasilkan beras hasil dari proses perendaman beras.

5 29 Asam kojik diketahui bermanfaat dalam mencerahkan kulit wajah, menghilangkan bekas jerawat dan noda hitam serta melindungi wajah dari radiasi sinar UV. Penggunaan beras varietas IR-64 karena lebih banyak dijumpai dan harganya cukup terjangkau. c) Madu Menurut Yeni, et all (2015), madu mengandung mineral berupa kalsium, magnesium, yodium, besi fosfor, dan seng. Vitamin-vitamin yang terdapat dalam madu adalah thiamin (B1), riboflavin (B2), asam askorbat (C), piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat,biotin, asam folat dan vitamin K. Vitamin C yang terkandung dalam madu inilah yang berkhasiat sebagai antioksidan (Suranto, 2004). Antioksidan mempunyai manfaat sebagai penangkal radikal bebas juga mencegah penuaan dini. Madu banyak digunakan sebagai salah satu bahan produk kecantikan untuk perawatan kulit seperti sabun, krim, lotion, yang dikenal dapat membuat kulit menjadi halus, menutrisi kulit, dan menjaga kelembaban kulit (Yeni et all, 2015). Manfaat madu akan lebih efektif daripada penggunaan krim wajah atau minyak wajah karena disamping dapat melembabkan kulit dapat pula memberikan gizi pada kulit. Sifat madu yang higroskopis dapat menyerap sekresi dan lemak dari kulit, disamping mengandung senyawa inhibine yang dapat bekerja sebagai desinfektan. Praktek masker wajah dengan madu, menyebabkan kulit wajah menjadi halus, menghilangkan noda-noda di wajah serta sehat bagi kulit. Madu yang digunakan sebagai bahan baku adalah madu multiflora dengan merk Asy-Syifa madu Kalimantan. Madu multiflora atau madu poliflora merupakan madu yang sumber nektar dari berbagai jenis tanaman, contohnya madu Nusantara, madu Sumbawa dan madu Kalimantan. Madu yang digunakan adalah madu murni, pengecekan kemurnian dapat dilakukan dengan cara meneteskan madu ke dalam segelas air. Madu murni akan langsung sampai ke dasar gelas ketika diteteskan, sedangkan madu yang tidak murni akan tercampur ke dalam air,

6 30 dengan cara lain yaitu meneteskan madu diatas kertas Koran dimana madu murni tidak akan langsung meresap ke dalam kertas sedangkan madu tidak murni langsung meresap. Madu dapat mengangkat kotoran dan minyak pada permukaan kulit tanpa membuat kulit kering. Madu memiliki PH yang bersifat asam sekitar 3.9 sehingga tidak akan menggangu PH alami kulit (PH alami kulit bersifat asam berkisar antara 3.5 sampai 5.5). Madu sangat lembut pada kulit sehingga tidak akan mengiritasi kulit yang sangat sensitif sekalipun. Madu baik untuk segala jenis kulit karena sifatnya yang melembabkan bagus untuk kulit yang kering, yang sekaligus juga dapat menyeimbangkan minyak berlebih pada kulit yang berminyak. Madu mengandung antiseptik yang dapat membunuh bakteri penyebab jerawat sehingga dapat membantu mengatasi jerawat dan mencegah jerawat. 2. Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Bahan baku pembuatan masker wajah BEAUTYBELLE Herb Black Mask adalah arang aktif, tepung beras, dan madu. Ketiga bahan tersebut mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Arang aktif diperoleh dari Toko Agung Jaya yang beralamatkan di Jalan Yosodipuro Surakarta dengan nama kimia karbon aktif/activated carbon/active charcoal. Tepung beras diperolah dengan cara menepungkan sendiri, beras menjadi tepung beras. Beras yang digunakan diperoleh dari warung kelontong di sekitar rumah penulis. Madu diperoleh dari Griya Herbal Hana yang beralamatkan di Jalan Lawu km.430, Karanganyar. Bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan yang terjamin kualitasnya dengan parameter diperoleh dari sumber yang tepat dan tidak kadaluwarsa. 3. Pengendalian Mutu Bahan Baku Bahan baku yang digunakan harus tepat jenis dan sumbernya. Arang aktif yang digunakan merupakan hasil aktivasi arang tempurung kelapa. Beras yang digunakan merupakan beras yang terjamin kualitasnya, warnanya putih bersih, tidak rapuh, tidak berbau tengik, dan tidak

7 31 terdapat kutu.madu yang digunakan adalah madu murni dengan merk Asy-Syifa yang merupakan madu hasil lebah multiflora dari hutan Kalimantan. Multiflora berarti madu yang dihasilkan tidak hanya bersumber dari satu tanaman saja, melainkan dari beragam jenis tanaman yang ada di hutan. Madu multiflora lebih banyak kandungan gizinya karena berbagai tanaman di hutan memiliki kandungan yang beragam, baik dari tanaman bunga, buah, kayu, maupun tanaman obat. Bahan baku yang telah siap disimpan pada tempat yang kering dan sejuk untuk menghindari kontaminasi, contohnya tumbuh jamur dan mikroba. C. Proses Produksi 1. Persiapan Bahan Baku a) Arang Aktif Arang aktif yang digunakan untuk bahan masker adalah berupa serbuk. Arang aktif yang didapatkan dari toko Agung Jaya masih berupa granul berukuran besar, sehingga membutuhkan perlakuan lebih lanjut untuk menjadi bentuk serbuk. Berikut tahapan proses pembuatan serbuk arang aktif: 1) Menimbang granul arang aktif sesuai kebutuhan satu kali produksi yaitu sebanyak 200 gram dengan menggunakan timbangan digital Gambar 4. Proses Penimbangan Arang Aktif 2) Menghaluskan granul arang aktif dengan menggunakan bantuan alu lumpang. Arang aktif ditumbuk sedikit demi sedikit hingga halus.

8 32 Gambar 5. Proses Penghalusan Arang Aktif dengan Alu Lumpang 3) Mengayak arang aktif yang telah menjadi serbuk menggunakan ayakan agar ukuran partikelnya seragam dan memudahkan proses selanjutnya. Gambar 6. Proses Pengayakan Serbuk Arang Aktif 4) Menyimpan serbuk arang aktif yang telah lolos ayakan ke dalam toples penyimpanan. b) Tepung Beras Tepung beras yang digunakan diolah sendiri dengan cara menepungkan beras secara manual dengan menggunakan lumpang alu. Berikut tahapan persiapan tepung beras: 1) Menimbang beras sesuai kebutuhan produksi yaitu sebanyak 500 gram

9 33 Gambar 7. Proses Penimbangan Beras 2) Membersihkan beras dari kotoran yang ada seperti kerikil, kulit biji beras, atau bahan asing lain yang tidak diperlukan, 3) Mencuci beras dengan air yang mengalir, bertujuan agar kotoran yang masih melekat pada beras dapat terlarut dibawa air. Gambar 8. Proses Pencucian Beras 4) Merendam beras selama ± 8 jam, agar beras menjadi lebih lunak dan memudahkan proses selanjutnya, yaitu proses penepungan. Gambar 9. Proses Perendaman Beras 5) Meniriskan beras yang telah direndam, menghaluskan beras dengan alu lumpang agar menjadi serbuk atau tepung beras.

10 34 Gambar 10. Proses Penepungan Beras dengan Alu Lumpang 6) Mengayak tepung beras dengan ayakan agar ukurannya seragam dan mudah digunakan untuk proses selanjutnya. Gambar 11. Proses Pengayakan Tepung Beras 7) Menyimpan tepung beras ke dalam toples c) Madu Madu yang digunakan merupakan madu murni siap pakai sehingga tidak memerlukan tahap pre treatment bahan baku. Gambar 12. Madu Murni Siap Pakai 2. Tahap Proses Produksi Proses pembuatan masker hitam diawali dari proses penimbangan serbuk arang aktif sebanyak 200 gram dan tepung beras sebanyak 500

11 35 gram. Perbandingan komposisi bahan baku antara arang aktif dan tepung beras adalah 2:5 dengan asumsi bahwa tepung beras merupakan bahan dasar pembuatan masker sehingga jumlahnya lebih banyak. Tepung beras juga berfungsi sebagai scrub yang bermanfaat untuk membersihkan kotoran dan mengangkat sel kulit mati. Gambar 13. Proses Penimbangan Serbuk Arang Aktif Gambar 14. Proses Penimbangan Tepung Beras Tahap selanjutnya yaitu mencampur serbuk arang aktif dan tepung beras hingga merata. Campuran kedua bahan tersebut lalu dicampur dengan madu sebanyak 200 gr sedikit demi sedikit hingga homogen. Kehomogenan ditandai dengan bentuk fisik masker yang kental berbentuk pasta dan lengket.

12 36 Gambar 15. Proses Pencampuran Serbuk Arang Aktif dan Tepung Beras Gambar 16. Proses Pencampuran Serbuk Arang Aktif, Tepung Beras, dan Madu. Masker yang sudah jadi selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah kemasan masker gram. Kemasan lalu disegel dengan menggunakan alumunium foil. Alumunium foil direkatkan dengan cara memasang alumunium foil sesuai ukuran pada leher pot lalu di press dengan menggunakan tutup kemasan. Penyegelan bertujuan agar kualitas produk terjaga dan masker tidak mudah tumpah. Penyegelan juga mempercantik kemasan masker, karena terlihat bersih dan rapi. Kemasan selanjutnya ditutup hingga rapat.

13 37 Gambar 17. Pengemasan Masker ke dalam Wadah Kemasan Masker gram Gambar 18. Penyegelan Kemasan dengan Alumunium Foil Masker yang telah dikemas selanjutnya diberi penanda berupa label. Label berisi informasi penting berkaitan dengan produk. Label mencamtumkan beberpa informasi seperti, nama produk, cara pakai, aturan pakai, tanggal kadaluwarsa, dan sebagainya. Penentuan tanggal kadaluwarsa berdasarkan pengamatan secara organoleptik selama ± 4 minggu dalam suhu ruang, sedangkan dalam lemari pendingin hampir 2 bulan. Pada dasarnya produk dari alam mempunyai masa simpan yang relatif lama, yaitu minimal 6 bulan lamanya.

14 38 Gambar 19. Pemberian Label pada Kemasan Gambar 20. Produk Jadi BEAUTYBELLE 3. Pengemasan Definisi pengemasan secara sederhana menurut (Tjiptono, 1997:106) adalah sarana yang membawa produk dari produsen ke tempat pelanggan atau pemakai dalam keadaan yang memuaskan. Bahan kemasan harus memiliki beberapa sifat komersial agar dapat difungsikan dengan baik,yang antara lain: harus dapat mewadahi produk, harus dapat melindungi produk, harus dapat menjual produk dan biaya-biaya bahan pengemasan tersebut ditinjau secara keseluruhan adalah wajar dan otomatis. a) Kemasan Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. Untuk suatu produk. Tujuan penggunaan kemasan antara lain: a. Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar/isi, dan sebagainya.

15 39 b. Memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya supaya tidak tumpah, c. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi kembali (refill) atau untuk wadah lain. d. Memberikan daya tarik (promotion), yaitu aspek artistic, warna, bentuk maupun desainnya. e. Sebagai identitas (image) produk, misalnya berkesan kokoh/awet, lembut, atau mewah. f. Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung, dan ditangani. g. Informasi (labeling), yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas. h. Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang. (Tjiptono, 1997:106). Gambar 21. Wadah Kemasan Masker Kemasan BEAUTYBELLE adalah wadah kemasan masker lulur dan standar ukuran 50 gram berwarna putih bersih yang diperoleh dari Toko Cipta Kimia yang beralamatkan di JL Yos Sudarso No.244, Solo. Wadah kemasan masker tersebut sudah memenuhi tujuan dari proses pengemasan. Kemasan BEAUTYBELLE mampu melindungi produk dari kerusakan, mudah digunakan, reusable, mudah didistribusikan, dan awet. b) Labelling

16 40 Salah satu daya tarik yang dapat ditonjolkan dari sebuah produk adalah kemasannya. Kekuatan desain kemasan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap keputusan pembelian karena desain kemasan yang unik memiliki daya tarik tersendiri bagi para konsumen. Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang ditempelkan pada produk. Gambar 22. Label Kemasan BEAUTYBELLE Brand Label pada kemasan yaitu BEAUTYBELLE merupakan nama merk dari produk masker wajah. Brand label diletakkan di sisi depan dengan posisi center agar mudah dilihat dan dibaca. Bagian sisi depan label berisi konten gambar komposisi bahan, slogan all you need is, dan berat bersih produk. Backgroud label berwarna hitam sesuai dengan tagline produk yaitu Herb Black Mask dengan kombinasi warna gold di sekelilingnya menambah kesan elegan label kemasan, slogan all you need is bertujuan bahwa produsen mempunyai harapan produk BEAUTYBELLE merupakan salah satu barang yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen secara keseluruhan. Label pada sisi belakang mencantumkan konten berupa informasi produk meliputi, manfaat produk, cara pakai, aturan pakai,

17 41 komposisi, tanggal kadaluwarsa, layanan konsumen, dan nama produsen. Desain label kemasan tersebut terlihat unik, mewah, dan elegan karena jarang sekali produk masker wajah yang mengenakan label berwarna hitam, kebanyakan berwarna putih atau warna cerah lainnya. Desain yang eyecatching tersebut mampu menarik minat para konsumen untuk membeli karena merasa penasaran dan ingin mencoba produk BEAUTYBELLE. 4. Evaluasi Sediaan a) Organoleptik Secara organoleptik sediaan masker wajah BEAUTYBELLE berwarna hitam legam dan agak berkilau, karena dipengaruhi oleh kilau madu. Masker berbentuk pasta yang kental dengan scrub di dalamnya. Masker beraroma khas arang dan madu, sehingga terkesan manis. b) Lama Waktu Sediaan Mengering Lama waktu mengering ditentukan dengan cara mengoleskan masker pada punggung tangan sampai mengering, dan dihitung jangka waktu mengeringnya. Setelah beberapa waktu didapatkan waktu mengering selama 30 menit untuk kering secara sempurna. D. Pemasaran Pemasaran adalah suatu kegiatan sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler 1997). 1. Strategi Pemasaran a) Produk Menurut Daryanto (2013:52), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Konsep lain produk adalah apapun yang dapat ditawarkan pada pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan

18 42 merek (Widiyono dan Pakkanna, 2013:137). Produk Masker Wajah BEAUTYBELLE adalah inovasi baru masker alami dengan kombinasi bahan alam dari arang aktif, tepung beras, dan madu. Kombinasi ketiga bahan alam tersebut memberikan banyak manfaat bagi wajah. Setiap orang mempunyai masalah yang berbeda pada kulit wajahnya. Masker wajah BEAUTYBELLE diproduksi untuk membantu permasalahan pada kulit wajah dengan kandungan zat aktif di dalamnya. Masker wajah BEAUTYBELLE dapat diaplikasikan pada semua jenis kulit baik kulit normal,kering, maupun berminyak. Sediaan fisik masker dalam bentuk pasta memudahkan para konsumen untuk langsung mengaplikasikannya pada kulit wajah tanpa harus mencampur dengan air terlebih dulu seperti masker pada umumnya. Wadah kemasan masker yang ekonomis dan fleksibel sehingga mudah dibawa kemana-mana. Kemasan juga dilengkapi dengan segel yang berfungsi menjaga kualitas produk dan mencegah produk agar tidak mudah tumpah. Desain kemasan yang eye catching mampu menarik minat pembeli dari kalangan pria maupun wanita, remaja maupun tua untuk membeli produk masker wajah BEAUTYBELLE. Masker wajah dari bahan alam ini selain aman digunakan juga sangat ekonomis. b) Price (Harga) Daryanto (2013:62) mendefinisikan harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau sejumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk. Harga masker wajah BEAUTYBELLE sebesar Rp ,00, harga tersebut berdasarkan perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) ditambah dengan keuntungan. Harga Pokok Produksi produk sebesar sekian ditambah dengan keuntungan yang diharapkan agar tidak mengalami kerugian. Harga tersebut merupakan harga yang relatif standar jika dibandingkan dengan harga yang berlaku di pasaran. Harga masker wajah BEAUTYBELLE sebesar

19 43 Rp ,00, merupakan harga yang cukup terjangkau bagi semua kalangan. c) Promosi Menurut Tjiptono (2008:219), promosi adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Istilah lainnya promosi merupakan teknik-teknik atau berbagai cara yang dirancang untuk menjual produk atau pesan yang disampaikan perusahaan kepada konsumen tentang produknya, menurut Widiyono dan Pakkanna (2013:148). Promosi penjualan masker wajah BEAUTYBELLE dilakukan secara online dan offline. Secara online dengan menggunakan media sosial seperti facebook, instagram, dan aplikasi chat seperti whatsapp dan bbm. Secara offline promosi dilakukan secara langsung kepada calon konsumen di sekitar rumah penulis dan mahasiswa sekitar Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pemasaran secara online sangat efisien karena informasi berkenaan dengan produk dapat menyebar secara luas dengan lebih cepat, sehingga dapat menjangkau pembeli kapanpun dan dimanapun. Pemasaran secara offline atau secara langsung juga tidak kalah efektif karena produsen dapat secara langsung mengutarakan spesifikasi dan keunggulan produk untuk meyakinkan calon konsumen. Pemasaran dari mulut ke mulut berdasarkan testimoni para konsumen sangat membantu penjualan produk, karena calon konsumen yang baru lebih yakin untuk membeli karena sudah terdapat bukti nyata. Produk masker wajah BEAUTYBELLE sebanyak 20 buah dapat terjual habis dalam waktu ± 14 hari secara online dan offline.

20 44 Gambar 23. Pemasaran/ Promosi via Whatsapp Gambar 24. Respon Konsumen Order via Whatsapp

21 45 Gambar 25. Promosi dan Respon Konsumen via Media Sosial Instagram d) Distribusi (Place) Menurut Daryanto (2013:100), distribusi adalah saluran yang dipakai oleh produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen, baik berpindahnya hak (penguasaan) hingga pemindahan barang maupun hanya pemindahan hak kepemilikannya. Produk masker wajah BEAUTYBELLE dipasarkan di lingkungan sekitar rumah produsen, lingkungan kampus UNS Surakarta, dan lingkungan Karanganyar. Distribusi di sekitar kampus UNS Surakarta dan Karanganyar dilakukan dengan cara Cash on Delivery (COD), yaitu pembeli sebelumnya melakukan pemesanan secara online kepada produsen via media sosial atau aplikasi chat, namun calon pembeli tidak perlu melakukan transfer pembayaran, karena calon pembeli mendapatkan produk tepat setelah pembayaran secara tunai (cash) di tempat yang telah disetujui. Distribusi masker wajah BEAUTYBELLE secara offline dengan cara menawarkan produk secara langsung kepada calon pembeli di sekitar rumah produsen dan

22 46 teman kampus hingga terjadi kesepakatan jual beli antara produsen dan konsumen. 2. Target Pasar Produk masker wajah BEAUTYBELLE ditujukan untuk konsumen baik pria maupun wanita, usia remaja hingga dewasa. Saat ini tidak hanya kaum wanita saja yang memerhatikan perawatan kulit wajah, sebaliknya kaum pria juga demikian. Usia remaja yang suka mencoba hal-hal baru cocok untuk pemasaran masker wajah BEAUTYBELLE, begitu pula usia dewasa yang cenderung sudah lebih banyak mengalami permasalahan pada kulit wajah. Masker wajah BEAUTYBELLE dipasarkan dengan label masker alami yang menggunakan bahan dari alam yang sangat aman bagi kulit wajah. Sediaan masker dengan bentuk pasta cocok untuk para konsumen yang cenderung fleksibel dalam berbagai hal, sangat cocok karena tidak perlu dicampur dengan air terlebih dahulu sebelum digunakan. Masker wajah BEAUTYBELLE dikemas dalam kemasan yang efisien yang mudah dibawa kemana saja, mudah penyimpanannya, dan sangat reuseable. Harga masker wajah BEAUTYBELLE yang cukup terjangkau yaitu Rp sangat terjangkau bagi semua kalangan. Semua konsumen dari kalangan bawah sampai atas dapat menjangkau harga tersebut. E. Analisa Usaha Analisis usaha sangat penting dilakukan dalam memulai suatu usaha. Hasil analisis dapat menjadi bahan dalam pengambilan keputusan terkait keberlanjutan usaha. Menurut Mubyarto (1989), analisis usaha adalah proses perhitungan tentang besarnya seluruh biaya (pengeluaran) yang diperlukan dalam suatu proses produksi, penerimaan dan pendapatan yang akan diperoleh dari usaha tersebut. Melalui analisis usaha, pengusaha dapat mengetahui seberapa besar prospek bisnis yang akan dijalani dan berapa keuntungan yang dapat diraih. Aspek yang dianalisis adalah biaya produksi, harga pokok produksi, penerimaan dan laba usaha.

23 47 1. Biaya tetap (Fixed cost) Biaya tetap merupakan biaya yang dalam periode tertentu jumlahnya tetap yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi. Biaya tetap meliputi peralatan yang dibutuhkan selama proses produksi dan juga terdiri dari biaya penyusutan alat (Soeharjo 1973). Berikut biaya tetap yang dikeluarkan untuk produksi Masker Wajah BEAUTYBELLE 20 buah dengan berat 40 gram : Tabel Biaya Tetap Produksi Masker Wajah BEAUTYBELLE Nama Barang Lumpang Alu Jum Lah Harga / Satua n (Rp) Nilai Awal (Rp) Nilai Sisa (Rp) Um ur (Bul an) Biaya Penyusut an/bulan (Rp) Timbangan Sewa Bangunan Baskom Mangkok Kaca Toples Saringan Sendok Panci Nampan Gunting Total Biaya Sumber: Data Primer Keterangan: 1 tahun = 12 bulan *Nilai Sisa = 10% Nilai Awal *Penyusutan =

24 48 Berdasarkan Tabel menunjukkan jumlah biaya tetap yang dikeluarkan dalam produksi Masker Wajah BEAUTYBELLE. Biaya tetap merupakan biaya penyusutan mesin dan peralatan produksi Masker Wajah BEAUTYBELLE. Berdasarkan data primer dapat diketahui bahwa biaya tetap yang dikeluarkan untuk pembuatan Masker Wajah BEAUTYBELLE. adalah sebesar Rp ,00 2. Biaya Tidak Tetap (Biaya Variabel / VC) Biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan dengan besar kecilnya produksi, yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume produksi (Soeharjo, 1973). Biaya tidak tetap disebut juga biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume produksi. Berikut biaya tidak tetap yang dikeluarkan untuk produksi Masker Wajah BEAUTYBELLE sebanyak 20 buah dengan berat 40 gram : Tabel 4.2. Biaya Variable Produksi Masker Wajah BEAUTYBELLE Nama Bahan Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Masker 1 buah Lateks 1 buah Arang Aktif 250 gram /kg Beras 500 gram /kg Madu 200 gram /kg Alumunium 2 meter /8 m Foil Wadah 20 buah kemasan masker Stiker 40 buah Lap 1 buah Tenaga 10 jam Kerja Promosi Transport 2 liter Listrik 1 kali produksi Total Biaya Sumber: Data Primer

25 49 Berdasarkan Tabel menunjukan total biaya variabel yang harus dikeluarkan dalam produksi Masker Wajah BEAUTYBELLE. Total biaya variabel yang dihasilkan dalam produksi Masker Wajah BEAUTYBELLE sebanyak 20 buah dengan berat 40 gram adalah sebesar Rp ,00 3. Biaya Total Produksi (Total Cost/ TC) TC = Biaya Tetap (FC) + Biaya Variabel (VC) = Rp Rp = Rp Total biaya produksi merupakan hasil penjumlahan dari total biaya tetap dan total biaya variabel yang dikeluarkan dalam 1 periode produksi. Jadi, total biaya keseluruhan untuk produksi Masker Wajah BEAUTYBELLE sebanyak 20 buah adalah sebesar Rp , Harga Pokok Penjualan (HPP) Perhitungan HPP (Harga Pokok Penjualan) dimaksudkan untuk menetapkan modal atau biaya yang diperlukan untuk membuat suatu produk, untuk kemudian dijadikan pedoman dalam menentukan harga jual produk (Soekartawi 1995). Harga pokok produksi (HPP) merupakan harga suatu barang yang dapat ditentukan dan dikontrol oleh produsen. Berikut adalah Harga Pokok Penjualan Masker Wajah BEAUTYBELLE per kemasan (buah) : HPP = Biaya Total TC Total unit produk = p. = Rp Berdasarkan perhitungan HPP produksi Masker Wajah BEAUTYBELLE diatas, diperoleh HPP per unit sebesar Rp ,00. Hal tersebut berarti nilai biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk Masker Wajah BEAUTYBELLE per kemasan adalah sebesar Rp ,00/ unit. 5. Harga Jual Produksi (HJP)

26 50 Penetapan HJP dimaksudkan untuk menghindari kerugian dengan mendapatkan keuntungan (maksimal) yang diinginkan oleh produsen.. Penetapan HJP didasarkan pada Harga Pokok Produksi (HPP) suatu produk untuk kemudian ditambahkan dengan laba yang diinginkan (Soekartawi 1995). Dalam kondisi nyata HJP dapat menyesuaikan dengan tingkat harga pasar. Pada kondisi pasar sempurna HJP yang lebih tinggi dari harga pasar mengakibatkan barang tidak laku dijual, sebaliknya bila HJP jauh dibawah harga pasar berakibat kepada berkurangnya keuntungan atau laba. HJP = HPP + Laba Usaha = Rp Rp (24 %) = Rp Harga jual produk dimaksudkan untuk menghindari kerugian dengan mendapatkan keuntungan yang layak. Berdasarkan perhitungan HJP diatas, harga jual produk Masker Wajah BEAUTYBELLE adalah sebesar Rp ,00/ unit dengan laba yang diinginkan sebesar Rp 3.264,00/ unit. 6. Total Penerimaan (TR) Penerimaan (Revenue) usaha adalah penerimaan dari hasil penjualan outputnya (Boediono, 2002). Penerimaan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari hasil penjualan produk yang sebanding dengan banyaknya produk yang berhasil dijual. Berikut adalah total penerimaan usaha dari produksi Masker Wajah BEAUTYBELLE : Total Penerimaan (TR) = Harga Produk x Jumlah Produksi = Rp x 20 = Rp Total Penerimaan usaha yaitu jumlah nilai uang (rupiah) yang diperhitungkan dari seluruh produk yang laku terjual. Dengan kata lain total penerimaan usaha merupakan hasil perkalian antara jumlah produk yang terjual dengan harga produk. Total penerimaan dari penjualan produk

27 51 Masker Wajah BEAUTYBELLE sebanyak 20 unit dengan harga jual produk sebesar Rp ,00 adalah sebesar Rp , Keuntungan Total Keuntungan = Penerimaan Usaha Biaya Total = Rp Rp = Rp Keuntungan merupakan selisih antara total penerimaan dengan biaya total produksi. Keuntungan yang didapat dari penjualan Masker Wajah BEAUTYBELLE ini adalah sebesar Rp ,00. F. Analisis Kelayakan Usaha Analisis kelayakan usaha penting dilakukan guna menghindari kerugian dan tolak ukur dalam pengembangan serta kelangsungan usaha. Analisis Kelayakan Usaha merupakan suatu cara untuk mengetahui kelayakan suatu usaha, baik dari segi ekonomis, teknik maupun finansial. Pada usaha skala kecil (mikro) paling tidak menggunakan BEP, R/C Ratio dan B/C Ratio sebagai alat analisis kelayakan agribisnis (Mahyuddin, 2008). 1. BEP (Break Event Point) BEP adalah situasi dimana suatu usaha tidak mendapatkan keuntungan tetapi juga tidak menderita kerugian usaha. Break Event Point (BEP) adalah titik impas dimana posisi jumlah pendapatan dan biaya bertemu seimbang sehingga belum terdapat selisih atau keuntungan maupun kerugian. BEP memiliki dua tinjauan yaitu ditinjau dari unit atau jumlah produksi dan ditinjau dari harga penjualan produk. Menurut Suratiyah (2006), ada 3 pendekatan penetapan BEP, yaitu BEP Unit, BEP Penerimaan dan BEP Harga. Berikut adalah BEP dari produksi Masker Wajah BEAUTYBELLE : a. BEP Unit (Produksi) BEP unit yaitu jumlah produksi (unit) yang dihasilkan dimana produsen pada posisi tidak rugi dan tidak untung. Dengan kata lain BEP satuan menjelaskan jumlah produksi minimal yang harus

28 52 dihasilkan oleh produsen. BEP unit diperoleh dari total biaya produksi dibagi harga produk. BEP Unit (Produksi) = = = = Biaya Tetap Harga Produk - Biaya Variabel p p. - p. p. - p. p p. = 11,9 = 12 unit Berdasarkan perhitungan diatas, BEP Produksi (Unit) Masker Wajah BEAUTYBELLE adalah 12 unit. Artinya, untuk mendapatkan titik impas dimana tidak mengalami keuntungan dan kerugian maka perlu melakukan penjualan sebanyal 12 unit. b. Nilai BEP Nilai BEP yaitu sejumlah uang yang didapatkan produsen dari hasil penjualan produk agar tidak mengalami untung atau rugi.. BEP Rupiah (Rp) = Biaya Tetap Biaya Variabel Unit - Harga Produk. = p. p. - p. = = Rp ,00 = Rp ,00. Nilai BEP artinya uang penjualan Masker Wajah BEAUTYBELLE yang perlu diterima agar terjadi BEP adalah sebesar Rp ,00 2. R/C Ratio (Revenue Cost Ratio)

29 53 Efisien tidaknya suatu usaha ditentukan oleh besar kecilnya hasil yang diperoleh dari usaha tersebut serta besar kecilnya biaya yang diperlukan untuk memperoleh hasil tersebut. R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan efisiensi usaha, yaitu ukuran perbandingan antara Penerimaan usaha (Revenue = R) dengan Total Biaya (Cost = TC). Dengan nilai R/C, dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak menguntungkan. Usaha efisiensi (menguntungkan) jika nilai R/C > 1. R/C Ratio = Total Penerimaan Biaya total p. p. = 1,23 > 1 Berdasarkan perhitungan diatas, R/C Ratio merupakan salah satu analisis untuk mengetahui apakah suatu unit usaha dalam melakukan proses produksi mengalami kerugian, impas atau untung. R/C Ratio = 1 berarti impas (BEP), R/C Ratio < 1 berarti mengalami kerugian dan R/C Ratio > 1 mengalami keuntungan. R/C Ratio penjualan Masker Wajah BEAUTYBELLE adalah sebesar 1,23 yang artinya lebih dari satu menunjukkan bahwa usaha produksi Masker Wajah BEAUTYBELLE layak untuk dijalankan.

30 54 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan tugas akhir dan analisa usaha, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: a. Proses produksi masker wajah BEAUTYBELLE dapat dilakukan dengan baik dan cukup berhasil. Tahapan produksi dimulai dari pemilihan bahan baku, persiapan bahan baku (arang aktif yang telah dihaluskan, tepung beras, dan madu), proses pembuatan masker (menimbang arang aktif 200 gr, tepung beras 500 gr, madu 200 gr, lalu mencampur arang aktif dan tepung beras hingga merata, mencampur serbuk arang dan tepung beras yang sudah rata dengan madu hingga homogen, mengemas masker ke dalam wadah kemas gr, menyegel kemasan dengan alumunium foil, kemudian diberi label pada kemasan) hingga produk siap dipasarkan. b. Pemasaran masker wajah BEAUTYBELLE bertajuk Herb Black Mask with Carbon Active yang dilakukan melalui media sosial Instagram dan aplikasi chat Whatssapp dan BBM serta pemasaran secara langsung dari mulut ke mulut. Kedua media pemasaran sangat efektif dan efisien, produk BEAUTYBELLE yang berjumlah buah dapat terjual habis selama kurang lebih 14 hari. c. Usaha masker wajah BEAUTYBELLE bertajuk Herb Black Mask with Carbon Active mempunyai R/C Ratio sebesar 1,23 yaitu lebih dari satu, yang artinya layak untuk dijalankan. B. Saran Untuk menghasilkan kosmetik herbal yang teruji keamanannya secara klinis maka perlu dilakukan uji laboratorium yang lebih mendalam. Kosmetik yang sudah memiliki sertifikat pengujian, lebih disukai oleh konsumen secara luas. Oleh sebab itu, diperlukan pengujian skala laboratorium agar benar-benar teruji khasiat dan keamanannya. 54

31 55 DAFTAR PUSTAKA Aceng Ridwan Fauzi dan Nurmalina Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: Elex Media Komputindo Anonim Manfaat Rahasia Arang Untuk Kecantikan Alam. pada 6 Juni 2017 Pukul WIB Manfaat Tepung Beras Untuk Kecantikan Anda. Diakses pada 6 Juni 2017 Pukul WIB Kandungan Tepung Beras. Diakses pada 6 Juni 2017 Pukul WIB Tepung Beras Untuk Kecantikan. Diakses pada 19 Mei 2017 Pukul WIB Austin, G.T.. Shreve s Chamical Process Industry. Fifth Edition. MCGraw- Hill Book Company, New York : Budiono Ekonomi Mikro Seri Sinopsis: Pengantar Ilmu Ekonomi No.1. BPFE, Yogyakarta. Christine Suharto Cenadi, Peranan Desain Kemasan dalam Dunia Pemasaran Jurnal Nirmana Vol. 2 No. 1, Januari 2000, Universitas Kristen Petra Surabaya Daryanto Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Cetakan II. Januari PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Bandung. David Manajemen Strategi. Prendhallindo, Jakarta Dewi Muliyawan dan Neti Suriana A-Z tentang Kosmetik. Jakarta: Elex Media Dwikarya, Maria Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: Kawan Pustaka. Engel, J; Blackwell, R Consumer Behavior. Dryden Press Chicago Fehri, B., Aiache, J. M., Mrad, S., Korbi, S. & Lamaison, J. L Olea europaea L. : stimulant, anti-ulcer and anti-inflammatory effects. Boll. Chim. Pharm. Vol 135 (1), Fellow, P.J Food Processing Technology Principle and Practice. Ellis Horwood, New York. Hansen, Don R dan Maryanne M. Mowen Akuntansi Manajerial. Buku dua Edisi delapan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Harahap, Sofyan Syafri Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Harris, P On charcoal. Interdisciplinary Science Review 24(4):

32 56 Harry, Ralph G. (1973). Harry s Cosmeticology. Edisi keenam. New York. Chemical Publishing., Inc. Hal : Hasnelly dan Sumartini Kajian sifat fisiko kimia formulasi tepung komposit produk organik. Seminar Nasional PATPI Inglett, G. E. dan L. Munk Rice ricen progressin chemistry and nutrition. cereal for food and beverages. Academic Press, New York. J. Rio Purbaya., Mengenal dan Memanfaatkan Khasiat Madu Alami. Edisi 1. Bandung: Pionir Jaya. Jamilatun, Siti, Martomo S Pembuatan Arang Aktif dari Tempurung Kelapa dan Aplikasinya untuk Penjernihan Asap Cair Spektrum Industri, 2014, Vol. 12, No. 1, Kadariah Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Karo - karo et al Tingkat Pendapatan Usaha Kereman Sapi Aceh (The Level of Income From Aceh Cattle Fattening Scheme), JPPS Vol 1 No. 5, Januari Kotler Philip dan Keller Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Edisi Pertama. Penerbit Prentice Hall, Salemba Empat, Jakarta. Kotler, P., V.Wong, J. Saunders, G. Armstrong Principles of Marketing. Pearson Education Limited, England. Kotler, Philip dan Gary Armstrong Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga Kottler, Philip dan Keller, K Manajemen Pemasaran. Erlangga, Jakarta. Lempang, M Pembuatan dan Kegunaan Arang Aktif. Jurnal Penelitian Kehutanan Vol 11 No 2. Balai Penelitian Kehutanana Makassar, Makassar. Madjid, Emma Rahasia Cantik Alami. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Maysuhara, S., 2009, Rahasia Cantik, Sehat, dan Awet Muda, Yogyakarta (ID), Pustaka Panasea. Meilita, Taryana Arang Aktif (Pengenalan dan Proses Pembuatannya), Skripsi Jurusan Teknik Industri, FT-USU, (2002) Mubyarto Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta Mulyadi Akutansi Biaya, Penentuan Harga Pokok dan Penjualan Pengendalian Biaya. Yogyakarta. BPFE UGM. Mutchler, 1991 cit Sutarna, Titta, Formulasi Sediaan Masker Gel dari Ekstrak Etanol Daun The Hijau (Camelia sinensis L.) dan madu Hitam (Apisordata) sebagai Antioksidan. Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, 1 (1), 17-23

33 57 Nurminah, M Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik Dan Kertas Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan Yang Dikemas. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara. Prawirosentono, Sujadi Manajemen Produksi Dan Operasi. Jakarta: Bumi Aksara. Sacharow, S and Griffin, R Principles of Food Packaging. The AVI Publishing Co Inc., Westport Connecticut. Saraf, S Textbook of Oral Pathology. Jjeypee Brother Publisher, USA. Sari, Reny Puspita Analisis Nilai Tambah dan Kelayakan Usaha Agroindustri Chip Ubi Kayu Sebagai Bahan Baku Pembuatan MOCAF (Modified Cassava Flour) di Kabupaten Trenggalek. Malang. Sethpakdee, S Citrus aurantifolia, In: adible fruit and nut: prosea sent resources of south east asia. 2, Setiadi, 2007 cit Sutarna, Titta, Formulasi Sediaan Masker Gel dari Ekstrak Etanol Daun The Hijau (Camelia sinensis L.) dan madu Hitam (Apisordata) sebagai Antioksidan. Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, 1 (1), Shinta, Agustina Manajemen Pemasaran. Universitas Brawijaya Press, Malang Slavtcheff, 2000 cit Rahmi, Formulasi dan Evaluasi Sediaan Masker Gel Peel- Off Ekstrak daging Buah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) dengan Perbedaan Konsentrasi PVA. Karya Tulis Ilmiah: Progam Studi D3 farmasi. STIKES Muhammadiyah Ciamis. Soeharjo dan Patong Sendi - sendi Pokok Usaha Tani. Departemen Ilmu ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Soekartawi, 1995, Analisis Usaha Tani, UI-Press, Jakarta Sriyono, R.A., Andriani, I., 2014, Naskah Publikasi: Daya Bakteri Ekstrak Eetanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana Linn.) terhadap Bakteri Porphyromonas gingivalis, Yogyakarta: FKIK UMY Supriyadi Panduan Lengkap Itik.. Jakarta. Penebar Swadaya. Suranto, 2004 cit Sutarna, Titta, Formulasi Sediaan Masker Gel dari Ekstrak Etanol Daun The Hijau (Camelia sinensis L.) dan madu Hitam (Apisordata) sebagai Antioksidan. Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, 1 (1), Suratiyah, Ken Ilmu Usahatani. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya Swastha, Basu dan Irawan Manajemen Pemasaran Modern.Yogyakarta: Liberty.

34 58 Syamsudin, M dan Wajdi, M Desain Kemasan Makanan KUB Sukarasa di Desa Wisata Organik Sukorejo Sragen. Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol 19 (2), Syamsuhidayat, S dan Hutape, J, R Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Tjiptono, Fandi Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Andy, Yogyakarta. Tranggono, R.I., dan F. Latifah Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. PT. Gramedia, Jakarta Vita, M Pembuatan Ketan Hitam sebagai Masker. Skripsi. Fakultas Teknik. Uness.Semarang Widiyono dan Mukhaer Pakkanna Pengantar Bisnis : Respon terhadap Dinamika Global. Mitra Wacana Media. Jakarta. Youngson, Robert Antioksidan Manfaat Vitamin C dan E Bagi Kesehatan. Gramedia EGC

35 59

MASKER WAJAH KOMBINASI ARANG AKTIF, TEPUNG BERAS, DAN MADU SEBAGAI ALTERNATIF PERAWATAN KULIT WAJAH SECARA ALAMI

MASKER WAJAH KOMBINASI ARANG AKTIF, TEPUNG BERAS, DAN MADU SEBAGAI ALTERNATIF PERAWATAN KULIT WAJAH SECARA ALAMI LAPORAN TUGAS AKHIR MASKER WAJAH KOMBINASI ARANG AKTIF, TEPUNG BERAS, DAN MADU SEBAGAI ALTERNATIF PERAWATAN KULIT WAJAH SECARA ALAMI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanan Praktek Produksi Proses Pembuatan Teh Herbal Daun Sirsak dengan Campuran Kayu Manis, Daun Stevia dan Secang dalam Kemasan Celup dilaksanakan mulai

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh 14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh Written by Rosalia in Beauty Tips Sebelum membahas lebih lanjut mengenai berbagai cara menghilangkan komedo, terlebih dahulu kita harus tahu

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. termasuk Indonesia. Buah ini dikenal dunia sejak zaman sebelum Masehi.

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. termasuk Indonesia. Buah ini dikenal dunia sejak zaman sebelum Masehi. II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pisang Pisang (Musa paradiciaca. L) merupakan tanaman asli Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Buah ini dikenal dunia sejak zaman sebelum Masehi. Pemintaan

Lebih terperinci

Bedak Dingin Beras dan Air Sari Bengkoang

Bedak Dingin Beras dan Air Sari Bengkoang Bedak Dingin Beras dan Air Sari Bengkoang Nur Pujiati 1), Tegar Wanda Kristiani 2), Lusiana Dewi 3), Abdul Karim,SE, MSi, Akt 4) Program Studi Akuntasi, Universitas Semarang Email: nurpujiati59@gmail.com;

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR NATURAL FACE MASK: PRODUKSI MASKER WAJAH BERBAHAN DASAR WORTEL (DAUCUS CAROTA L.)

LAPORAN TUGAS AKHIR NATURAL FACE MASK: PRODUKSI MASKER WAJAH BERBAHAN DASAR WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) LAPORAN TUGAS AKHIR NATURAL FACE MASK: PRODUKSI MASKER WAJAH BERBAHAN DASAR WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya di Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang merupakan permukaan luar organisme dan membatasi lingkungan dalam tubuh dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang merupakan permukaan luar organisme dan membatasi lingkungan dalam tubuh dengan v vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang merupakan permukaan luar organisme dan membatasi lingkungan dalam tubuh dengan lingkungan luar. Kulit berfungsi untuk melindungi

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proses pembuatan dari Tape Ketan Beta karoten ini akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 1 Mei 2015 pukul 09.00-17.00 di Jln. Gombang alas

Lebih terperinci

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan Abstrak Wedang cor merupakan minuman khas jember yang biasanya di jual dipenggiran jalan. Minuman ini sangat diminati oleh kalangan Mahasiswa maupun mayarakat. Wedang cor ini terdiri dari jahe, ketan dan

Lebih terperinci

ETAWA BEAUTY SOAP PRODUK SABUN MANDI SUSU KAMBING ETAWA DESA KALIGESING

ETAWA BEAUTY SOAP PRODUK SABUN MANDI SUSU KAMBING ETAWA DESA KALIGESING PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ETAWA BEAUTY SOAP PRODUK SABUN MANDI SUSU KAMBING ETAWA DESA KALIGESING BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: 1. WITRI SETIYANI (D0114105/2014)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C, ORGANOLEPTIK, DAN DAYA SIMPAN SELAI BUAH TOMAT (Lycopersicum esculentum) DAN PEPAYA (Carica papaya) YANG DITAMBAHKAN GULA PASIR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada TINJAUAN PUSTAKA Agroindustri Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi

Lebih terperinci

KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA HAIR TREATMENT TONIC SABUYA ( SANTAN DAN LIDAH BUAYA ) BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN (PKM-K)

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA HAIR TREATMENT TONIC SABUYA ( SANTAN DAN LIDAH BUAYA ) BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN (PKM-K) USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA HAIR TREATMENT TONIC SABUYA ( SANTAN DAN LIDAH BUAYA ) BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN (PKM-K) Diusulkan Oleh : 1. Zulfrianingtias Cahyani Putri D11.2012.01442 2.

Lebih terperinci

BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN

BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Pembuatan Produk Penghitam Rambut Persiapan yang dibutuhkan untuk membuat produk penghitam rambut meliputi bahan dan alat yang dapat memperlancar

Lebih terperinci

PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT

PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT Uswatun Chasanah dan Hikma Ellya Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Hasnur hikmapolihasnur@gmail.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Es krim jambu merah adalah es krim yang terbuat dari susu cair full cream, susu skim, whipping cream, kuning telur, gula halus serta buah jambu biji merah.

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. ANNAPPLE TEA Inovasi Teh Celup Herbal Daun Sirsak (Annona muricata L.) Dengan Rasa Apel Peppermint

LAPORAN TUGAS AKHIR. ANNAPPLE TEA Inovasi Teh Celup Herbal Daun Sirsak (Annona muricata L.) Dengan Rasa Apel Peppermint LAPORAN TUGAS AKHIR ANNAPPLE TEA Inovasi Teh Celup Herbal Daun Sirsak (Annona muricata L.) Dengan Rasa Apel Peppermint Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya di Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Kue cubit ubi jalar ungu adalah salah satu produk diversifikasi dari makanan tradisional kue cubit.kue berukuran kecil ini berdiameter sekitar 4cm. Kue cubit

Lebih terperinci

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR NASKAH PUBLIKASI ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR Tugas Akhir ini disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

Cara Paling Ampuh Merawat Wajah Secara Alami, Sehat dan Agar Awet Muda. Cara Paling Ampuh Merawat Wajah Secara Alami, Sehat dan Agar Awet Muda

Cara Paling Ampuh Merawat Wajah Secara Alami, Sehat dan Agar Awet Muda. Cara Paling Ampuh Merawat Wajah Secara Alami, Sehat dan Agar Awet Muda Cara Paling Ampuh Merawat Wajah Secara Alami, Sehat dan Agar Awet Muda Cara Paling Ampuh Merawat Wajah Secara Alami, Sehat dan Agar Awet Muda Bagaimana cara merawat wajah secara alami? Hal ini pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat

Lebih terperinci

Diusulkan Oleh: GRIZKI AMELIA I /Angkatan 2012 CHESSY NADIA MARPAUNG I /Angkatan 2014 ANISA RIZKI NABILA I /Angkatan 2014

Diusulkan Oleh: GRIZKI AMELIA I /Angkatan 2012 CHESSY NADIA MARPAUNG I /Angkatan 2014 ANISA RIZKI NABILA I /Angkatan 2014 PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMBUATAN TEPUNG BUAH BIT (Beta vulgaris) SEBAGAI SUMBER ENERGI PENGGANTI TEPUNG TERIGU BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh: GRIZKI AMELIA I8312020/Angkatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Disusun oleh: Ketua : Cholifah C34090047

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetika merupakan suatu sediaan yang telah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat. Salah satu kegunaan sediaan kosmetika adalah untuk melindungi tubuh dari berbagai

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN Page1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu komoditi sayuran buah yang sangat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Hasil.1.1 Proses pembuatan choco chip jewawut Pembuatan Choco chip jewawut diawali dengan pembuatan tepung jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG 1 PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG Agus Gusmiran 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi mirand17@yahoo.com Eri Cahrial, Ir.,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI TEMPE KEJO SECARA SEDERHANA

PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI TEMPE KEJO SECARA SEDERHANA PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI TEMPE KEJO SECARA SEDERHANA DI UNIT PENGOLAHAN HASIL BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI Oleh : Kemas Muhammad Erwansyah, S.TP NIP. 19820916200901 1010 I. PENDAHULUAN Kedelai mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki areal perkebunan jambu mete (Anacardium occidentale L.) seluas 560.813 ha, tersebar di propinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM BISNIS LULUR BENING INDONESIA NATURAL PEMBERSIH KULIT WAJAH DAN SELURUH TUBUH BERBAHAN BERAS KETAN DAN REMPAH-REMPAH INDONESIA BIDANG KEGIATAN : PKM-KEWIRAUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras kencur dikenal sebagai minuman tradisional khas Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan herbal segar. Komposisi utamanya ialah beras dan rimpang kencur yang memiliki

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013. III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) ini dilakukan di perusahaan bakpia pathok 25 Yogyakarta, dan dilakukan selama 2,5 bulan yaitu dimulai

Lebih terperinci

YOUNG LADY FACE TONER

YOUNG LADY FACE TONER LAPORAN TUGAS AKHIR YOUNG LADY FACE TONER: TONER WAJAH BERBAHAN DASAR FILTRAT FERMENTASI NASI PUTIH DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK MENTIMUN UNTUK MENJAGA KEREMAJAAN KULIT Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN DIUSULKAN OLEH : Sigit Purwito

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA MARTABAK TELUR DI MATANGGLUMPANGDUA KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA MARTABAK TELUR DI MATANGGLUMPANGDUA KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Jurnal S. Pertanian 1 (9) : 786 791 (2017) ISSN : 2088-0111 ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA MARTABAK TELUR DI MATANGGLUMPANGDUA KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Barmawi 1, T. M. Nur 2, Halus Satriawan 2

Lebih terperinci

PRODUKSI LIPSTIK HERBAL DENGAN PEWARNA ALAMI TANAMAN OBAT

PRODUKSI LIPSTIK HERBAL DENGAN PEWARNA ALAMI TANAMAN OBAT PRODUKSI LIPSTIK HERBAL DENGAN PEWARNA ALAMI TANAMAN OBAT Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Agrofarmaka di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Program

Lebih terperinci

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU Bambang Kusmartono 1, Merita Ika Wijayati 2 1,2 Jurusan Teknik Kimia, Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta e-mail : bkusmartono@ymail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 2 :

Lebih terperinci

Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar

Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar Ishak Manggabarani 1, Baharuddin 2 Program Studi Agribisnis,

Lebih terperinci

Cara Menghilangkan Jerawat Dengan Jeruk Nipis

Cara Menghilangkan Jerawat Dengan Jeruk Nipis Cara Menghilangkan Jerawat Dengan Jeruk Nipis Ketika anda membaca artikel ini, pasti anda sedang mencari cara untuk menghilangkan jerawat anda. Jerawat memang masalah yang sangat komplek sekali. Tak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 RUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 RUMUSAN MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengolahan teh saat ini pada dasarnya sama dengan pengolahan teh terdahulu. Zaman yang semakin canggih membuat alat-alat pengolahan teh berkembang menjadi teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai masa depan baik untuk dikembangkan. Hingga kini semakin banyak orang mengetahui nilai gizi jamur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang kosmetika saat ini sangatlah pesat. Kosmetika berdasarkan penggunaannya dapat digunakan sebagai tata rias dan juga sebagai perawatan kulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi berupa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penampilan adalah hal yang penting, berbagai cara dilakukan demi menciptakan penampilan yang menarik. Bagian tubuh yang sering menjadi perhatian dalam setiap

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu biji (Psidium guajava) memiliki rasa yang enak dan segar serta memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan juga kecantikan manusia. Buah jambu biji telah lama

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN HALAMAN JUDUL PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : 1. Ruli Nurmala (1201413055) 2013

Lebih terperinci

Hubungi Kami: LINE : brtcofficial. SMS Pin BB : : 2AF92EE7

Hubungi Kami:   LINE : brtcofficial. SMS Pin BB : : 2AF92EE7 Hubungi Kami: Email : order@brtc.co.id LINE : brtcofficial SMS Pin BB : 0858 5273 5934 : 2AF92EE7 AQUA RUSH PEEL GEL AQUA RUSH SERUM AQUA RUSH LINE Gel peeling yang hipoalergenik untuk mengangkat sel kulit

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA MANISAN BUAH DI DESA TEUPIN PUNTI KECAMATAN SYAMTALIRA ARON KABUPATEN ACEH UTARA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA MANISAN BUAH DI DESA TEUPIN PUNTI KECAMATAN SYAMTALIRA ARON KABUPATEN ACEH UTARA Jurnal S. Pertanian 1 (1) : 70 76 (2017) ANALISIS KELAYAKAN USAHA MANISAN BUAH DI DESA TEUPIN PUNTI KECAMATAN SYAMTALIRA ARON KABUPATEN ACEH UTARA Eka Fitriya 1, Elfiana 2, Martina 2 1 Mahasiswa Agribisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Buah cepat sekali rusak oleh pengaruh mekanik, kimia dan mikrobiologi sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

ANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 2

ANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 2 ANEKA RESEP JUS SEHAT Slow Juicer MT-67 Bagian 2 Apa itu Slow Juicer? Berbeda dengan juicer yang menggunakan metode kecepatan tinggi dengan pisau yang tajam, Slow Juicer menggunakan Low Speed Technology

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan oleh beberapa industry pengolahan pangan dalam menciptakan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: FARHANA A420090154 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas, seperti ayam,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Beras diperoleh dari butir padi yang telah dibuang kulit luarnya (sekam), merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebagian besar butir beras

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. PRODUKSI SEDIAAN GEL EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) SEBAGAI HAND SANITIZER

TUGAS AKHIR. PRODUKSI SEDIAAN GEL EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) SEBAGAI HAND SANITIZER TUGAS AKHIR PRODUKSI SEDIAAN GEL EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) SEBAGAI HAND SANITIZER Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya di Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI SABUN HERBAL

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI SABUN HERBAL PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI SABUN HERBAL Praptanti Sinung Adi Nugroho Program Studi Farmasi Politeknik Indonusa Surakarta Jl. KH. Samanhudi 31, Mangkuyudan, Surakarta Abstrak Sabun merupakan

Lebih terperinci

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI Oleh : Keny Damayanti NPM.0533010023 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakso merupakan salah satu produk olahan daging khas Indonesia, yang banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat dan mempunyai nilai gizi yang tinggi karena kaya akan

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan

Lebih terperinci

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan menggunakan tepung terigu, namun tepung terigu adalah produk impor. Untuk mengurangi kuota impor terigu tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan Ayam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Arang Aktif Arang adalah bahan padat yang berpori dan merupakan hasil pembakaran dari bahan yang mengandung unsur karbon. Sebagian besar dari pori-porinya masih tertutup dengan

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN Tinjauan Pustaka Menurut Tharir (2008), penggilingan padi merupakan industri padi tertua dan tergolong paling besar di Indonesia,

Lebih terperinci

OLEH: YULFINA HAYATI

OLEH: YULFINA HAYATI PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan oleh beberapa industri pengolahan pangan dalam menciptakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase Terfermentasi Terhadap Konsumsi Pakan, Konversi Pakan dan Pertambahan Bobot

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: Qorina Andriyani 13030234013 / 2013 Dewi Firdausi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum sebagai substitusi bungkil kedelai terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot

Lebih terperinci

SIDANG TA Disusun oleh : Elly Rosyidah Rakhmy Ramadhani S Dosen Pembimbing :

SIDANG TA Disusun oleh : Elly Rosyidah Rakhmy Ramadhani S Dosen Pembimbing : SIDANG TA 2011 Disusun oleh : Elly Rosyidah 2308 030 005 Rakhmy Ramadhani S 2308 030 015 Dosen Pembimbing : Ir. Dyah Winarni Rahaju, MT NIP. 19510403 198503 2 001 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTI-ITS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat dan merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan terbesar bagi tercapainya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling TINJAUAN PUSTAKA Kambing Etawa Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak perkelahiran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Peneltian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT Manajemen Keuangan Agroindustri Riyanti Isaskar, SP, M.Si Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : riyanti.fp@ub.ac.id

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE. Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM :

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE. Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM : KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM : 10 11 4210 1 INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE 1). Pengertian Tempe Tempe adalah makanan yang dibuat dari

Lebih terperinci

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel Uji dilakukan selama enam hari dalam tempat dengan kelembaban 70% dan suhu 27ºC, setiap hari

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU TERHADAP KADAR VITAMIN C PADA PEMBUATAN TEPUNG TOMAT

PENGARUH SUHU TERHADAP KADAR VITAMIN C PADA PEMBUATAN TEPUNG TOMAT PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 24 ISSN : 1411-4216 PENGARUH SUHU TERHADAP KADAR VITAMIN C PADA PEMBUATAN TEPUNG TOMAT C.Sri.Budiyati dan Kristinah Haryani Jurusan Teknik Kimia, FakultasTeknik

Lebih terperinci

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: WIDYA AGUSTINA A 420 100 076 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tapioka Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung tapioka mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri.

Lebih terperinci