Keywords: Guided discovery method, Quiz, Understanding of Mathematical Concepts PENDAHULUAN

Transkripsi

1 PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DISERTAI KUIS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWAKELAS VII SMPNEGERI 1 BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN Mutiara Rumpaka Feby* ), Yulia Haryono** ), Ainil Mardiyah** ) * ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumbar ** ) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumbar ABSTRAK Background of the research were that student mathematical concept understanding was low and the students have not been able to find a concept independently. This study aims to determine the development of understanding of mathematical concepts students for applying the method of invention Guided accompanied quiz and find out if the understanding of mathematical concepts students by applying the method of invention Guided accompanied quiz is better than conventional learning at VII class Junior High School 1 in Bayang Utara. This type of research is experimental with a research design i.e. random subject The population was all students at VII class Junior High School 1 in Bayang Utara. Sampling technique is random and total sampling were sample class is VII.1 class is a experiment class and VII.2 class is a control class. The instrument used was quizzes and final tests with a test reliabelitas r = 0,77. Data analysis technique used is one-way t-test. Testing the hypothesis derived P-value= is smaller than = 0.05 so that received H. The concluded is the development of increased student understanding of mathematical concepts at each meeting and understanding of mathematical concepts students use method Guided discovery quiz accompanied better than conventional learning at VII class Junior High School 1 in Bayang Utara Keywords: Guided discovery method, Quiz, Understanding of Mathematical Concepts PENDAHULUAN Berdasarkan observasi yang Matematika sebagai ilmu dasar memiliki peranan penting dalam membentuk pola pikir siswa menjadi logis, kritis dan sistematis. Mengingat pembelajaran matematika maka diperlukan penguasaan matematika yang kuat. Penguasaan matematika yang kuat akan diperoleh jika memiliki pemahaman konsep yang baik tentang matematika. dilakukan di SMP Negeri 1 Bayang Utara pada tanggal 10 s/d 12 Agustus 2016, diperoleh kenyataan bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru. Siswa belum mampu menemukan konsep matematis secara madiri. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika SMP Negeri 1 Bayang Utara diperoleh informasi

2 bahwa dalam pembelajaran siswa masih kurang aktif, kemauan siswa untuk belajar masih kurang. Wawancara dengan beberapa siswa ternyata siswa masih kurang tertarik dengan pembelajaran matematika, karena siswa selalu menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dipahami dan matematika juga pelajaran yang kaku dan membosankan. Melihat kondisi demikian, metode pembelajaran yang diperkirakan dapat mengatasi permasalahan di atas adalah Metode Penemuan Terbimbing.Metode penemuan terbimbing menekankan siswa untuk menemukan konsep secara mandiri dengan begitu siswa akan lebih paham terhadap konsep tersebut. Siswa akan sangat memahami konsep karena konsep tersebut diperoleh melalui proses yang dilakukan sendiri. Peran guru adalah menjadi fasilitator bagi siswa dan memberi bimbingan kepada siswa dalam menemukan konsep. Mengetahui apakah masing-masing siswa telah memahami konsep dari materi yang baru saja dipelajari, maka siswa diberikan kuis pada akhir pertemuan. Adapun sintak dalam pembelajaran metode penemuan terbimbing menurut Markaban (2006: 16) adalah : a. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya, perumusaan harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah. b. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan itu sebaiknya mengarahkan siswa untuk melakukan kearah yang dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan atau LKS. c. Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dan analisis yang dilakukannya. d. Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebut diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk

3 meyakinkan kebenaran prakiraan siswa sehingga menuju arah yang hendak dicapai. e. Apabila telah diperoleh kepastian tentang konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya. Disamping itu perlu diingat pula bahwa induksi tidak menjamin 100% kebenaran konjektur. f. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan metode penemuan terbimbing disertai kuis dan apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan metode penemuan terbimbing disertai kuis lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMPNegeri 1 Bayang Utara. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Yulismarni (2012) dengan judul Pengaruh Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran Matematika terhadap Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VIII MTsN Pekan Selasa Kab Solok Selatan. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pemecahan masalah matematis siswa dengan metode penemuan terbimbing lebih baik dari pada pembelajaran konvensional. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 November 2016 sampai dengan 3 Desember di SMP negeri 1 Bayang Utara tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negri 1 Bayang Utara tahun pelajaran 2016/2017 dengan kelas VII.1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.2 sebagai kelas kontrol. Instrumen pada penelitian ini adalahkuis dan tes akhir. Kuis dan tes akhir yang diberikan berupa soal essay. Soal tes akhir dengan

4 reliabilitas tes = 0,77 dengan berpedoman pada Arikunto (2010: 228). Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t satu arah dengan bantuan MINITAB berpedoman Syafriandi (2001: 4). Dengan rumus uji t Dengan: = = + ( 1) + ( 1) + 2 Keterangan: : Nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen : Nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep siswa kelas kontrol : Jumlah siswa kelas eksperimen : Jumlah siswa kelas kontrol : Variansi pemahaman konsep siswa kelas eksperimen : Variansi pemahaman konsep siswa kelas kontrol : Simpangan baku kedua kelas HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : a. Kuis Perkembangan pemahaman konsep siswa dilihat dari hasil kuis pada seriap pertemuan. Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan diperoleh rata-rata perkembangan pemahaman konsep matematis siswa pada Tabel 1 Tabel 1. Rata-rata Nilai Kuis Siswa Setiap Pertemuan Kuis I II III IV 72,15 78,44 79,45 80,65 Berdasarkan Tabel 1 menunjukan bahwa rata-rata hasil kuis siswa meningkat pada setiap pertemuan. b. Tes akhir Setelah dilaksanakan tes akhir pada kedua kelas sampel, diperoleh data hasil tes akhir matematika siswa pada Tabel 1 Tabel 1. Hasil Tes Akhir Kelas Sampel Kelas S X maks X min Eksperimen 77,85 9, Kontrol 71,69 9, Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siwa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hipotesis yang digunakan adalah uji t satu arah dengan bantuan MINITAB dengan p-value= 0,031

5 dan = 0,05 diperoleh p-value < maka H diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwapemahaman konsep matematissiswa dengan menerapkan Metode Penemuan Terbimbing disertai Kuis lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional dikelas VII SMP Negeri 1 Bayang Utara. Proses pembelajaran dikelas eksperimen dengan menerapkan metode penemuan terbimbing. Pembelajaran diawali dengan guru membagikan LKS, kemudian guru meminta siswa melengkapi dan menjawab soal yang ada pada LKS secara berkelompok, siswa berkelompok mengerjakan dan memperkirakan jawabannya, guru memeriksa prakiraan siswa apabila prakiraan siswa benar guru meminta siswa menyimpulkannya, setelah siswa menemukan apa yang dicarinya guru memeberikan siswa soal tambahan yaitu latihan mandiri yang ada pada LKS untuk mengetahui apakah hasil penemuannya benar, kemudian pada akhir pembelajaran siswa diberikan kuis. Contoh pengisian LKS yang sudah dikerjakan oleh siswa Gambar 1 Pengisian LKS Berdasarkan Gambar 1 siswa sudah dapat mengerjakan secara madiri dan berkelompok melengkapi, menemukan rumus dan siswa mampu mendefenisikan sebuah konsep dengan baik dan benar. Pembelajaran pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Guru menjelaskan materi pelajaran dan memberi contoh soal, kemudian siswa diberi latihan mandiri. Sebelum memberi soal latihan guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum dipahami, akan tetapi siswa menjawab sudah mengerti. Kenyataan yang ditemukan masih ada sebagian siswa yang belum mampu mengerjakan soal yang diberikan. Untuk lebih jelasnya perhatikan jawaban tes akhir siswa kelas eksperimen berikut:

6 Gambar 2. Lembar jawaban kelas eksperimen Gambar 2 terlihat bahwa siswa sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep yaitu menentukan rumus menghitung besar gaji setelah dipotong pajak. Pada indikator mengaplikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah siswa menjawab dengan benar. Gambar 3. Lembar jawaban kelas kontrol Gambar 3 terlihat bahwa siswa padakelas kontrol belummampu menyatakan ulang sebuah konsep tapi siswa sudah mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitianmaka dapat disimpulkan bahwa perkembangan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan metode penemuan terbimbing meningkat pertemuan dan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan Metode disertai Kuis Penemuann lebih pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkann Konvensional pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bayang Utara DAFTAR PUSTAKAA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipt Markaban. (2006). Pembelajaran dengan Penemuan Yogyakarta: disetiap Terbimbing baik daripada pembelajaran Model Matematika Pendekatan Terbimbing. Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Matematika. Syafriandi. (2001). Analisis Statistika Inferensia dengan Menggunakan Minitab. Padang: UNP. Yulismarni. (2012). Penerapan Penemuan Dalam Matematika Pemecahan Pengaruh Metode Terbimbing Pembelajaran Terhadap Masalah Matematis Siswa Kelas VIII MTsN Pekan Selasa Kab. Solok Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012

7