ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS XI IPA MEMPELAJARI MATERI LIMIT FUNGSI DI SMAN 1 KASIHAN TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS XI IPA MEMPELAJARI MATERI LIMIT FUNGSI DI SMAN 1 KASIHAN TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI"

Transkripsi

1 ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS XI IPA MEMPELAJARI MATERI LIMIT FUNGSI DI SMAN 1 KASIHAN TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh : Rosa Ardiyati NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 i

2 PERSETUJUAi\I Slaipsi yang berjudul ANALISIS KESULITA}I SISWA KELAS XI IPA MEMPELAJARI MATERI LIMIT f,'t]ngst DI SMAI\I 1 KASIHAN TAIIT}N AJARAN zot3nw{ Oleh: Rosa Ardiyati Nriu. w Telahdisetujui tanggal 2l Juni 2016 Untuk diujikan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Itnu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Menyetujui, NrP t

3

4 PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama NIM. Jurusan/Prodi Fakultasfuniversitas Judul TAS Rosa Ardiyati Pendidikan MatematikalPendi di kan Matematika MlPA/Universitas Negeri Yogyakarta Analisis Kesulitan Siswa Kelas XI IPA Mempelajari Materi Limit Fungsi Di SMAN I Kasihan Tahun Ajaran Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapatkarya atau pendapatyang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata tulis penulisan karya tulis ilmiah yang telah lazim. Apabila temyata terbukti pemyataan saya ini tidak benar, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya, dan saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Yosyakarta. 2l Juni 2016 'f-\ wrr15#ardivati NrM. 0e301iqrctz IV

5 MOTTO Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil Yesterday is history, tomorrow is mystery, but today is a gift. That s why this day is called present There are no accident Ecercise is the best teacher PERSEMBAHAN Karya ini ku persembahkan untuk Bapak saya, Partono Hadisantoso, Ibu saya, Sri Lestari Kusdiyati, adik saya, Aruminar Rosari, dan Manggala Aldi yang selama ini telah mendampingi, mendoakan, dan untuk semua yang sudah diberikan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Teman-teman seperjuangan, Rina Y., Ermita dan Rudi dan semua teman-teman PMATSUB 09 yang tak terlupakan. Teman-teman Genk Ceria yang selalu bersama v

6 ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS XI IPA MEMPELAJARI MATERI LIMIT FUNGSI DI SMAN 1 KASIHAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh Rosa Ardiyati NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan siswa kelas XI IPA dalam mempelajari materi limit fungsi di SMAN 1 Kasihan. Kesulitan belajar siswa yang diteliti berkaitan dengan pemahaman siswa tentang konsep dan prinsip dalam menyelesaikan persoalan limit fungsi. Dalam penelitian ini subjek penelitian telah mempelajari materi limit fungsi pada pembelajaran di kelas. Materi yang dimaksud adalah limit fungsi aljabar di suatu titik, limit fungsi aljabar di tak hingga, dan limit fungsi trigonometri. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI PA 1 dan XI IPA 2 yang dipilih berdasarkan kesalahan dan ketercapaian subjek dalam menyelesaikan tes diagnostik materi limit fungsi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan tes diagnostik tertulis yang terdiri dari 8 soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 49 siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 hanya 3 siswa yang dapat menyelesaikan 8 soal tes dengan benar. Terindentifikasi sebanyak berturut-turut 11, 19, dan 8 dari 49 siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan persoalan nomor 1, 2, dan 3 tentang limit fungsi yang berkaitan dengan konsep dan prinsip limit fungsi aljabar di suatu titik; sebanyak berturut- turut 7, 18, dan 28 dari 49 siswa siswa mengalami kesulitan menyelesaikan persoalan nomor 4, 5, dan 6 tentang limit fungsi aljabar di tak hingga; dan sebanyak berturut-turut 33 dan 36 dari 49 siswa mengalami kesulitan menyelesaikan persoalan nomor 6 dan 7 tentang limit fungsi trigonomometri. Selain itu teridentifikasi bahwa 13 dari 49 siswa juga mengalami kesulitan dalam memahami konsep dan prinsip perhitungan pemfaktoran, perkalian dan pembagian aljabar. kata kunci: analisis kesulitan belajar, limit fungsi vi

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kesulitan Siswa Kelas XI IPA Mempelajari Materi Limit Fungsi Di SMAN 1 Kasihan Tahun Ajaran 2013/2014 ini guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hartono, M. Si., sebagai Dekan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan penulis dalam menyelesaikan studi. 2. Dr. Ali Mahmudi, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ketua Prodi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dalam pengurusan administrasi selama penulisan skripsi. 3. Dr. Elly Arliany, sebagai Penasehat Akademik yang telah memberikan informasi dan pengarahan dalam penyusunan tugas akhir skripsi. 4. Murdanu,M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan, nasehat, dan motivasi dalam menyusun skripsi. 5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ilmu kepada penulis. vii

8 6. Semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Yogyakarta, 21 Juni 2016 Rosa Ardiyati NIM viii

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... i DAFTAR LAMPIRAN... i BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Batasan Masalah... 5 D. Rumusan Masalah... 5 E. Tujuan Penelitian... 5 F. Batasan Istilah... 6 G. Manfaat Penelitian... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori Kesulitan Belajar Kesulitan Belajar Matematika dan Karakteristiknya Objek Matematika dalam Materi Limit Fungsi Materi Limit Fungsi Kelas XI IPA Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa B. Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berpikir BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Subjek Penelitian C. Tempat dan Waktu Penelitian i

10 D. Setting Penelitian E. Desain Penelitian F. Instrumen Penelitian G. Data Penelitian H. Teknik Pengumpulan Data I. Objektivitas dan Keabsahan Data J. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian B. Kajian Soal Tes Diagnostik C. Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 52

11 DAFTAR LAMPIRAN 1. Hasil Observasi Pembelajaran Hasil Nilai Ulangan Harian Siswa Kisi- Kisi Tes diagnostik Tes Diagnostik Lembar Kerja Siswa Kunci Jawaban Tes Diagnostik Tabulasi Nilai Tes Diagnostik Analisis Kesalahan Siswa Tes Diagnostik Dokumentasi Tes Diagnostik Jawaban Tes Diagnostik Siswa.. 99 i

12 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah ilmu yang mendasari berbagai ilmu pengetahuan sains sekaligus ilmu yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir. Selain dipelajari di setiap jenjang pendidikan di Indonesia khususnya jurusan ilmu alam, Matematika juga dipelajari oleh siswa jurusan ilmu sosial karena keterkaitannya dengan perkembangan ilmu sosial sampai saat ini. Setiap perkembangan ilmu sains, sosial, dan teknologi modern tidak dapat lepas dari bahasan Matematika. Hal ini yang mendasari pentingnya Matematika dalam pembelajaran siswa di sekolah secara keseluruhan dan pemecahan masalah dalam keseharian siswa. Di samping keterkaitannya dengan berbagai disiplin ilmu dan membantu mengembangkan berpikir logis dan kreatif, pemerintah yang dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan Nasional, melampirkan tujuan mata pelajaran Matematika dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006, bahwa mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

13 2 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Pada jenjang sekolah menengah atas, matematika dipelajari oleh siswa dari kelas X sampai XII baik jurusan ilmu sosial maupun ilmu alam. Materi pembelajaran Matematika pada jenjang SMA antara lain aljabar, logika, himpunan, kalkulus, trigonometri, peluang, dan statistika. Salah satu materi Matematika di jenjang SMA adalah kalkulus yang disampaikan kepada siswa pada bab limit fungsi pada kelas XI (IPA dan IPS) di semester genap. Konsepkonsep pada kalkulus yang diawali dengan limit fungsi ini yang nantinya akan digunakan untuk dasar materi kalkulus lain pada kelas XI dan XII yaitu turunan dan integral. Pada saat siswa mempelajari materi turunan, siswa akan diminta untuk menelaah definisi turunan. Definisi turunan dapat dipahami hanya jika siswa memahami materi limit fungsi. Selanjutnya siswa juga akan mempelajari materi integral. Materi integral dan turunan juga berhungan satu sama lain. Maka mehamahi materi limit fungsi tentunya akan sangat membantu siswa dalam memahami materi turunan dan integral. Jika dari awal siswa tidak

14 3 memahami konsep dan prinsip limit fungsi, maka siswa akan kesulitan dalam memahami konsep dan prinsip materi turunan dan integral. Padahal diketahui ketiga materi ini adalah materi kalkulus yang nantinya akan dipelajari lebih lanjut di jenjang pendidikan selanjutnya. Hampir semua jurusan di universitas mewajibkan mata kuliah matematika, dan beberapa jurusan mewajibkan mata kuliah kalkulus. Selain pada mata pelajaran Matematika, konsep kalkulus juga diterapkan di mata pelajaran fisika pada materi gerak dan kecepatan, serta ilmu sains lainnya yang akan dipelajari pada jenjang perguruan tinggi jurusan ilmu alam. Oleh karena itu pentingnya mempelajari materi limit bukan hanya didasari karena materi ini diujikan pada ujian akhir tetapi juga untuk mendidik siswa mengembangkan kompetensi diri untuk pemecahan masalah dan pendidikan selanjutnya. Pihak guru dan sekolah sebagai ujung tombak pendidikan tentunya sudah melakukan berbagai upaya untuk membantu siswa dalam mempelajari matematika khususnya materi limit fungsi. Salah satu sekolah yang berusaha untuk mencapai tujuan tersebut yaitu SMAN 1 Kasihan. Usaha-usaha yang telah dijalankan oleh SMAN 1 Kasihan yaitu berupa penyampaian materi yang dilakukan oleh guru, pendalaman materi rutin, ulangan harian, tugas-tugas, ujian tengah semester, ujian semester, dan ujian akhir. Upaya-upaya ini sudah dikerahkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dengan meningkatkan nilai hasil pembelajaran siswa. Akan tetapi, hal tersebut belum tercapai khususnya pada siswa SMAN 1 Kasihan kelas XI IPA pada materi limit fungsi tahun ajaran

15 4 2013/2014. Hal ini didasarkan pada hasil observasi selama pembelajaran di kelas XI IPA bahwa sebagian siswa pada materi limit fungsi mengalami kesulitan saat pembelajaran dan menyelesaikan persoalan limit fungsi. Selain itu, dari hasil pengamatan cukup banyak siswa yang mengikuti ujian remidi untuk memperbaiki ulangan harian pada materi limit fungsi ini. Hasil ulangan harian limit fungsi yang dilaksanakan oleh guru pada akhir April 2014 menunjukkan (lampiran 2) bahwa dari 32 siswa kelas XI IPA1, 15 diantaranya tidak mencapai ketuntasan. Sedangan untuk 32 siswa kelas XI IPA2, 21 siswa tidak mencapai ketuntasan. Dari 64 siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 di SMAN 1 Kasihan pada ulangan harian materi limit fungsi diketahui sebanyak 36 siswa atau 56,25% tidak tuntas dengan kriteria ketuntasan minimum 75 dari SMAN 1 Kasihan. Rendahnya nilai ulangan harian siswa mengindikasikan kesalahan siswa saat menjawab soal ulangan harian limit fungsi. Salah satu indikator kesulitan belajar siswa adalah siswa melakukan kesalahan pada saat tes. Maka dapat disimpulakan bahwa kemungkinan sisw mengalami kesulitan dalam pembelajaran materi limit fungsi. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menganalisis masalah kesulitan siswa kelas XI IPA SMAN 1 Kasihan dalam mempelajari materi limit fungsi tahun ajaran 2013/2014. Selanjutnya penulis dapat menemukan dan menjelaskan kesulitan siswa selama pembelajaran sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan guru untuk memperbaiki pembelajaran.

16 5 B. Identifikasi Masalah 1. Sebagian siswa kelas XI IPA SMAN 1 Kasihan hasil ulangan harian tahun ajaran 2013/2014 pada materi limit fungsi tingkat ketuntasannya masih rendah. 2. Belum diketahui letak kesulitan siswa kelas XI IPA SMAN 1 Kasihan dalam mempelajari materi limit fungsi. C. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada kesulitan siswa dipandang dari sisi intelektualnya, yaitu konsep dan prinsip pada materi limit fungsi. D. Rumusan Masalah Masalah yang diajukan dalam penelitian yaitu mengetahui kesulitan siswa kelas XI IPA SMAN 1 Kasihan dalam menyelesaikan persoalan limit fungsi. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan kesulitan siswa kelas XI IPA SMAN 1 Kasihan dalam menyelesaikan persoalan limit fungsi.

17 6 F. Batasan Istilah 1. Kesulitan siswa mempelajari materi limit fungsi yang dimaksudkan adalah ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan limit fungsi yang ditunjukkan dengan kesalahan. 2. Kesalahan yang dimaksud adalah kesalahan konsep dan prinsip dalam materi limit fungsi. 3. Analisis kesulitan siswa mempelajari materi limit fungsi adalah kajian kesulitan dan penyebab yang terindikasi dari kesalahan siswa dalam mengerjakan persoalan limit fungsi. G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru : Sebagai pengetahuan dan pertimbangan dalam pemilihan metode pembelajaran yang sesuai bagi siswa kelas XI IPA pada materi limit fungsi. 2. Bagi Peneliti : Menambah wawasan peneliti tentang kesulitan siswa khususnya kesulitan siswa pada materi limit fungsi.

18 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kesulitan Belajar Para guru terkadang sulit membedakan anak berkesulitan belajar (learning disabilities) dengan anak tunagrahita (mental retardasion), karena pada umumnya mereka memiliki pemahaman yang berbeda-beda tentang pengertian anak berkesulitan belajar. Pengertian kesulitan belajar menurut National Joint Committee for Learning Disabilities yaitu: Kesulitan belajar adalah suatu batasan generik yang menunjuk pada suatu kelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata (significant) dalam kemahiran dan menggunakan kemampuan mendengarkan, bercakap- cakap, membaca, menulis, menalar, atau kemampuan di bidang matematika. Gangguan tersebut instrinsik dan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi sistem syaraf pusat. Meskipun suatu kesulitan belajar mungkin terjadi berbarengan dengan adanya kondisi gangguan lain (misalnya gangguan sensoris, retardasi mental, hambatan sosial dan emosional) atau pengaruhpengaruh lingkungan (misalnya, perbedaan budaya, pembelajaran yang tidak tepat, faktor- faktor psikogenik), hambatan- hambatan tersebut bukan penyebab atau pengaruh langsung. (Muljono dan Sudjadi, 1994: ) Ada beberapa macam klasifikasi kesulitan belajar, salah satunya adalah seperti yang dikemukakan Kirk dan Gallagher dari Bureau of Education for

19 8 Handicapped of the United States Office of Education (Muljono dan Sudjadi,1994:136) yaitu kesulitan belajar dalam : 1. Ekspresi oral 2. Pemahaman mendengarkan 3. Ekspresi tertulis 4. Ketrampilan membaca dasar atau permulaan 5. Pemahaman membaca 6. Perhitungan matematis 7. Penalaran matematis Dari ketujuh klasifikasi tersebut pada hakekatnya dapat diringkas menjadi 3 klasifikasi yaitu : 1) kesulitan bahasa reseptif dan ekspresif; 2) kesulitan belajar membaca dan menulis; 3) kesulitan belajar matematika. 2. Kesulitan Belajar Matematika dan Karakteristiknya Kesulitan belajar matematika disebut dengan istilah diskalkulia, sedangkan kesulitan belajar matematika yang berat disebut akalkulia (Mulyono,1996:224). Menurut Janet W. Lerner (Mulyono,1996: ) ada beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar matematika yaitu : a. Gangguan Hubungan Keruangan Konsep hubungan keruangan contohnya pemahaman atas- bawah, puncak- dasar, jauh- dekat, tinggi- rendah, depan- belakang, dan awal

20 9 akhir pada umumnya sudah dikuasi oleh anak sebelum masuk sekolah dasar. Gangguan memahami hubungan keruangan disebabkan oleh kondisi intrinsik seperi disfungsi otak dan kondisi ekstrensik seperti lingkungan sosial yang tidak menunjang terselenggaranya komunikasi yang dapat menyebabkan anak mengalami gangguan pemahaman konsep ini. Gangguan ini menyebabkan anak sulit memahami sistem bilangan. Misalnya anak tidak mampu merasakan jarak antarbilangan seperti jarak angka 2 dengan 3 lebih dekat daripada jarak angka 2 dengan 7. b. Abnormalitas Persepsi Visual Abnormalitas persepsi visual adalah jika seorang anak sulit atau tidak dapat melihat berbagai objek dalam hubungannya dengan kelompok atau set. Contohnya seorang anak yang diminta untuk menjumlahkan dua kelompok benda yang masing- masing terdiri dari tiga dan tujuh anggota, ia akan menghitung satu persatu jumlah tiap kelompoknya sebelum menjumlahkannya. c. Asosiasi Visual-Motor Asosiasi visual-motor yaitu seserasian antara aktivitas visual dan motorik anak. Misal seorang anak yang diminta menghitung benda sambil menyentuh benda- benda tersebut satu persatu, ia baru menyentuh benda ketiga namum sudah berhitung sampai empat. Kesalahan seperti ini yang nantinya mempersulit anak dalam memahami makna bilangan- bilangan.

21 10 d. Perseverasi Gangguan perseverasi yaitu adanya perhatian yang melekat pada suatu objek pada jangka waktu yang relative lama. Pada awalnya anak tersebut dapat mengerjakan soal dengan baik, tetapi lama- kelamaan perhatiannya melekat pada sutu objek. Misal seorang anak diminta mengerjakan soal seperti di bawah ini : = = = = = = 9 Angka 9 diulang beberapa kali oleh siswa tanpa memperhatikan kaitannya dengan konsep matematika. e. Kesulitan Mengenal dan Memahami Simbol Kesulitan belajar matematika dapat disebabkan karena ketidakpahaman siswa terhadap simbol- simbol matematika seperti +, -, =, <, dan >. Bisa disebabkan oleh gangguan memori atau bisa juga karena gangguan persepsi visual. f. Gangguan Penghayatan Tubuh

22 11 Anak yang diskalkulia bisanya sering memperlihatkan adanya gangguan penghayatan tubuh (body image). Misalnya anak sulit memahami hubungan bagian- bagian tubuh sendiri. g. Kesulitan dalam Bahasa dan Membaca Kemampuan membaca jelas dibutuhkan dalam mengejakan soal- soal matematika, seprti pengertian matematika yang telah dijelaskan di subbab sebelumnya bahwa matematika adalah bahasa simbol. Anak yang kesulitan dalam membaca tentunya akan kesulitan memahami soal, terutama soal tertulis. h. Skor Performance IQ Jauh Lebih Rendah daripada Skor Verbal IQ Tes intelengensi memiliki dua subtes, subtes verbal dan subtes kinerja (performance). Subtes verbal mencakup tes tentang informasi, persamaan, aritmetika, perbendaharaan kata dan pemahaman. Sedangkan subtes kinerja mencakup melengkapi gambar, menyusun gambar, menyusun baok, menyusun objek, dan coding. Tes kinerja ini sangat terkait dengan kemampuan persepsi visual, asosiaasi visual- motor, dan konsep keruangan. 3. Objek Matematika dalam Materi Limit Fungsi Terdapat beberapa definisi matematika yang dikemukaan oleh banyak pihak dan tokoh. Salah satu definisi dikemukaan oleh Beth & Piaget (dalam Runtukahu, 2014: 28) yang mengatakan bahwa matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan struktur abstrak dan hubungan antarstruktur tersebut sehingga teroganisasi dengan baik. Sedangkan R.E.

23 12 Reys dalam Runtukahu (2014: 28) mengemukaan bahwa matematika adalah studi tentang pola dan hubungan cara berpikir dengan strategi organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat untuk memecahkan masalahmasalah abtrak dan praktis. Sementara James & James (Suherman, 2001: 18) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep- konsep yang berhubungan satu dengan yang lain yang terbagi menjadi tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri. Perbedaan definisi ini terjadi karena perbedaan sudut pandang dan karena matematika itu sendiri masih dapat berkembang dalam hal metode dan isinya (Bell, 1978: 23). Walaupun matematika didefinisikan menjadi banyak hal, R. Soedjadi (2000:13) menyimpulkan bahwa setelah mendalami definisi- definisi tersebut, pada dasarnya matematika memiliki beberapa karakteriristik yaitu (1) memiliki objek abstrak, (2) bertumpu pada kesepakatan, (3) berpola pikir deduktif, (4) memiliki simbol kosong dari arti, (5) memperhatikan semesta pembicaraan, (6) dan konsisten dalam sistemnya. Salah satu karakterisktik tersebut yaitu matematika memiliki objek abstrak. Gagne (Suherman, 2001: 35) mengemukakan bahwa objek matematika terdiri dari objek langsung dan tak langsung. Objek langsung terdiri dari fakta, keterampilan, konsep dan prinsip. Sedangkan objek tak langsung terdiri dari kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika, dan tahu bagaimana semestinya belajar. Bell (1978:108) mengemukakan bahwa keempat objek langsung di atas adalah 4 kategori

24 13 yang dapat dipisahkan dalam matematika. Penjabaran mengenai keempat objek menurut R. Soedjadi (2000:13-16) dan Bell (1978: ) adalah sebagai berikut. 1. Fakta Fakta adalah semua kesepakatan dalam matematika berupa simbolsimbol Matematika. Siswa dikatakan memahami fakta apabila ia telah dapat menyebutkan dan menggunakannya secara tepat. Contoh pemahaman siswa terhadap fakta dalam materi limit fungsi adalah siswa dapat menuliskan dan membaca simbol limit (lim a f()). 2. Keterampilan Keterampilan adalah operasi atau prosedur yang diharapkan dapat dikuasai siswa secara cepat dan tepat. Siswa dikatakan dapat menguasai keterampilan dalam materi limit apabila siswa dapat menyelesaikan berbagai jenis masalah tentang limit fungsi dengan prosedur yang benar. Contohnya dalam menyelesaikan soal limit fungsi aljabar siswa menggunakan operasi aljabar dengan benar. 3. Konsep Konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan seseorang dapat menentukan apakah suatu objek atau kejadian merupakan contoh konsep atau bukan contoh konsep. Siswa dikatakan menguasai konsep apabila ia mampu mengidentifikasi contoh dan noncontoh konsep. Contoh pada materi limit fungsi adalah siswa dapat mengidentifikasi definisi limit fungsi di suatu titik dan definisi limit fugsi di tak hingga.

25 14 4. Prinsip Prinsip adalah rangkaian beberapa konsep secara bersama-sama beserta hubungan (keterkaitan) antarkonsep tersebut. Siswa dikatakan menguasai prinsip apabila siswa dapat mengidentifikasi konsep-konsep yang terkandung di dalam prinsip tersebut, menentukan hubungan antarkonsep, dan menerapkan prinsip tersebut ke dalam situasi tertentu. Contoh pemahaman siswa dalam limit fungsi adalah siswa dapat menggunakan teorema- teorema limit, prinsip mencari nilai limit fungsi suatu fungsi di suatu titik, prinsip mencari nilai limit fungsi suatu fungsi di tak hingga, dan prinsip mencari nilai limit fungsi trigonometri di suatu titik dalam persoalan limit fungsi lengkap dengan prosedur yang benar. 4. Materi Limit Fungsi Kelas XI IPA a. Limit Fungsi di Suatu Titik (Secara Intuitif) Secara intuitif pengertian limit fungsi dapat diuraikan melalui penjelasan berikut ini: lim c f() = L berarti bahwa jika dekat tetapi berlainan dengan c, maka f() dekat ke L. (Varberg & Purcell, 2001:88) Contoh: Misal diketahui fungsi f yang dirumuskan sebagai berikut f() =

26 15 Fungsi tersebut tidak terdefinisi di = 1 karena ketika = 1 fungsi ini memiliki penyebut 0 sehingga tidak terdefinisi. Namun perhatikan nilai fungsi ketika nilai mendekati 1 dari kanan dan kiri. Fungsi f terdefinisi untuk setiap bilangan real kecuali di = 1 dapat dilihat kecenderungan nilai f() ketika nilai mendekati 1 melalui tabel berikut: 0,9 0,99 0,999 0,9999 1,0001 1,001 1,01 1,1 f() 2,9 2,99 2,999 2,9999 3,0001 3,001 3,01 3,1 Dari tabel di atas didapat nilai f() mendekati 3 ketika makin mendekati 1 dari kanan maupun dari kiri. Dengan demikian secara intuitif hal ini dapat dinyatakan dengan limit fungsi f() untuk mendekati 1 adalah 3 dan ditulis lim = b. Limit Fungsi di Tak Hingga Nilai limit fungsi di tak hingga adalah nilai suatu fungsi f() jika mendekati tak hingga. Maka kita dapat memperoleh nilainya dengan penjabaran sebagai berikut. Jika f() = 1 maka nilai limit fungsi tersebut adalah 0 jika mendekati tak hingga. Hasil ini didapat dari: f() 1 0,5 0,1 0,01 0,001 0,0001 0,

27 16 Kesimpulan dari penjelasan tersebut dapat ditulis sebagai berikut: lim 1 = 0 Konsep di atas inilah yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan limit fungsi di tak hingga. c. Sifat-sifat Limit Fungsi Diketahui n bilangan bulat positif, k suatu konstanta, dan fungsi f dan g masing-masing mempunyai limit di c, maka 1. Jika L f c ) ( lim dan M f c ) ( lim maka L = M (Ketunggalan limit fungsi) 2. k k c lim 3. c c lim 4. ) ( lim ) ( lim f k f k c c 5. ) ( lim ) ( lim ) ( ) ( lim g f g f c c c 6. ) ( lim ) ( lim ) ( ) ( lim g f g f c c c 7. ) ( lim ) ( lim ) ( ) ( lim g f g f c c c 8. ) ( lim ) ( lim ) ( ) ( lim g f g f c c c asalkan 0 ) ( lim g c 9. n c n c f f ) ( lim ) ( lim

28 lim n f ( ) n lim f ( ) asalkan lim f ( ) 0 c c c untuk n genap 11. a. Jika lim f ( ) L maka lim f ( ) L c c b. Jika lim f ( ) 0 c maka lim f ( ) 0 c d. Limit fungsi Trigonometri Teorema dasar limit fungsi trigonometri di bawah ini diturunkan dengan menggunakan Prinsip Apit dan rumus trigonometri. (Endang Dedy, 2003:85-87) Teorema Dasar Limit Fungsi Trigonometri sin lim 0 = 1 Bukti: Pada lingkaran satuan dengan persamaan 2 + y 2 = 1 pada gambar berikut: 1 C P -1 O A(1,0) B 1-1 Gambar 1 Lingkaran satuan yang berpusat di (0,0)

29 18 Pada Gambar 1 menunjukkan sudut AOP = radian, segitiga OBP siku- siku di B dan PB menyinggung juring lingkaran BOC, dengan 0 < < π 2 maka berlaku: Luas juring BOC Luas OBP Luas juring AOP 2π π (OB)2 1 OB. PB π (OA)2 2 2π 2 (cos )2 1 2 cos. sin 2 (1)2 2 cos2 1 2 cos. sin 2 cos 2 cos. sin cos 2. cos cos. sin. cos cos sin 1 cos. cos lim 0 sin cos lim 0 lim 1 0 cos sin 1 lim 0 1 sin Maka lim = 1 0 Untuk mencari nilai limit yang memuat tan adalah sebagai berikut.

30 19 sin tan lim = lim cos 0 0 sin = lim 0 sin = lim 0 1 cos lim 1 0 cos = 1 1 cos 0 = 1 1 = 1 Dengan cara yang sama, maka diperoleh lim 0 tan = lim 0 sin cos = lim cos = lim cos 0 sin 0 sin = 1 cos 0 = 1 1 = 1 Jadi, terbukti tan lim 0 = 1 dan lim 0 tan = 1 5. Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Guru sebagai pendidik selain bertugas untuk memfasilitasi siswa dalam pembelajaran di sekolah, guru juga dituntut untuk mengawasi perkembangan peserta didik. Salah satu bentuk pengawasan perkembangan peserta didik adalah guru dituntut untuk dapat mendiagnosis siswa yang berkesulitan belajar. Menurut Sugihartono (2007:149) pengertian diagnosis menurut beberapa ahli dapat disimpulkan menjadi penentuan jenis masalah atau kelainan atau ketidakmampuan dengan meneliti latar belakang penyebabnya dengan cara menganalisis gejala- gejala yang tampak. Maka

31 20 diagnosis kesulitan belajar adalah penentuan kesulitan belajar siswa dengan meneliti penyebab kesulitan belajar tersebut dengan menganalisis gejala yang tampak. Menurut Cooney (1975: ) adalah beberapa tahapan mendiagnosis siswa yang berkesulitan belajar yaitu: a. Identifikasi siswa yang berkesulitan belajar Identifikasi siswa dilakukan agar guru atau peneliti dapat fokus ke siswa yang berkesulitan belajar. Proses identifikasi dapat dilakukan dengan menganalisis dan membandingkan nilai ulangan harian, ujian semester dan mid semester pada bab atau semester sebelumnya dan mengobservasi kegiatan pembelajaran materi limit fungsi. b. Mengidentifikasi jenis kesulitan dan kesalahan siswa Setelah tahap pertama selesai peneliti atau guru perlu mengidentifikasi kesulitan dan kesalahan siswa pada saat pembelajaraan limit fungsi. Identifikasi jenis kesulitan ini dapat dilakukan dengan memberikan tes tertulis (tes diagnostik) kepada seluruh siswa agar siswa yang mungkin tidak masuk pada tahap pertama dapat terindentifikasi. c. Memperkirakan penyebab kesulitan dan kesalahan siswa Penyebab kesulitan belajar siswa meliputi beberapa hal seperti yang telah diungkapkan oleh Cooney (1975: ) yaitu: Faktor psikologis

32 21 Faktor sosial Faktor emosional Faktor intelektual Faktor pedagogis d. Diagnosis Kesulitan Siswa Dilihat dari Faktor Intelektual Walaupun ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa namun penelitian ini hanya mengkhususkan analisis kesulitan belajar siswa dilihat dari faktor intelektualnya saja. Kesulitan siswan siswa dilihat dari faktor intelektualnya dapat diidentifikasi dari ketidakmampuan siswa memahami, menyimpulkan, dan mengunakan konsep dan prinsip khususnya dalam penelitian ini konsep dan prinsip limit fungsi. Kekurangan siswa pada pemahamanan materi dari sisi intelektualnya akan membuat siswa tersebut tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik karena mereka tidak dapat memahami materi yang disampaikan guru apalagi menyelesaikan persoalan yang diberikan. Penjabaran diagnosis kesulitan siswa jika dilihat dari faktor intelektualnya menurut Cooney(1975: ) adalah sebagai berikut: a) Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Penggunaan Konsep Setelah pembelajaran selesai maka dapat diasumsikan bahwa siswa sudah diberikan materi tetapi belum menguasi sepenuhnya. Contoh gejala yang

33 22 ditunjukkan siswa- siswa yang didiagnosis mengalami kesulitan belajar dalam penggunakaan konsep adalah seperti berikut ini: 1) Siswa tidak dapat menyebutkan nama teknis dari suatu simbol matematika, misalnya siswa tidak dapat menyebutkan bahwa adalah lambang dari bilangan tak hingga atau siswa tidak dapat menyebutkan bahwa lambang 3 dibaca mendekati 3. 2) Ketidakmampuan siswa untuk menyebutkan arti dari suatu istilah, misalnya siswa tidak paham apa yang dimaksud dengan limit atau tidak paham apa yg dimaksud dengan mendekati dalam materi limit. 3) Siswa tidak mampu mengingat syarat yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi suatu istilah atau simbol. Misalnya siswa tidak ingat bahwa syarat suatu fungsi dikatakan punya limit adalah apabila limit kiri sama dengan limit kanan. 4) Siswa salah mengklasifikasi contoh dan noncontoh. Miisalnya siswa siswa tidak bisa membedakan mana persoalan yang menggunakan konsep limit mendekati bilangan c dan mana persoalan yang menggunakan konsep limit tak hingga. 5) Siswa tidak dapat menggunakan konsep yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu persoalan. b) Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Penggunaan Prinsip Gejala siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam menggunakan prinsip adalah sebagai berikut:

34 23 1) Siswa tidak dapat menentukan kapan suatu prinsip diperlukan untuk menyelesaikan suatu persoalan. Misalnya siswa tidak dapat menentukan kapan salah satu teorema limit digunakan untuk mengerjakan persoalan limit fungsi. 2) Siswa tidak dapat menjelaskan alasan mengapa ia menggunakan prinsip tersebut. Misalnya siswa dapat menggunakan suatu teorema dalam mengerjakan soal limit fungsi dengan benar, namun pada tes lisan ia tidak dapat menjelaskan mengapa ia harus menggunakan teorema tersebut. 3) Siswa tidak dapat menggunakan prinsip dengan tidak benar. 4) Siswa tidak dapat membedakan prinsip yang benar dan tidak benar. 5) Siswa tidak dapat menggeneralisasi suatu prinsip dan memodifikasinya. Misalnya ketika siswa tidak dapat menyelesaikan suatu persoalan yang mengharuskan ia menggunakan dan memodikasi bentuk suatu limit fungsi dan memodifikasi beberapa teorema limit. B. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian oleh Ervinta Astrining Dewi Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ervinta A.D. dalam skripsinya yang berjudul Kajian Kesulitan Belajar Logaritma dan Eksponen Siswa Kelas X Program CI SMAN 2 Bantul Tahun Ajaran 2010/2011 pada tahun Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa kesulitan yang berkaitan dengan

35 24 konsep dan prinsip dalam menyelesaikan persoalan logaritma dan eksponen yang dialami siswa kelas X program CI di SMAN 2 Bantul. Dalam penelitian ini subjek penelitian sudah mempelajari materi logaritma dan eksponen pada saat proses pembelajaran di kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 13 siswa kelas X program CI SMAN 2 Bantul telah teridentifikasi mengalami kesulitan dalam menyelesaikan persoalan logaritma dan eksponen yang berkaitan dengan konsep dan prinsip logaritma dan eksponen. Konsep yang tidak dikuasai siswa adalah konsep bilangan berpangkat bulat negatif, konsep bilangan berpangkat pecahan, konsep bentuk akar, dan konsep logaritma. Sedangkan prinsip yang tidak dikuasai siswa adalah sifat operasi pembagian bilangan berpangkat, sifat perpangkatan bilangan berpangkat, sifat operasi aljabar dengan bentuk akar, sifat mengubah bilangan pokok, sifat perkalian, sifat logaritma, hubungan bilangn berpangkat bulat positif dan negates, hubungan bilangan berpangkat dan bentuk akar, dan relasi antara bilangan berpangkat dan logaritma. 2. Penelitian oleh Astrid Amreta Sari Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Astrid A. S. dalam skripsinya yang berjudul Analisis Kesulitan Siswa Kelas VII SMPN 15 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 dalam Menyelesaikan Persoalan Pecahan pada tahun Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa kesulitan yang dialami

36 25 siswa dalam menyelesaikan persoalan pecahan yang dialami siswa kelas VII SMPN 15 Yogyakarta serta penyebab kesulitan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan persoalan pecahan berkaitan dengan pemahaman konsep dan prinsip pecahan. Konsep yang tidak dikuasai siswa adalah konsep pecahan dan desimal. Sedangkan prinsip yang tidak dikuasi siswa adalah prinsip urutan operasi hitung, penjumlahan pecahan, pembagian pecahan bentuk a c b c d = a: c dan a b = a : c b b d, operasi hitung pecahan negative, mengubah pecahan biasa menjadi decimal dan sebaliknya, mengubah lambang bilangan bulat menjadi pecahan biasa, menyederhanakan pecahan, pemangkatan pecahan, dan perkalian pecahan berpangkat. Penyebab kesulitan siswa adalah kurangnya penguasaan konsep dan prinsip pecahan, kelemahan siswa dalam mengingat, dan ketidaktahuan akan konsep dan prinsip pecahan. C. Kerangka berpikir 1. Materi matematika terkait dengan berbagai disiplin ilmu dan materi matematika yang lain. Sehingga memahami materi limit fungsi adalah salah satu dasar untuk memahami materi kalkulus dan penggunaan kalkulus pada jenjang pendidikan selanjutnya.

37 26 2. Konsep dan prinsip limit fungsi adalah objek matematika yang penting untuk dipahami oleh siswa dalam mempelajari materi limit fungsi secara keseluruhan karena limit fungsi adalah dasar dari materi kalkulus. 3. Kesalahan siswa pada saat memecahkan persoalan limit mengindikasikan ketidakpahaman siswa pada objek matematika pada materi limit khususnya konsep dan prinsip. 4. Kesalahan siswa dalam memecahkan soal adalah salah satu indikator kesulitan belajar siswa khusunya dalam materi limit fungsi. 5. Letak kesulitan siswa dalam mempelajari limit fungsi belum diketahui. 6. Untuk mengetahui kesulitan siswa dalam materi limit fungsi perlu dilakukan observasi saat pembelajaran, memberikan tes diagnostik di akhir pembelajaran. 7. Penelitian akan menjelaskan kesulitan- kesulitan siswa dalam mempelajari materi limit fungsi.

38 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa saat menyelesaikan persoalan limit fungsi. B. Subjek Penelitian Dari 6 kelas XI IPA di SMAN 1 Kasihan, subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA1 dan XI IPA 2 di SMAN 1 Kasihan Tahun Ajaran 2013/2014 yang didasarkan pada hasil arahan guru dan hasil ulangan harian pada materi limit fungsi. Kemudian seluruh siswa kelas XI IPA1 dan XI IPA 2 mengerjakan tes diagnostik secara tertulis. Kriteria siswa yang berkesulitan itu menurut Cooney (1975: ) adalah sebagai berikut 1. Siswa tidak menyelesaikan tes pada waktu yang ditentukan 2. Siswa menyelesaikan tes tetapi hasil penyelesaian salah C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan bulan Maret Mei 2014 dengan rincian observasi pembelajaran pada bulan Maret-April 2014 dan tes diagnostik diadakan pada 31 Mei Seluruh penelitian dilakukan di lingkungan SMAN 1 Kasihan.

39 28 D. Setting Penelitian Setting penelitian menggunakan setting kelas saat kegiatan observasi pembelajaran dan pemberian tes diagnostik. E. Desain Penelitian Tahap tahap penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan terdiri dari 3 tahapan ( Ley J. Moleong (2009: ) : 1. Tahap pralapangan yang terdiri dari menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, observasi masalah, menjalin hubungan dengan guru, siswa dan sekolah tempat penelitian, meyiapkan perlengkapan penelitian, dan mempelajari etika penelitian. 2. Tahap lapangan yang terdiri dari observasi saat proses pembelajaran (siswa dan materi), dokumentasi hasil ujian sebelumnya, melakukan pendekatan dengan siswa yang diasumsikan menjadi subjek penelitian, melakukan tes diagnostik limit fungsi secara tertulis, pemilihan subjek penelitian dan tes tertulis terhadap subjek penelitian. 3. Tahap analisis data berupa menganalisis hasil tertulis siswa yang menjadi subjek penelitian satu persatu sehingga dapat dibuat rangkuman dan kesimpulan kesulitan masing- masing subjek penelitian pada setiap butir soal maupun secara keseluruhan.

40 29 F. Instrumen Penelitian 1. Peneliti Sebagai Instrumen Sebelum peneliti mengembangkan sendiri tes tertulis dan tes wawancara yang nantinya ditujukan ke siswa yang menjadi subyek penelitian, peneliti mengobservasi pembelajaran limit fungsi di kelas. Peran serta peneliti inilah yang dimaksudkan sebagai peneliti sebagai instrument (Ley J. Moleong, 200:164). 2. Tes Tertulis (Tes Diagnostik) Tes tertulis ini (lampiran 4) merupakan tes yang terdiri dari soal-soal limit fungsi dengan kriteria kesulitan yang berbeda-beda. Beberapa soal akan menguji siswa pada konsep, soal lain akan menguji siswa pada prinsip limit fungsi dan soal lainnya akan berdasarkan pada kesalahankesalahan yang terjadi pada ulangan harian. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa pada saat mengerjakan soal limit fungsi. Instrumen penelitian yang berupa tes tertulis ini kemudian dikembangkan oleh peneliti dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru pengampu XI IPA SMAN 1 Kasihan. G. Data Penelitian Data penelitian yang akan diteliti adalah kesalahan-kesalahan siswa pada saat mengerjakan soal-soal limit fungsi baik itu merupakan kesalahan konsep, prinsip, maupun komputasi. Kesalahan siswa didapat dari tes diagnostik secara tertulis.

41 30 H. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Proses Pembelajaran Observasi dilakukan dengan setting kelas XI IPA SMAN 1 Kasihan dengan subyek penelitian siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran limit fungsi yang dipandu oleh guru pengajar. Data yang diharapkan adalah berupa catatan aktivitas siswa saat mempelajari limit fungsi. Aktivitas tersebut termasuk respon siswa seperti tanya-jawab, mengerjakan soal, suasana kelas, dan tingkat kegaduhan. Catatan tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan dan catatan dasar sebelum dilaksanakannya tes diagnostik. 2. Tes Tertulis (Tes Diagnostik) Tes dimulai secara serentak untuk seluruh siswa kelas XI IPA sesuai jadwal pelajaran masing- masing kelas. Tes dilakukan setelah materi limit fungsi diberikan. Tes tertulis ini siswa tidak diperkenankan untuk membuka catatan atau buku apapun, mencontek, dan kecurangan lainnya. Data yang diharapkan dari tes tertulis ini adalah hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan persoalan limit fungsi. Hasil pekerjaan tersebut kemudian dianalisis langkah-langkah dan hasil penyelesaiannya untuk memilih siswa yang memenuhi kriteria untuk dijadikan subjek penelitian.

42 31 I. Objektivitas dan Keabsahan Data Teknik pemeriksaan keabsahan dan objektivitas data yang dipakai yaitu dengan triangulasi. Triangulasi yaitu teknik pemeriksaaan keabsahan yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu (Ley J. Moleong, 2009:330). Peneliti diharapkan mendapat data dari berbagai metode dan sumber untuk mencapai keabsahan tersebut. Untuk memenuhi hal tersebut, peneliti menggunakan 2 jenis pengambilan data yaitu tes tertulis serta membandingkan hasil tersebut dengan hasil ulangan harian materi limit fungsi dan ulangan harian lain bila dirasa perlu. J. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah metode perbandingan tetap (Ley J. Moleong, 2009: ) yaitu dengan membandingkan satu datum dengan datum yang lain serta kategori satu dengan yang lain. Secara umum prosesnya adalah reduksi data, kategorisasi, dan sintesisasi. Maka langkah yang diambil dalam menganalisis data berupa hasil tes tertulis (diagnostik) dan arsip nilai adalah dengan: 1. Mengidentifikasi data berupa hasil tes yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus penelitian. Data berupa hasil jawaban siswa pada tes tertulis. 2. Mengkategorikan data dalam beberapa bagian- bagian. Dalam penelitian ini data dikategorikan dari tingkat kesalahan yang dilakukan siswa.

43 32 Tingkat kesalahan siswa antara lain menjawab benar tetapi tidak menjelaskan langkah penyelesaian, menjawab namum terjadi kesalahan pada proses komputasi, dan menjawab soal tetapi terjadi kesalahan pada konsep dan prinsip limit fungsi, dan tidak menjawab sama sekali. 3. Peneliti melakukan sintesisasi data yaitu mencari kaitan dari datum dengan datum lain. Pada penelitian ini tahap sintesisasi dilakukan dengan membandingkan hasil tes tertulis dengan memperhatikan kesalahan seorang siswa pada masing- masing butir soal sekaligus mengkategorikan jenis- jenis kesalahan yang dilakukan seluruh subjek penelitian dengan bentuk penyajian tabel agar hasil penelitian dapat fokus pada tujuan penelitian. 4. Peneliti menyusun hipotesis kerja. Langkah ini adalah langkah terakhir dalam analisis data. Diharapkan dalam langkah ini peneliti dapat mengkaitkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan disusun dengan terstruktur agar dapat menjawan pertanyaan atau tujuan penelitian yaitu kesulitan dan penyebab kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi limit fungsi.

44 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Kasihan untuk kelas XI IPA1 dan XI IPA2 pada bulan April- Mei Pada bulan April 2014 peneliti melakukan observasi ke kelas XI IPA1 dan XI IPA2 pada saat guru memberikan pembelajaran tentang materi limit fungsi sampai dengan guru memberikan ulangan harian. Hasil ulangan harian limit fungsi yang dilaksanakan oleh guru pada akhir April 2014 menunjukkan (lampiran 2) bahwa dari 32 siswa kelas XI IPA1, 15 diantaranya tidak mencapai ketuntasan. Sedangan untuk 32 siswa kelas XI IPA2, 21 siswa tidak mencapai ketuntasan. Maka selanjutnya dilakukan tes diagnostik untuk mengetahui kesulitan siswa kelas XI IPA1 dan XI IPA2 di SMAN 1 Kasihan dalam menyelesaikan persoalan limit fungsi. Pada tanggal 31 Mei 2014, peneliti melakukan tes diagnostik kepada siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 berupa 8 butir soal tertulis dengan 1 buah soal memiliki 2 sub soal. Siswa yang mengerjakan tes diagnostik adalah 29 siswa dari kelas XI IPA 1 dan 20 siswa dari kelas XI IPA 2 dikarenakan di hari tersebut banyak siswa dari kelas XI IPA 2 yang ijin karena 5 siswa sakit dan 10 lainnya ditugaskan oleh sekolah untuk mengikuti acara di luar sekolah.

45 34 Hasil tes diagnostik kemudian dikoreksi dan ditelaah oleh peneliti. Dengan skor maksimum 8, fakta yang ditemukan dari total 49 siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 adalah: 1. Sebanyak 3 siswa dapat menyelesaikan 8 soal dengan benar. 2. Sebanyak 17 siswa dapat mengerjakan 6 atau 7 soal dengan benar. 3. Sebanyak 29 siswa mendapat skor kurang dari 6 (tidak mengerjakan atau salah menjawab 3 soal atau lebih). Selanjutnya peneliti mengkaji hasil pekerjaan 46 siswa tersebut untuk mengetahui jenis kesulitan yang dialami siswa. B. Kajian Tes Diagnostik Limit Fungsi 1. Soal Kategori I : Soal mengenai limit fungsi aljabar di suatu titik (soal nomor 1, 2, dan 3). 1.1 Kajian dan Hasil Tes Nomor 1 Perintah soal nomor 1 adalah siswa diminta menghitung limit dari sebuah fungsi aljabar. 1. Hitung nilai dari lim ! Tujuan dari soal ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep limit fungsi aljabar di satu titik. Pada soal ini siswa yang dapat memahami konsep limit dapat

46 35 menyelesaikan soal ini dengan langsung mensubtitusi menjadi bilangan 2 ke dalam fungsi. Berikut penyelesaian yang diharapkan untuk soal nomor 1 : lim = = = 0 Konsep: lim c f() = L berarti bahwa jika dekat tetapi berlainan dengan c, maka f() dekat ke L Prinsip: Untuk menghitung nilai limit pada soal di atas, siswa perlu menghitung nilai limit fungsi tersebut di = 2. Hasil penelitian menunjukkan ada 11 siswa yang masih mengalami kesalahan pengerjaan soal nomor 1 ini (terlampir). Kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa adalah siswa memilih strategi yang kurang tepat dalam pengerjaan soal, yaitu siswa mengalikan fungsi dengan 1 dalam bentuk sekawan dari penyebut sehingga pengerjaan menjadi kurang efektif. Beberapa siswa menjawab dengan benar walaupun menggunakan cara ini, namun 11 siswa melakukan kesalahan dalam perhitungan aljabar sehingga menghasilkan jawaban yang salah. 1.2 Kajian dan Hasil Tes Nomor 2 2. Jika lim 2 a+b 2 = 5, hitung nilai a dan b!

47 36 Tujuan dari soal nomor 2 adalah untuk mengetahui pemahaman siswa tentang konsep nilai dari suatu limit fungsi di suatu titik. Siswa diminta melengkapi fungsi dari suatu limit fungsi yang sudah diketahui nilainya. Berikut penyelesaian yang diharapkan untuk soal nomor 2: lim 2 a+b 2 = 5 lim 2 5( 2) 2 = 5, maka a + b = 5( 2) = 5 10 sehingga a = 5 dan b = 10 Konsep: lim c f() = L berarti bahwa jika dekat tetapi berlainan dengan c, maka f() dekat ke L Hasil tes diagnostik menunjukkan bahwa ada 14 siswa yang menjawab salah dan 5 siswa tidak menjawab (terlampir). Kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa (11 siswa) adalah mengalikan penyebut fungsi dalam limit fungsi dengan nilai limitnya. Walaupun menghasilkan jawaban akhir yang benar, namun langkah yang diambil untuk menyelesaikan soal tersebut adalah langkah yang tidak tepat. Kita tidak dapat mengalikan bagian dari suatu limit fungsi dengan nilai limitnya. Sedangkan 3 siswa lainnya tidak menyelesaikan persoalan.

48 Kajian dan Hasil Tes Nomor 3 3. lim 2 ( 2 4)(+2) 2 = Tujuan dari soal nomor 3 adalah untuk mengetahui pemahaman siswa tentang konsep dan prinsip limit fungsi aljabar di suatu titik. Untuk menyelesaikan soal ini siswa juga perlu memahami konsep pemfaktoran dan pembagian aljabar. Penyelesaian yang diharapkan adalah: Konsep: ( 2 4)( + 2) ( 2)( + 2)( + 2) lim = lim ( 2) ( + 2)( + 2) (2 + 2)(2 + 2) = lim = = lim c f() = L berarti bahwa jika dekat tetapi berlainan dengan c, maka f() dekat ke L Prinsip: Bentuk fungsi pada bagian pembilang ( 2 4) harus difaktorkan agar dapat diserderhanakan dengan penyebutnya, kemudian nilai disubtitusi dengan =2. Hasil tes diagnostik menunjukkan bahwa ada 8 siswa yang melakukan kesalahan dalam pengerjaan soal ini. Dua siswa sudah

49 38 memahami konsep dan prinsip dalam penyelesaiaan soal namun salah dalam perhitungn hasil akhir, dan 6 siswa lainnya melakukan kesalahan pada perhitungan bentuk aljabar serta menggunakan metode mengalikan fungsi dengan 1 dalam bentuk sekawan dari penyebut. Kesalahan 6 siswa tersebut menunjukkan ketidakpahaman siswa dengan prinsip yang digunakan untuk menyelesaikan limit fungsi aljabar dengan bentuk seperti soal nomor 3 ini. 2. Soal Kategori II : Soal mengenai limit fungsi aljabar di tak hingga (soal nomor 4, 5, dan 6). 2.1 Kajian dan Hasil Tes Nomor 4 dan 5 4. lim = lim = 3 Soal nomor 4 dan 5 bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang konsep dan prinsip limit fungsi mendekati tak hingga. Fungsi aljabar yang disajikan pada soal nomor 4 dan adalah fungsi aljabar berbentuk fungsi rasional dengan bentuk akar, maka siswa juga harus memahami konsep dan prinsip bentuk akar untuk dapat menyelesaikan soal ini. Penyelesaian yang diharapkan untuk soal nomor 4:

50 39 lim = lim = lim = lim 1+ 5 = = 1 Penyelesaian yang diharapkan dari soal nomor 5: lim = lim = lim = lim = = 2 Konsep: a lim n = 0 dengan a adalah konstanta dan n adalah bilangan asli. Prinsip: Untuk mendapatkan bentuk fungsi a, siswa perlu membagi n penyebut dan pembilang dengan variabel dengan pangkat tertinggi dari fungsi tersebut.siswa juga harus mengetahui pangkat dari variabel sebuah fungsi. Hasil tes diagnostik nomor 4 menunjukkan bahwa hanya 5 siswa yang salah dalam penyelesaian soal ini dan 2 siswa tidak menjawab. Kesalahan siswa dalam penyelesaian soal nomor 4

51 40 adalah pada ketidakpahaman siswa dalam menerapkan prinsip limit fungsi di tak hingga dan kesalahan pembagian dalam bentuk aljabar. Dua siswa melakukan kesalahan pada pembagian bentuk aljabar, dua siswa mengalikan fungsi dengan 1 dalam bentuk sekawan penyebut kemudian membagi penyebut dengan 2 dan pembilang dengan 3 sehingga menghasilkan jawaban yang salah, dan seorang siswa salah menuliskan soal. Sedangkan hasil tes diagnostik untuk soal nomor 5 adalah 7 siswa melakukan kesalahan dalam penyelesaian soal dan 11 siswa tidak menjawab. Dari 7 siswa tersebut, 6 siswa sudah memahami konsep dan prinsip limit fungsi mendekati tak hingga, namun melakukan kesalahan dalam perhitungan pembagian bentuk aljabar dan perhitungan biasa, dan satu orang siswa tidak memahami konsep dan prinsip limit fungsi mendekati tak hingga. 2.2 Kajian dan Hasil Tes Nomor 6 6. lim = Tujuan soal nomor 6 adalah untuk mengetahui pemahaman siswa pada konsep dan prinsip limit fungsi tak hingga, dengan variasi soal yang sedikit berbeda yaitu fungsi berbentuk fungsi eksponen. Penyelesaian yang diharapkan adalah:

52 41 5 lim = lim = lim lim = 5 0 = Konsep: a lim b = 0 dengan a dan b adalah konstanta. Prinsip: = 5 Untuk mendapatkan bentuk fungsi a b, siswa perlu membagi penyebut dan pembilang dengan b. Hasil dari tes diagnostik adalah 17 siswa melakukan kesalahan dalam penyelesaian soal ini, dan 11 siswa tidak mengerjakan. Kesalahan dari 17 siswa tersebut adalah kurang memahami konsep pembagian bentuk aljabar dan kurang memahami konsep dan prinsip fungsi limit tak hingga sehingga menghasilkan jawaban yang salah. 3. Soal Kategori III: Soal mengenai limit fungsi trigonometri dan aljabar di suatu titik (soal nomor 7 dan 8). 3.1 Kajian dan Hasil Tes Nomor 7 2 sin.cos 2 7. lim 0 = 5

53 42 Tujuan soal nomor 7 adalah untuk mengetahui pemahaman siswa tentang konsep dan prinsip limit fungsi trigonometri. Untuk menyelesaikan soal ini siswa juga perlu memahami beberapa teorema limit fungsi. Penyelesaian yang diharapkan adalah: lim 0 2 sin.cos 2 5 = 2 5. lim 0 sin. lim 0 cos 2 = = 2 5 Konsep: sin lim 0 = 1 Prinsip: Menggunakan beberapa teorema limit fungsi sebagai berikut: 1. lim k c f ( ) k lim c f ( ) 2. lim f ( ) g( ) lim f ( ) lim g( ) c c c asalkan lim g( ) dan lim f ( ) c c terdefinisi di bilangan real Hasil tes diagnostik pada soal nomor 7 menunjukkan bahwa 2 siswa melakukan kesalahan pada pengerjaan, 4 siswa tidak menyelesaikan pekerjaannya dan 30 siswa tidak mngerjakan soal. Dari 2 siswa yang melakukan kesalahan, mereka tidak memahami konsep dan prinsip limit fungsi trigonometri. Satu siswa langsung mensubtitusikan dengan 0 sehingga menghasilkan jawaban 0, dan 0

54 43 seorang siswa lainnya langsung menjawab soal tanpa proses perhitungan. Empat siswa lain mencoba untuk menyelesaikan persolan limit fungsi ini tetapi menggunakan strategi yang salah sehingga tidak dapat menghasilkan jawaban yang benar. Jadi bisa disimpulkan keenam siswa tersebut tidak memahami konsep dan prinsip untuk menyelesaikan limit fungsi trigonometri pada soal nomor Kajian dan Hasil Tes Nomor 8 8. lim 0 sin = Tujuan soal nomor 8 ini adalah untuk mengetahui pemahaman siswa tentang konsep dan prinsip limit fungsi trigonomotri yang divariasikan dengan fungsi aljabar bentuk akar. Penyelesaian yang diharapkan adalah: lim 0 sin 2 = lim sin = sin lim 0 (1 ) 1 1 = lim 0 sin = 2( ) = 2 2 = 4

55 44 Konsep: sin lim 0 = 1 Prinsip: 1. Menggunakan teorema limit fungsi: lim f ( ) g( ) lim f ( ) lim g( ) c c c 2. Mengalikan fungsi dengan 1 dalam bentuk sekawan dari penyebut Hasil tes diagnostik untuk soal nomor 8 adalah 1 siswa menjawab dengan salah dan 33 siswa tidak menjawab. Satu siswa tersebut memahami konsep dan limit fungsi trigonometri dan aljabar pada soal, namun melakukan kesalahan perhitungan pada saat memisah fungsi menjadi 2 bagian. C. Pembahasan Kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi limit fungsi dapat ditelusuri dari kesalahan- kesalahan siswa dalam menyelesaikan tes diagnostik limit fungsi. Hasil tes menunjukkan bahwa kesalahan konsep dan prinsip ditemukan di semua butir soal. Fakta yang ditemukan adalah pada soal kategori I, yaitu soal tentang limit fungsi aljabar di suatu titik, sebanyak 25,8 % siswa kelas

56 45 XI IPA 1 dan XI IPA 2 dengan rincian 11 siswa untuk soal nomor 1, 19 siswa untuk soal nomor 2, dan 8 siswa untuk soal nomor 3 mengalami kesulitan dalam memahami konsep dan prinsip fungsi yang diperlukan untuk menyelesaikan soal tersebut. Sebagian besar siswa menggunakan strategi yang tidak tepat untuk menyelesaikan soal limit fungsi aljabar yang penyelesaiannya cukup dengan mensubtitusi nilai =a, namun banyak siswa yang masih menggunakan metode perkalian sekawan untuk menyelesaikan soal. Sebagian besar siswa juga tidak memahami konsep limit fungsi di suatu titik dengan ditemukannya proses pengerjaan yang mengalikan sebagian fungsi pada limit fungsi dengan nilai fungsinya. Fakta yang ditemukan pada pengerjaan siswa di soal kategori II adalah sebanyak 36,05 % siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 dengan rincian 7 siswa untuk soal nomor 4, 18 siswa untuk soal nomor 5, dan 28 siswa untuk soal nomor 6, mengalami kesulitan dalam memahami yang melakukan kesalahan tidak memahami konsep dan prinsip limit fungsi di tak hingga. Konsep bahwa nilai limit di tak hingga dari suatu fungsi yang berbentuk a n adalah nol, belum dipahami siswa dibuktikan dengan proses pengerjaan siswa yang membagi penyebut dan pembilang fungsi dengan variabel yang salah. Kesalahan lain yang ditemukan adalah beberapa siswa memahami prinsip dan konsep limit fungsi di tak hingga, namun melakukan kesalahan saat perhitungan pembagian bentuk aljabar.

57 46 Fakta yang ditemukan pada kategori III, yaitu soal tentang limit fungsi trigonometri. Sebanyak sebanyak 71,4 % siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 dengan rincian 33 siswa untuk soal nomor 7 dan 36 siswa untuk soal nomor 8 mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal limit fungsi trigonometri pada tes diagnostik. Beberapa siswa yang mngerjakan soal tidak dapat menyelesaikan soal dan satu siswa memahami konsep dan prinsip namum melakukan kesalahan saat perhitungan. Fakta lain yang ditemukan adalah sebanyak 13 dari 49 siswa atau 25,6 % siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 melakukan kesalahan dalam perhitungan aljabar. Kesalahan yang dilakukan siswa antara lain salah hitung pada perkalian, pemfaktoran, dan, pembagian aljabar.

58 47 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian pada kelas XI IPA1 dan XI IPA2 di SMAN 1 Kasihan Tahun Ajaran 2013/2014, ditemukan kesulitan siswa sebagai berikut: 1. Sebanyak berturut-turut 11, 19, dan 8 dari 49 siswa kelas XI IPA1 dan XI IPA2 di SMAN 1 Kasihan Tahun Ajaran 2013/2014 mengalami kesulitan pada persoalan nomor 1, 2 dan 3 tentang limit fungsi aljabar di suatu titik. 2. Sebanyak berturut-turut 7, 18, dan 28 dari 49 siswa kelas XI IPA1 dan XI IPA2 di SMAN 1 Kasihan Tahun Ajaran 2013/2014 mengalami kesulitan pada persoalan nomor 4, 5, dan 6 tentang limit fungsi aljabar di tak hingga. 3. Sebanyak berturut-turut 33 dan 36 dari 49 siswa kelas XI IPA1 dan XI IPA2 di SMAN 1 Kasihan Tahun Ajaran 2013/2014 mengalami kesulitan pada persoalan nomor 7 dan 8 tentang limit fungsi trigonometri. 4. Sebanyak 13 dari 49 siswa kelas XI IPA1 dan XI IPA2 di SMAN 1 Kasihan Tahun Ajaran 2013/2014 melakukan kesalahan pada perhitungan aljabar.

59 48 B. Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam menelusuri lebih lanjut kesulitan siswa yang berhubungan dengan alasan siswa menggunakan cara yang ia kemukakan di lembar jawab karena penelitian hanya berdasarkan pada tes diagnostik tertulis. 2. Keterbatasan ilmu dan waktu dari peneliti menyebabkan penelurusan hasil penelitian ini belum mendalam. Idealnya ada satu tahapan pengambilan data yaitu wawancara siswa secara individu agar hasil penelitian lebih kuat dan jelas dengan keterangan yang dikemukakan siswa secara langsung. 3. Peneliti belum mengkaji materi dan soal- soal yang disampaikan guru serta soal ulangan harian pada materi limit fungsi. Idealnya penelitian kualitatif dilakukan lebih mendalam dari berbagai aspek yang diperoleh siswa dalam pembelajaran sehingga hasil penelitian lebih mendalam. C. Saran Berdasarkan simpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran kepada guru, sekolah, siswa, dan calon peneliti lain sebagai berikut: 1. Bagi guru dan sekolah Guru matematika dan sekolah perlu mengetahui kesulitankesulitan siswa dari kesalahan yang dilakukan siswa saat penyelesaian soal matematika khususnya lmit fungsi sehingga guru

60 49 dan sekolah dapat mengupayakan metode pembelajaran, tindakan, dan fasilitas yang memadai. 2. Bagi siswa Siswa sebaiknya lebih fokus dan memperhatikan penjelasan guru tentang konsep dan prinsip yang digunakan untuk menyelesaikan soal limit dan fungsi. Siswa juga perlu lebih giat dalam mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Hal ini bertujuan agar siswa tidak hanya menghafal rumus dan bentuk soal yang sama, namun juga memahami hubungan antarkonsep sehingga siswa dengan mudah dapat mngerjakan soal limit fungsi dengan variasi yang beragam. 3. Bagi calon peneliti lain Calon peneliti sebaiknya memahami prosedur penelitian yang tepat terlebih dahulu sehingga calon peneliti dapat mempersiapkan dan melaksanakan penelitian dengan lebih matang dan menghasilkan hasil penelitian yang lebih kuat dan mendalam.

61 50 DAFTAR PUSTAKA Astrid Amreta Sari.(2012). Analisis Kesulitan Siswa Kelas VII SMPN 15 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 dalam Menyelesaikan Persoalan Pecahan. Skripsi UNY. Bell, Frederick H. (1978). Teaching and Learning Mathematics (In Secondary School). Iowa: Wm. C. Brown Company Publishers. Cooney, Thomas J,dkk. (1975). Dynamics of Teaching Secondari School Mathematics. Boston: Houghton Mifflin Company. Endang Dedy,M.Si. et al. (2003). Common Tetbook Kalkulus I. Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia. Ervinta Astrining Dewi. (2012). Kajian Kesulitan Belajar Logaritma dan Eksponen Siswa Kelas X Program CI SMAN 2 Bantul Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi UNY. Moleong, Ley J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. rev ed. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyono Abdurachman. (1996). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

62 51 Muljono A. & Sudjadi S. (1994). Pendidikan Luar Biasa Umum.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. R. Soedjadi. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional. Rutukahu, J. T. & Kandou, Selpius. (2014). Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. Sugihartono. (2006). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Suherman, Erman,dkk. (2001). Strategi Pembelajaan Matematika Kontemporer. Bandung: UPI, JICA Varberg D. & Purcell E.J. (2001). Kalkulus Jilid 1,Edisi Ketujuh. (Alih Bahasa: Drs. I Nyoman Susila, M. Sc.). Batam: Interaksara.

63 52 LAMPIRAN 1. Hasil Observasi Pembelajaran 2. Hasil Nilai Ulangan Harian Siswa 3. Kisi- Kisi Tes diagnostik 4. Tes Diagnostik 5. Lembar Kerja Siswa 6. Kunci Jawaban Tes Diagnostik 7. Tabulasi Nilai Tes Diagnostik 8. Analisis Kesalahan Siswa Tes Diagnostik 9. Dokumentasi Tes Diagnostik 10. Jawaban Tes Diagnostik Siswa

64 Hasil Observasi Pembelajaran 53 No Aspek yang diamati Deskripsi Hasil Pengamatan A. Perangkat Pembelajaran 1. Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan Menggunakan Kurikulum Tingkat (KTSP) SatuanPendidikan (KTSP) 2. Silabus Komponen silabus berupa identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar, dan media sudah ada. 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Terdapat komponen RPP: Identitas (nama mata pelajaran, sekolah, kelas/ semester, alokasi waktu, SK, KD); Indikator (aspek kognitif (produk dan proses), afektif, dan psikomotor);tujuan Pembelajaran (aspek kognitif (produk dan proses), afektif, dan psikomotor); Materi Pembelajaran; Metode pembelajaran (cara/ model/ pendekatan/ strategi); Langkah- Langkah Pembelajaran (kegiatan pembuka, kegiatan inti, kegiata npenutup); Sumber Belajar; Penilaian Hasil Belajar. B Proses Pembelajaran 1. Membuka pelajaran Menunjukkan kepedulian terhadap keberadaan pembelajar (apersepsi/ pengungkapan konsep) mengucapkan salam, mempresensi siswa. Menanyakan pekerjaaan rumah yang telah diberikan pada pertemuan selanjutnya. Memberikan apersepsi singkat untuk kemudian masuk membahas materi selanjutnya. 2. Penyajian materi Memberikan uraian materi di papan tulis

65 Hasil Observasi Pembelajaran 54 dan contoh soal. Kemudian mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku paket. Guru berkeliling member arahan pada siswa. 3. Metode pembelajaran Metode belajar ceramah dan tanya jawab lisan. 4. Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa Indonesia. 5. Penggunaan waktu Penggunaan waktu cukup efektif. Sekitar 30 menit untuk memjelaskan materi dan apersepsi, 40 menit mengerjakan soal, dan 15 untuk konfirmasi serta pengambilan kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. 6. Gerak Guru berkeliling kelas untuk berbicara dengan siswa dan memeriksa kerapian dan pekerjaan siswa. 7. Cara memotivasi siswa Guru memperhatikan siswa yang terampil dan kritis serta aktif. Saat berkeliling guru selain mengarahkan siswa tentang tugas juga bersosialisasi dengan siswa secara luwes. 8. Teknik bertanya Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi kepada semua siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab atau bertanya. Jika tidak ada yang menjawab guru menunjuk salah satu siswa untuk mencoba menjawab, kemudian guru mengkonfirmasi jawaban siswa. 9. Teknik penguasaan kelas Keadaan kelas sebagian cukup terkontrol dengan baik. Siswa tenang dan terkendali pada 30 menit pertama, kemudian mulai ramai ketika diberi kesempatan untuk

66 Hasil Observasi Pembelajaran 55 C mengerjakan soal. Sebagian besar ramai karena mengerjakan soal, sebagaian kecil melakukan aktivitas di luar KBM. Namun setelah waktu mengerjakan soal habis, guru dapat mengontrol kelas hinggga menjadi kondusif kembali. 10. Penggunaan media Buku matematika yang relevan, whiteboard dan spidol 11. Bentuk dan cara evaluasi Guru memberikan soal-soal latihan yang ada di buku paket kepada siswa dan menilainya dengan meminta siswa menjawab di depan kelas. Siswa yang lain dicek hasil pekerjaannya dengan cara guru berkeliling melihat langsung. 12. Menutup pelajaran Guru menegaskan kesimpulan dari kembali materi pelajaran dengan terlebih dahulu menanyakan hal tersebut kepada siswa. Guru memberikan informasi berkaitan dengan tugas/ pekerjaan rumah. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. Mengucapkan salam dan berdoa. Perilakusiswa 13. Perilaku siswa di dalam kelas Siswa sebagian ramai di luar KBM, mencatat materi, menanyakan hal yang belum dimengerti, mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru, sebagian saling berdiskusi dalam mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru. 14. Perilaku siswa di luar kelas Siswa bergaul dengan teman-teman dengan sopan, tertib, dan disiplin dengan sesama dan warga sekolah lain.

67 Hasil Nilai Ulangan Harian SIswa Kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 56

68 Hasil Nilai Ulangan Harian SIswa Kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 57

69 58 Kisi- Kisi Tes Diagnostik Mata Pelajaran Kelas Satuan Pendidikan Alokasi : Matematika : XI IPA : SMAN 1 Kasihan : 1 45 Menit Standar Kompetensi : Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar Menjelaskan secara intuitif arti limit fungsi di suatu titik. Menggunakan sifat limit fungsi untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar dan trigonometri di suatu titik dan tak hingga Materi Pokok Indikator Bentuk Instrumen Nomor Soal Limit fungsi di suatu Siswa dapat mencari nilai limit suatu fungsi aljabar di suatu titik Uraian 1 titik Diberikan limit fungsi yang beberapa koefisiennya belum diketahui tetapi Uraian 2 telah diketahui nilai limitnya, siswa dapat mencari koefiesien fungsi tersebut Diberikan suatu limit fungsi aljabar bentuk tak tentu,siswa dapat mencari Uraian 3 nilai limit tersebut dengan metode pemfaktoran Limit fungsi di tak Diberikan suatu limit aljabar di tak hingga, siswa dapat mencari nilai Uraian 4 dan 5 hingga limitnya dengan metode variabel pangkat tertinggi Diberikan suatu limit aljabar dengan bentuk eksponensial, siswa dapat Uraian 6

70 59 Limit trigonometri dan teorema limit fungsi mencari nilai limitnya Diberikan suatu limit fungsi trigonometri, siswa dapat mencari nilai limit tersebut dengan menggunakan sifat limit dan konsep limit trigonometri Diberikan suatu limit fungsi trigonometri dan aljabar, siswa dapat mencari nilai limit tersebut dengan menggunakan sifat limit dan konsep limit trigonometri Uraian 7 Uraian 8

71 60 Tes Diagnostik Limit Fungsi Kelas XI IPA SMAN 1 Kasihan Yogyakarta Waktu: 45 Menit Petunjuk: Kerjakanlah soal berikut dengan langkah- langkah secara runtut dan jelas pada lembar kerja yang disediakan dan sebagai pengganti buram gunakan bagian kertas yang masih kosong. 1. Hitung nilai dari lim ! 2. Jika lim 2 a+b 2 = 5, hitung nilai a dan b! Untuk nomor 3 sampai 8 hitunglah nilai dari: 3. lim 2 ( 2 4)(+2) 2 4. lim lim lim lim 0 2 sin.cos lim 0 sin *****

72 61 Lembar Kerja Tes Diagnostik Limit Fungsi Nama : No. Absen :

73 62

74 63 Kunci Jawaban Tes Diagnostik 1. Hitung nilai dari lim ! Jawab: lim = = = 0 2. Jika lim 2 a+b 2 = 5, hitung nilai a dan b! a+b Jawab: lim 2 = 5 lim 5( 2) 2 2 = 5, 2 maka a + b = 5( 2) = 5 10 sehingga a = 5 dan b = 10 Untuk nomor 3 sampai 8 hitunglah nilai dari: 3. lim 2 ( 2 4)(+2) 2 ( 2)(+2)(+2) (+2)(+2) = lim 2 = lim ( 2) 2 = (2+2)(2+2) = lim = lim = lim = lim 1+ 5 = = 1 5. lim = lim = lim = lim = = 2

75 lim = lim = lim = lim = 5 0 = lim 0 2 sin.cos 2 5 = 2 5. lim 0 sin. lim 0 cos 2 = = 2 5 sin 2 8. lim 0 = lim sin = lim lim 0 sin sin 2 (1 ) 1 = 2( ) = 2 2 = =

76 TABULASI NILAI TES DIAGNOSTIK LIMIT FUNGSI KELAS XI IPA 1 NO PRESENSI SISWA NAMA NOMOR SOAL JUMLAH SKOR 1 12 HILMI SURYA MAJID JOSEVA NADIA * HILARIA DEANIKA C MARGARET C A GABRIELLA LISNA D P NUR ROCHMAD J RAHMA ARIF NUGRAHENI NUR INDAH NUGRAHENI ANGGITYA MAHARSI MARIA GORETI CRISMAYANTI FAKHRI M K 1 * BAGAS BRAMANTA 1 * PRADIPTA D S 1 * 1 * RINELLA ERMAYANTI AHMAD NAWAWI 1 * ZULFIDA NAJLA AINI * ILHAM RAMADHAN 1 * IMAM ABRI YANTA THERESIA FEBRIA EVA A * 1 0 * 1 * DESTIANTI WULANKASIH * HENRIKA PRIMA M 1 * 1 1 * M ERMELINDA GALIH W AYU DIAN SUSILO YULIA SARASWATI KARTIKA PERMATASARI * AURELIA UTARI MONICA RINDA CH

77 28 29 WIDYA WG ANDRYAN MUHAMMAD IKROM siswa kerja jawab benar siswa kerja / jawab salah siswa tidak kerja / jawab

78 68 ANALISIS SOAL NOMOR 1 Siswa yang mengerjakan soal dengan benar ada : 38 siswa Siswa yang mengerjakan soal dan hasilnya / prosesnya salah ada : 11 siswa Siswa yang tidak mengerjakan soal ada : - No Absen + Hasil Pekerjaan Kesalahan Kajian Kelas 1 11-IPA1 ( + 2)( 2) = 2 Yang benar seharusnya adalah: ( + 2)( 2) = IPA1 Salah perhitungan bentuk aljabar di bagian pembilang, dan salah mensubtitusi dengan 1 di bagian penyebut pada proses subtitusi. Siswa melakukan kesahan perhitungan pada perkalian aljabar Siswa memilih strategi yang kurang tepat dalam mengerjakan persoalan, yaitu menggunakan metode perkalian bentuk sekawan dari penyebut fungsi Siswa melakukan kesalahan pada perhitungan aljabar Siswa melakukan kesalahan pada saat mensubtitusika n nilai ke fungsi Siswa bermaksud mengalikan fungsi dengan 1 (dalam bentuk sekawan dari

79 IPA1 ( + 2)( 2) = 2 Yang benar seharusnya adalah: ( + 2)( 2) = IPA1 ( + 2)( 2) = 2 Yang benar seharusnya adalah: ( + 2)( 2) = 4 penyebut fungsi), namun salah dalam melakukan perhitungan. Siswa melakukan kesahan perhitungan pada perkalian aljabar Siswa memilih strategi yang kurang tepat dalam mengerjakan persoalan, yaitu menggunakan metode perkalian bentuk sekawan dari penyebut fungsi Siswa melakukan kesahan perhitungan pada perkalian aljabar Siswa memilih strategi yang kurang tepat dalam mengerjakan persoalan, yaitu menggunakan metode perkalian bentuk sekawan dari penyebut fungsi

80 IPA1 ( + 2)( 2) = 2 Yang benar seharusnya adalah: ( + 2)( 2) = IPA1 ( + 2)( 2) = 2 Yang benar seharusnya adalah: ( + 2)( 2) = 4 Siswa melakukan kesahan perhitungan pada perkalian aljabar Siswa memilih strategi yang kurang tepat dalam mengerjakan persoalan, yaitu menggunakan metode perkalian bentuk sekawan dari penyebut fungsi Siswa melakukan kesahan perhitungan pada perkalian aljabar Siswa memilih strategi yang kurang tepat dalam mengerjakan persoalan, yaitu menggunakan metode perkalian bentuk sekawan dari penyebut fungsi 7 26-IPA1 Pada soal tertulis: + 2 Namun siswa menulis: + 2 Siswa memilih strategi yang kurang tepat untuk menyelesaikan persoalan ini.

81 IPA1 ( + 2)( 2) = 2 Yang benar seharusnya adalah: ( + 2)( 2) = ( + 2)( 2) = 2 Yang benar seharusnya adalah: ( + 2)( 2) = 4 Siswa tidak teliti dalam menuliskan soal dan melakukan kesalahan perhitungan aljabar saat mengalikan penyebut. Siswa melakukan kesahan perhitungan pada perkalian aljabar Siswa memilih strategi yang kurang tepat dalam mengerjakan persoalan, yaitu menggunakan metode perkalian bentuk sekawan dari penyebut fungsi Siswa melakukan kesahan perhitungan pada perkalian aljabar Siswa memilih strategi yang kurang tepat dalam mengerjakan persoalan, yaitu menggunakan metode perkalian bentuk sekawan dari

82 IPA2 11 ( + 2)( 2) = 2 Yang benar seharusnya adalah: ( + 2)( 2) = = 0 Yang benar adalah 2 2 = 2 2 ( + 2)( 2) = 2 Yang benar seharusnya adalah: ( + 2)( 2) = 4 2 = 2 Yang benar seharusnya adalah: 2 = 2 penyebut fungsi Siswa Melakukan kesalahan pada perkalian aljabar Siswa melakukan kesalahan pada perhitungan bentuk akar Siswa memilih strategi yang kurang tepat dalam mengerjakan persoalan, yaitu menggunakan metode perkalian bentuk sekawan dari penyebut fungsi Siswa melakukan kesalahan pada perkalian aljabar Siswa melakukan kesalahan pada penyederhanaa n bentuk aljabar Siswa memilih strategi yang kurang tepat dalam mengerjakan persoalan, yaitu menggunakan metode perkalian bentuk sekawan dari penyebut

83 73 fungsi dan salah perhitungan dalam perkalian aljabar dan bentuk akar.

84 74 ANALISIS SOAL NOMOR 2 Siswa yang mengerjakan soal dengan benar ada : 30 siswa Siswa yang mengerjakan soal dan hasilnya / prosesnya salah ada : 14 siswa Siswa yang tidak mengerjakan soal ada : 5 siswa No Absen + Hasil Pekerjaan Kesalahan Kajian Kelas 1 15-IPA1 a + b = ( 2)( + k) Siswa tidak memahami konsep aljabar Yang benar adalah: a + b = n( + m) 2 18-IPA1 Siswa mengalikan penyebut fungsi pada limit fungsi dengan nilai limitnya. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi. 3 9-IPA1 a + b = ( 2)( + k) Yang benar adalah: a + b = n( + m) Siswa tidak memahami konsep aljabar 4 22-IPA1 Siswa mengalikan penyebut fungsi pada limit fungsi dengan nilai limitnya. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi.

85 IPA1 Siswa mengalikan penyebut fungsi pada limit fungsi dengan nilai limitnya. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi. 6 6-IPA1 Siswa mengalikan penyebut fungsi pada limit fungsi dengan nilai limitnya. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi IPA1 Siswa mengalikan penyebut fungsi pada limit fungsi dengan nilai limitnya. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi IPA1 Siswa mengalikan penyebut fungsi pada limit fungsi dengan nilai limitnya. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi. 9 1-IPA1 Siswa mengalikan penyebut fungsi pada limit fungsi dengan nilai limitnya. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi.

86 IPA1 Siswa tidak menyelesaikan persoalan. Siswa salah strategi dalam menyelesaikan soal dengan mensubtitusi dengan 2 sehingga siswa kesulitan menyelesaikan persoalan IPA1 Siswa mengalikan penyebut fungsi pada limit fungsi dengan nilai limitnya IPA1 Siswa mengalikan penyebut fungsi pada limit fungsi dengan nilai limitnya. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi IPA1 Siswa mengalikan penyebut fungsi pada limit fungsi dengan nilai limitnya. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi IPA1 Siswa mengalikan penyebut fungsi pada limit fungsi dengan nilai limitnya. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi.

87 77 ANALISIS SOAL NOMOR 3 Siswa yang mengerjakan soal dengan benar ada : 41 siswa Siswa yang mengerjakan soal dan hasilnya / prosesnya salah ada : 8 siswa Siswa yang tidak mengerjakan soal ada : 0 siswa No Absen + Kelas IPA IPA1 Hasil Pekerjaan Kesalahan Kajian (2 + 2)(2 + 2) = 16 Yang benar adalah: (2 + 2)(2 + 2) = = 4 Yang benar adalah: 2 2 = 0 Siswa mengerjakan soal dengan langkah yang benar yaitu menfaktorkan bentuk aljabar Siswa melakukan kesalahan pada perkalian hasil akhir. Siswa tidak memahami prinsip penyelesaian limit aljabar Siswa salah strategi dalam menyelesaikan soal yaitu dengan mengalikan bentuk aljabar di bagian pembilang Siswa melakukan kesalahan pada perhitungan bilangan bulat sederhana

88 IPA (2) 2 4(2) 8 2 (2) = IPA1 Yang benar adalah: (2) 2 4(2) 8 2 (2) = = 1 Yang benar adalah: 2 2 = 1 Siswa tidak memahami prinsip penyelesaian limit aljabar. Siswa menyelesaika n soal yaitu dengan mensubtitusi nilai tanpa menyederhan akan bentuk fungsi Siswa salah dalam perhitungan. Siswa salah dalam menyederhanak an bentuk aljabar IPA1 0 0 = 0 Yang benar adalah: 0 = tak terdefinisi 0 Siswa melakukan kesalahan pada perhitungan hasil dari 0/0 Siswa langsung mensubtitusi nilai =2 tanpa menyederhan akan bentuk fungsi aljabar tersebut. Siswa tidak memahami prinsip penyelesaian limit fungsi aljabar dengan bentuk 0 0

89 IPA IPA IPA2 ( 2 4)( + 2) lim 2 2 = Yang benar adalah: ( 2 4)( + 2) lim = 2 2 ( 2)( + 2)( + 2) lim 2 2 = lim 1( + 2)( + 2) 2 = 1(2 + 2)(2 + 2) = = 1 Yang benar adalah: = 1 (2 + 2)(2 + 2) = 16 Yang benar adalah: (2 + 2)(2 + 2) = 16 Siswa mengerjakan soal tanpa dilengakapi dengan langkah yang jelas. Siswa tidak memahami prinsip penyelesaiaka n soal limit fungsi aljabar di suatu titik. Siswa menggunakan strategi yang kurang tepat dalam menyelesaikan persoalan ini yaitu mengalikan dengan 1 dalam bentuk sekawan dari penyebut Siswa melakukan kesalahan dalam perhitungan aljabar. Siswa mengerjakan soal dengan langkah yang benar yaitu menfaktorkan bentuk aljabar Siswa melakukan kesalahan pada perkalian hasil akhir.

90 80 ANALISIS SOAL NOMOR 4 Siswa yang mengerjakan soal dengan benar ada : 42 siswa Siswa yang mengerjakan soal dan hasilnya / prosesnya salah ada : 5 siswa Siswa yang tidak mengerjakan soal ada : 2 siswa No Absen + Kelas IPA1 Hasil Pekerjaan Kesalahan Kajian = Yang benar adalah: = Siswa mengguna kan prinsip yang banar untuk menyelesa ikan soal. Siswa memaham i prinsip penyelesai an limit fungsi aljabar mendekati tak hingga Siswa melakuka n kesalahan pada pembagia n aljabar bentuk akar.

91 IPA IPA = Yang benar adalah: = Siswa membagi penyebut dengan 2 dan pembilang dengan 3 Yang benar adalah siswa membagi pemnyebut dan pembilang dengan nilai yang sama yaitu 2 Siswa mengguna kan prinsip yang banar untuk menyelesa ikan soal. Siswa memaham i prinsip penyelesai an limit fungsi aljabar mendekati tak hingga Siswa melakuka n kesalahan pada pembagia n aljabar bentuk akar. Siswa menggunakan strategi mengalikan fungsi dengan 1 dalam bentuk sekawan penyebut. Siswa tidak memahami prinsip penyelesaian persoalan limit fungsi aljabar mendekati tak hingga dengan mengalikan penyebut dan pembilang dengan nilai yang tidak sama.

92 IPA IPA2 Siswa menuliskan : 2 Seharusnya: Siswa membagi penyebut dengan 2 dan pembilang dengan 3 Yang benar adalah siswa membagi pemnyebut dan pembilang dengan nilai yang sama yaitu 2 Siswa salah dalam penulisan soal Siswa menggunakan strategi yang salah dalam menyelesaikan soal lmit fungsi di tak hingga. Siswa menggunakan strategi mengalikan fungsi dengan 1 dalam bentuk sekawan penyebut. Siswa tidak memahami prinsip penyelesaian persoalan limit fungsi aljabar mendekati tak hingga dengan mengalikan penyebut dan pembilang dengan nilai yang tidak sama.

93 83 ANALISIS SOAL NOMOR 5 Siswa yang mengerjakan soal dengan benar ada : 31 siswa Siswa yang mengerjakan soal dan hasilnya / prosesnya salah ada : 7 siswa Siswa yang tidak mengerjakan soal ada : 11 siswa No Absen + Kelas IPA1 Hasil Pekerjaan Kesalahan Kajian = Yang benar adalah: = = Siswa melakukan kesalahan dalam perhitungan aljabar. Siswa tidak memahami prinsip limit fungsi aljabar mendekati tak hingga IPA1 2 3 = 4 Yang benar adalah: 2 3 = 2 Siswa memahami prinsip limit fungsi medekati tak hingga dengan membagi penyebut dan pembilang dengan pangkat tertinggi dari variabel fungsi Namun siswa kurang teliti dalam pembagian bentuk

94 IPA IPA IPA1 2 3 = 4 Yang benar adalah: 2 3 = 2 3 = 1 3 Yang benar adalah: 3 3 = 1 (2 3) = ( 1) 1 Yang benar adalah: (2 3) 3 = aljabar. Siswa memahami prinsip limit fungsi medekati tak hingga dengan membagi penyebut dan pembilang dengan pangkat tertinggi dari variabel fungsi Namun siswa kurang teliti dalam pembagian bentuk aljabar. Siswa memahami prinsip limit fungsi mendekati tak hingga dengan berusaha membagi penyebut dan pembilang dengan variabel dengan pangkat tertinggi dari fungsi Namun siswa kurang teliti dalam penulisan bentuk aljabar. Siswa menggunakan strategi yang kurang tepat dengan karena mengalikan fungsi dengan 3 kemudian 3 membagi pemnyebut dan pembilang fungsi dengan 3. Siswa melakukan

95 = Yang benar adalah: 0 1 = 0 beberapa kesalahan perhitungan IPA IPA1 3 = 1 3 Yang benar adalah: 3 3 = = 4 Yang benar adalah: 2 3 = 2 Siswa memahami prinsip limit fungsi mendekati tak hingga dengan berusaha membagi penyebut dan pembilang dengan variabel dengan pangkat tertinggi dari fungsi Namun siswa kurang teliti dalam penulisan bentuk aljabar. Siswa memahami prinsip limit fungsi medekati tak hingga dengan membagi penyebut dan pembilang dengan pangkat tertinggi dari variabel fungsi Namun siswa kurang teliti dalam pembagian bentuk aljabar.

96 86 ANALISIS SOAL NOMOR 6 Siswa yang mengerjakan soal dengan benar ada : 21 siswa Siswa yang mengerjakan soal dan hasilnya / prosesnya salah ada : 17 siswa Siswa yang tidak mengerjakan soal ada : 11 siswa No Absen + Hasil Pekerjaan Kesalahan Kajian Kelas 1 12-IPA1 Siswa membagi fungsi dengan 1 +1 Yang benar seharusnya adalah siswa membagi penyebut dan pembilang dengan IPA = Yang benar adalah: = = Siswa membagi penyebut dan pembilang dari fungsi aljabar tersebut dengan nilai yang salah sehingga tidak mengasilkan jawaban yang banar. Siswa kurang memahami konsep limit fungsi tak hingga. Siswa melakuk an kesalaha n dalam pembagi an bentuk aljabar. Siswa tidak menulisk an lambang limit pada penyeles aian soal.

97 IPA1 Siswa mensubtitusi dengan 0, yang benar adalah setelah membagi penyebut dan pembilang fungsi dengan 5, siswa mensubtitusika n nilai dengan tak hingga. Kesalahan : = Yang benar adalah: = IPA1 Siswa mensubtitusi dengan 0, yang benar adalah setelah membagi penyebut dan pembilang fungsi dengan 5, siswa mensubtitusika n nilai dengan tak hingga. Kesalahan : = Yang benar adalah: Siswa melakukan kesalahan pada proses pembagian bentuk aljabar. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi mendekati tak hingga dengan mensubtitusi dengan 0. Siswa melakukan kesalahan pada proses pembagian bentuk aljabar. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi mendekati tak hingga dengan mensubtitusi dengan 0. = 5 5 5

98 IPA1 Siswa mensubtitusi dengan 0, yang benar adalah setelah membagi penyebut dan pembilang fungsi dengan 5, siswa mensubtitusika n nilai dengan tak hingga. Kesalahan : = Yang benar adalah: = IPA1 Siswa salah menjawab soal. Siswa melakukan kesalahan pada proses pembagian bentuk aljabar. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi mendekati tak hingga dengan mensubtitusi dengan 0. Siswa tidak menuliskan langkah penyelesaian soal. Siswa kurang memahami konsep limit fungsi tak hingga. Siswa menulis keterangan m dan. Yang dimaksud dengan m dan n adalah pangkat tertinggi dari penyebut dan pembilang khusus untuk bentuk polynomial: a m + b m 1 +

99 IPA1 Siswa salah menjawab soal. 8 6-IPA1 Siswa mensubtitusi dengan 0, yang benar adalah setelah membagi penyebut dan pembilang fungsi dengan 5, siswa mensubtitusika n nilai dengan tak hingga. Kesalahan : = Yang benar adalah: Siswa tidak menuliskan langkah penyelesaian soal. Siswa kurang memahami konsep limit fungsi tak hingga. Siswa menulis keterangan m dan. Yang dimaksud dengan m dan n adalah pangkat tertinggi dari penyebut dan pembilang khusus untuk bentuk polynomial: a m + b m 1 + Siswa melakukan kesalahan pada proses pembagian bentuk aljabar. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi mendekati tak hingga dengan mensubtitusi dengan 0. = 5 5 5

100 IPA lim IPA1 Siswa mensubtitusi dengan 0, yang benar adalah setelah membagi penyebut dan pembilang fungsi dengan 5, siswa mensubtitusika n nilai dengan tak hingga. Kesalahan : = Yang benar adalah: = IPA1 Siswa salah menjawab soal. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi mendekati tak hingga dan melakukan kesalahan pada perhitungan. Siswa salah menuliskan soal pada bagian penyebut Siswa melakukan kesalahan pada proses pembagian bentuk aljabar. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi mendekati tak hingga dengan mensubtitusi dengan 0. Siswa tidak menuliskan langkah penyelesaian soal. Siswa kurang memahami konsep limit fungsi tak hingga. Siswa menulis keterangan m dan. Yang dimaksud dengan m dan n adalah pangkat

101 IPA1 Kesalahan : = Yang benar adalah: = IPA1 Kesalahan : = Yang benar adalah: = IPA1 Siswa mensubtitusi dengan 0, yang benar adalah setelah membagi penyebut dan pembilang fungsi dengan 5, siswa mensubtitusika n nilai dengan tak hingga. Kesalahan: 0 25 = Yang benar tertinggi dari penyebut dan pembilang khusus untuk bentuk polynomial: a m + b m 1 + Siswa tidak memahami prinsip limit fungsi aljabar di tak hingga Siswa melakukan kesalahan pada pembagian bentuk aljabar. Siswa tidak memahami prinsip limit fungsi aljabar di tak hingga Siswa melakukan kesalahan pada pembagian bentuk aljabar. Siswa melakukan kesalahan pada perhitungan pembagian bilangan bulat Siswa tidak memahami konsep dan prinsip limit fungsi mendekati tak hingga dengan mensubtitusi nilai dengan 0.

102 92 adalah: 0 25 = IPA1 Siswa mensubtitusi dengan 0, yang benar adalah setelah membagi penyebut dan pembilang fungsi dengan 5, siswa mensubtitusika n nilai dengan tak hingga. Kesalahan : = Yang benar adalah: = IPA1 Siswa mensubtitusi dengan 0, yang benar adalah setelah membagi penyebut dan pembilang fungsi dengan 5, siswa mensubtitusika n nilai dengan tak hingga. Kesalahan : = Yang benar adalah: Siswa salah menuliskan soal pada bagian penyebut Siswa melakukan kesalahan pada proses pembagian bentuk aljabar. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi mendekati tak hingga dengan mensubtitusi dengan 0. Siswa salah menuliskan soal pada bagian penyebut Siswa melakukan kesalahan pada proses pembagian bentuk aljabar. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi mendekati tak hingga dengan mensubtitusi dengan 0.

103 = IPA1 Siswa mensubtitusi dengan 0, yang benar adalah setelah membagi penyebut dan pembilang fungsi dengan 5, siswa mensubtitusika n nilai dengan tak hingga. Kesalahan : = Yang benar adalah: Siswa salah menuliskan soal pada bagian penyebut Siswa melakukan kesalahan pada proses pembagian bentuk aljabar. Siswa tidak memahami konsep limit fungsi mendekati tak hingga dengan mensubtitusi dengan 0. = 5 5 5

104 94 ANALISIS SOAL NOMOR 7 Siswa yang mengerjakan soal dengan benar ada : 13 siswa Siswa yang mengerjakan soal dan hasilnya / prosesnya salah ada : 6 siswa Siswa yang tidak mengerjakan soal ada : 30 siswa No Absen + Kelas 1 15-IPA1 Hasil Pekerjaan Kesalahan Kajian Kesalahan: 2 sin cos 2 = cos 2 sin 2 Yang benar adalah: 2 sin cos = cos 2 sin IPA1 Pengerjaan belum selesai. Pengerjaan belum selesai Siswa menggunakan strategi yang kurang tepat untuk menyelesaian soal. Siswa melakukan kesalahan perhitungan pada bentuk trigonometri. Siswa menggunakan strategi yang kurang tepat untuk menyelesaian soal yaitu dengan mengubah cos 2 menjadi(1 2 sin 2 ) IPA1 Siswa tidak menjawab soal dengan benar. Siswa langsung mensubtitusi dengan 0 Siswa tidak memahami konsep dan prinsip limit fungsi trigonometri.

105 IPA1 Pengerjaan belum selesai IPA1 Siswa tidak menjawab soal dengan benar. 6 5-IPA1 Pengerjaan belum selesai. Siswa menggunakan strategi yang kurang tepat untuk menyelesaian soal yaitu dengan mengubah cos 2 menjadi(1 2 sin 2 ) Siswa menuliskan 5, 2, dan tanpa ada penjelasan dan kelanjutan pada langkah selanjutnya. Siswa tidak memahami konsep dan prinsip limit fungsi trigonometri dengan tidak dapat menerapkan konsep. Siswa menggunakan strategi yang kurang tepat untuk menyelesaian soal yaitu dengan mengubah cos 2 menjadi(1 2 sin 2 ).

106 96 ANALISIS SOAL NOMOR 8 Siswa yang mengerjakan soal dengan benar ada : 15 siswa Siswa yang mengerjakan soal dan hasilnya / prosesnya salah ada : 1 siswa Siswa yang tidak mengerjakan soal ada : 33 siswa No Absen + Kelas IPA1 Hasil Pekerjaan Kesalahan Kajian sin 2 ( 1 + 1) lim sin 2 = lim 0. lim Yang benar adalah: lim 0 sin 2 ( 1 + 1) 1 1 sin 2 0 = lim. lim Siswa memahami prinsip limit fungsi pada soal, namun siswa melakukan kesalahan pada perhitungan bentuk aljabar.

107 Dokumentasi Tes Diagnostik Siswa 97

108 Dokumentasi Tes Diagnostik Siswa 98

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (learning disabilities) dengan anak tunagrahita (mental retardasion), karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (learning disabilities) dengan anak tunagrahita (mental retardasion), karena 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kesulitan Belajar Para guru terkadang sulit membedakan anak berkesulitan belajar learning disabilities dengan anak tunagrahita mental retardasion, karena pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterkaitannya dengan perkembangan ilmu sosial sampai saat ini. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. keterkaitannya dengan perkembangan ilmu sosial sampai saat ini. Setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah ilmu yang mendasari berbagai ilmu pengetahuan sains sekaligus ilmu yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir. Selain dipelajari di setiap jenjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 KASIHAN MEMPELAJARI MATERI LIMIT FUNGSI 2013/2014 JURNAL

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 KASIHAN MEMPELAJARI MATERI LIMIT FUNGSI 2013/2014 JURNAL ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 KASIHAN MEMPELAJARI MATERI LIMIT FUNGSI 2013/2014 JURNAL Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan XI IPA2 pada bulan April- Mei Pada bulan April 2014 peneliti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan XI IPA2 pada bulan April- Mei Pada bulan April 2014 peneliti 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Kasihan untuk kelas XI IPA1 dan XI IPA2 pada bulan April- Mei 2014. Pada bulan April 2014 peneliti melakukan

Lebih terperinci

karena limit dari kiri = limit dari kanan

karena limit dari kiri = limit dari kanan A. DEFINISI LIMIT Istilah it dalam matematika hampir sama artinya dengan istilah mendekati. Akibatnya, nilai it sering dikatakan sebagai nilai pendekatan.. Pengertian Limit secara Intusi Untuk memahami

Lebih terperinci

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang 48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran

Lebih terperinci

09. Mata Pelajaran Matematika

09. Mata Pelajaran Matematika 09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya

Lebih terperinci

44. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

44. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) 44. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran

Lebih terperinci

09. Mata Pelajaran Matematika

09. Mata Pelajaran Matematika 09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya

Lebih terperinci

Menurut Jhonson dan Myklebust (1967:244), matematika adalah bahasa. simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

Menurut Jhonson dan Myklebust (1967:244), matematika adalah bahasa. simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA Oleh: Dra.Hj.Ehan, M.Pd. A. PENDAHULUAN Menurut Jhonson dan Myklebust (1967:244), matematika adalah bahasa simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nora Madonna, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nora Madonna, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dan cara bagi seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Di Indonesia, pendidikan dapat diperoleh salah satunya melalui cara formal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kehidupan masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hal ini sejalan dengan pernyataan

TINJAUAN PUSTAKA. lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hal ini sejalan dengan pernyataan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Matematika Menurut Hamalik (2008:36) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih

Lebih terperinci

51. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

51. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. 51. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang

Lebih terperinci

B. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

B. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 49. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Seni, Pariwisata, Sosial, Administrasi Perkantoran, dan Teknologi Kerumahtanggaan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Mata pelajaran matematika memiliki tujuan umum yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Mata pelajaran matematika memiliki tujuan umum yaitu memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah. Mata pelajaran matematika memiliki tujuan umum yaitu memberikan penekanan

Lebih terperinci

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) 42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) 43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi secara cepat dan mudah dari berbagai sumber. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai (A) Kajian Teori, (B) Kajian Peneliti yang Relevan, dan (C) Kerangka Pikir. A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Matematika 1.1 Hakikat Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak dapat menghindari berbagai macam bentuk komunikasi karena dengan komunikasi manusia dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prestasi Belajar Kegiatan belajar menghasilkan perubahan yang khas. Perubahan khas tersebut adalah perubahan aspek pengetahuan dan keterampilan. Perubahan itu tampak dalam prestasi

Lebih terperinci

Contoh Penalaran Induktif dan Deduktif Menggunakan Kegiatan Bermain-main dengan Bilangan

Contoh Penalaran Induktif dan Deduktif Menggunakan Kegiatan Bermain-main dengan Bilangan Contoh Penalaran Induktif dan Deduktif Menggunakan Kegiatan Bermain-main dengan Bilangan Pengantar Fadjar Shadiq (fadjar_p3g@yahoo.com & www.fadjarp3g.wordpress.com) Perhatikan tujuh perintah berikut.

Lebih terperinci

METODE PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG PADA ANAK DISKALKULIA

METODE PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG PADA ANAK DISKALKULIA METODE PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG PADA ANAK DISKALKULIA Linggar Pradani 1, Septia Lestari 2, Wahyu Ari Wibowo 3 Universitas PGRI Yogyakarta arsitavinda@gmail.com, tieyo.1202@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan kehadirannya sangat terkait erat dengan dunia pendidikan adalah Matematika.

Lebih terperinci

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2 KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Matematika. : SMP/MTs. : VII s/d IX /1-2 Nama Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena itu, pemerintah selalu berusaha agar mutu pendidikan matematika

Lebih terperinci

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan 09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DIKELAS VII SMP NEGERI 2 LIMBOTO JURNAL OLEH

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DIKELAS VII SMP NEGERI 2 LIMBOTO JURNAL OLEH ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DIKELAS VII SMP NEGERI 2 LIMBOTO JURNAL OLEH SARTIKA HATI NIM. 411 411 035 DOSEN PEMBIMBING: Dr. Abdul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari berbagai perkembangan teknologi

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

Desain Disaktis Persamaan Garis Lurus pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama

Desain Disaktis Persamaan Garis Lurus pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama Desain Disaktis Persamaan Garis Lurus pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama Dunia internasional membutuhkan individu-individu berkualitas yang mampu berpikir logis, kritis, kreatif dan

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH I. KELAYAKAN ISI A. DIMENSI SPIRITUAL (KI-1) Butir 1 Terdapat kalimat yang mengandung unsur spiritual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah pengetahuan atau ilmu mengenai logika dan problemproblem numerik. Matematika membahas fakta-fakta dan hubungannya, serta membahas problem ruang

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern ini, manusia dituntut untuk bisa bersaing dalam berbagai bidang sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya baik secara rasional, logis, sistematis, bernalar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa, pengajar, sarana prasarana, dan juga karena faktor lingkungan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. siswa, pengajar, sarana prasarana, dan juga karena faktor lingkungan. Salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan ini yang memegang peranan penting. Suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan jika pendidikan dalam negara itu

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD Kegiatan Belajar 3 PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD A. Pengantar Seorang guru SD atau calon guru SD perlu mengetahui beberapa karakteristik pembelajaran matematika di SD. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS MASALAH YANG BERORIENTASIKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA MATERI HIMPUNAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS MASALAH YANG BERORIENTASIKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA MATERI HIMPUNAN SKRIPSI PENGEMBANGAN LKS BERBASIS MASALAH YANG BERORIENTASIKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA MATERI HIMPUNAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mengembangkan cara berfikir. Sehingga matematika sangat diperlukan baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mengembangkan cara berfikir. Sehingga matematika sangat diperlukan baik 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Matematika Banyak sekali pengertian matematika yang dikemukakan oleh para ahli. Hudojo (2001: 45) 8, menyatakan bahwa matematika adalah merupakan suatu alat untuk mengembangkan

Lebih terperinci

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan kemajuan zaman, bidang pendidikan terus diperbaiki dengan berbagai inovasi didalamnya. Hal ini dilakukan supaya negara dapat mencetak Sumber

Lebih terperinci

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN SISWA SD DALAM MEMECAHKAN SOAL CERITA MATEMATIKA

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN SISWA SD DALAM MEMECAHKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN SISWA SD DALAM MEMECAHKAN SOAL CERITA MATEMATIKA Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Perkuliahan D II PGKSD Oleh : Nama : Rifatul

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Suska Journal of Mathematics Education Vol.2, No. 1, 2016, Hal. 41 51 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIb

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai

BAB II KAJIAN TEORI. perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakekat Matematika Dari berbagai bidang studi yang di ajarkan di sekolah sampai perguruan tinggi matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang harus di ajarkan karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Soal Matematika Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan dengan matematika. Soal tersebut dapat berupa soal pilihan ganda ataupun soal uraian. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Pengembangan Produk Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan produk berupa Skema Pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup menjadi alasan, sebab matematika selalu diajarkan di setiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. cukup menjadi alasan, sebab matematika selalu diajarkan di setiap jenjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang penting bagi kemajuan bangsa. Hal inilah yang menyebabkan seringnya matematika dijadikan indikator dalam menentukan maju tidaknya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.2 Pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut adanya persaingan dan kompetisi yang membutuhkan sumber daya manusia berkualitas. Peningkatan

Lebih terperinci

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan KALKULUS 1 HADI SUTRISNO 1 Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan BAB I PENDAHULUAN A. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus kita terlebih dahulu perlu memahami bahasan tentang sistem bilangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, Teknologi dan Sains (IPTEKS) sangat pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat dari kemajuan teknologi komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu tempat siswa untuk mendapatkan ilmu mencetak sumber daya manusia yang handal, memiliki kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intelektual. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang di

BAB I PENDAHULUAN. intelektual. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai ilmu dasar dalam kehidupan manusia memiliki peranan yang penting dalam peningkatan kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi kepada orang lain. Komunikasi merupakan bagian. dalam matematika dan pendidikan matematika.

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi kepada orang lain. Komunikasi merupakan bagian. dalam matematika dan pendidikan matematika. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah salah satu bagian dari pendidikan. Belajar dapat dilakukan di rumah, di masyarakat ataupun di sekolah. Pada saat belajar kita akan mengenal proses komunikasi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Lokasi Penelitian SMA Negeri Kartasura berlokasi di Jalan Raya Solo-Yogya, Pucangan, Kartasura. SMA Negeri Kartasura merupakan

Lebih terperinci

TEKNIK PROBING DALAM PEMBELAJARAN BENTUK PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA DI SMA NEGERI 2 SLEMAN KELAS XA

TEKNIK PROBING DALAM PEMBELAJARAN BENTUK PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA DI SMA NEGERI 2 SLEMAN KELAS XA TEKNIK PROBING DALAM PEMBELAJARAN BENTUK PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA DI SMA NEGERI 2 SLEMAN KELAS XA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan kebutuhan manusia, kebutuhan pribadi seseorang yang membentuk manusia dari tidak mengetahui menjadi mengetahui, dari kebodohan menjadi kepintaran,

Lebih terperinci

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2) ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI TURUNAN FUNGSI DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

MATEMATIKA 1 Untuk SMP/MTs Kelas VII

MATEMATIKA 1 Untuk SMP/MTs Kelas VII i ii Pegangan Belajar Matematika SMP/MTs 1 Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini telah dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit PT Galaxy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang diciptakan harus mampu mengembangkan dan mencapai kompetensi setiap matapelajaran sesuai kurikulum. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Lebih terperinci

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan 08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki zaman modern seperti sekarang ini, manusia dihadapkan pada berbagai tantangan yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

LIMIT DAN KEKONTINUAN

LIMIT DAN KEKONTINUAN LIMIT DAN KEKONTINUAN Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 2012 1 / 37 Topik Bahasan 1 Limit Fungsi 2 Hukum Limit 3 Kekontinuan Fungsi (Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DI SMA ( STUDI KASUS SMA N. 11 KOTA JAMBI )

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DI SMA ( STUDI KASUS SMA N. 11 KOTA JAMBI ) IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DI SMA ( STUDI KASUS SMA N. 11 KOTA JAMBI ) Wardi Syafmen Program Studi Pendidikan Matematika PMIPA FKIP Universitas Jambi email : wardisyafmen@yahoo.com

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI Oleh: Yuliana Retnaningsih 09144100067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Semakin berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada masa global ini, menuntut sumber daya manusia yang berkualitas serta bersikap kreatif

Lebih terperinci

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan diberbagai jenis jenjang pendidikan, dimulai dari jenjang pendidikan dasar hingga jenjang perguruan tinggi.

Lebih terperinci

DAYA MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

DAYA MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Maret 2017 Vol. 1, No. 1, Hal. 97 DAYA MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Hamdan Sugilar Pendidikan matematika UIN Sunan Gunung Djati Bandung hamdansugilar@uinsgd,ac,id Dikirim: 28

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini bagian yang pertama akan dijelaskan tentang halhal yang berkaitan dengan matematika mulai dari pengertian matematika, karakteristik matematika,

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA DALAM TEKNIK INTEGRASI SUBSTITUSI DAN PARSIAL SERTA ALTERNATIF PEMECAHANNYA

PROBLEMATIKA DALAM TEKNIK INTEGRASI SUBSTITUSI DAN PARSIAL SERTA ALTERNATIF PEMECAHANNYA PROBLEMATIKA DALAM TEKNIK INTEGRASI SUBSTITUSI DAN PARSIAL SERTA ALTERNATIF PEMECAHANNYA Kusnul Chotimah Dwi Sanhadi 1, Yoga Muhamad Muklis 1, Universitas Sebelas Maret 1 choosenewl@gmail.com, yogamuklis@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT Maret 2017 Vol. 1, No. 1, Hal.150 PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT Nurul Afifah Rusyda 1), Dwi

Lebih terperinci

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut :

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum terdapat beberapa mata pelajaran sebagai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Pada jenjang Sekolah Dasar terdapat lima mata pelajaran pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana untuk mendidik seseorang agar menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan kini mengalami banyak perkembangan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar Matematika Belajar matematika sering diidentikkan dengan serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, memahami, dan mengaplikasikan sesuatu. Belajar

Lebih terperinci

PENALARAN SISWA DALAM MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA

PENALARAN SISWA DALAM MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA PENALARAN SISWA DALAM MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA Nurul Istiqomah 1, Tatag Yuli Eko Siswono 1 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. A. Menentukan Limit Fungsi Aljabar A.1. Limit x a Contoh A.1: Contoh A.2 : 2 4)

LIMIT FUNGSI. A. Menentukan Limit Fungsi Aljabar A.1. Limit x a Contoh A.1: Contoh A.2 : 2 4) LIMIT FUNGSI A. Menentukan Limit Fungsi Aljabar A.. Limit a Contoh A.:. ( ) 3 Contoh A. : 4 ( )( ) ( ) 4 Latihan. Hitunglah nilai it fungsi-fungsi berikut ini. a. (3 ) b. ( 4) c. ( 4) d. 0 . Hitunglah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah, prinsip serta teorinya banyak digunakan dan dimanfaatkan untuk menyelesaikan hampir semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan dapat mengubah pola pikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu

Lebih terperinci

CHEPY CAHYADI, 2015 SISTEM PAKAR DIAGNOSA GANGGUAN BELAJAR KHUSUS (LEARNING DISABILITY ) PADA ANAK DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER (DS)

CHEPY CAHYADI, 2015 SISTEM PAKAR DIAGNOSA GANGGUAN BELAJAR KHUSUS (LEARNING DISABILITY ) PADA ANAK DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER (DS) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak merupakan tahap awal manusia dalam proses belajar. Proses anak-anak inilah yang nantinya akan berdampak pada proses-proses ke depannya. Untuk itu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Rosdakarya, 2009) Nana Sudjana, penilaian hasil proses belajar mengajar. (Bandung: PT Remaja

BAB II KAJIAN TEORI. Rosdakarya, 2009) Nana Sudjana, penilaian hasil proses belajar mengajar. (Bandung: PT Remaja BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Anda, tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah belajar. Kata ini, secara efektif sudah anda kenali sejak anda bersekolah di kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Aktivitas kehidupan manusia tidak lepas dari matematika. Sadar maupun tidak, matematika akan selalu hadir dalam kehidupan sehari-hari. Adanya matematika terbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Ada beberapa hal yang lebih dahulu perlu dipahami dalam penelitian ini, diantaranya: pengertian belajar dan pembelajaran, hasil belajar, pembelajaran matematika,

Lebih terperinci

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. 50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Matematika bukan pelajaran yang hanya memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu aspek yang berperan penting dalam pembangunan suatu bangsa. Terbukti bahwa hampir di setiap negara, pendidikan menjadi prioritas utama

Lebih terperinci

matematika LIMIT TRIGONOMETRI K e l a s Kurikulum 2006/2013 Tujuan Pembelajaran

matematika LIMIT TRIGONOMETRI K e l a s Kurikulum 2006/2013 Tujuan Pembelajaran Kurikulum 6/ matematika K e l a s XI LIMIT TRIGONOMETRI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Dapat menghitung it fungsi trigonometri di suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori dijabarkan berbagai landasan sebagai pendukung penelitian, permasalahan dan variabel penelitian yang diteliti semua ditulis pada kajian teori. Untuk

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-A SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA MELALUI MODEL BELAJAR AKTIF TIPE QUIZ TEAM

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-A SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA MELALUI MODEL BELAJAR AKTIF TIPE QUIZ TEAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-A SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA MELALUI MODEL BELAJAR AKTIF TIPE QUIZ TEAM SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika berkedudukan sebagai ilmu

Lebih terperinci