BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Sejarah Polres Metro Jakarta Barat Polres Metro Jakarta Barat berdiri sejak tahun 1971, dengan Kapolres pertama yaitu LETKOL POL Subagyo. Polres Metro Jakarta Barat adalah pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah kota Jakarta Barat yang berada dibawah naungan Polda Metro Jaya. Polres Jakarta Barat tergolong aktif membentuk Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM). Saat ini jumlahnya sudah 36 FKPM dengan jumlah anggota 537 orang. Forum ini diarahkan untuk menciptakan keamanan dan ketertiban yang kondusif, dengan pola menciptakan kerjasama dan rasa persahabatan dengan masyarakat. Prinsif kemitraan yang dibangun Polres Jakarta Barat bersifat proaktif. patnership, dan pemecahan masalah. Target utamanya untuk memberantas peredaran narkoba, perjudian, dan premanisme bersama-sama masyarakat. Dengan adanya FKPM ini jajaran Polres Jakarta Barat semakin mampu secara cepat merespon laporan masyarakat. Setelah terbentuknya sejumlah FKPM, ke depan Polres Jakarta Barat berencana membuat Polisi RW. Artinya di setiap RW akan ditempatkan satu petugas polisi sebagai ujung tombak petugas Polmas. Polisi RW diarahkan menjadi polisi sipil yang beradab. 42

2 43 Adapun Polsek Polsek Jajaran Polres Metro Jakarta Barat diantaranya : 1. POLSEK METRO TAMAN SARI 2. POLSEK METRO TAMBORA 3. POLSEK METRO TANJUNG DUREN 4. POLSEK METRO PALMERAH 5. POLSEK METRO CENGKARENG 6. POLSEK METRO KEBON JERUK 7. POLSEK METRO KALIDERES 8. POLSEK METRO KEMBANGAN Visi dan Misi Polda Metro Jaya Visi Polda Metro Jaya Terwujudnya pelayanan Kamtibmas prima, tegaknya hukum dan keamanan di wilayah hukum Polda Metro Jaya yang mantap serta terjalinnya sinergi polisional yang proaktif Misi Polda Metro Jaya 1. Memperkuat dan meningkatkan kemampuan intelijen keamanan Polda Metro Jaya guna menjaring informasi untuk pencegahan gangguan keamanan dan pengungkapan kasus-kasus secara sistematis dan tuntas; 2. Mengembangkan pelayanan publik di setiap lini berbasis pelayanan prima yang proporsional, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi Hak Azasi

3 44 Manusia (HAM) dan responsif dalam rangka mengurangi tingkat keresahan masyarakat di wilayah hukum Polda Metro Jaya; 3. Menggelar Polisi berseragam secara optimal di tengah masyarakat dalam rangka meningkatkan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat; 4. Mengembangkan falsafah dan strategi Perpolisian Masyarakat (Polmas) secara bertahap dan berlanjut guna membangun hubungan Polisi dengan masyarakat yang lebih dekat dan interaktif dalam upaya mewujudkan masyarakat patuh hukum; 5. Memberdayakan seluruh kekuatan dan kemampuan organisasi pengemban fungsi penyelidikan dan penyidikan baik sarana maupun prasarana dalam upaya mewujudkan Polri sebagai penegak hukum terdepan; 6. Meningkatkan kinerja Polri Polda Metro Jaya secara profesional transparan dan akuntabel guna mendukung pelaksanaan Kepolisian dalam memelihara Kamtibmas di wilayah hukum Polda Metro Jaya; dan 7. Membangun system sinergi polisional interdepartemen maupun komponen masyarakat dalam rangka membangun kemitraan dan jejaring kerja (Partnership Building / Networking) Tugas Pokok Polres Metro Jakarta Barat Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kepolisisan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas Pokok Polri :

4 45 1. Memelihara Keamanan dan Ketertiban Masyarakat ( HARKAMTIBMAS ) 2. Pelindung, Pengayom dan Pelayan Masyarakat 3. Aparatur Penegak Hukum Struktur Organisasi Polres Metro Jakarta Barat

5 Tribrata POLRI Makna logo Tribrata : 1. Perisai Pelindung rakyat dan Negara 2. Tiang dan nyala obor Penegasan tugas POLRI 3. Pancoran obor POLRI tak pernah lepas dari perjuangan bangsa dan Negara 4. Tangkai padi dan Kapas cita-cita bangsa menuju adil dan makmur 5. Tiga bintang diatas logo Tribrata adalah pedoman hidup POLRI 6. Warna hitam dan kuning Warna legendaris POLRI 7. Warna kuning keemasan Kebesaran dan Keagungan hati nurani segenap personil POLRI 8. Warna Hitam Keabadian dan sikap tenang mantap.

6 Logo Divisi Humas POLRI Makna Gambar, Tulisan dan Warna: 1. Lingkaran luar hitam Melambangkan/membendung NKRI dari pemecah belahan propaganda lawan. 2. Tiga Bintang dengan Segi Limna berwarna Putih Bintang Segi Lima menunjukan kelima sila Pancasila: sebagai dasar NKRI, sedangkan Tga Bintang mencerminkan pedoman hidup POLRI tribrata yaitu tulus dan ikhlas. 3. Lingkaran dalam Merah Putih Melambangkan wilayah Kesatuan Republik Indonesia 4. Garis tengah Hitam Melambangkan garis khatulistiwa dimana NKRI berada 5. Tameng berwarna hitam Melambangkan pengabdian Polri dalam memberikan perlindungan,pengayom dan pelayanan terhadap masyarakat 6. Obor Putih dengan empat Kuncup Api Merah

7 48 Melambangkan memberikan penerangan,pemberian informasi secara opbyektif, benar, akurat dan seimbang kepada masyarakat. 7. Enam Berkas Sinar Api Kuning Menunjukan kegiatan Humas POLRI dalam rangka membentuk opini untuk menciptakan Citra POLRI yang Baik. 8. Bola Dunia Era Globalisasi mempengaruhi setiap manusia, dimana penyebaran informasi yang cepat tidak mengenal waktu dan ruang. 9. Hari Bhayangkara tergambar dalam bentuk: 1 = Obor 7 = Sinar Obor Orange 4 = Pegangan Obor 6 = Sinar Obor Warna Kuning Divisi Humas Polri Berawal dari pertengahan Oktober 2002, berdasarkan Keputusan Kepala Kepolisisan Negara Republik Indonesia No.Pol: Kep/53/X/2002, dikenal sebagai Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Negara Republik Indonesia. Divisi Hubungan Masyarakat adalah unsur pelaksana staff khusus Polri yang berada dibawah Kapolri. Divisi Hubungan Masyarakat bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi hubungan masyarakat dalam lingkungan POLRI. Dalam melaksanakan Tugasnya, maka Divisi Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

8 49 a. Pembinaan fungsi Humas bagi seluruh jajaran POLRI yang meliputi: 1. Perumusan atau pengembangan sistem dan metode termasuk petunjuk-petunjuk pelaksanaan fungsi Divisi Humas. 2. Pemantauan dan supervisi staf termasuk pemberian arahan guna menjamin terlaksananya fungsi Humas. 3. Perencanaan kebutuhan personel dan anggaran termasuk pengajuan saran atau pertimbangan penempatan atau pembinaan karier personel pengemban. 4. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian secara statistik baik yang berkenaan denbgan sumber daya maupun hasil pelaksanaan tugas satuan organisasi pelaksanaan tugas satuan-satuan organisasi pengembangan fungsi Humas. b. Perumusan, penyiapan dan penyelenggaraan kerja sama dengan mitra terkait dalam bidang hubungan masyarakat. c. Penyelenggaraan penerangan umum untuk membentuk opini bagi kepentingan pelaksanaan tugas POLRI. d. Penyelenggaraan penerangan satuan. e. Penyelenggaraan produksi dan dokumentasi hubungan masyarakat. Sasaran Prioritas Divisi Humas Polri 1. Pengembangan kekuatan Prsonel Humas POLRI dalam rangka mewakili Humas Polda yang belum terpenuhi. 2. Pengembangan kemampuan Personel Humas Polri melalui pendidikan dan pelatihan kehumasan.

9 50 3. Penataan kelembagaan Humas POLRI 4. Pembangunan Materil dan Fasilitas Humas Polri. 5. Pemberdayaan Perpolisian Masyarakat melalui kegiatan Kehumasan POLRI 6. Meningkatkan dan melaksanakan kegiatan Kehumasan dalam rangka pelaksanaan program Pembimbingan, pengayom dan perlindungan masyarakat. 7. Meningkatkan dan melaksanakan kegiatan kehumasan dalam rangka mendukung program pengaturan dan penertiban kegiatan masyarakat/instansi. 8. Meningkatkan dan melaksanakan Kehumasan dalam rangka mendukung pelaksanaan penyelamatan masyarat dan pemulihan keamanan. 9. Meningkatkan kegiatan kehumasan dalam rangka mendukung pelaksanaan dukungan umum, antara lain mempublikasikan penegakan hukum dilingkungan POLRI dan pengawasan fungsional internal POLRI. 4.2 Hasil Penelitian Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian mengenai peranperan Humas yang dilakukan oleh Kepala Sub Bagian Humas,Wartawan Lampu Hijau, Wartawan Okezone.com dan Bapak Camat selaku Tokoh masyarakat yang berada di wilayah Jakarta Barat,dengan menggunakan tehnik wawancara mendalam untuk mengetahui apa yang melatar belakangi dibuatnya Program Aplikasi Whistle Blower System (wbs) dan Bagaimana peranan divisi Humas

10 51 Polres Metro Jakarta Barat dalam sosialisasi program aplikasi Whistle Blower System (WBS) Latar Belakang Program Aplikasi Whistle Blower System(WBS) Berdasarkan hasil wawancara bersama bapak Herru Julianto selaku Kasubbag Humas Polres Metro Jakarta Barat, beliau menuturkan bahwa yang melatar belakangi dibuatnya Program Aplikasi Whistle Blower System ini berawal sejak Polres Metro Jakarta Barat melihat mulai berkurangnya jumlah laporan masyarakat, bukan karena tidak ada kejadian yang harus dilaporkan melainkan banyak faktor lain seperti masyarakat terkadang malas, tidak ada waktu atau takut untuk melaporkan tindak kejahatan/kriminal yang terjadi dilingkungan mereka sehingga sulit untuk kepolisian membongkar kasus yang ada. Untuk itu Polres Metro Jakarta Barat mencarikan solusi untuk memudahkan masyarakat dalam menyampaikan informasi kepada polisi. Bapak Herru juga mengatakan tujuan dibuatnya Program Aplikasi ini agar memudahkan masyarakat untuk memberikan laporan apabila ia menjadi korban, memudahkan masyarakat untuk memberikan informasi kepada polisi apabila ada pelanggaran yang dilakukan oleh polisi atau melihat adanya tindak kejahatan dilingkungannya. Intinya Humas Polres ingin memudahkan komunikasi dengan masyarakat. Kami ingin mempermudah masyarakat untuk melapor apabila ia menjadi korban, memudahkan masyarakat untuk memberikan informasi kepada polisi apabila ada pelanggaran yang dilakukan oleh polisi atau melihat adanya tidak kejahat di lingkungannya. Tujuan utamanya kami ingin memudahkan komunikasi dengan masyarakat.

11 52 Semakin mudahnya akeses informasi antara masyarakat dengan kepolisian dengan begitu keamanan lingkungan tetap terjaga dan dapat terhindar dari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan Pendapat positif mengenai aplikasi ini pun muncul dari salah satu tokoh masyarakat yang ada diwilayah Jakarta Barat yaitu Bapak Zeri selaku Camat Palmerah, Bapak Zeri mengatakan bahwa; Program Aplikasi ini sangat bagus, Jadi sangat cepat dalam menangani suatu persoalan, mungkin karena luasnya wilayah Jakarta Barat ini membuat polisi sedikit sulit untuk mencakup tiap tiap daerah, namun dengan adanya aplikasi ini bisa memudahkan dan mempercepat penanganan dari pihak kepolisian mengenai tindak kejahatan yang terjadi 1 Selaku tokoh masyarakat yang ada diwilayah Jakarta Barat bapak Zeri cukup merasa terbantu dengan kehadiran program aplikasi ini, karena dengan adanya aplikasi ini pihak kepolisian dapat dengan mudah dan cepat dalam menangani kejahatan yang berada diwilayah Jakarta Barat. Beliau pun berharap dengan adanya aplikasi ini lingkungannya dapat terbebas dari kejahatan dan selalu aman Peran Humas Polres Metro Jakarta Barat dalam Sosialisasi Program Aplikasi WBS Peran Humas merupakan faktor penting yang harus dilaksanakan oleh Humas dalam kegiatannya menyampaikan informasi kepada publik. Hal ini diperlukan dalam mensosialisasikan suatu program yang baru saja diciptakan. 1 Wawancara Peneliti dengan Bapak Zeri selaku Camat Palmerah pada tanggal 1Agustus 2016 di Kantor Kecamatan Palmerah

12 53 Sehingga Program tersebut dapat di kenal atau diketahui publik dan dapat berfungsi sebagaimana fungsinya agar tidak menimbulkan ke sia-sia an dan Humas lah yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan Sosialisasi tersebut. Dalam melakukan sosialisasi program aplikasi Whistle Blower System berikut adalah peran Public Relations yang dilakukan oleh divisi Humas : Peran Humas Sebagai Tenaga Ahli (expert prescriber) Peran humas sebagai penasehat ahli adalah humas Polres membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya. Pada bagian ini peran humas Polres Metro Jakarta Barat belum begitu efektif dalam menjalankan tugasnya melakukan kegiatan komunikasi karena kurangnya keterampilan dan pengalaman dibidang komunikasi yang mereka miliki membuat mereka memilih untuk mengambil bantuan dari pihak eksternal untuk melancarkan kegiatan komunikasinya. contohnya seperti kegiatan Sosialisasi Program Aplikasi Whistle Blower System yang sempat dilakukan pada bulan Februari lalu, mereka tidak melakukan sosialisasi sendiri,artinya mereka dibantu oleh beberapa pihak terkait. Seperti yang dikatakan Kepala Sub Bagian Humas Kompol Herru Julianto, Sosialisasi yang telah kami lakukan terkait Aplikasi Whistle Blower System ini adalah launching, didalam launching tersebut kami mengundang beberapa tokoh masyarakat dan juga beberapa media. Karena mereka tentunya akan membantu memperluas sosialisasi ke masyarakat. Untuk Launchingnya sendiri kami bekerja sama dengan EO alasannya karena kami yakin mereka

13 54 lebih berpengalaman dalam hal ini. Selain launching kami juga membuat brosur yang kami bagikan kepada BINMAS lalu BINMAS yang melakukan sosialisasi secara langsung ke masyarakat. 2 Menurut Bapak herru kegiatan launching adalah bentuk sosialisasi yang telah mereka lakukan, beliau menganggap dengan melakukan launching, mengundang wartawan dan tokoh masyarakat itu sudah cukup untuk sosialisasi program aplikasi ini. Karena dengan mengundang wartawan tentunya mereka akan memberitakan mengenai aplikasi ini yang akan diterbitkan di medianya masing-masing baik itu media cetak maupun media online, dengan begitu masyarakat yang melihat beritanya akan mengetahui bahwa Polres telah memiliki program baru sebuah aplikasi Whistle Blower System yang dapat digunakan untuk melaporkan kejahatan/ tindak pidana yang dilakukan anggota polri atau kejahatan yang ada dilingkungannya. berikut ini adalah salah salah satu berita online yang memberitakan launching program aplikasi Whistle Blower System: 2 Wawancara Peneliti dengan Kompol Herru Julianto selaku Kassubag Humas Polres Metro Jakarta Barat pada tanggan 1 Agustus 2016 di Kantor Polres Metro Jakarta Barat

14 55 Namun kegiatan launching ini tidak sepenuhnya diserahkan oleh Event Organization, menurut bapak Herru EO lebih profesional dan sudah biasa menangani acara sejenis ini sehingga pihak humas internal tidak perlu repot untuk menyiapkan kegiatan tersebut, dan untuk Sosialisasi yang dilakukan oleh BINMAS dengan melakukan kunjungan langsung ke masyarakat itu akan lebih efektif karena BINMAS atau Bina Masyarakat ini adalah anggota Polisi yang bertugas mengontrol lingkungan dimana ia ditugaskan tidak hanya mengontrol mereka juga sering memberikan pembinaan terhadap masyarakat atau mendengarkan keluh kesah atau laporan warga jadi BINMAS ini selalu melakukan komunikasi secara face to face dengan masyarakatnya. Selain itu Bapak Herru juga menambahkan;

15 56 Target dari program aplikasi Whistle Blower System ini yaitu masyarakat yang ada dilingkup Polres Metro Jakarta Barat atau masyarakat yang berdomisili di wilayah Jakarta Barat 3 Jika dilihat dari target sosialisasinya yang tidak terlalu luas seharusnya Polres Metro Jakarta barat bisa menjangkau seluruh masyarakat yang ada diwilayah Jakarta Barat agar menjadi tahu akan keberadaan aplikasi ini dan menggunakan aplikasi ini sesuai dengan fungsinya. Namun selama peneliti melakukan penelitian, peneliti tidak melihat kesuksesan dari aplikasi ini, karena masih banyak sekali masyarakat yang belum mengetahui keberadaan dari aplikasi ini. Seperti pernyataan Bapak Zeri selaku Camat dari kecamatan Palmerah beliau menyatakan; Masih banyak masyarakat yang belum tahu dengan keberadaan dari aplikasi ini, ketika saya melakukan tinjauan ke masyarakat beberapa dari mereka suka mengeluh dengan keamanan yang ada dilingkungannya, mungkin jika mereka mengetahui keberadaan aplikasi ini mereka tidak perlu lagi mengadu kepada saya karena mereka bisa langsung melapor ke Polres mengenai keaman yang ada dilikngkungannya melalui aplikasi ini. Lalu masih banyak juga masyarakat yang bingung menggunakan aplikasi ini contohnya seperti pegawai pegawai saya, terutama pegawai lama atau mereka yang tidak terbiasa menggunakan gadget. Mereka sering kali bingung menggunakannya, mungkin dalam hal ini Polres bisa lebih ditingkatkan sosialisasi untuk penggunaannya Peran Humas Sebagai Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator) Peran humas sebagai fasilitator komunikasi adalah Humas Polres menjembatani komunikasi antara publik dengan instansi sebagai mediator atau 3 Wawancara Peneliti dengan Kompol Herru Julianto selaku Kassubag Humas Polres Metro Jakarta Barat pada tanggan 1 Agustus 2016 di Kantor Polres Metro Jakarta Barat 4 Wawancara Peneliti dengan Bapak Zeri selaku Camat Palmerah pada tanggal 1Agustus 2016 di Kantor Kecamatan Palmerah

16 57 penengah jika terjadi misscommunication. Seperti yang dikatakan Bapak Herru apabila ada masyarakat yang kurang mengerti/kurang puas dengan pelayanan yang diberikan Polres mereka bisa komunikasikan langsung dengan Humas. Contoh lain dari Humas Polres sebagai jembatan komunikasi antara publik dengan instansi yaitu menurut saudari Lina sebagai Wartawan Okezone.com, dirinya merasa cukup terbantu dengan adanya humas yang mampu menghubungkan dirinya dengan narasumber yang ingin ditemuinya; Humas Polres Metro Jakarta Barat sebagai penolong ketika saya memerluka informasi, untuk menanyakan hal-hal seputar kasus yang ada di wilayah hukum Polres Metro Jakarta Barat dan sebagai pihak penghubung ketika saya ingin menghadap/bertemu dengan orang yang ingin saya temui sebagai narasumber 5 menurut saudari Lina yang sudah hampir satu tahun bekerja sama dengan humas Polres, humas polres sangat welcome dengan siapa saja, mereka juga siap membantu siapapun yang membutuhkan informasi. Pernyataan tersebut di dukung pula oleh pernyataan saudara Yogi sebagai wartawan Lampu Hijau terkait peran Humas sebagai Fasiliatator komunikasi, beliau mengatakan ; Humas Polres Metro Jakarta Barat cukup baik dan welcome apabila ada media yang ingin konfirmasi terkait kasus yang terjadi atau bila ingin bertemu dengan anggota polisi seperti Kapolres, Kasat dan lain lain maka pihak humas bersedia membantu Peran humas sebagai Fasilitator Komunikasi sangat berjalan dengan baik terutama dalam hal menjalin hubungan baik dengan para media, karena jika dilihat dari pernyataan yang mereka lontarkan terlihat bahwa mereka merasa 5 Wawancara Peneliti dengan Saudari Lina selaku Wartawan Okezone.com pada tanggal 4 Agustus 2016 di Balai Wartawan Polsek Palmerah

17 58 sangat terbantu dengan kesediaan Humas untuk memberikan informasi dan menjadi penghubung antara mereka sebagai wartawan dengan Polres Metro Jakarta Barat. Pengertian Public Relations/ Humas sendiri telah banyak diartikan oleh pakar komunikasi dari sudut pandang yang berbeda-beda, meskipun pada intinya sama. Demikian juga pengertian Public Relations/Humas yang disampaikan oleh Bapak Herru Julianto Kepala Sub Bagian Humas Polres Metro Jakarta Barat. Berikut adalah hasil kutipan dari Bapak Herru Julianto tentang pengertian Public Relations/Humas: Humas itu bagian dari instansi, bagian dari perusahaan yang tugasnya pertama mengumpulkan informasi yang ada di instansi/perusahaan, mendokumentasikan kegiatan yang ada instansi/diperusahaan, memberikan informasi kepada perorangan,lsm,media yang membutuhkan informasi dari perusahaan dan tidak kalah penting tugas utamanya mempublikasikan keberhasilan produk unggulan yang dilaksanakan oleh instansi. 6 Dari kutipan wawancara di atas dapat dipahami bahwa pengertian tentang Humas sendiri oleh Polres dipahami sebagai kegiatan menyampaikan informasi tentang kinerja Polres atau hal-hal yang dilakukan oleh Polres kepada masyarakat. Informasi yang disampaikan biasanya lebih kepada kinerja yang dicapai oleh institusi Polres atau menyampaikan informasi kepada yang membutuhkan informasi seperti salah satunya adalah media/wartawan. Sebagai seorang tokoh masyarakat yang ada diwilayah Jakarta Barat Bapak Zeri selaku Camat Palmerah memiliki pandangan tersendiri tantang Humas Polres Metro Jakarta Barat; 6 Wawancara Peneliti dengan Kompol Herru Julianto selaku Kassubag Humas Polres Metro Jakarta Barat pada tanggan 1 Agustus 2016 di Kantor Polres Metro Jakarta Barat

18 59 Saya mengenal Humas Polres cukup dekat karena setiap kegiatan yang kami adakan ditingkat kecamatan kami sering mengundang pihak Polres Metro Jakarta Barat dan memintanya melalui Humas dan humas selalu membantu kami dalam memenuhi undangan tersebut, begitupun sebaliknya ketika Polres mengadakan suatu kegiatan kami selaku kecamatan yang ada diwilayah Palmerah turut diikut sertakan. Humas adalah Hubungan masyarakat yang menghubungkan antara masyarakat dengan Polres. Humas selalu memberikan infromasi kepada masyarakat tentang kejadian-kejadian yang ada di lingkup Polres Metro Jakarta Barat 7 Dilihat dari pernyataan Bapak Zeri diatas, menandakan bahwa Humas Polres betul-betul menjalankan perannya dengan baik sebagai fasilitator komunikasi, segala kebutuhan yang dibutuhkan publik, baik itu masyarakat, wartawan sampai tokoh masyarakat selalu dilayanin dengan baik oleh Humas Polres Metro Jakarta Barat Peran Humas Sebagai Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Facilitator) Humas Polres tidak ambil alih dalam mengatasi persoalan atau krisis yang dihadapi Polres. Menurut Bapak Herru, persoalan atau krisis yang ada di polres ini biasanya di selesaikan oleh divisi masing-masing namun apabila humas dibutuhkan, humas akan membantu mencarikan solusi atau memberikan masukan. Peneliti melihat, Sebagai fasilitator proses pemecahan masalah Humas Polres belum mampu mencarikan solusi atau mengambil keputusan dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi. Seperti dalam permasalahan 7 Wawancara Peneliti dengan Bapak Zeri selaku Camat Palmerah pada tanggal 1Agustus 2016 di Kantor Kecamatan Palmerah

19 60 yang terjadi pada program aplikasi Whistle Blower System Bapak herru mengatakan; Kami memiliki kendala pada Program Aplikasi Whistle Blower System ini karena sistem pelaporannya secara online dimana semua orang yang memiliki aplikasi ini dapat menggunakannya dan sangat sulit bagi kami untuk menghindari orang-orang iseng yang membuat membuat laporan palsu atau ketika ada laporan yang kurang jelas. Biasanya jika keterangan yang diberikan kurang jelas kami akan hubungi kembali si pelapor tersebut namun banyak dari mereka yang sulit dihubungi kembali 8 dari permasalahan yang di katakan oleh bapak Herru di atas terlihat bahwa humas sendiri untuk saat ini belum bisa mengatasi permasalahan/kendala tersebut, humas belum bisa menememukan solusi untuk menghindari keisengan masyarakat. Seharusnya sebelum atau saat membuat suatu Program baru Humas sudah mengantisipasi masalah- masalah apa saja yang mungkin akan terjadi, sehingga solusi akan mudah didapatkan apabila permasalahan/problem tersebut muncul dikemudian hari Peran Humas sebagai Teknisi Komunikasi (Technician Communication) Pada bagian ini peran teknisi komunikasi yang dilakukan Humas Polres Metro Jakarta Barat antara lain mengelola website resmi Polres yaitu Tribratanew.com, 8 Wawancara Peneliti dengan Kompol Herru Julianto selaku Kassubag Humas Polr es Metro Jakarta Barat pada tanggan 1 Agustus 2016 di Kantor Polres Metro Jakarta Barat

20 61 Membuat Press Release untuk dibagikan kepada wartawan, Mengadakan Press Confrence

21 62 sebagai teknisi komunikasi, humas polres metro jakarta barat telah menjalankan perannya dengan baik begitu juga yang terlihat dari kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan dan masyarakat mulai mengetahui keberadaan dari aplikasi ini mulai terlihat adanya feedback dari masyarakat yang memang mengetahui keberadaan aplikasi ini, seperti yang dikatakan oleh saudari Lina selaku wartawan Okezone.com yang juga mengamati perkembangan dari aplikasi ini beliau mengatakan; Masyarakat sangat antusias dengan adanya aplikasi whistle Blower System. Masyarakat selalu melaporkan kejadian ataupun peristiwa yang ada dilingkungannya melalui aplikasi Whistle Blower System ini. 9 dari keterangan saudari Lina,Feedback yang didapat sangat baik, masyarakat yang mengetahui keberadaan dari aplikasi ini mulai menggunakan aplikasi ini sesuai dengan fungsinya. Namun akan lebih baik lagi apabila seluruh masyarakat yang berdomisili diwilayah Jakarta Barat bisa mengetahui aplikasi ini dan dapat 9 Wawancara Peneliti dengan Saudari Lina selaku Wartawan Okezone.com pada tanggal 4 Agustus 2016 di Balai Wartawan Polsek Palmerah

22 63 memanfaatkan aplikasi ini sesuai dengan fungsinya serta tidak lagi kebingungan dengan cara penggunaannya. Sosialisasi yang dilakukan oleh humas dirasakan kurang gencar, pernyataan ini diperkuat dengan hasil wawancara bersama saudara Yogi sebagai wartawan Lampu Hijau mengenai sosialisasi Program Aplikasi Whistle Blower System (WBS) ini, Beliau menyatakan; Sosialisasi yang dilakukan oleh Humas masih belum maksimal, tak banyak masyarakat mengetahui bahwa ada aplikasi yang bisa mereka gunakan. Masih banyak masyarakat yang mengeluarkan keluh kesah mereka di akun sosial mereka sendiri, atau hanya jadi konsumsu pribadi dari lingkungan pertemanan yang lebih tertutup 10 Adapun pesan yang juga disampaikan oleh saudara Yogi mengenai aplikasi Whistle Blower System ini yaitu; Pesan saya untuk Humas Polres terkait aplikasi WBS ini, agar melakukan sosialisasi yang lebih kreatif lagi, dengan memanfaatkan media sosial, media kampanye luar ruangan atau memaksimalkan fungsi bhabinkamtibmas dalam memberikan informasi kepada masyarakat Sebagai Tokoh masyarakat yang ada diwilayah Jakarta Barat Bapak Zeri selaku Camat Palmerah juga ikut berpesan kepada humas Polres seperti kutipan wawancara dibawah ini; Pesan saya, pihak humas lebih giat lagi dalam melakukan sosialisasi karena seperti kami kami ini apalagi pegawai lama yang kurang mengerti dalam menggunakan aplikasi-aplikasi seperti itu perlu pembelajaran agar lebih mengerti. karena jujur saja sejauh ini memang saya belum melihat sosialisasinya selain dari launching yang dilakukan bulan februari lalu Wawancara Peneliti dengan Saudara Yogi selaku Wartawan Lampu Hijau pada tanggal 4 Agustus 2016 di Balai Wartawan Polsek Palmerah 11 Wawancara Peneliti dengan Bapak Zeri selaku Camat Palmerah pada tanggal 1Agustus 2016 di Kantor Kecamatan Palmerah

23 64 Dari semua hasil wawancara yang dilakukan oleh ke empat narasumber diatas, peneliti menyimpulkan bahwa Sosialisasi yang dilakukan belum berhasil, dan dengan dilakukannya Launching sebagai bagian dari sosialisasi itu masih dianggap kurang untuk memperluas Informasi tentang keberadaan aplikasi Whistle Blower System. Seharusnya Humas bisa melakukan Sosialisasi dalam bentuk lain yang lebih mudah dalam menyampaikan maksud dan tujuannya sehingga keberadaan dari Program Aplikasi ini tidak Sia-sia dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Berikut adalah salah satu foto pada saat penyelenggaraan Launching Program Aplikasi Whistle Blower System (WBS) tanggal 27 Februari 2016 di Halaman Polres Metro Jakarat Barat yang dihadiri petinggi POLRI, beberapa rekan media dan juga Tokoh Masyarakat. Foto Launching WBS Sumber: Dokumentasi Humas Polres Metro Jakarta Barat

24 Pembahasan Peran humas pemerintah adalah sebagai juru bicara lembaga, fasilitator, memberi pelayanan informasi kepada publik, menindak lanjuti pengaduan publik, menyediakan informasi tentang kebijakan program, produk dan jasa lembaga, menciptakan iklim, hubungan internal dan eksternal yang kondusif dan dinamis, serta menjadi penghubung lembaga pemangku kepentingan. Demikian strategisnya peran humas maka sumber daya manusia menjadi prioritas untuk dibekali pendidikan ilmu komunikasi karena mereka merupakan tulang punggung utama dan pertama diserambi depan di instansi atau lembaganya masing-masing dalam menebar informasi publik. Dari hasil penelitian yang dijelaskan oleh peneliti dengan mewawancarai narasumber yaitu Kompol Herru Julianto,SH selaku Kepala Sub Bagian Humas Polres Metro Jakarta Barat, Saudara Yogi selaku wartawan Lampu Hijau, Saudari Lina selaku waratawan OkeZone.com dan Bapak Zeri selaku tokoh masyarakat/camat Palmerah yang hadir pada acara Launching aplikasi WBS. Setelah peneliti memperoleh data dari narasumber kemudian peneliti melakukan analisa untuk mencari hubungan teori dan konsep dengan hasil penelitian yang diperoleh mengenai Latar Belakang dibuatnya Program Aplikasi Whistle Blower System dan Peran Divisi Humas Polres Metro Jakarta Barat dalam Sosialisasi Program Aplikasi Whistle Blower System (WBS). Berdasarkan Teori Peran Humas dalam buku Rosady Ruslan yang berjudul Manajemen Public Relations dan Media bahwa peranan Public Relations dibagi menjadi empat kategori antara lain; Tenaga Ahli (Expert Prescriber), Fasilitator

25 66 Komunikasi (Communication Fasilitator), Proses Fasilitator Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator), Tekhnisi Komunikasi (Communication Technician). Peranan pertama yaitu sebagai Tenaga Ahli (Expert Prescriber). Dimana sebagai Tenaga Ahli humas bertugas untuk mengidentifikasi problem, mengembangkan program, dan bertanggung jawab penuh atas implementasinya. Pada peran ini Humas Polres belum sepenuhnya menjalankan perannya sebagai Tenaga Ahli karena pada kenyataannya anggota Humas yang ada di Polres Metro Jakarta Barat tidak ada satu pun yang memiliki latar belakang pendidikan komunikasi atau Public Relations, selama ini mereka menjalankan tugasnya sesuai dengan apa yang diperintahkan atasan. Namun seiring berjalannya waktu mereka mulai mempelajari ilmu kehumasan seperti menjalankan beberapa kegiatan komunikasi antara lain; mengumpulkan informasi, mendokumentasikan kegiatan, memberikan juga mempublikasikan keberhasilan produk unggulan yang dilaksanakan oleh instansi. Dengan keterbatasan ilmu dan pengalaman yang humas Polres miliki salah satunya untuk mengelola suatu acara akhirnya mereka memilih untuk melakukan kerja sama dengan Event Organizer yang dianggap profesional untuk melakukan Sosialisasi Program Aplikasi Whistle Blower System dalam bentuk Launching dengan begitu acara dapat terlaksana dengan baik dan tujuan dari acara tersebut dapat tercapai seperti hasil yang telah dilihat dari pemberitaan yang diberitakan pada situs berita online Okezone.com sebagai salah satu media yang memberitakan launching program aplikasi tersebut.

26 67 Peranan kedua yaitu sebagai Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator). Pada peran ini humas bertindak sebagai sebagai sumber informasi, perantara, interpreter, dan mediator antara organisasi dan publiknya. Berbeda dengan peranan pertama pada peranan kedua ini Humas Polres menjalankan perananya dengan baik. Sebagai Fasilitator Komunikasi Humas Polres bertindak sebagai komunkator dengan menyampaikan informasi kepada pihak yang membutuhkan informasi atau menjadi mediator atau penghubung apabila ada wartwan ingin bertemu dengan pimpinan yang ada di Polres sebagai narasumber. Humas selalu terbuka terhadap siapa saja yang ingin mendapatkan informasi seputar kejadian-kejadi yang ada di Polres Metro Jakarta Barat. Tidak hanya itu sebagai fasilitator komunikasi Humas Polres mendapatkan penilaian yang baik dari Bapak Zeri selaku camat Palmerah Jakarta Barat, karena humas selalu membantu dalam memenuhi undangan yang beliau tujukan kepada Polres. Peranan Ketiga yaitu sebagai Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator). Dalam menjalankan perannya sebagai Fasilitator Proses Pemecahan Masalah, Humas Polres bisa dikatakan belum menjalankan perannya dengan baik seperti dalam hal mengatasi persoalan yang terjadi pada aplikasi Whistle Blower System, Humas Polres belum bisa menemukan cara atau solusi agar aplikasi tersebut dapat terbebas dari kejahilan masyarakat yang tidak betanggung jawab. Seharusnya sebelum terjadi hal-hal seperti ini divisi Humas sudah terlebih dahulu membuat langkah antisipasi untuk kedepannya. Agar ketika ada permasalahan yang muncul dapat segera diatasi.

27 68 Peranan Ketiga yaitu sebagai Teknisi Komunikasi (Communication Techician). Dalam menjalankan peran sebagai Teknisi Komunikasi peneliti melihat bahwa Humas Polres Kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya khususnya dalam melakukan sosialisasi Program Aplikasi Whistle Blower System, terbukti dari banyakanya masyarakat yang justru belum mengetahui bahwa Polres memiliki suatu aplikasi yang dapat memudahkan masyarakat untuk menyampaikan informasi atau membuat laporan kepada polisi. Meskipun acara launching telah dilakukan dan beberapa media telah memberitakan seputar program aplikasi tersebut namun tetap saja hal itu belum mampu menjangkau seluruh masyarakat khususnya masyarakat yang tinggal diwilayah Jakarta Barat. Dari hasil penelitian maka terjawablah fokus dari penelitian ini, bahwa hal yang melatar belakangi dibuatnya program aplikasi Whistle Blower System adalah untuk meningkatkan kembali informasi dari masyarakat kepada kepolisian untuk meningkatkan rasa aman dilingkungan tempat tinggal berupa sebuah laporan sehingga dapat memudahkan pihak kepolisian menjalankan tugasnya. Dari keempat peran humas; Penasihat Ahli (Expert Prescriber), Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator), Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solver Process Fasilitator), dan Teknisi Komunikasi (Communication Techinician) yang dijalankan oleh divisi Humas Polres dalam sosialisasi program aplikasi Whistle Blower System (WBS) Peran Humas yang dijalankan sepenuhnya dengan baik oleh Polres Metro Jakarta Barat yaitu sebagai Fasilitator komunikasi (Communication Fasilitator) karena sebagai Fasilitator Komunikasi Humas Polres mampu bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak

28 69 manajemen dalam hal mendengarkan apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya, sekaligus mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi pada publiknya.sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut yang dilaksanakan oleh Humas dapat terciptanya saling pengertian, mempercayai, menghargai dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. Lalu sebagai Teknisi Komunikasi (Technician Communication) karena sebagai teknisi komunikasi Humas Polres mampu mengelola website resmi polres dengan baik, dalam setahun Humas Polres juga mengeluarkan beberapa edisi Majalah dan Humas Polres juga sangat aktif dalam melakukan komunikasi dengan wartawan dan mengadakan konfrensi pers. Menurut Peneliti, Humas Polres Metro Jakarta Barat belum berhasil dalam melakukan sosialisasi pada program aplikasi Whistle Blower System (WBS) ini, seharusnya Humas Polres lebih kreatif dan gencar lagi dalam melakukan sosialisai, tidak hanya sampai pada launching dan penyebaran brosur saja. Karena sangat disayangkan apabila Program Aplikasi seperti ini tidak dimanfaat dengan baik atau tidak berjalan sebagaimana tujuan dibuatnya.

BAB III PROFIL POLRESTA SURAKARTA

BAB III PROFIL POLRESTA SURAKARTA BAB III PROFIL POLRESTA SURAKARTA A. SEJARAH POLRI Kemandirian Polri diawali sejak terpisahnya dari ABRI tanggal 1 April 1999 sebagai bagian dari proses reformasi haruslah dipandang dan disikapi secara

Lebih terperinci

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA A. VISI Bidang Humas Polda DIY mempunyai visi mampu menjadi penjuru untuk mendorong dan membangun kepercayaan masyarakat serta opini positif guna mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM HUMAS POLRES SEMARANG. Makna lambang dan tulisan dalam tanda kemampuan fungsi humas polri :

BAB II GAMBARAN UMUM HUMAS POLRES SEMARANG. Makna lambang dan tulisan dalam tanda kemampuan fungsi humas polri : 15 BAB II GAMBARAN UMUM HUMAS POLRES SEMARANG 2.1 Arti Lambang Humas Makna lambang dan tulisan dalam tanda kemampuan fungsi humas polri : 1. Lingkaran luar berwarna hitam bertuliskan objektif, dipercaya

Lebih terperinci

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA Berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 22 tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Daerah adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kepolisian Republik Indonesia Sejarah Singkat Kepolisian Republik Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kepolisian Republik Indonesia Sejarah Singkat Kepolisian Republik Indonesia BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kepolisian Republik Indonesia 4.1.1 Sejarah Singkat Kepolisian Republik Indonesia Terbentuknya Polri tidak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA ATAU INSTANSI

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA ATAU INSTANSI BAB III DESKRIPSI LEMBAGA ATAU INSTANSI A. DESKRIPSI INSTANSI 1. Sejarah Instansi Terbentuknya Polri tidak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Selain menata keamanan dan ketertiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu organisasi atau perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa dukungan dan citra publik yang berkaitan dengan aktivitas dan perkembangan organisasi atau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan modern perkembangan masyarakat telah memasuki era globalisasi, seiring perkembangan era globalisasi berinteraksi dengan orang lain (berkomunikasi)

Lebih terperinci

BAB III PROFIL DIVISI HUMAS MABES POLRI

BAB III PROFIL DIVISI HUMAS MABES POLRI BAB III PROFIL DIVISI HUMAS MABES POLRI A. Sejarah Polri Tentang Polri Kemandirian Polri diawali sejak terpisahnya dari ABRI tanggal 1 April 1999 sebagai bagian dari proses reformasi haruslah dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekanbaru adalah kota terbesar yang berada pada posisi ketiga jumlah penduduknya setelah Medan dan Palembang di Pulau Sumatra. Mengingat arus migrasi yang masuk ke Kota

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 2 KEPOLISIAN

Lebih terperinci

2011, No Menetapkan : Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Undang-Undang No

2011, No Menetapkan : Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Undang-Undang No No.757, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Sistem Informasi Penyidikan. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sejarah Kementerian Sekretariat Negara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sejarah Kementerian Sekretariat Negara 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV. 1. Gambaran Umum Obyek Penelitian IV.1.1. Sejarah Kementerian Sekretariat Negara Kementerian Sekretariat Negara (nama Sekretariat Negara berubah menjadi Kementerian

Lebih terperinci

FKM2-POLRI Perkuat Citra Kepolisian RI

FKM2-POLRI Perkuat Citra Kepolisian RI FKM2-POLRI Perkuat Citra Kepolisian RI FKM2-POLRI (Forum Komunikasi Masyarakat Media dan Polri), didirikan di Jakarta pada 1 Agustus 2017 lalu, terlahir dalam rangka memperkuat citra Polri di mata masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi di instansi pemerintahan umumnya berisi tentang acara kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang berdiri sendiri maupun melebur dengan bagian yang lain. Misalnya di Pemkot Batu, Humas dilebur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset terpenting dalam sebuah perusahaan karena pada dasarnya seorang pekerja adalah salah satu kunci utama dalam organisasi yang dapat

Lebih terperinci

HARKATPUAN PATROLI TERPADU JAJARAN BAHARKAM POLRI DAN KEWILAYAHAN JAKARTA, 3 S.D. 4 OKTOBER 2017

HARKATPUAN PATROLI TERPADU JAJARAN BAHARKAM POLRI DAN KEWILAYAHAN JAKARTA, 3 S.D. 4 OKTOBER 2017 HARKATPUAN PATROLI TERPADU JAJARAN BAHARKAM POLRI DAN KEWILAYAHAN JAKARTA, 3 S.D. 4 OKTOBER 2017 Pelaksanaan Harkatpuan Patroli Terpadu jajaran Baharkam Polri dan kewilayahan dengan metode penyampaian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Untuk memperkuat hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, penulis melakukan beberapa cara untuk mengumpulkan data yang di lakukan di Pemda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konsep, definisi, dan proposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public

BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public 1 BAB I PENDAHULUAAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang baik dapat dilihat dari tercapainya maksud dan tujuan yang sesuai dengan apa yang diharapkan dari komunikasi tersebut. Berkaca kembali dari pentingnya

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016 KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016 Lembar, 26 Maret 2016 KEPOLISIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998, Polri sebagai salah satu organ pemerintahan dan alat negara penegak hukum mengalami beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi segala hal khususnya dalam dunia kerja. Kemajuan ini dianggap sebagai salah satu cara perusahaan, instansi,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategi Biro Rena Polda NTB Rencana Strategis Polri Tahun 2015-2019, sedang berjalan ada beberapa keberhasilan yang telah dicapai namun disisi lain tentunya masih

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 42 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Wawancara Hasil penelitian mengenai konsep penelitian sebagaimana peneliti telah melakukan wawancara untuk mengumpulkan data yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Terjalinnya hubungan baik dalam sebuah perusahaan dengan publiknya baik internal maupun eksternal merupakan salah satu kunci dalam mewujudkan visi dan misi sebuah perusahaan,

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH LAMPUNG DIREKTORAT PEMBINAAN MASYARAKAT

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH LAMPUNG DIREKTORAT PEMBINAAN MASYARAKAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH LAMPUNG DIREKTORAT PEMBINAAN MASYARAKAT LAPORAN HASIL KEGIATAN JASA PENGAMANAN PEMBINAAN DAN PENGECEKAN SISKAMLING DI DESA JAGANG KECAMATAN ABUNG SELATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA KOTA STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA T ENT ANG TINDAK PIDANA RINGAN (TIPIRING) DI W ILAYAH HUKUM POL R E S

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG RESOR PANGKALPINANG STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Polri sebagai aparat negara yang bertugas

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Tentang SISTEM PELAYANAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN POLRES PARIAMAN I. PENDAHULUAN 1. Umum Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengevaluasi opini, sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur suatu individu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran Kepolisian tidak dapat dipisahkan dari supra sistem yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang membahas tantang kepolisian dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini, kian meningkatnya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda. Sehingga maraknya penyimpangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam profesi Humas antar instansi pun tidak jauh berbeda. Menurut Frank

BAB I PENDAHULUAN. dalam profesi Humas antar instansi pun tidak jauh berbeda. Menurut Frank BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Keberadaan Humas dalam sebuah instansi atau organisasi terus berkembang pesat, meskipun belum ada standarisasi yang jelas dan baku bagi mereka yang akan menggeluti

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang 80 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media

BAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi sekarang ini sangat dipengaruhi oleh dampak perkembangan zaman yang sangat pesat, seperti majunya teknologi dan persaingan-persaingan di segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara memiliki kewajiban untuk melindungi tiap-tiap warga negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Negara memiliki kewajiban untuk melindungi tiap-tiap warga negaranya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara memiliki kewajiban untuk melindungi tiap-tiap warga negaranya. Salah satunya adalah dengan cara memberikan perlindungan atas rasa aman bagi tiap-tiap individu

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

Pemantauan Pelaksanaan KIP di Institusi Polri

Pemantauan Pelaksanaan KIP di Institusi Polri Pemantauan Pelaksanaan KIP di Institusi Polri Disampaikan dalam Diskusi Publik UU KIP antara Kebutuhan dan Pengabaian : Pengalaman Jurnalis Aliansi Jurnalis Independen Indria Fernida Wakil Koordiantor

Lebih terperinci

BAB II AKTIVITAS HUMAS POLDA JATENG DALAM MENGELOLA TRIBRATANEWS

BAB II AKTIVITAS HUMAS POLDA JATENG DALAM MENGELOLA TRIBRATANEWS 29 BAB II AKTIVITAS HUMAS POLDA JATENG DALAM MENGELOLA TRIBRATANEWS 2.1 Tribratanews Polda Jateng Salah satu cara dalam meningkatkan dan memelihara citra positif polri adalah dengan melalui website yang

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN DALAM RANGKA OPERASI LILIN 2014 TANGGAL 23 DESEMBER 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian Yang Saya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Perusahaan besar memiliki bagian Humas dan memiliki fungsi dan peran penugasannya dalam mensosialisasikan dan menginformasikan programprogram kebijakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi permasalahan, banyaknya kasus yang ditemukan oleh aparat penegak hukum merupakan suatu bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban dalam negeri, memiliki kewajiban untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat diambil peneliti terkait dengan Peran Humas SD

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat diambil peneliti terkait dengan Peran Humas SD BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil peneliti terkait dengan Peran Humas SD Kristen Lemuel II dalam mempertahankan reputasi di Wilayah Jakarta Barat Periode Tahun Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosial. Karena polisi memiliki kewenangan terhadap hukum yang telah

BAB I PENDAHULUAN. bersosial. Karena polisi memiliki kewenangan terhadap hukum yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepolisian merupakan suatu badan yang mempunyai tugas, fungsi dan tanggung jaawab terhadap masyarakat seperti menghimbau, melayani dan membantu masyarakat untuk

Lebih terperinci

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) Tentang PENANGANAN COMPLAIN DARI MASYARAKAT DI LINGKUNGAN POLRES LOMBOK TIMUR I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA

PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA I. Pendahuluan Dalam UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia disebutkan bahwa tugas Kepolisian adalah memelihara

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (UNIT PPA)

Lebih terperinci

TARGET KINERJA DAN PENDANAAN POLRES BIMA KOTA TAHUN

TARGET KINERJA DAN PENDANAAN POLRES BIMA KOTA TAHUN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA KOTA TARGET KINERJA DAN PENDANAAN POLRES BIMA KOTA TAHUN 2015-2019 PROGRAM/KEGIATAN SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN KEGIATAN

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Dosen Pembimbing. Djoko Setiabudi, S. Sos, MM NIP

ABSTRAKSI. Dosen Pembimbing. Djoko Setiabudi, S. Sos, MM NIP ABSTRAKSI Judul : Peran Humas Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah Sebagai Fasilitator Komunikasi Dalam Mensosialisasikan Anti Golongan Putih (Golput) Kepada Calon Pemilih Pemilu Presiden Dan Wakil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu hal yang paling dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu hal yang paling dibutuhkan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu hal yang paling dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Perkembangan ilmu komunikasi saat ini sangatlah bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sales and Marketing

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sales and Marketing BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Wawancara 4.1.1.1 Wawancara terhadap Public Relations Executive dan Director of Sales and Marketing Ketika penulis mengajukan pertanyaan tentang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PERMEN-KP/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tata pemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan gencar misalnya aksi-aksi demonstrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan citra organisasi yaitu Televisi Republik Indonesia ( TVRI).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan citra organisasi yaitu Televisi Republik Indonesia ( TVRI). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia perkembangan media televisi sekarang ini yang semakin maju dan berkembang memiliki tingkat persaingan yang cukup besar di kalangan masyarakat.sehingga

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016 KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi Birokrasi Polri terus mengalami pembaharuan baik dari sisi

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi Birokrasi Polri terus mengalami pembaharuan baik dari sisi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reformasi Birokrasi Polri terus mengalami pembaharuan baik dari sisi paradigma maupun dalam memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan keamanan kepada

Lebih terperinci

SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI

SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI 2015 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB.

Lebih terperinci

CAP DINAS. Dalam bagian ini dibahas materi tentang pengertian, dan ketentuan penggunaan/pemakaian cap dinas di lingkungan Polri.

CAP DINAS. Dalam bagian ini dibahas materi tentang pengertian, dan ketentuan penggunaan/pemakaian cap dinas di lingkungan Polri. MODUL 06 CAP DINAS 4 JP (180 menit) PENGANTAR Dalam bagian ini dibahas materi tentang pengertian, dan ketentuan penggunaan/pemakaian cap dinas di lingkungan Polri. KOMPETENSI DASAR Kompetensi Dasar. Memahami

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 POLRES LOMBOK TIMUR

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 POLRES LOMBOK TIMUR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 POLRES LOMBOK TIMUR NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Tergelarnya peralatan Polres Lotim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggota dari Polisi merupakan anggota masyarakat, walaupun ada aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Anggota dari Polisi merupakan anggota masyarakat, walaupun ada aspek yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Polisi merupakan kelompok sosial yang menjadi bagian dari masyarakat. Anggota dari Polisi merupakan anggota masyarakat, walaupun ada aspek yang berbeda dengan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia. Sebab tanpa adanya komunikasi tidak mungkin

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia. Sebab tanpa adanya komunikasi tidak mungkin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan Masyarakat (humas) merupakan bentuk kegiatan dan sekaligus suatu proses komunikasi. Proses komunikasi dalam kegiatan humas merupakan hal yang penting bagi

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUB BIN POLMAS BAB I PENDAHULUAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUB BIN POLMAS BAB I PENDAHULUAN 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT BINMAS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUB BIN POLMAS 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN a. Institusi Polri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publiknya. Hal ini juga berlaku untuk universitas. Disinilah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. publiknya. Hal ini juga berlaku untuk universitas. Disinilah organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi lahir dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat. Agar eksistensinya dapat terjaga, organisasi harus mendapat dukungan dari publiknya, dimana dukungan

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM QUICK WINS POLRI PROGRAM I TENTANG PENERTIBAN DAN PENEGAKKAN HUKUM BAGI

Lebih terperinci

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA PEMBUKAAN MUSRENBANG POLRI TAHUN 2015 TANGGAL 25 MEI 2015

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA PEMBUKAAN MUSRENBANG POLRI TAHUN 2015 TANGGAL 25 MEI 2015 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA PEMBUKAAN MUSRENBANG POLRI TAHUN 2015 TANGGAL 25 MEI 2015 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEKALIAN YANG SAYA HORMATI : WAKAPOLRI;

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN I. PENDAHULUAN. 1. Umum

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN I. PENDAHULUAN. 1. Umum KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG KECEPATAN PELAYANAN TEAM QUICK RESPON DITPOLAIR MENDATANGI TKP GANGGUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan (check and balances) antara Pemerintah dan DPR RI. Ketiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan (check and balances) antara Pemerintah dan DPR RI. Ketiga fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau sering disebut Dewan Perwakilan Rakyat (disingkat DPR-RI atau DPR) adalah salah satu lembaga tinggi negara

Lebih terperinci

LAPORAN PENGUKURAN KINERJA

LAPORAN PENGUKURAN KINERJA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT UNIT ORGANISASI : KEPOLISIAN DAERAH NTB TAHUN ANGGARAN : 2016 LAPORAN PENGUKURAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi memungkinkan publik untuk berkomunikasi dengan mudah. Banyaknya berbagai tantangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Public Relation ( PR ) sebagai fungsi manjemen berperan sebagai fasilitator komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Public Relation ( PR ) sebagai fungsi manjemen berperan sebagai fasilitator komunikasi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public Relation ( PR ) sebagai fungsi manjemen berperan sebagai fasilitator komunikasi, satu dari empat peran PR dalam organisasi ( communication technician,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol. Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol. Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014 45 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Biro Humas dan Protokol Provinsi Lampung 4.1.1 Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016 KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016 Lembar, 28 Januari 2016

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan

I. PENDAHULUAN. pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat negara yang mempunyai tugas pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan hukum dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Polri bukanlah satu-satunya alat negara yang bertanggung jawab atas

BAB I PENDAHULUAN. Polri bukanlah satu-satunya alat negara yang bertanggung jawab atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Polri bukanlah satu-satunya alat negara yang bertanggung jawab atas pemeliharaan ketertiban, ada banyak pihak diantaranya adalah masyarakat yang memiliki peranan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Nomor: Kep/ y? y /IX/2017. tentang

KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Nomor: Kep/ y? y /IX/2017. tentang * V KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR ii KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Nomor: Kep/ y? y /IX/2017 tentang ATRIBUT LOGO FUNGSI HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA A. Pengenalan Pada bab ini penulis akan menyajikan data tentang upaya Dinas Komunikasi Informatika Provinsi Riau dalam membangun opini publik melalui website yang diperoleh melalui

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA POLRES SIDOARJO TAHUN (PERUBAHAN)

INDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA POLRES SIDOARJO TAHUN (PERUBAHAN) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR RESORT SIDOARJO INDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA POLRES SIDOARJO TAHUN 2015-2019 (PERUBAHAN) 1 Terpenuhinya Alpalkam / Almatsus dan kapor Polri guna

Lebih terperinci

Inilah Tugas dan Fungsi Humas

Inilah Tugas dan Fungsi Humas Inilah Tugas dan Fungsi Humas Menjawab Saudara Mario Sina Oleh: Even Edomeko Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Sikka Penanggungjawab www.humas.sikkakab.go.id Senang, saya membaca tulisan saudara saya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terpercaya terkait dengan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terpercaya terkait dengan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Pada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Setelah melakukan proses wawancara dengan beberapa narasumber terpercaya terkait dengan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Pada Kampanye Pencegahan Peredaran

Lebih terperinci

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Kata Pengantar Proses demokratisasi telah mengubah paradigma semua Kementerian/Lembaga Pemerintah saat ini dimana transparansi, akuntabilitas dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR DOKUMEN : SOP-RESTRO TNG KOTA-

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR DOKUMEN : SOP-RESTRO TNG KOTA- KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR DOKUMEN : /III/2013 Tentang PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA NARKOBA Tangerang, Maret 2013 KASAT RESNARKOBA KAPOLRES METRO TANGERANG KOTA KABIDKUM POLDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa besar yang bersifat majemuk dan heterogen, yaitu terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang tersebar mulai

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM I. Pendahuluan 1. Umum STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR SUMBAWA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYELESAIAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI I. PENDAHULUAN 1. Latar belakang a. Bahwa institusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya hukum dalam masyarakat oleh aparat penegak hukum. Sebagai anggota polisi harus mengetahui

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGIRIMAN TAHAP II SATUAN RESERSE NARKOBA POLRES MATARAM Mataram, 07 Januari 2016 STANDAR

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN POLRI PUSAT PEMBINAAN PROFESI I. Pendahuluan 1. Umum STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI Pelayanan publik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat seiring dengan era keterbukaan informasi publik saat ini. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. terlihat seiring dengan era keterbukaan informasi publik saat ini. Tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berbagai perusahaan atau instansi, baik swasta maupun negeri yang bergerak pada berbagai bidang mulai memperhatikan arti penting peranan Humas seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA A. Lokasi, Dasar Hukum Perusahaan dan Etika Kerja 1. Lokasi Distribusi listrik di kawasan Surakarta yang menjadi wilayah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY, dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah bangsa besar adalah bangsa yang memiliki masyarakat yang berilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya lembaga

Lebih terperinci