PROSES PEMBENTUKAN KOMPETENSI BAHASA
|
|
- Vera Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROSES PEMBENTUKAN KOMPETENSI BAHASA Bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua dapat berkembang di berbagai tempat; di rumah, di luar rumah, di kelas, dan di tempat-tempat lain (Van Lier, 1989). Di kelas, khususnya pengajaran bahasa kedua secara formal, banyak bergantung kepada bagaimana memaknakan dan mengondisikan penggunaan bahasa itu oleh guru. Dalam hal ini, partisipasi siswa dalam berbagai kegiatan intraksi verbal sangat menentukan keberhasilan mencapai tujuan pengajaran. Intraksi verbal di dalam kelas di antara siswa dengan guru dan antara sesama siswa menjadi ciri keberhasilan seperti yang diinginkan dalam tujuan di atas. Prasyaratnya adalah bentuk pajanan yang menjadi masukan berharga bagi siswa. Input atau masukan tidak hanya dapat meningkatkan keterampilan verbal siswa, tetapi juga dapat membentuk internalisasi kaidah bahasa target bagi siswa. Internalisasi yang terjadi secara sempurna dapat membentuk kompetensi dalam arti pengetahuan eksplisit dan pengetahuan implisit serta performansi sebagai realisasi kedua pengetahuan itu. Bagi guru, bahasa di dalam kelas paling tidak, diperlukan untuk mengomunikasikan konsep atau informasi kebahasaan. Hal ini mengimplisitkan dua makna, yaitu menumbuhkan kemampuan verbal melalui pemerolehan dan mengembangkan bahasa itu sendiri. Perpaduan kedua kemampuan ini akan membentuk suatu kemampuan yang menyebabkan siswa terampil menggunakan bahasa secara kreatif. Perkembahan bahasa melalui program pembelajaran bergantung kepada beberapa hal sebagaimana dikemukakan berikut ini. Proses Pembentukan... 1
2 A. Peran Kelas dalam Perkembangan Bahasa Bahasa dapat berkembang melalui pengajaran formal di dalam kelas dan/atau di luar kelas yang umumnya berlangsung secara alamiah. Perkembangan bahasa melalui pengajaran formal terutama di bidang pengetahuan bahasa, sedangkan yang terjadi secara alamiah menghasilkan kemampuan berbahasa dengan segala piranti-pirantinya. Wode (1980) membedakan empat macam pemerolehan bahasa kedua yang didasarkan pada komteks terjadinya pemerolehan, yaitu: 1). kedwibahasaan/kemultibahasaan, seseorang yang menguasai lebih dari satu bahasa; 2) pemerolehan bahasa kedua secara alamiah, pemerolehan tidak terjadi secara serempak dan tanpa pengajaran formal; 3) pengajaran bahasa asing, pemerolehan bahasa kedua yang terjadi karena pengajaran formal dalam konteks yang direncanakan; dan 4) mempelajari kembali bahasa kedua. Istilah kunci yang digunakan oleh Wode adalah naturalistik (kealamiahan), bahasa asing, pengajaran formal, dan pengajaran tidak formal. Istilah naturalistik mengacu pada lingkungan tempat terjadinya penggunaan bahasa secara luas oleh anggota masyarakat. Siswa bahasa yang langsung masuk ke lingkungan itu umumnya lebih cepat menguasai bahasa target yang tidak dari bahasa asing daripada melalui jalur formal. Masalah yang dihadapi siswa di lingkungan masyarakat itu boleh jadi sudah dipelajari di dalam kelas tetapi tidak dapat digunakan secara komunikatif. Akan tetapi, setelah berada di lingkungan alamiah, barulah hasil siswa di kelas dapat dipraktikkan senyatanya. Bahasa asing mengacu pada lingkungan di mana terjadi pengajaran bahasa target, tetapi bahasa itu tidak digunakan 2 Proses Pembentukan...
3 secara luas di dalam pergaulan sehari-hari. Bahasa itu umumnya hanya digunakan oleh orang-orang tertentu dengan tujuan penggunaan tertentu pula. Bahasa formal dan bahasa nonformal mengacu pada proses belajar bahasa kedua yang dilembagakan yang terjadi di dalam kelas. Gabungan keempat tipe pemerolehan bahasa tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. naturalistik-informal, mirip dengan tipe (2) Wode; 2. naturalistik-formal, pemerolehan bahasa kedua secara alamiah dalam pengajaran formal; 3. bahasa asing-informal, pemerolehan bahasa kedua di lingkungan asing tanpa pengajaran formal; 4. bahasa asing, mirip dengan tipe (3) Wode di atas. Dalam belajar bahasa asing-formal, penggunaan pajanan bahasa target sangat rendah. Oleh Ellis (1984) dikatakan bahwa pemerolehan demikan berlangsung di dalam kelas, dan oleh karena itu seluruhnya bergantung pada intraksi belajar-mengajar. Dalam kondisi ini, siswa diasumsikan sering menggunakan bahasa target di luar kelas. Adapun pemerolehannya, secara umum bergantung pada masukan yang diterima oleh siswa melalui pajanan seperti dikemukakan di atas. Pemegang peranan penting dalam hal ini adalah guru atau siswa yang sudah memiliki kemampuan tertentu. Ini berarti bahwa intraksi sangat memegang peranan penting. Interaksi ini terjadi antara siswa dengan guru atau dengan sesama siswa. B. Masukan dan Interaksi dalam Belajar Bahasa Hipotesis masukan, input (Krashen, 1980) mengasum- bahwa pemerolehan terjadi karena adanya masukan sikan Proses Pembentukan... 3
4 yang dapat dipahami oleh siswa. Siswa memperoleh (bukan mempelejari) bahasa dengan jalan memahami masukan yang sedikit lebih tinggi daripada yang sudah diketahui oleh siswa; dapat dirumuskan seperti (1+ i). Menurut hipotesis ini, siswa akan maju secara bertahap dalam hal penguasaan bahasa target melalui konteks dan informasi ekstralinguistik. Ekstralinguistik dapat berupa alat pandang-dengar yang digunakan sebagai media pengajaran. Hipotesis input mengklaim bahwa dalam memperoleh bahasa kedua masukan memegang peranan paling penting (Krashen dan Terrell, 1983). Di samping Krashen dan Terrell, berbagai alasan yang dijumpai dalam berbagai sumber yang menunjukkan pentingnya input yang dapat dipahami (comprehensibility of input) dalam membentuk kompetensi bahasa siswa. Input yang bermakna itu menimbulkan sikap tertentu antara pembicara dengan pendengar atau antara penulis dengan pembaca dan pada akhirnya terjadi kerja sama dan negosiasi informasi. Sumber utama input yang dipahami itu, menurut Krashen dan Terrell (1983) adalah bahasa pengasuh (careteker speech). Yang dimaksud dengan pengasuh di sini adalah ibu, ayah, dan orang lain yang berada dalam lingkungan anak. Mereka umumnya memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkat kesulitan bahasanya dengan tingkat penguasaan bahasa anak. Strategi ini sangat efektif dalam teori akomodasi yang dikembangkan oleh Giles (1982). Keadaan ini tentu saja berlaku juga bagi siswa bahasa dalam arti pemerolehan bahasa secara alamiah, bukan belajar bahasa secara formal. Bahasa pengasuh memiliki kekuatan untuk membangkitkan motivasi anak dalam belajar bahasa (-nya). Oleh karena itu, tidak ada anak normal yang gagal memperoleh bahasa ibu/pertama (-nya). 4 Proses Pembentukan...
5 Dalam konteks pengajaran bahasa kedua, bahasa penutur asli terhadap bukan penutur asli mempunyai ciri yang mirip dengan bahasa pengasuh. Seperti halnya dengan pengasuh, penutur asli pun umumnya berusaha menyederhanakan ujarannya sehingga tampak lebih mudah dipahami oleh siswa. Pada umumnya, penutur asli tidak terlalu menonjolkan penggunaan kaidah, tetapi yang diutamakan ialah memberikan kemudahan kepada siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa target. Asumsinya ialah bahwa dari ujaran yang sederhana itu siswa secara bertahap menginternalisasi kaidah bahasa target. Cara yang sama juga dilakukan oleh penutur asing, tetapi dalam kemampuan sebaliknya. Artinya, penutur asing menggunakan bahasa target secara sederhana karena keterbatasan pengetahuannya dalam bahasa itu. Dalam hal ini, penutur asli senantiasa berusaha memahami keinginan penutur asing tersebut. Kadang-kadang penutur asli mengoreksi bentukbentuk yang dapat mengganggu kelancaran komunikasi. Berkenaan pentingnya input yang dapat dipahami itu, Long (1989) menekankan pada siswa pemula, baik dalam bahasa pertama maupun bahasa kedua. Isu yang menarik dari pernyataan Krashen dan Long itu ialah hubungan input yang dapat dipahami dengan keberhasilan pemerolehan. Apakah keberhasilan pemerolehan itu adalah hasil dari input yang dapat dipahami, ataukah keberhasilan itu muncul dari interaksi sebagai dampak input yang dapat dipahami dalam proses komunikasi. Responss terhadap pertanyaan di atas, Long cenderung menyetujui pentingnya input yang dapat dipahami. Alasannya ialah bahwa pemerolehan bahasa terjadi karena adanya pemahaman, yaitu pemahaman terhadap input bahasa. Selanjutnya, ia mengatakan bahwa input menghasilkan struktur interaksi dari percakapan yang berlangsung terus-menerus, tidak memodifikasi input itu sendiri. Dengan membandingkan penggunaan linguistik (bahasa) dan konteks ekstralinguistik Proses Pembentukan... 5
6 dengan orientasi percakapan dengan topik di sini dan sekarang (here-and-now), maka ternyata manfaat modifikasi interaksional (misalnya, pengulangan, komfirmasi dan pemeriksaan pemahaman, dan permintaan penjelasan) amat penting dan amat luas penggunaannya. Dalam perca-kapan penutur asli (NS = negative speaker)/bukan penutur asli (NNS = non netive speaker), modifikasi intraksional cukup banyak dijumpai, sedangkan modifikasi input tidak pernah terjadi atau jarang terjadi. Long melaporkan bahwa struktur percakapan NS-NNS berbeda secara signifikan percakapan NS-NS dalam skala Akan tetapi, dengan memodifikasi input, perbedaan dapat diperkecil sehingga hanya mencapai skala 4-5. C. Pentingnya Interaksi dalam Perkembangan Performansi Komunikatif Dalam mengungkapkan kemampuan penutur secara komunikatif, berbagai sumber menekankan pentingnya interaksi di dalam kelas, dalam hal ini bahasa target. Oleh karena itu, peluang untuk memperoleh kesempatan itu perlu diprioritaskan agar siswa berinteraksi antara sesamanya dalam bahasa target. Betapa tidak, karena pemerolehan bahasa kedua bergantung kepada luas atau banyaknya pajanan yang ada dalam bahasa target. Hal ini sejalan dengan pikiran Taylor (1987) yang intinya ialah bahwa interaksi kelas melibatkan faktor (1) pajanan dalam komunikasi yang nyata, (2) keterlibatan dalam komunikasi yang nyata, dan (3) kegiatan komunikasi yang bermakna. Komunikasi yang nyata adalah bagian dari kegiatan yang melibatkan para peserta tutur (partisipan). Mereka harus diberikan kebebasan/merasa bebas untuk berusaha berkomunikasi karena terdorong melakukan kegiatan itu. Tetapi, ini pun belum cukup. Sebab, komunikasi yang sesungguhnya akan terjadi jika siswa yang menjadi pusat kegiatan 6 Proses Pembentukan...
7 belajar-mengajar. Dalam hal ini, materi pelajaran atau tugastugas pembe; lajaran berdasarkan masalah yang sesuai dan bermakna bagi siswa. Topik yang digunakan sebagai dasar pengajaran harus mudah dihubungkan dengan fungsi-fungsi komunikasi bahasa yang sedang dipelajari atau digunakan. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi itu, syaratnya ialah siswa harus kaya dengan data bahasa yang secara langsung dibutuhkan oleh mereka. Paling tidak, ada tiga asumsi teoritis yang dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi komunikatif dalam belajar bahasa kedua. Pertama pertama ialah bahwa secara mendasar bahasa digunakan untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, bahasa memiliki ciri sosial yang tinggi. Orang berkomunikasi untuk memecahkan masalah, berdiskusi, memberi penjelasan yang diperlukan orang lain, dan sebagainya. Inilah tujuan yang paling mendasar pemerolehan bahasa kedua. Asumsi yang kedua ialah bahwa bentuk-bentuk gramatikal mengikuti atau memenuhi fungsi komunikasi. Kebenaran asumsi ini terletak pada fakta bahwa dalam belajar bahasa pertama, anak-anak tidak berangkat dari memperoleh bentukbentuk gramatikal yang terpisah dari penggunaan bahasa untuk berkomunikasi. Bentuk yang benar pada tahap awal mereka peroleh dari makna. Pada usia 1 3 tahun, anak berbicara tentang lingkungannya dengan menggunakan kata tunggal yang tidak lengkap dan ujaran dua kata (Clark and Clark, 1977). Anak pada tahap itu sudah memperoleh kompetensi gramatikal tetapi tidak disadari (di bawah sadar). Ini mengimplisitkan bahwa belajar bahasa tidak perlu mulai dari belajar tata bahasa secara sadar. Dalam sejarah pengajaran bahasa, kegagalan memperoleh kompetensi komunikatif bahasa target, meskipun telah bertahun-tahun dipelajari dengan fokus tata bahasa, merupakan dasar munculnya kritik yang disertai Proses Pembentukan... 7
8 dengan anjuran agar pengajaran tata bahasa senantiasa diberikan atau diajarkan melalui kompetensi komunikatif yang direalisasikan secara berjenjang dalam kalimat, paragraf, dan wacana. Kompetensi linguistik atau kompetensi bahasa dibicarakan secara simultan atau paling tidak seiring dalam pengajaran bahasa kedua atau pun bahasa pertama. Gambar berikut ini menunjukkan bahwa kompetensi linguistik adalah bagian dari kompetensi komunikatif. Dalam pengajaran bahasa, diasumsikan bahwa kompetensi komunikatif terbentuk di atas kompetensi linguistik. Lebih jelas dapat dilihat dalam gambar berikut. Gambar 1 kk kl (Alwright, 1983) Keterangan: kk = kompetensi komunikatif kl = kompetensi linguistik Dalam analisis makro pengajaran bahasa, Alwright mengidentifikasikan tiga unsur dasar yang penting guna membantu perkembangan kompetensi komunikatif siswa. Pertama, bahasa lisan dan bahasa tulis dari guru, siswa, dan materi pelajaran. Kedua, fungsi bahasa yang mewadahi ide pembicara. Ketiga, isyarat, dan pengetahuan. Kaidah mengacu kepada formulasi verbal bahasa target. Isyarat adalah petunjuk yang menggambarkan perhatian siswa terhadap bahasa target. Isyarat tidak dapat disamakan dengan kaidah, tetapi dapat membantu dalam hal perkembangan kompetensi komunikatif 8 Proses Pembentukan...
9 ke kompetensi linguistik. Sementara itu, pengetahuan adalah balikan dari guru yang menunjukkan keberhasilan atau kegagalan siswa belajar bahasa target. Aktivitas pengelolaan (boleh disamakan dengan isyarat) juga penting perannya. Kegiatan ini secara langsung dimanfaatkan oleh siswa untuk memperoleh (menerima) dan menghasilkan (menggunakan) contoh-contoh bahasa kedua secara selektif. Jadi, siswa sudah mampu membedakan antara yang gramatikal dengan yang tidak gramatikal. Kegiatan pengelolaan ini juga berusaha mengontrol pajanan dari bahasa target, misalnya, pemilihan kata, kesederhanaan struktur, dan jika dalam bahasa lisan, ujaran dalam tempo yang rendah, dengan nada sedang, dan ritme sedang. Ketiga unsur yang disebutkan terakhir ini amat diperhatikan oleh seorang penutur asli ketika berbicara dengan bukan penutur asli. Asumsi yang ketiga ialah pentingnya fungsi komunikatif bahasa. Berkenaan dengan ini, Widdowson (1978) mengatakan bahwa dalam komunikasi normal peserta tutur senantiasa memberi perhatian pada aspek penggunaan tata bahasa dan bukan tentang pengetahuan bahasa itu sendiri. Artinya, penerapan kaidah bahasa dalam ujaran lebih penting daripada kaidah bahasa sebagai aspek pengetahuan. Dalam pengajaran bahasa, dikenal dengan istilah ajarkan/latihkan kemampuan berbahasa bukan pengetahuan bahasa. D. Struktur Interaksi dan Pajanan Bahasa Kelas merupakan lingkungan sosial yang kompleks sehingga amat penting untuk pengajaran dan kegiatan belajar. Ada dua macam struktur kelas yang relevan dengan belajar dan penggunaan bahasa target, yaitu kelas yang berciri guru sebagai pusat kegiatan belajar (teacher-centered) dan siswa Proses Pembentukan... 9
10 sebagai pusat kegiatan belajar (student-centered). Tipe kelas yang pertama guru sebagai pemegang peran terpenting di dalam kelas, sedangkan tipe yang kedua guru hanyalah sebagai koordinator, motivator, fasilitator, dan mediator, sementara siswa yang memagang peranan terpenting dalam proses belajar-mengajar. Sejarah pengajaran bahasa kedua menunjukkan bahwa hasil dari kedua struktur kelas tersebut benar-benar berbeda. Tampaknya, kerja kelompok yang umumnya terjadi dalam struktur kelas kategori kedua lebih berpeluang bagi siswa untuk mengembangkan kompetensi komunikatif daripada dalam struktur kelas kategori pertama. Alasannya ialah umumnya dalam kelompok-kelompok kerja jumlah siswa tidak banyak sehingga lebih berpeluang menggunakan bahasa target daripada siswa pada struktur kelas pertama. Struktur kelas kategori pertama diperlukan untuk menyampaikan konsep yang masih baru bagi siswa. Bahkan, strategi ceramah dipandang paling efektif digunakan dalam kelas besar untuk menyampaikan konsep atau teori yang memamng memerlukan penalaran yang sulit ditemukan siswa melalui diskusi. Hambatan utama yang dihadapi siswa adalah keberadaan buku-buku paket atau buku ajar yang memuat konsep-konsep sentral. Umumnya, buku-buku itu ditulis dalam bahasa asing sehingga siswa Indonesia sangat terbatas yang mampu membaca buku berbahasa asing. Cermah merupkan bentuk pajanan bahasa yang paling umum yang dapat meningkatkan kemampuan pemehaman bahasa siswa. 10 Proses Pembentukan...
BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini karena fungsi bahasa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak didik agar dapat menemukan kediriannya agar menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia memerlukan manusia lain untuk memenuhi segala kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka pahami (dalam ilmu dan aplikasi pendidikan, 2011: 19). Pengalaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah sejumlah pengalaman yang dengan pengalaman itu, seseorang atau kelompok orang dapat memahami sesuatu yang sebelumya tidak mereka pahami (dalam ilmu
Lebih terperinci2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan. Bahasa sebagai milik manusia menjadi salah satu cirri pembeda antara manusia dengan mahluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi fonologi, gramatikal, dan semantik kemampuan seorang anak dalam memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan-kebijakan tersebut. Di awal kemerdekaan republik ini, dunia pendidikan
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan sistem pendidikan di Indonesia berdampak pada penyusunan kurikulum yang menjadi landasan pengajaran dan penyusunan materi ajar di Indonesia. Semakin sering
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, hampir semua kegiatan manusia bergantung pada dan bertaut dengan bahasa. Tanpa adanya bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan manusia. Bahasa adalah alat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan bahasa dengan manusia sangat erat, sebab tumbuh dan berkembangnya bahasa senantiasa bersama dengan berkembang dan meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan tulisan, komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia merupakan suatu makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan bahasa baik lisan maupun tulisan guna bergaul dengan manusia lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia diharapkan dapat saling mengenal dan berhubungan satu sama lain, saling berbagi pengalaman dalam
Lebih terperinciTEORI KRASHEN SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS DI INDONESIA
TEORI KRASHEN SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS DI INDONESIA Firma Pradesta Amanah Firma.pradesta@gmail.com Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Tujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan beradaptasi. Melalui bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman berbahasa setiap orang berbeda di setiap budaya. Berkumpulnya berbagai budaya di suatu tempat, seperti ibukota negara, menyebabkan bertemunya berbagai budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka siswa diharapkan dapat mengusai keterampilan-keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran wajib dan utama diajarkan di Sekolah Dasar. Dengan belajar Bahasa Indonesia, maka siswa diharapkan
Lebih terperinciMETODE KONTEMPORER. v RESPON FISIK TOTAL v PENGAJARAN BAHASA KOMUNIKATIF v PENDEKATAN ALAMIAH
METODE KONTEMPORER v RESPON FISIK TOTAL v PENGAJARAN BAHASA KOMUNIKATIF v PENDEKATAN ALAMIAH METODE RESPON FISIK TOTAL (TOTAL PYYSICAL RESPONSE) ü Total Phisical Respons atau TPR ditemukan James Asher
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting, karena melalui pendidikan dapat meningkatkan sumber daya manusia melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) dijelaskan bahwa pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seluruhnya, oleh karena itu pembangunan nasional
Lebih terperinciBAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN
BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN Dalam bab ini diuraikan proses pengembangan model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keterampilan bahasa fungsional digambarkan dengan mengacu pada keterampilan performansi dan perilaku tertentu dalam modalitas-modalitas bahasa yakni mendengarkan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan maksud yang tersimpan di dalam pikirannya kepada orang lain. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kurikulum dalam pendidikan di Indonesia terus berkembang dari waktu ke waktu. Tentunya perkembangan ini terjadi untuk terus meningkatkan mutu pendidikan, bahkan perbaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa Indonesia memiliki peluang menjadi bahasa pengantar dalam berbagai keperluan seperti perniagaan atau penyampaian informasi. Langkah utama yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup kemampuan berbahasa yang meliputi empat aspek yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di arahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia karena belajar mempengaruhi perkembangan hidup manusia yang dimulai sejak lahir dan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlakunya kurikulum 2004 berbasis kompetensi, yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang
I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010
ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam peradaban manusia, bahasa juga memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Steiberg dan Sciarini (2013:3) mendefinisikan psikolinguistik sebagai ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Steiberg dan Sciarini (2013:3) mendefinisikan psikolinguistik sebagai ilmu yang mencakup tiga hal utama, yaitu pemerolehan bahasa (language acquisition), pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran. Keterampilan menyimak merupakan dasar keterampilan dalam komunikasi lisan. Apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sifat dan tata laku seseorang yang diusahakan untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Oleh karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi berbahasa. Tindak tutur merupakan tindakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur terdapat dalam komunikasi berbahasa. Tindak tutur merupakan tindakan yang terjadi dalam setiap proses komunikasi dengan menggunakan bahasa. Tindak tutur
Lebih terperinciC. Macam-Macam Metode Pembelajaran
A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan pikirannya secara ilmiah dalam komunikasi ilmiah. Sarana yang digunakan dalam pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan potensi diri manusia dalam berekspresi, menyampaikan pendapat, ide, gagasan, dan menuangkan hasil karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan masyarakat adalah melalui pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan unsur yang paling vital dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Menulis merupakan salah satu cara manusia untuk mengungkapkan sebuah ide atau gagasan kepada orang lain melalui media bahasa tulis. Bahasa tulis tentu berbeda
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah dan Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi bahasa sebagai alat untuk berbicara, menyampaikan ide atau pendapat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan manusia. Hal ini berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi. Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa sebagai suatu proses yang sistematik selalu mengarah kepada kegiatan perencanaan, dan penilaian (evaluasi). Kemampuan guru bahasa Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak merupakan salah satu sarana pendidikan yang baik dalam perkembangan komunikasi anak sejak usia dini. Usia empat sampai enam tahun merupakan masa
Lebih terperinciJurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO
PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO Endang Sulistyaniningsih Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email: esulistyaniningsih@gmail.com
Lebih terperinciketerampilan yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengembangan dunia pendidikan, pemerintah berusaha terusmenerus mengkaji ulang kurikulum yang beriaku. Salah satu bukti konkret usaha pemerintah adalah
Lebih terperinciMODEL PENILAIAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA LISAN SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF
48 MODEL PENILAIAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA LISAN SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF Evi Hasyim Dosen PGSD Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Untuk mengetahui performansi komunikatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri. Namun seiring perkembangan semua itu telah berubah seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran matematika. Menurut NCTM (Kesumawati, 2008: 231) matematik dalam konteks di luar matematika.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemahaman konsep merupakan salah satu hal yang penting dalam proses pembelajaran matematika. Menurut NCTM (Kesumawati, 2008: 231) untuk mencapai pemahaman yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Sebagai alat komunikasi bahasa digunakan sebagai alat penyampaian pesan dari diri seseorang kepada orang lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan kelompok potensial dalam masyarakat yang perlu mendapat perhatian dan proritas khusus, baik para orang tua dan lembaga pendidikan. Keputusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Keberhasilan adalah hasil serangkaian keputusan kecil yang memuncak dalam sebuah tujuan besar dalam sebuah tujuan besar atau pencapaian. keberhasilan adalah lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sosial masyarakat karena tanpa bahasa masyarakat akan sulit untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial masyarakat karena tanpa bahasa masyarakat akan sulit untuk melanjutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi dalam diri individu yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar, apa yang sedang terjadi dalam diri individu yang sedang belajar, tidak dapat diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Semakin terampil seseorang berpikir, semakin jelas dan cerah jalan pikirannya. Kemampuan ini
Lebih terperinciDIRECT METHOD SEBAGAI SEBUAH METODE PEMBELAJARAN BAHASA
DIRECT METHOD SEBAGAI SEBUAH METODE PEMBELAJARAN BAHASA Indiyah Prana Amertawengrum* Abstrak : Keberhasilan seseorang dalam belajar bahasa dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya adalah metode pembelajaran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keterampilan menulis menjadi keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi siswa, baik selama mereka mengikuti pendidikan di sekolah maupun dalam kehidupannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional di Indonesia termasuk di dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Nomor 20 Pasal 3. Berdasarkan Undang-Undang Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang dan semakin maju diperlukan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan intelektual tingkat tinggi yang
Lebih terperinci2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan konseptual dan intelektual anak-anak. Memahami proses. perkembangan kognitif anak-anak secara menyeluruh.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kemampuan linguistik terjadi di dalam konteks umum perkembangan konseptual dan intelektual anak-anak. Memahami proses pemerolehan bahasa itu akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah penelitian, batasan masalah, dan rumusan masalah. Selanjutnya, dipaparkan pula tujuan dan manfaat penelitian. Pada bagian berikutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber ilmu pengetahuan masih sering kita jumpai dalam kegiatan belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran yang menempatkan guru sebagai satu-satunya sumber ilmu pengetahuan masih sering kita jumpai dalam kegiatan belajar mengajar di dunia persekolahan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa memungkinkan manusia saling berhubungan dan berkomunikasi. Seperti pendapat yang dikemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia, sebuah media di antara bahasa-bahasa di dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebuah media di antara bahasa-bahasa di dunia informatika yang usia sejarahnya sebagai bahasa persatuan, atau sebagai bahasa nasional, telah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Moeflich (2011) mengatakan bahwa pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing merupakan salah satu cara untuk mengenalkan bahasa Indonesia ke negera-negara lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya untuk membentuk sumber daya manusia sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Selain itu, melalui pendidikan akan dibentuk manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan dasar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya yang ditunjukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberian pengetahuan, pertimbangan, dan kebijaksanaan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidaklah lepas dari berbagai hal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidaklah lepas dari berbagai hal yang menjadi komponen dalam pembelajaran tersebut. Salah satunya adalah kesesuaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik (Syam, 1980:7).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah sudah menjadi sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH Latar Belakang Masalah
MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, khususnya di Indonesia perkembangan bahasa Indonesia baik di kalangan dewasa, remaja, dan anak-anak telah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa asing yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan secara khusus adalah mampu menguasai empat aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa digunakan manusia sebagai sarana berkomunikasi dengan sesamanya. Kegiatan berkomunikasi merupakan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidaklah lepas dari berbagai hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidaklah lepas dari berbagai hal yang menjadi komponen dalam pembelajaran tersebut. Salah satunya adalah kesesuaian antara
Lebih terperinciKESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah HERU SUTRISNO
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan implementasi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mencerdaskan bangsa. Kurikulum dijadikan sebagai pedoman setiap jenjang pendidikan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendekatan pembelajaran mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Di samping dapat menarik perhatian siswa, pendekatan pembelajaran juga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai alat komunikasi, bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena hampir seluruh aktivitas manusia melibatkan bahasa. Melalui bahasa manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada prinsipnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat untuk menunjukkan identitas masyarakat pemakai bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut semua orang untuk mengetahui informasi dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga mancanegara. Oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang penting. Oleh karena itu menulis merupakan salah satu standar kompetensi dalam pelajaran Bahasa Inggris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prahesti Tirta Safitri, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan bidang ilmu yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap insan karena manfaatnya berdampak langsung dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciREALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN
REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-I Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan
Lebih terperinciIMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010
IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI Guna memenuhi persyaratan untuk mencapai Derajat Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa Sastra
Lebih terperinci