PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA KEDUA BAGI ORANG ASING MELALUI PROSES ATTITUDE DAN APTITUDE
|
|
- Yuliani Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA KEDUA BAGI ORANG ASING MELALUI PROSES ATTITUDE DAN APTITUDE Hesti Muliawati Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon ABSTRAK Budaya bangsa Indonesia saat ini mulai diminati oleh orang asing. Bukan hanya budayanya saja tetapi bahasanyapun harus dikuasai. Oleh karena itu, banyak orang asing yang tertarik untuk mempelajari bahasa Indonesia atau kita memakai istilah BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). Dalam hal ini, terjadi proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa kedua bagi orang asing. Pemerolehan bahasa ( language acquisition) adalah proses penguasaan bahasa ibu (native language) yang dilakukan oleh seorang individu secara natural, sedangkan pembelajaran bahasa ( language learning) adalah proses penguasaan bahasa yang terjadi dalam tataran formal, yakni belajar di kelas dan diajarkan oleh seorang guru. Terdapat dua cara pemerolehan bahasa kedua ( Second Language Acquisition), yaitu attitude dan aptitude. Attitude adalah pemerolehan bahasa secara tidak disadari. Maksudnya, pembelajar memperoleh dan memahami bahasa kedua dengan metode mendengarkan dan membaca. Aptitude adalah pemerolehan bahasa kedua secara sadar, Jadi untuk mempelajari bahasa kedua pembelajar harus memperhatikan bentuk, memahami aturan, dan secara umum memahami proses bahasa itu sendiri. Kata Kunci: Pemerolehan Bahasa, Pembelajaran Bahasa, Pembelajaran Bahasa Kedua, Metode Attitude dan Aptitude I. PENDAHULUAN Seiring perkembangan zaman, pengguna bahasa Indonesia juga terus bertambah, bukan saja masyarakat Indonesia sendiri tetapi juga masyarakat dari negara-negara lainnya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran bangsa ini yang dinilai semakin penting di mata dunia. Dalam uasaha mempelajari bahasa asing, sekurang-kurangnya seseorang harus berusaha keras untuk menguasai kebudayaan baru, cara berpikir baru, serta cara bertindak baru. Keterlibatan secara menyeluruh baik fisik, intelaktual, maupun emosional sangat diperlukan agar berlangsung secara sepenuhnya dalam mengungkapkan dan menerima pesan melalui media bahasa kedua. Pembelajaran bahasa kedua bukanlah suatu kegiaan yang dapat terprogram dalam waktu yang singkat, tetapi merupakan suatu proses yang terdiri dari sejumlah variabel-variabel yang tidak terbatas. Pemerolehan bahasa dan pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua saat ini sangat diminati oleh warga asing. Tak jarang mereka datang ke Indonesia hanya untuk menguasai dan mempelajari bahasa Indonesia, selain untuk mengenal kebudayaan Indonesia. Maka, orang asing yang berniat mengetahui kebudayaan tersebut dituntut terlebih dahulu untuk menguasai bahasa 29
2 Indonesia sebagai bahasa Nasional Negara Indonesia. Dari fenomena inilah maka pemerolehan dan pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua (bahasa asing) bagi warga asing harus ditelaah. Maksudnya untuk mengetahui sejauh mana orang asing menguasai bahasa Indonesia melaui proses pembelajaran. Menurut Kepala Bidang Pengembangan, Pusat Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, Drs. Mustakim M. Hum. dalam seminar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) dan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) d i Medan, akhir Oktober 2009, mengatakan Bahasa Indonesia sangat berpotensi besar menjadi bahasa penghubung antarbangsa, seiring semakin tingginya minat warga asing untuk mempelajarinya. Pemerolehan bahasa sering dikecohkan dengan istilah pembelajaran bahasa (Krashen dalam Soenjono Darjowidjodjo, 2003: 225). Pemerolehan bahasa ( language acquisition) adalah proses penguasaan bahasa ibu (native language) yang dilakukan oleh seorang individu secara natural, sedangkan pembelajaran bahasa (language learning) adalah proses penguasaan bahasa yang terjadi dalam tataran formal yakni belajar di kelas dan diajarkan oleh seorang guru. Perbedaan keduanya kemudian juga dipertegas oleh Suwarna Priwanggawidagda (2002:12) yang menyatakan bahwa pemerolehan merupakan penguasaan bahasa secara informal/alamiah. Penguasaan itu diperoleh dengan cara menggunakan bahasa itu dalam komunikasai. Pemerolehan bahasa berkaitan dengan penguasaan bahasa. Secara praktis untuk berkomunikasi ( use the language). Berbeda dengan pembelajaran bahasa, seseorang secara tidak sadar seorang individu menguasai kaidah-kaidah kebahasaan dalam setting yang informal. II. KAJIAN TEORI Teori pemerolehan bahasa, seperti halnya teori ilmiah lainnya, menampilkan berbagai hipotesis yang dijadikan dasar kajiannya. Beberapa hipotesis yang muncul dirumuskan secara utuh dan mendalam serta dikaji oleh Krashen (1982;1985). Lima hipotesis yang dikemukakan Krashen sangat berkaitan dengan pemerolehan bahasa kedua, meliputi, 1. Hipotesis pemerolehan dan belajar bahasa (the acquisition and learning hypothesis); 2. Hipotesis urutan alamiah (the natural order hypothesis); 3. Hipotesis monitor (the monitor hypothesis); 4. Hipotesis masukan (the input hypothesis); dan 5. Hipotesis filter afektif ( the affective filter hypothesis). 2.1 Pemerolehan Bahasa Kedua Pemerolehan bahasa kedua sangat erat hubungannya dengan pemerolehan bahasa pertama. Namun ada perbedaan dalam pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua. Salah satu perbedaan antara pemerolehan bahasa pertama dan pemerolehan bahasa kedua adalah bahwa pemerolehan bahasa pertama merupakan komponen yang hakiki dari perkembangan kognitif dan sosial tiap individu, sedangkan pemerolehan bahasa kedua terjadi sesudah perkembangan kognitif dan sosial seorang individu telah selesai. Banyak variabel yang berbeda antara pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua. Dalam pemerolehan bahasa pertama, pemerolehan lafal dilakukan tanpa kesalahan sedangkan dalam pemerolehan bahasa kedua hal itu jarang terjadi. Salah satu persamaan dalam pemerolehan bahasa pertama dan pemerolehan bahasa kedua yaitu dalam segi urutan serta pemerolehan butir-butir tata bahasa. 30
3 Mula-mula semua proses dari tidak berbahasa (bai k untuk B1 maupun B2) disebut pembelajaran bahasa ( language learning). Banyak teori yang dikemukakan tentang bagaimana seorang bayi "belajar" bahasa pertamanya. Orang asing dewasa yang sudah belajar ( B2), ketika hendak belajar bahasa Indonesia akan menjalani proses pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pengajaran bahasa Indonesia di dalam setting Indonesia, walaupun ketika dia sudah menguasai Bahasa Indonesia kelak, sering juga dikatakan bahwa dia telah 'memperoleh' ( acquire) Bahasa Indonesia. Menurut Brown (2000:312), pemerolehan bahasa kedua merupakan bagian dari pembelajaran umum manusia yang melibatkan variasi-variasi kognitif. Variasi-variasi tersebut berkaitan dengan kepribadian seseorang dan pembelajaran budaya kedua yang melibatkan tentang sisi ilmiah dan fungsi-fungsi komunikatif sebuah bahasa. Hal ini ditandai dengan tahap pembelajaran dan proses-proses pengembangan yang bersifat trial dan error. Stephen Krashen (1984) menyatakan bahwa teori pemerolehan bahasa kedua adalah bagian dari linguistik teoritik karena sifatnya yang abstrak. Menurutnya, dalam pengajaran bahasa kedua, hal yang bersifat praktis adalah teori pemerolehan bahasa yang baik Pembelajaran Bahasa Kedua Pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulangulang (A more specialized definition migt read as follow: learning is a retatively permanent change in a behavioral tendency an is the result of reinforced practice) (Kimble dan Garmezy dalam Brown, 1987:6). Brown (1987) memperinci karakteristik pembelajaran, antara lain: 1. Mendapatkan (secara disadari); 2. Retensi informasi atau keterampilan; 3. Retensi menggunakan sistem simpanan, memori, dan organisasi kognitif; 4. Mencakup keaktifan, berfokus pada kesadaran dan reaksi-reaksi terhadap peristiwa-peristiwa di dalam maupun di luar organisme; 5. Relatif permanen, tetapi pembelajar dapat lupa; 6. Mencakup beberapa bentuk praktis, mungkin penguatan secara praktis; 7. Mengubah perilaku. Pembelajaran bahasa kedua merupakan suatu proses interaksi peserta didik dengan guru sebagai pendidik dan sumber belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Belajar bahasa merupakan suatu proses meningkatkan kompetensi kebahasaan dan kompetensi performansi komunikasi berdasarkan kompetensi (pengetahuan dan pengajaran) pembelajar. Dalam proses tersebut harus mengacu kepada kompetensi strategi produktif, kompetensi mekanisme psikofisik, dan kompetensi pemilihan konteks. Sistem pengajaran formal di sekolah tentu saja dalam konteks pembelajaran bahasa yang pada gilirannya akan berpengaruh pada tingkat keterpelajaran masukan bahasa hanya merupakan salah satu variabel. Variabel lain yang patut dilihat antara lain ialah variabel pajanan (exposure), usia si pembelajar, dan tingkat akulturasi (Krashen 1982:330). Pembelajaran bahasa kedua melibatkan pemindahan kendali beberapa bentuk pada saat yang tepat ke dalam pemrosesan otomatis sejumlah bentuk bahasa yang relatif tidak terbatas. Menganalisis bahasa secara berlebihan, terlalu memikirkan bentuk-bentuk bahasa, dan secara sadar berlama-lama pada kaidah dan aturan-aturan bahasa cenderung menghambat peningkatan ke arah otomatisitas. 31
4 Pengajaran di kelas akan membantu masukan yang terpahami oleh pembelajar, karena tidak mungkin mendapatkan masukan di tempat lain dengan suasana dan situasi bahasa sasaran tidak dipakai di luar. Pembelajaran di dalam kelas mampu memasok pembelajaran sadar untuk kegunaan pemantauan yang optimal dan untuk membantu pembelajar sepenuhnya di lingkungan luar kelas untuk pemerolehan bahasa lebih lanjut. III. PEMBAHASAN 3.1 Tujuan Belajar Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua Bagi Orang Asing Mempelajari bahasa Indonesia (termasuk mempelajari bahasa lain sebagai bahasa asing) memiliki tujuan, yaitu tercapainya keterampilan berbahasa pada diri pembelajar. Pembelajar menjadi dapat berbahasa dan dapat berhubungan dengan masyarakat pemakai bahasa tersebut. Namun demikian, perlu dibedakan adanya dua jenis tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Jika seseorang mempelajari bahasa asing semata-mata untuk berkomunikasi keseharian dengan penutur bahasa itu, maka termasuk ke dalam tujuan umum. Tercapainya tujuan umum seperti ini mempersyaratkan tercapainya keterampilan yang disebut BICS (Basic Interpersonal Communication Skills). Oleh karena itu, tekanan penguasaaan adalah bahasa sehari-hari, sehingga dapat digunakan sebagai kepentingan praktis, misalnya bagaimana si pembelajar menyapa, menawar, menolak, mengucapkan terima kasih, dsb. Jika seseorang ingin mempelajari konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang diungkapkan dalam bahasa itu, maka tujuan itu termasuk tujuan khusus. Misalnya pembelajar ingin mengetahui kebudayaan suatu suku bangsa. Tercapainya tujuan seperti ini mempersyaratkan tercapainya keterampilan yang disebut CALP (Cognitive Academic Language Proficiency). 3.2 Pemerolehan Bahasa Kedua Melalui Attitude Krashen menyatakan bahwa pembelajaran bahasa kedua untuk orang dewasa mempunyai dua cara untuk menyerap bahasa sasaran. Pertama adalah pemerolehan, sebuah proses bawah sadar dan intuitif dalam pengembangan sistem sebuah bahasa, tidak berbeda dengan proses seorang anak untuk belajar begitu saja bahasa. Cara kedua adalah sebuah proses pembelajaran sadar di mana pembelajar memperhatikan bentuk, memahami aturan, dan secara umum mampu memahami akan proses mempelajarinya. Oleh karena itu, orang dewasa harus memperoleh sebanyak mungkin kosakata agar bisa mencapai kecakapan dalam berkomunikasinya. Menurut Krashen (1978:19), ada dua cara pemerolehan bahasa kedua (second language acquisition), yaitu attitude dan aptitude. Attitude adalah pemerolehan bahasa secara tidak disadari. Maksudnya pembelajar memperoleh dan memahami bahasa kedua dengan metode mendengarkan dan membaca. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi attitude, yaitu: a. Encourage intake, dukungan dari diri sendiri untuk belajar bahasa kedua. b. Intregative motivation, motivasi untuk masuk dalam suatu kelompok yang menggunakan bahasa kedua secara komunikatif. c. Instrumental motivation, motivasi untuk bisa mempraktekkan bahasa kedua tersebut sesuai dengan kebutuhan yang dipakainya. Dari ketiga faktor yang mempengaruhi di atas, faktor motivasi untuk dapat mempraktikkan bahasa kedua sangat memegang peranan penting. Karena kita ketahui, dalam kesuksesan 32
5 pembelajaran bahasa, terutama bahasa kedua sangat bergantung pada sering tidaknya kita berlatih menggunakan bahasa tersebut. 3.3 Pemerolehan Bahasa Kedua Melalui Aptitude Aptitude adalah pemerolehan bahasa kedua secara sadar. Jadi, untuk mempelajari bahasa kedua pembelajar harus memperhatikan bentuk, memahami aturan, dan secara umum memahami proses bahasa itu sendiri. Seseorang yang memperoleh bahasa kedua secara aptitude, ia akan lebih unggul dalam menghadapi berbagai tes kebahasaan dalam bentuk tertulis. Misalnya tes tata bahasa (structure test), menulis (writing test), membaca (reading test), atau bisa dalam bentuk proficiency test. Menurut Carrol (1973:7), seseorang yang memperoleh bahasa kedua bisa diukur kemampuannya melaui MLAT (Modern Language Aptitude Test) dan LAB (Language Aptitude Baterry) yang meliputi tiga komponen apitude, yaitu: a. Phoenetic coding ability, yaitu kemampuan untuk mengingat kata-kata baru dalam bahasa asing; b. Grammatical sensitivity, yaitu kemampuan untuk menganalisa struktur kata dalam bahasa asing; c. Inductive ability, yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi suatu pola dan hubungannya dengan makna atau struktur kalimat. Sedangkan menurut Pimsleur (1996:182), komponen aptitude ada tiga, yaitu: a. Kemampuan verbal (verbal intelligence); b. Motivasi dalam pembelajaran bahasa (motivation in learning language); c. Kemampuan untuk mendengarkan (auditiry ability). Pada dasarnya komponen attitude menutut kedua ahli tersebut hampir sama yaitu dari komponen Carrol tentang grammatical sensitivity dan inductive ability serta salah satu komponen Pimsleur yaitu verbal intelligence itu berhubungan secara langsung dari pembelajaran sadar. IV. SIMPULAN Istilah pemerolehan bahasa dipakai untuk membahas penguasaan bahasa pertama (language acquisition) di kalangan anak-anak karena proses tersebut terjadi tanpa sadar, sedangkan pemerolehan bahasa kedua atau bahasa asing ( second language learning) dilaksanakan dengan sadar (consciousness). Pada anak-anak, kesalahan berbahasa dikoreksi oleh lingkungannya secara tidak formal, sedangkan pada orang dewasa yang belajar bahasa kedua, kesalahan berbahasa diluruskan dengan cara berlatih ulang dan terus belajar. Terdapat dua cara pemerolehan bahasa kedua (second language acquisition), yaitu attitude dan aptitude. Attitude adalah pemerolehan bahasa secara tidak disadari. Maksudnya pembelajar memperoleh dan memahami bahasa kedua dengan metode mendengarkan dan membaca. Aptitude adalah pemerolehan bahasa kedua secara sadar, Jadi untuk mempelajari bahasa kedua pembelajar harus memperhatikan bentuk, memahami aturan, dan secara umum memahami proses bahasa itu sendiri. Oleh karena itu, pemerolehan dan pembelajaran bahasa kedua harus reseptif terhadap orang-orang yang berkomunikasi dengan mereka dan terhadap bahasa itu sendiri. Responsif terhadap orang-orang sekitar, terhadap konteks komunikasi, dan bersedia serta mampu menempatkan nilainilai tertentu dalam aksi komunikatif timbal balik antarindividu dan dalam penguasaan bahasa asing, pengalaman faktual memiliki peranan amat penting, terutama dalam perwujudan input dan pencapaian output. 33
6 PUSTAKA RUJUKAN Brown, Gillian, Kirsten Malmakjaer, John Wiliiams Performance and Competence in Second Language Acquisition. Cambridge: Cambridge University Press. Brown, H.Douglas Principles of Language Learning and Teaching. New yersy: Prentice-Hall, Inc. (pearson education). Ellis, R Understanding Second Language Acquisation. Thrid edition.oxford: University Press. Krashen, Stephen Second Language Acquisition and Second Language Learning. Oxford: Pergamon Press. Pringgawidagda, Suwarna Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta: Adicita Karya Nusantara. Rombepajung Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenederal Pendidikan Tinggi 34
TEORI KRASHEN SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS DI INDONESIA
TEORI KRASHEN SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS DI INDONESIA Firma Pradesta Amanah Firma.pradesta@gmail.com Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Tujuan
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur. Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut
METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut merydah76@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini bertujuan memberikan kontribusi pemikiran terhadap implementasi pembelajaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meida Taftiawati, 2013
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang besar, terdapat sekitar 17.504 pulau besar dan kecil. Indonesia juga merupakan negara yang memiliki daya tarik tersendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi fonologi, gramatikal, dan semantik kemampuan seorang anak dalam memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada dua faktor utama yang menyebabkan terjadinya kesulitan-kesulitan pada pembelajar BIPA. Faktor pertama adalah ciri khas bahasa sasaran. Walaupun bahasabahasa di
Lebih terperinciDimensi Autentisitas di dalam Pembelajaran BIPA. Abstrak
Dimensi Autentisitas di dalam Pembelajaran BIPA B. Widharyanto PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Abstrak Autentisitas di dalam pembelajaran bahasa asing, seperti BIPA, merupakan aspek yang
Lebih terperinciMETODE KONTEMPORER. v RESPON FISIK TOTAL v PENGAJARAN BAHASA KOMUNIKATIF v PENDEKATAN ALAMIAH
METODE KONTEMPORER v RESPON FISIK TOTAL v PENGAJARAN BAHASA KOMUNIKATIF v PENDEKATAN ALAMIAH METODE RESPON FISIK TOTAL (TOTAL PYYSICAL RESPONSE) ü Total Phisical Respons atau TPR ditemukan James Asher
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TES KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM BISNIS BAGI PENUTUR ASING BERBASIS PENDEKATAN INTEGRATIF
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang secara resmi dibuka pada akhir tahun 2015 perlu dipersiapkan dengan matang. Lalu lintas perekonomian termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting karena menjadi salah satu
Lampiran 18. Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Membaca Permulaan Siswa pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II 162 Lampiran 19. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Sintetik (SAS)
Lebih terperinciMETODE PENGAJARAN BAHASA BERBASIS KOMPETENSI
METODE PENGAJARAN BAHASA BERBASIS KOMPETENSI Berlin Sibarani Universitas Negeri Medan Abstract This paper discusses the concepts of competency based language teaching. The focus of the discussion is mainly
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Steiberg dan Sciarini (2013:3) mendefinisikan psikolinguistik sebagai ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Steiberg dan Sciarini (2013:3) mendefinisikan psikolinguistik sebagai ilmu yang mencakup tiga hal utama, yaitu pemerolehan bahasa (language acquisition), pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Retnosari, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Tanpa bahasa, manusia akan sulit berinteraksi dengan orang lain. Menurut data dari Stephen Juan, Ph.D, seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa Indonesia memiliki peluang menjadi bahasa pengantar dalam berbagai keperluan seperti perniagaan atau penyampaian informasi. Langkah utama yang
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN SIKAP DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA BALI MAHASISWA BARU JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA BALI TAHUN AJARAN
ANALISIS HUBUNGAN SIKAP DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA BALI MAHASISWA BARU JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA BALI TAHUN AJARAN 2013-2014 (Studi Psikometrik dalam Rangka Rekrutmen Mahasiswa Baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Dengan bahasa, seseorang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Dengan bahasa, seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain. Dengan bahasa, juga akan terjadi hubungan timbal balik
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP Nomor 1) Mata Kuliah : Bahasa Inggris Kode Mata Kuliah : GD 100 Pokok Bahasan : EFL in Elementary School Subpokok Bahasan : 1. Characteristics of English as Second Language
Lebih terperinciCerita Rakyat Sebagai Media Keterampilan Berbahasa
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN Volume 1 Nomer 2, September 2017, Halaman 12-18 Cerita Rakyat Sebagai Media Keterampilan Berbahasa Elva Riezky Maharany Universitas Islam Malang elvmaharany@gmail.com Abstract:
Lebih terperinciPENGARUH IMPLEMENTASI ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS BAHASA INGGRIS DITINJAU DARI KECEMASAN SISWA
PENGARUH IMPLEMENTASI ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS BAHASA INGGRIS DITINJAU DARI KECEMASAN SISWA (STUDI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TABANAN TAHUN AJARAN 2010/2011) Oleh:
Lebih terperinciPERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DALAM TATARAN KEBIJAKAN
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DALAM TATARAN KEBIJAKAN Pendahuluan Bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam suatu interaksi. Manusia berinteraksi dengan sifat yang dinamis seiring dengan itu, bahasa
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENERAPAN KEBERANIAN MENGAMBIL RESIKO BERBICARA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA MADRASAH IBTIDIYAH
OPTIMALISASI PENERAPAN KEBERANIAN MENGAMBIL RESIKO BERBICARA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA MADRASAH IBTIDIYAH Ratna Sari Dewi ABSTRAK; Kemampuan berbicara bahasa Inggris
Lebih terperinciSECOND LANGUAGE DEVELOPMENT OF INDONESIAN LEARNERS OF ENGLISH
SECOND LANGUAGE DEVELOPMENT OF INDONESIAN LEARNERS OF ENGLISH Maya Oktora Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Setiap individu memperoleh bahasa kedua dengan caranya sendiri-sendiri.
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Ada pun responden dari penelitian ini
Bab 3 Analisis Data Pada bab 3 ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2013. Ada pun responden dari penelitian ini merupakan mahasiswa-mahasiswa
Lebih terperinciDEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PENGEMBANGAN KURIKULUM BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PENGEMBANGAN KURIKULUM BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING Jimat Susilo Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unswagati Cirebon
Lebih terperinciBuild the world with studying..
By Build the world with studying.. Menurut beberapa ahli pakar psikologi : Gage dan Berliner : belajar merupakan proses dimana suatu organisme merubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Morgan
Lebih terperinciPROSES PEMBENTUKAN KOMPETENSI BAHASA
PROSES PEMBENTUKAN KOMPETENSI BAHASA Bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua dapat berkembang di berbagai tempat; di rumah, di luar rumah, di kelas, dan di tempat-tempat lain (Van Lier, 1989).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin maju diperlukan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan intelek tingkat tinggi yang
Lebih terperinciDIRECT METHOD SEBAGAI SEBUAH METODE PEMBELAJARAN BAHASA
DIRECT METHOD SEBAGAI SEBUAH METODE PEMBELAJARAN BAHASA Indiyah Prana Amertawengrum* Abstrak : Keberhasilan seseorang dalam belajar bahasa dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya adalah metode pembelajaran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan kehidupan
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai
Lebih terperinciMEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA
MEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA Pendahuluan Media dan alat peraga dalam pembelajaran bahasa kedua merupakan salah satu fokus bahasan dalam BBM. Alasannya antara lain media dan alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerolehan bahasa atau akuisisi adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. (1) Terjadi kesalahan pemakaian diksi pada naskah pidato bahasa Jawa siswa
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan dalam bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Terjadi kesalahan pemakaian diksi pada naskah pidato bahasa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara mengajar 2.1.1 Pengertian Cara mengajar Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan
Lebih terperinciPENGGUNAAN BACAAN BERDASARKAN FAKTA DALAM KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INGGRIS
PENGGUNAAN BACAAN BERDASARKAN FAKTA DALAM KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INGGRIS Syarifah Farahdiba dan Fitriyani Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar Jalan Daeng Tata Raya, Kampus UNM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendra Setiawan, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis karya ilmiah merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa. Hampir semua mata kuliah memberikan tugas besar berupa karya ilmiah, seperti
Lebih terperinciKEMAHIRAN MENYIMAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. Muh. Jabir
KEMAHIRAN MENYIMAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB Muh. Jabir STAIN Datokarama Palu, Jl. Diponegoro 23 Palu e-mail:muh.jabir@ymail.com Abstrak Menurut para ahli linguistik, ada empat kemahiran yang
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. produktif yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam kehidupan
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya merupakan makhluk berbudi, cerdas, kreatif dan produktif yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam kehidupan bermasyarakat,
Lebih terperinciPENDEKATAN ALAMIAH DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SEKOLAH DASAR
PENDEKATAN ALAMIAH DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SEKOLAH DASAR Oleh Salmah Naelofaria Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Email : s.naelofaria@gmail.com Abstrak Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan proses pembelajaran bahasa adalah untuk dapat berkomunikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan proses pembelajaran bahasa adalah untuk dapat berkomunikasi menggunakan bahasa tersebut. Di negara-negara yang mengajarkan bahasa Inggris sebagai bahasa asing,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Dalam bab ini peneliti akan memberikan penjelasan tentang : tujuan. maupun tulisan. Departemen Pendidikan Nasional, yang sedang
15 BAB II KAJIAN TEORI A. Vocabulary (Kosa Kata). Dalam bab ini peneliti akan memberikan penjelasan tentang : tujuan mempelajari Bahasa Inggris, Pengertian vocabulary (kosa kata), Sifat vocabulary (kosa
Lebih terperinciPRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA
PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA Diana Tustiantina 1) Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dianatustiantina@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa lain atau bahasa kedua yang dikenal sebagai pengetahuan yang baru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang diperoleh setiap manusia sejak lahir. Pada saat seorang anak dilahirkan, anak tersebut belum memiliki kemampuan untuk berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah komunikasi dalam konteks pedagogi adalah hal yang penting karena ketika proses pembelajaran berlangsung didalamnya terdapat interaksi antara guru dengan siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa asing, berbicara merupakan salah satu keterampilan yang perlu dikuasai oleh pembelajar. Sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan (2008:1) bahwa:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman berbahasa setiap orang berbeda di setiap budaya. Berkumpulnya berbagai budaya di suatu tempat, seperti ibukota negara, menyebabkan bertemunya berbagai budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sebuah harapan, keinginan, tuntutan dan pandangan bersama. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah investasi jangka panjang sebagai modal perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Pencapaian dan peningkatan mutu pendidikan menjadi
Lebih terperinciStudi Efektifitas Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Usia Sekolah Dasar di Tempattempat Kursus Bahasa Inggris di Kabupaten Bangkalan
Studi Efektifitas Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Usia Sekolah Dasar di Tempattempat Kursus Bahasa Inggris di Kabupaten Bangkalan Masduki 1 Prodi Sastra Inggris FISIB Universitas Trunojoyo Madura Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dititikberatkan pada kajian kemampuan berbahasa. upaya peningkatan kemampuan menulis kalimat bagi siswa asing dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Penelitian ini dititikberatkan pada kajian kemampuan berbahasa sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis kalimat bagi siswa asing dalam pembelajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP
JURNAL PEDAGOGIA ISSN 2089-3833 Volume. 5, No. 2, Agustus 2016 PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP PENDAHULUAN Di Indonesia mata pelajaran Bahasa Inggris
Lebih terperinciPEMEROLEHAN BAHASA JAWA PADA ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN PENUTUR MULTIBAHASA SERTA STRATEGI PEMERTAHANANNYA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BUDAYA BANGSA
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- 78 PEMEROLEHAN BAHASA JAWA PADA ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN PENUTUR MULTIBAHASA SERTA STRATEGI PEMERTAHANANNYA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BUDAYA BANGSA Favorita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar dan pembelajaran adalah dua konsep yang berbeda, namun
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belajar dan pembelajaran adalah dua konsep yang berbeda, namun keduanya merupakan sesuatu yang berpadu. Satu sama lainnya tidak bisa dipisahkan dalam aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisa menguasai bahasa Inggris dengan baik. Ketrampilan-ketrampilan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Seperti halnya bahasa Indonesia, dalam bahasa Inggris juga terdapat
Lebih terperinciMERANCANG ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN PRAKARYA TEKNIK LAS BERORIENTASI PRODUK DI SMK
33 MERANCANG ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN PRAKARYA TEKNIK LAS BERORIENTASI PRODUK DI SMK Daniel Santoso 1, Wahid Munawar 2, Sriyono 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH CAMPUR KODE DALAM BAHASA INDONESIA DI KALANGAN MAHASISWA IKIP SILIWANGI BANDUNG
P ISSN 2614-624X E ISSN 2614-6231 DOI: http://dx.doi.org/10.22460/p.v1i3p%25p.671 PENGARUH CAMPUR KODE DALAM BAHASA INDONESIA DI KALANGAN MAHASISWA IKIP SILIWANGI BANDUNG Suci Lestari 1, Syanti Oktaviani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi manusia yang paling hebat dan paling menakjubkan. Itulah sebabnya masalah ini mendapat perhatian besar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). Pada fungsi ini bahasa menjadi penarik yang mempercepat berkembangnya penguasaan ilmu
Lebih terperinciMembangun Sikap Positif Berbahasa Inggris melalui Speech and Writing Competition Abstrak
Membangun Sikap Positif Berbahasa Inggris melalui Speech and Writing Competition 2013 Abstrak Ella Wulandari Universitas Negeri Yogyakarta wulandari.ella@uny.ac.id Sikap positif telah dibuktikan sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Moeflich (2011) mengatakan bahwa pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing merupakan salah satu cara untuk mengenalkan bahasa Indonesia ke negera-negara lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan dewasa ini dapat dilihat dari peningkatan sistem pelaksanaan pendidikan dan pengembangan pembelajaran yang selalu diusahakan
Lebih terperinciMANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Astrini Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Bina Nusantara University, Jln. Kemanggisan Ilir III No 45, Kemanggisan, Palmerah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melalui pembelajaran bahasa Jepang di tingkat SMA pada umumnya dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan untuk
Lebih terperinciTrik Sukses di Tes Toefl
Trik Sukses di Tes Toefl Ada sejumlah cara agar sukses dalam sejumlah tes Bahasa Inggris. Misalnya, TOEFL, English Language Proficiency Test (ELPT), dan lain sebagainya. Pekan lalu, tim UNAIR News berkesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa verbal/lisan atau berbicara. Manusia bisa berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan bahasa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, hampir semua kegiatan manusia bergantung pada dan bertaut dengan bahasa. Tanpa adanya bahasa
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH :STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA & SASTRA
Fakultas / Program Studi : FBS/ Bahasa Jawa Mata Kuliah & Kode : Strategi Pembelajaran Bahasa & Sastra Kode : PBJ 207 SKS : Teori : 2 SKS Praktik : - SKS 4. Kompetensi Dasar : Sem : 5 Waktu : 100 5. Kepentensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran
Lebih terperinciSISTEM PENUNJANG DAN SARANA PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA PADA ANAK SYAFI I ZAINI. Dosen Universitas Muslim Nusantara ( UMN ) Al-Washliyah
SISTEM PENUNJANG DAN SARANA PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA PADA ANAK SYAFI I ZAINI Dosen Universitas Muslim Nusantara ( UMN ) Al-Washliyah Jln. Garu II Medan Abstrak Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA KOREA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA)
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA KOREA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA) I. KELAYAKAN ISI A. KESESUAIAN URAIAN MATERI DENGAN KI DAN KD Butir 1 Butir 2 Butir
Lebih terperinciURUTAN PENGUASAAN POLA KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS
URUTAN PENGUASAAN POLA KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS Luluk Sri Agus Prasetyoningsih Abstrak: Penelitian ini bertujuan memperoleh deskripsi objektif tentang urutan penguasaan pola kalimat bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dengan menggunakan bahan atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
Lebih terperinciPeran Motivasi Pada Pembelajaran Bahasa Inggris
Peran Motivasi Pada Pembelajaran Bahasa Inggris Qorinta Shinta Jurusan Teknik Informatika STMIK PROVISI shintaprovisi@yahoo.com Abstract At present time English has been a global language widely used in
Lebih terperinciSILABUS PSIKOLINGUISTIK (IN 303) Drs. Kholid A. Harras, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SILABUS PSIKOLINGUISTIK (IN 303) Drs. Kholid A. Harras, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2013 DESKRIPSI MATA KULIAH PSIKOLINGUISTIK IN 303 Psikolinguistik: S1, 2 SKS, Semester VII Dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Berbicara dalam Bahasa Indonesia. oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Berbicara dalam Bahasa Indonesia Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan menggunakan bahan atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran bagi
Lebih terperinciLersianna Saragih *)
Pragmatik dan Pemahaman Lintas Budaya Lersianna Saragih *) Abstrak Artikel ini menguraikan tentang perlunya penguasaan kebudayaan komunitas pengguna bahasa asing yang hendak dipelajari (bahasa target),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah petunjuk nyata bagi seluruh umat manusia yang kemurniannya terjaga sampai akhir zaman. Salah satu cara menjadi bagian dari orang-orang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan bagian dari belahan dunia yang selalu berubah, oleh karena itu bangsa Indonesia harus mengikuti perubahan dan perkembangan yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengajaran. Berdasarkan Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi era globalisasi, bangsa yang memiliki kemampuan bersaing akan memperoleh keuntungan dan tidak akan tersingkir dari arena persaingan. Bangsa yang tidak
Lebih terperinciMenjadi Pembelajar Bahasa Asing Yang Baik Oleh: Iman Santoso * Abstrak
Menjadi Pembelajar Bahasa Asing Yang Baik Oleh: Iman Santoso * Abstrak Keberhasilan proses belajar mengajar dalam bahasa asing dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor pengajar/guru
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang penting. Oleh karena itu menulis merupakan salah satu standar kompetensi dalam pelajaran Bahasa Inggris
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bahasa Indonesia kepada para penutur asing. Di negara-negara yang dimaksud,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Dewasa ini tercatat tidak kurang dari 36 negara yang telah mengajarkan bahasa Indonesia kepada para penutur asing. Di negara-negara yang dimaksud,
Lebih terperinciMotivasi Dalam Pembelajaran Bahasa Asing
Available online at https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/engedu English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris p-issn 2086-6003 Vol 10 (1), 2017, 61-71 Motivasi Dalam Pembelajaran Bahasa Asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIPA BERDASARKAN KESALAHAN BAHASA INDONESIA PEMBELAJAR ASING
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIPA BERDASARKAN KESALAHAN BAHASA INDONESIA PEMBELAJAR ASING Gatut Susanto Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang Abstract: Indonesian has attracted a number
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan maksud yang tersimpan di dalam pikirannya kepada orang lain. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS
PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS Sugirin Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Materi ajar merupakan sarana yang penting untuk mencapai tujuan pembelajaran
Lebih terperinciANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK
ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang yang terpelajar dan berpendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi sudah pasti ingin memiliki kemampuan berbicara Bahasa Inggris
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pada dasarnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan untuk berpikir. Belajar bahasa berarti belajar menggunakannya untuk berkomunikasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu bidang studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Pembelajaran Kanji Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji berarti mempelajari bentuk, arti dan cara baca dari sebuah kanji. Kanji
Lebih terperinciPERMASALAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA CHUUKYUU DOKKAI DI PERGURUAN TINGGI
PERMASALAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA CHUUKYUU DOKKAI DI PERGURUAN TINGGI Sriwahyu Istana Trahutami utami_undip@yahoo.com Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Abstract Reading is a complex process that
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING. Oleh
EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Berorientasi Life Skills untuk Kelas Permulaan Sekolah Dasar Oleh Ketua Dr. Arju Muti'Ah, M.Pd NIDN:0012036007 Anggota
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS KOLABORATIF Sebuah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Asing. ~Dante Darmawangsa ~
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KOLABORATIF Sebuah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Asing ~Dante Darmawangsa ~ I. PENDAHULUAN Pemerolehan bahasa asing biasanya didapatkan melalui
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BAHASA JEPANG PADA MATA KULIAH CHOKAI DENGAN METODE DISKUSI
PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG PADA MATA KULIAH CHOKAI DENGAN METODE DISKUSI Lispridona Diner lisjoost@yahoo.com Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Kegiatan pembelajaran melibatkan dua pihak yaitu pengajar
Lebih terperinci