BAB III PEMBAHASAN. Desember KSP ini berbadan hukum 188.4/360/BH/ Pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PEMBAHASAN. Desember KSP ini berbadan hukum 188.4/360/BH/ Pada"

Transkripsi

1 BAB III PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN a. Profil KSP Kasih Sentosa Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kasih Sentosa di dirikan pada 11 Desember KSP ini berbadan hukum 188.4/360/BH/ Pada awalnya Koperasi ini hanya didirikan 4 orang pengelola, pada tahun 2013 anggota telah mencapai 40 orang anggota inti. Modal KSP Kasih Sentosa sepenuhnya modal dari anggota koperasi itu sendiri. Koperasi simpan pinjam Kasih Sentosa yang beralamat di Jl. Ir. Sutami No.77 Jebres, Solo ini memiliki moto Maju dan Berkembang Bersama Kami. Visi dan misi yang KSP Kasih Sentosa ini tanamkan, yaitu visi untuk menjadi lembaga keuangan yang bermanfaat bagi para anggota pada khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya dengan berdedikasi pada Pancasila dan UUD 45 serta berdasar pada asas kekeluargaan. Pada tahun 2013 KSP Kasih Sentosa dapat menjadi Koperasi yang lebih baik yang mampu memberikan anggotanya pendapatan Rp ,- setiap bulan. 2. VISI DAN MISI a. Visi KSP KASIH SENTOSA Menjadi lembaga keuangan yang bermanfaat bagi para anggota pada khususnya commit to dan user bagi masyarakat pada umumnya 25

2 dengan berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas asas kekeluargaan. b. Misi Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa 1) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. 2) Menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun perekonomian nasional. 3. MITRA KERJA Seperti pada umumnya Koperasi simpan pinjam, Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa memiliki bergerak di bidang jasa simpan pinjam untuk memberikan kontribusinya sebagai gerakan ekonomi rakyat, sesuai yang tercantum pada tujuan utama koperasi UU No. 12 Tahun Namun, dalam perkembangannya Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa memang belum memiliki kantor cabang yang menjadi tolok ukur dasar berkembangnya koperasi dalam menggerakkan ekonomi rakyat secara luas. Hal ini dipengaruhi oleh segmentasi anggota sebagai pangsa pasar dalam menggerakan kegiatan simpan pinjam yang ada di masyarakat. Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa memilih anggota yang berada dalam taraf ekonomi menengah. Menggunakan sistem syarat operasional seperti penggunakan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sebagai syarat utama pemberian kredit serta penggunaan Auto Debit dari rekening anggota dalam prosedur pembayaran cicilan, telah membuktikan bahwa 26

3 anggota yang terlibat dalam kegiatan koperasi serta menjadi mitranya tersebut telah memiliki penghasilan tetap dan berada dalam taraf ekonomi yang mapan. 4. PERKEMBANGAN USAHA Kegiatan usaha serta organisasi yang profesional dan transparan telah membawa Koperasi Kasih Sentosa dalam konsisi berkembang. Tumbuhnya kepercayaan dari setiap anggota yang secara definisi juga merupakan pemilik usaha berdampak pada meningkatnya jumlah anggota setiap bulan. Tercatat, rata-rata 10 anggota bertambah setiap bulannya dengan penggunaan produk yang berbeda-beda. Sehingga, kondisi yang seperti ini mempengaruhi kesejahteraan setiap anggota. Hal ini disebabkan karena secara fakta empiris keadaan, kegiatan simpan pinjam akan lebih maju ketika anggota semakin banyak. Dengan demikian, laju cashflow atau perpuataran uang akan terus berjalan dan pengaruhnnya akan berdampak pada kondisi pengeluaran untuk pinjaman sebagai produk utama dalam menggerakkan ekonomi rakyat. Walaupun, Koperasi Kasih Sentosa masih secara regional melayani pangsa pasar di sekitar kecamatan Jebres, kota Solo saja. 5. PRODUK KOPERASI SIMPAN PINJAM KASIH SENTOSA Produk yang ditawarkan untuk melakukan kegiatan usahanya, Koperasi Simpan Pinjam menawarkan beberapa produk jasa kepada calon anggota sebagai berikut: 27

4 1) Simpanan Sukarela Merupakan produk yang ditawarkan oleh koperasi untuk mendapatkan dana dari anggota untuk disalurkan kepada anggota lain yang lebih membutuhkan. Produk ini menawarkan fitur menabung secara sukarela untuk anggota dengan bunga 4% per tahun dan tanpa adanya potongan administrasi. Hal ini ditujukan untuk menarik dana dari pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana, sehingga kegiatan koperasi ini juga dapat melaksanakan tujuannya dalam menyejahterakan anggota lain sebagai pihak yang membutuhkan dana. 2) Simpanan Berjangka Produk ini merupakan produk yang diunggulkan untuk menarik aspek permodalan koperasi. Menggunakan sistem simpanan berjangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan, pihak anggota akan mendapatkan keuntungan bunga antara 1% sampai 3,5%. Berbeda dengan Simpanan Sukarela, pada produk Simpanan Berjangka ada ketentuan minimal simpanan minimal Rp ,- untuk jangka waktu 1 bulan, Rp ,- untuk jangka waktu 3 sampai 6 bulan dan Rp ,- untuk jangka waktu 12 bulan. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh anggota adalah investasi yang cepat menguntungkan. 3) Pinjaman Seperti pada Koperasi yang lain, Pinjaman merupakan produk yang dapat menarik anggota sesuai dengan target sasaran 28

5 yang sesuai tujuan. Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa memberikan pinjaman antara Rp ,- sampai Rp ,- dengan jangka waktu pengembalian 12 bulan sampai 18 bulan. Berikut rincian pinjaman dan nominal angsuran sesuai dengan jangka waktu pengembaliannya: Tabel 3.1. Daftar Pinjaman dan Angsuran Nomor Jangka Waktu Pengembalian Nominal 12 Bulan 18 Bulan 1 Rp 1,000, Rp 103,333 Rp 75,555 2 Rp 2,000, Rp 206,667 Rp 151,111 3 Rp 3,000, Rp 310,000 Rp 226,667 4 Rp 4,000, Rp 413,333 Rp 302,222 5 Rp 5,000, Rp 516,667 Rp 377,778 6 Rp 6,000, Rp 620,000 Rp 453,333 7 Rp 7,000, Rp 723,333 Rp 528,889 8 Rp 8,000, Rp 826,667 Rp 604,444 9 Rp 9,000, Rp 930,000 Rp 680, Rp 10,000, Rp 1,033,333 Rp 755, Rp 11,000, Rp 1,136,667 Rp 831, Rp 12,000, Rp 1,240,000 Rp 906, Rp 13,000, Rp 1,343,333 Rp 982, Rp 14,000, Rp 1,446,667 Rp 1,057, Rp 15,000, Rp 1,550,000 Rp 1,133, Rp 16,000, Rp 1,653,333 Rp 1,208, Rp 17,000, Rp 1,756,667 Rp 1,284, Rp 18,000, Rp 1,860,000 Rp 1,360, Rp 19,000, Rp 1,963,333 Rp 1,435, Rp 20,000, Rp 2,066,667 Rp 1,511,111 Sumber: Arsip KSP Kasih Sentosa 29

6 Syarat yang harus diberikan untuk mengajukan pinjaman antara lain sebagai berikut: a) Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) suami / istri b) Fotocopy Kartu Keluarga (KK) / Surat Nikah c) Rekening Listrik atau Rekening Telepon atau Rekening PDAM d) Fotocopy Jaminan (Sertifikat atau BPKB) e) Slip Gaji 6. BUDAYA KERJA KARYAWAN a. Sumber Daya Manusia Sampai pada tahun 2014 ini, sumber daya manusia sebagai pengurus Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa sebanyak 5 orang dan pengelola 5 orang serta memiliki anggota sebanyak 40 orang. Berikut tabel komposisi sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Tabel 3.2 Komposisi Sumber Daya Manusia PengurusKoperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa Bidang Jabatan Jumlah Nama Pengurus Ketua 1 Ir. Sudiro Sekretaris 1 Sri Suyati P Bendahara 1 Sutarso Pengelola Pengawas 1 Sri Kadarsih Manajer 1 Yeni Irawati, SE Kredit 1 Tri Sugiarto Back Office 1 Bambang Tri Teller 1 Priscila Sri S Sumber: Arsip commit KSP Kasih to user Sentosa 30

7 b. Jam Kerja Hari kerja produktif pada Koperasi Kasih Sentosa adalah 5 hari kerja dalam satu minggu (Hari Senin sampai Jum at) kecuali hari besar nasional. Jadwal jam kerja normal untuk pegawai atau pengurus adalah sebagai berikut: 1) Masuk : Pukul WIB 2) Istirahat : Pukul WIB sampai WIB 3) Pulang : Pukul WIB 7. STRUKTUR ORGANISASI Gambar 3.1 Struktur Organisasi Koperasi Simpan PinjamKasih Sentosa Sumber: Arsip KSP Kasih Sentosa 31

8 Deskripsi organisasi usaha Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa adalah sebagai berikut: a. Ketua Ketua merupakan pemimpin organisasi secara keseluruhan dan penentu kebijakan yang dilakukan oleh pengurus, pengelola, maupun anggota.dipilih oleh anggota dalam rapat evaluasi yang dilakukan 1 tahun sekali. Tugastugasnya adalah: 1) Menentukan kebijakan 2) Memberikan persetujuan perencanaan yang dilakukan pengurus dan pengelola 3) Mempertanggung jawabkan kegiaan koperasi pada rapat evaluasi yang dilakukan 1 tahun sekali kepada anggota Koperasi b. Bendahara Bendahara merupakan pengurus yang mengelola aspek keuangan yang dilakukan pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh koperasi.bendahara dipilih oleh ketua pada pembentukan kepengurusan setiap satu periode kepengurusan. Tugas-tugas Bendahara antara lain: 1) Mengelola aspek perencanaan keuangan yang akan dilaksanakan setiap periode kepengurusan koperasi 2) Menjaga keseimbangan neraca keuangan agar kegiatan koperasi commit berjalan to user lancar 32

9 3) Memberikan keputusan pengelolaan keuangan pada setiap kegiatan yang dilakukan koperasi untuk menjaga stabilitas keuangan koperasi, tetapi tetap tidak membatasi kreatifitas dari pengelola untuk melaksanakan pekerjaannya 4) Memutuskan pemberian kredit 5) Memberikan dan menjaga agunan dari anggota yang menjaminkan hartanya untuk pencairan dana. 6) Menyimpan dan mengeluarkan uang sesuai arus kas yang telah tercatat 7) Mencatat serta melaporkan kegiatan keuangan yang telah dilakukan koperasi dan dipertanggung jawabkan pada Ketua pada rapat evaluasi setiap periode. c. Sekretaris Sekretaris merupakan pengurus yang bertugas melakukan pembukuan kegiatan yang dilakukan koperasi secara keseluruhan yang selanjutnya dipertanggung jawabkan pada ketua setiap akhir periode kepengurusan. Rincian tugas Sekretaris adalah: 1) Melakukan pencatatan kegiatan koperasi secara keseluruhan sebagai bentuk pertanggung jawaban Pengawas sebagai Pengelola lapangan yang memiliki 33

10 kewenangan mengatur dan mengurus Koperasi sesuai kebijakan Ketua 2) Melakukan pencatatan perencanaan dan tujuan koperasi sesuai kebijakan Ketua untuk dilaksanakan pada satu periode kepemimpinan 3) Memberikan arahan dan atau sebagai penasehat baik pada tingkat manajerial diatas maupun dibawahnya untuk bergerak sesuai kebijakan yang ditentukan Ketua 4) Mempertanggung jawabkan arsip-arsip pada Ketua untuk selanjutnya dipertanggungjawabkan pada rapat evaluasi kepengurusan. d. Pengawas Pengawas merupakan pengelola koperasi yang memegang peranan penuh mengatur jalannya kegiatan koperasi agar sesuai dengan tujuan dari perencanaan yang telah dilakukan koperasi pada awal periode kepengurusan.pengawas ditunjuk oleh Ketua pada setiap periode kepengurusan. Tugas-tugasnya antara lain: 1) Mengelola Sumber Daya Manusia yang ada untuk bergerak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada 2) Memberikan arahan pada tingkat manajerial di bawahnya untuk melakukan kegiatan dengan penuh kedisiplinan 34

11 3) Mempertanggung jawabkan kegiatan yang dilakukan oleh Pengelola Koperasi pada Pengurus Koperasi yang selanjutnya dipertanggungjawabkan pada sekretaris sebagai pengurus yang mengarsipkan kegiatan-kegiatan koperasi 4) Mengendalikan setiap kegiatan lapangan koperasi yang telah menyimpang agar dampaknya tidak berkepanjangan pada koperasi secara umum. 5) Menggunakan hak nya untuk menyelesaikan masalah kredit macet e. Manager Manager dipilih sesuai dengan kebijakan pengelola koperasi sebagai pengatur manajerial yang dilakukan melalui perekrutan oleh pengurus koperasi serta Pengawas sebagai bawahan sekaligus partner dalam bekerja di lapangan. Tugas-tugasnya secara terperinci adalah sebagai berikut: 1) Mengatur dan melaksanakan aspek-aspek manajerial sekaligus mengawasi jalannya kegiatan manajerial koperasi 2) Melakukan analisa langsung pada calon debitur yang selanjutnya akan dipertimbangkan oleh Pengawas 3) Melakukan pengawasan langsung pada setiap kinerja pengelola 35

12 4) Menilai kinerja pengelola sesuai dengan aspek-aspek sumberdaya manusia yang telah ditentukan oleh pengurus 5) Membantu aspek Keuangan, Pemasaran, Sumber Daya Manusia, serta mitra kerja serta anggota 6) Menjadi penghubung antara pengelola dan pengurus koperasi f. Kredit Bagian ini merupakan bidang yang peronilnya ditentukan oleh pengurus dan manajer sebagaia pihak yang berhubungan langsung pada debitur dan atau anggota koperasi. Tugasnya meliputi: 1) Survei langsung pada debitur baik anggota maupun calon anggota untuk dicatat dan memberikan sumber langsung pada Manajer dan Pengawas yang selanjutnya ditentukan diberi kredit (ACC) atau tidak 2) Melakukan kegiatan pengarsipan pada calon debitur agar tercatat secara jelas kondisi calon debitur layak atau tidak diberikan pinjaman 3) Melakukan kegiatan pemasaran untuk mencari anggota koperasi sebagai target pasar dari koperasi 4) Melihat secara langsung jaminan dan atau agunan yang diberikan oleh pihak debitur yang mengajukan 36

13 pinjaman serta melakukan foto lapangan, meliputi rumah dan keluarga yang bersangkutan 5) Memberitahukan jadwal pencairan pinjaman pada pihak yang mengajukan pinjaman 6) Mencari dan mempertanggungjawabkan pengawasan kredit pada pihak anggota yang telah melakukan pinjaman agar tidak terjadi kredit macet. g. Back Office Back Office adalah bidang yang melakukan penganalisaan arsip yang dikumpulkan oleh bagian kredit untuk selanjutnya dicatat dan dilaporkan pada Manajer dan Pengawas. Orang dalam bidang ini diilih melalui perekrutan yang dilakukan oleh pihak pengelola. Tugasnya meliputi: 1) Mengumpulkan, mencatat, dan mengarsipkan buktibukti empiris sebagai persyaratan kredit yang dikumpulkan oleh bidang kredit 2) Memberikan pertimbangan atas analisa yang dilakukan pada pihak manajer dan pengawas sebelum putusan persetujuan kredit dilakukan 3) Melakukan kegiatan penelitian atas arsip yang diterima untuk mengetahui bahwa bukti-bukti lapangan telah terkumpul dengan baik sebagai persyaratan kredit. 37

14 h. Teller Bagian ini merupakan ujung tombak dari koperasi karena secara langsung berhubungan dengan anggota dan atau calon debitur.sehingga, pemilihan orang pada bagian ini juga menggunakan sistem perekrutan oleh pihak pengelola. Tugas yang dilakukan dari pihak Teller adalah: 1) Memberikan informasi mengenai produk yang ditawarkan koperasi pada calon debitur atau anggota 2) Memberikan bantuan pada pihak-pihak terkait dalam memberikan informasi mengenai koperasi 3) Menjelaskan persyaratan serta mengumpulkannya untuk diajukan sebagai calon debitur atau anggota koperasi 4) Melayani pembayaran kredit dan atau menabung yang secara langsung dilakukan di kantor kerja 5) Melakukan pencatatatan transaksi yang dilakukan oleh koperasi sebagai kegiatan setiap harinya dan bertanggung jawab atas transaksi tersebut setiap harinya B. LAPORAN KERJA MAGANG 1. PENEMPATAN KERJA Selama kegiatan magang kerja berlangsung di Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa, penulis ditempatkan pada bagian Teller.Pada bagian tersebut penulis juga ditugaskan untuk melaksanakan 38

15 kewajiban sesuai Standar Operasional Prosedur yang berlaku sebagai rincian tugas Teller. Hal yang dilakukan penulis selama bertugas sebagai Teller adalah sebagai berikut: a. Pelatihan input data nasabah, anggota, dan debitur baru b. Pelatihan mencatat transaksi baik penarikan dana, menabung, dan pembayaran kredit c. Mengikuti Rapat Anggota Tahunan tahun buku 2013 d. Pengenalan sistem serta budaya kerja yang diberlakukan di Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa e. Mencatat setiap transaksi dan dipindahkan pada buku besar 2. JANGKA WAKTU Pelaksanaan magang kerja dilakukan kurang lebih selama 1 bulan hari kerja, yaitu tanggal 3 Februari 2014 sampai dengan tanggal 28 Februari C. PEMBAHASAN MASALAH 1. PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PROSEDUR PENCAIRAN KREDIT KOLEKTIF a. Ketentuan pemberian kredit kolektif: 1) Maksimum Plafond sebesar Rp ,- 2) Maksimum Tenor selama 10 bulan 3) Plafond diatas Rp ,- diwajibkan penambahan jaminan b. Prosedur pencairan pinjaman: 39

16 1) Aplikasi permohonan calon debitur diteliti kelengkapannya antara lain, foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) suami dan atau istri, Kartu Keluarga (KK), kartu karyawan, slip gaji, Anjungan Tunai Mandiri (ATM) serta buku tabungan. 2) Kroscek Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dengan Buku Tabungan 3) Melaporkan kepada Manajer untuk dipertimbangkan tindak lanjut, dalam hal ini Survey 4) Survey ke lapangan dengan dilakukan tekanan sejak dini pada lingkup keluarga calon debitur yang terkait antara lain suami, orang tua, ataupun famili yang ada 5) Pengambilan gambar (foto) lapangan, antara lain foto rumah ataupun keluarga yang bersangkutan 6) Pembahasan dalam Management Hasil Survey yang dilakukan (ACC atau tidak) 7) Pemberitahuan jadwal pencairan pinjaman pada calon debitur yang telah di ACC pengajuannya 8) Akad kredit dilakukan dengan debitur datang langsung ke kantor beserta suami / istri jika memungkinkan 9) Pengambilan gambar (foto) debitur ketika melakukan akad kredit 10) Penyerahan berkas yang telah dilengkapi dengan disposisi pencairan untuk ditandatangani manager 40

17 a. KEUNTUNGAN DICAPAI Tujuan pemberian kredit adalah untuk mendapatkan keuntungan (profit) yang tinggi dari jasa pemberian kredit dan keamanan bank, yaitu keamanan untuk nasabah penyimpan. Kredit yang aman akan memberikan dampak yang positif bagi bank sehingga kepercayaan masyarakat akan bertambah. Dengan demikian, profitability dan safety akan berjalan beriringan (Martono, 2004).Sehingga, dalam pemberian kredit oleh Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa menunjukan kesinambungan tersebut dengan cara menjaga prosedur pemberian kredit yang dilakukan. Faktanya, Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa memberikan pinjaman bagi anggota dan debitur dengan sistem yang beriringan tanpa menentukan target yang jelas untuk mendapatkan dana dari produk Simpanan Sukarela dan Simpanan Berjangka ataupun target pengeluaran pada produk Pinjaman. Oleh karena itu, walaupun Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa baru diresmikan oleh badan hukum tahun 2006, tetapi anggota yang bergabung terus meningkat dan keuntungan menjadi lebih tinggi untuk dapat disalurkan pada debitur sebagai pihak yang membutuhkan dana. Penekanan fungsi safety juga ditunjukan dengan adanya syarat penekanan sejak dini yang diketahui oleh keluarga debitur.dalam hal ini, koperasi lebih leluasa untuk mendapatkan unsur Kepercayaan, Kesepakatan, Jangka Waktu, serta meminimalisir resiko dan balas jasa berupa bunga seperti yang dijelaskan Kasmir (1998). Sehingga, 41

18 kebutuhan akan dana oleh debitur menjadi terpenuhi dan kegiatan koperasi menjadi lebih berkembang. b. ANALISA DATA Analisa sistem yang terbangun dari Standar Operasional Prosedur Pemberian Kredit menggunakan konsep 5C dan 7P oleh Martono (2004). a. Konsep 5C 1) Character Pada prinsip ini diperhatikan dan diteliti tentang kebiasaan-kebiasaan, sifat-sifat pribadi, cara hidup (style of living), keadaan keluarganya (anak dan istri), hobby dan social standing calon debitur. Prinsip ini merupakan ukuran tentang kemauan untuk membayar (wiliingnes to pay). Dari penjelasan tersebut, sistem pada Standar Operasional Prosedur Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa telah melaksanakan prinsip ini dengan baik, terbukti pada survey lapangan sejak awal dilakukan untuk mengetahui kondisi keluarga dan gaya hidup untuk diketahui kemampuan calon debitur untuk membayar angsuran dari pinjaman yang diberikan. 2) Capacity Penilaian terhadap capacity debitur dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan debitur 42

19 mengembalikan pokok pinjaman serta bunga pinjamannya. Penilaian kemampuan membayar tersebut dilihat dari kegiatan usaha dan kemampuannya melakukan pengelolaan atas usaha yang akan dibiayai dengan kredit. Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa memang telah melaksanakan konsep karakter dengan baik, sehingga diketahui kemampuan secara internal individu untuk mengembalikan dana yang dipinjam. Namun, aspek kemampuan pengembalian dari sisi eksternal belum teranalisa dengan baik karena tinjauan lapangan dalam survey belum menunjukan pihak pengelola melakukannya pada tinjauan karir secara langsung.sehingga peluang untuk terjadinya kredit macet masih terbuka karena kendala eksternal lebih sulit diantisipasi dampaknya apabila terjadi pemecatan atau kebangkrutan dalam usaha. 3) Capital Penyelidikan terhadap prinsip capital atau permodalan debitur tidak hanya melihat besar kecilnya modal tersebut, tetapi juga bagaimana distribusi modal itu ditempatkan oleh debitur. Cukupkan modal yang tersedia sehingga segala sumber dapat bergerak secara efektif. Baikkah pengaturan modal itu sehingga 43

20 perusahaan berjalan lancar dan maju. Kesemuanya ini dapat dilihat dari posisi neraca perusahaan calon debitur. Keadaan ini juga belum terlaksana mengingat belum ada sistem dari prosedur pemberian kredit untuk melihat tujuan calon debitur melakukan kredit. Memang Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa memiliki segmentasi dan atau target pasar yang bukan untuk modal usaha. Namun, apabila dilihat tujuan penggunaan dana tersebut, tingkat prosedur pemberian kredit akan lebih memiliki tingkat safety yang lebih dari sebelumnya dan profitability koperasi akan bergerak lebih baik. 4) Collateral Penilaian terhadap barang jaminan (collateral) yang diserahkan debitur sebagai jaminan atas kredit bank yang diperolehnya adalah untuk mengetahui sejauh mana nilai barang jaminan atau agunan dapat menutupi risiko kegagalan pengembalian kewajiban-kewajiban debitur. Fungsi jaminan disini adalah sebagai alat pengaman terhadap kemungkinan tidak mampunya debitur melunasi kredit yang diterimanya. Dalam hal ini, Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa telah melakukan konsep dengan baik. Pinjaman diatas Rp ,- disyaratkan untuk memberikan jaminan yang dapat dijadikan agunan saat terjadi akad 44

21 kredit. Hal lain juga ditunjukan dengan sistem prosedur pemberian kredit mengupayakan ada survey lapangan pada barang yang menjadi agunan dengan bukti mengambil gambar (foto). Sehingga, jaminan yang dapat dinilaikan untuk melakukan pinjaman benar-benar ada dan suratnya, seperti Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dan atau surat tanah diberikan untuk menjadi agunan pinjaman. 5) Condition Pada prinsip kondisi (condition), yang dinilai kondisi ekonomi secara umum serta kondisi sektor usaha calon debitur.pada konsep ini, sistem prosedur pemberian kredit dianjurkan melakukan teknik wawancara kepada pihak-pihak yang terkait untuk memberikan keterangan kondisi yang terjadi pada individu calon debitur yang sedang terjadi. Sehingga, diketahui kehidupan secara fakta empiris kemampuan secara internal dan eksternal calon debitur dalam segi sosial untuk mengembalikan dana yang ia pinjam. Namun, Koperasi Kasih Sentosa pada sistemnya juga belum melakukannya karena menganggap dengan sudah kuatnya aspek internal, dan kemapanan secara individu serta keluarganya, debitur telah dianggap mampu melakukan pengembalian atas pinjaman yang diterimanya. 45

22 Tabel 3.3 Analisa 5C Nomor Aspek Pelaksanaan 1 Character Dilakukan 2 Capacity Tidak Dilakukan 3 Capital Tidak Dilakukan 4 Collateral Dilakukan 5 Condition Tidak Dilakukan b. Konsep 7P 1) Personality Bank mencari data tentang kepribadian calon debitur seperti riwayat hidupnya (kelahiran, pendidikan, pengalaman, usaha/pekerjaan dan sebagainya), hobby, keadaan keluarga, pegaulan dalam masyarakat (social standing) dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kepribadian calon debitur. Hal ini sudah dilakukan pihak Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa dengan prosedur pemberian pinjaman menggunakan survey langsung pada kehidupan individu dan keluarganya di kediaman calon debitur yang membutuhkan dana. 2) Purpose Aspek ini menilai penggunaan kredit, sehingga pihak pemberi kredit seharusnya melakukan survey penggunaan kredit agar diketahui tujuan dan resiko kredit macet akan lebih mengecil karena penggunaan dana juga akan bertujuan melakukan perputaran uang pada 46

23 masyarakat sesuai dengan tujuan koperasi itu sendiri.hal ini belum dilakukan oleh Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa. 3) Prospect Merupakan harapan masa depan dari bidang usaha atau kegiatan usaha calon debitur selama beberapa bulan atau beberapa tahun, perkembangan keadaan ekonomi/perdagangan keadaan sektor usaha calon debitur, kekuatan keuangan perusahaan masa lalu dan perkiraan masa mendatang.namun, pelaksanaan dari aspek ini juga belum dilakukan karena pihak pengelola dan pengurus memberikan kebijakan pada sistem prosedur pemberian kredit hanya dengan survey individu. Dengan demikian, tingkat forecast atau peramalan akan kegiatan usaha yang mempengaruhi tingkat pengembalian dana juga akan berpengaruh pada tingkat keamanan serta resiko yang ditanggung koperasi. 4) Payment Merupakan prinsip untuk mengetahui bagaimana pembayaran kembali pinjaman yang akan diberikan. Hal ini telah dilakukan Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa dengan menganalisa buku tabungan dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) calon debitur, sehingga arus kas pribadi dalam hal commit ini telah to user diukur untuk diramalkan sebagai 47

24 prospek pengembalian dana yang diberikan pada calon debitur. 5) Profitability Merupakan kemampuan nasabah dalm mencari laba.profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya. Hal ini tidak dilakukan oleh pengelola Koperasi Kasih Sentosa.Selain bukan mencari segmentasi dan atau target nasabah dan debitur yang digunakan untuk melakukan usaha, aspek ini juga belum dilakukan karena telah mendapatkan slip gaji yang menandakan keadan calon debitur mampu untuk mengembalikan kredit yang diberikan. 6) Party Merupakan pengklasifikasian nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Hal in tampak telah dilakukan dengan baik oleh pengelola Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa karena selain golongan sangat dianggap penting dalam standar operasional prosedurnya, golongan juga akan merupakan bentuk segmentasi yang dapat menentukan secara mudah 48

25 untuk pihak koperasi memberi atau tidak memberikan kredit pada calon debitur. 7) Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank melalui suatu perlindungan. Perlindungan ini dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. Aspek ini juga telah dilakukan dengan baik karena syarat yang berlaku untuk pinjaman diatas RP ,- harus meyertakan jaminan yang biasanya berupa Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKP) atau surat tanah yang dibuktikan secara langsung melalui survey dan pengambilan gambar (foto) pada barang yang diagunkan. Tabel 3.4 Analisa 7P Nomor Aspek Pelaksanaan 1 Personality Dilakukan 2 Purpose Tidak Dilakukan 3 Prospect Tidak Dilakukan 4 Payment Dilakukan 5 Profitability Tidak Dilakukan 6 Party Dilakukan 7 Protection Dilakukan 49

26 2. PENYELESAIAN YANG TERJADI APABILA TERJADI KREDIT MACET DALAM PELAKSANAAN KREDIT Kredit macet terjadi apabila Debitur telah lalai atau ingkar janji atau bahkan melanggar perjanjian dengan melakukan hal yang dilarang atau tidak boleh dilakukan. Hal ini berakibat hukum, yakni pihak yang dirugikan dapat menuntut atau konsekuensi lain yang diatur dalam perjanjian (ganti rugi). Macam-macam penyebab kredit macet dapat berupa : a. Terlambat melakukan pembayaran. b. Melakukan pembayaran yang keliru. c. Tidak melakukan pembayaran sama sekali Berikut ini cara penyelesaian apabila terjadi kredit macet di Koperasi Simpan Pinjam Kasih Sentosa : a. Terlambat Melakukan Pembayaran Jenis pelanggaran seperti ini terjadi ketika peminjam terlambat dalam pembayaran angsuran. Keterlambatan tersebut dapat terjadi karena disengaja maupun tidak disengaja. Pihak Koperasi setiap bulannya memantau ketertiban peminjam dalam melunasi pembayaran, jika peminjam terlambat melakukan pelunasan pinjaman, pihak Koperasi akan menghubungi peminjam untuk mengingatkan bahwa pembayaran sudah jatuh tempo. 50

27 Berikut ini beberapa penyebab keterlambatan Debitur dalam melakukan pembayaran angsuran : 1) Pembayaran gaji bulanan debitur yang melalui ATM terlambat dan debitur tidak melakukan konfirmasi kepada pihak koperasi. 2) Debitur lupa jatuh tempo angsuran per bulannya. 3) Debitur mengalami bencana. Untuk penyebab ini pihak Koperasi memberikan toleran. 4) Debitur melarikan diri atau pindah rumah. b. Melakukan Pembayaran yang Keliru Hal ini terjadi ketika jumlah angsuran yang dibayarkan oleh peminjam tidak sesuai dengan nominal angsuran yang tertulis dalam surat perjanjian diawal. Misalnya, dalam surat perjanjian tertulis jumlah angsuran yang harus dibayar per bulan Rp ,00 namun debitur hanya membayar Rp ,00. Dalam kasus seperti ini pihak Koperasi mengatasinya dengan cara kekurangan pembayaran angsuran tersebut dibayar saat pelunasan pinjaman. c. Tidak Melakukan Pembayaran Sama Sekali Debitur tidak melakukan angsuran pembayaran pinjaman sama sekali sampai dengan jatuh tempo pinjaman. Tetapi dalam kasus ini jarang sekali terjadi di Koperasi 51

28 Simpan Pinjam Kasih Sentosa, karena pihak koperasi sangat memperhatiakan karakter anggota koperasi dan pihak koperasi selalu memonitoring anggota-anggota yang masih aktif dalam peminjaman di Koperasi Kasih Sentosa. Apabila dalam jangka waktu tertentu debitur tidak melakukan pembayaran, maka pihak koperasi terpaksa mendatangi debitur secara langsung dan melakukan penagihan. Jika pada saat tersebut debitur tidak bisa melakukan pembayaran maka pihak koperasi menerbitkan surat pernyataan kesanggupan membayar. Surat tersebut berisikan tanggal dimana debitur sanggup membayar kekurangan pinjaman, dan apabila pada tanggal yang sudah ditentukan dalam surat perjanjian debitur masih belum bisa membayarnya, maka pihak koperasi berhak menjual barang jaminan. 52

BAB III PEMBAHASAN Gambaran Umum KSP Kasih Sentosa Kota Surakarta. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kasih Sentosa kota Surakarta di

BAB III PEMBAHASAN Gambaran Umum KSP Kasih Sentosa Kota Surakarta. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kasih Sentosa kota Surakarta di BAB III PEMBAHASAN 3.1. Gambaran Umum KSP Kasih Sentosa Kota Surakarta Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kasih Sentosa kota Surakarta di dirikan pada 11 Desember 2006. KSP memiliki badan hukum 188.4/360/BH/112006.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Kata bank berasal dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap beberapa

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian, maka bab ini akan dijelaskan hasil pengolahan data beserta pembahasannya. Hasil penelitian tersebut untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Prosedur Pembiayaan Murabahah 1. Proses pengajuan - Persyaratan Administratif 66 1) Foto Copy KTP dan Menunjukkan Aslinya. 2) Foto Copy Kartu Keluarga dan Menunjukkan

Lebih terperinci

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Materi 3 Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Subpokok bahasan : Pengertian Kredit & Pembiayaan (Produk Lending) Jenis-jenis kredit Prinsip-prinsip pemberian kredit Jenis-jenis pembebanan suku

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang Dalam proses pengajuan pembiayaan murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang, terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS BAB IV HASIL PENELITIAN A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS SURIYAH Kc Kudus Sebagai lembaga keuangan syariah aktivitas yang tidak kalah penting adalah melakkukan penyaluran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah Di KJKS BMT Walisongo Semarang. Sebagai lembaga keuangan syari ah yang mempunyai satu tujuan untuk mengangkat perekonomian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Upaya Pencegahan Pembiayaan Bermasalah di BMT Al Hikmah Ungaran BMT Al Hikmah merupakan sebuah lembaga keuangan syariah non bank yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009).

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah. BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri KC Pariaman Manfaat deposito yaitu: a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah. b. Bagi hasil yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Kata Prosedur Kredit terdiri dari 2 (dua) kata yaitu Prosedur dan Kredit. Menurut Ardiyos (2004:73) arti dari Prosedur adalah suatu bagian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo Dalam sebuah lembaga keuangan pembiayaan bermasalah bukanlah hal yang baru atau asing lagi untuk didengarkan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra 47 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra Sejahtera Subah-Batang Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil Penelitian a. Mekanisme Pembiayaan Murabahah di KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran. 1. Mekanisme Pembiayaan Murabahah di KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Murabahah di KSPPS BMT Walisongo Semarang Mekanisme pengajuan pembiayaan murabahah merupakan tahap-tahap yang harus dilalui ketika

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin 45 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Penyajian Data 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia Syariah Kantor Cabang Banjarmasin Akad musyārakah ada beberapa prosedur yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : 1. Nasabah Melakukan Pengajuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN A. Kondisi Analisis Kelayakan Debitur Pada Pembiayaan Murabahah Di BMT ANKASA Kabupaten Pekalongan Dalam pemberian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian atau langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH A. Strategi Pencegahan Pembiayaan Mura>bah}ah Multiguna Bermasalah Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Resiko

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab Pembiayaan Ijarah Bermasalah di BMT Amanah Mulia Magelang Setelah melakukan realisasi pembiayaan ijarah, BMT Amanah Mulia menghadapi beberapa resiko

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : YENI RAHMA MEI SAPUTRI NIM : 2012110486 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

Lebih terperinci

DAFTAR WAWANCARA Jawab

DAFTAR WAWANCARA Jawab 89 DAFTAR WAWANCARA 1. Bagaimana Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Pemberian Kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan pada Bank Prekreditan Rakyat Jawab a. Bagi pihak pemberi kredit/kreditur (bank) Pemberian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BMT Walisongo Mijen Semarang dilandasi dengan prinsip kehati-hatian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BMT Walisongo Mijen Semarang dilandasi dengan prinsip kehati-hatian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Prinsip pemberian pembiayaan murabahah pada khususnya oleh KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang dilandasi dengan prinsip kehati-hatian (prudential banking regulation)

Lebih terperinci

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG A. Analisis mekanisme penilaian barang jaminan pada KSPPS Binama Semarang Barang jaminan atau yang biasa disebut

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran 32 BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN A. Profil BMT Fajar Mulia Ungaran 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran Gagasan untuk mendirikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu lembaga yang menerima dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang kekurangan dana. Sedangkan pengertian bank menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Mekanisme Pembiayaan Akad Murabahah di BMT Harapan Umat Juwana Secara umum pembiayaan murabahah di BMT Harapan Umat dilakukan untuk pembelian secara pesanan dimana pada umumnya

Lebih terperinci

a) Menambah jumlah anggota atau nasabah b) Meningkatkan mutu pelayanan kepada anggota c) Meningkatkan pendapatan

a) Menambah jumlah anggota atau nasabah b) Meningkatkan mutu pelayanan kepada anggota c) Meningkatkan pendapatan Lampiran 3 Hasil Wawancara Nama Narasumber Jabatan : Bambang Supangkat : Ketua Koperasi Tanggal Wawancara : 28 November 2014 Jam : 13.00 WIB 1. Koppas didirikan pada tanggal 11 agustus 2003. Koppas bergerak

Lebih terperinci

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A. BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A. Mekanisme Pembiayaan Murabahah 1. Prosedur Pembiayaan Murabahah Dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga keuangan mikro syariah,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah pada Pembiayaan Modal Kerja di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Sayung 1. Persyaratan Permohonan Pembiayaan Mudharabah 1 a. Jujur

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Koperasi Simpan Pinjam Nur Asri berawal tahun 2006 di Kendari (Sulawesi

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Koperasi Simpan Pinjam Nur Asri berawal tahun 2006 di Kendari (Sulawesi BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Sejarah Koperasi Koperasi Simpan Pinjam Nur Asri berawal tahun 2006 di Kendari (Sulawesi Tenggara ) awal mula Bapak Muzain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kredit Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan. Maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit, berarti mereka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA A. Mekanisme Akad Murabahah Dalam Pembiayaan Kendaraan Pembiayaan

Lebih terperinci

By : Angga Hapsila, SE.MM

By : Angga Hapsila, SE.MM By : Angga Hapsila, SE.MM BAB VI MANAJEMEN KREDIT 1. PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT 2. PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT 3. KUALITAS KREDIT 4. TEKNIK PENYELESAIAN KREDIT MACET PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar Koperasi Serba Usaha KOTA SANTRI Cabang Karanganyar dalam memberikan kredit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah jumlah dari keseleruhan objek yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek penyaluran kredit,

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA, BUPATI PENAJAM PASER UTARA 11 PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN PROGRAM PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN MELALUI PINJAMAN MODAL USAHA DENGAN DANA POLA BERGULIR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan kegitan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Misi BRI : 1. Melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga 2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga dan bagi hasil sangatlah berbeda. 3) Untuk mengetahui tingkat kejujuran para anggota mengenai

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pembiayaan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto,

BAB 5 PENUTUP. ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pembiayaan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto, BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Hasil dari analisa data dan pembahasan hasil analisa data pada penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Murabahah merupakan salah satu akad yang dipakai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh Penerapan akad ijarah pada pembiayaan multiguna untuk biaya umroh di Bank Syariah Mandiri KCP Katamso dilakukan dengan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan memerlukan sistem untuk menunjang kegiatan perusahaan dengan kata lain sistem merupakan rangkaian dari prosedur yang saling berkaitan dan secara

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU )

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU ) ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU ) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Zulfikri Irhamdani 115020407111020 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

Tabel 1. Hasil Wawancara. Koperasi Simpan Pinjam TABITA Salatiga

Tabel 1. Hasil Wawancara. Koperasi Simpan Pinjam TABITA Salatiga Lampiran : 1. Hasil Wawancara Tabel 1 Hasil Wawancara Koperasi Simpan Pinjam TABITA Salatiga No Nama Jabatan Hasil Wawancara 1 Dody Hernanto, SE Ketua - Koperasi Simpan Pinjam TABITA didirikan pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja BAB IV PEMBAHASAN A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja 1. Permohonan Nasabah datang ke bank untuk mengajukan permohonan pembiayaan murabahah modal kerja, maka nasabah harus mengisi formulir (lampiran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah BAB III PEMBAHASAN A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS Suriyah 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah Salah satu akad yang paling populer digunakan oleh perbankan syari ah adalah

Lebih terperinci

PENGALOKASIAN DANA BANK

PENGALOKASIAN DANA BANK PENGALOKASIAN DANA BANK Alokasi Dana : menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Wujud dari pengalokasian dana adalah kredit atau aset yang dianggap menguntungkan

Lebih terperinci

Bab 7 Manajemen Piutang

Bab 7 Manajemen Piutang Dasar Manajemen Keuangan 97 Bab 7 Manajemen Piutang Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang manajemen piutang dan kredit, analisa perputaran dan anggaran pengumpulan piutang. D alam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dijelaskan di dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan saran untuk Bank BTN Cabang

Lebih terperinci

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Mekanisme Penyaluran KUR di BRI Unit Tongkol Dalam menyalurkan KUR kepada debitur, ada beberapa tahap atau prosedur yang harus dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Penerapan Akad Murabahah pada Produk Pembiayaan Untuk Karyawan KSPPS BINAMA Semarang 1. Prosedur Pembiayaan Karyawan KSPPS BINAMA Prosedur yang dilakukan pada

Lebih terperinci

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dari bab sebelumnya, mengenai Studi Tentang Analisis Keuangan untuk Menilai Kelayakan Pemberian Kredit

Lebih terperinci

ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM KRANGGAN CABANG MUNJUL JAKARTA TIMUR

ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM KRANGGAN CABANG MUNJUL JAKARTA TIMUR ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM KRANGGAN CABANG MUNJUL JAKARTA TIMUR Anita Silvi Yanti 20211935 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma LATAR BELAKANG Kondisi Koperasi Secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetian Deposito Berjangka Dalam bahasa sehari-hari kata simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account dimana artinya

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN III.

KERANGKA PEMIKIRAN III. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengendalian Kredit Bank Pada penyaluran kredit bank, perlu diperhatikan beberapa aspek yang terkait dengan nasabah penerima kredit untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara yakni dengan cara tunai maupun kredit. Penjualan secara tunai akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara yakni dengan cara tunai maupun kredit. Penjualan secara tunai akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dari Kredit Dalam melaksanakan penjualan kepada kosumen dapat dilakukan dengan dua cara yakni dengan cara tunai maupun kredit. Penjualan secara tunai akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibandingkan anggota lembaga keuangan lainnya (Mangani, K.S:2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibandingkan anggota lembaga keuangan lainnya (Mangani, K.S:2009). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Pengertian bank Bank adalah anggota lembaga keuangan yang paling dominan, mampu memobilisasi dana, mengumpulkan dan mengalokasikan dana dalam jumlah besar dibandingkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital.

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital. 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Dalam dunia modern ini, peranan perbankan dalam kemajuan perekonomian suatu Negara sangatlah besar.begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk memulai investasi atau memperbesar usahanya. Untuk memperoleh dana tersebut perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha Mandiri Sejahtera ( UMS ). 1. Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha Mandiri Sejahtera Prosedur pengajuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi. Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi. Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah BAB IV PEMBAHASAN A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah Saat memberikan pembiayaan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Kantor Cabang Pembantu Payakumbuh menggunakan prinsip

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera mempunyai beberapa produk pembiayaan. Salah satunya produk BMT Bina Ummat Sejahtera yaitu Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba Banguntapan 1. Foto copy KTP (Kartu Tanda Penduduk), 5 lembar 2. Foto copy Kartu Keluarga, 1 lembar 3. Foto

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG

BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah Pada BMT At- Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pertumbuhan suatu usaha dipengaruhi dari beberapa aspek diantaranya ketersediaan modal. Sumber dana yang berasal dari pelaku usaha agribisnis sendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, prosedur biasanya melibatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk

Lebih terperinci

Title Tinjauan Atas Analisis Pencatatan Pemberian Kredit Pensiun Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Kantor Cabang Bandung

Title Tinjauan Atas Analisis Pencatatan Pemberian Kredit Pensiun Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Kantor Cabang Bandung Title Tinjauan Atas Analisis Pencatatan Pemberian Kredit Pensiun Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Kantor Cabang Bandung Creator Tri Setiyo Apriyanto NIM.21307045 Publisher JBPTUNIKOMPP - Universitas

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA digilib.uns.ac.id BAB III DESKRIPSI LEMBAGA A. Sejarah PD. Bank Perkreditan Rakyat BKK Boyolali Perusahaan Daerah BPR BKK Boyolali Kota Kabupaten Boyolali merupakan hasil dari merger 18 PD.BPR BKK se Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan KOPERASI SEJAHTERA ABADI merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang peminjaman uang, hal ini ditegaskan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung berhubungan dengan UMKM, antara lain: 1.

Lebih terperinci

BAB IX MANAJEMEN PIUTANG

BAB IX MANAJEMEN PIUTANG BAB IX MANAJEMEN PIUTANG 9.1. Manajemen Piutang Pengetian piutang diartikan dalam dua hal yaitu: 1. Piutang dalam bentuk penjualan barang atau jasa oleh perusahaan dagang 2. Piutang (kredit) dalam artipemberian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kesimpulan dari uraian pada bab sebelumnya antara lain: perbankan. Perbankan merupakan industri jasa yang penting dalam menunjang

BAB V PENUTUP. kesimpulan dari uraian pada bab sebelumnya antara lain: perbankan. Perbankan merupakan industri jasa yang penting dalam menunjang BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan dari uraian pada bab sebelumnya antara lain: Peranan bank sangatlah penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 35 BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Didalam suatu lembaga keuangan baik negeri maupun swasta yang menyediakan berbagai macam produk layanan kredit, prosedur pemberian kredit sangatlah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Dalam arti luas kredit diartikan sebagai sebagai kepercayaan. Begitu pula dengan bahasa latin kredit berarti credere yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah di Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Tamzis Bina Utama Cabang Temanggung Untuk mengajukan pembiayaan Mudharabah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG FUNGSI ACCOUNT CREDIT

BAB IV ANALISIS TENTANG FUNGSI ACCOUNT CREDIT BAB IV ANALISIS TENTANG FUNGSI ACCOUNT CREDIT A. Fungsi Account Credit Sebagai Account Credit, memiliki kedudukan ganda. Di satu pihak sebagai aparat koperasi yang dituntut untuk mencapai sasaran koperasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki fungsi utama menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian Indonesia secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu Kebutuhan Primer, Kebutuhan Sekunder, dan Kebutuhan Tersier. Kebutuhan Primer merupakan kebutuhan

Lebih terperinci