BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara resmi Peraturan dari Republik Rayat China tentang Sumber daya minyak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara resmi Peraturan dari Republik Rayat China tentang Sumber daya minyak"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Latar Belakang dan Sejarah CNOOC Industri minyak China di lepas pantai atau offshore merupakan lapangan pertama yang terbuka kepada dunia setelah reformasi dan dimulainya kebijakan keterbukaan China. Pada 30 Januari 1982, Dewan Negara Cina mengumumkan secara resmi Peraturan dari Republik Rayat China tentang Sumber daya minyak lepas pantai bekerjasama dengan mitra dari luar negeri. Kemudian Dewan tersebut memutuskan untuk mendirikan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC), yang secara hukum memberikan jaminan kepada CNOOC Limited untuk melakukan eksplorasi, pengembangan, produksi dan penjulan minyak dan mengambil alih bisnis yang mengeksploitasi sumber daya minyak di lepas pantai dari berbagai negara mitra kerja sama dengan luar negeri China. Sejak didirikan di Beijing pada tanggal 15 Pebruari 1982, CNOOC Limited menjadi jendela negeri China bagi dunia luar. Dan sebagai perusahaan minyak nasional, memikul tugas penting untuk bersama-sama dengan mitra di luar negeri mengembangkan minyak di lepas pantai. Di lepas pantai China, perusahaan terlibat dalam kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi minyak dan gas bumi di Teluk Bohai, Barat Daya Laut China, Tenggara Laut China dan Timur Laut China, baik secara independen atau melalui kontrak kerja sama dengan mitra luar negeri. 42

2 43 Di bidang eksplorasi di luar negeri, perusahaan menjadi pemegang saham di beberapa blok minyak dan gas bumi di Indonesia, Australia, Nigeria dan beberapa negara lainnya dan kemudian didaftarkan pada Bursa Hong Kong dan New York pada Pebruari Sejak awal didirikan, CNOOC Limited tetap menjaga momentum yang tepat untuk pengembangan usaha. Perusahaan yang sebelumnya murni bergerak di bidang eksplorasi hulu minyak dan gas bumi, selanjutnya berkembang menjadi perusahaan dengan kegiatan di bidang energi terpadu dengan prinsip bisnis yang luar biasa dan jaringan usaha yang lengkap. Kemudian CNOOC Limited membentuk enam (6) segmen atau bidang bisnis yaitu : 1. eksplorasi dan pengembangan minyak dan gas bumi; 2. jasa teknis dan profesional, pengilangan minyak; 3. chemical (bahan-bahan kimia) dan pupuk; 4. penjualan gas alam dan pembangkit listrik; 5. jasa keuangan; 6. sumber-sumber energi terbarukan; Kultur Korporat 1. Orientasi Kerakyatan CNOOC memperhatikan dan memenuhi kebutuhan masyarakat, menghormati nilai2 masyarakat, meningkatkan kualitas masyarakat, memberikan kesempatan penuh akan peran serta masyarakat, menjamin

3 44 hak dan kepentingan masyarakat, menguatkan kesatuan dan menjadikan masyarakat berkembang bersama-sama dengan perusahaan. 2. Bertanggung jawab CNOOC berusaha untuk memberikan kualitas energi yang baik untuk pengembangan negara dan memberikan dukungan besar untuk kemajuan sosial. CNOOC melekat pada konsep pengembangan ilmiah dan pembangunan yang berkelanjutan untuk mewujudkan keuntungan ekonomi yang bermanfaat dan terpadu, keuntungan sosial dan lingkungan. 3. Menciptakan keuntungan yang setara/selaras (win-win benefit) CNOOC menganut prinsip dampak keuntungan bersama/selaras, berupaya untuk bekerjasama dalam menciptakan keuntungan bersama, mengintegrasikan sumber daya, melengkapi satu sama lain dengan keuntungan masing-masing, co-develop secara harmonis dan mengerahkan potensi perusahaan untuk mendapatkan alokasi sumber daya yang terbaik, organisasi yang optimal, dan pemberdayaan bakat terbaik dengan nilai maksimum. 4. Memiliki Kredibilitas Dalam kegiatan operasional, CNOOC memiliki kredibilitas, terbuka, transparan, memegang teguh janji, dan memaksimalkan nilai-nilai korporat pada komitmen untuk tidak merusak kepentingan sosial atau kepentingan lain pihak yang berkepentingan.

4 45 5. Inovasi CNOOC mengolah kreativitas dan pengembangan kemampuan, mempelajari informasi baru, pengetahuan dan konsep baru, membangun konsep dan sistem terkini, menembus batasan peraturan, mengembangkan teknologi dan teknik, dan meraih pola dan prestasi kelas utama / terbaik CNOOC South East Sumatra Limited CNOOC South East Sumatra Limited (selanjutnya disebut sebagai CNOOC SES Limited) merupakan anak perusahaan CNOOC Limited. Sebagai perusahaan multinasional yang bergerak di bidang perminyakan, kehadirannya di Indonesia sebagai Badan Usaha Tetap disahkan melalui penandatanganan Kontrak Kerja Sama dengan pemerintah Indonesia cq Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (BPMIGAS) dan selanjutnya menjadi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Kantor CNOOC SES Limited terletak di Sentral Distrik Bisnis Semanggi (SCBD), di Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower 1 lantai 19-23, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52, Jakarta Kontrak Kerja Sama (KKS) offshore Southeast Sumatra (SES PEC), dioperasikan oleh CNOOC SES Limited merupakan salah satu pioner Kontrak Kerja Sama offshore di Indonesia. Kontrak Kerja Sama tersebut di tandatangani pada tanggal 6 September 1968, dan mulai berproduksi pada tanggal 6 September 1998 dengan perpanjangan untuk 20 tahun.

5 46 Walaupun perusahaan ini berasal dari China tetapi mayoritas karyawannya adalah warga negara Indonesia dan tunduk pada Undang-undang dan peraturan yang berlaku di Indonesia khususnya yang terkait dengan industri hulu minyak dan gas bumi Sumber Daya Manusia CNOOC SES Limited Sumber daya manusia bertumbuh pesat sejak tahun 1968 ketika operator awal dari Kontrak Kerja Sama ini adalah IIAPCO (Independent American Petroleum Company). Perusahaan percaya bahwa pembangunan sumber daya manusia adalah investasi jangka panjang oleh karena itu perusahaan berkomitmen untuk melanjutkan dan mengembangkan program secara sistimatis untuk mengantisipasi perubahan akan kebutuhan bisnis. Diawali dengan empat (4) orang tenaga kerja: dua (2) orang karyawan nasional dan dua ( 2) orang tenaga asing. Dalam empat dekade kemudian, sumber daya manusia berkembang sejalan dengan kesuksesan yang diperoleh dimana pada tanggal 31 Desember 2011, perusahaan telah memiliki 49 orang tenaga kerja asing dari Cina, India dan Amerika, lebih dari 700 orang karyawan nasional dan ribuan tenaga kerja waktu tertentu (TKWT) Produk dan Servis Perusahaan CNOOC SES Limited adalah salah satu perusahaan besar offshore yang memproduksi minyak mentah di Indonesia dan telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan ekonomi negara selama kurun waktu 43 tahun dengan total output lebih dari satu juta barel minyak. CNOOC

6 47 SES Limited tetap berdedikasi untuk melanjutkan penelitian untuk mengembangkan cadangan minyak dan gas bumi di blok Wilayah Kerja Tambang (WKP) dalam tahun-tahun mendatang. Sebagai anak perusahaan dari CNOOC Limited, setelah beberapa kali melakukan relinquishment (pengembalian) Wilayah Kerja Pertambangan kepada pemerintah Indonesia, saat ini luas WKP meliputi 8282,9 meter persegi. Dari wilayah ini CNOOC SES Limited saat ini memproduksi sekitar BOPD (miliar barel minyak per hari) dan 80 BBTU (miliar barel gas) yang dikirimkan ke PT. PLN sebagai bahan bakar gas untuk pembangkit listrik di Cilegon. Khusus di Indonesia, CNOOC Limited memiliki saham berbentuk Kontrak Kerja Sama dengan pemerintah yang meliputi blok blok: Malacca Strait, South East Sumatra (SES), Offshore North West Java (ONWJ), West Madura dan TAC Poleng dan saat ini semua blok tersebut dalam tahap produksi. Khusus untuk blok South Eeast Sumatra, CNOOC adalah Operator blok dengan kepemilikan interest sebesar 65.54%. Sedangkan untuk blok South East Palung Aru, Batanghari dan Madura, perusahaan memiliki interest dan menjadi mitra kerja, bukan sebagai operator. Disamping blok-blok tersebut di atas, CNOOC Limited merupakan mitra kerja British Petroleum dan memiliki sekitar 13.90% interest di Proyek Tangguh LNG yang berlokasi di Papua Barat. Wilayah kerja royek ini meliputi 3 area yaitu Berau, Muturi dan Wiriagar, dan proyek ini sudah mulai berproduksi pada tahun 2009.

7 Komposisi Board CNOOC SES Limited dan Struktur Organisasi Board terdiri atas 10 orang anggota : 2 orang adalah Direktur Eksekutif, 4 orang Direktur Non Eksekutif dan 4 orang lainnya merupakan Direktur Non Eksekutif Independen. Executive Directors (Direktur Eksekutif) Li Fanrong Wu Guangqi Chief Executive Officer & President Compliance Officer Non-executive Directors (Direktur Non Eksekutif) Wang Yilin Chairman Yanghua Vice Chairman Zhou Shouwei Wu Zhenfang Independent Non-executive Directors (Direktur Non Eksekutif Independen) Chiu Sung Hong Lawrence J. Lau Tse Hau Yin, Aloysius Wang Tao Berikut adalah bagan atau strukur organisasi CNOOC SES Limited untuk Divisi Executive (Top Management ), Divisi Human Resources Support, and Security Services (HRSSS), Departemen Sekuriti dan Divisi Legal dan General Affairs.

8 Struktur Divisi Executive CNOOC SES Limited 49

9 Struktur Divisi Human Resources Support Security Services 50

10 Struktur Departemen Sekuriti 51

11 Struktur Divisi Legal & General Affairs 52

12 Manajer Sekuriti atau Senior Head of Security Bila kita berbicara tentang sekuriti maka umumnya gambaran umum yang muncul dalam pemikiran adalah hal-hal yang berkaitan dengan keamanan dasn pengamanan saja. Dan hingga saat ini belum ada definisi yang bersifat ilmiah bagi fungsi atau jabatan tersebut. Namun terkait dengan penelitian ini maka peneliti mencoba untuk melihat dari perspektif dunia usaha minyak dan gas bumi dimana dalam struktur organisasi maka fungsi Manajer Sekuriti adalah suatu fungsi manajemen yang bertanggung jawab terhadap keamanan dan pengamanan perusahaan, aset fisik, sumber daya manusia dan kekayaan intelektual yang terkait. Manajer Sekuriti secara struktural membangun dan mengatur strategi serta implementasi atau operasionalisasi agar sasaran dan objektif pengamanan perusahaan dapat tercapai dengan cara yang efektif dan biaya yang efisien. Seorang pimpinan tertinggi seperti Manajer Sekuriti harus membentuk dan membangun kompetensi pengamanan diantara personil sekuriti dengan menyiapkan peralatan pengamanan dengan kualitas yang baik dan melaksanakan pelatihan dan pemantauan berkala bagi semua personil dan aset pengamanan. Selain tugas-tugas tersebut, sekuriti merupakan sumber informasi yang terpercaya dan cepat bagi pimpinan dan seluruh karyawan. Pada industri hulu minyak dan gas bumi, fungsi Manajer Sekuriti sama halnya dengan Public Relations sebagi garda depan perusahaan, juga memiliki

13 54 kegiatan-kegiatan atau program kerja pengamanan yang bersifat sistematis, strategis, efisien dan efektif dalam rangka mendukung citra dan reputasi perusahaan. Program atau rencana kerja yang disusun oleh Manajer Sekuriti tidak hanya mencakup manajemen di bidang operasional pengamanan dan keamanan tetapi juga menerapkan sistem komunikasi terpadu yang melibatkan unsur internal maupun eksternal seperti pemerintah dan masyarakat yang berada di sekitar area operasional perusahaan. Jadi tidak semata-mata mengandalkan pada kekuatan fisik personil sekuriti ataupun kemampuan teknologi alat pengamanan, tetapi menyentuh aspek relasi sosial. Industri hulu minyak dan gas bumi yang merupakan obyek vital nasional, fungsi Manajer Sekuriti harus dijabat oleh seseorang yang memiliki aspek kognisi sosial yang baik yaitu 1 mengetahui cara-cara menginterpretasi, menganalisis, mengingat dan menggunakan informasi tentang dunia sosial atau bagaimana cara berpikir mengenai orang lain. Dalam penelitian ini, penulis berupaya untuk menggali kemampuan Senior Head of Security CNOOC SES Limited dalam menjalankan fungsi dan peranannya yang secara struktural difokuskan pada kegiatan pengamanan. Namun kenyataan menunjukkan bahwa beliau sering melaksanakan fungsi dan peran Government Relations. 1 Baron, A. Robert, Donn Byrne, Psikologi Sosisal jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga, edisi sebelas, 2004, 78

14 55 Untuk diketahui bahwa dalam struktur organisasi, Senior Head of Security berada di bawah superivisi Senior Manager HRSSS ( Human Resources Security Support & Services) tetapi dalam situasi darurat atau urgen, dapat langsung melapor kepada Presiden Direktur CNOOC SES Limited. Dalam menjalankan tugas tugasnya, beliau dibantu oleh 12 orang staf kantor di Jakarta dan 200 orang personil sekuriti di darat dan di laut. Adapun tugas utama dari Senior Head of Security adalah mengatur arah, tujuan, dan tujuan untuk memastikan tercapainya keamanan perusahaan dengan cara dan biaya yang efektif untuk mengamankan aset dan sejalan dengan tujuan bisnis dan strategi perusahaan. Menciptakan dan mengembangkan kompetensi keamanan antara personil keamanan dengan menyediakan prosedur operasi standar dan pelatihan secara berkala. Disamping melaksanakan tugas teknis / operasionalisasi pengamanan, pejabat Senior Head of Security juga merupakan anggota dari tim SOA 404, yang bertanggung jawab untuk membangun dan memelihara sistem pengendalian internal yang memadai atas pelaporan keuangan. Untuk itu sesuai dengan jabatan manajerial dalam organisasi maka Senior Head of Security memiliki kewenangan untuk menyusun Rencana Kerja dan Anggaran jangka panjang maupun jangka pendek dan pertanggung jawaban keuangan. Selain hal tersebut di atas, Departemen Sekuriti di bawah kepemimpinan pejabat setingkat manajer, juga merupakan penasehat bagi departemen lainnya dalam hal keamanan serta merekomendasikan solusi keamanan yang didukung

15 56 oleh alasan yang kuat dan logis. Sehingga peran Senior Head of Security adalah mengatur arah, tujuan dan objektif agar tercapai keamanan dan pengamanan seluruh aset perusahaan dengan cara dan biaya yang efektif. Secara detil job description dari Senior Head of Security adalah sebagai berikut: (lampiran 3) 1. Mengarahkan dan mengendalikan kegiatan keamanan semua di seluruh wilayah operasional dan wilayah proyek baru, untuk memastikan bahwa pencapaian sejalan dengan kebijakan perusahaan; 2. Mengatur dan bekerja sama dengan departemen lain untuk mendukung pencapaian atau target atau tujuan keamanan; 3. Menyediakan informasi penting terkait dengan sistem keamanan, untuk menjaga kelangsungan bisnis perusahaan; 4. Mengarahkan dan mengendalikan rencana kerja jangka panjang dan tahunan, untuk memastikan Departemen Keamanan selaras dengan visi, misi perusahaan, dan strategi bisnis; 5. Mengatur persetujuan, pengawasan dan evaluasi biaya dan pengeluaran serta untuk memastikan keselarasan dengan anggaran yang disetujui; 6. Mengontrol, mengawasi, dan mengevaluasi penggunaan bahan peledak di seluruh wilayah operasi dan di wilayah proyek baru;

16 57 7. Memastikan bahwa masalah keamanan telah dipahami dengan baik di internal ( karyawan dan kontraktor) dan eksternal perusahaan (lokal masyarakat, pemerintah dan keamanan stakeholder); Adapun strategi penyusunan rencana kerja operasionalisasi sekuriti mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Perencanaan: melakukan studi/rona awal (assesment) dan pemetaan hasil studi (mapping), baik di lingkungan internal maupun eksternal; 2. Pelaksanaan: menyusun strategi pengamanan a. internal: optimalisasi potensi yang ada untuk mendukung kegiaan pengamanan dengan melibatkan semua bagian (unit kerja) dan personil (karyawan dan kontraktor); dituangkan dalam sebuah konsep rencana pengamanan aset, personil dan kegiatan seperti : - pendataan aset, - membuat prosedur (SOP), - mensosialisasikan Rencana Pengamanan (Renpam) pada manajemen, melakukan introduksi atau pengenalan tentang sekuriti dan seluruh aspek terkait kepada bidang non sekuriti; b. eksternal: membangun komunikasi dengan seluruh komponen masyarakat dan pemerintah serta aparat keamanan, bersama fungsi Public Relations dan Government Relations membangun perekonomian masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan potensi

17 58 keamanan bidang maritim ( bin potmar: pembinaan potensi maritim), antara lain: 1) melakukan kunjungan silaturahim kepada pemimpin formal dan informal (aparat, pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM), memperkenalkan perusahaan, kegiatan, harapan; 2) melakukan pemetaan sosial ekonomi masyarakat sekitar daerah atau wilayah kerja; 3) membangun dan/atau mendukung potensi ekonomi masyarakat menuju kemandirian (membentuk koperasi atau usaha kecil); - membangun kesadaran dan rasa memiliki masyarakat terhadap perusahaan (keamanan berbasis masyarakat); 3. Evaluasi : proses pengkajian ulang atas hasil akhir yang sudah dicapai. Selanjutnya dilihat, dikenali hambatan-hambatan yang timbul, kelemahan sistem atau strategi, maupun kegagalan yang terjadi, kemudian dipelajari, dianalisa dan dicari solusinya agar dapat dicegah dan tidak terjadi lagi di waktu mendatang. Dari evaluasi dapat diambil suatu acuan tolok ukur ( bench mark) untuk mengukur tingkat keberhasilan strategi yang dijalankan dan hasil yang dicapai.

18 59 Beberapa hasil audit yang merupakan parameter keberhasilan strategi pengamanan yaitu: - audit internal : penurunan angka pencurian, peningkatan profesionalisme sekuriti (sistem dan personil); - audit eksternal: hubungan dengan masyarakat dan pemerintah menjadi akrab dan lebih baik; rasa memiliki masyarakat semakin kuat; 4. Perbaikan dan tindak lanjut dan/atau penataan ulang: Berdasarkan hasil evaluasi maka Senior Head of Security bersama staf dan juga koordinasi dengan departemen atau fungsional lainnya, kemudian akan menetapkan atau melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahan yang terjadi, sekaligus menemukan cara untuk meningkatkan kualitas kinerja dalam mencapai target operasional perusahaan. Maksud dari penyusunan strtegi pengamanan ini adalah untuk mencapai target atua tujuan utama pengamanan dan hubungan baik dengan stakeholders khususnya masyarakat dan lingkungan sekitar daerah operasional perusahaan tetap terjaga. Agar terdapat suatu keseragaman dan acuan dasar bagi seluruh kegiatan pengamanan, menurut penuturan Senior Head of Security, dibuatlah suatu pedoman yang disebut sebagai Prosedur Standar Operasi atau SOP (Standard

19 60 Operations Procedure) yang merupakan petunjuk dasar dalam kegiatan sekuriti CNOOC SES Limited yaitu: 1. Keamanan adalah kebutuhan dan tanggung jawab bersama, harus menjadi budaya; 2. Kejahatan dapat terjadi karena adanya niat, kesempatan serta obyek; 3. Sosialisasi adalah suatu unsur penting bagi terciptanya budaya kerja yang aman; 4. Peraturan adalah sarana untuk mengendalikan semua bentuk kegiatan; 5. Kejahatan/kriminal di lingkungan kerja dapat menimbulkan kerugian terhadap perusahaan dan negara. 6. Pencegahan terjadinya tindak kejahatan/kriminal di lingkungan kerja harus dilakukan secara terus menerus; Bila memerlukan pendekatan kepada pemerintah daerah maupun tingkat pusat, maka seharusnya fungsi Government Relations yang akan berperan dan Sekuriti memberikan jaminan pengamanan. Dalam hal ini sekuriti bersinergi, berkoordinasi dan mendukung pelaksanakan tugas dan peranan fungsi Relations, bukan mengambil alih keseluruhan fungsi tersebut. Selain mendampingi dan membantu fungsi Government Relations, Sekuriti juga berperan aktif membantu fungsi Public Relations melalui suatu program kemasyarakatan yang dikenal dengan istilah community based security management. Ini adalah sekelompok masyarakat yang dipilih, dilatih dan

20 61 dilibatkan dalam kegiatan pengamanan / sekuriti perusahaan. Kelompok sekuriti ini merupakan bentuk pertahanan terdepan yang juga memiliki peran aktif mempererat atau mendekatkan hubungan antara perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. 4.2 Hasil Penelitian Adapun penyajian data pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai fungsi dan peran Government Relations Officer CNOOC SES Limited yang dilaksanakan oleh Senior Head of Security pada proyek survei seismik 3D dan pengeboran di Blok Madura. Penelitian ini mengangkat salah satu dari beberapa kasus yang berhubungan dengan pengurusan perijinan kelembagaan (pemerintah) yang adalah tugas dan peranan Government Relations namun dijalankan oleh Senior Head of Security. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak Hafif Assaf selaku Government Relations Officer diperoleh data bahwa tugas Government Relations di perusahaan CNOOC SES Limited adalah (lampiran 4): 1. Bertanggung jawab untuk menjaga hubungan dengan para pemangku kepentingan di pemerintahan termasuk aparat pemerintah dan lembaga/institusi lainnya di daerah setempat dengan mendapatkan kontak dari personil kunci/penting. 2. Bertanggung jawab untuk menindaklanjuti persetujuan dari BPMIGAS atau badan-badan pemerintah lainnya untuk dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kegiatan operasional; termasuk mengelola aktivitas dalam menjaga hubungan baik yang melibatkan BPMIGAS, badan pemerintah atau pihak lain (seperti kunjungan kehormatan, kunjungan lapangan, pertemuan, kegiatan olahraga persahabatan, kegiatan amal dan sponsor, dan lain-lain); 3. Menyiapaknan rencana dan anggaran tahunan untuk program hubungan pemerintahan dan melakukan pengawasan terhadappelaksanaannya;

21 62 4. Memberikan informasi terkini / terbaru kepada manajemen mengenai isu-isu pemerintahan seperti peraturan baru, kebijakan baru, promosi jabatan dan pelantikan pejabat/fungsionaris di lembaga pemerintahan baik di tingkat nasional maupun daerah terkait; 5. Membantu semua hal administrasi yang dibutuhkan oleh departemen intenal untuk memonitor (mengawasi) kepatuhan prosedur operasionalbaik oleh karyawan maupun kontraktor; 6. Membantu external/internal relations officer mengkaji proposal atau permohonan donasi/bantuan, sponsor, kegiatan amal/sosial dan media komunikasi lainnya; 6. Menerapkan kebijakan dan peraturan mengenai Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan; Merujuk pada butir 2 dari tugas Government Relations Officer tersebut di atas, jelas disebutkan bahwa Government Relations bertanggung jawab dalam mengurus/menindak lanjuti dokumen persetujuan dari pemerintah (termasuk BPMIGAS) atau institusi terkait lainnya. Namun dalam kasus Blok Madura pekerjaan untuk hubungan dengan pemerintah terkait penyelesaian ijin penggunaan daerah latihan TNI Angkatan Laut di wilayah tersebut, dilakukan oleh Senior Head of Security. Alasan pengalihan ini adalah waktu pelaksanaan kegiatan seismik dan pengeboran sangat mendesak kebutuhannya, dan Untung Medianto selaku Senior Head of Security memiliki kedekatan emosional (latar belakang) dan hubungan yang baik dengan instansi tersebut. Sehingga akses masuk akan menjadi mudah dan diharapkan proses penyelesaian masalah menjadi lebih cepat dan pekerjaan seismik tidak mengalami penundaan. Namun bila dilihat pada fungsi dan perannya, Senior Head of Security bertanggung jawab untuk mengatur strategi dan implementasi keamanan dan

22 63 pengamanan agar sasaran dan objektif yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan cara efektif dan biaya yang efisien. Pada industri hulu minyak dan gas bumi yang merupakan obyek vital nasional, maka seorang pemimpin pada level manajerial seperti Senior Head of Security harus memiliki kemampuan berpikir yang baik, wawasan dan networking yang luas sehingga dapat menyusun suatu konsep pengamanan yang kuat, kokoh, terpadu namun bersahabat. Senior Head of Security juga harus memiliki aspek kognisi sosial yang baik yaitu 2 mengetahui cara-cara menginterpretasi, menganalisis, mengingat dan menggunakan informasi tentang dunia sosial atau bagaimana cara berpikir mengenai orang lain. Pada struktur organisasi sebagaimana yang terlihat di Bab IV ini pada halaman 52 dan 54, jabatan Senior Head of Security maupun Government Relations Officer memiliki praktisi atau pejabat masing-masing dan berada di bawah divisi yang berbeda. Praktisi Government Relations berada dibawah Divisi Legal and General Affairs, sedangkan Senior Head of Security berada di bawah Divisi Human Resources, Support and Security Service (HRSSS). Dan bukan hanya berbeda Divisi ataupun departemen, tetapi terlihat bahwa jabatan Senior Head of Security sudah berada pada jajaran atau tingkat manajerial sedangkan Government Relations Officer berada pada tingkat worker. 2 Baron, A. Robert, Donn Byrne, Psikologi Sosial jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga, edisi sebelas, 2004, 78

23 64 Sebagaimana yang telah peneliti sampaikan pada sub bab 1.2 Perumusan masalah, data menunjukkan bahwa dalam beberapa kegiatan yang membutuhkan ijin dari pemerintah, yang seharusnya adalah tugas dari fungsi Government Relations, dilakukan oleh Senior Head of Security. Salah satu diantaranya menjadi studi kasus dalam penelitian ini dimana proyek eksplorasi survei seismik 3D dan pengeboran di Blok Madura, mengalami kendala atau kesulitan dalam memperoleh Ijin Penggunaan Daerah Latihan TNI-Angkatan Laut daerah lepas pantai Laut Madura (blok Madura). Dan pihak CNOOC SES Limited selaku mitra kerja Husky CNOOC Madura Limited, menugaskan Senior Head of Security untuk menyelesaikan kendala tersebut, dan bukan Government Relations Officer yang membawahi tugas terkait. Untuk itu peneliti berusaha untuk menggali lebih dalam lagi tentang faktafakta di lapangan seperti penuturan Senior Head of Security, Untung Medianto, bahwa: lokasi kegiatan eksplorasi tersebut berada di sebelah Selatan Pulau Sapudi masih termasuk jajaran kepulauan Madura. Lebih tepatnyanya lagi di Timur Pulau Madura, dan masuk dalam wilayah Kabupaten Sampang dan Sumenep. Masalah muncul pada saat akan dilakukan kegiatan survei seismik 3D di Blok Madura dikarenakan dalam lokasi tersebut berada di wilayah latihan TNI Angkatan Laut. Sebenarnya sejak awal teman-teman eksplorasi sudah mengetahui bahwa di dalam blok tersebut ada wilayah / daerah latihan TNI AL. Namun karena ketidak tahuan atau kekurang pahaman mereka, sehingga dianggap bahwa dengan adanya ijin pemerintah yaitu Kontrak Kerja Sama yang mencakup kegiatan eksplorasi, maka urusan ijin apapun tidak akan ada kendala; Akhirnya terganjal dengan peraturan sehingga kegiatan survei ini hampir tidak dapat dilaksanakan.

24 65 Hal ini baru disadari beberapa hari menjelang pergeseran kapal serta barge seismik dimana pada saat itu ada perintah dari TNI Angkatan Laut, bahwa kapal dan barge dilarang masuk untuk melakukan kegiatan sesmik maupun pengeboran. Peraturan yang dimaksud di sini yaitu peraturan atau ketentuan Mijn Politie Reglement (MPR) Stbld 1930 NO. 341 Undang-Undang No. 5 Prp 1960 disebutkan bawah bahwa beberapa daerah yang dilarang untuk kegiatan eksplorasi seperti, cagar alam, daerah pertahanan dan daerah latihan militer, pelabuhan serta alur pelayaran. Selanjutnya Untung Medianto menjelaskan bahwa : kesulitan besar lainnya yang dihadapai saat itu adalah, jadwal atau waktu pelaksanaan survei seismik 3D yang sangat mendesak dan harus segera dikerjakan karena terikat pada jadwal kontrak penggunaan kapal seismik yang sudah ditentukan. Sehingga bila ijin tidak diperoleh secepatnya maka akan menimbulkan penundaan pekerjaan, dasn tentunya akan mengakibatkan kerugian waktu dan materi yang sangat besar serta mempengaruhi reputasi perusahaan pada BPMIGAS cq pemerintah. Akan tetapi di sisi lain, akses untuk masuk ke institusi TNI Angkatan Laut sangat sulit. Dari pendalaman materi dan pemetaan permasalahan maka Untung Medianto membagi akses pengurusan perijinan dalam 2 (dua) kategori yaitu : 1. Kunjungan kehormatan, koordinasi dan paparan kepada Pemerintah / lembaga atau institusi pemerintah pusat dan daerah: - Gubernur Provinsi Jawa Timur; - Bupati Sumenep; - Bupati Sampang; - BPMIGAS Pusat - Perwakilan BPMIGAS Japalu (Jawa Papua Maluku); 2. Kunjungan kehormatan, koordinasi dan paparan kepada TNI Angkatan Laut di pusat maupun daerah Jawa Timur: - Markas Besar TNI-AL di Cilangkap, Jakarta; - Komandan Pangkalan Utama TNI-AL (DAN LANTAMAL) V Surabaya; - Asisten Pengamanan Kepala Staf TNI-AL di Jakarta;

25 66 Dalam melakukan seluruh kegiatan tersebut di atas, Senior Head of Security menggunakan suatu konsep atau rencana pendekatan kewilayahan yang dibagi atas (dapat dilihat pada foto di bawah ini): 1. Wakil Gubernur Jawa Timur dengan sasaran : - untuk mendapatkan dukungan atas permohonan perijinan dan operasional; - untuk mendapatkan perlindungan dari pemerintah setempat dengan pertimbangan bahwa Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur adalah tokoh agama yang sangat disegani. Gambar 1 Pertemuan/silaturahmi kepadawakil Gubernur Jawa Timur, Drs. Syaefullah Yusuf 2. Institusi Militer / TNI Angkatan Laut 2.1. Kunjungan kehormatan dan paparan kegiatan proyek Survei Seismik 3D dan Pengeboran Blok Madura kepada pejabat Komando Utama di wilayah Jawa Timur yaitu: - Komandan LANTAMAL V Surabaya yang adalah pejabat TNI-Angkatan Laut yang bertanggung jawab atas aset dan dukungan di Wilayah LANTAMAL V.

26 67 Gambar 2 Diskusi dan penjelasan kepada Wakil Komandan Pangkalan Utama TNI AL V Surabaya beserta staf - Panglima Armada Timur yang merupakan pejabat yang berwenang dalam pengerahan kekuatan TNI-Angkatan Laut di Wilayah Timur; Gambar 3 Kunjungan dan silaturhami kepada Panglima TNI AL Armada Timur, Laksamana Muda Bambang Suwarto

27 68 Setelah identifikasi permasalahan dan mendapatkan dukungan dari TNI- Angkatan Laut di daerah, pelaporan masalah diteruskan ketingkat pusat. 2.2 Kunjungan kehormatan dan paparan kegiatan proyek Survei Seismik 3D dan Pengeboran Blok Madura kepada pejabat berwenang di Markas Besar TNI-Angkatan Laut Jakarta; - Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) yang didelegasikan kepada Asisten Pengamanan KASAL; Gambar 4 Ramah tamah dengan Asisten Pengamanan KASAL, Laksamana Muda, Putu Yuli, sebelum presentasi dimulai (peneliti hadir sebagai observer) Gambar 5 Sambutan oleh Asisten Pengamanan KASAL, Laksamana Putu Yuli dalam rapat dan presentasi kegiatan survei seismik 3D dan pengeboran di Blok Madura

28 69 Gambar 6 Rapat dihadiri oleh jajaran perwira TNI AL departemen terkait Gambar 7 Paparan oleh Tim Husky CNOOC Madura Limited, Senior Head of Security turut mendampingi (peneliti turut hadir sebagai observer) Konsep atau rencana kerja ini kemudian diajukan oleh Senior Head of Security kepada manajemen eksekutif CNOOC SES Limited maupun Husky CNOOC Madura Limited. Namun selain konsep yang tepat, Senior Head of

29 70 Security juga memiliki hubungan baik dan akrab dengan insititusi TNI Angkatan Laut, khususnya dengan para perwira tinggi pengambil keputusan. Oleh karenanya manajemen CNOOC SES Limited maupun Husky CNOOC Madura Limited bersama-sama sepakat untuk menugaskan dan memberikan kewenangan kepada Untung Medianto untuk berperan aktif dan secara penuh mengurus proses perijinan yang dibutuhkan. Mengingat bahwa pengalihan tugas ini hanyalah salah satu dari beberapa kasus yang pernah terjadi, menunjukkan bahwa manajemen eksekutif tetap memantau dan mengamati kemampuan Untung Medianto dan timbul kepercayaan terhadap kompetensi dan kredibilitasnya. Sehingga untuk proyek Blok Madura, manajemen memutuskan bahwa Senior Head of Security adalah personil yang tepat untuk mengemban tanggung jawab penyelesaian perijinan tersebut. Tentunya penilaian ini tidak timbul dalam waktu singkat tapi diperoleh setelah manajemen melakukan pengamatan dalam kurun waktu tertentu melalui fakta-fakta atau bukti-bukti keberhasilan tugas-tugas sejenis sebelumnya. Selanjutnya akan diuraikan hasil penelitian mengenai beberapa dari fungsi dan peran Government Relations Officer yang muncul atau terkait dalam penyelesaian ijin penggunaan daerah latihan TNI Angkatan Laut di Blok Madura sebagai berikut: 1. Meningkatkan dan menjaga komunikasi yang baik dengan pemerintah atau instansi terkait lainnya;

30 71 Menurut Hafif, selama ini hubungan baik dengan pemerintah dilakukan melalui partispasi langsung dalam berbagai kegiatan, baik dengan pemerintah pusat seperti BPMIGAS, MIGAS, maupun dengan pemerintah daerah. Misalnya turut berpartisipasi dalam program atau acara yang diselenggarakan oleh instansi-instansi tersebut. Diantaranya adalah seminar, workshop, rapat rutin relations dengan BPMIGAS, pelantikan pejabat, perayaan ulang tahun instansi, dan sebagainya. Selain itu turut Hafif mewakili perusahaan, turut berpartisipasi juga dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD Kep. Seribu, dimana secara administratif kewilayahan Blok South East Sumatra termasuk dalam Kabupaten Kep. Seribu. Dan bersama sama dengan fungsi external relations dan CSR turut ambil bagian dalam kegiatan pemerintah lokal seperti pelantikan pejabat ataupun perayaan dan peringatan hari-hari penting nasional dan daerah. Disini nampak bahwa langkah-langkah yang dilakukan oleh Hafif lebih kepada hal-hal konkret yang bersifat kognitif tetapi menurut peneliti hal tersebut tidak cukup. Akan semakin baik bila komunikasi dilakukan lebih intensif dengan kunjungan silaturahmi informil, sehingga lebih terlibat secara emosional dan dapat langsung melakukan pendekatan persuasif bila jabatan terkait digantikan oleh pejabat baru. Selain itu juga, Hafif lebih banyak memfokuskan diri pada komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah sipil yang terbatas di lokasi operasional CNOOC SES Limited di Kep. Seribu. Dan hal ini tidak dilakukan untuk wilayah lainnya seperti di Jawa Timur, sehingga networking menjadi terbatas. Menurut peneliti, sebaiknya komunikasi dan pendekatan persuasif tidak terbatas pada ruang lingkup pekerjaan (kewilayahan ) tetapi dilihat secara menyeluruh yaitu objektif dan tujuan dari implementasi fungsi dan peran Government Relations. Dimana baik pemerintah sipil maupun militer memiliki peranan yang sama penting selaku regulator yang berpengaruh pada kegiatan perusahaan.

31 72 Terkait masalah komunikasi Untung Medianto menyampaikan bahwa: Saya dan atau staf sekuriti biasanya dalam setahun beberapa kali kami menyempatkan diri untuk bersilaturahmi kepada BPMIGAS maupun instansi lainnya seperti Perhubungan Laut, Angkatan Laut, Kepolisian, Otorita Pelabuhan, baik yang ada di Jakarta maupun di daerah. Jadi tidak hanya datang di saat sedang ada masalah saja. Pada beberapa kesempatan, kami dari Departemen Sekuriti CNOOC menyelenggarakan acara internal seperti sharing knowledge atau talk show, terkait dengan isu-isu sekuriti, diantaranya dengan mengundang pembicara atau nara sumber dari instansi atau personil yang kompeten dari luar perusahaan. Misalnya ketika marak bom oleh teroris di Jakarta beberapa waktu lalu, Departemen Sekuriti mengundang pejabat yang kompeten dari Badan Nasional Penanganan Teroris untuk memberikan pemahaman kepada seluruh karyawan tentang bahaya teroris dan antisipasi keberadaannya di lingkungan sekitar kita. Hal-hal ini memberikan manfaat positif bagi kedua belah pihak. Disini nampak perbedaan cara pendekatan komunikasi yang dilakukan antara Hafif dan Untung. Konsep pendekatan persuasif yang dilakukan Untung tidak terbatas pada wilayah operasional perusahaan dan dilakukan secara berkala dan kontinyu, bukan hanya di saat membutuhkan bantuan saja sehingga terjalin kedekatan emosional dan memudahkan komunikasi di saat membutuhkan dukungan instansi terkait. Didukung oleh latar belakang Untung, baik akademis maupun pengalaman kerja, sehingga jaringan relasi yang luas sangat mendukung kualitas komunikasi dengan pemerintah. Dan hal tersebut dilakukan tidak terbatas di wilayah Kep. Seribu tetapi juga diimplementasikan di wilayah lainnya, seperti Sumatera Selatan dan Jawa Timur yang merupakan wilayah operasional perusahaan. Cara yang diterapkan adalah pendekatan dengan silaturahmi serta melibatkan partisipasi instansi pemerintah dalam kegiatan-kegiatan perusahaan. Hal ini sejalan dengan

32 73 yang disampaikan oleh Elvi Juliansyah mengenai aspek persuasif konatif maupun langkah-langkah pendekatan untuk meningkatkan pemahaman satu sama lain. 2. Memantau lembaga pembuat keputusan dan peraturan pada area yang mempengaruhi bidang usaha perusahaan/organisasi; Dari penuturan Hafif dikatakan bahwa penggunaan teknologi komunikasi merupakan cara cepat yang digunakan dalam memantau lembaga pembuat keputusan yaitu pemerintah. Selain itu dapat juga dilakukan dengan komunikasi secara tatap muka, atau melalui dan telepon, bila sudah memiliki hubungan yang akrab dengan pejabat berwenang. Selanjutnya dikatakan bahwa perusahaan menyadari bahwa sebagai salah satu satu stakeholder external industri hulu minyak dan gas bumi, pemerintah memiliki peranan sangat penting dalam menunjang kegiatan perusahaan. Jangan sampai karena ketidak tahuan kita akan adanya suatu kebijakan baru sehingga akhirnya menimbulkan kendala dan menghambat kegiatan operasional. Hal ini bukan hanya hal-hal yang terkait dengan ijin tetapi juga masalah otonomi daerah seperti distribusi, pajak, dll. Dan lebih buruk lagi bila dianggap perusahaan tidak taat atau patuh hukum akibat dari kealpaan terhadap kebijakan yang baru. Waktu pelaksanaan kegiatan pemantauan ini, tidak dibatasi karena ada yang bersifat rutin dan dapat langsung dilakukan dari kantor seperti mengakses berita di internet, atau website instansi terkait seperti BPMIGAS, MIGAS maupun pemda untuk melihat peraturan, kebijakan bahkan undangundang terbaru. Atau yang bersifat non rutin melalui acara kebersamaan atau gathering dan hadir memenuhi undangan pemerintah di pusat maupun daerah. Menurut peneliti, apa yang dilakukan oleh Hafif sudah benar dan baik tetapi akan lebih baik lagi bila Hafif bersikap proaktif untuk menyampaikan informasi-informasi terkini untuk internal perusahaan termasuk di jenjang manajerial eksekutif. Tetapi sebaiknya aspek pemantauan mencakup seluruh wilayah operasional perusahaan, tidak dibatasi pada wilayah atau daerah tertentu saja.

33 74 Selanjutnya dalam kapasitas sebagai penasehat bagi manajemen, Hafifi dapat menyiapkan suatu file khusus pada komputer perusahaan sebagai sumber informasi yang berhubungan dengan undang-undang, peraturan atau kebijakan pemerintah di bidang industri minyak dan gas bumi. File ini kemudian disosialisakan dan diberikan akses kepada seluruh karyawan sehingga akan menjadi informasi berharga dan memudahkan setiap departemen dalam perusahaan untuk mengetahui dan mempersiapkan ijin-ijin pendukung kegiatan operasional. Menanggapi hal ini, Untung Medianto sependapat bahwa pemerintah sebagai lembaga pembuat keputusan dan memegang peranan kunci dalam menunjang keberhasilan kegiatan industri hulu minyak dan gas bumi. Untuk itu perusahaan harus proaktif dalam mencari informasi atau data terkini dari kebijakan, aturan ataupun undang-undang yang berlaku terkait dengan bisnis perusahaan, agar kegiatan perusahaan tetap berada di jalur yang benar karena sesuai dan tunduk pada aturan atau undang-undang yang berlaku. Jadi kita harus taat hukum. Banyak cara yang dapat dilakukan apalagi di era sekarang ini dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi komunikasi, jadi waktu dan jarak tidak lagi menjadi masalah atau kendala. Hanya bagaimana kita mengemas implementasi tersebut agar dapat berhasil tentunya memerlukan dasar yang kuat dengan tetap menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan semua pihak. Sekali lagi disinilah pentingnya untuk menjaga komunikasi dan koordinasi yang baik dengan pemerintah. Bila hubungan baik tetap terjaga, kadang kala kita justru menerima iinformasi dari instansi tersebut tentang adanya kebijakan baru. Misalnya kalau yang berkaitan dengan bidang pengamanan atau sekuriti, isu perubahan implementasi cabotage saya terima langsung dari salah satu staf Perhubungan Laut karena pada waktu itu beliau tahu kalau CNOOC akan mengadakan kegiatan di Pabelokan dan menggunakan kapal asing. Sehingga berdasarkan informasi tersebut akhirnya saya dapat melakukan persiapan lebih baik sehingga tidak ada kendala dalam penggunaan kapal asing dan kegiatan berlangsung sesuai jadwal. Menurut peneliti hal ini masih berhubungan dengan butir no. 1 di atas, dimana hubungan komunikasi yang terjaga baik selama ini, memberikan dampak

34 75 positif bagi Untung Medianto. Dimana informasi penting terkait kebijakan baru Perhubungan Laut, dapat dengan mudah diperoleh langsung dari sumber terpercaya. Jadi proses pemantauan ternyata tidak terjadi semata-mata upaya perusahaan saja, tetapi atas dasar hubungan baik maka proses pemantauan dapat berjalan dua arah. Fakta menunjukkan bahwa instansi Perhubungan Laut tetap memantau kegiatan CNOOC dan proaktif memberikan dukungan melalui informasi terkini sehingga kegiatan perusahaan tidak terhambat. Hal ini sejalan dengan salah satu peran Government Relations dalam Promosi Public Relations yang ditulis oleh Elvi Juliansyah, tentang pendekatan kepada pemerintah yang bila dilakukan dengan baik dan benar maka dapat mengurangi ketidak pastian karena dapat membaca tanda-tanda peraturan. 3. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pembuat keputusan; Menurut penjelasan Hafif, berdasarkan data / fakta lapangan yang sudah diperoleh Government Relations Officer dapat melakukan pendekatan untuk meyakinkan para pembuat keputusan di pihak internal maupun eksternal, sebagai berikut: a. Publik internal: Government Relations Officer memberikan suatu analisa proyek kepada atasan langsung (manajer General Affairs), mulai dari perencanaan hingga berakhirnya proyek tersebut. Di dalamnya digambarkan dengan jelas apa saja kendala atau dampak yang mungkin timbul kemudian diberikan solusi penyelesaian dengan beberapa pilihan alternatif. b. Publik eksternal yaitu para pembuat keputusan di pusat maupun daerah, Government Relations Officer tetap menjaga komunikasi dan koordinasi misalnya melalui pertemuan-pertemuan formil kunjungan kehormatan, hadir dalam acara pelantikan pejabat atau dengan pendapat dengan DPRD. Dalam pertemuan tersebut disosialisasikan kegiatan-kegiatan dan rencana kerja perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan dari pihak terkait.

35 76 Langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh Hafif untuk internal perusahaan merupakan suatu konsep yang baik. Namun menurut penulis, implementasi nya belum mencapai tingkat manajerial eksekutif terkait dengan jabatan nya yang masih di tingkat worker sehingga akses langsung menjadi terbatas. Sehingga bila atasan langsung atau manajer departemen tidak dapat meyakinkan pimpinan eksekutif tentang konsep tersebut, maka hal ini tidak memberikan pemahaman yang baik sehingga keterlibatan fungsi dan peran government relations dapat dianggap kurang penting di mata pimpinan eksekutif. Perlu dipikirkan terobosan-terobosan baru dan inovatif sehingga fungsi dan peran Government Relations Officer diakui dan memiliki eksistensi kuat di jenjang manajerial eksekutif. Untuk pemahaman kepada pihak eksternal, peneliti melihat sebagian besar interaksi dengan instansi pemerintah karena memenuhi undangan. Menurut peneliti perlu dipikirkan suatu kegiatan dimana perusahaan yang mengundang pihak pemerintah untuk berpartispasi dalam kegiatan perusahaan misalnya pada saat ulang tahun perusahaan, dibuat suatu acara menarik dan mengundang pejabatpejabat instansi terkatit. Dan kesempatan tersebut digunakan untuk mensosialisasikan kegiatan-kegitan perusahaan terutama program-program sosial kemasyarakatan yang mendukung program pemerintah. Hal ini sejalan dengan salah satu peran Government Relations pada aspek persuasif konatif.

36 77 Adapun tanggapan Untung Medianto terhadap masalah ini adalah sebagai berikut: bagi saya, komunikasi dan silaturahim adalah hal prinsip atau mendasar yang harus selalu dilakukan dan ini merupakan golden key dalam membuka pintu untuk melancarkan urusan apapun. Karena fakta menunjukkan, banyak masalah terjadi akibat minimnya kedua unsur tersebut sehingga timbul salah paham dan saling curiga. Dan ini berlaku di internal maupun eksternal perusahaan. Melalui komunikasi kita dapat menyampaikan hal-hal yang memerlukan penjelasan, sehingga akhirnya dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman. Dan ini berlaku bukan hanya bagi pembuat keputusan tetapi juga bagi pelaksana di lapangan yaitu perusahaan. Apalagi kalau dilakukan silaturahmi, berarti tidak hanya saling tahu tetapi bisa saling kenal. Kalau sudah kenal artinya ada rasa percaya di sana, maka semua masalah dapat diantisipasi dan diminimalisasi. Seperti ada ungkapan yang mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Itu saja. Dalam pengamatan peneliti, Untung sangat memahami pentingnya pendekatan persuasif konatif yaitu komunikasi melalui silaturahmi. Dan beliau menempatkan hal ini sebagai kunci kelancaran bahkan keberhasilan dalam melaksanan fungsi dan perannya. Terkait dengan proyek Blok Madura, nampak ketika perusahaan melalui pejabat Senior Head of Security dapat mengkomunikasikan maksud dan tujuan kegiatan survei dengan baik kepada pihak-pihak terkait, sehingga memberikan pemahaman yang benar bahkan menimbulkan rasa percaya, baik dari pemerintah Jawa Timur dan terutama dari TNI Angkatan Laut. Selanjutnya data teknis berupa paparan atau presentasi rencana kerja menjadi pelengkap proses atau prosedur guna mendukung pengajuan ijin yang dibutuhkan. Peran Government Relations dengan pendekatan kepada pemerintah dapat dijalankan dengan baik oleh Senior Head of Security. 4. Dengar pendapat dengan dialog langsung; Lebih jauh mengenai hal ini Hafif menjelaskan bahwa: di internal perusahaan, saya tidak diberikan informasi dan tidak dilibatkan terutama bila

37 78 hal tersebut terkait dengan instansi militer. Sehubungan dengan kegiatan Blok Madura, selama ini koordinasi lintas departemen belum dilakukan. Akibatnya informasi penting tidak diperoleh. Selain itu juga, saya tidak terlibat dengan proyek atau perencanaan di luar wilayah Kep. Seribu sehingga tidak memiliki kesempatan untuk berdialog atau berkoordinasi langsung dan intensif dengan instansi pemerintah terkait; Sangat disayangkan bahwa Hafif selaku Government Relations Officer tidak diberikan kesempatan oleh manajemen sehingga kinerjanya menjadi tidak optimal. Bukan hanya pada proyek Blok Madura tapi nampaknya hal ini terjadi dengan blok-blok lainnya. Padahal bila Hafif diberikan kewenangan dan kepercayaan dalam melaksanakan fungsi dan perananya, hal ini akan memberikan dampak positif pada perusahaan karena sumber daya yang ada dapat berdaya guna dengan optimal. Selain itu juga, Untung sebagai Senior Head of Security juga dapat lebih memfokuskan diri pada fungsi dan perannya di bidang keamanan dan pengamanan dan tidak terjadi tumpang tindih kewenangan dan penugasan. Pada kesempatan lain, Untung mengemukakan bahwa, harus diakui koordinasi dan dialog lintas departemen di internal perusahaan sangat minim sehingga terkadang departemen atau fungsi pendukung tidak tahu proyek atau kegiatan apa yang perlu dukungan seperti perijinan ataupun pengamanan. Akibatnya dialog dengan instansi eksternal terkait tidak dapat dilakukan dengan benar untuk memperoleh informasi kebijakan atau aturan yang berlaku dan kemudian hal ini menjadi potensi masalah. Inilah yang terjadi pada saat pengajuan ijin proyek Blok Madura. Peneliti melihat bahwa minimnya pengetahuan dan persiapan internal perusahaan dalam berdialog dan dengar pendapat dengan instansi atau pemerintah wilayah Jawa Timur, khususnya Madura, mengakibatkan munculnya masalah yang menggangu kelancaran proyek survei seismik 3D dan pengeboran di Blok Madura.

38 79 Nampaknya baik pihak HUSKY maupun CNOOC sebagai mitra kerja pelaksana operasi di lapangan, tidak melakukan pemetaan awal tentang situasi lokasi kegiatan tersebut, serta aspek sosial kemasyarakatan. Persiapan lebih difokuskan pada aspek teknis kegiatan eksplorasi tanpa melihat unsur lain yang diperlukan untuk melancarkan atau memuluskan proyek tersebut, sehingga masalah perijinan dengan pemerintah daerah maupun instansi TNI Angkatan Laut, tidak diantisipasi sejak awal. Akibat kurangnya koordinasi dan ditambah dengan cara penyampaian yang kurang tepat, akhirnya menimbulkan salah pengertian dan berujung pada penolakan permohonan ijin. Saat ini, kehadiran Untung dengan kompetensi dan kredibilitas yang dimiliki, merupakan hal positif dan memberikan benefit bagi perusahaan. Tetapi situasi dan keadaan seperti sekarang ini, tidak dapat dibiarkan terus menerus tetapi manajemen harus memberikan kesempatan dilakukan kaderisasi melalui keikut sertaan fungsi terkait lintas departemen internal, pada setiap kegiatan operasional. Hal ini dimaksudkan untuk memciptakan dan memupuk rasa kebersamaan sebagai team work. 5. Mengurangi ketidak pastian karena tidak dapat membaca tanda-tanda peraturan; Hafif mengemukakan bahwa, dalam suatu kegiatan atau proyek seperti survei seismik 3D dan pengeboran adalah kegiatan eksplorasi sehingga mayoritas perencanaan atau persiapan awal yang dilakukan lebih difokuskan pada hal-hal teknis pendukung eksplorasi / survei seismik 3D tersebut. Adapun hal-hal non teknis seperti hubungan pemerintahan dan sosial kemasyarakatan terkait peraturan, kebijakan, pengamanan dan lain-lain yang dinilai tidak serumit urusan teknis, menjadi terabaikan atau terlewatkan. Akan tetapi

39 80 kenyataan di lapangan justru menunjukkan hal sebaliknya. Masalah perijinan menjadi terkendala dan muncul sebagai isu krusial karena baru diketahui pada saat jadwal operasional lapangan hanya tinggal beberapa hari lagi akan dilakukan. Diperlukan kejelian dalam mengantisipasi potensi masalah di lapangan. Dalam suatu kegiatan industri hulu minyak dan gas bumi, kerjasama tim dengan melibatkan semua fungsi terkait sesuai dengan fungsi dan perannya akan memberikan hasil yang optimal bagi kelangsungan suatu pekerjaan. Karena melalui partisipasi aktif dan informasi dari masing-masing bagian akan menyempurnakan suatu konsep perencanaan hingga pada pelaksanaannya. Hal senada disampaikan oleh Untung bahwa langkah pertama harus dilakukan adalah memberikan pemahaman pada seluruh karyawan khususnya yang berada pada level manajerial, bahwa pekerjaan atau kegiatan minyak dan gas bumi adalah team work dan pemahaman ini juga perlu disampaikan kepada staf masing-masing. Bila hal ini sudah dipahami dan disepakati maka langkah berikutnya adalah membangun komunikasi dan koordinasi antar fungsi atau departemen dalam perusahaan, misalnya melalui rapat rutin bulanan, dan secara khusus pada saat sedang mempersiapkan proyek atau rencana kegiatan yang baru. Dari kerjasama tim ini, diharapkan dapat diidentifikasi fungsi dan peran masing-masing untuk kemudian saling melengkapi demi untuk kemajuan perusahaan dan kepentingan semua pihak. Sedangkan kepada pihak eksternal, fungsi terkait perijinan seperti Government Relations sebaiknya secara rutin memantau perkembangan peraturan-peraturan yang ada dan berkoordinasi secara intesif dengan instansi terkait sebelum suatu proyek dilaksanakan. Kemudian setiap perkembangan diinformasikan ke internal perusahaan. Peneliti sependapat dengan Untung bahwa team work sangat penting dan tidak hanya terbatas dalam satu departemen atau bagian saja akan tetapi dilakukan lintas departemen. Namun hal ini tidak dapat berhasil dengan baik tanpa dukungan dari manajemen eksekutif. Untuk itu peranan pimpinan divisi ataupun departemen sangat penting dalam upaya menumbuhkan pemahaman dan

40 81 kepercayaan dari manajemen eksekutif. Kemudian koordinasi dengan pihak eksternal pemerintah perlu dilakukan dengan baik terutama bila akan melaksanakan suatu proyek baru, maka koordinasi harus semakin intensif agar dapat memperkecil kealpaan atau kelalaian dalam hal peraturan atau kebijakan. 6. Mempercepat keluarnya keputusan yang berkaitan dengan operasi perusahaan, seperti izin investasi, izin eksploitasi hasil alam dan sebagainya; Terkait dengan proses perijinan, menurut Hafif, langkah-langkah yang diambil yaitu melengkapi semua persyaratan standar atau umum yang dibutuhkan dan sesuai dengan undang-undang, peraturan atau prosedur yang berlaku. Selanjutnya bila semua syarat sudah terpenuhi, diajukan pada instansi terkait dan secara paralel melakukan koordinasi untuk mengawal kelancaran proses perijinan tersebut sehingga dapat diperoleh lebih awal dari tenggat waktu yang ditargetkan. Tetapi semua ini dapat terlaksana dan berjalan lancar, apabila hubungan baik dengan pihak terkait dapat terus dijaga bahkan ditingkatkan. Sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Hafif bahwa komunikasi dan hubungan baik merupakan faktor penting yang mendukung kelancaran suatu proses perijinan. Kelengkapan dokumen sesuai prosedur dan persyaratan diperlukan tapi bukan unsur penentu percepatan dan keberhasilan suatu proses perijinan. Sehubungan dengan kegiatan Blok Madura, menurut penuturan Untung, untuk mempercepat proses perijinan maka solusi yang dilakukan adalah : a. Melaporkan masalah ini kepada pihak BPMIGAS sebagai mitra kerja K3S, bahwa kami memiliki masalah terkait perijinan untuk melakukan kegiatan di daerah TNI AL; b. Kami meminta BPMIGAS untuk mendampingi dan membuatkan surat permohonan resmi agar kami dapat melakukan penjelasan terkait kegiatan seismik di daerah TNI AL;

41 82 Gambar 8 Kepala Dinas Sekuriti BPMIGAS, Harimawan, memberikan penjelasan tentang Husky sebagai mitra kerja pemerintah dan rencana kegiatan seismik di Blok Madura c. Sejalan dengan proses pembuatan dan pengiriman surat, kami juga melakukan pendekatan kepada bagian terkait pada instansi TNI AL, serta memberikan informasi tentang rencana kami utk melakukan klarifikasi serta meminta ijin operasi d. Pada saat kami diijinkan utk bertemu, di sana kami menjelaskan tentang apa, mengapa dan bagaimana kegiatan seismik ini dilakukan dan bahwa kegiatan ini adalah untuk kepentingan nasional; e. Setelah pihak TNI AL mengerti tentang pokok permasalahannya, maka HUSKY pun akhirnya diberikan ijin untuk melakukan seismik; f. Setelah perijinan di terima, kami langsung mengadakan kordinasi dan sosialisasi dengan semua satuan di lapangan, baik internal HUSKY maupun TNI AL; g. Untuk menjamin bahwa kegiatan ini berjalan dengan baik, kami juga menempatkan personil pengawas dari TNI AL yang bertugas mengawasi dan memastikan bahwa kegiatan dilaksanakan sesuai ijin yang diberikan, hal ini sangat penting bagi kami demi menjaga kepercayaan yang telah diberikan pada HUSKY; Dari penuturan Untung maupun Hafif, dapat dilihat dengan jelas bahwa unsur komunikasi dan hubungan baik yang terjaga baik dengan pihak BPMIGAS maupun TNI Angkatan Laut adalah kunci utama yang mempercepat proses perijinan tersebut. 7. Meningkatkan pemahaman satu sama lain; Hafif menuturkan bahwa komunikasi dan koordinasi lintas departemen, hal penting dan cara yang tepat untuk meningkatkan pemahaman satu sama lain. Misalnya diadaskan rapat koordinasi rutin antar departemen di perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai makhluk sosial, baik sebagai individu ataupun kelompok akan selalu berkomunikasi. Sehingga disadari ataupun tidak,

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Komunikasi Bidang Studi Public Relations.

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Komunikasi Bidang Studi Public Relations. IMPLEMENTASI FUNGSI DAN PERAN GOVERNMENT RELATIONS CNOOC SES LIMITED (studi deskriptif pada fungsi dan peran Senior Head of Security CNOOC SES Limited dalam menyelesaikan ijin penggunaan daerah latihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya globalisasi pasar dan kompetisi tercipta suatu perubahan yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya globalisasi pasar dan kompetisi tercipta suatu perubahan yang besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi yang telah berjalan pada tahun-tahun terakhir ini, perusahaan-perusahaan di Indonesia dituntut untuk mampu bersaing secara

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA 2015 BAGIAN I PENDAHULUAN A. LATAR

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi serta eksplorasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi serta eksplorasi dan eksploitasi sumber daya

Lebih terperinci

Lihat https://acrobat.adobe.com/sea/en/how-to/pdf-to-word-doc-converter.html untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3

Lihat https://acrobat.adobe.com/sea/en/how-to/pdf-to-word-doc-converter.html untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3 Untuk mengedit teks ini: Buka file ini pada Adobe Acrobat Klik 'Export PDF tool' pada bagian kanan Pilih Microsoft Word' untuk formatnya kemudian pilih Word Document Klik Export. Simpan file dengan memberikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) LAMPIRAN 6 PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua Nama:

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Perusahaan yang bergerak dibidang energi ini mulai beroperasi sejak tahun 1967 ketika perusahaan yang saat itu menandatangani kontrak bagi hasil pertama

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

GOVERMENT LIAISON Peranannya dalam memudahkan proses bisnis Perminyakan dengan Pemerintah terutama dalam aktivitas Eksplorasi dan Exploitasi.

GOVERMENT LIAISON Peranannya dalam memudahkan proses bisnis Perminyakan dengan Pemerintah terutama dalam aktivitas Eksplorasi dan Exploitasi. GOVERMENT LIAISON Peranannya dalam memudahkan proses bisnis Perminyakan dengan Pemerintah terutama dalam aktivitas Eksplorasi dan Exploitasi. Mustoto Moehadi Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN Veteran

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.8, 2016 SUMBER DAYA ENERGI. Percepatan Pembangunan. Infrastruktur Ketenagalistrikan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169 TAHUN 2000 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169 TAHUN 2000 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169 TAHUN 2000 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : 1. 2. 3. Menetapkan : bahwa pengusahaan pertambangan

Lebih terperinci

Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan

Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan UNTUK DITERBITKAN SEGERA: 27 AGUSTUS 2010 Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan Shell bekerjasama dengan Indonesia Bulk Terminal (IBT), meresmikan Terminal Bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya administrasi perpajakan, untuk administrasi pajak pusat, diemban oleh

BAB I PENDAHULUAN. adanya administrasi perpajakan, untuk administrasi pajak pusat, diemban oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengeluaran rutin pemerintah dibiayai oleh sumber utama penerimaan pemerintah yaitu pajak. Proses pengenaan dan pemungutan pajak ini memerlukan adanya administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai makhluk yang mutlak memerlukan aktifitas berkomunikasi demi terselenggaranya kelangsungan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas) LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Malaysia.Perusahan ini bergerak di bidang forward banking. Bahrain dan Brunei. Amerika dan Inggris

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Malaysia.Perusahan ini bergerak di bidang forward banking. Bahrain dan Brunei. Amerika dan Inggris BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. CIMB Securities Indonesia merupakan salah satu perusahan yg merupakan anak perusahan CIMB GROUP yang berpusat di Malaysia.Perusahan ini

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berjalannya kegiatan usaha dari perusahaan di suatu negara akan melibatkan pihak-pihak atau lingkungan sekitarnya sebagai penunjang bergeraknya kegiatan bisnis

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi (migas) di tanah air memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dapat dilihat dari struktur perekonomian fiskal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak berupa tantangan dan peluang baru bagi proses pembangunan daerah di setiap negara, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M No.73, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Penyelenggaraan. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041) PERATURAN

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Salah satu tugas Menteri Negara Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan secara nasional untuk memacu

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kinerja Inspektorat Kota Bandar Lampung belum optimal

Lebih terperinci

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.215, 2012 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5357) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Pedoman ini diterbitkan oleh Sekretariat KNAPPP Alamat:

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJA SAMA KONTRAK, BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJA SAMA KONTRAK, BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJA SAMA KONTRAK, BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJASAMA KONTRAK BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJASAMA KONTRAK BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJASAMA KONTRAK BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada perkembangan perekonomian dan juga sumber daya manusia. Proses perekonomian yang terjadi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88. 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Pengawasan Intern. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK-SETJEN/2015

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG TRANSPARANSI TATA KELOLA PEMERINTAHAN DI BIDANG INDUSTRI EKSTRAKTIF MIGAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan pada 2015 ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJASAMA KONTRAK BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJASAMA KONTRAK BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJASAMA KONTRAK BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari total penerimaan Negara Bukan Pajak Rp 385 trilyun 1, atau dapat. hukum agar tidak merugikan kepentingan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dari total penerimaan Negara Bukan Pajak Rp 385 trilyun 1, atau dapat. hukum agar tidak merugikan kepentingan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri Minyak & Gas Bumi (Migas) masih menjadi titik berat pendapatan Negara. Hal ini terbukti dengan data statistik Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING ( PT. LAPI GTC) berdiri

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING ( PT. LAPI GTC) berdiri BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING ( PT. LAPI GTC) berdiri pada tanggal 13 maret 1992 sebagai satuan usaha dari yayasan LAPI ITB. Kemudian mulai

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan P.T. Sriwijaya Air atau lebih dikenal dengan nama Sriwijaya Air adalah perusahaan penerbangan swasta nasional yang saat ini eksis meramaikan dunia

Lebih terperinci

2017, No Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa k

2017, No Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa k No.1122, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Tata Kelola BMN. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN TATA KELOLA BARANG

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

file://\\ \web\prokum\uu\2003\uu panas bumi.htm

file://\\ \web\prokum\uu\2003\uu panas bumi.htm Page 1 of 16 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2003 TENTANG PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa panas bumi adalah sumber daya alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB II PROFIL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG. 2.1 Sekilas tentang Politeknik Negeri Semarang

BAB II PROFIL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG. 2.1 Sekilas tentang Politeknik Negeri Semarang BAB II PROFIL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2.1 Sekilas tentang Politeknik Negeri Semarang Politeknik Negeri Semarang, dulu Politeknik Universitas Diponegoro (1989) sebagai salah satu perguran tinggi negeri

Lebih terperinci

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Kata Pengantar Proses demokratisasi telah mengubah paradigma semua Kementerian/Lembaga Pemerintah saat ini dimana transparansi, akuntabilitas dan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI Bambang Tjahjono Bidang Program

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan fungsi dan tujuan

Lebih terperinci

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR SALINAN BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Republik Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan luas sekitar 2/3 bagian (5,8 juta Km 2 ) adalah lautan, dan sekitar 1/3 bagian (2,8 juta km 2 ) adalah daratan,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan Mayarakat (Humas) berupaya merebut dukungan publik melalui program yang dilakukannya agar perusahaan

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR,

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

Dalam Tabel 1.1 terlihat bahwa pertumbuhan penduduk Kota Depok menunjukkan peningkatan secara signifikan. Peningkatan jumlah penduduk

Dalam Tabel 1.1 terlihat bahwa pertumbuhan penduduk Kota Depok menunjukkan peningkatan secara signifikan. Peningkatan jumlah penduduk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ciri-ciri kependudukan di Indonesia selain jumlah penduduk yang besar, adalah bahwa kepadatan penduduk di perkotaan tinggi, penyebaran penduduk desa kota dan

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI

PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG HARI, : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan salah satu bentuk kegiatan pada ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan salah satu bentuk kegiatan pada ruang lingkup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan salah satu bentuk kegiatan pada ruang lingkup public relations yang mengatur hubungan antara perusahaan dan para karyawannya adalah

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 88 TAHUN 2000 TENTANG KEADAAN DARURAT SIPIL DI PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PRESIDEN

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI RENCANA STRATEGIS PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2006-2009 Oleh Tim Renstra PMG 1. UU No. 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

PRINSIP ESSILOR. Prinsip-prinsip kita berasal dari beberapa karakteristik Essilor yang khas:

PRINSIP ESSILOR. Prinsip-prinsip kita berasal dari beberapa karakteristik Essilor yang khas: PRINSIP ESSILOR Setiap karyawan Essilor dalam kehidupan professionalnya ikut serta bertanggung jawab untuk menjaga reputasi Essilor. Sehingga kita harus mengetahui dan menghormati seluruh prinsip yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.587, 2015 BPH MIGAS. Komite BPH Migas. Tugas. Wewenang. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG TATA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Perumusan key..., Dino Andrian, FE UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Perumusan key..., Dino Andrian, FE UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi menyatakan bahwa minyak dan gas bumi sebagai sumber daya alam strategis takterbarukan yang terkandung di

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berberapa kebijakan dan etika bisnis. Salah satu dari kebijakan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. berberapa kebijakan dan etika bisnis. Salah satu dari kebijakan tersebut adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mengoperasionalkan sebuah perusahaan tentunya dibatasi oleh berberapa kebijakan dan etika bisnis. Salah satu dari kebijakan tersebut adalah kebijakan legal lewat

Lebih terperinci

1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN

1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN 1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN 1.1 Pengadilan telah mengumumkan visi, misi (tujuan), dan detil bagaimana memenuhi nilai dasar (seperti : aksesibilitas, aktualitas, dan keadilan). 1.2 Pimpinan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG KEGIATAN USAHA PANAS BUMI

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG KEGIATAN USAHA PANAS BUMI PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG KEGIATAN USAHA PANAS BUMI I. UMUM Sumber daya Panas Bumi merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan manfaat

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL 1 tahun ~ pemberian izin masuk kembali bagi pemegang izin tinggal terbatas pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal

Lebih terperinci

PERUBAHAN ATAS PP NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

PERUBAHAN ATAS PP NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PERUBAHAN ATAS PP NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA NO PENJELASAN 1. Judul: Judul: PERATURAN PEMERINTAH PENJELASAN REPUBLIK INDONESIA ATAS NOMOR 23

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 1 BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR TAHUN. TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN SERTA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.947, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Biaya Remunerasi. Tenaga Kerja Asing. Kerjasama Migas. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 258/PMK.011/2011 TENTANG BATASAN

Lebih terperinci

Deskripsi Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Deskripsi Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris I. Landasan Hukum - Undang undang No. 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan - Undang Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal - Undang undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas - Undang

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA, SALINAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH OLEH INSPEKTORAT KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, serta sistematika dalam hal penulisan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, serta sistematika dalam hal penulisan penelitian. BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang terkait permasalahan yang akan diteliti, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan mafaat penelitian, serta sistematika dalam hal penulisan

Lebih terperinci

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, TATA KERJA, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN PADA SEKRETARIAT

Lebih terperinci